deskripsi masalah-masalah yang secara intens … fileusulan topik-topik bimbingan klasikal maya...
TRANSCRIPT
i
DESKRIPSI MASALAH-MASALAH YANG SECARA INTENS DIALAMI
OLEH SISWA-SISWI KELAS V SD KARANGTURI SEMARANG
TAHUN AJARAN 2006/2007 DAN IMPLIKASINYA PADA
USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh
Maya Christiandini
011114007
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Tuhan memberi pelangi di setiap badai, senyum di setiap air
mata, berkat disetiap cobaan dan jawaban setiap doa.
(Fr. Frans )
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan
bertekunlah dalam doa! ( Roma 12: 12)
”belajar untuk mengatakan tidak mungkin merupakan hal tersulit yang pernah harus dilakukan, tapi kita harus bisa
melakukan itu!”
Skripsi ini kupersembahkan untuk
Papaku F.X Sutriyanto dan Mamaku Theresia Tri E.W
Kakakku tercinta Andrianus Wijayanto
Sejarah Hidupku
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
vi
ABSTRAK
DESKRIPSI MASALAH-MASALAH YANG SECARA INTENS DIALAMI
OLEH SISWA-SISWI KELAS V SD KARANGTURI SEMARANG
TAHUN AJARAN 2006/2007 DAN IMPLIKASINYA PADA
USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
MAYA CHRISTIANDINI Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007. Pertanyaan yang secara khusus dijawab dalam penelitian ini adalah: (1) Masalah-masalah apakah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007? (2) Usulan topik-topik bimbingan klasikal apakah yang sesuai untuk siswa-siswi kelas V SD Karangturi Semarang?
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek yang digunakan adalah seluruh siswa-siswi kelas V SD Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007 yang berjumlah 138 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner masalah yang dialami siswa SD. Instrumen tersebut disusun oleh peneliti dengan mengacu pada kajian pustaka dan Kuesioner Kebutuhan Siswa yang digunakan Maria Imakulata Tere. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah membuat tabulasi skor dari masing-masing item, menghitung skor total dari masing-masing item, menentukan masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Karangturi Semarang berdasarkan kriteria Penilaian Acuan Norma (PAN) tipe I.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut : (1) Ada 14 masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas VA, antara lain: takut berbuat salah (skor total 87) dan merasa ragu-ragu dalam mengambil keputusan (skor total 84). (2) Ada 11 masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas VB, antara lain: takut berbuat salah (skor total 88) dan merasa kurang siap dalam menghadapi ujian (skor total 85). (3) Ada 14 masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas VC, antara lain: merasa ragu-ragu dalam mengambil keputusan (skor total 99) dan takut berbuat salah (skor total 93). (4) Ada 12 masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas VD, antara lain: takut berbuat salah (skor total 105), dan kurang menyukai beberapa pelajaran disekolah (skor total 100).
Berdasarkan hasil penelitian, disusunlah usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai bagi siswa-siswi tersebut.
vii
ABSTRACT
DESCRIPTION OF PROBLEMS THAT OFTEN EXPERIENCED BY THE
5TH GRADE STUDENTS OF KARANGTURI ELEMENTARY SCHOOL
SEMARANG, SCHOOL YEAR 2006/2007 AND ITS IMPLICATIONS FOR
THE PROPOSED CLASSROOM GUIDANCE TOPICS
MAYA CHRISTIANDINI Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
This study was a descriptive study using survey method. The goal of the study was to describe the problems that often experienced by the 5th grade students of Karangturi Elementary School Semarang, School Year 2006/2007. Specifically, this study sought to answer the following questions : (1) What are the problems that often experienced by the 5th grade students of the Karangturi Elementary School Semarang, School Year 2006/2007?; (2) What are the appropriate classroom guidance topics for these students? The subjects were all of the 138 grade five students of the school. The instrument used was a questionnaire on problems experienced by elementary school students. The researcher developed this instrument based on the related literature and Maria Imakulata Tere’s questionnaire on students’ need. The data analysis was done by tabulating the scores for each item, counting the total score foe each item and determining the problems that often experienced by these students based on the norm-referenced measure type one. The findings revealed as follows. The students in section VA reported 14 problems such as afraid of making mistakes (total score 87) and unsure about making decisions (total score 84). The students in section VB reported 11 problems such as afraid of making mistakes (total score 88) and felt unready for exams (total score 85). The students in section VC reported 14 problems such as unsure about making decisions (total score 99) and afraid of making mistakes (total score 93). The students in section VD reported 12 problems such as afraid of making mistakes (total score 105) and disliked some school subjects (total score 100). Based on these findings, appropriate classroom guidance topics for these students were proposed.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah
memberikan kelimpahan berkah, rahmat dam bimbingan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat tersusun berkat bantuan, perhatian,
dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya kepada
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu mendengarkan doaku dan
mengabulkannya.
2. Dr. M. M. Sri Hastuti, M. Si., selaku ketua Program Bimbingan dan Konseling.
3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M. Si., selaku pembimbing I yang penuh kesabaran
telah berkenan membimbing, memberi pengarahan dan masukan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini dari awal hingga akhir.
4. Bapak Drs. J. Sumedi, selaku pembimbing II yang dengan ketulusan hati dan
kesabaran memberikan bimbingan dan masukkan yang bermanfaat kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu M. Th. Megasari Wibowo, S.Pd, selaku kepala sekolah SD Karangturi
Semarang, yang telah mengijinkan penulis untuk melaksanakan penelitian dalam
rangka penulisan skripsi ini.
ix
6. Ibu M. Sri Wartini, selaku kepala sekolah SD Kanisius Sengkan, yang telah
membantu penulis dalam uji coba penelitian.
7. Ibu Dra. Netty Nisala dan Bapak F. Sugeng Subagyo S.Pd., selaku guru
pembimbing SD Karangturi Semarang yang telah membantu penulis melakukan
penelitian.
8. Mama Papa di Cilegon yang tak pernah lelah memberikan doa, dukungan dalam
segala hal dan kesabaran kalian menghadapi aku. Ma, pa ade dah slese..
9. Mas Andri kakak’ku tersayang, makasih atas doa n dukungan dan kasih sayang
mas ke ade. Maaf ya, ade sering ngeyel hehehe...
10. “Ima” yang selalu setia menemani penulis kemana saja dalam situasi dan
kondisi apapun.
11. Kenit, sahabat terbaikku. Makasih ya ‘Nit selalu ada saat My senang maupun
sedih dan saat-saat sulit. Yang selalu setia mendengarkan semua cerita-cerita ku.
Smoga persahabatan kita akan slamanya..Smangat ya!!
12. Nur, Ai, Novie n Dista buat persahabatan n kebersamaan yang indah.
13. Mas Gandhi, makasih ya mas karena dengan tulus mengantar ke Semarang untuk
penelitian dan menjadi teman sharing.
14. Mas Adolf, yang selalu mau dengar keluh kesah ku. Mas Edwin yang galak,
yang sering penuhi keinginanku dan mempunyai cara sendiri untuk
menyayangiku. Kalian kakak terbaik ku di Jogja ini☺
15. Sahabat-sahabatku di BP: Bimo makasih atas persahabatan yang indah, Bang
Lalo, Mas Popo, Bom-bom, Ratih dll..makasih atas dukungan dan persahabatan
kalian. Tetep jadi sobat ku ya. Wait me, I’m back
x
16. Mas Piter, makasih atas kasih sayang dan bantuannya dari awal aku di Jogja
sampai saat ini. Semangat ya mas, Tuhan berkati mas.
17. Mba Ana makasih atas doa dan bantuannya dalam abstrak.
18. Teman-teman BK’01: Ari, Agus, Agnes, Echy, Endra, Okta, Sandri, Dedi, Alfon,
Tina, Page, Pri, Era, Rm.Emil, Fr. Frans, Fetri, M’Cimenk, M’Agus, M’Pras,
M’Baba, Anisa n Novie ’05 dll. Atas persaudaraan dan dukungan selama studi.
19. Keluarga Cendana 6: Mba Anik yang menjadi orang tua kedua selama aku di
Jogja, Mba Pin yang galak tapi selalu mendengar cerita-cerita ku, Clurut, Iin,
Mel, Auril (my Little sister), Indah, Chan-chan, Wina, Anggi, Desy, Mapy,Doni,
dan Tio. Atas persaudaraan dan dukungan selama ini.
20. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas segala dukungan,
perhatian, dan bantuan baik langsung maupun tidak langsung terutama dalam
penulisan skripsi ini.
Semoga Tuhan memberikan berkat dan rahmat yang melimpah kepada kita
semua.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan
juga bagi siapa saja yang berminat terhadap Bimbingan dan Konseling.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ......................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 6
E. Definisi Operasional ........................................................................................ 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 10
A. Perkembangan Anak Sekolah Dasar ............................................................... 10
1. Perkembangan Fisik ................................................................................. 12
2. Perkembangan Emosi ............................................................................... 13
3. Perkembangan Sosial ............................................................................... 14
4. Perkembangan Intelektual ........................................................................ 15
5. Perkembangan Moral ............................................................................... 16
B. Tugas Perkembangan Anak Sekolah Dasar ..................................................... 16
C. Kurikulum Sekolah Dasar ................................................................................ 20
D. Kebutuhan Anak Sekolah Dasar....................................................................... 23
E. Masalah-masalah Siswa Sekolah Dasar ......................................................... 25
F. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ................................................... 28
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling ...................................................... 28
2. Tujuan Bimbingan dan Konseling ........................................................... 29
3. Bidang Bimbingan dan Konseling ........................................................... 30
4. Layanan Bimbingan Klasikal (Kelompok) .............................................. 32
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 35
A. Jenis Penelitian ................................................................................................ 35
B. Subjek Penelitian ............................................................................................. 35
C. Alat Pengumpul Data ....................................................................................... 36
1. Validitas Instrumen .................................................................................... 38
2. Reliabilitas Instrumen ................................................................................ 42
D. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................................... 45
1. Tahap Persiapan ......................................................................................... 45
2. Tahap Pengisian Kuesioner......................................................................... 46
E. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 49
A. Masalah-masalah yang Secara Intens Dialami oleh Siswa-siswi
kelas V SD Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007 ........................... 49
B. Pembahasan ..................................................................................................... 53
BAB V USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL DAN
CONTOH SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN ........................ 75
A. Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal untuk Siswa-siswi
Kelas V SD Karangturi Semarang ................................................................. 75
B. Satuan Pelayanan Bimbingan .......................................................................... 84
BAB VI RINGKASAN, KESIMPULAN DAN SARAN ................................ 90
A. Ringkasan ....................................................................................................... 90
B. Kesimpulan .................................................................................................... 93
C. Saran-saran ..................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 96
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Jumlah Siswa Kelas V SD Karangturi Semarang
Tahun Ajaran 2006/2007 .............................................................. 36
Tabel 2 : Kisi-kisi Kuesioner Masalah Siswa
(Kuesioner sebelum Final) ........................................................... 37
Tabel 3 : Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas .................................... 41
Tabel 4 : Kisi-kisi Kuesioner Penelitian
(Kuesioner yang Final) ................................................................ 42
Tabel 5 : Waktu Pengisian Kuesioner ......................................................... 46
Tabel 6: Masalah-masalah yang Secara Intens Dialami oleh
Siswa-siswi Kelas V SD Karangturi Semarang
Tahun Ajaran 2006/2007 .............................................................. 51
Tabel 7: Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal Bagi
Para Siswa-Siswi Kelas V SD Karangturi Semarang ................... 76
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Data Uji Coba Penelitian ................................................................98
Lampiran 2 : Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner Per aspek .............................101
Lampiran 3 : Data Uji Reliabilitas ........................................................................104
Lampiran 4 : Penghitungan Uji Reliabilitas Separo Tes.......................................107
Lampiran 5 : Kuesioner Masalah-masalah Yang Dialami Oleh Siswa
Sekolah Dasar
(Kuesioner yang digunakan dalam penelitian) ...............................108
Lampiran 6 : Rekapitulasi Data Hasil Penelitian .................................................113
Lampiran 7 : Surat Ijin Mengadakan Uji Coba ....................................................125
Lampiran 8 : Surat Ijin Mengadakan Penelitian ...................................................126
Lampiran 9 : Surat Keterangan Mengadakan Penelitian ......................................127
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini disajikan latar belakang masalah, rumusan masalah
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional dari
istilah- istilah yang digunakan dalam penelitian ini.
A. Latar Belakang Masalah
Pada zaman modern seperti ini, manusia dituntut untuk mengalami
perubahan secara cepat dan serentak di setiap aspek kehidupannya. Keadaan
seperti ini tidaklah jarang menimbulkan masalah bagi setiap individu yang
mengalaminya. Permasalahan yang timbul antara individu yang satu dengan yang
lainnya berbeda sesuai dengan tugas perkembangan yang dijalaninya pada masa
tertentu.
Setiap orang tentu membutuhkan informasi dan penyelesaian atas
permasalahan yang mereka hadapi. Pada tiap-tiap jenjang pendidikan tentu ada
siswa-siswi yang mengalami kesulitan, misalnya saja kesulitan belajar. Walaupun
pada tiap jenjang pendidikan penyebab dari kesulitan atau masalah yang dihadapi
oleh siswa-siswi itu berbeda tetapi apabila dapat diatasi sedini mungkin maka
siswa akan lebih lancar dalam menempuh jenjang pendidikan tertentu. Masalah-
masalah siswa dapat terlihat dalam dunia pendidikan, ha l itu juga dialami oleh
siswa-siswi usia Sekolah Dasar (SD). Oleh sebab itu pendidikan sekolah
2
mempunyai tujuan untuk membantu para siswa agar dapat berkembang seoptimal
mungkin sesuai dengan potensi-potensi yang dimilikinya.
Tujuan pendidikan sekolah di atas sejalan dengan fungsi pendidikan
nasional yang termaktub dalam Undang-undang No.20 tahun 2003 Bab II Pasal 3
yang berbunyi sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Yusuf dan Nurihsan, 2005:3).
Untuk mencapai tujuan tersebut di sekolah diadakan kegiatan pendidikan.
Kompetensi yang diharapkan dari siswa tamatan Sekolah Dasar, Madrasah
Ibtida’iyah adalah sebagai berikut:
1. Mengenal dan berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengenal dan menjalankan hak dan kewajiban diri, belajar dan
beraktivitas sehari-hari, serta peduli terhadap lingkungan dan masa
depan.
3. Berpikir logis, kritis dan kreatif serta berkomunikasi melalui berbagai
media terutama dengan kelompok sebaya.
4. Menyenangi keindahan.
5. Membiasakan hidup bersih, bugar dan sehat.
6. Memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air.
3
Anak Sekolah Dasar (SD) umumnya berusia antara 6 sampai 12/13 tahun.
Menurut Munanadar (1985:1) masa anak usia sekolah dasar dapat dibagi menjadi
dua masa, yaitu:
1. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, sekitar usia 6 sampai 9 tahun.
2. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, sekitar usia 10 sampai 12-13 tahun.
Pada rentang usia ini, anak juga dihadapkan pada sejumlah tugas
perkembangan yang harus diselesaikan secara baik. Berbagai tugas perkembangan
yang dihadapi anak, menuntut adanya penyesuaian diri pada diri anak. Namun,
tuntutan tersebut seringkali menimbulkan masalah pada anak. Menurut Winkel
(1997:535), apabila suatu kebutuhan tidak terpenuhi maka timbul kesulitan yang
membuat hati risau dan mengganggu pikiran. Kesulitan yang tidak dapat diatasi
akan menimbulkan masalah. Bila permasalahan yang dihadapi oleh mereka tidak
segera diatasi, dapat mengganggu perkembangan diri mereka dalam kehidupan.
Seperti yang diketahui bahwa “ pendidikan dasar memeberikan bekal kemampuan
dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi,
anggota masyarakat, warga-negara dan anggota masyarakat serta mempersiapkan
siswa untuk mengikuti pendidikan menengah” (Winkel,1997:160). Untuk dapat
mengatasi permasalahan itu, mereka membutuhkan bantuan orang lain.
Dalam struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI
tahun 2006 memuat tiga komponen, yaitu: (1) Mata pelajaran, (2) Muatan lokal,
dan (3) Pengembangan diri. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran
yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan
4
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan
diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan
kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh
konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan
sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
Oleh sebab itu, bimbingan dan konseling di sekolah dasar mempunyai
peran yang cukup penting guna membantu siswa usia sekolah dasar berkembang
secara optimal menjadi pribadi yang mandiri dan mampu menghadapi masalah
yang dihadapinya dan menyelesaikannya dengan secara baik.
Di sekolah, guru pembimbing sebagai tenaga profesional diharapkan dapat
membantu siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah yang dialaminya.
Salah satu usaha yang dilakukan oleh guru pembimbing dalam membantu siswa
dalam menghadapi dan menyelesaikan masalahnya yaitu dengan melalui
pelayanan bimbingan. Pelayanan bimbingan di sekolah memberikan jaminan agar
para siswa memperoleh perhatian dan bantuan dalam menghadapi tantangan dan
masalah yang berkaitan dengan perkembangannya (Winkel, 1997:79).
Salah satu bentuk layanan bimbingan yang dapat diberikan kepada para
siswa adalah layanan bimbingan kelompok. Topik-topik bimbingan kelompok
akan lebih efektif dalam membantu siswa apabila disesuaikan dengan kebutuhan
dan permasalahan yang dialami oleh siswa.
5
Karena itu penulis ingin mengetahui permasalahan-permasalahan yang
secara intens dialami siswa-siswi kelas V SD Karangturi Semarang. Berdasarkan
masalah-masalah yang dialami oleh subjek penelitian, maka penulis akan
memberikan usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai. Penulis khusus
mengadakan penelitian untuk V, karena siswa-siswi kelas V SD termasuk anak-
anak akhir dimana pada usia ini anak-anak masih membutuhkan bantuan dari guru
atau orang dewasa lainnya untik menyelesaikan tugas-tugasnya dan memenuhi
keinginannya. Dalam proses penyelesaian tugas-tugasnya dan pemenuhan
keinginannya tidak jarang mereka mengalami kesulitan yang bisa disebabkan
karena tidak adanya kesesuaian antara keinginannya dengan kenyataan yang
didapatnya dan juga supaya kesulitan-kesulitan yang dialami dan belum
terselesaikan di kelas V dapat ditindaklanjuti di kelas VI.
SD Karangturi Semarang salah satu Sekolah Dasar yang beralamatkan di
Jl. MT. Haryono 752-756 Semarang. Sekolah ini sudah melaksanakan kegiatan
bimbingan dan konseling. Oleh sebab itu, supaya pelayanan yang diberikan dapat
tepat sasaran dan bermanfaat atau efektif bagi siswa-siswi maka perlu mengetahui
masalah-masalah dan kesulitan-kesulitan yang dialami mereka.
B. Perumusan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran masalah yang
secara intens dialami oleh mayoritas siswa kelas V SD Karangturi Semarang
tahun ajaran 2006/2007. Kemudian hasil penelitian digunakan sebagai dasar untuk
6
menyusun usulan topik bimbingan yang relevan di sekolah tersebut. Secara
khusus pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah :
1. Masalah-masalah apakah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas
V SD Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007?
2. Usulan topik-topik bimbingan klasikal apakah yang sesuai untuk siswa-
siswi kelas V SD Karangturi Semarang?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mendeskripsikan masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa-
siswi kelas V SD Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007.
2. Mengusulkan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk siswa-
siswi kelas V SD Karangturi Semarang.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :
1. Kepala Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai informasi untuk kepala
sekolah mengenai masalah-masalah yang dihadapi siswa-siswinya
sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
kebijakan-kebijakan pendidikan khususnya dalam bidang bimbingan.
2. Guru Kelas
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh guru kelas sebagai acuan
dalam menangani masalah-masalah yang dihadapi siswa-siswa sehingga
7
dapat merencanakan kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif dan
efisien.
3. Guru Pembimbing
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai dasar pertimbangan dalam
menyusun program bimbingan klasikal yang sesuai dengan masalah-
masalah para siswa.
4. Siswa
Para siswa memperoleh kesempatan untuk mengungkapkan masalah-
masalah yang mereka alami dan dengan adanya program bimbingan yang
jelas dan sistematis memungkinkan siswa memperoleh pelayanan
bimbingan yang intensif dan serius sesuai dengan masalah-masalah
mereka hadapi.
5. Peneliti
Peneliti dapat memperluas wawasan dan memperoleh pengalaman
mengenai baga imana mengadakan penelitian dengan metode survey
masalah di suatu lembaga pendidikan pada jenjang tertentu dan dapat
memperoleh gambaran tentang program bimbingan yang sesuai
berdasarkan masalah-masalah siswa yang terungkap melalui alat ungkap
yang digunakan.
6. Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembanding bagi
peneliti lain dalam upaya mengungkap masalah siswa Sekolah Dasar.
8
E. Definisi Operasional
Untuk memperoleh pemahaman tentang penelitian ini, berikut dijelaskan
beberapa istilah berikut ini:
1. Deskripsi ialah penggambaran masalah-masalah yang sering dialami oleh
mayoritas siswa kelas V SD Karangturi Semarang.
2. Masalah ialah kesulitan yang dialami para siswa, karena ada kebutuhan
yang belum terpenuhi dan tugas perkembangan yang belum selesai, atau
tujuan yang belum tercapai sehingga menghambat siswa dalam
mengembangkan diri secara utuh seperti yang dimaksudkan dalam butir-
butir kuesioner yang digunakan.
3. Siswa ialah anak-anak yang tercatat sebagai siswa kelas V SD Karangturi
Semarang tahun ajaran 2006/2007.
4. Masalah yang intens dialami oleh mayoritas siswa kelas V SD Karangturi
Semarang tahun ajaran 2006/2007 ialah masalah-masalah seperti yang
dimaksudkan dalam butir-butir kuesioner yang dinyatakan sering dialami
dan setelah penghitungan memenuhi kriteria dari M+ 0,75 S.
5. Bimbingan adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada individu
atau kelompok agar dapat memahami dirinya sendiri dan lingkungan
hidupnya, serta mampu merencanakan masa depannya.
6. Topik bimbingan klasikal adalah pokok bahasan tertentu yang diberikan
kepada siswa secara kelompok dengan tujuan untuk membantu siswa
mengatasi masalah yang mereka alami. Pokok bahasan yang diberikan itu
9
berdasarkan masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi
kelas V SD Karangturi Semarang.
7. Bimbingan klasikal ialah pelayanan bimbingan kepada kelompok siswa
yang tergabung dalam suatu satuan kelas ditingkat tertentu pada suatu
jenjang pendidikan yang diberikan pada waktu yang ditetapkan dalam
jadwal pelajaran.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini, peneliti menyajikan hasil tinjauan pustaka yang dapat
memperjelas pemahaman mengenai topik penelitian. Kajian pustaka yang
dimaksud yaitu, perkembangan anak SD, tugas perkembangan anak SD,
kurikulum SD, kebutuhan anak SD, masalah-masalah siswa pada umumnya, dan
bimbingan dan konseling di SD.
A. Perkembangan Anak Sekolah Dasar
Menurut undang-undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tenang
Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal 1 dijelaskan bahwa peserta didik adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Anak Sekolah Dasar (SD) umumnya berusia antara 6 sampai 12/13 tahun.
Menurut Munanadar (1985:1) masa anak usia sekolah dasar dapat dibagi menjadi
dua masa, yaitu:
1. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, sekitar usia 6 sampai 9 tahun.
2. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, sekitar usia 10 sampai 12-13 tahun.
Selanjutnya Munandar (1985:4) mengemukakan beberapa ciri khas anak-
anak masa kelas-kelas tinggi, antara lain :
- Minat kepada kehidupan praktis kongkret sehari-hari; kecenderungan
membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
11
- Amat realistis, ingin tahu, ingin belajar.
- Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata
pelajaran khusus.
- Sampai kira-kira umur 11 tahun, anak membutuhkan guru atau orang-
orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi
keinginannya. Setelah umur 11 tahun, umumnya anak menghadapi tugas-
tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri
- Pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang
tepat terhadap prestasi sekolah.
- Di dalam permainan biasanya anak tidak lagi terikat kepada aturan
permainan tradisional, mereka membuat peraturan sendiri.
Perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan
potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan
ciri-ciri yang baru. Menurut Schneirla (Gunarsa, 1997:29), perkembangan adalah
perubahan-perubahan progresif pada organisme, dan organisme ini dilihat sebagai
sistem fungsional dan adaftif sepanjang hidupnya.
Yusuf (2005:15) menyatakan bahwa perkembangan adalah perubahan-
perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya
atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif,
dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis
(rohaniah).
12
Masidjo (2006:1) menyatakan perkembangan adalah suatu proses
terjadinya perubahan-perubahan dalam diri individu yang mengarah pada
pendewasaan kepribadiaannya.
Segi-segi perkembangan anak sekolah antara lain meliputi : (a)
perkembangan fisik, (b) perkembangan emosi, (c) perkembangan sosial, (d)
perkembangan intelektual, (e) perkembangan moral, (f) perkembangan minat
(Munandar, 1985:8-11).
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik seorang anak akan menentukan keterampilan
anak dalam bergerak. Perkembangan fisik yang terganggu akan
memunculkan berbagai masalah. Pada masa ini anak-anak memerlukan
makanan yang bergizi untuk pertumbuhan fisiknya. Anak yang
kekurangan gizi akan mengalami kelambanan dalam pertumbuhan. Pada
masa ini peningkatan tinggi badan dalam setahun sekitar 5-6 cm
(Munandar, 1985:8). Perkembangan fisik pada anak secara langsung
maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku anak sehari-hari.
Secara langsung perkembangan fisik mempengaruhi keterampilan
bergerak. Anak yang terlalu gemuk menyadari dirinya tidak mampu berlari
kencang seperti temannya yang lain yang mempunyai bentuk tubuh yang
sesuai dengan usianya. Pengaruh tidak langsung dapat nampak dalam
pandangan anak mengenai dirinya. anak yang terlalu gemuk akan cepat
menyadari bahwa dia tidak dapat mengikuti permainan yang dilakukan
oleh teman sebayanya. Di pihak lain, teman-temannya akan menganggap
13
anak gendut itu terlalu lamban dan tidak dapat diajak untuk bermain. Hal
ini bila terjadi terus menerus dapat memunculkan perasaan tidak diterima,
minder, sendirian dan sebagainya.
2. Perkembangan Emosi
Menginjak usia sekolah, anak menyadari bahwa ia tidak dapat
menyatakan dorongan emosinya begitu saja tanpa mempertimbangkan
lingkungan. Ia mulai belajar mengungkapkan perasaannya dalam perilaku
yang dapat diterima oleh masyarakat (Munandar,1985:9), oleh karena itu,
anak mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi
emosinya. Yusuf (2005:181) mengatakan bahwa kemampuan mengontrol
emosi diperoleh anak melalui peniruan dan latihan (pembiasaan) dan
dalam proses peniruan ini, kemampuan orang tua dalam mengendalikan
emosinya sangatlah berpengaruh. Anak-anak belajar bagaimana
mengendalikan ekspresi emosinya karena ekspresi emosi dapat
menimbulkan penilaian sosial yang tidak menyenangkan terhadap mereka.
Contohnya seorang anak yang mengekspresikan ledakan amarahnya
dengan berteriak-teriak aka dianggap seperti anak kecil atau bayi oleh
lingkungan sekitarnya terutama oleh teman sebayanya.
Perkembangan emosi sangat penting bagi anak. Emosi merupakan
suatu bentuk komunikasi karena melalui perubahan mimik wajah dan fisik
yang menyertai emosi, anak dapat mengkomunikasikan perasaan mereka
kepada orang lain dan mengenal berbagai jenis perasaan orang lain
(Masidjo,2006:44).
14
3. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku
yang sesuai dengan tututan sosial (Hurlock, 250). Usia SD sering disebut
usia berkelompok karena pada masa ini ada dorongan yang kuat untuk
bergaul dengan orang lain dan ingin diterima oleh orang lain.
Perkembangan sosial pada anak Sekolah Dasar ditandai dengan adanya
perluasan hubungan misalnya melalui ikatan dengan teman sebaya
maupun dengan teman sekelasnya, sehingga ruang gerak hubungan
sosialnya telah bertambah luas (Yusuf,2005:180).
Meluasnya lingkungan sosial anak, menyebabkan ia cenderung
mengikuti nilai-nilai kelompok sehingga tidak jarang ia harus menentang
peraturan-peraturan dari orang tua. Dari pergaulan dengan teman sebaya,
anak belajar hal-hal penting dari proses sosialisasi (Munandar, 1985:10),
seperti:
a. Belajar mematuhi aturan-aturan kelompok
b. Belajar setia kawan
c. Belajar tidak bergantung pada orang dewasa
d. Belajar kerja sama
e. Mempelajari perilaku yang dapat diterima oleh lingkungannya
f. Belajar menerima tanggung jawab
g. Belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif)
h. Mempelajari olahraga dan permainan kelompok
i. Belajar keadilan dan demokrasi
15
4. Perkembangan Intelektual
Pada usia SD perkembangan intelektual berlangsung sejalan
dengan bertambah luasnya pergaulan anak. Minat dan pengalamannya
bertambah sehingga ia dapat lebih memahami orang-orang, obyek-obyek,
dan situasi-situasi di sekitrnya.
Pada usia SD daya pikir anak sudah berkembang ke arah berpikir
konkret dan rasional (dapat diterima akal) tidak seprti masa prasekolah
dimana daya pikir anak masih bersifat imajinatif. Piaget (Yusuf,2005:178)
menamakannya sebagai masa operasi konkret, masa berakhirnya berpikir
khayal dan mulai berpikir konkret (berkaitan dengan dunia nyata). Pada
tahap ini anak sudah mampu menghubungkan konsep-konsep baru dengan
konsep-konsep lama. Berdasarkan pengalaman-pengalaman dalam
menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama, anak
membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi- fungsi
badan, hidup dan mati, konsep tentang dirinya, peran sosial, moral dan
sebagainya (Munandar,1985:10). Untuk mengembangkan daya pikir atau
daya nalar anak yaitu dengan melatih anak untuk mengungkapkan
pendapat, gagasan, atau penilaiannya terhadap berbagai hal, baik yang
dialaminya maupun persitiwa yang terjadi di lingkungnnya. Misalnya,
yang berkaitan dengan materi pelajaran, tata tertib sekolah, pergaulan yang
baik dengan teman sebaya atau orang lain dan sebagainya (Yusuf,
2005:179).
16
5. Perkembangan Moral
Anak mulai mengenal konsep moral (mengenal benar salah atau
baik buruk) pertama kali dari lingkungan keluarga. Pada usia sekolah
dasar, anak sudah dapat mengikuti pertautan atau tuntutan dari orang tua
atau lingkungan sosialnya. Di samping itu, anak sudah dapat
mengasosiasikan setiap bentuk perilaku dengan konsep benar salah atau
baik buruk. Dalam penilaian tentang baik buruk, anak mulai
mempertimbangkan dampak dari situasi-situasi khusus. Atau dengan kata
lain anak mulai memahami bahwa penilaian tentang baik dan buruk dapat
berubah, tergantung dari keadaan atau situasi munculnya perilaku itu.
Munandar (1985:11) mengatakan bahwa pada usia sekolah dasar
kode moral anak banyak dipengaruhi oleh kelompok sebaya atau
kelompok teman sekelasnya. Hal ini menurut Munandar (1985:11) dapat
menimbulkan konflik apabila kode moral dari kelompok sebaya tidak
sesuai dengan patokan kode moral dari keluarganya bahkan dari pihak
sekolah. Misalnya, orang tua atau guru tidak membolehkan anak
menyontek, tetapi kelompok sebaya menganggap memberi contekan
kepada teman sebagai tanda kesetiakawanan.
B. Tugas Perkembangan Anak Sekolah Dasar
Menurut Havighurst (Hurlock,1990:9) tugas perkembangan adalah “tugas
yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu,
dimana jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah
17
keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi kalau gagal
akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-
tugas berikutnya.”
Menurut Achdiyat (1981:2) tugas perkembangan muncul dari tiga hal,
yaitu:
1. Kematangan fisik, misalnya belajar bertingkah laku sesuai dengan jenis
kelaminnya karena kematangan organ-organ seksual
2. Tuntutan kultural dari masyarakat, misalnya belajar berpartisipasi secara
aktif dalam masyarakat sebagai warga negara yang bertanggung jawab.
3. Nilai-nilai personal dan aspirasi individual yang merupakan bagian
kepribadiannya atau dirinya, misalnya pemilihan pekerjaannya dan
pemilihan falsafah hidup.
Tugas-tugas perkembangan pada dasarnya mempunyai tiga manfaat, yaitu:
pertama, sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan
masyarakat dari individu pada usia-usia tertentu; kedua, memberi motivasi kepada
individu untuk melakukan apa yang diharapkan dari mereka oleh kelompok sosial
pada usia tertentu sepanjang kehidupan; ketiga, menunjukkan kepada setiap
individu apa yang akan mereka hadapi dan tindakan apa yang diharapkan apabila
sampai pada tingkat perkembangan berikutnya (Hurlock,1990:9).
Tugas-tugas perkembangan siswa SD menurut Nurihsan dan Sudianto
(2005:7) dan menurut “Pedoman Pengembangan Silabus dan Model Pembelajaran
Tematis Sekolah Dasar” adalah sebagai berikut:
18
1. Menanamkan dan mengembangkan kebiasaan dan sikap beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengembangkan keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung.
3. Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari.
4. Belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya.
5. Belajar menjadi pribadi yang mandiri.
6. Mempelajari keterampilan fisik sederhana yang diperlukan, baik untuk
permainan maupun kehidupan.
7. Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai sebagai pedoman
perilaku.
8. Membina hidup sehat, untuk diri sendiri dan lingkungan.
9. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelaminnya.
10. Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga- lembaga sosial.
11. Mengembangkan pemahaman dan sikap awal untuk merencanakan masa
depan.
Menurut Winkel (1997:160) tugas perkembangan yang dihadapi oleh
siswa SD antara lain:
1. Mengatur beraneka kegiatan belajarnya dengan bersikap bertanggung
jawab.
2. Bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima oleh keluarga serta
teman-teman sebaya.
19
3. Cepat mengembangkan bekal kemampuan dasar dalam membaca, menulis
dan berhitung.
4. Mengembangkan kesadaran moral berdasarkan nilai-nilai kehidupan
(values) dengan membentuk kata hati.
Tugas perkembangan pada anak usia Sekolah Dasar (6-12 tahun) menurut
Yusuf (2005, 69-71) dan Masidjo (2006:13) dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Memperoleh dan mempelajari keterampilan fisik yang dibutuhkan untuk
melakukan permainan sehari-hari.
2. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai
makhluk biologis yang tumbuh.
3. Belajar bergaul dengan teman sebaya.
4. Mempelajari peranan sosial sesuai dengan jenis kelaminnya.
5. Memperkembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan
berhitung.
6. Belajar mengembangkan pengertian-pengertian atau konsep-konsep yang
perlu untuk kehidupan sehari-hari.
7. Mengembangkan kata hati.
8. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
9. mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan
lembaga- lembaga.
20
Membina anak agar dapat menjalankan dan menyelesaikan tugas-tugas
perkembangan dengan baik tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua
semata, melainkan menjadi tanggung jawab para guru juga bahkan kelompok
sebaya juga ikut berperan serta
C. Kurikulum Sekolah Dasar
Pendidikan Sekolah Dasar adalah bagian dari pendidikan dasar sembilan
(9) tahun yang berlangsung selama enam (6) tahun di Sekolah Dasar (SD) dan tiga
(3) tahun di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Adapun tujuan dari pendidikan
dasar yaitu: meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.
Kurikulum menurut UU Sisdiknas, 2003 adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan. Menurut Peraturan Pemerintah (Permen) Nomor 22, struktur
kurikulum SD memuat tiga komponen yaitu: (1) Mata Pelajaran, (3) Muatan
Lokal, dan (3) Pengembangan Diri.
Mata pelajaran di tingkat Sekolah Dasar berjumlah delapan (8) mata
pelajaran, yang terdiri dari:
1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia. 4. Matematika 5. Ilmu Pengetahuan Alam 6. Ilmu Pengetahuan Sosial
21
7. Seni Budaya dan Keterampilan 8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata
pelajaran yang ada. Dimana subtansi dari muatan lokal tersebut ditentukan oleh
satuan pendidikan.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Kegiatan
pengembangan diri dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri
ini difasilitasi atau dibimbing oleh guru pembimbing, guru atau tenaga
kependidikan lain yang kompeten di salah satu bidang, misalnya: seni teater.
Pada lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2006 mengenai
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
memuat tentang standar kompetensi lulusan untuk siswa-siswi Sekolah Dasar.
Kompetensi merupakan penegetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi dapat dikenali
melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan diamati.
Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah pasal 1 ayat 1 diterangkan bahwa Kompetensi
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
22
menentukan kelulusan peserta didik. Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan
Pendidikan (SKL-SP) untuk Sekolah Dasar (SD) selengkapnya adalah sebagai
berikut:
1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak
2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri
3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya
4. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya
5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif
6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif, dengan bimbingan guru/pendidik
7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya
8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari
9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar
10. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan
11. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air Indonesia
12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal
13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang
14. Berkomunikasi secara jelas dan santun
15. Bekerja sama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya
16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis
17. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung
23
D. Kebutuhan Anak Sekolah Dasar
Kebutuhan siswa merupakan hal-hal yang dirasa perlu dipenuhi agar siswa
dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangannya dengan baik. Menurut Maslow
(Goble,1987:70-92) manusia dimotivasi oleh sejumlah kebutuhan dasar yang
memiliki sifat sama bagi seluruh individu, tidak berubah, dan berasal dari sumber
genetis.
Maslow (Koeswara,1995:223-229) membuat tingkatan kebutuhan
manusia, yaitu:
1. Kebutuhan-kebutuhan Dasar Fisiologis
Kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis adalah kebutuhan-kebutuhan paling
dasar yang pemuasannya ditujukan pada pemeliharaan proses-proses
biologis dan kelangsungan hidup. Misalnya kebutuhan akan makan, air,
udara, seks dan sebagainya. Sebagai kebutuhan-kebutuhan yang paling
dasar dan menyangkut kelangsungan hidup, maka kebutuhan-kebutuhan
dasar fisiologis pemuasannya paling mendesak dan paling didahulukan
oleh individu. Karena hal tersebut maka individu tidak akan berusaha
memuaskan kebutuhan lain sebelum salah satu kebutuhan fisiologis
terpuaskan.
2. Kebutuhan akan Rasa Aman
Kebutuhan akan rasa aman adalah kebutuhan individu untuk memperoleh
ketentraman, kepastian dan keteraturan dari keadaan lingkungannya.
Kebutuhan akan rasa aman muncul setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi.
24
3. Kebutuhan akan Cinta dan Rasa Memiliki
Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki adalah kebutuhan yang
mendorong individu untuk membangun hubungan afektif dengan orang
lain, baik di lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, atau dalam
kelompok. Keterpisahan atau ketiadaan ikatan dengan orang lain bisa
mengakibatkan individu merasa kesepian, hampa dan tak berdaya.
4. Kebutuhan akan Rasa Harga Diri
Kebutuhan ini terbagi ke dalam dua sub, yaitu:
a. Sub pertama: penghormatan dari diri sendiri, yang mencakup
hasrat dari individu untuk memperoleh kompetensi, rasa percaya
diri, kekuatan pribadi, adekuasi, prestasi, kemandirian dan
kebebasan. Kesemuanya itu mengimplikasikan bahwa individu
ingin dan perlu mengetahui bahwa dirinya mampu menyelesaikan
segenap tugas atau tantangan dalam hidupnya.
b. Sub kedua: penghargaan dari orang lain, yang mencakup prestasi.
5. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri
Kebutuhan ini adalah kebutuhan manusia yang paling tinggi dalam teori
kebutuhan bertingkat dari Maslow. Maslow mengartikn kebutuhan akan
aktualisasi diri sebagai kebutuhan individu untuk mewujudkan dirinya
sebagai apa yang ada dalam kemampuannya, atau kebutuhan individu
untuk menjadi apa saja menurut kemampun (pontensi) yang dimilikinya.
25
Kebutuhan pada anak sekolah dasar, yang terutama berkisar pada
kebutuhan mendapatkan kasih sayang dan perhatian, menerima pengakuan
terhadap dorongan untuk memajukan perkembangan kognitifnya, serta
memperoleh pengakuan dari teman sebayanya (Winkel, 1997:160)
E. Masalah-masalah Siswa Sekolah Dasar
Masalah adalah sesuatu yang menghambat, mempersulit individu dalam
usaha mencapai sesuatu. Masalah yang timbul atau dialami oleh individu dapat
terjadi karena adanya dorongan dan kebutuhan yang belum terpenuhi, tugas-tugas
perkembangan yang belum terselesaikan atau adanya tujuan tertentu yang belum
tercapai.
Masalah adalah kesulitan yang dialami oleh anak karena adanya
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Dengan kata lain masalah timbul
apabila ada perbedaan antara keadaan defacto dengan keadaan yang diinginkan.
Menurut Winkel (1997,81-82) masalah-masalah yang dialami siswa dapat
digolongkan menjadi beberapa bidang masalah, yaitu:
1. Masalah Belajar
Masalah belajar adalah masalah yang timbul dalam proses belajar. Dalam
hal ini individu merasakan kesulitan dalam menghadapi kegiatan belajar.
Kesulitan yang dihadapi para siswa sehubungan dengan belajar
antara lain: motivasi belajar kurang sesuai, taraf prestasi belajar kurang
memuaskan, peraturan sekolah terlalu longgar/ketat, hubungan guru
26
dengan siswa kurang akrab, dan terlalu banyak tugas rumah sehingga
kesempatan belajar kurang.
2. Masalah Keluarga
Ada hal-hal yang menyebabkan para siswa mengalami kesulitan
belajar karena situasi keluarga, antara lain: suasana rumah kurang
harmonis, keadaan ekonomi kurang memadai, orang tua terlalu menuntut
dan menekan.
3. Masalah Pengisian Waktu Luang
Masalah ini dirasakan oleh individu dalam menghadapi waktu-
waktu luang yang tidak terisi oleh suatu kegiatan tertentu (Djumhur dan
Surya, 1975:33).
Yang menjadi masalah adalah bagaimana cara mengisi waktu-
waktu tersebut dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, baik bagi
dirinya sendiri maupun bagi masyarakat. Atau dengan kata lain kesulitan
timbul karena tidak mempunyai hobi, terlalu banyak tugas tidak tahu cara
mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat.
Siswa-siswi sekolah dasar dapat mengalami masalah ini, misalnya
pada jam-jam bebas, pada waktu libur dan di luar jam sekolah.
4. Masalah Pergaulan dengan Teman Sebaya
Masalah pergaulan dengan teman sebaya dapat menyebabkan
hambatan dalam belajar, antara lain: selisih paham dengan teman,
kesulitan menghindari pengaruh jelek dari teman-teman, (misalnya
27
mencontek dan berkelahi) menghadapi teman yang beda pendapat, dan
menghadapi teman yang berlatar belakang jauh berbeda (miskin/kaya).
5. Masalah Pergulatan Dalam Diri
Pergulatan dalam diri dapat timbul karena individu merasa kurang
berhasil dalam menghadapi dan menyesuaikan diri dengan hal-hal dari
dalam dirinya sendiri. Atau dengan kata lain, masalah pergulatan dalam
diri pada umumnya timbul karena individu tidak atau kurang berhasil
dalam mempertemukan antara aspek-aspek pribadi di satu pihak dan
keadaan di pihak lain.
Pergulatan dalam diri dapat mengganggu konsentrasi belajar.
Contoh masalah yang timbul karena adanya pergulatan dalam diri, antara
lain: iri terhadap teman yang sukses, rendah diri, cemburu dan gelisah
memikirkan masa depan.
Winkel (1997:807) dalam Daftar Cek Masalah mengelompokan bidang
masalah siswa menjadi delapan bidang permasalahan, yaitu: (1) hubungan sosial,
(2) kesehatan/pertumbuhan jasmani, (3) kepribadian yang menyangkut sifat dan
sikap, (4) pengisisan waktu luang, (5) kehidupan keluarga/tempat tinggal, (6)
studi/belajar, (7) masa depan, (8) permasalahan moral/agama.
Mengacu pada tugas-tugas perkembangan menurut pendapat Yusuf
(2005:69), Masidjo (2006:13), Nurihsan dan Sudianto (2005:7), “Pedoman
Pengembangan Silabus dan model Pembelajaran tematis Sekolah Dasar” dan
Winkel (1997:160), dan berdasarkan daftar cek masalah (Winkel,1997:508)
28
penulis mengelompokan masalah anak menjadi delapan bidang masalah.
Kedelapan bidang masalah tersebut selanjutnya menjadi aspek-aspek yang akan
diturunkan menjadi instrumen dalam penelitian, yaitu bidang masalah: (1) fisik
dan kesehatan, (2) pergaulan, (3) kepribadian yang menyangkut sifat dan sikap,
(4) prestasi belajar, (5) nilai agama dan moral, (6) masa depan, (7) waktu luang,
(8) lingkungan kehidupan (keluarga/masyarakat/sekolah).
Anak memerlukan bantuan dari orang tua atau orang dewasa lainnya untuk
dapat membantunya mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi. Mereka
membutuhkan pendampingan orang lain yang mau mendengarkan dan dapat
menjadi tempat untuk mencurahkan kesulitan dan masalah yang mereka hadapi.
Dengan demikian anak diharapkan mendapat bekal yang cukup guna menghadapi
masa remaja yang menanti mereka sehingga mereka dapat berkembang secara
optimal dan utuh sebagai seorang pribadi.
F. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Berikut ini akan diuraikan hal-hal yang terkait dengan Bimbingan dan
Konseling di SD antara lain: pengertian bimbingan dan konseling, tujuan
bimbingan dan konseling, bidang bimbingan dan konseling, dan layanan
bimbingan klasikal/kelompok.
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam
rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depan (Prayitno, 1997:23). Pengertian Bimbingan dan
29
Konseling dinyatakan dalam SK Mendikbud No.25/O/1995 sebagai
berikut:
Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno,tanpa tahun:11)
Dari pengertian di atas dapat dilihat hal-hal yang penting dalam kegiatan
bimbingan dan konseling antara lain: bimbingan dan konseling adalah
pelayanan bantuan, dilakukan melalui kegiatan perorangan dan
kelompok, tujuannya membantu peserta didik untuk mandiri dan
berkembang secara optimal, ada empat bidang bimbingan (pribadi, sosial,
belajar dan karier), dilaksanakan melalui jenis-jenis layanan tertentu dan
sejumlah kegiatan pendukung, dan pelayanan harus didasarkan pada
norma-norma yang berlaku.
2. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Tujuan bimbingan dan konseling menurut Juntika dan Sudianto
(2005:10) adalah membantu individu untuk mencapai: (a) Kebahagiaan
hidup pribadi sebagai mahluk Tuhan, (b) Kehidupan yang produktif dan
efektif dalam masyarakat, (c) Hidup bersama dengan individu- individu
lain, (d) Harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang
dimilikinya.
30
Lebih spesifik Nurihsan dan Sudianto (2005:10) menjabarkan
tujuan bimbingan dan konseling ditinjau dari peserta didik yaitu, agar
mereka dapat:
a. Mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin.
b. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri.
c. Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang
meliputi lingkungan SD, keluarga, pekerjaan, sosial ekonomi dan
kebudayaan.
d. Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan
masalahnya.
e. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan minat, dan
bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan.
f. Memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar SD
untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di
SD tersebut.
3. Bidang Bimbingan dan Konseling
Berdasarkan pengertian bimbingan konseling yang tertulis pada SK
Mendikbud No.25/O/1995 yang sudah dijelaskan di atas, ada empat
bidang bimbingan yaitu: bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan
sosial, bidang bimbingan belajar dan bidang bimbingan karier. Nurihsan
dan Sudianto (2005:12) memberikan penjelasan dari masing-masing
bimbingan sebagai berikut:
31
a. Bimbingan pribadi. Bimbingan pribadi adalah jenis bimbingan yang
membantu para siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-
masalah pribadi, misalnya pemahaman diri, penyesuaian diri dan
sejenisnya. Bimbingan pribadi mengarah pada pencapaian pribadi
yang matap dengan memperhatikan keunikan dan bidang-bidang
permasalahan yang dihadapi siswa.
b. Bimbingan sosial. Bimbingan sosial adalah jenis bimbingan yang
membantu siswa mengahadapi dan memecahkan masalah-masalah
yang berhubungan dengan orang lain (sosial), misalnya: masalah
pergaulan, penyelesaian konflik dengan orang lain, dan sebagainya.
Bimbingan sosial diartikan sebagai upaya untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan sosial siswa.
c. Bimbingan belajar. Bimbingan belajar adalah jenis bimbingan yang
membantu siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-
masalah belajar, misalnya: pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan,
cara belajar, dan perencanaan pendidikan lanjutan. Melalui bimbingan
belajar, guru pembimbing membantu siswa dengan cara
mengembangkan suasana belajar-mengajar yang kondusif agar
terhindar dari kesulitan belajar, cara belajar yang efektif dan dapat
mengembangkan cara belajar yang efektif sehingga mencapai hasil
belajar yang optimal atau membantu siswa agar sukses belajar dan
mampu menyesuaikan diri dengan semua tuntutan SD.
32
d. Bimbingan karier. Bimbingan karier yaitu jenis bimbingan yang
membantu siswa dalam menghadapi masalah-masalah seperti:
pemahaman terhadap duia kerja, pengembangan karier, penyesuaian
pekerjaan, dan pemahaman terhadap keadaan dirinya serta
kemungkinan pengembangan karier yang sesuai dengan kemampuan
dirinya.
4. Layanan Bimbingan Klasikal (Kelompok)
Bimbingan kelompok adalah suatu pelayanan bimbingan yang
diberikan kepada lebih dari satu orang pada waktu yang bersamaan.
Tujuan dari pelayanan bimbingan secara kelompok yaitu supaya orang
yang dilayani menjadi mampu mengatur kehidupan sendiri, memiliki
pandangannya sendiri dan tidak sekedar membebek pendapat orang lain,
mengambil sikap sendiri, dan berani menanggung sendiri efek serta
konsekuensi dari segala tindakannya (Winkel,1997:519).
Pengertian layanan bimbingan kelompok menurut buku Panduan
Pelayanan Bimbingan dan Konseling (tanpa tahun, 36), sebagai berikut:
Layanan bimbingan kelompok, merupakan layanan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (terutama dari Guru Pembimbing) dan/atau membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman da kehidupannya sehari-hari dan/atau untuk perkembangan dirinya baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan tertentu.
33
Dalam memberikan pelayanan bimbingan kelompok/klasikal, guru
pembimbing diharapkan terlebih dahulu membuat program bimbingan.
Program bimbingan yaitu suatu rangkaian topik bimbingan yang
direncanakan menjadi bahan pelayanan bimbingan selama periode
tertentu, misalnya satu semester.
Topik bimbingan adalah pokok bahasan tertentu yang diberikan
kepada siswa secara kelompok dengan tujuan untuk membantu siswa
mengatasi masalah yang mereka alami.
Pelayanan bimbingan pada SD mengacu kepada perkembangan
siswa SD yang tengah menempuh pendidikan tingkat dasar, beradaptasi
dengan lingkungan yang lebih luas dan belajar bersosialisasi dengan
mengenal berbagai aturan, nilai dan norma-norma secara sistematik, luas
dan konperehens if, serta mempersiapakan diri untuk menatap masa depan.
Menurut Nurihsan dan Sudianto (2005: 23-28) ada beberapa materi
yang dapat dijadikan topik bimbingan kelompok, antara lain:
a. Isi layanan bimbingan pribadi-sosial berbasis kompetensi:
1) Praktek hubungan berdasarkan ajaran agama
2) Konsep pola hidup sehat
3) Pengembangan pengaruh positif dan menghindari pengaruh
negatif perubahan fisik dan psikis terhadap hubungan sosial
4) Contoh-contoh peran pribadi dan peneriman pribadi dalam
kelompok sebaya sebagai laki- laki atau perempuan, dan
sebagainya.
34
b. Isi layanan bimbingan belajar berbasis kompetensi:
1) Contoh-contoh pengaruh hubungan teman sebaya terhadap
kegiatan belajar baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif,
cara-cara dan praktik pengembangan pengaruh positif hubungan
teman sebaya terhadap kegiatan belajar, cara-cara dan praktik
menghindari dan mengatasi pengaruh negatif hubungan teman
sebaya terhadap kegiatan belajar.
2) Motivasi, sikap, kebiasaan dan keterampilan di dalam dan di luar
kelas, membaca cepat dan tepat, menyiapkan tugas, karya tulis dan
sebagainya.
c. Isi layanan bimbingan karier berbasis kompetensi:
1) Keterkaitan pengetahan dan keterampilan program kulikuler SD
dengan karir-karir tertentu.
2) Contoh-contoh penerapan sistem nilai dalam pekerjaan dan
pengembangan karir, dan sebagainya.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berhubungan dengan metode
penelitian, yang terdiri dari : jenis penelitian, subjek penelitian, alat pengumpul
data, prosedur pegumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan
metode survei. “Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan
gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin tanpa ada perlakuan
terhadap objek yang diteliti (Kountur,2003:53).
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang masalah-
masalah yang intens dialami oleh siswa-siswa kelas V SD Karangturi Semarang
Tahun ajaran 2006/2007.
Berdasarkan hasil penelitian itu akan disusun suatu usulan topik-topik
bimbingan klasikal bagi siswa-siswi kelas V sekolah tersebut.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi SD kelas V SD Karangturi
Semarang Tahun Ajaran 2006/2007 yang berjumlah 138 siswa. Rinciannya
disajikan dalam tabel 1.
36
Tabel 1
Jumlah Siswa Kelas V SD Karangturi Semarang
Tahun Ajaran 2006/2007
Kelas Putera Puteri Jumlah VA 17 17 34 VB 18 16 34 VC 19 16 35 VD 19 16 35
Jumlah 73 65 138
C. Alat Pengumpul Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner masalah yang
dialami siswa SD sebagai alat pengumpul data. Kuesioner ini disusun oleh peneliti
dengan mengacu pada kajian pustaka dan mengacu pada Kuesioner Kebutuhan
Siswa yang digunakan Maria Imakulata Tere dalam skripsinya yang berjudul
“Survei Kebutuhan Siswa SD Santa Maria Blitar Kelas IV, V, VI Tahun Ajaran
2000/2001 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal”.
Kuesioner yang digunakan oleh Maria Imakulata Tere merupakan hasil modifikasi
dari Kuesioner Kebutuhan Siswa yang disusun oleh Drs.R. H. Dj. Sinurat,M.A
Berdasarkan kajian pustaka peneliti menyimpulkan delapan bidang
masalah yang dialami oleh siswa SD, yaitu: (1) fisik dan kesehatan, (2) pergaulan,
(3) kepribadian yang menyangkut sifat dan sikap, (4) prestasi belajar, (5) nilai
agama dan moral, (6) masa depan, (7) waktu luang, (8) lingkungan kehidupan
(keluarga/masyarakat/sekolah). Dari delapan bidang masalah itu, peneliti
menyusun 64 butir kuesioner masalah siswa. Perbedaan jumlah butir untuk tiap
bidang masalah disesuaikan dengan luasnya jangkauan bidang yang bersangkutan.
Kuesioner masalah siswa terdiri dari dua bagian yaitu pengantar serta petunjuk
37
dan butir-butir pernyataan untuk mengungkap masalah siswa yang terdiri dari 64
pernyataan. Kisi-kisi kuesioner masalah siswa disajikan dalam tabel 2.
Tabel 2
Kisi-kisi Kuesioner Masalah Siswa
(Kuesioner sebelum Final)
No Bidang Masalah Jumlah
Item
Nomor-nomor Item
pada Kuesioner
1
2
3
4
5
6
7
8
Fisik Dan Kesehatan
Pergaulan
Kepribadian yang Menyangkut
Sifat dan Sikap
Belajar
Nilai Agama dan Moral
Masa Depan
Waktu Luang
Lingkungan Kehidupan
(Keluarga/Masyarakat/Sekolah)
8
11
9
14
7
5
5
5
1,9, 17, 25, 33, 40, 45,
54
2, 10, 18, 26, 34, 41, 46,
55, 57, 59, 60
3, 11, 19, 27, 35, 42, 47,
56, 58
4, 12, 20, 28, 36, 43, 48,
49, 50, 51, 52, 61, 62,
63
5, 13, 21, 29, 37, 44, 53
6, 14, 22, 30, 38
7, 15, 23, 31.64 8, 16, 24, 32, 39
Jumlah 64
38
Alternatif jawaban dan skor yang disediakan terhadap jawaban responden
adalah :
Skor 1 : Apabila siswa tidak merasakan/mengalami (TM)
Skor 2 : Apabila siswa kurang merasakan/mengalami (KM)
Skor 3 : Apabila siswa merasakan/mengalami (M)
Skor 4 : Apabila siswa sangat merasakan/mengalami (SM)
Kuesioner ini bersifat tertutup karena alternatif jawaban sudah ada,
responden mengisi sesuai dengan pemahamannya. Untuk menjaga kerahasiaan
jawaban, responden tidak perlu menuliskan namanya. Dengan demikian siswa
diharapkan lebih terbuka dan jujur dalam menjawab kuesioner sesuai dengan isi
hatinya. Untuk mendapatkan data yang akurat, maka instrumen penelitian harus
memenuhi persyaratan. Dua syarat utama yang harus dipenuhi dari sebuah alat
ukur untuk memperoleh suatu pengukuran yang akurat, yaitu validitas dan
reliabilitas. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur, peneliti
mengadakan uji coba penelitian sebelum melakukan penelitian. Rekapitulasi data
uji coba penelitian dapat dilihat pada lampiran 1.
1. Validitas Instrumen
Menurut Hasan (2002:27) validitas adalah seberapa jauh alat ukur
mengukur hal atau objek yang ingin diukur. Alat ukur dikatakan valid
apabila alat itu mampu mengukur apa yang seharusnya diukur dengan
memperhatikan kecermatan dan ketepatan.
Untuk mengetahui validitas alat ukur, digunakan Validitas Empiris.
Menurut Djaali dkk (2000:75) validitas empiris merupakan suatu validitas
39
yang ditentukan berdasarkan kriteria, baik kriteria internal maupun kriteria
eksternal. Untuk mengetahui validitas alat ukur, dapat juga dilihat dari
validitas konstruk atau konsep. Menurut Masidjo (1995:244), yang
dimaksud dengan validitas konstruk atau konsep adalah suatu validitas
yang menunjukkan sampai di mana isi suatu tes atau alat pengukur sesuai
dengan suatu konsep yang seharusnya menjadi isi tes atau alat pengukur
tersebut atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat
pengukur tersebut. Validitas eksternal yaitu validitas yang diukur
berdasarkan kriteria eksternal. Kriteria eksternal dapat berupa hasil ukur
instrumen baku atau instrumen yang yang dianggap baku, dapat pula
berupa hasil ukur lain yang sudah tersedia dan dapat dipercaya sebagai
ukuran dari suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Validitas yang
ditentukan berdasarkan kriteria internal disebut validitas butir. Validitas
butir tercermin dari besarnya koefisien korelasi antara skor butir dengan
skor total per aspek. Untuk menghitung koefisien korelasi antara skor butir
dengan skor total per aspek digunakan koefisien korelasi Product Moment
dari Pearson (rxy) dengan rumus angka kasar (Masidjo,1995:246) sebagai
berikut:
rxy = ( )( )
( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑
−−
−2222 YYNXXN
YXXYN
40
Keterangan Rumus:
rxy : Koefisien Korelasi antara X dan Y (Koefisien Validitas)
X : Skor item yang akan diuji validitasnya
Y : Skor total sub-aspek yang diuji validitasnya
N : Jumlah populasi
Untuk menentukan taraf validitas item, digunakan Azwar dan
Friedenberg (Situmorang, 2002:42) yang menyatakan bahwa untuk skala
psikologi sebaiknya digunakan patokan koefisien korelasi minimal 0,30.
dengan demikian item yang koefisien korelasinya < 0,30 dinyatakan perlu
diperbaiki atau digugurkan, sedangkan item yang koefisien korelasinya
≤ 0,30 dianggap valid.
Alat pengumpul data yang digunakan penulis dalam penelitian ini
sudah sesuai dengan validitas konstruk atau konsep karena penyusunan
kuesioner berdasarkan atas kajian pustaka dan untuk mengetahui validitas
butir penulis menghitungnya menggunakan koefisien korelasi Product
Moment dari Pearson (rxy) dengan rumus angka kasar.
Proses penghitungan taraf validitas dilakukan dengan cara memberi
skor pada masing-masing item dan membuat tabulasi data uji coba.
Selanjutnya proses penghitungan dilakukan dengan komputer melalui
program SPSS. Berdasarkan hasil penghitungan yang dilakukan terhadap
64 item kuesioner dengan penghitungan validitas secara per aspek
diperoleh 32 item yang taraf validitasnya 30,0≥ . Rekapitulasi data uji
41
validitas kuesioner per aspek dapat dilihat pada lampiran 2, rekapitulasi
hasil analisis uji validitas disajikan dalam tabel 3.
Tabel 3
Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas
Bidang Masalah Jumlah
item
Yang
Valid
Tidak
Valid
1. Fisik dan Kesehatan 8 0 8
2. Pergaulan 11 9 2
3. Kepribadian yang Menyangkut Sifat
dan Sikap
9 7 2
4. Belajar 14 10 4
5. Nilai Agama dan Moral 7 2 5
6. Masa Depan 5 4 1
7. Waktu Luang 5 0 5
8. Lingkungan Kehidupan
(Keluarga/Masyarakat/Sekolah)
5 0 5
Jumlah 64 32 32
Secara riil item yang digunakan dalam penelitian adalah item yang
koefisien korelasinya 30,0≥ dan 17 item yang telah diperbaiki dan telah
dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.
Kisi-kisi kuesioner penelitian disajikan pada tabel 4 sedangkan
kuesioner masalah siswa SD yang final dapat dilihat pada lampiran 5.
42
Tabel 4
Kisi-kisi Kuesioner Penelitian
(Kuesioner yang Final)
No Bidang Masalah Jumlah
Item
Nomor-nomor Item
pada Kuesioner
1
2
3
4
5
6
7
8
Fisik Dan Kesehatan
Pergaulan
Kepribadian yang Menyangkut Sifat
dan Sikap
Belajar
Nilai Agama dan Moral
Masa Depan
Waktu Luang
Lingkungan Kehidupan
(Keluarga/Masyarakat/Sekolah)
5
9
8
12
5
4
3
3
1, 8, 11, 18, 33
2, 12, 19, 25, 29, 34,
41, 43, 45
3, 9, 13, 20, 30, 35, 42,
44
4, 14, 21, 26, 31, 36,
37, 38, 39, 46, 47, 48
5, 22, 27, 32, 40,
6, 10, 15,28
16, 23, 49
7, 17, 24
Jumlah 49
2. Reliabilitas Instrumen
Menurut Hasan (2002:77) “Reliabilitas adalah tingkat ketetapan,
ketelitian atau keakuratan sebuah instrumen. Jadi, reliabilitas menunjukan
apakah instrumen tersebut secara konsisten memberikan hasil ukur yang
sama tentang sesuatu yang diukur pada waktu yang berlainan”. Suatu alat
yang reliabel akan menunjukkan ketetapan dan ketelitian hasil dalam satu
atau berbagai pengukuran. Dengan kata lain skor-skor dari berbagai
43
pengukuran tidak menunjukan penyimpangan atau perbedaan-perbedaan
yang berarti.
Untuk memperoleh koefisien reliabilitas, digunakan metode belah dua
(Split-half Method). Dimana hasil atau skor-skor dari suatu pengukuran
dibagi atau dibelah menjadi dua bagian, yakni bagian pertama yang berupa
hasil atau skor yang berasal dari item-item bernomor gasal (X) dan bagian
kedua berupa hasil atau skor yang berasal dari item-iten bernomor genap
(Y). Metode ini digunakan untuk menguji reliabilitas suatu alat ukur
dengan satu kali pengukuran pada suatu kelompok. Derajat reliabilitasnya
ditentukan dengan pedoman daftar korelasi reliabilitas (Masidjo,1995:209)
Koefisien Korelasi Kualifikasi
± 0,91 – ± 1,00
± 0,71 – ± 0,90
± 0,41 – ± 0,70
± 0,21 – ± 0,40
Negatif - ± 0,20
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Proses penghitungan reliabilitas dilakukan dengan cara memberi skor
pada masing-masing item. Karena skala skor yang digunakan dalam
kuesioner merupakan data ordinal maka skor-skor asli disembunyikan
dengan mengubah skor satu (1) dan dua (2) menjadi nol (0); skor tiga(3)
dan empat (4) menjadi satu. Selanjutnya membagi skor-skor tersebut
menjadi dua bagian menurut nomor itemnya. Selanjutnya skor-skor dari
bagian item-item yang bernomor gasal (X) dikorelasikan dengan skor-skor
44
dari item-item yang bernomor genap (Y) dengan menggunakan teknik
korelasi Product Moment dari Pearson dengan rumus angka kasar,
diperoleh koefisien gasal-genap sebesar 0,8821. Hasil koefisien yang
didapat baru mencerminkan taraf reliabilitas separo atau setengah tes
karena hasil dari satu dibagi dua. Untuk mendapatkan taraf reliabilitas
seluruh tes digunakan formulasi Spearman Brown dengan rumus :
rtt = gg
gg
r
xr
+1
2
Keterangan Rumus :
rtt : Koefisien reliabilitas
rgg : Koefisien gasal-genap
Penghitungan reliabilitas instrumen sebagai berikut:
rtt = gg
gg
r
xr
+1
2
= 8821,018821,02
+×
= 8821,17642,1
= 0,9373
45
Dalam menentukan reliabilitas kuesioner, Kaplan dan Saccuzo
(Situmorang, 2002:31) menegaskan bahwa koefisien reliabilitas yang
besarnya antara 0,70-0,80, dianggap memenuhi kualitas keterandalan.
Masidjo (1995:209) menetapkan bahwa koefisien 0,71-0,90 menunjukan
reliabilitas tinggi. Berdasarkan kriteria tersebut, maka tingkat reliabilitas
instrumen termasuk sangat tinggi yaitu 0,9373. Data uji dan penghitungan
reliabilitas dapa dilihat pada lampiran 3 dan 4.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data meliputi beberapa tahap, yaitu
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini peneliti melakukan beberapa usaha sebagai persiapan
melakukan penelitian. Sebelum pengisian kuesioner, peneliti melakukan
beberapa hal yaitu:
a. Menghubungi kepala sekolah SD Karangturi untuk membicarakan
rencana penelitian sekaligus meminta ijin dan bantuannya dalam
rangka penelitian.
b. Menyusun kuesioner masalah siswa SD
c. Mengkonsultasikan kuesioner kepada dosen pembimbing I dan juga
dosen pembimbing II.
d. Merevisi masalah siswa SD.
e. Menghubungi kepala sekolah SD Kanisius Sengkan Yogyakarta untuk
membicarakan rencana uji coba penelitian sekaligus meminta ijin
untuk melaksanakan uji coba penelitian.
f. Mengadakan uji coba kusioner.
46
Uji coba kuesioner dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2006 pada
siswa kelas V SD Kanisius Sengkan dengan jumlah 31 siswa. Tujuan
uji coba tersebut adalah untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitas instrumen
Berdasarkan data uji coba kuesioner, peneliti melakukan analisis
validitas dan reliabilitas kuesioner. Dari analisis validitas kuesioner,
32 item dinyatakan valid, 17 item diperbaiki atau direvisi dan
sebanyak 15 item dinyatakan gugur. Tingkat reliabilitas kuesioner
termasuk sangat tinggi yaitu 0,9373
2. Tahap pengisian kuesioner
Pengisian kuesioner dilakukan di SD Karangturi Semarang pada
tanggal 4 Desember, 5 Desember dan 6 Desember 2006. Rincian waktu
pengisian kuesioner disajikan dalam tabel 5.
Tabel 5
Waktu Pengisian Kuesioner
Kelas Tanggal Siswa yang
hadir
Siswa yang
tidak hadir
V-A 4 Desember 2006 33 orang 1 orang
V-B 4 Desember 2006 33 orang 1 orang
V-C 6 Desember 2006 35 orang --
V-D 5 Desember 2006 35 orang --
Jumlah 136 orang 2 orang
47
E. Teknik Analisis Data
1. Peneliti menentukan skor dari setiap alternatif jawaban
2. Peneliti membuat tabulasi skor dari item-item yang ada dalam kuesioner
dan menghitung total skor untuk masing-masing item.
3. Peneliti menentukan masalah-masalah yang secara intens dialami oleh
siswa berdasarkan kriteria Penilaian Acuan Norma (PAN) tipe I, yaitu:
M + 0,75 S
M = n
X∑
S = ( )221XXn
n ∑∑ −
Keterangan rumus:
M = Mean
∑ X = Jumlah skor total item
n = Jumlah item kuesioner penelitian
S = Standard Deviation
Besarnya skor ditentukan oleh besarnya skor real yang dicapai
4. Peneliti mengelompokkan masalah-masalah yang secara intens dialami
siswa kelas VA, VB, VC dan VD SD Karangturi Semarang tahun ajaran
2006/2007 ke dalam empat bidang masalah sesuai dengan empat bidang
bimbingan yaitu: bidang pribadi, bidang sosial, bidang belajar dan bidang
karier.
5. Peneliti menyimpulkan masalah-masalah yang secara intens dialami oleh
siswa-siswi kelas V SD Karangturi Semarang
48
6. Berdasarkan hasil analisis ini, peneliti menyusun usulan topik-topik
bimbingan klasikal untuk siswa-siswi kelas V SD Karangturi Semarang.
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini disajikan hasil penelitian yang berupa daftar masalah-
masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Karangturi
Semarang tahun pelajaran 2006/2007 dan pembahasannya. Hasil penelitian ini
merupakan jawaban atas masalah penelitian, yaitu: Masalah-masalah apakah yang
secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Karang turi Semarang tahun
ajaran 2006/2007?
Usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk SD Karang turi
Semarang dan Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB) sebagai implikasi penelitian
ini akan diuraikan pada bab V.
A. Masalah-masalah yang Secara Intens Dialami oleh Siswa -siswi kelas V
SD Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007
Bagian ini memuat hasil pengolahan data penelitian terhadap siswa-siswi
kelas V SD Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007.
Untuk menentukan masalah-masalah yang secara intens dialami oleh
siswa-siswi kelas V SD Karangturi Semarang tahun pelajaran 2006/2007
digunakan rumus PAN tipe I, dengan kriteria: M+0,75 S. Dari hasil pengolahan
data penelitian diperoleh M (Mean), S (Deviasi Standard) dan M+0,75 S untuk
masing-masing kelas sebagai berikut:
50
Kelas V-A: M = 67 S = 10 M+0,75 S = 74
Kelas V-B: M = 67 S = 9 M+0,75 S = 74
Kelas V-C: M = 73 S = 13 M+0,75 S = 83
Kelas V-D: M = 71 S = 12 M+0,75 S = 80
Dari hasil pengolahan data penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa mean kelas V-A, V-B, V-C dan V-D SD Karangturi Semarang tidak terlalu
jauh rentangnya yaitu antara 67-73. Rekapitulasi data hasil penelitian dapat dilihat
pada lampiran 6.
Masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas V SD
Karangturi Semarang menjadi dasar penyusunan usulan topik-topik bimbingan
klasikal. Untuk keperluan penyusunan topik-topik bimbingan klasikal, kedelapan
bidang masalah yang dialami siswa-siswi dikelompokan ke dalam empat bidang
bimbingan, yaitu: (1) bidang pribadi, mencakup fisik dan kesehatan, nilai agama
dan moral, kepribadian yang menyangkut sifat dan sikap; (2) bidang sosial,
mencakup pegaulan, lingkungan kehidupan (Keluarga/Masyarakat/Sekolah), dan
waktu luang; (3) bidang belajar, yang mencakup prestasi belajar pada umumnya
(4) bidang karier mencakup bidang masalah pada masa depan yang menyangkut
pekerjaan yang ada dalam masyarakat.
Kuesioner masalah-masalah yang dialami oleh siswa-siswi kelas V SD
Karangturi Semarang Tahun Ajaran 2006/2007 dapat dilihat pada lampiran 5.
Masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas V-A, V-B,
51
V-C dan V-D SD Karangturi Semarang Tahun Ajaran 2006/2007 disajikan dalam
tabel 6
Tabel 6
Masalah-masalah yang Secara Intens Dialami oleh Siswa-siswi
Kelas V SD Karangturi Semarang Tahun Ajaran 2006/2007
No.
Item
Masalah-masalah siswa Kls.
V-A
Kls.
V-B
Kls.
V-C
Kls.
V-D
Masalah Pribadi
1 Saya kurang percaya diri terhadap fisik
saya
ü ü - -
13 Saya kurang mengetahui kelebihan-
kelebihan diri yang saya miliki.
- - ü -
27 Terkadang saya merasa sulit berkata apa
adanya.
ü ü ü ü
30 Saya tidak bisa menceritakan kesulitan
saya kepada orang yang lebih tua dari
saya.
ü - ü -
33 Saya kurang mengetahui bahaya-bahaya
dari penggunaan narkoba dan minuman
keras bagi kesehatan.
ü - - -
35 Terkadang saya merasa ragu-ragu dalam
mengambil suatu keputusan.
ü ü ü ü
40 Saya kurang mengetahui baik buruk dari
setiap tingkah laku saya.
ü - ü -
42 Saya kurang disiplin dalam mengerjakan
sesuatu.
- - ü -
44 Saya takut bila berbuat salah. ü ü ü ü
52
Masalah Sosial
25 Saya merasa kurang bersikap baik kepada
orang tua.
ü ü ü ü
29 Saya merasa kurang bersikap baik kepada
guru.
- - ü -
Masalah Belajar
4 Saya merasa kurang tekun dalam belajar. - ü ü ü
14 Saya merasa kurang siap dalam rangka
menghadapi.
ü ü - ü
21 Saya belum mengetahui cara belajar yang
baik supaya mendapatkan hasil yang
memuaskan.
- ü -
26 Saya kurang memahami pentingnya
mengatur waktu belajar di rumah.
ü ü ü ü
31 Saya belum mengetahui hal-hal apa yang
perlu dipersiapkan untuk masuk SMP.
ü - ü ü
37 Saya takut tidak berhasil dalam pelajaran
IPS.
- ü - ü
46 Saya kurang menyukai beberapa pelajaran
di sekolah.
ü - ü ü
47 Saya merasa bosan belajar dalam waktu
yang lama.
ü ü - ü
Masalah Karier
6 Saya bingung karena cita-cita saya selalu
berubah-ubah
ü - ü ü
J u m l a h 14 11 14 12
53
Berdasarkan jumlah masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi
dari masing-masing kelas, seperti yang terdapat pada tabel 6, dapat ditarik
kesimpulan bahwa jumlah masalah yang dialami oleh masing-masing kelas
jumlahnya hampir sama, rentangannya antara 11-14 butir masalah. Dalam tabel 6
juga dapat terlihat bahwa ada masalah-masalah intens yang dialami oleh siswa-
siswi kelas tertentu dan ada masalah-masalah intens yang dialami oleh beberapa
kelas.
B. Pembahasan
Pada bagian ini peneliti membahas masalah-masalah yang secara intens
dialami oleh siswa-siswi kelas tertentu saja, masalah-masalah yang secara intens
dialami oleh siswa-siswi dua kelompok, masalah-masalah yang secara intens
dialami oleh siswa-siswi tiga kelas, dan masalah-masalah yang secara intens
dialami oleh siswa-siswi empat kelas, kelas V SD Karangturi Semarang tahun
ajaran 2006/2007.
1. Masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi satu kelas,
kelas V SD Karangturi Semarang Tahun Ajaran 2006/2007.
a. Masalah-masalah yang secara intens hanya dialami oleh siswa -siswi
kelas VA.
1) Bidang pribadi, nomor item 33 dengan skor 82.
Butir pernyataannya: Saya kurang mengetahui bahaya-bahaya dari
penggunaan narkoba dan minuman keras bagi kesehatan.
54
Ada berbagai hal yang membuat siswa-siswi kurang mengetahui
atau bahkan tidak mengetahui sama sekali tentang bahaya dari
penggunaan narkoba dan minuman keras, diantaranya karena kurang
mendapatkan informasi tentang narkoba dan minuman keras dari pihak
yang ahli dan yang dapat bertanggung jawab.
Akibat-akibat yang dapat terjadi bila siswa-siswi kurang
mengetahui tentang narkoba dan minuman keras, antara lain: mereka
mencari tahu secara langsung tentang apa itu narkoba dan minuman keras
dengan cara coba-coba. Melalui cara tersebut, mereka dapat menjadi
pemakai narkoba dan minuman keras yang nantinya akan merugikan
mereka, baik dari segi fisik maupun psikis.
Usaha yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing untuk
membantu siswa-siswi keluar dari kesulitannya, antara lain: dengan
memberikan bimbingan klasikal mengenai narkoba dan minuman keras.
Dan mengundang pihak yang kompeten dalam bidang narkoba atau
minuman keras agar siswa-siswi mendapatkan informasi yang akurat
tentang apa dan bagaimana narkoba dan minuman keras serta bahaya
penggunaannya bagi kesehatan.pihak yang berkompeten misalnya, pihak
kepolisian. Membagikan folder yang isinya mengenai apa itu narkoba dan
minuman keras beserta jenis-jenis narkoba dan minuman keras, dan juga
bahaya-bahaya dalam penggunaannya. Yang dapat dilakukan orang tua
antara lain: dengan memberikan informasi selengkap- lengkapnya agar
anaknya tidak terjerumus dalam dunia narkoba dan minuman keras serta
55
membekali anaknya dengan pendidikan iman yang kokoh. Usaha yang
dapat dilakukan oleh siswa-siswi antara lain: aktif mencari informasi
dengan banyak membaca buku-buku mengenai narkoba dan minuman
keras serta akibat penggunaannya bagi kesehatan.
b. Masalah-masalah yang secara intens hanya dialami oleh siswa -siswi
kelas VB.
1) Bidang belajar, item no 21 skor 75
Butir pernyataannya: Saya belum mengetahui cara belajar yang baik
supaya mendapatkan hasil yang memuaskan.
Ada berbagai hal yang menyebabkan siswa-siswi belum
mengetahui cara belajar yang baik supaya mendapatkan hasil yang
memuaskan, antara lain: siswa-siswi belajar hanya pada saat akan ulangan
atau ujian, siswa-siswi tidak mempunyai catatan yang lengkap dari suatu
mata pelajaran.
Akibat yang terjadi apabila siswa-siswi belum mengetahui cara
belajar yang baik, antara lain: hasil belajar yang diraih kurang memuaskan
atau dengan kata lain nilai ujian yang jelek.
Usaha yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing untuk
membantu siswa-siswinya keluar dari kesulitannya, antara lain:
memberikan bimbingan klasikal mengenai cara belajar yang baik supaya
hasilnya memuaskan. Usaha yang dapat dilakukan orang tua untuk
membantu anaknya, antara lain: memberikan pengertian atau pemahaman
kepada anaknya mengenai pentingnya belajar dan memberikan pengertian
56
bahwa cara belajar yang hanya belajar pada saat akan ujian merupakan
cara belajar yang kurang baik. Usaha yang dapat dilakukan siswa-siswi
untuk keluar dari kesulitannya, antara lain adalah: membuat catatan atau
ringkasan mengenai mata pelajaran yang diterangkan guru di sekolah.
Mengulang kembali pelajaran di sekolah sepulang sekolah dan
mempelajari pelajaran atau membaca materi yang akan diajarkan di
sekolah esok hari.
c. Masalah-masalah yang secara intens hanya dialami oleh siswa -siswi
kelas VC.
1). Bidang pribadi, item no 13 skor 84.
Butir pernyataannya: Saya kurang mengetahui kelebihan-kelebihan diri
yang saya miliki.
Ada berbagai hal yang dapat menyebabkan siswa-siswi kurang
mengetahui kelebihan-kelebihan diri yang dimiliki, antara lain: siswa-
siswi tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari keluarganya, siswa-
siswi tidak pernah ditunjukan kebaikan atau kelebihan yang ada dalam diri
siswa-siswi, dan kurangnya keterbukaan antara siswa-siswi dengan orang
tua atau guru.
Akibat yang dapat terjadi apabila siswa-siswi kurang
mengetahui kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, antara lain: siswa-siswi
tidak mengetahui bakat yang dimilikinya, siswa-siswi dapat memiliki
konsep diri yang negatif mengenai dirinya dan perkembangan dirinya
dapat terhambat.
57
Usaha yang dapat dilakukan guru pembimbing untuk membantu
siswa-siswi, antara lain: membantu siswa-siswi untuk menyadari
kelebihan-kelebihan yang dimilikinya melalui bimbingan klasikal. Usaha
yang dapat dilakukan orang tua untuk mengatasi kesulitan anaknya, antara
lain: menciptakan suasana terbuka antara anggota keluarga, mendampingi
dan membimbing anaknya dalam menemukan kelebihan-kelebihan yang
dimiliki anaknya. Usaha yang dapat dilakukan siswa-siswi untuk
mengatasi kesulitannya, antara lain: belajar untuk terbuka dengan siapa
pun untuk meminta masukan mengenai dirinya sendiri supaya siswa-siswi
dapat lebih mengenal dirinya.
2). Bidang sosial, item no 29 skor 85
Butir pernyataannya: Saya merasa kurang bersikap baik kepada guru.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan siswa-siswi kurang
bersikap baik kepada guru, antara lain: siswa-siswi tidak menyenangi mata
pelajaran yang diampu oleh guru yang bersangkutan dan antara guru dan
siswa-siswi kurang memahami karakter masing-masing.
Akibat yang terjadi apabila siswa-siswi kurang bersikap baik
kepada guru, antara lain: terciptanya hubungan yang kurang harmonis
antara guru dan siswa-siswi yang bersangkutan, hal tersebut jelas akan
mengganggu kegiatan belajar siswa-siswi yang bersangkutan yang akan
mengakibatkan hasil belajar yang diperoleh siswa-siswi kurang
memuaskan.
58
Usaha yang dapat dilakukan guru pembimbing untuk membantu
siswa-siswi, antara lain: dengan memberikan bimbingan klasikal
mengenai menjalin hubunga yang baik dengan guru. Usaha yang dapat
dilakukan orang tua untuk membantu anaknya, antara lain: memberikan
pengertian kepada anaknya bahwa mereka harus bersikap baik kepada
guru karena guru adalah pengganti orang tua di sekolah. Usaha yang dapat
dilakukan siswa-siswi untuk mengatasi kesulitannya antara lain: mencoba
lebih memahami karakter dari guru yang mengajarnya, mengenai
bagaiman cara guru mengajar sehingga siswa-siswi dapat menerima guru
apa adanya.
3). Bidang pribadi, item no 42 skor 85.
Butir pernyataannya: Saya kurang disiplin dalam mengerjakan sesuatu.
Ada beberapa hal yang menyebabkan siswa-siswi kurang
disiplin dalam mengerjakan sesuatu, antara lain: Pada usia sekolah dasar,
siswa-siswi masih senang melakukan sesuatu sesuai dengan keinginannya,
dengan kata lain siswa-siswi kurang disiplin dalam mengerjakan sesuatu
bisa dikarenakan mereka tidak menyukai apa yang mereka kerjakan.
Akibat yang terjadi apa bila siswa-siswi kurang disiplin dalam
mengerjakan sesuatu, antara lain: apabila mengerjakan sesuatu,
penyelesaiannya akan membutuhkan waktu yang cukup lama bahkan tidak
jarang sesuatu yang dikerjakan tersebut akan terbengkalai atau tidak
terselesaikan sama sekali.
59
Usaha yang dapat dilakukan guru pembimbing untuk membantu
siswa-siswi antara lain: dengan memberikan bimbingan klasikal mengenai
bagaimana cara mendisiplinkan siswa-siswi dalam mengerjakan sesuatu.
Usaha yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anaknya, antara
lain: membuat peraturan yang telah disepakati oleh orang tua dan anak,
misalnya memberikan jangka waktu tertentu pada anak untuk
menyelesaikan tugasnya. Usaha yang dapat dilakukan siswa-siswi untuk
keluar dari kesulitannya antara lain: mencoba untuk mendisiplinkan diri
dalam mengerjakan sesuatu.
2. Masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi dua kelas,
kelas V SD Karangturi Semarang Tahun Ajaran 2006/2007.
a. Masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa -siswi kelas
VA dan VB.
1) Bidang pribadi, item no 1, dengan skor VA 78 dan VB 78
Butir pernyataannya: Saya kurang percaya diri.
Ada beberapa hal yang dapat membuat siswa kurang percaya diri,
diantaranya karena siswa-siswi tidak mengenal dirinya sendiri secara baik.
Mereka tidak menyadari kelebihan yang mereka miliki, ada
kecenderungan untuk melihat kekurangan yang mereka miliki.
Akibat yang terjadi apabila siswa-siswi kurang percaya diri, antara
lain: berkembangnya konsep diri yang negatif di didri siswa-siswi, siswa
60
diliputi perasaan tidak mampu, minder, tidak mantap dalam melakukan
sesuatu dan takut.
Usaha yang dapat dilakukan guru pembimbing untuk membantu
siswa-siswi, antara lain: dengan memberikan bimbingan klasikal mengenai
bagaimana cara meningkatkan percaya diri supaya siswa-siswi memiliki
konsep diri yang positif. Usaha yang dapat dilakukan orang tua untuk
membantu anaknya, antara lain: memberi dorongan kepada anaknya untuk
mengembangkan konsep diri yang positif dengan membantunya
menemukan kelebihan yang dimilikinya. Usaha yang dapat dilakukan
siswa-siswa belajar menyenangi dan menghargai diri sendri baik itu
kekurangan atau kelebihan yang dimiliki.
b. Masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa -siswi kelas
VA dan VC
1) Bidang pribadi, item no 30, dengan skor 78 untuk kelas VA dan 85
untuk kelas VC.
Butir pernyataannya: Saya tidak bisa menceritakan kesulitan saya kepada
orang yang lebih tua dari saya.
Ada beberapa hal yang menyebabkan siswa tidak bisa
menceritakan kesulitannya kepada orang yang lebih tua, antara lain:
siswa-siswi merasa kurang nyaman (malu) apabila menceritakan
kesulitannya kepada orang yang lebih tua, adanya perasaan takut diejek,
adanya perasaan takut disalahkan dan dinilai tidak baik atas kesulitan yang
terjadi.
61
Akibat yang dapat terjadi apabila siswa-siswi tidak bisa
menceritakan kesulitan kepada orang yang lebih tua, antara lain: siswa-
siswi dapat merasa tertekan, dan akan menghambat untuk
mengembangkan diri.
Usaha yang dapat dilakukan guru pembimbing untuk membantu
siswa-siswi antara lain: dengan memberikan bimbingan individual atau
kelompok mengenai penyadaran kekuatan dan kelemahan diri, dan
mengenai keterbukaan antara orang tua atau guru. Usaha yang dapat
dilakukan orang tua, antara lain: menciptakan suasana keterbukaan dengan
anaknya, berusaha untuk menjadi sahabat anak, mendengarkan dan
memahami perasaan anak dengan tujuan agar anak dapat menceritakan
kesulitannya tanpa takut dipersalahkan atas kesulitan yang dialaminya.
Usaha yang dapat dilakukan siswa-siswi untuk mengatasi kesulitannya,
antara lain: belajar untuk dapat terbuka dengan orang lain.
2) Bidang pribadi, item no 40, dengan skor 79 untuk kelas VA dan 89
untuk kelas VC.
Butir pernyataannya: Saya kurang mengetahui baik buruknya dari setiap
tingkah laku saya.
Ada beberapa hal yang menyebabkan siswa-siswi kurang
mengetahui baik buruknya dari setiap tingkah laku, antara lain: karena
kebiasaan dari lingkungan keluarganya, misalnya bila siswa di
keluarganya dimanja maka dalam kelompok sosialnya mereka cenderung
egois, suka memerintah dan sulit bekerjasama.
62
Akibat akibat yang dapat terjadi apabila siswa-siswi kurang
mengetahui baik buruk dari setiap tingkah lakunya, antara lain: apabila
tingkah lakunya menunjukkan perilaku anti sosial seperti egois dan sulit
bekerjasama, siswa-siswi dapat dijauhi oleh teman-temannya.
Usaha yang dapat dilakukan guru pembimbing untuk membantu
siwa-siswi, antara lain: memberikan bimbingan klasikal mengenai
perilaku yang dapat diterima dan kurang diterima dalam kelompok sebaya.
Usaha yang dapat dilakukan orang tua, antara lain: membantu anaknya
untuk menyadari mana tingkah laku yang baik dan dapat diterima
kelompok sebaya dan mana yang kurang diterima. Usaha yang dapat
dilakukan siswa-siswi untuk mengatasi kesulitannya, antara lain: lebih
terbuka pada teman supaya teman dapat memberi masukan atau kritik
mengenai tingkah lakunya.
c. Masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa -siswi kelas
VB dan VD
1) Bidang belajar, item no 37, dengan skor 77 untuk kelas VB dan 80
untuk kelas VA.
Butir pernyataannya: Saya takut tidak berhasil dalam pelajaran IPS
Ada beberapa hal yang menyebabkan siswa-siswi takut tidak
berhasil dalam pelajaran IPS, antara lain: karena siswa-siswi sudah
mampu memandang nilai sebagai ukuran yang tepat untuk prestasi sekolah
sehingga muncul ketakutan tidak berhasil dalam suatu mata pelajaran
63
seperti IPS, adanya anggapan bahwa pelajaran IPS merupakan pelajaran
yang membosankan dan karena siswa-siswi tidak mempunyai catatan yang
lengkap.
Akibat yang terjadi apabila siswa-siswi takut tidak berhasil dalam
pelajaran IPS, antara lain: apabila ketakutan tersebut terus membayangi
akan mengganggu konsentrasi belajar siswa yang nantinya dapat
menyebabkan nilainya rendah.
Usaha yang dapat dilakukan guru pembimbing, antara lain:
memberikan bimbingan klasikal mengenai belajar yang menyenangkan,
misalnya bagaimana membuat catatan serapi mungkin agar bersemangat
belajar. Usaha yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anaknya,
antara lain: memberikan dorongan supaya anak menyukai semua mata
pelajaran yang diajarkan disekolah. Usaha yang dapat dilakukan siswa-
siswi untuk mengatasi kesulitannya, antara lain: berusaha menyenangi
mata pelajaran IPS dengan membuat catatan serapi mungkin.
3. Masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi tiga kelas,
kelas V SD Karangturi Semarang Tahun Ajaran 2006/2007.
a. Masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa -siswi kelas
VA, VC dan VD
1) Bidang karier, item no 6, dengna skor 75 untuk kelas VA, 88 untuk
kelas VC dan 85 untuk kelas VD.
64
Butir pernyataannya: Saya bingung karena cita-cita saya sering berubah-
ubah.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan siswa-siswi bingung
karena cita-citanya sering berubah-ubah, antara lain: adanya pengaruh dari
pembicaraan dengan teman-temannya, pengaruh dari bacaan-bacaan
maupun televisi yang menampilkan dan mengulas para tokoh yang sukses
dalam salah satu bidang pekerjaan.
Akibat yang dapat terjadi bila cita-cita siswa-siswi sering berubah-
ubah, antara lain: siswa-siswi belum mempunyai gambaran atau recana
mengenai cita-cita apa yang akan dipilih sehingga siswa-siswi belum
mengarahkan atau memfokuskan pada bidang studi yang akan menunjang
cita-cita mereka.
Usaha yang dapat dilakukan guru pembimbing untuk membantu
siswa-siswi keluar dari kesulitannya, antara lain: dengan memberikan
bimbingan klasikal mengenai jenis-jenis pekerjaan (karier) dalam
masyarakat dan bidang studi atau mata pelajaran apa saja yang dapat
mendukung pekerjaan yang ada dalam masayarakat. Usaha yang dapat
dilakukan orang tua untuk membantu anaknya, mengajak anak untuk
bertukar pik iran mengenai cita-cita apa yang mereka inginkan untuk masa
depan mereka. Usaha yang dapat dilakukan oleh siswa-siswi antara lain:
membicarakan pada orang tua dan guru pembimbing mengenai cita-
citanya.
65
2) Bidang belajar, item no 31, dengan skor 77 untuk kelas VA, 85 untuk
kelas VC,dan 83 untuk kelas VD.
Butir pernyataannya: Saya belum mengetahui hal-hal apa yang perlu
dipersiapkan untuk masuk SMP.
Ada beberapa hal yang menyebabkan siswa-siswi belum
mengetahui hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan untuk masuk SMP,
antara lain: tidak mendapatkan informasi mengenai SMP.
Akibat yang dapat terjadi bila siswa-siswi belum mengetahui hal-
hal yang diperlukan untuk masuk SMP, antara lain: siswa-siswi tidak siap
untuk masuk dalam jenjang pendidikan yang lebih tinggi (jenjang SMP),
ketidaksiapan tersebut dapat mengganggu kegiatan belajar siswa-siswi di
SMP. Kerena seperti diketahui, proses belajar mengajar di SD berbeda
dengan di SMP. Perbedaannya anatara lain: adanya perubahan dari guru
kelas menjadi guru mata pelajaran, perbedaan jenjang kelas, suasana dan
lingkungan sekolah.
Usaha yang dapat dilakukan guru pembimbing untuk membantu
siswa-siswi antara lain: memeberikan bimbingan klasikal mengenai hal-
hal yang perlu dipersiapkan untuk masuk SMP, memberikan folder
bimbingan yang isinya mengenai informasi SMP, atau guru pembimbing
dapat juga mengajak siswa-siswi untuk berkunjung ke salah satu SMP
agar siswa-siswi bisa melihat secara lebih dekat dan secara langsung
kegiatan yang dilakukan di SMP. Usaha yang dapat dilakukan orang tua
untuk membantu anaknya, antara lain dengan memberikan informasi yang
66
diperlukan oleh anaknya mengenai hal-hal yang diperlukan untuk masuk
SMP. Usaha yang dapat dilakukan siswa-siswi untuk mengatasi
masalahanya, antara lain dengan aktif mencari informasi mengenai SMP
dan sharing dengan siswa SMP yang dikenalnya.
3) Bidang belajar, item no 46, dengan skor 75 untuk kelas VA, 90 untuk
kelas VC dan 100 untuk kelas VD
Butir pernyataannya: Saya kurang menyukai beberapa pelajaran di
sekolah.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan siswa-siswi kurang
menyukai beberapa pelajaran, antara lain: menganggap sulit suatu mata
pelajaran dan kurang menyukai guru yang mengajar suatu mata pelajaran.
Akibat yang terjadi apabila siswa-siswi kurang menyukai beberapa
pelajaran di sekolah, antara lain: siswa-siswi tidak bersemangat mengikuti
pelajaran yang tidak disukai. Hal tersebut jelas akan mempengaruhi
nilainya.
Usaha yang dapat dilakukan guru pembimbing untuk membantu
siswa-siswi keluar dari masalahnya, antara lain: memberikan bimbingan
klasikal mengenai belajar yang menyenangkan. Usaha yang dapat
dilakukan orang tua, antara lain: memberikan dorongan agar anak
menyukai semua mata pelajaran. Usaha yang dapat dilakukan siswa-siswi
untuk mengatasi kesulitannya, antara lain: berusaha menyukai semua mata
pelajaran, membentuk kelompok belajar.
67
b. Masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa -siswi kelas
VA, VB, dan VD.
1) Bidang belajar, item no 14, dengan skor 74 untuk kelas VA, 85 untuk
kelas VB dan 83 untuk kelas VD.
Butir pernyataannya: Saya merasa kurang siap dalam rangka menghadapi
ujian.
Ada beberapa hal yang menyebabkan siswa-siswa merasa kurang
siap dalam rangka menghadapi ujian, antara lain karena siswa-siswi tidak
tekun dalam belajar, siswa tidak memiliki catatan yang lengkap, siswa-
siswi tidak mempergunakan waktu belajar dengan baik.
Akibat yang terjadi apabila siswa-siswi merasa kurang siap dalam
rangka menghadapi ujian, antara lain: siswa-siswi menjadi tegang pada
saat ujian sehingga mereka dalam mengerjakan ujian tidak maksimal,
sehingga hasil yang mereka peroleh juga kurang memuaskan. Atau dengan
kata lain bila siswa-siswi kurang siap dalam rangka menghadapi ujian
karena mereka tidak belajar maka hasil ujiannya akan kurang memuaskan
(nilai ujian jelek), siswa-siswi tergoda untuk mencontek pada saat ujian.
Usaha yang dapat dilakukan guru pembimbing untuk membantu
siswa-siswi keluar dari kesulitannya, antara lain memberikan bimbingan
klasikal mengenai bagaimana supaya siap menghadapi ujian, membuat
folder bimbingan dan papan bimbingan. Usaha yang dapat dilakukan
orang tua untuk membantu anaknya antara lain: membantu anaknya
mempersiapkan ujian dalam segi mental dengan memberikan dorongan
68
dan motivasi bahwa siswa-siswi pasti bisa menghadapi ujian dan
menyadarkan anaknya untuk mempergunakan waktu belajar dengan
sebaik-baiknya. Usaha yang dapat dilakukan siswa-siswi untuk mengatasi
kesulitannya, antara lain: dengan rajin belajar setiap hari, rajin membuat
catatan dan ringkasan dari setiap mata pelajaran dan mengulang kembali
materi pelajaran yang telah diperoleh sepulang sekolah.
2) Bidang belajar, item no 47, dengan skor 81 untuk kelas VA, 88 untuk
kelas VB dan 84 untuk kelas VD.
Butir pernyataannya: Saya merasa bosan belajar dalam waktu yang lama.
Ada beberapa hal yang menyebabkan siswa-siswi merasa bosan
belajar dalam waktu yang lama, antara lain: mempelajari suatu mata
pelajaran yang sama dalam waktu yang lama.
Akibat yang terjadi apabila siswa-siswi merasa bosan belajar dalam
waktu yang lama, antara lain: siswa-siswi dapat menjadi malas belajar.
Usaha yang dapat dilakukan guru pembimbing untuk membantu
siswa-siswi keluar dari kesulitannya, antara lain: memberikan bimbingan
klasikal mengenai belajar yang menyenangkan. Usaha yang dapat
dilakukan orang tua, antara lain: memberikan dorongan kepada anaknya
supaya tidak bosan dalam belajar, misalnya dengan menciptakan
lingkungan yang menyenangkan bagi anak untuk belajar contohnya
membiarkan anak belajar dengan mendengarkan musik. Usaha yang dapat
dilakukan siswa-siswi, antara lain: membuat jadwal belajar yang
disesuaikan dengan materi yang akan dipelajari, hal ini dilakukan dengan
69
tujuan untuk mengefektifkan waktu belajar. Membuat catatan serapi
mungkin agar bersemangat membacanya.
c. Masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa -siswi kelas
VB, VC dan VD
1) Bidang belajar, item no 4, dengan skor 84 untuk kelas VB, 87 untuk
kelas VC dan 81 untuk kelas VD.
Butir pernyataannya: Saya merasa kurang tekun dalam belajar.
Ada beberapa hal yang menyebabkan siswa-siswi merasa kurang
tekun dalam belajar, antara lain: hasil atau nilai suatu mata pelajaran yang
diperoleh kurang memuaskan.
Akibat yang terjadi apabila siswa-siswi merasa kurang tekun dalam
belajar, antara lain: siswa-siswi akan merasa bahwa apa yang telah
dilakukannya selama ini tidak berguna karena meskipun telah belajar, nilai
yang diperoleh tetap saja kurang memuaskan.
Usaha yang dapat dilakukan guru pembimbing untuk membantu
siswa-siswi keluar dari kesulitannya, antara lain: dengan memberikan
bimbingan klasikal mengenai cara belajar yang efektif. Membagikan
folder mengenai tips cara belajar yang efektif. Usaha yang dilakukan
orang tua, antara lain: memberikan dorongan kepada anak untuk tekun
belajar. Usaha yang dapat dilakukan siswa-siswi, antara lain: tekun belajar
dan membuat jadwal belajar agar hasil yang diperoleh tidak
mengecewakan.
70
4. Masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi empat
kelas, kelas V SD Karangturi Semarang Tahun Ajaran 2006/2007.
a. Bidang sosial, no item 25, dengan skor 82 untuk kelas VA, 74 untuk kelas
VB, 89 untuk kelas VC dan 83 untuk kelas VD
Butir pernyataannya: Saya merasa kurang bersikap baik pada orang tua.
Ada beberapa hal yang membuat siswa-siswi kurang bersikap baik
pada orang tuanya, antara lain: kurang harmonisnya hubungan antara
siswa dengan orang tuanya yang disebabkan karena orang tua sibuk
bekerja sehingga siswa merasa tidak diperhatikan.
Akibat yang dapat terjadi apabila siswa-siswi kurang bersikap baik
pada orang tua, antara lain: hubungan antara orang tua dan anaknya tidak
harmonis, tidak adanya keterbukaan antara anak dan orang tua.
Usaha yang dapat dilakukan guru pembimbing untuk membantu
siswa-siswi keluan dari kesulitannya, antara lain: memberikan bimbingan
klasikal mengenai hunbungan yang baik antara orang tua dan anak. Usaha
yang dapat dilakukan orang tua, antara lain: lebih memperhatikan anak,
membangun hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak, dengan
menganggap anak sebagai sahabat sehingga anak dapat lebih terbuka dan
merasa lebih diperhatikan. Usaha yang dapat dilakukan anak, antara lain:
memahami kesibukan orang tua dan bersikap baik kepada orang tua.
Mencoba terbuka kepada orang tua sehingga hubungan yang harmonis
dapat tercipta.
71
b. Bidang belajar, item no 26 dengan skor 79 untuk kelas VA, 78 untuk kelas
VB, 88 untuk kelas VC, dan 85 untuk kelas VD.
Butir pernyataannya : Saya kurang memahami pentingnya mengatur waktu
belajar di rumah.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan siswa-siswi kurang
memahami penting mengatur waktu belajar di rumah, antara lain: adanya
anggapan bahwa belajar cukup dilakukan di sekolah.
Akibat yang dapat terjadi apabila siswa-siswi kurang memahami
pentingnya waktu belajar di rumah, antara lain: banyaknya waktu yang
terbuang hanya untuk bermain atau menonton televisi di rumah. Sehingga
kurangnya waktu belajar dan dapat mengakibatkan menurunnya prestasi
belajar.
Usaha yang dapat dilakukan guru pembimbing untuk membantu
siswa-siswi keluar dari kesulitannya, antara lain: memberikan bimbingan
klasikal mengenai pentingnya membagi waktu dan mengatur waktu belajar
di rumah. Usaha yang dapat dilakukan orang tua: membantu anaknya
membuat jadwal belajar di rumah. Usaha yang dapat dilakukan siswa-
siswi antara lain: membuat jadwal belajar di rumah dan mematuhi jadwal
belajar yang telah dibuatnya.
c. Bidang pribadi, item no 27 dengan skor 79 untuk kelas VA, 75 untuk kelas
VB, 90 untuk kelas VC, dan 94 untuk kelas VD.
Butir pernyataannya: Terkadang saya merasa sulit berkata apa adanya.
72
Ada beberapa hal yang menyebabkan siswa-siswi merasa sulit
berkata apa adanya, antara lain: adanya pengaruh dari teman untuk berkata
tidak jujur. Adanya perasan malu bila kondisi ideal tidak sesuai dengan
realitas. Siswa-siswi sulit berkata apa adanya disebabkan agar diterima
atau disenangi dalam kelompok teman sebaya, misalnya mengatakan
bahwa ia dapat mengerjakan semua pertanyaan ujian matematika, tapi
kenyataannya ada 2 pertanyaan yang tidak bisa dijawabnya. Siswa tidak
berkata apa adanya supaya dianggap hebat oleh teman-temannya.
Akibat yang terjadi bila siswa-siswi sulit berkata apa adanya,
antara lain: Siswa-siswi akan merasa nyaman apabila mengatakan hal
yang tidak sebenarnya dan tidak merasa bahwa itu adalah suatu hal yang
buruk. Apabila hal tersebut terbongkar, maka siswa atau siswi yang
bersangkutan akan mendapat cap orang yang tidak jujur dari teman-
temannya.
Usaha yang dapat dilakukan guru pembimbing untuk membantu
siswa-siswi keluar dari kesulitannya, antara lain: memberikan bimbingan
klasikal mengenai kejujuran. Usaha yang dapat dilakukan orang tua untuk
membantu anaknya: Menanamkan nilai kejujuran pada anak sebagai suatu
nilai yang cukup penting dalam kehidupan. Usaha yang dapat dilakukan
siswa-siswi, antara lain: menanamkan nilai kejujuran dalam diri sendiri.
d. Bidang pribadi, item no 35 dengan skor 84 untuk kelas VA, 81 untuk
kelas VB, 99 untuk kelas VC, dan 95 untuk kelas VD.
73
Butir pernyataannya : Terkadang saya merasa ragu-ragu dalam mengambil
keputusan.
Ada beberapa hal yang menyebabkan siswa-siswi merasa ragu-ragu
dalam mengambil keputusan, antara lain: adanya keraguan diri kerena
adanya perbedaan antara kondisi ideal dengan realitas.
Akibat yang terjadi apabila merasa ragu-ragu dalam mengambil
keputusan antara lain: siswa-siswi dapat menganggap dirinya orang yang
tidak mampu mengambil keputusan dan hal tersebut dapat menyebabkan
rendahnya harga diri siswa-siswi .
Usaha yang dapat dilakukan guru pembimbing untuk membantu
siswa-siswi keluar dari kesulitannya, antara lain: memberikan bimbingan
klasikal mengenai bagaimana cara mengatasi keraguan dalam mengambil
keputusan. Usaha yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu
anaknya, antara lain: membiasakan anak untuk dapat memutuskan segala
sesuatu yang terkait dengan kepentingannya sendiri dan berani
bertanggung jawab atas keputusannya sendiri. Usaha yang dapat dilakukan
siswa-siswi untuk mengatasi kesulitannya, antara lain: memupuk rasa
percaya diri dan motivasi, bahwa mereka dapat mengambil keputusan
tanpa ragu-ragu dan memiliki motivasi untuk melakukan keputusannya
tersebut sehingga tidak ada perbedaan antara kondisi realita dan kondisi
ideal. Meskipun ada perbedaan antara kondisi realita dan kondisi ideal,
perbedaan itu tidak terlalu jauh.
74
e. Bidang pribadi, item no 44 dengan skor 87 untuk kelas VA, 88 untuk kelas
VB, 93 untuk kelas VC, dan 105 untuk kelas VD.
Butir pernyataanya: Saya takut bila berbuat salah
Ada beberapa hal yang menyebabkan siswa-siswi takut berbuat
salah antara lain: Adanya pengaruh dari teman mengenai anggapan bahwa
berbuat salah merupakan suatu perbuatan yang tidak baik.
Akibat yang terjadi bila siswa-siswi takut bila berbuat salah antara
lain: siswa-siswi menjadi takut atau enggan melakukan sesuatu yang
dianggapnya sulit untuk dilakukan. Siswa-siswi dapat berkembang menjadi
pribadi yang perfeksionis dan menjadi pribadi yang kaku.
Usaha yang dapat dilakukan guru pembimbing untuk membantu
siswa-siswi keluar dari kesulitannya, antara lain: memberikan bimbingan
klasikal mengenai perbuatan yang salah dan benar. Usaha yang dapat
dilakukan orang tua untuk membantu anaknya, antara lain: memberikan
pemahaman kepada anaknya bahwa tidak ada yang sempurna sehingga
melakukan sedikit kesalahan adalah hal yang wajar. Tapi kesalahan itu
sebisa mungkin tidak diulangi lagi dikemudian hari. Usaha yang dapat
dilakukan siswa-siswi, antara lain: Menanamkan pada diri sendiri bahwa
tidak ada yang sempurna tapi bukan berarti tidak mengusahakan yang
terbaik, menjadikan kesalahan yang pernah diperbuat sebagai pengalaman
untuk berusaha supaya tidak melakukan kesalahan yang sama dikemudian
hari.
75
BAB V
USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL DAN CONTOH
SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN
Dalam bab ini, peneliti menyajikan usulan topik-topik bimbingan klasikal
dan contoh satuan pelayanan bimbingan untuk kelas V SD Karangturi Semarang
sebagai implikasi hasil penelitian. Topik-topik bimbingan yang diusulkan
merupakan jawaban atas masalah penelitian, yaitu: Topik-topik bimbingan
klasikal apakah yang sesuai untuk siswa-siswi kelas V SD Karangturi Semarang?
A. Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal untuk Siswa-siswi Kelas V SD
Karangturi Semarang
Setelah mendapatkan hasil penelitian dan mempelajarinya, penulis
menyusun usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk membantu
siswa-siswi kelas V SD Karangturi Semarang agar dapat menyelesaikan kesulitan
yang mereka hadapi.
Topik-topik bimbingan klasikal yang diusulkan mengacu pada masalah-
masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Karangturi
Semarang tahun ajaran 2006/2007 dan diurutkan berdasarkan jumlah kelas yang
mengalami masalah (masalah yang dialami oleh satu kelas, dua kelas, tiga kelas
dan empat kelas). Usulan topik-topik bimbingan dapat dilihat pada tabel 7.
76
Tabel 7
Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal Bagi Para Siswa-Siswi Kelas V SD Karangturi Semarang
No Bidang
Bimb.
Tugas
Perkembangan
Rumusan Kompetensi Materi Pengembangan
Kompetensi
Kls No
Item
Metode Sumber
1. Pribadi Membina hidup
sehat, untuk diri
sendiri dan
lingkungan.
Perencanaan serta
penyelenggaraan hidup
sehat untuk diri sendiri dan
lingkungan.
1) Pengertian narkotika
2) Jenis narkotika
3) Penyalahgunaan
narkotika
VA 33 Ceramah
Tanya jawab
Soedjono, D. 1983. Narkotika dan Remaja. Bandung: Alumni
2. Belajar Mengatur beraneka
kegiatan belajarnya
dengan bersikap
bertanggung jawab.
Pengembangan sikap dan
kebiasaan belajar.
1) Pengertian Belajar
2) Cara belajar yang
efektif
VB 21 Ceramah
Tanya Jawab
Sharing
Sukmadinata, Nana S, Dll. 2003. Materi Bimbingan dan Konseling(Untuk Pengembangan Diri, Sosial dan Karir). Bandung: Mutiara. Syah, Muhibin. 2002. Psikologi
77
Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
3. Pribadi Belajar membentuk
sikap yang sehat
terhadap diri sendiri
sebagai makhluk
biologis yang
tumbuh.
Pengenalan dan pemahaman
tentang kekuatan diri
sendiri.
1) Mengenal
kelebihan diri
2) Kiat mengetahui
kekuatan kita.
VC 13 Tugas
Sharing
Sinurat, R. H. Dj,. 1999. Reader Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: USD Sukmadinata, Nana S, Dll. 2003. Materi Bimbingan dan Konseling(Untuk Pengembangan Diri, Sosial dan Karir). Bandung: Mutiara.
4. Sosial Mengembangkan
sikap terhadap
kelompok dan
lembaga- lembaga
sosial.
Pengembangan kemampuan
bertingkah laku dan
berhubungan sosial baik di
rumah, di sekolah maupun
di masyarakat.
Memahami karekter
guru
VC 29 Tanya Jawab
Sharing
Sukmadinata, Nana S, Dll. 2003. Materi Bimbingan dan Konseling(Untuk Pengembangan Diri, Sosial dan Karir). Bandung: Mutiara.
78
5. Pribadi Mengembangkan
konsep-konsep yang
perlu dalam
kehidupan sehari-
hari.
Pengembangan konsep yang
perlu dalam kehidupan
pribadi sehari-hari.
Arti disiplin VC 42 Tugas
Tanya Jawab
Sharing
Hurlock, E B. 1992. Perkembangan Anak Jilid II. Jakarta: Erlangga
6. Pribadi Belajar membentuk
sikap yang sehat
terhadap diri sendiri
sebagai makhluk
yang tumbuh.
Pengenalan dan pemahaman
tentang kelemahan diri
sendiri.
Cara menumbuhkan
percaya diri.
VA,
VB
1 Tugas
Tanya jawab
Sharing
Lie, Anita. 2004. Menjadi OrangTua Bijak, 101 Cara Menumbuhkan Percaya Diri Anak. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
7. Pribadi Belajar menjadi
pribadi yang
mandiri.
Pengembangan konsep yang
perlu dalam kehidupan
pribadi sehari-hari.
Cara membangun
kepercayaan kepada
orang lain
VA,
VC
30 Tanya Jawab
Sharing
Diskusi
Sinurat, R. H. Dj,. 1999. Reader Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: USD
8. Pribadi Belajar memperoleh Pengembangan kemampuan Contoh perilaku baik VA, 40 Contoh Surya, Hendra. 2004. Kiat
79
kebebasan yang
bersifat pribadi.
mengambil keputusan
sederhana dan mengarahkan
diri.
dan perilaku buruk serta
akibatnya
VC Kasus
Tugas
Sharing
Mengatasi Penyimpangan Perilaku Anak (Usia 3-12 tahun). Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
9. Belajar Mengatur beraneka
kegiatan belajarnya
dengan bersikap
bertanggung jawab.
Pemantapan dan
pengembangan penguasaan
materi pelajaran di sekolah.
Belajar yang
menyenangkan
VB,
VD
37 Tugas
Sharing
Sukmadinata, Nana S, Dll. 2003. Materi Bimbingan dan Konseling(Untuk Pengembangan Diri, Sosial dan Karir). Bandung: Mutiara.
10. Belajar Mengatur beraneka
kegiatan belajarnya
dengan bersikap
bertanggung jawab.
Pengembangan sikap dan
kebiasaan belajar untuk
mencari informasi dari
berbagai sumber belajar dan
menjalani program
penilaian.
Cara mempersiapkan
ujian, melalui belajar
kelompok, membuat
jadwal belajar dan rajin
membaca buku misal di
perpustakaan.
VA,
VB,
VD
14 Tanya jawab
Diskusi
Sharing
Adolf Heuken. 1983. Aku Berhasil dalam Studi. Jakarta: Cipta Loka Caraka
80
11. Belajar Mengatur beraneka
kegiatan belajarnya
dengan bersikap
bertanggung jawab.
Pengembangan disiplin
belajar dan berlatih, baik
secara mandiri maupun
kelompok.
Tips menyenangkan
untuk mengatasi
kebosanan dalam
belajar.
VA,
VB,
VD
47 Permainan
Tugas
Sharing
Sukmadinata, Nana S, Dll. 2003. Materi Bimbingan dan Konseling(Untuk Pengembangan Diri, Sosial dan Karir). Bandung: Mutiara. Syah, Muhibin. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
12. Karier Mengembangkan
pemahaman dan
sikap awal untuk
merencanakan masa
depan.
Orientasi untuk melanjutkan
belajar ke SMP
Memahami suasana
Sekolah Menengah
Pertama (SMP)
VA,
VC,
VD
31 Ceramah
Tanya jawab
Peraturan dan Tata tertib SMP Stella Duce I Yogyakarta.
13. Belajar Mengembangkan Mengikuti pelajaran sehari- Belajar yang VA, 46 Tanya Jawab Sukmadinata, Nana S, Dll. 2003. Materi
81
kemampuan dasar
dalam membaca,
menulis dan
berhitung.
hari. menyenangkan VC,
VD
Sharing Bimbingan dan Konseling(Untuk Pengembangan Diri, Sosial dan Karir). Bandung: Mutiara.
14. Karier Mengembangkan
pemahaman dan
sikap awal untuk
merencanakan masa
depan.
Orientasi dan informasi
karier pada umumnya,
secara sederhana.
Mengenali diri dan
lingkungan yang
berkaitan dengan dunia
kerja.
VA,
VC,
VD
6 Tanya jawab
Sharing
Sukmadinata, Nana S, Dll. 2003. Materi Bimbingan dan Konseling(Untuk Pengembangan Diri, Sosial dan Karir). Bandung: Mutiara.
15. Belajar Mengatur beraneka
kegiatan belajarnya
dengan bersikap
bertanggung jawab.
Pengembangan disiplin
belajar dan berlatih, baik
secara mandiri maupun
kelompok.
1) Kerugian dari malas
belajar.
2) Menumbuhkan
semangat belajar.
VB,
VC,
VD
4 Contoh
Kasus
Tugas
Sharing
Sukmadinata, Nana S, Dll. 2003. Materi Bimbingan dan Konseling(Untuk Pengembangan Diri, Sosial dan Karir). Bandung: Mutiara.
82
16. Sosial Bertingkah laku
dengan cara yang
dapat diterima oleh
keluarga
Pengembangan kemampuan
bertingkah laku dan
berhubungan sosial baik di
rumah
Hubungan yang baik
dengan orang tua
VA,
VB,
VC,
VD
25 Tanya Jawab
Sharing
Sinurat, R. H. Dj,. 1999. Reader Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: USD
17. Belajar Mengatur beraneka
kegiatan belajarnya
dengan bersikap
bertanggung jawab.
Pengembangan disiplin
belajar dan berlatih, baik
secara mandiri maupun
kelompok.
Cara yang tepat
membuat jadwal belajar
VA,
VB,
VC,
VD
26 Tugas
Sharing
Surya, Hendra. 2004. Kiat Mengatasi Penyimpangan Perilaku Anak (Usia 3-12 tahun). Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
18. Pribadi Mengembangkan
kata hati, moral dan
nilai-nilai sebagai
pedoman perilaku.
Pengembangan konsep yang
perlu dalam kehidupan
sehari-hari
Kejujuran VA,
VB,
VC,
VD
27 Ceramah
Tugas
(Hand-Out)
Tanya Jawab
Josephson S. Michael, cs. 2003. Menumbuhkan Enam Sikap Remaja Idaman. Bandung: Kaifa
Richard Eyre & Linda (1999). Mengajarkan Nilai-nilai Kepada Anak.
83
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
19. Pribadi Belajar menjadi
pribadi yang
mandiri.
Pengembangan kemampuan
mengambil keputusan
sederhana dan mengarahkan
diri.
1) Penyebab munculnya
keraguan
2) Cara mengatasi
keraguan
VA,
VB,
VC,
VD
35 Tanya Jawab
Diskusi
Sharing
Sukmadinata, Nana S, Dll. 2003. Materi Bimbingan dan Konseling(Untuk Pengembangan Diri, Sosial dan Karir). Bandung: Mutiara.
20. Pribadi Mengembangkan
kata hati, moral dan
nilai-nilai sebagai
pedoman perilaku.
Pengembangan konsep yang
perlu dalam kehidupan
sehari-hari.
Pengembangan sikap
positif dari rasa
bersalah.
VA,
VB,
VC,
VD
44 Ceramah
Tanya Jawab
Shapiro, Lawrence E. 2001. Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
84
SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN
Mata Pelajaran : Bimbingan dan Konseling
Semester : II
Waktu : 1 x 40 menit
Hari/Tanggal : 23 Maret 2007
A. Topik Pembahasan : Kejujuran
B. Bidang Bimbingan : Pribadi
C. Sasaran : Kelas VA, VB, VC, dan VD SD Karangturi
Semarang.
D. Kompetensi : Pengembangan konsep yang perlu dalam kehidupan
sehari-hari.
E. Tugas Perkembangan : Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam
kehidupan sehari-hari.
F. Materi Pokok :
1. Sikap/tingkah laku/perilaku yang tidak
mencerminkan kejujuran dalam lingkungan
rumah/keluarga dan sekolah.
2. Upaya-upaya yang dilakukan untuk dapat
menjadi pribadi yang jujur.
G. Penyelenggara Layanan : Guru Pembimbing
H. Langkah-langkah Belajar (Layanan Bimbingan)
85
No Kegiatan Wkt Metode Media Ket
1. Langkah Awal :
Ø Memberikan pengantar dan
menjelaskan tujuan
5’ Ceramah
2. Langkah Inti
Ø Pembimbing membagikan
lembar tugas, menjelaskan
kepada siswa petunjuk
pengisiannya dan siswa diberi
waktu mengerjakannya secara
pribadi.
Ø Meminta beberapa siswa
mensharingkan yang
dikerjakannya.
Ø Pembimbing menjelaskan
mengenai kejujuran dan akibat
yang dapat terjadi dari
ketidakjujuran.
Ø Pembimbing minta umpan
balik mengenai manfaat
kegiatan yang baru
dilaksanakan
10’
5’
10’
5’
Ceramah
Tugas
Tanya
jawab
Ceramah
Tanya
Jawab
Lembar
tugas
3. Langkah Akhir
Ø Menutup Kegiatan
5’ Ceramah
I. Tempat Penyelenggaraan : Ruang Kelas V
J. Sumber : 1. Josephson S. Michael, cs (2003). Menumbuhkan Enam Sikap Remaja Idaman. Bandung: Kaifa
86
2. Richard Eyre & Linda (1999). Mengajarkan Nilai-nilai Kepada Anak. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Yogyakarta, 14 Maret 2007
Perencana Bimbingan
Guru Bimbingan
(Maya Christiandini)
87
LEMBAR TUGAS
Petunjuk : Bacalah dengan teliti pernyataan-pernyataan di bawah ini, lalu berilah
tanda centang ( v ) di depan pernyataan yang mencerminkan kejujuran
dan tanda silang (X) di depan pernyataan yang mencerminkan
ketidakjujuran
NO Pernyataan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11.
….
….
….
….
….
….
….
….
….
….
….
Melihat pekerjaan teman pada saat ujian/ulangan
Meminta uang untuk membeli buki dengan melebihkan harga buku
yang akan dibeli
Memberikan alasan sakit kepada guru olahraga karena malas ketika
harus berlari mengelilingi lapangan saat pelajaran olah raga.
Memberikan laporan keuangan yang sebenarnya kepada orang tua
Menyanjung teman sesuai dengan keadaan teman yang sebenarnya
(misalnya: rambutnya bagus)
Pergi ketempat lain( misal : mall, ke rumah teman) pada waktu les
Mengatakan kepada orang tua bahwa pulang tepat waktu, padahal
pulang terlambat
Mengatakan kepada orang tua bahwa di sekolah ada rapat guru
padahal membolos
Mengerjakan PR di sekolah dengan melihat pekerjaan teman
Menceritakan kepada teman suatu hal yang bukan sesungguhnya
agar dianggap hebat oleh teman
Beralasan sibuk mengerjakan tugas sekolah ketika disuruh orang
tua
88
HANDOUT SPB
Topik : Kejujuran
1. Sikap/ tingkah laku yang tidak mencerminkan kejujuran dalam lingkungan
sekolah dan keluarga
a. Lingkungan Sekolah
1) Menyontek 2) Berbohong kepada teman supaya dianggap hebat (membual) 3) Berkata yang tidak sebenarnya kepada guru 4) Korupsi waktu, misalnya membolos
b. Lingkungan Keluarga
1) Tidak jujur dengan keuangan 2) Tidak berani mengatakan bahwa telah pulang terlambat 3) Memalsukan harga buku 4) Tidak jujur dalam waktu 5) Sembunyi-sembunyi memakai fasilitas telepon 6) Mengungkapkan alasan yang tidak sebenarnya ketika dimintai tolong
orang tua 7) Tidak pergi ketempat les melainkan pergi bermain dengan teman
2. Kejujuran merupakan salah satu nilai kehidupan yang sangat penting dalam
hubungan antara pribadi. Dengan kejujuran kita dapat menjadi orang yang
dapat dipercaya. Josephso S. Michael, cs (2003) menuliskan bahwa semua
bentuk ketidakjujuran berpotensi untuk merusak kredibilitas (misal, tidak
dipercayai lagi oleh orang lain meskipun berkata jujur), Linda dan Richard
(1999) juga mengatakan bahwa ketidakjujuran dalam jangka pendek
tampaknya mampu memecahkan masalah atau menguntungkan tetapi dalam
jangka panjang justru menyiksa atau merugikan. Oleh sebab itu kita harus
berupaya agar dapat melakukan kejujuran dan menghindari segala bentuk
ketidakjujuran, misalnya:
89
a. Rajin belajar agar dapat mengerjakan ujian/ulangan di sekolah
b. Bersikap terus terang, penuh kebenaran dan tulus dalam hubungan antar
pribadi, misalnya mengatakan yang sebenarnya kepada teman (contoh:
mengatakan bahwa rambutnya bagus)
c. Berterus terang kepada orang tua bila memang membutuhkan uiang,
bukan dengan cara memalsukan harag buku ataupun memalsukan laporan
keuangan
d. Tidak mengatakan sesuatu hal yang bukan sesungguhnya hanya agar
dianggap hebat. “Hebat” bisa didapat dari prestasi yang kita raih dengan
usaha keras, misal rajin belajar untuk dapat menjadi juara kelas.
e. Berterus terang bila ingin menggunakan fasilitas yang ada dirumah tanpa
harus sembunyi-sembunyi.
f. Jangan merasa takut untuk jujur bila memang salah
g. Belajar untuk lebih menghargai waktu
Daftar Pustaka
1. Josephson S. Michael, cs (2003). Menumbuhkan Enam Sikap Remaja Idaman. Bandung: Kaifa
2. Richard Eyre & Linda (1999). Mengajarkan Nilai-nilai Kepada Anak. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
90
BAB VI
RINGKASAN, KESIMPULAN DAN SARAN
B. Ringkasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah yang secara
intens dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Karangturi Semarang tahun ajaran
2006/2007. Adapun hasil penelitian ini digunakan sebagai dasar atau acuan dalam
menyusun usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai bagi siswa-siswi
kelas V SD Karangturi Semarang.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan
metode survei. Subjek dari penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas V SD
Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007 yang berjumlah 138 siswa.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner masalah yang dialami oleh siswa SD.
Instrumen tersebut disusun oleh peneliti dengan mengacu pada kajian ustaka yang
berupa tugas perkembangan anak , daftar cek masalah (Winkel,1997:508) dan
mengacu pada Kuesioner Kebutuhan Siswa yang digunakan Maria Imakulata Tere
dalam skripsinya yang berjudul “Survei Kebutuhan Siswa SD Santa Maria Blitar
Kelas IV, V dan VI Tahun Ajaran 2000/2001 dan Implikasinya Terhadap Usulam
topik-topik Bimbingan Klasikal”. Kuesioner yang digunakan Maria Imakulata
Tere merupakan hasil modifikasi dari Kuesioner Kebutuhan Siswa yang disusun
oleh Drs. R. H. Dj. Sinurat,M.A.
Teknik analisis data yang digunakan adalah menentukan skor, membuat
tabulasi skor dan menghitung total skor dari tiap-tiap item masalah yang terdapat
91
dalam kuesioner masalah. Berdasarkan skor total yang diperoleh, masalah-
masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas VA, VB, VC, dan VD
dapat ditentukan dengan mengacu pada kriteria Penilaian Acuan Norma (PAN)
tipe I, yaitu M+0,75 S. Masalah-masalah yang secara intens dialami oleh masing-
masing kelas dikelompokan ke dalam empat bidang masalah yang sesuai dengan
empat bidang bimbingan. Berikut ini disajikan masalah-masalah yang secara
intens dialami oleh siswa-siswi dari masing-masing kelas berdasarkan empat
bidang bimbingan.
1. Masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas VA SD
Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007.
a. Masalah pribadi: kurang percaya diri, terkadang merasa sulit berkata apa
adanya, tidak bisa menceritakan kesulitannya kepada orang yang lebih tua,
kurang mengetahui bahaya-bahaya dari penggunaan narkoba dan
minuman keras bagi kesehatan, terkadang merasa ragu-ragu dalam
mengambil suatu keputusan, kurang mengetahui baik buruk dari setiap
tingkah lakunya dan takut bila berbuat salah.
b. Bidang sosial: merasa kurang bersikap baik kepada orang tua.
c. Masalah belajar: merasa kurang siap dalam rangka menghadapi ujian,
kurang memahami pentingnya mengatur waktu belajar di rumah, belum
mengetahui hal-hal apa yang perlu dipersiapkan untuk masuk SMP,
kurang menyukai beberapa pelajaran di sekolah, dan merasa bosan belajar
dalam waktu yang lama.
d. Masalah karie r: bingung karena cita-citanya selalu berubah-ubah.
92
2. Masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas VB SD
Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007.
a. Masalah pribadi: kurang percaya diri, terkadang merasa sulit berkata apa
adanya, terkadang merasa ragu-ragu dalam mengambil suatu keputusan,
dan takut bila berbuat salah.
b. Masalah sosial: merasa kurang bersikap baik kepada orang tua.
c. Masalah belajar: merasa kurang tekun dalam belajar, merasa kurang siap
dalam rangka menghadapi ujian, belum mengetahui cara belajar yang baik
supaya mendapatkan hasil yang memuaskan, kurang memahami
pentingnya mengatur waktu belajar di rumah, takut tidak berhasil dalam
pelajaran IPS, dan merasa bosan belajar dalam waktu yang lama.
d. Masalah karier: -
3. Masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas VC SD
Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007.
a. Masalah pribadi: kurang mengetahui kelebihan-kelebihan diri yang
dimilikinya, terkadang merasa sulit berkata apa adanya, tidak bisa
menceritakan kesulitannya kepada orang lain, terkadang merasa ragu-ragu
dalam mengambil suatu keputusan, kurang mengetahui baik buruk dari
setiap tingkah lakunya, kurang disiplin dalam mengerjakan sesuatu dan
takut bila berbuat salah.
b. Masalah sosial: merasa kurang bersikap baik kepada orang tua dan merasa
kurang bersikap baik kepada guru.
93
c. Masalah belajar: merasa kurang tekun dalam belajar, kurang memahami
pentingnya mengatur waktu belajar di rumah, belum mengetahui hal-hal
apa yang perlu dipersiapkan untuk masuk SMP, dan kurang menyukai
beberapa pelajaran di sekolah.
d. Masalah karier: bingung karena cita-citanya selalu berubah-ubah.
4. Masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas VD SD
Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007.
a. Masalah pribadi: terkadang merasa sulit berkata apa adanya, terkadang
merasa ragu-ragu dalam mengambil suatu keputusan dan takut bila
berbuat salah.
b. Masalah sosial: merasa kurang bersikap baik kepada orang tua.
c. Masalah belajar: merasa kurang tekun dalam belajar, merasa kurang siap
dalam rangka menghadapi ujian, kurang memahami pentingnya mengatur
waktu belajar di rumah, belum mengetahui hal-hal apa yang perlu
dipersiapkan untuk masuk SMP, takut tidak berhasil dalam pelajaran IPS,
kurang menyukai beberapa pelajaran di sekolah dan merasa bosan belajar
dalam waktu yang lama.
d. Masalah karier: bingung karena cita-citanya selalu berubah-ubah.
B. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:
94
1. Ada beberapa masalah dalam bidang pribadi, sosial, akademik dan karier
yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas VA, VB, VC, dan VD
SD Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007.
2. Usulan topik-topik bimbingan klasikal dapat dijadikan sebagai acuan bagi
guru pembimbing dalam menyelenggarakan kegiatan bimbingan klasikal
untuk membantu siswa-siswi mengatasi masalah-masalahnya.
C. Saran-saran
Berikut ini disajikan beberapa saran untuk berbagai pihak
1. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah diharapkan dapat mempergunakan hasil penelitian ini
sebagai masukan atau informasi masalah-masalah yang dihadapi siswa-
siswinya sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan kebijakan-kebijakan pendidikan khususnya dalam bidang
bimbingan.
2. Bagi Guru pembimbing
Hasil penelitian ini hendaknya dipergunakan guru pembimbing sebagai
dasar pelayanan bimbingan klasikal yang diberikan kepada siswa-siswi
agar pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat berlangsung secara
efektif dan efisien
95
3. Bagi Guru Kelas
Guru kelas dan kepala sekolah hendaknya bekerjasama memberi
dukungan kepada guru pembimbing untuk melaksanakan pelayanan
bimbingan di sekolah.
4. Siswa
Para siswa-siswi hendaknya memanfaatkan layanan bimbingna dan
konseling dengan sebaik-baiknya agar terbantu dalam menyekesaikan
masalahnya.
5. Peneliti Lain
Penelitian lain dapat menjadikan skripsi ini sebagai bahan referensi bagi
penulisan skripsi
96
DAFTAR PUSTAKA
Achdiyat, M.1981. Tugas-tugas Perkembangan. Jakarta: Depdikbud.
Djaali, Muljono dan Ramli. 2000. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta
Djumhur dan Surya. 1975. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: C.V.
Ilmu. Gunarsa, Singggih D. 1997. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: BPK
Gunarsa Mulia. Goble, F.G. 1987. Mazhab Ketiga: Psikologi Humanistik Abraham Maslow.
Terjemahan, A. Supratiknya. Yogyakarta: Kanisius. Hasan, I. 2002. Pokok-pokok Materi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia
Indonesia Hurlock, E.B. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Airlangga.
Hurlock, E.B. 1992. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Airlangga.
Koeswara, E. 1995. Motivasi Teori dan Penelitiannya. Bandung: Angkasa.
Kountur, R. 2003. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: Penerbit PPM
Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Masidjo, Ign. 2006. Psikologi Anak (SD). Yogyakarta: Bina Dharma Mulia.
Munandar, Utami. 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia.
Nurihsan dan Sudianto. 2005. Manajemen Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar
Kurikulum 2004. Jakarta: Grasindo. Prayitno,dkk. 1997. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar (SD).
Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi. Prayitno, dkk. Tanpa Tahun. Pelayanan Bimbingan dan Konseling SLTP.
97
Situmorang, Rosinda Kristina. 2002.Deskripsi Masalah-masalah yang secara Intens dialami oleh Siswa SMU Asisi Pematang Siantar Tahun Ajaran 2001/2002 dan Implikasinya pada Usulan Program Bimbingan. (Skripsi). Yogyakarta: USD.
Winkel. 1997.Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo
Yusuf, Syamsu. 2005. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Yusuf dan Nurihsan. 2005.Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Item/JmlSiswa
1 1 1 3 1 1 3 1 1 3 4 1 4 4 2 4 4 4 1 4 4 42 2 2 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 2 1 2 1 3 2 2 3 33 3 1 3 3 1 1 1 3 3 3 3 4 2 1 2 2 3 3 3 2 24 2 2 4 3 4 1 3 1 3 1 4 4 2 1 1 2 3 1 1 3 45 2 1 2 2 1 3 3 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 26 3 1 2 1 3 1 2 1 3 2 2 3 4 2 1 2 2 1 3 2 17 3 2 3 4 1 3 2 3 2 1 3 4 3 1 1 4 4 3 3 1 28 3 2 1 3 3 1 4 3 3 2 1 3 3 3 3 1 1 1 1 3 19 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1
10 2 1 3 3 1 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 1 3 2 3 3 211 3 1 2 2 1 1 2 1 2 3 1 4 3 2 1 1 3 2 3 3 312 1 2 4 3 1 3 4 1 3 4 1 2 3 1 4 3 2 1 3 1 113 3 2 3 3 3 1 3 3 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 314 3 1 2 3 2 4 1 3 1 2 2 4 2 3 3 1 4 1 3 2 215 1 1 1 1 2 3 1 2 2 3 1 2 3 2 1 2 3 2 1 2 116 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 3 2 1 1 1 3 1 1 1 317 4 4 2 1 2 4 1 3 2 3 3 4 3 1 2 3 3 4 3 3 218 2 3 4 1 1 2 1 1 1 4 2 2 1 3 1 3 3 4 3 4 219 3 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 120 3 1 3 3 1 3 1 1 1 1 3 4 3 1 1 1 1 3 3 3 121 3 4 4 3 3 1 2 2 3 4 4 1 2 1 1 4 4 4 1 4 222 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 3 4 1 1 4 3 2 2 423 3 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 3 1 2 1 2 2 3 2 124 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 225 1 3 1 3 1 3 4 1 2 1 1 3 2 1 4 1 4 1 3 1 226 3 1 2 1 4 2 2 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 4 3 3 427 3 1 3 3 3 3 1 1 1 4 2 1 3 1 1 4 3 1 1 1 128 3 1 4 1 3 1 3 4 3 2 3 2 4 3 1 1 3 4 3 3 429 2 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 2 3 1 3 1 230 3 1 3 4 2 3 3 2 2 3 1 4 3 2 1 1 4 4 3 3 131 3 4 3 3 1 3 4 2 4 3 3 4 3 1 1 3 3 4 1 3 2
TOTAL 75 53 81 72 59 69 70 63 72 75 63 94 80 55 54 58 88 68 73 71 66
i.18 i.19 i.20 i.21i.14 i.15 i.16 i.17i.10 i.11 i.12 i.13
Data Uji Coba Penelitian
i.1 i.2 i.3 i.4 i.5 i.6 i.7 i.8 i.9
2 1 1 1 1 2 3 2 2 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 13 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 22 3 1 1 1 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1 1 3 3 3 4 32 3 4 4 3 2 2 1 2 3 1 1 2 2 3 3 1 3 2 2 4 1 22 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 3 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 23 4 3 1 2 2 3 2 3 2 3 2 3 1 3 2 3 1 2 3 4 2 11 1 2 4 4 1 3 3 1 1 1 4 4 1 4 2 1 3 2 2 1 4 21 3 1 3 1 3 3 1 3 1 1 3 1 4 3 3 1 1 1 1 1 1 32 2 1 1 2 1 1 3 2 1 2 4 2 2 1 2 1 4 4 2 3 1 13 1 1 2 1 4 4 2 3 1 2 3 4 3 3 4 3 1 2 1 3 3 23 1 2 1 1 1 4 2 3 1 2 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 14 1 1 2 3 4 1 1 2 4 4 2 1 3 4 4 1 3 2 2 1 1 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 2 2 3 3 3 3 32 1 1 1 2 2 4 4 2 1 2 3 4 3 3 3 4 2 3 2 4 2 23 1 3 2 2 4 1 1 2 4 3 3 1 3 3 2 2 1 2 4 1 2 11 2 1 2 1 1 2 1 3 3 1 3 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 23 4 3 1 2 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 1 2 3 1 4 3 4 33 2 3 1 2 2 3 4 4 3 2 3 1 2 3 2 2 1 1 1 3 1 13 3 3 1 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 4 31 1 1 3 3 4 4 4 2 1 3 2 4 3 4 2 4 1 3 1 4 3 22 1 1 4 1 1 4 2 1 4 4 1 4 1 2 1 2 1 4 4 3 1 24 4 3 3 2 3 4 1 3 2 3 4 3 3 2 4 3 1 4 3 4 3 32 2 3 1 3 3 2 1 1 2 3 3 2 3 3 2 1 1 2 2 1 2 21 2 1 1 1 3 2 1 1 1 2 3 3 2 1 3 1 2 2 1 2 1 22 3 1 4 2 3 4 2 3 1 1 3 4 3 3 3 2 1 1 4 2 3 22 2 4 4 1 3 2 4 2 3 3 3 1 1 3 1 3 4 3 2 2 3 42 1 4 1 3 2 4 2 1 3 1 2 3 4 1 3 1 2 4 1 1 2 31 3 1 4 4 4 3 4 1 3 4 1 3 2 3 3 2 4 4 1 3 3 44 2 3 3 2 3 3 2 1 3 2 3 3 2 1 3 3 2 3 1 3 3 33 1 1 1 2 3 3 1 1 2 1 3 4 3 4 3 4 1 1 1 3 3 32 2 1 1 3 4 3 1 3 2 1 1 3 3 3 3 1 1 1 3 3 3 1
72 64 61 66 66 80 88 68 68 66 68 83 82 75 80 78 62 56 71 64 76 72 69
i.42 i.43 i.44i.38 i.39 i.40 i.41i.34 i.35 i.36 i.37i.30 i.31 i.32 i.33i.26 i.27 i.28 i.29i.22 i.23 i.24 i.25
1 1 1 4 1 1 1 4 1 3 1 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1223 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 1651 1 3 1 1 1 1 1 2 3 2 2 3 3 3 2 1 1 2 1 1331 1 4 3 4 4 3 4 1 4 1 4 4 1 1 1 1 1 1 4 1511 1 3 3 1 1 1 1 2 3 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 983 1 3 2 1 3 1 1 2 3 2 3 4 3 1 3 1 1 2 1 1381 3 3 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1 3 3 3 4 3 1 1 1443 1 3 3 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1182 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1091 1 3 3 2 2 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2 1 3 3 1 1521 1 2 1 1 1 1 1 1 4 1 4 1 4 1 1 1 1 1 1 1123 2 3 3 2 1 1 2 3 4 1 2 3 4 2 3 1 4 1 2 1494 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 1 1751 2 3 2 2 1 3 2 2 1 2 3 4 2 2 1 1 3 3 2 1484 1 2 1 2 4 1 2 3 1 2 1 2 1 2 4 2 1 2 1 1271 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 4 1 1 1 1 2 984 1 2 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 1 3 4 3 4 1 1902 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 2 2 1 1 2 1 1 1253 3 2 3 2 2 2 2 3 4 3 3 4 3 2 1 3 2 3 4 1681 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 1 4 4 1 1 1 1 1 1 1543 4 1 1 4 1 1 1 1 2 2 2 3 4 4 4 1 2 1 4 1544 2 3 1 1 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 1894 1 3 1 1 1 1 1 2 3 3 3 3 2 2 1 1 1 1 2 1191 1 2 3 1 1 1 2 1 3 1 3 3 2 1 1 2 3 1 1 1001 2 3 1 2 3 2 3 4 2 2 3 2 2 4 2 2 2 3 1 1461 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 1621 2 1 2 3 1 2 3 2 1 1 1 1 2 1 3 4 2 3 2 1313 4 4 3 1 1 3 4 4 1 1 4 4 1 1 4 4 4 3 1 1761 1 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 1 3 1 3 2 3 3 2 1583 2 4 3 1 3 1 1 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 1531 3 3 3 1 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 1 3 1 155
64 57 81 70 58 60 56 67 71 73 60 80 83 80 65 63 60 62 63 52 4419
i.58 i.59 i.60 TOTALi.61 i.62 i.63 i.64i.54 i.55 i.56 i.57i.50 i.51 i.52 i.53i.46 i.47 i.48 i.49i.45
101
Lampiran 2
REKAPITULASI DATA UJI VALIDITAS KUESIONER
(Uji coba Penelitian/per Aspek)
Bidang Fisik Dan Kesehatan
Nomor Item
Hasil Hitung Korelasi Pearson dengan N = 31
Keterangan
1 0.0754 Tidak Valid 9 0.1479 Tidak Valid 17 0.0036 Tidak Valid 25 0.1398 Tidak Valid 33 -0.2051 Tidak Valid 40 0.0087 Tidak Valid 45 0.2189 Tidak Valid 54 -0.0744 Tidak Valid
Bidang Pergaulan
Nomor Item
Hasil Hitung Korelasi Pearson dengan N = 31
Keterangan
2 0.5032 Valid 10 0.1745 Tidak Valid 18 0.5735 Valid 26 0.2284 Tidak Valid 34 0.4111 Valid 41 0.5596 Valid 46 0.6080 Valid 55 0.3709 Valid 57 0.3284 Valid 59 0.4017 Valid 60 0.5032 Valid
Bidang Kepribadian Yang Menyangkut Sifat dan Sikap
Nomor Item
Hasil Hitung Korelasi Pearson dengan N = 31
Keterangan
3 0.3772 Valid 11 0.4135 Valid 19 0.3382 Valid
102
27 0.3405 Valid 35 -0.0365 Tidak Valid 42 0.5469 Valid 47 0.3772 Valid 56 0.2542 Tidak Valid 58 0.3405 Valid
Bidang Belajar
Nomor Item
Hasil Hitung Korelasi Pearson dengan N = 31
Keterangan
4 0.2985 Tidak Valid 12 0.2946 Tidak Valid 20 0.1354 Tidak Valid 28 0.3515 Valid 36 0.2758 Tidak Valid 43 0.5529 Valid 48 0.3812 Valid 49 0.4248 Valid 50 0.4855 Valid 51 0.7221 Valid 52 0.5530 Valid 61 0.3871 Valid 62 0.3329 Valid 63 0.5956 Valid
Bidang Nilai Agama dan Moral
Nomor Item
Hasil Hitung Korelasi Pearson dengan N = 31
Keterangan
5 0.3282 Valid 13 0.2282 Tidak Valid 21 0.2096 Tidak Valid 29 0.1050 Tidak Valid 37 0.1111 Tidak Valid 44 0.5370 Valid 53 0.1772 Tidak Valid
103
Bidang Masa Depan
Nomor Item
Hasil Hitung Korelasi Pearson dengan N = 31
Keterangan
6 0.3388 Valid 14 0.3697 Valid 22 0.4437 Valid 30 0.2956 Tidak Valid 38 0.4851 Valid
Bidang Waktu Luang
Nomor Item
Hasil Hitung Korelasi Pearson dengan N = 31
Keterangan
7 0.1770 Tidak Valid 15 0.1055 Tidak Valid 23 0.2725 Tidak Valid 31 0.0751 Tidak Valid 64 0.2624 Tidak Valid
Bidang Lingkungan Kehidupan (Keluarga/Masyarakat/Sekolah)
Nomor Item
Hasil Hitung Korelasi Pearson dengan N = 31
Keterangan
8 0.1836 Tidak Valid 16 0.0585 Tidak Valid 24 0.2900 Tidak Valid 32 0.2683 Tidak Valid 39 0.2589 Tidak Valid
1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 02 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 13 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 04 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 15 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 06 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 07 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 18 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 09 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 010 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 011 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 012 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 113 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 114 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 015 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 016 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 017 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 018 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 019 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 120 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 121 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 022 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 023 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 124 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 025 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 026 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 027 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 128 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 129 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 030 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 031 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1
Total 17 6 18 18 10 16 12 15 11 8 23 12 19 15 13 11 12 12 11
Data Uji Reliabilitas Kuesioner
i.23 i.24 i.25 i.26i.18 i.19 i.20 i.22i.9 i.11 i.14 i.17i.4 i.5 i.6 i.8Item/ Jml
Siswai.1 i.2 i.3
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 01 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 10 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 00 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 00 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 00 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 11 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 00 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 01 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 10 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 01 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 10 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 01 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 10 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 01 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 10 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 01 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 11 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 10 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 01 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 11 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 01 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 01 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 11 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 00 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 01 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 11 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 01 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 11 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 118 21 11 12 13 19 20 17 10 11 18 15 12 13 8 20 7 10 7 11 14
i.44 i.45 i.46 i.47i.38 i.41 i.42 i.43i.32 i.34 i.36 i.37i.27 i.28 i.29 i.31 i.49 i.53i.50 i.51 i.52
0 1 1 1 0 0 0 0 0 11 6 5 36 25 300 1 0 1 1 0 0 0 1 31 14 17 196 289 2380 0 1 1 0 0 0 0 0 19 12 7 144 49 840 1 1 0 0 0 0 0 1 23 13 10 169 100 1300 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 1 1 10 1 1 1 1 0 0 0 0 21 13 8 169 64 1040 1 0 1 1 1 1 0 0 24 13 11 169 121 1430 0 0 0 0 0 0 0 0 16 7 9 49 81 630 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 2 1 4 21 0 1 1 0 0 1 1 0 25 13 12 169 144 1560 1 0 1 0 0 0 0 0 9 6 3 36 9 180 0 1 1 1 0 1 0 0 20 11 9 121 81 991 1 1 1 0 1 1 1 0 35 20 15 400 225 3000 1 1 0 0 0 1 1 0 20 10 10 100 100 1000 0 0 0 1 0 0 0 0 14 8 6 64 36 480 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2 1 4 1 20 1 1 1 1 1 1 1 0 35 18 17 324 289 3060 0 1 0 0 0 0 0 0 14 8 6 64 36 481 1 1 1 0 1 0 1 1 38 17 21 289 441 3570 0 1 1 0 0 0 0 0 29 12 17 144 289 2040 0 1 1 1 0 0 0 1 23 13 10 169 100 1301 1 1 1 0 1 1 1 1 35 18 17 324 289 3061 1 1 0 0 0 0 0 0 13 8 5 64 25 400 1 1 0 0 0 1 0 0 6 4 2 16 4 80 1 0 0 0 0 0 1 0 19 10 9 100 81 901 1 1 1 0 0 0 0 0 26 13 13 169 169 1690 0 0 0 1 1 0 1 0 18 12 6 144 36 720 1 1 0 1 1 1 1 0 37 19 18 361 324 3421 1 0 1 1 0 1 1 0 32 19 13 361 169 2471 1 1 1 0 1 1 1 0 29 15 14 225 196 2101 1 1 1 1 1 0 1 0 30 15 15 225 225 2259 19 20 18 11 9 11 12 5 660 351 309 4807 4003 4272
XYGasal
(X)Genap
(Y)X² Y²i.55 i.56
Total Skor
i.57 i.58 i.60 i.64i.61 i.62 i.63
107
Lampiran 4
Penghitungan Uji Reliabilitas Separo Tes Menggunakan Teknik Korelasi
Product Moment dari Pearson dengan Rumus Angka Kasar.
rxy = ( )( )
( ){ } ( ){ }2222 ∑∑∑∑∑ ∑∑
−−
−
YYNXXN
YXXYN
rxy = ( )( )
( ){ } ( ){ }22 309400331351480731
309351427231
−×−×
−×
= { }{ }95481124093123201149017
108459132432−−
−
= { }{ }2861225816
23973
= 06,27178
23973
= 0, 88207
= 0,8821
Reliabilitas dari separo tes sebesar 0,8821
108
Lampiran 5 KUESIONER MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI OLEH
SISWA SEKOLAH DASAR
Jenis Kelamin : Laki- laki/ Perempuan (coret yang tidak perlu)
SD :
Kelas :
Tanggal Pengisian :
Pengantar,
Para siswa yang terkasih, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi
kuesioner ini. Adapun maksud pengisian ini adalah untuk mengetahui pendapat
Anda mengenai berbagai masalah yang Anda alami atau rasakan. Sehubungan
dengan pendapat tersebut, pihak sekolah dapat merencanakan hal-hal yang perlu
dilakukan untuk membantu Anada mengatasi masalah yang Anda alami dan
rasakan.
Mengingat pentingnya pendapat Anda, maka diharapkan Anda mengisi
kuesioner ini dengan jujur sesuai dengan apa yang Anda alami dan rasakan.
Jawaban Anda akan dirahasiakan. Untuk itu Anda tidak perlu menuliskan nama
agar Anda dapat mengungkapkan permasalahan dengan bebas dan jujur.
Akhirnya, atas kesediaan, kejujuran dan kesungguhan Anda dalam mengisi
kuesioner ini, kami mengucapkan banyak terimakasih.
Petunjuk
1. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan dalam kuesioner ini!
2. Berikan tanggapan Anda dari setiap pernyataan dalam kuesioner ini dengan
memberikan tanda centang (v) pada kolom yang tersedia, sesuai dengan apa
yang Anda alami dan rasakan atau yang paling sesuai dengan keadaan diri
Anda :
109
TM : bila Anda Tidak Merasakan (Mengalami) masalah tersebut
KM : bila Anda Kurang Merasakan (Mengalami) masalah tersebut
M : bila Anda Merasakan (Mengalami) masalah tersebut
SM : bila Anda Sangat Merasakan (Mengalami) masalah tersebut
3. Jangan membuat tanda centang lebih dari satu kolom.
4. Bila Anda ingin menganti jawaban Anda, lingkarilah jawaban tersebut, lalu
berilah tanda centang pada kolom yang yang Anda anggap lebih sesuai dengan
keadaan Anda.
Selamat Mengerjakan
110
NO Pernyataan TM KM M SM
1 Saya kurang percaya diri terhadap fisik saya.
2 Saya tidak disenangi teman-teman saya.
3 Saya mudah terpengaruh teman.
4 Saya merasa kurang tekun dalam belajar.
5 Saya jarang berdoa (beribadat) di rumah ibadah.
6 Saya bingung karena cita-cita saya selalu
berubah-ubah.
7 Orang tua terlalu memaksakan kehendak mereka.
8 Saya merasa kurang cantik(tampan)
9 Saya takut tidak dapat menghindar dari pengaruh-
pengaruh jelek teman-teman saya.
10 Saya tidak mengetahui jenis pendidikan atau
kursus yang sesuai dengan salah satu bidang
pekerjaan yang ada di masyarakat.
11 Saya sering merasa pusing/sakit.
12 Saya merasa sulit bergaul dengan lawan jenis
13 Saya kurang mengetahui kelebihan-kelebihan diri
yang saya miliki.
14 Saya merasa kurang siap dalam rangka
menghadapi ujian.
15 Saya kurang mengetahui jenis-jenis pekerjaan
yang ada dalam masyarakat.
16 Saya tidak mempunyai teman yang memiliki
minat yang sama dengan saya.
17 Terkadang orang tua dan saudara-saudara saya
membatasi pergaulan saya.
18 Saya merasa mudah mengantuk.
19 Saya kurang bisa bergaul dengan semua teman di
kelas.
111
NO Pernyataan TM KM M SM
20 Saya kurang mengetahui kekurangan-kekurangan
diri.
21 Saya belum mengetahui cara belajar yang baik
supaya mendapatkan hasil yang memuaskan.
22 Saya jarang bersyukur atas rahmat Tuhan. 23 Pada saat liburan sekolah, saya harus
mengerjakan banyak tugas sekolah.
24 Saya belum memahami peraturan yang ada di
masyarakat.
25 Saya merasa kurang bersikap baik pada orang tua.
26 Saya kurang memahami pentingnya mengatur
waktu belajar di rumah.
27 Terkadang saya merasa sulit berkata apa adanya
28 Saya cemas karena tidak tahu cara mencari
pekerjaan.
29 Saya merasa kurang bersikap baik kepada guru.
30 Saya tidak bisa menceritakan kesulitan saya
kepada orang yang lebih tua dari saya.
31 Saya belum mengetahui hal-hal apa yang perlu
dipersiapkan untuk masuk SMP.
32 Saya jarang mau membantu orang lain yang
menderita.
33 Saya kurang mengetahui bahaya-bahaya dari
penggunaan narkoba dan minuman keras bagi
kesehatan.
34 Saya kurang mengetahui perbedaan antara anak
laki- laki dan perempuan.
35
Terkadang saya merasa ragu-ragu dalam
mengambil suatu keputusan.
36 Saya takut tidak berhasil dalam pelajaran IPA.
112
NO Pernyataan TM KM M SM
37 Saya takut tidak berhasil dalam pelajaran IPS.
38 Saya takut tidak berhasil dalam pelajaran Bahasa
Indonesia.
39 Saya takut tidak berhasil dalam pelajaran PPKn.
40 Saya kurang mengetahui baik buruk dari setiap
tingkah laku saya.
41 Saya kurang dapat mendengarkan orang lain yang
berbicara pada saya.
42 Saya kurang disiplin dalam mengerjakan sesuatu.
43 Saya tidak bisa menceritakan kesulitan saya pada
teman.
44 Saya takut bila berbuat salah.
45 Saya kurang diterima oleh kelompok bermain.
46 Saya kurang menyukai beberapa pelajaran di
sekolah.
47 Saya merasa bosan belajar dalam waktu yang
lama.
48 Saya kurang bisa memusatkan perhatian pada
pelajaran di sekolah.
49 Orang tua saya tidak mendukung hobi saya dalam
mengisi waktu luang.
113
Lampiran 6 Data Hasil Penelitian Masalah-masalah yang Dialami Siswa -siswi Kelas V-A
SD Karangturi Semarang Tahun Ajaran 2006/2007
(Responden 33)
FREKUENSI NOMOR ITEM TM (1) KM (2) M (3) SM (4)
SKOR (X)
X2
1 2 18 12 1 78 6084
2 16 13 2 2 56 3136
3 18 10 3 2 56 3025
4 11 9 12 1 69 4761
5 18 10 4 1 54 2916
6 12 6 9 6 75 5625
7 18 7 8 0 56 3136
8 11 13 8 1 65 4225
9 18 11 4 0 52 2704
10 17 8 5 3 60 3600
11 16 8 9 0 59 3481
12 11 11 7 4 70 4900
13 10 8 13 2 73 5329
14 9 10 11 3 74 5476
15 15 12 4 2 59 3481
16 17 13 1 2 54 2916
17 18 4 9 2 61 3721
18 21 6 5 1 52 2704
19 19 8 6 0 53 2809
20 9 10 13 1 72 5184
21 11 12 10 0 65 4225
22 17 7 7 2 60 3600
23 12 12 7 2 65 4225
24 13 8 11 1 66 4356
114
25 7 7 15 4 82 6724
26 5 13 12 3 79 6241
27 6 11 13 3 79 6241
28 6 19 5 3 71 5041
29 12 12 8 1 64 4096
30 10 6 12 5 78 6084
31 11 6 10 6 77 5929
32 10 13 8 2 68 4624
33 11 7 3 12 82 6724
34 23 2 5 3 54 2916
35 4 10 16 3 84 7056
36 14 11 5 3 63 3969
37 5 19 6 3 73 5329
38 1 16 5 1 62 3844
39 9 15 6 3 69 4761
40 7 8 16 2 79 6241
41 14 9 10 0 62 3844
42 6 16 9 2 73 5329
43 8 13 10 2 72 5184
44 8 6 9 10 87 7569
45 14 13 5 1 59 3481
46 9 9 12 3 75 5625
47 5 12 12 4 81 6561
48 11 11 8 3 69 4761
49 23 5 1 4 52 2704
JUMLAH 3298
226497
M 67.31
115
PENGHITUNGAN MEAN DAN DEVIASI STANDARD KELAS V-A SD KARANG TURI SEMARANG
M = n
X∑ M = 49
3298 M = 67
S = ( )221 ∑∑ − XXnn
S = 491 ( )2329822649749 −×
S = 804.876.10353.098.11491
− S = 549.221491
S = ×
491
470,68 S = 10
M + 0,75 S 67 + 0,75x10 67+7,5 67+7=74 M + 0,75 S = 74 Item ≥ 74 berjumlah 14 Item,
Item no: 1, 6, 14, 25, 26, 27, 30, 31, 33, 35, 40, 44, 46, 47
116
Data Hasil Penelitian Masalah-masalah yang Dialami Siswa -siswi Kelas V-B
SD Karangturi Semarang Tahun Ajaran 2006/2007
(Responden 33)
FREKUENSI NOMOR ITEM TM (1) KM (2) M (3) SM (4)
SKOR (X)
X2
1 6 10 16 1 78 6084
2 17 13 1 2 54 2916
3 11 14 6 2 65 4225
4 4 13 10 6 84 7056
5 11 9 10 3 71 5041
6 15 6 9 3 66 4356
7 15 9 3 6 66 4356
8 12 12 7 2 65 4225
9 10 10 9 4 73 5329
10 18 12 1 2 53 2809
11 16 7 6 4 64 4096
12 20 6 4 3 56 3136
13 15 8 9 1 62 3844
14 4 13 9 7 85 7225
15 16 9 4 4 62 3844
16 17 6 7 3 62 3844
17 18 4 7 4 63 3969
18 16 10 6 1 58 3364
19 14 14 3 2 59 3481
20 12 12 9 0 63 3969
21 5 15 12 1 75 5625
22 15 12 5 1 58 3364
23 15 11 4 3 61 3721
24 15 12 6 0 57 3249
25 7 14 9 3 74 5476
26 5 12 15 1 78 6084
117
27 7 13 10 3 75 5625
28 11 13 4 5 69 4761
29 10 16 6 1 64 4096
30 10 9 13 1 71 5041
31 10 11 10 2 70 4900
32 9 15 8 1 67 4489
33 15 5 4 9 73 5329
34 22 7 4 0 48 2304
35 7 10 10 6 81 6561
36 12 6 12 3 72 5184
37 9 9 10 5 77 5929
38 13 14 4 2 61 3721
39 15 10 4 4 63 3969
40 7 14 11 1 72 5184
41 13 10 10 0 63 3969
42 12 12 6 3 66 4356
43 12 12 7 2 65 4225
44 6 4 18 5 88 7744
45 16 8 9 0 59 3481
46 11 7 13 2 72 5184
47 7 4 15 7 88 7744
48 11 11 11 0 66 4356
49 23 5 3 2 53 2809
JUMLAH 3295
225649
M 67.24
118
PENGHITUNGAN MEAN DAN DEVIASI STANDARD KELAS V-B SD KARANG TURI SEMARANG
M = n
X∑ M =49
3295 M = 67
S = ( )∑ ∑−
221XXn
n S = ( )2329522564949
491
−×
S = 025.857.10801.056.11
491
− S = 776.199491
S = 96,446491
× S= 9
M + 0,75 S 67 + 0,75 x 9 67 + 6,75 67 + 7 = 74 M + 0,75 S = 74 Item ≥ 74 berjumlah 11 item,
Item no : 1, 4, 14, 21, 25, 26, 27, 35, 37, 44, 47
119
Data Hasil Penelitian Masalah-masalah yang Dialami Siswa -siswi Kelas V-C
SD Karangturi Semarang Tahun Ajaran 2006/2007
(Responden 35)
FREKUENSI NOMOR ITEM TM (1) KM (2) M (3) SM (4)
SKOR (X)
X2
1 6 17 9 3 59 3481
2 18 14 2 1 56 3136
3 9 15 8 3 75 5675
4 3 14 16 2 87 7569
5 19 9 7 0 58 3364
6 7 7 17 4 88 7744
7 12 7 13 3 77 5929
8 9 15 9 2 74 5476
9 14 10 10 1 68 4624
10 24 7 4 0 50 2500
11 17 9 8 1 63 3969
12 15 13 5 2 64 4096
13 8 9 14 4 84 7056
14 9 11 12 3 79 6241
15 20 8 6 1 58 3364
16 20 12 2 1 54 2916
17 19 5 8 3 65 4225
18 12 14 6 3 70 4900
19 20 6 6 3 62 3844
20 8 11 12 4 82 6724
21 11 8 10 6 81 6561
22 21 11 3 0 52 2704
23 15 12 6 2 65 4225
24 17 10 6 2 63 3969
25 4 11 17 3 89 7921
26 5 11 15 4 88 7744
120
27 6 7 18 4 90 8100
28 10 18 6 1 68 4624
29 8 10 11 6 85 7225
30 7 12 10 6 85 7225
31 11 6 10 8 85 7225
32 7 15 11 2 78 6084
33 23 0 8 4 63 3969
34 21 6 6 2 59 3481
35 3 7 18 7 99 9801
36 16 9 10 0 64 4096
37 10 14 8 3 74 5476
38 15 14 4 2 63 3969
39 13 13 9 0 66 4356
40 5 11 14 5 89 7921
41 12 11 9 3 73 5329
42 3 14 14 4 85 7225
43 10 8 12 5 72 5184
44 7 7 12 9 93 8649
45 22 9 3 1 53 2809
46 5 12 11 7 90 8100
47 8 14 8 5 80 6400
48 11 10 12 2 75 5625
49 22 5 3 5 61 3721
JUMLAH 3561
266551
M 72.67
121
PENGHITUNGAN MEAN DAN DEVIASI STANDARD KELAS V-C SD KARANG TURI SEMARANG
M = n
X∑ M = 49
3561 M = 73
S = ( )∑ ∑−221
XXnn
S = ( )23561551.26649491
−×
S = 721.680.12999.060.13
491
− S = 278.380491
S = 66,616
491
× S = 13
M + 0,75 S 73 + 0,75 x 13 73 + 10 = 83 M + 0,75 S = 83 Item ≥ 83 berjumlah 14,
Item no: 4, 6, 13, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 35, 40, 42, 44, 46
122
Data Hasil Penelitian Masalah-masalah yang Dialami Siswa-siswi Kelas V-D
SD Karangturi Semarang Tahun Ajaran 2006/2007
(Responden 35)
FREKUENSI NOMOR ITEM TM (1) KM (2) M (3) SM (4)
SKOR (X)
X2
1 11 11 10 3 75 5625
2 19 11 3 2 58 3364
3 21 6 8 0 57 3249
4 6 14 13 2 81 6561
5 13 14 7 1 66 4356
6 10 7 11 7 85 7225
7 17 10 7 1 62 3844
8 16 8 8 3 68 4624
9 17 7 6 5 69 4761
10 23 9 3 0 50 2500
11 18 7 5 5 64 4489
12 17 9 6 3 65 4225
13 13 8 10 4 75 5625
14 9 11 7 8 83 6889
15 19 10 4 2 59 3481
16 19 6 9 1 62 3844
17 20 3 5 7 69 4761
18 15 7 7 6 74 5476
19 22 7 3 3 57 3249
20 12 8 10 5 78 6084
21 16 14 3 2 61 3721
22 17 12 4 2 61 3721
23 14 11 5 5 71 5041
24 17 12 4 2 61 3721
25 9 8 14 4 83 6889
26 8 8 15 4 85 7225
123
27 6 8 12 9 94 8836
28 12 11 9 3 73 5329
29 14 8 11 2 71 5041
30 13 10 7 5 74 5476
31 13 5 8 9 83 6889
32 14 10 8 3 70 4900
33 19 3 6 7 71 5041
34 26 1 3 5 57 3249
35 5 10 10 10 95 9025
36 23 2 8 2 59 3481
37 12 7 10 6 80 6400
38 17 11 5 2 62 3844
39 11 11 7 6 78 6084
40 9 14 7 5 78 6084
41 19 10 5 1 58 3364
42 10 13 8 4 76 5776
43 14 10 5 6 73 5329
44 5 4 12 14 105 11025
45 20 6 5 4 67 4489
46 5 5 15 10 100 10000
47 7 12 11 5 84 7056
48 15 10 9 1 66 4356
49 27 2 4 2 51 2601
JUMLAH 3504
258225
M 71.51
124
PENGHITUNGAN MEAN DAN DEVIASI STANDARD KELAS V-D SD KARANG TURI SEMARANG
M = n
X∑ M = 49
3504 M = 71
S = ( )∑ ∑−
221XXn
n S = ( )23504225.25849
491
−×
S = 016.278.12025.653.12
491
− S = 009.375491
S = 612
491
× S = 12
M + 0,75 S 71 + 0,75 x 12 71 + 9 = 80 M + 0,75 S = 80 Item ≥ 80 berjumlah 12
Item no: 4, 6, 14, 25, 26, 27, 31, 35, 37, 44, 46, 47
125
126
127