deskripsi tingkat adversity quotient mahasiswa … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam...

112
DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Disusun oleh: Maria Dominika Efi Cahyani NIM: 121114023 PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 07-Nov-2019

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:Maria Dominika Efi Cahyani

NIM: 121114023

PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELINGJURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

i

DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:Maria Dominika Efi Cahyani

NIM: 121114023

PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELINGJURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

iv

HALAMAN MOTTO

Tuhan tak akan terlambat, juga tak akan lebih cepat.Semuanya......

Dia jadikan indah tepat pada waktuNya

Menjadi hebat bukan tentang menaklukkan dunia dan

seisinya, tapi menaklukan ego diri sendiri dan menguasai

diri.

-M Dominika Efi.C –

Berproses butuh kerendahan hati, konsistensi, strategi dan keteguhan niat untuk sampai pada apa yang diharapkan.

-M Dominika Efi.C –

Jadilah pemberani. Ambilah resiko. Tidak ada yang dapat menggantikan pengalaman.

–Paulo Celho-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya persembahkan karya ini bagi....

Tuhan Yesus yang selalu menopang dan memberi kekuatan

dalam hidup

Kedua Orang tua Tercinta

Yohanes Jimin Cahyono dan Franciska Wawuk Sudarsih

Adik yang Tercinta

Mariano Indra Dwi Cahyono

Pembimbing yang selalu sabar dan telaten membantu

selama proses ini hingga berakhir

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

viii

ABSTRAK

DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Maria Dominika Efi CahyaniUniversitas Sanata Dharma

2016Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat

Adversity Quotient mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 dan membuat usulan program untuk mengembangkan Adversity Quotient dalam diri mereka.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode penelitian survei. Subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner yang sudah ada lalu kemudian dimodifikasi. Kuesioner initerdiri dari empat aspek, yaitu control, O2 (origin dan ownership), reach danendurance. Kuesioner dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitiantingkat Adversity Quotient mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 ini, berdasarkan kuesioner dan pengkategorisasian dalam buku karangan Paul G. Stoltz yang sudah dikembangkan. Terdapat lima tingkat dalam pengkategorisasian Adversity Quotient mahasiswa angkatan 2014, yaitu tinggi, sedang, cukup, kurang dan rendah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014, memiliki tingkat Adversity Quotient sebagai berikut: 4 (6%) cukup, 52 (84%) sedang, 5 (8%) kurang dan 1 (2%) rendah dan tidak ada mahasiswa yang berada pada kategori tinggi. Melalui hasil diatas, maka diusulkan suatu program yang dapat mengembangkan Adversity Quotient mahasiswa angkatan 2014. Usulan program yang dapat diberikan pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 ialah melalui program pengembangan diri dengan kegiatan sharing di luar dan di dalam kampus bersama dosenpembimbing akademik dan teman-teman kelas yang dilanjutkan dengan outbond mengenai adversity quotient.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

ix

ABSTRACT

THE DESCRIPTION OF THE ADVERSITY QUOTIENT AMONG THE STUDENTS OF BATCH 2014 OF THE GUIDANCE AND COUNSELING

STUDY PROGRAM SANATA DHARMA UNIVERSITY

Maria Dominika Efi CahyaniSanata Dharma University

2016

This research aims to describe about the level of Adversity Quotient students among the of Guidance and Counseling Program Sanata Dharma University batch 2014 and to propose a program to develop Adversity Quotient in themselves.

The type of this research is descriptive quantitative research with survey method research. The research subjects were all students of Guidance and Counseling Program batch 2014. The research instrument used existingquestionnaires which was then modified. This questionnaire consists of four aspects that is control, O2 (origin and ownership), reach, and endurance. Questionnaire and data analysis techniques were used to investigete the level of Adversity Quotient among the students of Guidance and Counseling Program batch 2014, based on questionnaires and categorization proposed by Paul G. Stoltz. There are five levels in the categorization of Adversity Quotient among thestudents batch 2014, namely, high, medium, sufficient, and low.

The result of this research indicates that students of Guidance and Counseling Program Sanata Dharma University batch 2014, have a level Adversity Quotient as follows: 4 (6%) sufficient, 52 (84%) medium, 5 (8%) poorand 1 (2%) and no students at the high category. Based on the results above, it is proposed a program which can develop students Adversity Quotient. The proposed program that can be given to students of Guidance and Counseling Sanata Dharma University batch 2014 is self-development to sharing activities outside and inside in the campus with academic advisors and classmates, followed by outbound adversity quotient.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat

dan anugrahNya yang luar biasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Tidak sedikit tantangan serta godaan yang dialami penulis selama

menyelesaikan skripsi ini, namun karena kasih dari Tuhan Yesus dan Bunda

Maria semua dapat terlewati. Penulis juga menghaturkan banyak terimakasih

kepada pihak-pihak yang telah membimbing, membantu, mendukung serta

mendoakan selama proses menyelesaikan skripsi dan mohon maaf atas kesalahan

maupun kekurangan yang ada pada skripsi ini.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis haturkan terima kasih

kepada :

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku kepala Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3. Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd.,M.A, selaku dosen pembimbing yang

dengan sabar telah memberikan waktu, motivasi, ilmu, serta banyak

pembelajaran hidup yang diberikan selama proses penulisan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membagikan serta

membekali berbagai ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis.

5. Bapak Stefanus Priyatmoko yang dengan sabar dan tulus membantu pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

xi

bidang administrasi selama penulis menempuh studi di Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

6. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 atas

kerjasama dan kesediaannya untuk mengisi kuesioner penelitian ini.

7. Orangtuaku tercinta Bapak Yohanes Jimin Cahyono dan Mamak Franciska

Wawuk Sudarsih yang senantiasa mendukung serta mendoakan dan selalu

mengajariku untuk selalu berjuang dan sabar selama kuliah dan proses

penyelesaian skripsi ini.

8. Adikku tercinta Mariano Indra Dwi Cahyono terimakasih atas semangat,

keceriaannya, serta doa dan cinta yang diberikan selama ini.

9. Teman-teman seperjuangan prodi Bimbingan dan Konseling angkatan

2012 yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, kalian istimewa dan luar

biasa. Terimakasih buat canda, tawa, kerjasama, dan semua kenangannya

selama ini.

10. Keluarga kost Wisma Rosari lama (Dila, Rani, Nelly, mbak Susi, mbak

Lintang, mbak Deta, kak Atik, mbak Ria, Olin, Tata, Regina) yang telah

memberikan semangat, kebersamaan dan dukungan kepada penulis selama

4 tahun ini.

11. Para Sahabatku dan teman dekat yang selalu ada dan selalu memberi

semangat serta dukungannya hingga saat ini.

12. Para KEPETER’s terimakasih untuk cinta,kebersamaan,pengalaman dan

kegilaannya selama ini.

13. Semua Pihak yang telah mendukung dan membantu dalam proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

xii

pembuatan hingga penyelesaian tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan

yang dilakukan selama proses pembuatan tugas akhir ini. Oleh karena itu,

penulis mohon maaf kepada semua pihak yang telah dirugikan atas

kesalahan dan kekurangan tersebut. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi

siapapun yang membaca.

Yogyakarta,31 Oktober 2016

Maria Dominika Efi Cahyani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iii

HALAMAN MOTTO...................................................................................iv

HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.....................................................vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA.......vii

ABSTRAK..................................................................................................viii

ABSTRACT....................................................................................................ix

KATA PENGATAR......................................................................................x

DAFTAR ISI ..............................................................................................xiii

DAFTAR TABEL ......................................................................................xvi

DAFTAR GRAFIK....................................................................................xvii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................xviii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................xix

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1

B. Identifikasi Masalah ...........................................................................7

C. Pembatasan Masalah ..........................................................................8

D. Rumusan Masalah ..............................................................................8

E. Tujuan Penelitian ................................................................................8

F. Manfaat Penelitian ..............................................................................9

G. Definisi Istilah ..................................................................................10

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Adversity Quotient.................................................................11

1. Pengertian Adversity Quotient.....................................................11

2. Aspek-aspek Adversity Quotient.................................................12

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Adversity Quotient............ 15

4. Karakteristik Individu Berdasarkan Adversity Quotient.............19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

xiv

B. Hakikat Mahasiswa..............................................................................21

1. Pengertian Mahasiswa .................................................................21

2. Tujuan Utama Mahasiswa ...........................................................22

3. Adversity Quotient pada Mahasiswa ...........................................22

4. Tipologi Adversity Quotient Mahasiswa .....................................23

C. Adversity Quotient dilihat dari Hirarki Kebutuhan Maslow...............25

D. Kerangka Berpikir...............................................................................28

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.................................................................................30

B. Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................30

C. Subjek Penelitian...............................................................................31

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data....................................... 31

1. Teknik Pengumpulan Data...........................................................31

2. Instrumen Pengumpulan Data......................................................33

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian.................................34

1. Validitas Instrumen Penelitian....................................................34

2. Reliabilitas Instrumen Penelitian................................................36

G. Teknik Analisis Data..........................................................................38

BAB IV. HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN,DAN USULAN PROGRAM

PENGEMBANGAN DIRI

A. Hasil Penelitian.................................................................................40

1.Tingkat Adversity Quotient Mahasiswa Angkatan 2014...............40

2.Tingkat Adversity Quotient dilihat dari Setiap Aspek...................42

3.Analisis Hasil Berdasarkan Tipologi Adversity Quotient..............48

B. Pembahasan.......................................................................................49

C. Aspek terendah dan Usulan Program Program Pengembangan

Adversity Quotient Mahasiswa Angkatan 2014................................55

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan...........................................................................................57

B. Saran.................................................................................................58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

xv

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................60

LAMPIRAN............................................................................................... 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Subjek Penelitian.................................................................31

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Adversity Quotient...........................................34

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Item Adversity Quotient................................37

Tabel 3.4 Kriteria Guilford ............................................................................37

Tabel 3.5 Norma Kategorisasi .......................................................................39

Tabel 4.1 Hasil Tingkat Adversity Quotient Mahasiswa angkatan 2014 .........40

Tabel 4.2 Hasil Aspek Control pada Mahasiswa angkatan 2014 .....................42

Tabel 4.3 Hasil Aspek O2 pada Mahasiswa angkatan 2014..............................43

Tabel 4.4 Hasil Aspek Reach (jangkauan) pada Mahasiswa angkatan 2014....44

Tabel 4.5 Hasil Aspek Endurance pada Mahasiswa angkatan 2014.................45

Tabel 4.6 Rekapitulasi hasil analisis Aspek adversity quotient ........................46

Tabel 4.7 Kategorisasi Berdasarkan Tipe Adversity Quotient...........................48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

xvii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Tingkat Adversity Quotient Mahasiswa angkatan 2014...................41

Grafik 4.2 Aspek Control pada Mahasiswa angkatan 2014 ..............................42

Grafik 4.3 Hasil Aspek O2 pada Mahasiswa angkatan 2014..............................43

Grafik 4.4 Hasil Aspek Reach (jangkauan) pada Mahasiswa angkatan 2014....44

Grafik 4.5 Hasil Aspek Endurance pada Mahasiswa angkatan 2014.................45

Grafik 4.6 Rekapitulasi hasil analisis Aspek adversity quotient.........................47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Piramida Kebutuhan Maslow .......................................................28

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ........................................................................29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabulasi Data Validitas ...........................................................62

Lampiran 2 Kuesioner Adversity Quotient...................................................67

Lampiran 3 Tabulasi Data Penelitian ..........................................................81

Lampiran 4 Surat Penelitian.........................................................................83

Lampiran 5 Usulan Program Pengembangan Diri.......................................84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

1

BAB IPENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan definisi istilah.

A. Latar Belakang Masalah

Adversity quotient merupakan kemampuan atau kecerdasan

seseorang untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan dan

mampu mengatasi tantangan hidup menurut Stoltz (2000). Seseorang yang

memiliki tingkat adversity quotient yang tinggi akan mampu menghadapi

rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses

tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

ditentukan oleh adversity quotient Stoltz (2000).

Memiliki adversity quotient mempunyai banyak keuntungan dalam

proses kehidupan. Adversity quotient dapat mengungkapkan: (1) seberapa

jauh individu mampu bertahan menghadapi kesulitan dan kemampuan

untuk mengatasinya; (2) siapa yang akan mampu mengatasi kesulitan dan

siapa yang akan hancur; (3) siapa yang akan melampaui harapan harapan

atas kinerja dan potensi mereka serta siapa yang akan gagal; dan (4) siapa

yang akan menyerah dan siapa yang akan bertahan (Stoltz, 2000).

Salah satu cara untuk mengatasi tantangan atau kesulitan bagi

setiap individu yaitu dengan meningkatkan adversity quotient. Tingkat

adversity quotient seseorang diukur berdasarkan empat dimensi yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

2

Control (kendali), Origin & Ownership (asal usul dan pengakuan), Reach

(jangkauan), dan Endurance (daya tahan) yang biasa disingkat dengan

CO2RE, Stoltz (2000).

Adversity qoutient dimiliki oleh setiap individu, hal ini dapat

berpengaruh besar terhadap sikap individu tersebut dalam menghadapi

tantangan serta kesulitan dalam hidup. Hal ini dapat dilihat pada tiga

macam tipologi individu berdasarkan tingkat adversity quotient antara lain

yaitu quitters (mereka yang berhenti), campers (mereka yang berkemah)

dan climbers(mereka yang terus mendaki). Pada ketiga tipe ini akan

berbeda dalam menyikapi setiap proses dan kesulitan hidup. Maka dari itu

adversity quotient ini penting untuk kita kembangkan dalam diri.

Seorang mahasiswa pun harus memiliki adversity qoutient untuk

menyelesaikan semua tugas dan tanggung jawabnya. Seseorang

mahasiswa yang memiliki adversity quotient yang baik serta dapat

mengembangkannya dalam diri mereka, hal ini akan sangat berpengaruh

pada proses kehidupan mahasiswa tersebut. Mahasiswa ini akan terlihat

lebih mampu mengatur dan mengolah dirinya ketika menghadapi

persoalan serta tantangan.

Inilah mengapa pentingnya adversity quotient itu ada pada diri

mahasiswa dan harus selalu dikembangkan, karena hal ini akan

mempengaruhi proses kehidupan mahasiswa. Namun, hal itu sangat

disayangkan ketika pada diri mahasiswa kurang memiliki adversity

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

3

qoutient yang tinggi, sehingga dalam melaksanakan setiap tugas dan

tanggung jawab terlihat sangat tidak antusias.

Persoalan seperti itu juga terlihat pada mahasiswa angkatan 2014

program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang

sedang melaksanakan magang disela-sela kuliah. Tidak hanya kesibukan

secara akademik saja, melainkan ada kesibukan non akademik yang

mereka ikuti, seperti kepanitian dalam sebuah kegiatan ataupun organisasi.

Selama mahasiswa angkatan 2014 ini disibukkan dengan berbagai

kegiatan, terlihat sekali bahwa tingkat adversity qoutient ini belum terlihat

tinggi pada diri mahasiswa. Seperti halnya pada proses magang yang

sedang dilaksanakan oleh mahasiswa, banyak sekali permasalahan yang

terjadi. Permasalahan itu seperti kurangnya proaktif dalam diri mahasiswa,

hal ini terbukti ketika para mahasiswa angkatan 2014 sudah menjalankan

magang selama tiga minggu, ada beberapa kelompok yang belum

melaksanakan serta mengerjakan tugas magang yang harus mereka

selesaikan. Alasan mereka belum melaksanakan tugas itu karena mereka

diminta sekolah untuk mengerjakan tugas lain sehingga tidak ada waktu

untuk menyelesaikan tugas magang yang dari kampus.

Lain halnya dengan ungkapan yang disampaikan seorang

mahasiswa dari kelompok yang sudah mengerjakan tugas, mereka

mengatakan sesibuk apapun harus pintar cari waktu untuk menyelesaikan

tugas dan tanggungjawab yang ada. Hal itu karena menurut mereka sudah

menjadi tanggungjawab setiap pribadi. Selain itu ada beberapa mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

4

yang menganggap semua tugas itu mudah sehingga ada kecenderungan

dari dalam diri mereka untuk menunda. Dari permasalahan ini terlihat jelas

bahwa tingkat adversity quotient ini belum terlihat tinggi dalam diri

beberapa mahasiswa angkatan 2014.

Berdasarkan wawancara singkat peneliti dengan beberapa

mahasiswa angkatan 2014 program studi Bimbingan dan Konseling,

mereka mengatakan bahwa mereka mengeluh dengan banyaknya tugas,

lalu magang yang bersamaan proses perkuliahan yang aktif sehingga

mereka merasa capek. Meskipun magang ini hanya seminggu tiga kali,

tetapi mereka merasa sulit untuk membagi waktu. Selain kuliah dan

magang, ada beberapa kegiatan yang mereka lakukan yang membuat

semakin sulit mengatur waktu. Mereka mengatakan lebih sering menunda

tugas yang diberikan serta bermalas-malasan dalam melaksanakan atau

melakukan kegiatan.

Berdasarkan observasi peneliti pada mahasiswa angkatan 2014

yang sedang mengerjakan tugas di kampus atau sedang kerja kelompok,

peneliti mengamati bahwa ada beberapa mahasiswa yang adversity

quotientnya terlihat rendah ketika proses mengerjakan tugas. Hal ini

terlihat ketika mereka sedang diskusi, ada beberapa mahasiswa yang hadir

saja dalam kelompok tanpa ikut berpartisipasi dalam diskusi membahas

tugas tersebut. Tidak hanya persoalan itu saja, tetapi ada mahasiswa yang

tidak hadir ketika mengerjakan tugas kelompok, bahkan ada mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

5

yang mengatakan masih bermalas-malasan untuk mengerjakan tugas

individu karena tugas yang terlalu banyak.

Selama proses observasi bukan hanya mahasiswa yang memiliki

adversity quotient rendah saja yang peneliti temukan, melainkan peneliti

juga menemukan ada cukup banyak mahasiswa yang terlihat memiliki

adversity quotient yang tinggi. Hal ini terlihat dari cara beberapa

mahasiswa yang sangat aktif ketika proses kerja kelompok. Selain itu ada

beberapa mahasiswa ketika ditanya tentang bagaimana dengan proses

kuliah di semester ini, mereka mengatakan bahwa semester ini sungguh

luar biasa membuat pusing dan stres terutama dalam membagi waktu,

namun para mahasiswa ini berusaha tetap menjalani dengan semangat dan

senang hati. Dari hal ini terlihat bahwa beberapa mahasiswa angkatan

2014 ini memiliki adversity quotient yang tinggi, di mana tidak

menganggap persoalan sebagai tantangan, melainkan persoalan datang itu

untuk dihadapi.

Menurut Stoltz (2000), adversity quotient ini dapat terbangun oleh

beberapa hal, yaitu dengan adanya control (kendali) dalam diri individu,

adanya origin and ownership (asal usul dan pengakuan), ada reach

(jangkauan) di mana individu ini mampu membatasi jangkauan dalam

setiap permasalahan dan yang terakhir, dalam diri individu harus ada

endurance (daya tahan) di mana individu tersebut harus mampu melihat

bahwa penyebab kegagalan atau persoalan itu sebagai hal yang sementara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

6

bukan hal yang membuat dirinya tidak bertahan atau menyerah pada

situasi yang terjadi.

Pengembangan serta peningkatan adversity quotient ini sangat

penting pada diri mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling

yang sedang berjuang untuk menjadi seorang konselor nantinya. Hal ini

juga didukung bahwa program studi Bimbingan dan Konseling memiliki

visi dan misi yaitu membentuk konselor-konselor yang tangguh. Menjadi

konselor yang tangguh perlu memiliki adversity qoutient yang tinggi,

sehingga mahasiswa dapat mengatasi segala permasalahan dengan baik

dan bijak tanpa perlu mengeluh dengan segala aktivitas yang ada. Jika

setiap mahasiswa memiliki adversity qoutient yang tinggi, dan mampu

mengolah serta mempertahankan adversity qoutient mereka, maka

konselor-konselor yang tangguh akan terwujudkan.

Oleh sebab itu, untuk menjadi konselor yang tangguh setiap

mahasiswa harus meningkatkan dan mengembangkan adversity qoutient

pada diri mereka. Di mana ketika mahasiswa dapat meningkatkan dan

mengembangkan adversity quotient pada diri mereka, maka setiap tugas

dan tanggungjawab yang harus mereka kerjakan sebagai seorang

mahasiswa dapat terselesaikan dengan baik. Selain itu tidak ada sikap

mahasiswa yang menolak jika diberikan tugas oleh para dosen. Jika

semua itu dapat terwujudkan maka akan lahir konselor-konselor yang

tangguh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

7

Oleh karena itu, dengan melihat semua peristiwa yang terjadi,

peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Deskripsi Tingkat Adversity

Quotient Mahasiswa Angkatan 2014 Program Studi Bimbingan Dan

Konseling Universitas Sanata Dharma” dalam pemenuhan tugas akhir.

Dengan harapan peneliti dapat menemukan apakah adversity qoutient

pada diri mahasiswa angkatan 2014 tinggi atau rendah. Sehingga peneliti

dapat memberikan usulan kegiatan pengembangan diri pada program studi

Bimbingan dan Konseling mengenai peningkatan adversity qoutient, jika

hasil penelitian menunjukkan rendah.

B. Identifikasi Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah di atas, terkait dengan

adversity quotient mahasiswa angkatan 2014, dapat diidentifikasikan

berbagai masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya adversity qoutient mahasiswa sehingga ketika melaksanakan

kegiatan kurang antusias.

2. Ada beberapa mahasiswa yang mengganggap tugasnya mudah sehingga

menunda penyelesaian tugas.

3. Ada beberapa mahasiswa yang selalu mengeluh ketika diberi tugas dalam

perkuliahan dengan alasan capek magang, banyak kegiatan dan

kepanitiaan

4. Adversity quotient yang belum terlihat kuat pada mahasiswa angkatan

2014, ketika mereka menyelesaikan tugas kelompok maupun individu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

8

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada tingkat adversity quotient mahasiswa angkatan

2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Seberapa tinggi adversity quotient yang dimiliki mahasiswa program

studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan

2014?

2. Aspek adversity quotient mana sajakah yang capaian skornya

teridentifikasi rendah, sebagai dasar usulan program meningkatkan

adversity quotient pada program studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma terkhusus bagi angkatan 2014?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mendeskripsikan tingkat adversity quotient yang dimiliki

mahasiswa angkatan 2014 program studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma

b. Membuat usulan program pengembangan diri mahasiswa yang

sesuai mengenai tingkat adversity quotient yang dimiliki

mahasiswa angkatan 2014 program studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

9

F. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap

pengembangan ilmu Bimbingan dan Konseling mengenai tingkat

adversity quotient yang harus dimiliki mahasiswa program studi

Bimbingan dan Konseling.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi program studi Bimbingan dan Konseling, hasil penelitian ini

dapat dijadikan salah satu informasi dalam penyusunan program

pengembangan diri mahasiswa.

b. Bagi para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma. Hasil penelitian ini dapat menjadi

salah satu informasi yang dapat digunakan oleh Program Studi

Bimbingan dan Konseling dalam pembinaan atau peningkatan

adversity quotient yang ada dalam diri mahasiswa angkatan 2014.

c. Bagi mahasiswa angkatan 2014 Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dapat

menggunakan hasil penelitian untuk melihat seberapa tinggi

tingkat adversity quotient yang ada dalam diri mereka. Sehingga

dapat berusaha untuk meningkannya lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

10

G. Definisi Istilah

Beberapa istilah dalam judul penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

a. Adversity quotient merupakan suatu kemampuan dalam diri individu

untuk dapat bertahan dalam kesulitan, memecahkan masalah, serta

mereduksi hambatan dari permasalahan-permasalahan yang sedang

terjadi yang dapat diukur dengan Control (kendali), Origin &

Ownership (asal usul dan pengakuan), Reach (jangkauan), dan

Endurance (daya tahan) yang biasa disingkat dengan CO2RE.

b. Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di

universitas, institut atau akademi. Mahasiswa yang dimaksud dalam

penelitian adalah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma angkatan 2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

11

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini dipaparkan tentang hakikat adversity quotient, hakikat

mahasiswa, adversity quotient dilihat dari Hirarki kebutuhan Maslow, dan

kerangka berpikir.

A. Hakikat Adversity Quotient

1. Pengertian Adversity Quotient

Menurut kamus Inggris-Indonesia (2005), Adversity memiliki akar

kata “adverse” yang memiliki arti kejadian yang memiliki efek

merugikan, sedangkan adversity sendiri memiliki makna kesengsaraan

atau kemalangan. Adversity quotient juga dapat diartikan sebagai daya

juang (Departemen Pendidikan Nasional, 2007) yaitu kemampuan

mempertahankan atau mencapai sesuatu yang dilakukan dengan gigih.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) mengungkapkan daya memiliki

definisi kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan untuk bertindak,

kekuatan, tenaga, upaya. Dari beberapa pengertian tersebut disimpulkan

bahwa adversity quotient merupakan kemampuan seseorang untuk

menghadapi permasalahan yang sedang dialami, serta mampu melihat

persoalan itu sebagai tantangan bukan hal yang menjatuhkan.

Nashori (2007) berpendapat bahwa adversity quotient merupakan

kemampuan seseorang dalam menggunakan kecerdasannya untuk

mengarahkan, mengubah cara berfikir dan tindakannya ketika menghadapi

hambatan dan kesulitan yang bisa menyengsarakan dirinya. Leman (2007)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

12

mendefinisikan adversity quotient secara ringkas, yaitu sebagai

kemampuan seseorang untuk menghadapi masalah

Sama halnya dengan yang diungkapkan oleh Stoltz (2000) adversity

quotient merupakan kemampuan atau kecerdasan seseorang untuk

bertahan menghadapi dan mengatasi kesulitan. Adversity Quotient (AQ)

atau daya juang memiliki 3 bentuk, yaitu adversity quotient sebagai

sebuah kerangka kerja konseptual yang baru untuk memahami dan

meningkatkan semua segi kesuksesan. Kedua, adversity quotient adalah

suatu ukuran untuk mengetahui respon individu dalam menghadapi suatu

kesulitan. Sedangkan bentuk yang ketiga adalah serangkaian peralatan

yang memiliki dasar ilmiah untuk memperbaiki respon individu terhadap

kesulitan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa adversity

quotient merupakan suatu kemampuan individu untuk dapat bertahan

dalam menghadapi segala macam kesulitan sampai menemukan jalan

keluar, memecahkan berbagai macam permasalahan, mereduksi hambatan

dan rintangan dengan mengubah cara berfikir dan sikap terhadap kesulitan

tersebut.

2. Aspek-Aspek Adversity Quotient

Menurut Stoltz (2000) aspek-aspek adversity quotient terbagi

menjadi empat dimensi pokok, yaitu:

a. Control (kendali), kemampuan mengendalikan perasaan terhadap

permasalahan yang dihadapi. Pada situasi ini, individu diharapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

13

mampu merasakan kesulitan yang sedang terjadi, serta mengambil

seluruh tantangan secara lebih berani dan optimal. Aspek kendali ini

bersifat internal dan sangat individual. Oleh karena itu, apabila

semakin tinggi adversity quotient yang dimiliki individu, maka

besar kemungkinan individu itu mempunyai tingkat kendali yang

kuat atas berbagai kesulitan dan peristiwa hidup yang buruk.

Sebaliknya, semakin rendah adversity quotient seseorang,

maka besar kemungkinan individu merasa bahwa peristiwa-

peristiwa yang buruk berada diluar kendali. Rendahnya kendali

yang dirasakan memiliki pengaruh yang buruk terhadap

kemampuan seseorang untuk mengubah situasi sulit ataupun

peristiwa buruk yang tengah dialami. Individu yang kemampuan

kendalinya rendah, akan mudah menyerah dan sering menjadi tidak

berdaya saat menghadapi kesulitan.

b. Origin dan ownership (asal usul dan pengakuan), mempertanyakan

dua hal yakni: “yang” menjadi penyebab dari suatu kesulitan dan

“sejauh mana” individu mengakui akibat-akibat yang ditimbulkan

oleh situasi yang sulit. Origin sendiri terkait dengan rasa bersalah.

Individu yang memiliki adversity quotient rendah, cenderung

menempatkan rasa bersalah yang tidak semestinya atas peristiwa

buruk yang terjadi. Dapat dikatakan bahwa individu tersebut

cenderung melihat dirinya sendiri sebagai satu-satunya penyebab

atau asal-usul dari kesulitan yang dialami. Sebaliknya, individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

14

yang memiliki adversity quotient tinggi, cenderung melihat sumber

kesulitan itu berasal dari oranglain atau dari luar dan menempatkan

perannya pada tempat yang wajar. Adversity quotient mengajarkan

individu untuk bisa meningkatkan rasa tanggung jawab sebagai

salah satu cara memperluas kendali, pemberdayaan dan motivasi

dalam mengambil tindakan atau keputusan tertentu. Individu yang

memiliki adversity quotient tinggi tidak akan mempersalahkan

orang lain sambil mengelakkan tanggung jawab, namun individu

tersebut akan cenderung mengakui akibat-akibat yang ditimbulkan

oleh kesulitan.

c. Reach (jangkauan), aspek reach ini mempertanyakan sejauh mana

kesulitan akan menjangkau bagian lain dari kehidupan individu.

Respon adversity quotient yang rendah akan membuat kesulitan

menyebar ke bagian lain kehidupan individu. Semakin rendah

adversity quotient seseorang, kemungkinan besar individu

menganggap peristiwa-peristiwa buruk sebagai bencana yang

merasuki wilayah kehidupannya. Semakin tinggi adversity quotient,

individu akan membatasi jangkauan masalahnya pada peristiwa

yang sedang dihadapi.

d. Endurance (ketahanan), ketetapan dan kecepatan seseorang dalam

memecahkan masalah. Aspek inilah yang dapat dilihat berapa lama

kesulitan akan berlangsung dan berapa lama kesulitan itu akan

berlangsung. Semakin tinggi adversity quotient dalam aspek ini,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

15

individu akan memandang kesuksesan sebagai sesuatu yang bertahan

lama dan menganggap kesulitan dan penyebab-penyebabnya sebagai

sesuatu yang bersifat sementara. Sebaliknya, seseorang yang

memiliki adversity quotient rendah akan memandang kesulitan dan

penyebab-penyebabnya sebagai peristiwa yang berlangsung lama

dan menanggap peristiwa-peristiwa positif sebagai sesuatu yang

bersifat sementara. Hal ini akan memunculkan perasaan-perasaan

tidak berdaya atau hilangnya harapan, sehingga individu cenderung

kurang bertindak melawan kesulitan yang dianggap sebagai sesuatu

yang bersifat permanen.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adversity Quotient

Stoltz (2000) dalam bukunya menggambarkan potensi dan daya

tahan individu dalam sebuah pohon yang disebut pohon kesuksesan.

Faktor-faktor yang ada di dalam pohon kesuksesan tersebut dianggap

mempengaruhi adversity quotient seseorang, diantaranya:

a. Faktor Internal

1) Genetika

Warisan genetis tidak akan menentukan nasib seseorang,

tetapi tetap akan ada pengaruh dari faktor ini dalam

kehidupan individu. Beberapa riset-riset terbaru

menyatakan bahwa genetika sangat mungkin mendasari

perilaku. Yang paling terkenal adalah kajian tentang

ratusan anak kembar identik yang tinggal terpisah sejak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

16

lahir dan dibesarkan di lingkungan yang berbeda. Saat

mereka dewasa, ternyata ditemukan kemiripan-kemiripan

dalam perilaku. Oleh karena itu genetika inipun akan

menjadi faktor pembentukan adversity quotient dalam diri

setiap individu.

2) Keyakinan

Keyakinan mempengaruhi seseorang dalam menghadapi

suatu masalah serta membantu seseorang dalam mencapai

tujuan hidup. Adanya keyakinan dalam diri untuk bertindak

dan berkembang itupun juga akan mempengaruhi

bagaimana adversity quotient itu sendiri.

3) Bakat

Kemampuan dan kecerdasan seseorang dalam menghadapi

suatu kondisi yang tidak menguntungkan bagi dirinya, salah

satunya dipengaruhi oleh bakat. Bakat adalah gabungan

pengetahuan, kompetensi, pengalaman, dan keterampilan.

4) Hasrat atau kemauan

Mencapai kesuksesan dalam hidup diperlukan tenaga

pendorong yang berupa keinginan atau disebut hasrat.

Hasrat menggambarkan motivasi, antusias, gairah,

dorongan, ambisi, dan semangat. Ketika tidak ada kemauan

dari dalam diri, adversity quotient itupun tidak akan terlihat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

17

5) Karakter

Seseorang yang berkarakter baik, semangat, tangguh, dan

cerdas akan memiliki kemampuan untuk mencapai

sukses. Karakter merupakan bagian yang penting bagi

kita untuk meraih kesuksesan dan hidup berdampingan

secara damai.

6) Kinerja

Merupakan bagian yang mudah dilihat orang lain

sehingga seringkali hal ini sering dievaluasi dan dinilai.

Salah satu keberhasilan seseorang dalam menghadapi

masalah dan meraih tujuan hidup dapat diukur lewat

kinerja.

7) Kecerdasan

Bentuk-bentuk kecerdasan kini dipilah menjadi beberapa

bidang yang sering disebut sebagai multiple inteligence.

Bidang kecerdasan yang dominan biasanya

mempengaruhi karier, pekerjaan, pelajaran, dan hobi.

8) Kesehatan

Kesehatan emosi dan fisik dapat mempengaruhi

seseorang dalam menggapai kesuksesan. Seseorang yang

dalam keadaan sakit akan mengalihkan perhatiannya dari

masalah yang dihadapi. Kondisi fisik dan psikis yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

18

prima akan mendukung seseorang dalam menyelesaikan

masalah.

b.Faktor Eksternal

1) Pendidikan

Pendidikan dapat membentuk kecerdasan,

pembentukan kebiasaan yang sehat, perkembangan watak,

keterampilan, hasrat, dan kinerja yang dihasilkan.

Penelitian yang dilakukan Gest. Dkk menyebutkan bahwa

meskipun seseorang tidak menyukai kemalangan atau

kesengsaraan yang diakibatkan oleh pola hubungan dengan

orangtua, namun permasalahan orangtua secara langsung

ikut berperan dalam perkembangan ketahanan remaja.

Salah satu sarana dalam pembentukan sikap dan perilaku

adalah melalui pendidikan.

2) Lingkungan

Lingkungan tempat individu tinggal dapat

mempengaruhi bagaimana individu beradaptasi dan

memberikan respon kesulitan yang dihadapinya. Individu

yang terbiasa hidup dalam lingkungan sulit akan memiliki

adversity quotient yang lebih tinggi. Menurut Stoltz,

individu yang terbiasa berada di lingkungan yang sulit akan

memiliki adversity quotient yang lebih besar karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

19

pengalaman dan kemampuan beradaptasi yang lebih baik

dalam mengatasi masalah yang dihadapi.

4. Karakteristik individu Berdasarkan Tingkatan Adversity Quotient

Individu dilahirkan untuk memiliki impian yang harus dicapai

dalam hidup. Proses mengejar impian dalam hidup tersebut dapat

dinamakan proses pendakian dan proses ini dapat memberikan gambaran

mengenai tingkatan adversity quotient (AQ). Stoltz (2000) membagi

karakteristik individu berdasarkan tingkat adversity quotient menjadi tiga

bagian, yaitu :

a. Quitters (mereka yang berhenti).

Quitters cenderung menjalani hidup dengan memilih jalan

yang mudah saja, yang artinya mereka selalu menghindar dari

tantangan. Sadar atau tidak sadar quitters selalu melarikan diri dari

pendakian, yang berarti juga mengabaikan potensi yang mereka

miliki dalam kehidupan ini. Umumnya quitters tidak memiliki visi

yang jelas serta berkomitmen rendah ketika menghadapi tantangan.

Quitters cenderung menjadi pemarah, frustasi dan

menyalahkan lingkungan sekitarnya, sehingga mereka ini sangat

tidak menyukai ketika ada seseorang yang masih melakukan

pendakian/ berjuang. Menurut hierarki kebutuhan maslow individu

dengan tipe quitters ini cukup puas dengan pemenuhan kebutuhan

dasar atau fisiologis saja dimana pada piramida kebutuhan maslow,

kebutuhan fisiologis ini letaknya paling dasar. Individu quitters ini

cenderung akan banyak kehilangan kesempatan berharga dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

20

hidupnya.

b. Campers (mereka yang berkemah).

Kelompok individu yang kedua adalah campers. Campers

ini mudah puas dengan hasil yang diperolehnya. Mereka tidak

ingin melanjutkan usahanya untuk mendapatkan sesuatu yang

lebih dari apa yang sudah mereka dapatkan saat ini. Di sini

mereka mengakhiri usahanya karena sudah merasa puas dengan

hasil yang didapat.

Berbeda dengan quitters, campers sekurang-kurangnya

telah menghadapi setiap tantangan yang ada untuk mencapai

tujuan tertentu. Perjalanan mereka mungkin memang mudah

atau mungkin mereka telah mengorbankan banyak hal dan telah

bekerja dengan rajin untuk sampai ke tingkat dimana mereka

kemudian berhenti. Para campers ini akan mengakhiri

pendakiannya pada tingkat yang mereka inginkan saja, tanpa

mencoba untuk mendaki lebih tinggi lagi guna mencapai

puncak. Tipe campers ini merupakan golongan yang sedikit

lebih banyak mengusahakan agar terpenuhinya kebutuhan

keamanan yang ada pada skala hirarki Maslow.

c. Climbers (para pendaki)

Climbers adalah pemikir yang selalu memikirkan

kemungkinan-kemungkinan dan tidak pernah membiarkan

umur, jenis kelamin, ras, cacat fisik atau mental atau hambatan

lainnya untuk menghalangi usahanya. Adapun para climbers,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

21

yakni mereka yang dengan segala usaha keberaniannya

menghadapi resiko untuk menuntaskan pekerjaannya. Climbers

(pendaki) mereka yang selalu optimis melihat peluang, melihat

celah dan harapan di balik keputusannya.

Climbers merupakan kelompok orang yang selalu berupaya

mencapai puncak kebutuhan aktualisasi diri pada skala hirarki

Maslow. Keadaan yang sulit tidak membuat para climbers

menjadi menyerah, namun terus berusaha mengahadapi

tantangan yang ada. Dalam konteks ini, para climbers dianggap

memiliki adversity quotient tinggi.

B. Hakikat Mahasiswa

1. Pengertian Mahasiswa

Mahasiswa berasal dari kata maha yang berarti besar atau

tinggi dan siswa yang berarti pelajar atau dengan kata lain mahasiswa

adalah pelajar yang berada pada strata tertinggi. Mahasiswa pada tahap

perkembangannya digolongkan ke dalam fase dewasa awal atau berada

pada rentang usia 18 – 24 tahun menurut Hurlock (1980). Individu

yang berada pada masa dewasa awal mengalami perubahan dari

mencari pengetahuan menjadi menerapkan pengetahuan untuk

mengejar karir. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2005)

mahasiswa merupakan individu yang sedang menjalani jenjang

pendidikan di perguruan tinggi atau sekolah tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

22

2. Tujuan Utama Mahasiswa

Menurut Anton (2007) tujuan individu belajar di perguruan

tinggi ialah untuk menguasai suatu ilmu serta memahami wawasan

ilmiah yang luas, sehingga mampu bertindak ilmiah dalam segala hal

yang berkaitan dengan keilmuan yang dapat diabdikan kepada

masyarakat. Individu yang berada pada masa dewasa awal mengalami

perubahan dari mencari pengetahuan menjadi menerapkan

pengetahuan untuk mengejar karir. Perubahan tersebut kemudian

disebut oleh Schaie dalam Santrock (2002) sebagai fase pencapaian

prestasi.

3. Adversity Quotient pada Mahasiswa

Keberhasilan seseorang tidak lepas dari seberapa besar usaha

yang dilakukan untuk memperoleh keberhasilan itu. Semua proses itu

tidak akan mungkin selalu berjalan lancar saja, tanpa ada hambatan

atau permasalahan yang datang. Selama individu ini berproses, yang

sangat dibutuhkan ialah adanya adversity qoutient dalam diri.

Adversity quotient merupakan suatu kemampuan individu untuk dapat

bertahan dalam menghadapi segala macam kesulitan sampai

menemukan jalan keluar. Selain itu juga mampu memecahkan

berbagai macam permasalahan, mereduksi hambatan dan rintangan

dengan mengubah cara berfikir dan sikap terhadap kesulitan tersebut

Adversity qoutient pada mahasiswa merupakan daya juang atau

kemampuan seorang mahasiswa, dalam menghadapi berbagai macam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

23

permasalahan serta hambatan yang mereka rasakan selama berproses

dalam kegiatan perkuliahan. Setiap mahasiswa pastinya memiliki

adversity qoutient dalam diri mereka, namun yang membedakan ialah

tingkat adversity quotient dalam tiap diri mahasiswa.

4. Tipologi Adversity Quotient Mahasiswa

Tinggi atau rendahnya adversity qoutient pada diri mahasiswa

dapat di lihat dengan gambaran Stoltz (2000) yang terbagi menjadi tiga

bagian, yaitu :

a. Quitters (mereka yang berhenti).

Mereka ini disebut dengan quitters atau orang-orang

yang berhenti melanjutkan usahanya. Quitters cenderung

menjalani hidup dengan memilih jalan yang mudah saja,

yang artinya mereka selalu menghindar dari tantangan.

Sadar atau tidak sadar quitters selalu melarikan diri dari

persoalan, yang berarti juga mengabaikan potensi yang

mereka miliki dalam kehidupan ini. Mahasiswa quitters ini

cenderung memiliki adversity quotient yang rendah.

Umumnya mahasiswa yang tergolong quitters tidak

memiliki visi yang jelas serta berkomitmen rendah ketika

menghadapi tantangan. Dapat dikatakan bahwa mahasiswa

ini mudah sekali menyerah, rasa berjuang dari dalam diri

mereka ini sangat rendah. Quitters cenderung menjadi

pemarah, frustasi dan menyalahkan orang-orang di

sekitarnya dengan keadaannya, hingga dapat membenci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

24

teman lain yang lebih sukses atau lebih semangat dalam

menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan.

b. Campers (mereka yang berkemah).

Kelompok mahasiswa yang kedua adalah campers atau

mahasiswa yang cenderung mudah puas dengan hasil yang

diperolehnya. Mereka tidak ingin melanjutkan usahanya

untuk mendapatkan sesuatu yang lebih dari apa yang sudah

mereka dapatkan saat ini. Di sini mereka mengakhiri

usahanya karena sudah merasa puas dengan hasil yang

didapat.

Berbeda dengan quitters, campers sekurang-kurangnya

telah menghadapi setiap tantangan yang ada untuk

mencapai tujuan tertentu. Perjalanan mereka mungkin

memang mudah atau mungkin mereka telah mengorbankan

banyak hal dan telah bekerja dengan rajin untuk sampai ke

tingkat dimana mereka kemudian berhenti. Mahasiswa pada

tipe ini mereka selalu membuat target dalam setiap

perjuangan mereka, namun ketika target itu sudah mereka

capai mereka akan berhenti berjuang. Dapat dikatakan

mahasiswa ini mudah puas dengan apa yang sudah

dicapainya.

Tipe campers ini merupakan mahasiswa yang

memiliki adversity quotient sedang. Mahasiswa tipe ini

juga dikenal lebih bertahan pada zona zaman mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

25

c. Climbers (para pendaki)

Mahasiswa pada tipe climbers adalah pemikir yang

selalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan dan tidak

pernah membiarkan umur, jenis kelamin, ras, cacat fisik

atau mental atau hambatan lainnya untuk menghalangi

usahanya. Adapun para climber, yakni mereka yang dengan

segala usaha keberaniannya menghadapi resiko untuk

menuntaskan pekerjaannya. Mahasiswa ini selalu optimis

melihat peluang atau kesempatan, melihat celah dan

harapan di balik persoalan yang tengah dihadapi.

Climbers merupakan kelompok orang yang selalu

mempunyai semangat dan tekad yang tinggi untuk

menyelesaikan suatu tantangan. Mahasiswa tipe ini, mereka

selalu mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi serta rasa

untuk mencoba lebih besar dibandingkan kedua tipe

lainnya. Pada tipe climbers ini mahasiswa cenderung

memiliki adversity quotient yang tinggi.

C. Adversity Quotient dilihat dari Hirarki kebutuhan Maslow

Tiga tingkatan dalam adversity quotient dilihat dari piramida kebutuhan

Maslow yang tertulis dalam Stoltz (2000) yaitu sebagai berikut:

1. Quitters (mereka yang berhenti).

Menurut hierarki kebutuhan maslow individu dengan

tipe quitters ini cukup puas dengan pemenuhan kebutuhan

dasar atau fisiologis saja dimana pada piramida kebutuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

26

maslow, kebutuhan fisiologis ini letaknya paling dasar.

Individu quitters ini cenderung akan banyak kehilangan

kesempatan berharga dalam hidupnya, karena individu ini

kurang memiliki semangat untuk mencapai sesuatu yang

diinginkan.

Individu pada tipe ini terlihat sekali mudah menyerah,

hal itu dapat dilihat nyata dari piramida Maslow. Di mana

pada piramida kebutuhan maslow itu sebenarnya masih

banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, namun bagi

individu quitters terpenuhi kebutuhan dasar itu sudah

cukup.

2. Campers (mereka yang berkemah).

Tipe campers ini merupakan golongan yang sedikit lebih

banyak mengusahakan agar terpenuhinya kebutuhan keamanan

yang ada pada piramida kebutuhan Maslow. Individu campers

ini lebih mencari rasa aman, tidak suka mengambil resiko

sehingga mereka memilih bertahan pada apa yang sudah di

capai.

3. Climbers (para pendaki)

Climbers merupakan kelompok orang yang selalu berupaya

mencapai puncak kebutuhan aktualisasi diri pada skala hirarki

Maslow. Keadaan yang sulit tidak membuat para climbers

menjadi menyerah, namun terus berusaha mengahadapi

tantangan yang ada. Dalam konteks ini, para climbers dianggap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

27

memiliki adversity quotient tinggi.

Oleh karena itu dari ketiga tipe ini jika dilihat dari piramida

kebutuhan Maslow, dapat di simpulkan bahwa setiap tipe memiliki ciri

khas atau target yang akan dicapai berbeda. Sehingga dalam menyikapi

atau dalam menjalankan sebuah tanggungjawab pun akan berbeda dari

masing-masing individu ini. Hal ini dapat terlihat jelas dari gambar

piramida dibawah ini, dimana tipe quitters akan berjuang untuk memenuhi

kebutuhan dasarnya saja, berbeda dengan tipe campers individu ini akan

berhenti berjuang ketika apa yang sudah menjadi targetnya terpenuhi,

tidak ingin terlalu banyak ambil resiko campers akan bertahan pada posisi

aman. Akan tetapi seorang climbers akan terus berjuang untuk lebih jauh

dan meningkat sampai mereka benar-benar sampai pada titik aktualisasi

diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

28

Gambar 2.1 Piramida kebutuhan Maslow

Climbers

Campers

Quitters

D. Kerangka Berpikir

Adversity Quotient sudah dimiliki oleh setiap mahasiswa angkatan

2014, yang membedakan antara mahasiswa satu dan yang lain ialah

bagaimana tingkat adversity quotient itu sendiri. Adversity quotient dapat

berkembang didukung serta dibangun oleh adanya keempat aspek. Aspek-

aspek tersebut antara lain control ( kendali), origin dan ownership (asal

usul dan pengakuan), reach (jangkauan), dan yang terakhir endurance

(ketahanan). Bagaimana keempat aspek ini berkembang dan tumbuh

Penghargaan

Memiliki dan Kasih Sayang

Rasa Aman

Fisiologis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

29

dalam diri setiap individu, itulah yang akan menghasil tingkatan adversity

quotient yang berbeda-beda antara tinggi, sedang, dan rendah. Oleh sebab

itu jika adversity quotient ini rendah ataupun tinggi, akan menjadi salah

satu informasi dalam pembuatan program pengembangan diri.

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Adversity Quotient

1. Control2. Origin dan

Ownership3. Reach4. Endurance

Tinggi

Sedang

Rendah

Program Pendampingan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

30

BAB IIIMETODE PENELITIAN

Pada bab ini, dipaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan metodei

penelitian, antara lain jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek

penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reabilitas, teknik

analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini termasuk penelitian deskriptif

kuantitatif dengan metode survei. Setyosari (2010) mengatakan bahwa

penelitian deskriptif merupakan penelitian yang menjelaskan dan

mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek maupun segala sesuatu

yang terkait dengan variabel-variabel yang dapat dijelaskan dengan angka-

angka ataupun kata-kata.

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif karena ingin

memperoleh gambaran mengenai tingkat adversity quotient yang dimiliki

mahasiswa angkatan 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 27 mei 2016,

berdasarkan jadwal yang disesuaikan dengan kegiatan perkuliahan

mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma angkatan 2014. Tempat pelaksanaan penelitian adalah Universitas

Sanata Dharma. Penelitian ini dilakukan pada pukul 09.00- 16.00 wib

selama kurun waktu 7 hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

31

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2014 Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Jumlah

subjek penelitian ini sebanyak 62 mahasiswa Penelitian ini merupakan

penelitian populasi karena semua anggota populasi dijadikan subjek

penelitian. Jumlah Subjek Penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1Subjek Penelitian

No. Kelas Jumlah

1. A 32

2. B 30

Total 62

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan data

1. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2011) menjelaskan teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang penting dalam sebuah penelitian, karena tujuan utama

penelitian ialah untuk mengolah data. Tanpa mengetahui teknik

pengumpulan data yang sesuai, maka peneliti tidak akan mendapatkan

data yang sesuai dengan standar yang sudah di tetapkan. Data

merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti atau di

analisis. Maka dari itu, diperlukan suatu teknik pengumpulan data

yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pada penelitian ini, peneliti

mengumpulkan data adversity quotient mahasiswa angkatan 2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

32

melalui penyebaran kuesioner. Kuesioner merupakan alat

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan

seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk

dijawabnya menurut Sugiyono (2011). Kuesioner yang digunakan

dalam penelitian ini dimodifikasi berdasarkan alat ukur yang telah ada

dan disesuaikan dengan aspek-aspek adversity quotient menurut Stoltz

(2000).

Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam pengumpulan data pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Tahap persiapan

1) Melakukan observasi dengan subjek yang akan diteliti

2) Mempersiapkan kuesioner dengan memodifikasi alat ukur

yang sudah ada, yang terlebih dahulu menyesuaikan

dengan yang terjadi pada mahasiswa angkatan 2014.

3) Peneliti mempersiapkan 60 item, dimana terdapat 20 item

positif dan 40 item negatif

4) Menyederhanakan bahasa pada setiap item, disesuaikan

dengan kemampuan subjek.

5) Revisi dan konsultasi bersama dosen pembimbing

b. Tahap pelaksanaan

1) Pembagian kuesioner pada subjek

2) Membantu mengarahkan subjek ketika masih bingung

dalam mengisi kuesioner.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

33

c. Tahap akhir

1) Mengumpulkan data yang diperoleh

2) Mengolah data hasil penelitian, dimana pada pengolahan

data ini, cukup data dari item yang negatif yang diolah.

Hal ini dikarenakan pada penelitian ini berfokus pada

kesulitan yang dihadapi.

3) Item yang diolah ialah item yang valid dan item yang

negatif

4) Menganalisis dan membahas hasil penelitian

5) Menarik kesimpulan akhir

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan sistem uji

terpakai karena pada penelitian ini berfokus pada satu populasi yaitu

angkatan 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

Sanata Dharma.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini berupa

kuesioner yang digunakan dari hasil modifikasi alat ukur yang telah

ada. Menurut Sugiyono (2011) kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan

seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawab. Item-item dalam kuesioner dalam penelitian ini

dimodifikasi berdasarkan alat ukur yang telah ada dan disesuaikan

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

34

skala model likert. Pada setiap pertanyaan dalam kuesioner pada aspek

tingkat adversity quotient diberi rentang skor satu sampai dengan lima.

Kisi-kisi kuesioner Adversity quotient mahasiswa Bimbingan dan

Konseling angkatan 2014, sebelum dilakukan penelitian dapat dilihat

pada tabel 3.2.

Tabel 3.2Kisi-kisi kuesioner Adversity quotient

NoAspek Tingkat

Daya Juang Indikator item

1 Control (Kendali)

a. Mampu mengendalikan emosi

1,11,15,17,19,25,31,33,35,37,45,51,53,55,57

b.Mampu melihat kesulitan sebagai tantangan untuk maju

c. Mampu menghadapi kesulitan

2

Origin danOwnership(Asal-usul dan pengakuan)

a. Mampu menemukan penyebab kesulitan yang terjadi

2,12,16,18,20,26,32,34,36,38,46,52,54,56,58

b. Mampu mengakui kesalahan jika ia salah

c. Berani bertanggung jawab akan keputusan yang sudah diambil

3 Reach (Jangkauan)Mengetahui hambatan dalam kesulitan yang dihadapi

3,5,7,9,13,21,23,27,29,39,41,43,47,49,59

4 Endurance (Ketahanan)

a. Mampu bertahan dalam situasi apapun 4,6,8,10,14,22,24,28,

30,40,42,44,48,50,60b. Mampu mencari jalan keluar dari permasalahan dengan cepat

JUMLAH 60

E. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas merupakan pengukuran sesuatu hal yang

seharusnya dapat diukur dengan menggunakan alat ukur Sugiyono,

(2011). Instrumen ini diperiksa dengan validitas isi, menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

35

Furchan (2004) validitas isi tidak dapat dinyatakan dalam bentuk

angka melainkan menguji dengan para ahli (experts judgment).

Pada penelitian ini peneliti meminta pertimbangan dari

dosen pembimbing dalam proses penyusunan instrumen, untuk

melakukan modifikasi alat ukur yang telah tersedia. Penggunaan

alat ukur yang dimodifikasi, pada setiap butir- butir kuesioner

haruslah mencerminkan ciri dari hal yang akan diukur, yaitu tingkat

adversity quotient.

Pengujian validitas instrumen menggunakan modifikasi alat

ukur yang ada dalam buku Adversity Quotient menurut Stoltz

(2000). Modifikasi ini digunakan karena pernyataan instrumen yang

ada dalam buku tersebut memiliki kaitan yang sama dengan hal

yang akan diteliti, yakni mengenai adversity quotient. Modifikasi

alat ukur dalam penelitian ini yaitu mengubah beberapa kalimat

pernyataan yang ada, serta menambah beberapa pertanyaan ataupun

pernyataan. Modifikasi alat ukur ini disesuaikan dengan situasi dan

kondisi yang dialami oleh subjek yang diteliti.

Pengubahan kalimat yang dilakukan ini tidak mengubah

esensi mengenai adversity quotient itu sendiri. Pada penelitian ini

situasi yang tengah dialami subjek ialah situasi sebagai mahasiswa

semester empat dengan segala kegiatan yang ada. Rumus

penjumlahan aspek-aspek adversity quotient, adapun hasilnya

sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

36

CO2RE = C+O2(ownership,origin)+R+EAQ = ……..

Keterangan:

CO2RE : Korelasi dari aspek-aspek kuesioner adversity qoutient.C : Control (kendali)

O2 : Origin (asal-usul) dan Ownership (pengakuan)

R : Reach (jangkauan)

E : Endurance (ketahanan)

AQ : Adversity Quotient (daya juang)

2. Reliabilitas Instrumen Penelitian

Reliabilitas merupakan tingkat kepercayaan hasil pengukuran.

Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi yaitu mampu memberikan

hasil ukur yang terpercaya, disebut reable Azwar (2011). Sukardi

(2003), mengatakan bahwa pengukuran yang menggunakan instrumen

penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, serta alat

ukur yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur apa

yang hendak diukur.

Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner penelitian ini

menggunakan pendekatan koefisien Alpa Cronbach (α). Adapun rumus

koefisien reliabilitas Alpa Cronbach (α) adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

37

α ꞊ 2??−???????????? ?

Keterangan :

α = Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach

??? ??? ??? ? varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2

??? = varians skor skala

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan

program komputer Statistical Product and Service Solution (SPPS)16,0

for Windows, diperoleh perhitungan reliabilitas seperti tampak pada

tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3Reliabilitas Item

Cronbach’s Alpha N of Items Keputusan

.879 52 Tinggi

Hasil perhitungan reliabilitas, selanjutnya disesuaikan dengan kriteria

Guilford (Masidjo,1995). Kriteria Guilford dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4Kriteria Guilford

No. Koefisien Korelasi Kualifikasi

1. 0,91-1,00 Sangat Tinggi

2. 0,71-0,90 Tinggi

3. 0,41-0,70 Cukup Tinggi

4. 1,21-0,40 Rendah

5. Negatif-0,20 Sangat Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

38

Berdasarkan kriteria Guilford dapat diketahui bahwa koefisien

reliabilitas kuesioner Adversity quotient sebesar α = 0,879 termasuk tinggi.

F. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2011) mengatakan bahwa analisis data merupakan

kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,

mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan

secara manual untuk menjawab rumusan masalah.

Berikut merupakan langkah-langkah yang dilakukan peneliti

untuk menganalisis data penelitian tentang tingkat adversity quotient pada

mahasiswa semester empat program studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Skor dan Pengolahan Data

Menentukan skor dari masing-masing alternatif jawaban yang

sudah diberikan oleh responden pada setiap aspek-aspek adversity

qoutient. Langkah selanjutnya, menghitung total skor masing-masing

subjek penelitian dan total skor pada setiap item pernyataan

berdasarkan aspek-aspek adversity qoutient. Melakukan skoring

dengan menjumlahkan skor pada aspek yang bertanda negatif.

Membuat tabulasi data dan menghitung jumlah pada setiap aspek-

aspek adversity qoutient.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

39

Penentuan skor ini hanya berfokus pada 40 item inti saja atau item

yang bertanda negatif, sedangkan 20 item yang lainnya itu tidak

digunakan hal ini dikarenakan penelitian ini lebih memperhatikan

respon-respon subjek terhadap kesulitan yang dihadapi.

2. Menentukan Kategorisasi

Membuat kategorisasi tingkat adversity qoutient subjek penelitian

secara umum berdasarkan distribusi normal skor adversity quotient

basis norma yang mengelompokkan tingkat adversity qoutient.

mahasiswa angkatan 2014 dalam lima kategori, yakni rendah, kurang,

sedang, cukup dan tinggi. Kategorisasi ini menurut Stoltz (2000),

dimana penggunaan kategorisasi ini berdasarkan 40 item inti yang

dianalisis.

Tabel 3.5Norma Kategorisasi

Kategori Skor

Tinggi 166-200

Cukup 135-165

Sedang 95-134

Kurang 60-94

Rendah 0-59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

40

BAB IVHASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN USULAN PROGRAM

PENGEMBANGAN DIRI

Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian, pembahasan dan usulan

program pengembangan diri. Penyajian hasil penelitian didasarkan pada

rumusan masalah atau pertanyaan-pertanyaan penelitian.

A. Hasil Penelitian

1. Tingkat Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Bimbingan

dan Konseling Angkatan 2014

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian, tingkat adversity

quotient mahasiswa angkatan 2014 Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma dapat dikategorikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1Hasil Tingkat Adversity Quotient Mahasiswa angkatan 2014

Skor Jumlah

Mahasiswa

Persentase Kategori

166-200 0 0 Tinggi

135-165 4 6% Cukup

95-134 52 84% Sedang

60-94 5 8% Kurang

0-59 1 2% Rendah

Jika dilihat dalam grafik tingkat adversity quotient mahasiswa

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014,

yaitu sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

41

Grafik 4.1Tingkat Adversity Quotient Mahasiswa Angkatan 2014

Pengamatan pada grafik maupun tabel di atas menerangkan bahwa:

a. Terdapat 0% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma angkatan 2014 yang memiliki Adversity quotient tinggi.

b. Terdapat 6% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma angkatan 2014 yang memiliki Adversity quotient cukup.

c. Terdapat 84% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma angkatan 2014 yang memiliki Adversity quotient sedang.

d. Terdapat 8% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma angkatan 2014 yang memiliki Adversity quotient kurang.

e. Terdapat 2% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma angkatan 2014 yang memiliki Adversity quotient rendah.

0

10

20

30

40

50

60

Tinggi Cukup Sedang Kurang Rendah

166-200 135-165 95-134 60-94 0-59

0 4

52

5 10 6% 84% 8% 2%

Jumlah Mahasiswa persentase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

42

2. Tingkat Adversity Quotient dilihat dari Setiap Aspek

Berdasarkan hasil pengolahan tingkat adversity quotient

mahasiswa angkatan 2014 dapat dilihat hasil kategori dari setiap aspek

pada tabel-tabel berikut:

Tabel 4.2Aspek Control pada Tingkat Adversity Quotient Mahasiswa angkatan 2014

Kategori Skor Jumlah

Mahasiswa

Persentase

Tinggi 38-50 1 2%

Sedang 24-37 48 77%

Rendah 10- 23 13 21%

Aspek control jika dilihat dalam grafik yaitu sebagai berikut:

Grafik 4.2Aspek Control

Pengamatan pada grafik maupun tabel di atas menerangkan bahwa:

a. Terdapat 2% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma angkatan 2014 yang memiliki aspek Control yang tinggi.

b. Terdapat 77% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma angkatan 2014 yang memiliki aspek Control yang sedang.

0

10

20

30

40

50

Tinggi Sedang Rendah

1

48

132% 77% 21%

Jumlah Mahasiswa Persentase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

43

c. Terdapat 21% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma angkatan 2014 yang memiliki aspek Control yang rendah.

Tabel 4.3

Aspek O2 (origin dan ownership) pada Tingkat Adversity Quotient Mahasiswa angkatan 2014

Kategori Skor Jumlah

Mahasiswa

Persentase

Tinggi 38-50 11 18%

Sedang 24-37 46 74%

Rendah 10- 23 5 8%

Aspek O2 (origin dan ownership) jika dilihat dalam diagram yaitu

sebagai berikut:

Diagram 4.3

Aspek O2 (origin dan ownership) pada Tingkat Adversity Quotient Mahasiswa angkatan 2014

Pengamatan pada grafik maupun tabel di atas menerangkan bahwa:

a. Terdapat 11% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma angkatan 2014 yang memiliki Aspek O2 (origin dan ownership)

yang tinggi.

0

10

20

30

40

50

Tinggi Sedang Rendah

11

46

518% 74% 8%

Jumlah Mahasiswa Persentase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

44

b. Terdapat 74% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma angkatan 2014 yang memiliki Aspek O2 (origin dan ownership)

yang sedang.

c. Terdapat 8% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma angkatan 2014 yang memiliki Aspek O2 (origin dan ownership)

yang rendah.

Tabel 4.4Aspek Reach (jangkauan) pada Tingkat Adversity Quotient Mahasiswa

angkatan 2014Kategori Skor Jumlah

Mahasiswa

Persentase

Tinggi 38-50 0 0%

Sedang 24-37 52 84%

Rendah 10- 23 10 16%

Aspek Reach (jangkauan) jika dilihat dalam grafik yaitu sebagai

berikut:

Grafik 4.4Aspek Reach (jangkauan) pada Tingkat Adversity Quotient Mahasiswa

angkatan 2014

0

10

20

30

40

50

60

Tinggi Sedang Rendah

0

52

100% 84% 16%

Jumlah Mahasiswa Persentase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

45

Pengamatan pada grafik maupun tabel di atas menerangkan bahwa:

a. Terdapat 0% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma angkatan 2014 yang memiliki aspek reach yang tinggi.

b. Terdapat 84% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma angkatan 2014 yang memiliki aspek reach yang sedang.

c. Terdapat 16% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma angkatan 2014 yang memiliki aspek reach yang rendah.

Tabel 4.5Aspek Endurance( Daya Tahan) pada Tingkat Adversity Quotient Mahasiswa

angkatan 2014Kategori Skor Jumlah

Mahasiswa

Persentase

Tinggi 38-50 0 0%

Sedang 24-37 42 68%

Rendah 10- 23 20 32%

Aspek Endurance( daya tahan) jika dilihat dalam grafik yaitu

sebagai berikut:

Grafik 4.5Aspek Endurance( Daya Tahan) pada Tingkat Adversity Quotient

Mahasiswa angkatan 2014

0

10

20

30

40

50

Tinggi Sedang Rendah

0

42

20

0% 68% 32%

Jumlah Mahasiswa Persentase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

46

Pengamatan pada grafik maupun tabel di atas menerangkan bahwa:

a. Terdapat 0% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma angkatan 2014 yang memiliki aspek endurance( daya tahan) yang

tinggi.

b. Terdapat 68% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma angkatan 2014 yang memiliki aspek endurance( daya tahan) yang

sedang.

c. Terdapat 32% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma angkatan 2014 yang memiliki aspek endurance( daya tahan) yang

rendah.

Tabel 4.6Rekapitulasi hasil analisis Aspek Adversity Quotient Mahasiswa angkatan

2014Aspek Tinggi Sedang Rendah

Control (kendali) 2% 77% 21%

Origin dan Ownership

(Asal usul dan pengakuan

18% 74% 8%

Reach (jangkauan) 0 84% 16%

Endurance (Ketahanan) 0 68% 32%

Rekapitulasi hasil dari masing-masing aspek adversity quotient jika

dilihat dalam grafik yaitu sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

47

Grafik 4.6Rekapitulasi hasil analisis Aspek Adversity Quotient

Pengamatan pada grafik maupun tabel di atas menerangkan bahwa

aspek yang terendah ada pada aspek endurance (ketahanan) dengan hasil

persentase 32%, dengan rincian sebagai berikut:

a. Pada aspek control (Kendali) memperoleh persentase 21% pada kategori

rendah.

b. Pada aspek Origin dan Ownership (Asal usul dan pengakuan) memperoleh

persentase 8% pada kategori rendah.

c. Pada aspek reach (jangkauan) memperoleh persentase 16% pada kategori

rendah.

d. Pada aspek endurance (ketahanan) memperoleh persentase 32% pada

kategori rendah.

21% 8% 16%

32%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

Control(kendali)

Origin danOwnership(Asal usul

danpengakuan

Reach(jangkauan)

Endurance(Ketahanan)

Tinggi

Sedang

Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

48

3. Analisis Hasil Adversity Qoutient Berdasarkan Tipologi Adversity

Quotient

Berdasarkan kategorisasi adversity quotient menurut Stolzt (2000),

dapat ditentukan pada tipe manakah mahasiswa Program Studi Bimbingan

dan Konseling Universitas Sanata Dharma berada. Berikut ialah hasil

kategorisasinya berdasar tipe adversity quotient:

Tabel 4.7Kategorisasi Berdasarkan Tipe Adversity Quotient

Kategorisasi Skor Tipe adversity quotient

Tinggi 166-200Climbers

Cukup 135-165

Sedang 95-134 Campers

Kurang 60-94Quitters

Rendah 0-59

Maka dari itu berdasarkan hasil analisis adversity quotient

mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014

berada pada tipe campers.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

49

B. Pembahasan

Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa terdapat

84% atau 52 mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 memiliki adversity quotient

yang termasuk dalam kategori sedang. Tingkat adversity quotient yang

sedang artinya bahwa mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 sudah cukup dalam berjuang

menghadapi tantangan atau mampu menyelesaikan semua tanggunggjawab

yang diberikan. Meskipun terkadang dalam proses berjuang ini para

mahasiswa sering mengalami kemunduran atau dengan kata lain mereka

mudah menyerah. Menyerahnya para mahasiswa dikarenakan adanya

kegagalan yang dialami sebelumnya atau dapat dikatakan ada pengalaman

yang tidak mengenakkan.

Jadi, adversity quotient yang berada pada kategori sedang, hal ini

sudah dapat dikatakan baik, namun para mahasiswa ini belum mampu

mengolah dan meningkatkan terus menerus sehingga ketika terjadi

kegagalan dalam berjuang, para mahasiswa langsung menurunkan tingkat

adversity quotient yang dimiliki. Hal ini karena ada beberapa faktor yang

mempengaruhi proses tersebut.

Banyak faktor yang menyebabkan tingkat adversity quotient ini

berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat Adversity Quotient

mahasiswa angkatan 2014 ini yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal itu ialah genetika, keyakinan, bakat, hasrat atau kemauan,

karakter, kinerja, kecerdasan, dan kesehatan. Dan yang termasuk faktor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

50

eksternal ialah pendidikan dan lingkungan. Hal ini juga didukung oleh

teori Stoltz yang mengungkapkan bahwa tidak hanya keempat dimensi

yang membentuk adversity quotient. Namun ada beberapa faktor

pembentuk adversity quotient itu sendiri. Hal ini juga terbukti pada

penelitian terhadap mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

angkatan 2014.

Tingkat adversity quotient yang dimiliki oleh 52 mahasiswa

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 ini

didukung oleh terpenuhinya seluruh aspek-aspek yang terkait dengan

adversity quotient. Aspek-aspek yang dapat membentuk adversity quotient

pada diri mahasiswa angkatan 2014 ini adalah control, origin dan

ownership, reach serta endurance.

Aspek control (kendali) sendiri merupakan kemampuan

mengendalikan perasaan terhadap permasalahan ataupun kesulitan yang

dihadapi. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 48 mahasiswa dalam

kategori sedang, 13 mahasiswa berada dalam kategori rendah dan 1

mahasiswa berada dikategori tinggi. Permasalahan ataupun kesulitan yang

dialami oleh mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 yang

berada dalam kategori control yang rendah ini ialah dalam berkomunikasi

serta bekerjasama dengan teman kelompok, baik kelompok magang

maupun kelompok dalam tugas perkuliahan, serta membagi waktu antara

perkuliahan, magang serta kegiatan diluar akademik.

Berbeda halnya dengan mahasiswa yang berada pada kategori

sedang, mereka dapat lebih mampu mengendalikan perasaan ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

51

menghadapi kesulitan. Hal tersebut dilihat dari salah satu contoh item

yang terdapat dalam angket yang berkaitan dengan aspek control (kendali)

yakni ketika kelompok magang yang dikoordinir tidak berjalan dengan

baik, beberapa mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 ini

mampu mengatasi situasi tersebut dengan cara mengendalikan

perasaannya untuk tidak emosi dalam menyikapi situasi tersebut. Terbukti

beberapa mahasiswa ini melingkari rentan skor pada pilihan item di skor

keempat yang artinya kemampuan untuk mengendalikan baik. Maka dari

itu terlihat bahwa aspek control yang dimiliki sudah baik.

Pada aspek Origin (asal-usul) merupakan hal yang menjadi sebuah

pertanyaan dalam diri individu ketika mengalami suatu kesulitan atau

permasalahan dengan menanyakan “siapakah yang menyebabkan?”

pertanyaan inilah yang seringkali muncul ketika sedang mengalami suatu

kesulitan. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 46 mahasiswa dalam

kategori sedang, 5 mahasiswa berada dalam kategori rendah dan 11

mahasiswa berada dikategori tinggi. Mahasiswa yang memiliki aspek

Origin yang tinggi mereka akan menyadari dan mengakui bahwa masalah

yang datang ataupun yang sedang dialami, itu terjadi karena kesalahan diri

sendiri dan bukan kesalahan orang lain.

Akan tetapi lain berbeda halnya dengan mahasiswa yang memiliki

aspek Origin rendah, mereka seringkali menyalahkan pihak luar ketika

sedang mengalami suatu kesulitan dalam hidupnya. Hal ini terlihat jelas

dari hasil penelitian bahwa mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Konseling angkatan 2014, mampu menyadari kesalahan atau penyebab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

52

kesulitan yang dialami itu timbul dari dalam diri mereka sendiri. Terbukti

pada item “Sesuatu yang menyebabkan teman tidak memberitahu saya

ketika ada tugas perkuliahan ”, banyak mahasiswa angkatan 2014 yang

melingkari angka 4 dan 5 pada rentan skor yang tersedia. Hal ini

menunjukkan bahwa beberapa mahasiswa sudah mampu menyadari dan

mengolah penyebab-penyebab terjadinya suatu masalah atau hambatan

yang terjadi.

Pada ownership (pengakuan) dapat terlihat bahwa beberapa

mahasiswa yang memiliki ownership yang tinggi mampu memberikan

pengakuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi dengan rasa

tanggungjawab. Seperti halnya ketika mereka diminta untuk mengisi

angket, mereka sangat antusias dan mengungkapkan kesulitan yang sedang

mereka alami.

Aspek yang ketiga adalah aspek reach (jangkauan). Salah satu

aspek ini juga dapat mempengaruhi tingkat adversity quotient yang dimiliki

mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014. Reach (jangkauan)

merupakan bentuk jangkauan yang mempertanyakan sejauh mana kesulitan

akan melibatkan bagian-bagian lain dari kehidupan. Pada aspek inilah

individu dituntut untuk memberikan respon terhadap peristiwa yang sedang

terjadi.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat 52 mahasiswa dalam kategori

sedang, 10 mahasiswa berada dalam kategori rendah dan tidak ada

mahasiswa yang berada dikategori tinggi. Individu yang berada pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

53

kategori rendah ini selalu merasa bahwa dirinya adalah orang yang tidak

mampu dan memiliki kekurangan sehingga tidak bisa menyelesaikan

permasalahan ataupun keluar dari kesulitan yang dialami.

Aspek terakhir adalah endurance(ketahanan). Pengertian dari aspek

endurance ini adalah sebuah dimensi yang mempertanyakan sejauh mana

kesulitan dan penyebab dari kesulitan itu akan berlangsung. Berdasarkan

hasil penelitian terdapat 42 mahasiswa dalam kategori sedang, 20

mahasiswa berada dalam kategori rendah dan tidak ada mahasiswa yang

berada dikategori tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa ada beberapa

mahasiswa yang cenderung untuk menunda-nunda apa yang harus

dikerjakan. Pada aspek ini mahasiswa yang berada pada kategori rendah

ada 20 mahasiswa dan ini lebih banyak daripada aspek-aspek yang lainnya.

Tingkat adversity quotient didukung oleh terpenuhinya ke empat

aspek adversity quotient yaitu control, origin dan ownership, reach serta

endurance. Selain keempat aspek ini, ada beberapa faktor yang

mempengaruhi tinggi, sedang dan rendahnya tingkat adversity quotient.

Kemampuan mahasiswa angkatan 2014 dalam mempertahankan tingkat

adversity quotient yang ada dalam dirinya, tergolong cukup mampu hal ini

karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni 1) Mahasiswa harus

mampu mengendalikan perasaannya ketika menghadapi bahkan

mengalami suatu kesulitan dalam hidupnya 2) Mahasiswa menyadari

bahwa kesulitan yang dialami semata-mata bukanlah faktor yang berasal

dari luar diri melainkan dari dalam diri 3) Mahasiswa menyadari bahwa

sejauh mana ia dapat menjangkau kesulitan yang sedang dialaminya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

54

tersebut sehingga mahasiswa tersebut mampu bertahan dan menyelesaikan

kesulitan yang tengah dihadapinya.

Berdasarkan tipologi adversity Quotient, mahasiswa program studi

Bimbingan dan Konseling ini masuk dalam tipologi Campers (mereka

yang berkemah). Kelompok campers atau mahasiswa pada tipe ini

cenderung mudah puas dengan hasil yang diperolehnya. Mereka tidak

ingin melanjutkan usahanya untuk mendapatkan sesuatu yang lebih dari

apa yang sudah mereka dapatkan saat ini. Di sini mereka mengakhiri

usahanya karena sudah merasa puas dengan hasil yang didapat.

Mahasiswa pada tipe ini mereka selalu membuat target dalam

setiap perjuangan mereka, namun ketika target itu sudah mereka capai

mereka akan berhenti berjuang. Dapat dikatakan mahasiswa ini mudah

puas dengan apa yang sudah dicapainya. Tipe campers ini merupakan

mahasiswa yang memiliki adversity quotient sedang, dan hal ini sesuai

dengan mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan Konseling angkatan

2014 yang secara besar berada pada kategori sedang. Mahasiswa tipe ini

juga dikenal lebih bertahan pada zona zaman mereka. Tipe campers ini

pada hirarki kebutuhan Maslow berada pada posisi terpenuhinya rasa

aman,Stoltz (2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

55

C. Aspek Yang Teridentifikasi Rendah dan Usulan Program yang dapat

Meningkatkan Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi

Bimbingan Dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan

2014

Hasil Penelitian menunjukkan mahasiswa Program Studi

Bimbingan dan Konseling memiliki tingkat adversity quotient sedang.

Namun, berdasarkan hasil analisis butir kuesioner tingkat adversity

quotient mahasiswa angkatan 2014, menunjukkan bahwa masih ada

beberapa aspek yang belum bisa dicapai secara maksimal oleh mahasiswa

angkatan 2014. Dari hasil analisis keseluruhan aspek, lebih banyak

mahasiswa angkatan 2014 berada dikategori rendah pada aspek

Endurance (Daya Tahan) dengan hasil 32% atau terdapat 21 mahasiswa,

dibanding pada aspek lainnya. Artinya bahwa beberapa mahasiswa

angkatan 2014 ini daya tahan dalam menghadapi suatu tantangan kurang

ditingkatkan.

Melihat hal ini, maka akan diusulkan rencana program

“Pengembangan Diri Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma dalam meningkatkan adversity quotient

khususnya pada angkatan 2014” melalui kegiatan diluar kampus yang

dilaksanakan dua kali pada satu semester. Kegiatan ini diisi dengan

sharing bersama teman-teman dan dosen pembimbing akademik, dan pada

akhir kegiatan ditutup dengan outbond yang mengangkat satu jenis

permainan mengenai adversity quotient.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

56

Usulan program ini, dimaksudkan agar para mahasiswa Program

Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 dapat menyadari bahwa

perlunya meningkatkan dan mengembangkan adversity quotient yang ada

pada diri mereka. Sehingga mereka lebih mampu menghadapi kesulitan-

kesulitan serta dapat mencapai semua target dalam kehidupan.

Program pengembangan ini di usulkan akan dilaksanakan dua kali

pada satu semester, di mana pada agenda kegiatan pertama Mahasiswa

diajak untuk sharing kegiatan perkuliahan dan magang yang sedang

berlangsung, serta sharing bagaimana relasi dan komunikasi dengan

lingkungan (keluarga/kos), bersama dosen pembimbing akademik dan

teman-teman satu kelas di luar kampus. Pada kegiatan pertama ini juga

diisi dengan outbond adversity quotient, kemudian pada akhir sesi ada

refleksi dan evaluasi seluruh kegiatan selama perkuliahan, magang, dan

kegiatan selama dua hari di luar kampus tersebut.

Pada kegiatan kedua ini akan diadakan kegiatan follow up dari

kegiatan pertama dan melihat bagaimana perubahan yang ada pada diri

mahasiswa setelah mengikuti kegiatan pertama. Kegiatan kedua ini

dilaksanakan di kampus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

57

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi uraian mengenai kesimpulan, keterbatasan dan saran

untuk berbagai pihak. Bagian kesimpulan memuat proses dan hasil

penelitian, untuk bagian keterbatasan memuat kelemahan dari penelitian ini

sedangkan bagian saran diberikan sesuai dengan hasil penelitian yang

ditujukan pada berbagai pihak terkait.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian berkaitan dengan Deskripsi

Tingkat Adversity Quotient, dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat

Adversity Quotient mahasiswa angkatan 2014 termasuk dalam kategori

sedang atau dapat dikatakan cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari hasil

analisis skor angket tingkat Adversity Quotient yakni 84% mahasiswa

program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

angkatan 2014 teridentifikasi berada dalam kategori sedang. Menurut

tipologi adversity quotient ini mahasiswa Program Studi Bimbingan

dan Konseling berada pada kategori sedang ini berarti mahasiswa

cenderung pada tipe campers (mereka yang berkemah). Kelompok

campers atau mahasiswa pada tipe ini cenderung mudah puas dengan

hasil yang diperolehnya. Mereka tidak ingin melanjutkan usahanya

untuk mendapatkan sesuatu yang lebih dari apa yang sudah mereka

dapatkan saat ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

58

Hasil penelitian ini aspek yang teridentifikasi rendah ialah

aspek endurance ( ketahanan), dengan hasil persentase 32% yang

artinya ada beberapa mahasiswa yang memiliki ketahanan rendah.

Melihat hasil analisis skor pada setiap aspek ini maka diusulkan sebuah

program pengembangan serta peningkatan adversity quotient bagi

mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014.

Program pengembangan ini akan dilaksanakan 2 kali dalam satu

semester. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan adversity quotient

yang ada pada diri mahasiswa.

B. Saran

Berikut ini dikemukakan saran bagi beberapa pihak:

1. Peneliti lain

Peneliti lain yang ingin melakukan penelitian mengenai topik

Adversity Quotient diharapkan:

a. Dalam menyusun kuesionernya menggunakan bahasa yang mudah

dipahami oleh subjek penelitian, dan sesuai dengan tingkat

perkembangan responden.

b. Mengadakan penelitian yang lebih mendalam lagi mengenai

Adversity Quotient sehingga didapatkan hasil yang maksimal.

2. Bagi program studi Bimbingan dan Konseling

Diharapkan program studi mampu menjadi wadah atau tempat

menyalurkan pendapat bagi para mahasiswa dalam proses

pengembangan diri mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

59

3. Bagi para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

Sanata Dharma.

Diharapkan para dosen lebih mempertahankan dan meningkatkan lagi

pendampingan bagi para mahasiswa, sehingga para mahasiswa semakin

merasa mendapat suport baik dari para dosen dalam mengembangkan

pribadi mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

60

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Furchan. 2004. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan.Yogyakarta : Pustaka Belajar

Azwar. 2009. Penyusunan skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Azwar. 2011. Reliabilitas dan Validitas Ed3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Echols, John M., Shadily, Hasan. 2005. Kamus Inggris-Indonesia (Edisi ke-5). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Hasanah.2010.http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21343/1/HAIRATUSSANI%20HASANAH-FPS.PDF. Diakses selasa 31 Mei 2016, pukul 19.00 WIB

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Miranti, Caroline Natasia. 2016. Deskripsi tingkat daya juang mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma, (Skripsi tidak diterbitkan), Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Nashori. 2007. Pelatihan Adversity Intellegence untuk Meningkatkan Kebermaknaan Hidup Remaja Panti Asuhan. Jurnal Psikologi No.23 Thn XII Januari 2007

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Putro, Eko Edi. http://lib.unnes.ac.id/794/1/2103.pdf . Diakses kamis 19 Mei 2016, pukul 13.30 WIB

Santrock. J. W. 2002. Life-Span Develpoment Perkembangan Masa-Hidup.Terjemahan: Damanik J,dkk. Jakarta: Erlangga

Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

61

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukardi. 2003.Metodologi penelitian pendidikan kompetensi dan praktiknya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Stoltz., Paul G. (2000). Adversity Quotient Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Jakarta: Grasindo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

62

LAMPIRAN 1 Tabulasi Data Validitas

No item

Parameter Hasil Hitung Keputusan

1 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.529**

.00062

VALID

2 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.530**

.00062

VALID

3 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.497**

.00062

VALID

4 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.503**

.00162

VALID

5 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.226

.04162

TIDAK VALID

6 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.126

.03862

TIDAK VALID

7 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.383**

.00262

VALID

8 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.529**

.00062

VALID

9 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.156

.22562

TIDAK VALID

10 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.146

.03562

TIDAK VALID

11 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.437**

.00062

VALID

12 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.406**

.00162

VALID

13 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.361**

.00462

VALID

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

63

14 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.546**.000

62

VALID

15 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.402**.001

62

VALID

16 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.422**.001

62

VALID

17 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.349**.005

62

VALID

18 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.454**.000

62

VALID

19 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.596**.000

62

VALID

20 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

537**.000

62

VALID

21 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

351**.005

62

VALID

22 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.470**.000

62

VALID

23 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.363**.004

62

VALID

24 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.359**.004

62

VALID

25 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.483**.000

62

VALID

26 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.329**.009

62

VALID

27 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.474**.000

62

VALID

28 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.395**.001

62

VALID

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

64

29 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.336**.008

62

VALID

30 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.421**.000

62

VALID

31 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.505**.000

62

VALID

32 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.496**.000

62

VALID

33 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.311*.002

62

VALID

34 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.442**.000

62

VALID

35 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.533**.000

62

VALID

36 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.424**.001

62

VALID

37 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.544**.000

62

VALID

38 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.528**.000

62

VALID

39 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.239

.06162

TIDAK VALID

40 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.110

.39362

TIDAK VALID

41 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.572**.000

62

VALID

42 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.579**.000

62

VALID

43 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.503**.000

62

VALID

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

65

44 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.403**.001

62

VALID

45 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.213

.01362

TIDAK VALID

46 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.243

.05762

TIDAK VALID

47 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.343**.000

62

VALID

48 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.331*.013

62

VALID

49 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.562**.000

62

VALID

50 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.591**.000

62

VALID

51 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.644**.000

62

VALID

52 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.606**.000

62

VALID

53 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.434**.000

62

VALID

54 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.513**.000

62

VALID

55 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.423**.001

62

VALID

56 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.323*.013

62

VALID

57 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.418**.002

62

VALID

58 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.431**.000

62

VALID

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

66

59 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.515**.000

62

VALID

60 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N

.476**.000

62

VALID

RELIABILITY STATISTICS

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.879 52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

67

LAMPIRAN 2 Kuesioner Adversity Quotient

KUESIONERTINGKAT ADVERSITY QUOTIENT

Di susun oleh:Maria Dominika Efi Cahyani

121114023

Program Studi Bimbingan dan KonselingFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata DharmaYogyakarta

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

68

KUESIONER

A. IdentitasJenis Kelamin :Kelas :Tanggal Pengisian :

B. Pengantar

Teman-teman yang terkasih,Pada kesempatan ini saya meminta kerelaan dan kesediaan anda

untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini tidak berkaitan dengan nilai kuliah. Saya sangat mengharapkan anda mengisi kuesioner ini dengan teliti dan jujur, tidak ada jawaban benar atau salah jawaban yang tepat adalah jawaban yang berasal dari kejujuran anda. Atas ketersediaan dan kejujuran anda, saya mengucapkan terimakasih.

C. Petunjuk pengisian:

Ada 30 peristiwa yang didaftar. Selesaikanlah pertanyaan- pertanyaan untuk setiap peristiwa dengan cara sebagai berikut.

1. Bayangkanlah peristiwanya hidup-hidup seolah-olah peristiwanya sedang terjadi, meskipun tampaknya tidak realistis.

2. Untuk kedua pertanyaan yang mengikuti setiap peristiwa, lingkarilah angka 1 hingga 5 yang merupakan kecenderungan dari jawaban anda.

1. Ketika kerja kelompok ,teman- teman kelompok tidak menerima ide anda.

Alasan teman kelompok tidak menerima ide saya merupakan sesuatu yang:

Tidak bisa saya

kendalikan1 2 3 4 5

Bisa saya kendalikan sepenuhnya

Penyebab teman kelompok kurang menerima ide saya sepenuhnya berkaitan dengan:

Saya 1 2 3 4 5Orang lain atau

faktor lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

69

2.

Teman tidak tanggap terhadap persentasi Anda pada mata kuliah tertentu

Sesuatu yang menyebabkan teman tidak memperhatikan persentasi saya adalah sesuatu yang:

Berkaitan dengan semua

aspek kehidupan

saya

1 2 3 4 5Berkaitan

dengan situasi ini saja

Penyebab teman tidak antusias dengan persentasi saya:

Akan selalu ada

1 2 3 4 5Tidak akan

pernah ada lagi

3.

Anda mendapat hasil belajar yang memuaskan.

Penyebab saya mendapatkan hasil belajar yang memuaskan adalah sesuatu yang:

Berkaitan dengan semua

aspek kehidupan

saya

1 2 3 4 5Berkaitan

dengan situasi ini saja

Penyebab saya mendapat hasil belajar yang memuaskan:

Akan selalu ada

1 2 3 4 5Tidak akan

pernah ada lagi

4

Hubungan anda dengan beberapa orang teman tampaknya semakin menjauh.

Sesuatu yang menyebabkan hubungan saya dengan beberapa teman semakin menjauh adalah sesuatu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

70

Berkaitan dengan semua aspek dalam kehidupan

saya

1 2 3 4 5Berkaitan

dengan aspek tertentu saja

Penyebab hubungan saya dengan beberapa teman semakin menjauh

Akan selalu ada

1 2 3 4 5Tidak akan

pernah ada lagi

5

Seseorang teman datang untuk meminta anda menjelaskan satu materi yang belum bisa ia pahami.

Hal-hal yang menyebabkan seorang teman datang kepada saya untuk mendengarkan penjelasan salah satu materi adalah sesuatu yang

Berkaitan dengan semua aspek dalam kehidupan

saya

1 2 3 4 5Berkaitan

dengan aspek tertentu saja

Alasan teman datang untuk mendengarkan penjelasan saya :

Akan selalu ada

1 2 3 4 5Tidak akan

pernah ada lagi

6

Anda mengalami hambatan dalam berkomunikasi dengan kelompok magang

Hal-hal yang menyebabkan saya mengalami hambatan berkomunikasi dengan kelompok magang adalah sesuatu yang

Tidak bisa saya

kendalikan1 2 3 4 5

Bisa saya kendalikan sepenuhnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

71

Hasil dari peristiwa tersebut adalah sesuatu yang saya rasa:

Bukan tanggungjawab

saya sama sekali

1 2 3 4 5Tanggungjawab saya sepenuhnya

7

Dosen meminta anda agar segera mengumpulkan laporan akhir magang.

Sesuatu yang menyebabkan saya diminta untuk mengumpulkan laporan akhir magang segera ini:

Berkaitan dengan semua

aspek kehidupan

saya

1 2 3 4 5Berkaitan

dengan situasi ini saja

Penyebab saya diminta untuk mengumpulkan laporan akhir magang secepat mungkin:

Akan selalu ada

1 2 3 4 5Tidak akan

pernah ada lagi

8

Seorang teman di kelas tidak memberi tahu anda ketika ada tugas perkuliahan

Sesuatu yang menyebabkan teman di kelas tidak memberi tahu saya ketika ada tugas perkuliahan adalah sesuatu yang:

Tidak bisa saya

kendalikan1 2 3 4 5

Bisa saya kendalikan sepenuhnya

Penyebab teman di kelas tidak memberi tahu saya ketika ada tugas perkuliahan berkaitan dengan :

Saya 1 2 3 4 5Orang lain atau

faktor lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

72

9

Seorang sahabat karib anda mengalami sakit parah.

Sesuatu hal yang menyebabkan sahabat karib saya mengalami sakit parah adalah sesuatu yang

Tidak bisa saya

kendalikan1 2 3 4 5

Bisa saya kendalikan sepenuhnya

Hasil dari peristiwa ini adalah sesuatu yang saya rasa

Bukan tanggungjawab

saya sama sekali

1 2 3 4 5Tanggungjawab saya sepenuhnya

10

Anda diundang ke sebuah peristiwa penting.

Alasan saya diundang adalah sesuatu yang:

Tidak bisa saya

kendalikan1 2 3 4 5

Bisa saya kendalikan sepenuhnya

Alasan saya diundang sepenuhnya berkaitan dengan:

Saya 1 2 3 4 5Orang lain atau

faktor lain

11

Anda tidak dilibatkan dalam sebuah kepanitian penting di prodi anda.

Sesuatu yang menyebabkan saya tidak dilibatkan dalam sebuah kepanitian penting di prodi adalah sesuatu yang

Berkaitan dengan semua

aspek kehidupan

saya

1 2 3 4 5Berkaitan

dengan situasi ini saja

Penyebab saya tidak dilibatkan dalam sebuah kepanitian penting di prodi:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

73

Akan selalu ada

1 2 3 4 5Tidak akan

pernah ada lagi

12

Anda mendapat respon yang negatif dari seorang teman kelas yang dekat dengan anda.

Hal yang menyebabkan saya mendapat respon negatif dari teman dekat adalah sesuatu yang

Berkaitan dengan semua

aspek kehidupan

saya

1 2 3 4 5Berkaitan

dengan situasi ini saja

Penyebab saya mendapat respon negatif itu:

Akan selalu ada

1 2 3 4 5Tidak akan

pernah ada lagi

13

Anda menerima banyak masukan terkait dengan hasil belajar anda.

Penyebab saya menerima banyak masukan mengenai hasil belajar adalah sesuatu yang

Tidak bisa saya

kendalikan1 2 3 4 5

Bisa saya kendalikan sepenuhnya

Penyebab saya menerima banyak masukan mengenai hasil belajar, sepenuhnya berkaitan dengan

Saya 1 2 3 4 5Orang lain atau

faktor lain

14

Belum ada persiapan untuk ujian akhir semester

Sesuatu hal yang menyebabkan saya malas untuk mempersiapkan ujian akhir semester adalah sesuatu yang:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

74

Berkaitan dengan semua

aspek kehidupan

saya

1 2 3 4 5Berkaitan

dengan situasi ini saja

Penyebab saya kurang bersemangat mempersiapkan ujian akhir:

Akan selalu ada

1 2 3 4 5Tidak akan

pernah ada lagi

15

Pembagian waktu anda antara kuliah,magang, dan kepanitiaan kurang efektif sehingga semua prosesnya

berantakan.

Sesuatu yang menyebabkan pembagian waktu saya kurang efektif adalah sesuatu yang:

Berkaitan dengan semua

aspek kehidupan

saya

1 2 3 4 5Berkaitan

dengan situasi ini saja

Penyebab pembagian waktu saya yang kurang efektif :

Akan selalu ada

1 2 3 4 5Tidak akan

pernah ada lagi

16

Anda ketinggalan sebuah informasi penting berkaitan dengan kesempatan untuk anda mendapatkan beasiswa:

Hal yang menyebabkan saya ketinggalan sebuah informasi penting berkaitan dengan beasiswa adalah sesuatu yang:

Tidak bisa saya

kendalikan1 2 3 4 5

Bisa saya kendalikan sepenuhnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

75

Penyebab saya ketinggalan sebuah informasi penting berkaitan dengan beasiswa, sepenuhnya berkaitan dengan:

Saya 1 2 3 4 5Orang lain atau

faktor lain

17

Anda diberi kesempatan oleh guru BK untuk mengobservasi kegiatan bimbingan di dalam kelas.

Alasan saya diberi kesempatan oleh guru BK untuk mengobservasi kegiatan bimbingan di dalam kelas adalah sesuatu yang:

Tidak bisa saya

kendalikan1 2 3 4 5

Bisa saya kendalikan sepenuhnya

Hasil dari peristiwa tersebut adalah sesuatu yang saya rasa:

Bukan tanggungjawab

saya sama sekali

1 2 3 4 5Tanggungjawab saya sepenuhnya

18

Kelompok magang yang anda koordinir tidak berjalan sesuai dengan rencana.

Penyebab kelompok magang yang saya koordinir tidak berjalan sesuai dengan rencana adalah sesuatu yang:

Tidak bisa saya

kendalikan1 2 3 4 5

Bisa saya kendalikan sepenuhnya

Hasil dari peristiwa ini adalah sesuatu yang saya rasa:

Bukan tanggungjawab

saya sama sekali

1 2 3 4 5Tanggungjawab saya sepenuhnya

19 Teman kelompok belajar menawarkan kepada anda, untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

76

mengerjakan materi tertentu kalau anda ingin tetap masuk pada kelompok tersebut.

Hal yang menyebabkan saya diminta untuk mengerjakan materi tertentu adalah sesuatu yang:

Tidak bisa saya

kendalikan1 2 3 4 5

Bisa saya kendalikan sepenuhnya

Penyebab saya diminta untuk mengerjakan materi tertentu berkaitan dengan:

Saya 1 2 3 4 5Orang lain atau

faktor lain

20

Kerja keras dan usaha anda mendapatkan apresiasi yang positif dari dosen

Sesuatu yang menyebabkan saya mendapatkan apresiasi tersebut adalah sesuatu yang:

Berkaitan dengan semua

aspek kehidupan

saya

1 2 3 4 5Berkaitan

dengan situasi ini saja

Penyebab saya mendapatkan apresiasi tersebut:

Akan selalu ada

1 2 3 4 5Tidak akan

pernah ada lagi

21

Transportasi yang anda gunakan mogok dalam perjalanan menuju kampus.

Sesuatu yang menyebabkan transportasi saya mogok adalah sesuatu yang

Berkaitan dengan semua

aspek kehidupan

1 2 3 4 5Berkaitan

dengan situasi ini saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

77

saya

Penyebab transportasi saya mogok:

Akan selalu ada

1 2 3 4 5Tidak akan

pernah ada lagi

22

Dosen pembimbing akademik anda mengatakan bahwa hasil belajarmu menurun di semester ini

Sesuatu yang menyebabkan hasil belajar saya menurun adalah sesuatu yang:

Berkaitan dengan semua

aspek kehidupan

saya

1 2 3 4 5Berkaitan

dengan situasi ini saja

Penyebab hasil belajar saya menurun:

Akan selalu ada

1 2 3 4 5Tidak akan

pernah ada lagi

23

Anda terpilih untuk memimpin sebuah acara outbond.

Sesuatu yang menyebabkan saya terpilih adalah sesuatu yang

Tidak bisa saya

kendalikan1 2 3 4 5

Bisa saya kendalikan sepenuhnya

Penyebab saya terpilih sepenuhnya berkaitan dengan

Saya 1 2 3 4 5Orang lain atau

faktor lain

24Anda menelepon seorang teman berkali-kali untuk mengajak kerja tugas dan meninggalkan pesan tapi tidak satupun yang

dibalas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

78

Sesuatu yang menyebabkan teman tidak menjawab telepon dan membalas pesan saya adalah sesuatu yang:

Berkaitan dengan semua

aspek kehidupan

saya

1 2 3 4 5Berkaitan

dengan situasi ini saja

Penyebab teman saya tidak menjawab telepon dan membalas pesan saya:

Akan selalu ada

1 2 3 4 5Tidak akan

pernah ada lagi

25

Pratikum anda mendapat pujian di depan umum

Sesuatu yang menyebabkan saya mendapat pujian adalah sesuatu yang

Berkaitan dengan semua

aspek kehidupan

saya

1 2 3 4 5Berkaitan

dengan situasi ini saja

Penyebab saya dipuji

Akan selalu ada

1 2 3 4 5Tidak akan

pernah ada lagi

26

Saat mengumpulkan tugas individu, dosen mata kuliah tersebut mengingatkan bahwa masih banyak kekurangan

pada hasil kerja anda.

Sesuatu hal yang menyebabkan dosen mengingatkan bahwa masih banyak kekurangan pada hasil kerja saya adalah sesuatu yang:

Tidak bisa saya

kendalikan1 2 3 4 5

Bisa saya kendalikan sepenuhnya

Hasil dari peristiwa ini adalah sesuatu yang saya rasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

79

Bukan tanggungjawab

saya sama sekali

1 2 3 4 5Tanggungjawab saya sepenuhnya

27

Seseorang yang anda hormati memuji anda

Penyebab saya mendapatkan pujian adalah sesuatu yang

Tidak bisa saya

kendalikan1 2 3 4 5

Bisa saya kendalikan sepenuhnya

Hasil dari peristiwa tersebut adalah sesuatu yang saya rasa

Bukan tanggungjawab

saya sama sekali

1 2 3 4 5Tanggungjawab saya sepenuhnya

28

Hasil penilaian pratikum konseling anda dari teman-teman kurang menyenangkan

Sesuatu yang menyebabkan saya menerima penilaian seperti itu adalah sesuatu yang

Tidak bisa saya

kendalikan1 2 3 4 5

Bisa saya kendalikan sepenuhnya

Hasil dari peristiwa ini adalah sesuatu yang saya rasa

Bukan tanggungjawab

saya sama sekali

1 2 3 4 5Tanggungjawab saya sepenuhnya

29 Anda tidak memperoleh pasangan konseling seperti yang anda harapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

80

Sesuatu yang menyebabkan saya tidak mendapat pasangan konseling yang sesuai harapan adalah sesuatu yang:

Tidak bisa saya

kendalikan1 2 3 4 5

Bisa saya kendalikan sepenuhnya

Penyebab saya tidak mendapat pasangan konseling yang sesuai harapan, sepenuhnya berkaitan dengan:

Saya 1 2 3 4 5Orang lain atau

faktor lain

30

Anda dipilih oleh teman- teman dekat anda untuk mengikuti lomba karya ilmiah

Sesuatu hal yang menyebabkan saya dipilih adalah sesuatu yang

Berkaitan dengan semua

aspek kehidupan

saya

1 2 3 4 5Berkaitan

dengan situasi ini saja

Penyebab saya dipilih oleh teman-teman dekat untuk mengikuti lomba karya ilmiah

Akan selalu ada

1 2 3 4 5Tidak akan

pernah ada lagi

TERIMA KASIH

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

84

Usulan Program yang Dapat Dilakukan Oleh Pihak Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma, untuk

Meningkatkan Adversity Quotient Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Angkatan 2014

A. Mengadakan kegiatan Adversity Qoutient Development dua kali dalam

satu semester dengan agenda:

1. Kegiatan I

a) Sharing kegiatan perkuliahan dan magang yang sedang

berlangsung, serta sharing bagaimana relasi dan komunikasi

dengan lingkungan(keluarga/kos), bersama dosen pembimbing

akademik dan teman-teman satu kelas

b) Outbond adversity quotient

c) Refleksi dan Evaluasi seluruh kegiatan selama perkuliahan,

magang, dan kegiatan selama dua hari di luar kampus tersebut.

2. Kegiatan II

Mengadakan kegiatan follow up dari kegiatan I dan melihat

bagaimana perubahan yang ada pada diri mahasiswa setelah

mengikuti kegiatan I.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

85

B. Roundown Kegiatan I dan Kegiatan II

1. Kegiatan I

No Keterangan

1 Topik/Pokok Bahasan Adversity Quotient

2 Judul Sharing dan Training Adversity Quotient3 Indikator(Tujuan Khusus) 1. Mengetahui hambatan dari kesulitan

yang dihadapi, terutama dalam hal:a. Mengatur waktu kuliah, magang,

dan kegiatan organisasib. Menyelesaikan semua tanggung

jawab yang diberikanc. Menjalin relasi dan kerjasama

dengan lingkungan(keluarga/kos)serta orang disekitar

2. Mampu mengatasi hambatan-hambatan dari kesulitan yang dihadapi

3. Mampu mengendalikan emosi4. Mampu bertahan dalam situasi sulit

yang dialami5. Mampu mengambil keputusan dalam

setiap tantangan

5 Metode Kegiatan Sharing, Outbound,Refleksi dan Evaluasi6. Tempat pelaksanaan Omah Jawi7. Waktu Pelaksanaan 2 hari8. Alat/media Viewer, LCD,Alat Tulis, besi kecil, tali, bola

kaki, ember kecil9. Evaluasi Lembar Refleksi dan Evaluasi

1. Apa yang menjadi harapan-harapanmu dalam waktu 3 bulankedepan mengenai kegiatan perkuliahan?

2. Apa yang menjadi harapan-harapanmu dalam waktu 3 bulan kedepan mengenai kegiatan magang?

3. Apa yang menjadi harapan-harapanmu dalam waktu 3 bulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

86

kedepan mengenai kegiatan organisasi/kepanitiaan yang kamu ikuti?

4. Apa yang akan kamu lakukan dalam waktu 3 bulan kedepan, untuk menyelesaikan apa yang menjadi tanggungjawabmu?

5. Apa yang perlu diperbaiki dan dipertahankan dalam jangka waktu 3 bulan ini dalam hal relasi dan komunikasi dengan lingkungan (keluarga/kos)?

6. Apa yang akan dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam waktu 3 bulan kedepan?

7. Apa yang menjadi harapan-harapanmu dalam proses mengolah emosi ketika menghadapi hambatan-hambatan yang muncul?

Permainan-permainan yang digunakan dalam Kegiatan I :

1. BOM BARDIR

Alat Tali rafiah, Bola, ember kecilTujuan Mengembangkan tingkat adversity quotient yang sudah ada pada

diriPara peserta (mahasiswa 2014) dibagi kedalam

kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 8 peserta

Setiap kelompok dibagikan satu bola kaki yang sudah di

tali dengan beberapa tali. Kemudian setiap kelompok

harus mampu membawa bola kaki sampai pada garis

finish dan bola diletakkan pada ember kecil.

Terdapat beberapa peraturan pada permainan ini:

a. masing-masing anggota harus megang ujung tali yang

sudah dipersiapkan.

b. Dalam satu kelompok hanya diperbolehkan satu

orang saja yang memandu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

87

c. Ketika bola jatuh diperjalanan, permainan harus

diulang kembali dari garis start.

Selama permainan diharapkan setiap peserta

mampu menyadari adversity quotient yang ada dalam

diri mereka masing-masing. Dalam permainan ini

tercakup 4 aspek yang terkait dalam adversity

quotient, yaitu Control, O2(origin dan ownership),

Reach, dan Endurance. Keempat nilai aspek tersebut

ditunjukkan saat peserta sedang berproses bersama

ketika dalam permainan ini. Pada permainan ini akan

terlihat bagaimana setiap peserta ini menghadapi

kesulitan,mencari solusi, mengolah emosi, dan

mengendalikan diri. Selain itu apakah ketika dalam

kelompok mengalami kegagalan, akankah masing-

masing pribadi cenderung menyalahkan teman dalam

kelompok atau hal-hal yang berada disekitarnya atau

justru malah cenderung merasa sadar bahwa ketika

mengalami kegagalan, diri sendiri juga menjadi

penyebabnya. Pada permainan ini juga akan terlihat

jika terjadi kegagalan apakah setiap peserta ini akan

tetap menjalin relasi yang baik dengan anggota

kelompoknya atau tidak. Dan yang terkhir, pada

permainan ini akan terlihat bagaimana kegigihan

peserta dalam proses mencapai harapan yang

diinginkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

88

2. STIK AJAIBAlat Satu batang bambu kecil sepanjang 2 meterTujuan Mengembangkan tingkat adversity quotient yang sudah ada pada

diriPara peserta (mahasiswa 2014) dibagi kedalam

kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 10

peserta. Setiap kelompok dibagikan satu batang bambu.

Kemudian setiap anggota kelompok berbaris berhadap-

hadapan. Dalam permainan ini kelompok diminta untuk

mengangkat batang bambu hanya dengan dua jari dari

setiap anggota yang berjejer membentuk seperti

jembatan. Posisi batang bambu pada saat di angkat ialah

horizontal, dan pada saat diangkat bambu tersebut harus

tetap pada posisi lurus.

Terdapat beberapa peraturan pada permainan ini:

a. Kedua jari telunjuk masing-masing anggota harus

menyentuh batang bambu dan ikut serta dalam

mengangkat bambu itu.

b. Bambu diangkat dari posisi masih di tanah.

c. Ketika bambu diangkat posisinya tidak lurus

harus diulang lagi dari bawah sampai posisi

bambu benar-benar lurus.

d. Kelompok harus mampu mengatur strategi agar

proses mengangkat bambu ini berhasil.

Selama permainan diharapkan setiap peserta

mampu menyadari adversity quotient yang ada dalam

diri mereka masing-masing. Dalam permainan ini

tercakup 4 aspek yang terkait dalam adversity

quotient, yaitu Control, O2(origin dan ownership),

Reach, dan Endurance. Keempat nilai aspek tersebut

ditunjukkan saat peserta sedang berproses bersama

ketika dalam permainan ini. Pada permainan ini akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

89

terlihat bagaimana setiap peserta ini menghadapi

kesulitan,mencari solusi, mengolah emosi, dan

mengendalikan diri. Selain itu apakah ketika dalam

kelompok mengalami kegagalan, akankah masing-

masing pribadi cenderung menyalahkan teman dalam

kelompok atau hal-hal yang berada disekitarnya atau

justru malah cenderung merasa sadar bahwa ketika

mengalami kegagalan, diri sendiri juga menjadi

penyebabnya. Pada permainan ini juga akan terlihat

jika terjadi kegagalan apakah setiap peserta ini akan

tetap menjalin relasi yang baik dengan anggota

kelompoknya atau tidak. Dan yang terkhir, pada

permainan ini akan terlihat bagaimana kegigihan

peserta dalam proses mencapai harapan yang

diinginkan.

2. Rundown Kegiatan II

No Keterangan

1 Topik/Pokok Bahasan Adversity Quotient

2 Judul Follow up dari kegiatan I 3 Indikator(Tujuan Khusus) 1. Mampu memahami perubahan-

perubahan yang terjadi setelah mengikuti kegiatan I, terutama dalam hal:

a. Mengatur waktu kuliah, magang, dan kegiatan organisasi

b. Menyelesaikan semua tanggung jawab yang diberikan

c. Menjalin relasi dan kerjasama dengan lingkungan serta orang disekitar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

90

2. Mampu menyadari apa yang menjadi hambatan ketika belum ada perubahan yang dialami setelah mengikuti kegiatan I.

3. Mengetahui sejauh mana ketahanan diri ketika menghadapi sebuah hambatan

5 Metode Kegiatan Diskusi, Sharing,Refleksi dan Evaluasi6. Tempat pelaksanaan Kampus III Universitas Sanata Dharma 7. Waktu Pelaksanaan 1 hari8. Alat/media Alat Tulis9 Evaluasi Pada kegiatan ke II ini, para mahasiswa akan

diberikan kuesioner pada awal kegiatan berlangsung. Kuesioner ini dibuat berdasarkan jawaban dari pertanyaan terbuka yang sudah dituliskan para mahasiswa pada kegiatan I. Dan dari hasil kuesioner ini akan diketahui sejauh mana perubahan yang dialami oleh para mahasiswa angkatan 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling setelah mengikuti adversity quotient development kegiatan I.Oleh karena itu setelah hasil diketahui dan di share kepada mahasiswa akan terlihat mana yang sudah berkembang dan memiliki perubahan mana yang belum, dan itulah yang akan menjadi bahan diskusi pada kegiatan II ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA … · rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya

74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI