deskripsi-kegiatan (2)

133
PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT BAB II RUANG LINGKUP STUDI 2.1. LINGKUP RENCANA KEGIATAN 2.1.1. Status dan Lingkup Rencana Usaha / Kegiatan yang Akan Ditelaah Status Studi AMDAL PT. YYY merupakan perusahaan swasta nasional yang dikhususkan membidangi usaha perkebunan dan pengolahan kelapa sawit (Akte Pendirian pada Lampiran 1). Sebagai langkah awal dilakukan pembuatan studi kelayakan teknis dan ekonomis. Studi ini disamping akan dijadikan sebagai kelayakan teknis dalam kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit, juga sebagai bahan penilaian dampak lingkungan rencana kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang akan dilaksanakan. Studi kelayakan teknis yang telah dilakukan menghasilkan bahwa secara teknis kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit di lahan rawa dengan batas koordinat seperti pada Tabel 2-1 layak dilakukan, dan secara ekonomis juga menguntungkan untuk diusahakan. Sehingga untuk mengetahui apakah juga layak secara lingkungan, maka akan dilakukan studi AMDAL. Pelaksanaan Amdal itu sendiri dilakukan secara berurutan, yaitu dimulai dengan penyusunan studi kelayakan teknis dan ekonomis terlebih dahulu yang disusun tahun 2006, kemudian RUANG LINGKUP STUDI (2-1)

Upload: bagus-pambudi

Post on 03-Jul-2015

4.814 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

BAB II

RUANG LINGKUP STUDI

2.1. LINGKUP RENCANA KEGIATAN

2.1.1. Status dan Lingkup Rencana Usaha / Kegiatan yang Akan Ditelaah

Status Studi AMDAL

PT. YYY merupakan perusahaan swasta nasional yang dikhususkan membidangi

usaha perkebunan dan pengolahan kelapa sawit (Akte Pendirian pada Lampiran 1).

Sebagai langkah awal dilakukan pembuatan studi kelayakan teknis dan ekonomis.

Studi ini disamping akan dijadikan sebagai kelayakan teknis dalam kegiatan

perkebunan dan pengolahan kelapa sawit, juga sebagai bahan penilaian dampak

lingkungan rencana kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang akan

dilaksanakan. Studi kelayakan teknis yang telah dilakukan menghasilkan bahwa

secara teknis kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit di lahan rawa

dengan batas koordinat seperti pada Tabel 2-1 layak dilakukan, dan secara

ekonomis juga menguntungkan untuk diusahakan. Sehingga untuk mengetahui

apakah juga layak secara lingkungan, maka akan dilakukan studi AMDAL.

Pelaksanaan Amdal itu sendiri dilakukan secara berurutan, yaitu dimulai dengan

penyusunan studi kelayakan teknis dan ekonomis terlebih dahulu yang disusun

tahun 2006, kemudian dilanjutkan penyusunan Amdal dan diakhiri nantinya dengan

kemungkinan modifikasi proyek dengan upaya pengelolaan. Pada saat studi ini

dilakukan kegiatan masih pada tahap persiapan (perijinan, inventaisasi pemilik

lahan, survei, dan lain-lain).

Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha/Kegiatan dengan Rencana Tata Ruang

Secara administratif, rencana lokasi perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT.

YYY terletak di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Banjar. Untuk mencapai

lokasi proyek dapat ditempuh melalui jalan darat dan sungai. Melalui jalan darat dari

Kota Martapura ke arah timur, masuk jalan akses pengangkutan batubara di desa

RUANG LINGKUP STUDI(2-1)

Page 2: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Surian kemudian menuju ke arah utara melalui jalan tanah yang telah diperkeras

dengan laterite menyusuri saluran sekunder masuk ke Desa Alalak Padang atau ke

Desa Makmur Karya dari arah selatan. Sedangkan melalui jalan sungai dari Kota

Martapura dengan menggunakan perahu sampai ke Sungai Rangkas Tengah,

dilanjutkan kearah Simpang Lima dan berbelok ke utara menuju daerah transmigran

Jejangkit dengan waktu tempuh 1,5 jam.

Untuk lebih jelasnya, lokasi rencana kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa

sawit PT. YYY disajikan pada Gambar 2.1. Selanjutnya titik-titik koordinat wilayah

rencana perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY secara lebih rinci dapat

dilihat dalam Tabel 2.1.

Tabel 2-1. Koordinat Lokasi Perkebunan dan pabrik kelapa Sawit PT. YYY

No. Bujur Timur (BT) Lintang Selatan (LS)

1 114º49’54,6” 03º01’05,4”

2 114º56’00,1” 03º04’42,3”

3 114º53’51,8” 03º08’19,2”

4 114º55’16,9” 03º10’02,5”

5 114º52’48,6” 03º11’09,1”

6 114º49’21,7” 03º11’09,1”

7 114º49’52,6” 03º07’46,2”

8 114º49’43,4” 03º02’31,5”

Salah satu hal penting yang diperhatikan dalam penyusunan Amdal perkebunan ini

adalah kesesuaian lokasi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan

Selatan dan Rencana Tata Ruang Kabupaten Banjar. Berdasarkan Peraturan

Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 9 Tahun 2000 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dan Rencana Tata Ruang Kabupaten

Banjar lokasi proyek termasuk dalam Kawasan Budidaya Tanaman Perkebunan

Lahan Basah (KBTPLB). Hal ini menunjukan bahwa lahan rencana perkebunan PT.

RUANG LINGKUP STUDI(2-2)

Page 3: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

YYY tidak melanggar kaidah tata ruang yang ada baik di provinsi maupun

kabupaten. Untuk lebih jelasnya, penetapan kawasan pembangunan lahan

perkebunan PT. YYY dengan RTRW selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.2

dan Gambar 2.3. Sedangkan menurut Kepmenhut No. 453 selengkapnya dapat

dilihat Gambar 2.4.

Rencana Usaha / Kegiatan Penyebab Dampak

Aspek penting yang dilingkup dalam proses studi Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL) kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY

adalah sebagai berikut : (i) rencana kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa

sawit yang dibatasi pada komponen kegiatan yang diperkirakan menimbulkan

dampak perubahan secara mendasar terhadap komponen lingkungan, (ii) komponen

lingkungan hidup yang ditelaah, dimana dibatasi hanya pada komponen lingkungan

yang mengalami perubahan secara mendasar akibat serangkaian kegiatan

perkebunan dan pengolahan kelapa sawit, (iii) kegiatan lain yang ada di sekitar

lokasi proyek.

Lingkup kegiatan pada perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY di

Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar mencakup penguraian tahapan

kegiatan, metode perkebunan, dan pengolahan kelapa sawit yang dapat diuraikan

sebagai berikut :

(1.) Rencana Jadwal Pelaksanaan Proyek

Secara umum aktivitas perkebunan dan pengolahan kelapa sawit oleh PT. YYY

dibedakan atas 3 (tiga) tahapan kegiatan, yakni tahap pra-konstruksi, konstruksi dan

operasi. Ketiga tahapan kegiatan di atas terbagi kedalam 2 (dua) kegiatan utama

yaitu perkebunan dan industri pengolahan kelapa sawit. Tahap kegiatan pada

sektor perkebunan kelapa sawit meliputi pembersihan lahan, pesemaian/pembibitan,

pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan tanaman.

Sedangkan tahap kegiatan pada sektor pengolahan kelapa sawit meliputi

pengangkutan dan pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi minyak kelapa

sawit mentah (crude palm oil, CPO) dan minyak inti sawit (kernel palm oil, PKO).

RUANG LINGKUP STUDI(2-3)

Page 4: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Gambar 2-1. Peta Lokasi Proyek

RUANG LINGKUP STUDI(2-4)

Page 5: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Gambar 2-2. Kesesuian tata ruang dengan RTRWP

RUANG LINGKUP STUDI(2-5)

Page 6: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Gambar 2-3. Kesesuaian dengan RTRW Kabupaten Banjar

RUANG LINGKUP STUDI(2-6)

Page 7: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Gambar 2-4. Status lahan menurut Kepmenhut No. 453

RUANG LINGKUP STUDI(2-7)

Page 8: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Pemilihan kegiatan yang menimbulkan dampak dan komponen lingkungan hidup

yang terkena dampak ditetapkan melalui suatu proses pelingkupan (scoping).

Proses pelingkupan dilakukan melalui studi pendahuluan di lapangan, serangkaian

diskusi antara anggota tim, hasil pertemuan dan konsultasi dengan berbagai pihak

(pemrakarsa, pejabat pemerintah, para pakar, tokoh masyarakat dan/atau yang

mewakili masyarakat yang terkena dampak) dan telaahan berbagai laporan studi

sebelumnya yang relevan dengan rencana kegiatan proyek serta termasuk

penjaringan lewat pengumuman di koran daerah (Lampiran 2). Selengkapnya

rencana jadwal pelaksanaan kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit

disajikan pada Tabel 2.2.

Tabel 2-2. Jadwal rencana kegiatan perkebunan dan pabrik kelapa sawit PT. YYY

Kegiatan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 s/d 2034

A. Prakonstruksi

1Pengadaan lahan

X

2Penerimaan Tenaga Kerja

X

B. Konstruksi

1Pembukaan lahan

X

2Mobilisasi Peralatan & Material

X

3Pembangunan Sarana Prasarana

X X

4Pembangunan pabrik

X

C. Operasi X

1 Pembibitan X

2 Penanaman X

3 Pemeliharaan X X X X X X X X

4 Pemanenan X X X X X

RUANG LINGKUP STUDI(2-8)

Page 9: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

5 Pengolahan X X X X

6 Pengangkutan X X X X X

7Pengolahan Limbah

X X X X

Sumber : PT. YYY (2007)

(2.) Rencana Penggunaan lahan

Berdasarkan izin lokasi yang dimiliki rencana luas tapak proyek perkebunan dan

pengolahan kelapa sawit PT. YYY adalah seluas 15.000 hektar. Dengan demikian

luas plasma yang harus dikembangkan oleh perusahaan minimal 3.000 ha (20% dari

luas inti) Dari areal tapak proyek perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY

seluas 15.000 hektar, sebagian besar akan digunakan sebagai kebun kelapa sawit

yang diproyeksikan hingga mencapai 14.350 hektar, selain itu juga digunakan untuk

jalan dan saluran (420 hektar), emplasemen (108 hektar), dan pabrik 15 hektar serta

pembangunan fasilitas umum (107 hektar). Site plan perkebunan dan pengolahan

kelapa sawit PT. YYY disajikan pada Gambar 2.4, sedangkan rencana penggunaan

lahan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY selengkapnya disajikan

pada Tabel 2.3.

Tabel 2-3. Rencana pemanfaatan lahan kebun PT. YYY

No. Penggunaan Lahan Luas (ha)1 Areal Tanaman 14.3502 Jalan dan Saluran 4203 Emplasemen 1084 Pabrik 155 Penampungan Air Baku 26 IPAL 57 Fasilitas Umum 100Jumlah 15.000

RUANG LINGKUP STUDI(2-9)

Page 10: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Gambar 2-5. Site plan kebun dan pabrik kelapa sawit PT. YYY

RUANG LINGKUP STUDI(2-10)

Page 11: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

(3.) Rencana Produksi Kebun dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit

Dari tapak proyek seluas 15.000 ha, areal yang akan tertanam kelapa sawit

diproyeksikan akan mencapai 14.350 ha serta areal pabrik pengolahan seluas 22

ha. Kapasitas pabrik pengolahan kelapa sawit PT. YYY adalah 80 ton TBS/jam.

Pada pengelolaan kebun yang baik, produksi TBS dari perkebunan kelapa sawit PT.

YYY dengan kelas kesesuaian potensial untuk kelapa sawit yang termasuk S2

(cukup sesuai) dengan S3 (sesuai marjinal) diperkirakan produksi sebesar 20 - 25

ton TBS/ha/tahun. Dengan perkiraan produksi ini maka bila luas tanaman kelapa

sawit mencapai 14.350 ha akan dihasilkan produksi maksimal 260.000 ton

TBS/tahun, seperti yang disajikan Tabel 2.4.

Berdasarkan perkiraan potensi produksi, maka kapasitas pabrik dapat dihitung.

Dengan asumsi tiga shift kerja perhari (20 jam kerja perhari) dengan 25 hari kerja

perbulan serta kapasitas produksi maksimum yang disesuaikan dengan produksi

bulanan diperhitungkan sebesar 10,5%, maka untuk mengolah seluruh produksi

TBS tersebut akan dibutuhkan pabrik dengan kapasitas minimal (14.350 ha x 20 ton

TBS/ha x 10,5%) : (25 hari x 20 jam) = 60,27 ton TBS/jam (dalam hal ini PT. YYY

merencanakan kapasitas pabrik terpasang 80 TBS/jam). Tanaman kelapa sawit

tenera unggul yang bersumber dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit dapat

menghasilkan 23 - 28 ton TBS/ha/tahun (Tabel 2.5). Dengan tingkat produktivitas

yang demikian, dapat diperoleh sekitar 5.5 - 7,5 ton CPO dan 0,5 ton minyak inti

sawit/ha/tahun pada tingkat oil extraction rate (rendemen CPO) 23 – 26% dan kernel

extraction rate (rendemen inti) 6,5 – 8% (Asmono et al., 2001).

RUANG LINGKUP STUDI(2-11)

Page 12: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Tabel 2-4. Proyeksi produksi TBS kebun inti, CPO dan inti sawit di PT. YYY

Sumber : PT. YYY

Tabel 2-5. Karakter varietas unggul kelapa sawit

RUANG LINGKUP STUDI(2-12)

Luas (ha.)Produktivitas

(ton/ ha./ tahun)Jumlah

(ton/ tahun)

2010 6,255 9.0 56,295 12,948 2,8152011 7,055 12.0 84,660 19,472 4,2332012 7,855 15.5 121,753 28,003 6,0882013 8,655 17.6 152,328 35,035 7,6162014 9,455 18.4 173,972 40,014 8,6992015 10,255 19.2 196,896 45,286 9,8452016 11,055 20.0 221,100 50,853 11,0552017 11,855 20.0 237,100 54,533 11,8552018 12,655 20.0 253,100 58,213 12,6552019 13,455 20.0 269,100 61,893 13,4552020 14,350 19.2 275,520 63,370 13,7762021 14,350 19.2 275,520 63,370 13,7762022 14,350 18.4 264,040 60,729 13,2022023 14,350 17.6 252,560 58,089 12,6282024 14,350 17.8 255,430 58,749 12,7722025 14,350 16.0 229,600 52,808 11,4802026 14,350 16.0 229,600 52,808 11,4802027 14,350 15.2 218,120 50,168 10,9062028 14,350 15.2 218,120 50,168 10,9062029 14,350 14.4 206,640 47,527 10,3322030 14,350 14.4 206,640 47,527 10,332

Proyeksi produksi TBS Produksi CPO

(ton/ tahun)

Produksi PKO

(ton/ tahun)Tahun

No. VarietasKerapatan Tanaman (phn./ ha.)

Kecepatan Pertumbuhan

(cm/ thn.)

Potensi Produksi TBS

(ton/ ha./ thn.)

Potensi Produksi TBS Rata-rata (ton/ ha./ thn.)

Potensi Hasil CPO

(ton/ ha./ thn.)

Produksi CPO Rata-rata

(ton/ ha./ thn.)

Rendemen Minyak (%)

Produksi Minyak Inti

(ton/ ha./ thn.)

1 Sungai Pancur 1 143 40-55 32 25-28 7.6 6.5-7.3 23-26 0.492 Sungai Pancur 2 143 65-85 30 24-27 7.5 6.2-25 23-25 0.513 Dolok Sinumbang 130 65-85 31 24-27 7.7 6.0-6.7 23-25 0.564 Bahjambi 130 65-85 32 22-24 7.4 5.7-6.2 23-26 0.625 Marihat 143 60-70 31 24-25 7.9 6.0-6.3 23-25 0.546 Avros 130 60-80 30 24-27 7.8 5.5-7.0 23-26 0.547 Le Me 143 55-70 36 26-27 7.9 5.9-7.0 23-26 0.608 Yangambi 130 60-75 39 25-28 7.5 5.8-7.3 23-26 0.62

Sumber : Yan Fauzi et al. (2005)

Page 13: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

(4.) Rencana Penggunaan Sumberdaya Air

Air digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain untuk pembibitan, rumah tangga

karyawan, kantor, dan PKS. Keperluan air untuk operasional kebun dan pengolahan

kelapa sawit PT. YYY rencananya akan dipenuhi dari sungai terdekat yang di

perbesar kapasitasnya sehingga mampu menampung air dalam jumlah yang besar

guna memenuhi kebutuhan PKS terutama pada saat musim kemarau, sedangkan

pengambilan air langsung dari Sungai Barito dengan jarak ± 7 km merupakan

alternatif lain. Menurut perhitungan teknis, rata-rata kebutuhanan air di pembibitan

setara dengan curah hujan 3,4 mm/hari (34.000 liter/ha/hari atau 2,25 liter per

polibag). Penyiraman tidak perlu dilakukan jika turun hujan pada hari tersebut

dengan curah hujan minimum 8 mm. Rumahtangga karyawan diperkirakan

memerlukan air sebesar 950 m3/hari. Kantor diperkirakan akan memerlukan air 25

m3/hari. Keperluan air untuk PKS dihitung berdasarkan kapasitas riil PKS, namun

untuk perhitungan penggunaan air nantinya dihitung berdasarkan kapasitas

maksimum PKS. Kebutuhan air untuk mengolah 1 ton TBS adalah 1,0 m3 (dengan

rasio 1 : 1), sehingga pada saat kapasitas maksimum PKS mengolah produksi 80

ton TBS/jam dibutuhkan air sebanyak 80 m3/jam atau 1.600 m3/hari (setara 20 jam

kerja mesin/hari). Kebutuhan air tersebut akan dipenuhi dari Sungai Barito dengan

cara membuat waduk penampungan air baku seluas sekitar 2 ha yang dibuat di

dekat bangunan pabrik. Secara rinci penggunaan air untuk kegiatan perkebunan

dan pabrik kelapa sawit PT. YYY disajikan pada Tabel 2.6.

Tabel 2-6. Rencana penggunaan air untuk keperluan kegiatan perkebunan dan pabrik kelapa sawit PT. YYY

RUANG LINGKUP STUDI(2-13)

No. Uraian Pemakaian Air Sumber Air Jumlah (m3/ jam)1 Kantor dan Perumahan Karyawan Sungai Barito 2.12 Pencucian Pabrik Sungai Barito 33 Pressing Station Sungai Barito 5.14 Hydrocylone/ Ripple Mile Sungai Barito 15 Vacum Injector Sungai Barito 16 Steam Boiler Sungai Barito 16.57 Bearing Coller, Fan Bearing, Under Furnace Sungai Barito 68 Turbo Alternator Sungai Barito 49 Clarifikasi Sungai Barito 8.4

47.1Jumlah Penggunaan Air

Page 14: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

(5.) Rencana Sistem Perjernihan Air

Sebelum didistribusikan untuk memenuhi keperluan PKS dan rumahtangga

karyawan, air dari Sungai Barito dipompa ke instalasi air (water treatment) untuk

dijernihkan. Proses penjernihan air adalah sebagai berikut:

1) Air dari Sungai Barito dialirkan melalui pipa berdiameter 6 inci dan ditampung di

kolam penampungan (clarifier tank). Air yang masuk ke dalam kolam diberi

bahan kimia sebagai koagulan seperti tawas dengan dosis 50 - 125 ppm dan

soda ash 25 – 50 ppm. Tingkat pemberian koagulan ini tergantung pada

kualitas air yang diambil dari sungai, semakin rendah kualitas air yang diambil,

maka semakin besar pula dosis bahan kimia yang ditambahkan. Pemberian

koagulan ini dilakukan dengan cara menginjeksikan koagulan melalul pipa

sebelum air sampai di clarifier tank. Dari clarifier tank ini, air jernih ditampung

pada beberapa water tank untuk didistribusikan menuju tempat yang

membutuhkan air. Proses ini selain akan menghasilkan air yang memenuhi

persyaratan, juga menghasilkan bahan sediment. Secara periodik akan

dilakukan pengangkatan sedimen agar kolam penampungan tetap dalam

keadaan design yang diinginkan (kapasitas tetap). Sedimen yang terangkat

kemudian diangkut dengan menggunakan truk dan disebarkan pada daerah

yang relatif rendah (cekungan).

2) Boiler memerlukan air yang mumi dan bebas ion, agar tidak merusak boiler dan

mesin-mesin lainnya. Untuk itu perlu dilakukan pemurnian air sehingga sesuai

dengan standar. Pengolahan air untuk boiler dilakukan dengan proses

demineralisasi dan cleaerasi. Demineralisasi bertujuan untuk menghilangkan

kandungan mineral di dalam air dengan jalan substitusi anion dan kation.

Dalam proses ini kation yang digunakan adalah resin dengan prinsip kerja

menjerap kation maupun anion yang terdapat dalam air sehingga air menjadi

bebas ion. Selanjutnya resin yang sudah jenuh dan harus segera dilakukan

proses regenerasi. Deaerasi adalah suatu proses untuk melepaskan gas-gas

yang terlarut di dalam air seperti gas O2 dan CO2. Proses ini biasanya

menggunakan deaerator, berupa silinder mendatar yang dilengkapi dengan pipa

RUANG LINGKUP STUDI(2-14)

Page 15: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

injeksi steam yang mengarah ke atas. Prinsip kerjanya, air yang masuk harus

berlawanan dengan sistem yang masuk sehingga udara yang terlarut di dalam

air akan keluar sempuma. Suhu air di dalam deaerator sekitar 105 oC.

Keadaan ini dapat mengurangi jumlah gas terlarut, selain itu kondisi air dengan

suhu tersebut sangat baik karena dapat berfungsi sebagai panas pendahuluan

sebelum masuk ke dalam boiler.

(6.) Rencana Penggunaan Energi

Sumber energi diperlukan untuk kegiatan kebun, perumahan, kantor, penerangan,

dan PKS rencananya bersumber dari mesin genset. Khusus untuk PKS dan

perumahan disekitarnya, sumber energi tambahan berasal dari turbin (boiler) dari

PKS manakala proses pengolahan CPO berlangsung. Penggunaan genset untuk

PKS diperlukan untuk masa awal pengolahan pabrik. Genset Turbin masing-masing

berkapasitas 300 KVA sebanyak 2 unit dan 1000 KVA sebanyak 3 unit. Untuk

perumahan karyawan dan kantor induk menggunakan listrik dari genset

berkapasitas 80 KVA. Untuk emplasement Divisi menggunakan genset

berkapasitas 70 KVA sebanyak 2 unit. Mesin genset akan menggunakan solar

sebanyak, 2.000 liter perbulan (2 unit genset 30 KVA). Oli bekas dan operasional

genset sebanyak 84 liter/bulan akan dikumpulkan dalam drum berukuran 200 liter

untuk selanjutnya dijual kepada pengumpul resmi atau dimusnahkan sesuai

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 86 tahun 1990 tentang Tata Cara

Pemusnahan Pelumas Bekas dan Pengawasamya. Pengolahan kelapa sawit di

PKS, diperlukan energi listrik 15 s.d. 17 kW/ton TBS (Bapedal, 1998).

(7.) Rencana Pengolahan Limbah

Limbah yang dihasilkan dari perkebunan dan PKS adalah limbah padat, cair, gas.

Gambaran jenis-jenis limbah yang dihasilkan oleh PKS secara lengkap disajikan

pada Gambar 2.6 dan Gambar 2.7.

RUANG LINGKUP STUDI(2-15)

Page 16: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Gambar 2-6. Tahap proses, fungsi dan limbah pengolahan minyak sawit (CPO) (Bapedal, 1998).

RUANG LINGKUP STUDI(2-16)

Pelumatan(Digesting)

Ekstraksi Minyak

Perontokan(Treshing)

Menghancurkan daging buahMelepaskan sel yang

mengandung minyak

Kebisingan

Pemurnian(Klarifikasi)

Membersihkan minyak dari kotoran lain

Limbah padat (sludge)Limbah cair panasKebisingan

Memisahkan minyak daging buah dari bagian lain

Limbah padat (sabutyang bercampur dengan inti sawit)

Limbah cair panas

Tahap Proses Fungsi Limbah/Dampak

Sterilisasi(Pengukusan)

Mempermudah perontokanMengurangi kadar airInaktivasi enzim lipase dan

okdidase

Limbah cair panasKebisingan

Memisahkan buah dari tandan

Limbah padatKebisingan

Page 17: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Gambar 2-7. Tahap proses, fungsi dan limbah pengolahan minyak inti sawit (PKO) (Bapedal, 1998)

RUANG LINGKUP STUDI(2-17)

Tahap Proses Fungsi Limbah/Dampak

Ampas dan Biji

Pemisahan Biji dan Serabut

Memisahkan biji dari sabut dan kotoran lain

Limbah padat

Pengeringan Mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti sawit

Pemecahan Biji(nut Cracking)

Memecah cangkang dengan cara lemparan

Debu dan Kebisingan

Pemisahan Inti Sawit dengan

Cangkang

Memisahkan inti sawit dari cangkang dan kotoran lain

Limbah padat (cangkang, batu, dll)

Limbah cair

Kebisingan

Pengempaan Mengeluarkan minyak dari inti sawit

Limbah padat (bungkil)

Minyak Inti Sawit

Page 18: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

(a) Limbah Padat

Limbah padat pada pembangunan kebun dan PKS meliputi limbah padat dari hasil

kegiatan pembukaan lahan dan operasional PKS. Pada kegiatan pembukaan lahan

dihasilkan limbah kayu yang tidak dimanfaatkan, ranting, daun dari pohon dan

semak belukar. Limbah padat hasil pengolahan kelapa sawit berupa janjangan

kosong, serabut, cangkang, dan lumpur (sludge). Limbah kayu yang dihasilkan

pada saat pembukaan lahan akan dimanfaatkan untuk menahan tanggul/tukungan

individual dan limbah daun, pelepah, serta serasah dimanfaatkan untuk menutup

tanah dan dibiarkan menjadi humus. Jumlah limbah padat yang dihasilkan dari

proses pengolahan kelapa sawit diperkirakan berupa janjangan kosong (21,5%),

serabut (12,9%), cangkang (5,4%), dan lumpur (4,1%). Total limbah padat yang

dihasilkan PKS diperkirakan sebesar 43,95%. Dengan kapasitas pabrik 80 ton

TBS/jam maka limbah padat total sebesar 13,16 ton/jam atau 263 ton/hari.

Tahapan proses produksi yang menghasilkan limbah ini adalah pada tahap

pemisahan buah dari tandan yang menghasilkan janjangan kosong, pemisahan biji

kelapa sawit dengan sabut yang menghasilkan serabut, tahap pemecahan biji

dengan inti sawit yang menghasilkan cangkrang, dan tahap pemurnian (klarifikasi)

yang menghasilkan lumpur.

Limbah padat dari proses pengolahan kelapa sawit dapat dipergunakan sebagai

pupuk, mulsa, dan dijual sebagai bahan bakar alternatip bagi industri. Dengan

demikian limbah padat dari rencana perkebunan dan pengolahan kelapa sawit

secara keseluruhan tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.

Limbah daun, pelepah serta serasah dapat dimanfaatkan untuk menutup tanah

sebelum penanaman dan dibiarkan menjadi humus. Janjangan kosong akan

dimanfaatkan sebagai pupuk atau mulsa yang akan disebarkan pada lahan kebun

kelapa sawit. Cangkang akan dijual kepada pihak luar sebagai bahan alternatif

bahan bakar pengganti batubara. Serabut akan dimanfaatkan sebagai bahan bakar

untuk operasional boiler. Sedangkan lumpur yang mengendap pada IPAL setelah

dikeringkan akan digunakan untuk pupuk bahan organik di areal perkebunan.

RUANG LINGKUP STUDI(2-18)

Page 19: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Pemanfaatan janjangan kosong sebagai pupuk organik memerlukan waktu

degradasi 6 bulan sampal 1 tahun melalui proses pengomposan. Pengomposan

limbah padat kelapa sawit dilakukan dengan sistem aerobik dengan memanfaatkan

mikroorganisme aerobik (kapang, bakteri dan actinomicetes). Selain pemanfaatan

mikroorganisme tersebut dalam pengomposan ditambahkan starter atau aktivator

dari kotoran lemak. Nantinya janjangan kosong akan dipotong-potong menjadi

bagian-bagian kecil dan kemudian ditaburkan di atas permukaan tanah pada lahan

penanaman kelapa sawit. Praktek ini akan mengurangi penggunaan pupuk pabrikan

hingga 50%.

(b) Limbah Cair

Limbah cair yang akan dihasilkan dari seluruh proses produksi CPO diperkirakan

maksimal sebesar 60% dari jumlah TBS yang diolah. Dengan demikian pada

pengoperasian pabrik kelapa sawit secara penuh dengan kapasitas 80 ton TBS/jam

akan menghasilkan limbah cair sebesar 48 ton/jam atau 920 ton/hari. Berdasarkan

hasil penelitian diketahui bahwa kualitas limbah cair yang dihasilkan berpotensi

mencemari badan air penerima limbah. Hasil penelitian limbah cair pabrik kelapa

sawit tersebut disajikan pada Tabel 2.7.

Tabel 2-7. Kualitas limbah cair pabrik kelapa sawit

Sumber: PPKS dalam IPB (2000)

Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) berasal dari unit proses pengukusan

(sterilisasi), proses klarifikasi dan buangan dari hidrosiklon di PKS. Limbah cair

tersebut berbentuk kental berwarna coklat, dan berbau dengan kandungan lemak 60

ppm dan minyak 0.8 % dan mengandung bahan organik yang sangat tinggi.

RUANG LINGKUP STUDI(2-19)

Kisaran Rata-rata1 BOD mg/ l 8,200 - 35,000 21,280 1002 COD mg/ l 15,103 - 65,100 34,720 3503 TSS mg/ l 1,330 - 50,700 31,170 2504 Nitrogen Total mg/ l 12 - 126 41 505 Minyak dan Lemak mg/ l 190 - 14,720 3,075 256 pH mg/ l 3.3 - 4.6 4.0 6 - 9

No. Parameter Lingkungan Baku MutuSatuanLimbah Cair

Page 20: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Namun, senyawa organik dapat dirombak (mengalami degradasi) secara

mikrobiologis oleh mikroba (bakteri aerob maupun anaerob). Karakteristik fisika dan

kimia LCPKS segar disajikan dalam Tabel 2.8 dan Tabel 2.9.

Tabel 2-8. Karakteristik fisika dan kimia LCPKS

Sumber: PPKS dalam IPB (2000)

Tabel 2-9. Karakteristik limbah cair PKS menurut sumbernya

Sumber : Pusat Penelitian Kelapa Sawit (2004).

- Rencana Pengelolaan Limbah Cair

PT. YYY merencanakan penanganan limbah cair tersebut dengan sistem

pengolahan limbah dalam IPAL. Desaign IPAL nantinya disesuaikan dengan kondisi

fisik lahan basah. Kolam-kolam limbah didesain menggunakan tanggul dari beton

RUANG LINGKUP STUDI(2-20)

No. Parameter Satuan Kisaran Nilai1 pH - 4.0-6.0

2 Suhu oC 60-803 Total Padatan mg/ l 30,000 - 70,0004 Total Padatan Tersuspensi mg/ l 15,000 - 40,0005 Total Padatan Terlarut mg/ l 15,000 - 30,0006 BOD mg/ l 20,000 - 60,0007 COD mg/ l 40,000 - 120,0008 Minyak mg/ l 6,500 - 15,0009 Total N mg/ l 500 - 90010 Total P mg/ l 90 - 14011 Total K mg/ l 260 - 40012 Total Ca mg/ l 1,000 - 2,00013 Total Mg mg/ l 250 - 350

No. Parameter Mutu Rebusan Ekstraksi KlarifikasiHidriksilon dan Boiler

Keseluruhan

1 pH 4.0 - 4.9 3.9 - 4.8 4.5 4.7 - 6.2 3.8 - 4.52 Suhu (oC) 30 - 88 36 - 77 30 30 - 70 30 - 753 Minyak dan Lemak (ribu mg/ L) 1.1 - 6.1 6.8 - 8.5 7.0 - 8.5 0.8 - 1.6 0.2 - 8.64 Padatan Total (ribu mg/ L) 6.0 - 38.5 31.0 - 47.5 45.8 - 60 1.1 - 2.6 11.5 - 67.95 Padatan Tersuspensi (ribu mg/ L) 1.3 - 14.3 18.4 - 31.0 24.1 - 35.0 0.3 - 2.0 4.1 - 60.46 BOD (ribu mg/ L) 5.5 - 27.0 16.8 - 30.0 30 1.1 - 2.0 10.3 - 47.57 COD (ribu mg/ L) 10.3 - 52.5 45.0 - 64.0 47.9 - 60.0 0.6 -3.6 15.6 - 53.68 Total P (mg/ L) 42 - 320 230 - 330 1,000 20 - 23 0 - 1109 Total N (mg/ L) 60 -590 450- 720 nd 20 - 26 180 - 1,820

Page 21: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

untuk mencegah penyebaran limbah ke perairan umum ketika musim hujan. Desain

kolam limbah untuk PKS PT. Palmina dengan kapasitas 80 ton TBS/jam dengan

tujuan untuk dibuang ke perairan umum dengan kandungan BOD kurang dari 100

ppm mengacu pada desain kolam limbah dari PPKS selengkapnya disajikan pada

Gambar 2.8.

Gambar 2-8. Desain kolam limbah (PPKS, 2006)

(a) Limbah Gas (Udara) dan Kebisingan

Limbah udara berasal dari pembakaran solar pada generating set dan pembakaran

sabut pada boiller. Gas buangan ini dibuang ke udara terbuka dan dikendalikan

dengan pemasangan penangkap debu (dust collector) untuk mengikat debu dalam

sisa gas pembakaran, kemudian dialirkan melalui cerobong asap setinggi 25 m dari

permukaan tanah. Debu dari dust collector secara reguler ditampung dan dibuang

ke lapangan untuk penimbunan daerah rendah yang ada di sekitar perkebunan.

RUANG LINGKUP STUDI(2-21)

Page 22: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin-mesin produksi di PKS cukup tinggi,

mengingat mesin yang digunakan umumnya mesin-mesin yang besar.

6) Rencana Tangki Timbun

Sebagai kelengkapan prasarana pabrik pengolahan kelapa sawit PT. YYY

berencana membangun dua unit tangki timbun CPO dekat dengan PKS masing-

masing dengan kapasitas 2.000 ton.

7) Rencana Umur Kegiatan

Umur kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY tidak dapat

ditentukan mengingat bahan baku dapat diperbaharui dengan cara melakukan

pengaturan waktu tanam dan peremajaan tanaman kelapa sawit apabila tanaman

sudah mengalami penurunan produksi.

Umur tanaman kelapa sawit ditentukan selama 30 tahun sejak saat ditanam. Sejak

tanam hingga umur empat tahun baru berbuah dan dapat dipanen, namun dengan

produksi yang relatif kecil (buah pasir). Selanjutnya relatif umur 7 hingga 15 tahun,

tanaman kelapa sawit mengalami produksi puncak yakni rata-rata 20-30 ton

TBS/ha./tahun, khusus pada lahan basah produksi pada kisaran umur tersebut

dapat mencapai 35 ton TBS/ha./tahun, selanjutnya terus mengalami penurunan

produksi hingga umur 25 tahun. Umur 25 tahun ke atas, tanaman kelapa sawit

sudah dinyatakan tidak layak ekonomis lagi untuk dipanen dengan pertimbangan

perbandingan biaya pemeliharaan dan produksi. Tanaman yang tidak produktif lagi

akan ditebang dan kembali diremajakan (replanting) yakni dengan menanam

tanaman kelapa sawit baru.

8) Tahapan Rencana Kegiatan Penyebab Dampak

Rencana kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY terbagi atas

3 tahap kegiatan, yaitu tahap pra-konstruksi, konstruksi dan operasi. Uraian

komponen kegiatan yang ditelaah pertahapan kegiatan berkaitan dengan dampak

yang ditimbulkan diuraikan sebagai berikut :

RUANG LINGKUP STUDI(2-22)

Page 23: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

a) Tahap Pra Konstruksi

(1) Survei Lahan

(2) Pengadaan dan Pembebasan Lahan

(3) Rekrutmen Tenaga Kerja

(4) Mobilisasi Peralatan

(1) Survei Lahan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi pengukuran atau pemetaan

topografi, penentuan trace / aligmen lokasi perkebunan dan pengolahan kelapa

sawit serta kebutuhan prasarana lainnya termasuk penyclidikan tanah (soil

investigation), sehingga dapat ditentukan jenis tanah yang sesuai (land suitable)

guna mendukung peruntukan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit.

Secara umum survei/sigi yang dilakukan pada dasarnya untuk mengetahui

berbagai hal yang berhubungan dengan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit,

sebagai berikut.

1. Pengecekan tanah untuk menentukan lokasi yang tepat untuk perkebunan dan

pengolahan kelapa sawit serta sarana penunjangnya.

2. Untuk mengetahui kesesuaian atau kelayakan teknis dan ekonomis dalam

hubungannya dengan perencanaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit.

3. Mendeliniasi lokasi lahan yang cocok untuk kebun dan infrastruktur lainnya serta

memberikan faktor pembatasnya

4. Memberikan saran dan rekomendasi rencana perkebunan dan pengolahan

kelapa sawit di calon lokasi yang sesuai dengan kesesuaian lahannya.

5. Merancang kedudukan lokasi pabrik, jalan, pengambilan air termasuk di

dalamnya perencanaan kemajuan kebun.

(2) Pengadaan dan Pembebasan Lahan

Penentuan lokasi rencana perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY

berdasarkan pertimbangan :

1) Hasil studi rencana teknis kebun dan pabrik serta sarana prasarana lainnya.

RUANG LINGKUP STUDI(2-23)

Page 24: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

2) Areal rencana lokasi merupakan areal yang sesuai dengan RTRWP Kalimantan

Selatan dan RTRW Kabupaten Banjar.

3 ) Aksesibilitas yang mudah dari calon lokasi ke tempat kegiatan lainnya.

Dalam kegiatan pengadaan dan pembebasan lahan untuk areal kebun pada

prinsipnya tidak dilakukan kompensasi (ganti rugi). Peran serta masyarakat sekitar

kebun nantinya akan dilibatkan dalam program plasma. Jika tanah yang sudah

digarap masyarakat tersebut berada dalam lokasi proyek (berdasarkan izin lokasi),

maka lahan tersebut akan menjadi enclave atau dijadikan cadangan kebun plasma.

Komitmen perusahaan dalam pengelolaan kebun menggunakan program plasma.

Direncanakan, program plasma akan mulai dilakukan paling lambat pada akhir tahun

2008, yang dikelola melalui koperasi (KUD) yang akan dibentuk sebelumnya. Dalam

program plasma ini, setiap kepala keluarga (KK) akan mengelola lahan maksimal

seluas 2 Ha. Penetapan dan alokasi lahan plasma ditentukan dari lahan yang

ditawarkan oleh masyarakat melalui koordinasi KUD. Dengan demikian pola

kemitraan ini selama satu siklus perkebunan PT. YYY (30 tahun). Rencana

penggunaan lahan untuk kepentingan kebun dan pabrik pengolahan serta sarana

dan prasarananya sudah diuraikan pada Tabel 2.3.

(3) Rekrutmen Tenaga Kerja

Rencana keperluan tenaga kerja untuk kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa

sawit akan menangani bidang manajemen, administrasi, tenaga teknis kebun, dan

perencanaan teknik meliputi operasional pembukaan lahan, pembuatan jalan,

pembangunan fasilitas dan sarana prasarana lainya. Pada tahap konstruksi

sebagian besar komponen kegiatan dikerjakan secara swakelola dengan melibatkan

tenaga kerja dari masyarakat lokal. Sedangkan pada tahap operasi diperlukan

tenaga kerja dalam jumlah yang banyak, baik keperluan kebun maupun pabrik

kelapa sawit. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan kebun dan PKS

diperkirakan sebanyak 1.982 orang meliputi staff administrasi (tenaga kerja tetap)

hingga buruh lepas yang menangani kegiatan pembukaan lahan, persemaian,

pemeliharaan, pemanenan dan pengangkutan serta pengolahan. Bidang pekerjaan

RUANG LINGKUP STUDI(2-24)

Page 25: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

yang meliputi jumlah dan kualifikasi serta asal tenaga kerja yang dibutuhkan

disajikan pada Tabel 2.10, sedangkan struktur organisasi perusahaan dapat dilihat

pada Gambar 2.9. Komitmen PT. YYY untuk tenaga kerja adalah memberdayakan

tenaga kerja lokal minimal 60 % dari jumlah yang diperlukan dengan syarat harus

memenuhi kualifikasi, keterampilan dan pendidikan yang sesuai dengan yang

diinginkan oleh perusahaan. Melalui program CSR nantinya, pembinaan

masyarakat sekitar dalam peningkatan keterampilan yang diperlukan perusahaan

akan dilakukan supaya kualifikasi tenaga kerja dapat memenuhi standarisasi tenaga

kerja yang diperlukan.

Gambar 2-9. Struktur Organisasi Perkebunan Kelapa Sawit PT. YYY.

RUANG LINGKUP STUDI(2-25)

ASISTEN KEPALA

KEPALA TATA USAHA

ASISTEN KEPALA DEKSI

MANDOR I, MEKANIK

SEKSI

TENAGA HARIAN

KARYAWAN

ESTATE MANAGER

MANAGER KEBUN INTI

MANAGER PABRIK

ASISTEN KEPALA

KEPALA TATA USAHA

ANALISIS KEPALA SEKSI

KEPALA BAGIAN

SEKSI

KARYAWAN KARYAWAN

ASISTEN KEPALA

KEPALA TATA USAHA

ASISTEN KEPALA SEKSI

MANDOR I, MEKANIK

SEKSI

TENAGA HARIAN

KARYAWAN

GENERAL MANAGER

MANAGER KEBUN INTI

MANAGER PABRIK

Page 26: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Tabel 2-10. Rencana penggunaan tenaga kerja

PekerjaPer Satuan

Tugas

Pekerja Tetap Pekerja Tidak TetapLaki-Laki

Perem-puan

JumlahYang

diperlukanLaki-Laki

Perem-puan

JumlahYang

diperlukan

Clerk 2 1 3 3 11 1 12 19Supervisi - - - - 56 1 57 112Public Relation - - - - 1 - 1 2

Security - - - - 8 - 8 14Legal - - - - 2 - 2 4Nurseries 1 - 1 1 45 - 45 84Incorse of Newplanting

- - - - 6 - 6 9

Immature Oil Palm Upkeep

3 - 3 4 270 244 514 958

Mature Oil Palm

4 - 4 6 109 100 209 375

Plucking - - - - 131 - 131 214Tecnical 3 - 3 4 19 - 19 48Driver - - - - 17 - 17 39Emplacement - - - - - - - -Watcmen - - - - 22 - 22 44Total 13 1 14 18 697 346 1.043 1.922

Sumber: PT. YYY, 2006

Proses penerimaan tenaga kerja PT. YYY harus melalui berbagai tahap dan

memenuhi Standard Operational Procedor (SOP) yang tetap ditetapkan perusahaan

maupun peraturan perundangan yang berlaku. Proses penerimaan tenaga kerja

diawali dengan mempublikasikan pengumuman secara terbuka melalui media masa,

selanjutnya dilakukan proses seleksi sesuai ketentuan yang berlaku. Rencana

kebutuhan tenaga kerja PT. YYY disajikan pada Tabel 2.10, dengan rasio jumlah

tenaga kerja sekitar 0,2 x rencana luas lahan.

Pada saat ini di kantor PT. YYY di lokasi perkebunan terdapat tenaga kerja dengan

posisi : Pengurus Kebun (1 orang). Kepala Seksi (1 orang), Asisten Agronomi (3

orang), Asisten Survei (1 orang), Kepala Pembibitan (1 orang) dan tenaga security

(20 orang). Sedangkan dua lokasi pembibitan PT. YYY sudah menyerap tenaga

kerja harian sekitar 120 orang.

RUANG LINGKUP STUDI(2-26)

Page 27: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

(4) Mobilisasi Peralatan

Mobilisasi peralatan mencakup kegiatan pemindahan peralatan dari dan ke dalam

lokasi proyek yang dilakukan pada awal dan akhir kegiatan konstruksi. Mobilisasi

peralatan ini meliputi kegiatan pengerahan dan pengangkutan peralatan-peralatan

berat yang akan digunakan untuk menunjang kegiatan baik untuk pembukaan lahan,

pembuatan jalan, dan pembangunan sarana dan prasarana, dan operasional kebun.

Peralatan didatangkan secara langsung oleh kontraktor. Pengangkutan peralatan

tersebut dilakukan melalui jalur sungai/laut dengan menggunakan kapal dan jalur

darat juga digunakan untuk mengangkut peralatan dan material yang berasal dari

daerah sekitar tapak proyek (lokal). Pengangkutan menggunakan jalur darat akan

melewati jalan negara/provinsi dan jalan kabupaten hingga mencapai lokasi proyek.

Material serperti semen, pasir, koral, kayu untuk pondasi dan bahan lainnya dibeli di

tempat penjualan terdekat kemudian diangkut ke masing-masing lokasi

pembangunan sesuai dengan kapasitas dan volume yang dibutuhkan. Penjelasan

mengenai jenis kegiatan, jenis peralatan, jumlah, kapasitas dan cara mobilisasi

peralatan yang akan digunakan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.11.

Tabel 2-11. Peralatan yang akan dipergunakan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY

No Peralatan Kapsitas/Jumlah Cara Pengarahan

A Kendaraan / Alat Berat1 Excavator 1.5 m3 / 7 unit Lewat sungai2 Buldozer 5 m3 / 4 unit Lewat sungai3 kapal / Klotok 6 unit Dijalankan4 Dump truck 30 ton / 12 unit Dijalankan5 Fram Tractor 18 unit Dijalankan6 Water pump 15 unit Diangkut truk7 Pick up 7 unit Dijalankan8 Jeep 2 unit Dijalankan9 Truk Tanki 12 ton / 5 unit Dijalankan

10 Truk Kernel 12 ton / 1 unit Dijalankan11 Traktor 4 ton / 1 unit DijalankanB Peralatan Bengkel1 Mesin compressor (Tian Li) 1 unit Diangkut truk

RUANG LINGKUP STUDI(2-27)

Page 28: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

2 Mesin compressor (Robin EY 15) 1 unit Diangkut truk3 Mesin las (Tian Li portable) 1 unit Diangkut truk4 Travo las (50 - 500 A) 2 unit Diangkut truk5 Mesin bor duduk 1 unit Diangkut truk6 Mesin gerinda potong 1 unit Diangkut truk7 Elektrik drill 1 unit Diangkut truk8 Disc grinder 4" 1 unit Diangkut truk9 Chain block 5 ton 1 unit Diangkut truk

10 Tangga alumunium 6 m 1 unit Diangkut truk11 Safety belt 1 unit Diangkut truk12 Nazzia taster 1 unit Diangkut truk13 Torque wrench (britool 20-100 Ft) 1 set Diangkut truk14 Torque wrench (britool 200-600 Ft) 1 pcs Diangkut truk15 Blender set 1 Pcs Diangkut truk16 Garage jack 10 ton 1 set Diangkut truk17 Hydroulic jack 10 ton 1 Pcs Diangkut truk18 Teri removal 1 Pcs Diangkut truk19 Oil can 1 set Diangkut truk20 Multy tester AC/DC 1 Pcs Diangkut truk21 Bearing puller 1 Pcs Diangkut truk22 Bearing puller 1 set Diangkut truk23 Hand riveter 1 set Diangkut truk24 Ring piston wrench 1 set Diangkut truk25 Mechanical tool standard 3 set Diangkut trukC Peralatan Penunjang Lainnya

1Peralatan survey dan pembuatan Blok Tanam (Theodolite, kompas, meteran, peta – peta).

2 set Diangkut truk

2Peralatan pembibitan, penanaman dan pemeliharaan.

- Diangkut truk

a. Cangkul 1500 buah Diangkut trukb. Arit 1500 buah Diangkut trukc. Hotu 1 set Diangkut trukd. Hand Sprayer 250 buah Diangkut truke. Chisel 150 buah Diangkut trukf. Dodos 200 buah Diangkut trukg. Ganco 200 buah Diangkut trukh. Kapak 200 buah Diangkut truki. Pisau enggrek 200 buah Diangkut trukJ. Angkong 200 buah Diangkut truk

3Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Lahan.

- Diangkut truk

a. Pompa 5 unit Diangkut trukb. Menara Pantau 3 unit Diangkut trukc. Pesawat Orari 8 unit Diangkut truk

RUANG LINGKUP STUDI(2-28)

Page 29: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

4 Pabrik PKS (80 ton TBS/jam)1 unit Diangkut truk

dan trailer5 Generator Set Turbin 300 KVA 2 unit Diangkut truk6 Generator Set Turbin 1.000 KVA) 3 unit Diangkut truk7 Generator Set (80 KVA) 1 unit Diangkut truk8 Generator Set (70 KVA) 2 unit Diangkut truk9 Generator Set (30 KVA) 2 unit Diangkut truk

Sumber : PT. YYY (2006).

b) Tahap Konstruksi

(1) Pembukaan Lahan

(2) Pembangunan Sarana dan Prasarana

(3) Pembangunan PKS

(1) Pembukaan Lahan

Areal yang diperuntukan bagi lokasi proyek adalah seluas 15.000 ha. Luasan

dimaksud akan dialokasikan untuk areal perkebunan dan pengolahan kelapa sawit

beserta fasilitas penunjangnya. Bagi lahan yang memenuhi kesesuaian untuk

tanaman sawit akan dijadikan kebun, namun bagi lahan yang kurang sesuai

dialokasikan untuk tujuan lain.

Kegiatan pembukaan lahan dilakukan secara bertahap dengan sistem mekanis

dengan alat berat excavator tanpa pembakaran sesuai dengan Keputusan Direktur

Jenderal Perkebunan Nomor 38/KB.110/SKI/DJ.BUN/05.95 tentang Petunjuk Teknis

Pembukaan Lahan Tanpa Pembakaran Untuk Perkebunan. Kayu-kayu hasil

pembukaan lahan dipergunakan untuk membangun jembatan, perumahan dan jalan.

Tahapan kegiatan pembukaan lahan meliputi:

- Bloking dan Pancang Rumpukan

Pekejaan bloking adalah pekerjaan memberikan batas areal yang akan dikerjakan

yang didahului oleh tim survey ke dalam lahan dan menentukan batas-batas yang

sesuai dengan program yang akan dikerjakan. Pekerjaan ini disesuaikan dengan

master plan kebun yang telah dibuat dan membuat petak-petak blok sebagai

batasan terkecil untuk bididaya tanaman kelapa sawit. Blok yang dibuat berukuran

RUANG LINGKUP STUDI(2-29)

Page 30: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

300 m X 1000 m sehingga luas tiap blok berjumlah 30 hektar. Setelah dilakukan

bloking diteruskan dengan pembuatan parit sebagai batas blok dan sebagai bahan

badan jalan yang akan dibuat belakang hari setelah memenuhi standart penggunaan

jalan perkebunan. Pekerjaan lanjutan adalah dengan memancang untuk pembuatan

rumpukan yang akan diteruskan dengan perumpukan mekanis oleh alat berat

excavator.

- Rumpuk Mekanis

Rumpuk mekanis adalah pekerjaan pembersihan lahan yang akan ditanami kelapa

sawit dengan cara mengumpulkan pohon-pohon atau tanaman-tanaman yang ada di

areal/lahan secara teratur dan rapi membentuk barisan-barisan sampai areal siap

ditanami kelapa sawit dan tidak mengganggu tanaman budidaya.

(3) Pembangunan Sarana dan Prasarana

Pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan perkebunan dan

pengolahan kelapa sawit berupa : jalan, jembatan, saluran drainase, pintu air,

gorong-gorong, kantor, perumahan karyawan, pos Checker, pembangkit listrik,

sarana air bersih, IPAL dan fasilitas penunjang lainya. Komponen-komponen

tersebut bekerja secara terintegrasi dan harmonis satu sama lain.

a) Pembangunan Jalan, Jembatan, dan Gorong-Gorong

Untuk kelancaran transportasi, kebun dan pabrik memerlukan pembangunan jalan

penghubung berupa jalan utama (main road), jalan koleksi (collecting road), jalan

lingkungan dalam kawasan pemukiman, jembatan dan gorong-gorong.

Pembangunan jalan dan jembatan direncanakan 5 % dari total areal perkebunan.

- Jalan Kebun

Jalan kebun dapat dibuat lebih awal sebelum land clearing. Jalan kebun dirancang

sebagai batas setiap blok kebun yang memiliki dimensi 300 m x 1.000 m atau seluas

30 hektar. Untuk main road memiliki orientasi mata angin Utara – Selatan,

sedangkan collecting road Timur – Barat. Orientasi tersebut dimaksudkan untuk

manajemen pengelolan jalan dimana jalan collection road harus mendapat lama

penyinaran yang lebih lama dibandingkan dengan main road. Keperluan jalan pada

RUANG LINGKUP STUDI(2-30)

Page 31: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

setiap blok adalah 300 m untuk main road dan 1.000 m untuk collecting road. Lebar

main road 10 m dan collecting road 6 m. Pembuatan kedua jalan ini menggunakan

material uruk dari pembuatan saluran drainase primer (main drain) dan sekunder

(sub-drain). Selain jalan di atas, nantinya di dalam kebun akan dibuatkan jalan

panen (pasar pikul). Jalan panen berfungsi sebagai jalan bagi tenaga kerja dalam

mengangkut buah dari pohon ke Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dan juga

sebagai jalan bagi tenaga kerja dalam pelaksanaan pekerjaan merawat tanaman.

Lebar jalan panen dibuat 1,0 – 2,0 meter searah dengan main road pada interval

pada satu setiap dua gawangan (barisan tanaman kelapa sawit).

- Jalan Penghubung

Jalan penghubung adalah jalan yang menghubungkan pusat kegiatan proyek

dengan jalan propinsi atau jalan kabupaten. Jalan penghubung tersebut

direncanakan dengan klasifikasi sama dengan jalan kabupaten. Pada tahap

pembangunan biasanya jalan ini diperkeras dengan sirtu, namun demikian bila telah

menghasilkan maka untuk kelancaran transportasi CPO keluar kebun jalan diaspal.

- Pembangunan Saluran Drainase dan Jembatan/Gorong-gorong

Keberhasilan kegiatan perkebunan kelapa sawit di lahan rawa sangat tergantung

pada pengelolaan air (water management). Jaringan saluran drainase dibangun

untuk mengatasi faktor-faktor pembatas yang terdapat pada kegiatan budidaya

perkebunan kelapa sawit di lahan rawa sehingga nantinya sesuai untuk budidaya

kelapa sawit.

Perencanaan saluran drainase meliputi perencanaan pembuatan saluran dan

bangunanbangunan pendukungnya seperti jembatan/gorong-gorong dan pintu-pintu

air. Setiap jalan yang melintas saluran drainase atau badan air alami akan

dilengkapi dengan jembatan permanen atau gorong-gorong beton. Ada tiga saluran

yang nantinya akan dibuat pada kebun PT. Palmina, yaitu :

(a) Saluran Primer, merupakan saluran yang dapat menampung limpasan air dari

saluran cabang maupun dari sungai yang berada dan berbatasan dengan lahan

perkebunan. Saluran yang dibangun kedua sisi jalan utama (main road).

RUANG LINGKUP STUDI(2-31)

Page 32: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Dimensi saluran utama adalah lebar atas 2 meter, lebar dasar 1,5 meter, dan

kedalaman 2 meter. Pada jarak 300 m dari ujung saluran utama dipasang pintu

pengendali yang berfungsi untuk mengendalikan muka air di saluran utama.

Dalam keadaan darurat, misalnya banjir, pintu saluran dapat dibuka.

(b) Saluran Sekunder, merupakan saluran yang dibangun pada satu sisi jalan

koleksi (collection road). Saluran koleksi ini berukuran lebar atas 1.5 m, lebar

dasar 1 m dan kedalaman 1,5 m yang berfungsi untuk menampung aliran air dari

saluran tersier dan menjadi stabilisator limpasan air dari Saluran Utama. Jarak

antara saluran cabang ini adalah 1 km melebar dan 2 km membujur. Pada

bagian ujung Saluran Cabang dilengkapi dengan pintu pengendali (stop log)

yang berfungsi untuk mengatur tinggi muka air. Saluran Cabang bermuara dan

tegak lurus ke Saluran Utama.

(c) Saluran tersier, merupakan saluran yang dibuat pada bagian tengah blok kebun

dengan bentuk menyerupai sisir dengan interval 1 : 10, artinya setiap 10 baris

tanaman kelapa sawit akan dibuat satu saluran tersier. Saluran tersier berfungsi

untuk mempercepat proses drainase dalam blok kebun.

b) Pembangunan Kantor dan Perumahan

Bangunan kantor dan perumahan perusahaan antara lain berupa bangunan kantor

pusat perkebunan (inti, plasma, dan afdeling), gudang, garasi kendaraan, penjernih

air dan guest house. Bangunan perumahan karyawan baik staf maupun non staf

dirancang untuk memiliki kondisi yang layak dan memadai. Komplek perumahan

dilengkapi dengan bangunan fasilitas umum seperti sekolah, mushola, dan klinik

kesehatan.

Lahan yang akan digunakan untuk pembangunan kantor dan perumahan dipilih

dengan mempertimbangkan persyaratan lingkungan antara lain sebagai berikut :

(a) Lahan harus sesuai dengan peruntukan bangunan

(b) Lingkungan yang sehat dan nyaman bagi para penghuni

(c) Fasilitas air bersih cukup tersedia

(d) Sanitasi yang baik dan mudah diterapkan

RUANG LINGKUP STUDI(2-32)

Page 33: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

c) Pembangunan Fasilitas Penunjang Lainnya

Bangunan fasilitas penunjang lainnya berfungsi untuk mendukung kegiatan

perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang akan dilakukan oleh perusahaan,

antara lain berupa menara pantau. Menara pantau dibangun pada lokasi strategis

vang berfungsi sebagai pemantau kegiatan-kegiatan di dalam perkebunan dan

pengolahan kelapa sawit seperti memantau kondisi lahan terhadap bahaya api di

musim kemarau, pencurian, dan gangguan keamanan lainnya. Bangunan menara

pantau terbuat dari kayu dengan ketinggian ± 12 meter, dibuat sebanyak 3 (tiga)

buah dan ditempatkan 2 orang petugas yang dilengkapi dengan peralatan teropong,

alat komunikasi, dll.

4). Pembangunan PKS

Pabrik pengolahan kelapa sawit PT. YYY dan emplasemennya direncanakan

dibangun pada areal seluas 123 ha. Rencana kapasitas pabrik pada tahap pertama

adalah 40 ton TBS/jam dan akan ditingkatkan menjadi 80 ton TBS/jam. Rencana

badan air yang akan digunakan untuk keperluan pabrik sebagai sumber air adalah

sungai-sungai terdekat (Sungai Barito) dengan lokasi dibangunnva pabrik. Dengan

rasio 1:1 antara TBS yang diolah dan keperluan air, maka pada kapasitas maksimun

80 ton TBS/jam selama 20 jam diperlukan 1.600 m3 air setiap harinya.

Tersedianya sumber air yang memadai merupakan salah satu faktor terpenting yang

harus diperhatikan dalam menentukan letak lokasi suatu pabrik, disamping faktor-

faktor lainnya seperti jarak angkut bahan baku dan hasil produksi yang diusahakan

sependek mungkin untuk menekan biaya pengangkutan dan lain sebagainya.

Pemilihan lokasi pabrik ini dilakukan dengan memperhitungkan adanya batasan-

batasan yang umum berlaku antara lain mengenai penggunaan sumber air dari

sungai agar mensuplai kebutuhan air untuk pengelolaan sepanjang tahun. Topografi

yang ideal untuk pabrik dipilih yang datar namun demikian pembuatan loading ramp

dibutuhkan tempat yang lebih tinggi dari unit rebusan sehingga perlu dilakukan

penimbunan.

RUANG LINGKUP STUDI(2-33)

Page 34: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Lokasi yang dipilih harus memiliki daya dukung tanah yang cukup baik karena tanah

harus mampu menopang semua bangunan dan peralatan pabrik yang dibangun

diatasnya. Disamping itu lokasi pabrik harus bebas banjir dan memiliki drainase

vang baik. Untuk ketepatan letak pabrik pada saatnya perlu dilakukan penelitian

tanah (Sounding and Drilling) sebelum pembangunan pabrik dimulai. Pertimbangan

lain yang diperhatikan adalah arah angin yang sering terjadi di lokasi sedapat

mungkin asap dari cerobong pabrik tidak mencemari udara di lingkungan komplek

permukiman karyawan atau penduduk sekitamya termasuk tingkat kebisingannya.

Pabrik kelapa sawit (PKS) adalah unit ekstraksi minyak kelapa sawit mentah (CPO)

dan minyak inti sawit (PKO) dari TBS kelapa sawit. Pengembangan tanaman kelapa

sawit selalu disertai dengan pembangunan pabrik. Hal ini disebabkan minyak sawit

mudah mengalami perubahan kimia dan fisika selama minyak dalam tandan dan

pengolahan. Perencanaan pembangunan pabrik haruslah selaras dengan rencana

penanaman dan rencana produksi TBS.

Menurut SK Menteri Pertanian No.107/Kpts/2000, sebuah pabrik kelapa sawit (PKS)

hanya dapat didirikan apabila pcrusahaan tersebut mempunyai kebun yang mampu

memasok 50 % dari kapasitas PKS yang akan dibangun (Pusat Penelitian Kelapa

Sawit, 2004).

Direncanakan pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit PT. YYY akan

berlangsung selama 1 tahun mulai dibangun tahun ke 3 dan diharapkan dapat

diselesaikan diuji coba dan dioperasikan pada tahun ke 4 untuk mengolah TBS dan

menghasilkan CPO serta PKO. Lay out (tata letak) pabrik kelapa sawit PT. YYY

disajikan dalam Gambar 2.10. Pabrik kelapa sawit tersusun atas unit-unit proses

yang memanfaatkan kombinasi perlakuan mekanis, fisik dan kimia. Bagian-bagian

dari suatu PKS meliputi :

1) Jembatan timbang

2) Penerimaan TBS dan penimbangan (Loading ramp)

3) Stasiun Rebusan (Sterilization)

4) Stasiun Pelepaan Buah (Tresching)

5) Stasiun Kempa (Pressing)

RUANG LINGKUP STUDI(2-34)

Page 35: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Gambar 2-10. Lay-out pabrik kelapa sawit PT. YYY

RUANG LINGKUP STUDI(2-35)

Page 36: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

6) Stasiun Klarifikasi (Clarification)

7) Stasiun Deparicarping

8) Stasiun Pengutipan Inti

9) Stasiun Ketel

10) Unit Pembangkit Energi

11) Tangki Timbun CPO

12) Oil trep

13) Effluent treatment dan sludge decanter system

14) Kolam penyediaan air

15) Bangunan Kantor

16) Laboratorium

17) Bengkel

18) Tempat ibadah dan pos jaga.

c) Tahap Operasi

(1) Persemaian

(2) Penanaman

(3) Pemeliharaan

(4) Pemanenan

(5) Pengangkutan

(6) Pengolahan CPO - PKO

(7) Pengelolaan limbah.

(1) Persemaian

Persemaian atau pengadaan bibit kelapa sawit dilakukan dalam dua tahap yaitu

persemaian tahap I (pre nursery) dan tahap II pembibitan (main nursery). Untuk

menghindari kerusakan pada kecambah, bila kecambah yang diterima bagian dari

tanaman tidak dapat langsung ditanam maka harus disimpan pada tempat yang

sejuk dan lembab. Bagian atas kantong kecambah diusahakan tetap mengembung.

Lokasi untuk persemaian dipilih pada areal yang tetap, datar, cukup sumber air

RUANG LINGKUP STUDI(2-36)

Page 37: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

penyiraman, bebas banjir dan bebas dari gangguan binatang liar. Lokasi

seyogyanya dipilih disentral areal atau pada areal rencana lokasi pabrik.

- Persemaian Tahap I (pre nursery)

Pada persemaian tahap I ini kegiatannya relatif lebih mudah karena arealnva lebih

kecil dan hemat pemakaian kantong plastik (polybag) besar karena bibit di

persemaian ini merupakan hasil seleksi kecambah yang sudah baik. Bibit dirawat

dalam persemaian selama 3 bulan.

Persiapan areal persemaian. Areal persemaian yang telah dipilih terlebih dahulu

dilakukan pembersihan dari gulma . Kantong plastik kecil (baby polybag) ukuran 15

x 20 cm tebal 0,08 mm yang telah diisi dengan top soil sampai tinggi mencapai 1 cm

dari bibir kantong, disusun rapat membentuk bedengan kayu diberi plang kayu agar

kantong tidak tumbang. Antara bedeng yang satu dengan bedeng yang lain diberi

jarak sekitar 50 cm yang berfungsi untuk jalan kontrol. Sebelum penyemaian,

bedeng-bedeng ini disiram terlebih dahulu selama lebih kurang satu minggu. Untuk

mengetahui perkembangan bibit hingga di lapangan, maka penyemaian diberi label

atau / papan nama yang berisikan nomor, kelompok kecambah, jumlah dan tanggal

semai pada setiap bedeng. Ukuran papan 12 x 20 cm, warna dasar di cat kuning

dan tulisan hitam.

Seleksi dan Penyamaian Kecambah. Kecambah - kecambah yang menunjukkan

gejala kelainan (abnormal), patah, busuk dan sebagainya dibuang. Jadi yang

disemai hanya kecambah yang normal saja. Kecambah ditanam tepat di tengah-

tengah kantong dalam lobang yang dibuat dengan jari sekitar 1,5 cm dengan posisi

bagian akar (tandannya tumpul dan kasar) menghadap ke atas. Selanjutnya

kecambah ditutup dengan tanah sekitar 1,0 - 1,5 cm.

Pemeliharaan. Persemaian disiram 2 kali sehari (pagi dan sore) terkecuali jika hari

hujan dengan curah hujan minimal 8 mm. Bibit dalam semaian dilakukan

penyiangan 2 minggu sekali, termasuk pekerjaan tambah tanah dan konsolidasi

bibit.

RUANG LINGKUP STUDI(2-37)

Page 38: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Seleksi Semai. Seleksi semai dapat dilaksanakan pada saat penyiangan, yakni bila

dijumpai pertumbuhan bibit yang tidak normal dan keadaannya tidak mungkin lagi

sembuh, maka semai tadi harus segera di cabut dan dibuang. Besamya seleksi

pada tahap persemaian ini sekitar 10 - 15 %.

- Persemaian Tahap II (main nursery)

Pada persemaian tahap II atau pembibitan ini adalah tempat membesarkan bibit dari

pre nursery yang telah diseleksi dan dipindahkan ke dalam kantong plastik sebesar

berukuran 43,5 cm x 50 cm, berlobang-lobang sebesar 0,3 dan tebal 0.2 mm.

Lamanya bibit dalam pembibitan utama sekitar 8 - 12 bulan.

Persiapan areal. Areal pembibitan dilengkapi dengan instalasi air untuk penyiraman

bibit dan parit drainase untuk mengalirkan air pada waktu hujan. Kantong plastik

besar ukuran 42,5 x 50 cm, tebal 0,2 mm yang telah diisi dengan top soil sampai

tinggi sekitar 1 cm dari bibir kantong, diatur pada areal pembibitan dengan jarak

tanam 85 x 85 x 85 cm (segi tiga sama sisi). Sebelum ditanam kantong plastik

dibiarkan selama 1 minggu agar tanah cukup padat dan kelembaban merata dengan

jarak tanam ini jumlah bibit yang diperoleh sekitar 13.500 - 14.500 per hektar.

Penanaman per nomor kelompok. Untuk mengetahui perkembangan bibit, tiap

kelompok harus diberi papan nama yang memuat nomor kelompok, jumlah bibit dan

tanggal tanam dalam kantong besar, demikian juga pada tiap-tiap kantong harus

diberi nomor kelompok. Bibit dari pre-nursery yang telah berumur sekitar 3,5 bulan

yang telah diseleksi dipindahkan ke kantong plastik besar vang telah disusun di

lapangan. Penanaman dapat dilaksanakan dengan cara memotong kantong plastik

kecil pada bagian bawahnva. Kemudian tanah beserta bibit kecil ditanam dalam

kantong plastik besar, setelah itu ditanam di sekitar bola tanah, bibit kecil dipadatkan

dan diratakan. Kecambah-kecambah yang menunjukkan gejala kelainan fisik dan

fisiologis disingkirkan.

Pemeliharaan. Pemeliharan pemibibitan utama mencakup pelaksanaan pekejaan

penyiraman, penyiangan, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit. Jumlah

air yang dibutuhkan per bibit dalam kantong plastik besar setiap hari dua liter,

penyiraman dapat dilaksanakan pagi dan sore hari. Jika hari hujan dengan curah

RUANG LINGKUP STUDI(2-38)

Page 39: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

hujan di atas 10 mm, maka penyiraman pada hari itu dapat ditiadakan. Penyiraman

dapat dilaksanakan dengan cara manual memakai selang plastik atau gembor.

Sedangkan penyiangan dilaksanakan dengan rotasi sekitar 20 - 30 hari sekali

tergantung dari pertumbuhan rumput. Penyiangan dapat dilaksanakan dengan

menggunakan herbisida yang telah terdaftar resmi.

Pemberantasan hama dan penyakit yang umum terdapat pada pembibitan adalah

belalang (Valanga), Kumbang malam (Apogonia), Adoretus (Lepadoretus), penyakit

collante dan bercak daun (Culvularia dan Helminthosporium). Pemberantasan hama

dan penyakit dilaksanakan secara kimiawi. Pemupukan pada pembibitan

dilaksanakan secara rutin setiap 2 minggu sekali, pada umur tanaman 0 - 3 bulan

dengan menggunakan NPK (15:15:6:4) sebanyak 2,5 gram/tanaman/2 minggu,

umur tanaman 3 - 10 bulan dengan NPK (12:12:17:2) sebanvak 10 gram/tanaman/2

minggu dan Kieserite sebanyak 5 gram/tanaman/2 minggu. Bibit dalam pembibitan

utama secara berkala dilaksanakan pemeriksaan, bila terdapat polybag yang miring

segera ditegakan dan polybag pecah diganti. Bila tanah dalam polybag berkurang

hingga bonggol bibit terbuka maka ditimbun tanah kembali dan dipadatkan.

Seleksi Bibit. Seleksi bibit dimaksudkan untuk menyingkirkan semua bibit yang

abnormal dan mempertahankan bibit yang normal serta bermutu baik untuk ditanam

di lapangan. Untuk mendapatkan bibit yang baik dan menghindari perawatan pada

bibit abnormal, maka seleksi bibit dilaksanakan tiap 2 bulan sekali sampai saat akan

dipindahkan ke lapangan. Lebih kurang 2 minggu sebelum diangkut ke lapangan,

bibit diputar agar akar yang menembus polybag putus. Besarnya seleksi pada saat

pembibitan ini sekitar 15 - 20%. Pegangkutan bibit ke lapangan bisa menggunakan

traktor dengan trailer atau truk sampai di tempat areal yang akan ditanam,

selanjutnya untuk sampai di lobang tanam bibit diangkut secara manual (dilangsir).

Direncanakan luas areal persemaian adalah 42 ha, dengan kapasitas 12.000 bibit

per hektar. Bahan yang digunakan adalah kecambah dari varietes "Tenera" yang

bersumber dari London Sumatera Ind. Pemesanan kecambah kelapa sawit

dilakukan 1 tahun atau paling lambat enam bulan sebelum bibit diperlukan.

RUANG LINGKUP STUDI(2-39)

Page 40: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Berdasarkan kerusakan kecambah, bibit yang siap disalurkan ke pembibitan utama

ditentukan maksimal 75%.

Gulma yang tumbuh dalam pembibitan dicabut dengan tangan setiap 2 minggu

sekali, sekaligus dilakukan penambahan tanah pada kantong-kantong plastik yang

kurang tanahnya. Pemupukan dilakukani jika diperlukan. Pupuk yang diberikan

adalah urea atau pupuk majemuk dengan konsentrasi 0,20% atau 2 gram/liter

melalui penyemprotan. Hama dan penyakit yang umum mengganggu bibit muda

seperti semut, jangkrik, belalang, tikus dan cacing. Sedangkan penyakit adalah

Helminthosporium antracnose blast. Pengelolaan naungan dilaksanakan sampai

umur 1,5 bulan, sehingga bibit hanya memperoleh pencahayaan sekitar 30 %.

Seleksi dilakukan terhadap bibit yang menyimpang atau rusak.

Pembibitan awal (PN) PT. YYY berada di lokasi pembibitan utama, pada lahan

datar, dekat dengan sumber air dan berada di lokasi penanaman. Terletak di tengah

lokasi perkebunan PT. YYY. Jumlah bibit yang tersedia pada tahun 2007 sebanyak

160.000 dan tahun 2008 sebanyak 360.000 bibit.

Pemberian serasah (mulching) berupa sisa tanaman atau cangkang sawit dapat

mengurangi penguapan air dan pemupukan. Cangkang dapat ditabur dalam bibit

sebanvak 0,5 kg/polibag. Penggemburan tanah dilaksanakan agar tanah dalam

polibag tidak memadat yang mulai dilaksanakan setelah bibit berumur 3 bulan.

Jalan dan parit dibuat agar berfungsi dengan baik. Pengendalian hama dan

penyakit dilakukan secara dini dan berkesinambungan. Jenis dan dosis pupuk yang

digunakan dicantumkan dalam Tabel 2.12.

Tabel 2-12. Dosis pupuk pada pembibitan kelapa sawit PT. YYY

Umur bibit(minggu)

Dosis pupuk (g/bibit)Pupuk majemuk

15-15-6-4Pupuk majemuk 12-

12-17-2Kiserit

2 5,0 - -4 5,0 - -6 5,0 - -

8,10,12 7,5 - -14,16,18 10,0 - -

20 - 15,0 5,022 - 15,0 -

RUANG LINGKUP STUDI(2-40)

Page 41: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

24 - 15,0 5,026 - 20,0 -28 - 20,0 7,530 - 20,0 -32 - 25,0 7,534 - 25,0 -36 - 25,0 10,0

Jumlah 67,5 180,0 35,0Sumber : PT YYY (2007)

Seleksi bibit dilakukan untuk pemilihan bibit yang mutunya sesuai dengan standar.

Bibit yang dibawah standar atau tidak normal dimusnahkan. Seleksi dilakukan pada

umur 4,8 dan 12 bulan. Rata-rata pertumbuhan bibit kelapa sawit jenis D x P

disajikan pada Tabel 2.13.

Bibit dipindahkan ke kebun setelah umurnya 12 - 14 bulan. Dalam 15 - 20 hari

sebelum diangkat, akar bibit yang keluar dari polibag dan menembus tanah dipotong

dengan cara memutar bibit 180o lalu dilakukan penyiraman yang intensif.

Pengumpulan bibit dilakukan dengan cara mengelompokkan untuk memudahkan

seleksi dan menghitung jumlah bibit. Pengangkutan bibit dilakukan secara hati-hati

untuk menghindari rusaknya akar dan pecahnya tanah dalam polibag.

Tabel 2-13. Rata-rata pertumbuhan bibit kelapa sawit jenis D x P

Umur (bulan) Jumlah pelepah

Tinggi (cm) Diameter batang (cm)

Keterangan

3 3,5 20,0 1,3 Pre nuersery4 4,5 25,0 1,5 Main nursery5 5,5 32,0 1,7 sda6 8,5 39,0 1,8 sda7 10,5 52,2 2,7 sda8 11,5 64,3 3,6 sda9 13,5 88,8 4,5 sda

10 15,5 101,9 5,5 sda11 16,5 114,1 5,8 sda12 18,5 126,9 6,0 Siap salur

Sumber: PT YYY (2007).

(2) Penanaman

Setelah pembukaan lahan selesai, maka untuk menentukan titik tanam dilakukan

pemancangan. Jarak antar pancang merupakan jarak tanam yang menentukan

RUANG LINGKUP STUDI(2-41)

Page 42: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

jumlah populasi jumlah tanaman per hektar. Rencana jarak tanam yang digunakan

9,2 m segitiga sama sisi (pancang mata lima), sehingga jumlah populasi tanaman

134 - 136 pokok / hektar.

Sebelum penanaman, terlebih dahulu dibuat lubang tanam. Pembuatan lubang

tanam dilakukan minimal 2 minggu sebelum tanam. Pada titik pancang dibuat

lubang tanam 60 cm x 60 cm dan dalam 60 cm. Pancang diletakkan di samping

lubang. Setelah itu diberi pupuk TSP sebanyak 0,5 kg/lubang. Pada waktu

penanaman, kantong plastik dibuang kemudian bibit ditimbun sehingga tinggi leher

tanaman sama dengan tinggi permukaan lobang. Selanjutnya tanah dipadatkan

agar tanaman tidak miring.

Setelah bibit berumur 10 - 12 bulan dilakukan seleksi, kemudian bibit dipindah

tanam. Sehari sesudah tanam, dilakukan pemeriksaan mengenai kedalaman tanam

dan kondisi tanaman apakah miring, tergenang air, atau bibit abnormal. Terhadap

bibit yang abnormal diadakan perbaikan atau diganti.

Direncanakan, penanaman pada tahun pertama (2007) mencapai areal seluas 800

ha, tahun kedua (2008) seluas 1600 ha, tahun ketiga (2009) seluas 5.250 ha, dan

tahun keempat (2010) seluas 6.255 ha. Dengan demikian, dari tahun keempat

(2010) hingga tahun ke-28 (2034) luas keseluruhan kebun kelapa sawit PT. YYY

mencapai luas 13.350 ha. Rencana alokasi penanaman kelapa sawit pada areal

kebun PT. YYY disajikan pada Tabel 2.14

(3) Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan terhadap kebun kelapa sawit PT. YYY terbagi atas 2 tahap

yaitu Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan Pemeliharaan

Tanaman Menghasilkan (TM). Termasuk dalam kegiatan pemeliharaan ini adalah

kegiatan pemeliharaan sarana prasarana (jalan pikul, jalan panen dan saluran

drainase).

RUANG LINGKUP STUDI(2-42)

Page 43: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Tabel 2-14. Rencana alokasi penanaman kelapa sawit di kebun PT.YYY

No. UraianTahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Jumlah

-------------------------- hektar -----------------------1 Pembuatan Lahan 45 2.100 5.250 6.255 143502 Pembibitan 40 100 120 - 2603 Penanaman - 2.000 5.000 7.350 14.350

4Pemeliharaan TBM-1

- - 2.000 5.000 14.350

5Pemeliharaan TBM-2

- - - 2.000 7.000

6Pemeliharaan TBM-3

- - - - -

Sumber : PT YYY (2006).

a) Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

- Pemeliharaan Tanaman Penutup Tanah

Untuk mengurangi penguapan air dan agar tidak ditumbuhi gulma pesaing, terutama

selama tajuk tanaman belum menutup, maka ditanam tanaman penutup tanah (land

cover crop, LCC). Kriteria yang digunakan dalam memilih penutup tanah, antara lain

: (i) bukan pesaing tanaman, (ii) mudah diperbanyak, pertumbuhannya cepat dan

tidak mengandung hama dan penyakit berbahaya bagi tanaman pokok, (iii)

memberikan bahan organik yang tinggi, (iv) memiliki kemampuan menekan gulma.

Umumnya LCC yang dipergunakan adalah jenis kacangan (leguminosa) yang

bcrsifat menjalar, seperti Calopogonium caeruleum (CC), Calopogonium

monocoides (CM), Pueraria phaseoloides (PP), Centrosema pubescens (CP) dan

Macuna cochinchinensi (MC). Berbagai komposisi campuran penanaman kacangan

dianjurkan yang disesuaikan dengan kondisi lapangan dengan perbandingan

campuran tergantung dari daya tumbuh biji dan persediaannya seperti ditunjukkan

oleh Tabel 2.15.

RUANG LINGKUP STUDI(2-43)

Page 44: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Tabel 2-15. Rencana komposisi campuran penanaman kacangan penutup tanah di kebun kelapa sawit PT. YYY

No.Jenis kacangan (kg/ha)

CC PJ CP PP CM MC1 1 3 - - - -2 - 3 8 - - -3 - - 12 8 - -4 1 - 8 - - -5 - 2 1 - - -6 0,6 - - 2,3 2,3 -7 0,6 - - 3,4 - -8 - 3 - - 3 2

Sumber : PT. YYY (2006).

Untuk menghasilkan pertumbuhan yang baik, tanaman kacangan tersebut dipupuk

dengan dosis seperti pada Tabel 2.16

Tabel 2-16. Jenis dan dosis pemupukan tanaman kacangan penutup tanah di kebun kelapa sawit PT. YYY

Umur (bulan) Jenis pupuk Dosis (kg/Ha)1 15-15-6-4 403 Rack Fosfet (RP) 806 Rack Fosfet (RP) 120

Tahun ke-2 Rack Fosfet (RP) 200

Sumber : PT. YYY (2006).

- Pemberantasan Tumbuhan Pengganggu (Gulma)

Gulma yang tumbuh di sekitar bibit atau tanaman kelapa sawit perlu diberantas

sebab dapat merugikan tanaman pokok, bahkan menurunkan produksi. Gulma

menjadikan tanaman pokok berkompetensi dalam memperoleh air, unsur hara,

bahaya maupun CO2. Selain itu, gulma dapat berperan sebagai tanaman inang bagi

hama dan penyakit. Beberapa gulma pada kebun kelapa sawit disajikan dalam

Tabel 2.17.

RUANG LINGKUP STUDI(2-44)

Page 45: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Tabel 2-17. Beberapa gulma pada tanaman kebun kelapa sawit

No Nama Nama Latin1 Alang-alang Imperata cvlindrica2 Rumput pahit Axonopus compressus3 Paitan Passpalum conjugatum4 Teki-tekian Cyperus rotundus5 Teki-tekian Cyperus. cyperoides6 Krisan Rhynchospora corymbosa7 Bambu-bambuan Ottocloa nodosa8 Lampujangan Panicum repens9 Mikania Mikania micrantha

10 Putihan Eupatopium odoratum11 Babadotan Ageratum conyzoides12 Wedusan Ageratum. houstonianum13 Kentangan Boreira latifolia14 Pakis kawat Gleichenia linearis15 Kucingan Mimosa invisa16 Bayam duri Amaranthu spinosus

Sumber : Yan Fauzi et al. (2005).

Dalam pemeliharaan tanaman penutup tanah, dilakukan pengendalian gulma pada

tanaman penutup tanah kacangan yang bertujuan untuk mempertahankan kondisi

areal agar tetap murni tanaman kacangan. Berbagai tingkat penyiangan gulma,

adalah: (i) membuang semua gulma (clean weeding), dikerjakan sesaat ketika lahan

akan ditanami kacangan penutup tanah, (ii) membuang semua gulma, sehingga

yang tumbuh hanyalah tanaman penutup tanah saja, dilaksanakan pada umur

tanaman 0-6 bulan dengan rotasi 2 minggu, (iii) penyiangan yang tersisa hanyalah

tanaman penutup tanah sekitar 8 % dan rumput lunak 15% dilakukan pada umur

tanaman 7-12 bulan dengan rotasi 3 bulan, (iv) penyiangan yang dilakukan sehingga

tersisa tanaman penutup tanah sekitar 70 % dan rumput lunak 30 %, dilaksanakan

pada tanaman berumur 7-12 bulan, (v) penyiangan dengan cangkul untuk

membuang gulma perdu, dilaksanakan pada tanaman berumur 13-30 bulan, dan (vi)

penyiangan dengan membabat sampai batas tinggi yang dikehendaki (30 cm)

sedangkan alang-alang harus dihilangkan sama sekali.

RUANG LINGKUP STUDI(2-45)

Page 46: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Pengendalian gulma dengan wiping dilakukan secara rutin agar tanaman selalu

bebas dari gulma. Wiping gulma dilakukan menggunakan herbisida glyphosate

dengan konsentrasi 0,5 %. Pada areal bebas gulma, dosis pemakaian herbisida

tersebut 6-10 ml/ha/rotasi.

- Garuk Piringan (Cyrcle Weeding)

Piringan tanaman dibuat pada saat menjelang pemupukan pertama. Minimum

jaringan - jaringan yang dibuka dengan diameter 1 m dan diperlebar hingga 3,0 m

sesuai dengan perkembangan umur tanaman. Perawatan piringan tanaman

dilakukan dengan cara menggaruk rumput-rumput yang tumbuh dengan

menggunakan alat khusus. Rotasi pemeliharaan piringan biasanya dilakukan 3 - 4

kali dalam satu tahun.

Pemeliharaan piringan pohon dilakukan dengan cara manual dan cara kimia. Dalam

cara manual, penyiangan dilakukan untuk menyingkirkan semua jenis tumbuhan dari

permukaan tanah selebar piringan pohon yang telah ditentukan, sehingga tanah

bersih dari rumput. Jari-jari piringan pohon disesuaikan dengan umur tanaman

kelapa sawit, yaitu: TBM 1 = 100 cm, TBM 2 = 125 cm, dan TBM 3 = 150 cm.

Rotasi kapasitas pengendalian gulma piringan pohon adalah sebagai berikut :

TBM 1 = 2,5 HK/ha/rotasi, 4 kali/tahun

TBM 2 = 3,0 HK/ha/rotasi, 4 kali/tahun

TBM 3 = 4,0 HK/ha/rotasi, 4 kali/tahun.

Pemeliharaan piringan cara kimia mulai dapat dilaksanakan pada areal TBM 3,

dengan rotasi 4 x setahun (R.6), menggunakan bahan glyphosate dengan dosis 300

ml/ha/rotasi. Pelaksanaannya harus ekstra hati-hati, agar tidak menimbulkan

dampak negatif terhadap tanaman pokok.

- Pemupukan

Setelah bibit tanaman di lapangan, tanaman sudah harus dipupuk. Secara ideal

pemupukan dilakukan setelah pekerjaan garuk piringan selesai sehingga pupuk

dapat digunakan oleh tanaman secara maksimum. Adapun dosis pemupukan

tentative untuk areal rencana proyek disajikan dalam Tabel 2.18

RUANG LINGKUP STUDI(2-46)

Page 47: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Tabel 2-18. Dosis pemupukan tanaman kelapa sawit menurut umur tanaman

Umur (Bulan)

Jenis dan Dosis Pupuk (Kg/pokok)Urea RP MOP Kieserite HGF-B CuSO4 ZnSO4 Dolomit

1 0,10 - - - - - - -3 0,25 - 0,15 0,10 - 0,10 0,10 0,505 0,25 0,50 0,15 0,10 - - - -8 0,25 - 0,35 0,25 0,02 0,10 0,10 0,50

12 0,50 0,75 0,35 0,25 - - - -16 0,50 - 0,50 0,50 0,03 0,20 0,20 0,5020 0,50 1,00 0,50 0,50 - - - -24 0,50 - 0,75 0,50 0,05 - - 0,5028 0,75 1,00 0,75 0,75 - 0,20 0,20 0,5032 0,75 - 1,00 0,75 - - - 0,50

Jumlah 4,35 3,25 4,50 3,70 0,10 0,60 0,60 3,00Sumber : PT. YYY. 2007.

Pemberian pupuk N pada umur 1 bulan dilakukan dengan cara menabur pupuk

mulai dari pangkal batang sampai sejauh 30 - 40 cm. Pemberian pupuk NPK, MOP

dan tanah mineral (Kieserite) serta borate pada umur selanjutnya dilakukan dengan

menaburkan pupuk secara merata sampai sejauh lebar tajuk.

- Kastrasi

Kastrasi adalah tindakan kultur teknis untuk membuang semua bunga pada waktu

tanaman berumur 12 - 20 bulan, atau jika sekitar 35% tanaman telah berbunga.

Manfaat dari pekerjaan ini adalah menghindarkan sumber penyakit dari tandan atau

bunga busuk yang tidak dipanen karena belum memenuhi kriteria. Merangsang

pertumbuhan vegetatif dan waktu panen dapat disesuaikan dengan rencana.

- Penyerbukan

Hadirnya serangga Elaedibius cameranicus dalam teknik budidaya kelapa sawit

akhir-akhir ini setelah menghilangkan pekerjaan penyerbukan buatan yang biasanya

dilakukan setelah kastrasi. Penggunaan serangga ini sudah terbukti berperan aktif

sebagai pelaksana penyerbukan alamiah yang berhasil meningkatkan produksi.

RUANG LINGKUP STUDI(2-47)

Page 48: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

- Persiapan Panen

Panen umumnya dapat dimulai dari setelah tanaman kelapa sawit berumur 32

bulan. Agar panen dapat berjalan lancar diperlukan persiapan panen yang

mencakup :

1) Pembuatan atau pembukaan jalan panen untuk mempermudah pemanen

mengangkut buah

2) Pembuatan tempat pengumpulan hasil (TPH) sebelum diangkut ke pabrik

3) Pemangkasan (tunas) pendahuluan untuk mempermudah pemotongan tandan

4) Pembuatan titik pikul pada areal terdapat parit / drainase.

- Pemberantasan Hama dan Penyakit

Hama yang biasanya menyerang pada tanaman kelapa sawit yang masih muda

adalah tikus, dan babi. Untuk mengatasi hal ini biasanya diberi umpan beracun

dengan menggunakan Klerat untuk tikus, sedangkan untuk babi dengan jerat babi

(perangkap). Sedang hama lain yang kadang timbul adalah ulat api (Famili

Limacucididae) dan ulat kantong (Famili Psychidae) dilakukan dengan PHT

menggunakan tanaman bunga pukul 12. Dari dua famili tersebut yang sering

dijumpai menyerang tanaman adalab Thosea asigna, Setora nitens, Mahasena

corbetti dan Metisa plana.

Pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan cara penyemprotan dengan

larutan insektisida yang sesuai dengan bahan aktif tetradifon, triazolos, karbaril,

klopirifos. Pada gejala serangan dini dapat juga dilaksanakan secara manual

(kutipan) atau hand picking. Jenis penyakit yang biasa menyerang penyakit akar

dan penyakit daun anthracnose pada tingkat lanjut serangan ini menyebabkan

tanaman layu dan mati.

Tanaman yang mati sebagai akibat serangan penyakit tersebut sebaiknya dibongkar

dan dibakar. Jenis jamur lain yang sering menyerang adalah Marasmius, jamur ini

menyerang buah menjadi busuk. Cara pemberantasannya dilakukan dengan cara

sanitasi kebun. Penyakit lain yang umumnya menyerang tanaman muda adalah

RUANG LINGKUP STUDI(2-48)

Page 49: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

penyakit tajuk (Crown Deseases) karena penyakit ini disebabkan oleh faktor genetis

maka penggunaan bibit harus dihindarkan dari pohon induk yang mempunyai sifat

ini. Serangan Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit akan mengakibatkan turunnya

produksi. Kehilangan daun sebanyak 50 % pada tanaman berumur 1-2 tahun akan

menurunkan produksi 12-24 %. Pengendalian Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit

dilaksanakan dengan cara: monitoring populasi, pengendalian ketika populasi hama

sudah kritis, pemanfaatan musuh alami Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit.

Penggunaan pestisida digunakan apabila populasi serangan melebihi ambang batas

ekonomi atau dengan kata lain dalam rangka pengendalian hama dan penyakit

dilakukan melalui konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Adapun langkah-

langkah yang harus dilakukan dalam konsep PHT yaitu : melaksanakan teknologi

budidaya secara benar, penggunaan tanaman secara resisten, pengendalian secara

mekanis merupakan komponen utama dan pengendalian dengan pestisida

merupakan komponen penunjang.

Kumbang penggerek pucuk dikendalikan dengan cara : monitoring populasi setiap 6

baris diperiksa 1 tahun baris, padat populasi kritis 3-5 ekor/ha pada TBM I, 15-20

ekor/ha pada TBM III, penghancuran tempat meletakkan telor, pemberantasan

secara kimia dengan insektisida butiran karbofuran 0,3 g/pohon atau 3 butir kapur

barus/pohon setiap 1-2 bulan, menggunakan ferotrap terdiri dari I kantong feromon

sintetik (Etil-4 metil oktanpate) yang digantung dalam ember plastik (1 fetot

ferotrap/60 hari).

Busuk tandan (Marasinus bunch rot) dikendalikan dengan cara : mengurangi

kelembaban jarak tanam optimal, pemeliharaan, pemupukan berimbang,

penyemprotan dengan fungisida seperti Difolatan 4 F atau Actidione. Busuk pangkal

batang dikendalikan dengan menggunakan biofungisida Marfu yang diproduksi oleh

Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dengan dosis seperti diperlihatkan dalam

Tabel 2.19.

RUANG LINGKUP STUDI(2-49)

Page 50: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Tabel 2-19. Rencana dosis dan aplikasi biofungisida Marfu di kebun kelapa sawit PT.YYY

No SasaranDosis

gr/pohonCara aplikasi

1

Bibit kelapa sawit Tanah pengisi polibag main

nursery-

Dicampurkan dengan tanah pengisi

Bibit di main nursery 10

Ditaburkan di permukaan tanah di dalam polibag pada saat pemindahan bibit ke main nursery

2

Perlindungan tanaman muda pada areal tanaman ulang

Lubang tanam 200Dimasukkan ke lubang tanam

Tanah hasil galian lubang tanam

200 Dicampur ke dalam tanah

TBM I 200 Ditaburkan pada piringan TBM II 200 Ditaburkan pada piringan TBM III 200 Ditaburkan pada piringan

3

Eradikasi sumber penularanRajangan tanaman sakit 200 Ditaburkan

Lubang tanam sisipan 200Dimasukkan ke dalam 4 lubang

Tanah hasil galian lubang tanam sisipan

200 Ditaburkan

4Pengobatan tanaman sakit dengan gejala lanjut Tanaman penimbun

pangkal batang1000

Dicampurkan merata ke dalam 1 m3

Sumber : PT. YYY (2007).

b) Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)

Untuk dapat berhasil dengan baik, pemeliharaan tanaman menghasilkan juga harus

dilakukan dengan cara intensif, termasuk kepentingan pengawasan yang terus

menerus atas keberadaan hama dan penyakit Pemeliharaan tanaman

menghasilkan, pada prakteknya dapat dibagi atas kelompok dan umur tanaman

sebagai berikut:

RUANG LINGKUP STUDI(2-50)

Page 51: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

1) tanaman muda (umur 1 - 5 tahun)

2) tanaman remaja (umur 6 - 14 tahun)

3) tanaman tua (umur 15 - 25 tahun)

Tingkat intensitas pemeliharaan pada ketiga kelompok tersebut adalah sama kecuali

dalam dosis pemupukan mulai dikurangi bahkan dihentikan dua tahun menjelang

penanaman ulang (replanting). Pekerjaan pemeliharaan tanaman menghasilkan

(TM) yang perlu dilakukan antara lain mencakup :

- Perawatan Gawangan

Perawatan gawangan meliputi pemberantasan alang-alang, dongkel anak kayu dan

sembung rarnbat. Cara pelaksanaannya pada dasarnya sama dengan perawatan

tanaman penutup tanah pada tanaman belum menghasilkan.

- Pemeliharaan Jaringan

Pemeliharaan jaringan pada tanaman menghasilkan dapat dilakukan dengan cara

kimiawi dengan menggunakan larutan herbisida (bahan aktif glyposate, dalopon,

atau sejenisnva) dengan atomizer sprayer. Rotasi pekerjaan ini relatif lebih lama

karena efek dari herbisida tersebut sehingga rotasinya 3 - 4 kali dalam setahun.

- Pemupukan

Dosis pemupukan pada tanaman yang menghasilkan hendaknya didasarkan pada

hasil analisis daun yang direkomendasikan oleh badan penelitian atau bagian riset.

Pedoman pemupukan yang akan dilakukan sebagai berikut :

Pemupukan TM dilakukan dengan memberikan unsur hara makro (N, P, K, Mg, dan

Ca) dan unsur mikro (B, Cl, S, Zn dan Cu). Jenis pupuk yang akan digunakan

adalah: SP36, RP dun TSP ; sumber K adalah MOP dan abu, kiserit dan dolomit.

Pemupukan mengacu standar nasional yang spesifikasinya ditunjukkan dalam Tabel

2.20.

Tabel 2-20. Spesifikasi pupuk berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI)

No Jenis pupuk Unsur hara Kandungan1 Urea N Min 46%2 ZA N 21%

RUANG LINGKUP STUDI(2-51)

Page 52: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

S 23%P2O5 (total) Min 28%P2O5 (larut asam sitrat) Min 10%Ca + Mg Setara CaOA12O3 + Fe2O3 Maks 3%

3 Rock phosphate Kadar air Maks 3%Kehalusan :- Lolos saringan 80 mesh

Min 50%

- Lolos saringan 25 mesh

Min 80%

4 SP-36 P2O5 35 %5 K2O K2O Min 60%6 Kieserit MgO Maks 26%

S Maks 21%MgO Maks 30%CaO Maks 30%Al2O3 + Fe2O3 Maks 30%Kadar air Maks 5%

7 Dolomit SiO2 Maks 3%Ni Maks 5%Kehalusan :- Lolos saringan 80 mesh

100%

- Lolos saringan 25 mesh

Min 50%

Sumber : Pedoman Pusat Penelitian Marihat, 1985.

Dalam tahapan penentuan dosis pupuk dilakukan pembuatan kesatuan contoh daun

(KCD) dan pengambilan contoh daun. Dosis pupuk ditentukan berdasarkan faktor-

faktor : tanah (jenis, fisik dan kimia tanah), iklim (curah hujan, hari hujan dan

penyebaran), hasil uji penelitian pemupukan, umur tanaman, produktivitas tanaman,

realisasi pemupukan 2 tahun sebelumnya, hasil analisis hara daun dan tanah, hasil

pengamatan tanaman secara visual di lapangan. Pada areal datar, pupuk

ditaburkan di piringan pohon, sedangkan di areal bergelombang-berbukit serta areal

yang sering tergenang air dilaksanakan dengan cara dibenam. Pemupukan

dilakukan pada saat curah hujan 60-200 mm/bulan, dengan selang waktu 2 bulan

untuk semua jenis pupuk.

RUANG LINGKUP STUDI(2-52)

Page 53: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Pemeliharaan jalan dan parit dilakukan dengan perawatan. Jalan utama dirawat

setiap 6 bulan sekali dengan pengerasan, kemudian digrader dan dipadatkan

dengan compactor. Perawatan parit juga dilaksanakan setiap 6 bulan.

- Pemberantasan Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilaksanakan dengan sistem pengendalian hama

terpadu (PHT) terhadap UPDKS dan tikus. Pengendalian berdasarkan monitoring

populasi, memanfaatkan musuh alami dan mengutamakan pelestarian.

Penggunaan insektisida merupakan tindakan terakhir dan dipilih jenis yang aman

terhadap lingkungan, parasitoid dan predator. Monitoring UPDKS dilakukan dengan

mengamati 1 pohon contoh/ha, setiap 1 bulan. Populasi kritis UPDKS disajikan

pada Tabel 2.21.

Tabel 2-21. Tingkat populasi kritis ulat pemakan daun kelapa sawit (UPDKS)

No Jenis UPDKS Populasi kritis (Jumlah ulat/pelepah)1 S. asigna 5 – 102 S. nitens 5 – 103 D. triana 20 – 304 D. diducta 10 – 205 D. bradleyi 10 – 206 D. bisura 10 – 207 B. bisura 4 – 58 M. piana 5 – 109 D. inclusa 5 – 10

10 D. mendosia 5 – 1011 A. phidippus 2 – 5

Sumber: PT YYY (2007).

Penggunaan pestisida digunakan apabila populasi serangan melebihi ambang batas

ekonomi atau dengan kata lain dalam rangka pengendalian hama dan penyakit

dilakukan melalui konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Adapun langkah-

langkah yang harus dilakukan dalam konsep PHT yaitu : melaksanakan teknologi

budidaya secara benar, penggunaan tanaman secara resisten, pengendalian secara

RUANG LINGKUP STUDI(2-53)

Page 54: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

mekanis merupakan komponen utama dan pengendalian dengan pestisida

merupakan komponen penunjang.

Penggunaan insektisida sintetik diupayakan sebagai tindakan terakhir dan sedapat

mungkin dipilih jenis insektisida serta teknik aplikasi vang paling aman bagi

lingkungan, khusus bagi kelangsungan hidup parasitoid dan predator UPDKS.

Beberapa jenis insektisida yang dapat digunakan untuk pengendalian UPDKS

disajikan pada Tabel 2.22

Tabel 2-22. Rencana jenis, dosis dan cara aplikasi insektisida dalam pcngendalian UPDKS di kebun kelapa sawit PT. YYY.

NoJenis insektisida

Dosis Cara aplikasi Hama sasaranBahan aktif

Contoh produk

1Bacillus thuringiensis

Thuricida HP300 - 500

g/haSemprot

Ulat api, ulat bulu & ulat kantung

2Bacillus thuringiensis

Bactospeine300 - 500

g/hafogging

3 Deltamet-rin Decis 2,5 ES375 - 750

g/haFogging

Ulat api dan ulat bulu

4 TriklorfonDipterex 95

SP1000 g/ha

Semprot/fogging

Ulat bulu

Sumber : PT. YYY (2007).

Beberapa jenis tikus yang dapat dijumpail di areal kebun sawit adalah tikus belukar

(Rattus tiomanicus), tikus sawah (Rattus argentiventer), tikus rumah (Rattus diardii)

dan tikus huma (Rattus exulans). Pengendalian tikus akan dilakukan dengan cara

monitoring populasi tikus setiap bulan sekali, yang selanjutnya dikendalikan

dengan : (i) menggunakan rodentisida (klerat) RMB bila populasi sudah tinggi, dan

(ii) menggunakan musuh alami.

Penyakit BPP (busuk pangkal pinang) yang disebabkan oleh Genoderma boninse,

karat daun (red rust), penyakit busuk tandan buah dikendalikan dengan cara

dibongkar bersama akarnya dan dimusnahkan. Lubang bekasnya dan 6 pohon

sekitarnya ditaburi Marfu P, dengan dosis 200 g/pohon. Tanaman yang terserang

RUANG LINGKUP STUDI(2-54)

Page 55: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

ringan dibuang 4 lubang di piringan pohon sedalam 30 cm, kemudian dimasukkan

75 g Marfu P/lubang.

Pengendalian penyakit karat daun (red rust) yang disebabkan oleh ganggang hijau

(algae) C. ephaleuros cukup dengan penunasan secara teratur setiap < 9 bulan.

Jika serangannya berat (30 - 40 %), baru dilakukan pengendalian dengan

menggunakan fungisida berupa khlorotanil, mankozeb, triadimefon, koper oksida,

dengan konsentrasi 0,1 - 0,2 % disemprot hingga membasahi permukaan daun yang

terserang.

Pengendalian penyakit busuk tandan buah yang disebabkan oleh Marasmus

palmivorus dilakukan dengan cara : (i) mengatur kelembaban kebun, seperti

penyiangan di piringan pohon serta penunasan pelepah cara teratur, (ii) melakukan

eradiasi dengan membuang dan membakar semua tandan busuk, (iii) melaksanakan

panen secara teratur dengan pusingan < 10 hari, (iv) mengendalikan serangan tikus

dan hama Tirathaba, (v) melaksanakan penyemprotan dengan fungisida, antara lain

Difolatan 4 F (kaptafol), Actidiore (sikloheksimid), Bayleton 250 cc (triadimetol)

dengan konsentrasi 0,1-0.2 % dengan pusingan 10 - 14 hari.

- Penunasan

Penunasan dilakukan dengan putaran 6 - 8 bulan sekali dengan system songgo dua

yang berarti dua pelepah dibawah buah tertua ditinggalkan dan merata keliling

pohon. Tunasan harus merapat ke batang dan berbentuk tapak kuda. Pada waktu

menunas, pakis dan tanaman lain yang tumbuh dibatang dan buah busuk dibuang.

Pelapah hasil pemotongan dibagi dua dan diletakkan di gawangan yang bukan

digunakan sebagai jalan panen.

- Pemeliharaan Jalan Pikul

Pemeliharaan jalan pikul dilakukan dengan cara manual ataupun kimiawi, secara

manual dilakukan dengan cara slashing dibabat tandas. Tetapi biasanya dikerjakan

secara kimiawi sejalan dengan waktu pemeliharaan piringan.

- Pemeliharaan Saluran Drainase

RUANG LINGKUP STUDI(2-55)

Page 56: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Saluran drainase dipelihara secara rutin dengan cara pembersihan dan

pembuangan lumpur dan tanaman yang tumbuh di saluran.

- Pemeliharaan Jalan Panen

Selambat - lambatnya 6 (enam) bulan sebelum panen dimulai, jalan panen, titipan

panen, tempat pengumpulan hasil (TPH) sudah harus dibuat. TPH dibuat dengan

ukuran 3 x 3 meter dan harus selalu bersih dari gulma.

- Sensus Pokok

Sensus pokok bertujuan untuk mengetahui jumlah pohon dan kondisi pohon.

Pekerjaan sensus pokok dilakukan setahun sekali.

- Pemangkasan Daun Tua

Pemangkasan daun tua dilakukan 9 bulan sekali. Pelepah daun dikumpulkan dan

ditumpuk pada gawangan mati atau diantara tanaman diluar jalan panen dan

piringan sebagai sumber bahan organik dan mencegah pencucian unsur organik.

Pada saat penunasan diusahakan sampai songgo dua pada tanaman dibawah 10

tahun dan songgo satu untuk tanaman diatas 10 tahun yang sudah menggunakan

egrek, sehingga setelah ditunas jumlah pelepah daun tersisa 48 – 54 pelepah.

(4) Pemanenan Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit mulai menghasilkan buah pada umur 30 bulan setelah

tanam. Buah pertama yang keluar (buah pasir) belum dapat diolah di PKS karena

kandungan minyaknya yang rendah. Buah sawit normal berukuran 12 - 18 g/butir

yang duduk pada bulir. Setiap bulir berisi sekitar 10 - 18 butir tergantung kepada

kesempurnaan penyerbukan. Bulir-bulir ini menyusun tandan buah yang berbobot

rata-rata 20 - 30 kg/tandan. Setiap TBS berisi sekitar 2.000 buah sawit. TBS inilah

yang dipanen dan diolah di PKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2004).

Cara panen yang banyak diterapkan di perkebunan kelapa sawit dewasa ini adalah

sistem giring. Pada sistem ini, pemanenan diberi acak tertentu dari lahan yang akan

dipanen dan si pemanen mengerjakan beberapa gawang. Acak merupakan acak

RUANG LINGKUP STUDI(2-56)

Page 57: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

tidak tetap dan bila selesai dikerjakan pemanenan pindah ke acak berikutnva yang

telah ditetapkan.

Keuntungan dari cara ini ialah cepat dipanen dan diangkut keluar, sehingga cepat

sampai di pabrik. Kriteria untuk dapat mulai dipanen antara lain : jumlah kerapatan

panen lebih dari 60 % dan mutu tandan sudah baik (berat tandan rata-rata di atas 3

kg). Penentuan matang panen vang umum diterapkan adalah 2 brondolan per kg

berat tandan. Tabel 2.23 menyajikan derajat kematangan buah berdasarkan

banyaknya brondolan yang jatuh.

Untuk mendapatkan mutu CPO yang baik, maka mutu yang diolah harus

berdasarkan kriteria kematangan yang optimal yaitu kondisi buah tingkat fraksi 2 dan

3. Pada kondisi 2 dan 3 kandungan minyak dalam TBS relatif tinggi dengan kadar

garam asam lemak bebas (FFA) yang rendah. Pada tandan buah yang masih

mentah (fraksi 0 dan 1) kandungan minyak CPO sangat rendah, sedangkan bila

TBS terlalu matang (fraksi 4 dan 5) maka kualitas minyak menjadi rendah karena

kadar asam lemak bebasnya tinggi. Untuk mendapatkan jumlah dan kualitas minyak

CPO yang baik maka dibutuhkan koordinasi yang baik antara pemanen, pengawas

lapangan, bagian fraksi dan staf pabrik. Tandan buah segar yang telah dipanen

harus segera ditangani dan diusahakan secepatnya diproses dalam pabrik.

Tabel 2-23. Tingkat kematangan buah berdasarkan banyaknya brondolan yang jatuh.

Fraksi Jumlah BrondolanWarna Buah

Tingkat Kematangan

00 Tidak ada Hitam Sangat mantah0 1 - 12,5 buah luar brondol Hitam Mentah1 12,5 - 25 buah luar brondol Kemerahan Kurang matang2 25 - 50 buah luar brondol Merah Matang3 50 - 75 Kekuningan Matang4 75 - 100 Merah Lewat matang5 Buah dalam brondol dan terdapat buah

busukKekuningan Lewat matang

Sumber:PT YYY (2006).

Pelaksanaan panen pada tahap awal (pohon setinggi 2 - 5 m), dilakukan dengan

menggunakan dodos, sedangkan apabila tinggi tanaman sudah tidak lagi

RUANG LINGKUP STUDI(2-57)

Page 58: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

memungkinkan (> 5 m) maka alat panen yang digunakan adalah kapak dan galah

bambu dilengkapi pisau enggrek pada ujungnya.

(5) Pengangkutan TBS dan CPO

Buah kelapa sawit memiliki sifat perisable (segera mengalami kerusakan penurunan

kualitas dan rendemen) bila tidak segera diolah (Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

2004). Tandan buah segar hasil pemanenan harus segera diangkut ke pabrik untuk

diolah lebih lanjut. Pada buah yang tidak segara diolah, kandungan asam lemak

bebasnya semakin meningkat. Untuk menghindari hal itu, maksimal 8 jam setelah

panen, TBS harus segara diolah (Tim Penulis PS, 2001).

Buah serta brondol diangkut ke TPH setelah gagang tandan dipotong serapatnya.

Pengangkutan buah dilakukan dari tempat yang paling jauh guna memudahkan

memikul tandan ke TPH. Pada TPH buah disusun secara terbalik sebanyak 5 - 10

tandan per baris, kemudian pangkal tandan diberi nomor dan brondol ditempat

terpisah. TBS diangkut ke PKS menggunakan truk, traktor dan trailer. CPO dan inti

sawit, diangkut menggunakan truk tangki CPO, sedangkan inti sawit diangkut

dengan truk kernel.

Angkutan TBS. Untuk kapasitas PKS sebesar 80 ton TBS/jam dan operasional

PKS selama 20 jam/hari akan diperlukan TBS sebesar 20 jam x 80 ton TBS/jam =

1.600 ton TBS/hari. Jika menggunakan truk dengan kapasitas 6 ton, maka untuk

1.600 ton TBS/hari tersebut akan dilakukan 267 trip pengangkutan TBS per hari.

Jika setiap truk dalam sehari dapat mengangkut sebanyak 4 trip, maka diperlukan

truk pengangkut sebanyak 67 unit truk per hari. TBS yang diangkut berasal dari

kebun inti dan plasma. Pengangkutan TBS dengan menggunakan traktor dan trailer

dilakukan jika alat angkut truk mengalami kerusakan atau jumlah TBS melimpah

diluar daya angkut truk.

Angkutan CPO. Dari 1.600 ton TBS/hari akan dihasilkan CPO sebanyak 22 % x

1.600 ton TBS/hari = 352 ton CPO/hari. CPO akan diangkut ke dermaga dengan

menggunakan truk tangki berkapasitas 12 ton CPO, sehingga untuk mengangkut

CPO setiap hari diperlukan 30 trip angkutan. Kapasitas pengapalan adalah 3.000

RUANG LINGKUP STUDI(2-58)

Page 59: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

ton CPO per sekali pengapalan. Dengan demikian, setiap 8 – 9 hari akan ada sekali

pengapalan.

Angkutan PKO. Dari 1.600 ton TBS/hari akan dihasilkan PKO sebanyak 0,05 % x

1.600 ton TBS/hari = 90 ton PKO/hari. PKO akan diangkut ke dermaga, kapasitas

pengapalan adalah 2.000 ton CPO per sekali pengapalan. Dengan demikian, setiap

20 – 25 hari akan ada sekali pengapalan, sedangkan jumlah angkutan yang

diperlukan setiap pengapalan sebanyak 17 trip dengan menggunakan truk kapasitas

12 ton.

Kebutuhan jenis dan jumlah alat angkut TBS, CPO dan PKO disajikan pada Tabel

2.24.

Tabel 2-24. Pengangkutan TBS, CPO dan inti sawit

Bahan yang Diangkut

Jenis Angkutan Jumlah AngkutanKapasitas Angkutan

(ton unit)

TBSTruk 67 6

Traktor + Trailer 15 8CPO Truk Tangki 8 12

Inti Sawit Truk Kernel 1 12

Sumber : PT. YYY (2006)

(6) Pengolahan

Jumlah dan kapasitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi kondisi

buah (TBS) yang diolah dalam pabrik. Direncanakan kapasitas PKS PT. YYY

adalah 80 ton TBS/jam, dengan operasional PKS 20 jam/hari. Fraksionasi hasil

pengolahan tandan buah segar disajikan pada Gambar 2.10. Sedangkan diagram

alir dari proses pengolahan kelapa sawit disajikan pada Gambar 2.11.

Tandan Buah Segar diangkut ke lokasi pabrik minyak sawit menggunakan truk.

Sebelum dimasukan ke dalam loading ramp. TBS tersebut harus ditimbang terlebih

dahulu pada jembatan penimbangan (weighing bridge).

a) Perebusan (Sterillizer)

Tandan buah segar setelah ditimbang, dimasukkan ke dalam lori rebusan yang

terbuat dari plat baja berlubang-lubang (cage) dan langsung dimasukan ke dalam

RUANG LINGKUP STUDI(2-59)

Page 60: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Sterilizer yaitu bejana perebusan yang menggunakan uap air bertekanan antara 2,2

- 3,0 kg/cm2. Proses perebusan ini dimaksudkan untuk: (a) mematikan enzim-enzim

yang dapat menurunkan kualitas minyak, (b) agar buah mudah lepas daril

tandannya dan (c) memudahkan pemisahan cangkang dan anti dengan keluarnya

air dari biji. Proses ini biasanya berlangsung selama 90 menit menggunakan uap air

yang berkekuatan antara 280 - 290 kg/ton TBS. Dengan proses ini dapat dihasilkan

kondensat yang mengandung 0,5 % minyak ikutan pada temperatur tinggi.

Kondensat ini kemudian dimasukkan ke dalam Fat Pit. Tandan buah yang sudah

direbus dimasukkan ke dalam thresher dengan menggunakan hoisting crane.

b) Perontokan Buah dan Tandan (Thresher)

Pada threser, buah yang masih melekat pada tandannya akan dipisahkan dengan

menggunakan prinsip bantingan sehingga buah tersebut terlepas kemudian

ditampung dan dibawa oleh fit conveyor ke digester.

Secara garis besar urutan kerjanya adalah sebagai berikut:

(1) Buah kelapa sawit yang sudah tiba di pabrik dan sudah ditimbang, kemudian

dimasukkan ke dalam lori perebusan yang berkapasitas 2,5 ton setiap lori. Buah

beserta lorinya direbus dalam tempat perebusan (sterilizer) selama 60 menit.

(2) Pelepasan buah dan pelumatan.

RUANG LINGKUP STUDI(2-60)

Page 61: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Gambar 2-11. Fraksionasi hasil pengolahan TBS

(3) Buah yang sudah direbus dimasukkan ke dalam mesin pelepas buah (stripping,

thresher), kemudian buah telah rontok itu di bawa ke dalam mesin pelumat

(digester). Tandan kosong diangkut ke tempat pembakaran, digunakan sebagai

bahan bakar untuk menghasilkan uap yang digunakan dalam proses sterilisasi.

(4) Pengeluaran minyak.

(5) Dilakukan pengepresan dengan menggunakan alat tipe hidraulic. centrifugal atau

press continuous screw. Buah yang sudah lumat dipres sehingga minyak keluar

dan dipisahkan dari ampasnya. Minyak ditampung dan dilakukan pemurnian.

Minyak yang sudah keluar dialirkan ke dalam Crude Oil Tank (tangki minyak

mentah).

(6) Pemurnian (clarification)

RUANG LINGKUP STUDI(2-61)

UNSUR Mg(0,9%)

UNSUR K(1,5%)

UNSUR P(0,5%)

UNSUR N(1,5%)

CPO 22,5%

SOLID 4,1%

AIR 16,9%

BIJI(10,4%)

AIR(1,4%)

SERAT(11,5%)

AMPAS(12,9%)

CANGKANG(5,4%)

KERNEL(5%)

TANDANBUAH SEGAR

(100%) PENGUAPANBLOW DOWN

(11,1%)

TANDAN KOSONG(21,5%)

BIJI & AMPAS(23,5%)

CPO KASAR(43,5%)

BRONDOLAN (67%)

Page 62: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

(7) Minyak yang dihasilkan kemudian dimasukkan ke dalam tangki pemumian. Dari

sini akan dihasilkan minyak sawit mentah (CPO). Selanjutnya CPO ini disimpan

dalam tangki timbun (CPO storage).

(8) Pemisahan biji dari sisa-sisa daging buah.

(9) Sisa pengepresan yang berupa ampas, di bawa ke alat pembuang sisa daging

buah (depericarper). Pemisahan biji dari sabut menggunakan proses

pengeringan dan pengembusan. Biji yang sudah terpisah, kemudian diangkut ke

silo dan dikeringkan.

10) Pabrik biji (kernel plant)

- Ukuran ampas kempa (cake breaker conveyor) : berfungsi membawa ampas

kempa ke pemisah serabut dan biji (nut / fibre seperator, depericarper).

- Pemisah ampas biji (depericarper)

- Pemeram biji : berfungsi memeram biji sampai kering, dengan conveyor

masuk ke drum pemisah biji (nut grading drum). Selanjutnya sampai ke alat

pemecah biji (nut cracker).

- Pemecah biji (nut cracker): berfungsi memecah biji yang sudah diperam dan

hasil pecahannya dimasukkan ke vibrating gaute.

- Pemisah getar : Dari nut cracker dimasukkan ke kolom pembersih (dust

separator) yang membebaskan mass cracker dari abu dan benda ringan

lainnya. Mass cracker yang sudah bersih masuk ke pemisah getar yang

berfungsi membebaskan biji yang tidak pecah. Biji yang tidak pecah

diproses ulang ke nut cracker.

- Hydrocyclone: Berfungsi memisahkan inti dengan cangkang.

- Silo pengering inti (kernel dryer) : Berfungsi mengeringkan inti yang berasal

dari hydrocyclone sampai kadar air sesuai dengan ketentuan (7%).

- Gudang inti (kernel storage) : Penyimpanan produksi inti (kernel) disimpan

dalam goni isi 80 kg atau disimpan dalam gudang bentuk curah.

RUANG LINGKUP STUDI(2-62)

Page 63: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Gambar 2-12. Diagram alir proses pengolahan kelapa sawit

RUANG LINGKUP STUDI(2-63)

TBS100%

PEREBUSAN

PENEBAHAN

Penguapan 0,4%Air Blowdown 11,1%

Pembakaran di UnitIncenerator

Pupuk/Abu 0,05%

DIGESTER

SCREW PRESS

DEPERICARTER I

DEPERICARTER II

CRACKER

PEMISAH ANGIN

CANGKANG

BOILER

Tandan Rebus88,5%

Buah Rebus 67%Tandan Kosong 21,5%

AIR

Minyak bersih 17,2%Sledge 26,3%

CLARIFIER

PENGERINGAN

GUDANG KERNEL

PEMISAHANDENGAN AIR

TANGKIPENGUMPULLIMBAH CAIR

UNIT INSTALASI PENGOLAHANAIR LIMBAH

PURIFIER

Sludge Centrifugal

Air 7,9%

Air

Sludge 26,3%

26,0%

Limbah Cair 55 %

Air Blowdown 11,1%Limbah Cair 9,7%

Minyak 0,2%

39,4%

14,4%

5,0%

1,0%

2,2%

4,2%

1,2%

10,6% Ampas 12,9%

23,5%

Minyak bersih 4,1%

VACUM DRYER

TANGKITIMBUN

CPO

TANGKITIMBUN

CPO

Minyak 17,2%

Air 7,9%

Minyak 0,2%

CPO 22,5%

Page 64: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

c) Pengolahan Minyak dari Daging Buah

Brondolan buah (buah lepas) yang dibawa oleh fruit conveyor dimasukan ke dalam

digester atau peralatan pengaduk, supaya buah terlepas dari biji. Dalam proses

pengadukan (digester) ini digunakan uap air yang temperaturnya selalu dijaga agar

stabil antara 80 – 90oC. Setelah masa buah dari proses pengadukan selesai

kemudian dimasukkan ke dalam alat pengepressan (screw press) agar minyak

keluar dari biji dan fibre. Untuk proses pengepresan ini perlu tambahan panas

sekitar 10 -15% terhadap kapasitas pengepressan. Dari pengepressan tersebut

akan diperoleh minyak mentah, arnpas dan biji.

Sebelum minyak mentah tersebut ditampung pada crude oil tank, harus dilakukan

pemindahan kandungan pasirnya pada sand trap, kemudian dilakukan penyaringan

(vibrating screen). Sedangkan ampas dan biji yang masih mengandung minyak (oil

sludge) dikirim ke pemisah ampas dan biji (Depericarper).

Dalam proses penyaringan minyak mentah tersebut perlu ditambahkan air panas

untuk melancarkan penyaringan tersebut. Minyak mentah (crtide oil) kemudian

dipompakan ke dalam decenter guna memisahkan solid dan liquid. Pada fase cair

yang berupa minyak air dan masa jenis ringan ditampung pada continuous setting

tank, minyak dialirkan ke oil tank. Pada fase padat yang terdiri dari air dan padatan

terlarut ditampung ke dalam sludge tank yang kemudian dialirkan ke sludge

seperator untuk memisahkan minyaknya.

d) Proses Pemurnian Minyak

Minyak dari oil tank dialirkan ke dalam oil purifier untuk depericaper melalui cake

brake conveyor yang dipanaskan dengan uap air. Selanjutnya dialirkan ke vacum

driver untuk memisahkan air sampai pada batas standard. Kemudian melalui sarvo

balance, maka minyak sawit dipompakan ke tangki timbun (oil storage tank).

e) Proses Pengolahan Inti Sawit

Ampas kempa yang terdiri dari biji dan serabut dimasukkan ke dalam depericaper

melalui cake brake conveyor yang dipanaskan dengan uap air agar sebagian

kandungan air dapat diperkecil, sehingga press cake terurai dan memudahkan

RUANG LINGKUP STUDI(2-64)

Page 65: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

proses pemisahan. Pada depericaper terjadi proses pemisahan fibre dan biji.

Pemisahan terjadi akibat perbedaan berat dan gaya isap blower. Biji tertampung

pada Nut Silo yang dialiri dengan udara panas antara 60 - 800C selama 18 - 24 jam

agar air turun dari sekitar 21 % menjadi 4%.

Sebelum biji dimasukkan ke dalam nut craker, terlebih dahulu diproses ke dalam nut

grading drum untuk dapat dipisahkan ukuran besar kecilnya biji yang disesuaikan

dengan fraksi yang telah ditentukan. Nut kemudian dialirkan ke nut craker sebagai

alat pemecah. Masa biji pecah dimasukkan ke dry separator (proses pemisahan

debu dan cangkang halus) untuk memisahkan cangkang halus, biji utuh dengan

cangkang/inti.

Masa cangkang bercampur inti dialirkan masuk ke dalam kernel drier untuk proses

pengeringan sampai kadar airnya mencapai 7 % dengan tingkat pengeringan 500C,

600C dan 700C dalam waktu 14 - 16 jam. Selanjutnya guna memisahkan kotoran,

maka dialirkan melalui winnowing kernel (kernel storage), sebelum diangkut dengan

truk ke pabrik pemroses berikutnya.

d. Kegiatan-kegiatan yang Ada di Sekitar Rencana Lokasi Proyek dan Dampak yang Ditimbulkannya

Kegiatan-kegiatan yang ada di sekitar rencana lokasi kegiatan perkebunan dan

pengolahan kelapa sawit PT. YYY digambarkan pada Gambar 2.12, sedangkan

uraian secara singkat kegiatan dimaksud sebagai berikut:

Sebelah Utara adanya Aktivitas perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT.

Kharisma Inti Usaha (PT. KIU) yang secara kumulatif akan menimbulkan sifat

dampak yang serupa dengan dampak kegiatan PT. YYY, dengan sifat yang saling

memperkuat (sinergetik) terhadap berupa penurunan kualitas air, tanah, flora dan

fauna darat.

Sebelah Selatan adanya Aktivitas perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT.

Monrad lntan Barakat yang secara kumulatif juga akan menimbulkan sifat dampak

yang serupa dengan dampak kegiatan PT. YYY, dengan sifat yang saling

RUANG LINGKUP STUDI(2-65)

Page 66: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

memperkuat (sinergetik) terhadap berupa penurunan kualitas air, tanah, flora dan

fauna darat.

Sebelah Barat ada aktivitas perkebunan dan pabrik kelapa sawit milik PT. Putra

Bangun Bersama (PBB). Kegiatan ini secara kumulatif akan menimbulkan sifat

dampak yang serupa dengan dampak kegiatan PT. YYY. Selain itu ada juga

aktivitas transportasi, air di Sungai Barito serta pemukiman penduduk desa

sepanjang sungai tersebut yang terdapat di sekitar tapak proyek (Kecamatan

Jejangkit, Rantau Badauh dan Cerbon), aktivitasnya mengeluarkan limbah ceceran

minyak dan oli mesin tranportasi sungai yang mereka gunakan. Selain itu aktivitas

pemukiman akan mengeluarkan limbah domestik sehingga apabila tidak dikelola

dengan baik dapat menurunkan kualitas lingkungan perairan sungai.

Sebelah Timur ada aktivitas penebangan hutan galam, pencari purun dan jebakan

sumur ikan di dalam hutan alam terutama pada musim kemarau, terdapat di dalam

dan sekitar tapak proyek dimana aktivitasnya akan menyebabkan degradasi hutan

galam dan purun sehingga apabila tidak dikelola dengan baik dapat menurunkan

kualitas lingkungan hutan galam dan sekitamya.

2.1.2. Alternatif-alternatif yang Akan Dikaji dalam AMDAL

a. Dasar Pemikiran dalam Mengkaji Alternatif

Seperti disinggung di muka bahwa langkah pertama yang perlu diperhatikan dalam

penyusunan Amdal adalah adanya kesesuaian lokasi proyek dengan Tata Ruang

Wilayah. Oleh sebab itu pemilihan alternatif dalam penyusunan studi AMDAL ini

akan memperhitungkan aspek tata ruang, terutama kemungkinan keberadaan

kawasan lindung, (resapan, lahan gambut), pemukiman penduduk (desa, UPT), juga

kegiatan lain yang berkaitan atau tumpang tindih dengan pengunaan lahan lainnya

yang dilakukan oleh pihak lain yang berkaitan dengan kepentingan dan aktivitas

masyarakat umum (jalan negara, pusat pemerintahan, pasar dan fasilitas umum

lainnya).

RUANG LINGKUP STUDI(2-66)

Page 67: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Gambar 2.13. Kegiatan-kegiatan di sekitar proyek yang berpotensi menimbulkan dampak

RUANG LINGKUP STUDI(2-67)

Page 68: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Menyangkut dengan tata ruang, jika lokasi proyek berada pada kawasan hutan

produksi, maka dilakukan pelepasan kawasan hutan. Jika lokasi berada pada

kawasan hutan lindung atau cagar alam, maka dilakukan enclave (dikeluarkan) dari

rencana lokasi proyek.

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi potensi dampak negatif yang dapat muncul

dari kegiatan perkebunan dan pabrik kelapa sawit PT. YYY terhadap komponen

lingkungan yang terdapat di dalam tapak proyek dan sekitamya.

Alternatif lain yang perlu dikaji dalam studi ini, terutama sangat terkait dengan

realitas posisi tapak proyek PT. YYY yang hampir seluruhnya berupa lahan basah

(kemungkinan tanah bergambut, sulfat masam dan masalah tata air), tanaman yang

diusahakan lebih adaptif pada suasana lingkungan lahan kering, konstruksi

bangunan yang sesuai dengan kodisi lahan basah dan terletak dalam satu wilayah

administratif (Kabupaten Banjar), tetapi secara pengelolaan lingkungan masuk

dalam satu daerah pengaliran sungai yang sama (DAS Barito).

Hal ini terutama berimplikasi pada perlunya suatu telaahan alternatif yang

mempertimbangkan : (i) tersediannya ruang dan lahan yang tidak tumpang tindih

dengan penggunaan lain, (ii) Faktor-Faktor biofisik (Agroklimat) cukup mendukung,

dan (iii) Tidak berdampak negatif terhadap kelestarian sumberdaya alam dan

lingkungan.

Kriteria yang dipergunakan dalam menetapkan suatu alternatif meliputi :

a) Menghasilkan alternatif kegiatan PT. YYY yang menghasilkan dampak negatif

terhadap lingkungan yang paling kecil dan menghasilkan dampak positif yang

paling besar.

b) Secara ekonomi efektif dan efisien (bersifat ekonomis, termasuk di dalamnya

efisiensi dalam penggunaan sumber daya alam seperti lahan dan air).

c) Secara teknologi dapat diaplikasi oleh pemrakarsa.

d) Secara sosial bersifat akseptabel (dapat diterima masyarakat).

RUANG LINGKUP STUDI(2-68)

Page 69: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

b. Prosedur untuk Memilih Alternatif

Secara skematis alur proses atau prosedur pemilihan alternatif kegiatan perkebunan

dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY dalam studi Amdal dapat dillhat pada

Gambar 2.13. Adapun langkah-langkah adalah sebagai berikut :

(1) Langkah pertama dalam memilih suatu alternatif adalah dengan jalan menilai

kelayakan suatu lahan yang rencananya digunakan untuk lokasi perkebunan dan

pengolahan kelapa sawit PT. YYY. Dalam hal ini proses yang dilakukan adalah

seleksi kesesuaian lokasi dengan Tata Ruang Wilayah dan evaluasi kesesuaian

lahan, dimana lahan minimal berharkat sesuai (S3) untuk budidaya tanaman

kelapa sawit.

(2) Langkah kedua adalah penilaian pemilihan teknologi konstruksi, tata air dan

budidaya kelapa sawit sebagai komoditas potensial yang akan dikembangkan di

lokasi proyek, pengaturan tata air serta konstruksi fisik. Proses seleksi teknologi

yang dilakukan adalah berdasarkan pertimbangan berbasis lahan basah seperti

yang telah banyak diterapkan pada Perkebunan Besar Swasta di Sumatera dan

Malaysia. Dalam proses ini akan dipilih desain atau teknologi yang

berkesesuaian dengan keadaan lingkungan spesifik lahan basah di Kalimantan

Selatan.

(3) Langkah ketiga dalam menetapkan suatu alternatif adalah dengan join

melakukan evaluasi rencana pembangunan fisik (tata letak) seperti kebun,

pabrik, jalan, kantor, mess karyawan dan yang lainnya berdasarkan kesesuaian

lahan dan estitika lingkungan. Sebagai contoh kebun diletakkan pada areal yang

nilai kesesuaiannya berharkat cukup sesuai (S3), kantor dan mess karyawan

diletakkan pada areal yang nilai kesesuaianya berharkat tidak sesuai untuk

tanaman kelapa sawit (N2) dan instalasi pengolahan limbah jangan diletakkan

dengan pemukiman penduduk. Dalam tahapan ini akan terpilih tata letak yang

memenuhi nitai kesesuaian lahan dan nilai estitika lingkungan.

RUANG LINGKUP STUDI(2-69)

Page 70: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

INPUT PROSES OUTPUT

Tinjauan Kesesuaian Tata Ruang

Tinjauan Kesesuaian Teknologi/Desain

Tinjauan Kesesuaian Tata Letak

Gambar 2-14. Bagan alir proses pemilihan alternatif

(4) Langkah keempat, adalah pemilihan alternatif proses terutama masalah

pengelolaan limbah yang dihasilkan baik itu limbah cair maupun limbah padat.

Seleksi yang dilakukan meliputi seleksi sistem pengolahan limbah (fisik, kimia,

RUANG LINGKUP STUDI(2-70)

Rencana kebun & pabrik kelapa sawit PT. Palmina Utama (sesuai izin lokasi)

Kawasan / Areal terpilih sebagai lokasi proyek

Seleksi tata ruang: RTRWP Kal – Sel RTRWK Banjar

Teknologi : Sistem

Budidaya Tata air Kontruksi

Desain/Teknologi Terpilih

Seleksi teknologi berbasis spesifikasi

lahan basah di Kalimantan Selatan

Lahan terpilih untuk sarana

prasarana: Kebun, pabrik, sarana dan

prasarana

Seleksi kesesuaian lahan dan estetika lingkungan

Tata letak : Kebun Pabrik Jalan Kantor, dll

Proses terpilih dengan Zero

Waste

Seleksi Proses : Aerob Anaerob Land application

Proses : Limbah cair Limbah Padat Limbah Gas

Page 71: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

biologi) dan pemanfaatan limbah yang efisien sehingga hasil akhir pada proses

industri minyak kelapa sawit didapatkan dengan limbah yang minimum ( zero

waste ) atau produksi bersih.

Identifikasi yang dilakukan dengan menelaah seluruh aspek kegiatan perkebunan

dan pabrik kelapa sawit yang akan dilakukan PT. YYY serta komponen lingkungan

yang berada di dalam tapak proyek PT. YYY dan sekitarnya, termasuk menelaah

(a) peta tapak proyek dan keterkaitannya dengan kegiatan sekitar termasuk studi

mengenai kondisi komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak kegiatan

proyek PT. YYY, (b) rencana pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan PT.

YYY, termasuk desain pengelolaan limbah cair dan padat.

2.2. Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awal

2.2.1. Komponen Lingkungan Fisik-Kimia

a. lklim

Pengkajian kondisi iklim di wilayah studi didasarkan pada hasil pengamatan dan

pengumpulan data yang dilakukan oleh Stasiun Klimatologi Dinas Permukiman dan

Prasarana Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan yang dimatching dengan Stasiun

Klimatologi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Stasiun Klimatologi Pelabuhan

Udara Samsudin Noor terletak kurang lebih 40 km dari lokasi daerah studi. Stasiun

Meteorologi tersebut merupakan stasiun yang berada pada garis lintang dan elevasi

yang berdekatan dengan wilayah studi. Disamping itu juga merupakan stasiun

Meterologi yang relatif lebih lengkap. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka

data iklim ini cukup representatif untuk digunakan.

Berdasarkan hasil pengumpulan data curah hujan dapat diketahui bahwa lokasi

sekitar wilayah studi termasuk daerah beriklim tropika basah (tipe iklim Af/Am

menurut Koppen) dengan musim kemarau (musim kering) yang singkat atau tipe

iklim B menurut Schmidt dab Ferguson dengan jumlah bulan kering (<60 mm)

sebanyak 1 sampai 2 bulan dalam satu tahun (Arifin dkk., 2002). Menurut Koppen

(1918) dalam Kartasapoetra (1988) daerah dengan tipe iklim demikian memiliki

RUANG LINGKUP STUDI(2-71)

Page 72: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

karakteristik sebagai berikut : suhu udara selalu tinggi dengan suhu selalu tinggi

sepanjang tahun dan curah total tahunan < 2.000 mm.

Data suhu dan kelembaban udara rata-rata dari Dinas Kimpraswil Provinsi

Kalimantan Selatan (Tabel 2.25), menunjukkan bahwa suhu tidak berkisar antara

26,9 - 29,50C dan rata-rata bulanan 280C serta suhu udara maksimum 30,90C.

Kelembaban udara berkisar antara 78 – 830C. Atau rata – rata 81%.

Tabel 2-25. Rata-rata suhu udara dan kelembaban udara

No. Bulan Suhu Udara Rata-rata (0C)

Kelembaban (%)

1 Januari 27,9 82,02 Februari 28,2 83,03 Maret 29,5 81,04 April 28,6 81,05 Mei 26,9 81,06 Juni 27,4 80,07 Juli 28,3 79,08 Agustus 28,2 77,99 September 28,8 78,0

10 Oktober 27,9 79,011 Nopember 28,5 81,012 Desember 27,6 81,0

Rata - Rata 28,3 81,0

Sumber :Dinas Kimpraswil Provinsi Kalimantan Selatan, 2007.

Total rata-rata Curah Hujan (CH) tahunan adalah 1.646 mm dan jumlah Hari Hujan

(HH) adalah 155 hari. Pada Tabel 2.26 menunjukkan bahwa CH berkisar antara 61 -

221 mm, tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 221 mm dan terendah pada

bulan Agustus 62 mm. Sedangkan CH berkisar antara 7 - 22 hari, tertingi terjadi

pada bulan Januari dan terendah bulan Agustus. Selanjutnya musim hujan

biasanya terjadi antara bulan Oktober hingga bulan Mei, sedangkan bulan kemarau

terjadi biasanya antara bulan April hingga bulan September.

RUANG LINGKUP STUDI(2-72)

Page 73: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Kecepatan angin rata - rata bulanan berkisar antara 5 – 9 knot dengan arah angin

dominan bertiup ke arah timur (60%), ke arah selatan (75%), ke arah barat (39%)

dan ke arah utara (42%). Pada saat studi dilaksanakan kecepatan angin rata-rata

sebesar 5 hingga 9 knot, dengan arah angin bergerak dari barat ke timur. Hasil

pengukuran arah dan kecepatan angin sesaat sekitar lokasi pengamatan

menunjukkan bahwa arah angin selama 24 jalan menuju pada empat mata angin,

yakni barat-timur, timur-barat, selatan-utara, dan utara-selatan. Kecepatan angin

berkisar antara 0,4 - 2,1 m/dt.

Tabel 2-26. Rata-rata Curah Hujan (CH) dan Hari Hujan (HH) bulanan

No. Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan (hari)1 Januari 221 222 Februari 218 213 Maret 213 184 April 186 165 Mei 137 126 Juni 104 177 Juli 82 108 Agustus 61 79 September 92 8

10 Oktober 117 1011 Nopember 203 1512 Desember 192 19

Rata - Rata 1.646 155

Sumber : Dinas Kimpraswil Provinsi Kalimantan Selatan

Prosentase lamanya penyinaran matahari (n/N) rata-rata bulanan pada lokasi

pekerjaan sesuai dengan stasiun meteorologi yang adalah berkisar antara 5.63 jam -

11.52 jam dengan rata-rata sebesar 9.05 jam. Lama penyinaran matahari ini sudah

dapat dikatakan 100 % karena penyinaran matahari pada waktu siang hari

berlangsung lebih dari 8 jam.

b. Kualitas Udara dan Kebisingan

1) Kualitas Udara

RUANG LINGKUP STUDI(2-73)

Page 74: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Parameter kadar debu dan gas-gas di udara yang diukur erat kaitannya dengan

dampak yang diperkirakan mungkin terjadi terhadap kualitas udara selama kegiatan

proyek terutama tergantung dari banyaknya sumber pencemar yaitu aktivitas yang

berlangsung (seperti kegiatan angkutan / transportasi yang melintas pada saat

pengukuran), dan variabel lain seperti suhu, kelembaban, arah dan kecepatan

angin. Gambaran data kualitas udara di lokasi rencana proyek disajikan pada Tabel

2.27

Tabel 2-27. Hasil pengukuran kualitas udara pada sekitar lokasi kegiatan PT. YYY

No Lokasi samplingSO2 NO2 CO TSP

(µg / m3)1 Lokasi PT. Kharisma Inti Usaha 0.92 1.69 97.36 1082 Pulau Pinang Utara 6.42 5.45 221.25 8593 Sungai Bahalang 0.55 5.83 74.67 1034 Sungai Puting 3.38 3.69 188.04 4,051Baku Mutu Udara Ambien Nasional (PP

no. 41 1999)*)900 400 30,000 230

Sumber : Dokumen ANDAL PT. Kharisma Inti Usaha

2) Kebisingan

Data tingkat kebisingan di kawasan pembangunan kekun kelapa sawit milik PT.

Kharisma Inti Usaha disajikan pada Tabel 2.28

Tabel 2-28. Hasil pengukuran tingkat kebisingan pada sekitar lokasi kegiatan PT. YYY

No Lokasi sampling Kebisingan (dBA)

1 Lokasi PT. Kharisma Inti Usaha 40.12 Pulau Pinang Utara 67.83 Sungai Bahalang 50.74 Sungai Puting 63.8

Sumber : Dokumen ANDAL PT. Kharisma Inti Usaha

RUANG LINGKUP STUDI(2-74)

Page 75: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

c. Fisiografi dan Geologi

Fisiografi

Wilayah studi umumnya berada pada ketinggian antara tiga meter sampai dengan

tujuh meter di atas permukaan laut (dpl) dengan kemiringan lahan datar (0-2 %).

Wilayah studi merupakan bagian palembahan Sungai Barito, yaitu suatu dataran

pantai tua dengan dataran sungai yang mengalami pengangkatan. Fisiografi

tergolong fisiografi rawa belakang (back swamp) dan beting pasir tua (old poin bar),

keduanya masih termasuk kelompok lahan-lahan aluvial (alluvial lands), yang masih

dipengaruhi oleh pasang surut air sungai. Kondisi ini menyebabkan daerah ini

sering mengalami banjir musiman dan tergenang dalam waktu lama.

Geologi

Kegiatan tektonik daerah ini diduga telah berlangsung sejak Jaman Jura, yang

menyebabkan bercampurnya batuan ultramafik dan batuan malihan. Pada Jaman

Kapur Awal, atau sebelumnya terjadi penerobosan granit dan diorit yang menerobos

batuan ultramafik dan batuan malihan. Pada akhir Kapur Awal terbentuk kelompok

Alino yang sebagian merupakan Olistotrom, diselingi dengan kegiatan gunung api

Kelompok Pitanak. Pada awal Kapur Akhir, kegiatan tektonik menyebabkan

tersesarkannya batuan ultramafik dan malihan keatas Kelompok Alino. Pada Kala

Paleosen kegiatan teknonik menyebabkan terangkatnya batuan Mezolikum, disertai

penerobosan batuan andesit porfir. Pada awal Eosen terendapkannya Formasi

Tanjung dalam lingkungan Paralas. Pada kala Oligosen terjadi genang laut yang

membentuk Formasi Berai. Kemudian pada Kala Miosen terjadi transgresi laut yang

membentuk Formasi Warukin.

Gerakan Tektonik terakhir terjadi pada Kala Akhir Miosen, menyebabkan batuan

yang tua terangkat, membentuk Tinggian Meratus, dan melipat kuat batuan Tersier

dan pra-Tersier. Sejalan dengan itu terjadilah penyesaran naik dan penyesaran

geser yang diikuti sesar turun dan pembentukan Formasi Dahor pada Kala Pliosen.

Wilayah Studi merupakan bagian dari apa yang dikenal sebagai Cekungan Barito,

yaitu suatu teluk pantai geosinklinal dan dataran rendah aluvial yang terbentuk dari

RUANG LINGKUP STUDI(2-75)

Page 76: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

endapan-endapan sungai zaman Resen atau Kwarter. Cekungan Barito sampai

dengan kota Amuntai terdapat di wilayah bagian barat Pegunungan Meratus dan

merupakan sabuk luar yang seolah-olah melingkari lahan kering yang elevasinya

lebih tingi. Semula wilayah ini masih termasuk dalam relik sahul – sunda. Sesudah

zaman glasial Pleistosen dataran ini tergenang, kemudian secara berangsur–angsur

terisi endapan Kapuas dan Kahayan. Dengan mundurnya laut selama zaman

Pleistosen pembentukan tanah pada cekungan Barito menjadi semakin jelas

(Gambar 3-2).

Cekungan marin terus-menerus terisi oleh endapan sungai sehingga terbentuk suatu

paya (marsh) atau rawa pasang surut yang ditumbuhi vegetasi spesifik rawa.

Vegetasi ini mengikat lumpur dan material lain yang terbawa arus dan

mempengaruhi pembentukan endapan–endapan yang heterogen. Tingkat

perkembangan terakhir dicapai di bawah transgresi laut sesudah zaman Pleistosen.

Struktur geologi wilayah studi cenderung di dominasi oleh lempung dengan sisipan-

sisipan pasir halus. Endapan kwarter sampai resen terdiri dari endapan aluvium,

yaitu terdiri dari lempung hitam keabuan yang lunak dengan sisipan-sisipan pasir

halus meliputi daerah yang sebagian besar berupa rawa dan endapan diluminium,

terdiri dari pasir lempungan sampai lempung pasiran, pasir, kerikil, kerakal, kwarsa,

kerikil linorit meliputi daerah yang lebih tinggi.

Korelasi satuan batuan di daerah wilayah studi merupakan endapan permukaan dan

batuan sedimen berjenis Aluvium yang meliputi kerikil, pasir, lanau, lempung dan

lumpur yang diperkirakan terbentuk pada masa Kenozoikum pada zaman Kuarter

kala Holosen dan diduga berumur kurang lebih 10.000 tahun.

Stratigrafi wilayah studi dari muda ke tua adalah sebagai berikut :

1. Lapisan atas tanah (top soil)

Terdiri dari bahan organik dan lempung abu-abu berkerikil dan berpasir sampai

kedalaman sekitar 2,0 m dari permukaan tanah.

2. Satuan Lempung Lunak

RUANG LINGKUP STUDI(2-76)

Page 77: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Lempung berwarna abu-abu kecoklatan mengandung sisa tanaman dengan

tekstur lempung liat berdebu, plastisitas sedang-tinggi dengan butir terbesar 0,2

mm. Satuan ini berada pada elevasi +3,359 m sampai dengan +2,359 m. Pada

lapis di bawahnya masih didominasi satuan lempung abu-abu lunak berjenis

lempung berliat, dengan lapisan cukup tebal, yaitu antara elevasi rata-rata

+0,860 m sampai dengan –29,14 m.

3. Satuan Lempung Sedang

Pada lapis di bawah lempung lunak masih merupakan satuan lempung berwarna

abu-abu sedang yang lembab sedikit berpasir, dengan fraksi dominan adalah

lempung, lapisan ini berada antara kedalaman – 26 m sampai dengan – 30 m.

4. Satuan Pasir

Pasir putih kasar sampai padat sedikit berkerikil mendominasi lapisan ini.

Lapisan ini cukup tebal, yakni pada kedalaman elevasi – 35,0 m sampai dengan

– 60 m.

d. Ruang, Lahan dan Tanah

Lokasi rencana Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. YYY secara

administratif termasuk ke dalam Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar

Provinsi Kalimantan Selatan. Areal rencana proyek ini mengambil luasan sebesar

15.000 ha dengan merevitilisasi lahan – lahan yang selama ini belum tergarap

(lahan tidur). Mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah, baik itu Rencana

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 9 Tahun 2000 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan (lihat Gambar 2.2) lokasi

proyek sebagian besar termasuk dalam Kawasan Budidaya Tanaman Pertanian

Lahan Basah. Namun demikian berdasarkan hasil penapisan dengan SK

Menhutbun No. 453/Kpts11/1999 Tanggal 17 Juni 1999, maka areal rencana

perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY dari peta Balai Pemantapan

Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah VI Banjarbaru termasuk ke dalam Kawasan Areal

Penggunaan Lain.

RUANG LINGKUP STUDI(2-77)

Page 78: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Lokasi proyek hampir seluruhnya merupakan daerah rawa yang berkembang dari

satuan lahan dataran alluvial. Pola penggunaan lahan yang dominan pada wilayah

ini adalah hutan rawa yang didominasi oleh vegetasi galam (Melaleoca

leucadendrum) yang merupakan ciri khas tumbuhan pioner pada wilayah tanah

sulfat masam. Sebagian dari wilayah ini sudah dibuatkan oleh pemerintah beberapa

saluran drainase untuk membuang kelebihan air, seperti kanal Saka Ramai di Desa

Batik Kecamatan Cerbon Kabupaten Barito Kuala yang memiliki lebar 6 meter dan

dalam 2 meter serta Kanal Antasan Muning yang membelah cekungan rawa di

sekitar lokasi proyek. Di bagian Selatan juga terdapat kanal-kanal untuk drainase

SPT Galam rabah. Kanal - kanal tersebut sekarang ini sudah merubah sistem tata

air yang ada di wilayah rawa belakang (back swamp). Hutan rawa adalah hutan

yang tersebar pada daerah dengan tipologi lahan basah baik berupa rawa pasang

surut maupun rawa pedalaman. Vegetasi yang berkembang biasanya galam, purun

dan paku-pakuan. Penggunaan lahan lain di lokasi studi adalah areal persawahan

merupakan sawah yang kebanyakan tadah hujan yang banyak tersebar di 1evee

sungai dan rawa belakang (back swamp) dan termasuk dalam landform alluvial.

Secara geomorphologi wilayah studi termasuk dalam endapan alluvial, yang

termasuk didalamnya dataran banjir (tanggu1 sungai alami, rawa belakang, tasik

sungai, beting pasir), teras sungai, dataran alluvial.

Berdasarkan perbedaan fisiografi, topografi, umur, dan adanya lapisan gambut,

maka tanah-tanah di wilayah studi dan regional di sekitarnya terbentuk melalui salah

satu dari fase sedimentasi sebagai berikut:

1. Sedimentasi fase I, terjadi 5.000 sampai dengan 4.000 - 3.500 tahun yang lalu,

pada fase ini merupakan suplai endapan dari Sungai Barito dan sungai lainnya

seperti Sungai Kahayan dan pada akhir fase ditandai dengan terbentuknya mulut

sungai tua dekat Barambai (sebelah barat wilayah studi) sehingga garis pantai

sejajar dengan Barambai.

2. Sedimentasi fase II, terjadi 4.000-3.500 sampai dengan 1.000 - 700 tahun yang

lalu, pada fase ini suplai endapan berasal dari Sungai Barito dan Sungai Pulau

Petak dan pada akhir fase garis pantai terletak di Tabunganen.

RUANG LINGKUP STUDI(2-78)

Page 79: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

3. Sedimentasi fase III, terjadi 1.000 - 700 tahun yang lalu sampai sekarang dan

proses sedimentasi terus berlangsung.

Dengan demikian tanah-tanah wilayah studi terbentuk melalui sedimentasi fase I.

Di dalam sedimen saat itu terjadi proses pembentukan senyawa pirit karena

kondisinya memenuhi. Kondisi penting yang memungkinkan terbentuknya pirit

(FeS2) adalah: (1) lingkungan anaerob, (2) adanya sumber sulfat, baik dari air laut,

air pasang payau atau air tanah yang kaya akan sulfat, (3) bahan organik sebagai

sumber energi bakteri, (4) sumber besi, yang berasal dari sedimen mengandung

besi oksida dan hidroksida, dan (5) waktu. Dalam kondisi sekarang pirit tidak akan

terbentuk lagi, karena satu atau lebih syarat tersebut di atas sulit terpenuhi.

Pada kondisi tanah alami dan belum pernah dibuka, laju akumulasi bahan organik

lebih cepat daripada dekomposisinya sehingga terbentuk lapisan gambut terutama

pada bagian lahan yang cekung. Sementara pada bagian dataran banjir selalu

mendapatkan bahan aluvium baru yang berlapis-lapis menutupi bahan sulfidik

dibawahnya. Tanah-tanah yang terbentuk umumnya gambut (histosols) dan aluvial

muda (entisols), yaitu tanah-tanah dengan katagori belum berkembang.

Pada kondisi lahan yang pernah terbuka, termasuk pada wilayah studi, terjadi

proses perkembangan tanah. Proses tanah utama yang terjadi dan masih

berlangsung hingga sekarang adalah pematangan fisik, homogenisasi, desalinisasi,

gleisasi pada levee dan ridge, perkembangan lapisan coklat, dan oksidasi pirit,

sementara lapisan bahan organik menipis. Karakteristik diagnostik dari tanah-tanah

ini adalah terangkatnya bahan sulfidik dan berkembangnya horison sulfurik yang

memungkinkan terbentuknya tanah sulfat masam (acid sulfate soils). Terbentuk

Inceptisols, yaitu tanah-tanah yang mulai berkembang.

Berdasarkan pengamatan tanah di lapang dan hasil analisis tanah di laboratorium,

maka tanah di wilayah studi terdiri lima Satuan Peta Tanah (SPT) yang meliputi

tanah-tanah Typic Haplosaprists, Terric Sulfisaprists, Sulfic Endoaquents, Sulfic

Endoaquepts dan Typic Endoaquepts. Penyebaran dan luasan masing-masing SPT

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2-29.

RUANG LINGKUP STUDI(2-79)

Page 80: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Tabel 2-29. Legenda satuan peta tanah di wilayah studi

No Uraian Tanah FisiografiBentuk Wilayah Bahan Induk Luas

SPT         Ha %

1

Typic Haplosaprists, saprik,drainase terhambat, sangat masam

Beting pasir tua

Datar (0-3 %)

Bahan organik 1.617 10,78

2

Terric Sulfisaprists, saprik,drainase terhambat, sangat masam

Rawa belakang

Bahan organik/Aluvium

3.266 21,78

3

Sulfic Endoaquents, berlempung halus,drainase sangat terhambat, sangat masam

Bahan Aluvium

7645,09

4

Sulfic Endoaquepts, berlempung halus,drainase terhambat, sangat masam

6.130 40,87

5

Typic Endoaquepts, berlempung halus,drainase terhambat, sangat masam

3.223 21,48

         Jumlah 15.000 100Sumber: Studi Kelayakan PT. YYY, 2006.

SPT 1 (Typic Haplosaprists)

Lapisan organik dengan perkembangan saprik, drainase sangat terhambat, sangat

masam, fisiografi beting pasir tua, bentuk wilayah datar dan bahan induk bahan

organik.

SPT 2 (Terric Sulfisaprists)

Lapisan organik dengan perkembangan saprik, drainase terhambat, sangat masam,

fisiografi rawa belakang, bentuk wilayah datar dan bahan induk bahan

aluvium/organik.

SPT 3 (Sulfic Endoaquents)

Lapisan mineral dengan tekstur berlempung halus, drainase sangat terhambat,

sangat masam, fisiografi rawa belakang, bentuk wilayah datar dan bahan induk

bahan aluvium.

SPT 4 (Sulfic Endoaquepts)

RUANG LINGKUP STUDI(2-80)

Page 81: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Lapisan mineral dengan tekstur berlempung halus, drainase terhambat, sangat

masam, fisiografi rawa belakang, bentuk wilayah datar dan bahan induk bahan

aluvium.

SPT 5 (Typic Endoaquepts)

Lapisan mineral dengan tekstur berlempung halus, drainase terhambat, sangat

masam, fisiografi rawa belakang, bentuk wilayah datar dan bahan induk bahan

aluvium.

e. Hidrologi

Terdapat dua Sungai utama dan sejumlah sungai-sungai kecil serta saluran-saluran,

baik alami maupun buatan yang memberikan suatu kondisi spesifik. Sungai utama

tersebut adalah Sungai Barito yang terletak di sebelah barat dan Sungai Alalak di

sebelah Selatan wilayah studi. Anak-anak sungai bermuara pada kedua sungai

tersebut. Sifat hidrologi juga dipengaruhi oleh saluran buatan seperti Sistem Garpu

Jejangkit dan Antasan Muning.

Tata air di wilayah studi sangat dipengaruhi oleh pasang surut semi diurnal dari

Sungai Barito dan juga Sungai Alalak. Gerakan pasang surut mengikuti kekuatan

daya tarik benda-benda langit, sehingga dalam satu bulan dapat terjadi pasang

tinggi (springtide) dan pasang ganda (neaptide). Pasang tinggi terjadi dua kali

dalam sebulan, yaitu pada bulan purnama dan bulan mati. Sedangkan pasang

ganda terjadi diantara dua pasang tinggi dan dapat terjadi dua kali dalam 24 jam.

Pada umumnya lahan di wilayah studi lebih banyak dipengaruhi oleh pasang tinggi

saja.

Pada mulut Sungai Barito fluktuasi pasang sekitar 2,25 m pada pasang besar dan

1,4 m pada pasang kecil. Pada daerah Marabahan gerakan pasang pada Sungai

Barito mencapai 1,6 m pada musim kering dan 1,4 m pada musim hujan.

Penggenangan air di lahan pada musim hujan berdasarkan fluktuasi pasang S.

Barito diprakirakan 20 – 90 cm.

RUANG LINGKUP STUDI(2-81)

Page 82: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Berdasarkan data iklim dihasilkan perhitungan neraca air di wilayah studi yang

disajikan pada Tabel 2-30 dan Gambar 2-10. Bulan Desember – Mei merupakan

bulan-bulan surplus air di lahan. Pada kondisi ini lahan menjadi tergenang, karena

air pasang menahan air gravitasi. Bulan Juni – Oktober lahan cendrung terdrainase,

karena pasang yang berpengaruhi hanya pasang tinggi.

Tabel 2-30. Neraca air di wilayah studi

N

oBulan

Suh

uCH ETP

CH-

ETP

APW

LKAT

dKA

TETA Sur/Def

oC mm

1 Jan 27,4 391,6 148 243 0 300 0 148 243

2 Feb 27,4 287,6 134 153 0 300 0 134 153

3 Maret 30,5 246,4 224 22 0 300 0 224 22

4 April 28,1 284,2 163 121 0 300 0 163 121

5 Mei 28,2 199,5 168 31 0 300 0 168 31

6 Juni 27,6 114,7 141 -27 -27 275 -25 139 -2

7 Juli 26,9 92,1 124 -32 -59 249 -26 118 -6

8 Agus 27,3 55,5 145 -90 149 195 -54 109 -36

9 Sep 28,4 68,8 163 -95 -244 159 -36 104 -59

10 Okt 28,3 148,1 172 -24 -268 153 -6 154 -18

11 Nop 28 215,9 167 48 0 201 48 167 0

12 Des 27,4 384,5 148 236 0 300 99 148 137

 

Jumla

h  

2488,

9 1897

587,

3

-

448,9 3032 0 1776 587

RUANG LINGKUP STUDI(2-82)

Page 83: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

-60

-20

20

60

100

140

180

220

260

300

340

380

Janua

ri

Febru

ari

Mar

etApril

Mei

Juni

Juli

Agustu

s

Septem

ber

Oktob

er

Nopem

ber

Desember

Bulan

mm

Air

Curah Hujan ETP Sur/Def

Gambar 2-15. Neraca air di lahan PT. YYY

f. Kualitas Air

Kualitas air pada sekitar wilayah perkebunan PT. YYY meliputi beberapa aliran

sungai besar dan kecil , antara lain Sungai Barito dan Sungai Nagara dengan anak-

anak sungainya. Gambaran mengenai contoh data kualitas air sungai di wilayah

Sungai Barito selengkapnya disajikan dalam Tabel 2.31

Tabel 2-31. Hasil analisis kualitas air di sekitar wilayah studi

Parameter Satuan

Lokasi sampel

Baku MutuKecamatan Cerbon') Sungai Muning Hilir2)

Sungai Puting Hilir2)

Sungai Puting Hulu2)S - 1 S - 2 S - 3

FISIKATemperatur oC 28,3 29,7 28,9 28 27 27 Deviasi 3Kecerahan cm - - - 20 50 50 -Konduktivitas µmhos/

cm0,035 0,282 1.49 78 26 23 -

Kekeruhan NTU - - - 14 6,5 4 -TDS mg/L 15.0 195 750 - - - 1000TSS mg/L 51,0 143 221 108 120 110 50

RUANG LINGKUP STUDI(2-83)

Page 84: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

KIMIAPh - 5,0 3,81 3.12 4 4 4 6 - 9DO mg/L 4,0 364 3,2 71,4 7.1 7.5 6NH3-N mg/L 0.67 1,25 3,8-5 0,04 0.07 0.08 0.5N03-N mg/L 0.10 0,14 0.18 0,22 0,063 0,041 10BOD5 mg/L 11.80 - - 01,85 0,2 0.-15 2COD mg/L 68.62 - - 22,51 49.49 40.51 10S02-S mg/L 360 487 798 24,568 17,204 15,823 400Sulfida mg/L 0,041 0,027 0,051 2,3 2,2 2,5 0.002Total Fosfat mg/L - - - 0,035 0,031 0.03 0,2Chlorida mg/L 87 104 155 40 40 40 600Mangan (Mn) mg/L 0,037 - - 0,043 0,023 0,014 0,1Total Fe mg/L - - - 0,68 0,463 0,294 0,3CN mg/L 0 0 0 - - - 0,02

Keterangan :1) PD. Baramarta (2003)2) PT Pro Natres Development (1995).S-1 : Sungai BaritoS-2 : Sungai BatikS-3 : Rawa CerbonBaku Mutu : SK. Gubernur Kalimantan Selatan No. 05 tahun 2007 tentang

Peruntukan Air Sungai di Provinsi Kalimantan Selatan (Kelas I)

Perairan Sungai Batik di Kecamatan Cerbon Kabupaten Barito Kuala tidak

ditentukan dalam SK. Gub, KalSel No.05 Tahun 2007, namun berdasarkan

pengamatan lapangan menunjukkan sumber air dimanfatkan oleh masyarakat

sebagai baku air minum, disamping keperluan untuk mandi, cuci dan kakus.

Dari sejumlah parameter kualitas air untuk peruntukan air sungai di Kalimantan

Selatan kelas I (air yang peruntukanya dapat digunakan air baku air minum, dan

atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan

kegunaan tersebut) berdasarkan surat keputusan tersebut, maka terdapat beberapa

Parameter yang menjadi pembatas sehingga sumber air tersebut tidak layak untuk

dijadikan sebagai baku air minum, seperti TSS, pH, DO, amoniak, Nitrit, BOD5,COD

dan sulfat serta Besi.

Tingginya nilai parameter tersebut sehingga berada di luar kisaran yang

diprasyaratkan, diduga disebabkan oleh kondisi alamiah setempat yaitu sumber air

tersebut dominan dipengaruhi oleh sumber air rawa yang banyak mengandung pirit

dapat menyebabkan pH turun, besi dan sulfat meningkat serta diperkuat dengan

RUANG LINGKUP STUDI(2-84)

Page 85: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

dasar perairan dan tanah setempat merupakan tanah sulfat masam yang dapat

menyebabkan perairan manjadi asam.

2.2.2. Komponen Lingkungan Biologi

a. Biologi Darat

1) Flora Darat

Rencana tapak proyek kegiatan perkebunan dan pabrik kelapa sawit PT. YYY

berada pada kawasan lahan basah (rawa air tawar). Sebagian besar tipe vegetasi

rawa air tawar ini didominasi oleb jenis-jenis vegetasi yang tahan terhadap

rendaman air rawa seperti galam (Melaletica leucadendron), jingah (Ghita rengas),

rumbia (Mitroxylon sagu) dan bungur (Langerstromia speciosa) yang termasuk

dalam kelompok vegetasi tingkat tinggi, juga kelompok vegetasi tingkat rendah dari

jenis rumput - rumputan seperti bundung, purun (Thypa Sp.), banta (Leersia

hexandra), hering (Seleria Sp.), keladi (Colocasia esculenta), bakung/jungkal

(Crinum asiaticum), kumpai minyak, kumpai batu, eceng gondok (Eichornia

crassipes), kiambang (Pistia stratiolis), kangkung (Ipomea aquatics), dll.

Vegetasi daerah rencana tapak proyek umumnya merupakan vegetasi alami.

Sedangkan vegetasi budidaya terdapat di luar tapak proyek berdekatan dengan

sungai dan/atau pemukiman penduduk sekitar antara lain dari jenis kelapa (Cocos

nucifera), Jeruk (Citrus Sp.), kuini (Mangifera odorata), hampalam (Licuala spinas),

kasturi (Mangifera delmiyana), padi (Oryza sativa), keladi (Colocasia esculenta).

berbagai tanaman palawija, dll. Umumnya vegetasi tingkat tinggi (pohon) yang

tumbuh di areal budidaya masyarakat terdapat pada pematang / galangan atau

gundukan / tukungan yang sengaja dibuat untuk meninggikan tanah agar terhindar

dari rendaman air rawa secara permanen. Sedangkan untuk jenis tanaman padi

dan palawija lainnya ditanam pada musim permukaan air rawa turun / surut

sehingga tanah menjadi kering saat musim kemarau.

2) Fauna Darat

RUANG LINGKUP STUDI(2-85)

Page 86: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Berdasarkan tipe habitat yang terdapat di areal studi yaitu rawa tentunya jenis-jenis

fauna darat yang terdapat umumnya fauna yang mampu hidup di daerah rawa pula

atau daerah yang melimpah air. Species fauna darat yang ada umumnya menyukai

air dan pakan berupa macam-macam biota air terutama ikan. Spesifikasi ini

sebagian ditunjukkan dari kenampakan bentuk paruh jenis-jenis aves pemakan ikan

yang terdapat disana, juga berupa fauna jenis mamalia, reptil dan amphibia yang

memiliki kemampuan menangkap dengan kuku maupun taring - taringnya.

Berdasarkan pertemuan langsung saat observasi maupun informasi penduduk

sekitar tapak proyek species - species fauna yang terdapat didaerah studi antara

lain:

Jenis Aves (burung-burungan) seperti bambangan kuning/tapalan (Ixobrychus

sinensis), bangau tongtong/sebaru (Leptoptilos javanicus), kuntul kerbau/bangau

halus (Babulcus ibis), pecuk-padi kecil (Phalacrocorax niger), cekakak cina (Halcyon

pileata), koreo padi/burak-burak (Amaurornis phoeniciurus), elang bondol (Haliastur

indus), Elang hitam (Icnaetus malayensis), bondol rawa/pipit habang (Lonchura

lencogastra), bondol kalimantan/pipit hirang (Lonchura malacca), punai besar

(Treron capellei), kucica hutan (Copsychus malabaricus), kucica kampung

(Copsychus saularis), tekukur (Streptopelia bitorquata), cucak rawa (Pynonotus

zeylanicus), empuloh janggut/karuang (Alophoixus bres), burung hantu/katatupi

(Ketupa ketupu), pelatuk (Dinopium rafflesi), layang-layang rumah (Delidhon

dasypus), bubut besar (Centropus sinensis), kutilang (Pycnonotus aurigaster), kedidi

/junggit batang (Calidris emminckii), bentet kelabu (Lanius schach), dll.

Jenis Mamalia antara lain: berang-berang (Lutra sumatrana), kera ekor panjang

(Macacafascicularis), bekantan (Nasalis larvatus), musang (Paradoxurus

hermaphroditus), tupai (Tupaia javanica), tikus sawah (Rattus argentiventer), tikus

rumah (Rattus tenezumi), kucing hutan (Felis bengalensis), dll.

Jenis Reptil antara lain: phyton/ular sawa (Phylon reticulatus), ular cincin

emas/tadung (Boiga Sp.), ular daun hijau (Trimeresurus albolabris), kobra/ tadung

mura (Biodae), bingkarungan (Calotus jubatus), biawak (Veranus nebolosus),

bonglon/tokek (Mabuya multifasciata), dll.

RUANG LINGKUP STUDI(2-86)

Page 87: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Jenis Amphibi antara lain: katak sawah/hijau (Rana limnocharis), katak hujan/hitam

(Rana erythraea), buaya sapit (Tomistoma sehlegelli), buaya muara (Crocodylus

porosus), bulus/bidawang (Callagur borneensis), labi – labi/biukuk (Chitra indica), dll.

b. Biota Air

Gambaran mengenai biota perairan untuk keperluan memenuhi isi Kerangka Acuan

Analisis Dampak Lingkungan ditujukan kepada komunitas plankton, bentos,

tumbuhan air dan nekton yang berasosiasi langsung maupun tidak langsung dengan

habitat setempat dari hasil pengamatan sesaat dan hasil pengumpulan data

sekunder.

Pada perairan Sungai Puting, Sungai Tapin, Sungai Negara dan Sungai Barito

plankton yang sering ditemukan dari genus Cyanophy, Chlorophyta, Diatomae

Phyprophyta untuk golongan fitoplankton dengan jenis seperti berikut : Navicula,

Frustulia, Pediastrum, Oscillatoria, Gonatozygon, Cymbella, Spirotsenia, Closterium,

Eonotia Gomphonea, Achnanthes, Scenedesmus, Microspora, Nitzschia, Diatomae,

Spongilla dan Anabaenase. Untuk zooplankton ditemukan dari genus Entromostraca

ditemukan, jenis ditemukan yakni, Rotaria dan Cyclops.

Benthos lebih difokuskan pada macrozoobenthos dan jenis yang sering ditemukan

adalah seperti, Chironomus, Chaoborus, Dixa, Lymnaea, Diflogaster, EIlipters,

Nymphulla, Sphaerium dan gyraulus.

Tumbuhan air yang ditemukan di lokasi studi (Kabupaten Banjar) cukup bervariatif,

namun demikian berdasarkan pola hidupnya dapat dikelompokkan menjadi 4

kategori, yaitu : free floating, emergent, submerged dan rooted floating. (1)

Tumbuhan dari kelompok free foating ditemukan pada perairan tergenang dan selalu

berair sepanjang tahun, yaitu enceng gondok (Eichornia crassipes), Kayu apu (Pistia

stratiotes L), gayanggang, (Salvinia molesta) dan gulma itik (Azolla pinnata).

Kelompok tumbuhan air ini lebih menyukai perairan yang dalam dengan kondisi

tenang. Dalam kondisi volume perairan rawa meningkat dan genangan yang

meluas merupakan kondigi ideal pertumbuhan tumbuhan air kelompok ini. (2)

Tumbuhan air dari kelompok emergent, umumnya ditemukan di lahan rawa yang

kering pada musim kemarau baik di rawa dataran banjir maupun rawa pasang surut.

RUANG LINGKUP STUDI(2-87)

Page 88: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Jenis tumbuhan air ini adalah diantaranva : genjer (Limocharis flava), kangkung

(Ipomea aquatica), banta (Leersia hexandIra) dan rumput lingsing (Cyperus

javanicus). Pada saat kedalaman air meningkat hingga menenggelamkan kelompok

emergent ini, maka bersamaan itu juga kelimpahan kelompok ini menurun. (3)

Tumbuhan air dari kelompok submerged, umumnya ditemukan berasosiasi dengan

kelompok emergent yaitu pada perairan dangkal dan terbuka sehingga

memungkinkan cahaya mataahari masuk mencapai kedalaman air. Jenis tumbuhan

air dari kelompok ini adalah :Lukut cai (Hydrila verticilata) dan ganggang

(Ceratophyllum demersum). (4) Tumbuhan air dari kelompok rooted floating,

umumnya ditemukan hampir menyebar di seluruh permukaan perairan rawa yang

relatif dangkal pada saat musim hujan dan di lebak-lebak yang masih berair pada

musim kemarau. Jenis tumbuhan air ini di antaranya : Teratai halus (Nympaeae

nouchali).

Berdasarkan kondisi fisiografis, ekosistem perairan di wilayah studi termasuk dalam

perairan darat (inland waters) dan masih berada dalam jangkauan pengaruh

oceanografis, terutama pasang surut. Meskipun demikian pada kondisi normal

salinitas air di wilayah studi masih berada dalam kisaran perairan tawar (fresh

water), yaitu 5 ppm, baik pada saat surut maupun saat pasang. Jenis-jenis ikan

yang ditemukan dan teridentifikasi melalui hasil tangkapan nelayan dapat dilihat

pada Tabel 2-32.

Tabel 2-32. Jenis-jenis ikan yang terdapat diperairan wilayah studi dan sekitarnya

No. Nama Indonesia/local Nama Ilmiah

1 Gabus Channa striatus

2 Betok Anabas testudineus

3 Sepat rawa Trichogaster trichopterus

4 Tambakan (Helostoma temminckii

5 Mihau Channa pleurophthalmus

6 Kihung Channa melanopterus

RUANG LINGKUP STUDI(2-88)

Page 89: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

7 Baung Mystis nemurus

8 Pipih Netoplerus chilata

9 Jelawat Leptobardus hoevenii

10 Puyau Osteochilus hasselti

11 Seluang batang Rasbora einthoveni

12 Baung Mystis nemurus

13 Senggiringan Mystis wolffi

14 Lais Cryptopterus micronema

15 Lundu Mystis micracanthus

16 Lais tabiring Belodontichthys dinema

17 Tapah Wallago leeri

18 Udang galah Macrobrachium rosenbergii)

Dari jenis-jenis ikan yang disebutkan di atas tidak terdapat jenis ikan yang termasuk

dalam daftar merah jenis ikan terancam punah yang dikeluarkan oleh IUCN (1990).

Namun demikian berdasarkan wawancara dengan nelayan di Sungai Barito

beberapa ikan seperti jelawat (Leptobarbus hoevenii), lais tabiring (Belodontichthys

dinema), dan tapah (Wallago leeri) sudah mulai jarang ditemukan di perairan Sungai

Batito.

2.2.3. Komponen Lingkungan Sosial

a. Demografi

Secara administratif lokasi rencana perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT.

YYY terletak di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar.

Gambaran mengenai keadaan penduduk di lokasi rencana perkebunan dan

pengolahan kelapa sawit PT. YYY dapat dillhat pada Tabel 2.33.

Tabel 2-33. Penduduk berdasarkan jenis kelamin dan kepadatan di lokasi proyek

RUANG LINGKUP STUDI(2-89)

Page 90: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

No Desa Luas (km2)

Penduduk (jiwa) Rasioseks

JumlahKK

Kepadatan(jiwa/km2)Laki -

lakiPerempuan Jumlah

1 Tapin Tengah

342,20 8.674 9.349 18.023 93 4.975 76

2 Candi Laras Utara

327,85 7.641 7.825 15.401 98 4.003 21

3 Cerbon 206,00 3.250 3.129 6.379 104 1.657 304 Rantau

Badauh261,81 6.075 6.041 12.116 103 2.648 43

5 Jajangkit / Mandastana

339,00 8.344 8.246 16.590 99 4.239 49

6 Benua Hanyar

45 5311

27 Garis

Hanyar8,71 127 142

8 Makmur Karya

15 879 59

Sumber : Hasil: Pengolahan Data Sekunder, 200 7

Dari Tabel 2.33 di atas tingkat kepadatan penduduk berkisar antara 21 jiwa hingga

76 jiwa/km2 . Nilai tingkat kepadatan yang demikian termasuk kategori daerah yang

sangat jarang (karena kurang dari 500 jiwa/km2). Selanjutnya nilai sex rasio berkisar

antara 93 hingga 104. Nilai angka yang demikian berarti kecuali Kecamatan Tapin

Tengah, maka kecamatan yang lain dapat dikategorikan seimbang antara jumlah

laki-laki dengan perempuan, dimana kondisi seimbang sex rasio berkisar 95 - 105.

Hal ini juga berarti jumlah penduduk perempuan di Kecamatan Tapin Tengah, Candi

Laras Utara dan Kecamatan Jajangkit lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-

laki. Kondisi di atas mengindikasikan bahwa di desa dalam wilayah studi ini

merupakan salah satu desa yang bukan merupakan tujuan pendatang (yang

umumnya laki-laki) untuk mencari pekerjaan tanpa diikuti keluarganya.

Hal yang terjadi di lokasi studi lebih disebabkan pola migrasi dimana umumnya

merupakan salah satu daerah yang tidak banyak menerima migran karena

wilayahnya yang relatif mempunyai kendala fisik jika dibandingkan kecamatan lain

yang ada di Kalimantan Selatan.

RUANG LINGKUP STUDI(2-90)

Page 91: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

b. Sosial Ekonomi

Pada umumnya penduduk yang berada di wilayah studi sebagian besar ekonomi

rumah tangga mereka masih bertumpu pada sektor primer yakni di bidang pertanian.

Usaha tani yang dilakukan oleh masyarakat di wilayah studi sebagian besar adalah

pertanian padi sawah. Varietas padi yang ditanam umumnya padi lokal seperti siam,

lemo dan Karan dukuh, dengan masa pertanaman sekitar 5 - 7 bulan. Produksi padi

yang dihasilkan relatif rendah, yakni hanya sekitar 2,5 ton perhektar.

Luas lahan garapan mereka berkisar antara 0,5 sampai 1,0 hektar dengan rata-rata

seluas 0,75 hektar. Dalam pelaksanaan usaha tani padi sawah umumnya petani

responden tidak menggunakan pupuk. Walaupun demikian dalam menaggulangi

gangguan hama dan penyakit mereka umumnya menggunakan obat-obatan jenis

obat-obatan yang banyak digunakan adalah T'himex kemudian Dharmabas, dan

Thiodan. Tingkat penggunaan benih padi (lokal) sebesar 30 kg per hektar.

Usaha kayu atau menebang kayu galam yang dilakukan sejak dulu hingga kini

masih dikerjakan oleh sebagian penduduk setempat, meskipun menurut penduduk

usaha mencari kayu sekarang cukup sulit karena hutan kayu galam telah menipis

sehingga mereka harus ke tempat yang jaraknya cukup jauh. Dari pekerjaan ini

mereka bisa mendapatkan 10-20 batang dengan harga berkisar Rp. 500 – Rp 1.500

per batang sesuai dengan diameter dan panjangnya.

Usaha tani lain seperti mencari dan memelihara kolam ikan (beje dan susungaian)

hanya sebagai pekerjaan sampingan dikala musim kemarau dapat dipanen dan

pekerjaan di sawah belum dimulai. Selain penangkapan ikan juga dilakukan pada

saat musim air pasang dengan menggunakan alat tangkap tempirai, lukah, rengge.

Dari pekerjaan ini rata-rata hasil yang diperoleh berkisar antara Rp. 8.000 - Rp.

20.000 per hari. Beternak dalam artian komersial tidak dilakukan baik itu ternak

besar maupun ternak kecil (unggas), kecuali ternak itik karena tempat

pengembalaannya yang relatif luas.

Secara umum gambaran mata pencaharian atau lapangan usaha penduduk di lokasi

studi adalah petani dan peramu hutan (84,75/o), sedangkan sisanya berusaha di

bidang jasa, perdagangan, industri kecil dan karyawan.

RUANG LINGKUP STUDI(2-91)

Page 92: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Selanjutnya jika ditinjau dari pendapatan penduduk di wilayah studi, rata-rata sekitar

adalah Rp.5.500.000 pertahun dengan kisaran antara Rp 2.450.000 sampai Rp

29.500.000,- per tahun.

c. Sosial Budaya

Di wilayah studi adat istiadat yang berlaku pada umumnya adalah adat Banjar dan

ada juga yang memadukan tradisi ajaran agama dengan adat istiadat setempat dan

sedikit kelompok masyarakat Desa Transmigrasi (Jejangkit) yang melaksanakan

adat istiadat dari desa asalnya.

Tradisi adat yang ada pada masyarakat saat ini dilaksanakan dalam suasana

keprihatinan mengingat kondisi perekonomian masyarakat yang juga belum

membaik terutama kurun waktu lima tahun belakangan. Menyusutnya jumlah ikan

dan menipisnya hutan galam yang dapat dieksploitasi serta sawah yang tidak dapat

menghasilkan berimbas pada tingkat pelaksanaan kegiatan adat dan tradisi oleh

penduduk. Namun demikian adat tradisi yang berbaur dengan kehidupan

keagamaan masih dirasakan seperti : batasmiah, aqiqah, yasinan, tahlillan,

peringatan hari besar islam (Maulid, Isra dan Mi’raj) hingga ke upacara perkawinan.

Khusus untuk kegiatan keagamaan sekarang ini lebih banyak dilakukan di mesjid

atau di surau dan jarang sekali dilakukan di rumah. Salah satu adat yang sudah

mulai ditinggalkan misalnya adat selamatan memulai musim tanam (taradak).

Aspek budaya masyarakat di lokasi studi yang menonjol adalah dominasi

masyarakat agraris (petani padi sawah) dengan masyarakat "Hunting" yakni peramu

hasil hutan (galam) dan hasil perikanan.

Pranata sosial atau lembaga masyarakat pada dasarnya merupakan kumpulan

norma - norma sosial sebagai upaya manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhan

hidupnva dan menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan. Beberapa

lembaga sosial yang berkembang di wilayah studi berupa keluarga, terutama

menyangkut pola hubungan dalam keluarga inti (batih), lembaga ekonomi (sistem

upah, jual beli, sewa, gadai, koperasi, dan lain-lain), lembaga pemerintahan desa,

lembaga pendidikan, lembaga keagamaan, dan lembaga lainnya.

RUANG LINGKUP STUDI(2-92)

Page 93: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Pola pengambilan keputusan rumah tangga cukup homogen, dimana pengambil

keputusan dalam keluarga secara bersama (kompromi) antara laki-laki dan

perempuan sebanyak 84,50% dan hanya oleh laki-laki sebanyak 16,50%.

Berdasarkan kondisi ini terilhat bahwa peranan laki-laki dan perempuan dalam

kehidupan rumah tangga relatif seimbang

Perkembangan lembaga sosial umumnva sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya

yang dianut oleh masyarakat, serta persepsi dan sikap masyarakat terhadap

lembaga tersebut. Lembaga pemerintahan desa cukup berperan dalam

menampung dan mewujudkan aspirasi masyarakat. Selain itu, keberadaan lembaga

pemerintahan desa ini sangat diakui kedudukannya oleh masyarakat. Bahkan

umumnya kepala desa merupakan salah satu tokoh informal setempat yang cukup

berpengaruh terhadap warganya.

Pelapisan sosial umumnya tidak begitu jelas, walaupun sebenarnya ada seperti

aparat desa dengan warga masyarakat, tokoh informal dengan masyarakat. Dasar

pelapisan sosial ini dapat terjadi karena faktor pendidikan, ekonomi, pekerjaan,

maupun kekuasaan. Pada wiayah studi kepala desa, ketua RT, ulama, dan tokoh

masyarakat merupakan tokoh informal yang dihormati dan sering dimintakan

pendapatnya dalam pemecahan masalah sehari-hari.

Dalam wilayah studi, kelompok dan organisasi sosial yang terbentuk lebih ditujukan

untuk memenuhi berbagai kebutuhan sosial dalam kerangka hidup bermasyarakat.

Kelompok dan organisasi sosial yang ada antara lain Kelompok Tani, Koperasi,

Rukun Kematian, Karang Taruna, Posyandu, dan lain-lain. Kelompok-kelompok ini

merupakan organisasi sosial yang cukup berperan dalam kehidupan sosial

masyarakat, karena melalui kelompok-kelompok inilah segala permasalahan

dibicarakan dan keputusan diambil. Pendekatan sosial melaluil kelompok ini sangat

efektif dalam mencapai tujuan untuk sosialisasi program dan memberikan

pengertian kepada masyarakat.

d. Sikap dan Persepsi Masyarakat

Sikap dan persepsi masyarakat terhadap sesuatu sangat ditentukan oleh

pengetahuan dan pemahamannya terhadap objek dari sikap itu sendiri. Selain itu,

RUANG LINGKUP STUDI(2-93)

Page 94: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

latar belakang budaya dan kondisi lingkungan (baik lingkungan fisik maupun

lingkungan sosial) suatu masyarakat juga turut menentukan sikap dan persepsinya

terhadap sesuatu.

Terhadap rencana kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit ini,

berdasarkan data awal hasil wawancara sesaat maka sebanyak (87,00%)

responden sudah mengetahui, sedangkan (13,00%) justru belum mengetahuinya.

Umumnya mereka berpendapat sebanyak (91,0%) setuju terhadap rencana kegiatan

perkebunan dan pengolahan kelapa sawit tersebut, sedangkan orang (9,0%) tidak

setuju.

2.2.4. Komponen Lingkungan Kesehatan Masyarakat

a. Sanitasi Perumahan

Sanitasi perumahan penduduk di sekitar lokasi rencana kegiatan proyek yang dilihat

dari kepadatan hunian, suhu dan kelembaban udara dalam ruang, penerangan dan

kebersihan dapat dijelaskan bahwa hampir 100 % jumlah hunian tergolong tidak

padat, dengan acuan luas lantai minimal untuk satu orang penghuni adalah 7 m2,

kepadatan hunian ini sangat erat kaitanya dengan kebutuhan udara dalam ruang

dan keleluasaan pribadi di dalam rumah. Menurut luas ventilasi rumah, sebanyak 77

% rumah penduduk memiliki luas ventilasi yang memenuhi syarat yaitu > 10%.

Menurut pencahayaan dalam ruang sebanyak 85% memiliki pencahayaan yang

cukup dan terang, hanya 15% rumah penduduk yang memiliki pencahayaan yang

kurang.

b. Pembuangan Sampah dan Kotoran

Pengelolaan sampah oleh penduduk dapat dijelaskan bahwa 40% penduduk

membuang sampahnya pada lubang sarnpah yang mereka buat sendiri di sekitar

rumah, sedangkan 60% lainnya membuang sampahnya disekitar rumah. Dari segi

pembuangan kotoran manusia, sebanyak 77,3% memiliki jamban keluarga sendiri

yang letaknya ada yang di dalam rumah dan ada juga yang diluar rumah, sedangkan

sisanya 22,7 % penduduk membuang kotorannya di pekarangan rumah.

RUANG LINGKUP STUDI(2-94)

Page 95: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

c. Penyediaan Air Bersih

Penyediaan air bersih untuk keperluan mandi, cuci maupun memasak/minum

penduduk 95 % menggunakan sumur gali dan sisanya 5% menggunakan air

permukaan lain. Air sumur gali oleh sebagian kecil masyarakat digunakan

penduduk untuk keperluan lainnya, misalnya mencuci lantai halaman rumah.

Sebagian besar penduduk mengeluhkan air yang mereka gunakan kadang agak

keruh dan berasa, untuk mengatasi hal itu penduduk melakukan sedimentasi

dengan cara mendiamkannya pada suatu tandon dalam waktu beberapa hari. Bila

waktu musim kemarau tiba dan ada intrusi air laut, mereka seringkali menggunakan

air hujan untuk kebutuhan fisiologis.

d. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dan Pola Pencarian Pengobatan

Sarana pelayanan kesehatan yang ada di lokasi proyek dan sekitamya tidak tersedia

secara memadai. Sarana kesehatan berupa adalah Puskesmas, Puskesmas

Pembantu, Dokter, Bidan dan Tenaga Paramedis lebih banyak terdapat di ibukota

Kecamatan. Umumnya penduduk memanfaatkan pelayanan kesehatan, yaitu di

bidan desa serta paramedis yang ada di desa. Jika bidan dan tenaga paramedis ini

dianggap tidak dapat menangani, maka penduduk merujuknya ke Puskesmas atau

ke dokter praktik maupun ke rumah sakit.

e. Vektor Penyakit

Dalam wawancara dengan penduduk mereka menyatakan bahwa di rumah mereka

banyak nyamuk dan untuk mengatasi hal itu mereka menggunakan obat nyamuk

bakar, obat nyamuk semprot, dan sebagian lagi tidur menggunakan kelambu.

Selain itu penduduk juga menyimpan obat-obatan seperlunya sebagai langkah

antisipasi jika terserang penyakit. Selain itu penduduk juga menyimpan obat-obatan

seperlunya sebagai langkah antisipasi jika terserang penyakit.

f. Pola Penyakit

Status kesehatan masyarakat di lokasi studi dapat digambarkan dari angka paparan

sepuluh penyakit terbesar. Umumnya penyakit yang menonjol adalah ISPA

RUANG LINGKUP STUDI(2-95)

Page 96: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

mencapai 75,43 %, penyakit infeksi mencapai 11,85%. Selebihnya adalah penyakit

diare, malaria dan penyakit menular lainnya.

Dari data yang ada terlihat penyakit pada urutan pertama adalah ISPA (Infeksi

Saluran Pemapasan Atas), penyakit ini erat kaitamya dengan kualitas udara (air

borne diseases) baik di luar rumah (outdoor) maupun di dalam rumah (in door).

Beberapa penyakit berbasis lingkungan yaitu ISPA. penyakit kulit infeksi, diare,

malaria dan disentri perlu diwaspadai pada rona awal ini, hasil wawancara pada

sebagian masyarakat akhir-akhir ini beberapa masyarakat terserang penyakit kulit

hal ini dapat terjadi akibat faktor lingkungan, faktor penyebab dan faktor manusia.

Faktor lingkungan yang erat hubungannya dengan penyakit kulit infeksi adalah

kualitas air (water borne disease) penyakit yang yang ditularkan melalui air.

g. Resiko Pencemaran Lingkungan

Melihat resiko penyakit yang berkembang di masyarakat, maka potensi penyebaran

penyakit di masyarakat umumnya dipengaruhi oleh lingkungan, meliputi kualitas

udara, kualitas air serta perkembangbiakan vektor di alam.

Resiko kejadian penyakit saluran pernafasan seperti ISPA dan pneumonia terkait

dengan kualitas udara di tempat tinggal masyarakat, meliputi kondisi perumahan

secara umum, pencahayaan dan ventilasi ditambah pencemar udara di lingkungan

sekitar rumah atau tempat kerja. Population at risk penyakit pernafasan adalah

anak-anak, balita, lansia serta tenaga kerja yang terpapar faktor risiko.

Malaria merupakan penyakit endemis yang telah ada di masyarakat sejak beberapa

tahun terakhir. Hal ini sangat terkait dengan adanya vektor pembawa (Anopheles),

media perkembangbiakan (breeding places) serta penderita sebagai sumber

penalaran penyakit, Anopheles telah ada sejak beberapa waktu yang lalu justru di

daerah. Peningkatan kejadian malaria ini lebih diakibatkan oleh pertumbuhan tempat

perkembangbiakan vektor akibat kondisi lingkungan yang berair. Adanya genangan-

genangan air pada permukaan tanah merupakan tempat perkembangbiakan yang

baik. Dengan adanya permukiman – permukiman masyarakat di sekitar hutan maka

risiko timbul dan berjangkitinya penyakit demam berdarah pada masyarakat semakin

mudah.

RUANG LINGKUP STUDI(2-96)

Page 97: deskripsi-kegiatan (2)

PT. YYY

KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

RUANG LINGKUP STUDI(2-97)