deskripsi cagar budaya tidak bergerak kota solok · nama objek surau latiah nomor inventaris...

28
DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TIDAK BERGERAK KOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA SUMATERA BARAT WILAYAH KERJA PROVINSI SUMATERA BARAT, RIAU DAN KEPULAUAN RIAU

Upload: lediep

Post on 06-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TIDAK BERGERAK

KOTA SOLOK

PROVINSI SUMATERA BARAT

BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA SUMATERA BARAT

WILAYAH KERJA PROVINSI SUMATERA BARAT, RIAU DAN KEPULAUAN RIAU

HASIL

DAFTAR PEMUTAKHIRAN DATA CB KOTA SOLOK TAHUN 2017

25 S/D 31 AGUSTUS 2017

2 | P a g e

DAFTAR ISI

1. Lumpang Batu Baidung .............................................................. Error! Bookmark not defined.

2. Lumpang Batu Inyiak Gulambai ................................................. Error! Bookmark not defined.

3. Makam Syekh Sihalahan ........................................................................................................... 3

4. Surau Latiah .............................................................................................................................. 8

5. Rumah Tradisional Gajah Maharam ....................................................................................... 13

6. SMP 1 Solok (Eks. HIS) ......................................................................................................... 16

7. Stasiun KA Kota Solok ........................................................................................................... 21

3 | P a g e

1. Makam Syekh Sihalahan

KOMPONEN DATA ISIAN DATA

Nama Objek Makam Syekh Sihalahan

Nomor Inventaris 03/BCB-TB/A/05/2007

Alamat

Jalan Jalan Raya By-pass / Simp. Balai Koto Anau

Dusun RT I / RW II

Desa/Kelurahan Kel. Kampai Tabu Karambia

Kecamatan Lubuk Sikarah

Kabupaten/kota Kota Solok

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab. 0 km

Ibukota Prov. ± 58 km

Keletakan Geografis Lokasi makam bersebelahan dengan Surau Latiah dengan struktur lahan

yang datar.

Aksesibilitas Situs Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan

roda empat dan dua. Yang berjarak ± 20 m dari jalan raya

Letak Astronomis S 00° 48’ 17,2’’ E 100° 39’ 30,3’’ dan 401 m dpl

(0.804778 100.6584446*)

Deskripsi Historis Berdasarkan keterangan dari Nasril (Juru Pelihara dan keturunan Syekh

Sihalahan) Syekh Sihalahan memiliki nama asli Husen Dt. Bandaro. Beliau

lahir sekitar tahun 1852 di desa Tabu, Solok. Beliau merupakan penyebar

agama Islam di sekitar daerah Sihalahan, Solok dan sekitarnya. Beliau

merupakan murid Syekh Burhanuddin di Ulakan Pariaman yang beraliran

Tarekat Naqsabandiah.

Untuk menyebarkan ajaran Islam beliau membangun Surau Latiah sebagai

tempat untuk berlatih ilmu-ilmu keagamaan dan seni bela diri. Oleh karena

itulah surau ini bernama Surau Latiah (tempat latihan). Pada masa beliau,

surau ini juga digunakan sebagai tempat “bersuluk” bagi para pengikut dan

murid-murid beliau pada saat bulan Ramadhan (bulan puasa). Murid-murid

beliau berasal dari berbagai daerah seperti daerah Tanah Datar, Padang

Panjang dan Sijunjung. Tradisi “bersuluk” ini terakhir dilakukan pada

tahun 2003.

Berdasarkan keterangan dari berbagai narasumber dan inskripsi pada

cungkup makamnya, Syekh Sihalahan wafat pada bulan juli 1917.

Deskripsi Arkeologis Makam Syekh Sihalahan terbuat dari susunan bata berplester. Nisannya

menyatu dengan jirat, dengan bentuk nisan berbentuk undakan, pada bagian

kepala nisan terdapat empat buah undakan dan pada bagian kaki nisan

terdapat tiga buah undakan. Bagian kaki makam lebih rendah dari bagian

kepala makam sehingga jika dilihat dari samping maka makam ini terlihat

4 | P a g e

miring. Saat ini makam Syekh Sihalahan telah diberi cungkup dan

dibuatkan bangunan yang disusun dengan bata berplester, bangunan ini

tidak penuh hingga ke atas. Atap cungkup terbuat dari seng. Makam Syekh

Sihalahan berada di dalam lingkungan Surau Latiah.

Ukuran (luas) Situs Bangunan Cungkup (4 x 3 m), makam (2 x 1 m)

Lahan 6,5 x 3,5 m

Batas-batas

Utara Rumah Penduduk

Selatan Area Pemakaman

Barat Area Pemakaman/Jalan Bypass

Timur Surau Latiah

Fungsi lama dan

sekarang Fungsi lama dan sekarang adalah makam (sewaktu-waktu tempat berziarah

dan berkaul)

Pemilik Ahli waris Syekh Sihalahan

Pengelola BPCB Sumatera Barat

Foto Bangunan

(Kondisi Dalam)

(Sisi Selatan)

5 | P a g e

(Sisi Timur)

(Sisi Utara)

(Sisi Barat)

6 | P a g e

Foto Lingkungan

(lingkungan Barat)

(Lingkungan Selatan)

(Lingkungan Timur)

7 | P a g e

(Lingkungan Utara)

Denah Keletakan

Pengentri Data Marjohan Syarif;Surya

Tanggal Agustus 2017

*) google earth / maps

8 | P a g e

2. Surau Latiah

KOMPONEN

DATA ISIAN DATA

Nama Objek Surau Latiah

Nomor Inventaris 04/BCB-TB/A/05/2007

Alamat

Jalan Jalan Raya By-pass / Simp. Balai Koto Anau

Dusun -

Desa/Kelurahan Kel. Kampai Tabu Karambia

Kecamatan Lubuk Sikarah

Kabupaten/kota Kota Solok

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab. 0 km

Ibukota Prov. ± 58 km

Keletakan Geografis Secara umum lokasi berada dalam bentang lahan datar

Aksesibilitas Situs Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan

roda empat dan dua.yang berjarak ± 20 m dari tepi jalan bypass ktk

Letak Astronomis S 00° 48’ 17,2’’ E 100° 39’ 30,3’’ dan 401 m dpl

(0.8047778 100.65888889*)

Deskripsi Historis Keberadaan Surau Latiah tidak terlepas dari ketokohan Syekh Sihalahan.

Surau ini dibangun oleh Syekh Sihalahan guna kepentingan penyebaran

agama Islam di daerah Solok dan sekitarnya. Selain itu surau ini juga

digunakan sebagai sarana latihan bagi kepentingan keagamaan dan bela diri

pada masa itu. Oleh karena itulah surau ini dinamakan Surau “Latiah”.

Berdasarkan keterangan Nasril (Juru Pelihara dan keturunan Syekh

Sihalahan), surau ini didirikan oleh Syekh Sihalahan sekitar tahun 1880-an.

Salah satu ciri khas dari surau ini adalah memiliki atap seperti Rumah

Tradisional Minangkabau (beratap gonjong).

Berdasarkan keterangan narasumber, secara umum bangunan masih

dipertahankan keasliannya. Namun pada beberapa bagian komponen

bangunan sudah mengalami perubahan. Dahulunya surau ini beratap ijuk

dengan dinding yang terbuat dari “sasak” (anyaman bambu). Setelah

beliau wafat (setelah tahun 1917) dinding ini kemudian diplester dengan

semen. Adapun pada bagian lantai dan loteng di diganti pada tahun 1997

oleh BP3 Batusangkar. Pada bagian tiang dalam masjid (asli) sudah dilapisi

oleh ahli waris dengan papan guna perkuatan dan pencegahan terhadap

rayap.

Deskripsi Arkeologis Surau Latiah terbuat dari bahan kayu (bambu) yang dikombinasikan

dengan plester (pasir dan semen). Bagian atap berbentuk gonjong dengan

bahan terbuat dari seng, dan kerangkanya terbuat dari kayu dan bambu.

Bagian tubuh dari Surau Latiah terdiri dari tiang-tiang yang menjadi

penopang dari bangunan surau, dan beberapa bukaan. Tiang-tiang yang

9 | P a g e

terdapat di dalam bangunan utama berjumlah 12 buah tiang. Bukaan-

bukaan antara lain berupa pintu dan jendela, pintu utama berada di sisi

utara. Sisi selatan terdapat 3 buah jendela, di sisi barat terdapat enam buah

bukaan berupa jendela, dan di sisi timur terdapat lima buah jendela dan

sebuah pintu masuk. Pada sisi timur dari ruang utama Surau Latiah terdapat

empat buah kamar yang pintunya tidak penuh hingga ke bagian bawah, dan

sebuah ruangan dengan pintu penuh hingga ke bagian bawah. Bagian lantai

terbuat dari kayu, dan pernah diganti pada tahun 1997 yang dilakukan oleh

BP3 Batusangkar.

Ukuran (luas) Situs Bangunan 22 x 12 m

Lahan 25 x 24 m

Batas-batas

Utara Rumah Penduduk

Selatan Rumah Penduduk / Pohon Kelapa

Barat Makam Syekh Sihalahan

Timur Makam Syekh Sihalahan

Fungsi lama dan

sekarang Fungsi lama dan sekarang adalah tempat ibadah agama Islam

Pemilik Ahli waris Syekh Sihalahan

Pengelola BPCB Sumatera Barat

Foto Bangunan

(sisi Barat)

10 | P a g e

(Sisi Selatan)

(sisi Timur)

(Sisi Utara)

Foto Lingkungan

(Lingkungan Barat)

11 | P a g e

(Lingkungan Selatan)

(lingkungan Timur)

(linkungan Utara)

12 | P a g e

Denah Keletakan

Pengentri Data Marjohan Syarif;Surya

Tanggal Agustus 2017

*) google earth / maps

13 | P a g e

3. Rumah Tradisional Gajah Maharam

KOMPONEN

DATA ISIAN DATA

Nama Objek Rumah Tradisional Gajah Maharam

Nomor Inventaris 05/BCB-TB/A/05/2007

Alamat

Jalan Jalan Lintas (By-Pass) Nomor 107

Dusun RT I / RW II

Desa/Kelurahan Kampai Tabu Karambia

Kecamatan Lubuk Sikarah

Kabupaten/kota Kota Solok

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab. 1 km

Ibukota Prov. ±58 km

Keletakan Geografis Secara umum bangunan berada dalam bentang lahan yang datar, ditepi

jalan lintas. Bangunan berada dilahan yang padat perumahan penduduk.

Aksesibilitas Situs Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan

roda empat dan dua.yang berjarak ±15 m dari jalan raya bypass KTK

Letak Astronomis S 00° 48’ 18,6’’ E 100° 39’ 24,7’’ dan 390 m dpl

(0.8051667 100.656861111*)

Deskripsi Historis Rumah ini disebut Rumah Tradisional Gajah Maharam karena bentuknya

menyerupai gajah mengeram. Rumah ini merupakan rumah bekas Engku

Lareh yang dulu dipakai sebagai tempat untuk belajar pidato. Rumah ini

sekarang sudah tidak dihuni lagi karena bangunannya sudah miring dan

hanya dipakai pada saat-saat tertentu, seperti kalau ada keluaraga atau ahli

waris dari rumah ini yang meninggal maka akan disemayamkan dulu di

tempat ini baru di bawah ke pemakaman. Secara umum Rumah Tradisional

Gajah Maharam ini merupakan milik Kaum Dt. Bandaharo, Suku

Chaniago.

Deskripsi Arkeologis Rumah ini terbuat dari bahan kayu, atapnya terbuat dari seng, orientasi

rumah menghadap ke arah utara. Rumah Gadang Gajah Maharam memiliki

gonjong sebanyak lima buah, empat buah di bagian atap dan sebuah di

bagian depan sebagai pelindung tangga masuk rumah. Bagian tubuh

bangunan terbuat dari kayu, dinding bagian utara disetiap bagiannya

dipenuhi dengan ukiran-ukiran. Ada lima buah bukaan pada dinding bagian

depan, satu diantaranya adalah pintu masuk ke dalam bangunan. Sisi barat

dan timur dindingnya terbuat dari sasak (anyaman bambu) dan bagian

singok memiliki ukiran seperti yang terdapat pada sisi utara dari bangunan.

Dinding di selatan juga terbuat dari sasak, pada bagian selatan terdapat

lorong yang menghubungkan bangunan utama dengan bangunan dapur.

Bangunan dapur berbentuk bujursangkar dengan atap berbentuk limasan.

14 | P a g e

Kondisi bangunan sangat memprihatinkan sehingga berbahaya untuk

dinaiki, oleh sebab itu pengamatan terhadap ruang-ruang di dalam

bangunan sulit untuk dilakukan.

Ukuran (luas) Situs Bangunan 16,5 x 7,6 m

Lahan 20 x 9,6 m

Batas-batas

Utara Jalan Raya

Selatan Rumah Penduduk

Barat Rumah Penduduk

Timur Rumah Penduduk

Fungsi lama dan

sekarang Fungsi lama hunian dan sekarang hanya dipakai pada saat-saat tertentu

oleh keluarga atau ahli waris

Pemilik Kaum Suku Chaniago ( Dt. Bandaharo )

Pengelola Pemko Solok

Foto Bangunan

(sisi Utara)

(Sisi Barat)

Foto Lingkungan

15 | P a g e

(lingkungan Barat)

(Lingkungan Utara)

Denah Keletakan

Pengentri Data Marjohan Syarif;Surya

Tanggal Agustus 2017

*) google earth / maps

16 | P a g e

4. SMP 1 Solok (Eks. HIS)

KOMPONEN

DATA ISIAN DATA

Nama Objek SMP 1 Solok (Eks. HIS)

Nomor Inventaris 06/BCB-TB/A/05/2007

Alamat

Jalan Jl. K.S. Tubun No. 20

Dusun RTI / RW II

Desa/Kelurahan Kel. Kampung Jawa

Kecamatan Tanjung Harapan

Kabupaten/kota Kota Solok

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab. 0 km (Pusat Kota)

Ibukota Prov. 50 km

Keletakan Geografis Cagar Budaya berada di pusat Kota Solok dengan bentang lahan datar.

Pada sekeliling bangunan merupakan daerah pusat perkantoran dan

sekolah.

Aksesibilitas Situs Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan

roda empat dan dua.

Letak Astronomis S 00° 47’ 14,2’’ E 100° 39’ 10,8’ dan 404 m dpl

(0.7872778 100.653*)

Deskripsi Historis SMP 1 Solok merupakan bangunan tinggalan kolonial Belanda. Bangunan

asli yang masih tertinggal adalah ruangan guru dan kepala sekolah. Pada

masa Belanda bangunan ini dahulunya dipakai sebagai sekolah HIS

(Hollands Inlandse School). Keberadaan HIS ini, tidak terlepas dari

perkembangan pendidikan di zaman kolonial Belanda dan diberlakukannya

“Politik Etis” di Indonesia. Secara umum politik etis ini juga disebutkan

sebagai “balas budi” dari kolonial Belanda kepada daerah jajahan terkait

berbagai perlakukan terhadap daerah jajahannya.

Pengaruh politik etis dalam bidang pengajaran dan pendidikan sangat

berperan sekali dalam pengembangan dan perluasan dunia pendidikan dan

pengajaran di Hindia Belanda. Salah seorang dari kelompok etis yang

sangat berjasa dalam bidang ini adalah Mr. J.H. Abendanon (1852-1925)

yang Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan selama lima tahun

(1900-1905). Sejak tahun 1900 inilah berdiri sekolah-sekolah, baik untuk

kaum priyayi maupun rakyat biasa yang hampir merata di daerah-daerah.

HIS ini diperuntukan bagi warga pribumi. Secara umum dasar didirikannya

HIS adalah keinginan yang kuat dari rakyat Indonesia sendiri untuk

mendapatkan pendidikan ala Barat. Hal itu merupakan akibat dari

perubahan kondisi sosial ekonomi di kawasan Timur Jauh yang telah

diperkenalkan pada masa Politik Etis yang diberlakukan kepada Indonesia.

Selain itu juga diorong oleh organisasi-organisasi yang telah berdiri di

17 | P a g e

Indonesia pada waktu itu, seperti Budi Utomo dan Sarekat Islam. Apalagi

dengan didirikannya sekolah untuk orang-orang Cina di Indonesia yaitu

Hollands Chinese School (HCS).

Kurikulum yang dipakai HIS adalah sesuai yang tercantum dalam Statuta

1914 No. 764, yaitu meliputi semua pelajaran ELS (Europese Lagere

School). Di HIS diajarkan membaca dan menulis bahasa daerah dalam

aksara Latin dan Melayu dalam tulisan Arab dan Latin. Namun disini, yang

lebih ditekankan adalah pelajaran bahasa Belanda yang sampai memakan

waktu lebih dari enampuluh enam persen dari waktu belajar.

Diperkirakan bangunan ini didirikan pada awal tahun 1900-an. Bangunan

utama yang masih asli merupakan ruangan guru dan kepala sekolah yang

terdapat ditengah-tengah bangunan sekolah. Secara umum sampai sekarang

bangunan ini masih tetap dipertahankan keasliannya oleh pihak sekolah.

Salah satu komponen bangunan yang telah dirubah adalah bagian lantai

yang sudah dikeramik.

Deskripsi Arkeologis Bangunan SMPN 1 Solok memiliki denah dasar huruf U dengan orientasi

menghadap utara. Atap terbuat dari seng dengan kerangka-kerangkanya

terbuat dari kayu, atap pada bagian facade berbentuk pelana, sedangkan

atap lainnya berbentuk limasan. Tubuh bangunan terbuat dari gabungan

kerangka yang terbuat dari kayu dan dindingnya terbuat dari sasak yang

diberi plester. Bangunan lama dari sekolah saat ini telah dikelilingi dengan

bangunan baru yang memiliki dua lantai. Bangunan lama saat ini terdiri

dari delapan buah ruangan. Ruang-ruang tersebut saat ini dipergunakan

sebagai ruang tata usaha, gudang, ruang kesenian, ruang masak, ruang

belajar komputer, ruang wakil kepala sekolah, dan ruang UKS. Sisi utara

dari bangunan memiliki tiga buah pintu dan empat buah jendela, dan

disetiap bukaan tersebut pada bagian atasnya memiliki ventilasi (lubang

udara), di sisi barat dan timur masing-masing memiliki enam buah bukaan

yang masing-masing terdiri dari dua buah pintu dan empat buah jendela.

Bagian lantai saat ini sudah diganti menggunakan lantai keramik.

Ukuran (luas) Situs Bangunan 321,12 m

2

Lahan 62 m X 50 m

Batas-batas

Utara Jalan K.S. Tubun

Selatan Lap. Bola

Barat Asrama Polisi

Timur R.S. Tentara

Fungsi lama dan

sekarang Fungsi lama dan sekarang adalah sekolah (pendidikan)

Pemilik Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Pengelola Pemko Solok

Foto Bangunan

18 | P a g e

(Sisi Utara)

(Sisi Barat)

(Sisi Selatan)

19 | P a g e

(Sisi Timur)

Foto Lingkungan

(Lingkungan dari Atas)

(Lingkungan Utara)

20 | P a g e

(Lingkungan Barat)

(Lingkungan Timur)

Denah Keletakan

Pengentri Data Marjohan Syarif;Surya

Tanggal Agustus 2017

*) google earth / maps

21 | P a g e

5. Stasiun KA Kota Solok

KOMPONEN

DATA ISIAN DATA

Nama Objek Stasiun Kereta Api Kota Solok

Nomor Inventaris 07/BCB-TB/A/05/2007

Alamat

Jalan Jl. Kartini No. 1

Dusun -

Desa/Kelurahan Kampung Jawa

Kecamatan Tanjung Harapan

Kabupaten/kota Kota Solok

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab. 0 km

Ibukota Prov. 60 km

Keletakan Geografis Situs berada dalam bentang lahan datar dengan perumahan penduduk di

sekitar lokasi.

Aksesibilitas Situs Untuk menuju lokasi dapat menggunakan kendaraan roda empat dan dua.

Catatan objek berada tidak jauh dari pusat Kota Solok.

Letak Astronomis S 00° 47’ 13,8’’ E 100° 39’ 18,8’ dengan ketinggian 394 m dpl

(0.7871667 100.6552222*)

Deskripsi Historis Pembangunan jalur beserta stasiun kereta api di Kota Solok ini tidak

terlepas dari upaya pemerintah kolonial Belanda untuk menghubungkan

jalur pantai barat Sumatera (Kota Padang khususnya) dengan Sawahlunto

yang pada waktu itu merupakan penghasil batubara. Berdasarkan hasil

penelusuran sumber, pembangunan stasiun kereta api Solok ini diperkirakan pada tahun 1893.

Stasiun KA Solok ini berada di bawah PT.KAI. Persero Divisi Regional II

Sumbar. Pada tanggal 1 maret 2009, Stasiun KA Solok ini difungsikan

sebagai KA Wisata dengan jalur Padang Panjang-Solok-Sawahlunto 1 kali

seminggu (hari minggu). Namun sekarang, mengingat kondisi lokomotif

dan gerbongnya yang sudah tidak layak pakai maka kereta api wisata ini

hanya dapat dioperasionalkan pada hari-hari tertentu (sewaktu-waktu).

Deskripsi Arkeologis Bangunan stasiun Kota Solok adalah salah satu bangunan peninggalan

masa kolonial. Beberapa indikator yang dapat diamati bahwa bangunan ini

berasal dari masa kolonial adalah tembok bangunannya yang tebal dan

beberapa bukaan berupa pintu dan jendela dengan ukuran yang besar.

Bangunan yang berdenah empat persegi panjang dengan ukuran (p) 32 m x

(l) 4,2 m ini berorientasi arah barat. Secara keseluruhan pada bangunan

terdapat 5 (lima) buah ruangan yang disekat dengan tembok. Ruang

tersebut berfungsi sebagai kantor bagi pegawai PT. KAI (persero) Divisi

Regional II Sumatera Barat seperti: kantor kepala stasiun, tempat

pembelian karcis dll. Pada sisi tengah bangunan terdapat sebuah lorong

22 | P a g e

berukuran lebar 3,97 m x dan panjang 4,4 m. Bangunan berbahan bata

berspesi (tembok) dengan rangkaian tiang kayu dan atap yang terbuat dari

seng tebal.

Foto peron yang berfungsi sebagai ruang tunggu dan tempat turun naik

penumpang.

Pada sisi timur bangunan terdapat peron tempat turun naiknya penumpang

yang berukuran panjang 32 m x 4,4 m. Peron ini ditutupi atap bangunan

stasiun sisi timur. Pada sisi ini juga terdapat 6 (enam) buah wesel

(rangkaian konstruksi batangan rel tempat memindahkan jalur kereta api).

Pada salah satu batangan rel terdapat beberapa tulisan DK 1914 JSST.

Diduga tulisan dan angka tersebut menunjukkan angka tahun pembuatan

dan pabrik pembuatannya.

Foto salah satu inskripsi pada batangan rel kereta api di Solok.

Pada bangunan sisi timur, terdapat 5 (lima) buah pintu dengan rincian 4

(empat) buah pintu berbahan kayu yang memiliki ventilasi pada bagian

atasnya berukuran lebar 1,69 m x tinggi 3,2 m dan satu pintu tanpa ventilasi

berukuran lebar 1,6 m x tinggi 2,26 m.

Sedangkan pada bagian utara bangunan terdapat sebuah bangunan

23 | P a g e

tambahan (bangunan baru) yang difungsikan sebagai ruang pelayanan

kereta api. Selanjutnya pada sisi selatan stasiun tepatnya ditengah-tengah

rangkaian rel kerata api, terdapat sebuah mesin pompa air berbentuk tiang

bulat dengan tuas pada bagian bawahnya. Tuas ini diopersikan secara

manual (dengan cara diungkit) untuk menaikan air ke ketel lokomotif.

Foto pompa air untuk keperluan lokomotif pada sisi selatan stasiun.

Secara keseluruhan kondisi bangunan beserta jaringan rel dan maupun

lokomotif dan gerbongnya terpelihara dan terawat dengan baik.

Ukuran (luas) Situs Bangunan Panjang 32 m x lebar 4,2 m

Lahan 504 m2

Batas-batas

Utara Rumah Penduduk

Selatan Pasar Solok

Barat Jl. Kartini

Timur Rumah Penduduk

Fungsi lama dan

sekarang

Dahulu sebagiai Stasiun KA dan sekarang difungsikan sebagai objek wisata

kerata api.

Pemilik PT. KAI (persero) Divisi Regional II Sumatera Barat

Pengelola Pengelolaan dibawah PT. KAI (persero) Divisi Regional II Sumatera Barat

Foto Bangunan

Foto Lama Stasiun Tahun 1890 yang diambil dari sisi selatan

(Sumber: KITLV Leiden)

24 | P a g e

Foto Lama Stasiun Tahun 1893 yang diambil dari sisi selatan

(Sumber: Geheugen van Nederland)

Foto diatas diambil dari sisi selatan stasiun. Foto ini memiliki kesamaan

baik bentuk arsitektural bangunan stasiun, kondisi lingkungan alam sekitar

maupun rangkaian wesel (jalur kereta api) jika dibandingkan dengan

kedua foto lama di atas.

Foto diatas diambil dari sisi utara stasiun. Foto ini memiliki kesamaan

baik bentuk arsitektural bangunan stasiun, kondisi lingkungan alam sekitar

maupun rangkaian wesel (jalur kereta api) jika dibandingkan dengan

kedua foto lama di atas.

Foto depot pada stasiun kereta api Solok yang terdapat pada sisi selatan

stasiun

(Sumber: Tim Survei Pendataan Stasiun Kereta Api Sumatera Barat Tahap

25 | P a g e

II Tahun 2014)

(Sisi Barat)

(Sisi Utara)

(sisi Selatan)

Foto Lingkungan

26 | P a g e

Foto Lingkungan Stasiun KA Solok dimana lokasi sekitarnya merupakan

areal pemukiman pendudu

(Lingkungan Barat)

(lingkungan Utara)

27 | P a g e

(Lingkungan Selatan)

Denah Keletakan

Pengentri Data Marjohan Syarif;Surya

Tanggal Agustus 2017

*) google earth / maps