design smart home dalam upaya penghematanpemakaian energy ... · energy lain dan sangat mudah...

15
1 DESIGN SMART HOME DALAM UPAYA PENGHEMATANPEMAKAIAN ENERGY LISTRIKPENGGUNA RUMAH TANGGA Andi Setiawan Teknik Informatika, STIMIK ATMA LUHUR, Selindung, Pangkalpinang. [email protected] Abstrak Pemanfaatan energy listrik bagi masyarakat dengan daya 450-900VA masih medapatkan subsidi dari pemerintah sehingga semakin tinggi pemakaian semakin besar pula subsidi yang diberikan. Oleh karena itu perlu kiranya kita membuat system pengontrolan yang dapat membantu mengendalikan peralatan listrik agar digunakan sesuai dengan kebutuhannya. Sistem kontrol yang direncanakan sesuai kebutuhan pelanggan dengan daya 450-900VA sehingga peralatan kontrol dan sensor disesuaikan untuk kebutuhan pelanggan segment tersebut. Sistem kontrol yang dapat digunakan adalah PLC dengan jumlah input output yang tidak terlalu banyak, sensor gerak, sensor pelampung dan sensor cahaya atau LDR. Secara garis besar sensor pelampung digunakan untuk mengontrol mesin air, sensor cahaya untuk mengontrol nyala lampu dan sensor gerak untuk mengontrol pemakaian pada stop kontak. Kata kunci : Subsidi, PLC, Sensor gerak,, sensor pelampung, sensor cahaya. 1. PENDAHULUAN Energy listrik adalah sumber energy yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Energy listrik memiliki kelebihan dari energy yang lain dimana energy listrik sangat mudah dikonversi ke energy lain dan sangat mudah didistribusikan sehingga membuat energy ini sangat dibutuhkan dalam menunjang kehidupan sehari-hari. Masyarakat yang sudah terjangkau oleh listrik mempergunakan listrik untuk kebutuhan sehari-hari dari menunjang kegiatan primer hingga kegiatan tersier misalnya untuk penerangan, pompa air, informasi, telekomunikasi, memasak, lemari pendingin dan pendingin ruangan. Sebagian besar pengguna listrik di Indonesia adalah pelanggan rumah tangga. Pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA dan 900 VA masih mendapat subsidi dari pemerintah secara langsung. Dengan subsidi yang diberikan pemerintah pada segment tersebut maka jika semakin tinggi tingkat pemakaian listrik masyarakat semakin tinggi pula biaya yang dikeluarkan belanja pemerintah untuk memproduksi listrik. Dengan teknologi komputer dapat memberikan solusi dalam mengatur pemakaian listrik masyarakat dalam penggunaan energy listrik agar efektif dan efisien sesuai kebutuhan serta tidak boros. Komputer mempunyai prinsip dasar yaitu input, proses dan output. Input adalah informasi yang diterima oleh cental prosesor unit untuk kemudian diproses menjadi perintah atau output. Kondisi yang ada pada konsumen dengan daya 450VA dan 900VA pada umumnya mempergunakan listrik untuk penerangan, pompa air, informasi (televisi) dan lainnya. Sering sekali ditemukan disekitar kita penggunaan energy listrik tidak dimanfaatkan dengan bijak seperti lampu penerangan menyala pada kondisi terang, televisi menyala padahal yang menonton sudah tidur berjam- jam, pompa air listrik menyala padahal tanki air sudah luber. Beban listrik yang telah diketahui karakteristik operasinya tersebut dapat dikendalikan agar bekerja atau menyala pada kondisi yang dibutuhkan. Teknologi komputer dapat membantu manusia dalam mengatur beban listrik tersebut dengan melihat kebutuhan kondisi dilingkungan tersebut sehingga tidak terjadi pemborosan pemakaian yang tidak perlu diluar kelalaian pemakai.

Upload: others

Post on 12-Feb-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

DESIGN SMART HOME DALAM UPAYA PENGHEMATANPEMAKAIAN ENERGY

LISTRIKPENGGUNA RUMAH TANGGA

Andi Setiawan

Teknik Informatika, STIMIK ATMA LUHUR, Selindung, Pangkalpinang.

[email protected]

Abstrak

Pemanfaatan energy listrik bagi masyarakat dengan daya 450-900VA masih medapatkan

subsidi dari pemerintah sehingga semakin tinggi pemakaian semakin besar pula subsidi yang diberikan.

Oleh karena itu perlu kiranya kita membuat system pengontrolan yang dapat membantu mengendalikan

peralatan listrik agar digunakan sesuai dengan kebutuhannya. Sistem kontrol yang direncanakan sesuai

kebutuhan pelanggan dengan daya 450-900VA sehingga peralatan kontrol dan sensor disesuaikan untuk

kebutuhan pelanggan segment tersebut. Sistem kontrol yang dapat digunakan adalah PLC dengan jumlah

input output yang tidak terlalu banyak, sensor gerak, sensor pelampung dan sensor cahaya atau LDR.

Secara garis besar sensor pelampung digunakan untuk mengontrol mesin air, sensor cahaya untuk

mengontrol nyala lampu dan sensor gerak untuk mengontrol pemakaian pada stop kontak.

Kata kunci : Subsidi, PLC, Sensor gerak,, sensor pelampung, sensor cahaya.

1. PENDAHULUAN

Energy listrik adalah sumber energy yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Energy listrik memiliki kelebihan dari energy yang lain dimana energy listrik sangat mudah dikonversi ke

energy lain dan sangat mudah didistribusikan sehingga membuat energy ini sangat dibutuhkan dalam

menunjang kehidupan sehari-hari. Masyarakat yang sudah terjangkau oleh listrik mempergunakan listrik

untuk kebutuhan sehari-hari dari menunjang kegiatan primer hingga kegiatan tersier misalnya untuk

penerangan, pompa air, informasi, telekomunikasi, memasak, lemari pendingin dan pendingin ruangan.

Sebagian besar pengguna listrik di Indonesia adalah pelanggan rumah tangga. Pelanggan rumah

tangga dengan daya 450 VA dan 900 VA masih mendapat subsidi dari pemerintah secara langsung.

Dengan subsidi yang diberikan pemerintah pada segment tersebut maka jika semakin tinggi tingkat

pemakaian listrik masyarakat semakin tinggi pula biaya yang dikeluarkan belanja pemerintah untuk memproduksi listrik.

Dengan teknologi komputer dapat memberikan solusi dalam mengatur pemakaian listrik

masyarakat dalam penggunaan energy listrik agar efektif dan efisien sesuai kebutuhan serta tidak boros.

Komputer mempunyai prinsip dasar yaitu input, proses dan output. Input adalah informasi yang diterima oleh cental prosesor unit untuk kemudian diproses menjadi perintah atau output.

Kondisi yang ada pada konsumen dengan daya 450VA dan 900VA pada umumnya

mempergunakan listrik untuk penerangan, pompa air, informasi (televisi) dan lainnya. Sering sekali

ditemukan disekitar kita penggunaan energy listrik tidak dimanfaatkan dengan bijak seperti lampu

penerangan menyala pada kondisi terang, televisi menyala padahal yang menonton sudah tidur berjam-

jam, pompa air listrik menyala padahal tanki air sudah luber. Beban listrik yang telah diketahui

karakteristik operasinya tersebut dapat dikendalikan agar bekerja atau menyala pada kondisi yang

dibutuhkan. Teknologi komputer dapat membantu manusia dalam mengatur beban listrik tersebut dengan

melihat kebutuhan kondisi dilingkungan tersebut sehingga tidak terjadi pemborosan pemakaian yang tidak

perlu diluar kelalaian pemakai.

2

2. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sensor

Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisik

atau kimia. Variabel keluaran dari sensor yang diubah menjadi besaran listrik disebut Transduser. Jenis-

jenis sensor yang umum digunakan adalah sebagai berikut:

1. Sensor Proximity

Sensor proximity merupakan sensor atau saklar yang dapat mendeteksi adanya target jenis

logam dengan tanpa adanya kontak fisik. Biasanya sensor ini tediri dari alat elektronis solid-state yang

terbungkus rapat untuk melindungi dari pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan korosif yang berlebihan.

Sensor proximity dapat diaplikasikan pada kondisi penginderaan pada objek yang dianggap terlalu kecil

atau lunak untuk menggerakkan suatu mekanis saklar.

Pengertian lain proximity sensor merupakan perangkat yang mendeteksi keberadaan dan

kedekatan obyek baik berupa logam maupun non logam. Proximity hanya mendeteksi "keberadaan" dan

tidak memberi "kuantitas" dari obyek. Maksudnya, jika mendeteksi logam maka keluaran dari detektor

hanya "ada" atau "tidak ada" logam. Proximity tidak memberikan informasi tentang kuantitas logam

seperti jenis logam, ketebalan, jarak, suhu dll. Jadi hanya "ada atau tidak ada" logam. Juga sama untuk

non logam. Proximity untuk logam biasanya dengan "inductive proximity" sedang untuk non logam

dengan "capacitive proximity"

Didepan disebutkan "perangkat" karena sensor proximity sudah merupakan sirkuit yang terdiri

dari beberapa komponen untuk dirangkai menjadi sebuah sistem yang bekerja sebagai proximity sensor.

Bandingkan dengan sensor cahaya (misalnya) : LDR yang betul-betul stand alone/ komponen bukan suatu

rangkaian elektronik.

2. Sensor Magnet

Sensor Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet

dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang

digerakkan oleh adanya medan magnet di sekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan

yang hampa dan bebas dari debu, kelembapan, asap ataupun uap.

3. Sensor Sinar

Sensor sinar terdiri dari 3 kategori. Fotovoltaic atau sel solar adalah alat sensor sinar yang

mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik, dengan adanya penyinaran cahaya akan

menyebabkan pergerakan elektron dan menghasilkan tegangan. Demikian pula dengan Fotokonduktif

(fotoresistif) yang akan memberikan perubahan tahanan (resistansi) pada sel-selnya, semakin tinggi

intensitas cahaya yang terima, maka akan semakin kecil pula nilai tahanannya. Sedangkan Fotolistrik

adalah sensor yang berprinsip kerja berdasarkan pantulan karena perubahan posisi/jarak suatu sumber

sinar (inframerah atau laser) ataupun target pemantulnya, yang terdiri dari pasangan sumber cahaya dan

penerima.

4. Sensor Ultrasonik

Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor ini

menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai

dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya

kembali gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang

memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah: objek padat, cair, butiran maupun

tekstil.

5. Sensor Tekanan

Sensor tekanan - sensor ini memiliki transduser yang mengukur ketegangan kawat, dimana

mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar penginderaannya pada perubahan tahanan

pengantar (transduser) yang berubah akibat perubahan panjang dan luas penampangnya.

3

6. Sensor Kecepatan (RPM)

Proses penginderaan sensor kecepatan merupakan proses kebalikan dari suatu motor, dimana

suatu poros/object yang berputar pada suatui generator akan menghasilkan suatu tegangan yang sebanding

dengan kecepatan putaran object. Kecepatan putar sering pula diukur dengan menggunakan sensor yang

mengindera pulsa magnetis (induksi) yang timbul saat medan magnetis terjadi.

7. Sensor Penyandi (Encoder)

Sensor Penyandi (Encoder) digunakan untuk mengubah gerakan linear atau putaran menjadi

sinyal digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar dari suatu alat. Sensor ini biasanya terdiri

dari 2 lapis jenis penyandi, yaitu; Pertama, Penyandi rotari tambahan (yang mentransmisikan jumlah

tertentu dari pulsa untuk masing-masing putaran) yang akan membangkitkan gelombang kotak pada objek

yang diputar. Kedua, Penyandi absolut (yang memperlengkapi kode binary tertentu untuk masing-masing

posisi sudut) mempunyai cara kerja sang sama dengan perkecualian, lebih banyak atau lebih rapat pulsa

gelombang kotak yang dihasilkan sehingga membentuk suatu pengkodean dalam susunan tertentu.

8. Sensor Suhu

Terdapat 4 jenis utama sensor suhu yang umum digunakan, yaitu thermocouple (T/C),

resistance temperature detector (RTD), termistor dan IC sensor. Thermocouple pada intinya terdiri dari

sepasang transduser panas dan dingin yang disambungkan dan dilebur bersama, dimana terdapat

perbedaan yang timbul antara sambungan tersebut dengan sambungan referensi yang berfungsi sebagai

pembanding. Resistance Temperature Detector (RTD) memiliki prinsip dasar pada tahanan listrik dari

logam yang bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi dengan tingkat

konsisten/kestabilan yang tinggi pada pendeteksian tahanan. Platina adalah bahan yang sering digunakan

karena memiliki tahanan suhu, kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas. Termistor adalah resistor yang

peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif, karena saat suhu meningkat maka

tahanan menurun atau sebaliknya. Jenis ini sangat peka dengan perubahan tahan 5% per C sehingga

mampu mendeteksi perubahan suhu yang kecil. Sedangkan IC Sensor adalah sensor suhu dengan

rangkaian terpadu yang menggunakan chipsilikon untuk kelemahan penginderanya. Mempunyai

konfigurasi output tegangan dan arus yang sangat linear.

B. Programmable Logic Control (PLC)

Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah digunakan

(user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka

ragam . Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah :

“Sistem elektronik yang beroperasi secara digital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri,

dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal

instruksi-instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan,

pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O digital

maupun analog”

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :

1. Programmable

Menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program yang telah dibuat yang

dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.

2. Logic

Menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic (ALU), yakni

melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi,

AND, OR, dan lain sebagainya.

3. Controller

Menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan

output yang diinginkan. PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial

dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan

4

dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara

khusus. PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila

program yang telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang

digunakan sudah dimasukkan.

Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu

tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF kan output-output. 1 menunjukkan bahwa

keadaan yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC

juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output banyak.

Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:

1. Sekuensial Control

PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan

teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam proses

sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.

2. Monitoring Plant

PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat

ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol

(misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.

C. Output

Di dalam sebuah system terdapat suatu keluaran yang dikendalikan oleh PLC yang disebut

output. Output pada keluaran PLC berupa kontak on atau off yang pada penerapannya dapat dihubungkan

keperalatan lain contohya:

1. Lampu

2. Auxilarry Relay

3. Kontaktor

4. Sirine

5. Motor

6. Sakeral Elektronik

D. Pemograman

Pemograman pada PLC dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti; menggunakan ladder

diagram, function block diagram, dan kode mnemonic. Setiap pabrikan PLC menyediakan software untuk

melakukan pemograman PLC.

1. Ladder Diagram

Sifat-sifat ladder diagram adalah sebagai berikut:

a. Dinyatakan dalam suatu bentuk umum simbolik untuk relay yang dikontrol oleh rakngkaian

elektrik

b. Program ditampilkan pada layar dan elemen-elemen seperti kontak Normally Open, Kontak

Normally Close, timer, counter dan lain-lain dinyatakan dalam bentuk gambar

c. Listrik mengalir dari sisi kiri ke sisi kanan, disebut dengan ladder line (ROW).

Aturan umum menggunakan suatu program diagram ladder adalah sebagai berikut:

a. Aliran listrik atau tenaga dari rel kiri ke rel kanan.

b. Suatu coil atau keluaran tidak dihubungkan langsung ke rel (rail) sebelah kiri.

c. Tidak ada kontak yang ditempatan di kanan dari suatu coil keluaran.

d. Hanya satu dari coil keluaran dalam suatu ladder line

e. Tiap coil keluaran umumnya hanya satu kalai dalam suatu program.

Untuk mengerti dari diagram ladder, perlu mengetahui hubungan antara diagram ladder dan

rangkaian logika. Contoh diagram ladder adalah seperti gambar. 18.

5

Gambar. 2.19

Ladder Diagram

Perbedaan antara hardwired dan rangkaian logika dijembatani oleh diagram ladder seperti contoh gambar

20.

Gambar. 2.20

Rangkaian Logika di konversi ke Ladder Diagram

2. Function Block Diagram

Function Block Diagram adalah bahasa gambar untuk pemograman PLC, yang menjelaskan

fungsi antara input dan output. Sebuah fungsi merupakan bagian dari satu blok program. Input output

fungsi terhubung dengan garis antara satu fungsi dan fungsi lainnya. Seperti diagram ladder Function

Block Diagram merupakan rangkaian-rangkain logika seperti contoh gambar 20.

Gambar. 2.21

Function Block Diagram

3. Pemograman PLC

Pemograman PLC mengakomodir fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Digital Input dan Digital Output yaitu fungsi pembaca dan pengeluran berupa sinyal-sinyal digital

sesuai dengan spesifikasi PLC biasanya di representasikan dengan bilangan-bilangan biner

2. Analog input dan analog output yaitu fungsi pembaca dan pengluaran berupa sinyal-sinyal analog

umumnya di representasikan dengan nilai-nilai decimal.

3. Fungsi Timer, digunakan untuk menunda dan mengedalikan suatu proses sesuai dengan waktu

yang ditentukan.

4. Fungsi Counter, digunakan untuk menghitung jumlah perubahan input dan membatasi banyaknya

perubahan input. Ada dua jenis counter yaitu menghitung naik (up-counter) dan menghitung

6

turun (down-counter). Counter dapat mengeluarkan nilai logika 0 dan 1 bilai nilai preset telah

tercapai.

5. Counter Comparator digunakan untuk membandingkan 2 buah nilai counter. Operator

pembandng dapat berupa “=; > ; >=; <; <=; ≠”

6. Fungsi gerbang logika, yang menemukan Gerbang Logika pertama kali adalah Dean Christiano

pada tahun 1782-1879. Gerbang logika atau gerbang logik adalah suatu entitas

dalam elektronika dan matematika Boolean yang mengubah satu atau beberapa masukan logik

menjadi sebuah sinyal keluaran logik.

Nama Fungsi Lambang dalam rangkaian Tabel kebenaran

IEC 60617-12 US-Norm DIN 40700 (sebelum

1976)

Gerbang-AND (AND)

A B Y

0 0 0

0 1 0

1 0 0

1 1 1

Gerbang-OR (OR)

A B Y

0 0 0

0 1 1

1 0 1

1 1 1

Gerbang-NOT (NOT, Gerbang-komplemen, Pembalik(Inverter))

\

A Y

0 1

1 0

Gerbang-NAND (Not-AND)

A B Y

0 0 1

7

0 1 1

1 0 1

1 1 0

Gerbang-NOR (Not-OR)

A B Y

0 0 1

0 1 0

1 0 0

1 1 0

Gerbang-XOR (Antivalen, Exclusive-OR)

atau

A B Y

0 0 0

0 1 1

1 0 1

1 1 0

Gerbang-XNOR (Ekuivalen, Not-Exclusive-OR)

atau

A B Y

0 0 1

0 1 0

1 0 0

1 1 1

Tabel. 2.1

Gerbang Logika

3. PERANCANGAN ALAT

A. Instalasi Listrik Pelanggan Daya 450-900VA

Diasumsikan pelanggan listrik dengan daya 450-900VA, dapat kita ambil study kasus dengan

denah rumah dan instalasi listrik sebagai berikut:

8

1.9 31.1

3

2.3

1.5

3

3

D

D

D

DD

D

D

D

D

Tanki

Gambar. 4.1

Denah Rumah dan Instalasi Listrik

Instalasi listrik terdiri dari titik lampu dan titik stop kontak dengan rincian sebagai berikut:

No Ruangan Beban Daya (watt)

1 Teras depan Lampu 5

2 Ruang Tamu Lampu 12

3 Ruang Tamu Stop Kontak 300

4 Ruang Keluarga Lampu 8

5 Ruang Keluarga Televisi 125

6 Ruang Keluarga Kulkas 180

7 Kamar Tidur Depan Lampu 5

8 Kamar Tidur Depan Stop Kontak 150

9 Kamar Tidur Belakang Lampu 5

10 Kamar Tidur Belakang Stop Kontak 150

11 Dapur Lampu 5

12 Dapur Stop Kontak 150

13 Lorong Lampu 5

14 Teras Samping Lampu 5

15 Diluar Bangunan Mesin Air 250

16 Total 1437

Tabel. 4.1.

Jumlah Titik Instalasi

9

B. Rancangan Sistem Kontrol Pada PLC

1. Sensor

Untuk membuat suatu system kontrol dibutuhkan sensor untuk membaca lingkungan, sesuai

dengan kebutuhan system maka dapat disimpulkan sensor-sensor yang akan digunakan adalah sebagai

berikut:

No. Kebutuhan Spesifikasi Keterangan

1 Membaca kondisi

cahaya

24V DC Button

Photocell Sensor

2. Membaca kondisi

gerakan

Sensor PIR Motion

Detector Versi 2

3 Membaca kondisi level

air

Penguin PS-70AB

Tabel. 4.2

Kebutuhan Sensor

2. Flowchart

Dari kebutuhan system yang telah dianalisa maka dibuatlah suatu aliran program untuk

memenuhi kebutuhan system tersebut. Adapun flowchart program PLC yang akan diterapkan adalah

sebagai berikut:

10

Mulai

Baca System Date

Apakah Jam 03:00 s/d

06:00

Baca Sensor

Pelampung

Apakah Air Kosong

Jalankan Mesin

Air

Selesai

Baca Sensor

Cahaya

Apakah Terang Nyalakan Lampu

Baca Gerakan

Manusia

Sandi 3 Kali Gerakan

Nyalakan Stop

Kontak 15 mnt

Nyalakan Stop

Kontak 15 mnt

Gambar. 4.8

Flowchart Program

3. Program

Setelah membuat flowchart program maka sesuai dengan kebutuhan system kontrol flowchart

diterjemahkan kedalam bahasa Programable Logic Control (PLC) dapat berupa function block diagram

atau menggunakan diagram ladder. Berikut ini program PLC yang adakan diimplementasikan

menggunakan diagram ladder.

11

Auto

Man

Sys DateI2, Saklar

Pelampung

Q2 Mesin

Air

Saklar Manual

Mesin Air

I3, Sensor

CahayaQ3 Lampu

Saklar Manual

Lampu

Q1, Indikator Auto

I1, Man/

Auto

I4, Sensor

FIR

Q4 Stop

Kontak

Saklar Manual

Stop Kontak

Counter I4,

Sandi 3 x

Timer

Internal

15mnt

Timer

Gambar. 4.9

Diagram Ladder

Gambar. 4.10

Function Block Diagram

12

Gambar. 4.11

Simulaasi Program

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada bab analisa dan pembahasan ini ditampilkan hasil pengujian yang bertujuan untuk

mengetahui kinerja dari alat yang telah dibuat. Adapun titik pengujian dari blok yang akan diuji meliputi pengujian Keseluruhan Sistem.

Pengujian dan Pengamatan Keseluruhan Sistem

Untuk mengetahui cara kerja keseluruhan system dimulai dari sensor cahaya, sensor gerak, sensor pelampung dan timer. Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:

Memberikan sumber tegangan 220V pada MCB pengaman yang akan diterukan kepower supply

dan PLC

Menghidupkan saklar utama dan melakukan pengukuran pengukuran pada MCB (pengaman) dan

peralatan yang terpasang.

Mengoperasikan peralatan satu persatu mulai dari sensor pelampung, sensor cahaya dan sensor

gerak.

Sensor pelampung dioperasikan pada batas atas dan batas bawah ditambah parameter waktu pada

PLC sehingga cara kerja system ini adalah ketika sensor pelampung membaca batas bawah

terpenuhi settingan waktunya maka motor air bekerja. Ketika batas atas terpenuhi maka motor

air berhenti bekerja. Motor air bekerja berdasarkan logika “AND” antara sensor pelampung dan settingan waktu di PLC.

Sensor cahaya dioperasikan menggunakan plastic anti UV, dengan menutup dan membuka sensor

sehinggan output lampu beroperasi “ON” ketika sensor ditutup plastic dan lampu tidak

beroperasi “OFF” ketika sensor lampu dibuka plastic.

Sensor gerak dioperasikan dengan merubah ubah kondisi benda di depan sensor sebanyak tiga

kali sehingga sensor memberikan pulsa pada digital input PLC tiga kali. PLC membaca input

sensor gerak tiga kali sehingga mengaktifkan timer selama 15 menit, selama 15 tersebut sensor

13

memberikan pulsa sebanyak satu kali maka timer akan menambah kembali 15 menit. Timer akan habis selama tidak menerima input dalam waktu 15 menit.

14

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisa yang dilakukan, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan dan

mengajukan saran yang bias dipergukan untuk pengembangan analisa dan perancangan system desain SMART HOME.

6.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diambil dari Tugas Akhir Design Smart Home Dalam Upaya Penghematan

Pemakaian Energy Listrik Pengguna Rumah Tangga, adalah sebagai berikut:

1. Penggunakan teknologi system kontrol pada instalasi listrik rumah tangga dapat menghemat

pemakaian energy listrik.

2. Dengan system kontrol pekerjaan manusia semakin terbantu

3. Tingkat akurasi pengaturan lebih presisi

4. Keamanan manusia yang mengoperasikan peralatan listrik lebih aman karena tidak berhubungan

langsung dengan peralatan

6.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang telah penulis buat, maka penulis menyampaikan

saran-saran agar penulisan Tugas Akhir ini dapat dikembangkan. Berikut saran-saran yang penulis

ajukan:

1. Perlu tambahan pengkondisian (sensor-sensor) untuk mendukung peralatan-peralatan listrik lain yang

akan dikontrol

2. Dikembangan aplikasi cloud computing untuk semua orang mengakses kondisi rumah-rumah yang

dikontrol

3. Perlu ditambahakan modul komunikasi agar dapat terbaca secara remote

4. Dikembangkan peralatan system kontrol untuk rumah bukan industrik sehingga pengguna umum lebih

mudah dikuasai.

15

Daftar Pustaka

1. Budiyanto M dan A Wijaya “ Pengenalan Dasar-dasar PLC”, Gava Media, Yogyakarta, 2003

2. Hartono, Jogyanto, Konsep Dasar Informasi: Uraian tentang konsep Dasar Informasi,

Yogyakarta : Sudjowo, 2005

3. Munawar. Pemodelan Basis Data Berorientasi Objek: Konsep Dasar Perancangan Sistem,

Yogyakarta: Andi, 2005

4. Cekdin Cekmas dan Barlian Taufik “ Transmisi Daya Listrik”,Yogyakarta: Andi, 2013

5. Ir. Wahyudi Sarimun N, MT “Buku Saku Pelayanan Teknik”, Garamond, 2011

6. http://www.pln.co.id/dataweb/KIP/Subsidi.pdf, Tinjauan Ekonomi dan Prospek Usaha (Laporan

tahunan PLN 2013

7. https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kendali

8. https://id.wikipedia.org/wiki/Gerbang_logika

9. http://royansyah-putra.blogspot.com/2013/02/gambar-instalasi-listrik-rumah-tinggal.html

10. http://cara-pasang-instalasi-listrik-rumah.blogspot.com/2014/01/alat-listrik-yang-digunakan-di-

rumah.html

11. Dani Jumadil Akhir, Jurnalis . Okezone.com

12. Zelio Datasheets

13. PIR Sensor Datasheets