desain instrumen peer assesment untuk penilaian …repository.uinjambi.ac.id/2123/1/tb151011_putri...
TRANSCRIPT
DESAIN INSTRUMEN PEER ASSESMENT UNTUK PENILAIAN
KINERJA SISWA SEKOLAH MENEGAH ATAS
SKRIPSI
Oleh:
PUTRI NOPITA SARI
NIM .TB 151011
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
DESAIN INSTRUMEN PEER ASSESMENT UNTUK PENILAIAN
KINERJA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh:
PUTRI NOPITA SARI
NIM .TB 151011
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
Alhamdulillahirabbil’alamin,
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya.
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
Kedua orang tua tercinta,yaitu ayahanda Ruslan dan Ibunda Selaini
Yang selalu mendukung, mendoakan dan selalu memberikan semangat
untukku dalam menyelesaikan pendidikan S1 ini,
Kelima saudaraku, abang Budiman,S.P,Abdurrahman, S.E, M. Efendi,
S.Pd, Rudini, S.E, danadikku Sri Rahayu, keluarga besar dari pihak ibu dan
ayah yang telah banyak membantu,
Terimakasih atas motivasi dan dukungan selama ini,
Serta orang-orang yang mencintai ilmu pengetahuan.
Semoga semua bantuan dan dukungan menjadi amal yang sangat membantu di
akhirat kelak, Aamiin.
ABSTRAK
Nama : Putri Nopita Sari
Program Studi : Tadris Biologi
Judul : Desain Instrumen Peer Assesment untuk Penilaian
Kinerja Siswa Sekolah.
Penelitian ini dilakukan karena melihat penilaian individu atau kelompok
saat pratikum dilakukan masih terpusat pada guru, hal ini perlunya
mendesain bentuk penilaian yang membuat siswa lebih aktif dalam proses
pembelajaran. Adapun pengertian desain adalah suatu rangkaian untuk
menciptakan proses pembelajaran yang baik dan benar, yang melibatkan
beberapa komponennya, mulai dari uji awal, strategi, sampai pada evaluasi.
Desain pembelajaran bertujuan membantu peserta didik antara lain: 1)
belajar individual, 2) membuat jangka pendek dan jangka panjang, 3)
memberi pengaruh terhadap perkembangan individu peserta didik, 4)
implementasi sistem pembelajaran yang ditempuh untuk mencapai tujuan
pembelajaran, 5) memberikan pengetahuan tentang “belajar”. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengembangkan produk penilaian kinerja yang berupa
desain instrumen dan rubrik untuk menilai kinerja siswa pada pratikum
sistem respirasi pada manusia. Penelitian ini merupakan metode penelitian
pengembangan (R&D). Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIPA di
SMA Negeri 10 Tebo. Instrumen penelitian berupa angket dan dokumentasi.
Ujivaliditas, uji praktikalitas dan uji efektivitas menunjukan bahwa desain
instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan memiliki validitas 84,8%
dengan kategori sangat valid, praktikalitas 3 dengan kategori praktis, dan
efektivitas sebesar 83,51% dengan kategori sangat efektif. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa desain instrumen peer assessment untuk penilaian
kinerja siswa sekolah menengah atas layak digunakan, praktis dan sangat
efektif diterapkan pada saat pratikum pada materi sistem respirasi pada
manusia.
Kata Kunci :Instrumen Peer Assesment, Kinerja Siswa.
ABSRACT
Nama : Putri Nopita Sari
Study Program : Tadris Biology
Title : The Design of Peer Assesment Instrument Evalutes
The Performance of High School Students.
This research was conduted because it saw individyals or groups when the
practice was still contered on the teacher. It is necessary to design a form of
assessment that makes students more active in the learning process. As for the
notion of design is a series to create a learning process. As for the notion of the
design is a series to create a learning process that is good and right, which
involves several components, starting from the initial test, strategy, until the
evaluation. Learning design aims to help students, among others : 1) individual
learning, 2) making short-term and long-term, 3) giving influence to the
development of individual students, 4) impelementing the learning sytem
adaopted to active learning sytem adopted to achieve learning objectives,
providing knowledge about “learning”. The purpose of this study is to develop
performance appraisal products in the from of design instruments and rubrics
to assess student performance on respiratory system practices in humans. This
research is a development research method (R&D). The research subject were
students of class XI MIPA at Tebo 10 Public High School. Reseacrch
instruments in the from of questionnaires and regulation. Validity test,
practicality test, show that the performance appraisal instruments developed
have validity 84,8% with a very valid, practice 3 with a category, and
effectiveness 83,51 % with a very affective category. The results of the study
concluded that the performance of senior secondary school students is feasible,
pratical, and very effective when afflied to the practice of respiration system
material in humans.
Keywords :Peer Assesment Instruments, Student Performance.
DAFTAR ISI
HALAMAMAN JUDUL i
NOTA DINAS I ii
NOTA DINAS II iii
PENGESAHAN iv
PERNYATAAN ORSINALITAS v
PERSEMBAHAN vi
MOTTO vii
KATA PENGANTAR viii
ABSTRAK ix
ABSRACT x
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 5
C. Batasan Masalah 6
D. Perumusan Masalah 6
E. Tujuan dan Kegunaan Pengembangan 6
F. Spesifikasi Produk yang diharapkan 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Pengembangan Model 9
B. Kajian Teoritik 10
C. Penelitian yang Relevan 13
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 18
B. Karakteristik Sasaran Penelitian 18
C. Pendekatan dan Produk P engembangan 18
D. Populasi dan Sampel 26
E. Teknik Pengambil Sampel 27
F. Kisi-kisi Instrumen 27
G. Pengumpulan Data dan Analisis Data 29
H. Rencana Jadwal Penelitian 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengembangan Model 35
B. Kelayakan Instrumen 37
C. Efektivitas Instrumen 37
D. Pembahasan 44
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 50
B. Saran 51
DAFTAR PUSTAKA 53
LAMPIRAN 56
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Penilaian Guru 22
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Penilain Uji Coba Produk 22
Tabel 3.3 Kisi-Kisi mengamati Nilai Karakter Siswa 23
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Guru 25
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Siswa 25
Tabel 3.6 Jumlah Siswa Kelas XI MIPA 27
Tabel 3.7 Angket Kisi-Kisi Validasi Ahli Materi 27
Tabel 3.8 Angket Kisi-KIsi Validasi Ahli Desain 28
Tabel 3.9 Angket Kisi-Kisi Validasi Ahli Bahasa 28
Tabel 3.10 Nama Validator 29
Tabel 3.11 Kriteria Penetapan Tingkat kevalidan Instrumen 31
Tabel 3.12 Kriteria Kepraktisan Instrumen 32
Tabel 3.13 Efektifitas Instrumen 32
Tabel 3.14 Kriteria Penilaian Efektivitas Instrumen 33
Tabel 3.15 Rencana Jadwal Penelitian 34
Tabel 4.1 Nama Dosen Tim Ahli 38
Tabel 4.2 Hasil Validasi Dosen Ahli 38
Tabel 4.3 Hasil Uji Coba Penilaian Guru 40
Tabel 4.4 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil 41
Tabel 4.5 Hasil Uji Coba Kelompok Besar 42
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa 43
Tabel 4.7 Saran dari Validator 45
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Validasi Materi 56
Lampiran 2 Angket Validasi Desain 58
Lampiran 3 Angket Validasi Bahasa 60
Lampiran 4 Angket Validasi Produk 62
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 64
Lampiran 6 Instrumen Penilaian kinerja Peer Assesment 71
Lampiran 7 Instrumen penilaian Kinerja Oleh Teman Sebaya 79
Lampiran 8 Petunjuk Pratikum Biologi 88
Lampiran 9 Angket Respon Siswa 94
Lampiran 10 Rubrik Penilaian Pengamatan Sikap 127
Lampiran 11 Dokumentasi 131
Lampiran 12 Curryculum Vitae 136
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mengingat pentingnya proses pendidikan pemerintah menerapkan
program wajib belajar dua belas tahun. Pendidikan juga merupakan modal
utama suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang dimilikinya. Oleh karena itu masyarakat dan orang tua
mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mendorong anaknya agar
semakin aktif dan semakin bersemangat dalam belajar. Untuk mendukung itu
semua peranan pemerintah dalam pendidikan wajib memfasilitasi satuan
pendidikan yang berupa sarana dan prasarana yang memadai, kurikulum
akademik yang bermakna dan pendidik yang profesional. Dalam proses
pembelajaran di kelas maupun di luar kelas yang meliputi unsur-unsur
manusiawi, fasilitas, pelengkapan dan prosedur yang saling mempergaruhi
mencapai tujuan pendidikan (Oemar Hamalik,2014, hlm. 56).
Tujuan pendidikan dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003, BAB II Pasal
3 disebutkan sebagai berikut,“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat,
memiliki pengetahuan yang yang mantap dan menjadikan manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sehingga dapat
membentuk karakter dan potensi manusia yang baik dalam melaksanakan
pembelajaran yang sesuai Permendikbud” (Rulam Ahmadi, 2016, hlm. 49).
Sesuai Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang standar penilaian,
salah satu tuntutan penilaian yang harus dilakukan seorang guru adalah
penilaian kinerja siswa. Penilaian kinerja siswa dimaksudkan untuk
mengidentifikasi kemampuan psikomotor siswa. Kemampuan kinerja siswa
biasanya dapat dilihat ketika kegiatan praktikum. Dalam proses ini peserta
didik diuntut untuk memperagakan atau mempratikan suatu pembelajaran agar
lebih bisa memahaminya dalam kegiatan pratikum. (Siti Sriyanti, Jurnal
Biologi dan Pembelajaran, Vol. 13, No. 1, 2016).
Kegiatan praktikum merupakan bagian penting dari kegiatan belajar
mengajar pada mata pelajaran Biologi, melalui kegiatan praktikum dapat
diketahui aspek keterampilan siswa dan seberapa baik siswa dalam
menerapkan informasi yang diperolehnya selama kegiatan pembelajaran.
Selain itu melalui kegiatan praktikum bukan hanya diukur aspek kognitif
(pengetahuan) saja, melainkan mencakup pula aspek afektif (sikap) dan
psikomotorik (keterampilan). Oleh karena itu dalam proses ini peserta didik
arahkan untuk mengembangkan aspek-aspek yang ada dalam pembelajaran
terutama saat melaksanakan kegiatan pratikum agar lebih bisa memahami dan
mempermudah guru saat melaksanakan pembelajaran. (Afreni Hamidah,
Jurnal Sainmatika, Vol. 8, No. 1,2014).
Didalam pelaksanaan kegiatan terdapat penilaian, dalam kegiatan
pembelajaran, seseorang guru harus menguasi pengetahuan terkait dengan
penilaian pendidik, diantaranya mampu memilih prosedur-prosedur penilaian
yang tepat untuk membuat keputusan pembelajaran, mampu dalam
melaksanakan dan penskoran, mampu menggunakan hasil-hasil penilaian,
mampu mengembangkan prosedur penilaian yang valid dan mampu dalam
mengkomunikasi hasil-hasil penilaian. Menurut Ralph Tyler, Penilaian
merupakan suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan
untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik
dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan criteria dan
pertimbangan tertentu. Menurut Griffin dan Nix, Penilaian merupakan suatu
pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan tentang
karakteristik seseorang atau sesuatu. Haryati berpendapat lain, ia
mengungkapkan bahwa penilaian (assessment) merupakan istilah yang
mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan
belajar siswa dengan cara menilai untuk kerja individu peserta didik atau
kelompok. Menurut Grunlund dan Linn mendefinisikan tentang sebuah
penilaian sebagai suatu proses yang sistematis dan mencangkup kegiatan
menggumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan informasi untuk
menentukan seberapa jumlah siswa atau sekelompok siswa mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan, baik aspek pengetahuan, sikap maupun
keterampilan. (Kusaeri dkk, 2012, hlm. 17).
Maka dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses
pengumpulan informasi secara menyeluruh yang dilakukan secara terus
menerus untuk mengetahui kemampuan atau keberhasilan siswa dalam
pembelajaran dengan menilai kinerja siswa baik kinerja secara individu
maupun dalam kegiatan kelompok. Penilaian itu harus mendapatkan perhatian
lebih dari seorang guru. Dengan demikian, penilaian tersebut harus
dilaksanakan dengan baik, karena penilaian merupakan komponen vital
(utama) dari pengembangan diri yang sehat, baik individu (siswa) maupun
bagi organisasi/kelompok.
Penilaian individu atau kelompok yang saat ini dilakukan masih
terpusat pada guru, hal ini perlunya mendesain bentuk penilaian yang
membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Adapun pengertian
desain adalah suatu rangkaian untuk menciptakan proses pembelajaran yang
baik dan benar, yang melibatkan beberapa komponennya, mulai dari uji awal,
strategi, sampai pada evaluasi. Desain pembelajaran bertujuan membantu
peserta didik antara lain: 1) belajar individual, 2) membuat jangka pendek dan
jangka panjang, 3) memberi pengaruh terhadap perkembangan individu
peserta didik, 4) implementasi sistem pembelajaran yang ditempuh untuk
mencapai tujuan pembelajaran, 5) memberikan pengetahuan tentang “belajar”.
(Martinis Yamin, 2012, hlm. 2).
Berdasarkan hasil observasi awal pada 3-5 Januari 2019 di SMA
Negeri 10 Tebo dengan guru mata pelajaran Biologi, penilaian kinerja
praktikum baru dilakukan berdasarkan penilaian guru dari hasil laporan
praktikum dan produk yang dihasilkan, tetapi belum melibatkan siswa dalam
kegiatan penilaiannya sehingga aspek kinerja siswa pada kegiatan praktikum
kurang mendapat pengamatan yang optimal sehingga menyebabkan kurangnya
kemandirian siswa. Proses evaluasi aktivitas di laboratorium juga belum
memadai. Penilaian kinerja yang biasa dilakukan juga hanya berupa lembar
observasi dan proses penilaiannya masih terpaku pada penilaian kelompok saja
tidak secara individu.
Hal ini menyebabkan nilai siswa dalam satu kelompok sama, padahal
kenyataannya kemampuan siswa dalam satu kelompok saat melakukan
praktikum berbeda-beda. Keterlibatan siswa dalam peniliaian dapat
memberikan dampak positif bagi siswa, seperti dapat berpikir kritis, jujur,
objektif serta dapat memberikan umpan balik bagi siswa untuk memperbaiki
hasil belajarnya.
Penilaian praktikum yang dilakukan selama ini sudah mencakup aspek
kognitif dari hasil laporan praktikum, dan perlu mempertimbangkan aspek
afektif dan psikomotorik. Praktikum perlu mempertimbangkan aspek afektif
dan psikomotorik karenaaspek afektif dan psikomotorik merupakan salah satu
pencapaian kompetensi penilaian dalam uji kompetensi pada jenjang
selanjutnya di SMA Negeri 10 Tebo.
Selain itu aspek afektif dan psikomotorik juga penting untuk
mengetahui aktivitas kinerja siswa selama kegiatan praktikum berlangsung.
Penilaian kinerja yang hanya dilakukan oleh guru memiliki kekurangan
diantaranya guru kesulitan untuk memperhatikan secara teliti terhadap kinerja
masing-masing siswanya, sehingga menyebabkan luputnya perhatian guru
terhadap kinerja pada sebagian siswa. Senada dengan yang diungkapkan oleh
Orsmond, 2004, hlm.374, yang menyatakan bahwa “guru memiliki
keterbatasan untuk mengetahui kinerja siswanya dan siswa memiliki
pandangan yang lebih luas terhadap pencapaian mereka’’.
Seperti yang kita ketahui bahwasanya penilaian merupakan bagian
penting dan tak terpisahkan dalam sistem pendidikan saat ini. Sistem penilaian
yang baik akan mampu memberikan gambaran dalam kualitas pembelajaran
sehingga pada gilirannya akan mampu membantu guru merencanakan strategi
pembelajaran. Bagi siswa sendiri, sistem penilaian yang baik akan mampu
memberikan motivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya. Penilaian
sangat penting untuk dilakukan. Bahkan sebagai agama yang universal, Islam
mengajarkan kepada umatnya bahwa kinerja harus dinilai sebagaimana dalam
Q.S At-Taubah (9:105).
Oleh karena itu, perlu didesain bentuk penilaian kinerja lain yang dapat
menutupi keterbatasan tersebut. Salah satu alternatif bentuk penilaian kinerja
yang dapat digunakan yaitu dengan mengembangkan penilaian teman sebaya
(peer assessment) khususnya pada kegiatan praktikum. Pada kegiatan
pratikum peneliti mengambil materi sistem respirasi. Materi sistem respirasi
merupakan cabang ilmu biologi yangberhubungan dengan kehidupan sehari-
hari. Dimana kita ketahui bahwasanya biologi merupakan salah satu bidang
IPA yang menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk dapat memahami
proses dan bentuk sains. Proses pembelajaran tersebut bertujuan untuk
membantu peserta didik mendapatkan suatu konsep atau fakta melalui
pembelajaran penemuan yang ditunjang melalui kegiatan pratikum baik diluar
kelas maupun di laboratorium.
Berdasarkanpermasalahan yang telah diuraikan di atas, maka perlu
dilakukan penelitian “Desain Instrumen Peer Assesment untuk Penilaian
Kinerja Siswa Menengah Atas”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Penilaian kegiatan pratikum hanya berpusat pada guru.
2. Kurang efektifnya penilaian pratikum dalam waktu bersamaan.
3. Proses penilaian masih terpaku pada penilaian kelompok.
4. Kegiatanpratikum kurang mendapatpengamatan yang optimal sehingga
menyebabkan kurangnya kemandirian siswa.
C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini meliputi :
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 10 Tebo.
2. Penelitian ini menggunakan desain instrumen peer assesment untuk
menilai kinerja siswa pada kegiatan pratikum.
3. Penilaian kegiatan pratikum mencangkup penilaian aspek psikomotor.
4. Penelitian ini hanya membahas materi sistem respirasi pada manusia.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah desain instrumen peer assesment yang dikembangkan untuk
menilai kinerja siswa di SMA Negeri 10 Tebo dinyatakan valid, efektif
dan praktis?
2. Bagaimana kualitas desain instrumen peer assesment dalam kegiatan
pratikum yang telah dikembangkan?
3. Bagaimana respon siswa terhadap desain instrumen peer assesment
dalam kegiatan pratikum yang telah dikembangkan?
E. Tujuan dan Kegunaan Pengembangan
1. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui desain instrumen peer assesment yang
dikembangkan untuk menilai kinerja siswa kelas XI MIPA di SMA
Negeri 10 Tebo dinyatakan valid, efektif dan praktis.
2. Untuk mengetahui kualitas desain instrumen peer assesment
dalamkegiatan pratikum yang telah dikembangkan.
3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap desain instrumen peer
assesment dalam kegiatan pratikum yang telah dikembangkan.
2. Kegunaan
Adapun kegunaan yang ingin dicapai dalam penelitian sebagai berikut:
1. Bagi siswa, desain instrumen penilaian peer assessment kinerja dalam
pratikum diharapkan dapat mengembangkan keterampilan proses
sainsnya dalam melakukan pratikum.
Selain itu siswa dapat memperoleh penilaian yang objektif dalam
kegiatan pratikum.
2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat memotivasi guru dalam
mengembangkan penilian kognitif, afektif, dan psikomotor siswa saat
melaksanakana pembelajaran dalam pratikum.
3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan
penilaian tidak hanya menitik beratkan pada guru saja, tetapi siswa
juga ikut aktif berpartisipasi saat penilain dilaksanakan .
4. Bagi lembaga UIN, penelitian ini diharapkan dapat memperkarya
sumberpengetahuan terutama bagi yang bergerak dalam bidang
penilaian pendidikanbiologi.
F. Spesifikasi Produk yang diharapkan
Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah berupa instrumen
penilaian dengan spesifik sebagai berikut :
1. Desain Instrumen peer assesment dalam kegiatan pratikum yang
dikembangkan ditunjukan untuk SMA dengan sub pokok bahasan
sistem respirasi pada manusia.
2. Desain Instrumen peer assesment dalam kegiatan pratikumyang
dikembangkan, ditunjukan untuk menilai kinerja siswa.
3. Lembar observasi memuat butir-butir pertanyaan (indikator-indikator
yang di nilai) dalam bentuk skala penilaian (rating scale) yang
dilengkapi dengan rublik dan pedoman penskoran.Produk instrumen
penilaian aspek psikomotor yang dikembangkan berupa lembar
observasi dengan menggunakan skala 4 (empat). Siswa mendapatkan
nilai 4 jika memenuhi semua kriteria, 3 jika memenuhi 3 kriteria, 2 jika
memenuhi 2 kriteria dan 1 jika hanya memenuhi 1 kriteria.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Pengembangan Model
Model pengembangan merupakan dasar untuk mengembang kan
produk yang akan dihasilkan. Komponen utama model pengembangkan
merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang akan dihasilkan,
komponen keduanya yaitu produk pengembangan merupakan prosedur yang
ditempuh penulis untuk menghasilkan produk dan komponen yang yaitu uji
model atau produk pengembangan, yang dilakukan setelah dilakukan setelah
rancangan model atau produk selesai. Uji coba model atau produk bertujuan
untuk mengetahui apakah produk selesai.Uji coba model atau produk
bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat layak digunakan atau
tidak (Silalahi, 2017, hlm. 3).
Penelitian dan mengembangkan atau dalam bahasa inggrisnya (R&D)
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu, dan mengaji keaktifan produk tersebut. Pengembangan penilaian
peer assessment pada kegiatan pratikum sistem respirasi pada manusia,
sedangkan model yang digunakan dalam penelitian pengembangan Four D
yaitu define, design, develop, and dissesminate. Dalam bahasa Indonesia
berarti “Four D” adalah singkatan dari mendefinisikan, desain,
pengembangan, melaksanakan tahapan penyebaran (Sugiyono, 2016, hlm.
297).
Pemilihan model ini didasari atas pertimbangan secara sistematis dan
berpijak pada landasan teoritis suatu pembelajaran, model ini tersusun secara
terprogram dengan urutan-urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya
pemecahan masalah belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
karakteristik pemebelajaran yang dalam hal ini siswa SMA Negeri 10 Tebo
(Arywiantari, 2015, hlm. 5).
Desain merupakan pedoman atau prosedur serta teknik dalam
perancangan yang berguna sebagai panduan untuk membangun strategi yang
menghasilkan model. Secara luas, desain penelitian adalah semua proses yang
diperlukan dalam proses yang diperlukan dalam perancangan dan pelaksanaan
penelitian. Dalam konteks ini komponen desain dapat mencangkup semua
struktur penelitian yang diawali sejak ditemukan sampai diperoleh hasil
penelitian (Sukardi, 2004, hlm. 183).
Sedangkan dalam arti sempit, rancangan penelitian adalah
penggembaran secara jelas tentang hubungan antar variabel, penggumpulan
data, sehingga dengan desain yang baik, peneliti maupun orang lain yang
berkepentingan mempunyai gambaran tentang bagaimana keterkaitan antar
variabel, bagaimana mengukur (Sukardi, 2004, hlm. 184).
B. Kajian Teoritik
1. Pengertian Peer Assesment
Peer assessment (penilaian teman sebaya). Penilaian ini bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan siswa sehingga dapat membuat penilaian
mandiri yang melibatkan siswa dalam memberikan penilaian dan menerima
penilain dikritisi pekerjaannya, ditaksir atau dievaluasi oleh siswa lain. Peer
assessment dapat digunakan baik dalam penilaian formatif untuk mendapat
feedback maupun dalam penilaian sumatif untuk kenaikan kelas untuk
menilai potensi, laporan, essay, hitungan, biografi, kerja praktik, dan lain-
lain. Peer assessment adalah proses dimana seorang pelajar menilai hasil
belajar teman atau pelajar lainnya yang berada se-level. Maksud dari se-level
adalah jika dua orang atau lebih berada dalam level kelas yang sama atau
subjek pelajaran yang sama(Siti Sriyanti, Jurnal Biologi dan Pembelajaran,
Vol. 13, No. 1, 2016).
Dari kesimpulandi atas peer assessment dapat diartikan sebagai
penilaian teman sebaya yang bertujuan untuk mendapat hasil kemampuan
atau proses pengetahuan dan pemahaman tentang pembelajaran, sehingga
akan mendapat hasil berbentuk nilai dari siswa itu sendiri.
a) Adapun pelaksanaan peer assesment dapat efektif apabila dilakukan
langkah-langkah berupa:
1. Penyampaian maksud dan tujuan peer assessment secara jelas kepada
siswa, maupun yang akan menjadi penilai.
2. Menerapkan peer assessment secara bertahap.
3. Penjelasan kriteria penilaian yang jelas.
4. Pelatihan yang intensif dan.
5. Memonitor proses dan hasil penilaian peer assessment tersebut.
b) Adapun kelebihan peer assesment adalah:
Kelebihan dalam penerapan peer assesment dalam pembelajaran
1. Membantu siswa untuk bertanggung jawab dengan dilibatkan dalam
penilaian
2. Mendorong siswa untuk krisis meneliti pekerjaan yang dilakukan
rekannya
3. Memberikan umpan balik terhadap sesama siswa
4. Sebagai latihan bagi siswa untuk terjun di dunia kerja
5. Mengurangi beban guru
6. Meningkatkan motivasi siswa(Hamzah B. Uno, 2012, hlm.10).
c) Peer Assesment dalam Pembelajaran
Langkah dalam melaksananakan peer assessment yaitu:
1. Sebelum memulai pembelajaran, terlebih dahulu dipersiapkan
instrumen yang dibutuhkan seperti: daftar pertanyaan untuk siswa,
form yang akan digunakan untuk menganalisis dan merekam hasil
yang terjadi selama proses berlangsung dan pengambilan data.
2. Selanjutnya lembar penilaian diberikan kepada siswa, sebelumnya
siswa telah diberi penjelasan siapa yang harus dinilai. Dalam
pelaksanaan penilaian tersebut siswa diberikan waktu yang cukup
untuk menilai. Setelah proses penilaian selesai, hasil penilaian
dikumpulkan kepada guru.
3. Syarat peer assessment yang efektif adalah lingkungan pembelajaran
harus mendukung. Siswa harus nyaman dan saling percaya dan harus
jujur (Hamzah B. Uno, 2012, hlm.11).
d) Faktor-faktor yang mempergarui dalam proses pembelajaran:
1. Faktor internal dan eksternal
Faktor internal terdiri atas unsur jasmaniah (fisiologis) dan
rohania (psikologis) pelajar.Unsur jasmaniah yaitu kondisi umum
sistem otot dan kondisi organ-organ khusus terutama
pancaindera.Otot dalam keadaan lelah bisa mengurangi kinerja
belajar individkarena kelelahan juga berpengaruh terhadap
kemampuan kerja kognitif dan semangat belajar. Belajar akan
terjadi dengan optimal jika kognitif otot yang bugar. Unsur rohania
atau unsur psikologis yang berpegaruh terhadap kualitas proses dan
hasil belajar siswa yang paling menonjol yaitu tingkat kecerdasan,
sikap, bakat, minat, dan motivasi.
Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang ada dilingkungan
non sosial.Lingkungan siosial yaitu keluarga, guru dan staf sekolah,
masyarakat dan teman yang ikut berpengaruh juga terhadap kualitas
belajar siswa.Kemudian lingkungan eksternal yang masuk kategori
non sosial diantaranya yaitu keadaan rumah, sekolah, peralatan dan
alam. Faktor pendekatan belajar, pendekatan belajar yaitu jenis
upaya belajar siswa yang melipurti strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan dalam memperlajari
materi pelajaran. Strategi belajar bagaiman yang digunakan pelajar
juga menunjukan suatu karakteristik tipe apa yang digunakan pelajar
yang bersangkutan (Deni, 2014, hlm. 22-23).
Fungsi penilaian atau asesmen adalah sebagai berikut:
1. Penilaian berfungsi selektif
Dengan cara mengadakan penilaian, guru mempunyai
cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap
siswanya. Penilaian itu sendiri mempunyai berbagai tujuan,
antara lain untuk memilih yang dapat diterima di sekolah
tertentu.
2. Penilaian berfungsi diagnostik
Dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru
melakukan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan
kelemahan. Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini,
agar lebih mudah mengatasinya.
3. Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Untuk dapat menentukan dengan pasti kelompok mana
seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu
penilaian.Sekelompok siswa yang mempunyai hasil penilaian
yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam
belajar.
4. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Fungsi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
suatu program berhasil diterapkan (Amirono, 2016, hlm. 7-8).
C. Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian ini penulis berusaha menggali informasi terhadap
penelitian-penelitian yang lainnya yang relevan sebagai bahan
pertimbanganuntuk membandingkan masalah-masalah yang diteliti adapun
penelitian dahulu ang dikemukakan yaitu :
1. Penelitian Reseach and Development (R&D), oleh Qalbiah Basri (2017)
berjudul “ Pengembangan penilaian kinerja teknik peer assesment pada
pembelajaran biologi kelas XI di MA Madani Alauddin”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan penilaian kinerja teknik peer assesment
pada pembelajaran biologi kelas XI yang memenuhi kriteria valid, reliabel
dan praktis untuk digunakan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
pengembangan di bidang pendidikan yang dikenal dengan Research and
Development (R&D) yang mengacu pada model pengembangan 4-D yang
dimodifikasi menjadi model 3-D, yakni pendefisian (define), perancangan
(design) dan pengembangan (develop). Subjek uji dalam penelitian ini
adalah siswa kelas XI. Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi,
angket respon guru, dan angket respon siswa. Analisa penelitian dengan
menggunakan analisa data deskriptif-kualitatif dan kuantitatif. Hasil
penelitian berupa produk penilaian kinerja teknik peer assesment dengan 10
aspek/kinerja yang dinilai. Produk yang dihasilkan memenuhi kategori
sangat valid dengan nilai 3,53, tingkat atau realibilitas sangat tinggi dengan
nilai 0,87 dengan presentase kepraktisan 82,5% responden yang
memberikan respon positif.
2. Penelitian Research and Development (R&D), oleh Pintaka Kusuma
ningtya,dkk (2018) dalam jurnal Pengembangan Instrumen Penilaian
Kinerja Untuk Mengukur Kompetensi Siswa Dalam Kegiatan Praktikum
Kimia Di SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen
penilaian kinerja untuk mengukur kompetensi siswa dalam kegiatan
praktikum kimia di SMA. Metode yang digunakan adalah Research and
Development (R&D), yang terdiri atas tahap pengembangan, validasi, dan
uji coba terbatas. Pengembangan instrumen diawali dengan analisis
kebutuhan menggunakan metode triangulasi, yaitu wawancara, observasi,
dan dokumentasi. Uji coba terbatas dilakukan di SMA N 4. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa instrumen penilaian kinerja memiliki validitas logis,
isi, dan empiris yang baik, serta memiliki validitas konstruk yang baik (r >
0,3), memiliki reliabilitas konsistensi eksternal dan internal yang sangat
baik (rata-rata koefisien reliabilitas = 0,933) dan memiliki praktikabilitas
yang sangat baik (respon positif sebesar 90%). Instrumen penilaian kinerja
yang dikembangkan dapat mengukur 4 kompetensi dasar siswa dalam
melakukan kegiatan praktikum, yaitu: merencanakan, melaksanakan,
partisipasi, dan evaluasi, yang terbagi dalam 3 jenis instrumen penilaian,
yaitu instrumen penilaian kegiatan pre–lab, praktikum, dan laporan.
3. Penelitian Research and Development (R&D), oleh Nahadi, dkk
(2017)dalam jurnal Pengembangan Instrumen Penilaian Diri Dan Penilaian
Teman-Sejawat Untuk Menilai Kinerja Siswa Smk Pada Praktikum Kimia.
Pengembangan Instrumen Penilaian Diri Dan Penilaian Teman-Sejawat
Untuk Menilai Kinerja Siswa Smk Pada Praktikum Kimia. Penelitian ini
bertujuan untukmengembangkan instrumen penilaian diri dan penilaian
kinerja siswa SMK yang memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas pada
praktikum identifikasi pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Penelitian
ini dilakukan disalah satu SMK Negeri bidang keahlian teknologi
danrekayasa di Bandung dengan subjek penelitian 24 siswa SMK kelas XI
yang telah mempelajari materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi. Penelitian ini menggunakan metodepengembangan dan validasi.
Tahap pengembangan meliputi analisis kebutuhan materi danketerampilan
kinerja pada praktikum pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
hinggadiperoleh draft awal dengan 21 aspek kinerja yang dikembangkan.
Tahap validasi meliputivaliditas isi danreliabilitas. Berdasarkan uji validitas
isi dengan menggunakan Content Validity Ratio (CVR) pada nilai kritis
0,736 diperoleh 20 aspek kinerja yang memiliki nilai CVR hitungsebesar
1,00 sehingga dinyatakan valid. Tahap Uji reliabilitasdilakukan tiga kali uji
coba yaituuji coba observer menilai dua kelompok, uji coba observer
menilai tiga kelompok, dan uji cobapenilaian teman sejawat. Nilai
Cronbach Alpha secara keseluruhan untuk ketiga uji cobaberturut-turut 0,9,
0,78, dan 0,91. Nilai tersebut menunjukkan instrumen penilaian diri
danpenilaian teman sejawat yang dikembangkan reliabel. Dari hasil aplikasi
instrumen menunjukkan hasil kinerja siswa menggunakan penilaian diri
terdapat 19 siswa atau 79% mendapatkan nilai pada kategori baik dan hasil
kinerja siswa menggunakan penilaian teman sejawat terdapat 20 siswa atau
83% siswa memiliki nilai pada kategori baik.
4. Penelitian Research and Development (R&D), Ayu Ulva HY, dkk (2016)
dalam jurnal Pengembangan Instrumen Assesmen Kinerja Pratikum Peserta
Didik Pada Materi Kalor Reaksi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan instrumen assesmen kinerja pratikum yang sederhana dan
mudah digunakan, serta mendeskripsikan karaterisik dan tanggapan
pendidik kimia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan
pengembangan sampai tahap hasil uji coba. Hasil penelitian menunjukan
aspek keterbacaan dengan pesentase 90,63%, aspek kontruksi 93,75% dan
aspek keterpakaian produk 83,33% dengan masing-masing aspek tersebut
memiliki kriteria yang sangat tinggi. Kesimpulan yang diperoleh pada
penelitian ini yaitu instrumen assesment kinerja pratikum peserta didik pada
materi kalor reaksi yang dikembngkan memiliki kriteria sangat baik.
5. Penelitian Research and Development (R&D), Intan Savira, dkk (2019)
dalam jurnal Desain Instrumen Tes Three Tiers Mutiple Choice Untuk
Analisis Miskonsepsi Siswa Terkait Larutan Penyangga Pada Pratikum
Kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan instrumen tes
three tiers multiple choice (3TMC) untuk analisi miskonsepsi siswa terkait
larutan penyangga. Metode yang digunakan adalah Research and
Development (R&D) dengan model 4D yang terdiri atas define, design,
development, dan desimination. Namun, penelitian ini hanya sampai pada
tahap D yang ketiga yaitu development. Teknik analisis yang dilakukan
yaitu uji validitas instrumen terhadap tes 3TMC dengan penilaian expert
judgement, uji reliabilitas instrumen tes 3TMC menggunakan formula
cronbact’s alpha, dan analisis respon guru. Hasil validitas ahli terhadap
instrumen tes 3TMC yang dikembangkan mendapat respon positif dengan
skor sebesar 82 dan 90 dari total skor 105, sehingga produk tes analisis
miskonsepsi model 3TMC dinyatakan layak dan digunakan dengan sedikit
revisi. Uji reliabilitas instrumen tes 3TMC didapatkan nilai reliabilitas
sebesar 0,439 dan sebesar 0,335 pada taraf signifikan 5% dan jumlah testee
68, sehingga produk tes 3TMC bersifat reliabel. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa produk tes 3TMC yang dikembangkan
layak digunakan sebagai instrumen tes untuk analisis miskonsepsi siswa
terkait larutan penyangga.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Tebo yang beralamat di
Jalan Bagindo Nazaruddin Lintas Tebo-Bungo Km.4. Penelitian dilaksanakan
di Semester Genap Tahun Ajaran 2018/2019.
B. Karakteristik Sasaran Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and
Development) penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu
dengan menguji kevalidan, keefektivitasan, kepraktisan daya produk tersebut.
Sasaran penulisan desain instrumen peer assesment yang digunakan untuk
menilai kinerja siswa (Sugiyono, 2016, hlm. 407). Penelitian pengembangan
adalah suatu proses atau langkah-langkah yang bertujuan untuk
mengembangkan suatu produk baru atau penyempurnaan yang telah ada yang
dapat dipertanggung jawabkan. Berdasarkan pengertian di atas dapat
disimpulkan sasaran pada penelitian ini yaitu untuk menghasilkan desain
instrumen peer assessment untuk penilaian kinerja siswa sekolah menegah atas
pada materi sistem respirasi yang valid, praktis dan efektif digunakan oleh
siswa dan guru di sekolah.
C. Pendekatan Dan Produk Pengembangan
1. Analisis Kebutuhan
Melalui studi dan identifikasi, data analisis yang diperoleh melalui
hasil wawancara dan observasi langsung yang dilakukan oleh penulis
terhadap guru mata pelajaran Biologi dan siswa-siswi SMA Negeri 10 Tebo.
Berdasarkan observasi untuk materi sistem respirasi belum terdapat instrumen
peer assessment (penilaian teman sebaya) dalam kegiatan pratikum. Dalam
penilaian saat pratikum mereka hanya menggunakan penilaian. berdasarkan
hasil pengamatan guru sehingga siswa hanya memfokuskan aspek afektif dan
kognitif dan perlu mempertimbangkan aspek psikomotorik karena aspek
afektif dan psikomotorik merupakan salah satu pencapaian kompetensi
penilaian dalam uji kompetensi pada jenjang selanjutnya di SMA Negeri 10
Tebo.
Pemahaman yang baik tentang karakteristik peserta didik akan sangat
membantu dalam upaya pengembangan desain instrumen peer assesment
dalam pembelajaran. Karakteristik siswa adalah keseluruhan pada pola
kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa. Sebagai hasil pembawaan dan
pengalamannya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-cita.
Setiap siswa memiliki kemampuan awal yang berbeda-beda, latar belakang
yang berbeda, dan lingkungannya juga berbeda juga (Munadi, 2010, hlm. 87).
2. Rancangan Pengembangan
Penelitian yang dirancang adalah Research and Development (R&D)
adalah metode yang menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut (Sugiyono,2017, hlm 407). Model pengembangan yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah model perangkat pembelajaran Four-D,
yaitu define, design, development, dan disseminate atau yang diadaptasikan
menjadi model 4-D, yaitu pedefinisian, perancangan, pengembangan, dan
penyebaran. Model ini memiliki kelebihan antara lain : (1) lebih tepat
digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan perangkat pembelajaran
bukan mengembangkan sistem pembelajaran, (2) uraian tampak lebih lengkap
dan sistematis, (3) pengembangan melibatkan penilaian ahli sehingga sebelum
dilakukan uji coba di lapangan perangkat pembelajaran telah dilakukan
berdasarkan penilaian, saran dan masukan para ahli.
3. Prosedur Pengembangan
Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini mengikuti penyusunan
model. Adapun prosedur penelitian pengembangan four D (define, design,
develop, and dessiminate) yang dikembangkan oleh (Arifin, 2014, hlm. 128).
Adapun prosedur penelitian pengembangan four- D sebagai berikut:
a. Tahap Pendefinisian (Define)
Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefenisikan syarat-
syarat pengajaran. Melalui analisa ditentukan tujuan dan kendala untuk
mengajar materi. Tahapan define dalam tiga langkah.
1) Analisis kurikulum
Pada tahap ini peneliti melakukananalisa terhadap Kurikulum 2013,
berdasarkan silabus mata pelajaran Biologi SMA kelas XI pada materi
sistem respirasi manusia.
2) Analisis siswa
Analisis siswa penting dilakukan dalam menentukan instrumen
penilaian. Menurut kriteria dalam instrumen penilaian adalah adanya
kesesuain instrumen penilaian adanya kesesuaian dengan karekter siswa
dalam menggunakannya. Karakter siswa yang dimaksud disini adalah
kebiasaan dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
3) Analisis instrumen penilaian
Analisis instrumen penilaian dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana instrumen penilaian untuk materi sistem respirasi menarik minat
belajar siswa. Setelah observasi instrumen penilaian yang digunakan oleh
sekolah, diketahui bahwa belum pernah diterapkan oleh siswa SMA
b. Tahap Perancangan (Design)
Tahap berikutnya yaitu perancangan (Design). Tahap desain
pengembangan instrumen penilaian pembelajaran biologi meliputi beberapa
aspek (Rochmad, 2012, hlm. 62), yaitu :
1) Pada tahap ini dilakukan pemilihan format dan rancangan penilaian
kinerja yang memuat indikator berdasarkan kurikulum pada
pembelajaran biologi yang dilengkapi dengan rubrik penilaian dan
lembar penskoran.
2) Spesifikasi instrumen penilaian biologi yang dihasilkan sebagai
berikut:
a. Produk yang dihasilkan berupa instrumen peer assesment
pada pembelajaran biologi.
b. Instrumenpeer assesmentini digunakan untuk kegiatan
pratikum sistem respirasi.
c. Tahap Pengembangan (Develop)
Tahap ini bertujuan menghasilkan instrumen penilaian yang sudah
direvisi oleh ahli materi, ahli desain, ahli bahasa, aguru Biologi dan diuji
penggunaannya oleh siswa.Tahap ini meliputi validasi perangkat oleh dosen
ahli dan guru Biologi yang selanjutnya direvisi. Revisi menghasilkan
instrumen peer assesment atau disebut dengan instrumen penilaian kinerja
oleh teman sebaya. Instrumen peer assesment dilakukan uji saat
melaksanakan pratikum oleh siswa yang selanjutnya direvisi dan dianalisis
untuk menghasilkan desain instrumen peer assesment (penilaian oleh teman
sebaya). Adapun tahap pengembangan instrumen peer assesment adalah
sebagai berikut:
1) Uji Praktikalitas
Setelah uji validitas, instrumen ini direvisi dan selanjutnya diuji
cobakan di sekolah. Praktikalitas adalah tingkat kepraktisan desain
instrumen yang digunakan untuk siswa. Kegiatan ini dilakukan untuk untuk
mengetahui sejauh mana manfaat, kemudahan penggunaan, dan efisiensi
waktu penggunaan instrumen oleh siswa. Instrumen untuk melihat
kepraktisan penggunaan saat melaksanakan pratikum biologi dengan
menggunakan angket kepraktisan berisikan pertanyaan berkaitan dengan
instrumen biologi, yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana
kepratisan instrumen yang akan dikembangkan.
a. Uji Respon Guru
Uji coba respon guru ini dilakukan pada guru mata pembelajaran
Biologi yang mengajar di SMA Negeri 10 Tebo.Guru diminta untuk
mengamati dan menilai instrumen dengan menggunakan angket, adapun
kisi-kisi penilaian guru. Dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1Kisi-Kisi Penilaian Guru
No. Aspek yang akan
Dievaluasi
Indikator Jumlah
Butir
1.
2.
Kelayakan Isi
Kelayakan Penyajian
Kesesuaian isi dengan KD
Kepratisan Instrumen
Kelengkapan Penyajian
Kepratisan Penyajian
3
2
3
2
b. Uji Coba Terbatas Dalam Pratikum
Uji coba dilakukan dengan menggunakan instrumen yang telah
dikembangkan saat proses pratikum, sesuai situasi nyata yaitu dilaboratorium.
Uji coba dilakukan dilaboratorium di kelas XI MIPA SMA Negeri 10 Tebo
dengan jumlah 33 siswa.Adapun kisi-kisi angket penilaian uji coba produk
dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Penilaian Uji Coba Produk
No.
Dimensi Indikator
No
Butir
1. Kualitas kerja
Mampu menyiapkan perlengkapan
praktikum (alat/bahan yang
digunakan).
1
Mampu melakukan langkah-langkah
praktikum sesuai dengan prosedur
kerja.
3
2. Ketepatan kerja
Mampu mengoperasikan alat
praktikum.
2
Mampu menggunakan bahan pratikum.
Mampu mencatat hasil pengamatan
praktikum.
7
3. Inisiatif dalam
bekerja
Mau membersihkan dan
mengembalikan alat yang telah
digunakan.
9
Mau membersihkan meja praktikum 10
4. Kemampuan
bekerja
Mau berpartisipasi dalam kelompok
pada kegiatan praktikum.
4
Mampu mengamati hasil praktikum 6
5. Komunikasi
Mampu berdiskusi selama kegiatan
pratikum.
8
Mampu menyajikan data hasil
pengamatan.
5
Mampu membuat kesimpulan hasil. 11
2) Uji Efektifitas
Uji efektifitas yang dimaksud disini adalah pengujian terhadap
keefektifan instrumen dan hasil selama proses dalam melaksanakan pratikum
dengan menggunakan instrumen peer assesment (penilaian oleh teman
sebaya). Pengamatan nilai karakter siswa yang menggunakan instrumen ini
diamati oleh observer dilaboratorium tempat uji coba instrumen tersebut.
Penilaian yang dilakukan pengamatan yang belum terlihat dan mulai terlihat.
Adapun kisi-kisi mengamati nilai karakter pada siswa tersebut. Dapat dilihat
pada Tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Mengamati Nilai Karakter Pada Siswa
No. Deskriptor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Menyalami guru ketika masuk dalam labor
Memperhatikan arahan yang diberikan guru dengan antusias
Mampu menjawab atau menanggapi pertanyaan dari guru dan
teman
Dapat berkolaborasi antara guru dan dan siswa dalam
mengerjakan soal-soal yang disajikan dalam bentuk instrumen
Membaca instrumen dengan antusias
Menampilkan hasil yang telah dikerjakan
Tidak mencontek ketika mengisi angket dan soal latihan
Memulai dan mengakhiri sesuatu dengan berdoa
3) Uji coba lebih lanjut dengan peserta didik yang sesuai dengan kelas
sesungguhnya
d. Tahap Penyebaran (Dessiminate)
Pada tahap ini, berisi kegiatan menyebarluaskan produk yang telah
teruji untuk dapat dimanfaat orang lain. Tahap ini akan dilakukan jika produk
yang telah dikemabangkan dianggap sudah valid, reliabel dan praktis untuk
digunakan, waktu peneliti masih memungkinkan serta adanya kemampuan
bagi peneliti untuk menyebarkan produk yang telah dikembangkan meskipun
penyebaran nanti masih dalam ruang lingkup yang sama yakni satu sekolah,
mata pelajaran yang sama tapi dengan guru yang berbeda.
e. Validasi Perangkat
Instrumen yang akan digunakan oleh guru dan siswa terlebih dahulu
divalidasi produk, desain dan bahasa. Validasi instrumen dilakukan oleh
validator yaitu dosen Tadris Biologi.Masukan dari validator digunakan untuk
memperbaiki atau merevisi instrumen yang dikembangkan. Tujuan validasi ini
adalah menguji kelayakan instrumen yang dikembangkan.Setelah melakukan
revisi terhadap instrumen berdasarkan pendapat para validator sehingga
dihasikan produk akhir yang valid.Kegiatan validasi dilakukan dalam bentuk
tertuluis dan diskusi (wawancara) sampai tercapainya suatu kondisi dimana
para validator sepakat bahwa instrumen yang dibuat telah valid, kemudian
dilakukan uji coba terbatas.
f. Uji Terbatas
a. Uji ahli materi, menilai materi dengan kriteria susunan, materi dan RPP
yang terdapat di dalam instrumen peer assessment.
b. Uji ahli desain, memberi penilaian terhadap tampilan desain dan kesesuain
susunan kata-kata dalam instrumen peer assessment.
c. Uji ahli bahasa, menilai apakah bahasa yang digunakan sudah sesuai
dengan EYD (ejaaan yang disempurnakan).
g. Uji Kelompok Kecil
Produk awal yang telah diuji perorangan, diujikan lagi melalui uji
kelompok kecil. Teknik pengambilan sampel dan prosedur uji coba yang
dilakukan kelompok kecil sama dengan uji perorangan. Sampel pada uji
kelompok kecil ini adalah guru mata pelajaran biologi dan 16 orang siswa
kelas XI SMA Negeri 10 Tebo. Uji coba kelompok kecil dilakukan untuk
memperoleh masukan tentang produk yang telah dikembangkan.Uji coba
kelompok kecil ini diberikan kepada guru mata pelajaran biologi yang
mengajar dikelas XI SMA Negeri 10 Tebo.Angket yang diberikan berupa
angket tertutup, namun guru diminta untuk berkomentar secara bebas
mengenai instrumen tersebut. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peneliti
dalam merevisi instrumen yang dikembangkan, adapun kisi-kisi angket
penilaian uji coba produk instrumen. Dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Guru Terhadap Instrumen Peer
Asesment Pada Tahap Uji Coba
No. Aspek yang ingin
Dievaluasi
Indikator Jumlah butir
1.
2.
3.
Tampilan
Penyajian Materi
Manfaat
Jelas
Sesuai
Kemudahan
4
3
3
h. Uji Kelompok Besar
Produk awal yang telah diuji kelompok kecil diujikan lagi melalui uji
kelompok besar oleh keseluruhan siswa kelas XI SMA Negeri 10 Tebo.Uji
kelompok besar dilakukan dengan mengujikan produk pada siswa kelas XI
MIPA SMA Negeri 10 Tebo. Kepada mereka diminta mengisi angket
penilaian instrumen biologi berbasis peer assessment pada materi sistem
respirasi. Kisi-kisi angket penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Siswa Terhadap Instrumen Biologi
Pada Tahap Uji Coba
No. Aspek yang ingin
Dievaluasi
Indikator Jumlah butir
1.
2.
3.
Tampilan
Penyajian Materi
Manfaat
Jelas
Sesuai
Kemudahan
4
2
4
i. Revisi Produk
Hasil uji terbatas produk yaitu uji ahli produk, ahli desain, ahli bahasa
dan uji responden digunakan untuk merevisi produk awal. Revisi untuk
memperbaiki produk sehingga layak dilakukan pada tiap jenis uji coba terbatas
berdasarkan masukan dari para hli dan peserta didik melalui angket.
j. Uji Lapangan
Uji lapangan di sebut juga uji kemanfaatan produk.Uji ini
dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas dan daya tarik produk. Instrumen
yang digunakan untuk mengetahui efektifitas dilakukan dengan instrumen tes.
Sedangkan untuk menguji daya tarik instrumen peer assessment digunakan
instrumen non tes yaitu angket.
k. Penyempurnaan Produk
Berdasarkan hasil uji lapangan maka dilakukan penyempurnaan produk
operasional mengacu pada kriteria instrumen peer assessment, yaitu kriteria
tampilan, kemenarikan instrumen peer assessment bagi peserta didik, dan
kemudahan penggunaan instrumen peer assessment. Instrumen yang
dihasilkan adalah desain instrumen yang berbasis peer assessment (penilaian
oleh teman sebaya) pada materi sistem respirasi untuk siswa sekolah
menengah atas.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian, jadi yang dimaksud
populasi adalah individu yang memiliki sifat yang sama yang walaupun
presentese kesamaan itu sedikit, atau dengan kata lain seluruh individu yang
akan dijadikan sebagai objek penelitian (Arikunto, 2013, hlm.173).
sedangkan (Sugiyono, 2013, hlm.117) populasi adalah generalisasi yang
terdiri atas obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 10 Tebo
Tahun Ajaran 2019/2020 yang berjumlah 33 orang siswa. Dapat dilihat pada
Tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6 Jumlah siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 10 Tebo
No. Kelas Jenis kelamin Jumlah Siswa
Laki-laki Perempuan
1. XI MIPA 10 23 33
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
sampel jenuh atau sering disebut total sampling. Menurut sugiyono
(2013,hlm.124) sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel dengan cara
mengambil seluruh anggota populasi sebahgai responden atau sampel. Jadi
sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIPA SMA Negeri
10 Tebo.
F. Kisi-kisi Instrumen
1. Kisi-kisi Uji Terbatas
Uji produk yang dilakukan yaitu uji perorangan, uji kelompok kecil
dan uji kelompok besar serta serangkaian validasi produk oleh tiga orang ahli
yaitu, pakar materi, pakar desain, dan pakar ahli bahasa. Uji ini dilakukan
untuk menentukan apakah produk yang dikembangkan layak digunakan atau
tidak, berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Peneliti menggunakan angket
untuk uji terbatas. Aspek yang akan diamati dikembangkan dalam bentuk
instrumen dengan kisi-kisi.
a. Validasi materi bertujuan untuk mengetahui kesesuaian materi dengan
kompetensi dasar, indikator dan pengembangan materi ajar dalam
instrumen. Dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut:
Tabel 3.7 Angket Kisi-kisi Validasi Ahli Materi
No. Aspek yang akan
Dievaluasi
Indikator Jumlah
Butir
1.
2.
Kelayakan Isi
Kelayakan
Penyajian
Kesesuain materi dengan KD
Kepratisan instrumen
Kelengkapan Penyajian
3
2
3
2
b. Validasi desain bertujuan mengetahui kesesuaian karakteristik instrumen
peer assesment untuk penilaian kinerja siswa dapat dilihat pada Tabel
3.8 berikut:
Tabel 3.8 angket kisi-kisi instrumen validasi ahli desain
No. Aspek yang
akan Dievaluasi
Indikator Jumlah
Butir
1.
Kelayakan
Penyajian
Konsistensi Penyajian
Kemudahan Penyajian
Keterlibatan Penyajian
3
2
5
c. Validasi bahasa bertujuan untuk mengetahui kesesuain apakah bahasa
yang digunakan sudah sesuai dengan EYD (ejaaan yang disempurnakan)
dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9 angket kisi-kisi instrumen validasi ahli bahasa
No. Aspek yang akan
Dievaluasi
Indikator Jumlah
Butir
1.
2.
3.
Penilaian Bahasa
Penggunaan
Kalimat
Penggunaan Huruf
Lugas
Kesesuaian dengan tingkat
perkembangan peserta didik
Kesesuaian dengan Kaidah
Bahasa
Huruf yang diigunakan mudah
dipahami
4
2
1
1
a. Produk Desain Instrumen Peer Assesment
Setelah mancang desain instrumen, validasi instrumen ke tim ahli.
Dalam hal ini, kegiatan dilakukan adalah menilai rancangan instrumen
apakah efektif untuk digunakan. Validasi cara meminta tim ahli yang sudah
berpengalaman untuk menilai instrumen yang telah dirancang tersebut
sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahannya. Sehingga saran dan
masukan validator tersebut dijadikan dasar perbaikan produk
tersebut.Validator diberikan angket sebagai bentuk instrumen validasi untuk
menilai produk tersebut.Nama validator dapatdilihat pada Tabel 3.10
berikut:
Tabel 3.10 nama validator
No. Nama Dosen Tim Ahli
1. Dr. Zawaqi Afdal Jamil, M.Pd.I Ahli Materi
2. Dwi Gusfarenie, M.Pd Ahli Desain
3. Dr. Hurmaini, M.Pd Ahli Bahasa
b. Uji Coba
Setelah selesai produk yang di desain menjadi produk yang siap di
implementasikan maka langkah selanjutnya penilitian dan pengembangan
adalah melakukan uji coba sebagai berikut :
1. Validasi oleh Tim ahli
Sebelum produk diuji cobakan, terlebih dahulu dilakukan validasi
kepada tim ahli atau pakar guna memperoleh masukan dan saran untuk
pengembangan dan perbaikan terhadap produk. Desain instrumen peer
assesment (penilaian oleh teman sebaya) divalidasi oleh tiga pakar yaitu : ahli
materi, ahli desain, dan ahli bahasa.
2. Uji Coba Kelompok Kecil (Small Group Try out)
Uji coba kelompok kecil, yaitu pada kelas XI MIPA SMA Negeri 10
Tebo. Tujuan dilakukan uji coba kelompok kecil untuk memperoleh data
mengenai keefektifan dari instrumen peer assesment tersebut.
G. Pengumpulan Data dan Analisis Data
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dapat
diklasifikasikan menjadi 2 instrumen. Masing-masing digunakan untuk
memenuhi kebutuhan kriteria kevalidan, kepratisan dan keefektifan instrumen
peer assesment . Berikut instrumen tersebut:
1. Angket
Angket atau kuesioner adalah metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan memberikan serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis
yang diajukan kepada responden untuk memperoleh jawaban tertulis pula.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan
data terkait kevalidan, reliabilitas dan kepratisan dari produk yang akan
dikembangkan (Sugiyono, 2014, hlm. 114).
a) Angket Validasi
Angket validasi digunakan untuk mengukur kriteria kevalidan
instrumen peer assesment. Angket yang disebarkan pada penelitian ini berupa
angket tertutup namun para validator diminta untuk memberikan saran dan
komentar untuk perbaikan instrumen peer assesment tersebut. Angket ini
diberikan pada tim ahli validasi untuk diketahui tingkat validasi produk,
desain dan bahasa.
b) Angket Tanggapan Guru dan Siswa
Angket ini diberikan kepada guru dan siswa pada saat uji coba produk
untuk mengetahui tingkat kepratisan instrumen peer assesment dari
penggunaanya (guru dan siswa).
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak
langsung diajukan kepada subjek penelitian. Dokumentasi digunakan dalam
penelitian ini berupa dokumen yang berbentuk gambar berupa foto dan
dokumen berbentuk tulisan berupa format lembar penilaian yang digunakan
(Sugiyono, 2014, hlm. 117).
a) Lembar Pengamatan Nilai Karakter Siswa
Lembaran pengamatan ini digunakan untuk melihat aktivitas siswa
selama proses pratikum berlangsung. Penilaian autentik adalah proses
berbgai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan aktivitas
siswa. Pengamatan dilakukan oleh penulis dan 1 observer yang memberikan
penilaian pad lembar observasi nilai karakter siswa selama kegiatan
pratikum berlangsung. Pengamatan yang dilakukan dengan mengamati aspek
yang terdapat pada lembar observasi nilai karakter siswa dan menilai setiap
kemunculan aspek dari setiap siswa. Aspek yang diamati langsung melihat
keaktifan dan partisipasi siswa selama kegiatan pratikum dilaksanakan
dengan menggunakan instrumen peer assesment.
b) Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah hasil dari validasi
instrumen, hasil praktikalitas instrumen, dan efektivitas instrumen.
B. Analisis Validitas Instrumen
Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah hasil dari validitas
instrumen. Data ini dianalisis dengan analisis data deskriptif, data kelayakan
instrumen berupa likert 1-4, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Memberi skor untuk setriap item dengan jawaban Sangat Valid (4),
Valid (3) , Cukup Valid (2), dan Kurang Valid (1).
2) Menjumlahkan skor tiap-tiap validator untuk seluruh indikator
3) Pemberian nilai validasi dengan rumus yang dikemukakan (Sudjana,
2009, hlm.77).
Nilai Validasi
x 100%
Tingkat pencapain kategori kevalidan instrumen menggunakan klasifikasi
dengan ketentuan. Dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut:
Tabel 3.11 Kriteria penetapan tingkat kevalidan instrumen
Presentase (%) Kategori
81-100%
61-80%
41-60%
21-40%
0-20%
Sangat Valid
Valid
Cukup Valid
Kurang Valid
Tidak Valid
Sumber : Ridwan (2006,hlm.89)
C. Analisis Prakitalitas Instrumen
Uji prektikalitas dilakukan untuk melihat kepraktisan instrumen,
instrument dapat dikatakan praktis jika mudah digunakan. Kelayakan suatu
instrument yang dibuat dalam bentuk bahan ajar saat melaksanakan pratikum
dilihat dari data angket yang telah diisi oleh siswa dan guru. Angket tersebut
disusun dalam bentuk skala likert.Penilian angket berdasarkan skala likert
menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2009, hlm.112).
x
Keterangan:
x : Nilai rata-rata responden
∑x : Jumlah nilai seluruh instrumen
n : Jumlah responden
Kriteria penilaian analisis praktikalitas instrument. Dapat dilihat pada Tabel
3.12 berikut:
Tabel 3.12 Kriteria Kepraktisan Instrumen
Rentang Kategori
1,00-1,99 Tidak Praktis
2,00-2,99 Kurang Praktis
3,00-3,49 Praktis
3,50-4,00 Sangat Praktis
Sumber: Ridwan (2006, hlm.90)
1) Analisis Efektivitas Produk
Uji efektivitas bertujuan untuk mengetahui keefektivitas produk.
Pembelajaran dikatakan efektif apabila telah mencapai tujuan pembelajaran
itu sendiri. Hal ini dapat diketahui dengan mengamati aktivitas siswa ketika
menggunakan produk (instrumen) tersebut saat melaksanakan kegiatan
pratikum. Sebagai tolak ukur maka peneliti membuat rentang skor efektifitas
instrumen. Dapat dilihat pada Tabel 3.13 berikut:
Tabel 3.13 rentang skor efektivitas instrumen
Aspek yang ingin Dievaluasi Indikator Jumlah
butir
Tampilan
Penyajian materi
Manfaat
Menarik
Jelas
Mudah
5
3
2
Hasil penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.14 berikut:
Tabel 3.14 kriteria penilaian efektivitas instrumen
Rentang Skor Kategori
81-100% Sangat Efektif
61-80% Efektif
41-60% Cukup Efektif
21-40% Kurang Efektif
0-20% Tidak Efektif
Sumber: Ridwan (2006, hlm.89)
Adapun langkah-langkah penganalisissan ialah sebagai berikut:
1. Mengamati aktivitas siswa menggunakan lembar observasi siswa
2. Menghitung hasil pengamatan menggunakan rumus
P =
x 100%
Keterangan :
P : Persentase aktivitas siswa
f : Frekuensi siswa yang melaksanakan aktivitas
n : Jumlah siswa
H. Rencana Jadwal Penelitian
Rencana Jadwal Penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.15 berikut:
Tabel 3.15 Rencana Jadwal Penelitian No. Kegiatan Bulan
O
k
t
N
o
v
D
e
S
J
a
n
F
e
b
M
a
r
A
p
r
M
e
i
J
u
n
J
u
L
A
g
t
S
e
p
O
k
t
N
o
v
D
e
s
1. Pengajuan judul X L
2. Penulisan
proposal
X
3. Permohonan
dosen
pembimbing
X
4. Batas akhir dan
bimbingan
proposal
X X X X
5. Seminar
proposal
X
6. Pengesahan
judul
X
7. Riset X
8. Penulisan BAB
4 dan 5
X X
9. Bimbingan
skripsi
X X X
10. Batas akhir
bimbingan
skripsi
X
X
11. Ujian
munaqasah
X
12. Pengganda-
an skripsi
X
13. Penyerahan
skripsi
X
14. Wisuda X
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengembangan Model
Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau
dikenal dengan istilah Research and Development (R&D). Proses penelitian
dan pengembangan dilakukan selama 1bulan dari bulan april 2019 sampai
bulan Mei 2019. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan instrumen
biologi berbasis peer assessment (penilaian oleh teman sebaya). Hasil dari
penelitian ini disajikan dalam tahap 4-D.
1. Tahap Analisis (Analysis)
a) Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum dilakukan untuk melihat kompetensi inti dan
kompetensi dasar mengingat kedua hal ini menjadi dasar dari suatu
pembelajran. Kompetensi inti adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang harus dikuasai setelah siswa mempelajari mata pelajran tertentu.
Sedangkan kompetensi dasar yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap
minimal yang harus dicapai oleh siswa untuk menunjukan bahwa siswa telah
menguasai kompetensi inti yang telah ditetapkan. Perencanaan instrumen telah
disesuaikan dengan kompetesi inti dan kompetensi dasar pada kurikulum
2013, sehingga diharapkan siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran.
b) Analisis siswa
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 10 Tebo, penelitian ini
mengambil sampel di kelas XI dengan jumlah 33 siswa. Dalam kegiatan
pratikum, siswa belum menerapkan instrumen peer assessment atau di sebut
juga dengan instrumen penilaian kinerjaoleh teman sebaya sehingga banyak
fakor yang mempergaruhi dalam sistem penilaian sehingga pratikum menjadi
kurang efektif.
Berdasarkan faktor yang ada pada siswa umumnya yang duduk di
kelas XI SMA Negeri 10 Tebo memiliki kemampuan berpikir yang berbeda-
beda, oleh karena itu salah satu cara untuk mempermudah dan membuat siswa
lebih aktif lagi dalam melaksanakan pratikum mereka harus mempunyai
panduan atau instrumen yang dapat dikembangkan serta mudah untuk
dipelajari agar sistem penilaian menjadi efektif dan siswa akan menjadi aktif
serta mempermudahkan guru dalam melaksanakan pratikum.
c) Analisis Instrumen
Analisis instrumen dilakukan sejauh mana instrumen yang digunakan
untuk materi sistem respirasi dapat menambah pemahaman, minat dan
aktivitas siswa.Setelah diketahui instrumen belum pernah diterapkan dalam
pratikum oleh guru, oleh karena itu siswa diharapkan untuk memperlajari
instrumen tersebut.
2. Tahap Perancangan (Design)
Tahap ini merupakan tahap perancangan instrumen. Instrumen
dirancang menggunakan panduan yang telah ada namun diaplikasikan dalam
bentuk memudahkan siswa dalam penilaian kinerja dalam kegiatan
pratikum.Dirancang berdasarkan karakteristik siswa SMA Negeri 10 Tebo
yang berbeda-beda sehingga perngetahuan, sikap serta keterampilan seimbang
dalam melaksanakan pratikum baik di luar kelas maupun di laboratorium.
Penulis mencari informasi dari penuntun sebelumnya yang terkait
dengan penilaian pratikum, junal dan buku yang ada sehingga penulis dapat
menghasilkan rancangan instrumen yang terlihat lebih menarik dengan
kombinasi warna dan background sesuai dengan alur instrumen yang dibuat
oleh penulis.
3. Tahap Pengembangan (Development)
Setelah proses perancangan instrumen yang selesai dilakukan, maka
selanjutnya yaitu tahap pengembangan. Tahap pengembangan terdiri dari
pembuatan produk yang telah selesai, yang selanjutnya akan divalidasi dan
direvisi. Tujuan tahap pengembangan ini untuk menghasilkan akhir produk
instrumen, setelah melalui revisi berdasarkan masukan ahli dan data di uji
coba.
4. Tahap Penyebaran (Dessimate)
Tahap ini merupakan tahap penggunaan yang telah dikembangkan
pada skala yang luas misalnya dikelas lain, di sekolah lain dan oleh guru lain.
Dalam penelitian pengembangan desain instrumen peer assesment berbasis
pratikum pada materi sistem respirasi pada manusia tidak melaksanakan
tahap ini karena tidak semua kelas dapat diujicobakan dengan instrumen peer
assesment (instrumen penilaian oleh teman sebaya), penulis hanya
mengambil dari kelas XI MIPA di SMA Negeri 10 Tebo.
B. Kelayakan Instrumen
1. Merancang Kerangka Instrumen
Tahapan merancanag kerangka instrumen bertujuan untuk
merumuskan dan menetapkan indikator yang akan menjadi landasan untuk
memilih materi yang ditampilkan dalam instrumen yang dikembangkan. Selain
itu, pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah yang akan disajikan dalam
instrumen yang diambil dari situs online, surat kabar dan dari kejadian nyata
dari peneliti. Peneliti mencari informasi dari berbagai sumber terkait seperti
dari buku, internet, maupun jurnal sehingga penulis bisa menghasilkan
rancangan instrumen yang terlihat lebih menarik.
C. Efektivitas Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan kepada tiga orang Dosen Ahli masing-masing
validator tersebut memberikan penilaian terhadap pengembangan desain
instrumen peer assesment berbasis pratikum pada materi sistem pernapasan
pada manusia. Dari validasi tiga orang dosen ahli tersebut diperoleh kritik dan
saran untuk perbaikan instrumen. Adapun tiga nama tim ahli dapat dilihat pada
Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Nama Dosen Tim Ahli
No. Nama Dosen Tim Ahli
1. Dr. Zawaqi Afdal Jamil, M.Pd.i Ahli Materi
2. Dwi Gusfarenie, M.Pd Ahli Desain
3. Dr. Hurmaini, M.Pd Ahli Bahasa
Berdasarkan saran dari validator tersebut, peneliti mencoba
memperbaiki kekurangan-kekurangan pada instrumen peer assesment berbasis
pratikum sehingga instrumen sudah dikategorikan layak untuk diujicobakan
dengan presentase validasi sebesar84,8% dengan kategori sangat valid .
Adapun hasil dari validator tersebut. Dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Hasil Validasi Tim Ahli Materi, Desain, dan Bahasa
No. Aspek Penilaian Nilai
Aspek Materi (isi)
1. Materi pada instrumen peer asssesment sesuai dengan
Kompetensi Dasar.
4
2. Materi di dalam instrumen peer assesmentsesuai dengan
yang dibutuhkan siswa.
4
3.
Materi di dalam intrumen peer assesment sesuai dengan
Kurikulum 2013 yang berlaku sekarang.
4
4. Instrumen peer assesment yang dikembangkan didesain
dan disajikan dengan baik.
4
5. Pemilihan kata atau bahasa pada instrumen peer assesment
y
ang dikembangkan mudah dipahami siswa.
3
6. Instrumen peer assesment yang dikembangkan mampu
menarik perhatian dan minat siswa untuk mempelajarinya.
4
7. Insrumen peer assesment yang dikembangkan sudah efektif
dalam proses kegiatan pratikum.
3
8. Instrumen peer assesment memudahkan guru untuk menilai
kegiatan pratikum siswa.
4
9. Kemudahan dalam pengoperasian instrumen peer
assesment.
4
10. Kepraktisan instrumen peer assesment dalam kegiatan
pratikum.
4
Aspek Desain
11. Konsistensi sistematika penyajian. 3
12. Kelogisan penyajian. 3
13. Kerututan konsep. 3
14. Keseimbangan ilustrasi/gambar dengan tulisan (cover). 3
15. Warna gambar merangsang imajinasi siswa (cover). 3
16. Kemampuan merangsang kedalam berpikir peserta didik. 3
17. Instrumen peer assesment dapat menggambarkan kejadian
di kehidupan sehari-hari siswa.
3
18. Instrumen peer assesment menarik dan merangsang
aktivitas siswa.
3
19. Keterlibatan peserta didik. 3
20. Kelengkapan informasi. 3
Aspek Bahasa
21. Kesesuain penulisan judul instrumen peer assesment. 4
22. Kesesuaian ukuran huruf instrumen peer assesment. 4
23. Kejelasan tulisan instrumen peer assesment 4
24. Penggunaan bahasa sesuai EYD dan mudah dimengerti. 3
25. Penggunaan bahasa yang efektif dan efisien. 3
26. Istilah yang digunakan mudah dimengerti. 3
27. Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat
perkembangan kognisi siswa.
3
28. Kalimat yang digunakan jelas dan mudah dimengerti. 3
Jumlah 95
Nilai Validasi 84,8%
Kategori Sangat
Valid
Perhitungan skor = Skor yang diperoleh x 100
Jumlah skor tertinggi
= 95 x 100 = 84,8%
112
a) Uji Praktikalitas
Uji praktikalitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepraktisan
instumen peer assesment pada materi sistem respirasi. Uji praktikalitas dapat
diketahui melalui dua tahap, yaitu tahap uji coba kelompok kecildan uji coba
kelompok besar atau lapangan. Uji coba kelompok kecil dilakukan melalui
penilaian guru mata pelajaran biologi dan16orang siswa kelas XI MIPA di
SMA Negeri 10 Teboterhadap instrumen biologi berbasis peer assessment
pada materi sistem respirasi. Sedangkan uji kelompok besar dilakukan oleh
seluruh siswa kelas XI MIPA di SMA Negeri 10 Tebo yaitu berjumlah 33
orang siswa. Adapun hasil penilaian guru mata pelajaran biologi di SMA
Negeri 10 Tebo dan 16 orang siswa kelas XI MIPA terhadap instrumen peer
assessment pada materi sistem respirasipada manusia. Dapat dilihat pada
Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Hasil Uji Coba Penilain Guru Mata Pelajaran Biologi
No. Aspek yang dinilai Hasil
1. Materi pada media sesuai dengan Kompetensi Dasar 3
2. Materi di dalam peer assesment sesuai dengan yang
dibutuhkan siswa
3
3. Materi di dalam instrumen sesuai dengan kurikulum
yang berlaku dan mengacu ke kurikulum 2013
3
4. Instrumen yang dikembangkan didesain dan disajikan
dengan baik
3
5. Pemilihan kata atau bahasa pada media yang
dikembangkan mudah dipahami siswa
3
6. Instrumen yang dikembangkan mampu menarik
perhatian dan minat siswa untuk mempelajarinya
3
7. Instrumen peer assesment yang dikembangkan sebagai
media sudah efektif dalam proses pembelajaran
3
8. Kemudahan dalam pengoperasian instrumenpeer
assessment
3
9. Kepraktisan instrumen peer assessment 3
10. Menarik untuk diterapkan 3
Jumlah 30
Rata –rata 3
Kategori Praktis
x
= 30= 3 (Praktis)
10
Hasil coba dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil Penilaian Oleh 16 Orang Siswa
No. Nama Hasil Rata-rata Kategori
1. A P 30 3 Praktis
2. A S 30 3 Praktis
3. D S 33 3,3 Praktis
4. D V 39 3,9 Sangat Praktis
5. D Y 39 3,9 Sangat Praktis
6. E I 39 3,9 Sangat Praktis
7. F R 35 3,5 Sangat Praktis
8. I M K 36 3,6 Sangat Praktis
9. M Z 30 3 Praktis
10. M A 33 3,3 Praktis
11. N H 35 3,5 Sangat Praktis
12. R A 39 3,9 Sangat Praktis
13. R A 37 3,7 Sangat Praktis
14. R F 30 3 Praktis
15. W T A 36 3,6 Sangat Praktis
16. O I 37 3,7 Sangat Praktis
Jumlah 558 55,8
Rata-rata 3,4875
Kategori Praktis
x
= 55,8
16
= 3,4875 (Praktis)
Sedangkan tahap uji kelompok besar atau uji coba lapangan dapat
diketahui melalui penilaian keseluruhan siswa-siswi kelas XI SMA Negeri 10
Tebo yang berjumlah 33 orang siswa. Adapun hasil penilaian dari siswa kelas
XI MIPA SMA Negeri 10 Tebo terhadap instrumen biologi berbasis
peerassessment pada materi respirasi pada manusia.Dapat dilihat pada Tabel
4.5 berikut:
Tabel 4.5 hasil penilaian uji kelompok besar instrumen peer assessment oleh
siswa/I SMA Negeri 10 Tebo
No. Nama Hasil Rata-rata Kategori
1. A P 30 3 Praktis
2. A M 35 3,5 Sangat Praktis
3. A H P 30 3 Praktis
4. A S 30 3 Praktis
5. D V 39 3,9 Sangat Praktis
6. D A 40 4 Sangat Praktis
7. D S 33 3,3 Praktis
8. D V 39 3,9 Sangat Praktis
9. D Y 39 3,9 Praktis
10. E J 40 4 Sangat Praktis
11. E O B 30 3 Praktis
12. E I 39 3,9 Sangat Praktis
13. F I R 35 3,5 Sangat Praktis
14. I M K 36 3,6 Sangat Praktis
15. I D P 40 4 Sangat Praktis
16. K I 33 3,3 Praktis
17. M Z 30 3 Praktis
18. M I K 30 3 Praktis
19. M A 33 3,3 Praktis
20. N H 35 3,5 Sangat Praktis
21. O I 37 3,7 Sangat Praktis
22. P A A 26 2,6 Kurang Praktis
23. R A 40 4 Sangat Praktis
24. R A 37 3,7 Sangat Praktis
25. R F 30 3 Praktis
26. R M V 40 4 Sangat Praktis
27. R 39 3,9 Sangat Praktis
28. T A 39 3,9 Sangat Praktis
29. T G I 40 4 Sangat Praktis
30. W P 28 2,8 Kurang Praktis
31. W T A 36 3,6 Sangat Praktis
32. Y A 40 4 Sangat Praktis
33. Y S 40 4 Sangat Praktis
Jumlah 1.168 116,8
Rata-rata 3,53
Kategori Sangat
Praktis
x
= 116,8
33
= 3,53 (Sangat Praktis)
b) Uji Efektivitas
Uji efektivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keefektifan
instrumen biologi berbasis peer assesment pada materi sistem respirasi. Uji
dapat dilakukan dengan cara mengamati aktivitas siswa SMA Negeri 10 Tebo
ketika menggunakan instrumen peer assessment tersebut. Adapun hasil dari
pengamatan aktivitas siswa. Dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 hasil pengamatan aktivitas siswa kelas XI SMA Negeri 10 Tebo
Aspek pengamatan Pertemuan
1
Pertemuan
2
Rata –rata
Hasil
1. Menyalami guru
ketika masuk dalam
labor
100% 100% 100%
2. Memperhatikan
arahan yang diberikan
guru dengan antusias
75,75% 78,78% 77,265%
3. Mampu menjawab
atau menanggapi
pertanyaan dari guru
dan teman
60,60% 63,63% 62,115%
4. Dapat berkolaborasi
antara guru dan siswa
dalam mengerjakan
soal-soal yang
disajikan dalam
bentuk instrument
69,69% 87,87% 78,78
5. Membaca instrumen
dengan antusias
75,75% 78,78% 77,265%
6. Menampilkan hasil 81,81% 84,84% 83,325%
yang telah dikerjakan
7. Tidak mencotek
ketika mengisi angket
dan soal latihan
87,87% 90,90% 89,385%
8. Memulai dan
mengakhiri sesuatu
dengan berdoa
100% 100% 100%
Jumlah Total 651,47 684,8 668,135
Rata-rata 668,135/2= 83,51
Kategori Sangat
Efektif
D. Pembahasan
1.Validitas dan Revisi Produk
Validasi instrumen dilakukan oleh ahli materi, ahli desain, dan ahli
bahasa dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan instrumen berdasarkan
pemikiran rasional, belum berdasarkan fakta dilapangan. Para dosen ahli
selanjutnya memberikan penilaian dengan cara mengisi angket dimana angket
tersebut mempunyai 4 pilihan jawaban yaitu, kategori sangat baik dengan
skor 4, kategori baik dengan skor 3, kategori kurang dengan skor 2 dan
kategori sangat kurang dengan skor 1. Penilaian ini dilakukan untuk
mengetahui kesesuaian, kelebihan, dan kekurangan instrumen yang
dikembangkan. Jika masih terdapat kekurangan baik dari segi materi, desain
dan bahasa maka akan dilakukan revisi sesuai dengan para dosen ahli serta
dilakukan peninjauan kembali sampai instrumen siap digunakan dan
diujicobakan kelapangan.
Berdasarkan hasil validasi diatas, maka secara umum bahan ajar
instrumen peer assesment (instrumen penilaian oleh kinerja oleh teman
sebaya), pada materi sistem respirasi terkategori valid dengan nilai 84,8%.
Selain memperhatikan penilaian validator, peneliti juga memperhatikan saran
dan komentar dari validator untuk perbaikan bahan ajar instrumen biologi
tersebut.Adapun saran dan revisi dari validator. Dapat dilihat pada Tabel 4.7
berikut:
Tabel 4.7 Saran dari validator
No. Validator Saran
1.
Desain
a. Perbaiki cover instrument
b. Perjelas judul instrumen
c. Sesuaikan kalimat perkata
d. Rapikan tata penulisan
2.
Materi
a. Kompetensi Dasar harus dibuat
untuk diketahui validator
b. Seharusnya membuat definisi
koseptual dan operasional yang
menunjuk K 13
3.
Bahasa
a. Perbaiki kesalahan bahasa sesuai
catatan
b. Tambahkan bagian yang kurang
sesuai catatan
Berdasarkan produk yang dikembangkan peneliti dapat digunakan
dalam pembelajaran setelah melalui tahap validasi.Validasi dilakukan untuk
mengetahui tingkat kelayakan instrumen sebelum digunakan. Proses validasi
dimulai dengan memberikan produk yang telah dikembangkan beserta dengan
lembar validasinya kepada kedua validator yang ahli pada bidangnya. Selama
proses validasi, diperoleh banyak masukan yang dapat dijadikan sebagai bahan
revisi terhadap produk yang dikembangkan. Proses validasi ini berlangsung
kurang lebih 2 bulan lamanya. Setelah dilakukan dilakukan revisi, kedua
validator memberikan penilaiannya pada lembar validasi instrumen yang
membuat tiga aspek penilaian, yakni aspek isi, konstruk dan bahasa.Masing-
masing nilai yang diperoleh dari masing-masing aspek berturut-turut adalah
3,6, 3,5, dan 3,5.
Berdasarkan nilai rata-rata dari ketiga aspek tersebut diperoleh nilai
akhir untuk kevalidan instrumen yakni rata-rata 3,53. melihat tabel kriteria
kevalidan, maka instrumen penilaian kinerja teknik peer assesment berada
pada kriteria nilai kevalidan 3,25 ≤ M ≤4 dengan kategori sangat valid.
Instrumen penilaian dapat dikatakan valid apabila memenuhi kriteria yang
telah ditentukan sebelumya. Menurut Arikunto, sebuah instrumen dikatakan
memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan
sebelumya (Oki Sukawa, Jurnal Pengembangan, Vol.8, No. 1, ).
Jadi dapat disimpulkan bahwasanya jalan yang dilakukan peneliti sama
dengan cara yang dilakukan peneliti sebelumnya,peneliti sebelumnya langsung
melampirkan hasil nilai pada pembahasan sedangkan peneliti yang baru
menghitung hasil jumlah keseluruhan dan hasil yang dinilai oleh validator
diletakan dalam lampiran, karena semua aspek penilaian berada pada kategori
valid maka instrumen peer assesment layak digunakan.
2. Uji Praktikalitas
Uji praktikalitas dilakukan untuk megetahui kepraktisan bahan ajar
instrumen peer assesment (instrumen penilaian oleh teman sebaya), pada
materi sistem respirasi pada manusia.Kepraktisan instrumen dapat diketahui
melalui kemudahan penggunaan bahan ajar saat melaksanakan pratikum.
Untuk itu peneliti meminta bantuan terhadap guru mata pelajaran biologi dan
siswa-siswi kelas XI MIPA SMA Negeri 10 Tebo terkait kepraktisan bahan
ajar berbentuk instrumen peer assesment pada materi sistem respirasi pada
manusia.
Secara umum instrumenpeer assesment pada materi sistem respirasi
pada manusia dinyatakan layak pakai karena didapat dari hasil analisis data
yang dinilai oleh guru mata pelajaran biologi terkategori praktis dengan nilai
3, sedangkan hasil analisis yang dilakukan oleh sebagian siswa-siswi kelas XI
MIPA terhadap bahan ajar berbentuk
instrumen dikategorikan praktis dengan nilai 3,48 dan hasil analisis seluruh
siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 10 dikategorikan sangat praktis dengan
nilai 3,53.
Namun demikian, untuk mendapatkan informasi lebih mendalam,
pada angket penilaian diberikan ruang untuk menyampaikan komentar, kritik,
dan saran.Hal ini dimaksudkan agar guru dan siswa lebih leluasa untuk
menyampaikan pendapatnya. Sebagian besar siswa memberikan penilaian
pada instrumen bermacam-macam pilihan terhadap instrumen saat proses
pratikum, pratikum sangat terbantu jika menggunakan instrumen peer
assessment(instrumen penilaian kinerja oleh teman sebaya).
Berdasarkan penelitian yang telah ada instrumen penilaian yang
divalidasi dan hasilnya dinyatakan valid dengan dengan beberapa revisi,
maka tahap selanjutnya dilakukan praktikalitas. Dari deskripsi dan analisa
data berdasarkan hasil observasi,wawancara, validator, siswa, menunjukkan
prakalitas instrumen peer assessment pada materi respirasi adalah praktis,
maka penilaian ahli dan praktis menunjukkan bahwa instrumen peer
assessment dapat dikembangkan dan berlangsung dalam pratikum (Fanny,
Jurnal Biologi dan Sains, Vol. 4, No. 12).
Disimpulkan bahwa praktikalitas suatu instrumen dilihat praktis
apabila insrumen tersebut di validasi terlebih dahulu oleh validator, di revisi
sehingga terdapat kevalidan, sehingga uji coba selanjutnya terdapat
kepratisan instrumen yang dikembangkan oleh guru dan peserta didik melalui
angket sehingga terdapat hasil akhir pada kegiatan pratikum biologi.
3. Uji Efektivitas
Uji efektivitas dilakukan untuk mengetahui keefektifan bahan
instrumen Biologi Berbasis Peer Assesment pada Materi sistem respirasi pada
manusia. Materi sistem respirasi dengan menggunakan instrumen peer
assessment, hasil dalam melaksanakan pembelajaran saat pratikum berbeda
hasil penilaiannya karena sebelumnya hanya menggunakan bahan ajar
berbentuk teori saja. Efektivitas bahan ajar dapat diketahui melalui
ketercapaian tujuan pembelajaran suatu materi, dengan melakukan
pengamatan aktivitas belajar siswa saat menggunakan instrumen biologi
tersebut saat melaksanakan pratikum. Dari pengamatan aktivitas belajar siswa
yang dilakukan oleh guru mata pelajaran biologi sebanyak dua kali pertemuan
sehingga berdasarkan analisis data maka instrumen biologi berbasis peer
assessment pada materi sistem respirasi dapat dikategorikansangat efektif
dengan nilai persentase 83,51% .
Berdasarkan hasil validasi instrumen yang telah dikembangkan,
dinyatakan valid, selanjutnya dilakukan uji coba produk, dalam hal ini guru
mata pelajaran biologi menggunakan instrumen tersebut. Dalam penelitian ini
terdapat terdapat 3 guru yang berperan, satu guru menggunakan instrumen
peer assessment dalam kegiatan peratikum dan dua guru yang lain juga
peneliti hanya melihat dan meninjau penggunaan instrumen peer aassesment
selama pratikum berlangsung. Setelah tahap uji coba tersebut selesai barulah
lembar respon siswa diberikan kepada guru tersebut sehingga hasil respon
siswa memperoleh presentase dan memberi pernyataan positif dari guru
tersebut.
Selain itu berdasarkan hasil analisis data pada skor akhir kemampuan
siswa dalam pratikum struktur jaraingan pada tumbuhan, termasuk dalam
kategori tinggi dengan rata-rata kemampuan pratikum yang dinilai dari semua
komponen yaitu berada dalam kategori sangat tinggi berdasarkan Standar
Kriteria Ketuntasan Minimal (SKKM) yang diterapkan di SMA Negeri 16
Makasar yaitu gabungan dari 75 untuk gabungan dari persiapan pratikum,
pelaksanaan pratikum, kegiatan pratikum laporan siswa. Melihat dari hasil
respon guru dan nilai pratikum peserta didik tersebut maka dikatakan bahwa
instrumen peer assesment dalam kegiatan pratikum yang dikembangkan
efektif untuk digunakan( Lestari, Jurnal Pengembangan, Vol. 1, No. 22).
Dapat disimpulkan efektivitas instrumen peer assesmentini sangat
membantu dalam pelaksanakan pratikum, pada mata pelajaran yang berbeda
juga terdapat penilaian yang berbeda, karena semakin tinggi berdasarkan
Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (SKKM) di sekolah tersebut maka akan
berbeda hasil akhirnya dalam penilaian.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian mengenai desain instrumen biologi berbasis
peer assessment pada materi sistem respirasi pada manusia yang telah
dilakukan, diperoleh kesimpulan dan saran sebagai berikut.
1. Berdasarkan penilaian oleh validator yaitu ahli materi, ahli desain, dan ahli
bahasa terhadap desain instrumen biologi berbasis peer assessment pada
Materi sistem respirasi pada manusia yang telah dikembangkan diperoleh
nilai 84,8% yang terkategori sangat valid, berdasarkan penilaian dari guru
mata pelajaan biologi di kelas XI MIPA SMA Negeri 10 Tebo terhadap
desain instrumen biologi berbasis peer assesmentpada materi sistem
respirasi diperoleh nilai 3 dengan kategori praktis dan penilaian uji coba
siswa terhadap instrumen peer assessment diperoleh nilai 3,48 dengan
kategori praktis.
2. Berdasarkan kualitas desain instrumen peer assesment dalam kegiatan
pratikum yang dilakukan oleh seluruh siswa kelas XI MIPA SMA Negeri
10 diperoleh nilai 3,53 dengan kategori sangat praktis.
3. Berdasarkan respon atau aktivitas siswa pada saat proses pratikum yang
menggunakan desain instrumen biologi berbasis peer assessment pada
materi sistem respirasi yang dilakukan oleh guru mata pelajaran biologi di
diperoleh nilai 83,51% dengan kategori sangat efektif.
Adapun kelebihan dari desain instrumen biologi yang
dikembangkan adalah desain instrumen peer assesment (penilaian oleh
teman sebaya), memberikan manfaat untuk membantu siswa untuk
bertanggung jawab dengan dilibatkan dalam penilaian, mendorong siswa
untuk krisis meneliti pekerjaan yang dilakukan rekannya, memberikan
umpan balik terhadap sesama siswa, sebagai latihan bagi siswa untuk
terjun ke dunia kerja, mengurangi beban guru dan meningkatkan motivasi
siswa dalam belajar.
B. Saran
Agar produk pengembangan instrumen biologi berbasis peer assesment
pada materi sistem respirasi dapat dimanfatkan secara maksimal, maka perlu
diberikan beberapa saran yang terkait diantaranya sebagai berikut:
1. Saran pemanfaatan bagi siswa
Dalam pemanfaatan desain instrumen biologi ini dapat digunakan
untuk memperoleh pengalaman baru dalam pembelajaran biologi dan
memudahkan saat melaksanakan pratikum, sehingga dapat membantu
siswa untuk lebih giat lagi dalam belajar. Apabila siswa merasa kesulitan
ataupun belum terbiasa dengan menggunakan desain instrumen berbasis
peer assessment guru akan membimbing agar siswa lebih mudah
memahaminya.
2. Saran bagi guru mata pelajaran
Desain instrumen biologi berbasis peer assessment ini dapat
memotivasi guru sehingga dapat digunakan guru untuk mempermudah
dalam penilaian dalam melaksanakan pratikum, membangun pengetahuan
dan pemahaman siswa, serta dapat memberikan wawasan baru dalam
mengembangkan sarana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
siswa khususnya dalam belajar biologi.
3. Saran bagi sekolah
Desain instrumen ini dapat dijadikan masukan untuk menentukan
kebijakan dalam memilih inovasi penilain, penilaian yang sebelumnya
menitik beratkan pada guru dalam melaksanakan pratikum, kini menjadi
penilaian antar teman sebaya sehinga siswa lebih berpartisipasi dalam
belajar sesuai potensi siswa.
4. Saran bagi lembaga UIN
Penelitian ini diharapkan ini dapat dijadikan sebagai motivasi untuk
mengembangkan, memperkarya sumber pengetahuan dalam bidang
penilaian pendidikan biologi yang sesuai, sebagai acuan dan referensi
untuk penelitian yang serupa serta sebaiknya memberikan tampilan grafis
yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Terjemahan. (2015). Departemen Agama RI. Bandung : CV Darus
2000.
Afreni Hamidah. (2014). Persepsi siswa tentang kegiatan pratikum biologi
dilaboratorium SMA Negeri se-kota Jambi jurnal sainmatika, (1) 50-
51.
Amirono. (2016). Evaluasi & penilaian pembelajaran kurikulum 2013.
Yogyakarta, Gava Media.
Arifin Z. (2014). PenelitianPendidikan. Bandung : PT RemajaRosdakarya.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto. (2014). Prosedur Penelitian Pendekatan Pratek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Ayu Ulva HY. (2016). Pengembangan Instrumen Assesmen Kinerja Pratikum
Peserta Didik Pada Materi Kalor Reaksi. Jurnal (1), 25.
Deni. (2014). Pembelajaran Terpadu Tematik, Bandung : Alfabeta.
Fanny. (2013). Pengembangan Instrumen Biologi. Jurnal (1), 13-15.
Intan Savira, dkk. (2019). Inovasi Pndidikan Kimia. Jurnal (13) , 2277.
Kusaeri, dkk. (2012).. Pengertian Penilaian (assessment) dalam
Pembelajaran. Jurnal (1), 10-11.
Hamzah B. Uno.(2012). Assesment Pembelajaran. Jakarta ;Bumi Aksara.
Lestari. (2013). Pengembangan Instrumen Teknik Peer Assesment Pada
Pratikum Biologi. Jurnal Biotek (1), 62-63.
Martinis Yamin. (2012). Desain Baru Pembelajaran Kontruktivistik. Jakarta :
Referensi.
Munandi. (2010). Media Pembelajaran “Sebuah Pendekatan Baru”. Jakarta :
Gaung Persada Press.
Nahadi. (2017). Pengembangan Instrumen Penilaian Diri dan Penilaian
Teman Sejawat Untuk Menilai Kinerja Siswa SMK Pada Pratikum
Kimia. Jurnal Penelitian Pendidikan Kimia ( 1), 111.
Oemar Hamalik. (2014). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta ; PT Bumi
Aksara.
Oki Sukawa. (2019). Pengembangan Instrumen Assesment Kinerja Pratikum.
Jurnal Pendidikan Fisika (1), 122-127.
Pintaka Kussumanigtya. (2018). Jurnal Pengembangan Instrumen Penilaian
Kinerja. Jurnal Inivasi Pendidikan Kimia (1), 2128.
Qalbiah Basri. (2017). Pengembangan penilaian kinerja teknik per assesment
pada pembelajaran biologi. Jurnal Biotek, (2),19-34.
Rochmad, (2012). Desain Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Matematika. Jurnal Kreano, (1), 59-72.
Rulam Ahmadi. (2016). PengantarPendidikanAsas Dan Filsafat Pendidikan.
Yogyakarta; Ar-Ruzz Media.
Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan.: Kompetensi dan
Pratiknya. Jakarta :Bumi Aksara
Silalahi. (2017). Development Reasearch (penelitian pengembangan) dan
research dan development (penelitian dan pengembangan) Dalam
Bidang pendidikan dan pembelajaran.
Siti Sriyati. (2016). Efektivitas peer assesment dalam menilai kemampuan
kinerja siswa pada kegiatan pratikum biologi. jurnal biologi dan
pembelajaran, (1), 372-375.
Sugiyono, (2013). Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R&D.
Bandung :Alfabeta
Sugiyono. (2014). Penelitian Kualitatif. Kuantitatif dan R&D. Jakarta ;Bumi
Aksara,.
Sugiyono. (2016). Metode penelitian pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung : Alfabeta
PETUNJUK PENGGUNAAN
A. Petunjuk Umum
1. Instrumen penilaian kinerja teknik peer assesment (penilaian teman
sebaya) pada pembelajaran biologi kelas XI digunakan untuk menilai
aspek kinerja siswa ketika melaksanakan sesuatu kegiatan
pembelajaran terkait dengan pratikum biologi
2. Sebelum melakukan penilaian isilah identitas yang diperlukan dalam
lembar penilaian kinerja teknik peer assesment.
B. Petunjuk Khusus
1. Membentuk 2 kelompok besar yang terdiri atas kelompok A dan
kelompok B. Pastikan setiap anggota dalam kelompok besar
mendapatkan nomor anggota.
2. Membagi alokasi waktu kegiatan praktikum ke dalam 2 sesi sesuai
dengan jam matapelajaran. Sesi pertama, meminta kelompok A
melakukan kegiatan praktikum dan kelompokB melakukan proses
penilaian. Sesi kedua, kelompok B melakukan kegiatan praktikum
dankelompok A melakukan proses penilaian.
3. Setiap nomor anggota akan mengamati dan menilai satu nomor
anggota yang sama. Nomoranggota (1) dari kelompok A akan diamati
dan dinilai oleh nomor anggota (1) dari kelompokB, begitupun
sebaliknya.
4. Kegiatan praktikum dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan instruksi
dari guru matapelajaran.
5. Amatilah perilaku teman kalian dengan cermat selama kegiatan
praktikum berlangsung.
6. Berilah tanda centang(√) pada lembar penilaian sesuai dengan hasil
pengamatan kalian.
7. Selamat melakukan penilaian dengan jujur dan adil, pastikan untuk
menilainya secaraobjektif.
8. Serahkan penilaian hasil pengamatan anda kepada bapak/ibu guru mata
pelajaran.
KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA TEKNIK PEER
ASSESSMENT PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI
No
Dimensi Indikator
No
Butir
1. Kualitas kerja
Mampu menyiapkan perlengkapan
praktikum (alat/bahan yang digunakan).
1
Mampu melakukan langkah-langkah
praktikum sesuai dengan prosedur kerja.
3
2. Ketepatan kerja
Mampu mengoperasikan alat praktikum. 2
Mampu mencatat hasil pengamatan
praktikum.
7
3. Inisiatif dalam bekerja Mampu membersihkan dan
mengembalikan alat yang telah
digunakan.
9
Mampu membersihkan meja praktikum 10
4. Kemampuan dalam
bekerja
Mampu berpartisipasi dalam kelompok
pada kegiatan praktikum.
4
Mampu mengamati hasil praktikum 6
5. Komunikasi
Mampu membuat kesimpulan hasil
pengamatan praktikum
8
Mampu berkomunikasi selama kegiatan
praktikum berlangsung.
5
RUBRIK INSTRUMEN PENILAIAN PEER ASSESSMENT
PADA KEGIATAN PRATIKUM BIOLOGI KELAS XI
No Indikator Kriteria Keterangan
Alternatif
Jawaban
1. Mampu
menyiapkan
alat
dan bahan
praktikum.
Sangat
kompeten
(4)
Menyiapkan semua alat dan bahan
praktikum danmengambil alat
pratikum.
Kompeten
(3)
Tidak menyiapkan salah satu alat dan
bahan praktikum
Cukup
kompeten
(2)
Tidak menyiapkan beberapa alat
bahan praktikum.
kompeten
(1)
Tidak menyiapkan semua alat dan
bahan praktikum
2. Mampu
mengoperas
ikan
alat dan
menggunak
an
bahan
praktikum.
Sangat
kompeten
(4)
Mengoperasikan alat dan
menggunakan bahan praktikum sesuai
dengan prosedur
Kompeten
(3)
Mengoperasikan alat sesuai prosedur
tetapi menggunakan bahan kurang
sesuai prosedur.
Cukup
kompeten
(2)
Mengoperasikan alat kurang sesuai
prosedur tetapi menggunakan bahan
sesuai dengan
prosedur.
kompeten
(1)
Mengoperasikan alat dan
menggunakan bahanpraktikum tidak
sesuai dengan prosedur.
3. Mampu
berpartisipa
si
dalam
kelompok
pada
kegiatan
praktikum.
Sangat
kompeten
(4)
Selalu aktif membantu teman
kelompok dan tidak pernah
mengerjakan hal-hal lain yang tidak
berhubungan dengan kegiatan
praktikum.
Kompeten
(3)
Aktif membantu dalam kelompok tapi
sekali mengerjakan hal-hal lain yang
tidak berhubungan dengan kegiatan
praktikum.
Cukup
kompeten
(2)
Kurang aktif membantu dalam
kelompok dan selalu mengerjakan hal-
hal lain yang tidak berhubungan
dengan kegiatan praktikum.
kompeten
(1)
Tidak pernah aktif membantu dalam
kelompok dan selalu mengerjakan hal-
Di isi
oleh
siswa
hal lain yang tidak berhubungan
dengan kegiatan praktikum.
4. Mampu
berpartisipa
si
dalam
kelompok
pada
kegiatan
praktikum.
Sangat
kompeten
(4)
Selalu aktif membantu teman
kelompok dan tidak pernah
mengerjakan hal-hal lain yang tidak
berhubungan dengan kegiatan
praktikum.
Kompeten
(3)
Aktif membantu teman kelompok dan
tidak pernah mengerjakan hal-hal lain
yang tidak berhubungan dengan
kegiatan praktikum.
Cukup
kompeten
(2)
Kurang aktif membantu teman
kelompok dan tidak pernah
mengerjakan hal-hal lain yang tidak
berhubungan dengan kegiatan
praktikum.
kompeten
(1)
Tidak pernah aktif membantu teman
kelompok dan tidak pernah
mengerjakan hal-hal lain yang tidak
berhubungan dengan kegiatan
praktikum.
5. Berkomunik
asi
selama
kegiatan
praktikum
berlangsung
.
Sangat
kompeten
(4)
Selalu mengajukan pertanyaan dan
menyampaikannya dengan santun.
Kompeten
(3)
Selalu mengajukan pertanyaan tapi
dan
menyampaikannya kurang santun
Cukup
kompeten
(2)
Kurang mengajukan pertanyaan dan
menyampaikannya kurangsantun
kompeten
(1)
Tidak pernah mengajukan pertanyaan
6. Mengamati
hasil
praktikum.
Sangat
kompeten
(4)
Mengamati hasil praktikum dengan
penuh minat (perhatian) dan sangat
teliti.
Kompeten
(3)
Mengamati hasil praktikum dengan
penuh minat
(perhatian) dan tapi kurang teliti.
Cukup
kompeten
(2)
Mengamati hasil praktikum dengan
kurang minat
(perhatian) dan kurang teliti.
kompeten
(1)
Tidak mampu mengamati hasil
praktikum.
7. Mencatat
hasil
pengamatan
praktikum.
Sangat
kompeten
(4)
Mencatat hasil pengamatan secara
teratur dan mudah untuk dipahami.
Kompeten
(3)
Mencatat hasil pengamatan secara
teratur tapi kurang mudah untuk
dipahami.
Cukup
kompeten
(2)
Mencatat hasil pengamatan secara
kurang teratur dan kurang mudah
untuk dipahami.
kompeten
(1)
Mencatat hasil pengamatan tapi tidak
teratur dan tidak mudah untuk
dipahami.
8. Membuat
kesimpulan
hasil
pengamatan
praktikum.
Sangat
kompeten
(4)
Membuat kesimpulan hasil
pengamatan dengan menggunakan
kalimat yang tepat (jelas dan benar).
Kompeten
(3)
Membuat kesimpulan hasil
pengamatan dengan menggunakan
kalimat yang jelas tapi kurang benar.
Cukup
kompeten
(2)
Membuat kesimpulan hasil
pengamatan dengan menggunakan
kalimat yang kurang jelas dan kurang
benar
kompeten
(1)
Membuat kesimpulan hasil
pengamatan dengan menggunakan
kalimat yang tidak tepat (tidak jelas
dan tidak benar).
9.
Membersih
kan
dan
mengembali
kan
alat yang
telah
digunakan.
Sangat
kompeten
(4)
Membersihkan dan mengembalikan
alat pada tempatnya.
Kompeten
(3)
Membersihkan alat tapi tidak
mengembalikan pada tempatnya.
Cukup
kompeten
(2)
Tidak membersihkan alat tapi
mengembalikan alat pada tempatnya.
kompeten
(1)
Tidak membersihkan alat dan tidak
mengembalikan alat pada tempatnya.
10.
Membersih
kan
meja
praktikum
Sangat
kompeten
(4)
Meja praktikum bersih tanpa sampah,
alat dan bahan praktikum.
Kompeten
(3)
Meja praktikum bersih tanpa sampah,
tapi masih terdapat alat dan bahan
praktikum.
Cukup
kompeten
Meja praktikum kurang bersih, dan
masih terdapat sampah, alat dan bahan
(2) praktikum.
kompeten
(1)
Meja praktikum tidak bersih dan
masih terdapat sampah, alat dan bahan
praktikum.
Skor total = 40
PETUNJUK PENGGUNAAN
C. Petunjuk Umum
3. Instrumen penilaian kinerja teknik peer assesmentinidigunakan untuk
menilai aspek kinerja pesertadidik (temansebaya) dalamkegiatan
pratikum biologi.
4. Sebelum melakukan penilaian, isilah identitas yang diperlukan dalam
lembar penilaian kinerja teknik peer assesment.
D. Petunjuk Khusus
9. Pesertadidik membentuk 2 kelompok besar yang terdiri atas kelompok
A dan kelompok B. Pastikan setiap pesertadidikdalam kelompok besar
mendapatkan nomor anggota.
10. Guru membagi alokasi waktu kegiatan praktikum ke dalam 2 sesi,
sesuai dengan jam matapelajaran. Sesi pertama, meminta kelompok A
melakukan kegiatan praktikum, dan kelompokB melakukan proses
penilaian. Sesi kedua, kelompok B melakukan kegiatan praktikum
dankelompok A melakukan proses penilaian.
11. Setiap anggotadalamkelompok akan mengamati dan menilai satu
nomor anggota yang sama. Anggota kelompok(1) dari kelompok A
akan diamati dan dinilai oleh nomor anggota (1) dari kelompokB,
begitupun sebaliknya.
12. Kegiatan praktikum dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan instruksi
dari guru matapelajaran.
13. Amatilah perilaku teman kalian, dengan cermat selama kegiatan
praktikum berlangsung.
14. Berilah tanda centang(√) pada lembar penilaian sesuai dengan hasil
pengamatan kalian.
15. Selamat melakukan penilaian dengan jujur dan adil, pastikan
peniliandilakukansecaraobjektif.
16. Serahkan penilaian hasil pengamatan Anda kepada bapak/ibu guru
mata pelajaran.
KISI-KISI INSTRUMENPEER ASSESSMENT PADA
PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI
No
Dimensi Indikator
No
Butir
1. Kualitas kerja
Mampu menyiapkan perlengkapan
praktikum (alat/bahan yang digunakan).
1
Mampu melakukan langkah-langkah
praktikum sesuai dengan prosedur kerja.
3
2. Ketepatan kerja
Mampu mengoperasikan alat praktikum. 2
Mampu mencatat hasil pengamatan
praktikum.
7
3. Inisiatif dalam bekerja Mampu membersihkan dan
mengembalikan alat yang telah
digunakan.
9
Mampu membersihkan meja praktikum 10
4. Kemampuan dalam
bekerja
Mampu berpartisipasi dalam kelompok
pada kegiatan praktikum.
4
Mampu mengamati hasil praktikum 6
5. Komunikasi
Mampu membuat kesimpulan hasil
pengamatan praktikum
8
Mampu berkomunikasi selama kegiatan
praktikum berlangsung.
5
RUBRIK INSTRUMEN PEER ASSESSMENT
PADA KEGIATAN PRATIKUM BIOLOGI KELAS XI
No Indikator Kriteria Keterangan
Alternatif
Jawaban
1. Mampu
menyiapkan
alatpraktikum.
Sangat
kompeten
(4)
Menyiapkan semua alat pratikum
danmengambil alat pratikum.
Kompeten
(3)
Tidak menyiapkan salah satu alat
praktikum
Cukup
kompeten
(2)
Tidak menyiapkan beberapa alat
praktikum.
kompeten
(1)
Tidak menyiapkan semua alat
praktikum
2. Mampu
menyiapkan
bahanpraktikum.
Sangat
kompeten
(4)
Menyiapkan semua bahan
praktikum dan mengambil bahan
pratikum.
Kompeten
(3)
Tidak menyiapkan salah satu
bahan praktikum
Cukup
kompeten
(2)
Tidak menyiapkan beberapa
bahan praktikum.
kompeten
(1)
Tidak menyiapkan semua bahan
praktikum
3. Mampu
mengoperasikan
alat praktikum.
Sangat
kompeten
(4)
Mengoperasikan alat praktikum
sesuai dengan prosedur
Kompeten
(3)
Mengoperasikan alat patikum
cukup sesuai dengan prosedur.
Cukup
kompeten
(2)
Mengoperasikan alat kurang
sesuai dengan prosedur.
Kompeten
(1)
Mengoperasikan alat tidak sesuai
dengan prosedur.
4.
Mampu
menggunakan
bahan
praktikum.
Sangat
kompeten
(4)
Menggunakan bahan praktikum
sesuai dengan prosedur.
Kompeten
(3)
Menggunakan bahan pratikum
cukup sesuai dengan prosedur.
Cukup
kompeten
menggunakan bahan pratikum
kurang sesuai dengan prosedur.
Di isi
oleh
siswa
(2)
Kompeten
(1)
Menggunakan bahan praktikum
tidak sesuai dengan prosedur.
5. Mampu
bekerjasama
dalam kelompok
pada kegiatan
praktikum.
Sangat
kompeten
(4)
Selalu aktif membantu teman
kelompok dan tidak pernah
mengerjakan hal-hal lain yang
tidak berhubungan dengan
kegiatan praktikum.
Kompeten
(3)
Aktif membantu dalam kelompok
tapi sekali mengerjakan hal-hal
lain yang tidak berhubungan
dengan kegiatan praktikum.
Cukup
kompeten
(2)
Kurang aktif membantu dalam
kelompok dan selalu mengerjakan
hal-hal lain yang tidak
berhubungan dengan kegiatan
praktikum.
kompeten
(1)
Tidak pernah aktif membantu
dalam kelompok dan selalu
mengerjakan hal-hal lain yang
tidak berhubungan dengan
kegiatan praktikum.
6. Berkomunikasi
selama kegiatan
praktikum
berlangsung.
Sangat
kompeten
(4)
Selalu mengajukan pertanyaan
dan
menyampaikannya dengan santun.
Kompeten
(3)
Selalu mengajukan pertanyaan
tapi dan
menyampaikannya kurang santun
Cukup
kompeten
(2)
Kurang mengajukan pertanyaan
dan
menyampaikannya kurang santun
kompeten
(1)
Tidak pernah mengajukan
pertanyaan
7. Ukuran
kemampuan
melakukan
pengamatan.
Sangat
kompeten
(4)
Mengamati hasil praktikum
dengan penuh minat (perhatian)
dan sangat teliti.
Kompeten
(3)
Mengamati hasil praktikum
dengan penuh minat
(perhatian) dan tapi kurang teliti.
Cukup
kompeten
(2)
Mengamati hasil praktikum
dengan kurang minat
(perhatian) dan kurang teliti.
kompeten
(1)
Tidak mampu mengamati hasil
praktikum.
8. Mencatat hasil
pengamatan
praktikum.
Sangat
kompeten
(4)
Mencatat hasil pengamatan secara
teratur dan mudah untuk
dipahami.
Kompeten
(3)
Mencatat hasil pengamatan secara
teratur tapi kurang mudah untuk
dipahami.
Cukup
kompeten
(2)
Mencatat hasil pengamatan secara
kurang teratur dan kurang mudah
untuk dipahami.
kompeten
(1)
Mencatat hasil pengamatan tapi
tidak teratur dan tidak mudah
untuk dipahami.
9. Membuat
kesimpulan hasil
pengamatan
praktikum.
Sangat
kompeten
(4)
Membuat kesimpulan hasil
pengamatan dengan menggunakan
kalimat yang tepat (jelas dan
benar).
Kompeten
(3)
Membuat kesimpulan hasil
pengamatan dengan menggunakan
kalimat yang jelas tapi kurang
benar.
Cukup
kompeten
(2)
Membuat kesimpulan hasil
pengamatan dengan menggunakan
kalimat yang kurang jelas dan
kurang benar
kompeten
(1)
Membuat kesimpulan hasil
pengamatan dengan menggunakan
kalimat yang tidak tepat (tidak
jelas dan tidak benar).
10.
Sikap tanggung
jawab terhadap
kegiatan
pratikum.
Sangat
kompeten
(4)
Membersihkan dan
mengembalikan alat pada
tempatnya.
Kompeten
(3)
Membersihkan alat tapi tidak
mengembalikan pada tempatnya.
Cukup
kompeten
(2)
Tidak membersihkan alat tapi
mengembalikan alat pada
tempatnya.
kompeten
(1)
Tidak membersihkan alat dan
tidak mengembalikan alat pada
tempatnya.
11.
Membersihkan
meja praktikum
Sangat
kompeten
(4)
Meja praktikum bersih tanpa
sampah, alat dan bahan
praktikum.
Kompeten
(3)
Meja praktikum bersih tanpa
sampah, tapi masih terdapat alat
dan bahan praktikum.
Cukup
kompeten
(2)
Meja praktikum kurang bersih,
dan masih terdapat sampah, alat
dan bahan praktikum.
kompeten
(1)
Meja praktikum tidak bersih dan
masih terdapat sampah, alat dan
bahan praktikum.
Skor total = 44
A. TUJUAN
1. Membuktikan bahwa aktivitas dan jenis kelamin berpengaruh
terhadap frekuensi pernapasan.
2. Mengukur kapasitas vital paru-paru masing-masing individu.
B. DASAR TEORI
Sistem pernapasan pada manusia merupakan sistem pernapasan yang
paling kompleks dan ditunjang oleh alat-alat yang kompleks pula. Alat
pernapasan terdiri dari rongga hidung, pangkal tenggorok (laring), batang
tenggorok (trakea), cabang tenggorok (bronkus), dan paru-paru (pulmo).
Volume paru-paru kurang lebih 5-6 liter. Volume udara pernapasan dapat
bermacam-macam tergantung besar kecil paru-paru, kekuatan bernapas
dan cara bernapas. Sedangkan cepat atau lambatnya manusia bernapas
dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun dari luar antara
lain umur, jenis kelamin, suhu tubuh dan aktivitas tubuh.
C. ALAT DAN BAHAN
Percobaan frekuensi pernapasan
Stop watch/ jam tangan
Percobaan kapasitas vital paru-paru
1. Jerigen ukuran 5 liter
2. Air
3. Selang air
4. Spidol besar
5. Baskom plastik
6. Bejana ukur
D. CARA KERJA
1. Percobaan frekuensi pernapasan
a. Letakan tangan di dadamu dan rasakan pernapasanmu! Kamu
dapat merasakan dadamu naik turun.
b. Tarik nafas dalam-dalam! Apa yang terjadi dengan rongga
dadamu?
c. Hitunglah frekunsi pernapasanmu dalam satu menit. Catat hasil
pengamatan pada tabel pengamatan!
d. Larilah ditempat selama 2 menit kemudian hitung kembali
frekunsi pernapasan. Catat hasil perhitungan pada tabel
pengamatan.
Kegiatan Nama Siswa Jenis
Kelamin
Frekunsi
Pernapasan
Atau Menit
Keadaan
biasa(duduk).
1.
2.
3.
4.
Keadaan
setelah berlari. Nama siswa Jenis
Kelamin
Frekunsi
Pernapasan
Atau Menit
1.
2.
3.
4.
Berdasarkan hasil kegiatan yang kamu lakukan, buatlah simpulan
tentang pengaruh kegiatan tubuh, jenis kelamin terhadap frekuensi
pernapasan!
Kesimpulan :
2. Percobaan kapasitas vital paru-paru
a. Isilah jerigen dengan air dengan cara membenamkan kedalam
baskom yang hampir penuh berisi air
b. Kemudian baliklah jerigen tersebut dengan cepat tanpa
mengangkatnya keluar dari air
c. Taruhlah salah satu ujung selang didalam mulut jerigen sedang
ujung selang satunya kamu pegang dekat dengan mulutmu
d. Hiruplah udara melalui hidungmu dalam-dalam dan hembuskan
napasmu dengan kuat melalui ujung selang ditanganmu.
e. Amatilah! Napasmu akan memaksa sebagian air keluar dari
jerigen. Tandailah tingkat air dengan spidol
f. Kosongkanlah jerigen dan isilah dengan air sampai pada tanda
yang kamu buat dan catat hasilnya.
g. Lakukanlah bergantian dengan teman kelompok dan catat
hasilnya.
Gambar.Susunan alat percobaan kapasitas vital paru-paru
Tabel hasil pengamatan
No Nama Siswa Kapasitas Vital Paru-Paru
1.
2.
3.
E. PERTANYAAN PRAKTEK
Diskusikan pertanyaan dibawah ini?
1. Apakah kapasitas vital paru-paru setiap orang berbeda-beda?
Jawab :
2. Apakah yang dimaksud dengan kapasitas vital paru-paru?
Jawab :
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi kapasitas vital paru-paru?
Jawab :
4. Buatlah simpulan hasil percobaan mu!
Jawab :
“Good luck”
A. TUJUAN
Siswa dapat lebih memahami bukti bahwa asap rokok dapat merusak paru
karna mngeandung tar dan nikotin.
B. DASAR TEORI
“Merokok menggangu kesehatan” barangkali merupakan istilah
yang tepat, namun sudah menjadi tidak populer dan tidak menarik bagi
perokok. Banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang tidak juga
berhenti merokok. Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung
komponen gas dan partikel seperti karbon monoksida dan karbondioksa,
tar, nikotin dan lain-lain yang dapat merusak paru-paru.
C. ALAT DAN BAHAN
1. 1 buah suntikan tinta print (bekas)
2. Selotip
3. Sebatang rokok dan korek api
4. Kapas atau tissue
D. CARA KERJA
1. Masukan kapas kedalam suntikan ( 3 cm dari ujung suntikan)
2. Tempelkan dengan selotip sebatang rokok diujung suntikan kemudian
nyalakan rokok.
3. Hisaplah dengan suntikan sampai rokok habis
4. Amati perubahan yang terjadi!
5. Gambarlah hasil percobaan kalian
E. PERTANYAAN PRAKTEK
1. Seandainya suntikan tinta dan kapas diibaratkan ruang paru-paru atau
alveolus, apa yang menempel didalamnya jika asap rokok masuk?
Jawab:
EFEK ROKOK
TERHADAP PARU-PARU
2. Jika kejadian semacam ini berlangsung terus menerus dalam waktu
yang lama, apa yang akan terjadi dalam paru-paru perokok?
Jawab:
3. Sebutkan kelainan penyakit pada sistem pernapasan manusia?
Jawab:
4. Apa yang dapat kamu simpulkan dari hasil percobaan diatas?
Jawab:
“Good luck”
RUBRIK PENILAIAN PENGAMATAN SIKAP
DALAM PROSES PRATIKUM BIOLOGI
(Oleh Guru)
A. Petunjuk :
1. Amatilah aktivitas siswa selama proses pratikum
2. Buatlah tanda (√) pada kolom yang tersedia untu siswa yang
melakukan aktivitas sesuai dengan aspek pengamatan yang ada
B. Aspek Pengamatan
1. Menyalami guru ketika masuk dalam labor
2. Memperhatikan arahan yang diberikan guru dengan antusias
3. Mampu menjawab atau menanggapi pertanyaan dari guru dan
teman
4. Dapat berkaloborasi antara guru dan siswa dalam mengerjakan
soal-soal yang disajikan dalam bentuk instrumen
5. Membaca instrumen dengan antuasias
6. Menampilkan hasil yang telah dikerjakan
7. Tidak mencotek ketika mengisi angket dan soal latihan
8. Memulai dan mengakhiri sesuatu dengan berdoa
C. Tabel Pengamatan
Pertemuan 1
No
Nama siswa Aspek pengamatan
1 2 3 4 5 6 7 8
1. A P √ √ √ - - √ √ √
2. A M √ √ - √ √ - √ √
3. A H P √ - √ √ √ - √ √
4. A S √ √ √ - √ √ √ √
5. D V √ √ √ - √ √ √ √
6. D A √ √ - √ √ √ √ √
7. D S √ √ √ √ √ √ - √
8. D V √ - - √ √ √ √ √
9. D Y √ √ - √ √ √ √ √
10. E J √ √ √ √ - √ √ √
11. E O B √ √ √ - √ √ √ √
12. E I √ √ - - √ √ √ √
13. F R √ √ √ - √ √ √ √
14. I M K √ √ √ √ - √ √ √
15. I D P √ - √ √ √ √ √ √
16. K I √ √ - - √ √ √ √
17. M Z √ √ - √ √ √ √ √
18. M I K √ √ √ - √ √ √ √
19. M A √ - √ - √ √ √ √
20. N H √ √ - √ √ √ √ √
21. O I √ √ √ √ - - √ √
22. P A A √ - - - √ - - √
23. R A √ √ √ √ - √ √ √
24. R A √ √ √ √ - √ √ √
25. R F √ √ √ √ - √ √ √
26. R M V √ √ - √ √ √ √ √
27. R √ - √ √ √ √ √ √
28. T A √ √ √ √ - √ √ √
29. T G I √ - √ √ √ - √ √
30. W P √ √ - √ √ - - √
31. W T A √ - - √ √ √ √
32. Y A √ √ √ √ √ - - √
33. Y S √ √ - √ √ - √ √
Pertemuan 2
No
Nama siswa Aspek pengamatan
1 2 3 4 5 6 7 8
1. A P √ √ - √ √ √ √ √
2. A P √ - - √ √ √ √ √
3. A H P √ √ √ √ - √ √ √
4. A S √ √ - √ √ √ √ √
5. D V √ √ √ - √ √ √ √
6. D A √ √ √ √ - √ √ √
7. D S √ √ - √ √ √ √ √
8. D V √ √ √ √ - √ √ √
9. D A √ √ √ √ - √ √ √
10. D S √ √ - √ √ √ √ √
11. D V √ √ √ √ √ - √ √
12. D Y √ √ - √ √ √ √ √
13. E J √ √ √ √ - √ √ √
14. E O B √ √ √ √ - √ √ √
15. E I √ √ - √ √ √ √ √
16. F R √ √ √ √ √ - √ √
17. I M K √ - √ √ √ √ √ √
18. I D P √ √ - √ √ √ √ √
19. K I √ √ √ - √ √ √ √
20. M Z √ √ - √ √ √ √ √
21. M I K √ √ √ - √ √ √ √
22. M A √ √ - √ √ √ √ √
23. N H √ √ √ √ √ √ - √
24. O I √ √ - √ √ √ √ √
25. P A A √ - √ - - - - √
26. R M V √ - - √ √ √ √ √
27. R √ √ √ √ √ √ √ √