desain didaktis konsep fungsi komposisi pada siswa sma kelas...
TRANSCRIPT
i
DESAIN DIDAKTIS KONSEP FUNGSI KOMPOSISI PADA
SISWA SMA KELAS X
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh:
ZAHRINA EGA SYAHRANI
NIM.1113017000023
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
ii
iii
i
ABSTRAK
Zahrina Ega Syahrani (NIM: 1113017000023). Desain Didaktis Konsep Fungsi
Komposisi pada Siswa SMA Kelas X. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Januari 2020.
Tujuan dari Penelitian ini adalah mengidentifikasi hambatan epistimologis siswa
yang difokuskan dengan indikator Kastolan pada pembelajaran fungsi terutama
pada materi fungsi komposisi dan mengatasinya dengan mengembangkan desain
pembelajaran matematika di SMA. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 5
Tangerang Selatan. Metode penelitian yang dilakukan adalah Didactical Design
Research (DDR). Metode ini penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu
analisis sebelum pembelajaran (prospektif), pada saat pembelajaran
(metapedadidaktik) dan setelah pembelajaran (retrosfektif). Berdasarkan hasil studi
pendahuluan, dari 71 siswa yang mengikuti tes identifikasi learning obstacle,
44,52% dari total siswa tersebut mengalami hambatan epistimologis pada materi
fungsi komposisi. Untuk mengatasi hambatan epistimologis siswa pada konsep
fungsi komposisi diperlukan rancangan pembelajaran yang dikembangkan
berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa, repersonalisasi, dan rekontekstualisasi
sehingga menghasilkan desain didaktis hipotesis yang terdiri dari Hypothetical
Learning Trajectory (HLT) yang memuat berbagai aktifitas siswa berupa situasi
didaktis dan penugasan serta prediksi respon berikut dengan antisipasinya serta
menghasilkan Lembar Kerja Siswa (LKS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
desain didaktis yang diberikan dapat mengatasi kesulitan siswa, hal tersebut dapat
terlihat dari efektifnya antisipasi yang diberikan untuk mengatasi kesulitan-
kesulitan siswa saat pembelajaran
Kata Kunci : Didactical Design Research (DDR), Hambatan Epistimologis,
Fungsi Komposisi, Hypothetical Learning Trajectory (HLT)
ii
ABSTRACT
Zahrina Ega Syahrani (NIM: 1113017000023). Didactical Design of
Function Composition Concept in Tenth Grade Senior High School. Thesis of
Mathematics Education at Faculty of Tarbiyah and Teacher Training of State
Islamic University Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta, January 2020.
The purpose of this study is to identify the epistemological obstacle focused to
Kastolan indicator in the function especially function composition and overcome
them by developing mathematical learning designs in high school. This research
was held at SMAN 5 Tangerang Selatan. The research method is Didactical
Design Research (DDR). This method is consists of three stages, namely analysis
before learning (prospective analysis), during learning (metapedadactic), and
after learning (prospective). Based on the results of the pre research, 44,52% of
71 students who took the identification of student obstacle testhad
epistimological obstcales on the concept of function composition. To overcome
the epistemological obstacles in the concept of function composition, are needed
learning design that are developed based of student’s learning obstacle,
repersonalization, and recontextualization, so that it results the Hypothetical
Learning Trajectory (HLT) which composed the various student activities and
predictions of student responses follows with the anticipation, and result the
Generates Student Worksheet. The results of the study show that the design can
be used to overcome student difficulties, it can be seen from the effectiveness of
anticipation given to overcome student difficulties during learning.
Keywords: Didactical Design Research (DDR), Epistemological Obstacle,
Function Composition, Hypothetical Learning Trajectory (HLT)
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta umatnya.
Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan
pada program studi pendidikan matematika. Penulis menyadari masih terdapat
berbagai kesulitan dan hambatan yang dihadapi. Berkat doa dan dukungan dari
berbagai pihak, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Sururin M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Gusni Satriawati, M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Lia Kurniawati, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I yang telah berkenan
meluangkan waktunya untuk membimbing, memotivasi, dan memberikan
semangat selama proses penulisan skripsi. Semoga Ibu selalu diberikan
kesehatan dan kemudahan dari Allah SWT.
5. Ramdani Miftah, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah berkenan
meluangkan waktunya untuk membimbing, memotivasi, dan memberikan
semangat selama proses penulisan skripsi. Semoga Bapak selalu diberikan
kesehatan dan kemudahan dari Allah SWT.
6. Dr. Kadir, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan dukungan, arahan, dan perhatian mulai dari penulis menjadi
mahasiswa baru hingga selesainya penulisan skripsi. Semoga Bapak selalu
diberikan kesehatan dan kemudahan dari Allah SWT.
7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu
iv
selama penulis berada di bangku perkuliahan. Semoga ilmu yang bapak dan
Ibu berikan mendapat keberkahan-Nya.
8. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan kemudahan dalam proses administrasi.
9. Bapak Kepala Sekolah, Bapak Wakasek Kurikulum, dan Ibu Mata Pelajaran
Matematika Peminatan kelas X SMAN 5 Tangerang Selatan yang telah
mengizinkan peneliti dalam melakukan observasi, sehingga mempermudah
peneliti dalam memperoleh data. Semoga Bapak dan Ibu diberikan
kesehatan dan dalam lindungan-Nya
10. Teristimewa dan terkasih untuk Ayahanda Joko Syahrianto, Ibunda Siti
Makbulah yang telah mendukung secara moril dan materil, memotivasi,
memberi arahan, dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi.
Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan, kemudahan, serta
kebahagiaan teruntuk Ayahanda, Ibunda.
11. Saudara kandung penulis, Ahmad Auzan Varian Syahputra dan Azzam
Hakam Ghifari yang telah menyemangati dan selalu mengingatkan penulis
dalam menyelesaikan skripsi. Semoga Allah SWT selalu memberikan
kesehatan, kemudahan dalam meyelesaikan studi, serta kebahagiaan.
12. Keluarga besar H. Mamat yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan
do’a, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Semoga amal baik ini
dapat diterima oleh Allah SWT.
13. Sahabat selama perkuliahan, Durotus Soliha yang tak pernah lelah
mendengarkan keluh kesah penulis dari awal menjadi mahasiswa baru
hingga selesai penulisan skripsi.
14. Sahabat terkasih dan teman seperjuangan skripsi Iffat Sahar dan Annisa Nur
Amalina yang selalu mendampingi penulis selama proses penyusunan
skripsi. Semoga kebaikan ananda sekalian diterima oleh Allah SWT.
15. Teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2013 yang
selalu memotivasi, bertukar informasi dan ilmu yang dimiliki.
v
16. Teman-teman angkatan 2014, Mae dan Ines yang senantiasa memberikan
dukungan dan waktunya, semoga kebaikan ananda sekalian diterima oleh
Allah SWT.
17. Teman seperjuangan PPKT MTsN 3 Jakarta Pepin, Isma, Uyun, Lia, Ipi,
Faiq, Ayu, Dilah, Wida, Maul dan Abu yang selalu menyemangati,
memotivasi, dan memberikan dukungan selama 4 bulan PPKT. Semoga
selalu dalam lindungan-Nya.
18. Sahabat sedari kecil Anya Kurniadi Putri yang selalu menyemangati,
memotivasi, dan memberikan dukungan moril. Semoga selalu dalam
lindungan-Nya.
Ucapan terima kasih yang ditunjukkan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah selalu melimpahkan
rahmat-Nya dan memberikan perlindungan baik dunia maupun akhirat. Aamin
Aamiin ya rabbal’alamin.
Akhir kata penulis memohon maaf atas segala kesalahan dalam penulisan
skripsi ini. Kritik dan saran dari siapapun yang membaca skripsi ini akan penulis
terima dengan hati yang lapang. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi banyak orang khususnya bagi yang membaca.
Jakarta, Januari 2020
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... i
ABSTRACT ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 8
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 8
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 8
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................. 10
A. Konsep Materi Fungsi .......................................................................... 10
B. Learning Obstacle ................................................................................ 14
C. Didactical Design Research (DDR) ..................................................... 20
D. Teori-teori Belajar yang Terkait........................................................... 22
E. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 27
F. Kerangka Berpikir ................................................................................ 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 31
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 31
B. Subjek Penelitian .................................................................................. 31
C. Metode Penelitian................................................................................. 31
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 33
E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 35
A. Analisis Prospektif ............................................................................... 35
1. Analisis Learning Obstacle Materi Fungsi Komposisi .................. 35
vii
2. Repersonalisasi dan Rekontektualisasi .......................................... 61
3. Pengembangan Desain Didaktis ..................................................... 68
B. Analisis Metapedadidaktik ................................................................... 82
C. Analisis Retrosfektif............................................................................. 104
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 115
A. Kesimpulan .......................................................................................... 115
B. Saran ..................................................................................................... 116
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 118
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tingkat Kesulitan Materi Komposisi Fungsi ................................... 18
Tabel 4.1 Persentase Hambatan Belajar Siswa Materi Fungsi Komposisi ...... 36
Tabel 4.2 Persentase Hamabatan Belajar Siswa pada Materi Fungsi Komposisi
dari Setiap Jenis Hambatan .............................................................................. 38
Tabel 4.3 Jenis Hambatan Beserta Keterangan yang dialami Siswa pada Materi
Fungsi Komposisi............................................................................................. 39
Tabel 4.4 Tabel Hasil Observasi Metapedadidaktik ........................................ 99
Tabel 4.5 HLT Awal dan HLT yang Direvisi .................................................. 111
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram Panah ............................................................................. 11
Gambar 2.2 Diagram Panah ............................................................................. 12
Gambar 2.3 Fungsi Komposisi ......................................................................... 14
Gambar 2.4 Definisi Fungsi Komposisi ........................................................... 14
Gambar 2.5 Kesulitan Siswa dalam Memahami Konsep Fungsi ..................... 16
Gambar 2.6 Kesulitan Siswa dalam Menentukan Komposisi Fungsi .............. 17
Gambar 2.7 Kesulitan dalam Menentukan Fungsi Lain apabila Diketahui Fungsi
Komposisi ........................................................................................................ 17
Gambar 2.8 Segitiga Kansanen yang Telah diperbaiki oleh Didi Suryadi ...... 21
Gambar 2.9 Skema Prosedur Penelitian ........................................................... 30
Gambar 4.1 Contoh siswa yang mengalami hambatan konseptual pada soal nomor
1B ..................................................................................................................... 42
Gambar 4.2 Contoh siswa yang tidak mengalami hambatan konseptual pada soal
nomor 1B .......................................................................................................... 42
Gambar 4.3 Contoh Siswa yang Mengalami Hambatan Teknik Operasional pada
Soal Nomor 1B ................................................................................................. 43
Gambar 4.4 Contoh Siswa yang Mengalami Hambatan Teknik Operasional pada
Soal Nomor 1C ................................................................................................. 44
Gambar 4.5 Tabel untuk Menguji Pemahaman Konsep Fungsi Komposisi pada
Siswa ................................................................................................................ 45
Gambar 4.6 Contoh Siswa yang Mengalami Hambatan Konseptual pada Soal
Nomor 1D......................................................................................................... 45
Gambar 4.7 Instrumen Learning Obstacle Nomor 2 ....................................... 46
Gambar 4.8 Contoh Siswa yang Mengalami Hambatan Konseptual pada Soal
Nomor 2 ........................................................................................................... 46
Gambar 4.9 Contoh Siswa yang Mengalami Hambatan Teknik Operasional pada
Nomor 2 ........................................................................................................... 47
Gambar 4.10 Contoh Siswa yang Mengalami Hambatan Prosedural pada Soal
Nomor 3 ........................................................................................................... 49
x
Gambar 4.11 Siswa yang Memiliki Hambatan Teknik Operasional pada Soal
Nomor 3 ........................................................................................................... 50
Gambar 4.12 Siswa yang Tidak Memiliki Hambatan Teknik Operasional pada
Soal Nomor 3 ................................................................................................... 50
Gambar 4.13 Instrumen Learning Obstacle Nomor 4 ..................................... 51
Gambar 4.14 Siswa yang Memiliki Hambatan Konseptual pada Soal Nomor
4 ........................................................................................................................ 52
Gambar 4.15 Siswa yang Tidak Memiliki Hambatan Konseptual pada Soal Nomor
4a ...................................................................................................................... 52
Gambar 4.16 Siswa yang Memiliki Hambatan Prosedural pada Soal Nomor
4 ........................................................................................................................ 53
Gambar 4.17 Siswa yang Memiliki Hambatan Prosedural pada Soal Nomor
5 ........................................................................................................................ 54
Gambar 4.18 Siswa yang Memiliki Hambatan Teknik Operasional pada Soal
Nomor 5 ........................................................................................................... 54
Gambar 4.19 Siswa yang Memiliki Hambatan Prosedural pada Soal Nomor
5 ........................................................................................................................ 55
Gambar 4.20 Siswa yang Memiliki Hambatan Teknik Operasional pada Soal
Nomor 5 ........................................................................................................... 56
Gambar 4.21 Siswa yang Memiliki Hambatan Konseptual pada Soal Nomor
6 ........................................................................................................................ 56
Gambar 4.22 Siswa yang Memiliki Hambatan Teknik Operasional pada Soal
Nomor 6 ........................................................................................................... 57
Gambar 4.23 Instrumen Learning Obstacle Nomor 7B ................................... 58
Gambar 4.24 Siswa yang Memiliki Hambatan Konseptual pada Soal Nomor
7B ..................................................................................................................... 59
Gambar 4.25 Peta Konsep Fungsi Komposisi.................................................. 62
Gambar 4.26 Penyajian Masalah Fungsi Komposisi pada Buku ..................... 63
Gambar 4.27 Penyajian Sifat Komutatif, Identitas dan Asosiatif pada Buku .. 64
Gambar 4.28 Alur Pembelajaran Materi Fungsi Komposisi ............................ 65
Gambar 4.29 Bagan Indikator Pencapaian Kompetensi dari Pertemuan 1-4 ... 70
xi
Gambar 4.30 Masalah Mengenai Konsep Fungsi ............................................ 71
Gambar 4.31 Diagram Panah untuk Membentuk Konsep Fungsi Komposisi . 71
Gambar 4.32 Tabel Mengenai Bentuk Fungsi Komposisi ............................... 72
Gambar 4.33 Tabel yang Disajikan pada Tugas II ........................................... 73
Gambar 4.34 Bentuk Tabel yang Disajikan pada Tugas I ............................... 75
Gambar 4.35 Contoh Diagram Panah Fungsi Komposisi yang Sesuai
Aturan ............................................................................................................... 76
Gambar 4.36 Diagram Panah Fungsi f(x), g(x), h(x) dan I(x) ......................... 76
Gambar 4.37 Langkah-Langkah Menentukan Keberlakuan Sifat Komutatif .. 77
Gambar 4.38 Langkah-Langkah Menentukan Keberlakuan Sifat Identitas ..... 77
Gambar 4.39 Langkah-Langkah Menentukan Keberlakuan Sifat Asosiatif .... 78
Gambar 4.40 Pengertian dan Diagram Panah Fungsi Komposisi .................... 78
Gambar 4.41 Soal Kontekstual Berkaitan dengan Materi Fungsi Komposisi . 79
Gambar 4.42 Penulisan Permisalan Fungsi f(x) dan fungsi g(x) ..................... 80
Gambar 4.43 Ciri-Ciri Variabel, Koefisien dan Konstanta pada LKS ............. 80
Gambar 4.44 Tabel Pengelompokkan Variabel, Koefisien dan Konstanta ...... 81
Gambar 4.45 Kotak Permisalan Fungsi f(x) dan g(x) ...................................... 82
Gambar 4.46 Kotak Definisi dan Kegunaan Fungsi Komposisi ...................... 82
Gambar 4.47 Hasil Pengerjaan Siswa yang Telah Diberi Antisipasi Tambahan
untuk Mencari Fungsi g(x) ............................................................................... 89
Gambar 4.48 Hasil Pengerjaan Siswa yang Telah Diberi Antisipasi Tambahan
pada Soal Mencari Fungsi f(x) ......................................................................... 91
Gambar 4.49 Hasil Pengerjaan Siswa yang Telah Diberi Antisipasi pada Fungsi
(fogoh)(x) ......................................................................................................... 93
Gambar 4.50 Contoh Fungsi Komposisi yang Dijadikan Antisipasi ............... 94
Gambar 4.51 Hasil Pengerjaan Siswa yang Telah Diberi Antisipasi Tambahan
pada Sifat Asosiatif .......................................................................................... 95
Gambar 4.52 Kotak Pengingat Kegunaan Fungsi f(x) dan g(x)....................... 97
Gambar 4.53 Jawaban Siswa yang telah Diberi Antisipasi pada Soal Menentukan
Jumlah Euro dan Rupiah .................................................................................. 97
xii
Gambar 4.54 Jawaban Siswa yang telah Diberi Antisipasi untuk Menentukan
Fungsi Dollar ke Rupiah .................................................................................. 98
Gambar 4.55 Revisi LKS Pertemuan Pertama ................................................. 105
Gambar 4.56 Revisi LKS Pertemuan Kedua untuk Mencari Fungsi f(x) ........ 108
Gambar 4.57 Revisi Lembar Kerja Siswa pada Sifat Asosiatif ....................... 109
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi Soal Identifikasi Learning Obstacle Fungsi Komposisi 118
Lampiran 2 Penyelesaian Soal Identifikasi Learning Obstacle ....................... 125
Lampiran 3 Desain Pembelajaran .................................................................... 129
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................. 149
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa ..................................................................... 162
Lampiran 6 Lembar Observasi Metapedadidaktik ........................................... 184
Lampiran 7 Rekapitulasi Lembar Observasi Metapedadidaktik ...................... 202
Lampiran 8 Desain Pembelajaran Revisi ......................................................... 203
Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa Revisi .......................................................... 227
Lampiran 10 Dokumentasi ............................................................................... 243
Lampiran 11 Surat Keterangan Izin Penelitian ................................................ 244
Lampiran 12 Uji Referensi ............................................................................... 245
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu kegiatan penting yang akan dilakukan oleh manusia
seumur hidup. Belajar akan mengubah taraf hidup manusia menjadi lebik baik, baik
secara stastus sosial maupun tingkat kewibawaan mereka dalam komunitasnya.
Menurut Kimble (1961: 6) belajar adalah perubahan yang relatif permanen di dalam
behavioral potentionality (potensi behavioral) sebagai akibat dari reinforce
practice (praktik yang diperkuat). Senada dengan hal tersebut, Mayer (1982: 1040)
menyebutkan bahwa belajar adalah menyangkut adanya perubahan perilaku yang
relatif permanen pada pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman.1
Ciri hasil belajar adalah perubahan, seseorang dikatakan sudah belajar apabila
perilakunya menunjukkan perubahan, dari awalnya tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak terampil
menjadi terampil.2 Secara keseluruhan dapat diartikan bahwa perubahan perilaku
yang dialami manusia didasarkan oleh pengalamannya dalam menemui berbagai
macam masalah dan bagaimana caranya untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Hal tesebut berkaitan erat dengan cara manusia berpikir. Dengan belajar manusia
dapat mengubah atau meningkatkan cara berpikirnya masing-masing dan begitu
juga sebaliknya, manusia tidak dapat dikatakan belajar apabila tidak terjadi
perubahan perilaku atau perubahan pola pikir.
Mengubah pola pikir dan perilaku seseorang menjadi lebih baik dengan proses
pembelajaran dibutuhkan waktu yang lama dan proses yang panjang. Dibutuhkan
metode pembelajaran dan bahan ajar yang tepat agar proses belajar dapat berjalan
dengan sebagaimana mestinya dan tujuan pembelajaran dapat tercapai seefisien
mungkin. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan , kenyataan yang ada
di lapangan menunjukan, masih banyak siswa siswi yang tidak belajar dengan
maksimal. Siswa hanya menghafal tanpa mengetahui makna konsep secara utuh
1 Karwono dan Heni Mularsih, Belajar dan Pembelajaran, (Depok: Rajawali Pers, 2017)
hal. 13 2 ibid
2
sehingga memori tidak tersimpan pada memori jangka panjang, sehingga siswa
mudah melupakan konsep yang telah dipelajari. Guru memiliki peran yang penting
untuk menuntun dan mengarahkan siswa membangun konsepnya sendiri dan
menjadikan pembelajaran yang bermakna.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peran
penting bagi kehidupan manusia. Hampir segala aspek yang akan kita temui selalu
bersinggungan dengan konsep matematika. Contohnya seperti cara mendapatkan
keuntungan maksimum dengan menggunakan konsep program linier, bentuk
bangunan dengan konsep bangun ruang, menghitung luas tanah dengan konsep
bangun datar, dan masih banyak lagi. Matematika juga dapat membuat pola pikir
seseorang menjadi lebih logis, terperinci dan sistematis. Berdasarkan uraian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan salah satu mata
pelajaran penting yang memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan sehari-hari.
Hal tersebut menyebabkan matematika wajib untuk dipelajari sehingga mau tidak
mau, suka tidak suka semua siswa harus mempelajarinya.
Permendiknas no. 22 tahun 2006 dipaparkan bahwa mata pelajaran
matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:1 (1)
Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,
dalam pemecahan masalah. (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti,
atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. (3) Memecahkan masalah
yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. (4)
Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah. (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah.
1Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
3
Pemaparan dari Permendiknas No. 22 Tahun 2006 merupakan pemaparan
mengenai tujuan dari pembelajaran matematika secara garis besar, namun untuk
lebih terperincinya setiap materi pada pelajaran matematika yang akan dipelajari
oleh siswa memiliki tujuan pembelajaran dan cara untuk mencapai tujuan yang
berbeda-beda pula. Tujuan pembelajaran yang lebih terperinci pada setiap
materinya adalah sesuatu yang biasa kita kenal dengan sebutan KD (Kompetensi
Dasar). Terdapat empat kompetensi yang mencakup tujuan kurikulum, yaitu
kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
Kompetensi yang ditekankan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa
adalah kompetensi 3 tentang pengetahuan dan kompetensi 4 tentang keterampilan.
Adapun kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan sebagai berikut:2
1. Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengatahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
2. Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi yang lebih terperinci dari kompetensi inti adalah kompetensi
dasar. Kompetensi dasar memaparkan lebih detail mengenai standar kemampuan
apa saja yang harus dikuasi oleh siswa berdasarkan mata pelajaran dan materi yang
akan dipelajari. Berikut adalah kompetensi dasar pada pelajaran matematika wajib
kelas X tentang materi fungsi komposisi:3
2 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016
Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar 3 Ibid, hal. 59
4
1. Kompetensi Dasar 3.6
Menjelaskan operasi komposisi pada fungsi dan operasi invers pada fungsi
invers serta sifat-sifatnya serta menentukan eksistensinya
2. Kompetensi Dasar 4.6
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi komposisi dan operasi
invers suatu fungsi
Berdasarkan prinsip metodologis, prinsip prikologis, prinsip logis, dan prinsip
tujuan, maka taksonomi disusun menjadi suatu tingkatan yang menunjukkan tingkat
kesulitan. Bloom dalam ranah kognitif yang telah direvisi oleh Anderson dan
Krathwohl mengkategorikan taksonomi pada ranah kognitif menjadi enam
tingkatan, yaitu (1) mengingat (remember), (2) memahami/mengerti (remember),
(3) menerapkan (apply), (4) menganalisis (analyze), (5) mengevaluasi (evaluate),
dan (6) menciptakan (create).4 Apabila dikaitkan antara kompetensi dasar pada
materi fungsi komposisi dengan taksonomi bloom, maka kompetensi tertinggi yang
ingin dicapai terdapat pada C4 atau menganalisis.
Kenyataan dilapangan menunjukan bahwa siswa masih banyak mengalami
kesulitan pada tingkatan C2. Fajar Sri dalam penelitiannya yang berjudul
“Kesulitan Siswa pada Materi Komposisi Fungsi dan Fungsi Invers di Kelas XII
SMA Negeri 1 Darussalam” menyatakan bahwa kesulitan siswa pada materi fungsi
adalah sebagai berikut:
1. Siswa kesulitan dalam menentukan persamaan yang merupakan fungsi dan yang
bukan fungsi
2. Siswa kesulitan dalam menentukan komposisi fungsi dari dua buah fungsi
3. Siswa kesulitan dalam menentukan suatu fungsi apabila diketahui komposisi
fungsi dan salah satu fungsi yang lain
Sejalan dengan Fajar Sri, Nawal Ika Susanti dan Siswi Yulaida dalam
penelitiannya yang berjudul “Analisis Kesulitan Siswa dalam Pemahaman Materi
Fungsi Komposisi Siswa Kelas XI Semester 2 MAN Pesanggrahan Tahun Pelajaran
4 Imam Gunawan dan Anggarini Retno P “Taksonomi Bloom – Revisi Ranah Kognitif:
Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Penilaian”, Jurnal Pendidikan Dasar
dan Pembelajaran. Vol. 2. No. 2. 2012, hal. 105.
5
2014-2015” menyatakan kesulitan yang dialami siswa dikarenakan siswa belum
memahami konsep fungsi secara utuh.
Terdapat tujuh butir indikator mengenai konsep pada materi fungsi. Nawal
Ika Susanti dan Siswi Yulaida telah mengelompokkan tingkat kesukaran dari tiap-
tiap indikator yang telah dijabarkan. Indikator tersebut dikategorikan berdasarkan
hasil dari pengujian instumen. Terdapat satu indikator dengan kategori tingkat
kesukaran yang sangat tinggi, satu indikator yang lainnya yang memiliki tingkat
kesukaran yang tinggi, dan lima indikator dengan tingkat kesukaran yang sedang.
Berdasarkan penginterpretasian dari indikator yang telah diuji dapat dilihat bahwa
tidak ada satupun indikator dengan tingkat kesukaran yang rendah yang berarti
bahwa siswa masih kesulitan untuk menyelesaikan masalah mengenai konsep pada
materi fungsi.
Nawal Ika Susanti dan Siswi Yulaida juga mengatakan bahwa faktor-faktor
yang menyebabkan kesulitan siswa dalam pemahaman materi fungsi komposisi
berasal dari faktor intern dan faktor ekstern sebagai berikut penyebab kesulitan
siswa yang berasal dari faktor intern adalah bakat siswa. Penyebab kesulitan siswa
yang berasal dari faktor ekstern adalah pada kualitas guru yang meliputi penguasaan
materi yang belum pas dengan keadaan siswa melihat siswa kurang bakat dalam
matematika, kejelasan menerangkan, dan pada metode yang digunakan dalam
proses pembelajaran serta terletak pada teman bergaul, dimana hal ini dilakukan
teman sekelas yang mengganggu waktu belajar berlangsung.5
Berdasarkan pemaparan mengenai faktor-faktor penyebab kesulitan yang
dialami siswa yang telah dipaparkan oleh peneliti sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa selain faktor intern, faktor ekstern juga memiliki pengaruh yang
besar terhadap pencapaian siswa dalam memahami konsep fungsi. Guru tidak
memiliki peran yang besar dalam merubah faktor intern seperti minat, bakat dan
lain-lain yang dapat menghambat proses belajar siswa dikelas, tetapi sebaliknya
guru memiliki peran yang sangat besar untuk meminimalisir faktor-faktor ekstern
5 Nawal Ika Susanti dan Siswi Yulaida, “Analisis Kesulitan Siswa dalam Pemahaman
Materi Fungsi Komposisi Siswa Kelas XI Semester 2 MAN Pesanggaran Tahun Pelajaran 2014-
2015”, Pancaran Pendidikan. Vol. 4 No. 4, 2015, hal. 110.
6
penyebab kesulitan siswa. Untuk itu, guru dituntut kekreativitasannya dalam
memilih atau bahkan menciptakan metode pembelajaran yang menyenangkan bagi
siswa.
Selain metode pembelajaran, bahan ajar juga menjadi salah satu penunjang
dalam keberhasilan siswa di kelas. Hal tersebut dikarenakan bahan ajar adalah
media untuk guru menyajikan matrei yang akan disampaikan. Hambatan belajar
yang dialami siswa dapat diminimalisir dengan menggunakan bahan ajar yang
tepat. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sering kita temui, pada dasarnya hanya
berisikan rangkuman materi yang minim dan contoh soal yang rumit sehingga
memungkinkan timbulnya hambatan belajar (learning obstacle).
Salah satu bahan ajar yang sering digunakan adalah buku Matematika Edisi
Revisi 2017 yang diterbitkan langsung oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 2017. Terdapat beberapa kekurangan
yang dapat ditemukan khususnya pada materi fungsi komposisi. Disajikan sebuah
permasalahan mengenai hasil tukar uang Dollar ke Ringgit dan Rupiah. Soal yang
disajikan sudah sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan sisi positifnya
hal tersebut dapat memunculkan kesadaran siswa terhadap seberapa penting dan
bergunanya materi yang sedang diajarkan, namun pernyataan yang disajikan kurang
menjurus pada persoalan komposisi fungsi. Peserta didik hanya diminta mencari
hasil tukar uang Dollar ke Ringgit dan Ringgit ke Rupiah, dan tidak ada pertanyaan
untuk mengubah Dollar langsung ke Rupiah. Selain itu, untuk penguatan konsep
yang disajikan pada bahan ajar tersebut terlalu banyak simbol sehingga sulit untuk
dipahami oleh peserta didik yang baru mengenal konsep fungsi komposisi
Desain didaktis merupakan rancangan pembelajaran berupa bahan ajar yang
dibuat berdasarkan penelitian learning obstacle pada pembelajaran matematika
yang telah muncul sebelumnya. Desain didaktis dirancang dengan tujuan untuk
mengatasi atau mengurangi learning obstacle yang muncul, agar siswa mampu
memahami konsep suatu materi dalam matematika secara utuh.6 Bahan ajar yang
6 Lusi Siti Aisah dan Kusnandi dan Kartika Yulianti, Desain Didaktis Konsep Luas
Permukaan Dan Volume Prism a Dalam Pembelajaran Matematika SMP. Jurnal Matematika Dan
Pendidikan Matematika . Vol. 1, No. 1, Feb 2016, Hal. 16
7
dibuat secara spesifik langsung mengarah pada hambatan belajar yang dialami
siswa sehingga hambatan belajar yang dialami dapat teratasi. Apabila bahan ajar
yang digunakan tidak dapat memberikan hasil yang diharapkan, maka bahan ajar
tersebut dapat diteliti ulang dan dapat disusun kembali agar dapat mengatasi
hambatan belajar yang dialami oleh siswa tersebut.
Secara garis besar, desain didaktis terdiri dari tiga tahap dalam menyusun dan
menciptakan bahan ajar berdasarkan hambatan belajar, yaitu pada saat sebelum
proses pembelajaran, pada saat proses pembalajaran dan pada saat sesudah proses
pembelajaran. Tahap yang pertama yaitu tahap analisis situasi diaktis sebelum
pembelajaran. Pada tahap ini, guru terlebih dahulu memilih materi apa yang akan
dijadikan sebagai bahan penelitian. Materi tersebut lalu dianalisis dan untuk
dibuatkan instrumen berdasarkan indikator untuk menguji learning obstacle.
Setelah dilakukan uji instrumen, penulis dapat menganalisis dan mengelompokkan
learning obstacle untuk merancang bahan ajar.
Tahap kedua yaitu Analisis Metapedadidaktik. Hal-hal yang dilakukan pada
saat tahap ini yaitu mengimplementasikan bahan ajar yang telah didesain
berdasarkan learning obstacle. Pada tahap ini, mulai terjadinya hubungan
pedagogis dan hubungan didaktis antara siswa, metari dan guru. Guru dapat
menganalisis dan mengantisipasi hubungan didaktis yang terjadi antara siswa
dengan materi.
Tahap ketiga adalah tahap Analisis Retrosfektif yakni analisis yang
mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotesis dengan hasil analisis
metapedadidaktik.7 Pada tahap ini peneliti menganalisis apakah desain bahan ajar
yang telah dirancang pada tahap pertama dapat memberikan pengaruh terhadap
pemahaman siswa atau malah sebaliknya. Apabila perubahan pada pemahaman
siswa tidak sesuai dengan apa yang diinginkan atau malah dapat menimbulkan
miskonsepsi, maka desain bahan ajar akan direvisi.
7 Didi Suryadi, “Didactical Design Research (DDR) dalam Pengembangan Pembelajaran
Matematika”. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika STKIP
Siliwangi Bandung. Vol. 1, 2013, hal. 12
8
Berdasarkan persoalan-persoalan dan berbagai hambatan belajar (learning
obstacle) yang telah dikemukakan maka peneliti berkeinginan untuk membuat
desain didaktis pada materi fungsi menggunakan operasi komposisi dan invers
dengan bertujuan untuk meminimalisir segala macam kesalahpahaman konsep yang
mengakibatkan timbulnya hambatan-hambatan belajar (learning obstacle) siswa
pada materi ini. Sehingga peneliti pada penulisan skripsi ini memberikan judul
“Desain Didaktis Konsep Fungsi pada Siswa SMA Kelas X”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka identifikasi
masalah yang dapat ditemukan adalah bagaimana hasil desain bahan ajar yang akan
dirancang sehingga siswa dapat memahami secara utuh konsep pada materi
komposisi fungsi sesuai dengan Kompetensi Dasar yang telah ditentukan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dilakukan
pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Pokok bahasan yang diteliti adalah konsep pada materi fungsi dengan
menggunakan operasi komposisi di SMA
2. Penyusunan desain didaktis materi fungsi SMA dibuat berdasarkan learning
obstacle tipe epistemologis yang ditemukan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan dari masalah yang akan diteliti
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana learning obstacle terkait dengan konsep pada materi fungsi
komposisi SMA?
2. Bagaimana desain didaktis pada konsep fungsi komposisi?
3. Bagaimana revisi desain didaktis pada konsep fungsi komposisi?
4. Bagaimana efektivitas dari desain didaktis yang telah dirancang?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menyusun desain didaktis awal konsep fungsi komposisi SMA dengan tujuan
untuk meminimalisir hambatan belajar (learning obstacle)
9
2. Mengetahui keefektifan desain didaktis awal konsep fungsi komposisi yang
telah disusun
F. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini, maka manfaat yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut:
1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif atau
referensi guru untuk digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran pada
materi fungsi di SMA
2. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh peneliti lain untuk
mengembangkan desain didaktis pada materi fungsi di SMA sehingga akan
tercipta proses pembelajaran yang lebih baik dan lebih efektif
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Materi Fungsi
1. Relasi
Banyak permasalahan manusia dapat diselesaikan dengan menggunakan
simbol-simbol matematika. Sehingga mempermudah manusia untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Sebagai contoh, sekelompok anak memiliki
hobi yang berbeda-beda maka terjadilah hubungan atau relasi antara anak-anak
tersebut dengan hobi yang disukainya.1
Begitu pula, saat dilakukan kegiatan sosial donor darah. Setiap orang yang
akan jadi pendonor diminta untuk menyebutkan jenis golongan darahnya, apakah
golongan darahnya A, B, AB atau O. Jika suatu saat dibutuhkan golongan darah A,
maka dapat diambil darah pendonor itu sesuai golongan darah yang sama. Dalam
hal ini, terjadi hubungan antara golongan darah pendonor dengan penerima donor
darah.2
Sebelum mendefinisikan apa itu relasi, maka perhatikanlah pernyataan-
pernyataan di bawah ini:3
Ayah menyukai sate padang
Ibu menyukai pempek
Adik menyukai kerak telor
Saya menyukai sate padang
Dengan memperhatikan pernyataan di atas, hubungan apakah yang dapat
disimpulkan antara anggota keluarga dengan jenis-jenis makanan? Ternyata, terjadi
hubungan makanan kesukaan antara anggota keluarga dengan jenis-jenis makanan.
Jadi, berdasarkan uraian contoh diatas dapat dibuat definisi relasi sebagai
berikut.
1 Sutrisna dan Slamet Waluyo, Konsep dan Penerapan Matematika SMA/MA/SMK/MAK,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016) hal. 115 2 Ibid. 3 Ibid. hal. 116
11
2. Konsep Fungsi
Misalkan usia Rani dan Hana adalah 17 tahun, sedangkan usia Fandi adalah
18 tahun. Jika Rani, Hana dan Fandi dianggap sebagai anggota himpunan A,
sedangkan 17 tahun dan 18 tahun merupakan anggota himpunan B maka A = {Rani,
Hana, Fandi} dan B = {17 tahun, 18 tahun}. 1
Apabila relasi himpunan A dan himpunan B dinyatakan dalam bentuk
diagram panah, maka:2
A B
Gambar 2.1
Diagram Panah
Perhatikan pula permasalahan berikut ini.
Toni melakukan perjalanan dari Jakarta ke Bandung, untuk mengunjungi
kerabatnya. Ia mengendarai sebuah mobil. Mobilnya melaju dengan kecepatan
tetap50 km/jam sehingga jarak tempuh mobil yang dikendarai Toni dapat diketahui
dengan mudah. Pada 1 jam pertama jarak tempuh perjalanannya 50 km. Setelah 2
jam, jarak tempuh perjalanannya menjadi 100 km. Setelah 3 jam, jarak tempuh
perjalanannya menjadi 150 km. 3
1 Ibid. hal. 121 2 Ibid. 3 Ibid.
Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah pasangan
anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota
himpunan B
Rani ●
Hana ●
Fandi ●
● 17 tahun
● 18 tahun
12
Dari permasalahan di atas apabia anggota himpunan A menyatakan waktu
sedangkan anggota himpunan B menyatakan jarak, maka A = {1 jam, 2 jam, 3 jam}
dan B = {50 km, 100 km, 150 km}.4
Himpunan A dan himpunan B dapat dihubungkan dengan kata “menempuh
jarak”. Sehingga, relasinya dapat digambarkan dalam bentuk diagram panah seperti
Gambar 2.2.
A B
Gambar 2.2
Diagram Panah
Coba amati Gambar 2.1 dan bandingkan dengan Gambar 2.2! Apakah ada
kesamaan? Ternyata setelah diamati maka didapatkan kesamaan hal-hal sebagai
berikut:
Setiap anggota A mempunyai pasangan di anggota B.
Setiap anggota A hanya mempunyai satu pasangan di B.
Relasi dari himpunan A ke B yang bersifat demikian disebut fungsi atau
pemetaan dari himpunan A ke B.
Jadi, dari Gambar 2.1 dan Gambar 2.2, dapat diketahui bahwa untuk
mendefinisikan suatu fungsi diperlukan dua buah himpunan, misalnya himpunan A
dan B, serta suatu relasi khusus yang memasangkan setiap anggota A dengan tepat
satu anggota B. Jadi suatu fungsi didefinisikan sebagai berikut.5
4 Ibid. 5 Ibid.
● 50 km
● 100 km
● 150 km
1 jam ●
2 jam ●
3 jam ●
Suatu fungsi dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu
relasi yang memasangkan setiap anggota A dengan tepat
satu anggota B
13
3. Konsep Komposisi Fungsi
Tahukah bagaimana proses pembuatan kain? Bagaimana tahap-tahap
pembuatannya? Pada awalnya, kapas diolah menjadi benang, kemudian diolah lagi
menjadi kain. Jika produksi kapas menurun (berkurang) atau meningkat
(bertambah) apakah pengaruhnya terhadap produksi kain?6
Amati pula permasalahan berikut!
Misalkan pada suatu daerah di pulau Sumatera, populasi manusia
mempengaruhi populasi harimau. Hal ini juga mempengaruhi populasi rusa di
daerah itu. Ketika populasi manusia meningkat, populasi harimau pun berkurang
karena harimau cenderung menghindari manusia. penurunan populasi harimau
menyebabkan peningkatan populasi rusa karena rusa dimakan oleh harimau. Apa
yang akan terjadi pada populasi rusa jika populasi manusia menurun?7
Apabila diamati pada kedua permasalahan terkait komposisi fungsi terdapat
tiga buah objek yang nialinya atau jumlahnya saling berkaitan. Keterkaitan antara
objek pertama dengan objek kedua menghasilkan sebuah fungsi, begitu juga
keterkaitan antara objek kedua dan objek ketiga dapat menghasilkan fungsi. Melalui
operasi komposisi pada kedua fungsi, dapat menggabungkan kedua fungsi sehingga
mendapatkan fungsi yang baru. Apabila dikaitkan dengan permasalahan pada kain
dan populasi rusa, maka melalui fungsi komposisi dapat langsung diketahui
keterkaitan antara jumlah kapas dengan jumlah kain dan keterkaitan antara jumlah
populasi manusia dengan populasi rusa.
Komposisi fungsi dapat diilustrasikan sebagai berikut.8
6 Ibid. hal. 149 7 Ibid. 8 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Matematika SMA/MA/SMK/MAK
Kelas X, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017) hal. 87
14
Gambar 2.3
Diagram Panah Fungsi Komposisi
Berdasarkan hasil penjabaran di atas, maka dapat didefinisikan fungsi
komposisi sebagi berikut:9
Gambar 2.4
Definisi Fungsi Komposisi
B. Learning Obstacle
Pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran wajib untuk setiap
jurusan dan setiap jenjang satuan pendidikan di sekolah-sekolah di Indonesia.
Mengingat seberapa besar manfaat dari mata pelajaran ini, seharusnya murid-murid
dapat lebih menyukai pelajaran ini. Namun, pada kenyataannya masih banyak siswa
di kelas yang menghindari pelajaran matematika dikarenakan pelajaran ini
dianggap cukup sulit,membosankan dan rumit. Setiap bab pada pelajaran
9 Ibid, hal. 88
15
matematika memiliki hambatan belajar yang berbeda-beda. Hambatan belajar ini
biasa disebut dengan Learning Obstacle.
Brousseau (2002) menyatakan bahwa pada praktiknya, siswa secara alamiah
mungkin mengalami situasi yang disebut sebagai kesulitan belajar (learning
obstacle). Penyebab kesulitan belajar siswa ada 3 faktor yaitu: hambatan ontogeni
(kesiapan mental belajar), didaktis (akibat pengajaran guru), dan epistemologi
(pada pengetahuan siswa yang memiliki konteks aplikasi terbatas) (Suryadi,
2013).10 Berdasarkan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya hambatan belajar
(learning obstacle) yang telah dipaparkan oleh Brousseau maka dapat kita ketahui
apabila ketiga faktor tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lain dalam
proses pembalajaran. Guru dapat membuat bahan ajar dengan tujuan untuk
memudahkan siswa memahami konsep sehingga hambatan belajar (learning
obstacle) yang dialami siswa dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan.
Tidak berbeda jauh dengan Brousseau, Cornu (1991) membagi hambatan
belajar (learning obstacle) menjadi empat macam, yaitu: hambatan kognitif
(cognitive obstacle), hambatan genetis dan psikologis, hambatan didaktis dan
hambatan epistemologi11
Menurut Cornu, hambatan kognitif terjadi ketika siswa mengalami kesulitan
dalam proses belajar. Hambatan genetis dan psikologis terjadi sebagai akibat dari
perkembangan pribadi siswa. Hambatan didaktis terjadi karena sisfat pengajaran
dari guru, dan hambatan epistemologi terjadi karena sifat konsep matematika
sendiri.12
Hambatan belajar yang telah dikemukakan oleh Brousseau dan Cornu tidak
jauh berbeda, hanya saja hambatan yang dikemukakan oleh Brousseau berupa
hambatan ontogeni (kesiapan mental belajar) dipaparkan menjadi lebih rinci oleh
10 Endang Dedy dan Encum Sumiaty, Desain Didaktis Bahan Ajar Matematika SMP
Berbasis Learning Obstacle dan Learning Trajectory. Jurnal Review Pembelajaran Matematika.
Vol. 2, No. 1, Juni 2016, Hal. 70 11 Euis, Hambatan Epistimologis(Epistimological Obstacle) Dalam Persamaan Kuadrat
Pada Siswa MA, Internasional Seminar and the Fourth Nasional Conference On Mathematical
Education, Yogyakarta, 21-23 Juli 2011, hal. 793. 12 Ibid.
16
Cornu menjadi dua macam yaitu hambatan kognitif dan hambatan genetis
psikologis.
Seperti yang telah dikatakan oleh penulis sebelumnya, untuk setiap materi
pada pembelajaran matematika memiliki hambatan belajar yang berbeda-beda.
Khusus untuk materi fungsi menggunakan operasi komposisi dan invers pada Siswa
Menengah Pertama penulis telah menemukan beberapa penelitian terkait tingkat
kesukaran pada materi ini.
Penelitian pertama yang dilakukan oleh Sri pada tahun 2015 dengan judul
“Kesulitan Siswa pada Materi Komposisi Fungsi dan Fungsi Invers di Kelas XII
SMA Negeri 1 Darussalam”. Dipaparkan bahwa berikut adalah berbagai macam
kesulitan beserta besar persentase tingkat kesulitannya:13
1. Kesulitan siswa dalam memahami konsep fungsi dengan tingkat kesulitan
konsep sebesar 64,71%. Berikut merupakan contoh yang diambil dari salah
objek penelitian untuk menentukan apakah suatu persamaan tersebut
merupakan fungsi atau bukan.
Gambar 2.5
Kesulitan Siswa dalam Memahami Konsep Fungsi
2. Kesulitan siswa dalam menentukan komposisi fungsi dengan tingkat kesulitan
konsep sebesar 35,29%. Berikut merupakan contoh yang diambil dari salah satu
objek penelitian untuk menentukan (fog)(x) jika diketahui f(x) dan g(x)
13 Fajar Sri, Skripsi: “Kesulitan Siswa pada Materi Komposisi Fungsi dan Fungsi Invers
di Kelas XII SMA Negeri 1 Darussalam” (Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala, 2015), hal. 36
17
Gambar 2.6
Kesulitan Siswa dalam Menentukan Komposisi Fungsi
3. Kesulitan siswa dalam menentukan suatu fungsi jika diketahui komposisi fungsi
dengan fungsi lain dengan tingkat kesulitan prinsip sebesar 88,24%. Berikut
merupakan contoh yang diambil dari salah satu objek penelitian untuk
menentukan f(x) jika diketahui (fog)(x) dan g(x)
Gambar 2.7
Kesulitan dalam Menentukan Fungsi Lain apabila Diketahui Fungsi
Komposisi
Penelitian kedua yang dilakukan oleh Nawal Ika Susanti dan Siswi Yulaida
yang dilakukan pada tahun 2015. Penelitian tersebut diberi judul “Analisis
Kesulitan Siswa dalam Pemahaman Materi Fungsi Komposisi Siswa Kelas XI
Semester 2 MAN Pesanggaran Tahun Pelajaran 2014-2015”. Tabel 2.1 adalah
pemaparan tingkat kesulitan materi komposisi fungsi beserta interpretasinya:14
14 Nawal Ika Susanti dan Siswi Yulaida, “Analisis Kesulitan Siswa dalam Pemahaman
Materi Fungsi Komposisi Siswa Kelas XI Semester 2 MAN Pesanggaran Tahun Pelajaran 2014-
2015”, Pancaran Pendidikan. Vol. 4 No. 4, 2015, hal. 104.
18
Tabel 2.1
Tingkat Kesulitan Materi Komposisi Fungsi
No Standar Kompetensi Indikator
Persentase
Tingkat
Kesukaran
Interpretasi
1
Mengidentifikasi fungsi-fungsi
baik yang dapat atau yang
tidak dapat dikomposisikan
melalui contoh
Menandai dan
mengidentifikasi konsep 42 % Sedang
Mengidentifikasi konsep
terhadap soal sesuai
rumus
74% Tinggi
2
Melakukan latihan soal fungsi
komposisi yang bervariasi
menggunakan aturan
komposisi dari beberapa
fungsi
Mengidentifikasi rumus
fungsi komposisi 62% Sedang
Mengidentifikasi konsep
yang diberikan dan
mengenal kondisi yang
dibutuhhkan suatu
konsep
47% Sedang
3 Menyimpulkan syarat
komposisi fungsi
Membandingkan konsep
dengan sifat fungsi
komposisi
80% Sangat
Tinggi
4
Menyelidiki dan definisi
komposisi fungsi melalui
contoh
Menggunakan rumus
fungsi komposisi dalam
soal
58% Sedang
Menterjemahkan konsep
kedalam soal fungsi
komposisi
66% Sedang
Berdasarkan analisis kedua karya ilmiah mengenai materi fungsi komposisi ,
dapat dilihat bahwa siswa masih menghadapi berbagai macam kesulitan belajar
pada materi fungsi. Terlihat bahwa cara penyelesaiannya yang masih terlihat
seadanya sehingga menjadikan tingkat persentasi kesulitan yang cukup besar pada
masing-masing indikator.
Berdasarkan dua penelitian sebelumnya, hambatan belajar yang ditemui lebih
mengarah kepada jenis Hambatan Epistemologis atau hambatan pada pengetahuan
siswa itu sendiri. Maka pada penelitian kali ini, peneliti hanya akan fokus kepada
19
jenis Hambatan Epistemologis yang dialami oleh siswa dan bagaimana cara untuk
meminimalisir hambatan-hambatan tersebut.
Hambatan Epistemologis terbagi atas beberapa macam, yaitu epitemologis
konseptual, prosedural dan teknik. Kesalahan konseptual adalah kesalahan yang
dilakukan siswa dalam menafsirkan istilah, sifat, fakta, konsep dan prinsip.
Kesalahan prosedural merupakan kesalahan dalam menyusun simbol, langkah,
peraturan, yang hierarkis dan sistematis dalam menyelesaikan suatu masalah.
Kesalahan teknis merupakan kesalahan dalam penulisan variable dan kesalahan
memahami soal.15
Kesalahan konseptual, prosedural dan teknik dikelompokan berdasarkan
indikator untuk dapat memudahkan identifikasi pada kesalahan-kesalahan tertentu
yang dialami siswa. Berikut merupakan indikator dari macam-macam hambatan
epistemologis berdasarkan indikator kesalahan Kastolan, yaitu:16
1. Hambatan konseptual:
a. Salah dalam menentukan rumus, teorema atau definisi untuk menjawab suatu
masalah
b. Penggunaan rumus, teorema atau definisi yang tidak sesuai dengan kondisi
prasyarat berlakunya
c. Tidak menuliskan rumus, teorema atau definisi untuk menyelesaikan suatu
masalah
2. Hambatan prosedural:
a. Ketidaksesuaian langkah penyelesaian soal yang diperintahkan dengan
penyelesaian soal yang dilakukan siswa
b. Siswa tidak dapat menyelesaikan soal sampai pada bentuk paling sederhana
sehingga perlu dilakukan langkah-langkah lanjutan
3. Hambatan teknik operasional
a. Siswa melakukan kesalahan dalam menghitung nilai dari suatu operasi hitung
b. Siswa melakukan kesalahan dalam penulisan
15 Annisa Silistyaningsih dan Ellya Rakhmawati, “Analsis Kesalahan Siswa Menurut
Kastolan dalam Pemecahan Masalah Matematika”. Seminar Matematika dan Pendidikan
Matematika UNY, 2017, hal. 128 16 Ibid.
20
Penelitian kali ini hanya akan berfokus pada hambatan epistemologis.
Hambatan epistemologis yang telah didapatkan akan dikelompokan pada berbagai
macam hambatan berdasarkan indikator dari macam-macam kesalahan yang telah
dikemukakan oleh Kastolan.
C. Didactical Design Research (DDR)
Desain Didaktis merupakan rancangan pembelajaran berupa bahan ajar yang
dibuat berdasarkan penelitian learning obstacle pada pembelajaran matematika
yang telah muncul sebelumnya. Desain didaktis dirancang dengan tujuan untuk
mengatasi atau mengurangi learning obstacle yang muncul, agar siswa mampu
memahami konsep suatu materi dalam matematika secara utuh.17 Desain
pembelajaran yang dibuat secara khusus mengacu kepada hambatan belajar siswa
dan juga mengacu kepada teori-teori pembelajaran yang telah dikemukakan oleh
para ahli sehingga menjadi dasar yang kuat untuk mengurangi atau bahkan
menghilangkan hambatan belajar yang dialami oleh siswa tersebut.
Dua aspek mendasar dalam proses pembelajaran matematika yaitu hubungan
siswa-materi dan hubungan guru-siswa, ternyata dapat menciptakan suatu situasi
didaktis maupun pedagogis yang tidak sederhana bahkan seringkali terjadi sangat
kompleks. Hubungan Guru-Siswa-Materi digambarkan oleh Kansanen (2003)
sebagai sebuah Segitiga Didaktik yang menggambarkan hubungan didaktis (HD)
antara siswa dan materi, serta hubungan pedagogis (HP) antara guru dan siswa.18
Hubungan didaktis (HD) dengan hubungan pedagogis (HP) merupakan suatu hal
yang harus dipahami secara utuh dan tidak dapat dipisahkan. Seorang guru pada
saat merancang sebuah situasi didaktis, sekaligus juga perlu memikirkan prediksi
respons siswa atas situasi tersebut serta antisipasinya sehingga tercipta situasi
didaktis baru. Antisipasi tersebut tidak hanya menyangkut hubungan siswa-materi,
akan tetapi juga hubungan guru-siswa baik secara individu maupun kelompok atau
17 Lusi Siti Aisah dan Kusnandi dan Kartika Yulianti, “Desain Didaktis Konsep Luas
Permukaan dan Volume Prisma dalam Pembelajaran Matematika SMP”. Jurnal Matematika dan
Pendidikan Matematika. Vol. 1 No. 1 Feb 2016, hal. 16 18 Didi Suryadi, “Didactical Design Research (DDR) dalam Pengembangan Pembelajaran
Matematika”. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika STKIP
Siliwangi Bandung. Vol. 1, 2013, hal. 4
21
kelas.19 Maka berikut adalah pengilustrasian pada gambar segitiga didaktis
Kansanen yang telah dimodifikasi oleh Didi Suryadi:
Gambar 2.8
Segitiga Kansanen yang Telah diperbaiki oleh Didi Suryadi
Peran seorang guru adalah untuk menciptakan dan merancang situasi didaktis
di kelas. Selain itu, guru juga harus dapat memprediksi berbagai macam respon
siswa yang mungkin dapat terjadi. Mengingat begitu banyak dan kompleksnya
kemungkinan dari berbagai macam respon yang diberikan siswa, maka guru
tersebut haruslah menguasi dengan baik materi yang akan diajarkan. Melalui
bebagai macam respon siswa, guru dapat menentukan dan menilai berbagai macam
hambatan belajar (Learning Obstacle) yang dimiliki siswa.
Penelitian Disain Didaktis pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan yaitu: (1)
analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa Disain
Didaktis Hipotetis termasuk Antisipasi Didaktik dan Pedagogis (ADP), (2) analisis
metapedadidaktik, dan (3) analisis retrosfektif yakni analisis yang mengaitkan hasil
analisis situasi didaktis hipotetis dengan hasil analisis metapedadidaktik. Dari
ketiga tahapan ini akan diperoleh Disain Didaktis Empirik yang tidak tertutup
kemungkinan untuk terus disempurnakan melalui tiga tahapan DDR tersebut.20
19 Ibid., hal. 5 20 Ibid, hal. 12
22
D. Teori-teori Belajar yang Terkait
Teori-teori belajar yang mendukung yang dapat dijadikan rujukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Teori Belajar Ausubel
Ausubel juga berpendapat pembelajaran berdasarkan hafalan (rote learning)
tidak banyak membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan, pembelajaran oleh
guru harus sedemikian rupa sehingga membangun pemahaman dalam struktur
kognitifnya, pembelajaran haruslah bermakna (meaningful learning) bagi siswa
untuk menyelesaikan problem-problem kehidupannya.21 Berbeda dengan
menghafal, apabila siswa memahami materi maka pembelajaran akan lebih
bermakna dan siswa akan dapat mengingat konsep yang telah diajarkan.
Teori ini dapat dijadikan acuan terhadap pembuatan desain bahan ajar
sehingga tercipta bahan ajar yang efisien dan ideal. Bahan ajar yang dirancang
haruslah dapat membentuk dan menuntun siswa terhadap pemahaman konsep
secara menyeluruh. Melalui bahan ajar yang telah dirancang nanti, siswa tidak akan
belajar matematika hanya melalui hafalan, sehingga konsep yang telah
dipelajarinya akan disimpan dalam memori jangka panjang dan akan berguna bagi
kehidupannya sehari-hari.
2. Teori Belajar Piaget
Menurut Piaget, terdapat tiga tahapan proses belajar siswa antara lain sebagai
berikut:22
a. Asimilasi
Asimilasi merupakan proses pengintegrasian informasi baru ke struktur
kognitif yang telah ada sebelumya. Proses ini terjadi secara kontinu selama proses
perkembangan intelektual anak
b. Akomodasi
Akomodasi merupakan proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi
baru. Proses akomodasi terjadi untuk mengubah struktur kognitif yang telah ada
21 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: PT Remija Rosdakarya,
2016), hal. 100. 22 Evelin Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia
Indonesia. Cet ke-2, 2010), hal. 32
23
agar sesuai dengan stimulus yang baru didapat. Proses asimilasi dan akomodasi
terjadi secara bersama-sama sehingga menyebabkan terjadinya proses adaptasi dan
perkembangan struktur intelektual.
c. Equilibrasi (penyeimbang)
Equilibrasi adalah penyusun kesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.
Maksudnya ialah setiap individu yang ingin beradaptasi dengan lingkungannya
harus mencapai keseimbangan antara aktivitas individu atau (internal) terhadap
lingkungannya (eksternal).
Terdapat tiga proses pada teori pembelajaran Piaget. Apabila seorang siswa
menemui fenomena atau konsep pembelajaran yang baru maka akan terjadi
ketidakseimbangan (disequilibrasi) terhadap struktur kognitif yang telah dimiliki
oleh siswa tersebut. Siswa harus melewati proses Asimilasi dan Akomodasi yang
artinya siswa tersebut harus mengintegrasi dan menyesuikan sehingga tercipta
struktur kognitif yang baru untuk menyelesaikan dan memahami situasi yang baru
ditemuinya. Siswa yang telah melewati proses Asimilasi dan Akomodasi maka akan
mencapai keseimbangan (equilibrium) pada struktur kognitif yang baru.
Bahan ajar yang sesuai dengan Teori Piaget adalah bahan ajar yang
memunculkan hal baru yang belum diketahui siswa sebelumnya. Bahan ajar ini
akan menciptakan disequilibrium pada struktur kognitif siswa sehingga akan
menciptakan motivasi siswa untuk mengintegrasi dan memodifikasi struktur
kognitif yang telah dimiliki dengan struktur kognitif yang baru dan yang lebih
sempurna.
3. Teori Belajar Bruner
Dasar dari teori Bruner adalah ungkapan Piaget yang menyatakan bahwa anak
harus berperan secara aktif saat belajar di kelas. Konsepnya adalah belajar dengan
menemukan (discovery learning), siswa mengorganisasikan bahan pelajaran yang
dipelajarinya dengan suatu bentuk akhir yang sesuai dengan tingkat kemajuan
berpikir anak.23
23 Suyono dan Hariyanto, Op. Cit., hal. 88
24
Berdasarkan hasil-hasil eksperimen dan observasi yang dilakukan oleh Bruner
dan Kenney, pada tahun 1963 kedua pakar tersebut mengemukakan empat
teorema/dalil-dalil berkaitan dengan pengajaran matematika yang masing-masing
mereka sebut sebagai ”teorema atau dalil”. Keempat dalil tersebut adalah 24:
a. Dalil konstruksi/Penyusunan (Contruction Theorem)
Di dalam teorema kontruksi dikatakan bahwa cara yang terbaik bagi
seseorang siswa untuk mempelajari sesuatu atau prinsip dalam Matematika adalah
dengan mengkontruksi atau melakukan penyusunan sebagai sebuah representasi
dari konsep atau prinsip tersebut. Dalam proses perumusan dan mengkonstruksi
atau penyusunan ide-ide, apabila disertai dengan bantuan benda-benda konkret
mereka lebih mudah mengingat ide-ide tersebut. Jadi, akan lebih mudah jika siswa
melakukan kegiatan yang konkret dalam pembelajaran konsep matematika.
b. Dalil Notasi (Notation Theorem)
Menurut apa yang dikatakan dalam terorema notasi, representasi dari sesuatu
materi matematika akan lebih mudah dipahami oleh siswa apabila di dalam
representasi itu digunakan notasi yang sesuai dengan tingkat perkembangan
kognitif siswa. Pada tahap awal notasi ini sederhana, diikuti dengan notasi
berikutnya yang lebih kompleks. Tingkat kesulitan notasi ini bergantung pada
perkembangan anak.
c. Dalil Kekontrasan dan Variasi (Contrast and Variation Theorem)
Di dalam teorema kekontrasan dan variasi dikemukakan bahwa sesuatu
konsep matematika akan lebih mudah dipahami oleh siswa apabila konsep itu
dikontraskan dengan konsep-konsep yang lain, sehingga perbedaan antara konsep
itu dengan konsep-konsep yang lain menjadi jelas. Sebagai contoh, pemahaman
siswa tentang konsep bilangan prima akan menjadi lebih baik bila bilangan prima
dibandingkan dengan bilangan yang bukan prima, menjadi jelas. Dalam teorema ini
juga disebutkan bahwa pemahaman siswa tentang sesuatu konsep matematika juga
akan menjadi lebih baik apabila konsepitu dijelaskan dengan menggunakan
berbagai contoh yang bervariasi.Misalnya, dalam pembelajaran konsep
24Siti Hawa, Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.(Jakarta : Dirjen Dikti
Depdiknas, 2008) hal. 1-9
25
persegipanjang, ada persegipanjang yang posisinya bervariasi (ada yang dua sisinya
behadapan terletak horisontal dan dua sisi yang lain vertikal, ada yang posisinya
miring, dan sebagainya). Hal inilah yang membuat pemahaman siswa lebih kuat.
d. Dalil Konektivitas atau Pengaitan (Connectivity Theorem)
Di dalam teorema konektivitas disebutkan bahwa setiap konsep, setiap
prinsip, dan setiap ketrampilan dalam matematika berhubungan dengan konsep-
konsep, prinsip-prinsip, dan ketrampilan-ketrampilan yang lain. Dengan
memahami hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain dari
matematika, pemahaman siswa terhadap struktur dan isi matematika menjadi lebih
utuh. Serta siswa lebih memahami materi yang sedang dipelajari dalam matematika
yang memiliki banyak hubungan atau keterkaitan dengan pelajaran atau dengan hal-
hal yang lain.
Berdasarkan empat macam dalil yang dikemukakan oleh Bruner dan Kenney,
maka keempat dalil tersebut memiliki kontribusinya masing-masing untuk menjadi
patokan dalam pembuatan bahan ajar. Bahan ajar yang dirancang haruslah mampu
merangsang pemikiran siswa menjadi aktif dan dapat menyusun sendiri konsep
yang akan dipahaminya, sedangkan guru hanya menjadi perantara dan berperan
pasif pada proses pembelajaran, hal ini sejalan dengan Dalil Konstruksi. Dalil notasi
berpendapat bahwa representasi dari pembelajaran matematika akan lebih mudah
dipahami apabila digunakan notasi yang sesuai dengan tingkat kognitif siswa.
Materi fungsi sangat erat kaitannya dengan notasi maka sebagian dari penjabaran
pada bahan ajar akan menggunakan notasi yang sesuai agar dapat mempersingkat
penulisan dan dapat membuat siswa memahami materi dengan lebih mudah. Bahan
ajar tersebut juga dapat mendorong siswa untuk memberikan contoh yang
merupakan fungsi komposisi dan yang bukan fungsi komposisi sesuai dengan Dalil
Kekontrasan. Selain itu, bahan ajar tersebut juga dapat mengaitkan konsep dengan
hal lain contohnya dengan masalah pada kehidupan sehari-hari agar sesuai dengan
Dalil Konektivitas.
4. Teori Belajar Vygotsky
Vygotsky lebih suka menyatakan pembelajarannya sebagai pembelajaran
kognisi sosial (social cognition). Pembelajaran kognisi sosial meyakini bahwa
26
kebudayaan merupakan penentu utama bagi pengembangan individu.25
Perkembangan pembelajaran anak dapat dikatakan bergantung kepada budaya yang
telah dijalani atau sedang dijalaninya. Seperti budaya yang ada pada lingkungan
keluarganya dimana dia berkembang.
a. Konsep Zone of Proximal Development (ZPD)
ZPD adalah suatu area dimana seorang anak merasa sulit mengerjakan tugas
secara sendirian, tetapi akan menjadi mudah jika dikerjakan dengan bantuan dan
bimbingan orang dewasa atau anak yang lebih terampil.26 Secara formal Vygotsky
mendefinisikan ZPD sebagai “jarak antara tingkat perkembangan aktual, yang
ditentukan melalui pemecahan masalah yang dapat diselesaikan secara individu,
dengan tingkat perkembangan potensial, yang ditentukan melalui suatu pemecahan
masalah di bawah bimbingan orang dewasa, atau dengan cara berkolaborasi dengan
teman sebaya”.27Dalam hal ini, peran guru dan teman sebaya (sudah terlatih) bukan
hanya sekedar menjadi pemberi atau pentransfer materi, tetapi juga menjadi
fasilitator,motivator dan mediator.
b. Scaffolding
Proses atau cara memberikan bantuan yang diberikan oleh orang dewasa atau
teman sebaya yang lebih berkompeten (capable peer), agar siswa beranjak dari
zona aktual menuju zona potensial disebut sebagai scaffolding.28Secara ringkas
dapat dikatakan bahwa scafolding adalah bantuan seperlunya yang diberikan oleh
guru kepada siswa yang kemudian secara bertahap dikurangi, akhirnya siswa dapat
berdiri sendiri dalam melakukan aktivitas belajar.29 Sehingga semakin lama siswa
bisa secara mandiri mengerjakan sesuatu yang pada awalnya sulit untuk mereka
pahami sendiri.
Teori Vygotsky lebih menekankan kepada proses pembelejaran dan bukan
menekankan pada desain bahan ajar yang akan dirancang. Konsep pembelejaran
25Suyono dan Hariyanto, Op.cit, hal.109 26Karwono dan Heni Mularsih, Belajar dan Pembelajaran, (Depok: Rajawali Pers, 2017),
hal. 91 27Suyono dan Hariyanto, Op. cit, hal. 113 28Suyono dan Hariyanto, Op.cit, hal.113 29Akbar Suta Widjaja dan Jarnawi Afgani, Konsep Dasar Pembelajaran Matematika.2014.
hal.4
27
yang digunakan adalah ZPD (Zone Proximal Development) dan Scaffolding. ZPD
merupakan situasi antara actual development dengan situasi potencial development.
Tidak semua siswa berada pada situasi actual development yang artinya tidak
semua siswa dapat menyelesaikan suatu masalah tanpa diberikan petunjuk atau
stimulus dari guru atau dari teman sebayanya. Berdasarkan hal tersebut, maka
proses pembelajaran yang tepat digunakan untuk situasi tersebut adalah dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa dapat saling bertukar
pikiran untuk dapat menyelesaikan masalah yang diberikan.
Konsep pemebelajarang kedua yang disaran adalah scaffolding. Konsep ini
menuntun guru untuk memberikan banyak petunjuk dan stimulus pada awal proses
pembelajaran dan mengurangi stimulus sedikit demi sedikit agar siswa dapat
berpikir secara mandiri.
E. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan pada penelitian kali ini adalah:
1. Hasil Penelitian Lusi Siti Aisah, Kusnandi dan Kartika Yulianti dengan judul
“Desain Didaktis Konsep Luas Permukaan dan Volume Prisma dalam
Pembelajaran Matematika SMP” penelitian ini dilaksanakan di Bandung
menghasilkan desain didaktis berdasarkan empat jenis learning obstacle.
2. Hasil Penelitian Endang Dedy dan Encum Sumiaty dengan judul “Desain
Didaktis Bahan Ajar Matematika SMP Berbasis Learning Obstacle dan
Learning Trajectory” penelitian ini dilaksanakan di Bandung menghasilkan
desain didaktis berdasarkan tiga jenis learning obstacle.
3. Hasil penelitian Nawal Ika Susanti dan Siswi Yulaida dengan judul “Analisis
Kesulitan Siswa dalam Pemahaman Materi Fungsi Komposisi Siswa Kelas XI
Semester 2 MAN Pesanggaran Tahun Pelajaran 2014-2015” penelitian ini
dilaksanakan di Banyuwangi menghasilkan analisis interpretasi dari setiap
indikator pada materi fungsi komposisi
4. Hasil penelitian Fajar Sri dengan judul “Kesulitan Siswa pada Materi
Komposisi Fungsi dan Fungsi Invers di Kelas XII SMA Negeri 1 Darussalam”
penelitian ini dilaksanakan di Banda Aceh menghasilkan jenis-jenis kesulitan
yang dialami siswa pada materi fungsi Komposisi
28
F. Kerangka Berpikir
Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang memiliki peranan
penting dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu matematika merupakan salah
satu ilmu yang akan dipelajari dari jenjang pendidikan paling dasar sampai ke
jenjang pendidikan paling tinggi sekalipun. Tujuan pembelajaran matematika
adalah untuk membantu siswa menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari
karena matematika melatih siswa untuk berpikir sistematis, kritis dan logis. Salah
satu materi yang penting untuk dipelajari adalah fungsi komposisi.
Fungsi komposisi dapat membantu siswa menyelesaikan dua buah kejadian
yang saling berkaitan dan mempengaruhi sattu sama lain. Namun sayangnya, tidak
semua siswa mengetahui dengan baik kegunaan dari materi tersebut. Berdasarkan
penelitian-penelitian sebelumnya, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan
oleh Nawal Ika Susanti dan Siswi Yulaida, telah dijabarkan tujuh macam indikator
yang telah dianalisis tingkat kesukarannya berdasarkan kemampuan siswa yang
diteliti. Hasil dilapangan menunjukan bahwa tingkat kesukaran yang dialami siswa
berdasarkan kemampuan yang diuji bervariasi antara sedang sampai ke tingkat
sangat sulit. Tidak ada satupun indikator yang dianggap benar-benar mudah oleh
siswa. Hal ini terjadi dikarenakan siswa memiliki hambatan belajar pada materi
komposisi fungsi.
Hambatan belajar atau yang biasa dikenal sebagai Learning Obstacle muncul
karena tiga faktor seperti yang telah dikemukakan oleh Brousseau, yaitu hambatan
ontogeni (kesiapan mental belajar), didaktis (akibat pengajaran guru), dan
epistemologi (pada pengetahuan siswa yang memiliki konteks aplikasi terbatas).
Hambatan belajar yang dialami siswa dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan
apabila guru dapat menyampaikan materi dengan tepat dan dengan menggunakan
bahan ajar yang tepat pula.
Desain didaktis atau Didactical Design Research (DDR) adalah suatu metode
penelitian yang difokuskan berdasarkan hambatan belajar yang dialami siswa.
Menggunakan hambatan belajar yang telah diteliti, guru merancang bahan ajar yang
sesuai dan diharapkan dapat meminimalisir atau bahkan menghilangkan hambatan
29
belajar yang dialami siswa. Selain itu, dalam merancang penyusunan bahan ajar
harus berdasarkan teori belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli, sehingga
bahan ajar yang dirancang memiliki bahan acuan penyusunan yang valid dan diakui
keakuratannya. Maka dari itu, penting bagi guru untuk mengetahui banyak teori dan
metode pembelelajaran serta kelebihan dan kekurangannya sehingga dapat
digunakan dengan tepat dalam situasi yang tepat pula.
Penelitian Disain Didaktis pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan yaitu: (1)
analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa Disain
Didaktis Hipotetis termasuk Antisipasi Didaktik dan Pedagogis (ADP), (2) analisis
metapedadidaktik, dan (3) analisis retrosfektif yakni analisis yang mengaitkan hasil
analisis situasi didaktis hipotetis dengan hasil analisis metapedadidaktik. Dari
ketiga tahapan ini akan diperoleh Disain Didaktis Empirik yang tidak tertutup
kemungkinan untuk terus disempurnakan melalui tiga tahapan DDR tersebut.30
30 Didi Suryadi, “Didactical Design Research (DDR) dalam Pengembangan Pembelajaran
Matematika”. Op.cit., hal. 12
30
Gambar 2.9
Skema Prosedur Penelitian
Penyusunan TKR (Tes Kemampuan
Responden)
Dan Panduan
wawancara
Hasil :
Learning Obstacle
Prediksi respon siswa
dan antisipasinya
Antisipasi guru (di
luar prediksi)
Hasil :
1. Analisis Learning Obstacle
2. Efektivitas Desain Didaktis
STUDI LITERATUR
PENGEMBANGAN
INSTRUMEN
PENGUMPULAN
DATA
ANALISIS SITUASI
DIDAKTIS
DESAIN DIDAKTIS
Bahan ajar
IMPLEMENTASI
DESAIN DIDAKTIS
ANALISIS
RETROSFEKTIF
DESAIN DIDAKTIS
REVISI
Melaksanakan TKR
akhir
Melaksanakan TKR
awal dan wawancara
Berupa :
LKS
Analisis respon siswa
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Tangerang Selatan yang
berlokasi di perumahan Puri Bintaro Hijau, Tangerang Selatan. Penelitan ini akan
dilaksanakan pada tahun ajaran 2018/2019 pada semester genap.
B. Subjek Penelitian
Pada penelitian awal dilakukan TKR (Tes Kemampuan Responden) awal
dengan subjek siswa kelas XI yang telah mempelajari materi fungsi. Penelitian awal
ini dilakukan untuk mengidentifikasi learning obstacle apa saja yang muncul dalam
konsep materi fungsi.
Dilakukan penelitian lanjutan untuk menyusun desain didaktis berdasarkan
learning obstacle yang muncul pada penelitian awal. Desain didaktis yang telah
disusun akan diimplementasikan kepada siswa kelas X di sekolah yang sama
dengan penelitian awal.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif
ini dipilih agar dapat lebih rinci mengungkapkan gejala atau fenomena yang lebih
kompleks dan sulit diungkapkan jika menggunakan metode kuantitatif. Seperti
yang diungkapkann oleh Ruseffendi (2005) bahwa penelitian kualitatif itu perlu
dilakukan untuk mengungkapkan sesuatu yang oleh penelitian kuantitatif belum
terungkapkan.1
Desain yang digunakan dalam penelitian ini berupa Penelitian Desain
Didaktis (Didactical Design Research). Penelitian Desain Didaktis pada dasarnya
terdiri atas tiga tahap yaitu: (1) analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang
wujudnya berupa Desain Didaktis Hipotesis termasuk ADP, (2) analisis
1 Lusi Siti Aisah dan Kusnandi dan Kartika Yulianti, “Desain Didaktis Konsep Luas
Permukaan dan Volume Prisma dalam Pembelajaran Matematika SMP”. Jurnal Matematika dan
Pendidikan Matematika. Vol. 1 No. 1 Feb 2016, hal. 16
32
metapedadidaktik, dan (3) analisis retrosfektif yakni analisis yang mengaitkan hasil
analisis situasi didaktis hipotesis dengan hasil analisis metapedadidaktik.1
Adapun tahapan yang akan dilakukan pada penelitian ini secara lebih rinci
akan diuraikan sebagai berikut:2
Tahap I: Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran
1. Menentukan materi matematika yang akan dijadikan bahan penelitian.
2. Menganalisis materi matematika yang telah dipilih.
3. Melakukan telaah susunan materi matematika yang telah dipilih tersebut pada
buku-buku sumber yang ada.
4. Mengembangkan instrumen learning obstacle dengan menyusun indikator
kemampuan mengerjakan soal pada tiap nomornya, dan membuat/memilih soal-
soal yang variatif serta dapat memunculkan kesulitan siswa mengenai konsep
komposisi fungsi
5. Melakukan uji instrumen learning obstacle dilanjutkan dengan tanya jawab
untuk mengidentifikasi learning obstacle.
6. Menganalisis hasil uji instrumen learning obstacle dengan menghitung
persentase banyaknya siswa yang mencapai suatu indikator.
7. Mengelompokkan jenis kesulitan siswa berdasarkan indikator Kastolan.
8. Membuat lintasan belajar untuk mempelajari materi komposisi fungsi.
9. Mengembangkan desain didaktis berdasarkan learning obtacle yang muncul
dan menyesuaikan dengan teori belajar yang relevan, selain itu pengembangan
desain didaktis juga perlu memperhatikan kemampuan-kemampuan
matematika yang dapat dikembangkan.
10. Membuat prediksi respon siswa terhadap desain didaktis yang akan
diimplementasikan dan mempersiapkan antisipasi didaktisnya
Tahap II: Analisis metapedadidaktik
1. Melakukan implementasi desain didaktis yang telah dibuat.
1 Didi Suryadi, “Didactical Design Research (DDR) dalam Pengembangan Pembelajaran
Matematika”. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika STKIP
Siliwangi Bandung. Vol. 1, 2013, hal. 1 2 Lusi Siti Aisah dan Kusnandi dan Kartika Yulianti, Op. Cit., hal. 17-18
33
2. Menganalisis hasil implementasi desain didaktis berbagai respon siswa saat
implementasi desain didaktis. AT H L I N E18
Tahap III: Analisis retrosfektif
1. Mengaitkan antara prediksi awal yang telah dibuat sebelum implementasi
dengan respon siswa saat implementasi berlangsung sebagai rujukan untuk
revisi desain didaktis.
2. Membuat desain bahan ajar revisi yang telah disempurnakan apabila masih
terdapat kekurang.
D. .Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian kali ini adalah
sebagai berikut:
1. Tes Tulis
Tes ini dilakukan dengan cara memberikan instrumen yang sesuai dengan
kompetensi dasar pada materi komposisi fungsi. Tes ini dilakukan untuk
menganalisis hambatan-hambatan belajar yang dialami siswa pada materi
komposisi fungsi
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan cara memberikan kisi-kisi pertanyaan kepada
guru dan siswa. Pertanyaan yang diajukan bertujuan untuk mengetahui secara lebih
dalam penyebab terjadinya hambatan belajar dan hambatan belajar yang dialami
siswa secara spesifik. Tes wawancara dilakukan setelah dilaksanakannya tes tulis.
3. Observasi
Observasi dilakukan selama proses pengimplementasian desain didaktis
sedang berlangsung.
4. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk memperolah data langsung dari lapangan yang
digunakan untuk menggambarkan proses penelitian yang sedang berlangsung.
34
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Berdasarkan
pernyataan tersebut, maka analisis data dalam penelitian ini dibagi ke dalam tiga
tahap, yaitu:
1. Analisis data sebelum memasuki lapangan
Tahap ini dilakukan dengan cara menganalisis hambatan belajar tipe
epistemologis dan mengelompokannya berdasarkan indikator kesalahan yang
dikemukakan oleh Kastolan, setelah itu menyusun suatu desain didaktis awal yang
mengacu pada hambatan belajar siswa yang di dalamnya meliputi prediksi respon
siswa dan antisipasi respon siswa saat di lapangan nantinya.
2. Analisis data selama di lapangan
Menganalisis situasi dari berbagai respon siswa pada saat desain didaktis awal
diterapkan.
3. Analisis data setelah selesai di lapangan
a. Mengaitkan prediksi respon dan antisipasi yang telah dibuat sebelumnya
dengan situasi dari berbagai respon yang terjadi pada saat implementasi.
b. Menganalisis hasil uji instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi
hambatan belajar sesuai dengan indikator kesalahan Kastolan kepada siswa
yang telah memperoleh pembelajaran dengan desain didaktis.
c. Membandingkan secara kualitatif antara hambatan belajar siswa yang telah
memperoleh pembelajaran menggunakan desain didaktis dengan yang tidak.
d. Membuat desain revisi yang telah disempurnakan apabila masih terdapat
kekurangan pada desain bahan ajar sebelumnya.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Proses penelitian desain didaktis terdiri atas tiga tahap penting yang harus
dilakukan, yaitu analisis prospektif, analisis metapedadidaktik dan analisis
retrosfektif. Analisis prospektif merupakan analisis tahap pertama yang akan
dilakukan oleh peneliti. Analisis ini dilakukan sebelum pembelajaran berlangsung.
Analisis metapedadidaktik dilakukan setelah dilakukannya tahap analisis
prospektif. Tahap ini merupakan tahapan dimana peneliti mulai mengaplikasikan
bahan ajar yang telah dirancang. Setelah itu, penulis akan melakukan tahap
retrosfektif dimana tahapan ini akan menjadi tahapan analisis terakhir yang akan
dilakukan oleh peneliti. Pada tahap ini, peneliti akan menggabungkan hasil analisis
antara prospektif dengan metapedadidaktik. Hasil dari analisis tersebut akan
memberikan kesimpulan mengenai keefektifan desain pembelajaran serta revisi-
revisi bahan ajar yang akan dilakukan untuk menghasilkan desain pembelajaran
yang lebih baik.
A. Analisis Prospektif
Analisis prospektif merupakan tahap analisis yang dilakukan sebelum
pembelajaran dimulai. Analisis ini terdiri dari analisis learning obstacle,
repensonalisai dan rekontekstualisasi, dan pengembangan desain didaktis. Analisis
ini diawali dengan cara melakukan uji instrumen learning obstacle untuk
mengetahui hambatan belajar yang dialami oleh siswa. Setelah itu peneliti akan
melakukan analisis rekontekstualisasi dan analisis repersonalisasi yang bertujuan
untuk mengaitkan materi dengan permasalahan pada kehidupan sehari-hari dan
untuk mengetahui alur pembelajaran yang akan diterapkan sehingga menciptakan
bahan ajar yang lebih teratur dan terstruktur. Setelah itu peneliti akan membuat
pengembangan desain didaktis yang akan digunakan pada saat pembelajaran
berlangsung.
1. Analisis Learning Obstacle Materi Fungsi Komposisi
Analisis Learning Obstacle merupakan tahap awal yang wajib dilakukan
sebelum merancang desain pembelajaran. Hal ini dilakukan agar dapat merancang
desain pembelajaran dengan tujuan untuk meminimalisir hambatan belajar yang
36
selama ini dialami oleh kebanyakan siswa. Learning Obstacle yang akan dianalisis
hanya terbatas pada materi fungsi.
Learning Obstacle yang telah teridentifikasi akan dikelompokan ke dalam
bentuk yang lebih spesifik yaitu berupa hambatan konseptual, hambatan prosedural
dan hambatan teknik operasisonal. Secara garis besar, hambatan koseptual
merupakan hambatan yang terjadi apabila siswa salah dalam mengartikan dan
menggunakan konsep yang telah ia pahami sebelumnya, contohnya siswa yang
salah dalam menyebutkan definisi atau penggunaan definisi yang belum tepat.
Hambatan prosedural merupakan hambatan yang terjadi apabila siswa tidak
mengerjakan soal sesuai dengan prosedur yang berlaku. Hambatan teknik
operasional terjadi apabila terdapat kesalahan penulisan atau kesalahan-kesalahan
lain yang secara tidak sengaja dialami oleh siswa.
Instrumen Learning Obstacle akan diujikan di kelas XI MIPA 2 dan XI MIPA
3 pada SMAN 5 Tangerang Selatan. Siswa tersebut merupakan siswa yang telah
mempelajari materi fungsi komposisi pada kelas X semester genap. Total siswa
yang mengikuti tes ini sebanyak 71 siswa. Terdapat 8 butir soal yang akan diujikan
yang telah mencakup berbagai macam kemampuan yang dimulai dari kemampuan
pemahaman konsep sampai dengan kemampuan pemecahan masalah. Dari berbagai
soal tersebut, maka didapatkan besaran persentase hambatan belajar yang dialami
oleh siswa:
Tabel 4.1
Persentase Hamabatan Belajar Siswa Materi Fungsi Komposisi
No s
oal
Kodif
ikas
i
Jenis Hambatan
Jumlah Siswa yang
Memiliki Hambatan
Persentase Hambatan
(%)
Rata-rata
Persentase
Hambatan
pada
setiap
Butir soal
XI MIPA
2
XI MIPA
3
XI MIPA
2
XI MIPA
3
1
1
A
Hambatan
konseptual 0 0 0.00 0.00 0.00
1
B
Hambatan
prosedural 4 4 10.53 12.12 11.32
37
Hambatan teknik
operasional 3 2 7.89 6.06 6.98
1
C
Hambatan
konseptual 0 0 0.00 0.00 0.00
Hambatan teknik
operasional 2 3 5.26 9.09 7.18
1
D
Hambatan
konseptual 10 9 26.32 27.27 26.79
2 2
Hambatan
konseptual 9 10 23.68 30.30 26.99
Hambatan teknik
operasional 7 9 18.42 27.27 22.85
3 3
Hambatan
konseptual 20 19 52.63 57.58 55.10
Hambatan
prosedural 13 14 34.21 42.42 38.32
Hambatan teknik
operasional 10 7 26.32 21.21 23.76
4
4
A
Hambatan
konseptual 26 22 68.42 66.67 67.54
Hambatan
prosedural 11 8 28.95 24.24 26.59
4
B
Hambatan
konseptual 26 23 68.42 69.70 69.06
Hambatan
prosedural 11 8 28.95 24.24 26.59
4
C
Hambatan
konseptual 28 25 73.68 75.76 74.72
Hambatan
prosedural 16 15 42.11 45.45 43.78
5 5
Hambatan
prosedural 19 18 50.00 54.55 52.27
Hambatan teknik
operasional 2 4 5.26 12.12 8.69
6 6 Hambatan
prosedural 22 20 57.89 60.61 59.25
38
Hambatan teknik
operasional 5 7 13.16 21.21 17.19
7 7
Hambatan
konseptual 23 20 60.53 60.61 60.57
Hambatan teknik
operasional 5 8 13.16 24.24 18.70
8
8
A
Hambatan
konseptual 28 25 73.68 75.76 74.72
8
B
Hambatan
konseptual 37 33 97.37 100.00 98.68
8
C
Hambatan
konseptual 38 33 100.00 100.00 100.00
9
9
A
Hambatan
konseptual 28 25 73.68 75.76 74.72
9
B
Hambatan
konseptual 37 33 97.37 100.00 98.68
9
C
Hambatan
konseptual 38 33 100.00 100.00 100.00
Persentase rata-rata hambatan belajar siswa pada materi
fungsi komposisi 43.38 45.66 44.52
Hambatan yang diteliti terdapat tiga macam, yaitu hambatan konseptual,
prosedural dan teknik operasional. Berikut adalah tabel yang merupakan persentase
dari pengelompokkan dari ketiga macam hambatan tersebut:
Tabel 4.2
Persentase Hamabatan Belajar Siswa pada Materi Fungsi Komposisi
dari Setiap Jenis Hambatan
Jenis hambatan
Persentase hambatan
setiap kelas Rata-rata persentase
hambatan dari setiap
jenis hambatan XI MIPA 2 XI MIPA 3
Hambatan konseptual 61.05 62.63 61.84
Hambatan prosedural 36.09 37.66 36.88
39
Hambatan teknik operasional 12.78 17.32 15.05
Jumlah siswa SMAN 5 Tangsel kelas XI MIPA 2 yang mengikuti tes: 38 siswa
Jumlah siswa SMAN 5 Tangsel kelas XI MIPA 3 yang mengikuti tes: 33 siswa
Jumlah keseluruhan siswa yang mengikuti tes : 38+33 = 71 siswa
Persentase hambatan siswa = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑙𝑎𝑚𝑖 ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑠 𝑥 100%
Fungsi komposisi merupakan salah satu materi yang memiliki persentase
hambatan belajar yang cukup besar terutama pada indikator hambatan konseptual.
Persentase hambatan belajar siswa didapat berdasarkan perhitungan dan analisis
dari sampel yang didapat pada sekolah SMAN 5 Tangerang Selatan. Persentase
hambatan belajar antara kelas XI MIPA 2 dengan XI MIPA 3 memiliki selisih yang
relatif kecil, hal ini dikarenakan penyebaran kemampuan matematis tiap siswa antar
kelas yang dinilai cukup setara. Selain itu, para siswa juga mendapat guru
matematika yang sama pada saat kelas X, hal ini memungkinkan terdapat kesamaan
antara metode balajar dan cara penyampaian yang dilakukan oleh guru sehingga
tidak mempengaruhi perbedaan yang cukup besar dalam pemahaman antara kelas
yang satu dengan kelas yang lainnya. Berikut adalah hambatan yang muncul beserta
keterangan hambatan berdasarkan Tabel 4.1:
Tabel 4.3.
Jenis Hambatan Beserta Keterangan yang dialami Siswa pada Materi
Fungsi Komposisi
Kodifikasi
Soal No Jenis Hambatan Keterangan Hambatan
1B
a Hambatan prosedural
Kesulitan dalam menggabungkan kedua
fungsi dan kesulitan dalam menjadikannya
sebagai suatu fungsi yang baru
b Hambatan teknik
operasional
Terdapat kesalahan penulisan dalam proses
pengerjaan soal
1C c Hambatan teknik
operasional
Terdapat kesalahan penulisan dalam proses
pengerjaan soal
40
1D d Hambatan konseptual
Kesulitan dalam menentukan pernyataan yang
benar dan salah pada tabel yang digunakan
untu menguji pemahaman konsep siswa terkait
materi fungsi komposisi
2
e Hambatan konseptual Siswa keliru dalam membedakan antara fungsi
(fog)(x) dengan fungsi (gof)(x)
f Hambatan teknik
operasional
Terdapat kesalahan penulisan dan penggunaan
operasi aljabar yang tidak tepat
3
g Hambatan konseptual Kesulitan dalam menentukan fungsi
(fogoh)(x)
h Hambatan prosedural Kesulitan menentukan bentuk sederhana dari
fungsi (fogoh)(x)
i Hambatan teknik
operasional
Kesalahan penulisan dan penggunaan operasi
aljabar yang tidak tepat
4A, 4B dan
4C j Hambatan konseptual
Kesulitan dalam membedakan diagram
(fog)(x) dengan diagram (gof)(x), diagram
(foI)(x) dengan diagram (Iof), dan diagram
((fog)oh)(x) dengan diagram (fo(goh))(x)
(diagram saling tertukar)
4A, 4B dan
4C k Hambatan prosedural
Tidak memberikan kesimpulan dalam
menentukan berlaku atau tidaknya sifat
komutatif, identitas dan asosiatif pada fungsi
komposisi
5
l Hambatan prosedural Tidak mengerjakan dengan tuntas sampai
dengan nilai g(2)
m Hambatan teknik
operasional
Terdapat kesalahan penulisan dan penggunaan
operasi aljabar yang tidak tepat dalam
menentukan nilai g(2)
6
n Hambatan prosedural
Tidak mengerjakan dengan tuntas sampai
dengan bentuk dari f(x-2) yang paling
sederhana
o Hambatan teknik
operasional
Terdapat kesalahan penulisan dan penggunaan
operasi aljabar yang tidak tepat dalam
menentukan f(x-2)
7 p Hambatan konseptual Kesulitan dalam menentukan nilai a pada
persamaan (fog)(a)
41
q Hambatan teknik
operasional
Terdapat kesalahan penulisan dan penggunaan
operasi aljabar yang tidak tepat dalam
menentukan nilai a pada fungsi (fog)(a)
8A r Hambatan konseptual
Kesulitan menentukan model matematika
yang tepat pada permasalahan pergantian nilai
mata uang
8B s Hambatan konseptual Kesulitan menentukan total ringgit dan rupiah
yang diminta
8C t Hambatan konseptual
Kesulitan dalam menentukan cara lain yang
dapat digunakan untuk langsung mengubah
nilai Dollar menjadi Rupiah
9A u Hambatan konseptual
Kesulitan menentukan model matematika
yang tepat pada permasalahan jumlah populasi
virus
9B v Hambatan konseptual Kesulitan menentukan total populasi virus C
9C w Hambatan konseptual
Kesulitan dalam menentukan cara lain yang
dapat digunakan untuk langsung menentukan
jumlah populasi virus C dari populasi virus A
Setiap butir soal memiliki kemungkinan tipe-tipe hambatan belajar yang
berbeda yang telah dikelompokkan berdasarkan teori yang dikemukakan oleh
Kastolan. Hambatan tersebut adalah hambatan konseptual, hambatan prosedural
dan hambatan teknik operasional. Berdasarkan fakta yang ditemukan dilapangan,
bisa terdapat lebih dari satu jenis hambatan secara bersamaan dalam satu butir soal.
Berikut adalah pemaparan hamabatan secara lebih terperinci berdasarkan Tabel 4.2:
a. Hambatan prosedural siswa dalam menentukan hasil fungsi komposisi
yang baru
Hambatan yang mempunyai kemungkinan untuk muncul dalam indikator
pada soal nomor 1B adalah hambatan prosedural. Hambatan ini dapat terjadi
dikarenakan siswa tidak membutuhkan pemahaman konsep untuk mengerjakan soal
pada tahap ini, siswa hanya diminta untuk menggabungkan kedua buah fungsi dan
menjadikannya fungsi yang baru. Persentase hambatan yang dialami oleh siswa
sebanyak 9%. Berikut adalah contoh dari salah satu responden yang mengalami dan
yang tidak mengalami hambatan prosedural:
42
Gambar 4.1
Contoh siswa yang mengalami hambatan konseptual pada soal nomor 1B
Gambar 4.2
Contoh siswa yang tidak mengalami hambatan konseptual pada soal nomor
1B
Dari kedua gambar di atas, dapat dilihat perbedaan hasil pengerjaan yang
benar dan yang salah. Pada Gambar 4.2 siswa hanya menggabungkan kedua fungsi
menjadi satu, sedangkan pada Gambar 4.3 siswa menggabungkan sekaligus
mengubah kedua fungsi tersebut menjadi fungsi yang baru, dan jawaban itulah yang
sesuai dengan yang diminta oleh soal. Melalui fungsi yang baru, siswa dapat dengan
mudah menentukan apakah fungsi komposisi tersebut masih bisa dikatakan sebagai
fungsi yang sesuai dengan definisi atau tidak.
43
b. Hambatan teknik operasional dalam menentukan hasil fungsi komposisi
yang baru
Hambatan teknik operasional adalah salah satu jenis hambatan yang
memungkinkan muucul dalam indikator pada soal nomor 1B selain jenis hambatan
prosedural. Kesalahan penulisan atau kesalahan siswa dalam melihat soal dapat
terjadi sehingga menciptakan jawaban yang tidak tepat. Berbeda dengan hambatan
konseptual dan prosedural, hambatan teknik operasional lebih dititik beratkan pada
kesalahan dalam penggunaan tanda, penggunaan jenis operasi pada matematika dan
berbagai jenis kesalahan yang muncul dikarenakan ketidaktelitian siswa dalam
mengerjakan soal. Berikut adalah contoh hasil pengerjaan salah satu responden
yang terdapat kesalahan penulisan di dalamnya:
Gambar 4.3
Contoh Siswa yang Mengalami Hambatan Teknik Operasional pada Soal
Nomor 1B
Diagram keempat yang digambar oleh siswa tidak bersesuaian dengan soal
yang disajikan, sehingga menghasilkan jawaban yang tidak tepat.
c. Hambatan Teknik Operasional dalam menentukan gabungan fungsi mana
yang masih berbentuk fungsi yang sesuai dengan definisi
44
Tipe hambatan yang terjadi pada tahap ini adalah hambatan teknik
operasional. Siswa yang sama yang mengalami hambatan teknik operasional pada
soal nomor 1B, pastinya akan menghasilkan kesimpulan yang keliru juga pada soal
nomor 1C dikarenakan kesimpulan yang diambil sebagai jawaban pada soal nomor
1C adalah berdasarkan hasil pengerjaan siswa pada nomor 1B. Hambatan yang
dialami oleh siswa tersebut bukanlah tipe hambatan konseptual karena berdasarkan
hasil analisis peneliti, anak tersebut sudah dapat memahami secara utuh konsep dari
definisi fungsi. Berikut adalah salah satu responden yang memiliki kesalahan
penulisan sehingga menghasilkan kesimpulan yang salah:
Gambar 4.4
Contoh Siswa yang Mengalami Hambatan Teknik Operasional pada Soal
Nomor 1C
d. Hambatan konseptual siswa dalam menentukan pernyataan yang benar
dan yang salah pada tabel
Peneliti memberikan beberapa pernyataan yang dirangkum menggunakan
tabel untuk menguji pemahaman konsep yang dimiliki siswa pada materi fungsi
komposisi. Berikut adalah gambar dari tabel yang disajikan dalam soal sebagai soal
nomor 1D:
45
Gambar 4.5
Tabel untuk Menguji Pemahaman Konsep Fungsi Komposisi pada Siswa
Pada pernyataan pertama yang tertera pada gambar di atas, dapat kita
simpulkan bahwa pernyataan tersebut benar karena syarat untuk menjadi fungsi
komposisi yang sesuai adalah diagram pertama haruslah berupa fungsi begitu juga
dengan diagram kedua, oleh karena itu pernyataan pertama menggunakan kata
“dan” dikarenakan hal tersebut berlaku pada kedua diagram antara diagram satu
dan diagram dua. Pernyataan kedua menggunakan kata “atau” yang mengartikan
bahwa apabila salah satu diagram antara diagram satu atau diagram dua sudah
berbentuk fungsi, maka fungsi tersebut bisa dikatakan sebagai fungsi komposisi
yang sesuai dengan syarat. Pernyataan kedua bernilai salah karena kedua diagram
tersebut haruslah berbentuk fungsi. Penggunaan kata “dan” dengan “atau” dipilih
guna mengecoh dan menguji sampai dimana pemahaman siswa terkait materi
komposisi fungsi. Pernyataan ketiga merupakan pernyataan yang benar dan
pernyataan keempat merupakan pernyataan yang salah. Berikut adalah beberapa
contoh dari hambatan konseptual yang terjadi pada siswa:
Gambar 4.6
46
Contoh Siswa yang Mengalami Hambatan Konseptual pada Soal Nomor 1D
Berdasarkan hasil pengerjaan siswa pada Gambar 4.6 dapat terlihat bahwa
siswa belum mengerti bentuk dan konsep dari fungsi komposisi. Terlihat perbedaan
jawaban antara gambar pada Gambar 4.6. Perbedaan jawaban tersebut dikarenakan
terdapat perbedaan hambatan yang dialami siswa. Hambatan-hambatan tersebut
bisa muncul dikarenakan oleh berbagai macam faktor, salah satu faktor yang
mungkin mempengaruhi adalah dikarenakan siswa tidak dapat mengambil
kesimpulan yang benar berdasarkan soal-soal yang sebelumnya mereka kerjakan.
e. Hambatan konseptual dalam menentukan fungsi (fog)(x)
Hambatan konseptual yang terjadi pada tahap ini adalah siswa sulit
membedakan antara fungsi (fog)(x) dengan fungsi (gof)(x). Terdapat beberapa
siswa yang mencari nilai (gof)(x) pada saat soal meminta nilai dari (fog)(x).
Hambatan tersebut masuk ke dalam hambatan konseptual dikarenakan terdapat
miskonsepsi yang dialami siswa. Siswa yang tidak mengalami hambatan
konseptual, tidak akan kesulitan menentukan perbedaan antara persamaan pada
(fog)(x) dan (gof)(x). Berikut adalah soal yang dikerjakan siswa contoh siswa yang
mengalami hambatan konseptual dalam menentukan fungsi (fog)(x):
Gambar 4.7
Instrumen Learning Obstacle Nomor 2
Gambar 4.8
Contoh Siswa yang Mengalami Hambatan Konseptual pada Soal Nomor 2
47
f. Hambatan teknik operasional dalam menentukan bentuk sederhana dari
fungsi (fog)(x)
Selain hambatan konseptual, terdapat hambatan teknik operasional yang
terjadi juga pada soal yang sama. Hambatan teknik operasional ini terjadi
dikarenakan siswa tidak cukup teliti dalam memfaktorkan sehingga terjadi
kesalahan dalam pengoperasian. Berikut adalah contoh hambatan teknik
operasional yang terjadi pada siswa:
Gambar 4.9
Contoh Siswa yang Mengalami Hambatan Teknik Operasional pada Nomor
2
Kesalahan yang terjadi adalah terletak pada cara siswa memfaktorkan
persamaan tersebut. Harusnya apabila siswa tersebut ingin memfaktorkan angka 4,
maka persamaannya menjadi 2√𝑥2 − 5𝑥 + 7. Hal ini juga diperkuat dengan
wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap siswa tersebut. Berikut adalah
hasil wawancara yang dilakukan antara peneliti dengan siswa yang bersangkutan:
Peneliti : Kamu kenapa kok ngisinya gini?
Siswa : Iya kak, tadi aku salah ngefaktorinnya
Peneliti : Berarti harusnya jadi gimana dong?
Siswa : Harusnya 2√𝑥2 − 5𝑥 + 7
Peneliti : nah iya itu bener, lain kali lebih hati-hati ya
g. Hambatan konseptual dalam menentukan fungsi (fogoh)(x)
Terdapat beberapa siswa yang tidak mengisi sama sekali lembar jawabannya
pada soal nomor 3 ini. Sulit membedakan hambatan tipe seperti apa yang terjadi
apabila siswa tidak memberikan jawaban sama sekali. Peneliti melakukan
48
wawancara dengan siswa-siswa tersebut secara bersamaan untuk dapat menentukan
dengan tepat hambatan yang terjadi pada siswa. Berikut adalah hasil wawancara
yang dilakukan secara bersama-sama:
Peneliti : Adik-adik kalian kenapa kok ini kertasnya ga diisi sama sekali?
Siswa 1 : Aku bingung ka
Siswa 2 : iya sama ka aku juga, makanya aku ga isi
Peneliti : Bingung dimananya?
Siswa 1 : Ga ngerti sama sekali cara ngisinya
Peneliti : Kan ini sama aja kayak nomor 2
Siswa 3 : Beda kak, itu kan ada tiga fungsi ada f(x), g(x) dan h(x). Makanya
bingung gimana cara ngisinya
Peneliti : Berarti kalian bingung di konsepnya ya?
Siswa 1,2,3 : iya kak ga ngerti sama sekali
Peneliti dapat menentukan hambatan yang terjadi adalah berupa hambatan
konseptual setelah dilakukannya wawancara singkat dengan siswa yang
bersangkutan. Terlihat bahwa siswa-siswa tersebut tidak memiliki landasan konsep
yang kuat sehingga kesulitan dalam menentukan fungsi (fogoh)(x).
h. Hambatan prosedural dalam menentukan bentuk sederhana dari fungsi
(fogoh)(x)
Hambatan prosedural terjadi apabila siswa mengerti cara menyelesaikan
masalah yang disajikan pada instrumen dan juga tidak memiliki kesalahan
penulisan di dalamnya, namun siswa tidak menyelesaikan permasalahan sesuai
dengan yang diminta oleh instrumen atau siswa tidak membuat hasil
penyelesaiannya dalam bentuk yang paling sederhana. Terdapat beberapa siswa
yang memiliki hambatan prosedural pada tahap ini. Persamaan yang mereka
hasilkan tidak dibuat dalam bentuk yang paling sederhana, walaupun penyelesaian
yang mereka dapat bukanlah hasil penyelesaian yang keliru, namun bukan juga
hasil penyelesaian yang sempurna. Berikut adalah contoh hambatan prosedural
yang terjadi pada soal nomor 3:
49
Gambar 4.10
Contoh Siswa yang Mengalami Hambatan Prosedural pada Soal Nomor 3
Hasil penyelesaian akhir yang di dapat oleh siswa pada gambar yang
dilingkari adalah 4𝑥2−16𝑥+16−9
6𝑥2−24𝑥+24−5. Terlihat bahwa penyelesaian yang diberikan oleh
siswa tersebut belum sempurna, seharusnya persamaan tersebut dapat lebih
disederhanakan menjadi 4𝑥2−16𝑥+7
6𝑥2−24𝑥+19.
i. Hambatan teknik operasional dalam menentukan fungsi (fogoh)(x)
Pada tahap siswa rentan mengalami kesalahan dalam penulisan maupun
kesalahan dalam penggunaan operasi pada fungsi komposisi. Hal ini dapat terjadi
dikarenakan dalam menentukan fungsi (fogoh)(x) meiliki tingkat kesulitan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan menentukan fungsi (fog)(x). Selain memiliki
tingkat kesulitan yang lebih tinggi, soal tersebut juga harus dikerjakan dengan lebih
teliti. Ketilian ini dibutuhkan oleh siswa untuk menghindari atau meminimalisir
hambatan teknik operasional. Berikut adalah contoh siswa yang tidak memiliki
hambatan dan siswa yang memiliki hambatan teknik operasional pada soal nomor
3:
50
Gambar 4.11
Siswa yang Memiliki Hambatan Teknik Operasional pada Soal Nomor
3
Gambar 4.12
Siswa yang Tidak Memiliki Hambatan Teknik Operasional pada Soal Nomor
3
Apabila kita membandingkan antara jawaban yang benar dan yang salah,
maka dapat terlihat bahwa siswa mengalami kesalahan penulisan yang dapat
dikategorikan sebagai hambatan teknik operasional. Hal tersebut juga diperkuat
dengan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan siswa yang diduga
memiliki hambatan teknik operasional. Berikut adalah hasil wawancara singkat
yang telah dilakukan sehari setelah pengisian intrumen learning obstacle:
Peneliti : dek, kamu coba lihat deh jawaban kamu, menurut kamu bener ga?
Siswa : yang nomor berapa ka?
Peneliti : yang nomor 3
51
Siswa : oh ini ya ka? Oh iya kayanya aku ada salah disini ya ka
Peneliti : salah yang mana tuh?
Siswa : ininih, aku lupa nulis angka -3 di atas dama +4 di bawahnya
Peneliti : nah iya tuh bener. Oke deh makasih ya dek
j. Hambatan konseptual dalam menentukan bentuk diagram pada fungsi
komposisi
Hambatan konseptual yang terjadi pada tahap ini adalah siswa terbalik dalam
menentukan diagram yang seharusnya pada fungsi komposisi. Hal tersebut dapat
terjadi apabila siswa tidak memahami definisi dari fungsi komposisi yang
sebenarnya sehingga diagram yang dihasilkan tidaklah sesuai. Sebagai contoh
fungsi (fog)(x), fungsi (fog)(x) artinya memasukkan fungsi g(x) ke dalam fungsi
f(x) sehingga diagram yang seharusnya digambarkan dalam bentuk diagram g(x)
yang mengarah pada diagram f(x), namun karena siswa memiliki pemahaman yang
kurang, maka kebanyakan dari siswa tersebut menyatakannya dalam bentuk yang
terbalik. Selain itu sebagian lain dari siswa yang mengalami hambatan pada tahap
ini, tidak memberikan jawaban sama sekali karena merasa kebingungan. Berikut
adalah gambar dari instrumen yang diujikan serta gambar dari perwakilan siswa
yang mengalami dan tidak mengalami hambatan konseptual:
Gambar 4.13
Instrumen Learning Obstacle Nomor 4
52
Gambar 4.14
Siswa yang Memiliki Hambatan Konseptual pada Soal Nomor 4
Gambar 4.15
Siswa yang Tidak Memiliki Hambatan Konseptual pada Soal Nomor 4a
Apabila kita bandingan antara jawaban yang benar dan yang salah, dapat
terlihat bahwa diagram yang dihasilkan berbeda walaupun kesimpulan yang
53
dihasilkan sama dan keduanya bernilai benar. Hal ini dapat terjadi dikarenakan
siswa belum memiliki pemahaman konsep yang tepat mengenai bentuk dari
diagram yang sesuai pada fungsi komposisi.
k. Hambatan prosedural dalam menentukan keberlakuan sifat komutatif,
sifat identitas dan sifat asosiatif pada fungsi komposisi
Hambatan pada tahap ini muncul apabila siswa sudah menentukan bentuk dari
diagram yang diminta, namun tidak menyertakan kesimpulan yang menjadi poin
penting pada instrumen yang diujikan. Hal tersebut menyebabkan ketidaktuntasan
dalam menyelesaikan pertanyaan yang dijuikan dan menjadikannya bagian dari
bentuk hambatan prosedural. Berikut adalah contoh gambar yang mewakili bentuk
dari hambatan prosedural pada soal nomor 4:
Gambar 4.16
Siswa yang Memiliki Hambatan Prosedural pada Soal Nomor 4
Berbeda dengan Gambar 4.14 dan 4.15 yang telah mengubah diagramnya
menjadi diagram yang lebih singkat pada gambar tersebut pula siswa telah
memeberikan kesimpulan dan dapat menuntaskan pertanyaan yang diajukan.
Gambar 4.16 tidak melakukan hal yang sama, pada gambar ini siswa hanya
menggambar diagram dan tidak menyimpulkan keberlakuan dari masing-masing
sifat komutatif, sifat identitas dan sifat asosiatif.
l. Hambatan prosedural dalam menentukan nilai fungsi g(2) apabila
diketahui fungsi (fog)(x) dan f(x)
Hambatan yang muncul pada tahap ini adalah berupa hambatan prosedural.
Hambatan ini terjadi dikarenakan siswa tidak menyelesaikan dengan tuntas
54
pertanyaan yang diajukan oleh instrumen yang diujikan. Diketahui fungsi (fog)(x)
dan fungsi f(x) dan siswa harus menentukan fungsi g(2). Siswa harus mencari
terlebih dahulu fungsi g(x) untuk bisa mendapatkan nilai fungsi g(2), namun banyak
siswa yang tidak membaca pertanyaan dengan teliti sehingga terdapat beberapa
siswa yang menyelesaikan jawabannya hanya sampai fungsi g(x). Hal tersebut
dapat dikategorikan sebagai hambatan prosedural. Berikut adalah salah satu contoh
siswa yang mengalami hambatan prosedural pada nomor 5:
Gambar 4.17
Siswa yang Memiliki Hambatan Prosedural pada Soal Nomor 5
m. Hambatan teknik operasional dalam menentukan fungsi g(2) apabila
diketahui fungsi (fog)(x) dan f(x)
Hambatan teknik operasional merupakan salah satu hambatan yang muncul
selain hambatan prosedural pada tahap ini. Hambatan ini muncul dikarenakan
ketidaktelitian dan kesalahan dalam penggunaan operasi pada fungsi aljabar.
Berikut adalah salah satu contoh hambatan teknik operasional yang muncul pada
soal nomor 5:
Gambar 4.18
Siswa yang Memiliki Hambatan Teknik Operasional pada Soal Nomor 5
55
Hambatan teknik operasional yang dialami oleh siswa terdapat pada gambar
yang dilingkari. Seharusnya 2(g(2)) = 16 sehingga fungsi g(2) yang dihasilkan
menjadi 8, namun karena ketidaktelitian siswa hasil akhir yang dihasilkan menjadi
bentuk fungsi yang salah.
n. Hambatan prosedural dalam menentukan fungsi f(x-2) apabila diketahui
fungsi (fog)(x) dan g(x)
Hambatan yang muncul pada tahap ini adalah berupa hambatan prosedural.
Hambatan ini terjadi dikarenakan siswa tidak menyelesaikan dengan tuntas
pertanyaan yang diajukan oleh instrumen yang diujikan. Diketahui fungsi (fog)(x)
dan fungsi g(x) dan siswa harus menentukan fungsi f(x-2). Siswa harus mencari
terlebih dahulu fungsi f(x) untuk bisa mendapatkan fungsi f(x-2), namun banyak
siswa yang tidak membaca pertanyaan dengan teliti sehingga terdapat beberapa
siswa yang menyelesaikan jawabannya hanya sampai fungsi f(x). Hal tersebut dapat
dikategorikan sebagai hambatan prosedural. Berikut adalah salah satu contoh siswa
yang mengalami hambatan prosedural pada nomor 5:
Gambar 4.19
Siswa yang Memiliki Hambatan Prosedural pada Soal Nomor 5
o. Hambatan teknik operasional dalam menentukan fungsi f(x-2) apabila
diketahui fungsi (fog)(x) dan g(x)
Hambatan teknik operasional merupakan salah satu hambatan yang muncul
selain hambatan prosedural pada tahap ini. Hambatan ini muncul dikarenakan
ketidaktelitian dan kesalahan dalam penggunaan operasi pada fungsi aljabar.
Berikut adalah salah satu contoh hambatan teknik operasional yang muncul pada
soal nomor 5:
56
Gambar 4.20
Siswa yang Memiliki Hambatan Teknik Operasional pada Soal Nomor 5
Hambatan teknik operasional yang dialami oleh siswa terdapat pada gambar
yang dilingkari. Seharusnya 3(x-2) dapat dibentuk menjadi 3x-6 sehingga fungsi
yang dihasilkan menjadi 3x-11, namun karena ketidaktelitian siswa hasil akhir yang
dihasilkan menjadi bentuk fungsi yang salah.
p. Hambatan prosedural dalam menentukan nilai variabel a pada fungsi
(fog)(a)
Hambatan prosedural yang terjadi pada tahap ini adalah siswa tidak mengerti
cara menyelesaikan masalah yang disajikan pada instrumen learning obstacle.
Masalah yang disajikan pada instrumen adalah diketahui fungsi f(x), g(x) dan nilai
(fog)(a) dan ditanya nilai dari variabel a. Mencari fungsi (fog)(x), mengganti
variabel x dengan a dan mensubstitusikan nilai fungsinya merupakan langkah-
langkah yang harus dilakukan untuk mencari nilai dari variabel a. Namun, terdapat
beberapa siswa yang tidak mengerti konsep sehingga tidak mengetahui cara
mencari nilai variabel a. Berikut adalah salah satu contoh hambatan konseptual
yang muncul pada soal nomor 6:
Gambar 4.21
Siswa yang Memiliki Hambatan Konseptual pada Soal Nomor 6
q. Hambatan teknik operasional dalam menentukan nilai variabel a pada
fungsi (fog)(a)
Hambatan kedua yang terjadi pada tahap ini adalah hambatan teknik
operasional. Hambatan teknik operasional yang banyak terjadi adalah kesalahan
siswa dalam penulisan variabel. Variabel yang seharusnya ditulis berdasarkan
57
pertanyaan yang diajukan adalah variabel a, namun terdapat beberapa siswa yang
tetap menuliskannya dalam bentuk x. Berikut adalah salah satu contoh hambatan
teknik operasional yang muncul pada soal nomor 6 bila dibandingkan dengan siswa
yang tidak memiliki hambatan teknik operasional:
Gambar 4.22
Siswa yang Memiliki Hambatan Teknik Operasional pada Soal Nomor 6
r. Hambatan konseptual dalam menentukan model matematika pada
permasalahan pergantian nilai mata uang
Hambatan konseptual terjadi sesuai namanya, apabila hambatan yang terjadi
terkait dengan pemahaman konsep dan hal tersebut pada tahap ini dapat membuat
siswa kesulitan dalam menentukan model matematika yang sesuai dengan masalah
yang disajikan. Model matematika adalah pernyataan umum untuk suatu
permasalahan tertentu yang disajikan dalam bentuk aljabar yang memiliki variabel,
koefisien dan konstanta. Banyak siswa yang tidak tahu cara membuat model
matematika dikarenakan bingung untuk menentukan unsur-unsur yang terdapat
dalam model matematika, selain itu terdapat juga beberapa siswa yang tidak tahu
sama sekali apa itu model matematika, sehingga kedua alasan tersebut yang
membuat siswa mengosongkan jawabannya. Berikut adalah wawancara singkat
yang dilakukan oleh peneliti dengan ketiga siswa yang menosongkan jawabannya:
Peneliti : Assalamu’alaikum dik, kakak mau nanya jawaban kalian nih
Siswa 1 : Jawaban yang mana ka?
Peneliti : Ini yang nomor 7A, kenapa ga diisi?
Siswa 1 : Aku ga ngerti ka
Peneliti : Ga ngerti kenapa?
Siswa 1 : Aku gatau model matematika apa
Peneliti : Kalau kamu kenapa? (sambil menunjuk kepada siswa yang ke 2)
Siswa 2 : Kalau aku ga ngerti cara buat model matematikanya ka
58
Peneliti : Tapi kamu tahu kan model matematika itu apa?
Siswa 2 : Tahu ka, pokoknya itu dibuat jadi fungsi aljabar kan ya? yang pake
x
Peneliti : Iya betul. Kalau kamu kenapa? (sambil menunjuk siswa terakhir)
Siswa 3 : Kalau aku sama kaya dia kak, gatau cara buat model
matematikanya
Peneliti : Emang apa yang buat kalian bingung?
Siswa 2 : Nentuin variabel, koefisien sama konstantanya ka masih bingung
Peneliti : Oh gitu, oke deh, makasih ya.
s. Hambatan konseptual dalam menentukan nilai ringgit dan rupiah
Hambatan konseptual yang terjadi pada tahap ini adalah siswa kesulitan
memaknai model matematika dalam bentuk f(x) dan g(x) yang telah mereka buat.
Berikut adalah gambar yang menjelaskan hambatan konseptual yang dialami siswa
beserta instrument yang diujikan:
Gambar 4.23
Instrumen Learning Obstacle Nomor 7B
59
Gambar 4.24
Siswa yang Memiliki Hambatan Konseptual pada Soal Nomor 7B
Siswa menggunakan f(x) sebagai fungsi untuk menentukan nilai tukar uang
Dollar ke Ringgit dan g(x) sebagai fungsi untuk menentukan nilai tukar uang
Ringgit ke Rupiah. Pada gambar terlihat bahwa siswa melakukan kesalahan dalam
memasukkan nilai x pada fungsi g(x). Nilai x yang harusnya digunakan untuk
menukar Ringgit ke Rupiah adalah 6993 bukan 2000, karena 2000 adalah jumlah
Dollar sedangkan g(x) adalah merubah nilai tukar uang Ringgit ke Rupiah. Siswa
menganggap g(x) adalah fungsi untuk menukar uang Dollar ke Rupiah, sehingga
nilai x yang dimasukkan adalah 2000. Hal tersebut merupakan hambatan konseptual
yang sangat fatal karena akan menghasilkan jumlah Rupiah yang sangat berbeda.
t. Hambatan konseptual dalam menentukan cara mengubah nilai Dollar
secara langsung ke nilai Rupiah
Hambatan konseptual yang terjadi pada tahap ini sangat tinggi, dikarenakan
tidak ada satupun siswa yang memberikan jawaban yang tepat. Instrumen pada soal
nomor 7C menanyakan apakah ada fungsi baru untuk mengubah nilai Dollar
langsung kepada nilai Rupiah, dikarenakan yang diketahui pada soal nomor 7 hanya
mengubah nilai Dollar ke Ringgit dan mengubah nilai Ringgit ke Rupiah. Instrumen
nomor 7C bertujuan untuk mengetahui apakah siswa memahami kegunaan konsep
dari fungsi komposisi pada kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil uji learning
obstacle yang telah dilakukan, tidak ada satu pun siswa yang menjawab bahwa
dengan menggunakan operasi komposisi pada fungsi dapat menghasilkan fungsi
baru yang dapat mengubah nilai Dollar langsung kepada nilai Rupiah. Apabila
berdasarkan jawaban kebanyakan siswa nilai f(x) adalah fungsi untuk menyatakan
perubahan nilai Dollar ke Ringgit dan g(x) menyatakan perubahan nilai Ringgit ke
60
Rupiah, maka fungsi yang tepat untuk menyatakan nilai tukar Dollar langsung
kepada nilai Rupiah adalah fungsi (gof)(x).
u. Hambatan konseptual dalam menentukan model matematika pada
permasalahan jumlah virus
Permasalahan yang disajikan pada soal nomor 8 dengan soal nomor 7
memiliki kesamaan, namun tetap dijadikan instrumen yang berbeda atas
pertimbangan bahwa siswa akan lebih serius untuk menyelesaikan permasalahan
yang menurut mereka lebih menarik. Intrumen ini akan disajikan pada siswa
jenjang SMA dengan jurusan MIPA, maka dari itu permasalahan yang disajikan
pada soal nomor 8 adalah yang terkait dengan jumlah virus, dengan harapan siswa
akan lebih tertarik dengan permasalahan tersebut dan dapat menjawab dengan lebih
tepat. Hal tersebut ternyata tidak mempengaruhi persentase hambatan yang terjadi
pada siswa. Siswa yang tidak dapat membuat model matematika pada nomor 7 juga
tidak dapat membuat model matematika pada soal nomor 8. Penyebab dari
hambatan konseptual yang terjadi masih sama, yaitu siswa tidak dapat menentukan
variabel, konstanta dan koefisien pada model matematika dan yang kedua
dikarenakan siswa tidak mengetahui apa itu model matematika. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan wawancara yang telah dilakukan dengan siswa lain yang
berbeda dengan harapan ditemukannya penyebab lain dari hambatan belajar yang
terjadi. Berikut adalah percakapan pada wawancara yang telah dilakukan:
Penulis : Dik, kakak mau tanya-tanya sedikit ya tentang jawaban kamu
Siswa : Iya ka boleh ka
Penulis : Ini nomor 8A kamu kenapa ga diisi?
Siswa : Aku gatau cara buat model matematikanya ka
Penulis : Tapi kamu tahu model matematika kan ya?
Siswa : iya ka tahu
Penulis : Apa tuh?
Siswa : Itu loh yang dibuat jadi pake variabel, nanti dipakein x biasanya
Penulis : Iya betul, itu namanya fungsi aljabar
Siswa : Nah iya, itu maksud aku ka hehe
Penulis : Terus kamu bingungnya dimana?
61
Siswa : Gatau cara buatnya ka
Penulis : Gatau cara nentuin variabel, konstanta sama koefisiennya ya?
Siswa : Nah iya kayak gitu ka
Penulis : Oh gitu, yaudah makasih ya
v. Hambatan konseptual dalam menentukan jumlah populasi virus
Berbeda dengan hambatan konseptual yang terjadi pada soal nomor 7B, pada
soal nomor 8B ini tidak terjadi hal yang sama. Baik fungsi f(x) maupun fungsi g(x)
tidak terjadi kekeliruan dalam memasukkan nilai x, sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam menentukan jumlah virus yang diminta. Hambatan konseptual yang terjadi
pada soal nomor 8B lebih kepada dikarenakan siswa tidak dapat membuat fungsi
f(x) dan g(x) pada soal nomor 8A (karena soal pada 8A dan 8B yang berkelanjutan).
w. Hambatan konseptual dalam menentukan jumlah populasi virus A
langsung ke virus C
Hambatan konseptual pada nomor 8C ini terjadi sama seperti hambatan pada
nomor 7C, yaitu siswa tidak dapat menentukan fungsi langsung yang dapat
mengubah virus A menjadi virus C. Hambatan konseptual yang terjadi dikarenakan
siswa tidak mengetahui kegunaan fungsi komposisi dalam menyelesaikan masalah-
masalah tertentu yang disajikan. Hambatan konseptual yang terjadi adalah 100%
yang artinya tidak ada satu orang siswa pun yang menjawab dengan benar.
2. Repersonalisasi dan Rekontektualisasi
Repersonalisasi dan rekontekstualisasi penting untuk dilakukan sebelum
dilakukannya pembahasan mengenai pengembangan desain bahan ajar.
Repesonalisasi dan rekontekstualisasi dilakukan dengan tujuan untuk mendalami
dan memahami secara detail mengenai alur materi dengan situasi kontekstualnya.
Repersonalisasi berarti melakukan matematisasi seperti yang dilakukan
matematikawan, dimana dalam hal ini guru memetakan hubungan antar konsep.
Sementara rekontekstualisasi berarti memaknai situasi dalam konsep tersebut
muncul dikehidupan sehari-hari, dimana guru dapat menelaah sejarah
perkembangan konsep tersebut serta ragam aplikasinya.1
1 Didi Suryadi, dkk, Monograf Didactical Design Research (DDR), (Bandung: Rizqi Press,
2016), hal. 14
62
Eksplorasi konsep perlu dilakukan sebelum sebelum peneliti menentukan alur
pembelajaran. Buku yang akan dijadikan sumber untuk bahan eksplorasi adalah
buku teks yang digunakan oleh guru mata pelajaran di sekolah tempat peneliti
melangsungkan kegiatan penelitian. Buku tersebut yaitu buku matematika kelas X
penerbit I dan buku matematika kelas X penerbit II. Eksplorasi materi dimulai
dengan cara menyajikan peta konsep pada fungsi komposisi. Namun, dikarenakan
materi fungsi komposisi merupakan sub materi dari fungsi, maka peta konsep yang
disajikan pada fungsi komposisi tidak detail, sehingga peneliti merancang sendiri
peta konsep dengan cara menganalisis materi dan didapatkanlah peta konsep
sebagai berikut:
Gambar 4.25
Peta Konsep Fungsi Komposisi
Konsep yang disajikan pada kedua buku tersebut masih terdapat beberapa
kekurangan sehingga bahan ajar masih dapat diperbaiki lagi. Kekurangan yang
dialami tiap buku berbeda-beda. Pada buku matematika kelas X penerbit I, memulai
63
materi fungsi komposisi dengan menyajikan permasalahan kontekstual untuk
membangun konsep pemahaman siswa mengenai fungsi komposisi. Berikut adalah
masalah yang disajikan oleh buku tersebut:
Gambar 4.26
Penyajian Masalah Fungsi Komposisi pada Buku
Apabila siswa hanya membaca soal tersebut dan menyelesaikan pertanyaan
berdasarkan soal, maka siswa tidak akan mengerti kegunaan dari fungsi komposisi
apabila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pertanyaan yang diberikan kurang
spesifik dalam menunjukkan konsep fungsi komposisi. Selain itu, menurut peneliti
ada baiknya permasalahan kontekstual dapat disajikan sebagai penutup dari
rangkaian pembelajaran, dikarenakan siswa hanya dapat menyelesaikan
permasalahan tersebut apabila siswa sudah mengetahui definisi, kegunaan dan cara
menghitung menggunakan operasi komposisi. Setelah siswa paham rangkaian
tersebut, barulah guru menyajikan permasalahan kontekstual kepada siswa
sehingga siswa akan lebih mengerti kegunaan materi fungsi komposisi dalam
kehidupan sehari-hari.
Kekurangan yang terdapat pada buku penerbit II adalah kurang lengkapnya
pemaparan materi sehingga akan membingungkan siswa dalam mengerjakan soal
fungsi komposisi yang memiliki banyak sekali variasi dan jenis soal yang akan
disajikan. Salah satu materi yang tidak terdapat dalam buku ini adalah menentukan
64
fungsi f(x) apabila diketahui fungsi (fog)(x) dan g(x). Buku ini telah menyajikan
contoh pembahasan untuk menentukan fungsi g(x), namun materi tentang
menentukan fungsi f(x) juga sangat penting untuk disajikan apabila mengingat
kesulitan untuk menentukan fungsi f(x) lebih tinggi dibandingkan menentukan
fungsi g(x).
Kekurangan kedua yang terdapat pada buku ini adalah pada saat menentukan
sifat-sifat yang berlaku pada operasi fungsi komposisi. Di dalam buku tersebut
sudah ditentukan sifat mana saja yang berlaku dan yang tidak. Berikut adalah cara
buku menyajikan materi mengenai sifat-sifat pada fungsi komposisi:
Gambar 4.27
Penyajian Sifat Komutatif, Identitas dan Asosiatif pada Buku
Sebaiknya, untuk menyelidiki keberlakuan sifat komutatif, identitas dan
asosiatif dapat diserahkan kepada siswa langsung. Buku hanya menuntun siswa
untuk menyelidiki sifat-sifat tersebut. Buku tersebut dapat memberikan syarat
apabila suatu sifat berlaku atau tidak berlaku, siswa akan menyelidiki menggunakan
operasi komposisi dan menyimpulkan hasilnya. Siswa yang menyelidiki dan
65
menyimpulkan sendiri hasilnya, akan lebih teringat sifat mana saja yang berlaku
dan yang tidak.
Berdasarkan pemahaman dan pengkajian yang mandalam yang dilakukan
oleh penulis berdasarkan beberapa sumber buku, maka didapatkanlah hasil alur
pembelajaran materi fungsi komposisi sebagai berikut:
Gambar 4.28
Alur Pembelajaran Materi Fungsi Komposisi
Sebelum siswa mengetahui definisi fungsi komposisi, ada baiknya penulis
dapat memastikan bahwa siswa mengetahui definisi fungsi terlebih dahulu. Penulis
menyajikan diagram panah dan mengelompokkannya berdasarkan diagram panah
yang memiliki bentuk fungsi dan yang bukan fungsi. Siswa dapat mengamati
perbedaan antara fungsi dan bukan fungsi dan melalui perbedaan tersebut siswa
dapat menentukan definisi fungsi dengan lebih mudah. Setelah itu barulah siswa
masuk ke dalam definisi fungsi komposisi. Definisi fungsi komposisi ini akan
membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual yang akan
disajikan diakhir, sehingga penting bagi siswa untuk memahmi definisi fungsi
komposisi beserta kegunaannya.
Definisi fungsi Definisi fungsi
komposisi
Menentukan
(fog)(x) apabila
diketahui f(x) dan
g(x)
Menentukan nilai
(fog)(x) apabila x
diketahui
nilainya
Definisi fungsi
Menentukan g(x)
apabila (fog)(x)
dan f(x)
diketahui
Menentuka f(x)
apabila (fog)(x)
dan g(x)
diketahui
Menentukan
(fogoh)(x) apabila
diketahui f(x), g(x)
dan h(x)
Menentukan
sifat-sifat yang
berlaku pada
fungsi komposisi
Menyajikan
masalah kontekstual
terkait materi fungsi
komposisi
66
Alur pembelajaran selanjutnya adalah menentukan fungsi (fog)(x). Operasi
komposisi merupakan suatu operasi yang sangat asing bagi siswa untuk dikerjakan.
Penulis akan menyajikan tabel untuk mempermudah siswa dalam menentukan
fungsi menggunakan operasi komposisi. Tabel tersebut akan menuntun siswa
sedikit demi sedikit dalam menggunakan operasi komposisi sehingga siswa akan
sedikit terbantu dalam memahami dan menggunakan operasi komposisi yang
sebagaimana mestinya.
Tingkat pemahaman siswa pada materi ini akan ditambah terus menerus,
setelah menentukan fungsi (fog)(x) maka siswa akan belajar cara menentukan nilai
dari (fog)(x) apabila variabel x diketahui nilainya. Untuk menentukan nilai pada
(fog)(x) ini tidak dibutuhkan pemahaman tingkat tinggi dalam menyelesaikannya,
tetapi siswa harus dapat mengerjakan dengan teliti dan siswa juga harus mengerti
dalam penggunaan operasi pada aljabar yang lainnya.
Alur pembelajaran selanjutnya adalah menentukan nilai g(x) apabila diketahui
(fog)(x) dan f(x). Menentukan nilai g(x) lebih mudah dibandingkan dengan
menentukan nilai f(x) pada fungsi (fog)(x). Karena menentukan g(x) lebih mudah,
maka siswa akan menghitung g(x) terlebih dahulu dibandingkan mencari f(x)
terlebih dahulu. Soal ini merupakan jenis soal variasi yang sering disajikan apabila
siswa mempelajari fungsi komposisi, Selain menentukan fungsi g(x), menentukan
fungsi g(x) juga merupakan variasi soal yang sering disajikan, dan cara dalam
mengerjakannya pun berbeda walaupun terlihat sama. Maka dari itu, indikator
antara mencari nilai f(x) dengan nilai g(x) dibedakan dengan tujuan agar siswa
dapat mempelajari fungsi komposisi secara menyeluruh. Berdasarkan hasil uji
learning obstacle, pada kedua indikator ini terdapat hambatan prosedural yang
menyebabkan siswa kebingungan dalam menyusun langkah yang harus dikerjakan
dalam menentukan nilai fungsi yang diminta oleh instrumen learning obstacle.
Maka dari itu, desain bahan ajar yang akan disusun nanti akan lebih menenkankan
pada langkah-langkah pengerjaan agar hambatan prosedural pada tahap ini dapat
diminimalisir.
Apabila siswa telah selesai dengan segala jenis variasi soal pada fungsi
komposisi dari dua buah fungsi (yang menenbentuknya menjadi (fog)(x) atau
67
(gof)(x)), maka siswa akan mulai beralih kepada fungsi komposisi pada tiga buah
fungsi, yaitu fungsi (fogoh)(x). Fungsi ini dalam pengerjaannya pastinya memiliki
tingkat kesukaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan menentukan fungsi
komposisi dengan hanya dua buah fungsi saja. Diperlukan tingkat ketelitian yang
lebih tinggi dikarenakan proses pengerjaannya yang lebih panjang dan rumit.
Karena tingkat kesukarannya, maka penulis memutuskan untuk menyajikan materi
ini kepada siswa apabila siswa telah memahami betul segala jenis dan variasi soal
pada dua buah fungsi komposisi.
Setelah itu, siswa mulai akan menyelidiki sifat-sifat yang berlaku pada fungsi
komposisi. Sifat-sifat yang akan diselidiki adalah sifat komutatif, identitas dan
asosiatif. Sifat komutatif berlaku apabila (fog)(x) = (gof)(x), sifat identitas berlaku
apabila (Iof)(x) = (foI)(x) dan sifat asosiatif berlaku apabila ((fog)oh)(x) =
(fo(goh))(x). Berdasarkan syarat keberlakuan dari masing-masing sifat, siswa
diminta untuk menyelidiki sifat-sifat mana saja yang berlaku pada fungsi
komposisi. Peneliti menyajikan diagram panah yang mewakili fungsi f(x), g(x),
h(x) dan I(x). Pada sifat komutatif siswa diminta membuat diagram panah (fog)(x)
dan (gof)(x) menggunakan diagram f(x) dan g(x) yang telah disajikan, lalu
membandingkan hasilnya apakah diagram yang dihasilkan sama atau tidak apabila
diagram yang dihasilkan sama, maka berlakulah sifat komutatif pada fungsi
komposisi dan begitulah seterusnya dilakukan hal yang sama untuk membuktikan
sifat identitas dan sifat asosiatif. Hambatan yang terjadi berdasarkan hasil uji
instrumen learning obstacle adalah siswa tidak dapat menentukan dengan benar
diagram panah yang seharusnya, maka untuk mengatasi hambatan tersebut penulis
akan memberikan contoh cara menentukan diagram yang tepat yang akan
dipaparkan pada desain pembelajaran dan hasil bahan ajar agar dapat
meminimalisir hambatan belajar siswa.
Materi terakhir yang akan disampaikan adalah permasalahan kontekstual yang
berkaitan dengan fungsi komposisi. Untuk dapat menyelesaikan permasalahan
kontekstual, siswa harus mengerti secara keseluruhan terutama mengenai definisi
fungsi komposisi berserta kegunaannya. Masalah kontekstual yang akan penulis
sajikan adalah perubahan nilai mata uang dari setiap negara. Diceritakan dalam
68
permasalahan tersebut terdapat seorang turis yang ingin berpergian ke dua negara
yang berbeda yang memiliki mata uang yang berbeda pula. Agar dapat
menggunakan uangnya, turis tersebut harus menukar uangnya di bank dengan biaya
penukaran yang berbeda-beda untuk setiap mata uang. Pergantian nilai mata uang
A ke mata uang B dimisalkan dengan fungsi f(x) dan pergantian nilai mata uang B
ke mata uang C dimisalkan dengan fungsi g(x). Lalu disajikan masalah untuk
menentukan fungsi yang langsung mengubah nilai mata uang A ke mata uang C.
Konsep mengenai fungsi komposisi digunakan untuk dapat menyelesaikan
permasalahan tersebut. Selain itu, dibutuhkan juga keterampilan dalam menyusun
model matematika yang sesuai agar siswa dapat menentukan fungsi f(x) dan g(x)
yang tepat.
3. Pengembangan Desain Didaktis
Desain didaktis adalah desain pembelajaran yang dirancang berdasarkan
hambatan belajar yang dialami oleh siswa. Bahan ajar yang telah dihasilkan
dirancang dengan tujuan untuk meminimalisir hambatan belajar yang terjadi. Selain
hambatan pembelajaran yang dialami siswa, penting juga untuk menyusun bahan
ajar berdasarkan teori pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli sehingga
bahan ajar yang dihasilkan menjadi lebih efektif dalam menuntaskan hambatan
belajar siswa.
Teori belajar yang digunakan dalam pembuatan bahan ajar adalah teori belajar
Ausubel, Piaget, Bruner dan Vygotsky. Ausubel mengatakan pembelajaran yang
dibangun berdasarkan hapalan maka tidak akan masuk ke dalam memori jangka
panjang yang mengakibatkan sehingga siswa akan mudah lupa. Pembelajaran yang
disarankan oleh Ausubel adalah jenis pembelajaran bermakna sehingga siswa dapat
mengingat konsepnya untuk jangka waktu yang relatif lama. Teori yang
dikemukakan oleh Piaget kurang lebih sama dengan Ausubel, hanya saja Piaget
lebih menenkankan kepada proses terbentuknya suatu konsep yang baru ditemui
oleh siswa. Proses tersebut terbagi menjadi 3 macam, yaitu asimilasi, akomodasi
dan equilibrasi. Poin utama yang dijelaskan oleh ketiga proses tersebut adalah
mengintegrasikan suatu konsep baru ke dalam struktur kognitif yang telah terbentuk
sehingga menghasilkan struktur kognitif baru yang lebih terintegrasi dan akurat.
69
Teori selanjutnya adalah Bruner yang mengemukakan bahwa belajar harus melalui
proses menemukan. Siswa yang menemukan sendiri pengetahuan yang sedang
dipelajari dengan arahan guru akan lebih bermakna dan siswa akan lebih mengerti
konsep yang sedang dipelajarinya. Teori pembelajaran terakhir adalah teori yang
dikemukakan oleh Vygotsky. Vygotsky berpendapat bahwa interaksi sosial dapat
membantu siswa untuk mengembangkan konsep yang sedang dipelajari. Interaksi
ini dapat terjadi dengan siapa saja, baik dengan guru di kelas maupun dengan teman
sebaya. Selain itu, guru atau teman sebaya yang dianggap lebih kompeten juga
dapat memberikan petujuk seperlunya yang dibutuhkan oleh siswa dengan tujuan
untuk menstimulus proses berpikir siswa.
Berdasarkan pemaparan mengenai teori pembelajaran yang berkaitan, maka
bahan ajar yang dirancang haruslah dapat disesuaikan dengan teori pembelajaran
yang relevan. Bahan ajar yang dibuat harus dapat menjadi salah satu fasilitas yang
dapat menstimulus siswa dalam berpikir dan membangun konsep sehingga
menjadikannya pembelajaran yang bermakna. Metode pembelajaran yang
digunakan adalah diskusi dan discovery learning dimana hal ini sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Vygotsky.
Hambatan belajar yang terjadi memiliki beberapa jenis hambatan seperti
yang dikemukakan oleh Kastolan, diantaranya adalah hambatan konseptual,
prosedural dan teknik operasional. Materi fungsi komposisi memiliki total 8 buah
indikator dengan setiap indikatornya dapat memungkinkan terjadinya lebih dari
satu macam hambatan belajar. Dari 8 buah indikator yang disajikan dengan
hambatan belajar yang bermacam-macam, maka penulis merangcang desain
pembelajaran yang terdiri dari 4 buah pertemuan. Berikut adalah bagan yang
menjabarkan indikator pembelajar dari setiap pertemuan yang berlangsung:
70
Gambar 4.29
Bagan Indikator Pencapaian Kompetensi dari Pertemuan 1-4
a. Desain Didaktis Pertemuan I
Pertemuan pertama memuat 3 indikator diantara adalah menentukan bentuk
fungsi komposisi menggunakan diagram panah, menentukan fungsi baru dari dua
buah fungsi menggunakan operasi komposisi dan menentukan nilai dari fungsi
komposisi. Indikator pertama membahas mengenai bentuk diagram venn yang
merupakan fungsi dan yang bukan fungsi. Penulis menyajikan bentuk diagram
panah yang merupakan fungsi dan yang bukan fungsi, lalu penulis meminta siswa
untuk mengamati perbedaan dari kedua bentuk tersebut. Langkah selanjutnya
adalah penulis meminta siswa untuk mendefiniskan fungsi berdasarkan perbedaan
yang telah siswa amati. Berikut adalah contoh diagram yang berbentuk fungsi dan
yang bukan beserta tugas yang disajikan oleh penulis dalam Lembar Kerja Siswa:
Fungsi Komposisi
Pertemuan 1
Indikator:
1. Mengklasifikasikan bentuk fungsi dan fungsi komposisi
berdasarkan diagram panah yang telah
disajikan.
2. Menentukan fungsi baru dari dua fungsi
menggunakan operasi komposisi
3. Menentukan nilai dari fungsi komposisi yang telah ditemukan
Pertemuan 2
Indikator:
1. Menentukan fungsi g(x) apabila diketahui fungsi
(fog)(x) dan fungsi f(x)
2. Menentukan fungsi f(x) apabila diketahui fungsi
(fog)(x) dan fungsi g(x)
Pertemuan 3
Indikator:
1. Menentukan fungsi baru dari tiga buah fungsi menggunakan
operasi komposisi
2. Menyelidiki sifat-sifat yang berlaku pada
operasi komposisi
Pertemuan 4
Indikator:
Menerapkan operasi
komposisi fungsi dalam
menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari
71
Gambar 4.30
Masalah Mengenai Konsep Fungsi
Siswa yang telah mengingat konsep dan definisi fungsi akan berlanjut ke
tahap selanjutnya, yaitu membangun konsep mengenai bentuk dan definisi fungsi
komposisi. Berdasarkan hasil uji instrument learning obstacle, tidak terdapat
hambatan pada indikator yang berkaitan dengan bentuk diagram panah pada fungsi
komposisi, namun untuk mengantisipasi munculnya kembali hambatan belajar
maka penulis memberikan contog sebagai berikut:
Gambar 4.31
Diagram Panah untuk Membentuk Konsep Fungsi Komposisi
72
Pertanyaan pertama pada yang disajikan adalah untuk mengklasifikasikan
diagram mana yang berbentuk fungsi dan yang bukan fungsi. setelah siswa
mengklasifikasikan bentuk diagram, siswa diminta untuk menyatukan antara
diagram satu dan diagram dua yang saling bersebelahan. Hasil dari pasangan
diagram inilah yang akan dilihat apakah masih membentuk fungsi atau tidak yang
akan menjadi pertanyaan ketiga. Setelah mengenal bentuk diagram fungsi yang
telah disatukan dan sudah dapat menentukan ciri-cirinya, maka siswa akan mengisi
tabel pada pertanyaan keempat yang berupa pernyataan dan akan menentukan
apakah pernyataan tersebut benar atau salah. Pernyataan tersebut digunakan untuk
menguji apakah siswa sudah dapat mengenal bentuk fungsi komposisi secara
keseluruhan atau belum. Berikut adalah tabel yang disajikan untuk menguji
pengetahuan siswa:
Gambar 4.32
Tabel Mengenai Bentuk Fungsi Komposisi
Tahap terakhir yang disajikan pada Tugas I setelah tabel adalah
mendefinisikan komposisi fungsi dengan bahasa yang dapat mereka pahami
berdasarkan poin-poin yang mereka telah kerjakan sebelumnya.
Tahap selanjutnya yaitu Tugas II pada pembelajaran pertemuan pertama
adalah siswa akan mulai mengoperasikan fungsi f(x) dan fungsi g(x) yang
menggunakan operasi komposisi. Sebelum menggunakan operasi komposisi, maka
siswa akan disajikan tabel sebagai berikut:
73
Gambar 4.33
Tabel yang Disajikan pada Tugas II
Cara menegejakan fungsi komposisi pada dasarnya adalah dengan
memasukkan fungsi ke dalam sebuah fungsi yang berbeda, sehingga kedua fungsi
tersebut dapat tergabung menjadi fungsi yang baru. Tabel pada Gambar 4.33
membatu siswa untuk memasukkan mulai dari bentuk fungsi yang paling
sederhana. Fungsi pertama yang ingin dimasukkan adalah fungsi a, lalu berubah
menjadi fungsi 2x dan begitu seterusnya sampai menjadi fungsi kuadra x2 – 2x + 5.
Melalui tabel ini diharapkan siswa akan mengerti cara memasukkan fungsi lain ke
dalam suatu fungsi sedikit demi sedikit dari bentuk fungsi yang paling sederhana.
Setelah mengisi tabel dan siswa sudah mulai mengerti cara yang paling dasar dalam
operasi fungsi komposisi, maka siswa akan diberikan latihan sebagai penguat
konsep yang telah mereka dapat.
Tahap terakhir pembelajaran pada pertemuan pertama ini adalah cara mencari
nilai varibel pada fungsi komposisi. Untuk dapat menyelesaikan persoalan tersebut
maka siswa harus dapat menyusun langkah-langkah terlebih dahulu. Dalam proses
penyusunan langkah-langkah akan menstimulus siswa untuk berpikir secara
sistematis. Setelah menentukan langkah-langkah maka siswa akan menyelesaikan
soal tersebut dengan mengikuti langkah-langkah yang telah mereka tentukan
sendiri.
b. Desain Didaktis Pertemuan II
Pertemuan kedua akan membahas mengenai mencari salah satu fungsi f(x)
atau g(x) apabila fungsi komposisinya telah diketahui. Ini merupakan bentuk variasi
soal yang sering muncul dalam pembelajaran fungsi komposisi. Proses mencari f(x)
dan g(x) memiliki cara pengerjaan yang berbeda, maka dari itu penulis membuatnya
menjadi dua indikator yang berbeda.
74
Situasi diaktis yang disajikan pada indikator pertama adalah diketahui fungsi
(fog)(x) dan fungsi f(x), maka siswa dimita untuk mencari nilai g(2). Hambatan
yang terjadi pada materi ini berdasarkan hasil analisis learning obstacle di lapangan
menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menyusun langkah-langkah
penyelesaian. Penulis menyajikan pertanyaan kepada siswa berupa “apabila
(fog)(x) merupakan gabungan antara fungsi f(x) dan g(x), maka sebelum mencari
fungsi g(2) fungsi apa terlebih dahulu yang harus kalian dapatkan?” dari pertanyaan
ini, anak akan berpikir bahwa mereka harus mencari fungsi g(x) sebelum mereka
mendapatkan fungsi g(2). Siswa akan mulai merancang langkah-langkah yang lebih
jelas dalam menentukan nilai g(2) sehingga langkah-langkah yang telah mereka
buat dapat menjadi penuntun mereka dalam menentukan jawaban yang diminta.
Situasi didaktis kedua yang disajikan pada pertemuan kedua tidak terlalu
berbeda dengan situasi pertama.situasi yang disajikan adalah diketahui fungsi
(fog)(x) dan fungsi g(x), maka siswa akan mencari fungsi f(x-2). Hambatan yang
terjadi pada tahap inipun sama persis dengan hambatan yanag terjadi pada
hambatan indikator pertama pada pertemuan kedua. Hambatan yang terjadi adalah
siswa kesulitan dalam menentukan langkah-langkah penyelesaian. Penulis
mengajukan pertanyaan yang sama yaitu “apabila (fog)(x) merupakan gabungan
antara fungsi f(x) dan g(x), maka sebelum mencari fungsi f(x-2) fungsi apa terlebih
dahulu yang harus kalian dapatkan?”. Melalui pertanyaan ini pastinya siswa akan
mejadi fungsi f(x) terlebih dahulu yang harus dicari sehingga memudahkan mereka
untuk mencari fungsi f(x-2). Setelah terbentuk langkah-langkah penyelesaian
secara garis besar, maka siswa akan mulai merangcang langkah-langkah
penyelesaian yang lebih detail yang akan membantu mereka dalam menyelesaikan
permasalahan yang disajikan oleh Lembar Kerja Siswa.
c. Desain Didaktis Pertemuan III
Pertemuan ketiga ini siswa akan membahas mengenai fungsi komposisi dari
tiga buah fungsi dan sifat-sifat yang berlaku pada fungsi komposisi. Fungsi
komposisi dari tiga buah fungsi merupakan salah satu bentuk variasi soal yang
harus dikuasi oleh siswa. Bentuk ini merupakan pengembangan dari bentuk fungsi
(fog)(x) menjadi fungsi (fogoh)(x). Setelah itu, siswa akan menyelediki sifat-sifat
75
yang berlaku pada fungsi komposisi, sifat-sifat yang diselidiki adalah sifat
komutatif, identitas dan asosiatif.
Sebelum siswa mengerjakan soal komposisi dari tiga buah fungsi, maka siswa
akan disajikan tabel sebagai berikut:
Gambar 4.34
Bentuk Tabel yang Disajikan pada Tugas I
Tabel ini yang nantinya akan membantu siswa selangkah demi selangkah
dalam mengerjakan soal fungsi (fogoh)(x). Setelah mengisi tabel ini diharapkan
siswa dapat mengerjakan soal fungsi (fogoh)(x) dengan lancar dan tanpa kesulitan.
Tahap akhir dari indikator pertama pada pertemuan ketiga ini adalah diakhiri
dengan latihan dalam menentukan fungsi komposisi dari tiga buah fungsi dengan
menggunakan cara yang sama dengan tabel yang telah disajikan.
Selanjutnya siswa akan mulai beralih kepada indikator kedua yaitu
menyelidiki sifat-sifat yang berlaku pada operasi komposisi. Sebelum disajikan
bentuk diagram panah yang akan diujikan, maka siswa akan diberikan petunjuk
terlebih dahulu dalam membentuk diagram panah yang sesuai aturan fungsi
komposisi. Berikut adalah petunjuk yang diberikan pada LKS:
76
Gambar 4.35
Contoh Diagram Panah Fungsi Komposisi yang Sesuai Aturan
Setelah siswa mengetahui urutan diagram dalam membentuk fungsi
komposisi, maka LKS akan menyajikan bentuk diagram pada yang mewakili
masing-masing fungsi f(x), g(x), h(x) dan I(x).Berikut adalah gambar dari diagram
panah yang disajikan untuk menyelidiki sifat-sifat yang berlaku:
Gambar 4.36
Diagram Panah Fungsi f(x), g(x), h(x) dan I(x)
Sifat pertama yang akan diidentifikasi adalah sifat komutatif. Sifat komutatif
akan berlaku apabila fungsi komposisi ditukar urutannya maka akan tetap
menghasilkan hasil akhir yang sama. Pada kasus kali ini penulis akan menggunakan
fungsi (fog)(x) dan (gof)(x) untuk menguji sifat komutatif. Siswa diminta untuk
menggambarkan diagram panah fungsi (fog)(x) dan (gof)(x) dan membandingkan
hasil akhir dari diagram tersebut. Berikut adalah cara menentukan keberlakuan sifat
komutatif pada Lembar Kerja Siswa (LKS):
77
Gambar 4.37
Langkah-Langkah Menentukan Keberlakuan Sifat Komutatif
Sifat kedua adalah sifat identitas. Sifat identitas berlaku apabila fungsi (foI)(x)
= (Iof)(x) = f(x). Menggunakan langkah-langkah yang sama seperti menentukan
keberlakuan sifat komutatif, siswa akan menentukan diagram panah untuk fungsi
(foI)(x) dan (Iof)(x). Setelah itu, siswa akan memebandingkan kedua diagram
panah tersebut dan menentukan apakah sifat identitas berlaku pada operasi
komposisi atau tidak. Siswa akan menentukan diagram masing-masing fungsi di
dalam kotak yang telah disediakan seperti berikut:
Gambar 4.38
Langkah-Langkah Menentukan Keberlakuan Sifat Identitas
Sifat terakhir adalah sifat asosiatif, diidentifikasi dengan cara yang sama.
Berikut adalah langkah-langkah dalam menentukan sifat asosiatif:
78
Gambar 4.39
Langkah-Langkah Menentukan Keberlakuan Sifat Asosiatif
d. Desain Didaktis Pertemuan IV
Pertemuan terakhir atau pertemuan keempat akan membahas menganai
kemampuan keterampilan siswa dalam menyelesaikan masalah terkait materi
fungsi komposisi. Sebelum disajikan masalah, siswa akan diberikan pengingat
berupa pengertian fungsi dan diagram panah yang menyatakan fungsi komposisi.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan stimulus agar siswa dapat
menyelesaikan permasalahan yang disajikan dengan menggunakan operasi fungsi
komposisi. Berikut adalah pengingat yang disajikan pada Lembar Kerja Siswa:
Gambar 4.40
Pengertian dan Diagram Panah Fungsi Komposisi
Setelah siswa sudah mulai mengingat pengertian fungsi komposisi dan
gambar pada diagram fungsi komposisi, maka tahap selanjutnya adalah disajikan
permasalahan mengenai perubahan nilai mata uang. Permasalahan ini dipilih karena
uang merupakan barang yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, selain itu
79
mata uang yang digunakan pun merupakan mata uang yang tidak asing bagi siswa,
seperti mata uang Rupiah, Dollar Amerika dan Euro. Perubahan nilai mata uang
yang digunakan menggunakan nilai yang sehungguhnya dengan angka yang lebih
disederhanakan agar permasalahan yang disajikan terasa semakin realistis dan
dengan ditambahkan permasalahan mengenai biaya tukar agar model matematika
yang digunakan terlihat lebih bervariasi. Berikut adalah soal cerita mengenai
permasalahan fungsi komposisi secara lengkap yang disajikan pada Lembar Kerja
Siswa:
Gambar 4.41
Soal Kontekstual Berkaitan dengan Materi Fungsi Komposisi
Setelah diberikan waktu beberapa menit untuk memahami soal, maka siswa
akan mulai merangcang bentuk model matematika pada Tugas I dengan
memisalkan fungsi f(x) sebagai perubahan nilai mata uang Dollar menjadi Euro
dan fungsi g(x) sebagai perubahan nilai mata uang Euro menjadi Rupiah.
Permisalan ini akan dituliskan pada Lembar Kerja Siswa sebagai berikut:
80
Gambar 4.42
Penulisan Permisalan Fungsi f(x) dan fungsi g(x)
Setelah memisalkan fungsi, siswa akan mulai merancang model
matematikanya. Hambatan yang terjadi pada tahap ini adalah siswa kesulitan
membedakan antara variabel, konstanta dan koefisien sehingga dapat merancang
model matematika dengan benar. Penulis memberikan ciri-ciri dari variabel,
konstanta dan koefisien dengan menggunakan bahasa yang sederhana agar siswa
dapat membedakan ketiganya dengan lebih mudah. Berikut adalah ciri-ciri variabel,
konstanta dan koefisien yang diberikan pada Lembar Kerja Siswa:
Gambar 4.43
Ciri-Ciri Variabel, Koefisien dan Konstanta pada LKS
Langkah selanjutnya adalah siswa akan mengelompokkan keomponen
pembentuk fungsi kedalam variabel, koefisien dan konstanta berdasarkan cirri-ciri
yang telah mereka pahami. Berikut adalah tabel pengelompokkan komponen
pembentuk fungsi:
81
Gambar 4.44
Tabel Pengelompokkan Variabel, Koefisien dan Konstanta
Terdapat tiga komponen pada soal yang akan dijadikan sebagai model
matematika pada fungsi f(x), yaitu uang sebesar 4000 Dollar, harga biaya tukar dan
nilai tukar Dollar ke Euro. Siswa akan mengelompokkan ketiga komponen tersebut
menjadi variabel, konstanta dan koefisien berdasarkan ciri-ciri yang telah mereka
ketahui. Setelah siswa mengelompokknya maka siswa akan langsung membuat
model matematika dari fungsi f(x). Fungsi g(x) juga akan menggunakan langkah
dan cara yang sama dengan fungsi f(x) dalam perancangan model matematikanya.
Tugas kedua pada Lembar Kerja Siswa pertemuan keempat adalah siswa
menentukan jumlah Euro dan Rupiah yang turis itu dapat apabila setengah dari 4000
Dolar ditukar menjadi Euro dan sisanya ditukar menjadi Rupiah. Untuk mengetahui
jumlah Euro dan Rupiah yang didapat, maka siswa akan menggunakan fungsi f(x)
dan g(x) yang telah mereka buat sebelumnya. Hambatan yang terjadi pada tahap ini
adalah terjadi kesalahan dalam penggunaan fungsi f(x) dan fungsi g(x) yang tidak
sesuai dengan permisalan yang telah dibuat oleh siswa sebelumnya. Agar tidak
terjadi kekeliruan dalam penggunaan fungsi, maka siswa akan diingatkan kembali
bahwa fungsi f(x) adalah fungsi yang dapat mengubah nilai Dollar menjadi Euro
dan fungsi g(x) adalah fungsi yang dapat mengubah nilai Euro menjadi Rupiah.
Berikut adalah kotak yang harus diisi oleh siswa untuk mengingatkannya pada hal
tersebut:
82
Gambar 4.45
Kotak Permisalan Fungsi f(x) dan g(x)
Selanjutnya tugas terakhir yang akan disajikan adalah pertanyaan mengenai
cara yang dapat digunakan oleh pihak bank untuk menukar Dollar langsung kepada
Rupiah tanpa harus menukarkannya ke Euro dulu. Tugas terakhir ini merupakan
permasalahan kontekstual sesungguhnya yang berkaitan dengan fungsi komposisi.
Sebelum menyelesaikan permasalahan tersebut, maka siswa akan diingatkan
kembali mengenai definisi dan kegunaan dari fungsi komposisi yang telah mereka
pelajari sebelumnya dengan menggunakan kotak di bawah ini:
Gambar 4.46
Kotak Definisi dan Kegunaan Fungsi Komposisi
Setelah siswa diingatkan kembali mengenai definisi dan kegunaan fungsi
komposisi, maka diharapkan siswa dapat mendapatkan kesimpulan bahwa
komposisi merupakan operasi pada fungsi yang dapat digunakan untuk menjadi
solusi pada masalah yang disajikan. Jawaban yang diharapkan adalah fungsi
(gof)(x) sebagai cara yang dapat digunakan oleh pihak bank dalam menentukan
nilai Dollar ke Rupiah.
B. Analisis Metapedadidaktik
Analisis metapedadidaktik merupakan analisis yang dilakukan pada saat
pengimplementasian bahan ajar yang telah dirancang berdasarkan hambatan belajar
siswa. Analisis ini dilakukan dalam rangka mengetahui keefektifan dari bahan ajar
83
yang telah dibut sebelumnya. Apabila bahan ajar yang telah dibuat tidak cukup
efektif dalam menangani hambatan belajar yang dialami siswa, maka bahan ajar
tersebut akan diperbaharui.
Bahan ajar ini diimplementasikan di SMAN 5 Tangerang Selatan di Kelas X
dengan siswa sebanyak 36 orang. Berdasarkan hasil pengimplementasian bahan
ajar maka didapat kesimpulan bahwa terdapat beberapa respon siswa yang terjadi
sesuai dengan prediksi dan sebagian yang lainnya tidak muncul sama sekali.
Berikut adalah perincian mengenai implementasi desain didaktis dari pertemuan
pertama sampai dengan pertemuan keempat:
1. Implementasi Desain Didaktis Pertemuan Pertama
Implementasi desain didaktis pada pertemuan pertama adalah mengenai
bentuk diagram panah yang akan siswa gunakan untuk membentuk fungsi
komposisi. Setelah mengenal bentuknya maka siswa akan mulai mendefinisikan
fungsi komposisi. Definisi fungsi komposisi ini akan terus digunakan pada
pertemuan kedua, ketiga dan keempat, karena dengan definisi inilah siswa akan
mengerti konsep dan kegunaan dari fungsi komposisi.
Situasi didaktis yang disajikan adalah berbagai macam bentuk diagram panah.
Dengan menggunakan situasi didaktis yang disajikan, maka siswa akan diberikan
empat macam penugasan. Penugasan yang pertama adalah siswa diminta untuk
mengklasifikasikan diagram mana yang merupakan fungsi dan yang bukan fungsi.
Penugasan kedua adalah siswa diminta untuk menggabungkan kedua fungsi yang
telah berpasangan menjadi suatu fungsi yang baru. Penugasan ketiga adalah siswa
dan siswa diminta untuk menentukan diagram panah yang merupakan fungsi dan
yang bukan. Prediksi kemungkinan kesulitan menurut peneliti adalah siswa lupa
dengan definisi fungsi, sehingga siswa tidak dapat mengelompokkan bentuk
diagram panah yang merupakan fungsi dan yang bukan berdasarkan definisi yang
benar. Untuk mengatasi hal tersebut, maka peneliti mengantisipasi dengan cara
menstimulus ingatan siswa yang telah belajar definisi fungsi dengan cara
menyajikan masing-masing tiga buah diagram yang berbentuk fungsi dan yang
bukan. setelah mengamati perbedaannya maka siswa akan dapat menentukan
diagram panah yang membentuk fungsi dan yang bukan. Berdasarkan hasil
84
pengimplementasian desain didaktis dilapangan, ternyata prediksi hambatan belajar
tersebut muncul pada beberapa siswa di kelas. Sekitar 1/3 dari jumlah total
keseluruhan siswa dikelas mengalami hal tersebut. Antisipasi yang disajikan pun
efektif sehingga siswa dapat memberikan jawaban yang tepat terhadap diagram
panah yang berbentuk fungsi dan yang bukan fungsi.
Penugasan selanjutnya adalah guru meminta siswa untuk menggabungkan
kedua buah fungsi yang telah berpasangan menjadi satu buah fungsi yang baru.
Prediksi hambatan yang akan muncul adalah siswa akan kesulitan dalam
menggabungkan kedua fungsi menjadi satu. Hambatan ini benar terjadi sesuai
dengan prediksi bahwa siswa tidak tahu bagaimana caranya menggabungkan kedua
fungsi tersebut. Agar siswa tidak lagi kesulitan dalam menggabungkan kedua fungsi
tersebut, maka peneliti akan memberikan contoh cara menggabungkan kedua fungsi
dan menjadikannya menjadi suatu fungsi yang baru. Peneliti menggunakan bentuk
diagram panah yang lain yang akan dibagungkan sebagai contoh agar penugasan
yang terdapat di dalam Lembar Kerja Siswa merupakan murni hasil pengerjaan
siswa. Setelah melihat contoh yang diberikan oleh peneliti, maka siswa tidak lagi
kesulitan dalam menggabungkan kedua fungsi tersebut dan menjadikannya sebagai
suatu fungsi yang baru.
Berdasarkan diagram panah yang telah siswa gabungkan maka penugasan
selanjutnya adalah siswa akan menentukan kembali fungsi mana yang setelah
digabungkan masih akan membentuk fungsi dan yang tidak. Pada penugasan kali
ini, peneliti tidak memprediksikan akan muncul kemungkinan kesulitan karena
penugasan yang diberikan sama dengan penugasan pertama yaitu menentukan
bentuk diagram panah yang berbentuk fungsi dan yang bukan maka dari itu
kemungkinan kesulitan yang muncul sudah dapat teratasi dengan antisipasi yang
dilakukan pada penugasan pertama. Saat dibandingkan dengan hasil implementasi
di lapangan, hambatan yang telah diprediksi tidak akan muncul benar saja tidak
terjadi. Tidak ada siswa yang tidak mengerti untuk mengelompokkan diagram yang
berbentuk fungsi dan yang bukan fungsi karena siswa sudah mengerti cara untuk
membedakannya.
85
Setelah itu, siswa akan mengisi tabel mengenai bentuk diagram fungsi
komposisi yang seharusnya. Siswa akan mengidentifikasi pernyataan mana yang
benar dan yang salah. Terdapat total 4 buah pernyataan yang diberikan, pernyataan
berikut adalah: (1) Untuk menjadi fungsi komposisi yang sesuai syarat, diagram I
dan diagram II harus berbentuk fungsi, (2) Untuk menjadi fungsi komposisi yang
sesuai syarat, diagram I atau diagram II harus berbentuk fungsi, (3) Untuk menjadi
fungsi komposisi yang sesuai syarat, maka kodomain pada diagram I harus
semuanya memiliki pasangan dengan domain pada fungsi I, (4) Untuk menjadi
fungsi komposisi yang sesuai syarat, maka diagram I dan diagram II harus
berbentuk fungsi korespondensi satu-satu. Pernyataan 1 dan 2 merupakan kedua
pernyataan yang terlihat sama, yang membedakan hanyalah kata “dan” dengan kata
“atau”, namun hal ini dapat membingungkan dan dianggap sama oleh siswa.
Peneliti memperkirakan hal itu sebagai salah satu hambatan yang akan muncul.
Antisipasi yang diberikan oleh peneliti agar siswa dapat membedakan kata
“dan” dengan kata “atau adalah dengan cara memberikan contoh kalimat yang
menggunakan kata “dan” dengan kata “atau”. Kalimat yang diberikan sebagai
contoh adalah: “seandainya saya memerintahkan andi untuk mengambil pulpen dan
pensil, lalu Andi hanya mengambil salah satunya apakah perintah saya sudah
terlaksanakan dengan baik? Bandingkan dengan apabila saya memerintahkan Andi
untuk mengambil pulpen atau pensil lalu andi hanya mengambil salah satunya,
apakah perintah saya sudah dilaksanakan dengan baik?”. Dengan menggunakan
kedua kalimat tersebut, maka siswa dapat membedakan penggunaan kata “dan”
dengan kata “atau”. Berdasarkan hasil implementasi dilapangan, benar adanya
bahwa hambatan tersebut muncul. Antisipasi yang diberikan cukup efektif untuk
mengatasi hambatan tersebut.
Penugasan yang terakhir adalah siswa akan mendefinisikan fungsi
komposisi. Prediksi hambatan yang akan muncul pada tahap ini adalah siswa
kesulitan untuk mendefinisikannya. Antisipasi yang diberikan peneliti sebagai
solusi untuk mengatasi hambatan adalah dengan cara menggambarkan kembali
salah satu diagram panah yang telah mereka buat, dengan diberikan gambar tersebut
maka mereka akan mengertibahwa fungsi komposisi dapat digunakan untuk
86
menggabungkan beberapa fungsi menjadi satu dan dapat digunakan untuk
mengubah objek atau nilai benda yang pertama langsung kepada objek yang
terakhir. Pada saat pengimplementasian bahan ajar di lapangan, dapat dilihat bahwa
antisipasi yang diberikan cukup efektif sehingga siswa dapat menjawab dengan
benar mengenai definisi fungsi komposisi.
Situasi didaktis kedua yang diberikan pada pertemuan pertama adalah
mengenai cara menggunakan operasi komposisi pada fungsi. penugasan yang
diberikan ada dua macam, yaitu melengkapi tabel dan menentukan bentuk fungsi
komposisi ((fog)(x) atau (gof)(x)) dari dua buah fungsi. Disajikan tabel pada
penugasan satu dengan tujuan supaya dapat mempermudah siswa dalam
menghitung menggunakan fungsi komposisi pada penugasan dua. Kemungkinan
kesulitan yang akan ditemui oleh siswa adalah siswa hanya mengubah variabel pada
fungsi yang disajikan di dalam tabel tanpa menyederhanakannya. Antisipasi yang
diberikan oleh peneliti untuk mengatasi hambatan tersebut adalah memberikan
stimulus dengan cara memberikan pertanyaan “apakah fungsi tersebut sudah
sederhana?” lalu dilanjutkan dengan pertanyaan “apabila belum sederhana, maka
cara apa yang harus kamu lakukan?” dengan cara seperti ini maka siswa akan
berpikir untuk menggunakan operasi aljabar dalam menyederhanakan fungsi
tersebut. Siswa yang sudah diberikan stimulus tersebut sudah dapat membuat fungsi
menjadi lebih sederhana dan dapat mengerjakan penugasan dua dengan lebih
mudah, sehingga antisipasi yang diberikan efektif dalam mengatasi hambatan
tersebut.
Situasi didaktis yang terakhir pada pertemuan pertama adalah peneliti
memberikan fungsi f(x), fungsi g(x) dan nilai fungsi (fog)(a) dengan bentuk
penugasan untuk mencari nilai a dari fungsi (fog)(a). Kemugkinan hambatan yang
akan muncul adalah kesulitan dalam menentukan nilai a pada fungsi (fog)(a) dan
kesalahan penulisan dan penggunaan operasi aljabar yang tidak tepat sehingga
menghasilkan jawaban yang salah. Berdasarkan hasil implementasi, hambatan
dalam menentukan nilai a terjadi, sedangkan hambatan dalam kesalahan penulisan
atau kesalahan dalam penggunaan operasi aljabar tidak terjadi. Hambatan tersebut
tidak terjadi dikarenakan siswa melakukan proses pembelajaran dengan cara diskusi
87
sehingga kesalahan tersebut dapat diminimalisir dan sesama anggota dapat saling
mengingatkan dan saling mengoreksi jawaban temannya masing-masing.
Antisipasi kemungkinan kesulitan yang disajikan untuk masing-masing
hambatan adalah peneliti memberikan stimulus berupa pertanyaan “apa perbedaan
antara (fog)(x) dengan (fog)(a)?” dari pertanyaan itu siswa akan berpikir bahwa
(fog)(x) dan (fog)(a) hanya berbeda bentuk variabel saja. Kemudian, peneliti
memberikan pertanyaan yang kedua “dari fungsi f(x) dan g(x) yang diketahui pada
soal, dapat menghasilkan fungsi apa yang menyerupai fungsi (fog)(a)?” pertanyaan
ini akan menggiring siswa untuk mencari fungsi (fog)(x) terlebih dahulu. Setelah
itu peneliti meminta ketua kelompok memastikan semua jawaban pada anggota
kelompoknya sudah benar dan meminta semua perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil jawabannya untuk dibandingkan satu sama lain. Antisipasi
ini dilakukan untuk mengatasi hambatan kesalahan penulisan yang sering dialami
oleh siswa. antisipasi pertama yang dilakukan oleh peneliti dapat dikatakan efektif
karena dapat mengarahkan jawaban siswa sehingga siswa dapat menjawab dengan
benar dan tidak lagi kebingungan dalam menentukan nilai variabel a, sedangkan
antisipasi kedua yang diberikan tidak terpakai karena siswa sudah dapat
mengatasinya sendiri dengan cara diskusi.
2. Implementasi Desain Didaktis Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua menyajikan dua macam situasi didaktis. Situasi didaktis
yang pertama adalah disajikan fungsi f(x) dan fungsi (fog)(x). Situasi kedua
disajikan fungsi g(x) dan fungsi (fog)(x). Kedua situasi ini memiliki sedikit
kesamaan yaitu mencari salah satu fungsi antara f(x) atau g(x) apabila diketahui
fungsi komposisinya yaitu fungsi (fog)(x), namun kedua permasalahan ini dijadikan
dua situasi didaktis yang berbeda dikarenakan cara mencari nilai f(x) dan g(x)
tidaklah sama. Selain itu dibedakan dengan tujuan agar siswa dapat memahami
bahwa kedua persolan tersebut merupakan kedua persoalan yang berbeda pula.
Penugasan pertama pada situasi didaktis pertama adalah siswa diminta untuk
menentukan nilai dari g(2) apabila diketahui fungsi f(x) dan fungsi (fog)(x).
Kemungkinan hambatan yang diperkirakan akan muncul adalah kesulitan dalam
menyusun langkah-langkah penyelesaian untuk mendapatkan fungsi yang diminta
88
dan terdapat hambatan teknik operasional (kesalahan dalam penulisan dan
kesalahan dalam penggunaan operasi aljabar) pada proses penyelesaian masalah.
Berdasarkan hasil implementasi di lapangan, maka didapat kesimpulan bahwa
benar terjadi bahwa siswa kesulitan dalam menyusun langkah-langkah
penyelesaian, sedangkan untuk hambatan teknik operasional, terjadi hanya pada
sebagian kecil dari total jumlah siswa dan sudah dapat diatasi dengan metode
diskusi. Antisipasi tambahan berupa pengecekan jawaban tetap dirasa efektif
mengingat antisispasi tersebut dapat digunakan untuk memastikan bahwa jawaban
siswa sudah benar semua.
Antisipasi yang diberikan dengan tujuan untuk mengatasi hambatan yang
berkaitan dengan penyusunan langkah-langkah penyelesaian adalah dengan cara
memberikan sedikit stimulus dengan memberikan pertanyaan “Ingat ya, pada
fungsi (fog)(x) merupakan fungsi gabungan dari f(x) dan g(x), maka sebelum
mencari nilai g(2), fungsi apa terlebih dahulu yang harus kalian dapatkan?”
Pertanyaan tersebut membuat siswa berpikir bahwa sebelum mendapatkan nilai
g(2) maka ia harus mencari fungsi g(x) terlebih dahulu dikarenakan yang dapat
diketahui pada fungsi (fog)(x) adalah fungsi f(x) dan g(x). Melalui stimulus tersebut
siswa mendapatkan gambaran secara garis besar dalam menyelesaikan masalah
tersebut dan setelah itu peneliti meminta siswa untuk menuliskan langkah-langkah
yang lebih rinci yang dapat diadikan patokan dalam menyelesaikan masalah
tersebut. Antisipasi tersebut sudah dapat mengatasi hambatan yang muncul dengan
efektif sehingga siswa sudah dapat menyusun langkah-langkah penyelesaian
dengan benar.
Hambatan baru yang tidak terprediksi muncul pada beberapa siswa.
Hambatan tersebut adalah siswa masih merasa kesulitan dalam menyelesaikan
permasalahan tersebut walaupun sudah terdapat langkah-langkah penyelesaian
yang mereka buat. Kesulitan yang dialami secara spesifik adalah dalam
memasukkan fungsi f(x) yang diketahui dalam persamaan fungsi (fog)(x) sehingga
terdapat siswa yang tidak menyelesaikan soal sampai akhir. Antisipasi yang
dilakukan peneliti pada saat itu adalah dengan cara membatu siswa langkah demi
langkah dalam menyelesaikan masalah tersebut sesuai dengan langkah-langkah
89
yang mereka buat. Setelah itu, peneliti bertanya dan memberi petunjuk “Bagaimana
caranya kalian mensubstitusikan fungsi g(x) ke dalam fungsi f(x), dengan cara
mengganti variabel x pada fungsi f(x) menggunakan fungsi g(x) bukan? karena g(x)
belum diketahui fungsinya, maka ubah saja variabel x pada fungsi f(x)
menggunakan g(x)” .Antisipasi yang dilakukan peneliti pada saat itu ternyata
efektif dalam mengurangi hambatan tersebut. Berdasarkan hambatan baru yang
muncul dan antisipasi yang dilakukan peneliti, maka bahan ajar yang dibuat akan
direvisi dengan langkah-langkah yang lebih rinci sehingga hambatan baru akan
dapat diminimalisir dengan baik. Berikut adalah hasil pengerjaan dari siswa yang
sama yang memiliki hambatan baru dan telah diantisipasi dengan cara yang rinci:
Gambar 4.47
Hasil Pengerjaan Siswa yang Telah Diberi Antisipasi Tambahan untuk
Mencari Fungsi g(x)
Penugasan yang diberikan pada situasi didaktis kedua pada pertemuan kedua
adalah siswa diminta untuk menentukan fungsi f(x-2) yang belum diketahui apabila
diketahui fungsi g(x) dan fungsi (fog)(x). Kemungkinan Kesulitan yang muncul
pada tahap ini adalah terkait dengan hambatan prosedural dan hambatan teknik
90
operasional, yaitu kesulitan dalam menyusun langkah-langkah penyelesaian untuk
mendapatkan fungsi yang diminta dan ketidaktelitian dalam proses penyelesaian
sehingga terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun pengoperasian aljabar.
Berdasarkan hasil pengujian bahan ajar di lapangan, hambatan dalam menyusun
langkah-langkah penyelesaian tidak terjadi. Hambatan tersebut tidak muncul
dikarenakan siswa sudah terbiasa menyusun langkah-langkah penyelesaian dari
permasalahan sebelumnya, sedangkan pada hambatan teknik operasional hanya
muncul pada sebagian kecil siswa dan sudah dapat diatasi hanya dengan metode
diskusi sehingga menyebabkan antispasi berupa pengecekan ulang oleh ketua
kelompok hanya bersifat sebagai penguat. Siswa yang menyelesaikan permasalahan
secara bersama-sama pastinya akan lebih teliti dalam mengerjakan soal tersebut
sehingga hambatan tersebut dapat diminimalisir. Sedangkan antisipasi berupa
meminta setiap kelompok belajar untuk menyamakan jawabannya dan memastikan
jawabannya sudah benar tetap dirasa efektif sebagai tindak lanjut dari solusi berupa
metode diskusi dalam mengatasi hambatan belajar tersebut.
Pada penugasan kedua ini muncul hambatan baru, yaitu siswa kesulitan
menentukan bentuk fungsi f(x) yang akan mereka gunakan. Fungsi f(x) harus
ditentukan dulu bentuknya, apakah fungsinya akan berbentuk fungsi linier, kuadrat
atau lain sebagainya, maka dari itu siswa juga harus mengetahui bentuk umum dari
masing-masing fungsi tersebut. Pada penugasan kali ini, bentuk fungsinya dibatasi
oleh peneliti hanya berbentuk fungsi linier dan kuadrat. Antisipasi yang peneliti
berikan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah dengan cara mencocokkan
bentuk fungsi g(x) dengan fungsi (fog)(x). Peneliti akan memberikan petunjuk
berupa “Apabila disajikan bentuk fungsi (fog)(x) adalah bentuk kuadrat dan fungsi
(g)(x) adalah kuadrat juga, maka fungsi f(x) yang akan digunakan akan berbentuk
linier, sebaliknya apabila disajikan bentuk fungsi (fog)(x) adalah bentuk kuadrat
dan fungsi (g)(x) adalah linier, maka fungsi f(x) yang akan digunakan akan
berbentuk kuadrat”. Siswa yang telah mendapatkan antisipasi, sudah tidak kesulitan
lagi dalam menentukan bentuk fungsi f(x) yang akan menjadi acuan. Antisipasi
yang baru ini akan dimasukkan ke dalam Lembar Kerja Siswa yang telah direvisi
sehingga dapat meminimalisir hambatan belajar dengan lebih baik. Berikut adalah
91
hasil pengerjaan siswa yang telah dilakukan antisipasi tambahan pada hambatan
belajar yang baru:
Gambar 4.48
Hasil Pengerjaan Siswa yang Telah Diberi Antisipasi Tambahan pada Soal
Mencari Fungsi f(x)
3. Implementasi Desain Didaktis Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga kali ini menyajikan dua buah situasi diaktis. Situasi yang
pertama adalah memberikan fungsi f(x), g(x) dan h(x) dan meminta siswa untuk
menentukan fungsi (fogoh)(x). Situasi yang kedua adalah memberikan macam-
macam bentuk diagram panah untuk menyelidiki sifat mana saja yang berlaku pada
fungsi komposisi. Pada situasi kedua ini, peneliti akan memberikan bentuk diagram
panah pada fungsi komposisi terlebih dahulu agar siswa mengerti cara membuat
diagram panah yang sesuai dengan aturan.
Terdapat dua buah penugasan pada situasi didaktis pertama, yaitu siswa
diminta untuk melengkapi tabel dengan tujuan untuk menanamkan konsep dalam
mencari fungsi (fogoh)(x) dan penugasan kedua adalah menentukan fungsi
92
(fogoh)(x) apabila diketahui fungsi f(x), g(x) dan h(x). Pada penugasan pertama
peneliti tidak memperkirakan kemungkinan kesulitan yang akan muncul, hal ini
didasari dengan siswa yang telah terbiasa dengan format tabel untuk mengerjakan
fungsi komposisi karena telah dikerjakan pada pertemuan pertama. Saat
diimplementasikan bahan ajar dilapangan, ternyata benar bahwa tidak terjadi
kesulitan pada pengerjaan tabel tersebut.
Penugasan kedua yaitu pada saat diberikannya soal latihan mengenai fungsi
komposisi dari tiga buah fungsi, barulah peneliti memperkirakan akan terjadi
kesulitan. Kemungkinan kesulitan yang diperkirakan akan muncul adalah kesulitan
dalam menentukan cara antara (fo(goh))(x) atau ((fog)oh)(x) dalam menentukan
bentuk komposisi dari tiga buah fungsi, karena siswa menganggap cara
penyelesaian yang beda maka akan menghasilkan jawaban yang berbeda pula.
Ternyata hal ini terjadi hanya pada sebagian siswa saja, sedangkan sebagian lainnya
sama sekali tidak tahu langkah apa yang harus dikerjakan.
Cara peneliti mengantisipasi kedua masalah tersebut adalah memberikan
sedikit petunjuk dalam mengerjakan fungsi (fo(goh))(x) dan ((fog)oh)(x). Fungsi
(fo(goh))(x) harus dikerjakan (goh)(x) terlebih dahulu, setelah bentuknya
disederhanakan maka fungsi (goh)(x) akan dimasukkan ke dalam fungsi f(x).
Sedangkan untuk fungsi ((fog)oh)(x) yang harus dikerjakan terlebih dahulu adalah
(fog)(x), lalu setelah disederhanakan nilai x pada (fog)(x) diganti dengan fungsi
h(x). Untuk mengantisipasi keraguan siswa pada proses pengerjaan yang berbeda
akan menghasilkan jawaban yang berbeda pula, maka peneliti akan meminta setiap
kelompok untuk mengerjakan dalam dua cara dan membandingkan haislnya.
Antisipasi tersebut dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat memilih sendiri cara
mana yang paling mereka sukai untuk mengerjakan soal tersebut. Kedua antisipasi
tersebut ternyata dapat mengatasi kesulitan tersebut dengan baik sehingga tidak ada
lagi siswa yang mangalami kesulitan pada tahap ini. Berikut adalah hasil pengerjaan
siswa yang telah diterapkan antisipasi:
93
Gambar 4.49
Hasil Pengerjaan Siswa yang Telah Diberi Antisipasi pada Fungsi (fogoh)(x)
Antisipasi selanjutnya yang diberikan oleh peneliti pada fungsi komposisi dari
tiga buah fungsi adalah peneliti meminta ketua kelompok untuk memastikan setiap
anggota dalam kelompoknya memiliki jawaban yang benar dan meminta setiap
kelompok untuk maju dan mempresentasikan hasil pengerjaannya untuk
dibandingkan. Kedua antisipasi tambahan yang diberikan oleh peneliti dilakukan
dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan penulisan ataupun kesalahan-kesalahan
lain yang dapat saja terjadi diluar pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal
tersebut.
Terdapat tiga macam penugasan pada situasi didaktis yang berkaitan dengan
menyelidiki sifat-sifat pada fungsi komposisi. Penugasan-penugasan tersebut
adalah siswa diminta untuk menyelidiki apakah sifat komutatif, identitas dan
asosiatif berlaku pada operasi komposisi. Penugasan tersebut dilakukan dengan
cara menggabungkan dan membandingkan antara diagram panah yang telah
disajikan. Kemungkinan kesulitan yang terjadi adalah siswa akan menggambarkan
hasil gabungan diagram panah dengan tidak semestinya. Contohnya, apabila siswa
ingin menggambarkan diagram (fog)(x) maka diagram yang akan mereka
gambarkan adalah f(x) g(x), padahal diagram yang benar untuk menggambarkan
(fog)(x) adalah g(x) f(x). Saat proses pembelajaran berlangsung, kemungkinan
kesulitan yang diperkiran ternyata benar terjadi. Hampir semua siswa di kelas
mengalami kesulitan tersebut. Antisipasi yang diberikan oleh peneliti adalah
94
dengan memberikan memberikan gambar diagram panah yang sesuai. Berikut
adalah gambar fungsi komposisi yang disajikan:
Gambar 4.50
Contoh Fungsi Komposisi yang Dijadikan Antisipasi
Antisipasi yang diberikan cukup efektif dalam menangani kesulitan siswa
dalam menggambarkan fungsi komposisi yang diminta, sehingga siswa dapat
menyelesaikan soal dengan baik.
Kesulitan belajar yang dialami siswa pada tahap ini ternyata tidak berhenti
sampai disitu. Terdapat kesulitan baru yang muncul pada sebagian siswa yang tidak
diperkirakan oleh peneliti sebelumnya. Kesulitan ini muncul pada saat siswa ingin
membuat diagram panah dari fungsi ((fog)oh)(x) dan fungsi (fo(goh))(x). Saat
proses pembelajaran berlangsung, sebagian siswa yang mengalami kesulitan
bertanya kepada peneliti apa bedanya antara fungsi ((fog)oh)(x) dan fungsi
(fo(goh))(x) sehingga siswa tidak dapat menggambarkan diagram yang diminta.
Antisispasi yang diberikan oleh peneliti pada saat kesulitan ini muncul adalah
dengan cara memberitahukan kepada siswa perbedaan antara fungsi tersebut
terletak pada langkah pengerjaannya, bahwa yang di dalam kurung harus
diutamakan untuk diselesaikan terlebih dahulu. Siswa yang telah diberikan
antisipasi tersebut sudah dapat mengatasi kesulitan sehingga mereka mengerti
langkah apa yang harus mereka ambil untuk menghasilkan jawaban yang benar.
Berikut adalah hasil jawaban siswa yang telah diberikan antisipasi tambahan:
95
Gambar 4.51
Hasil Pengerjaan Siswa yang Telah Diberi Antisipasi Tambahan pada Sifat
Asosiatif
4. Implementasi Desain Didaktis Pertemuan Keempat
Pertemuan keempat hanya menyajikan satu macam situasi didaktis yang
berkaitan dengan permasalahan kontekstual. Permasalahan tersebut mengenai
penukaran mata uang. Terdapat tiga buah macam penugasan pada tahap ini.
Penugasan pertama adalah siswa diminta membuat midel matematika dari
permasalahan tersebut. Model matematika yang akan mereka buat nantinya aka
nada dua macam, yaitu dalam bentuk f(x) dan g(x). Penugasan kedua adalah
menentukan besar uang yang akan mereka dapat dalam bentuk Euro dan Rupiah.
Penugasan ketiga adalah meminta siswa untuk menentukan cara yang dapat
langsung pihak bank gunakan agar Dollar dapat langsung ditukar menjadi Rupiah
tanpa harus menukarkannya ke Euro terlebih dahulu.
Kemungkinan kesulitan yang dapat terjadi pada pertemuan keempat adalah,
kesulitan dalam menentukan model matematika untuk menyatakan fungsi f(x) dan
g(x), kesalahan dalam penggunaan fungsi yang telah dibuat sebelumnya, kesulitan
dalam menentukan fungsi yang dapat mengubah Dollar langsung kepada Rupiah
dan kesalahan dalam menggunakan operasi aljabar sehingga fungsi yang dihasilhan
tidak tepat. Berdasarkan hasil implementasi bahan ajar pada pertemuan keempat,
didapat kesimpulan bahwa ketiga kesulitan tersebut terjadi.
96
Antisipasi yang diberikan oleh peneliti terhadap kesulitan pertama adalah
siswa dalam menentukan variabel, koefisien dan konstanta dengan memberikan
ciri-cirinya yang tertera pada lembar kerja siswa. Variabel dicirikan sebagai suatu
bentuk dari fungsi komposisi yang nilainya dapat berubah. Koefisien adalah pengali
yang digunakan untuk memperbesar atau memperkecil nilai variabel. Konstanta
suatu bentuk pada fungsi yang nilainya tidak akan berubah dalam kondisi apapun.
Berdasarkan ketiga ciri tersebut, siswa akan menentukan ketiga elemen dari
masalah yang disajikan terkait nilai tukar uang. Karena pada soal petunjuk yang
dapat diketahui adalah petunjuk mengenai nilai tukar Dollar ke Euro dan nilai tukar
Euro ke Rupiah, maka siswa akan membuat dua buah model matematika, yaitu f(x)
sebagai nilai tukar Dollar ke Euro dan g(x) sebagai nilai tukar Euro ke Rupiah.
Antisipasi tersebut efektif dalam menangani kesulitan siswa untuk membedakan
antara variabel, konstanta dan koefisien. Kesulitan tersebut menjadi kesulitan utama
siswa dalam membuat model matematika.
Hambatan lainnya muncul pada sebagian siswa saat siswa ingin membuat
model matematika. Hambatan tersebut adalah siswa tidak tahu cara menentukan
model matematika secara utuh walaupun sudah dapat membedakan antara variabel,
koefisien dan konstanta. Antisipasi tambahan yang diberikan pada saat dikelas
adalah dengan cara menstimulus cara berpikir siswa dengan contoh kasus yang
serupa namun dengan angka yang lebih sederhana agar lebih mudah dimengerti.
Pertanyaan tersebut adalah “Bayangkan apabila satu Dollar adalah sama dengan
100 Euro, apabila saya mempunyai uang 5 Dollar, jadi berapa total Euro yang saya
punya?” dari pertanyaan ini siswa akan menjawab 500 Euro, setelah itu peneliti
menanyakan pertanyaan lanjutan yaitu “saya bisa dapat 500 Euro kalau saya
menukar uangnya gratis, sekarang apabila dia punya biaya tukar sebesar 1 Dollar,
maka total Euro yang saya dapatkan akan menjadi berapa?” setelah itu siswa akan
menjawab lagi “sebesar 400 Euro”. Peneliti akan bertanya lagi “kenapa uangnya
bisa 400 Euro kenapa ga 500 Euro?” dari pertanyaan ini siswa pasti akan menjawab
“karena uangnya dipakai untuk bayar biaya tukarnya, jadi uangnya sisa 4 Dollar”.
Peneliti kan melanjutkan pertanyaan “jadi bagaimana langkah-langkah membuat
model matematikanya?” dari pertanyaan ini siswa akan menyadari bahwa variabel
97
yang digunakan harus dikurang dulu dengan biaya tukar sehingga fungsi yang
dihasilkan menjadi f(x) = (x-2) 0,9 dan g(x) = (x-5) 16000. Antisipasi yang
diberikan efektif dalam mengatasi kesulitan siswa dalam menentukan model
matematika. Berikut adalah jawaban siswa yang telah diberikan antisipasi:
Gambar 4.52
Kotak Pengingat Kegunaan Fungsi f(x) dan g(x)
Antisipasi tersebut cukup efektif dalam mengatasi kesalahan yang dapat
terjadi dalam penggunaan fungsi yang menjadi kesalahan fatal dalam proses
penyelesaian masalah tersebut. Berikut adalah contoh jawaban siswa yang telah
dilakukan antisipasi:
Gambar 4.53
Jawaban Siswa yang telah Diberi Antisipasi pada Soal Menentukan Jumlah
Euro dan Rupiah
Antisipasi yang diberikan oleh peneliti untuk mengatasi kesulitan dalam
menentukan fungsi yang dapat mengubah Dollar langsung kepada Rupiah adalah
98
dengan cara memberikan definisi dan kegunaan dari fungsi komposisi terlebih
dahulu sebelum siswa mulai menyelesaikan soal yang diminta. Permasalahan
tersebut hanya dapat diselesaikan apabila siswa ingat dan mengerti definisi dan
kegunaan dari fungsi komposisi itu sendiri. Akan ada kemungkinan siswa lupa
definisi dan kegunaan fungsi komposisi walaupun siswa telah mempelajarinya pada
pertemuan pertama. Antisipasi dengan cara mengingatkan kembali siswa dengan
definisi dan kegunaannya diharapkan dapat membantu siswa untuk menyelesaikan
permasalahan kontekstual yang berkaitan dengan fungsi komposisi. Antisipasi
tersebut ternyata efektif dalam mengatasi kesulitan siswa dalam menentukan fungsi
yang diminta sesuai dengan soal. Berikut adalah hasil pengerjaan siswa yang telah
dilakukan antisipasi:
Gambar 4.54
Jawaban Siswa yang telah Diberi Antisipasi untuk Menentukan Fungsi
Dollar ke Rupiah
Hambatan terakhir yang dimungkinkan akan terjadi adalah hambatan yang
berkaitan dengan hambatan teknik operasional. Hambatan tersebut adalah
hambatan mengenai kesalahan penulisan, kesalahan penggunaan operasi aljabar
dan kesalahan-kesalahan lain yang berkaitan secara teknis. Antisipasi yang
diberikan oleh peneliti adalah dengan cara meminta setiap ketua kelompok untuk
memastikan agar semua anggotanya telah menjawab dengan benar dan meminta
99
setiap perwakilan untuk maju ke depan mempresentasikan hasil dari jawabannya.
Antisipasi tersebut tetap dirasa efektif dalam menangani hambatan tersebut. Siswa
yang berdiskusi dengan semua teman sekelompoknya telah dengan sendiri
meminimalisir kesalahan tersebut karena dengan mengerjakannya secara diskusi
siswa tersebut menjadi lebih teliti dalam menyelesaikan soal tersebut, namun kedua
antisipasi tersebut dapat dijadikan sebagai penguat untuk benar-benar memastikan
siswa semua sudah menjawab dengan benar.
Berikut adalah tabel observasi metapedadidaktik selama pembelajaran
berlangsung:
Tabel 4.4
Tabel Hasil Observasi Metapedadidaktik
Per
tem
uan
Sit
uas
i
Dis
akti
s
Pen
ug
asan
Prediksi Respon Terjadi /
Tidak Antisipasi Kesulitan Baru
1
1
1
Siswa lupa mengenai
definisi fungsi
sehingga kesulitan
untuk membedakan
yang merupakan
fungsi dengan yang
bukan fungsi
Terjadi Efektif Tidak Ada
2
Siswa kesulitan
dalam
menggabungkan
kedua fungsi untuk
menjadikannya
sebagai fubgsi yang
baru
Terjadi Efektif Tidak Ada
3 - - - -
4
Siswa bingung
membedakan kata
“dan” dengan kata
“atau” pada
pernyataan pertama
dan kedua pada tabel
Terjadi Efektif Tidak Ada
2
1 - - - -
2 Siswa hanya
mengubah variabel Terjadi Efektif Tidak Ada
100
pada fungsi dan tidak
menyederhanakan
kedua fungsi menjadi
fungsi yang baru
dengan menggunakan
operasi aljabar
3 1
Siswa kesulitan
dalam menentukan a
pada fungsi (fog)(a)
Terjadi Efektif Tidak Ada
Terdapat kesalahan
penulisan dan
penggunaan operasi
aljabar yang tidak
tepat
Tidak
Terjadi - -
2 1 1
Siswa kesulitan
dalam menyusun
langkah-langkah
penyelesaian untuk
mendapatkan fungsi
yang diminta
Terjadi Efektif
Siswa kesulitan
memasukkan nilai
fungsi f(x) agar
menjadi bentuk
(fog)(x) yang benar
Solusi:
Membatu siswa
langkah demi
langkah dalam
menyelesaikan
masalah tersebut
sesuai dengan
langkah-langkah
yang mereka buat.
Setelah itu, bertanya
dan memberi
petunjuk
“Bagaimana caranya
kalian
mensubstitusikan
fungsi g(x) ke dalam
fungsi f(x), dengan
cara mengganti
variabel x pada
fungsi f(x)
menggunakan fungsi
g(x) bukan? karena
g(x) belum diketahui
fungsinya, maka
ubah saja variabel x
pada fungsi f(x)
menggunakan g(x)”
Siswa tidak teliti
dalam mengerjakan
sehingga terdapat
Terjadi Efektif -
101
kesalahan dalam
penulisan ataupun
pengoperasian aljabar
2
1
Siswa kesulitan
dalam menyusun
langkah-langkah
penyelesaian untuk
mendapatkan fungsi
yang diminta
Tidak
Terjadi -
Siswa kesulitan
menentukan bentuk
fungsi f(x) yang
akan digunakan
Solusi:
Penulis memberikan
petunjuk berupa
“Apabila disajikan
bentuk fungsi
(fog)(x) adalah
bentuk kuadrat dan
fungsi (g)(x) adalah
kuadrat juga, maka
fungsi f(x) yang
akan digunakan
akan berbentuk
linier, sebaliknya
apabila disajikan
bentuk fungsi
(fog)(x) adalah
bentuk kuadrat dan
fungsi (g)(x) adalah
linier, maka fungsi
f(x) yang akan
digunakan akan
berbentuk kuadrat”
2
Siswa tidak teliti
dalam mengerjakan
sehingga terdapat
kesalahan dalam
penulisan ataupun
pengoperasian aljabar
Terjadi Efektif Tidak Ada
3 1 1
Siswa kesulitan
dalam menentukan
cara antara
(fo(goh))(x) atau
((fog)oh)(x) dalam
menentukan bentuk
komposisi dari tiga
buah fungsi. Siswa
menganggap cara
penyelesaian yang
beda maka akan
menghasilkan
jawaban yang
berbeda pula.
Terjadi Efektif Tidak Ada
102
Siswa kesulitan
dalam menentukan
bentuk sederhana dari
(fogoh)(x)
Terjadi Efektif Tidak Ada
2 1
Siswa terbalik dalam
membuat digram
yang sesuai dengan
yang diminta dalam
soal, karena apabila
siswa ingin membuat
diagram venn
(fog)(x) maka ia
harus
menggabungkan
antara diagram g(x)
dengan f(x) bukan
f(x) dengan g(x) dan
hal ini harus
dilakukan sesuai
dengan urutan yang
semestinya agar
menghasilkan
diagram yang tepat
Terjadi Efektif
Siswa mengalami
kesulitan
membedakan antara
fungsi ((fog)oh)(x)
dan fungsi
(fo(goh))(x)
sehingga siswa tidak
dapat
menggambarkan
diagram yang
diminta.
Solusi:
Memberitahukan
kepada siswa
perbedaan antara
fungsi tersebut
terletak pada
langkah
pengerjaannya,
bahwa yang di
dalam kurung harus
diutamakan untuk
diselesaikan terlebih
dahulu
4 1 1
Siswa kesulitan
dalam menentukan
model matematika
untuk menyatakan
fungsi f(x) dan g(x)
Terjadi Efektif
Siswa tidak tahu
cara menentukan
model matematika
secara utuh
walaupun sudah
dapat membedakan
antara variabel,
koefisien dan
konstanta
Solusi:
Menstimulus cara
berpikir siswa
dengan contoh kasus
yang serupa namun
dengan angka yang
lebih sederhana agar
lebih mudah
dimengerti.
103
2
Terjadi kesalahan
dalam menggunakan
fungsi yang telah
dibuat sebelumnya,
contohnya seperti
menggunakan fungsi
g(x) untuk mengubah
nilai Dollar langsung
kepada nilai Rupiah
yang mana
seharusnya fungsi
g(x) digunakan untuk
mengubah nilai Euro
ke Rupiah dan lain
sebagainya.
Terjadi Efektif Tidak Ada
3
Siswa kesulitan
dalam menentukan
fungsi yang dapat
mengubah Dollar
langsung kepada
Rupiah dikarenakan
siswa melupakan
definisi dan kegunaan
dari operasi
komposisi
Terjadi Efektif Tidak Ada
Terdapat kesalahan
penulisan atau
kesalahan
menggunakan operasi
aljabar sehingga
fungsi yang
dihasilkan tidak tepat
Terjadi Efektif Tidak Ada
Berdasarkan Tabel 4.4, merupakan tabel yang berisikan proses pembelajaran
secara keseluruhan. Berdasarkan hasil analisis dari jumlah keseluruhan
kemungkinan kesulitan yang terjadi adalah sebesar 90,9%, kesulitan baru yang
muncul adalah 9,1%. Dari total kemungkinan kesulitan yang muncul, hambatan
yang dapat teratasi adalah 100%.
Desain pembelajaran yang telah dirancang dapat dikatakan efektif dalam
mengatasi berbagai macam hambatan yang muncul pada saat dilapangan. Hal
tersebut dikarenakan semua kemungkinan kesulitan yang diperkiran terjadi dan
dapat diatasi, walaupun terdapat beberapa kesulitan yang muncul diluar prediksi,
namun hambatan tersebut tetap dapat teratasi dengan baik.
104
C. Analisis Retrosfektif
Analisis retrosfektif adalah analisis yang menghubungkan antara hasil
analisis desain didaktis dengan analisis metapedadidaktik atau yang biasa disebut
dengan analisis hasil implementasi bahan ajar di lapangan. Melalui hasil analisis
retrosfektif inilah nantinya akan diberikan kesimpulan apakah desain didkatis yang
dibuat sudah cukup efektif dalam megatasi hambatan belajar siswa atau perlu
diadakan revisi.
Berdasarkan hasil analisis metapedadidaktik terdapat beberapa desain
bahan ajar yang harus direvisi. Hal ini disebabkan oleh munculnya beberapa
hambatan atau kesulitan belajar yang tidak diperkirakan sebelumnya. Desain
didaktis yang sudah direvisi diharapkan sudah dapat mengatasi berbagai macam
hambatan yang muncul dengan lebih baik.
1. Desain Didaktis Revisi Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama pengimplementasian desain didaktis, terdapat
beberapa hambatan belajar yang muncul. Hambatan belajar yang muncul dapat
membuat siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal yang diminta. Hambatan
belajar diprediksi berdasarkan hasil analisis learning obstacle. Menggunakan bahan
ajar yang telah di desain berdasarkan hambatan belajar, siswa diharapkan dapat
mengatasi kesulitan yang dialami.
Hambatan yang diprediksi akan muncul ternyata sama dengan hambatan yang
muncul pada saat dilapangan. Hambatan-hambatan tersebut adalah kesulitan dalam
membedakan diagram yang merupakan fungsi dan yang bukan fungsi, kesulitan
dalam menggabungkan dua fungsi menjadi satu, kesulitan dalam menentukan
pernyataan mengenai fungsi komposisi yang benar dan yang salah terutama dalam
membedakan kata “dan” dengan kata “atau”, kesulitan dalam menentukan definisi
fungsi komposisi, kesulitan dalam menyederhanakan bentuk fungsi menggunakan
operasi aljabar, kesulitan dalam menentukan nilai a pada fungsi (fog)(a) dan
terdapat kesalahan penulisan selama proses pengerjaan. Antisispasi yang diberikan
oleh penulis untuk mengatasi kesulitan tersebut dapat mengatasi kesulitan dengan
baik.
105
Antisipasi yang diberikan dapat mengatasi semua kesulitan dengan baik
sehingga semua siswa selama pembelajaran berlangsung dapat menyelesaikan
semua penugasan dengan benar. Desain pembelajaran pada pertemuan pertama
sudah dapat dikatakan efektif dalam mengatasi berbagai hambatan yang
memungkinkan untuk muncul selama proses pembelajaran berlangsung.
Dikarenakan desain didaktis sudah efektif, maka pada tabel desain pembelajaran
tidak aka nada perubahan, namun pada lembar kerja siswa dapat lebih
disempurnakan lagi dari segi penulisan kata-katanya. Berikut adalah hasil revisi
dari Lembar Kerja Siswa pertemuan pertama:
Gambar 4.55
Revisi LKS Pertemuan Pertama
Redaksi yang diperbaiki pada poin d adalah dengan mempersingkat penulisan
pada tabel. Awalnya setiap pernyataan pada tabel di awali dengan “untuk menjadi
fungsi komposisi yang sesuai syarat” yang menyebabkan penulisan pada tabel
menjadi terlalu banyak dan tidak efektif, sehingga penulis memutuskan untuk
merevisi menjadi lebih singkat. Pada poin e redaksi yang diperbaiki adalah bentuk
penugasannya. Sebelumnya pada poin e hanya meminta siswa untuk
106
mendefinisikan fungsi komposisi, hal tersebut menyebabkan siswa kebingungan
dikarenakan kesulitan harus berpatokan pada poin penugasan yang mana yang bisa
dijadikan acuan untuk menentukan definisi fungsi komposisi. Penulis memutuskan
untuk mengubah redaksi pada penugasan e agar siswa difokuskan pada poin b dan
c untuk menentukan definisi fungsi.
2. Desain Didaktis Revisi Pertemuan Kedua
Hambatan yang diprediksikan muncul pada penugasan mencari fungsi f(x)
dan g(x) adalah kesulitan dalam menentukan langkah-langkah penyelesaian soal
dan ketidak telitian dalam proses pengerjaan soal. Dalam menentukan fungsi f(x)
dan g(x) memiliki cara yang hamper sama dalam proses pengerjaannya, walaupun
menentukan fungsi f(x) dari fungsi (fog)(x) memiliki tingkat kesukaran yang lebih
tinggi dibandingkan dengan menentukan fungsi g(x) pada fungsi (fog)(x).
Antisipasi yang penulis berikan dalam mengatasi kedua hambatan tersebut
adalah dengan cara meminta siswa untuk berdiskusi, memberikan stimulus berupa
pertanyaan yang akan mengarahkan pemikiran siswa, meminta siswa untuk
menyusun langkah-langkah untuk menyelesaikan soal dan meminta semua
kelompok untuk memeriksa jawabannya masing-masing serta mencocokkan
jawabannya. Antisipasi-antisipasi yang penulis berikan dapat dinilai sebagai
antisipasi yang efektif sehingga siswa tidak kesulitan lagi dalam menentukan
langkah-langkah penyelesaian serta tidak ditemukannya kesalahan penulisan atau
kesalahan dalam penggunaan operasi aljabar pada tahap ini.
Antisipasi yang sama dilakukan juga untuk menentukan f(x) apabila diketahui
fungsi (fog)(x) dan g(x). Antisipasi tersebut dapat mengatasi beberapa hambatan
dan kesulitan belajar saja, dikarenakan pada tahap ini muncul hambatan belajar
yang baru. Hambatan belajar baru muncul dikarenakan mencari fungsi f(x)
memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan dengan menentukan
fungsi g(x). Hambatan baru yang muncul adalah siswa kesulitan untuk menentukan
fungsi f(x) yang akan digunakan. Bentuk f(x) bisa berbagai macam bentuknya,
107
namun bentuk f(x) yang akan kita gunakan dapat disesuaikan dengan (fog)(x) dan
g(x) yang diketahui.
Antisipasi baru yang diberikan untuk hambatan baru yang muncul adalah
penulis akan memberikan petunjuk berupa “Apabila disajikan bentuk fungsi
(fog)(x) adalah bentuk kuadrat dan fungsi (g)(x) adalah kuadrat juga, maka fungsi
f(x) yang akan digunakan akan berbentuk linier, sebaliknya apabila disajikan
bentuk fungsi (fog)(x) adalah bentuk kuadrat dan fungsi (g)(x) adalah linier, maka
fungsi f(x) yang akan digunakan akan berbentuk kuadrat”. Antisipasi ini efektif
dalam mengatasi hambatan baru yang muncul sehingga siswa dapat menjawab soal
dengan baik dan benar.
Antisipasi baru yang diberikan kepada siswa pada awalnya tidak terdapat pada
tabel desain pembelajaran. Tabel desain pembelajaran akan diperbaharui dan
disempurnakan dengan cara menambahkan antisipasi baru dan kemungkinan
kesulitan yang baru agar bahan ajar dapat mengatasi hambatan belajar secara
keseluruhan dengan lebih baik. Selain tabel desain pembelajaran yang diperbaharui,
lembar kerja siswa yang digunakan juga akan diperbaharui mengikuti antisipasi
baru yang diberikan untuk mengatasi hambatan belajar. Pembaharuan yang
dilakukan pada lembar kerja siswa adalah dengan ditambahkannya petunjuk dalam
menentukan f(x) yang sesuai. Berikut adalah hasil revisi dari lembar kerja siswa:
108
Gambar 4.56
Revisi LKS Pertemuan Kedua untuk Mencari Fungsi f(x)
3. Desain Didaktis Revisi Pertemuan Ketiga
Hambatan diprediksi akan muncul pada penugasan menentukan fungsi
(fogoh)(x) apabila diketahui fungsi f(x), g(x) dan h(x) adalah kesulitan dalam
menentukan cara antara ((fog)oh)(x) dengan (fo(goh))(x) dan kesulitan dalam
menentuan bentuk sederhana dari fungsi (fogoh)(x). Sedangkan hambatan yang
diprediksi akan muncul pada penugasan menyelidiki sifat-sifat yang berlaku pada
fungsi komposisi adalah siswa terbalik dalam menentukan diagram yang sesuai
dengan yang diminta oleh soal.
Antisipasi yang diberikan pada penugasan pertama adalah memberikan
petunjuk cara pengerjaan antara dua cara yaitu (fo(goh))(x) dan ((fog)oh)(x) lalu
memintanya untuk mengerjakannya dengan kedua cara tersebut, penulis meminta
siswa untuk berdiskusi dan meminta ketua kelompok memastikan bahwa semua
anggota kelompoknya mengerjakan dengan benar. Semua antisipasi yang dilakukan
tersebut efektif dalam mengatasi hambatan yang terjadi pada siswa. Antisipasi
untuk mengatasi kesulitan membuat diagram adalah penulis menyajikan cara dan
109
urutan dalam membuat diagram yang seharusnya. Antisipasi ini juga efektif dalam
mengatasi hambatan tersebut.
Ditengah proses pembelajaran pada saat membuat diagram, terdapat beberapa
siswa yang mengalami hambatan baru. Hambatan tersebut terjadi pada saat siswa
ingin menggambar diagram dari fungsi ((fog)oh)(x) dan (fo(goh))(x), yang nantinya
kedua diagram ini akan dibandingkan untuk menentukan keberlakuan sifat
asosiatif. Beberapa siswa masih kesulitan dalam membedakan antara kedua fungsi
tersebut. Antisipasi yang diberikan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah
dengan cara memberitahukan siswa bahwa fungsi yang di dalam kurung harus
diutamakan untuk dikerjakan, lalu dibandingkan hasil antara kedua fungsi yang
memiliki langkah pengerjaan beda tersebut. Antisipasi tersebut efektif dalam
mengatasi hambatan baru yang terjadi.
Berdasarkan hasil antisipasi, maka akan direvisi dan disempurnakan lembar
kerja siswa yang telah dirancang. Revisi yang akan dilakukan adalah sesuai dengan
antisipasi baru yang diberikan oleh penulis. Proses pembuatan dari fungsi
((fog)oh)(x) dan (fo(goh))(x) akan dibuat menjadi lebih rinci dan akan lebih
ditonjolkan perbedaan dari kedua fungsi tersebut agar siswa lebih mengerti. Berikut
adalah hasil revisi lembar kerja siswa:
Gambar 4.57
Revisi Lembar Kerja Siswa pada Sifat Asosiatif
110
4. Desain Didaktis Revisi Pertemuan Keempat
Terdapat beberapa hambatan yang diperkirakan akan muncul saat proses
pembelajaran pada saat siswa menyelesaikan masalah kontektual yang berkaitan
dengan fungsi komposisi. Hambatan tersebut adalah kesulitan dalam menentukan
model matematika, kesalahan dalam penggunaan fungsi yang telah di buat
sebelumnya, kesulitan dalam menentukan fungsi yang langsung menyatakan fungsi
Dollar ke Rupiah dan kesalahan dalam pengguanaan operasi aljabar.
Antisipasi yang diberikan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah dengan
cara memberikan ciri-ciri variabel, konstanta dan koefisien, mengingatkan kembali
kepada siswa mengenai permisalan yang telah mereka buat, meminta setiap ketua
kelompok untuk mengecek kembali jawaban anggota kelompoknya dan meminta
perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil dari jawabannya. Antisipasi-
antisipasi tersebut efektif dalam menangani hambatan yang terjadi selama proses
pembelajaran.
Hambatan baru yang muncul diluar prediksi penulis adalah hambatan yang
terjadi tepatnya ketika siswa ingin membuat model matematika itu sendiri. Terdapat
beberapa siswa yang walaupun sudah selesai membedakan antara variabel,
koefisien dan konstanta namun mereka masih kesulitan menghubungkan antara
ketiga menjadi satu kesatuan sebagai model matematika. Antisipasi yang penulis
berikan pada tahap ini adalah dengan cara memberikan contoh permasalahan yang
sama namun dengan angka yang lebih sederhana. Antisipasi tersebut ternyata
efektif dalam menangani kasus hambatan ini sehingga siswa dapat membuat model
matematika dengan benar. Antisipasi yang diberikan oleh penulis ini tidak
dimasukkan ke dalam lembar kerja siswa karena khawatir siswa akan pusing karena
terlalu banyak tulisan di dalamnya, maka antisipasi ini hanya di tampilkan melalui
power point saja. Antisipasi ini hanya ditambahkan ke dalam tabel desain
pembelajaran yang baru dengan tanpa merevisi bentuk dari lembar kerja siswa.
Secara keseluruhan, terdapat beberapa hambatan baru yang muncul selama
proses pembelajaran. Dikarenakan hal tersebut, maka peneliti memutuskan untuk
menambahkan beberapa perluasan prediksi kesulitan dan antisipasi respon sehingga
111
dengan tujuan untuk menghilangkan hambatan tersebut. Berikut adalah tabel
rekapan perubahan Hypothetical Learning Trajectory konsep fungsi komposisi.
Tabel 4.5
HLT Awal dan HLT yang Direvisi
Hypothetical Learning Trajectory
(HLT)
Revised Learning Trajectory
(RLT)
Pertemuan I
Situasi Didaktis I
Siswa diminta mengklasifikasin bentuk
diagram panah yang merupakan fungsi
dan yang bukan fungsi berdasarkan
definisi fungsi yang mereka sudah
pelajari
Tidak Ada Perubahan
Siswa diminta menggabungkan kedua
fungsi yang telah berpasangan dan
menjadikannya fungsi yang baru
sebagai fungsi komposisi
Tidak Ada Perubahan
Siswa menentukan kembali apakah
fungsi gabungan tersebut masih
membentuk fungsi sesuai dengan
definisi fungsi yang berlaku
Tidak Ada Perubahan
Siswa menyimpulkan bentuk fungsi
seperti apa yang bisa dijadikan sebagai
fungsi komposisi yang utuh dengan
cara mengisi tabel
Perbaikan redaksi pada tabel menjadi
“Tentukanlah pernyataan yang benar
dan yang salah menggunakan tanda ()
agar pernyataan tersebut menjadi
pernyataan yang menggambarkan
fungsi komposisi yang sesuai definisi”
Siswa diminta untuk mendefinisikan
fungsi komposisi
Perbaikan redaksi pertanyaan pada
LKS menjadi “Tentukanlah definisi
112
fungsi komposisi berdasarkan gambar
pada poin b dan c”
Situasi Didaktis II
Siswa diminta melengkapi tabel yang
mempermudah siswa dalam
penanaman konsep untuk menentukan
fungsi komposisi
Tidak Ada Perubahan
Siswa diminta untuk langsung
mengerjakan soal untuk menentukan
fungsi komposisi
Tidak Ada Perubahan
Situasi Didaktis III
Siswa diminta untuk mencari nilai a Tidak Ada Perubahan
Pertemuan II
Situasi Didaktis I
Siswa diminta untuk menentukan nilai
dari g(2) apabila diketahui fungsi f(x)
dan fungsi (fog)(x)
Tidak Ada Perubahan
Situasi Didaktis II
Siswa diminta untuk menentukan
fungsi f(x-2) yang belum diketahui
apabila diketahui fungsi g(x) dan
fungsi (fog)(x)
Perluasan prediksi respon siswa berupa
arahan guru terhadap jenis fungsi f(x)
yang akan digunakan
Pertemuan III
Situasi Didaktis I
Siswa diminta untuk mengamati dan
melengkapi tabel untuk mempermudah
pencarian nilai fungsi (fogoh)(x)
Tidak Ada Perubahan
Siswa diminta menentukan nilai fungsi
(fogoh)(x), apabila diketahui fungsi
f(x), g(x) dan h(x)
Tidak Ada Perubahan
113
Situasi Didaktis II
Siswa diminta untuk menyelidiki
apakah sifat komutatif berlaku pada
operasi komposisi fungsi, dengan cara
membandingkan antara hasil dari
diagram panah (fog)(x) dan (gof)(x)
Tidak Ada Perubahan
Siswa diminta untuk menyelidiki
apakah sifat identitas berlaku pada
operasi komposisi fungsi, dengan cara
membandingkan antara hasil dari
diagram panah (Iof)(x) dan (foI)(x)
Tidak Ada Perubahan
Siswa diminta untuk menyelidiki
apakah sifat asosiatif berlaku pada
operasi komposisi fungsi, dengan cara
membandingkan antara hasil dari
diagram panah ((fog)oh)(x) dan
(fo(goh))(x)
Perluasan prediksi respon siswa berupa
arahan dalam menggambar diagram
dari fungsi ((fog)oh)(x) dan diagram
(fo(goh))(x)
Pertemuan IV
Situasi Didaktis I
Siswa diminta membuat model
matematika yang menyatakan fungsi
untuk nilai tukar Dollar ke Euro dan
fungsi untuk nilai tukar Euro ke Rupiah
Perluasan antisipasi berupa pemberian
contoh pada kasus yang sama namun
menggunakan angka yang lebih
sederhana untuk membuat model
matematika
Siswa diminta menentukan total Euro
dan Rupiah yang akan turis dapatkan
Tidak Ada Perubahan
Siswa diminta menentukan cara lain
yang dapat ditempuh oleh pihak bank
untuk dapat langsung menukar Dollar
Tidak Ada Perubahan
114
ke Rupiah tanpa harus menukarkannya
ke Euro terlebih dahulu
115
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai desain didaktis pada konsep fungsi
komposisi, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Learning obstacle dibedakan menjadi tiga macam menurut Kastolan, yaitu
hambatan konseptual, hambatan prosedural dan hambatan teknik operasional
a. Hambatan konseptual terkait materi fungsi komposisi berdasarkan pengujian
instrumen yaitu:
1) Kesulitan dalam menentukan klasifikasi dari bentuk fungsi komposisi yang
sesuai
2) Siswa keliru dalam membedakan antara fungsi (fog)(x) dengan fungsi (gof)(x)
3) Kesulitan dalam menentukan fungsi komposisi dari tiga buah fungsi
4) Kesulitan dalam membuat diagram yang sesuai aturan
5) Kesulitan dalam menentukan nilai variabel pada fungsi komposisi
6) Kesulitan menentukan model matematika
7) Kesulitan menentukan nilai menggunakan model yang telah ditentukan
8) Kesulitan dalam menentukan cara untuk menentukan fungsi gabungan
menenentukan operasi komposisi
b. Hambatan prosedural terkait materi fungsi komposisi berdasarkan pengujian
instrumen yaitu:
1) Kesulitan menentukan cara dalam menggabungkan kedua fungsi dan kesulitan
dalam menjadikannya sebagai suatu fungsi yang baru
2) Kesulitan menentukan bentuk sederhana fungsi komposisi dari tiga buah fungsi
3) Tidak memberikan kesimpulan dalam menentukan berlaku atau tidaknya sifat
komutatif, identitas dan asosiatif pada fungsi komposisi
4) Tidak mengerjakan dengan tuntas sampai dengan yang diminta oleh soal
c. Hambatan teknik operasional terkait materi fungsi komposisi berdasarkan
pengujian instrumen yaitu terjadinya kesalahan penulisan maupun kesalahan
dalam penggunaan operasi aljabar
116
2. Desain didaktis awal dirancang untuk mengurangi hambatan belajar siswa yang
muncul berdasarkan hasil analisis learning obstacle dengan memperhatikan
hypothetical learning trajectory siswa. Desain didaktis yang diterapkan terdiri
dari empat pertemuan sebagai berikut:
a. Desain didaktis definisi fungsi komposisi, operasi komposisi pada dua buah
fungsi dan menentukan nilai variabel pada fungsi komposisi
b. Desain didaktis menentukan fungsi g(x) apabila diketahui fungsi f(x) dan
(fog)(x) dan desain didaktis menentukan fungsi f(x) apabila diketahui fungsi
g(x) dan (fog)(x)
c. Desain didaktis operasi komposisi pada tiga buah fungsi dan menyelidiki sifat-
sifat yang berlaku pada fungsi komposisi
d. Desain didaktis dalam menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan
dengan fungsi komposisi
3. Desain didaktis revisi yang dilakukan untuk mengembangkan desain didaktis
awal yaitu perluasan prediksi respon dan antisipasi respon dengan cara
dilakukannya penambahan petunjuk atau contoh yang dapat dimengerti oleh
siswa.
4. Desain didaktis yang dirancang beserta hasil revisinya merupakan desain
didaktis yang efektif dikarenakan dapat mengatasi semua hambatan belajar
yang dialami oleh siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti memberikan
beberapa saran terkait desain didaktis pada pembelajaran konsep fungsi komposisi
sebagai berikut:
1. Guru Mata Pelajaran dapat menjadikan desain didaktis konsep fungsi komposisi
ini sebagai desain bahan ajar alternatif, agar mendapatkan hasil yang lebih
maksimal dalam pembelajaran konsep fungsi komposisi.
2. Disarankan pengimplementasian bahan ajar ini disesuaikan dengan kemampuan
siswa dalam menerima pelajaran sehingga jumlah pertemuannya dapat
diperbanyak ataupun dikurangi dengan tetap mengikuti urutan materi yang telah
ditentukan untuk mendapatkan hasil yang optimal
117
3. Penelitian ini dapat menjadi acuan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
siswa di sekolah
4. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melalui tahap repersonalisasi konsep
fungsi komposisi sehingga dalam pembuatan indikator maupun instrumen
learning obstacle dapat lebih terurut dan sesuai dengan alur pembelajaran yang
seharusnya.
5. Desain didaktis ini dapat mengatasi semua hambatan belajar siswa yang terjadi
terkait materi fungsi komposisi, namun tidak menutup kemungkinan akan
muncul hambatan-hambatan lain yang tidak diperkirakan sebelumnya apabila
di ujikan terhadap objek yang berbeda, maka dari itu disarankan untuk
melakukan penelitian lanjutan untuk menyempurnakan desain pembelajaran ini.
118
DAFTAR PUSTAKA
Aisah, dkk. (2016). Desain Didaktis Konsep Luas Permukaan dan Volume Prisma
dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: Jurnal Matematika dan
Pendidikan Matematika. Vol. 1, No. 1: 16
Dedy, Endang dan Encum Sumiaty. (2016). Desain Didaktis Bahan Ajar
Matematika SMP Berbasis Learning Obstacle dan Learning Trajectory.
Bandung: Jurnal Review Pembelajaran Matematika, 2, 70.
Euis. (2011). Hambatan Epistimologis(Epistimological Obstacle) Dalam
Persamaan Kuadrat Pada Siswa M. Internasional Seminar and the Fourth
Nasional Conference On Mathematical Education.
Elfitri. (2016). Desain Didaktis Konsep Peluang untuk Siswa Sekolah Menengah
Atas Kelas XI. (Skripsi) UPI, Bandung.
Gunawan, Imam dan Anggraini Retto P. (2012). Taksonomi Bloom – Revisi Ranah
Kognitif Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan
Penilaian. Vol. 2, No. 2
Hawa, Siti. (2008). Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Dirjen
Dikti Depdiknas.
Karwono, dkk. (2017). Belajar dan Pembelajaran. Depok: Rajawali Pers.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. (2017). Matematika
SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006
tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
119
Silistyaningsih, Annisa dan Ellya Rakhmawati. (2017). Analisis Kesalahan Siswa
Menurut Kastolan dalam Pemecahan Masalah Matematika. Seminar
Matematika dan Pendidikan Matematika UNY.
Siregar, Evelin dan Hartini Nara. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia
Sri, Fajar. (2015). Kesulitan Siswa pada Materi Komposisi Fungsi dan Fungsi
Invers di Kelas XII SMA Negeri 1 Darussalam. (Skripsi) Universitas Syiah
Kuala, Banda Aceh.
Suryadi, D. (2010). Didactical Design Research (DDR) Dalam Pengembangan
Pembelajaran Matematika. Modul Seminar Nasional FPMIPA UPI.
Suryadi, D, dkk. (2016). Monograf Didactical Design Research (DDR). Bandung:
Rizki Press.
Susanti, Nawal Ika dan Siswi Yulaida. (2015). Analisis Kesulitan Siswa dalam
Pemahaman Materi Fungsi Komposisi Siswa Kelas XI Semester 2 MAN
Pesanggaran Tahun Pelajaran 2014-2015: Jurnal Pancaran Pendidikan, 4,
104.
Sutrisna dan Slamet Waluyo. (2016). Konsep dan Penerapan Matematika
SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta: PT Bumi Aksara
Suyono dan Hariyanto. (2016). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remija
Rosdakarya.
Widjaja, Akbar Suta dan Jarnawi Afgani. (2014). Konsep Dasar Pembelajaran
Matematika.
120
Lampiran 1
Kisi-kisi Soal Identifikasi Learning Obstacle Fungsi Komposisi
KD Indikator UraianSoal No Soal
3.6. Menjelaskan operasi komposisi pada fungsi dan operasi invers pada fungsi invers serta sifat-sifatnya serta menentukan eksistensinya
1. Mengklasifikasikan bentuk
fungsi dan fungsi komposisi
berdasarkan diagram
panah yang telah disajikan
Perhatikan diagram venn berikut ini!
Diagram Venn I Diagram Venn II
1
121
Gambar diatas menyatakan relasi antara domain dan kodomain yang disajikan dalam bentuk diagram venn.
a. Berdasarkan gambar diagram venn yang terdapat pada tabel, mana
saya yang merupakan fungsi dan yang bukan?
b. Gambarkanlah relasi gabungan antara diagram I dan diagram II yang
saling berpasangan pada tabel sehingga membentuk fungsi baru!
c. Hasil dari gabungan diagram yang manakah yang masih membentuk
fungsi?
d. Berdasarkan poin a,b, dan c isilah tabel dibawah dengan
menggunakan tanda ceklis ()
Pernyataan Benar Salah
Untuk menjadi fungsi komposisi yang sesuai syarat, diagram I dan diagram II harus berbentuk fungsi
Untuk menjadi fungsi komposisi yang sesuai syarat, diagram I atau diagram II harus berbentuk fungsi
Untuk menjadi fungsi komposisi yang sesuai syarat, maka kodomain pada diagram I harus semuanya memiliki pasangan dengan domain pada fungsi I
Untuk menjadi fungsi komposisi yang sesuai syarat, maka diagram I dan diagram II harus berbentuk fungsi korespondensi satu-satu
2. Menentukan fungsi baru
dari dua fungsi
menggunakan operasi
komposisi
Diketahui f : R R dengan f(x) = √𝑥2 + 3 dan fungsi g : R R dengan g(x) = 2x - 5
Tentukanlah nilai dari (fog)(x)!
2
122
3. Menentukan fungsi baru
dari tiga fungsi
menggunakan operasi
komposisi
Diketahui f : R R dengan f(x) = 2𝑥−3
3𝑥+4, x ≠ −
4
3, fungsi g : R R dengan g(x) =
2x2- 3 dan fungsi h : R R dengan h(x) = x – 2
Tentukanlah nilai dari (fog)oh)(x)!
3
4. Menyelidiki sifat-sifat yang
berlaku pada operasi fungsi
komposisi
Perhatikanlah bentuk dari fungsi berikut ini:
f(x) g(x) h(x) I(x)
Berdasarkan bentuk fungsi di atas cobalah selidiki:
a. Apakah berlaku sifat komutatif (gof)(x) = (fog)(x) pada operasi komposisi?
b. Apakah berlaku sifat identitas (Iof)(x) = (foI)(x) = f(x) pada operasi
komposisi?
c. Apakah berlaku sifat asosiatif (fog)oh)(x) = (fo(goh))(x) pada operasi
komposisi?
4
5. Menentukan fungsi g(x)
apabila diketahui fungsi
(fog)(x) dan fungsi f(x)
Fungsi f : R R ditentukan oleh f(x) = 2x + 4 dan g : R R sehingga (fog)(x) = 4x2 + 2x, maka g(2) adalah ...
5
6. Menentukan salah satu
fungsi f(x) atau g(x) apabila
diketahui fungsi komposisi
dan satu fungsi yang lain
Fungsi g : R R ditentukan oleh g(x) = x2 – x + 3 dan f : R R sehingga (fog)(x) = 3x2 – 3x + 4, maka f(x-2) adalah ...
6
7. Menentukan nilai dari
fungsi komposisi yang telah
ditemukan
Diketahui fungsi f(x) = 6x – 3, g (x) = 5x + 4, dan (fog)(a) = 81, nilai a adalah.... 7
123
4.6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi komposisi dan operasi invers suatu fungsi
1. Menerapkan operasi
komposisi fungsi dalam
menyelesaikan masalah
dalam kehidupan sehari-
hari
Suatu bank di Amerika menawarkan harga tukar Dollar Amerika (USD) ke Ringgit Malaysia (MYR), yaitu 1 USD = 3,5 MYR, dengan biaya penukaran sebesar 2 USD untuk setiap transaksi penukaran. Kemudian bank tersebut juga menawarkan penukaran uang dari Ringgit Malaysia (MYR) ke Rupiah Indonesia (IDR) yaitu 1 MYR = Rp. 3200 dengan biaya penukaran sebesar 3 MYR untuk setiap transaksi penukaran.. lalu terdapat seorang turis yang ingin bertamasya ke Malaysia dan ke Indonesia. Ia membawa uang sebesar 4000 USD. Setengah dari uang yang ia bawa akan ia tukarkan ke dalam Ringgit Malaysia dan sisanya akan ia tukarkan ke Rupiah.
a. Buatlah model matematika yang menyatakan fungsi untuk nilai tukar
Dollar ke Ringgit dan fungsi untuk nilai tukar Ringgit ke Rupiah!
b. Berapakah total Ringgit dan Rupiah yang akan ia dapatkan?
c. Apabila suatu saat nanti ia ingin menukarkan uangnya ke dalam Rupiah
adakah cara lain yang dapat ditempuh oleh pihak bank untuk dapat
langsung menukar Dollar ke Rupiah tanpa harus menukarkannya ke
Ringgit terlebih dahulu?
8
Seorang peneliti sedang mengamati tiga macam virus berbeda, yaitu virus A, virus B dan virus C. setelah diamati, tenyata virus-virus tersebut dapat berevolusi. Virus A dapat berevolusi menjadi virus B setelah beberapa saat, dan virus B juga dapat berevolusi menjadi virus C setelah beberapa saat. Apabila virus A berevolusi menjadi virus B maka populasinya akan meningkat menjadi 2 kali lipat dari populasi virus A, dan apabila virus B berevolusi menjadi virus C maka populasinya akan menurun menjadi 0,6 dari populasi virus B.
a. Buatlah model matematika untuk fungsi perubahan jumlah populasi dari
virus A yang berevolusi menjadi virus B, dan fungsi untuk perubahan
jumlah populasi dari virus B yang berevolusi menjadi virus C
b. Berapakah total populasi virus C apabila peneliti tersebut memiliki 25
buah virus A?
9
124
c. Adakah fungsi baru yang akan digunakan apabila peneliti ingin langsung
mengetahui jumlah populasi virus C dari virus A tanpa mengetahui
populasi dari virus B terlebih dahulu?
125
Lampiran 2
PENYELESAIAN SOAL IDENTIFIKASI LEARNING OBSTACLE
1.
a. Diagram Venn yang merupakan fungsi dan yang bukan adalah:
Diagram I Diagram II
Fungsi Fungsi
Fungsi Bukan Fungsi
Fungsi Fungsi
Bukan Fungsi Fungsi
b. Menggambungkan fungsi I dan fugsi II
c. Pasangan I dan III yang masih membentuk fungsi
d. Isilah tabel dengan menggunakan tanda ceklis ()
Pernyataan Benar Salah
Untuk menjadi fungsi komposisi yang sesuai syarat, diagram I dan diagram II harus berbentuk fungsi
Untuk menjadi fungsi komposisi yang sesuai syarat, diagram I atau diagram II harus berbentuk fungsi
Untuk menjadi fungsi komposisi yang sesuai syarat, maka kodomain pada diagram I harus semuanya memiliki pasangan dengan domain pada fungsi I
Untuk menjadi fungsi komposisi yang sesuai syarat, maka diagram I dan diagram II harus berbentuk fungsi satu-satu
126
2. Diketahui f(x) = √𝑥2 + 3 dan g(x) = 2x – 5
(fog)(x) = f(g(x))
= √𝑔(𝑥)2 + 3
= √(2𝑥 − 5)2 + 3
= √4𝑥2 − 20𝑥 + 25 + 3
= √4𝑥2 − 20𝑥 + 28
3. Diketahui f(x) = 2𝑥−3
3𝑥+4 dengan x ≠ -
4
3, g(x) = 2x2 - 3 dan h(x) = x - 2
((fog)oh)(x) = (f(g(x))oh)(x)
= ((2(𝑔(𝑥))−3
3(𝑔(𝑥))+4) 𝑜ℎ) (𝑥)
= ((2(2𝑥2−3)−3
3(2𝑥2−3)+4) 𝑜ℎ) (𝑥)
= ((4𝑥2−6−3
6𝑥2−9+4) 𝑜ℎ) (𝑥)
= ((4𝑥2−9
6𝑥2−5) 𝑜ℎ) (𝑥)
= 4(ℎ(𝑥))2−9
6(ℎ(𝑥))2−5
= 4(𝑥−2)2−9
6(𝑥−2)2−5
= 4(𝑥2−4𝑥+4)−9
6(𝑥2−4𝑥+4)−5
=4𝑥2−16𝑥+16−9
6𝑥2−24𝑥+24−5=
4𝑥2−16𝑥+7
6𝑥2−24𝑥+19
4. Menyelidiki sifat-sifat yang berlaku pada fungsi komposisi
a. Apakah berlaku sifat komutatif (gof)(x) = (fog)(x) pada operasi komposisi?
maka, (gof)(x) menjadi
f(x) g(x)
127
maka, (fog)(x) menjadi
g(x) f(x)
karena bentuk diagram dari (gof)(x) ≠ (fog)(x) maka tidak berlaku sifat komutatif
pada operasi komposisi
b. Apakah berlaku sifat identitas (Iof)(x) = (foI)(x) = f(x) pada operasi komposisi?
maka, (Iof)(x) menjadi
f(x) I(x)
maka, (foI)(x) menjadi
I(x) f(x)
karena bentuk diagram dari (Iof)(x) = (foI)(x) = f(x) maka berlaku sifat identitas
pada operasi komposisi
c. Apakah berlaku sifat asosiatif ((fog)oh)(x) = (fo(goh))(x) pada operasi komposisi?
Maka, (fog)(x) menjadi
g(x) f(x)
Maka, ((fog)oh)(x) menjadi
h(x) (fog)(x)
Maka, (goh)(x) menjadi
h(x) g(x)
Maka (fo(goh))(x) menjadi
(goh)(x) f(x)
128
karena bentuk diagram dari ((fog)oh)(x) = (fo(goh))(x) maka berlaku sifat
asosiatif pada operasi komposisi
5. Diketahui g(x) = x2 – x + 3 dan (fog)(x) = 3x2 – 3x + 4, f(x-2) = ….
(fog)(x) = 3x2 – 3x + 4
f(g(x)) = 3(x2 – x + 3) – 5
f(g(x)) = 3(g(x)) – 5
f(x) = 3x – 5
f(x – 2) = 3(x – 2) – 5
f(x – 2) = 3x – 6 – 5
f(x – 2) = 3x – 11
6. f(x) = 6x – 3, g(x) = 5x + 4, (fog)(a) = 81, nilai a adalah ….
(fog)(a) = 81
f(g(a)) = 81
6(g(a)) – 3 = 81
6(5a + 4) – 3 = 81
30a + 24 – 3 = 81
30a + 21 = 81
30a = 81 – 21
30a = 60
a = 60
30 = 2
7. Diketahui 1 USD = 3,5 MYR dengan biaya penukaran 2USD
1 MYR = 3.200 IDR dengan biaya penukaran 3 MYR
Uang yang dimiliki adalah 4000 USD
a. Fungsi untuk menukar Dollar ke Ringgit dinyatakan dengan f(x)
f(x) = 3,5(x – 2)
fungsi untuk menukar Ringgit ke Rupiah dinyatakan dengan g(x)
g(x) = 3200(x – 3)
b. Setengah dari uangnya akan ia tukarkan ke dalam Ringgit dan sisanya ditukarkan
ke Rupiah
129
Mengubah Dollar ke Ringgit
f(x) = 3,5(x – 2)
f(2.000) = 3,5(2000 – 2)
f(2.000) = 3,5(1998)
f(2.000) = 6.993 MYR
Mengubah Dollar ke Rupiah
f(x) = 3,5 (x – 2)
f(2.000) = 6.993
g(6.993) = 3.200(6.993-3)
g(7.352,64) = 3.200(6990)
g(7.352,64) = 22.368.000 IDR
maka uang yang akan turis itu dapatkan adalah 6.993 Ringgit dan 22.368.000
Rupiah
c. Pihak bank dapat menggabungkan kedua fungsi menggunakan operasi komposisi
sehingga fungsi tersebut dapat digunakan untuk mengubah Dollar langsung menjadi
Rupiah. Maka bentuk fungsinya akan menjadi seperti berikut ini:
(gof)(x) = g(f(x))
= 3.200(f(x) – 3)
= 3.200 ((3,5(x – 2)) – 3)
= 3.200 (3,5 x – 7 – 3)
= 3.200 (3,5 x – 10)
8. Diketahui virus A berevolusi menjadi virus B dengan populasi yang meningkat
sebanyak 2 kali dari populasi virus A
Virus B berevolusi menjadi virus C dengan populasi yang menurun sebanyak 0,6 kali
dari populasi virus B
a. Misal f(x) adalah fungsi untuk mengubah populasi virus A menjadi virus B
f(x) = 2x
Misal g(x) adalah fungsi untuk mengubah populasi virus B menjadi virus C
g(x) = 0,6x
b. Jumlah virus A sebanyak 25 buah, maka x = 25
130
f(x) = 2x
f(25) = 2 . 25
f(25) = 50
g(x) = 0,6x
g(50) = 0,6 . 50
g(50) = 30
c. Ada, peneliti bias menggunakan fungsi (gof)(x) apabila ingin mengetahui langsung
hubungan antara populasi dari virus A dengan populasi virus C
(gof)(x) = 0,6 (f(x))
= 0,6 (2x)
= 1,2 x
131
Lampiran 3
DESAIN PEMBELAJARAN I
Kompetensi Dasar:
3.6. Menjelaskan operasi komposisi pada fungsi dan operasi invers pada fungsi invers serta sifat-sifatnya serta menentukan eksistensinya
Indikator:
1. Mengklasifikasikan bentuk fungsi dan fungsi komposisi berdasarkan diagram panah yang telah disajikan
2. Menentukan fungsi baru dari dua fungsi menggunakan operasi komposisi
3. Menentukan nilai dari fungsi komposisi yang telah ditemukan
Situasi Didaktis Penugasan Prediksi Respon Antisipasi Didaktis Pedagogis
Situasi I:
Penulis memberikan berbagai
macam bentuk diagram panah
sebagai berikut:
1. Siswa diminta
mengklasifikasikan bentuk
diagram panah yang merupakan
fungsi dan yang bukan fungsi
berdasarkan definisi fungsi yang
mereka sudah pelajari
Respon yang diharapkan:
Siswa masih mengingat definisi
fungsi sehingga dapat membedakan
diagram panah yang mempunyai
bentuk fungsi dan yang bukan
Kemungkinan kesulitan:
Siswa lupa mengenai definisi fungsi
sehingga kesulitan untuk
membedakan yang merupakan fungsi
dengan yang bukan fungsi
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
Penulis memberikan stimulus
mengenai bentuk dari diagram panah
yang merupakan fungsi dan yang
bukan fungsi, seperti pada gambar di
bawah ini:
132
Lalu memberikan kesempatan pada
murid untuk menarik kesimpulan
mengenai definisi fungsi dan
memilih diagram panah yang sesuai
dengan definisi
2. Siswa diminta menggabungkan
kedua fungsi yang telah
berpasangan dan menjadikannya
fungsi yang baru sebagai fungsi
komposisi
Respon yang diharapkan:
Siswa dapat menggabungkan kedua
buah fungsi yang telah berpasangan
baik yang berbentuk fungsi maupun
yang tidak berbentuk fungsi
Kemungkinan kesulitan:
Siswa kebingungan dalam
menggabungkan kedua fungsi
menjadikannya sebagai fungsi yang
baru
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
Penulis memberikan petunjuk cara
menggabungkan kedua fungsi dengan
contoh fungsi yang berbeda
3. Siswa menentukan kembali
apakah fungsi gabungan tersebut
masih membentuk fungsi sesuai
dengan definisi fungsi yang
berlaku
Respon yang diharapkan:
Siswa dapat membentuk fungsi baru
dari kedua fungsi yang telah
digabungkan
Kemungkinan kesulitan:
Antispasi kemungkinan kesulitan:
133
- -
4. Siswa menyimpulkan bentuk
fungsi seperti apa yang bisa
dijadikan sebagai fungsi
komposisi yang utuh dengan cara
mengisi tabel berikut ini:
Respon yang diharapkan:
Siswa dapat menyimpulkan dengan
benar bentuk fungsi seperti apa yang
dapat membentuk fungsi komposisi
yang sesuai dengan definisi
Kemungkinan kesulitan:
Siswa bingung membedakan kata
“dan” dengan kata “atau” pada
pernyataan pertama dan kedua pada
tabel penugasan yang keempat
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
Penulis memberikan contoh kalimat
yang menggunakan kata “dan” dan
“atau” seperti: “Seandainya saya
memerintahkan andi untuk mengambil
pulpen dan pensil, lalu Andi hanya
mengambil salah satunya apakah
perintah saya sudah terlaksanakan
dengan baik? Bandingkan dengan
apabila saya memerintahkan Andi
untuk mengambil pulpen atau pensil
lalu andi hanya mengambil salah
satunya, apakah perintah saya sudah
dilaksanakan dengan baik?”
Pertanyaan tersebut akan membuat
siswa berpikir bahwa kata “dan”
dengan kata “atau” merupakan dua kata
yang memiliki arti dan fungsi yang
berbeda.
5. Siswa diminta untuk
mendefinisikan fungsi komposisi
Respon yang diharapkan:
Siswa membuat definisi fungsi
komposisi dengan benar seperti
“fungsi komposisi adalah fungsi yang
dapat menggabungkan dua buah
134
fungsi menjadi satu fungsi baru
dengan tujuan untuk mengubah objek
pertama langsung pada objek ketiga”
Kemungkinan kesulitan:
Siswa kebingungan dalam
menentukan definisi fungsi komposisi
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
Penulis memandu siswa untuk
mendefinisikan fungsi komposisi
dengan cara menggabarkan kembali
diagram panah yang telah mereka
kerjakan dan meminta siswa untuk
menjabarkan definisinya.
Situasi II:
Penulis memberi fungsi f(x) dan
g(x) dan meminta siswa untuk
menentukan betuk fungsi (fog)(x)
atau (gof)(x)
1. Siswa diminta melengkapi tabel
yang mempermudah siswa dalam
penanaman konsep untuk
menentukan fungsi komposisi
Respon yang diharapkan:
Siswa mengisi tabel dengan cara
mengubah sedikit demi sedikit
variabel pada fungsi dan diakhiri
dengan mengubah variabel tunggal
menjadi bentuk fungsi lain
Kemungkinan kesulitan:
Siswa hanya mengubah variabel pada
fungsi dan tidak menyederhanakan
kedua fungsi menjadi fungsi yang
baru dengan menggunakan operasi
aljabar
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
Penulis memberikan stimulus dengan
cara memberikan pertanyaan “apakah
fungsi tersebut sudah sederhana?” lalu
dilanjutkan dengan pertanyaan
“apabila belum sederhana, maka cara
apa yang harus kamu lakukan?” dengan
cara seperti ini maka siswa akan
berpikir untuk menggunakan operasi
aljabar dalam menyederhanakan fungsi
tersebut.
2. Siswa diminta untuk langsung
mengerjakan soal untuk
menentukan fungsi komposisi
Respon yang diharapkan:
135
Siswa dapat mengerjakan soal operasi
komposisi dari dua buah fungsi
dengan baik dengan mengikuti tabel
sebagai acuan
Kemungkinan kesulitan:
-
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
-
Situasi III:
Penulis memberikan fungsi f(x),
fungsi g(x) dan nilai fungsi (fog)(a)
1. Siswa diminta untuk mencari
nilai a
Respon yang diharapkan:
1. Mencari fungsi (fog)(x) dari
fungsi f(x) dan g(x) yang
diketahui
2. Mensubstitusikan variabel x
dengan a
3. Memasukkan nilai (fog)(a) dengan
fungsi (fog)(a)
4. Mencari nilai a menggunakan
operasi aljabar
Kemungkinan kesulitan:
Siswa kesulitan dalam menentukan a
pada fungsi (fog)(a)
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
Penulis memberikan stimulus berupa
pertanyaan “apa perbedaan antara
(fog)(x) dengan (fog)(a)?” dari
pertanyaan itu siswa akan berpikir
bahwa (fog)(x) dan (fog)(a) hanya
berbeda bentuk variabel saja.
Kemudian, penulis memberikan
pertanyaan yang kedua “dari fungsi
f(x) dan g(x) yang diketahui pada soal,
dapat menghasilkan fungsi apa yang
menyerupai fungsi (fog)(a)?”
pertanyaan ini akan menggiring siswa
136
untuk mencari fungsi (fog)(x) terlebih
dahulu
Kemungkinan kesulitan:
Terdapat kesalaham penulisan dan
penggunaan operasi aljabar yang tidak
tepat
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
1. Penulis meminta ketua kelompok
memastikan semua jawaban pada
anggota kelompoknya sudah benar
2. Penulis meminta semua perwakilan
kelompok mempresentasikan hasil
jawabannya untuk dibandingkan
satu sama lain
137
DESAIN PEMBELAJARAN II
Kompetensi Dasar:
3.6. Menjelaskan operasi komposisi pada fungsi dan operasi invers pada fungsi invers serta sifat-sifatnya serta menentukan eksistensinya
Indikator:
1. Menentukan fungsi g(x) apabila diketahui fungsi komposisi (fog)(x) dan fungsi f(x)
2. Menentukan fungsi f(x) apabila diketahui fungsi komposisi (fog)(x) dan fungsi g(x)
Situasi Didaktis Penugasan Prediksi Respon Antisipasi Didaktis Pedagogis
Situasi I:
Penulis
memberikan fungsi
f(x) dan fungsi
(fog)(x) dan
meminta siswa
untuk menentukan
nilai dari g(2)
1. Siswa diminta untuk menentukan
nilai dari g(2) apabila diketahui
fungsi f(x) dan fungsi (fog)(x)
Respon yang diharapkan:
1. Siswa menjabarkan bentuk fungsi komposisi,
sebagai contoh (fog)(x) = f(g(x))
2. Siswa mensubstitusikan salah satu fungsi
yang diketahui ke dalam persamaan yang
telah dijabarkan
3. Siswa mensubstitusikan fungsi (fog)(x)
4. Siswa mencari fungsi g(x) dari fungsi-fungsi
yang sudah diketahui
5. Siswa mencari nilai g(2) dari fungsi g(x)
yang telah di dapat
Kemungkinan kesulitan:
Siswa kesulitan dalam menyusun langkah-
langkah penyelesaian untuk mendapatkan fungsi
yang diminta
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
1. Penulis meminta siswa untuk
berdiskusi pada saat proses pengerjaan
menggunakan Lembar Kerja Siswa
138
2. Penulis memberikan sedikit stimulus
dengan memberikan pertanyaan “ingat
ya, pada fungsi (fog)(x) merupakan
fungsi gabungan dari f(x) dan g(x),
maka sebelum mencari nilai g(2),
fungsi apa terlebih dahulu yang harus
kalian dapatkan?” Pertanyaan tersebut
membuat siswa berpikir bahwa
sebelum mendapatkan nilai g(2) maka
ia harus mencari fungsi g(x) terlebih
dahulu dikarenakan yang dapat
diketahui pada fungsi (fog)(x) adalah
fungsi f(x) dan g(x)
3. Setelah memberikan stimulus, penulis
meminta siswa untuk menyusun
langkah-langkah apa saja yang harus
dilakukan untuk mengerjakan soal
tersebut
Kemungkinan kesulitan:
Siswa tidak teliti dalam mengerjakan
sehingga terdapat kesalahan dalam penulisan
ataupun pengoperasian aljabar
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
Penulis meminta setiap kelompok
belajar untuk memeriksa kembali
jawabannya dan mencocokkan dengan
hasil jawaban dari kelompok lain pada
saat perwakilan dari setiap kelompok
maju untuk mempresentasikan hasil
diskusi.
Situasi II:
Penulis
memberikan fungsi
1. Siswa diminta untuk menentukan
fungsi f(x-2) yang belum
Respon yang diharapkan:
1. Siswa menjabarkan bentuk fungsi komposisi,
sebagai contoh (fog)(x) = f(g(x))
139
g(x) dan fungsi
(fog)(x) dan
meminta siswa
untuk menentukan
fungsi dari f(x-2)
diketahui apabila diketahui fungsi
g(x) dan fungsi (fog)(x)
2. Siswa mensubstitusikan salah satu fungsi
yang diketahui ke dalam persamaan yang
telah dijabarkan
3. Siswa mensubstitusikan fungsi (fog)(x)
4. Siswa mencari nilai f(x) dari fungsi-fungsi
yang sudah diketahui
5. Sisa mencari fungsi f(x-2) dari fungsi f(x)
yang telah di dapat
Kemungkinan kesulitan:
1. Siswa kesulitan dalam menyusun langkah-
langkah penyelesaian untuk mendapatkan
fungsi yang diminta
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
1. Penulis meminta siswa untuk
berdiskusi pada saat proses pengerjaan
menggunakan Lembar Kerja Siswa
2. Penulis memberikan sedikit stimulus
dengan memberikan pertanyaan “ingat
ya, pada fungsi (fog)(x) merupakan
fungsi gabungan dari f(x) dan g(x),
maka sebelum mencari fungsi f(x-2),
fungsi apa terlebih dahulu yang harus
kalian dapatkan?” Pertanyaan tersebut
membuat siswa berpikir bahwa
sebelum mendapatkan fungsi f(x-2)
maka ia harus mencari fungsi f(x)
terlebih dahulu dikarenakan yang dapat
diketahui pada fungsi (fog)(x) adalah
fungsi f(x) dan g(x)
3. Setelah memberikan stimulus, penulis
meminta siswa untuk menyusun
langkah-langkah apa saja yang harus
dilakukan untuk mengerjakan soal
tersebut
140
Kemungkinan kesulitan:
Siswa tidak teliti dalam mengerjakan sehingga
terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun
pengoperasian aljabar
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
Penulis meminta setiap kelompok belajar
untuk memeriksa kembali jawabannya dan
mencocokkan dengan hasil jawaban dari
kelompok lain pada saat perwakilan dari
setiap kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil diskusi.
141
DESAIN PEMBELAJARAN III
Kompetensi Dasar:
3.6. Menjelaskan operasi komposisi pada fungsi dan operasi invers pada fungsi invers serta sifat-sifatnya serta menentukan eksistensinya
Indikator:
1. Menentukan fungsi baru dari tiga fungsi menggunakan operasi komposisi
2. Menyelidiki sifat-sifat yang berlaku pada operasi fungsi komposisi
Situasi Didaktis Penugasan Prediksi Respon Antisipasi Didaktis Pedagogis
Situasi I:
Penulis memberikan fungsi f(x),
g(x) dan h(x) dan meminta
siswa untuk menentukan nilai
fungsi (fogoh)(x)
1. Siswa diminta untuk
mengamati dan melengkapi
tabel untuk mempermudah
pencarian nilai fungsi
(fogoh)(x)
Respon yang diharapkan:
Siswa mengisi setiap tabel dengan baik
dan benar
Kemungkinan kesulitan:
-
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
-
2. Siswa diminta menentukan
nilai fungsi (fogoh)(x),
apabila diketahui fungsi f(x),
g(x) dan h(x)
Respon yang diharapkan:
1. Siswa memasukkan nilai h(x)
kedalam g(x) dan menyederhanakan
fungsi tersebut menggunakan fungsi
aljabar sehingga mendapatkan fungsi
baru yaitu (goh)(x)
2. Siswa memasukkan nilai (goh)(x)
kedalam fungsi f(x) dan
menyederhanakannya menggunakan
142
fungsi aljabar sehingga mendapatkan
fungsi (fo(goh))(x)
Atau
1. Siswa memasukkan nilai g(x)
kedalam f(x) dan menyederhanakan
fungsi tersebut menggunakan fungsi
aljabar sehingga mendapatkan fungsi
baru yaitu (fog)(x)
2. Siswa memasukkan nilai (h)(x)
kedalam fungsi (fog)(x) dan
menyederhanakannya menggunakan
fungsi aljabar sehingga mendapatkan
fungsi ((fog)oh)(x)
Kemungkinan kesulitan:
Siswa kesulitan dalam menentukan cara
antara (fo(goh))(x) atau ((fog)oh)(x)
dalam menentukan bentuk komposisi
dari tiga buah fungsi. Siswa menganggap
cara penyelesaian yang beda maka akan
menghasilkan jawaban yang berbeda
pula.
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
1. Penulis memberikan sedikit
petunjuk dalam mengerjakan fungsi
(fo(goh))(x) dan ((fog)oh)(x).
Fungsi (fo(goh))(x) harus
dikerjakan (goh)(x) terlebih dahulu,
setelah bentuknya disederhanakan
maka fungsi (goh)(x) akan
dimasukkan ke dalam fungsi f(x).
Sedangkan untuk fungsi
((fog)oh)(x) yang harus dikerjakan
terlebih dahulu adalah (fog)(x), lalu
setelah disederhanakan nilai x pada
(fog)(x) diganti dengan fungsi h(x).
2. Penulis meminta setiap kelompok
belajar untuk mengerjakannya
143
dalam dua cara, yaitu (fo(goh))(x)
dan ((fog)oh)(x) dan
membandingkan hasilnya
Kemungkinan kesulitan:
Siswa tidak teliti dalam mengerjakan
sehingga terdapat kesalahan dalam
penulisan ataupun pengoperasian
aljabar
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
1. Penulis meminta ketua kelompok
memastikan setiap anggota dalam
kelompoknya memiliki jawaban
yang benar
2. Penulis meminta setiap kelompok
untuk maju dan mempresentasikan
hasil pengerjaannya untuk
dibandingkan.
Situasi II:
Penulis memberikan bentuk
diagram panah dari bentuk fungsi
komposisi dan memberikan
macam-macam bentuk diagram
panah untuk menyelidiki sifat mana
saja yang berlaku pada fungsi
komposisi
1. Siswa diminta untuk
menyelidiki apakah sifat
komutatif berlaku pada
operasi komposisi fungsi,
dengan cara membandingkan
antara hasil dari diagram
panah (fog)(x) dan (gof)(x)
Respon yang diharapkan:
1. Siswa membuat diagram venn
(fog)(x) dan (gof)(x) dengan tepat
dan dapat langsung membandingkan
keduanya
2. Siswa dapat menentukan bahwa
fungsi (fog)(x) ≠ (gof)(x), maka sifat
komutatif tidak berlaku
Kemungkinan kesulitan:
Siswa terbalik dalam membuat digram
yang sesuai dengan yang diminta dalam
soal, karena apabila siswa ingin
membuat diagram venn (fog)(x) maka ia
harus menggabungkan antara diagram
g(x) dengan f(x) bukan f(x) dengan g(x)
dan hal ini harus dilakukan sesuai
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
Penulis memberikan contoh diagram
fungsi komposisi yang benar, seperti
gambar di bawah ini:
144
dengan urutan yang semestinya agar
menghasilkan diagram yang tepat
Lalu, membantu siswa bernalar pada
bentuk diagram fungsi komposisi yang
telah ditunjukkan
2. Siswa diminta untuk
menyelidiki apakah sifat
identitas berlaku pada operasi
komposisi fungsi, dengan cara
membandingkan antara hasil
dari diagram panah (Iof)(x)
dan (foI)(x)
Respon yang diharapkan:
1. Siswa dapat membuat diagram
(Iof)(x) dan (foI)(x) dengan tepat dan
dapat langsung membandingkan
keduanya
2. Siswa dapat menentukan bahwa
fungsi (Iof)(x) = (foI)(x), maka sifat
identitas berlaku
Kemungkinan kesulitan:
Siswa terbalik dalam membuat digram
yang sesuai dengan yang diminta dalam
soal, karena apabila siswa ingin
membuat diagram panah (foI)(x) maka
ia harus menggabungkan antara diagram
I(x) dengan f(x) bukan f(x) dengan I(x)
dan hal ini harus dilakukan sesuai
dengan urutan yang semestinya agar
menghasilkan diagram yang tepat
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
Penulis memberikan contoh diagram
fungsi komposisi yang benar, seperti
gambar di bawah ini:
Lalu, membantu siswa bernalar pada
bentuk diagram fungsi komposisi yang
telah ditunjukkan
3. Siswa diminta untuk
menyelidiki apakah sifat
asosiatif berlaku pada operasi
komposisi fungsi, dengan cara
membandingkan antara hasil
dari diagram panah
((fog)oh)(x) dan (fo(goh))(x)
Respon yang diharapkan:
1. Siswa dapat membuat diagram
((fog)oh)(x) dan (fo(goh))(x) dengan
tepat dan dapat langsung
membandingkan keduanya
145
2. Siswa dapat menentukan bahwa
((fog)oh)(x) = (fo(goh))(x), maka
sifat asosiatif berlaku
Kemungkinan kesulitan:
Siswa terbalik dalam membuat digram
yang sesuai dengan yang diminta dalam
soal, karena apabila siswa ingin
membuat diagram panah (fogoh)(x)
maka ia harus menggabungkan antara
diagram h(x), g(x) dan f(x) bukan f(x),
g(x) dan h(x) dan hal ini harus dilakukan
sesuai dengan urutan yang semestinya
agar menghasilkan diagram yang tepat
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
Penulis memberikan contoh diagram
fungsi komposisi yang benar, seperti
gambar di bawah ini:
Lalu, membantu siswa bernalar pada
bentuk diagram fungsi komposisi yang
telah ditunjukkan
146
DESAIN PEMBELAJARAN IV
Kompetensi Dasar:
4.6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi komposisi dan operasi invers suatu fungsi
Indikator:
1. Menerapkan operasi komposisi fungsi dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari
Situasi Didaktis Penugasan Prediksi Respon Antisipasi Didaktis Pedagogis
Situasi I:
Suatu bank di
Amerika
menawarkan harga
tukar Dollar
Amerika (USD) ke
Euro (EUR), yaitu
1 USD = 0,9 EUR,
dengan biaya
penukaran sebesar
2 USD untuk setiap
transaksi
penukaran.
Kemudian bank
tersebut juga
menawarkan
penukaran uang
dari Euro (EUR) ke
Rupiah Indonesia
(IDR) yaitu 1 EUR
1. Buatlah model matematika yang
menyatakan fungsi untuk nilai
tukar Dollar ke Euro dan fungsi
untuk nilai tukar Euro ke
Rupiah!
Respon yang diharapkan:
1. Memisalkan f(x) sebagai fungsi yang
mengubah nilai Dollar ke Euro dan g(x)
sebagai fungsi yang mengubah nilai Euro ke
Rupiah
2. Menentukan model matematika dalam
bentuk fungsi f(x) dan g(x) yang tepat sesuai
dengan permasalahan yang disajikan
Kemungkinan kesulitan:
Siswa kesulitan dalam menentukan model
matematika untuk menyatakan fungsi f(x) dan
g(x)
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
Membantu siswa dalam menentukan
variabel, koefisien dan konstanta
dengan memberikan ciri-cirinya yang
tertera pada lembar kerja siswa
2. Berapakah total Euro dan Rupiah
yang akan ia dapatkan?
Respon yang diharapkan:
Menentukan total Euro dari Dollar menggunakan
fungsi f(x) dan menentukan total Rupiah dari
Euro menggunakan fungsi g(x)
147
= Rp. 16000
dengan biaya
penukaran sebesar
5 EUR untuk setiap
transaksi
penukaran.. lalu
terdapat seorang
turis yang ingin
bertamasya ke
Belanda dan ke
Indonesia. Ia
membawa uang
sebesar 4000 USD.
Setengah dari uang
yang ia bawa akan
ia tukarkan ke
dalam Euro dan
sisanya akan ia
tukarkan ke
Rupiah.
Kemungkinan kesulitan:
Terjadi kesalahan dalam menggunakan fungsi
yang telah dibuat sebelumnya, contohnya seperti
menggunakan fungsi g(x) untuk mengubah nilai
Dollar langsung kepada nilai Rupiah yang mana
seharusnya fungsi g(x) digunakan untuk
mengubah nilai Euro ke Rupiah dan lain
sebagainya.
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
Mengingatkan kembali permisalan yang
mereka buat mengenai fungsi f(x) dan
fungsi g(x)
3. Apabila suatu saat nanti ia ingin
menukarkan uangnya ke dalam
Rupiah adakah cara lain yang
dapat ditempuh oleh pihak bank
untuk dapat langsung menukar
Dollar ke Rupiah tanpa harus
menukarkannya ke Euro terlebih
dahulu?
Respon yang diharapkan:
Menentukan fungsi (gof)(x) dan menyatakannya
dalam bentuk yang paling sederhana untuk
menentukan fungsi langsung untuk mengubah
nilai Dollar ke Rupiah.
Kemungkinan kesulitan:
Siswa kesulitan dalam menentukan fungsi yang
dapat mengubah Dollar langsung kepada Rupiah
dikarenakan siswa melupakan definisi dan
kegunaan dari operasi komposisi
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
Mengingatkan kembali definisi fungsi
komposisi pada pertemuan pertama dan
kegunaan dari fungsi komposisi beserta
kaitannya dengan permasalahan dalam
menukar nilai uang agar siswa dapat
mengerti bahwa fungsi baru yang
dihasilkan menggunakan operasi
komposisi dapat mengubah langsung nilai
Dollar ke Rupiah tanpa harus
mengubahnya dulu ke Euro
148
Kemungkinan kesulitan:
Terdapat kesalahan penulisan atau kesalahan
menggunakan operasi aljabar sehingga fungsi
yang dihasilkan tidak tepat
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
1. Penulis meminta ketua kelompok
memastikan semua jawaban pada
anggota kelompoknya sudah benar
2. Penulis meminta semua perwakilan
kelompok mempresentasikan hasil
jawabannya untuk dibandingkan satu
sama lain
149
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP I)
Nama Sekolah : SMAN 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika Wajib
Kelas/ Semester : X/I
Materi Pokok : Fungsi
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI 3 (Pengetahuan) :
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian pada
bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
KI 4 (Keterampilan) :
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar :
3.6. Menjelaskan operasi komposisi pada fungsi dan operasi invers pada fungsi invers serta
sifat-sifatnya serta menentukan eksistensinya
4.6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi komposisi dan operasi invers
suatu fungsi
C. Indikator
1. Mengklasifikasikan bentuk fungsi dan fungsi komposisi berdasarkan diagram panah
yang telah disajikan
2. Menentukan fungsi baru dari dua fungsi menggunakan operasi komposisi
3. Menentukan nilai dari fungsi komposisi yang telah ditemukan
D. Tujuan Pembelajaran
150
1. Siswa dapat mengklasifikasikan bentuk fungsi dan fungsi komposisi berdasarkan
diagram panah yang telah disajikan
2. Siswa dapat menentukan fungsi baru dari dua fungsi menggunakan operasi komposisi
3. Siswa dapat menentukan nilai dari fungsi komposisi yang telah ditemukan
E. Materi Pembelajaran
Komposisi Fungsi
F. Kegiatan Pembelajaran
K
e
g
i
a
t
a
n
Deskripsi Kegiatan
A
l
o
k
a
s
i
W
a
k
t
u
P
e
n
d
a
h
u
l
u
a
n
Guru memberikan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
Guru mengkondisikan keadaan kelas
Guru memeriksa kehadiran siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Guru membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4 siswa
yang heterogen
Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok
Guru melakukan apersepsi dengan meminta siswa mengingat
kembali konsep fungsi yang telah di pelajari di SMP
5
m
e
n
i
t
K
e
g
i
a
t
a
n
I
Siswa diminta mengamati gambar diagram panah pada tugas
I yang termuat dalam LKS
Siswa berdiskusi dan menentukan bentuk dari diagram panah
yang mana yang merupakan fungsi dan yang bukan
Siswa menggabungkan kedua fungsi yang saling berkaitan
7
5
m
e
n
i
t
151
nt
i
Siswa menentukan hasil dari gambar mana yang telah
digabungkan dan masih membentuk fungsi
Siswa menentukan pernyataan yang mana saja yang benar
dan yang salah pada tabel mengenai bentuk fungsi komposisi
Siswa mendefinisikan fungsi komposisi berdasarkan
penugasan yang telah mereka kerjakan sebelumnya
Siswa diminta mengamati cara menentukan fungsi komposisi
pada tugas II sambil sedikit diberikan penjelasan guna
menstimulasi pembentukan konsep pada siswa
Siswa diminta mengisi tabel pada tugas II
Siswa diminta menjawab soal latihan pada fungsi komposisi
dengan menggunakan cara yang sama pada tabel tugas II
Siswa diminta mengamati permaslahan pada tugas III dan
merancang lagkah-langkah untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut
Siswa diminta menyelesaikan permasalahan pada tugas III
menggunakan langkah-langkah yang telah mereka buat
sebelumnya
Guru menunjuk masing-masing perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan jawaban kelompoknya di depan kelas
Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya
K
e
g
i
a
t
a
n
A
k
h
i
r
Guru bersama siswa menyimpulkan mengenai materi yang
telah dipelajari
Guru meminta siswa untuk mempelajari materi berikutnya
Guru bersama-sama dengan siswa mengakhiri pelajaran
dengan berdo’a
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
5
m
e
n
i
t
152
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP II)
Nama Sekolah : SMAN 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika Wajib
Kelas/ Semester : X/I
Materi Pokok : Fungsi
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI 3 (Pengetahuan) :
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian pada
bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
KI 4 (Keterampilan) :
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar :
3.6. Menjelaskan operasi komposisi pada fungsi dan operasi invers pada fungsi invers serta
sifat-sifatnya serta menentukan eksistensinya
4.6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi komposisi dan operasi invers
suatu fungsi
C. Indikator
153
1. Menentukan fungsi g(x) apabila diketahui fungsi (fog)(x) dan fungsi f(x)
2. Menentukan fungsi f(x) apabila diketahui fungsi (fog)(x) dan fungsi g(x)
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan fungsi g(x) apabila diketahui fungsi (fog)(x) dan fungsi f(x)
2. Siswa dapat menentukan fungsi f(x) apabila diketahui fungsi (fog)(x) dan fungsi g(x)
E. Materi Pembelajaran
Komposisi Fungsi
F. Kegiatan Pembelajaran
K
e
g
i
a
t
a
n
Deskripsi Kegiatan
A
l
o
k
a
s
i
W
a
k
t
u
P
e
n
d
a
h
u
l
u
an
Guru memberikan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
Guru mengkondisikan keadaan kelas
Guru memeriksa kehadiran siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Guru membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4 siswa
yang heterogen
Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok
Guru melakukan apersepsi dengan meminta siswa mengingat
kembali konsep fungsi yang telah di pelajari pada pertemuan
sebelumnya
5
m
e
n
i
t
K
e
g
Siswa diminta mengamati definisi fungsi komposisi 7
5
m
154
ia
t
a
n
I
n
t
i
Siswa diminta untuk mengamati permasalahan yang disajikan
pada LKS
Siswa berdiskusi dalam menentukan langkah-langkah
penyelesaian yang akan mereka gunakan untuk menentukan
fungsi g(x)
Siswa menjawab dan menyelesaikan masalah berdasarkan
langkah-langkah penyelesaian yang telah mereka buat
Siswa berdiskusi dalam menentukan langkah-langkah
penyelesaian yang akan mereka gunakan untuk menentukan
fungsi f(x)
Siswa menjawab dan menyelesaikan masalah berdasarkan
langkah-langkah penyelesaian yang telah mereka buat
Guru meminta ketua kelompok untuk memastikan semua
jawaban anggota kelompoknya sudah benar
Guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk maju
dan mempresentasikan hasil pengerjaannya
Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya
Siswa diberikan latihan untuk dikerjakan secara individu
en
i
t
K
e
g
i
a
t
a
n
A
k
h
i
r
Guru bersama siswa menyimpulkan mengenai materi yang
telah dipelajari
Guru meminta siswa untuk mempelajari materi berikutnya
Guru bersama-sama dengan siswa mengakhiri pelajaran
dengan berdo’a
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
1
0
m
e
n
i
t
155
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP III)
Nama Sekolah : SMAN 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika Wajib
Kelas/ Semester : X/I
Materi Pokok : Fungsi
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI 3 (Pengetahuan) :
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian pada
bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
KI 4 (Keterampilan) :
156
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar :
3.6. Menjelaskan operasi komposisi pada fungsi dan operasi invers pada fungsi invers serta
sifat-sifatnya serta menentukan eksistensinya
C. Indikator
1. Menentukan fungsi baru dari tiga fungsi menggunakan operasi komposisi
2. Menyelidiki sifat-sifat yang berlaku pada operasi fungsi komposisi
3. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan fungsi baru dari tiga fungsi menggunakan operasi komposisi
2. Siswa dapat menyelidiki sifat-sifat yang berlaku pada operasi fungsi komposisi
4. Materi Pembelajaran
Komposisi Fungsi
5. Kegiatan Pembelajaran
K
e
g
i
a
t
a
n
Deskripsi Kegiatan
A
l
o
k
a
s
i
W
a
k
t
u
P
e
n
d
a
h
u
l
Guru memberikan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
Guru mengkondisikan keadaan kelas
Guru memeriksa kehadiran siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
5
m
e
n
i
t
157
ua
n
Guru membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4 siswa
yang heterogen
Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok
Guru melakukan apersepsi dengan meminta siswa mengingat
kembali konsep fungsi yang telah di pelajari pada pertemuan
sebelumnya
K
e
g
i
a
t
a
n
I
n
t
i
Siswa diminta definisi fungsi komposisi dari tiga buah fungsi
Siswa berdiskusi dan mengisi tabel pada tugas I mengenai
fungsi komposisi dari tiga buah fungsi
Siswa diminta mengerjakan soal mengenai fungsi komposisi
dari tiga buah fungsi pada tugas II
Siswa diminta untuk mengamati diagram panah untuk
membentuk fungsi komposisi yang sesuai dengan aturan
Siswa diberikan bentuk diagram yang mewakilkan fungsi
f(x), g(x), h(x) dan I(x)
Siswa diminta untuk membuat diagram (fog)(x) dan (gof)(x)
Siswa membandingkan antara kedua diagram yang telah
mereka buat
Siswa menyimpulkan keberlakuan sifat komutatif pada fungsi
komposisi
Siswa diminta untuk membuat diagram (foI)(x) dan (Iof)(x)
Siswa membandingkan antara kedua diagram yang telah
mereka buat
Siswa menyimpulkan keberlakuan sifat identitas pada fungsi
komposisi
Siswa diminta membuat diagram ((fog)oh)(x) dan
(fo(goh))(x)
Siswa membandingkan antara kedua diagram yang telah
mereka buat
Siswa menyimpulkan keberlakuan sifat asosiatif pada fungsi
komposisi
7
5
m
e
n
i
t
158
Siswa memberikan kesimpulan mengenai berlaku atau
tidaknya sifat komutatif pada fungsi komposisi dengan
menceklis isi table
Guru meminta setiap ketua kelompok untuk memastikan
bahwa semua anggotanya sudah menjawab dengan benar
Guru menunjuk masing-masing perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan jawaban kelompoknya di depan kelas
Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya
K
e
g
i
a
t
a
n
A
k
h
i
r
Guru bersama siswa menyimpulkan mengenai materi yang
telah dipelajari
Guru meminta siswa untuk mempelajari materi berikutnya
Guru bersama-sama dengan siswa mengakhiri pelajaran
dengan berdo’a
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
1
0
m
e
n
i
t
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP IV)
Nama Sekolah : SMAN 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika Wajib
159
Kelas/ Semester : X/I
Materi Pokok : Fungsi
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI 3 (Pengetahuan) :
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian pada
bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
KI 4 (Keterampilan) :
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar :
4.6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi komposisi dan operasi invers
suatu fungsi
C. Indikator
1. Menerapkan operasi komposisi fungsi dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sehari-hari
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menerapkan operasi komposisi fungsi dalam menyelesaikan masalah
dalam kehidupan sehari-hari
E. Materi Pembelajaran
Komposisi Fungsi
F. Kegiatan Pembelajaran
K
e
g
Deskripsi Kegiatan
A
l
o
160
ia
t
a
n
ka
s
i
W
a
k
t
u
P
e
n
d
a
h
u
l
u
a
n
Guru memberikan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
Guru mengkondisikan keadaan kelas
Guru memeriksa kehadiran siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Guru membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4 siswa
yang heterogen
Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok
Guru melakukan apersepsi dengan meminta siswa mengingat
kembali konsep fungsi yang telah di pelajari pada pertemuan
sebelumnya
5
m
e
n
i
t
K
e
g
i
a
t
a
n
I
n
t
i
Siswa diminta untk mengamati definisi fungsi komposisi dan
mengamati bentuk diagram fungsi komposisi
Siswa diminta mengamati permasalahan kontekstual
mengenai fungsi komposisi
Siswa diminta membuat permisalan pada fungsi f(x) dan g(x)
Siswa diminta mengamati ciri-ciri variabel, koefisien dan
konstanta
Siswa diminta berdiskusi untuk menentukan setiap komponen
pada fungsi untuk dikelompokkan menjadi variabel, koefisien
dan konstanta berdasarkan ciri-ciri
Siswa diminta untuk membuat model matematika dari fungsi
f(x) dan g(x) setelah menentukan variabel, koefisien dan
konstanta
Siswa diminta menentukan total Euro dan Rupiah
menggunakan model matematika yang telah mereka buat
7
5
m
e
n
i
t
161
Siswa diminta menentukan cara atau fungsi baru yang dapat
menyatakan nilai Dollar langsung kepada Rupiah tanpa harus
ditukarkan terlebih dahulu ke Euro
Guru meminta ketua kelompok untuk memastikan bahwa
setiap anggota kelompok telah mengisi jawabannya dengan
benar
Guru menunjuk masing-masing perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan jawaban kelompoknya di depan kelas
Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya
Guru memberi latihan kepada siswa dikerjakan setiap siswa
secara individu di buku tulis masing-masing
K
e
g
i
a
t
a
n
A
k
h
i
r
Guru bersama siswa menyimpulkan mengenai materi yang
telah dipelajari
Guru meminta siswa untuk mempelajari materi berikutnya
Guru bersama-sama dengan siswa mengakhiri pelajaran
dengan berdo’a
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
1
0
m
e
n
i
t
162
Lampiran 5
Kompetensi dasar:
3.6. Menjelaskan operasi komposisi pada fungsi dan operasi invers pada
fungsi invers serta sifat-sifatnya serta menentukan eksistensinya
Indikator:
3.6.1. Mengklasifikasikan bentuk fungsi dan fungsi komposisi berdasarkan
diagram venn yang telah disajikan
3.6.2. Menentukan fungsi baru dari dua fungsi menggunakan operasi
komposisi
3.6.6. Menentukan nilai dari fungsi komposisi yang telah ditemukan
Nama Kelompok:
1. ………………………
2. ………………………
3. ………………………
4. ………………………
5. ………………………
6. ………………………
7. ………………………
8. ………………………
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Fungsi Komposisi
Pertemuan ke-1
163
Perhatikan gambar diagram panah di bawah ini!
a. Diagram panah di bawah ini merupakan diagram yang berbentuk fungsi:
b. Diagram panah di bawah ini merupakan diagram yang tidak berbentuk
fungsi:
Jawablah pertanyaan di bawah berdasarkan bentuk fungsi yang telah kalian
amati!
1. Perhatikan perbedaan antara diagram panah yang berbentuk fungsi dan
yang bukan fungsi! Perbedaan apa yang terlihat dari domain fungsi dan yang
bukan fungsi?
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Tentukanlah definisi fungsi dari kedua perbedaan tersebut!
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
164
Perhatikanlah diagram-diagram di bawah ini!
Tugas 1
Gambar diatas menyatakan relasi antara domain dan kodomain yang disajikan dalam bentuk
diagram panah.
e. Berdasarkan diagram panah I dan diagram panah II, diagram mana yang merupakan fungsi?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
f. Gambarkanlah relasi gabungan antara diagram panah I dengan diagram panah II sehingga
membentuk diagram yang baru!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Diagram Panah I Diagram Panah II
165
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
g. Hasil dari fungsi gabungan manakah yang masih membentuk fungsi?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
h. Berdasarkan poin a sampai poin c yang telah kalian kerjakan, isilah tabel di bawah ini dengan
tepat!
No Pernyataan Benar Salah
1 Untuk menjadi fungsi komposisi yang sesuai
syarat, diagram I dan diagram II harus
berbentuk fungsi
2 Untuk menjadi fungsi komposisi yang sesuai
syarat, diagram I atau diagram II harus
berbentuk fungsi
3 Untuk menjadi fungsi komposisi yang sesuai
syarat, maka kodomain pada diagram I harus
semuanya memiliki pasangan dengan domain
pada fungsi I
4 Untuk menjadi fungsi komposisi yang sesuai
syarat, maka diagram I dan diagram II harus
berbentuk fungsi korespondensi satu-satu
i. Definisi dari fungsi komposisi adalah
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
166
Tugas II
Perhatikan dan lengkapilah tabel berikut ini!
f(x) 3x - 7 bentuk sederhana dari fungsi
f(a) 3a - 7 3a – 7
f(2x) 3(2x) - 7 ……………
f(5) …………… ……………
f(g(x)) atau
(fog)(x) …………… ……………
f(x + 8) …………… ……………
f(x2 – 2x + 5) …………… ……………
Apabila f(x) = √𝑥2 + 2 dan g(x) = 2x – 5, maka tentukanlah nilai (fog)(x) dan
(gof)(x)
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Latihan!!
167
Tugas III
Diketahui fungsi f(x) = 6x – 3, g (x) = 5x + 4, dan (fog)(a) = 81, nilai a adalah....
Pentunjuk!!!!
1. Apa perbedaan antara (fog)(x) dengan (fog)(a)?
2. Sebelum menentukan nilai a, langkah apa yang harus kalian lakukan?
- ………………………………………
- ………………………………………
- ………………………………………
Jawablah pertanyaan sesuai dengan langkah-langkah yang telah kalian susun!
168
Kompetensi dasar:
3.6. Menjelaskan operasi komposisi pada fungsi dan operasi invers pada
fungsi invers serta sifat-sifatnya serta menentukan eksistensinya
Indikator:
3.6.5. Menentukan fungsi g(x) apabila diketahui fungsi (fog)(x) dan fungsi
f(x)
3.6.6. Menentukan fungsi f(x) apabila diketahui fungsi (fog)(x) dan fungsi
g(x)
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Fungsi komposisi
Pertemuan ke-2
Pengantar untuk materi selanjutnya
Fungsi komposisi dari dua buah fungsi adalah operasi yang menggabungkan dua fungsi menjadi satu fungsi baru yang dapat dinyatakan dalam bentuk: (fog)(x) = f(g(x))
LKS INI MILIK:
NAMA : ………………………………………………………
KELOMPOK : ………………………………………………………
169
Tugas I (cara menentukan fungsi yang dibelakang)
1. Fungsi f : R R ditentukan oleh f(x) = 2x + 4 dan g : R R sehingga (fog)(x)
= 4x2 + 2x, maka g(2) adalah ...
Tugas II (cara menentukan fungsi yang di depan)
Perlu diingat!!!
pada fungsi (fog)(x) merupakan fungsi
gabungan dari f(x) dan g(x), maka sebelum
mencari nilai g(2), fungsi apa terlebih dahulu
yang harus kalian dapatkan?
Maka, langkah-langkah yang harus
dilakukan adalah:
1. Membuat (fog)(x) = 4x2 + 2x
2. Menjabarkan (fog)(x) = f( )
3. ………………………………………………
4. ………………………………………………
5. ………………………………………………
6.
Jawablah soal nomor 1 dengan menggunakan langkah-langkah yang telah kalian susun!
170
1. Fungsi g : R R ditentukan oleh g(x) = x2 – x + 3 dan f : R R sehingga
(fog)(x) = 3x2 – 3x + 4, maka f(x-2) adalah ...
Perlu diingat!!!
pada fungsi (fog)(x) merupakan fungsi
gabungan dari f(x) dan g(x), maka sebelum
mencari nilai f(x-2), fungsi apa terlebih
dahulu yang harus kalian dapatkan?
Maka, langkah-langkah yang harus
dilakukan adalah:
1. Membuat (fog)(x) = 3x2 – 3x + 4
2. Menjabarkan (fog)(x) = f( )
3. ………………………………………………
4. ………………………………………………
5. ………………………………………………
Jawablah soal nomor 1 dengan menggunakan langkah-langkah yang telah kalian susun!
Latihan!!!!!!
171
1. Fungsi f : R R ditentukan oleh f(x) = 3x - 7 dan g : R R sehingga (fog)(x) =
15x - 25, maka g(2x+3) adalah ...
2. Fungsi g : R R ditentukan oleh g(x) = 2x2 – 5x + 4 dan f : R R sehingga
(fog)(x) = 8x2 – 20x + 18, maka f(x-5) adalah ...
Jawab……
Lembar Kerja Siswa (LKS)
172
Kompetensi dasar:
3.6. Menjelaskan operasi komposisi pada fungsi dan operasi invers pada
fungsi invers serta sifat-sifatnya serta menentukan eksistensinya
Indikator:
3.6.3. Menentukan fungsi baru dari tiga buah fungsi menggunakan operasi
komposisi
3.6.4. Menyelidiki sifat-sifat yang berlaku pada operasi komposisi
LKS INI MILIK:
NAMA : ………………………………………………………
KELOMPOK : ………………………………………………………
173
Tugas I
Perhatikan dan lengkapilah tabel berikut ini!
f(x) g(x) f(g(x)) atau (fog)(x) h(x) h(f(gx)) atau (hofog)(x)
x + 1 2x
f(g(x)) = f(2x)
apabila f(x) = x + 1,
maka f(2x) = 2x + 1
2x + 4
h(f(g(x)) = h(2x + 1)
apabila h(x) = 2x + 4, maka
h(2x + 1) =
…………………………………………
3x 3x - 4
f(g(x)) = f(3x – 4)
apabaila f(x) = 3x,
maka f(3x – 4) =
………………………………………
x2
h(f(g(x)) = h(……………)
apabila h(x) = x2, maka
h(……………) =
…………………………………………
Pengantar untuk materi selanjutnya
Fungsi komposisi dari tiga buah fungsi adalah operasi yang menggabungkan tiga fungsi menjadi satu fungsi baru yang dapat dinyatakan dalam bentuk: (fogoh)(x) = f(g(h(x)))
174
Tugas II
Apabila f(x) = 𝑥+6
3𝑥+4 , 𝑥 ≠ −
4
3 , g(x) = 2x + 4 dan h(x) = x2 – 2, maka tentukanlah
fungsi dari (fogoh)(x)!
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
Tugas III
Perhatikanlah diagram panah yang menyatakan fungsi komposisi di bawah ini!
g(x) f(x) fog(x)
A B C A C
Dari contoh diagram panah diatas dapatkah kamu membuat diagram panah fungsi
komposisi untuk membuktikan sifat-sifat yang berlaku? Perhatikanlah tugas di
bawah ini!
Diketahui:
f(x) g(x) h(x) I(x)
175
1. Untuk menyelidiki sifat komutatif, ikutilah langkah-langkah sebagai berikut!
a. Buatlah diagram (fog)(x)
b. Buatlah diagram (gof)(x)
c. Apakah hasil diagram panahnya sama? Apabila sama maka berlaku sifat komutatif
2. Untuk menyelidiki sifat identitas, ikutilah langkah-langkah sebagai berikut!
a. Buatlah diagram (foI)(x)
b. Buatlah diagram (Iof)(x)
c. Apakah hasil diagram panahnya sama? Apabila sama maka berlaku sifat identitas
Jawab:
Jawab:
Jawab:
Jawab:
Jawab:
Jawab:
176
3. Untuk menyelidiki sifat asosiatif, ikutilah langkah-langkah sebagai berikut!
a. Buatlah diagram ((fog)oh)(x)
b. Buatlah diagram (fo(goh))(x)
c. Apakah hasil diagram panahnya sama? Apabila sama maka berlaku sifat asosiatif
Kesimpulan!
Berilah tanda ceklis () tabel dibawah ini untuk menentukan sifat apa saja yang
berlaku pada fungsi komposisi!
Sifat-sifat Berlaku Tidak berlaku
Komutatif
Identitas
Asosiatif
Jawab:
Jawab:
Jawab:
177
Kompetensi dasar:
4.6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi komposisi dan
operasi invers suatu fungsi
Indikator:
4.6.1. Menerapkan operasi komposisi fungsi dalam menyelesaikan masalah
dalam kehidupan sehari-hari
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Fungsi komposisi
Pertemuan ke-4
LKS INI MILIK:
NAMA : ………………………………………………………
KELOMPOK : ………………………………………………………
178
Perhatikanlah permasalah berikut ini!
Suatu bank di Amerika menawarkan harga tukar Dollar
Amerika (USD) ke Euro (EUR), yaitu 1 USD = 0,9 EUR,
dengan biaya penukaran sebesar 2 USD untuk setiap
transaksi penukaran. Kemudian bank tersebut juga
menawarkan penukaran uang dari Euro (EUR) ke Rupiah
Indonesia (IDR) yaitu 1 EUR = Rp. 16000 dengan biaya
penukaran sebesar 5 EUR untuk setiap transaksi
penukaran.. lalu terdapat seorang turis yang ingin
bertamasya ke Belanda dan ke Indonesia. Ia membawa
uang sebesar 4000 USD. Setengah dari uang yang ia bawa
akan ia tukarkan ke dalam Euro dan sisanya akan ia
tukarkan ke Rupiah.
Pengantar untuk materi selanjutnya
Fungsi komposisi dari dua buah fungsi adalah operasi yang menggabungkan dua fungsi menjadi satu fungsi baru yang dapat dinyatakan dalam bentuk: (fog)(x) = f(g(x))
179
Misal:
f(x) = adalah fungsi yang menyatakan perubahan nilai ………………… menjadi …………………
g(x) = adalah fungsi yang menyatakan perubahan nilai ………………… menjadi …………………
TUGAS I
Buatlah model matematika yang menyatakan fungsi untuk nilai tukar Dollar ke Eoru
dan fungsi untuk nilai tukar Eoru ke Rupiah!
ciri-ciri variabel, koefisien dan konstanta:
variabel adalah bagian dari model matematika yang nilainya dapat dinyatakan dengan
besaran yang berbeda-beda
koefisien adalah nilai yang dapat mengalikan nilai pada variabel menjadi lebih besar
atau lebih kecil dan nilainya juga tidak berubah
konstanta adalah nilai konstan yang tidak dapat diubah, dalam keadaan seperti apapun
nilainya akan tetap sama
Cara menentukan f(x) berdasarkan permasalahan di atas:
Lingkarilah jawaban yang sesuai!
No Komponen
pada fungsi
Apakah nilainya
dapat berubah?
Apakah dapat
digunakan sebagai
pengali variabel?
Kesimpulan berdasarkan
ciri-ciri
1
Uang yang
dimiliki oleh
turis (sebesar
4000 USD)
Ya / Tidak Ya / Tidak Variabel / Koefisien /
Konstanta
2
Biaya
penukaran
(sebesar 2
USD)
Ya / Tidak Ya / Tidak Variabel / Koefisien /
Konstanta
3
Nilai tukar
Dollar ke Euro
(1 USD = 0,9
EUR)
Ya / Tidak Ya / Tidak Variabel / Koefisien /
Konstanta
180
Setelah menentukan variabel, koefisien dan konstanta pada fungsi f(x), maka fungsi f(x)
dapat dinyatakan dengan:
f(x) = …………………………………………
Cara menentukan g(x) berdasarkan permasalahan di atas:
Lingkarilah jawaban yang sesuai!
No Komponen
pada fungsi
Apakah nilainya
dapat berubah?
Apakah dapat
digunakan sebagai
pengali variabel?
Kesimpulan berdasarkan
ciri-ciri
1
Besaran uang
Eoro yang
ingin ditukar
menjadi
Rupiah
Ya / Tidak Ya / Tidak Variabel / Koefisien /
Konstanta
2
Biaya
penukaran
(sebesar 5
EUR)
Ya / Tidak Ya / Tidak Variabel / Koefisien /
Konstanta
3
Nilai tukar
Euro ke
Rupiah (1 EUR
= 16.000 IDR)
Ya / Tidak Ya / Tidak Variabel / Koefisien /
Konstanta
Setelah menentukan variabel, koefisien dan konstanta pada fungsi g(x), maka fungsi g(x)
dapat dinyatakan dengan:
g(x) = …………………………………………
181
TUGAS II
Tentukanlah total Euro dan Rupiah yang ia dapatkan menggunakan fungsi f(x) dan g(x)
yang telah kalian buat sebelumnya!
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Pengingat!!!!!
f(x) = adalah fungsi yang menyatakan perubahan nilai ………………… …………………
g(x) = adalah fungsi yang menyatakan perubahan nilai ………………… …………………
182
TUGAS III
Tentukanlah cara yang dapat digunakan pihak bank agar dapat langsung
memberikan jasa penukaran Dollar ke Rupiah tanpa harus menukarkannya ke Euro
dulu!
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Pengingat!!!!!
Definisi dan kegunaan dari fungsi komposisi adalah …………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Latihan !!!!!
183
Sebuah pabrik mengoperasikan mesin yang dapat mengubah benang menjadi kain dan
kain menjadi baju. Setiap 1 kg benang, dapat menghasilkan 1,5 kg kain. Setiap 1 kg kain
dapat menghasilkan 2 kg baju. Setiap kain dijahit menjadi baju, selalu saja berkurang 2
kg baju secara misterius.
a. Buatlah model matematika yang menyatakan jumlah benang menjadi kain dan kain
menjadi baju
b. Berapakah jumlah total baju yang didapat apabila pabrik tersebut mempunyai 100 kg
benang?
c. Tentukanlah fungsi yang dapat menyatakan langsung jumlah benang menjadi jumlah
baju
184
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI METAPEDADIDAKTIK
PERTEMUAN KE-1
Situasi 1
No Penugasan Kemungkinan
Kesulitan
Terjadi/
Tidak
Antisipasi Didaktis Pedagogis Efektif/
Tidak
Solusi
1 Siswa diminta
mengklasifikasikan
bentuk diagram panah
yang merupakan
fungsi dan yang bukan
fungsi berdasarkan
definisi fungsi yang
mereka sudah pelajari
Siswa lupa mengenai
definisi fungsi
sehingga kesulitan
untuk membedakan
yang merupakan
fungsi dengan yang
bukan fungsi
Terjadi Peneliti memberikan stimulus
mengenai bentuk dari diagram panah
yang merupakan fungsi dan yang
bukan fungsi, seperti pada gambar di
bawah ini:
Lalu memberikan kesempatan pada
murid untuk menarik kesimpulan
mengenai definisi fungsi dan
memilih diagram panah yang sesuai
dengan definisi
Efektif -
185
2 Siswa diminta
menggabungkan
kedua fungsi yang
telah berpasangan dan
menjadikannya fungsi
yang baru sebagai
fungsi komposisi
Siswa kebingungan
dalam
menggabungkan kedua
fungsi menjadikannya
sebagai fungsi yang
baru
Terjadi Peneliti memberikan petunjuk cara
menggabungkan kedua fungsi
dengan contoh fungsi yang berbeda
Efektif -
3 Siswa menentukan
kembali apakah fungsi
gabungan tersebut
masih membentuk
fungsi sesuai dengan
definisi fungsi yang
berlaku
- - - - -
4 Siswa menyimpulkan
bentuk fungsi seperti
apa yang bisa
dijadikan sebagai
fungsi komposisi yang
utuh dengan cara
menentukan
pernyataan yang benar
dan salah pada tabel
Siswa bingung
membedakan kata
“dan” dengan kata
“atau” pada
pernyataan pertama
dan kedua pada tabel
penugasan yang
keempat
Terjadi Peneliti memberikan contoh kalimat
yang menggunakan kata “dan” dan
“atau” seperti: “Seandainya saya
memerintahkan andi untuk
mengambil pulpen dan pensil, lalu
Andi hanya mengambil salah
satunya apakah perintah saya sudah
terlaksanakan dengan baik?
Bandingkan dengan apabila saya
Efektif -
186
memerintahkan Andi untuk
mengambil pulpen atau pensil lalu
andi hanya mengambil salah
satunya, apakah perintah saya sudah
dilaksanakan dengan baik?”
Pertanyaan tersebut akan membuat
siswa berpikir bahwa kata “dan”
dengan kata “atau” merupakan dua
kata yang memiliki arti dan fungsi
yang berbeda.
5 Siswa diminta untuk
mendefinisikan fungsi
komposisi
Siswa kebingungan
dalam menentukan
definisi fungsi
komposisi
Terjadi Peneliti memandu siswa untuk
mendefinisikan fungsi komposisi
dengan cara menggabarkan kembali
diagram panah yang telah mereka
kerjakan dan meminta siswa untuk
menjabarkan definisinya.
Efektif -
Hambatan Baru:
-
Situasi 2
1 Siswa diminta
melengkapi tabel yang
mempermudah siswa
dalam penanaman
Siswa hanya
mengubah variabel
pada fungsi dan tidak
menyederhanakan
Terjadi Peneliti memberikan stimulus
dengan cara memberikan pertanyaan
“apakah fungsi tersebut sudah
sederhana?” lalu dilanjutkan dengan
Efektif -
187
konsep untuk
menentukan fungsi
komposisi
kedua fungsi menjadi
fungsi yang baru
dengan menggunakan
operasi aljabar
pertanyaan “apabila belum
sederhana, maka cara apa yang harus
kamu lakukan?” dengan cara seperti
ini maka siswa akan berpikir untuk
menggunakan operasi aljabar dalam
menyederhanakan fungsi tersebut.
2 Siswa diminta untuk
langsung mengerjakan
soal untuk
menentukan fungsi
komposisi
- - - - -
Hambatan Baru:
-
Situasi 3
1 Siswa diminta untuk
mencari nilai a
Siswa kesulitan dalam
menentukan a pada
fungsi (fog)(a)
Terjadi Peneliti memberikan stimulus berupa
pertanyaan “apa perbedaan antara
(fog)(x) dengan (fog)(a)?” dari
pertanyaan itu siswa akan berpikir
bahwa (fog)(x) dan (fog)(a) hanya
berbeda bentuk variabel saja.
Kemudian, peneliti memberikan
pertanyaan yang kedua “dari fungsi
f(x) dan g(x) yang diketahui pada
-
188
soal, dapat menghasilkan fungsi apa
yang menyerupai fungsi (fog)(a)?”
pertanyaan ini akan menggiring
siswa untuk mencari fungsi (fog)(x)
terlebih dahulu
Terdapat kesalaham
penulisan dan
penggunaan operasi
aljabar yang tidak
tepat
Terjadi 3. Peneliti meminta ketua kelompok
memastikan semua jawaban pada
anggota kelompoknya sudah benar
4. Peneliti meminta semua
perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil
jawabannya untuk dibandingkan
satu sama lain
Efektif -
Hambatan Baru:
-
189
LEMBAR OBSERVASI METAPEDADIDAKTIK
PERTEMUAN KE-2
Situasi 1
No Penugasan Kemungkinan
Kesulitan
Terjadi/
Tidak
Antisipasi Didaktis Pedagogis Efektif/
Tidak
Solusi
1 Siswa diminta untuk
menentukan nilai dari
g(2) apabila diketahui
fungsi f(x) dan fungsi
(fog)(x)
Siswa kesulitan dalam
menyusun langkah-
langkah penyelesaian
untuk mendapatkan
fungsi yang diminta
Terjadi 4. Peneliti meminta siswa untuk
berdiskusi pada saat proses
pengerjaan menggunakan Lembar
Kerja Siswa
5. Peneliti memberikan sedikit
stimulus dengan memberikan
pertanyaan “ingat ya, pada fungsi
(fog)(x) merupakan fungsi
gabungan dari f(x) dan g(x), maka
sebelum mencari nilai g(2), fungsi
apa terlebih dahulu yang harus
kalian dapatkan?” Pertanyaan
tersebut membuat siswa berpikir
bahwa sebelum mendapatkan nilai
g(2) maka ia harus mencari fungsi
g(x) terlebih dahulu dikarenakan
yang dapat diketahui pada fungsi
Efektif -
190
(fog)(x) adalah fungsi f(x) dan
g(x)
6. Setelah memberikan stimulus,
peneliti meminta siswa untuk
menyusun langkah-langkah apa
saja yang harus dilakukan untuk
mengerjakan soal tersebut
Siswa tidak teliti
dalam mengerjakan
sehingga terdapat
kesalahan dalam
penulisan ataupun
pengoperasian aljabar
Terjadi Peneliti meminta setiap kelompok
belajar untuk memeriksa kembali
jawabannya dan mencocokkan
dengan hasil jawaban dari kelompok
lain pada saat perwakilan dari setiap
kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil diskusi.
Efektif -
Hambatan Baru:
-
Situasi 2
1 Siswa diminta untuk
menentukan fungsi
f(x-2) yang belum
diketahui apabila
Siswa kesulitan dalam
menyusun langkah-
langkah penyelesaian
Terjadi 4. Peneliti meminta siswa untuk
berdiskusi pada saat proses
pengerjaan menggunakan Lembar
Kerja Siswa
Efektif
191
diketahui fungsi g(x)
dan fungsi (fog)(x)
untuk mendapatkan
fungsi yang diminta
5. Peneliti memberikan sedikit
stimulus dengan memberikan
pertanyaan “ingat ya, pada fungsi
(fog)(x) merupakan fungsi
gabungan dari f(x) dan g(x), maka
sebelum mencari fungsi f(x-2),
fungsi apa terlebih dahulu yang
harus kalian dapatkan?”
Pertanyaan tersebut membuat
siswa berpikir bahwa sebelum
mendapatkan fungsi f(x-2) maka
ia harus mencari fungsi f(x)
terlebih dahulu dikarenakan yang
dapat diketahui pada fungsi
(fog)(x) adalah fungsi f(x) dan
g(x)
6. Setelah memberikan stimulus,
peneliti meminta siswa untuk
menyusun langkah-langkah apa
saja yang harus dilakukan untuk
mengerjakan soal tersebut
Siswa tidak teliti
dalam mengerjakan
Terjadi Peneliti meminta setiap kelompok
belajar untuk memeriksa kembali
Tertatasi -
192
sehingga terdapat
kesalahan dalam
penulisan ataupun
pengoperasian aljabar
jawabannya dan mencocokkan
dengan hasil jawaban dari kelompok
lain pada saat perwakilan dari setiap
kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil diskusi.
Hambatan Baru:
Siswa kesulitan dalam
menentukan fungsi
f(x) yang akan
digunakan
Terjadi Peneliti memberikan petunjuk
berupa “Apabila disajikan bentuk
fungsi (fog)(x) adalah bentuk
kuadrat dan fungsi (g)(x) adalah
kuadrat juga, maka fungsi f(x) yang
akan digunakan akan berbentuk
linier, sebaliknya apabila disajikan
bentuk fungsi (fog)(x) adalah bentuk
kuadrat dan fungsi (g)(x) adalah
linier, maka fungsi f(x) yang akan
digunakan akan berbentuk kuadrat”
Efektif
193
LEMBAR OBSERVASI METAPEDADIDAKTIK
PERTEMUAN KE-3
Situasi 1
No Penugasan Kemungkinan
Kesulitan
Terjadi/
Tidak
Antisipasi Didaktis Pedagogis Efektif/
Tidak
Solusi
1 Siswa diminta untuk
mengamati dan
melengkapi tabel
untuk mempermudah
pencarian nilai fungsi
(fogoh)(x)
- - - - -
2 Siswa diminta
menentukan nilai
fungsi (fogoh)(x),
apabila diketahui
fungsi f(x), g(x) dan
h(x)
Siswa kesulitan dalam
menentukan cara
antara (fo(goh))(x)
atau ((fog)oh)(x)
dalam menentukan
bentuk komposisi dari
tiga buah fungsi.
Siswa menganggap
cara penyelesaian
yang beda maka akan
Terjadi 3. Peneliti memberikan sedikit
petunjuk dalam mengerjakan
fungsi (fo(goh))(x) dan
((fog)oh)(x). Fungsi (fo(goh))(x)
harus dikerjakan (goh)(x) terlebih
dahulu, setelah bentuknya
disederhanakan maka fungsi
(goh)(x) akan dimasukkan ke
dalam fungsi f(x). Sedangkan
untuk fungsi ((fog)oh)(x) yang
harus dikerjakan terlebih dahulu
Efektif -
194
menghasilkan jawaban
yang berbeda pula.
adalah (fog)(x), lalu setelah
disederhanakan nilai x pada
(fog)(x) diganti dengan fungsi
h(x).
4. Peneliti meminta setiap kelompok
belajar untuk mengerjakannya
dalam dua cara, yaitu (fo(goh))(x)
dan ((fog)oh)(x) dan
membandingkan hasilnya
3 Siswa tidak teliti
dalam mengerjakan
sehingga terdapat
kesalahan dalam
penulisan ataupun
pengoperasian aljabar
Terjadi 3. Peneliti meminta ketua kelompok
memastikan setiap anggota dalam
kelompoknya memiliki jawaban
yang benar
4. Peneliti meminta setiap kelompok
untuk maju dan mempresentasikan
hasil pengerjaannya untuk
dibandingkan.
Efektif -
Hambatan Baru:
-
Situasi 2
1 Siswa diminta untuk
menyelidiki apakah
sifat komutatif
Siswa terbalik dalam
membuat digram yang
sesuai dengan yang
Terjadi Peneliti memberikan contoh diagram
fungsi komposisi yang benar, seperti
gambar di bawah ini:
Efektif -
195
berlaku pada operasi
komposisi fungsi,
dengan cara
membandingkan
antara hasil dari
diagram panah
(fog)(x) dan (gof)(x)
diminta dalam soal,
karena apabila siswa
ingin membuat
diagram venn (fog)(x)
maka ia harus
menggabungkan
antara diagram g(x)
dengan f(x) bukan f(x)
dengan g(x) dan hal
ini harus dilakukan
sesuai dengan urutan
yang semestinya agar
menghasilkan diagram
yang tepat
Lalu, membantu siswa bernalar pada
bentuk diagram fungsi komposisi
yang telah ditunjukkan
2 Siswa diminta untuk
menyelidiki apakah
sifat identitas berlaku
pada operasi
komposisi fungsi,
dengan cara
membandingkan
antara hasil dari
Siswa terbalik dalam
membuat digram yang
sesuai dengan yang
diminta dalam soal,
karena apabila siswa
ingin membuat
diagram panah (foI)(x)
maka ia harus
menggabungkan
Terjadi Peneliti memberikan contoh diagram
fungsi komposisi yang benar, seperti
gambar di bawah ini:
Lalu, membantu siswa bernalar pada
bentuk diagram fungsi komposisi
yang telah ditunjukkan
Efektif -
196
diagram panah
(Iof)(x) dan (foI)(x
antara diagram I(x)
dengan f(x) bukan f(x)
dengan I(x) dan hal ini
harus dilakukan sesuai
dengan urutan yang
semestinya agar
menghasilkan diagram
yang tepat
3 Siswa diminta untuk
menyelidiki apakah
sifat asosiatif berlaku
pada operasi
komposisi fungsi,
dengan cara
membandingkan
antara hasil dari
diagram panah
((fog)oh)(x) dan
(fo(goh))(x)
Siswa terbalik dalam
membuat digram yang
sesuai dengan yang
diminta dalam soal,
karena apabila siswa
ingin membuat
diagram panah
(fogoh)(x) maka ia
harus menggabungkan
antara diagram h(x),
g(x) dan f(x) bukan
f(x), g(x) dan h(x) dan
hal ini harus dilakukan
sesuai dengan urutan
yang semestinya agar
Terjadi Peneliti memberikan contoh diagram
fungsi komposisi yang benar, seperti
gambar di bawah ini:
Lalu, membantu siswa bernalar pada
bentuk diagram fungsi komposisi
yang telah ditunjukkan
Efektif -
197
menghasilkan diagram
yang tepat
4
Kesulitan Baru:
Siswa kesulitan
membedakan
perbedaan antara
diagram ((fog)oh)(x)
dengan (fo(goh))(x)
Terjadi Siswa kesulitan membedakan
perbedaan antara diagram
((fog)oh)(x) dengan (fo(goh))(x)
Efektif -
198
LEMBAR OBSERVASI METAPEDADIDAKTIK
PERTEMUAN KE-4
Situasi 1
No Penugasan Kemungkinan
Kesulitan
Terjadi/
Tidak
Antisipasi Didaktis Pedagogis Efektif/
Tidak
Solusi
1 Buatlah model
matematika yang
menyatakan fungsi
untuk nilai tukar
Dollar ke Euro dan
fungsi untuk nilai
tukar Euro ke Rupiah!
Siswa kesulitan dalam
menentukan model
matematika untuk
menyatakan fungsi
f(x) dan g(x)
Terjadi 1. Membantu siswa dalam
menentukan variabel, koefisien
dan konstanta dengan memberikan
ciri-cirinya yang tertera pada
lembar kerja siswa
2. Memberikan contoh pada kasus
yang sama namun menggunakan
angka yang lebih sederhana,
contoh “Bayangkan apabila satu
Dollar adalah sama dengan 100
Euro, apabila saya mempunyai
uang 5 Dollar, jadi berapa total
Euro yang saya punya?” dari
pertanyaan ini siswa akan
menjawab 500 Euro, setelah itu
peneliti menanyakan pertanyaan
Efektif
199
lanjutan yaitu “Saya bisa dapat
500 Euro kalau saya menukar
uangnya gratis, sekarang apabila
dia punya biaya tukar sebesar 1
Dollar, maka total Euro yang saya
dapatkan akan menjadi berapa?”
setelah itu siswa akan menjawab
lagi “sebesar 400 Euro”. Peneliti
akan bertanya lagi “kenapa
uangnya bisa 400 Euro kenapa ga
500 Euro?” dari pertanyaan ini
siswa pasti akan menjawab
“karena uangnya dipakai untuk
bayar biaya tukarnya, jadi uangnya
sisa 4 Dollar”. Peneliti kan
melanjutkan pertanyaan “jadi
bagaimana langkah-langkah
membuat model matematikanya?”
dari pertanyaan ini siswa akan
menyadari bahwa variabel yang
digunakan harus dikurang dulu
dengan biaya tukar sehingga
fungsi yang dihasilkan menjadi
200
f(x) = (x-2) 0,9 dan g(x) = (x-5)
16000
2 Berapakah total Euro
dan Rupiah yang akan
ia dapatkan?
Terjadi kesalahan
dalam menggunakan
fungsi yang telah
dibuat sebelumnya,
contohnya seperti
menggunakan fungsi
g(x) untuk mengubah
nilai Dollar langsung
kepada nilai Rupiah
yang mana seharusnya
fungsi g(x) digunakan
untuk mengubah nilai
Euro ke Rupiah dan
lain sebagainya.
Terjadi Mengingatkan kembali permisalan
yang mereka buat mengenai fungsi
f(x) dan fungsi g(x)
Efektif
Apabila suatu saat
nanti ia ingin
menukarkan uangnya
ke dalam Rupiah
adakah cara lain yang
dapat ditempuh oleh
pihak bank untuk
Siswa kesulitan dalam
menentukan fungsi
yang dapat mengubah
Dollar langsung
kepada Rupiah
dikarenakan siswa
melupakan definisi
Terjadi Mengingatkan kembali definisi
fungsi komposisi pada pertemuan
pertama dan kegunaan dari fungsi
komposisi beserta kaitannya dengan
permasalahan dalam menukar nilai
uang agar siswa dapat mengerti
bahwa fungsi baru yang dihasilkan
Efektif -
201
dapat langsung
menukar Dollar ke
Rupiah tanpa harus
menukarkannya ke
Euro terlebih dahulu?
dan kegunaan dari
operasi komposisi
menggunakan operasi komposisi
dapat mengubah langsung nilai
Dollar ke Rupiah tanpa harus
mengubahnya dulu ke Euro
Terdapat kesalahan
penulisan atau
kesalahan
menggunakan operasi
aljabar sehingga fungsi
yang dihasilkan tidak
tepat
Terjadi 3. Peneliti meminta ketua kelompok
memastikan semua jawaban pada
anggota kelompoknya sudah benar
4. Peneliti meminta semua
perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil
jawabannya untuk dibandingkan
satu sama lain
Efektif -
Hambatan Baru:
-
202
Lampiran 7
REKAPTULASI LEMBAR OBSERVASI METAPEDADIDAKTIK
Desain Didaktis Situasi
Kemungkinan Kesulitan Antisipasi Didaktis
Pendagogis
Ada Tidak
Ada Teratasi
Tidak
Teratasi Sudah Diprediksi Baru
Desain Didaktis 1
Situasi 1 4 - - 4 -
Situasi 2 1 - - 1 -
Situasi 3 2 - - 2 -
Desain Didaktis 2 Situasi 1 2 - - 2 -
Situasi 2 2 1 - 3 -
Desain Didaktis 3 Situasi 1 2 - - 2 -
Situasi 2 3 1 - 4 -
Desain Disaktis 4 Situasi 1 4 - - 4 -
TOTAL 20 2 0 22 0
Persentase 90,9% 9,1% 0% 100% 0%
203
Lampiran 8
DESAIN PEMBELAJARAN REVISI I
Kompetensi Dasar:
3.6. Menjelaskan operasi komposisi pada fungsi dan operasi invers pada fungsi invers serta sifat-sifatnya serta menentukan eksistensinya
Indikator:
1. Mengklasifikasikan bentuk fungsi dan fungsi komposisi berdasarkan diagram panah yang telah disajikan
2. Menentukan fungsi baru dari dua fungsi menggunakan operasi komposisi
3. Menentukan nilai dari fungsi komposisi yang telah ditemukan
Situasi Didaktis Penugasan Prediksi Respon Antisipasi Didaktis Pedagogis
Situasi I:
Peneliti memberikan berbagai
macam bentuk diagram panah
sebagai berikut:
1. Siswa diminta
mengklasifikasikan bentuk
diagram panah yang merupakan
fungsi dan yang bukan fungsi
berdasarkan definisi fungsi yang
mereka sudah pelajari
Respon yang diharapkan:
Siswa masih mengingat definisi
fungsi sehingga dapat membedakan
diagram panah yang mempunyai
bentuk fungsi dan yang bukan
Kemungkinan kesulitan:
Siswa lupa mengenai definisi fungsi
sehingga kesulitan untuk
membedakan yang merupakan fungsi
dengan yang bukan fungsi
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
Peneliti memberikan stimulus
mengenai bentuk dari diagram panah
yang merupakan fungsi dan yang
bukan fungsi, seperti pada gambar di
bawah ini:
204
Lalu memberikan kesempatan pada
murid untuk menarik kesimpulan
mengenai definisi fungsi dan memilih
diagram panah yang sesuai dengan
definisi
2. Siswa diminta menggabungkan
kedua fungsi yang telah
berpasangan dan menjadikannya
fungsi yang baru sebagai fungsi
komposisi
Respon yang diharapkan:
Siswa dapat menggabungkan kedua
buah fungsi yang telah berpasangan
baik yang berbentuk fungsi maupun
yang tidak berbentuk fungsi
Kemungkinan kesulitan:
Siswa kebingungan dalam
menggabungkan kedua fungsi
menjadikannya sebagai fungsi yang
baru
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
Peneliti memberikan petunjuk cara
menggabungkan kedua fungsi dengan
contoh fungsi yang berbeda
3. Siswa menentukan kembali
apakah fungsi gabungan tersebut
Respon yang diharapkan:
205
masih membentuk fungsi sesuai
dengan definisi fungsi yang
berlaku
Siswa dapat membentuk fungsi baru
dari kedua fungsi yang telah
digabungkan
Kemungkinan kesulitan:
-
Antispasi kemungkinan kesulitan:
-
4. Siswa menyimpulkan bentuk
fungsi seperti apa yang bisa
dijadikan sebagai fungsi komposisi
yang utuh dengan cara mengisi
tabel berikut ini:
Respon yang diharapkan:
Siswa dapat menyimpulkan dengan
benar bentuk fungsi seperti apa yang
dapat membentuk fungsi komposisi
yang sesuai dengan definisi
Kemungkinan kesulitan:
Siswa bingung membedakan kata
“dan” dengan kata “atau” pada
pernyataan pertama dan kedua pada
tabel penugasan yang keempat
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
Peneliti memberikan contoh kalimat
yang menggunakan kata “dan” dan
“atau” seperti: “Seandainya saya
memerintahkan andi untuk mengambil
pulpen dan pensil, lalu Andi hanya
mengambil salah satunya apakah
perintah saya sudah terlaksanakan
dengan baik? Bandingkan dengan
apabila saya memerintahkan Andi
untuk mengambil pulpen atau pensil
lalu andi hanya mengambil salah
satunya, apakah perintah saya sudah
206
dilaksanakan dengan baik?”
Pertanyaan tersebut akan membuat
siswa berpikir bahwa kata “dan”
dengan kata “atau” merupakan dua
kata yang memiliki arti dan fungsi
yang berbeda.
5. Siswa diminta untuk
mendefinisikan fungsi komposisi
Respon yang diharapkan:
Siswa membuat definisi fungsi
komposisi dengan benar seperti
“fungsi komposisi adalah fungsi
yang dapat menggabungkan dua
buah fungsi menjadi satu fungsi baru
dengan tujuan untuk mengubah objek
pertama langsung pada objek ketiga”
Kemungkinan kesulitan:
Siswa kebingungan dalam
menentukan definisi fungsi
komposisi
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
Peneliti memandu siswa untuk
mendefinisikan fungsi komposisi
dengan cara menggabarkan kembali
diagram panah yang telah mereka
kerjakan dan meminta siswa untuk
menjabarkan definisinya.
Situasi II: 1. Siswa diminta melengkapi tabel
yang mempermudah siswa dalam
Respon yang diharapkan:
207
Peneliti memberi fungsi f(x) dan
g(x) dan meminta siswa untuk
menentukan betuk fungsi (fog)(x)
atau (gof)(x)
penanaman konsep untuk
menentukan fungsi komposisi
Siswa mengisi tabel dengan cara
mengubah sedikit demi sedikit
variabel pada fungsi dan diakhiri
dengan mengubah variabel tunggal
menjadi bentuk fungsi lain
Kemungkinan kesulitan:
Siswa hanya mengubah variabel pada
fungsi dan tidak menyederhanakan
kedua fungsi menjadi fungsi yang
baru dengan menggunakan operasi
aljabar
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
Peneliti memberikan stimulus dengan
cara memberikan pertanyaan “apakah
fungsi tersebut sudah sederhana?” lalu
dilanjutkan dengan pertanyaan
“apabila belum sederhana, maka cara
apa yang harus kamu lakukan?”
dengan cara seperti ini maka siswa
akan berpikir untuk menggunakan
operasi aljabar dalam
menyederhanakan fungsi tersebut.
2. Siswa diminta untuk langsung
mengerjakan soal untuk
menentukan fungsi komposisi
Respon yang diharapkan:
Siswa dapat mengerjakan soal
operasi komposisi dari dua buah
fungsi dengan baik dengan mengikuti
tabel sebagai acuan
Kemungkinan kesulitan:
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
208
- -
Situasi III:
Peneliti memberikan fungsi f(x),
fungsi g(x) dan nilai fungsi
(fog)(a)
1. Siswa diminta untuk mencari nilai
a
Respon yang diharapkan:
1. Mencari fungsi (fog)(x) dari fungsi
f(x) dan g(x) yang diketahui
2. Mensubstitusikan variabel x
dengan a
3. Memasukkan nilai (fog)(a) dengan
fungsi (fog)(a)
4. Mencari nilai a menggunakan
operasi aljabar
Kemungkinan kesulitan:
Siswa kesulitan dalam menentukan a
pada fungsi (fog)(a)
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
Peneliti memberikan stimulus berupa
pertanyaan “apa perbedaan antara
(fog)(x) dengan (fog)(a)?” dari
pertanyaan itu siswa akan berpikir
bahwa (fog)(x) dan (fog)(a) hanya
berbeda bentuk variabel saja.
Kemudian, peneliti memberikan
pertanyaan yang kedua “dari fungsi
f(x) dan g(x) yang diketahui pada soal,
dapat menghasilkan fungsi apa yang
menyerupai fungsi (fog)(a)?”
209
pertanyaan ini akan menggiring siswa
untuk mencari fungsi (fog)(x) terlebih
dahulu
Kemungkinan kesulitan:
Terdapat kesalaham penulisan dan
penggunaan operasi aljabar yang
tidak tepat
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
1. Peneliti meminta ketua kelompok
memastikan semua jawaban pada
anggota kelompoknya sudah benar
2. Peneliti meminta semua perwakilan
kelompok mempresentasikan hasil
jawabannya untuk dibandingkan
satu sama lain
210
DESAIN PEMBELAJARAN REVISI II
Kompetensi Dasar:
3.6. Menjelaskan operasi komposisi pada fungsi dan operasi invers pada fungsi invers serta sifat-sifatnya serta menentukan eksistensinya
Indikator:
1. Menentukan fungsi g(x) apabila diketahui fungsi komposisi (fog)(x) dan fungsi f(x)
2. Menentukan fungsi f(x) apabila diketahui fungsi komposisi (fog)(x) dan fungsi g(x)
Situasi Didaktis Penugasan Prediksi Respon Antisipasi Didaktis Pedagogis
Situasi I:
Peneliti
memberikan
fungsi f(x) dan
fungsi (fog)(x)
dan meminta
siswa untuk
menentukan nilai
dari g(2)
1.Siswa diminta untuk
menentukan nilai dari g(2)
apabila diketahui fungsi f(x) dan
fungsi (fog)(x)
Respon yang diharapkan:
1. Siswa menjabarkan bentuk fungsi
komposisi, sebagai contoh (fog)(x) =
f(g(x))
2. Siswa mensubstitusikan salah satu fungsi
yang diketahui ke dalam persamaan yang
telah dijabarkan
3. Siswa mensubstitusikan fungsi (fog)(x)
4. Siswa mencari fungsi g(x) dari fungsi-
fungsi yang sudah diketahui
5. Siswa mencari nilai g(2) dari fungsi g(x)
yang telah di dapat
Kemungkinan kesulitan:
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
211
Siswa kesulitan dalam menyusun langkah-
langkah penyelesaian untuk mendapatkan
fungsi yang diminta
1. Peneliti meminta siswa untuk
berdiskusi pada saat proses
pengerjaan menggunakan Lembar
Kerja Siswa
2. Peneliti memberikan sedikit
stimulus dengan memberikan
pertanyaan “ingat ya, pada fungsi
(fog)(x) merupakan fungsi
gabungan dari f(x) dan g(x), maka
sebelum mencari nilai g(2), fungsi
apa terlebih dahulu yang harus
kalian dapatkan?” Pertanyaan
tersebut membuat siswa berpikir
bahwa sebelum mendapatkan nilai
g(2) maka ia harus mencari fungsi
g(x) terlebih dahulu dikarenakan
yang dapat diketahui pada fungsi
(fog)(x) adalah fungsi f(x) dan g(x)
3. Setelah memberikan stimulus,
peneliti meminta siswa untuk
menyusun langkah-langkah apa saja
212
yang harus dilakukan untuk
mengerjakan soal tersebut
Kemungkinan kesulitan:
Siswa tidak teliti dalam mengerjakan
sehingga terdapat kesalahan dalam
penulisan ataupun pengoperasian aljabar
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
Peneliti meminta setiap kelompok
belajar untuk memeriksa kembali
jawabannya dan mencocokkan dengan
hasil jawaban dari kelompok lain pada
saat perwakilan dari setiap kelompok
maju untuk mempresentasikan hasil
diskusi.
Situasi II:
Peneliti
memberikan
fungsi g(x) dan
fungsi (fog)(x)
dan meminta
siswa untuk
menentukan
fungsi dari f(x-2)
1. Siswa diminta untuk
menentukan fungsi f(x-2) yang
belum diketahui apabila
diketahui fungsi g(x) dan fungsi
(fog)(x)
Respon yang diharapkan:
1. Siswa menjabarkan bentuk fungsi
komposisi, sebagai contoh (fog)(x) =
f(g(x))
2. Siswa mensubstitusikan salah satu fungsi
yang diketahui ke dalam persamaan yang
telah dijabarkan
3. Siswa mensubstitusikan fungsi (fog)(x)
4. Siswa mencari nilai f(x) dari fungsi-fungsi
yang sudah diketahui
213
5. Sisa mencari fungsi f(x-2) dari fungsi f(x)
yang telah di dapat
Kemungkinan kesulitan:
1. Siswa kesulitan dalam menyusun
langkah-langkah penyelesaian untuk
mendapatkan fungsi yang diminta
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
1. Peneliti meminta siswa untuk
berdiskusi pada saat proses
pengerjaan menggunakan Lembar
Kerja Siswa
2. Peneliti memberikan sedikit
stimulus dengan memberikan
pertanyaan “ingat ya, pada fungsi
(fog)(x) merupakan fungsi
gabungan dari f(x) dan g(x), maka
sebelum mencari fungsi f(x-2),
fungsi apa terlebih dahulu yang
harus kalian dapatkan?” Pertanyaan
tersebut membuat siswa berpikir
bahwa sebelum mendapatkan fungsi
f(x-2) maka ia harus mencari fungsi
f(x) terlebih dahulu dikarenakan
yang dapat diketahui pada fungsi
(fog)(x) adalah fungsi f(x) dan g(x)
214
3. Setelah memberikan stimulus,
peneliti meminta siswa untuk
menyusun langkah-langkah apa saja
yang harus dilakukan untuk
mengerjakan soal tersebut
Kemungkinan kesulitan:
Siswa kesulitan dalam menentukan fungsi
f(x) yang akan digunakan
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
Peneliti memberikan petunjuk berupa
“Apabila disajikan bentuk fungsi
(fog)(x) adalah bentuk kuadrat dan
fungsi (g)(x) adalah kuadrat juga,
maka fungsi f(x) yang akan digunakan
akan berbentuk linier, sebaliknya
apabila disajikan bentuk fungsi
(fog)(x) adalah bentuk kuadrat dan
fungsi (g)(x) adalah linier, maka
fungsi f(x) yang akan digunakan akan
berbentuk kuadrat”
Kemungkinan kesulitan:
Siswa tidak teliti dalam mengerjakan
sehingga terdapat kesalahan dalam
penulisan ataupun pengoperasian aljabar
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
Peneliti meminta setiap kelompok
belajar untuk memeriksa kembali
jawabannya dan mencocokkan dengan
215
hasil jawaban dari kelompok lain pada
saat perwakilan dari setiap kelompok
maju untuk mempresentasikan hasil
diskusi.
216
DESAIN PEMBELAJARAN REVISI III
Kompetensi Dasar:
3.6. Menjelaskan operasi komposisi pada fungsi dan operasi invers pada fungsi invers serta sifat-sifatnya serta menentukan eksistensinya
Indikator:
1. Menentukan fungsi baru dari tiga fungsi menggunakan operasi komposisi
3. Menyelidiki sifat-sifat yang berlaku pada operasi fungsi komposisi
Situasi Didaktis Penugasan Prediksi Respon Antisipasi Didaktis Pedagogis
Situasi I:
Peneliti memberikan fungsi
f(x), g(x) dan h(x) dan meminta
siswa untuk menentukan nilai
fungsi (fogoh)(x)
1. Siswa diminta untuk
mengamati dan melengkapi
tabel untuk mempermudah
pencarian nilai fungsi
(fogoh)(x)
Respon yang diharapkan:
Siswa mengisi setiap tabel dengan
baik dan benar
Kemungkinan kesulitan:
-
Antisipasi kemungkinan
kesulitan:
-
2. Siswa diminta menentukan
nilai fungsi (fogoh)(x),
apabila diketahui fungsi
f(x), g(x) dan h(x)
Respon yang diharapkan:
1. Siswa memasukkan nilai h(x)
kedalam g(x) dan
menyederhanakan fungsi tersebut
menggunakan fungsi aljabar
sehingga mendapatkan fungsi baru
yaitu (goh)(x)
217
2. Siswa memasukkan nilai (goh)(x)
kedalam fungsi f(x) dan
menyederhanakannya
menggunakan fungsi aljabar
sehingga mendapatkan fungsi
(fo(goh))(x)
Atau
1. Siswa memasukkan nilai g(x)
kedalam f(x) dan
menyederhanakan fungsi tersebut
menggunakan fungsi aljabar
sehingga mendapatkan fungsi
baru yaitu (fog)(x)
2. Siswa memasukkan nilai (h)(x)
kedalam fungsi (fog)(x) dan
menyederhanakannya
menggunakan fungsi aljabar
sehingga mendapatkan fungsi
((fog)oh)(x)
Kemungkinan kesulitan:
Antisipasi kemungkinan
kesulitan:
218
Siswa kesulitan dalam menentukan
cara antara (fo(goh))(x) atau
((fog)oh)(x) dalam menentukan
bentuk komposisi dari tiga buah
fungsi. Siswa menganggap cara
penyelesaian yang beda maka akan
menghasilkan jawaban yang berbeda
pula.
1. Peneliti memberikan sedikit
petunjuk dalam mengerjakan
fungsi (fo(goh))(x) dan
((fog)oh)(x). Fungsi (fo(goh))(x)
harus dikerjakan (goh)(x) terlebih
dahulu, setelah bentuknya
disederhanakan maka fungsi
(goh)(x) akan dimasukkan ke
dalam fungsi f(x). Sedangkan
untuk fungsi ((fog)oh)(x) yang
harus dikerjakan terlebih dahulu
adalah (fog)(x), lalu setelah
disederhanakan nilai x pada
(fog)(x) diganti dengan fungsi
h(x).
2. Peneliti meminta setiap
kelompok belajar untuk
mengerjakannya dalam dua cara,
yaitu (fo(goh))(x) dan
((fog)oh)(x) dan membandingkan
hasilnya
219
Kemungkinan kesulitan:
Siswa tidak teliti dalam mengerjakan
sehingga terdapat kesalahan dalam
penulisan ataupun pengoperasian
aljabar
Antisipasi kemungkinan
kesulitan:
1. Peneliti meminta ketua kelompok
memastikan setiap anggota dalam
kelompoknya memiliki jawaban
yang benar
2. Peneliti meminta setiap
kelompok untuk maju dan
mempresentasikan hasil
pengerjaannya untuk
dibandingkan.
Situasi II:
Peneliti memberikan bentuk
diagram panah dari bentuk
fungsi komposisi dan
memberikan macam-macam
bentuk diagram panah untuk
menyelidiki sifat mana saja
yang berlaku pada fungsi
komposisi
1. Siswa diminta untuk
menyelidiki apakah sifat
komutatif berlaku pada
operasi komposisi fungsi,
dengan cara
membandingkan antara
hasil dari diagram panah
(fog)(x) dan (gof)(x)
Respon yang diharapkan:
1. Siswa membuat diagram venn
(fog)(x) dan (gof)(x) dengan tepat
dan dapat langsung
membandingkan keduanya
2. Siswa dapat menentukan bahwa
fungsi (fog)(x) ≠ (gof)(x), maka
sifat komutatif tidak berlaku
Kemungkinan kesulitan:
Antisipasi kemungkinan
kesulitan:
220
Siswa terbalik dalam membuat
digram yang sesuai dengan yang
diminta dalam soal, karena apabila
siswa ingin membuat diagram venn
(fog)(x) maka ia harus
menggabungkan antara diagram g(x)
dengan f(x) bukan f(x) dengan g(x)
dan hal ini harus dilakukan sesuai
dengan urutan yang semestinya agar
menghasilkan diagram yang tepat
Peneliti memberikan contoh
diagram fungsi komposisi yang
benar, seperti gambar di bawah ini:
Lalu, membantu siswa bernalar
pada bentuk diagram fungsi
komposisi yang telah ditunjukkan
2. Siswa diminta untuk
menyelidiki apakah sifat
identitas berlaku pada
operasi komposisi fungsi,
dengan cara
membandingkan antara
hasil dari diagram panah
(Iof)(x) dan (foI)(x)
Respon yang diharapkan:
1. Siswa dapat membuat diagram
(Iof)(x) dan (foI)(x) dengan tepat
dan dapat langsung
membandingkan keduanya
2. Siswa dapat menentukan bahwa
fungsi (Iof)(x) = (foI)(x), maka
sifat identitas berlaku
Kemungkinan kesulitan:
Siswa terbalik dalam membuat
digram yang sesuai dengan yang
Antisipasi kemungkinan
kesulitan:
221
diminta dalam soal, karena apabila
siswa ingin membuat diagram panah
(foI)(x) maka ia harus
menggabungkan antara diagram I(x)
dengan f(x) bukan f(x) dengan I(x)
dan hal ini harus dilakukan sesuai
dengan urutan yang semestinya agar
menghasilkan diagram yang tepat
Peneliti memberikan contoh
diagram fungsi komposisi yang
benar, seperti gambar di bawah ini:
Lalu, membantu siswa bernalar
pada bentuk diagram fungsi
komposisi yang telah ditunjukkan
3. Siswa diminta untuk
menyelidiki apakah sifat
asosiatif berlaku pada
operasi komposisi fungsi,
dengan cara
membandingkan antara
hasil dari diagram panah
((fog)oh)(x) dan
(fo(goh))(x)
Respon yang diharapkan:
1. Siswa dapat membuat diagram
((fog)oh)(x) dan (fo(goh))(x)
dengan tepat dan dapat langsung
membandingkan keduanya
2. Siswa dapat menentukan bahwa
((fog)oh)(x) = (fo(goh))(x), maka
sifat asosiatif berlaku
Kemungkinan kesulitan:
Siswa terbalik dalam membuat
digram yang sesuai dengan yang
diminta dalam soal, karena apabila
siswa ingin membuat diagram panah
Antisipasi kemungkinan
kesulitan:
Peneliti memberikan contoh
diagram fungsi komposisi yang
benar, seperti gambar di bawah ini:
222
(fogoh)(x) maka ia harus
menggabungkan antara diagram
h(x), g(x) dan f(x) bukan f(x), g(x)
dan h(x) dan hal ini harus dilakukan
sesuai dengan urutan yang
semestinya agar menghasilkan
diagram yang tepat
Lalu, membantu siswa bernalar
pada bentuk diagram fungsi
komposisi yang telah ditunjukkan
Kemungkinan kesulitan:
Siswa kesulitan membedakan
perbedaan antara diagram
((fog)oh)(x) dengan (fo(goh))(x)
Antisipasi kemungkinan
kesulitan:
Peneliti memberitahukan siswa
bahwa fungsi yang di dalam kurung
harus diutamakan untuk dikerjakan
223
DESAIN PEMBELAJARAN REVISI IV
Kompetensi Dasar:
4.6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi komposisi dan operasi invers suatu fungsi
Indikator:
2. Menerapkan operasi komposisi fungsi dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari
Situasi Didaktis Penugasan Prediksi Respon Antisipasi Didaktis Pedagogis
Situasi I:
Suatu bank di
Amerika
menawarkan harga
tukar Dollar
Amerika (USD) ke
Euro (EUR), yaitu
1 USD = 0,9 EUR,
dengan biaya
penukaran sebesar
2 USD untuk
setiap transaksi
penukaran.
Kemudian bank
1. Buatlah model matematika yang
menyatakan fungsi untuk nilai
tukar Dollar ke Euro dan fungsi
untuk nilai tukar Euro ke Rupiah!
Respon yang diharapkan:
1. Memisalkan f(x) sebagai fungsi yang
mengubah nilai Dollar ke Euro dan g(x)
sebagai fungsi yang mengubah nilai Euro ke
Rupiah
2. Menentukan model matematika dalam bentuk
fungsi f(x) dan g(x) yang tepat sesuai dengan
permasalahan yang disajikan
Kemungkinan kesulitan:
Siswa kesulitan dalam menentukan model
matematika untuk menyatakan fungsi f(x) dan
g(x)
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
1. Membantu siswa dalam menentukan
variabel, koefisien dan konstanta
dengan memberikan ciri-cirinya yang
tertera pada lembar kerja siswa
224
tersebut juga
menawarkan
penukaran uang
dari Euro (EUR)
ke Rupiah
Indonesia (IDR)
yaitu 1 EUR =
Rp. 16000 dengan
biaya penukaran
sebesar 5 EUR
untuk setiap
transaksi
penukaran.. lalu
terdapat seorang
turis yang ingin
bertamasya ke
Belanda dan ke
Indonesia. Ia
membawa uang
sebesar 4000 USD.
Setengah dari uang
yang ia bawa akan
ia tukarkan ke
2. Memberikan contoh pada kasus yang
sama namun menggunakan angka yang
lebih sederhana, contoh “Bayangkan
apabila satu Dollar adalah sama dengan
100 Euro, apabila saya mempunyai
uang 5 Dollar, jadi berapa total Euro
yang saya punya?” dari pertanyaan ini
siswa akan menjawab 500 Euro, setelah
itu peneliti menanyakan pertanyaan
lanjutan yaitu “Saya bisa dapat 500
Euro kalau saya menukar uangnya
gratis, sekarang apabila dia punya biaya
tukar sebesar 1 Dollar, maka total Euro
yang saya dapatkan akan menjadi
berapa?” setelah itu siswa akan
menjawab lagi “sebesar 400 Euro”.
Peneliti akan bertanya lagi “kenapa
uangnya bisa 400 Euro kenapa ga 500
Euro?” dari pertanyaan ini siswa pasti
akan menjawab “karena uangnya
dipakai untuk bayar biaya tukarnya, jadi
uangnya sisa 4 Dollar”. Peneliti kan
melanjutkan pertanyaan “jadi
225
dalam Euro dan
sisanya akan ia
tukarkan ke
Rupiah.
bagaimana langkah-langkah membuat
model matematikanya?” dari
pertanyaan ini siswa akan menyadari
bahwa variabel yang digunakan harus
dikurang dulu dengan biaya tukar
sehingga fungsi yang dihasilkan
menjadi f(x) = (x-2) 0,9 dan g(x) = (x-
5) 16000
2. Berapakah total Euro dan Rupiah
yang akan ia dapatkan?
Respon yang diharapkan:
Menentukan total Euro dari Dollar
menggunakan fungsi f(x) dan menentukan total
Rupiah dari Euro menggunakan fungsi g(x)
Kemungkinan kesulitan:
Terjadi kesalahan dalam menggunakan fungsi
yang telah dibuat sebelumnya, contohnya
seperti menggunakan fungsi g(x) untuk
mengubah nilai Dollar langsung kepada nilai
Rupiah yang mana seharusnya fungsi g(x)
digunakan untuk mengubah nilai Euro ke
Rupiah dan lain sebagainya.
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
Mengingatkan kembali permisalan yang
mereka buat mengenai fungsi f(x) dan
fungsi g(x)
3. Apabila suatu saat nanti ia ingin
menukarkan uangnya ke dalam
Rupiah adakah cara lain yang
Respon yang diharapkan:
Menentukan fungsi (gof)(x) dan menyatakannya
dalam bentuk yang paling sederhana untuk
226
dapat ditempuh oleh pihak bank
untuk dapat langsung menukar
Dollar ke Rupiah tanpa harus
menukarkannya ke Euro terlebih
dahulu?
menentukan fungsi langsung untuk mengubah
nilai Dollar ke Rupiah.
Kemungkinan kesulitan:
Siswa kesulitan dalam menentukan fungsi yang
dapat mengubah Dollar langsung kepada Rupiah
dikarenakan siswa melupakan definisi dan
kegunaan dari operasi komposisi
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
Mengingatkan kembali definisi fungsi
komposisi pada pertemuan pertama dan
kegunaan dari fungsi komposisi beserta
kaitannya dengan permasalahan dalam
menukar nilai uang agar siswa dapat
mengerti bahwa fungsi baru yang
dihasilkan menggunakan operasi
komposisi dapat mengubah langsung nilai
Dollar ke Rupiah tanpa harus
mengubahnya dulu ke Euro
Kemungkinan kesulitan:
Terdapat kesalahan penulisan atau kesalahan
menggunakan operasi aljabar sehingga fungsi
yang dihasilkan tidak tepat
Antisipasi kemungkinan kesulitan:
1. Peneliti meminta ketua kelompok
memastikan semua jawaban pada
anggota kelompoknya sudah benar
2. Peneliti meminta semua perwakilan
kelompok mempresentasikan hasil
jawabannya untuk dibandingkan satu
sama lain
227
Lampiran 9
Kompetensi dasar:
3.6. Menjelaskan operasi komposisi pada fungsi dan operasi invers pada
fungsi invers serta sifat-sifatnya serta menentukan eksistensinya
Indikator:
3.6.1. Mengklasifikasikan bentuk fungsi dan fungsi komposisi berdasarkan
diagram venn yang telah disajikan
3.6.2. Menentukan fungsi baru dari dua fungsi menggunakan operasi
komposisi
3.6.6. Menentukan nilai dari fungsi komposisi yang telah ditemukan
Nama Kelompok:
1. ………………………
2. ………………………
3. ………………………
4. ………………………
5. ………………………
6. ………………………
7. ………………………
8. ………………………
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Revisi
Fungsi Komposisi
Pertemuan ke-1
228
Perhatikan gambar diagram panah di bawah ini!
a. Diagram panah di bawah ini merupakan diagram yang berbentuk fungsi:
b. Diagram panah di bawah ini merupakan diagram yang tidak berbentuk
fungsi:
Jawablah pertanyaan di bawah berdasarkan bentuk fungsi yang telah kalian
amati!
1. Perhatikan perbedaan antara diagram panah yang berbentuk fungsi dan
yang bukan fungsi! Perbedaan apa yang terlihat dari domain fungsi dan yang
bukan fungsi?
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Tentukanlah definisi fungsi dari kedua perbedaan tersebut!
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
229
Perhatikanlah diagram-diagram di bawah ini!
Tugas 1
Gambar diatas menyatakan relasi antara domain dan kodomain yang disajikan dalam bentuk
diagram panah.
a. Berdasarkan diagram panah I dan diagram panah II, diagram mana yang merupakan fungsi?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
b. Gambarkanlah relasi gabungan antara diagram panah I dengan diagram panah II sehingga
membentuk diagram yang baru!
Diagram Panah I Diagram Panah II
230
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
c. Hasil dari fungsi gabungan manakah yang masih membentuk fungsi?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
d. Berdasarkan poin a sampai poin c yang telah kalian kerjakan, isilah tabel di bawah ini dengan
tepat!
Tentukanlah pernyataan yang benar dan yang salah menggunakan tanda () agar
pernyataan tersebut menjadi pernyataan yang menggambarkan fungsi komposisi yang
sesuai definisi
No Pernyataan Benar Salah
1 Diagram I dan diagram II harus berbentuk
fungsi
2 Diagram I atau diagram II harus berbentuk
fungsi
3 Kodomain pada diagram I harus semuanya
memiliki pasangan dengan domain pada fungsi
I
4 Diagram I dan diagram II harus berbentuk
fungsi korespondensi satu-satu
e. Tentukanlah definisi fungsi komposisi berdasarkan gambar pada poin b dan c!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
231
Tugas II
Perhatikan dan lengkapilah tabel berikut ini!
f(x) 3x - 7 bentuk sederhana dari fungsi
f(a) 3a - 7 3a – 7
f(2x) 3(2x) - 7 ……………
f(5) …………… ……………
f(g(x)) atau
(fog)(x) …………… ……………
f(x + 8) …………… ……………
f(x2 – 2x + 5) …………… ……………
Apabila f(x) = √𝑥2 + 2 dan g(x) = 2x – 5, maka tentukanlah nilai (fog)(x) dan
(gof)(x)
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Latihan!!
232
Tugas III
Diketahui fungsi f(x) = 6x – 3, g (x) = 5x + 4, dan (fog)(a) = 81, nilai a adalah....
Pentunjuk!!!!
3. Apa perbedaan antara (fog)(x) dengan (fog)(a)?
4. Sebelum menentukan nilai a, langkah apa yang harus kalian lakukan?
- ………………………………………
- ………………………………………
- ………………………………………
Jawablah pertanyaan sesuai dengan langkah-langkah yang telah kalian susun!
233
Kompetensi dasar:
3.6. Menjelaskan operasi komposisi pada fungsi dan operasi invers pada
fungsi invers serta sifat-sifatnya serta menentukan eksistensinya
Indikator:
3.6.5. Menentukan fungsi g(x) apabila diketahui fungsi (fog)(x) dan fungsi
f(x)
3.6.6. Menentukan fungsi f(x) apabila diketahui fungsi (fog)(x) dan fungsi
g(x)
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Revisi
Fungsi komposisi
Pertemuan ke-2
LKS INI MILIK:
NAMA : ………………………………………………………
KELOMPOK : ………………………………………………………
234
Tugas I (cara menentukan fungsi yang dibelakang)
2. Fungsi f : R R ditentukan oleh f(x) = 2x + 4 dan g : R R sehingga (fog)(x)
= 4x2 + 2x, maka g(2) adalah ...
Perlu diingat!!!
pada fungsi (fog)(x) merupakan fungsi
gabungan dari f(x) dan g(x), maka sebelum
mencari nilai g(2), fungsi apa terlebih dahulu
yang harus kalian dapatkan?
Maka, langkah-langkah yang harus
dilakukan adalah:
7. Membuat (fog)(x) = 4x2 + 2x
8. Menjabarkan (fog)(x) = f( )
9. ………………………………………………
10. ………………………………………………
11. ………………………………………………
12.
Pengantar untuk materi selanjutnya
Fungsi komposisi dari dua buah fungsi adalah operasi yang menggabungkan dua fungsi menjadi satu fungsi baru yang dapat dinyatakan dalam bentuk: (fog)(x) = f(g(x))
Jawablah soal nomor 1 dengan menggunakan langkah-langkah yang telah kalian susun!
235
Tugas II (cara menentukan fungsi yang di depan)
2. Fungsi g : R R ditentukan oleh g(x) = x2 – x + 3 dan f : R R sehingga
(fog)(x) = 3x2 – 3x + 4, maka f(x-2) adalah ...
Perlu diingat!!!
pada fungsi (fog)(x) merupakan fungsi
gabungan dari f(x) dan g(x), maka sebelum
mencari nilai f(x-2), fungsi apa terlebih
dahulu yang harus kalian dapatkan?
Maka, langkah-langkah yang harus
dilakukan adalah:
1. Membuat (fog)(x) = 3x2 – 3x + 4
2. Menjabarkan (fog)(x) = f( )
3. ………………………………………………
4. ………………………………………………
5. ………………………………………………
Jawablah soal nomor 1 dengan menggunakan langkah-langkah
yang telah kalian susun!
Latihan!!!!!!
Sebelum menjawab soal, tentukanlah terlebih dahulu
bentuk umum fungsi f(x)!!!!
Petunjuk!!!
Apabila fungsi (fog)(x) adalah bentuk kuadrat dan fungsi
(g)(x) adalah kuadrat juga, maka fungsi f(x) yang akan
digunakan akan berbentuk linier.
Apabila bentuk fungsi (fog)(x) adalah kuadrat dan fungsi
(g)(x) adalah linier, maka fungsi f(x) yang akan digunakan
akan berbentuk kuadrat
Bentuk umum fungsi kuadrat adalah
ax2+bx+c (x memiliki pangkat 2)
Bentuk umum fungsi linier ax+b
(x memiliki pangkat 1)
Maka bentuk umum f(x) yg akan kalian
gunakan pada soal diatas adalah
f(x) = ……………………………………………………
Petunjuk dalam mencari
f(x):
Tentukalah nilai a, b
dan c pada fungsi umum
fX), setelah dapat
nilainya substitusikan
kembali agar mendapat
fungsi f(x) yang
sebenarnya
Selamat mencoba~
236
1. Fungsi f : R R ditentukan oleh f(x) = 3x - 7 dan g : R R sehingga (fog)(x) =
15x - 25, maka g(2x+3) adalah ...
2. Fungsi g : R R ditentukan oleh g(x) = 2x2 – 5x + 4 dan f : R R sehingga
(fog)(x) = 8x2 – 20x + 18, maka f(x-5) adalah ...
Jawab……
237
Kompetensi dasar:
3.6. Menjelaskan operasi komposisi pada fungsi dan operasi invers pada
fungsi invers serta sifat-sifatnya serta menentukan eksistensinya
Indikator:
3.6.3. Menentukan fungsi baru dari tiga buah fungsi menggunakan operasi
komposisi
3.6.4. Menyelidiki sifat-sifat yang berlaku pada operasi komposisi
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Revisi
Fungsi Komposisi
Pertemuan ke-3
LKS INI MILIK:
NAMA : ………………………………………………………
KELOMPOK : ………………………………………………………
238
Tugas I
Perhatikan dan lengkapilah tabel berikut ini!
f(x) g(x) f(g(x)) atau (fog)(x) h(x) h(f(gx)) atau (hofog)(x)
x + 1 2x
f(g(x)) = f(2x)
apabila f(x) = x + 1,
maka f(2x) = 2x + 1
2x + 4
h(f(g(x)) = h(2x + 1)
apabila h(x) = 2x + 4, maka
h(2x + 1) =
…………………………………………
3x 3x - 4
f(g(x)) = f(3x – 4)
apabaila f(x) = 3x,
maka f(3x – 4) =
………………………………………
x2
h(f(g(x)) = h(……………)
apabila h(x) = x2, maka
h(……………) =
…………………………………………
Pengantar untuk materi selanjutnya
Fungsi komposisi dari tiga buah fungsi adalah operasi yang menggabungkan tiga fungsi menjadi satu fungsi baru yang dapat dinyatakan dalam bentuk: (fogoh)(x) = f(g(h(x)))
239
Tugas II
Apabila f(x) = 𝑥+6
3𝑥+4 , 𝑥 ≠ −
4
3 , g(x) = 2x + 4 dan h(x) = x2 – 2, maka tentukanlah
fungsi dari (fogoh)(x)!
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
Tugas III
Perhatikanlah diagram panah yang menyatakan fungsi komposisi di bawah ini!
g(x) f(x) fog(x)
A B C A C
Dari contoh diagram panah diatas dapatkah kamu membuat diagram panah fungsi
komposisi untuk membuktikan sifat-sifat yang berlaku? Perhatikanlah tugas di
bawah ini!
Diketahui:
f(x) g(x) h(x) I(x)
240
1. Untuk menyelidiki sifat komutatif, ikutilah langkah-langkah sebagai berikut!
a. Buatlah diagram (fog)(x)
b. Buatlah diagram (gof)(x)
c. Apakah hasil diagram panahnya sama? Apabila sama maka berlaku sifat komutatif
2. Untuk menyelidiki sifat identitas, ikutilah langkah-langkah sebagai berikut!
a. Buatlah diagram (foI)(x)
b. Buatlah diagram (Iof)(x)
c. Apakah hasil diagram panahnya sama? Apabila sama maka berlaku sifat identitas
Jawab:
Jawab:
Jawab:
Jawab:
Jawab:
Jawab:
241
3. Untuk menyelidiki sifat asosiatif, ikutilah langkah-langkah sebagai berikut!
a. Buatlah diagram ((fog)oh)(x)
b. Buatlah diagram (fo(goh))(x)
c. Apakah hasil diagram panahnya sama? Apabila sama maka berlaku sifat asosiatif
Jawab:
untuk diagram ((fog)oh)(x) buatlah diagram (fog)(x) terlebih dahulu lalu hasil diagram (fog)(x)
akan digabungkan dengan diagram h(x)
Step 1 (membuat diagram
(fog)(x))
Step 2 (menggabungkan
diagram (fog)(x) dengan
diagram h(x))
Jawab:
untuk diagram (fo(goh))(x) buatlah diagram (goh)(x) terlebih dahulu lalu hasil diagram (goh)(x)
akan digabungkan dengan diagram f(x)
Step 1 (membuat diagram
(goh)(x))
Step 2 (menggabungkan
diagram (goh)(x) dengan
diagram f(x))
Hasil akhir
diagram:
Hasil akhir
diagram:
Jawab:
242
Kesimpulan!
Berilah tanda ceklis () tabel dibawah ini untuk menentukan sifat apa saja yang
berlaku pada fungsi komposisi!
Sifat-sifat Berlaku Tidak berlaku
Komutatif
Identitas
Asosiatif
243
Lampiran 10
DOKUMENTASI
244
Lampiran 11
245
Lampiran 12
246
247