bab ii kajian teori a. kajian teori pembelajaran...

21
11 BAB II KAJIAN TEORI BAB ini membahas kajian pustaka untuk mencari jawaban dari permasalahan penelitian dari berbagai referensi dan hasil penelitian terdahulu. Kajian pustaka ini juga berisi kajian-kajian yang ditulis dalam penelitian yang tercangkup pada fokus masalah dan diakhiri dengan kerangka berfikir A. Kajian Teori Pembelajaran Matematika Gerakan atau reformasi untuk memperbaiki matematika di sekolah selalu terjadi dan mengalir dari waktu ke waktu. Isi, metode pembelajaran, urutan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran dimodifikasi, direformasi, dan direstrukturisasi. Tiga faktor utama yang melandasi gerakan perubahan adalah keberadaan dan perkembangan teori-teori belajar, psikologi belajar, dan filsafat pendidikan. Ketiganya memberi warna dan arah perubahan terutama dalam memandang dan melaksanakan pembelajaran, dan memposisikan guru dan peserta didik. Kata matematika berasal dari bahasa latin, manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari” , sedang dalam bah asa belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang semuanya berkaitan dengan penalaran. Matematika memiliki bahasa dan aturan yang terdevinisi dengan baik, penalaran yang jelas dan sistematis, dan struktur atau berkaitan antar konsep yang kuat. Unsur utama pekerjaan matematika adalah penalaran deduktif yang bekerja atas dasar asumsi (kebenaran konsistensi). Selain itu, matematika juga bekerja

Upload: buingoc

Post on 16-Jun-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

11

BAB II

KAJIAN TEORI

BAB ini membahas kajian pustaka untuk mencari jawaban dari

permasalahan penelitian dari berbagai referensi dan hasil penelitian terdahulu.

Kajian pustaka ini juga berisi kajian-kajian yang ditulis dalam penelitian yang

tercangkup pada fokus masalah dan diakhiri dengan kerangka berfikir

A. Kajian Teori Pembelajaran Matematika

Gerakan atau reformasi untuk memperbaiki matematika di sekolah selalu

terjadi dan mengalir dari waktu ke waktu. Isi, metode pembelajaran, urutan

pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran dimodifikasi, direformasi, dan

direstrukturisasi. Tiga faktor utama yang melandasi gerakan perubahan adalah

keberadaan dan perkembangan teori-teori belajar, psikologi belajar, dan filsafat

pendidikan. Ketiganya memberi warna dan arah perubahan terutama dalam

memandang dan melaksanakan pembelajaran, dan memposisikan guru dan peserta

didik.

Kata matematika berasal dari bahasa latin, manthanein atau mathema

yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari” , sedang dalam bahasa belanda,

matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang semuanya berkaitan dengan

penalaran. Matematika memiliki bahasa dan aturan yang terdevinisi dengan baik,

penalaran yang jelas dan sistematis, dan struktur atau berkaitan antar konsep yang

kuat. Unsur utama pekerjaan matematika adalah penalaran deduktif yang bekerja

atas dasar asumsi (kebenaran konsistensi). Selain itu, matematika juga bekerja

12

melalui penalaran induktif, dengan argumen yang konsisten (Susanto, 2013: 184-

185).

Matematika, menurut Ruseffendi (1991), adalah bahasa simbol; ilmu

deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola

keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai unsur yang tidak didefinisikan,

ke aksioma atau postulat,dan akhirnya ke dalil (Ruseffendi dalam Heruman 2013).

Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi (2000), yaitu memiliki objek

tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif

(Soedjadi dalam Heruman 2013).

Bruner (Ruseffendi,1991) dalam metode penemuannya

menggungkapkan dalam pembelajaran matematika siswa harus menemukan

sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukannya. „Menemukan‟ disini terutama

adalah „menemukan lagi‟ (discovery), atau dapat juga menemukan yang sama

sekali baru (invention). Oleh karena itu, kepada siswa materi disajikan bukan

dalam bentuk akhir dan tidak diberitahukan cara penyelesaiannya. Dalam

pembelajaran ini guru harus lebih banyak berperan sebagai pembimbing

dibandingkan sebagai pemberi tahu (Bruner dalam Heruman 2013).

.............

.Pembelajaran matematika di sekolah dasar, pembelajaran merupakan

komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik,

sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik. Pembelajaran didalamnya

mengandung makna belajar dan mengajar atau merupakan kegiatan belajar

mengajar. Belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh seseorang sebagai

subjek yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar berorientasi pada apa yang

13

harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran,. Kedua aspek ini akan

berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi

antara guru dan siswa, serta antar siswa dengan siswa didalam pembelajaran

matematika sedang berlangsung. Pembelajaran adalah proses yang sengaja

dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu.

Pembelajaran merupakan sesuatu hal yang bersifat eksternal yang sengaja

dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar internal dalam diri individu

(Pribadi, BennyA, 2009:10-11).

Tujuan yang tercantum dalam pedoman penyusunan KTSP di SD/MI

adalah agar peserta didik agar mempunyai kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika. Menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat

dalam pemecahkan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat. Melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi. Menyusun bukti atau menjelaskan

gagasan atau pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyesuaikan model, dan menafsirkan yang

diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan syimbol, tabel, diagram, atau media lain

untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tau, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika

serta sikap ulet dan percaya diri dalam memecahkan masalah.

14

Ruang lingkup pembelajaran matematika di sekolahh dasar berdasarkan

Standar Kopetensi SD/MI yang tercantum dalam Peraturan mentri Pendidikan

Nasional No.22 tahun 2006 disebutkan bahwa metematika merupakan suatu mata

pelajaran yang mempunyai tiga ruang lingkup, yaitu :

1. Bilangan, yang merupakan suatu konsep dalam matematika yang dipergunakan

untuk melakukan pencacahan dan pengukuran,

2. Geometri dan Pengukuran, yang mempelajari titik,garis, bidang, dan benda-

benda ruang beserta sifat-sifatnya. Sedangkan pengukuran adalah

membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain dan dianggap sebagai

standar atau patokan, dan

3. Pengolahan Data, yaitu menyajikan data dengan menggunakan tabel, diagram

gambar, batang dan lingkaran.

Kurikulum yang digunakan di SDN Donomulyo 04 pada kelas III yaitu

kurikulum 2006 atau KTSP. Guru masih melaksanakan panduan K13 sehingga

masih diterapkannya KTSP. Dengan demikian peneliti mengembangkan media

Pembelajaran Papin mata pelajaran matematika yang mencangkup Standar

Kopetensi : memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana dan

Kopetensi Dasar : megidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat

atau unsurnya.

15

B. Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Kelas : III Sekolah Dasar

Semester : II (dua)

Tabel 2.1 Standar Kopetensi dan Kopetensi Dasar

C. Materi Pembelajaran

1. Sifat-Sifat Segitiga

Segitiga ada beberapa macam. Contohya segitiga sama sisi, segitiga sama

kaki, dan segitiga siku-siku.

a. Segitiga sama sisi.

Tabel 2.2 Ciri-ciri segitiga sama sisi

Gambar Ciri-ciri

Mempunyai 3 buah sisi sama panjang, yaitu: Panjang ruas

garis garis AB = BC =CA

Mempunyai 3 buah sudut yang sama besar, yaitu:∠ABC =

∠BCA =∠CAB

Jadi, segitiga sama sisi adalah segitiga yang sisi-sisinya

sama panjang dan besar sudutnya sama

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Geometri dan Pengukuran

4. Memahami unsur dan sifat-

sifat bangun datar sederhana

4.1 Mengidentifikasi berbagai bangun datar

sederhana menurut sifat atau unsurnya

16

b. Segitiga siku-siku.

Tabel 2.3 Ciri-ciri segitiga siku-siku

Gambar Ciri-ciri

Ciri segitiga adalah salah satu sudutnya siku-siku, yaitu

∠FDE.

c. Segitiga sama kaki.

Tabel 2.4 Ciri-ciri segitiga sama kaki

Gambar Ciri-ciri

Mempunyai 2 buah sisi yang sama panjang yaitu:

panjang ruas garis KM = LM

Mempunyai 2 buah sudut yang sama besar, yaitu:

∠MKL = ∠MLK.

Jadi, segitiga sama kaki adalah segitiga yang mempunyai 2 sisi

sama panjang dan 2 sudut sama besar

2. Persegi

Persegi adalah bangun datar segi empat yang panjang sisinya sama

panjang, keempat sudutnya sama besar dan kedua diagonalnya sama

panjang.Garis diagonal adalah garis yang menghubungkan dua titik yang

berhadapan dalam satu bangun.

17

Tabel 2.5 Ciri-ciri persegi

Gambar Ciri-ciri

Mempunyai 4 sisi atau ruas garis yang sama panjang yaitu:

panjang AB = BC = DA.

Mempunyai 4 sudut yang sama besar, yaitu: ∠ABC = ∠BCD

= ∠CDA = ∠DAB

Kedua diagonalnya sama panjang, yaitu diagonal AC =

diagonal BC

3. Persegi Panjang

Persegi panjang adalah bangun datar segiempat yang panjang sisi yang

berhadapan sama panjang dan sejajar, keempat sudutnya sama besar dan kedua

diagonalnya sama panjang

Tabel 2.6 Ciri-ciri persegi panjang

Gambar Ciri-ciri

Mempunyai 4 sisi atau ruas garis, yaitu sisi AB, BC,

CD, DA

Mempunyai dia sisi yang saling berhadapan sama

panjang dan sejajar, yaitu sisi AB = DC dan sisi AD =

BC

Keempat sudutya sama besar, yaitu: ∠ABC = ∠BCD =

∠CDA = ∠DAB

Kedua diagonalnya sama panjang yaitu diagonal AC

dan BD

4. Lingkaran

Tabel 2.7 Ciri-ciri lingkaran

Gambar Ciri-ciri

Memiliki simetri putar tak terhingga

Memiliki simetri lipat serta sumbunya tidak terhingga

Tidak mempunyai titik sudut

Mempunyai satu buah sisi

18

5. Belah Ketupat

Tabel 2.8 Ciri-ciri bangun datar belah ketupat

Gambar Ciri-ciri

Ukuran sisi-sisinya panjangnya sama

Sudut-sudut yang berhadapan sama besar serta dibagi dua oleh

diagonalnya dengan sama besar

Diagonalnya saling berpotongan sama panjang dan saling tegak

lurus

Terdapat dua buah sumbu simetri

Diagonal-diagonalnya adalah sumbu simetrinya

Terdapat dua simetri lipat dan dua simetri putar

6. Trapesium

Tabel 2.9 Ciri-ciri bangun datar belah ketupat

Gambar Ciri-ciri

Mempunyai 4 buah sisi dan 4 buah titik sudut

Mempunyai satu pasang sisi yang sejajar tetapi

panjangnya tidak sama

Mempunyai sudut diantara sisi sejajarnya besarnya

180°

D. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian pendidikan dan pengembangan, yang lebih kita kenal dengan

istilah Research dan Development (R & D). Strategi untuk mengembangkan suatu

produk pendidikan oleh Borg dan Gall (1983) disebut juga sebagai penelitian dan

pengembangan. Penelitian dan pengembangan ini kadang kala disebut juga

sebagai suatu pengembangan berbasis pada penelitian atau disebut juga research-

based development. Dalam dunia pendidikan, penelitian pengembangan ini

19

memang hadir belakangan dan merupakan tipe atau jenis penelitian yang relatif

baru (Borg dan Gall dalam Setyosari 2013).

...Pengetian penelitian pengembangan menurut Borg & Gall (1983)

adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk

pendidikan. Penelitian ini mengikuti suatu langkah-langkah secara siklus.

Langkah penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang

temuan penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk

berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan

latar dimana produk tersebut akan dipakai, dan melakukan revisi terhadap hasil uji

lapangan. Penelitian dan pengembangan itu sendiri dilakukan berdasarkan suatu

model pengembangan berbasis industri, yang temuan-temuannya dipakai untuk

menghasilkan produk dan prosedur, yang kemudian secara sistematis dilakukan

uji lapangan, dievaluasi, disempurnakan untuk memenuhi kriteria keefektifan,

kualitas, dan standar tertentu (Borg dan Gall dalam Setyosari 2013).

.............Penelitian pengembangan menurut Seels & Richey (1994) didefinisikan

sebagai berikut: penelitian pengembangan menurut Seels & Richey sebagaimana

dibedakan dengan pengembangan pembelajaran yang sederhana, didefinisikan

sebagai kajian secara sistematik untuk merancang, mengembangkan, dan

mengevaliasi program-program, proses, dan hasil pembelajaran yang harus

memenuhi kriteria konsistensi dan keefektifan secara internal. Lebih jauh,

menurut Seels dan Richey, dalam bentuk yang paling sederhana (Sells dan Richey

dalam Setyosari 2013).

20

E. Konsep Media

1. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely (1971)

mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,

materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu

memperoleh kemampuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru,

buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus,

pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-

alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan

menyusun kembali informasi visual atau verbal (Gerlach dan Ely dalam Arsyad

2011).

2. Media Pembelajaran

Media adalah alat bantu pembelajaran yang secara sengaja dan terencana

disiapkan atau disediakan guru untuk mempresentasikan atau menjelaskan bahan

pelajaran, serta digunakan siswa untuk dapat terlibat langsung dengan

pembelajaran matematika. Dalam pembelajaran Matematika SD, agar bahan

pengajaran yang disampaikan menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa,

diperlukan alat bantu pembelajaran yang disebut media. Media adalah alat bantu

pembelajaran yang secara disengaja dan terencana diarsipkan atau disediakan guru

untuk mempresentasikan dan/atau menjelaskan bahan pelajaran, serta digunakan

siswa untuk dapat terlibat langsung dengan pelajaran matematika.

21

Media dalam pembelajaran matematika relatif sama dengan media dalam

pembelajaran bidang yang lain, yaitu dapat dikelompokan berupa media: (1)

sederhana, misalnya papan tulis dan papan grafik, (2) cetak, misalnya buku,

modul, LKS (Lembar Kerja Siswa), petunjuk Praktik atau praktikum, dan (3)

media elektronik, misalnya OHT (Over Head Transparency) atau OHP (Over

Head Projector), audio (Radio, Tape), audio & vidio (TV, VCD, DVD),

kalkulator, komputer, dan internet. Pengelompokan diatas dapat saja diganti

berdasarkan alasan tertentu, misalnya media sederhana dan media modern

(berbasis elektronik), media cetak dan media non cetak, media proyeksi dan media

non proyeksi, dan sebagainya (Muhsetyo, 2009: Modul 2 ).

3. Ciri-ciri media Pembelajaran

Gerlach dan Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan

petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh

media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya

(Gerlach dan Ely dalam Arsyad 2013).

a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekan, menyimpan,

melestarikan, dan merekanstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa

atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi,

vidio tape, audio tape, disket komputer, dan film. Suatu objek yang telah

diambil gambarnya (direkam) dengan kamera atau fidio kamera dengan

mudah dapat diproduksi dengan mudah kapan saja diperlukan.

22

b. Ciri Manipulatif ( Manipulative Property)

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media

memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat

disajika kepada siswa dalam waktu dua atau sampai tiga menit dengan teknik

pengambilan gambar time lapse recording. Misalnya, bagaiman proses larva

menjadi kepongpong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat, suatu

kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu

rekaman vidio.

Manipulasi kejadian atau objek dengan cara mengedit hasil

rekaman dapat menghemat waktu. Proses penanaman dan panen gandum,

pengelolaan gandum menjadi tepung untuk membuat roti dapat dipersingkat

waktunya dalam suatu urutan rekaman vidio atau film yang mampu

menyajikan informasi yang cukup bagi siswa untuk mengetahui asal-usul dan

proses dari penanaman bahan baku tepung hingga menjadi roti.

c. Ciri Distributif (distributive Property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian

ditransportaikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut

disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang

relatif sama mengenai kejadian itu. Dewasa ini, distribusi media tidak hany

terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam

suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu misalnya rekaman vidio, audio,

disket komputer dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan

kapan saja.

23

Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat

direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara bersamaan

diberbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang disuatu tempat.

Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau hampir

sama dengan aslinya.

4. Manfaat dan Fungsi media pembelajaran

Menurut Kemp dan Dayton (1985) meskipun telah lama disadari banyak

keuntungan menggunakan media pembelajaran, penerimaannya serta

pengintegrasiannya ke dalam program-program pengajaran sangat lambat .

mereka mengemukakan hasil penelitian yang menunjukan dampak positif dari

penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran dikelas atau sebagai cara

utama pembelajaran langsung sebagai berikut:

a. Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajaran yang

melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang

sama.meski pun para guru menafsirkan isi pelajaran yang berbeda-beda,

dengan menggunakan media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi

sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai

landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut.

b. Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai

penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan.

Kejelasan dan ketentuan pesan, daya tarik image yang berubah-ubah,

penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan

menyebabkan siswa tertawa dan berfikir, yang kesemuanya menunjukan

bahwa dia memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat.

24

c. Pembelajaran menjadi interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan

prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa,

umpan balik dan pengetauan.Lama waktu.

d. Pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebnyakan

media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-

pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan

kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.

e. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan

gambar sebagai media pembelajartan dapat mengkomunikasikan elemen-

elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik,

spesifik, dan jelas.

f. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau

diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk

penggunaan secara individu.

g. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap

proses belajar dapat ditingkatkan.

Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif, guru sebagai

konsultan atau penasehat siswa (Kemp dan Dayton dalam Arsyad 2013).

Levie dan Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media

pembelajaran,khususnya meia visua, yaitu (a) Fungsi etensi, (b) fungsi

efektif, (c) fungsi kongnitif, dan (d) fungsi kompensatoris.

a. Fungsi etensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan

mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada kepada isi

25

pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau

menyertai teks materi pelajaran.

b. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa

ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau

lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya

informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

c. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan peneliti yang

mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar

pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan

yang terkandung dalam gambar.

d. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian

bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks

membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan

informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain,

media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang

lemah dan lambatmenerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan

dengan teks atau disajikan secara verbal.

Media berfungsi untuk tujuan intruksi dimana informasi yang terdapat

dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun

dalam bentuk aktifitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi

harus dirancang supaya lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-

prinsip belajar agar dapat menyiapkan intruksi yang efektif. Disamping

menyenangkan, media pembelajaran juga harus dapat memberikan pengalaman

26

yang menyenagkan dan memenuhi kebutuhan perorangan siswa (Levie dan Lentz

dalam Arsyad 2013).

F. Media Pembelajaran PANCER (Papan Cerdas)

1. Pengertian media PANCER

Media pembelajaran PANCER sangat menarik siswa karena media ini

berbentuk papan lipat yang mempunyai warna yang terang, terdapat bangun datar

(persegi, persegi panjang, jajar genjang, trapesium, belah ketupat, layang-layang,

segitiga siku-siku dan segitiga sama kaki),dan terdapat kuis. Media Papan Cerdas

ini dibuat dengen bahan spon ukuran panjang 56cm dan lebar 39cm yang dapat

dilipat. Masing-masing papan berbeda fungsinya pada papan 1 dirancang untuk

mengenal baerbagai jenis bangun datar sederhana, pada papan 2 digunakan

sebagai pengenalan simetri putar dan simetri lipat, dan pada papan ke 3 digunakan

sebagai kuis. Kuis ini dirancang peneliti untuk mengetahui seberapa paham

peserta didik belajar bangun datar sederhana dengan menggunkan media Papan

Cerdas.

27

2. Desain media pembelajaran PANCER

Berikut ini beberapa bahan yang digunakan peneliti dalam pembuatan

media Papan Cerdas yaitu:

a. Spon

Gambar 2.1 Bahan dasar spon yang digunakan pembuatan papan

Bahan utama untuk membuat media Papan Cerdas adalah spon. Spon

digunakan untuk membuat papan, macam macam bangun datar, dan digunakan

untuk menempelkan jawaban yang berbentul persegi berjumlah 10 persegi

dengan panjang 10cm dan lebar 10cm.

b. Kain flanel

Gambar 2.2 Kain flanel berbentuk bangun datar

28

Kalin flanel digunakan untuk mengenal simetri putar dan simetri lipat

pada bangun datar jadi kain flanel ini sudah dipotong menjadi berbagai jenis

bangun datar. Agar lebih menarik kain flanel yang digunakan tidak hanya satu

warna.

a. Lampu LED

Gambar 2.3 Lampu LED

Lampu LED digunakan untuk kuis. Jadi guru menyiapkan 10 soal dan

10 jawaban. Siswa diminta untuk menjawab soal yang dipilihkan oleh guru

dengan mencari jawaban yang tepat yang sudah disiapkan guru maka siswa

harus menempelkan jawaban tersebut dipapan ke 3 yang sudah disiapkan

29

selanjutnya jika jawaban yang sisiwa pilih tepat maka lampu akan menyala jika

jawaban siswa salah maka lampu tidak menyala.

Bahan yang digunakan untuk pembuatan media PANCER, ini berasal

dari bahan-bahan yang ramah terhadap lingkungan, bisa menggunakan bahan

spon, mudah didapat dan harganya juga relatif murah dibentuk menyeruapi

papan tulis dengan ukuran sedang yang bebentuk persegi. Media pembelajaran

PANCER (Papan Cerdas) termasuk pembelajaran visual dan dua dimensi yang

barfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan

(siswa).

3. Manfaat Media PANCER

Dengan mengembangkan media pembelajaran PANCER ini peneliti

menemukan beberapa manfaat, salah satunya yaitu: dengan adanya media

pembelajaran PANCER ini siswa dapat mengetahui berbagai bangun datar

sederhana dan siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun datar sederhana.

a. Langkah-langkah penggunaan

Dalam pengunaan media PANCER ini dibuat untuk menyampaikan

materi dalam proses pembelajaran, supaya siswa dapat menyerap informasi

dengan baik. Berikut ini adalah langkah-langkah pengunaan media PANCER

yaitu:

Siswa mengamati media pembelajaran PANCER yang ditunjukan guru

Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang apa yang telah

diamati pada media pembelajaran PANCER

Siswa membentuk 3 kelompok setiap kelompok secara acak memilih 2

bangun datar untuk didiskusikan ciri-ciri dan sifat-sifat bangun datarnya

30

Setiap kelompok mempresentasikan, hasil diskusinya, dan mempraktekan

pada media PANCER.

G. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dan melakukan

penelitian dalam melakukan penelitian sehingga dapat memperkaya teori yang

digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu,

peneliti tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama dengan judul

penelitian penulis namun penelitian menggangkat penelitian sebagai referensi

dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut ini penelitian

terdahulu.

Tabel. 2.10 Penelitian terdahulu

Nama peneliti Judul penelitian Hasil penelitian

Eka Nur Jannah Meningkatkan Hasil Belajar

Materi Bangun Datar Pada

Siswa Kelas II SDN Piring

Melalui Media Papan

Berpaku

Menghasilkan produk

pembelajara papan berpaku untuk

meningkatkan hasil belajar siswa

Ekamat 91 Puzzel Bangun Datar

Sebagai Media

Pembelajaran Matematika

SD

Menghasilkan Produk

Pembelajaran Pazzel Bangun

Datar yang Terbuat dari kardus

Kesamaan penelitian sama-sama mengembangkan media pembelajaran bangun datar

sederhana. Pada penelitian yang dilakukan janah menggunakan papan kayu paku dan

tali untuk memperkenalkan sifat-sifat bangun datar sehingga siswa terlibat langsung

pada proses pembelajaran sedangkan media yang digunakan ekamat 91 menggunakan

kardus yang di bentuk pazzel bangun datar dari perbandingan kedua peneliti media yang

saya kembangkan lebih ringkas dan materi lebih luas karena gunakan menggunakan

papan sponge yang sudah dilengkapi bangun datar beserta sifat-sifatnya.

Sumber: http://www.media pembelajaran matematika SD kelas III materi bangun

datar.com

31

H. Kerangka Berpikir

Alur penelitian pengembangan media pembelajaran matematika yaitu

PANCER adalah sebagai berikut ini

Gambar 2.4 Kerangka berpikir

Pembelajaran menggunakan media

Motivasi belajar siswa Analisis Kebutuhan

pembelajaran matematika yang berpusat pada

guru

Masih kurangnya variasi dalam pembelajaran

matematika

Media yang digunakan masih terbatas

Siswa kurang tertarik pada pembelajaran

matematika

Kondisi Lapangan

Kondisi Ideal Tercapainya tujuan Pembelajaran

Metereri

Pembelajaran

Matematika

Hasil

Media Pembelajaran

PANCER