dermatitis seboroik rangkuman

17
DERMATITIS SEBOROIK 1. DEFINISI Dermatitis seboroika adalah peradangan kulit pada daerah yang banyak mengandung kelenjar sebasea (Siregar, 2005). Istilah dermatitis seboroik (D.S.) dipakai untuk segolongan kelainan kulit yang didasari oleh faktor konstitusi dan bertempat predileksi di tempat-tempat seboroik. Seborrhea disebut pula dengan Dermatitis seboroik yaitu kelainan kulit berupa peradangan superfisial dengan papuloskuamosa yang kronik dengan tempat predileksi di daerah-daerah seboroik yakni daerah yang kaya akan kelenjar sebasea, seperti pada kulit kepala, alis, kelopak mata, naso labial, bibir, telinga, dada, axilla, umbilikus, selangkangan dan glutea. Pada dermatitis seboroik didapatkan kelainan kulit yang berupa eritem, edema, serta skuama yang kering atau berminyak dan berwarna kuning kecoklatan dalam berbagai ukuran disertai adanya krusta. 2. PREDILEKSI Pada daerah berambut karena banyak kelenjar sebasea, ialah : a. Bayi Ada 3 bentuk, yaitu cradle cap, glabrous (daerah lipatan dan tengkuk) dan generalisata (penyakit Leiner) yang terbagi menjadi familial dan non- familial. b. Orang dewasa Berdasarkan daerah lesinya DS terjadi pada kulit kepala (pitiriasis sika daninflamasi), wajah (blefaritis marginal, konjungtivitis, pada daerah lipatan/ sulcusnasolabial, area jenggot, dahi, alis), daerah fleksura (aksilla, infra mamma,umbilicus, intergluteal, paha), badan (petaloid, pitiriasiform) dan generalisata(eritroderma, eritroderma eksoliatif), retroaurikula, telinga, dan dibawah buah dada. 3. EPIDEMIOLOGI - dapat dialami oleh semua ras. - Penyakit ini dapat menyerang bayi ataupun pada orang dewasa. - Dermatitis seboroik pada bayi terjadi pada umur bulan-bulan pertama - jarang pada usia sebelum akil balik - insidensnya mencapai puncaknya pada umur 18-40 tahun, kadang-kadang pada umur tua. 4. FAKTOR RESIKO

Upload: lili-suriani

Post on 13-Aug-2015

93 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dermatitis Seboroik Rangkuman

DERMATITIS SEBOROIK

1. DEFINISI Dermatitis seboroika adalah peradangan kulit pada daerah yang banyak mengandung kelenjar sebasea

(Siregar, 2005). Istilah dermatitis seboroik (D.S.) dipakai untuk segolongan kelainan kulit yang didasari oleh faktor konstitusi

dan bertempat predileksi di tempat-tempat seboroik. Seborrhea disebut pula dengan Dermatitis seboroik yaitu kelainan kulit berupa peradangan superfisial dengan

papuloskuamosa yang kronik dengan tempat predileksi di daerah-daerah seboroik yakni daerah yang kaya akan kelenjar sebasea, seperti pada kulit kepala, alis, kelopak mata, naso labial, bibir, telinga, dada, axilla, umbilikus, selangkangan dan glutea. Pada dermatitis seboroik didapatkan kelainan kulit yang berupa eritem, edema, serta skuama yang kering atau berminyak dan berwarna kuning kecoklatan dalam berbagai ukuran disertai adanya krusta.

2. PREDILEKSIPada daerah berambut karena banyak kelenjar sebasea, ialah :

a. Bayi

Ada 3 bentuk, yaitu cradle cap, glabrous (daerah lipatan dan tengkuk) dan generalisata (penyakit Leiner)

yang terbagi menjadi familial dan non-familial.

b. Orang dewasa

Berdasarkan daerah lesinya DS terjadi pada kulit kepala (pitiriasis sika daninflamasi), wajah (blefaritis

marginal, konjungtivitis, pada daerah lipatan/ sulcusnasolabial, area jenggot, dahi, alis), daerah fleksura

(aksilla, infra mamma,umbilicus, intergluteal, paha), badan (petaloid, pitiriasiform) dan

generalisata(eritroderma, eritroderma eksoliatif), retroaurikula, telinga, dan dibawah buah dada.

3. EPIDEMIOLOGI- dapat dialami oleh semua ras. - Penyakit ini dapat menyerang bayi ataupun pada orang dewasa.- Dermatitis seboroik pada bayi terjadi pada umur bulan-bulan pertama- jarang pada usia sebelum akil balik- insidensnya mencapai puncaknya pada umur 18-40 tahun, kadang-kadang pada umur tua.

4. FAKTOR RESIKO- Terjadinya dermatitis seboroik pada pasien AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) mempunyai

prevalensi yang tinggi sampai 85 %.- lebih sering terjadi pada pria daripada wanita

5. ETIOLOGI Penyebab Dermatitis Seboroik hingga kini belum diketahui. Faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab Dermatitis Seboroik, antara lain: infeksi jamur Malassezia ovale, faktor imunologi, iklim, genetik, lingkungan, hormonal, dan aktifitas kelenjar sebasea yang berlebihan. Selain itu, beberapa obat-obat tertentu diduga memicu terjadinya Dermatitis Seboroik, seperti: auranofin, aurothioglucose, buspirone, chlorpromazine, cimetidine, ethionamide, griseofulvin, haloperidol, interferon alfa, lithium, methoxsalen, methyldopa, phenothiazines, psoralens, stanozolol, thiothixene, dan trioxsalen (Samuel Selden, MD)

6. GEJALA KLINIS Bayi

- Dermatitis seboroik yang pada infantil terjadi pada tahun pertama kehidupan, biasanya muncul usia 3-14 minggu, membaik secara spontan pada usia 8-12 bulan.

Page 2: Dermatitis Seboroik Rangkuman

- Pada bayi ada 3 bentuk, yaitu cradle cap (skuama-skuama yang kekuningan dan kumpulan debris-debris epitel yang lekat pada kulit skalp), glabrous (daerah lipatan dan tengkuk) dan generalisata (penyakit Leiner) yang terbagi menjadi familial dan non-familial.

- Lesi bisa terbatas di skalp namun dapat meluas ke regio lain, antara lain : bagian tengah wajah(dahi, alis, hidung, bagian belakang kepala), area retroauricular, dada, leher, daerah anogenital dan lipatan badan.

- Regio frontal dan parietal kulit kepala ditutupi dengan kulit yang berminyak dan tebal, sering terdapat kerak-kerak yang pecah (crusta lactea or “milk crust”), biasanya tanpa dasar yang merah.

- Kelainan kulit dapat disertai gatal ataupun tidak, tetapi berlebihan menggaruk dapat menyebabkan peradangan, infeksi ringan atau perdarahan.

- Leiner’s Disease atau disebut juga erythroderma desquamativum merupakan kelainan kulit dengan gangguan sistem imun yang terjadi pada bayi baru lahir dan ditandai oleh dermatitis seboroik generalisata, diare berulang, infeksi lokal pada kulit, anemia dan kegagalan untuk berkembang, sehingga bayi dengan gejala-gejala ini harus dievaluasi. Erythroderma desquamativum (Leiner’s Disease) merupakan komplikasi dermatitis seboroik pada bayi (dermatitis seborrhoides infantum). Kelainan kulit pada Leiner’s Disease berupa eritema universal disertai skuama yang kasar pada daerah kulit kepala, wajah. Sangat cepat menyebar ke bagian lain dari tubuh

Dewasa Berdasarkan daerah lesinya DS terjadi pada kulit kepala (pitiriasis sika dan inflamasi), wajah (blefaritis marginal, konjungtivitis, pada daerah lipatan nasolabial, area jenggot, dahi, alis), daerah fleksura (aksilla, infra mamma, umbilicus, intergluteal, paha), badan (petaloid, pitiriasiform) dan generalisata (eritroderma, eritroderma eksoliatif).

Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan batasnya agak kurang tegas.D.S. yang ringan

1. Rambut pada tempat tersebut mempunyai kecenderungan rontok walaupun jarang ditemui, mulai dibagian vertex dan frontal. Tidak jelas apakah dermatitis seboroik menyebabkan rambut rontok permanen, meskipun peradangan melibatkan folikel rambut.

2. skuama-skuama yang halus3. mulai sebagai bercak kecil yang kemudian mengenai seluruh kulit kepala dengan skuama-skuama yang

halus dan kasar. Kelainan tersebut disebut pitiriasis sika (ketombe, dandruff).4. Bentuk yang berminyak disebut pitiriasis steatoides yang dapat disertai eritema dan krusta-krusta

yang tebal.5. Pada daerah pipi, hidung, dan dahi kelainan dapat berupa papul-papul.

D.S. dengan bentuk yang berat

1. Adanya bercak-bercak yang berskuama dan berminyak disertai eksudasi dan krusta tebal. Sering meluas ke dahi, glabela, telinga posaurikular dan leher.

2. Pada daerah dahi tersebut, batasnya sering cembung.

D.S dengan bentuk yang lebih berat lagi

1. seluruh kepala tertutup oleh krusta-krusta yang kotor dan berbau tidak sedap.

2. Pada daerah supraorbital, skuama-skuama halus dapat terlihat di alis mata, kulit dibawahnya eritematosa dan gatal, disertai bercak-bercak skuama kekuningan,

3. Dapat terjadi pula blefaritis, yakni pinggir kelopak mata merah disertai skuama-skuama halus.

4. Pada bayi, skuama-skuama yang kekuningan dan kumpulan debris-debris epitel yang lekat pada kulit kepala disebut cradle cap.

Page 3: Dermatitis Seboroik Rangkuman

Pada daerah supraorbital, skuama-skuama halus dapat terlihat di alis mata, kulit di bawahnya eritematosa dan gatal, disertai bercak-bercak skuama kekuningan, dapat terjadi pula blefaritis, yakni pinggir kelopak mata merah disertai skuama-skuama halus.

Pada tepi bibir bias kemerahan dan berbintik-bintik (marginal blefaritis). Daerah konjungtiva pada saat bersamaan juga dapat terkena. Lipatannya dapat berwarna kekuningan,

dengan kerak, dengan batas yang tidak jelas. Area glabela juga terkena, disana juga mungkin terdapat kerak pada kerutan mata yang berwarna

kemerahan. Lipatan bibir mungkin terdapat perubahan warna berupa kerak yang kekuningan atau kemerahan, kadang-

kadang dengan lubang-lubang. Pada pria, radang folikel rambut pada kumis juga bisa terjadi Liang telinga luar, lipatan nasolabial, daerah sterna, areola mamae, lipatan di bawah mamae pada wanita,

interskapular, umbilicus, lipat paha, dan daerah anogenital. Pada daerah pipi, hidung, dan dahi, kelainan dapat berupa papul-papul.

Pada telinga, dermatitis seboroik sering disalahartikan dengan radang daun telinga ayng disebabkan oleh jamur (otomikosis). Disana terdapat kulit terkelupas pada lubang telinga, dan disekitar meatus auditivus, dan depan daun telinga. Pada daerah ini kulit biasanya berubah menjadi kemerahan, dengan lubang-lubang dan bengkak. Eksudasi serosa, pembengkakan pada telinga dan daerah sekitarnya.

pada wajah juga bisa berbentuk erupsi popular pada pipi, hidung dan dahi. Kemerahan yang tampakpada area alar-malar disebut dyssebacea. Sodium sulfacetamide, bisa digunakan pada 10% krim yang cocok diantaranya desonide (Tridesilon), hamper menajdi pengobatan yang spesifik untuk dyssebacea.

Pada bibir dan mukosa tidak biasanya terkena, tapi kadang-kadang terdapat perubahan pada bibir, yang disebut cheilits exfoliativa. Tampak bibir berwarna merha terang, kering, terkelupas, dan berlobang.

Lipat paha dan bokong, dimana terlihat seperti kurap, psoariasis, atau jamuran. Gambarannya terlihat seperti kulit terkelupas pada keduanya dan simetris. Pada lokasi ini lobang-lobang dapat ditemukan dan mungkin juga terdapat garis psoariformis dengan kulit kering pada beberapa kasus.

7. DIAGNOSA BANDINGGambaran klinis yang khas pada D.S. ialah skuama yang berminyak dan kekuningan dan berlokasi ditempat-tempat seboroik.a. Psoriasis

Kelainan kulit pada psoriasis berupa eritema sirkumskrip dan merata dengan skuama berlapis, kasar , berwarna putih seperti mika dan disertai dengan Auspitz sedangkan pada dermatitis seboroik eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan, batasnya agak kurang jelas. Skuama pada psoriasis jika dicoba dilepas akan mungkin berdarah tetapi skuama pada dermatitis seboroik dengan sangat mudah dilepas. Tempat predileksinya pun berbeda , predileksi psoriasis antara lain skalp, perbatasan skalp dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku dan lutut, dan daerah lumbosakral, sedangkan predileksi dermatitis seboroik di : skalp, dahi, pipi, hidung. Tempat lain yang mungkin : liang telingan luar, lipatan nasolabial, daerah sternum, areola mame, lipatan dibawah mame pada wanita, interskapular, umbilicus, lipat paha, dan daerah anogenital. Psoriasis biasanya melibatkan kuku, disamping menimbulkan kelainan pada kulit, psoriasis dapat pula menyebabkan kelainan pada sendi walaupun jarang. Pada dermatitis seboroik rasa gatal akan muncul jika sudah berat sedangkan pada psoriasis gatal sudah dirasakan dari awal penyakit.

b. Kandidosis Kutis

Dermatitis seboroik dapat menyerupai kandidosis kutis pada lipat paha, lipatan payudara, dan umbilikus

dengan gambaran bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan eritematosa sedangkan pada dermatitis

seboroik eritema dan skuama berminyak dan agak kekuningan, batasnya agak kurang jelas. Pada kandidosis ,

Lesi dikelilingi oleh satelit berupa vesikel - vesikel dan pustul – pustul yang kecil atau bula yang bila pecah

Page 4: Dermatitis Seboroik Rangkuman

meningalkan daerah yang erosif dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer. Dermatitis

seboroik dan kandidosis intertriginosa juga dapat dibedakan pada tempat predileksinya. Predileksi dermatitis

seboroik terdapat pada bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar sebasea yaitu daerah kepala, wajah dan

badan bagian atas.

Sedangkan predileksi kandidosis intertriginosa selain pada lipat paha, lipatan payudara dan umbilikus, juga

terdapat ada lipatan kulit ketiak, intergluteal, antara jari tangan atau kaki, glands penis dan

umbilikus.Keluhan gatal yang lebih menonjol dapat mendukung diagnosis kandidosis intertriginosa.

c. Rosasea

Rosasea memiliki kesamaan dengan dermatitis seboroik karena dapat menghasilkan eritema wajah

menyerupai dermatitis seboroik. 12Tempat predileksi rosasea adalah di sentral wajah, yaitu hidung, pipi,

dagu, dahi, dan alis, terkadang meluas ke leher bahkan pergelangan tangan atau kaki. Sedangkan dermatitis

seboroik terdapat pada tempat sebore, dengan skuama yang berminyak dan agak gatal. Kelaianan kulit pada

rosasea adalah eritema, telangiektasia, papul, edema, dan pustul. Adanya eritema dan telangiektasia yang

persisten pada setiap episode merupakan gejala khas rosasea. Lesi umumnya simetris.

8. PEMERIKSAAN PENUNJANGHistilogi Gambaran histopatologi pada dermatitis seboroik bervariasi sesuai dengan tahap penyakit. Pada dermatitis seboroik akut dan subakut terdapat : infiltrat ringan perivaskular superfisial , terdiri

dari sel limfohistiosit kadang-kadang disertai neutrofil; edema ringan pada papila dermis; adanya fokus spongiosis pada infundibulum dan epidermis; serta mound parakeratosis dengan globus kecil plasma pada bibir muara dan diantara muara infundibulum.tersebar superficial infiltrat perivascular dari limfosit dan histiosit, dari spongiosis yang ringan sampai yang berat, hiperplasia bentuk psoriasis ringan, Pinkus’s “spurting papilla” hampir sering terlihat sebgai ciri khas dari dermatitis seboroik sama seperti psoariasis, tetapi abses Munro tidak ada. Penyumbatan folikel oleh karena orthokeratosis dan parakeratosis dan kerak-kerak yang mengandung neutrofil

Pada dermatitis seboroik yang kronis terdapat dilatasi pembuluh darah kapiler dan vena pada plexus superficial.

Gambaran histopatologis dermatitis seboroik pada AIDS berbeda dengan dermatitis seboroik biasa, keratinosit yang nekrosis, kerusakan setempat dari dermoepidermal oleh kelompok sel limfoid dan jarang ditemukan spongiosis. Pada dermis tampak banyak pembuluh darah dengan dinding yang menebal, banyak ditemukan sel plasma.

9. DIAGNOSADiagnosis dermatitis seboroikdapat ditegakkan berdasarkan :a. Kelainan kulit yang terdiri dari eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan batasnya agak

kurang tegas (skuama dapat halus atau kasar)b. Predileksi dermatitis seboroik terdapat pada bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar sebasea (kelenjar

minyak) yaitu daerah kepala (kulit kepala, telinga bagian luar, saluran telinga, kulit di belakang telinga), wajah (alis mata, kelopak mata, glabellla, lipatan nasolabial, dagu), badan bagian atas (daerah presternum, daerah interskapula, areolla mammae, umbilikus, lipatan paha, daerah anogenital) .

10. PENATALAKSANAANNon medikamentosa

1. Ajari pasien tentang pengendalian daripada pengobatan dermatitis seboroik

Page 5: Dermatitis Seboroik Rangkuman

2. Tekankan tentang pentingnya membiarkan sampo medikasi sedikitnya 5-10 menit sebelum membilas

3. Ajari tentang menggunakan kortikosteroid topikal seperlunya untuk mengendalikan eritema, skuama, atau

rasa gatal

Medikamentosa a. Sistemik

- Kortikosteorid digunakan pada bentuk yang berat, dosis prednison 20-30 mg sehari. Jika telah ada perbaikan, dosis diturunkan perlahan-lahan. Kalau disertai infeksi sekunder diberi anti biotik.

- Isotretinoin dapat digunakan pada kasus rekalsitran. Efeknya mengurangi aktivitas kelenjar sebasea. Ukuran kelenjar tersebut dapat dikurangi sampai 90%, akibatnya terjadi pengurangan produksi sebum. Dosisnya 0,1-0,3 mg per kg berat badan per hari, perbaikan tampak setelah empat minggu. Sesudah itu diberikan dosis pemeliharaan 5-10 mg per hari selama beberapa tahun yang ternyata efektif untuk mengontrol penyakitnya.

- Pada dermatitis seboroik yang parah juga dapat diobati dengan narrow band UVB (TL-1) yang cukup aman dan efektif. Setelah pemberian terapi 3 x seminggu selama 8 minggu, sebagian besar penderita mengalami perbaikan.

- Data tentang efektivitas agen anti jamur sistemik untuk dermatitis seboroik terbatas. Bila pada sediaan langsung terdapat pityrosporum ovale yang banyak dapat diberikan ketokonazol, dosisnya 200 mg per hari selama 1 – 3 minggu. Selain itu oral antijamur itrakonazol dengan dosis 200 mg per hari selama 1 minggu tampaknya menjadi pilihan ketika dermatitis seboroik menyebar secara luas, tahan terhadap preparat topikal, atau ketika mempengaruhi masalah psikologis yang dapat mengubah gaya hidup pasien. Efek anti peradangan dan aktivitas antifungi terhadap Malassezia menunjukkan bahwa itraconazole oral akan menjadi pengobatan lini pertama pilihan oral untuk dermatitis seboroik di masa depan. Itrakonazol adalah anti jamur yang lipofilik dan keratinofilik sistemik. Obat ini tidak memiliki potensi yang sama untuk menyebabkan hepatotoksisitas sebagai ketokonazol dan mungkin, karena itu, menjadi alternatif yang lebih aman untuk pasien yang memerlukan pengobatan oral,walaupun begitu harus dipertimbangkan dengan cermat dalam merencanakan pengobatan untuk kondisi kronis seperti dermatitis seboroik

b. Topical - Anti-Inflamasi (imunomodulator)

Tacrolimus dan pimecrolimus termasuk imunomodulator topikal nonkortikosteroid. Cara kerjanya mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Inhibitor kalsineurin topikal ini mengerahkan efek anti-inflamasi oleh limfosit T menghambat aktivasi dan proliferasi, juga menunjukkan sifat anti-jamur dan anti-inflamasi tanpa resiko atrofi kutaneus yang berhubungan dengan topikal steroids. Dan mungkin menjadi alternatif yang tepat untuk untuk dermatitis seboroik dengan kortikosteroid karena tidak memiliki efek samping jangka panjang.

- KeratolitikKeratolitik yang secara luas dipakai untuk dermatitis seboroik adalah tar, asam salisilat dan shampo zinc pyrithion. Zinc pyrithion memiliki sifat keratolitik non spesific dan antijamur dan dapat diterapkan dua atau tiga kali per minggu. Pasien harus meninggalkan ini sampo pada rambut selama paling sedikit lima menit untuk memastikan bahwa shampo mencapai kulit kepala. Pasien juga dapat menggunakannya di tempat lain yang terkena dampak, misalnya wajah.

- Antijamur TopikalAntijamur topikal merupakan andalan pengobatan dermatitis seboroik. Dipelajari dengan baik agen termasuk ketokonazol, bifonazole, dan ciclopiroxolamine (juga disebut ciclopirox), yang tersedia dalam formulasi yang berbeda seperti krim, gel, busa, dan shampoo. Krim ketokonazol 2% dapat diaplikasikan,

Page 6: Dermatitis Seboroik Rangkuman

bila pada sediaan langsung terdapat banyak pityrosporum ovale. Penggunaan intermiten ketokonazol dapat mempertahankan remisi. Tidak ada efek samping dalam penggunan antijamur topikal.

- Kortikosteroid TopikalKortikosteroid topikal bermanfaat dalam pengobatan jangka pendek terutama untuk mengontrol eritema dan gatal, misalnya krim hidrokortison 2 1/2 %. Pada kasus inflamasi yang berat dapat dipakai kortikosteroid yang lebih kuat, misalnya betametason valerat, asalkan jangan dipakai terlalu lama karena dapat terjadi atrofi kulit dan hipertrikosis dalam penggunaan kortikosteroid jangka panjang.

- Preparat Selenium SulfidaPada pitiriasis sika dan oleosa ,gunakan seminggu 2 – 3 kali pada kulit kepala dikeramasi selama 5 – 15 menit, misalnya dengan selenium sulfide (selsun).

- Obat topikal lain yang dapat dipakai : Ter, misalnya likuor karbonas detergens 2 – 5 % atau krim pragmatar Resorsin 1 – 3 % Sulfur Praesipitatum 4 – 20 %, dapat digabung dengan asam salisilat 3 – 6 %

c. Skuama yang melekat pada bayi dapat diberikan minyak mineral hangat, dibiarkan 8-12 jam, kemudian skuama dilepas dengan sikat halus, lalu dilanjutkan dengan sampo yang tepat. Sampo ketokonazol merupakan pengobatan yang aman dan berkhasiat untuk bayi dengan cradle cap. Menggunakan sampo ringan dan lembut memijat kulit kepala akan membantu menghilangkan skuama. Dermatitis Seboroik yang sudah melampaui kulit kepala, obat topikal seperti krim antijamur atau kortikosteroid ringan diperlukan, contohnya hidrokortison 1%. Untuk kasus yang parah pemberian kortikosteroid topikal perlu dibatasi karena mungkin terjadi penyerapan sistemik.

11. PROGNOSISSeperti telah dijelaskan pada sebagian kasus yang mempunyai faktor konstitusi penyakit ini agak sukar disembuhkan, meskipun terkontrol. Prognosis Eritroderma Desquamativum (Penyakit Leiner) pada bayi tidak terlalu baik kecuali perawatan intensif yang tepat dan perawatan kulit disediakan. Telah dilaporkan pada beberapa pasien cacat dalam fungsi leukosit (kemotaksis) dan C5 inhibitor.

Gambaran klinis dan perjalanan penyakit dari dermatitis seboroik berbeda pada bayi dan orang dewasa.

A. Dermatitis seboroik pada bayi (usia 2 minggu – 10 minggu) 3

Penyakit ini terjadi pada bayi didominasi pada bulan-bulan pertama kehidupan sebagai penyakit inflamasi

yang terutama mempengaruhi rambut dan kulit kepala dengan lipatan intertriginosa berminyak yang

disertai sisik dan kerak. Daerah lainnya seperti wajah, dada, dan leher juga dapat terpengaruh.

1. Pada kepala (kulit kepala daerah frontal dan parietal) khas disebut cradle crap, dengan krusta tebal,

pecah-pecah dan berminyak tanpa ada dasar kemerahan dan kurang / tidak gatal

2. Pada lokasi lain seperti lipatan belakang telinga, pinna telinga, dan leher, lesi tampak kemerahan atau

merah kekuningan yang tertutup dengan skuama yang berminyak, kurang / tidak gatal.

Perjalanan penyakit ini pada bayi biasanya berlanjut mingguan sampai bulanan. Kekambuhan jarang

terjadi. Dan prognosis penyakit ini pada bayi adalah baik.

Page 7: Dermatitis Seboroik Rangkuman

Differensial diagnosis dari dermatitis seboroik pada bayi termasuk didalamnya dermatitis atopik (yang

biasanya dimulai setelah bulan ketiga kehidupan), psoriasis pada bayi baru lahir, penyakit yang jarang

seperti skabies dan histiositosis X. Yang paling baik untuk membedakan ciri antara dermatitis atopik

dengan dermatitis seboroik adalah

Erythroderma desquamativum (Leiner’s disease) 3

Komplikasi dari dermatitis pada bayi ini pertama kali dijelaskan oleh Leiner pada tahun 1908 dimana

waktu itu penyakit ini ditemukan pada bayi yang baru lahir dan pada saat perwatan di rumah sakit dari

umur bayi 6 sapai 20 minggu yang terlihat sebagai dermatitis exfoliativa pada seluruh tubuh dengan tanda

kemerahan dan kulit yang terkelupas, biasanya sama seperti beberapa type dari dermatitis seboroik.

Penyakit ini biasanya dimulai dari bagian sekitar anus dan daerah ketiak, lalu terlihat kulit terkelupas, area

intertriginosa, leher, dan ekstremitas. Awal mulanya ditemukan infalmasi kemerahan yang menyebar, yang

meliputi seluruh tubuh. Semakin lama kulit akan diliputi tumpukan kulit kering yang berwarna putih keabu-

abuan. Pada faktanya, dalam proses yang terjadi akan terjadi exfoliasi umum, dan penipisan dari kulit. Kulit

kepala selalu terlihat krusta tipis dan kulit yang hancur. Terdapat pembesaran kelenjar.

Menyerang pada bayi yang baru lahir yang kebanyakan ditemukan pada masyarakat yang miskin. Diare,

muntah, dan infeksi berkelanjutan pasti akan terjadi.

B. Dermatitis seboroik pada dewasa (pada usia pubertas, rata-rata pada usia 18-40 tahun, dapat pada usia

tua) 3

Gambaran klinis dan perjalanan dari penyakit ini berbeda antara remaja dan bayi.

1. Umumnya gatal

2. Pada area seboroik berupa makula atau plakat, folikular, perifolikular, atau papulae kemerahan atau

kekuningan, dengan derajat ringan sampai berat, inflamasi, skuama dan krusta tipis sampai tebal yang

kering, basah atau berminyak.

3. Bersifat kronis dan mudah kambuh, sering berkaitan dengan kelelahan stress,atau

paparan sinar matahari.

Perjalanan penyakit biasanya berlangsung dalam waktu yang lama. Periode perbaikan pada musim panas

dan kambuh kembali pada musim dingin. Pembesaran lesi dapat terjadi sebagai akibat dari perubahan

musim terutama efek dari paparan sinar matahari.

,,,,,,,,,

Page 8: Dermatitis Seboroik Rangkuman

PENATALAKSANAAN TERAPI

Untuk penatalaksanaan terapi dandruff atau ketombe, dapat digunakan bahan aktif obat sebagai berikut :

a. Zinc Pyrithione

Farmakologis

Zinc Pyrithione merupakan agen anti bakteri dan anti jamur serta agen yang dapat menekan pertumbuhan lapisan

epidermis (Prawito, 2009). ZPT menghambat pembelahan sel epidermis dan mengurangi kecepatan kematiannya.

ZPT berikatan kuat dengan rambut dan epidermis tetapi tidak terpenetrasi ke dermis sehingga tidak toksik (Nathan,

1998).

Penggunaan

Untuk mengurangi jamur di kulit kepala yang menyebabkan ketombe dan seborrheic dermatitis (Anonim 4, 2009).

Keefektifan penggunaan ZPT sebagai anti ketombe sangat tergantung dari seberapa luas ikatannya dengan rambut

dan epidermis, lama kerja, suhu, konsentrasi serta seringnya pemakaian/pemberian (Nathan, 1998).

Efek samping

Terjadi iritasi ringan pada kulit kepala jika terjadi reaksi hipersensitifitas (sangat jarang).

Kontra indikasi

Tidak dapat diberikan pada pasien hipersensitifitas terhadap ZPT (Nathan, 1998).

Interaksi

Belum diketahui

Dosis

Zinc Pyrithione biasanya digunakan 1-2 %, seperti pada shampo normal satu hingga tiga kali seminggu dan pada

waktu pemakaiannya didiamkan 1-5 menit sebelum dibilas (Prawito, 2009).

Konseling, Informasi dan Edukasi pada Pasien

Apabila terjadi reaksi alergi, hentikan pemakaian dan gunakan shampo anti ketombe lain. Pada beberapa kasus, Zinc

Pyrithione dapat merusak lingkungan (Anonim 7, 2009).

b. Selenium sulfide

Farmakologis

Selenium sulfide, bekerja dengan memperlambat kematian sel kulit dengan cara menghambat pembelahan

mitosis secara langsung (Anonim 4, 2009) dan dapat mengurangi jamur malassezia dengan menghambat

aksinya dan mendesak aktifitas pembelahan sel jamur (Nathan, 1998).

PenggunaanSelenium sulfide digunakan untuk mengatasi gangguan ketombe dan seborrheic dermatitis.

Efek samping

Selenium sulfide aman jika digunakan secara topikal tetapi dapat meninggalkan sisa yang berbau seperti

hidrogen sulfida dan membuat kepala berminyak. Toksik jika digunakan oral (Nathan, 1998).

Kontra indikasi

Page 9: Dermatitis Seboroik Rangkuman

Tidak dapat diberikan pada pasien yang hipersensitifitas terhadap Selenium sulfide, pada ibu hamil dan

menyusui (tetapi bagian produksi memperbolehkan pemakaian pada trimester I kehamilan) serta tidak

direkomendasikan untuk anak-anak dibawah 5 tahun.

Interaksi

Belum diketahui

  Dosis

Selenium sulfide biasanya digunakan dalam konsentrasi 1-2,5%, diberikan satu hingga dua kali seminggu

selama lima hingga sepuluh menit (Prawito, 2009).

Konseling, Informasi dan Edukasi pada Pasien

Selenium sulfide, dapat melunturkan rambut yang diwarnai, jadi pastikan untuk

menggunakannya sesuai petunjuk dan bilas dengan baik setelah keramas (Anonim 4, 2009).

Pewarnaan dan pengeritingan rambut tidak boleh dilakukan paling tidak 2 hari setelah penggunaan shampo

yang mengandung selenium sulfide serta hindari kontak dengan mata pada saat keramas (Nathan, 1998).

c.       Coal tar

      Farmakologis

Tar berfungsi sebagai anti jamur ringan (Prawito, 2009). Mekanisme kerja dari Tar adalah memperlambat kematian

sel kulit dan pengelupasan kulit kepala (Anonim 4, 2009). Tar dapat mencegah dan menghalangi serpihan ketombe

dengan mengganggu formasi dari cairan intraselular, serta dapat mengganggu pengeluaran sebum. Tar juga dapat

berfungsi sebagai anti gatal (Nathan, 1998).

      Penggunaan

Tar membantu mengatasi ketombe, seborrheic dermatitis, dan psoriasis (Anonim 4, 2009).

      Efek samping

Kemungkinan karsinogenik dan mutagenik (Nathan, 1998).

      Kontra indikasi

Tidak dapat diberikan pada pasien yang hipersensitifitas terhadap tar dan turunannya.

      Interaksi

Belum diketahui

      Dosis

      Konsentrasi yang biasanya digunakan antara 0,5-5 % (Prawito, 2009).

      Konseling, Informasi dan Edukasi pada Pasien

Apabila terjadi reaksi alergi, hentikan pemakaian dan gunakan shampo anti ketombe lain.

d.      Ketoconazole

      Farmakologis

Ketoconazole merupakan antimikotik golongan imidazole (Prawito, 2009). Merupakan suatu pilihan jika sampo

dengan kandungan zat aktif anti dandruff lain telah gagal, karena ketoconazole merupakan anti jamur yang

Page 10: Dermatitis Seboroik Rangkuman

mempunyai spektrum sangat luas (Anonim 4, 2009). Mekanisme kerja ketoconazole sebagai anti jamur yaitu

menghambat replikasi dari sel jamur dengan mengganggu sintesis ergosterol yang merupakan komponen vital dari

membran sel jamur (Nathan, 1998).

      Penggunaan

Ketoconazole diindikasikan untuk mengobati infeksi pada kulit, rambut, dan kuku (kecuali kuku kaki) yang

disebabkan oleh dermatofit dan atau ragi (dermatophytosis, onychomycosis, candida perionyxixs, pityriasis

versicolor, pityriasis capitis, pityrosporum, folliculitis, chronic mucocutaneus candidosis (Anonim 12, 2009).

      Efek samping

Pada penggunaan secara topikal terutama pada shampo antiketombe dimana konsentrasi ketoconazole yang

digunakan relatif  kecil, tidak terdapat efek samping yang ditimbulkan dan sangat jarang terjadi iritasi kulit (Nathan

1998)

      Kontra indikasi

Jangan diberikan pada pasien yang hipersensitifitas terhadap ketoconazole. Untuk penggunaan topikal, ketoconazole

dapat diberikan pada wanita hamil (Nathan, 1998) sedangkan dikontraindikasikan jika penggunaan secara oral

(Anonim 12, 2009).

      Interaksi

Pada pemberian peroral ketoconazole tidak boleh diberikan bersama-sama dengan terfenadin, astemizol, cisaprid

dan triazolam ( Anonim 12, 2009). Sedangkan pada penggunaan topikal tidak terjadi interaksi (Nathan, 1998)

      Dosis

Ketoconazole digunakan dalam konsentrasi 1-2% pada shampo anti ketombe, diberikan satu hingga tiga kali

seminggu didiamkan selama 3-5 menit (Prawito, 2009).

      Konseling, Informasi dan Edukasi pada Pasien

Jika terjadi reaksi alergi, hentikan pemakaian.

,,,,,,

Kream urea

CARMED Cream merupakan zat pelembab untuk pengobatan kulit kering. Mengandung zat aktif Urea 10% dalam zat dasar krem dengan NaPCA (Natrium Pidolat), Natrium Laktat dan minyak nabati untuk melembabkan kulit, sehingga efek obat akan optimal. KEGUNAAN OBAT :Cream pelembab dengan kemampuan mengikat kadar air sangat tinggi pada stratum corneum untuk mengobati kasus kulit kering, bersisik, seperti: Ichthyosis dan hyperkeratosis atau kulit bersisik pada kasus setelah berenang, psoriasis, atopik dermatitits.

CARA PEMAKAIAN :Dioleskan 2 kali sehari setelah mandi agar diperoleh efek pengobatan yang optimal, kemudian digosok perlahanlahan pada kulit. Frekuensi pemakaian dapat diturunkan setelah.ada kemajuan/perbaikan. Untuk Hiperkeratosis pada kaki, oleskan krem setelah merendam kaki terlebih dahulu dalam air hangat selama 15 menit dan dikeringkan dengan handuk.

Page 11: Dermatitis Seboroik Rangkuman

Daktarinmiconazole nitrate

KOMPOSISI :

Tiap gram krem atau bedak mengandung 20 mg miconazole nitrate.

KHASIAT :

FarmakodinamikDaktarin mempunyai perpaduan daya antifungi terhadap dermatofit, ragi dan jamur-jamur lainnya dan juga mempunyai daya antibakteri gram positif, Staphylococcus dan Streptococcus spp. Daktarin menghambat biosintesa ergosterol di dalam jamur dan mengubah komposisi komponen-komponen lemak didalam membran, yang menyebabkan nekrosis sel jamur. Daktarin bekerja pada mikosis dengan infeksi sekunder. Daktarin bereaksi terhadap "gatal" yang diakibatkan infeksi dermatofit dan ragi sehingga gejala gatal membaik diikuti kesembuhan gejala yang lain. Farmakokinetik Daktarin krem atau bedak tidak ditemukan dalam darah setelah pemakaian topikal.

Teknik bedah minor Insisi

Insisi adalah sayatan yang dilakukan pada jaringan dengan instrumen yang tajam tanpa melakukan pengangkatan organ atau jaringan tersebut.

Eksisi adalah suatu tindakan pengangkatan massa tumor dan jaringan sehat di sekitarnya atau pengangkatan sebagian dari jaringan dari organ dalam tubuh.

Ekstirpasi adalah tindakan pengangkatan seluruh massa tumor beserta kapsulnya atau pengangkatan seluruh jaringan atau organ yang rusak.

Biopsi adalah pengambilan dan pemeriksaan jaringan dari pasien hidup untuk menentukan diagnosis.

Enukleasi merupakan suatu proses dimana dilakukan pembuangan total dari lesi Enukleasi adalh pengangkatan organ atau massa utuh lain dari jaringan penyokongnya