denver test.docx
DESCRIPTION
DENVER TESTTRANSCRIPT
REFERAT
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DENVER TEST
Disusun oleh :
Dennis Pratama, S.Ked (2006.04.0.0120)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
2012
DENVER TEST
DDST (Denver Developmental Screening Test) adalah salah satu dari
metode screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah
test diagnosa atau test IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang
diperlukan untuk metode screening yang Baik. Test ini dikembangkan pada 6
tahun pertama kehidupan anak, dengan penekanan pada 2 tahun pertama
mudah dan cepat (15-20menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas
yang baik.
“Denver scale” adalah test screening untuk masalah kognitif dan
perilaku pada anak pra sekolah. Test ini dikembangkan wlliam K. Frankenburg
(yang mengenalkan pertama kali) dan J.B.Doods pada tahun 1967. DDST
dipublikasikan oleh Denver Developmental Material, Inc., di Denver, Colorado.
DDST merefleksikan persentase kelompok anak usia tertentu yang dapat
menampilkan tugas perkembangan tertentu. Test ini dapat dilakukan oleh
dokter spesialis, tenaga profesional kesehatan lainnya, atau tenaga
professional kesehatan dalam layanan social. Dalam perkembangan lainnya
DDST mengalami beberapa kali revisi. Revisi terakhir adalah Denver II yang
merupakan hasil revisi dan standarisasi dari DDST dan DDST-R (revised
denver developmental screening test). Perbedaaan denver II dengan
screening terdahulu terletak pada item-item test, bentuk, interprestasi dan
rujukan.
Pembahasan mengenai DDST dalam sejarahnya tidak terlepas dari
denver developmental material. Denver developmental material bermanfaat
bagi petugas kesehatan yang memberi perawatan langsung pada anak.
Dengan prosedur yang sederhana dan cepat, metoda ini dapat digunakan
oleh tenaga professional maupun paraprofessional. Prosedur tersebut
dirancang untuk perkembangan anak yang optimal sejak lahir hingga usia 6
tahun melalui panduan dan identifikasi yang memerlukan evaluasi tambahan.
Materi pokok, yakni PDQ II, apparent answered questionnaire, dan the denver
II, merupakan program surveilans perkembangan yang tepat untuk situasi
ketika waktu yang tersedia sempit.
MANFAAT
Penyimpangan perkembangan pada bayi dan anak usia dini sering kali
sulit dideteksi dengan pemeriksaan fisik rutin. DDST dikembangkan untuk
membantu petugas kesehatan dalam mendeteksi perkembangan anak usia
dini.
Menurut study yang dilakukan oleh The public health agency of Canada,
DDST adalah metode test yang paling banyak digunakan untuk masalah
perkembangan anak.
Denver II dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain :
1. Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usianya
2. Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat
3. Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukan gejala
kemungkinan adanya kelainan perkembangan
4. Memastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan
5. Memantau anak yang beresiko mengalami kelainan perkembangan
Perkembangan Menurut DDST II
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih,
1997).
Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver
Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental
Screening Test (DDST-R). Adalah salah satu dari metode skrining terhadap
kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu
yang dibutuhkan 15-20 menit.
Aspek Perkembangan yang dinilai
• Terdiri dari 125 tugas perkembangan.
• Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas
• Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai :
a. Personal Social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
Language (bahasa).
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah
dan berbicara spontan.
c. Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
Cara menghitung usia anak
Telah disebutkan di awal bahwa penerapan DDST ditunjukan untuk menilai
perkembangan anak berdasarkan usianya. Dengan demikian, sebelum
melakukan test ini, terlebih dahulu kita harus mengetahui usia anak tersebut.
Untuk menghitung usia anak, kita dapat mengikuti langkah-langkah berikut
a. Tulis tanggal, bulan, dan tahun dilaksanakan test
b. Kurangi dengan cara bersusun tanggal, bulan, dan tahun kelahiran anak
c. Jika jumlah hari yang dikurangi lebih besar, ambil jumlah hari yang sesuai
dari angka bulan didepannya
d. Hasilnya adalah usia anak dalam tahun,bulan, dan hari
e. Ubah usia anak ke dalam satuan bulan jika perlu
f. Jika pada saat pemeriksaan usia anak dibawah 2 tahun, anak lahir kurang
dari 2 minggu atau lebih dari HPL, lakukan penyesuaian prematuritas dengan
cara mengurangi umur anak dengan jumlah minggu tersebut
Contoh :
Rumus menghitung umur anak (pelaksanaan tugas)
Rumus : umur = tanggal pada waktu test dikurangi tanggal lahir
Tanggal test : 1990 3 13
Tanggal lahir : 1989 1 5
Umur : 1 2 8
Alat yang digunakan
a. Alat peraga :
benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan, peralatan gosok
gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil,
kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia
kronologis anak saat diperiksa).
b. Lembar formulir DDST II
Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes
dan cara penilaiannya.
Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:
a) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia :
• 3-6 bulan
• 9-12 bulan
• 18-24 bulan
• 3 tahun
• 4 tahun
• 5 tahun
b) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi
diagnostik yang lengkap.
Pelaksanaan test
Penting untuk anak :
• Dibutuhkan kerjasama yang aktif dan anak sehingga anak harus merasa
aman dan senang
• Anak tidak sedang sakit
• Anak tidak ngantuk, lapar,huas, sedang marah, rewel
• Ruangan cukup luas, cukup ventilasi dan kesan menyenangkan bagi anak
• Ajak anak bermain
Penting untuk orang tua:
• Diberitahu bahwa ini bukan test IQ
• Beritahu tujuan test
• Beritahu ortu bahwa pemeriksaan tidak mengharapkan anak dapat
melakukan semua tugas yang diberikan kepada anak Penting untuk
pelaksana test
a. Item-item test sebaiknya disajikan secara fleksibel. Akan tetapi lebih
dianjurkan mengukuti petunjuk berikut :
• Item yang kurang memerlukan keaktifan anak sebaiknya didahulukan,
misalnya sektor personal-sosial, baru kemudian dilanjutkan dengan sector
motorik halus-adaptif
• Item yang lebih mudah didahulukan. Berikan pujian pada anak jika ia dapat
menyelesaikan tugas dengan baik, juga saat ini mampu menyelesaikan tetapi
kurang tepat. Ini ditunjukan agar anak tidak segan untuk menjalani test
berikutnya
• Item dengan alat yang sama sebaiknya dilakukan secara berurutan agar
penggunaan watu agar lebih efesien
• Hanya alat-alat yang akan digunakan saja yang diletakan diatas meja
• Pelaksanaan test untuk semua sector dimulai dari item yang terletak di
sebelah kiri garis umur, lalu dilanjutkan ke item di sebelah kanan garis umur
b. Jumlah item yang dinilai tergantung pada lama waktu tersedia, yang
terpenting pelaksanaanya mengacu pada tujuan test, yaitu mengidentifikasi
perkembangan anak dan menentukan kemampuan anak yang relatif lebih
tinggi
Cara pengukuran :
a. Tentukan umur anak pada saat pemeriksaan
b. Tarik garik pada lembar DDST II sesuai dengtanumur yang telah ditentukan
c. Lakukan pengukuran pada anak tiap komponen dengan batasan garis yang
ada milai dari motorik kasar, bahasa, motorik halus, dan personal social
d. Tentuka hasil penilaian apakah normal, meragukan dan abnormal
e. Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan
diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu
tahun.
f. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika
sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
g. Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal
tugas perkembangan pada formulir DDST.
h. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa
yang F
i. Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal,
Meragukan dan tidak dapat dites.
Abnormal
Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebihBila
dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1
sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama
tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis
vertikal usia
meragukan Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih
Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor
yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis
vertikal usia.
Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau
meragukan.
Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.
Pada anak-anak yang lahir prematur,usia disesuaikan hanya sampai anak
usia 2 tahun
Cara penilaian
Cara melakukan penilaian DDST, peneliti menentukan usia anak, kemudian
menarik garis usia pada lembar DDST sesuai dengan usia anak. Dilakukan
tes pada keempat sektor yang dimulai dari item pada sebelah kiri garis usia,
kemudian mulai dilakukan pemeriksaan pada keempat sektor yaitu personal
sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar.
Setelah dilakukan tes, dilakukan penilaian, apakah Lulus (Passed = P), gagal
tetapi belum melampaui batas umur (Fail = F), gagal karena sudah melampaui
batas umur (Delay = D) ataukah anak tidak mendapatkan kesempatan tugas
atau anak menolak melakukan tugas (No opportunity = NO). Setelah itu
dihitung pada masing-masing sector, berapa yang P, F, dan D,
Penilaian test prilaku
Penilaian prilaku dilakukan setelah test selesai. Dengan mengguanakan skala
pada lembar test, penilaian ini dapat membandingkan prilaku anak selama
test dengan prilaku sebelumnya. Kita boleh menanyakan kepada orang tua
atau pengasuh apakah prilaku anak selama test dengan prilaku sebelumnya,
kita boleh menanyakan kepada orang tua atau pengasuh apakag prilaku anak
sehari-hari sama dengan prilakunya saat itu, terkadang anak tengah dalam
kondisi, sakit, atau marah sewaktu menjalani tersebut. Jika demikian test
dapat ditunda dan dilanjutkan pada hari lain saat anak telah kooperatif
Pemberian nilai untuk setiap itemnya
a. L =lulus /lewat (P= pass). Anak dapat melalkukan item dengan baik atau
baik atau orang tua / pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak
dapat menyelesaikan item tersebut (item tertanda L)
b. G= gagal (F=fail). Anak tidak dapat melakukan item dengan baik atau orang
tua / pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak tidak dapat
melakukan item tersebut (khusus yang bertanda L)
c. M = menolah (R=refusal). Anak menolak atau melakukan test untuk item
tersebut. Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak apa
yang harus dilakukanya (khususnya item tanpa tanda L )
d. Tak = tak ada kesempatan (NO opportunity). Anak tidak mempunyai
kesempatan untuk melakukan item kerena ada hambatan (khusus item yang
bertanda L )
Penilaian Peritem
a. Penilaian item “Lebih” (advance) nilai lebih tidak perlu diperhatikan dalam
penilaian test secara keseluruhan (karena biasanya hanya dapat dilakukan
oleh anak yang lebih tua )
b. Penilaian itm “OK“ atau normal. Nilai tidak perlu di perhatikan dalam
penilaian test secara keseluruhan. Nilai OK dapat diberikan pada anak dalam
kondisi berikut
• Anak “gagal” (G) atua “menolak” (M) melakukan tugas untuk item disebelah
kanan garis usia, kondisis ini wajar karena item disebelah kanan garis usia
pada dasarnya merupakan tugas untuk anak yang lebih tua.
• Anak “Lulus” / Lewat (L), “Gagal” (G) atau “Menolak” (M) melakukantugas
untuk item didaerah putih kotak (daerah 25 %-75%). Jika anak lulus, sudah
tentu hal ini dianggap normal
c. Penilaian item P = peringkatan (C=caution)
Nilai “Peringatan” diberikan jika anak “Gagal” (G) atau “Menolak” (M)
melakukan tugas untuk item yang dilalui oleh garis usia pada daerah gelap
kotak (daerah 75% - 90%). Hal ini karena hasil riset menunjukkan bahwa
sebanyak 75% - 90% anak di usia tersebut sudah berhasil (Lulus) melakukan
tugas tersebut. Dengan kata lain, mayoritas anak sudah bisa melaksanakan
tugas dengan baik
d. Penilaian item T= “Terlambar” (D = Delayed).
Nilai “Terlambat” diberikan jika anak “Gagal” (G) atau “Menolak” (M)
melakukan tugas untuk item di sebelah kiri garis usia sebab tugas tersebut
memang ditujukan untuk anak yang lebih muda. Seorang akan seharusnya
mampu melakukan tugas untuk kelompok usia yang lebih muda, yang
tentunya berupa tugas-tugas yang lebih ringan. Jika, tugas untuk anak yang
leblih muda tidak dapat dilakukan atau ditolak, anak tentu akan
mendapatkanpenilaian T (terlambat). Huruf T ditulis di sebelah kanan item
dengan hasil penilaian “Terlambar”. Perlu diperhatikan bahwa ada dua macam
T. Pertama, terlambat karena anak mengalami kegagalan (G). T jenis ini
memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir “Suspek”. Kedua,
terlambat karena anak menolak melaksanakan tugas (M). T jenis ini
memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir “Tak dapat diuji”
e. Penilaian item “Tak ada kesempatan” (No Opportunity). Nilai “Tak” ini tidak
perlu diperhatikan dalam penilaian tes secara keseluruhan. Nilai “Tak ada
kesempatan” diberikan jika anak mendapat skor “Tak” atau tidak ada
kesempatan untuk mencoba atau melakukan Test skrining perkembangan dari
denver.
Petunjuk pemakaian
1. Usahakan anak tersenyum dengan memberikan senyum, berbicara atau
memberikan isyarat, jangan sentuh anak
2. Anak harus melihat tangan beberapa detik
3. Orang tua dapat membantu mengajari menyikat gigi dan menaruh pasta
gigi diatas sikat
4. Anak tidak diharapkan mampu mengikat sepatu atau
mengancingkan/resleting dibelakang
5. Gerakan benang perlahan dalam bentuk suatu lengkungan dari satu sisi ke
sisi yang lain
6. Lulus jika anak mencoba melihat terus dimana benang menyilang, benang
harus dilepaskan dengan cepat dari tangan pemeriksa
7. Lulus jika anak mengambil kismis dengan bagian ibu jari dan jari
8. Menggaris dapat bervariasi hanya 30 derajat
9. Buat kepalan dengan ibu jari yang menunjuk ke atas dan goyangkan hanya
ibu jari, lulus jika anak menirukan dan tidak menggerakan semua jari lain
selain ibu jari
10. Lulus bila menggambar selain bentuk tertutup, gagal dalam pergerakan
yang terus menerus
11. garis mana yang lebih panjang ?(bukan lebih besar). Putar kertas terbaik
dan ulangi (lulus 3 dari 3 atau 5 dari 6)
12. lulus bila garis yang bersilang dekat dengan titik tengah
13. biarkan anak meniru dahulu, dan jika gagal perlihatkan
14. dalam memberikan nilai, setiap pasangan (2 lengan, 2 tungkai dll) dihitung
sebagai satu bagian
15. tempatkan satu kubus dalam gelas dan goyangkan perlahan dekat telinga
anak, tetapi jangan terlihat ulangi dengan telinga lain
16. tunjuk gambar dan minta anak menyebutkannya
17. dengan menggunakan boneka beritahu anak, tunjukan pada saya hidung,
mata,telinga, mulut, tangan, kaki, perut, rambut,
18. dengan menggunakan gambar, tanya kepada anak, yang mana yang
terbang ? berbunyi meong ? berbicara ?
19. tanyakan kepada anak apa yang kamu lakukan jika kamu sedang
kedinginan
20. lulus jika anak secara benar menempatkan dan mengatakan beberapa
bnyak balok pada kertas
Observasi :
Suatu garis digambar dari atas sampai bawah berdasarkan usia anak,
pemeriksa harus menguji masing-masing tonggak yang disilang dengan garis
ini. Setiap tongak mempunyai potongan yang menunjukan presentase
populasi “standar” yang harus mampu melakukan tugas ini. Kegagalan dalam
melakukan suatu hal yang dilalui oleh 90 % anak-anak adalah signifikan, dua
kegagalan dari empat hal utama menunjukan keterlambatan perkembangan,
haruslah diketahui bahwa test ini merupakan alat skrening untuk
keterlambatan perkembangan, tetapi bukan test “intelegensia”
Fungsional anak saat ini memberikan pengertian kedalam karakteristik anak
sekarang. Perkembangan bahasa, motorik, dan sosial anak dan
kematangannya direfleksikan dalam tingkah lakunya sekarang. Tanyakan
pertanyaan “ bagaimana anda melukiskan sifat anak anda sebagai pribadi ?
Contoh kasus perhitungan anak dengan prematur:
An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5
Agustus 2006.
periksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008. Hitung
usia kronologis An. Lula!
Diketahui:
Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006
Tanggal periksa : 1-4-2008
Prematur : 32 minggu
Ditanyakan:
Berapa usia kronologis An. Lula?
Jawab:
2008 – 4 – 1 An. Lula prematur 32 minggu
2006 – 8 – 5 Aterm = 37 minggu
_________ – Maka 37 – 32 = 5 minggu
1 – 7 -26
Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari
atau
1 tahun 8 bulan atau 20 bulan
Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari = 35
hari, sehingga usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah:
1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari
Atau 1 tahun 7 bulan atau 19 bulan
Interpretasi dari nilai Denver II
Advanced
Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis
(dilewati pada kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak
tersebut)
OK
Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis
usia antara persentil ke-25 dan ke-75
Caution
Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia
kronologis di atas atau diantara persentil ke-75 dan ke-90
Delay
Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia
kronologis; penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai
kelambatan, karena alasan untuk menolak mungkin adalah
ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu
Macam Tes Perkembangan
a. Skala Intelegensi Wechsler
untuk anak usia prasekolah dan sekolah
Penggunaan tes ini untuk anak usia prasekolah (4 sampai 6,5 tahun),
merupakan pengembangan dari penggunaan tes ini sebelumnya yaitu untuk
anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa. Tes ini memberikan informasi
diagnostik yang berguna untuk penilaian terhadap perkembangan anak yang
mengalami kesulitan belajar dan retardasi mental.
b. Skala perkembangan menurut Gessel
Tes ini digunakan pada anak mulai usia 4 minggu sampai 6 tahun, yang
bertujuan untuk menetukan tahap kematangan dan kelengkapan kegiatan
suatu sistem yang sedang berkembang. Skala Gessel dibagi dalam 4
kelompok utama yaitu perilaku motorik, perilaku adaptif, perilaku bahasa dan
perilaku sosial.
c. Tes skrining perkembangan menurut Denver
Denver Developmental Screening Test (DDST) merupakan metode skrining
terhadap kelainan perkembangan anak dan bukan merupakan tes diagnostik
atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk
metode skrining yang baik. Tes ini mudah dilakukan dan cepat (15-20 menit)
dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi.
c. Frakenburg melakukan revisi dan restandarisasi kembali terhadap DDST
dan juga tugas perkembangan pada sektor bahasa ditambah, yang kemudian
hasil revisi dari DDST dinamakan Denver II yang mempunyai beberapa
perbaikan yaitu peningkatan 86 % pada sektor bahasa, dua pemeriksaan
untuk artikulasi bahasa, skala umur baru, kategori baru untuk interpretasi
kelainan ringan, skala penilaian tingkah laku, dan materi training yang baru.
Denver juga mengelompokkan tugas perkembangan menjadi empat
aspek, yaitu :
1. Personal Social (kepribadian atau tingkah laku sosial). Yaitu aspek yang
berhubungan dengan kemauan diri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya.
2. Fine Motor Adaptif (gerakan motorik halus). Yaitu aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan
yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-
otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
3. Language (bahasa). Yaitu kemampuan untuk memberikan respon terhadap
suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.
4. Gross Motor (perkembangan motorik kasar). Yaitu aspek yang
berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
PEMBAHASAN
DDST adalah test untuk masalah pada perkembangan anak yang biasa
dilakukan pada masa prasekolah. Test tersebut dikelompokkan empat
kategori yaitu kontak social, keterampilan motorik halus, bahasa, dan
keterampilan motorik kasar dan termasuk barang-barang seperti tersenyum
spontan yang biasa dilakukan untuk anak tiga
Untuk bayi, pengujian sering berfungsi untuk meyakinkan orang tua atau
untuk mengidentifikasi sifat masalah cukup awal diharapkan untuk
memperlakukan mereka. Later in childhood, testing can help delineate
academic and social problems, again, hopefully in time to remedy them.
Kemudian pada masa kanak-kanak, pengujian dapat membantu masalah-
masalah akademik dan sosial menggambarkan, sekali lagi, mudah-mudahan
dalam waktu untuk memperbaiki mereka
DDST dilakukan terhadap anak usia 0 bulan sampai 5 tahun. Pemeriksaan
DDST pada anak yang normal dan anak yan abnormal dapat dilakukan
dengan prosedur sebagai berikut :
Hasil yang dapat disimpulkan yaitu :
a) dengan nilai Keterlambatan (abnormal) apabila terdapat 2 keterlambatan
atau lebih pada 2 sektor, bola dalam satu sector didapat dua keterlambatan
lebih ditmbah satu sector atau lebih tepat satu keterlambatan
b) Meraguakan apabila satu sector terdapat dua keterlambatan atau lebih,
satu sector atau lebih didapatkan satu keterlambatan
c) Dapat juga dengan menentukann ada tidaknya keterlambatan pada
masing-masing sector nila nilai tiap sector atau tidak menyimpulkan gangguan
perkembangan keseluruhan.
KESIMPULAN
DDST (Denver Devplopmant Screening Test) adalah salah satu dari metode
screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test
diagnosa atau test IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan
untuk metode screening yang Baik. Test ini mudah dan cepat (15-20menit),
dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang baik.
“Denver scale” adalah test screening untuk masalah kognitif dan perilaku pada
anak pra sekolah. Test ini dikembangkan wlliam K. Frankenburg (yang
mengenalkan pertama kali) dan J.B.Doods pada tahun 1967. DDST
dipublikasikan oleh Denver Developmental Material, Inc., di Denver, Colorado.
DDST merefleksikan persentase kelompok anak usia tertentu yang dapat
menampilkan tugas perkembangan tertentu. Test ini dapat dilakukan oleh
dokter spesialis, tenaga profesional kesehatan lainnya, atau tenaga
professional kesehatan dalam layanan social. Dalam perkembangan lainnya
DDST mengalami beberapa kali revisi. Revisi terakhir adalah Denver II yang
merupakan hasil revisi dan standarisasi dari DDST dan DDST-R (revised
denver developmental screening test). Perbedaaan denver II dengan
screening terdahulu terletak pada item-item test, bentuk, interprestasi dan
rujukan.
DAFTAR PUSTAKA
Franskenburg,William.1973.Denver Development Screnning Test: manual/for
nursing7paramedical personnel.University of Colorado Medical Center
Hidayat, Azis Alimul.2005.Pengantar Ilmu Keperawatan.Jakarta : Salemba
Medika
http://shufriyahsundu1990.blogspot.com/2011/01/normal-0-false-false-false-
en-us-x-none.html/8/2/1011
http://ilmu-ilmukeperawatan.blogspot.com/2011/01/denver-development-
screening-test-ddst.html/8/2/2011