tumbuh kembang dan denver ii

44
PERKEMBANG ANAK DAN DENVER II KONSEP PERKEMBANGAN I. DEFINISI 1. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan. (Soetjiningsih, 1995) 2. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur / fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi. (IDAI, 2002) 3. Perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran terhadap perkembangan emosi, social dan intelektual anak. (Whaley and Wong). II. EPIDEMIOLOGI Masalah perkembangan anak merupakan masalah yang perlu diketahui/dipahami sejak konsepsi hingga dewasa

Upload: tarilegong

Post on 24-Dec-2015

71 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

free download

TRANSCRIPT

Page 1: Tumbuh Kembang Dan Denver II

PERKEMBANG ANAK DAN DENVER II

KONSEP PERKEMBANGAN

I.  DEFINISI

1.     Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan

fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil

dari proses pematangan. (Soetjiningsih, 1995)

2.      Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur / fungsi

tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan

dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi. (IDAI, 2002)

3.     Perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara

bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi

dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran terhadap

perkembangan emosi, social dan intelektual anak. (Whaley and Wong).

II.  EPIDEMIOLOGI

Masalah perkembangan anak merupakan masalah yang perlu

diketahui/dipahami sejak konsepsi hingga dewasa yang menurut WHO sampai

18 tahun, sedang menurut undang-undang kesejahteraan anak RI No 4 tahun

1979 dengan usia 21 tahun sebelum menikah. Beberapa masalah perkembangan

anak yang perlu di jadikan acuan dalam mendeteksian diantaranya : 10% anak

akan mencapai kemampuan pada usia dini, 50% anak akan mencapai

kemampuan kemudian, 75% anak akan mencapai kemampuan lebih kemudian,

90% anak akan sudah harus dapat mencapai kemampuan pada batas usia paling

lambat masih dalam batas normal dan 10% anak dimasukkan dalam kategori

terlambat apabila belum bias mencapai kemampuannya.

( Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1_Hal. 41)

Page 2: Tumbuh Kembang Dan Denver II

III. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG 

a.   Faktor Genetik

      Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitifitas

jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan

tulang, termasuk faktor genetik antara lain berbagai faktor bawaan yang

normal dan patologik, jenis kelamin dan suku bangsa.

b.   Faktor Lingkungan

a.   Faktor lingkungan pada waktu masih di dalam kandungan (faktor

prenatal). Gisi ibu waktu hamil, faktor mekanis, toksin atau zat kimia,

endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas dan anoksia embrio.

b.   Faktor lingkungan setelah lahir ( Faktor post natal )

1.   Lingkungan biologis, meliputi Ras, Jenis kelamin, Umur, Gizi,

Perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, fungsi metabolisme

dan hormon.

2.   Faktor fisik yaitu cuaca, sanitasi, keadaan rumah dan radiasi.

3.   Faktor Psikososial yaitu stimulasi, motivasi belajar, ganjaran /

hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stress, sekolah.

4.   Faktor keluarga dan adat istiadat.

( http://tutorialkuliah.wordpress.com/2008/12/12/tumbuh-kembang-anak-

part)

IV.  TEORI PERKEMBANGAN

A.    SIGMEUN FREUD ( PERKEMBANGAN PSYCHOSEXUAL )

1.   Fase Oral (0 - 1 tahun)

Pusat aktivitas yang menyenagka di dalam mulutnya, anak mendapat

kepuasaan saat mendapat ASI, kepuasan bertambah dengan aktifitas

mengisap jari dan tangannya atau benda – benda sekitarnya.

2.   Fase Anal (2 - 3 tahun)

Page 3: Tumbuh Kembang Dan Denver II

Meliputi retensi dan pengeluaran feces. Pusat kenikmatanya pada anus saat

BAB, waktu yang tepat untuk mengajarkan disiplin dan bertanggung

jawab.

3.   Fase Urogenital atau faliks (usia 3 - 4 tahun)

Tertarik pada perbedaan antomis laki dan perempuan, ibu menjadi tokoh

sentral bila menghadapi persoalan. Kedekatan ank laki – laki pada

ibunya menimbulkan gairah sexual dan perasaan cinta yang disebut

oedipus compleks.

4.   Fase Latent (4 - 5 tahun sampai masa pubertas )

Masa tenang tetapi anak mengalami perkembangan pesat aspek motorik

dan kognitifnya. Disebut juga fase homosexual alamiah karena anak –

nak mencari teman sesuai jenis kelaminnya, serta mencari figur (role

model) sesuai jenis kelaminnya dari orang dewasa.

5.   Fase Genitalia

Alat reproduksi sudah mulai matang, heteroseksual dan mulai menjalin

hubungan rasa cinta dengan berbeda jenis kelamin.

( Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1_Hal. 28)

B.     PIAGET (PERKEMBANGAN KOGNITIF)

Meliputi kemampuan intelegensi, kemampuan berpersepsi dan

kemampuan mengakses informasi, berfikir logika, memecahkan masalah

kompleks menjadi simple dan memahami ide yang abstrak menjadi konkrit,

bagaimana menimbulkan prestasi dengan kemampuan yang dimiliki anak.

1.  Tahap sensori - motor ( 0 - 2 tahun)

Perilaku anak banyak melibatkan motorik, belum terjadi kegiatan mental

yang bersifat simbolis (berpikir). Sekitar usia 18 - 24 bulan anak mulai

bisa melakukan operations, awal kemampuan berfikir.

2. Tahap pra operasional ( 2 - 7 tahun)

a.   Tahap pra konseptual (2 - 4 tahun) anak melihat dunia hanya dalam

hubungan dengan dirinya, pola pikir egosentris. Pola berfikir ada dua

Page 4: Tumbuh Kembang Dan Denver II

yaitu : transduktif ; anak mendasarkan kesimpulannya pada suatu

peristiwa tertentu ( ayam bertelur jadi semua binatang bertelur ) atau

karena ciri - ciri objek tertentu ( truk dan mobil sama karena punya

roda empat ). Pola penalaran sinkretik terjadi bila anak mulai selalu

mengubah - ubah kriteria klasifikasinya. Misal mula - mula ia

mengelompokkan truk, sedan dan bus sendiri - sendiri, tapi kemudian

mengelompokan mereka berdasarkan warnanya, lalu berdasarkan

besar - kecilnya, dst.

b.   Tahap intuitif ( 4 - 7 tahun)

Pola pikir berdasar intuitif, penalaran masih kaku, terpusat pada

bagian bagian terentu dari objek dan semata - mata didasarkan atas

penampakan objek.

c. Tahap operasional konkrit ( 7 - 12 tahun)

Konversi menunjukan anak mampu menawar satu objek yang diubah

bagaimanapun bentuknya, bila tidak ditambah atau dikurangi maka

volumenya tetap.

Seriasi menunjukan anak mampu mengklasifikasikan objek menurut

berbagai macam cirinya seperti : tinggi, besar, kecil, warna, bentuk,

dst.

d. Tahap operasional formal (mulai usia 12 tahun)

Anak dapat melakukan representasi simbolis tanpa menghadapi objek

- objek yang ia pikirkan. Pola pikir menjadi lebih fleksibel melihat

persoalan dari berbagai sudut yang berbeda.

( Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1_Hal. 28)

C.    ERIKSON ( PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL )

Proses perkembangan psikososial tergantung pada bagaimana individu

menyelesaikan tugas perkembangannya pada tahap itu, yang paling penting

adalah bagaimana memfokuskan diri individu pada penyelesaian konflik yang

baik itu berlawanan atau tidak dengan tugas perkembangannya.

Page 5: Tumbuh Kembang Dan Denver II

Perkembangan Psikososial :

1.    Trust vs. Misstrust ( 0 - 1 tahun)

Kebutuhan rasa aman dan ketidakberdayaannya menyebabkan konflik

basic trust dan misstrust, bila anak mendapatkan rasa amannya maka

anak akan mengembangkan kepercayaan diri terhadap lingkungannya,

ibu sangat berperan penting.

2.     Autonomy vs shame and doubt ( 2 - 3 tahun)

Organ tubuh lebih matang dan terkoordinasi dengan baik sehingga terjadi

peningkatan keterampilan motorik, anak perlu dukungan, pujian,

pengakuan, perhatian serta dorongan sehingga menimbulkan kepercayaan

terhadap dirinya, sebaliknya celaan hanya akan membuat anak bertindak

dan berfikir ragu - ragu. Kedua orang tua objek sosial terdekat dengan

anak.

3.    Initiatif vs Guilty (3 - 6 tahun)

Bila tahap sebelumnya anak mengembangkan rasa percaya diri dan

mandiri, anak akan mengembangkan kemampuan berinisiatif yaitu

perasaan bebas untuk melakukan sesuatu atas kehendak sendiri. Bila

tahap sebelumnya yang dikembangkan adalah sikap ragu-ragu, maka ia

akan selalu merasa bersalah dan tidak berani mengambil tindakan atas

kehendak sendiri.

4.    Industry vs inferiority (6 - 11 tahun)

Logika anak sudah mulai tumbuh dan anak sudah mulai sekolah, tuntutan

peran dirinya dan bagi orang lain semakin luas sehingga konflik anak

masa ini adalah rasa mampu dan rendah diri. Bila lingkungan ekstern

lebih banyak menghargainya maka akan muncul rasa percaya diri tetapi

bila sebaliknya, anak akan rendah diri.

5.     Identity vs Role confusion ( mulai 12 tahun)

Anak mulai dihadapkan pada harapan - harapan kelompoknya dan

dorongan yang makin kuat untuk mengenal dirinya sendiri. Ia mulai

Page 6: Tumbuh Kembang Dan Denver II

berpikir bagaimana masa depannya, anak mulai mencari identitas dirinya

serta perannya, jika ia berhasil melewati tahap ini maka ia tidak akan

bingung menghadapi perannya.

6.    Intimacy vs Isolation ( dewasa awal )

Individu sudah mulai mencari pasangan hidup. Kesiapan membina

hubungan dengan orang lain, perasaan kasih sayang dan keintiman,

sedang yang tidak mampu

melakukannya akan mempunyai perasaan terkucil atau tersaing.

7.    Generativy vs self absorbtion ( dewasa tengah )

Adanya tuntutan untuk membantu orang lain di luar keluarganya,

pengabdian masyarakat dan manusia pada umumnya. Pengalaman di

masa lalu menyebabkan individu mampu berbuat banyak untuk

kemanusiaan, khususnya generasi mendatang tetapi bila tahap - tahap

silam, ia memperoleh banyak pengalaman negatif maka mungkin ia

terkurung dalam kebutuhan dan persoalannya sendiri.

8.    Ego integrity vs Despair ( dewasa lanjut )

Memasuki masa ini, individu akan menengok masa lalu. Kepuasan akan

prestasi, dan tindakan-tindakan dimasa lalu akan menimbbulkan perasaan

puas. Bila ia merasa semuanya belum siap atau gagal akan timbul

kekecewaan yang mendalam.

( Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1_Hal. 29)

D.    KOHLBERG (PERKEMBANGAN MORAL)

1.     Pra-konvensional

Mulanya ditandai dengan besarnya pengaruh wawasan kepatuhan dan

hukuman terhadap prilaku anak. Penilaian terhadap prilaku didasarkan

atas akibat sikap yang ditimbulkan oleh perilaku. Dalam tahap

selanjutnya anak mulai menyesuaikan diri dengan harapan - harapan

lingkungan untuk memperoleh hadiah, yaitu senyum, pujian atau benda.

Page 7: Tumbuh Kembang Dan Denver II

2.      Konvensional

Anak terpaksa menyesuaikan diri dengan harapan lingkungan atau

ketertiban sosial agar disebut anak baik atau anak manis.

3.     Purna Kkonvensional

Anak mulai mengambil keputusan baik dan buruk secara mandiri.

Prinsip pribadi mempunyai peranan penting. Penyesuaian diri terhadap

segala aturan di sekitarnya lebih didasarkan atas penghargaannya serta

rasa hormatnya terhadap orang lain.

( Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1_Hal. 31)

E.     HUROLCK (PERKEMBANGAN EMOSI)

Menurut Hurlock, masa bayi mempunyai emosi yang berupa kegairahan

umum, sebelum bayi bicara ia sudah mengembangkan emosi heran, malu,

gembira, marah dan takut. Perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh

faktor kematangan dan belajar. Pengalaman emosional sangat tergantung

dari seberapa jauh individu dapat mengerti rangsangan yang diterimanya.

Otak yang matang dan pengalaman belajar memberikan sumbangan yang

besar terhadap perkembangan emosi, selanjutnya perkembngan emosi

dipengaruhi oleh harapan orang tua dan lingkungan

Page 8: Tumbuh Kembang Dan Denver II

Peristiwa Penting selama Perkembangan Sejak Lahir hinnga Usia 5 Tahun

Usia Adaptif/ Gerak Motorik Halus Bahasa Gerak Motorik Kasar Pribadi-sosial

Bulan

1 Refleks menggemgam/

Mengepalkan tangan

Respon wajah terhadap suara Mengangkat kepala dalam

posisi telungkup

Menatap wajah

2 Mengikuti benda dengan mata

melewati garis tengah

Berceloteh(bunyi vokal) Mengangkat kepala hingga

450 dalam posisi telungkup.

Tersenyum sebagai respon

terhadap orang lain

4 Tangan membuka atau membawa

benda ke mulut

Tertawa dan menjerit

Berpaling ke arah suara

Duduk : posisi kepala tegak/

berguling keposisi terlentang

Senyum sepontan

6 Genggaman tangan pada benda Berceloteh (suara konsonan) Duduk sendiri/berdiri, tangan

dibimbing

Mencapai mainan

Mengenal orang asing

9 Gerakan menjepit Menyebutkan mama, dada

secara non spesifik/

memahami” tidak”

Mendorong badan untuk

berdiri

Makan sendiri

Melambaikan tangan

12 Membantu membuka halaman buku 2sampai 4 kata / mengikuti

perintah dengan gerak isyarat

Berdiri sendiri,

Berjalan, dengan satu tangan

dibimbing

Menunjuk untuk

mengidentifikasi yang di

inginkan

15 Tulisan cakar ayam 4 sampai 6 kata/ mengikuti Berjalan sendiri Minum dari cangkir/meniru

Page 9: Tumbuh Kembang Dan Denver II

perintah tanpa gerak isyarat aktivitas

18 Membolak balik halaman buku 10 – 20 kata / menunjuk 4

bagian tubuh.

Berjalan langkah demi

langkah

Makan sendiri dengan sendok

24 Memecahkan teka-teki tunggal Mengombinasi 2 – 3 kata /

menggunakan kata “ saya”

dan “kamu”

Melompat/menendang bola Melepas

mantel/mengungkapkan

keinginan

30 Meniru garis horizontal dan vertical Menyebut semua bagian

tubuh

Mengendarai sepeda roda tiga

dengan menggunakan pedal

Menarik celana

keatas/mencuci,

mengeringkan tangan

36 Meniru lingkaran, menggambar

orang dealam tiga bagian

Menyebutkan nama lengkap,

usia, dan jenis kelamin /

menyebut 2 warna.

Melempar bola diatas tangan

Menaiki tangga dengan kaki

bergantian

Latihan buang air/memakai

baju-mengetahui bagian

depan dan belakang

42 Meniru tanda silang Mengerti rasa panas, letih,

lapar.

Berdiri diatas satu kaki

selama 2-3 detik

Terlibat dalam permainan

kelompok

48 Menghitung 4 objek atau

mengidentifikasi beberapa angka

dan huruf

Mengerti kata depan

(dibawah, diatas, dibelakang,

didepan). Bertanya

“bagaimana” dan “mengapa”

Melompat diatas satu kaki Berpakaian dengan sedikit

bantuan/memakai sepatu pada

kaki yang tepat

54 Meniru segiempat atau

menggambar orang dengan 6

Mengerti lawan kata Loncat sejauh 24 inci/(sekitar Memerintah dan mengkritik

Page 10: Tumbuh Kembang Dan Denver II

bagian 60 cm) Pamer

60 Menulis nama depan,

Menghitung 10 objek

Menanyakan arti kata Melompat dengan kaki

bergantian

Mengikat sepatu

(Pedoman Klinis Pediatrik_Hal.34)

Page 11: Tumbuh Kembang Dan Denver II

V. Pemantauan Perkembangan Denver II

Dalam menilai anak pertama yang dapat di lakukan dengan wawacara tentang

factor kemungkinana ganguan dalam perkembangan, kemudian melakukan test

scrining perkembangan anak dengan Denver II.

1. Pengertian

Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver

Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental

Screening Test (DDST-R). DDST adalah salah satu metode skrining terhadap

kelainan perkembangan anak. Waktu yang dibutuhkan antara 15 - 20 menit.

(http://rofiqahmad.wordpress.com/2008/04/02/perkembangan-menurut-

denver-ii-ddst-ii/)

2. Tujuan

Adapun tujuan dari DDST II antara lain sebagai berikut :

a.       Mendeteksi dini perekembangan anak.

b.      Menilai dan memantau perkembangan anak sesua usia (0 - 6 tahun)

c.       Salah satu antisipasi bagi orang tua

d.      Identifikasi perhatian orang tua dan anak tentang perkembangan

e.       Mengajarkan perilaku yang tepat sesuai usia anak

f. Memonitor anak dengan resiko perkemb.

(http://rofiqahmad.wordpress.com/2008/04/02/perkembangan-menurut-

denver-ii-ddst-ii/)

3. Aspek Perkembangan yang dinilai

Terdiri dari 125 tugas perkembangan.

Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas

Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai antara lain sebagai berikut :

a.   Personal Social (perilaku sosial)

Page 12: Tumbuh Kembang Dan Denver II

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan

berinteraksi dengan lingkungannya.

b.   Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati

sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu

dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.

c.   Language (bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti

perintah dan berbicara spontan.

d.   Gross motor (gerakan motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh

Alat yang digunakan

Alat untuk denver II :

Benang sulaman merah

Kismis

Kerincingan dgn gagang kecil

Balok-balok berwarna luas 10 inci

Botol kaca kecil bening dengan lubang 5/8 inci

Bel kecil

Bola tenis

Pinsil merah

Boneka kecil dangan botol susu

Cangkir plastik dengan gagangnya

Kertas-kertas kosong.

Semua material ditempatkan dalam satu kotak

Alat-alat yang lain :

Meja

Kursi

Meja khusus dengan kasur dan selimut untuk pemeriksaan bayi tiduran

Ruangan yang cukup luas

Page 13: Tumbuh Kembang Dan Denver II

Lembar formulir DDST II

Dalam lembar pertama berisi nama pemeriksa, tanggal pemeriksaan, nama

anak, tanggal lahir dan No CM. Pada bagianini juga berisi grafik pengkajian

motorik kasar, bahasa, motorik halus, adaptif, dan perkembangan sosial-

personal pada anak-anak dari 1 bulan sampai 6 tahun. Setiap kotak berisi

kemampuan-kemampuan yang harus dicapai dalam tiap perkembangan anak.

Penguji dapat mencocokan perkembangan yang dicapai oleh anak sesuai usia.

Selain itu dilembar pertama dibagian pojok kanan bawah terdapat kotak test

perilaku selama anak mengikuti test denver. Pada halaman berikutnya berisi

petunjuk pelaksanaan pengujian yang telah berisi nomor yang disesuaikan

dengan grafik halaman sebelumnya. Petunjuk ini berisi berisi semua kegiatan

yang harus dilakukan oleh anak yang nantinya akan berpengaruh terhadap

keberhasilan atau tercapainya perkembangan anak sesuai usianya.

Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:

1. Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang

berusia:

a. 3-6 bulan

b. 9-12 bulan

c. 18-24 bulan

d. 3 tahun

e. 4 tahun

f. 5 tahun

3. Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya

hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan

dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.

(http://rofiqahmad.wordpress.com/2008/04/02/perkembangan-menurut-

denver-ii-ddst-ii/)

Page 14: Tumbuh Kembang Dan Denver II

4. Pelaksanaan DDST II (Margaglio T, 1991)

Tahap Pengkajian

a.       Kaji pengetahuan keluarga/ anak mengenai DDST II

b.       Kaji pengetahuan tentang tumbang normal dan riwayat social

c.       Tentukan/ kaji ulang usia kronologis anak

(http://rofiqahmad.wordpress.com/2008/04/02/perkembangan-menurut-

denver-ii-ddst-ii/)

5.  Prinsip dalam melakukan denver II :

Bertahap dan berkelanjutan

Uji coba yang kurang aktif dilakukan lebih dahulu

Dimulai dari tahapan perkembangan yang telah dicapai oleh anak.

Uji coba yg mudah didahulukan

Uji coba yg menggunakan alat yang sama dilakukan berurutan

Perhatikan gerakan spontan oleh anak

Dilakukan dengan wajar dan tanpa paksaan, tidak menghukum

Pada saat pemeriksaan hanya alat uji coba yang berada di depan anak.

Anak dipuji apabila dapat melakukan atau kurang diberi semangat.

6. Cara pemerikasaan DDST II

a. Buat garis lurus dari atas sampai bawah sesuai usia anak pada lembar

DDST II

1. Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang

akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12

bulan untuk satu tahun.

2. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah,

jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.

b. Uji semua item dengan cara :

Page 15: Tumbuh Kembang Dan Denver II

1) Pertama :Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong

garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST.

2) Kedua : Pada tiap sektor, uji 3 item yang berada di sebelah kiri garis

umur tanpa menyentuh batas usia

3) Ketiga : Uji item yang berpotongan pada garis usi

4) Keempat : Item sebelah kanan tanpa menyentuh garis usia sampai anak

gagal

(http://rofiqahmad.wordpress.com/2008/04/02/perkembangan-menurut-

denver-ii-ddst-ii/)

7. Pengukuran DDST pada Anak Prematur

Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak usia

2 tahun:

Contoh perhitungan anak dengan prematur:

An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5

Agustus 2006. Diperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1

April 2008. Hitung usia kronologis An. Lula!

Diketahui :

Tanggal lahir An. Lul : 5-8-2006

Tanggal periksa : 1-4-2008

Prematur : 32 minggu

Ditanyakan :

Berapa usia kronologis An. Lula?

Jawab:

2008 – 4 – 1 An. Lula prematur 32 minggu

2006 – 8 – 5 Aterm = 37 minggu

_________ – Maka 37 – 32 = 5 minggu

1 – 7 - 26

Page 16: Tumbuh Kembang Dan Denver II

Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari

atau

1 tahun 8 bulan atau 20 bulan

Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari = 35

hari, sehingga usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah:

1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari

Atau

1 tahun 7 bulan atau 19 bulan

(http://rofiqahmad.wordpress.com/2008/04/02/perkembangan-menurut-

denver-ii-ddst-ii/)

6. Tanda item penilaian

a.   O = F (Fail/gagal)

Bila anak tidak mampu melakukan uji coba dengan baik, ibu/pengasuh

memberi laporan anak tidak dapat melakukan tugas dengan baik

b.   M = R (Refusal/menolak)

Anak menolak untuk uji coba.

c.   V = P (Pass/lewat)

Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik, ibu/pengasuh

memberi laporan tepat/dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukan

dengan baik.

d.   No = No Opportunity

Anak tidak punya kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada

hambatan, uji coba yang dilakukan orang tua.

7. Penilaian Denver II

A. Interpretasi dari nilai Denver II

a).  Advanced

Bila anak mampu melaksanakan tugas pada item disebelah kanan garis

umur, lulus kurang dari 25% anak yang lebih tua dari usia tersebut.

Page 17: Tumbuh Kembang Dan Denver II

b).  Normal

Bila anak gagal/ menolak tugas pada item disebelah kanan garis umur,

lulus/gagal/menolak pada item antara 25-75% (warna putih).

c).  Caution

Tulis C pada sebelah kanan blok, gagal/menolak pada item antara 75-

100% (warna hijau).

d).  Delay

Gagal/menolak item yang ada disebelah kiri dari garis umur.

( Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Hal 158)

B. Interpretasi Hasil Test Denver II Empat Sektor.

Normal

Bila tidak ada delays

Paling banyak satu caution

Lakukan ulangan pemeriksaan pd kontrol kesehatan berikutnya

Suspect

Bila didptkan dua / lebih caution dan/ satu atau lebih delays

Lakukan uji ulang dlm 1-2 mg u/ menghilagkan faktor sesaat sep. rasa

takut, sakit dan kelelahan.

Untestable / tidak dapat diuji :

Bila ada skor menolak pd satu uji coba/ lebih item di sebelah kiri garis

umur

Atau menolak > satu item pd area 75-90%

Referal Consideration

Bila setelah uji ulang hasil uji ulang namun hasilnya tetap suspek atau

tidak dapat diuji maka dipikirkan untuk dikirim ke ahlinya, namun tentu

harus ditentukan oleh keadaan klinis atau factor-faktor lainnya.

( Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Hal 158)

Page 18: Tumbuh Kembang Dan Denver II

VI. MASALAH PERKEMBANGAN ANAK

Secara umum terdapat beberapa ciri anak yang memiliki kelainan dan perlu

pendeteksian diantaranya apabila pada usia 1-1,5 bulan belum bisa tersenyum

secara spontan, anak usia lebih 3 bulan masih menggenggam dan belum

bersuara, usia 4-5 bulan belum tengkurap dengan kepala diangkat, pada usia 7-8

bulan anak belum bisa didudukkkan tanpa bantuan, pada usia 12 bulan belum

bisa menjinjit, pada usia 15 bulan belum berjalan, pada usia 18 bulan anak belum

mampu mengucapkan 4-5 kata, pada usia 2 tahun anak belum bisa menyebutkan

nama sendiri, pada usia 30 bulan anak belum bisa menggambar, pada usia 3

tahun anak belum bisa berpakaian, pada usia 3,5 tahun anak belum bisa

mengenal warna, pada usia 4 tahun anak belum bisa menggambar orang tiga

bagian dan pada usia 4,5 tahun anak belum bisa bercerita maka perilaku diatas

perlu dilakukan pendeteksian untuk mengenal berbagai masalah tumbuh

kembang anak. Ada beberapa masalah yang berhubungan dengan tumbuh

kembang anak :

a. Gagal Tumbuh (Failure To Thrive)

Merupakan kegagalan untuk tumbuh, dimana sebenarnya anak tersebut lahir

dengan cukup bulan akan tetapi dalam pertumbuhan dan perkembangan

selanjutnya mengalami kegagalan pertumbuhan fisik dengan malnutrisi dan

retardasi perkembangan sosial atau motorik.

b. Gangguan makan

Gangguan makan pada anak sering kali kita jumpai pada masyarakat awam

yang belum memahami prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak dan

memahami pentingnya nutrisi pada anak, gangguan makan pada anak,

penolakan anak, pika (keadaan anak yang sering kali makan yang tidak bergisi

seperti kapur tembok, kertas, kotoran, kancing, rambut, mainan, dll),

gangguan regurgitasi pada masa bayi, anoreksia nervosa dan bulimia.

Page 19: Tumbuh Kembang Dan Denver II

c. Gangguan tidur

Gangguan tidur dapat mempengaruhi perkembangan anak apabila

berlangsung lama dan terus-menerus, dalam hal ini yaitu gangguan tidur terror

(menangis tengah malam, menjerit, merintih, dll), dan gangguan tidur berjalan

(somnambulisme).

d. Enuresis Fungsional

Merupakan gangguan dalam pengeluaran urine yang involunter pada waktu

siang atau malam hari pada anak yang berumur lebih dari 4 tahun tanpa

adanya kelainan fisik maupun penyakit organik. Kondisi ini terdapat pada

anak berumur 4 tahun ke atas mengingat pada umur tersebut kondisi sfingter

eksterna vesika urinaria sudah mampu dikontrol akan tetapi pada usia

demikian tetap belum bisa, hal tersebut dapat disebabkan beberapa faktor

diantaranya kegagalan dalam toilet training pada anak dan adanya negative

reinforcement (pemberian hukuman lebih ditekankan daripada pujian )

sehingga terjadi kegagalan dalam proses berkemih sehingga dapat terjadi

enuresis fungsional. Keadaan demikian apabila berlangsung lama dan panjang

maka akan mengganggu tugas dalam perkembangan anak.

e. Enkopresis Fungsional

Merupakan gangguan dalam pengeluaran tinja yang tidak terkontrol pada

anak yang terjadi secara berulang-ulang tanpa adanya konstipasi tanpa adanya

penyebab organik pada anak yang berumur lebih dari 4 tahun. Kondisi

demikian dapat disebabkan karena psikologis pada anak karena kegagalan

dalam melakukan buang air besar. Kondisi tersebut apabila dibiarkan terlalu

lama dapat mengganggu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada

anak.

f. Gagap

Gangguan dalam arus bicara pada anak yang ditandai dengan adanya

pengulangan suara, suku kata atau terjadi bloking dalam bicara. Gagap ini

dapat terjadi disebabkan karena faktor psikologis anak atau juga dapat

disebabkan oleh kelainan neurologis yaitu gangguan dalam dominasi serebral.

Page 20: Tumbuh Kembang Dan Denver II

Kondisi tersebut apabila berlangsung lama pada masa pra sekolah dapat

menyebabkan gangguan dalam perkembangan.

g. Mutisme Efektif

Merupakan gangguan bicara pada anak yang ditandai dengan menolak untuk

berbicara pada situasi sosial seperti di sekolah, di tempat-tempat umu,

keadaan demikian disebabkan oleh karena gangguan psikologis pada anak,

beberapa ahli mengatakan bahwa mutisme efektif digunakan anak dalam

rangka mengurangi perasaan takut tetapi ada juga sebagai untuk menarik

perhatian agar selalu diperhatikan.

h. Gangguan Perkembangan Spesifik

Gangguan perkembangan spesifik pada anak tersebut dapat meliputi

gangguan perkembangan membaca dan menulis, gangguan perkembangan

berhitung, gangguan perkembangan berbahasa, gangguan perkembangan

artikulasi, gangguan perkembangan motorik yang spesifik

Gangguan perkembangan membaca dan menulis merupakan

keterlambatan dalam hal membaca dan menulis keadaan tersebut disebut

dengan disleksia yang artinya kesulitan dalam kata atau bahasa, biasanya

ditandai dengan kesalahan dalam membaca seperti mami dibaca imam dan

anak sulit membedakan kanan dan kiri dan lain-lain, untuk mengatasi masalah

tersebut dapat dilakukan dengan terapi wicara. Disamping perkembangan

membaca dan menulis terdapat gangguan perkembangan berhitung

merupakan keterlambatan pada anak dalam masalah berhitung, keadaan

tersebut dapat disebut sebagai diskalkulia, kemudian keterlambatan dalam

berbahasa hal ini terdapat 2 hal keterlambatan atau gangguan diantaranya tipe

reseptif yang merupakan gangguan dalam mengembangkan pengertian bahasa

dan ekspresi vocal bahasa yang merupakan gangguan dalam persepsi sensori

yaitu pengenalan simbol visual atau auditorik bukan karena retardasi mental,

autisme atau yang lain. Sedangkan gangguan dalam bahasa lain adalah

gangguan bahasa tipe ekspresif dimana terjadi gangguan pengembangan

ekspresi vocal bahasa sedangkan kemampuan pengertian bahasa masih baik.

Page 21: Tumbuh Kembang Dan Denver II

Gangguan perkembangan artikulasi juga merupakan gangguan

perkembangan yang spesifik dimana terjadi gangguan dalam mengembangkan

artikulasi yang utuh dari bunyi bahasa, dimana terjadi kegagalan dalam

mengucapkan 1 huruf sampai beberapa huruf. Kemudian gangguan

perkembangan spesifik yang lain adalah gangguan perkembangan motorik

yang spesifik dimana terjadi hambatan dalam koordinasi motorik dan tidak

terjadi gangguan dalam retardasi mental

i. Retardasi mental

Merupakan gangguan dalam perkembangan dimana terjadi gangguan

dalam fungsi intelektual yang sub normal adanya perilaku adaptif social dan

timbul pada masa perkembangan yaitu di bawah umur 18 tahun.

Terjadi gangguan dalam fungsi intelektual sub normal disini adalah dilakukan

tes psikologis dengan tes angka taraf kecerdasan Intelligence Quotient (IQ)

dimana anak akan mempunyai IQ di bawah 70, kemudian perilaku adaptif

sisoal pada anak dengan retardasi mental dapat dilihat dengan cara

kemampuan anak dalam melakukan tugas kemandirian atau menyesuaikan

diri dengan lingkungan dan tugas perkembangan pada usianya belum optimal.

Berdasarkan tingkatan dalam retardasi mental dapat dibagi dalam 4 kelompok

retardasi mental diantaranya:

1. Retardasi mental ringan dengan taraf IQ 50-70

2. Retardasi mental sedang dengan taraf IQ 35-49

3. Retardasi mental berat dengan taraf IQ 20-34

4. Retardasi mental sangat berat dengan taraf IQ kurang dari 20

Di samping criteria taraf IQ maka seseorang dengan retardasi mental

tersebut mempunyai criteria masing-masing seperti untuk kelompok retardasi

mental ringan dapat dilihat ketika anak beberapa kali gagal dalam naik kelas

dan anak tersebut dapat di didik sampai kelas 6 sekolah dasar dan kelompok

ini disebut dengan kelompok mampu didik dan dapat dilatih untuk melakukan

Page 22: Tumbuh Kembang Dan Denver II

keterampilan mandiri dengan membutuhkan bimbingan. Untuk kelompok

retardasi mental sedang ini hanya dapat dilatuh dengan keterampilan tertentu

artinya hanya mampu dilatuh sedangkan dalam pendidikan kelompok ini

hanya sampai taraf sekolah dasar kelas 2. Kemudian kelompok retardasi

mental berat ini sudah terjadi gangguan penyerta seperti perkembangan

motorik serta bicara sangat minim, keterampilan hanya dapat dilatih pada

keterampilan melakukan personal hygiene saja dan belum bisa mengambil

manfaat dan selalu diawasi sedangkan kelompok retardasi mental sangat berat

dapat ditandai dengan gangguan dan sensori motorik dan selalu bergantung

pada orang lain.

Faktor-faktor penyebab retardasi mental:

Genetik atau juga kelainan dalam kromosom.

Faktor ibu selama hamil dimana terjadi gangguan dalam gisi atau

penyakit pada ibu seperti Rubela, atau adanya virus lain

Faktor setelah lahir di mana dapat terjadi kerusakan otak apabila terjadi

infeksi seperti terjadi meningitis, encephalitis, dan lain-lain.

j. Autisme

Autism atau dikenal dengan sindroma keanner dengan memiliki gejala

tidak mampu bersosialisasi atau mengalami kesulitan menggunakan bahasa,

berperilaku berulang-ulang serta bereaksi tidak biasa terhadap rangsangan

sekitarnya dengan kata lain pada anak autism dapat terjadi kelainan emosi,

intelektual dan kemauan atau gangguan pervasif. Dapat dikatakan bahwa

autisme merupakan suatu keadaan anak dapat berbuat semaunya sendiri baik

cara berpikir atau berperilaku.

Cirri-ciri anak dengan autisme:

tidak peduli dengan lingkungan sosialnya

tidak bereaksi normal dalam pergaulan social

perkembangan bahasa dan bicara tidak normal serta adanya reaksi

terhadap lingkungan terbatas sedang pada pemeriksaan status mental

ditemukan adanya kurangnya orientasi lingkungan

Page 23: Tumbuh Kembang Dan Denver II

rendahnya ingatan meskipun kejadian baru saja terjadi

kurang peduli terhadap lingkungan sekitar

Autisme terdiri dari 3 jenis yaitu jenis persepsi, jenis reaksi, dan jenis

autisme yang timbul kemudian. Pertama, autisme persepsi merupakan autisme

yang timbul sebelum lahir dengan gejala adanya rangsangan dari luar baik

kecil maupun kuat dapat menimbulkan kecemasan. Kedua, autisme reaktif

yakni dengan gejala penderita membuat gerakan-gerakan tertentu berulang-

ulang dan kadang-kadang disertai kejang dan dapat diamati pada usia 6

sampai 7 tahun, memiliki sikap rapuh mudah terpengaruh oleh dunia luar.

Ketiga, autisme yang timbul kemudian jenkis ini diketahui setelah anak agak

besar dan akan mengalami kesulitan dalam mengubah perilakunya karena

sudah melekat atau ditambah dengan adanya pengalaman yang baru. (Faisal

Yatim)

k. Gangguan pemusatan perhatian / hiperaktif

Gangguan pemusatan perhatian atau dikenal dengan kurangnya

konsentrasi ini ditandai dengan gangguan konsentrasi, sifat impulsive dan

hiperaktivitas. Anak dengan gangguan ini dapat menunjukkan adanya

kurangnya koordinasi sensori motorik, kecerobohan atau masalah orientasi

tempat atau orang, suka mengacau, ledakan kemarahan, aktivitas motorik

tanpa tujuan sering menjengkelkan sesame sebaya atau anggota keluarga, hal

tersebut dapat diakibatkan ketidakmampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas

pencapaian tumbuh kembang.

l. Penganiayaan dan pengabaian anak.

Merupakan tindakan yang disengaja yang dapat memberikan orang

lain dapat menimbulkan sakit, cedera fisik dan emosional pada anak atau

berisiko terdapat sakit atau cedera. Terdapat 4 jenis penganiayaan pada anak

diantaranya penganiayaan fisik, emosional, seksual dan pengabaian,

kesemuanya dapat sipacu oleh lingkungan yang ada di sekitar anak. Gejala

dari jenis penganiayaan tersebut adalah apabila jenis penganiayaan fisik maka

Page 24: Tumbuh Kembang Dan Denver II

dapat terjadi cedera, apabila penganiayaan jenis emosional dapaty terjadi

guncangan pada jiwa anak dan juga dapat menimbulkan kekacauan mental,

kemudian penganiayaan seksual terjadi iritasi atau laserasi pada genital

eksterna, infeksi saluran kemih atau penyakit genital sertya adanya kehamilan

dan gejala pada pengabaian adalah kurangnya perawatan diri anak dapat

terjadi kegagalan untuk tumbuh, keterlambatan perkembangan, gangguan

makan, kurangnya perawatan diri, dan lain-lain. (Betz, Cecily L, 1996).

( Pengantar Ilmu Kesehatan Anak 1. Hal 41-47)

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN MASALAH TUMBUH

KEMBANG

A. PENGKAJIAN

Pengkajian pada anak dengan masalah perkembangan antara lain:

ditemukan adanya ketidak mampuan atau kesulitan untuk melakukan tugas

perkembangan sesuai dengan kelompok usia dalam tahap pencapaian tumbuh

kembang diatas, adanya perubahan pertumbuhan fisik, seperti berat badan, tinggi

badan tidak sesuai dengan standar pencapaian, perubahan perkembangan saraf

seperti gangguan motorik, bahasa dan adapotasi social, perubahan gangguan

perkembangan mental seperti adanya retardasi mental, perubahan perkembangan

perilaku hiperaktif, gangguan belajar, dan lain-lain. Adanya ketidakmampuan

melakukan perawatan diri atau control diri dalam beraktivitas sesuai dengan

usianya, pada bayi adanya gangguan tidur dan kurang memperhatikan.

B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Perubahan perkembangan berhubungan dengan:

Page 25: Tumbuh Kembang Dan Denver II

1. Perpisahan orang terdekat atau tidak adekuatnya stimulasi sensori

2. Perubahan lingkungan (konflik atau stressor)

3. Keterbatasan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan sosialisasi, bermain

atau pendidikan, dan lain-lain.

C. PERENCANAAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

Apabila anak dengan masalah khusus seperti :

1) Masalah gagal tumbuh dapat dilakukan adalah dengan cara memberikan

stimulus lingkungan pada anak,memberikan makanan tambahan untuk

mengurangi defisiensi protein, vitamin dan lain-lain, memberikan

psikoterapi pada keluarga dan memberikan alternative orang tua asuh.

2) Gangguan makan dapat dilakukan antara lain dengan memberikan terapi

simtomatis apabila terjadi gangguan malnutrisi, melakukan psikoterapi

pada keluarga, dan memberikan terapi kombinasi alam makanan.

3) Gangguan tidur dapat dilakukan antara lain dengan cara melindungi anak

dari kecelakaan ( cedera ), memberikan kenyamanan dan bantu anak

sewaktu tidur dan melakukan kolaborasi dengan dokter bila terjadi

gangguan berkepanjangan.

4) Enuresis fungsional dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut

antara lain membatasi pemasukan cairan sebelum tiur,melatih

mengendalikan retensi,latiham menahan kencing, positive reinforcement,

toileting training yang benar dan melakukan kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian : obatgolongan amfetamin untuk mengurangi kedalaman

tidur anak, golongan antikolinergik untuk mengurangi kontraksi otot

detrusor sehingga diharapkan terjadi retensi urine dan lain-lain.

5) Enkopresis fungsional dapat dilakukan adalah sebagai berikut melatih

anak untuk toileting dalam buang air besar, memberikan psikoterapi pada

keluarga dan melakukan kolaborasi dengan dokter apabila terjadi lebih

lanjut.

Page 26: Tumbuh Kembang Dan Denver II

6) Gagap dapat dilakukan antara lain dengan cara terapi psikologis

membantu mengatasi masalah anak, psikoterapi pada orang tua dan

melakukan kolaborasi dengan dokter dalam mengatasi patologis.

7) Multisme efektif dapat dilakukan dengan cara memberikan terapi suportif

pada anak agar mau berbicara, dapat dilakukan reinforcement yang positif

dan psikoterapi pada keluarga anak.

8) Retardasi metal dapat dilakukan adalah dengan cara mencegah terjadinya

gangguan kesehatan lain dan selalu mmperbaiki gizi pada anak disamping

itu melatih dan membantu dalam melakukan tugas atau keterampilan yang

minimal dapat dikuasai sesuai dengan tingkatan retardasinya dan selalu

melibatkan dalam ahli terapi wicara, ahli rehabilitasi medis, psikiater, dan

lain-lain.

1. Ajarilah orang tua terhadap tugas perkembangan anak sesuai dengan

kelompok usia anak.

2. Berikan kesempatan anak untuk melaksanakan tugas perkembangan anak.

3. Lakukan tindakan keperawatan sesuai dengan kelompok usia tumbuh

kembang seperti di bawah ini :

1) 0 – 1 tahun

Berikan stimulasi dengan menggunakan bermacam mainan yang

berwarna di tempat tidur seperti mobil, mainan dengan music, dan

lain-lain

Pangku atau gendong anak saat mau makan dalam lingkungan yang

tenang

Berikan waktu istirahat dan lakukan observasi kepada orang tua

selama interaksi dan makan

Berikan perwatan secara penuh ( pengasuhan )

Biarkan tangan dan kaki bebas jika memungkinkan.

2) 1-3,5 tahun

Anjurkan melakukan perawatan diri sendiri seperti makan sendiri,

pakai baju sendiri, mandi, dan lain-lain.

Page 27: Tumbuh Kembang Dan Denver II

Berikan stimulasi atau dorongan untuk mengemukakan kata atau

bahasa.

Beri kesempatan bermain dengan kelompok sebayanya seperti teka-

teki, buku dengan gambar-gambar, mobil-mobilan, balok mainan, dan

lain-lain.

Anjurkan orang tua untuk aktif dalam perawatan anak.

3) 3,5-5 tahun

Anjurkan melakukan perawatan diri sendiri seperti pakai baju sendiri,

mandi, merawat mulut rambut, dan lain-lain.

Beri kesempatan bermain dengan kelompok seperti model mainan

music,boneka, buku-buku, kendaraan sepeda roda tiga, dan lain-lain.

Berikan buku cerita.

Anjurkan orang tua untuk aktif dalam perawatan anak.

4) 5-11 tahun

Bicarakan dengan anak tentang perawatan yang akan dilakukan dan

mintakan masukan dari anak.

Beri kesempatan pada anak untuk berinteraksi dengan anak-anak

lainnya.

Hargai perilaku yang positif.

Berikan buku cerita dan mainan seperti buku teka-teki, video games,

melukis atau lainnya.

Orientasikan dengan lingkungan sekitar.

5) 11-15 tahun

Bicarakan dengan anak tentang perawatan yang akan dilakukan dan

mintakan masukan dari anak.

Beri kesempatan pada anak untuk berinteraksi dengan anak-anak

lainya.

Libatkan dalam segala tindakan keperawatan.

Anjurkan orang tua, saudaranya untuk berkunjung atau berinteraksi

dengan anak.

Page 28: Tumbuh Kembang Dan Denver II

Lakukan identifikasi minat atau hobi anak.

D. EVALUASI KEPERAWATAN

Anak menunjukan perubahan dan perkembangan yang lebih baik dan terjadi

pencapaian dalam tugas perkembangan sesuai dengan kelompok usia dan ukuran

fisik sesuai dengan batasan ideal anak.

( Pengantar Ilmu Kesehatan Anak 1. Hal 47-50)

DAFTAR PUSTAKA

 

Hidayat, A. Azis Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta :

Salemba Medika.

Dr. Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta :

Salemba Medika.

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC

Page 29: Tumbuh Kembang Dan Denver II

Schwariz, M William. 2004. Pedoman Klinis Pediatrik. Jakatta : EGC

http://tutorialkuliah.wordpress.com/2008/12/12/tumbuh-kembang-anak-part

http://rofiqahmad.wordpress.com/2008/04/02/perkembangan-menurut-denver-

ii-ddst-ii/

http://ridwanamirudin.wordpress.com

Page 30: Tumbuh Kembang Dan Denver II