dentin
TRANSCRIPT
Dentin merupakan struktur penyusun gigi yang terbesar. Jaringan ini jauh lebih lunak
dibandingkan email karena komposisi material organiknya lebih banyak dibandingkan email
yaitu mencapai 20 %, di mana 85 % dari material organik tersebut adalah kolagen. Sisanya
adalah air sebanyak ± 10 % dan material anorganik 70 %. Dentin berwarna kuning terang
yang terlihat radiolucent daripada enamel dan merupakan bagian terbesar dari gigi:
Ruang pulpa terletak pada permukaan dalam dentin
Lebih keras dari tulang tetapi lebih lunak dibandingkan enamel
Mempunyai kemampuan tetap tumbuh dan memperbaiki
Dentin merupakan komponen terbesar jaringan keras gigi. Di daerah mahkota ditutupi
oleh email, sedangkan di daerah akar oleh sementum. Secara internal, dentin membentuk
dinding rongga pulpa. Dentin tersusun atas bahan anorganik (70% berat), yang sebagian besar
adalah hidroksi apatit, dua puluh persen bahan organik, yang sebagian besarnya (90%) adalah
serabut kolagen, dan air, 10%. Sebagian besar kolagen adalah kolagen tipe 1 walaupun
kadang-kadang terdapat sedikit tipe V. Matriks yang bukan kolagen antara lain terdiri atas
fosfoprotein, proteoglikan, protein yang mengandung g-karboksiglutamat, faktor
pertumbuhan, dan lipid.
Dentin intertubular adalah dentin yang terletak diantara cincin dentin peritubulus dan
membentuk keseluruhan badan (bulk) dentin. Matriks organiknya terutama terdiri atas
serat kolagen.
Dentin interglobular adalah suatu matriks organik yang tetap tidak termineralisasi
karena globulus yang akan menjadi termineralisasi gagal mengadakan koalesen. Hal
sering terjadi pada dentin sekeliling pulpa. Daerah dentin inter-globulus yang luas
merupakan tanda khas pada anomali dental tertentu. (hipofosfatasia, dan riketsia).
Dentin peritubular, dentin yang melapisi tubulus. Dentin peritubular menjadi lebih
besar, secara bertahap mengisi tubulus dengan material terkalsifikasi, yang melaju
dari pertautan dentin ke arah pulpa.
Perbedaan dentin peritubular dan dentin intertubular:
Dentin peritubular mempunyai matriks organik dengan serabut kolagen lebih sedikit
daripada dentin intertubular, dentin peritubular lebih bermineral dan lebih keras. Bila pulpa
bertambah tua, deposisi dentin peritubular yang terus-menerus dapat melenyapkan tubuli
dentin disebelah perifer. Pelenyapan tubuli ini menghasilkan pembentukan dentin sklerotik,
yang kelihatan seperti kaca di bawah pancaran sinar. Sklerosis mengurangi permeabilitas
dentin dan dapat digunakan sebagai mekanisme pelindung pulpa. Rangsangan ringan yang
berlangsung sebentar dapat mempercepat produksi dentin peritubular, dapat menghasilkan
sklerosis di bagian perifer, jadi dapat mengurangi permeabilitas dentin dan menaikkan
perlindungan pulpa.
Oleh dentinogenesis, odontoblas terlibat dalam pembentukan gigi dan perlindungan
pulpa dari rangsangan yang membahayakan. Untuk memenuhi fungsi formatif dan protektif
pulpa, odontoblas menumpuk dentin primer, sekunder, dan reparatif.
Dentin Primer
Dentin primer disusun sebelum erupsi gigi dan dibagi ke dalam dentin mantel dan
dentin sirkumpulpal.Dentin mantel,lapisan pertama dentin mengapur,ditumpuk pada
email,dan merupakan sisi dentin pada pertemuan dentin-email.Dentin sirkumpulpal
adalah dentin yang dibentuk setelah lapisan dentin mantel.Dentin primer memenuhi
fungsi formatif pertama pulpa. Dentin sklerotik adalah dentin primer yang telah
berubah komposisi akibat usia atau iritasi kronis ringan (misalnya karies yang
berkembang lambat). Dentin sklerosis akibat usia disebut dentin sklerosis fisiologis
dan akibat iritasi ringan disebut dentin sklerosis reaktif. Dentin ini sering dapat dilihat
dalam radiograf sebagai daaerah yang lebih radioopak didalam tubulus berbentuk
dentin tersier, dentin yang terbentuk sebagai respons terhadap iritasi (dikatakan juga
dentin iritatif, dentin reparatif, atau dentinal bridge).
Dentin Sekunder
Dentin sekunder disusun setelah erupsi gigi. Dapat dibedakan dari dentin primer
karena tubuli membengkok tajam dan menghasilkan suatu garis demarkasi,menurut
Provenza. Dentin sekunder ditumpuk secara tidak rata pada dentin primer dengan
suatu kecepatan rendah dan mempunyai pola inkremental dan struktur tubular kurang
teratur dibandingkan dengan dentin primer.Misalnya,dentin sekunder ditumpuk dalam
kuantitas lebih besar pada dasar dan atap ruang pulpa daripada pada dinding
pulpa.Deposisi yang tidak rata ini menerangkan pola reduksi kamar pulpa dan tanduk
pulpa kalau gigi menua.Deposisi dentin sekunder ini melindungi pulpa. Dentin
sekunder merupakan deposisi dentin setelah selesainya pembentukan dentin primer
dan terjadi secara fisiologis.
Dentin Reparatif
Suatu lapisan dentin yang terbentuk diantara dentin dan pulpa, merupakan pelindung
tambahan bagi odontoblas dan sel-sel lain di dalam pulpa karena bertambahnya jarak
antara pulpa dengan rangsang tang merusak tersebut. Dentin reparatif juga dikenal
sebagai dentin iregular atau dentin tersier, disusun oleh pulpa sebagai salah suatu
respon protektif terhadap rangsangan yang membahayakan. Rangsangan ini dapat
diakibatkan karies,prosedur operatif, reparatif ditumpuk pada daerah yang
dipengaruhi pada kecepatan yang meningkat pada rata-rata 15µm tiap hari.
Kecepatan, kualitas dan kuantitas dentin reparatif yang ditumpuk tergantung dari
keparahan dan lamanya kerusakan pada odontoblas dan biasanya dihasilkan oleh
odontoblas “pengganti”. Jika suatu rangsangan ringan dikenakan pada odontoblas
untuk periode waktu yang panjang. Seperti abrasi, dentin reparatif mungkin ditumpuk
pada suatu kecepatan lebih lambat. Jaringan ini ditandai oleh tubuli yang tidak teratur.
Sebaliknya, suatu lesi karies yang agresif atau suatu rangsangan yang mendadak lain
akan merangsang produksi dentin reparatif dengan tubuli yang lebih sedikit dan lebih
tidak teratur. Bila odontoblas mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki,
odontoblas yang hancur akan meninggalkan tubulu kosong yang disebut dead tract
kecuali kalau pulpa terlalu atrofik. Karena dentin reparatif mempunyai lebih sedikit
tubuli, meskipun kurang bermineral, akan merintangi masuknya produk yang
membahayakan ke dalam pulpa. Bila karies berkembang dan bila lebih banyak
odontoblas mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki, lapisan dentin reparatif
menjadi lebih atubular dan dapat diperbaiki, lapisan dentin reparatif menjadi lebih
atubular dan dapat mempunyai inklusi (inclusion) sel, yaitu odontoblas yang terjebak.
Inklusi seluler tidak umum pada gigi manusia. Pada penghilangan karies, sel
mesenkim daerah kaya-sel berkembang menjadi odontonblas untuk mengganti yang
mengalami nekrosis. Odontoblas yang baru terbentuk ini dapat menghasilkan dentin
yang teratur atau suatu dentin amorfus, pengapurannya jelek dan permeabel. Daerah
demarkasi antara dentin sekunder dan dentin repartif disebut garis kalsiotraumatik.