dental wax
TRANSCRIPT
MALAM KEDOKTERAN GIGI
Wax dalam kedoteran gigi biasa digunakan untuk pembuatan lempengan sasar gigi palsu lepas,
untuk boxing, untuk menyusun gigi geligi tiruan dan untuk mengukir gigi geligi tiruan. Pada
dasarnya wax berasal dari tumbuh-tumbuhan, serangga, dan mineral. Wax juga memiliki sifat-
sifat umu yang baik dan menguntungkan dalam pekerjaan laboratorium klinik gigi. Wax
memiliki sifat thermoplastic, yaitu mengeras bila didinginkan dan melunak bila dipanaskan. Wax
harus menghasilkan mould space yang bersih setelah dipanaskan pada temperature tertentu dan
tidak boleh ada residua tau sisa wax yang tertinggal.
Sifat-sifat umum wax
Mudah dibentuk dalam keadaan panas
Setelah dingin harus dapat mempertahankan bentuknya
Dalam keadaan keras harus dapat diukir
Mempunyai waktu pelunakan (melting range) yang relative panjang
Dalam keadaan lunak, wax dapat menyesuaikan diri dengan baik pada permukaan
yang lain
Bila wax dipanaskan sampai mencair harus dapat dituang kedalam cetakan
Bila wax terus menerus dipanaskan harus dapat menguap sampai habis tanpa
meninggalkan sisa dari wax tersebut
Contoh: untuk inlay wax melting point 2830F/ 146
0C
Lilin pada temperature kamar menjadi keras dan bila dipanaskan perlahan-lahan maka
akan melewati fase: lunak → cair → gas.
Komposisi
Dental wax dibuat dengan cara mencampur beberapa macam lilin yang cocok untuk memperoleh
campuran lilin dengan sifat-sifat yang diinginkan. Semua lilin adalah bahan polymer organik
yang terdiri dari bahan hidrokarbon dengan derivat-derivatnya, yang diperoleh dari alam atau
dibuat secara sintetis dicampur dengan:
Natural Resin
Oils (minyak)
Fats (lemak)
Gum Dammar
Berat molekul dari lilin lebih kecil bila dibandingkan dengan struktur polymer akrilik. Dental
wax memiliki sifat thermoplastik, artinya dia akan melunak bila dipanaskan dan menjadi keras
bila didinginkan.
Berikut ini adalah macam-macam komposisi dari dental wax:
Parafin Wax
Lilin parafin relatif lunak dengan low melting range (± 50-70ºC). Lilin ini biasa
digunakan untuk inlay dan modelling wax. Mineral wax ini dapat diperoleh dengan
memurnikan crude oil (minyak mentah).
Bees Wax
Lilin ini bersifat brittle dengan intermediate melting range (63-70ºC). Bees wax
ditambahkan pada dental wx untuk memperbaiki sifat flow pada temperatur di dalam
mulut. Insect wax ini diperoleh dari sarang lebah.
Carnauba Wax
Lilin ini bersifat keras dengan high melting range (80-85ºC). Penambahan wax ini
menambahkan kekerasan dari parafin wax. Plant wax ini diperoleh dari pohon palem
carnauba.
Microcrystalline Wax
Lilin ini memiliki high melting range (65-90ºC). Penambahan lilin ini untuk memperoleh
modifikasi dalam hal kelunakan dan melting range dari wax yang dicampurkan dan
mengurangi stress pada saat pendinginan. Mineral wax ini diperoleh dari petroleum.
Synthetic Wax
Lilin ini memilik spesifik melting point dan dicampur dengan natural wax. Contoh
synthetic wax adalah polyetilene yang memilik berat moleku yang kecil.
Gum dammar / Dammar Resin
Dammar resin merupakan derivat dari asal resin yang bervariasi dari pohon cemara.
Penambahan dammar resin ini dapat:
o Memperbaiki permukaan menjadi licin dalam mould
o Mencegah terjadinya kerusakan/pecah dan lipatan-lipatan pada permukaan
o Menambah kekenyalan dari wax
o Menambah kehalusan permukaan
Penggunaan wax dalam kedokteran gigi
1. Membuat model lilin untuk mendapatkan mould space dari inlay, crown, pontic dan
bagian dari partial denture
2. Membuat model lilin untuk fult denture
3. Untuk mencetak edentulous areas
4. Untuk macam-macam keperluan lain, seperti:
o Untuk boxing dari cetakan
o Untuk mendapatkan lempeng dan galangan gigit
o Untuk mendapatkan gigitan rahang atas dan rahang bawah
o Untuk menyusun gigi geligi tiruan pada denture
o Untuk mengukir gigi geligi rahang atas dan rahang bawah
Sifat-Sifat Khusus Dental Wax
1. Thermal Expansion
Wax memiliki koefisien ekspansi termal yang lebih tinggi daripada material kedokteran
gigi lainnya. Jika tidak ada balance dari compressing faktor dalam teknik investingnya,
dimensi akan berubah sehingga tidak fit lagi setelah dicasting. Total wax shrinkage pada
pendinginan dari bentuk cair ke bentuk padat pada temperatur ruang sebesar 0,4% terdiri
dari shrinkage pada solidifikasi dan kontraksi pada pendinginan pada temperatur ruang
sesudah solidifikasi. Pada suhu 45 derajat celcius sudah cukup tinggi untuk membentuk
modelling wax yang baik menjadi plastis seluruhnya.
2. Flow
Flow adalah ukuran dan kemampuan wax untuk berubah bentuk di bawah daya cahaya
dan sama dengan daya melenturnya. Flow akan bertambah dengan bertambahnya
temperatur pada gaya. Pada temperatur dimana wax itu menjadi lunak maka wax akan
mengalami flow oleh karena daya beratnya sendiri. Flow sangat tergantung pada
temperatur dan waktu. Pada temperatur rendah wax akan susah untuk mengalir, tetapi
pada saat temperatur mendekati melting range tinggi dari wax, flow akan meningkat
drastis.
3. Melting Range
Wax mungkin terdiri dari bentuk kristalline dan bentuk amorpheus yang mana tersebar
dalam berat molekulnya. Wax mempunyai melting range diantara 50-90ºC tergantung
dari jenis wax yang digunakan. (contohnya gabungan paraffin dan carnauba dapat
meningkatkan suhu leleh paraffin tetapi menurunkan suhu leleh carnauba)
4. Koefisien muai panjang
Koefisien muai panjang atau perubahan panjang per unit dalam 1̊C Wax dinilai paling
besar dibanding bahan lain, berkisar 350-450 x10-6
/ ̊C (dibanding perak hanya 19.2). hal
ini penting mengingat perubahan suhu akan sangat mempengaruhi ketelitian pola malam.
5. Residual stress
Residual stress adalah stress yang tersisa pada wax sebagai hasil dari manipulasi selama
pemanasan, pendinginan, pembengkokan, pengukiran dan manipulasi lainnya. Secara
umum residual stress rilis sebagai suhu pada malam yang meningkat dan molekul pada
malam dapat bergerak lebih bebas. Residual stress pada temperature yang lebih tinggi
menyebabkan deformasi yang irreversibel yang akan merusak kesesuaian pola malam.
Untuk menghindari residual stress ini, malam seharusnya tidak dibentuk (carved atau
burnished) dibawah temperature pada melting point.
6. Residu
Pola malam digunakan pada teknik lost-wax akan meleleh untuk menghilangkan wax dari
cetakan. Wax tidak boleh meninggalkan residu, jika terdapat residu akan berefek pada
kualitas dari akhir restorasi
7. Ductility
Sama seperti flow (aliran), ductility meningkat karena suhu dari specimen malam yang
meningkat. Secara umum, wax dengan suhu leleh yang lebih rendah memiliki ductility
yang lebih besar pada setiap temperatur tertentu dibandingkan malam yang memiliki
suhu leleh (melting point) yang lebih tinggi. Ductility dari malam yang dicampur
dipengaruhi oleh distribusi temperature leleh setiap kompenen malam.
Klasifikasi malam Kedokteran Gigi
1. Pattern Wax (Pola Malam)
Pattern wax digunakan untuk merancang model restorasi gigi, misalnya mahkota gigi
atau gigi tiruan sebagian yang dibuat pada hasil cetakan
a. Inlay wax
Umumnya dibuat dipabrik untuk merancang pola mahkota, inlay atau bridge. Wax
ini biasanya tersedia dalam bentuk batang (panjang 7,5cm dan diameter 6mm)
dengan beberapa warna seprti merah, kuning, biru dan hijau.
Komposisi dari inlay wax terdiri dari beberapa jenis wax seperti paraffin,
carnauba, ceresin, dan beeswax. Wax menurut A.D.A.S Nomor 4 dibagi menjadi
tiga tipe, yaitu:
1) Hard wax → memiliki flow yang rendah dan untuk indirect
2) Medium wax → memiliki flow yang rendah dan untuk indirect
3) Soft wax → memiliki flow yang besar dan untuk indirect
b. Casting wax
Casting wax digunakan untuk merancang pola metallic framework gigi tiruan
lepasan (gigi tiruan kerangka logam) dibuat dalam bentuk lembaran atau ready-
made shapes untuk memnudahkan pekerjaan. Memiliki komposisi yang hampir
sama dengan Inlay wax namun presentase dan kerekatan yang sedikit berbeda.
c. Base plate wax
Penggunaan nama Baseplate wax diawali dengan digunakan bahan ini untuk
membuat pola basis gigi tiruan. Basis wax ini dibentuk sesuai dengan kontur basis
maupun gigi tiruan. Baseplate wax juga digunakan untuk menentukan dimensi
vertical dan memegang gigi agar pada posisinya hingga proses pebuatan gigi
tiruan dari akrilik selesai.
Tersedia dalam warna pink dan merah, sesuai dengan warna gigi tiruan yang akan
dibuat, dalam bentuk lembaran 7,5cm dan panjang 15cm (tebal 0,13cm).
Komposisi dari base plate wax adalah ceresin, beeswax, carnauba wax, dan
sintetik wax. Wax ini digunakan untuk:
Base plate dan partial denture atau full denture
Membuat oklusal rim / bite rim
Melekatkan gigi-geligi tiruan pada base plate dan full denture
Pembuatan base plate pada plat orthodontik
Menurut ANSI/ADA Spesifikasi No.24 ada 3 jenis hardness :
2. Processing Wax
Jenis wax yang digunakan untuk membantu proses pembuatan model gips, proses
mencetak maupun soldering.
a. Boxing Wax
Boxing wax bersifat lunak dan mudah dibentuk untuk membentuk batas model
gips/stone hasil cetakan rahang yang tidak bergigi. Wax ini memilik 2 bentuk salah
satunya berbentuk batang bulat yang digunakan untuk menjaga jarak batas model.
Bentuk lainnya lembaran yang digunakan untuk mengelilingi hasil cetakan yang
telah diberi wax bentuk bulat sebelumnya
b. Sticky Wax
Wax ini digunakan untuk menghubungkan/melekatkan bagian-bagaian dari material
seperti merekatkan resin/logam pada posisinya ketika akan melakukan reparasi gigi tiruan
akrilik patah. Pada suhu kamar wax ini keras dan brittle, tidak rekat namun apabila suhu
ditingkatkan wax akan mengalami flow menjadi rekat.
c. Utility Wax
Utility wax merupakan wax yang lunak dan mudah dibentuk dan agak rekat. Biasanya
jenis wax ini dikemas dalam bentuk stik atau lembaran yang bewarna gelap atau orange.
Penggunaan utility wax ini jika kita ingin memperbaiki bentuk sendok cetak yang
kurang sesuai dengan rahang yang akan dicetak. Komposisi dari wax umumnya terdiri
dari Beeswax, Petrolatum dan Soft wax.
3. Impression Wax
Wax ini mempunyai flow yang tinggi dan dapat mengatasi distorsi bila melewati
undercut.
a. Impression wax
Dipergunakan dalam pembuatan cetakan, biasanya dipakai untuk mencetak
endotulous area dalam mulut yang mempunyai sedikti undercut atau dalam
mencetak rahang yang tidak bergigi.
b. Corrective wax
Digunakan sebagai wax pelapis selama mencatat kontak dengan jaringan lunak
ketika berfungsi. Dipergunakan untuk memperbaiki setelah melakukan
pencetakan dengan impression pada endotulous area.
c. Graphic wax
Dipakai untuk final bond impression. Pada pencetakan gigi preparasi untuk
mendapatkan die diperlukan band impression. Setelah mendapatkan impression
band, baru dimasukkan graphic wax kemudian lakukan pencetakan gigi yang
dipreparasi tersebut.
d. Bite Registration wax
Dipakai untuk teknik prosthetik untuk mendapatkan tinggi gigitan dan
menentukan artikulasi model. Umumnya komposisi terdiri dari beeswax,
hidrokarbon. Pada Suhu 37̊C flownya mencapai 2,5-22%