densitometri bab.1

11
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Mirabilis jalapa L. adalah tumbuhan herba yang banyak ditanam orang sebagai tanaman hias di pekarangan. Masyarakat Indonesia lebih mengenalnya sebagai bunga pukul empat. Bunga Mirabilis jalapa L. mekar di waktu sore hari dan kuncup kembali pada pagi hari menjelang fajar. Berdasarkan analisis kimia menunjukkan bahwa bunga pukul empatkaya akan kandungan zat aktif seperti triterpen, protein, flavonoid, alkaloid,dan steroid. Kandungan utama dari bunga pukul empat adalah flavonoid. Warna yang dihasilkan dari bunga Mirabilis jalapa L. berasal dari pigmen antosianin yang merupakan sub-tipe senyawa organik dari keluarga flavonoid (1). Tinospora crispa atau brotowali adalah salah satu jenis tumbuhan obat dari marga Tinospora Miers. Marga Tinospora termasuk suku Menispermaceae yang terdiri

Upload: dheriz-lopelope-decha

Post on 11-Jan-2016

28 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

densitometri bab.1

TRANSCRIPT

Page 1: densitometri bab.1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Mirabilis jalapa L. adalah tumbuhan herba yang banyak ditanam

orang sebagai tanaman hias di pekarangan. Masyarakat Indonesia lebih

mengenalnya sebagai bunga pukul empat. Bunga Mirabilis jalapa L.

mekar di waktu sore hari dan kuncup kembali pada pagi hari menjelang

fajar. Berdasarkan analisis kimia menunjukkan bahwa bunga pukul

empatkaya akan kandungan zat aktif seperti triterpen, protein, flavonoid,

alkaloid,dan steroid. Kandungan utama dari bunga pukul empat adalah

flavonoid. Warna yang dihasilkan dari bunga  Mirabilis jalapa L. berasal

dari pigmen antosianin yang merupakan sub-tipe senyawa organik dari

keluarga flavonoid (1).

Tinospora crispa atau brotowali adalah salah satu jenis tumbuhan

obat dari marga Tinospora Miers. Marga Tinospora termasuk suku

Menispermaceae yang terdiri dari 70 marga& 400 jenis. Di Jawadikenal

duajenis Tinospora, yaitu Tinospora crispa atau brotowali & Tinospora

glabra atau pancasona. Kedua jenis tumbuhan ini tergolong tumbuhan

obat yang tumbuh liar di hutan-hutan atau dipelihara di rumah penduduk

pada pagar dari halaman rumah. Kandungan kimia dari Tinospora crispa

adalah Zat pahit berasal dari pikroretin (terutarna batang), Alkaloida

berasal dari berberina (akar, batang); kolumbina (akar); palmatina

Page 2: densitometri bab.1

(batang), Glikosida brasal dari pikroretosida (batang daun), Saponin

(batang, daun), Tanin (batang, daun), Amilum (batang) (2).

Analisis kandungan kimia dari sampel-sampel diatas dapat

dilakukan dengan menggunakan instrumen Kromatografi Lapis Tipis-

Densitometri. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dikembangkan oleh Izmailoff

dan Schraiber pada tahun 1983. KLT merupakan bentuk kromatografi

planar, selain kromatografi kertas dan elektroforesis. Pada kromatografi

lapis tipis, fase diamnya berupa lapisan yang seragam (uniform) pada

permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, pelat

aluminium, atau pelat plastik. Fase gerak merupakan media angkut dan

terdiri atas satu atau beberapa pelarut. Ia bergerak didalam fase diam,

yaitu suatu lapisan berpori, karena ada gaya kapiler. Fase gerak yang

dikenal sebagai pelarut pengembang akan bergerak sepanjang fase diam

karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara menaik

(ascending), atau karena pengaruh gravitasi pada pengembangan secara

menurun (descending) (3).

I. 2 Maksud dan Tujuan Percobaan

I.2.1 Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami prinsip kerja, cara perlakuan, cara

penentuan kuantitatif dan kualitatif pengolahan data hasil densitometri dan

penetapan kadar pada sampel daun bunga pukul empat (Mirabilis jalapa)

dan batang brotowali (Tinospora crispa).

I.2.2 Tujuan Percobaan

Page 3: densitometri bab.1

1. Mengetahui dan memahami prinsip kerja densitometri pada sampel

daun bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) dan batang brotowali

(Tinospora crispa).

2. Mengetahui dan memahami cara perlakuan yang dapat diukur secara

densitometri pada sampel daun bunga pukul empat (Mirabilis jalapa)

dan batang brotowali (Tinospora crispa).

3. Mengetahui dan memahami cara penentuan kualitatif suatu senyawa

pada sampel daun bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) dan batang

brotowali (Tinospora crispa).

4. Mengetahui dan memahami cara pengolahan data hasil densitometri

pada sampel daun bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) dan batang

brotowali (Tinospora crispa).

Page 4: densitometri bab.1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Teori Umum

Kromatografi lapis tipis merupakan suatu metode pemisahan yang

menggunakan prinsip adsorpsi dan partisi. Kromatografi lapis tipis biasa

digunakan secara luas untuk analisis solut-solut organik terutama dalam

bidang biokimia, farmasi, klinis, forensik, baik untuk analisis kualitatif

dengan cara membandingkan nilai Rf solut dengan nilai Rf senyawa baku

atau untuk analisis kuantitatif. (3)

Penggunaan umum KLT adalah untuk menentukan banyaknya

komponen dalam campuran, identifikasi senyawa, memantau berjalannya

suatu reaksi, menentukan efektivitas pemurnian, menentukan kondisi

yang sesuai untuk kromatografi kolom (3).

a. Analisis Kualitatif (3)

Kromatografi lapis tipis dapat digunakan untuk uji identifikasi

senyawa baku. Parameter pada KLT yang digunakan untuk identifikasi

adalah nilai Rf. Dua senyawa dikatakan identik jika mempunyai nilai Rf

yang sama jika diukur pada kondisi pada KLT yang sama

b. Analisis Kuantitatif (3)

Ada 2 cara yang digunakan untuk analisis kuantitatif dengan

kromatografi lapis tipis. Pertama, bercak diukur langsung pada lempeng

dengan menggunakan ukuran luas atau dengan teknik densitometri Cara

kedua adalah dengan mengerok bercak lalu menetapkan kadar senyawa

Page 5: densitometri bab.1

yang terdapat dalam bercak tersebut dengan metode analisis yang lain,

misalkan dengan metode spektrofotometri. Pada cara pertama tidak

terjadi kesalahan yang disebabkan oleh pemindahan bercak atau

kesalahan ekstraksi, sementara pada cara kedua sangat mungkin terjadi

kesalahan karena pengambilan atau karena ekstraksi.

Densitometri adalah metode analisis instrumental yang

berdasarkan interaksi radiasi elektromagnetik dengan analit yang

merupakan noda pada KLT. Interaksi radiasi elektromagnetik dengan

noda KLT yang ditentukan adalah absorpsi, transmisi, pantulan (refleksi)

pendar fluor atau pemadaman pendar fluor dari radiasi semula.

Densitometri lebih dititik beratkan untuk analisis kuantitatif analit-analit

dengan kadar yang sangat kecil yang perlu dilakukan pemisahan terlebih

dahulu dengan KLT. Densitometri merupakan metode penetapan kadar

suatu senyawa pada lempeng kromatografi , menggunakan instrumen

TLC scanner, pengukuran dilakukan dengan cara mengukur serapan

analit (cahaya yang diukur dapat berupa cahaya yang dipantulkan atau

yang diteruskan), pemadaman fluoresensi untuk lapisan yang

mengandung bahan berfluorsensi analit atau hasil eaksi analit (4).

Densitometri adalah alat pelacak kuantitatif yang sangat terkenal. 

Alat ini dilengkapi dengan spektrofotometer yang panjang gelombangnya

dapat diatur dari 200-700 nm. Alat tersebut dinamakan TLC Scanner.

Teknik penggunaannya didasarkan pada pengukuran sinar yang

diteruskan, diserap dan dipantulkan atau yang dipendarkan. Sinar yang

Page 6: densitometri bab.1

dipantulkan mengalami hambatan oleh pendukung lempeng dan

keseragaman fase diamnya. Sinar yang dipantulkan dengan arah yang

sudah pasti menuju bercak, maka arah pantulannya sehingga dapat

dipantau jumlah sinar yang diserap. Sinar ini sangat sensitif, maka untuk

setiap senyawa dapat dicari dengan serapan maksimalnya. Susunan optik

densitometer ini tidak banyak berbeda dengan spektrofotometer tetapi

pada densitometer digunakan alat khusus yaitu reflection photomultiflier,

sebagai pengganti photomultiflier pada spektrofotometer yang dapat

memperbesar tenaga beda potensial listrik sehingga mampu

menggerakkan integrator (4).

Gambar 1 : Alat Densitometri

Pada umumnya semua alat densitometer dilengkapi dengan

sumber cahaya, kondensor, sistem pemfokus, dan detektor peka cahaya.

Selain itu juga dilengkapi dengan monokromator, bahkan memiliki filter

optik yang selktif pada panjang gelombang tertentu (5).

Sumber cahaya merupakan bagian yang penting pada alat, sumber

cahaya yang berbeda akan menyebabkan karakteristik spektrum yang

Page 7: densitometri bab.1

berbeda pula. Lampu deuterium (D2), lampu tungsten (W), merupakan

lampu yang sering digunakan sebagai sumber cahaya pada daerah UV.

Sedangkan untuk pengukuran flouresensi biasanya digunakan lampu

merkuri (Hg) atau xenon (Xe). Lampu D2 digunakan untuk analisa pada

jangkauan panjang gelombang 190-400 nm, lampu W pada jangkauan

350-800 nm, sedangkan lampu HG pada jangkauan panjang gelombang

254-578 nm (5).

Gambar 2 : bagan alat densitometer

Sinar yang keluar dari sumber cahaya dihimpun oleh bagian yang

disebut kondensor. Agar diperoleh sinar dengan panjang gelombang

GambarSumber SinarPhoto multiflierUntuk refleksiSinar pantulan

Sinar polikromatis

Sinar Monokromator

MonokromatorDensitometerDouble

beam

DensitometerSingle beam

Page 8: densitometri bab.1

tertentu sinar dilewatkan pada monokromator. Sinar monokromatis

kemudian diarahkan pada lempeng KLT. Sebagian sinar yang

direfleksikan oleh lempeng kemudian disejajarkan oleh bagian yang

disebut kolimator. Setelah melalui kolimator sinar tersebut akan diseleksi

oleh bagian yang disebut filter optik sehingga hanya panjang gelombang

tertentu saja yang dapat masuk ke detektor. Pada bagian akhir sinar akan

diubah menjadi arus-arus listrik oleh photo multiplier. Arus-arus listrik

inilah yang kemudian dikonversi menjadi puncak-puncak (5).

Dalam penggunaan densitometri ada beberapa yal yang harus

dipertimbangkan, antara lain : (5)

a. Sinar yang masuk tidak perlu tepat pararel, namun sudut datang

sinar harus dipertahankan konstan

b. Monokromatorias dari sinar sangat penting untuk menjaga

keseragaman absorbsi dari sampel pada panjang gelombang yang

digunakan

c. Celah sinar datang harus kecil, sesuai dengan range daerah

absorbsi

d. Ketidakseragaman bentuk noda memiliki efek yang besar bila

dilakukan pengukuran dengan model refleksi bila dibandingkan

dengan model transmisi.