dengan menggunakan cosmosworks 2004tm - itenas...
TRANSCRIPT
ISSN 1693-3168
Seminar Nasional - VIII
Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri
Kampus ITENAS - Bandung, 24-25 November 2009
TPPPど7
Teknik
MESIN
Analisis Statik
Struktur Mesin Pencetak Batu Bata Merah
Berkapasitas 8 Buah per Menit
Dengan Menggunakan Cosmosworks 2004tm
Encu Saefudin dan Tito Shantika
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Nasional
Jl. PKH. Mustapha No. 23, Bandung 40124
[email protected], [email protected]
Abstrak
Batu bata merupakan salah satu jenis material yang banyak digunakan dalam pembangunan
infrastruktur di Indonesia. Telah banyak berkembang industri batu bata, mulai dari skala industri
rumah tangga hingga industri besar. Pada skala industri rumah tangga pencetakan batu bata masih
menggunakan cara tradisional. Oleh karena itu dibuatlah mekanisme mesin pencetak batu bata merah,
yang dapat meningkatkan jumlah produksi dengan kualitas yang lebih baik
Dengan bertambah pesatnya perkembangan teknologi terutama di bidang komputasi, maka dalam hal
rekayasa teknik telah banyak menggunakan bantuan komputer. Bentuk perhitungan dan analisis yang
kompleks dapat diselesaikan dengan cepat dan akurat menggunakan bantuan program. Salah satunya
adalah program yang menerapkan metode elemen hingga (finite element method) adalah
COSMOSWorks 2004TM
yang terintegrasi langsung dengan program SolidWorks 2004 dalam
melakukan pemodelan.
Tahap pertama yang dilakukan sebelum proses analisis, adalah membuat pemodelan komponen
dengan menggunakan program SolidWorks 2004. Setelah pemodelan selesai, proses analisis statik
siap dilakukan dengan menggunakan program COSMOSWorks 2004TM. Langkah-langkah dalam
proses ini adalah, meliputi penentuan jenis permasalahan (study define), penentuan jenis material
(material define), pembentukan jaring-jaring elemen dan titik nodal (meshing), penentuan jenis
tumpuan (restraint), pemberian beban (load) dan tahap analisis (analysis). Hasil yang diperoleh dari
proses analisis statik berupa tegangan (stress), regangan (strain), perpindahan (displacement) dan
faktor keamanan (Safety of Factor).
Dari hasil analisis komponen utama mesin pencetak batu bata merah, hampir semua komponen
dikategorikan aman berdasarkan nilai faktor keamanan, yaitu lebih besar dari 1, kecuali komponen
poros input geneva yang memiliki nilai faktor keamanan 0,4 (<1).
Key words : pemodelan, analisis, tegangan, regangan, perpindahan dan faktor keamanan
ISSN 1693-3168
Seminar Nasional - VIII
Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri
Kampus ITENAS - Bandung, 24-25 November 2009
TPPPど8
Teknik
MESIN
1. PENDAHULUAN
Di Indonesia telah banyak berkembang industri pembuat batu bata, dalam skala industri rumah tangga
hingga industri besar. Selain karena kebutuhannya yang terus meningkat dan banyak menyerap tenaga
kerja, bahan bakunya yang berupa tanah lempung mudah ditemukan dan teknologi pengolahannya
relatif sederhana.
Di salah satu sentra industri batu bata yang diteliti (daerah Nagrek, Jawa Barat), seluruh proses
pencetakan batu bata merah masih dilakukan secara tradisional dan membutuhkan waktu yang lama.
Oleh karena itu akan dicoba mengganti cara tradisional tersebut dengan suatu mekanisme
menggunakan mesin pencetak batu bata merah. Diharapkan dengan adanya mesin pencetak batu bata
merah ini dapat meningkatkan jumlah produksi batu bata dengan kualitas yang lebih baik.
Dengan bertambah pesatnya perkembangan teknologi dibidang komputer, baik dalam hal perangkat
keras (hardware) maupun perangkat lunaknya (software), maka hampir tidak ada bagian dalam
kehidupan manusia pada jaman sekarang yang tidak dihubungkan dengan teknologi komputer.
Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, sangat sering dijumpai permasalahan-
permasalahan teknik yang membutuhkan perhitungan yang cukup banyak dan sangat kompleks untuk
dapat dilakukan oleh manusia. Oleh sebab itu pada saat ini telah banyak digunakan perangkat lunak
untuk memudahkan perhitungan maupun analisis lain yang diperlukan, salah satunya adalah
COSMOSWorks 2004TM
yang merupakan program metode elemen hingga (Finite Element Method).
Hal-hal yang dapat dilakukan oleh program tersebut adalah membuat pemodelan, melakukan analisis
hingga menampilkan visualisasi yang mendekati dengan wujud aslinya.
Dalam penelitian ini bertujuan membuat pemodelan dari hasil perancangan, dengan menggunakan
software SolidWorks 2004 yang terintegrasi langsung dengan COSMOSWorks 2004TM
. Juga
melakukan analisis statik tiap-tiap komponen hasil perancangan dengan metode elemen hingga (Finite
Element Method) menggunakan software COSMOSWorks 2004TM
.
Dalam penelitian ini dibatasi permasalahan pada pembuatan pemodelan, analisis kekuatan struktur
secara statik meliputi analisis tegangan (stress), regangan (strain), perpindahan (displacement) dan
mengetahui besarnya faktor keamanan (Safety of Factor). Seluruh proses diatas menggunakan software
COSMOSWorks 2004TM
.
2.DASAR TEORI
Persamaan tegangan (stress) pada bidang tiga dimensi merupakan persamaan linear homogen dalam
hubungannya dengan l, m, dan n. Satu-satunya pemecahan dapat diperoleh dengan membuat
determinan koefisien l, m, dan n menjadi sama dengan nol, sebaagai berikut :
0=−−−−−−−−−
zyzxz
zyyxy
zxyxx
σστττσστττσσ
(2.1)
Pemecahan determinan terebut menghasilkan persamaan pangkat tiga dalam σ .
0)2(
)()(
222
22223
=+−−+
−+−−+++++−
xzzyzyxyxxzyzxyzyx
xzyzxyzxzyyxzyx
τστστστττσσσ
στττσσσσσσσσσσσ (2.2)
Ketiga akar persamaan merupakan ketiga tegangan utama 1σ , 2σ , dan 3σ .
Regangan (strain) didefinisikan secara umum sebagai perbandingan perubahan panjang terhadap
panjang awal, yaitu :
o
o
oo L
LL
L
L
L
−=
Δ==
δε (2.3)
ISSN 1693-3168
Seminar Nasional - VIII
Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri
Kampus ITENAS - Bandung, 24-25 November 2009
TPPPど9
Teknik
MESIN
dimanaε adalah regangan linear rata-rata dan δ adalah deformasi
Perpindahan (Displacement) di setiap titik pada sumbu x, y, z benda tiga dimensi dapat dinyatakan
dalam bentuk vektor (u, v, w), dapat ditulis dengan :
{ } { }drTda e= (2.4)
dimana {da} adalah vektor dengan komponen (du, dv, dw) dan {dr} adalah vektor dengan komponen
(dx, dy, dz), dan Tc didefinisikan sebagai :
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
∂∂
∂∂
∂∂
∂∂
∂∂
∂∂
∂∂
∂∂
∂∂
=
z
w
y
w
x
w
z
v
y
v
x
v
z
u
y
u
x
u
Te (2.5)
Menurut teori Kriteria Tegangan Von Mises Maksimum, tegangan utama (jx, jy, jz) dapat dinyatakan
dengan :
( ) ( ) ( )2
222
zxzyyx
MisesVon
σσσσσσσ
−+−+−= (2.6)
jVM ≥ jijin
Sehingga faktor keamanan (Safety of Factor) dapat dihitung :
MisesVon
ijinFOS
σσ
= (2.7)
Metode Elemen Hingga (Finite Element Method)
Bila dua elemen digabungkan menjadi satu konstruksi, dapat digunakan prinsip superposisi untuk
menentukan kekakuan struktur dua elemen tadi. Gaya yang bekerja adalah :
⎪⎭
⎪⎬
⎫
⎪⎩
⎪⎨
⎧
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡+=
⎪⎭
⎪⎬
⎫
⎪⎩
⎪⎨
⎧
3
2
1
3332
23222221
1211
3
2
1
0
0
u
u
u
kk
kkkk
kk
P
P
P
(2.8)
Elemen tersebut kemudian dirakit membentuk matriks kekakuan [K] untuk seluruh konstruksi.
{ } [ ]{ }uKP = (2.9)
Pergeseran (u) tidak diketahui dan diselesaikan dengan persamaan (2.9) untuk menghitung pergeseran
semua nodal. Bila pergeseran ini dikalikan dengan matriks koordinat posisi nodal [B] dan matriks
konstanta elastik [D], maka diketahui tegangan pada setiap titik nodal.
{ } [ ][ ]{ }uBD=σ (2.10)
ISSN 1693-3168
Seminar Nasional - VIII
Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri
Kampus ITENAS - Bandung, 24-25 November 2009
TPPPど10
Teknik
MESIN
3.PEMODELAN
Struktur analisis program COSMOSWORKS 2004TM , meliputi :
1. Penentuan Jenis Study
Sebelum proses analisis dilakukan, harus menentukan nama permasalahan (study), jenis analisis yang
dibutuhkan (analysis type) serta tipe mesh (mesh type). Jenis analisis yang dibutuhkan antara lain static,
frequency, buckling, thermal dan optimization, dalam hal ini dipilih jenis static karena seluruh
komponen diasumsikan dalam keadaan statis. Tipe mesh yang tersedia ada tiga jenis, yaitu solid mesh,
shell mesh using mid-surfaces dan shell mesh using surfaces. Karena pemodelan yang dibuat dalam
bentuk tiga dimensi, maka solid mesh merupakan tipe meshing yang dianjurkan.
2. Penentuan Jenis Material
Jenis material yang digunakan adalah jenis material dari pemodelan yang akan dianalisis. Pada program
COSMOSWorks, dapat dipilih jenis material yang telah tersedia dengan cara memilih list from library
atau memasukkan data dari material yang diinginkan melalui pilihan custom defined. Satuan yang
dapat digunakan adalah satuan SI, English (IPS) dan Metric (MKS).
3. Pembentukan Jaring-Jaring Elemen dan Titik Nodal ( Meshing )
Proses ini dilakukan secara otomatis oleh komputer. Sebelum melakukan meshing, dilakukan
penentuan kualitas dengan cara menentukan bentuk elemennya, karena bentuk elemen akan
menentukan jumlah nodalnya. Bentuk elemen yang digunakan oleh progam COSMOSWorks ada dua,
yaitu elemen linear tetrahedral yang umum digunakan pada analisis statik dan elemen parabolic
tetrahedral.
Untuk mengatur kualitas mesh, dapat dilakukan dengan mengatur slide bar yang menunjukkan hasil
meshing yang kasar (coarse) atau halus (fine). Ukuran elemen yang kecil akan menghasilkan kualitas
mesh yang tinggi, dan akan membuat analisis lebih akurat.
Setelah melakukan proses meshing, titik nodal dengan sendirinya akan terbentuk dan titik koordinat
setiap nodal pun dapat diketahui. Koordinat yang digunakan merupakan rectangular (X,Y,Z) pada titik
nol (0,0,0) atau titik origin.
4. Penentuan Jenis Tumpuan ( Restraint )
Setelah proses meshing selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah memberikan tumpuan (restraint)
pada pemodelan sesuai dengan Diagram Benda Bebas (DBB) dari perancangan. Jenis tumpuan
(restraint) yang ada pada COSMOSWorks adalah fixed, immovable (non translation), reference plane
or axis, on flat face, on cylindrical face, dan on spherical face.
Tumpuan tersebut dapat diterapkan pada permukaan bidang ( face ) dan rusuk atau garis pada bidang
(edge). Posisi penerapan tumpuan tersebut akan terlihat pada icon selected reference.
5. Pemberian Beban ( Load )
Setelah pemberian tumpuan (restraint) dilakukan maka langkah selanjutnya adalah pemberian beban
(load). Jenis, besar dan arah beban dapat diterapkan pada pemodelan sesuai dengan DBB dari hasil
perancangan. Tipe beban (type load) pada COSMOSWorks adalah apply force / moment, apply normal
force dan apply torque
6. Tahap Analisis
Untuk melakukan proses analisis statik diperlukan masukan (input) berupa model yang telah dilakukan
proses diskritisasi (meshing), identifikasi sambungan (contact), sifat-sifat mekanik material (material
properties), tumpuan (constrain) dan beban (load). Kemudian analisis statik akan menghasilkan
keluaran (output) berupa tegangan (stress), regangan (strain), perpindahan (displacement) dan faktor
keamanan (factor of safety)
ISSN 1693-3168
Seminar Nasional - VIII
Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri
Kampus ITENAS - Bandung, 24-25 November 2009
TPPPど11
Teknik
MESIN
4.CONTOH PEMODELAN
Dalam makalah ini akan disajikan contoh pemodelan dari satu komponen utama mesin pencetak batu
bata merah yaitu poros utama. Komponen tersebut dimodelkan sebagai poros pejal yang dimensinya
bervariasi mulai dari diameter 32mm, 35mm dan 41mm dengan panjang total 955mm, seperti yang
ditunjukkan pada gambar 4.2.
1. Penentuan Jenis Permasalahan ( Study )
Sebelum proses analisis dilakukan terlebih dahulu menentukan nama permasalahan (study name), jenis
analisis yang dibutuhkan (analysis type) serta tipe mesh (mesh type).
2. Penentuan Jenis Material
Dari hasil perancangan, jenis material poros utama adalah ST-60.
3. Pembentukan Meshing
Dari hasil meshing didapatkan bahwa terdapat 16478 nodal dan 10233 elemen, dengan ukuran elemen
10,5319 mm dan toleransi antar elemen 0,526597 mm.
Gambar 4.3 dibawah ini merupakan pemodelan poros utama setelah dilakukan proses
meshing.
x
Fz
y
z A
B
DE
FPz
FrB
RDz
FPy
FtB
RDy
F
T
TC
T
RBz
RBy
Keterangan :
A, E berturut-turut
adalah puli 1 dan puli 2.
B, D bertutrut-turut
adalah bantalan 1 dan bantalan 2
Gambar 4.1 Diagram Benda Bebas Poros
Gambar 4.2 Model Poros Utama Gambar 4.3 Poros Utama Setelah Proses
Meshing
ISSN 1693-3168
Seminar Nasional - VIII
Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri
Kampus ITENAS - Bandung, 24-25 November 2009
TPPPど12
Teknik
MESIN
4. Pemberian Tumpuan ( restraint )
Pemberian tumpuan pada poros utama ini terdapat pada dua lokasi yaitu masing-masing pada bantalan
dengan asumsi sebagai tumpuan immovable ( non translation), pada gambar 4.4.
5. Penerapan Beban (load)
Gaya-gaya yang terjadi pada poros utama terdapat pada alur pasak puli, roda gigi kerucut dan alur
pasak puli engkol. Pada alur pasak puli terdapat gaya FPy = 54,86 kg dan FPz = 960 kg. Sedangkan pada
roda gigi kerucut terdapat gaya FTB = 290,53 kg dalam arah tangensial dan FRB = 74,77 kg dalam arah
radial. Pada alur pasak puli engkol terdapat gaya FEy = 78,8 kg dan FEz = 73,8 kg. Torsi yang terjadi
pada poros utama TA = 2951,8 kg.cm pada alur pasak puli searah jarum jam (CW), TC = 1475,9 kg.cm
pada alur pasak roda gigi kerucut berlawanan arah jarum jam (CCW) dan TE = 1475,9 kg.cm pada alur
pasak puli engkol berlawanan arah jarum jam ( CCW ). Pemodelan poros utama yang telah diberi
pembebanan dapat dilihat pada gambar 4.5.
5.ANALISIS STATIK
Hasil dari analisis statik meliputi tegangan, regangan, perpindahan dan faktor keamanan dari suatu
struktur. Dalam makalah ini akan disajikan contoh hasil analisis statik dari satu komponen utama mesin
pencetak batu bata merah yaitu poros utama, sebagai berikut :
• Tegangan ( stress )
Tegangan maksimum yang terjadi sebesar 1483,6 kg/cm2 terdapat pada nodal 16271, yaitu pada alur
pasak puli. Hal ini terjadi karena pada alur pasak puli terjadi pembebanan yang paling besar dari puli
penggerak. Tegangan minimum terjadi pada bagian poros yang tidak menerima beban, yaitu pada
nodal 5396 sebesar 0,59 kg/cm2, karena pada bagian tersebut tidak menerima pembebanan. Lokasi
titik koordinat dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1 Titik Koordinat Tegangan Maksimum dan Minimum Poros Utama
Gambar 4.4 Poros Utama Setelah Diberi
Tumpuan
Gambar 4.5 Poros Utama Setelah Diberi
Beban
ISSN 1693-3168
Seminar Nasional - VIII
Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri
Kampus ITENAS - Bandung, 24-25 November 2009
TPPPど13
Teknik
MESIN
• Regangan ( strain )
Regangan maksimum yang terjadi sebesar 4,91.10-4 terdapat pada elemen 3612, yaitu pada alur pasak
puli. Hal ini terjadi karena pada alur pasak puli terjadi tegangan yang paling besar. Sedangkan regangan
minimum terjadi pada bagian dudukan bantalan sebelah kanan ( bearing 2 ), yaitu pada elemen 2760
sebesar 3,504.10-7, karena tegangan yang terjadi pada bantalan lebih kecil. Hal ini terjadi karena
hubungan antara tegangan dan regangan adalah berbanding lurus. Lokasi titik koordinat dapat dilihat
pada tabel 5.2.
Tabel 5.2 Titik Koordinat Regangan Maksimum dan Minimum Poros Utama
• Perpindahan ( displacement )
Perpindahan atau defleksi maksimum yang terjadi sebesar 0,1769 mm terdapat pada nodal 13295, yaitu
pada bagian poros di dekat alur pasak roda gigi kerucut, karena pada bagian tersebut menerima
pembebanan paling besar dari roda gigi kerucut. Sedangkan perpindahan minimum terjadi pada
dudukan bantalan sebelah kiri ( bearing 1 ), yaitu pada nodal 58 sebesar 0 mm, karena defleksi yang
terjadi pada tumpuan sangat kecil Lokasi titik koordinat dapat dilihat pada tabel 5.3.
Tabel 5.3 Titik Koordinat Perpindahan Maksimum dan Minimum Poros Utama
Gambar 5.1 Tegangan yang Terjadi pada Poros Utama
Gambar 5.2 Regangan yang Terjadi pada Poros Utama
ISSN 1693-3168
Seminar Nasional - VIII
Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri
Kampus ITENAS - Bandung, 24-25 November 2009
TPPPど14
Teknik
MESIN
• Faktor Keamanan ( Safety of Factor )
Faktor keamanan maksimum yang terjadi sebesar 100 terdapat pada bagian yang berwarna biru.
Sedangkan faktor keamanan minimum terdapat pada bagian yang berwarna merah sebesar 2,8 yang
artinya bila beban-beban yang diberikan kepada komponen tersebut ditambahkan dengan beban sebesar
2,8 kali dari beban yang sekarang, maka komponen tersebut akan mencapai kekuatan luluhnya (yield
stress). Hal ini terjadi karena pada daerah yang berwarna merah terdapat tegangan yang tinggi sehingga
faktor keamanannya kecil, sedangkan pada bagian yang berwarna biru tegangan yang terjadi kecil
sehingga memiliki faktor keamanan yang besar. Faktor keamanan disini berdasarkan kriteria tegangan
Von-Mises Maksimum, yaitu :
1>vonmises
yield
σσ
; 8,2/1483
/42112
2
=cmkg
cmkg
dimana :
yieldσ = 4211 kg/cm2
vonmisesσ = 1483 kg/cm2
Setelah melakukan analisis statik terhadap beberapa komponen utama mesin pencetak batu bata merah,
maka diperoleh harga-harga dari hasil analisis tersebut seperti ditunjukkan pada tabel 5.4.
Gambar 5.4 Faktor Keamanan pada Poros
Utama
ISSN 1693-3168
Seminar Nasional - VIII
Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri
Kampus ITENAS - Bandung, 24-25 November 2009
TPPPど15
Teknik
MESIN
Tabel 5.4 Hasil Analisis Statik Komponen Utama
No Komponen
Tegangan (kg/cm2) Regangan
Perpindahan
(mm) Safety Factor
Maks Min Maks Min Maks Min Maks Min
1 Poros utama 1483,6 0,59 4,91.10-4 3,504.10-7 0,1769 0 100 2,8
2 Poros input
geneva 7231,9 0,0067 1,652.10-3 1,465.10-8 0,0488 0 100 0,4
3 Poros output
geneva 3609 1,96 9,956.10-4 1,379.10-6 0,1804 0 100 1,2
4 Geneva
penggerak 1280,42 0,09 4,68.10-4 6,86.10-8 0,083 0 100 3,4
5 Geneva yang
digerakkan 748,23 3,49.10-7 7,469.10-5 1,489.10-13 0,008425 0 100 4,4
6.KESIMPULAN
Setelah melakukan pemodelan dan analisis statik terhadap mesin pencetak batu bata merah, maka dapat
disimpulkan beberapa hal, yaitu :
1. Hasil dari analisis statik struktur meliputi tegangan (stresss), regangan (strain),
perpindahan (displacement) dan faktor keamanan (safety of factor).
2. Tegangan terbesar dialami oleh poros input geneva sebesar 7231,9 kg/cm2, dan tegangan
terkecil dialami oleh geneva yang digerakkan sebesar 3,49.10-7 kg/cm2.
3. Regangan terbesar dialami oleh poros input geneva sebesar 1,652.10-3, dan yang terkecil
dialami oleh geneva yang digerakkan sebesar 1,4896.10-13.
4. Perpindahan atau defleksi terbesar dialami oleh Poros output geneva sebesar 0,1804 mm.
5. Faktor keamanan minimum terbesar dialami oleh geneva yang digerakkan sebesar 4,4,
dan yang terkecil dialami oleh poros input geneva sebesar 0,4.
6. Hampir seluruh komponen mengalami tegangan Von-Mises dibawah tegangan yield dari
material, sehingga memiliki nilai faktor keamanan >1 (aman), kecuali komponen poros
input geneva dengan nilai faktor keamanan <1 (tidak aman).
7. DAFTAR PUSTAKA
[1] Popov, E . P. 1978. Mechanics of Material. New Jersey : Prentice Hall.
[2] Mitchell, Shigley. 1983. Mechanical Engineering Design. Michigan : McGraw-Hill.
[3] Callister, William. D. 1997. Materials Science and Engineering An Introduction. New York :
John Wiley & Sons.
[4] Dieter, George. E. 1969. Mchanical of Metalurgy. New Jersey : Prentice Hall.
[5]Cook, Robert D. 1990. Konsep dan Aplikasi Metode Elemen Hingga. Alih bahasa oleh Bambang
Suryoatmono. Bandung : Eresco.
[6] Krishnamoorthy, C. S. 2001. Finite Element Analysis Theory and Programing Second Edition.
Madras : Indian Institute of Technology.
[7] Wiratmaja IGN dan Djoeli Satrijo. 1998. Metode Elemen Hingga. Bandung : Institut Teknologi
Bandung.
[8] CosmosWorks Software. CosmosWorks Library.