den minta pemerintah bentuk badan pengelola subsidi panas bumi

3
DEN Minta Pemerintah Bentuk Badan Pengelola Subsidi Panas Bumi Michael Agustinus - detikFinance Share 0Tweet Share 00 komentar Nusa Dua - Salah satu kendala terbesar dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia adalah persoalan harga. Harga energi terbarukan relatif mahal bila dibandingkan dengan sumber-sumber energi fosil seperti batu bara dan gas bumi. Akibatnya, 'harta karun' energi yang dimiliki Indonesia kurang tersentuh. Panas bumi contohnya,

Upload: bevy-saragi-sitio

Post on 15-Apr-2017

26 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Den minta pemerintah bentuk badan pengelola subsidi panas bumi

DEN Minta Pemerintah Bentuk Badan Pengelola Subsidi Panas BumiMichael Agustinus - detikFinanceShare 0Tweet

Share 00 komentar

Nusa Dua - Salah satu kendala terbesar dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia adalah persoalan harga. Harga energi terbarukan relatif mahal bila dibandingkan dengan sumber-sumber energi fosil seperti batu bara dan gas bumi. 

Akibatnya, 'harta karun' energi yang dimiliki Indonesia kurang tersentuh. Panas bumi contohnya, harta karun energi yang sangat banyak tersimpan di perut bumi Indonesia ini bisa menghasilkan listrik sampai 29.000 megawatt (MW) jika potensinya dimaksimalkan. Tapi,

Page 2: Den minta pemerintah bentuk badan pengelola subsidi panas bumi

sampai saat ini pemanfaatan panas bumi di Indonesia baru sekitar 1.300 MW alias cuma 4%.

Di sisi lain, pemerintah harus menetapkan harga (feed in tariff) yang layak untuk panas bumi supaya investor tertarik untuk mengembangkannya. Sebab, bisnis panas bumi sangat beresiko untuk investor dan membutuhkan tekonologi tinggi. 

Menurut perhitungan Dewan Energi Nasional (DEN), rata-rata biaya pokok produksi (BPP) listrik dari panas bumi di Indonesia mencapai Rp 1.275/kWh, jauh di atas listrik dari batubara yang cuma sekitar Rp 700/kWh.

Bila feed in tariff panas bumi rendah, tak ada investor yang mau mengembangkannya. Tapi bila ditetapkan harga keekonomian di atas Rp 1.275/kWh, PLN sebagai pembeli bakal terbebani, tarif listrik untuk pelanggan PLN pun bakal jadi mahal. 

Supaya PLN tidak terbebani tapi investor juga mendapatkan harga yang ekonomis, Dewan Energi Nasional (DEN) mengusulkan pemerintah membentuk Badan Layanan Umum (BLU) pengelola subsidi panas bumi. Dengan begitu, investor bisa menjual listrik panas bumi dengan harga ekonomis dan PLN membeli dengan harga terjangkau.

"Geothermal (panas bumi) itu bisnis beresiko tinggi dan IRR (Investment Rate Return)-nya rendah. Mungkin kita akan bentuk BLU yang mengelola subsidi untuk geothermal. BPP geothermal sekitar Rp 1.275/kWh. Tanpa adanya subsidi, ini tidak bisa diambil PLN," papar Anggota DEN Syamsir Abduh usai menghadiri Bali Energy Forum di Nusa Dua, Bali, Jumat (20/11/2015).

Syamsir menambahkan, bentuk BLU yang diusulkan DEN serupa dengan BLU sawit yang telah dibentuk pemerintah baru-baru ini untuk

Page 3: Den minta pemerintah bentuk badan pengelola subsidi panas bumi

mengelola subsidi biodiesel. "Bentuknya belum pasti, nanti pemerintah yang akan menyusun kebijakannya," tukas dia.

Selain pembentukan 'Badan Pengelola Subsidi Panas Bumi', Syamsir juga meminta pemerintah meminimalkan resiko eksplorasi panas bumi yang harus ditanggung investor dengan meningkatkan akurasi saat survei lapangan untuk menghitung potensi panas bumi. "Negara harus lebih banyak mengurangi resiko di eksplorasi dengan slim drilling sampai kereservoir," tutupnya.