dehidrasi pada jamaah haji

Upload: aguswidi

Post on 03-Apr-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Dehidrasi Pada Jamaah Haji

    1/9

    DEPLESI CAIRAN DAN DEHIDRASI PADA

    JAMAAH HAJI

    Agus Widiyatmoko

    Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, RSU PKU

    Muhammadiyah Yogyakarta

    PENDAHULUAN

    Ibadah haji merupakan ibadah yang dilakukan umat Islam sesuai dengan rukun

    Islam yang kelima. Ritual ibadah haji dilaksanakan di tanah suci Mekkah dan diikuti

    dengan kegiatan ziarah ke Madinah. Secara factual di masyarakat, kegiatan ritual

    ibadah haji sudah dilakukan sejak dari tanah air baik berupa manasik maupun

    persiapan keberangkatan yang cukup memakan tenaga dan biaya.

    Cuaca dan iklim di Arab Saudi tentu berbeda dengan Indonesia. Untuk itulah

    seringkali kita menghadapi berbagai kendala dan masalah kesehatan yang

    berkaitan dengan iklim ini. Selain itu, ritual ibadah haji juga menyebabkan jamaah

    haji harus banyak melakukan kegiatan fisik. Kedua factor ini dapat memicu

    terjadinya dehidrasi pada jamaah haji.

    Dehidrasi ini semakin menjadi masalah kesehatan yang berat karena banyaknya

    jamaah haji yang berusia lanjut. Usia lanjut ini menjadi salah satu resiko tinggi bagi

    jamaah haji kita. Selain berusia lanjut mereka juga memiliki factor resiko yang

    lainnya seperti hipertensi, gagal jantung dan diabetes mellitus. Faktor resiko yang

    multiple ini menyebabkan dehidrasi semakin sulit ditangani.

    Dalam berbagai gangguan klinis, kehilangan cairan mengurangi volume cairan

    ekstraselular, berpotensi mengorbankan perfusi jaringan. Diagnosis dini dan

    pengobatan yang tepat untuk mengembalikan euvolemia bisa menyelamatkan

    nyawa.

    Deplesi cairan terjadi ketika cairan yang mengandung natrium hilang lewat urin,

    saluran pencernaan atau kulit, atau perpindahan ke "ruang ketiga" internal yang

    menyebabkan volume intravaskular berkurang.

    Ketika terjadi kehilangan cairan, dua faktor berfungsi untuk melindungi terjadinyahipovolemia:

    Asupan Natrium dan air umumnya jauh di atas kebutuhan basal.

    Ginjal meminimalkan kehilangan cairan dengan meningkatkan reabsorpsi

    natrium dan air.

  • 7/29/2019 Dehidrasi Pada Jamaah Haji

    2/9

    ETIOLOGI

    Deplesi cairan terjadi akibat kehilangan natrium dan air dari sistem anatomi berikut:

    Kehilangan cairan lewat traktus Gastrointestinal, termasuk muntah, diare,pendarahan, dan drainase eksternal

    Kehilangan cairan lewat ginjal, termasuk efek obat diuretik, diuresis osmotik,

    pembuangan natrium lewat nephropathi, dan hypoaldosteronism

    Kehilangan cairan lewat kulit, termasuk keringat, luka bakar, dan kondisi

    dermatologis lainnya

    Perpindahan cairan ke ruang ketiga, termasuk obstruksi usus, cedera

    tabrakan, patah tulang, dan pankreatitis akut

    Kehilangan cairan lewat Gastrointestinal - Setiap hari, kira-kira 3 sampai 6 liter

    cairan yang dikeluarkan oleh lambung, pankreas, kandung empedu, dan usus ke

    dalam lumen saluran pencernaan. Hampir semua cairan yang dilepaskan diserap,

    sehingga hanya 100 sampai 200 mL hilang dalam feses. Namun, penurunan volume

    mungkin terjadi jika cairan yang dikeluarkan tidak dapat diserap (seperti adanya

    drainase eksternal dan muntah) atau jika sekresi melebihi kapasitas reabsorpsi,

    baik disebabkan karena peningkatan sekresi atau reabsorpsi berkurang. Perdarahan

    akut dari setiap organ di saluran pencernaan merupakan penyebab umum dari

    penurunan volume. Jamaah haji sering menghadapi masalah pola makan dan

    menyebabkan terjadinya diare atau gejala mual dan muntah yang dapat memicu

    terjadinya deplesi cairan.

    Kehilangan cairan lewat ginjal - Dalam kondisi normal, ekskresi natrium dan air

    oleh ginjal disesuaikan dengan asupan. Pada orang dewasa normal, sekitar 130-180

    liter disaring oleh kapiler glomerular setiap hari. Lebih dari 98 - 99 % cairan diserap

    kembali oleh tubulus, sehingga output urin rata-rata 1 sampai 2 L / hari. Dengan

    demikian, pengurangan kecil reabsorpsi di tubular (1 - 2 %) dapat menyebabkan

    peningkatan 2 4 liter ekskresi natrium dan air, yang jika tidak diganti, bisa

    mengakibatkan penurunan volume cairan tubuh yang banyak. Salah satu factor

    resiko yang diderita jamaah haji adalah diabetes dan hipertensi, dimana keduanya

    dapat menyebabkan terjadinya gangguan reabsorbsi di tubulus.

    Kehilangan cairan lewat kulit - Meskipun produksi keringat rendah di negara

    beriklim basah seperti Indonesia, namun hal ini bisa berbeda jika subjek

    berolahraga di iklim yang panas dan kering. Kehilangan cairan bisa melebihi 1 - 2

    L / jam [1]. Saat ini jamaah haji menjalani ritual ibadah haji pada suasana iklim yang

    panas dan berada di daerah gurun pasir, sehingga bisa memicu banyaknya

    kehilangan cairan tubuh.

  • 7/29/2019 Dehidrasi Pada Jamaah Haji

    3/9

    Kulit juga bertindak sebagai penghalang yang mencegah hilangnya cairan

    interstisial dengan lingkungan eksternal. Ketika penghalang ini terganggu oleh luka

    bakar atau lesi kulit eksudatif, volume besar cairan bisa hilang.

    Perpindahan cairan ke ruang ketiga - Deplesi cairan dapat disebabkan oleh

    hilangnya cairan interstisial dan intravaskuler ke ruang-ketiga yang dalam kondisitidak seimbang dengan cairan ekstraselular. Sebagai contoh, seorang pasien

    dengan trauma pinggul retak mungkin kehilangan 1500-2000 mL darah ke dalam

    jaringan yang berdekatan dengan fraktur. Meskipun cairan ini akan diserap kembali

    ke dalam cairan ekstraselular dalam beberapa hari sampai beberapa minggu,

    pengurangan akut pada volume darah, jika tidak diganti, dapat menyebabkan

    deplesi cairan yang parah. Contoh lain dari perpindahan cairan ke ruang ketiga

    termasuk obstruksi usus, pankreatitis akut yang berat, perdarahan (seperti trauma

    atau aneurisma aorta abdomen yang pecah), peritonitis, dan obstruksi dari sistem

    vena besar.

    MANIFESTASI KLINIS

    Pasien hypovolemic dapat datang dengan berbagai gejala, temuan pemeriksaan

    fisik, dan kelainan laboratorium. Gejala yang muncul terkait dengan penurunan

    volume cairan itu sendiri, seperti kelelahan dan dizziness postural, atau penyebab

    yang mendasari penurunan volume cairan, seperti muntah, diare, atau poliuria.

    Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan turgor kulit menurun, rendahnya tekanan

    darah arteri atau hipotensi postural, dan tekanan vena jugularis berkurang. Pasien

    dengan hipovolemia dapat mengalami berbagai kelainan laboratorium, termasuk

    peningkatan kreatinin serum dan basal urea nitrogen (BUN), hipernatremia atauhiponatremia, hiperkalemia atau hipokalemia, dan alkalosis metabolik atau asidosis

    metabolic(2).

    Gejala - Tiga manifestasi gejala klinik dapat terjadi pada pasien hipovolemik(2):

    Karena penurunan volume cairan

    Terkait dengan penyebab kehilangan cairan tersebut

    Karena gangguan elektrolit dan asam-basa yang dapat menyertai penurunan

    volume cairan tubuh

    Gejala yang berhubungan dengan penurunan volume cairan - Gejala yang

    disebabkan oleh hipovolemia terutama terkait dengan perfusi jaringan yang

    menurun. Keluhan awal termasuk kelelahan, berdebar, haus, kram otot, dan

    dizziness postural. Kehilangan cairan lebih parah dapat menyebabkan nyeri perut,

    nyeri dada, atau letargi dan gangguan kejiwaan karena adanya iskemia pembuluh

    vaskular mesenterika, koroner, atau otak. Gejala ini biasanya reversibel, walaupun

    nekrosis jaringan dapat terjadi jika kondisi kekurangan cairan berlanjut.

  • 7/29/2019 Dehidrasi Pada Jamaah Haji

    4/9

    Volume atau frekuensi urin biasanya menurun. Volume urin yang rendah (oliguria)

    sering ditemukan pada pasien hipovolemik akibat kombinasi aviditas natrium dan

    air.

    Gejala hipovolemia paling sering terjadi pada pasien dengan deplesi natrium

    isoosmotik dan air yang sebagian besar berasal dari cairan ekstraselular. Hal inikontras dengan kehilangan air murni karena insensible water losses atau diabetes

    insipidus, di mana tingginya osmolalitas plasma (dan konsentrasi natrium)

    menyebabkan air bergerak dari sel ke dalam cairan ekstraselular. Hasil dari

    kehilangan air murni karena insensible water losses atau diabetes insipidus adalah

    bahwa sekitar dua-pertiga dari air yang hilang berasal dari cairan intraselular, suatu

    kondisi yang disebut "dehidrasi" daripada "hipovolemia". Pasien dengan kehilangan

    air murni menunjukkan gejala hipernatremia (diproduksi oleh defisit air).

    Gejala yang berhubungan dengan penyebab kehilangan cairan - Pasien

    dengan hipovolemia akan sering mengalami gejala yang berkaitan dengan

    penyebab kehilangan cairan. Gejala-gejala ini mungkin termasuk muntah, diare,poliuria, luka bakar yang parah, atau, dalam kasus perpindahan cairan ke ruang

    ketiga, terkait dengan etiologi yang mendasarinya.

    Gejala yang berhubungan dengan kelainan elektrolit - Berbagai gangguan

    elektrolit dan asam-basa juga dapat terjadi pada pasien hipovolemik, tergantung

    pada komposisi cairan yang hilang. Gejala-gejala yang lebih serius dan kelainan

    yang terkait meliputi (2):

    Kelemahan otot akibat hipokalemia atau hiperkalemia Poliuria dan polidipsia karena hipokalemia berat

    Tachypnea karena asidosis

    Gangguan Neuromuskular seperti lekas marah dan kebingungan karena

    alkalosis metabolik

    Letargi, kebingungan, kejang, dan koma karena hiponatremia atau

    hipernatremia

    Pemeriksaan fisik - Meskipun relatif tidak sensitif dan tidak spesifik [4], temuan

    tertentu pada pemeriksaan fisik mungkin menunjukkan adanya penurunan volume

    cairan. Penurunan volume interstisial dapat dideteksi dengan pemeriksaan pada

    kulit dan selaput lendir, sementara penurunan volume plasma dapat menyebabkan

    penurunan tekanan darah sistemik dan tekanan vena jugularis.

    Kelainan Laboratorium - Pasien dapat memiliki berbagai hasil abnormal dari tes

    laboratorium rutin yang dilakukan. Selain menunjukkan adanya penurunan volume,

    perubahan ini dapat memberikan petunjuk penting untuk etiologi.

  • 7/29/2019 Dehidrasi Pada Jamaah Haji

    5/9

    Volume urin rendah - Seperti disebutkan di atas, volume urin biasanya rendah

    (oliguria) pada pasien hipovolemik akibat kombinasi aviditas natrium dan air.

    Elevasi kadar BUN dan konsentrasi kreatinin serum - Dalam sebagian besar

    keadaan deplesi cairan, BUN dan konsentrasi kreatinin serum berbanding terbalik

    dengan laju filtrasi glomerulus (GFR), dimana BUN dan kreatinin meningkat seiringturunnya nilai GFR. Pengukuran serial BUN dan kreatinin dapat digunakan untuk

    menilai perjalanan penyakit ginjal. Namun, tingginya nilai BUN dapat juga

    disebabkan oleh peningkatan laju produksi urea atau reabsorpsi tubular.

    Peningkatan konsentrasi kreatinin serum lebih baik untuk digunakan sebagai

    petunjuk karena diproduksi relatif konstan oleh otot rangka dan tidak diserap

    kembali oleh tubulus ginjal.

    Dalam kondisi normal rasio kreatinin BUN / serum adalah kurang dari 10:1. Namun,

    nilai ini dapat secara substansial meningkat apabila terjadi kondisi hipovolemik.

    Peningkatan ini terkait reabsorpsi urea[8]. Secara umum, sekitar 40 sampai 50

    persen urea disaring dan diserap di tubulus proksimal, di mana hal ini dipengaruhioleh reabsorpsi natrium dan air. Dengan demikian, peningkatan reabsorpsi natrium

    proksimal dalam kondisi dehidrasi menghasilkan peningkatan reabsorpsi urea.

    Efeknya adalah penurunan ekskresi urea dan peningkatan kadar BUN dan rasio

    BUN / kreatinin serum. Rasio BUN/ kreatinin serum sering lebih besar dari 20:1.

    Kenaikan selektif kadar BUN ini disebut azotemia prerenal. Konsentrasi kreatinin

    serum akan meningkat jika tingkat hipovolemia cukup parah untuk menurunkan

    GFR.

    Hipernatremia dan hiponatremia - Berbagai faktor dapat mempengaruhi

    konsentrasi natrium serum dalam kondisi hipovolemik. Hilangnya cairan primer,

    seperti dalam insensible water losses atau diabetes insipidus, menghasilkanhipernatremia. Di sisi lain, garam dan air yang hilang menyebabkan hiponatremia.

    Deplesi cairan merangsang pelepasan hormon antidiuretik (ADH), yang akan

    cenderung menyebabkan retensi air.

    Hipokalemia dan hiperkalemia - Baik hipokalemia atau hiperkalemia dapat

    terjadi pada pasien yang hipovolemik. Hiipokalemi adalah jauh lebih sering

    ditemukan akibat kehilangan kalium dari saluran pencernaan atau dalam urin.

    Namun, adanya ketidakmampuan ekskresi kalium dalam urin karena kegagalan

    ginjal, hypoaldosteronism, atau penurunan volume cairan itu sendiri.

    Alkalosis metabolik dan asidosis - Pengaruh kehilangan cairan padakeseimbangan asam-basa juga bervariabel. Meskipun pada kondisi deplesi cairan

    tubuh mempertahankan pH ekstraselular tetap normal, namun alkalosis metabolik

    atau asidosis metabolik dapat terjadi. Pasien dengan keluhan muntah atau

    diberikan diuretik cenderung untuk terjadi alkalosis metabolik karena kehilangan

    ion hidrogen dan kontraksi volume cairan. Di sisi lain, kehilangan bikarbonat (akibat

    diare atau fistula usus) dapat menyebabkan asidosis metabolik. Selain itu, asidosis

  • 7/29/2019 Dehidrasi Pada Jamaah Haji

    6/9

    laktat dapat terjadi pada kondisi shock dan ketoasidosis diabetes mellitus.

    Hematokrit dan konsentrasi albumin serum - Karena eritrosit dan albumin

    pada dasarnya terbatas pada pembuluh darah, penurunan volume plasma akibat

    penurunan volume cairan cenderung mengakibatkan peningkatan hematokrit

    (misalnya, polisitemia relatif) dan konsentrasi albumin serum. Namun, perubahanini sering tidak terjadi karena didasari adanya kondisi hipoalbuminemia dan / atau

    anemia, , misalnya karena perdarahan.

    Manifestasi syok - Jika tingkat hipovolemia menjadi lebih parah, karena

    disebabkan hilangnya 30 persen volume cairan tubuh, ditandai dengan perfusi

    jaringan yang menurun, mengakibatkan sindrom klinis disebut sebagai hipovolemik

    syok [3,4]. Sindrom ini dikaitkan dengan peningkatan aktivitas simpatik yang ditandai

    dengan adanya takikardia, akral dingin dan berkeringat, sianosis, output urin

    rendah (biasanya kurang dari 15 mL / jam), dan kadang ditemukan adanya agitasi

    dan delirium karena aliran darah otak berkurang.

    Manifestasi pada orang tua - Seperti pada orang yang lebih muda, kehilangan

    cairan yang berlebihan pada orang tua sering memberikan tanda-tanda dan gejala

    nonspesifik. Yang paling khusus untuk hipovolemia adalah penurunan berat badan

    akut, namun memperoleh data berat badan yang akurat dari waktu ke waktu

    mungkin sulit pada orang tua. Berat badan sangat penting untuk mengidentifikasi

    deplesi cairan karena pada orang tua memiliki proporsi lemak yang lebih besar dari

    massa otot. Individu yang lebih tua memiliki jumlah cairan tubuh yang lebih rendah

    (relatif terhadap berat badan) dan oleh karena itu, untuk kehilangan cairan, akan

    menyebabkan penurunan yang lebih besar pada volume cairan ekstraselular.

    Hipotensi postural jarang pada pasien usia lanjut akibat dari disfungsi simpatik dan

    kondisi fisik yang buruk. Selain itu, lidah dan mulut kering, kelemahan otot,kebingungan, kesulitan berbicara, dan mata cekung dapat terjadi pada orang tua

    karena berbagai penyebab selain penurunan volume [5]. Orang tua sangat rentan

    terhadap hipernatremia karena gangguan mekanisme haus dan ketidakmampuan

    untuk meningkatkan asupan air karena gangguan kemampuan menelan dan

    imobilisasi.

    DIAGNOSA

    Dalam hampir semua kasus, diagnosis klinis hipovolemia berdasarkan manifestasikarakteristik yang disebutkan di atas dan dikonfirmasi oleh konsentrasi natrium

    urine yang rendah.

    Anamnesis yang akurat dan pemeriksaan fisik yang baik tidak hanya memberikan

    bukti untuk penurunan volume cairan tetapi juga dapat membantu menentukan

    etiologinya. Pada orang tua, anamnesis tidak dapat mengidentifikasi penyebab

    hipovolemia. Hal ini disebabkan karena adanya gejala kebingungan atau masalah

  • 7/29/2019 Dehidrasi Pada Jamaah Haji

    7/9

    kognitif. Masalah tambahan adalah ketidakmampuan untuk mendeteksi

    hipovolemia relatif pada pasien dengan edema atau gagal ginjal.

    Konsentrasi natrium urine- Konsentrasi natrium urine yang rendah (atau

    konsentrasi klorida urin yang rendah pada pasien yang memiliki alkalosis

    metabolik) sangat sugestif adanya perfusi jaringan yang berkurang. Namun, adanyanatrium urin yang rendah tidak selalu berarti bahwa pasien memiliki penurunan

    volume cairan, karena pada kondisi gagal jantung, sirosis dengan ascites, dan

    sindrom nefrotik juga terjadi penurunan konsentrasi natrium urin.

    Eksresi natrium - Sebuah alternatif untuk pengukuran konsentrasi natrium urin

    adalah dengan mengukur fraksi eksresi natrium (FEnA). FEnA dapat langsung

    mengevaluasi hilangnya natrium dan tidak terpengaruh oleh perubahan volume

    urin. FEnA berguna dalam diagnosis diferensial dari gagal ginjal akut oliguri dengan

    penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR). Pada kondisi hipovolemik nilai FEnA

    biasanya di bawah 1 persen dan di atas 1 persen ketika oliguria disebabkan karena

    nekrosis tubulus akut[6,7]

    .

    Osmolalitas urin Pada kondisi hipovolemik, osmolalitas urin seringkali melebihi

    450 mOsmol / kg [6,8]. Osmolalitas urin yang tinggi konsisten dengan kondisi

    hipovolemia, tetapi nilai osmolalitas yang relatif isoosmotik tidak

    mengesampingkan gangguan deplesi cairan [8]. Konsentrasi kemih juga dapat dinilai

    dengan mengukur berat jenis. Hasilnya kurang dapat diandalkan dibandingkan

    dengan osmolalitas urine karena berat jenis ditentukan oleh massa jumlah partikel

    zat terlarut dalam urin. Nilai BJ urin di atas 1.015 sugestif, tetapi bukan diagnostik,

    kondisi hipovolemia.

    Urinalisis - Pemeriksaan urin adalah alat diagnostik yang penting pada pasiendengan peningkatan BUN dan kreatinin plasma. Urinalisis umumnya normal pada

    kondisi hipovolemik dengan fungsi ginjal yang masih normal. Hal ini berbeda jika

    ditemukan adanya penyebab kelainan ginjal sebelumnya di mana pada

    pemeriksaan urine didapatkan protein, sel, dan / atau kristal.

    Tekanan vena sentral - Ini adalah tekanan diastolik ventrikel kiri (Left Ventricle

    End Diastolic Pressure), dan bukan tekanan atrium kanan, yang merupakan penentu

    output ventrikel kiri yang bersama-sama dengan resistensi vaskular, menentukan

    perfusi jaringan. Meskipun perkiraan tekanan vena sentral dapat membantu

    menentukan status volume pasien, tekanan vena sentral tidak memadai untuk

    memprediksi apakah cairan intravena akan meningkatkan stroke volume danindeks jantung [9].

    RINGKASAN

  • 7/29/2019 Dehidrasi Pada Jamaah Haji

    8/9

    Dalam berbagai gangguan klinis, kehilangan cairan akan menyebabkan volume

    cairan ekstraselular berkurang dan berpotensi perfusi jaringan ikut berkurang.

    Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat untuk mengembalikan euvolemia bisa

    menyelamatkan nyawa.

    Pasien yang mengalami kondisi hipovolemik dapat ditemukan dengan berbagaigejala, baik temuan pemeriksaan fisik, dan kelainan laboratorium. Gejala yang

    timbul terkait dengan penurunan volume itu sendiri, seperti letargi dan dizzines

    postural, atau penyebab yang mendasari penurunan volume, seperti muntah, diare,

    atau poliuria. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan turgor kulit menurun,

    rendahnya tekanan darah arteri atau hipotensi postural, dan tekanan vena jugularis

    berkurang. Pasien dengan hipovolemia dapat ditemukan berbagai kelainan

    laboratorium, termasuk kreatinin serum dan nitrogen urea darah (BUN),

    hipernatremia atau hiponatremia, hiperkalemia atau hipokalemia, dan alkalosis

    metabolik atau asidosis metabolik.

    Kondisi hipovolemia menjadi lebih parah, yang ditandai dengan perfusi jaringanyang menurun, mengakibatkan sindrom klinis disebut sebagai syok hipovolemik.

    Sindrom ini dikaitkan dengan peningkatan yang signifikan pada aktivitas simpatik

    dan ditandai dengan takikardia, akral dingin, sianosis, output urin rendah, dan

    gangguan psikiatrik agitasi dan kebingungan karena berkurangnya aliran darah

    otak. Pada jamaah haji sering ditemukan adanya gangguan psikiatri yang dipicu

    oleh kondisi hipovolemia.

    Tidak seperti pada orang yang lebih muda, kehilangan cairan yang berlebihan pada

    orang tua sering memberikan tanda-tanda dan gejala nonspesifik. Yang paling

    khusus untuk hipovolemia adalah penurunan berat badan akut.

    Konsentrasi natrium urin rendah sangat sugestif adanya perfusi jaringan yang

    berkurang.

    Daftar Pustaka

    1. Better OS. Impaired fluid and electrolyte balance in hot climates. Kidney Int 1987; 32:S97.2. Stern EH, Emmet M, Forman JP. Etiology, clinical manifestations, and diagnosis of volume

    depletion in adults. UpToDate 21.1. 20133. Weil MH, von Planta M, Rackow EC. Acute circulatory failure (shock). In: Heart Disease. A

    Textbook of Cardiovascular Medicine, Braunwald E (Ed), Saunders, Philadelphia 1988.4. Baskett, PJF. ABC of major trauma. Management of hypovolaemic shock. Br Med J 1990;

    300:14535. Cohn, JN. Blood pressure measurement in shock: Mechanism of inaccuracy in auscultatory

    and palpatory methods. J Am Med Assoc 1967; 199:1186. Miller TR, Anderson RJ, Linas SL, et al. Urinary diagnostic indices in acute renal failure: a

    prospective study. Ann Intern Med 1978; 89:477. Espinel CH, Gregory AW. Differential diagnosis of acute renal failure. Clin Nephrol 1980;

    13:738. Rose BD. Pathophysiology of Renal Disease, 2d ed, McGraw-Hill, New York City 1987. p.829. Marik PE, Baram M, Vahid B. Does central venous pressure predict fluid responsiveness? A

  • 7/29/2019 Dehidrasi Pada Jamaah Haji

    9/9

    systematic review of the literature and the tale of seven mares. Chest 2008; 134:172..