definisi pantun
TRANSCRIPT
2.4 Pengertian Pantun
Pantun merupakan budaya asli bangsa Indonesia yang pemakaiannya sangat
luas,menyentuh berbagai lapisan masyarakat. Pantun pada mulanya merupakan sastra
lisan namun sekarang banyak juga pantun yang tertulis.
Menurut Kosasih (2006:226), Pantun merupakan puisi yang memiliki cirri-ciri
sebagai berikut:
1) Terdiri atas empat baris.
2) Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata.
3) Dua baris pertama disebut sampiran dan dua baris berikutnya disebut isi
pantun.
4) Pantun mementingkan rima akhir dengan pola /abab/. Bunyi akhir baris
pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan bris kedua sama dengan
baris keempat.
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-
bahasa Nusantara. Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila
dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b
dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan
sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pantun)
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa pantun adalah
salah satu jenis puisi lama yang umumnya memiliki cirri-ciri yaitu terdiri atas empat
baris, tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata, dua baris pertama disebut sampiran
dan dua baris berikutnya disebut isi pantun, pantun juga mementingkan rima akhir
dengan pola /abab/. Bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga
dan bris kedua sama dengan baris keempat.
2.4.1 Jenis-Jenis Pantun
Pantun terdiri dari banyak jenis yaitu pantun nasihat, pantun cinta atau remaja,
pantun teka-teki dan pantun jenaka. Sumiati Budiman (1987:19), Menurut isinya,
pantun dapat dibagi menjadi:
1. Pantun Percintaan, merupakan salah satu cara lama yang digunakan untuk
mengungkapkan cinta pada seseorang.
Contoh:
Pungguk terbang di atas awan
Hampir tak terlihat oleh mata
Kalau hati rindu-rinduan
Rindu di hati meronta-ronta
2. Pantun Nasihat, adalah tutur bahasa yang dirangkai menjadi sebuah kata-
kata anjuran dengan tujuan mengajak, memperingati dan menegur seseorang
untukmenjadi lebih baik. (http://www.katakataku.net/2012/02/pantun-
nasehat.html)
Contoh:
Anak ayam turun sepuluh,
mati satu tinggal Sembilan.
Menuntutlah ilmu bersungguh-sunguh,
supaya jangan ketinggalan.
3. Pantun Teka-Teki, adalah salah satu pantun yang digunakan untuk bertebak
kata.
Contoh :
Biduk sekunar dari barat,
penuh berisi asam cuka.
Makan di laut muntah di darat,
apakah itu cobalah terka.
1. Pantun Jenaka, adalah pantun yang bertujuan untuk menghibur orang yang
mendengar, terkadang dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam
suasana yang penuh keakraban, sehingga tidak menimbulkan rasa
tersinggung, dan dengan pantun Jenaka diharapkan suasana akan menjadi
semakin riang.
Contoh :
Berderak-derak sangkutan dancing,
bagaikan putus diimpit lumping.
Bergerak-gerak kumis kucing,
melihat tikus bawa senapan.
Dalam penelitian ini, penulis mengedepankan materi menulis pantun pada siswa kelas
VII SMP Bina Taruna Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 guna
pembelajaran.
2.4.2 Pantun Jenaka
Pantun Jenaka adalah pantun yang bertujuan untuk menghibur orang yang
mendengar, terkadang dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana
yang penuh keakraban, sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung, dan dengan
pantun diharapkan suasana akan menjadi semakin riang.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pantun)
Pantun Jenaka pada dasarnya memiliki aturan yang sama dengan
pantun pantun lain. Bedanya, pantun jenaka harus memiliki unsur
humor sehingga dapat membuat pembacanya tertawa atau minimal
tersenyum. Tapi seiring berkembangnya jaman, pantun jenaka pun
beberapa berubah menjadi satu sampiran dan satu isi. Karena
Pantun Jenaka memiliki unsur humor maka pantun ini bertujuan
untuk menghibur orang yang mendengar, dan terkadang dijadikan
sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh
keakraban, sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung, dan
dengan pantun Jenaka diharapkan suasana akan menjadi semakin
riang gembira.
Berikut ini adalah beberapa contoh pantun jenaka :
Buat apa panen kelapa
Kalau belum tumbuh tunas
Buat apa membeli vespa
Cicilan kompor saja belum lunas
Terang saja tanganku kaku
Pagi ini dingin sekali
Jelas saja tokonya tak laku
Baju sobek kau jual lagi
2.5 Pengertian Diksi
Diksi ialah pilihan kata (Zaenal Arifin, 2008:28). Diksi dipergunakan untuk
menyatakan kata-kata mana yang tepat dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau
gagasan. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan
kata merupakan satu unsur yang sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang
maupun dalam dunia tutur setiap hari. Kata yang tepat akan membantu seseorang
mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun
tulisan. Di samping itu, pilihan kata yang dipergunakan harus sesuai dengan situasi
dan tempat penggunaannya. Menurut Finoza (2008:121):
“Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata
tertentu untuk dipakai dalam suatu kalimat atau wacana. Pemilihan kata
dilakukan apabila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau
bermiripan. Ketersediaan kata itu akan ada apabila seseorang mempunyai
perbendaharaan kata yang memadai, seakan-akan ia memiliki senarai (daftar)
kata. Dari senarai kata itu dipilih satu kata yang paling tepat untuk
mengungkapkan suatu ide atau gagasan. Tanpa menguasai sediaan kata yang
cukup banyak, tidak mungkin bagi seseorang dapat melakukan pemilihan kata
atau seleksi kata”.
Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa pilihan kata
atau diksi perbendaharaan kata yang memadai dipilih satu kata yang tepat untuk
mengungkapkan suatu ide dengan seleksi kata.
Berikut adalah Fungsi Diksi :
1) Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
2) Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak
resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
3) Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
4) Menciptakan suasana yang tepat.
5) Mencegah perbedaan penafsiran.
6) Mencegah salah pemahaman.
7) Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
2.5.1 Ruang Lingkup Diksi
Secara khusus adalah kata atau kelompok kata yang yang ruang lingkup
penggunaannya mencakup hal-hal yang sempit contohnya malaria istilah khusus
dibidang kesehatan. Secara umum adalah kata atau kelompok kata yang ruang
lingkup penggunaannya mencakup hal-hal umum dan mencakup aspek-aspek yang
lebih luas contohnya hepatitis istilah umum dibidang kesehatan istilah khususnya
hepatitis a,b,c. Jadi diksi adalah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang
tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting,
baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam
memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud.
Diksi dalam kaitannya dengan dunia karangan terbagi atas, "(1) makna konotasi, (2)
denotasi (3) kata abstrak, (4) kata konkret, (5) kata umum, (6) kata khusus, dan (7)
sinonim (Keraf, 1991:28). Sedangkan menurut Sabarti (1992:84-90) ruang lingkup
meliputi kata asing dan kata serapan, kata-kata baru, makna kata dalam kalimat, dan
kata-kata baku dan non baku. Berdasarkan pendapat kedua pakar di atas, maka
penulis membatasi ruang lingkup diksi menjadi: (1) kata denotasi, (2) konotasi, (3)
umum, (4) khusus, (5) konkret, (6) abstrak, dan (7) baku.
Berikut ini penulis jelaskan pengertian dan contoh jenis-jenis kata tersebut:
1) Makna konotasi
Kata yang mempunyai makna tambahan atau nilai rasa disebut kata konotasi. Kita
menghendaki reaksi emosional tertentu, kita harus memiliki kata konotasi sesuai
dengan maksud yang akan dicapai. Kata konotasi merupakan kata tambahan
terhadap makna dasarnya yang berupa nilai rasa atau gambaran tertentu. Konotasi
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu konotasi negatif dan konotasi positif.
Kono-tasi positif mengandung nilai rasa halus, sopan, tinggi, sakral, dan lain-lain,
sedang-kan konotasi negatif sebaliknya (Keraf, 1991:28).
Contoh: Konotasi Positif : wafat, istri, jenasah.
Konotasi negatif: mati, bini, mayat.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari
sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan padasebuah
makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau
pukul. Makna konotatif sifatnya lebih profesional dan operasional. Dengan kata
lain makna konotatif adalah makna yang dikaitkan dengan suatu kondisi dan
situasi tertentu (Zaenal, 2008:29).
Contoh: dia adalah wanita manis.
2) Makna Denotasi
Makna denotasi dapat diartikan hubungan antara kata (ungkapan) dengan barang,
orang, tempat, sifat, proses, dan kegiatan di luar sistem bahasa. Menurut Sujito
(1990:53) denotasi kata merupakan, "Kata yang menunjukan langsung pada acuan
atau makna dasarnya".
Contoh: rumah, mobil, pohon.
Makna denotasi adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini
adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denonatif adalah suatu pengertian
yang dikandung sebuah kata objektif. Sering juga makna denotasi disebut makna
konseptual. Kata makan misalnya bermakna memasukkan sesuatu ke dalam mulut,
dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotasi
(Zaenal, 2008:28).
3) Kata Abstrak
Kata abstrak adalah kata yang merujuk kepada konsep/pengertian abstrak.
Kata abstrak dikatakan oleh Keraf (1991:28) yaitu:
"Kata yang mempunyai rujukan berupa konsep atau pengertian". Kata abstrak
sering dipakai untuk mengungkapkan gagasan yang rumit karena kata tersebut
mampu menjelaskan perbedaan dengan halus di antara gagasan yang bersifat
teknis dan khusus.
Contoh: bahagia, senang, kaya.
4) Kata Konkrit
Kata konkret merujuk kepada objek yang dapat dicerap oleh pancaindra.
Kata konkrit menurut Keraf (1991:28) yaitu, "Kata yang mempunyai rujukan beru-
pa objek yang diserap oleh panca indra". Kata ini mengacu ke barang yang
spesifik di dalam pengalaman kita. Kata konkret dapat efektif di dalam karangan
narasi atau pengisahan dan deskripsi atau pemerian karena meransang panca
indera. Contoh: mobil. rumah, buku.
5) Kata Umum
Kata umum adalah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal.
Kata umum menurut Keraf (1991:29) adalah,
"Kata yang ruang lingkupnya luas dan mencakup banyak hal, kumpulan, atau
pada keseluruhan sifat barang". Kata ini dipakai untuk mengungkapkan gagasan
umum. Kata umum kurang sanggup memberikan gambaran yang jelas. Makna
umum makin kabur gambarannya dalam pikiran/angan-angan, bahkan dapat
menimbulkan perbedaan tafsiran.
Contoh: melihat, bunga, binatang.
Contoh kata bermakna umum yang lain adalah bunga. Kata bunga memiliki
acuan yang lebih luas daripada mawar. Bunga bukan hanya mawar, melainkan
juga ros, melati, dahlia, anggrek, dan cempaka. Sebaliknya, melati pasti sejenis
bunga;anggrek juga tergolong bunga, dahlia juga merupakan sejenis bunga. Kata
bunga yang memiliki acuan lebih luas disebut kata umum (Zaenal, 2008:30).
6) Kata khusus
Kata khusus ialah kata yang sempit/ terbatas ruang lingkupnya.
Kata khusus menurut pendapat Keraf (1991:29) adalah, "Kata yang sempit, terba-
tas ruang lingkupnya". Biasanya kata khusus digunakan untuk seluk beluknya atau
perinciannya. Kata ini hanya mengacu ke beberapa sifatnya-sifatnya atau
kebeberapa bagiannya saja. Kata khusus yang tertentu makna pemakaiannya lebih
jelas dan nyata. Contoh: melirik, melati, tikus.
7) Kata Baku
Kata baku adalah kata yang mengikuti kaidah-kaidah yang telah ditentukan atau
dilazimkan.
Kata baku ialah ragam bahasa yang dipergunakan kelas terpelajar di dalam
masyarakat. Kelas ini meliputi pejabat-pejabat pemerintah, guru, dokter, penulis,
dan sebagainya (Sabarti, Akhadiah, dkk., 1992:94). Ragam bahasa baku dapat
dikenali dari kata-kata maupun struktur kalimat yang digunakan. Kata-kata baku
dari pilihan, ejaan, atau bentuknya.
Contoh: Baku : Ngapa
Tidak baku : Mengapa