definisi kekuasaan

Upload: ami

Post on 06-Mar-2016

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kekuasaan dalam perilaku organisasi

TRANSCRIPT

A. DEFINISI KEKUASAANKekuasaan (power) dan politik merupakan dua konsep yang salaing komplementer. Kedua konsep ini tidak pernah bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Ibarat istilah ada gula ada semut, begitulah konsep keuasaan dan politik saling melengkapi satu sama lain. Tidak akan ada proses politik ketika didalamnya tidak melibatkan kekuasaan. Sebaliknya tidak akan ada ada kekuasaan jika tidak melibatkan politik didalamnya. Jadi tidak berlebihan kalau sebagian orang mengakatakan bahwa ketika kita berbicara mengenai politik, maka kita sesungngguhnya sedang membicarakan kekuasaan, begitu pula sebaliknya. Dalam ilmu politik, kekuasaan sebenarnya hanya menjadi salah satu objek, tapi tidak pula bisa dipungkiri bahwa kekuasaan merupakan aspek yang relatif penting. Karena itu, ketika ingin mempelajari politik maka mempelajari konsep kekuasaan menjadi hal yang tidak bisa diabaikan atau dinafikan. Setidaknya dengan memhami konsep kekuasaan, kita akan sedikit tebantu dalam memahami konsep-konsep politik yang lain, dan memhami politik itu sendiri.Kekuasaan bagi sebagai ahli dipandang sebagai kekmapuan untuk mempengaruhi orang lain, sehingga mau menuruti apa yang menjadi keinginan kita. Seperti yang dikemukakan oleh Harold D. Laswell dan Abraham Kalan bahwa Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain sedemikian rupa, sehingga mereka mau menurti kehendak dari orang yang menjadi penguasa . Senada dengan apa yang dikemukakan oleh Laswell dan Kaplan, Robert A. Dahl juga menekankan kekuassan sebagai sebuah pengaruh (Influence). Dahl mengungkapkan bahwa konsep kekuasaan merujuk kepada kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain . Dari kedua pengertian ini, kita bisa menarik sebuah kesimpulan, bahwa salah satu penekanan atau aspek dari kekuasaan adalah pengaruh.Pengertian kekuasaan yang agak berbeda dikemukakan oleh Ramlan Surbakti, baginya kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber pengaruh yang dimiliki untuk mempengaruhi perilaku piha lain, sehingga fihak lain berperilaku sesuai dengan kehendak yang memberi pengaruh . Meskipun masih menekankan pada pengaruh, Ramlan menambahkan sumber-sumber pengaruh didalam defenisinya untuk memberi gambaran lebih lengkap mengenai konsep kekuasaan. Jadi bisa dipastikan bahwa seseorang berkuasa karena dia memiliki sumber-sumber pengaruh dan mampu memanfaatkan atau mengelola sumber-sumber tersebut untuk mempengaruhi orang lain.

Berbeda dengan defenisi-deffenisi yang sebelumnya yang menekankan pada aspek pengaruh dalam mendefenisikan kekuasaan, Charle F. Andrain Menekankan defenisinya pada penggunaan sumber daya (aset, kemampuan) dan kepatuhan. Andrain mengemukakan, bahwa kekuasaan adalah penggunaan sejumlah besar sumber daya untuk memperoleh kepatuhan dari orang lain . Sumber daya yang dimaksud Andrain disini adalah sumberdaya alam dan sumber daya manusia seperti aset-aset negara dan aparatur negara. Kepatuhan sendiri dimaksudkan sebagai sebuah hubungan dimana pihak penguasa mampu mengendalikan atau mengontrol pihak-pihak yang dikuasainya.

B. DIMENSI KEKUASAANBeberapa defenisi tentang kekuasaan yang dikemukakan diatas, setidaknya telahmembantu kita dalam memahami konsep kekuasaan, meskipun tidak bisa dipungkiri pula bahwa interpretasi tiap orang tentang kekuassan mungkin berbeda antara yang satu dengan lainnya. Tapi setidaknya defenisi-defenisi tesebut telah bisa mengatarkan kita untuk sedikit mengerti tentang kekuasaan. Selanjutnya untuk lebih memahami konsep kekuasaan dalam ilmu politik secara lebih komprehensif, berikut ini dikemukakan beberapa dimensi kekuasaan , antara lain;1. Potensial - Aktual.Seseorang dikatakan memiliki kekuasaan potensial apabila dia memiliki sumber-sumberkekuasaan seperti, kekayaan, senjata, status sosial yang tiggi, popularitas, pengetahuan dan informasi, massa yang terorganisi, serta jabatan. Selanjutnya, seseorang dikatakan memiliki kekuasaan aktual jika dia mampu menggunakan sumber-sumber yang dimilikinya kedalam kegiatan politik secara efektif. 2. Konsensus PaksaanAspek konsensus dari kekuasaan adalah ketika kekuasaan dijadikan alat untuk mencapai tujuan dari masyarakat secara keseluruhan. Sedangkan aspek Paksaan dari kekuasaan adalahsekelompok kecil orang menggunakan kekuassan sebagai alat untuk mencapai tujuan tanpa menghiraukan masyarakat secara keseluruhan dan dengan menggunakan kekrasan baik secara fisik maupun secara psikis.3. Positif negatifAspek ini melihat kekuasaan dari tujuannya. Dikatakan kekuasaan positf jika kekuasaan digunakan untuk mencapai tujuan yang dipandang penting dan diharuskan. Sebaliknya dikatakan kekuasaan negatif apabila kekuasaan digunakan untuk menghalangi orangpihak lain mencapai tujuannya yang tidak hanya diandang tidak perlu, tetapi juga merugikan pihak yang berkuasa.4. Jabatan pribadi.Aspek ini lebih melihat kekuasaan pada pihak yang memgang kekuasaan. Kekuasaan jabatan dimaksudkan apa bila seseorang memiliki kekuasaan karena jabatan yang didudukinya tanpa memperhatikan kualitas pribadi dari oroang tersebut. Sedangkan kekuasaan pribadi dimaksudkan apabila sesorang memiliki kekuasaan karena kulitas pribadi (kharisma, kekayaan kecerdasan, status sosial yang tinggi, dsb) yang dimilikinya. 5. Implisit EksplisitKekuasaan Implisit adalah pengruh yang tidak dapat dilihat tatapi dapat dirasakan, sedangkan kekuasaan eksplisit adalah pengaruh yang secara jelas dilihat dan dirasakan.6. Langsung tidak langsung.Kekuasaan langsung adalah penggunaan sumber-sumber untuk mempengaruhi pembuat dan pelaksana keputusan politik dengan melakukan hubungan secara langsung tanpa melalui perantara. Sedangkan kekuasaan tidak langsung adalah penggunaan sumber-sumber untuk mempengaruhi pembuat d an peaksana keputusan politik memalui perantara pihak lain yang dianggap memliki pengaruh yang lebih besar.C. MODEL KEKUASAANKekuasaan dengan berbagai dimensinya seperti yang telah disebutkan diatas, diterapkan dalam hubungan sosial. Baik itu dalam hubungan inter personal, kelompok hingga masyarakat. Hubungan-hubungan kekuasaan yang terbentuk akibat adanya interaksi sosial dalam masyarakat bisa bersifat formal maupun informal. Pola interaksi kekuasaan yang terbentuk akibat hubungan kekuasaan inipun bermacam macam. Berikut ini adalah beberapa bentuk implementasi kekuasaan kekuasaan dalam masyarakat, antara lain 1. Model kekuasaan elitis.Model ini dikemukakan oleh Gaetano Mosca , yang menggambarkan bahwa kekuasaan hanya dipegang oleh segelintir orang yang berkedudukan sebagai elit dalam masyarakat (the ruling class). Kelompok elit menjalankan fungsi-fungsi politik, memonopoli kekuasaan dan menikmati keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari berkuasa. Pada model ini, kekuasaan tidak terdistribusi secara merata, melainkan hanya dikuasai oleh sekelompok elit.2. Model kekuasaan pluralis.Model kkekuasaan pluralis mengandaikan masyarakat terdistribusi kedalam kelompok-kelompok sosial tertentu berdasarkan aspirasidan kepentingan yang bersifat kultural dan ideologis maupun yang berdasarkan okupasi atau profesi. Kelompok-kelompok inilah yag terlibat dalam proses-proses politik untuk memperjuangkan kepentingan anggotanya dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Pada model pluralis, pemerintah bertindak sebagai arena persaingan dan kompromi bagi kelompok-kelompok. Model pluralis ini mengasumsikan kekuasaan terdistribusi kedalam-kelompok-kelompok eksklusif yang bersaing dalam memperoleh pengaruh.3. Model kekuasaan kerakyatan Model kerakyatan dinbangun dari kerangka demokrasi. Pada model ini, partisipasi masyarakat dalam proses-proses politik menjadi penekanan utama. Kekuasaan pada model ini berada pada tangan masyarakat, bukan pada elit maupun kelompok kepentingan, walaupun dalam proses dan perkembanganya kekuasaan rakyat tersebut dilaksanakan memalui perwakilan yang dipilih oleh rakyat sendiri.

D. KOMPONEN KEKUASAAN1. Otoritas.Kekuasaan seringkali digambarkan sebagi sebuah Otoritas. padahal kewenangan dan kekuasaan adalah dua konsep yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Otoritas adalah kekuasaan yang memiliki keabsahan (legitimate power), sedangkan kekuasaan tidak selalau memiliki keabsahan. Jadi bisa dikatakan bahwa Otoritas adalah hak moral yang dimiliki oleh seorang untuk membuat dan melaksanakan keputusan politik. Adapun sumber-sumber otoritas antara lain:a. Tradisi, yaitu kepercayaan yang telah berakar dan dipelihara secara turun temurun dalam masyarakat.b. Sakral, Yaitu ororitas yang diperoleh karena adanya anggapan tentang representasi tuhan didunia.c. Pribadi, Otoritas yang diperoleh karena kualitas pribadi.d. Legal, Otoritas yang berasal dari peraturan perundang-undangan yang mengatur prosedur dan syarat-syarat menjalankan pemerintahan.2. LegitimasiKonsep legitimasi juga sebuah konsep yang melekat pada kekuasaan. Legitimasi berarti adanya pengakuan masyarakat yang dierintah terhadap hak-hak moral yang dimiliki oleh pemerintah. Legitimasi menjadi penting dalam kekuasaan, karena tanpa legitimasi atau penerimaan dari masyarakat, maka kekuasaan tentu tidak dapat diterapkan.Cara mendapatkan legitimasi antara lain:a. Manipulasi kecendrungan moral, emosional, tradisi dan kepercayaan dengan penggunaan isu-isu atau simbol.b. Melalui janji-janji yang mengundang simpati masyarakat.c. Melalui Pemilihan Umum.

Definisi Imbalan dalam OrganisasiKompensasi adalah fungsi manajemen sumber daya manusia yang berkaitan dengan semua bentuk penghargaan yang dijanjikan akan diterima karyawan sebagai imbalan dari pelaksanaan tugas dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan (Ivancevich,1998). Sistem imbalan adalah pemberian salah satu bentuk penghargaan kepada karyawan atas sumbangannya kepada organisasi terutama tercermin dari prestasi karyanya (Siagian,2002). Sistem imbalan baik berupa financial maupun non financial yang dikendalikan oleh organisasi dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi karyawannya (Simamora, 2001).Sistem imbalan yang baik adalah sistem yang mampu menjamin kepuasan para anggota organisasi yang pada gilirannya memungkinkan organisasi memperoleh, memelihara, dan memperkerjakan sejumlah orang yang dengan berbagai sikap dan perilaku positif bekerja dengan produktif bagi kepentingan organisasi.

Maksud dan Tujuan dari Imbalan Terdapat beberapa maksud dari pemberian reward di dalam sebuah organisasi, yaitu : . - Penghubung kepentingan organisasi dalam individuKepentingan individu seringkali tidak seiring dengan kepentingan organisasi, maka dengan pemberian imbalan yang baik maka kesenjangan tersebut dapat diatasi. - Pilihan organisasiDengan sistem imbalan yang baik akan memberikan keleluasan bagi organisasi untuk memilih calon alternative individu yang diinginkan sesuai dengan bidangnya atau kompetensi. - Mempengaruhi kepuasanDidalam perilaku organisasi dikatakan bahwa kompensasi/imbalan dapat meningkatkan kepuasan karyawan terhadap pekerjaannya yang juga sekaligus memacu motivasi individu kerja. - Umpan balikStandar imbalan tertentu akan menunjukkan kinerja yang harus diberikan kepada individu di dalam organisasi dari pekerjaan yang dilakukan. - PemberdayaanDengan imbalan yang cukup baik akan dapat meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri di dalam organisasi dalam berhadapan dengan lingkungannya. Menurut Notoatmodjo (1998:67), tujuan dari kebijakan pemberian kompensasi meliputi :- Menghargai prestasi karyawan- Menjamin keadilan gaji karyawan- Mempertahankan karyawan atau mengurangi turnover karyawan- Memperoleh karyawan yang bermutu- Pengendalian biaya- Memenuhi perauturan-peraturan

Tujuan Pemberian Imbalan

Menurut Milkovich dan Newman (1996) Pay sistems are designed efficiency (performance driven, total quality, customer focus, cost control), equity and compliance (Sistem imbalan didesain dan dikelola untuk memastikan tercapainya tujuan. Tujuan yang paling utama dalam pemberian imbalan adalah efisiensi, keadilan dan pemenuhan). Pengembangan tujuan pembayaran imbalan sangat tergantung pada masing-masing perusahaan dan jenis usaha.Menurut Carell, et.all (1995) Pemberian imbalan/kompensasi bertujuan untuk menarik karyawan dari luar perusahaan, mempertahankan karyawan yang memiliki kualitas yang baik, memotivasi karyawan, serta sebagai upaya untuk memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan Menurut Handoko (2000), tujuan pemberian imbalan atau kompensasi adalah untuk :1. Memperoleh personalia yang qualifiedKompensasi perlu ditetapkan cukup tinggi untuk menarik para pelamar, karena perusahaan-perusahaan bersaing dalam pasar tenaga kerja, tingkat pengupahan harus sesuai dengan kondisi suplai dan permintaan tenaga kerja. Kadang-kadang tingkat gaji yang relatif tinggi diperlukan untuk menarik para pelamar cakap yang sudah bekerja diberbagai perusahaan lain.2. Mempertahankan para karyawan yang adaBila tingkat kompensasi tidak kompentitip, niscaya banyak karyawan yang baik akan keluar. Untuk mencegah perputaran karyawan, pengupahan harus dijaga agar tetap kompetitip dengan perusahaan-perusahaan lain.3. Menjamin keadilanAdministrasi pengupahan dan penggajian berusaha untuk memenuhi prinsip keadilan. Keadilan atau konsisten internal dan eksternal sangat penting diperhatikan dalam penentuan tingkat kompensasi.4. Menghargai perilaku yang diinginkanKompensasi hendaknya mendorong perilaku-perilaku yang diinginkan. Prestasi kerja yang baik, pengalaman, kesetiaan, tanggung jawab baru dan perilaku-perilaku lain dapat dihargai melalui rencana kompensasi yang efektif.5. Mengendalikan biaya-biayaSuatu program kompensasi yang rasional membantu organisasi untuk mendapatkan dan mempertahankan sumber daya manusianya pada tingkat biaya yang layak. Tanpa struktur pengupahan dan penggajian sistematika organisasi dapat membayar kurang (underpay) atau lebih (overpay) kepada para karyawannya.6. Memenuhi peraturan-peraturan legalSeperti aspek-aspek manajemen personalia lainnya, administrasi kompensasi menghadapi batasan-batasan legal. Program Kompensasi yang baik memperhatikan kendala-kendala tersebut dan memenuhi semua peraturan pemerintah yang mengatur kompensasi karyawan.

Selanjutnya Hasibuan (1994), merinci tujuan pemberian imbalan atau kompensasi adalah sebagai berikut :1. Sebagai ikatan kerja samaDengan pemberian imbalan atau kompensasi maka akan tercipta suatu ikatan kerja sama formal antara majikan dengan karyawan, disatu pihak karyawan mempunyai kewajiban untuk mengerjakan dengan baik semua tugas yang dibebankan perusahaan kepadanya, dipihak lain perusahaan mempunyai kewajiban membayar imbalan atau kompensasi sesuai dengan tugas yang dibebankan.2. Memberikan kepuasan kerjaDengan pemberian imbalan atau kompensasi diharapkan karyawan dapat memenuhi kebutuhan fisiologis, kebutuhan sosial serta kebutuhan lainnya, sehingga karyawan memperoleh kepuasan kerja.3. Rekruitmen yang efektifApabila kebijaksanaan imbalan atau kompensasi yang akan diterapkan dipandang cukup besar, tentunya pengadaan karyawan yang qualified akan lebih muda.4. Alat untuk memotivasiImbalan atau kompensasi akan sangat mempengaruhi motivasi seseorang dalam bekerja. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk dapat memenuhi kebutuhannya, individu membutuhkan uang yang diperolehnya sebagai imbalan dari tempat ia bekerja, dan hal ini juga akan mempengaruhi semangatnya dalam bekerja.5. Stabilitas karyawanImbalan yang cukup juga berpengaruh terhadap stabilitas karyawan. Keluar masuknya karyawan dapat ditekan bahkan bisa dikatakan tidak ada apabila imbalan yang diberikan dirasa cukup adil sehingga karyawan merasa nyaman dalam bekerja.

6. DisiplinDisiplin merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan, karena akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.7. PemerintahKebijakan imbalan yang ditetapkan perusahaan harus berpedoman kepada peraturan perundang-undangan mengenai tarif upah yang telah ditetapkan pemerintah, maupun kebijakan-kebijakan lainnya yang disesuaikan dengan keadaan perekonomian saat itu.

Jenis-jenis ImbalanJenis imbalan menurut Gitosudarmo (1997:227) Ada 2 yaitu imbalan intrinsik dan imbalan ekstrinsik. Imbalan intrinsic adalah imbalan yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri. Imbalan intrinsik meliputi penyelesaian, pencapaian prestasi, otonomi, dan pertumbuhan pribadi. Imbalan intrinsik ini penting bagi para manajer karena imbalan ini merupakan kunci untuk membuka kekuatan motivasi seseorang sebab motivasi merupakan pekerjaan dari diri sendiri dan merupakan kemauan dari pribadi itu sendiri (Gibson, Ivancevich, dan Donnelly, 1985). Imbalan ekstrinsik adalah imbalan yang tidak berkaitan dengan pekerjaan tetapi berasal dari pekerjaan. Imbalan ekstrinsik ini merupakan pemuas yang datang dari lingkungan luar dimana kita kerja atau tinggal. Imbalan ekstrinsik meliputi imbalan finansial, jaminan sosial, pembagian keuntungan, pengakuan, promosi, supervisi, persahabatan, dan perbedaan kompensasi (Anonimous, 2002).

Pengaruh Imbalan dalam Kinerja OrganisasiApabila seseorang memperhatikan pemberian imbalan kepada karyawan maka karyawan dengan kesadarannya akan mengerjakan tanggung jawab mereka dengan baik dan juga akan bekerja lebih keras untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi dengan meningkatkan hasil kerja mereka yang akan semakin baik yang secara tidak langsung, produktivitas mereka pun meningkat pula. Dengan meningkatkan produktivitas karyawan maka akan berdampak pada pertumbuhan produktivitas perusahaan yang artinya meningkatkan laba organisasi yang mungkin diperlukan untuk menjaga eksistensi organisasi, melakukan ekspansi maupun mengembangkan usaha.

Definisi Hukuman dalam OrganisasiHukuman mengacu pada perilaku bila segera diikuti oleh presentasi atau oleh pencabutan atau penghentian rangsangan yang menurunkan tingkat perilaku dimasa depan (Azrin dan Holz, 1966). Hukuman (punishment) adalah sebuah cara untuk mengarahkan sebuah tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang berlaku secara umum. Dalam hal ini, hukuman diberikan ketika sebuah tingkah laku yang tidak diharapkan ditampilkan oleh orang yang bersangkutan atau orang yang bersangkutan tidak memberikan respon atau tidak menampilkan sebuah tingkah laku yang diharapkan.Ada 3 fungsi penting dari hukuman yang berperan besar bagi pembentukan tingkah laku yang diharapkan :- Membatasiperilaku. Hukuman menghalangi terjadinya pengulangan tingkah laku yang tidak diharapkan- Bersifat mendidik- Memperkuat motivasi untuk menghindarkan diri dari tingkah laku yang tidak diharapkan

Tujuan Hukuman dalam OrganisasiSanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan pegawai. Dengan sanksi hukum yang semakin berat, maka pegawai akan semakin takut untuk melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap dan perilaku indispliner pegawai juga akan semakin berkurang. Sanksi hukum harus diterapkan berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal dan diinformasikan secara jelas kepada seluruh pegawai. Sanksi hukum harus bersifat mendidik pegawai untuk mengubah perilakunya yang bertentangan dengan peraturan/ketentuan yang sudah disepakati bersama.

Yang perlu diperhatian dalam memberikan hukuman : Penentuan waktu, waktu penerapan hukuman merupakan hal yang penting. Intensitas. Hukuman mencapai keefektifan yang lebih besar jika stimulus yang tidak disukai relatif kuat. Penjadwalan, Dampak hukuman tergantung pada jadwal. Pengertian konsistensi atau kemantapan penerapan setiap jenis jadwal jenis hukuman adalah penting. Kejelasan alasan, kesadaran atau pengertian memainkan peranan penting dalam hukuman. Dengan menyediakan alasan yang jelas mengapa hukuman dikenakan dan pemberitahuan tentang konsekuensi mendatang, jika tanggapan yang tidak diharapkan terulang kembali. Tidak bersifat pribadi. Hukuman yang ditujukan pada suatu tanggapan khusus tidak kepada orang atau pola umum perilaku. Pengaruh Hukuman dalam Kinerja Organisasi Dengan adanya hukuman maka akan meningkatkan disiplin kerja yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Karena dengan memilki disiplin kerja yang tinggi maka seorang karyawan akan melaksanakan tugas atau pekerjaannya dengan tertib dan lancar sehingga hasil kerjanya (kinerjanya) akan meningkat serta akan berdampak pula pada tujuan perusahaan yang dapat dicapai secara optimal.