2 kekuasaan pengadilan

23

Upload: ulfa-al-istiqlal

Post on 30-Jun-2015

428 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2 kekuasaan pengadilan
Page 2: 2 kekuasaan pengadilan

PERISTIWA

LP PENYIDIKAN

ODITURAT SPH & BAPAT PSL 123 g,h ORJEN

PAPERA

ANKUM

PSL 127

DILMILTAMA

PSL 123 f

DILMIL

BANDING KASASI

BHT EKSEKUSI MASMIL/LP

Page 3: 2 kekuasaan pengadilan

Sebagai salah satu badan pelaksana kekuasaan kehakiman di bawah MA, kedudukan Peradmil sejajar dengan peradilan yang lain seperti Peradilan Umum, Agama, Tata Usaha Negara maupun MK. Sbg mana Psl 18 UU RI No. 48 th 2009.

Hal berbeda menurut Psl 8 ayat (1) UU RI No. 31 th 1997 bahwa Peradmil merupakan badan pelaksana kekuasaan kehakimanan di lingkungan TNI (ABRI). Semula bin orgas dan prosedur administrasi dan finansial Peradmil berada bawah Panglima TNI. Namun sejak 2004 beralih di bawah MA kecuali untuk personil Militer, binpersnya tetap berada di bawah Panglima TNI.

Page 4: 2 kekuasaan pengadilan

Pengailan dlm lingkungan Peradmil sekalipun sudah menjadi satu atap di bawah MA, namun keberadaanya memang tdk bisa terlepas ata dipisahkan dengan kepantingan baik pertahanan negara maupun militer itu sendiri.

Walaupun ketentuan yg mengatur tentang Pengadilan dlm lingkungan Peradmil belum dilakukan penggantian, karena RUU Peradmil belum berhasil disahkan menjadi UU, namun demikian implementasi pelaksanaan kekuasaan pengadilan dlm lingkungan Peradmil semuanya bersumberkan pada aturan dan ketentuan yg berlaku di peradilan secara umum.

Mengkaji ketentuan UU RI No. 31 th 1997 tentang Peradimil, kesan pertama yg didapat adalah bahwa Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Militer, baik PM, PMT, PMU maupun PMP seakan-akan merupakan organisasi di bawah panglima TNI, sehingga banyak stegma yang mengatakan Peradilan Militer merupakan peradilan impunitas, tdk ver, identik dg kepentingan satuan maupun atasan.

Page 5: 2 kekuasaan pengadilan

Implentasi Peradmil menjadi satu atap

Sbg mana ketentuan Psl 21 ayat (1) UU RI No. 48 th 2009 ditegaskan bahwa Organisasi, administrasi, dan finansial berada di bawahnya berada di bawah kekuasaan Mahkamah Agung.

Nota Kerjasama TNI dan MA tg Peradmil

Prajurit TNI yg berada di lingkungan Peradilan dibawah MA, pembinaan personilnya dilaksanakan oleh TNI.

Contoh: naik pangkat, sekolah pengembangan militer, pengakihran kedinasan

Walaupun ketentuan Psl 8 ayat (1) UU RI No. 31 th 1997 belum dicabut atau dirubah namun dalam pelaksanaannya Peradmil mengacu pada pelaksanaan satu atap di bawah MA.

Page 6: 2 kekuasaan pengadilan

Contoh implementasi satu atap di bawah MA

1. Pengangkatan Hakim selain dilakukan tanpa ada campur tangannya organisasi TNI, juga dilakukan dg menerapkan standarisasi sebagaimana layaknya pengangkatan Hakim lain (Uji Kelayakan dan kepatutan)

2. Pembinaan penempatan Hakim Militer dilakukan secara murni oleh MA tanpa campur tangannya Mabes TNI kec untuk pengangkatan jabatan gol IV (Kolonel) hrs mendapatkan persetujuan TNI.

Dampak yg timbul akibat adanya satu atap

1. Banyak yg beranggapan dan memandang bahwa hakim militer harus sama dengan hakim diperadilan lain contoh usia pensiun.

2. Timbulnya ego yg berlebihan, karena vasilitas maupun kedudukan yg jauh berbeda ketika masih dibawah TNI. dll

Page 7: 2 kekuasaan pengadilan

Kewenangan Peradmil

1. Mengadili tindak pidana yg dilakukan oleh

a. Prajuritb. Yang dipersamakanc. Anggota badan atau golongan yg dipersamakand. Seorang yg tdk masuk pd huruf a, b, c namun atas keputusan Panglima dg persetujuan Men kehakiman hrs diadili oleh pengadilan dlm lingkungan Peradmil. (orang sipil yg bekerja pd Militer dan diberi kewajiban utk memegang rahasia Militer

2. Memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa TUM.3. Menggabungkan perkara gugatan ganti rudi dlm perkara pidana

Hal berbeda dg kewenangan Peradmil sebagaimana Psl 25 ayat (4) UU RI No. 48 th 2009

Page 8: 2 kekuasaan pengadilan

Pertanyaan

Contoh : Sdr Badu disaat masih menjadi masyarakat sipil melakukan tindak pidana (Psl 351 ayat (3) jo Psl 55 ayat (1) ke-1 KUHP) dan kabur kedaerah lain sehingga tdk terproses, di daerah baru Sdr Badu masuk TNI dengan pangkat Serda, suatu saat diketahui oleh keluarga korban ternyata Sdr Badu sudah menjadi TNI dg pangkat Serda. Pertanyaannya bagaimana cara memproses perkara Serda Badu dan Peradilan apa yang berwenang mengadili perkara Serda Bandu.

Penentukan status Prajurit/Militer sebagaimana Psl 9 ayat (1) UU RI No. 31 th 1997, adalah status pelaku tindak pidana saat melakukan perbuatannya.

Contoh : Kasus Cek Pelawat DPR RI yg melibatkan Sdri Nunung Rurbaiti maupun Miranda Gultom.

3 Terdakwa mantan pejabat TNI berpangkat Bintang saat disidang di Pengadilan Militer Tinggi II Jkt sudah berstatus Purnawirawan (Masyarakat Sipil)

Page 9: 2 kekuasaan pengadilan

Kewenangan Daerah Mengadili

Peradmil mengadili tindak pidana yg dilakukan mereka sbg mana dlm Psl 9 angka 1 UU RI No. 31 th 1997 berdasarkan :

1. Tempat kejadiannya berada di daerah hukumnya 2. Terdakwanya termasuk suatu kesatuan yang berada di daerah hukumnya.

Apabila dalam 1 (satu) perkara terdapat lebih dari satu pengadilan yang berkuasa untuk mengadili perkara tersebut, dan diantara pengadilan tersebut sama-sama kuatnya, maka pengadilan yang lebih dahulu menerima berkas perkara yang harus mengadili perkara dimaksud.

Page 10: 2 kekuasaan pengadilan

Susunan Pengadilan

Badan pengadilan dalam lingkungan Peradilan Militer terdiri dari

1. Pengadilan Militer2. Pengadilan Militer Tinggi3. Pengadilan Militer Utama4. Pengadilan Militer Pertempuran

Jumlah Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Militer

• Pengadilan Militer ada 19 (A=10 & B=9)• Pengadilan Militer Tinggi ada 3• Pengadilan Militer Utama ada 1• Pengadilan Militer Pertempuran, bersifat insidentil & mobail.

Page 11: 2 kekuasaan pengadilan

Kedudukan Pengadilan

1. PMU berada di Ibu Kota dan kewenangannya seluruh wilayah RI2. Daerah Hkm pengadilan lainnya ditetapkan dengan Kep Panglima3. PM maupun PMT dpt bersidang diluar tempat kedudukannya4. PM maupun PMT dpt bersidang diluar daerah Hkmnya atas seijin

Kadilmiltama.

Susunan Persidangan

1. PM maupun PMT dlm persidangan tingkat pertama dengan dihadiri 1 orang sbg Hkm Ketua dan 2 orang sebagai Hkm anggota, dengan dihadiri 1 orang Oditur dan dibantu oleh 1 orang panitera.2. PMT dlm persidangan TUM tingkat pertama dihadiri 1 orang sbg Hkm Ketua dan 2 orang sebagai Hkm anggota dan 1 orang panitera.3. PMT dan PMU dlm persidangan perkara Banding dihadiri 1 orang sbg Hkm Ketua dan 2 orang sebagai Hkm anggota dan 1 orang panitera4. PMU dlm persidangan perkara banding TUM dengan dihadiri 1 orang sbg Hkm Ketua dan 2 orang sebagai Hkm anggota dan 1 orang panitera

Page 12: 2 kekuasaan pengadilan

Persidangan Beda Pendapat

Psl 127 UU RI No. 31 th 1997 sbg bentuk penjabaran Psl 43 ayat (3) UU RI No. 31 th 1997 PMU bersidang utk memutus perkara beda pendapat antara Oditur dengan Papera.

Yang menjadi pertanyaan bagaimana komposisi persidangannya

Pengadilan Militer Pertempuran

1. PMP bersidang dg 1 orang Hkm ketua dan beberapa Hkm anggot yg keseluruhannya berjumlah ganjil dg 1 Orang oditur dan 1 orang Panitera.2. Hkm ketua paling rendah berpangkat Letkol, Hkm anggota dan Oditur Mayor.3. Terdakwa berpangkat Letkol maka Hkm anggota dan Oditur paling rendah berpangkat setingkat dg Terdakwa.4. Terdakwa berpangkat Kolonel atau Pati, maka Hkm ketua, Hkm anggota dan Oditur berpangkat minimal setingkat dg Terdakwa.

Page 13: 2 kekuasaan pengadilan

Panitera

1. Panitera PM paling rendah Pelda dan paling tinggi Kapten2. Panitera PMT paling rendah Kapten dan paling tinggi Mayor3. Panitera PMU paling rendah Mayor dan paling tinggi Kolonel.

Susunan Hakim

1. Hkm ketua pd persidangan PM berpangkat paling rendah Mayor dan Hkm anggota Kapten.2. Hkm ketua pd persidangan PMT berpangkat paling rendah Kol dan Hkm anggota Letkol.3. Hkm ketua pd persidangan PMU berpangkat paling rendah Bintang 1 dan anggota Kol.4. Hkm anggota dan Oditur hrs setingkat lebih tinggi dr Terdakwa.5. Terdakwa berpangkat Kolonel atau Bintang Hkm anggota dan Oditur setingkat dg pangkat Terdakwa.

Page 14: 2 kekuasaan pengadilan

Persyaratan Hakim

1. Bertakwa kepada TYME2. Setia & taat kepada Pancasila dan UUD 19453. Tidak terlibat partai atau ormas terlarang4. Berijasah SH dan Pangkat paling rendah Kapten/Letkol/Kolonel5. Pengalaman dibidang peradilan/hukum6. Berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tdk tercela.

Pengangkatan Hakim

Hkm diangkat oleh Presiden atas usul Panglima TNI dg persetujuan Ketua MA. Hal yg berbeda sejak Peradmil mutlak satu atap di bawah MA dan Hakim merupakan pejabat negara (Psl 31 ayat (1) UU Ri No. 48 th 2009) maka mekanisme pengangkatan Hakim tentunya berubah

Page 15: 2 kekuasaan pengadilan

Syarat-Syarat Pengangkatan panitera

1. Bertakwa kepada TYME2. Setia & taat kepada Pancasila dan UUD 19453. Tidak terlibat partai atau ormas terlarang4. Berijasah paling rendah setingkat SLTA / SH5. Berpangkat Pelda-Kapten / Kapten-Mayor / Mayor-Kol.6. Pengalaman min 2 th dibidang peradilan/hukum / pengalaman min

2 th sbg Panitera PM / pengalaman min 2 th sbg panitera PMT.7. Berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tdk tercela.

Larangan rangkap jabatan Hakim & Panitera

Sbg pelaksana putusan pengadilan, PH, pengusaha maupun pekerjaan lain yg diatur dengan keputusan panglima

Page 16: 2 kekuasaan pengadilan

Tugas Panitera

1. Menyelenggarakan adm perkara dan membantu hakim dg mengikuti serta mencatat jalannya sidang2. Wajib membuat daftar semua perkara yg diterima di Pengadilan3. Bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan, dokumen, akta, buku daftar, surat-surat berharga dan surat lainnya, biaya perkara, uang titipan pihak ketiga serta barang bukti yg semua disimpan di kepaniteraan.

Hal Menarik dlm Praktek Tugas Panitera

Sebagaimana adm perkara di lingkungan Peradilan yg ada saat ini sepertinya tidak ada pemisahan tugas Panitera sebagai jabatan struktural ataupun fungsional. Selain penggunaan cap stempel legalitas institusi.

Page 17: 2 kekuasaan pengadilan

Kekuasaan Pengadilan Militer

PM memeriksa dan memutus pd Tingkat Pertama perkara pidana yg Terdakwanya berpangkat Kapten kebawah dan ketentuan Psl 9 angka 1 huruf b, c dan d

Kekuasaan Pengadilan Militer Tinggi

1. Memeriksa dan memutus pd Tingkat Pertama :

a. Perkara pidana yg Terdakwanya berpangkat Mayor keatas dan ketentuan Psl 9 angka 1 huruf db. Memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa TUM

2. Memeriksa dan memutus pd Tingkat Banding perkara pidana yg diputus PM di daerah hukumnya

3. Memutus pd tingkat pertama dan terkahir sengketa kewenangan mengadili antara PM di daerah hukumnya

Page 18: 2 kekuasaan pengadilan

Kekuasaan Pengadilan Militer Utama

1. Memeriksa dan memutus pd tingkat banding baik perkara pidana maupun TUM yg diputus oleh PMT

2. Memutus pd tingkat pertama dan terakhir semua sengketa wewenang mengadili ;a. Antar PM yg berkedudukan di daerah Hkm PMT yg berlainanb. Antar PMTc. Antar PMT dan PM

3. Adanya 2 atau lebih Pengadilan yg menyatakan dirinya berwenang mengadili atas perkara yg sama

4. Apabila ada 2 atau lebih pengadilan yg menyatakan dirinya tidak berwenang mengadili perkara yg sama

5. Memutus perbedaan pendapat antara Papera dan Oditur.

Page 19: 2 kekuasaan pengadilan

Sengketa Mengadili

Hal yg berbeda ketentuan Psl 43 UU RI No. 31 th 1997 mengenai sengketa kewenangan mengadili antar Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Militer.

Ketentuan tsb juga diatur dl Psl 64 ayat (2) UU RI No 5 th 2004 tg perubahan UU RI No. 14 th 1985 tg MA.Permohonan utk memerikisa dan memutus sengketa kewenangan mengadili perkara pidana diajukan secara tertulis oleh Penuntut Umum atau Terdakwa disertai pendapat dan alasannya Sbg mana Psl 58 UU RI No 5 th 2004 tg perubahan UU RI No. 14 th 1985 tg MA.

Yg Mengajukan Penuntut Umum

Diajukan ke MA dan salinnya dikirimkan ke Jaksa Agung, para Ketua Pengadilan dan Penuntut Umum pada kejaksaan lain serta kepada Terdakwa. Sbg mana Psl 59 ayat (1) UU RI No 5 th 2004 tg perubahan UU RI No. 14 th 1985 tg MA.

Page 20: 2 kekuasaan pengadilan

Yg Mengajukan Terdakwa

Permohonan diajukan melalui Penuntut Umum yg bersangkutan utk diteruskan ke MA.

Pengadilan Militer Utama

1. Melakukan pengawasan terhadap :a. Penyelenggaraan peradilan di semua lingkungan PM, PMT dan PMP didaerah Hkm masing-masingb. Tingkah laku dan perbuatan para Hkm dlm menjalankan tugasnya.

2. Meminta keterangan tentang hal-hal yg bersangkutan dengan teknis peradilan dari PM, PMT dan PMP.

3. Memberi petunjuk, teguran, atau peringatan yg dipandang perlu kpd PM, PMT, PMP

4. Pengawasan dan kewenangan PMU tdk mengurangi kebebasan Hkm dlm memeriksa dan memutus perkara.

5. Meneruskan perkara yg dimohonkan PK dan grasi kpd MA.

Page 21: 2 kekuasaan pengadilan

Kekusaan Pengadilan Militer Pertempuran

Memeriksa dan memutus pd tingkat pertama dan terakhir perkara pidana yg dilakukan oleh mereka sbg mana dimaksud Psl 9 angka 1 di daerah pertempuran.

Sifat Kedudukan Pengadilan Militer Pertempuran

Bersifat mobil mengikuti gerakan pasukan dan berkedudukan serta berdaerah hukum di daerah pertempuran.

Pertanyaan

Dg melaksanakan ketentuan Psl 25 ayat (4) UU RI No. 48 th 2009, bagaimana kewenangan PMP, bila tindak pidana yg terjadi bersifat tindak pidana umum, bagaimana proses dan persidangannya.

Page 22: 2 kekuasaan pengadilan

Secara norma susunan dan kedudukan Pengadilan dlm lingkungan Peradilan Militer, terdiri dari paling bawah PM dan tertinggi bermuara pd MA

Secara realita tidak seperti apa yg tertuang dlm UU RI No. 31 th 1997, karena :

1. Tdk semua putusan Pengadilan yg lebih tinggi, hrs ditaati dan dilaksanakan serta di pedomani oleh Pengadilan yg ada di bawahnya.2. Komposisi Hakim Militer dlm mengadili suatu perkara hanya sampai pd Pengadilan Militer Utama.3. Hukum acara (UU RI No. 31 th 1997) hanya digunakan sampai persidangan di PMU, MA menggunakan KUHAP.

Page 23: 2 kekuasaan pengadilan

Contoh :

1. Putusan PMU perkara beda pendapat.2. Hakim Kasasi, PK yg mengadili perkara Prajurit tdk selalu berasal dr Hakim Militer, sekalipun ada, yg bersangkutan statusnya bukan Militer.3. Persidangan persidangan dan mengadili perkara Kasasi.

Dampak yg terjadi

Penerapan Hkm antar Hakim Agung masih banyak yg tdk konsisten

Contoh : Penerapan pasal 45A ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 tahun 2004 tidak dijadikan pedoman apalagi mengeluarkan surat Edaran Nomor : 11 tahun 2010.