definisi

19
REFERAT BEDAH MULUT KISTA Oleh Nida Ul Azkiya Endah Dwi Ariyani Klinik Bedah Mulut Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat

Upload: endah-dwi-ariyani

Post on 13-Sep-2015

22 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Definisi

TRANSCRIPT

REFERAT BEDAH MULUT

KISTA

Oleh

Nida Ul Azkiya

Endah Dwi Ariyani

Klinik Bedah Mulut

Program Studi Kedokteran Gigi

Universitas Lambung Mangkurat

Banjarmasin

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kista merupakan salah satu kasus yang sering dijumpai. Kista merupakan rongga patologis yang dapat berisi cairan atau semi cairan dan dibatasi oleh jaringan epitel (1).Kista rahang lebih sering ditemukan daripada kista tulang lainnya karena banyak sisa-sisa epitel yang tertinggal pada jaringan setelah pembentukan gigi. Pertumbuhan kista rahang berlangsung lambat dan asimptomatik, kecuali apabila telah terjadi infeksi (2).

Kista rahang dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu oodontogenik dan non odontogenik, di mana masing-masing memiliki pembagian sendiri dan gejala klinis yang berbeda pula. Hal ini menyebabkan kista rahang mejadi suatu hal yang kompleks sehingga diagnosis dini serta kesalahan diagnosis sangat mungkin terjadi bila kita tidak mengetahui gejala dari setiap pembagian kista (2).

Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin membahas mengenai kista agar dapat digunakan untuk menambah wawasan pembaca mengenai kista terutama kista odontogen.1.2 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dan memahami mengenai kista.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 DefinisiKista adalah rongga patologis yang biasanya dibatasi oleh lapisan epitel dan dapat berisi cairan, semi-cairan, atau gas (1).

2.2 Etiologi dan Patogenesis

Pada umumnya, sebagian besar kista odontogen terjadi akibat adanya proliferasi dari sisa epitel pada saat perkembangan gigi. Epitel yang berperan pada proses terjadinya kista adalah sebagai berikut; Epithelial rests of Mallassez, reduced enamel epithelium, dan glands of Serres. Epithelial rests of Malassez merupakan epitel yang terbentuk akibat dari proses fragmentasi dari epithelial root sheath of Herrwig pada saat proses odontogenesis, epitel ini berperan pada proses pembentukan kista radikular, kista residual, dan kista paradental. Reduced enamel epithelium merupakan epitel yang berasal dari enamel organ dan menyelubungi mahkota gigi yang tidak erupsi, epitel ini berperan pada pembentukan kista dentigerous dan kista erupsi. Glands of Serres merupakan epitel yang tersisa setelah proses disolusi dari dental lamina, epitel ini berperan pada pertumbuhan odontogenik keratokis, kista lateral, dan kista pada gingiva (1).2.3 Klasifikasi KistaKista terbagi menjadi dua; 1) kista odontogen, dan 2) kista non-odontogen. Kista odontogen disubklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu; 1) developmental cyst, dan 2) inflammatory cyst (3).

1. Odontogenik

a. Developmental

Dental lamina cyst (gingival cyst of the newborn)

Odontogenic keratocyst (primordial cyst)

Dentigerous cyst (follicular cyst)

Eruption csyt

Lateral periodontal cyst

Botryoid odontogenic cyst

Glandular odontogenic cyst

Gingival cyst of adults

Calcifying odontogenic cyst (Gorlin cyst) WHO menglasifikasikan sebagai neoplasma

b. Inflammatory

Radicular cyst (periapical cyst)

Residual cyst

Paradental cyst

Buccal bifurcation cyst2. Non-odontogenik

a. Nasopalatine duct csyt (incisive canal cyst)

b. Nasolabial cyst (nasoalveolar cyst)

c. Palatal cyst

Epsteins pearls

Bohns nodules

d. Lymphoepithelial cyst

-oral lymphoepithelial cystCervical lymphoepithelial cyst (bracial cleft cyst)

e. Gastric heterotopic cyst

f. Thyriglossal duct cystg. Salivary duct cyst

h. Maxillary antrum-associated cyst

Surgical ciliated cyst

Mucosal cyst of the maxillary cyst antrum

i. Soft tissue cyst

Epidermoid cyst

Thymic cyst

Broncogenic cyst

Trichilemmal cyst (pilar cyst)j. Pseudocyst

Idiopathic bone cavity (traumatic bone cyst, haemorrhagic bone cyst, simple bone cyst)

Aneurysmal bone cyst

Staines bone cavity

k. Retention cyst

Mucocele

Ranula

l. Congenital cyst

Dermoid and epidermoid cyst

Lymphoepithelial cyst

Thyroglossal duct cyst

Cystic hygroma

m. Parasitic cyst

Hydatid cyst

CysticercosisKista Odontogenik DevelopmentalDental Lamina Cyst

Dental lamina cyst atau gingival cyst of newborn merupakan true csyt yang dibatasi oleh lapisan epitel yang tipis dan memperlihatkan adanya lumen yang biasanya diisi dengan keratin desquamatif, terkadang mengandung sel-sel inflamasi. Dental lamina cyst biasanya ditemukan pada bayi yang baru lahir. Kista ini ditemukan pada daerah alveolar ridge yang mana berasal dari sisa-sisa dental lamina. Kista ini muncul berupa papula-papula putih yang kecil dan multipel. Kista ini diklasifikasikan lagi berdasarkan lokasi yaitu; kista palatal dan kista alveolar. Kista yang terletak di raphe midpalatine disebut sebagai kista palatinal yang terletak pada bukal, lingual. Dan yang terletak pada lingir alveolar disebut alveolar (gingival) cyst. Prevalensi kista alveolar pada bayi baru lahir dilaporkan sekitar 25-53%, sedangkan palatal kista sekitar 65%. Meskipun prevalensinya tinggi, kista ini jarang ditemukan oleh dokter gigi atau dokter gigi anak karena sifat sementara kista ini yang akan hilang dalam dua minggu hingga lima bulan post natal (4).Odontogenic keratocyst

Odontogenic keratocyst (OKC) merupakan lesi patologis pada rahang yang berasal dari sisa-sisa dental lamina atau lapisan sel basal pada permukaan epitel. Sekitar 10% dari kista rahang dan dapat terjadi pada berbagai tingkatan usia. Sekitar 70% atau lebih kasus melibatkan rahang bawah, terutama pada molar, ramus rahang. Odontogenic keratocyst terbagi menjadi dua tipe; parakeratin dan ortokeratin. Tipe parakeratin lebih sering ditemukan. Secara klinis, lesi parakeratin ditandai oleh pertumbuhan yang agresif dan kemungkinan rekuren setelah perawatan bedah (5).

OKC biasanya asimptomatik dan ditemukan pada saat pemeriksaan radiografi. Secara radiografi, OKC terlihat radiolusen unilokular, namun juga dapat terlihat multiokular. Biasanya kista mengelilingi mahkota gigi yang belum erupsi. Gigi dapat mengalami pergeseran akan tetapi biasanya tidak meresorbsi gigi tersebut (6).Dentigerous CystDentigerous cyst adalah satu dari lesi yang paling sering dijumpai pada rahang. Kasus kista ini paling sering ditemui setelah kista radikular. Kista ini juga disebut sebagai kista folikular. Kista dentigerous menutupi mahkota gigi yang belum tumbuh oleh perbesaran folikel dan melekat pada leher gigi (7).

Kista dentigerous diduga berkembang di sekitar mahkota gigi permanen yang terbentuk sebagai akibat penyebaran intrafolikular dari peradangan jaringan periapikal gigi decidui (7).

Kista dentigerous biasanya melibatkan gigi impaksi, gigi supernumerary, gigi permanen yang belum tumbuh, dan jarang mengenai gigi sulung. Pada 75% kasus, kista ini berlokasi pada mandibula. Umumnya gigi molar ketiga mandibula dan kaninus maksila. Angka insidensi kista pada molar ketiga yang impaksi adalah 3,1% (7).

Kista ini bersifat asimptomatik akan tetapi berpotensi untuk menjadi sangat besar dan menyebabkan ekspansi dan erosi pada tulang kortikal sehingga menyebabkan wajah asismetris. Kista dentigerous ditemukan pada pemeriksaan radiografi. Sekarang dilaporkan bahwa kista dentigerous dapat berkembang menjadi ameloblastoma (8). Kasus ini dilaporkan lebih banyak terjadi pada laki-laki ketimbang perempuan (9).

Secara radiografi, kista dentigerous muncul berbatas tegas, uniokular, biasanya radiolusen yang mengelilingi mahkota dan gigi yang impaksi (9).

Eruption Cyst

Eruption cyst merupakan bentukan kista dari jaringan lunak yang disertai erupsi gigi sulung atau permanen dan muncul sesaat sebelum gigi tersebut muncul pada rongga mulut. Literatur menyebutkan jumlah kasus yang muncul lebih banyak terjadi pada Kaukasian. Eruption cyst merupakan hasil dari memisahnya dental folikel dari mahkota gigi yang erupsi dan akumulasi cairan dalam ruang folikel yang terbentuk. EC paling sering ditemukan pada regio molar mandibula. Warna dari lesi ini dapat berubah dari normal hingga biru-kehitaman atau cokelat, tergantung dari jumlah darah dalam cairan kista. Kebanyakan EC terjadi pada kisaran umur 6-9 tahun, dengan erupsi gigi molar dan insisiv permanen pertama (10).Lateral Periodontal Cyst

Lateral periodontal cyst didefinisikan sebagai kista non-keratin dan non-inflamasi yang berlokasi di lateral atau dekat dengan akar gigi vital. Kista ini paling sering muncul pada premolar mandibular akan tetapi juga dilaporkan dapat terjadi pada area lain.

LPC merupakan satu dari kista yang angka kejadiannya paling rendah. Lesi ini sering ditemukan pada pemeriksaan radiografi. Radiografi lateral periodontal cyst menunjukkan gambaran radiolusen berbentuk bulat atau lonjong, biasanya dengan sclerotic margin. Kebanyakan LPC memiliki diameter kurang dari 1 sentimeter (11).Botryoid Odontogenic Cyst

Botryoid odontogenic cyst dianggap sebagai jenis dari LPC. Histopatologi BOC mirip dengan LPC. Rekurensi BOC berkisar dari 13-33%, lebih tinggi dari LPC. BOC 63,6% memiliki simptom (12).

Glandular Odontogenic Cyst

Glandular Odontogenic Cyst (GOC) adalah kista developmental yang jarang terjadi. Namun kista ini kebanyakn terjadi pada laki-laki paruh baya, khususnya pada anterior mandibula. GOC dapat bersifat asimptomatik atau dapat menimbulkan rasa sakit, pembengkakan yang lambat, dan pergeseran gigi (13).Secara radiografi, COG memiliki tampakan radiolusen dengan uni- atau multiokular. Kehilangan integritas tulang kortikal dan resorbsi akar dapat terjadi pada kasus ini (13).

Gambaran histologi GOC menunjukkan dari sisa-sisa dental lamina. Gambaran mikroskopis menunjukkan garis kavitas kista nonkeratin, squamous ephitelium, pembesaran epitel, sejumlah sekret mukos pada permukaan lapisan epitel. Permukaan lapisan epitel terdiri dari sel kuboid eosinophil yang membuat permukaannya irregular (13).Gingival cyst of adultsGingival cyst of adults merupakan kista yang jarang ditemukan. Kista tersebut dapat ditemukan pada di daerah attached gingiva atau free gingiva. Kista odontogenik ini paling sering pada regio kaninus dan premolar mandibula dan jarang terjadi pada maksila. Angka insidensi kista ini dilaporkan kurang dari 0,5%. Kista ini terjadi di permukaan gingiva dengan bentukan daging yang membengkak, kadang dengan rona kebiruan karena cairan kistik. Dapat terjadi multipel, unilateral atau bilateral atau pada permukaan lingual dari tulang alveolar (14).