dedy tri sulistyo. nim x7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan...

85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP GAYA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI TENGGAK 3 SIDOHARJO SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011. DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. PROGRAM STUDI S1 PGSD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: ngothuy

Post on 17-Jun-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP GAYA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI TENGGAK 3 SIDOHARJO SRAGEN TAHUN PELAJARAN

2010/2011.

DEDY TRI SULISTYO.

NIM X7107016.

PROGRAM STUDI S1 PGSD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

Page 2: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN

PENGUASAAN KONSEP GAYA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI

TENGGAK 3 SIDOHARJO SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas sebelas

Maret Surakarta, Juli 2011.

Tujuan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya yang ada

pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menerapkan model

pembelajaran kontekstual pada siswa kelas IV SD Negeri Tenggak 3 Kecamatan

Sidoharjo Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan

dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan,

observasi dan refleksi. Sebagai subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV SD

Negeri Tenggak 3 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. Jumlah siswa kelas IV

SDN Tenggak 3 sebanyak 24 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki – laki dan 10

siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi/pengamatan,

kajian dokumen, tes dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan teknik

analisis model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data,

sajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan penguasaan

konsep gaya setelah dilaksanakan tindakan kelas dengan menerapkan model

pembelajaran kontekstual. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas juga terjadi

peningkatan yaitu pada Nilai awal sebesar 57, 58, pada siklus I sebesar 69, 91; dan

pada siklus II sebesar 77, 88. Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 65) pada

Nilai awal 8 siswa atau 33, 33%, siklus I 20 siswa atau 83, 3% setelah dilakukan

refleksi terdapat 4 siswa yang tidak tuntas (nilai ulangan dibawah 65), namun secara

keseluruhan sudah meningkat hasil belajarnya bila dilihat dari presentase ketuntasan

siswa, dan pada tes siklus II menjadi 91, 67% atau terdapat 2 siswa yang tidak

tuntas.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Kontekstual, penguasaan konsep, gaya.

Page 5: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. THE APPLICATION OF

CONTEXTUAL LEARNING METHOD TO IMPROVE THE FORCE

CONCEPT MASTERY IN IV GRADERS OF SD NEGERI TENGGAK 3

SIDOHARJO SRAGEN IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/2011. Skripsi,

Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret

University, July 2011.

The objectives of this research are: to improve the force concept mastery in

Science subject by applying the contextual learning model in the IV graders of SD

Negeri Tenggak 3 Sidoharjo Sragen in the school year of 2010/2011.

The study belongs to a classroom action research using two cycles. Each

cycle consist of four stages: planning, acting, observing, and reflecting. The subject

of research was the IV graders of SD Negeri Tenggak 3 of Sidoharjo subdistrict of

Sragen Regency. The number of students were 24 consisting of 14 boys and 1o girls.

Techniques of collecting data used were observation, document study, test and

interview. Technique of analyzing data used was an interactive model analysis one

consisting of three components of analysis: data reduction, data display, and

conclusion drawing or verification.

The result of research, it can be concluded that there is an improvement of

force concept mastery after the implementation of classroom action research by

applying the contextual learning model. It can be seen from the mean class value

increasing from the prior value of 57.58 to value 69.91 in cycle I and to value 77.88

in cycle II. The students who pass the learning successfully (passing score of 65) in

prior value is 8 students or 33.33%, in cycle I 20 students or 83.3%, and after the

reflection 4 students do not pass successfully (the quiz scores are below 65), but

overall their learning achievement increases viewed from the percentage of student

passing, and in the cycle II tests it increase to 91.67% or there are two students who

do not pass successfully.

Keyword : Contextual learning ,consept mastery, Force

Page 6: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

"Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai dari pekerjaan/tugas, kerjakanlah yang lain dengan sungguh."

(Terjemahan: QS. Al Nasyirah 6-7).

“Hanya dengan tindakan dan keberanian yang mampu mengubah dan

mengembangkan gagasan yang mengendap dalam pikiran”

( Penulis)

Page 7: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada:

Sungadi yang selalu mengais rejeki hanya untuk

sesuap nasi dan Siti Rohkayani yang tak pernah

berhenti memberi kasih sayang baik dikala

teriknya Sang Surya maupun dalam sepertiga

malam

Saudaraku yang tersayang yang senantiyasa

memberikan semangat dan dorongan.

(Arif Handoko dan Dwi Prabowo)

Rekan-rekan semuanya dan Almamaterku

Page 8: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan.

Skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk

Meningkatkan Penguasaan Konsep Gaya Pada Siswa Kelas IV SD Negeri

Tenggak 3 Sidoharjo Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi, Surakarta,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli

2011 ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penelitian tindakan kelas ini tidak akan berhasil

tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam

penyusunan skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada semua

pihak, khususnya kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. R. Indianto, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Hadi Mulyono, M. Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Chumdari , M.Pd. selaku Pembimbing I yang mengarahkan dan membimbing

dengan sabar hingga selesainya skripsi ini.

5. Dra. Yulianti, M.Pd selaku pembimbing II yang membimbing hingga selesainya

skripsi ini.

6. Achmad Jaed, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Tenggak 3 Kecamatan

Sidoharjo, Kabupaten Sragen yang telah memberikan izin dan tempat penelitian

kepada penulis.

7. Semua pihak yang telah memberi bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari masih banyak kekurangan

karena keterbatasan pengetahuan yang ada. Oleh karena itu saran dan kritik yang

Page 9: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

bersifat membangun sangat peneliti harapkan. Harapan peneliti semoga skripsi ini

dapat memberi manfaat kepada peneliti khususnya dan para pembaca umumnya.

Surakarta, Juli 2011

Peneliti

Page 10: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii

HALAMAN ABSTRAK .......................................................................................... iv

HALAMAN MOTTO .............................................................................................. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ x

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 4

C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 5

D. Perumusan Masalah .................................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 7

1. Hakikat Penguasaan Konsep Gaya dalam IPA ................................... 7

a. Pengertian Pemguasaan Konsep ................................................... 7

b. Pembelajaran IPA di SD ............................................................... 8

1) Hakikat IPA .............................................................................. 8

2) Tujuan IPA ................................................................................ 10

3) Ruang Lingkup IPA .................................................................. 10

4) Pembelajaran IPA kelas IV ....................................................... 11

5) Gaya .......................................................................................... 15

2. Hakikat Model Pembelajaran Kontekstual .......................................... 17

Page 11: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

a. Pengertian Model Pembelajaran ................................................... 17

b. Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual ................................ 19

c. Sintaks Model Pembelajaran Kontekstual ...................................... 21

3. Tinjauan tentang Karakteristik Siswa Sekolah Dasar .......................... 23

a. Pengertian Siswa.......................................................................... .. 23

b. Karakteristik Anak Sekolah Dasar.............................................. .. 24

1) Kreatifitas................................................................................... 24

2) Bakat........................................................................................ .. 25

3) Motivasi................................................................................... .. 27

B. Penelitian Yang Relevan ............................................................................ 28

C. Kerangka Berpikir.................................................................................... .. 29

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 32

B. Subjek Data ............................................................................................... 32

C. Sumber Data .............................................................................................. 32

D. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... .. 33

1. Metode Observasi................................................................................ 33

2. Metode Wawancara ............................................................................. 33

3. Metode Tes .......................................................................................... 33

4. Metode Dokumentasi .......................................................................... 33

E. Validitas Data ............................................................................................ 34

F. Analisis Data ............................................................................................ 34

G. Indikator Kinerja ....................................................................................... 35

H. Prosedur Penelitian.................................................................................... 36

1. Tindakan Siklus I ................................................................................ 37

2. Tindakan siklus II ................................................................................ 38

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Lokasi Penelitian dan Data Awal .............................................. 40

B. Diskripsi Hasil dan Prosedur Penelitian .................................................... 43

1. Tindakan Siklus I ................................................................................ 43

2. Tindakan Siklus II ............................................................................... 51

Page 12: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

C. Pembahasan ............................................................................................... 59

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan .................................................................................................... 61

B. Implikasi .................................................................................................... 61

C. Saran .......................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 65

LAMPIRAN.......................................................................................................... ... 69

Page 13: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV semester 1 ........... 11

Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV semester 2 ........... 13

Tabel 3. Sintaks Model Pembelajaran Kontekstual ................................................ 21

Tabel 4. Frekuensi Nilai Awal Hasil Belajar IPA Kelas IV SDN Tenggak 3 ....... 41

Tabel 5. Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siklus I SDN Tenggak 3........................... 49

Tabel 6. Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPA Siklus II kelas IV SDN Tenggak 3 .... 55

Tabel 7. Nilai Rata – rata dan Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV SDN

Tenggak 3 Nilai Awal, Siklus I, dan Siklus II ........................................ 57

Page 14: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir ...................................................................... 30

Gambar 2. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas ................................................. 36

Gambar 3. Grafik Frekuensi Nilai Awal ................................................................. 41

Gambar 4. Grafik Frekuensi Nila Hasil Belajar Siklus I ....................................... 49

Gambar 5. Grafik Frekuansi Nilai Siklus II ........................................................... 55

Gambar 6. Grafik Hasil Tes Nilai Awal, Siklus I, dan Siklus II

Siswa yang Belajar Tuntas ................................................................... 56

Gambar 7. Grafik Nilai Rata – rata pada Awal, Siklus I, dan Siklus II ................ 57

Page 15: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Indikator Gaya ................................................................................... 67

Lampiran 2. Panduan Wawancara untuk Guru ...................................................... 68

Lampiran 3. Deskripsi Wawancara Sebelum Tindakan ......................................... 70

Lampiran 4. Panduan Wawancara Untuk Siswa .................................................... 74

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.................................... 76

Lampiran 6. Tes Individu Siklus I.......................................................................... 82

Lampiran 7. Kunci Jawaban ................................................................................... 83

Lampiran 8. Lembar Kerja Kelompok ................................................................... 84

Lampiran 9. Lembar Kerja Kelompok .................................................................. 85

Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ................................. 86

Lampiran 11. Tes Individu Siklus II ...................................................................... 92

Lampiran 12. Kunci Jawaban ................................................................................. 94

Lampiran 13. Lembar Kerja Kelompok................................................................. 95

Lampiran 14. Lembar Kerja Kelompok................................................................. 96

Lampiran 15. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus I .................................. 97

Lampiran 16. Hasil Observasi Belajar Afektif Siklus I ........................................ 98

Lampiran 17. Hasil Observasi Belajar Psikomotorik Siklus I .............................. 99

Lampiran 18. Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Siklus II ................................ 100

Lampiran 19. Hasil Obsevasi Belajar Afektif Siklus II ......................................... 101

Lampiran 20. Hasil Observasi Belajar Psikomotorik Siklus II .............................. 102

Lampiran 21. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN

Tenggak 3 Nilai Awal ....................................................................... 103

Lampiran 22. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN

Tenggak 3 Siklus I ............................................................................ 104

Lampiran 23. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN

Tenggak 3 Siklus II ........................................................................... 105

Lampiran 24. Cara Menentukan Jumlah Kelas Interval ......................................... 106

Lampiran 25. Lembar Wawancara Untuk Guru Setelah

Diterapkan Model Pembelajaran Kontekstual.................................112

Page 16: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Lampiran 26. Deskripsi Wawancara Sesudah Tindakan.........................................113

Lampiran 27. Foto Kegiatan....................................................................................117

Page 17: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan formal khususnya pendidikan di sekolah adalah pendidikan yang

secara sengaja dirancang dan dilaksanakan dengan aturan-aturan yang ketat,

seperti harus berjenjang dan berkesinambungan dan lain sebagainya. Dalam

pendidikan formal ini ada beberapa komponen yang menyebabkan berjalannya

kegiatan belajar yaitu tenaga pendidik (guru) dan peserta didik, baik untuk tingkat

pendidikan sekolah dasar, sekolah tingkat menengah maupun sekolah lanjutan.

Dalam melaksanakan pengajaran di sekolah dasar, setiap guru senantiasa

menghadapi situasi yang berbeda dan menantang yang mempunyai pengaruh

besar terhadap proses belajar mengajar itu sendiri.

Bukanlah sesuatu yang mudah untuk mewujudkan pembelajaran yang

berlangsung optimal. Karena dalam kenyataan yang sesunguhnya masih banyak

sekali berbagai macam hambatan yang muncul seiring berlangsungnya proses

pembelajaran. Hambatan yang biasa terlihat berupa minimnya sarana dan

prasarana yang mendukung pembelajaran dan kurangnya kemampuan guru dalam

mengembangkan variasi mengajarnya, ini dibuktikan yaitu dengan kurang

tepatnya pemilihan metode mengajar dan model pembelajaran yang diterapkan.

Dengan pemilihan metode mengajar serta model pembelajaran yang kurang tepat

itu, sehingga berpengaruh pada menurunnya hasil belajar siswa. Dalam proses

pembelajaran guru harus dapat memilih metode dan model yang sesuai dan cocok

dengan kondisi siswa, kelas, dan lingkingan tempat belajar. Seorang guru juga

dituntut untuk bisa melakukan variasi mengajar dari berbagai mata pelajaran agar

materi ajar dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.

Tujuan setiap proses pembelajaran adalah diperolehnya hasil yang optimal.

Hal ini akan dicapai apabila semua terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun

emosional. Tujuan pembelajaran menyatakan suatu hasil yang diharapkan dari

pembelajaran itu dan bukan sekedar suatu proses dari pembelajaran itu sendiri.

Tujuan pembelajaran diharapkan mampu membentuk manusia yang berkualitas

Page 18: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

hanya dapat dipenuhi oleh dunia pendidikan. Upaya pemenuhan tersebut

merupakan suatu proses yang panjang yang dimulai sejak anak belajar di SD.

Salah satu unsur yang turut menentukan kualitas Sumber Daya Manusia yaitu

penguasaan konsep gaya pada mata pelajaran IPA.

Salah satu mata pelajaran yang ada di SD yang perlu ditingkatkan

kualitasnya adalah IPA. Sekolah Dasar merupakan tempat pertama siswa

mengenal konsep-konsep dasar IPA, karena itu pengetahuan yang diterima siswa

hendaknya menjadi dasar yang dapat dikembangkan di tingkat sekolah yang lebih

tinggi di samping mempunyai kegiatan praktis yang dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

Pada pembelajaran IPA dengan materi gaya sangat berkaitan dengan dunia

nyata dalam kehidupan sehari-hari. Guru dapat menggali pengetahuan dari siswa

yang bervariasi sehingga siswa dapat mempelajari konsep - konsep dalam

penggunaannya pada aspek yang terkandung dalam mata pelajaran IPA untuk

memecahkan suatu masalah atau persoalan serta mendorong siswa membuat

hubungan antara materi IPA tentang gaya dan penerapannya yang berkaitan

dalam kehidupan sehari-hari.

IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan

yang sangat luas terkait dengan kehidupana manusia. Pembelajaran IPA sangat

berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan teknologi, karena IPA

upaya untuk membangkitkan minat siswa serta kemampuan dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu IPA juga

mengandung pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta

yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia. Sehingga fakta penemuannya

dapat dikembangkan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

IPA merupakan “pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun

dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,

eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi

dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara

yang lain” ( Abdullah (1998:18) dalam http://juhji-science-

sd.blogspot.com/2008/07/pengertian-pendidikan-ipa-dan.html diakses 7

Februari 2011).

Page 19: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Kenyataan yang terjadi, mata pelajaran IPA tidak begitu diminati dan

kurang disukai siswa. Bahkan siswa beranggapan mata pelajaran IPA sulit untuk

dipelajari. Akibatnya rata-rata hasil belajar siswa cenderung lebih rendah

dibanding mata pelajaran lainnya.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas

IV SD Negeri Tenggak 3 pada tanggal 20 Januari 2011 dan data hasil ulangan

IPA dengan materi gaya, penguasaan konsep gaya oleh siswa masih rendah.

Persentasi siswa tuntas yaitun dengan nilai 65 keatas hanya 8 orang (33,33%) dan

yang belum tuntas dengan nilai 60 ke bawah 16 orang (66, 67%), dengan KKM 65

maka siswa seluruhnya diperlukan remedial ( data selengkapnya ada di lampiran

21 halaman 103 ). Pada mata pelajaran IPA dengan materi gaya penguasan

konsepnya masih rendah, yang akhirnya hasil belajar siswa juga rendah dibanding

mata pelajaran lain. Hal itu terjadi karena guru lebih banyak berfungsi sebagai

instruktur yang sangat aktif dan siswa sebagai penerima pengetahuan yang pasif.

Siswa yang belajar tinggal datang ke sekolah duduk mendengarkan, mencatat, dan

mengulang kembali di rumah serta menghafal untuk menghadapi ulangan.

Pembelajaran seperti ini membuat siswa pasif karena siswa berada pada rutinitas

yang membosankan sehingga pembelajaran kurang menarik. Pada umumnya

pembelajaran lebih banyak memaparkan fakta, pengetahuan, kemudian biasa

dihafalkan bukan berlatih berpikir memecahkan masalah dan mengaitkannya

dengan pengalaman dalam kehidupan nyata sehingga pembelajaran menjadi

kurang bermakna.

Terkait masih rendahnya penguasaan konsep gaya oleh siswa yang

berpengaruh belum optimalnya hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Tenggak

3, maka peneliti berupaya menerapkan model pembelajaran Kontekstual sebagai

salah satu alternatif pembelajaran yang bermakna yang bermuara pada

pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Menurut Elaine B. Johnson (2009:67), Pembelajaran kontekstual

merupakan sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa

melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan

cara menghubungkan subjek – subjek akademik dengan konteks dalam

kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi,

sosial dan budaya mereka.

Page 20: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Di dalam kegiatan belajar-mengajar berlangsung suatu proses

pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang

berkualitas kedua proses tersebut maka dalam pembelajaran dapat diterapkan

model pembelajaran kontekstual. Kemudian model kontekstual itu dikelola dan

dilaksanakan dengan baik, yaitu dengan menggali potensi anak agar selalu kreatif

dan berkembang.

Dengan menggali potensi anak agar selalu kreatif dan berkembang maka

akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman

yang diperoleh siswa makin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperoleh

merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri yaitu proses yang

melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan suatu konsep. Untuk itu sudah

menjadi tugas guru dalam mengelola proses belajar-mengajar adalah memilih

model pembelajaran yang sesuai, agar pembelajaran lebih menarik dan bermakna.

Hal ini disebabkan adanya tuntutan pada dunia pendidikan bahwa proses

pembelajaran tidak lagi hanya sekedar menstransfer pengetahuan dari guru ke

siswa. Guru harus mengubah paradigma tersebut dengan kegiatan pembelajaran

yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Bertitik tolak daripada latar belakang masalah di atas, penelitian ini

mengambil judul “Penerapan Model Pembalajaran Kontekstual Untuk

Meningkatkan Penguasaan Konsep Gaya Pada Siswa Kelas IV SD Negeri

Tenggak 3 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka

dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Mata pelajaran IPA tidak begitu diminati dan kurang disukai siswa.

Bahkan siswa beranggapan mata pelajaran IPA sulit untuk dipelajari.

2. Hasil ulangan siswa SDN Tenggak 3 pada mata pelajaran IPA khususnya

materi gaya, prestasi belajar siswa masih rendah.

3. Guru lebih banyak berfungsi sebagai instruktur yang sangat aktif dan

siswa sebagai penerima pengetahuan yang pasif.

Page 21: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

4. Pembelajaran yang pasif menjadikan siswa berada pada rutinitas yang

membosankan sehingga pembelajaran kurang menarik.

C. Pembatasan Masalah

Dengan adanya permasalahan yang cukup banyak, maka penelitian

ini perlu dibatasi pada :

1. Peningkatkan penguasaan konsep gaya pada mata pelajaran IPA kelas IV

SD masih rendah.

2. Penerapan model pembelajaran kontekstual belum diterapkan dalam mata

pelajaran IPA materi gaya.

D. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang akan di bahas

dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan model pembelajaran kontekstual

dapat meningkatkan penguasaan konsep gaya bagi siswa kelas IV SDN Tenggak 3

Sidoharjo Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011?”

E. Tujuan Penelitian

Bertolak dari rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan yang

hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep

gaya pada siswa kelas IV SD Negeri Tenggak 3 Sidoharjo Sragen 2010/2011

dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini berupa manfaat teoritis dan manfaat

praktis, diantaranya :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini untuk menambah pengetahuan berupa pentingnya

peran guru sebagai pendidik yang kreatif dan inovatif dalam menciptakan

variasi mengajar diberbagai bidang mata pelajaran.

Page 22: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan membawa manfaat sebagai berikut:

a. Bagi Siswa

1) Meningkatnya prestasi atau hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

pada materi gaya.

2) Bertambahnya kemampuan siswa dalam penguasaan konsep gaya pada

mata pelajaran IPA.

b. Bagi Guru

1) Diperolehnya guru yang profesional, karena melibatkan siswa seutuhnya

dalam pembelajaran.

2) Bertambahnya kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran

kontekstual.

c. Bagi Sekolah

1) Tumbuhnya iklim pembelajaran yang kondusif

2) Bertambahnya kualitas pembelajaran, karena lebih variatif dan kreatif

dalam menerapkan model pembelajaran.

Page 23: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Penguasaan Konsep Gaya

a. Pengertian Penguasaan Konsep

Untuk mengetahui sebuah istilah,tentulah kita juga harus mengerti arti

dari masing – masing kata atau kalimat. Demikian juga apabila kita ingin

mengerti dan memahami arti dari pengertian penguasaan konsep, kita juga

harus paham terlebih dahulu apa itu penguasaan dan apa itu konsep?

Menurut Bambang Sarwiji ( 2006 : 394 ), Penguasaan adalah suatu

proses, pembuatan menguasai atau menguasakan.

Faqih Samiawi dan Bunyamin Maftuh ( 2001: 10) berpendapat bahwa

konsep adalah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan

alat intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah.

Soedjadi (2000 : 14), konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk

menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek. Sedangkan

menurut Oemar Hamalik ( 2001 : 162 ), konsep adalah suatu kelas atau

kategori stimuli yang memiliki ciri – ciri umum.

Penguasaan konsep dapat diartikan sebagai pemahaman atau

kesangguapan untuk menggunakan pengetahuan maupun kepandaian.

Penguasaan konsep merupakan kemampuan siswa dalam memahami

konsep kemampuan siswa dalam memahami makna secara ilmiah, baik

konsep teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari – hari.

http://repository.upi.edu/operator/uploud/s_d5251_0602176_chapter2.p

df. ( diakses tanggal 21 Juni 2011).

Menguasai konsep dalam suatu pembelajaran menjadi kunci

penting dalam hasil belajar siswa. Dengan menguasai konsep siswa akan

terbantu untuk mengeluarkan ide atau gagasan serta dalam memecahkan suatu

masalah.

Dari beberapa pengertian tentang penguasaan konsep diatas dapat

peneliti simpulkan bahwa penguasaan konsep adalah suatu proses atau cara

Page 24: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

untuk menguasai sesuatu yang merupakan alat untuk membantu kegiatan

berfikir yang tersimpan dalam pikiran yang berupa ide atau gagasan dengan

stimuli yang memiliki ciri – ciri umum guna untuk memecahkan suatu

masalah.

b. Pembelajaran IPA di SD

1 ) Hakikat IPA

Kata “IPA” merupakan singkatan dari “Ilmu Pengetahuan Alam”.

Kata-kata “Ilmu Pengetahuan Alam” merupakan terjemahan dari kata-

kata bahasa Inggris “Natural Science” secara singkat disebut “Science”.

Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut

dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan ( Maridi, dkk, 2005:2).

Jadi Ilmu Pengetahuan Alam atau Science itu secara harfiah dapat

disebut sebagai ilmu tentang alam mini, ilmu yang mempelajari

peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.

New Lollegiate Dictionary (1981) dalam Maridi, dkk (2005:2)

menyatakan natural science Knoledge with the physical and its

phenomena, yang artinya Ilmu pengetahuan Alam adalah pengetahuan

tentang alam dan gejala-gejalanya. Sedangkan di dalam purnell’s :

Concise Dictionary of Science (1983) dalam Maridi, dkk (2005:2)

tercantum definisi “Science the broad field of human knowledge, acuired

by sistematic observation and experiment, and explained by means of

rules, law, principles, theories, and hypotheses”, yang artinya Ilmu

pengetahuan alam adalah pengetahuan manusia yang luas yang didapat

dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori,

dan hipotesa-hipotesa.

The Liang Gie (2000) dalam Leo Sutrisno, dkk (2007:16),

menyatakan bahwa ilmu pengetahuan (science) adalah kumpulan

sistematis dari pengetahuan.

Page 25: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

IPA merupakan “pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun

dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,

eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi,

observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu

dengan cara yang lain”. ( Abdullah (1998:18) dalam http://juhji-science-

sd.blogspot.com /2008/07/pengertian-pendidikan-ipa-dan.html diakses 7

Februari 2011)

JS. Sukardjo, dkk (2005:1), menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya,

atau secara sederhana merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang

tersusun secara sistematis tentang gejala alam.

Selanjutnya science adalah continuing effort to disciver and

increase human knowledge and understanding though disciplined

research. Using controlled methods, scientist collect observable

evidence of natural or social phenomena, record measurable data

relating to the observations, and analize this information to

contruct theoretical explanations of how things work. The method

of scientific research include the generation of hypotheses about

how phenomena work, and experimentation that tests these

hypotheses under controled conditions. Scientists are also expected

to publish their information so other scientists can do similar

experments to double-check their conclusions. The result of this

prosses enable betther understanding of past event, and better

ability to perdict future event of the same kind as those that have

been tested ( Parkin, 1991) dalam http://juhji-science-sd.blog.com/.

Yang artinya ilmu pengetahuan adalah usaha yang melanjutkan dan

meningkatkan pemahaman dan pengetahuan manusia untuk melakukan

penelitian. Penggunaan metoda dikendalikan, ilmuwan mengumpulkan

bukti yang tampak tentang gejala sosial atau alami, merekam data terukur

berkenaan dengan pengamatan, dan analize informasi ini ke penjelasan

yang teoritis bagaimana hal-hal bekerja. Metoda tentang penelitian

ilmiah meliputi pembuatan hipotesis tentang bagaimana pekerjaan gejala,

dan percobaan yang menguji hipotesis ini di bawah kondisi-kondisi yang

terkontrol. Ilmuwan juga diharapkan untuk menerbitkan informasi

mereka , ilmuwan lain dapat melakukan serupa experimen untuk cek

Page 26: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

sekali lagi kesimpulan mereka. Hasil prosses ini memungkinkan

pemahaman yang lebih baik dari peristiwa masa lampau, dan

kemampuan lebih baik ke peristiwa masa depan yang telah diuji

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa,

Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari alam dengan

segala isinya dengan bersikap almiah.

2) Tujuan IPA

Pembelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa : 1)

Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap sains,

teknologi dan masyarakat. 2) Mengembangkan keterampilan proses untuk

menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 3)

Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang

akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 4)

Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam

kehidupan sehari-hari. 5) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan

pemahaman ke bidang pengajaran lain. 6) Ikut serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 7) Menghargai berbagai

macam bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini untuk dipelajari (Sri

Sulistiyorini, 2007: 40) dalam http://adfal86.blogspot.com/.

Maksud dan tujuan pembelajaran IPA tersebut adalah agar siswa

memiliki pengetahuan tentang gejala alam, berbagai jenis dan perangai

lingkungan melalui pengamatan agar siswa tidak buta akan pengetahuan

dasar mengenai IPA.

3) Ruang Lingkup IPA

Ruang lingkup bahan kajian Ilmu Pengetahuan Alam untuk

Sekolah Dasar menurut Sri Sulistyorini (2007:40) dalam

http://adfal86.blogspot.com/ meliputi aspek-aspek :

Page 27: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan

dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2. Benda atau materi,sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat dan

gas

3. Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet listrik,

cahaya, dan pesawat sederhana.

4. Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya.

Menurut kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Ilmu

Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar diberikan sebagai mata pelajaran sejak

kelas IV, sedang kelas I sampai kelas III diberikan secara tematik dengan

pelajaran yang lain. Karena dalam penelitian ini yang penulis kaji bahan

kelas IV.

4) Pembelajaran IPA Kelas IV

Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Ilmu

Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar diberikan secara mata pelajaran sejak

kelas IV sampai kelas VI, sedang kelas 1 sampai kelas III diberikan secara

tematik pada pelajaran lain. Karena di dalam penelitian ini yang peneliti kaji

bahan kelas IV, maka di bawah ini peneliti sampaikan standar kompetensi

dan kompetensi dasar pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV.

Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Makhluk hidup dan

Proses kehidupan

1. Memahami hubungan

antara struktur organ

tubuh manusia dengan

fungsinya, serta

1.1 Mendeskripsikan hubungan antara

stuktur kerangka tubuh manusia

dengan fungsinya.

1.2 Menerapkan cara memelihara

kesehatan kerangka tubuh.

1.3 Mendeskripsikan hubungan antara

Page 28: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

pemeliharaannya. struktur panca indra dengan

fungsinya.

1.4 Menerapkan cara memelihara

kesehatan panca indra.

2. Memahami hubungan

antara struktur bagian

tumbuhan dengan

fungsinya.

2.1 Menjelaskan hubungan antara

stuktur akar tumbuhan dengan

fungsinya.

2.2 Menjelaskan hubungan antara

stuktur batang tumbuhan dengan

fungsinya.

2.3 Menjelaskan hubungan antara

struktur daun tumbuhan dengan

fungsinya.

2.4 Menjelaskan hubungan antara

bunga dengan fungsinya.

3. Menggolongkan hewan

berdasarkan jenis

makanannya

3.1 Mengidentifikasi jenis makanan

hewan

3.2 Menggolongkan hewan

berdasarkan jenis makanannya.

4. Memahami daur hidup

beragam jenis makhluk

hidup.

4.1 Mendeskripsikan daur hidup

beberapa hewan di lingkungan

sekitar, misalnya kecoa, nyamuk,

kupu-kupu, kucing.

4.2 Menunjukkan kepedulian

terhadap hewan peliharaan,

misalnya kucing, ayam, ikan.

5. Memahami hubungan

sesama makhluk hidup

antar makhluk hidup

5.1. Mengidentifikasi beberapa jenis

hubungan khas (simbiosis dan

hubungan “makn dimakan” antara

Page 29: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

dengan lingkunannya makhluk hidup (rantai makanan)

5.2. Mendeskripsikan hubungan antara

makhluk hidup dengan

lingkungannya

6. Memahami beragam

sifat dan perubahan

wujud benda serta

berbagai cara

penggunaan benda

berdasarkan sifatnya

6.1. Mengidentifikasi wujud benda

padat, cair dan gas memiliki sifat

tertentu

6.2. Mendeskripsikan terjadinya

perubahan wujud cair padat

cair; cair gas cair; padt

gas.

6.3. Menjelaskan hubungan antara sifat

bahan dengan kegunaannya.

Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV

semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Energi dan Perubahannya

7. Memahami gaya dapat

mengubah gerak dan/atau

bentuk suatu benda.

7.1.Menyimpulkan hasil

percobaan bahwa gaya

(dorongan dan tarikan) dapat

mengubah gerak suatu benda.

7.2.Menyimpulkan hasil

percobaan bahwa gaya

(dorongan dan tarikan) dapat

mengubah bentuk suatu

benda.

8. Memahami berbagai berbagai

bentuk energi dan cara

penggunaannya dalam

8.1 Mendeskripsikan energi panas

dan bunyi yang terdapat di

lingkungan sekitar serta sifat-

Page 30: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

kehidupan sehari-hari.

sifatnya.

8.2 Menjelaskan berbagai energi

alternatif dan cara

penggunaannya.

8.3 Membuat suatu karya.model

untuk menunjukkan

perubahan energi gerak akibat

pengaruh udara, misalnya

roket dari kertas/baling-

baling/pesawat

kertas/parasut..

8.4 Menjelaskan energi bunyi

melalui penggunaan alat

musik.

Bumi dan Alam Semesta

9. Memahami perubahan

kenampakan permukaan

bumi dan benda langit.

9.1 Mendeskripsikan perubahan

kenampakan bumi.

9.2 Mendeskripsikan posisi bulan

dan kenampakan bumi dari

hari ke hari.

10. Memahami perubahan

lingkungan fisik dan

pengaruhnya terhadap

daratan.

10.1 Mendeskripsikan berbagai

penyebab perubahan

lingkungan fisik (angin,

hujan, cahaya matahari, dan

gelombang air laut).

10.2 Menjelaskan pengaruh

perubahan lingkungan fisik

terhadap daratan (erosi,

abrasi, banjir, dan longsor).

10.3 Mendeskripsikan cara

pencegahan kerusakan

Page 31: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

lingkungan (erosi, abrasi,

banjir, dan longsor).

11. Memahami hubugan antara

sumber daya alam dengan

lingkungan, teknologi, dan

masyarakat.

11.1 Menjelaskan hubungan antara

sumber daya alam dengan

lingkungan.

11.2 Menjelaskan hubungan antara

sumber daya alam dengan

teknologi yang digunakan.

11.3 Menjelaskan dampak

pengambilan bahan alam

terhadap pelestarian

lingkungan.

Materi IPA Kelas IV SD yang dipakai dalam penelitian ini adalah

gaya dapat mengubah gerak dan bentuk benda.

5) Pengertian Gaya

Untuk meringankan pekerjaan kita sering melakukan gaya. Dengan gaya

pekerjaan berat yang kita kerjakan akan terasa ringan. Adanya alat yang

membantu kita dalam melakukan gaya juga sangat mambantu cepat

selesainya pekerjaan kita. Tapi taukah anda apa itu gaya ?

Menurut Haryanto ( 2004 : 116 ), semua bentuk tarikan dan dorongan

adalah gaya. Gaya sesungguhnya tidak dapat lihat, tetapi akibat dari gaya

pada sebuah benda kita lihat dan rasakan. Contoh tarikan adalah gerakan

menarik gerobak, menarik pintu, menarik tali timba, menarik layang – layang.

Contoh dorongan adalah gerakan mendorong meja, menutup pintu, menekan

tombol, menginjak pedal sepeda dan menendang bola. Heri Sulistyanto dan

Edi Wiyono ( 2008 : 91 ), dorongan dan tarikan dikenal dengan sebutan

gaya.

Page 32: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Menurut Widodo dkk ( 2004 : 62 ), gaya adalah tarikan atau dorongan

terhadap suatu benda.

Secara tidak kita sadari, kita sering melakukan suatu gaya seperti

menendang bola, mengerem sepeda, mendorong meja, memukul kaleng

hingga berubah bentuk. Gaya yang kita lakukan dapat berupa gaya yang

mengubah gerak benda atau mengubah bentuk benda.

Berdasarkan pengertian gaya di atas maka dapat penulis simpulkan

bahwa Gaya adalah Tarikan dan dorongan terhadap suatu benda yang dapat

mengakibatkan perubahan arah dan bentuk benda.

a) Jenis – Jenis Gaya

Gaya sebenarnya di klasifikasikan menjadi beberapa jenis, akan

tetapi kita tidak mengetahui kita itu melakukan jenis gaya yang termasuk

dalam klasifikasi apa ? Sedangkan jenis gaya itu ada banyak sekali.

Heri Sulistyanto dan Edy Wiyono ( 2008 : 92 ) menyatakan bahwa

berdasarkan sumber tenaga yang diperlukan, gaya dibedakan menjadi

beberapa di antaranya adalah sebagai berikut : 1) Gaya Otot, 2) Gaya

Gesek antara dua benda, 3) Gaya Magnet, 4) Gaya Gravitasi, 5) Gaya

Listrik.

Haryanto (1999 : 112) mengemukakan bahwa macam – macam

gaya yaitu : 1) Gaya Gesekan, 2) Gaya Pegas, 3) Gaya Magnet, 4) Gaya

Gravitasi Bumi, 5) Gaya Listrik Statis.

Dengan mengetahui jenis – jenis gaya seperti di atas kita akan

mengerti dan paham bila kita melakukan suatu gaya, pastilah termasuk

salah satu jenis gaya seperti yang di sebutkan diatas.

b) Gaya Dapat Mengubah Gerak dan Bentuk Benda

Gaya yang kita berikan pada benda akan sangat berpengaruh

terhadap gerak dan bentuk benda. Mungkin sering tidak kita sadari

Page 33: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

mengapa benda yang kita sentuh dapat bergerak ? dan mengapa benda

yang kita beri tekanan dapat berubah bentuknya?

Menurut Haryanto ( 2004 : 119), Gaya yang diberikan ke sebuah

benda mengkibatkan berbagai perubahan. Benda diam diberi gaya dapat

menjadi bergerak. Benda bergerak diberi gaya dapat menjadi bergerak

makin pelan atau menjadi diam. Gaya juga dapat membuat benda

bergerak menjadi berubah arah, benda bergerak makin cepat, atau bentuk

benda menjadi berubah.

Heri Sulistyanto dan Edy Wiyono ( 2008 : 96) mengemukakan

bahwa Gaya yang dihasilkan oleh dorongan ataupun tarikan dapat

mengakibatkan benda bergerak. Selain menyebabkan benda bergerak ,

gaya yang bekerja pada benda dapat mengubah bentuk benda. Gaya dapat

mengubah bentuk benda dapat kita lihat ketika tanah liat dapat dibentuk

menjadi bulat dan berbentuk seperti bola apabila dengan tangan kita bisa

membentuknya. Gaya yang diberikan oleh tangan pada tanah liat

membuat bentuk tanah liat berubah. Hal ini menunjukkan bahwa gaya

juga dapat mengubah bentuk benda.

Jadi suatu benda itu dapat bergerak dan berubah bentuknya karena

adanya gaya yang kita berikan pada benda tersebut. Akan menjadi

semakin jelas apabila kita melakukan percobaannya secara langsung.

2. Hakikat Model Pembelajaran Kontekstual

a. Pengertian Model Pembelajaran

Pada saat ini guru dituntut dapat mengembangkan serta menerapkan

sebuah pembelajaran yang aktif, kreatif, inovativ dan menyenangkan.

Sarana untuk mewujudkan pembelajaran yang seperti di sabutkan

diatas,diperlukanlah model pembelajaran. Apa yang dimaksud model

pembelajaran itu ?

Menurut Harjanto ( 2006 : 51 ), model dapat diartikan sebagai

kerangka konseptual, benda tiruan atau barang. Model sebagai kerangka

Page 34: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu

kegiatan. Dengan mnggunakan sarana seperti benda tiruan siswa akan

merasa memiliki keingintahuan yang besar dalam mengikuti pmbelajaran.

Sehingga siswa termotivasi untuk memahami mata pelajaran yang

diajarkan.

Menurut Oemar Hamalik (1994 : 57 ), pembelajaran adalah suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur – unsur manusiawi, material,

fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai

tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari

siswa, guru, dan tenaga lainnya misalnya tenaga laboratorium. Material

meliputi buku – buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film,

audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan kelas,

komputer, perlengkapan audio visual. Prosedur meliputi jadwal dan

metode penyampaian informasi, praktik, belajar dan ujian.

Menurut Hamzah B. Uno (2007 : 54), pembelajaran dapat diartikan

sebagai suatu proses interaksi antara peserta belajar dengan pengajar dan

sumber belajar pada suatu lingkungan untuk pencapaian tujuan belajar

tertentu.

Trianto (2007: 1) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah

suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.

Asep Jihad (2008: 25) model pembelajaran merupakan rencana atau pola

yang digunakan dalam menyusun kuriulum, mengatur materi peserta didik,

dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran

atau setting lainnya.

Mills dalam Agus Suprijono (2009: 45) berpendapat bahwa “model

adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang

memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak

berdasarkan model itu”. Joyce dan Weil dalam Trianto (2007:1)

berpendapat “… dengan model belajar guru dapat membantu siswa untuk

Page 35: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

mendapatkan atau memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara pikir,dan

mengekpresikan ide diri sendiri... .” Agus Suprijono (2009: 46) model

pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial.

Joice dan Weil dalam Isjoni (2010: 50) mengemukakan bahwa

model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah

direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum,

mengatur materi pelajaran,dan member petunjuk kepada pengajar di

kelasnya. Untuk memilih model yang tepat maka perlu diperhatikan

relevansinya dengan pencapaian tujuan pengajaran. Dalam prakteknya

semua model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi prinsip-prinsip

sebagai berikut:

1) Semakin kecil upaya yang dilakukan guru dan semakin besar aktifitas

belajar siswa, maka hal itu semakin baik.

2) Semakin sedikit waktu yang diperlukan guru untuk mengaktifkan

siswa belajar juga semakin baik.

3) Sesuai dengan cara belajar siswa yang dilakukan.

4) Dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru

5) Tidak ada satupun metode yang paling sesuai untuk segala tujuan,

jenis materi,dan proses belajar yang ada, Hasan dalam Isjoni (2007 :

50)

Dengan adanya model pembelajaran akan membantu siswa

mengeluarkan ide, gagasan, skill, dan kemampuannya guna tercapainya

tujuan pembelajaran. Seharusnya dengan adanya model pembelajaran hasil

belajar siswa juga akan mengalami peningkatan.

Berdasarkan pengertian diatas maka peneliti dapat simpulkan model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai suatu

proses interaksi antara peserta belajar dengan pengajar atau sumber belajar

pada suatu lingkingan belajar untuk pencapaian tujuan belajar tertentu.

Page 36: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

b. Pengertian model Pembelajaran Kontekstual

Banyak sekali model – model pembelajaran yang di gunakan oleh

para guru. Model pembelajaran begitu penting digunakan sebagai sarana

untuk menyampaikan suatu materi pembalajaran. Salah satu model

pembelajaran yang cocok di gunakan sebagai sarana untuk menyampaikan

materi pembelajaran yaitu model pembelajaran kontekstual.

Menurut Elaine B. Johnson (2009:67) “Pembelajaran kontekstual

merupakan sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa

melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara

menghubungkan subjek – subjek akademik dengan konteks dalam

kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial

dan budaya mereka”.

Yatim Riyanto, ( 2009 : 159 ) berpendapat bahwa “model

kontekstual merupakan konsep belajar yng membantu guru mengaitkan

antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan

konsep itu diharapkan hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Proses

pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan

mengalami.

Menurut Rusman, ( 2010 : 187 ), Pembelajaran kontekstual adalah

usaha untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan diri tanpa

merugi dari segi manfaat, sebab siswa berusaha mempelajari konsep

sekaligus menerapkan dan mengaikkannnyadengan dunia nyata”.

Inti dari CTL adalah keterkaitan setiap materi atau topik

pembelajaran dengan kehidupan nyata. Untuk mengkaitkannya bias

dilakukan berbagai cara , selain karena memang materi yang dipelajari

secara langsung terkait kondisi faktual, juga bias disiasati dengan pemberian

ilustrasi atau contoh, sumber belajar, media dan lain sebagainya, yang

memang baik secara langsung maupun tidak langsung terkait atau ada

Page 37: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

hubungan dengan pengalaman hidup nyata. Dengan demikian selain

pembelajaran akan menarik, juga akan dirasakan sangat dibutuhkan oleh

setiap siswa karena apa yang dipelajari dirasakan langsung manfaatnya.

Dengan demikian menggunakan model pembelajaran kontekstual akan

memudahkan siswa dalam menguasai konsep dari suatu materi

pembelajaran. Siswa juga akan merasa terbantu dalam mengaitkan materi

pembelajaran dengan kehidupannya sehari – hari. Dengan demikian hasil

belajar siswa juga akan mengalami peningkatan.

Bedasarkan uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa Model

Kontekstual ( Contextual Teacher and Learning ) adalah Suatu sistem

pembelajaran yang membantu guru dalam mengaitkan bahan ajarnya

dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan sehari – hari.

c. Sintaks Model Pembelajaran Kontekstual

Model pembelajaran kontekstual dei desain untuk membantu semua

anak belajar materi akademik yang sangat berat. Cara mengajar yang baik

akan bisa berlaku untuk semua anak, dan cara itu tercakup dalam komponen

model pembelajaran kontekstual.

Menurut Elaine B . Johnson ( 2009 : 65 ), ada delapan komponen

dalam pembelajaran kontekstual yang harus diterapkan oleh guru. Untuk

masing – masing tahapan komponen di sajikan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3. Sintaks model pembelajaran Kontekstual

Fase Perilaku Guru

Fase 1 :

Membuat keterkaitan yang

bermakna

Guru membantu siswa dalam

mengaitkan materi pembelajaran di

sekolah dengan konteks kehidupan

nyata.

Page 38: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Fase 2 :

Melakukan pekerjaan yang

berarti

Guru membagi siswa dalam beberapa

kelompok untuk melakukan percobaan

atau pekerjaan yang memiliki tujuan,

berguna untuk orang lain, dan

menghasilkan produk nyata maupun

tidak nyata.

Fase 3 :

Melakukan pembelajaran yang

diatur sendiri

Guru mendorong siswa untuk menjadi

pelajar yang dapat mengatur diri mereka

sendiri yang bekerja mencapai tujuan

dan menarik minat mereka yaitu

memperoleh pengetahuan akademik

melalui kegiatan langsung.

Fase 4 : Bekerja sama Guru meminta siswa untuk saling

bekerja sama dengan efektif dalam

kelompok

Fase 5 : Mnggunakan pemikiran

tingkat tinggi yang kreatif dan

kritis

Guru memberi bimbingan kepada siswa

dalam menganalisis, melakukan sintetis,

memecahkan masalah, membuat

keputusan, menggunakan logika da

bukti.

Fase 6 :

membantu individu untuk

tumbuh dan berkembang

Guru mengidentifikasi tujuan yang jelas

dan memotivasi untuk mencapainya.

Menunjukkankepada mereka cara untuk

mencapai keberhasilan.

Page 39: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Fase 7 :

mencapai standar yang tinggi

Guru mendorong siswa dan memotivasi

siswa untuk bekerja keras, tahan

banting, penuh konsentrasi untuk

mencapai yang terbaik dalam

mengembangkan bakat dan minat.

Fase 8:

Melakukan penilaian yang

autentik

Guru melakukan penilaian yang autentik

dari hasil evaluasi yang dilakukan

Menurut Rusman (2010 : 200) Langkah – langkah pembelajaran

kontekstual adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar

lebih bermakna apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri

dan mengontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang

dimilikinya.

2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik yang

diajarkan.

3. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui pertanyaan – pertanyaaan.

4. Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok

berdiskusi, tanya jawab dan lain sebagainya.

5. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi,

model bahkan media yang sebenarnya.

6. Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan.

7. Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan

sebenarnya pada setiap siswa.

Page 40: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

C. Tinjauan Tentang Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

1. Siswa Sekolah Dasar

Siswa Sekolah Dasar bisanya berusia 5 tahun sampai 12 tahun. Peran

siswa di sekolah yaitu sebagai anak didik atau peserta didik. Masing –

masing siswa itu memiliki karakteristik yang berbeda – beada. Tapi yang

menjadi pertanyaan di sini apa itu yang di maksud dengan Siswa atau

anak didik itu dan bagaimanakah karakteristiknya ?

Syaiful Bahri Djamarah (2005 : 51) menemukakan bahwa anak

didik atau siswa adalah Setiap orang yang menerima pengaruh dari

seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan

pendidikan. Anak didik bukan binatang, tetapi ia adalah manusiayang

mempunyai akal. Anak didik adalah unsur manusiawi yang penting

dalam kegiatan interaksi edukatif. Ia dijadikan sebagai pokok persoalan

dalam semua gerak kegiatan pendidikan dan pengajaran. Sebagai pokok

persoalan, anak didik memiliki kedudukan yang menempati posisi yang

menentukan dalam sebuah interaksi. Guru tidak mempunyai arti apa –

apa tanpa kehadiran anak didik sebagai subjek pembinaan.

Menurut Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono (2002 : 4), Setiap

individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan

karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik

bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik

yang menyangkut faktor biologis maupun psikologis. Seorang anak

mungkin memulai pendidikan formalnya di Taman Kanak - kanak pada

usia 4 atau 5 tahun. Pada awal masuk sekolah mungkin tertunda sampai

ia berusia 5 sampai 6 tahun. Tanpa mempedulikan umur anak,

karakteristik pribadi dan kebiasaan – kebiasaan yang dibawanya ke

sekolah akhirnyaterbentuk oleh pengaruh lingkungan dan hal itu

tampaknya mempunyai pengaruh penting terhadap keberhasilannya di

sekolah dan masa perkembangan hidupnya dikelak kemudian.

Page 41: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Jadi dalam memasuki jenjang pendidikan di sekolah dasar

sebenarnya setiap anak mempunyai karakteristik, sifat dan ciri yang

berbeda – beda. Faktor yang membentuk karakteristik anak terjadi karena

pembawaan maupun lingkungan anak tersebut.

2. Karakteristik Anak Sekolah Dasar

Ada beberapa karakteristik anak di usia sekolah dasar yang perlu

diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik

khususnya di tingkat sekolah dasar. Sebagai guru harus dapat

menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya,

maka sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik

siswanya. Karakteristik yang tidak dapat dipisahkan dari anak Sekolah

Dasar antara lain yang berkaitan dengan kreatifitas, bakat, dan motivasi.

Untuk lebih jelasnya marilah kita kupas secara satu persatu karakteristik

tersabut sebagai berikut:

1) Kreatifitas

Kreatifitas adalah keterampilan untuk membentuk kombinasi-

kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah ada dalam

pikiran. Setiap kreasi merupakan kombinasi baru dari ide-ide dan

produk yang inovatif, seni dalam pemenuhan kebutuhan manusia.

(http://putusutrisna.blogspot.com/2010/11/hubungan-intelrgensi-

minat-bakat-serta.html ).

Abu Ahmadi ( 2003 : 187 ) berpendapat bahwa kreatifitas adalah

kesanggupan menciptakan tujuan – tujuan baru dan mencari alat –

alat yang sesuai guna mencapai tujuan itu.

Setiap anak tentulah memiliki sifat – sifat kreatif dalam aktivitas

pembelajaran. Bagaimanakah ciri – ciri anak yang kreatif itu?

Menurut Utami Munandar (2004 : 37), ciri – ciri pribadi kreatif

adalah sebagai berikut : a) Imajinatif, b) mempunyai prakarsa, c)

mempunyai minat luas, d) mandiri dalam berpikir, e) Senang

berpetualang, f) penuh energi, g) penuh energi, h) percaya diri, i)

beraemni mengambil resiko, j) Berani dalam pendirian dan keyakinan.

Page 42: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Dengan siswa memiliki kreatifitas maka suasana pembelajaran

dikelas akan menjadi hidup dan penuh keaktifan. Suasana kelas

menjadi hidup dan aktif dikarenakan siswa dengan kreatifitasnya

tentulah akan menuangkan kemampuannya secara optimal.

Dari pendapat diatas, dapat penulis disimpulkan bahwa

kreatifitas adalah kemampuan yang dimiliki siswa untuk menemukan

hal baru dan menciptakan sesuatu yang baru serta dapat berguna dan

bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

2) Bakat

Dalam diri setiap anak sebenarnya memiliki kemampuan

yang istimewa. Kemampuan itu sering kita sebut dengan istilah

bakat. Bakat dari tiap masing – masing anak itu berbeda – beda.

Sebelum membahas lebih jauh, perlu kita ketahui terlebih dahulu

apa pengertian dari bakat ?

Menurut Abu Ahmadi ( 2003 : 200 ), bahwa bakat

merupakan potensi – potensi yang berisi kebmungkinan –

kemungkinan untuk berkembang ke sesuatu arah. Bakat adalah

kemampuan tertentu yang dimiliki seseorang sebagai kecakapan

pembawaan.

(http://putusutrisna.blogspot.com/2010/11/hubungan-

intelegensi-minat-bakat.serta.html) diakses tanggal 20 Juni

20011. Bakat adalah semacam perasaan dan perhatian, ia

merupakan salah satu metode pikir. Bakat itu menjadi jelas

karena pengalaman, akan tetapi kita hanya condong kepada

sebagian saja dari sekumpulan aspek-aspek kegiatan yang

kita alami dan lakukan. Terbentuknya bakat manusia

terhadap macam-macam kegiatan yang dilakukannya atau

tidak terbentuknya bakat itu ditentukan oleh banyak faktor.

Sering kali bakat dan kemampuan berjalan seiring, hanya saja

ada keadaan-keadaan dimana keduanya muncul serentak. Jadi

kemampuan dan bakat adalah dua faktor yang berbeda dan

terpisah antara satu bidang dengan

lainnya.http://nieujik.blogspot.com/2009/02/bakat-emosi-

kepribadian (diakses tanggal 21 Juni 20011).

Page 43: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Utami Munandar (2004 ; 12) menyatakan bahwa bakat

merupakan kreatifitas yang secara potensial dimiliki oleh setiap orang,

yang dapat diidentifikasi dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat.

Dalam suatu pembelajaran sebuat bakat merupakan hal yang

berpengaruh dalam proses belajar mengajar setiap pekerjaan yang

baru. Maka seharusnya kita sebagai orang tua dan guru menggunakan

bakat anak-anak yang wajar, serta mengatur kehidupan sekolah

mereka agar anak-anak tidak kehilangan dorongan yang membawa

mereka pada hal yang baru. Akan tetapi bagaimana cara

menghadapi/memelihara bakat anak-anak agar selalu hidup dan kuat

untuk menjadi pendorong bagi mereka dalam belajar ?

http://nieujik.blogspot.com/2009/02/bakat-emosi-

kepribadian (diakses tanggal 21 Juni 20011) dijelaskan :

a) Mengetahui bakat dari masing-masing peserta didik dan tiap

mereka dipelajari dengan baik apa kecondongan yang menonjol,

b) Hendaknya kita selalu menjadikan peserta didik anda sebagai

titik tolak, dan mengarahkan mereka pada bakatnya masing-

masing di mana saja anda temukan serta jadikanlah bakat-bakat

tersebut asas dari pendidikan dan pengajaran mereka.c) Wajib

mengembangkan bakat kodrati yang umum terdapat pada murid-

murid. d) Membantu murid-murid untuk merasakan adanya

hubungan sekolah dengan kehidupan nyata, melalui hubungan

bidang studi dan pengalaman belajar dengan kehidupan pribadi

anak.

Apabila anak-anak telah sampai kepada tahap terakhir sekolah

menengah, bakat mereka tetap berfungsi sebagai kekuatan penggerak

dalam pengajarannya. Dan bakat itu, tetap menjadi pendorong yang

kuat, untuk memantapkan bidang studi yan dipelajarinya, seperti

bahasa dan ilmu pengetahuan alam. Akan tetapi bakat mempunyai

kepentingan lain dalam tahap ini. Anak laki-laki dan perempuan disini

menghadapi kesempatan dan keadaan yang menuntut mereka untuk

mempelajari berbagai bidang studi pilihan atau memilih salah satu

hobi ekstra kurikuler. Bidang studi pilihan dan hobi tersebut

mempunyai urgensi khusus, karena ia memberi kesempatan kepada

Page 44: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

peserta didik untuk berusaha dan mencoba berbagai segio kegiatan

dan membekalinya dngan banyak pengalaman dan percobaan. Hal ini

menolongnya dalam persiapan, untuk memilih caranya dalam

pekerjaan yang cocok dan mengarahkan dirinya kejalan yang akan

ditempuhnya dalam kehidupan di kemudian hari.

Bakat adalah asas terpenting, yang harus dijadikan sandaran bagi

individu dalam memilih bidang-bidang studi dan hobinya. Tanpa

mengetahui bakatnya, peserta didik boleh jadi akan mengarahkan

dirinya kepada bidang studi pilihan secara kebetulan saja, atau karena

waktunya cocok, mungkin pula karena sebagian temannya telah

memilihnya, atau karena gurunya lebih mudah dari pada guru lain.

Apabila kita mengetahui bakat peserta didik dan peserta didik

mengetahui bakatnya, maka kita harus menyertainya dalam

memperhatikan hasil tes bakat yang dilaksanakan terhadap peserta

didik, dapat kita saranakan kepadanya bidang studi dan segi-segi

kegiatan yang berhubungan dengan bakatnya yang apabila diikutinya

ia merasakan ingin untuk meneruskannya dan kegiatan tersebut

bermanfaat.

Dengan demikian agar potensi ini menjadi aktualisasi dibutuhkan

kesempatan untuk dapat mengaktualisasikan bakat – bakat tersebut.

Bakat akan berkembang apabila adanya kesempatan untuk

mengenbangkannya. Disinilah peran lingkungan sangat penting

karena dengan lingkungan yang baik dan mendukung maka

kesempatan seseorang mengaktualisasikan bakatnya akan tercapai.

3) Motivasi

Dalam menjalani kehidupan tentulah kita mempunyai suatu

tujuan yang hendak dicapai. Agar tujuan tersebut dapat tercapai

tentulah ada faktor pendorongnya atau hal yang membuat kita

termotivasi untuk mencapainya.

Page 45: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Menurut Nanang Hanifah dan Cucu Suhana (2009 : 26), motivasi

merupakan kekuatan, daya pendorong, atau alat pembangunan

kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri seseorang. Ngalaim

Purwanto (1992 : 60), motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong

seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu.

Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang

untuk bertindak. Orang yang tidak mau bertindak sering kali

disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu bisa

datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada

dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar

hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi dari luar

adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri kita.

Sementara meotivasi dari dalam ialah motivasinya muncul dari

inisiatif diri kita.

Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih

kenikmatan atau menghindari dari rasa sakit atau kesulitan. Uang

bisa menjadi motivasi kenikmatan maupun motivasi menghindari

rasa sakit. Jika kita memikirkan uang supaya kita tidak hidup

sengsara, maka disini alasan seseorang mencari uang untuk

menghindari rasa sakit. Sebaliknya ada orang yang mengejar uang

karena ingin menikmati hidup, maka uang sebagai alasan

seseorang untuk meraih kenikmatan.

http://www.sqvidoo.com/definisi-motivasi (diakses tanggal 21

Juni 2011).

Motivasi menjadi fungsi yang sangat penting dalam pelaksanaan

pembelajaran. Karena dengan motivasi yang kuat dari siswa untuk

maka situasi pembelajaran akan menjadi bersemangat dan berjalan

dengan aktif, kreatif dan penuh inovatif.

Nanang Hanifah dan Cucu Suhana (2009: 26), fungsi motivasi

dibagi menjadi berikut: a) Motivasi merupakan alat pendorong

terjadinya perilakubelajar peserta didik, b) Motivasi merupakan alat

untuk mempengaruhi prestasi belajar peserta didik, c) Motivasi

merupakan alat untuk memberikan direksi terhadap pencapaian tujuan

pembelajaran, d) Motivasi merupakan alat untuk membangunsistem

pembelajaran lebih bermakna.

Page 46: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Dengan demikian seseorang yang memiliki motivasi biasanya

akan selalu bekerja keras guna untuk mewujudkan keinginan serta

tujuannya. Karena dengan bekerja keras maka segala keinginan

pastilah akan tercapai.

Dari pendapat diatas, dapat penulis simpulkan pengertian

motivasi adalah dorongan dari jiwa untuk mewujudkan tujuan

tertentu.

B. Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian tindakan kelas dalam skripsinya Ika Wahyu tahun 2009 yang

berjudul Peningkatan Pemahaman Konsep “Bentuk Energi” melalui

Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sumber Simo

Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010, menyimpulkan bahwa melalui

Pedekatan Kontekstual hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Sumber Simo

Boyolali pokok bahasan bentuk energi meningkat dengan menerapkan

pendekatan kontekstual. Hal ini terbukti nilai rata – rata kelas yang pada tes

awal hanya 51, 67 meningkat di siklus I menjadi 68,00 dan pada siklus II

bahwa siswa mengalami peningkatan hasil sebesar 80,33. Siswa tuntas

belajar yang awalnya 33,34%, tes siklus I sebesar 80%, pada tes siklus II

meningkat menjadi 100%.

2. Hasil penelitian dalam skripsinya Nisa Us Sa’idah tahun 2009 dengan judul

Peningkatan Pemahaman konsep – konsep IPA melalui pendekatan Contextual

Teacher and Learning ( CTL ) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sondakan No.

11 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010, menyimpulkan bahwa siswa

mengalami peningkatan yang pada tes awal dilakukan sebesar 60,5 dengan

presentase 50%, dan rata - rata nilai siklus I 67, 7 dengan presentase 71, 9 %

meningkat nilai rata – rata kelasnya menjadi 76,4 pada siklus 2 dengan

presentase 81,3%. Sedangkan ketuntasan belajar siswa menurut standar KKM

Page 47: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

yaitu 67. Melalui penelitian yang relevan di atas maka penulis memperoleh

gambaran mengenai prosedur penelitian dan hasil yang diperoleh.

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang relevan diatas

memperkuat peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan

Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep

Gaya Pada Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Tenggak 3 Sidoharjo Sragen

Tahun Pelajaran 2010/2011.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan di atas maka dapat disusun

suatu kerangka pemikiran. Pada kondisi awal pembelajaran sebelum menerapkan

model pembelajaran kotekstual, guru masih menggunakan pembelajaran

konvensional. Siswa menjadi lebih cepat bosan dan informasi yang disampaikan

sulit diserap oleh siswa serta tidak merangsang kreativitas dan partisipasi siswa,

Guru lebih menekankan pada terselesainya materi pelajaran daripada tingkat

kemampuan siswa dalam memahami materi, komunikasi pembelajaran hanya satu

arah sehingga kurang adanya timbal balik antara guru dengan siswa untuk aktif

dan kreatif dalam menyerap dan mempertajam gagasannya, siswa masih merasa

malu untuk bertanya kepada guru tentang materi yang belum mereka pahami

sehingga membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran, siswa menganggap

bahwa IPA merupakan mata pelajaran yang sulit sehingga mereka enggan

mempelajarinya. Akibat dari permasalahan tersebut dapat mempengaruhi

penguasaan konsep gaya oleh siswa yang masih rendah.

Dengan kondisi tersebut, maka peneliti melaksanakan tindakan dengan

menerapkan model pembelajaran kontekstual, untuk meningkatkan penguasaan

konsep gaya pada mata pelajaran IPA. Model pembelajaran kotekstual memiliki

kelebihan sebagai berikut 1). Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil.

Artinya siswa dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman

belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan

dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja

Page 48: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang

dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah

dilupakan. 2). Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan

penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut

aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan

pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa

diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”.

Pada kondisi akhir dengan menerapkan model pembelajaran penguasaan

konsep gaya oleh siswa meningkat.

Dari pemikiran di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran dalam

penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir

Penguasaan

konsep gaya pada

mata pelajaran

IPA masih rendah

Guru menggunakan metode yang

konvensional dalam pembelajaran

IPA

Kondisi

Awal

Siklus I

Ada peningkatan

penguasaan konsep

gaya oleh sisswa pada

mata pelajaran IPA

Kopetensi Dasar Gaya

Melaui PTK Guru

menggunakan model

pembelajaran kontekstual dalam

pembelajaran IPA Kopetensi

Dasar gaya Tindakan

Siklus II

Hasil belajar siswa

pada mata pelajaran

IPA Kopetensi Dasar

gaya meningkat

sesuai indikator kerja

Penguasaan konsep gaya

oleh siswa pada mata

pelajaran IPA Kopetensi

Dasar gaya meningkat.

Kondisi

Akhir

Page 49: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut melalui penerapan model pembelajaran

kontekstual dapat meningkatkan penguasaan konsep gaya pada mata pelajaran

IPA siswa di kelas IV SD Tenggak 3 Sidoharjo Sragen Tahun Pelajaran

2010/2011.

Page 50: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Tenggak 3 di kelas IV tahun pelajaran

2011 Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan secara bertahap yang secara garis besar dapat dibagi

menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap penelitian, dan tahap

penyelesaian.

a. Tahap persiapan

Tahap persiapan meliputi pengajuan judul skripsi, survey lokasi

penelitian, pembuatan proposal, dan konsultasi instrument.

b. Tahap penelitian

Tahap penelitian meliputi semua kegiatan yang dilakukan di lapangan,

yaitu uji instrument dan pengambilan data. Tahap ini dilakukan pada

bulan Mei.

c. Tahap penyelesaian

Tahap penyelesaian meliputi analisis data dan penyusunan laporan.

Tahap ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai selesai.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Tenggak 3,

Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011.

C. Sumber Data

Sumber data atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah

dari:

1. Sumber data pokok antara lain siswa dan guru SDN Tenggak 3 kelas IV

tahun pelajaran 2010/2011.

Page 51: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

2. Sumber data berupa dokumen atau arsip, yang antara lain berupa catatan

observasi guru dan hasil evaluasi belajar siswa. Sumber data ini digunakan

untuk melengkapi sumber data pokok.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk pengambilan dan pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Metode Observasi

Observasi merupakan suatu langkah yang sangat baik untuk

memperoleh data pribadi dan tingkah laku setiap peserta didik. Dalam

penelitian ini observasi digunakan untuk memperoleh data tentang hasil

belajar IPA siswa pada materi pokok gaya. Adapun rancangan lembar

observasi, memuat perilaku siswa pada saat mengikuti pembelajaran

dengan menggunakan model Pembelajaran kontekstual.

2. Metode Wawancara

Teknik wawancara ini digunakan untuk dengan mewawancarai guru dan

siswa mengenai pelaksaaan proses belajar mengajar yang selama ini

dilakukan. Wawancara dilakukan adalah wawancara bebas atau terbuka.

3. Metode Tes

Pada penelitian ini metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang

hasil belajar IPA ranah kognitif setelah kegiatan pembelajaran pada materi

operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Tes ini berbentuk

obyektif yaitu bentuk pilihan ganda dan isian.

4. Metode Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mencari data mengenai arsip yang digunakan

dalam proses pembelajaran, misalnya silabus, rencana pembelajaran,

presensi siswa dan daftar nilai semester genap kelas IV SDN Tenggak 3.

Fungsi dokumentasi dalam penelitian ini untuk mendapatkan catatan-

catatan yang berkenaan dengan proses belajar mengajar di dalam kelas.

Page 52: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

E. Validitas Data

Validitas atau kesahihan merupakan hal penting dalam sebuah penelitian,

karena tanpa adanya validitas sebuah penelitian perlu dipertanyakan

keilmiahannya. Untuk membuktikan bahwa penelitian ini merupakan

penelitian ilmiah maka validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik

triangulasi. Moh. Kasiram (2008: 252) mengartikan triangulasi sebagai

penggunaan dua atau lebih metode pengumpulan data dalam suatu penelitian

dengan tujuan untuk menjelaskan lebih lengkap tentang kompleksitas tingkah

laku manusia dengan lebih dari satu sudut pandang.

Macam triangulasi Moh. Kasiram( 2008: 252) yaitu data triangulasi,

investigator triangulasi, theory triangulasi, dan methodological triangulasi.

Teknik triangulasi yang dipilih adalah triangulasi data dan triangulasi metode.

Data triangulasi yaitu triangulasi data, dimana peneliti menguji keabsahan data

dengan membandingkan informasi dari narasumber satu dengan informasi dari

narasumber lainnya.

Triangulasi metode yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan

metode pengumpulan data yang berbeda. Dengan menggunakan metode

pengumpulan data berupa observasi dilanjutkan wawancara mendalam dari

informan yang sama dan hasilnya diuji dengan pengumpulan data dengan

teknik tes dan dokumentasi. Data yang diperoleh tersebut selanjutnya

dideskripsikan untuk mendapat kesimpulan.

F. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model

analisis interaktif, dengan mengikuti pola pemikiran yang kajiannya

didasarkan pada kenyataan-kenyataan empirik serta unsur-unsur terkecil dari

pendekatan secara mikro ke makro. Data-data dari hasil penelitian di lapangan

diolah dan dianalisis secara kualitatif. Hal ini dilakukan karena sebagian besar

data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa deskripsi tentang

perkembangan proses pembelajaran. Analisis data memiliki tiga komponen

Page 53: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

yaitu reduksi data (Data Reduction), penyajian data (Data Display), dan

penarikan kesimpulan ( Verification).

1. Reduksi data meliputi penyeleksian data dari catatan-catatan tertulis di

lapangan melalui ringkasan atau uraian singkat dan penggolongan data ke

dalam pola yang lebih luas.

2. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang

merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data

mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada

masing-masing siklus. Hasil dari data-data penelitian selanjutnya

digabungkan dan disimpulkan kemudian disusun dalam bentuk tabel,

grafik, dan dinarasikan dalam pembahasan penelitian. Data yang disajikan

meliputi data yang berasal dari nilai tes pada materi gaya.

3. Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat

keteraturan dan penggolongan data. Simpulan yang hendak dicapai

peneliti yaitu peningkatan penguasaan konsep dan hasil belajar siswa

tentang materi gaya melalui model pembelajaran kontekstual. Penarikan

simpulan dilakukan secara bertahap mulai dari simpulan sementara pada

siklus I dan simpulan akhir pada siklus II yang selanjutnya hasil simpulan

tersebut dikaitkan dan dilakukan refleksi untuk menyusun tindakan

selanjutnya.

G. Indikator Kerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian.

Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

meningkatnya penguasaan gaya pada mata pelajaran IPA di siswa kelas IV SD

Negeri Tenggak 3 kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen dengan menggunakan

model pembelajaran kontekstual (Contextual Teacher and Learning). Indikator

penelitian ini bersumber dari kurikulum dan silabus KTSP Ilmu Pengetahuan

Alam kelas IV serta Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65.

Page 54: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Pada siklus I pembelajaran dikatakan berhasil apabila nilai IPA siswa

mencapai rata-rata kelas 75% dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 mencapai

85%.

Pada siklus II pembelajaran dikatakan berhasil apabila penguasaan konsep

gaya oleh siswa yang dibuktikan dengan hasil belajar mencapai rata-rata kelas

≥75% dan siswa yang memperoleh nilai ≥70 mencapai 85%.

Gambar 2. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto dkk., 2006: 74)

H. Prosedur penelitian

Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal

hingga akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur

Permasalahan

Permasalahan

baru hasil

refleksi

Apabila

permasalahan

belum

terselesaikan

Perencanaan

tindakan I

Refleksi I

Perencanaan

tindakan II

Refleksi II

Dilanjutkan ke siklus

berikutnya

Pelaksanaan

tindakan I

Pengamatan atau

pengumpulan data

Pelaksanaan

tindakan II

Pengamatan atau

pengumpulan

data II

Siklus I

Siklus II

Page 55: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Supardi dalam

Suharsimi Arikunto (2008: 104). Prosedur penelitian mencakup tahapan-tahapan

sebagai berikut: (1) perencanaan (planning); (b) penerapan tindakan (action); (c)

mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and

evaluation); dan (d) melakukan refleksi (reflecting). Dan seterusnya sampai

perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

Prosedur yang diterapkan pada penelitian ini meliputi tahapan-tahapan

sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model

pembelajaran kontekstual ( Contextual Teacher and Learning)

2) Mengembangkan skenario pembelajaran

3) Menyiapkan sumber belajar

4) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung

5) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan Awal

1) Kegiatan rutin (Berdoa, Presensi, Mengkondisikan kelas)

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran

3) Apersepsi

Kegiatan Inti

1) Guru menjelaskan tentang konsep gaya

2) Guru memberikan soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu

3) Guru membagi kelas kedalam 5 kelompok, dengan anggota setiap

kelompok bersifat heterogen

4) Siswa mengerjakan tugas dari guru bersama anggota kelompoknya

melakukan percobaan.

5) Guru membimbing siswa dan memberikan informasi dalam

melakukan percobaan

Page 56: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Kegitan Akhir

1. Siswa dan guru menyimpulkan semua hasil kegiatan pembelajaran.

2. Guru menutup pelajaran.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran

(aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam

pedoman yang telah disiapkan peneliti.

d. Tahap Refleksi

Peneliti bersama guru kelas IV membuat refleksi atas tindakan pada

siklus I. Pada tahap refleksi peneliti melakukan analisis terhadap proses

pelaksanaan pembelajaran siklus I dan hasil belajar berupa nilai siswa pada

siklus I tentang materi Gaya dengan menggunakan model pembelajaran

Kontekstual. Peneliti juga berdiskusi dengan kolaborator untuk membantu

menemukan permasalahan pembelajaran yang akan digunakan sebagai

dasar untuk perbaikan dalam perencanaan siklus berikutnya. Penemuan

masalah yang akan didiskusikan mengarah pada kelebihan dan kelemahan

proses dan hasil pembelajaran pada siklus I.

Temuan yang terdapat pada siklus I yaitu terjadi peningkatan kualitas

proses dan penguasaan konsep gaya oleh siswa yang dibuktikan dengan

hasil belajar siswa. Ketuntasan klasikal hasil belajar mencapai 83, 3%.

Siswa juga sudah terlihat aktif dan antusias dibanding dengan kondisi awal.

Namun, kondisi ini belum mencapai indikator akhir ketercapaian penelitian

sehingga perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan Tindakan

1. Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan

masalah

2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model

pembelajaran kontekstual (Contextual Teacher and Learning )

3. Mengembangkan skenario pembelajaran

Page 57: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

4. Menyiapkan sumber belajar

5. Mengembangkan format evaluasi pembelajaran

b. Tahap pelaksanaan Tindakan

1. Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang

telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

2. Guru menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran

kontekstual ( Cotextual Teacher and Learning).

3. Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan model pembelajaran

Kontekstual (Contextual Teacher and learning).

4. Memantau peningkatan siswa dalam penguasaan konsep tentang gaya

pada mata pembelajaran IPA.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran

(aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam

pedoman yang telah disiapkan peneliti.

d. Tahap Refleksi

Peneliti bersama guru kelas IV membuat refleksi atas tindakan pada

siklus II. Pada tahap refleksi peneliti melakukan analisis terhadap proses

pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar siswa pada siklus II tentang

materi Gaya dengan menggunakan model pembelajaran Kontekstual.

Peneliti juga berdiskusi dengan kolaborator untuk menemukan temuan-

temuan pada siklus II.

Temuan yang terdapat pada siklus II yaitu terjadi peningkatan kualitas

proses dan penguasaan konsep gaya oleh siswa yang dibuktikan hasil

belajar siswa meningkat signifikan. Ketuntasan klasikal hasil belajar

kterampilan berbicara mencapai 91, 67%. Berdasarkan data tersebut,

penguasaan konsep gaya oleh siswa sudah mencapai indikator

ketercapaian penelitian sehingga siklus (tindakan) dapat dihentikan. Hal

ini membuktikan bahwa model Kontekstual dapat meningkatkan

penguasaan konsep gaya pada siswa kelas IV SDN Tenggak 3 Sidoharjo

Sragen.

Page 58: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Data Awal

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tenggak Kecamatan

Sidoharjo Kabupaten Sragen. Sekolah Dasar Negeri Tenggak 3 tepatnya

berada di Dukuh Nglombo, Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten

Sragen. SDN Tenggak 3 dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah yang

membawahi 7 (tujuh) guru kelas, 4 (empat) guru mata pelajaran, 1(satu)

penjaga sekolah. SDN Tenggak 3 mempuyai siswa berjumlah 132 siswa, yang

terdiri dari kelas I sebanyak 20 siswa, kelas II sebanyak 17 siswa, kelas III

sebanyak 25 siswa, kelas IV dengan 24 siswa, kelas V sebanyak 22 siswa dan

kelas VI sebanyak 24 siswa.

Dalam pembelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri Tenggak

3 belum melaksanakan pembelajaran Kontekstual khususnya

pembelajaran IPA kelas IV pada materi konsep energi bunyi, sehingga

hasil belajar siswa banyak yang belum mencapai KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) yang ditentukan sekolah pada awal semester.

Untuk mengantisipasi hal tersebut peneliti mengadakan penelitian di

kelas IV, maka peneliti menggunakan pembelajaran yang dapat

meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan pembelajaran

Kontekstual. Nilai prestasi belajar kognitif siswa diperoleh dari tes

uraian yang telah diujicobakan dari 10 item soal esai ternyata valid atau

memenuhi syarat untuk dapat dipergunakan sebagai alat tes prestasi.

Hasil Nilai Awal materi gaya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

(Lampiran 21) :

Page 59: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Tabel 4. Frekuensi Nilai Awal Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV

SDN Tenggak 3

No Interval Nilai Frekuensi

(fi)

Nilai

Tengah (xi)

fi.xi Prosentase

(%)

Keterangan

1 40 – 46 4 43 172 16, 67 Di bawah

KKM

2 47 - 53 3 50 150 12, 5 Di bawah

KKM

3 54 - 60 9 57 513 37, 5 Di bawah

KKM

4 61 - 67 4 64 256 16, 67 Di atas

KKM

5 68 - 74 3 71 213 12, 5 Di atas

KKM

6 75-80 1 78 78 4, 17 Di atas

KKM Jumlah 24 1358 100

Nilai Rata-rata Klasikal = 1358: 24 = 57, 58

Nilai tertinggi : 80, Nilai Terendah : 40

Berdasarkan tabel 4 frekuensi nilai hasil belajar IPA Nilai Awal Kelas

IV SDN Tenggak 3, maka dapat digambarkan grafik sebagai berikut :

Gambar 3. Grafik Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV

SDN Tenggak 3 Nilai Awal

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Frekuensi

40 - 46

47 - 53

54 - 60

61 - 67

68 - 74

75 - 80

Page 60: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pada Nilai Awal, siswa

memperoleh nilai 40 sampai 46 sebanyak 4 siswa atau 16, 67%, siswa

memperoleh nilai 47 sampai 53 sebanyak 3 siswa atau 12, 5 %, siswa

mendapat nilai 54 sampai 60 sebanyak 9 siswa atau 37, 5%, siswa

mendapat nilai 61 sampai 67 sebanyak 4 siswa atau 16, 67%, siswa

mendapat nilai 68 sampai 74 sebanyak 3 siswa atau 12, 5%, dan yang

mendapat nilai 75 sampai 80 sebanyak 1 siswa atau 4, 17 %. Nilai

terendahnya yaitu 40, nilai tertinggi 80, nilai rata – ratanya 57, 58.

Berdasarkan data nilai di atas dapat dilihat bahwa sebelum

dilaksanakan tindakan, siswa kelas IV SDN Tenggak 3 sebanyak 24 siswa

hanya 8 atau 33, 33% siswa yang memperoleh nilai di atas batas nilai

ketuntasan minimal. Sebanyak 16 siswa atau 66, 67 % memperoleh nilai di

bawah batas nilai ketuntasan yaitu 65. Maka peneliti melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Kontekstual.

Analisis hasil evaluasi dari Nilai Awal siswa diperoleh nilai

rata-rata kemampuan siswa menjawab soal dengan benar adalah 57, 58

di mana hasil tersebut masih di bawah rata-rata nilai yang diinginkan

dari pihak guru, peneliti, dan sekolah yaitu sebesar 65. Sedangkan

besarnya persentase siswa tuntas pada materi gaya sebesar 33, 33%

saja, dari pihak sekolah ketuntasan siswa diharapkan mencapai lebih

dari 75%. Dari hasil analisis Nilai Awal tersebut, maka dilakukan

tindakan lanjutan untuk meningkatkan penguasaan konsep, prestasi

belajar, aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran, khususnya untuk

materi pokok gaya.

Dari hasil Nilai Awal pada di atas dapat disimpulkan sementara

bahwa penguasaan konsep pada materi gaya oleh siswa kelas IV SDN

Tenggak 3 masih kurang. Adanya beberapa indikator yang masih memiliki

porsi jawaban yang kurang dari 75% memberikan indikasi bahwa siswa masih

belum begitu paham dan menguasai pada beberapa indikator belajar materi

pokok gaya.

Page 61: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

2. Deskripsi Prosedur dan Hasil Penelitian

Tindakan siklus 1

Tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan (2 × 35 menit) pada

tanggal 31 Mei 2011 dan 1 Juni 2011. Adapun tahapan-tahapan yang di lakukan

pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Berdasarkan pengamatan dan pencatatan terhadap pembelajaran dan

hasil belajar pada tes awal diperoleh informasi sebagai data awal bahwa siswa

kelas IV SD Negeri Tenggak 3 sebanyak 24 siswa terdapat 16 anak atau

66,67% yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65.

Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata sebagian besar siswa belum

penguasaan konsep gaya. Bertolak dari kenyataan tersebut diadakan

konsultasi dengan guru kelas IV mengenai alternatif peningkatan penguasaan

konsep gaya dengan model pembelajaraan kontekstual.

Adapun perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I meliputi

kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Menentukan pokok bahasan atau memilih Kompetensi Dasar atau

indikator yang sesuai dengan pokok bahasan gaya di kelas IV. Alasan

memilih Kompetensi Dasar atau indikator tersebut adalah:

a) Kompetensi dasar atau indikator pokok bahasan gaya sulit dikuasai

oleh siswa. Siswa banyak mengalami kesulitan pada indikator

tersebut.

b) Kompetensi Dasar atau indikator pokok bahasan gaya tersebut

nantinya dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari siswa.

c) Pemilihan Kompetensi Dasar atau indikator pokok bahasan gaya

didasarkan pada kurikulum yang berlaku dan harapan masyarakat

terhadap hasil belajar siswa.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun 2 × pertemuan.

Masing-masing pertemuan 2 x 35 menit. Perencanaan RPP mencakup

Page 62: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

penentuan: Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, langkah-

langkah/skenario pembelajaran, media, model dan sumber pembelajaran

serta sistem penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I.

3) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk

pelaksanaan pembelajaran adalah:

a) Ruang belajar

Ruang belajar yang digunakan adalah ruang belajar yang biasa

digunakan setiap hari. Meja tempat duduk siswa diatur membentuk

berhadapan sehingga memudahkan kerja kelompok siswa waktu

pembelajaran kontekstual dilaksanakan.

b) Buku pelajaran

Buku pelajaran IPA digunakan sebagai buku acuan belajar.

c) Media

Media yang digunakan adalah bola, kelereng, kaleng bekas,

tanah liat yang digunakan untuk melakukan percobaan tentang gaya

dapat mengubah gerak dan bentuk benda.

d) Lembar soal evaluasi

Lembar evaluasi digunakan sebagai tes akhir dalam proses

pembelajaran yang nantinya digunakan sebagai acuan menentukan

keberhasilan siswa.

e) Lembar penilaian

Lembar penilaian digunakan sebagai instrumen penyaji hasil tes

siswa.

f) Lembar observasi

Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi guru

dan lembar observasi siswa. Lembar observasi guru digunakan

sebagai instrumen penyaji kinerja guru selama proses pembelajaran

Page 63: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

berlangsung, sedangkan lembar observasi siswa digunakan sebagai

instrumen penyaji aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan

Langkah-langkah atau tindakan yang dilakukan, direncanakan

secara teliti oleh peneliti yang kemudian dikonsultasikan dengan guru

pengampu untuk dijadikan pegangan dalam melaksanakan tindakan.

Peneliti menyusun lembar observasi yang akan digunakan untuk

mengetahui hasil belajar siswa selama proses pembelajaran dan

observasi keterampilan mengajar guru dengan menggunakan Model

Pembelajaran kontekstual, sedangkan sebagai alat evaluasinya guru

dan peneliti membuat soal ulangan berbentuk uraian untuk mengetahui

tingkat penguasaan konsep oleh siswa terhadap materi gaya.

Dalam tahapan ini guru menerapkan model pembelajaran kontekstual

sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Dalam kegiatan

belajar mengajar, guru berusaha menyampaikan materi gaya dengan

menggunakan model pembelajaran kontekstual yang dilaksanakan dalam 2

kali pertemuan.

1) Pertemuan Ke-1

Pada pertemuan ke-1 materi IPA adalah tentang gaya dengan

indikator : a) Menyebutkan macam – macam benda yang dapat kita

gerakkan yang sering terjadi dalam kehidupan sehari – hari. b)

Mendemonstrasikan cara menggerakkan benda.

Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam, berdoa

bersama dan mengabsen siswa, guru memberikan apersepsi “Guru

mengeluarkan kata keras, lambat kemudian makin melemah. Kemudian

guru bertanya apakah yang akan terjadi apabila di bola tendang?”

A. Kegiatan Awal

1. Salam Pembuka

2. Absensi

Page 64: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

3. Apersepsi

Fase 1 : Membuat keterkaitan – keterkaitan yang bermakna

1) Guru meminta siswa menyebutkan benda – benda yang

dapat digerakkan yang terjadi dalam kehidupan sehari–

hari.

2) Guru menunjukkan gambar – gambar yang berkaitan

tentang benda yang dapat kita gerakkan dalam

kehidupan sehari – hari.

B. Kegiatan Inti

Fase 2 : Melakukan pekerjaan yang berarti

Guru membagi siswa menjadi bebeerapa kelompok untuk

melakukan percobaan tentang gaya yang dapat mengubah

gerak benda.

Fase 3 : Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri

Siswa mencari tahu sendiri dan mengidentifikasi proses

terjadinya gaya dapat mengubah gerak dan bentuk benda

melalui percobaan secara langsung.

Fase 4 : Bekerja sama

Siswa saling bekerja sama dengan anggota kelompoknya

dalam melakukan percobaan dan praktik secara langsung.

Fase 5 : Berfikir kritis dan kreatif

Guru meminta siswa untuk menganalisis, memecahkan

masalah dan membuat keputusan berdasarkan logika dan

hasil nyata dari percobaan.

2. Elaborasi

Fase 6 : Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang

Guru membantu siswa untuk mengembangkan hasil

percobaan.

Page 65: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

3. Konfirmasi

Fase 7 : Mencapai standar yang tinggi

Siswa yang berhasil melakukan percobaan mendapat

penghargaan dari guru agar termotivasi untuk melakukan

percobaan berikutnya pada pertemuan yang akan datang.

C. Kegiatan Akhir

1. Guru memberi pujian kepada siswa yang berhasil mengerjakan tugas

dengan baik.

2. Guru menutup dengan salam

2) Pertemuan Ke-2

Pada pertemuan ke-2 materi yang dipelajari adalah a)

mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi gerak benda. b) memberi

contoh sehari – hari cara gaya mengubah bentuk benda.

A. Kegiatan awal

dimulai dari berdoa bersama, mengabsen siswa, guru

memberi apersepsi dengan menanyakan kembali apa yang

dimaksud dengan gaya?

B. Kegiatan inti

1. Eksplorasi

Fase 1 : Membuat keterkaitan – keterkaitan yang bermakna

1) Guru menyebutkan benda yang dapat kita rubah bentuknya

dengan mudah yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari.

2) Guru menunjukkan gambar – gambar yang berkaitan

tentang benda yang dapat kita gerakkan dalam kehidupan

sehari – hari.

Fase 2 : Melakukan pekerjaan yang berarti

Guru membagi siswa menjadi bebeerapa kelompok untuk

melakukan percobaan tentang gaya yang dapat mengubah

bentuk benda.

Page 66: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Fase 3 : Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri

Siswa mencari tahu sendiri dan mengidentifikasi proses

terjadinya gaya dapat mengubah gerak dan bentuk benda

melalui percobaan secara langsung.

Fase 4 : Bekerja sama

Siswa saling bekerja sama dengan anggota kelompoknya

dalam melakukan percobaan dan praktik secara langsung.

Fase 5 : Berfikir kritis dan kreatif

Siswa menganalisis, memecahkan masalah dan membuat

keputusan berdasarkan logika dan hasil nyata dari percobaan.

2. Elaborasi

Fase 6 : Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang

Guru membantu siswa untuk mengembangkan hasil percobaan.

3. Konfirmasi

Fase 7 : Mencapai standar yang tinggi

Siswa yang berhasil melakukan percobaan mendapat

penghargaan dari guru agar termotivasi untuk melakukan

percobaan berikutnya pada pertemuan yang akan datang.

C. Kegiatan diakhiri

Guru memberi evaluasi dengan membagi lembar soal evaluasi.

Fase 8 : Penilaian yang autentik dari

Guru melakukan penilaian yang autentik dari evaluasi yang

dikerjakan siswa

Guru menutup dengan salam.

c. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan tingkah laku dan sikap siswa selama

ketika melakukan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran

kontekstual.

1) Hasil observasi bagi guru

Dari data observasi dalam siklus 1 selama 2 kali pertemuan

diperoleh hasil observasi sebagai berikut :

Page 67: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

a) Guru telah menyiapkan rencana pembelajaran dengan baik.

b) Guru telah membuka pelajaran dengan baik, guru telah memberi

pengantar dan tanya jawab mengenai materi yang diajarkan guna

meningkatkan motivasi siswa.

c) Guru dalam bertanya jawab hanya menunjuk siswa yang duduk di

bagian depan dan belakang, untuk yang dibagian tengah kurang

diperhatikan.

d) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi

yang belum jelas.

e) Guru belum memberikan teguran secara tegas pada siswa yang kurang

memperhatikan pelajaran.

f) Guru belum optimal dalam memberi pujian kepada siswa yang mampu

menjawab pertanyaan dengan benar.

g) Guru dalam menyampaikan materi pelajaran sudah baik

h) Guru sudah baik dalam mengelola kelas-kelas.

i) Guru memanfaatkan media dan alat pembelajaran dengan baik.

j) Guru sudah mampu merangsang siswa untuk aktif bertanya dan

mengemukakan pendapat karena pembelajaran dibuat

menyenangkan.

k) Guru kurang memberi kesempatan tiap kelompok untuk

menyampaikan hasil percobaan di depan kelas.

l) Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk merangkum

dan menyimpulkan pelajaran yang telah diajarkan.

m) Guru belum berkeliling untuk mengecek kegiatan siswa-siswa dalam

proses pembelajaran.

n) Pengelolaan waktu pada langkah-langkah pembelajaran kurang ditaati

oleh guru, jadi aplikasi pengajaran kurang terealisasi dengan baik.

2) Hasil observasi bagi siswa

Dari data observasi pada Siklus I diperoleh data hasil belajar siswa

sebagai berikut :

Page 68: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

a) Kemauan siswa untuk menerima pelajaran sudah menunjukkan

peningkatan.

b) Perhatikan siswa sudah baik dalam memperhatikan pelajaran yang

disampaikan oleh guru tapi masih perlu ditingkatkan.

c) Perhatian, minat, dan motivasi terhadap penjelasan guru meningkat.

d) Siswa aktif dalam pembelajaran.

e) Dua per tiga dari keseluruhan siswa sudah berani mengajukan

pertanyaan dan pendapat.

f) Siswa menunjukkan peningkatan kerjasama dalam kelompok.

g) Siswa dengan sungguh-sungguh mengerjakan tugas baik tugas

individu atau tugas kelompok.

h) Keberanian siswa maju ke depan untuk mempresentasikan hasil tugas

observasi masih kurang.

i) Kemauan dalam berdiskusi dengan teman kelompok sudah baik.

j) Tidak ada siswa yang terlambat masuk kelas.

k) Siswa mau menyiapkan kebutuhan belajar.

l) Siswa mau mencatat dan merangkum bahan pelajaran dengan baik

dan sistematis.

m) Siswa sudah berani bertanya dan meminta saran kepada guru

mengenai bahan pelajaran yang masih belum jelas.

n) Banyak siswa yang mengangkat tangan mengajukan pertanyaan.

o) Siswa segera membentuk kelompok diskusi.

p) Siswa akrab dan mau berkomunikasi dengan guru.

Page 69: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tabel 5 . Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPA Siklus I

Siswa Kelas IVSDN Tenggak 3

No Interval Nilai Frekuensi

(fi)

Nilai

Tengah (xi)

fi.xi Prosentase

(%)

Keterangan

1 50 - 56 3 53 159 12, 5% Di bawah

KKM

2 57 - 63 1 60 60 4, 17% Di bawah

KKM

3 64 - 70 10 67 670 41, 67% Di atas

KKM

4 71 - 77 5 74 370 20, 83% Di atas

KKM

5 78 - 84 3 81 243 12, 5% Di atas

KKM

6 85 - 90 2 88 176 8, 33% Di atas

KKM Jumlah 24 1678 100

Nilai Rata-rata Klasikal = 1678 : 24 = 69, 91

Nilai tertinggi : 90, Nilai Terendah : 50

Berdasarkan tabel 6 frekuensi nilai hasil belajar IPA Siklus I Kelas IV

SDN Tenggak 3, maka dapat digambarkan grafik sebagai berikut :

Gambar 4. Grafik Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV

SDN Tenggak 3 Siklus I

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa setelah melaksanakan

siklus 1, siswa memperoleh nilai 50 sampai 56 sebanyak 3 siswa atau

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Frekuensi

50 - 56

57 - 63

64 - 70

71 - 77

78 - 84

85 - 90

Page 70: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

12, 5%, siswa memperoleh nilai 57 sampai 63 sebanyak 1 siswa atau

4, 17%, siswa mendapat nilai 64 sampai 70 sebanyak 10 siswa atau 41,

67%, siswa mendapat nilai 71 sampai 77 sebanyak 5 siswa atau 20,

83%, siswa mendapat nilai 78 sampai 84 sebanyak 3 siswa atau 12,

5%. dan yang mendapat nilai 85 sampai 90 sebanyak 2 siswa atau 8,

33 %. Nilai terendahnya 50, nilai tertinggi 90 dan nilai rata – rata

menjadi 69, 91.

d. Refleksi

Data-data yang diperoleh baik melalui observasi, hasil dokumentasi

foto maupun nilai tes siswa dikumpulkan untuk dianalisis. Berdasarkan hasil

analisis yang diperoleh selama proses pelaksanaan tindakan pada pertemuan I

dengan materi gaya telah menunjukkan perubahan, baik pada aktivitas siswa

namun pada pencapaian prosentase ketuntasan siswa mencapai 83, 3%, ini

berarti dari 24 siswa hanya 4 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal).

Dari hasil analisa data perkembangan prestasi belajar siswa pada tes

Siklus I tabel 5, siswa yang tuntas belajar pada di Siklus I sebesar 20 siswa

atau 83, 33 %. Besarnya nilai terendah pada Siklus I menjadi 50. Untuk nilai

tertinggi terdapat kenaikan dari 80 naik menjadi 90 dan nilai rata-rata kelas

yang pada siklus I 69, 91 nilai tersebut belum di atas rata-rata nilai yang

diinginkan dari pihak guru, peneliti dan sekolah yaitu ≥ 75.

Dalam penelitian tindakan kelas Siklus I masih banyak ditemukan

kekurangan-kekurangan, antara lain:

1) Bagi Guru

a) Guru masih belum optimal dalam meningkatkan perhatian siswa pada

saat proses belajar mengajar.

b) Guru kurang tegas dalam menegur siswa yang kurang memperhatikan

pelajaran

c) Guru hanya menunjuk siswa yang berada di barisan belakang (belum

menyeluruh).

Page 71: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

d) Guru belum optimal memberikan pujian bagi siswa yang telah

menjawab pertanyaan dengan benar.

e) Guru belum melaksanakan alokasi waktu KBM dengan baik.

f) Guru belum optimal dalam memantau kegiatan siswa dalam kelas.

2) Bagi Siswa

a) Masih ada beberapa siswa yang sulit memahami hal – hal yang

mempengaruhi gaya dapat mengubah gerak benda.

b) Beberapa siswa kesulitan memahami contoh gaya yang dapat

mengubah gerak suatu benda dengan gaya yang dapat mengubah

bentuk benda.

c) Siswa sudah lumayan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, namun

masih perlu ditingkatkan lagi agar hasil belajar lebih maksimal.

3. Tindakan Siklus II

Tindakan Siklus II dilaksanakan selama 1 minggu, perencanaan kegiatan

dilaksanakan 2 kali pertemuan. Tiap-tiap pertemuan lamanya 2x35 menit yaitu

dilaksanakan pada tanggal 3 dan 4 Juni 2011. Adapun tahapan yang dilakukan

pada Siklus II meliputi :

a. Tahap perencanaan

Pada tahapan perencanaan ini peneliti membuat perancanaan sebagai berikut :

1) Menyusun kembali rencana pelaksanaan pembelajaran.

2) Lebih mengoptimalkan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran.

3) Memberikan pengulangan pada materi gaya

b. Pelaksanaan Tindakan

Pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual

dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.

1) Pertemuan ke-1

Pada pertemuan ke-1 materi IPA adalah tentang Gaya dengan

indikator : a) Menyebutkan macam – macam gaya yang sering terjadi

dalam kehidupan sehari – hari. b) Mendemonstrasikan cara menggerakkan

benda.

Page 72: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

A. Kegiatan Awal

1. Salam pembuka

2. Apersepsi : Mengulas kembali materi pada pertemuan sebelumnya

B. Kegiatan Inti

1. Eksplorasi

Fase 1 : Membuat keterkaitan – keterkaitan yang bermakna

Guru mengajak siswa keluar kelas untuk mengamati proses terjadinya

gaya yang terjadi dalam sehari – hari.

Fase 2 : Melakukan pekerjaan yang berarti

Setelah siswa diminta mengamati, guru membentuk siswa menjadi

beberapa kelompok kemudian setiap kelompok melakukan percobaan.

Fase 3 : Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri

Siswa menyelidiki sendiri proses terjadinya gaya dapat mengubah

bentuk benda.

Fase 4 : Bekerja sama

Antara anggota kelompok siswa saling bekerja sama untuk mencari

tahu proses terjadinya gaya mengubah bentuk benda.

Fase 5 : Berpikir kritis dan kreatif

Siswa menyampaikan pendapat dan hasil percobaannya secara kritis.

2. Elaborasi

Fase 6 : Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang

Guru membimbing siswa membuat rangkuman pembelajaran pada

pertemuan kali ini.

3. Konfirmasi

Fase 7 : Mecapai standar yang tinggi

Siswa melakukan refleksi dan melengkapi jika ada hasil percobaan

yang masih salah serta masih ada kekurangan.

C. Kegiatan Akhir

1. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan hasil pembelajaraan

pada pertemuan kali ini.

2. Guru menutup dengan salam.

Page 73: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

2) Pertemuan 2

Pada pertemuan ke-2 materi yang dipelajari adalah a)

mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi gerak benda. b) memberi

contoh sehari – hari cara gaya mengubah bentuk benda.

A. Kegiatan awal

1. Mengucapkan salam pembuka

2. Berdoa dan absensi

3. Apersepsi :

Fase 1 : Membuat keterkaitan – keterkaitan yang bermakna

Melakukan apersepsi dengan siswa diminta menjatuhkan tanah liat

yang dia bawa!

B. Kegiatan Inti

1. Eksplorasi

Fase 2 : Melakukan Pekerjaan yang berarti

Siswa di ajak keluar kelas dan kemudian dibagi menjadi beberapa

kelompok, kemudian melakukan percobaan tentang gaya dapat

mengubah gerak dan bentuk benda.

Fase 3 : Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri

Siswa menyelidiki sendiri proses terjadinya gaya dapat mengubah

bentuk benda.

Fase 4 : Bekerja sama

Guru meminta siswa untuk saling bekerja sama dengan anggota

kelompoknya dalam melakukan percobaan yaitu membentuk tanah

liat menjadi benda yang bermanfaat.

Fase 5 : Berpikir kritis dan kreatif

Siswa mendiskusikan hasil percobaan tentang gaya dapat mengubah

bentuk benda.

2. Elaborasi

Fase 6 : Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang

Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dari hasil

percobaan yang dilakukan.

Page 74: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

3. Konfirmasi

Fase 7 : Mencapai standar yang tinggi

Siswa yang paling aktif dan sering memberi masukan dalam

melakukan percobaan serta diskusi kelompok mendapat penghargaan

dari guru agar siswa termotivasi untuk mencapai hasil yang terbaik.

C. Kegiatan Akhir

1) Guru bersama dengan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.

2) Guru melakukan evaluasi.

Fase 8: Melakukan penilaian yang autentik

3) Guru melakukan penilaian autentik evaluasi yang dikerjakan oleh

siswa

c. Observasi

Peneliti melakukan observasi terhadap sikap, perilaku siswa selama

proses pembelajaran serta keterampilan guru dalam mengajar dengan model

pembelajaran kontekstual pada materi gaya.

1) Hasil observasi guru.

Dari observasi di atas aktivitas guru adalah sebagai berikut :

a) Guru telah menyiapkan rencana pelajaran dan media dengan baik

sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep gaya oleh siswa

pada materi pokok gaya.

b) Guru telah mampu mengelola kelas dengan menciptakan suasana

kelas sesenang mungkin dan menegur siswa yang kurang

memperhatikan pelajaran selama diskusi.

c) Guru lebih merespon pertanyaan dan pendapat siswa.

d) Guru sudah memberi pujian kepada siswa yang berhasil menjawab

pertanyaan dengan benar dan pada kelompok yang melakukan

percobaan dengan baik dan kooperatif.

e) Guru sudah memberi bimbingan pada individu siswa dan pada

kelompok yang mengalami kesulitan pada saat melakukan

percobaan maupun berdiskusi.

Page 75: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

f) Guru sudah dapat mengawasi atau mengalokasikan waktu

mengajar dengan baik dan sesuai dengan rencana

pembelajaran.

2) Hasil observasi siswa.

Dari data observasi pada Siklus II selama 2 kali pertemuan di

peroleh data hasil belajar siswa sebagai berikut :

a) Siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh.

b) Kemauan untuk menerima pelajaran dari guru meningkat.

c) Perhatian, minat dan motivasi terhadap penjelasan guru meningkat.

d) Keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat.

e) Banyak siswa yang berani mengajukan pertanyaan dan pendapat.

f) Kerjasama dalam kelompok meningkat.

g) Seluruh siswa mengerjakan tugas baik tugas individu atau tugas

kelompok.

h) Tidak ada siswa yang terlambat masuk kelas.

i) Siswa menyiapkan kebutuhan belajar dengan kemauan sendiri.

j) Siswa mau mencatat dan merangkum bahan pelajaran dengan baik

dan sistematis.

k) Siswa berani bertanya dan meminta saran kepada guru mengenai

bahan pelajaran yang masih belum jelas.

l) Banyak siswa yang mengangkat tangan mengajukan pertanyaan.

m) Siswa segera membentuk kelompok diskusi.

n) Siswa akrab dan mau berkomunikasi dengan guru.

d. Refleksi

Setelah pelaksanaan Siklus II selesai dilakukan, maka pada tanggal

4 Mei 2011 diadakan tes hasil belajar siswa. Dari hasil tes belajar siswa dapat

diketahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan

seperti dikemukakan pada tabel ( Lampiran 20 ) :

Page 76: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Tabel 6. Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas IV

SDN Tenggak 3

No Interval Nilai Frekuensi

(fi)

Nilai

Tengah (xi)

fi.xi Prosentase

(%)

Keterangan

1 60 - 66 2 63 126 8, 33% Di bawah

KKM

2 67 - 73 2 70 140 8, 33% Di bawah

KKM

3 74 - 80 13 77 1001 54, 16% Di atas

KKM

4 81 - 87 6 84 504 25% Di atas

KKM

5 88 - 94 0 91 0 0% Di atas

KKM

6 95 - 100 1 98 98 4, 16% Di atas

KKM Jumlah 24 1869 100

Nilai Rata-rata Klasikal = 1869 : 24 = 77, 88

Nilai tertinggi : 100, Nilai Terendah : 60

Dari tabel 6 dapat dibuat grafik sebagai berikut :

Gambar 5. Grafik Nilai Siklus II Kelas IV SDN Tenggak 3

Dari analisa data frekuensi nilai hasil belajar IPA Siklus II pada tabel 9

dan 10 dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai 60 sampai 66

sebanyak 2 siswa atau 8, 33%, siswa mendapat nilai 67 sampai 73 sebanyak 2

siswa atau 8, 33%, siswa yang memperoleh nilai 74 sampai 80 sebanyak 13

siswa atau 54, 16%, siswa yang memperoleh nilai 81 sampai 87 sebanyak 6

0

2

4

6

8

10

12

1460 - 66

67 - 73

74 - 80

81 - 87

88 - 94

95 –100

Page 77: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

siswa atau 25%, siswa mendapat nilai 88 – 94 0 atau 0% dan siswa yang

mendapat nilai 95 sampai 100 sebanyak 1 siswa atau 4, 17%. Nilai terendah

60, nilai tertinggi 100.

Tabel 7. Nila rata – rata dan presentase ketuntasan siswa Siswa Kelas IV

SDN Tenggak 3 Nilai Awal, Siklus I dan Siklus II

Keterangan Nilai Awal Siklus I Siklus II

Rata-rata nilai 57, 58 69, 91 77, 88

Siswa belajar tuntas 33, 33% 83, 33 % 91, 67%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas terlihat

terjadi peningkatan yaitu Nilai rata – rata pada tes awal 57, 58, Nilai rata –

rata Siklus I 69, 91; Nilai Rata – rata naik pada Siklus II 77, 88 siswa belajar

tuntas pada Awal 33, 33%, Siklus I 83, 33% pada Siklus II naik 91, 67%.

Setelah dilakukan refleksi I 22 siswa sudah mencapai ketuntasan.

Gambar 6. Grafik Hasil Tes Kognitif Nilai Awal, Siklus I dan

Siklus II Siswa yang Belajar Tuntas Kelas IV SDN tenggak 3

0

5

10

15

20

25

Nilai Awal Siklus I Siklus II

8

2022 belajar tuntas

Page 78: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Gambar 7. Grafik Hasil Tes Kognitf Nilai Awal, Siklus I dan Siklus II Siswa yang

Belajar Tuntas serta Rata – rata Nilai Kelas IV SDN Tenggak 3

Nilai rata-rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada Nilai

Awal sebesar 57, 58, Siklus I 69, 91; dan pada Siklus II 77, 88. Untuk

siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 65) pada Nilai Awal 8 siswa atau

33, 33%, Siklus I 20 siswa atau 83, 33% setelah dilakukan refleksi

terdapat 12 siswa yang tidak tuntas (nilai ulangan dibawah 65), namun

secara keseluruhan sudah meningkat hasil belajarnya bila dilihat dari

presentase ketuntasan siswa, dan pada tes Siklus II menjadi 91, 67%.

Dari data di atas diperoleh hasil bahwa adanya peningkatan tes Siklus

II. Peningkatan ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan model

pembelajaran kontekstual menjadikan kegiatan belajar mengajar lebih efektif,

sebab siswa lebih banyak mengeluarkan pendapat, tidak hanya mendengar

menyimak dan mencatat. Siswa diberi kesempatan berdiskusi, melakukan

percobaan dan mendemonstrasikan hasil percobaan, siswa juga diberi

penguatan dan pujian sehingga lebih termotivasi belajar.

Dalam penelitian tindakan kelas Siklus II sudah mengalami banyak

peningkatan.

1) Bagi guru

a) Guru dapat meningkatkan perhatian siswa pada saat proses

pembelajaran.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Nilai Awal Siklus I Siklus II

57,58

69,91

77,7

rata-rata

Page 79: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

b) Guru sudah menegur siswa yang kurang memperhatikan proses

pembelajaran.

c) Guru meningkatkan interaksi dengan siswa.

d) Guru sudah memberi bimbingan individu/kelompok.

e) Guru sudah memberi pujian dan perayaan bagi siswa yang menjawab

pertanyaan dengan baik dan kelompok yang bekerja atau melakukan

kegiatan dengan baik dan kooperatif.

2) Bagi siswa

f) Sebagian besar siswa sudah paham dan menguasai mengenai gaya.

g) Siswa mampu menyebutkan jenis – jenis gaya.

Setelah melaksanakan tindakan pada setiap siklus diperoleh peningkatan

penguasaan konsep gaya oleh siswa dengan menggunakan model

pembelajaran kontekstual, ini dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar

siswa. Pada Siklus II disampikan kompetensi dasar menyimpulkan bahwa

gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda dengan

indikator: a) menyebutkan macam – macam gaya yang terjadi dalam

kehidupan sehari – hari. b) mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi gerak

benda. Pembelajaran dengan model kontekstual sedikit mengalami kesulitan

dengan adanya adanya kompakan dalam kelompok. Selama melaksnakan

percobaan siswa selalu aktif, selain itu keberanian siswa maju ke depan

untuk mendemonstrasikan dan mempresentasikan hasil percobaan juga

terlihat pada siklus II ini. Pada siklus II ini guru lebih memperhatikan dan

membimbing siswa sehingga mereka dapat bekerja sama dengan baik serta

memberi motivasi agar lebih berani mendemonstrasikan hasil percobaan di

kelas dan diluar kelas.

Pelaksanaan tugas individual maupun tugas kelompok diselesaikan

dengan baik karena siswa mengalami dan menemukan sendiri konsep gaya

yang dipelajari. Siswa berhipotesis, melakukan percobaan, berinteraksi

sehingga pembelajaran menjadi aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan.

Pada akhirnya penguasaan konsep gaya oleh siswa kelas IV SD

Negeri 2 Tenggak 3 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen meningkat.

Page 80: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Berdasarkan peningkatan keterampilan yang telah dicapai siswa, maka

pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dianggap cukup dan diakhiri

pada Siklus II.

B. Pembahasan

Dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas IV SD

Negeri Tenggak 3 pada tanggal 20 Januari 2011 dan data hasil ulangan IPA

dengan materi gaya, prestasi belajar siswa masih rendah. Persentasi siswa tuntas

yaitu dengan nilai 65 keatas hanya 8 orang (33,33%) dan yang belum tuntas

dengan nilai 60 ke bawah 16 orang (66, 67%), dengan KKM 65 maka siswa

seluruhnya diperlukan remedial. Pada mata pelajaran IPA dengan materi gaya

penguasan konsepnya masih rendah, yang akhirnya hasil belajar siswa juga

rendah dibanding mata pelajaran lain. Hal itu terjadi karena guru lebih banyak

berfungsi sebagai instruktur yang sangat aktif dan siswa sebagai penerima

pengetahuan yang pasif. Siswa yang belajar tinggal datang ke sekolah duduk

mendengarkan, mencatat, dan mengulang kembali di rumah serta menghafal

untuk menghadapi ulangan. Pembelajaran seperti ini membuat siswa pasif karena

siswa berada pada rutinitas yang membosankan sehingga pembelajaran kurang

menarik. Pada umumnya pembelajaran lebih banyak memaparkan fakta,

pengetahuan, kemudian biasa dihafalkan bukan berlatih berpikir memecahkan

masalah dan mengaitkannya dengan pengalaman dalam kehidupan nyata sehingga

pembelajaran menjadi kurang bermakna.

Pada pelaksanaan Siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa pembelajaran

IPA pada materi gaya menggunakan model pembelajaran kontekstual dapat

meningkatkan penguasaan konsep gaya oleh siswa dan ini terbukti hasil belajar

siswa kelas IV SDN Tenggak 3 juga meningkat.

Pada Siklus I proses pembelajaran disampaikan dengan strategi dan

terencana dimulai dari kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan ini terfokus

mengaktifkan siswa mulai dari memperhatikan penjelasan, melakukan

pengamatan dan percobaan untuk memperoleh kesimpulan, mendemonstrasikan,

tugas kelompok, tugas individual yang diakhiri dengan Lembar Kerja Evaluasi

Page 81: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

(LKE). Setelah dilaksanakan Siklus I dan dievaluasi dapat dilihat adanya

peningkatan hasil belajar siswa yaitu masih ada 4 siswa memperoleh nilai kurang

dari 65 atau siswa yang tuntas 83, 33 % dan nilai rata-rata siswa 69, 91.

Siklus II merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya untuk memantapkan

dan mencapai tujuan penelitian. Pembelajaran yang disampaikan tentang gaya,

gaya dapat mengubah gerak dan gaya dapat mengubah bentuk benda. Kegiatan

belajar mengajar disampaikan dengan strategi terencana sebagaimana Siklus I dan

kegiatan pembelajaran dilaksanakan lebih optimal. Hasil Siklus II menunjukkan

peningkatan hasil belajar siswa yaitu nilai rata-rata siswa 77, 88, siswa belajar

tuntas mencapai 91, 67% atau terdapat 2 siswa yang memperoleh nilai di bawah

batas nilai ketuntasan.

Pada penelitian kali ini lebih besar peningkatannya dibandingkan

penelitian yang terdahulu yaitu Nisa Us Sa’idah dari Universitas Sebelas Maret

(UNS) yang dijadikan penelitian yang relevan . Ini terbukti penelitian kali ini

dapat meningkatkan penguasaan konsep gaya atau hasil belajar siswa yang

awalnya nilai rata – rata 57, 58 dapat meningkat menjadi 77, 88. Siswa yang

belajar tumtas yang awalnya 33, 33% meningkat menjadi 91, 67%. Sedangakan

penelitian yang terdahulu yang awalnya nilai rata – rata 60, 5 meningkat menjadi

76, 4. Siswa yang belajar tuntas yang awalnya 83, 33% meningkat menjadi 81,

3%.

Penelitian yang peningkatannya signifikan dalam pemahaman konsep

dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual yaitu penelitian yang

terdahulu milik Ika Wahyu Wulandari yang dijadikan penelitian yang relevan

pada penelitian kali ini. Peningkatannya dapat dibuktikan dengan hasil belajar

yang awalnya nilai rata – rata 51, 67 meningkat menjadi 80, 33, ketuntasan belajar

yang awalnya 33, 33% meningkat menjadi 100%. Berbeda dengan penelitian ini

yang pada awalnya nilai rata – rata 57, 58 meningkat menjadi 77, 88 dengan siswa

belajar tuntas yang awalnya 33, 33% meningkat menjadi 91, 67%.

Page 82: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

66

BAB V

SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus

dapat disimpulan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

kontekstual dapat meningkatkan penguasaan gaya pada siswa kelas IV SD Negeri

Tenggak 3 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. Peningkatan penguasaan

konsep gaya tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai hasil belajar

pada setiap siklusnya yaitu: Sebelum tindakan nilai rata-rata siswa 57, 58, pada

siklus I nilai rata-rata siswa menjadi 69, 91 dan pada siklus II nilai rata-rata siswa

menjadi 77, 88. Tingkat ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan sebanyak 8

siswa atau 33,33%, pada siklus I sebanyak 20 siswa atau 83, 33%, dan pada

siklus II sebanyak 22 siswa atau 91, 67%. Hal ini menunjukkan peningkatan

ketuntasan dari sebelum tindakan ke siklus I 50%., dari siklus I ke siklus II

ketuntasannya meningkat menjadi 41, 67%.

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan

pada pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual dalam

pelaksanaan pembelajaran IPA. Model yang dipakai dalam penelitian ini adalah

model siklus. Prosedur penelitiannya terdiri dari 2 siklus. Siklus I dilaksanakan

pada tanggal 31 Mei dan 1 Juni 2011. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 3 dan 4

Mei 2011. Adapun indikatornya adalah : a) Menyebutkan macam – macam gaya

yang sering terjadi dalam kehidupan sehari - hari. b) Mengidentifikasi faktor yang

mempengaruhi gerak benda. c) Memberi contoh dalam kehidupan sehari – hari

cara gaya mengubah gerak atau bentuk benda. d) Mendemonstrasikan cara

menggerakkan benda dan mengubah bentuk benda.

Berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian ini, maka dapat diajukan

implikasi yang berguna dalam upaya meningkatkan hasil belajar materi energi

bunyi baik secara teoretis maupun secara praktis.

Page 83: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

1. Implikasi Teoretis

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan penguasaan

konsep gaya oleh siswa pada materi pokok gaya dan mendapatkan respon

positif dari siswa, hal tersebut dapat ditinjau dari hal berikut :

a) Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual

meningkatkan hasil belajar IPA siswa karena model pembelajaran kontekstual

melibatkan interaksi antara siswa dan lingkungan, kebebasan bertanya dan

berpendapat, dan pujian dari guru saat siswa berhasil melakukan kegiatan

dengan baik.

Secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Guru

dalam melaksanakan pembelajaran semakin mantap dan luwes dengan

kekurangan-kekurangan kecil diantaranya kontrol waktu.

Prosentase hasil belajar kognitif afektif dan psikomotori siswa

meningkat. Hal ini terbukti adanya peningkatan siswa mencetuskan pendapat,

mengeluarkan pendapat, berinteraksi dengan guru, mampu medemonstrasikan,

kerjasama dengan kelompok meningkat, dan menyelesaikan soal-soal latihan.

Dengan partisipasi siswa yang aktif dan kreatif siswa dalam pembelajaran

yang semakin meningkat, suasana kelaspun menjadi lebih hidup dan

menyenangkan dan pada akhirnya hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN

Tenggak 3 meningkat.

b) Penerapan pembelajaran kontekstual secara tepat dan optimal sehingga

prestasi belajar IPA meningkat.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan

calon guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan

meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan prestasi

dan hasil belajar siswa yang akan dicapai. Hasil belajar siswa dapat

ditingkatkan dengan menerapkan model pembelajaran dan media yang tepat

bagi siswa.

Page 84: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang

diuraikan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk

membantu guna dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Di samping itu,

perlu penelitian lanjut tentang upaya guru untuk mempertahankan atau menjaga

dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran kontekstual pada hakikatnya dapat digunakan dan

dikembangkan oleh guru yang menghadapi permasalahan yang sejenis, terutama

untuk mengatasi masalah untuk meningkatkan penguasaan konsep dan

peningkatan hasil belajar siswa, yang pada umumnya dimiliki oleh sebagian besar

siswa. Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penelitian ini harus

diatasi semaksimal mungkin.

Kendala yang dihadapi antara lain, guru akan sulit dalam mengendalikan

siswa sehingga suasana nampak ramai. Karena biasanya ketika siswa

melaksanakan percobaan, siswa pun mengobrolkan hal lain karena siswa

menganggap guru kurang memperhatikan. Untuk itu guru harus kreatif dalam

mengatasi hal tersebut. Guru mengatasinya, misalnya dengan menempatkan siswa

yang sering ramai di dekat guru, guru harus sering mendekati siswa-siswa

tersebut.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan model pembelajaran

kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada kelas IV SDN

Tenggak 3 tahun pelajaran 2010 / 2011, maka saran-saran yang diberikan sebagai

sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan

meningkatkan kompetensi peserta didik SDN Tenggak 3 pada khususnya sebagai

berikut :

1. Bagi Sekolah

Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan model pembelajaran

kontekstual membantu dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.

2. Bagi Guru

a. Untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada materi gaya

diharapkan menggunakan model pembelajaran kontekstual.

Page 85: DEDY TRI SULISTYO. NIM X7107016. filepenerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya pada siswa kelas iv sd negeri tenggak 3 sidoharjo sragen tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

b. Untuk meningkatkan keaktifan, kreativitas siswa dan keefektifan

pembelajaran diharapkan menerapkan model pembelajaran kontekstual.

c. Untuk memperoleh jawaban yang tepat, sesuai dengan tujuan penelitian

disarankan untuk menggali pendapat atau tanggapan siswa dengan kalimat

yang lebih mengarah pada proses pembelajaran dengan model

pembelajaran kontekstual.

d. Adanya tindak lanjut terhadap penggunaan model pembelajaran

kontekstual pada materi gaya.

3. Bagi Siswa

a. Dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual peserta didik

hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide atau pemikiran

pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan

dengan lancar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.

b. Melalui penerapan model pembelajaran kontekstual Siswa hendaknya

dapat mengaplikasikan hasil belajarnya kedalam kehidupan sehari hari.