hanafi · sabtu, 18 april 2015 pukul 15.30 wib diskusi antologi puisi kiki sulistyo "...

24
Tahun 1996, meja tempat saya menulis ini, masih berupa ladang ilalang, rumputan kering, dahan-dahan patah dan empang yang di tinggalkan ikan-ikan juga sungai Pesanggrahan yang membuat garis batu-batu tidak rata. Dua tahun kemudian, saya datang lagi ke tempat ini bersama Maxine Happner, seorang penari dan Canada juga Cilla yang menenteng cameranya kemanapun dia pergi. Maxine menari di empang dan Cilla sibuk mendokumentasikannya, saya tersudut pada pertanyaan besar, kenapa studio sebesar ini hanya untuk studio Hanafi saja ? Pertanyaan, yang membuka jawabnya perlahan dan pelan sekali. Lalu, Ininsisri ( alm) bersama kelompok Kahanan datang untuk mempersiapkan karyanya pada Festival Perkusi Internasional di Belanda. Saya belum memutuskan hendak kemana studiohanafi berjalan. Studiohanafi mencoba menjadi rumah singgah bagi para pengamen jalanan sepanjang Bogor-Jakarta, hanya mampu 5 bulan saja, studiohanafi gagal! Tahun 2000 an, langkah studiohanafi mulai terdengar pasti. Kelompok Ruang Rupa lah yang mengawali semuanya, mempertemukan kelompok Taring Padi dan Apotik Komik dari Jogyakarta di studiohanafi untuk berdiskusi dan membuat Mural di Jakarta. Menyusul kemudian kelompok Teater Kami yang tengah mempersiapkan garapannya. Tidak berisik , namun suaranya kian bulat, studiohanafi menjadi dapur kreatif, bagi para pelaku kesenian untuk mempersiapkan karyanya. Saat itu sudah ada 9 perupa muda dari berbagai daerah di Indonesia untuk tinggal, belajar dan workshop bersama Hanafi. Tahun 2005 studiohanafi membuka perpustakaan dan tempat belajar bagi anak-anak dan remaja di lingkungan studio, menyusul kegiatan rutin saban akhir pekan untuk anak-anak dan remaja, yaitu, belajar Teater, melukis, menari dan menyanyi, hingga saat ini. Dapur kreatif studiohanafi kian hangat, pada 2012 studiohanafi, mengundang 20 seniman muda dari wilayah timur Indonesia, untuk belajar, workshop dan berkarya bersama, selama satu bulan penuh dalam sebuah Residensi MIC ( Masyarakat Indonesia Cipta ) yang di prakarsai, Hanafi, Nukila Amal, Zen Hae dan Adinda Luthvianti. Kawan-kawan yang pernah mengisi dapur kreatif studiohanafi selain yang di sebutkan di atas, Lenong H.Sharon, Teater Bunga, Lab Teater Kubur, koreo lab, program dari Dewan Kesenian Jakarta untuk tiga koreografer muda dengan mentor Prapto Suryodarmo dan hanafi , Bandar Teater Jakarta dan Teater Jalan Kecil. Studiohanafi menjadi dapur kesenian, hingga saat ini, semoga selamanya. Kali ini, studiohanafi dengan bahagia menyambut undangan Galeri Soemardja ITB untuk mengadakan kegiatan pameran tunggal Hanafi, berjudul “ Biografi Visual Oksigen Jawa “ dan menerbitkan buku puisi Kiki Sulistyo, penyair dari Lombok – NTB serta beberapa kegiatan pada akhir pekan, berupa diskusi dan workshop bersama, Acep Zamzam Noer ( penyair-perupa ), Ari J Purwawidjana ( akademisi UNPAD ), Kiki Sulistyo ( penyair), Auguste Soesastro ( disainer fesyen ), Melati Suryodarmo ( perupa ), Agung Hujatnikajennong ( kurator ), Hanafi ( perupa ), Prof. Jakob Sumardjo (budayawan), Ahda Imran ( penyair dan jurnalis ), Semi Ikra Anggara ( Teaterawan dan penyair ) , pernampilan Ine Arini, Fajar dan Tony Broer ( performance ) dan Teater Jalan Kecil dengan sutradara Riyadhus Shalihin, menafsir puisi Kiki Sulistyo dan catatan Hanafi dalam “ Percakapan Dalam Lubang Jarum “ Akhirnya, mudah-mudahan pameran Biografi Visual Oksigen Jawa dan seluruh kegiatan yang mengisinya, sepanjang 17 April – 17 Mei 2015, terbaca sebagai proses dan dapur kesenian yang lebih bermakna dan bermanfaat terhadap siapa pun yang peduli terhadap kesenian. Depok, 23 Maret 2015 Adinda Luthvianti Pengelola studiohanafi

Upload: ngonhan

Post on 04-Aug-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hanafi · Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15.30 WIB Diskusi antologi puisi Kiki Sulistyo " Penangkar Bekisar "Tempat: Selasar Amphitheater ITB Kiki Sulistyo adalah penyair kelahiran Ampenan,

Tahun 1996, meja tempat saya menulis ini, masih berupa ladang ilalang, rumputan kering, dahan-dahan patah dan empang yang di tinggalkan ikan-ikan juga sungai Pesanggrahan yang membuat garis batu-batu tidak rata.Dua tahun kemudian, saya datang lagi ke tempat ini bersama Maxine Happner, seorang penari dan Canada juga Cilla yang menenteng cameranya kemanapun dia pergi. Maxine menari di empang dan Cilla sibuk mendokumentasikannya, saya tersudut pada pertanyaan besar, kenapa studio sebesar ini hanya untuk studio Hanafi saja ?Pertanyaan, yang membuka jawabnya perlahan dan pelan sekali. Lalu, Ininsisri ( alm) bersama kelompok Kahanan datang untuk mempersiapkan karyanya pada Festival Perkusi Internasional di Belanda. Saya belum memutuskan hendak kemana studiohanafi berjalan. Studiohanafi mencoba menjadi rumah singgah bagi para pengamen jalanan sepanjang Bogor-Jakarta, hanya mampu 5 bulan saja, studiohanafi gagal!Tahun 2000 an, langkah studiohanafi mulai terdengar pasti. Kelompok Ruang Rupa lah yang mengawali semuanya, mempertemukan kelompok Taring Padi dan Apotik Komik dari Jogyakarta di studiohanafi untuk berdiskusi dan membuat Mural di Jakarta. Menyusul kemudian kelompok Teater Kami yang tengah mempersiapkan garapannya. Tidak berisik , namun suaranya kian bulat, studiohanafi menjadi dapur kreatif, bagi para pelaku kesenian untuk mempersiapkan karyanya. Saat itu sudah ada 9 perupa muda dari berbagai daerah di Indonesia untuk tinggal, belajar dan workshop bersama Hanafi.

Tahun 2005 studiohanafi membuka perpustakaan dan tempat belajar bagi anak-anak dan remaja di lingkungan studio, menyusul kegiatan rutin saban akhir pekan untuk anak-anak dan remaja, yaitu, belajar Teater, melukis, menari dan menyanyi, hingga saat ini.Dapur kreatif studiohanafi kian hangat, pada 2012 studiohanafi, mengundang 20 seniman muda dari wilayah timur Indonesia, untuk belajar, workshop dan berkarya bersama, selama satu bulan penuh dalam sebuah Residensi MIC ( Masyarakat Indonesia Cipta ) yang di prakarsai, Hanafi, Nukila Amal, Zen Hae dan Adinda Luthvianti.Kawan-kawan yang pernah mengisi dapur kreatif studiohanafi selain yang di sebutkan di atas, Lenong H.Sharon, Teater Bunga, Lab Teater Kubur, koreo lab, program dari Dewan Kesenian Jakarta untuk tiga koreografer muda dengan mentor Prapto Suryodarmo dan hanafi , Bandar Teater Jakarta dan Teater Jalan Kecil. Studiohanafi menjadi dapur kesenian, hingga saat ini, semoga selamanya.

Kali ini, studiohanafi dengan bahagia menyambut undangan Galeri Soemardja ITB untuk mengadakan kegiatan pameran tunggal Hanafi, berjudul “ Biografi Visual Oksigen Jawa “ dan menerbitkan buku puisi Kiki Sulistyo, penyair dari Lombok – NTB serta beberapa kegiatan pada akhir pekan, berupa diskusi dan workshop bersama, Acep Zamzam Noer ( penyair-perupa ), Ari J Purwawidjana ( akademisi UNPAD ), Kiki Sulistyo ( penyair), Auguste Soesastro ( disainer fesyen ), Melati Suryodarmo ( perupa ), Agung Hujatnikajennong ( kurator ), Hanafi ( perupa ), Prof. Jakob Sumardjo (budayawan), Ahda Imran ( penyair dan jurnalis ), Semi Ikra Anggara ( Teaterawan dan penyair ) , pernampilan Ine Arini, Fajar dan Tony Broer ( performance ) dan Teater Jalan Kecil dengan sutradara Riyadhus Shalihin, menafsir puisi Kiki Sulistyo dan catatan Hanafi dalam “ Percakapan Dalam Lubang Jarum “

Akhirnya, mudah-mudahan pameran Biografi Visual Oksigen Jawa dan seluruh kegiatan yang mengisinya, sepanjang 17 April – 17 Mei 2015, terbaca sebagai proses dan dapur kesenian yang lebih bermakna dan bermanfaat terhadap siapa pun yang peduli terhadap kesenian.

Depok, 23 Maret 2015Adinda LuthviantiPengelola studiohanafi

Page 2: Hanafi · Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15.30 WIB Diskusi antologi puisi Kiki Sulistyo " Penangkar Bekisar "Tempat: Selasar Amphitheater ITB Kiki Sulistyo adalah penyair kelahiran Ampenan,

Hanafi

BIOGRAFI VISUAL “OKSIGEN JAWA”

Kurator Afrizal Malna, Aminudin TH Siregar, dan Agung HujatnikaJennong

Proyek Seni Oksigen Jawa Sebuah Pameran Biografi Visual) memiliki motif mengurai kembali narasi asal usul. Sebuah pameran yang bercerita tentang banyak kenangan visual, gesekan dunia materi yang membentuk narasi maupun media visual, memindahkan pengalaman visual menjadi bahasa yang digeluti. Membuat sebuah susunan tersendiri dari berbagai pengamatan yang dilakukan Hanafi sebagai arsip maupun sebagai imajinasi visual ke dalam ruang pameran. Biografi lebih bersifat arkhaik untuk melihat penjelajahan bahasa visual yang dilakukan seorang perupa, dibanding menempatkannya dalam arus yang kompleks dari berbagai wacana senirupa yang hilir-mudik di sekitar kita (Afrizal Malna).

Proyek seni Oksigen Jawa bertolak dari ketetapan allusionisme yang ditujukan bukan untuk menetapkan kebenaran seni, melainkan meragukannya. Ada sebuah asas yang mengatakan bahwa seni hanya akan berkembang apabila dia menuju peniadaan dirinya sendiri. Ini berarti seniman bekerja untuk menantang batas-batas definitif seni dan menghindari kemapanannya.

Oksigen Jawa adalah proyek seni (art project) sekaligus proyek sejarah seni. Melalui proyek ini Hanafi mengajak pemirsanya berdialog dengan kepingan-kepingan kisah hidupnya. Selain menampilkan lukisan, instalasi dengan benda pakai sederhana yang menutupi di lantai galeri mengingatkan kita betapa berartinya suatu keremeh-temehan yang berserakan di sekitar kita. Hanafi ingin berbagi tentang kehidupan yang cukup layak dimengerti sebagai sebuah metafora. Karya seni yang memiliki struktur metafora rumit harus dipahami melalui apa-apa yang melandasinya dan alasan-alasan mengapa diwujudkan dengan cara ini dan bukan cara itu. Suatu karya seni, betapapun, tidak bisa dilepaskan dari niat (intensional) seniman ( Aminudin TH. Siregar).

Dalam pemeran kali ini peristiwa pameran akan berlangsung secara defamiliar, lukisan-lukisan ditempelkan dalam lorong hebel (batako putih), pemirsa tidak semata diajak melihat lukisan, melainkan diajak “mengalami lukisan” dalam ruang yang sempit dan defamiliar, keadaan yang kemungkinan akan sulit menjadikan lukisan sebagai peneman selfie. Setiap akhir pekan seluruh pemirsa diajak terlibat dalam sejumlah peristiwa kesenian (diskusi sastra, pementasan teater workshop performance art, workshop kostum teater, dan diskusi pameran), keberagaman program seni dalam acara ini menyodorkan tawaran kerja bersama dalam proyek multidisplin seni.

Page 3: Hanafi · Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15.30 WIB Diskusi antologi puisi Kiki Sulistyo " Penangkar Bekisar "Tempat: Selasar Amphitheater ITB Kiki Sulistyo adalah penyair kelahiran Ampenan,

Pembukaan pameran " Biografi Visual Oksigen Jawa " oleh Bapak

Anies Baswedan , Mentri Kebudayaan Pendidikan Dasar dan

Menengah Republik Indonesia*

Performance Art oleh Ine Arini, Fajar Satriadi dan Toni Broer.

Ine Arini adalah penari dan koreografer jebolan program

pascasarjana ISI Solo, banyak terlibat dalam proyek

multidisplin seni, di antaranya Phalus Tarung

atau Candu Ingatan ( 2010), Pada Suatu Hari di

Rumah Bersalin (2014), dan Pameran Biografi

Kesenian ”Apa Kabar Ibu?” (2014), sekarang

aktif mengajar di Jurusan Tari ISBI Bandung.

Fajar Satriadi dengan memulai karirnya

sebagai penari sejak usia 20 tahun, Fajar

mengabdikan dirinya untuk seni dan kerap

mencari ide-ide baru untuk menyempurnakan

hasil karya nya, termasuk dalam kepercayaan dan

juga cara pandang terhadap kebudayaan. Fajar mengerahkan

segala kemampuannya dalam menari, memberikan arahan

dan koreografi, ke atas panggung berbagai pertunjukan yang

ia perankan. Untuk memperdalam latihannya dalam Tari

Jawa Klasik, ia juga berlatih bela diri dan latihan meditasi

dan pernapasan Bali. Menurutnya, kedua latihan ini sangat

membantu dalam mengembangkan kemampuannya sebagai

Jumat, 17 April 2015, pukul 19.00 WIBTempat: Galeri Soemardja, ITB

Page 4: Hanafi · Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15.30 WIB Diskusi antologi puisi Kiki Sulistyo " Penangkar Bekisar "Tempat: Selasar Amphitheater ITB Kiki Sulistyo adalah penyair kelahiran Ampenan,

penari dan lakon panggung. Fajar banyak terlibat

dalam karya tari, di antaranya Phalus Tarung

atau Candu Ingatan (2010), Opera Diponogoro

(2010) dan Matah Ati (2012).

Tony Broer dilahirkan di Jakarta 1966. Pengajar

di ISBI Bandung, sekarang sedang menyelesaikan

Program Doktoral Penciptaan Teater di

Pascasarjana ISI Yogyakarta. Aktifitas bersama

kelompok Teater Payung Hitam Bandung sejak

1988 sampai dengan 2005, sebagai aktor. Sejak

2005 sampai sekarang melakukan proses tubuh

sebagai media utama dalam proses keaktorannya,

mengadakan workshop tubuh dibeberapa

kota di Indonesia, juga membuat pertunjukan

tunggal dengan media tubuh. Sejak 1994 sampai

sekarang mengikuti kolaborasi dibeberapa negara

seperti : Australia, jepang, Jerman, Inggris. Tahun

2002-2003 mendapat fellowship BUNKA-

CHO untuk mempelajari BUTOH dan NOH

di jepang. Tahun 2014 mendapat beasiswa

Sandwich -like program Dikti untuk riset

BUTOH di Jepang ( Osaka/Tokyo) di Osaka

City University.

Page 5: Hanafi · Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15.30 WIB Diskusi antologi puisi Kiki Sulistyo " Penangkar Bekisar "Tempat: Selasar Amphitheater ITB Kiki Sulistyo adalah penyair kelahiran Ampenan,

Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15.30 WIB

Diskusi antologi puisi Kiki Sulistyo " Penangkar Bekisar "Tempat: Selasar Amphitheater ITB

Kiki Sulistyo adalah penyair kelahiran Ampenan, Lombok. “ Penangkar Bekisar” adalah antologi puisi ketiga setelah “Hikayat Lintah” (2014) dan “Rencana Berciuman” (2015).

Sajak-sajak Kiki Sulistyo dalam antologi ini menghimpun, merangkai, dan menjahit lembaran dan kepingan pengalaman ke dalam larik-larik dan ruang lisan di antara jeda sambil menghindar sepenuhnya memasukan fragmen-fragmen eksperiensial tersebut dalam sebuah tatanan logis karena logos adalah otoritas yang memenjara kesadaran dalam ilusi tentang ketertiban, kemapanan, dan kenyamanan. Otoritas logos ini yang menata sejarah epos, tragedi, atau farce; dan, dengan demikian, menerapkan struktur dramatik kepada pengalaman manusia sehingga kita manusia merasa nyaman dengan kehidupan yang berkesan bermakna. Namun puisi-puisi Kiki Sulistyo resah dengan kenyamanan yang terasa semu itu. Pembicara : Acep Zamzam Noer Penanggap: Ari J Adipurwawidjana

Moderator : Ahda Imran

Page 6: Hanafi · Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15.30 WIB Diskusi antologi puisi Kiki Sulistyo " Penangkar Bekisar "Tempat: Selasar Amphitheater ITB Kiki Sulistyo adalah penyair kelahiran Ampenan,

Pukul 19.00 WIBPertunjukan Teater “ Pertemuan dalam Lubang Jarum” berdasarkan tafsir atas puisi Kiki Sulistyo dan catatan Hanafi. Sutradara RiyadusshalihinTempat: Amphitheater ITB

Jawa adalah retakan, lubang yang bolong di sana sini. Aktor menjadi ruang tunggu dari nafas jawa itu, dan spektator yang telah mendiami tentang Jawa berubah menjadi hunian, dari latar menjadi layar. Jawa bukan lagi perkara hal yang di sana, Jawa menjadi perkara yang terus bocor. Memasuki

rongga bolong dari puisi-puisi Kiki Sulistyo yang merembes masuk, memasuki kesempitan teks yang muncul dari luka kakiku. Aktor telah menjadi di sini, dan puisi menggali ulang kemungkinan peristiwa menjadi mengerang berkali-kali. Peritiwa terus mengerupsi tubuhmu dan tubuhku. Sepatu tentara, lonceng yang menggema, mesin jahit yang bergerigi, dan kasur bagi seluruh bunyi adalah nafas ruang bagi seluruh mesin pertunjukan. Relasi tersebut mengakibatkan keterikatan magnetis antar aktor yang mencoba menguak narasi interior dari biografi teks, yaitu: teks jawa yang menjadi oksigen-nya Hanafi, puing-puing yang redam-nya Kiki Sulistyo dan narasi tentang kesakitan di kaki Riyadhus Shalihin. Teks teater ini ingin mencoba merangsek masuk ke dalam ruang sensitif tanda-tanda, otot bagi seluruh kepasrahan yang bersembunyi di dalam tubuh.

Riyadhus shalihin adalah sutradara dan dramaturg teater kelahiran Bandung, 10 Desember 1989. Beberapa pementasanya adalah Siapa Bilang Saya Godot (2011), Dalam Dua Daging (2012), Sepasang Merpati Tua (2014) Biografi Tomat dan Batu (2014). Sutradara pada kelompok Jalan Kecil Bandung dan redaktur mediateater.net

Page 7: Hanafi · Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15.30 WIB Diskusi antologi puisi Kiki Sulistyo " Penangkar Bekisar "Tempat: Selasar Amphitheater ITB Kiki Sulistyo adalah penyair kelahiran Ampenan,

Jumat, 24 April 2015Pukul 14.00 WIBWorkshop Kostum Teater " Potongan di Bawah Tatapan "Tempat: Selasar Ampi Teater

Sejak peluncurannya di New York tahun 2008, KRATON Auguste Soesastro telah berfokus pada kemegahan tanpa bermaksud mengurangi maknanya dalam hal peningkatan dunia produksi massal. Kerajinan dalam jumlah terbatas yang sesuai dengan standar perdagangan bebas, KRATON, yang berarti Istana, sangat terpengaruh oleh peninggalan Kaum Bangsawan Indonesia, sebuah kekayaan dan keeleganan yang berbudi lluhur yang dimanifestasikan dalam kehidupan sehari –hari.Auguste Soelastro dilahirkan di Jakarta, dan besar di Belanda, AS dan Australia. Soesastro pada awalnya memfokuskan diri mempelajari Arsitektur dan Seni Digital yang

Jumat, 24 April 2015Pukul 14.00 WIBWorkshop Kostum Teater " Potongan di Bawah Tatapan "Tempat: Selasar Amphitheater ITB

Page 8: Hanafi · Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15.30 WIB Diskusi antologi puisi Kiki Sulistyo " Penangkar Bekisar "Tempat: Selasar Amphitheater ITB Kiki Sulistyo adalah penyair kelahiran Ampenan,

akhirnya menerima gelar kesarjanaan di Sidney University dan Australia National University secara berturut – turut. Dia berada di Paris pada umur

24 tahun untuk belajar dengan tekun di Ecole de La Chambre Syndicale de la Couture di Paris, almamater dari perancang besar yaitu Yves Sait Laurent dan Valentino.Soesastro mendidik sejumlah rumah mode besar di Paris, lalu pindah ke New York untuk bekerja pada seorang perancang mode, Ralph Ruci sebelum meluncurkan KRATOn di kota New York pada tahun 2008, sebuah label yang terinsipirasi oleh kekayaan tradisi filosofi timur yang berada diantara konteks modern cosmopolitan. Terutama sekali, Soesastro telah membuat tekhik konstruksi panel pola

satu, sebuah ciri khas yang dilukiskan pada latar belakang gaya arsitektur formalnyaPemateri : Auguste Soesastro Penanggap : HanafiModerator : Semi Ikra Anggara

Page 9: Hanafi · Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15.30 WIB Diskusi antologi puisi Kiki Sulistyo " Penangkar Bekisar "Tempat: Selasar Amphitheater ITB Kiki Sulistyo adalah penyair kelahiran Ampenan,

Memahami tubuh sebagai sumber utama dalam proses penciptaan karya performance, bisa dimulai dari memahami tubuh sebagai wadah dari berbagai tautan sejarah, ingatan, dan pengalaman. Tubuh yang bergerak di dalam ruang tanpa batas ini, dihadapkan pada tautan dan lepasan persepsi dan alur pikir yang beragam dan muncul dari berbagai arah. Tubuh kita banyak terlupakan dan lupa lalu semakin menjauh dari keterpautan organik yang terus bergerak tanpa sadar.

Performance art, bisa menjadi salah satu cara untuk membongkar hubungan-hubungan antara tubuh dan berbagai aspek yang terkaitkan. Karena tubuh akan mengambil waktunya sendiri untuk menemukan bahasanya, bahasa tanpa tuturan kata-kata yang menjadi jembatan-jembatan baru, yang mengembalikan serpihan ingatan, rasa, ruang dan waktu.

Jumat, 8 Mei 2015Pukul, 10.00-11.45 WIB (Istirahat dan Makan

Siang 11.45-12.45 WIB) 12.45- 16.30 WIB Workshop Performance Art " Teks dan Tindakan "

bersama Melati SuryodarmoTempat: Amphitheater ITB

Moderator: Semi Ikra Anggara

Page 10: Hanafi · Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15.30 WIB Diskusi antologi puisi Kiki Sulistyo " Penangkar Bekisar "Tempat: Selasar Amphitheater ITB Kiki Sulistyo adalah penyair kelahiran Ampenan,

Dalam workshop ini, Melati menawarkan waktu dan ruangnya untuk bersama-sama kita memasuki keasingan yang melekat

dalam tubuh kita, melalui beberapa metode pelatihan yang akan dipraktikannya.

Persyaratan untuk peserta workshop:- Membawa air minum

- Buku catatan dan alat tulis- Selimut atau kain atau sarung

- Mengenakan pakaian olahraga, atau pakaian longgar- Tepat waktu dan harus mengikuti full time

!

Page 11: Hanafi · Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15.30 WIB Diskusi antologi puisi Kiki Sulistyo " Penangkar Bekisar "Tempat: Selasar Amphitheater ITB Kiki Sulistyo adalah penyair kelahiran Ampenan,

Jumat, 15 Mei 2015Pukul : 15.00 WIB.

Diskusi Seni Rupa "Bayangan Teks "Tempat, Selasar Amphitheater ITB

Diskusi Seni Rupa "Bayangan Teks "Pemateri : Agung HujatnikaJennong dan

Prof. Jakob Sumardjo *Perupa : Hanafi

Moderator : Ahda Imran

Page 12: Hanafi · Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15.30 WIB Diskusi antologi puisi Kiki Sulistyo " Penangkar Bekisar "Tempat: Selasar Amphitheater ITB Kiki Sulistyo adalah penyair kelahiran Ampenan,

KORAN JATUH KE LANTAI

Aku tidak menemukan istilah “jembatan penyeberangan” yang dapat membantumu masuk ke dalam karya-karyaku. Tetapi aku tidak sedang tergesa-gesa menemukan jalan ke sana. . . .Aku melihat tanganku sedang bekerja dalam Oksigen Jawa ini. Tanganku bukan yang menemukan gagasan awalnya. Mulanya adalah Adinda Luthvianti, istriku, yang menemani ke mana pun pikiran dan tanganku bekerja. Suatu ketika aku menjatuhkan koran. Dinda lantas memungut dan membacanya, lama. “Kamu bisa berkarya dari masalah demografi,” ia berkata. Lalu, panjang lebar Dinda bercerita tentang kepadatan penduduk Jawa, juga dampak ekonomi, sosial, psikologi dan kebutuhan perumahan yang memakan pepohonan, hutan, sungai dan segala rupa. “Tahun 2020-2030 Indonesia akan mendapatkan bonus demografi berupa usia produktif yang sangat besar, 70%. Mereka akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi. Bayangkan dampaknya,” lanjut Dinda, sambil terus membaca koran tentang demografi itu.

Tanganku mendengarkan dengan sabar. Aku juga teringat kampung halamanku di Purworejo. Tanganku tidak berhenti mencoret-coret kertas, serupa sket, lalu kata-kata bermunculan. Bila tanganku sedang bekerja, ia bekerja dengan apa saja. Aku sering memungut remahan apa pun dari atas meja. Aku sering menemukan potongan-potongan percakapan yang terjadi di atas meja. Kadang potongan itu sengaja dijatuhkan ke lantai oleh pemiliknya. Seperti berita demografi itu.Kerja mengumpulkan potongan-potongan ini, seperti memasang komponen yang sangat kecil agar sebuah arloji hidup kembali. Seperti menata jalan baru menuju tempat lain.

Berita koran pagi jatuh dari atas meja. Aku memungut Jawa dengan pertambahan penduduk yang membengkak. Orang-orang berhimpitan dalam ruang hidup yang semakin sempit, lapangan pekerjaan tidak ada, kekurangan pangan terjadi di mana-mana. Kondisi seperti itu akan membuat manusia dimesinkan. Aku ingin membantah berita yang dibaca Dinda. Apa artinya 70% usia produktif manusia jika mereka menjadi mesin? Kengerian dan getaran keprihatinan masuk ke dalam tubuhku begitu saja. Terasa lama, bergerak pelan, pelan sekali. Aku melihat lampu di atas meja mati, menghapus garis batas bayangan di lantai. Aku di luar garis bayangan meja atau masih di dalamnya? Aku tidak tahu. Lantai di bawah meja menjadi lebih luas dari sebelumnya. Dalam kegelapan itu aku bekerja tidak dengan mata, tapi dengan ingatan. Aku lihat Dinda masih membaca dengan lampu menyala.

Jika sedang melukis, aku juga bekerja dengan ingatan. Tak mungkin melihat benda-benda yang hendak kulukis sekaligus melihat tanganku bekerja dalam kesatuan tempo yang sama. Tangan memiliki pelihatannya sendiri, ingatannya sendiri. Aku dapat mengingat banyak hal yang tak bisa kuraba, tak pernah punya perasaan tersesat!

Page 13: Hanafi · Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15.30 WIB Diskusi antologi puisi Kiki Sulistyo " Penangkar Bekisar "Tempat: Selasar Amphitheater ITB Kiki Sulistyo adalah penyair kelahiran Ampenan,

Hari itu, seperti hari yang berulang, seperti sebuah mesin fotokopi yang mencetaknya di atas nama tanggal yang lain. Afrizal Malna duduk di kursi dekat biasa aku duduk. Dian, istri Afrizal, di sebelahnya. Dinda tepat di depanku. Tetapi aku sering menghilang ke bawah meja, merasakan percakapan itu berlangsung tanpa lampu, tanpa cahaya, tentu saja tanpa tatapan. Suara Afrizal tak membutuhkan lampu untuk bisa sampai ke telingaku. Bahasanya dekat denganku. Bahasa seperti berjalan tanpa tubuh bahasa, tanpa keyakinan untuk dapat saling mendukung, karena mendukung tak perlu dikatakan. Bahasa sudah melakukannya dan lepasannya jatuh di atas lantai saat aku hampir bisa menjalankan jarum detik dalam arlojiku.

Sementara Zen Hae, di ruang lain, sedang menggunting dan membuat tambalan tulisan-tulisanku, ia cukup sabar melakukannya. Terima kasih Zen.

Nukila Amal melihat dari awal, ketika semua ini dimulai, berserak sebagai butiran kecil di atas lantai, sebagai perbincangan saat minum kopi sore. Terima kasih Nukila.Terima kasih juga, kepada Yudi, untuk tangannya yang telah memindahkan lukisan ke dalam kamera, sebelum menjadi katalog. Depok, 30 Januari 2015

Page 14: Hanafi · Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15.30 WIB Diskusi antologi puisi Kiki Sulistyo " Penangkar Bekisar "Tempat: Selasar Amphitheater ITB Kiki Sulistyo adalah penyair kelahiran Ampenan,

BIODATA KURATOR DAN PENGISI ACARA

Acep Zamzam Noor lahir penyair dan pelukis kelahiran Tasikmalaya. Masa kecil dan remajanya dihabiskan di lingkungan Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat. Menyelesaikan kuliah di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. Mendapat fellowship dari pemerintah Italia. Mengikuti workshop seni rupa di Fhilipina, Belanda dan Cina. Di antara buku puisinya adalah Di Luar Kata ( 1996), Di Atas Umbria (1999), Dongeng dari Negeri Sembako ( 2001), Jalan Menuju Rumahmu (2004) dan Menjadi Penyair Lagi (2007). Sejumlah penghargaan yang pernah diterimanya antara lain: Sea Write Award (2005), dan Katulistiwa Literary Award (2008).

Afrizal Malna lahir di Jakarta pada tahun 1957. Pendidikan terakhirnya studi filsafat di STF Driyakara (1981) tidak meneyelesaikannya karena malas setiap kali ujian. Merupakan penyair mutakhir Indonesia yang telah menerbitkan sejumlah antologi puisi di antaranya Kalung dari Teman (1999), Dalam Rahim Ibuku Tak Ada Anjing ( 2003), Pada Bantal Berasap (2008) dan Museum Penghancur Doukumen (2014). Selain menulis puisi, dia juga menulis prosa, teater, tari dan seni rupa. Kini sedang menjalani program fellowship di Berlin, Jerman.

Ari J. Adipuwawidjana mengajar teori sastra dan kesusastraan berbahasa Inggris di Universitas Padjajaran dan sempat juga mengajar kesusastraan Inggris dan Amerika selama tiga tahun di University of Lousiana at Lafayette tempatnya memulai program doctoral di bidang sastra Inggris dengan beasiswa Fulbright. Sebelum itu ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di Universitas Padjajaran 91991) dan magisternya di University of Kentucky (1995), keduanya dalam bidang sastra Inggris. Ia berada di Lafayette sehingga menjadi kandidat doctor, tetapi pulanh ke Indonesia tanpa menyelesaikan disertasinya pada tahun 2009. Kini, di tengah-tengah mengajar menulis dan membaca, ia berusaha menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Universitas Padjajaran. Ari Purwawidjana telah menulis berbagai makalah yang pernah disajikan di beberapa pertemuan ilmiah di Indonesia dan Amerika Serikat, dan juga artikel-artikel yang dimuat di media massa dan jurnal akademik.

Agung Hujatnikajennong is a lecturer at the Visual Art Study Program, Faculty of Art and Design, Bandung Institute of Technology, Indonesia. He concluded his doctoral research at his alma mater (2012). Agung was curator-in-residence in Australia (2002) and Japan (2004; 2011). From 2001-2012 he served as the curator at Selasar Sunaryo Art Space, Bandung. He has curated a numerous exhibitions in Indonesia and abroad including 'Fluid Zones', Jakarta Biennale (2009), co-curated 'Exquisite Corpse', at the Shanghai Biennale (2012), and 'Not a Dead End' Jogja Biennale XI Equator#2 (2013).

Page 15: Hanafi · Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15.30 WIB Diskusi antologi puisi Kiki Sulistyo " Penangkar Bekisar "Tempat: Selasar Amphitheater ITB Kiki Sulistyo adalah penyair kelahiran Ampenan,

Aguste Soesastro dilahirkan di Jakarta, dan besar di Belanda, AS dan Australia. Soesastro pada awalnya memfokuskan diri mempelajari Arsitektur dan Seni Digital yang akhirnya menerima gelar kesarjanaan di Sidney University (2002) dan Australia National University (2005). Dia berada di Paris pada umur 24 tahun untuk belajar dengan tekun di Ecole de La Chambre Syndicale de la Couture di Paris, almamater dari perancang besar yaitu Yves Sait Laurent dan Valentino. Menyelesaikan studinya pada tahun 2007. Kini tinggal di New York. Soesastro mendidik sejumlah rumah mode besar di Paris, lalu pindah ke New York untuk bekerja pada seorang perancang mode, Ralph Ruci sebelum meluncurkan KRATON di kota New York pada tahun 2008, sebuah label yang terinsipirasi oleh kekayaan tradisi filosofi timur yang berada diantara konteks modern cosmopolitan. Terutama sekali, Soesastro telah membuat tekhik konstruksi panel pola satu, sebuah ciri khas yang dilukiskan pada latar belakang gaya arsitektur formalnya.

Aminudin TH Siregar, menyelesaikan sarjana seni grafis dengan tema Petani dan Revolusi pada 1997 dan pasca sarjana di FSRD-ITB dengan judul tesis Analisa Diskursif Seni Rupa Modern Indonesia pada 2006. Sejak 1999 diangkat menjadi Pegawai Negeri dan dosen tetap di FSRD-ITB, aktif bekerja sebagai kurator pameran, menulis kritik di sejumlah media massa lokal dan nasional, menerbitkan dan menulis buku BlupArt! (pod, 1999), Seni Lukis Baru: Setelah Seni Non Representasional di Bandung (2004), Sang Ahli Gambar: Sketsa, Gambar

dan Pemikiran S. Sudjojono (2011); menyunting buku Modern Miring (2005) dan Seni Rupa Modern: Esai-esai Pilihan (2006). Pada 2002 melakukan riset kuratorial di New York atas undangan Asian Cultural Councilselama 3 bulan; meriset Seni Rupa Indonesia di Masa Pendudukan Jepang: Keimin Bunka Shidosho di Fukuoka Asian Art Museum (FAAM, 2008), Jepang selama 3 bulan; mengikuti lokakarya mengenai Museum and Cultural Heritage di Belanda selama 1 bulan (2014); menerima grant dan mengikuti lokakarya Reconciliation And Cultural Recovery Program dari Australian Award Fellowship di University of Melbourne selama 1 bulan (2014); menjadi ajun kurator di The National Gallery of Singapore untuk masa kerja 1 tahun (2014-2015). Kini bekerja sebagai dosen, meneliti sejarah seni rupa Indonesia, Kepala Galeri Soemardja di FSRD-ITB dan menetap di Bandung.

Fajar Satriadi dengan memulai karirnya sebagai penari sejak usia 20 tahun, Fajar mengabdikan dirinya untuk seni dan kerap mencari ide-ide baru untuk menyempurnakan hasil karya nya, termasuk dalam kepercayaan dan juga cara pandang terhadap kebudayaan. Fajar mengerahkan segala kemampuannya dalam menari, memberikan arahan dan koreografi, ke atas panggung berbagai pertunjukan yang ia perankan. Untuk memperdalam latihannya dalam Tari Jawa Klasik, ia juga berlatih bela diri dan latihan meditasi dan pernapasan Bali. Menurutnya, kedua latihan ini sangat membantu dalam mengembangkan kemampuannya sebagai penari dan lakon panggung. Fajar banyak terlibat dalam karya tari, di antaranya Phalus Tarung atau Candu Ingatan (2010), Opera Diponogoro (2010) dan Matah Ati ( 2012).

Page 16: Hanafi · Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15.30 WIB Diskusi antologi puisi Kiki Sulistyo " Penangkar Bekisar "Tempat: Selasar Amphitheater ITB Kiki Sulistyo adalah penyair kelahiran Ampenan,

Ine Arini adalah penari dan koreografer jebolan program pascasarjana ISI Solo, banyak terlibat dalam proyek multidisplin seni, di antaranya Phalus Tarung atau Candu Ingatan ( 2010), Pada Suatu Hari di Rumah Bersalin (2014), dan Pameran Biografi Kesenian ”Apa Kabar Ibu?” (2014), sekarang aktif mengajar di Jurusan Tari ISBI Bandung.

Kiki Sulistyo lahir di Kota Ampenan, Lombok. Telah menghasilkan buku puisi Hikayat Lintah (2014) dan Rencana Berciuman (2015). Sebagian besar puisinya diterbitkan secara terpisah di lembar sastra berbagai surat kabar, majalah dan jurnal. Selain puisi juga menulis dan menyiarkan beberapa cerita pendek secara rutin mengisi kolom opini di surat kabar lokal. Tahun 2014 mengikuti Padang Literary Bienanale dan Festival Sastra Kepulauan di Makasar. Mendirikan dan mengelola Komunitas Akarpohon, sebuah komunitas yang menggerakkan penerbitan buku, kelas menulis, dokumentasi seni, dan diskusi berkala. Bersama keluarga dia bermukim di Bakarti, suatu dusun kecil di wilayah Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Melati Suryodarmo lahir pada tahun 1969 di Solo. Setelah lulus studi Hubungan International di FISIP UNPAD pada tahun 1993, Melati mulai belajar di jurusan Seni Rupa dengan fokus pada bidang studi konsep ruang dan performance art di Hocshulde Fuer Bildende Kuenste Braunschweig (HBK) Jerman pada tahun 1994. Di HBK Brauscehwig Melati belajar performance di bawah bimbingan intensif oleh Anzu Furukawa (Performance/Butoh) dan Marina Abramovic. Sejak tahun 1996 ketika masih mahasiswa hingga sekarang, Melati telah menampilkan karya Performancenya di berbagai Festival International dan berpartisipasi pada pameran-pameran Seni Rupa di berbagai Negara, di antaranya: 50th Venice Biennale (2003), Marking the territory, IMMA Dublin. E.t.c Melati telah tampil pula di museum Van Gogh, Amsterdam sepanjang The Exhibition of the life of Egon Schiele (2005); Videobrasil Sao Paolo( 2005), Haus der Kultures der Welt Berlin, 52nd Vienice Biennale dance Festival (2007), KIASMA Helsinki (2007), Manifesta7, Bolzano, Italy (2008), Transit Festival, HWK Berlin (2009), Manchester International Festival, Manchester, UK (2009), Transfart Festival, Bolzano (2012), Luminato Festival of the earts, Toronto (2012), dan Sensorium 360°, Singapore Arts Museum, Singapore (2014).

Riyaddushalihin lahir di Bandung, 10 Desember 1989. Merupakan aktor, sutradara dan kritikus teater. Beberapa pementasanya adalah Siapa Bilang Saya Godot (2011), Dalam Dua Daging (2012), Sepasang Merpati Tua (2014) Biografi Tomat dan Batu (2014). Sutradara pada kelompok Jalan Kecil Bandung dan redaktur mediateater.net

Tony Broer dilahirkan di Jakarta 1966. Pengajar di ISBI Bandung, sekarang sedang menyelesaikan Program Doktoral Penciptaan Teater di Pascasarjana ISI Yogyakarta. Aktifitas bersama kelompok Teater Payung Hitam Bandung sejak 1988 sampai dengan 2005, sebagai aktor. Sejak 2005 sampai sekarang melakukan proses tubuh sebagai media utama dalam proses keaktorannya, mengadakan workshop tubuh dibeberapa kota di Indonesia, juga membuat pertunjukan tunggal dengan media tubuh. Sejak 1994 sampai sekarang mengikuti kolaborasi dibeberapa negara seperti : Australia,

Page 17: Hanafi · Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15.30 WIB Diskusi antologi puisi Kiki Sulistyo " Penangkar Bekisar "Tempat: Selasar Amphitheater ITB Kiki Sulistyo adalah penyair kelahiran Ampenan,

jepang, Jerman, Inggris. Tahun 2002-2003 mendapat fellowship BUNKA-CHO untuk mempelajari BUTOH dan NOH di jepang. Tahun 2014 mendapat beasiswa Sandwich -like program Dikti untuk riset BUTOH di Jepang ( Osaka/Tokyo) di Osaka City University.

Prof. Jakob Sumardjo lahir di Klaten pada tahun 1939, guru besar di Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung. Mengajar di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Telah menerbitkan puluhan buku, di antaranya Menjadi Manusia (2001), Arkeologi Budaya Indonesia (2002), Mencari Sukma Indonesia: Pendataan Kesadaran Keindonesiaan di tengah Letupan Disintegrasi Sosial Kebangsaan (2003) dan Estetika Paradoks (2006).

Page 18: Hanafi · Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15.30 WIB Diskusi antologi puisi Kiki Sulistyo " Penangkar Bekisar "Tempat: Selasar Amphitheater ITB Kiki Sulistyo adalah penyair kelahiran Ampenan,

H A N A F IBorn in Purworejo (Central Java) July 5th l960Education:1976-1979 Sekolah Seni Rupa Indonesia (SSRI) Yogyakarta.

Art Activities :

Selected Single Exhibtions

2014 “Migrasi Kolong Meja #3”, Salihara Gallery, Jakarta, Indonesia

2013 “Migrasi Kolong Meja #2”, Komaneka Fine Art Gallery, Bali, Indonesia “Migrasi Kolong Meja #1”, Semarang Gallery, Semarang, Indonesia

2011 Hanafi Solo Exhibition, Ciptadana, Jakarta, Indonesia Hanafi Solo Exhibition, Sin Sin Gallery, Hongkong

2010 “Saat Usia Lima Puluh”, Komaneka Fine Art Gallery, Bali, Indonesia “Saat Usia Lima Puluh”, National Gallery of Indonesia Jakarta, Indonesia

2009 “Nyanyian Angsa”, Bandung Mengenang Rendra, Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, Indonesia

“Of Spaces and Shadows”, Selasar Sunaryo Art Space, Bandung, Indonesia “Of Spaces and Shadows”, Salihara Gallery, Jakarta, Indonesia

2007 “Enigma”, O House Gallery, Jakarta, Indonesia “Home Of Images”, Museu de art of Girona, Spain “Darkness”, Taksu Singapore & Cream, Singapore “Orang Negeri Seberang”, The Arts House Singapore, Singapore “id”, O House Gallery, Jogja Gallery, Jogjakarta, Indonesia

2006 “id”, O House Gallery, National Gallery of Indonesia, Jakarta, Indonesia “Configu(art)ion”, Espai(B) Contemporary Gallery, Barcelona, Spain “Bahasa Tangan Membaca”, Taksu Gallery , Jakarta, Indonesia

2005 ”Tiga Hari Dalam Sepatu”, Bentara Budaya Jakarta (BBJ), Indonesia

Page 19: Hanafi · Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15.30 WIB Diskusi antologi puisi Kiki Sulistyo " Penangkar Bekisar "Tempat: Selasar Amphitheater ITB Kiki Sulistyo adalah penyair kelahiran Ampenan,

2004 “UR (you are) URBAN ROOM Project”, Komaneka Gallery, Bali, Indonesia “R U A N G “, Taksu Gallery, Kuala Lumpur, Malaysia “HOTPLATE”, Taksu Gallery, Jakarta, Indonesia “Dive Into”, Canna Gallery, Jakarta, Indonesia

2002 “Study For Distance”, Mares Del Sure, Barcelona, Spain “Hanafi,s Diary”, Chateu d’Arts, Singapore “Sepuluh Tahun Pertama”, National Gallery of Indonesia, Jakarta, Indonesia

2001 “Lukisan Besar” Minima Maxima Gallery, Jakarta, Indonesia “Study For Distance”, One 2 One Gallery, Toronto, Canada “Keheningan Sayan”, Komaneka Fine Art Gallery, Ubud, Bali, Indonesia

2000 “Desa Batu di Costabrava”, Millenium Gallery, Jakarta, Indonesia “Stone Village of Costabrava”, KOI Gallery, Jakarta, Indonesia “Blue Print”, Puzzle Gallery, Cinere, Jakarta, Indonesia

1999 “Time”, Deutche Bank, Jakarta, Indonesia “Som Ni de Miro”, Mares del Sur, Barcelona, Spain

1998 FOCUS Gallery, Kemang, Jakarta, Indonesia

1996 “Dancer’s Dream”, Cemara 6 Gallery, Jakarta, Indonesia ”Menguji Tradisi”, Cipta II Gallery, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Indonesia

1995 “Sabuk-sabuk Hanafi”, Gorong Gorong Budaya, Depok, West Java, Indonesia

1993 “Hitam-Putih”, The Stage, Ratu Plaza, Jakarta, Indonesia 1992 Single Exhibition at Hilton Executive Club, Jakarta, Indonesia

Selected Group Exhibitions

2014 “Fiesta Kota Tua Jakarta”, Jakarta Contemporary Artspace, Jakarta, Indonesia

2013 “RESTART”, ICAD 2013, Grand Kemang Hotel, Jakarta, Indonesia

Page 20: Hanafi · Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15.30 WIB Diskusi antologi puisi Kiki Sulistyo " Penangkar Bekisar "Tempat: Selasar Amphitheater ITB Kiki Sulistyo adalah penyair kelahiran Ampenan,

2012 “Slenco”, Bentara Budaya Jakarta, Jakarta, Indonesia “Locafore”, Bale Pare, Kota Baru Parahyangan, Bandung, Indonesia “Hidupmu Keajaibanmu – Your Life Your Miracle”, A Collaboration with Nukila

Amal, dia.lo.gue artspace, Jakarta “Karya Sang Juara”, National Gallery of Indonesia, Jakarta, Indonesia “Indonesia Contemporary Art and Design (ICAD) 2012” Grand Kemang Hotel,

Jakarta, Indonesia

2011 “Flight for Light: Indonesian Art and Religiosity, Mon Décor Gallery, Jakarta, Indonesia

“Landscape of Nation Field and Mountain as a Symbol”, Museum Basoeki Abdullah, Jakarta, Indonesia

“Locafore”, Bale Pare, Kota Baru Parahyangan, Bandung, Indonesia “Bayang”, National Gallery of Indonesia, Jakarta, Indonesia “EKSPANSI”, National Gallery of Indonesia, Jakarta, Indonesia Pameran Ilustrasi Cerpen Kompas, Bantara Budaya Jakarta ”Escapology”, ICAD 2011, Grand Kemang Hotel, Jakarta, Indonesia ”Art Motoring”, National Gallery of Indonesia, Jakarta, Indonesia “1001 doors: Reinterpreting Tradition”, Ciputra World Marketing Gallery, Jakarta,

Indonesia

2010 “Dari Seni Untuk Anak”, Kolaborasi Perupa dan Penulis, CCF Jakarta, Indonesia “Tramendum”, National Gallery of Indonesia, Jakarta, Indonesia “Crossing and Blurring The Boundaries”, National Gallery of Indonesia, Jakarta,

Indonesia “Sign and After”, Lawangwangi, Bandung, Indonesia “Percakapan Masa”, National Gallery of Indonesia, Jakarta, Indonesia Artpreneurship, Spaces & Images, Ciputra World Marketing Gallery, Jakarta,

Indonesia

2009 “Art/ention Hotel, Indonesian Contemporary Art and Design”, Grand Kemang Hotel, Jakarta, Indonesia

“Common sense”, National Gallery of Indonesia, Jakarta, Indonesia “Kado #2”, Think Outside The Box, Nadi Gallery, Jakarta, Indonesia “2nd Odyssey”, Srisasanti Gallery, Jogjakarta, Indonesia “Bazaar Art Jakarta 2009”, The Ritz-Carlton, Jakarta, Indonesia “The Running Stars”, North Art Space (Ancol), Jakarta “Seni Rupa Rai Gedheg”, Bentara Budaya Yogyakarta (BBY), dan Bentara Budaya

Page 21: Hanafi · Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15.30 WIB Diskusi antologi puisi Kiki Sulistyo " Penangkar Bekisar "Tempat: Selasar Amphitheater ITB Kiki Sulistyo adalah penyair kelahiran Ampenan,

Jakarta (BBJ), Indonesia “Hybridization”, North Art Space, Jakarta, Indonesia “Vox Populi”, Sangkring Art Space, Jogjakarta, Indonesia “Revisiting The Last Supper”, CGartspace, Jakarta, Indonesia “Vox Populi”, Bentara Budaya Jakarta (BBJ), Indonesia

2008 “Surat Cinta di Bulan ke Dua Belas”, O House Gallery, Jakarta, Indonesia “Self Portrait-Famous Living Artists of Indonesia”, Jogja Gallery, Yogyakarta,

Indonesia “Sejarah dan lantai yang datang ke atas”, O House Gallery, Jakarta, Indonesia “Dari Penjara Ke Pigura”, Salihara Gallery, Jakarta, Indonesia “Art Beijing 2008”, Beijing, China “ini baru ini”, vivi yip art room, Jakarta, Indonesia “Indonesia Contemporary All Star”, Tujuh Bintang Art Space, Yogyakarta,

Indonesia “E-Motion”, National Gallery of Indonesia, Jakarta, Indonesia “Manifesto”, National Gallery of Indonesia, Jakarta, Indonesia “Art Shanghai”, Shanghai, China

2007 “Biennale Jogja IX”, Taman Budaya Yogyakarta, Indonesia The 12th Guangzhou International Art Fair, Guangzhou, China “200 th Raden Saleh”, Jogja Gallery, Yogyakarta, Indonesia “Boeng Ajo Boeng !”, Bentara Budaya Jogja, Yogyakarta, Indonesia “Celebr‘art’e Fire Boar”, Kupu-Kupu Art Gallery, Jakarta, Indonesia

2005 “Biennale Yogyakarta VII”, Tarumatani, Yogyakarta, Indonesia ”Biennale Bali 2005”, Toni Raka Gallery, Ubud, Bali, Indonesia “The Pre Biennale Exhibition 2005”, YDBA Gallery, Jakarta, Indonesia “CELEBRATION”, Orasis Gallery, Malang, Indonesia “Nasi Campur”, Taksu Gallery, Jakarta, Indonesia

2004 “Commermoration of Hans Winkelmolen”, The Dutch photografer killed By the Marriot bomb “Sayap Kata, Sayap Warna”, Langgeng Gallery, Magelang, Indonesia “Merahnya Merah”, Nadi Gallery, Jakarta, Indonesia

2003 “Future is Made of Water”, Installation Exhibitions for 5th Anniversary of UPC (Urban Poor Consorcium), Kridaloka, Jakarta, Indonesia

Page 22: Hanafi · Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15.30 WIB Diskusi antologi puisi Kiki Sulistyo " Penangkar Bekisar "Tempat: Selasar Amphitheater ITB Kiki Sulistyo adalah penyair kelahiran Ampenan,

“Indonesian-Dutch Artist Exhibitons”, Menteng, Jakarta, Indonesia “Borobudur Agitatif ”, Langgeng Gallery-Cultur House, Magelang, Indonesia “Sorak-Sorai Identitas”, Langgeng Gallery, Magelang, Indonesia

2002 ”Selamatkan Laut Kita” (Yapteka), The National Museum, Jakarta, Indonesia “Zaini-Hanafi On Paper”, The Regent Hotel, Jakarta, Indonesia Hanafi-Yunizar “Seni Yang Sembunyi”, Santi Gallery, Jakarta, Indonesia “Festival Abstrak”, Millenium Gallery, Jakarta, Indonesia

1999 “Hitam-Putih”, Cipta Gallery, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Indonesia “Hanafi With Nunung WS”, Koong Gallery, Jakarta, Indonesia

1998 “Ventilasi Ruang I”, with Yori Antar, Puzzle Gallery, Jakarta, Indonesia “The Abstrak Art”, Duta Fine Art Foundation, Jakarta, Indonesia “BIENNALE X”, Cipta II Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Indonesia “LOS”, Cipta II Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Indonesia 1997 “Philips Morris Indonesia Art Award”, Agung Rai Museum, Bali, Indonesia “AXIS”, Indonesian-Belgian Artist, National Gallery of Indonesia, Indonesia “Trans-Aksi”, YPK BUILDING, Bandung, Indonesia “Ruwatan BUMI”, Cemara 6 Gallery, Jakarta, Indonesia 1996 “BIENNALE IX” Cipta II Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Indonesia “Contemporary Art-Istioqlal Festival”, TMII, Jakarta, Indonesia “Therre Cities”, Museum Of National Monumen, Jakarta, Indonesia ”Hanafi-Eugene Brands”,Cemara 6 Gallery, Jakarta, Indonesia

1995 “BIAS”, Artist Group, Bogor, West Java, Indonesia

1994 “Gerak”, Museum Of Cramics, Jakarta, Indonesia

1993 “Exhibitions of Three Artist, Indonesian-American Institute, Jakarta, Indonesia Other Activities

2015 Membuat artistik untuk pameran Keng Sien, Salihara Gallery, Jakarta, Indonesia

2014 Kolaborasi dengan Sunaryo dan beberapa Pelukis ITB di moment “Pasar Seni ITB”, Senayan Jakarta

Page 23: Hanafi · Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15.30 WIB Diskusi antologi puisi Kiki Sulistyo " Penangkar Bekisar "Tempat: Selasar Amphitheater ITB Kiki Sulistyo adalah penyair kelahiran Ampenan,

Memberi Workshop Seni Rupa Panggung dengan materi “benda-benda biografi”, FTJ 2014, TIM Jakarta

“Doa Untuk Sitor”, dalam lingkaran inter-disiplin seni: Lukis, sastra, musik, Mayang sunda, Bandung

2012-2013 Membuat proyek patung Soekarno untuk di pasang di Ende-NTT, kerjasama dengan pemerintah Republik Indonesia (Wapres Boediono-Rizal Malarangeng-Goenawan Mohamad)

2012 Kolaborasi dengan Penulis Nukila Amal membuat sebuah buku cerita anak “Mirahmini”

Membuat program residensi untuk untuk mayarakat Indonesia wilayah timur (Ambon, Papua, NTB, NTT dan Ternate), yang bertempat di studiohanafi, Depok

2010 “ Hujan Mencari Kali”, Collaboration with Hikmat Gumelar and Adinda Luthvianti, Padjajaran University, Bandung

2005 “Solo Sans Frontieres Collaboration”, With Fitri (Dancer)-Yassin Burhan (Celloist)-Afrizal Malna (Movie)

2004 Scenographer for “Future President Debate” Jakarta, Indonesia

2003 “Art_chipelago, Presentation of Indonesian Art and Culture, Athens, Greece

2002 “Guest Lecture on Art Workshop”, Nanyang Academy of Fine Art, Singapore “Window”, Collaboration with Liem Fei Shen (Singaporean Coreographer)-

Maxine Heppner (Canadian Dancer), Substation, Singapore.

2001 “Across Ocean”, Multimedia Workshop, York Universirty, Toronto, Canada “Erotique de Picasso”, Presentation of Arcitecture, Jakarta Festival, AMI Center Jakarta.2000 “Ruang Runtuh”, Collaboration With Otig Pakis (Actor)-Eko Partitur (Violist)-

Jalu (Perccusion), Hotel Indonesia, Jakarta, Indonesia “Mereka Berjaga Dalam Tarian dan Warna”, Teater, Maxine Heppner (Canadian

Dancer), AIKON, Jakarta, Indonesia

Page 24: Hanafi · Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15.30 WIB Diskusi antologi puisi Kiki Sulistyo " Penangkar Bekisar "Tempat: Selasar Amphitheater ITB Kiki Sulistyo adalah penyair kelahiran Ampenan,

1999 “Labour Exhibition”, Collaboration with Afrizal Malna (Poet)-Diyanto (Painter), Indonesian National Gallery, Jakarta, Indonesia

1998 “I’ve to Bury the Dead Bird”, Collaboration with Afrizal Malna (Poet)-Boy G Sakti (Coreographer)-Eko Partitur (Violist)-Yassin Burhan (Celloist), Cemara 6 Gallery, Jakarta, Indonesia

1997 “Trip Tich”, Collaboration With Maxine Heppner (Dancer)-Cilla (Photographer), Parung Bingung, Depok, West Java, Indonesia

1993 “B/W”, Collaboration With Agoes Jolly (Performance Artis)-Eko Partitur (Violist), The Stage Ratu Plaza, Jakarta Indonesia

Awards :

2005 Anugerah Kebudayaan FIB Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia Top 10 Golden Palette, Ancol, Jakarta, Indonesia2003 Finalis Indofood Art Awards2002 Finalis Indofood Art Awards1997 Top 10 Philip Morris Art Award