dede ak rencana 5 th

34
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rencana Strategis Bisnis (RSB) adalah suatu dokumen perencanaan yang harus dibuat oleh setiap organisasi yang mencari laba maupun yang nirlaba. Puskesmas Makkasau sebagai puskesmas milik Pemerintah Kotamadya Makkasau juga harus memiliki RSB sebagai syarat agar bisa ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Lingkungan bisnis yang terus berubah memerlukan pengelolaan perubahan yang dapat memetakan pengaruh kekuatan-kekuatan terhadap arah organisasi. Pemetaan kekuatan- kekuatan tersebut, akan dijadikan bahan penyusunan dokumen perencanaan yang diharapkan benar-benar mampu menampung berbagai kepentingan dan pengetahuan antisipatif sebagai dasar penetapan keputusan strategis dalam rangka pencapaian visi organisasi. Dalam upaya mewirausahakan puskesmas maka perubahan Puskesmas Makkasau menjadi BLUD adalah sangat tepat. Fleksibilitas yang diberikan akan menjadikan puskesmas secara leluasa merencanakan alokasi sumber daya, sesuai dengan perubahan kondisi puskesmas itu sendiri. Diharapkan Puskesmas Makkasau akan dapat tumbuh, efisien dalam pengelolaan keuangan dan bahkan bersaing menjadi mandiri sesuai dengan arah bisnis yang ditetapkan dalam dokumen RSB. Tentu saja dengan catatan semua pihak berhak dan wajib berkomitmen agar dokumen perencanaan ini tidak hanya sekadar dokumen kelengkapan administrasi saja. B. Tujuan Beberapa tujuan yang hendak dicapai atas penyusunan RSB di antaranya adalah: 1. Meningkatkan mutu pelayanan puskesmas 2. Tersedianya sistem adminstrasi dan pelaporan puskesmas yang baik. 3. Tersedianya sarana dan prasarana yang layak dan cukup

Upload: anonymous-xszumnn4t

Post on 08-Dec-2015

23 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

bisnis

TRANSCRIPT

Page 1: Dede Ak Rencana 5 Th

BAB  IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang             Rencana Strategis Bisnis (RSB) adalah suatu dokumen perencanaan yang harus dibuat oleh setiap organisasi yang mencari laba maupun yang nirlaba. Puskesmas Makkasau sebagai puskesmas milik Pemerintah Kotamadya Makkasau  juga harus memiliki RSB sebagai syarat agar bisa ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Lingkungan bisnis yang terus berubah memerlukan pengelolaan perubahan yang dapat memetakan pengaruh kekuatan-kekuatan terhadap arah organisasi. Pemetaan kekuatan-kekuatan tersebut, akan dijadikan bahan penyusunan dokumen perencanaan yang diharapkan benar-benar mampu menampung berbagai kepentingan dan pengetahuan antisipatif sebagai dasar penetapan keputusan strategis dalam rangka pencapaian visi organisasi.Dalam upaya mewirausahakan puskesmas maka perubahan Puskesmas Makkasau menjadi BLUD adalah sangat tepat. Fleksibilitas yang diberikan akan menjadikan puskesmas secara leluasa merencanakan alokasi sumber daya, sesuai dengan perubahan kondisi puskesmas itu sendiri. Diharapkan Puskesmas Makkasau akan dapat tumbuh, efisien dalam pengelolaan keuangan dan bahkan bersaing menjadi mandiri sesuai dengan arah bisnis yang ditetapkan dalam dokumen RSB. Tentu saja dengan catatan semua pihak berhak dan wajib berkomitmen agar dokumen perencanaan ini tidak hanya sekadar dokumen kelengkapan administrasi saja.

B. TujuanBeberapa tujuan yang hendak dicapai atas penyusunan RSB di antaranya adalah:

1.   Meningkatkan mutu pelayanan puskesmas2.   Tersedianya sistem adminstrasi dan pelaporan puskesmas yang baik.3.   Tersedianya sarana dan prasarana yang layak dan cukup4.   Tersedianya pedoman alat pengendalian organisasi terhadap penggunaan anggaran.5.   Untuk menyatukan langkah dan gerak serta komitmen seluruh insan puskesmas dalam

meningkatkan kinerja sesuai standar manajemen dan standar mutu layanan yang telah ditargetkan dalam dokumen perencanaan.

C. Pengertian dan Ruang LingkupRenstra Strategis Bisnis (RSB) adalah dokumen yang mencerminkan adanya proses berkelanjutan dan sistematis dari pembuatan keputusan bisnis di bidang penyediaan jasa layanan kesehatan dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif, mengorganisasikannya untuk usaha-usaha melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui umpan balik dalam rangka meningkatkan nilai tambah bagi stakeholder (pihak terkait) Puskesmas.

Page 2: Dede Ak Rencana 5 Th

RSB memiliki kerangka waktu 5 tahun mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, yang akan dijabarkan ke dalam masing-masing pusat pertanggungjawaban pada unit-unit pelayanan yang ada.D. Konsep DasarPengelolaan keuangan dan non keuangan pada entitas bisnis merupakan sebuah siklus yang terus berlangsung dalam organisasi. Siklus tersebut diawali dengan aktivitas perencanaan, pengukuran, evaluasi, dan pelaporan yang akan dijadikan umpan balik untuk perencanaan berikutnya. Pengelolaan pelayanan kesehatan pada puskesmas menuntut kecermatan, keakuratan dan kecepatan pengambilan keputusan karena menyangkut kepentingan hidup-matinya pasien. Oleh karena itu perencanaan puskesmas memiliki fleksibilitas dan elastisitas relatif tinggi yang mensyaratkan pemenuhan implementasi siklus tersebut dalam pelaksanaan pengelolaan kinerjanya.Kedudukan RSB di antara seluruh proses manajemen kinerja dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

E. MetodologiRSB disusun oleh suatu kelompok kerja dengan memanfaatkan dokumen-dokumen yang tersedia, pengamatan, dan wawancara. Kelompok Kerja tersebut terdiri dari seluruh komponen yang memiliki kompetensi perencanaan. Seluruh isi materi RSB telah ditelaah dan dibahas secara transparan dengan menggunakan kaidah-kaidah profesi yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari kelompok kerja.Penyusunan RSB memperhatikan sejarah puskesmas, aspek legal, lokasi dan isu strategis yang sedang berkembang. Potensi yang dimiliki digali dari lingkungan baik internal maupun eksternal, posisi puskesmas dan diidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilannya. Keinginan para pemangku kepentingan diapresiasi menjadi arah bisnis atau mau dibawa ke mana organisasi puskesmas. Arah itu tercermin dalam visi, misi dan strategi. RSB disusun dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard (BSC). BSC adalah alat yang menyediakan bagi para pimpinan pengukuran secara komprehensif bagaimana organisasi mencapai kemajuan lewat sasaran-sasaran strategisnya. Metode ini secara komprehensif memandang pada empat perspektif meliputi :1.   Perspektif Pelanggan/stakeholder2.   Perspektif Proses Bisnis Internal3.    Perspektif Keuangan4.   Perspektif Pembelajaran dan PertumbuhanSetiap perspektif yang ada harus menunjukkan cause-effect relationshipsehingga masing-masing dapat dihubungkan dengan misi yang akan dicapai.Adapun kaitan masing-masing perspektif  dapat dijelaskan sebagai berikut

1)     Perspektif Pelanggan. Perspektif ini menunjukkan seperti apa puskesmas di mata   pelanggan. Pelanggan mempunyai kemampuan teknis melihat puskesmas dari berbagai sisi: waktu, kualitas, kinerja dan jasa, dan biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan untuk memperoleh pelayanan. Dimensi kebutuhan pelanggan yang demikian

Page 3: Dede Ak Rencana 5 Th

pada akhirnya akan menentukan  bagaimana perusahaan dilihat oleh pelanggan. Semakin baik persepsi pelanggan, semakin baik pula  nilai  puskesmas di mata pelanggan.

2)     Perspektif Proses Bisnis Internal. Ukuran ini menunjukkan  dalam proses pelayanan seperti apa  puskesmas akan lebih baik. Orientasi kepada pelanggan memang mutlak, akan tetapi permasalahan bagi manajemen adalah bagaimana caranya menyiapkan kompetensi yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.

3)     Perspektif Keuangan. Perspektif ini menunjukkan bagaimana puskesmas dilihat oleh pemerintah daerah baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang dalam mengelola keuangan.  Puskesmas bisa defisit pada waktu tertentu, akan tetapi pemerintah daerah menyadari bahwa setelah itu puskesmas akan surplus. Semakin baik puskesmas di mata pemerintah daerah, semakin aman puskesmas memperoleh sumber pembiayaan.

4)     Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. Perspektif ini menunjukkan bagaimana puskesmas dapat bertahan dan mampu berubah sesuai dengan tuntutan eksternal.Pendekatan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pertanggungjawaban dengan menggunakan Strategic Based Responsibility,yang berarti seluruh unit layanan yang ada di Puskesmas Makkasau diukur kinerja berdasarkan perspektif tersebut.

BAB IIPROFIL PUSKESMAS MAKKASAU

A. Sejarah Puskesmas MakkasauPuskesmas Makkasau adalah Puskesmas yang terletak di Jl.Dr.ratulangi Komp

PDAM No.11 A Kecamatan UjungPandang .Puskesmas Makkasau didirikan pada Tahun 1983 dan pada waktu berdirinya Puskesmas Makkasau adalah berupa Puskesmas Pembantu dengan wilayah kerja kelurahan way laga , dan pada waktu itu Puskesmas Pembantu Way Laga masih merupakan bagaian dari Wilayah Puskesmas Panjang,

Namun dengan seiringnya perkembangan Kota Bandar Lampung Pada Tahun 1987 Puskesmas Way Laga ditingkatkan statusnya menjadi Puskesmas Induk dengan wilayah kerja :

a.    Kelurahan Way Lagab.    Kelurahan Way Lunikc.    Kelurahan Way Gubakd.    Kelurahan Ketapang

Dalam menjalankan peran dan fungsi sebagai Puskesmas Induk,Puskesmas Way Laga mempunyai dua Puskesmas Pembantu Yaitu :

a.    Pustu Pidada (didirikan Tahun 1987 )b.    Pustu Way gubak ( didirikan Tahun 1987 )

Page 4: Dede Ak Rencana 5 Th

Namun Pada Tahun 2003 Terjadi lagi Pemekaran Wilayah di Kota Bandar lampung dan Puskesmas Way Laga juga terkena imbas dari pemekaran wilayah tersebut sehingga wilayah kerja Puskesmas Way Laga hingga saat ini adalah :

a.    Kelurahan Way Lagab.    Kelurahan Pidadac.    Kelurahan Way Gubak

Puskesmas Way Laga masih mempunyai 2 Pustu yaitu :a.    Pustu Pidadab.    Pustu Way Gubak

Pada Tahun 2013 Terjadi Lagi Pemekaran Kecamatan di wilayah Kota Bandar Lampung dan Puskesmas Way Laga mendapat wilayah kerja 2 Kelurahan yaitu :

a.    Kelurahan Way Lagab.    Kelurahan Way Gubak

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas way laga mempunyai satu Puskesmas Pembantu Yaitu Puskesmas Pembantu Way Gubak serta dibantu 2 Poskeskel yaitu :

a.    Poskeskel Way Lagab.    Poskeskel Way Gubak

PIMPINANDalam menjalankan kegiatan Manajemen di Puskesmas Way Laga telah beberapa kali berganti pemimpin Adapun pemimpin tersebut adalah :

a.    H. Kosasih                                                          Tahun 1987 s/d 1989b.    Dr.Bargiyah Ramli                                             Tahun 1989 s/d 1990c.    Dr. Harun Akib                                                   Tahun 1990 s/d 1992d.    Dr. Sabur Nugroho                                            Tahun 1992 s/d 1993e.    Dr. A.Zaheri As                                                   Tahun 1993 s/d 1995f.     Dr. Bramantono                                                  Tahun 1995 s/d 1997g.    Dr.Sofie Puji Astuti                                            Tahun 1997 s/d 1999h.    Dr. Natalia Wahyudi                                          Tahun 1999 s/d 2000i.      Dr.Hendriyanto                                                   Tahun 2001 s/d 2002j.      Dr.Viktory Firdaus                                              Tahun 2002 s/d 2003k.    Dr.Djohan Lius                                                   Tahun 2003 s/d 2005l.      Drg.Meri Farida                                                  Tahun 2005 s/d Sekarang

Puskesmas Way Laga didirikan diatas tanah seluas 800 m2 dengan luas bangunan 400 m2. Sarana yang tersedia meliputi fasilitas sarana pelayanan langsung (medis dan keperawatan) dengan tidak langsung (penunjang medis)Kegiatan yang direncanakan adalah kegiatan upaya kesehatan wajib yaitu upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya tingkat tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.Upaya kesehatan wajib ini harus di selenggarakan oleh Puskesmas Way Laga yaitu1. Upaya Promosi Kesehatan ( penyebarluasan informasi kesehatan )2. Upaya Kesehatan Lingkungan3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta KB4. Upaya perbaikan gizi masyarakat5. Upaya pencegahan dan pembrantasan penyakit menular6. Upaya pengobatan (BP Umum, BP Gigi dan KIA)

Page 5: Dede Ak Rencana 5 Th

Selain dari upaya wajib juga ada upaya kesehatan pengembang yaitu :1. Kesehatan Jiwa2. Kesehatan mata dan pencegahan kebutaan3. Kesehatan telinga dan pencergahan ketulian4. Kesehatan Usia Lanjut5. Kesehatan Kerja6. Kesehatan Olah Raga7. Kesehatan Matra8. Pembinaan pengobatan tradisional9. Laboratorium sederhana10. Penyuluhan obat11. Rekam Medik

Adapun kegiatannya dilaksanakan didalam maupun di luar gedung puskesmas.

B. Aspek LegalOrganisasi puskesmas ini diselenggarakan berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Bandar Lampung Nomor 38Tahun 2008 tentang pembentukan, susunan organisasi dan tata kerja lembaga teknis daerah Kotamadya Bandar lampung.  Sesuai  SK Walikota Bandar Lampung no 5 tahun 2003, tertanggal 26 maret 2003 tentang penetapan puskesmas induk dan puskesmas pembantu.Sebagai puskesmas besarnya tarif pelayanan mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 05 tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan.di Puskesmas Bandar Lampung. Tapi sejak dikeluarkannya SK Walikota no 7 /IV.41/HK/2012 pelayanan di puskesmas dilakukan secara gratis. C. Lokasi BisnisPuskesmas Way Laga terletak di Jalan Ir. Sutami Km 7 ,yang termasuk dalam wilayah Kelurahan Way Laga Kota Bandar lampung. Lalu lintas utama di daerah tersebut terdapat di jalan Ir. Sutami yang terletak di dekat puskesmas. Yang merupakan lalu lintas 2 arah yaitu dari utara ke selatan dan sebaliknya,dengan intensitas pemakaian tinggi.. LUAS WILAYAH PUSKESMAS WAY LAGALuas wilayah puskesmas Way Laga 1247 Ha yang tersebar di  kelurahan dengan rata-rata kepadatan penduduk  sebesar 26,67 jiwa / Ha.

LUAS WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAY LAGANo Kelurahan Luas

wilayah/ HaJumlah

pendudukJumlah

KKKepadatan penduduk /

Ha

Ket

1 Way Laga 681 Ha 6.903 1.586

2Way Gubak 566 Ha 3.404    782

JUMLAH 1247 Ha 10.307 2.268

Page 6: Dede Ak Rencana 5 Th

Pada tahun 2013 ini jumlah penduduk diwilayah kerja puskesmas Way Laga 10.307 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 2.268 KK.

Adapun jejaring Puskesmas Way Laga kecamatan Panjang :a. Puskesmas Way Laga adalah Puskesmas induk dan mempunyai 1Puskesmas Pembantu yaitu :

-          Puskesmas pembantu        : Way Gubakb. Pos kesehatan kelurahan ( POSKESKEL )

-          Pos kesehatan kelurahan  : Way Laga-          Pos kesehatan kelurahan : Way Gubak

c. Pos pelayanan terpadu ( POSYANDU )-          Kelurahan Way Laga          : 7 posyandu-          Kelurahan Way Gubak       : 6 posyandu

d. Pos Lansia-          Kelurahan Way Laga          : 1 posyandu-          Kelurahan Way Gubak       : 1 posyandu

D. Isu-isu Strategis Pelayanan PuskesmasIndeks Pembangunan Manusia (IPM) Kotamadya Bandar Lampung berdasarkan data BPS Kotamadya BandarLampung tahun 2013  sebesar 75,7% . Untuk menaikkan IPM sebagai indikator keberhasilan pembangunan kesejahteraan rakyat, Pemerintah Kotamadya Bandar Lampung bertekat membenahi kebijakan maupun program-program di bidang kesehatan. Salah satunya dengan meningkatkan pelayanan kesehatan di puskesmas dengan menerapkan Puskesmas Way Laga dari PPK BLUD bertahap menjadi PPK BLUD (Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah) Penuh pada tahun 2014. Namun usaha itu juga tidak lepas dari peran serta masyarakat dan pemerintah daerah sebagai pemilik puskesmas.Peran pihak swasta dalam pelayanan kesehatan sangat penting. Klinik swasta di samping sebagai mitra bagi pemerintah daerah sekaligus juga sebagai pesaing bagi pemerintah daerah. Apabila prestasi puskesmas pemerintah sampai di bawah klinik swasta, maka hal itu menunjukkan puskesmas kurang berhasil dalam menjalankan misinya.Usaha puskesmas akan semakin ketat dalam persaingan, bukan hanya pelaku usaha nasional tapi juga asing akan berebut pasar di Indonesia. Persaingan ini tentu saja bukan sekedar mengenai jumlah pelaku usaha yang akan masuk, namun juga tentang kemajuan teknologi, kualitas SDM hingga strategi pemasaran yang akan dipertarungkan untuk memperebutkan pasar potensial masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas.Pendapatan fungsional yang terus meningkat belum diimbangi dengan pengelolaan keuangan yang profesional. Selain itu, pola tarif pelayanan yang belum memperhitungkan biaya satuan (unit cost) menyebabkan pelayanan kurang optimal.

BAB  IIIANALISIS LINGKUNGAN BISNIS

Page 7: Dede Ak Rencana 5 Th

A. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Tiga Tahun TerakhirPuskesmas Way Laga adalah salah satu unit pelayanan kesehatan di wilayah Kecamatan Panjang Kotamadya Bandar Lampung. Namun demikian derajat kesehatan masyarakat masih di bawah harapan, yang ditunjukkan dengan masih rendahnya Indeks Pembangunan Manusia. Untuk mengangkat IPM tersebut, salah satu upaya yang harus  dilakukan adalah meningkatkan peran puskesmas Hal yang perlu diperhatikan adalah kondisi lingkungan baik yang mendukung maupun yang menghambat. Setidaknya rumah puskesmas lebih diuntungkan, karena sebagian anggaran belanja puskesmas masih ditopang dari subsidi pemerintah, hampir seratus prosen infrastruktur dan belanja pegawai yang sebagian besar PNS daerah dibayar dari APBN dan APBD.Untuk mengukur kinerja puskesmas digunakan beberapa indikator yang dapat mewakili penilaian pada masing-masing perspektif BSC. Kerangka indikator kinerja yang digunakan dibatasi pada ketersediaan data. Dimungkinkan adanya indikator-indikator lainnya yang lebih tepat digunakan dalam menilai kinerja puskesmas, namun hal itu belum dapat disajikan dalam  masing-masing unit kerja yang bermanfaat dalam proses penyusunan program dan kegiatan pada setiap penyusunan anggaran tahunan.Suatu perancangan yang baik selalu didasarkan pada kondisi obyektif lingkungan sebagai bahan evaluasi untuk proyeksi rencana. Sampai sejauh mana pengaruh lingkungan bisnis terhadap kinerja, agresivitas, pertumbuhan, daya saing dan budaya kerja pada Puskesmas Way Laga maka akan diuraikan analisis lingkungan internal dan eksternal sebagai berikut:B. Analisis Lingkungan Internal1.1   Perspektif PelangganSalah satu kinerja pelayanan adalah bagaimana memperoleh gambaran dari perilaku pelanggan. Terdapat tiga indikator yang dapat menunjukkan perilaku pelanggan, yaitu:

a.     Customer Acquisition. Indikator ini digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana "pasien baru" menggunakan jasa layanan yang disediakan. Berdasarkan data historis 3 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan peningkatan kinerja. Rata-rata kunjungan pasien baru mencapai 29,3.% per tahun dengan jumlah kunjungan tertinggi pada tahun 2012  mencapai 29%  Perkembangan jumlah kunjungan pasien baru dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tahun Pasien Baru Total Pasien %2011 1567 22.142 282012 1721 24.345 292013 879 19675 31,1

Rata-rata 4167 66162 29,3

b.     Customer Loyality. Indikator ini bertujuan untuk mengukur sampai sejauh mana puskesmas mampu mempertahankan pasien lama (kunjungan ulang) untuk menggunakan jasa layanan yang disediakan. Berdasarkan data historis 3 tahun terakhir rata-rata 70.6% dengan kunjungan pasien lama terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar 68,9% dan tertinggi pada tahun 2012 sebesar 72%. .Perkembangan kunjungan pasien lama dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Page 8: Dede Ak Rencana 5 Th

Tahun Pasien Lama Total Pasien %2011 20575 22.142 722012 22624 24.345 712013 18796 19675 68,9

Rata-rata 61995 66162 70,6c.    Keluhan Pasien. Indikator ini untuk mengukur sampai sejauh mana kepuasan pasien

terhadap layanan yang diberikan. Data survei kepuasan pelanggan yang tersedia hanya pada tahun 2010Surve tentang kepuasan pelanggan terakhir dilakukan pada tahun 2010 dengan menyediakan layanan keluhan pelanggan baik melalui kotak saran, surat kabar, maupun layanan pesan singkat (SMS). Sampai dengan bulan Desember 2011, terdapat 10 keluhan dari pasien dan seluruhnya (75%) telah direspon dan dapat diselesaikan dengan baik. Selain itu, pihak manajemen secara mandiri telah melakukan survei mutu pelayanan dengan metode sampling terhadap 50 pasien. Hasil survey tersebut menyimpulkan bahwa mutu pelayanan Puskesmas Way Laga masih belum baik.Dari ketiga indikator berkenaan dengan perspektif pelanggan menunjukkan indikasi yang masih belum menguntungkan posisi puskesmas.1.2   Perspektif Proses Bisnis InternalKinerja pelayanan juga dapat diukur dari aspek teknis yang diharapkan dari tujuan (goal) pelayanan medis, yang meliputi kualitas mutu pelayanan (quality of services).

a.         Quality Of ServicesKualitas  mutu layanan puskesmas mengacu pada SPMRincian lengkap bisa diliat di table lampiran.

Tahun Evaluasi kinerja2011 62%-2012 61.8%2013 63,72%

Rata-rata 62,5%Perspektif proses bisnis internal yang diukur dari  quality of service menunjukkan kinerja yang sangat baik, yaitu sesuai dengan standar nacional. Dengan demikian Puskesmas  Way Laga dapat memberikan mutu pelayanan seperti harapan masyarakat.1.4   Perspektif Pertumbuhan dan PembelajaranDalam pencapaian mutu layanan pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, dibutuhkan upaya manajemen dalam penyediaan sumber daya pelayanan utamanya dari aspek sumber daya manusia dan infrastruktur. Dalam perspektif ini terdapat empat aspek yang dinilai, yaitu:

a.      Penyediaan Sumber Daya ManusiaPuskesmas Way Laga senantiasa menempatkan sumber daya manusia pada posisi sentral dalam pengelolaannya. Sebab keberhasilan pengelolaan SDM merupakan salah satu kunci sukses dalam upaya memberikan pelayanan yang berkualitas bagi

Page 9: Dede Ak Rencana 5 Th

masyarakat. Oleh karenanya, seluruh aspek terkait dengan sumber daya manusia, baik kuantitas maupun kualitas mendapat perhatian yang sungguh-sungguh.Puskesmas Way Laga memiliki 1 puskesmas pembantu sebagai upaya untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan membantu pelaksanaan program menuju tercapainya visi dan misi puskesmas.

A. Kegiatan Pengelolaan SDM            Saat ini tengah dilakukan berbagai upaya penyempurnaan fungsi manajemen; Penyempurnaan Sistem pengelolaan aset; pengembangan kompetensi dan pembinaan karir; Penyempurnaan Sistem Reward and punishment; Pengembangan SDM diprioritaskan  pada pendidikan SDM yang mempunyai daya ungkit yang signifikan terhadap kemajuan Puskesmas berdasarkan prestasi, kompetensi & kontribusi terhadap puskesmas serta pengembangan/pendidikan yang mengutamakan pelayanan, maka berbagai kegiatan manajemen umum, diantaranya meningkatkan kinerja manajemen operasional dengan mewujudkan indikator kinerja serta menyempurnakan sistem informasi manajemen; sistem pengelolaan keuangan dan akuntansi serta mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi.

Komposisi ketenagaan berdasarkan latar belakang pendidikan di Puskesmas Way Laga tahun 2013 adalah sebagai berikut

DATA : KEPEGAWAIAN PUSKESMAS WAY LAGA

No Nama Pendidikan Jabatan/ Program1 Drg. Meri Farida Fak. Kedokteran

GigiKa. UPTD

2 Sajam SE Sarjana Ekonomi Ka.Sub.Bag.T.Usaha3 Dr. Rosdiana.S Fak. Kedokteran Dokter umum4 Drg. Zaerina Fak. Kedokteran

gigiDokter gigi

5 Sulastri D1 Kebidanan Coordinator bidan6 M.Yasin Pelaksana kesling7 Sumiyati,Amd.Kep D3 Keperawatan Pelaksana TB paru8 Roma Winda Gultom D3 Gizi Pelaksana gizi9 Heru Pratomo SPK Staf BP. Umum10 Ernani SPRG Perawat gigi11 Wahyuni Esa D3 farmasi Pelaksana apotik12 Taufik Yulyanto SPK Pelaksana P2M

DATA : KEPEGAWAIAN PUSTU WAY GUBAK

Page 10: Dede Ak Rencana 5 Th

No Nama Jabatan Status1 K.Simanjuntak Ka.Pustu PNS2 Lukita satya Gusti D3 Kebidanan PNS3 Dyah Kurnia Pekarya PNS

 Dari data diatas proporsi terbesar adalah lulusan DIII kesehatan sebesar 33% dan terkecil adalah Sarjana sebesar 6% yaitu dokter gigi maupun umum             Sedangkan Komposisi ketenagaan berdasarkan jenis ketenagaan saat ini 100 % tenaga di Puskesmas  adalah PNS.

Kebijakan kegiatan pengembangan SDM didasarkan pada peningkatan kualitas SDM sesuai standar kompetensi,  kebutuhan Puskesmas sehingga memiliki daya ungkit yang besar dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dari alokasi biaya pengembangan SDM, sampai akhir tahun 2013Puskesmas telah memberikan kesempatan peningkatan pendidikan berbagai jenis ketenagaan diantaranya tenaga perawat, tenaga medis, tenaga non medis, dan tenaga kesehatan lainnya.

Sedangkan penyelenggaraan pelatihan, seminar dan workshop baik internal maupun eksternal meningkat sebesar dibandingkan dengan penyelenggaraan pada tahun 2009, yaitu dari 48 kali penyelenggaraan di tahun 2009 menjadi 72 kali penyelenggaraan di tahun 2010, dengan jumlah SDM terlatih meningkat Perkembangan ini tentunya diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja pelayanan Puskesmas pada tahun-tahun selanjutnya

b.      Pengembangan InfrastrukturUnsur pengukuran kinerja pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran lainnya adalah kondisi infrastruktur puskesmas Dalam menilai kondisi infrastruktur digunakan dua indikator yaitu ketersediaan peralatan dan ruangan. Ketersediaan peralatan diukur dengan 3 proxy yaitu (1) kelengkapan peralatan, (2) kalibrasi, dan (3) kondisi peralatan pada layanan rawat jalan,  penunjang medis, dan non medis. Sedangkan ketersediaan ruangan diukur dengan pemenuhan standar minimum luas ruangan pada layanan rawat jalan, , penunjang medis, dan non medis.Kondisi ketersediaan peralatan tahun 2008 dibandingkan dengan standar minimum digambarkan dalam tabel berikut:

Layanan Kelengkapan Alat Alat di Kalibrasi

Kondisi Alat

Rawat Jalan 70% 80%

Penunjang Medis 75% 80%Non Medis - - -

Rata-rata 72.5% 80%

Page 11: Dede Ak Rencana 5 Th

Dari tabel di atas, rata-rata kelengkapan alat baru mencapai 72.5% dari standar minimum yang harus ada.Kalibrasi alat masih belum dilakukan. Sedangkan kondisi peralatan 80% masih baik.Kondisi ketersediaan ruangan tahun 2008 dibandingkan dengan standar minimum digambarkan dalam tabel berikut:

Layanan Pemenuhan Standar MinimumLuas Ruangan

Rawat Jalan 100 m2Rawat Inap -Penunjang Medis  75.2m2NonMedis 92m2

Dari kinerja indikator perspektif pelanggan di atas dapat disimpulkan bahwa penyediaan sumber daya pelayanan berupa SDM dan infrastruktur masih belum memadai dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang prima.1.4 Perspektif KeuanganKinerja keuangan adalah gambaran posisi keuangan puskesmas baik dari sumber pendanaan maupun pembiayaan. Dalam mengukur perspektif keuangan digunakan 3 indikator yaitu :

a.       Sales Growth Rate (SGR) : Indikator ini digunakan untuk mengukur kemampuan puskesmas menggali pendapatan fungsional dari jasa layanan kesehatan. Rata-rata pertumbuhan pendapatan fungsional Puskesmas Way Laga dapat dilihat dari tabel berikut :

Tahun Realisasi PendapatanFungsional

(Rp)

TingkatPertumbuhan

(%)2009 12.622.0002010 11.922.000 -1.062011 126.502.195 106

Rata-rata 50.348.731 52.47

Berdasarkan data 3 tahun tersebut di atas, tingkat pertumbuhan pendapatan puskesmas (dengan dasar pengukuran pendapatan tahun 2009 s.d tahun 2011 rata-rata sebesar 52,47 %dan menunjukkan kecenderungan peningkatan

b.     Cost Recovery Rate (CRR) : Indikator ini digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana kontribusi pendapatan fungsional puskesmas mampu menutup belanja operasional pelayanan. Perkembangan kemampuan pembiayaan operasional puskesmas dari 2009-2011 dapat dilihat dari tabel berikut:

Tahun Realisasi Pendapatan Fungsional

Realisasi Belanja Langsung

CRR(%)

2009 12.622.000 136.692.900 92.33%2010 11.922.000 146.579.958 81.34%2011 126.502.195 162.502.194 77.84%

Page 12: Dede Ak Rencana 5 Th

Berdasarkan data historis 3 tahun terakhir menunjukkan biaya langsung puskesmas belum dapat menutupi pendapatan fungsional sehingga kekurangan belanja langsung dibantu oleh pemerintah daerah.  

c.     Tingkat Kemandirian Puskesmas: Indikator ini digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana kontribusi pendapatan fungsional terhadap total belanja. Berdasarkan data historis 3 tahun terakhir tingkat kemandirian keuangan puskesmas rata-rata .24% dari total belanja puskesmas. Tingkat kemandirian keuangan Puskesmas Way Laga dapat dilihat dari tabel berikut:

Tahun RealisasiPendapatanFungsional

(Rp)

RealisasiAnggaran

Belanja(Rp)

2009 12.622.000 136.692.9002010 11.922.000 146.579.9582011 126.502.195 227.752.194

Dari gambaran tabel di atas, tampak bahwa sejak tahun 2009 sampai tahun 2011 tingkat kemandirian keuangan puskesmas cenderung menurun. Kondisi keuangan puskesmas yang demikian cukup wajar karena adanya kegiatan relokasi puskesmas yang membutuhkan dana sangat besar yang masih ditunjang dari subsidi pemerintah (pemerintah pusat maupun daerah). Biaya investasi untuk kegiatan relokasi puskesmas diproyeksikan masih cukup dominan untuk lima tahun ke depan. Pemerintah masih berkomitmen untuk terus mengucurkan dana dalam rangka mendukung program penguatan kapasitas infrastruktur sesuai dengan pesatnya perkembangan teknologi kedokteran dan perkembangan jenis penyakit.Dari gambaran tiga indikator kinerja perspektif keuangan dapat disimpulkan bahwa satu sisi pendapatan fungsional terdapat kecenderungan meningkat, namun sisi lain puskesmas masih memiliki ketergantungan kepada pemerintah dalam segi pembiayaan untuk pengadaan sarana dan prasarana.Atas dasar pengukuran kinerja internal yang diuraikan di atas, selanjutnya data pengukuran dijadikan obyek analisis pada masing-masing perspektif sebagai kekuatan atau kelemahan yang dimiliki puskesmas dengan kesimpulan sebagai berikut:

Kekuatan Kelemahan1 2 3 - 1 - 2 - 3

A PELANGGAN1 Customer acquisition 2 - - - -2 Customer loyality - 2 - - - -3 Number of complain - 2 - - - -

Sub Jumlah 6B PROSES BISNIS INTERNAL

Qualty of Service

Page 13: Dede Ak Rencana 5 Th

1 Mutu pelayanan puskesmas - 2- - - - - -Sub Jumlah

C PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN

1 Penyediaan SDM - - - - - 2 -2 Pengembangan SDM - - - - - 2 -3 Pengembangan Infrastruktur 1 - - - - -

Sub Jumlah 1 - 4D KEUANGAN1 Sales Growth Rate - - 3 - - -2 Cost Recovery Rate - 2 - - - -3 Tingkat kemandirian keuangan - - - - - - 3

Sub Jumlah 2 - 3Jumlah 8 - 7

C. Analisis Lingkungan EksternalAnalisis lingkungan eksternal dilakukan untuk melihat situasi eksternal puskesmas yang dapat memberikan peluang atau ancaman bagi keberadaan puskesmas. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah berikut:A. Kebutuhan pelanggan terhadap provider kesehatan, yang dapat diindikasikan dari variabel-variabel berikut:

Derajat Kesehatan1.    Angka Kematian (Mortalitas)a.    Angka Kematian Ibu

Kasus Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Way Laga adalah :-          Tahun 2007                       : Tidak ada-          Tahun 2008                       : Tidak ada-          Tahun 2009                       : 1 Kasus ( Ny.Maeningsih 27 Tahun meninggal di RSUAM

                                            karena Eklamsia )-          Tahun 2010                       : tidak ada

GRAFIK KEMATIAN IBU BERSALIN PUSKESMAS WAYLAGA TAHUN 2007 S/D 2010001000,20,40,60,811,2TAHUN 2007

Page 14: Dede Ak Rencana 5 Th

TAHUN 2008TAHUN 2009TAHUN 2010.

b.    Angka Kematian BayiKasus Kematian Bayi di Puskesmas Way Laga adalah :

-          Tahun 2007                       : 3 Kasus-          Tahun 2008                       : 1 Kasus-          Tahun 2009                       : 2 Kasus-          TAHUN 2010                   : 1 Kasus

A.    Kematian Balita-          Tahun 2007                       : 2 Kasus-          Tahun 2008                       : 1 Kasus-          Tahun 2009                       : 2 Kasus-          Tahun 2010                       : 1 Kasus

2.    Angka Kesakitan (Morbiditas)a.    Pola 10 Penyakit Terbesar

Dari sumber SP2TP Way Laga ditemukan bahwa penyakit ISPA (faringitis, tonsilitis, cc) tetap menempati urutan 1 pola 10 penyakit terbesar selama 3 tahun terakhir ini. Disusul dengan penyakit . Penyakit lain yang tetap bertahan di peringkat 10 penyakir terbesar adalah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penyakit yang ada merupakan penyakit menular berbasis lingkungan di samping penyakit degeneratif yang banyak menyerang usia lanjut yang semakin lama semakin meningkat.

b.    Penyakit MenularPenyakit menular yang menjadi sorotan selama periode 2011 adalah DBD, diare, campak, TBC paru, pneumonia.

Demam Berdarah DengueBerikut ini adalah grafik  penyakit DBD dipuskesmas Way Laga dari Tahun 2007 s/d 2010

Berikut ini adalah grafik trend penyakit DBD dipuskesmas Way Laga dari Tahun 2007 s/d 2010

1.      Malaria

Page 15: Dede Ak Rencana 5 Th

Penyakit Malaria diwilayah kerja Puskesmas Way Laga dari Tahun 2007 s/d 2010 Tidak pernah ditemukan Malaria dengan pemeriksaan Laboratorium Positif

2.      Gigitan Hewan Tersangka RabiesPenyakit Akibat Gigitan Hewan Tersangka Rabies adalah :

-          Tahun 2007           : 4 Kasus-          Tahun 2008           : 8 Kasus-          Tahun 2009           : 6 Kasus-          Tahun 2010           : 4 Kasus

Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Puskesmas Way Laga semua kasusnya adalah diakibatkan oleh gigitan anjing.Pada Tahun 2010 telah terjadi KLB Rabies di Puskesmas Way Laga karena terjadinya kasus kematiaan akibat rabies dengan nama penderita Tn Gelege Tuan nimbang yang br alamat di kelurahan pidada jl. Transmigrasi ,meninggal di Rs.Jakarta

3.      ChikungunyaPenyakit Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh nyamukData Penyakit Chikungunya di Puskesmas Way Laga adalah :

-          Tahun 2007                       : 81 Kasus-          Tahun 2008                       : 28 Kasus-          Tahun 2009                       : 14 Kasus-          Tahun 2010                       : 7 Kasus

 Dari data diatas dapat kita lihat telah terjadi penurunan kasus chikungunya setiap tahunnya

4.       Penyakit Flu BurungDi Wilayah kerja Puskesmas Way laga sering terjadi kematian ayam secara mendadak dan telah diperiksa oleh Dinas peternakan dan ayam tersebut mati akibat virus H5N1 ( Afian Influensa ) dan sampai dengan saat ini belum ada Virus H5N1 yang menyerang manusia yang ada di wilayah kerja Puskesmas Way laga. Berikut ini kami tampilkan Tabel Wilayah yang pernah terjangkit H5N1 pada unggas / ayam

KELURAHANWAY LAGA WAY GUBAK PIDADA

Dusun Jml Ayam Dusun Jml Ayam Dusun Jml AyamBatu Suluh 187 ekor Sk.Indah 18 EkorKroy 9 EkorGn.Sinar 12 EkorPurwodadi 10 EkorWay Laga 39 Ekor

Dari Tabel diatas dapat kita lihat bahwa di kelurahan Way laga hamper seluruh dusunnya pernah terjangkit virus H5N1 dan pernah ada beberapa penderita Suspect H5N1 yang dirawat di Rumah Sakit.Penyakit Menular Langsung

1.      Diare

Page 16: Dede Ak Rencana 5 Th

Penyakit Diare di Puskesmas Way Laga termasuk tinggi,hal ini dikarenakan tingkat hygyne masyarakat di wilayah kerja puskesmas masih sangat kurang,tetapi penyebab yang utama adalah dikarenakan kurangnya ketersediaan sumber air bersih ,Berikut ini kami tampilkan grafik kasus diare di Puskesmas Way laga Tahun 2007 s/d 2010

-          Tahun 2007                       : 1452 Kasus-          Tahun 2008                       : 1027 Kasus-          Tahun 2009                       : 979 Kasus-          Tahun 2010                       : 769 Kasus

Dari data diatas dapat kita lihat telah terjadi penurunan kasus diare hal ini terjadi akibat semakin tersedianya sumber air bersih dari masyarakat melalui P2KP

2.      TB.ParuPenyakit TB.Paru sangat dipengaruri oleh lingkungan yang tidak sehatBerikut ini kami sampaikan table penyebaran penyakit TB.Paru di Puskesmas Way Laga Tahun 2007 s/d 2010NAMA KELURAHAN

2007

2008

2009

2010

JML SEMBUH

JML SEMBUH

JML SEMBUH

JML SEMBUH

Way Laga 14 14 9 9 11 11 14 14Way Gubak 10 10 5 5 3 3 2 2Pidada 13 13 15 15 11 11 17 17jumlah 37 37 29 29 25 25 33 33

3.      PoliomelitisPada Tahun 2007 s/d Tahun 2010 belum pernah ditemukan kasus tersebut

4.      AFPPada Tahun 2007 s/d 2010 belum pernah ditemukan penyakit tersebut walaupun pernah ada laporan dari warga pidada yang mengatakan ada warganya yang Lumpuh Layu Mendadak , Namun setelah kami lakukan Investigasi ternyata bukan kasus AFP

5.      HIV dan AIDSSejak Tahun 2007 s/d 2010 belum pernah ditemukan penderita yang posif menderita HIV dan AIDS ,namun hanya kasus Infeksi Kelamin seperti GO

6.      CampakKasus Penyakit Campak di Puskesmas Way Laga sejak tahun 2007 s/d 2010 adalah

-          Tahun 2007                       : 4 Kasus-          Tahun 2008                       : 2 Kasus-          Tahun 2009                       : 2 Kasus

Page 17: Dede Ak Rencana 5 Th

-          Tahun 2010                       : 1 Kasus7.      Pneumonia

Penemuan Kasus Penyaki Pneumonia di Puskesmas Way Laga dari Tahun 2007 s/d 2010 adalah

-          Tahun 2007                       : 39 Kasus-          Tahun 2008                       : 42 Kasus-          Tahun 2009                       : 129 Kasus-          Tahun 2010                       : 195 Kasus

KecacinganPenyakit kecacingan banyak menyerang balita dan anak usia sekolah. Sepanjang tahun 2010 tercatat 40 % kasus kecacingan klinis dari 200 balita. Kasus kecacingan erat hubungannya dengan status gizi balita dan prestasi belajar disekolah.                 

c.    Penyakit Tidak menularPenyakit tidak menular yang banyak ditemukan di wilayah kerja puskesmas Way Laga adalah hipertensi, penyakit gigi dan mulut, dan penyakit sistem otot dan jaringan ikat.

HipertensiPenyakit hipertensi cukup banyak ditemukan di tahun 2010, yaitu sebesar 198 kasus. Penyakit degeneratif ini telah memasuki sepuluh pola penyakit terbesar di puskesmas. Angka ini tak jauh berbeda dibandingakn dengan tahun sebelumnya. 112 kasus.

Penyakit gigi dan mulutSepanjang tahun 2010 ditemukan    kasus penyakit gigi dan mulut, meliputi     karies dentis,       abses dan      stomatitis aptosa.

3.    Status Gizi Masyarakat2.1.1        STATUS GIZI

1.      Status Gizi BalitaNO KEGIATAN 2007 2008 2009 2010

SPM% CAK SPM% CAK SPM% CAK SPM% CAK1 Balita Naik Berat

Badanya80 88,9 80 88,5 80 81,6 80 88,3

2 Cakupan Balita BGM

<19 0,7 <18 0,8 <17 0,8 <16 0,4

3 Balita Mendapat Vit A 2x

85 99,3 86 95 87 90 90 92

4 Bumil mendapat tablet FE

90 90 92 90 90 90 90 91

5 Pemberian MPASI bayi BGM

100 100 100 100 100 100 100 100

6 Balita Gizi Buruk mendapat

100 100 100 100 100 100 100 100

Page 18: Dede Ak Rencana 5 Th

perawatan7 Kelurahan

mengalami KLB ditangani

100 100 100 100 100 100 100 100

8 Kelurahan rawan gizi

65 65 70 70 70 70 70 70

9 Bayi ASI Eklusif 68 60 70 65 74 68 80 6810 Kelurahan dengan

garam yodium baik90 100 90 100 90 100 90 100

11 WUS dengan Kapsul Yodium

70 0 70 0 70 0 70 0

                                                                             

4.    Kemampuan daya beli masyarakatBerdasarkan hasil Susenas tahun 2009  indeks daya beli masyarakat Kota Bandar Lampung sebesar 610,02% jauh di atas rata-rata indeks daya provinsi Lampung sebesar 617,42%.

5.    Jumlah peserta jaminan kesehatanJumlah penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Way Laga Kecamatan Panjang adalah 33.247 jiwa., 29,9 %nya adalah penduduk miskin yaitu sekitar 10.129 sedangkan yang terjamin kesehatannya melalui ansuransi kesehatan (jamkesmas) adalah 9855 jiwa, berarti masih ada masyarakat miskin yang belum memiliki jaminan kesehatan.Secara khusus pelayanan bagi masyarakat miskin di Puskesmas dikembangkan dengan adanya program jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas), pecakupan pelayanan bagi masyarakat miskin di Puskesmas terus meningkat terutama sejak tahun 2008 dengan berkembanganya asuransi jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin oleh Pemerintah hal ini dilihat dari jumlah kunjungan pasien miskin yang dilayani serta pembiayaan pelayanan sejak tahun 2008. Setiap bulannya sejak tahun 2008 sampai dengan 2010 terjadi peningkatan rata-rata layanan pasien miskin sebesar 4%

a.    Jejaring puskesmas sebagai sumber rujukan.I.              BALAI PENGOBATAN

-          Balai pengobatan Tio-          Balai pengobatan Sumber Mitra-          Balai pengobatan Kosasih

II.            DOKTER PRAKTEK-          Kelurahan Pidada 1 dokter

III.           BIDAN PRAKTEK-          Kelurahan Way Laga 1-          Kelurahan Pidada 1

2.Peraturan Perundang-undanganLahirnya Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara beserta peraturan pelaksanaannya membuka koridor baru dalam pengelolaan keuangan pada puskesmas yang ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum. Hal ini merupakan peluang bagi puskesmas khususnya dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatannya melalui fleksibilitas pengelolaan keuangan yang diberikan melalui peraturan-peraturan tersebut.

Page 19: Dede Ak Rencana 5 Th

Atas dasar pengukuran data eksternal yang diuraikan di atas, selanjutnya data pengukuran dijadikan obyek analisis pada masing-masing perspektif sebagai peluang atau ancaman bagi puskesmas dengan kesimpulan sebagai berikut:

Peluang Ancaman1 2 3 - 1 - 2 - 3

A KEBUTUHAN PELANGGAN TERHADAP PROVIDER KESEHATAN

1 Angka Kesakitan - 2 - - - -2 Kemampuan Daya Beli

Masyarakat1 - - - - -

3 Jumlah Peserta Jaminan Kesehatan

- 2 - - - -

4 Jejaring Puskesmas Sebagai Sumber Rujukan

- 2 - - - -

Sub Jumlah 6 -B KEKUATAN PESAING - - - -1

Sub Jumlah - - 1C PERATURAN PERUNDANG-

UNDANGAN- 2 - - - -

Sub Jumlah 2 -Jumlah 8 - 1

C. Posisi Puskesmas Way LagaAtas dasar hasil analisis lingkungan internal dan eksternal menunjukkan posisi Puskesmas Rajabasa berada tepat di garis yang memisahkan kuadran I dan kuadran II.PELUANGKEKUATANKELEMAHANANCAMAN 

Posisi puskesmas tersebut menggambarkan bahwa puskesmas memiliki peluang cukup besar untuk meraih pangsa pasar yang sangat potensial di Kotamadya Bandar Lampung. Peluang tersebut akan dapat dicapai apabila puskesmas mengoptimalkan

Page 20: Dede Ak Rencana 5 Th

kekuatan yang telah dimiliki dan mengatasi beberapa kelemahan utama seperti pada ketersediaan SDM, sarana dan prasarana, kualitas pelayanan dan promosi/ pemasaran.Diharapkan dengan adanya perencanaan strategis bisnis dan pelaksanaannya secara konsisten, Puskesmas rajabasa mampu untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam rangka memuaskan harapan masyarakat dan stakeholders.

D. Faktor-faktor Kunci KeberhasilanDari hasil analisis SWOT di atas, dapat dikemukakan lima faktor kunci keberhasilan, sebagai berikut:

1.     Adanya fleksibilitas pengelolaan keuangan dengan tetap memperhatikan aspek pengendalian internal yang berpihak pada kepentingan pasien.

2.     Menerapkan standar pelayanan minimum, meliputi standar input, standar output dan standar mutu secara konsisten sesuai kaidah ilmu kedokteran klinik dan standar yang ditetapkan oleh departemen teknis terkait serta melakukan evaluasi kinerja mutu pelayanan secara periodik dengan mengembangkan sistem pengukuran data kinerja secara bertahap.

3.     Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan puskesmas yang ada dalam memecahkan persoalan-persoalan elementer puskesmas melalui pendidikan dan pelatihan.

4.     Penataan kelembagaan dengan memperjelas peran dan komitmen semua komponen puskesmas yang berfokus pada peningkatan mutu layanan serta mengembangkan budaya kerja organisasi yang dilandasi etika kerja sesuai pedoman perilaku yang telah ditetapkan.

5.     Pemanfaatan pendanaan subsidi pemerintah secara efisien untuk memicu peningkatan mutu layanan.

BAB IVARAH BISNIS PUSKESMAS WAY LAGA

A.  VISI’Terwujudnya Pelayanan Puskesmas yang optimal dengan bertumpu padaPelayanan Prima dan Pemberdayaan Masyarakat Mendukung Indonesia Sehat 2015’B. MISI1. Menyelenggarakan Pembangunan yang berwawasan Kesehatan

2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan berorientasi pada kepuasan pasien.

Page 21: Dede Ak Rencana 5 Th

3. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat.4. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan

kesehatan.5. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga kelompok dan masyarakat

beserta lingkungannya.6. Menerapkan system manajemen yang professional, transparan dan akuntable.7. Menbangun Puskesmas dengan konsep nyaman, aman dan homy8. Meningkatkan sumber daya manusia.9. Menggalang kemitraan dengan semua pihak dan pemberdayaan masyarakat untuk

hidup sehat dan produktif.

C. StrategisMeningkatkan profesionalisme sumber daya manusia untuk mencapai kemandirian puskesmas.Pernyataan misi tersebut menunjukkan perhatian yang seimbang terhadap seluruh aspek puskesmas, yaitu :

a.  Perspektif  keuangan, yang dicerminkan dengan kemandirian puskesmasb.  Perspektif pelanggan, yang dicerminkan dengan menjadi puskesmas yang terpercaya

dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.c.   Perspektif proses bisnis internal, yang dicerminkan dengan menjadi puskesmas yang

unggul dalam pelayanan  masyarakat khususnya ibu dan anak..d.  Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, yang dicerminkan dengan SDM yang

profesional, sehingga senantiasa berupaya meningkatkan keahlian dan profesionalitas pegawai.D. Kebijakan dan Sasaran StrategisStrategi puskesmas sejalan dengan visi Pemerintah pusat mendukung pencapaian MDGs danmendukung visi dinas kesehatan bandar lampung yaitu, terwujudnya derajat kesehatan  masyarakat bandar lampung yg optimal thn 2015.1.1   Perspektif PelangganBerdasarkan data historis 5 tahun kondisi pelanggan Puskesmas Rajabasa menunjukkan kecenderungan customer loyality meningkat setiap tahunnya. Untuk meningkatkan customer acquisition dan mempertahankan customer loyality dan mempertimbangkan peluang yang ada, puskesmas menetapkan beberapa sasaran strategis dan target sebagai berikut:

a.     Meningkatnya kepuasan pasien, dengan indikator beserta target kinerjanya sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target KinerjaKunjungan Pasien- Customer Acquisition                50%- Customer Loyality 75%Indeks Kepuasan Pasien 80%Tingkat Keluhan Yang Ditangani 100%

b.     Meningkatnya pelayanan kepada masyarakat miskin, dengan indikator beserta target kinerjanya sebagai berikut:

Page 22: Dede Ak Rencana 5 Th

Indikator Kinerja Target KinerjaProsentase masyarakat miskin yang dilayani:- Jamkesmas 100%- Jamkesda 100%- Askes 100%

1.2   Perspektif Proses Bisnis InternalPerspektif proses bisnis internal menjadi tumpuan utama bagi puskesmas agar pelayanan prima dapat diberikan kepada pelanggan. Sasaran strategis dan target yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

a.     Meningkatnya mutu layanan puskesmasIndikator Kinerja Target Kinerja

kunjungan ibu hamil K-4 95%komplikasi kebidanan yang ditangani 80%pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

90%

pelayanan nifas 90%neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80%kunjungan bayi 90%atau kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

100%

Pelayanan anak balita 100%balita gizi buruk mendapat perawatan 100%Pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin

100%

balita gizi buruk mendapat perawatan 100%penjaringan kesehatan siswa SD dan

setingkat80%

peserta KB aktif 70%Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit, meliputi penyakitAcute Flaccid Paralysis (AFP)

<15 per 100.000 pend/th

Penderita pneumonia balita 100%

Pasien baru TB BTA positif 85%Penderita DBD yg ditangani 100%Pelayanan kesehatan rujukan 100%desa/ kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam

100%

Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat: Cakupan desa siaga aktif

100%

Page 23: Dede Ak Rencana 5 Th

b.     Meningkatnya status puskesmas dengan indikator beserta target kinerjanya sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target KinerjaPenetapan PUSKESMAS sebagai BLUD Tahun 2012Peningkatan jumlah kunjungan puskesmas

Tahun 2016

1.3   Perspektif Pertumbuhan dan PembelajaranPerspektif pertumbuhan dan pembelajaran berkaitan dengan penyediaan dan pengembangan SDM, komitmen  SDM, serta penyediaan infrastruktur puskesmas. Sasaran strategis dan target yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:a.Meningkatnya kecukupan tenaga kesehatan, dengan indikator beserta target kinerjanya sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target KinerjaRasio  tenaga kesehatan:- Tenaga medis 4- Tenaga keperawatan 15- Tenaga penunjang medis 12- Tenaga non medis 10

b.Meningkatnya kemampuan dan keahlian SDM, dengan indikator beserta target kinerjanya sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target KinerjaJumlah pegawai yang mengikuti diklat teknis dan tugas belajar:

100%

- Tenaga medis 100%- Tenaga keperawatan 100%- Tenaga penunjang medis 100%- Tenaga non medis 100%- Manajemen 100%

c.    Meningkatnya ketersediaan infrastruktur pelayanan kesehatan puskesmas, dengan indikator beserta target kinerjanya sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target KinerjaKetersediaan peralatan:- Kelengkapan peralatan 90%- Prosentase peralatan dikalibrasi 100%- Kondisi Peralatan Baik 80%Ketersediaan ruangan 100%

1.4   Perspektif KeuanganUntuk perspektif keuangan, sasaran strategis dan target yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

a.     Meningkatnya tingkat kemandirian puskesmas, dengan indikator beserta target kinerjanya sebagai berikut:

Page 24: Dede Ak Rencana 5 Th

Indikator Kinerja Target KinerjaSales Growth Rate (SGR) 50% per tahunCost Recovery Rate (CRR) 80%Tingkat kemandirian Puskesmas 75%

BAB VSTRATEGI BISNIS

Strategi bisnis merupakan upaya-upaya yang dilakukan puskesmas untuk mencapai sasaran  strategis  yang  ditetapkan.  Upaya-upaya  tersebut dilakukan  dengan  menyusun program-program  kerja  yang  direncanakan dengan  memperhatikan  kekuatan  sumber  dana yang  dimiliki.  Program  kerja yang  diarahkan  pada  pencapaian  sasaran  strategis  dapat diuraikan sebagai berikut:A. Program KerjaPenetapan Program Kerja merupakan bagian dari tahap formulasi strategi dalam upaya pencapaian arah bisnis puskesmas yang telah ditetapkan pada Bab IV. Adapun secara sistematis  program-program  kerja  diarahkan  pada pencapaian  keberhasilan  yang mendukung sasaran strategis dalam empat perspektif BSC sebagai berikut:

1.    Perspektif PelangganProgram dalam perspektif pelanggan diarahkan untuk meningkatkan kepuasan kepada pelanggan. Beberapa program dimaksud merupakan program lokalitas kewenangan UPTD, sebagai berikut:

Page 25: Dede Ak Rencana 5 Th

a.     Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.b.     Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin.

2.    Perspektif Proses Bisnis InternalProgram dalam perspektif proses bisnis internal diarahkan untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Program-program dimaksud dalam perspektif ini merupakan merupakan program lokalitas kewenangan UPTD, sebagai berikut:

a.     Program Upaya Kesehatan Masyarakat – KIA dan Pelayanan kesehatan dasarb.     Program Perbaikan gizi Masyarakatc.      Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

d. Program  peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anake. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit endemisf. Program pelayanan kesehatan akibat gizi buruk

3.    Perspektif Pertumbuhan dan PembelajaranProgram-program dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran diarahkan pada usaha untuk memenuhi kebutuhan pelayanan akan ketersediaan tenaga kesehatan dan ketersediaan infrastruktur pendukung pelayanan. Program-program tersebut adalah sebagai berikut: Program dan Kegiatan Lokalitas Kewenangan UPTD  

1)     Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Puskesmas2)     Program Peningkatan Sarana dan Prasarana puskesmas3)     Program Pengembangan Sumber daya manusia- Kesehatan

.4. Perspektif KeuanganProgram dalam perspektif keuangan selain diarahkan untuk mendukung penyediaan pelayanan, juga diarahkan kepada upaya-upaya untuk mencapai kemandirian puskesmas khususnya dalam hal pembiayaan belanja operasional terkait pelayanan dan peningkatan akuntabilitas keuangan dan kinerja kepada merintah dan masyarakat. Program-program dalam perspektif ini merupakan merupakan program lokalitas kewenangan UPTD, yaitu sebagai berikut:

a.    Program Manajemen Pelayanan Kesehatan.

B.   Kerangka Pembiayaan Lima TahunProgram-program kerja yang diarahkan pada pencapaian sasaran strategis didukung dengan kerangka pembiayaan meliputi proyeksi pembiayaan belanja langsung dan belanja tidak langsung. Kerangka pembiayaan lima tahun secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran.