dd tetanus

11
VIII.DIAGNOSIS BANDING 1) Meningitis bakterial Pada penyakit ini trismus tidak ada dan kesadaran penderita biasanya menurun. Diagnosis ditegakkan dengan melakukan lumbal pungsi, di mana adanya kelainan cairan serebrospinalis yaitu jumlah sel meningkat, kadar protein meningkat dan glukosa menurun. 2) Poliomielitis Didapatkan adanya paralisis flaksid dengan tidak dijumpai adanya trismus. Pemeriksaan cairan serebrospinalis menunjukkan lekositosis. Virus polio diisolasi dari tinja dan pemeriksaan serologis, titer antibodi meningkat. 3) Rabies Sebelumnya ada riwayat gigitan anjing atau hewan lain. Trismus jarang ditemukan, kejang bersifat klonik. 4) Keracunan strichnine Pada keadaan ini trismus jarang, gejala berupa kejang tonik umum. 5) Tetani

Upload: opi-sang-madridistas

Post on 28-Sep-2015

249 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

xxx

TRANSCRIPT

VIII.DIAGNOSIS BANDING

1) Meningitis bakterial

Pada penyakit ini trismus tidak ada dan kesadaran penderita biasanya

menurun. Diagnosis ditegakkan dengan melakukan lumbal pungsi, di

mana adanya kelainan cairan serebrospinalis yaitu jumlah sel meningkat,

kadar protein meningkat dan glukosa menurun.

2) Poliomielitis

Didapatkan adanya paralisis flaksid dengan tidak dijumpai adanya trismus.

Pemeriksaan cairan serebrospinalis menunjukkan lekositosis. Virus polio

diisolasi dari tinja dan pemeriksaan serologis, titer antibodi meningkat.

3) Rabies

Sebelumnya ada riwayat gigitan anjing atau hewan lain. Trismus jarang

ditemukan, kejang bersifat klonik.

4) Keracunan strichnine

Pada keadaan ini trismus jarang, gejala berupa kejang tonik umum.

5) Tetani

Timbul karena hipokalsemia dan hipofasfatemia di mana kadar kalsium

dan fosfat dalam serum rendah. Yang khas bentuk spasme otot adalah

karpopedal spasme dan biasanya diikuti laringospasme, jarang dijumpai

trismus.

6) Retropharingeal abses

Trismus selalu ada pada penyakit ini, tetapi kejang umum tidak ada.

7) Tonsilitis berat

Penderita disertai panas tinggi, kejang tidak ada tetapi trismus ada.

8) Efek samping fenotiasin

Adanya riwayat minum obat fenotiasin. Kelainan berupa sindrom

ekstrapiramidal. Adanya reaksi distonik akut, torsicolis dan kekakuan otot,

9) Kuduk kaku juga dapat terjadi pada mastoiditis, pneumonia lobaris atas,

miositis leher dan spondilitis leher

Pemeriksaan laboratorium kurang menunjang dalam diagnosis. Pada

pemeriksaan darah rutin tidak ditemukan nilainilai yang spesifik; lekosit dapat

normal atau dapat meningkat.

Pemeriksaan mikrobiologi, bahan diambil dari luka berupa pus atau

jaringan nekrotis kemudian dibiakkan pada kultur agar darah atau kaldu daging.

Tetapi pemeriksaan mikrobiologi hanya pada 30% kasus ditemukan Clostridium

Tetani.

Pemeriksaan cairan serebrospinalis dalam batas normal, walaupun

kadangkadang didapatkan tekanan meningkat akibat kontraksi otot.

Pemeriksaan elektroensefalogram adalah normal dan pada pemeriksaan

elektromiografi hasilnya tidak spesifik.

A. Penyakit meningitis

Penyakit meningitis merupakan penyakit yang terjadi akibat adanya infeksi meninges atau yang dikenal dengan selaput yang melindungi sistem syaraf pusat pada tubuh manusia. Infeksi tersebut bisa terjadi karena adanya peradangan yang disebabkan karena virus maupun bakteri pada selaput meninges tersebut.

Penyebab utama penyakit meningitis pada dasar nya adalah virus yang dapat menyerang manusia dalam kondisi kekebalan tubuh seperti apapun. Selain itu juga dapat disebabkan karena infeksi akibat bakteri atau pun jamur, meskipun ini sangat jarang dijumpai. Bakteri penyebab meningitis tersebut antara lain : Streptococcus pneumoniae, Neisseria meningitidis, Haemophilus influenzae,Listeria monocytogenes, Mycobacterium tuberculosis dan Staphylococcus aureus.

2.1. Definisi Meningitis

Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piameter

(lapisan dalam selaput otak) dan arakhnoid serta dalam derajat yang lebih ringan

mengenai jaringan otak dan medula spinalis yang superfisial.3

Meningitis dibagi menjadi dua golongan berdasarkan perubahan yang terjadi

pada cairan otak yaitu meningitis serosa dan meningitis purulenta. Meningitis serosa

ditandai dengan jumlah sel dan protein yang meninggi disertai cairan serebrospinal

yang jernih. Penyebab yang paling sering dijumpai adalah kuman Tuberculosis dan

virus. Meningitis purulenta atau meningitis bakteri adalah meningitis yang bersifat

akut dan menghasilkan eksudat berupa pus serta bukan disebabkan oleh bakteri

spesifik maupun virus. Meningitis Meningococcus merupakan meningitis purulenta

yang paling sering terjadi. 16

Penularan kuman dapat terjadi secara kontak langsung dengan penderita dan

droplet infection yaitu terkena percikan ludah, dahak, ingus, cairan bersin dan cairan

tenggorok penderita.17 Saluran nafas merupakan port dentree utama pada penularan

penyakit ini. Bakteri-bakteri ini disebarkan pada orang lain melalui pertukaran udara

dari pernafasan dan sekresi-sekresi tenggorokan yang masuk secara hematogen

(melalui aliran darah) ke dalam cairan serebrospinal dan memperbanyak diri

didalamnya sehingga menimbulkan peradangan pada selaput otak dan otak.18

Gejala Penyakit MeningitisPenderita penyakit meningitis perlu didiagnosis terlebih dahulu untuk memastikan dia benar-benar terjangkit penyakit ini. Meskipun begitu, ada beberapa gejala penyekit meningitis yang biasanya muncull pada penderita. gejala tersebut anara lain;

Sakit kepala

Demam

Otot leher kaku

Ketakutan pada cahaya terang

Ketakutan pada suara keras (phonophobia)

Sering ingin Muntah

Nampak seperti kebingungan

Susah bangun dari tidurnyaETIOLOGI

Penyebab infeksi ini dapat diklasifikasikan atas : Penumococcus, Meningococcus,

Hemophilus influenza, Staphylococcus, E.coli, Salmonella. (Japardi, Iskandar., 2002)

Penyebab meningitis terbagi atas beberapa golongan umur :

1. Neonatus : Eserichia coli, Streptococcus beta hemolitikus, Listeria monositogenes

2. Anak di bawah 4 tahun : Hemofilus influenza, meningococcus, Pneumococcus.

3. Anak di atas 4 tahun dan orang dewasa : Meningococcus, Pneumococcus. (Japardi,

Iskandar., 2002)B. Rabies

Pengertian Rabies

Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit hewan yang disebabkan oleh virus, bersifat akut serta menyerang susunan saraf pusat. Hewan berdarah panas dan manusia. Rabies bersifat zoonosis artinya penyakit tersebut dapat menular dari hewan ke manusia dan menyebabkan kematian pada manusia dengan CFR (Case Fatality Rate) 100%. Virus rabies dikeluarkan bersama air liur hewan yang terinfeksi dan disebarkan melalui luka gigitan atau jilatan.11Etiologi

Virus rabies merupakan virus RNA, termasuk dalam familia Rhabdoviridae, genus Lyssa. Virus berbentuk peluru atau silindris dengan salah satu ujungnya berbentuk kerucut dan pada potongan melintang berbentuk bulat atau elip (lonjong). Virus tersusun dari ribonukleokapsid dibagian tengah, memiliki membrane selubung (amplop) dibagian luarnya yang pada permukaannya terdapat tonjoloan (spikes) yang jumlahnya lebih dari 500 buah. Pada membran selubung (amplop)

terdapat kandungan lemak yang tinggi. Virus berukuran panjang 180 nm, diameter 75 nm, tonjolan berukuran 9 nm, dan jarak antara spikes 4-5 nm.

Virus peka terhadap sinar ultraviolet, zat pelarut lemak, alkohol 70 %, yodium, fenol dan klorofrom. Virus dapat bertahan hidup selama 1 tahun dalam larutan gliserin 50 %. Pada suhu 600 C virus mati dalam waktu 1 jam dan dalam penyimpanan kering beku (freezedried) atau pada suhu 40 C dapat tahan selama bebarapa tahun.14

Pada Manusia18,30

Gejala klinis pada manusia dibagi menjadi empat stadium.

1. Stadium Prodromal

Gejala awal yang terjadi sewaktu virus menyerang susunan saraf pusat adalah perasaan gelisah, demam, malaise, mual, sakit kepala, gatal, merasa seperti terbakar, kedinginan, kondisi tubuh lemah dan rasa nyeri di tenggorokan selama beberapa hari.

2. Stadium Sensoris

Penderita merasa nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada tempat bekas luka kemudian disusul dengan gejala cemas dan reaksi yang berlebihan terhadap ransangan sensoris.

3. Stadium Eksitasi

Tonus otot-otot akan aktivitas simpatik menjadi meninggi dengan gejala berupa eksitasi atau ketakutan berlebihan, rasa haus, ketakutan terhadap rangsangan cahaya, tiupan angin atau suara keras. Umumnya selalu merintih sebelum kesadaran hilang. Penderita menjadi bingung, gelisah, rasa tidak nyaman dan ketidak beraturan. Kebingungan menjadi semakin hebat dan berkembang menjadi argresif, halusinasi, dan selalu ketakutan. Tubuh gemetar atau kaku kejang.

4. Stadium Paralis

Sebagian besar penderita rabies meninggal dalam stadium eksitasi. Kadangkadang ditemukan juga kasus tanpa gejala-gejala eksitasi, melainkan paresis otot-otot yang bersifat progresif. Hal ini karena gangguan sumsum tulang belakang yang memperlihatkan gejala paresis otot-otot pernafasan.

Definisi PolioPoliomielitis merupakan penyakit virus dengan penularan cepat dan mengenai sel anterior masa kelabu medulla spinalis dan inti motorik batang otak dan akibat kerusakkan tersebut terjadi kelumpuhan dan atrofi otot. Terdapat banyak terminologi untuk poliomyelitis, antara lain : Poliomielitis Anterior Akuta, Infantile Paralysis, Penyakit Heine dan Medin.Penyakit ini terdapat di seluruh dunia dengan beraneka ragam gambaran epidemiologis dan klinis. Dan telah diketahui sejak akhir abad XVIII. Di Indonesia penyakit ini sering dihubungkan dengan akibat salah suntik. Poliomielitis terutama menyerang pada anak di bawah 5 tahun. Pencegahan penyakit ini sangat penting, oleh karena belum ada obat yang efektif terhadap penyakit ini. Namun, akhir-akhir ini dengan begitu agresifnya program vaksinasi di seluruh dunia, tampak bahwa insiden penyakit ini sudah menurun dengan sangat drastic, bahkan 10 tahun terkhir ini sangat jarang dijumpai terutama di Indonesia. 2.1.2 Poliomielitis terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:1. Poliomielitis asimtomatis : setelah masa inkubasi 7-10 hari, tidak terdapat gejala karena daya tahan tubuh cukup baik, maka tidak terdapat gejala kliniksama sekali.2. Poliomielitis abortif : timbul mendadak langsung beberapa jam sampaibeberapa hari. Gejala berupa infeksi virus seperti malaise, anoreksia, nausea,muntah, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, konstipasi dan nyeri abdomen.3. Poliomielitis non paralitik : gejala klinik hampir sama dengan poliomyelitis abortif , hanya nyeri kepala, nausea dan muntah lebih hebat. Gejala ini timbul1-2 hari kadang-kadang diikuti penyembuhan sementara untuk kemudian remisi demam atau masuk kedalam fase ke2 dengan nyeri otot. Khas untukpenyakit ini dengan hipertonia, mungkin disebabkan oleh lesi pada batang otak, ganglion spinal dan kolumna posterior.4. Poliomielitis paralitik : gejala sama pada poliomyelitis non paralitikdisertai kelemahan satu atau lebih kumpulan otot skelet atau cranial. Timbulparalysis akut pada bayi ditemukan paralysis fesika urinaria dan antonia usus.Adapun bentuk-bentuk gejalanya antara lain :1. Bentuk spinal. Gejala kelemahan / paralysis atau paresis otot leher,abdomen, tubuh, diafragma, thorak dan terbanyak ekstremitas.2. Bentuk bulbar. Gangguan motorik satu atau lebih syaraf otak denganatau tanpa gangguan pusat vital yakni pernapasan dan sirkulasi.3. Bentuk bulbospinal. Didapatkan gejala campuran antara bentuk spinal dan bentuk bulbar.kadang ensepalitik dapat disertai gejala delirium, kesadaran menurun, tremordan kadang kejang.ETIOLOGI POLIOMIELITISPenyebab polio adalah virus polio.Virus polio merupakan RNA virus dan termasuk famili Picornavirus dari genus Enterovirus. Virus polio adalah virus kecil dengan diameter 20-32 nm, berbentuk spheris dengan struktur utamanya RNA yang terdiri dari 7.433 nukleotida, tahan pada pH 3-10, sehingga dapat tahan terhadap asam lambung dan empedu. Virus tidak akan rusak dalam beberapa hari pada temperatur 20 80 C, tahan terhadap gliserol, eter, fenol 1% dan bermacam-macam detergen, tetapi mati pada suhu 500 550 C selama 30 menit, bahan oksidator, formalin, klorin dan sinar ultraviolet. Selain itu, penyakit ini mudah berjangkit di lingkungan dengan sanitasi yang buruk, melalui peralatan makan, bahkan melalui ludah.Secara serologi virus polio dibagi menjadi 3 tipe, yaitu: Tipe I Brunhilde Tipe II Lansing dan Tipe III Leoninya Tipe I yang paling sering menimbulkan epidemi yang luas dan ganas, tipe II kadang-kadang menyebabkan wajah yang sporadic sedang tipe III menyebabkan epidemic ringan. Di Negara tropis dan sub tropis kebanyakkan disebabkan oleh tipe II dan III dan virus ini tidak menimbulkan imunitas silang.Penularan virus terjadi melalui 1. Secara langsung dari orang ke orang2. Melalui tinja penderita3. Melalui percikan ludah penderitaVirus masuk melalui mulut dan hidung,berkembang biak didalam tenggorokan dan saluran pencernaan,lalu diserap dan disebarkan melalui system pembuluh darah dan getah bening.

Resiko terjadinya Polio:a) Belum mendapatkan imunisasib) Berpergian kedaerah yang masih sering ditemukan polioc) Usia sangat muda dan usia lanjutd) Stres atay kelehahan fisik yang luar biasa(karena stress emosi dan fisik dapat melemahkan system kekebalan tubuh).