dbt

Download Dbt

If you can't read please download the document

Upload: dimas-setiyawan-saputra

Post on 24-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

catatatn

TRANSCRIPT

jagungkacang panjangkacang hijausanseiveraubi jlarkayu apuandrianto, T. dan Indarto, N. 20014. Budidaya dan Analisiss Tani Kedelai, Kacang Hijau, Kacang Panjang. Absolut: Yogjakarta.Purwono dan Hartono, R. 2005. Seri Agribisnis : Kacang Hijau. Penerbit Penebar Swadaya : Jakarta.Zuli Astuti 2008. PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG PANJANG(Vigna sinensis, L.)Kultivar Hijau Super DITINJAU DARI KANDUNGAN KLOROFIL DAUN,Skripsi. Progaram Studi Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan Universitas Ahmad DahlanSulastiana, P. 2007. Pengaruh Beberapa Konsentrasi Indol Butyric Acid (IBA) dan Pemotongan Akar pada Keberhasilan Aklimatisasi Sanseviera trifasciata Menggunakan 2 Media Tanam. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas LampungHardjanti, S. 2005. Pertumbuhan Setek Adenium Melalui Penganginan, Asal Bahan Setek, Penggunaan Pupuk Daun dan Komposisi Media. http://pertanian.uns.ac.id. Diakses pada 28 Maret 2008.Salisbury B.F dan C.W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Diterjemahkan oleh Diah R. Lukman dan Ir. Sumaryono, M.Sc. Jilid 3. ITB. Bandung. 343 hlm.sanseiveraKemampuan setek membentuk akar dan tunas dipengaruhi oleh kandungan karbohidrat dan keseimbangan hormon yang tercermin pada C/N rasio (Salisbury dan Ross, 1995). Diduga bahan setek yang berasal dari bagian tengah memiliki rasio C/N yang ideal sehingga memberikan respon yang terbaik. Bahan setek dengan C/N rasio yang tinggi akan lebih mudah membentuk akar. C/N rasio yang tinggi menunjukkan kandungan karbohidrat atau cadangan makanan yang tinggi yang diperlukan pada awal pertumbuhan akar.Terbentuknya akar pada setek merupakan hal penting, karena untuk kelangsungan hidup setek sangat tergantung pada banyaknya akar yang terbentuk. Awal terbentuknya akar dimulai oleh adanya metabolisme cadangan nutrisi berupa karbohidrat yang menghasilkan energi yang selanjutnya mendorong pembelahan sel dan membentuk sel-sel baru dalam jaringan. Setiap tanaman memiliki kemampuan totipotensi dan dediferensiasi sehingga dapat menumbuhkan tanaman baru yang utuh. Pembentukan dan pertumbuhan tunas akan terjadi setelah akar terbentuk dengan baik. Setelah primordia akar terbentuk maka akar tersebut segera dapat berfungsi sebagai penyerap makanan dan titik tumbuhnya akan dapat segera menghasilkan zat pengatur tumbuh (sitokinin) yang diperlukan untuk menginduksi tunas. Kandungan karbohidrat bahan setek bagian tengah setelah terbentuk akar dimanfaatkan untuk menumbuhkan tunas.Tipe perkecambahan pada tanaman kedelai adalah epigeal. Hal tersebut ditandai dengan muculnya kotiledon ke permukaan tanah karena adanya pertumbuhan memanjang. Sedangkan pada kacang panjang tipe perkecambahannya adalah hipogeal. Hal tersebut ditandai dengan adanya pertumbuhan memanjang pada epikotil biji yang menyababkan plumula menumbus bijinya dan keluar ke permukaan tanah, namun kotiledonya akan tetap dibawah tanah. Tanaman jagung juga memiliki tipe perkecambahan yang sama dengan tanaman kacang panjang yaitu percekambahan hipogeal. Tanaman tebu, cocor bebek dan gladiol merupakan perbanyakan tanaman mengunakan bibit yang biasa disebut perbanyakan vegatatif. Tebu bagian tanaman yang digunakan untuk bibit adalah batangnya, sehingga disebut stek batang. Sedangkan pada tanaman cocor bebek bagian tanaman yang digunakan sebagai bibit adalah daunnya, sehingga disebut stek daun. Sedangkan pada gladiol bagian tanaman yang digunakan adalah subangnyaPengaruh Berbagai Media pada Keberhasilan Bahan Tanam a) Kedelai Pada tanaman kedelai, setalah dilakukan pengamatan selam 4 minggu, hasilnya adalah kedelai dapat tumbuh pada semua media tanam kecuali kerikil. Karena kedelai dapat tumbuh pada keadaan media tanam yang tidak terlalu basah dan berdainase baik namun tetap tersedia air, sedangkan kerikil mempunyai drainase yang baik namun tidak dapat mengikat air dengan baik. Hal tesebut didukung oleh Waristek (2013) yang menyatakan bahwa pada dasarnya kedelai menghendaki kondisi tanah yang tidak terlalu basah, tetapi air tetap tersedia. Dalam masa pertumbuhan keldelai diperlukan adanya unsur hara dan air yang cukup namun tidak terlalu basah media tanamnya. Kedelai dapat tumbuh pada 9 media tanam, yaitu tanah pasir, pasir, kompos, arang sekam, cocopeat, tanah, pupuk kandang dan grajen. Karena media tanam tersebut dapat menyediakan unsur hara dan air. Namun pada sekam pertumbuhnya kurang maksimal, karena tidak mampu mengikat air dengan baik dan kandungan unsur haranya sedikit. Hal tersebut didukung oleh Tim dosen (2013) dalam modul DBT yang menyatakan bahwa media arang sekam cencerung miskin unsur hara dan tidak mudah mengikat air. Pada media tanam pasir yang notabenya cepat kering karena mempunyai pori makro, kedelai dapat tumbuh, karena kebutuhan unsur hara dan air yang cukup. Tanah berpasir dapat ditanami kedelai, asal air dan hara tanaman untuk pertumbuhannya cukup (Waristek, 2013). b) Jagung Dari hasil pengamatan selama 4 minggu, tanaman jagung dapat tumbuh pada semua media tanam. Karena jagung hanya membutuhkan unsur hara dan air yang cukup untuk tumbuh dan tidak membutuhkan syarat khusus untuk tanah. Menurut AAK (1993) jagung tidak membutuhkan persyaratan tanah yang khusus, hampir berbagai macam tanah dapat diusahakan untuk pertanaman jagung. Dari data dan grafik , diketahui bahwa jagung tumbuh dengan baik pada media tanam kompos dan kandang. Karena media tanam kompos banyak terdapat kandungan bahan organik yang dibutuhkan oleh jagung. Pada pupuk kandang juga mengandung bayak unsur hara makro seperti N, P dan K yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman jagung (Tim Dosen, 2013). c) Kacang panjang Dari hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa kacang panjang pada media cocopeat dan kerikil tidak dapat tumbuh. Hal tersebut terjadi karena pada media tanam kerikil kemampuan untuk mengikat airnya rendah, sehingga kacang tanah akan kekurangan air. Pada media tanam cocopeat kacang panjang tidak tumbuh karena cocopeat mengandung tannin yang menghambat proses fisiologi tanaman kacang panjang (Tim Dosen, 2013) Tanaman kacang panjang berhasil tumbuh pada media tanam pupuk kandang, kompos, sekam, pasir, garjen, batu bata, tanah pasir dan tanah. Media tanam tersebut cocok untuk tanaman kacang panjang karena dapat memenuhi kebutuahan hara dan air. Menurut Rukmana (1995) hampir semua jenis tanah dan media tanam dapat digunakan untuk budidaya pertanian kacang panjang, tetapi harus subur, gembur, serta memiliki drainase dan aerasi yang baik. d) Tebu Dari hasil praktikum, dapat diketahui bahwa tebu yang diamati selama 4 minggu dapat tumbuh pada media tanam pupuk kandang, kompos, cocopeat, grajen, tanah, tanah pasir dan pasir. Pada media tanam pasir, tebu dapat tumbuh karena pasir ccock untuk media perakaran stek batang tanaman (Tim Dosen, 2013). Selain itu, pasir memiliki struktur tanah yang gembur, sehingga mempunyai aerasi yang baik dan smedia perakarab yang baik. Menurut Syakir (2010) struktur tanah yang baik untuk pertanaman tebu adalah tanah yang gembur sehingga aerasi udara dan perakaran berkembang sempurna. Pada media tanam pupuk kandang dan kompos, tebu dapat tumbuh dengan baik karena keduannya mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut. Pupuk kandang mengandung unsur hara makro, seperti N, P dan K, sedangkan kompos mengandung bahan organik yang dapat memperbaiki sifat tanah (Tim Dosen, 2013). Pada media tanam batu bata dan kerikil, tebu tidak dapat tumbuh. Hal tersebut terjadi karena batu bata dan kerikil miskin unsur hara, walaupun aerasi dan draenasenya baik. Karena pada masa pertumbuhan vegatatif, tebu banyak membutuhkan unsur hara dan air. e) Cocor bebek Dari hasil pengamatan selama 4 minggu, cocor bebek tumbuh saat sudah minggu ke-3 HST. Pada saat setelah penanaman, cocor bebek mendapatkan air yang jumlahnya terlalu banyak, karena selama 2 minggu berturut-turut setelah menanaman terjadi hujan. Menurut Yunara (2013) cocor bebek merupakan tumbuhan berair yang tidak suka banyak air atau kering. Cocor bebek berhasil tumbuh pada media tanam cocopeat, grajen, batu bata, tanah pasir dan tanah. Karena media tanam tersebut dapat menyediakan unsur hara dan air yang cukup untuk pertumbuhan cocor bebek. f) Gladiol Pada pengamatan selam 4 minggu, tidak ada tanaman gladiol yang dapat tumbuh pada berbagai jenis media tanam. Seharusnya tanaman tersebut pasti masih bisa hidup pada media tanam tanah, namul hal tersebut tidak terjadi. Gladiol menyukai media taman yang bayak mengadung bahan organik, memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagi kondisi tanah, dari tanah berpasir hingga tanah berlempung (Redaksi Agromedia, 2010) Faktor yang menyebabkan gladiol yang tidak tumbuh adalah masa dormansi. suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme hidup atau bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan normal. Gladiol memiliki masa dormansi yang panjang. Pada saat penamanan mungkin bibit gladiol tersebut masih dalam masa dormansi, sehingga belum ada yang tumbuh BAB V PENUTUP5.1 Kesimpulan Media tanam adalah suatu tempat untuk membudidayakan tanaman dan tempat tanaman hidup. Media tanam terdiri dari media tanam organik dan anorganik. Media tanam organik adalah media tanam yang berasal dari sisa makhluk hidup, seperti kompos, sekam padi, arang, cocopeat dll. Sedangkan media tanam anorganik adalah media tanam yang berasal dari pelapukan batuan, seperti krikil, batu bata, steroform, dll. Media tanam yang baik adalah media tanam yang dapat menyediakan kebutuhan tanaman seperti unsur hara dan air yang cukup. Karena untuk tumbuh, tanaman membutuhkan unsur hara dan air yang sesuai. Bahan tanam adalah bagian dari tumbuhan yang digunakan untuk memulai suatu budidaya tanaman. Bahan tanam terdiri atas benih dan bibit. Benih adalah bahan tanam yang berasal dari biji, sedangkan bibit berasal dari organ vegetatif suatu tanaman. Tipe perkecambahan biji antara lain adalah hypogeal dan epigeal. Perabyakan vegatatif dapat berupa grafting, stolon, okulasi, stek batang, stek daun dll. Bahan tanam yang baik adalah bahan tanam yang berpotensi untuk berproduksi tinggi dan tahan terhadap hama. Dari hasi praktikum, tanaman jagung tumbuh pada semua media tanam. Pada tanaman kedelai, tumbuh pada media tanam selain kerikil. Sedangkan pada tanaman tebu tidak tumbuh pada media tanam sekam dan kerikil. Pada tanaman kacang panjang tidak tumbuh pada media tanam cocopeat dan krikil. Sedangkan pada tanaman cocor bebek yang tumbuh hanya pada media tanam cocopeat, grajen, batu bata, tanah pasir dan tanah. Untuk tanaman galdiol tidak tumbuh pada semua media tanam.Perbanyakan Sansevieria pada umumnya dilakukan secara vegetatif, seperti: pisah anakan, stek daun, potong pucuk, cacah daun, cabut pucuk, stek rimpang, dan kultur jaringan (Purwanto, 2006). Perbanyakan secara vegetatif banyak dilakukan karena lebih cepat menghasilkan anakan dibandingkan perbanyakan secara generatif. Budidaya tanaman Sansevieria memerlukan komposisi media tanam yang cocok, sehingga dapat memberikan pertumbuhan yang baik. Penggunaan media tanam yang tepat bagi Sansevieria perlu diteliti sehingga dapat menghasilkan tanaman yang memiliki penampilan menarik dan pertumbuhan yang baik. Lingga (2005) menyatakan bahwa media tanam yang baik bagi Sansevieria adalah media yang bersifat porous, sedikit kandungan bahan organik dan tidak cepat melapuk. Pertumbuhan daun yang cenderung lambat pada Sansevieria terkadang menjadi kendala yang dialami para pebisnis dibidang tanaman hias daun yang memiliki banyak manfaat ini. Harjadi (2009) dan Wattimena (1988) menyatakan bahwa giberelin adalah suatu golongan ZPT dengan rangka ent-gibberellins yang berfungsi merangsang pembelahan sel, pemanjangan sel, dan fungsi pengaturan lain. Penggunaan komposisi media tanam yang sesuai serta aplikasi ZPT GA3 dengan konsentrasi yang tepat, diharapkan dapat menstimulasi pertumbuhan vegetatif tanaman Sansevieria, mengingat Sansevieria merupakan tanaman hias daun, maka pertumbuhan vegetatifnya lebih diutamakan dibandingkan pertumbuhan generatifnya.