daun tapak dara ( catnarantus roseus l.) menurut mmi hal 67

3
MMI (Jilid V-VI) hal, 67-71 CATHARANTI FOLIUM Daun tapak dara Tanaman asal : Catnarantus roseus (L.) Suku : Apocynaceae Mikroskopik Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas dan epidermis bawah terdiri dari satu lapis sel bentuk empat persegi panjang, kutikula tipis; pada pengamatan paradermal tampak sel epidermis atas bentuk poligonal dengan dinding antiklinal rata, epidermmis bawah dengan dinding antiklinal agak berkelok. Stomata terdapat pada kedua epidermis, lebih banyak terdapat pada epidermis bawah, tipe anomositik. Terdapat rambut penutup bentuk kerucut panjang dengan kutikula tebal, bersel 1 sampai 4, ada juga rambut pendek dengan ujung tumpul. Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari dari satu lapis sel berbentuk silindrik panjang, jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel bentuk bundar atau lonjong, banyak rongga udara, terdapat sel getah dan trakea dengan penebalan bentuk spiral. Pada tulang daun terdapat berkas pembuluh tipe bikolateral, di bagian bawah berkas pembuluh terdapat serabut berdinding tebal dan berlignin; kolenkin terdapat pada bagian bawah parenkim tulang daun. Fragmen Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis atas bentuk poligonal, fragmen epidermis bawah dengan dinding antiklinal berkelok, stomata tipe anomositik, rambut penutup, sel getah, fragmen pembuluh dengan penebalan bentuk spiral. Identifikasi Kimia A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat kemerahan. B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida P; terjadi warna hijau kekuningan. Penampang Melintang daun tapak dara

Upload: akbar-jaya

Post on 26-Jul-2015

272 views

Category:

Education


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Daun tapak dara ( catnarantus roseus l.) menurut mmi hal 67

MMI (Jilid V-VI) hal, 67-71

CATHARANTI FOLIUMDaun tapak daraTanaman asal : Catnarantus roseus (L.)Suku : Apocynaceae

Mikroskopik

Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas dan epidermis bawah terdiri dari satu lapis sel bentuk empat persegi panjang, kutikula tipis; pada pengamatan paradermal tampak sel epidermis atas bentuk poligonal dengan dinding antiklinal rata, epidermmis bawah dengan dinding antiklinal agak berkelok. Stomata terdapat pada kedua epidermis, lebih banyak terdapat pada epidermis bawah, tipe anomositik. Terdapat rambut penutup bentuk kerucut panjang dengan kutikula tebal, bersel 1 sampai 4, ada juga rambut pendek dengan ujung tumpul. Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari dari satu lapis sel berbentuk silindrik panjang, jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel bentuk bundar atau lonjong, banyak rongga udara, terdapat sel getah dan trakea dengan penebalan bentuk spiral. Pada tulang daun terdapat berkas pembuluh tipe bikolateral, di bagian bawah berkas pembuluh terdapat serabut berdinding tebal dan berlignin; kolenkin terdapat pada bagian bawah parenkim tulang daun.

Fragmen

Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis atas bentuk poligonal, fragmen epidermis bawah dengan dinding antiklinal berkelok, stomata tipe anomositik, rambut penutup, sel getah, fragmen pembuluh dengan penebalan bentuk spiral.

Identifikasi Kimia

A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat kemerahan.B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida P; terjadi warna hijau kekuningan.

Penampang Melintang daun tapak dara

C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam asetat P; terjadi warna hijau kekuningan. D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam nitrat P; terjadi warna coklat.E. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam nitrat P 25% v/v; terjadi warna coklat.

Page 2: Daun tapak dara ( catnarantus roseus l.) menurut mmi hal 67

F. Timbang 500 mg serbuk daun, maserasi dengan 10 ml eter selama 2 jam, saring. Uapkan filtrat dalam cawan penguap, pada residu tambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat P dan 1 tetes asam sulfat pekat P; terjadi warna ungu hijau.

G. Timbang 1 g serbuk daun tambahkan 100 ml air panas, didihkan selama 5 menit, saring. Pada fitrat tambahkan serbuk magnesium, 2 ml larutan alkohol klorhidrik, dan amil alkohol, kocok kuat, biarkan memisah; terjadi warna merah jingga pada lapisan amil alkohol.

H. Timbang 500 mg serbuk daun tambahkan 1 ml asam klorida 2 N dan 9 ml air, panaskan diatas penangas air selama 2 menit, saring. Masing-masing pada 3 tetes fitrat diatas kaca arloji tambahkan dua tetes Bouchardat LP, terbentuk endapan coklat, tambahkan mayer LP, terbentuk endapan putih ; sisa filtrat kocok dengan 3 ml amonia P dan 10 ml campuran ( 3 bagian eter P dan 1 bagian kloroform P ). Ambil fase organik, tambahkan natrium sulfat anhidrat P, saring. Uapkan filtrat diatas penangas air. Larutkan sisa dengan asam klorida 2 N. pada masing-masing 3 tetes larutan ditambahkan asam fosfomolibdat P, terbentuk endapan putih; tambahkan Bouchardat LP terbentuk endapan coklat; tambahkan mayer LP, terbentuk endapan putih; tambahkan Dragendorff LP, terbentuk endapan coklat hitam; tambahkan Hager LP, terbentuk endapan putih kuning.

I. Timbang 500 mg serbuk daun tambahkan 1 ml asam klorida 2 N dan 9 ml air, panaskan diatas penangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring. Filtrat kocok dengan 3 ml amonia P dan 10 ml campuran 3 bagian eter P dan 1 bagian kloroform P. Ambil fase organik, tambahkan natrium sulfat anhidrat P, saring, uapkan fitrat di atas penangas air, residu larutan dengan metanol secukupnya sehingga diperoleh 5 ml larutan. Pada titik pertama dari lempeng KLT tutulkan 20 µ larutan di atas, pada titik kedua tutulkan 10 µ larutan pembanding striknina nitrat dalam metanol P. Elusi dengan campuran : kloroform P – dietilamin P ( 90 + 10 ) dengan jarak rambat 15 cm, amati dengan sinar ultraviolet 366 nm. Semprot lempeng dengan Dragendorff LP, amati dengan sinar biasa dan sinar ultraviolet 366 nm. Pada kromatogram.