daun dewa jg

19
makalah skrining fitokimia SKRINING FITOKIMIA Daun Dewa (Gynura segetum (L.) Merr.) I. TUJUAN Mahasiswa mampu mengidentifikasi kandungan kimia tanaman daun dewa (Gynura segetum (L.) Merr.) secara kuantitatif dan kualitatif. II. TINJAUAN PUSTAKA Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan (mineral). Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan (Syahid, 2004). Simplisia sebagai produk hasil pertanian atau pengumpulan tumbuhan liar (wild crop) tentu saja kandungan kimianya tidak dapat dijamin selalu konstan karena disadari adanya variabel bibit, tempat tumbuh, iklim, kondisi umum dan cara panen, serta proses pascapanen dan preparasi akhir. Walaupun ada juga yang berpendapat bahwa variabel tersebut tidak berakibat besar pada mutu ekstrak nantinya. Variabel tersebut juga dapat dikompensasi dengan penambahan/pengurangan bahan setelah sedikit prosedur analisis kimia dan sentuhan inovasi teknologi farmasi lanjutan sehingga tidak berdampak banyak pada khasiat produksi. Usaha untuk menjaga variabel tersebut dianggap sebagai usaha untuk menjaga mutu simplisia (Anonim, 2000). Dalam hal simplisia sebagai bahan baku (awal) dan produk siap dikonsumsi langsung, dapat dipertimbangkan tiga konsep untuk menyusun parameter standar mutu yaitu sebagai berikut : 1. Bahwa simplisia sebagai bahan kefarmasian seharusnya mempunyai tiga parameter mutu umum suatu bahan (material), yaitu kebenaran

Upload: lanny-permata-sari

Post on 05-Dec-2014

299 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Daun Dewa Jg

makalah skrining fitokimia

SKRINING FITOKIMIA

Daun Dewa (Gynura segetum (L.) Merr.)

I.     TUJUAN

Mahasiswa mampu mengidentifikasi kandungan kimia tanaman daun dewa (Gynura segetum (L.)

Merr.) secara kuantitatif dan kualitatif.

II.  TINJAUAN PUSTAKA

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami

pengolahan apapun juga kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang dikeringkan. Simplisia

dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan (mineral). Simplisia

nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan

(Syahid, 2004).

Simplisia sebagai produk hasil pertanian atau pengumpulan tumbuhan liar (wild crop) tentu

saja kandungan kimianya tidak dapat dijamin selalu konstan karena disadari adanya variabel

bibit, tempat tumbuh, iklim, kondisi umum dan cara panen, serta proses pascapanen dan

preparasi akhir. Walaupun ada juga yang berpendapat bahwa variabel tersebut tidak berakibat

besar pada mutu ekstrak nantinya. Variabel tersebut juga dapat dikompensasi dengan

penambahan/pengurangan bahan setelah sedikit prosedur analisis kimia dan sentuhan inovasi

teknologi farmasi lanjutan sehingga tidak berdampak banyak pada khasiat produksi. Usaha untuk

menjaga variabel tersebut dianggap sebagai usaha untuk menjaga mutu simplisia (Anonim,

2000).

Dalam hal simplisia sebagai bahan baku (awal) dan produk siap dikonsumsi langsung,

dapat dipertimbangkan tiga konsep untuk menyusun parameter standar mutu yaitu sebagai

berikut :

1. Bahwa simplisia sebagai bahan kefarmasian seharusnya mempunyai tiga parameter mutu umum

suatu bahan (material), yaitu kebenaran jenis (identifikasi), kemurnian (bebas dari kontaminasi

kimia dan biologis), serta aturan penstabilan (wadah, penyimpanan dan transportasi).

2. Bahwa simplisia sebagai bahan dan produk konsumsi manusia sebagai obat tetapi diupayakan

memiliki tiga paradigma seperti produk kefarmasian lainnya, yaitu Quality-Safety-Efficacy

(mutu-aman-manfaat).

3. Bahwa simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia yang bertanggung jawab terhadap

respon biologis untuk mempunyai spesifikasi kimia, yaitu informasi komposisi (jenis dan kadar)

senyawa kandungan (Anonim, 2000).

Daun dewa mengandung cukup banyak serat, berguna sebagai pencegah dan pengobatan

suatu penyakit (Winarto, 2004). Daun dewa merupakan tanaman yang mudah diperoleh, dapat

tumbuh di segala musim, dan mempunyai banyak khasiat. Tanaman daun dewa digolongkan

Page 2: Daun Dewa Jg

sebagai herba, daun berhadapan kadang ada yang tersebar, daun tunggal tanpa daun penumpu.

Bunga dalam bongkol kecil, bunga berwarna orange kecoklatan. Mahkota bunga berdaun lepas

berbentuk lidah. Bakal buah tenggelam dengan satu bakal biji. Tangkai putik berjumlah satu,

kebanyakan dengan dua kepala putik. Biji tumbuh menyatu dengan kulit buah (Van Steenis,

2003). Tanaman ini berkhasiat sebagai antiradang, lever, analgetik, pembersih darah,

antikoagulan, penghilang nyeri di persendian akibat rematik, pengobatan luka terpukul, tidak

datang haid, bengkak payudara, kejang pada anak, masuk angin, digigit binatang berbisa, asam

urat, kutil, tumor, kanker, mencegah serangan jantung, stroke dan jerawat (Dewani dan

Sitanggang, 2006).

Unsur – unsur kimia yang dimiliki tanaman daun Dewa :

Menurut penilitian pada Pusat Kesehatan (Farmakologis), setiap unsur kimia yang dimiliki dari

tiap bagian tanaman daun dewa ini, memiliki manfaat yaitu:

1. Efek dari daun dewa adalah daun dan umbinya biasa digunakan sebagai obat antikoagulan, anti

pembengkakan luka akibat pukulan/benturan/memar, melancarkan peredaran darah,

menghentikan pendarahan pada batuk darah, mimisan, muntah darah, mengurangi

pembengkakan atau benjolan pada payudara, mengatasi haid tidak lancar.

2. Minyak Atsiri yang terkandung dalam daun dewa mampu merangsang peredaran darah menjadi

lancar.

3. Ekstrak Etanol daun dewa mampu menghambat pertumbuhan tumor paru dan sel kanker pada uji

coba mencit (tikus putih) (Winarto, 2004).

 

     Gambar daun dewa (Gynura segetum (L.) Merr.)

Nama lain daun dewa adalah Gynura divaricata DC, Gynura ovalis DC, Senecio divaringata

L. Di Cina dikenal sebagai Samsit atau tansit (Coan tin sit) (Winarto, 1994).

Klasifikasi daun dewa (Gynura segetum (L.) Merr.) :

Divisi          : Spermatophyta

Sub Divisi   : Angiospermae

Kelas          : Dicotyledonae

Sub Kelas   : Sympetalae

Bangsa        : Asterales/Campanulatae

Suku           : Asteraceae/Compositae

Page 3: Daun Dewa Jg

Marga         : Gynura

Jenis            : Gynura pseudochina (L) DC

(Tjitrosoepomo, 1988 ; Backer and Van den Brink, 1968).

Kandungan kimia daun dewa (Gynura segetum (L.) Merr.) adalah saponin, flavonoid, dan

minyak atsiri (Kumalaningsih, 2008). Flavonoid dalam daun dewa adalah glikosida quersetin

(Soetarno, 2000), yang bersifat antioksidan dapat menghambat kerja enzim xantin oksidase

sehingga pembentukan asam urat terhambat (Sulaksana, 2004).

Beberapa kandungan kimia daun dewa (Gynura segetum (L.) Merr.) yaitu:

1.    Saponin

Saponin mempunyai berat molekul yang besar dan polaritas tinggi. Saponin berbentuk

glikosida yang dapat dihidrolisis menjadi asam yang mengandung aglikon (sapogenin), beberapa

gula dan berkaitan dengan asam uroniat. Menurut aglikonnya, saponin dapat dibedakan menjadi

2 macam yaitu steroid (tetrasiklik triterpenoid) dan pentasiklik triterpenoid. Kedua macam

senyawa tersebut mempunyai hubungan dengan glikosida pada atom C3 (Trease and Evans,

2002). Saponin sering digunakan sebagai detergen, bersifat hemolitik yang jika masuk ke

peredaran darah menyebabkan ketoksikan, bersifat diuretik dan kardiotonik (Trease and Evans,

2002).

2.    Flavonoid

Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam terbesar yang terdapat dalam semua

tumbuhan hijau. Dalam tumbuhan, aglikon flavonoid (yaitu flavonoid tanpa gula terikat) terdapat

dalam berbagai bentuk struktur. Semuanya mengandung 15 atom karbon dalam inti dasarnya,

yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan oleh

satuan tiga karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga (Markham, 1988).

Flavonoid terutama berupa senyawa yang larut dalam air dan dapat diekstraksi dengan etanol

70%. Flavonoid berupa senyawa fenol, karena itu warnanya berubah bila ditambah basa atau

amonia, mudah dideteksi pada kromatogram atau dalam larutan (Harborne, 1987).

3.    Minyak atsiri

Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak atsiri ini disebut

juga minyak menguap, minyak eteris, atau minyak asensial karena pada suhu biasa (suhu kamar)

mudah menguap di udara terbuka. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari

tanaman asalnya (Gunawan dan Mulyani, 2004). Minyak atsiri pada daun dewa diduga dapat

merangsang sirkulasi darah, juga bersifat analgetik dan antiinflamasi (Winarto, 1994).

Untuk mengetahui kebenaran dan mutu obat tradisional termasuk simplisia, maka dilakukan

analisis yang meliputi analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif terdiri atas pengujian

organoleptik, pengujian makroskopik, pengujian mikroskopik, dan pengujian histokimia. Dasar

pembuatan simplisia yaitu :

a.    Simplisia dibuat dengan cara pengeringan

Pembuatan simplisia dengan cara ini pengeringan dilakukan dengan cepat, tetapi pada suhu

yang tidak terlalu tinggi. Pengeringan dengan waktu lama akan mengakibatkan simplisia yang

diperoleh ditumbuhi kapang. Pengeringan yang dilakukan pada suhu terlalu tinggi akan

Page 4: Daun Dewa Jg

mengakibatkan perubahan kimia pada kandungan senyawa aktifnya. Untuk mencegah hal

tersebut, bahan simplisia yang memerlukan perajangan perlu diatur perajangannya sehingga

diperoleh tebal irisan yang pada pengeringannya tidak mengalami kerusakan.

b.    Simplisia dibuat dengan proses fermentasi

Proses fermentasi dilakukan dengan saksama agar proses tersebut tidak berkelanjutan kearah

yang tidak diinginkan.

c.    Simplisia dibuat dengan proses khusus

Pembuatan simplisia dengan cara penyulingan, pengentalan eksudat nabati, pengeringan sari

air dan proses khusus lainnya dilakukan dengan berpegang pada prinsip bahwa simplisia yang

dihasilkan harus memiliki mutu sesuai dengan persyaratan.

d.   Simplisia pada proses pembuatan memerlukan air

Pati, talk, dan sebagainya pada proses pembuatannya memerlukan air. Air yang digunakan

harus bebas dari pencemaran racun serangga, kuman patogen, logam berat, dan lain–lain

(Anonim, 1985).

Tahap Pembuatan

a.    Bahan baku

Bahan baku merupakan sampel yang digunakan dalam identifikasi suatu senyawa. Bahan

baku/sampel biasanya berupa daun yang dijadikan serbuk, atau dapat berupa ekstrak kental yang

selanjutnya dilakukan identifikasi terhadap senyawa yang dikandungnya.

b. Sortasi Basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran–kotoran atau bahan–bahan asing lainya

dari bahan simplisia. Misalnya pada simplisia yang dibuat dari akar suatu tanaman obat, bahan–

bahan seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak, serta pengotor lainya

harus dibuang.

c. Pencucian

Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang melekat pada

bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih, misalnya air dari mata air, air dari sumur

atau air PAM.

d.   Perajangan

Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses perajangan. Perajangan bahan

simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan dan penggilingan.

Tanaman yang baru diambil jangan langsung dirajang tetapi dijemur dengan keadaan utuh

selama 1 hari. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau, dengan alat mesin perajang khusus

sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran yang dikehendaki.

e. Pengeringan

Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga

dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan menghentikan

reaksi enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau perusakan simplisia.

f. Sortasi kering

Page 5: Daun Dewa Jg

Sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuan

sortasi untuk memisahkan benda–benda asing seperti bagian tanaman yang tidak diinginkandan

pengotor–pengotor lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering.

g. Pengepakan dan penyimpanan

Pada penyimpaan simplisia perlu diperhatikan beberapa hal yang dapat mengakibatkan

kerusakan simplisia, yaitu cara pengepakan, pembungkusan dan pewadahan, persyaratan gudang

simplisia, cara sortasi dan pemeriksaan mutu, serta cara pengawetannya. Penyebab kerusakan

pada simplisia yang utama adalah air dan kelembaban. Cara pengemasan simplisia tergantung

pada jenis simplisia dan tujuan penggunaan pengemasan. Bahan dan bentuk pengemasan harus

sesuai, dapat melindungi dari kemungkinan kerusakan simplisia, dan dengan memperhatikan segi

pemanfaatan ruang untuk keperluan pengangkutan maupun penyimpanannya.

h. Pemeriksaan mutu

Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan pada waktu penerimaan atau pembelian dari

pengumpul atau pedagang simplisia. Simplisia yang diterima harus berupa simplisia murni dan

memenuhi persyaratan umum untuk simplisia seperti yang disebutkan dalam Buku Farmakope

Indonesia, Ekstra Farmakope Indonesia ataupum Materia Medika Indonesia Edisi terakhir

(Anonim, 1985).

III.   CARA KERJA

1.      Pembuatan Serbuk Daun Dewa

-       Ambil daun purwoceng sebanyak 1 ons.

-       Sortasi daun purwoceng yang telah diambil.

-       Cuci daun purwoceng dengan air bersih.

-       Potong kecil-kecil daun purwoceng (proses perajangan).

-       Oven daun purwoceng yang telah dipotong dengan suhu 1200C.

-       Haluskan/hancurkan daun yang telah kering dengan mesin penggiling.

-       Simpan serbuk dalam plastik pengemas.

2.      Uji Saponin

0,5 g serbuk daun dewa ditambahkan (10 ml) ke dalam tabung reaksi, tutup dan kocok kuat-kuat

selama 30 detik. Biarkan tabung dalam posisi tegak selama 30 menit, apabila buih tingginya

beberapa cm dari permukaan cairan, maka menunjukkan adanya saponin.

3.      Uji Flavonoid

a.   Pembuatan larutan percobaan

-   0,5 g serbuk daun dewa disari dengan 10 ml metanol.

-   Panaskan serbuk yang telah ditambah metanol diatas waterbath selama 10 menit.

-   Saring selagi panas dengan kertas saring.

Page 6: Daun Dewa Jg

-   Encerkan filtrat dengan 10 ml air dan pindahkan ke dalam corong pisah.

-   Tambahkan 5 ml petroleum eter.

-   Fase metanol diuapkan sampai kering.

-   Tambahkan dengan 5 ml etil asetat.

-   Ambil bagian yang jernih.

b.   Reaksi Taubeck

-   Ambil 1 ml larutan dalam cawan.

-   Uapkan di atas waterbath hingga kering. Kemudian basahi dengan aseton.

-   Tambahkan eter.

-   Tambah serbuk asam borat dengan asam oksalat.

-   Panaskan di atas waterbath selama 10 menit.

-   Angkat cawan dari waterbath dan dinginkan.

-   Amati dibawah sinar UV 366 nm.

-   Terjadi fluoresensi (menunjukkan adanya flavonoid).

c.    Reaksi Wilson

-   Ambil 1ml larutan dalam cawan.

-   Uapkan di atas waterbath hingga kering.

-   Kemudian basahi dengan aseton.

-   Tambah serbuk asam borat dengan asam oksalat.

-   Tambahkan serbuk borat dan asam sitrat.

-   Panaskan di atas waterbath selama 10 menit. Tambahkan aseton.

-   Amati dibawah sinar UV 366 nm.

-   Menunujukkan (+) berwarna kuning tetapi tidak berfluoresensi.

d.   Reaksi yang lain untuk Flavonoid

-   Ambil 1ml larutan dalam cawan.

-   Uapkan di atas waterbath hingga kering.

-   Larutkan dalam 2ml etanol 95%.

-   Masukkan kedalam tabung reaksi (Tabung reaksi A, B, dan C).

-   Larutan pada tabung reaksi A, tambahkan dengan FeCl3 2% dalam air.

-   Larutan pada tabung reaksi B, tambahkan dengan Pb Asetat 25% dalam air.

-   larutan pada tabung reaksi C, tambahkan dengan Amonia NaOH 0,2 N.

4.      Uji Minyak Atsiri

a.    Identifikasi Umum

-   Teteskan 1 tetes minyak atsiri dalam cawan porselin yang berisi air.

-   Teteskan 1 tetes minyak atsiri pada sepotong kertas saring.

-   Kocok 1 ml minyak atsiri dengan 1 ml natrium klorida jenuh dalam gelas 5 ml, dan biarkan

memisah.

-   Teteskan 1 tetes minyak atsiri dalam etanol, petroleum eter dan kloroform.

-   Deteksi adanya senyawa fenol dalam minyak atsiri :

Page 7: Daun Dewa Jg

Ke dalam 2 ml larutan minyak atsiri (25% dalam etanol 95% yang netral terhadap lakmus)

tambahkan setetes larutan ferri klorida.

-   Reduksi volume minyak atsiri yang mengandung fenol dan turunannya :

Ke dalam 2 ml minyak atsiri ditambah larutan natrium hidroksida, kocok pelan-pelan dan amati

(garam fenolat larut dalam air sehingga volume berkurang).

b.   Identifikasi komponen khusus dalam minyak atsiri

1.    Uji terhadap eugenol untuk Oleum Caryophylli:

-   Ambil obyek glass dan deck glass, bersihkan obyek glass dan deck glass.

-   Teteskan minyak atsiri sebanyak 1 tetes pada masing-masing obyek glass.

-   Pada salah satu obyek glass ditambahkan larutan natrium hidroksida 3%, jenuhi dengan larutan

kalium bromida.

-   Amati kristal natrium eugenolat yang terjadi dibawah mikroskop.

-   Pada salah satu obyek glass yang lain ditambah larutan ferri klorida. Amati warna yang terjadi.

2.    Uji piperis nigri fructus:

Teteskan asam sulfat pekat pada serbuk Piperis Nigri Fructus pada obyek glass yang diletakkan

diatas kertas putih. Amati warna yang terjadi.

c.    Uji adanya fellandren

-       Kocok 100 mg serbuk Piperis Nigri Fructus dalam 5 ml petroleum eter, kemudian saring.

-       Filtrat kemudian dicampur dengan 5 ml larutan natrium nitrit (dibuat dari 5 gram natrium nitrit

dalam 8 ml air), kemudian tambah 5 ml asam asetat glasial.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.1985.Cara Pembuatan Simplisia. 2–22. Jakarta: Depkes RI.

Anonim.2000.Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. 3–5. Jakarta: Depkes RI.

Fitria, Aninda Titis. 2011. Efek Ekstrak Etanol Daun Dewa (Gynura pseudochina (L) DC) Terhadap

Penurunan Kadar Asam Urat Mencit Putih Jantan Galur Balb-C Hiperurisemia. Surakarta:

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Harborne. J.B.,1987.Metode Fitokimia, terjemahan K. Radmawinata dan I. Soediso, 69-94, 142-158,

234-238. Bandung: ITB Press.

http://syifaluminescene.blogspot.com/2012/05/makalah-skrining-fitokimia.html

Daun Dewa (Gynura divaricata) adalah daun yang bisa digunakan untuk penyakit kulit seperti flek hitam pada wajah.

Cara penggunaannya sangat sederhana yaitu dengan mengambil daunnya yang mempunyai getah lalu getahnya dioleskan pada flek hitam tersebut. Masih banyak manfaat bagi daun dewa tersebut. Seperti mengobati kencing manis, diabetes, dan penyakit dalam yaitu dengan cara meminum air rebusan daun tersebut yang sudah dikeringkan.daun dewa juga dapat digunakan sebagai obat penyakit kutil. cara penggunaan yaitu potong2 daun dewa lalu tempel pada kutil anda,ikat dengan kain atau hansaplast. niscaya kutil anda akan hilang.[rujukan?]

http://id.wikipedia.org/wiki/Daun_Dewa

Page 8: Daun Dewa Jg

DAUN DEWA

 

Daun Dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr.)

Familia : Compositae

Sinonim : G. pseudo-china DC.  = Gynura procumbens, (Lour.), Merr. = G. ovalis DC. = G. divaricata DC. =  Senecio divarigata L.

 

Uraian tanaman daun dewa :

Daun dewa memiliki batang muda berwarna hijau dengan alur memanjang, bila agak tua bercabang banyak. Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur sampai bulat memanjang dan bagian ujungnya lancip. Kedua permukaan daun berwarna putih dan berambut lembut. Permukaan daun berwarna hijau tua, bagian bawah berwarna hijau muda. Daun memiliki panjang 8-20 cm dan lebar 5 – 10 cm. Bunganya berwarna kuning berbentuk bonggol (kepala bunga) terletak di ujung batang,. Mempunyai umbi berwarna ke abu-abuan. Pada umumnya daun dewa ditanam di pekarangan sebagai tanam obat.

 

Nama Lokal :

Ngokilo, sambung nyawa (Jawa), daun dewa (Jawa Tengah), San qi cao (China).

 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Luka terpukul, pendarahan, batuk darah, muntah darah, mimisan, infeksi kerongkongan, tidak datang haid, digigit binatang berbisa, pembekuan darah, tulang patah, pendarahan setelah melahirkan.

 

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : netral, rasa khas. Antikolesterol, antipiretik, hipotensif, hipoglikemik dan antiinflamasi. Anti koagulan, stimulasi sirkulasi, mencairkan bekuan darah, menghentikan perdarahan. Membersihkan racun dan menghilangkan panas. KANDUNGAN KIMIA : steroid, saponin, flavonoid minyak atsiri, dan lain-lain.

 

Bagian yang Dipakai : daun dan batang .

 

Manfaat Daun Dewa :

DAUN  : bersifat antikoagulan (mencegah pembekuan darah) dan pengencer darah, melancarkan sirkulasi, luka terpukul, menghentikan perdarahan (Batuk darah, muntah darah, mimisan), pembengkakan payudara, tidak datang haid, infeksi kerongkongan, digigit binatang berbisa.

 

Page 9: Daun Dewa Jg

UMBI  : tulang patah (fraktur), menghilangkan bekuan darah (haematom) pembengkakan, perdarahan sehabis melahirkan.

KHASIAT DEWATanaman daun dewa mengandung berbagai unsur kimia, antara lain saponin, flavonoid, minyak atsiri, dan antikoagulan. Tak heran jika ia punya segudang khasiat. Salah satunya adalah untuk mengatasi stroke. Sediakan 30 gram umbi daun dewa, cuci bersih, lalu keringanginkan. Tumbuk sampai halus. Ambil 1 sendok teh bubuk umbi daun dewa, lalu campur dengan 5 butir biji ginko. Seduhlah dalam segelas air, tambahkan sedikit madu. Silakan diminum. Atau, ambil 1 sendok makan bubuk umbi dewa, campur dengan 10 butir biji ginko kering yang telah ditumbuk, lantas masukkan ke dalam kapsul. Kapsul pun siap diminum. Lakukan teratur selama 1-2 bulan.

Selain stroke, daun dan umbi tanaman daun dewa juga memiliki khasiar sebagai obat untuk:- RematikAmbil 30 gram daun tanaman daun dewa segar, cuci bersih lalu rebus. Lumatkan dan peras dengan diberi sedikit air. Minum saban hari. Atau, sediakan 30 gram daun tanaman daun dewa segar, 10 gram jahe merah, dan 30 gram akar sawi langit. Masukkan ke dalam 600 cc air, lalu rebus hingga air tersisa 300 cc. Saring dengan kain bersih, minum.

- Kencing manisAmbil 5 helai daun tanaman daun dewa segar, seduh dengan 110 cc air. Minum sekali sehari sebanyak 100 cc.

- Perdarahan dan payudara membengkakSiapkan 15 gram daun tanaman daun dewa, rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa separuh. Minum setelah dingin, sehari tiga kali setengah gelas.

- JantungAmbil 10 gram umbi daun dewa segar, tumbuk halus, lalu tambahkan air setengah gelas. Saring ampas, lalu minum setiap sore.

- Luka bakar dan luka teririsTumbuk umbi daun dewa, tambah sedikit gula merah hingga menjadi adonan seperti salep. Balurkan ke bagian luka bakar atau luka teriris, lalu balut.

- Gigitan binatang buasAmbil umbi daun dewa secukupnya, tumbuk halus. Bubuhkan pada bagian tubuh yang tergigit binatang buas, lalu balut.

http://annisnursuxcez.wordpress.com/tag/cara-pemanfaatan-daun-dewa/http://annisnursuxcez.wordpress.com/tag/cara-pemanfaatan-daun-dewa/

Daun dewa (Gynura pseudochina (Lour.) DC) bagi parapraktisi obat sudah tidak asing. Tanaman ini dapatdigunakan dalam keadaan masih segar dan atau dalambentuk simplisia. Keuntungan ganda dari tanaman iniadalah selain digunakan sebagai obat, daun dewa jugabsia sebagai sayur dalam bentuk lalapan. Ada sebagianorang menyebut tanaman daun dewa untuk tanaman sambungnyawa, atau sebaliknya. Hasil kajian ilmiahdeterminasi tumbuhan terhadap kedua tanaman tersebutoleh Pusat Penelitian Biologi - LIPI, Bogor, menyebutkan bahwa nama ilmiah daun dewa adalah Gynurapseudochina (Lour.) DC dan sambung nyawa adalah Gynuraprocumbens (Lour.) Merr.

Tanaman yang konon berasal dari Birma dan Cina inidigolongkan pada tumbuhan terna, dengan tinggi 30 –45, tumbuh tegak dan memiliki umbi. Selain daunnya,

Page 10: Daun Dewa Jg

umbi tanaman ini juga bisa digunakan sebagai obat.Pada saat ini tanaman daun dewa sudah banyakdidapatkan di Pulau Jawa, bahkan sudah menyebar kePulau Sumatera.

Daun dewa termasuk suku Asteraceae, marga Gynuradengan klasifikasi sebagai berikut :Klasifikasi

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Asterales

Suku : Asteraceae (Compositae)

Marga : Gynura

Jenis : Gynura pseudochina (Lour.) DC Ciri morfologi tanaman daun dewa adalah :

Batang, pendek dan lunak, tumbuh tegak dengan tinggi30 – 45 cm, berbentuk segilima, penampang lonjong,berambut halus dan berwarna ungu kehijauan.

Daun, berdaun tunggal, tersebar mengelilingi batang,bertangkai pendek, berbentuk bulat lonjong, berdaging,berbulu halus, ujung lancip,tepi bertoreh, pangkalmeruncing, pertulangan menyirip, berwarna hijau,panjang daun sekitar 20 cm dan lebar 10 cm.

Bunga, majemuk yang tumbuh di ujung batang, bentukbongkol, berbulu, kelopak hijau berbentuk cawan,benang sari kuning dan berbentuk jarum.

Biji, berbentuk jarum, panjang sekitar 0,5 cm,berwarna cokelat

Akar, merupakan akar serabut, berwarna kuning mudamembentuk umbi sebagai tempat cadangan makanan

Efek Farmakologi

Daun dan umbi dari tanaman daun dewa bisa dipergunakansebagai obat antikoagulan (mengencerkan bekuan-bekuandarah), anti pembengkakan, luka terpukul, melancarkansirkulasi darah, menghentikan pendarahan (batuk darah,muntah darah, mimisan), mengurangi pembengkakan ataubenjolan pada payudara, serta sangat efektif untukobat memperlancar haid. Tanaman daun dewa jugamemiliki rasa khas dan bersifat netral. Berdasarkanhasil penelitian dan pengalaman empiris diketahuibahwa tumbuhan ini bersifat antikoagulan,antikarsinogen, antimutagenitas dan diuretic (peluruhkencing). Selain itu juga diketahui bahwa semua bagiantanaman ini dapat dipergunakan untuk mengobati tumor

Page 11: Daun Dewa Jg

payudara dan luka bakar. Kandungan Kimia

Berdasarkan hasil penelitian para ahli bahwa kandungankimia yang terdapat pada tanaman daun dewa diantaranyaberupa senyawa flavanoid, asam fenolat, asamklorogenat, asam kafeat, asam p-kumarat, asamp-hidroksibenzoat dan asam vanilat. Kandungan danmanfaat senyawa flavanoid, saponin, dan minyak atsiridiindikasikan dapat menurunkan kolesterol darah.Minyak atsiri pada daun dewa diduga dapat merangsangsirkulasi darah, juga bersifat analgetik dan antiinflamasi. Minyak atsiri dan flavanoid juga bersifatsebagai antiseptic. Senyawa lain yang terdapat padadaun dewa adalah alkaloid, tannin dan polifenol. Daun Dewa, Kanker, dan Stroke

DAUN dewa dikenal juga dengan sebutan bluntas China.Tumbuhan semak ini hidup di ketinggian 0-1000 meter diatas permukaan laut, dan tumbuh liar di beberapakawasan hutan di Indonesia. Batangnya lunak berwarnahijau dengan alur memanjang. Ketinggiannya mencapai 30sampai 50 cm.

Daunnya tunggal berambut lebat, warna permukaan atashijau tua dan bawah hijau muda. Panjang daun 8-20 cm,lebar 5-10 cm. Bunga keluar dari ujung tangkai,berwarna kuning.

Akarnya membentuk umbi, dengan panjang antara 3-6 cmberdiameter sekitar 3 cm.

Tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia,seperti saponin, minyak atsiri, flavonoid, dan tanin.Efek farmakologisnya dapat mencairkan bekuan darah,menghentikan perdarahan, menurunkan panas,membersihkan racun, penghilang nyeri, dan antiradang.

Daun dan Umbi

Menurut Dr Setiawan Dalimartha dan Hadi dari AtlasTumbuhan Obat Indonesia, bahwa bukan hanya daunnyayang bermanfaat, juga umbinya dapat menghilangkanpembekuan darah di pembuluh darah, sehinggamemungkinkan sebagai obat stroke dan jantung koroner.Selain itu umbinya berkhasiat untuk mengatasi bengkakkarena memar, tulang patah, perdarahan sehabismelahirkan, dan sakit jantung.

Daunnya berguna untuk luka pukul, melancarkansirkulasi darah, menghentikan perdarahan, pembengkakanpayudara, infeksi kerongkongan, terlambat datang bulandan digigit binatang berbisa.

Cara pemanfaatannya, antara lain direbus, lalu diminumairnya. Daunnya juga dapat dimakan mentah sebagailalapan. Untuk pengobatan luar, daun segar atau umbisegar digiling halus lalu tempelkan ke bagian tubuhyang sakit, seperti pembengkakan payudara, memar,

Page 12: Daun Dewa Jg

bengkak akibat tulang patah, wasir, digigit hewanberbisa, luka bakar, tersiram air panas, lukaberdarah, bisul, radang kulit bernanah, borok di kaki,cantengan dan kutil.

Untuk luka bakar dan luka teriris, umbi daun dewadipipis, tambahkan sedikit gula merah sehingga menjadiadonan seperti salep. Ramuan tersebut dibalurkan padabagian tubuh yang sakit, lalu dibalut. Untuk sakitjantung, ambil umbi segar 10 gram, tumbuk halus,tambahkan air 1/2 gelas, saring ampasnya, minum airnyasetiap sore, atau 2-4 lembar daun dilalap 3 kalisehari.

Untuk perdarahan pada perempuan, batuk/muntah darah,dan payudara bengkak, ambil sebatang daun dewa denganberat sekitar 15 gram, rebus dengan 3 gelas air sampaitersisa separonya. Setelah dingin, dibagi untuk 3 kaliminum, yaitu pagi, siang dan sore, masing-masing 1/2gelas.

Untuk bisul dan koreng, ambil daun dewa dan daun sosorbebek, keduanya dengan ukuran sama banyak, setelahdipipis, ramuan ini ditempelkan pada bisul ataukoreng, lalu dibalut.

Mengatasi gigitan binatang berbisa, ambil umbi daundewa secukupnya, tumbuk halus. Bubuhkan di bagiantubuh yang tergigit binatang berbisa, lalu dibalut.Bila panas pada anak, ambil daunnya, lalu tumbuk. Airperasannya diminumkan.

Penelitian

Mengenai khasiat daun dewa bagi penyembuhan kanker,empat mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM)Yogyakarta pernah mengadakan penelitian pada tahun2003. Dengan dasar pemikiran proses perkembangankanker sama dengan proses pertumbuhanpembuluh-pembuluh darah baru, mereka menguji efekekstrak daun dewa terhadap pertumbuhan pembuluh darahbaru. Mereka menggunakan telur ayam dengan embrio didalamnya tengah berkembang, sebagai bahan percobaan.

Ekstrak daun dewa yang mereka peroleh denganmenggunakan etanol diteteskan ke telur-telur itu dalamjumlah berbeda. Mereka juga menyiapkan sebutir teluryang berada dalam lingkungan yang sama sebagaiperbandingan.

Hasilnya, ekstrak daun dewa terbukti dapat menghambatpertumbuhan pembuluh darah baru. Pertumbuhannyaterhambat sebanding dengan jumlah tetes ekstrak daundewa yang diberikan. Dengan kata lain, semakin tinggijumlah tetes ekstrak daun dewa, semakin terhambatpertumbuhan pembuluh-pembuluh darah baru. Sementaraitu, pertumbuhan pembuluh darah baru di telur yangtidak ditetesi ekstrak daun dewa tetap normal atautidak terhambat.

Page 13: Daun Dewa Jg

Memang masih diperlukan penelitian lebih jauh mengenaikhasiat daun dewa ini. Namun Prof Hembing, dalampaparannya di televisi, memasukkan daun dewa sebagaiobat kanker/tumor selain temu putih. Menurutnya, daundewa juga bisa untuk mengobati kesemutan, liverberlemak dan asam urat.

''Saya tahu soal manfaat daun dewa. Saya memakaiumbinya untuk mengobati istri saya yang kena kankerpayudara. Saya bersyukur, istri saya pun akhirnyasembuh,'' kata Soemarsono, penduduk Pondok Gede,Bekasi mengenai pengobatan kanker dengan memanfaatkankhasiat tumbuhan alam.

Ketika menyampaikan informasi ini beberapa waktu lalu,ia mengatakan bahwa istrinya ini sudah pernahdioperasi namun tak juga kunjung sembuh. Akhirnyasetelah mendengar bahwa umbi daun dewa mampu mengatasikanker, ia pun mulai meracik sendiri ramuan dari umbitersebut untuk istrinya.

Daun dewa (Gynura divaricata, Gynura segetum (Lour)Merr, atau Gynura pseudochina) cukup lama dikenalsebagai tanaman antikanker. Di beberapa daerah daundewa dikenal dengan nama beluntas cina, atau samsit.Menurut penelitian dari Fakultas Farmasi UGM dan BadanTenaga Nuklir Nasional (BATAN), secara laboratorisekstrak etanol daun dewa mampu menghambat pertumbuhantumor paru pada mencit (tikus putih kecil). Ekstrakini juga mampu menghambat pertumbuhan sel kanker.

Pada beberapa tulisannya mengenai tumbuhan berkhasiatobat Indonesia Prof HM Hembing Wijayakusumamenyampaikan bahwa daun dewa memiliki banyak khasiat.Manfaat itu berasal dari daun dan umbinya. Daunnyaberkhasiat untuk mengobati luka terpukul, melancarkansirkulasi darah, menghentikan pendarahan, pembengkakanpayudara, melancarkan haid, dan lain-lain. Sementaraumbinya berkhasiat untuk mengatasi bekuan darahpembengkakan, pendarahan, tulang patah, dan lain-lain.

Daun dewa tergolong tumbuhan semak yang subur padaketinggian 0-1.000 meter di atas permukaan laut.Tinggi tumbuhan ini bisa mencapai 50 cm. Daunnyatunggal bertangkai pendek berbentuk bundar telurberujung lancip. Kedua permukaan daunnya berambutdengan warna putih. Warna permukaan daun di bagianatas hijau tua, sedangkan di bawahnya berwarna hijaumuda. Bunganya terletak di bagian ujung batang,berwarna kuning berbentuk bonggol.

Efek farmakologis daun dewa adalah antikoagulan(koagulan=zat yang mempermudah dan mempercepatpembekuan darah), mencairkan bekuan darah, stimulasisirkulasi, menghentikan perdarahan, menghilangkanpanas, dan membersihkan racun. Daun dewa mengandungzat saponin, minyak atsiri, flavonoid, dan tanin. Efekfarmakologis didapatkan dari seluruh tanaman.

Page 14: Daun Dewa Jg

Dalam buku Kebun Tanaman Obat Karyasari disebutkanbahwa daun dewa juga bisa mengatasi kejang pada anakdan beberapa jenis pendarahan. Untuk mengatasi lukaterpukul, tak datang haid, pendarahan pada wanita,pembengkakan payudara, batuk, dan muntah darah seluruhtanaman daun dewa ditumbuk, atau direbus, lalu airnyadiminum. Bila anak-anak mengalami kejang beri minumair dari satu batang daun dewa.

Bagian daunnya dapat dimanfaatkan untuk mengatasikutil dan tumor. Untuk kutil haluskan daun danditempelkan pada bagian yang sakit dan biarkan hinggakeesokkan harinya. Untuk mengatasi tumor, silakanmakan daun dewa sebagai lalap. Untuk kanker buatlahramuan dari 30 gram daun dewa segar, 20 gram temuputih, 30 gram jombang yang direbus dengan 600 cc airhingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan airnyadiminum.

Bagian umbi bisa dimanfaatkan untuk pengobatan lukaterpukul, masuk angin, digigit ular, dan menghilangkanbekuan darah, serta mengobati stroke. Untuk luka luar,haluskan umbi, lalu tempelkan pada bagian yang sakit.Sedangkan untuk pengobatan dalam, umbinya ditumbukhalus dan ditambah air. Air perasannya diminum setiapsore hari.

Untuk memperoleh daun dewa mungkin bisa didapatkanpada penjual tanaman obat-obatan, atau pada penjualtanaman hias. Bahkan ada yang sengajamembudi-dayakannya, sebagaimana yang dilakukan oleh NyZuli, warga Kelurahan Tlogomulyo, Pedurungan, JalanGirimulyo Mukti 252, Perumahan Grahamukti Utama,Semarang, telepon (024) 6723891. Ia ingin membantumereka yang membutuhkan daun dewa.(M Ali-35)

http://solusiherbal.blogspot.com/2008/03/daun-dewa-timpal-diabetes-darah-tinggi.html