data mataram
TRANSCRIPT
7/22/2019 Data Mataram
http://slidepdf.com/reader/full/data-mataram 1/18
A. Awal perkembangan Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan Mataram berdiri pada tahun 1582. Pusat Kerajaan ini terletak di sebelah
tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Para raja yang pernah memerintah di
Kerajaan Mataram yaitu : Penembahan Senopati (1584-1601), Panembahan Seda Krapyak
(1601-1677).
Dalam sejarah Islam,Kesultanan mataram memiliki peran yang cukup penting dalam
perjalanan secara kerajaan-kerajaan islam di Nusantara (Indonesia). Hal ini terlihat dari
semangat raja-raja untuk memperluas daerah kekuasaan dan mengislamkan para
penduduk daerah kekuasaannya, keterlibatan para pemuka agama, hingga pengembangan
kebudayaan yang bercorak islam di Jawa.
Pada awalnya daerah mataram dikuasai kesultanan pajang sebagai balas jasa atas
perjuangan dalam mengalahkan Arya Penangsang. Sultan Hadiwijaya menghadiahkan
daerah mataram kepada Ki Ageng Pemanahan. Selanjutnya, oleh ki Ageng Pemanahan
Mataram dibangun sebagai tempat permukiman baru dan persawahan.
Akan tetapi, kehadirannya di daerah ini dan usaha pembangunannya mendapat berbagai
jenis tanggapan dari para penguasa setempat. Misalnya, Ki Ageng Giring yang berasal
dari wangsa Kajoran secara terang-terangan menentang kehadirannya. Begitu pula ki
Ageng tembayat dan Ki Ageng Mangir. Namun masih ada yang menerima kehadirannya,
misalnya ki Ageng Karanglo. Meskipun demikian, tanggapan dan sambutan yang
beraneka itu tidak mengubah pendirian Ki Ageng Pemanahan untuk melanjutkan
pembangunan daerah itu. ia membangun pusat kekuatan di plered dan menyiapkan
strategi untuk menundukkan para penguasa yang menentang kehadirannya.
Pada tahun 1575, Pemahanan meninggal dunia. Ia digantikan oleh putranya, DanangSutawijaya atau Pangeran Ngabehi Loring Pasar. Di samping bertekad melanjutkan
mimpi ayahandanya, ia pun bercita-cita membebaskan diri dari kekuasaan pajang.
Sehingga, hubungan antara mataram dengan pajang pun memburuk.Hubungan yang
tegang antara sutawijaya dan kesultanan Pajang akhirnya menimbulkan peperangan.
Dalam peperangan ini, kesultanan pajang mengalami kekalahan. Setelah penguasa pajak
yakni hadiwijaya meninggal dunia (1587), Sutawijaya mengangkat dirinya menjadi raja
Mataram dengan gelar penembahan Senopati Ing Alaga. Ia mulai membangun
kerajaannya dan memindahkan senopati pusat pemerintahan ke Kotagede. Untuk
memperluas daerah kekuasaanya, penembahan senopati melancarkan serangan-serangan
ke daerah sekitar. Misalnya dengan menaklukkan Ki Ageng Mangir dan Ki Ageng Giring.
7/22/2019 Data Mataram
http://slidepdf.com/reader/full/data-mataram 2/18
daerah kekuasaan Kerajaan Mataram Islam
Pada tahun 1590, penembahan senopati atau biasa disebut dengan senopati menguasai
madiun, yang waktu itu bersekutu dengan surabaya. Pada tahun 1591 ia mengalahkan
kediri dan jipang, lalu melanjutkannya dengan penaklukkan Pasuruan dan Tuban pada
tahun 1598-1599.
Sebagai raja islam yang baru, panembahan senopati melaksanakan penaklukkan-
penaklukan itu untuk mewujudkan gagasannya bahwa mataram harus menjadi pusat
budaya dan agama islam, untuk menggantikan atau melanjutkan kesultanan demak.
Disebutkan pula dalam cerita babad bahwa cita-cita itu berasal dari wangsit yang
diterimanya dari Lipura (desa yang terletak di sebelah barat daya Yogyakarta). Wangsitdatang setelah mimpi dan pertemuan senopati dengan penguasa laut selatan, Nyi Roro
Kidul, ketika ia bersemedi di Parangtritis dan Gua Langse di Selatan Yogyakarta. Dari
pertemuan itu disebutkan bahwa kelak ia akan menguasai seluruh tanah Jawa.
B. Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan yang dianut Kerajaan mataram islam adalah sistem Dewa-Raja.
Artinya pusat kekuasaan tertinggi dan mutlak adaa pada diri sultan. Seorang sultan atau
raja sering digambarkan memiliki sifat keramat, yang kebijaksanaannya terpacar dari
kejernihan air muka dan kewibawannya yang tiada tara. Raja menampakkan diri pada
rakyat sekali seminggu di alun-alun istana.
Selain sultan, pejabat penting lainnya adalah kaum priayi yang merupakan penghubung
antara raja dan rakyat. Selain itu ada pula panglima perang yang bergelar Kusumadayu,
serta perwira rendahan atau Yudanegara. Pejabat lainnya adalah Sasranegara, pejabat
administrasi.
7/22/2019 Data Mataram
http://slidepdf.com/reader/full/data-mataram 3/18
Dengan sistem pemerintahan seperti itu, Panembahan senopati terus-menerus
memperkuat pengaruh mataram dalam berbagai bidang sampai ia meninggal pada tahun
1601. ia digantikan oleh putranya, Mas Jolang atau Penembahan Sedaing Krapyak (1601 –
1613). Peran mas Jolang tidak banyak yang menarik untuk dicatat. Setelah mas jolang
meninggal, ia digantikan oleh Mas Rangsang (1613 – 1645). Pada masa
pemerintahannyalah Mataram mearik kejayaan. Baik dalam bidang perluasan daerahkekuasaan, maupun agama dan kebudayaan.
Pangeran Jatmiko atau Mas Rangsang Menjadi raja mataram ketiga. Ia mendapat nama
gelar Agung Hanyakrakusuma selama masa kekuasaan, Agung Hanyakrakusuma berhasil
membawa Mataram ke puncak kejayaan dengan pusat pemerintahan di Yogyakarta.
Gelar “sultan” yang disandang oleh Sultan Agung menunjukkan bahwa ia mempunyai
kelebihan dari raja-raja sebelumnya, yaitu panembahan Senopati dan Panembahan Seda
Ing Krapyak. Ia dinobatkan sebagai raja pada tahun 1613 pada umur sekitar 20 tahun,
dengan gelar “Panembahan”. Pada tahun 1624, gelar “Panembahan” diganti menjadi
“Susuhunan” atau “Sunan”. Pada tahun 1641, Agung Hanyakrakusuma menerima
pengakuan dari Mekah sebagai sultan, kemudian mengambil gelar selengkapnya SultanAgung Hanyakrakusuma Senopati Ing Alaga Ngabdurrahman.
Karena cita-cita Sultan Agung untuk memerintah seluruh pulau jawa, kerajaan Mataram
pun terlibat dalam perang yang berkepanjangan baik dengan penguasa-penguasa daerah,
maupun dengan kompeni VOC yang mengincar pulau Jawa.
Pada tahun 1614, sultan agung mempersatukan kediri, pasuruan, lumajang, dan malang.
Pada tahun 1615, kekuatan tentara mataram lebih difokuskan ke daerah wirasaba, tempat
yang sangat strategis untuk menghadapi jawa timur. Daerah ini pun berhasil ditaklukkan.
pada tahun 1616, terjadi pertempuran antara tentara mataram dan tentara surabaya,
pasuruan, Tuban, Jepara, wirasaba, Arosbaya dan Sumenep. Peperangan ini dapatdimenangi oleh tentara mataram, dan merupakan kunci kemenangan untuk masa
selanjutnya. Di tahun yang sama Lasem menyerah. Tahun 1619, tuban dan Pasuruan
dapat dipersatukan. Selanjutnya mataram berhadapan langsung dengan Surabaya. Untuk
menghadapi surabaya, mataram melakukan strategi mengepung, yaitu lebih dahulu
menggempur daerah-daerah pedalaman seperti Sukadana (1622) dan Madura (1624).
Akhirnya, Surabaya dapat dikuasai pada tahun 1625.
Dengan penaklukan-penaklukan tersebut, Mataram menjadi kerajaan yang sangat kuat
secara militer. Pada tahun, 1627, seluruh pulau jawa kecuali kesultanan Banten dan
wilayah kekuasaan kompeni VOC di Batavia ttelah berhasil dipersatukan di bawah
mataram. Sukses besar tersebut menumbuhkan kepercayaan diri sultan agung untuk
menantang kompeni yang masih bercongkol di Batavia. Maka, pada tahun 1628, Mataram
mempersiapkan pasukan di bawah pimpinan Tumenggung Baureksa dan Tumenggung
Sura Agul-agul, untuk mengempung Batavia.
Sayang sekali, karena kuatnya pertahanan Belanda, serangan ini gagal, bahkan
tumenggung Baureksa gugur. Kegagalan tersebut menyebabkan matara bersemangat
menyusun kekuatan yang lebih terlatih, dengan persiapan yang lebih matang. Maka pada
7/22/2019 Data Mataram
http://slidepdf.com/reader/full/data-mataram 4/18
pada 1629, pasukan Sultan Agung kembali menyerbu Batavia. Kali ini, ki ageng Juminah,
Ki Ageng Purbaya, ki Ageng Puger adalah para pimpinannya. Penyerbuan dilancarkan
terhadap benteng Hollandia, Bommel, dan weesp. Akan tetapi serangan ini kembali dapat
dipatahkan, hingga menyebabkan pasukan mataram ditarik mundur pada tahun itu juga.
Selanjutnya, serangan mataram diarahkan ke blambangan yang dapat diintegrasikan
pada tahun 1639.
Sayang sekali, karena kuatnya pertahanan Belanda, serangan ini gagal, bahkan
tumenggung Baureksa gugur. Kegagalan tersebut menyebabkan matara bersemangat
menyusun kekuatan yang lebih terlatih, dengan persiapan yang lebih matang. Maka pada
pada 1629, pasukan Sultan Agung kembali menyerbu Batavia. Kali ini, ki ageng Juminah,
Ki Ageng Purbaya, ki Ageng Puger adalah para pimpinannya. Penyerbuan dilancarkan
terhadap benteng Hollandia, Bommel, dan weesp. Akan tetapi serangan ini kembali dapat
dipatahkan, hingga menyebabkan pasukan mataram ditarik mundur pada tahun itu juga.
Selanjutnya, serangan mataram diarahkan ke blambangan yang dapat diintegrasikan
pada tahun 1639.
Bagi Sultan Agung, Kerajaan Mataram adalah kerajaan islam yang mengemban amanat
Tuhan di tanah Jawa. Oleh sebab itu, struktur serta jabatan kepenghuluan dibangun
dalam sistem kekuasaan kerajaan. Tradisi kekuasaan seperti sholat jumat di masjid,
grebeg ramadan, dan upaya pengamanalan syariat islam merupakan bagian tak
terpisahkan dari tatanan istana.
Sultan agung juga berprediksi sebagai pujangga. Karyanya yang terkenal yaitu kitab Serat
Sastra Gendhing. Adapun kitab serat Nitipraja digubahnya pada tahun 1641 M. Serat
sastra Gendhing ber isi tetang budi pekerti l uhur dan keselarasan lahi r batin. Serat Ni tipraja
ber isi tata atur an moral , agar tatanan masyarakat dan negara dapat menjadi harmoni s.
Selain menulis, Sultan Agung juga memerintahkan para pujangga kraton untuk menulissejarah babad tanah Jawi.
Di antara semua karyanya , peran sultan agung yang lebih membawa pengaruh luas
adalah dalam penanggalan. Sultan agung memadukan tradisi pesantren islam dengan
tradisi kejawen dalam perhitungan tahun. Masyarakat pesantren biasa menggunakan
tahun hijriah, masyarakat kejawen menggunakan tahun Caka atau saka. Pada tahun 1633,
Sultan Agung berhasil menyusun dan mengumumkan berlakunya sistem perhitungan
tahun yang baru bagi seluruh mataram. Perhitungan itu hampir seluruhnya disesuaikan
dengan tahun hijriah, berdasarkan perhitungan bulan. Namun, awal perhitungan tahun
jawa ini tetap sama dengan tahun saka, yaitu 78 m. Kesatuan perhitungan tahun sangat
penting bagi penulisan serat babad. Perubahan perhitungan itu merupakan sumbangan
yang sangat penting bagi perkembangan proses pengislaman tradisi dan kebudayaan jawa
yang sudah terjadi sejak berdirinya kerajaan demak. Hingga saat ini, sistem penanggalan
ala sultan Agung ini masih banyak digunakan.
Sejak masa sebelum sultan Agung pembangunan non-militer memang telah dilakukan.
Satu yang layak disebut, panembahan Senopati menyempurnakan bentuk wayang dengan
tatanan gempuran. Setelah zaman senopati, mas jolang juga berjasa dalam kebudayaan,
7/22/2019 Data Mataram
http://slidepdf.com/reader/full/data-mataram 5/18
dengan berusaha menyusun sejarah negeri demak, serta menulis beberapa kitap suluk.
Misalnya Sulu Wujil (1607 M) yang berisi wejangan Sunan bonang kepada abdi raja
majapahi t yang bernama Wujil . Pangeran Karanggayam juga menggubah Serat Nitisruti
(1612 m) pada masa mas jolang.
Menjelang akhir hayatnya. Sultan Agung menerapkan peraturan yang bertujuanmencegah perebutan tahta, antara keluarga raja dan putra mahkota. Di bawah
kepemimpinan Sultan Agung, Mataram tidak hanya menjadi pusat kekuasaan, tapi juga
menjadi pusat penyebaran islam.
C. Kemajuan yang dicapai pada masa pemerintahan Sultan Agung
Kemajuan yang dicapai meliputi kemajuan di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya,
yaitu :
a. Bidang PolitikKemajuan politik yang dicapai Sultan Agung adalah menyatukan kerajaan-kerajaan Islam
di Jawa dan menyerang Belanda di Batavia.
a. Penyatuan kerajaan-kerajaan Islam
Sultan Agung berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa. Usaha inidimulai
dengan menguasai Gresik, Jaratan, Pamekasan, Sumenep, Sampang,Pasuruhan, kemudian
Surabaya. Salah satu usahanya mempersatukan kerajaan Islamdi Pulau Jawa ini ada yang
dilakukan dengan ikatan perkawinan. Sultan Agung mengambil menantu Bupati Surabaya
Pangeran Pekik dijodohkan dengan putrinya yaitu Ratu Wandansari
b. Anti penjajah Belanda
Sultan Agung adalah raja yang sangat benci terhadap penjajah Belanda. Hal ini terbukti
dengan dua kali menyerang Belanda ke Batavia, yaitu yang pertama tahun 1628 dan yang
kedua tahun 1629. Kedua penyerangan ini mengalami kegagalan.Adapun penyebab
kegagalannya, antara lain:
- Jarak yang terlalu jauh berakibat mengurangi ketahanan prajurit mataram. Mereka
harus menempuh jalan kaki selama satu bulan dengan medan yang sangat sulit.
- Kekurangan dukungan logistik menyebabkan pertahanan prajurit Mataram di Batavia
menjadi lemah.- Kalah dalam sistem persenjataan dengan senjataa yang dimiliki kompeni Belanda yang
serba modern.
- Banyak prajurit Mataram yang terjangkit penyakit dan meninggal, sehingga semakin
memperlemah kekuatan.
- Portugis bersedia membantu Mataram dengan menyerang Batavia lewat laut,sedangkan
Mataram lewat darat. Ternyata Portugis mengingkari. Akhirnya Mataram dalam
menghadapai Belanda tanpa bantuan Portugis.
7/22/2019 Data Mataram
http://slidepdf.com/reader/full/data-mataram 6/18
- Kesalahan politik Sultan Agung yang tidak menadakan kerja sama dengan Banten dalam
menyerang Belanda. Waktu itu mereka saling bersaing.
- Sistem koordinasi yang kurang kompak antara angkatan laut dengan angkatan darat.
Ternyata angkatan laut mengadakan penyerangan lebih awal sehingga rencana
penyerangan Mataram ini diketahui Belanda.
- Akibat penghianatan oleh salah seorang pribumi, sehingga rencana penyerangan inidiketahui Belanda sebelumnya.
b. Bidang Ekonomi
Kemajuan dalam bidang ekonomi meliputi hal-hal berikut ini:
- Sebagai negara agraris, Mataram mampu meningkatkan produksi beras dengan
memanfaatkan beberapa sungai di Jawa sebagai irigasi. Mataram juga mengadakan
pemindahan penduduk (transmigrasi) dari daerah yang kering ke daerah yang subur
dengan irigasi yang baik. Dengan usaha tersebut, Mataram banyak mengekspor beras ke
Malaka.- Penyatuan kerajaan-kerajaan Islam di pesisir Jawa tidak hanya menambah kekuatan
politik,tetapi juga kekuatan ekonomi. Dengan demikian ekonomi Mataram tidak semata-
mata tergantung ekonomi agraris, tetapi juga karena pelayaran dan perdagangan.
c. Bidang sosial Budaya
Kemajuan dalam bidang sosial budaya meliputi hal-hal berikut:
a. Timbulnya kebudayaan kejawen
Unsur ini merupakan akulturasi dan asimilasi antara kebudayaan asli Jawa denganIslam.
Misalnya upacara Grebeg yang semula merupakan pemujaan roh nenek moyang.
Kemudian, dilakukan dengan doa-doa agama Islam. Sampai kini, di jawa kita kenalsebagai Grebeg Syawal, Grebeg Maulud dan sebagainya.
b. Perhitungan Tarikh Jawa
Sultan Agung berhasil menyusun tarikh Jawa. Sebelum tahun 1633 M, Mataram
menggunakan tarikh Hindu yang didasarkan peredaran matahari (tarikh
syamsiyah).Sejak tahun 1633 M (1555 Hindu), tarikh Hindu diubah ke tarikh Islam
berdasarkan peredaran bulan (tarikh komariah). Caranya, tahun 1555 diteruskan tetapi
dengan perhitungan baru berdasarkan tarikh komariah. Tahun perhitungan Sultan Agung
ini kemudian dikenal sebagai“tahun Jawa”.
c. Berkembangnya Kesusastraan Jawa
Pada zaman kejayaan Sultan Agung, ilmu pengetahuan dan seni berkembang
pesat,termasuk di dalamnya kesusastraan Jawa. Sultan Agung sendiri mengarang kitab
yang berjudul Sastra Gending yang merupakan kitab filsafat kehidupan dan
kenegaraan.Kitab-kitab yang lain adalah Nitisruti, Nitisastra, dan Astrabata. Kitab-kitab
ini berisi tentang ajaran-ajaran budi pekerti yang baik.Pengaruh Mataram mulai
memudar setelah Sultan Agung meninggal pada tahun 1645 M.Selanjutnya, Mataram
pecah menjadi dua, sebagaimana isi Perjanjian Giyanti (1755) berikut:
7/22/2019 Data Mataram
http://slidepdf.com/reader/full/data-mataram 7/18
- Mataram Timur yang dikenal Kesunanan Surakarta di bawah kekuasaan Paku Buwono
III dengan pusat pemerintahan di Surakarta.
- Mataram Barat yang dikenal dengan Kesultanan Yogyakarta di bawah kekuasaan
Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I dengan pusat pemerintahannya
di Yogyakarta.Perkembangan berikutnya, Kesunanan Surakarta pecah menjadi dua yaitu
Kesunanan dan Mangkunegaran (Perjanjian Salatiga 1757). Kesultanan Yogyakarta jugaterbagi atas Kesultanan dan Paku Alaman. Perpecahan ini terjadi karena campur tangan
Belanda dalam usahanya memperlemah kekuatan Mataram, sehingga mudah untuk di
kuasai.Sultan Agung meninggal pada Februari 1646. ia dimakamkan di puncak Bukit
Imogiri, Bantul ,Yogyakarta. Selanjutnya,Mataram diperintah oleh putranya,
SunanTegalwangi, dengan gelar Amangkurat I ( 1646 – 1677). Dalam masa pemerintahan
Amangkurat I, kerajaan mataram mulai mundur. Wilayah kekuasaan mataram
berangsur-angsur menyempit karena direbut oleh kompeni VOC. Yang paling
mengenaskan, pada tahun1675, Rade Trunajaya dari Madura memberontak.
Pemberontakannya demikian tak terbendung, sampai-sampai Trunajaya berhasil
menguasai keraton Mataram yang waktu ituteletak di Plered. Amangkurat terlunta-lunta
mengungsi, dan akhirnya meninggal di Tegal.Sepeninggal Amangkurat I, Mataramdipegang oleh Amangkurat II yang menurunkanDinasti Paku Buwana di Solo dan
Hamengku Buwana di Yogyakarta. Amangkurat II meminta bantuan VOC untuk
memadamkan pemberontakan Trunajaya. Setelah berakhirnya Perang Giyanti (1755),
wilayah kekuasaan mataram semakin terpecah belah. Berdasarkan perjanjian giyanti,
mataram dipecah menjadi dua, yakni mataram sukrakarta dan mataram yogyakarta.
Pada tahun 1757 dan 1813, perpecahan terjadi lagi dengan munculnya Mangkunegara dan
pakualaman. Di masa pemerintahan Hindia Belanda, keempat pecahan kerajaan mataram
ini disebut sebagai vorstenlanden. Saat ini, keempat pecahan Kesultanan Mataram
tersebut masih melanjutkan dinasti masing-masing. Bahkan peran dan pengaruh pecahan
mataram tersebut, terutama kesultanan Yogyakarta masih cukup besar dan diakui
masyarakat.
Aspek Kehidupan Sosial
Kehidupan masyarakat di kerajaan Mataram, tertata dengan baik berdasarkan hukum
Islam tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Dalam pemerintahan Kerajaan
Mataram Islam, Raja merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, kemudian diikuti oleh
sejumlah pejabat kerajaan. Di bidang keagamaan terdapat penghulu, khotib, naid, dan
surantana yang bertugas memimpin upacara-upacara keagamaan. Di bidang
pengadilan,dalam istana terdapat jabatan jaksa yang bertugas menjalankan pengadilan
istana. Untuk menciptakan ketertiban di seluruh kerajaan, diciptakan peraturan yang
dinamakan anger-anger yang harus dipatuhi oleh seluruh penduduk
Aspek Kehidupan Ekonomi dan Kebudayaan
Kerajaan Mataram adalah kelanjutan dari Kerajaan Demak dan Pajang. Kerajaan ini
menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal ini karena letaknya yang
berada di pedalaman. Akan tetapi, Mataram juga memiliki daerah kekuasan di daerah
pesisir utara Jawa yang mayoritas sebagai pelaut. Daerah pesisir inilah yang berperan
penting bagi arus perdagangan Kerajaan Mataram. Kebudayaan yang berkembang pesat
pada masa Kerajaan Mataram berupa seni tari, pahat, suara, dan sastra. Bentuk
7/22/2019 Data Mataram
http://slidepdf.com/reader/full/data-mataram 8/18
kebudayaan yang berkembang adalah Upacara Kejawen yang merupakan akulturasi
antara kebudayaan Hindu-Budha dengan Islam. Di samping itu, perkembangan di bidang
kesusastraan memunculkan karya sastra yang cukup terkenal, yaitu Kitab Sastra Gending
yang merupakan perpaduan dari hukum Islam dengan adat istiadat Jawa yang disebut
Hukum Surya Alam.E.
Puncak Kejayaan Mataram Islam
Mataram Islam mencapai puncak kejayaannya pada jaman Sultan Agung
Hanyokrokusumo (1613-1646). Daerah kekuasaannya mencakup Pulau Jawa (kecuali
Banten dan Batavia), Pulau Madura, dan daerah Sukadana di Kalimantan Barat. Pada
waktu itu, Batavia dikuasai VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie )
Belanda.Kekuatan militer Mataram sangat besar. Sultan Agung yang sangat anti
kolonialisme itumenyerang VOC di Batavia sebanyak dua kali (1628 dan 1629). Menurut
Moejanto sepertiyang dikutip oleh Purwadi (2007), Sultan Agung memakai konsep politik
keagungbinataran yang berarti bahwa kerajaan Mataram harus berupa ketunggalan,
utuh, bulat, tidak tersaingi,dan tidak terbagi-bagi.
Kemunduran Mataram Islam
Kemunduran Mataram Islam berawal saat kekalahan Sultan Agung merebut Batavia dan
menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah kekalahan itu, kehidupan ekonomi rakyat
tidak terurus karena sebagian rakyat dikerahkan untuk berperang.
D. Silsilah Raja dan Sistem Pemerintahan
1. Ki Ageng Pamanahan ( Ki Gede Pamanahan )
- Pendiri desa mataram tahun 1556
- bergelar Panembahan Senapati dibawah pimpinan anaknya
- Ki Pamanahan adalah putra Ki Ageng Henis, putra Ki Ageng Sela
- menikah dengan sepupunya sendiri, yaitu Nyai Sabinah, putri Nyai Ageng Saba (kakak
perempuan Ki Ageng Henis).
7/22/2019 Data Mataram
http://slidepdf.com/reader/full/data-mataram 9/18
- Ki Pamanahan dan adik angkatnya, yang bernama Ki Penjawi, mengabdi pada
Hadiwijaya bupati Pajang (murid Ki Ageng Sela ) Keduanya dianggap kakak oleh raja
dan dijadikan sebagai lurah wiratamtama di Pajang.
- Hadiwijaya singgah ke Gunung Danaraja. Ki Pamanahan bekerja sama dengan Ratu
Kalinyamat membujukHadiwijaya supaya bersedia menghadapi Arya Penangsang.
Sebagai hadiah, Ratu Kalinyamat memberikan cincin pusakanya kepada Ki Pamanahan.- Meninggal tahun 1584
2. Sutawijaya ( Danang sutawijaya )
- pendiri Kesultanan Mataram yang memerintah sebagai raja pertama pada tahun 1587-
1601
- bergelar Panembahan Senopati ing Alaga Sayidin Panatagama Khalifatullah Tanah Jawa
- dianggap sebagai peletak dasar-dasar Kesultanan Mataram.
- putra sulung pasangan Ki Ageng Pamanahan dan Nyai Sabinah
- Menurut naskah-naskah babad, ayahnya adalah keturunan Brawijaya raja terakhir
Majapahit, sedangkan ibunya adalah keturunan Sunan Giri anggota Walisanga
- Nyai Sabinah memiliki kakak laki-laki bernama Ki Juru Martani, yang kemudiandiangkat sebagai patih pertama Kesultanan Mataram. Ia ikut berjasa besar dalam
mengatur strategi menumpas Arya Penangsang pada tahun 1549.
- Sutawijaya juga diambil sebagai anak angkat oleh Hadiwijaya bupati Pajang sebagai
pancingan, karena pernikahan Hadiwijaya dan istrinya sampai saat itu belum dikaruniai
anak. Sutawijaya kemudian diberi tempat tinggal di sebelah utara pasar sehingga ia pun
terkenal dengan sebutan Raden Ngabehi Loring Pasar.
- Sayembara menumpas Arya Penangsang tahun 1549 merupakan pengalaman perang
pertama bagi Sutawijaya. Ia diajak ayahnya ikut serta dalam rombongan pasukan supaya
Hadiwijaya merasa tidak tega dan menyertakan pasukan Pajang sebagai bala bantuan.
Saat itu Sutawijaya masih berusia belasan tahun.
- meninggal dunia pada tahun 1601 saat berada di desa Kajenar. Ia kemudiandimakamkan di Kotagede.
3. Raden Mas Jolang ( Panembahan Hanyakrawati / Sri Susuhunan Adi Prabu
Hanyakrawati Senapati-ing-Ngalaga Mataram )
- raja kedua Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1601-1613
- putra Panembahan Senapati raja pertama Kesultanan Mataram. Ibunya bernama Ratu
Mas Waskitajawi, putri Ki Ageng Panjawi, penguasa Pati
- Ketika menjabat sebagai Adipati Anom (putra mahkota), Mas Jolang menikah dengan
Ratu Tulungayu putri dari Ponorogo. Namun perkawinan tersebut tidak juga dikaruniai
putra, kemudian menikah lagi dengan Dyah Banowati putri Pangeran Benawa raja
Pajang. Dyah Banowati yang kemudian bergelar Ratu Mas Hadi melahirkan Raden Mas
Rangsang dan Ratu Pandansari (kelak menjadi istri Pangeran Pekik). Empat tahun setelah
Mas Jolang naik takhta, ternyata Ratu Tulungayu melahirkan seorang putra bernama
Raden Mas Wuryah alias Adipati Martapura. Padahal saat itu jabatan adipati anom telah
dipegang oleh Mas Rangsang.
- Pada tahun 1610 melanjutkan usaha ayahnya, yaitu menaklukkan Surabaya, musuh
terkuat Mataram. Serangan-serangan yang dilakukannya sampai akhir pemerintahannya
tahun 1613 hanya mampu memperlemah perekonomian Surabaya namun tidak mampu
7/22/2019 Data Mataram
http://slidepdf.com/reader/full/data-mataram 10/18
menjatuhkan kota tersebut. Serangan pada tahun 1613 sempat menyebabkan pos-pos
VOC di Gresik dan Jortan ikut terbakar. Sebagai permintaan maaf, Hanyakrawati
mengizinkan VOC mendirikan pos dagang baru di Jepara. Ia juga mencoba menjalin
hubungan dengan markas besar VOC di Ambon.
- meninggal dunia pada tahun 1613 karena kecelakaan sewaktu berburu kijang di Hutan
Krapyak. Oleh karena itu, ia pun terkenal dengan gelar anumerta Panembahan Seda ingKrapyak, atau cukup Panembahan Seda Krapyak, yang bermakna "Baginda yang wafat di
Krapyak"
4. Raden Mas Rangsang (Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma )( nama asli : Raden
Mas Jatmika )
- lahir: Kutagede, Kesultanan Mataram, 1593 - wafat: Karta (Plered, Bantul), Kesultanan
Mataram, 1645
- raja ketiga Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1613-1645
- Di bawah kepemimpinannya, Mataram berkembang menjadi kerajaan terbesar di Jawa
dan Nusantara pada saat itu.( puncak kejayaan )
- Atas jasa-jasanya sebagai pejuang dan budayawan, Sultan Agung telah ditetapkanmenjadi pahlawan nasional Indonesia berdasarkan S.K. Presiden No. 106/TK/1975
tanggal3 November 1975.
- putra dari pasangan Prabu Hanyakrawati dan Ratu Mas Adi Dyah Banawati.( putri
Pangeran Benawa raja Pajang ( Dyah Banowati ))
- Pada tahun 1620 pasukan Mataram mulai mengepung kota Surabaya secara periodik.
- kemunduran kerajaan mataram Islam akibat kalah dalam perang merebut Batavia
dengan VOC
- menyerang Batavia sebanyak 2x.
serangan pertama ( 1628 ) terjadi di benteng Holandia, dipimpin oleh Tumenggung
Bahureksa, dan Pangeran Mandurareja sebanyak 10.000 pasukan akan tetapi gagal.
Kegagalan serangan pertama diantisipasi dengan cara mendirikan lumbung-lumbungberas di Karawang dan Cirebon. Namun pihak VOC berhasil memusnahkan semuanya.
Serangan kedua ( 1629 ) dipimpin Adipati Ukur dan Adipati Juminah Total semua 14.000
orang prajurit. serangan kedua Sultan Agung berhasil membendung dan mengotori
Sungai Ciliwung, yang mengakibatkan timbulnya wabah penyakit kolera melanda Batavia.
Gubernur jenderal VOC yaitu J.P. Coen meninggal menjadi korban wabah tersebut.
E. Peninggalan sejarah kerajaan mataram Islam :
I . Sumber- Sumber Berita:
a. Babad Tanah Djawi
b. Babad Meinsma
c. Serat Kandha
d. Serat Centini
e. Serat Cabolek
f. Serat Dharma Wirayat (yang sangat populer sebagai karya Sri Paku Alam III.)
g. Serat Nitipraja
h. Babad Sangkala
i. Babad Sankalaniang Momana
j. Sadjarah Dalem
7/22/2019 Data Mataram
http://slidepdf.com/reader/full/data-mataram 11/18
II. Seni dan Tradisi:
a. Sastra Ghending karya Sultan Agung
b. Tahun Saka
Pada tahun 1633, Sultan Agung mengganti perhitungan tahun Hindu yang berdasarkan
perhitungan matahari dengan tahun Islam yang berdasarkan perhitungan bulan
c. Kerajinan PerakPerak Kotagede sangat terkenal hingga ke mancanegara, kerajinan ini warisan dari orang-
orang Kalang. http://kerajaan-mataram-islam.blogspot.com/
a. Letak Geografis
Kerajaan Mataram berkembang dari sebuah kadipaten yang saat itu di bawah kekuasaan Pajang.
Wilayah Kerajaan Mataram di daerah Jawa Barat selatan (pinggir Kota Jogjakarta sekarang).
Wilayah kekuasaannya meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat.B. Latar Belakang
Dinasti Mataram Islam sesungguhnya berawal dari keluarga petani, begitulah yang tertulis pada Babad
Tanah Jawi. Kisahnya berlangsung di pinggiran Kali Opak, di Yogyakarta sekarang. Suatu hari, adalah
seorang petani bernama Ki Ageng Giring. Sementara ia mencangkul di ladang, tiba-tiba ada kelapa muda
jatuh lalu terdengar suara; “barangsiapa minum air kelapa muda ini, ia dan keturunannya bakal berkuasa
di Tanah Jawa”. Konon “wahyu keprabon” yang ada dalam kelapa muda itu adalah sabda wali terkenal di
Jawa, Sunan Kalijaga. Ki Ageng Giring lalu membawa pulang cengkir (kelapa muda) yang masih hijau
segar itu. Namun ia tak bisa segera meminumnya, karena pada saat itu ia sedang tirakat berpuasa,
hingga kemudian ia pergi membersihkan diri di sungai. Tak lama kemudian datang sahabatnya, Ki Gede
Pemanahan bertamu. Melihat kelapa muda tergeletak, tamu yang haus itupun segera meminumnya.
Pada tetes terakhir Ki Ageng Giring muncul. Ia melihat air kelapa muda itu telah terminum oleh orang
lain. Ia sangat menyesal dan kecewa. Tapi apa daya, ia hanya bisa meminta, agar sewaktu-waktu kelak,
sesudah keturunan Gede Pemanahan yang ketujuh, keturunannya lah yang akan menggantikan
menguasai Jawa”.
Banyak versi mengenai masa awal berdirinya kerajaan Mataram berdasarkan mitos dan legenda.
Pada umumnya versi-versi tersebut mengaitkannya dengan kerajaan-kerajaan terdahulu, sepertiDemak dan Pajang.
Menurut salah satu versi, setelah Demak mengalami kemunduran, ibukotanya dipindahkan kePajang dan mulailah pemerintahan Pajang sebagai kerajaan. Kerajaan ini terus mengadakanekspansi ke Jawa Timur dan juga terlibat konflik keluarga dengan Arya Penangsang dari
Kadipaten Jipang Panolan. Setelah berhasil menaklukkan Aryo Penangsang, Sultan Hadiwijaya
(1550-1582), raja Pajang memberikan hadiah kepada 2 orang yang dianggap berjasa dalam
penaklukan itu, yaitu Ki Ageng Pemanahan dan Ki Penjawi.
Ki Ageng Pemanahan memperoleh tanah di Hutan Mentaok dan Ki Penjawi memperoleh tanahdi Pati.
Pemanahan berhasil membangun hutan Mentaok itu menjadi desa yang makmur, bahkan lama-kelamaan menjadi kerajaan kecil yang siap bersaing dengan Pajang sebagai atasannya.
Setelah Pemanahan meninggal pada tahun 1575 ia digantikan putranya, Danang Sutawijaya,
yang juga sering disebut Pangeran Ngabehi Loring Pasar.Sutawijaya kemudian berhasil memberontak pada Pajang. Setelah Sultan Hadiwijaya wafat
(1582) Sutawijaya mengangkat diri sebagai raja Mataram dengan gelar Panembahan Senapati.
7/22/2019 Data Mataram
http://slidepdf.com/reader/full/data-mataram 12/18
Pajang kemudian dijadikan salah satu wilayah bagian daari Mataram yang beribukota di
Kotagede.
Senapati bertahta sampai wafatnya pada tahun 1601.Selama pemerintahannya boleh dikatakan terus-menerus berperang menundukkan bupati-bupati
daerah. Kasultanan Demak menyerah, Panaraga, Pasuruan, Kediri, Surabaya, berturut-turut
direbut. Cirebon pun berada di bawah pengaruhnya. Panembahan Senapati dalam babad dipujisebagai pembangun Mataram.
Senapati digantikan oleh putranya, Mas Jolang, yang bertahta tahun 1601-1613. Maas Jolang
lebih dikenal dengan sebutan Panembahan Seda Krapyak. Pada masa pemerintahannya, dibanguntaman Danalaya di sebelah barat kraton. Panembahan Seda Krapyak hanya memerintah selama
12 tahun Ia meninggal ketika sedang berburu di Hutan Krapyak.
Selanjutnya bertahtalah Mas Rangsang, yang bergelar Sultan Agung Hanyakrakusuma. Di bawah
pemerintahannya (tahun 1613-1645) Mataram mengalami masa kejayaan. Ibukota kerajaanKotagede dipindahkan ke Kraton Plered. Sultan Agung merupakan raja yang menyadari
pentingnya kesatuan di seluruh tanah Jawa.
Letak Geografis Kerajaan Mataram
Kerajaan mataram berdiri pada tahun 1582. Pusat kerajaan ini terletak di sebelah tenggara
kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Menurut berita-berita kuno tentang Mataram, wilayahnya
Di daerah aliran Sungai Opak dan Progo yang bermuara di Laut Selatan.1[1] Membentang antaraTugu sebagai batas utara dan Panggung Krapyak di batas selatan, antara Sungai Code di timur
dan Sungai Winongo sebelah barat. Antara Gunung Merapi dan Laut Selatan, Kraton dalam
pikiran masyarakat Jawa, diartikan sebagai pusat dunia yang digambarkan sebagai pusat jagad.
Di daerah aliran Sungai Opak dan Progo yang bermuara di Laut Selatan2[2].
Membentang antara Tugu sebagai batas utara dan Panggung Krapyak di batas selatan, antara
Sungai Code di timur dan Sungai Winongo sebelah barat. Antara Gunung Merapi dan LautSelatan, Kraton dalam pikiran masyarakat Jawa, diartikan sebagai pusat dunia yang digambarkan
sebagai pusat jagad.
Sejarah Kerajaan Mataram
Banyak sekali sumber yang mengatakan sejarah kerajaan berdirinya kerajaan Mataram yaitu:
7/22/2019 Data Mataram
http://slidepdf.com/reader/full/data-mataram 13/18
1. Mitos Wahyu Keprabon3[3]
Hadirnya sebuah mitos yang mengiringi hadir dan berkembangnya sebuah kerajaan
adalah wajar. mitos adalah penjaga kepercayaan rakyat sehingga dengan mitos itu rakyat tetap percaya bahwa raja adalah utusan dan anak dewa yang berhak memimpinnya hingga akhir hayat.
Walaupun mestinya mitos tersebut harusnya makin hilang, seiring dengan tumbuh kembangnya
ajaran Islam di kerajaan Mataram Islam.
Dinasti Mataram Islam sesungguhnya berawal dari keluarga petani, begitulah yang
tertulis pada Babad Tanah Jawi. Kisahnya berlangsung di pinggiran Kali Opak, di Yogyakartasekarang. Suatu hari adalah seorang petani bernama Ki Ageng Giring. Sementara ia mencangkul
di ladang, tiba-tiba ada kelapa muda jatuh lalu terdengar suara. Namun ia tak bisa segera
meminumnya, karena pada saat itu ia sedang tirakat berpuasa, hingga kemudian ia pergimembersihkan diri di sungai. Tak lama kemudian datang sahabatnya, Ki Gede Pemanahan
bertamu dan Melihat kelapa muda tergeletak, tamu yang haus itupun segera meminumnya. Pada
tetes terakhir Ki Ageng Giring muncul. Ia melihat air kelapa muda itu telah terminum oleh orang
lain. Ia sangat menyesal dan kecewa. ia hanya bisa meminta agar sewaktu-waktu kelak, sesudahketurunan Gede Pemanahan yang ketujuh, keturunannya lah yang akan menggantikan menguasai
Jawa.
2. Hadiah Sultan Hadiwijaya dari Kerajaan Pajang4[4]
Banyak versi mengenai masa awal berdirinya kerajaan Mataram berdasarkan mitos dan
legenda. Pada umumnya versi-versi tersebut mengaitkannya dengan kerajaan-kerajaan terdahulu,seperti Demak dan Pajang. Menurut salah satu versi, setelah Demak mengalami kemunduran,
ibukotanya dipindahkan ke Pajang dan mulailah pemerintahan Pajang sebagai kerajaan. Kerajaan
ini terus mengadakan ekspansi ke Jawa Timur dan juga terlibat konflik keluarga dengan Arya
Penangsang dari Kadipaten Jipang Panolan. Setelah berhasil menaklukkan Aryo Penangsang,
Sultan Hadiwijaya (1550-1582), raja Pajang memberikan hadiah kepada 2 orang yang dianggap berjasa dalam penaklukan itu, yaitu Ki Ageng Pemanahan dan Ki Penjawi. Ki Ageng Pemanahan
memperoleh tanah di Hutan Mentaok dan Ki Penjawi memperoleh tanah di Pati.
Pemanahan berhasil membangun hutan Mentaok itu menjadi desa yang makmur, bahkanlama-kelamaan menjadi kerajaan kecil yang siap bersaing dengan Pajang sebagai atasannya.
Setelah Pemanahan meninggal pada tahun 1575 ia digantikan putranya, Danang Sutawijaya,
yang juga sering disebut Pangeran Ngabehi Loring Pasar. Sutawijaya kemudian berhasilmemberontak pada Pajang. Setelah Sultan Hadiwijaya wafat (1582) Sutawijaya mengangkat diri
sebagai raja Mataram dengan gelar Panembahan Senapati. Pajang kemudian dijadikan salah satu
wilayah bagian daari Mataram yang beribukota di Kotagede.
7/22/2019 Data Mataram
http://slidepdf.com/reader/full/data-mataram 14/18
Selama pemerintahannya boleh dikatakan terus-menerus berperang menundukkan bupati-
bupati daerah. Kasultanan Demak menyerah, Panaraga, Pasuruan, Kediri, Surabaya, berturut-
turut direbut. Cirebon pun berada di bawah pengaruhnya. Panembahan Senapati dalam babad
dipuji sebagai pembangun Mataram.
Penyebaran Islam di kerajaaan Mataram
Menurut semua cerita tutur Jawa, baik cerita Jawa Tengah maupun Jawa Barat, raja
Pajang, pengganti Sultan Tranggan dari Demak, pada perempat ketiga abad ke-16 telahmengutus seorang panglima pasukannya, penguasa di Pamanahan, ke daerah tetangga, Mataram,
dengan tujuan memasukkannya ke dalam daerah Islam dan membangun daerah Islam di
sana5[5].
Para raja yang pernah memerintah di Kerajaan mataram yaitu penembahan senapati
(1584 – 1601), panembahan Seda Krapyak (1601 – 1677). Kesultanan mataram memiliki peranyang cukup penting dalam perjalanan secara kerajaan-kerajaan islam di Nusantara (indonesia).
Hal ini terlihat dari semangat raja-raja untuk memperluas daerah kekuasaan dan mengislamkan
para penduduk daerah kekuasaannya, keterlibatan para pemuka agama, hingga pengembangan
kebudayaan yang bercorak islam di jawa6[6]
Pada tahun 1590, penembahan senapati atau biasa disebut dengan senapati menguasai
madiun, yang waktu itu bersekutu dengan surabaya. Pada tahun 1591 ia mengalahkan kediri dan
jipang, lalu melanjutkannya dengan penaklukkan Pasuruan dan Tuban pada tahun 1598-1599.
Sebagai raja islam yang baru, panembahan senapati melaksanakan penaklukkan-penaklukan ituuntuk mewujudkan gagasannya bahwa mataram harus menjadi pusat budaya dan agama islam,
untuk menggantikan atau melanjutkan kesultanan demak. Disebutkan pula dalam cerita babad
bahwa cita-cita itu berasal dari wangsit yang diterimanya dari Lipura (desa yang terletak disebelah barat daya Yogyakarta). Wangsit datang setelah mimpi dan pertemuan senapati dengan
penguasa laut selatan, Nyi Roro Kidul, ketika ia bersemedi di Parangtritis dan Gua Langse di
Selatan Yogyakarta.
7/22/2019 Data Mataram
http://slidepdf.com/reader/full/data-mataram 15/18
Dari pertemuan itu disebutkan bahwa kelak ia akan menguasai seluruh tanah jawa.7[7]
Panembahan senapati terus-menerus memperkuat pengaruh mataram dalam berbagai bidang
sampai ia meninggal pada tahun 1601. ia digantikan oleh putranya, Mas Jolang atau Penembahan
Seda ing Krapyak (1601 – 1613).
Peran mas Jolang tidak banyak yang menarik untuk dicatat. Setelah mas jolangmeninggal, ia digantikan oleh Mas Rangsang (1613
– 1645). Pada masa pemerintahannyalah
Mataram meraih kejayaan. Baik dalam bidang perluasan daerah kekuasaan, maupun agama dan
kebudayaan. Pada tahun 1641, Agung Hanyakrakusuma menerima pengakuan dari Mekahsebagai sultan, kemudian mengambil gelar selengkapnya Sultan Agung Hanyakrakusuma
Senapati Ing Alaga Ngabdurrahman.8[8]
Di luar peranan politik dan militer, Sultan Agung dikenal sebagai penguasa yang besar
perhatiannya terhadap perkembangan islam di tanah jawa. Ia adalah pemimpin yang taat
beragama, sehingga banyak memperoleh simpati dari kalangan ulama. Secara teratur, ia pergi ke
masjid, dan para pembesar diharuskan mengikutinya.
Untuk memperkuat suasana keagamaan, tradisi khitan, memendekkan rambut bagi pria,dan mengenakan tutup kepala berwarna putih, dinyatakan sebagai syariat yang harus ditaati. Bagi
sultan Agung, kerajaan mataram adalah kerajaan islam yang mengemban amanat Tuhan di tanah
jawa. Oleh sebab itu, struktur serta jabatan kepenghuluan dibangun dalam sistem kekuasaankerajaan. Tradisi kekuasaan seperti sholat jumat di masjid, grebeg ramadan, dan upaya
pengamanalan syariat islam merupakan bagian tak terpisahkan dari tatanan istana.9[9]
Raja-Raja Mataram
1. Panembahan Senopati (1584-1601 M) dianggap sebagai raja pertama.10[10]
2. Mas Jolang atau Seda Ing Krapyak (1601- 1613 M)
3. Mas Rangsang dengan gelar Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-1646 M)
7/22/2019 Data Mataram
http://slidepdf.com/reader/full/data-mataram 16/18
KERAJAAN MATARAM
1) Latar belakang berdirinya kerajaan mataram
Pada waktu Sultan Hadiwijaya berkuasa di Pajang, Ki Ageng Pemanahan dilantikmenjadi Bupati di Mataram sebagai imbalan atas keberhasilannya membantu menumpas Aria
Penangsang. Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan diambil anak angkat oleh Sultan
Hadiwijaya. Setelah Ki Ageng Pemanahan wafat pada tahun 1575 M, Sutawijaya diangkatmenjadi bupati di Mataram. Setelah menjadi bupati, Sutawijaya ternyata tidak puas dan inginmenjadi raja yang menguasai seluruh Jawa, sehingga terjadilah peperangan sengit pada tahun
1528 M yang menyebabkan Sultan Hadiwijaya mangkat. Setelah itu terjadi perebutan kekuasaan
di antara para Bangsawan Pajang dengan pasukan Pangeran Pangiri yang membuat PangeranPangiri beserta pengikutnya diusir dari Pajang, Mataram. Setelah suasana aman, Pangeran
Benawa (putra Hadiwijaya) menyerahkan takhtanya kepada Sutawijaya yang kemudian
memindahkan pusat pemerintahannya ke kotagede pada tahun 1568 M. Sejak saat itu berdirilah
Kerajaan Mataram.
2) Aspek politik atau pemerintahan
Dalam menjalankan pemerintahannya, Sutawijaya, Raja Mataram banyak menghadapirintangan. Para bupati di pantai utara Jawa seperti Demak, Jepara, dan Kudus yang dulunya
tunduk pada Pajang memberontak ingin lepas dan menjadi kerajaan merdeka. Akan tetapi,
Sutawijaya berusaha menundukkan bupati-bupati yang menentangnya dan Kerajaan Mataram
berhasil meletakkan landasan kekuasaannya mulai dari Galuh (Jabar) sampai pasuruan (Jatim).Setelah Sutawijaya mangkat, tahta kerajaan diserahkan oleh putranya, Mas Jolang , lalu
cucunya Mas Rangsang atau Sultan Agung . Pada masa pemerintahan Sultan Agung, muncul
kembali para bupati yang memberontak, seperti Bupati Pati, Lasem, Tuban, Surabaya, Madura,Blora, Madiun, dan Bojonegoro.
Untuk menundukkan pemberontak itu, Sultan Agung mempersiapkan sejumlah besar
pasukan, persenjataan, dan armada laut serta penggemblengan fisik dan mental. Usaha Sultan
Agung akhirnya berhasil pada tahun 1625 M. Kerajaan Mataram berhasil menguasai seluruhJawa, kecuali Banten, Batavia, Cirebon, dan Blambangan. Untuk menguasai seluruh Jawa,
Sultan Agung mencoba merebut Batavia dari tangan Belanda. Namun usaha Sultan mengalami
kegagalan.
3) Aspek ekonomi
Kerajaan Mataram adalah kelanjutan dari Kerajaan Demak dan Pajang. Kerajaan inimenggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal ini karena letaknya yang berada
di pedalaman. Akan tetapi, Mataram juga memiliki daerah kekuasan di daerah pesisir utara Jawa
yang mayoritas sebagai pelaut. Daerah pesisir inilah yang berperan penting bagi arus
perdagangan Kerajaan Mataram.
4) Aspek sosial dan budaya
Kehidupan masyarakat di kerajaan Mataram, tertata dengan baik berdasarkan hukum
Islam tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Dalam pemerintahan KerajaanMataram Islam, Raja merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, kemudian diikuti oleh sejumlah
pejabat kerajaan. Di bidang keagamaan terdapat penghulu, khotib, naid, dan surantana yang
bertugas memimpin upacara-upacara keagamaan. Di bidang pengadilan, dalam istana terdapat jabatan jaksa yang bertugas menjalankan pengadilan istana.
7/22/2019 Data Mataram
http://slidepdf.com/reader/full/data-mataram 17/18
Untuk menciptakan ketertiban di seluruh kerajaan, diciptakan peraturan yang dinamakan
anger-anger yang harus dipatuhi oleh seluruh penduduk.
Kebudayaan yang berkembang pesat pada masa Kerajaan Mataram berupa seni tari, pahat, suara, dan sastra. Bentuk kebudayaan yang berkembang adalah Upacara Kejawen yang
merupakan akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha dengan Islam.
Di samping itu, perkembangan di bidang kesusastraan memunculkan karya sastra yangcukup terkenal, yaitu Kitab Sastra Gending yang merupakan perpaduan dari hukum Islamdengan adat istiadat Jawa yang disebut Hukum Surya Alam.
5) Runtuhnya kerajaan mataramKemunduran Mataram Islam berawal saat kekalahan Sultan Agung merebut Batavia dan
menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah kekalahan itu, kehidupan ekonomi rakyat tidak
terurus karena sebagian rakyat dikerahkan untuk berperang.
Kehidupan Sosial Ekonomi Mataram-Islam
a. Kehidupan Sosial -Budaya
Antara tahun 1614 hingga 1622, Sultan Agung mendirikan keraton baru di Kartasura, sekitar 5km dari Keraton Kotagede. Ia memperkuat militer, berhasil mengembangkan kesenian, serta
pertukangan. Selain itu, ia pun membangun komplek pemakaman raja-raja Mataram di Bukit
Imogiri. Kalender Jawa ia ganti dengan sistem kalender Hijriah. Pada tahun 1639, sultan inimengirim utusannya ke Mekah. Setahun kemudian, 1640, utusan Mataram ini membawakan
gelar baru bagi Sultan Agung dari syarif di Mekah. Gelar baru itu adalah Sultan Abdullah
Muhammad Maulana Matarani.
Seperti halnya ibukota kerajaan Islam lainnya, ibukota Mataram memiliki ciri khas kota
berarsitekturkan gaya Islam. Tata letak istana atau keraton senantiasa berdekatan dengan bangunan masjid. Letak keraton biasanya dikelilingi benteng dengan pospos pertahanan di berbagai penjuru angin. Di luar pagar benteng terdapat parit bautan yang berfungsi sebagai
barikade pertahanan ketika menghadapi lawan. Parit buatan ini berfungsi juga sebagai kanal,
tempat penampungan yang memasok air ke dalam kota.
Pada masa Paku Buwono II ini di istana Surakarta terdapat seorang pujangga bernama
Yasadipura I (1729-1803). Yasadipura I dipandang sebagai sastrawan besar Jawa. Ia menulis
empat buku klasik yang disadur dari bahasa Jawa Kuno (Kawi), yakni Serat Rama, Serat
Bharatyudha, Serat Mintaraga, serta Arjuna Sastrabahu. Selain menyadur sastra-sastra Hindu-
Jawa, Yasadipura I juga menyadur sastra Melayu, yakni Hikayat Amir Hamzah yang digubahmenjadi Serat Menak . Ia pun menerjemahkan Dewa Ruci dan Serat Nitisastra Kakawin. Untuk
kepentingan Kasultanan Surakarta, ia menerjemahkan Taj as-Salatin ke dalam bahasa Jawa
menjadi Serat Tajusalatin serta Anbiya. Selain buku keagamaan dan sastra, ia pun menulis
naskah bersifat kesejarahan secara cermat, yaitu Serat Cabolek dan Babad Giyanti.
b. Kehidupan Ekonomi
7/22/2019 Data Mataram
http://slidepdf.com/reader/full/data-mataram 18/18
Posisi ibukota Mataram di Kota Gede yang berada di pedalaman menyebabkan Mataram sangat
tergantung kepada hasil pertanian. Dengan kehidupan masyarakat yang agraris membentuk
tatanan masyarakat sistem feodal. Bangsawan, priyayi dan kerabat kerajaan yang memerintahsuatu wilayah diberi tanah garapan yang luas, sedangkan rakyat bertugas untuk mengurus tanah
tersebut. Sistem ini melahirkan tuan tanah yang menganggap menguasai wilayahnya.
Kehidupan kerajaan Mataram mengandalkan dari agraris, sedangkan daerah pesisir pantai di
wilayah yang dikuasai tidak dimanfaatkan. Dengan mengandalkan dari pertanian, Mataram
melakukan penaklukan ke beberapa kerajaan-kerajaan di Jawa Timur dan Jawa Barat. Denganmenarik upeti dari wilayah-wilayah penghasil beras menyebabkan perekonomian berkembang
dengan cepat. Keadaan tersebut tidaklah menguntungkan bagi rakyat, karena mereka seakan-
akan diperlakukan tidak benar oleh penguasa. Tidaklah mengherankan apabila banyak yang
melarikan diri dari wilayah kekuasaan Mataram atau terjadinya pemberontakan.