dasar teori visus irma

10
Dasar teori Visus : Visus adalah ketajaman atau kejernihan penglihatan, sebuah bentuk yang khusus di mana tergantung dari ketajaman fokus retina dalam bola mata dan sensitifitas dari interpretasi di otak. Untuk menghasilkan detail penglihatan, sistem optik mata harus memproyeksikan gambaran yang fokus pada fovea, sebuah daerah di dalam makula yang memiliki densitas tertinggi akan fotoreseptor konus/kerucut sehingga memiliki resolusi tertinggi dan penglihatan warna terbaik. Ketajaman dan penglihatan warna sekalipun dilakukan oleh sel yang sama, memiliki fungsi fisiologis yang berbeda dan tidak tumpang tindih kecuali dalam hal posisi. Ketajaman dan penglihatan warna dipengaruhi secara bebas oleh masing-masing unsur (ilyas, 2008). Cahaya datang dari sebuah fiksasi objek menuju fovea melalui sebuah bidang imajiner yang disebut visual aksis. Jaringan-jaringan mata dan struktur- struktur yang berada dalam visual aksis (serta jaringan yang terkait di dalamnya) mempengaruhi kualitas bayangan yang dibentuk. Struktur-struktur

Upload: tembem-anggraeni-rahmatika

Post on 12-Nov-2015

274 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

visus

TRANSCRIPT

Dasar teori Visus :Visus adalah ketajaman atau kejernihan penglihatan, sebuah bentuk yang khusus di mana tergantung dari ketajaman fokus retina dalam bola mata dan sensitifitas dari interpretasi di otak. Untuk menghasilkan detail penglihatan, sistem optik mata harus memproyeksikan gambaran yang fokus pada fovea, sebuah daerah di dalam makula yang memiliki densitas tertinggi akan fotoreseptor konus/kerucut sehingga memiliki resolusi tertinggi dan penglihatan warna terbaik. Ketajaman dan penglihatan warna sekalipun dilakukan oleh sel yang sama, memiliki fungsi fisiologis yang berbeda dan tidak tumpang tindih kecuali dalam hal posisi. Ketajaman dan penglihatan warna dipengaruhi secara bebas oleh masing-masing unsur (ilyas, 2008). Cahaya datang dari sebuah fiksasi objek menuju fovea melalui sebuah bidang imajiner yang disebut visual aksis. Jaringan-jaringan mata dan struktur-struktur yang berada dalam visual aksis (serta jaringan yang terkait di dalamnya) mempengaruhi kualitas bayangan yang dibentuk. Struktur-struktur ini adalah; lapisan air mata, kornea, COA (Camera Oculi Anterior = Bilik Depan), pupil, lensa, vitreus dan akhirnya retina sehingga tidak akan meleset ke bagian lain dari retina. Bagian posterior dari retina disebut sebagai lapisan epitel retina berpigmen (RPE) yang berfungsi untuk menyerap cahaya yang masuk ke dalam retina sehingga tidak akan terpantul ke bagian lain dalam retina. RPE juga memiliki fungsi vital untuk mendaur-ulang bahan-bahan kimia yang digunakan oleh sel-sel batang dan kerucut dalam mendeteksi photon. Jika RPE rusak maka kebutaan dapat terjadi. Perkembangan yang normal dari ketajaman visus tergantung dari input visual di usia yang sangat muda.Penurunan tajam penglihatan direfleksikan dalam berbagai macam abnormalitas pada sel-sel di korteks visual. Perubahan-perubahan ini meliputi penurunan yang nyata akan jumlah sel-sel yang terhubung pada mata yan terkena dan juga beberapa sel yang menghubungkan kedua bola mata, yang bermanifestasi sebagai hilangnya penglihatan binokular dan kedalaman persepsi atau streopsis(ilyas, 2008).Pemeriksaan visus terdiri dari 4 tahap1. Visus optotype snelen/straub2. Visus hitung jari3. Visus gerakan lambaian tangan4. Visus gelap dan terang (Faradilla, 2009)Pada pemeriksaan visus optotype snelen nilai normalnya 6/6 sedangkan pada straub 5/5. Penderita berdiri sejajar dengan optotype snelen dengan jarak 6 meter kemudian penderita membaca optotype yang ditunjuk oleh pemeriksa dengan 1 mata terbuka dan lakukan pada mata sebelahnya. Satuan yang dipakai dalam optotype snelen sendiri adalah feet sehingga penghitungan visus ini dilakukan dengan cara menjdaikan satuan meter atau dikalikan 3/10 (Faradilla, 2009).Jika pada pemeriksaan visus optotype snelen visus penderita belum diketahui lakukan dengan pemeriksaan visus hitung jari. Pemeriksaan visus ini dilakukan dengan cara menghitung jari pada jarak satu meter yang seharusnya orang normal bisa melihat pada jarak 60 meter (Faradilla, 2009).Lakukan pemeriksaan visus gerakan lambaian tangan jika pemeriksaan visus hitung jari tidak diketahui. Pada pemeriksaan kali ini penderita hanya bisa melihat gerakan lambaian tangan pada jarak satu meter yang seharusnya bisa dilihat oleh orang normal pada jarak 300 meter (Faradilla, 2009).Pemeriksaan selanjutnya adalah visus gelap dan terang. Penderita hanya bisa membedakan gelap dan terang. Perlu juga dilakukan pemeriksaan apakah penderita masih dapat membedakan arah datangnya sinar dan membedakan warna merah hijau (Faradilla, 2009).Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan penurunan visus, yaitu :a. Kelainan media refraktaYang termasuk media refrakta disini adalah kornea, humor akuos dan corpus vitreus ( keduanya merupakan cairan bola mata ) serta lensa. Contoh penyakit yang mengenai organ-organ ini yang paling kita kenal adalah katarak.Katarak adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa. Bisa disebakan olah karena faktor usia ( penyebab terbesar ), infeksi, trauma dan penyakit sistemik ( misalnya DM ). Saat ini metode operasi katarak dengan irisan lebar mulai ditinggalkan. Ada satu metode yang lebih canggih yaitu Phacoemulsification, yaitu suatu metode operasi dengan menggunakan gelombang ultrasound pada frekwensi tertentu untuk menghancurkan lensa yang keruh, kemudian dihisap oleh mesin tersebut.Pada metode ini hanya diperlukan irisan 2-3 mm saja untuk memasukkan alat Phaco, dibandingkan dengan metode dahulu yang harus membuat irisan lebar sehingga perlu jahitan 4-5 buah.Dengan metode phaco yang tanpa jahitan ini resiko infeksi lebih kecil, penyembuhan lebih cepat dan pasien juga lebih puas (Faradilla, 2009).b. Refraksi anomali1. Miopia ( Rabun Jauh )Miopia yaitu mata tidak dapat melihat benda-benda jauh dengan jelas, disebut juga mata perpenglihatan dekat (terang dekat/mata dekat).Penyebab terbiasa melihat sangat dekat sehingga lensa mata terbiasa tebal.Miopi sering dialami oleh tukang arloji, penjahit, orang yang suka baca buku (kutu buku) dan lain-lain.Untuk mata normal (emetropi) melihat benda jauh dengan akomodasi yang sesuai, sehingga bayangan jatuh tepat pada retina.Mata miopi melihat benda jauh bayangan jatuh di depan retina, karena lensa mata terbiasa tebal (Faradilla, 2009).Mata miopi ditolong dengan kacamata berlensa cekung (negatif).Tugas dari lensa cekung adalah membentuk bayangan benda di depan mata pada jarak titik jauh orang yang mempunyai cacat mata miopi. Karena bayangan jatuh di depan lensa cekung, maka harga si adalah negatif. Dari persamaan lensa tipis, 1/f=1/So+1/Si si adalah jarak titik jauh mata miopi. so adalah jarak benda ke mataf adalah fokus lensa kaca mata (Faradilla, 2009).2. Hipermetropia ( Rabun Dekat )Hipermetropiatidak dapat melihat jelas benda dekat, disebut juga mata perpenglihatan jauh (terang jauh/mata jauh).Rabun dekat mempunyai titik dekat yang lebih jauh daripada jarak baca normal.Penyebab terbiasa melihat sangat jauh sehingga lensa mata terbiasa pipih.Rabun dekat sering dialami oleh penerbang (pilot), pelaut, sopir dan lain-lain. Rabun jauh ditolong dengan kacamata berlensa cembung (positif).Bayangan yang dibentuk lensa cembung harus berada pada titik dekat mata penderita rabun dekat.Karena bayangan yang dihasilkan lensa cembung berada di depan lensa maka harga si adalah negatif. Dari persamaan lensa tipis, 1/f=1/So+1/Si. Si adalah jarak titik jauh mata hipermetropi, So adalah jarak benda ke mataf adalah fokus lensa kaca mata (Faradilla, 2009).3. Astigmatisma ( bisa dikoreksi dengan kaca mata silindris )Astigmatisma disebabkan karena kornea mata tidak berbentuk sferik (irisan bola), melainkan lebih melengkung pada satu bidang dari pada bidang lainnya.Akibatnya benda yang berupa titik difokuskan sebagai garis.Mata astigmatisma juga memfokuskan sinar-sinar pada bidang vertikal lebih pendek dari sinar-sinar pada bidang horisontal. Astigmatisma ditolong/dibantu dengan kacamata silindris.Saat ini ada teknologi baru yang sudah dikembangkan dan terbukti aman untuk menghilangkan plus, minus, maupun silindris. Yaitu dengan metode LASIK ( Laser Assisted In Situ Keratomileusis ). Metode operasi ini dapat digunakan bagi mereka yang merasa terganggu dengan pemakaian kaca mata. Ada profesi-profesi tertentu yang juga mengharuskan orang tersebut terbebas dari kaca mata ( mis. ABRI, peragawati, presenter ). Hanya untuk dapat di lakukan operasi ini ada persyaratan tertentu yang harus dipenuhi oleh kandidat lasik. Diantaranya adalah usia penderita minimal 18 tahun dan ukuran kaca mata stabil dalam satu tahun terakhir.Memiliki ketebalan kornea yang cukup serta kondisi syaraf penglihatan/retina dan tekanan bola mata dalam batas normal agar tercapai hasil operasi yang memuaskan. Adapun proses operasi cukup dengan menggunakan bius local dengan waktu kurang lebih 30 menit untuk operasi pada kedua mata (Faradilla, 2009).c. Kelainan pada sistem syarafDari 3 penyebab kelainan tajam penglihatan, kelainan pada syaraf ini yang paling berat,karena bila sudah terjadi kelainan pada retina maka bersifat permanent sehingga sulit untuk diperbaiki. Kelainan syaraf yang dapat menyebabkan penurunan visus yaitu kelainan pada retina (retinitis, retinopati, ablasio retina, atrofi retina,sikatrik retina, ARMD), kelainan pada nervus Optikus sampai pusatpenglihatan di kortek cerebri (papillitis, neuritis optik, atrofi papilnervus optikus, tumor atau kelainan lain yang dapat merusak saraf).Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penurunan visus karena kelainan pada sistem syaraf, yaitu:a. Membaca dalam jarak baca ( min. 30 cm dari obyek baca )b. Posisi membaca yang baik yaitu duduk ( tidak dengan tiduran maupun tengkurap)c. Penerangan yang cukup, tidak remang-remang (Faradilla, 2009)

Daftar pustaka

Faradilla, N. 2009 .Glaukoma dan Katarak Senilis.Ilyas, S. 2008. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta: FKUI.