dasar teori radio

37
 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Telekomunikasi Telekomunikasi adalah pertukaran informasi ( perubahan ) jarak jauh. (Schweber, 1999, p 3) 2.1.1 Telekomunikasi Dasar / Primitif  Telekomunikasi disini bersifat Point to Point (ptp) dimana terdapat source (originating) dan sink (destination). Untuk dapat memulai dan mengakhiri komunikasi antara kedua pihak harus terdapat signaling yang dikenal oleh kedua  pihak. Fungsi signaling adalah untuk memulai dan mengakhiri komunikasi. Model telekomunikasi PTP dapat dilihat pada Gambar 2.1. (Schweber, 1999, p 3) Gambar 2.1 Telekomunikasi PTP (  Point to Point) 2.1.2 Telekomunikasi Point to Multipoint Telekomunikasi lebih lanjut berbentuk Point to Multipoint  ( PTM ). Untuk PTM searah disebut  Broadcast . Dalam hal ini tidak diperlukan signaling. Untuk PTM dua arah maka diperlukan signaling. Model Telekomunikasi PTM dapat dilihat pada Gambar 2.2. (Schweber, 1999, p 4) Gambar 2.2 Telekomunikasi PTM (  Point to Many) 6

Upload: andreago

Post on 04-Nov-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Radio Komunikasi Teori

TRANSCRIPT

  • BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 Telekomunikasi

    Telekomunikasi adalah pertukaran informasi ( perubahan ) jarak jauh. (Schweber,

    1999, p 3)

    2.1.1 Telekomunikasi Dasar / Primitif

    Telekomunikasi disini bersifat Point to Point (ptp) dimana terdapat

    source (originating) dan sink (destination). Untuk dapat memulai dan mengakhiri

    komunikasi antara kedua pihak harus terdapat signaling yang dikenal oleh kedua

    pihak. Fungsi signaling adalah untuk memulai dan mengakhiri komunikasi. Model

    telekomunikasi PTP dapat dilihat pada Gambar 2.1. (Schweber, 1999, p 3)

    Gambar 2.1 Telekomunikasi PTP (Point to Point)

    2.1.2 Telekomunikasi Point to Multipoint

    Telekomunikasi lebih lanjut berbentuk Point to Multipoint ( PTM ).

    Untuk PTM searah disebut Broadcast. Dalam hal ini tidak diperlukan signaling.

    Untuk PTM dua arah maka diperlukan signaling. Model Telekomunikasi PTM

    dapat dilihat pada Gambar 2.2. (Schweber, 1999, p 4)

    Gambar 2.2 Telekomunikasi PTM (Point to Many)

    6

  • 7

    2.1.3 Telekomunikasi Point to Multipoint dengan Operator

    Telekomunikasi jenis berikutnya adalah Point to Multipoint dengan

    bantuan operator melalui switch board (bintang). Pada telekomunikasi jenis ini

    maka fungsi operator adalah membantu menyambungkan kedua pihak yang ingin

    berkomunikasi. Model telekomunikasi PTM dengan operator dapat dilihat pada

    Gambar 2.3. (Schweber, 1999, p 5)

    A O B C D

    Gambar 2.3 Telekomunikasi PTM dengan Operator

    2.2 Gelombang Elektromagnetik

    Semua sistem komunikasi elektronik mengirimkan informasi dari satu

    tempat ke tempat lain dengan mentransmisikan energi elektromagnetik dari

    pengirim ke penerima. Energi elektromagnetik dapat merambat melalui berbagai

    medium, seperti kabel, udara bahkan ruang hampa. Tiga karakteristik utama dari

    energi elektromagnetik yaitu panjang gelombang () yaitu jarak yang ditempuh

    dalam satu siklus per-satuan waktu; cepat rambat (v) yaitu kecepatan energi untuk

    merambat melalui mediumnya; dan frekuensi (f) yaitu jumlah gelombang

    elektromagnetik dalam satuan waktu (hertz atau Hz). Hubungan ketiga

    karakteristik tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut (Schweber, 1999, p 7-8)

  • 8

    Panjang FrekuensiKecepaGelombang tan= atau

    fv=

    2.2.1 Kecepatan Propagasi

    Kecepatan dari perambatan gelombang tergantung pada medium yang

    dilaluinya, hal ini disebut sebagai kecepatan propagasi. Kecepatan propagasi yang

    tertinggi terjadi pada medium hampa udara yang sering disebutkan sebagai

    kecepatan cahaya (c = 3x108 m/s). Di udara, kecepatan propagasi energi

    elektromagnetik berkisar antara 95 98% dari kecepatannya di hampa udara. Pada

    kabel kecepatannya berkisar 60 85%. (Schweber, 1999, p 8)

    2.2.2 Spektrum Gelombang Elektromagnetik dan Alokasi

    Total lebar frekuensi dan hubungannya dengan panjang gelombang yang

    digunakan dalam sistem komunikasi disebut spektrum gelombang

    elektromagnetik. Total spektrum gelombang elektromagnetik dapat dilihat pada

    Gambar 2.4

    Gambar 2.4 Spektrum Gelombang Elektromagnetik

  • 9

    2.2.3 Radio

    Radio adalah teknologi yang memperbolehkan pengiriman sinyal oleh

    modulasi gelombang elektromagnetik. Gelombang ini melintas (merambat) lewat

    udara dan juga kevakuman angkasa, gelombang ini tidak memerlukan medium

    pengangkutan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Radio)

    2.2.3.1 Telekomunikasi Radio

    Merupakan suatu bentuk komunikasi modern yang

    memanfaatkan gelombang radio sebagai sarana untuk membawa suatu

    pesan sampai ke tempat tujuannya.

    Keuntungannya: o Bisa menjangkau daerah yang cukup luas

    o Tidak diperlukan pemasangan kabel yang rumit

    Kerugiannya: o Bisa terjadi gangguan komunikasi bila terdapat suatu

    interferensi

    2.2.3.2 Gelombang Radio

    Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi

    elektromagnetik, dan terbentuk ketika objek bermuatan listrik dipercepat

    dengan frekuensi yang terdapat dalam frekuensi radio (RF) dalam

    spektrum elektromagnetik. Gelombang ini berada dalam jangkauan 10

  • 10

    hertz sampai beberapa gigahertz. Radiasi Elektromagnetik bergerak

    dengan berosilasi secara elektrik dan magnetik.

    Adapun gelombang elektromagnetik lainnya, yang memiliki

    frekuensi di atas gelombang radio adalah sinar gamma, sinar-X,

    inframerah, ultraviolet, dan cahaya terlihat (tampak).

    Ketika gelombang radio melalui kabel, osilasi dari medan listrik

    dan magnetik dapat mempengaruhi audio arus bolak-balik dan voltase di

    kabel. Ini dapat diubah menjadi sinyal audio atau lainnya yang dapat

    membawa informasi.

    Meskipun kata 'radio' digunakan untuk menjelaskan fenomena

    ini, transmisinya yang kita kenal sebagai televisi, radio, radar, dan

    telepon genggam adalah kelas dari emisi frekuensi radio.

    (http://id.wikipedia.org/wiki/Radio)

    2.3 Prinsip Frekuensi Radio

    2.3.1 Frekuensi Radio

    Frekuensi radio merupakan sinyal AC bertegangan tinggi yang merambat

    melalui konduktor tembaga dan kemudian diradiasikan ke udara melalui sebuah

    antena (Akin, 2002, p18). Antena mengubah sinyal kabel menjadi sinyal nirkabel

    dan sebaliknya. Spektrum Frekuensi radio ditunjukkan pada Tabel 2.1.

    Batasan Frekuensi Nama Band Frekuensi

    30 Hz 300 Hz ELF (Extremely Low Frequency)

  • 11

    0.3kHz 3kHz VF (Voice Frequency)

    3kHz 30kHz VLF (Very Low Frequency)

    30 kHz 300 kHz LF (Low Frequency)

    0.3MHz 3MHz MF (Medium Frequency)

    3 MHz 30 MHz HF (High Frequency)

    30 MHz 300 MHz VHF (Very High Frequency)

    0.3 GHz 3 GHz UHF (Ultra High Frequency

    3 GHz 30 GHz SHF (Super High Frequency

    30 GHz 300 GHz EHF (Extremely High Frequency)

    0.3 THz 3 THz Cahaya Infra Merah

    3 THz 30 THz Cahaya Infra Merah

    30 THz 300 THz Cahaya Infra Merah

    0.3PHz 3 PHz Cahaya Tampak

    3 PHz 30 PHz Cahaya Ultraviolet

    30 PHz 300 PHz Sinar X

    0.3 EHz 3 EHz Sinar Gamma

    3 EHz 30 EHz Sinar Kosmos

    Tabel 2.1 Spektrum Frekuensi Radio

    2.3.2 Sifat Frekuensi Radio

  • 12

    2.3.2.1 Gain

    Gain merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan

    peningkatan amplitudo sinyal radio (Akin,2002,p19). Gain sinyal radio

    dapat dilihat pada Gambar 2.5

    Gambar 2.5 Gain Sinyal Radio

    2.3.2.2 Loss

    Loss merupakan istilah menurunnya kekuatan sinyal. Loss dapat

    terjadi baik ketika sinyal masih dalam kabel maupun ketika sinyal

    berpropagasi di udara (Akin,2002,p19). Loss sinyal radio ditunjukkan

    pada Gambar 2.6

    Gambar 2.6 Loss pada Sinyal Radio

  • 13

    2.3.2.3 Refleksi

    Refleksi merupakan pemantulan sinyal radio oleh objek seperti

    permukaan bumi, tembok, bangunan, dan lain-lain (Akin,2002,p20).

    Refleksi ditunjukkan pada Gambar 2.7.

    Gambar 2.7 Refleksi Sinyal Radio

    2.3.2.4 Refraksi

    Refraksi merupakan pembelokan sinyal radio ketika sinyal radio

    melewati sebuah objek (Akin,2002,p21). Refraksi ditunjukkan pada

    Gambar 2.8.

    Gambar 2.8 Refraksi Sinyal Radio

  • 14

    2.3.2.5 Difraksi

    Difraksi merupakan pembelokan arah propagasi sinyal radio

    ketika melewati sebuah objek. (Akin, 2002, p22). Difraksi ditunjukkan

    pada Gambar 2.9.

    Gambar 2.9 Difraksi Sinyal Radio

    2.3.2.6 Penghamburan

    Penghamburan merupakan pemantulan acak dari sinyal radio

    akibat dari objek pemantulan yang kecil dan tidak beraturan (Akin, 2002,

    p23). Penghamburan ditunjukkan pada Gambar 2.10.

    Gambar 2.10 Penghamburan Sinyal Radio

  • 15

    2.3.2.7 Penyerapan

    Penyerapan sinyal radio terjadi terjadi ketika sinyal radio

    melewati sebuah objek dan diserap tanpa dipantulkan maupun

    direfraksikan (Akin, 2002, p23). Penyerapan sinyal radio ditunjukkan

    pada Gambar 2.11.

    Gambar 2.11 Penyerapan Sinyal Radio

    2.3.2.8 Analogi Gelombang Radio Dengan Cahaya

    Bagi orang awam yang tidak memiliki banyak pengalaman dalam

    bidang radio engineering, maka sukar untuk memvisualisasikan

    bagaimana gelombang radio merambat atau berpropagasi di udara. Salah

    satu analogi yang dapat menggambarkan propagasi gelombang radio ini

    adalah cahaya (Akin, 2002, p354). Cahaya merupakan gelombang

    elektromagnetik,seperti halnya gelombang radio.

  • 16

    2.3.2.9 Line of sight

    Line of sight merupakan istilah yang digunakan untuk

    menggambarkan jangkauan antara perangkat wireless yang tidak

    terhalang oleh suatu objek (akin, 2002, p325). Pemasangan alat-alat

    wireless harus memperhitungkan Line of sight. Untuk kemudahan

    biasanya digunakan Visual Line of sight, yaitu perhitungan Line of sight

    berdasarkan penglihatan dengan mata. Hal ini bisa dilakukan, mengingat

    sifat gelombang radio yang menyerupai cahaya. Line of sight ditunjukkan

    oleh Gambar 2.12

    Gambar 2.12 Line of sight

    2.3.2.10 Fresnel Zone

    Fresnel Zone merupakan suatu bentuk elips yang berada di antara

    pemancar dan antena penerima (Akin, 2002, p325). Aturan industri

    menyebutkan bahwa sekurangnya harus 60% dari bagian tengah Fresnel

    Zone tidak terhalangi. Fresnel Zone sangat diperlukan dalam perhitungan

    karena objek-objek yang terdapat dalam Fresnel Zone dapat

    mempengaruhi RF yang dipancarkan. Pengaruh yang ditimbulkan bisa

  • 17

    berupa penyerapan, pembauran dan sebagainya pada objek. Hal ini yang

    dapat menyebabkan degradasi sinyal. Fresnel Zone ditunjukkan pada

    Gambar 2.13.

    Gambar 2.13 Fresnel Zone

    2.3.3 Teknik Modulasi

    2.3.3.1 Pengertian Modulasi

    Modulasi merupakan suatu teknik yang dipakai untuk

    memasukkan / menumpangkan sinyal data / informasi ke sinyal carrier /

    pembawa. Alat yg digunakan untuk modulasi disebut Modulator, alat yg

    melakukan demodulasi disebut Demodulator, sedangkan alat yang bisa

    melakukan keduanya adalah Modem.

    Modulasi bisa dilakukan secara digital maupun analog, bahkan

    bisa dengan penggabungan keduanya.

    Karakteristik dari gelombang yg dimodulasi biasanya :

    Amplitudo Frekuensi Phase / Fase

  • 18

    Terdapat banyak jenis teknik modulasi, antara lain :

    Modulasi Analog, diantaranya o AM (Amplitude Modulation)

    o FM (Frequency Modulation)

    o PM (Phase Modulation)

    Modulasi Digital, diantaranya o ASK (Amplitude Shift Keying)

    o FSK (Frequency Shift Keying)

    o PSK (Phase Shift Keying)

    Modulasi Gabungan, diantaranya o PCM (Pulse Code Modulation)

    o PWM (Pulse Width Modulation)

    o PAM (Pulse Amplitude Modulation)

    o PPM (Pulse Position Modulation)

    o PDM (Pulse Density Modulation)

    o QAM (Quadrature Amplitude Modulation)

    2.3.3.2 Propagasi Gelombang Radio

    Gelombang dapat merambat melalui berbagai medium, antara lain:

    Padat Cair Udara Propagasi gelombang radio (Syahrial, Elizar dan Chandra, 2007),

    dibedakan menjadi:

  • 19

    Propagasi Gelombang tanah: o Gelombang langsung

    o Gelombang pantulan tanah

    Gambar 2.14 Propagasi Gelombang Langsung dan Gelombang Pantulan

    Tanah

    o Gelombang permukaan tanah

    Gambar 2.15 Propagasi Gelombang Permukaan Tanah

  • 20

    Propagasi Ionosfer

    Gambar 2.16 Propagasi Gelombang Ionosfer

    Memanfaatkan lapisan ionosfer untuk memantulkan gelombang.

    Lapisan ini terletak pada ketinggian 50-500 km diatas permukaan bumi

    dan terbentuk karena adanya radiasi sinar matahari. Perbedaan derajat

    ionisasi pada lapisan ini menghasilkan pembagian ionosfer ke dalam

    beberapa lapisan yaitu

    o Lapisan D (50-90 km)

    o Lapisan E (90-145 km)

    o Lapisan F (160-400 km)

  • 21

    Gambar 2.17 Ilustrasi Propagasi Gelombang Ionosfer

    2.3.3.3 Gelombang Carrier

    Gelombang/sinyal carrier adalah gelombang radio yang

    mempunyai frekuensi jauh lebih tinggi dari frekuensi sinyal informasi.

    Berbeda dengan sinyal suara yang mempunyai frekuensi

    beragam/variabel dengan range 20 Hz hingga 20 kHz, sinyal carrier

    ditentukan pada satu frekuensi saja. Frekuensi sinyal carrier ditetapkan

    dalam suatu alokasi frekuensi yang ditentukan oleh badan yang

    berwewenang.Di Indonesia, alokasi frekuensi sinyal carrier untuk siaran

    FM ditetapkan pada frekuensi 87,5 MHz hingga 108 MHz. Penetapan

    tersebut dan aturan lainnya tertuang dalam Keputusan Menteri

    Perhubungan Nomor KM 15 Tahun 2003. Frekuensi carrier inilah yang

    disebutkan oleh stasiun radio untuk menunjukkan keberadaannya.

  • 22

    Misalnya, Radio XYZ 100,2 FM atau Radio ABC 98,2 FM. 100,2 Mhz

    dan 98,2 MHz adalah frekuensi carrier yang dialokasikan untuk stasiun

    bersangkutan.

    Karena berupa gelombang sinusoidal, sinyal carrier mempunyai

    beberapa parameter yang dapat berubah. Perubahan itu dapat terjadi pada

    amplitudo, frekuensi, atau parameter lain. Contoh perubahan amplitudo

    dan perubahan frekuensi dari suatu sinyal asal ditunjukkan dalam

    gambar. Kemampuan untuk diubah inilah yang menjadi ide dari teknik-

    teknik modulasi. (Surya, 2005)

    2.3.3.4 Modulasi ASK

    Modulasi ASK (Amplitude Shift Keying) merupakan suatu bentuk

    modulasi yang merepresentasikan data digital sebagai suatu variasi /

    perubahan dalam amplitudo sebuah sinyal carrier / pembawa.

    Pada modulasi ASK, amplitudo sinyal pembawa berubah sesuai

    dengan informasinya, sedangkan fase dan frekuensinya tetap. Level

    amplitudo yang berubah direpresentasikan sebagai logika biner 0 dan 1.

    2.3.3.5 Kelebihan dan Kekurangan modulasi ASK

    Kelebihan dari modulasi ASK yaitu :

    o Biayanya yang relatif lebih murah

    o Penggunaannya yang lebih sederhana.

  • 23

    Sedangkan kekurangan dari teknik modulasi ASK yaitu :

    o Sensitif terhadap perubahan atmosfir / lingkungan

    o Mudah terpengaruh oleh noise

    o Mudah terpengaruh oleh kondisi propagasi yang berubah

    2.3.4 Frekuensi yang digunakan

    Frekuensi yang dipancarkan oleh alat berada pada spektrum frekuensi

    434 MHz, dimana frekuensi tersebut masuk ke dalam pita frekuensi UHF.

    Dikarenakan penggunaan frekuensi UHF, maka alat ini diharuskan untuk

    membayar BHP (Biaya Hak Pakai) Spektrum Frekuensi per-tahunnya apabila

    digunakan di areal publik.

    Penggunaan frekuensi yang gratis sampai saat ini yaitu frekuensi 2,4

    GHz, namun dikarenakan frekuensi yang terlalu tinggi, sehingga jangkauannya

    menjadi lebih rendah, yang mengakibatkan diperlukannya repeater.

    2.3.4.1 Komponen Perizinan

    Pengenaan biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi radio oleh

    Pemerintah Pusat (c.q. Ditjen Postel) terhadap penggunaan spektrum

    frekuensi radio oleh pengguna didasarkan kepada perundang-undangan

    yang berlaku, yaitu sebagai berikut:

    UU No.20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

    UU No.36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi

  • 24

    PP No.14 Tahun 2000 tentang PNBP yang berlaku di Departemen Perhubungan.

    PP No.53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit.

    Kepmen Perhubungan No.40 Tahun 2002 tentang petunjuk pelaksanaan tarif PNBP dari BHP spektrum frekuensi radio.

    Setiap pengguna spektrum frekuensi radio wajib membayar BHP

    spektrum frekuensi radio yang dibayar di muka untuk masa penggunaan

    satu tahun. Seluruh penerimaan BHP frekuensi radio tersebut disetor ke

    Kas Negara sebagai Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).

    2.3.4.2 Komponen tarif BHP spektrum frekuensi radio

    Perhitungan besaran BHP frekuensi radio digunakan berdasarkan

    formula yang ditetapkan pada PP No.14 tahun 2000, yaitu:

    BHP Frekuensi Radio (Rupiah) = ((Ib x HDLP x b) + (Ip x HDDP x p))/ 2

    Di mana :

    HDDP adalah Harga Dasar Daya Pancar (HDDP) HDLP adalah Harga Dasar Lebar Pita frekuensi radio (HDLP) p adalah daya pancar keluaran antenna EIRP (dalam dBmWatt) b adalah lebar pita frekuensi yang diduduki (bandwidth occupied)

    dalam kHz

    Ib adalah indeks biaya pendudukan lebar pita Ip adalah indeks biaya daya pancar

  • 25

    Besarnya HDDP dan HDLP ditentukan berdasarkan

    pengelompokkan pita frekuensi dan Zone lokasi pemancar yang

    ditetapkan pada PP No.14 tahun 2000 tersebut.

    Pembagian pita frekuensi dilakukan berdasarkan Radio

    Regulation-ITU sebagai berikut:

    No Band

    Frekuensi

    Zone I Zone 2 Zone 3 Zone 4 Zone 5

    1 VLF 191,629 153,303 114,977 76,652 38,326

    2 LF 142,844 114,844 85,707 57,138 28,659

    3 MF 140,403 112,322 84,242 56,161 28,081

    4 HF 135,353 108,282 81,212 54,141 27,071

    5 VHF 119,665 95,732 71,799 47,866 23,933

    6 UHF 109,481 87,585 65,688 43,792 21,896

    7 SHF 89,364 71,49 53,618 135,745 17,873

    8 EHF 54,188 43,350 32,513 21,675 10,838

    Tabel 2.2 Tabel Besaran HDDP (Harga Dasar Daya Pancar)

  • 26

    No Band

    Frekuensi

    Zone I Zone 2 Zone 3 Zone 4 Zone 5

    1 VLF 20,961 16,769 12,576 8,384 4,192

    2 LF 15,715 12,572 9,429 6,286 3,143

    3 MF 15,249 12,199 9,149 6,099 3,050

    4 HF 14,581 11,665 8,749 5,832 2,916

    5 VHF 12,888 10,310 7,733 5,155 2,578

    6 UHF 11,772 9,418 7,063 4,709 2,354

    7 SHF 9,681 7,745 5,809 3,873 1,936

    8 EHF 6,101 4,881 3,664 2,440 1,220

    Tabel 2.3 Tabel Besaran HDLP (Harga Dasar Lebar Pita Frekuensi)

    Penentuan besaran indeks biaya pendudukan lebar pita (Ib),

    indeks biaya daya pancar (Ip) ditentukan berdasarkan jenis servis

    komunikasi radio dan Zone lokasi berdasarkan wilayah

    Kabupaten/Kotamadya.

    Besarnya Ib, Ip dan pengelompokkan Zone ditentukan dalam

    Lampiran I Kepmen Perhubungan No.40 Tahun 2000. Secara berkala

    setiap 2 (dua tahun) sekali, nilai Ib dan Ip akan ditinjau dengan

    memperhatikan komponen-komponen pelayanan komunikasi radio yang

    baru, perkembangan wilayah Kabupaten/Kotamadya serta pertumbuhan

    ekonomi.

  • 27

    Untuk servis komunikasi radio yang tidak tercantum dalam

    Keputusan tersebut, untuk penetapan parameter Ib dan Ip mengambil

    asumsi jenis pelayanan yang sejenis.

    JENIS PENGGUNAAN FREKUENSI Ib Ip

    Jaringan Terrestrial

    (backbone) Base/Repeater stasiun 0,060 0,290

    Satelit (Space Segment) 0,143 0,000

    Stasiun Bumi Tetap 0,040 0,180 Jaringan Satelit

    Stasiun Bumi Portable 0,040 0,180

    Jasa Selular FDMA

    (AMPS, NMT) Base + out stasiun 8,210 0,630

    Jasa Selular TDMA

    (GSM,DCS & PCS) Base + out stasiun 8,790 4,200

    Jasa Selular DS-

    CDMA (IS95) Base + out stasiun 3,400 11,710

    Jasa Wireless Local

    Loop FDMA

    Base + remote/out

    stasiun 1,360 0,110

    Jasa Wireless Local

    Loop TDMA

    Base + remote/out

    stasiun 0,230 0,490

    Jasa Wireless Local

    Loop DS-CDMA

    Base + remote/out

    stasiun 0,070 0,490

    Jasa Wireless Data Base + remote/out 0,410 0,910

  • 28

    (primer) stasiun

    Jasa Wireless Data

    (sekunder)

    Base + remote/out

    stasiun 0,020 0,060

    Jasa Telepoint (CT2

    & CT2+) Base + out stasiun 0,001 0,018

    Jasa Radio Trunking Base + out stasiun 14,870 0,580

    Jasa Radio Paging Base/Repeater + out

    stasiun 24,240 0,790

    Jasa VSAT Hub + remote stasiun 0,080 2,520

    Base stasiun 2,720 0,130

    Repeater stasiun 11,890 0,650 Telsus Keperluan

    Sendiri (< 1 GHz) Portable Unit / Mobile

    Unit / Handy talky 0,390 0,020

    Telsus Keperluan

    Sendiri ( >= 1 GHz) Base/Repeater stasiun 0,060 0,290

    Telsus Radio

    Trunking Base + out stasiun 33,980 1,330

    Telsus Radio Paging Base + out stasiun 3,640 0,150

    Telsus Radio Taxi Base + out stasiun 32,280 1,930

    Satelit (space segment) 0,110 0,000

    Stasiun Bumi 0,020 0,050

    Base/Repeater stasiun 0,030 0,110

    Telsus Riset dan

    Eksperimen

    Portable / Mobile Unit / 0,230 0,020

  • 29

    Handy talky

    Stasiun ground to air 0,000 0,000

    Stasiun pesawat udara

    (Portable Unit) 0,000 0,000 Telsus Penerbangan

    (aeronautical band) Stasiun pesawat udara (

    Handy talky) 0,000 0,000

    Stasiun radio pantai 0,000 0,000

    Stasiun kapal (Portable

    Unit) 0,000 0,000 Telsus Maritim

    (maritime band) Stasiun kapal (Handy

    talky) 0,000 0,000

    Radio siaran AM 10,930 0,240

    Radio siaran FM 0,840 0,490 Telsus Penyiaran

    Terresterial Televisi siaran tak

    berbayar 0,640 8,430

    Telsus Penyiaran

    Satelit

    Televisi siaran

    berlangganan 0,143 0,000

    Stasiun Amatir 0,000 0,000

    Stasiun Citizen Band 0,000 0,000

    Stasiun Radio Navigasi 0,000 0,000

    Stasiun Radio

    Astronomi 0,000 0,000

    Telekomunikasi

    khusus untuk

    keperluan dinas

    khusus

    Stasiun Radio 0,000 0,000

  • 30

    Meteorologi

    Telekomunikasi

    khusus untuk

    keperluan Hankamneg

    dan perwakilan negara

    asing (asas timbal

    balik)

    0,000 0,000

    Tabel 2.4 Tabel Besaran Ib dan Ip

    Dari tabel Ib dan Ip di atas, diketahui bahwa untuk beberapa

    servis komunikasi radio tidak dikenakan BHP frekuensi radio, yaitu:

    Keperluan pertahanan dan keamanan Keperluan perwakilan diplomatik negara asing dengan

    memperhatikan asas resiprokal (timbal balik)

    Telekomunikasi khusus untuk keperluan perseorangan seperti Radio Amatir, Citizen Band

    Telekomunikasi khusus untuk dinas khusus, seperti untuk keperluan navigasi, astronomi dan meteorologi.

    Penggunaan pita frekuensi maritim untuk keperluan komunikasi radio keselamatan pelayaran, seperti stasiun radio pantai dan stasiun

    kapal laut, GMDSS maupun non-GMDSS.

  • 31

    Penggunaan pita frekuensi penerbangan untuk keperluan komunikasi radio navigasi dan keselamatan penerbangan, seperti stasiun ground

    to air, radar, maupun stasiun radio di pesawat udara.

    Pengelompokan Zone ditentukan berdasarkan lokasi wilayah

    Kabupaten/Kota ditentukan berdasarkan Lampiran II Kepmenhub No.40

    Tahun 2002. Pengelompokan ini didasarkan pada potensi ekonomi,

    pendapatan asli daerah, serta jumlah penduduk.

    Untuk Kabupaten/Kota yang dibentuk setelah Kepmenhub

    tersebut ditentukan, penentuan zona diasumsikan mengikuti wilayah

    administratif Kabupaten/Kota yang lama.

    Untuk BHP frekuensi radio jaringan satelit ruas angkasa (space

    segment), karena cakupannya dapat menjangkau seluruh Indonesia, maka

    Zone yang digunakan adalah Zone-3 (Zone rata-rata).

    Untuk BHP frekuensi radio bagi sistem komunikasi yang pada

    tabel di atas disebutkan dengan outstationnya, seperti base station + out

    station, base station/repeater + out station, hub + out station,

    mengandung arti bahwa yang dihitung hanya base, repeater atau hub

    station-nya saja tanpa mempertimbangkan jumlah remote station/ out

    station yang terhubung pada base, repeater atau hub station tersebut.

    Sumber :

    http://www.postel.go.id/utama.aspx?MenuID=4&MenuItem=3&SubMenu=2

  • 32

    2.4 Serial

    Komunikasi serial adalah komunikasi yang tiap tiap bit data dikirimkan secara

    berurutan dalam 1 jalur/kabel. Dalam komunikasi serial dikenal ada 2 mode

    komunikasi serial:

    1. Mode Sinkron.

    Mode sinkron merupakan mode komunikasi yang pengiriman tiap bit data

    dilakukan dengan menggunakan sinkronisasi clock. Pada saat transmitter hendak

    mengirimkan bit bit data, harus disertai clock untuk sinkronisasi menuju

    receiver.

    2. Mode Asinkron.

    Mode asinkron merupakan mode komunikasi yang pengiriman tiap bit data

    dilakukan tanpa menggunakan sinkronisasi clock. Transmitter yang ingin

    mengirimkan bit bit data harus menyepakati suatu standar (UART) sehingga

    data yang dikirimkan menyertakan bit bit tertentu yang telah disepakati oleh

    transmitter dan receiver.

    Standar UART terdapat pada IC yang dapat mengkonversi 8 bit data ke dalam

    aliran serial untuk dikirimkan menuju receiver, demikian sebaliknya pada saat

    menerima dari serial maka IC UART akan mengubah data serial menjadi 8 bit

    data yang selanjutnya dapat diproses.

  • 33

    D-Type-9 Pin No. Abbreviation Full Name

    Pin 3 TD Transmit Data

    Pin 2 RD Receive Data

    Pin 7 RTS Request To Send

    Pin 8 CTS Clear To Send

    Pin 6 DSR Data Set Ready

    Pin 5 SG Signal Ground

    Pin 1 CD Carrier Detect

    Pin 4 DTR Data Transmit Ready

    Pin 9 RI Ring Indicator

    Tabel 2.5 Pin Diagram RS 232

    Name Address IRQ

    COM 1 3F8 4

    COM 2 2F8 3

    COM 3 3E8 4

    COM 4 2E8 3

    Tabel 2.6 Port address dan IRQ pada serial

  • 34

    Gambar 2.18 Gambar Streaming Bit.

    2.5 Antena

    Antena dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu :

    Antena Omnidirectional Antena yang mempunyai pemancaran / penerimaan ke suatu arah

    Sumber :

    http://www.te.ugm.ac.id/~warsun/telkom/presentasi/kom_radio/kel3/Telekomunikasi

    %20Radio.ppt.

    2.5.1 Antena Omnidirectional

    Digunakan pada stasiun mobile service atau siaran radio dan televisi

    Antena Omnidirectional dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

    Antena Omnidirectional dengan Polarisasi Vertical Antena Omnidirectional dengan Polarisasi Horizontal

  • 35

    2.5.1.1 Antena Omnidirectional dengan Polarisasi Vertical

    Jenisnya:

    Antena Koaksial dan antena Brown

    Gambar 2.19 Antena Coaxial dan Antena Brown

    Antena Vertikal dengan penguatan tinggi

    Gambar 2.20 Antena Vertikal dengan penguatan tinggi

  • 36

    2.5.1.2 Antena Omnidirectional dengan Polarisasi Horizontal

    Jenisnya :

    Antena Super Turnstile

    Gambar 2.21 Antena Super Turnstile

    Antena Super Gain

    Gambar 2.22 Antena Super Gain

  • 37

    2.5.2 Antena Berarah

    Digunakan untuk perhubungan titik ke titik atau penerimaan TV.

    Jenis jenis antena dengan diagram pancaran berarah antara lain adalah :

    Antena corner reflector Antena Yagi Uda Antena Parabola

    2.5.2.1 Antena Corner Reflector

    Reflectornya berupa array dari parasitic element pada dua bidang

    datar yang berpotongan membentuk sudut, dimana radiatornya berada

    Gambar 2.23 Antena Corner Reflector

    2.5.2.2 Antena Yagi Uda

    Terdiri dari driven element , reflektor, direktor, dan boom

    Banyak digunakan dalam komunikasi VHF

  • 38

    Gambar 2.24 Antena Yagi Uda

    2.5.2.3 Antena Parabola

    Digunakan untuk daerah frekuensi UHF band atas dan gelombang

    mikro. Prinsipnya adalah memusatkan tenaga radiasi dari radiator.

    Penguatan antena parabola tergantung dari diameter dan frekuensi.

    Gambar 2.25 Antena Parabola

  • 39

    2.6 Visual Basic

    Visual Basic adalah sebuah bahasa pemrograman generasi ke-4 (fourth

    generation programming language) yang diciptakan oleh Microsoft.

    Bill Gates, pendiri Microsoft, memulai bisnis software-nya dengan

    mengembangkan Basic Interpreter untuk IBM. Perkembangan berikutnya ialah

    diluncurkannya BASICA (basic-advanced) untuk DOS. Setelah BASICA, Microsoft

    meluncurkan Microsoft QuickBasic dan Microsoft Basic (dikenal juga sebagai Basic

    Compiler).

    Sejarah BASIC di tangan Microsoft sebagai bahasa yang diinterpretasi

    (BASICA) dan juga bahasa yang dikompilasi (BASCOM) membuat Visual Basic

    diimplementasikan sebagai gabungan keduanya. Programmer yang menggunakan

    Visual Basic bisa memilih kode terkompilasi atau kode yang harus diinterpretasi sebagai

    hasil executable dari kode VB. Visual Basic sendiri adalah salah satu bahasa

    pemrograman tingkat tinggi. Ini dilihat dari cara penulisan coding program dengan

    menggunakan bahasa inggris sehari-hari. Serta digunakannya form sebagai

    mempermudah dalam pembuatan interface. Tools yang disediakan juga cukup banyak

    seperti Command Box, Combo Box, Check Box, Text Box, Option Button, Timer, serta

    ada modul yang dapat ditambahkan sesuai keinginan. Sebagai contoh MS Comm

    Control. (Kurniawan, 2000)

  • 40

    2.6.1 Keistimewaan Visual Basic 6

    Sejak dikembangkan pada tahun 80-an, Visual Basic kini telah mencapai

    versinya yang ke-6. Beberapa keistimewaan utama dari Visual Basic 6 ini di

    antaranya seperti:

    Menggunakan platform pembuatan program yang diberi nama Developer Studio, yang memiliki tampilan dan sarana yang sama dengan Visual C++

    dan Visual J++. Dengan begitu user dapat bermigrasi atau belajar bahasa

    pemrograman lainnya dengan mudah dan cepat, tanpa harus belajar dari nol

    lagi.

    Memiliki compiler user yang dapat menghasilkan file executable yang lebih cepat dan lebih efisien dari sebelumnya.

    Memiliki beberapa tambahan sarana Wizard yang baru. Wizard adalah sarana yang mempermudah di dalam pembuatan aplikasi dengan

    mengotomatisasi tugas-tugas tertentu.

    Tambahan kontrol-kontrol baru yang lebih canggih serta peningkatan kaidah struktur bahasa Visual Basic.

    Kemampuan membuat ActiveX dan fasilitas Internet yang lebih banyak. Sarana akses data yang lebih cepat dan user untuk mernbuat aplikasi

    database yang berkemampuan tinggi.

    Visual Basic 6 memiliki beberapa versi atau edisi yang disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya.

  • 41

    Gambar 2.26 Salah satu bentuk Form Visual Basic

    2.7 Bahasa Assembly

    Bahasa assembler adalah bahasa komputer yang mempunyai kedudukan diantara

    bahasa tingkat tinggi dan merupakan bahasa tingkat rendah. Yang dimaksud dengan

    bahasa tingkat tinggi adalah bahasa yang menggunakan kata-kata dan pernyataan yang

    mudah dimengerti oleh manusia,walaupun jauh dengan bahasa manusia yang biasa kita

    gunakan sehari-hari. Sedangkan bahasa tingkat rendah adalah kumpulan kode biner

    yang bisa di mengerti oleh komputer, kode-kode ini kemudian diterjemahkan sebagai

    instruksi-instruksi yang harus dijalankan oleh komputer. Bahasa tingkat rendah ini

    sering juga disebut sebagai bahasa mesin. (Prestiliano, 2005)

    Beberapa perintah yang umum digunakan dalam mikrokontroler antara lain :

    Mov target, sumber Fungsi : mengcopy nilai sumber ke target

    Clr target

  • 42

    Fungsi : set target 0

    Setb target Fungsi : set target 1

    Sjmp target Fungsi : lompat ke alamat target

    Inc target Fungsi : tambah nilai target sebanyak 1

    Add target, sumber Fungsi : tambah nilai target dengan sumber dan tampung di target

    Dec target Fungsi : kurangi nilai target sebanyak 1

    Jnz Fungsi : pindah ke alamat yang dituju apabila target memiliki nilai (tidak

    0)

    Jz Fungsi : pindah ke alamat yang dituju apabila target bernilai 0