dasar teori multimeter

27
http://artahadi.blogspot.com/2011/07/laporan-praktikum- elektronika-1-modul-1.html LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 MULTIMETER 1. Tujuan Percobaan Mempelajari fungsi dan sifat multimeter Mempelajari penggunaan multimeter dan keterbatasan kemampuan multimeter Dapat membedakan multimeter elektronis dan non elektronis Dapat membedakan multimeter digital dan analog Dapat menggunakan multimeter sebagai pengukur tegangan (Voltmeter) Mempelajari kode warna pada resistor 2. Peralatan dan Komponen Percobaan Multimeter Digital masing masing 1 buah Sumber tegangan searah 6 volt, 0.5 ampere Sumber tegangan bolak balik (generator sinyal) Resistor W 5 %, 1 MΩ, dan 2,2 KΩ ( masing masing 2 buah ) Resistor W 5 %, 270 KΩ, 33 KΩ 1,2 Ω 10 Ω ( masing masing 1 buah ) BreadBroad Kabel Penghubung Kit praktikum 3. Teori Penunjang Multitester adalah alat untuk mengukur tegangan AC/DC, arus DC dan tahanan. Untuk mengukur tegangan, saklar pilih multitester dikembalikan pada posisi ACV atau DCV dan alat

Upload: laras-tawang-pratiwi

Post on 05-Aug-2015

2.545 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dasar Teori Multimeter

http://artahadi.blogspot.com/2011/07/laporan-praktikum-elektronika-1-modul-1.html

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 MULTIMETER

1.      Tujuan Percobaan

   Mempelajari fungsi dan sifat multimeter

   Mempelajari penggunaan multimeter dan keterbatasan kemampuan multimeter

   Dapat membedakan multimeter elektronis dan non elektronis

   Dapat membedakan multimeter digital dan analog

   Dapat menggunakan multimeter sebagai pengukur tegangan (Voltmeter)

   Mempelajari kode warna pada resistor

2.      Peralatan dan Komponen Percobaan

  Multimeter Digital masing masing 1 buah

  Sumber tegangan searah 6 volt, 0.5 ampere

  Sumber tegangan bolak balik (generator sinyal)

  Resistor W 5 %, 1 MΩ, dan 2,2 KΩ ( masing masing 2 buah )

  Resistor W 5 %, 270 KΩ, 33 KΩ 1,2 Ω 10 Ω ( masing masing 1 buah )

  BreadBroad

  Kabel Penghubung

  Kit praktikum

3.        Teori Penunjang

Multitester adalah alat untuk mengukur tegangan AC/DC, arus

DC dan tahanan. Untuk mengukur tegangan, saklar pilih

multitester dikembalikan pada posisi ACV atau DCV dan alat

ukur dipasang secara paralel dengan beban ( yang akan diukur).

Bila yang diukur adalah arus DC maka saklar pemilih diatur pada

posisi DC mA dan alat ukur di pasang seri dengan beban.

Sedangkan untuk mengukur tahanan, saklar pemilih di atur

pada posisi Ohm dan alat ukur dipasang secara paralel dengan

beban ( perlu diingat beban dalam keadaan tidak berarus

listrik). Hasil pengukuran dapat diketahui dengan membaca

skala yang sesuai dengan penempatan posisi skala pemilih.

Page 2: Dasar Teori Multimeter

4.      Pelaksanaan Percbobaan

A.      Mengukur tegangan dan arus pada power supply (Generator Sinyal)

-          Pastikan power supply terhubung dengan sumber daya

-          Nyalakan power supply kemudian tekan tombol protector

-          Ukur tegangan menggunakan multimeter dengan cara menghubungkan kabel positif

multimeter ke lobang positif power supply, begitu juga untuk yang negative

-          Baca nilai yang tertera pada multimeter

B.      Pengukuran resistant pada bread broad

-          Siap 5 buah resistor dengann ketahanan yang berbeda dan sebuah bread broad

-          Rangkai resistor sesuai gambar di bawah ini

5.       Hasil Percobaan

-          Seri

-          Paralel

6.       Analisa Hasil Percobaan

Page 3: Dasar Teori Multimeter

Pada praktikum yang kami lakukan,kami melakukan 2 percobaan pengukuran yaitu

tegangan power supply dan pengukuran tahanan,untuk pengukuran tegangan power supply

kami melakukan pengukuran pada AC,+DC ,-DC beserta DC total,sedangkan pada

pengukuran tahanan kami melakukan pengukuran pada rangkaian seri dan paralel yang

masing-masing menggunakan 5 resistant dan hasil dari pengukuran ke 2 rangkaian tersebut

tersebut memang jelas berbeda.

7.       Kesimpulan

Pada percobaan diatas kami menyimpulkan bahwa :

-          Tiap Resistor yang kami ukur mempunyai tahanan yang berbeda beda

-          Tiap Multimeter mempunyai daya ukur yang berbeda beda dan tidak hanya mengukur satu

jenis Besaran Elktro

-          Resistor yang dirangkai secara seri memiliki Rtotal = Jumlah R nya

-          Resistor yang dirangkai secara Paralel memiliki Nilai Resistan yang sama

8.       Daftar Pustaka

[1]SEDRA,Adel S and Kenneth C.Smith,Microelectronics Circuit,Saunders College

Publishing,USA 1997

[2]MALVINO,Albert Paul,Electronic principles 3rd edition,MCGraw-Hill,1973

[3]HAYT,William J,et.al,Rangkaian Listrik Jilid 1 edisi ke-4 terjemahan pantur

Silaban,Erlangga,Jakarta,1991

[4]Nilsson,James W,et,al,Electric Circuit 5th edition,Addison-Wesley Publishing

Company,1996

[5]Franco,Sergio,Design with Operational Amplifiers andAnalog Integrated

Circuit,McGraw Hill,USA 1988

[6]KNOX,Rosemary,Fundamentals of Digital Electronics,Delmar Publishe Inc,New

York,1986

[7]http://labdasar.ee.itb.ac.id/

[8]http://www.alldatasheet.com/

Page 4: Dasar Teori Multimeter

http://yukoiri.blogspot.com/2012/11/percobaan-multimeter.html

PERCOBAAN MULTIMETER

BAB 1

MULTIMETER

A.    TUJUAN

a.       Mempelajari fungsi dan kegunaan multimeter

b.      Memahami kekurangan dan kelebihan dari multimeter digital dan analog

c.       Dapat menggunakan multimeter sebagai pengukuran tegangan (Voltmeter), sebagai

pengukur arus (Amperemeter) dan sebagai pengukur resistansi (Ohmmeter)

B.       ALAT DAN BAHAN

a.       Multimeter Analog     

b.      Multimeter Digital     

c.       Power Supply DC      

d.      Sumber Tegangan AC

e.       Tahanan

f.       Kabel

g.      Jek

h.      Resistor

C.      DASAR TEORI

1.      Multimeter

Multimeter elektronik kadang-kadang disebut juga AVO-meter, Pada dasarnya alat ini

merupakan gabungan dari alat ukur searah, tegangan searah, resistansi, tegangan bolak-balik.

Untuk mengetahui fungsi dan sifat multimeter yang dipergunakan pelajarilah baik-baik

spesifikasi dan penggunaan alat tersebut.

Spesifikasi yang harus diperhatikan terutama adalah batas ukur dan skala pada setiap

besaran yang diukur arus, tegangan searah atau tegangan bolak-balik dan resistansi. Serta

harus bisa mengira satuannya, bilamana tidak diketahui maka bisa menggunkan skala yang

lebih besar. Dalam pengukuran sensitivitas yang dinyatakan dalam ohm-per-volt pada

pengukuran tegangan searah dan bolak-balik dan ketelitian yang dinyatakan dalam %. Serta

Page 5: Dasar Teori Multimeter

hanya mampu mengukur daerah frekuensi yang mampu diukur pada pengukuran tegangan

bolak-balik (misalnya antara 20 Hz sampai dengan 30 KHz). Tidah kalh penting adalah

batere yang diperlukan untuk mensuplay alat ukur. Sebelum menggunakan alat tersebut, perlu

dipelajari cara membaca skala serta melakukan “zero adjustment” (membuat jarum pada

kedudukan nol). Mampu memilih batas ukur dan tahu memilih terminal, yaitu

mempergunakan polaritas (tanda + dan -) pada pengukuran tegangan dan arus searah.

2. Alat Ukur Arus Searah

Ammeter arus searah (DC ammeter) dipergunakan untuk mengukur arus searah. Alat

ukur ini dapat berupa amperemeter, milliamperemeter dan galvanometer. Dalam

mempergunakan ammeter arus searah perlu diperhatikan beberapa hal yaitu Ammeter tidak

boleh dipasang sejajar (paralel) dengan sumber daya serta ammeter harus dipasang seri

dengan rangkaian yang diukur arusnya dan melihat polaritasnya. Bila kita mempunyai

milliamperemeter arus searah, hendak digunakan sebagai ammeter dengan beberapa macam

batas ukur, dapat dilakukan sebagai berikut:

Gambar 1 Rangkaian Dasar Ammeter Searah

Dimisalkan M milliamperemeter dengan batas ukur 1 mA dan resistansi dianggap RM

pasang resistor RP paralel dengan meter M. Dari rangkaian,dapat dilakukan perhitungan

berikut:

Arus yang diukur adalah:

Misalkan IM adalah batas ukur meter M = 1 mA dan dipilih                     

Page 6: Dasar Teori Multimeter

maka arus yang diukur adalah

Jadi, dengan memilih harga RP tertentu maka akan mendapatkan pengaturan besaran arus IX

yang diukur. Resistor RP disebut resistor paralel atau "shunt“ dari rangkaian ammeter.

3. Alat Ukur Tegangan Searah

Suatu alat ukur tegangan searah umumnya terdiri dari: meter dasar (Amperemeter)

dan rangkaian tambahan untuk memperoleh hubungan antara tegangan searah yang diukur

dengan arus searah yang mengalir melalui meter dasar. Meter dasar merupakan suatu alat

yang bekerja (merupakan stator), dan suatu kumparan yang akan dilalui arus yang bebas

bergerak dalam medan magnet tetap tersebut. Rangkaian dasar voltmeter dapat digambarkan

seperti pada Gambar 2.

Gambar 2 Rangkaian Dasar Voltmeter Searah

Dari gambar 2 dapat diperoleh suatu persamaan

VX = IM RS + IM RM         Ket:     VX       = tegangan yang diukur

RS        = resistor seri

RM       = resistansi dalam meter

M         = meter dasar (berupa mA meter)

Bila IM adalah batas ukur meter M atau skala penuh maka RS harus dipilih sehingga VX

merupakan batas ukur dari seluruh rangkaian sebagai voltmeter.

4. Alat Ukur Tegangan Bolak-Balik

Page 7: Dasar Teori Multimeter

Pada dasarnya voltmeter bolak-balik terdiri dari: rangkaian penyearah, meter dasar

(misalnya mA-meter searah) dan resistor seri (lihat Gambar 3).

Gambar 3 Rangkaian Dasar Voltmeter Bolak-Balik

Untuk gambar 3a Arus Searah memperolah persamaan sebagi berikut:

Atau Vx (harga efektif = 1,11 IM (RS + RM)Sedangkan untuk gambar 3b Arus Searah dengan persamaan sebagai berikut:

Atau Vx (harga efektif = 2,22 IM (RS + RM)Jadi untuk skala multimeter ssebagai voltmeter bolak-balik umumnya dikalibrasi,

untuk bentuk gelombang sinusoida murni. Dengan demikian diharapkan meter akan

menunjukan harga yang salah dipengukuran tegangan bolak-balik bukan sinus murni.

5. Alat Ukur Resistansi

Umum suatu rangkaian ohmmeter terdiri dari meter dasar berupa miliammeter atau

mikroammeter arus searah, beberapa buah resistor dan potensiometer serta suatu sumber

tegangan searah atau baterai. Ada dua macam jenis ohmmeter, yaitu ohmmeter seri dan

ohmmeter paralel.

Page 8: Dasar Teori Multimeter

Gambar 4 Rangkaian Dasar Ohmmeter seri

V merupakan sumber tegangan searah atau baterai dan RM adalah resistansi dalam meter

dasar M. a) Mula-mula diambil RX = nol atau A-B dihubungkan sehingga diperoleh arus

melalui meter M adalah:

  atau    

Pada keadaan tersebut R2 diatur 

agar meter M menunjukan harga maksimum. Imaks = arus skala penuh (full-scale). b) Bila diambil RX = tak terhingga atau A-B dalam keadaan terbuka, maka diperoleh I M = 0 c) Sekarang dimisalkan suatu resistor RX dipasang pada A-B, maka arus melalui M adalah

Sehingga

Dalam persamaan tersebut IM = arus yang mengalir melalui meter M dan RX = resistansi yang diukur.

Gambar 5 Rangkaian Dasar Ohmmeter Paralel

Page 9: Dasar Teori Multimeter

V              = Sumber Tegangan Searah/Baterai

RM           = Resistansi Dalam Meter M

Dalam keadaan tidak dipergunakan, saklar S harus dibuka agar baterai V tidak lekas

menjadi lemah. Bila ohmmeter dipergunakan, maka saklar S akan ditutup. Mula-mula

diambil RX = tak terhingga atau A-B dalam keadaan terbuka, sehingga diperoleh arus melalui

M + IM. Pada keadaan ini pontensiometer R2 diatur agar arus melalui M mencapai harga

maksimum (skala penuh), sehingga

Kedudukan R2 jangan diubah lagi sehingga selalu terpenuhi persamaan diatas dengan

demikian akan diperoleh bahwa skala dengan RX = tak terhingga terletak di sebelah kanan.

Untuk RX = nol atau A-B dihubungsingkatkan maka tidak ada arus melalui M atau IM = 0

Jadi, pada ohmmeter skala nol ohm akan terletak di sebelah kiri

6. Rangkaian Multimeter

Gambar di bawah ini merupakan beberapa rangkaian multimeter yang digambarkan

secara terpisah, sebagai ammeter searah (Gambar 6), sebagai voltmeter searah (Gambar 7),

sebagai voltmeter bolak-balik (Gambar 8), dan sebagai ohmmeter.

Gambar 6 Rangkaian Ammeter Searah

Gambar 7 Rangkaian Voltmeter Searah

Page 10: Dasar Teori Multimeter

Gambar 8 Rangkaian Voltmeter Bolak-Balik

   

D.      PETUNJUK UMUM MENGGUNAKAN MULTIMETER

Sebelum memulai percobaan ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain

sebagai berikut:

a.       Perhatikan baik-baik beberapa catatan tentang penggunaan multimeter yaitu dalam kesalahan

penggunaan multimeter dapat menyebabkan fuse pada multimeter putus. Putusnya fuse dapat

mengakibatkan pemotongan nilai praktek sebesar min. 10 point.

b.      Dalam keadaan tidak dipakai, selector sebaiknya pada kedudukan AC volt pada harga skala

cukup besar (misalnya 250 volt). Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan pakai

yang membahayakan multimeter.

c.       Sebelum mulai mengukur suatu besaran listrik perhatikanlah lebih dahulu besaran apakah

yang hendak diukur dan kira-kira berapakah besaranya, kemudian pilihlah kedudukan

selector dan skala manakah yang akan dipergunakan. Perhatikan pula polaritas (tanda + dan -)

bila diperlukan.

d.      Jangan menyambungkan multimeter pada rangkaian. Tetapi bila rangkaian siap baru

kemudian memilih kedudukan selector dan skala yang akan digunakan. Jika arus/tegangan

melebihi batas maksimal pengukuran multimeter fuse akan putus.

e.       Pada waktu mulai melakukan pengukuran arus dan tegangan dan besarnya tidak dapat

dipastikan, maka mulailah dari batas ukur yang paling besar. Setelah itu selector dapat

dipindahkan ke batas ukur yang lebih rendah untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

f.       Pada pengukuran tegangan dan arus, pembacaan meter akan teliti bila penunjukan jarum

terletak di daerah dekat skala penuh, sedangkan pada pengukuran resistansi bila penunjukan

jarum terletak di daerah pertengahan skala.

g.      Harus diperhatikan: pengukuran resistansi hanya boleh dilakukan pada komponen atau

rangkaian tidak mengandung sumber tegangan.

E.             LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN

1.      Mengukur Tahanan

Page 11: Dasar Teori Multimeter

a.       Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

b.      Tentukan nilai tahanan karbon yang tersedia berdasarkan

c.       Atur sakelar pada multitester pada posisi ohm x10

d.      Kalibrasi alat ukur dengan cara menghubungkan singkat

e.       Hubungkan singkat sampai menunjuk angka nol pada skala ohm.

f.       Hubungkan multimeter pada masing‐masing kaki tahanan

g.      Catatlah semua hasil pengukuran resistor pada tabel 1

Tabel 1 Hasil Pengukuran Multimeter Resistor

No

Resistor

Warna 1 Warna 2 Warna 3 Warna 4 Nilai Hasil ukur

 1  R1 Merah Ungu  Merah Emas47 kohm ±

5% 2  R2 Orange Hitam Emas Emas 3ohm ± 5%

 3  R3 Cokelat Hitam Merah Emas1kohm ±

5%

 4  R4 Merah Ungu Merah Emas2,7kohm ±

5%

 5  R5 Orange  Orange Merah Emas3,3kohm ±

5%

2.      Mengukur Arus Searah

a.       Buatlah rangkaian seri di bawah ini dengan Vs = 6Volt dan R1 = R2 = 120ohm.

b.      Dengan harga-harga Vs dan R tersebut, hitunglah I (tidak menggunakan Amperemeter!) dan

cantumkan hasil perhitungan tersebut pada Tabel 2.

c.       Sekarang ukurlah arus searah I tersebut dengan multimeter analog. (Perhatikan polaritas

meter!). Sesuaikan batas ukur dengan nilai arus terhitung. Ulangilah pengukuran arus searah I

dengan memodifikasi parameter rangkaian menjadi R1 = R2 = 1,5 kW dan R1 = R2 = 1,5 MW

d.      Sebelum mengubah nilai R (dan menyambungkan amperemeter ke rangkaian), pastikan batas

ukur amperemeter terpilih dengan tepat.

Page 12: Dasar Teori Multimeter

e.       Lakukan kembali pengukuran arus searah I (dengan tiga harga R yang berbeda)

menggunakan multimeter digital.

f.       Catatlah semua hasil perhitungan dan pengukuran arus I pada (Tabel 2)

Tabel 2 Hasil Perhitungan dan Pengukuran Arus

Parameter Rangkaian yang

digunakan

Nilai

Arus

Terhitun

g

Multimeter AnalogMultimeter

Digital

Batas

Ukur

Nilai Arus

Terukur

(Ampere)

Nilai Arus

Terukur

(Ampere)Vs R1 R2

6V120

Ohm

120

Ohmdst. 2,5 mA

dst.

3.           Mengukur Tegangan Arus Searah

a.       Perhatikan rangkaian berikut:

b.      Buatlah rangkaian tersebut dengan Vs = 6V dan R1 = R2 = 120W

c.       Dengan harga-harga Vs dan R tersebut, hitunglah tegangan Vab (tidak menggunakan

Voltmeter!), cantumkan hasil perhitungan tersebut pada Tabel 3.

d.      Kemudian ukurlah tegangan Vab dengan multimeter analog. (Perhatikanlah polaritas meter!)

Sesuaikan batas ukur yang dipilih dengan hasil perhitungan Vab. Batas ukur manakah yang

dipilih? Adakah pengaruh resistansi dalam meter terhadap hasil pengukuran?

e.       Ulangilah pengukuran tegangan Vab dengan memodifikasi parameter rangkaian menjadi

R1 = R2 = 1,5 kW

R1 = R2 = 1,5 MW

f.       Sebelum mengubah nilai R (dan menyambungkan voltmeter ke rangkaian), pastikan batas

ukur voltmeter terpilih dengan tepat.

g.      Lakukan kembali pengukuran tegangan searah Vab tersebut (dengan tiga harga R yang

berbeda) menggunakan multimeter digital.

Page 13: Dasar Teori Multimeter

h.      Catatlah semua hasil perhitungan dan pengukuran tegangan Vab tersebut (Tabel 3).

Tabel 3 Hasil Perhitungan dan Pengukuran Tegangan Arus Searah

Parameter yang

digunakan

Multimeter AnalogMultimeter

Digital

Batas

Ukur

Sensitivit

as

Vab

(Volt)Vab (Volt)

VsR1

(ohm)

R2

(ohm)

6V 120 120 10V200 k ohm

dst. dst.

dst.

4.           Mengukur Tegangan Arus Bolak-Balik

a.       Pada bagian ini akan digunakan generator sinyal untuk menghasilkan tegangan bolak-balik

dengan frekuensi yang dapat diubah-ubah.

b.      Buatlah rangkaian berikut pada rangkaian ini digunakan G (PLN) sebagai sumber tegangan

arus bolak-balik.

c.       Aturlah frekuensi generator sinyal pada 50 Hz. Ukur dan aturlah amplitude generator sinyal

tersebut sebesar 6 Volt efektif dengan multimeter.

d.      Hambatan yang dipiilh adalah R1 = R2 = 120 Ohm. Gunakan kedua multimeter analog dan

digital secara parallel untuk mengukur tegangan Vab.

e.       Ukurlah tegangan Vab di multimeter analog dan digital, catat Tabel 4

f.       Ulangilah pengukuran tegangan Vab dengan memodifikasi parameter rangkaian menjadi

R1 = R2 = 1,5 kW

R1 = R2 = 1,5 MW

g.      Sebelum mengubah nilai R (dan menyambungkan voltmeter ke rangkaian), pastikan batas

ukur voltmeter analog terpilih dengan tepat.

h.      Catatlah semua hasil percobaan di atas pada Tabel 4 dan analisis tabel tersebut.

Page 14: Dasar Teori Multimeter

Tabel 4 Hasil Perhitungan dan Pengukuran Tegangan Bolak-balik

No. Frekuensi

(Hz)

R1, R2

(Ohm)

Vab (Volt)

Multimeter Analog Multimeter Digital

1. 50 120 dst.

dst.

Sumber:

Percobaan I Multimeter Lab.Dasar Teknik Elektro STEI-ITBLaboratorium Fisika Fakultas Teknik UNP Padang, Labsheet Fisika Terapan – Edisi 2007

http://elektronikaindustri.com/rangkuman-dan-kesimpulan-materi-multimeter/

Rangkuman dan Kesimpulan Materi Multimeter

1)   Multimeter adalah piranti ukur yang dapat digunakan untuk mengukur besaran listrik, yaitu ; (1) tegangan, (2) arus, dan (3) tahanan (resistance).

2)   Tegangan listrik dinyatakan dalam satuan Volt (V).

3)   Arus listrik dinyatakan dalam satuan Ampere (A).

4)   Tahanan/resistan (resistance)  listrik dinyatakan dalam satuan Ohm (W).

5)   Saklar jangkauan Multimeter harus berada pada posisi yang sesuai dengan besaran listrik yang akan diukur.

6)   Batas ukur (range) Multimeter harus berada pada posisi angka yang lebih besar dari nilai besaran listrik yang akan diukur.

7)   Sebelum melakukan pengukuran, posisi jarum harus berada tepat pada sisi kiri papan skala.

8)   Sekrup pengatur posisi jarum (preset) digunakan untuk mengatur posisi jarum pada angka nol.

9)   Tombol pengatur jarum pada posisi angka nol (zero adjustment) digunakan untuk meletakkan jarum pada posisi angka nol sebelum Multimeter digunakan untuk pengukuran nilai tahanan/resistans (resistance). Untuk keperluan ini, ujung dari kedua kabel penyidik disatukan, tombol diputar-putar untuk memperoleh posisi jarum pada angka nol.

10)   Kabel penyidik (probes) berwarna merah selalu dimasukkan ke lubang kabel penyidik yang bertanda (+) atau out.

Page 15: Dasar Teori Multimeter

11)   Kabel penyidik (probes) berwarna hitam selalu dimasukkan ke lubang kabel penyidik yang bertanda (-) atau common.

12)   Baterai pada Multimeter dihubungkan secara seri dengan lubang kabel penyidik (probes).

13)   Pada Multimeter Analog, hasil pengukuran dibaca pada papan skala.

14)   Pada Multimeter Digital, hasil pengukuran ditunjukkan langsung oleh angka yang muncul pada layar display.

15)   Hasil pengukuran tegangan listrik (ACV-DCV) dibaca pada bagian papan skala yang bertuliskan ACV-DCV.

16)   Hasil pengukuran arus listrik (DCmA) dibaca pada bagian papan skala yang bertuliskan DCV, A.

17)   Hasil pengukuran tahanan/resistan (resistance) dibaca pada bagian papan skala yang bertuliskan W – kW.

18)   Kriteria Multimeter ditentukan oleh seberapa besar arus yang digunakan untuk menggerakkan alat pengukur (meter). Besarnya kuat arus yang digunakan dapat dihitung dari kW/Volt yang tertera pada sisi kiri bawah papan skala.

19)   Pada Multimeter yang didesain khusus, terdapat perangkat untuk mengukur hfe transistor, dioda dan kapasitas kapasitor.

20)   Melalui kegiatan diskusi yang rutin, secara perlahan seseorang akan memperoleh 7 (tujuh) kecakapan hidup (life skill).

http://elektronikaindustri.com/pengertian-dan-fungsi-multimeter-avometer/

Pengertian dan Fungsi Multimeter / Avometer

Siapa yang tidak kenal Multimeter? Multimeter adalah alat wajib bagi seorang yang ingin belajar Elektronika lebih mendalam. Banyak juga yang menyebut multimeter dengan AVOmeter atau VOAM. Kali ini Elektronika Industri akan share tentang pengertian dan fungsi dari multimeter tersebut. Sebelumnya Elektronika Industri sudah membahas alat ukur lainnya yaitu tentang osiloskop.

Pengertian Multimeter

Multimeter adalah sebuah alat ukur listrik yang mengukur tegangan (volmeter, baik untuk tegangan DC atau AC), Hambatan (Ohm meter) serta arus (ampere-meter).

Melalui ketiga fungsi tersebut, multimeter sering dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi kerusakan sebuah komponen elektronika maupun rangkaian elektronika.

Page 16: Dasar Teori Multimeter

Bagian-Bagian Multimeter / Avometer

Jenis Multimeter

Berdasarkan display yang ditunjukkan, Multimeter dibedakan menjadi dua jenis yaitu multimeter analog dan multimeter digital.

Multimeter analog penunjukannya menggunakan jarum dengan berbagai jenis skala sesuai mode ukur yang dipilih.

Multimeter Analog yang menggunakan kumparan putar untuk menggerakkan jarum penunjuk papan skala. Multimeter ini yang banyak dipakai karena harganya relatif terjangkau. Jika pada Multimeter Digital hasil pengukuran langsung dapat dibaca dalam bentuk angka yang tampil pada layar display, pada Multimeter analog hasil pengukuran dibaca lewat penunjukan jarum pada papan skala.

http://elektronikaindustri.com/bagian-bagian-multimeter/

Page 17: Dasar Teori Multimeter

Bagian-Bagian Multimeter

Bagian-Bagian Multimeter

1. Papan Skala : digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan skala terdapat skala-skala; tahanan/resistan (resistance) dalam satuan Ohm (Ω), tegangan (ACV dan DCV), kuat arus (DCmA), dan skala-skala lainnya. Lihat gambar di bawah ini.

Page 18: Dasar Teori Multimeter

Bagian-Bagian Multimeter

2. Saklar Jangkauan Ukur : digunakan untuk menentukan posisi kerja Multimeter, dan batas ukur (range). Jika digunakan untuk mengukur nilai satuan tahanan (dalam Ω), saklar ditempatkan pada posisi Ω, demikian juga jika digunakan untuk mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat arus (mili Ampere – mikro Ampere). Satu hal yang perlu diingat, dalam mengukur tegangan listrik, posisi saklar harus berada pada batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Misal, tegangan yang akan diukur 220 ACV, saklar harus berada pada posisi batas ukur 250 ACV. Demikian juga jika hendak mengukur DCV.

3. Sekrup Pengatur Posisi Jarum (preset) : digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka nol (sebelah kiri papan skala).

4. Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero Adjustment) : digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka nol sebelum Multimeter digunakan untuk mengukur nilai tahanan/resistan. Dalam praktek, kedua ujung kabel penyidik (probes) dipertemukan, tombol diputar untuk memosisikan jarum pada angka nol.

5. Lubang Kabel Penyidik : tempat untuk menghubungkan kabel penyidik dengan Multimeter. Ditandai dengan tanda (+) atau out dan (-) atau common. Pada Multimeter yang lebih lengkap terdapat juga lubang untuk mengukur hfe transistor (penguatan arus

Page 19: Dasar Teori Multimeter

searah/DCmA oleh transistor berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan lubang untuk mengukur kapasitas kapasitor.

http://elektronikaindustri.com/batas-ukur-multimeter/

Batas Ukur MultimeterPosted by elektronika Google on July 21st, 2012 Rating 9.0 ?Outstanding

Elinds akan melanjutkan pembahasan tentang Multimeter yaitu mengenai Batas Ukur Multimeter. Ada baiknya baca juga penjelasan tentang Pengertian dan Fungsi Multimeter / Avometer dan Bagian-Bagian Multimeter.

Batas Ukur Multimeter

1. Batas Ukur (Range) Kuat Arus : biasanya terdiri dari angka-angka; 0,25 – 25 – 500 mA. Untuk batas ukur (range) 0,25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 0,25 mA. Untuk batas ukur (range) 25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 25 mA. Untuk batas ukur (range) 500, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 500 mA.

 

2. Batas Ukur (Range) Tegangan (ACV-DCV) : terdiri dari angka; 10 – 50 – 250 – 500 – 1000 ACV/DCV. Batas ukur (range) 10, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur adalah 10 Volt. Batas ukur (range) 50, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur adalah 50 Volt, demikian seterusnya.

 

3. Batas Ukur (Range) Ohm : terdiri dari angka; x1, x10 dan kilo Ohm (kW). Untuk batas ukur (range) x1, semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada satuan W). Untuk batas ukur (range) x10, semua hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali dengan 10 (pada satuan W). Untuk batas ukur (range) kilo Ohm (kW), semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada satuan kW), Untuk batas ukur (range) x10k (10kW), semua hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali dengan 10kW.

http://elektronikaindustri.com/cara-penggunaan-multimeter/

Cara Penggunaan MultimeterPosted by elektronika Google on July 21st, 2012 Rating 9.0 ?Outstanding

Cara penggunaan multimeter yang baik dan benar akan dishare Elinds pada posting ini. Namun ada baiknya pula untuk membaca penjelasan sebelumnya yaitu :  Pengertian dan Fungsi Multimeter, Bagian-Bagian Multimeter, Batas Ukur Multimeter dan Baterai Pada Mutimeter. Persiapan awal yang perlu Anda lakukan sebelum menggunakan Multimeter adalah :

Page 20: Dasar Teori Multimeter

Cara Penggunaan Multimeter

1. Baca dengan teliti buku petunjuk penggunaan (manual instruction) Multimeter yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

2. Multimeter adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan (Multimeter sebagai Volt-meter), mengukur Arus (Multimeter sebagai Ampere-meter), mengukur Resistans/Tahanan (Multimeter sebagai Ohm-meter).

3. Sebelum dan sesudah Multimeter digunakan, posisi saklar jangkauan ukur harus selalu berada pada posisi ACV dengan batas ukur (range) 250ACV atau lebih.

4. Kabel penyidik (probes) Multimeter selalu berwarna merah dan hitam. Masukkanlah kabel yang berwarna merah ke lubang penyidik yang bertanda (+) atau out, dan kabel yang berwarna hitam ke lubang penyidik yang bertanda (-) atau common.

5. Pada saat akan melakukan pengukuran dengan Perhatikan apakah jarum penunjuk sudah berada pada posisi angka nol. Jika belum lakukanlah peneraan dengan cara memutar sekrup pengatur posisi jarum (preset) dengan obeng minus (-).

6. Posisi saklar jangkauan ukur harus pada posisi yang sesuai dengan besaran yang akan diukur. Jika akan mengukur tegangan listrik bolak balik (ACV) letakkan saklar pada posisi batas ukur (range) yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Jika mengukur tegangan bolak balik 220V/220 ACV, letakkan saklar pada posisi batas ukur (range) 250 ACV. Hal yang sama juga berlaku untuk pengukuran tegangan listrik searah (DCV), kuat arus (DCmA-DCmA), dan tahanan/resistan (resistance).

7. Pada pengukuran DCV, kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan pada kutub positip, kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada kutub negatip dari tegangan yang akan diukur.

8. Jangan sekali-kali mengukur kuat arus listrik, kecuali kita sudah dapat memperkirakan besarnya kuat arus yang mengalir.

9. Untuk mengukur tahanan/resistan (resistance) , letakkan saklar jangkauan ukur pada batas ukur (range) W atau kW (kilo Ohm), pertemukan ujung kedua kabel penyidik (probes), tera jarum penunjuk agar berada pada posisi angka nol dengan cara memutar-mutar tombol pengatur jarum pada posisi angka nol (zero adjustment).

10. Berhati-hatilah jika akan mengukur tegangan listrik setinggi 220 ACV.