dasar teor1
TRANSCRIPT
Dasar Teori
1. PLC ( Programmable Logic Control)
Berdasarkan pada standar yang dikeluarkan oleh National Electrical Manufacture
Association (NEMA) ICS3-1978 Part ICS3-304, PLC didefinisikan sebagai berikut :
“PLC adalah suatu peralatan elektronik yang bekerja secara digital, memiliki memori
yang dapat diprogram menyimpan perintah-perintah untuk melakukan fungsi-fungsi
khusus seperti logic, sequening, timing, counting, dan aritmatika untuk mengontrol
berbagai jenis mesin atau proses melalui analog atau digital input/output modules”.
2. Prinsip Kerja PLC
Pada prinsipnya sebuah PLC melalui modul input bekerja menerima data-
data berupa sinyal dari peralatan input luar (external input device) dari sistem yang
dikontrol seperti yang diperlihatkan pada gambar 3. Peralatan input luar tersebut
antara lain berupa sakelar, tombol, sensor. Data-data masukan yang masih
berupa sinyal analog akan diubah oleh modul input A/D (analog to digital input
module) menjadi sinyal digital. Selanjutnya oleh prosesor sentral (CPU) yang ada
di dalam PLC sinyal digital itu diolah sesuai dengan program yang telah dibuat dan
disimpan di dalam ingatan (memory).
Seterusnya CPU akan mengambil keputusan dan memberikan perintah
melalui modul output dalam bentuk sinyal digital. Kemudian oleh modul
output D/A (digital to analog module) dari sistem yang dikontrol seperti antara
lain berupa kontaktor, relay, solenoid, heater, alarm dimana nantinya dapat untuk
mengoperasikan secara otomatis sistem proses kerja yang dikontrol tersebut.
Gambar 2. Bagian-bagian blok PLC
3. Ladder Diagram/Diagram Tangga
Diagram Tangga merupakan bahasa teknik yang menggunakan simbol-
simbol dan keterangan-keterangan mengenai input dan output dalam
bentuk gambar diagram untuk mewakili fungsi kerja suatu proses dari sistem
yang dikontrol. Simbol-simbol yang digunakan dalam pemrograman PLC, yaitu :
Load dan Load Not
Gambar 3. Simbol Load dan Load Not
Bila terdapat dua atau lebih kondisi terhubung serial dalam satu garis anak tangga,
maka kondisi ini dapat di sebut sebagai and dan jika di- not-kan maka menjadi and
not.
Or dan Or Not
Gambar 4. Simbol OR dan OR NOT
Bila terdapat dua atau lebih kondisi terhubung paralel dalam satu garis anak
tangga, maka kondisi ini merupakan or sedangkan jika kondisi tersebut dibalik maka
menjadi or not.
Normal Terbuka dan Normal Terhubung
Gambar 5 Simbol Normally Open , Normally Close
Setiap instruksi harus didahului oleh bit operand kondisi normal terbuka atau
terhubung. Suatu kondisi disebut normal terbuka bilamana output bekerja atau aktif
ketika bit operand di depannya ON, dan disebut normal terhubung bilamana output
bekerja atau aktif ketika bit operand di depannya OFF.
Fungsi END
Gambar 6. Simbol END
Instruksi end digunakan untuk menandai bahwa program telah selesai. CPU
melakukan scan dari awal hingga akhir program mebentuk loop tetutup. Jadi tanpa
end maka program PLC tidak akan bekerja.
Output dan Output Not
OUT OUT NOT
Gambar 7. Simbol OUT dan OUT NOT
Instruksi output dapat digunakan untuk rancangan dimana output harus aktif
bilamana kondisi-kondisi normal di depannya terhubung. Instruksi output not
digunakan untuk rancangan dimana output harus tidak aktif bilamana kondisi-
kondisi normal di depannya terhubung. Beberapa output atau output not yang
terhubung paralel pada satu garis anak tangga dapat diperlakukan dengan instruksi
output atau output not yang berurutan.
DIFU ( 13 ) dan DIFD ( 14 )
DIFU adalah instruksi untuk memberi trigger sesaat pada saat awal
masukan ON. Perintah DIFU mempunyai sebuah masukan dimana DIFU akan ON
hanya sesaat pada awal masukan ON kemudian OFF tanpa menghiraukan lamanya
masukan ON. Saat masukan OFF DIFU tidak bereaksi apapun. DIFU akan ON lagi
setelah masukan OFF dan kemudian ON.
DIFD adalah instruksi untuk memberi trigger sesaat pada saat awal
masukan OFF. Perintah DIFD mempunyai sebuah masukan dimana DIFD akan ON
hanya sesaat pada awal masukan ON kemudian OFF tanpa menghiraukan lamanya
masukan OFF. DIFD akan ON lagi setelah masukan ON dan kemudian OFF.
Gambar 8. Simbol DIFU dan DIFD
TIMER
Timer adalah instruksi untuk menunda suatu proses. Timer mempunyai
sebuah masukan, dimana apabila masukan ON timer menghitung dan bila masukan
OFF timer reset. N menunjukkan timer ke berapa ( Tim 1, Tim 2 dst ) dan SV
adalah Set Value dengan batasan antara 000.00 sampai dengan 999.9. Apabila
masukan ON maka timer aktif dan mulai menghitung sesuai set value, setelah timer
selesai menghitung sampai angka set value terpenuhi maka timer akan ON, timer
akan OFF dan reset apabila masukan OFF. Untuk mengambil kondisi timer maka
dibuat diagram ladder seperti gambar dibawah. Timer akan OFF apabila masukan
kondisinya OFF sehingga Timer reset. Timer menggunakan unit 100 ms ( Hundred-
ms Timer ).
Gambar 9. Simbol Timer
4. Limit Switch
Limit switch merupakan jenis saklar yang dilengkapi dengan katup yang
berfungsi menggantikan tombol. Prinsip kerja limit switch sama seperti saklar Push
ON yaitu hanya akan menghubung pada saat katupnya ditekan pada batas penekanan
tertentu yang telah ditentukan dan akan memutus saat saat katup tidak ditekan. Limit
switch termasuk dalam kategori sensor mekanis yaitu sensor yang akan memberikan
perubahan elektrik saat terjadi perubahan mekanik pada sensor tersebut. Penerapan
dari limit switch adalah sebagai sensor posisi suatu benda (objek) yang bergerak.
Simbol limit switch ditunjukan pada gambar berikut.
Gambar 10. Limit switch dan simbolnya
Limit switch umumnya digunakan untuk :
Memutuskan dan menghubungkan rangkaian menggunakan objek atau benda
lain.
Menghidupkan daya yang besar, dengan sarana yang kecil.
Sebagai sensor posisi atau kondisi suatu objek.
Prinsip kerja limit switch diaktifkan dengan penekanan pada tombolnya pada
batas/daerah yang telah ditentukan sebelumnya sehingga terjadi pemutusan atau
penghubungan rangkaian dari rangkaian tersebut.
Limit switch memiliki 2 kontak yaitu NO (Normally Open) dan kontak NC
(Normally Close) dimana salah satu kontak akan aktif jika tombolnya tertekan.
Konstruksi dan simbol limit switch dapat dilihat seperti gambar di bawah.
Gambar 11. Konstruksi limit switch
5. Tombol Tekan (Push Botton)
Tombol tekan adalah bentuk saklar yang paling umum dari pengendali manual
yang dijumpai di industri. Tombol tekan NO (Normally Open) menyambung
rangkaian ketika tombol ditekan dan kembali pada posisi terputus ketika tombol
dilepas. Tombol tekan NC (Normally Closed) akan memutus rangkaian apabila
tombol ditekan dan kembali pada posisi terhubung ketika tombol dilepaskan.
Ada juga tombol tekan yang memiliki fungsi ganda, yakni sudah dilengkapi
oleh dua jenis kontak, baik NO maupun NC. Jadi tombol tekan tersebut dapat
difungsikan sebagai NO, NC atau keduanya. Ketika tombol ditekan, terdapat kontak
yang terputus (NC) dan ada juga kontak yang terhubung (NO). Bentuk tombol tekan
beserta simbolnya dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.
Gambar 12. Bentuk tombol tekan (Push botton)
Gambar 13. Simbol saklar tekan (Push Botton)
Prinsip kerja Push Button adalah apabila dalam keadaan normal tidak ditekan
maka kontak tidak berubah, apabila ditekan maka kontak NC akan berfungsi sebagai
stop (memberhentikan) dan kontak NO akan berfungsi sebagai start (menjalankan)
biasanya digunakan pada sistem pengontrolan motor – motor induksi untuk
menjalankan mematikan motor pada industri – industri.
6. Motor Stepper
Motor Stepper adalah sebuah perangkat pengandali yang menkonversikan bit-
bit menjadi posisi rotor. Motor stepper memiliki pin-pin input yang menjadi kutub-
kutub magnet di dalam motor. Bila salah satu pin diberi sumber tegangan, pin tersebut
akan mengaktifkan kutub di dalam magnet sebagai kutub utara dan kutub yang tidak
diberi tegangan sebagai kutub selatan. Dengan terdapatnya 2 kutub di dalam motor
ini, rotor di dalam motor yang memiliki kutub permanen akan mengarah sesuai
dengan kutub-kutub input. Kutub utara rotor akan mengarah ke kutub selatan
stator sedangkan kutub selatan rotor akan mengarah ke kutub utara stator. Pada motor
stepper terdapat berbagai macam tipe, antara lain unipolar, bipolar, Single-phase,
Multy-phase dan sebagainya. Skema umum motor stepper dapat dilihat seperti
gambar dibawah ini.
Gambar 14. Skema Motor Stepper
Gambar diatas menunjukkan penampang motor stepper dengan empat koil.
Setiap koil memiliki empat kondisi kutub. Bila kondisi satu yang aktif, posisi rotor
akan nampak seperti di atas. Bila kondisi bergeser ke dua, rotor akan berputar
ke kiri dengan sudut putar sesuai dengan jarak kondisi satu dan dua. Namun bila
setelah kondisi satu, kondisi empat yang aktif, rotor akan menuju ke koil dengan pin
empat paling dekat dengan pin satu dari kondisi sebelumnya. Hal ini menyebabkan
rotor berputar ke kanan dan seterusnya. Ketelitian sudut putar pada motor stepper
sebanding dengan banyaknya dan kondisi masukkannya. Pada kondisi seperti gambar
2.2, stepper dengan empat koil dan empat kondisi kutub dengan metode full step akan
mampu menghadap ke 16 sudut berbeda.
Ada dua tipe pengendalian dengan metode full step yaitu dengan
pembangkitan tunggal dan pembangkitan ganda. Untuk tipe pembangkitan
tunggal dapat dilihat lebih jelas pada tabel berikut.
Pada tabel karakteristik pembangkitan stepper dibawah (tabel 2.1) hanya ada
satu kondisi yang aktif. Misal koil satu aktif dan lainnya mati, maka rotor akan
menghadap ke kutub satu. Bila koil dua aktif, dan kutub lainnya off, rotor akan
menghadap ke kutub dua dan seterusnya. Untuk Pembangkitan motor stepper
dengan metode pembangkitan ganda dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Karakteristik Stepper Pembangkitan Tunggal.
Pada Karakteristik Stepper Pembangkitan Ganda dua koil aktif bersamaan, dan
dua lainnya mati. Hal ini akan menyebabkan rotor menghadap diantara kutub yang
aktif. Misalkan untuk kondisi koil satu dan dua aktif, rotor akan menghadap ke titik
diantara kutub satu dan dua, dan seterusnya.
Tabel 2. Karakteristik Stepper Pembangkitan Ganda