dasar perhitungan

4

Click here to load reader

Upload: zaki-mubarok

Post on 22-Jun-2015

6.165 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

dasar perhitungan bangunan gedung kurang dari 5 lantai

TRANSCRIPT

Page 1: Dasar perhitungan

KERJA PROYEK PERENCANAAN HAL 1

BAB I. DASAR PERHITUNGAN

I.1 Latar Belakang dan tujuan

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA merupakan salah satu Universitas

Negeri di Jakarta yang salah satu jurusannya Teknik Sipil. Jurusan Teknik

Sipil itu sendiri dibagi 2 program studi yaitu Teknik Konstruksi Sipil dan

Teknik Konstruksi Gedung. Didalam Program Studi Konstruksi Gedung

terdapat beberapa mata kuliah yang saling berkaitan dan menunjang sehingga

dapat diaplikasikan dalam mata kuliah Kerja Proyek Perencanaan atau biasa

disebut Project Work (PW).

Salah satu tujuan Diploma bagi lulusan Diploma DIII Politeknik

adalah untuk mempersiapkan mahasiswa yang berkompeten didunia industri

konstruksi bangunan gedung.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan calon lulusan D III antara lain :

- Hal-hal penting merencanakan atau menganalisa bangunan gedung

bertingkat yang kuat dan aman.

- Hal-hal penting tentang detailing struktur bangunan gedung bertingkat

yang kuat dan aman dan pelaksanaannya.

- Mengetahui bagaimana struktur yang ekonomis

Namun masalah lain yang dihasapi oleh POLITEKNIK adalah

keterbatasan waktu yang relatif singkat guna mempersiapkan tenaga

professional.

Tujuan Penulisan :

- Agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah didapat dari semester

I sampai dengan semester IV untuk merencanakan atau menganalisa

bangunan gedung bertingkat minimal sederhana dari mulai atap sampai

bagian bawah tanah pondasi. Hal lain adalah merencanakan instalasi atau

utilitas bangunan gedung tersebut.

Page 2: Dasar perhitungan

KERJA PROYEK PERENCANAAN HAL 2

- Agar mahasiswa dapat membuat denah bangunan bertingkat sederhana ,

dapat merencanakan struktur ataupun elemen-elemen pendukungnya dan

dapat men-detailing gambar struktur termasuk elemen-elemen

pendukungnya.

I.2 Dasar Perencanaan

Didalam merencanakan bangunan gedung bertingkat pada umumnya sudah

didapatkan/ditetapkan besaran2 penting yang akan digunakan pada perhitungan . Hal

ini tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan yang ada.

Beberapa hal yang digunakan sebagai pedoman – asumsi pada analisa perhitungan

adalah sebagai berikut :

a. Peruntukan bangunan adalah : Bangunan Gedung Kuliah

b. Keterangan bangunan :

. Jumlah lantai : 4 lantai

. Tinggi antar lantai : 4 m

. Luas bangunan : 54*20 = 1.080 meter2/ lantai

. Rangka atap terbuat dari Baja

. Konstruksi tangga beraba di luar bangunan

c. Ketentuan Mutu bahan yang dipakai :

. Mutu Beton Fc’ = 27,5 Mpa

. Mutu baja , BJTD , Fy = 400 Mpa

BJTP, Fy = 240 Mpa

d. Pondasi adalah Pondasi Dangkal dengan daya dukung tegangan

izin tanah adalah : 2.0 kg/cm2 , tanah lunak.

e. Peraturan-peraturan yang dipakai mengacu pada peraturan :

. Beban mati adalah beban yang bekerja vertikal

kebawah . Pada struktur, beban mati adalah berat

sendiri struktur, seperti penutup lantai, atap dan

lain-lain.

. Berat sendiri beton bertulang 2400 kg/m3

Page 3: Dasar perhitungan

KERJA PROYEK PERENCANAAN HAL 3

. Berat sendiri baja 7.850 kg/m3

. Berat sendiri penutupo atap genteng dengan reng

kaso per m2

. Berat sendiri pasangan dinding ½ bata 2.5 kN/m

3

. Spesi = 0,211 kN/m3

. Keramik = 0,24 kN/m

3

. Plafond = 0,11 kN/m3

. Penggantung = 0,07 kN/m

3

Beban Hidup

Beban hidup adalah beban-beban yang biasa ada atau tidak ada pada

struktur untuk suatu massa yang diberikan. Meskipun dapat berpindah-pindah

bebean hidup masih dapat dikatakn bekerja secara perlahan-lahan pada struktur.

- Pada atap bangunan sebesar minimum 100 kg

- Pada lantai bangunan khusus untuk lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, toko,

restoran, hotel dan asrama sebesar 250 kg/m3

- Pada tangga, bordes dan gang sekolah besarnya 300 kg/m3

- Pada bangunan bertingkat unsur-unsur bangunan bertingkat, yang memikul

muatan dari beberapa tingkat muatan lantai dan atap dapat dikalikan dengan

koefisien-koefisien sebagai berikut :

Koefisien reduksi

Muatan hidup

Atap 1,0

Lantai paling atas 1,0

Lantai ke – 2 dari atas 0,9

Lantai ke – 3 dari atas 0,8

Lantai ke – 4 dari atas 0,7

Lantai ke – 5 dari atas 0,6

Page 4: Dasar perhitungan

KERJA PROYEK PERENCANAAN HAL 4

BebanAngin

Beban angin diperhitungkan dengan menganggap adanya tekanan

positif dan tekana negatif (isapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang-

bidang yang ditinjau.

Koefisien angin untuk bangunan tertutup :

- Dinding vertikal, dipihak angin + 0,9, dibelakang -0,4, sejajar dengan arah

angin -0,4.

- Atap segitiga dengan sudut kemiringan α , dipihak angin untuk :

α < 65o = +0,02 α – 0,4

65o < α < 90o = +0,9

dibelakang angin untuk semua α = -0,4

Beban Gempa

Koefisien gempa horizontal pada bangunan dengan ketinggian lebih dari 10m

dan kurang dari 40 meter. Pembagian koefisien gempa horizontal sepanjang

tinggi bangunan terbagi rata sebesar Koh sampai 0,6 dari tinggi bangunan.

Kemudian mengikuti pembagian trapesium dengan koefisien gempa horizontal

terbesar dipuncak bangunan sebesar Knh. Apabila H Adalah tinggi bangunan

seluruhnya dalam meter, maka Koh dan Knh harus dihitung dengan rumus :

Koh = 1

10 + 0,1 H ,dan

Knh = ( i + 0,05 H ) KoH