dasar jurnalistik - ignatius haryanto

16
PENGANTAR JURNALISTIK: SEJUMLAH KONSEP DASAR Ignatius Haryanto Pointers singkat ini ingin memberikan gambaran untuk sejumlah hal: - Apa itu jurnalistik? - Fungsi jurnalistik? - Bentuk-bentuk jurnalistik yang ada? - syarat-syarat untuk menjadi seorang wartawan / pewarta yang baik - pengertian dasar: apa itu berita? - Kriteria / nilai berita - Unsur dalam pemberitaan - Penulisan berita - Cara pengumpulan informasi - (plus daftar periksa perencanaan peliputan) - Masalah etika jurnalistik Apa itu jurnalistik? Jurnalistik adalah kegiatan mencari, mengumpulkan, dan menerbitkan berita yang akan tampil dalam bentuk media massa (suratkabar, majalah, radio, televisi, media online). Fungsi Jurnalistik? Ada empat fungsi dari jurnalistik: - Fungsi informasi 1

Upload: ismafarsidocs

Post on 06-Aug-2015

122 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dasar Jurnalistik - Ignatius Haryanto

PENGANTAR JURNALISTIK: SEJUMLAH KONSEP DASAR

Ignatius Haryanto

Pointers singkat ini ingin memberikan gambaran untuk sejumlah hal:

- Apa itu jurnalistik?- Fungsi jurnalistik? - Bentuk-bentuk jurnalistik yang ada?- syarat-syarat untuk menjadi seorang wartawan / pewarta yang baik - pengertian dasar: apa itu berita? - Kriteria / nilai berita - Unsur dalam pemberitaan - Penulisan berita - Cara pengumpulan informasi - (plus daftar periksa perencanaan peliputan) - Masalah etika jurnalistik

Apa itu jurnalistik?

Jurnalistik adalah kegiatan mencari, mengumpulkan, dan menerbitkan berita yang akan tampil dalam bentuk media massa (suratkabar, majalah, radio, televisi, media online).

Fungsi Jurnalistik?

Ada empat fungsi dari jurnalistik:- Fungsi informasi - Fungsi pendidikan - Fungsi hiburan- Fungsi kontrol sosial

Fungsi informasi = adalah memberikan laporan yang nantinya akan menjadi informasi buat yang membaca / mendengar / melihatnya. Kita mengetahui kondisi di sekitar kita, sebagian besar karena adanya media massa. Kita tidak bisa pergi ke berbagai tempat di berbagai penjuru dunia untuk mengetahui langsung sesuatu yang terjadi (misalnya Liga Inggris, perang di Suriah, kerusuhan di Sampang, keindahan daerah

1

Page 2: Dasar Jurnalistik - Ignatius Haryanto

Wakatobi, presiden marah kepada anak-anak yang tertidur saat mendengar pidatonya, pemilu di Amerika Serikat.)

Fungsi pendidikan = secara tak langsung setelah kita memiliki informasi, kita bisa menambah pengetahuan yang kita miliki. Ada banyak hal yang kita dapatkan sebagai pendidikan dari media massa: kita mengetahui bagaimana sebuah negara yang beradab menjalankan pemerintahannya (kita jadi mengenal demokrasi, mengenal makna pemilu, mengenal makna kampanye, makna memilih pemimpin dll).

Fungsi hiburan = media massa tidak seluruhnya berisikan hal-hal yang serius, namun ada bagian dari media yang juga bersifat menghibur: musik, informasi artis, talkshow, film, teka teki silang, sudoku, komik. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan antara hal yang serius dengan hal-hal yang lebih ringan.

Fungsi kontrol sosial = di sini media massa dianggap sebagai bagian dari institusi politik keempat (dalam kacamata trias politica John Locke, atau Jean Jacques Rosseau), yaitu bagaimana media massa memberikan panduan atau mengawal kehidupan yang demokratis, terbuka, pemerintahan yang bertanggungjawab dan melayani kepentingan masyarakatnya. Bukan pemerintahan yang korup, yang egois, dan cenderung mempertahankan kekuasaan selama-lamanya.

Bentuk-bentuk jurnalistik yang ada

Jika dilihat dari sisi medium yang dipergunakan, kita membagi jurnalistik dalam beberapa bagian:

- Jurnalistik media cetak (suratkabar, majalah)- Jurnalistik radio - Jurnalistik media siar (radio juga termasuk, televisi, online)

Jika dilihat dari sisi isi media, kita pun akan melihatnya menjadi beberapa bagian:- Berita Laporan / hard news / straight news - Tulisan khas / memikat / feature - Tulisan opini / essai

Dalam perkembangannya jenis-jenis ini sudah semakin berkembang menjadi lebih beragam.

Mereka yang menjalankan tugas sebagai pelapor ini sering disebut sebagai wartawan (pewarta) – istilah umumnya. Namun dalam struktur suatu media ada pembagian fungsi lainnya:

- Reporter- Redaktur - Redaktur Pelaksana - Pemimpin Redaksi

Syarat untuk menjadi seorang wartawan yang baik

2

Page 3: Dasar Jurnalistik - Ignatius Haryanto

Beberapa syarat sikap untuk menjadi seorang wartawan yang berhasil:

1. memiliki rasa keingintahuan yang besar2. tidak mudah menyerah / gigih3. memiliki keberanian 4. memiliki kecerdikan dan kecerdasan5. tidak percaya begitu saja atas informasi yang diterimanya6. mau terus belajar

Apa Itu Berita

Berita adalah pelaporan terhadap sebuah peristiwa yang telah terjadi (bisa dalam bentuk ditulis untuk suratkabar, dibacakan untuk radio, atau televisi), mengandung unsur actual (terkini), dan dianggap penting bagi masyarakat luas.

Peristiwa di sini perlu diberikan penekanan, karena berita tidaklah merupakan rekaman terhadap pandangan seseorang akan sesuatu hal atau peristiwa. Hal yang terakhir ini kerap disebut sebut sebagai talking journalism (jurnalisme omongan), yang kerap berisikan pendapat seseorang tentang sesuatu hal, tetapi ditulis seolah-olah sebagai suatu peristiwa. Pendapat seseorang akan sesuatu hal penting jika memang mengandung unsur yang memenuhi kriteria berita, tetapi di luar itu, pendapat adalah hal yang sekunder dalam penulisan berita. Fokus perhatian harus diberikan pada peristiwa yang (telah, sedang dan akan) terjadi.

Kriteria (atau nilai) berita

Adalah alasan mengapa suatu berita bisa dianggap lolos dan layak untuk dipublikasikan. Semakin banyak alasan yang masuk, semakin penting berita tersebut:

a. aktualitas:berita dibaca karena mengandung hal yang terkini (aktual), karena kalau sudah lewat, maka dianggap basi

b. significance: atau nilai pentingnya dari suatu peristiwa. Misalnya pada tanggal 26 Desember 2004 terjadi bencana tsunami di Aceh. Berita ini terus disampaikan hingga 6 bulan setelah peristiwanya, karena mengandung nilai yang penting, dari sisi hebatnya kerusakan yang dihasilkan, dampak terhadap korban yang meninggal, hilang, kehilangan tempat tinggal, kehilangan sanak saudara. Apalagi Aceh adalah wilayah yang saat ini masih dilanda konflik antara TNI dengan GAM. Proses recovery Aceh pun menjadi sorotan banyak orang.

c. Magnitude:Dari sisi besaran peristiwa, tsunami Aceh juga mengandung kebesaran peristiwanya, karena di wilayah Asia Tenggara yang terkena tsunami, wilayah

3

Page 4: Dasar Jurnalistik - Ignatius Haryanto

Acehlah yang paling kena dampak, dan juga bantuan internasional yang besar juga menunjukkan adanya dampak dari besaran peristiwa ini.

d. the unusual: Masih soal tsunami di Aceh. Peristiwa tsunami bukanlah peristiwa yang sering terjadi. Karena tidak sering inilah maka sekali peristiwa itu terjadi maka bernilai berita yang tinggi. Yang juga masuk dalam kategori unusual ini misalnya berita tentang seorang ibu yang memiliki tinggi hanya 67 cm, namun ia ternyata bisa memiliki anak yang ia lahirkan sendiri.

e. Conflict:Peristiwa perang, demonstrasi, unjuk rasa dan lain-lain, adalah bentuk langsung dari suatu peristiwa konflik, peristiwa yang menghadirkan dua pihak yang saling berlawanan kepentingan. Bentuk konflik lain juga sering diberitakan, misalnya perselisihan yang menyangkut suatu kontrak bisnis, perseteruan di tubuh pemerintahan, ataupun kompetisi dalam bidang olahraga.

f. Proximity:

Proximity atau kedekatan mau menjelaskan bahwa berita yang dianggap lebih menarik oleh konsumen media adalah berita yang lebih memiliki kedekatan wilayah dengan si pembacanya. Misalnya terjadi tabrakan bis di India dan di Ambon, dan jumlah orang yang tewas misalnya sama-sama 10 orang. Tetapi untuk orang di Ambon, peristiwa tabrakan bis yang ada di Ambon lebih bernilai berita, karena lokasinya lebih dekat, dan ada kemungkinan di antara para korban ada yang dikenal oleh pembacanya.

g. Prominence:

Prominence atau hal tentang orang terkenal memang sedap untuk diberitakan. Apa-apa yang menyangkut kehidupan pribadi pangeran Inggris misalnya, kerap diberitakan oleh media di Inggris. Artis, aktor, dan lain-lain kerap diberitakan media semata-mata karena ia terkenal atau dianggap sebagai selebriti.

h. Human interest:

Hal yang menyangkut perasaaan kemanusiaan pastilah menarik. Misalnya ketika ada operasi pemisahan 2 bayi kembar siam, ini berita yang menyentuh rasa kemanusiaan kita, karena kita bisa simpati dengan orangtua sang anak, atau kepada sang anak itu sendiri. Juga di Jakarta ada sebuah berita yang menyebutkan seorang pemulung di Jakarta yang membawa anaknya yang telah meninggal di dalam gerobak sampahnya, karena ia tak memiliki biaya untuk menguburkan anaknya.

Unsur dalam pemberitaan

4

Page 5: Dasar Jurnalistik - Ignatius Haryanto

menyangkut hal-hal yang dirangkum sebagai 5 W 1 H (Who, What, When, Where, Why dan How) – Siapa, Apa, Kapan, Dimana, Mengapa dan Bagaimana.

Penulisan berita

Penulisan berita umumnya bertumpu pada cara penulisan straight news (berita langsung) yang mengutamakan hal yang paling penting untuk dikemukakan pada awal tulisan. Secara visual kerap digambarkan cara penulisan ini sebagai piramida terbalik, dimana bagian yang lebih di bawah bisa dengan mudah dipotong jika kesulitan ruang, namun tak mengurangi nilai penting berita tersebut, karena hal yang paling penting telah dikemukakan di awal tulisan.

Dengan cara lain bisa diterangkan begini: kerap kali dalam ketergesaan waktu yang kita miliki, maka kita tak bisa membaca seluruh isi suratkabar. Kita dengan selektif memilih bagian-bagian yang kita anggap penting, dan hanya dengan membaca judul berita ataupun satu paragraf awal berita tersebut, maka kita telah mengetahui isi berita tersebut. Jika kita punya waktu lebih banyak maka kita akan membaca lebih lanjut berita tersebut. Namun hal yang paling penting telah kita ketahui sejak awal.

Penulisan Straight/Hard News

Penulisan straight news sangat bertumpu pada penyajian uraian-uraian penting yang disusul dengan keterangan-keterangan tambahan yang tidak begitu penting. Tujuan straight news adalah agar pembaca bisa segera tahu dan mengerti peristiwa yang terjadi setidaknya sebagai bahan dasar sebelum mengambil suatu analisa atau kesimpulan tertentu. Kutipan langsung atau tak langsung menjadi bagian yang membentuk penulisan straight news. Isi dari tulisan straight news harus memenuhi persyaratan menjawab 5W 1 H (Who, What, When, Why, Where dan How)

Penulisan Feature

Penulisan Feature tidak lebih tergesa-gesa daripada straight news dan karenanya ia bisa mengolah tulisan menjadi lebih indah, lebih bertutur, atau lebih bercerita. Penulis feature bisa memasukkan style-nya dalam tulisan tersebut. Tantangan utama dari penulis feature adalah bagaimana merangsang pembaca mengikuti tulisannya hingga habis.

Baik penulisan straight news dan feature, sangat bertumpu pada observasi yang dilakukan oleh si wartawan guna memberikan amunisi yang banyak dalam penulisan beritanya. Berita tidak semata-mata ditulis dengan hasil wawancara, tapi juga dari hasil observasi di lapangan.

Penulisan Editorial / Analisis Berita / Opini

Penulisan analisa berita dimaksudkan untuk memberikan pendalaman atas tulisan-tulisan yang telah dibuat sebelumnya. Biasanya ini berlaku untuk penerbitan non-harian

5

Page 6: Dasar Jurnalistik - Ignatius Haryanto

dimana berita sebelumnya banyak menulis dalam format straight news, dan untuk suatu isu yang cukup panjang atau isu yang bersambung, maka penulisan analisa berita ini bisa memberikan kepada pembaca suatu review atau resume atas perjalanan isu tersebut. Bagaimana ia berkembang, apa isu utama yang dihadirkan, mana yang masih belum tergali dan lain sebagainya.

Perlu juga dicatat bahwa batasan analisis berita itu pun mulai kabur, karena dalam prakteknya, banyak jurnalis juga menulis dalam format analisa berita yang tidak mesti didahului dengan pemberitaan straight news sebelumnya. Bisa pula dikatakan bahwa penulisan analisa berita ini sama dengan in-depth news atau pemberitaan yang lebih mendalam sifatnya.

Cara mengumpulkan Informasi

Setidaknya ada tiga cara pengumpulan informasi bagi penulisan berita, yaitu:

- observasi / pengamatan- wawancara - kepustakaan / dokumen

Melakukan observasi di lapangan

Melakukan pengamatan di lapangan mengasah kepekaan wartawan dalam melihat terjadinya suatu peristiwa, mengamati siapa pihak yang terlibat, mengamati bagaimana terjadinya suatu peristiwa, dan pula bagaimana akhir peristiwa tersebut. Misalnya saja seorang wartawan ditugasi untuk meliput demonstrasi menentang kenaikan BBM. Si wartawan harus mulai menyimpan beragam pertanyaan untuk dia cek di lapangan: siapa yang melakukan demonstrasi, berapa jumlah orang pendemo, apa tuntutan mereka, dari mana mereka berjalan, kemana sasaran demonstrasi, apakah ada kemungkinan chaos dalam demonstrasi tersebut, dan sejumlah pertanyaan lainnya.

Observasi ini penting karena dengan pengamatan seperti ini, karena akan tampak dalam tulisan kita apakah si wartawan turun ke lapangan atau tidak. Deskripsi yang kering, tak variatif adalah beberapa indikasi bahwa wartawan tak cukup melakukan observasi. Observasi seperti ini akan sangat kaya ketika wartawan ditugaskan untuk menulis profil seseorang misalnya. Kita bisa mendeskripsikan sosok yang hendak kita tulis, kita bisa mendeskripsikan rumah tinggalnya, isi ruang kerjanya, buku yang dibacanya, dan banyak hal kecil lain yang bisa menggambarkan sosok tokoh yang kita hendak tulis.

Melakukan Wawancara dan Menuliskan Hasil Wawancara

6

Page 7: Dasar Jurnalistik - Ignatius Haryanto

Seorang wartawan senior pernah mengatakan bahwa melakukan wawancara ibaratnya sama dengan menghadapi peperangan, dimana persiapan yang baik sangat diperlukan untuk melakukan wawancara. Wawancara yang baik tentunya bisa menggali berbagai hal yang menunjang penulisan berita, sehingga di dalamnya perlu ada unsur informasi actual ataupun informasi yang berguna untuk pembaca.

Si wartawan dalam melakukan wawancara dituntut untuk bisa menguasai materi tertentu yang hendak ditanyakan dalam wawancara, atau minimal ia mengerti duduk soal apa yang dibicarakan dalam wawancara tersebut. Jika tidak, tentu saja wawancara akan menjadi buang-buang waktu dan pembaca tidak mendapatkan sesuatu yang menarik di dalamnya.

Menggunakan bahan kepustakaan / dokumen untuk kepentingan penulisan berita

Kerap kali dalam penulisan berita kita memerlukan dokumen-dokumen yang menunjang. Misalnya ketika media kita menyebutkan indikasi korupsi dari suatu pejabat tertentu, kita harus memiliki bukti yang cukup kuat untuk menyebutkan berita itu. Tanpa bukti yang kuat, kita malah bisa terjerat pasal kebohongan atau pencemaran nama baik. Dokumen ini penting gunanya untuk menunjang tulisan kita. Misalnya ketika kita mendapatkan kopi dari surat perintah pejabat X untuk pengeluaran dana tertentu, maka dokumen ini sangat kuat untuk mengamankan posisi kita.

Di luar itu dokumen juga berguna untuk kepentingan informasi tambahan bagi tulisan kita. Misalnya kita lupa berapa jumlah kabupaten di seluruh Indonesia pada tahun 2005 ini, maka kita perlu mencari keterangan dari sumber tertentu, agar berita yang kita tulis jadi akurat.

Untuk itu maka pengelolaan dokumen, ataupun sistem kepustakaan tertentu juga penting bagi penulisan berita, karena seringkali dokumen-dokumen tertentu penting untuk dipakai dalam penulisan berita kali lain. Dokumen tersebut baiknya tertata dengan cukup rapi, dan mudah pencariannya.

DAFTAR PERIKSA PERENCANAAN PELIPUTAN

1. APAKAH KITA SUDAH MENENTUKAN TOPIK TERTENTU YANG HENDAK KITA LIPUT?

2. APAKAH KITA SUDAH MEMILIKI ANGLE TERTENTU UNTUK MENULIS TOPIK TERSEBUT?

3. APAKAH YANG MEMBEDAKAN TULISAN KITA DENGAN TULISAN LAIN DI MEDIA LAIN YANG SUDAH ADA?

4. SIAPA SAJA YANG BERTANGGUNGJAWAB DALAM PENGUMPULAN DATA BAGI TOPIK TERSEBUT?

5. SIAPA YANG NANTINYA AKAN MENULIS TOPIK TERSEBUT? 6. SUDAHKAH MENGADAKAN RAPAT TERSENDIRI DAN RUTIN UNTUK

PENGUMPULAN FAKTA DAN PENULISAN TOPIK TERSEBUT?

7

Page 8: Dasar Jurnalistik - Ignatius Haryanto

7. APA SAJA BAHAN YANG KITA MILIKI SEBELUM TURUN LAPANGAN? ADAKAH BAHAN SEKUNDER YANG KITA MILIKI? SIAPA SAJA NARASUMBER YANG AKAN KITA WAWANCARAI? KUATKAH BAHAN YANG KITA MILIKI ITU? KUATKAH NARASUMBER YANG NANTI KITA WAWANCARAI (KREDIBELKAH NARASUMBER KITA ITU?)

8. APA SAJA BAHAN YANG KITA PERLU RISET UNTUK MENDUKUNG PROSES PENGUMPULAN DATA?

9. BISAKAH KITA MEMBERIKAN GAMBARAN YANG LEBIH MAKRO KEPADA PEMBACA KITA MENGAPA KITA MENULIS TOPIK INI DAN BAGAIMANA DUDUK PERKARA SESUNGGUHNYA? MENGAPA KITA MENGANGKAT MASALAH INI? APA DAMPAKNYA BAGI MASYARAKAT LUAS? BAGI PEMBACA KITA?

10. KAPAN DEADLINE DITENTUKAN? SUDAHKAH MEMENUHI DEADLINE?11. KETIKA DEADLINE TIBA, APAKAH BAHAN YANG DIRENCANAKAN

SUDAH TERKUMPUL? APAKAH PARA NARASUMBER SUDAH DIWAWANCARAI? SIAPA SAJA YANG MASIH BELUM TERKEJAR ATAU MENOLAK DIWAWANCARAI? MENGAPA?

12. APAKAH BAHAN YANG ADA CUKUP UNTUK DITULIS SECARA COVER BOTH SIDES? BAGAIMANA TULISAN KITA SUPAYA TIDAK MENJATUHKAN HUKUMAN TERLEBIH DULU KEPADA SESEORANG JIKA MEMANG DATANYA TAK CUKUP?

13. APA YANG KITA LAKUKAN JIKA SANG TOKOH MENGGUGAT KITA? APA YANG KITA SIAPKAN UNTUK ITU?

Masalah etika jurnalistik

KODE ETIK JURNALISTIK

Kode Etik Jurnalistik

Kemerdekaan berpendapat, berekspresi, dan pers adalah hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB. Kemerdekaan pers adalah sarana masyarakat untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi, guna memenuhi kebutuhan hakiki dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Dalam mewujudkan kemerdekaan pers itu, wartawan Indonesia juga menyadari adanya kepentingan bangsa, tanggung jawab sosial, keberagaman masyarakat, dan norma-norma agama.

Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers menghormati hak asasi setiap orang, karena itu pers dituntut profesional dan terbuka untuk dikontrol oleh masyarakat.  Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan

8

Page 9: Dasar Jurnalistik - Ignatius Haryanto

integritas serta profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan Indonesia menetapkan dan menaati Kode Etik Jurnalistik:

Pasal 1Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.

Penafsirana. Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk pemilik perusahaan pers. b. Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika peristiwa terjadi.c. Berimbang berarti semua pihak mendapat kesempatan setara.d. Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja dan semata-mata untuk menimbulkan kerugian pihak lain.

Pasal 2Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.

PenafsiranCara-cara yang profesional adalah:a. menunjukkan identitas diri kepada narasumber; b. menghormati hak privasi; c. tidak menyuap;d. menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya;e. rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang;f. menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian gambar, foto, suara;g. tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain sebagai karya sendiri;h. penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita investigasi bagi kepentingan publik.

Pasal 3Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.

Penafsirana. Menguji informasi berarti melakukan check and recheck tentang kebenaran informasi itu.b. Berimbang adalah memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada masing-masing pihak secara proporsional. c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini berbeda dengan opini interpretatif, yaitu pendapat yang berupa interpretasi wartawan atas fakta. d. Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi seseorang.  Pasal 4Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.

9

Page 10: Dasar Jurnalistik - Ignatius Haryanto

Penafsiran a. Bohong berarti sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya oleh wartawan sebagai hal yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.b. Fitnah berarti tuduhan tanpa dasar yang dilakukan secara sengaja dengan niat buruk. c. Sadis berarti kejam dan tidak mengenal belas kasihan.d. Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara erotis dengan foto, gambar, suara, grafis atau tulisan yang semata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi.e. Dalam penyiaran gambar dan suara dari arsip, wartawan mencantumkan waktu pengambilan gambar dan suara.

Pasal 5Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.

Penafsirana. Identitas adalah semua data dan informasi yang menyangkut diri seseorang yang memudahkan orang lain untuk melacak.b. Anak adalah seorang yang berusia kurang dari 16 tahun dan belum menikah. Pasal 6Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.

Penafsirana. Menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan yang mengambil keuntungan pribadi  atas informasi yang diperoleh saat bertugas sebelum informasi tersebut menjadi pengetahuan umum.b. Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang, benda atau fasilitas dari pihak lain yang mempengaruhi independensi.

Pasal 7Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.

Penafsirana. Hak tolak adalak hak untuk tidak mengungkapkan identitas dan keberadaan narasumber demi keamanan narasumber dan keluarganya. b. Embargo adalah penundaan pemuatan atau penyiaran berita sesuai dengan permintaan narasumber.c. Informasi latar belakang adalah segala informasi atau data dari narasumber yang disiarkan atau diberitakan tanpa menyebutkan narasumbernya.d. “Off the record” adalah segala informasi atau data dari narasumber yang tidak boleh disiarkan atau diberitakan.

Pasal 8Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.

10

Page 11: Dasar Jurnalistik - Ignatius Haryanto

Penafsirana. Prasangka adalah anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui secara jelas.b. Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan.

Pasal 9Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.

Penafsirana. Menghormati hak narasumber adalah sikap menahan diri dan berhati-hati. b. Kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan seseorang dan keluarganya selain yang terkait dengan kepentingan publik.

Pasal 10Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.

Penafsirana. Segera berarti tindakan dalam waktu secepat mungkin, baik karena ada maupun tidak ada teguran dari pihak luar.b. Permintaan maaf disampaikan apabila kesalahan terkait dengan substansi pokok.

Pasal 11Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.

Penafsirana. Hak jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya.b. Hak koreksi adalah hak setiap orang untuk membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain.c. Proporsional berarti setara dengan bagian berita yang perlu diperbaiki.

Penilaian akhir atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan Dewan Pers. Sanksi atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan oleh organisasi wartawan dan atau perusahaan pers.

Jakarta, Selasa, 14 Maret 2006

11