dasar ilmu tanah - gunadarma

51
PARANITA ASNUR || RATIH KURNIASIH AGROTEKNOLOGI | UNIVERSITAS GUNADARMA DASAR ILMU TANAH MODUL PRAKTIKUM

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

20 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

PARANITA ASNUR || RATIH KURNIASIH

AGROTEKNOLOGI | UNIVERSITAS GUNADARMA

DASAR ILMU

TANAH MODUL PRAKTIKUM

Page 2: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ i

DAFTAR TABEL .................................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... iii

PERCOBAAN I ...................................................................................................................... 1

PENGAMBILAN CONTOH TANAH .................................................................................... 2

PERCOBAAN II ..................................................................................................................... 9

PENYIAPAN CONTOH TANAH .......................................................................................... 9

PERCOBAAN III .................................................................................................................. 11

KADAR LENGAS TANAH ................................................................................................. 11

PERCOBAAN IV .................................................................................................................. 15

STRUKTUR TANAH ......................................................................................................... 15

PERCOBAAN V ................................................................................................................... 21

TEKSTUR TANAH (KUALITATIF) ..................................................................................... 21

PERCOBAAN VI .................................................................................................................. 27

KONSISTENSI TANAH KUALITATIF ................................................................................. 27

PERCOBAAN VII ................................................................................................................. 31

WARNA TANAH ............................................................................................................. 31

PERCOBAAN VIII ................................................................................................................ 34

REAKSI TANAH (pH TANAH) .......................................................................................... 34

PERCOBAAN IX .................................................................................................................. 37

MUATAN TANAH (KPK DAN KPA TANAH KUALITATIF) .................................................. 37

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 40

Page 3: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

ii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hubungan Skala Peta dengan Jumlah Pengamatan dalam Survei Tanah .............. 3

Tabel 2. Penggolongan fraksi tanah menurut sistem USDA dan Internasional ................ 21

Tabel 3. Kadar Lempung Menurut Segitiga USDA ............................................................. 25

Tabel 4. Aplikasi dari Angka-angka Atterberg ................................................................... 28

Tabel 5. .............................................................................................................................. 29

Page 4: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lokasi pengambilan contoh di suatu wilayah pada 3 macam tipe tanah yang

berbeda. ........................................................................................................... 4

Gambar 2. Langkah–langkah pengambilan contoh tanah utuh. ......................................... 6

Gambar 3. Hubungan Sifat Fisik Tanah ............................................................................. 15

Gambar 4. Segitiga Tekstur (USDA) untuk Penetapan Kelas Tekstur ............................... 23

Gambar 5........................................................................................................................... 26

Page 5: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

1

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan diperbolehkan masuk laboratorium dengan

mengenakan jas laboratorium.

2. Pada saat praktikum berlangsung, praktikan diharuskan:

a. Tertib, tidak bersenda gurau, tidak makan dan minum.

b. Tidak memalsu angka atau data yang diperoleh.

c. Menjaga kebersihan laboratorium atau alat-alat yang

digunakan.

d. Tidak mengganggu alat dan bahan yang tidak digunakan.

3. Praktikan ditunda (dibatalkan) praktikumnya apabila:

a. Tidak hadir tanpa memberikan keterangan yang sah.

b. Tidak melaksanakan praktikum dengan tertib.

c. Tidak mengganti peralatan yang dipecahkan.

d. Tidak menyerahkan laporan praktikum sampai batas

waktu yang ditentukan.

4. Penilaian praktikum meliputi:

a. Kuis (15%)

b. Keaktifan (10%)

c. Kehadiran (10%)

d. Laporan (40%)

e. Responsi (25%)

5. Laporan sementara (ditulis tangan) diserahkan satu minggu

setelah praktikum selesai dilakukan dan diserahkan

sebelum memulai praktikum selanjutnya.

6. Laporan resmi (diketik) diserahkan setelah laporan

sementara disetujui oleh asisten.

7. Responsi dilakukan satu minggu setelah selesai melakukan

praktikum (jadwal menyesuaikan).

Page 6: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

2

PERCOBAAN I

PENGAMBILAN CONTOH TANAH

A. LATAR BELAKANG

Lokasi pengambilan contoh tanah harus dipilih sedemikian

rupa sehingga dapat mewakili areal yang diambil contoh

tanahnya.

Berdasarkan cara pemilihan lokasi pengambilan contoh

tanah, dihasilkan beberapa macam contoh tanah, antara lain:

a. Contoh terduga (Judgement Sample)

Satu atau lebih contoh tanah yang diambil dipilih

berdasarkan satuan pemetaan yang ditemui pada areal survei.

Lokasi pengambilan contoh tanah ditentukan secara subyektif

sehingga agak bias (Gambar 1a). Tingkat kepercayaan data yang

diperoleh bisa tinggi bisa rendah tergantung dari tingkat

pengalaman (keahlian) si pengambil contoh.

b. Contoh acak (Random Sample)

Contoh tanah diambil sedemikian rupa sehingga setiap

tanah di dalam daerah survei mempunyai kesempatan yang sama.

Pemilihan lokasi dilakukan dengan menggunakan tabel bilangan

random (gambar 1b). Satu pasangan angka random yang

diperlukan untuk pemilihan lokasi contoh berdasarkan atas

sistem koordinat.

c. Contoh acak bertingkat (Stratified Random Sample)

Pengelompokkan populasi dari yang heterogen ke strata

homogen adalah suatu cara yang paling efektif untuk dapat

meningkatkan akurasi pengambilan contoh. Hal ini berarti dapat

meningkatkan akurasi atau mengurangi jumlah contoh tanah

yang diperlukan apabila kita dapat mengelompokkan areal survei

ke dalam areal yang seragam. Pemilihan lokasi pada masing-

masing satuan pemetaan ditentukan dengan bilangan random

Page 7: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

3

(Gambar 1c).

d. Contoh sistematik (Sistematic Sample)

Lokasi pengambilan contoh tanah dengan cara ini

ditentukan dengan sistem Grid yaitu berjarak sama pada kedua

arah (Gambar 1d). Cara ini merupakan cara yang paling mudah

dan praktis terutama bagi tenaga yang kurang terampil.

Penetapan sifat fisik dan kimia tanah di laboratorium

memerlukan tiga macam contoh tanah yaitu :

a. Contoh Tanah Utuh (Undisturbed Soil Sample) untuk

penetapan bobot isi (bulk density), susunan pori tanah, pF,

dan permeabilitas tanah.

b. Contoh Tanah Agregat Utuh (Undisturbed Soil Agregat) untuk

penetapan stabilitas agregat.

c. Contoh Tanah Biasa (Disturbed Soil Sample), untuk

penetapan kandungan air, tekstur angka Atterberg, dan sifat-

sifat kimia.

Jumlah contoh tanah setiap hektar berbeda-beda sesuai

dengan tingkat ketelitian data yang dikehendaki atau skala

pemetaan yang dilaksanakan. Berdasarkan atas skalanya jumlah

contoh tiap hektar disajikan dalam dibawah ini.

Tabel 1. Hubungan Skala Peta dengan Jumlah Pengamatan dalam

Survei Tanah

Skala Peta Terkecil

Ukuran satuan per 100 ha

Jumlah Pengamatan

1 : 5.000 0.125 ha 600.0 – 900.0

1 : 10.000 0.5 ha 140.0 – 180.0 1 : 20.000 2.0 ha 40.0 – 50.0 1 : 50.000 12,5 ha 6.0 – 8.0 1 : 100.000 50.0 ha 0.8 – 1.2 1 : 250.000 312.5 ha 0.1 – 0.3

Page 8: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

4

Gambar 1. Lokasi Pengambilan Contoh Di Suatu Wilayah pada 3 Macam Tipe Tanah yang Berbeda.

B. TUJUAN

1. Memperoleh beberapa sampel tanah yang berbeda sesuai

dengan fungsinya dalam penetapan tanah.

2. Membandingkan beberapa cara pengambilan sampel tanah.

C. METODOLOGI KERJA

a. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kampus F6, Universitas Gunadarma

D. Pengambilan Contoh Tanah Utuh

a. Alat dan Bahan

1. Tabung contoh (ring sampel), yaitu suatu alat yang dibuat

dari logam anti karat berbentuk tabung silinder. Tabung

contoh tanah di jurusan tanah mempunyai ukuran sebagai

berikut :

Tinggi 4 cm, diameter luar 7,93 cm dan diameter dalam 7,63

cm. Tebal tabung harus memenuhi syarat nisbah luas

kurang dari 0,1 untuk mencegah terjadinya tekanan

mendatar.

Page 9: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

5

Nisbah Luas ialah :

Dimana :

D1 : diameter luar dan

Dd : diameter dalam.

Tabung dilengkapi dengan tutup plastik. Tempat

menyimpan tabung berupa peti khusus dengan ukuran

disesuaikan dengan ukuran dan banyaknya tabung.

2. Ring master

3. Sekop

4. Pisau tajam dan tipis

5. Kantong plastik

6. Karet tali

7. Spidol permanen

b. Pelaksanaan Praktikum

1. Rata dan bersihkan lapisan permukaan tanah yang akan

diambil contohnya, kemudian letakkan ring master tegak

lurus pada lapisan tersebut.

2. Gali tanah di sekeliling tabung dengan sekop (gambar 2a).

3. Kerat tanah di sekeliling dengan pisau sampai mendekati

permukaan tanah (gambar 2b).

4. Masukkan tabung sampel ke dalam ring master.

5. Tekan tabung dengan hati-hati sampai masuk ke dalam

tanah.

6. Letakkan tabung lain tepat diatas tabung pertama,

kemudian tekan lagi sampai rata (gambar 2c).

7. Tabung beserta tanah didalamnya digali dengan sekop

(gambar 2d).

8. Pisahkan tabung pertama dan kedua dengan hati-hati

(gambar 2d), kemudian potonglah tanah kelebihan yang

terdapat pada bagian atas dan bagian bawah tabung sampai

Page 10: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

6

rata (gambar 2e).

9. Tutuplah tabung beserta tanahnya dengan plastik untuk

mencegah penguapan dan gangguan selama dalam

perjalanan.

10. Pada bagian luar tabung ditulisi keterangan yang bersisi

nomor contoh tanah dan kedalaman tanah.

11. Masukkan tabung tersebut dalam kotak yang telah tersedia

(gambar 2f)

Catatan : Pengambilan contoh tanah utuh yang baik adalah waktu

tanah dalam kondisi kapasitas lapang. Kalau tanah

terlalu kering dianjurkan agar disiram terlebih dahulu

sehari sebelum pengambilan contoh.

Gambar 2. Langkah–langkah Pengambilan Contoh Tanah Utuh

E. Pengambilan Contoh Tanah Agregat Utuh

Untuk penetapan stabilitas agregat contoh tanah sebaiknya

diambil dengan menggunakan kotak-kotak dengan kapasitas 2 kg

supaya agregat tanah tidak rusak atau tertindih barang lain

Page 11: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

7

selama pengangkutan.

a. Alat dan Bahan

1. Cangkul

2. Kotak dengan kapasitas 2 kg

3. Kertas label

b. Pelaksanaan Praktikum

1. Gali tanah sampai kedalaman yang diinginkan.

2. Ambil gumpalan tanah yang dibatasi oleh bidang belahan

bumi (agregat utuh), masukkan ke dalam kotak (apabila

tidak tersedia kotak, bisa dipakai tempat lain asal agregat

tanah tersebut tidak mengalami kerusakan selama dalam

pengangkutan).

F. Pengambilan Contoh Tanah Biasa

a. Alat dan Bahan

1. Sekop, cangkul atau bor

2. Kantong plastik

3. Karet tali

4. Kertas label

b. Pelaksanaan Praktikum

1. Gali tanah dengan cangkul atau sekop dibor sampai pada

kedalaman yang dikehendaki.

2. Ambil sebagian tanah hasil galian atau pemboran dan

masukkan ke dalam kantong plastik (rangkap dua).

3. Tuliskan keterangan yang berisi nomor kedalaman, tanggal

pengambilan dan pengambilan contoh tanah pada kertas

label.

4. Masukkan label tersebut diantara dua lembar kantong

plastik kemudian tali dengan karet.

Page 12: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

8

5. Untuk keperluan analisis tanah di laboratorium, contoh

tanah tersebut masih harus mengalami proses lebih lanjut

seperti pengeringan (kering), penumbukan, pengayakan dan

penyimpanan.

Catatan : Dalam hal tertentu kadangkala diperlukan contoh tanah

untuk penetapan kandungan air tanah yang sesuai

dengan kondisi pada saat pengambilan contoh tanah.

Untuk contoh tanah ini diperlukan tempat yang dapat

tertutup rapat, seperti botol plastik, tempat obat , dll.

Page 13: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

9

PERCOBAAN II

PENYIAPAN CONTOH TANAH

A. LATAR BELAKANG

Pengambilan contoh tanah sangat berpengaruh terhadap

tingkat kebenaran hasil analisis sifat fisik maupun sifat kimia

tanah. Penetapan sifat fisik dan kimia tanah di laboratorium

memerlukan tiga macam yaitu:

1. Contoh tanah utuh (undisturbed soil sample): digunakan

untuk penetapan berat jenis isi (bulk density), berat jenis

partikel (particle density), porositas tanah, kurva pF dan

permeabilitas tanah.

2. Contoh tanah tidak utuh/terganggu (disturbed soil sample):

digunakan untuk penetapan kadar air tanah, tekstur tanah,

konsistensial, warna tanah dan analisis kimia tanah.

3. Contoh tanah dengan agregat utuh (undisturbed soil

agregat): digunakan untuk penetapan kemantapan agregat,

potensi mengembang dan mengkerut yang dinyatakan

dengan nilai COLE (Coefficient of Linier Extensibilty).

B. TUJUAN

Mengetahui cara untuk menyiapkan contoh tanah sesuai

dengan diameter tanah yang dibutuhkan untuk keperluan analisis

selanjutnya.

C. METODOLOGI KERJA

a. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kampus F6, Universitas Gunadarma

b. Alat dan Bahan

Alat

Page 14: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

10

1. Mortar dan alu

2. Saringan/ayakan (2 mm, 1 mm, 0,5 mm)

3. Kantong plastik

4. Spidol

Bahan

1. Contoh tanah terganggu yang telah diambil dari lapangan

dan sudah dikeringanginkan selama kurang lebih satu

minggu.

c. Pelaksanaan Praktikum

1. Contoh tanah yang sudah dikeringanginkan ditumbuk

dalam mortar secara hati-hati, kemudian diayak dengan

saringan/ayakan berturut-turut dari yang berdiamater 2

mm, 1 mm dan 0,5 mm. Contoh tanah yang tertampung di

atas saringan/ayakan 1 mm adalah contoh tanah yang

berdiameter 2 mm, sedangkan yang lolos saringan/ayakan

0,5 mm adalah contoh tanah halus (<0,5 mm).

2. Contoh tanah yang diperoleh dimasukkan ke dalam kantong

plastik dan diberi label seperlunya.

Page 15: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

11

PERCOBAAN III

KADAR LENGAS TANAH

A. LATAR BELAKANG

Kadar lengas tanah sering disebutkan sebagai kandungan

uap air (moisture) yang terdapat dalam pori tanah. Satuan untuk

menyatakan kadar lengas dapat berupa prosen volume atau

prosen berat. Berkaitan dengan istilah air dalam tanah, secara

umum dikenal 3 jenis yaitu lengas tanah (soil moisture), air tanah

(soil water) yaitu air yang berada dalam tanah baik yang berada di

permukaan tanah sampai yang berada di pori dan lapisan kedap

air, dan air tanah dalam (ground water) yaitu lapisan air kontinyu

yang berada di tanah bagian dalam. Namun dalam praktek

keseharian antara pengertian lengas tanah dan air tanah tak

dapat dipisahkan.

Pemahaman mengenai kadar lengas sangatlah penting

dalam bidang pertanian, sebab lewat proses pengaturan lengas ini

akan dikontrol pula serapan hara dan pernapasan akar-akar

tanaman yang selanjutnya akan berpengaruh pada pertumbuhan

dan produksi tanaman. Kandungan lengas dalam tanah tidaklah

seragam antara tanah satu dengan lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan lengas dalam

tanah antara lain anasir iklim, kandungan bahan organik dan

lempung tanah, relief, dan adanya bahan penutup tanah (baik

organik maupun anorganik). Anasir iklim yang berpengaruh besar

pada lengas tanah yaitu selisih antara curah hujan (water input)

dan besarnya penguapan/evaporasi (water output), sebab dari

kedua anasir ini akan menentukan suatu tanah akan mengalami

surplus ataupun defisit.

Page 16: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

12

Faktor bahan organik dan lempung mempunyai peran yang

mirip dalam mengatur kandungan lengas tanah, yaitu sebagai

penyimpan/penyekap air. Hal ini disebabkan oleh ukuran

keduanya yang berupa koloid sehingga mempunyai luas

permukaan jenis besar, yang berakibat pada kemampuannya

menyimpan air yang relatif besar. Faktor relief berpengaruh pada

kandungan lengas tanah yaitu dalam hal peranannya dalam

mempercepat kehilangan lengas atau sebaliknya

mengawetkannya. Relief yang datar sampai cekungan memberikan

fasilitas terhambatnya air, sedangkan relief curam memacu

terjadinya proses kehilangan air.

Adapun peran faktor penutup tanah (baik organik-misalnya

seresah, kanopi daun, mulsa organik, dan cover crop maupun

anorganik-misalnya plastik, kain, kertas) yang terbesar yaitu

mengurangi proses evaporasi sehingga kandungan lengas lebih

awet.

Atas dasar ukuran unit partikel, dikenal beberapa macam

kadar lengas yaitu kadar lengas tanah halus (diameter 2 mm),

kadar lengas tanah (diameter 0,5 mm), dan kadar lengas tanah

gumpalan/bongkahan. Masing-masing kadar lengas mempunyai

fungsi sebagai dasar perhitungan sesuai dengan diameter tanah

yang digunakan. Sedangkan berdasarkan letak, kandungan, dan

kegunaannya dikenal 3 macam lengas/air tanah yaitu (a) air

kristal (air yang terdapat dalam suatu struktur kristal batuan, air

ini tidak dapat digunakan oleh tanaman), (b) air/lengas tersedia

bagi tanaman yaitu lengas yang terletak antara titik layu

permanen dan kapasitas lapangan, dan (c) air limpasan yaitu air

yang melebihi kapasitas lapangan (disebut air jenuh), air ini juga

tidak dimanfaatkan oleh tanaman.

Kemampuan maksimum suatu tanah dalam

menyerap/menyimpan air disebut Kapasitas Lengas Maksimum

(KAM). Sifat KAM masing-masing jenis tanah tidaklah sama. Hal-

Page 17: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

13

hal yang mempengaruhi KAM tanah yaitu fraksi penyusun tanah,

tipe mineral lempung, dan kandungan bahan organik. Manfaat

pemahaman KAM antara lain menduga kebutuhan air untuk

persawahan, menduga kehilangan air selama kegiatan pengairan,

dan mengetahui daya simpan lengas/air.

B. TUJUAN

1. Mengukur kadar lengas tanah pada beberapa jenis tanah

yang berbeda.

2. Membandingkan kadar lengas tanah pada beberapa jenis

tanah yang berbeda.

3. Menghitung kadar lengas tanah pada beberapa jenis tanah

yang berbeda.

C. METODOLOGI KERJA

a. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Laboratorium Dasar, Kampus G, Universitas Gunadarma

D. Kadar Lengas Tanah Kering Angin (Udara)

a. Alat dan Bahan

Alat

1. 6 buah botol timbang + tutup botol timbang

2. Timbangan analitik

3. Kertas label

4. Desikator

5. Oven

Bahan

1. Tanah 2,0 mm (tanah halus)

2. Tanah 0,5 mm

3. Tanah gumpalan

Page 18: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

14

b. Pelaksanaan Praktikum

1. Beri label botol timbang kosong. Timbang ke-6 botol kosong

tertutup (misal a gram).

2. Isilah sepertiga volume botol dengan contoh tanah 2 mm,

0,5 mm dan contoh tanah bongkah. Buat masing-masing 2

ulangan (duplo).

3. Timbang botol timbang + tanah (dengan tutupnya) (misal b

gram). Oven botol tersebut dengan tutup sedikit dibuka pada

suhu 105˚ – 110˚C selama minimum 4 jam.

4. Keluarkan botol dari oven, tutup serapat mungkin dan

biarkan dingin di dalam desikator (15 menit).

5. Timbang botol dalam keadaan tertutup rapat (misal c gram).

6. Bersihkan botol timbang.

c. Perhitungan

Keterangan :

b – c : berat lengas tanah

c – a : berat tanah kering mutlak

Page 19: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

15

PERCOBAAN IV

STRUKTUR TANAH

A. LATAR BELAKANG

Struktur merupakan unit-unit yang terdiri atas zarah

(partikel-partikel) primer. Gaya yang bekerja di unit struktur lebih

didominasi oleh gaya kohesi dibanding gaya adhesi. Oleh kedua

gaya tersebut unit-unit partikel tanah mempunyai bentuk,

ukuran, dan derajat. Dengan kata laun struktur merupakan

susunan zarah-zarah tanah yang saling berikatan membentuk

agregat dengan bantuan bahan sementasi/perekat (misalnya

humus, kapur, oksida besi/aluminium, dan sekresi-sekresi

tumbuhan dan jasad renik).

Baik bentuk maupun derajat mempunyai hubungan yang

erat dengan tipe/klas tekstur tanah, bahkan dengan sifat

konsistensi yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3. Hubungan Sifat Fisik Tanah

Contoh hubungan 3 sifat fisik tanah tersebut adalah suatu

tanah dengan tekstur pasir maka akan mempunyai struktur butir

tunggal dan sifat konsistensi lepas-lepas. Sebaliknya tanah yang

bertekstur lempung akan mempunyai struktur gumpal, pejal atau

SOIL

Tekstur

Konsistensi Struktur

Page 20: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

16

baji dan mempunyai konsistensi agak teguh-teguh (kering) dan

plastis bila basah.

Secara awam istilah struktur tanah digunakan untuk

menggambarkan tingkat kesarangan/kelonggaran antar partikel

tanah. Bila suatu tanah mempunyai ikatan partikel yang sarang,

maka orang biasa menyebut struktur ringan/sarang (fase gas

yaitu udara cukup banyak), dan sebaliknya bila merupakan tanah

yang dapat/mampat maka disebut struktur berat/mampat (udara

dalam pori sedikit). Kualitas struktur dapat dinyatakan melalui

porositas, agregasi, kohesivitas, dan permeabilitas. Keempat

parameter tersebut dapat diamati langsung maupun diukur secara

kuantitatif.

B. TUJUAN

1. Menetapkan kerapatan massa tanah (berat volume = BV).

2. Menetapkan kerapatan butir tanah (berat jenis = BJ).

3. Menetapkan porositas total tanah (n).

C. METODOLOGI KERJA

a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Laboratorium Dasar, Kampus G, Universitas Gunadarma

D. Kerapatan Massa Tanah (Berat Volume/BV)

Berat volume tanah disebut juga kerapatan bongkah/volume

tanah yang dalam istilah asing disebut bulk density. Kerapatan

bongkah adalah berat bongkah tiap satuan volume total bongkah

tanah dan dinyatakan dalam g/cm3. Dengan kata lain kerapatan

bongkah merupakan perbandingan relatif antara berat bongkah

dengan volume bongkah (volume padatan + volume pori tanah),

bila dibuat formulanya sebagai berikut :

Page 21: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

17

Besarnya nilai BV bervariasi tergantung dari komposisi dan

proporsi fraksi penyusun tanah. Semakin tinggi nilai BV maka

semakin mampat suatu tanah, dan sebaliknya semakin rendah

struktur tanah semakin longgar. Untuk tanah mineral nilai BV

berkisar antara 1,0-1,3 g/cm3 (tanah bertekstur kasar), antara

1,3-1,8 g/cm3 (tanah bertekstur halus). Tanah yang sangat padat

nilai BV dapat mencapai >2,0 g/cm3. Sedangkan untuk tanah

organik nilai BV-nya rendah (umumnya < 0,5 g/cm3). Tanah

bertekstur halus yang mempunyai nilai BV tinggi (mampat) dapat

diturunkan dengan cara menambahkan bahan organik, karena

bahan organik dapat memperbaiki agregasi tanah (struktur)

sehingga dapat meningkatkan pori tanah. Bila nilai BV tidak tinggi

maka proses aerasi, infiltrasi berjalan baik sehingga mendukung

pertumbuhan akar tanaman.

a. Alat dan Bahan

Alat

1. Cawan pemanas lilin

2. Lampu spiritus

3. Penumpu kaki tiga

4. Tabung ukur

5. Pipet ukur 10 ml

6. Termometer

Bahan

1. Contoh tanah gumpalan (bongkah) kering udara

2. Air aquadest

3. Lilin

Page 22: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

18

b. Pelaksanaan Praktikum

1. Ambil sebongkah contoh tanah lalu dibuat membulat (bola)

dengan kuku jari tangan, sedemikian sehingga dapat masuk

ke dalam tabung ukur dengan longgar (± 1-1,5 cm).

Bersihkan permukaannya dari butir-butir tanah yang

menempel secara hati-hati dengan kuas. Ikat dengan benang

sehingga dapat digantung, timbang bongkah tanah ini (misal

a gram).

2. Cairkan lilin dalam cawan pemanas, ukur suhunya dengan

termometer.

3. Pada suhu 60-70°C, celupkan bongkah tanah ke dalam lilin

beberapa detik (± 5 detik), (suhu terlalu panas dapat

meresap masuk ke dalam pori-pori tanah dan jika terlalu

lama pelapisan terlalu tebal). Pastikan lilin betul-betul

menutupi permukaan bongkah. Setelah dingin, timbanglah

bongkah tanah berlilin tersebut (misal b gram).

4. Isi tabung ukur dengan air aquadest sampai volume tertentu

(misal p ml) dan masukkan bongkah tanah berlilin perlahan-

lahan (volume air aquadest akan naik). Catat volumenya.

Jika volume air tidak jelas, tambahkan air melalui pipet

ukur sampai tepat di garis volume (misal q ml). Catat berapa

ml air aquadest yang telah ditambahkan dari pipet ukur

(misal r ml).

5. Angkat bongkah tanah dan bersihkan tabung ukur.

c. Perhitungan

E. Kerapatan Butir Tanah (Berat Jenis/BJ)

Berat jenis tanah disebut juga kerapatan butir tanah

(particle density). Berat jenis merupakan perbandingan relatif

Page 23: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

19

antara berat padatan tanah dengan volume padatan (tanpa volume

pori tanah) yang dinyatakan dalam g/cm3 atau kg/m3.

Yang mempengaruhi besarnya nilai BJ adalah jenis mineral

tanah. Pada umumnya nilai BJ berkisar antara 2,6 – 2,75 g/cm3

(hal ini disebabkan mineral yang merajai tanah yaitu kuarsa,

feldspar, dan silikat mempunyai nilai BJ pada kisaran tersebut).

Jika tanah mengandung banyak mineral berat (magnetit, garnet,

zircon, tourmaline, hornblende) maka BJ tanah dapat mencapai

>2,75 g/cm3. Sedangkan untuk tanah organik nilai BJ berkisar

antara 1,2 – 1,5 g/cm3 sehingga tanah mineral yang semakin

tinggi kandungan bahan organiknya, maka nilai BJ semakin

rendah (dapat mencapai < 2,45 g/cm3).

a. Alat dan Bahan

Alat

1. Piknometer

2. Kawat pengaduk halus

3. Termometer

4. Botol pancar/botol semprot

Bahan

1. Contoh tanah kering udara 2 mm

2. Air aquadest

b. Pelaksanaan Praktikum

1. Timbang piknometer kosong, bersumbat (misal a gram)

2. Isilah dengan tanah ± ½ volume, sumbat dan timbang (misal

b gram)

3. Tambah air aquadest sampai 2/3 volume, aduk dengan

pengaduk kawat untuk menghilangkan udara yang tersekap.

Diamkan selama 1 jam. Ukur suhu suspense (misal T1˚C).

Baca BJ suspense pada tabel BJ (misal BJ1). Aduk-aduk

Page 24: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

20

lagi, cuci kawat pengaduk dengan botol pancar; tambah air

secara perlahan-lahan sampai 2/3 leher piknometer (jangan

sampai mengaduk tanah). Sumbat hingga air aquadest

dapat mengisi pipa kapiler sampai penuh. Keringkan dinding

piknometer dengan kertas tissue dari air yang menempel

dan timbang (misal c gram).

4. Buang isi piknometer dan bersihkan. Isi piknometer dengan

aquadest sampai penuh dan sumbat. Amati air harus

mengisi pipa kapiler sumbat. Keringkan permukaan luar

pikno dengan tissue dan timbang pikno berisi air (misal d

gram), ukur suhunya (misal T2˚C), dan lihat BJ air aquadest

(BJ2) pada suhu tersebut di dalam tabel BJ (lihat lampiran).

5. Bersihkan dan keringkan piknometer.

c. Perhitungan

F. Porositas Total Tanah (n)

Porositas total tanah merupakan persentase volume pori-

pori total yang ada di dalam tanah terhadap volume total bongkah

tanah. Pori-pori tanah merupakan bagian tanah yang ditempati

oleh air dan udara, oleh karena itu bergantung kepada tipe

struktur tanah. Tanah yang mempunyai struktur mampat akan

mempunyai porositas total yang rendah, sebaliknya struktur yang

remah akan mempunyai nilai porositas yang tinggi. Adapun

porositas total tanah dapat diperoleh dari nilai BV dan BJ tanah.

Page 25: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

21

PERCOBAAN V

TEKSTUR TANAH KUALITATIF

A. LATAR BELAKANG

Dalam ilmu tanah, tekstur berarti proporsi (perbandingan

relatif) dan komposisi fraksi-fraksi penyusun tanah. Adapun fraksi

pokok penyusun tanah yaitu pasir (sand), debu (silt), dan lempung

(clay). Dikenal 2 sistem penggolongan fraksi tanah yaitu Sistem

Internasional (SI) dan Sistem USDA (United States Department of

Agriculture), namun penggunaan sistem USDA lebih umum

digunakan daripada SI. Penggolongan dua sistem tersebut baik

kelas maupun ukurannya disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2. Penggolongan fraksi tanah menurut sistem USDA dan Internasional

Sistem USDA Sistem Internasional

Klas fraksi Ukuran

(mm)

Klas fraksi Ukuran (mm)

Pasir sangat kasar 2,0 – 1,00

Pasir kasar 1,0 – 0,50 Pasir kasar 2,0 – 0,20

Pasir sedang 0,5 – 0,25

Pasir sangat halus 0,10 – 0,05 Pasir halus 0,20 – 0,02

Debu 0,05 –

0,002

Debu 0,02 – 0,002

Lempung < 0,002 Lempung < 0,002

Ketiga fraksi tersebut proporsi dan komposisinya antara

jenis tanah satu dengan yang lain berbeda-beda. Dengan kata lain

fraksi yang dominan pada suatu tanah tertentu akan merupakan

Page 26: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

22

ciri dari jenis tanah yang bersangkutan. Berdasar atas komposisi

dan proporsi fraksi dalam tanah maka disusun klas tekstur tanah.

Terdapat 12 klas tekstur tanah (Soil Survey Division Staff, 1983),

yaitu klas lempung (clay), lempung debuan (silty clay), geluh

lempungan (clay loam), geluh lempung debuan (silty clay loam),

lempung pasiran (sandy clay), geluh lempung pasiran (sandy clay

loam), geluh (loam), geluh debuan (silty loam), geluh pasiran

(sandy loam), debu (silt), pasir geluhan (loamy sand), dan pasir

(sand). Yang dimaksud tekstur geluh (loam) adalah suatu tanah

yang mempunyai komposisi pasir, debu, dan lempung (clay)

proporsional (7 – 27% lempung/clay, 28-50% debu, dan < 52%

pasir), sedangkan bila salah satu atau dua fraksi lebih dominan

maka penamaan klas tekstur diikuti oleh fraksi yang

bersangkutan misalnya geluh pasiran (sandy loam) artinya tekstur

geluh dengan fraksi pasirnya lebih menonjol.

Kelas tekstur tanah dapat diketahui dengan menggunakan

bantuan gambar segitiga tekstur (Gambar ) setelah mengetahui

prosentase masing-masing fraksi partikel.

Page 27: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

23

Gambar 4. Segitiga Tekstur (USDA) untuk Penetapan Kelas Tekstur

Oleh karena tekstur tanah merupakan komposisi fraksi-

fraksi yang berlainan sifatnya maka dapat pula mempengaruhi

sifat fisik suatu tanah. Sifat fisik yang dipengaruhi tekstur antara

lain daya dukung tanah, daya serap/simpan air, permeabilitas,

erodibilitas (kemudahan tanah tererosi), kemudahan penetrasi

akar tanaman, drainase, kemudahan terolah, plastisitas, dan

kelekatan. Tekstur tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah

yang tidak mudah berubah. Tekstur tanah hanya dapat berubah

oleh pencampuran dengan tanah lain yang bertekstur berbeda.

Oleh karena tidak mudah berubah, maka tekstur tanah sering

digunakan untuk menduga asal bahan induk tanah dan proses-

proses yang berlangsung pada suatu bentang lahan. Proses erosi

dapat menyebabkan berubahnya tekstur karena terkikisnya tanah

Page 28: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

24

lapisan atas dan diendapkan bahan tersebut di lahan yang lebih

rendah.

B. TUJUAN

1. Menetapkan tekstur tanah secara kualitatif keadaan basah

C. METODOLOGI KERJA

a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Laboratorium Dasar, Kampus G, Universitas Gunadarma

b. Alat dan Bahan

Contoh tanah kering udara ukuran 2 mm.

c. Pelaksanaan Praktikum

1. Ambil segenggam tanah dan kerjakan menurut bagian alir

yang tercantum di bawah ini.

2. Dengan cara ini tekstur terpilahkan menurut kedua belas

kelas tekstur USDA.

3. Setelah kelas tekstur masing-masing tersidik, pencirian

tanah selanjutnya yang memerlukan angka kadar lempung

menggunakan harga tengah kadar lempung kelas tekstur

bersangkutan menurut diagram segitiga tekstur USDA.

Page 29: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

25

Tabel 3. Kadar Lempung Menurut Segitiga USDA

Kelas Tekstur Kadar Lempung

Lempung 70% (dapat dipilahkan; lempung

lumrah 50% dan lempung berat 80%)

Lempung pasiran,

lempung debuan

45%

Geluh lempungan, geluh

lempung debuan

35%

Geluh lempung pasiran 25%

Geluh 20%

Geluh debuan 15%

Geluh pasiran 10%

Pasir geluhan, pasir, debu 5%

Page 30: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

26

(1)

(2)

(3)

(4)

Gambar 5. Penentuan Tekstur Tanah secara Kualitatif

Segenggam tanah diremas-remas untuk melepaskan semua agregatnya,

dibasahi sehingga akhirnya tanah menjadi pasta clay. Jika kurang basah,

dibasahi sedikit demi sedikit sambil diremas-remas.

Tanah dicoba bola secara dikepal-kepal

d

Tanah dicoba pita secara ditekan dan didorong hati-hati dengan ibu jari

dengan alas jari telunjuk sampai ujung pita tanah melampaui ujung jari

telunjuk.

PASIR

PASIR

GELUH

AN

tidak

dapat

< 2,5 cm 2,5 – 5 cm > 5 cm Tanah dibuat bubur, lalu

digosok-gosokkan dengan

jari pada telapak tangan,

dan terasa Kelompok

geluhan

Kelompok geluh

lempungan

Kelompok

lempungan

GELUH

PASIRAN

GELUH

DEBUAN

LEMPUNG

PASIRAN

GELUH

LEMPUNG

PASIRAN

GELUH

LEMPUNG

DEBUAN

GELUH

LEMPUNG

DEBUAN

LEMPUNG GELUH

LEMPUNG

AN

DEBU

Kasar

merajai

Halus

licin

merajai

Samarasa

ya

ya

ya

tidak

dapat

dapat

dapat, lalu patah karena ujungnya melampaui ujung beratnya sendiri setelah jari telunjuk sejauh

Page 31: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

27

PERCOBAAN VI

KONSISTENSI TANAH KUALITATIF

A. LATAR BELAKANG

Konsistensi merupakan sifat fisik tanah yang menunjukkan

derajat adhesi dan kohesi zarah-zarah pada berbagai tingkat

kelengasan. Sifat fisik yang ditunjukkan oleh konsistensi berupa

keteguhan (friability), keliatan (plasticity), dan kelekatan

(stickness). Penentuan nilai konsistensi dapat dikelompokkan

menjadi 2 yaitu kualitatif (di lapangan) dan kuantitatif (di

laboratorium) dengan pendekatan angka Atterberg yaitu batas

cair (BC), batas gulung (BG), batas lekat (BL), dan batas berubah

warna (BBW).

Angka-angka Atterberg ini mempunyai hubungan antara

kadar lengas (%) dengan konsistensi tanah. BC merupakan kadar

lengas pada saat tanah mulai mengalir bebas tanpa tekanan. BL

merupakan kadar lengas pada saat tanah basah tidak mengalir

pada alat logam, BG merupakan kadar lengas tanah pada saat

mulai dapat dibentuk, dan BBW merupakan kadar lengas pada

saat tanah mulai mongering dan tidak dapat menyediakan lengas

untuk tanaman (Ilacob, 1981). Dari selisih angka Atterberg dapat

ditentukan: Jangka Olah (JO), Indeks Plastisitas (IP), Persediaan

Air Maksimum (PAM), dan Surplus (S).

Page 32: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

28

Tabel 4. Aplikasi dari Angka-angka Atterberg

Aspek

Praktis

Rumus Keterangan

JO BL – BG Kandungan lengas pada saat tanah

mudah diolah

IP BC – B Kandungan lengas tidak melekat

PAM BC –

BBW

Kandungan lengas tersedia bagi tanaman

S BC – BG Bila (+) mudah merembeskan air, bila (-)

sukar merembes

B. TUJUAN

1. Menetapkan konsistensi tanah dalam keadaan kering

2. Menetapkan konsistensi tanah keadaan basah

C. METODOLOGI KERJA

a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Laboratorium Dasar, Kampus G, Universitas Gunadarma

D. Konsistensi Kering

b. Alat dan Bahan

1. Contoh tanah agregat tidak terusik (gumpalan/bongkah)

c. Pelaksanaan Praktikum

1. Ambil agregat tanah (bongkah) 1 cm, kemudian tekan

diantara ibu jari dan telunjuk.

2. Ikuti kelas konsistensi pada tabel berikut

Page 33: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

29

Tabel 5. Penentuan Konsistensi Kering secara Kualitatif

Ditekan antara Hancur Konsistensi

Ibu jari-telunjuk

Tanpa ditekan Lepas-lepas

Sedikit tekan Lunak

Tekan kuat Agak keras

Telapak tangan-ibu jari Tekan kuat Keras

Tidak hancur Sangat keras

E. Konsistensi Basah

a. Alat dan Bahan

1. Contoh tanah kering udara ukuran 2 mm.

b. Pelaksanaan Praktikum

1. Ambil contoh tanah kering udara ukuran 2 mm secukupnya.

2. Basahi masing-masing contoh tanah dengan air aquadest

secukupnya dan campurkan hingga homogen.

3. Bedakan kelekatan dan plastisitas masing-masing jenis

tanah dengan menggosok-gosokkan tanah antara jari

telunjuk dan ibu jari.

Konsistensi basah diamati sifat kelekatan dan plastisitasnya,

pembagiannya sebagai berikut:

1. Sifat Kelekatan

s0 : Tak lekat (non sticky), tak ada yang melekat pada jari

ss : Tidak lekat (sticky), sedikit melekat pada suatu jari

dan mudah lepas

s : Lekat (sticky), melekat pada dua jari, kalau ditarik

masa tanah tersebut elastis antara jari dan masa

tanah

vs : Sangat lekat (very sticky), sangat melekat pada kedua

jari dan sukar dilepaskan

Page 34: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

30

2. Sifat Plastistitas

p0 : Tidak plastis (non plastic), tidak dapat dibuat pita

tanah

ps : Agak plastis (sligtly plastic), dapat membentuk

gulungan kecil yang mudah diubah bentuknya jika

ditekan

p : Plastis (plastic), dapat membentuk gulungan kecil

dan elastis, berubah bentuknya jika ditekan

vp : Sangat plastis (very plastic), membentuk gulungan

kecil, hanya dapat diubah bentuknya dengan pijatan

kuat

Page 35: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

31

PERCOBAAN VII

WARNA TANAH

A. LATAR BELAKANG

Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling jelas dan

mudah ditentukan di lapang. Warna tanah mencerminkan

beberapa sifat tanah. Kandungan bahan organik yang tinggi pada

tanah akan menimbulkan warna lebih gelap. Tanah dengan

drainase yang jelek atau sering jenuh air berwarna kelabu. Tanah

yang mengalami dehidrasi senyawa besi akan berwarna merah.

Secara umum dapat dikatakan bahwa pengaruh warna akan

berpengaruh pada keseimbangan panas dan kelembapan tanah.

Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan

tanaman, aktivitas mikroorganisme dan struktur tanah. Selain itu

warna tanah dapat untuk menaksir :

1. Tingkat pelapukan atau proses pembentukan tanah,

semakin merah berarti semakin lanjut pelapukannya.

2. Kandungan bahan organik tanah.

3. Drainase tanah: warna merah atau kecoklatan berdrainase

baik, sedang warna kelabu menunjukkan drainase yang

jelek.

4. Horison pencucian/pengendapan. Warna putih

menunjukkan horison pencucian, sedang warna merah

gelap menunjukkan horison pengendapan.

5. Jenis mineral: warna pucat banyak mengandung kuarsa,

kapur; merah banyak mengandung besi;, warna gelap

kemungkinan banyak senyawa boron atau mangan.

Warna tanah dibedakan atas (a) warna dasar tanah (matriks)

dan warna karatan sebagai proses oksidasi dan reduksi dalam

tanah.

Page 36: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

32

Penetapan warna tanah digunakan SOIL MUNSELL COLOR

CHART, dimana dalam penetapan warna harus dicatat HUE,

VALUE, dan CHROMA.

1. Hue : warna dominan sesuai dengan panjang gelombangnya.

Dimulai dengan warna merah (5R) dan warna paling kuning

(5Y), untuk tanah tereduksi (gley) yaitu 5G, 5GY, 5BG, dan N

(netral).

2. Value : merupakan kartu warna merah kea rah vertical yang

menunjukkan warna tuamuda atau hitam-putih, ditulis di

belakang nilai HUE.

3. Chroma : merupakan kartu warna yang disusun horisontal

yang menunjukkan intensitas cahaya. Ditulis di belakang

Value yang dipisahkan oleh garis miring. Jadi yang perlu

dicatat dalam penetapan warna tanah adalah NOTASI

WARNA dan NAMA WARNA.

Contoh : Notasi warna : 10 YR 3 ⁄4.

Notasi warna : reddish brown.

B. TUJUAN

Menetapkan warna dasar beberapa jenis tanah dengan

menggunakan buku Munsell Soil Color Chart.

C. METODOLOGI KERJA

a. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Laboratorium Dasar, Kampus G, Universitas Gunadarma

b. Alat dan Bahan

Alat

Buku Munsell Soil Color Chart

Bahan

Tanah gumpal yang lembab

Page 37: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

33

c. Pelaksanaan Praktikum

1. Ambil sedikit tanah gumpal yang lembab secukupnya

(permukaannya tidak mengkilap).

2. Letakkan di bawah lubang kertas buku Munsell Soil Color

Chart.

3. Catat notasi warna (Hue, Value, Chroma) dan nama warna.

Catatan: Pengamatan warna tanah tidak boleh terkena cahaya

matahari langsung.

Page 38: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

34

PERCOBAAN VIII

REAKSI TANAH (pH TANAH)

A. LATAR BELAKANG

Reaksi tanah merupakan sifat kimia tanah yang penting

untuk diamati karena berpengaruh terhadap serangkaian proses-

proses kimiawi dalam tanah, antara lain (1) proses pembentukan

mineral lempung, (2) reaksi kimia dan biokimia tanah, dan (3)

status hara dalam tanah. Reaksi tanah menunjukkan

perimbangan konsentrasi asam-basa dalam tanah. Walaupun

menurut teori dasar keasaman Arrhenius dan Bronsted

menyebutkan tingkat reaksi tanah harus merupakan perimbangan

konsentrasi ion H dan OH, namun dalam perkembangan

selanjutnya disebut bahwa reaksi tanah umumnya cukup

dinyatakan sebagai logaritma negative konsentrasi ion H+ (pH = -

log (H+).

Menurut ilmu kimia murni disebutkan bahwa suatu pH

dikatakan netral bila nilainya 7 (konsentrasi H dan OH seimbang).

Sedangkan menurut ilmu kimia tanah, pH netral yaitu pH yang

menciptakan kondisi optimum ketersediaan hara tanaman (yaitu

pH 6,5). Nilai pH tanah sangat beragam. Faktor-faktor yang

mempengaruhi keragaman pH tanah yaitu bahan induk, iklim,

bahan organik, dan perlakuan manusia. Bahan induk masam

umumnya mendorong terbentuknya tanah bereaksi masam, dan

sebaliknya bahan induk basis akan membentuk tanah basis.

Pengaruh iklim basah umumnya akan mendorong berkembangnya

tanah masam, sedangkan di daerah iklim kering banyak dijumpai

tanah bereaksi basis.

Tanah organik mempunyai nilai pH yang rendah oleh akibat

banyaknya asam-asam organik hasil proses humifikasi.

Page 39: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

35

Sedangkan pengaruh manusia memang dapat mendorong

perubahan pH tanah, namun pengaruhnya tidak setajam ketiga

factor tersebut. Pengaruh nyata akibat perlakuan manusia

umumnya berupa penggunaan pupuk ataupun bahan ameliorant

lainnya. Bila pupuk yang digunakan dalam kurun waktu yang

lama mempunyai sifat fisiologis masam maka akan cenderung

menurunkan pH tanah, dan sebaliknya bila sering menggunakan

bahan ameliorant yang bersifat basis (kapur) maka akan terjadi

proses peningkatan pH tanah.

Berdasarkan banyaknya ion H+ yang terdapat dalam larutan

tanah dikenal 2 macam pH yaitu pH aktual dan pH potensial.

Kemasaman yang terukur dari pH aktual adalah ion H+ yang

terdapat di dalam larutan tanah, sedangkan pada pH potensial ion

H+ yang terukur selain di dalam larutan tanah juga di komplek

jerapan tanah. Pada pengukuran pH aktual bahan pendesaknya

adalah H2O sedangka pada pH potensial bahan pendesaknya

adalah KCl. Oleh karena ion H+ yang terukur lebih banyak pada

penentuan pH potensial maka nilai pH tanah umumnya lebih

rendah dibanding pH aktual.

Untuk mengetahui nilai pH dapat dilakukan 2 cara yaitu

kolorimetri dan elektrometri. Kolorimetri merupakan metode

penetapan pH dengan menggunakan indikator warna, kertas pH,

pH stick, dan pH universal. Prinsip penentuan secara kolorimetri

adalah mengukur warna larutan tanah dibandingkan dengan

warna standart yang telah diketahui nilai pH-nya. Sedangkan

pengukuran secara elektrometri yaitu dengan menggunakan pH

meter (glass electrode).

B. TUJUAN

1. Menetapkan pH H2O tanah

2. Menetapkan pH KCl tanah

Page 40: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

36

C. METODOLOGI KERJA

a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Laboratorium

b. Alat dan Bahan

Alat

1. pH meter

2. 2 buah cepuk pH

Bahan

1. Contoh tanah kering udara halus ( 2 mm)

2. Aquadest

3. Larutan KCl

c. Pelaksanaan Praktikum

1. Timbang contoh anak sebanyak 5 gram (buat 2 ulangan) dan

masukkan ke dalam cepuk pH, kemudian tambahkan air

aquadest sebanyak 12,5 ml.

2. Aduk secara merata dan diamkan selama 30 menit,

kemudian ukur pH dengan pH meter.

3. Ulangi langkah tersebut dengan menggunakan KCl.

Page 41: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

37

PERCOBAAN IX

MUATAN TANAH (KPK DAN KPA TANAH KUALITATIF)

A. LATAR BELAKANG

Kapasitas pertukaran kation (KPK) merupakan kemampuan

tanah untuk menjerap dan menukar kembali kation dari dan ke

dalam larutan tana). Hal ini terjadi karena koloid lempung tanah

pada umumnya bermuatan negative sehingga kation dapat

terjerap atau tertukar oleh partikel lempung tersebut. Kation-

kation ini dijerap pada permukaan koloid mineral dan organik oleh

ikatan elektrostatik secara lemah, sehingga dapat dilepaskan atau

dipertukarkan kembali. Satuan KPK dinyatakan dalam cmol/kg

atau me/100g.

Tiap jenis kation mempunyai kesanggupan yang berbeda

untuk dapat dipertukarkan oleh koloid tanah. Faktor yang

mempengaruhi hal tersebut adalah valensi ion dan jari-jari

hidratasi. Ion-ion divalen akan terikat lebih kuat dan lebih sukar

tertukar dibandingkan ion monovalen. Ion-ion dengan jari-jari

hidratasi lebih sempit akan lebih mudah untuk terjerap.

Kemudahan ion untuk tertukarkan dan dijerap dapat diketahui

dari deret liotropik sebagai berikut :

H dan Li = Na > K = NH4 > Rb > Cs = Mg > Ca > Sr =

Ba > La = Al > Tb

Nilai KPK tanah dipengaruhi oleh jumlah mineral lempung,

jenis dan tipe mineral lempung, dan jumlah – jenis bahan organik.

Sebagai contoh KPK humus berkisar 200 me/100 g, vermikulit

berkisar antara 100 – 150 me/100 g, montmorilonit berkisar

antara 70 – 95 me/100 g, dan kaolinit sebesar 3 – 16 me/100 g.

Page 42: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

38

Dengan demikian suatu jenis tanah yang mempunyai nilai KPK

tertentu dapat diubah (diturunkan atau dinaikkan) dengan cara

mencampur bahan-bahan lain yang mempunyai nilai KPK yang

berbeda.

Nilai KPK tanah dapat ditentukan dengan cara kualitatif dan

kuantitatif. Penentuan secara kualitatif yang lazim dilakukan

adalah dengan menggunakan larutan eosin red (-) dan gention

violet (+), sedangkan secara kuantitatif menggunakan metode

penjenuhan NH4OAc atau BaCl2.

B. TUJUAN

1. Membuktikan muatan negatif zarah-zarah tanah dengan

dua macam zat warna (gentian violet dan eosin red).

2. Membuktikan pengaruh luas permukaan zarah tanah

terhadap KPK (Kapasitas Pertukaran Kation).

C. METODOLOGI KERJA

a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Laboratorium Dasar, Kampus G, Universitas Gunadarma

b. Alat dan Bahan

Alat

1. Tabung reaksi 10 buah

2. Rak tabung reaksi

Bahan

1. Contoh tanah 0,5 mm

2. Larutan gentian violet

3. Larutan eosin red

Page 43: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

39

c. Pelaksanaan Praktikum

1. Ambil tabung reaksi, diisi dengan tanah 0,5 mm dan

tambahkan larutan gentian violet setinggi 5 cm dari alas

tabung.

2. Kocok selama 2 menit, kemudian biarkan tanah mengendap

dan akan tampak tanah yang mengendap beserta filtratnya.

Perhatikan warna filtratnya dan bandingkan dengan kontrol

(larutan gentian violet tanpa tanah).

3. Ulangi langkah tersebut dengan larutan eosin red

(perhatikan perubahan warna suspense pada larutan

gentian violet dan eosin red).

4. Bandingkan intensitas warna filtrate antar jenis tanah.

Keterangan :

+ : Warna paling menjauhi kontrol

+++++ : Warna paling mendekati kontrol

Page 44: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

40

DAFTAR PUSTAKA

Laboratorium Ilmu Tanah. 2016. Penuntun Praktikum Dasar-dasar

Ilmu Tanah. Purwokerto: Fakultas Pertanian Universitas

Jenderal Soedirman.

Staff Jurusan Tanah. 2004. Buku Petunjuk Praktikum Dasar-dasar

Ilmu Tanah. Yogyakarta: Fakultas Pertanian Universitas

Gadjah Mada.

Susilo., Purwanto, B. H., Handayani, S., Utami, S. N. H., dan

Yuwono, N, W. 2004. Bahan Asistensi Praktikum Dasar-

dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Fakultas Pertanian

Universitas Gadjah Mada.

Tim Dosen Jurusan Tanah. (ed) Agustina, C et. al. 2012. Panduan

Praktikum Dasar Ilmu Tanah. Malang: Fakultas Pertanian

Universitas Brawijaya.

Page 45: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

41

Lampiran 1. Tabel Hubungan Suhu dengan BJ Air

Suhu (°C) BJ Air (g/cm3)

16 0.999

17 0.999

18 0.999

19 0.998

20 0.998

21 0.998

22 0.998

23 0.998

24 0.997

25 0.997

26 0.997

27 0.997

28 0.996

29 0.996

30 0.996

31 0.995

32 0.995

33 0.995

34 0.994

35 0.994 36 0.994

37 0.993

38 0.993

39 0.993

40 0.992

41 0.992

42 0.991

Page 46: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

42

Lembar Kerja 1. Hasil Pengamatan Kadar Lengas Tanah Kering

Angin

Kelompok :

Jenis Tanah :

Kadar Lengas Tanah Kering Angin

Diameter

Tanah

a b c b – c c – a KL (%) Rerata

(%)

2 mm

0,5 mm

Gumpalan

Page 47: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

43

Lembar Kerja 2. Hasil Pengamatan Struktur Tanah

1. Berat Volume (BV) Tanah

Ulangan a (g) b (g) p (ml) q (ml) r (ml) BV

(gr/cm3)

Rata-rata

2. Berat Jenis (BJ) Tanah

Ulangan A

(g)

b

(g)

T1

(°C)

BJ1 c

(g)

d

(g)

T2

(°C)

BJ2 BJ

(gr/cm3)

Rata-rata

3. Porositas Tanah (n)

Maka, nilai n =

Page 48: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

44

Lembar Kerja 3. Hasil Pengamatan Tekstur Tanah dan

Konsistensi Tanah Kualitatif

Jenis

Tanah

Tekstur

Tanah

Konsistensi

Kering

Konsistensi Basah

Kelekatan Plastisitas

Page 49: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

45

Lembar Kerja 4. Hasil Pengamatan Warna Tanah

Jenis

Tanah

Notasi Warna Nama

Warna Hue Value Chroma

Page 50: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

46

Lembar Kerja 5. Hasil Pengamatan pH Tanah

Jenis Tanah pH H2O pH KCl

Page 51: DASAR ILMU TANAH - Gunadarma

47

Lembar Kerja 6. Hasil Pengamatan Muatan Tanah (KPK dan

KPA Tanah)

Jenis Tanah Gentian Violet Eosin Red