dasar dasar keprotokolan -...

56
Frans Dellian, SSTP, M.Si DASAR DASAR KEPROTOKOLAN

Upload: dinhtu

Post on 04-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Frans Dellian, SSTP, M.Si

DASAR DASAR KEPROTOKOLAN

DEFINISI KEPROTOKOLAN

• Serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan

dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang

meliputi tata tempat, tata Upacara, dan Tata

Penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada

seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau

kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau

masyarakat. (Pasal 1, butir 1, UU No.9 Tahun 2010)

2

3

1. TERHADAP SESEORANG SESUAI DENGAN KEDUDUKANNYA DALAM NEGARA, PEMERINTAHAN, ATAU DI MASYARAKAT, DAPAT MENJAGA KEHORMATAN DAN MENUMBUHKAN KEWIBAWAAN SBG “CERMIN KUALITAS SESEORANG” YANG MERUPAKAN HAK ASASI MANUSIA

YANG HARUS DIJUNJUNG TINGGI.

PARADIGMA

KEPROTOKOLAN

2. TERHADAP LAMBANG KEHORMATAN NKRI YANG SELARAS DENGAN KEDUDUKANNYA SEBAGAI LAMBANG KEDAULATAN NEGARA, SBG PARAMETER BANGSA YANG BERADAB DEMI

TEGAK UTUH DAN LESTARINYA NEGARA KESATUAN R.I.

PENGHORMATAN DAN PERLAKUAN

Aturan mengenai urutan tempat bagi

pejabat negara, pejabat pemerintah

dan tokoh masyarakat tertentu dalam

acara kenegaraan

atau acara resmi

Aturan untuk melaksanakan upacara dalam acara kenegaraan atau acara

resmi

Aturan untuk melaksanakan pemberian hormat bagi Subyek Keprotokolan (pejabat negara,

pejabat pemerintahan dan tokoh masyarakat tertentu) dalam acara

kenegaraan atau acara resmi

TATA TEMPAT

TATA UPACARA

TATA

PENGHORMATAN

RUANG LINGKUP KEPROTOKOLAN

NEXT

PENGATURAN KEPROTOKOLAN BERTUJUAN

UNTUK:

• Memberikan penghormatan kepada pejabat negara, pejabat

pemerintahan, perwakilan negara asing dan/ atau organisasi

internasional serta tokoh masyarakat tertentu, dan/atau tamu

negara sesuai dengan kedudukan dalam negara,

pemerintahan dan masyarakat

• Memberikan pedoman penyelenggaraan suatu acara agar

berjalan tertib, rapi, lancar dan teratur sesuai dengan

ketentuan dan kebiasaan yang berlaku

• Menciptakan hubungan baik dalam tata pergaulan

antarbangsa

5

PENTINGNYA PROTOKOL

1. Kegiatan Protokol untuk individu

2. Kegiatan Protokol dalam keluarga

3. Kegiatan Protokol dalam masyarakat

4. Kegiatan Protokol dalam hubungan antar bangsa

6

7

TATA TEMPAT/URUTAN (PRÉSÉANCE)

• Tata tempat disusun menurut tempat upacara.

• Urutan Menteri Negara sesuai urutan tentang Pembentukan Kabinet.

• Tata Tempat antar Pegawai Negeri Sipil diatur menurut senioritas dengan memberikan tata urutan sesuai jabatan.

• Mantan Pejabat Negara setingkat lebih rendah.

• Pasangan (isteri/suami) seorang Pejabat Negara setingkat dengan Pejabat tersebut.

KLASIFIKASI PRESEANCE

PRESEANCE PEJABAT NEGARA, PEJABAT, PEMERINTAH

DAN TOKOH MASYARAKAT TERTENTU DIBAGI DALAM

KLASIFIKASI:

1. PRESEANCE NEGARA/NASIONAL (Pasal 9)

2. PRESEANCE PROVINSI (Pasal 10)

3. PRESEANCE KABUPATEN/KOTA (Pasal 11)

9

9

TATA TEMPAT DI IBUKOTA NEGARA BERDASARKAN UU KEPROTOKOLAN RI (Pasal 9)

a. Presiden Republik Indonesia;

b. Wakil Presiden Republik Indonesia;

c. Mantan Presiden dan Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia,

d. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia;

e. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;

f. Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia;

g. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia;

h. Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia;

i. Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia;

j. Ketua Komisi Yudisial Republik Indonesia;

k. Perintis pergerakan kebangsaan/kemerdekaan;

l. Duta Besar/Kepala Perwakilan Negara Asing dan Organisasi

Internasional;

m. Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Wakil Ketua Dewan

Perwakilan Rakyat, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah, Gubernur

Bank Indonesia, Ketua Komisi Pemilihan Umum; Wakil Ketua Badan

Pemeriksa Keuangan, Wakil Ketua Mahkamah Agung, Wakil Ketua

Mahkamah Konstitusi, dan Wakil Ketua Komisi Yudisial;

10

n. Menteri, pejabat setingkat menteri, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Indonesia, dan anggota Dewan Perwakilan Daerah republik Indonesia, serta Duta

Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia;

o. Kepala Staf Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara Tentara

Nasional Indonesia;

p. Pemimpin Partai Politik yang memiliki wakil di Dewan Perwakilan Rakyat

Indonesia;

q. Anggota Badan Pemeriksa Keuangan RI, Ketua Mudan dan Hakim Agung

Mahkamah Agung RI, Hakim Mahkamah Konstitusi RI dan anggota Komisi

Yudisial RI;

r. Pemimpin lembaga negara yang ditetapkan sebagai pejabat negara, pemimpin

lembaga negara lainnya yang ditetapkan dengan undang-undang, Deputi

Gubernur Senior dan Deputi Gubernur Bank Indonesia, serta Wakil ketua Badan

Penyelenggara Pemilihan Umum;

s. Gubernur Kepala Daerah;

t. Pemilik Tanda jasa dan tanda kehormatan tertentu;

11

u. Pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian, Wakil menteri, Wakil Kepala

Staf Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara TNI, Wakil

Kepala Kepolisian Negara RI, Wakil jaksa Agung RI, Wakil Gubernur, Ketua

DPRD provinsi, Pejabat eseslon I atau yang disetarakan;

v. Bupati/Walikota dan Ketua DPRD Kabupaten/Kota;

w. Pimpinan tertinggi representasi organisasi keagamaan tingkat nasional yang

secara faktual diakui keberadaannya oleh pemerintah dan masyarakat.

Pasal 10 (1) Tata Tempat dalam Acara Resmi di provinsi ditentukan dengan urutan: a. gubernur; b. wakil gubernur; c. mantan gubernur dan mantan wakil gubernur; d. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi atau nama lainnya; e. kepala perwakilan konsuler negara asing di daerah; f. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi atau nama lainnya; g. sekretaris daerah, panglima/komandan tertinggi Tentara Nasional

Indonesia semua angkatan, kepala kepolisian, ketua pengadilan tinggi semua badan peradilan, dan kepala kejaksaan tinggi di provinsi;

h. pemimpin partai politik di provinsi yang memiliki wakil di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi;

i. anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi atau nama lainnya, anggota Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh dan anggota Majelis Rakyat Papua;

j. bupati/walikota;

k. Kepala Kantor Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan di daerah, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia di daerah, ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah;

l. pemuka agama, pemuka adat, dan Tokoh Masyarakat Tertentu tingkat provinsi;

m. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota; n. wakil bupati/wakil walikota dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah kabupaten/kota; o. anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota; p. asisten sekretaris daerah provinsi, kepala dinas tingkat provinsi,

kepala kantor instansi vertikal di provinsi, kepala badan provinsi, dan pejabat eselon II; dan

q. kepala bagian pemerintah daerah provinsi dan pejabat eselon III.

Pasal 11 (1) Tata Tempat dalam Acara Resmi di kabupaten/kota ditentukan

dengan urutan: a. bupati/walikota; b. wakil bupati/wakil walikota; c. mantan bupati/walikota dan mantan wakil bupati/wakil

walikota; d. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota atau

nama lainnya; e. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota

atau nama lainnya; f. sekretaris daerah, komandan tertinggi Tentara Nasional Indonesia

semua angkatan, kepala kepolisian, ketua pengadilan semua badan peradilan, dan kepala kejaksaan negeri di kabupaten/kota;

g. pemimpin partai politik di kabupaten/kota yang memiliki wakil di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota;

h. anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota atau nama lainnya;

i. pemuka agama, pemuka adat, dan Tokoh Masyarakat Tertentu tingkat kabupaten/kota;

j. asisten sekretaris daerah kabupaten/kota, kepala badan tingkat kabupaten/kota, kepala dinas tingkat kabupaten/kota, dan pejabat

eselon II, kepala kantor perwakilan Bank Indonesia di tingkat kabupaten, ketua komisi pemilihan umum kabupaten/kota;

k. kepala instansi vertikal tingkat kabupaten/kota, kepala unit pelaksana teknis instansi vertikal, komandan tertinggi Tentara

Nasional Indonesia semua angkatan di kecamatan, dan kepala kepolisian di kecamatan;

l. kepala bagian pemerintah daerah kabupaten/kota, camat, dan pejabat eselon III;dan

m. lurah/kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dan pejabat eselon IV.

• ORANG YANG BERHAK MENDAPAT TATA URUTAN PERTAMA/PALING

TINGGI ADALAH MEREKA YANG MEMPUNYAI URUTAN PALING

DEPAN/MENDAHULUI.

• JIKA BERJAJAR, YANG BERADA DI SEBELAH KANAN DARI ORANG YANG

MENDAPAT URUTAN TATA TEMPAT PALING UTAMA, DIANGGAP LEBIH

TINGGI/MENDAHULUI ORANG YANG DUDUK DI SEBELAH KIRINYA.

• JIKA MENGHADAP MEJA, TEMPAT UTAMA ADALAH YANG MENGHADAP KE

PINTU KELUAR DAN TEMPAT TERAKHIR ADALAH TEMPAT YANG PALING

DEKAT DENGAN PINTU KELUAR.

PEDOMAN UMUM TATA

TEMPAT

TATA URUTAN MEMBERIKAN SAMBUTAN

Urutan dalam memberikan sambutan dalam acara resmi

adalah dimulai dari yang terendah tingkat kedudukan /

jabatannya dan yang terakhir yang tertinggi / paling utama.

PEMASANGAN LAMBANG KEHORMATAN

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (PSL 20 AYAT (2) PP NOMOR 62 TH 1990, PSL 55 (1) UU NO. 24 TH 2009)

RAPAT PARIPURNA ISTIMEWA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN REGENCY

PELANTIKAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI REGENCY

PERIODE TAHUN 2011 - 2016

REGEN 6 PEBRUARI 2011

RI 1 RI 2

PEMASANGAN LAMBANG KEHORMATAN

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (PSL 55 AYAT (2) UU NO. 24 TH 2009)

RI 1 RI 2

PADA POSISI BERJAJAR PADA GARIS YANG SAMA, TEMPAT YANG TERHORMAT ADALAH DI TEMPAT PALING TENGAH, DAN DI TEMPAT SEBELAH KANAN LUAR, ATAU

DENGAN RUMUS POSISI SEBELAH KANAN LEBIH TERHORMAT DARI POSISI SEBELAH KIRI.

KURSI BARIS UTAMA

(1) (2) (3) (4) (5) DST DST (5) (4) (3) (2) (1)

(3) (1) (2)

(4) (2) (1) (3)

ATAU

DST (5) (4) (3) (2) (1) (1) (2) (3) (4) (5) DST

A

B KURSI BARIS

UTAMA

2 1 4 3

1 2

5

4 3 3 2 4

6

1

STAGE

RI-1

RI-2 BACK DROP

FORMAT 1 “THEATHER” PEMBESUP; RI-1/RI-2

3 1 5 2 1 2 4 4 3 3 2 4 1

FORMAT 2 “THEATHER” PEMBESUP; SELAIN RI-1/RI-2

STAGE

RI-1

RI-2 BACK DROP

S

5 1 3 2

3

1

2

5

3

1

2

4 4

6

PA

FORMAT 3;

CLASS ROOM

RI-1

RI-2 BACK DROP

S

5 2 4 1

3

1

2

5

3

1

2

4

4 6

PA

FORMAT 3;

CLASS ROOM

3

RI-1

RI-2 BACK DROP

RI-1

LN

RI-2 BACK DROP

TUAN RUMAH

TAMU

FORMAT 4. BENTUK; BERHADAP-HADAPAN

1 2

2 1

RI-1

LN

RI-2 BACK DROP

FORMAT 5; BENTUK L FORM

PENANDATANGANAN NOTA KESEPAHAMAN (MOU)

MENTERI RI DAN MENTERI ASING

MENTERI ASING MENTERI NEGARA

MASS MEDIA

RI-1

LN

RI-2 BACK DROP

PENANDATANGANAN NOTA KESEPAHAMAN (MOU)

PEMDA DENGAN PIHAK ASING DI DAERAH

TAMU ASING GUBERNUR

MASS MEDIA

RI-1

LN

RI-2 BACK DROP

JAMUAN SANTAP MALAM

ACARA KUNJUNGAN RESMI TAMU NEGARA

DI DAERAH

1 MAIN TABLE

3

2

TUAN RMH T. TAMU

STAGE

5

4

ISTERI T RUMAH ISTERI TUAN TAMU

PENDAMPING TR ROMB UT TAMU

ISTERI PEJ

PENDAMPING TR ISTERI ROMB UT TAMU

JAMUAN SANTAP MALAM

ACARA KUNJUNGAN RESMI

1 MAIN TABLE

3

2

TUAN RMH T. TAMU

STAGE

5

4

ISTERI T RUMAH ISTERI TUAN TAMU

PENDAMPING TR ROMB UT TAMU

ISTERI PEJ

PENDAMPING TR ISTERI ROMB UT TAMU

BEBERAPA PEDOMAN UMUM

TENTANG TATA TEMPAT

Dalam hal naik kendaraan, seseorang yang mendapat tata urutan paling utama, akan

mendapat perlakuan sebagai berikut:

- naik ke pesawat terbang paling akhir, sedangkan turun paling awal;

- naik dan turun kapal laut paling dahulu;

- naik dan turun mobil atau kereta api paling dahulu, dan ditempatkan pada tempat

duduk yang paling kanan.

Pejabat penyambut (receiving line):

a) Pejabat penyambut menerima Tamu dari sebelah kanan;

b) Pejabat pelepas mengantar Tamu dari arah sebelah kiri.

Preseance bagi Para Duta Besar / Kepala Perwakilan Negara Asing disesuaikan

berdasarkan tanggal penyerahan surat-surat kepercayaan kepada Presiden RI.

Catatan: Pengaturan tata tempat dapat pula mengacu pada situasi dan kondisi tempat,

sifat acara serta kepatutan.

RUMUSAN GANJIL

G

MEJA PERTEMUAN

RUMUSAN GENAP

MEJA PERTEMUAN

KUNJUNGAN KEHORMATAN

(COURTESY CALL)

KEPALA NEGARA/PEMERINTAHAN

TAMU NEGARA PRES. RI

PENERJEMAH

DEL. ASING PENDAMPING

PRES. RI

BENDERA RI BENDERA ASING

KUNJUNGAN KEHORMATAN

PERDANA MENTERI FINLANDIA KEPADA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KUNJUNGAN KEHORMATAN

(COURTESY CALL)

TINGKAT MENTERI

MENTERI ASING MENTERI RI

PENERJEMAH

DEL. ASING PENDAMPING

MENTERI RI

CATATAN :

- DAPAT DIPASANG BENDERA RUANGAN DAN ATAU

BENDERA MEJA KEDUA NEGARA

PERTEMUAN BILATERAL DUA NEGARA

DELEGASI RI DELEGASI ASING

CATATAN :

BENDERA RUANGAN BISA DIPASANG

ATAU TIDAK DIPASANG

PERTEMUAN BILATERAL RI - ROK

WORKING DINNER/LUNCH

DELEGASI ASING DELEGASI RI

BREAKFAST MEETING RI-AS

SEBELUM KTT G20 DI TORONTO

PENANDATANGANAN KERJASAMA

(MEMORANDUM OF UNDERSTANDING)

PRESS

IN

MC

MENTERI ASING MENTERI RI

DELEGASI ASING DELEGASI RI

PENANDATANGANAN MOU

PENANDATANGANAN MOU/ AGREEMENT

JAMUAN SANTAP MALAM

ACARA KUNJUNGAN RESMI TAMU NEGARA

DI DAERAH

1 MAIN TABLE

2

3

GUBERNUR TN

STAGE

5

4

6

7

ISTERI GUBERNUR ISTERI TN

MENTERI

PENDAMPING MENTERI TN

ISTERI MENTERI

PENDAMPING ISTERI MENTERI TN

TATA UPACARA

~ adalah aturan untuk melaksanakan upacara dalam

acara kenegaraan atau acara resmi

ACARA KENEGARAAN adalah acara yang diatur dan

dilaksanakan oleh panitia negara secara terpusat,

dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden, serta Pejabat Negara dan undangan lain.

ACARA RESMI adalah acara yang diatur dan dilaksanakan

oleh pemerintah atau lembaga negara dalam

melaksanakan tugas dan fungsi tertentu dan dihadiri

oleh Pejabat Negara dan/atau Pejabat Pemerintahan

serta undangan lain.

46

7 5 2 3 4 6

M UN 6 L DARI TIANG BN

M UP 8 L DARI TIANG BN PAT POR 6

L DARI M UP PAT DANUP 10 L DARI

PATPOR

PESUP 16 L DARI PAT DANUP

47

7 5 2 3 4 6

48

TATA PENGHORMATAN

48

~ Tata Penghormatan adalah aturan untuk melaksanakan

pemberian hormat bagi Pejabat Negara, Pejabat

Pemerintahan, perwakilan negara asing dan/atau

organisasi internasional, dan Tokoh Masyarakat

Tertentu dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi.

Bentuk-Bentuk Tata Penghormatan:

1. Dalam bentuk preseance

2. Dalam bentuk rotation

3. Dalam bentuk perlakuan

4. Dengan menggunakan Bendera Kebangsaan

5. Dengan menggunakan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

6. Penghormatan jenazah

JAJAR KEHORMATAN

1. Orang yg paling dihormati harus datang dr arah sebelah

kanan dr pejabat yg menyambut.

2. Apabila orang yg paling dihormati adalah yg menyambut

tamu, maka tamu akan datang dr sebelah kiri.

3. Tata urutan dlm jajar kehormatan untuk penerimaan yaitu

orang yang paling utama adalah yg menjabat tangan /

menyambut pertama kali dan seterusnya sesuai dgn

urutannya.

4. Tata urutan dlm jajar kehormatan untuk pelepasan yaitu

orang yg paling utama adalah yg menjabat tangan /

melepas paling akhir.

LAMBANG-LAMBANG KEHORMATAN NEGARA

1. BENDERA MERAH PUTIH (PP. No. 40. Tahun 1958).

2. GAMBAR BURUNG GARUDA (PP. No. 66 Tahun 1951).

3. LAGU INDONESIA RAYA (PP. No. 44 Tahun 1958).

BENDERA MERAH PUTIH

Ukuran panjang dibanding lebar = 3:2 (30:20, 80:60, dst)

Tinggi tiang= 5,5 panjang bendera

Tinggi maksimum= 17 meter

Waktu pemasangan sejak matahari terbit sampai dengan

matahari terbenam (pukul 06.00 - 18.00 WIB)

GAMBAR BURUNG GARUDA Dipasang di gedung pemerintah.

Untuk keperluan pembuatan paspor, lembaran negara, stempel presiden dan wakilpresiden, menteri, ketua DPR, lembaga tinggi negara, kepala daerah, notaris, dll.

Mata uang.

Meterai.

Ijazah.

Lencana delegasi negara.

Barang-barang milik negara; Dll.

LAGU INDONESIA RAYA DIPERDENGARKAN ATAU DINYANYIKAN

UNTUK:

Menghormati kepala negara dan wakil kepala negara.

Mengiringi pengibaran Bendera Merah Putih dan pada

saat upacara.

Untuk menghormati tamu kepala negara asing.

Sebagai pernyataan perasaan nasional.

Dalam rangkaian pendidikan dan pengajaran.

K

E

G

I

A

T

A

N

UNDANGAN:

Undangan, Distribusi Undangan, Daftar Undangan, Konfirmasi Undangan.

TEMPAT ACARA:

Gedung/tenda, Holding Room, Toilet, Meja, Tempat Duduk, Jamuan, Asbak, Alur Masuk/Keluar.

ACARA:

Layout Tempat Acara, Panduan Kegiatan, Susunan Acara, Detil Acara, Gladi Acara.

TRANSPORTASI:

Nomor Polisi dan Kend. Mendagri, Kend. Rombongan, Pengawalan, Urutan Kendaraan, Konvoi, Kondisi

Jalan/Jembatan, Rute.

AKOMODASI:

Kamar dan Kelengkapan (AC, telp, kran, kloset, handuk, alat mandi, sendal, sajadah, jadwal sholat,

penunjuk kiblat, asbak, jamuan/snack).

Cek List Koordinasi

PERLENGKAPAN ACARA:

Sound System, Podium, Bendera Merah Putih, Lambang Garuda, Foto Presiden dan Wakil Presiden, AC,

Meja, Kursi, Gong/Palu, Baki, Setting Card, Papan Nama, ATK.

PETUGAS:

Panitia Acara, MC, Dirigen, Pembaca Doa, Paduan Suara, Petugas Protokol (Penerima Tamu, Pengatur

Tempat Duduk, Pembawa Baki).

BANDARA:

Holding Room, Toilet dan kelengkapannya, Tempat sholat dan kelengkapannya, Jamuan, Tempat Duduk,

Asbak, Alur Masuk/Keluar.

THE PROTOCOL WARNING !!!

DALAM SUATU ACARA KENEGARAAN ATAU

ACARA RESMI, JIKA PEJABAT NEGARA,

DAN PEJABAT PEMERINTAH TIDAK

MEMPEROLEH PENGHORMATAN DAN

PERLAKUAN PROTOKOL SESUAI

KEDUDUKANNYA ADALAH MERUPAKAN

PELANGGARAN DENGAN TUDUHAN

“PELECEHAN JABATAN”

SELAMAT BERTUGAS