hab 2013 beda - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/santunan2013/lprv1360167782.pdf ·...

60
Kurikulum 2013, Gimana Ya? MAJALAH ISSN 0216-0790 Edisi 01, Januari 2013 M/Rabiulawal 1434 H Rp. 9.500,- HAB 2013 BEDA

Upload: buibao

Post on 06-Feb-2018

250 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Kurikulum 2013, Gimana Ya?

Majalah

ISSN 0216-0790

Edisi 01, januari 2013 M/Rabiulawal 1434 h

Rp.

9.5

00,-

HAB 2013 BEDA

caritasCZECH REPUBLIC

W O R K I N G T O G E T H E RMEUSAREE-SAREE

Jl. Raya Lambaro Km.4,5 Tanjung Permai, Manyang PA Kec. Ingin JayaAceh Besar, Telp. (0651) 635544. Fax (0651) 637170 - Banda Aceh

KONTAK PERSON : - Elva (085228072947)- Maimun (08126965168)- Firdaus (0811685133)- Bahar (085260083328)

Percayakan kebutuhan Barang

Cetakan Anda

kepada Kami

Harga bersaing

Kualitas dijamin

Siap tepat waktu

Bonus Iklan di koran&radio

KoranMajalahTabloidBukuPosterBrosurKalenderUndanganTiket

Kotak MakananKotak TissueSertifikatStikerKop SuratLeafletKartu NamaMap FolderBag Paper

Keluarga Besar

Mengucapkan

Selamat Hari Raya

Idul Fitri 1 Syawal 1433 H

Minal Aidil Wal FaidzinMohon Maaf Lahir & Bathin

ttdPimpinan

03SantunanJanuari 2013

ISI

Edisi 01, januari 2013 M/Rabiulawal 1434 h

Majalah

Madrasah yang Rajin Muhadharah

Jabatan Itu Amanah

22-29 KANWIL

38-39 MADRASAH

35 SOSOK

HAB 2013Memang Beda

06-17 UTAMA

PERISTIWA

STYLE

KALENDER 2013

TAFSIR

Lalat

BUDAYA

Nestapa Aceh dalam Hikayat Akhbarul Karim

OPINI

BAHASA INGGRIS

BAHASA ARAB

TTS

PUISI

DAYAH

Dayah Megah dan AnggunSantri Betah dan Santun

CERPEN

Catatan BundaAku Gururmu, Engkau Muridku

ISLAMIKA

18

29

30

32

36

40

50

51

52

53

54

56

58

Mutasi di Bulan Maulid 1434 Hijriah

04 SantunanJanuari 2013

Redaksi hanya memuat surat, email, atau sms yang menyertakan identitas yang jelas, dan disampaikan dalam bahasa yang sopan. Demikian untuk dimaklumi.

Assalamu’alaikum,Salam sejahtera, semoga majalah Santunan tetap

jaya. Mohon maaf ini ya Redaksi. Perjalanan majalah ini Alhamdulillah sudah cukup lama dan sudah masuk ke berbagai peloksok di Aceh. Saya usul ini, bagaimana kalau sekali-kali atau minimal 1 tahun sekali diadakan lomba karya tulis ilmiah bagi guru-guru untuk meningkatkan kualitas guru-guru.

Kemudian, setiap HAB mulai tingkat Kabupaten sampai tingkat Provinsi, tolong dong diadakan pemilihan guru teladan atau siswa teladan atau pegawai teladan untuk menggairahkan guru dan siswa dalam aktifitas PBM. terima kasih.

Wassalam,Aab Syihabuddin, M.Ag

<[email protected]>Kepala MAN Kota Subulussalam

Lomba Karya Ilmiah dan Pegawai TeladanAlhamdulillah, dengan doa, usaha, serta parisipasi kita semuanya, Majalah

Santunan tiga edisi terakhir 2012, telah lama terbit dan beredar ke tangan pembaca. Sejak Edisi 1 (Februari 2012) hingga edisi 11 (Desember 2012), ditambah dengan Edisi Khusus 2012 (Desember 2012), sama dengan jumlah edisi Santunan pada tahun 2012 tetap 12 edisi.

Edisi Khusus 2012 (Desember 2012) terbit dengan judul cover “Ilusi atau Obsesi?”, terbit setelah Edisi 10 (November 2012) dengan judul cover “Save Harta Waqaf”. Berikutnya terbit Edisi 11 (Desember 2012), dengan cover “Even Lokal Standar Nasional”.

Sehubungan dengan terbit dan beredarnya majalah tiap bulan, khususnya Edisi Khusus 2012 tersebut, perlu kami sampaikan kembali, bahwa:1. Edisi Khusus 2012, bukan gratis (bukan cuma-cuma), tapi sama dengan

edisi lainnya, perlu segera diganti biaya ganti ongkos percetakan yang ditransfer ke Bendahara/ Usaha Santunan;

2. Dan untuk setiap Satker, dapat melengkapi nama dan nomor Satker pada bukti setiap setoran, saat melunasi biaya ganti ongkos percetakan via bank.

Terima kasihRedaksi

Tentang Edisi Khusus

>>RALAT FOTO<<

Pembaca Majalah Santunan dan narasumber yang terhormat, kami mohon maaf atas kekeliruan pemasangan beberapa foto dalam Edisi Khusus 2012. Kekeliruan terjadi saat proses keredaksian (editing, edit pictures, dan layout), sehingga ada foto yang tertukar, pecah/kabur gambarnya, dan tidak muncul. Seharusnya foto yang tampil (yang sesuai dengan judul tulisan, nama narasumber, dan jabatannya) ialah:

DR. Zulkarnaini Abdullah, MAKetua STAIN Zawiyah Cot Kala

Langsa

Drs. H. ArizalKakankemenag

Kab. Abdya

Drs. Djulaidi KasemKakankemenag

Kab. Nagan Raya

Drs. H. Asy’ariKakankemenag

Kab. Aceh Selatan

Drs. H. M. Yunus Ibrahim M.PdKakankemenag

Kota Langsa

Drs. M. Jakfar M. NurKakankemenag

Kab. Pidie

Samsani, S.PdKepala MIN Kuta Blang

Kota Lhokseumawe

>>SURAT

05SantunanJanuari 2013

Profesional dan Berintegritasdi Usia ke 67

Masih dalam suasana dan semangat memperingati Hari Amal Bhakti Kementerian Agama yang ke 67, tanggal 3 Januari 2013 lalu. Upacara dan sejumlah kegiatan pun telah selesai dilaksanakan dan digelar. Di tingkat Provinsi, upacara HAB dipusatkan di Kantor Gubernur dan Sekretaris Daerah menjadi pembina upacara. Di sejumlah daerah, termasuk di provinsi, kegiatan sosial, ragam olah raga, pagelaran seni pun tidak ketinggalan untuk memeriahkan ulang tahun Kemenag tahun ini.

HAB tahun ini yang mengusung tema ”Meningkatkan kinerja Kementerian Agama dengan profesionalitas dan integritas”, tentunya momentum ini menjadi penting sebagai upaya jajaran Kementerian Agama untuk berubah dan menjadi lebih baik, dalam arti lebih profesional dan penuh integritas. Sering dijelaskan bahwa, profesionslitas tanpa integritas akan membawa kerugian dan kehancuran, sedangkan integritas tanpa profesionalitas akan menyebabkan kita jalan di tempat.

Profesionalitas dalam kamus diartikan sebagai sesuatu yang memerlukan kepandaian khusus untuk melaksanakannya. Dengan kata lain, profesional yaitu serangkaian keahlian yang dipersyaratkan untuk melakukan suatu pekerjaan yang dilakukan secara efisien dan efektif dengan tingkat keahlian yang tinggi dalam rangka mencapai tujuan pekerjaan yang maksimal.

Seperti pernah diutarakan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Bahrul Hayat, Ph.D, jika profesional diibaratkan sebagai ilmu dan integritas adalah iman. Dengan begitu, aparatur Kementerian Agama, harus terus belajar dan membuka diri terhadap perubahan, tantangan dan perkembangan. Kita bekerja tidak hanya berdasarkan pengalaman, perasaan atau sekadar hubungan baik, tapi harus berlandaskan kepada aturan dan keahlian yang memadai. Semua yang kita kerjakan mesti dikerjakan dengan benar. Dengan niat yang baik, terkadang belum tentu dikatakann benar. Setiap kita mesti bekerja dengan aturan dan ketentuan yang ada. Namun, pada saat yang sama, saat kita susah, sedih, galau, mintalah petunjuk Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Inilah yang dikatakan, intergritas.

Kakanwil dalam berbagai kesempatan sering meminta dan berharap ke depan Kementerian Agama Aceh dapat menjadi yang terdepan dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pelayanan keagamaan dan keummatan di bumi syariat Islam ini. ”Kita harus inovatif dan kreatif, dan tidak selalu menjadi pengekor dari kemajuan-kemajuan yang telah diperoleh oleh orang lain dan lembaga lain, misalnya. Kita harus bisa berlari kencang. Mulai Kabag TU, para Kabid, Kakankemenag, Kepala Madrasah, Kepala KUA dan semua kita harus bisa jadi motor penggerak,” begitu yang diharapkan Kakanwil.

Jika diibaratkan manusia, usia 67 tahun bukan lagi usia kanak-kanak. Makanya, diusianya yang ke 67 dilihat dari tugas dan fungsinya bagi kemantapan kualitas kehidupan umat beragama

SALAM<<

juniazi

Majalah Santunan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Pembina: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Dewan Pengarah: Kepala Bagian Tata Usaha, Para Kepala Bidang Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Penanggungjawab: H. Akhyar, S.Ag, M.Ag. Pemimpin Umum & Pemimpin Redaksi: H. Juniazi, S.Ag, M.Pd. Sekretaris Redakasi: Muhammad Yakub Yahya, S.Ag, M.Ag. Redaktur Pelaksana: Zarkasyi Yusuf. Wakil Redaktur Pelaksana: Ahsan Khairuna, S.Sos.I. Sidang Redaksi: H. Khairuddin Aba, S.HI, Mulyadi Nurdin, Lc, Muzakkir, S.Ag, Drs. H. Abdullah AR, M.Ag, Alfirdaus Putra, S.HI, Drs. Taharuddin, MA, Dra.Hj. Suri Arniansyah, Drs. Mardin. Desain dan Tata Letak: Jabbar Sabil, MA, Khairul Umami, S.Sos.I. Bidang Usaha. Koordinator: Munawar, SE, Marketing dan Iklan: Alfaizin, MM, Sirkulasi: Amwar Citra Hutabarat, S.Sos, Bendahara: Darwin, SE, Keuangan: Zamzarina, A. Md. Staf Sekretariat: Nurbaiti, SH, Hartati, A.Md, Saiful Mahdi, Fadhlan Mursal, A. Md. Alamat Redaksi: Jl. Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh. Website: http://aceh.kemenag.go.id. Email redaksi: [email protected]. Email Usaha: [email protected]. Telp. Redaksi: 085362367700. Telp. Usaha: 085277759339. Rekening: Bank Rakyat Indonesia No. 00000037-01-002219-30-7 a.n. Majalah Santunan; Bank Syariah Mandiri No. 7070777775 a.n. Majalah Santunan.Biro Daerah: Para Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota se-Provinsi Aceh

di negeri ini, Kementerian Agama mestinya sudah matang, berwibawa, mapan dan berkharisma. Walau kita sendiri menyadari, permasalahan dan tantangan yang dihadapi Kementerian Agama tidaklah ringan, di tengah arus perubahan sosial yang terjadi dengan cepat dan kompleks.

Makanya, peringatan Hari Amal Bhakti Kementerian Agama, yang setiap tahun diperingati dengan upacara dan sejumlah kegiatan lainnya, tidak hanya dipahami sebagai kegiatan rutinitas semata. sesudahnya, selesai. Sebetulnya, peringatan dan upacara HAB yang dilaksanakan setiap tanggal 3 Januari itu, jajaran Kementerian Agama diingatkan kembali untuk mengenang, memaknai dan meng-aktulisasikan cita-cita dan nilai-nilai perjuangan yang diwariskan oleh para perintis, pendahulu dan pendiri Kementerian Agama.

Apalagi dengan perubahan struktur baru Kementerian Agama sesuai dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama.

Kita menilai, restrukturisasi ini merupakan bagian dari reformasi birokrasi yang digulirkan di jajaran Kementerian Agama dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih. Ini merupakan pekerjaan mendesak, sehingga seluruh kementerian dituntut untuk melakukan pembenahan birokrasi di jajarannya baik di pusat maupun daerah. Salah satu reformasi birokrasi yang dilakukan di lingkungan Kementerian Agama beberapa waktu terakhir adalah penataan kembali organisasi dan ketatalaksanaan untuk memodernisasi institusi melalui pemisahan, penggabungan dan penajaman tugas dan fungsi organisasi, serta penyelerasan hubungan koordinasi antara instansi pusat dan daerah.

Nah, perubahan penting dan strategis ini diharapkan akan mampu meningkatkan kualitas penyelenggaraan substansi pelayan-an pemerintah terhadap pembinaan kehidupan beragama di daerah ini agar dapat berjalan lancar, berhasil guna dan berdaya guna.

Untuk itulah, sangat bijak jika di hari ulang tahun ke 67 ini, seluruh jajaran Kementerian Agama Aceh, bersama-sama melakukan instropeksi diri –bermuhasabah terhadap segenap sepak terjang yang selama ini telah dilakukan. Dengan instrospeksi ini, diharapkan secara terbuka, jernih, objektif, kita akan memperoleh jawaban tentang sejumlah pertanyaan penting, tentang apa yang sesungguhnya telah kita lakukan selama ini.

Sejauhmana prestasi yang kita capai. Bagaimana kinerja selama ini. Dan apa yang semestinya kita harus lakukan ke depan. Sejauhmana loyalitas dan integritas moral kita kepada lembaga dan pimpinan yang telah memberi kita ”makan dan penghidupan” ini. Deretan pertanyaan ini penting dikemukakan, tidak hanya pada level pimpinan, tapi kepada seluruh PNS jajaran Kementerian Agama Aceh. Atau, jangan-jangan kita belum pernah melakukan apa-apa untuk lembaga ini! Nah...[]

05SantunanJanuari 2013

06 SantunanJanuari 2013

HAB 2013 Memang BedaAda sejumlah agenda HAB (Hari Amal Bhakti) Kementerian Agama RI ke 67, tahun 2013 yang luar biasa, yang berbeda, yang unik, dan yang perlu dipertahankan, bahkan ditingkatkan pada tahun depan. Meski hujan mengguyur sebagian Aceh, dingin dan ‘sejuk’, pada awal tahun, di bulan Shafar 1434 Hijriyah, tapi acara tetap hangat dan ‘panas’.

Di daerah tingkat dua, bahkan tetap meriah sebelum ‘hari jadi’ atau sebelum ‘milad Kemenag’, dengan agenda acara: jalan santai, donor, anjangsana, bakti sosial, gotong royong, khutbah, ekstra kurikuler, dan seterusnya. Irup (Inspektur Upacara) juga ada dari Setda Aceh, Bupati, Wakil Bupati, dan Setdakab.

Di jajaran Kanwil Kemenag, bersama Kemenag Kota Banda Aceh dan IAIN A-Raniry, ziarah ke makam almarhum sesepuh Depag dan mantan Rektor, melengkapi renungan HAB 3 Januari 2013. Ada juga kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kajhu, Baitussalam, Aceh Besar, serta Panti di Ulee Kareng. Sumbangan memang tak seberapa, tapi atensi Kemenag itu yang berbeda.

Usai puncak HAB, diadakan aksi donor darah dan ziarah

ke makam mantan Kanwil Depag dan Rektor IAIN Ar-Raniry. Dalam acara sebelum ‘musim mutasi’ itu, juga diberikan satyalencana kepada unsur Kemenag yang dinilai berhak dianugerahinya. Pagi Ahad, 6 Januari 2013, sejak pukul 07.30, digelar jalan santai keluarga, start Blang Padang. Di Kemenag Kota/ Kabupaten juga meriah.

Unik dan baru perdana, dalam rangka HAB yang puncak peringatan Kamis (3/1) itu, jajaran Kanwil memusatkan upacara di Halaman Setda Aceh, kawasan Lampineung. Sedangkan di Kemenag Kabupaten/ Kota, ada yang di halaman madrasah, halaman Setdakab, dan lapangan lainnya. Bahkan ada di ruangan, karena hujan terus mengguyur Sabang dan Simeulue, misalnya.

Di Kemenag Kota/ Kabupaten, ada keunikan tersendiri yang membedakan dengan HAB ke 66 pada 3 Januari 2012 lalu. Tema yang menyertai pun berbeda, “Meningkatkan Kinerja Kementerian Agama dengan Profesionalitas dan Integritas.”

Terima kasih disampaikan Kepala Kantor Wilayah Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa'dan, M.Pd, dalam apel perdana 2013, pagi Senin (7/1). [yakub/ahsan]

>>UTAMA

06 SantunanJanuari 2013

07SantunanJanuari 2013

UTAMA>>

07SantunanJanuari 2013

08 SantunanJanuari 2013

Pemerintah Aceh meminta kepada pemerintah pusat untuk memperjuangan Pemerintah Arab Saudi agar mempertimbangkan penambahan kuota haji untuk Provinsi Aceh. Permintaan itu disampaikan Sekda Aceh, Teuku Setia Budi usai menjadi Inspektur Upacara (Irup) peringatan HAB Kementerian Agama RI ke 67 Tingkat Provinsi Aceh di Halaman Kantor Gubernur Aceh.

Menurutnya, permintaan penambahan kuota haji untuk Aceh adalah bukan hal yang baru karena sudah beberapa kali didiskusikan atau dibicarakan oleh pemerintah Aceh dan Kanwil Kemenag Aceh dengan pemerintah pusat.

“Untuk itu saya berharap agar kiranya pemerintah pusat benar-benar memperjuangan aspirasi dari rakyat Aceh tentang penambahan kuota haji karena kini jamaah calon haji yang telah masuk daftar tunggu atau waiting list sudah mencapai 52.931 orang,” ujarnya.

Teuku Setia Budi mengemukakan, penambahan kuota haji Aceh harus diperjuangkan oleh pemerintah RI ke Pemerintah Arab Saudi dengan rujukan

Rangkaian HAB ke 67, seribuan Keluarga Besar Kanwil Kementerian Agama Aceh, IAIN Ar-Raniry, dan Kantor Kemenag Banda Aceh, Ahad (6/1) pagi, ambil bagian pada kegiatan gerak jalan santai keluarga (fun walk) keliling beberapa ruas jalan di Kota Banda Aceh. Suasananya, memang santai tapi kesannya luar biasa.

Kegiatan gerak jalan santai yang berlangsung sukses dan lancar yang perdana diadakan Kanwil Kemenag Aceh adalah dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama RI ke 67, awal 2013.

Gerak jalan santai yang penglepasan dilakukan Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd dan Rektor IAIN Ar-Raniry, Prof. DR. Farid Wadji Ibrahim, MA di Lapangan Blang Padang mengambil rute sejumlah ruas jalan protokol di ibukota Provinsi Aceh hingga finish di Halaman Kanwil Kemenag Aceh, Jalan Abu Lam U Nomor 9, kawasan Taman Sari.

Setelah finish di Halaman Kanwil Kemenag Aceh, panitia memberikan sekedar minuman ringan dan mengadakan acara doorprize dengan menyediakan

Dari Kuota Haji Sampai Penghargaanyang digunakan dengan jumlah penduduk Aceh yang sudah mencapai 5 juta jiwa, penambahan kuota haji Aceh yang layak diberikan 5.000 orang.

Sementara itu Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa'dan, M.Pd, yang ditanyai wartawan mengatakan, kuota haji tersebut adalah sesuai kekentuan dari Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang berpedoman pada jumlah penduduk yaitu dalam satu permil 1.000 jamaah.

“Sebenarnya pemerintah Indonesia telah memperjuangan penambahan kuota haji Indonesia, namun dipenuhi atau tidak permintaan penambahan kuota haji Indonesia tersebut sangat tergantung pada pemerintah Arab Saudi,” tandas Ibnu Sa'dan.

Sebagaimana diketahui dalam dua tahun terakhir ini di Arab Saudi sedang dilaksanakan perluasan masjidil haram sehingga daya tampungnya sangat terbatas sehingga kalau kuota haji ditambah menjadi persoalan baru termasuk masalah penempatan di mina.

Jalan Santai

>>UTAMA

09SantunanJanuari 2013

berbagai hadiah bagi yang beruntung berdasarkan penarikan kupon yang telah dibagikan kepada para peserta.

“Melalui kegiatan gerak jalan santai hendaknya dapat terjalin kebersamaan dan Ukhuwah Islamiyah diantara sesama keluarga besar Kanwil Kemenag Aceh, IAIN Ar-Raniry dan keluarga besar Kantor Kemenag Kota Banda Aceh,” tandas Ibnu Sa’dan.

Sementara itu Sekretaris Panitia Pelaksana, H. Juniazi, S.Ag, M.Pd menjelaskan, bahwa seluruh rangkaian kegiatan yang diadakan dalam rangka memeriahkan HAB Kemenag ke 67 di Aceh secara umum telah berlangsung sukses dan lancar.

“Saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak termasuk kepada Pemerintah Aceh yang telah berpartisipasi pada serangkaian kegiatan dalam rangka memeriahkan Hari Amal Bakti Kementerian Agama RI ke-67 Tingkat Provinsi Aceh kali, semoga hal serupa dapat dilanjutkan lagi tahun depan,” ujarnya.

Juniazi menambahkan bahwa panitia Fun Walk Family dalam Rangka HAB ke 67 Kemenag Aceh juga menerima beberapa doorprize (hadiah) dari para sponsor, termasuk sumbangan dari sejumlah pejabat di lingkungan Kemenag Aceh.

Beberapa doorprize yang diinventarisir panitia antara lain adalah sepeda gunung, mesin cuci, dispenser, kipas angin, ricecooker, telephone genggam, kompor gas, kalender, jam dinding, kain sarung dan sejumlah hadiah hiburan lainnya. Majalah Santunan dari kas yang ada, ikut juga menyumbangkan mesin cuci.

“Peserta yang seribuan lebih itu yang terdiri dari keluarga besar Kanwil Kementerian Agama Aceh, Kemenag Kota Banda Aceh dan IAIN Ar-Raniry,” jelas Juniazi, saat menerima paket hadiah dari Deddy Sunandar, Profesional Staf BSM (Bank Syariah Mandiri).

Adapun kegiatan lain yang dilakukan Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah kunjungan sosial ke Panti Jompo Rumoh Seujahtera Geunaseh Sayang Aceh di Ulee Kareng dan Rumah Tahanan kelas II B Kajhu Aceh Besar, donor darah serta ziarah ke makam mantan Kakanwil Kemenag Aceh dan mantan rektor IAIN Ar-raniry.

Dalam acara puncak peringatan HAB ke 67 Kemenag Aceh, sebanyak 22 orang PNS di lingkungan Kemenag dianugerahi piagam penghargaan Satyalencana Karya Satya. Sekteraris Panitia Pelaksana, Juniazi, S.Ag, M.Pd, merincikan, bahwa 22 karyawan/ karyawati menerima piagam penghargaan yang diserahkan itu terdiri dari 10 tahun 16 orang, 20 tahun empat orang, dan 30 tahun dua orang. [syahril ahmad/juniazi/y]

UTAMA>>

10 SantunanJanuari 2013

Dalam rangkaian Hari Amal Bakti ke 67, jajaran Kanwil Kemenag Aceh, seusai puncak peringatannya di Halaman Setda Aceh, lanjutkan dengan donor darah di lobi kantor Gubernur tersebut. Selain itu, jajaran Kanwil, IAIN Ar-Raniry, dan Kemenag Kota Banda Aceh lanjutkan kunjungan ke Lapas II b, kawasan Kajhu, panti asuhan di Ulee Kareng, sekaligus menyerahkan bantuan.

Pengurus dan jajaran DW (Darma Wanita) Persatuan Kanwil juga beranjangsana ke sejumlah rumah mantan Pengurus Dharma Wanita. “Dari enam sasaran yang direncanakan, baru tiga kediaman yang bisa kita silaturrahmikan. Termasuk yang belum sempat kita bersilaturrahmi ke rumah Bu Hafnidar (rumah Tgk Ghazali Mohd Syam), sebab tuan rumah tidak ada di rumah,” jelas Mardhiah SHI, Wakil Bendahara DWP Kanwil Kemenag Aceh.

Ziarah juga dilakukan ke beberapa titik perkuburan almarhum mantan Rektor dan Kakandepag Aceh. Kakanwil Kemenenag bersama tim ikut berziarah ke makam mantan Rektor IAIN di kawasan Lampoh U Darussalam. Sebagian lain berziarah ke makan mantan Rektor IAIN juga (almarhum Prof DR Safwan Idris MA(kawasan Lamreueng) dan Drs Razali Aziz di kawasan Prada Syiah Kuala. Serta sebagian lainnya ziarah ke makam almarhum Prof Ali Hasjmi (mantan Gubernur Dista Aceh) di kawasan Geuceu.

Haru, Anjangsana ke Rumah SesepuhSalah satu agenda HAB Kanwil Kemenag

Jajaran Kementerian Agama di seluruh Aceh diminta agar menjadikan tahun 2013 ini sebagai tahun meningkatkan kinerja dengan profesionalitas dan integritas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Penegasan itu disampaikan Kakanwil Kementerian Agama Aceh, Drs. H. Ibnu Sa'dan, M.Pd selesai upacara peringatan HAB Kemenag ke 67 di Halaman Kantor Gubernur Aceh, Kamis (3/1).

Dijelaskan, peningkatan kinerja sesuai tema peringatan HAB kali ini meningkatkan kinerja Kemenag dengan profesionalitas dan integritas mencakup hingga unit satuan kerja yang paling terkecil di jajaran Kemenag di seluruh Aceh.

“Saya mengharapkan kepada jajaran Kementerian Agama di mana saja berada agar menjadikan tahun 2013 sebagai tahun bekarya dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat,” pinta Ibnu Sa'dan.

Menyinggung peringatan HAB yang biasanya diadakan dilingkungan Kanwil Kemenag Aceh atau Asrama Haji Banda Aceh, kali ini di Kantor Gubernur Aceh Ibnu Sa'dan mengakui, sebagai bukti walaupun Kanwil Kemenag instansi vertikal tapi tetap bersama Pemerintah Aceh.

“Pada peringatan HAB kali ini, kami juga mengadakan serangkaian kegiatan yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat yaitu kunjungan sosial ke Panti Jompo Rumoh Seujahtera Geunaseh Sayang Aceh di Ulee Kareng dan Rumah Tahanan kelas II B Kajhu Aceh Besar,” ujarnya.

Kecuali kunjungan sosial dan sekaligus menyerahkan bantuan ke dua lokasi tersebut jajaran Kanwil Kemenag, dan IAIN Ar-Raniry juga mengadakan donor darah serta mengadakan ziarah ke makam mantan Kakanwil dan mantan rektor kedua lembaga tersebut.

Upacara peringatan HAB Kementerian Agama ke 67 tingkat Provinsi Aceh dengan Irup Gubernur Aceh, yang diwakili Sekda Provinsi Aceh, Teuku Setia Budi sekaligus membacakan sambutan tertulis Menteri Agama, H Suryadharma Ali bertemakan meningkatkan kinerja Kementerian Agama dengan profesionalitas dan integritas. [syahril ahmad/y]

Lewat HAB, Tingkatkan Kinerja

Ziarah Lengkapi HABke 67 ialah anjangsana atau silaturrahmi ke rumah mantan Kakanwil Depag Aceh, baik yang sudah almarhum maupun yang masih sehat wal ‘afiat, sekaligus rumah yang dikunjungi itu juga kediamannya mantan Pengurus DW Kanwil Depag sebelumnya.

Kahadiran Pengurus dan anggota DWP (Dharma Wanita Persatuan) ke rumah mantan Kakanwil Depag Aceh itu, disambut haru dan linangan air mata oleh tuan rumah. Kehadiran tamu dalam rangakian Hari Amal Bhakti (HAB) ke 67 itu seakan tak diduga oleh tuan rumah. Demikian kesan Ketua DWP Kanwil Hj. Misnawati, M.Ag.

Salah satu kunjungan yang diagendakan ialah rumah Tgk. H. Hasan Samalanga, mantan Kakanwil Depag dan Imam Masjid Raya Baiturrahman di masanya. Rumah tersebut masih kokoh dan aktif dengan TK dan TPA yang diasuh termasuk oleh putrinya Salwa Hayati Hasan, M.Si, yang berseberangan dengan Kanwil, di kawasan Taman Sari

Ke depan agenda ini kita tingkatkan. Kita berterima kasih dengan karya dan dharma bhakti mereka, jauh sebelum kita berkarya hari ini di Kementerian Agama. “Kita lanjutkan cita-cita dan perjuangan mereka,” ajak Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. Ibnu Sa`dan, M.Pd, saat membina apel Senin (7/1).

“Kita ada karena mereka, kita ada di sini karena jasa mereka yang sebelumnya, jadi mari kita teruskan harapan mereka,” lanjut Kakanwil lagi, yang seusai dhuhur juga bersilaturrahmi dengan jajaran DWP di aula Kanwil. [mardhiah/yakub]

>>UTAMA

11SantunanJanuari 2013

HAB Kemenag ke 67 di Aceh Besar dilaksanakan di lapangan bola kaki Desa Jurong Peujeura Pagar Air Kamis (3/1) yang semula direncanakan di lapangan bola kaki Sibreh. Bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) pada HAB tersebut Bupati Aceh Besar Muchlis Basyah (Aduen Mukhlis).

Bupati Muchlis Basyah, selesai upacara berlangsung, menyerahkan piagam penghargaan kepada madrasah berprestasi mulai tingkat RA/ MTs/ MA masing-masing RA Al Hilal Bukloh, MTsN Indrapuri dan MAS Ruhul Islam, Amirullah, S.HI Ka.KUA Krueng Barona Jaya, Penyuluh teladan Haris Kurniawan, S.Ag dan Pengawas Madrasah/ Sekolah masing-masing Hj.Fitriah, S.Ag, Drs. H. Athaillah dan Danila A. Jalil, S.Ag. serta penyerahan Bonus dari bapak Bupati Aceh Besar kepada peserta Porseni ke-13 di Kutacane yang meraih prestasi 8 emas, 4 perak, dan 4 perunggu.

Upacara Haji Jadi Kemenag tersebut diikuti para pejabat karyawan/ karyawati di lingkungan Kemenag itu sendiri seperti Kasi, Kepala KUA, penyuluh , instansi dan kepala dinas yang berada di Aceh Besar serta guru Madrasah, siswa-siswi madrasah mulai dari tingkat madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah serta undangan lainnya seperti Camat Ingin Jaya selaku tuan rumah, Imam mukim dan Kepala Desa dalam wilayah kemukiman Pagar Air.

Kakankemenag Aceh Besar Drs. H. Salahuddin, M.Pd, mengatakan, "HAB kali ini diharapkan lebih meriah dari tahun-

tahun yang sudah, namun mengingat kondisi dalam dua hari terakhir ini wilayah Aceh Besar diguyur hujan termasuk pada hari gladi resik menjelang puncak hari HAB, bahkan sampai malam hari HAB itu sendiri, tapi Alhamdulillah dengan doa kita semua HAB itu dapat berjalan dengan baik, lancar dan sukses yang dikarenakan pada hari ini Allah masih sayang kepada kita (Kemenag)."

Setelah upacara puncak HAB, panitia mengadakan jamuan makan siang di MIN Lambaro. Jamuan makan siang tersebut dihadiri Bupati Aceh Besar Muchlis Basyah, Ketua DPRK Aceh Besar dan tamu undangan lainnya. Kakankemenag Drs. H. Salahuddin, M.Pd juga mengundang dalam jamuan makan siang itu Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd yang didampingi Kabag Tata Usaha H. Habib Badaruddin, S.Sos serta Kabid Penamas Drs. H. Bukhari, MA atau Waled.

Fun Bike untuk HABDua hari sebelum upacara puncak HAB

ke-67, Kakankemenag Aceh Besar Drs. H. Salahuddin, M.Pd melepas peserta fun bike di halaman Masjid Jamik Sibreh (1/1). Aksi fun bike ini diikuti oleh para karyawan, guru, siswa MI, MTs, dan MA dalam wilayah Aceh Besar dengan mengambil rute, start Masjid Jamik sibreh, simpang Aneuk Galong, Bundaran Lambaro, Asrama Reder Desa Kayee Lee, Kecamatan Simpang Tiga, Pasar Sibreh, dan diakhiri di Komplek Madrasah Jeureula.

"Kegiatan ini baru pertama kali dilaksanakan khususnya di peringatan seperti ini dan Insya Allah ke depan kita harapkan lebih baik lagi," harap Drs. Jufri, panitia yang membidangi kegiatan ini.

Panitia menyediakan door prize berupa Kompor Gas, Kipas Angin, Rice Cooker, T. Shirt, Payung Cantik dan hadiah hiburan lainnya untuk peserta. Semua hadiah tersebut adalah partisipasi para Kasi dan K3M serta Pokjaluh dalam jajaran Kemenag Aceh Besar.

Peserta fun bike yang mendapatkan Kompor gas yaitu Azhar (Kepala TU MTsN Jeureula) dan Radifan (Siswa MTsN Jeureula). Sedangkan yang mendapatkan Dispenser adalah Salbila (Siswa MTsN Jeureula) dan Khalid Wardana (Kasi Zawa), yang mendapatkan Rice Cooker adalah Rania (Siswa MIN Lambaro) dan Ferdi (Guru MIN Lambaro). Sedangkan yang mendapat Kipas Angin adalah Taqwallah (siswa MIN Lambaro) dan M. Ifra (MIN Bukloh) dan beberapa siswa dan guru yang mendapatkan hadiah hiburan lainnya.

Di sela-sela kegiatan, Kakankemenag Aceh Besar, Drs. H. Salahuddin, M.Pd mengatakan, "Hadiah yang disediakan Panitia tidaklah seberapa nilainya, tapi yang paling penting keikutsertaaan kita serta kekompakan kita semua untuk menunjukkan bahwa keberadaan Kemenag itu eksis di masyarakat."

Khitan MassalDalam rangka renungan HAB ke 67,

Kankemenag Aceh Besar, juga mengadakan khitanan massal, Senin (7/1) yang dipusatkan di 6 Puskesmas Kecamatan yaitu Puskesmas Lambaro, Sibreh, Kuta Baro, Seulimeum, Lhoknga dan Lhoong.

Pembukaan kegiatan yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Aceh Besar ini dilaksanakan di Puskesmas Lambaro Kecamatan Ingin Jaya oleh Kadiskes Aceh Besar yang diwakili oleh Lukman, SKM, M. Kes. Turut Hadir pada acara itu Kasi Urais Kankemenag Aceh Besar Drs. M. Zain, M. Pd, Kasi Penyelenggara Zakat dan Wakaf H. Khalid Wardana, S. Ag, Kepala Puskesmas Ingin Jaya Dr. Fadli dan Kepala KUA Kecamatan Ingin Jaya H. Sulaiman Masudi, S. Ag.

Jumlah peserta khitanan yaitu 83 orang yang berasal dari keluarga yatim dan fakir miskin se-Aceh Besar, peserta khitanan juga mendapatkan bingkisan kain sarung dan uang transport masing-masing Rp 100 ribu dari Kankemenag Aceh Besar. [burhanuddin/ akmalul hakim/mr. m/y]

Aduen Mukhlis, Irup di Aceh BesarUTAMA>>

12 SantunanJanuari 2013

Kankemenag Aceh Tamiang memperingati HAB di halaman Kankemenagstempat yang diawali dengan lantunan Asmaul Husna dari paduan suara Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kankemenag Aceh Tamiang.

Acara pada Kamis (3/1), sebagaimana laporan Muhammad Sofyan, S.Sos.I itu, dihadiri oleh seluruh karyawan di jajaran Kankemenag Aceh Tamiang Serta Kepala Dinas dan Badan dalam lingkungan Kab. Aceh Tamiang dan Wakil Bupati Aceh Tamiang, Drs Iskandar Zulkarnain, MAP

bertindak sebagai Irup Sebelum membaca amanat Menag RI,

dia menyampaikan salam dari Bupati Aceh Tamiang H. Hamdan Sati yang tidak dapat hadir dalam acara tersebut karena ada acara yang bersamaan di Gedung SKB Kab. Aceh Tamiang.

"Semoga semua pegawai di jajaran Kemenag Aceh Tamiang selalu meningkatkan kinerja dalam memberi pelayanan yang prima kepada masyarakat baik dalam bidang pendidikan, pencatat nikah, pelayanan haji

Diawali Asmaul Husna, Diakhiri dengan Zakat

dan lainya. Kami mengharapkan kepada semua pegawai untuk menjalankan tugas dengan rasa penuh tanggung jawab sebagai abdi negara dan penuh keikhlasan," harap Wakil Bupati.

Upacara HAB ini juga diisi dengan penyerahan Satya Lencana Karya Satya dari Presiden RI kepada 40 orang pegawai di jajaran Kemenag Aceh Tamiang dengan rincian dua orang dengan masa bakti 30 tahun, satu orang dengan masa bakti 20 tahun dan 37 orang dengan masa bakti 10 tahun.

Selain penyerahan Satya Lencana, juga diisi dengan penyerahan Piagam Rintisan Madrasah Model tingkat MI (MIN Sp. IV Upah), tingkat MTs (MTsN Seruaway) dan tingkat MA (MAN Kualasimpang). Penye-rahan Tropi KUA teladan se-Tamiang (KUA Karang Baru sebagai juara I sekaligus sebagai juara III tingkat Provinsi, KUA Seruway juara II dan KUA Manya Payed juara III).

Penyerahan Piala bergilir Festival Anak Shaleh se-Tamiang kepada POKJA TPQ Kecamatan Rantau sebagai Juara Umum dan terakhir Piagam Penghargaan dan Bingkisan kepada peserta kontingen Aceh Tamiang yang berhasil menjadi pemenang pada PORSENI XIII di Kutacane Aceh Tenggara.

Terakhir acara, dengan pembagian Zakat Pegawai Kemenag Aceh Tamiang kepada siswa miskin di lingkungan madrasah se-Aceh Tamiang secara simbolis, kepada tiga orang siswa masing-masing tingkat satu siswa. Siswa-siswi yang mendapat bantuan zakat tersebut sebanyak 148 orang. [muhammad sofyan/biro tamiang/y]

Jelang peringatan HAB Kemenag ke 67, ratusan siswa dari tiga madrasah, masing-masing MAN Singkil, MTsN Singkil, serta MIN yang ada di Kabupaten Aceh Singkil gelar kegiatan gotong royong (27/12).

Kegiatan baksos (bakti sosial) tersebut di lakukan berupa kegiatan gotong royong serta ‘bersih-bersih’ di lima masjid atau mushala yang ada di Kecamatan Singkil. Masjid yang dibersihkan oleh siswa madarsah tersebut adalah Masjid Taqwa Desa Pasar Singkil, Masjid Baiturahim Desa Pasar Singkil, Masjid Al-Huda Desa Sukamakmur, Musahlla AL-Hidayah Dusun Pendidikan, serta Mushalla Al-Muflihin jalan rintis.

Dalam kegiatan baksos tersebut di samping siswa, para dewan guru tiga madrasah tersebut juga ikut mendampingi sekaligus ikut membantu gotong royong. Mustafa, SE salah satu Panitia Peringatan HAB Kemenag Aceh Singkil mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk bagaimana mendorong para siswa untuk selalu bekerja

dengan ikhlas beramal sesuai dengan motto Kementerian Agama, dan juga kebetulan hari ini bertepatan hari Jumat.

Jumat juga Kemenag menugaskan para Kepala KAU Kecamatan yang di kabupaten

Aceh Singkil untuk mengisi khutbah sebagai khatib di masing-asing Kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Singkil. Demikian keterangan tambahan dari Kakankemenag Singkil, Drs. Herman, M.Sc. [mustafa/y]

Baksos di Singkil

>>UTAMA

13SantunanJanuari 2013

Kamis (3/1) di Kankemenag Simeulue, HAB diperingati dan dimeriahkan dengan beberapa kegiatan, di antarnya bakti sosial dilaksanakan dengan tiga kegiatan. Pertama, Gotong royong masal di Masjid Kabupaten, Masjid Kecamatan serta Masjid Desa yang berada di sekitar Kantor KUA dan Madrasah di Kabupaten Simeulue. Kedua, Mengirimkan teks khutbah Jumat dengan Tema Peringatan HAB ke Masjid di Kota Sinabang dan Masjid Kecamatan, dan ketiga, Anjangsana dan penyantunan anak yatim ke Pondok Pesantren Darul Aitami dan Panti Asuhan Muhammadiyah Sinabang.

Peringatan HAB juga dimeriahkan dengan pertandingan olah raga persahabatan antar pegawai di lingkungan Kemenag Simeulue yaitu, pertandingan badminton tunggal dan ganda putra dan putri, pertandingan tenis meja tunggal dan ganda putra dan putri.

Juga dilaksanakan penganugerahan reward dalam bentuk penyerahan Piagam Penghargaan kepada Kepala Seksi Teladan, Kepala Madrasah Teladan, Guru Teladan, KUA dan Penghulu Teladan serta Pegawai/ Staf Teladan.

Piagam penghargaan juga diserahkan kepada kontingen Simeulue yang

telah 'mengharumkan' nama kemenag Simeulue pada ajang Porseni Aceh Tahun 2012, serta pemberian hadiah kepada Pemenang pertandingan olah raga di dalam memeriahkan HAB ke 67.

Dipimpin oleh Inspektur Upacara Bupati Simeulue yang diwakili oleh Sekda Kab Simeulue Drs. H. Naskah Bin Kamar, acara penuh khidmat, meski dalam guyuran hujan yang lebat. Pada saat persiapan upacara hujan gerimis telah turun. Namun upacara tetap dimulai, pada saat komandan upacara memasuki lapangan upacara hujan semakin deras turunnya.

Tak satu pun peserta upacara bergeming dan lari dari barisannnya dan di saat pembacaan sari tilawah selesai Protokoler dari Setdakab langsung memindahkan mimbar upacara ke teras Kankemenag mendekati barisan Muspida tetapi satu pun peserta upacara tak bergerak dari barisannya. Tanpa diminta pertimbangan secara spontan Inspektur Upacara menginstruksi semua barisan dialihkan ke teras Kankemenag sedangkan Muspida dan tamu lainnya dialihkan ke ruang tunggu.

Hanya dalam hitungan lima menit upacara telah dilanjutkan kembali. Inpektur Upacara dalam amanatnya membacakan sambutan Menteri Agama dan selanjutnya menyampaikan arahan dan pesan-pesan Pemkab Simeulue dalam suasana penuh dengan keakraban bagaikan ayah berwasiat pada anaknya, hal ini mungking pak sekda mengenang masa-masa dia menimba ilmu di Kemenag.

Dalam pesannya Inspektur Upacara menyampaikan permohonan maaf dan salam Bupati dan wakil Bupati Simeulue yang tidak bisa hadir karena harus mengikuti

rapat dengan Gubernur Aceh. Kemudian Inspektur Upacara memesankan:

1). Sebagai instansi vertikal, Kemenag selalu meningkatkan koordinasi dengan Pemkab Simeulue untuk kemajuan kita di masa akan datang;

2). Mengajak seluruh pegawai PNS/ Non PNS serta siswa–siswi untuk mendukung program Pemerintah Daerah dengan motto “Berbuat sekecil apa pun, dimulai dari yang kecil, dimulai dari diri sendiri dan dimulai dari sekarang", untuk menwujudkan profesinalitas dan integritas ini perlu dilaksanakan.

Setelah upacara selesai Bupati dan seluruh Muspida diberi penghormatan untuk menyerahkan piagam kepada masing-masing pegawai yang mendapatkan reward pada tahun ini. Kembali dengan penuh keakraban Sekda bejalan ke sekitar Kantor dan meminjau pembangunan mushalla bantuan Pemda Simeulue yang sedang dalam pengerjaan.

Di sisi lain sekelompok orang tua bercengkrama dengan penuh canda, para purnabakti Kemenag yang berkumpul melepaskan kegembiraannya bagaikan reuni.

Acara diakhiri dengan anjangsana ke Ponpes Darul Aitami dan Panti asuhan Muhammmadiyah sinabang. Kakankemenag Dra. Hj. Mirati, didampingi Kasubag TU, Kasi dan panitia serta rombongan purna bakti menyerahkan paket bantuan berupa beras, susu, gula, kacang hijau, sabun, odol dan uang tunai untuk keperluan lauk pauk.

Dalam arahannya Kakankemenag mohon doa semoga Kemenag tetap jaya terpelihara dari segala fitnah serta dimudahkan rezki dan murahkan hati untuk mudah berbagi. [fauzan/y]

Meski Hujan, Agenda Meriah dan Reward Melimpah

Pegawai Kemenag Bireuen, dalam mo-mentum HAB ke 67, juga lakukan donor darah. 'Suntikan jarum' sejak pagi sampai siang (2/1), berhasil kumpulkan sebanyak tiga lusin kantong darah. Puluhan pegawai Kemenag tersebut, antusias menunggu an-trian menuju tandu tempat donor darah. Sebelum nya 'pendarma' terlebih dahulu di-periksa tekanan darahnya oleh petugas Unit Transfusi Darah (UTD) RS. Fauziah Bireuen.

Drs. H. Zulhelmi A. Rahman, M,Ag, Kakankemenag menjelaskan, "Kegiatan

Tiga Lusin Kantong Darah di Bireuendonor darah kita laksanakan untuk membantu orang yang sedang membutuhkan darah. Setetes darah kita sangat berharga bagi mereka yang membutuhkan.”

Untuk menyukseskan terselenggara-nya acara tersebut, seminggu sebelumnya, pihak nya telah menghimbau kepada kepala madrasah dan kepala KUA untuk menyaran-kan pegawainya mengikuti kegiatan donor darah. “Alhamdulillah, kita mengumpul-kan 35 kantong darah. Terima kasih pada semuanya,” ujarnya. [najib zakaria/y]

UTAMA>>

14 SantunanJanuari 2013

Kemenag Kota Sabang melaksanakan HAB ke 67 berpusat di komplek madrasah terpadu Kota Sabang semula acara di rencanakan dilaksana pada Halaman Madrasah Terpadu, namun karena diguyur hujan deras, pelaksanaan upacara dilaksanakan di aula madrasah terpadu.

Prosesi upacara berlangsung khidmad yang di pimpin lansung oleh wali Kota Sabang, Zulkifli H. Adam sebagai Pembina Upacara. Juga turut dihadiri Wakil Walikota Nazaruddin dan seluruh Anggota Muspida Plus Kota Sabang serta Kepala Dinas terkait

Setelah upacara berlansung, Kakan-kemenag Kota Sabang melakukan penye-rahan piagam penghargaan HAB kepada Pemerintah Kota Sabang atas segala dukungannya terhadap penyelenggaraan Pendidikan Agama dan Keagamaan piagam penghargaan juga diberikan kepada komite madrasah yang diterima secara simbolis oleh H. Abdullah Usman, mantan Ketua Komite MAN Sabang Periode 2003 - 2011 diserahkan lansung oleh Kakankemenag, Drs. H. Salman Arifin, M.Pd.

Selain penyerahan piagam juga diserahkan satya lencana kepada pegawai

yang telah berbakti selama 10 - 20 tahun juga pemberian santunan kepada guru bakti dan purna bakti, janda, dan anak yatim.

HAB Sukses, Meski Hujan

Penutupan agenda Ekstra kurikuler (Ekskul) MAN 1 Sigli Pidie dirangkai dengan pembagian rapor dan pengumunan jura berlangsung Sabtu (5/1), berlangsung meriah dan penuh haru.

Menurut Waka Kesiswaan MAN 1, Guwmarwan, S.Pd, Tujuan pelaksanaan agenda ekskul antara lain, untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat siswa; mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik, baik dilingkungan Madarasah maupun sekitar; mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik sebagai menunjang proses perkembangan.

Adapun agendanya ialah: o Kegiatan Ekskul mulai 29 Desember

2012 - 4 Januari 2013, setiap hari dari jam 08.00 - selesai, tempat perlombaan di Lapangan Upacara, Aula, Lab. Bahasa, Lab. Komputer.

o Sasaran kegiatan ekskul ini adalah untuk seluruh siswa-siswi MAN Sigli 1 dan melibatkan beberapa dewan guru sebagai Pembina, pendamping, dan dewan juri/ wasit

o Acara Pembukaan ekskul adalah

dengan jalan santai dan sepeda santai yang melibatkan unsur kepolisian dan PMI Kab. Pidie, dengan rute : start Madrasah melewati jalan-jalan perkampungan sekitar tijue, selanjutnya finish kembali ke Madrasah, sedangkan untuk sepeda santai start depan pendopo Bupati Pidie melewati jalan Nasional langsung menuju Madrasah dengan perkiraan peserta 70 orang siswa dan selebihnya jalan santai

o Cabang-cabang yang diperlombakan seni: seni tari, seni suara/ puisi, menulis cerpen, cipta dan baca puisi, peragaan busana muslim, tarkib mufradat Bahasa Arab, scrabble, cepat tepat mengetik, cabang Olah Raga: tarek tambang, tenis meja, dan volly ball (tidak terlaksana).

Selanjutnya pada penutupan ini kita mengumumkan juara/ rangking kelas 1, 2, dan 3 masing-masing kelas, serta juara umum yaitu nilai rata-rata tertinggi untuk semua kelas/semua tingkatan. Pada kesempatan ini juga kita mengumumkan pengunjung perpustakaan terbanyak/menjadikan perpustakaan sebagai tempat belajar dan sumber ilmu pengetahuan sebanyak 5 orang

o Dana yang digunakan adalah dana yang bersumber dari siswa seperti: kas kesiswaan,

Penutupan Ekskul Usai HABLab. Bahasa, Lab. IPA, Lab. Komputer, serta unit perpustakaan yang diambil lewat satu pintu yaitu Bendahara BP3

o Guru yang terlibat akan di SK kan sesuai prosedur dan aturan yang berlaku di madrasah o Selama kegiatan tidak ada halangan dan hambatan yang berarti, segala permasalahan ketika kegiatan dilaksanakan semua Pembina dan panitia dapat atasi dengan baik, dan pekerjaan itu merupakan prestasi baik yang patut kita berikan apresiasi penghargaan terima kasih para Panitia, Pembina semua dewan guru yang telah ikut andil dalam kegiatan ini. [gusmawaran/y]

Acara ditutup dengan pembacaan doa oleh kepala MPU Sabang, Tgk. M. Yakub Saleh, SH. [mahdi puteh/y]

>>UTAMA

15SantunanJanuari 2013

Peringatan HAB ke 67 di Kemenag Nagan Raya berjalan dengan khitmat. Ucapara memmperingati HAB Kemenag ini dipusatkan di halaman kantor kemenag. Bertindak sebagai Pembina Upacara, H. M. Jamin Idham, SE, Wakil Bupati Nagan Raya. Yang bertindak sebagai pemimpin upacara, T. Hairul Mahfud, S. Ag, Kepala MTsN Jeuram.

Kemenag Nagan Raya juga turut mengundang dinas dan lembaga pemerintahan di lingkungan Nagan Raya, dan tampak hadir Kajari Nagan Raya, Kapolres Nagan Raya, Dandim 116 Nagan Raya, Ketua MPU Nagan Raya, Ketua MPD Nagan Raya dan beberapa Kepala Dinas dalam Kabupaten Nagan Raya.

Sebagai Irup (Inspktur Upacara), Wakil Bupati Nagan Raya membacakan amanat Menteri Agama, H Suryadharma Ali bertemakan ,”Meningkatkan Kinerja Kementerian Agama dengan Profesionalitas dan Integritas.”

Dalam kesempatan ini, juga diberikan cendra mata kepada purna bakti kepada salah satu pegawai di lingkungan Kementerian Agama Nagan Raya yang akan memasuki masa purnabakti (Tarmizi IB). Serta pembagian hadiah kepada pemenang beberapa lomba menyambut HAB Kemenag yang telah dilakukan beberapa hari yang lalu. [zulyadi miska/y]

Wabup Nagan Irup

Pada hari terakhir perlombaan, pertandingan futsal yang mengambil tempat di lapangan futsal Kulu-Jeuram, sekaligus akhiri paket acara HAB. Yang mengikuti perlombaan antara lain karyawan Kemenag, K3M MI, K3M MTs, MIN Jeuram, dan MAS Kuala.

Pada pertandingan tersebut karyawan Kemenag berhasil mendapat Juara I setelah mengalahkan tim futsal K3M MTs, tim futsal K3M MTs juara II, dan tim futsal K3M MI juara III.

Dengan berakhirnya pertandingan futsal tersebut maka berakhirlah serangkaian perlombaan dalam rangka memeriahkan Hari Amal Bakti (HAB) ke 67 di Kementerian Agama Kabupaten Nagan Raya.

Penyerahan hadiah sendiri akan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan upacara HAB ke-67, 3 Januari 2013 di Halaman Kankemenag, Suka Makmue, Nagan Raya. [khairi/y]

Pada puncak upacara peringatan Hari amal Bakti (HAB) ke 67 Kementerian Agama Kabupaten Pidie Jaya (Pijay), Bupati Pijay menyerahkan Bintang Jasa dari Presiden RI, berupa Satya Lencana 20 tahun kepada Drs. H. Ilyas Muhammad, MA. Pak Ilyas selaku Kakankemenag Pidie Jaya pun, menjadi pusat perhatian pada acara di Meureudu itu.

Bersamaan dengan itu juga Bupati Drs. H. M. Gade Salam juga menyerahkan plakat dan sertifikat penghargaan kepada Drs. H. Ilyas Muhammad, MA, selaku Kakankemenag Pijay yang telah bahu membahu membantu Pemerintah Kabupten dalam pembangunan segala bidang secara umum dan kususnya di bidang agama dan keagamaan.

Bertindak sebagai Pembina Upacara, Bupati Gade sendiri dan dalam arahannya Bupati itu mengatakan, “Saya bangga dan memberikan apresiasi serta pantas saya berikan penghargaan kepada Saudara

Bintang Jasa Presiden untuk Ilyas

Futsal Akhiri HAB

Drs. H. Ilyas Muhamnmad, MA, selaku Kakankemenag Pijay yang telah berkiprah di sini walau hanya seumur jagung, telah bisa melakukan dalam memajukan Kabupaten Pijay, terutama dalam bidang pendidikan agama dan keagamaan, serta mencegah dan memantau aliran sesat.

Pada acara peringatan HAB, turut dihadiri Dandim 0102 Pidie, Kapolres Pidie, Kajari Meureudu, Kepala-kepala Dinas, Badan, Kantor, BUMN, dan BUMD Kepala-kepala Madrasah TK, MI, MTs, dan MA serta Dewan Guru dan para siswa terdekat.Juga turut dihadiri mantan mantan pejabat di lingkungan Kantor Depag Pidie Jaya.

Dalam rangka peringatan HAB ke 67 tersebut, aneka kegiatan dilakukan, seperti bakti sosial gotong royong massal di seluruh madrasah, KUA Kecamatan, meunasah-meunasah serta masjid-masjid.

Pada hari puncak HAB tersebut, Kepala Kantor kementerian Agama Kabupaten

Pidie Jaya menyerahkan santunan kepada pensiunan dan anak yatim.

Dan pada sore harinya seluruh karyawan, kepala madrasah, Kepala KUA, kepala Kantor, kepala Seksi, dan Penyelenggara mengadakan pertandingan sepak bola gembira di lapangan Meureudu. Peringatan HAB ke 67 kali ini lebih meriah dari tahun sebelumnya. [y]

UTAMA>>

16 SantunanJanuari 2013

Berbeda dengan hari biasanya, Lapangan Gelengang Musara Alun Takengon, tidak seperti biasanya, meski ada beberapa orang terlihat melakukan olah raga, apakah jalan kaki dan berlari-lari kecil mengelilingi lapangan Musara Alun. Namun Selasa pagi itu, sungguh berbeda, suasana yang biasanya sepi oleh aktifitas dan menjadi sangat ramai dengan hadirnya keluarga besar Kankemenag Aceh Tengah, yang ternyata ingin menyambut sekaligus menyemarakkan HAB ke 67.

Kegiatan yang dipimpin langsung Kakankemenag Aceh Tengah, Drs. H. Hamdan beserta staf Kemenag dan seluruh guru dan kepala sekolah madrasah, yang juga melibatkan berbagai kalangan, seperti unsur Pimpinan Daerah, organisasi wanita, peserta didik disetiap jenjang madrasah serta seluruh keluarga besar Kantor Kemenag Aceh Tengah. Jadilah ini bukan agenda yang

Jalan Santai yang tak 'Santai'

Pasca upacara peringatan HAB di lapangan Setdakab Aceh Tengah, Kamis (3/1), dilanjutkan dengan acara pemberian penghargaan, ‘kado HAB’, bagi para pegawai, guru dan siswa yang dinilai memenuhi syarat pengabdian dan berprestasi dalam berbagai even ditingkat Kabupaten, Provinsi maupun Nasional.

Satu persatu penerima penghargaan dipanggil kedepan, mulai dari penerima Piagam Tanda Kehormatan Satya Lencana kepada PNS yang telah mengabdi selama 30 Tahun, kemudian Cinderamata bagi para PNS Aktif dan meninggal dunia, selanjutnya penerima piagam penghargaan Kepala Madrasah Berprestasi, Guru Madrasah

berprestasi serta Penyuluh Agama Islam Fungsional teladan, terakhir Piagam bagi anak-anak berprestasi.

“Pemberian penghargaan ditujukan untuk memotivasi aparatur dan peserta didik dilingkungan Kemenag Aceh Tengah”, ujar Drs. H. Hamdan, Kakankemenag Aceh Tengah.

Hamdan menuturkan, untuk piagam peng hargaan bagi Kepala Madrasah Ber-prestasi, Guru Madrasah berpres tasi serta Penyuluh Agama Islam Fungsional teladan, maupun Piagam bagi anak-anak didik ber-prestasi dipilih melalui evaluasi sepanjang tahun 2012, dan telah berhasil ditingkat Ka-bupaten, Provinsi maupun Nasional.

Terkait dengan pemberian beberapa penghargaan tersebut, Bupati Aceh Tengah, Ir. H. Nasaruddin, MM menilai positif dan perlu mendapatkan perhatian berkelanjut-an. Sebagai sebuah organisasi, menurut Na-saruddin, Kankemenag Aceh Tengah harus senantiasa meningkatkan kesadaran serta membangkitkan motivasi dan partisipasi dari segenap komponen organisasi.

Hal tersebut sangat diperlukan, Karena ia berkeyakinan melalui motivasi dan partisipa-si yang tinggi dari segenap jajaran Kantor Ke-menterian Agama Aceh Tengah akan semakin meningkatkan kebersamaan dalam bekerja terutama ketika memberikan pelayanan ke-pada masyarakat.

Berikut nama penerima penghargaan dan cinderamata: Piagam Tanda Kehormatan

‘Kado HAB’ di Aceh Tengah

tak bisa dianggap 'santai'. "Jalan santai merupakan salah satu

rangkaian peringatan HAB tahun ini," sebut Hamdan, Selasa pagi (1/01/13) disela-sela jalan santai berlangsung. Menurutnya, “Jalan santai ini ditujukan untuk meningkatkan silaturrahmi keluarga besar Kemenag Aceh Tengah.”

“Di samping meningkatkan silaturrahmi, jalan santai menjadi suatu upaya untuk membiasakan olah raga dengan berjakan kaki, untuk menjaga kesehatan dan kebugaran fisik,” imbuhnya seraya menyatakan masih terdapat beberapa kegiatan lainnya yang telah dilaksanakan mulai dari safari khatib jum’at di Kecamatan Pegasing, kemudian anjangsana ke panti jompo dan panti asuhan serta kegiatan donor darah yang telah berlangsung pada tanggal 27 Desember lalu, jelas Hamdan.

Suasana yang penuh kekeluargaan dan

keakraban ini, turut diramaikan dengan hadirnya marching band MIN 1 Kota Takengon, MIN 1 Bebesen, MIN Uning, MTsN 1 Kota, MIN Gunung Bukit, semakin menambah kemeriahan suasana jalan santai hari itu.

“Panitia juga menyiapkan door prize

>>UTAMA

17SantunanJanuari 2013

Jelang puncak peringatan HAB, Kakanke-menag Aceh Utara didampingi para Kasi melakukan penanaman 'Seribu Pohon' atau Penghijauan ke berapa Satker, di antaranya KUA, RA, MI, MTs, dan MA. Selain menya-huti puncak HAB, juga untuk menyukseskan program “Go Green” dari Pemerintah.

Sehari jelang peringatan HAB, Kemenag Aceh Utara juga lakukan aksi donor darah bersama di halaman kantor. Kemudian disumbang kepada masyarakat yang membutuhkan, melalui PMI Aceh Utara. "Kegiatan ini memang untuk kedua kalinya dilakukan, dan kami menyambut

baik antusias dan dukungan semua pihak dan terima kasih kepada Ketua PMI Aceh Utara, H. Ismed Nur Aj. Hasan, S.Sos," ujar Kakankemenag Aceh Utara, Drs. H. Zulkifli idris, M.Pd.

Seperti diinformsikan Seksi Dokumen-tasi dan Publikasi HAB ke 67, Cut Ratna Dewi, S. Sos.I, Kakankemenag melanjutkan bahwa, "Darah penyelamat jiwa, donor darah itu perbuatan mulia, maka alangkah baiknya, bila kita menyumbang darah kita untuk kemanusiaan. Hal ini yang menjadi semboyan dan niat awal kita." [cut ratna dewi/y]

Aceh Utara Go Green Satyalancana Karya Satya 30 tahun berturut turut diterima oleh M. Ramli, SH berasal dari unit kerja Kantor Kemenag Aceh Tengah, kemudian Hadimah Ramli, A.Md guru MIN 1 Kota Takengon, Nurdjannah Mahyiddin Guru MIN Bukit,Rismidar Guru MTsS Ulumul Qur’an, runggiwati Tata Usaha MTsN 2 Takengon dan Zubaidah, S. Ag Guru MIM 2 Kota Takengon.

Selanjutnya penerima cinderamata PNS yang Pensiun pada tahun 2012 yaitu Drs.Maratimbul Harahap, Yusmiati, Duniala, Rismidar, Hj. Nurjannah Mahyiddin, M Hatta, Khairani, dan Radensyah, BA.Kemudian PNS yang Pensiun Meninggal di antaranya Agustian RM (suami almarhum Sayurida, S.Pdi), Muhammad Nur (Suami Almarhum Salimah Ishaq, S. Ag), dan Masniara (isteri almarhum Faizan, SH.I).

Sejumlah guru dan siswa berprestasi Mariani, SPdi kepala Madrasah berprestasi peringkat II provinsi Aceh, Haryani, SPdi guru madrasah berprestasi peringkat II Provinsi Aceh, Herlina Ningsih, S. Ag Penyuluh Agama Islam Fungsional Teladan Peringkat VII Nasional, Widia Asra Haini Juara III Lomba Cerita Provinsi Aceh, Alwandi juara 1 lomba Gasing Provinsi Aceh, M Hafizh Athif Matondang juara I Olimpiade Matematika, Eni Penalamni juara I lomba olimpiade sains Biologi, M. Iqbal juara 1 Olimpiade catur dan Julian sabri juara 1 puisi masing-masing di tingkat Kabupaten Aceh Tengah. [humas pemkab aceh tengah/mf/y]

dengan berbagai hadiah menarik yang akan diundi setelah seluruh peserta jalan santai mencapai finish,” ujar Hamdan

Sebelumnya para peserta dilepas langsung oleh Bupati Aceh Tengah, Ir. H. Nasaruddin, MM, yang juga turut berbaur

dengan peserta lainnya. Nasaruddin mengharapkan melalui jalan santai yang diselenggarakan semakin menambah kekompakan dan kesetiakawanan dalam keluarga besar Kantor Kementerian Agama Aceh Tengah.

“Kebersamaan dalam keluarga Besar kemenag menjadi modal yang sangat baik untuk bekerja dalam masyarakat,” ujar Nasaruddin. Jalan santai mengambil rute perjalanan di mulai Lapangan Gelengang Musara Alun – Jln Yos Sudarso, Simpang Lima Takengon, Jalan Sengeda- Terminal Takengon- Simpang Wariji – Depan Polres Aceh Tengah – Jalan Yos Sudarso – dan finish kembali ke Lapangan Gekengang Musara Alun Takengon. Puncak kegiatan HAB, 3 Januari 'dipuncaki' dengan upacara di Lapangan Setdakab setempat, dengan Pembina Upacara (Irup) Bupati Aceh Tengah [kompasiana/y]

UTAMA<<

18 SantunanJanuari 2013

Santunan - Banda Aceh. Peran kepala sekolah dan guru di Indonesia termasuk di antaranya di Aceh selama ini dinilai belum maksimal seperti yang telah dilaksanakan oleh negara-negara yang sudah duluan maju dalam dunia pendidikan. Demikian ujar Ketua Presedium Koalisi Barisan Guru Bersatu (Kobar-GB) Aceh, H. Sayuthi Aulia di sela-sela berlangsung seminar pendidikan sehari yang diadakan Gerak Aktifis Muda Guru Bersatu (GAM-GB) Aceh, di Aula Kanwil Kemenag Aceh (19/1).

GAM-GB Gelar Seminar

Menurutnya, belum maksimalnya peran kepala sekolah dan guru di Indonesia sangat beralasan karena terbukti akibat sistim yang belum mengacu kepada peningkatan kualitas guru dan kepala sekolah itu sendiri. “Padahal guru itu agen perubahan,” sindir Kasi Mapenda Kankemenag Kota Banda Aceh, Drs. Abdul Syukur, MA.

Sayuthi Aula mengemukakan, selama ini kurikulum di Indonesia lebih mengedepankan kompetitif sehingga guru menjejar tuntasnya kurikulum. ”Begitu juga peran kepala sekolah

tidak mengejar mutu pendidikan tapi hanya sebagai menejerial saja dalam mengelola sekolah tersebu,” ujarnya.

“Untuk itu seminar pendidikan sehari yang diadakan GAM-GB, Sayuthi Aulia mengakui dimaksudkan untuk meningkatkan peran guru dan kepala sekolah dalam memajukan perndidikan di Aceh yang berkualitas dan berkarakter Islam,” tandas Sayuthi.

Menurut ketua GAM-GB Aceh, Tarmizi, S.Pd, seminar pendidikan sehari yang berthemakan peran guru dan kepala sekolah dalam memajukan perndidikan di Aceh yang berkualitas dan berkarakter Islam diikut oleh 250 peserta kalangan kepala sekolah dan guru dari Banda Aceh dan Aceh Besar.

“Seminar yang dilaksanakan atas kerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kanwil Kemenag Provinsi Aceh menghadirkan sejumlah pemateri dari kedua lembaga tersebut serta dari Disdikpora dan Kantor Kemenag Kota Banda Aceh,” pungkas Tarmizi.

Moga ada juga rekomendasi usai seminar ini, untuk pemerintah,” kata Kabid Mapenda Kanwil, Drs. Saifuddin. [syahril ahmad/y]

Santunan - Sigli. Sebanyak 50 Guru MTs di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie mengikuti Pelatihan Karya Ilmiah, Rabu (26/12). Kepala Sekolah MTsN Glumpang Minyuek, Drs. Muhammad, meminta guru-guru untuk membuat kerangka kerja sesuai dengan kerangka ilmiah berupa karya ilmiah maupun penelitian tindakan kelas.

Dengan penelitian yang matang, katanya akan ada output terhadap pembelajaran siswa. "Guru-guru memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih baik, dan mereka sudah memiliki pengetahuan berbasis IT (2 juli 2010 dan 23 juni 2011). Jadi sudah pernah mengadakan pelatihan IT, dan sekarang saatnya peningkatan pelatihan pembuatan karya ilmiah. Selain untuk meningkatkan profesionalisme guru, itu juga termasuk syarat kenaikan pangkat dari pengembangan diri dan pengembangan profesi," katanya. Dan training karya ilmiah kian marak.

Kondisi seperti ini harusnya dilakukan sejak dulu, kata Cut Rabiatul A, selaku Ketua Panitia, seharusnya dilakukan pelatihan dan diklat tentang penulisan karya ilmiah sejak dulu dan secara rutin serta dilakukan pembimbingan secara intensif sehingga guru bisa melakukan pengembangan profesi,

selain itu harus ada tindak lanjut dari pelatihan ini berupa kewajiban bagi guru yang mengikuti pelatihan ini untuk membuat karya pengembangan profesi yang jenisnya berbagai macam, serta harus di buat wadah untuk menampung karya-karya yang di buat.

Menurut Nursina (salah seorang guru Ba-hasa Inggris), pelatihan karya ilmiah ini bisa menjadikan guru menulis karya ilmiah san-gat bermanfaat khususnya ketika melakukan usulan kenaikan pangkat, Ketua Panitia Cut Rabiatul, mengatakan pelatihan akan dilak-

sanakan secara rutin dengan dipandu oleh tu-tor dari Semarang, Mohamad Anggi SR, S.Pd (alumni SM-3T Aceh Besar-UNNES).

Tutor sangat menyenangkan dalam memberikan pelatihan dan kami senang, kami meminta agar tutor bisa membagi ilmunya dan melakukan pembimbingan secara intensif kepada guru-guru kami, baik dari segi karya ilmiah maupun dari segi administrasi sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah kami dan tertib secara administrasi. [muhammad ibrahim/y]

Training Karya Ilmiah Mulai Marak

>>PERISTIWA

19SantunanJanuari 2013

Santunan- Sigli. Dalam rangka mengisi liburan Semester Ganjil 2012-2013, anggota “Sanggar Seni Jeumpa Puteh” di bawah asuhan Erlina, S.Pd (Guru MAN Kota Bakti, Pidie), adakan kunjungan persahabatan ke Sanggar S3 IAIN Jamiah Ar Raniry Banda Aceh (6/1). Rombongan dari MAN Kota Bakti di bawah pimpinan Drs. Zainal Abidin, disambut cukup khidmat oleh pihak Sanggar S3 dengan menampilkan beberapa tari tradisional yang sudah cukup popular dan ternama di sanggar S3.

Sebaliknya anggota Sanggar Jeumpa Puteh turut menampilkan beberapa tari kreasi baru yang ikut memeriahkan suasana temu ramah pada hari munggu tersebut. Dalam kata-kata sambutannya Drs. Zainal Abidin menyampaikan rasa suka cita atas terselenggaranya ikatan silaturrahmi antara ke dua sangar dan dia mengharapkan silaturrahmi ini terus dapat terbina sampai dimasa yang akan datang.

Mukhsalmina, Pimpinan Sanggar S3 IAIN Jamiah Ar Raniry mengharapkan agar kelak anggota sanggar seni jeumpa puteh dapat bergabung dan mengembangkan bakat seninya ke lingkup IAIN. Di akhir acara kunjungan ini, baik dari pihak MAN maupun Sanggar S3 melakukan tukar-menukar 'cendera hati' sebagai simbol telah terjalinnya ikatan silaturrahmi antara kedua belah pihak tersebut.

Sebelum nenutup acara, pihak sanggar S3 melakukan sharing atau tnya jawab dengan tujuan sebagai masukan kepada adik-adik dari MAN, sehingga pada akhir seasen Tanya tersebut diharapkan seluruh anggota sanggar seni Jeumpa Puteh, dapat menimba ilmu khususnya managemen dalam hal pengembangan kreatifitas sanggar dimasa yang akan datang.

Sebelum meninggalkan lokasi Sanggar S3 tersebut, kedua belah pihak mengadakan 'foto bareng' di halaman sanggar Seni S3 IAIN Jamiah Ar Raniry Darussalam, guna mengabadikan mumen yang penuh makna tersebut.

Kepala Madrasah MAN Kota Bakti, Zainal Abidin berharap untuk dimasa yang akan datang Sanggar Seni Jeumpa Puteh dapat melakukan persahatan kembali dengan sanggar-sanggar seni lainnya yang telah eksis dan punya nama di tingkat Provinsi maupun go Internasional. [bustami/erlina/y]

Silaturrahmi dan Unjuk Diri Jeumpa Puteh

Santunan - Suka Makmue. Kakankemenag Nagan Raya, Drs. H. Djulaidi telah melantik sejumlah pejabat di Kementerian Agama Kabupaten Nagan Raya. Kedua Kepala KUA beserta 12 kepala madrasah, yaitu dua Kepala MA, tiga Kepala MTs dan tujuh Kepala MI. Dua orang mantan kepala madrasah diposisikan menjadi guru biasa pada madrasah.

Kepala KUA yang dikukuhkan kembali masa jabatannya masing-masing tersebut adalah Kepala KUA Seunagan (Drs. Zulkifli AR) dan Kepala KUA Darul Makmur (Drs. Nurdin Abdullah). Kepala MA yang dilantik, Dra. Samsuni AH (Kepala MAN Jeuram, menggantikan Fahrizal, S.Pd), Muhammad Nur,S.Pd.I (Kepala MAS Darul Makmur, menggantikan T. M. Iskandar, S.Pd.I).

Pada tingkat MTs, tiga Kepala Madrasah diganti mereka antara lain, MTsN Keude Linteung (T. M. Iskandar, S.Pd.I, menggantikan Dra. Samsuni AH), MTsS Kuala (Sabrina Yanti, S.Pd, menggantikan Azman, S.Ag), MTsS Harapan (Azman, S.Ag, menggantikan Sabrina Yanti, S.Pd).

Di tingkat MI, ada tujuh Kepala MI yang dilantik, yakni Risnan, S.Pd (MIN Blang Teungoh), menggantikan Satria,

S.Pd; Nurmanzili, S.Pd.I (MIN Parom), menggantikan Risnan, S.Pd; Zamanhurri, S.Ag (MIN Keude Neulop), menggantikan Nurmanzili, S.Pd.I;: Marzuki, S.Pd.I (MIN Cot Jawi), menggantikan Zamanhurri, S.Ag; Muhammad Ali, S.Pd.I (MIN Mon Dua), menggantikan Muhammad Nur, S.Pd.I; Muhammad Daud, S.Pd.I (MIN Gunong Reubo), menggantikan Marzuki, S.Pd.I; dan Satria, S.Pd (MIS Bustanul Jannah), menggantikan Rosmadefiati, S.Ag

Dan dua orang mantan kepala yaitu kepala MAN Jeuram Fahrizal, S.Pd dan Rosmadefiati, S.Ag dipindahtugaskan menjadi guru masing-masing pada MTsN Jeuram dan MTsN Keude Linteung.

Kepala Kemenag Nagan Raya juga menghimbau kepala para Kepala Satker yang baru saja dilantik agar bekerja dengan baik, kreatif, jujur, bersemangat, bertanggung jawab serta disiplin dalam menjalankan tugas, sebab tanpa disiplin tidak akan mungkin kualitas akan diraih. Akhirnya Kepala Kemenag mengucapkan selamat menduduki jabatan masing-masing semoga Allah meridhai dan melapang jalan dalam melakukan pekerjaannya. [zulyadi miska/khairi/y]

Pelantikan di Kemenag Nagan

Santunan - Meureudu. Kakanwil Kemenag Provinsi Aceh, Drs H Ibnu Sa'dan MPd yang diwakili Kabid Pekapontren, H. Abrar Zym, S.Ag, hadiri dan menyaksikan peletakan batu pertama pembangunan Gedung PSI (Penggunaan Sistem Informasi) di Dayah Jeumala Amal (12/1). Peletakan batu simbol awal pembangunan itu dilakukan oleh Prof DR H Nur Syam MSi (Dirjem Pendis), mewakili Menag RI.

Dayah di Luengputu, Kecamatan Bandar Baru, Pijay (Pidie Jaya), yang pernah raih ISO 9001:2008 dan Terima Rekor MURI atas ISO 9001: 2008 itu, mulai

membangun PSI untuk jenjang MTs dan MA, yang diharapakan akan menguasai sistem pendidikan berbasiskan IT bagi segenap santrinya. Ini langkah awal mengusasi ilmu juga. Demikian harapan Gubernur Aceh, Dr. Zaini Abdullah, yang juga hadir dalam acara siang Sabtu (akhir Shafar 1434 H) itu.

Selain Kakanwil, dalam agenda dan silaturrahmi di Dayah Terpadu Pimpinan Drs Tgk H Daud Hasbi MAg, juga hadir sejumlah ulama, pejabat dan Muspika Pijay/Pidie, di antaranya Ketua DPRA, Kapolres, Dandim 0102/Pidie. [win/y]

Jeumala Amal Bangun PSIPERISTIWA>>

20 SantunanJanuari 2013

Santunan – Meureudu. Ketua Umum DPW BKPRMI (Dewan Pengurus Wilayah Badan Koordinasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia Provinsi Aceh, Drs. H. Nasruddin Ibrahim, M.Ag, mengukuhkan dan melantik DPD (Dewan Pengurus Daerah) BPKRMI Kabupaten Pijay (Pidie Jaya), masa bakti 2011-2015, di Meureudu (8/1).

Acara pelantikan tersebut bertempat di Aula Bappeda, Komplek Perkantoran Cot Trieng Meureudu, selain dihadiri Bupati Pidie Jaya juga turut hadir Kapolres Pidie, Dandim 0102 Pidie, para Kepala Dinas, Badan dan Kantor juga seluruh Anggota DPRK Pidie Jaya, selain itu hadir pula para Khatib Masjid dan beberapa tokoh agama dan tokoh masyarakat. Jumlah undangan yang hadir seluruhnya mencapai 500 Orang. Serimonial Pelantikan tersebut berjalan dengan khidmat, sukses dan lancar.

Tgk. Zakaria, SHI adalah salah seorang aparatur Kemenag Pidie Jaya (Kasi Penye-lenggara Zawa). Zakaria, juga Keuchik di Gampong kelahirannya, Meunasah Lhok Ke-camatan Meureudu. Karirnya sebelumnya adalah pernah menjabat sebagai Kepala Kan-tor Urusan Agama di beberapa Kecamatan dalam Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya.

Selain itu, Ketua Umum BKPRMI Aceh, Nasruddin Ibrahim, yang juga putra Meureudu itu, dalam acara silaturrajmi pada Senin (7/1) itu juga menyematkan tanda kehormatan kepada Bupati Pijay, Drs. M. Gade Salam.

Bupati Pijay dinilai proaktif men-support agenda kemasjidan dan RM (Remaja Masjid) di Pijay. Terakhir, salah satu agenda tahunan BKPRMI ialah perkampungan di Pijay, Kabupaten pemekaran dari Kabupaten Pidei. [yakub]

BKPRMI Pijay Dilantik

Rakor dan BOS PontrenSantunan - Kota Jantho. Kankemenag Aceh Besar, Selasa (8/1) laksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) dan Sosialisasi Dana BOS bagi Pimpinan Pondok Pesantren se Kabupaten Aceh Besar. Rakor dan Sosialisasi dibuka secara resmi oleh Kakankemenag Aceh Besar Drs. H. Salahuddin, M.Pd di Noris Hotel Lambaro Aceh Besar.

Rakor dan Sosialisasi yang dilaksanakan sehari penuh diikuti oleh 50 orang peserta yaitu Abu/Teungku/Ummi Pimpinan Pondok Pesantren/Dayah se Kabupaten Aceh Besar yang di antaranya pontren/dayah salafiah murni atau pontren/ dayah yang menyeleng-garakan wajar dikdas 9 tahun dan program pendidikan kesetaraan Paket A, B, dan C.

Kakankemenag Aceh Besar dalam arah-annya mengungkapkan, rakor dan sosialisasi

ini untuk memberikan bimbingan dan pem-binaan pondok pesantren/dayah merupakan tugas Kementerian Agama selaku penang-gung jawab bidang keagamaan di Indonesia.

Kegiatan Rakor dan sosialisasi ini diisi dengan beberapa materi pokok ”Kebijakan Kepala Bidang Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren” oleh Kabid Pekapontren Kanwil Kemenag Aceh, H. Abrar Zym, S.Ag, dan “Penggunaan dan Pertanggungjawaban Dana BOS dalam Peningkatan Mutu Pen-didikan” oleh Drs. H. Sulaiman, Lt, M.Pd. ‘Cerita diakhiri’ dengan “Kurikulum Pendi-dikan Pesantren“ oleh Drs. Muchlis Hasan, Kasi Pelayanan Pontren Pelayanan Masyara-kat Kanwil, serta “Kebijakan Kasi Pontren” oleh Azzahri, SH selaku Kasi Pekapontren Kemenag Aceh Besar. [burhanuddin/y]

Santunan - Singkil. Abuya Tengku H Zamzami Syam Pimpinan Pondok Pesantren Darul Hasanah Syech Abdurrauf As Singkil, Jumat (18/1/2013) sekitar pukul 15.20 WIB tutup usia. Ahli fikih ini, meninggal dalam usia 91 tahu, karena sakit yang dideritanya setahun terakhir.

Ustaz H Rosman Hasmy, murid generasi ketiga almarhum, pada wartawan men-gatakan, beliau wafat di rumahnya kompleks pondok pesantren Darul Hasanah Syech Abdurrauf As Singkil, di Desa Kilangan, Ke-camatan Singkil, Aceh Singkil. “Masyarakat sangat kehilangan salah satu ulama besar Aceh. Beliau merupakan orang tua, guru dan panutan kami,” kata Rosman Hasmy.

Abuya Zamzami lahir di Sawang, Aceh Selatan pada tahun 1922. Tahun 1977 men-

Jumat, Ulama Ahli Fikih Meninggal

Santunan - Takengon. Untuk memenuhi salah satu persyaratan administrasi menjadi petue kampung dalam tata pemerintahan ‘Sarak Opat’ adat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah, sebagaimana berlaku bagi calon Reje dan Imem; para calon petue kampung di Kecamatan Jagong Jeget juga harus mengikuti uji kemampuan membaca Al-Qur’an yang diadakan di KUA setempat, Senin (21/1).

“Kami dari pihak KUA ditunjuk untuk melakukan uji mampu baca Al-Qur’an oleh pihak kecamatan.” Demikian kata Abu Musodik, SHI, Penghulu KUA Jagong Jeget selaku salah seorang Tim Penguji.

Abu Musodik mencatat bahwa ada 10 (sepuluh) petue kampung yang mengikuti uji baca Al-Qur’an. Kesepuluh kampung tersebut merupakan kampung-kampung yang sudah definitip. Yaitu kampung Jagong, Jeget Ayu, Bukit Kemuning, Paya ungel, Bukit Sari, Paya Dedep, Gegarang, Telege Sari, Berawang Dewal dan Merah Said. Sementara 2 (dua)kampung lainnya masih berstatus persiapan, yaitu kampung Tawar Bengi dan Gading Jaya.

Sebagaimana tercantum dalam pasal 93 Qanun Nomor 4 tahun 2011 Kabupaten Aceh Tengah Tentang Pemerintahan Kampung secara jelas disebutkan bahwa di antara syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh petue kampung bahwa yang bersangkutan merupakan orang yang bertaqwa kepada Allah Swt dan taat menegakkan Syariat Islam serta warga negara RI yang sudah menetap di kampung tersebut minimal 3 (tiga) tahun terakhir dengan tidak terputus-putus. Selain itu, dia juga harus mampu membaca dan memahami kandungan Al-Qur’an; memiliki pengetahuan yang cukup tentang hukum adat dan adat istiadat setempat. [mahbub/aba]

Calon Petue Kampung Ikut Tes Al-Quran

derikan pondok pesanteren Darul Hasanah Syech Abdurrauf As Singkil. Selain terkenal sebagai tokoh fikih, almarhum dikenal se-bagai tokoh pendiri tarekat ahlusunah wal jamah naqsyabandiyah. Semasa hidup beliau juga pernah menjadi anggota DPRD Aceh Se-latan selama tiga periode.

Ratusan pelayat tumpah ruah mendatangi kediaman almarhum. Mulai dari murid, masyarakat umum, ulama dan pejabat Aceh Singkil. Semua merasa kehilangan ulama besar yang acap diminta nasehat itu. “Harapan kami pesantren yang beliau dirikan dapat diteruskan dalam mencetak generasi bangsa yang memiliki akhlakul qarimah baik,” ujar Rosman Hasmy. Innaa lillaalahi wa innaa ilayhi raaji’uun. [aceh.tribunnews.com/ aba]

>>PERISTIWA

21SantunanJanuari 2013

Santunan - Meulaboh. Ketua Umum DPW AGPAII Aceh Drs. Muchlis Yacob telah melantik dan mengukuhkan pengurus DPD AGPAII Aceh Barat periode 2012-2017 (31/12). Pengurus DPD AGPAII Aceh Barat, sebagai Ketua Umum Iskandar, S.Ag, MA (Guru PAI SMAN 4 Wira Bangsa), Sekretaris Umum Jakfar, S. Ag (Guru PAI SMPN 2 Kaway XVI). Acara berlansung di aula MAN 1 Meulaboh Aceh Barat, dihadiri tidak kurang dari 200 (dua ratus) orang GPAI yang bertugas di SD, SMP, SMA, SMK se- Aceh Barat. Dalam acara tersebut hadir juga wakil bupati Aceh Barat, Drs. H. Rachmad Fitri HD dan Drs. Tharmizi mewakili Kakankemenag Aceh Barat dan sejumlah undangan lainnya.

Dalam sambutannya Muchlis meng-ajak semua GPAI di Aceh Barat dapat meningkatkan secara terus menerus Ukhwah silaturahim dan komunikasi sesama

GPAI, kepada pengurus berharap dapat membangun komunikasi dan kerja sama yang baik dengan pemerintah setempat juga lembaga lainnya yang menyangkut dengan keagamaan.

Muchlis yang juga putra kelahiran Aceh Barat berharap kepada Pemkab Aceh Barat melalui Wakil Bupati agar AGPAII sebagai wadah guru agama yang baru terbentuk hendaknya dapat diikut sertakan dalam setiap pengambilan kebijakan dan pogram pemerintah Aceh Barat yang berkaitan dengan pendidikan dan persoalan keagaman pada umumnya di Aceh Barat.

Selanjutnya, DPD AGPAII Nagan Raya juga dikukuhkan oleh Ketua Umum AGPAII Aceh, Tgk. Mukhlis Yacob. Sementara Januari 2013, DPD AGPAII Aceh Timur dikukuhkan oleh Sekum AGPAII Aceh, Ustadz Muhammad Yani, M.Ag. [muhammad yani/y]

AGPAII Aceh Barat dan Nagan Dikukuhkan

Santunan - Idi. Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa'dan, M.Pd melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Aceh Timur, sekaligus meresmikan penggunaan gedung baru Madin (Madrasah Diniyah) Nahkhoda Khalifah, Peureulak, Ahad (20/1). Gedung pendidikan itu, merupakan Bantuan dari DIPA Kanwil Kemenag Aceh tahun anggaran 2012, senilai Rp. 150 juta.

Kakanwil Resmikan Gedung MadinDalam sambutannya, Kakanwil

menekankan peran pentingnya keberadaan Madrasah Diniyah selaku lembaga pendidikan agama, khususnya dalam pemerataan pendidikan agama bagi masyarakat dan anak-anak yang tidak bisa belajar di pesantren atau lembaga formal keagamaan lainnya. Di samping itu, Madrasah Diniyah juga berfungsi sebagai pelengkap bagi pendidikan agama yang diterima anak-anak di sekolah umum sepertti SD, SMP dan SMA.

"Melalui peran madrasah diniyah, perkembangan aliran sesat yang umumnya menyasar generai muda aceh bisa dihalau. Seiring dengan perkembangan teknologi dan tantangan sosial, maka medtode yang ditempuh oleh madrasah diniyah juga harus menyesuaikan, harus kreatif dan tidak boleh kalah dengan program televisi yang banyak melalaikan anak-anak," lanjut Kakanwil.

MD Nakhoda Khalifah Peureulak yang

dipimpin oleh Drs. M. Isa Iba itu terletak di dalam komplek Mesjid Besar Zadul Mu’ad, didirikan pada tahu 1984 oleh Pengurus Remaja Mesjid pada masa itu. Dalam perjalanannya, MD Nakhoda Khalifah pernah mengalami pasang surut. Pada tahun 1986 sampai tahun 1991 vakum. Baru pada tahun 1992 berdenyut kembali atas inisiatif Tgk. M. Yahya Jalil, Kepala KUA Keacamatan Peureulak pada masa itu. Sejak itu, Kepala Madrasah dipercayakan pada seorang tokoh pendidikan, Drs. M. Isa Iba.

Turut hadir pada acara tersebut antara lain Drs. H. Faisal Hasan (Kakankemenag Aceh Timur), Drs. Faisal, MAP ( Camat Peureulak mewakili Bupati Aceh Timur), H. Syarifuddin S. Malem (Sekretaris PGRI Aceh Timur), H. M. Usman Yacob (Ketua Panitia Pembangunan Mesjid Besar Zadul Mu’ad), para wali murid, serta tokoh masyarakat. [syarifuddin atim/aba]

Santunan-Bireuen. Jabatan merupakan amanah yang harus dijaga dengan baik. Demikian juga halnya jabatan Kepala madrasah, mendapat kepercayaan memimpin madrasah kesukaan masyarakat merupakan tantangan yang harus dijalani dengan baik. Demikian dikatakan Hasanuddin, S.Ag, Kepala MIN Bireuen baru dalam sambutan, serah terima jabatan dari Kepala yang lama, Sardani, S.Pd, di MIN Bireuen (15/1).

Hasanuddin menfokuskan agar madrasah kebanggan warga Kota Juang dapat bersaing dengan sekolah umum dalam hal mutu pendidikan. Maka dia berharap seluruh dewan guru untuk bekerja sama dalam meninggkatkan mutu lulusan. Tahun ajaran 2012/2013, MIN Bireuen memiliki 1.200 siswa dengan 28 rombongan belajar. MIN Bireuen merupakan madrasah favorit warga, ratusan orang tua baik yang tinggal di kota maupun di gampong, berharap anaknya dapat belajar di madrasah ini.

“Sehebat apapun Kepala, kalau tidak didukung oleh seluruh guru pasti tidak akan berhasil,” kata Hasan, panggilan akrab-nya. Hasanuddin sebelumnya menjabat seb-agai kepala MIN Blang Bladeh, jabatan yang ditinggalkannya diisi oleh Bukhari, S.Pd, guru olah raga MIN Cot Batee. Sementara Sardani, S.Pd kepala MIN Bireuen ditugas-kan menjadi kepala MIN Cot Meurak Bireuen. Dalam acara itu diikuti puluhan guru dari dua madrasah, MIN Bireuen dan MIN Blang Bladeh. [najib zakaria/y]

Agar MIN Bireuen Tetap Favorit

Santunan - Kota Subulussalam. Pada pagi Kamis (10/1), Tim Evaluasi elektronik Monitoring Pelaksanaan Anggaran (e-MPA) Kementerian Agama Pusat, Jakarta telah melakukan evaluasi dari pelaksanaan pelaporan e-MPA tahun anggaran 2012. Adapun indikator terbaik tersebut diukur dari tingkat keaktifan dan kelengkapan satker dalam mengisi variabel e-MPA.

Diumumkanlah ada 10 satker dengan pelaporan e-MPA terbaik, yakni, MIN Cepogo Jepara, Balai Litbang Semarang, MTsN Amparaya HSS, MAN Subulussalam, MTsN Kurau Tanah Laut, Kankemenag

MAN Subulussalam Terbaik 4 se-IndonesiaCimahi, MTsN 2 Medan, MIN Kampung Baru Banjar, MIN Pasungkan HSS dan MTsN Lahat.

Kuasa Pengguna Anggaran/ Kepala MAN Subulussalam, Aab Syihabuddin, M.Ag, didampingi Operator e-MPA/ Bendahara Pengeluaran MAN Subulussalam, Erizal Lubis, menyampaikan, "Kami bersyukur dengan perangkingan ini, masuk predikat keempat. Semoga menjadi dorongan dan motivasi dalam pelaporan dan keakuratan sistem keuangan di lingkungan Kementerian Agama di masa yang akan datang." [mansubulussalam/y]

PERISTIWA<<

22 SantunanJanuari 2013

Dalam apel perdana di bulan Januari 2013, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H, Ibnu Sa`dan, M.Pd, mengapresiasikan kepada jajarannya atas kiprah dan dharma serta kebersamaan selama ini. Kakanwil juga berterima kasih kepada semua pihak, jajaran Kanwil dan Kemenag, termasuk Panitia Porseni dan Panitia HAB yang telah menyukseskan 'kebersamaan' ini.

“Kita evaluasi atas apa yang telah kita raih dan kerjakan selama 2012, dan kita gantungkan harapan untuk lebih baik pada tahun 2013,” ajak Kakanwil, dan dia nilai sangat puas dengan agenda HAB ke 67 kemarin, termasuk kunjungan dan anjangsana ke Lapas, Panti Jompo, silaturrahmi ke kediaman mantan Ketua DW (kediaman mantan Kakanwil), donor darah, ziarah, jalan santai, dan upacara HAB 2013 (Kamis, 3/1).

Menyangkut kekurangan yang harus dievaluasi bersama, termasuklah di antaranya PNS yang belum sepenuhnya disiplin. “Segala kekurangan pada tahun lalu mari kita tinggalkan, termasuk sidik jari (fingerprint), ada aparatur yang hanya datang pada saat belum siap dengan baju bekerja, dan sidik jari pulang di saat orang sudah pulang, termasuk rekan-rekan yang duduk-duduk santai di café, saat kawan lain sedang senam pagi Jumat.”

Selain ajakan untuk evaluasi, tingkatkan disiplin, dan pentingnya kebersamaan, Kakanwil juga mengajak

semua jajarannya agar rajin shalat berjamaah di awal waktu. Di samping tidak suka mendengar dan merespon isu yang berkembang, atau opini yang sengaja dibentuk, yang menghabiskan energi kita saja melayaninya. Misalnya isu pemutasian di jajaran Kanwil yang berkembang yang itu tidak ada kejelasan sumbernya, meski mutasi memang di depan mata.

Kakanwil juga mengajak kita untuk bekerja dengan tidak memandang siapa yang menginstruksikannya. Kita hilangkan pengkotak-kotakan: mereka kelompok itu, ini kelompok kita. Kita bekerja bukan kepada siapa orangnya, tapi kepada lembaga. “Jadi kita tidak melihat nyan awak nyan, nyoe awak tanyaoe,” sindir Kakanwil yang baru kembali dari Padang (Sumbar) beberapa hari lalu.

“Dalam waktu dekat memang akan ada penyesuaian beberapaa jabatan, terutama di eselon IV, sesuai dengan KMA Nomor 13 Tahun 2012. Namun itu semua mesti dilihat dari sisi latar belakang, pendidikan, dan proesionalitasnya,” gambar Kakawil lagi, yang sehari sebelumnya (Ahad, 6/1)) juga ikut jalan santai bersama keluarga besar Kemanag, yang dinilainya sangat bagus, sukses, meskipun persiapannya, termasuk persiapan agenda HAB lainnya, itu dalam waktu yang sangat singkat. [yakub]

Amanat Apel Awal Tahun

Menyahuti program 2013, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kanwil Kemenag Aceh me-launching Majelis Taklim (majlis ta’lim) DWP, sebagai salah satu program tambahan dan penting mulai tahun ini. Peresmian itu dilakukan dalam paket acara silaturrahmi dan pemberian penghargaan kepada para pengurus DWP dan anggota yang berdedikasi, disiplin, dan menunjukkan keaktifan lebih selama Periode 2012 lalu.

Dalam launching dan silaturrahmi di aula Kanwil Kemenag Aceh itu (7/1), Kakanwil Kemenag Aceh menyampaikan banyak harapan dan sampaikan apresiasi kepada Pengurus dan anggota DWP Kanwil Kemenag Aceh atas kinerja dan partisipasi men jalankan program kedharmawanitaan selama ini.

Apresiasi dan sejumlah harapan juga disampaikan Ibu Misnawati, M.Ag, Ketua DW Persatuan Kanwil Aceh dalam acara silaturrahmi dan 'penganugerahan hadiah' bagi pengurus dan anggota DW Persatuan Kanwil yang dinilai aktif dan sangat partisipatif, di aula Kanwil Kemenag Aceh.

Dalam kesempatan itu diserahkan sejumlah penghargaan untuk anggota dan pengurus DWP, kepada Ny. Alvin Nahar, Ny. Tatang Laksamana, Ny. H. Roni, Ny. Said Khuwailid, Ibu Mardhiah, dan Ibu Fajriah.

Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa`dan, M.Pd, bersama Kabag TU, H. Habib Badaruddin, S.Sos, Ketua DW Persatuan Kanwil, Misnawati, M.Ag, dan Pengurus DW, anggota dan jajaran Kanwil saling memberi kata sambutan dalam acara di awal bulan tahun 2013 itu.

Peran Dharma Wanita, kaum ibu, sangat penting, perlu, dan diharapkan, serta kehadiran dalam kebersamaan dengan kaum bapak, dan ini perlu selalu diharmonisasikan. Hingga Ibu Ketua DWP, Misnawati sempat menyampaikan, “jika di sini ada bioskop, kita akan putarkan film ‘Habibie dan Ainun’ di sini.”

Menurut Ketua DWP, kehadiran istri pegawai mari meneladani istri Rasul dan nabi dalam menyukseskan jalan dakwah suami. Istri pemberi inspirasi dan dukungan bagi suami.

“Kehadiran dan keaktifan ke depan supaya lebih baik lagi. Kita tingkatkan dan dedikasi dan kedisiplinan,” ajak Ibu Ketua DWP Kanwil. [juniazi/amwar/y]

Kakanwil Launching Majlis Ta’lim DWP

>>KANWIL

23SantunanJanuari 2013

Berdasarkan PMA Nomor 13 Tahun 2012 pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, pemutasian besar-besaran dimulai untuk eselon IV- a. Acara digelar bakda Jumat (18/1) di Aula Kanwil, Jalan Abu Lam U Nomor 9, Banda Aceh.

Pejabat eselon IV pada Bagian Tata Usaha berdasarkan PMA Nomor 13 Tahun 2012 pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, yang dilantik oleh Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa'dan, M.Pd, ialah Jamaluddin, SE (selaku Kasubbag/ Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan), Drs. Hanafiah (Kasubbag Organisasi, Tatalaksana dan Kepegawaian), H. Juniazi, S.Ag, M.Pd (Kasubbag Hukum dan Kerukunan Umat Beragama), H. Akhyar, S.Ag, M.Ag (Kasubbag Informasi dan Hubungan Masyarakat), dan Zulfahmi, S.Ag, MH (Kasubbag Umum).

Para Kasi pada Bidang Madrasah yang dilantik pada acara, dengan para saksi selain hadirin hadirat, terutama disaksikan juga oleh para pejabat (termasuk Kabag TU, H. Habib Badaruddin, S.Sos, dan Kabid Penamas, Drs. H. Bukhari MA), ialah Drs. Taharuddin (Kasi/ Kepala Seksi Kurikulum dan Evaluasi), M. Idris, S.Ag. M.Pd (Kasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan), Drs. Radhiuddin Alamsyah (Kasi Sarana dan Prasarana), Drs. Efendi, M.Si (Kasi Kesiswaan), dan Samhudi, S.Si

(Kasi Kelembagaan dan Sistem Informasi Madrasah).

Pejabat eselon IV pada Bidang Diniyah dan Pondok Pesantren yang diambil sumpah, dalam acara dengan MC-nya Mardhiah, SHI (staf Subbag Kepegawaian), ialah Khalid, SH (Kasi Pendidikan Diniyah Takmiliyah), H. Azhar, S.Ag, MA (Kasi Pendidikan Al Quran), Drs. H. Rusdy (Kasi Pondok Pesantren), Mukhlis, S.Ag (Kasi Pendidikan Diniyah For-mal dan Kesetaraan), dan Drs. H. M. Yusuf Abdullah (Kasi Sistem Informasi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren), yang sebe-lumnya di Mapenda Kemenag Kota Sabang.

Sementara di Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kasi yang diambilsumpahkan, dalam acara yang SK Kanwil atas nama Menag RI itu dibaca oleh Alfin Nahar, S.Si (staf di Subbag Kepegawaian), ialah Drs. H. M. Hibbban, MM (Kasi Pendaftaran dan Dokumen Haji), Drs. H. Abdullah, M.Ag (Kasi Pembinaan Haji dan Umrah), H. Hamli Yunus, S.Ag (Kasi Akomodasi, Transportasi dan Perlangkapan Haji), Dra. Hj. Suri Arniansyah (Kasi Pengelolaan Keuangan Haji), dan H. Zainal Arifin, S.Ag (Kasi Sistem Informasi Haji).

Di Bidang Pendidikan Agama Islam, Kasi yang dilantik ialah Dra. Faridah Andriani (Kasi PAI pada PAUD dan TK), Drs. Sulaiman,

Lt, M.Pd (Kasi PAI pada SD/ SDLB), Drs. Mardin (Kasi PAI pada SMP/ SMPLB), Drs. Abd. Rahman Hanafiah, M.Pd (Kasi PAI pada SMA/ SMALB/ SMK), dan Juhaimi, S.Ag (Kasi Sistem Informasi PAI).

Pejabat yang dilantik pada siang, 6 Rabiul Awal 1434 H, sebagai Kasi-kasi di Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, ialah Drs. Suriadinata (Kasi Kepenghuluan) sebelumnya Kepala KUA Kecamatan Blang Bintang, Bustaman, S.Ag (Kasi Pemberdayaan KUA), Drs. H. Cut Ali Manyak (Kasi Kemasjidan), dan Muzakkir, S.Ag (Kasi Produk Halal, Pembinaan Syariah dan Sistem Informasi Urusan Agama Islam).

Nama pejabat eselon IV pada Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf yang dilantik pada acara, dengan rohaniawan Drs. Ridwan Qary (Kabid Urais) itu, ialah Sayed Khawalid, S.Ag, MA (Kasi Penerangan dan Penyuluhan Agama Islam), T. Ahmad, S.Ag (Kasi Kemitraan Umat Islam, Publikasi Dakwah dan Hari Besar Islam), Drs. H. Amin Chuzaini (Kasi Pengembangan Seni Budaya Islam, Musabaqah Al Quran dan Al Hadits), Fauzan, SHI (Kasi Pemberdayaan Zakat), dan Drs. H. Mukzi Abdullah (Kasi Pemberdayaan Wakaf). Selamat mengabdi dengan iklas. [aba/y]

Mutasi di Bulan Maulid 1434 Hijriah

KANWIL>>

24 SantunanJanuari 2013

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa'dan, M.Pd, melantik 34 orang pejabat setingkat eselon IV-a di lingkungan Kanwil Kemenag Aceh sesuai PMA Nomor 13 Tahun 2012, Jumat sore (18/1).

Pelantikan dan Pengukuhan dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor KW.01.1/2/Kp.07.6/040/2013 tanggal 16 Januari 2013, bertempat di Aula Kanwil Kemenag Aceh, Jl. Tgk. Abu Lam-U No. 9 Banda Aceh.

Dari 34 orang yang dilantik, dua diantaranya adalah perempuan, yaitu Dra. Faridah Andriani yang menjabat Kepala Seksi PAI pada PAUD dan TK Bidang Pendidikan Agama Islam, dan Dra. Hj. Suri Arniansyah yang menjabat Kepala Seksi Pengelolaan

Keuangan Haji Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

Tercatat dua orang pejabat mendapatkan promosi, yaitu Fauzan, SHI yang sebelumnya staf pada seksi Produk Halal Bidang Urais menjadi Kasi Pemberdayaan Zakat Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf; serta Zulfahmi, S.Ag, MH yang sebelumnya menjabat Analis Kepegawaian pada Subbag Ortala dan Kepegawaian Kanwil mejadi Kepala Subbagian Umum pada Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Aceh.

Sementara itu, pelantikan pejabat eselon III sesuai PMA 13 Tahun 2013 dijadwalkan setelah pelantikan eselon IV, yang disusul dengan penyegaran dan rotasi di level pegawai struktural dan fungsional. [aba/y]

Ada Wajah Baru dari 34 Pejabat Eselon IV

Dalam sambutannya pada acara pelantikan 34 orang pejabat eselon IV di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Kakanwil Drs. H. Ibnu Sa'dan, M.Pd, menekankan pentingnya proses belajar berkelanjutan dalam rangka mewujudkan Kementerian Agama Aceh yang profesional dan berintegritas.

Profesional artinya memiliki kemampuan yang memadai dari segi intelektual dan keteramplian praktis di bidang yang menjadi Tupoksi sesorang pejabat atau aparatur Kemenag. Sementara integritas adalah keimanan dan keteguhan memegang nilai-nilai agama.

“Profesionalitas tanpa integritas dan iman, kita akan masuk ke neraka, bahkan bisa dipenjara di dunia. Sementara integritas semata tanpa profesionaltias, maka kita tidak akan menghasilkan apa-apa yang berarti dan sesuai dengan tuntutan zaman,” kata Ibnu Sa`dan.

“Untuk mewujudkan profesionalitas, saya minta kepada para pejabat yang baru dilantik untuk belajar, belajar dan sekali lagi, belajar, khususnya tentang Tupoksi anda yang baru serta aturan-aturan yang berkaitan dengan bidang tugas anda. Pada saat yang sama, anda harus tetap meminta petunjuk dan inayah Allah supaya anda dan kita semua selalu berada di jalan yang benar,” lanjut Kakanwil.

Pelantikan 34 pejabat eselon IV dilakukan berdasarkan SK Menteri Agama RI nomor KW.01.1/2/Kp.07.6/040/2013 tanggal 16 Januari 2013 sebagai implementasi PMA 13 Tahun 2013 tentang struktur Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kota. [aba/y]

Kunci Sukses, Belajar, Belajar, dan Belajar

Pemberlakuan struktur baru sejak Januari 2013, menuntut adanya penyesuaian terhadap DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) dan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang telah disusun sebelumnya berdasarkan struktur dan tupoksi yang lama. Demikian analisa Khairuddin, salah seorang tenaga ahli pengadaan di lingkungan Kanwil Kemenag Aceh.

“Menyusul pelantikan struktur baru PMA 13 Tahun 2013, Kakanwil perlu mengintruksikan jajarannya untuk mengevaluasi ulang penganggaran dan SOP yang sudah ada, supaya sesuai dengan tupoksi yang diamanahkan oleh PMA,” katanya.

Hal strategis lainnya yang perlu dilakukan adalah penyusunan RUP sebagaimana diamanahkan oleh Perpres 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Ketiga atas Perpres 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan

Jasa yang dikuatkan kembali dengan edaran dari Sekretaris Jenderal Kementerian Agama.

“Kalau memedomani Surat Edaran Sekjen, kita diminta berlari cepat, Maret sudah harus ada kontrak. Namun saya kira ada beberapa hal yang mendesak untuk diperbaiki, khususnya terkait sistem penganggaran dan pencairan, kalau tidak kita akan terbentur dengan aturan yang ada,” lanjutnya.

Pihaknya berharap, stakeholder terkait anggaran dan program bisa duduk bersama untuk mengevaluasi anggaran sesuai dengan ketentuan yang ada dengan melibatkan tenaga yang ahli di bidangnya.

“Zaman sudah berubah, tidak masanya lagi menduga-duga atau sekedar try dan error, kita harus belajar, saya kira ini sesuai dengan semangat dan visi Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa'dan, M.Pd,” pungkasnya. [aba/y]

Struktur Baru, SOP dan DIPA Mesti Baru

>>KANWIL

25SantunanJanuari 2013

Tahun 2012 dengan berbagai kenangan manis dan berjuta nuansa kehidupan, baru saja kita lewati. Walaupun baru saja kita lalui tentu saja terasa sudah demikian menjauh. “Sesuatu yang paling jauh adalah masa lalu,” demikianlah antara lain pernyataan Rasulullah SAW dalam sebuah hadisnya. Namun demikian orang yang paling baik adalah pribadi yang mampu menjadikan masa lalu sebagai sandaran untuk melahirkan karya yang secara kuantitas dan kualitas jauh lebih meningkat di masa-masa mendatang.

Dalam kontek inilah, wacana pemerintah melalui Kementerian Agama lewat 'sentuhan lembut' Menteri Agama Republik Indonesia dan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah yang baru bersama seluruh stake-holder untuk membentuk kloter khusus bagi jamaah lanjut usia (lansia) patut mendapat penghargaan, setidaknya mendukung pe-mikiran dan saran dalam meningkatkan kualitas pelayanan terhadap jamaah haji In-donesia dalam rangka mewujudkan haji mab-rur yang efeknya berimbas secara langsung dalam perbaikan mental bangsa Indonesia.

Menurut data siskohat (sistem Komputerisasi Haji Terpadu) pusat, sampai 7 Januari 2013 ternyata secara nasional

sudah terdaftar 2.872 jamaah Haji resiko tinggi (resti) yang berusia di atas 83 tahun, dari jumlah tersebut 185 orang di antaranya adalah khusus tercatat sebagai jamaah Aceh, mereka rata-rata memiliki riwayat kesehatan yang beresiko tinggi, mempunyai penyakit kronis, akut dan bahkan cacat.

Menggunakan asumsi satu jamaah resti didampingi oleh masing-masing seorang pendamping, maka untuk embarkasi Aceh tahun ini akan ada sebanyak 370 orang atau satu kloter penuh jamaah lansia Aceh. Untuk mengurus mereka juga haruslah dengan perlakuan khusus pula, tidak mungkin dengan perlakuan biasa. Karena itu aka ada tindakan-tindakan atau kebijakan-kebijakan yang luar biasa dalam menindaklanjuti sebuah keputusan yang luar biasa atau meminjam ungkapan Kakanwil Kemenag Aceh, “Pelayanan haruslah cerdas, indah, dan berbasis nurani.”

Adapun rencana format khusus bagi jamaah lansia, bila kloter khusus itu terealisasi adalah para zuyufurrahman yang mulia itu akan menempati hotel berbintang lima semacam Hilton yang letaknya tersambung dengan pelataran Masjidil Haram dan untuk menjamin pelayanan yang maksimal, mereka

Pemerintah Gagas Kloter Khusus LansiaBerita gembira untuk orang-orang tercinta

didampingi oleh sepuluh orang petugas kloter yaitu satu orang ketua kloter (TPHI), dibantu oleh tiga orang pembimbing Ibadah (TPIHI) dari kloter biasa satu orang, dua orang tenaga dokter dan dibantu oleh empat orang paramedis (TKHI).

Kekhususan lainnya dari kloter jamaah lansia ini adalah mereka diberangkatkan terlambat dan dipulangkan paling cepat, tidak melaksanakan arba'in selama di Madinah dan diharuskan mengambil nafar awal pada pelaksanaan jumrah, mendapatkan pelayanan catering tiga kali sehari dan pelayanan laundry.

Semua itu dilakukan semata-mata untuk memberikan kesempatan yang terbaik bagi orang-orang special diseputar kita, mereka yang doanya dikabulkan, mereka yang oleh Rasulullah dikhususkan, mereka yang pengabdiannya telah teruji, mereka yang cintanya menaungi, ya Allah terimalah niat suci mereka. [abdullah ar]

Memasuki usia ke 50 tahun Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry Banda Aceh berencana menggait sejumlah stakeholder untuk diajak kerjasama. Salah satunya dengan Kanwil Kemenag Aceh. Demikian dijelaskan Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry DR. H. Sjamsul Rijal, M.Ag dalam pertemuan informal dengan Kakanwil

Kementerian Agama Aceh, Senin (7/1) siang di sebuah restoran di Banda Aceh.

Menurut Sjamsul Rijal, untuk menaikkan great lembaga yang dipimpinnya, kerjasama dengan stakeholder yang ada kaitannya langsung sangat penting dilakukan. “Di usianya yang ke 50, kami ingin Fakultas Ushuluddin dapat lebih berkiprah

lebih banyak lagi di tengah masyarakat, termasuk pengembangan internal lembaga menyongsong perubahan IAIN menjadi UIN,” ujarnya.

Dalam pertemuan yang dihadiri sejumlah pejabat Kanwil Kemenag Aceh dan dihadiri para Dekan serta Tata Usaha Fakultas Ushuluddin, Kakanwil menyambut positif rencana kerajsama ini. Kakanwil meminta pihak Ushuluddin untuk menyampaikan draft awal menyangkut butir-butir kesepahaman yang akan dibuat.

Dalam kesempatan itu disepakati sejumlah isu penting untuk diwujudkan dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan kedua lembaga ini. Diantara isu penting itu antara lain soal peningkatan kualitas kehidupan keagamaan dan peningkatan kerukunan umat beragama di Aceh.

“Insya Allah, rencana ini akan dapat ditindaklanjuti dalam waktu dekat,” ujar Kakanwil, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd. [juniazi]

Kanwil Jajaki Kerjasama dengan Ushuluddin

KANWIL>>

26 SantunanJanuari 2013

Acungan tangan dari banyak peserta kegiatan Uji Publik Kurikulum 2013 di Aula Dinas Pendidikan mendadak terhenti, ketika mode-rator sosialisasi dan uji publik Kurikulum 2013 membatasi dengan menyatakan bahwa yang bertanya akan dibatasi sesuai dengan kehendaknya. Oleh karenanya tidak perlu tunjuk tangan meminta untuk bertanya bagi peserta. Khalayak ramai di aula gemuruh dengan gelak tawa karena hal seperti ini tidak lazim alias tak biasanya. Sosialisasi ini dilaksanakan sekitar awal bulan Desember 2012.

Pertanyaan pun dilayani berdasar pinta moderator dengan mempersilahkan satu persatu berdasar daftar nama kelembagaan peserta, misalnya Bidang Mapenda, Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Menarik juga, karena saat itu presenter Uji Publik tidak juga diperkenankan untuk

Kurikulum 2013, Gimana Ya?

mempertanyakan kenapa pada tingkat SMP/MTs tidak ada lagi mata pelajaran Tekhnologi Informasi dan Komunikasi, pada hal pelajaran computer masih dirasakan penting. Namun ada juga yang menggembirakan dengan adanya struktur Pendidikan Agama sejumlah empat jam.

Di Sekolah Dasar, seluruh kelasnya diajarkan secara tematik. Beragam tanggapan menyangkut kekhawatiran kemampuan guru terhadap pembelajaran tematik. Apakah mampu memahami segala lini kompetensi dari mata pelajaran? Salah seorang guru dita-nya kan dan mengungkapkan bahwa sebenar-nya tidak ada masalah karena kompetensi yang diminta itu masih tergolong rendah. Yah, bukankah masih pada tingkat Sekolah Dasar.

Akhir-akhir ini, Bidang Mapenda Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh sering dita nyakan menyangkut Kurikulum 2013. Kapan praktisnya kurikulum 2013 berlaku? Pelaksanaan kurikulum sering diawali dengan regulasi-regulasi. Sebagai bayangan bahwa ketika Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi PAI dan Bahasa Arab di Madrasah dengan Permenag No. 2 Tahun 2008 dikeluarkan, sesungguhnya waktu berjalannya Standar Isi 2006 itu sudah dua tahun. Pelaksanaanya diikuti dengan surat Dirjen Pendidikan Islam nomor 681/2006. Jadi bagi madrasah, jika telah sampai regulasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di kabupaten/kota, sepatutnya diikuti saja sampai ada regulasi-regulasi lain dari Kementerian Agama mengikutinya. Minimal pelaksanaannya biasanya diikuti oleh surat-surat edaran dari Direktorat Jenderal Pendidikan Islam seperti pengalaman sebelumnya.[taharuddin]

>>KANWIL

menjawab pertanyaan dari peserta atau menanggapinya karena mereka hanya menulis perta nyaan dan usulan-usulan yang diajukan peserta.

Salah satu pertanyaan dan usulan adalah

27SantunanJanuari 2013

Seorang wanita muda datang ke Bidang Mapenda pada akhir tahun 2012 lalu. Vita, sebut saja namanya begitu. Ia adalah salah seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada sebuah SMP Percontohan di Banda Aceh. Vita dengan semangat menyampaikan hajatnya kepada saya, yang lagi duduk dimeja.

“Pak, saya mohon berikan kurikulum PAI SMP, selama ini saya mengajar tanpa kurikulum”, ujarnya datar.

“Yang benar, anda kan mengajar di sekolah unggul, tidak mungkin,” jawanb saya menyanggahnya.

“Benar pak, saya mengajar tanpa pedoman yang jelas selama ini”, ujarnya lagi meyakinkan saya.

“Kegiatan belajar selama ini telah anda jalankan. Sejak tahun 2006 sampai 2012, apa yang menjadi pedoman anda selama ini?”, tanya saya dengan penuh selidik.

“Buku referensi yang ada di jual di took-toko buku pak. Di sana telah dicantumkan materi sejal kelas VII sampai IX”, ungkapnya polos.

“Anda pernah menyusun silabus?”, tanya saya lagi dengan antusias.“Belum, saya tidak paham bagaimana menyusunnya”, sambungnya apa

adanya.Saya benar-benar sedih mendengarnya. Betapa tidak, kurikulum yang

sebentar lagi akan diganti, masih banyak guru yang belum memahaminya. Vita adalah salah satu contoh guru PAI yang berada di Ibu Kota Provinsi. Konon lagi guru agama yang berada di pelosok pedesaan atau bahkan di daerah sangat-sangat tertinggal yang belum ada jaringan listrik dan akses internet. Desa yang sulit memperoleh buku bacaan dan bahan referensi lainnya.

Dapat kita bayangkan betapa sulit menjangkau mereka dengan struktur yang amat terbatas. Sementara jumlah guru PAI mencapai lima belas ribuan. Seperti anti virus, kapan mereka bisa di up date sehingga profesionalitas mereka terstandarisasi baik yang berada di perkotaan maupun di desa-desa terpencil.

Karenanya, tahun ini adalah tahun yang amat ditunggu-tunggu guru dan pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) di Aceh. Betapa tidak, mulai tahun 2013 ini Peraturan Menteri Agama nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama yang ditandatangani tanggal 16 agustus 2012 itu mulai direalisasikan. Guru dan pengawas PAI yang dulunya berada pada Bidang Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum (Mapenda) sekarang telah disapih dan berdiri sendiri. Para guru dan pengawas PAI sejak tahun ini berada pada Bidang Pendidikan Agama Islam.

Dalam struktur baru tersebut, Bidang Pendidikan Agama Islam terdiri dari Seksi Pendidikan Agama Islam pada PAUD dan TK, Seksi Pendidikan Agama Islam pada SD/ SDLB, Seksi Pendidikan Agama Islam pada SMP/ SMPLB, Seksi Pendidikan Agama Islam pada SMA/SMALB/SMK dan Seksi Sistem Informasi Pendidikan Agama Islam. Melalui kelima seksi tersebut diharapkan dapat melakukan pembinaan guru dan pengawas PAI di Aceh dengan baik.

Kelima seksi tersebut akan melaksanakan tugas secara kolektif sesuai jenjang masing-masing. Seksi Pendidikan Agama Islam pada PAUD dan TK misalnya, akan menangani secara khusus sejak dari kurikulum, administrasi pembelajaran, proses pembelajaran dan evaluasi. Bahkan juga akan menagani masalah peningkatan profesionalitas guru.

Dengan pembentukan bidang baru ini diharapkan tidak ada lagi kesan bahwa guru PAI adalah guru yang dianaktirikan. Guru PAI bahkan amat beruntung karena memiliki ayah pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi dan memiliki ibu di Kementerian Agama. Kedua lembaga ini akan memperhatikannya secara bersama-sama. Ini tentu akan amat menguntungkan dan tidak dimiliki guru mata pelajaran lainnya.

Selamat datang Bidang PAIS. Kehadiranmu benar-benar amat dinantikan. Kifrahmu ingin cepat dirasakan. Guru dan pengawas PAI di Aceh amat dahaga menantikan siramanmu. Semoga Bidang PAIS Berjaya dan dapat mengukir prestasi, amin. (Mardin M. Nur)

Selamat Datang Bidang PaisKapan giliran saya disertifikasi? Itulah pertanyaan yang banyak keluar dari guru PAI yang belum disertifikasi di Aceh baik yang masuk dalam daftar tunggu atau pun yang belum. Setiap hari ada saja guru PAI yang mempertanyakan itu. Ada yang datang sendiri ke Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan ada pula yang menanyakan langsung via hanpone atau SMS.

Sampai awal tahun 2013, lebih dua ribu guru PAI belum disertifikasi yang termasuk dalam daftar tunggu. Ini belum termasuk guru yang diangkat mulai tahun 2006 sampai 2012. Mereka tersebar di seluruh Aceh. Jumlah guru PAI yang disertifikasi setiap tahunnya oleh IAIN Ar-Raniry Banda Aceh sesuai anggaran yang tersedia mencapai 1000 orang guru. Berdasarkan data tersebut, diperkirakan guru PAI di Aceh akan habis disertifikasi tiga tahun ke depan yakni pada tahun 2015.

Karenanya, guru PAI di Aceh diharapkan dapat bersabar menunggu giliran kapan dilakukan sertifikasi. Tundingan bahwa ada yang didahulukan dalam sertifikasi, sesungguhnya tidaklah benar. Pelaksanaan sertifikasi tidak ada yang didahulukan, semuanya sama. Pertimbangan pemilihan seseorang guru PAI mengikuti sertifikasi didasarkan pada masa kerja dan usia seseorang guru. Misalnya, dua orang guru, masa kerjanya sama sepuluh tahun namun guru A berusia 45 tahun sedangkan guru B 35 tahun. Maka guru A akan didahulukan mengikuti diklat sertifikasi.

“Untuk diklat sertifikasi tahun 2012 banyak yang tidak terisi. Guru yang ditunjuk mengikuti sertifikasi banyak yang berhalangan sehingga tidak bisa berhadir. Alasan mereka macam-macam. Ada yang sakit, hamil, anak masih kecil dan bahkan ada yang tidak diizinkan suami berangkat. Ke depan diharapkan, kendala keberangkatan agar diminimalisir agar pelaksanaan diklat sertifikasi dapat diselesaikan sesuai rencana. Diharapkan tahun 2016 semua guru PAI telah disertifikasi”, ujar Muhammad Idris, S.Ag, M.Pd, Kepala Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh.

Sementara itu, khusus guru PAI yang diangkat sejak tahun 2006 sampai sekarang yang belum masuk dalam daftar tunggu juga diminta bersabar menunggu regulasi. Jumlah mereka diper kirakan juga mencapai ribuan. Belum diketahui secara jelas bagaimana pola sertifikasi terhadap mereka. Apakah seperti pola sekarang, melakukan pendidikan secara khusus atau dengan pola lainnya. Kita tunggu saja bagaimana pola yang akan dilaksanakan pemerintah. (Mardin M. Nur)

Menunggu Giliran Sertifikasi

KANWIL>>

28 SantunanJanuari 2013

Sekian lama menunggu jawaban para Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil (GBPNS) di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, tentang kapan keluar SK Inpassing yang pernah mereka usulkan tahun yang lalu, mungkin akan terjawab sudah dan sudah bisa lega. Sebab apa yang dinanti-natikan segera datang dengan akan di keluarkannya SK Inpassing pada Februari 2013.

"Kita akan jemput SK inpassing teman-teman guru Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil ke Jakarta, Insya Allah Februari 2013 ini bisa tuntas bagi yang telah mengusul dan telah lulus seleksi kelengkapan administrasinya,” janji Kasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Tendik) Bidang Madrasah Kanwil Kemenag Aceh, M. Idris, S.Ag, M.Pd, kepada Santunan di ruang kerjanya (21/1).

Dalam kesempatan tersebut Kasi Tendik juga menyampaikan, masih banyak teman-teman guru baik yang sudah pernah mengusul Inpassing, atau yang sama sekali belum pernah mengusulkan Inpassing di Kabupaten/ Kota di lingkungan Kanwil Kemenag Aceh yang masih rancu dengan pengertian Inpassing, khususnya Inpassing bagi GBPNS.

“Sebenarnya pengertian Inpassing secara sederhana adalah proses penyetaraan gaji pokok bagi guru GBPNS yang sudah lulus sertifikasi, maka guru yang sudah lulus sertifikasi berhak mendapat tunjangan profesi yang besarnya sama dengan gaji pokok terakhir guru PNS,” lanjutnya. Hal ini juga di benarkan oleh Kasubbag Kepegawain dan Ortala Kanwil Kemenag, Aceh Drs. Hanafiah Ibrahim yang didampingi oleh Zulfahmi, S.Ag, MH, analis Kepegawaian (sekarang menjabat Kasubbag Umum Kanwil Kemenag Aceh).

“Mengingat kebijakan pemberian tunjangan profesi dan tunjangan khusus tersebut berlaku bagi semua guru yang memenuhi syarat, maka untuk dapat memberikan tunjangan profesi dan tunjangan khusus kepada GBPNS yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku, perlu dilakukan penyetaraan atau Inpassing penetapan jabatan fungsional dan angka kreditnya bagi GBPNS tersebut.

Atas dasar itu, ditetapkan Peraturan

Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil (GBPNS)dan SK Inpassing

Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) RI Nomor 22 Tahun 2010 sebagai perubahan terhadap Permendiknas Nomor 47 Tahun 2007 tentang Penetapan Inpassing Jabatan Fungsional GBPNS dan Angka Kreditnya yang dijadikan sebagai acuan untuk menetapkan Jabatan Fungsional GBPNS dan Angka Kreditnya,” jelas Kasi Tendik lagi.

“Maka di sinilah perlu adanya inpssing tetapi perlu digarisbawahi guru yang lulus Inpassing tetapi belum lulus sertifikasi, belum juga mendapat tunjangan profesi, sampai guru tersebut lulus sertifikasi,” tegas Pak Idris (nama akrab M. Idris, M.Pd) dengan gaya orasi khasnya.

Di tempat terpisah, Kasubbag Kepegawain dan Ortala, Drs. Hanafiah juga menguraikan guru Non PNS yang belum pernah mengusulkan Inpassing sedangkan persyaratan Inpassing bagi GBPNS sudah dimiliki, “Mereka dapat menyusul dan berkomunikasi dengan Kepegawain yang ada di Kankemenag Kabupaten/ Kota dengan catatan GBPNS tersebut memiliki kriteria sesuai dengan aturan Permendiknas Nomor 22/ 2010.”

"Adapun GBPNS yang dapat ditetapkan penetapan Inpassing jabatan fungsional dan angka kreditnya sesuai Permendiknas 22/ 2010," jelas Pak Hanafiah dengan dibarengi senyumnya, “Guru memenuhi persyaratan yang pertama, guru tetap pada satuan pendidikan, TK/ RA jalur pendidikan formal atau yang sederajat, SD/ SDLB/ MI atau yang sederajat, SMP/ SMPLB/ MTs atau yang sederajat, atau SMA/ SMK/ SMALB/ MA atau yang sederajat, yang telah memiliki izin."

Lanjut mantan Kasubbag Keuangan Kanwil, Hanafiah, "Kedua, masa kerja sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun berturut-turut pada 1 (satu) satuan pendidikan pada tanggal 30 Desember 2007; ketiga, usia setinggi-tingginya 59 tahun pada saat diusulkan; keempat, telah memiliki NUPTK yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional; dan kelima, melampirkan syarat-syarat administratif.”

Selain itu, lanjut Hanafiah, “Inpassing Jabatan Fungsional GBPNS dan Angka Kreditnya ditetapkan berdasarkan dua hal, yaitu kualifikasi akademik dan masa kerja.” [alfaizin]

>>KANWIL

29SantunanJanuari 2013

STYLE<<

Seseorang yang berkarakter menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain tanpa memedulikan strata. Ia sopan dan toleran terhadap perbedaan. Dia menghormati martabat, privasi dan kebebasan orang lain.

Dia, meski atas nama kebebasan, tidak bersikap menyerang orang lain atau golongan yang berbeda dengan dirinya. Masalahnya, seorang anak tidak lahir lantas otomatis memiliki sikap dan karakter demikian.

Sikap-sikap tadi dipelajari dan dibentuk lewat pengalaman yang bermula sejak ia lahir, sebagian besar tentu saja di lingkungan terdekatnya, rumah dan orangtua. Faktor-faktor ini memiliki peran fundamental dalam pertumbuhan dan perkembangan si kecil. Lantas apa saja yang mesti dilakukan.

Mari, Latih Si Kecil Miliki Sikap Hormat

Sejak Dini

LAKuKAN- Perlakukan orang lain seperti anda ingin diperlakukan,

ini adalah sikap sederhana sekaligus contoh jitu bagi si kecil.

- Tunjukan sikap toleransi dan menerima perbedaan, baik jenis kelamin, ras, warna kulit, agama dan budaya.

- Bersikaplah sopan kepada siapa pun, termasuk kepada mereka yang bekerja membantu di dalam rumah dan selalu bersikap baik.

- Tetap kontrol emosi dan tenang ketika berhadapan dengan orang lain yang marah, menghina atau menampilkan ketidaksetujuan dengna kasar.

JANgAN- Menghina atau membuat orang lain jadi bahan

tertawaan.- Menyerang orang lain dengan kata-kata buruk dan

makian- Mengancam, memukul atau melukai orang lain.

Dari sikap itu tekankan kepada si kecil, perilaku menghormati ialah ketika1. Toleran terhadap perbedaan2. Selalu berperilaku dan berbahasa baik3. Mempertimbangkan perasaan orang lain4. Tidak mengancam, memukul, atau melukai5. Tetap bersikap tenang dengan orang yang marah dan

menghina. (republika.co.id)

Proses itu berjalan terus-menerus, di mana ketika anak masih berada dalam pengasuhan orangtua, pemahaman tersebut harus selalu dipupuk secara konstan. Caranya tentu saja lewat contoh sikap yang dilakukan orangtua saat memperlakukan orang lain

Paling tidak anda bisa mengikuti strategi sederhana yang diulas oleh Parenting.org

Majalah

32 SantunanJanuari 2013

LalatDR. Fauzi Saleh, Lc, MADosen Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry Banda Aceh

Lalat merupakan binatang kecil yang diremehkan oleh sebagian manusia. Kebiasaan melihat sesuatu hanya pada sisi bentuk dan penampilan dalam menetapkan indicator kehidupan seolah menjadi suatu yang lazim. Dampaknya adalah manusia selalu diikat dengan materi, kuantitatif, jumlah, dan angka-angka sementara hikmah, kualitatif, unsur rohani sering ditinggalkan dengan alasan tidak nampak dan tidak terdeteksi secara inderawi. Namun perlu digarisbawahi bahwa hal-hal yang abstrak dalam kehidupan justru lebih luas dibandingkan dengan yang kongkret. Kebahagiaan seorang petani miskin tidak dapat diukur dengan gubuk sederhana dimana ia tinggal. Memang, sarana prasarana sebagai penunjang hidup untuk mencapai kebahagiaan tetapi ia bukanlah segala-galanya.

Paradigma kebanyakan manusia di atas terutama orang-orang kafir langsung ditolak oleh Allah swt. Allah mencontohkan lalat untuk dijadikan pelajaran bagi manusia sebagaimana dalam Qs. Al-Baqarah/2: 26 meskipun lalat termasuk binatang kecil dibandingkan dengan gajah, singa, harimau umpamnya. Firman-Nya:

Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?” Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.

Setelah Allah mengumpamakan orang munafik semacam orang yang menyalakan api, mengambil manfaat bila api menyala dalam pada itu Allah menghilangkan cahaya sehingga mereka berada dalam keadaan gelap gulita. Berikutnya Allah memisalkan mereka laksana orang yang sedang menghadapi

hujan berat diikuti dengan gemuruh, mereka menutup telinga mereka sehingga tidak menerima suara apapun karena takut kematian. Lalu mereka mengatakan: tidak mungkin Tuhan memberikan misal seperti itu. Ibnu Abbas berkata: ketika Allah menyebut tuhan orang musyrik dalam firman-Nya (al-Hajj: 73) dan menjelaskan pula tipu daya tuhan-tuhan mereka itu sehingga hal tersebut seumpama rumah laba-laba, mereka berkata: tidakkah engkau melihat bahwa Allah swt menyebut lalat dan laba-laba dalam Kitab-Nya dan menyebutkannya permisalah bagi kehidupan orang musyrik. Orang Yahudi tertawa, lalu berkata: alangkah itu mirip dengan kalam Tuhan, maka turunlah ayat ini.

Ayat ini menggambarkan bahwa penolakan orang kafir, jahil, musyrik dan seumpama mereka terhadap permisalan yang diberikan Allah terhadap suatu objek yang kecil tidaklah logis. Agama menuntun kita agar mengambil pelajaran dari apapun dan siapapun selama itu mengandung kebenaran. Karenanya --menurut az-Zamakhsyari-- inti permisalan ini adalah menjelaskan pentingnya makna dan kandungan di balik objek yang nampak, bukan pada besar kecilnya benda yang dipermisalkan itu. Untuk itu, Allah menegaskan famaa fawqaha maknanya tidak ada keberatan bagi Allah untuk mempermisalkan benda yang lebih kecil dari itu baik dari segi kualitas maupun kunantitas.

Contoh ini pada akhirnya menyeleksi manusia menjadi dua model antara beriman dan tidak percaya. Al-Qurtubi memberikan poin penting tentang aspek teologis terhadap pendapat Mu’tazilah yang mengatakan bahwa Allah tidak menciptakan kesesatan dan hidayah. Ayat ini menyatakan sebaliknya. (al-Qurtubi, I: 242)

Kenapa lalat?Lalat menurut Dr. Abdul Basith Jamal dan Dr. ALiya Shadiq

Jamal merupakan jenis serangga yang bersayap ganda. Ia mempunyai banyak kelebihan yang terdapat pada modifikasi tubuhnya yang membuat serangga hidup secara aman dan leluasa. Karena di bagian bawah perutnya terdapat paruh yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan lalat di kala menapak pada benda yang halus.

Lalat menurutnya tergolong jenis serangga yang langka, ia mempunya kemampuan yang luar biasa dalam mengeluarkan enzim pencerna. Proses pengeluaran enzim ini secara langsung dengan cara memasukkannya ke makanan serta membawanya ke benda-bena mainan, sehingga kandungan kimina makan tersebut bisa berubah. (Republika, 20 Februari 2012)

>>TAFSIR

33SantunanJanuari 2013

Pelajaran dari lalatPertama, lalat mengibaratkan model dan metafora kehidupan

orang kafir. Lihatlah seekor lalat, ia dapat terbang ke mana saja dengan nyaman ketika masih dalam keadaan lapar. Tetapi tatkala lalat kenyang itu berarti ia akan mendekati ajalnya. Orang kafir sangat sederhana ketika masih hidup dalam keadaan miskin papa, tidak terlibat dalam keonaran dan kejahatan, tetapi ia kaya maka itu mendorongnya untuk melakukan berbagai hal yang melanggar aturan Allah swt.

Kedua, walaupun kecil tetapi dapat berdampak besar. Artinya lalat merupakan binatang yang lemah dan hina, dalam pada itu ia dapat berdampak kemudharatan bagi manusia dari menghilang-kan nyawa dengan berbagai penyakit yang ditularnya mulai dari tubercolosis, salmonella typhi, amebiasis hingga pink eye.

Ketiga, lalat merupakan di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Bentuknya begitu kecil tetapi dampaknya luar biasa. Karena itu, Allah menantang manusia kalau mereka mampu memproduk seekor lalat sebagaimana dalam Qs. Al-Hajj/22:73, tidak usahlah berbicara penciptaan harimau, gajah, jerapah apalagi langit dengan segala aksesorisnya. Ini juga terkait dengan persoalan teologis orang kafir yang ditantang oleh AllaBahwa sekalipun semua sesembahan mereka yang berupa berhala-berhala dan patung-patung itu berkumpul untuk menciptakan seekor lalat saja, benda-benda mati itu tidak akan pernah mampu melakukannya

Keempat, setiap penyakit mesti obatnya, bahkan obat berasal dari bagian makhluk yang menghasilkan penyakit itu sendiri. Poin inilah diantara keunikan lalat yang digambarkan dalam hadits Nabi saw:

Jika lalat jatuh pada minuman salah seorang dari kalian maka celupkanlah, kemudian ambillah kembali, karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lain terdapat obat (HR. Bukhari).

Rupanya inilah merupakan solusi terhadap problematika

salah satu sayapnya. Sayap itu mengeluarkan bakteri pada saat menyentuh bagian atas tengah makanan, lalu menyebar sangat cepat dan pengaruhnya yang mematikan terhadap mikroba.

Karena itu, keunikan lalat dalam dunia kedokteran—menu-rut Prof. Dr. Amin Ridha—pernah diadakan pengobatan suatu penyakit dengan menggunakan lalat. Lalat pernah digunakan sebagai obat bagi penyakit borok menahun dan paru (Frambosia Tropica), yang terjadi pada 30 tahun pertama abad ke-20, sebe-lum struktur kimia sulfa ditemukan (Eva Kurniawan, 2009).

Akhirul kalamPermisalan dalam al-Qur’an pada seekor lalat harus menjadi

pelajaran bagi orang mukmin terutama untuk menjaga kestabilan keimanan. Kestabilan menjadi hamba Allah harus menjadi konsekuensi mukmin dalam menjalankan kehidupannya. Kemampuan ini merupakan sebuah keistimewaan orang beriman dibandingkan kafir. Sebab itulah menurut al-Alusi orang mukmin didahulukan penyebutan dalam ayat ini. Kata “min” dalam Frasa min rabbihim dipahami sebagai libtida’ al-ghayah al-majaziyyah (untuk optimalisasi maksud yang metaforik)sekaligus membuktikan tanda kerububian Allah Swt. Inilah yang ditangkap oleh indera orang mukmin sehingga bertambah iman dan keyakinannya.

Lain halnya dengan orang kafir, permisalannya menambah keingkarannya dimungkinkan karena kebodohan atau keingkaran itu sendiri yang memalingkankannya dari kebenaran. Kelompok ini digolongkan fasik. Memang terma fasik bermakna keluarnya jalur orang-orang berakal dari jalur kebenaran baik itu dari golongan kafir atau bukan. Demikian kata al-Alusi.

Contoh lalat dalam al-Qur’an telah mewariskan sisi ilmiah dan hidayah bagi mereka yang mau melakukan tadabbur. Yang terurai hanyalah secuil, masih ada 1001 kisah tentang keunikan lalat yang unik dan menarik dikaji. Ini semua menggambarkan bahwa kandungan al-Qur’an merupakan samudera yang tak bertepi yang selalu menarik kaji kini, esok dan selamanya…. []

Jika lalat jatuh pada minuman salah seorang dari kalian maka celupkanlah, kemudian ambillah kembali, karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lain terdapat obat.

—HR. Bukhari

TAFSIR<<

34 SantunanJanuari 2013

>>STYLE

Apakah anda termasuk orang tua yang pernah mengalami si kecil beringsut di belakang ketika menemui seseorang yang baru dikenal? Atau menolak bersalaman, bahkan dengan wajah yang sudah dikenal seperti kakek atau nenek?

Meskipun kadang gemas, orangtua tak perlu khawatir. Sikap itu akan berubah sejalan dengan perkembangan waktu.

Perilaku itu biasa terjadi pada saat anak berusia delapan bulan. Sebagian besar bayi yang mulanya suka mengoceh dengan gembira bisa berubah menjadi anak yang melekat secara berlebihan terhadap orang tua dan memilih bersembunyi dari pandangan orang-orang yang tidak dilihatnya setiap hari.

Perilaku tersebut disebabkan ketegangan terhadap hal asing (stranger anxiety). Meskipun terdengar seperti peyimpangan yang mengkhawatirkan, namun prilaku ini merupakan hal normal dari perkembangan balita.

Spesialis anak ternama sekaligus penulis buku "Touchpoints", Dr. T. Berry Brazelton memaparkan, ketegangan terhadap hal asing menandakan adanya perkembangan intelektual yang pesat.

Pada saat anak pada usia delapan bulan, tiba-tiba dia

memahami ada perbedaan antara ibunya dengan kakak perempuannya atau ayah dengan kakak laki-lakinya atau orang lain yang sangat dekat.

Perbedaan bagaikan membuka pemahaman bagi anak, ”sekarang aku bisa membedakan”. Tentu saja hal itu menjadi sangat penting bagi mereka, saat paman atau kakek atau nenek datang untuk mengunjungi, maka si kecil akan melihat perbedaannya kemudian dianggap sebagai ketegangan terhadap orang asing.

Saat orangtua menyadari buah hatinya mulai mengalami hal tersebut, maka akan semakin mudah diatasi.

”Dibandingkan melihat hal ini secara negatif, maka orangtua dapat mengatakan kepada orang lain untuk tidak terlalu cepat mendekati anaknya. Sebaiknya menunggu dan membiarkan ia datang dengan sendirinya. Proses itu merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dari anak berusia delapan bulan,” terang Brazelton.

Sejalan dengan perkembangannya, maka anak akan semakin percaya diri, perilaku melekat berlebihan yang ditandai dengan ketegangan saat bertemu orang lain akan berlalu. Sementara itu, orangtua dapat memberikan pelukan dan waktu yang lebih untuk si kecil beradaptasi dengan wajah baru.(republika.co.id)

Eh, Si Kecil Ngumpet tak Mau Salaman?

Jangan Cemas

35SantunanJanuari 2013

Jam sudah menunjukkan pukul 08.00 WIB. Sebagian besar karyawan dan karyawati Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh berkumpul di halaman parkir. Komandan apel mulai memberi aba-aba untuk berbaris. “Perhatian seluruhnya, siaaap grak, suara komandan apel terdengar keras.” Semua karyawan berbaris lurus dan rapi.

Seperti biasa, setiap pagi Senin rutinitas seluruh karyawan dan karyawati Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh melakukan apel pagi. Setelah barisan disiapkan pembina apel menuju ke depan puluhan peserta apel. Giliran Bidang Penais, Zakat dan Wakaf yang memberi pengarahan.

Seorang lelaki melangkah perlahan menuju ke arah pengeras suara. Pria kelahiran tanggal 10 bulan April 1959 itupun memberi arahan. Dalam kesempatan tersebut dia mengangkat masalah beratnya beban yang dipikul para pejabat yang ada di Kanwil Kementerian Agama.

Tepat, bahasan tersebut masih hangat-hangatnya di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh. Karena hanya selang beberapa minggu di kanwil baru saja dilantik dan diambil sumpah pejabat eselon IV oleh Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd sesuai PMA No. 13 tahun 2012.

“Jabatan adalah amanah, tugas berat

tersebut tidak patut dibuat perayaan secara berlebihan, malah jabatan tersebut harus dipertanggungjawabkan kelak,” katanya. Menurutnya saat di ambil sumpah, maka sumpah itupun menjadi hutang sampai maut menjemput seseorang.

“Jabatan juga sudah kehendak Allah SWT, manusia hanya bisa merencanakan, namun keputusan ada pada-Nya,” tambahnya lagi.

Begitu kira-kira sedikit wejangan H. Bukhari, Kabid Penais, Zakat dan Wakaf Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh pada apel tersebut.

Drs. Tgk. H. Bukhari, MA yang berdomisili di Peuniti ini juga belum lama dilantik dan diambil sumpah sebagai Kabid Penamas Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh.

Tutur katanya teratur dan pelan, taushiah Waled ‘renyah’ untuk dicerna. Namun mohon diingat, bagi panitia dan protokol, untuk Waled Bukhari, tak cukup tujuh menit (yang disebut ‘kultum’ atau kuliah tujuh menit). Sebab muqaddimah pidato Waled saja biasa 7 menit. Menit ke 8, baru Waled bilang: “Judul ceramah saya...”. Sesudah Waled bicara, terasa ‘pas’, ka sep, sementara memadailah, meskipun untuk jadwal ‘kulibas’ (kuliah lima belas menit), atau ‘kulkas’ (kuliah ringkas).

“Jika sudah Waled yang ngomong, kita tidak tahu mau bilang apa lagi,” bisik rekan seusai Waled ceramah, jika dipersilakan memberi sambutan lagi. Artinya, meski ringkas, Waled piawai menyinggung dan ‘sindir’ ke sana ke mari, dengan dalil dan pendapat, sudah ‘kena’ dan ‘klop’ dengan judul.

Sosok pria yang akrab dipanggil Waled ini, sebelumnya menjabat Kasi Pemberdayaan Masjid pada Bidang Penamas. Pria yang sering menggunakan kupiah haji ini juga sempat menjadi pymt Kepala Bidang Penamas sebelumnya yang dijabat oleh H. Aska Yunan, S.Ag yang saat ini menjadi staf ahli Bupati Bener Meriah.

Saat ditanyai Santunan masalah program ke depan, suami dari Hj. Yulidar Abdullah mengatakan untuk ke depan, Bidang Penamas yang saat ini sudah menjadi Bidang Penais, Zakat dan Wakaf akan melanjutkan program-program unggulan yang sudah ada.

Waled berharap, dengan potensi yang ada di Bidang Penais, Zakat dan Wakaf saat ini, bidang tersebut bisa bekerja bersama antara Kepala Bidang, Kasi dan staf seluruh

Jabatan Itu AmanahDrs. Tgk. H. Bukhari, MA

staf. Waled juga mengatakan dengan keluarnya peraturan baru PMA No.13 tahun 2012, Bidang Penais, Zakat dan Wakaf bisa menggarap lahan baru untuk membangun kinerja yang lebih baik.

Pria tamatan S2 Pascasarjana IAIN Ar-Raniry menganggap, untuk saat ini tidak ada kendala yang berat dalam menjalankan tugas sebagai Kabid Penais, Zakat dan Wakaf. Ayah dari 4 (empat) putra dan 1 (satu) putri ini mengidamkan semua Seksi di Bidang Penais, Zakat, dan Wakaf untuk lebih berdaya dalam menggarap program secara bersama-sama dan sejalan dengan struktur baru PMA 13 tahun 2012.

Tgk H. Bukhari juga mengajak kepada semua staf untuk terus bekerja dengan program yang rapi dan meningkatkan kerja sama serta terus melayani masyarakat dengan penuh keikhlasan dan senyum. [ahsan]

SOSOK<<

36 SantunanJanuari 2013

Hikayat Akhbarul Karim adalah karya fenomenal Tgk. Chik Di Seumatang (1801-1870), seorang ulama besar Aceh abad 19. Nama aslinya tidak diketahui, beliau dikenal dengan nama Tgk. Chik Di Seumatang. Seumatang adalah nama sebuah daerah dalam Wilayah Pase (sekarang masuk dalam Kecamatan Samudera, Aceh Utara).

Menurut LK. Ara dan Medri dalam Ensiklopedi Aceh (Adat, Hikayat dan sastra), 2008, Hikayat Akhbarul Karim ditulis oleh Tgk. Chik Di Seumatang sekitar 1830 pada masa Kerajaan Aceh dipemerintah oleh Sultan Muhammad Syah bin Sultan Alaiddin Jauharul Alam (1823-1838) dan menjadi bacaan popular masyarakat Aceh dalam kurun masa lebih dari satu setengah abad. Bahkan sampai sekarang kitab yang berbentuk hikayat tersebut masih dibaca oleh sebagian masyarakat Aceh dan masih dapat ditemukan di toko-toko buku di Aceh.

Pada dasarnya Hikayat Akhbarul Karim yang ditulis dalam bahasa Aceh dengan menggunakan aksara Arab Melayu berisi tentang pokok-pokok ajaran agama Islam yaitu Iman, Islam, Tauhid, dan Ma'rifat. Dilengkapi dengan penjelasan tentang Thaharah, Shalat, dan tentang sifat-sifat surga. Akan tetapi di sela-sela penjelasannya tentang berbagai masalah di atas Tgk. Chik Di Sematang (selanjutnya disebut Tgk. Chik) menyelipkan situasi sosial masyarakat Aceh pada masanya, terutama kondisi pendidikan dan moral yang berada pada titik yang sangat memprihatinkan. Dalam penjelasannya Tgk. Chik menyebutkan beberapa prilaku masyarakat yang menyimpang dari ajaran Islam.

Pertama, tidak ada lagi yang memakmurkan meunasah/masjid, baik dengan ibadah maupun dengan pengajian-pengajian dan diskusi-diskusi keislaman. Meunasah hanya digunakan di bulan Ramadhan saja. Tgk. Chik berkata:

“Takoh tarom peugot tawah // ta lhap jubah beuneung sinaroe // akhe donya kureung tuah // soh meunasah jeut-jeut nanggroe // aneuk miet beut hana sapat // timu barat meunasah sagoe // nyang na rame beurangkapat // ‘oh ka troh had troh bak gantoe // buleun sa’adah bak Ramadhan // rame yohnyan shallu ‘alay // puasa pih lheuh fitrah ase // teuma teuduek le meunasah sidroe.” (Memotong pohon tarom membikin tawas // mencelup jubah benang sinari // akhir zaman kurang untung // meunasah kosong seluruh negeri // pengajian anak-anak tidak terdapat // timur dan barat setiap segi // waktu yang banyak berkumpul orang // saat datang bulan berganti // meunasah berisi di bulan Ramadhan // banyak orang berselawat kepada Nabi // puasa selesai zakat fitrah dibayar // meunasah tinggal duduk sendiri).

Kedua, maraknya minuman keras dan perjudian, serta tempat-tempat hiburan yang tidak bermanfaat. Tgk. Chik berkata:

“Jinoe nyang rame beurangkapat // jambo madat ngon meutajoe // laen nibak nyan teumpat piasan // rame sinan malam uroe // uroe pih beungoh meu’en gatok // meukhem meukhak cula-caloe // dara meunan agam meunan // jipateh han geupeurunoe // pat na jideungo permainan // teungeut jih han malam uroe // meugrum geundrang meukeutum beude // jideungo le sare sagoe // cok le alat mita modai // sitali beukai nibak jaroe // ladom sawak ija panyang // meuhei le bang ladom adoe.” (Orang berkumpul di sana-sini // di tempat mabuk dan berjudi // selain itu di tempat hiburan // siang dan malam tiada henti // main gatok sampai pagi // ketawa-ketawi dalam canda // pria wanita semua sama // tidak peduli nasihat ulama // di mana didengar ada hiburan // tak bisa tidur siang dan malam // bunyi gendrang bunyi letusan // kedengaran seluruh negeri // ambil alat cari modal // sedikit bekal langsung pergi // kain panjang jadi pakaian // panggil kawan kakak dan adik).

Ketiga, tiada lagi yang mau peduli dengan ilmu dan ibadah kepada Allah Swt. Tgk. Chik berkata:

“Keunan bimbang dumna rakyat // bak meumadat ngon meutajoe // keu eleumee han jiingat // keu ibadat han jipakoe.” (Di situlah rakyat selalu sibuk // pada mabuk dan berjudi // ilmu pengetahuan tiada yang ingat // ibadat tiada yang peduli)

Nestapa Aceh dalam Hikayat Akhbarul Karim

Aceh tak selamanya indah

Aceh tak selalu Serambi Mekkah

Aceh tak senantiasa berkah

Aceh pernah rusak parah

Moral ‘rakyatnya’ anjlok ke tingkat terbawah

Teungku Chik Di Seumatang merekam sejarah

Dalam Akhbarul Karim karya yang indah

Informasi berharga 'tuk diambil maw’izhah

Sulaiman M. ThalibKepala KUA Kecamatan Trienggadeng

Kabupaten Pidie Jaya

>>BUDAYA

37SantunanJanuari 2013

Keempat; sibuk dengan perniagaan bahkan dengan cara-cara yang curang. Tgk. Chik berkata:

“Ladom laloe ubak meukat // jihareukat dalam nanggroe // jimita meuneukat pue nyang meuteumeung // mita pineung jeut-jeut nanggroe // ‘oh jiteumeung laba meuneukat // teuma jilipat le bak tajoe // ureung le sulet miet na teupat // meunan adat akhe nanggroe.” (Sebagian sibuk dengan berniaga // mencari harta di dalam negeri // apa yang dapat mencari barang // seperti pinang seluruh negeri // ketika untung sudah didapat // segera dilipat di meja judi // banyak yang curang sedikit yang jujur // begitulah prilaku di zaman akhir).

Kelima, kurangnya kepedulian terhadap ilmu agama, terutama yang wajib dituntut. Tgk. Chik berkata:

“Niet meunanoe hana teupat // ma’rifat pih tan meuproe // rukon sembahyang hana jitupat // ladom meusyahdat han jitupue // uroe pih beungoh jak meutandang // woe ‘oh malam bak rumoh droe.” (Niat mandi tiada dapat // makrifat tiada tahu // tiada mengerti rukun shalat // bahkan syahadat tiada tahu // pagi hari langsung berangkat // pulang ke tempat di malam hari).

Keenam, sibuk dan lalai bersama penguasa. Tgk. Chik berkata:“Ladom seutot ulee balang // sinan bimbang malam uroe // teuma jipajoh pue nyang geubri // jipancuri akhe dudoe.” (Sebagian ikut bersama penguasa // di situ terlena setiap hari // dia makan apa yang diberi // akhirnya dia menjadi pencuri).

Peringatan dari Tgk. Chik

“Haba maklum dum bak sahbat // lon peuingat bek that laloe // laloe bak padok dawok ngon geundrang // lam piasan malam uroe // laloe ngon suwe ngon geulayang // teuploeh pinggang han thee keudroe // ate mabok nafsu bimbang // ladom Tuhan han jitusoe // teuka nyang dudoe ladom dalem // jinoe lon kheun keu ureung nyoe // dawok ngon tumpeun

laloe ngon ireun // peungeuh buleun jimeunyanyoe // ate mabok jikhem ‘oh gleun // hana hireun jimeurunoe // duek meutumpok poh beurakah // haba jipeugah meudeh meunoe // tuboh mangat hate han sosah // teuwo keu Allah aneuk bisoe // soe nyang paleh soe bantahan // keukai sinan malam uroe // si meutuah rijang ingat // sigra jitaubat nibak laloe.” (Kepada sahabat saya maklumkan // peringatan agar tahu diri // dalam gelap sibuk bergendang // dalam hiburan setiap hari // sibuk dengan baling dan layang-layang // terbuka pakaian tidak peduli // hatinya mabuk nafsunya bimbang // tak kenal Tuhan mereka ini // ada lagi kelompok lain // saya sampaikan sekarang ini // mereka lalai dengan hiburan // di waktu malam sibuk menyanyi // hatinya mabuk tertawa-tawa // tak ada upaya untuk belajar // bikin kelompok ngobrol selalu // ini dan itu mereka cerita // badannya enak tiada susah // melupakan Allah sudah biasa // orang bejat yang membangkang // di situlah kekal selama-lama // orang yang patuh cepat ingat // segera tobat dari lalainya).

Begitulah situasi sosial masyarakat Aceh pada awal hingga pertengahan abad ke 19. Pada akhir abad 19 situasi tersebut makin bertambah parah dengan masuknya aggresor Belanda pada 1873, dan menguasi Dalam Sultan setelah mengalahkan Angkatan Perang Kerajaan Aceh pada tanggal 24 Januari 1874. Sultan Aceh pada waktu itu, Sultan Mahmud Syah (1870-1874) dan seluruh pejabat serta keluarga istana terpaksa melarikan diri dari istana Darud Dunya. Sultan sempat transit sementara di Lueng Bata dalam rangka mempersiapkan diri merebut kembali Dalam Sultan.

Usaha itu tidak berhasil, kemudian Sultan meninggalkan Banda Aceh dan mendirikan istana darurat di Keumala Dalam wilayah Pidie sampai akhirnya Sultan Terakhir Kerajaan Aceh, Muhammad Daud Syah ditangkap Belanda pada tahun 1903. Situasi Aceh menjadi multi krisis, mulai dari krisis moral, ekonomi, dan politik. Apa yang disampaikan oleh Tgk. Chik merupakan catatan penting untuk direnungkan oleh masyarakat Aceh dewasa ini agar tidak kembali lagi ke lembah yang kelam. []

BUDAYA<<

38 SantunanJanuari 2013

Tentu banyak kisah di balik sang juara, termasuk juara Porseni Kemenag 2012, di Kutacane, Aceh Tenggara. Yang Kota Lhokseumawe sukses

menggendol Juara Umum di ‘ajang lokal berstadar nasional’, dua tahunan itu.

Dalam menggenjot kemampuan murid untuk berprestasi, ada beragam cara ditempuh pihak madrasah. Di antara para Juara Umum, dari delegasi Kemenag Kota Lhokseumawe yang menggendol juara I, II, III, dan harapan, lewat Porseni Kemenag Aceh XIII di Kutacane itu, ada sebagiannya siswa MIN Kuta Blang Kota Lkokseumawe.

“Selain juara Porseni, sejumlah prestasi juga diraih MIN Kuta Blang, yang terakhir misalnya Juara I lomba pidato putra, dalam Ultah PGRI di Banda Aceh, dua-tiga bulan lalu,” jelas Kepala MIN Kuta Blang, Samsani, S.Pd.

Program andalan agar melahirkan dai dan orator cilik, misalnya dengan melibatkan siswa dan siswi MIN, ikut muhadharah pada saban pagi Jumat. “Jadi yang kita kirim ke ajang lomba pidoto yang dapat membawa juara I itu, hasil dari muhadharah selama ini,” tambah Samsani yang sudah empat tahun lebih mengomandoi MIN yang dekat Tumpok Teungoh, yang ‘kampusnya’ bersisian dengan Masjid Baitul Huda dan SDN 11 Lhokseumawe.

Muhadharah (latihan pidato ) pagi tiap Jumat, ialah satu langkah MIN Kuta Blang dalam memoles kebolehan berpidato. Hasil-nya antara lain, Juara Umum Porseni ke 13 Kemenag di Kutacane, cabang pidato, ikut dimeriahkan oleh murid MIN Kuta Blang.

Muhadharah yang dimaksud di madrasah dan dayah di Aceh selama ini ialah, latihan berpidato dengan skedul, tempat, dan waktu yang ditentukan sedemikian rupa, di hadapan kawan-kawannya, secara bergiliran. Alhasil dari tempaan mental ini, lahirlah penceramah dan pendakwah, juga khatib yang kita saksikan selama ini.

Salah satu kendala di MIN Kuta Blang, baik saat dijabat Kepala MIN yang lama (juga semasa Wildani, S.Pd) ialah area madrasah yang pas-pasan, hanya 828 meter2. Lokasinya di Jalan Pemuda Nomor 1 Gampong Kuta Blang, yang posisinya dekat dengan jalan masuk ke Pantai Ujong Blang itu, yang lahannya sangat sesak dan sempit.

Madrasah yang kini masih di bawah Kepala Samsani, S.Pd (sejak 2009), semula dipimpin oleh Muhammad Sjam (1960-1969), lalu di bawah Ismail Basjah (sampai 1973), Hj. Fauzia Hamid (1974-1999), Hj. Ummi Salamah (sampai 2001), dan Wildani, S.Pd (2001-2009).

Sampai Semester Ganjil/Genap lalu, tercatat aktif 653 siswa masih ‘ceria’ belajar di madrasah, yang didirikan atas tanah waqaf

itu. Waqif (pewaqaf), T Burahnuddin, pada tahun 1958, mewaqafkan tanah untuk pendidikan agama di situ. Hampir 20 sejak berdiri, madrasah itu berkembang dengan susah payahnya, dengan fasilitas yang sangat kurang. Tiga kelas berdinding papan menjadi saksi saat itu. Namun semasa Hj. Fauziah Hamid, madrasah mulai berkembang, bersamaaan dengan antusias warga yang ingin ke madrasah melampau kuota peneriamaan.

Bantuan Pusat pada 1992 telah ‘melebarkan’ jumlah ruang belajar

menjadikan 6 buah, ditambah ruang kepala, dan gudang, di MIN yang terus maju bersama 36 gurunya itu. Bantuan Pemkab Aceh Utara pada 2001 juga, menambah kelas menjadi plus ruang perpustakaan di MIN dengan visi, “Mewujudkan Insan yang Berprestasi dan Berkualitas di Bidang Imtaq dan Iptek” itu. Jadi, guru di sini ‘soal’ laptop, nootebook, infocus, dan ‘sebangsa’ dengannya, itu insya Allah sudah ok-lah. Kon meunan, bukan begitu Pak Kepala? [muhammad yakub yahya]

>>MADRASAH

39SantunanJanuari 2013

Setelah Wildani, S.Pd mengomandoi MIN Kuta Blang, lalu ‘Bu Wil’ mengepalai MTsN Kota Lhokseumawe, yang madrasahnya dekat dengan Rumah Sakit Korem Lilawangsa itu, selanjutnya Samsani, S.Pd memimpin MIN itu. MIN Kuta Blang dan MTsN Lhokseumawe, sama-sama masih di Kecamatan Banda Sakti.

Samsani, S.Pd, kelahiran Pulo Air, 5 April 1968, yang kini menetap di Banda Masen, mengepalai MIN Kuta Blang, setelah periode Bu Wildani (sampai tahun 2009). Baik di MIN Kuta Blang maupun di MTsN Lhokseumawe (yang beralamat di Jalan Samudera, Lancang Garam, Banda Sakti) itu, siswa dan siswi yang dikomandoi Wildani dan Samsani, di dua madrasah itu, terus toreh prestasi. Prestasi MIN Kuta Blang selanjutnya dilanjutkan Samsani dan dewan guru, serta wali muridnya.

Salah satu misi MIN Kuta Blang ialah “Melaksanakan pengenalan dan penerapan IPTEK.” Sehingga wajar,“Sejak dua tahun lalu, rapor murid kelas 1 dan 2, sudah dikomputerisasikan, sedangkan kelas di atasnya, di samping masih manual, juga ada lembaran rapor komputerisasinya,” jelas Samsani, guru dengan latar Penjakes itu.

Samsani, yang sedang merampungkan Program Magister Pendidikan di salah satu universitas itu, melanjutkan bahwa, “Misi kita lainnya ialah, ‘Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi untuk menumbuhkembangkan SDM yang ber-Imtaq, berakhlaqul karimah, dan berwawasan luas’. Pagi-pagi, saat mau masuk halaman, anak didik kita sambut dengan salaman, dan mencium tangan gurunya. Ini juga ajang kontrol bersama.”

Dengan senyum khas, khasnya lelaki berkumis lumayan lebat itu, Pak Samsani bilang, “Selebihnya jenguk dan sapa kami, di web minkutabanglsm.sch.id atau surat ke [email protected] [muhammad yakub yahya]

Rapor Komputer

Samsani, S.PdKepala MIN Kuta Blang Lhokseumawe

1. Juara II Guru Berprestasi Tingkat Provinsi (2006)2. Juara I Guru Berdedikasi Tinggi se Kota Lhokseumawe (2010)3. Juara I bidang Kesenian se Kota Lhokseumawe (2011)4. Juara I bidang CC se Kota Lhokeseumawe (2011)5. Juara I bidang Tahfizh Quran se Kota Lhokseumawe (2012)6. Juara II Guru Berinovasi se Kota Lhokseuamawe (2012)

Prestasi MIN Kuta Blang

Madrasah yang Rajin Muhadharah

MIN Kuta Blang, Kota Lhokseumawe

MADRASAH<<

40 SantunanDesember 2012

Kutipan di atas, menjelaskan terhadap peran guru dalam menempuh hidup dan kehidupan untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak, pem-beri nasihat secara nyata kepada siswa-siswi dan masyarakat pada umumnya, serta memberi petunjuk kepada mereka secara menyeluruh.

Sikap dan perilaku yang ditampilkan oleh guru dalam dunia pendidikan se-bagai sosok manusia yang patut digugu dan ditiru, sikap arogansi dan perangai buruk bukan tipe seorang guru, terlepas dari alasan apapun sikap-sikap seperti itu tidak sepantasnya ditampilkan oleh guru dihadapan anak didiknya maupun dalam masyarakat, karena hal ini akan memberi-kan kesan dan penilaian negatif terhadap prilaku arogansi dan kekerasan terhadap anak didik sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama dan moral dalam masyara-kat kita serta bangsa mana pun.

Guru menjadi panutan dalam segala hal, karena guru adalah pewarisnya para Nabi yang patut dicontohi. Tugas seorang guru adalah menyampaikan berbagai ilmu pengetahuan kepada para siswa-siswanya, baik ilmu itu yang ada kaitannya dengan masalah dunia maupun yang ada kaitan-nya dengan masalah akhirat. Karena jasa guru yang begitu besar dalam kehidupan anak didiknya, maka sudah seharusnya dan sepantasnyalah para siswa untuk selalu patuh dan menghormatinya.

Namun demikian peran guru dalam melaksanakan tugasnya dalam pendidi-kan dan pembelajaran menjadi penilaian tersendiri bagi setiap pribadi anak didik, sehingga ada guru yang tidak disenangi dan guru yang diharapkan, karena dapat melaksanakan profesinya sebagai guru dan ada juga guru yang tidak disenangi.

Tipe guru “bogem” atau ringan tangan “suka memukul” dalam menyelesaikan setiap permasalahan dengan mengandalkan kekerasan pada prinsipnya bukanlah kara-

kteristik dari seorang guru sebagaimana diharapkan, karena model seperti itu wajar saja jika terjadi pada turnamen “ring tinju dan lapangan olah raga bela diri” sehingga tidak layak terjadi pada lembaga pendidikan apalagi dilakukan oleh guru.

Bagi setiap pribadi yang telah bertekat menjalani hidupnya dengan profesi guru kiranya perlu menghindari diri dari sifat-sifat yang tidak disukai oleh anak didik, antara lain, seperti: guru sering marah-marah, suka merepet, suka menghina dan lekas mengamuk; guru yang tidak suka membantu dalam pekerjaan sekolah, tidak menerangkan pelajaran dan tugas-tugas dengan jelas; guru tidak adil,

mempunyai anak kesayangan dan membenci anak-anak tertentu; guru yang tinggi hati, menganggap dirinya lebih dari orang lain; tidak mengacuhkan perasaan anak didik, membentak anak didik di depan anak didik lainnya; guru yang tidak menaruh minat terhadap anak-anak dan tidak memahami mereka.

Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa yang di kehendaki dan diharapkan oleh anak didik bukan hanya kecakapan guru mengajar di kelas, melainkan yang lebih penting adalah kepribadian guru itu sendiri dan kemampuan positif yang dapat ditampilkannya. Kepribadian atau kompe-tensi personal bagi guru adalah masalah yang sangat abstrak serta hanya dapat di lihat melalui penampilan, tindakan, ucapan dan dengan cara berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan.

Selain itu, seorang guru haruslah memiliki kepribadian yang dapat di jadikan sebagai teladan

oleh anak didik. Selain itu, harga diri dan kesungguhan seorang guru dijelmakan dalam rutinitas siswa dan masyarakat. Tradisi keilmuan harus menonjol dalam ke-hidupannya. Sikap toleran, murah hati dan pemaaf harus menyatu dalam kehidupan-nya sebagai seorang pendidik yang berpro-

fesi mulia. Dan karena kemuliaannya itulah sehingga Allah Swt dan seluruh makhluk-Nya memohon rahmat bagi seseorang yang mengajarkan kebaikan yang banyak, sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Turmuzi, yang artinya:

"Sesungguhnya Allah Swt, juga para Malaikat dan seluruh penghuni langit dan bumi, sampai-sampai semut dalam lobang, ikan di lautan semuanya memohon kes-elamatan bagi orang-orang yang mengajar-kannya manusia akan kebaikan" (HR Imam Turmuzi).

Dengan demikian profesi guru adalah mulia di karena pekerjaannya mendi-dik dan mengajar seseorang, selain itu kemuliaan guru karena keahlian dan atau kepandaiannya. Guru bertanggungjawab mendidik siswa-siswinya mendewasakan dan menjadikannya jujur dan berbudi pekerti luhur, membuat mereka terampil demi mempersiapkan masa depan mereka. Guru diharapkan memiliki sikap keikhlasan dalam beramal. Guru menjalankan berbagai fungsi tauhid, pembuka mata manusia, dan sebagai pemacu cita-cita.

Dalam Masyarakat Islam kedudukan guru sangat dihormati karena keilmuannya dalam mengajar dan

mengabdi kepada agama, nusa dan umat. Mungkin ini sebagai tugas yang amat berat yang dibebankan kepada guru, bukan hanya dalam hal mencerdaskan bangsa akan tetapi bagaimana usahanya dalam mewujudkan keteladanan diri baik bagi peserta didik dan lingkungannya, sehingga dapat menghasilkan generasi yang bermoral dan bertakwa kepada Allah Swt, bermanfaat untuk dirinya, orang tua, lingkungan, dan masyarakat secara luas.

Untuk itu kondisi nyata mengharapkan pada saat ini adanya kreatifitas dan ionova-tif pada setiap guru, disamping memposisi-kan diri sebagai teladan bagi peserta didik, orang tua dan masyarakat secara luas.. . []

Anda Guru yang Disenangi?Muhammad Yani, S.Pd.I, M. AgSekretaris Umum DPW AGPAII Aceh

>>OPINI

“... Kehadiran guru adalah perantara yang menyangkut roh manusia dari alam fana ke alam yang serba baqa'. Sebab dengan perantara guru memberikan ilmu, manusia dapat mengetahui atau mengenal Tuhannya, sehingga dapat sempurna dalam mengarungi kehidupan yang penuh

pengabdian. Berbahagialah mereka baik di dunia maupun di alam baqa.”(A. Munjab dan Umu Mujawazah Mahali)

41SantunanDesember 2012

Setiap kali penulis menjadi fasilitator dalam kegiatan penyuluhan bahasa Indonesia, terutama yang ditujukan kepada para guru, hal yang membuat galau setiap peserta suluh yaitu persoalan menulis. Menulis menjadi hal yang sangat merepotkan bagi sebagian besar orang, termasuk para guru kita. Kegalauan tersebut beralasan karena guru, tidak hanya sekarang tetapi nantinya, harus “bisa” menulis.

Tugas guru tidak lagi sekadar mengajar atau mendidik. Inilah tuntutan perkembangan keadaan yang semakin membuat guru harus bersiap diri menghadapi kondisi seperti ini. Dengan diundangkannya UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, sebagai konsekuensi logis KepmenPAN No. 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dipandang tidak relevan dengan UU tersebut.

Berdasarkan alasan tersebut, pemerintah melalui MenPAN dan Reformasi Birokrasi Internal (RBI) menerbitkan peraturan baru yang tertuang dalam Permenpan dan RBI Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang terdiri atas 18 bab dan 47 pasal dan ditandatangani oleh Menteri PAN dan RBI tanggal 10 November 2009.

Hal yang menarik atas terbitnya peraturan baru ini ada kaitannya dengan persoalan menulis secara umum. Pasal 17 ayat 2 peraturan tersebut mengatakan bahwa kegiatan pengembangan profesi dalam bentuk publikasi ilmiah dan/ atau karya inovatif sudah harus dilakukan oleh para guru yang akan naik ke golongan III C.

Semula, ketentuan tersebut hanya berlaku bagi para guru yang akan naik ke golongan IV B dan seterusnya. Peraturan tersebut kemudian diikuti dengan terbitnya Peraturan Bersama Mendiknas dan Kepala BKN Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya tertanggal 6 Mei 2010.

Berdasar peraturan bersama ini, disebutkan dalam pasal 42; Peraturan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2013. Siapkah para guru kita? Harus!

Menulis menggunakan medium tentu saja bahasa. Ragam bahasa terbagi atas dua jenis (berdasarkan medianya) yaitu ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis. Antara kedua ragam tersebut, sudah barang tentu ragam bahasa tulis relatif lebih sulit dilakukan.

Hal itu dapat terjadi karena ragam bahasa tulis dikendalikan oleh berbagai aturan kebahasaan yang berlaku. Artinya, informasi yang akan disampaikan dengan tulisan tidak hanya sekadar “tersampaikan” tetapi harus tunduk pada konvensi tulisan yang akan dibuatnya. Hal ini berbeda dengan ragam lisan yang menganut prinsip yang penting aspek komunikasi tercapai. Kerumitan bahasa tulis selain oleh ketentuan baku dalam persoalan tulis-menulis juga seringkali disebabkan oleh “ketakbiasaan” seseorang mengungkapkan gagasan dengan tulisan. Belum lagi jika keadaan ini ditambah dengan sikap mental yang rendah tentang ketidakpercayaan diri saat harus menulis.

Faktor lain yang juga berkorelasi dengan kegalauan kita menulis yaitu miskinnya ide. Hal ini juga perlu diperhatikan oleh para guru kita. Publikasi yang dilakukan (ilmiah atau bukan) sebagian besar berasal dari ide yang tidak benar-benar keluar dari hati nuraninya.

Oleh karena itu, membaca menjadi rumus yang ampuh jika kita mengalami hal seperti ini. Sebuah teori mengatakan seorang penulis yang baik, sudah tentu ia juga seorang pembaca yang baik. Kapan kita akan menjadi penulis yang baik kalau saja membaca kita malas?

Kondisi ini hampir dapat ditemui di setiap tempat. Minat baca

masyarakat Indonesia jika dirangking berada pada urutan yang menyedihkan. Perlu diketahui bahwa dalam dunia tulis-menulis, apalagi publikasi ilmiah, berlaku istilah “tidak ada sesuatu yang baru di dunia ini”.

Ide sah-sah saja dari orang lain, tetapi ketika cara pandang terhadap hal tertentu berbeda dengan cara pandang orang lain, maka tulisan yang dihasilkan pun akan berbeda. Setiap publikasi berupa tulisan yang kita buat bisa jadi pernah dilakukan atau ditulis oleh orang lain. Pada kondisi inilah pentingnya penelusuran pustaka (baca: membaca) dilakukan.

Mencermati perkembangan yang terjadi seperti dituliskan di awal artikel ini, sudah selayaknya guru mengembangkan diri melalui publikasi ilmiah. Hal ini karena ketentuan tersebut berlaku untuk semua jenis jabatan guru, baik guru kelas, guru mata pelajaran, maupun guru bimbingan. Membuat tulisan (publikasi ilmiah) merupakan bentuk aktivitas guru yang berkaitan dengan pengembangan diri profesi guru.

Beberapa hal yang dapat diiventarisasi dari persoalan ini yang dialami oleh para guru yaitu sarana untuk memuat atau menerbitkan publikasinya. Saat ini media yang dapat menampung tulisan guru masih sangat terbatas, terutama di daerah-daerah di luar Pulau Jawa. Keadaan ini masih dapat disiasati dengan cara menerbitkan tulisan secara daring (online) khususnya bagi mereka para guru yang memiliki akses terhadap internet.

Selanjutnya, materi tulisan secara umum terbagi menjadi dua golongan besar yaitu tulisan ilmiah daan tulisan populer. Genre ragam ilmiah relatif lebih sulit karena banyak sekali aturan-aturan penulisan yang bersifat baku. Hal ini yang luput dari perhatian para guru. Umumnya mereka tidak sampai secara khusus memperhatikan hal ini, seperti penggunaan kata baku dan kata tidak baku, penulisan kata baku dan yang tidak baku serta masih banyak hal yang tampaknya sepele tetapi sebenarnya apabila hal itu diperhatikan, tulisan kita akan enak dibaca, mudah dipahami, dan gampang untuk dicerna oleh pembacanya.

Tidak setiap orang (termasuk guru) memiliki kemampuan dalam penggunaan ragam tulis. Akan tetapi, saat niat menulis timbul lalu diaplikasikan ditambah lagi dengan motivasi yang tinggi serta didukung oleh media yang siap menampung tulisannya, bukan tidak mungkin kemampuan menulis (yang menurut sebagian besar orang adalah bakat) dapat dilakukan oleh siapa pun.

Soal ragam tulis ini memang benar demikian adanya. Sangat merepotkan! Wajar apabila di perpustakaan atau dalam literatur-literatur tertentu banyak kita temui buku-buku yang secara khusus mengajarkan kepada kita untuk menulis. Hampir semua buku yang memuat persoalan bagaimana membuat tulisan dibuat dengan judul-judul yang persuasif. Intinya, kata buku-buku tersebut, menulis itu mudah! Semudah kalau kita berkomunikasi secara lisan.

Masihkan kita galau dengan ragam tulis? Jika rasa itu masih bergelayut di benak kita, sudah saatnya kita untuk mencoba memulainya. Memulai menulis dari hal-hal yang ringan dan sederhana. Bisa jadi buku harian kita jika kita perhatikan telah menjadi tulisan atau mungkin ide untuk tulisan yang lain yang lebih baik?! Mari para guru kita, jangan pernah menyerah dalam memajukan pendidikan di Aceh ini. Lingkungan terus berkembang dengan berbagai macam konsekuensi atas profesi para guru kita. Kualitas pendidikan kita porsi terbesar terdapat pada kualitas tenaga pendidik kita. []

Galau dengan Ragam TulisanTeguh SantosoKepala Balai Bahasa Banda Aceh

OPINI>>

42 SantunanDesember 2012

Kemorosotan moral terus terjadi ditengah masyarakat semakin mengkhawatirkan akan perkembangan generasi muda. Setiap hari ada saja perilaku yang menyimpang dari norma yang berlaku dari kebiasaan dalam masyaralakat. Balapan liar, tawuran, pencu-rian, komsumsi obat terlarang merupakan sekelumit kisah yang sering terdengar dan sangat meresahkan kehidupan masyarakat.

Semua pihak seakan saling menunjuk untuk mempertanggung jawab masalah yang sedang terjadi. Jika sedikit mau berdamai semua pihak bertanggng jawab terhadap permasalahan moral generasi muda. Ke-luarga, sekolah dan masyarakat merupakan elemen yang saling berhubungan satu sama lain dalam hal ini.

Keluarga terutama kedua orang tua adalah pihak yang pertama dan utama yang harus bertanggung jawab terhadap perkem-bangan moral anak. Pembentukan moral dimulai dari rumah dengan menanamkan ni-lai-nilai akhlak Islami sejak anak masih dalam kandungan. Pendidikan yang diberikan oleh orang tua di rumah sangat berpengaruh ke-pada perkembangan selanjutnya ketika ber-gaul dalam lingkungan pendidikan ataupun lingkungan masyarakat. Anak lahir bagai kertas putih kosong, kedua orang tuanyalah yang menulis dikertas tersebut.

Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari Muslim Rasulullah saw bersabda bahwa setiap anak lahir kedunia dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanya yang menjadikan anak tersebut Majusi, Nasrani atau Yahudi. Makanya dalam Islam sangat dianjurkan ketika bayi lahir untuk memperdengarkan kalimat tauhid di telinganya dengan cara mengazankan. Hal tersebut dimaksudkan sebagai pendidikan pertama dalam pemben-tukan karakter Islami setelah seorang anak manusia hadir ke dunia ini.

Kedua orang tualah yang bertanggung jawab terhadap pembentukan prilaku seorang anak. Baik buruknya yang terjadi di kemudian hari merupakan hasil pembinaan dari orang tua. Seringkali kita mendengar bahwa anak tidak jauh beda karakter dari kedua orang tuanya. Dalam bahasa Aceh disebutkan, “Kiban u meunan minyeuk, kiban ureueng chiek meunan aneuk.” Kare-na pada dasarnya seorang anak pertama kali akan meniru kebiasaan yang didengar atau-pun akan melakukan sesuatu yang dilihat

Guru berkarakter merupakan guru yang memiliki kompotensi di bidang kepribadian dan bidang profesional. Sebagai sosok te-ladan bagi peserta didik, guru harus mem-punyai kepribadian yang berhubungan den-gan karakter terpuji. Mira Pasolong, dalam tulisannya tentang guru berkarakter menye-butkan sifat-sifat berkarakter seorang guru yaitu memiliki sifat religious, jujur, bertang-gung jawab, disiplin, penuh kasih sayang, sopan, menghargai, tenggang rasa, optimis, percaya diri, dan berjiwa besar.

Nilai-nilai positif ini akan menjadi te-ladan bagi peserta didik. Seorang anak akan melihat karakter gurunya dan mengimple-mentasikan dalam pergaulan kesehariannya. Keteladanan. Itu hal yang paling penting. Ketika memberikan suatu aturan kepada anak didik, tentunya guru harus memberi contoh terlebih dahulu. Aturan yang diter-apkan haruslah bersifat adil.

Memberi hukuman apabila ada anak yang datang terlambat, maka seyogianya guru juga harus malu datang terlambat jika ada jam mengajar. Ketika anak didik dila-rang merokok di lingkungan sekolah, maka sepantasnya guru tidak melakukan hal yang sama di depan anak-anak. Guru melarang siswi berpakaian ketat, guru juga harus menghindari hal yang sama. Melarang anak didik menggunakan handphone sedang bela-jar, jangan pula gurunya malah asyik ber-hp ria ketika sedang berlansung proses belajar mengajar. Ketika hal seperti ini bisa diap-likasikan dengan baik, maka akan lahirlah peserta didik dengan karakter yang baik.

Jika guru sudah mampu mendidik den-gan hati, bukan hanya mengajar mengandal-kan otak, insya Allah penerapan kurikulum berkarakter bukan hanya akan menjadi seba-tas rumusan di atas kertas saja. Marilah para guru mendidik putra putri bangsa dengan penuh kasih sayang, menegur dengan senyu-man ketika mareka salah, memeluk dengan lembut ketika mareka bersedih dan memuji dengan tulus ketika mareka berprestasi.

Semoga pembinaan pribadi anak yang dimulai dari keluarga dan berkelanjutan di lembaga pendidikan akan melahirkan generasi berkarakter mulia. Sehingga di-masa mendatang tidak terdengar lagi tindak kriminal ditengah masyarakat. Hidup aman, bahagia dunia akhirat. Ayo kita raih bersama, amien. []

dari kedua orang tuanya. Ketika sudah mencapai usia pendidikan

formal, seorang anak akan masuk lembaga pendidikan sekolah. Di sinilah tanggung jawab guru dalam membentuk karaktek anak. Guru, sebagai orang tua kedua setelah ayah dan ibu di rumah, tentunya mempunyai peran peneting terhadap pembentukan kara-kter moral generasi muda bangsa ini. Kare-nanya sosok guru untuk melakukan peran penting dalam mengemban tanggung jawab ini sudah sepatutnya mempunyai moralitas baik untuk diteladani.

Guru sebagai sosok pendidik yang ditiru dan digugu harus mempunyai karakter ter-puji untuk menginspirasi anak didik menjadi lebih baik. Ironisnya, ada prilaku oknum guru seringkali menorehkan noda hitam du-nia pendidikan dengan melakukan perbua-tan asusila. Pelecehan kepada peserta didik, tindak kekerasan berlebihan dalam proses pengajaran hingga menyebabkan trauma anak, berurusan dengan pihak hukum kare-na terlibat barang haram maupun prilaku amoral lainnya yang mencoreng nama baik seorang pendidik.

Melihat rumitnya persoalan di dunia pendidikan, pemerintah berusaha mem-benahi kurikulum untuk memperbaiki ke-merosotan moral bangsa. Berbagai macam kurikulum dan metode pembelajaran di-lakukan sebagai upaya mencari solusi dari permasalahan moral yang semakin komplek. Setiap pergantian pejabat bidang pendidikan muncul gagasan dan ide-ide baru untuk di-implementasikan pada anak didik. Untuk saat ini pemerintah menerapkan kurikulum berkarakter pada pendidikan nasional.

Tentunya tidaklah berlebihan dalam mencapai tujuan kurikulum berkarakter ha-rus dimulai dari pribadi pendidik itu sendiri, sebagai orang yang berinteraksi lansung den-gan anak didik. Pendidikan berkarakter tidak hanya cukup ditulis dalam kurikulum ter-struktur dengan rapi. Karena pada dasarnya kurikulum hanyalah sebuah konsep. Terma-suk kurikulum 2013 yang mahal itu.

Pencapaian konsep tersebut berada di pihak sekolah khususnya guru. Dengan kata lain, sebelum mengajar anak didik dengan menggunakan perangkat pembelajaran (kurikulum, silabus, dan RPP) dengan embel-embel karakter, maka terlebih dahulu yang harus berkarakter adalah gurunya.

Kurikulum 2013 dan Pendidikan BerkarakterFauziah Usman, Mengabdi pada MAN 1 Banda Aceh

>>OPINI

43SantunanDesember 2012

Rasa resah, gelisah ini dan pasrah serta bayang-banyang menakutkan mendera sebagian guru di Indonesia pada umumnya dan Lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh khususnya dengan mulai di tabuh gendrang terhitung 1 Januari 2013 tanda dimulainya pemberlakukan Permen PAN-RB (Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrsi) Nomor 16/2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredit. Namun ada juga sebagian guru yang merasa tertantang dan ingin menantang keluarnya Permen PAN-RB Nomor 16 tahun 2009 dengan berbagai cara, di antaranya menguatkan diri dengan pengembangan kapasitas diri.

Karena, Permen ini pada prinsipnya menuntut pada peningkatan profesionalisme guru sebagai ujung tombak pendidikan. Tuntutan tersebut berakibat meningkatknya motivasi guru melakukan langkah-langkah nyata yang relevan dengan isi Permen tersebut. Maka sangat tergantung pula kepada kesiapan dan tingkat kemaun berkembang serta kompetensi yang melekat pada guru selama ini.

Harus kita akui Permenpan No. 16/2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredit Guru memang jelas akan lebih sulit untuk kenaikan pangkat ke depan. Sebab banyak sekali perubahan dari Permenpan No. 84/1993 yang sebelumnya menjadi rujukan dalam jabatan fungsional guru dan Angka Kredit.

Seperti jenjang pangkat dan dan dalam pengajuan DUPAK hanya diajukan apabila guru mau naik pangkat dan guru yang belum tidak diwajibkan mengajukannya. Kemudian pengembangan profesi seperti pembuatan karya tulis ilmiah hanya dibebankan kepada guru yang akan naik pangkat IV/a ke atas.

Namun dalam Permenpan No. 16/2009 guru wajib mengajukan DUPAK per tahun dengan bukti fisik dari setiap unsur guna dinilai, nilai yang diperolah akan dikomulatif sampai tercapai angka kredit untuk naik pangkat setingkat lebih tinggi. Berkaitan dengan pengembangan profesi guru yang akan naik pangkat dari III/b ke atas, diwajibkan membuat karya inovatif yang salah satunya berupa karya tulis ilmiah.

Hukum ‘wajib’ dalam aturan perundang-undangan mungkin kita cukup memahami jika tidak membuat karya inovatif maka pangkat guru tidak akan bisa naik, maka tidak menutup kemungkinan guru yang tidak sanggup menantang harus ditinggalkan oleh pangkatnya sendiri dengan tidak bisa berjalan seperti layak nya dengan mudah setiap 2 tahun sekali naik pangkat lebih naïf lagi jika ada. Kejadian ini mudah-mudahan tidak akan pernah sejati jika guru menyiapkan dirinya.

Hilang tunjangan fungsionalRasa perlu diketahui oleh para guru juga, dalam PP No. 99/2002

jo PP 12/2002 dan PP No. 96/2000 jo PP 9/2003 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian bahwa kenaikan pangkat merupakan penghargaan yang diberikan pemerintah kepada setiap PNS atas prestasi kerjanya. Sedangkan bagi guru yang tidak dapat menunjukkan prestasinya dan tak dapat naik pangkat dalam jangka waktu tertentu, ada pasal yang mengatur tentang sanksinya. Yaitu pasal 37 ayat 1.

Disebutkan, guru yang tidak dapat memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 dan tak mendapat pengecualian dari menteri pendidikan nasional, dihilangkan haknya untuk mendapat tunjangan profesi, tunjangan fungsional, dan maslahat tambahan lainnya sampai guru yang bersangkutan dapat menunjukkan hasil kerjanya serta bisa naik pangkat setingkat lebih tinggi.

Bab V pasal 11 Permen PAN-RB nomor 16 tahun 2009, menyebutkan bahwa unsur dan sub unsur kegiatan Guru yang dinilai angka kreditnya adalah a) Pendidikan, b) Pembelajaran/bimbingan dan tugas tertentu,

c) Pengembangan keprofesian berkelanjutan, dan d) Penunjang tugas Guru. Dari keempat unsur itu, yang perlu dicermati karena merupakan unsur terberat yang dirasakan guru adalah pengembangan keprofesian berkelanjutan.

Menurut Permen tersebut, pengembangan keprofesian berkelanjutan, meliputi pengembangan diri, publikasi Ilmiah, dan karya Inovatif. Pengembangan diri, meliputi diklat fungsional dan kegiatan kolektif Guru yang meningkatkan kompetensi dan/atau keprofesian Guru. Publikasi Ilmiah, meliputi publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal dan publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan pedoman Guru. Sedangkan karya inovatif, meliputi menemukan teknologi tepat guna, menemukan/ menciptakan karya seni, membuat/ memodifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum, dan mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya.

Berkaitan dengan kenaikan jabatan/ pangkat, pasal 16 ayat (2) Permen PAN-RB nomor 16 tahun 2009, menyebutkan bahwa untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi dari Guru Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Guru Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e wajib melakukan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang meliputi sub unsur pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/ atau karya inovatif. Kewajiban ini meningkat sesuai dengan jenjang kepangkatan, sehingga menuntut peningkatan pengembangan keprofesian berkelanjutan.

Tips yang harus dilakukanDengan peraturan Permenpan No. 16/2009 yang harus dilakukan

oleh guru sekarang adalah berupaya untuk belajar menulis karya ilmiah dan berkreasi, disaat kita runut menulis karya ilmiah sebenarnya bukan hal yang sangat susah dan angker yang selama ini seperti kita dengar curhat sebagian guru, sehingga menimbulkan resah, gelisah yang sangat berlebihan, kembali ke belakang di saat kita sebelum di angkat menjadi guru, kita pernah menempuh jalur kuliah, di bangku kuliah kita selalu diajarkan menulis minimal satu semester sekali semisal makalah dan pada akhir kuliah kita ditutup penyusunan skripsi, illa, but, kecuali semua itu kita rental di saat kuliah dulu, sehingga mungkin sekarang rasa gemetar itu tiba.

Pada prinsibnya masih membuka peluang kita untuk memperbaiki, melakukan pengembangan diri dengan Berbagai upaya itu diantaranya 1) secara aktif ikut dalam kegiatan diklat atau seminar yang diselenggarakan baik oleh lembaga pendidikan maupun pemerintah, 2) rajin melakukan inovasi pembelajaran serta mewujudkannya dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK), 3) kreatif membuat alat pembelajaran dan alat praktik yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, dan 4) aktif menulis artikel maupun ulasan pendidikan lainnya dan mengirimkannya kepada jurnal ilmiah atau media massa untuk dapat diterbitkan.

Pendek kata, guru hendaknya lebih cerdas menyikapi setiap regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Kecerdasan berpikir dan bersikap menjadi signifikan dihadirkan agar kompetitif baik di lingkungan lokal maupun global, 5) Memberdayakan MGMP/KKG, 6) Memanfaatkan situs, 7) Mengadakan Study Visit dengan cara meniru pola, etos kerja, dan strategi dari kelompok lain yang lebih maju merupakan langkah praktis untuk mengembangkan diri.

Sehingga apabila ini dilakukan guru Kemenag Aceh dapat secara aktif menantang apa yang menjadi kegelisahan selama ini, dengan diberlakukannya Permen PAN-RB nomor 16 tahun 2009 terhitung tanggal 1 Januari 2013. Semoga dan insya Allah. []

Guru Kemenag Aceh Menantang PermenAlfaizin, S.Pd.I, MMstaf Kanwil Kemenag Aceh

OPINI>>

44 SantunanDesember 2012

Profesor Frederick Harbison dari Universitas Princeton mengatakan: “Sumber daya manusia adalah modal dasar dari kekayaan suatu bang-sa. Modal fisik dan sumber daya alam pada dasarnya hanyalah faktor produksi yang bersifat pasif; manusialah yang menjadi agen-agen aktif yang akan mengumpulkan modal, manusia juga mengeksploitasikan sumber-sumber daya alam, membangun berbagai macam organisasi sosial, ekonomi dan politik serta melaksanakan pembangunan na-sional. Jelaslah bahwa jika suatu negara tidak mengembangkan ke-ahlian dan pengetahuan rakyatnya dan tidak memanfaatkan potensi mereka secara efektif dalam pembangunan dan pengelolaan ekonomi nasional, maka negara tersebut tidak akan dapat mengembangkan apapun.”

Apa yang di katakan Profesor Harbison memang benar adanya. Para ahli ekonomi telah sepakat bahwa tidak mungkin akan terjadi pertumbuhan ekonomi tanpa investasi. Investasi yang dimaksud bu-kan hanya dibidang fisik, tapi yang sangat penting adalah investasi terhadap sumber daya manusia, karena pada hakekatnya manusialah yang menggerakkan faktor-faktor produksi, seperti dikatakan Profe-sor Harbison.

Menurut Michael P. Todaro, guru besar ekonomi pada New York University, ada tiga komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi suatu bangsa, yaitu:

(1) Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik dan modal maupun sumber daya manusia; (2) Pertumbuhan penduduk yang selanjutnya akan memperbanyak jumlah tenaga kerja; dan (3) Kemajuan teknolo-gi. Memperhatikan ketiga faktor ini, maka kita akan dapat melihat bahwa ketiga faktor tersebut memiliki hubungan langsung dengan komponen manusia, dimana akumulasi modal terhadap penguatan sumberdaya manusia secara positif mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, faktor tenaga kerja yang juga mempengaruhi pertum-buhan ekonomi, produktifitasnya secara langsung dipengaruhi oleh produktifitas sumber daya manusia, di mana pendidikan secara posi-tif memberikan pengaruhnya.

Dan faktor ke-tiga yaitu teknologi, yang juga ikut menentukan pertumbuhan ekonomi, pada dasarnya merupakan aktualisasi dari kemajuan ilmu pengetahuan yang dicapai oleh manusia, di mana ma-nusialah yang telah menemukan teknologi, dan manusia pula yang menggunakan teknologi tersebut, sumber daya manusia secara lang-sung menentukan kemajuan teknologi yang dihasilkan, dan teknolo-gi yang dapat digunakan.

Dengan demikian maka tidak sulit bagi kita untuk melihat bahwa pendidikan secara langsung dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dan secara langsung pula akan mempengaruhi per-ekonomian bangsa. Jika merujuk pada asal katanya oicos dan nomos, ekonomi merupakan aktifitas manusia untuk memenuhi kebutuhan (rumah tangga) hidupnya. Oleh sebab itu, membangun perekonomi-an masyarakat dan bangsa akan mengawali pembangunan peradaban manusia.

Jauh sebelum teori-teori ekonomi dikemukakan para ahli, Al-Quran telah di turunkan kepada ummat manusia melalui Rasulullah Muhammad Saw. Isi wahyu yang pertama diturunkan berbunyi: Iqra’ yang artinya “Bacalah!”

Sebelum Allah memerintahkan manusia untuk melakukan hal-hal lain, pertama-tama Allah memerintahkan kepada ummat manu-sia untuk membaca, mengapa? Ternyata membaca merupakan awal dari investasi pendidikan. Membaca merupakan pintu gerbang bagi manusia untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, yang dengan modal itu manusia dapat membangun perekonomian dan peradaban manu-sia yang lebih baik. Ini berarti, pendidikan manusia secara langsung akan menentukan masa depan peradaban.

Jika hari ini kita masih melihat ada manusia-manusia yang melakukan hal sebaliknya, yaitu tidak membangun peradaban, me-lainkan secara perlahan menghancurkan peradaban, ini berarti per-intah Allah agar manusia “membaca”, tidak dilakukan, atau ada yang salah dalam sistem pendidikan yang dijalankan.

Mari kita lihat dengan seksama terjemahan wahyu yang pertama Allah turunkan kepada Nabi Muhammad Saw di Gua Hira’, Surat Al-’Alaq, ayat 1-5, yaitu:

Bacalah dengan nama Tuhan mu Yang menciptakan; (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah; (3) Bacalah dan Tuhanmulah Yang maha pemurah; (4) Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam; (5) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Merujuk pada Surat Al-’Alaq di atas, Allah perintahkan manusia untuk membaca dengan nama Tuhan (Q.S. Al-‘Alaq: 1). Bisa jadi hal inilah yang seringkali kita lupakan, sehingga ilmu pengetahuan yang kita dapatkan dari proses membaca ini, tidak teraplikasikan sesuai dengan perintah Tuhan pula, karena sejak awal kita telah menafikan bahwa Tuhanlah yang telah mengajarkan manusia apa yang tidak dik-etahuinya (Q.S. Al-‘Alaq: 5), sehingga menjadi kewajiban manusia pula untuk mengamalkan keilmuannya untuk kemaslahatan ummat manusia, sebagai ibadah kepada Tuhan dan menjadi perwujudan rasa syukur manusia atas apa yang telah Tuhan berikan kepadanya (ma-nusia).

Realitas yang terjadi di sekitar kita, dapat melandasi refleksi kita terhadap kewajiban “membaca” ini. Apakah kita termasuk dalam katagori orang-orang yang beruntung, karena mendapatkan kes-empatan melakukan pencerdasan diri dalam proses belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan dapat mengaktualkannya den-gan benar, atau kita menjadi orang-orang yang rugi karena tidak ber-fikir bahwa Iqra’ itu penting sehingga tetap setia dengan kejahilan, atau justru kita termasuk orang-orang yang berlaku buruk, karena mengetahui banyak hal, berpengetahuan luas.

Namun pengetahuan tersebut telah menjadi kekuatan untuk kita melakukan penindasan terhadap orang-orang yang dha’if. Meskipun semua hal itu menjadi otorisasi pribadi kita masing-masing. Tapi perlu menjadi catatan bahwa pilihan kita akan menentukan ke arah mana peradaban ini menuju, pembangunan atau penghancuran. []

Pendidikan dan PerekonomianErnawati, SP, M.SiDosen Fakultas Ekonomi Unsyiah

>>OPINI

45SantunanDesember 2012

Diakui atau pun tidak, hampir tidak ada madrasah yang benar-benar sehat di Aceh. Madrasah yang secara totalitas berjalan sebagaimana diharapkan. Madrasah yang program-programnya berjalan dengan baik, melaksanakan pembelajaran sesuai yang digariskan, hubungan kepala dengan guru, karyawan dan komite madrasah harmonis, adanya keterbukaan, kompak, bersinergi dan semuanya bergerak menuju satu titik, sesuai visi dan misi madrasah. Tidak ada saling curiga mencurigai, hujat menghujat, caci maki, saling mencari kesalahan dan bahkan saling menjatuhkan.

Artinya, mayoritas madrasah di Aceh hari ini berada dalam keadaan sakit. Menderita sakit yang bermacam-macam. Ada yang ringan, sedang, menahun, kronis dan bahkan akut. Khusus madrasah yang mengindap penyakit stadium tinggi, perlu dilakukan tindakan segera. Jika dibiarkan tentu akan amat membahayakan kelangsungan madrasah secara keseluruhan.

Benarkah sebahagian besar madrasah di Aceh dalam keadaan sakit? Jawabnya, “benar”. Konklusi di atas diperoleh berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap 160 orang guru madrasah di seluruh Aceh. Semua responden menyatakan bahwa madrasah mereka dalam keadaan sakit. Mengalami sakit yang cukup variatif antara madrasah yang satu dengan yang lain. Sakit yang perlu dilakukan tindakan penyembuhan.

Realita di atas sesungguhnya amat memprihatinkan dan menyedihkan. Konon lagi di lembaga pendidikan madrasah yang notabene, berada di bawah pembinaan Kementerian Agama. Lembaga pendidikan yang semestinya bersih dari segala bentuk kejahatan, keburukan, kemaksiatan dan kezaliman. Madrasah yang gurunya kompak dan saling bahu membahu. Madrasah yang program-programnya berjalan dengan baik, melaksanakan pembelajaran sesuai yang digariskan, harmonisnya hubungan kepala dengan guru, karyawan dan komite madrasah, adanya keterbukaan, kompak, bersinergi dan semuanya menuju satu titik, sesuai visi dan misi madrasah. Tidak ada saling curiga mencurigai, hujat menghujat, caci maki,

tif lainnya. Lebih jauh ketertutupan akan mengundang fitnah, iri dan dengki. Ketertu-tupan akan menggerakkan orang-orang yang lagi tidur, bangun dan melakukan aktivitas di luar perhitungan. Ketertutupan akan meng-gerakkan totalitas energi negatif yang ada dalam tubuh untuk melawan dan melakukan apa saja yang terkadang bertentangan den-gan akal sehat. Misalnya saja, guru mogok mengajar beberapa hari karena ketertutupan kepala terhadap keuangan madrasah, padahal tindakan tersebut merugikan peserta didik. Guru melaporkan ke pihak penegak hukum karena menduga mobil yang dibeli kepala ma-drasahnya berasal dari hasil korupsi, padahal mobil yang dibeli berasal dari kredit di bank. Bayak kasus serupa lainnya.

Ketiga, arogansi. Tidak sedikit pula, terjadi ketidakharmonisan di madrasah dikarenakan adanya arogansi berbagai stake holder. Kepala madrasah yang berlaku kasar kepada guru atau karyawannya. Guru yang bersikap arogan kepada rekan-rekan karyawan madrasah dan berbagai arogansi lainnya. Arogansi, disadari atau tidak dapat merendahkan orang lain. Membuat orang lain terhina, diinjak atau dijatuhkan. Konon lagi terjadi dihadapan umum. Arogansi akan mengundang perlawanan. Semut saja yang diinjak akan melawan, menggigit kendati ia menemui kematian. Guru atau karyawan yang direndahkan harga dirinya, tidak akan segan-segan melawan kepala madrasahnya. Tidak peduli apakah berkalanya ditahan, DP3 nya diturunkan atau kenaikan pangkatnya ditunda setahun yang akan datang. Arogansi akan menyatukan orang-orang yang merasa terhina, diinjak atau dijatuhkan. Mereka akan bergabung melakukan perlawanan. Jika terus dilakukan, kondisi ini akan membuat madrasah sakit dan sulit berkembang.

Keempat, membiarkan masalah selesai sendirinya. Banyak kepala madrasah yang membiarkan berbagai masalah selesai dengan sendirinya. Jika ada masalah yang dihadapi, ia tidak dengan serta merta menyelesaikannya. Menganggap bahwa semua masalah spele dan akan selesai dengan sendirinya. Persepsi ini adalah sebuah kesalahan besar. Persepsi yang amat keliru dan perlu diluruskan. Bukankah,

saling mencari kesalahan dan bahkan saling menjatuhkan.

Namun kenyataan seperti itu masih jauh dari harapan. Buktinya, hampir setiap minggu ada saja surat atau SMS yang masuk dari guru-guru yang melaporkan prihal buruk yang terjadi di madrasahnya. Bahkan juga diekpos melalui media masa. Baik menyangkut pelaksanaan program-program madrasah, hubungan guru dengan guru, guru dengan kepala madrasah, kepala madrasah dengan komite, persoalan keuangan dan lain sebagainya.

Kendati diakui, intensitas sehat atau tidaknya sebuah madrasah amat fluktuatif. Antara madrasah yang satu dengan yang lain terdapat perbedaan. Ada madrasah yang sehat kegiatan belajar mengajarnya namun miskin ide-ide baru. Sementara yang lain sebaliknya, kaya dengan berbagai ide pembaharuan sedangkan proses pembelajarannya berjalan amburadul. Demikian seterusnya dengan madrasah-madrasah yang lain.

Menurut hemat penulis, setidaknya ada empat penyebab utama madrasah sakit di Aceh. Pertama, pemahaman agama yang sempit. Banyak kemaksiatan terjadi di sebahagian madrasah dikarenakan terjadinya pemahaman agama yang sempit di kalangan kepala, guru, karyawan dan komite. Misalnya saja, terjadinya tuding menuding, hasut menghasut, fitrah, iri, dengki dan sejenisnya. Semua kalangan di madrasah tahu persis bahwa, hal itu bertentangan dengan ajaran agama. Namun hal itu terus saja terjadi tanpa henti. Ajaran agama hanya ditulis secara tektual semata dan diajarkan kepada peserta didik, tanpa aplikasi. Ini menunjukkan bahwa agama hanya dipahami secara sempit yang dibatasi oleh sekat-sekat tertentu saja. Padahal ajaran agama itu universal dan komprihensif yang tidak hanya ditulis secara tektual dengan kata yang indah tapi lebih dari itu adalah aplikatif, yakni diterapkan dalam keseharian semua stakeholder di madrasah.

Kedua, ketertutupan. Banyak sekali hal yang terjadi antara berbagai pihak di ma-drasah, diawali karena ketertutupan. Ket-ertutupan akan mendatangkan kecurigaan, dugaan, prasangka dan berbagai analisa nega-

Menyembuhkan Madrasah SakitMardin M. Nur,mantan kepala MTsN Unggul Susoh Aceh Barat Dayadan MAN Unggul Tapaktuan Aceh Selatan

OPINI>>

46 SantunanDesember 2012

Kualifikasi tingkat pendidikan minimal dan kesejahteraan guru jika telah berjalan baik maka akan berpeluang bagi munculnya guru professional. Di antara sekian banyak faktor pendidikan, guru adalah faktor utama yang amat menentukan keberhasilan pendidikan. Karena gurulah yang akan memenej pembelajaran dengan baik.

Di tangan guru yang bijak, cerdas, kreatif, dan inovatif, pembelajaran akan berpeluang menghasilkan output yang baik kendati media pembelajaran seandainya. Sebaliknya di tangan yang tidak profesional kendati di topang media pembelajaran yang baik maka akan berpeluang menghasilakan output yang tidak berkualitas.

Berkenaan dengan itu pemerintah telah mengeluarkan peningkatan kualitas pendidikan guru. Pada awal kemerdekaan tahun 1950-an tamatan Sekolah Guru Bantu 4 tahun sekolah di perbolehkan mengajar. Kemudian di tahun 1960-an tamatan SGB itu tidak di perbolehkan lagi. Seorang guru mesti tamatan Guru Sekolah Atas yang kemudian berubah nama menjadi Sekolah Pendidikan Guru.

Tahun 1980-an tamatan SPG tidak lagi di perkenangkan mengajar pada SD, mesti memiliki ijazah Dll. Kemudian tahun 2000-an terutama setelah di undangkan undang-undang guru maka kualifikasi pengajar di tingkat SD adalah Strata Satu (S1).

Apalah artinya ini semua. Bahwa pemerintah melihat semakin berkualitasnya guru maka semakin berpeluang melahirkan output yang berkualitas pula. kemudian setelah di lihat kenyataan temyata kualitas saja belum cukup untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Tetapi juga terkait kesejahteraan guru.

Asumsinya juga berdasar kepada bagaimana mungkin guru akan bekerja baik apabila kesejahteraan hidupnya terancam. Karena itulah di buat kebijakan sertifikasi dan dampak dari sertifikasi itu akan melahirkan penghasilan memadai bagi guru. Kebijakan sertifikasi guru di samping membuktikan kelayakan guru mengajar juga untuk mensejahterakan guru.

Berkenaan dengan kesejahteraan ini telah di atur dalam undang-undang Guru dan dosen, dalam pasal 14 ayat 1: Dalam melaksanakan tugas keprofesional, guru berhak memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan Jaminan kesejahteraan sosial, pasal 14 ayat 1 meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan khusus

dan maslahat tambahan yang terkait dengan tegasnya sebagai guru yang di tetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi:

Kedua hal di atas yakni pertama soal akademik yaitu kualifikasi tingkat pendidikan

api yang besar berasal dari api yang kecil? Bukankah banjir bandang berasal dari tetesan hujan yang menyatu dan akhirnya dapat menghanyutkan dan menghancurkan apa pun yang ditemuinya?

Untuk menyembuhkan berbagai penyakit madrasah di atas, menurut Wahyudi ada tiga langkah yang perlu dilakukan. Pertama, perencanaan, meliputi kegiatan berikut:

Idenfikasi masalahIdentifikasi masalah dilakukan dengan

cara melihat gejala-gejala yang mengikuti setiap persoalan yang terjadi. Kepala madrasah harus mampu memisahkan antara gejala konflik dengan penyebab konflik. Gejala yang muncul dapat dilihat, misalnya motivasi kerja rendah, sikap apatis, prilaku menghambat pekerjaan, menciptakan ketegangan di lingkungan pekerjaan, saling curiga, pimpinan tidak aspiratif dan sebagainya. Gejala tersebut bukan inti masalah. Untuk mengetahui masalah yang dapat menimbulkan konflik dapat dilakukan dengan mendengarkan keluhan dari pihak-pihak yang sedang konflik dan meminta keterangan dari pihak-pihak yang terdekat. Lalu informasi yang diperoleh didiskusikan pada tingkat pimpinan untuk mengetahui dan mengidentifikasi masalah secara tepat.

Klasifikasi masalahKonflik dapat disebabkan oleh bermacam

persoalan. Di antaranya seperti disebutkan di atas yakni pemahaman agama yang sempit, ketertutupan, arogansi, membiarkan masalah berlarut-larut, perebutan sumber daya dan berbagai penyebab lainnya. Untuk memudahkan pengelolaan penyebab di atas perlu diklasifikasi. Fieldman dan Arnold membagi masalah yang terjadi di tempat pekerjaan ke dalam dua kelompok, yakni kurangnya koordinasi kerja antar kelompok dan kelemahan sistem kontrol organisasi. (Fieldman dan Arnold, 1983: 513). Sementara Wahyudi mengklasifikasikan konflik bersifat fungsional dan disfungsional. Konflik fungsional seperti perbedaan pendapat, inisiatif, pertentangan individu atau kelompok yang mengkritisi persoalan-persoalan yang menghambat tercapaiannya tujuan. Sedangkan konflik disfungsional misalnya pertentangan, perselisihan, perbedaan pemahaman dan lain sebagainya.

Analisis MasalahSetelah dilakukan identifikasi dan

klasifikasi masalah, langkah berikutnya adalah analisis masalah. Analisis dilakukan untuk mengetahui apakah masalah termasuk katagori penting dan mendesak diselesaikan atau dapat ditunda dengan memperhatikan kemampuan madrasah. Misalnya menunda pengadaan peralatan kerja karena memerlukan dana yang banyak dan waktu yang lama untuk mengembalikan modal.

Kedua, pelaksanaan. Setelah perencanaan,

langkah berikutnya adalah pelaksanaan. Langkah ini dilakukan melalui dua tahapan:

Penentuan pendekatanPenentuan Pendekatan yang dilakukan

tergantung pada masalah yang muncul dan kemampuan pemimpin dalam mengelola konflik sehingga bermanfaat bagi madrasah. Pendekatan yang sering digunakan adalah resolusi konflik, stimulasi konflik dan pengurangan konflik. Misal perseteruan antara dua orang guru. Pendekatan yang paling tepat adalah islah di antara keduanya dalam bentuk resolusi konflik.

Managemen konflikKepala madrasah perlu melakukan analisis

apakah konflik yang terjadi menguntungkan lembaga atau amat merugikan. Kepala madrasah harus melihat apakah intensitas konflik terlalu tinggi, yang dicirikan prilaku agresif, ego kelompok, saling menghambat pekerjaan dan sejenisnya. Kepala madrasah harus sesegera mungkin mencari solusi yang cepat dan tepat. Upaya yang tepat untuk ini adalah mengurangi konflik. Namun jika intensitas konflik yang terjadi rendah misalnya motivasi kerja rendah, sikap apatis, kurang respon terhadap pekerjaan dan sejenisnya, maka langkah yang tepat adalah peningkatan kompetensi. Demikian juga, jika konflik berada pada tahap optimal, misalnya semuanya berupaya mencari solusi, berusaha mengembangkan diri, berusaha mengevaluasi kinerja masing-masing dan sebagainya, langkah yang paling tepat mengatasinya adalah dengan cara musyawarah, negosiasi atau bargaining (tawar menawar).

Ketiga, evaluasi. Langkah ini amat penting dari keseluruhan penyembuhan konflik di madrasah. Melalui evaluasi akan dapat diketahui, apa saja upaya yang telah berhasil dilaksanakan dan mana pula yang baru sebahagian atau bahkan gagal sama sekali. Keberhasilan dapat dilihat dari sikap dan prilaku orang-orang yang berada di madrasah. Dengan evaluasi, kepala madrasah dapat menyiapkan langkah berikutnya yang akan dikerjakan sehingga mendekati angka ideal seratus persen. Kendati harus diakui, tidak ada satu pun sekolah di dunia ini yang sehat seratus persen tanpa ada cacat sedikit pun. Angka tersebut adalah tatanan ideal yang perlu dicapai. Tatanan yang diidolakan semua orang.

Ketiga langkah di atas dapat digunakan untuk menyembuhkan madrasah yang sedang sakit. Kepala dan semua stake holder yang berada di madrasah harus senantiasa berupaya ke arah itu. Setahap demi setahap berikutnya hingga mencapai titik maksimal. Dengan demikian diharapkan, terciptanya madrasah yang maju dan sehat. Madrasah yang maju dan sehat tanpa penyakit berbahaya adalah dambaan semua kita. Semoga madrasah sehat dapat di wujudkan di Aceh, amin.

>>OPINI

47SantunanDesember 2012

Apabilah diperhatikan orang bekerja dapat diklasifikasikan pada empat tingkatan:

Pertama, bekerja karena terpaksa, seseorang bekerja dengan penderitaan batin, sebab apa yang dikerjakan bukan karena keinginannya dan kemauannya. Kedua, bekerja karena panggilan tugas. Pada tataran ini seseorang melakukan pekerjaan karena tugas yang di embannya. Dia hadir karena ingin membuktikan bahwa dia telah melaksanakan kewajibannya.

Ketiga, bekerja karena amanah, pada per-ingkat ini amanahlah yang menggerakkan-nya untuk bekerja. Amanah ini lebih tinggi posisinya dari sekedar melaksanakan tugas, karena amanah telah mencakup tentang per-tanggungjawaban. Sebuah pekerjaan yang dikerjakan berdasarkan amanah maka terselip pula disana rasa tanggung jawab.

Keempat, bekerja dengan karena panggilan jiwa, karena cinta. Pada peringkat ini seorang bekerja dengan hati nuraninya yang terdaiam. Dia tidak memikirkan imbalan materi, cintalah yang telah mendorong dia bekerja. Cinta seperti digambarkan Rabiah Adawiyah seorang sufi wanita terkenal adalah suatu yang mengatasi segala-galanya. Begitu jugalah seorang guru apabila dia bertolak atas dasar cinta maka semua rintangan akan terhindar dan tidak ada yang menghalanginya untuk mencapai apa yang ditujunya.

Mungkin bisa menjadi inspirasi kita sosok ibu muslimah. Bu guru dalam novel “Laskar Pelangi”. Bagaimana Andrea Hirata penulis novel tersebut, menampilkan sosok Ibu Muslimah sosok guru yang menginspirasi anak-anak muridnya dalam laskar pelangi. Nama Ibu Muslimah melejid dan memperoleh banyak sekali penghargaan yang diterimanya. Penghargaan dari pemerintah, Mendiknas, Universitas dan sebagainya.

Penutup Menjadi guru yang cerdas, kreatif dan

inovatif tidak cukup hanya sekedar memiliki kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan untuk itu. Tetapi yang paling penting adalah adanya soft skill guru. Guru harus memiliki kompetensi kepribadian yang utuh sehingga guru bekerja bukan hanya sampai pada tataran melaksanakan tugas saja. Tetapi paling tidak sampai pada tataran cinta, mendidik panggilan hati nurani, merasa senang dan berbahagia sebagai seorang guru, pekerjaan guru sangat mulia, guru adalah pahlawan tanpa jasa pengorbananmu tetapi dikenang sepanjang masa, selamat menjadi guru. []

Menjadi Guru bukan Perkara MudahDrs. M. Yunus A. Jalil, Kepala MTsS Gapui Kab. Pidie

minimal seorang guru, Kedua tentang soal kesejahteraan guru. Jika kedua hal tersebut telah berjalan dengan baik maka akan berpeluang bagi munculnya guru yang profesional.

Kompetensi Pasal 10 undang undang Guru dan Dosen

menyebutkan bahwa kompetensi guru itu ada 4 macam yaitu, kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi Sosial dan kompetensi professional. Dalam penjelasan disebutkan rumusan setiap kompetensi tersebut. Kompetensi paedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.

Kompentensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. kompetensi sosial adalah kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik semua, guru, orang tua i wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

Keempat kompetensi inilah yang akan di nilai pada saat seseorang melakukan sertifikasi, Seorang guru yang akan di sertifikasi akan mencantumakan dalam fortofolio bahan isiannya ke empat kompetensi tersebut. Dia akan menunjukkan ijazahnya, penataran-penataran yang diikuti organisasi sosial yang di ikuti, karya pengembangan profesi, penghargaan di bidang pendidikan yang di peroleh, dan lain-lain sebagainya.

Cerdas, kreatif, dan inovatif Untuk menjadi seorang guru yang cerdas,

kreatif dan inovatif, dalam pembelajaran seseorang harus melalui berbagai hal yaitu:

1. Pendidikan, Pendidikan guru punya pengaruh besar dalam membentuk kualitas di ata". Pendidikan formal telah ditetapkan bahwa kualifikasi pendidikan minimal strata satu (S1), tetapi seorang guru jangan hanya membatasi diri pada pendidikan formal saja, maka kualitas guru tersebut tidak berkembang dan akan di sangsikan dapatkah dia menjadi guru yang cerdas, kreatif dan inovatif.

Karena itu sang guru harus punya prinsip no limits to study, tidak limit dalam menuntut ilmu. Prinsip inilah yang di sebut dengan pendidikan sepanjang hayat (tuntutlah ilmu dari ayunan sampai liang kubur) untuk itu dia harus memperbanyak mengikuti pendidikan non formal. Pendidikan non formal itu

akan di peroleh dalam masyarakat lewat seminar-seminar, penataran, ceramah ilmiah, membaca penulisan dan berbagai kegiatan ilmiah lainnya. Kegiatan ilmiah itu hendaknya lahir dari motivasi untuk menambah ilmu dan wawasan bukan akrena itu untuk mendapat sertifikat. Kalau motifnya sekadar untuk mendapat sertifikasi akan di khawatirkan tidak akan bermamfaat banyak bagi guru, sertifikat yes, ilmu juga yes.

2. Memiliki beberapa prinsip pro-fesionalitas yang tertera pada pasal 7 UU RI tentang guru dan dosen seperti memiliki bakat, minta panggilan jiwa dan ideaiisme, memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia, memiliki kualifikasi akade-mik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan tugas, memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas, memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan, memperoleh peng-hasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja, memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesional serta secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat, memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas-tugas kepro-fesionalan dan memiliki keprofesional guru. 3, mendidik dengan hati nurani, seorang guru yang berkompeten tidak hanya memiliki kompetensi yang dicantumkan dalam undangundang tentang guru dan dosen. Tetapi ada hal yang terkadang sulit diungkapkan, yaitu soai hati nurani. Hati nurani tidak bisa di ukur secara transparan seperti mengukur kecerdasan, kreatifitas dan inovatif. Hati nurani adalah modal dasar yang luar biasa dalam menggerakkan aktivitas seseorang.

Permasalahan pendidikan kita juga agaknya jangan kita abaikan untuk melihat dari sudut ini, guru yang bekerja sungguh-sungguh bertolak dari hati nuranyai. Kyai-kyai tempo dulu di pesantren dengan pendidikan seadanya saja dapat melahirkan ulama, apa sebab demikian. Apakah karena beliau seorang profesionalisme sejati dan memiliki empat kompetensi dasar tersebut. Jawabannya belum tentu, sebab dipandang dari sudut pendidikan yang diterimanya masih terbatas, mungkin tidak seperti guru-guru sekarang yang telah memiliki kualifikasi SIdan tersertifikasi pula. Kalau begitu apa modal dasar mereka, tentu jawabannya hati nurani. Belajar berdasarkan hati nurani akan melahirkan cinta.

OPINI>>

48 SantunanDesember 2012

Berbicara masalah kompetensi personaliti Guru PAI hal yang sangat urgen kita bicarakan, karena citra guru saat ini sedang mendapat sorotan dari berbagai elemen masyarakat, salah satu faktor penyebab rendahnya personaliti Guru PAI dalam segala aspek perilakunya di sekolah dan dalam masyarakat. Dia belum bisa menunjukkan ketauladanan di depan anak didik dan masyarakat, karena nilai-nilai luhur yang islami terpancar padanya sirna ditelan oleh godaan duniawi yang edan dan menyesatkan.

Disatu sisi kita harus menghargai guru, namun disisi yang lain guru harus bertindak dan berprilaku sebagai seorang guru yang baik, sehingga penghargaan untuk guru datang secara langgeng atau permanen. Untuk apa guru berwajah cantik bila guru tidak dihargai oleh muridnya, untuk apa dana sertifikasi menjulang tinggi, kalau jati diri guru rendah dimata masyarakat, untuk apa guru pandai mengajar dengan terpesona, kalau guru tak mampu mengendalikan personalitinya.

Sekarang mari kita kaji, kompetensi personaliti guru PAI menurut perspektif pendidikan Islam, baik kita lihat dari segi pengertian dan urgensinya, maupun dari segi sifat-sifat kompentensi personaliti guru PAI menurut perspektif pendidikan Islam.

Pengertian Kepribadian merupakan sifat-sifat yang

khas yang dimiliki oleh seseorang dalam merefleksikan prilakunya dalam segala segi aspek kehidupannya. Jadi kompetensi personaliti guru PAI dapat didefinisikan adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru dalam mengekspresikan nilai-nilai luhur yang terpatri dalam jiwanya, sehingga ia dapat bertindak an berprilaku sesuai menurut tuntunan agamanya (Muhibbin Syah: 2010: 224)

urgensi Kemampuan guru dalam mengekspresikan

nilai-nilai luhur menurut tuntunan agama merupakan hal yang sangat urgens dalam upaya mempertahankan jati diri guru PAI bagi anak didik dan masyarakat. Maka guru yang baik adalah guru yang memiliki personaliti yang mantap, stabil dewasa, sehingga ia memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spritual dalam menjalankan tugas seorang guru.

Ketangguhan dan kehandalan kompetensi personaliti guru PAI merupakan modal yang sangat tinggi nilainya dalam mendidik anak didik menjadi anak didik yang berpikir kritis, kreatif, inovatif dan berakhlak mulia serta

dapat melahirkan nilai-nilai luhur dan akhlak yang mulia.

Guru PAI yang memiliki sikap ikhlas beramal, ia akan bekerja secara total tanpa pamrih, dengan mengandung dua unsur utama :a. Bekera total, yaitu menggerakkan segenap

kemampuan, kemauan dan kesempatan untuk mewujudkan kinerja sesuai tugas dan fungsinya selaku guru PAI.

b. Tanpa pamrih, yaitu kerja dengan ketulusan hati dalam rangka beribadah kepada Allah SWT, demi mewujudkan kualitas pendidikan di Madrasah.

2. JujurSemboyan guru PAI adalah “Jujur itu

selamat”, “Damai itu indah” semboyan TNI. Berlaku jujur kunci kesuksesan dalam mendidik anak didik di madrasah. Maka guru PAI yang baik harus betul-betul menjunjung nilai-nilai kejujuran, karena dengan jujur akan melahirkan sifat-sifat terpuji, menepati janji dan memiliki keimanan yang kuat dalam menjalankan agamanya. Bila guru PAI tidak memiliki kejujuran maka pamor sebagai guru PAI yang sejati akan menurun di mata anak didik dan masyarakat. Untuk itu guru PAI yang munafik akan mencelakakan gezah dan wibawa sebagai guru PAI itu sendiri.

3. Walk the Talk (Akademik Intepiti)Sesunguhnya, nilai bukanlah dilihat dari apa

yang dikatakan, tetapi dari apa yang dilakukan dan dihasilkannya. Jadi harga guru PAI terletak pada hasil karya nyata yang telah dia perbuat untuk anak didik dan masyarakat, bukan yang di sampaikan atau di ajari, melainkan dedikasi dan pengabdian yang menjadi dambaan anak didik dan masyarakat.

Guru PAI yang baik selalu mengamalkan ilmunya dan menampilkan diri dengan seperangkat keteladanan yang baik untuk dijadikan mahnit dalam mendidik anak didik di sekolah. Jangan lain dimulut, lain di hati atau lain dimuka lain dibelakang. Ini sama saja munafik dan mencoreng wibawa guru PAI di mata publik.

4. Adil dan Egaliber (Sederajat)Ketidak adilan adalah kezaliman, kezaliman

adalah kehancuran terhadap dirinya, anak didiknya, keluarga dan masyarakat serta bangsa dan negara. Guru PAI harus menjadi pelopor penegak keadilan, minimal dalam lingkungan tugasnya. Guru PAI sebagai perekat menyamakan hak setiap individu, agar tumbuh rasa kasih sayang sesama anak didik dan masyarakat. Dan merasa dirinya sederajat

Kompetensi Personaliti Guru PAI MenurutPerspektif Pendidikan IslamDrs. H. Herman, M.Sc, Kakankemenag Kab. Aceh Singkil

mampu mengintegrasi ilmu dan amal menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam menjalani hidupnya.

Sifat-sifat Untuk menjadi guru PAI yang memiliki

kompetensi personaliti yang tangguh dan handal bukanlah hal yang mudah kita wujudkan, tanpa memiliki komitmen yang kuat terhadap profesionalisme seorang guru. Guru yang komitmen terhadap profesinya, maka sifat-sifat yang mulia yang harus diamalkan oleh seorang PAI akan menjadi model dalam menjalankan tugas sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing di sekolah. Menurut Syafi’i Antonio merumus ada 11 (sebelas) sifat mulia yang patut diamalkan oleh seorang guru PAI di madrasah dan sekolah, yang meliputi:

1. IkhlasDalam logo Kementerian Agama RI

tertera tulisan “Ikhlas Beramal”. Kata ikhlas dan beramal menjadi satu kesatuan yang dalam aplikasinya tidak dapat dipisahkan, sekalipun secara teoritis dapat didefinisikan secara terpisah. Ikhlas menjadi nilai instrinsik individu dalam hubungan dengan keimanan dan keyakinan kepada Tuhan, sedangkan beramal lebih mengarah pada nilai ekstrinsik sebagai realisasi diri individu dalam wujud aktivitas nyata. (O. Sholehuddin, dkk: 2009 : 66)

Ikhlas tanpa beramal ibarat pohon tanpa buah, sedangkan beramal tanpa ikhlas ibarat buah busuk jatuh dari pohonnya. Maka ikhlas dalam kontek kerja memiliki makna kerelaan (ridha) yang datang dari lubuk hati yang paling dalam untuk menerima dan melaksanakan amanah pekerjaan semata-mata karena Allah SWT.

Guru PAI dalam melaksanakan tugasnya harus berpegang teguh pada nilai-nilai ketulusan. Dengan dibarengi dengan niat tulus ikhlas dalam melakukan suatu perbuatan, sebab niat mengandung nilai komitmen rohaniah untuk melakukan perbuatan baik atau menjauhi perbuatan buruk. Niat dalam ikhlas merupakan kesadaran dan komitmen ketuhanan yang dapat mendorong individu untuk beraktivitas sesuai dengan amanah yang diembannya.

Selanjutnya, guru PAI dalam menjalankan tugas mengajar, mendidik dan membimbing anak didik harus mampu mengembangkan nilai-nilai dasar budaya kerja ikhlas beramal yang merupakan nilai dasar yang membingkai tugas guru PAI selaku abdi masyarakat, negara dan pemerintah. Ikhlas beramal menjadi spirit yang memancarkan energi menggerakkan sikap (attitude) dan perilaku (behavior) yang

>>OPINI

49SantunanDesember 2012

Keluarga BesarKanwil Kementerian agama Provinsi aceh

Ikut berduka dan belasungkawa yang mendalam atas berpulang ke Rahmatullah

Mohammad Ali bin MahmudAyahanda dari H. Akhyar, M. Ag

(Kasubbag Informasi dan Humas Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh)

meninggal dunia pada Rabu, 2 Januari 2013, pukul 14.30 WIBdi Gampong Banai Kec. Karang Baru Kab. Aceh Tamiang

Semoga amal ibadah almarhum mendapat ridha Allah serta arwah mendapat tempat yang mulia di sisi Allah Swt

Kepala,

Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd

dengan orang lain, agar tidak angkuh dan sombong dihadapan anak didik dan masyarakat.

5. Akhlak MuliaGuru PAI yang memiliki akhlak yang

mulia akan selalu menampilkan diri yang dapat menyenangkan hati orang lain, arif dan bijaksana, simpati dan empati pada orang lain, sabar dan bersyukur serta selalu berpikir dan bertindak positif dalam berinteraksi dengan anak didik, guru lain dan kepala sekolah serta masyarakat.

Akhlak yang terpuji yang dimiliki oleh guru PAI akan indah perangainya, suci hati dari segala noda dan dosa, serta terhindar dari sifat kedengkian dan permusuhan dalam hati sanubari. Kesantunan, kejujuran, keberanian dan keadilan akan menjadi komitmen dalam menjalani tugas sebagai pendidik yang sejati.

6. Tawadhu’Masya Allah, kalau guru PAI memiliki sikap

tawadhu’ dalam menjalankan tugas sebagai guru PAI, dia akan berlaku lemah lembut terhadap anak didik dan teman sekerjanya. Prilakunya jauh dari kesombongan, tasbih dan zikir tak henti siang dan malam untuk meraih sifat tawadhu’. Untuk itu, alangkah indahnya bila guru PAI memiliki sikap tawadhu’, prilakunya akan menjadi idola bagi anak didik dan masyarakat. Dia disegani oleh lawan dan musuh, dia akan menjadi penegak kebenaran dan penghancur tembok-tembok keangkuhan, kezaliman dan keonaran dalam dunia pendidikan, menuju dunia pendidikan

yang berbudaya islami.

7. BeraniJiwa berani, modal utama bagi seorang

guru PAI dalam menjalankan tugasnya. Karena dengan keberanian dia akan mampu mengekploitasi diri dalam setiap saat dan waktunya, dimana saja ia berada. Bahkan ia berani mengakui kelemahan dan kesalahan dirinya pada anak didik dan terhadap orang lain. Sambil ia terus memperbaiki dan berbuat lebih baik untuk anak didik dan masyarakat. Karena dia tahu keterbatasan kemampuan yang ada pada dirinya akan merugikan anak didik dan masyarakat terhadap tugas yang diembannya. Maka ia harus berani mengungkapkan hal tersebut agar tidak menjadi penghalang dalam mencari keadilan dan kebenaran.

8. Jiwa Humor yang SehatSikap humoris guru PAI, bukan bermakna

lucu, akan tetapi senda gurau yang mengandung nilai-nilai positif, agar tercipta suasana nyaman, kesejukan dan keceriaan untuk menumbuh kembangkan motivasi belajar anak dalam ruang kelas, serta memunculkan keinsafan dan kesadaran anak didik untuk dapat berbuat lebih baik untuk masa depan dunia dan akhirat.

9. Sabar dan Menahan AmarahGuru PAI yang baik adalah selalu sabar

dalam menjalankan tugasnya dan sanggup menahan emosi dikala cobaan dan rintangan yang menghampirinya. Karena dia tahu dengan sabar akan menjadi juru selamat dunia dan

akhirat. Dan dia paham dengan emosi akan menjatuhkan harkat dan martabat guru. Maka sabarlah yang dapat meredamkan amarah dari segala gangguan emosinya.

10. Menjaga LisanLidah memang tak bertulang, maka guru

PAI yang sejati, harus mampu menjaga lisan dari ucapan keji dan mungkar. Dan biasakanlah lidah mengucapkan kata-kata yang baik, yang dapat melahirkan nilai-nilai luhur dalam diri pribadi guru PAI serta dapat menaman kebenaran dalam hati sanubari anak didik. Karena apa yang diucapkan oleh guru PAI selalu diingat dan dipegang oleh anak didik itu sendiri.

11. Sinerji dan Bermusyawarah Masya Allah, bila guru PAI baik hatinya,

dan halus perasaannya, maka ia selalu mengajak anak didiknya untuk bermusyawarah, terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan belajar, masalah pribadi siswa, masalah sosial dan masalah ketentuan-ketentuan yang harus ditaati oleh anak didik. Karena dia yakin dengan bermusyawarah akan sinerji keinginan dan kemauan dirinya dengan anak didik dan masyarakatnya. Dengan demikian ia akan mudah dalam segala urusan yang berkaitan dengan tugas guru PAI yang diembannya.

Inilah sifat-sifat kompetensi guru PAI yang harus diamalkan di sekolah dan di madrasah, sebagai pengendali moral dan spritual yang dapat menyelamatkan diri pribadi guru PAI di dunia dan akhirat kelak. []

OPINI<<

50 SantunanDesember 2012

If we are a workaholic and rarely to take rest or enjoy on some days then we may feel very bored and very tired so having a day off from work and having a holiday is must. Holidays are important for many reasons however, many people neglect to take the time out they need mentally or physically to ensure their continued health and happiness. Working 365 days a year or near to 365 days a year (6 days a week) is not only crazy but bad for the mind and body.

Holiday is the time for all of us to relax and get away from all the crazy works that we faced everyday in our daily life. Maybe you are the type that enjoy a good adventure. Adventure holidays are a great way to spend your holiday if you have had enough downtime lately. You could go moun-tain climbing, whitewater rafting, paragliding or windsurf-ing. If you prefer a romantic holiday with your wife you should consider going to Sabang, Bali or Lombok and enjoy your holiday under the sun. Of course the kind of holidays you will be able to have will also depend on the amount of money you are willing to spend.

Studies have shown that people are more likely to get

sick if they don’t take enough time off work and in the USA, it was even found that women who didn’t take a holi-day for six years were eight times more likely to suffer heart disease than those who took a couple of holidays a year. Men are also more likely to suffer physically if they don’t take a break. A study found that men who didn’t go on holiday every year were increasing their risk of dying from a heart attack by over 30 per cent.

Holiday on the one hand provides us with changing at-mosphere from monotonous work, and also improves our output against monotonous nature of work. A holiday is a means that provides us with stimulus variation. People engage in different tasks, look to other corners of world, meet other people, make new friendships, all serving the purpose of variation.

After a holiday you feel renewed and your attitude is more relaxed and receptive for what is to come. Most of all even if you don’t think you are stressed every day events do stress the mind and body. Holidays ensure these stresses are released and well being is rejuvenated.

Is Holiday Necessary for Us?

necessary (adj) : perluworkaholic (n) : gila kerjaday off (n) : libur seharineglect (n) : mengabaikanfaced (v) : menghadapi

Written by:Mulyadi Idris, S.Ag., M.Hum

adventure (n) : petualangansuffer (v) : menderitareceptive (adj) : mau menerimaensure (v) : menjaminrejuvenated (v) : menjadi muda kembali

glossary

>>BAHASA INGGRIS

51SantunanDesember 2012

BAHASA ARAB>>Diasuh oleh Muzakkir, S.Ag

52 SantunanDesember 2012

Mendatar3. Hubungan organisme yg hidup

bersama-sama, tetapi hanya mengun-

tungkan salah satu pihak

4. Polisi Rahasia

5. gerakan kaki waktu berjalan

7. Istilah untuk peperangan yang lang-

sung dipimpin oleh Nabi Muhammad

SAW

10. Masjid....Al-Mahri : Masjid kubah

mas, Depok, Jawa Barat

13. Di negera ini terdapat universitas

islam tertua di dunia

14. cocok

16. Nenek Nabi dari pihak Ibunya (Ibu

dari Siti Aminah)

17. alat yg diluncurkan mengedari planet

18. Nama lain perang khandaq

19. cucu Nabi Muhammad yang paling

tua ( anak Abul `Ash bin ar-Rabi`)

20. TTS (English)

MenurunIsteri Abdul Muthalib (nenek Nabi dari

pihak ayahnya)

2. Alam kosmos

6. Salah satu kegiatan yang sering

dilakukan masyarakat Aceh saat tiba

maulid Nabi Muhmammad SAW

8. Kelompok pejuang Palestina yang

berkedudukan di Gazza

9. World Assembly of Muslim Youth

11. Rangka sesuatu yg akan dikerjakan

12. Tokoh ranking satu yang paling

berpengaruh dalam sejarah pilihan

Michael H. Hart

15. Anak Nabi Muhammad yang di-

kawinkan dengan Abul `Ash bin

ar-Rabi`

Pertanyaan TTSEdisi Desember 2012

Jawaban TTS Edisi Juli 2012

>>TTS

53SantunanDesember 2012

Ayah Ada butir bening menetesPerlahan pecah membasahi pipiAda yang bergetar dalam dadaMenghentak dinding sembariRindu yang dahsyat pada seraut wajahYang renta dan lelah Ayah, kupanggil dirimu dalam sepi Engkaulah semangat hidupkuTerngiang kembali di telingakuMotto darimu ayah tercinta“Anakku berjuanglah dalam hidupmu”Karena perjuangan itu ibadah Ayah… kini hanya tinggal petuahmu Yang tak pernah padam dalam jiwakuAyah… lihatlah anakmu kini Yang begitu lelah, tertatih-tatih dalam kehidupanLihatlah anakmu sekarang ayah “Yang terbiasa tersenyum dalam tangis danMenagis dalam senyuman”Semangat petuahmu ayah

Erlina, S. PdGuru MAN Kota Bakti, Kab. Pidie

Di Kaki Jembatan Lamnyong Di kaki jembatan Lamnyong,Ketika ikan-ikan kecil meloncat membelah lembaran riakSaat pucuk cemara bersolek manjaDiantara malunya separuh bulan sabit yang mengintip Kutikam namamu dan namakuTepat di kokoh tonggak penopang bebanBiarkan ia beku dan tenggelam menahanBiarpun memikul jutaan bebanSebab nama itu separuh rindu dua insan Kau kuntumkuMalam ini semerbak harummuMewangi terbawa bersama celah-celah bulir yang jatuhLangit sedikit muram, tetapi tidak pekatMerah sabit kian melumat, mengentalBercumbu dengan kelebat mega malamHilang bayang Menyorot separuh penjuru alam Di kaki jembatan Lamnyong,Ada sosok yang masih bertahan Dihantam bayang kegundahanMalam beranjak pada tiga per empat putaranMasih tetap setia memagari buah ukiran Nama yang telah ia goreskanAgar tak hilang disapu tangan-tangan jahanam Disaat jutaan insan sedang melukis impianDisaat bidadarinya masih terbang ke alam khayanganDi saat semua Makhluk-Nya bertasbih diantara kesunyiaanDia belum jua memejam, masih dalam malamSosok yang menuggu kembang pagi bermekaran...

Junaidi Zainal ArsyahPenggiat sastra

Ya Rasulullah… Kuingat kembali hari ituSenin tanggal 12 Rabi’ul AwwalSaat itu Abrahah dan tentaranya Ingin menghancurkan Ka’bahIngin menghilangkan tanda kebesaranmuTapi, semua itu tak terlaksana…

Ya Rasulullah… engkau telah yatimSaat lahir ke dunia ini Masa kecilmu… Hanya merasakan kasih sayang BundaTiada ayah…. tiada harta yang ditinggalkanNamun engkau telah terpilih Sebagai kekasih Allah

Ya Rasulullah… akhlaqmu sungguh muliaEngkau rela mengorbankan Jiwa raga untuk umatmuWalau berjuta rintangan datang menghadangDirimu tak gentar terus majuDemi tegaknya kalimat la ilaha illallah

Ya Rasulullah

Ya Rasulullah… walau engkau telah tiadaNamun ku berjanji… Akan meneruskan perjuanganmuKu berjanji akan mengamalkan Isi Alquran sebagai mukjizatmuDan menjalankan segala sunnahmu…

Ya Rasulullah… kurindu ingin menatap wajahmuRindu ingin mendengar suaramuAkankah kelak semua ini terjadiNamun hanya selawat Yang dapat kutitipkanSebagai bukti cintaku untukmu…

Allahumma shalli ‘ala MuhammadYa Rabbi shalli ‘alaihi wasallim (10 x)

Safrida M. Daud, S.Pd.IGuru MTsN Lhoksukon Kab. Aceh Utara

PUISI<<

54 SantunanDesember 2012

Satu kilometer sebelah timur kampus biru Universitas Abulyatama Lampoh Keude, Anda bisa melangkah dengan nyaman ke tengah dayah. Ada dayah inong dan agam. Bersama teduhnya sebuah lembaga pengajian ilmu agama yang berlantai dua, Dayah Istiqamatudddin Darul Ma’arif cukup pesat dalam perkampungan penduduk. Juga sering dilewati tetamu yang pulang dan pergi ke Bandara SIM.

Pesantren ini, mendiami dua komplek seluas dua hektare. Untuk perempuan dan laki-laki, dipisahkan sejarak tiga ratus meter. Dua-duanya di sisi selatan Jalan Blang Bintang Lama. Sejak 1968 dayah --yang nama aslinya zawiyah-- telah mendiami satu ruas yang strategis di Desa Lambaro Bileue Lam Ateuk Kuta Baro, Aceh Besar.

Saban tahun, santriwan yang sedang menimba ilmu lebih 700 santri. Sedangkan kaum Hawa melebihi 300 santriwati. Grafik yang masuk dan keluar, nyaris tidak mencolok. Walaupun dinamika di Aceh sering bergejolak, dulu. Thalib atau thaliban --sebutan lain pelajar-- di sini, dididik oleh 50-an teungku.

Ulama muda yang belajar di sini, berasal dari seantero Seuramoe Mekkah. Berasal dari pemuda Kota Sabang hingga remaja Singkil. Juga ada yang berhijrah ke sini dari luar Aceh, seperti Riau, Jambi, Padang, dan Palembang. Sayang, sejak kondisi Aceh kurang sehat, dulu, santri dari Malaysia dan Jawa misalnya, terpaksa pamit (sebentar) dari dayah.

Menyebut dayah atau pesantren, dalam dunia pendidikan di Aceh, ini cuma khas bagi institusi aneuk beuet yang menyediakan asrama (bilik), dan diasramakan. Syarat lain dayah, tersedia balé-balé untuk setiap jenjang pengajaran. Kalau hanya lembaga agama yang bertebaran, hanya belajar pagi, sore, atau malam saja, ini disebut ‘tempat pengajian’. Apalagi lembaga tanpa asrama.

Sungguh padat jadwal belajar di sebuah dayah yang diasramakan. Jadwal pengajian sesi pertama, seperti di Dayah Istiqamatuddin, mulai pukul 06.00-08.00 WIB, pagi, usai shalat shubuh berjamaah. Setelah istirahat dan sarapan pagi, pukul 09.00-11.00, penelaahan kitab dilanjutkan. Menjelang zhuhur, santri istirahat sejenk, serta makan siang.

Pengajian malam diteruskan mulai pukul 19.00, hingga tengah malam. Tentu berhenti sebentar untuk shalat isya, sebelum pukul

21.00. Forum pengajian berkembang lewat debat argumen dan diskusi, tergantung dinamika guru dan santri.

Untuk Dayah Istiqamatuddin ini, tersedia sepuluh ruang ngaji. Beberapa bulan lagi rencana sudah rampung sejumlah lokal yang memadai lagi. Dari tingkat satu hingga tujuh. “Dukungan Pemda untuk pembangunan gedung kali ini sangat mendukung,” kata Abu --sapaan khas di dayah buat pimpinannya-- ketika itu, bersahaja.

Variasi sekali muatan kelas, tergantung kajian dari kitab kuning. Kelas satu kadang-kadang diisi oleh lebih seratus santri, atau kurang. Kelas dua hingga lima tentu lebih sedikit lagi. Bagi kelas enam dan tujuh, tentu kapasitasnya kian minim. ”Seperti ekor tikus, makin tinggi jenjang, makin sedikit jumlah santri,” kisah Tgk H Thanthawi Jauhari, Pimpinan Dayah Istiqamatuddin ini dengan

ramah, pada saya. Kami beberapa kali, saat bertugas di KUA

Kecamatan Mesjid Raya Krueng Raya, pernah mencatat pernikahan di dayah putra/putri itu, karena salah satu catin-nya ialah santri yang berasal dari wilayah Mesjid Raya, Aceh Besar.

Hampir bisa disebutkan dayah ini dibina dengan swadaya masyarakat. Deretan bangunan dayah di pinggir jalan yang berjarak sembilan kilometer dari Kota Banda Aceh, melewati Simpang Tujoh, Ulee Kareng.

Dari sini telah melahirkan ulama ke seluruh Aceh. Rutin juga mengutus sejumlah da’i ke wilayah Aceh, tentu yang piawai dalam menyuguhkan pesan Ilahi buat hamba-Nya lewat pidato. Berbekal penguasaan kitab kuning, ulama yang handal, siap diterjunkan ke tengah masyarakat dengan beragam profesi. Walaupun selama di dayah

Dayah Megah dan Anggun Santri Betah dan Santun

>>DAYAH

55SantunanDesember 2012

Ulama harus peduli dengan kehidupan umat. Di saat keadaan normal, apalagi dalam situasi krisis ‘operasi’ (1989-1998) dan ‘masa darurat’ (2001-2004). Jika warga ingin memperoleh nasehat dan solusi buat problematika masyarakat, ulama dayah pula tempat yang sesuai untuk didatangi.

Namun teungku tentu tidak semua-nya harus sering beranjak ke luar dayah. Sehingga wajar saja kalau sebagian ulama dayah ini tidak terlalu aktif dalam organisasi keulamaan. Masuk ke jajaran Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU), Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), atau MUNA (Majelis Ulama Nanggroe Aceh) sekalipun. Bukan ulama dayah keberatan dengan aktivitas masyarakat dan program pemerintah di luar.

“Tapi pengalaman memperlihatkan, dayah yang sering ditinggalkan pim-pinannya, pelan-pelan akan diting-

Segera Balik ke Dayahgalkan santri. Kita sangat meyayangkan sebagian pimpinan dayah yang terjun terlalu jauh, misalnya dalam politik praktis,” ujar Tgk. H. Thanthawi Jauhari, asal Sawang Aceh Selatan. Beliau masih merasa mampu mengantarkan satri yang hingga menjadi ulama besar menurut zamannya kini dan kelak.

Tgk. Thanthawi, ayah dari enam putra dan putri ini, sangat ramah menyapa umat. Di usianya 60-an tahun, tetap setia mengajarkan berbagai kitab buat santrinya. Pagi, sore, dan malam masih setia dengan dunia dayah. Dan sejak empat puluh tahun silam qalbunya terus lekat dengan Dayah Istiqamatuddin. Sebuah dayah yang sudah lama di Aceh dan dekat dengan nama Dayah Tgk Mamplam Golek—panggilan lain Tgk. Daud Zamzami, di Lam Ateuk itu. [muhammad yakub yahya]

tidak pernah langsung membina bakat dan ketrampilan dari santri. Namun keluar dayah, mereka siap bergandeng dengan keseharian elemen rakyat.

Umumnya dayah di Aceh, khazanah kitab ulama salaf mewarnai kurikulum. Kitab kuning semisal Al Umm, Tuhfah, Al Mughny, atau Mahly, memang santapan para santri dayah. Demikian juga di Istiqamatuddin ini. “Bahkan ada karya mazhab Syafi’iyah yang belum tentu ada di dayah lain, namun di sini, kita mengajarkan, seperti kitab Al Luma’ dan Quway Sunny,” ujar Tgk Thanthawi serius suatu ketika pada saya. Nama kitab yang pertama bertemakan spritualitas (sufy), dan yang kedua logika (mantiq).

24 jamUntuk keteraturan pengajian, piket

sebanyak empat santri disusun. Sejak pagi

hingga malam digilirkan, selama dua puluh empat jam. Piket sangat paham dengan tugas dan kewajibannya. Salah satu tugas piket yaitu mengingatkan para santri saat jadwal shalat dan ngaji yang ditetapkan.

Pemandangan yang tampak di lokasi, para santri sangat menikmati alam dayah. Walaupun sering disanksi akibat kekeliruan, dan bisa berulangkali. Maka jika pagi-pagi Anda akan melihat sebagian santri yang dihukum, misalnya dengan mengangkat batu atau mecabut rumput di halaman dayah. “Ini tegas kita terapkan. Karena yang masuk ke sini ada yang berlatar belakang sosial yang sudah sangat parah di kampungnya,” lanjut

Tgk Thanthawi sangat hati-hati.Mereka sangat menghayati dunia dayah.

Misalnya Tgk Mukmin yang saat itu baru kelas lima, asal Silih Nara Aceh Tengah, kelihatan sangat ramah dan ceria menjalani kehidupan dayah. Tgk Salimin asal Lamno Aceh Barat, yang kala itu juga kelas lima, juga begitu. Kelihatannya tidak pernah bosan dengan kehidupan dayah. Terus bergelut dengan agenda pengajian di dayah, hingga kapan pun. Sebab menimba ilmu, dalam sebuah lembaga atau di luar, tentu tidak punya masa jeda, lebih-lebih lagi bagi pemuda. Dan Dayah Istiqamatuddin siap menampung cita-cita Anda. [muhammad yakub yahya]

DAYAH<<

56 SantunanDesember 2012

26 Agustus 2005Suamiku...!, anakku...! dan seluruh teman-temanku...!Tulisan ini aku tulis setelah aku selesai mengerjakan

shalat Isya. Tepat pada pukul 10.30 WIB. Tepat setelah suami dan anak-anakku terlelap tidur. Saat yang sengaja aku pilihkan supaya mereka tidak bertanya apa yang sedang aku tulis. Aku tidak mau berbohong. Dan apabila aku jujur pasti akan melukai hatinya, akan membuat mereka sedih, dan terpukul.

Tadi siang aku ke dokter untuk mengontrol penyakitku. Kata dokter penyakit maag dan penyakit asam lambungku semakin parah. Aku harus menjalani pengobatan rutin dan melalui hari dengan berbagai pantangan makanan.

17 Maret 2008Ya Allah ampunilah aku. Aku tidak bisa melaksanakan

kewajibanku sebagai seorang istri, seorang ibu, sebagai seorang teman, abdi negara, dan sebagai anggota masyarakat. Penyakitku telah menghambatku untuk memenuhi semua kewajibanku.

11 September 2008Hari ini Bunda resmi tidak masuk kerja lagi. Rutinitas

Bunda sebagai seorang guru sudah berakhir. Bunda mengambil pensiun dini di usia Bunda yang ke 40 tahun.

1 Januari 2009Ini adalah tulisanku yang terakhir. Kumohon... suamiku...!

anakku...! bacalah tulisan ini sampai habis. Supaya kau mengerti isi hatiku. Dan ambillah manfaat dari apa yang bisa kau ambil....

Suamiku...!Suamiku, jika aku pergi meninggalkanmu untuk selamanya,

menikahlah.... Carilah istri yang bisa menyenangkan hatimu, Yang bisa menerima anak-anakmu. Anak kita!

Suamiku, jagalah anak kita, bimbing mereka, pelihara mereka dengan sepenuh hatimu. Jangan buat mereka kesepian, sedih, dan jangan buat mereka menangis. Wujudkan cita-cita mereka menjadi orang sukses untuk agama dan negara.

Kepada anak-anakku....Anakku, janganlah engkau membantah kepada ayah dan

Umimu. Ya.... bila saat ini engkau telah memiliki seorang Umi pengganti Bunda. Hormatilah mereka. Anakku, jadilah engkau anak yang malu bukan anak pemalu.

Dalam hati mungkin engkau bertanya kenapa Bunda

Catatan Bunda

menginginkanmu memiliki sifat itu bukan yang lain misal amarah, jujur dan sebagainya.

Tahukah engkau, malu berarti terkendalinya jiwa. Yakni, ia tidak bisa melakukan perbuatan tercela atau sesuatu yang buruk. Jadi seorang pemalu tidak bisa melihat dirinya hina di hadapan Allah, di hadapan manusia, atau di hadapan dirinya sendiri.

Orang punya malu adalah orang yang mulia. Ia memuliakan dirinya di hadapan Allah, di hadapan dirinya sendiri.

Malu merupakan sebuah perasaan yang hidup yang ada di dalam jiwa. Sebuah perasaan yang memuliakan jiwa dari segala kerendahan dan kehinaan. Sebuah perasaan yang membuat beberapa kata seperti maksiat, dosa, menipu, mencuri, zina, dan sebagainya menjadi hampir mustahil. Perasaan tersebut seolah berkata,”Aku lebih tinggi dan mulia daripada itu semua.”

Anakku, Nabi SAW, bersabda, “Malu seluruhnya baik.” Beliau juga bersabda, ”Malu selalu mendatangkan kebaikan.” Beliau bersabda, “Malu adalah sebagian dari iman.” Dan iman tempatnya di surga. Sementara kekejian bagian dari hati yang kesat. Sementara hati yang kesat tempatnya di neraka.

Anakku...! Egkau tidak akan bisa berbakti kepada kedua orang tuamu, bertobat kepada Allah, pergi haji, umrah, berbuat jujur, meninggalkan dusta untuk taat kepada Allah, kecuali jika engkau memiliki rasa malu.... Engkau malu kepada Allah, karena dosamu yang banyak, dan engkau malu menjumpainya dalam kondisi berlumur dosa....

Karena itu, engkau berbakti kepada kedua orang tuamu, menghampiri Allah, bersikap jujur, dan istiqamah. Ya, akhlak berpulang kepada rasa malu. Dan akhlak islam yang paling sempurna adalah adanya rasa malu.

Susunlah kembali lembaran hidupmu. Mulailah hiasi hidupmu dengan sifat malu. Malu karena berbuat dosa, malu karena lalai, rasa malu seorang hamba, malu karena cintamu yang besar kepada Allah, engkau malu kepada-Nya, malu karena merasakan nikmat Allah, dan malu karena merasakan keagungan Allah.

Demikian pesan dan sedikit ulasan tentang rasa malu. Semoga bermanfaat dalam engkau menjalani dan menata hari-harimu.

Yang menyayangimu selalu Bunda

***

Lelaki remaja itu menarik nafas dalam-dalam. Dan kemudian menutup buku setengah usang berwarna biru itu, kemudian meletakkan kembali ke rak buku. Pikirannya menerawang kemasa empat tahun yang lalu. Di mana Bunda masih bersamanya. Bunda yang selalu memberinya kasih sayang yang tulus. []

Safrina Maken, Guru MIN Teupin Raya Kec. Geulumpang Tiga, Kab. Pidie

>>CERPEN

57SantunanDesember 2012

Setiap pagi, mereka kusuruh untuk berdoa supaya apa yang dicita-citakan akan tercapai.

Begitu sampai di sekolah kutanyakan satu persatu kepada siswa yang hadir. Semua mereka menjawab sesuai dengan doanya.

Ternyata ada satu orang anak, namanya Bila, tidak mau menyebutkan bagaimana ia berdoa begitu ia hendak ke sekolah. Aku jadi penasaran. Setelah mendapatkan akal, kusarankan agar semua siswa membisikkan doanya kepada temannya sebangkunya secara bergantian.

Begitu giliran Bila, tiba-tiba meledaklah tawa si Syaima yang sedang dibisikkan pada telinganya serta diikuti tawa anak-anak lainnya. Ternyata ia membisikkan pada Syaima bahwa ia telah berdoa tadi pagi agar gurunya yang satu ini ditumbuhkan rambutnya supaya kepalanya tidak lagi botak seperti ini, barulah giliranku tertawa dengan serta merta. Aku kena.…

Keesokan harinya, seperti biasa, siswa yang hadir hanya separuh dari keseluruhan siswa, pelajaran yang akan ku asuh adalah pelajaran IPA, membahas cara perkembangbiakan makhluk hidup.

Sebelum belajar dimulai, mahdi dan wardi sudah menguap-nguap, sedangkan muli yang mengambil posisi paling pojok belakang itu memaksakan diri agar tidak kelihatan ngantuk, tapi ia tidak sadar kalo kami semua sudah me-langsung-kan pembelajaran hingga satu topik, ia asyik menjungkat-jangkitkan kepalanya ke atas dan ke bawah karena dihinggapi kantuknya.

Ketika kutanya, “Kenapa Muli tidak mengantuk, padahal orang lain semua pada ngantuk?” Dia pun tanpa pikir panjang menjawab, “Karena kami serius dalam memperhatikannya pak.…”

Sepontan saja anak-anak tertawa dengan gelinya yang tadinya selalu memperhatikan kepalanya mengangguk-angguk bagai bebek kegirangan.

Pelajaran kulanjutkan. Untuk mensiasati mereka agar tidak mengantuk, aku terpaksa merubah metode.…

“Anak-anak, ada sejenis hewan yang paling berani di dunia ini, yaitu ia membelah-belah badannya sendiri, lalu bagian badannya itu dia buat menjadi anak-anaknya.”

“Hah…betulkah itu pak?” tanya Syaima“Iya, betul,” jawabku menguatkan.Mereka mulai penasaran, Mahdi, Wardi

Keesokannya pun tiba. Aku memasang niat yang ikhlas untuk mengajar tanpa beban. Setiap kuingat akan murid-muridku yang lucu-lucu sekaligus “kobong” itu, selalu kulayangkan doa, semoga diberikan kemudahan dalam penyampaian dan mudah mereka menerima apa yang kusampaikan.

Kumulai hari itu dengan kegembiraan dan keceriaan.

“Assalamualaikum anak-anak,” sapaku ketika hendak memasuki ruangan kelas 6.

Mereka menjawab bersama-sama dengan riangnya. Kelas enam hari ini beda dengan hari-hari yang lalu. Biasanya separuh bangku mereka kosong, karena kebanyakan teman-teman mereka berhalangan.

Di saat kutanya, “Mengapa teman-teman ramai yang tidak datang?” mereka menjawab, “Seharusnya kita bersyukur kalau ada separuh yang tidak datang pak.”

“Heh heh heh, kenapa emang?” tanyaku penasaran

“Yah… bapak ni, ketimbang kami semua nggak datang, kan mending ada separuh pak?” tampil Syaima berkelakar.

“Iya juga ya,” pikirku. Namun bukanlah itu harapanku. Aku tetap akan selalu bersyukur apalagi karena hari ini ruangan penuh semua. Cuma ada satu bangku yang kosong yang letaknya di barisan paling belakang. Bangku itu bukan punya Erwin orang yang nomor satu paling malas ke sekolah itu, karena ia hari ini juga hadir ingin mendengar ada rahasia besar yang ingin kusampaikan.

“Lalu, bangku yang kosong di belakang itu siapa punya,” tanyaku pada anak-anak.

Semua mereka mengulum jawaban, tidak seorangpun yang bersedia menyatakan dengan sesungguhnya, “ada rahasia di balik bangku…,” gumamku. Kembali anak-anak tertawa. Mereka cengar cengir dan enggan membuka rahasia.

Kubiarkan teka teki itu meliputi canda dan tawa mereka, semangat dan kreatifitas mereka. Kelakar dan senda gurau mereka semua terekam di kepala, usik dan usil sebagai pelerai kejenuhan bergulir seiring dengan karya dan cipta. Mereka akan selalu semangat dan cinta pada pelajarannya, karena mereka suka pada gurunya. Terkadang guru mereka menjadi bahan tertawaannya, karena ia sedang masa transisi dan mencari jadi diri. Guru tidak boleh dendam… Itu kata mereka.… []

dan Bila menggosok-gosokkan matanya, menandakan ia sudah siap untuk tidak mengantuk lagi.

Mereka bertanya-tanya, “Makhluk apa pak.… makhluk apa pak?”

“Ayo siapa tau?” tanyakuSemua mereka berbisik-bisik,

penasaran.…Lain dengan Rizal, ia telah mengantongi

jawabannya. Ia tersenyum-senyum saja menunggu giliran aku bertanya padanya. Sedangkan teman sebangkunya bertambah penasaran.

“Binatang apa Zal, ayo katakan aja,” Ilham menggoyang-goyang bahu Rizal. Rizal menggeleng-geleng kepala. Ia tidak mau temannya mengetahui ilmu yang sangat berguna itu. Begitu pikirnya.

Dari depan, aku perhatikan Rizal yang cengar cengir menunggu pertanyaanku….

“Yah… kamu… kamu… Rizal”, ujarku sembari menunjuk ke arahnya yang siap menjawab.

Ruangan jadi hening, semua siswa memasang telinganya kuat-kuat. Rizalpun dengan percaya dirinya angkat bicara. Ia bangun, lalu berdiri, tengok kiri, tengok kanan, senyum-senyum….

“Hai Rizal, katakan terus, kami penasaran ini”, sahut siswa lain bergantian.

Ia pun bicara.“Makhluk yang membelah badannya itu

JIN pak”. Kontan saja Ilham yang begitu serius menyimaknya meledakkan tawanya yang memekakkan telinga.

“Ada-ada aja kamu Zal,” seringai mereka berganti-gantian.

Rizal tampak pucat. Wajahnya bagai tiada darah lagi. Pelajaranpun berakhir dengan tanda tanya….

Pelajaran belum tuntas, besok akan masuk pembahasan yang sama, tapi hari ini telah mendapat sebuah kunci untuk menarik perhatian siswa.

“Anak-anak, pelajaran akan dilanjutkan besok. Besok bapak akan membuka rahasia yang paling hebat ini. Bapak akan memperkenalkan sebuah makhluk hidup atau hewan yang kerjanya membelah badannya, lalu dijadikan bagian badannya menjadi anak-anaknya,” ucapku menutup perjumpaan.

Semua murid bertanya-tanya, ingin mendapatkan jawaban secepatnya, namun mereka tetap memburu jawaban yang spektakuler itu esoknya. Mereka harus datang kalau mau tahu jawabannya.

CERPEN<<

Aku Gurumu, Engkau MuridkuSamsuddin, Guru MIS Nurul Falah Meulaboh

58 SantunanDesember 2012

Masih berumur 24 tahun, pria keturunan Turki ini sudah memulai karir masa mudanya dengan bermain di berbagai klub di kota Gelsenkirchen dan kemudian bermain selama lima tahun bersama Rot-Weiss Essen. Namun, bukan dalam hal sepakbola saja pemain yang dijuluki burung hantu itu mengasah kemampuannya. Sebagai seorang muslim Ozil terbiasa membaca ayat suci Al-qur’an saat santai dikediaman dan sebelum turun kelapangan hijau.

Mesut Özil yang lahir 15 Oktober 1988 merupakan seorang pemain sepak bola berkebangsaan Jerman keturunan Turki bermain di klub Real Madrid sejak Agustus 2010. Posisi utama dalam kesebelasan adalah sebagai gelandang serang. Di Spanyol ia mendapatkan julukan El Búho (Si Burung Hantu) karena kemampuan operannya yang teliti meliputi sudut yang luas.

Pemain yang dibayar mahal oleh klub rak-sasa Spanyol Real Madrid ini salah satu pemain yang menjadi tumpuan harapan jutaan warga negara Jerman saat membela timnas Jerman. Ozil mengaku sangat taat menjalankan ajar an Islam, para penggemar bola khusus-nya fans Real Madrid tentu sering melihat diri nya selalu menengadahkan tangan ke atas sebelum pertandingan saat berlaga di lapang an hijau.

Saat diwawancara majalah Der Tagesspiegel, Ozil mengatakan berdoa dan membaca kitab suci Al-Quran amat bermanfaat bagi dia. Beribadah membikin dia lebih fokus saat bertanding. "Saya selalu

Geladang Serang yang Suka Baca Al-qur’ansalat, berdoa, dan membaca Quran sebelum turun ke lapangan. Rekan satu tim saya sudah hafal kebiasaan ini," ujar Ozil.

Ada satu hal yang sangat dia sesalkan. Walau terhitung rajin beribadah, dia kerap tidak berpuasa ketika Ramadhan tiba. "Sayangnya, untuk mencapai kebugaran terbaik, saya harus sering makan dan minum. Itu sebabnya saya tidak bisa melakoni bulan puasa secara penuh," ujar dia seperti dilansir goal.com.

Pemain bergaji Rp 59 miliar saban tahun ini menerima tradisi Islam karena keluarganya keturunan Turki. Mereka pindah ke Jerman pada 1967 dari wilayah Devrek di utara Turki. Mustafa Özil, sang ayah, adalah orang yang menanamkan sifat religius itu. Kepada surat kabar Welt Am Sonntag, dirinya mengaku ayahnya berperan amat besar dalam urusan agama hingga sepakbola. "Ayah selalu mengingatkan saya untuk bersikap sekaligus menjadi pengkritik saya dalam karir," ujar mantan pemain Werder Bremen dan Schalke 04 ini. (dbs)

Di masa lalu, Igbo merupakan salah satu wilayah berpengaruh secara politik di Nigeria. Di wilayah ini berdiri kerajaan besar yang pada akhirnya melebur dan menjadi bagian dari wilayah Nigeria modern.

Secara tradisi, masyarakat wilayah ini menganut Kristen dan agama tradisional. Tradisi tersebut juga berlaku untuk keluarga kerajaan yang secara emosional mempersatukan wilayah ini.

Belakangan masyarakat Igbo dikejutkan dengan satu kabar yang menyebutkan raja mereka, Sylvester O. Dimunah memutuskan untuk menjadi Muslim. “Saya tidak berpindah agama. Saya hanya kembali ke agama nenek moyang kami yang dianut dan dipraktekkan secara universal,” ungkap dia seperti dikutip onislam.net, Senin (28/1).

Setelah menjadi Muslim, ia berganti nama menjadi Musa Dimunah. Musa mengaku sangat terkesan dengan ajaran Islam yang meniadakan kebencian dan diskriminasi. Saya tidak pernah menyesal karena menjadi Muslim terlepas dari stigma, pandangan negatif karena status saya sebagai orang Igbo, tegas dia.

Ketika ditanya apakah ia menghadapi ancaman atau penolakan dari kerabat, Musa mengatakan ia tidak menghadapi tekanan dari keluarganya karena keluarganya justru menghormati keputusannya itu. Musa mengungkapkan semenjak tragedi 9/11 lalu,

Terkesan Ajaran Islam, Raja Igbo Jadi Mualaf

ia tertarik untuk mempelajari Islam. Dalam studi yang dikajinya, banyak

orang mengatakan Islam dan Muslim itu berbahaya. Tapi hal itu tidak membuatnya mundur, sebaliknya ia semakin penasaran. Ia pun semakin kagum setelah mengetahui bagaimana generasi Muslim pertama dipimpin oleh Nabi Muhammad telah memperlihatkan wajah sesungguhnya umat Islam kepada dunia.

“Di awal, Islam sangat menghindari kekerasan. Apa buktinya, itu terlihat bagaimana Nabi SAW hijrah,” ungkap Musa.

Karena itulah, Musa menyimpulkan Islam merupakan agama damai yang mengajak umat manusia memiliki moral dan hubungan interpersonal yang baik. Keputusan Musa memeluk Islam bisa dikatakan satu tonggak sejarah penting dalam dakwah Islam.

Apalagi, wilayah ini tidak memberikan

pendidikan Islam kepada masyarakatnya, kendati ada populasi Muslim yang jumlahnya sangat sedikit. Praktis hanya Universitas Port Harcourt yang hanya menawarkan ajaran Islam.

Kepala Dewan Tradisional Igbo, Sam Eze Ohiri mengatakan masyarakat Igbo tidak mempermasalahkan keputusan raja karena itu merupakan hak asasi yang tidak bisa diganggu gugat. “Siapapun punya cara masing-masing dalam upaya melayani Tuhannya,” kata dia.

Ulama terkemuka Nigeria, Sheikh Shehu Ustman Anaga mengatakan masuk Islamnya Raja Igbo merupakan tanda yang baik. Ini juga menjadi bukti bahwa Islam sesungguh-nya bukanlah agamanya yang mengajarkan kekerasan. Saya kira saudara-saudara kita di Igbo telah mencoba untuk belajar dan me-mahami ajaran Islam dengan baik, ucapnya.

Anaga, yang merupakan juga seorang mualaf, meminta pemerintah untuk memperhatikan minoritas Muslim Igbo. Perhatian itu sangat penting dengan harapan memberikan kesempatan kepada mereka untuk mencapai keseteraan dengan suadara mereka yang non-Muslim.

“Saya kira masalah yang terjadi di Nigeria saat ini adalah kurangnya informasi. Masalah itu jelas bersumber pada kurangnya kesempatan untuk memberikan informasi yang benar,” kata dia. (republika.co.id)

>>ISLAMIKA