madrasah masih butuh bantuan -...

60
Pimpinan Harus Meneladankan Sikap Disiplin dan Integritas MAJALAH ISSN 0216-0790 Edisi 02, Februari 2013 M/Rabiulakhir 1434 H Rp. 10.000,- MADRASAH MASIH BUTUH BANTUAN

Upload: doanminh

Post on 23-Feb-2018

337 views

Category:

Documents


31 download

TRANSCRIPT

Pimpinan Harus Meneladankan Sikap Disiplin dan Integritas

Majalah

ISSN 0216-0790

Edisi 02, Februari 2013 M/Rabiulakhir 1434 h

Rp.

10.

000,

-

MadrasahMasih Butuh

Bantuan

caritasCZECH REPUBLIC

W O R K I N G T O G E T H E RMEUSAREE-SAREE

Jl. Raya Lambaro Km.4,5 Tanjung Permai, Manyang PA Kec. Ingin JayaAceh Besar, Telp. (0651) 635544. Fax (0651) 637170 - Banda Aceh

KONTAK PERSON : - Elva (085228072947)- Maimun (08126965168)- Firdaus (0811685133)- Bahar (085260083328)

Percayakan kebutuhan Barang

Cetakan Anda

kepada Kami

Harga bersaing

Kualitas dijamin

Siap tepat waktu

Bonus Iklan di koran&radio

KoranMajalahTabloidBukuPosterBrosurKalenderUndanganTiket

Kotak MakananKotak TissueSertifikatStikerKop SuratLeafletKartu NamaMap FolderBag Paper

Keluarga Besar

Mengucapkan

Selamat Hari Raya

Idul Fitri 1 Syawal 1433 H

Minal Aidil Wal FaidzinMohon Maaf Lahir & Bathin

ttdPimpinan

ISI

Edisi 02, Februari 2013 M/Rabiulakhir 1434 h

Majalah

Dulu Sopir,Kini Pejabat

Madrasah PenghasilHafiz dan Hafizah

10-19 KANWIL

49 SOSOK

38-39 MADRASAH

Kemenag Menanti Hibah

06-09 UTAMA

KHUSUS

KELUARGA

Istriku Terlibat Hutang

TAFSIR

Bukan Hamba Biasa

LENSA

OPINI

PERISTIWA

BAHASA ACEH

BAHASA ARAB

BAHASA INGGRIS

TTS

SIRAH

DAYAH

Pustaka Klasik Tulisan Tangan

CERPEN

Pelangi Bisu di Mata Ibu

BUDAYA

Ulama Ahli Tafsir Asal Mataram

20

27

28

30

32

40

50

51

52

53

54

55

56

58

PPIH/BPAH Aceh Evaluasi Haji 1433 H

04 SantunanFebruari 2013

Redaksi hanya memuat surat, email, atau sms yang menyertakan identitas yang jelas, dan disampaikan dalam bahasa yang sopan. Demikian untuk dimaklumi.

Assalamu’alaikum,Salam sejahtera, Redaksi Santunan yth. Bagaimana

caranya konsultasi BP4 atau masalah agama, apa bisa melalui sms, dan dialamatkan kepada siapa? Terima kasih.

Wassalam,H. Bahrum Basyah

Kluet Timur Kab. Aceh Selatan

Redaksi: Boleh langsung ditanyakan melalui redaksi (emal atau sms), nanti kami teruskan pertanyaannya kepada Pengasuh rubrik. Terima kasih.

Bagaimana CaraKonsultasi Keluarga

>>SURAT

Nomor Kontak dan Email Majalah Santunan

Pembaca dan Bendahara Satker yth. Sliahkan menguhubungi kami: untuk keredaksian di nomor 085362367700 atau

email [email protected]. Sedangkan usaha di nomor 085277759339 atau [email protected].

Rekening: Bank Rakyat Indonesia No. 00000037-01-002219-30-7

a.n. Majalah SantunanBank Syariah Mandiri No. 7070777775 a.n. Majalah

SantunanTerima kasih.

Anjangsana DWP Kanwil Kemenag saat HAB ke-67.

05SantunanFebruari 2013

Madrasah Masih Butuh Bantuan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD, yang melarang Pemerintah Daerah membantu Madrasah termasuk instansi vertikal di daerah, menuai polemik panjang.

Larangan pemberian bantuan APBD pada Madrasah sebagaimana yang tertera dalam Permendagri itu, dinilai sejumlah pihak akan semakin menyulitkan pengembangan sekolah Islam ini di daerah. Pasalnya, selama ini bantuan pengembangan madrasah praktis hanya bersumber dari Kementerian Agama saja. Jika pun ada bantuan pemerintah daerah, namun dinilai masih terlalu kecil dibanding bantuan dan perhatian pemerintah daerah pada sekolah umum. Sementara kita tahu kondisi sebagian besar madrasah dilihat dari fasilitas dan infrastrukturnya masih memerlukan perhatian yang besar dari pemerintah dan juga masyarakat.

Jika ditilik secara seksama, setiap tahun anggaran yang tersedia pada Kementerian Agama untuk madrasah dibanding dengan kebutuhan dan jumlah madrasah yang harus dibantu amatlah tidak siknifikan. Sementara kewajiban Negara adalah bertanggung jawab atas kecerdasan anak bangsa.

Sesuai dengan amanat Pasal 46 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendanaan Pendidikan menyatakan bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Dus lagi, pada ayat (2) ditegaskan lagi bahwa pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab menyediakan anggaran pendidikan sebagaimana diatur dalam pasal 31 ayat (4) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Ironis, sekaligus miris dengan apa yang terjadi lapangan. Selama ini, porsi anggaran pendidikan yang diterima madrasah dengan sekolah umum sangat berbeda jauh. Padahal, jika kita mau menghitung-hitung, sebagaimana perintah Undang-undang, di dalam 20 persen APBN dan minimal 20 persen dari anggaran APBD untuk dana pendidikan setiap tahun, madrasah harus mendapat porsi anggaran yang sama dengan sekolah umum.

Oleh karenanya, wajar saja jika sampai saat ini madrasah dinilai masih dianggap anak tiri dan dimarjinalkan dalam dunia pendidikan nasional. Padahal, jika dilihat dari peran dan fungsinya madrasah juga memiliki tugas yang sama seperti juga dengan lembaga pendidikan lainnya. Sejarah telah menjelaskan bahwa madrasah adalah lembaga pendidikan tertua di negeri ini yang telah memberikan sumbangan besar dalam mencerdaskan anak-anak bangsa ini.

Mestinya, pemerintah pusat tidak terkecuali pemerintah

SALAM<<

juniazi

Majalah Santunan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Pembina: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Dewan Pengarah: Kepala Bagian Tata Usaha, Para Kepala Bidang Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Penanggungjawab: H. Akhyar, S.Ag, M.Ag. Pemimpin Umum & Pemimpin Redaksi: H. Juniazi, S.Ag, M.Pd. Sekretaris Redakasi: Muhammad Yakub Yahya, S.Ag, M.Ag. Redaktur Pelaksana: Zarkasyi Yusuf. Wakil Redaktur Pelaksana: Ahsan Khairuna, S.Sos.I. Sidang Redaksi: H. Khairuddin Aba, S.HI, Mulyadi Nurdin, Lc, Muzakkir, S.Ag, Drs. H. Abdullah AR, M.Ag, Alfirdaus Putra, S.HI, Drs. Taharuddin, MA, Dra.Hj. Suri Arniansyah, Drs. Mardin. Desain dan Tata Letak: Jabbar Sabil, MA, Khairul Umami, S.Sos.I. Bidang Usaha. Koordinator: Munawar, SE, Marketing dan Iklan: Alfaizin, MM, Sirkulasi: Amwar Citra Hutabarat, S.Sos, Bendahara: Darwin, SE, Keuangan: Zamzarina, A.Md. Staf Sekretariat: Nurbaiti, SH, Hartati, A.Md, Saiful Mahdi, Fadhlan Mursal, A.Md. Alamat Redaksi: Jl. Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh. Website: http://aceh.kemenag.go.id. Email redaksi: [email protected]. Email Usaha: [email protected]. Telp. Redaksi: 085362367700. Telp. Usaha: 085277759339. Rekening: Bank Rakyat Indonesia No. 00000037-01-002219-30-7 a.n. Majalah Santunan; Bank Syariah Mandiri No. 7070777775 a.n. Majalah Santunan.Biro Daerah: Para Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota se-Provinsi Aceh

daerah, harus objektif melihat madrasah sebagai juga lembaga pendidikan yang setara dan se level dengan sekolah umum, walau madrasah itu dikelola oleh Kementerian Agama yang notabene adalah instansi vertikal di daerah. Karena, missi yang diemban lembaga pendidikan madrasah sama juga dengan misi yang diemban sekolah umum, yakni sama-sama ingin mencerdaskan anak bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Kita berharap diskriminasi anggaran untuk madrasah, penganaktirian madrasah dan apalagi yang namanya melarang pemerintah daerah memberi bantuan dari APBD kepada madrasah, mesti dipertanyakan dan harus ditolak. Sekali lagi, kita menolak argumen yang menjelaskan madrasah tidak dapat dibantu karena madrasah di bawah instansi vertikal Kementerian Agama. Madrasah tidak dapat diberikan anggaran, karena madrasah sudah menerima anggaran dari APBN. Untuk diketahui, berbeda dengan agama yang masih sentralistik, namun tidak sama halnya dengan pendidikan. Pendidikan itu desentralistik bukan sentralistik. Artinya, masih ada tanggung jawab pemerintah daerah untuk mendanai pendidikan di madrasah sebagaimana amanat Undang-undang. Intinya, kita tidak malu untuk mengatakan bahwa madrasah masih membutuhkan bantuan dan uluran tangan pemerintah tidak terkecuali bantuan pemerintah daerah melalui APBD. Nah.... []

05SantunanFebruari 2013

06 SantunanFebruari 2013

Kemenag Menanti hibah

>>UTAMA

07SantunanFebruari 2013

Memang ramai anak keluarga besar jajaran Kementerian Agama, di Aceh juga, yang

sekolah di sekolah umum, belasan tahun di bangku TK, SD, SMP, SMU, SMK, dan universitas. Namun banyak pula putra dan putri keluarga besar aparatur yang bekerja di luar Kemenag, 'pegawai Pemda' istilahnya yang belajar di madrasah, puluhan semester di RA (Raudhatul Athfal), MI, MTs, MA, dan IAIN/ STAIN.

Selain anak Kemenag dan di luar Kemenag, anak-anak yang belajar di sekolah, adalah sama-sama anak bangsa, yang tak perlu tahu, 'ini sekolah umum' dengan anggaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten/ Kota (APBK), dan 'ini sekolah agama' dengan anggaran Pusat.

Asal anaknya alim, cerdas, pintar, kian baik, dan ada ijazah di ujung kelas, walimurid biasa tak memusingkan diri dengan 'tanda tangan siapa' dan di bawah logo 'Tutwuri Handayani' atau 'Ikhlas Beramal' kah sekolah dan ijazah itu dikeluarkan dan dileges.

Di lokal, anak di sekolah dan anak di madrasah tidak ditanyai guru, ayah dan ibunya kerja di bawah 'bendera' Ikhlas Beramal atau di bawah 'bendera' lain, atau swasta; atau sebelumnya ananda di sekolah atau di madrasah; lalu Bapak dan Ibu guru akan memilih dan memilah anak-anak itu, tidak demikian, bukan?

Surat Edaran Nomor 903/5361/Sj

tentang Bantuan APBD Kepada Madrasah yang menjadi salah satu penguat dalam membangun komunikasi dan meminta dukungan Pemda (Pemerintah Daerah) dan Pemkab (Pemerintah Kabupaten).

Madrasah masih sangat mengharapkan bantuan dana hibah dari Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/ Kota melalui Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) dan Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten/Kota (APBK), seiring keluarnya Peraturan Menteri dalam Negeri (Permendagri) Nomor 39 Tahun 2012 sebagai revisi atas Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial dari APBD.

Selama ini memang ada Kabupaten/ Kota, tergantung kerjasama dengan pihak Kemenag dan kebijakan Bupati/ Walikota, yang banyak membantu madrasah, tak bisa dibalas memang jasa dan hibah Pemda, juga aspek keagamaan lain. Juga untuk madrasah, banyak bantuan Pemda. Namun ada daerah yang seakan belum maksimal membantu.

Jadi, ke depan dengan aturan di atas, dan menatap kondisi 'anak siapa' yang duduk di madrasah, dan 'anak siapa' yang mengajar dan mendidik di madrasah itu, hilanglah kesan bahwa, madrasah 'hanya' urusan Pusat, pelan-pelan kita giring opini, bahwa 'agama' dan madrasah itu bukan wewenang Kemenag RI semata. [yakub]

UTAMA>>

08 SantunanFebruari 2013

Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa'dan, M.Pd, nyatakan bahwa madrasah masih sangat mengharapkan bantuan dana hibah dari Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/ Kota melalui Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) dan Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten/ Kota (APBK), seiring keluarnya Peraturan Menteri dalam Negeri (Permendagri) Nomor 39 Tahun 2012 sebagai revisi atas Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial dari APBD, hal ini beliau sampaikan kepada Santunan, di ruang kerjanya.

“Dalam rangka pengembangan pendidikan di madrasah, dan sebagaimana kita lihat bersama, adapun siswa yang belajar di Madrasah adalah juga merupakan anak Aceh, generasi penerus kita bersama, ditambah minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di madrasah sangat besar baik di ibu kota Provinsi dan di daerah-daerah di Aceh, sampai tidak dapat tertampung pada saat ajaran baru, maka kita masih sangat mengharapkan bantuan dari Pemda baik itu dalam bentuk pengembangan mutu dan pembangunan fisik Madrasah yang ada di Aceh,” harap Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh.

“Tidak dapat kita pungkiri, dana yang di berikan oleh Pemda selama ini, sangat membantu proses belajar mengajar di Madrasah baik yang diberikan melalui APBA dan APBK di Kabupaten/Kota, karena dana Madrasah dalam satu tahun Anggaran sangat terbatas dari DIPA Kementerian Agama,” sebut Kakanwil.

“Sehingga tidak semua madrasah yang tersebar di 23 Kabupaten/ Kota di Aceh mulai dari RA, MI, MTs dan MA mendapatkan suntikan dana bantuan dalam setiap tahunnya. Terlebih, madrasah swasta maka sangat kita sayangkan. Apabila tidak ada shearing dari Pemerintah Daerah akan sangat mengganggu proses belajar mengajar di madrasah. Akhirnya yang menjadi imbasnya adalah rendahnya mutu pendidikan generasi Aceh,” sambung Kaknanwil, yang harapan itu seirama

dan senada juga disampaikan oleh Kasi Sarana dan Prasarana Bidang Madrasah di Kanwil Kemenag Aceh Drs. Radhiuddin, di tempat terpisah.

Menyahuti tentang Permendagri Nomor 39 Tahun 2012 sebagai revisi atas Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial dari APBD, ada pemerintah daerah mendefinisikan tidak dibolehkan lagi pemberian dana hibah kepada madrasah.

Mengenai hal tersebut, Kaknwil Kemenag sampaikan, “Sebenarnya pemberian dana hibah oleh Pemda (Pemerintah Daerah) kepada madrasah dalam Permendagri 39 Tahun 2012, masih dibolehkan pemberian dana hibah untuk Madrasah,” jelas Kakanwil yang baru saja mensosialisasikan Bidang PAI di Warung Pak Muku (15/2) Pango Raya Banda Aceh.

“Hal ini juga, diperkuat dengan dikeluarkannya Surat Edaran Menteri Dalam Negeri (SE) nomor 903/5361/Sj tanggal 28 Desember 2012 tentang Bantuan APBD Kepada Madrasah, yang secara implisit pada poin ke 4 Surat edaran tersebut madrasah sebagai lembaga pendidikan pada prinsibnya dapat memperoleh bantuan pendanaan dari Pemerintah Daerah sebagaimana pasal 46 ayat (1) Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan nasional,” sambung Ibnu Sa’adan.

“Dan pada pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 Tentang Pendanan Pendidikan,” tegas Ibnu (nama akrab Kakanwil).

Maka harapan Kakanwil kepada Kankemenag Kabupaten/Kota dan Kepala-kepala Madrasah dan keluar-ga besar Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, "Untuk mem bangun komunikasi dengan stakeholder, dalam hal ini kepada Pemerintah Daerah, terlebih dengan dikeluarkannya Surat Edaran Nomor 903/5361/Sj tentang Bantuan APBD Kepada Madrasah.”

Dengan harapan adanya pan-dangan yang sama terhadap SE tersebut dalam menjawab kebu-tuhan dalam mengembangkan mutu pendidikan generasi Aceh yang belajar di madrasah. [alfaizin/y]

Madrasah Perlu PemdaDrs. H. Ibnu Sa'dan, M.Pd, Kepala Kantor Kanwil Kementerian agama Provinsi aceh

>>UTAMA

09SantunanFebruari 2013

Bantuan Pemerintah Aceh dan Pemkab (Pemerintah Kabupaten) atau Pemda dalam bentuk dana hibah, kepada madrasah selama ini dirasakan sangat membantu madrasah-madrasah, mulai dari RA, MI, MTs dan MA di Kabupaten Aceh Barat. Ke depan madrasah juga masih sangat mengharapkan bantuan serupa kepada Pemda untuk madrasah-madrasah, terutama madrasah swasta yang tidak ada dana khusus kepada mereka dari DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran). Demikian paparan Drs. Tharmizi, Kasi Madrasah pada Kakankemenag Kabupaten Aceh Barat kepada Santunan.

“Kita masih membutuhkan bantuan Pemerintah Aceh dan khususnya Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, terutama untuk madrasah swasta. Selama ini madrasah baik negeri maupun swasta yang menerima bantuan Pemda, sangat membantu dalam menutupi kekurangan dana peningkatan kualitas pendidikan anak di Aceh Barat,” harap Drs. Tharmizi

“Di Kabupaten Aceh Barat, minat masyarakat untuk menyekolahkan anakanya di madrasah sangat tinggi, madrasah-madrasah umumnya menjadi idola bagi anak-anak usia sekolah di kabupaten Aceh Barat, yang mengakibatkan daya tampung tidak tersedia ditambah sumber belajar yang belum memadai,” sambung Kasi Madrasah, yang sebelumnya hanya ada Kasi Mapenda.

Untuk meminimalisir persoalan daya tampung dan kekurangan sumber belajar

dan lain-lainnya, Kankemenag Aceh Barat melalui Kasi Madrasah, sejauh ini sudah membangun komunikasi dan kerjasama dengan Pemerintah Aceh dan pemangku Pemkab, terutama setelah dikeluarkannya Surat Edaran Nomor 903/5361/Sj tentang Bantuan APBD Kepada Madrasah yang menjadi salah satu penguat dalam membangun komunikasi dan meminta dukungan.

“Kita sudah membangun komunikasi dengan Pemkab Aceh Barat dan stakeholder (pengambil kebijakan) pendidikan di Aceh Barat mengenai Surat Edaran Nomor 903/5361/Sj tentang Bantuan APBD Kepada Madrasah dan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat hingga saat ini sangat menyambut baik,” jelas Pak Tar, nama sapaan Kasi Madrasah Kankemenag Aceh Barat sebelumnya. [alfaizin/y]

Komunikasi Baik,Bantuan Madrasah dapat

Semoga Kemenag Kabupaten/ Kota yang lain di Aceh lebih banyak dibantu daripada Kemenag Kabupaten Bireuen. Moga kami juga, ke depan, dibantu lebih banyak lagi, meski di bawah Bupati yang berbeda.

Di antara batuan yang diberikan Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Bireuen ialah, bantuan UN (Ujian Nasional) berupa honorarium panitia. Pada 2010, kepada KUA dibantu 10 kenderaan dinas, dan 10 kenderaan untuk pengawas. Untuk lahan KUA, pembebasan

tujuh tanah kantornya, juga bantuan Pemkab Bireuen.

Untuk Madrasah di Cot Keutapang dan MTsN Kuta Blang, pembebasan tanah/ sawah untuk lahan bangunannya, juga dibantu pada 2010. Tahun lalu, tanah untuk KUA Jeumpa, Kuala, dan Peusangan Selatan, juga

bantuan Pemkab.Bantuan haji, juga tiap tahun ada.

Jadi tidak ada istilah tidak dibantu, asal komunikasi klop dengan Pemkab, juga madarasah. [mardin/y]

Kami ada dibantu Pemkab

Drs. H. Zulhelmi A. Rahman, M.Ag, Kepala Kankemenag Kab. Bireuen

UTAMA<<

10 SantunanFebruari 2013

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Provinsi Aceh laksanakan Rapat Evaluasi haji pada musim haji tahun 2012/1433 di Aula Arafah Asrama Haji Banda Aceh (5/2). Rapat dipimpin langsung oleh ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Banda Aceh yang juga Kakanwil Kemenag Aceh Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd didamping sekretaris PPIH Drs. H. M. Daud Pakeh yang juga Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

Rapat evaluasi dihadiri oleh Kakanwil Kemenag, Kepala Seksi Haji Kabupaten/ Kota, para petugas baik ketua kloter (TPHI), pembimbing ibadah (TPIHI) juga petugas kesehatan (TKIHI ) serta panitia pelaksana penyelenggaraan ibadah haji dan unsur yang mewakili jamaah dari Kabupaten Aceh Besar dan Banda Aceh.

Kakanwil dalam pengantarnya men-jelaskan bahwa evaluasi haji setiap tahun terus dilaksanakan di setiap level, mulai dari Kemenag Kab/Kota, tingkap wilayah serta nasional. Hasil rapat evaluasi di tingkat wilayah akan dibawa untuk di sampaikan pada rapat evaluasi haji tingkat nasional.

Rapat ini bertujuan agar pelaksanaan ibadah haji dari tahun ke tahun dapat berjalan lancar dan ada progress yang signifikan. Walaupun setiap musim haji memang ada masalah namun bagaimana persoalan tersebut dapat diminimalisir.

Banyak saran dan masukkan disampaikan oleh peserta rapat, di antaranya ibu Yusmini yang berasal dari jamaah asal Kota Banda Aceh mengharapkan agar tempat tinggal jamaah bisa lebih dekat lagi dari Masjidil Haram, karena selama ini kendala jamaah adalah transportasi dari tempat tinggal jamaah ke masjid, bahkan banyak yang cedera akibat berdesakkan sewaktu naik dan turun bus.

Iskandar salah seorang petugas dari Kabupaten Pidie mengusulkan agar pemerintah dalam hal ini Kemenag dapat menertibkan calo-calo dam yang telah jauh hari bekerja sewaktu jamaah haji masih di tanah air, mereka seolah-olah ikut membantu jamaah calon haji dan di akhir mereka meminta agar DAM di serahkan kepada mereka sewaktu jamaah haji tiba di tanah suci Makkah al-Mukkaramah.

Drs. Amiruddin, MA, Kakankemenag Kab Aceh Jaya, mengutarakan bahwa ada image yang terus dikembangkan jauh-jauh hari sebelum jamaah berangkat ke tanah suci dengan mengatakan bahwa ‘haji

itu sangat berat” sehingga jamaah akan bergantungan atau berharap kepada orang lain, akhir mereka minta jasa ke orang lain yang otomatis akan ada pengeluar uang yang tidak semestinya. “Padahal tidak demikian sesungguhnya,” jawab H. Abdullah AR salah seorang Sekretaris PPIH Embarkasi Banda Aceh.

BPAH juga Evaluasi Haji 2012Badan Pengelola Asrama Haji (BPAH)

Embarkasi Banda Aceh, Senin (11/2) melaksanakan rapat evaluasi, rapat evaluasi dimulai dengan penyajikan Laporan Keuangan Asrama Haji (LKAH) tahun 2012 sebagai mana diamanatkan dalam peraturan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor D/9 Tahun 2011 tentang petunjuk teknis Pengelolaan Asrama Haji di Lingkungan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

Hadir dalam rapat tersebut Kakanwil Kementrian Agama Provinsi Aceh Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd juga sebagai pengendali BPAH, Ketua BPAH Drs. H. M. Daud Pakeh juga Kabid Penyelengara Haji dan Umrah, para Kepala Bidang dalam lingkungan Kanwil Kementrian Agama, Kasubbag, para pengurus BPAH dan karyawan-karyawati BPAH.

Ketua BPAH dalam paparannya menyam-paikan bahwa ada beberapa terobosan yang akan dilakukan tahun 2013 seiring akan ditingkatkannya status Asrama Haji Banda Aceh menjadi salah satu dari 5 embarkasi yang akan menjadi pilot projec dan akan

mendapat dana Rp 10 milyar dalam rangka rehabilitasi bangunan dan sarana penunjang lainnya, diantaranya adalah rekrutmen tenaga pemeliharaan (cleaning service) wanita, Tenaga mekanikal yang handal, pramu graha yang profesional, rencana pengembangan ruangan informasi dan pelayanan public serta registrasi electronic.

“Selama ini,” ujar Kabid Penyelenggaraan Haji dan umrah, “Ada pola kerja bagi karyawan di asrama haji yang tidak pernah berubah, bekerja tidak profesional dan sering tidak di tempat meninggalkan pekerjaan, di satu sisi kita tidak dapat menyalahi kepada mereka karena upah yang mereka peroleh masih di bawah UMR. Inilah yang akan kita coba perbaiki agar Asrama haji embarkasi Banda Aceh semakin baik.”

Kakanwil kementrian Agama dalam arahannya menyampaikan apreasi kepada ketua BPAH yang telah melaksanakan rapat evaluasi dan menyajikan laporan keuangan Asrama Haji 2012 dengan sangat terperinci. uUcapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh karyawan yang telah bekerja dengan maksimal meskipun upah yang di terima masih dibawah UMR.

“Ke depan kita akan mengevaluasi kepengurusan BPAH dan akan dikaji kembali beban kerja yang ada sehingga akan dapat diketahui sejauh mana yang kita butuh dan beban anggaran yang akan di keluarkan,” kata Ibnu Sa’dan.

“Saatnya kita harus berobah ke arah yang lebih baik,” ujarnya sambil mengahiri rapat tersebut. [akhyar/y]

PPIH dan BPAH Aceh Evaluasi Penyelenggaraan Haji 1433 H

>>KANWIL

11SantunanFebruari 2013

Penyelenggaraan haji seringkali menimbulkan masalah, apakah itu berhubungan dengan pelayanan meliputi pelayanan administrasi di tanah air seperti penyelesaian kesehatan berupa pemeriksaan di Puskesmes dengan berbagai macam persoalan, suntikan meningitis, ketentuan tentang usia kandungan seorang jamaah yang dibenarkan berangkat naik haji maupun dokumen perhajian semacam DAPIH dan perlengkapan lainnya.

Adapun berhubungan dengan pembinaan, terutama kewajiban pemerintah menyuguhkan pembinaan ilmu manasik haji dengan pola pembinaan langsung dan secara tidak langsung dirasakan masih menyisakan sejumlah hal yang mestinya harus dijawab secara cerdas, terutama sekali pertanyaan yang harus dijawab adalah apakah benar semua jamaah haji kita telah menjadi jamaah haji mandiri? Ataukah jamaah haji mandiri hanya sekedar slogan? Buktinya masih ditemukan jamaah yang sangat bergantung dengan petugas kloter yang justru kita siapkan untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang bakal terjadi di tanah suci, khususnya mereka diharapkan mampu memberikan pelayan yang maksimal dalam mendampingi jamaah yang sudah kita kategorikan mandiri dalam pelaksanaan haji ,

Begitu juga masih terdapat jamaah yang belum begitu faham dengan ilmu manasik, indikasinya adalah masih ditemukan jamaah yang mempersepsikan arbain di masjid nabawi sebagai bagian dari rukun haji sehingga ketika ada kekurangan dalam pelaksanaannya sudah pasti menimbulkan ketidakpuasan dihati jamaah.

Tentu saja ini adalah kasus per kasus, akan tetapi evaluasi seringkali diawali dengan upaya meniadakan kasus atau sekurang-kurangnya meminimalisir terjadinya kasus atau mengantisipasi tidak berulangnya kasus yang sama di tahun berikutnya.

Dalam kontek ini tidak berlaku adagium yang menyatakan bahwa bukan penyelenggaraan haji namanya kalau tidak menimbulkan masalah. Hal ini berangkat dari asumsi bahwa haji adalah mobile,bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain dengan melibatkan ratusan rabu orang dengan berbagai kondisi, tua, muda, sehat, sakit, pintar, setengah pintar, bahkan ada yang stress dan yang uniknya itu semua dilakukan dalam rentang waktu yang tentu saja tidak masuk akal dalam perhitungan matematis. Karena

itu timbulnya persoalan-persoalan kecil adalah sangat manusiawi.

Akan tetapi logika-logika sebagaimana disebutkan diatas tidaklah menjustifikasi kesalahan-keslahan sekecil apaun yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini kementerian agama dan instansi terkait terhadap adanya kekurangan dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 2012 yang lalu. Karena itu dengan sikap eleganlah evaluasi haji kali dilakukan, walaupun terlambat akan tetapi bermakna.

Setidaknya ada dua hal yang sangat menonjol yang berkembang dalam evaluasi tahun ini, yaitu: pertama, berkaitan dengan tempat duduk di pesawat yang digunakan untuk mengangkut jamaah haji aceh dirasakan sangat tidak layak atau kurang nyaman. Hal ini disebabkan tempat duduknya sangat sempit sedangkan penerbangannya mencapai delapan jam. Ini haruslah menjadi catatan penting bagi Pejabat yang selama ini menangani kontrak dan pengawasan kapasitas dan proporsionalitas pesawat yang dugunakan sehingga tidak menimbulkan complain jamaah.

Kedua, usul yang disampaikan oleh petugas juga patut didengar. Setiap orang mempunyai ambang batas kematangan emosional dalam memberikan respon terhadap lawan bicaranya. Dalam kontek pelayanan, seorang petugas hanya mampu memberikan pelayan maksimal terhadap jamaahnya maksimal duapuluh orang jamaah dalam satu hari, selebihnya ia akan letih, lapar,suntuk, bosan dan berbagai keluhan yang bermuara pada menurunnya respon positif yang akan diberikan kepada pihak lain, sementara itu kita menuntut mereka memberikan pelayanan yang terbaik. Oleh karena itu evaluasi tentang penambahan jumlah personil, terutama dari tenaga medis dalam satu kloter perlu dipertimbangkan.

Adapun saran-saran perbaikan lainnya semacam optimalisasi pembimbing ibadah haji, peran KBIH yang dirasakan masih belum maksimal bersinergi dengan petugas kloter, pola bimbingan manasik yang masih menunggu keputusan Pemerintah, memaksimalkan pembinaan karu dan karom dan peningkatan fasilitas Asrama haji Embarkasi Banda Aceh menjadi catatan penting dalam pelaksanaan haji 2013 yang akan datang. Sukses haji dan Mabruurr. [abdullar ar]

Eleganitas Evaluasi Haji 2012

KANWIL>>

12 SantunanFebruari 2013

Dalam kesempatan kujungan kerja singkat di Banda Aceh, Inspektur Jenderal Kementerian Agama RI, DR. Moch. Jasin menyempatkan memberikan arahan dan pembinaan kepada Jajaran Kemenag Aceh dan IAIN Ar-Raniry, kamis (14/2).

Bertempat di Aula Kemenag Aceh, Jalan Tgk. Abu Lam U No.9 Banda Aceh. Irjen yang didampingi Kakanwil Kemenag Aceh menyampaikan sejumlah masalah yang perlu segera dibenahi di lingkungan Kementerian Agama RI, diantaranya yang terpenting adalah memabangun attitude displin dan taat aturan dalam melaksanakan tanggungjawab selaku aparatur pemerintah.

“Berbagai macam isu miring yang dialamatkan kepada kementerian agama, khususnya terkait korupsi, dapat kita atasi dengan memperbaiki sikap dan kebiasaan yang selama ini tidak tepat, menjadi sikap yang penuh integritas dan profesionalitas,” kata Moch Jasin.

“Menerapkan kode etik merupakan salah satu solusi untuk memperkuat integritas dan mencegah tindakan menyimpang, disamping itu, pimpinan lembaga juga perlu mempersiapkan SOP dan indikator kinerja yang bisa dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga,” lanjutnya.

“Pimpinan dan bawahan harus saling ingat mengingatkan, untuk mewujudkan kementerian agama sebagai wilayah birokrasi bersih dan zona integritas yang telah dicanangkan Menteri Agama RI pada 18 Desember 2012 yang lalu,” tambahnya.

Moch Jasin juga memberi contoh pembenahan yang dilakukannya di jajaran Inspektorat Jenderal Kementerian Agama. Menurutnya, untuk membangun citra dan wibawa lembaga, langkah terpenting adalah keteladanan pimpinan.

“Pimpinan harus menunjukkan keteladanan terlebih dahulu sebelum mendorong anggotanya ke arah yang lebih baik, dari hal-hal yang sederhana seperti hadir rapat tepat waktu, dan tidak menuntut pelayanan yang berlebihan misalnya,” kata Irjen yang pernah bekerja di lembaga tinggi negara, KPK.

Acara pertemuan yang dihadiri seluruh jajaran Kanwil Kementerian Agama Aceh, Kakankemenag Banda Aceh, Aceh Besar dan Aceh Jaya, Kepala KUA dan Kepala Madrasah se Kota Banda Aceh diakhiri dengan sesi tanya jawab yang dimoderasi oleh Kakanwil.

Acara berakhir pukul 10.15 WIB, karena Irjen akan melanjutkan kunjungannya ke IAIN Ar-Raniry dan dijadwalkan kembali ke Jakarta pada sore harinya. [aba/y]

Pimpinan Harus Meneladankan Sikap Disiplin dan Integritas

Kakanwil Kemenag Aceh menerima sejumlah buku sebagai kenang-kenangan dari Irjen Kemenag RI, Dr. Moch. Jassin dalam kesempatan kunjungan kerja dan pembinaan singkat di Banda Aceh, Kamis (14/2).

Beberapa buku terseput merupakan kumpulan pemikiran Inspektur Jenderal Kementerian Agama RI, yang juga mantan pimpinan KPK ini dalam menjawab beberapa permasalahan yang sedang melilit Kementerian Agama saat ini.

Buku-buku tersebut adalah : Mengenal Sosok dan Visi Moch. Jasin; Birokrasi Zero

Korupsi; Biaya Nikah, Problematika dan Solusinya; dan Gedung baru Semangat Baru.

Pada kesempatan yang sama, Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd juga menyerahkan plakat kenang-kenangan kepada Irjen Kemenag RI.

Kegiatan pembinaan berlangsung tepat pukul 8.00 WIB, dimana Pak Irjen sudah hadir terlebih dahulu lima menit lebih awal dari hadirin lainnya di ruang aula.

Menurutnya, sikap ontime merupakan salah satu teladan yang perlu dicontahkan pimpinan kepada jajarannya. [aba/y]

Irjen Serahkan Buku, Kakanwil Kasih Plakat

>>KANWIL

13SantunanFebruari 2013

Bakda Shalat Jumat (15/2), Ketua Forum Mualaf Aceh, Tgk. Rasyid, didampingi Bendaharanya, Muhammad Zaki, melakukan audiensi dengan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. Ibnu Sa’dan, M.Pd, di ruang kerjanya.

Tgk. Rasyid melaporkan bahwa Forum Mualaf Aceh (disingkat FORMULA) terbentuk sejak tahun 2010, berawal dari kekhawatiran dirinya dan sejumlah rekan lainnya terhadap maraknya aliran sesat yang bisa saja mempengaruhi para muallaf yang baru mengenal Islam.

Hingga saat ini, pihaknya sudah membina dan memberikan pelatihan kemandirian kepada 4000-an muallaf di seluruh Aceh. “Mereka perlu dilatih berbagai ketrampilan untuk bisa mencari nafkah dan hidup mandiri, tidak terus menerus tergantung pada sedekah dan kebaikan orang lain, karena Islam adalah agama yang mulia dan menghendaki umatnya hidup dengan cara yang mulia,” kata Tgk. Rasyid di hadapan Kakanwil.

Lebih lanjut, menurutnya pembinaan keagamaan saja tidak cukup bagi para muallaf ini, karena di daerah-daerah pedalaman dan perbatasan aceh, banyak mualaf yang mengalami kesulitan hidup kembali menjadi murtad karena mendapat iming-iming sejumlah uang dari pihak-pihak yang tidak senang dengan Islam.

Dalam kesempatan audiensi ini,

Tgk. Rasyid meminta bantuan Kakanwil Kementerian Agama untuk menfasilitasi pertemuan Forum Mualaf Kabupaten/Kota se Aceh untuk dapat melakukan muzakarah bersama di Banda Aceh guna memperkuat semangat dakwah dan menyusun strategi yang efektif dalam mendata dan membina para muallaf.

Kakanwil mwnyambut baik inisiatif FORMULA dan sangat berterimakasih atas kerja keras FORMULA mendata dan membina muallaf seluruh Aceh.

“Terus terang kami sangat terbantu dengan data-data yang dikumpulkan Tgk. Rasyid dan kawan-kawan ini, nantinya usaha pembinaan dan penyuluhan tersebut akan diteruskan oleh para Penyuluh Agama Islam di setiap Kabupaten/ Kota,” janji Kakanwil.

Kakanwil juga menyanggupi untuk memfasilitasi kegiatan muzakarah Forum Mualaf Kabupaten/Kota se Aceh.

“Kami akan mendikusikannya dengan Bidang Penais terkait kegiatan yang bisa dialokasikan untuk kegiatan forum mualaf ini, apa lagi pembinaan agama Islam merupakan salah satu tupoksi di Kementerian Agama,” lanjut Kakanwil.

Forum Mulaf Aceh (FORMUA) Sekretariat Provinsi beralamat di Jl. TWNK. Daud Syah No. 52, Peunanyong Banda Aceh, dan siap membantu 24 jam siapa saja muallaf yang membutuhkan informasi dan bantuan. Salut kepada FORMULA! [aba]

Forum Mualaf AcehAudiensi dengan Kakanwil

Dalam Diskusi yang digelar Subbag Informasi dan Humas Kanwil Kemenag Aceh dengan personil Masyarakat Informasi dan Teknologi (MIT) Indonesia di Aula Kanwil Kemenag Aceh, Jumat (15/2) pagi, terungkap bahwa Kementerian Agama, khususnya di Provinsi Aceh, potensial untuk ‘dimodeli’.

“Kemenag Aceh mengelola layananan dan data yang sangat beragam, bila semua informasi ini dikemas dalam bentuk layanan E-Gov, sistem Kemenag nantinya bisa menadi contoh dan role model bagi lembaga-lembaga negara lainnya,” kata Teuku Farhan, Koordinator MIT Indonesia.

Sejauh ini, pihaknya mengakui website lembaga pemerintah di Provinsi Aceh yang paling aktif dan sering diupdate adalah aceh.kemenag.go.id yang dikelola Kementerian Agama Provinsi Aceh.

“Tetapi, saat ini website tersebut masih berorientasi berita, belum interaktif apalagi mendukung layanan e-goverment yang memadai kepada publik,” lanjut Farhan.

Farhan dan timnya hadir atas undangan Subbag Inmas dalam rangka menyusun dan mendiskusikan rencana pengembangan sistem informasi keagamaan di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh.

Rencananya, berdasarkan data awal yang telah terkumpul pada diskusi hari ini akan diolah pihak MIT menjadi suatu konsep yang akan dipresentasikan di hadapan Kakanwil Kemenag Aceh pada kesempatan berikutya.

“Insya Allah, kami akan menyusun konsep yang akan kita presentasikan di hadapan Kakanwil dan stakholder data dan informasi di lingkungan Kemenag Aceh, insya Allah,” ujar Farhan.

Sebelumnya, dalam kesempatan informal, Kakanwil Kemenag Aceh memang meminta Farhan dan Subbag Informasi dan Humas untuk merancang sistem informasi keagamaan Kanwil yang lengkap, sederhana, dan mudah diakses melalui berbagai platform elektronik yang populer saat ini seperti hp dan ipad misalnya.

Sementara itu, Kasubbag Informasi dan Humas Kanwil Kemenag Aceh, H. Akhyar, M.Ag membenarkan bahwa pihaknya selaku PPID sangat membutuhkan ketersediaan data yang bersifat cepat dan akurat.

“Bila dibutuhkan pimpinan dan wartawan misalnya, kita harus bisa menyediakan data dan informasi yang akurat dengan segera dan tidak bertele-tele,” Ahkyar menjelaskan.

Insya Allah, dengan dukungan moral dari Kakanwil Kemenag Aceh dan ketersediaan dana yang memadai, sistem informasi tersebut bisa dibangun secara bertahap dan utuh, amin. [aba]

Kemenag Aceh Berpeluang Jadi Role Model

Pengembangan E-Gov

KANWIL>>

14 SantunanFebruari 2013

Terhitung Anggaran tahun 2013, MA (Madrasah Aliyah) sudah bisa sedikit bernafas dalam p e l a k s a n a a n operas iona lnya . Hal ini tidak lepas, dengan turunnya Dana BOS (Bantuan

Operasional Sekolah) untuk tingkat SLTA/MA, yang selama ini, hanya untuk tingkat MI dan MTs.

Alokasi tersebut menindaklanjuti Surat Edaran Direktur Pendidikan Madrasah nomor DT.1.1/5/PP.00.6/234/2012, tentang pelaksanaan Bos Madrasah Aliyah untuk rintisan Program wajib belajar 12 tahun oleh Pemerintah. Hal ini di sampaikan oleh tim BOS seksi Data Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, Azhari Tambunan, ST.

"Mulai 2013 ini khusus untuk MA baik negeri maupun swasta sudah dialokasikan dana BOS untuk rintisan program wajib belajar 12 tahun, walaupun dengan unit cost yang masih rendah (untuk Semester 1 sebesar Rp 60.000/siswa dan untuk Semester 2 sebesar Rp 505.000/siswa), maka madrasah dapat menyiapkan diri baik pencairan dan perencanaan penggunaannya,” jelas Azhari.

Pencairan pada Semester 1 bagi MAN dan MAS, sambung Azhari, “Sudah dapat dilakukan, sedangkan untuk Semester 2, dalam tahap melakukan inventarisir data guna melakukan revisi penyesuaian alokasi, karena kita khawatir jika terdapat kesalahan data pada beberapa lembaga dapat mengakibatkan kekurangan alokasi dana, bagi sebahagian lembaga sekaligus kelebihan bagi lembaga lainnya.”

Dalam pencairan BOS 2013 sama halnya dengan tahun sebelumnya. “Mekanisme pencairan Dana BOS Tahun 2013 masih merujuk pada Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Nomor: Per 14/PB/2011, menggantikan Peraturan lama yaitu Per-14/PB/2007, melalui mekanisme LS ke rekening lembaga penerima,” sebut Tim BOS Kanwil, Seksi 'data' itu.

Mengenai, Pedoman Penggunaan Dana BOS untuk Tahun 2013 ungkap Azhari tambunan, “Sampai saat ini belum kita terima, karena belum dilakukan sosialisasi di tingkat Pusat, namun kiranya komponen-komponen yang menjadi prioritas penggunaan masih sama dengan tahun sebelumnya. Untuk kepastian kita tunggu keluarnya pedoman yang terbaru,dan dapat diakses pada situs resmi BOS Kementerian Agama.”

Untuk memudahkan dalam realisasi BOS, ke depan, Azhari juga mengharapkan terutama kepada Pengelola BOS Madrasah, “Untuk senantiasa mengikuti perkembangan tentang Program BOS, baik dengan jalan melakukan koordinasi dengan Tim BOS Kabupaten/ Kota, maupun dapat memanfaatkan Sistem Informasi Manajemen Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dapat diakses melalui situs : bos.kemenag.go.id

“Lembaga calon penerima BOS Tahun 2013 untuk segera melakukan registrasi, pada situs tersebut agar terdaftar pada Data Base Tim Manajemen BOS Kementerian Agama RI. Selanjutnya, bagi seluruh lembaga juga harus paham teknis perhitungan Dana BOS yang berhak diperoleh (bagi lembaga swasta) dan yang berhak dicairkan bagi lembaga negeri. Karena dalam beberapa kesempatan sosialisasi kami ke daerah ternyata untuk menghitung unit cost, masih banyak yang kurang paham,” jelas Bang Azhari (nama Akrab Azhari Tambunan).

“Masih sama dengan tahun sebelumnya, untuk MI/ Salafiah Ula sebesar Rp 580.000 per siswa per tahun dan untuk MTs/Salafiyah Wustha Rp 710.000 per siswa per tahun. Besaran ini, pandangan kami sebagai pengelola sebenarnya belumlah

Siapkan Diri, BOS MA Turun 2013ideal, seperti apa yang pernah disampaikan oleh Kepala-kepala Madrasah kepada kami. Ini dapat menyebabkan madrasah yang gemuk semakin gemuk dan yang kurus semakin kurus, tapi kita sebagai abdi negara harus juga melaksanakanya sesuai dengan pentunjuk dan aturan yang ada,” curhat Azhari.

Dalam pelaksanaan dilapangan dari pengalaman, masih ada di temukan persoalan baik itu temuan Tim Audit baik internal maupun eksternal. Adapun yang sering menjadi temuan oleh Tim di lapangan, papar Azhari, “Ketidaktepatan alokasi dana BOS pada Madrasah (ada yang kurang dan ada yang lebih) ini terjadi sebenarnya lebih karena persoalan teknis dalam perhitungan perkiraan penambahan murid pada tahun ajaran baru. Sebahagian madrasah ada yang penambahan murid barunya begitu pesat namun ada juga madrasah yang jumlah muridnya justru berkurang.”

“Dan Hal lain yang juga sering terjadi, ada lembaga penerima yang berani menggunakan dana BOS diluar daripada komponen yang telah ditetapkan dengan alasan karena kebutuhan yang mendesak, maka kita harapkan kedepan hal ini benar-benar harus selektif dan taat azaz dalam pelaksanaan," tegas Azhari [alfazi/y]

Badan Amal Sosial Kanwil Kementrian Agama Provinsi Aceh mengadakan Rapat Evaluasi (Rabu, 20/2013). Rapat dipimpin oleh Kabag TU H.Habib Badaruddin, S.Sos dan dihadiri oleh Kakanwil, Kepala Bidang, Pembimas,Subbag dan seluruh Kepala Seksi.

Rapat membicara kepengurusan Badan Sosial yang dulu secara ekspoxiyo langsung dijabat oleh Kabid Urais, seiring dengan struktur baru PMA 13 tahun 2012 maka untuk pelaksana Badan Sosial dipegang oleh Kabid Penais Zawa yaitu Drs. H. Bukhari,MA.

Dalam rapat tersebut juga dibahas tentang besaran santunan yangdi berikan kepada PNS dalam jajaran Kanwil Kemenag

Aceh yang meninggal dunia yaitu sebesar Rp 2.000.000 dan bila saket mendapat Rp.700.000.

Kakanwil juga mengingatkan agar seluruh pengurus baru dapat bekerja dengan semangat baru dlm memberi pelayanan terhadap seluruh anggota. Juga beliau mengingat meskipun uang santunan sudah meningkat dari sebelumnya Rp 1.000.000 menjadi Rp 2 juta bagi yang meninggal, Rp.700.000 bagi yang saket yang sebelumnya Rp 500.000. “Jaganlah kita berharap untuk sakit, apalagi meninggal dunia,” ujarnya, sambil meninggal ruangan. [akhyar/y].

Badan Sosial Kanwil Kemenag Lakukan Evaluasi

>>KANWIL

15SantunanFebruari 2013

Kakanwil berkesempatan memberikan sambutan dalam rangkaian yudisium sarjana Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry Banda Aceh dan penandatanganan MoU terkait Pembinaan Umat Beragama yang berlangsung di aula lantai 3 gedung Pascasarjana IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, Darussalam.

Dalam sambutannya, Kakanwil menekankan pentingnya keberadaan penyuluh di setiap desa atau gampong di Aceh, bukan hanya untuk memberikan penyuluhan agama, tetapi juga untuk mendeteksi dan mengantisipasi berkembangnya pemahaman yang menyimpang di dalam masyarakat.

“Dengan terdeteksi lebih dini, kita bisa mengatisipasi tindakan anarkis dan hal-hal berbahaya lainnya yang dapat merusak tatanan kehidupan sosial agama masyarakat,” kata Ibnu Sa’dan, Kakanwil Kemenag Aceh di hadapan mahasiswa yudisia dan civitas akadeikia Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry.

“Kami juga sangat berterima kasih atas masukan dan penelitian yang telah dilakukan teman-teman di ushuluddin terkait kondisi kehidupan umat beragama di Provinsi Aceh, masukan-masukan tersebut nantinya

akan sangat berpengaruh bagi kebijakan pembinaan kerukunan umat beragama di masa yang akan datang,” lanjut Kakanwil mengapresiasi sejumlah penelitian yang telah dilakukan pihak Ushuluddin.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor

IAIN dan Dekan Ushuluddin menyatakan kesiapannya memberikan masukan dan bantuan sumberdaya yang dimili IAIN Ar-Raniry dalam rangka memelihara kualitas dan kerukunan umat beragama di Provinsi Aceh. [aba/akhyar]

Kemenag Pastikan Setiap Gampong Ada Penyuluh Agama

Pokjawas (Kelompok Kerja Pengawas) Kemenag kembali gelar workshop Pening-katan Kompetisi Pengawas, bagi para pengawas se Aceh, di Aula Kanwil Kemenag Aceh (Sabtu, 16/2).

“Upaya terus menerus untuk men-sinergiskan peran dan fungsi guna menya-makan persepsi antara pengambil kebijakan pelaku pendidikan, madrasah, dan guru kita lakukan, misalnya lewat workshop pengawas

ini,” jelas Pokjawas Aceh, Asnawi, M.Ag. Kita berusaha menyamakan pemahaman

akan kerja penagwas madrasah, jangan sampai ada anggapan, seakan-akan pengawas menghambat dan mengusut kekurangan pendidikan saja. Padahal, bersama elemen lain, pengawas juga membangun pendidikan. Demikian ‘tampikan’ M. Kasim, pemateri hari Sabtu di depan puluhan pengawas itu.

Upaya training/ workshop ini guna

mensinergiskan kurikulum dan guru PAI di sekolah dengan madrasah, serta menyahuti KMA Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengawas Madrasah.

Pekan lalu, Asnawi, S.Ag, M.Pd, Ketua Pokja Pengawas Aceh, lewat workshop yang dibuka Kabid Mapenda Kanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Saifuddin, mengharapkan pada Kakanwl dan stakeholder terkait, segera merealiasikan amanah dalam KMA di atas.

“Workshop semacam ini agenda yang diidam-idamkan oleh para pengawas, karena program pelatihan ini kurang sekali digelar oleh Kemenag. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan pada Pemerintah, dalam hal ini Kemenang dapat menganggarkan dana untuk diklat pengawas. Sebab maju dan mundur pendidikan di Aceh, juga dipengaruhi oleh peran pengawas di lapangan,” jelas Asnawi, yang juga Pokja Pengawas di Kemenag Banda Aceh itu.

Di antara pemateri dalam workshop yang diikuti utusan dari Kemenag Kabupaten/ Kota itu, selain Kabid Mapenda Kanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Saifudddin, ada dari Dinas Pendidikan Aceh yaitu Laisani dan Abdul Aziz (menyampaikan materi seputar PAI), serta Abdul Kasim dengan materi RPP PAI,” jelas Tgk. Asnawi, Ketua Pokja Pengawas Aceh yang baru dilantik akhir tahun lalu. [yakub]

Pengawas bukan Awasi Kekurangan saja

KANWIL>>

16 SantunanFebruari 2013

Selama tahun 2013, DWP (Dharma Wanita Persatuan) Kanwil Kemenag Provinsi Aceh minimal gelarkan dua kali acara besar, di Aula Kanwil Kemenag Aceh. Dalam arisan sekaligus silaturrahmi Pengurus dan anggota Dharma Wanita Kanwil Kemenag Aceh, awal bulan ini, menelurkan beberapa program.

Di antaranya, kita harus memberdayakan putra dan putra jajaran Kemenag dengan latihan dan

pengembangan keilmuan dan keahlian. Banyak PNS (suami DW) di jajaran Kanwil yang cakap dalam, misalnya kaligrafi dan tilawah, mari kita berdayakan dengan dengan mengajar putra dan putri jajaran DW. Ini salah satu agenda dan program kita tahun ini.

Demikian antara lain harapan Ketua DWP Kanwil Kemenag Aceh, Hj. Misnawati, MAg, dalam rapat dan silaturrahmi, sekaligus arisan, di Aula Kanwil Kemenag Aceh (6/2). [yakub]

Mari Berdayakan Putra-Putri DWP

Hujan boleh saja deras, sebentar berhenti sebentar mengguyur dan menyiram Banda Aceh dan sekitarnya, sejak pagi hingga siang Sabtu (16/2). Namun semangat lanjutkan kebersamaan dan upayakan hidup sehat, bersama udara sehat, mesti jalan.

WGS (Weng Gari Sehat) Club, yang diketuai Drs. H. Aiyub Ahmad, MA (mantan Kasubbag Humas Kanwil dan mantan Kakandepag Banda Aceh) bersama Kakanwil, Drs. H. Ibnu Sa`dan, M.Pd, dan jajarannya, terlihat

terus bersemangat mendayung di gari (sepeda) ontel, ‘kereta angin’ antik, atau phonix itu.

“Hari ini, di antara rute kita ialah, kawasan Taman Sari, Simpang Lima, Jambo Tape, Doi-Lambhuk, Jalan Pango Raya, Jalan Medan-Banda Aceh, dan finish dan ngopi di Ring Road Batoh,” jelas Ustadz H. Azhar, MA, Kepala Seksi Pendidikan Al Quran Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, agak terengah-engah. [yakub]

Meski Hujan, WGS Kanwil Kemenag Tetap Kencang

Ketiga saya menjadi pemateri pada kegiatan pembinaan guru PAI di Kabupaten Pidie Jaya yang bertempat di Hotel Grand Balang Asan Sigli tahun lalu, seorang guru dengan agak fasimis mengungkapkan isi hatinya.

“Pak! Saya heran, generasi bangsa ini banyak yang terjerumus melakukan berbagai kemaksiatan. Perjudian, narkoba, alkohol, prostitusi, tawuran dan berbagai kejahatan lainnya. Klaim terakhir dinyatakan bahwa penyebabnya adalah belum efektifnya pembelajaran PAI di sekolah. Yang ironisnya lagi, mata pelajaran PAI sampai hari ini tidak dimasukkan dalam mata ujian nasional, kenapa begitu pak?”, ujarnya dengan begitu semangat.

“Kementerian Agama, nampaknya telah berusaha ke arah itu. Sekarang sudah ada USBN PAI dengan pola 75 % soal diracik di Kabupaten/Kota dan 25 % dari pusat. Kisi-kisi dan encornya dibuat oleh pusat. Muda-mudahan ini merupakan langkah awal”, ujar saya ketika itu.

Agaknya apa yang diidam-idamkan guru PAI di Aceh tahun ini mulai menjadi kenyataan. Mulai tahun ini, direncanakan USBN PAI dilaksanakan serentak di Aceh. USBN PAI diawali dari SMA/SMK tanggal 11 Maret 2013. Dilanjutkan SMP, 18 Maret 2013 dan SD 1 April 2013. Sementara pelaksanaan ujian praktik harus sudah dilaksanakan satu minggu sebelumnya.

Berbeda dengan sebelumnya. Pada tahun lalu, Kanwil Kementerian Agama dan Dinas Pendidikan Provinsi hanya menyarankan waktu pelaksanaan USBN PAI. Ada yang mengikuti dan ada pula yang tidak. Sementara tahun ini dilakukan serentak di seluruh Aceh.

Selain itu, yang penting lainnya adalah soal USBN PAI tahun ini seragam di Aceh. Tidak ada perbedaan antar kabupaten/kota. Soal USBN PAI diracik di provinsi oleh tim yang telah dilatih. Pe-nyusunan soal berpedoman pada kisi-kisi USBN PAI yang telah disiapkan pusat. Soal berjumlah 50 butir dalam bentuk pilihan ganda. Lama ujian 120 menit. Bukan itu saja, lembar jawaban meng-gunakan Lembar Jawaban Komputer (LJK) dan akan discanner di Banda Aceh.

Jika dibanding tahun ini dengan tahun lalu, terdapat perbedaan USBN PAI. Tahun lalu soal diracik oleh kabupaten/kota. Variasinya cukup banyak. Ada yang mengambil 100 % soal pusat. Ada yang menggunakan 75 % porsi daerah dan 25 % porsi pusat. Bahkan ada juga yang melaksanakan di luar ketentuan itu, meracik soal sendiri tanpa mempedomani kisi-kisi soal USBN PAI Nasional.

Tahun ini hal itu diharapkan tidak terulang lagi. USBN PAI akan dilaksanakan serentak di Aceh dengan soal yang sama. Bahkan juga discanner di Banda Aceh secara bersama. Mudah-mudahan USBN PAI tahun ini akan berjalan lebih baik (mardin m. nur)

Tahun Ini USBN PAI Serentak di Aceh

>>KANWIL

17SantunanFebruari 2013

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, dalam acara Koordinasi dan Sosialisasi Bidang PAI (Pendidikan Agama Islam) nyatakan penting sekali penanganan yang komprehensif, kontinyu, dan sinergis dengan pihak mitra dan pelaku pendidikan, dalam melaksanakan visi dan misi Bidang PAI.

Di antara visi dan misi Bidang PAI yang baru dibentuk sesuai PMA Nomor 13 Tahun 2012 ialah, terwujudnya PAI yang bermut, mandiri, dalam rangka membentuk peserta didik yang beriman, bertakwa, taat beragama, cerdas, rukun, dan berakhlaqul karimah, dengan menjalankan program pendidikan dinul Islam di setiap jenjang sekolah/ madrasah.

Menurut Kakanwil, mayoritas anak didik yang mengecap PAI ada di sekolah umum, bahkan sampai 80 persen anak kita, ada di sana (di nonmadrasah).

Jadi PAI butuh penanganan yang serius dan menyatu antara berbagai pihak. Dan Kakanwil mengajak Disdikbud (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan), MPD (Majelis Pendidikan Daerah), asosiasi, lembaga guru, persatuan pendidik, dan lainnya, di samping Seksi-seksi di Bidang PAI Kanwil dan Kemenag, untuk menyahuti ‘bayi PAI’ dengan komitmen dan semangat tinggi. Insya Allah ‘bayi PAI’ akan selamat hingga kapan pun, tidak ‘lumpuh sebelah’ meski Guru PAI tetap dengan ‘dua ayah’, Disdik dan Kemenag. Dengan ‘dua ayah’ semoga akan ‘sempurna’ kehidupan guru PAI, akan tercapai target anak didik PAI, ke depan.

“Kemenag misalnya menangani kurikulum, pembekalan/ pembinaan/ diklat, sedangkan Disdik tetap menangani guru PAI misalnya dalam hal mutasi dan jenjang karir. Jadi istilah ‘NIP 13’ dan ‘NIP 15’, tidak kabur lagi penanganannya, dengan adanya Bidang PAI yang selama itu seakan-akan bayi dalam ‘kandungan Kemenag’ itu seperti tumor, padahal memang itu ‘bayi’ yang telat lahir,” sahut Kakanwil saat menanggapi keresahan Ketua Kobar-GB, Sayuthi Aulia, dalam sosialisasi bakda isya, di Warung Pak Muku, Pango Raya itu.

Laisani (mewakili Kadisdikbud, M. Anas Adam, M.Pd) yang juga Kabid Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Aceh, juga memastikan jumlah jam PAI di sekolah umum bisa disesuaikan lagi di Aceh, untuk penambahan, yang selama ini SMP hanya 3 jam, SMA hanya 3 jam, dan SMK cuma 2 jam per minggu, sesuai dengan jenjang dan ‘tawaran kuota mulok (muatan lokal)’ terutama di SMK. Demikian paparan Laisani, menanggapi kemasygulan salah satu peserta

dari MGMP PAI SMK (Sukardi, S.Ag), dalam acara sosialisasi yang dipandu Pymt (Pejabat yang melaksanakan tugas) Bidang PAI Kanwil Kemenag Aceh, Drs. A. Rahman Hanafiah, M.Pd, yang menurut Kakanwil ‘lebih tua’ daripada para Kasi di Bidang Madrasah dan Bidang PAI itu.

Hadir dalam acara perdana yang informal dan terkesan sangat santai, selain Ketua MPD (Prof. DR. Warul Walidin Ak, MA), Ketua HUDA (Tgk. H. Faisal Ali), Anggota Komisi E DPRA (Abu Sanusi dan Jamaluddin T. Muku, sebagai tuan rumah), dan mewakili

Kadisdikbud (Laisani, M.Pd), Kabag TU (Habib Badaruddin, S.Sos), para Kabid (Kabid Penamas/ Penais Zawa dan Kabid Urais), juga para Kasi di Bidang PAI Kanwil Kemenag dan Kemenag Banda Aceh dan Aceh Besar, para Kabid/ Kasi di Disdikbud Aceh.

Diundang dan hadir juga antara lain, Ketua AGPAII Aceh (Drs. Muchlis Yacob), Ketau LPMP Aceh (Lukman Ibrahim, M.Pd), Ketau MGMP PAI SMA (Sunardi, S.Ag), Pokjawas Aceh (Asnawi, M.Ag), MGMP PAI SMP (Fakhruddin, S.Ag), Drs. Zulkarnai dari PGRI Aceh. [yakub]

PAI, Strategis Bentuk Karakter Anak dan Mencetak Kader

Pak !, bagaimana saya membentuk pengurus Kelompok Kerja Pengawas Pendidikan Agama Islam (Pokjawas PAI) di Kabupaten Simeulue. Sedang saya hanya sendirian. Jika pengurus Pokjawas dibentuk, saya yang menjadi ketua, sekretaris, bendahara dan sekaligus anggota”, ujar Drs. Yusnan pengawas PAI Kabupaten Kepulauan itu datar dalam acara workshop Pokjawas yang dilaksanakan tiga bulan lalu di Hotel Daka Banda Aceh.

Nasib serupa bukan hanya dialami kabupaten penghasil udang lopster itu. Hal yang sama dialami oleh beberapa kabupaten / kota lain di Aceh. Bahkan ada kabupaten / kota yang hari ini, tidak memiliki pengawas PAI sama sekali. Sebut saja Kota Lhokseumawe yang sekarang kosong sama sekali, karena satu-satunya pengawas yang berada di Kota Gas itu baru saja pensiun. Kabupaten / kota lain yang bernasib tidak jauh berbeda misalnya Kota Subulussalam, Aceh Barat, Sabang dan Singkil hanya memiliki 1 orang pengawas PAI sedangkan jumlah sekolah ratusan unit dan masih ada yang lainnya.

Kabupaten/ kota yang memiliki pengawas PAI lebih dari sepuluh orang saat ini hanya Kabupaten Pidie, 16 pengawas dan Kabupaten Aceh Besar, 10 pengawas. Kota Banda Aceh saja tidak sampai sepuluh pengawas.

Plt Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam Drs. Abd. Rahman Hanafiah, M.Pd kepada Santunan mengakui, Provinsi Aceh memiliki kekurangan 348 pengawas PAI. Sementara pengawas PAI yang ada saat ini hanya 89 orang. Karenanya, setiap seorang pengawas terpaksa mengawasi berkisar antara 20 sampai 50 sekolah. Ini tentu tidak mungkin.

Sementara tugas pokok pengawas saja sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Nomor 21 tahun 2010 untuk tingkat dasar wajib mengawasi 10 satuan pendidikan atau 60 orang guru. Untuk tingkat menengah, 7 satuan pendidikan atau 40 orang guru, ujarnya menerangkan.

Akibat kekurangan ini lanjutnya lagi, banyak sekolah di Aceh yang tidak dimasuki para pengawas. Bahkan sampai berakhirnya tahun pelajaran, ada sekolah yang tidak pernah di supervisi oleh pengawas sama sekali. Kondisi ini tentu berdampak buruk terhadap peningkatan mutu PAI, ujarnya serius.

Menyikapi kekurangan ini, Plt. Ke-pala Bidang Pendidikan Agama Islam menyatakan, akan melakukan upaya khusus dan serius untuk merekrut calon pengawas tahun ini. Kendati ia mengakui, untuk perekrutan pengawas tahun ini telah dikeluarkan petunjuk perekrutan pengawas oleh Direktorat Jenderal Pen-didikan Islam. Menurutnya sesuai aturan tersebut, selain ikut seleksi administrasi di kabupaten/ kota, tes kemampuan aka-demik di provinsi, seorang calon penga-was juga harus mengikuti pendidikan dan pelatihan di Balai Diklat.

Selain upaya di atas, untuk mengatasi kekosongan ini, ia berencana akan berkoordinasi secara khusus dengan Kepala Kantor Wilayah. Tidak tertutup kemungkinan ujarnya, Pemda juga dapat mengangkat pengawas PAI setelah memperoleh rekomendasi dari Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh . Dengan cara ini kekurangan pengawas di provinsi yang dijuluki Serambi Mekah ini dapat teratasi. Semoga saja demikian. (mardin m. nur)

Aceh Kekurangan 348 Pengawas PAI

KANWIL>>

18 SantunanFebruari 2013

19SantunanFebruari 2013

Kebijakan pengembangan madrasah, mengawali tahun 2013 ini, dicetusnya dua kebijakan penting dalam pengembangan dan pemajuan siswa madrasah. Pertama, panca prestasi madrasah, dan kedua, Penguatan Baca Tulis al-Quran dan Kultur Madrasah Berbasis al-Quran. Sebelumnya Tahun 2009, melalui surat edaran Dirkjen Pendidikan Islam telah dicetuskan kebijakan Penguatan Ciri Khas Madrasah, yang implementasinya berbentuk 1) pelaksanaan UAMBN Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di madrasah dan 2) penguatan pelaksanaan Program Keagamaan yang arahnya pada berbagai bantuan untuk berjalannya Program Keagamaan pada Madrasah Aliyah.

Panca Prestasi Madrasah: 1) Prestasi Akhlak Mulia, 2) Prestasi Ilmu Keagamaan, 3) Prestasi Sains dan Tekhnologi, 4) Prestasi bahasa dan Budaya, dan 5) Prestasi Olahraga dan Seni (Keputusan Dirjen Pendis Kemenag RI Nomor 2748 Tahun 2012 tanggal 14 Desember 2012).

Bagaimana menghasilkan prestasi-prestasi madrasah yang diharapkan dengan panca prestasi madrasah tersebut? Pertanyaan ini dapat diterjemah secara tersendiri oleh masing-masing stakeholder madrasah . Prestasi akhlak mulia misalnya, hendaknya siswa suatu madrasah berimage positif (tidak tawuran, santun dalam bermasyarakat, taat beribadah, peduli sesama, dan lain sebagainya yang dapat diterjemah dalam tindak tanduk karakter perilaku mulia). Ungkapkan dalam banyak karakter positif yang diinginkan.

Prestasi ilmu keagamaan, misalnya mempunyai nilai UAMBN yang secara koginisi di atas rata-rata, mempunyai kompetensi praktik keagamaan (imam shalat, khatib dan bahkan memimpin doa-doa dibutuhkan oleh untuk suatu kultur masayarakat (di

Aceh dapat memimpin shamadiah) serta penguasan Bahasa Arab sebagai Bahasa Al-Quran. Apa yang dilakukan di madrasah? Meningkatkan pembelajaran PAI dan Bahasa Arab dan pelatihan praktik-praktik keagamaan dalam masyarakat.

Prestasi Sains dan Tekhnologi, misalnya unggul dalam sains akademik (matematika, IPA dan TIK) dan muncul produk siswa madrasah yang dapat dipamerkan dan dipasarkan.Untuk di madrasah perlu dilakukan ekspansi kegiatan pembinaan ekstrakurikuler siswa dengan target kreasi produksi dan pelatihan dan pmbinaan scientific.

Prestasi bahasa dan budaya, misalnya mempunyai kemampuan dan kecakapan berbahasa asing (Arab, Inggris dan bahasa asing lainnya), budaya ilmiah dalam bentuk karya tulis serta budaya positif lainya. Untuk itu di madrasah perlu digalakkan lomba-lomba pidato, debat berbahasa, serta lomba mengarang.

Terakhir adalah prestasi olahraga dan seni. Untuk yang satu ini, kalangan madrasah tidak perlu diragukan lagi, terutama di Aceh, karena budaya PORSENI telah menjadi bagian dari pencapaian prestasi itu. Hanya saja bagaimana melangkah pasti kea rah yang lebih tinggi, di tingkat nasional, ketika Kompetisi dan Expo Madrasah Nasional (KEMNAS) digelar.

Penguatan Baca Tulis al-Quran dan Kultur Madrasah Berbasis al-Quran tercetus dengan Surat Edaran Direktur Pendidikan Madrasah No. Dt.I.I/HM.00/1365/2012 tanggal 13 Desember 2012. Dua term ini sebenarnya dapat disebut sebagai turunan dari harapan prestasi siswa madrasah dalam akhlak mulia dan ilmu keagamaan. Bagi madrasah, agar`dapat mempola kegiatan yang lebih spesifik sehingga terdeteksi dan terasakan geraknya di madrasah. [taharuddin]

Panca Prestasi Madrasah:Pagelaran Kemampuan Madrasah

KANWIL<<

20 SantunanFebruari 2013

Dalam rangka menindaklanjuti PMA Nomor 13 Tahun 2012 tentang struktur baru Kemenag, Kakankemenag Aceh Besar, Jumat (1/2), melantik pejabat struktural setingkat eselon IV dalam jajaran kemenag Aceh Besar di ruang Mushalla Kantor.

Pejabat-pejabat Eselon IV yang dilantik (dikukuhkan) tersebut yaitu Nasrullah, S.Ag sebagai Kasubbag TU, Drs. Uzair sebagai Kasi Pendidikan Madrasah, Azzahri, SH sebagai Kasi Pendidikan Diniyah dan Pontren, Drs. Tarmizi Sulaiman sebagai Kasi PAIS, Drs. H. Adnan sebagai Kasi Penyelenggara Haji dan

Umrah, Drs. M. Zain, M.Pd sebagai Kasi Bimas Islam dan H.Khalid Wardana, S.Ag sebagai Kasi Penyelenggara Syariah.

Sementara pejabat yang dilantik di tingkat Kepala KUA yaitu Drs. Muchlis sebagai Kepala KUA Sukamakmur, Drs. Efendi untuk KUA Kota Jantho, Muhammad Zaini, S.Ag, MH untuk KUA Peukan Bada, Drs. Muslim Hasan untuk KUA Seulimeum, Mustanir, S.Ag untuk KUA Indrapuri, M. Nasir, S.Ag, MAg untuk KUA Darussalam, Drs. Irwan Barus untuk KUA Kuta Cot Glie, Imaman, S.Ag untuk KUA Montasik, Drs.

Pejabat dan Kepala Madrasah Dilantik di JanthoIbnu Umar, MH untuk KUA Pulo Aceh, Agus Suwardi, S.Ag untuk KUA Darul Kamal, Cairul Azman, BK untuk KUA Leupung, Murtadha, S.Ag untuk KUA Lhoknga, dan Hamdani, S.Ag untuk Kepala KUA Mesjid Raya.

Pada kesempatan pelantikan tersebut Drs. H. Salahuddin, M.Pd juga melantik beberapa orang Kepala Madrasah baik tingkat MI, MTs dan MA negeri dan swasta yaitu Drs. Abdul Karim, M.Pd sebagai Ka MAS Darul Aman, Drs. Lazuardi sebagai Ka MTsS Krueng Raya, Drs. Ibrahim sebagai Ka MTsN Jeureula menggantikan Drs. Razali Hamzah yang saat sekarang telah dilantik oleh Bupati Aceh Besar Muchlis Basyah sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Besar beberapa waktu lalu, H. M. Rijal, S.Ag sebagai Ka MTsS Lam Ujong, Burhanuddin, S.PdI sebagai Ka MTsS Samahani, Muhammad Nasir, S.Pd sebagai Ka MIN Bungcala, dan Badriah, S.Ag sebagai Ka MIN Lamjampok.

“Kita sebagai pelayan masyarakat, kita harus tahu tupoksi yang dibebankan di atas pundak kita demi terwujudnya pelayanan yang prima dan terapkan 5 B yaitu: Jika bisa dipercepat jangan ditunda. Jika bisa dipermudah jangan dipersulit. Jika bisa dipermurah jangan dipermahal. Jika bisa disantun jangan dibentak. Jika bisa memberi jangan meminta,” urai Salah (sapaan untuk Kakankemenag). [burhanuddin/y]

Rabu (13/2), Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh melantik tujuh pe-jabat eselon IV di jajajarannya, sesuai dengan struktur PMA 13 Tahun 2012. Demikian ril-is yang disampaikan pengelola informasi dan humas Kemenag Kota Banda Aceh.

Bertempat di Gedung PSPB Banda Aceh, Jalan Syiah Kuala Jambo Tape, Drs. H. Ramlan melantik dan mengambil sumpah satu Kasubbag Tata Usaha, lima Kasi dan satu penyelenggara dilingkungan Kankemenag Kota Banda Aceh.

Para pejabat yang dilantik dan diambil sumpahnya yaitu: Drs. Taufiq, M.Pd sebagai Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam, Drs. Abd. Syukur, M.Ag sebagai Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, H. Saifuddin, SE sebagai Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Drs. H. Zulkarnaini, M.Ag sebagai Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, Drs. Abdullah T sebagai Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah, H. Iqbal S.Ag, M.Ag sebagai Kepala Sub. Bagian Tata Usaha, Zulkarnaini, S.Ag, MA sebagai Penyelenggara Syari’ah

Drs. Ramlan dalam sambutannya berharap agar pejabat-pejabat yang baru dilantik dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya demi tercapainya visi dan misi Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh dimasa yang akan datang.

Acara pelantikan ini berlangsung dengan hikmad dan dihadiri oleh seluruh Kepala RA, Kepala Madrasah (MI, MTS dan MA), Kepala KUA Kecamatan dan Pengawas dilingkungan Kankemenag Kota Banda Aceh. [urais bna/aba/akhyar]

Kota Banda Aceh Lantik Pejabat Struktur Baru

>>KHUSUS

21SantunanFebruari 2013

Kemenag Bireuen Terapkan Struktur Baru

Tidak lama setelah pelantikan jajaran eselon IV di Kanwil Kementrian Agama Propinsi Aceh, Rabu (30/1), giliran Kepala Kankemenag Kabupaten Bireuen melantik enam pejabat lama yang akan menempati

jabatan baru, prosesi pelantikan disaksikan kepala KUA kecamatan, kepala madrasah dari berbagai jenjang, guru, pegawai kantor kemenag serta isteri para pejabat yang akan dilantik.

Keenam pejabat yang dilantik adalah, Ismuar, S.Ag menjadi Kasubbag Tata Usaha Kantor Kemenag, Anis, S.Ag menjadi Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, Drs. H. Djamaluddin Idris menjadi Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, Drs. H. Mukhlis menjadi Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah, Drs. Maiyusri menjadi Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam sedangkan Zulfadhli, A.Ma menjadi Kepala seksi Penyelenggara Syariah Kankemenag Bireuen.

Dalam sambutannya, Zulhelmi mengucapkan selamat kepada yang baru dilantik dan mengajak seluruh pegawai kemenag untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dengan mengikuti ketentuan yang berlaku, “Jabatan adalah amanah yang harus kita terima dan laksanakan sebaik baiknya,” katanya.

Untuk kepala madrasah, Zulhelmi juga berharap agar dapat mempersiapkan siswa siswa yang siap tampil dalam menghadapi Ujian Nasional dalam beberapa bulan yang akan datang, acara pelantikan diakhiri dengan makan siang bersama. [najib zakaria/y]

Kakankemenag Aceh Utara mengukuhkan dan melantik lima pejabat di lingkungan Kankemenag Kabupaten Aceh Utara sesuai PMA 13 Tahun 2012. Pejabat yang dikukuhkan tersebut adalah H. Asnawi, S. Ag (dikukuhkan kembali sebagai Kasubbag TU), dan Drs. Munzir, M.Pd (dikukuhkan sebagai Kasi Pendidikan Madrasah).

Sementara lima pejabat lainnya yang dilantik adalah Sabaruddin, S. Ag (jabatan lama sebagai Kasi Urais, jabatan baru Kasi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren), Drs. Jamaluddin, M. Pd (jabatan lama Penyelenggara Zakat dan Wakaf, jabatan baru Kasi Pendidikan Agama Islam), Drs. H. Kasmidi (jabatan lama Kasi Penamas, jabatan baru Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah), H. Marwan, S. Ag (jabatan lama Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah, jabatan baru Kasi Bimbingan Masyarakat Islam), Yusri, S.Ag, MAP (jabatan lama Kasi Pekapotren, jabatan baru Kasi Penyelenggara Syariah).

Pada kesempatan yang sama juga dilantik empat kepala madrasah masing-masing, Faisal, S.Ag (Guru Muda/ Kepala MIN Peutoe), Sulaiman, S.Ag (Guru Muda/ Kepala MIN Punteuet), Aminah , S,Pd (Guru Muda/ Kepala MIN Blang Mane I), dan Zulkifli, S.Pd (Guru Muda/ Kepala MIN Geudong).

Dalam arahannya, Kakankemenag Aceh Utara, Drs. H. Zulkifli meminta kepada pejabat yang baru dilantik untuk meningkatkan kualitas intelektual dan emosional sebagai aparatur Negara yang dituntut bekerja secara professional, cepat, transparan, akuntabel serta jadikanlah

ketulusan dan keikhlasan dalam bekerja sebagai modal utama, bahkan kita harus berani melakukan perubahan-perubahan dalam hidup ini, walau sekecil apapun perubahan itu temasuk saat kita mendapat amanah jadi pimpinan lembaga. [cut ratna dewi/y]

Struktur Baru di Aceh UtaraKHUSUS>>

22 SantunanFebruari 2013

Kakankemenag Aceh Timur, Drs. H. Faisal Hasan, melantik serta mengambil sumpah sejumlah pejabat stuktural di lingkungan Kementerian Agama Aceh Timur (8/2). Acara yang diadakan di aula Kemenag itu dihadiri oleh seluruh pejabat, kepala madrasah, kepala KUA dan seluruh karyawan di lingkungan Kemenag Kab.Aceh Timur berlangsung secara khidmat dan sukses.

Adapun pejabat yang dilantik dan diambil sumpah yaitu: Adnan, S,Ag (menjadi Kasubbag Tata Usaha), Fadli, S.Ag (sebelumnya Kasi Mapenda jadi Kasi Pendidikan Madrasah), Said Muhammad, S.Ag (jabatan lama Kasi Pekapontren jadi Kasi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren), Muslim, S.Ag, M.Si (sebelumnya Pengadministrasi Umum Seksi Mapenda diamanahkan menjadi Kasi Pendidikan Agama Islam).

Ada pula Drs.Ahmad, MA (Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah), Akly, S.Ag, MH (yang sebelumnya Kepala KUA Peureulak menjadi Kasi Bimbingan Masyarakat Islam), Jakfar,S.Sos.I (yang dulu menjabat Pelaksana Urusan Umum diamanahkan menjadi Kasi Penyelenggara Syariah), dan Zaini, R, S.Ag (sebelumnya Kasi Penamas dilantik menjadi Kepala KUA Birem Bayeun).

Muhammad Mansyur, S.Sos.I yang sebelumnya Kepala KUA Kec. Birem Bayeun menjadi Kepala KUA Peureulak; Zulfahmi, S.Ag dilantik menjadi Kepala KUA Ranto

Seulamat yang sebelumnya menjabat Kepala KUA Peudawa. Sedangkan Kepala KUA Peudawa dijabat oleh Muksin, S.Th.I yang menjadi Kepala KUA termuda di Aceh Timur. Mardhiah, S.Ag yang sebelumnya Penyelenggara Zakat dan wakaf menjadi pegawai pada Seksi Bimbingan Masyarakat Islam. Drs.Lukman yang sebelumnya menjabat Kepala KUA Ranto Seulamat dimutasikan menjadi pegawai pada KUA Birem Bayeun, dan Zainal Abidin,S.Ag,MH yang sebelumnya menjabat Kepala Seksi Urais dan sekarang menjadi pegawai STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa.

“Rotasi dan mutasi jabatan merupakan

hal yang wajar dalam rangka pembinaan dan karir sebagai PNS dan bagian dari pengembangan organisasi dilingkungan Kementerian Agama, jangan dimaknai negatif atau dipolitisir sedemikian rupa, stuktur baru ini sudah ada sejak awal januari 2013,” pesan Kakankemenag.

“Tunjukkan kinerja dan dedikasi yang tinggi, buktikan bahwa anda mampu dan cakap, mempunyai disiplin yang tinggi dalam mengembangkan amanah ini, peliharah hubungan baik dengan Pemerintah Daerah, tantangan tidak ringan, dibutuhkan pimpinan yang lugas dan tegas,” ajak Kakankemenag. [jamaluddin atim/y]

Struktur Baru, Pejabat Baru di Aceh Timur

Sesuai dengan SK Kakanwil Kemenag Prov. Aceh Nomor Kw.01.1/2/kp.07.6/137/2013 tertanggal 13 Februari 2013 Kepala Kankemenag Aceh Timur Drs.H.Faisal Hasan melakukan pelantikan sekaligus pengambilan sumpah juga kepada para pejabat fungsional dan stuktural, Acara yang diadakan hari Senin (25/2) berlangsung di Aula Kemenag setempat.

Pejabat yang dilantik yaitu antara lain Drs. Zulkifli yang sebelumnya guru pada MTsN Idi dipromosikan menjadi Kepala MIN Blang Siguci, Drs. Muhammad Yunus, M.Pd yang sebelumnya menjabat Kepala MTsN Peureulak dilantik menjadi Kepala MTsN Alue Lhok, sedangkan jabatan Kepala MTsN peureulak diisi oleh Darwan, S.Pd.I yang sebelumnya menjabat Kepala MTsN Ranto Peureulak, untuk jabatan Kepala MTsN Ranto Peureulak diisi oleh Hasan Basri, S.Ag, M.Pd yang sebelumnya menjabat Kepala MTsN Alue Lhok, Zulkifli, S.Ag dilantik menjadi kepala MIN Luengsa menggantikan Drs.M.Dahlan yang ditugaskan menjadi guru MIN Blang Nie.

Khairani, A.Ma dilakukan rotasi dengan Abdul Manan, S.Pd.I untuk saling bertukar jabatan sebagai kepala MIN Seuneubok Aceh dan Kepala MIN Matang Panyang. Nurmala, S.Ag mengisi jabatan Kepala MIN Blang Buket Kuta yang ditinggalkan oleh Munawarah, S.Pd.I yang kini diamanahkan menjadi kepala MIN Sp.IV mengantikan Sri Wanti, S.Pd yang ditugaskan menjadi guru MIN Peureulak. A.Khalid BA dilantik menjadi Kepala MI Habib Ahmad Al-Idrus, Dra

Nurul Husna dilantik menjadi Kepala MI Kemuning. Asmarni, S.Pd.I ditugaskan menjadi Kepala MIS Kemuning Julok.

Posisi Kepala MTsN Sp.Ulim diisi oleh Munzilin, S.Pd menggantikan Drs. Saifullah MN yang diamanahkan menjadi Kepala MAN Sp.Ulim. Mulyadi, S.Ag ditugaskan menjadi Pgs Kepala MTsS Luengsa. Ismail,S.Ag dipromosikan menjadi pegawai Seksi Bimas Islam, dan Adwansyah, SE dilantik menjadi Kepala TU MTsN Idi Cut.

Acara yang ditutup dengan pembacaan do’a oleh Marthunis Anwar, S.sos.I itu berlangsung dengan khidmat dan sukses. [jamaluddin/y]

Kepala Madrasah Dimutasi

>>KHUSUS

23SantunanFebruari 2013

Kakankemenag Aceh Tamiang H. T. Helmi, Sm. Hk, S. Ag melantik enam pejabat eselon IV a di jajaran Kankemenag Aceh Tamiang di Aula SMP Islam Kualasimpang, Rabu (6/2). Pelantikan ini guna mengisi jabatan-jabatan dalam struktur baru Kantor Kementerian Agama Kab. Aceh Tamiang, sesuai dengan Permenag Nomor 13 tahun 2012, dalam pelantikan pejabat sruktur baru ini ada pejabat yang dikukuhkan dan ada pejabat yang dipromosikan.

Dalam amanatnya Kakankemenag Aceh Tamiang menyampaikan bahwa pelantikan ini seyogyanya dilakukan di awal tahun 2013, namun karena berbagai faktor dan pertimbangan baru dapat dilaksanakan pada tanggal 6 Februari 2013. Beliau meminta kepada pejabat yang dilantik bahwa jabatan adalah amanah yang harus dilaksanakan dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas kinerja dalam melayani masyarakat.

Pejabat yang dilantik adalah; Salamina, MA (dikukuhkan jadi Kasubbag Tata Usaha), Drs. Abdulwahab, MA (Kasi Pekapontren dan Penamas dikukuhkan sebagai Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah), Drs. M. Yusuf (Kasi Urais dan Haji dikukuhkan sebagai Kasi Bimas Islam), Anwar Fadli,S.

Kemenag Atam Lantik Pejabat Struktur Baru

Kakankemenag Kota Langsa (Drs. H. M. Yunus Ibrahim, M.Pd) melantik lima Pejabat di jajaran Kankemenag Kota Langsa (12/2). Acara pelantikan berlangsung di Aula Kankemenag Kabupaten Aceh Timur lama, yang sekarang telah menjadi Aula Kantor Kementerian Agama Kota Langsa.

Pejabat yang dilantik adalah Drs. H. Hasanuddin, MH (Kasubbag Tata Usaha), Mawardi, S.Ag (Kasi Pendidikan Islam), Drs. H. Marzuki A,Ma (Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah), Iskalani, S.Ag (Kasi Bimbingan Masyarakat Islam), Hj. Rohana, S.Ag (Penyelenggara Syari’ah).

Dalam arahannya Kakankemenag Kota Langsa, M. Yunus Ibrahim, menyampaikan bahwa Pelantikan Struktur baru ini merupakan penerapan dari Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama, serta beliau juga mengharapkan bahwa dengan struktur baru ini, masing-masing Kasi dapat melakukan singkronisasi dan koordinasi dalam pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas baru masing-masing serta dapat meningkatkan kinerja yang lebih baik

Eselon IV Dilantik Yunus Ibrahim

Ag (Kasi Mapenda dikukuhkan sebagai Kasi Pendidikan Madrasah), dan Raihan,S.sos.I (Kasi Penyelenggara Zakat dan Wakaf dikukuhkan sebagai Kasi Penyelenggara

Syariah). Sedangkan Abd. Azis,MA (staf Seksi Mapenda dipromosikan menjadi Kasi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam. [biro tamiang/xan/y]

sehingga visi dan misi Kementerian Agama dapat kita capai sesuai dengan tugas dan fungsi yang tertera dalam PMA.

Di akhir acara tersebut, Kakankemenag

Kota Langsa menyampaikan ucapan selamat seraya berjabat tangan dengan para pejabat yang dilantik dan diikuti oleh seluruh undangan. [m dahlan/apmilina sari/y]

KHUSUS>>

24 SantunanFebruari 2013

Delapan pejabat kementerian Agama (kemenag) Kabupaten gayo Lues dilantik oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Drs. Hasan Basri. Salah satu maksud pelantikan, selain untuk memenuhi maksud PAM Nomor 13/2012, adalah guna meningkatkan mutu dan kinerja pada lingkungan Kementerian Agama diwilayah Kabupaten yang dijuluki Negeri Seribu Bukit.

Acara pada Senin (12/02), di aula ke-menag Gayo Lues. hanya dihadiri oleh pega-wai Kementerian Wilayah Gayo Lues tanpa dihadiri Bupati,wakil Bupati maupun Sekda setempat.

Kepala kementerian Agama Kabupaten Gayo Lues Drs. Hasan Basri mengatakan, pelantikan yang dilakukan ini berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia dengan Nomor :KW01.1/2/Kp07.6/110/2013 bertanggal 31 Januari, karena kesibukan dan banyak nya kegiatan baru hari ini bisa terlaksana.

Ia mengatakan, pelantikan atau mutasi merupakan hal yang biasa dilakukan dalam suatu instansi, dan pelantikan ini bertujuan agar setiap pegawai Kemenag bisa lebih giat bekerja dan lebih gigih menjalan kan tugas dan tanggung jawab yang memang sudah menjadi tupoksinya masing-masing. Drs. Hasan basri menambahkan, jabatan yang saudara emban saat ini pada dasarnya bukanlah hak milik atau warisan, jabatan itu adalah tugas dan tanggung jawab serta wewenang untuk melayani Masyarakat.

Tentu dalam hal ini tugas yang dibeban kan kepada kita terutama kepada saudara-saudara yang baru dilantik agar memahami tugas dengan sebaik-baiknya.

Tugas itu bisa kita dapat dari pendidikan ,pengalaman pribadi yang sudah kita lalui, maupun melalui pengalaman orang lain, disamping itu ada tugas yang memang sudah ada juklak dan juknis serta peraturan perundang-undangan yang sudah ditetapkan.

Kemudian tanggung jawab itu pada hakekatnya setiap sesuatu yang diberikan kepada kita tidak mengenal waktu dan tempat, kapan saja sesuai dengan tupoksi kita apabila tanggung jawab itu diperlukan, mendahulukan kepentingan Negara diatas kepentingan pribadi dan Golongan. Dari kepentingan Negara dan umum itulah mungkin akan terlaksana kepentingan pribadi kita dengan sendirinya. Kami berharap kepada pejabat yang baru dilantik agar selalu bekerja sama dengan bawahan nya, dan saling koordinasi tentang pekerjaan masing-masing,katanya bahwa pejabat pejabat yang dilantik itu adalah Eselon IV A dan Eselon IV B.

Kedelapan Pegawai Kemenag yang dilantik itu antara lain Amirudin, SE.Ak yang sebelumnya staf Sub Bagian Tata Usaha pada Kantor Kemenag dijadikan Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Syamsul Bahri, S.Pd.I, yang sebelumnya kepala MIN Ujung Baro yang dilantik menjadi Kasi (Kepala Seksi) Pendidikan Islam. Ibrahim, S.Ag, yang sebelumnya Kepala Seksi Penemas dan perkapoltren dilantik menjadi kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh pada Ka Kemenag Gayo Lues.

Sedangkan Haswindua Putra, SH, yang sebelumnya Kepala KUA Kecamatan Tripe

Jaya dilantik Menjadi Kasi Bimbingan Masyarakat Islam. Ali Hamzah, SH, yang sebelumnya staf Penyelenggara dilantik sebagai Penyelenggara Syariah. Bernahan Pasaribu yang sebelumnya Calon Penghulu KUA Tripe Jaya dilantik Menjadi Kepala KUA tripe Jaya.

Selanjutnya, H. Hasbullah Kasi Hurais dan Penyelenggara Haji dilantik Menjadi Penyuluh Agama Islam, dan Drs. H. Jaryadi yang sebelumnya Kasi Mapenda dilantik menjadi Penyuluh Agama Islam Pada Kemenag Gayo Lues. [humas kemenag galus/ jufrikemaggl/y]

Eselon IV di Galus Dilantik

Kakankemenag Kabupaten Pidie melantik dan mengukuhkan kembali tujuh orang peja-bat eselon IV di lingkungan Kantor Kement-erian Agama Kabupaten Pidie, demikian rilis yang diterima KemenagNews dari pengelola informasi Kemenag setempat (4/2).

Ketujuh orang pejabat tersebut adalah: H. Hasanuddin, S. Ag (Kasubbag Tata Usaha), Drs. Imran (Seksi Pendidikan Madrasah), H. Ichsan, S. Ag (Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren), Fazli, S. Ag (Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah), H. Irwan, S. Ag (Seksi Bimbingan Masyarakat Islam), Drs.

Pidie Lantik Tujuh Pejabat Eselon IV

H. Iskandar (Seksi Pendidikan Agama Islam), dan Muhammad, S.Pd.I (Penyelenggara Syari’ah).

Dalam sambutannya, Kakankemenag menegaskan bahwa jabatan adalah amanah, makanya amanah tersebut dijaga dan jangan mudah diprovokasi oleh pihak manapun, juga dijalankan sesuai dengan tugas dan fungsi kita agar kedepan Kankemenag Kab. Pidie serta seluruh unit jajaran dibawahnya dapat menjalankan tugas sebagaimana mestinya sesuai dengan apa yang telah diembankan oleh Negara. [aba/y]

>>KHUSUS

25SantunanFebruari 2013

Dalam Rangka Pelaksanaan Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Penyesuaian Struktur Baru, Kakankemenag Aceh Singkil, Rabu, (30/1) melantik Pejabat Eselon IV dan Eselon V di lingkungannya.

Dalam pelantikan tersebut turut hadir Kepala KUA dan Kepala Madrasah yang ada di Kabupaten Aceh Singkil. Pejabat struktur lama yang yang ada di lingkungan Kemenag Aceh Singkil: Kepala Subbag TU yang dijabat Jufrizal, S.Ag, Kasi Urais dan Penyelenggra Haji dan Umrah dijabat H. Marwan Z, S.Ag, Kasi Penamas dan Pekapontren dijabat Suhardiman, S.Ag, Kasi Mapenda dijabat Drs. Nananng SZ, serta Penyelenggara Zakat dan Wakaf dijabat Ghazali, S.Ag.

Jabatan baru yang dilantik yang sesuai PMA No 13 2012 adalah

Singkil LantikPejabat Struktural Baru

Kakankemenag Aceh Jaya Drs. H. Amiruddin, M.A, Selasa (22/1) di Kankemenag Aceh Jaya melantik 5 orang Pejabat Eselon IV dalam lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Jaya sesuai dengan Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama.

Adapun nama-nama kelima pejabat yang baru dilantik dan dikukuhkan tersebut adalah Kasubbag Tata Usaha, Drs. Aidarus (sebelumnya menjabat Kasi Penamas dan Pekapontren); Kasi Pendidikan Islam, Samsul Bahri, S.Ag (sebelumnya menjabat Kasubbag TU); Keasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Drs. Umaicin (sebelumnya menjabat Kasi Mapenda); Kasi Bimbingan Masyarakat Islam, Ismet Mahdi, S.Ag (sebelumnya menjabat Kasi Urais dan Haji); serta Kepala Penyelenggara Syari’ah, H. Khaidir, S.Ag (sebelumnya menjabat Kasi Penyelenggara Zakat dan Wakaf)

Dalam arahannya, Drs. H. Amiruddin. M.A menyampaikan beberapa hal khususnya kepada pejabat yang baru dilantik terkait fungsi dan tugas struktur organisasi sesuai dengan PMA No. 13 Tahun 2012. Diantaranya beliau menekankan kepada Kasubag TU untuk terus meningkatkan koordinasi, rencana dan evaluasi kerja serta laporan keuangan sehingga dapat tercipta

zona integritas sesuai dengan intruksi Menteri Agama.

Beliau meminta Kepala Seksi Pendidikan Islam untuk membuat terobosan-terobosan baru dalam meningkatkan mutu pendidikan Madrasah khususnya Kabupaten Aceh Jaya, disamping itu Ka.Kankemenag Aceh Jaya juga mengajak kepada seluruh pegawai Kementerian Agama untuk

terus meningkatkan kebersamaan dan kedisiplinan.

Acara yang berlangsung di ruang umum kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Jaya tersebut, diakhiri dengan pemberian ucapan selamat dari seluruh Kepala KUA, Kepala Madrasah, Pengawas, Penyuluh dan seluruh pegawai dalam lingkungan Kankemenag Aceh Jaya. [faizin aceh jaya/y]

Aceh Jaya Lantik Lima Pejabat

Enam jabatan struktural eselon IV dan satu jabatan fungsional jajaran Kemenag Simeulue telah dilantik dilantik pada Senin (19/2). Kakankemenag Simeulue Dra. Mirati AM telah melantik: lima orang (Kasi dan Kasubbag TU), dan 1 orang penyuluh agama kecamatan. Pelantikan bertempat di ruang rapat Kemenag ini untuk menyesuaikan jabatan struktural dalam PMA No. 13 Tahun 2012 di mana Simeulue, dan 2 Kabupaten lainnya (Tamiang dan Bireuen) yaitu seperti disebut ada 3 struktural yang berubah dari sebelumnya, yaitu Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, Pendidikan Madrasah, Pendidikan Keagamaan, dan Penamas.

Diharapkan kepada semua pejabat yang dilantik harus bisa menyesuikan ruang lingkup tugas baru ini dengan berkoordinasi dengan para Kabid masing-masing agar dalam pelaksanaan tugas kian jelas. Seorang pejabat harus memegang amanah yang di percaya tentu dilandasi dengan akhlak mulia. Demikian inti arahan Kakankemenag Simeulue. [lan]

Pelantikan Esalon IVdi Simeulue

Kepala Subbag TU (Jufrizal. S.Ag), Kasi Bimas (H. Marwan Z, S.Ag), Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah (Suhardima, S.Ag), Kasi Pendidikan Agama Islam (Drs. Nanang SZ), dan Penyelanggra Syariat Islam (Ghazali, S.Ag).

Sementara untuk eselon V sebagai promosi jabatan yang akan dilantik adalah Wardiani Salmawati, SE sebagai Kepala Urusan Tata Usaha pada MAN Singkil.

Drs. H. Herman, M.Sc, Kakankemenag menguraikan, bahwa ini adalah jabatan amanah yang harus di laksanakan dengan ikhlas dan penuh semangat sehingga jabatan yang di emban ini bisa pegang dengan baik. Ada tiga poin yang harus dipegang oleh pejabat yang dilantik ini: harus energik, responbiliti, serta yang terpenting adalah komitmen. [mustafa/y]

KHUSUS>>

26 SantunanFebruari 2013

Selasa (12/2), bertempat di Umah Persilangan Kota Takengon, sejumlah pejabat struktural dilantik dan diambil sumpah jabatannya oleh H. Hamdan, Kakankemenag

Aceh Tengah sesuai struktur PMA 13 Tahun 2012.

Para pejabat yang dilantik dan diambil sumpahnya tersebut antara lain adalah Drs.

M. Syahri selaku Kepala Seksi Pendidikan Madrasah; Drs. Salman selaku Kepala Seksi Peny. Haji dan Umrah; Drs. Alhulwani selaku Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam; Saidi B, S.Ag selaku Kepala Subbag Tata Usaha; Drs. Alwin selaku Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren; Ahmad Marjan, S.Ag selaku Kepala Penyelenggara Syariah; Drs. Usman selaku Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam dan Mian selaku Kepala Penyelenggara Katolik.

Selain para pejabat eselon IV di jajaran Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tengah, pada kesempatan yang sama juga dilantik satu orang penghulu dan Kepala KUA yaitu Ruhdiya sebagai Penghulu pada KUA Kecamatan Kota Takengon dan Ikhsan, S.Ag sebagai Kepala KUA Pegasing.

Acara pelantikan in berlangsung khidmat dan diikuti oleh seluruh Kepala Madrasah, Kepala KUA dan karyawan Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tengah. [s riyan/aba]

Struktur Baru di Kemenag Aceh Tengah

Selain melantik pejabat-pejabat struktural eselon IV, sesuai PMA Nomor 13 Tahun 2012 di jajaran Kemenag Aceh Tengah, Drs H Hamdan juga melantik dan mengambil sumpah para pejabat fungsional dalam lingkungan instansi di bawah komandonya yang berlangsung di aula kantor setempat yakni di Umah Pesilangan, Paya Tumpi Takengon (12/2).

Dalam rangkaian mutasi yang terbilang besar-besaran, tercatat beberapa pejabat fungsional tenaga pendidikan mengalami rotasi jabatan. Ada yang bergeser dari posisi sebelumnya dan ada pula yang dipromosikan menempati posisi jabatan baru.

Nama-nama pejabat tersebut sesuai surat keputusan yang dibacakan oleh Wahdi, S.Ag adalah: Drs. M. Isa (yang sebelumnya sebagai Kepala MAN 1 Takengon dipindah menjadi Kepala MAS Darul Ulum); posisinya digantikan Ikhsan Fahri, S.Ag yang sebelumnya Kepala MTsN Bintang.

Sementara Kepala MTsN Bintang diamanatkan kepada Drs. Riswan Basri yang dimutasi dari jabatan sebelumnya sebagai Kepala MTsN Ratawali. Sedangkan Kepala MTsN Ratawali dipercayakan kepada Drs. Abd. Rahman.

Selanjutnya Yulia, S.Ag (Kepala MTsN 2 Takengon) digeser menggantikan posisi Abd. Rahman sebagai Kepala MTsN Pegasing. Kepala MTsN Arul Kumer ditempati oleh Dan, S.Ag yang sebelumnya bertugas sebagai Kepala MTsS Arul Kumer dan posisinya digantikan oleh Marjan, S.Ag yang diangkat

dari jabatan sebelumnya selaku Guru Madya di MTsS Ulumul Qur’an.

Drs. Syafaruddin (Guru Madya pada MTsN Ratawli) diangkat menjadi Kepala MTsS Ulumul Qur’an menggantikan Rahmawati, S.Ag yang ditugaskan menjadi Guru Madya pada MTsN 1 Takengon. Kepala MIN Uning, Maryani,S.Pd.I, M.Pd diangkat menjadi Kepala MTsN 2 Takengon dan posisi Kepala MIN Uning digantikan oleh Suhardi, S.Pd yang jabatan lamanya selaku Kepala MIS Ujung Temetas.

Eet Kurniasih, S.Ag dari Guru Madya MIN Takengon dipromosikan menjadi Kepala MIS Ujung Temetas. Sementara itu, Ibrahim, S.Ag dari Kepala MIN Blang Mancung dipindahkan tugasnya sebagai Guru Madya di MIN Arul Kumer. Posisi Kepala MIN Blang Mancung ditempati oleh Misdianto yang sebelumnya bertugas sebagai Kepala MIS Ratawali. Dan Kepala MIS Ratawali selanjutnya dialihkan kepada Sabardi, S.Pd yang dipromosikan dari jabatan sebelumnya selaku Guru MIN Simpang Kelaping. [mahbub/aba]

Rangkaian Mutasi di Jajaran Madrasah Aceh Tengah

<<KHUSUS

27SantunanFebruari 2013

Istriku Terlibat HutangAssalamu'alaikum Wr. Wb. Yth. Pengasuh Rubrik Konsultasi Keluarga di tempat

Problema yang saya hadapi saat ini begitu berat, dalam ukuran saya sebagai pegawai negeri dengan penghasilan terbatas. Bahkan secara psikologis sangat berpengaruh pada kinerja yang selama ini saya tekuni di salah satu lembaga pemerintah di Banda Aceh.

Penyebabnya, karena prilaku istri yang tidak menjaga nama baik suami dan keluarga. Masalah yang sekarang ini saya hadapi adalah: istriku tersangkut masalah “hutang piutang”. Saat ini diperkirakan tidak kurang dari seratus juta rupiah lebih”. Kasus seperti ini sudah terjadi secara berulang kali, sehingga membuat diri saya merasa malu dengan teman sekerja. Hampir saban hari tamu yang datang meminta hutangnya kapan harus dilunasi. Hutang-hutang tersebut dilakukan tanpa setahu saya sebagai suami, dan uang tersebut juga tidak jelas ke mana digunakan.

Namun demikian, saya sebagai suami sudah berusaha maksi-mal untuk membayarnya, tapi tak mampu mengembalikan uang sebanyak itu. Kalaulah bukan karena sayang sama anak-anak yang masih kecil, saya sudah bersikap lebih baik untuk berpisah dengannya. Untuk itu melalui konsultasi keluarga, saya memohon kepada bapak pengasuh kiranya dapat memberikan jalan keluar kepada saya, sehingga beban berat yang saya alami ini dapat teratasi.

Wassalam.Dinata

Banda Aceh

Wa’alaikumussalam Wr. Wb. Saudara Dinata di Banda Aceh,

Pengasuh terlebih dahulu menyampaikan dukungan moralitas kepada Saudara, atas kearifan dan keikhlasan yang Dinata lakukan sebagai seorang suami. Sebagai seorang PNS dengan gaji sangat terbatas selama delapan tahun sudah mampu membiayai nafkah baik untuk istri dan dua orang anak yang masih kecil (baru menduduki bangku Sekolah Dasar). Sementara itu saudara sangat sabar menghadapi sikap dan prilaku istri Anda yang empat tahun terakhir sering melakukan transaksi hutang piutang tanpa setahu Anda selaku suami.

Saudara “ Dinata”, melalui konsultasi keluarga ini pengasuh menyampaikan beberapa taushiyah, baik buat Anda sendiri maupun untuk istri Anda:

Pertama, perlu dipahami ulang bahwa suami adalah kepala ke-luarga, pemimpin dan imam buat istri dan anak-anak serta seisi rumah tangga. Sebagai seorang imam sudah tentu menjadi rujuk-an, contoh dan figur bagi yang lain. Di dalam al-Qur’an Allah swt berfirman: “Ar-Rijalu qawwamuna ‘alan nisa` (al-Nisa`:33), setiap laki-laki (suami) adalah menjadi pemimpin terhadap wanita (istri). Kalaupun seorang istri melakukan transaksi hutang piutang karena ada keperluan mendesak, tanpa berhutang ia kesulitan mendapat-

kan dana yang dibutuhkan, maka hal itu dibolehkan tapi harus me-lalui “musyawarah dan seizin suami” serta jelas penggunaannya.

Bila suami tak mengizinkannya, maka seorang istri jangan melakukannya, dan bila membangkangnya dapat digolongkan “nusyuz”. Karena bila nanti istri tak mampu membayarnya, maka yang menjadi tanggung jawab untuk melunasinya adalah “suami”, seperti yang anda alami saat ini. Karena itu di dalam ajaran Islam, menghindari berhutang itu lebih baik, kecuali sudah mendesak dan tidak ada jalan lain, dan itupun dilakukan setelah proses musyawarah. Dalam hubungan ini Rasulullah Saw mengajarkan para sahabatnya dengan do’a: “Allahumma inni a’uzubika min ghalabatid dain wa qahririjal, Rasulullah mengajarkan umatnya agar terhindar dirinya dari hutang piutang.

Kedua, istri yang shalihah adalah istri yang selalu membuat hati suami nyaman dan tenang. Tidak membuat rumah tangga sebagai ajang konflik. Istri yang baik selalu taat perintah dan menjaga amanah dari suami, baik bila suami bersamanya terlebih lagi bila suami tak ada di rumah. Istri yang baik membuat suami selalu tersenyum, bagaikan hidup dalam mahligai, dan istana megah. Rasulullah Saw mengingatkan para istri: “Ayyumam ra-atin matat wa zawjuha radhin anha dakhalal jannah,” Istri mana saja yang duluan dipanggil Allah Swt, sedangkan suaminya ridha, maka istri itu masuk surga.

Ketiga, bercerai karena hawa nafsu adalah dilarang. Perceraian dimungkinkan bila tak ada lagi jalan damai, sejauh masih ada solusinya lebih baik menghindari “thalaq”. Talaq memang halal, tapi sangat dibenci Allah Swt. Saudara “Dinata” yang selama ini dikenal sebagai suami yang baik dan penyabar, diyakini tidak akan melakukan perceraian, sekalipun hal itu pernah terpikirkan dalam benak Saudara, apalagi istri Anda sudah meminta maaf atas sikap sengaja/tak sengaja selama ini yang sudah mencemarkan nama baik keluarga, bahkan istri Anda sudah berjanji tak akan mengulangi lagi kebiasaan buruk tersebut.

Selain itu juga Anda sangat menaruh kasihan anak-anak yang masih membutuhkan perhatian orang tuanya, tentu dapat dibayangkan bagaimana kelak bila Anda berpisah. Rasulullah Saw juga mengingatkan: “Ada tiga golongan yang berdo’a kepada Allah tetapi tidak dikabulkan di antaranya seorang lelaki yang memiliki istri yang buruk akhlaqnya tetapi tidak menceraikannya” (HR. al-Hakim). Yang menjadi masalah selanjutnya adalah “hutang”.

Saran pengasuh kepada anda berdua, supaya segera melakukan musyawarah sebaiknyai turut melibatkan orang tua kedua belah pihak. Insya Allah dipastikan ada jalan keluarnya. Bila membayar sekaligus tak mampu, maka perlu diberikan penjelasan secara jujur kepada pihak yang pernah memberi pinjaman bahwa hutang tetap akan dibayar, namun tidak sekaligus tetapi secara angsuran sesuai kemampuan yang ada. Namun perlu diingatkan pula, jangan lupa selalu berdo’a kepada Allah agar diberi kemudahan dari setiap kesulitan.[]

KoNSULTASI KeLUARgADiasuh oleh Dr. H. Abd. Gani Isa, SH, M.AgKetua BP4 Provinsi Aceh

Bagi pembaca atau masyarakat yang ingin berkonsultasi tentang keluarga, dapat juga mengirim surat ke alamat Redaksi Majalah Santunan Kanwil Kementerian Agama Aceh, Jl. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh, atau mengirim email ke [email protected]. Terima kasih.

28 SantunanFebruari 2013

Bukan Hamba BiasaDR. Fauzi Saleh, Lc, MADosen Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry Banda Aceh

Di tengah krisis figuritas kepemimpinan hari ini, al-Qur’an menawarkan model manusia ideal yang disebut dengan ‘ibadurrahman. Inilah manusia berhak mendapatkan trust untuk memimpin dan dipimpin, mengatur dan diatur. ‘Ibadurrahman ini selalu mampu menempatkan diri di negeri yang sedang krisis atau makmur, berani bersikap untuk kebenaran dan takut berbuat kemaksiatan baik terkait dosa individual apalagi dosa-dosa sosial.

Al-Qur’an menggambarkan model manusia yang tidak biasa, karena ia menjadi kiblat kebaikan dalam menata hidup dan meniti kebahagiaan, tidak ego-sektoral berbuat untuk kebaikan dan kemaslahatan semua. Manusia ini tidak dapat terdeteksi dengan nama, tetapi melihat jeli sifat yang dimiliki, tidak mau dipuji tetapi hadir dalam hati sanubari. Baginya, Allah adalah segala-galanya, sementara manusia adalah mitra untuk mencapai Tuhannya. Karenanya, manusia, dunia dengan segala perangkatnya tidak lebih dari jembatan untuk menggapi tujuan ketakwaan, di sanalah puncak ketenteraman. Sebagai model dan figure yang layak diteladani, ‘ibadurrahman kiranya mampu memainkan peran penting dalam merubah kehidupan yang lebih baik, menggapai ridhal Allah Swt.

Karakteristik ‘IbadurrahmanHamba luar biasa ini ini diukir yang diistilahkan dengan

‘ibadurrahman --secara kompherensif dalam al-Qur’an, Surah al-Furqan ayat 63-68. Penulis hanya mengutip beberapa ayat saja dari surah yang dimaksud:

63. Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.

64. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka. 65. Dan orang-orang yang berkata: «Ya Tuhan kami, jauhkan azab Jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal».66. Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.67. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.68. Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya).

Dalam ayat di atas, maka karakteristik ‘ibadurrahman dapat diuraikan sebagai berikut:

Pertama, tawadhu (merendahkan hati). ‘Ibadurrahman berjalan di atas muka bumi dengan tenang dan merendahkan hati, tidak sombong dan berbangga diri, berjalan di atas muka bumi dengan kelembutan, bermualamah sesama dengan ketawadhu’an, tidak pernah meninggi dan dan kerusakan sebagaimana firmah Allah swt dalam Qs. Luqman/31: 18.

Berjalan dengan tawadhu’ bukanlah dibuat-buat dan riya’ (menampakkan diri sebagai orang yang merendah), tetapi bersikap tegar dan tegas namun hatinya selalu menundukkan hati kepada Allah swt. Nabi saw berjalan seolah turun dari tempat yang tinggi. Dengan kata lain, tidak bermain drama dengan kemunafikan, tetapi keikhlasan mewarnai aksi dan ekspresi kesehariannya.

Sahabat ra tidak menyukai orang yang berjalan dengan lemah dan berbuat-buat sehingga terdapat sebuah riwayat dimana Umar ra melihat seorang pemuda berjalan pelan. Umar bertanya: apakah kamu sakit? Ia menjawab: tidak Ya Amiral Mukminin. Lalu memerintahkannya berjalan dengan gagah.

Al-hawn yang tersebut dalam ayat bermakna al-sakinah (ketenangan) dan al-waqar (tenteram). Rasulullah saw menyebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayat Bukhari Muslim dari Abu Hurairah:

>>TAFSIR

29SantunanFebruari 2013

Apabila kalian hendakah menghadiri shalat (jama’ah), janganlah mendatanginya dengan berlari-lari, datangilah dengan tenang (sakinah), (rakaat) yang kamu dapatkan, laksanakanlah, yang tertinggal maka sempurnakanlah.

Kedua, al-hilm dan ucapan yang baik. Apabila orang jahil datang dengan ucapan yang tidak baik maka ia tidak meresponnya seperti itu, tetapi ia memaafkan dan berlapang dada. Ucapan yang keluar adalah kata-kata yang baik. Salaman – menurut al-Nahhas – bukan berasal dari kata at-taslim tetapi dari at-tasallum yang artinya melepaskan diri dari ucapan tersebut.

Ketiga, tahajjud pada malam hari. Maknanya perjalanan malamnya sama dengan siang, bahkan malam itu lebih baik baginya daripada siang. Apabila malam datang, maka ia melakukan sujud dan qiyamullail menghadap Allah swt, mendirikan shalat sebagian malam atau kebanyakan malam dengan ketaatan dan pengabdian kepada Allah swt.

Shalat malam ini menjadi ibadah favorit bagi ‘ibadurrahman sebagai anjuran Tuhan dalam berbagai ayat-ayat al-Qur’an seumpama al-Dzariayat/51: 17-18, as-Sajdah/32: 1.. dan az-Zumar/39:9.

Keempat, takut akan azab Allah. Mereka yang takut kepada Tuhannya dan berdoa: Ya Tuhan kami, jauhkanlah kamu dari azab jahannam dan kedahsyatannya. Sikap tersebut juga tersebut dalam salah satu ayat Qs. Al-Mu’minu/23.

Alasan mereka berdoa dijauhkan azab adalah: a. Sesungguhnya azab itu mulazim (selalu) menyertai orang

berbuat maksiat, menghancurkan dan membinasakan.b. Jahannam adalah tempat yang paling buruk, berlipat – lipat

kedahsyatannya dibandingkan dengan api dunia sebagai aksesoris azab.

Kelima, keseimbangan dalam berinfak. Apabila mereka menggunakan harta untuk diri dan keluarganya maka tidak bersikap boros (tabzir). Tidak menghabiskan harta di luar kebutuhan, tidak pula bakhil terhadap keperluan sehingga tidak terpenuhi hajatnya. Pertengahan merupakan indicator keadilan dalam berinfak sebagaimana disebutkan Allah dalam Qs. Al-Isra’/17: 29.

Ini merupakan asas ekonomi dan berbelanja dalam Islam. rasullah saw bersabda:

Di antara kefakihan seseorang adalah sederhana dalam kehidupannya.

Tidak akan meminta-minta orang yang hemat

Alangkah indahnya kesederhanaan dalam kekayaan, Alangkah indahnya kesederhanaan dalam kefakiran, Alangkah indahnya kesederhanaan dalam ibadah.

Keenam, menjauhkan kemusyrikan, ketujuh, menjauhkan diri dari pembunuhan dan kedelapan: tidak melalukan zina. Perbuatan syirik menafikan keridhaan Allah swt. Sementara perbuatan zina tidak lain kejahatan moral yang tidak mudah ditebus dan dosanya seolah terukir di hatinya meskipun sudah berjalan dalam waktu yang lama. Kejahatan pembunuhan juga kemaksiatan yang luar biasa sehingga al-Qur’an mendeskripsikan bahwa membunuh satu jiwa seolah membunuh membunuh semua mereka.

Sifat kedelapan: Tidak Bersumpah PalsuAllah subhanahu wa ta’ala berfirman, ”Dan orang – orang

yang tidak memberikan persaksian palsu…” (QS. Al Furqan: 72Kesembilan: Tidak melakukan perbuatan yang tidak berguna Firman Allah subhanahu wa ta’ala, ”…dan apabila mereka

bertemu dengan orang yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat , mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.”(QS. Al Furqan: 72.

Kesepuluh: Ketenangan di dalam Keluarga dan Keturunan yang Shaleh

Firman Allah subhanahu wa ta’ala, ”Dan orang-orang yang berkata, ’Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami ), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Furqan: 74).

Kesebelas: Menuntut ilmu dan Mengharapkan Taufik dari Allah subhanahu wa ta’ala

Firman Allah subhanahu wa ta’ala, ”….dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Furqan: 74

Semua kita termasu orang-orang yang mampu menjauhkan dari dari prilaku yang jahat, untuk kemudian dihiasi dengan akhlak ibadurrahman agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. []

Sebagai model dan figure yang layak diteladani, ‘ibadurrahman kiranya mampu memainkan peran penting dalam merubah kehidupan yang lebih baik,

menggapai ridhal Allah Swt.

TAFSIR<<

30 SantunanFebruari 2013

Kakanwil dan jajarannya bersama Dekan Fakultas Syariah dan Ushuluddin dan mahasiswa yang diyudisium (18 Februari).

>>LeNSA

Kabag TU dan pejabat Kanwil Kemenag Aceh, beberapa Kakankemenag serta Direktur Dayah Jeumala Amal saat peresmian Kankemenag Pidie Jaya di Meureudu (12/2).

Sejumlah pejabat, karyawan dan karyawati Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh mengikuti arahan dari Irjen Kementerian Agama RI, Dr. H. Moch. Jasin, MM (14/2) di aula Kanwil Kemenag Aceh.

Rangkaian kegiatan anjangsana Dharma Wanita Persatuan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh dalam rangka HAB ke-67.

31SantunanFebruari 2013

Dirjen PendisProf DR H Nur Syam MSi bersama Gubernur Aceh, Direktur Dayah Jeumala Amal, Ketua DPRA, Bupati Pidie Jaya dan Ketua Yayasan Teuku Laksamana Haji Ibrahim menekan tombol tanda peletakan batu pertama pembangunan Gedung PSI (Penggunaan Sistem Informasi) Dayah Jeumala Amal, Lueng Putu (12/1).

LeNSA>>

Tim futsal Kanwil dan IAIN Ar-Raniry foto bersama setelah pertandingan persahabatan (17/2) di lapangan Zidan, Tungkop, Aceh Besar.

Acara Koordinasi dan Sosialisasi Bidang PAI (Pendidikan Agama Islam) di Warung Pak Muku, Pango Raya, Banda Aceh (15/2).

Rangkaian kegiatan anjangsana Dharma Wanita Persatuan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh dalam rangka HAB ke-67.

32 SantunanFebruari 2013

Awal mulaPada awalnya, tindakan mendidik dan pendidikan bisa saja

terjadi di mana pun, dilakukan oleh siapa pun dan bisa mengenai objek apa pun. Tindakan yang demikian, ternyata mewujud dalam bentuk kehidupan sehari-hari yang biasa dan di waktu yang normal bin sederhana. Bahkan metoda tersebut dapat tumbuh dan menyemai dalam kerangka relasi yang begitu personal dan privat. Hubungan orang tua, kakak-adik, lingkungan sejawat dan seterusnya.

Tindakan ini bisa berupa apa saja menurut kegiatan yang mereka lakukan, entah kecil atau besar, namun tetap mengandung pesan dan arti mendidik. Untuk itu, model tindakan seperti ini cenderung bersifat aksidental (John Dewey, 1996:135). Artinya, seluruh kegiatan lahir secara spontanitas, di luar kesadaran, dan dibentuk dalam premis-premis yang sederhana --tidak diciptakan dan dibuat di luar kesengajaan; apalagi berurusan antar-teori.

Sementara dalam ruang lingkup lembaga formal --setingkat sekolah dan yang sejenis dengannya, perbedaan dan kekhasannya dengan praktek metoda di atas, di mana tindakan mendidik dilakukan secara sadar dan seluruh kegiatannya ditujukan secara intensif di bidang pendidikan. Iklim yang demikian bersifat insidental (Paolo Feire, 2006: 226-229). Dibuat berdasarkan kurikulum, memiliki metode, juga mempunyai aturan-aturan yang berlaku menurut kesepakatan.

Untuk itu, dasar keberadaan sekolah yang paling fundamental sebagai berikut: Intensif, original, dan motivasi mendidik. Tampaknya, ketiga ciri ini bisa menjadi pelengkap membangun tatanan sosial yang sebelumnya tidak dimiliki siswa, namun kemudian ikut membantu mereka mendalami ruang batin dirinya yang terkadang sering diabaikan.

Proses pendidikan yang terjadi di sekolah, yang kemudian bisa mendatangkan prestasi di kalangan siswa.

Unsur Salah satu strategi peningkatan mutu pendidikan adalah

meningkatkan prestasi siswa. Strategi ini tidak bisa diupayakan sedemikian rupa tanpa lebih dulu membangun tembok yang namanya disiplin. Unsur disiplin ini bisa menjadi landasan untuk menuai seabrek prestasi. Karena unsur ini tidak diikat oleh metoda apapun. Untuk itu, Dalam catatan Poerbakawatja dan Harahap (1980: 81), secara defenitif kata disiplin mengandung sejumlah pemahaman, dan salah satunya dikaitkan dalam ruang lingkup sekolah. Suatu tingkat tata tertib tertentu untuk mencapai kondisi yang baik guna memenuhi fungsi pendidikan.

Atas dasar ini, maka disiplin merupakan suatu tindakan atau suatu perbuatan untuk memenuhi tata tertib pengawasan dengan cara-cara yang berlaku. Cara ini bisa berupa dalam bentuk apapun, termasuk pemberian reward atau punishment. Namun

yang terpenting, ukuran disiplin ini bisa mendatangkan nilai yang manfaat bagi semua pihak dan didukung dengan tata tertib pelaksanaan belajar mengajar yang berlangsung secara efektif. Itupun berangkat dari kesepakatan-kesepakatan yang berlaku, dan di antaranya adalah:

Keadaan yang teratur dan efisienTahapan ini boleh jadi standar yang dianggap penting. Di sini

siswa dituntut untuk lebih menghargai waktu yang ditetapkan oleh lembaga sekolah. Di lembaga sekolah formal, waktu adalah takaran yang telah diformulasikan sedemikian rupa dan siswa harus memanfaatkan semaksimal mungkin, sehingga seluruh bahan yang tersaji tidak menngandung pemberosan.

Karakter (tingkah laku)Ruang lingkup ini cenderung dipahami beragam. Oleh sebagian

kalangan, karakter berarti bakat, atau ada yang memaknai dengan tabi'at, budi pekerti dan lain sebagainya (Slamento, 1991: 56-61). Dikarenakan keragaman penilaian atas faktor ini, maka indikasi yang terpenting bagaimana karakter ini bisa memberi insert untuk diwujudkan dalam unsur disiplin. Adanya karakter berarti siswa telah memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Dan bahkan perubahan tersebut harus menjadi suatu proses aktivitas mental, sambil berharap proses ini bisa menghasilkan sisi yang positif bagi siswa, baik dari segi pengetahuan, sikap, maupun psikomotor.

Pengendalian diri Setelah kedua upaya di atas dilakukan, baru siswa diajar

untuk menahan diri atas ragam aturan yang ditetapkan di sekolah. Sesungguhnya pada tahapan ini, siswa dituntut atas beberapa hal, seperti: mengelola emosi dan desakan hati yang merusak. Sifat yang dapat dipercaya, seperti: memelihara norma-norma kejujuran dan integritas. Kewaspadaan yang mencakup, tanggungjawab dan kinerja pribadi..

Sebagai unsur pembelajaran, pengendalian diri juga dipandang suatu bentuk disiplin, yang kemudian menghasilkan operant conditioning (pembiasaan prilaku respon) dan menjadi sandaran atas penerapan yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan yang dekat (Reber, 1998: 121).

Dengan demikian, ketiga faktor tersebut harus dibangun secermat mungkin dan mampu direalisasikan dalam kegiatan belajar, sehingga siswa merasa bahwa dirinya adalah objek yang patut diperhatikan dan tidak diabaikan begitu saja.

Upaya Kegiatan sekolah bersifat rutin dan berjalan teratur sesuai

dengan irama dan aturan yang berlaku. Kemudian, kurikulum pun diciptakan sementara siswa wajib mematuhi. Aturan-aturan yang demikian, disadur dan dijamin berdasarkan sistem presensi. Apabila kegiatan semacam ini berjalan lancar, administrasi tertata rapi, dan

Efek Disiplin pada Prestasi Belajar SiswaAsnawi, Ketua Pokjawas Kemenag Aceh

>>oPINI

33SantunanFebruari 2013

kurikulum dianggap sudah tuntas; apalagi hasil evaluasi mencapai nilai rata-rata ke atas, maka kecenderungan dan protetip yang sama berlaku: "Sekolah tersebut berhasil dengan baik."

Begitu sebaliknya. Jika aturan-aturan itu tidak berkembang dan berjalan mundur, maka konsekuensi yang sama pun berlaku: "Siswa kurang kreatif dan begitu sensitif alias gagal."

Sekiranya kedua aksi tersebut dipahami begitu saja, berarti dunia sekolah tidak ubahnya seperti dunia dalam sirkus. Siswa ditempatkan pada ruang yang serba penuh lubang. Dipaksa menjadi makhluk penanda. Disekap dalam bentuk hitungan dan hafalan. Karenanya, mereka pintar. Tapi lebih dari itu, mereka akan kembali seperti sediakala, ketika pilihan kesukaannya dirubah, gurunya diganti, dan kurikulum dibatasi. Untuk itu, pendekatan semacam ini, yang oleh Romo Mangun disebut dengan "hafalan tanpa pemahaman" (A. Supraktinya, 1999: 272).

Struktur begini mengisyaratkan pesan, bahwa setiap siswa tidak bisa menyiapkan diri untuk hidup dalam kelompok sosial yang beragam, tanpa melewati pagar sekolah. Apa yang tidak diajarkan di sekolah berarti kecil nilainya, atau tidak memiliki nilai sama sekali.

Begitu juga dengan apa yang dipelajari di luar sekolah, berarti tak layak menjadi sebuah ukuran pengetahuan. Struktur pendidikan seperti ini kurang lebih sama yang diutarakan oleh Romo, atau dengan istilah yang lazim disebutkan: "Kurikulum Tersembunyi" --karena dicap menjadi kerangka kerja sistem di mana segala perubahan dituntut atas kurikulum yang dibuat (Ivan Illich, 1999: 519).

Padahal jika dicermati lebih lanjut, ruang lingkup pendidikan hanya sebatas mengusahakan emansipasi. Siswa diberi ruang gerak yang bebas menurut kapasitas mereka dalam dunia ter-sendiri. Kapasitas tersebut akan membuat siswa terangsang menjelajahi sesuatu yang bisa menghadirkan tata-belajar "tentang produk dunia”, dan bukan yang diciptakan dengan tata-belajar "dari produk

dunia". Artinya, siswa belajar menurut cakupan pengetahuan masa ke masa.

Sistem ini berlaku bagi pribadi-pribadi yang haus akan identitas dan pencarian. Karena itu, tugas pendidik hanyalah menuntun mereka secara sungguh-sungguh, kemudian melatih bagaimana membentuk tata pikir secara metodis lagi kritis: Apalagi setiap siswa terkadang suka bertanya. Alih-alih, tolak ukur anak cerdas bukan yang mampu menjawab ragam soal, tapi lebih mengarah kepada pengembangan imajinasi yang dimiliki; berani bertanya tentang sesuatu yang muncul dari dirinya.

Dalam ruang lingkup lembaga formal, dasar keberadaan sekolah yang paling fundamental sebagai berikut: Intensif, original, dan motivasi mendidik. Tampaknya, ketiga ciri ini bisa menjadi pelengkap membangun tatanan sosial yang sebelumnya tidak dimiliki siswa, namun kemudian ikut membantu mereka mendalami ruang batin dirinya yang terkadang sering diabaikan, atau boleh jadi bisa menggais masa depan yang cerah dengan seabrek prestasi.

Untuk meningkatkan prestasi siswa, maka unsur disiplin patut diperhatikan secara maksimal. Unsur ini akan menjadi landasan yang kuat bagi diri siswa dengan cara mengukur nilai-nilai spesifikasi dan kualifikasi menurut keahlian masing-masing siswa. Oleh karena itu, lembaga sekolah seyogyanya perlu menyusun langkah-langkah program pengajaran yang pro-aktif bagi kalangan siswa secara keseluruhan. Begitu juga dengan sasaran yang dituju haruslah jelas dan terukur.

Selanjutnya, lembaga juga perlu memilih pendekatan pembelajaran yang dianggap relevan, sehingga tercapai sasaran yang diharapkan. Kemudian, lembaga juga perlu menerapkan prosedur dan metoda yang akan dipakai dalam proses pembelajaran, sekaligus kriteria keberhasilan yang menjadi ukuran kegiatan belajar. []

Untuk meningkatkan prestasi siswa, maka unsur

disiplin patut diperhatikan secara maksimal. Unsur

ini akan menjadi landasan yang kuat bagi diri siswa dengan cara mengukur nilai-nilai spesifikasi dan

kualifikasi menurut keahlian masing-masing siswa.

Oleh karena itu, lembaga sekolah seyogyanya perlu

menyusun langkah-langkah program pengajaran yang

pro-aktif bagi kalangan siswa secara keseluruhan.

Begitu juga dengan sasaran yang dituju haruslah jelas

dan terukur.

oPINI>>

34 SantunanFebruari 2013

KEPALA KAntor WILAYAHKEMEntErIAn AGAMA ProVInSI ACEH

mengucapkan:

Selamat dan Sukses atas Pelantikan

Prof. Dr. Syahrizal Abbas, MA(Guru Besar IAIN Ar-Raniry)

sebagai Kepala Dinas Syariat Islam Provinsi Aceh

oleh Gubernur Aceh dr. Zaini Abdullahpada Senin, 18 Februari 2013 di Gedung Serbaguna Setda Aceh

serta

Drs. H. nasruddin Ibrahim, M.Ag(Kepala MAN Indrapuri)

sebagai Kepala UPTD Kepenyuluhan dan Dai Perbatasan Dinas Syariat Islam Provinsi Aceh

dan

Marzuki Hasyim, S.Ag, M.Ag(Kepala KUA Kecamatan Banda Raya Kota Banda Aceh)

sebagai Kasubbag Adat dan Budaya Biro Kesejahteraan dan Keistimewaan Aceh Setda Aceh

oleh Gubernur Aceh dr. Zaini Abdullahpada Selasa, 5 Februari 2013 di Anjong Mon Mata Banda Aceh

Semoga dalam melaksanakan tugas mendapat petunjuk dan bimbingan Allah SWT.

Tertanda,

Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd

35SantunanFebruari 2013

KANTOR WILAYAHKEMENTERIAN AGAMA PROVINSI ACEH

DAN SELURUH JAJARANNYAMengucapkan Selamat atas Penganugerahan

Kepada Menteri Agama RI Drs. H. Suryadharma Ali, M.Si

dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) MalangSabtu, 23 Februari 2013

Kepala,

Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd

Doktor Honoris Causa (HC)

36 SantunanFebruari 2013

Keberhasilan guru dalam melaksanakan proses belajar- mengajar tidak terlepas dari peran kepala sekolah sebagai supervisor. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pembelajaran yang efektif. Sedangkan tujuan pembelajaran adalah untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang aktualisasi kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktualisasi kepala SD kota Banda Aceh sebagai supervisor dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dilaksanakan melalui tiga cara yaitu: a) pembinaan kurikulum; b) perbaikan proses belajar-mengajar; dan c) pengembangan staf.

Dari hasil penelitian tersebut direkomendasikan agar kepala sekolah berusaha meningkatkan intensitas dan efektivitas supervisi pengajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran melalalui peningkatan kompetensi guru. Pola supervisi yang dijalankan hendaknya bersifat demokratis dan kepala sekolah disarankan agar tetap menjaga kontinuitas dalam menjalankan program supervisi.

Permasalahan Suatu lembaga pendidikan tidak akan berkembang dengan baik,

jika kepemimpinan kurang efektif. Kepemimpinan yang efektif akan sangat menopang keberhasilan suatu sekolah atau lembaga pendidikan dalam melaksanakan pembelajaran. Keberhasilan suatu sekolah memerlukan seorang pimpinan yang mampu dan tangguh dalam memimpin yaitu kepala sekolah.

Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan mempunyai peran ganda, yaitu sebagai administrator dan supervisor. Dalam kedudukannya sebagai administrator kepala sekolah bertanggung jawab terhadap pengelolaan administrasi untuk mendukung proses pembelajaran. Sedangkan sebagai supervisor kepala sekolah bertugas membina guru-guru dibawah pimpinannya agar dapat melaksanakan tugasnya secara profesional sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.

Kedudukan kepala sekolah sebagai supervisor adalah mengkordinir dan menyelenggarakan kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, menyediakan fasilitas yang dibutuhkan guru, memberikan bantuan teknis bagi guru-guru baik diminta atau tidak diminta. Sasarannya dalah agar guru dapat menciptakan situasi belajar-mengajar yang lebih baik dan menerapkan disiplin kerja pada stafnya. Pada gilirannya mutu pendidikan di sekolah dapat di tingkatkan secara optimal.

Keberhasilan suatu sekolah salah satu dapat dilihat dari kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru-guru. Dalam dunia pendidikan mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa tidak diartikan sebagai proses penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa, yang menempatkan siswa sebagai objek belajar dan guru sebagai subjek, akan tetapi mengajar harus dipandang sebagai proses pengaturan lingkungan agar siswa terdorong untuk belajar sendiri.

Belajar sendiri bukanlah hanya sekedar menyerap pengetahuan saja akan tetapi merupakan proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman belajar. Tugas guru dalam rangka optimalisasi proses belajar-mengajar adalah sebagai fasilitator yang mampu mengembangkan kemauan belajar anak, mengembangkan kondisi belajar yang kondusif agar tercipta suasana belajar yang wajar, penuh kegembiraan dan mengadakan pembatasan positif terhadap dirinya sebagai seorang pelajar.

Proses pembelajaran meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pengajaran. Pada hakekatnya bila suatu kegiatan direncanakan lebih dahulu, maka tujuan dari kegiatan tersebut akan lebih terarah dan mudah diwujudkan, demikian juga pembelajaran di sekolah.

Oleh karena itu guru dituntut memiliki kemampuan dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Perencanaan pembelajaran sangat bermanfaat bagi guru sebagai kontrol terhadap diri sendiri dalam mengatur dan menyajikan materi pelajaran. Guru memiliki peran yang sangat penting, sebagai pendidik ia dituntut memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Keberhasilan guru dalam mengelola proses pembelajaran tentu tidak terlepas dari peran kepala sekolah sebagai supervisor.

Pengawasan dan pengendalian yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui peningkatan kom-petensi profesional guru. Dengan diberlakukan Qanun Aceh Nomor 5 tahun 2008, maka semua SD Kota Banda Aceh telah menerapkan sistem pembelajaran yang islami guna mendidik para lulusan yang memiliki: (1) ketaqwaan yang tangguh; (2) ber-akhlaqul karimah; (3) prestasi akademik dan non akademik tinggi; (4) menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif terhadap tumbuh kembangnya budaya dan islami, (5) menjadikan sekolah sebagai pusat pemantapan aqidah, pengembangan ilmu, amal dan akhlaq yang luhur sebagai sendi terbentuknya masyarakat yang aman, damai dan sejahtera.

Namun kepala sekolah dasar dalam kota Banda Aceh, belum menampakkan aktualisasinya sebagai supervisor untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang islami sebagaimana yang diharapkan. Hal ini yang mendorong penulis untuk melakukan suatu kajian ”Bagaimana aktulisasi kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan mutu pembelajaran yang islami pada SDN Kota Banda Aceh” ini.

Metode Penelitian ini bertujuan untuk mendapat gambaran tentang

aktualisasi kepala sekolah dasar kota Banda Aceh sebagai supervisor pengajaran dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran yang islami. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, dan yang menjadi objek penelitian adalah kepala-kepala sekolah dan guru-guru pada SD Kota Banda Aceh, yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian (purposive sampling). Hal ini sesuai pendapat Moleong (2003), bahwa penenelitian kualitatif tidak menggunakan sampel acak dan tidak menggunakan populasi dan sampel yang banyak

Aktualisasi Kepala Sekolah Sebagai SupervisorDR. Jailani AR, Ketua MDC (Madrasah Development Centre) Aceh, Dosen Program Studi Administrasi Pendidikan FKIP Unsyiah

>>oPINI

37SantunanFebruari 2013

Lokasi penelitian adalah SDN kota Banda Aceh, untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyan penelitian dipergunakan teknik, observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

Hasil Riset Berdasarkan hasil penelitian lapangan yang dilaksanakan pada

sekolah dasar kota Banda Aceh menunjukkan bahwa aktualisasi kepala sekolah sebagai supervisor dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran yang islami belum terjadi secara optimal sehingga belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap mutu pembelajaran sebagaimana dituntut oleh Qanun Aceh Nomor 5 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan yang berkualitas dan islami.

Aktualisasi kepala sekolah sebagai supervisor dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran yang islami di sekolah dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu:

1. Pembinaan kurikulum2. Perbaikan proses pembelajaran, dan 3. Pembinaan staf

Dalam edisi ini hanya dibahas kelompok nomor 1 dari tiga kelom di atas.

1. Pembinaan kurikulum Aktulisasi kepala sekolah selaku supervisor dalam hal pembinaan

kurikulum dapat dilihat dalam beberapa kegiatan:

a. Membimbing guru dalam meneliti dan memilih bahan-bahan pelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan menyusun RPP sesuai dengan materi yang dipilih.

Kegiatan membimbing guru dalam memilih bahan pelajaran terutama materi yang berkaitan dengan nilai-nilai islami dan pem-buatan RPP dilaksanakan oleh para kepala SD kota Banda Aceh se-cara rutin ketika memeriksa dan menandatangani RPP guru-guru. Kepada guru dijelaskan cara memilih materi pelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum dan bahan-bahan yang berkaitan den-gan materi yang berkaiatan dengan nilai-nilai islami. Kemudian ba-han tersebut disusun dalam rencana pelaksanaan pengajaran (RPP).

Sebenarnya semua materi telah dicantumkan dalam kurikulum, tetapi kepala sekolah memberikan arahan agar guru lebih kreatif dalam memilihnya dan memper-timbangkan tingkat kematangan siswa. Artinya, guru dituntut untuk merancang materi yang sudah ada dengan memperhatikan tingkat kesukaran yang akan dialami siswa dalam menerimanya. Bahan pelajaran dalam kurikulum diperkaya dengan bahan-bahan yang bersifat keagamaan melalui contoh-contoh konkrit.

Aktualisasi kepala sekolah akan sangat nyata sebagai supervisor adalah ketika ada guru yang belum memilih materi pelajaran sesuai tingkat kematangan peserta didik dan kurang sempurna dalam membuat RPP. Para kepala sekolah sangat menekankan kepada guru agar lebih kreatif dalam memilih materi dan mengkaitkan dengan konsep-konsep islami terutama mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Hal membuat kurikulum yang ada selalu berkembang dan diperkaya dengan materi yang sesuai dengan kondisi kehidupan anak.

b. Membimbing guru dalam menetapkan metode mengajar pada RPP dan penggunaan metode tersebut dalam kegiatan pembelajaran. Kepala-kepala SD kota Banda Aceh selalu memberikan bimbing

kepada guru guru dalam menetapkan metode mengajar yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pembelajaran pada saat memeriksa RPP guru. Hal ini terutama bagi guru-guru yang penetapan metode yang akan digunakan tidak sesuai materi pembelajaran. Kemudian kepala sekolah juga akan memperhatikan cara penerapan metode tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran.

Untuk mendapatkan informasi tentang cara penerapan metode mengajar oleh guru-guru kepala sekolah melaksanakan observasi kelas, (class room observation) Setelah melakukan observasi kelas kepala sekolah juga nengadakan pembicaraan individual dengan guru yang berdsangkutan untuk membicarakan hasil observasinya dan kemudian memberikan arahan tentang cara penerapannya metode tersebut sesuai dengan apa yang dicantumklan dalam RPP.

Observasi kelas merupakan salah satu cara untuk mengetahui atau mendapat kan data tentang berbagai kelemahan yang dialami guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Hal ini senada dengan pendapat Robert L.Leeper (1994: 112) yang menmgatakan ”a supervisor can’t avoid to classroom observation”. Setiap supervisor tidak dapat menghindari dari kegiatan observasi kelas.

Kepala sekolah pada umumnya dapat memberikan arahan bagi guru-guru dalam menentukan metode memngajar dan menerapkan metode tersebut dalam proses pembelajaran. Namun mereka mengalami kesulitan ketika terjadi diskusi dengan guru-guru tentang penerapannya, tetapi kepala sekolah cukup mampu memberikan arahan yang bersifat umum kepada guru-guru.

c. Menyelenggarakan rapat dewan guru secara insidentil maupun priodik, untuk membicarakan masalah kurikulum, metode mengajar, dan masalah lainnya.

Secara priodik kepala SDN kota Banda Aceh telah menetapkan agenda rapat sekolah setiap akhir semester, dan akhir tahun pelajaran. Tetapi kepala sekolah selalu mengadakan pertemuan atau rapat dengan guru-guru secara insidental jika ada masalah yang perlu dibicarakan. Misalnya ada instruksi dari atasan, ada perubahan dalam penyusunan sillabus, akan mengadakan ulangan umum, mau melaksanakan ujian nasional, bagi rapor, penerimaan murid baru, kepala sekolah selalu ber musyawarah dengan guru-guru.

Dalam setiap pertemuan terutama dalam membicarakan kebijakan penerapan KTSP kepala sekolah memberi kesempatan kepada guru-guru untuk menyampaikan berbagai kesulitan yang di alami. Untuk membantu guru memecahkan masalah yang dialami kepala mengajak semua guru untuk turut memberikan saran dan pandangan kepada teman-temannya sehingga dapat menyelesaikan masalah secara bersama.

Sehubungan dengan masalah penggunaan metode mengajar, kepala sekolah juga tidak memaksakan untuk menggunakan salah satu metode saja. Kepada guru diminta untuk memilih metode sesuai dengan materi yang akan diajarkan dengan mempertimbangkan kemudahan siswa menerima pelajaran. Rapat pembicaraan masalah kurikulum dan metode mengajar sering berubah menjadi arena diskusi dan saling tukar menukar pengalaman antara guru. Cara ini sangat efektif karena semua guru terlibat dalam diskusi untuk mencari cara penyelesaian masalah yang mereka alami sewaktu mengajar.

Apa yang diperankan oleh kepala SD kota Banda Aceh dalam kapasitasnya sebagai supervisor sangat efektif untuk membantu guru mengatasi masalah yang dialaminya. Strategi ini sesuai dengan sasaran supervisi pengajaran yang dikemu-kakan Olive, dalam Agus Dharma (2004:147) yaitu: Sasaran (domain) supervisi pendidikan ialah: 1). Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah; 2). Meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah; dan 3). Mengembangkan seluruh staf di sekolah. [bersambung]

oPINI<<

38 SantunanFebruari 2013

Madrasah Ulumul Qur’an atau MUQ namanya. Ia ada di Gampong Bineh Blang Kemukiman Pagar

Air letaknya. Layaknya nama Desa “Bineh Blang”, madrasah ini dikelilingi oleh hijaunya persawahan warga, sehingga sangat strategis letaknya sebagai lembaga pendidikan yang mengkhususkan dirinya untuk pengembangan tahfizul Qur’an.

Madrasah Tsanawiyah Ulumul Qur’an merupakan madrasah di bawah naungan Dayah Ulumul Qur’an binaan Yayasan Pendidikan Dayah/ MUQ Banda Aceh. Madrasah ini mempunyai program khusus bidang tahfizul Qur’an yang dipadukan dengan pendidikan reguler setingkat Madrasah Tsanawiyah.

Madrasah ini, pada awalnya adalah lembaga pendidikan Tahfizul Qur’an di bawah LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran) Provinsi Aceh yang didirikan pada tahun 1989 oleh Gubernur Aceh ketika itu, Prof. DR. H. Ibrahim Hasan, MBA. Dua tahun setelahnya baru “Pendidikan Tahfizu Qur’an” ini diubah menjadi Madrasah Ulumul Qur’an Banda Aceh”

Madrasah yang didedikasikan sebagai lembaga pembinaan tahfizul Qur’an ini telah berhasil melahirkan hafiz dan hafizah yang handal, lebih dari 70 orang para alumninya baik yang hanya melalui pendidikan sampai tingkat Tsanawiyah maupun tingkat aliyah

berhasil mengahafal dan mengkhatamkan Alqur’an 30 juz. Para hafiz ini pun telah turun mengabdi di masyarakat sebagai Imam di Berbagai Masjid di seluruh Aceh, dan di Indonesia seperti Imam Masjid At-Tien Taman Mini Indonesia Indah, bahkan di Masjid Penang Malaysia.

Madrasah yang nahkodai oleh Drs. Mustika Fuadi ini selalu mencapai angka kelulusannya 100% pada setiap tahunnya. Madrasah ini mempunyai 23 tenaga pendidik yang selalu siap mengayomi para

peserta didik dalam proses belajar mengajar. Kuantitas siswa memang sedikit, sekitar 270 orang yang terbagi dalam delapan kelas, akan tetapi walaupun jumlahnya sedikit, kualitasnya sangat handal dan terkenal seantero Aceh bahkan Indonesia.

MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an), baik tingkat daerah, provinsi bahkan nasional menjadi langganan madrasah ini, setiap daerah selalu berlomba-lomba untuk merekrut peserta yang belajar di Madrasah ini, mulai dari cabang tilawah, tahfizul

Madrasah Penghasil Hafiz dan Hafizah

Madrasah Tsanawiyah Ulumul Qur’an, Kec. Ingin Jaya, Kab. Aceh Besar

>>MADRASAH

39SantunanFebruari 2013

qur’an hingga tafsir berbahasa arab maupun inggris. Prestasipun tak pelak menjadi hal yang lumrah di Madrasah ini, tak heran jika di setiap MTQ, madrasah ini selalu menggondol piala hingga ke tingkat Nasional bahkan di tingkat Internasional, seperti halnya Muhammad Akhir dan Zamhuri, S.Ag, yang sekarang menjadi Imam Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Mereka adalah alumni madrasah ini yang telah menularkan manfaat Qur’an untuk masyarakat.

Di samping prestasi di bidang tahfizul qur’an, prestasi lainnya tidak luput juga menjadi langganan madrasah ini, seperti pidato, kaligrafi, syarhil Qur’an, fahmil Qur’an dan perlombaan qasidah.

Berbagai prestasi yang luar biasa dari ma-drasah ini terus dipupuk tidak hanya dengan kegiatan rutinitas menghafal Alqur’an saja akan tetapi, pihak madrsasah, dayah, dan yayasan bekerjasama bahu membahu mem-beri melaksanakan Musabaqah Tarhib Rama-dhan yang merupakan kegiatan rutin tahu-nan sebagai persiapan dan pelatihan mental bagi para siswa untuk mengikuti perlom-baan yang lebih tinggi di tingkat kabupaten, provinsi, nasional bahkan internasional.

Musabaqah yang disetting khusus sebagaimana MTQ ini melahirkan paras siswa yang siap bersaing di setiap kegiatan bernuansakan Alqur’an sebagai motivasi pengembangan bidang keilmuan Alqur’an. [alfirdaus putra]

“Harapan besar diamanahkan wali santri yang menyekolahkan anaknya di Madrasah Tsanawiyah Ulumul Qur’an ini tidak boleh di abaikan,” jelas pria yang sehari-hari benpenampilan rapi ini.

“Orang tua wali tentunya memilih madrasah ini sebagai ladang pembelajaran bagi putra putrinya karena kekhususan madrasah dalam pengembangan Tahfizul Qur’an, maka konsep pendidikan yang digunakan tetap menjurus kepada pendidikan bernuansakan Alqur’an dan tahfizul Quran,” lanjut pria 43 tahun yang mulai bertugas di madrasah ini tahun 2011 silam.

Ketika disinggung tentang pembelajaran di madrasah, lulusan Tarbiyah Matematika tahun 1994 ini menjelaskan bahwa, proses belajar mengajar berjalan layaknya madrasah yang lain, akan tetapi di madrasah ini fokus pendidikan menjurus kepada tahfizul Qur’an, sehingga para siswa diberikan kesempatan waktu seluas-luasnya untuk menghafal Alqur’an, tentunya diluar proses belajar mengajar. “kegiatan non kurikuler pun yang di utamakan di Madrasah ini

menjurus kepada pemahaman akan al qur’an.” Jelas Drs. Mustika Fuadi.

Terdapat satu keistimewaan madrasah ini dalam pembelajaran bahasa Arab di mana tenaga pengajarnya langsung berasal dari Cairo, Mesir, yaitu Syeikh Tharwat Mitwali Abdel Aal Sehata, yang khusus di sediakan oleh pihak dayah untuk pengembangan bahasa di madrasah ini. [alfirdaus putra]

Madrasah Khusus Perhatianpun Harus FokusDrs. Mustika Fuadi, Kepala MUQ Kab, Aceh Besar

Nama : Dzia Al AbrarTempat Tanggal Lahir : Singkil, 29 Mei 1998Sekolah : MTs Ulumul Qur’anHafalan Al Qur’an : 10 JuzCita-cita : DosenPrestasiJuara 1 Hifdhul Qur’an 5 Juz di JQH Nasional di Pontianak tahun 2012Juara harapan 3 Hifdhul Qur’an 5 Juz di MTQ Nasional Ambon tahun 2012Juara 1 Hifdhul Qur’an 1 Juz MTQ Nasional Bengkulu Tahun 2010Peserta Hifdhul Qur’an 1 Juz STQ Nasional Jakarta tahun 2009

Nama : M. Fata Abi MuntahaTempat Tanggal Lahir : Meulaboh, 03 Oktober 1997Sekolah : MTs Ulumul Qur’anHafalan Al Qur’an : 10 JuzCita-cita : ArsitekPrestasiJuara 1 Kaligrafi RIAB Fair 2013Juara 2 Kaligrafi Porseni se Aceh di Aceh Tenggara 2012Juara 3 kaligrafi Porseni se Aceh di Aceh Barat 2011Juara 1 MTQ Nagan RayaJuara 1 Kaligrafi RIAB Fair 2012

Nama : Raudhatul JannahTempat Tanggal Lahir : Lhokseumawe, 10 November 1999Sekolah : MTs Ulumul Qur’anHafalan Al Qur’an : 9 JuzCita-cita : DokterPrestasiPeserta Hifdhil Qur’an 5 Juz MTQ Nasional di Ambon 2012Juara 2 Hifdhil Qur’an 1 Juz MTQ Provinsi Sumatera Utara 2011Juara 2 Hifdhil Qur’an 1 Juz MTQ Provinsi Aceh di Aceh Tamiang 2011Juara 3 Hifdhil Qur’an 1 Juz MTQ Provinsi Aceh di Aceh Tengah 2009

Fakkar dari aceh Besar 21 JuzM. Gilang Rizki dari Nagan Raya 21 JuzMinnatul Maula dari Aceh Besar 20 JuzJannatul Aliyana 20 JuzEva Cahaya Ningsih 19 JuzZakwanul Fuad dari dari Banda Aceh 18 JuzQorri ‘Aina 16 JuzHabibul Akhi dari Aceh besar 15 JuzMuhammad Alwi Al Haris dari A. Besar 14 JuzAhmad Zaki dari Aceh Besar 14 JuzT. Ahmad Syakir dari Aceh Besar 13 JuzLailatul Hikmah dari Aceh Besar 12 JuzAmrina Rasyada dari Aceh Timur 12 JuzAhmad Saad Muayyad dari A. Besar 12 JuzHikmatun Nazila 10 JuzLailatul Hikmah 11 JuzM. Rifki dari Pidie 11 JuzFadhillah Nurzahira 10 JuzRosa Eliza Putri 10 JuzM. Fadlizil Habib dari A. Besar 10 JuzDzia Al Abrar dari Aceh Singkil 10 JuzM. Fajri Al Hajj dari Aceh Singkil 10 JuzM. Fata Aby Muntaha dari Nagan Raya 10 JuzArief Maulana dari Aceh Besar 10 JuzRaudhatul Jannah 9 JuzNur Akmalia 9 JuzFathiyatur Rifqa 8 Juz

Mereka yang Berprestasi

MADRASAH<<

40 SantunanFebruari 2013

Santunan - Calang. Kemenag Aceh Jaya bertempat di ruang rapat kantor setempat, adakan Rapat Koordinasi dengan seluruh kepala KUA dalam lingkungannya, Senin (18/02 untuk membahas berbagai perma-salahan menyangkut peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Kepala Kementerian Agama Kabupaten Aceh Jaya, Drs. H. Amiruddin, M.A meng-harapkan kepada seluruh kepala KUA untuk terus meningkatkan pelayanan dan pembi-naan kepada masyarakat dengan membuat program-progran kerja yang bersifat mem-bangun dan berwawasan keagamaan. Di samping itu beliau juga mengharapkan agar Kepala KUA dapat menindaklanjuti instruksi Inspektur Jenderal Kementerian Agama ten-tang penerimaan biaya NR dan laporan ke-hadiran melalui fingerprint secara berkala setiap triwulan kepada Inspektur Jenderal Kementerian Agama melalui e-mail: [email protected].

Pada akhir acara juga dibentuk sebuah wadah silaturrahmi dan informasi bagi kan-tor KUA dalam Kabupaten Aceh Jaya yang di-

Aceh Jaya Bentuk Forum KUA

beri nama Forum Kantor Urusan Agama (Fo-rum KUA) yang terdiri dari Ketua, Mauliadi,

Santunan – Kota Jantho. Mengambil tema “Melalui Ajang Prestasi Siswa Tahun 2013 Tingkat SMP/MTs Se-Kabupaten Aceh Besar Kita Tingkatkan Silaturrahmi dan Kompe-tensi,” MAN Sibreh yang beralamat di ping-gir Jalan Medan-Banda Aceh Km. 19 Samah-ani, Kuta Malaka Aceh Besar, selenggarakan Ajang Prestasi Siswa Tahun 2013 Tingkat

SMP/MTs se Aceh Besar (2/2). Perlombaan di MAN yang dipimpin Sudirman M,S.Ag tersebut diikuti oleh 22 sekolah yang ada dalam Kabupaten Aceh Besar.

Jumlah peserta sebanyak 400 orang lebih. Perlombaan dibagi dalam beberapa cabang olimpiade Matematika,IPA Terpadu, IPS, Bahasa Inggris dan Indonesia, serta

Agama, ditambah dengan MTQ , pidato Ba-hasa Inggris dan Indonesia, serta Volly Ball Putra.

Acara yang dibuka oleh Bupati Aceh Be-sar yang diwakili oleh Kadisdiknas Aceh Be-sar, Drs. Razali didampingi Kakankemenag Aceh Besar, Drs. H. Salahuddin, M.Pd dan Muspika, Polsek Kuta Malaka, sejumlah kepala sekolah, tokoh masyarakat dan guru-guru pendamping serta ratusan siswa dari berbagai sekolah.

Dalam kata sambutannya, Kadisdiknas Aceh Besar mengharapkan acara tersebut dapat terus ditingkatkan untuk menghasil-kan putra putri berkualitas, yang dapat men-jadi pemimpin Aceh Besar khususnya pada masa yang akan datang.

Pada perlombaan tersebut MTs Oemar Diyan keluar sebagai juara umum, menga-lahkan puluhan sekolah lainnya. Para pe-menang semua lomba juara satu sampai tiga mendapatkan tropi, hadiah berupa uang, dan piagam penghargaan. “Terima kasih ke-pada semua pihak , dan juga OSIM di bawah binaan Mahdan, S.Pd, serta secara khusus kepada Indosat Mentari yang menjadi spon-sor utama sehingga acara tersebut berlang-sung sukses dan meriah,” ucap Ketua Pani-tia, Ismayadi, S.Pd. Pada sore harinya, Ajang Prestasi Siswa tersebut ditutup oleh Camat Kuta Malaka. [mr m/y]

SHI; Sekretaris, Taisir, STH; dan Bendahara, Ismaila, S.SosI. [kua krueng sabe/y]

Ajang Prestasi di MAN Sibreh

>>PeRISTIWA

41SantunanFebruari 2013

Santunan – Kota Jantho. Madrasah Terpa-du Ttungkob memperingati Maulid Nabi Be-sar Muhammad Saw pada 20 Februari 2013. Acara yang dihadiri oleh Kakanwil Kemenag Aceh, Bapak Bupati Aceh Besar (yang diwaki-li oleh staf ahli Bupati Bidang SDM), Mus-pika setempat, Mantan Kepala Madrasah Terpadu TK, MIN, MTsN, MAN, para Dewan Guru Madrasah, para Komite Madrasah dan juga tokoh masyarakat setempat, diisi selain dengan silaaturrahmi dan taushiah maulid bersama Ustadz Husni Suardi S.Pd, juga di-ramaikan dengan atraksi silat.

“Acara ini diselengarakan demi memben-tuk kepribadian ummat yang uswatun hasa-nah dalam kesehariannya dan juga untuk meperkuat ukhuwah silaturahmi antara kita. Maulid ini baru dua kali diadakan secara Ter-padu dan harapan moga acara ini bisa dilan-jutkan seterusnya demi menciptakan ukhu-wah silaturahmi yang kuat atara dewan guru dan juga siswa-siswi,” jelas Mawardinur S.Ag, SH, Ketua Panitia.

Tgk. Husni Suardi dalam acara maulid juga mengatakan perlu penguatan aqidah dan akhlakul karimah demi menciptakn kad-er bangsa masa depan.

Selain itu, acara di madrasah ini selain

diisi dengan ceramah, juga menampilkan berbagai atraksi seni dan juga budaya. Salah satunya ialah atraksi silat gelombang untuk menyambut tamu yang populer di Aceh Barat. Seni ini telah lama tak diperkenalkan,

dan sekarang dikembanggkan di MTsN Tung-kob Aceh Besar. Acara yang dihadiri juga oleh Kasubbag Informasi dan Humas serta staf, ditutup dengan jamuan makan siang bersama. [jun/lan]

Silat Meriahkan Maulid Madrasah Terpadu

Santunan – Takengon. Bupati Aceh Tengah Ir. H. Nasaruddin, MM meresmikan Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Al-Huda Jagong Jeget, Kamis (14/2). Ustadz Kamaruddin selaku Wakamad Sarana dan Prasarana MAS Al-Huda melaporkan, bahwa acara peresmian yg dipadukan dengan keg-iatan rutin Pengajian BKMT Kecamtatan itu berlangsung meriah.

Acara dihadiri oleh beberapa anggota DPRK Aceh Tengah dan juga Kepala Dinas Syariat, Drs. H. M. Saleh Syamaun. Tidak kurang 1000-an orang hadir dalam acara itu. Tgk. Saleh Syamaun tampil memberi tausy-iah. Dia sangat bangga terhadap masyarakat Jagong yang telah berhasil mendirikan lem-baga pendidikan secara swadaya. Termasuk MAS Al-Huda ini.

Hal senada disampaikan Budiyono,S.Hut (anggota DPRK asal Jagong). "Ini meru-pakan fakta yang luar biasa dari kepedulian masyarakat betapa pentingnya pendidikan agama," ujarnya.

Bupati sangat apresiatif dengan kehadi-ran MAS ini. Dia berjanji akan memberikan perhatian serius. Dan pada 2013 ini akan-mengalokasikan dana Rp 250 juta untuk MCK dan sarana lainnya. Termasuk perbai-kan jalan lorong menuju lokasi MAS. Empat

Anggota DPRK juga berjanji membantu untuk bangunan gedung di tahun 2014. Masing-masing Rp 200 juta. Mereka adalah Ismail, SE; Bardan Sahidi, M.Hum; Muchsin Hasan, MSP; dan Budiyono.

Bupati juga siap menggenapkan den-

gan Rp 200 juta lagi menjadi Rp 1 milyar. "Semua uang itu adalah milik bapak, ibu, dan rakyat Aceh Tengah," ungkap Nasarud-din. Moga, jadilah ia 'MAS Rp 1 miliar,' ya. [mahbub/y]

‘MAS 1 Milyar’ Diresmikan Bupati Nasaruddin

PeRISTIWA>>

42 SantunanFebruari 2013

Santunan – Lhokseumawe. Kepala Seksi Pekapontren (kini, Kasi Penyelenggara Sya-riah) Kemenag Kabupaten Aceh Utara, Yusri, S.Ag, MAP, menilai bahwa kepedulian seba-gian wali murid untuk pendidikan agama, bagi putra dan putrinya , memasygulkan masa depan generasi muslim di Aceh, ter-masuk di Aceh Utara.

Jika ustadz-ustadzah meminta sedikit lebih alaqadar uang ‘minyak lampu’, be-ratnya bagi wali yang ‘kurang pelajaran’ ini, ‘minta ampun’. Padahal dengan keali-man anaknya nanti, dengan mengaji sama teungku/ ustadz yang sore ataupun malam-nya, yang teungku itu banyak mengajar den-gan ‘menelan air liur’ (seumeubuet ngon ie babah puteh), dengan bekal mengaji ilmu agama, insya Allah akan lebih memudahkan kehidupan ayah-bundanya sampai ke akhirat. Ini yang kurang dimengerti oleh wali santri.

Demikian di antara ‘jeritan hati’ Kasi (Yusri), alumni S2 dari sebuah universitas di Jakarta itu.

Yusri, kelahiran 1971 dan masuk PNS 1997, yang saat kuliah dulu, juga aktif men-gajar privat, yang tentu merasakan efek ‘sakit menahun’ masyarakat kita ini, menu-turkan lagi, bahwa, ‘keganjilan’ dan ‘kepeli-tan’ umumnya wali murid kita, semacam ini (untuk mengeluarkan sedikit infaq untuk ustadz/ lembaga tempat anak tersayangnya), juga dirasakan oleh TPQ/TPA mana pun di seluruh Aceh. Namun, jika untuk ‘menge-biri’ anaknya masuk les itu dan ini, yang duniawi, yang jadwalnya padat dan ujung-ujung kesehariaan anaknya bagaikan robot nanti, wali semacam itu, tak pikir panjang, langsung merogoh dompet berapa pun (wa-laupun satu paket les ratusan ribu hingga sejuta, meskipun untuk buku paket setipis

‘kulit bawang’ itu yang harganya selangit). Data Lembaga Pendidikan Al-Qur'an

(KBQ, TKQ/TKA, TPQ/TPA dan TQA) Ta-hun 2011/2012 yang aktif, ditambah balai pengajian (balee seumeubeuet) di jajaran Kemenag Aceh Utara ada 226 buah, bahkan tercatat hingga 2-3 per gampong, puluhan per kecamatan. Ini sama dengan hal ‘aneh’ serupa di atas, dialami oleh ratusan lembaga beuet di Aceh Utara, tentu juga di tempat lain, bukan? [yakub]

Miris, Kepedulian Wali Santri untuk Ilmu Agama

Santunan - Idi. Jajaran Kemenag Aceh Timur mengadakan peringatan maulid Nabi Muhammad Saw sekaligus peresmian ge-dung Kankemenag Aceh Timur yang ber-lokasi di desa Tanoh Anou, Kecamatan Idi Rayeuk Idi (6/2). Acara pada 25 Rabiul Awal 1434 H itu mengambil tema “Melalui per-ingatan maulid Nabi Muhammad SAW kita teladani pribadi Nabi dalam membangun in-tegritas dan birokrasi yang bersih di jajaran Kementerian Agama.”

Acara dirangkai dengan pemberian san-tunan kepada anak yatim yang berdomisili di Kecamatan Idi Rayeuk.

Kepala Kankemenag Kabupaten Aceh Timur, Drs. H. Faisal Hasan dalam sambu-tannya mengatakan bahwa dengan diresmi-kannya gedung kantor Kemenag Kab.Aceh Timur telah menandakan bahwa seluruh kegiatan yang berkaitan dengan Kemenag Aceh Timur sudah sepenuhnya terlaksana di ibukota Kabupaten Aceh Timur, selain itu kankemenag juga mengharapkan perhatian dan bantuan dari Bupati Aceh Timur untuk pembangunan ruangan yang belum tersedia.

Hasballah M. Thaib, Bupati Aceh Timur, dalam sambutannya memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas kesediaan dan kesiapan seluruh jajaran Kemenag Aceh Timur untuk berkantor di Idi. Bupati juga mengajak seluruh para undangan untuk meneladani prilaku Rasulullah Saw dalam segala aspek kehidupan.

Bertindak sebagai penceramah, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, Kepala Kanwil Kement-erian Agama Aceh. [jamaluddin/y].

Maulid dan Peresmian Kemenag Aceh Timur

Santunan - Idi. Dalam kunjungan kerja kakanwil ke Kabupaten Aceh Timur saat meresmikan pemakaian kantor Kementrian Agama setempat, Ibnu Sa’dan juga sempat melakukan peninjauan ke MTsS Peudawa yang terletak di gampong Baro Kecamatan Peudawa Kabupaten Aceh Timur.

MTsS tersebut memiliki murid seban-yak 138 orang,dan hanya memiliki ruang belajar 5 ruang. Satu ruangan di gunakan untuk kepala sekolah dan TU serta dewan

guru. Menurut Kepala Madrasah, Razali,S.Pd, MTsS Peudawa saat ini sangat membu-tuhkan ruang baru agar murid dapat belajar secara maksimal.

Kepada kakanwil yang didampingi ka-kankemenag dan wakil ketua DPRK kabupat-en Aceh Timur, kepala sekolah mengatakan untuk membangun ruang belajar tersebut murni upaya dari pemerintah gampong se-tempat dengan menggunakan dana PNPM. [akhyar/xan]

Kakanwil Tinjau MTsS Peudawa

>>PeRISTIWA

43SantunanFebruari 2013

Santunan - Banda Aceh. Kepala Kan-tor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd mendapat anugerah dakwah 2013 dari Ikatan Siswa Kader Dakwah (ISKADA) Propinsi Aceh den-gan kategori sebagai “Birokrat Dakwah”. Anugerah dakwah ini diberikan pada acara hari jadi ke 40 ISKADA Aceh di Taman Bu-daya, Seutui Banda Aceh (9/2). Acara ini dihadiri oleh ratusan peserta dari instansi pemerintah, aktivis dakwah, ulama dan ka-langan santri dayah.

Ibnu Sa’dan 'mengalahkan' bebarapa nama birokrat dari berbagai instansi pemer-intah lainnya sebelum diputuskan oleh pa-nitia untuk terpilih sebagai tokoh birokrat yang layak menerima anugerah dakwah tersebut. Empat kandidat lainnya yaitu, Drs. H. Ghazali Mohd. Syam yang saat ini seb-agai Ketua MPU Aceh, Prof. DR. H. Alyasa’ Abubakar, MA (mantan Kadis Syari’at Islam), Drs. H. Azhari Usman, M.Si (mantan kepala Badan Dayah Aceh) dan DR. Armiadi, MA (mantan kepala Baitul Maal Aceh Besar).

Menurut Tgk. Mar-widin Mustafa, Ketua Umum ISKADA Aceh yang dijumpai selesai acara, na-ma-nama tersebut meru-pakan usulan dari publik Aceh via jejaring sosial dan sms center ISKADA Aceh.

Figur Ibnu Sa’dan dianggap oleh ISKADA memiliki kriteria sebagai tokoh yang memiliki kredi-bilitas sebagai birokrat da-kwah dalam kapasitasnya sebagai Kepala Kantor Ke-menterian Agama (Kanke-menag) Propinsi Aceh. Semua karir ini diawalinya dari KUA.

“Ibnu Sa’dan sudah beberapa kali me-mimpin Kemenag di daerah-daerah. Pak Ibnu, alumni fakultas dakwah IAIN ini juga aktif di lembaga dakwah, terlibat dalam da-kwah lisan dan tulisan, menjadi pengurus di beberapa Ormas Islam dan OKP seperti

BKPRMI, PWNU, DKMA. Semua aktivitas ini di-jalankannya tanpa mengu-rangi tugas dan kewajiban dia di Kemenag sendiri,” kata Marwidin.

Kelayakan Ibnu Sa’dan untuk mendapat anugerah tersebut ber-dasarkan penilaian pa-nitia yang terdiri dari para tokoh dakwah. Ibnu Sa’dan dianggap sebagai tokoh birokrat muda yang memiliki pandangan yang mendalam tentang dak-wah serta aktif dalam ber-

bagai kegiatan dakwah. Dengan penghargaan tersebut, Ibnu

Sa’an bertekad untuk membangun Kemenag Aceh sekuat tenaga agar menjadi instansi teladan dalam mempelopori berbagai ke-baikan bagi masyarakat dan bangsa. [teuku zulkhairi/y]

Ibnu Sa’dan Raih Anugerah “Birokrat Dakwah”

Santunan – Suka Makmu. Group rebana MTsN Keude Linteung di bawah binaan Cut Agustinur dan Meri Saflizar dan berkat du-kungan dari kepala madrasah yang baru T. M. Iskandar telah berhasil mengepak sayap lebih lebar lagi ke jenjang tingkat kabupaten. Dengan pengalamannya sebagai grup rebana yang menjuarai porseni Kemenag tingkat ka-bupaten Nagan Raya akhir tahun lalu.

Berkat prestasi tersebut, Pemkab Nagan Raya lewat Panitia MTQ mengundang untuk tampil memeriahkan Lomba MTQ tingkat Kabupaten yang diadakan di Kuala Baro Ke-camatan Kuala Pesisir. Grup rebana MTsN Keude Linteung tampil pada pembukaan dan sepanjang lomba tersebut berlangsung, yaitu

2-6 Februari 2013.Grup rebana MTsN Keude Linteung

dengan pengalamannya berhasil memukau penonton yang menghadiri lomba MTQ ini dan semakin mengeksiskan diri. Se-hingga khalayak di Kabupaten Nagan Raya semakin tahu bahwa grup rebana ini san-gat bagus dalam penampilannya. Yuniana, Salah seorang penonton di lokasi memuji penampilan anak-anak ini, dan berharap mereka bisa terus eksis dalam penampi-lannya. Dan kepala madrasah juga berjanji untuk terus men-support kegiatan ini agar MTsN Keude Linteung terus dikenal dengan prestasi baik dalam pelajajaran maupun dan kegiatan ekstranya. [zulyadi miska/y]

MTsN Keude Linteung Meriahkan MTQ Nagan

Santunan-Bireuen. Kementerian Agama Bi-reuen bertekad untuk meningkatkan mutu pendidikan di madrasah, dari tahun ketahun pembenahan terus dilakukan, dalam tahun 2013 ini kemenag Bireuen menargetkan se-luruh madrasah memiliki mesin absen sidik jari, demikian disampaikan kepala kantor ke-menag Bireuen Zulhelmi A. Rahman dalam arahannya saat pemilihan ketua Kelompok Kerja Kepala Madrasah (K3M) di ruang aula kantor kemenag Bireuen awal bulan lalu.

“Saya harapkan bulan April mendatang semua madrasah sudah memiliki mesin abensi sidik jari, yang belum memasang mesin tersebut agar segera memasangnya,” kata Zulhelmi di hadapan seluruh kepala ma-drasah.

Sebelum menerapkan absensi sidik jari tersebut kepala madrasah diharapkan untuk mensosialisasikannya kepada guru.

Dalam kesempatan itu Zulhelmi juga mengintruksikan kepala madrasah untuk melaksanakan harapan Bupati Bireuen, di-mana mewajibkan guru laki laki dan siswa laki laki untuk mengenakan peci dan pak-aian muslim (koko) setiap hari jumat serta menghimbau mereka untuk shalat Jumat di masjid terdekat dengan madrasah. [najib za-karia/xan]

KUA dan Madrasah Gunakan Absen Si-

dik Jari

PeRISTIWA>>

44 SantunanFebruari 2013

Santunan – Lhokseumawe. Forum KUA Kabupaten Aceh Utara adakan sSilaturrahmi dan konsolidasi di gedung Hasbi As-Shid-diqie Kota Lhokseumawe pada hari Rabu (5/20). Acara yang dihadiri oleh sekira 95 orang peserta dari KUA se Aceh Utara.

Turut hadir dalam kegatan ini Kepala Ke-menag Kabupaten Aceh Utara dan beberapa pejabat lainnya diantaranya Kasubbag TU, Kasi Bimas Islam dan Kasi PD Pontren serta Analis kepegawaian yang juga merangkap se-bagai pemateri.

“Acara ini terwujud dari berbagai akumu-lasi permasalahan yang dihadapi dilapangan baik secara internal maupun eksternal. Oleh

karena itu dengan acara silaturrahmi dan konsolidasi ini diharapkan adanya solusi ser-ta lahirnya berbagai ide-ide yang dapat mem-perkuat dan memperluas kiprah KUA dalam melayani umat di masa yang akan datang,” lapor ketua panitia, Drs. Ismail D.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Ka-kankemenag, Drs. Zulkifli Idris, M. Pd. “Aca-ra ini belum pernah dilaksanakan sebelum-nya dan ini merupakan pertemuan perdana yang melibatkan seluruh kepala dan staf KUA, oleh karena itu saya harap acara sep-erti ini menjadi agenda tahunan yang dapat membangkitkan semangat kerja dan integri-tas,” kata Zulkifli. [rusli au/xan/y]

Kepala KUA Bersilaturrahmi di Aceh Utara

Santunan – Banda Aceh. MAN Model Banda Aceh berhasil menjadi Juara I dalam kegiatan lomba olimpiade perpajakan tingkat SMA/MA./SMK se- Provinsi Aceh yang diseleng-garakan oleh Kantor Wilayah Direktorat jen-deral Pajak Aceh.

“Kegiatan ini diselenggarakan pada akhir Desember 2012. Untuk juara II diraih oleh SMA Lab. School Unsyiah, Juara III SMAN 4 Banda Aceh dan Juara IV SMA 10 Fajar Harapan,” tulis Amru, Humas MAN Model Banda Aceh.

“Tim olimpiade MAN Model Banda Aceh terdiri dari Nora Magfirah, Mauliza Akbar, Ulfa Khairurrahma, Nadia Rizki, dan Ummu Uwaimir. Selain itu siswa MAN Model juga berhasil meraih juara II olimpi-ade Pasar Modal Tingkat Provinsi Aceh, atas nama Mauliza Akbar. Juara I diraih siswa dari SMAN 4 Banda Aceh dan juara III diraih

siswa SMA Fathih bilingual School.” lanjut Amru.

Selain itu siswa MAN Model juga tampil terbaik sebagai Juara I lomba Asah terampil PMR tingkat SMA/MA/SMK se- Kota Banda Aceh, atas nama Khairatin Nisak,Ennita Ri-ana, Erliza Julvia dan Juara I lomba Paduan Suara se- Kota Banda Aceh.

Keberhasilan siswa-siswi MAN Model merupakan kebanggaan tersendiri bagi siswa dan dewan guru. Kepala MAN Model Banda Aceh, Drs. Ridwan Ali, M.Pd. men-gatakan bahwa keberhasilan siswa MAN Model Banda Aceh dalam meraih prestasi dalam berbagai aneka lomba, merupakan ha-sil dari pembinaan dalam kegiatan assistensi program pengembangan diri yang selama ini dilaksanakan secara rutin di madrasah yang didukung penuh oleh komite madrasah. [amru s/aba]

MAN Model Juara I Olimpiade Perpajakan

Ulama Yamanke Dayah MUDI

Santunan – Bireuen. Ulama Yaman, Syeikh Muhammad bin Ahmad bin Abdul Bari al-Ah-dal mengunjungi dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga. Syeikh Habib Sayyid Muham-mad Ahmad Daud al-Baththah al-Ahdal, dari bait al-Ahdal, beliau merupakan cucu dari pengarang kitab Kawakib ad-Durriyah syarah Mutammimah, Syeikh Muhammad bin Ah-mad bin Abdul Bari al-Ahdal, kitab dalam bidang ilmu Nahu yang menjadi pegangan wajib bagi santri di seluruh pesantren di Aceh dan juga di pesantren-pesantren lain di luar Aceh. Dalam kesempatan mengun-jungi dayah MUDI tersebut, rombongan syeikh Yaman didampingi langsung oleh Abu MUDI, Tgk H Hasanoel Bashry, HG.

Syeikh Al-Ahdaly merupakan ulama besar Yaman yang tinggal di Zabid, Yaman Utara dan beliau menjabat sebagai Mudir dari Arbithah (segala Ribath) dari perkumpu-lan seluruh ribath yang ada di Zabid, Yaman Utara. Bait Ahdal merupakan salah satu dari kabilah cucu Rasulullah yang kebanyakannya berdomisili di Zabid dan di Murawwa, Ya-man Utara.

Rombongan ulama Yaman tersebut sam-pai di LPI Mudi Mesra pada pukul 04.00 WIB, setelah menziarahi maqam Syeikh Ab-dul Aziz yang merupakan pimpinan MUDI sebelum Abu Mudi. Kemudian dilanjutkan dengan pertemuan dengan santri di dalam masjid, dalam pertemuan tersebut beliau memberi ijazah `amah kitab Maulid ad-Diba`y kepada seluruh santri dan guru-guru di Dayah Mudi.

Dilanjutkan dengan pembacaan zikir dan shalawat bersama dan beliau juga menyam-pakan sedikit nasehat, beliau mengatakan sangat senang berkunjung ke tempat belajar agama seperti ini, beliau menasehati para santri supaya berhati-hati dlam kehidupan, berhati-hati terutama menghadapi fitnah di zaman ini, beliau mengatakan salah satu fit-nah yang terbesar untuk para pelajar adalah fitnah kaum wanita. Kondisi yang sempat dalam keadaan kurang sehat sehingga ban-yak acara yang telah diagendakan harus di-batalkan. [mukhlisuddin/y]

>>PeRISTIWA

45SantunanFebruari 2013

Santunan – Lhkoseumawe. MIN Kuta Blang sukses meraih juara 3 pencak silat. MIN selalu mengirimkan atlit dalam ajang O2SN tngkat Provinsi Aceh. “Alhamdulilah pada tahun 2012, MIN memperoleh juara 3. Meski masih juara 3 setidaknya kita dapat bersaing dengan para atlit terbaik yang ada di Aceh. Semoga tahun 2013 juga, kita dapat mengirimkan lagi atlit dan bisa mendapat-kan juara 1 dan berhak wakili Provinsi Aceh ditingkat nasional,” ujar guru MIN, Bakri Muhammad.

Pembinaan masih terus berjalan sampai sekarang yang dilakukan di MIN Kuta Blang Lhokseumawe. Semoga ada bibit-bibit yang terbaik lahir dari MIN Kuta Blang, lewat latihan rutin dilakukan pada sore hari Ju-mat dan Sabtu, bahkan ada juga pada Sabtu pagi, yang masuk dalam pengembangan diri peserta didik disekolah. [bakri/y]

MIN Kuta Blang Juara 3 Pencak Silat

MTs Mendominasi Juara LCC

Santunan – Suka Makmu. Regu Cerdas Cermat dari MTs mendominasi Final Lomba Cerdas Cermat (LCC) Tingkat SMP/ MTs se Kabutaen Aceh Barat dan Nagan Raya yang diadakan di SMAN 4 Wira Bangsa Meula-boh. Tampil sebagai peringkat I, II, III, dan IV masing-masing MTsN Model Meulaboh-I, MTsN Blang Balee, MTs Harapan Bangsa, dan MTs Nurul Falah.

Kepala MTsN Model Meulaboh-I Cut Aswadi, M.Pd didamping Waka Kesiswaan Fajri, M.Si dan Guru Pembina Drs. Rajuan dan Yul Afdal, S.Pd mengungkapkan (27/1) keberhasilan menjuarai LCC yang sebelum-nya juga Juara I Lomba Rangking I dan Juara I Lomba Baca Puisi merupakan kebanggaan dan keberhasilan pembinaan yang dilakukan oleh guru.

Hal ini menjadi modal berharga bagi siswa yang akan berlomba pada ajang Flash Magnificent SMA Modal Bangsa di Banda Aceh. [cut aswadi/xan/y]

Santunan – Sigli. Para guru dan siswa MAN Tangse Kabupaten Pidie gelar ekstra kuri-kuler seusai musim ujian lalu. Acara yang diadakan di halaman madrasah pada akhir Januari 2013 itu, berdekatan dengan acara pembagian rapor. Setelah pembagian rapor, madrasah libur akhir semester ganjil lalu.

Mata pelajaran ekstra yang paling me-

narik ialah tarik tambang. Juara ektrakuli-kuler pada tahun pelajaran 2012/2013 dib-inkiskan dalam sebuah acara meriah jelang liburan. Demikian keterangan Syahril, Pem-bina OSIM MAN Tangse, di kawasan yang paling parah akibat gempa awal tahun lalu. [yakub]

Ekstra Kurikuler Jelang Liburan

Santunan - Singkil. Keluarga besar MTsN Singkil memperingati hari Kelahiran Nabi Besar Muhammad Saw 1434 H. Acara di-laksanakan di gedung madrasah tersebut (8-9/2). Turut hadir, Kakankemenag Aceh Sing-kil dalam hal ini di wakili oleh Kepala Seksi Pendidikan Islam, Drs. Nanang SZ.

Selain itu turut hadir juga Camat Keca-matan Singkil, Kaharuddin, SH, serta Ke-pala Madrasah dan Pengawas di lingkungan Kankemenag.

Acara berlangung selama dua hari diisi dengan berbagai perlombaan di laksanakan pada tingkat madrasah. Perlombaan yang digelar, lomba pidato, lomba tilawah, dan

lomba puisi. Hari kedua sebagai acara puncak acara

diisi dengan pengupasan kisah kelahiran Nabi Muhammad Saw yang di sampaikan oleh Ustadz Fajar Pasaribu, S.Pd.I.

Penceramah yang menitikberatkan per-soalan narkoba yang saat ini menjadi isu yang sangat hangat di kalangan generasi muda, sehingga anak-anak remaja sekarang mudah sekali terkena narkoba. "Mudah-mu-dahan melalui peringatan Maulid Nabi ini dapat memperkokoh keimanan siswa serta dapat membentengi keimanan sehingga siswa-siswa MTsN Singkil ini terhindar dari narkoba," tutup Tgk Fajar. [mustafa/y]

MTsN Singkil Gelar Maulid Dua HariPeRISTIWA>>

46 SantunanFebruari 2013

Santunan – Meureudu. Diawali dengan pembacaan Kalam Ilahi oleh Ihyauddin, qari dengan suara sangat merdu yang juga siswa MTsN Pangwa, Kecamatan Tringgadeng Ka-bupaten Pidie Jaya (Pijay), peresmian ge-dung baru Kemenag Pijay oleh Kepala Kan-tor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa`dan, M.Pd, dalam hal ini diwakili oleh Kabag Tata Usaha, H. Habib Badaruddin, S.Sos), semakin bersahaja.

Kakanwil Kemenag Aceh sendiri ber-halangan, karena mesti menuju Medan mendampingi Bundanya yang sakit. Bupati Pijay, M. Gade Salam juga berhalangan, se-bab buru-buru berobat ke Medan, mungkin juga akan ke Penang.

Kemudian Shalawat Nabi Saw, dilanjut-kan oleh Ihayuddin dan kawan-kawannya, kian menampakkan bahwa acara peresmian yang juga hadir Abu Usman Kuta Krueng, Sataf Ahli Manag RI, A. Rahman Tb, Lt, dan Pimpinan Dayah Jeumala Amal (Drs. H. M.Daud Hasbi, M.Ag), pada awal bulan Rabiul Akhir 1434 Hijriah itu, dipadukan dengan maulid Nabi rupanya.

Yang membuat kian menarik acara, bah-kan semacam reuni Kakankemenag dan ja-jarannya ialah dengan kehadiran para Kabid (Kabid Hazawa Drs. H. Daud Pakeh dan Ka-bid Penamas Drs. H. Bukhari, MA), Kakanke-menag (Drs. Julaidi Kasim dari Nagan Raya, Drs. H. Salahuddin, M.Pd dari Aceh Besar, Drs. M. Jakfar. M. Nur dari Pidie, Drs. H. Zulhelmi A. Rahman, M.Ag dari Bireuen, Drs. Zulkifli Arif, MA dari Aceh Utara, Drs. H. Amiruddin Husein, MA dari Aceh Jaya, Drs. Amrun Saleh (diwakili Kasi Haji) dari Bener Meriah, dan Drs. H Taufiq Abdullah dari Kota Lhokseumawe).

Seusai acara di Meureudu, Kakanke-menag dan para Kasi juga diundang ke Dayah Jeumala Amal, Lueng Putu, untuk

silaturrahmi dan menyaksikan perkemban-gan madrasah pimpinan Abi Daud (M. Daud Hasbi) itu. Di sana undangan disuguhkan tontonan CD seputar milad Jeumala Amal yang baru sukses pada medio Januari 2013 lalu, yang saat itu dihadiri juga Dirjen Pen-dais Kemenag RI, Gubernur Aceh, dan Ketua DPRD . Sambil menikmati menu khas Lueng Putu, pulut dan putu.

Pengguntingan pita peresmian pe-makaian Kantor Kementerian Agama Kabu-paten Pijay oleh Setdakab Pijay, H. Ramli Daud, MM, di kawasan perkantoran Pemkan Cot Trieng, pada pagi Selasa itu, dihadiri se-jumlah Kasubbag dan Kasi dari Kanwil dan Kemenag tetangga.

“Kemenag Pidie Jaya baru berusia 1 ta-hun, 9 bulan, dan 11 hari. Kami lahir pada April 2011, dan pada 1 Mei 2011 baru mu-

Gedung Baru Pijay Diresmikan, Dihadiri Depalan Kakankemenag

Santunan – Sigli. Dalam kunjungan Kerja ke Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya (Pijay), Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh, H. Habib Badaruddin, S.Sos, menyempatkan diri singgah dan memimpin apel pagi Se-lasa (12/2), di depan Kankemenag Kabu-paten Pidie, Kota Sigli.

Dalam amanatnya, Habib mengulangi kembali beberapa hal tentang pelayanan, pelaporan, kesederhanaan, dan kewajiban umum jajaran Kemenag di Aceh, terma-suk menyelesaikan LAKIP di akhir tahun anggaran.

“Jika kita bekerja dengan ikhlas dan bersyukur dengan keadaan sekarang

Kabag TU Pimpin Apel Pagi di Pidie

lai aktif, dengan kantor sementara. Meskip-un baru prestasi kami bisa mengalahkan Ke-menag lain yang lebih tua. Dalam usia yang belum dua tahun ini pula, dengan dukungan lahan dari Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya, di bawah Drs. M. Gade Salam, telah disele-saikan pembangunan gedung baru pada 31 Desember 2012,” jelas Drs. H. Ilyas Mu-hammad, MA, Kakankemenag Kabupaten Pi-die Jaya, dalam sambutan peresmian gedung Kemenag baru di komplek perkantoran Cot Trieng, Kecamatan Meureudu, Pijay (12/2).

Dulu ada beberapa Bupati di Aceh yang luar biasa dalam membangun Aceh. Kini kayaknya tidak ada lagi sosok itu, kecuali semisal M. Gade Salam mungkin. Tidak ada Bupati sekarang di Aceh senekat dan berani M. Gade Salam dalam pembangunan, dan tidak ada Kakankemenag di Aceh yang ses-emangat Drs. Ilyas Muhammad yang berani membangun kantor baru di lahan bantuan Pemkab Pijay dalam masu waktu kira-kira setahun. Saat baru beberapa bulan bekerja, Ilyas memohon bantuan tanah pada Pemkab.

Dan Pemkab membantu dengan syarat mesti siap dalam masa setahun atau setahun setengah. Jika tidak, tanah akan ditarik kem-bali. Dan kerja keras Ilyas memang terbukti, kantor baru berlantai dua pun diresmikan. Meskipun Kemenag Pijay diko mandoi oleh Kakankemenag yang masih Plt (Pelaksana Tugas), yang sebenarnya itu kerajanya level Kepada Dinas dan Kepala Badan.

Demikian di antara apresiasi Setda Pijay H. Ramil Daud, yang disambut tepuk tangan hadirin dan undangan. [yakub/akhyar]

maka stres tidak akan menimpa kita. Jika jabatan nanti berpamitan pada kita, kita akan tetap tenang dan nyaman,” ujar Habib dalam apel yang juga diikuti Ka-kankemenag Pidie, Drs. M. Jakfar M. Nur.

“Sangat beruntung kita mengabdi di Kemenag. Di samping dapat gaji, juga dapat pahala. Ini jika kita bekerja den-gan ikhlas. Kelak kita semua akan masuk surga, kecuali yang tidak ikhlas,” lanjut Habib lagi.

Kunjungan Kabag TU ke Pidie Jaya dalam kapasitas mewakili Kakanwil Ke-menterian Agama Aceh guna menghadiri peresmian Gedung Operasional Baru Ke-menterian Agama Pidie Jaya. [yakub]

>>PeRISTIWA

47SantunanFebruari 2013

Santunan - Singkil. Dalam Rangka tu-tup buku tahun 2012, Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Al-amanah Kanke-menag Kabupaten Aceh Singkil laksanakan RAT (Rapat Anggota Tahunan) pada Kamis (7/2), di Aula setempat.

Lebih 50 anggota yang hadir dalam RAT tersebut untuk mengikuti dengan seri-us dalam rangka mendengarkan laporan per-tanggungjawaban Pengurus serta pembagian Sisa Hasil usaha (SHU) tahun 2012. Kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala Kantor Kement-erian Agama Kabupaten Aceh Singkil Drs. H. Herman, M.Sc. dalam kapasitasnya sebagai Pembina dari KPRI Al-amanah tersebut.

Dalam arahannya Drs. H. Herman men-gatakan agar ke depan koperasi ini lebih meningkatkan perannya dalam mensejahter-akan para anggotanya, sehingga koperasi simpan pinjam ini bisa berprestasi baik di tingkat Kabupaten maupun tingkat Provinsi.

Dalam laporan panitia yang di sampaikan oleh ketua KPRI A-amanah Kemenag Aceh Singkil yaitu Suhardiman, S.Ag menyampai-kan bahwa sesuai dengan surat dari dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Aceh Singkil Nomor 518/15/2013, 8 Januari 2013 yang menyampaikan bahwa untuk segera melak-sanakan RAT dan paling lambat 5 bulan setelah tahun buku berakhir. Ini artinya kita belum terlambat dalam melaksankan RAT tahun 2012.

"Prestasi yang di dapat KPRI Al-amanah di 2012, yakni juara 3 di tingkat Provinsi, serta juara 1 di tingkat Kabupaten Aceh Singkil. Agar ke depan prestasi ini tetap kita pertahankan, bahkan di tingkat provinsi kita bisa meraih juara satu. Namun itu juga berkat dari partisipasi dan peran dari semua anggota sehingga harapan kita kedpan bisa terwujud," ajak dan ujar Suhardiman. [mus-tafa/xan/y]

KPRI Al-Amanah Singkil Gelar RAT

Santunan - Sigli. Kepala MAN 1 Sigli, Drs. Muhammad Amir, menyerahkan Beasiswa Bakat dan Prestasi dari Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.

"Alhamdulillah dari MAN 1 Sigli ada dua orang siswa yang menerima beasiswa tersebut, yaitu, Nawal Nabila Kelas 2, dan Wildatul Ukhya Kelas 1. Masing-masing mendapatkan beasiswa Rp 2.400.000," jelas

Waka MAN 1 Kesiswaan, Gusmarwan, S.Pd.Penyerahan ini dilaksanakan setelah

pelaksanaan Upacara Bendera di lapangan MAN 1 Sigli dan disaksikan oleh semua siswa dan dewan guru. Semoga dengan bea-siswa tersebut sangat bermanfaat untuk me-nigkatkan prestasi siswa-siswi di madrasah, dengan harapan kedepan jatah per madrasah di tingkatkan. [gusmarwan/xan/y]

Beasiswa Dirjen Pendis untuk MAN 1

Santunan - Sigli. Direktur Lahcen (Hasan) Azekour Qatar Charity melaksanakan sila-turrahim bersama yatim Pidie di Panti Asu-han Anak Sejahtera. Program mereka selain memberikan beasiswa kepada yatim, mereka berkeinginan melihat langsung para yatim.

Mereka sangat senang berjumpa dengan para yatim dan wali yatim, para yatim pun memperlihatkan prestasi seperti rangking kelas, hafalan juzs 30, pidato bahasa Arab, dan tilawah Qur'an. Demikian laporan Ket-ua YPAAS (Yayasan Panti Asuhan Anak Se-jahtera), Gusmarwan, S.Pd.

Ketua Yayasan menyampaikan program kedepan seperti, penambahan ruang santri, memajukan Ekonomi Produktif Panti, bea-siswa para yatim panti, beasiswa mahasiswa

yang masih dibina oleh panti. Dengan hara-pan kedepan mereka dapat kembali untuk mengabdi di panti. Rencana yang akan diaju-kan beasiswa QC: 5 orang SD, 3 orang SMP, dan 4 orang mahasiswa dalam panti dan 4 orang luar panti.

Sementara Ahad (17/2), Tim Penyuluh Kesehatan Kunjungi YPAAS juga. Agenda kunjungan, Pembinaan Tentang Kesehatan di Lembaga Sosial, sekaligus sidak kamar ti-dur, ruang belajar, dapur, MCK, dan tempat jemuran. Semoga dengan pembinaan oleh tim yang terdiri dari Sitti Zakiah, STP; Raha-yu Nizar, SKM; dan Herawati, AMD, seperti ini, kita dapat menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan sekitar. [gusmarwan/y]

Direktur Qatar Charity ke YPAAS

PeRISTIWA<<

KEMENTERIAN AGAMAKANTOR WILAYAH PROVINSI ACEH

Jl. Tgk. Abu Lam U No. 9 Telp. (0651) 22442-22412-22510Banda Aceh 23242

Banda Aceh, 29 Januari 2013 Kepada Yth.1. Kepala Bagian Tata Usaha pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh; 2. Para Kepala Bidang pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh; 3. Saudara Kepala Kantor Kementerian Agama Kab/Kota; 4. Saudara Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan; 5. Saudara Kepala Madrasah (MI, MTs, dan MA) dalam Provinsi Aceh masing-masing di tempat

SURAT EDARANNomor : Kw.01.1/4/HK.00.7/246/2013

TENTANGPENERBITAN MAJALAH SANTUNAN

Dengan hormat. Berkenaan dengan pembenahan manajemen Majalah Santunan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Tahun 2012, kami sampaikan sebagai berikut :

1. Majalah Santunan adalah majalah internal Kementerian Agama Provinsi Aceh dan setiap aparatur Kementerian Agama Provinsi Aceh bertanggung jawab terhadap keberadaan majalah ini.

2. Setiap Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Provinsi Aceh berkewajiban mengambil dan berlangganan majalah ini setiap bulan dan bersedia mengganti biaya ongkos cetak sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) yang ditagih oleh masing-masing Bendahara Satuan Kerja.

3. Bendahara Satuan Kerja berkewajiban menyetorkan biaya pengganti ongkos cetak Majalah sebesar Rp. 9.500, (sembilan ribu lima ratus rupiah) dari tagihan Rp.10.000,- (sepuluh ribu rupiah) per pegawai ke Rekening Majalah Santunan. Sisa dari hasil penyetoran diperuntukkan untuk biaya opersional Bendahara Satuan Kerja.

4. Untuk edisi perdana tahun 2013 ini, Majalah Santunan langsung dikirim ke alamat masing-masing Satuan Kerja dengan menggunakan jasa PT. Pos lndonesia. Dan diharapkan kepada Saudara untuk: .

a. Mendata jumlah PNS (menurut daftar gaji) pada masing-masing Satuan Kerja sebagai pelanggan Majalah Santunan dan memberitahukan secepatnya setiap perubahan jumlah pelanggan majalah secara resmi ke Bagian Usaha Majalah Santunan Kanwil Kemenag Aceh.

b. Menginformasikan kendala pendistribusian secepatnya ke Bagian Usaha Majalah Santunan Kanwil Kemenag Aceh. c. Mengirim nama Bendahara Satker beserta nomor kontak person untuk memudahkan konfirmasi.

5. Pembayaran pengganti ongkos cetak Majalah Santunan dikirim setiap bulan dan atau per edisi langsung oleh Bendahara Satker ke Rekening: a. Majalah Santunan Kanwil Depag Prov. NAD QQ. JL. Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh Pada Bank Rakyat lndonesia (BRI) Kantor

Cabang Banda Aceh Nomor 0037-01-002219-30-7, atau; b. Majalah Santunan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh pada Bank Mandiri Syariah (BSM) Kantor Cabang Banda Aceh

Nomor 7070777775.

6. Pembayaran biaya pengganti ongkos cetak Majalah Santunan diterima selambat-lambatnya tanggal 25 setiap bulannya.

7. Pada saat melakukan transaksi penyetoran di Bank, cantumkan KODE SATKER Saudara (sesuai kode dalam DIPA) di menu Nama Penyetor Slip Penyetoran Bank. Dan ingatkan kembali TELLER Bank tempat Anda menyetor, supaya menampilkan Kode Satker Saudara di Sistem Komputerisasi Bank. Hal ini dilakukan supaya transaksi penyetoran Saudara tercatat dengan jelas di Rekening Koran Majalah Santunan Kanwil Kemenag Aceh.

Contoh (Nama Penyetor: 587451, Alamat Penyetor: MIN Laweung Kab. Aceh Pidie). Kemudian menuliskan jumlah setoran dan edisi yang disetor, diketerangan/Remarks slip penyetoran. Bukti slip penyetoran dikirim ke alamat: [email protected]

8. Majalah Santunan versi On Line beberapa waktu terakhir juga dapat diakses di www.aceh.kemenag.go.id Diharapkan kepada seluruh pimpinan Satuan Kerja dan Unit Kerja dibawahnya untuk ikut aktif mengirim informasi berupa berita, foto kegiatan dan sebagainya untuk dimuat dan ditayangkan di Website.

9. Untuk konfirmasi dan penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Usaha Majalah Santunan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, melalui Hp. 085277759339 dengan Saudari Zamzarina.

Demikian disampaikan untuk dimaklumi dan diindahkan. Terima kasih.

49SantunanFebruari 2013

Sama dengan keinginan semua pemuda seusianya. Diawali dengan kisah meran-tau, 'menyeberang laut', seorang pemuda, Murhaban, sampai ke gugusan Sabang. Pu-lau Sabang era 1970-an dan 1980-an, ialah kawasan menawan dan memikat, bak 'Singa-pore' hari ini, bagi Aceh dan Indonesia. Isti-lah saat itu, freeport atau pelabuhan besas, yang bukan pelabuhan bebas dengan mobil bekas Singapore itu.

Mengadu nasib untuk perubahan hidup dan masa depannya. Ketika itu memang Sa-bang menjadi primadona bagi semua pencari kerja, tanpa kecuali pemuda yang satu ini. Dari pelosok Aceh Besar di daratan, rela hi-jrah ke kepulauan, Pulo Weh.

Sabang yang dikenal dengan Pelabuhan Bebasnya dibuka kesempatan untuk mengi-kuti seleksi. Singkat cerita, diterima dan lulus. Dia diangkat menjadi seorang CPNS pada Kantor Departemen Agama Kota Sa-bang, sejak 1 Pebruari 1983. Awalnya den-gan Golongan Ruang I/b, yang diberi tugas sebagai supir merangkap sebagai pelaksana administrasi.

Pekerjaan tersebut beliau laksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab. Sampai dengan saat ini beliau tidak pernah mengaju-kan untuk pindah kerja ke kampung hala-mannya. Beliau teguh dengan pendiriannya: di Sabanglah tempat pengabdian untuk nusa bangsa dan agama.

Cukup lama pula, hampir 30 tahun, dia bersabar dalam beramal, di bawah logo "Ikhlas Beramal". Sejak pertama diangkat di

Depertemen Agama yang kini berubah jadi Kementerian Agama. Delapan orang sudah Kepala Kantor mulai dari Drs. Sayed Sila-huddin Mohd; Drs. M. Isa Ibrahim; Drs. H. Zuardi Zain; Drs. H. Zainuddin S; Drs. H. Zaini Yusuf; Drs. H. M. Arif Idris, M.Ag; Drs. H. Daud Pakeh; dan sekarang Drs. H. Salman, M.Ag.

Pada tanggal 4 Juni 1987, beliau mem-persunting seorang gadis Sumatera Utara yang bernama Arnita Wati. Pendampingnya,

Dulu Sopir, Kini Pejabat

teman seprofesi dengannya, karyawati di di Kantor Kementerian Agama Kota Sabang dan saat ini sudah dikarunia lima orang putra.

Inilah sepenggal kisah seorang sopir menjadi pejabat di Kementerian Agama Kota Sabang. Bravo, maju terus pantang mundur, good luck and good job. Ini menyemangati rekan di mana pun, yang sering mengeluh tentang karir dan masa depan, meskipun baru seumur jagung 'mengabdi'. [t chairul anwar/mahdi puteh/y]

Nama : MurhabanTempat Tgl. Lahir : Aceh Besar, 29 November 1962Istri : Arnita Wati, S.Pd.IPutra-putri : 5 orangKARIR1. Staf Urusan Umum Tahun: 1 Februari 1983 -- 1 Oktober 1987 2. Staf Urusan TU. Keuangan: 1 Oktober 1987 -- 1 Oktober 19903. Pjs. Kasubsi Bimtram pada Seksi Pendais: 1 Oktober 1990 -- 1 Februari 19934. Kepala Urusan Umum: 1 April 1993 -- 28 Maret 19965. Kepala Urusan Kepegawaian: 28 Maret 1998 -- 1 Oktober 20016. Analis Kepegawaian: 1 Oktober 2001 -- 6 Februari 20037. Kasubag TU: 6 Ferbuarai 2003 -- 3 Agustus 20068. Kasi Pekapontren: 3 Agustus 2006 -- 2 Juni 20099 . Kasubag Tata Usaha: 2 Juni 2009 -- 1 Februari 201310. Kasi Pendidikan Madrasah: 1 Februari 2013 -- sekarang.

DIKLAT1. Dokumentasi dan statistik tahun 1991 Balai Diklat2. Administrasi Umum tahun 1993 Diklat3. PIM IV tahun 2003 Balai Diklat4. IKN tahun 2005 Balai Diklat5. Pembinaan Pendidikan Diniyah Tahun 2007 Balai Diklat6. Sakip Lakip tahun 2010 Balai Diklat7. Fasilitator Pengelolaan BMN tahun 2011 Pusdiklat Tenaga Administrasi.

SoSoK<<

50 SantunanFebruari 2013

Bahasa di Aceh Februari 2013

Database ensiklopedia Bahasa di Aceh ini dibuat berdasarkan kontribusi dari para pembaca Majalah Santunan di berbagai wilayah di Provinsi Aceh. Penulisan kata-kata sesuai dengan sumbangan kontributor. Untuk partisipasi kirimkan sms ke 085362367700 dengan menyertakan padanan kata dalam bahasa daerah yang Anda kuasai.

Kontributor: Bahasa Gayo-Erqi Albandary/Satria, Bahasa Aneuk Jamee-Andri Rahman/Firman, Bahasa Alas-Hasanuddin, Bahasa Sigulai Lamamek-Aji Asmanuddin, Bahasa Devayan-Mirati Adim, Bahasa Singkil-Hendra Sudirman, Bahasa Pak-pak Boang-Sulaeman AR, Bahasa Tamiang Hulu-Lukmanul Hakin, Bahasa Kluet-H.Bahrum Basyah, Bahasa Haloban-Ikhsan

Padanan kata untuk edisi berikutnya: Mobil, Pesawat, Sepeda, Sepeda motor, Becak, Lori/gerobak, kereta api, Heli koputer, Tongkat, Pedang, parang, Sabit, Cangkul, Tombak, Pisau, Paku, Palu, Batu, Pasir, Semen..

No. Bahasa Indonesia

Bahasa Aceh

Bahasa Gayo

Bahasa Aneuk Jamee

Bahasa Alas

Bahasa Lamamek Simeulue

Bahasa Devayan Simeulue

Bahasa Singkil

Bahasa Pak-pak Boang Singkil

Bahasa Tamiang Hulu

Bahasa Kluet

Bahasa Haloban

1 Pernah Tom penah Panah Penah Nekhu Nehu/perna Peghnak Penah Peghnah Dor Nikhu

2 Tidak pernah

Hantom Gere penah

Nakdo panah

Mapenah Adeakhuk Adu nehu Odak pekhnah

Oda penah Tepeghnah Nak segorpe

Waon nikhu

3 Sering Kayem Gati Acok Gati Aledet Acok Khajin Nggati Igek Ngati Acok

4 Seperti Lagee Lagu Sarupo/sapo

Bagei Umpamo Ui/uwi Seperti Wege Mecam Bage Ore

5 Mau Tueng/tem Mera Mau Pot Meifakha Muda Sekel sekel Ndak Harok Muda

6 Zaman Jameun Jamen Zaman Dubei Maso Maso Masa Jaman Jahman Maso Jaman

7 Musim Musem Moslem Musim Musim Musim Musem Musim Musim Musim Musim Musem

8 Cerita Ceurita Cerite Caito Cekhite Curito Curito/daseseu

Sesukuten Sesukuten Ceghito Sukutan Curito

9 Petir Kilat Kilet Guruah Pokas Lolu bubuk/kilek Kilat Pelian Lintogh rengui Khuruk-khuruk

10 Mendung reudok Redok Rudok/raduak

Kheduk Mangkem Mahau fano Lengo Gelap wakhi Ghedok Lengop Galok

11 Meluap Ulak Nguweb Malimpah Limpakh Meluap Manno-manno

Luam Limpakh Melimpah Limpah Malembak

12 Mengalir Ile Mujaril Mangalie Malekh Mengalir Mangilih Mngaler Manun Nglogh Medor Mangelel

13 Bendung lhop Pitet Panalap Khakhak Turap Ennot Tahan Hambat Benteng Tambak Abad-abad

14 Percik Preuk/reutek

Sempor Galatiak Bokhsik Percik Mametet wasahi Pekpekh Poghcik Metik Wte'an

15 Letak Peuduek Obohen Latak Cibal Latak Talon Gampar Cibal Antogh Cibei Talon

16 Atur Ato Aturen Atua Atukh Susun Atur Urus Atokh Atogh Atur Ator

17 Berserakan Meusiseue senggelak Batabua Nembukh/hancakh

Mehambur Beserak Khanga Mengam -pakhen

Beseghak Meserak Baham -boran

18 Susun/tata suson Aturen Susun Susun Pesimben Susun Susun Simuh Atogh Teratur Atak

19 Sama Saban Des Samo Bali Samo Samo Srupa Dos Samo Dos kano Samo/ore

20 Beda La en Beda Bedo Bedee Lain Mansikbeka Orak dos Jae Bedo Melainan Wka

>>BAHASA ACEH

51SantunanFebruari 2013

BAHASA ARAB>>Diasuh oleh Muzakkir, S.Ag

52 SantunanFebruari 2013

Do you have friend? The absolutely answer is yes, but do you have a real friendship? Who are your really friendship in this real worldwide? Are they at your work place, on facebook, or even at coffee shop that you spent most of time together?

What is friendship? It is extremely difficult to describe the true meaning of friendship in a few words. According to the dictionary a friendship is a cooperative and supportive relationship between two or more people. In other words, friendship is wonderful, and much ink has been spilled in citing the virtues of having friends. That’s not to say friend-ship is easy, though. It demands time and effort, and it requires that people put someone other than themselves first sometimes. But in exchange for that work, a friend can provide an immense amount of support and comfort in good times and in bad.

Friendship, actually, is a spiritual relationship that we share with another person. I believe it is the purest form of any relationship, simply because of the fact that if you truly consider someone to be your friend, things like fam-ily, looks, money, or background, doesn’t really matter. Re-member, when we made friends in school, like when we were 5 or 6 years old, we never saw if the other kid had a fancy school bag, or, if he was good in studies; the simple fact that he shared his lunch with us, let us play with him, or let us sit next to him in class, was enough to make that kid our friend. Yes, there was no judgment in that phase of life. If you think of it, the bond of friendship built in child-hood is the strongest. As you grow in life, you start judging people, and you are judged in return. According to me, “A friendship that is based on judgment is not friendship, it is

just a name given to the business you share.”A friendship should make both people in the relation-

ship happy; both people should have fun when they spend time together. To be perfectly frank, that’s a tall order. Hu-man beings can clash very easily, which is why it’s hard for some people to maintain many friendships. It’s possible that friendship can exist between two people at one stage of life, but life changes and personal growth may make friendship impossible at another stage. It can be hard to meet the people who would make the perfect friend. A 2006 study found that people living in the United States had fewer friends than ever, with 1 in 4 Americans claiming they had no one to confide in.

Friendships would not survive without trust. Trust is one of the biggest issues that we are faced with throughout life. True friendships need trust on both sides. We must be able to fully trust this person and they must feel the same way about us. This person will be hearing our deepest feel-ings, listening to stories and sharing in feelings that we feel we can’t tell anyone else. If we do not feel safe about what we are exposing to them we will never be secure.

Life indeed is a roller-coaster ride, we all have our share of ups and downs; however, not all are lucky enough to have a friend who has held your hand at all time. So, cher-ish the gift of friendship that God has blessed you with. Remember that you have to earn friends by being a good friend yourself. Don’t judge, don’t slam your expectations. Just try to be a good friend, and you will be rewarded with the same gesture in return. Real friends are forever, but life is not, make most of them now, as there is much to gain than to lose!

Friendship

spilled (v) : menumpahkan requires (v) : memerlukanimmense (adj) : besar sekalibond (n) : ikatanclash (v) : tidak cocokconfide in (v) : menceritakan rahasianya

Written by:Mulyadi Idris, S.Ag., M.Hum

issues (n) : persoalansecure (adj) : terjamincherish (v) : menghargaislam (v) : menghantamgain (v) : memperoleh keuntungan

Glossary

>>BAHASA INGGRIS

53SantunanFebruari 2013

Mendatar2. pemindahan pegawai dari satu

jabatan ke jabatan lain

4. iring-iringan kendaraan (dalam suatu

perjalanan bersama)

5. sedih sekali; susah hati

7. bepergian ke mana-mana untuk

menyelidiki

8. Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah

9. prestasi kerja yang diperlihatkan

10. hamba sahaya

11. ... bin Walid: Salah seorang sahabat

Nabi yang ternama

12. waktu (hari) setengah gelap sesudah

matahari terbenam

13. bagian kota atau negara yang dibagi

untuk tujuan tertentu

14. satu dari sepasang senyawa atau

lebih yg mempunyai rumus sama,

tetapi sifatnya berlainan

Menurun1. cabang biologi tentang kehidupan

tumbuh-tumbuhan

3. Standar Operasional Prosedur

6. kemampuan untuk melakukan kerja

8. Kerajaan pra Aceh Darussalam dulu

yang terletak di Desa Lamreh Aceh

Besar

9. Perang di zaman Rasul yang

diarsiteki oleh Salman al-Farisi

11. Komando Distrik Militer

Pertanyaan TTSEdisi Februari 2012

Jawaban TTS Edisi Agustus 2012

TTS<<

54 SantunanFebruari 2013

>>SIRAH

Sejak kecil sudah diuji dengan beberapa co-baan. Sebelum beliau lahir, ayahnya Abdul-lah sudah meninggal dunia. Pada saat beliau kurang lebih berumur 5 tahun, ibunya me-ninggal juga. Pada usia 7 tahun beliau sudah mencari nafkah sendiri dengan mengem-bala kambing.

Namun dalam waktu singkat beliau su-dah hidup mapan dan mandiri, pada usia muda, Beliau sudah menjadi seorang wi-rausahawan yang teguh dan sukses. Pada usia 25 tahun, beliau sudah melakukan perjalanan ke luar negeri sebanyak 18 kali dalam urusan perdagangan.

Saat berumur 12 tahun, Nabi Muham-mad sudah diperkenalkan tentang bisnis oleh pamannya, Abu Thalib, dengan cara diikutsertakan dalam perjalanan bisnis ke Syam/Suriah. Pengalaman perdagangan (magang) yang diperoleh Muhammad dari pamannya selama beberapa tahun, men-jadi modal dasar saat memutuskan untuk menjadi pengusaha muda di Mekah. Beliau merintis usahanya dengan berdagang kecil-kecilan di sekitar Ka’bah.

Dengan modal pengalaman tersebut disertai kejujuran dalam menjalankan usaha bisnisnya, nama Muhammad mulai dikenal di kalangan pelaku bisnis (investor) di Mek-kah.

Dalam kurun waktu singkat, Nabi Mu-hammad mulai menampakkan kelihaiannya dalam menjalankan usaha perdagangan, sehingga beberapa investor Mekah tertarik untuk mempercayakan modalnya untuk dikelolah oleh Muhammad dengan prin-sip bagi hasil (musyarakah-mudharabah) maupun penggajian. Pada tahapan ini bisa dikatakan Muhammad telah menjadi invest-ment manager (mengelola modal investor).

Dengan demikian modal yang dimiliki sudah relatif besar, berikutnya Muhammad memiliki kesempatan untuk ekspansi bisnis untuk menjangkau pusat perdagangan yang ada di Jazirah Arab. Kejujuran beliau dalam berbisnis membuatnya dikenal dengan seb-utan Al-Amin, yang menjadi daya tarik bagi kalangan investor besar untuk menginvesta-

sikan modalnya kepada Muhammad, salah satu di antaranya adalah Khadijah yang di kemudian hari menjadi istri pertama beliau

Pada usia 25 tahun, Muhammad meni-kah dengan Khadijah, seorang pengusaha besar di Mekah, dengan memberikan mahar yang lumayan banyak, dalam satu riwayat disebutkan 100 ekor unta. Kalau kita hitung ke dalam Rupiah, misalnya harga seekor unta adalah Rp 10 juta, berarti nilai mahar Khatijah mencapai 1 miliar rupiah.

Mulai saat itu Muhammad menjadi pen-gelola dari kekayaan Khadijah. Penggabun-gan dua kekayaan melalui pernikahan terse-but tentunya semakin menambah usaha perdagangan mereka baik secara modal maupun penguasaan pangsa pasar. Pada ta-hap ini Muhammad sudah menjadi business owner.

Setelah Muhammad menikah dengan Khadijah, beliau semakin gencar mengem-bangkan bisnisnya melalui dengan ekspedisi bisnis secara rutin di pusat-pusat perdagan-gan yang ada di jazirah Arab, beliau intens mengunjungi pasar-pasar regional mau-pun internasional demi mempertahankan pelanggan dan mitra bisnisnya. Jaringan perdagangan beliau telah mencapai Yaman, Suriah, Busara, Iraq, Yordania, Bahrain dan kota-kota perdagangan Arab lainnya.

Menjelang masa kenabian, beliau banyak menghabiskan untuk merenung dan tahan-nus. Walau demikian secara ekonomi Beliau telah sukses menjadi pedagang regional di-mana wilayah perdagangannya meliputi Ya-man, Suriah, Busra, Iraq, Yordania, Bahrain dan kota-kota perdagangan Jazirah Arab lain-nya. Pada tahapan in beliau telah memasuki fase yang disebut financial freedom.

Kehebatan berbisnis Muhammad bisa dilihat dalam sebuah riwayat yang menceri-takan tentang keterkejutan para pemimpin kabilah dari Bahrain atas luasnya pengeta-huan geografis serta sentral-sentral komer-sial Muhammad.

Salah satu pemimpin kafilah Bahrai al-Ashajj berkata “sungguh Anda lebih men-getahui tentang negeri saya daripada saya

sendiri. Anda pula lebih banyak mengetahui pusat-pusat bisnis di kota saya, dibanding apa yang saya ketahui.” Muhammad men-jawab “saya telah diberi kesempatan un-tuk menjelajahi negeri anda dan saya telah melakukannya dengan baik.” (Syafi’i Anto-nio, 2007).

Muhammad juga dikarunia fisik yang sangat prima. Dalam kurun waktu 10 ta-hun beliau sudah memimpin jihad lebih dari 51 kali (ada beda pendapat ulama yang mengatakan 80 kali). Sampai usia 63 tahun tubuhnya masih tetap sehat, dan sepanjang hidup hanya 2 kali mengalami sakit.

Ada banyak kelebihan dari Muham-mad yang mendapat pengakuan dari para peneliti dan pemikir, termasuk dari kalan-gan nonmuslim. Setelah melakukan pene-litian secara ilmiah dan mendalam, mereka mengambil kesimpulan bahwa Muhammad SAW adalah seorang leader yang sangat patut ditiru. Nabi Muhammad SAW adalah teladan umat manusia dalam berbagai aspek kehidupan.

Di antara kelebihan Nabi Muhammad SAW adalah Beliau seorang jendral perang, yang selalu berada di baris depan di setiap peperangan. Beliau juga seorang ahli kes-ehatan, di mana banyak hadits beliau yang mengajarkan secara detil tentang pola hidup sehat.

Selain itu, Nabi Muhammad SAW adalah seorang psikolog handal, mampu merubah pola hidup masyarakat bangsa Arab. Ahli manajemen (dalam waktu 10 tahun di Ma-dinah sudah mampu menaklukkan seluruh jazirah Arab)

Hal inilah yang membuat Michael H. Hart, astrofisikawan nonmuslim menem-patkan Nabi Muhammad SAW pada nomor urut pertama “100 tokoh paling berpenga-ruh di dunia”. Buku “The 100” karya Hart ini diterbitkan pada tahun 1978 dan telah dicetak ulang pada tahun 1992.

Karena itu, sudah sepantasnya kita mengidolakan Nabi Besar kita, Muhammad Shallallahu’alaihiwassalam. Bukan lagi artis-artis yang sering muncul di televisi. []

semangat kemandirian Nabi Muhammad saW harus kita sosialisasikan kepada umat islam, karena terbukti Beliau menjadi seorang manusia luar biasa, setelah melewati masa-masa sulit kehidupannya.

Semangat KemandirianNabi Muhammad SAWMulyadi Nurdin, Lc, MH

55SantunanFebruari 2013

Di kaki Gunung Seulawah, dayah ini berdiri megah. Hawa pegunungan Seulimuem yang sejuk membetahkan siapa saja untuk singgah ke sini. Hembusan angin dari percikan air sungai, dari selatan ke perkampungan dan pesantren, membuat kalbu yang mendiami dayah kian teduh dan tenang. Lumrah saja jika Anda yang sesekali singgah, akan merasakan nuansa kedamaian dalam lembaga pengajian ini.

Bersama perjalanan sejarah Aceh, dayah ini berkembang dengan cukup dinamis. Pergantian periode sejarah dari kerajaan, penjajah, hingga kemerdekaan dan reformasi, agaknya tidak membuat tempat pengajian ini kiprahnya redup. Suasana alamnya tetap tenang. Dan lingkungannya tetap tenteram.

Jika Anda dari Banda Aceh, menuju Seulimuem atau Jantho, di sisi kiri jalan (kira-kira di km 30-an), akan terlihat lembah hijau di pinggir aliran sungai. Krueng Aceh yang akan menuju Kota Banda Aceh. Setelah melewati sungai, tentu lewat jembatan beririgasi, Anda akan memasuki perkampungan yang dipadati dengan pohon kelapa. Di antara pepohonan inilah, komplek dayah ini telah lama mendiami pertapakan lebih dari satu hektar.

Sampai ke komplek, sapaan nan bersahaja dari santri dayah akan me-nyambut Anda. Akan dipersilahkan menyaksikan bilik dan ruang dayah, kuburan Teungku Tanoh Abee, dan aktivitas santri. Juga akan dapat di-perlihatkan kehebatan kitab-kitab klasik yang dipajang sejak lama.

Menjelma Menurut pimpinan Dayah Tanoh Abee sebelumnya, almarhum Tgk

H Dahlan Al Baghdady --pimpinan Dayah Tanoh Abee saat itu-- sang ayahanda yang alim itu, sempat merampungkan ratusan kitab dalam masa singkat sekali. Ada kitab yang diselesaikan dalam jam, hari, dan tanggal yang persis sama. Padahal disusun di daerah yang berjauhan. Ini dapat dilacak dalam ujung bab penutup (epilog atau khatimah) di setiap kitab. Di sana tercantum tanggal dan bulan dari almanak hijriah.

Dan ini mungkin saja, jika kita menyimak keagungan dan kesucian ulama dulu. Kemuliaan (karamah) yang diberikan Allah, yang bisa menjelma dalam banyak sosok, di banyak tempat sekaligus. Sehingga jangan heran, jika ada cerita dari banyak orang suci yang bisa muncul di beberapa tempat, dalam satu waktu. Maka, lanjut Tgk Dahlan pada turis lokal, bahwa ketika kakeknya berada di Mekkah, di Aceh ada juga murid yang melihat sedang menulis kitab.

Di beragam tempat inilah, beberapa kitab dirangkaikan dengan indahnya. Jumlah kitab tua ini sekarang, sampai empat atau lima ribu unit. Tentu masih dapat disaksikan di rak-rak dan ruang almari pesantren. Deretan lemari yang penuh kitab tulisan tangan ini, masih bisa dibuka dan dibaca seizin pimpinan. Letaknya di anjungan dan rumah Aceh. Juga masih dalam komplek dayah, di sisi irigasi Krueng Aceh, tepat kawasan Seulimuem.

(Seulimuem atau Seulimeum, dalam satu versi riwayat, diambil dari nama ‘salaman’ (bahasa Arab). Alkisah, manakala Tgk Chik Awe Geutah ke Aceh Besar, berjumpa dan bersalaman dengan Tgk Tanoh Abee di kawasan yang sekarang ada pasar dan masjid, di tikungan jalan raya di Seulimuem itu. Tanoh Abee itu, istilah untuk tanah berdebu yang ‘disemaikan’ Teungku ke mata kafir Belanda, dan musnahlah mata kompeni Belanda di hutan sana)

Tulisan tangan dari ulama besar ini mengalir deras di atas kertas yang sudah berumur tiga abad silam. Bab-bab dalam kitab klasik ini juga beragam; dari fiqh, sosial, ekonomi, pertanian, peperangan, dan

Pustaka Klasik Tulisan Tangan

DAYAH<<

politik. Ditulis sezaman dengan Hamzah Fansury, Abdurrauf As Singkily, Syamsuddin As Sumatrany, dan Nuruddin Ar Raniry.

Barangkali demi menjaga nilai atau keotentikan kitab, Tgk Dahlan pernah menolak tawaran dari tamu Malaysia agar kitab klasik ini dicetak ulang saja, di negara jiran. Kayaknya pihak dayah ingin memelihara kitab warisan dalam format asli. Sehingga daun-daun kitab tetap dari kertas yang dijilid dan dijahit dengan benang. Juga isinya tetap kelihatan beragam warna, hitam dan merah misalnya.

Semasa ilmu pengetahuan sangat maju di Aceh, era kesultanan dulu. Ramai orang luar Aceh yang menimba ilmu ke sini. Di sini ada universitas yang nyaris setara dengan Universitas Fathimiyah di Kairo atau Universitas Nizhamiyah Baghdad. Perguruan tinggi ini ada di Baiturrahman. Nah saat lembaga pengetahuan ini hidup dan cemerlang, peran perpustakaan Teungku Tanoh Abee diperhitungkan juga.

Menurut deskripsi Tgk H Dahlan, begitu komplit ruang sains saat itu yang dianalisa mahasiswa, yang dimasukkan ke kurikulum kampus. Misalnya ada dalam silabus matakuliah dalam fakultas pertanian itu, hal air, sumur, dan matahari. Orang Aceh yang mayoritas petani, paham betul tatacara menggali sumur. Mulai dari galian pertama, menyusun bebatuan di dinding sumur, hingga posisi matahari ketika sumur dibuat itu. Dan mereka akan memilih waktu menggali itu ketika kemarau.

Sehingga kalau sumur kering, tho lah (kering) ia. Nama Dayah Teungku Tanoh Abee memang cemerlang. Hingga kini

banyak yang berguru di sini, bahkan dari luar Aceh. Menurut keterangan Tgk Dahlan, ulama besar yang mendirikan dayah di seluruh Aceh, seperti Babussalam Aceh Selatan, juga tercatat murid dari Teungku Tanoh Abee, dulu.

Beureukat Teungku di Tanoh Abee, beureukat guree di Samalanga, menjadi ujaran nostalgia para alumni dayah yang tersebar di mana-mana. Tentu saja syair ini sarat makna. Tanoh Abee di Aceh Besar dan Samalanga di Aceh Jeumpa, menunjukkan dua daerah yang tinggi ilmu para ulamanya, dan melahirkan ulama besar.

MakamDalam komplek dayah juga terdapat makam Teungku Tanoh Abee.

Pusaranya sangat sederhana. Terletak di sisi utara komplek. Di atas bentangan dua nisan yang dikelilingi papan kayu, tertutupi dengan kain putih. Para penziarah dibolehkan melihat makam, setelah membuka tabir dari papan. Dan tidak dibolehkan memotret makam mulia ini. Namun jamaah dibenarkan shalat di sisi makam ini.

Setiap bulan, di samping kuburan ini rutin bersemedi para santri. Untuk masa beberapa pekan. Semakin ramai dalam taman makam, jika Ramadhan tiba. Para ‘pertapa’ tidak boleh keluar--kecuali untuk keperluan mendadak--dalam masa yang ditentukan.

Arah timur komplek berdiri sebuah Rumoh Aceh yang masih baru. Seuramoe atas rumah, tempat tuan rumah dan santri tinggal dan mengaji. Jika Anda sesekali ke sini, jangan terlena dengan kecantikan santriwati dayah. Di samping alim, mereka memang cantik menawan dengan jilbab berkain batik. Sesekali mereka turun dan menjenguk para tamu ke bawah, dengan malu-malu.

Sedang di bawah rumah, sering dijadikan tempat menerima tamu. Ini juga tempat lemari kitab dan kantor dayah yang teduh. Penghargaan dan berbagai dokumen tampak banyak di dalam lemari ini. Anda dipastikan akan kagum menyaksikan semua isi dayah. Dan coba saja ke sini. [muhammad yakub yahya]

Nostalgia dari Tanoh Abee

56 SantunanFebruari 2013

Pelangi Bisu di Mata Ibu

Kampung perumahan di gang sebelah timur, memang selalu sepi. Jarang sekali ada orang yang melewati rute itu. Di satu sisi, gang sempit tersebut juga termasuk kawasan kumuh, kawasan yang tak pernah terjangkau oleh pemerintah. Malam tadi, langit baru saja menangis. Menghempaskan segala keluh kesahnya ke penjuru bumi. Maka tampaklah jelas kumuhnya gang sebelah timur itu,

Azan shubuh bersyahdu. Melawan gemparnya alam dan membangunkan mereka, yang benar-benar telah teruji. Sepoi-sepoi angin subuh masuk melalui celah-celah triplek bekas yang ada di rumahku. Aku mengangkat kakiku ke bawah ranjang. Kakiku terasa pegal karena tengah malam tadi aku bangun untuk menampung rintik-rintik hujan yang masuk melalui atap jerami ini.

“Oh, betapa tak layaknya rumah ini.” Dengan malas kuseret kakiku menuju kamar mandi di belakang rumah. Kubasuh tubuhku dengan niat berwudhu’. Aku tersenyum cerah. Menyambut gemuruhan angin shubuh yang tengah menusuk tulangku.

“Yah, ini nikmat dari-Nya,” kata ibu, “Segala sesuatu yang Allah berikan pada kita semua itu mempunyai tujuan.” Kini kuseret lagi kaki ku menuju kamar ibu. Kuambil mukenah yang ada di sebelah ranjang. Kami pun shalat dengan sekhusyu’-khusyu’nya menghadap Yang Maha Satu, Yang Maha Adil, dan Yang Maha Mendengar keluh kesah hamba-Nya.

Aku duduk di luar beranda rumah. Mataku menerawang penuh kejadian alam pagi ini. Langit masih mendung karena baru saja diam dari tangisannya. Matahari tak malu-malu untuk menampakkan dirinya. Seolah menandakan bahwa akan baik-baik saja. Seukir senyuman alam tersirat dengan munculnya sang pelangi. Menambah pesona alam yang benar-benar menakjubkan. Pepohonan yang tumbuh di perkarangan gang sebelah timur ini melambai-lambai menyapa sang mentara, Kicauan burung terdengar hangat senada dengan nuangsa pagi ini. Mereka terbang melalui celah-celah ranting pepohonan yang terurai ke bawah.

“Galuh, nduk, ibu pamit dulu ya,” suara ibu yang parau tetap terdengar lembut di telinga Galuh. sekaligus mengejutkannya dari pengamatan pagi ini. Aku mengangguk lembut sambil mencium tangan ibu.

Ya, aku memang bisu. Aku tak dapat bicara sedikit pun. Hanya suara yang tak jelas saja yang bisa keluar, dan kekuranganku yang kedua, tangan kananku juga lumpuh. Aku menggerak-gerakkan tanganku. Menandakan bahwa ibu harus hati-hati. Ibu mengangguk lembut. Seukir senyuman yang tak pernah bosan ia keluarkan. Di situlah aku menemukan kedamaian.

Siang itu, seperti biasa Airin datang ke rumahku. Airin adalah sahabat terbaikku, di mataku Airin sangatlah baik. Karena di kampung ini, tak ada yang mau berteman denganku. Hanya Airinlah yang mau berteman denganku. Bahkan ia pernah berkata bahwa aku adalah orang yang special di hidupnya. Mendengar kata itu, aku hanya tersenyum.

“Galuh, lihat deh! aku dapat nilai terbaik di kelasku,” dengan bangga ia menampakkan hasil ulangan matematikanya kepadaku. Aku tersenyum riang. “Ini semua berkat kamu Galuh,” ujarnya seraya menunjukkan dua jempol di hadapanku. Aku langsung mengeleng. Toh, ini semua kan hasil kerja keras Airin juga.

“Aku bisa matematika kan kamu yang ajarin, kok malah gak ngaku,” Airin pura-pura marah. Senyumku semakin melebar. Kugerakkan tanganku, mengisyaratkan bahwa itu karena dia juga.

Airin mengerti karena ia sudah lama berteman denganku. “Iya deh, kerja kita berduah, emm…ngomong-ngomong, kamu pinter banget sih. Padahal kamu ‘kan gak sekolah. Aku aja yang sekolah gak se-pinter kamu,” bibir Airin manyun ke depan. Ia menatapku penuh penasaran. Kugerakkan lagi tanganku, dengan maksud bahwa itu juga karena Airin yang mengajarkan.

”Yah, emang bener,tapi kamu itu sekali aku ajarin langsung nyambung gitu. Sedangkan aku payah ngulang terus di sekolah,” kini kedua alis Airin menyambung. Kupegang kedua tangannya, kuletakkan tangannya itu di dadanya. Aku memberi isyarat lagi. Bahwa semua pekerjaan itu datangnya harus dari hati, dan jangan diberat-beratkan. Airin tersenyum mendengar penjelasanku.

Ibu datang menghampiriku, matanya tampak kelelahan. Aku tersenyum menyambut orang yang terkasihi ini. “Nduk,” suaranya lembut, ”Semakin hari ibu semakin tua, jika nanti Allah memanggil ibu, kamu harus ikhlas ya nduk,” air mata ibu tertahan. Aku menggeleng kuat. Kugerak-gerakkan lagi tanganku.

”Kamu itu harus ikhlas. Kita ini ‘kan milik Allah. Jadi, kalau ibu dipanggil ya, kita harus rela,” sambungnya lagi. Aku terdiam membisu, tak kutanggapi kata-kata ibu tadi. Kini air mataku membanjir, “Aaaajkhjga… ghggaghghggggggkkhga,” kucoba keluarkan kata-kataku. Ibu memelukku, seakan-akan mengerti maksudku.

”Allah menyayangi hamba-Nya, Allah tidak akan meninggalkan Galuh sendirian, Allah itu sayaaaaang sekali sama Galuh. Jadi, Galuh jangan takut ya. Kalau ibu pergi,” semakin kurapatkan pelukkanku pada kehangatan kasih sayangnya. Seakan hal itu akan benar-benar terjadi. Kucium pipinya dengan lembut. Kulihat ia juga menangis. Dengan sedih kuhapus juga kesedihannya, dalam hatiku berucap, “Ya Allah, jangan Kau tumpahkan air mata wanita yang terkasih dan tersayang ini, sesugguhnya aku tak sanggup melihat butiran mulia ini.”

Siang itu Airin datang terlambat. Tapi, kali ini wajahnya tampak sangat gembira. Ia langsung duduk di sampingku. Dengan tergesa-gesa ia membuka tasnya. ”Lihat deh, cantik ngak?” tanyanya seraya menunjukkan sebuah cincin berpermata emas di hadapanku.

Aku menagangguk sambil ikut tersenyum. “Bagus ‘gak?” tanyanya lagi, dengan terus mengamati cincin itu dari tangannya. Aku menaggak kuat. ”Cincin ini baru aja aku beli, pakek uang hasil tabunganku. Lumayan mahal lho,” kali ini pandangannya tertuju padaku. Aku masih tersenyum.

”Coba deh kamu pegang!” ia memberikan cincin itu padaku. Aku membolak-balikan cincin tersebut. Benar-benar cantik, pasti harganya sangat mahal. Hanya orang kaya seperti Airin saja yang mampu membelinya. ”Ini untuk ibuku lho,” suaranya mengagetkan lamunanku.

“Besokkan Hari Ibu, jadi aku ngasih hadiah ini untuk ibu. Sebagai tanda terimakasihku, walaupun…. ya, memang tidak sebanding,” suaranya naik turun. Aku menunduk, tersirat rasa kecewa pada diriku sendiri, “Apa yang harus kuberikan pada ibu.”

Kamu sedih yah, maaf ya Galuh,” Airin memelukku. Aku menggeleng. ”Pasti kamu juga mau ngasih hadiah ke ibu kamu,”

Kayla Saskia, Siswi MAN I Sigli

>>CeRPeN

57SantunanFebruari 2013

ternyata Airin tahu isi hatiku. ”Gimana kalau kamu beli hadiahnya pakek uang aku. Tenang aja, gak perlu dibayar lho,” aku menghela nafas panjang. “Baik sekali Airin ini,” ujarku dalam hati. Namun, tak mungkin aku menerimanya. Rasanya tak pantas saja, dengan Airin mau menjadi temanku saja, itu sudah luar biasa, sekarang dia mau menawarkan yang lebih. Airin kan juga sering membelikan aku hadiah.

”Mau gak?” tanyanya lagi. Aku mengeleng cukup keras. Airin tersenyum. Ia memelukku erat, “Kamu jangan sedih ya, kalau kamu sedih, aku juga ikut sedih.”

Malam itu sekitar jam dua malam. aku keluar dari kamar, dengan sangat hati-hati.takut-takut membangunkan ibu yang sedang tidur. Aku menuju ke belakang rumah, mataku mencari-cari sebuah benda yang cocok. Kini, kutemukan beberapa kertas dan kardus bekas hasil pemulungan ibu. Kubawa benda tersebut ke tengah-tengah ruangan. Kuambil sebatang lilin dan kuhidupkan dengan hati-hati.

Kurangkai kardus dan kertas itu dengan sepenuh hati, menuluskan segenap raga jiwaku untuk benda ini. Kuambil lem nasi yang tersedia di dapur. Kuuukir ujung-ujung kertas dan kardus sedemikiam rupa. Kubuat sebuah bungan dari kertas tersebut dengan tangan kiriku, walaupun tak sempurna seperti rangkaian orang normal. Namun ini adalah hasil kerjaku sendiri. Setelah benda tersebut selesai, kuambil sebuah pinsil pemberian Airin. Kuukir kata-kata itu dengan kesungguhan hatiku.

Tanganku gemetar, tak pandai aku memegang pinsil ini, dengan hati-hati, kata-kata itu terangkai hanya ada empat kata, sebelas huruf, tapi bermakna luas dan lebih. Tanpa kuminta air mataku pun jatuh. Oh, betapa aku sangat menghayati kata-kata ini.

Pagi itu aku duduk termenung di depan teras. Tiba-tiba ibu keluar. Wajahnya tersenyum lepas. Senyuman yang sangat kunantikan. Ia memelukku. Sambil menunjukkan benda yang kubuat tadi malam. Ia membaca tulisan itu, ”I Love You Ibu.” Kata-kata itu bergetar keluar dari bibirnya. Suaranya berat. Ia menciumku. ”Makasih sayang,’’ujarnya lagi, aku bisa memahami isi hati ibu. Memang sejak dari dulu sampai sekarang. Baru kali ini aku memberikan kata-kata itu. Ibu tak pernah tau, bahwa diam-diam aku belajar menulis dari Airin.

Ibu, tahukah kau, aku memang tak dapat berbicara, namun dari hati, aku selalu berbicara. Berbicar dengan segenap kasih sayang. Memang kata-kata itu tak pernah keluar dari mulutku. Bahkan memanggilmu dengan sebutan ibu saja aku belum mampu. Maafkan aku ibu, aku tak dapat memberi lebih, namun, inilah aku, aku hanyalah seorang anak yang bisu dan lumpuh. Aku tak pernah mengeluh dengan keadaanku. Aku bersyukur dengan semua ini. Namun,yang kukeluhkan setiap saatnya hanyalah keadaanmu yang semakin hari semakin memburuk semejak kepergian ayah.

Tanganku bergetar,bibirku keluh,Airin tak henti-hentik menyemangatiku.ia pun ikut menangis melihat keadaan ku. ”Ibu,kamu pasti sembuh Galuh, kamu jangan nangis,aku gak mau lihat kamu sedih,” suara Airin terbata-bata. Namun, tangisanku semakin pecah. Airin memelukku ke dalam dadanya. ”Ibu kamu, ibu aku juga. Jadi, kita harus banyak-banyak berdoa untuk kesembuhan ibu kita.” Kata-kata itu semakin membuatku menangis. Airin, kau selalu ada di sisiku, isi hatiku.

Tadi malam, sekitar jam tiga, jantung ibu kambuh lagi. Aku tak tahu bahwa obat ibu sudah habis dari minggu-minggu kemarin. Mungkin ibu sengaja menyembunyikannya karena uang kami sudah habis. Hanya cukup untuk makan sehari-hari. “Oh, ibu…. Kenapa kau berbohong demi aku, aku tak apa jika tak makan. Namun, jangan sampai karena pengorbananmu, meregut nyawamu, hatiku tersiksa ibu,” keluh hatiku dengan air mata.

Pagi itu sekitar pukul empat subuh. Dokter datang memanggilku dan keluarga Airin yang senantiasa selalu berada di sampingku. Kata dokter, Ibu sudah sadar, namun masih sangat lemah. “Galuh dan Airin boleh masuk. Tapi, jangan banyak ajak bicara dulu ya,” kata dokter Nayla dengan lembut. Aku mengangguk. Kuseret kaki ini

dengan berat menuju kamar ibu. Ya Allah... aku tak sanggup untuk melihatnya,keluhku.

Sesampai dalam kamar, aku langsung mendekati ibu. Kucium tangan dan keningnya dengan lembut. Begitu juga dengan Airin. Dalam hati aku terus berzikir. Kulihat ibu memang sangat-sangat lemah. Kutahan air mata ini dengan berat. Tak mungkin aku menangis di hadapannya dalam keadaannya seperti ini. Ibu tersenyum, kubalas senyumnya. Dalam keadaannya seperti ini, rasanya aku ingin memanggilnya dengan sebutan ibu. Dalam hati kuberdoa. Ya Allah, izinkan aku untuk menyebut kata-kata itu untuk terakhir kalinya di hadapannya.

Kumohon ya Allah, aku ingin melihat kebahagiaan yang penuh di akhir hayatnya.…ku coba membuka mulutku. Dengan berat aku mencoba, “i…..ikkikiki… aggjkjfjlha… agrrrr…. Hjhjghjagfhga ….iiiiiii … agrrr…. Ibuu,” aku tersenyum lepas.

Ibu melihatku dengan terkejut. Dipegangganya kepalaku denga lembut. Air matanya jatuh, tak tersa air mataku pun terjatuh. Oh, maafkan aku ibu. aku harus menangis di depanmu. Dalam hati aku terus bertasbih. Allah telah mendengar doaku. Terimakasih ya Allah. Engkaulah Dzat yang Sempurna. Engkau telah mendengar mendengar kata hatiku. Terimakasih ya Allah. Dalam waktu yang bersamaan mata yang berbinar seperti mentari itu kini telah tertutup dengan selamanya. Dalam hati ku berucap, ”Ibu, aku memang sangat mencintai dan menyayangimu. Namun, kau adalah milik Allah. Dan Allah lebih mencintai dan menyayangimu. Aku ikhlas dengan kepergianmu,” kini tangisanku pun membara. Namun tak mengeluarkan suara.

Airin datang memelukku. Ia ikut menangis juga. Dan kata-kata “ibu” tadi, adalah kata-kata yang pertama kali kuucapkan sekaligus panggilan yang terakhir kali kukeluarkan. Hari ini, dan kapan pun, aku tak dapat mengucapkannya lagi. Mengucapkan dengan setulus hati. Karena kau tahu ibu, panggilan itu keluar dari hatiku hanya untukmu. Hanya untuk mu ibu!

Kini sang pelita dunia telah pergi. Kini, aku tak dapat lagi merasakan sayup-sayup pengorbanan seorang anak yang akan terbalas surga olehnya. Namun, aku akan berjanji bahwa aku akan menunggumu di jannah kelak. Dan memanggilmu dengan sebutan yang lebih indah lagi:

Kau datang dengan penuh kelembutan. Kau penuhi hariku dengan penuh kesejukan.Suaramu bagai kelembutan air taman surga.Senyummu penuh kedamaian . Pelukanmu membuatku yakin bahwa kau selalu berada di

sampingku, walaupun kita jauh tangisan mu bagai butiran permata surga.

Ibaratnya, tak seorang pun rela melihat butiran itu terjatuh begitu saja.

Gerak gerikmu adalah keletiahanku, jika kau berduka aku akan semakin terpuruk.

Kau tak pernah datang dengan membawa kekecewaan, namun kau selalu datang dengan penuh kebaikan.

Kata-katamu adalah binaran cahaya hidupku karena kau, kami mengenal-Nya. Kau mengajarkanku bahwa Allah adalah tempat kita berserah diri. Kau lakukan itu semua agar kita dapat meraih surga-Nya. Agar kita dapat bertemu di jannah kelak. Agar kita dapat bertemu dengan Baginda Nabi kita.Tersenyum bersama atas jerih payah di dunia. Kini kau pergi meninggalkan aku. Maka janji Allah bukanlah

sekedar janji.Aku yakin pasti dapat bertemu denganmu dalam keadaan yang

lebih istimewa dan kebahagiaan yang penuh kekekalan. Kau adalah malaikat yang turun ke bumi dalam wujud wanita yang

terkasihi. Terima kasih atas segalanya, ibu. []

CeRPeN<<

58 SantunanFebruari 2013

Untuk mengetahi siapa sebenarnya Tgk. Chik Abdurrahman Lampaloh yang disebut-sebut sebagai seorang ulama besar sangat berpengaruh di Aceh pada zamannya, memang agak

sulit untuk dilacak. Selain terbatasnya sumber tertulis tentang beliau, juga sangat sedikit orang yang mengetahui riwayat hidupnya secara detail dan asal muasal keterunan, serta perannya sebagai ulama yang sangat dihormati di Kesultanan semasa hidupnya.

Lakap Lampaloh yang diberikan pada ujung nama Tgk. Abdurrahman ini (Tgk. Chik Abdurrahman Lampaloh) adalah kerena beliau semasa hidupnya bertempat tinggal di Lampaloh (sekarang Lampaloh ini termasuk dalam desa Batoh, Kecamatan Lueng Bata, Banda Aceh) yang dulunya desa Lampaloh ini berjarak sekitar 2 Km. sebelah Timur Tenggara Kraton Kesultanan Aceh.

Menurut sebuah catatan yang saya dapat pada H. Harun Keucik Leumiek tentang sekelumit kisah hidup Tgk. Chik Abdurrahman Lampaloh yang ditulis Tgk. H. Muhammad Hasan Lampaloh menyebutkan, Tgk. Chik Abdurrahman Lampaloh yang bernama asali Asy-Chehk Al Haji Abdurrahman Lampaloh ini adalah seorang anak raja dari kerajaan Mataram di Jawa. Namun akibat perselisihan faham dengan saudara-saudaranya dalam mengatur pemerintahan di Kesultanan Mataram, akhirnya Abdurrahman pergi ke Mekkah dan mengasingkan diri di sana sambil memperdalam ilmu agamanya pada guru-guru yang ada di Mekkah.

Tgk. H. Muhammad Hasan Lampaloh yang meriwayatkan sekelumit kisah hidup Tgk. Chik Abdurrahman Lampaloh ini tidak menyebutkan berapa lama Tgk. Chik Abdurrahman belajar di Mekkah. Yang jelas setelah berapa lama belajar di Mekkah, akhirnya ia kembali ke tanah air. Tapi tidak lagi kembali ke daerah asalnya Mataram di Jawa. Melainkan melilih Aceh sebagai tempat pengabdian ilmunya. Tidak tercatat tahun berapa Tgk. Abdurrahman mulai menetap di Aceh, yang pasti jauh sebelum Balanda menduduki Aceh Tgk. Abdurrahman sudah menetap di Aceh.

Dirunut dari keturunannya di Aceh, Tgk. Muhammad Hasan Lampaloh yang sempat mencatat riwayat hidup Tgk. Chik Abdurrahman ini secara silsilah sudah termasuk generasi keempat dari keturunan Abdurrahman Lampaloh. Karena Ayah dari Tgk. Hasan Lampaloh adalah anak dari Tgk. Ishak. Dan Ishak ini adalah anak dari Tgk. Saman Lueng Bata Banda Aceh. Tgk. Saman inilah yang diperkirakan sebagai keturunan pertama dari Tgk. Chik Abdurrahman Lampaloh. Namun keterangan ini belum dapat dijadikan pegangan karena kita tidak menemukan silsilah keturunan Tgk. Abdurrahman ini secara lengkap di Aceh.

Akan tetapi ada satu titik terang, yang dapat dijadikan standar masa kedatangan Tgk. Chik Abdurrahman ini ke Aceh, yaitu informasi dari H. Harun Keuchik Leumiek sebagai salah seorang keturunan kelima dari Tgk. Chik Abdurrahman Lampaloh. Menurut Harun Keuchik Leumiek, Teungku Abdurrahman mulai menetap di Aceh ketika beliau kembali dari Mekkah setalah bersama rombongan jamaah haji lainya dari berbagai daerah di Nusantara. Sebagaimana diketahui, dulu Aceh merupakan daerah tempat berkumpulnya para

calon jamaah haji dari berbagai daerah di kepulauan Nusantara. Mereka yang ingin melaksanakan haji harus melalui embarkasi Aceh. Demikian pula kepulangannya, juga harus melalui Aceh.

Nah, waktu kepulangan dari haji itulah Tgk. Chik Abdurrahman tidak lagi pulang ke Mataram di Jawa, melainkan terus menetap di Aceh. “Saya sendiri termasuk keturunan kelima sebelah Ibu dari keturunan Tgk. Chik Abdurrahman Lampaloh,” sebut H. Harun Keuchik Leumiek. Jadi dapat diperkirakan, kalau Harun Keucik Lemiek keturunan kelima dari Abdurrahman Lampaloh, maka bila Harun Keuchik Leumiek kini sudah berusia 70 tahun, berarti Tgk. Chik Abdurrahman telah menetap di Aceh pada sekitar awal abad ke 17. Hal ini sesuai dengan catatan Tgk. Muhammad Hasan Lampaloh yang memperkirakan Tgk. Chik Abdurrahman Lampaloh telah menetap di Aceh jauh sebelum Belanda menguasai Aceh.

Kealiman Tgk. Chik AbdurrahmanMeskipun tidak diketahui pasti riwayat pendidikannya, tapi dapat

diperkirakan Tgk. Abdurrahman Lampaloh lama belajar di Mekkah. Hal ini terlihat dari penguasaan kedalaman ilmu keagamaan yang dimilikinya. Sebagaimana disebutkan dalam catatan Tgk. Muhammad Hasan Lampaloh, bahwa guru dari Tgk. Muhammad Hasan bernama Tgk. H. Muhammad Saleh Lambhuek, jauh sebelum Belanda datang ke Aceh nama Tgk. Abdurrahman Lampaloh sudah sangat terkenal di kalangan para ulama dayah di Aceh ketika itu, terutama di Aceh Besar. Sehingga guru-guru dayah saat itu mengatakan pada muridnya, barang siapa yang ingin pandai ilmu manthiq pergilah belajar pada Tgk. Chik Lamyong, dan barang siapa yang ingin pandai tentang ilmu tafsir bergurulah pada Tgk. Chik Abdurrahman Lampaloh.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa Tgk. Chik Abdurrahman Lampaloh ini termasuk seorang ulama ahli tafsir yang pernah hidup di Aceh pada sekitar akhir abad ke 17. Dan salah satu karya Tgk. Chik Abdurrahman Lampaloh yang masih tersimpan pada keluarga Tgk. H. Muhammad Hasan Lampaloh sekarang adalah sebuah kitab Mashhaf bertulis tangan peninggalan Tgk. Chik Abdurrahman. Kitab Mashhaf ini penuh dengan catatan-catatan tafsir yang dinaqal dari beberapa kitab tafsir termasyhur, seperti kitab tafsir Al-Baidlawi, kitab tafsir Al-Baghawi, dan kitab tafsir Al Khazin.

Dalam kitab-kitab tafsir tersebut juga diberikan perbedaan Qiraat dengan penuh keterangan-keterangan dari awal sampai akhir Mash-haf. Dan pada bagian awal dari Mashhaf ini juga terdapat sebagian ilmu Tajwid serta sejarah hidup dari 30 orang ahli Qiraat sampai dengan Warraq. Sementara Hafash Qiraatnya dijumpai dalam uru-tan pembahasan yang kelima belas, yang semua itu tertulis dalam bahasa Arab. Sedangkan pada bagian awal dari Mashhaf ini Tgk. Ab-durrahman Lampaloh juga menulis riwayat hidupnya mulai dari tang-gal kelahirannya sampai tanggal beliau masuk ke Aceh. Ini berarti, kalau kita ingin mengetahui riwayat hidup Tgk. Chik Abdurrahman Lampaloh secara agak lebih lengkap mungkin dapat membaca kitab Mashhaf yang pernah ditulisnya, di mana keberadaan kitab tersebut sekarang menurut informasi masih tersimpan pada keluarga Tgk. H. Muhammad Hasan Lampaloh, Lueng Bata Banda Aceh. []

Nab Bahany AsBudayawan, tinggal di Banda Aceh

Ulama Ahli TafsirAsal Kerajaan Mataram

Tgk. Chik Abdurrahman Lampaloh

(Bagian 1 dari 2 Tulisan)

>>BUDAYA