dampak pemekaran kecamatan induk terhadap …

85
DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN RIMBO BUJANG KABUPATEN TEBO SKRIPSI Oleh: Anjas Ayuningtiyas NIM: SIP 162238 Pembimbing: Dr.Irmawati Sagala, S.IP.,M.Si.,MSHS Sigit Hartono, S.Pd.,MA PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020/1441 H

Upload: others

Post on 01-Dec-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN RIMBO BUJANG

KABUPATEN TEBO

SKRIPSI

Oleh:

Anjas Ayuningtiyas

NIM: SIP 162238

Pembimbing:

Dr.Irmawati Sagala, S.IP.,M.Si.,MSHS

Sigit Hartono, S.Pd.,MA

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2020/1441 H

Page 2: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

i

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Anjas Ayuningtiyas

NIM : SIP.162238

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Syariah

Alamat : Jl. Meliwis RT.14/RW.05 Desa Sapta Mulia,

Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang berjudul: “Dampak

Pemekaran Kecamatan Induk Terhadap Kualitas Pelayanan Publik di

Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo”. Adalah hasil karya pribadi yang

tidak mengandung plagiarism dan tidak berisi materi yang dipublikasikan atau

ditulis orang lain, kecuali kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai dengan

ketentuan yang dibenarkan secara ilmiah.

Apabila pernyataan ini tidak benar, maka peneliti siap mempertanggung

jawabkannya sesuai hukum yang berlaku di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,

termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh dari skripsi ini.

Jambi, Juli 2020

Anjas Ayuningtiyas SIP.162238

Page 3: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

ii

Pembimbing I : Dr.Irmawati Sagala, S.IP., M.Si.,MSHS

Pembimbing II : Sigit Hartono, S.Pd., MA

Alamat : Fakultas Syari’ah UIN STS Jambi Jl. Jambi-Muaro Bulian

K.M 16 Simp. Sei Duren Kab. Muaro Jambi 31346

Telp.(0741) 582021

Jambi, Juli 2020

Kepata Yth,

Bapak Dekan Fakultas Syariah

UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi

Di-

Jambi

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, kami berpendapat

bahwa skripsi saudara Anjas Ayuningtiyas NIM: SIP.162238 yang berjudul

“Dampak Pemekaran Kecamatan Induk Terhadap Kualitas Pelayanan

Publik di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo”. telah dapat diajukan

untuk dimunaqasahkan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat

mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Syariah UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi. Maka dengan ini kami ajukan skripsi tersebut agar dapat

diterima dengan baik.

Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi

kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.

Wassalamu’alaikum Wr.WB

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Page 4: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

iii

Page 5: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

iv

“MOTTO”

قبئمىن وا لذيه هم بشهدتهم وا لذيه هم ل منتهم وعهدهم رعىن

كزمىن ت م ئك في جن اول وا لذيه هم على صل تهم يحب فظىن

Artinya:“Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah dan

janjinya, (32) dan orang-orang yang berpegang teguh pada

kesaksiannya, (33) dan orang-orang yang memelihara

shalatnya. (34) Mereka itu dimuliakan di dalam surga.

(35)”. (Q.S Al-Ma’arij: 32-35)

Page 6: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

v

PERSEMBAHAN

“Bismillahirahmanirrahim.Hamba ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat pada waktunya.

Kupersembahkan skripsi ini kepada:

Bapak (Teguh Sutrisno) dan Ibu (Indarti) tercinta, terimakasih untuk semua bentuk kasih

sayang yang selalu diberikan kepada penulis

sejak lahir hingga saat ini dan sampai seterusnya, atas segala do’a yang tiada henti,

kesabaran, dukungan, nasehat yang selalu diberikan untuk penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini. Semoga anakmu bisa menjadi penjamin kebahagiaan Bapak dan Ibu dunia

akhirat. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.

Ungkapan terimakasih juga kepada:

Adikku Aulia Retno Hardini dan Arsya Adhitama Mahendra.Terimakasih atas segala

do’a dan motivasi serta dukungan yang tiada henti diberikan kepada penulis.

Sahabat dari jaman SMA (Rizki Rahmawati, Lia Noviani, Andi Setiyanto)

Sahabat sekaligus keluarga seperjuangan (Nur Khasanah, Dini Eka Andestina, Febriyanti

Suci Amaliyah, dan Uswatun Khasanah)

Sahabat dalam segala keadaan IBK Squad (Amel, Sanah, Reni, Desi, Aad, Nanda, Indra,

Vian, Fajri, Iwal)

Keluarga Besar Mas Dedi, Mbak Yuli, Dik Naiya, Dik Sheza

Kelarga Besar Kecamatan Pasar Jambi

Team KKN Posko 18 (Ulfa, Fitri, Siska, Maya, Tiya, Qodriyah, Rika, Dini, Putri, Sumi,

Nia, Novi, Lisin, Ehan, Kevin, Dull, Deden, Fakhrur, Parto).

Terimakasih orang-orang terkasih dan tersayang mudah-mudahan kita selalu dalam

lindungan dan rahmat Allah SWT”.

Page 7: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

vi

ABSTRAK

Anjas Ayuningtiyas, SIP 162238 : Dampak Pemekaran Kecamatan Induk terhadap

Kualitas Pelaksanaan Pelayanan Publik di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten

Tebo.

Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Pembentukan

Kecamatan, menyebutkan bahwa pembentukan kecamatan baru dilakukan untuk

meningkatkan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan, pemberian pelayanan,

dan pemberdayaan masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas

pelayanan publik di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo, serta faktor

pendukung dan penghambat pelayanan di Kecamatan Rimbo Bujang setelah

pemekaran. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan

deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data mengunakan observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas

pelayanan publik di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo sudah diterapkan

aspek Responsiviness, Tangibel, Reliability, Emphaty, Assurance beserta

indikatornya. Penerapan indikator sudah berjalan sesuai dengan keinginan

masyarakat, antara lain kenyamanan tempat pelayanan termasuk sarana dan

prasarana yang memadai, serta keahlian pegawai dalam menggunakan alat bantu

pelayanan dan keramahan pegawai dalam proses pelayanan. Faktor pendukung

pelaksanaan pelayanan publik sumber daya aparatur sudah sesuai, mengadakan

rapat koordinasi dan evaluasi setiap satu bulan kemudian memberikan pelayanan

masyarakat dengan baik. Sedangkan faktor penghambatnya adalah kurangnya

kesadaran masyarakat dalam memahami prosedur pengurusan pelayanan.

Kata Kunci :Pemekaran Kecamatan, Kualitas, Pelayanan Publik, Rimbo Bujang

Page 8: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT atas berkah nikmat dan Karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul “Dampak Pemekaran

Kecamatan Induk Terhadap Kualitas Pelayanan Publik di Kecamatan

Rimbo Bujang Kabupaten Tebo” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP) pada Program Studi Ilmu Pemerintahan

Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, dikarenakan

keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang ada pada diri penulis. Pada

kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof.H.Su’aidi Asy’ari, MA., Ph.D selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

2. Bapak Dr.Sayuti Una, S.Ag.,M.H selaku Dekan Fakultas Syari’ah Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

3. Bapak Dr. Agus Salim, M.A., M.I.R., Ph.D selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr.

Ruslan Abdul Gani,S.H., M.H selaku Wakil Dekan II dan Bapak Dr.

Ishak,S.H., M.Hum selaku Wakil Dekan III Fakultas Syari’ah Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

4. Ibu Dr. Irmawati Sagala, S.IP.,M.Si., MSHS selaku Ketua Prodi Ilmu

Pemerintahan sekaligus Pembimbing 1 yang telah sabar membimbing dan

memberikan saran serta masukan demi terciptanya skripsi ini. Terimakasih

atas semangat dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi sampai selesai, dan Bapak Yudi Armansyah, S.Th.I., M.Hum selaku

Page 9: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

viii

Sekretaris Prodi Ilmu Pemerintahan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi

5. Bapak Sigit Hartono, S.Pd.,MA selaku Pembimbing 2 yang telah sabar

membimbing dan memberikan saran demi terciptanya skripsi ini. Terimakasih

atas semangat dan moitvasi sehingga penulis mampu menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi, terimakasih atas ilmu dan waktu yang telah diberikan

kepada penulis selama di Prodi Ilmu Pemerintahan.

7. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Semoga skripsi ini dapat berguna bagi kita semua yang membutuhkan, terutama

bagi penulis.Tak ada gading yang tak retak, maka kritik dan saran yang bersifat

membangun penulis harapkan dan akhir kata penulis ucapkan terima kasih,

semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas segala jasa dan budi

baiknya serta melindungi dan meridhoi kita semua.Aamiin Ya Rabbal Allamiin.

Jambi, Juli 2020

Penulis,

Anjas Ayuningtiyas

NIM: SIP162238

Page 10: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................

PERNYATAAN ORISINIL TUGAS AKHIR ....................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... iii

MOTTO .................................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN .................................................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xiii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5

C. Batasan Masalah ............................................................................................ 5

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................... 6

E. Kerangka Teori .............................................................................................. 6

F. Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 16

BAB II : METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian .................................................................................... 19

B. Lokasi Penelitian ............................................................................................ 19

C. Jenis Data dan Sumber Data .......................................................................... 19

Page 11: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

x

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 21

E. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 23

F. Sistematika Penulisan .................................................................................... 25

BAB III : GAMBARAN UMUM KECAMATAN RIMBO BUJANG

A. Sejarah Berdirinya Kecamatan Rimbo Bujang .............................................. 26

B. Letak Geografis Kecamatan Rimbo Bujang .................................................. 27

C. Demografi ...................................................................................................... 28

D. Persebaran Penduduk ..................................................................................... 30

E. Agama ............................................................................................................ 31

F. Profil Kecamatan Rimbo Bujang ................................................................... 31

1. Struktur Organisasi Kecamatan Rimbo Bujang ....................................... 32

2. Visi dan Misi Kecamatan Rimbo Bujang ................................................ 32

BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Proses Pemekaran Kecamatan Induk Rimbo Bujang Kabupaten

Tebo ............................................................................................................... 34

B. Dampak Pemekaran Kecamatan Induk Terhadap Kualitas Pelaksanan

Pelayanan Publik di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo ................. 37

1. Jenis-Jenis Pelayanan Publik ................................................................... 38

2. Standar Pelayanan Publik ........................................................................ 45

3. Inovasi Pelayanan Publik dari tahun 2015-2020...................................... 52

C. Faktor Pendukung dan Penghambat KualitasPelaksanaan Pelayanan Publik

di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.............................................. 55

Page 12: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

xi

1. Faktor pendukung Kualitas Pelaksanaan Pelayanan Publik di

Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo ............................................ 55

2. Faktor Penghambat Kualiatas Pelaksanaan Pelayanan Publik di

Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo ............................................ 57

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................... 58

B. Saran .............................................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 61

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 64

CURICULUM VITAE ............................................................................................. 70

Page 13: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Luas Kecamatan Rimbo Bujang yang dirinci menurut Desa/Kelurahan .. 28

Tabel 2 : Jarak Desa/Kelurahan ke Ibukota Kecamatan Rimbo Bujang .................. 29

Tabel 3 : Jumlah penduduk Kecamatan Rimbo Bujang menurut jenis kelamin

tahun 2010 sampai dengan 2018 ................................................................. 30

Tabel 4 : Daftar Kelurahan/Desa di Kecamatan Rimbo Bujang sebelum

pemekaran ................................................................................................... 34

Tabel 5 : Daftar Kelurahan/Desa di Kecamatan Rimbo Bujang setelah

pemekaran ................................................................................................... 36

Tabel 6 : Jenis Pelayanan di Kecamatan Rimbo Bujang.......................................... 39

Tabel 7 : Sarana Kerja di Kecamatan Rimbo Bujang .............................................. 40

Tabel 8 : Inovasi Bentuk Pelayanan Publik 5 Tahun Terakhir ................................ 52

Tabel 9 : Daftar Informan ........................................................................................ 65

Tabel 10 : Jadwal Penelitian ...................................................................................... 69

Page 14: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

xiii

DAFTAR SINGKATAN

SDM : Sumber Daya Manusia

UU : Undang-Undang

No : Nomor

PP : Peraturan Pemerintah

DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

UUD : Undang-Undang Dasar

BKD : Badan Kepegawaian Daerah

KK : Kepala Keluarga

KM2 : Kilometer Persegi

KM : Kilo Meter

Renstra: Rencana Strategi

Renja : Rencana Kerja

LPPD : Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

LKPJ : Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

TND : Tata Naskah Dinas

RKA : Rencana Kerja dan Anggaran

DPA : Dokumen Pelaksanaan Anggaran

PPTK : Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

PNS : Pegawai Negeri Sipil

SPM : Standar Pelayanan Minimal

SKCK : Surat Keterangan Catatan Kepolisian

PAD : Pendapatan Asli Daerah

Page 15: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

xiv

PBB : Pajak Bumi Bangunan

KTP : Kartu Tanda Penduduk

IMB : Izin Mendirikan Bangunan

PATEN : Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan

TKK : Tenaga Kerja Kontrak

RT : Rukun Tetangga

ODGJ : Orang Dalam Gangguan Jiwa

Posyantek: Pos Pelayanan Teknologi

Page 16: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembentukan daerah melalui pemekaran daerah diarahkan untuk

mempercepat proses pembangunan di daerah dan bukan untuk memperkuat daerah

agar pada suatu saat dapat melepaskan diri dari pusat. Pemerintah daerah dapat

mempercepat pembangunan suatu daerah melalui perbaikan lingkungan perilaku

daerahnya. Peran ini dapat meliputi pengefisienan proses pembangunan,

perbaikan prosedur perencanaan dan penetapan peraturan.1Pemekaran daerah

otonom merupakan fenomena yang layak dikaji ulang, karena pemekaran daerah

otonom yang banyak terjadi di Indonesia ini tidak didukung oleh Sumber Daya

Manusia (SDM) yang memadai. Akibatnya, dampak yang terjadi adalah

tersendatnya roda pemerintahan daerah dan carut-marutnya suatu tatanan

pemerintahan.

Pembangunan daerah yang tidak merata dan terjadi kesenjangan antar

daerah sering kali menjadi permasalahan serius. Beberapa daerah mencapai

pertumbuhan cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan

yang lambat. Daerah-daerah tersebut tidak mengalami kemajuan yang sama

karena sumber-sumber yang dimiliki pun berbeda.2 Pembangunan daerah sangat

diperlukan seperti halnya dengan melakukan pemekaran daerah tersebut.

1Mudrajad Kuncoro, Otonomi dan Pembangunan Daerah, (Erlangga: Jakarta, 2004), hlm.

114. 2Ibid., hlm. 127.

Page 17: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

2

Kecamatan-kecamatan yang semakin kuat karakter urbannya kemudian

dijadikan Kota Administratif, sebuah unit pemerintahan wilayah dekonsentratif

(field administration). Selanjutnya bila karakter tersebut telah semakin menguat,

daerah tersebut dijadikan Kota Madya yang setingkat dengan Pemerintahan

Kabupaten. Diluar itu juga dimungkinkan pembentukan pemerintah Kabupaten

ataupun Provinsi baru.3

Pemekaran Kecamatan Rimbo Bujang dilakukan pemerintah untuk

meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan baik dalam rangka

memberikan pelayanan, pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan menuju

terwujudnya masyarakat yang maju, mandiri, sejahtera, adil dan makmur.

Pemekaran wilayah pada dasarnya bertujuan untuk peningkatan pelayanan

(service delivery) pemerintah daerah (local government) kepada masyarakat, agar

lebih efisien dan efektif terhadap potensi, kebutuhaan maupun karakteristik di

masing-masing daerah. Oleh karena itu adanya pemekaran wilayah seharusnya

akan membuat suatu daerah menjadi semakin terbuka, jalur pengembangannya

lebih luas, tersebar keseluruh wilayah, sebagai wahana untuk secara cepat keluar

dari kondisi keterpurukan ekonomi.4

Pemekaran Kecamatan Rimbo Bujangdilakukan untuk mengatasi jauhnya

jarak rentang kendali antara pemerintah dan masyarakat, serta memberi

kesempatan pada daerah untuk melakukan pemerataan pembangunan dan

3

Ani Sri Rahayu, Pengantar Pemerintahan Daerah Kajian Teori, Hukum, dan

Aplikasinya, (Sinar Grafika, Jakarta, 2018), hlm. 36. 4 Ahmad Irfan, “Dampak Pemekaran Kecamatan Pulau Pisang Kabupaten Pesisir Barat

Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Di Kantor Kecamatan”, Tugas Akhir Fakultas Ilmu Sosial

Dan Ilmu Politik, Universitas Lampung Bandar Lampung, 2017, hlm. 2-3.

Page 18: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

3

peningkatan kualitas pelayanan.5Melihat sisi positif pemekaran daerah adalah

untuk menyelesaikan masalah ketertinggalan suatu daerah dan pemekaran daerah

mempunyai peluang untuk lebih diperhatikan dan keluar dari ketertinggalan.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 2 Tahun 2003 yang

berisi bahwa sesuai dengan perkembangan pembangunan dan peningkatan

pelayanan kepada masyarakat serta menyikapi aspirasi masyarakat tentang

pemekaran wilayah Kecamatan Rimbo Bujang menjadi 3 (tiga) Kecamatan.6

Kecamatan Rimbo Bujang dimekarkan pada tahun 2003 menjadi 3

Kecamatan yaitu Kecamatan Rimbo Bujang sebagai Kecamatan induk,

Kecamatan Rimbo Ilir dan Kecamatan Rimbo Ulu. Hasil dari pemekaran,

Kecamatan Rimbo Ulu berasal dari sebagian wilayah Kecamatan Rimbo Bujang

yang terdiri dari : Desa Suka Maju, Desa Sungai Pandan, Desa Suka Damai, Desa

Wana Reja, Desa Sumber Sari, Desa Sido Rukun. Sedangkan Kecamatan Rimbo

Ilir berasal dari sebagian wilayah Kecamatan Rimbo Bujang yang terdiri dari :

Desa Sidorejo, Desa Pulung Rejo, Desa Karang Dadi, Desa Giri Purno, Desa

Sumber Agung, Desa Sari Mulya, DesaGiriwinangun, Dusun Ladang Panjang,

Dusun Serai Serumpun, Dusun Rantau Kembang, dan Dusun Margodadi.7

Kualitas pelayanan publik merupakan suatu kondisi dimana tercipta

hubungaan yang dinamis antara pengguna layanan maupun pemberi layanan baik

jasa, manusia. Pelayanan publik berkaitan erat dengan kemampuan, ketepatan

waktu, daya tanggap, dan sarana prasarana yang tersedia. Kecepatan dan

5Wawancara dengan Bapak Suwarno Kasi Pemerintahan Kecamatan Rimbo Bujang, pada

tanggal 25 Mei 2019. 6Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Pembentukan

Kecamatan 7Wawancara dengan Bapak Suwarno Kasi Pemerintahan Kecamatan Rimbo Bujang, pada

tanggal 25 Mei 2019.

Page 19: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

4

keramahan pegawai Kecamatan Rimbo Bujang kepada pengguna layanan yang

datang terlihat dari cara mereka memberikan salam, senyum, dan langsung

tanggap dengan menawarkan bantuan kepada masyarakat yang datang dan ingin

melakukan proses pelayanan. Sarana dan prasarana yang di sediakan oleh pihak

Kecamatan Rimbo Bujang untuk pengguna layanan juga sudah memadai, terlihat

dari penataan ruangan yang rapi sehingga masyarakat merasa lebih puas dan

nyaman dengan pelayanan yang diberikan.

Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah Kecamatan

Rimbo Bujang sudah memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat, namun ada

faktor yang menjadi penghambat dalam meningkatkan kualitas layanan, hal ini

ditandai dengan masih adanya masyarakat yang kurang paham mengenai prosedur

pengurusan pelayanan. Sebagai contoh adanya masyarakat yang tidak mau

mengikuti setiap prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak kecamatan. Menurut

Bapak Richi Shaputra, S.STP selaku Camat Rimbo Bujang yang memberikan

penjelasan,8 “Aturan dalam standar operasional pelayanan salah satunya yaitu

persyaratan yang lengkap, namun pada kenyataannya masyakarat banyak yang

melakukan proses layanan seperti mengajukan pembuatan surat ahli waris dengan

tidak melengkapi beberapa berkas yang menjadi syarat dalam pembuatan surat,

seperti tidak melampirkan fotokopi KTP/KK, dan langsung menemui camat

dengan alasan karena sudah saling mengenal. Tentu saja itu tidak dapat dilakukan

dan masyarakat tetap harus mengikuti standar operasional yang telah ditetapkan”.

8Wawancara dengan Bapak Richi Shaputra selaku Camat Rimbo Bujang, pada tanggal 5

Juni 2020.

Page 20: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

5

Pelayanan publik yang berkualitas dapat dilihat dari kualitas SDM yang ada

di instansi pemerintah dan kerjasama yang baik dengan masyarakat. Faktor

penentu lembaga dapat dikatakan berkualitas adalah dengan adanya SDM yang

siap dan handal dalam memberikan layanan kepada masyarakat sebagai pengguna

layanan, dan masyarakat juga harus paham prosedur yang telah ditetapkan untuk

melakukan proses layanan.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka peneliti

melakukan penelitian yang berjudul “Dampak Pemekaran Kecamatan Induk

Terhadap Kualitas Pelayanan Publik di Kecamatan Rimbo Bujang

Kabupaten Tebo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka

perumusan masalah yang penulis angkat dalam pembahasan skripsi ini adalah:

1. Bagaimana proses pemekaran kecamatan induk Rimbo Bujang Kabupaten

Tebo?

2. Bagaimana dampak pemekaran kecamatan induk terhadap kualitas pelayanan

publik di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat kualitas pelayanan publik di

Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak melenceng dan tidak meluas serta cakupan

penelitian ini jelas, fokus dan lebih mendalam maka penulis memberikan batasan-

batasan penelitian.Adapun fokus dan penelitian ini adalah pada kualitas pelayanan

publik yang dilaksanakan pada 5 tahun terakhir.

Page 21: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di kemukakan di atas, adapun

tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah:

a. Untuk mengetahui proses pemekaran kecamatan induk Rimbo Bujang

Kabupaten Tebo.

b. Untuk mengetahui dampak pemekaran kecamatan induk terhadap kualitas

pelayanan publik di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.

c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pada kualitas pelayanan

publik di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah:

a. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada

jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah Universitas Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

b. Sebagai sumbangan pemikiran penulis terhadap para pembaca khususnya dan

masyarakat luas umumnya agar mengetahui tentang analisis dampak

pemekaran kecamatan.

c. Sebagai sarana untuk menambah wawasan bagi penulis dalam rangka

mengembangkan keilmuan yang telah didapat selama dibangku perkuliahan.

E. Kerangka Teori

Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat

konsep, definisi dan proses yang disusun secara sistematis. Secara umum teori

mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan

Page 22: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

7

(prediction), dan pengendalian (control) suatu gejala.Sedangkan kerangka teoritis

didefinisikan sebagai suatu model konseptual tentang bagaimana teorisasi dari

suatu hubungan antara masing-masing faktor yang telah didefinisikan sebagai hal

penting untuk sebuah masalah.9

Kerangka teori merupakan uraian ringkas tentang teori yang akan digunakan

dalam menjawab pertanyaan penelitian. Agar penelitian ini lebih terarah dan tepat,

maka penulis menganggap perlunya sebuah kerangka teori sebagai landassan

berfikir untuk mendapatkan konsep yang baik dan benar serta tepat sasaran dalam

penyusunan skripsi ini.

Untuk menganalisis permasalahan ini, penulis menggunakan teori sebagai

berikut:

1. Otonomi Daerah

1.1 Definisi Otonomi Daerah

Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewenangan derah otonom

untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut

prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan undang-undang.10

Daerah otonom menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, daerah otonom selanjutnya disebut daerah kesatuan masyarakat hukum

yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa

sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dan sistem Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Sedangkan Menurut PP No.72 Tahun 2005 tentang Desa, Pemerintahan

9 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, cet. Ke-3, (Bandung: Refika Aditama, 2012),

hlm. 91. 10

Sri Soemantri, Otonomi Daerah, (PT REMAJA ROSDAKARYA: Bandung, 2014),

hlm.13.

Page 23: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

8

daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan

DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi

seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

1.2 Tujuan Otonomi Daerah

Otonomi daerah bertujuan untuk mewujudkan secara nyata

penyelenggaraan pemerintah yang efektif, efisien, danberwibawa guna

mewujudkan pemberian pelayanan kapada masyarakatdalam rangka

meningkatkan kesejahteraan otonomi daerah jugamerupakan keterikatan yang

kuat antara daerah yang satu dengan daerahyang lainnya disamping menumbuh

kembangkan semangat kebersamaandalam simpul Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Dengan otonomi daerah, pemerintah semakin didekatkan kepada

masyarakat.Itulah sebabnya maka kepala pemerintahan di daerah harus dipilih

oleh representasi rakyat setempat secara murni, tanpa intervensi dan partonase

pemerintah yang lebih atas, dan bertanggung jawab kepada rakyat setempat

melalui mekanisme yang mereka sepakati.11

1.3 Asas-Asas Otonomi Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah

daerah, terdapat 3 jenis penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi dasar

bagi pemerintah daerah dalam pelaksanaan Otonomi Daerah, yaitu:

a. Desentralisasi: adalah pemberian wewenang oleh pemerintah pusat kepada

pemerintah daerah untuk mengurus urusan daerahnya sendiri berdasarkan asas

otonom.

11

Syamsudin Haris, dkk,Desentraisasi dan Otonomi Daerah Naskah Akademik dan RUU

Usulan LIPI, (LIPI Press: Jakarta, 2003), hlm. 17.

Page 24: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

9

b. Dekonsentrasi: adalah pelimpahan sebagian urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan pemerintah pusat kepada Gubernur dan Bupati/Wali

Kota sebagai penanggung jawab urusan pemerintahan umum.

c. Tugas Pembantuan: adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah

otonom untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintah yang menjadi

kewenangan pemerintah pusat atau dari pemerintah daerah Provinsi kepada

daerah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan

yang menjadi kewenangan daerah Provinsi.

2. Pemekaran Daerah

2.1 Definisi dan Jenis-Jenis Pemekaran Daerah

Pemekaran daerah merupakan pembentukan daerah baru guna pemerataan

pembangunan dan pemberian pelayanan kepada masyarakat maupun peningkatan

sarana dan pra sarana aparatur dan daerah tersebut.

Pemekaran wilayah merupakan suatu langkah strategis yang ditempuh oleh

pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan

baik dalam rangka pelayanan, pemberdayaan, dan pembangunan menuju

terwujudnya suatu tatanan kehidupan masyarakat yang lebih maju, mandiri,

sejahtera, adil, dan makmur.12

Ada beberapa jenis-jenis Pemekaran Daerah :

1. Pemekaran Kecamatan

Kecamatan merupakan salah satu perangkat daerah di atas desa dan

kelurahan yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat. Kecamatan

harus berupaya memperbaiki diri agar menjadi lebih baik demi melayani

12

Ahmad Irfan, “Dampak Pemekaran Kecamatan Pulau Pisang Kabupaten Pesisir Barat

Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Di Kantor Kecamatan”, Tugas Akhir Fakultas Ilmu Sosial

Dan Ilmu Politik, Universitas Lampung Bandar Lampung, 2017, hlm 1

Page 25: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

10

masyarakat dengan efisien dan semaksimal mungkin. Salah satu cara untuk

meningkatkan hal tersebut adalah dengan pemekaran kecamatan, dengan melihat

kenyataan bahwa pelaksanaanya berdampak baik atau buruk terhadap efektivitas

pelayanan masyarakat pada saat sebelum terjadinya pemekaran di kecamatan

tersebut. Oleh karena itu sasaran yang hendak di capai dengan pemekaran

kecamatan tersebut apakah berdampak baik atau sebaliknya bagi efektivitas dan

kualitas terhadap pelayanan masyarakat.13

Pemekaran daerah merupakan

pembentukan daerah baru guna pemerataan pembangunan dan pemberian

pelayanan kepada masyarakat maupun peningkatan sarana dan pra sarana aparatur

dan daerah tersebut.

2. Pemekaran Desa

Desa adalah bentuk pemerintahan terkecil dengan luas wilayah desa yang

tidak terlalu luas dan dihuni oleh sejumlah keluarga, mayoritas penduduknya

bekerja dibidang agraris dan tingkat pendidikannya cenderung rendah.14

Dalam

proses pemekaran dan pengembangan desa itu bertujuan untuk memperbaiki

tingkat kehidupan masyarakat desa, perbaikan dalam arti dapat menambah tingat

pendapatan per kepala tiap penduduk, taraf hidup yang layak, serta dapat

menikmati pendidikan, pelayanan kesehatan, jaminan sosial yang merata.15

2.2 Tujuan Pemekaran Daerah

Dalam berbagai kebijakan baik dalam Undang-Undang ataupun Peraturan

Pemerintah, pemekaran daerah memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat;

2. Percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi;

13

Ibid., hlm.2 14

B.N. Marbun, Proses Pembangunan Desa, (Erlangga: Jakarta, 1988), hlm. 9 15

Ibid., hlm.6

Page 26: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

11

3. Percepatan pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah;

4. Percepatan pengelolaan potensi daerah;

5. Peningkatan keamanan dan ketertiban.

Dampak pemekaran Kecamatan Rimbo Bujang jika dilihat dari dimensi

pelayanan publik, pemekaran daerah memperpendek jarak geografis pemukiman

penduduk dengan sentra pelayanan, terutama ibukota pemerintahan daerah.

Pemerintahan daerah memiliki dua tingkatan, yaitu :

1. Pemerintahan daerah provinsi dilaksanakan oleh pemerintah daerah Provinsi

(Gubernur/Wakil Gubernur dan perangkat daerah Provinsi) dan DPRD

Provinsi.

2. Pemerintah daerah Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh pemerintah daerah

Kabupaten/Kota (Bupati/Wakil Bupati atau Walikota/Wakil Walikota dan

perangkat daerah Kabupaten/Kota) dan DPRD Kabupaten/Kota.

Peran pemerintah daerah dalam mendukung penyelenggaraan pelayanan

publik adalah sebagai berikut :

1. Dukungan kebijakan tetang pelimpahan wewenang kepada provider untuk

menyelenggarakan pelayanan atau beberapa jenis pelayanan kepada

masyarakat. Untuk ini koordinasi antara pemerintah daerah, unit pelayanan

dan instansi perlu dijalin secara harmonis agar penyelenggaraan pelayanan

lebih maksimal.

2. Dukungan kebijakan dari Bupati bahwa rekrutmen dan penempatan pegawai

yang dilakukan BKD disesuaikan dengan kebutuhan atau kriteria dari

Provider.

Page 27: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

12

2.3 Dasar Hukum Pemekaran Daerah

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2007, pemekaran

daerah/wilayah adalah pemecahan suatu pemerintah baik Provinsi,

Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan menjadi dua daerah atau lebih.

Dalam rangka dalam rangka pemerataan pembangunan daerah dan pengembangan

wilayah yang diarahkan pada peningkatan kulaitas sumber daya manusia dan

pengadaan sarana kebutuhan masyarakat.

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah

bahwa pemekaran daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) huruf a

berupa: pemecahan Daerah Provinsi atau Daerah Kabupaten/Kota untuk menjadi

dua atau lebih daerah baru atau penggabungan bagian daerah dari daerah yang

bersanding dalam 1 (satu) daerah Provinsi menjadi satu daerah baru. Pada

dasarnya pemekaran wilayah merupakan salah satu bentuk otonomi daerah dan

merupakan salah satu hal yang perlu di perhatikan karena dengan adanya

pemekaran wilayah di harapkan dapat memaksimalkan pemerataan pembangunan

daerah dan pengembangan wilayah.

Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 Tentang

Kecamatan dalam Pasal 3 ayat (1) Pembentukan Kecamatan dilakukan melalui:

a. pemekaran 1 (satu) Kecamatan menjadi 2 (dua) Kecamatan atau lebih; atau

b. penggabungan bagian Kecamatan dari Kecamatan yang bersandingan dalam

satu daerah Kabupaten/Kota menjadi Kecamatan baru.

Page 28: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

13

Pasal 4 ayat (1) Persyaratan dasar pembentukan Kecamatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) meliputi: a. jumlah penduduk minimal; b. luas

wilayah minimal; c. usia minimal Kecamatan; dan d. jumlah minimal desa/

Kelurahan yang menjadi cakupan.

3. Pelayanan Publik

3.1 Definisi Pelayanan Publik

Pelayanan publik (public services) oleh birokrasi publik adalah merupakan

salah satu perwujudan dari fungsi aparatur Negara sebagai abdi masyarakat

disamping sebagai abdi negara dengan maksud untuk mensejahterakan

masyarakat.16

Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

mendefinisikan pelayanan publik sebagai berikut: Pelayanan publik adalah

kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan

penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang di sediakan

oleh penyelenggara pelayanan publik.

Dukungan kebijakan yang diberikan Bupati misalnya penyelenggaraan

pelayanan terpadu, yang dilimpahkan dari instansi sebelumnya ke kantor

pelayanan perizinan terpadu seperti selama ini dilakukan agar lebih efektif dan

efisien. Dari segi anggaran, kantor pelayanan membutuhkan dukungan tambahan

intensif, pengadaan sarana prasarana, dan lain lain. Oleh sebab itu, Pemda

16

Ahmad Irfan, “Dampak Pemekaran Kecamatan Pulau Pisang Kabupaten Pesisir Barat

Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Di Kantor Kecamatan”, Tugas Akhir Fakultas Ilmu Sosial

Dan Ilmu Politik, Universitas Lampung Bandar Lampung, 2017, hlm. 31

Page 29: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

14

(Gubernur/Bupati dan DPRD) punya peran penting dalam mendukung

penyelenggaraan pelayanan publik di daerah otonom.17

Pada hakekatnya pemerintahan adalah pemberi pelayanan kepada

masyarakat, oleh karenanya birokrasi publik berkewajiban dan bertanggung jawab

untuk memberikan layanan yang baik dan profesional.

3.2 Tujuan Pelayanan Publik

Tujuan pelayanan publik menurut Zeitahml, Valerie A adalah bagaimana

mempersiapkan pelayanan publik tersebut yang dikehendaki atau dibutuhkan oleh

publik, dan bagaimana menyatakan dengan tepat kepada publik mengenai

pilihannya dan cara mengaksesnya yang direncanakan dan disediakan oleh

pemerintah.

3.3 Jenis-jenis Pelayanan Publik

Bentuk pelayanan berdasarkan keputusan MENPAN

No.63/KEP/MENPAN/7/2003 kegiatan pelayanan umum atau publik antara lain:18

a) Pelayanan Administratif, merupakan pelayanan yang menghasilkan berbagai

bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik.

b) Pelayanan Barang, merupakan pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk

atau jenis barang yang digunakan oleh publik.

c) Pelayanan Jasa, merupakanpelayanan yang menghasikan berbagai bentuk jasa

yang dibutuhkan oleh publik.

d) Pelayanan Kebutuhan Pokok, merupakan pelayanan yang menyediakan bahan-

bahan kebutuhan pokok masyarakat.

17

Nurmah Semil, Pelayanan Prima Instansi Pemerintah Kajian Kritis pada Sistem

Pelayanan Publik di Indonesia, (Prenadamedia Group: Depok, 2018), hlm. 196. 18

Amir Syamsuadi, “Memahami Pelayanan Publik dalam Birokrasi Pemerintahan”.

Pelayanan Publik dan Birokrasi Pemerintahan.Agustus 2017, hlm. 4.

Page 30: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

15

e) Pelayanan Kemasyarakatan, merupakan pelayanan yang berhubungan dengan

sifat dan kepentingan yang lebih ditekankan kepada kegiatan-kegiatan sosial

kemasyarakatan.

3.4 Standar Pelayanan Prima

Beberapa standar pelayanan prima untuk mengukur kualitas pelayanan dapat

dilihat dari beberapa aspek:19

a) Daya Tanggap/Respon (Responsiviness) dengan melayani dengan cepat.

b) Kenampakan Fisik dan Bukti Langsung/Berwujud (Tangible) dengan SDM

dan sumber saya lainnnya yang memadai.

c) Kehandalan (Reliability) dengan pelayanan yang tepat dan benar.

d) Empati (Empathy) dengan mengetahui keinginan dan kebutuhan pengguna

layanan.

e) Jaminan (Assurance) dengan etika moral dalam pelayanan.

Pengukuran kualitas pelayanan dapat dililihat dari kinerja pegawai dalam

melaksanakan pelayanan publik di Kecamatan Rimbo Bujang, dapat diilustrasikan

sebagai berikut:

19

Basri Seta, 2011, Metode Analisis Kualitas Pelayanan Parasuraman, Zeithaml Berry.

http://setabasri01.blogspot.com/2011/04/service-quality-akronimnya-servqual.html?m=1. Diakses

Tanggal 26 April 2020, pukul 19.56 WIB

Page 31: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

16

F. Tinjauan Pustaka

Guna memberikan penguatan terkait deskripsi teoritik diatas, maka

dipaparkan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang telah

terlebih dahulu dilakukan oleh :

a) Penelitian oleh Ones Gita Crystalia (2015) dengan judul Kualitas Pelayanan

Publik di Kantor Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo.20

Hasil

penelitian Ones Gita Crystalia menunjukkan bahwa terlihat hubungan yang

positif antara pemekaran Kecamatan terhadap kepuasan pelayanan

20

Ones Gita Crystalia, “Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Pengasih

Kabupaten Kulon Progo” Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2015.

Faktor

Pendukung

Pelayanan Publik

Faktor

Penghambat

Pelayanan Publik

Pelaksanaan

Pelayanan Publik

oleh Kantor Camat

Rimbo Bujang

Aspek kualitas pelayanan:

1. Respon (Responsiviness)

2. Berwujud (Tangibel)

3. Kehandalan (Reliability)

4. Empati (Emphaty)

5. Jaminan (Assurance)

Kepuasan Masyarakat terhadap

Kualitas Pelayanan

di Kecamatan Rimbo Bujang

Page 32: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

17

kependudukan di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo. Hasil

penelitian yang didapat bahwa, Tingkat pengaruh pemekaran kelurahan

terhadap kepuasan pelayanan kependudukan pada Kecamatan Pengasih

Kabupaten Kulon Progo berada pada posisi belum cukup memuaskan.

Perbedaan penelitian oleh Ones Gita Crystalia dengan penelitian ini

adalah menggunakan teknik analisis pada dampak pemekaran Kecamatan.

Penelitian oleh Ones Gita Crystalia menggunakan sampel dan populasi

masyarakat Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo. Sedangkan

penelitian ini sampel dan populasi berasal dari masyarakat Kecamatan Rimbo

Bujang.

b) Penelitian Oleh Maya Rahmdhani R (2016) dengan judul Evaluasi Kinerja

Pelayanan Aparatur Kelurahan Way Dadi Baru Pasca Pemekaran Wilayah

Kelurahan di Kota Bandar Lampung.21

Pada penelitian ini penulis

memfokuskan masalah penelitian pada penilaian kinerja melalui partisipasi

masyarakat yang merupakan suatu langkah dalam lebih memperbaiki tata

kelola pemerintahan yang baik dan benar dalam memberikan layanan yang

seharusnya kepada masyarakat sebagai penerima layanan dari aparatur

pemerintahan di Kota Bandar Lampung.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah Penelitian Maya Rahmdhani R

ini menggunakan sampel dan populasi masyarakat Kecamatan Kelurahan Way

Dadi Baru Kota Bandar Lampung sedangkan dalam penelitian ini sampel dan

populasi berasal dari masyarakat Kecamatan Rimbo Bujang.

21

Maya Rahmadhani R, “Evaluasi Kinerja Pelayanan Aparatur Kelurahan Way Dadi

Baru Pasca Pemekaran Wilayah Kelurahan di Kota Bandar Lampung” Skripsi Fakultas Fisipol,

Universitas Lampung, 2016.

Page 33: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

18

c) Penelitian Oleh Ahmad Irfan (2017) dengan judul Dampak Pemekaran

Kecamatan Pulau PisangKabupaten Pesisir Barat Terhadap Kualitas Pelayanan

Publik Di Kantor Kecamatan.22

Pada penelitian ini penulis memberikan fokus

masalah penelitian pada kualitas dan pengaruh pemekaran kecamatan pada

pelayanan publik dari dampak pemekaran Kecamatan Pulau Pisang Kabupaten

Pesisir Barat.

Perbedaan penelitian oleh Ahmad Irfan dengan penelitian ini adalah

menggunakan teknik analisis pada dampak pemekaran Kecamatan. Penelitian

oleh Ahmad Irfan menggunakan sampel dan populasi masyarakat Kecamatan

Pulau Pisang Kabupaten Pesisir Barat. Sedangkan penelitian ini sampel dan

populasi berasal dari masyarakat Kecamatan Rimbo Bujang.

22

Ahmad Irfan, “Dampak Pemekaran Kecamatan Pulau Pisang Kabupaten Pesisir Barat

Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Di Kantor Kecamatan”, Tugas Akhir Fakultas Ilmu Sosial

Dan Ilmu Politik, Universitas Lampung Bandar Lampung, 2017.

Page 34: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

19

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yang merupakan

penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan peristiwa

maupun fenomena yang terjadi di lapangan dan menyajikan sata secara sistematis,

faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta atau fenomena-fenomena yang terjadi di

lapangan.23

Penelitian ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan,

mengumpulkan data yang spesifik dari informan dan menafsirkan makna analisis

data dari objek yang diteliti yaitu dampak pemekaran Kecamatan Rimbo Bujang

terhadap kualitas pelayanan publik di Kecamatan tersebut.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.

C. Jenis Data dan Sumber Data

a) Jenis Data

Dalam penelitian ini penelitimenggunakan dua jenis data, yaitu Data Primer

dan Data Sekunder. Dibawah ini dirincikan satu persatu apa saja yang yang

termasuk kedalam data primer dan data sekunder dan untuk menunjang penelitian

ini terlaksana.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil langsung dari sumbernya tanpa ada

perantaraan, dan data primer di sini adalah data yang penulis ambil atau

23

Ibid.,hlm. 49

Page 35: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

20

peroleh langsung dari responden penelitian dan peristiwa temuan di

lapangan.24

Data primer adalah data yang di peroleh atau dikumpulkan langsung

dilapangan oleh peneliti yang bersangkutan untuk pertama kalinya. Data

primer ini disebut juga sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data.25

Data primer yang peneliti maksud adalah informasi-

informasi yang diperoleh secara langsung yang dilakukan dengan observasi

dan wawancara. Data primer ini digunakan untuk mendapatkan informasi

mengenai dampak pemekaran Kecamatan Rimbo Bujang. Data primer ini

diperoleh dengan melakukan wawancara dengan masyarakat, Camat dan

Pegawai Kecamatan Rimbo Bujang tentang kualitas pelayanan publik

setelah terjadi pemekaran di Kecamatan Rimbo Bujang.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh secara

tidak langsung atau melalui perantaraan. Data ini diperoleh dari sumber lain,

sehingga tidak berifat autentik, karena sudah diperoleh dari tangan kedua,

ketiga dan seterusnya. Data sekunder data yang dimaksud adalah dokumen

kantor Camat Rimbo Bujang, dan peraturan lainnya yang berhubungan

dengan penelitian ini, serta buku, jurnal ataupun tulisan lain yang

dikeluarkan oleh industri lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

24

Sayuti Una, Pedoman Penulisan Sekripsi (Edisi Revisi), (Jambi: Syari’ah Press, 2014),

hlm. 178.

25

Djaman Satori, “ Metodologi Penelitian Kualitatif”, Bandung: Alfabeta, 2011. hlm.542

Page 36: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

21

b) Sumber Data

Sumber data adalah sebagai bahan baku informasi atau subjek, tempat atau

asal diperoleh, dapat berupa bahan pustaka atau orang, yaitu informasi atau

responden. Penentuan sumber data yang berdasarkan atas jenis data yang telah

ditentukan seperti sumber data yang berdasarkan dari sumber dokumen, sumber

kepustakaan dan sumber lapangan. Sumber data dalam penelitian disesuaikan

dengan fokus dan tujuan penelitian. Sesuai dengan fokus penelitian, maka yang

menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah jawaban dari wawancara penulis

dengan informan dilapangan, isi dari dokumen-dokumenkantor Camat Rimbo

Bujang, Masyarakat Kecamatan Rimbo Bujang dan buku-buku, maupun hal-hal

lain yang bersangkutan dengan penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dapat dilakukan dengan berbagai

terknik, namun dalam penellitian ini teknik yang digunakan adalah:

1. Observasi

Observasi merupakanpemilihan, perubahan, pencatatan serangkaian perilaku

dan sesuai yang berkenaan dengan organisme yang sesuai dengan tujuan

empiris.26

Akan tetapi, observasi disini diartikan lebih sempit yaitu pengamatan

dengan cara menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan

pertanyaan/kuisioner. Maka peneliti mengamati secara langsung dilapangan.

Objek penelitian ini menggunakan observasi pertisipasi, dimana peneliti

melakukan interaksi secara langsung dalam situasi sosial dengan subjek

26

Arikunto,“Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”, (Jakarta: PT Gramedia

Indonesia, 2001). hlm.118

Page 37: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

22

penelitian, teknik ini digunakan untuk mengamati dan memahami peristiwa yang

terjadi di lapangan.

Pengamatan yang dilakukan terkait lima aspek pelayanan publik

mempunyau indikator yaitu penampilan pegawai dalam melakukan proses

pelayanan, respon kepada penggunakan layanan, melakukan pelayanan dengan

cepat dan tepat atau tidak, melakukan pelayanan tepat waktu atau tidak, merespon

keluhan pelamggan atau tidak, kenyamanan tempat pelayanan, kemudahan proses

pelayanan, kedisiplinan pegawai dalam melayani, mempunyai standar pelayanan

atau tidak, kemampuan menggunakan alat bantu, keahlian menggunakan alat

bantu, mempunyai jaminan kepastian biaya atau tidak, mendahulukan kepentingan

pelanggan, melayani dengan sikap sopan santun dan ramah atau tidak, bersikap

diskriminasi atau tidak, dan melayani setiap pelanggan atau tidak.

2. Wawancara

Wawancara adalah cara mengumpulkan bahan-bahan keterangan yang

dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak berhadapan

muka. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan

dalam penelitian kualitatif. Melaksanakan teknik wawancara berarti melakukan

interaksi komunikasi atau percakapan antara pewawancara dengan narasumber

dengan maksud menghimpun informasi dari informan yang dari padanya

pengetahuan dan pemahaman diperoleh.27

Metode wawancara kualitatif merupakan salah satu teknik yang digunakan

untuk mengumpulkan data dan informasi. Penggunaan metode ini didasarkan pada

dua alasan. Pertama, dengan wawancara peneliti dapat menggali tidak saja apa

27

Djamaan Satori & Aan K. “Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung: Alfabeta,

2009), hlm. 65

Page 38: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

23

yang diketahui dan dialami subjek yang diteliti, akan tetapi apa yang tersembunyi

jauh didalam diri subjek penelitian. Kedua, apa yang ditanyakan kepada informan

bisa mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa

lampau, masa sekarang, dan juga masa mendatang.28

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

mendalam secara terstruktur sehingga peneliti dapat mendengar langsung serta

mencatat dengan teliti apa yang diterangkan oleh informan. Metode ini digunakan

untuk memperoleh data atau informasi dari beberapa sumber data yang

bersangkutan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang.29

Dalam penelitian ini dokumentasi yang digunakan berupa

dokumentasi-dokumentasi baik surat-surat maupun foto-foto lapangan dalam

kegiatan pengumpulan informasi atau data.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis data kualitatif deskriptif. Analisis data kualitatif merupakan bentuk

penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik bahwa datanya dinyatakan

dalam keadaan yang sewajarnya dan sebagaimana adanya.

28

Patilima, “Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Semarang: Alfabeta. 2007). hlm.65 29

Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif dan R& D”, (Bandung: Alfabeta), 2009. hlm,

329.

Page 39: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

24

Ada bebarapa langkah dalam proses analisis data kualitatif, yaitu:

1. Penyusunan data;

2. Klasifikasi data;

3. Pengolahan data;

4. Penyimpulan data.

Berdasarkan pendapat tersebut, dalam kaitannya menganalisis data kualitatif

maka langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan Data

Penyusunan data ini dimaksud untuk mempermudah dalam menilai apakah

data yang dikumpulkan itu sudah memadai atau belum dan data yang didapat

berguna atau tidak dalam penelitian sehingga dilakukan seleksi penyusunan.

2. Klasifikasi Data

Klasifikasi data dimaksudkan sebagai usaha untuk menggolongkan data

yang didasarkan pada kategori yang diteliti. Penggolongan ini disesuaikan dengan

sub-sub permasalahan yang telah dibuat sebelumnya berdasarkan analisa yang

terkandung dalam penelitian itu sendiri.

3. Pengelolaan Data

Setelah semua data dan fakta dimaksudkan sebagai usaha untuk

menggolongkan data yang didasarkan pada kategori yang diteliti. Penggolongan

ini disesuaikan dengan sub-sub permasalahan yang telah dibuat sebelumnya

berdasarkan analisa yang terkandung dalam masalah itiu sendiri.

4. Penyimpulan Data

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghubungkan data atau fakta yang

satu dengan yang lain sehingga dapat ditarik kesimpulan dan jelas kegunaanya.

Page 40: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

25

Langkah ini dilakukan dalam analisis data kualitatif yaitu penarikan kesimpulan

dan verifikasi.Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

apabila tidak dikemukakan bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya.30

Terealisasinya keempat metode analisis data ini setelah semua data-data

yang diperlukan dan dibutuhkan sudah diperoleh, kemudian akan di filter mana

data yang dibutuhkan atau diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini dan

mana yang tidak di perlukan.

F. Sistematika Penulisan

Bab I: Pendahuluan, dalam babini meliputi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, kerangka teori dan

tinjauan pustaka.

Bab II: Metode Penelitian, pada bab ini meliputi pendekatan penelitian, jenis

dan sumber data, teknik analisis data.

Bab III: Gambaran Umum Lokasi Penelitian, dalam bab ini membahas

tentang situasi dan kondisi di lapangan, keadaan monografi lapangan.

Bab IV: Pembahasan Dan Hasil Penelitian, bab ini membahas mengenai data

yang di gunakan, pengelohan data tersebut dengan alat analisis yang

diperlukan dan hasil analisis data.

Bab V: Penutup, dalam bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil

analisis data yang telah dilakukan, keterbatasan yang melekat pada penelitian

dan saran-saran yang di ajukan untuk penelitian selanjutnya.

30

Ibid., hlm.252

Page 41: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

26

BAB III

GAMBARAN UMUM KECAMATAN RIMBO BUJANG

A. Sejarah Kecamatan Rimbo Bujang

Rimbo Bujang merupakan nama sebuah Kota sekaligus Kecamatan di

Kabupaten Tebo, dan pernah menjadi bagian dari Kabupaten Bungo Tebo

sebelum tahun 1999. Rimbo Bujang merupakan daerah eks proyek transmigrasi

yang berhasil yang penempatan penduduknya pertama kali pada tanggal 9

Desember 1975 di Unit 1 yang sekarang dinamakan Desa Perintis dengan jumlah

Kepala Keluarga sebanyak 500 KK atau 2.067 jiwa yang di pimpin oleh bapak

Drs. Karmai sebagai Camat Rimbo Bujang. Penempatan penduduk ini

berlangsung hingga tahun 1981 dengan jumlah kepala mencapai 8.156 KK atau

36.134 jiwa yang menempati 20 Unit/Blok pemukiman dengan mayoritas

penduduk berasal dari Jawa Tengah. Rimbo Bujang berkembang dari hutan rimba

menjadi kawasan padat penduduk dengan jumlah penduduk melebihi Muara Tebo

yang merupakan ibukota Kabupaten Tebo.

Kecamatan Rimbo Bujang pertama kali dipimpin oleh Drs. Karmai dengan

masa jabatan dari tahun 1977 sampai tahun 1984, setelah itu di gantikan dengan

Drs. Abdullah Hich dengan masa jabatan dari tahun 1984 sampai tahun 1986,

selanjutnya Drs. Dewa Liga Braksan menjabat dari tahun 1986 sampai tahun

1993, selanjutnya Mawardi, BA memimpin Kecamatan Rimbo Bujang dengan

masa Jabatan dari tahun 1993 sampai tahun 1996 kemudian digantikan oleh

Marzuki, BA pada 1996, tidak lama setelah itu digantikan lagi oleh Drs. Syargawi

Ishak dengan masa jabatan pada tahun 1996 sampai tahun 2001 kemudian diganti

oleh Drs. Aswan Deswan pada tahun 2001, setelah itu Kecamatan Rimbo Bujang

Page 42: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

27

kembali mengalami pergantian pemimpin yaitu Drs. Asnawi Zakaria sebagai

camat dengan masa jabatan 2001 sampai tahun 2007. Pada masa jabatan Drs.

Asnawi Zakaria, Kecamatan Rimbo Bujang melakukan pemekaran sesuai dengan

keluarnya Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 2 Tahun 2003. Setelah

Kecamatan Rimbo Bujang mekar, Drs. Eryanto, MM menjabat dari tahun 2007

sampai Oktober 2010, kemudian pada Oktober 2010 Rimbo Bujang dipimpin oleh

Taufik Hidayat, SE yang menjabat hingga Agustus 2011. Di tahun yang sama

pada September 2011 hingga Oktober 2011 dipimpin oleh Aswadi, tidak lama

setelah itu pada Oktober 2011 sampai Juni 2015 Kecamatan Rimbo Bujang

dipimpin oleh Suparna, SE, digantikan kembali oleh Ratno Suwandi, SE, MM

pada Juni 2015 sampai Juli 2015, pada bulan dan tahun yang sama pergantian

pemimpin kembali dilakukan yaitu Juli 2015 sampai Januari 2019 Kecamatan

Ruimbo Bujang dipimpin oleh Sukiman, SE, MM. Januari 2019 Siti Nariyah,

S.Pd.I menjabat sebagai Camat sampai Desember 2019, dan sekarang pada tahun

2020 Kecamatan Rimbo Bujang dipimpin oleh Richi Shaputra S.STP.

B. Letak Geografis Kecamatan Rimbo Bujang

Kecamatan Rimbo Bujang terletak antara 1,18 sampai 1,35 Lintang Selatan

antara 102,32 sampai 102,37 Bujung Timur. Luas wilayah Kecamatan Rimbo

Bujang adalah 408.30 km2 atau 6.44% dari luas Kabupaten Tebo. Jarak dari

ibukota Kecamatan Rimbo Bujang ke ibukota Kecamatan-Kecamatan dalam

Kabupaten Bungo dan Tebo adalah:

1. Wirotho Agung – Muara Bungo = 32 km

2. Wirotho Agung – Tanah Tumbuh = 62 km

3. Wirotho Agung – Rantau Pandan = 62 km

Page 43: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

28

4. Wirotho Agung – Pulau Temiang = 26 km

5. Wirotho Agung – Muara Tebo = 40 km

6. Wirotho Agung – Sungai Bengkal = 148 km

7. Wirotho Agung – Rantau Ikil = 54 km

Batas-batas Kecamatan Rimbo Bujang:

1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Tengah Ulu

2. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Rimbo Ilir

3. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Muara Bungo

4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Rimbo Ulu

Topografi Ketinggian dari permukaan laut sekitar 50 – 100 meter.

C. Demografi

Secara asministratif wilayah Kecamatan Rimbo Bujang terdiri dari 7

(Tujuh) Desa dan 1 (satu) Kelurahan, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1: Luas Kecamatan Rimbo Bujang yang dirinci menurut

Desa/Kelurahan

Desa/Kelurahan Luas (Km2) Presentase

(1) (2) (3)

1. Rimbo Mulyo 52.37 12.83

2. Sapta Mulia 33.78 8.27

3. Pematang Sapat 75.24 18.43

4. Tegal Arum 47.46 11.62

5. Tirta kencana 54.81 13.42

6. Purwo Harjo 55.31 13.55

7. Perintis 49.58 12.14

Page 44: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

29

8. Wirotho Agung 38.37 9.40

Jumlah 406.92 100

Sumber: BPP Kecamatan Rimbo Bujang

Berdasarkan 7 (tujuh) Desa dan 1 (satu) Kelurahan yang ada, Desa

Pematang Sapat merupakan desa yang mempunyai wilayah terluas yaitu sekitar

75.24 Km2. Sedangkan Desa Sapta Mulia merupakan desa yang mempunyai

wilayah terkecil yaitu sekitar 33.78 Km2.31

Jarak tempuh setiap Desa/Kelurahan

ke Ibukota Kecamatan Rimbo Bujang, rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 2: Jarak Desa/Kelurahan ke Ibukota Kecamatan Rimbo Bujang

Desa/Kelurahan Jarak (Km)

(1) (2)

1. Rimbo Mulyo 10

2. Sapta Mulia 16

3. Pematang Sapat 27

4. Tegal Arum 14

5. Tirta Kencana 7

6. Purwo Harjo 7

7. Perintis 7

8. Wirotho Agung -

Sumber: Kantor Camat Rimbo Bujang

Apabila dilihat dari jarak antara Desa/Kelurahan ke Ibukota Kecamatan

Rimbo Bujang, Desa Pematang Sapat memiliki jarak tempuh terjauh yaitu sekitar

31

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tebo, Kecamatan Rimbo Bujang dalam Angka 2019,

Tebo: BPS Kabupaten Tebo, 2019, hlm. 6

Page 45: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

30

27 Km, sedangkan Kelurahan Wirotho Agung memiliki jarak tempuh 0 Km,

karena merupakan kelurahan yang dijadikan sebagai Ibukota Kecamatan Rimbo

Bujang.32

Laju pertumbuhan dan jumlah penduduk Kecamatan Rimbo Bujang tahun

2019 berdasarkan data dari Sensus Penduduk dan Proyeksi Penduduk Kabupaten

Tebo. Untuk rasio jenis kelamin proyeksi pada akhir tahun 2018 dari total jumlah

penduduk sebesar 67.577 jiwa, penduduk laki-laki berjumlah 35.615 jiwa dan

perempuan 31.962 jiwa, dapat dilihat dari table berikut:33

Tabel 3: Jumlah Penduduk Kecamatan Rimbo Bujang Menurut Jenis

Kelamin Tahun 2010 s/d 2018

Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

2010 31.163 28.658 59.821

2011 31.960 29.389 61.349

2012 32.749 30.222 62.971

2013 33.584 31.041 64.624

2014 33.442 30.928 64.370

2015 34.033 31.080 65.113

2016 34.564 31.433 65.997

2017 35.096 31.734 66.830

2018 35.615 31.962 67.577

Sumber: Sensus Penduduk dan Proyeksi Penduduk Kabupaten Tebo.

D. Persebaran Penduduk

Rimbo Bujang merupakan Kecamatan dengan jumlah peduduk yang

tertinggi di Kabupaten Tebo dengan mayoritas penduduk yang berasal dari Jawa

32

Ibid., hlm. 5 33

Ibid., hlm. 27

Page 46: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

31

dan Sumatera Barat, dan penduduk Rimbo Bujang rata-rata bermata pencarian

sebagai petani/berkebun karet dan sawit. Sebagian dari mereka juga bermata

pencarian sebagai pedagang maupun pengusaha.

E. Agama

Masyarakat Rimbo Bujang sebagian besar memeluk agama Islam, dan

sebagian memeluk agama Kristen. Sarana tempat ibadah di Kecamatan Rimbo

Bujang terdapat: 134 Masjid, 248 Mushola/Langgar, dan 2 Gereja.34

F. Profil Kecamatan Rimbo Bujang

Kantor Kecamatan Rimbo Bujang sebagai salah satu instansi pemerintah

daerah mempunyai peran penting dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

Penyelenggaraan pemerintahan daerah yang ditandai dengan ditetapkannya UU

Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah telah membawa konsekuensi

yang luas bagi lembaga pemerintahan ditingkat daerah. Dalam mewujudkan

tujuan otonomi daerah yaitu mempercepat tercapainya kesejahteraan rakyat

mealui peningkatan pelayanan publik di daerah, maka lembaga pemerintahan

ditingkat daerah seperti Kecamatan Rimbo Bujang dituntut mampu memberikan

pelayanan publik yang mudah, cepat dan murah. Sebagaimana yang selalu

diharapkan masyarakat di Kecamatan Rimbo Bujang. Berikut gambaran umum

dari Kecamatan Rimbo Bujang:

34

Kantor Camat Rimbo Bujang

Page 47: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

32

1. Struktur Organisasi Kecamatan Rimbo Bujang

Sumber: Kantor Camat Rimbo Bujang

2. Visi dan Misi Kecamatan Rimbo Bujang

2.1 Visi

Terwujudnya pengelolaan pemerintahan dan masyarakat yang teratur,

daerah yang berdaya saing tinggi, keadaan yang aman dan kondusif dalam

masyarakat, keseimbangan pembangunan antar sektor, antar wilayah dan antar

kelompok masyarakat sesuai dengan prioritas dan kebutuhan, dan terpenuhinya

kebutuhan hidup masyarakat.

CAMAT

RICHI SHAPUTRA, S.STP.

(PENATA TK. I/III. d)

SEKRETARIS CAMAT

KA.SUBBAG UMUM, KEPEGAWAIAN &ASET

ABDUL AZIZ, S.Pd.

(PENATA/III. c)

KA. SUBBAG PROGRAM PERENCANAAN KEUANGAN

EVALUASI &MONITORING

MASKURI, S.Ag.

(PENATA/III. c)

KASI PEMERINTAHAN

HAIDIR, S.Pd.

(PEMBINA/IV. a)

KASI KESSOSTRANTIBUM

BAMBANG IRWANTO

(PENATA TK I/III. d)

KASI EKONOMI & PEMBANGUNAN

YENNI SOVIA, S.E.

(PENATA/III. c)

KASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

ZAINAL ARIKI, S.S.

(PENATA/III. c)

Page 48: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

33

2.2 Misi

a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur layanan umum;

b. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan serta tatanan kehidupan

beragama dan berbudaya;

c. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance);

d. Mendorong tumbuhnya perekonomian daerah dan pendapatan masyarakat

berbasis agribisnis dan agroindustri dengan memperhatikan kelestarian

lingkungan hidup;

e. Mendorong terciptanya ketentraman dan ketertiban dalam kehidupan

bermasyarakat.

Page 49: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

34

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Proses Pemekaran Kecamatan Induk Rimbo Bujang Kabupaten Tebo

Pada tahun 1992 Kecamatan Rimbo Bujang resmi menjadi Kecamatan

Definitif. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 2 Tahun 2003

Kecamatan Rimbo Bujang dimekarkan menjadi 3 (tiga) Kecamatan yaitu

Kecamatan Rimbo Bujang sebagai Kecamatan Induk, Kecamatan Rimbo Ulu, dan

Kecamatan Rimbo Ilir. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan

Bapak Richi Shaputra selaku Camat Rimbo Bujang menjelaskan bahwa:35

“Kecamatan Rimbo Bujang dimekarkan menjadi 3 Kecamatan, yaitu

Kecamatan Rimbo Bujang, Kecamatan Rimbo Ulu, dan Kecamatan Rimbo

Ilir, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 2 Tahun 2003,

wilayah Kecamatan Rimbo Ulu merupakan bagian dari wilayah Kecamatan

Rimbo Bujang yang di kurangi, sedangkan Kecamatan Rimbo Ilir

merupakan penggabungan dari wilayah Kecamatan Rimbo Bujang,

Kecamatan Tebo Ulu dan Kecamatan Sumay ”.

Rimbo Bujang membawahi dan membina 7 (Tujuh) Desa dan 1 (satu)

Kelurahan, yaitu: Desa Perintis, Desa Purwo Harjo, Desa Rimbo Mulyo, Desa

Tegal Arum, Desa Tirta Kencana, Desa Sapta Mulia, Desa Pematang Sapat, dan

Kelurahan Wirotho Agung.

Tabel 4: Daftar Kelurahan/Desa di Kecamatan Rimbo Bujang sebelum

dilakukan Pemekaran Kecamatan

NO KECAMATAN KELURAHAN DESA

1. Rimbo Bujang Wirotho Agung Desa Perintis

Desa Purwo Harjo

35

Wawancara dengan Bapak Richi Shaputra selaku Camat Rimbo Bujang, pada tanggal 5

Juni 2020.

Page 50: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

35

Desa Rimbo Mulyo

Desa Tegal Arum

Desa Tirta Kencana

Desa Sapta Mulia

Desa Pematang Sapat

Desa Suka Maju

Desa Sungai Pandan

Desa Suka Damai

Desa Wana Reja

Desa Sumber Sari

Desa Sido Rukun

Desa Sidorejo

Desa Pulung Rejo

Desa Karang Dadi

Desa Giri Purno

Desa Sumber Agung

Desa Sari Mulya

Desa Giriwinangun

Sebelum pecah menjadi 3 Kecamatan, jumlah desa/ kelurahan di Kecamatan

Rimbo Bujang yaitu 1 Kelurahan dan 20 Desa. Setelah keluarnya Perda pada

tanggal 10 April 2003, maka Kecamatan Rimbo Bujang terpecah menjadi

Page 51: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

36

Kecamatan Rimbo Bujang, Rimbo Ulu, dan Rimbo Ilir. Wilayah administratif

Kecamatan Rimbo Bujang terdiri dari terdiri dari 1 Kelurahan dan 7 desa.36

Tabel 5: Daftar Kelurahan/Desa di Kecamatan Rimbo Bujang setelah

dilakukan Pemekaran Kecamatan

NO KECAMATAN KELURAHAN DESA DUSUN

1. Rimbo Bujang Kelurahan

Wirotho Agung

Desa Perintis

Desa Purwo Harjo

Desa Rimbo Mulyo

Desa Tegal Arum

Desa Tirta Kencana

Desa Sapta Mulia

Desa Pematang

Sapat

2. Rimbo Ulu Desa Suka Maju

Desa Sungai Pandan

Desa Suka Damai

Desa Wana Reja

Desa Sumber Sari

Desa Sido Rukun

3. Rimbo Ilir Desa Sidorejo

Desa Pulung Rejo

Desa Karang Dadi

Dusun

Ladang

Panjang

36

Ibid.,

Page 52: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

37

Desa Giri Purno

Desa Sumber Agung

Desa Sari Mulya

Desa Giriwinangun

Dusun Serai

Serumpun

Dusun

Rantau

Kembang

Dusun

Margo Dadi

Rimbo Bujang adalah Kecamatan paling maju di wilayah Kabupaten Tebo,

dengan jumlah penduduk paling tinggi dan tingkat pendidikan yang tinggi pula.

Pada tahun 2019, populasi pertumbuhan penduduk Rimbo Bujang meningkat

menjadi 16.690 KK atau 67.577 jiwa.37

B. Dampak Pemekaran Kecamatan Induk Terhadap Kualitas Pelayanan

Publik di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo

Dalam rangka pemerataan pembangunan, pemekaran Kecamatan Rimbo

Bujang adalah upaya yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan peningkatan

kualitas hidup masyarakat. Pada hakekatnya, pemerintah adalah pemberi

pelayanan kepada masyarakat, oleh karena itu birokrasi publik berkewajiban dan

bertanggung jawab untuk memberikan layanan yang baik, berkualitas dan

profesional. Pelayanan publik merupakan salah satu bentuk atau wujud dari fungsi

aparatur negara sebagai abdi masyarakat disamping sebagai abdi negara dengan

maksud untuk mensejahterakan masyarakatnya.

37

Ibid.,

Page 53: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

38

Wawancara peneliti dengan Bapak Richi Shaputra, S.STP

selakuCamatRimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai berikut:38

“Pemekaran Kecamatan ini dilakukan pada tahun 2003, yang bertujuan

terutama untuk pemerataan pembangunan, dan memperpendek tatanan

birokrasi dan memperpendek jarak rentang kendali. Seperti halnya,

masyarakat tidak perlu menempuh jarak yang cukup jauh untuk sampai di

Kecamatan untuk melakukan berbagai urusan. Dan dengan dilakukannya

pemekaran ini, kami dapat meningkatkan pengelolaan dalam memberikan

pelayanan yang baik kepada masyarakat.”

Berdasarkan hasil wawancara bersama Bapak Richi Shaputra selaku Camat

Rimbo Bujang di atas dapat dipahami dari penjelasan tersebut bahwa dengan

dilakukannya Pemekaran Kecamatan dapat memberikan dampak positif bagi

pemerintah dan masyarakat. Selain Kesuksesan pembangunan suatu daerah dapat

dilihat dari kerjasama antara pemerintah dengan masyarakatnya.

Wawancara peneliti dengan Bapak Richi Shaputra selaku Camat Rimbo

Bujang yang memberikan penjelasan sebagai berikut:39

“Selain pemerataan pembangunan, kami juga mengupayakan peningkatan

kualitas pelayanan, seperti halnya melakukan penyusunan standar pelayanan

dan operasional dalam pelayanan publik, yang nantinya pada tiap tiga bulan

kami melakukan evaluasi dari hasil kerja, dan melihat hasil survey kepuasan

masyarakat terhadap pelayanan yang kami berikan.”

1. Jenis-Jenis Pelayanan Publik

Untuk mengetahui kualitas pelayanan publik di Kantor Camat Rimbo

Bujang Kabupaten Tebo, peneliti melihat berdasarkan jenis-jenis pelayanan publik

yaitu:

1.1 Pelayanan Administratif

Pelayanan Administratif, merupakan pelayanan yang menghasilkan berbagai

bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status

38

Wawancara dengan Bapak Richi Shaputra selaku Camat Rimbo Bujang, pada tanggal 5

Juni 2020. 39

Ibid.

Page 54: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

39

kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap

suatu barang dan sebagainya. Dokumen ini antara lain Kartu Tanda Pendudukan

(KTP), akte Kelahiran, Akte Kematian, Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor,

Sertifikat kepemilikan atau penguasaan Tanah dan sebagainya.40

Pelayanan yang diberikan oleh Kecamatan Rimbo Bujang kepada

masyarakat adalah sebagai berikut:

Tabel 6 : Jenis Pelayanan di Kecamatan Rimbo Bujang

Jenis Pelayanan

A. Pelayanan Administrasi Kependudukan

1. Permohonan KTP

2. Permohonan KK

3. Legalisasi surat-surat umum

1.2 Legalisasi foto copy KTP/KK

1.3 Legalisasi Surat Keterangan

B. Pelayanan Kependudukan dan Pencatatan Sipil

1. Pengajuan Akte Kelahiran

2. Permohonan Masuk Penduduk

3. Permohonan Pindah Penduduk

4. Pengajuan Surat Keterangan Kematian

C. Pelayanan Umum

1. Permohonan Ijin IMB

2. Permohonan SKCK

40

Amir Syamsuadi, “Memahami Pelayanan Publik dalam Birokrasi Pemerintahan”.

Pelayanan Publik dan Birokrasi Pemerintahan.Agustus 2017, hlm. 4.

Page 55: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

40

3. Permohonan Ijin Keramaian

4. Legalisasi Nikah, Talak, Cerai, Rujuk, dan Belum

Pernah Menikah

5. Legalisasi Dispensasi Nikah

6. Surat Pengantar catatan berkelakuan baik

7. Ijin Penelitian

8. Proposal Bantuan Bupati (Kesmas)

9. Proposal Bantuan pembangunan

10. Proposal Bantuan Lain-Lain

11. Informasi Publik

Sumber: Kecamatan Rimbo Bujang

1.2 Pelayanan Barang

Pelayanan Barang, merupakan pelayanan yang menghasilkan berbagai

bentuk atau jenis barang yang digunakan oleh publik.41

Penyediaan sarana dan

prasarana oleh aparatur pemerintah Kecamatan Rimbo Bujang untuk menunjang

peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat sudah cukup

lengkap.Kantor Camat Rimbo Bujang dilengkapi dengan sarana sebagai berikut:42

Tabel 7: Sarana Kerja di Kecamatan Rimbo Bujang

No Jenis Barang Inventaris Jumlah

1 Kendaraan Roda 4 (Empat) 1 Buah

2 Kendaraan Roda 2 (Dua) 1 Buah

3 AC Split 4 Unit

4 Lemari Kayu 3 Buah

41

Ibid., 42

Rencana Strategis Kantor Kecamatan Rimbo Bujang Tahun 2017-2022, hlm.26

Page 56: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

41

5 Lemari Kaca 7 Buah

6 Whiteboard 1 Buah

7 Overhead Projector 1 Unit

8 Komputer 6 Unit

9 Notebook 7 Unit

10 Printer 5 Unit

11 Brangkas 1 Buah

12 Kursi Rapat 86 Buah

13 Kursi Tamu 1 Set

14 Meja Kerja 28 Unit

15 Pesawat Televisi 2 Unit

16 Papan Tulis 1 Unit

17 Meja Eselon 8 Unit

18 Kursi Tunggu 4 Buah

19 Wireless 1 Unit

20 Amplifier 1 Unit

21 Microphone 2 Unit

22 Kalkulator 2 Unit

23 Filling Cabinet 6 Unit

24 Microphone Genggam 1 Unit

25 Standing Mic 2 Unit

26 Handycam 1 Unit

Page 57: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

42

27 Meja Rapat 4 Unit

28 Meja Panjang Pelayanan 1 Unit

29 Papan Pengumuman 3 Unit

1.3 Pelayanan Jasa

Pelayanan Jasa, merupakan pelayanan yang menghasikan berbagai bentuk

jasa yang dibutuhkan oleh publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan,

penyelenggaraan transportasi, pos dan sebagainya.43

Berdasarkan hasil wawancara

peneliti dengan Bapak Mingan selaku Kasubbag Umum dan Kepegawaian

Kecamatan Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai berikut:44

“Kami dari pihak penyedia layanan tentu harus memperhatikan sarana untuk

masyarakat, seperti sarana kesehatan, sarana ibadah, sarana transportasi, dan

sarana penerangan, semua sudah kami sediakan di masing-masing desa di

Kecamatan Rimbo Bujang. ”

Fasilitas sarana yang disediakan oleh Kecamatan Rimbo Bujang:

a. Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di Kecamatan Rimbo Bujang adalah 2

Puskesmas, dan 5 Puskesmas Pembantu.45

Puskesmas berada di ibukota

Kecamatan yaitu di Kelurahan Wirotho Agung dan satu lagi berada di Desa Tegal

Arum.Sedangkan puskesmas pembantu berada di Desa Tirta Kencana, Sapta

Mulia, Rimbo Mulyo, Perintis, dan Purwo Harjo.

43

Amir Syamsuadi, “Memahami Pelayanan Publik dalam Birokrasi Pemerintahan”.

Pelayanan Publik dan Birokrasi Pemerintahan.Agustus 2017, hlm. 4. 44

Wawancara dengan Bapak Mingan selaku Kasubbag Umum dan Kepegawaian

Kecamatan Rimbo Bujang, pada tanggal 27 Maret 2020. 45

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tebo, Kecamatan Rimbo Bujang dalam Angka 2019,

Tebo: BPS Kabupaten Tebo, 2019, hlm.49

Page 58: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

43

b. Sarana Ibadah

Sarana Ibadah di Kecamatan Rimbo Bujang terdapat 134 Masjid, 248

Mushola/Langgar dan 2 Gereja.46

Semua Masjid dan Mushola berada di seluruh

Desa dan Kelurahan yang ada di Kecamatan Rimbo Bujang, dan kedua Gereja

yang berada di Kelurahan Wirotho Agung dan Desa Tegal Arum.

c. Sarana Transportasi

Sarana transportasi yang digunakan di Kecamatan Rimbo Bujang sebagai

penghubung antar desa biasanya masyarakat menggunakan sepeda motor dan

mobil, jalan antar desa di Rimbo Bujang sebagian besar sudah berupa aspal, tetapi

ada beberapa desa yang belum di aspal.

d. Sarana Penerangan

Masyarakat Kecamatan Rimbo Bujang sudah menggunakan listrik sebagai

alat penerangan, dan di seluruh desa sudah ada PLN. Tidak ada lagi yang

menggunakan generator seet (genset) yang dikelola oleh masing-masing kepala

keluarga lagi.

Hasil wawancara dengan Bapak Mingan selaku Kasubbag Umum dan

Kepegawaian Kecamatan Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai

berikut:47

“Untuk meningkatkan kualitas infrastruktur layanan umum kami juga

mengajak forum masyarakat untuk ikut serta berpartisipasi dalam

pembangunan lingkup kecamatan dan kelurahan/desa.”

Berdasarkan beberapa upaya yang dilakukan oleh pihak kecamatan sebagai

bentuk pelayanan kepada masyarakat, peneliti melakukan wawancara kepada

beberapa masyarakat.

46

Ibid, hlm.68 47

Wawancara dengan Bapak Mingan selaku Kasubbag Umum dan Kepegawaian

Kecamatan Rimbo Bujang, pada tanggal 27 Maret 2020.

Page 59: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

44

Wawancara peneliti dengan Bapak Poniran selaku masyarakat Desa Sapta

Mulia Kecamatan Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai berikut:48

“Kami sangat berantusias ketika pihak pemerintah mengajak kami untuk

ikut serta dan terlibat beberapa waktu lalu dalam perbaikan kantor desa di

desa kami. Dengan memperhatikan peningkatan kualitas infrastuktur yang

dilakukan oleh pemerintah, tentu itu sangat berdampak pada kesejahteraan

masyarakatnya.”

Wawancara peneliti dengan Ibu Puji Supeni selaku masyarakat Desa Sapta

Mulia Kecamatan Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai berikut:49

“Saya sangat senang dengan adanya pemekaran kecaamatan, kami sebagai

masyarakat merasa tingkat penyediaan pelayanan yang diberikan meningkat,

seperti halnya jalan sudah di aspal, sehingga petani seperti kami jika akan

pergi kepasar untuk menjual dagangan tidak perlu bersusah payah

menempuh jalan licin pada musim hujan.”

Dari hasil wawancara tersebut, masyarakat merasa sangat senang karena

pemerintah melakukan perbaikan akses jalan yang dampaknya sangat baik bagi

kelangsungan hidup masyarakatnya.

Wawancara peneliti dengan Ibu Sutini selaku masyarakat Desa Rimbo

Mulyo Kecamatan Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai berikut:50

“Setelah ada PLN di desa kami, kami merasa sangat senang. Dulu sebelum

ada listrik, kami yang tidak memiliki genset ketika malam hari hanya

mengandalkan lampu teplok saja untuk penerangan. Tapi setelah pemerintah

memberikan perhatian kepada masyarakat kecil seperti kami, sekarang

ketika malam hari kami tidak lagi merasakan gelap.”

Wawancara peneliti dengan Ibu Ismiati selaku Masyarakat Kelurahan

Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai

berikut:51

48

Wawancara dengan Bapak Poniran selaku masyarakat Desa Sapta Mulia Kecamatan

Rimbo Bujang, pada tanggal 8 April 2020. 49

Wawancara dengan Ibu Puji Supeni selaku masyarakat Desa Sapta Mulia Kecamatan

Rimbo Bujang, pada tanggal 8 April 2020. 50

Wawancara dengan Ibu Sutini selaku masyarakat Desa Rimbo Mulyo Kecamatan

Rimbo Bujang, pada tanggal 11 April 2020.

Page 60: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

45

“Saya sangat terbantu ketika pemerintah meningkatkan fasilitas kesehatan,

suatu bentuk perhatian yang diberikan ini sangat berdampak bagi kami,

seperti yang saya rasakan ketika melakukan persalinan satu tahun lalu, saya

tidak perlu pergi ke puskesmas yang berada di kecamatan, akan tetapi ada

puskesmas pembantu yang disediakan oleh pemerintah di masing-masing

desa.”

Dari hasil wawancara tersebut, dapat dilihat bahwa masyarakat sangat

terbantu dengan adanya perhatian dari pihak pemerintah mengenai penyediaan

fasilitas bagi masyarakatnya.

2. Standar Pelayanan Prima

Standar pelayanan prima untuk mengukur kualitas pelayanandi Kecamatan

Rimbo Bujang dapat dilihat dari beberapa aspek, menurut Zeintahml, Pasuraman

dan Berry ada 5 aspek, yaitu:52

a. Aspek Responsiviness (Respon)

Aspek Responsiviness yaitu sikap tanggap yang diberikan pegawai dalam

memberikan pelayanan yang dibutuhkan dan dapat menyelesaikan pelayanan

dengan cepat sesuai jangka waktu yang telah dijanjikan. Merespon setiap

pengguna layanan dapat menimbulkan efek positif bagi kualitas pelayanan publik

di Kecamatan Rimbo Bujang. Pegawai merespon dan tanggap dengan pengguna

layanan yang ingin mendapatkan pelayanan dibuktikan ketika pegawai yang

menjelaskan persyaratan dan prosedur kepada masyarakat yang mengurus

keperluan. Bapak Richi Shaputra selaku Camat Rimbo Bujang memberikan

penjelasan sebagai berikut:53

51

Wawancara dengan Ibu Ismiati selaku masyarakat Kelurahan Wirotho Agung

Kecamatan Rimbo Bujang, pada tanggal 10 April 2020. 52

Basri Seta, 2011, Metode Analisis Kualitas Pelayanan Parasuraman, Zeithaml Berry.

http://setabasri01.blogspot.com/2011/04/service-quality-akronimnya-servqual.html?m=1. Diakses

Tanggal 26 April 2020, pukul 19.56 WIB 53

Wawancara dengan Bapak Richi Shaputra selaku Camat Rimbo Bujang, pada tanggal 5

Juni 2020.

Page 61: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

46

“Selama ini dalam melakukan proses pelayanan, pegawai selalu berpedoman

pada tupoksi dari Kabupaten, sehingga jarang terjadi kesalahan yang

dilakukan pegawai pelayanan. Misalnya untuk mengurus perekaman E-KTP,

mutasi penduduk, permohonan KK, dan pelayanan lainnya, pegawai

akanmemberi tahu syarat-syarat yang harus dilengkapi oleh pengguna

layanan. Ketika pengguna layanan sudah melengkapi syarat-syarat yang

dibutuhkan, maka pegawai akan memeriksa ulang kelengkapannya. Selama

ini belum pernah ada dokumen yang kami keluarkan salah ataupun tidak

lengkap.”

Pengguna layanan akan merasa senang dan puas ketika pagawai layanan

melakukan dengan tepat dan cepat. Waktu yang tepat menyelesaikan pekerjaan

dalam proses pelayanan merupakan hal yang penting, karena dengan

menyelesaikan tepat waktu maka tidak akan membuat pengguna layanan

menunggu. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Dwi Zaitun dan

Bapak Rajiman selaku Masyarakat Desa Sapta Mulia Kecamatan Rimbo Bujang

yang memberikan penjelasan sebagai berikut:54

“Setelah pemekaran kecamatan, yang dirasakan dalam pemberian layanan

yang dilakukan oleh pihak kecamatan kepada masyarakat sangat cepat,

seperti ketika kami melakukan legalisir foto copy KTP dan KK

pelayanannya sangat baik. Mereka juga menjelaskan aturan atau prosedur

kepada kami mengenai langkah-langkah yang harus kami lakukan dalam

mengurus legalisasi. Selama kami mengurus keperluan belum pernah

menemukan kesalahan yang dilakukan oleh pegawai pelayanan, dan kami

merasa puas dengan layanan yang diberikan.”

Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Richi Shaputra, beliau

juga menjelaskan bahwa:

“Menurut kami, pelayanan yang diberikan sudah memenuhi standar

pelayanan. Jadi misalnya untuk pengurusan legalisir itu bisa dilakukan

dengan cepat, dan hanya beberapa menit langsung jadi, tapi berbeda untuk

pelayanan IMB itu tidak bisa sehari jadi seperti mengurus legalisir karena

syarat mengurus IMB banyak.”

Berdasarkan wawancara diatas, dapat diketahui pegawai Kecamatan Rimbo

Bujang merespon dan tanggap dengan para pengguna layanan, ini dibuktikan

54

Wawancara dengan Ibu Dwi Zaitun dan Bapak Rajiman selaku Masyarakat Desa Sapta

Mulia Kecamatan Rimbo Bujang, pada tanggal 8 April 2020.

Page 62: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

47

ketika pengguna layanan yang sedang melakukan legalisir foto copy KTP dan KK

pegawai memberikan respon yang cepat, memberikan penjelasan prosedur kepada

masyarakat selaku pengguna layanan, dan tidak mempersulit proses pelayanan, ini

menjadi penilaian yang baik bagi pemerintah selaku penyedia layanan. Jika

pegawai sudah memberikan pelayanan yang baik maka pegawai layanan sudah

menjalankan tugas dengan profesional sehingga pengguna layanan merasa puas.

b. Aspek Tangibel (Berwujud)

Aspek Tangibel merupakan penampilan fasilitas fisik, personal, peralatan,

dan media komunikasi dalam pelayanan. Kenyamanan tempat dalam proses

pelayanan sangat berpengaruh pada kualitas pelayanan. Kecamatan Rimbo Bujang

sebagai penyedia layanan publik sudah memberikan kenyamanan tempat bagi

pengguna layanan yang datang. Hal tersebut dibuktikan berdasarkan hasil

wawancara peneliti dengan Bapak Mingan selaku Kasubbag Umum dan

Kepegawaian Kecamatan Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai

berikut:55

“Dalam hal penyediaan fasilitas sarana dan prasarana di Kecamatan Rimbo

Bujang sudah cukup lengkap, seperti fasilitas yang kami berikan kepada

masyarakat ketika berkunjung ke kantor camat, kami sudah menyediakan

PATEN (Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan) dan ruang tunggu

untuk mereka yang sedang melakukan proses pelayanan, dimana

sebelumnya masyarakat harus ke sub-bagian masing-masing untuk

menerima pelayanan, akan tetapi sekarang mereka hanya perlu ke PATEN

saja. Selain itu juga untuk para pegawai, kami juga sudah menyediakan

ruangan untuk masing-masing sub-bagian, yang sebelumnya hanya dijadikan

di satu ruangan saja.”

55

Wawancara dengan Bapak Mingan selaku Kasubbag Umum dan Kepegawaian

Kecamatan Rimbo Bujang, pada tanggal 27 Maret 2020.

Page 63: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

48

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Nur Aini selaku

masyarakat Desa Rimbo Mulyo Kecamatan Rimbo Bujang yang memberikan

penjelasan sebagai berikut:56

“Dalam penyediaan layanan yang di berikan oleh pihak kecamatan sudah

baik, terutama penyediaan layanan seperti PATEN. Masyarakat jadi lebih

dipermudah dalam mengurus berbagai keperluan. Selain itu pegawainya

sangat tanggap dan berpenampilan rapi. Sekarang juga pengunjung

disediakan ruang tunggu yang sangat nyaman dan tidak membosankan

ketika harus mengantri, itu yang saya rasakan ketika saya sedang mengurus

surat ahli waris beberapa bulan lalu.”

Penampilan pegawai pelayanan sangat memberikan pengaruh terhadap

kualitas layanan yang diberikan. Berkaitan dengan penampilan pegawai

peelayanan di kantor camat Rimbo Bujang pegawai layanan sudah berpenampilan

rapid an menggunakan seragam sesuai ketentuan yang sudah ditetapkan. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Bapak Mingan selaku Kasubbag Umum dan

Kepegawaian Kecamatan Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai

berikut:57

“Penampilan memiliki pengaruh besar dalam proses pelayanan, karena

penampilan merupakan salah satu unsur yang mendukung untuk

memberikan pelayanan, sikap dan penampilan pegawai merupakan kesan

pertama bagi pengguna layanan yang datang. Pegawai Kecamatan Rimbo

Bujang sudah mengenakan seragam sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten.”

Berdasarkan wawancara di atas, dapat dilihat masyarakat merasa puas dan

sangat terbantu dengan penyediaan pelayanan yang diberikan oleh pihak

kecamatan ketika melakukan kunjungan dan mengurus beberapa keperluan.

Kenyamanan tempat pelayanan mempengaruhi proses pelayanan. Penyedia

layanan harus lebih memperhatikan kenyamanan pengguna layanan. Apabila

56

Wawancara dengan Ibu Nur Aini selaku masyarakat Desa Rimbo Mulyo Kecamatan

Rimbo Bujang, pada tanggal 11 April 2020. 57

Wawancara dengan Bapak Mingan selaku Kasubbag Umum dan Kepegawaian

Kecamatan Rimbo Bujang, pada tanggal 27 Maret 2020.

Page 64: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

49

tempat yang disediakan pengguna layanan baik dan didukung oleh penampilan

yang rapi dari para pegawai maka pengguna layanan akan merasa nyaman,

sebaliknya jika tempat yang disediakan tidak layak, maka pengguna layanan juga

tidak akan merasa nyaman.

Penampilan sangat berpengaruh dalam proses pelayanan agar memberikan

kesan yang baik. Pegawai pelayanan akan memaksimalkan penampilan untuk

menunjang pelayanan yang berkualitas bagi pengguna layanan sehingga tujuan

akhir yaitu kepuasan pegguna layanan dapat tercapai.

c. Aspek Reliability (Kehandalan)

Aspek Reliabilty merupakan kemampuan suatu unit pelayanan dalam

memberikan pelayanan secara konsisten dan tepat waktu sesuai yang dijanjikan

dengan segera dan memuaskan. Bapak Richi Shaputra selaku Camat Rimbo

Bujang memberikan penjelasan sebagai berikut:58

“Seluruh pegawai kantor Kecamatan mampu menggunakan alat bantu dalam

proses pelayanan. Selain itu kami juga mengutamakan ketepatan waktu

dalam memberikan pelayanan agar pengguna layanan merasa puas dengan

kinerja kami.”

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Basuki dan Ibu Tarti

selaku Masyarakat Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang yang

memberikan penjelasan sebagai berikut:59

“Pegawai di sini sangat disiplin mbak ketika kami mengurus pengajuan akte

kelahiran anak dan perekaman E-KTP, disiplin yang kami tahu itu ketika

melayani masyarakat sesuai dengan antrian kedatangan. Pegawai melayani

siapa yang duluan datang ke kantor pelayanan untuk mengurus

keperluannya”.

58

Wawancara dengan Bapak Richi Shaputra selaku Camat Rimbo Bujang, pada tanggal 5

Juni 2020. 59

Wawancara dengan Bapak Basuki dan Ibu Tarti selaku masyarakat Kelurahan Wirotho

Agung Kecamatan Rimbo Bujang, pada tanggal 10 April 2020.

Page 65: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

50

Wawancara peneliti dengan Ibu Sunarti selaku Masyarakat Desa Rimbo

Mulyo Kecamatan Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai berikut:60

“Yang saya rasakan ketika menemani adik saya pada tahun kemarin untuk

mengurus permohonan pindah penduduk karena dia harus ikut suaminya

tinggal diluar daerah, pemberian pelayanannya sudah baik, kebetulan waktu

itu sudah mendekati waktu istirahat, tapi pegawai layanannya tetap melayani

sampai urusan kami selesai.”

Berdasarkan wawancara diatas, dapat diketahui pegawai Kecamatan Rimbo

Bujang dalam menjalankan tugasnya. Disiplin merupakan modal dasar yang harus

dimiliki oleh setiap pegawai terutama dibagian pelayanan guna menunjukkan

kinerja, perilaku, sikap dan pola kehidupan yang baik. Disiplin dilakukan agar

pengguna layanan puas dengan apa yang dikerjakan oleh pegawai.

d. Aspek Emphaty (Empati)

Aspek Emphaty meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,

komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pengguna layanan. Pengguna

layanan dalam proses pelayanan merupakan prioritas dalam pelayanan. Adapun

keperluan pengguna layanan terkait pelayanan di Kecamatan Rimbo Bujang harus

mendapat prioritas utama dan harus sesui dengan apa yang diperlukan oleh

pengguna layanan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil wawancara peneliti

dengan Bapak Mingan selaku Kasubbag Umum dan Kepegawaian di Kecamatan

Rimbo Bujang::61

“Dalam memberikan pelayanan, kami tidak pernah membeda-bedakan

dalam melayani pengguna layanan yang datang, kami sudah menerapkan

kepada pegawai layanan agar tetap memberikan pelayanan dengan sama

tanpa membeda-bedakan. Karena pada setiap rapat kami tidak lupa untuk

terus mengingatkan kepada pegawai di bagian pelayanan agar tidak lupa

untuk bersikap sopan santun dan ramah kepada pengguna layanan yang

60

Wawancara dengan Ibu Sunarti selaku Masyarakat Desa Rimbo Mulyo Kecamatan

Rimbo Bujang, pada tanggal 11 April 2020. 61

Wawancara dengan Bapak Mingan selaku Kasubbag Umum dan Kepegawaian

Kecamatan Rimbo Bujang, pada tanggal 27 Maret 2020.

Page 66: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

51

datang ke kantor kecamatan. Dengan menghargai pengguna layanan yang

datang, tentu pengguna kayanan akan merasa senang dan pastinya itu

memberikan poin yang baik untuk Kecamatan Rimbo Bujang.”

Wawancara peneliti dengan Ibu Sutarmi selaku Masyarakat Desa Sapta

Mulia Kecamatan Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai berikut:62

“Para pegawai tidak membeda-bedakan. Semua dilayani sama dan sesuai

nomor antrian saat saya melakukan permohonan KK dua bulan lalu, semua

dinilai sama mbak. Saya belum pernah mengalami atau melihat pegawai

yang membeda-bedakan pengguna layanan.”

Dari hasil wawancara di atas, dapat dilihat bahwa pegawai Kecamatan telah

menerapkan pelayanan yang profesional dan sesuai dengan standar pelayanan

publik. Masyarakat juga merasa puas dalam menerima pelayanan yang diberikan

oleh para pegawai Kecamatan yang memberikan pelayanan yang bermutu dan

berkualitas.

e. Aspek Assurance (Jaminan)

Aspek Assurance mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat

dapat dipercaya yang dimiliki pegawai. Pegawai Kecamatan Rimbo Bujang

memberikan jaminan tepat waktu dalam pelayanan. Bapak Richi Shaputra selaku

Camat Rimbo Bujang memberikan penjelasan sebagai berikut:63

“Untuk Blangko E-KTP sudah tersedia dan stock bisa dikatakan banyak di

kantor Kecamatan Rimbo Bujang. Untuk segala bentuk keperluan

masyarakat seperti perekaman E-KTP, KTP hilang, rusak, atau ada

perubahan elemen datapun dapat segera di proses. Untuk penyerahan KTP

Elektronik warga yang telah tercetak kami melalui Kasi Pemerintahan

menyerahkan kepada pihak Kelurahan/Desa, dan masyarakat dapat

mengambilnya di kantor desa masing-masing.”

62

Wawancara dengan Ibu Sutarmi selaku Masyarakat Desa Sapta Mulia Kecamatan

Rimbo Bujang, pada tanggal 8 April 2020. 63

Wawancara dengan Bapak Richi Shaputra selaku Camat Rimbo Bujang, pada tanggal 5

Juni 2020.

Page 67: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

52

Wawancara peneliti dengan Ibu Tarti selaku Masyarakat Kelurahan Wirotho

Agung Kecamatan Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai berikut:64

“Pada saat pengambilan KTP beberapa waktu lalu saya juga agak sedikit

terkejut mbak, tiba-tiba pak RT mengantarkan KTP saya ke rumah. Kata pak

RT tadi untuk wilayah Kelurahan kami KTP sudah ada di Kantor Lurah,

jadi sekalian sama pak RT dibawakan dan di antar kerumah saya.”

Seiring dengan perkembangan kualitas pelayanan publik yang dilakukan

oleh pemerintah setelah dilakukannya pemekaran kecamatan, tentunya ini

berdampak positif dan menjadi point penting dalam mewujudkan pemerintahan

yang baik (good governance). Terjalinnya kerjasama yang baik dan koordinasi

antara pemerintah dengan masyarakat berpengaruh sangat besar terutama dalam

hal pembangunan suatu daerah tersebut.

3. Inovasi pelayanan publik Kecamatan Rimbo Bujang dari tahun 2015

hingga tahun 2020

Inovasi pelayanan publik merupakan sebuah terobosan jenis pelayanan

berupa gagasan atau ide yang memberikan manfaat bagi masyarakat sebagai

pengguna dan penerima layanan. Inovasi yang dilakukan oleh Kecamatan Rimbo

Bujang Kabupaten Tebo dari tahun 2015-2020 sebagai berikut:

Tabel 8 : Inovasi Bentuk Pelayanan Publik 5 Tahun Terakhir

N

No Nama Tahun Inovasi Pelayanan Publik

1. Sukiman, SE, MM. 2015-2019 Pembangunan gedung

kantor camat

Renovasi lapangan

Kecamatan Rimbo Bujang

Pembukaan jalan terobosan

64

Wawancara dengan Ibu Tarti selaku masyarakat Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan

Rimbo Bujang, pada tanggal 10 April 2020.

Page 68: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

53

antar desa

Pengembangan

kebudayaan nusantara

2. Siti Nariyah, S.Pd.I 2019 Sistem jemput bola dalam

pembuatan E-KTP

POSYANTEK (Pos

Pelayanan Teknologi)

3. Richi Shaputra, S.STP. 2020-Sekarang Sistem Pelayanan Berbasis

Online

Dalam memberikan layanan, ada beberapa inovasi yang dilakukan oleh

pejabat kecamatan, yaitu:

1) Pembangunan gedung kantor camat

Pada masa jabatan Bapak Sukiman, SE, MM upaya yang dilakukan dalam

peningkatan kualitas layanan yaitu dengan menunjang kelengkapan sarana dan

prasarana, yaitu melakukan pembangunan gedung baru kantor camat Rimbo

Bujang, dengan kantor yang lebih besar dan tentunya lebih bagus, rapih, bersih,

dan nyaman untuk para pegawai kecamatan dan masyarakat yang melakukan

proses layanan di kantor camat Rimbo Bujang.

2) Renovasi lapangan Kecamatan Rimbo Bujang

Pada masa jabatan Bapak Sukiman, SE, MM upaya yang dilakukan dalam

peningkatan kualitas layanan yaitu melakukan perubahan dengan membangun

tribun pada lapangan di Kecamatan Rimbo Bujang.

3) Pembukaan jalan terobosan antar desa

Pada masa jabatan Bapak Sukiman, SE, MM upaya yang dilakukan dalam

peningkatan kualitas layanan yaitu dengan melakukan pembukaan jalan baru atau

jalan terobosan antar desa, yang tentunya memberikan dampak positif bagi

masyarakat untuk lebih cepat sampai ke desa tetangga.

Page 69: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

54

4) Pengembangan kebudayaan nusantara

Pada masa jabatan Bapak Sukiman, SE, MM upaya yang dilakukan dalam

peningkatan kualitas layanan yaitu dengan melakukan pengembangan dalam

memberdayakan kebudayaan nusantara, seperti pada kesenian kuda lumping.

Pemerintah kecamatan selalu memberikan perhatian kepada para pelaku seni,

karena kebudayaan memiliki porsi yang cukup penting untuk

dibangun/diberdayakan yang tentunya mempengaruhi kemajuan suatu daerah

tersebut dengan selalu menjaga warisan budaya dan tidak akan tergerus oleh

kemajuan zaman.

5) Sistem jemput bola dalam pembuatan E-KTP

Pada masa jabatan Ibu Siti Nariyah, S.Pd.I upaya yang dilakukan dalam

peningkatan kualitas layanan yaitu dengan melakukan sistem jemput bola dalam

pembuatan E-KTP, yaitu pemerintah kecamatan berinisiatif untuk memberikan

pelayanan dengan maksimal, sistem jemput bola ini dilakukan dengan terjun

kelapangan mengunjungi masyarakat yang belum melakukan perekaman ke

seluruh desa di wilayah Kecamatan Rimbo Bujang, untuk mendata atau merekam

langsung data masyarakat dalam pembuatan E-KTP terutama untuk masyarakat

yang berkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas dan ODGJ (Orang Dengan

Gangguan Jiwa).

6) POSYANTEK (Pos Pelayanan Teknologi)

Pada masa jabatan Ibu Siti Nariyah, S.Pd.I upaya yang dilakukan dalam

peningkatan kualitas layanan selain melakukan sistem jemput bola, yaitu dengan

mendirikan POSYANTEK, dengan memberdayakan keahlian masyarakat seperti

dalam pembuatan pupuk organik. Masyarakat diberikan pelatihan dan dana dalam

Page 70: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

55

memproduksi pupuk organik tersebut oleh pihak kecamatan, dan pupuk tersebut

dibantu dalam pemasaran di Pos Pelayanan Teknologi Kecamatan Rimbo Bujang.

7) Sistem Pelayanan Berbasis Online

Pada masa jabatan Bapak Richi Shaputra, S.STP upaya yang dilakukan

dalam peningkatan kualitas layanan yaitu dengan melakukan perencanaan dan

perancangan untuk membentuk sistem pelayanan berbasis online, dengan adanya

sistem pelayanan online, tentu ini meningkatkan kualitas suatu layanan.

Masyarakat akan lebih dipermudah dalam melakukan proses pelayanan dengan

cukup mengakses secara online dan tidak perlu mengantri, akan tetapi proses

layanan juga tetap bisa dilakukan secara langsung di kantor camat.

C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pelaksanaan Pelayanan Publik Di

Kecamatan Rimbo Bujang

Setiap pelayanan tentu harus ada hal-hal yang dapat mencipatakn

kenyamanan dalam bekerja agar mendapat hasil yang maksimal.Berdasarkan hasil

wawancara peneliti dengan Bapak Richi Shaputra selaku Camat Rimbo Bujang,

dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemberi layanan, Kecamatan Rimbo

Bujang memiliki faktor pendukung dan penghambat dalam proses

penyelenggaraan pelayanan publiknya, yang meliputi sebagai berikut:65

1. Faktor Pendukung Pelayanan Publik Kecamatan Rimbo Bujang

a. Sumber Daya Aparatur

Berdasarkan wawancara peneliti dengan Bapak Richi Shaputra, S.STP

selaku Camat Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai berikut:66

65

Wawancara dengan Bapak Richi Shaputra selaku Camat Rimbo Bujang, pada tanggal 5

Juni 2020. 66

Ibid.,

Page 71: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

56

“Dalam proses pelayanan publik, ada beberapa faktor yang mempegaruhi

peroses layanan, dalam faktor pendukung pelayanan diantaranya yaitu

sumber daya aparaturnya. Seluruh pegawai sudah kami posisikan pada

masing-masing bidang dan keahliannya, selain itu untuk mewujudkan

pelayanan yang prima, kami selalu menerapkan kedispilinan pegawai dalam

bertugas dan saling memberikan semangat.”

Aparatur pemerintah telah berupaya memberikan pelayanan yang maksimal

kepada masyarakat. Dengan selalu menerapkan tingkat kedisiplinan para pegawai

dalam menjalankan tugas, pembentukan struktur organisasi sudah sesuai, pegawai

Kecamatan Rimbo Bujang yang mendapatkan jabatan struktural rata-rata sudah

PNS. Meskipun masih ada beberapa pegawai yang berstatus sebagai TKK

(Tenaga Kerja Kontrak).

b. Rapat Koordinasi dan Evaluasi

Berdasarkan wawancara peneliti dengan Bapak Richi Shaputra, S.STP

selaku Camat Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai berikut:67

“Selain sumber daya aparatur, faktor pendukung selanjutnya adalah rapat

koordinasi dan evaluasi yang diadakan setiap tiga bulan mengenai

bagaimana pelayanan yang sudah kita lakukan kepada masyarakat. Dengan

mengadakan rapat koordinasi maka akan timbul adanya saran jika memang

ada pegawai pelayanan yang masih belum bisa memberikan pelayanan

dengan baik.”

Rapat koordinasi atau semacam evaluasi setiap tiga bulan mengenai

pelayanan yang dilakukan kepada masyarakat sebagai penerima layanan, akan

dilihat bagaimana hasil dari penerapan pelayanan publik yang dilakukan. Dengan

mengadakan rapat, maka akan timbul adanya saran jika memang ada pegawai

kecamatan yang memberikan pelayanan akan tetapi masih belum bisa

melakukannya dengan baik. Begitupun dengan melakukan evaluasi terus menerus

terhadap kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang

67

Ibid.,

Page 72: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

57

diselenggarakan maka akan terwujud pelayanan yang berkualitas sesuai dengan

kepuasan serta harapan masyarakat sebagai pengguna layanan.

2. Faktor Penghambat Pelayanan Publik di Kecamatan Rimbo Bujang

a. Kesadaran Masyarakat

Berdasarkan wawancara peneliti dengan Bapak Richi Shaputra, S.STP

selaku Camat Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai berikut:68

“Untuk faktor penghambat, adalah kesadaran masyarakat, hal ini

ditunjukkan masih banyaknya masyarakat yang melakukan urusan

pelayanan tanpa mempersiapkan segala sesuatunya dengan lengkap,

persyaratan yang masih kurang, dan terkadang sebagian dari mereka banyak

yang meminta segala urusannya selesai dengan instan.”

Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mempersiapkan segala yang

menjadi persyaratan untuk melakukan urusan pelayanan di kantor camat. Ada

beberapa dari mereka yang terkadang kurang paham akan prosedur pengurusan

pelayanan, beberapa diantaranya tidak bisa diselesaikan dalam satu hari saja

seperti halnya proposal perorangan atau kelompok.

68

Ibid.,

Page 73: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang dirumuskan dari hasil penelitian yang ada tentang

dampak pemekaran kecamatan induk terhadap kualitas pelayanan publik di

Kecamatan Rimbo Bujang, peneliti menyimpulkan:

1. Pemekaran Kecamatan Rimbo Bujang yang bertujuan untuk memperpendek

rentang kendali penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan

kemasyarakatan ternyata telah dilaksanakan cukup baik dengan diiringi

koordinasi dan kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat untuk

mencapai peningkatan suatu pelayanan publik. Dilihat dari beberapa aspek

dalam pemberian pelayanan yaitu:

a. Aspek Responsiviness (Respon)

Pelayanan yang diberikan pegawai Kecamatan Rimbo Bujang setelah

pemekaran yang sudah berjalan sesuai harapan, terlihat dari tindakan

pegawai yang memberi respon kepada setiap pengguna layanan dalam

menaggapi pertanyaan, permintaan dan keluhan masyarakat.

b. Aspek Tangible (Berwujud)

Pelayanan yang diberikan pegawai Kecamatan Rimbo Bujang setelah

pemekaran sudah berjalan dengan sudah berjalan dengan baik, diimensi ini

antara lain penampilan yang sudah rapih, dalam pelaksanaannya juga

seperti sarana dan prasarana telah disediakan seperti ruang tunggu.

Page 74: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

59

c. Aspek Reliability (Kehandalan)

Pelayanan yang diberikan pegawai Kecamatan Rimbo Bujang setelah

pemekaran sudah berjalan dengan sudah berjalan dengan baik,anatara lain

kecermatan pegawai dan kemampuan pegawai menggunakan alat abntu

seperti komputer dan perangkatnya. Selain itu kedisplinan waktu pegawai

juga sudah baik.

d. Aspek Emphaty (Empati)

Pelayanan yang diberikan pegawai Kecamatan Rimbo Bujang setelah

pemekaran yang sudah berjalan sesuai harapan, antara lain pegawai

bersikap ramah, sopan dan santun, dan menghargai pengguna layanan

yang masih kurang paham.

e. Aspek Assurance (Jaminan)

Pelayanan yang diberikan pegawai Kecamatan Rimbo Bujang setelah

pemekaran yang sudah berjalan sesuai harapan, anatar lain jaminan biaya,

dan penjelasan prosedur dengan baik dari para pegawai.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelayanan Publik

a. Faktor Pendukung Pelayanan Publik di Kecamatan Rimbo Bujang

1. Sumber Daya Aparatur

Pegawai kecamatan telah memberikan pelayanan dengan baik, rata-rata

pegawai kecamatan berstatus PNS, dan baberapa dari mereka masih

berstatus TKK.

2. Rapat Koordinasi dan Evaluasi

Pegawai kecamatan selalu melakukan rapat koordinasi dan evaluasi

mengenai pelayanan yang sudah dilakukan, untuk mengukur tingkat

Page 75: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

60

kepuasan dan harapan dari masyarakat terhadap pelayanan publik yang

mereka terima.

b. Faktor Penghzambat Pelayanan Publik di Kecamatan Rimbo Bujang

1. Kesadaran Masyarakat

Kesadaran masyarakat adalah salah satu syarat untuk melakukan urusan

pelayanan, akan tetapi beberpa dari mereka masih belum mengerti, dan

pihak penyedia layanan harus lebih jelas memberikan pengertian agar bisa

diterima dan dipahami.

B. Saran

Sesuai dengan kesimpulan yang telah dibuat, maka peneliti dapat emberikan

saran sebagai berikut:

1. Untuk kualitas pelayanan publik Kecamatan Rimbo Bujang sebaiknya

segera melengkapi sarana dan prasarana, seperti menyediakan informasi

secara online sehingga masyarakat tidak gagap teknologi dan lebih mudah

menerima pelayanan untuk mendapatkan informasi, tidak dapat dipungkiri

saat ini kemajuan teknologi semakin pesat dan sangat memiliki pengaruh

yang berdampak besar pada kehidupan yang akan datang.

2. Pihak kecamatan harus lebih giat berkoordinasi dengan Kepala Desa dan

RT dengan memberikan syarat-syarat dalam mengurus sesuatu di

kecamatan, sehingga ketika masyarakat hendak mengurus sesuatu sudah

dipersiapkan dengan lengkap.

Page 76: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

61

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Ani Sri Rahayu, Pengantar Pemerintahan Daerah Kajian Teori, Hukum, dan

Aplikasinya, Sinar Grafika, Jakarta, 2018.

Arikunto,”Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”, Jakarta: PT Gramedia

Indonesia, 2001.

B.N. Marbun, Proses Pembangunan Desa, Erlangga: Jakarta, 1988.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tebo, Kecamatan Rimbo Bujang dalam Angka

2019, Tebo: BPS Kabupaten Tebo, 2019.

Djamaan Satori &Aan K.“Metodologi Penelitian Kualitatif”, Bandung: Alfabeta,

2009.

Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif, cetakan ke-1, Jakarta: Gaung Persada,

2019.

Mudrajad Kuncoro, Otonomi dan Pembangunan Daerah, Erlangga: Jakarta, 2004.

Nurmah Semil, Pelayanan Prima Instansi Pemerintah Kajian Kritis pada Sistem

Pelayanan Publik di Indonesia, Prenadamedia Group: Depok, 2018.

Patilima,”Metodologi Penelitian Kualitatif” , Semarang: Alfabeta.2007.

Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), Jambi: Syari’ah Press,

2014.

Sri Soemantri, Otonomi Daerah, PT REMAJA ROSDAKARYA: Bandung, 2014.

Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif dan R & D”, Bandung: Alfabeta,2009.

Syamsudin Haris, dkk, Desentralisasi dan Otonomi Daerah Naskah Akademik

dan RUU Usulan LIPI, LIPI Press: Jakarta, 2003.

Page 77: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

62

Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, cet. Ke-3, Bandung: Refika Aditama,

2012.

B. Perundang-Undangan

Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Pembentukan

Kecamatan

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 Tentang Kecamatan

Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Pembentukan,

Penghapusan, dan Penggabungan Daerah

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

C. Jurnal, Skripsi

Ahmad Irfan, “Dampak Pemekaran Kecamatan Pulau Pisang Kabupaten Pesisir

Barat Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Di Kantor Kecamatan”, Tugas

Akhir Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Lampung Bandar

Lampung, 2017.

Maya Rahmadhani R, “Evaluasi Kinerja Pelayanan Aparatur Kelurahan Way

Dadi Baru Pasca Pemekaran Wilayah Kelurahan di Kota Bandar

Lampung” Skripsi Fakultas Fisipol, Universitas Lampung, 2016.

Ones Gita Crystalia, “Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Pengasih

Kabupaten Kulon Progo” Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri

Yogyakarta, 2015.

Page 78: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

63

D. Lainnya

Basri Seta, 2011, Metode Analisis Kualitas Pelayanan Parasuraman, Zeithaml

Berry.http://setabasri01.blogspot.com/2011/04/service-quality-

akronimnya-servqual.html?m=1. Diakses Tanggal 26 April 2020, pukul

19.56 WIB.

Rencana Strategis Kantor Kecamatan Rimbo Bujang Tahun 2017-2022.

Page 79: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

64

Lampiran I:

Daftar Pertanyaan

A. Kantor Camat Rimbo Bujang

1. Kapan Kecamatan Rimbo Bujang dilakukan pemekaran?

2. Apa tujuan dilakukannya pemekaran kecamatan?

3. Bagaimana dampak setelah dilakukan pemekaran kecamatan terutama

terhadap pelayanan publik dalam kurun waktu 5 tahun terakhir?

4. Apa saja inovasi yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan?

5. Bagaimana penyediaan sarana dan prasarana yang diberikan untuk

menunjang peningkatan kualitas pelayanan publik?

6. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam proses

pelaksanaan pelayanan publik di Kecamatan Rimbo Bujang?

7. Bagaimana respon/tanggapan masyarakat terhadap pelayanan publik yang

diberikan setelah dilakukan pemekaran kecamatan?

B. Masyarakat Kecamatan Rimbo Bujang

1. Bagaimana dampak yang dirasakan setelah dilakukan pemekaran

kecamatan?

2. Bagaimana pelayanan yang diterima dan dirasakan setelah Kecamatan

Rimbo Bujang dimekarkan?

3. Apakah penyediaan sarana dan prasarana yang diberikan oleh pemerintah

sudah cukup memadai?

Page 80: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

65

Lampiran II:

Tabel 9: Daftar Informan

No Nama Informan Jabatan

1. Sukiman, SE, MM. Camat Rimbo Bujang (2015-2019)

2. Siti Nariyah, S.Pd.I Camat Rimbo Bujang (2019)

3. Richi Shaputra, S.STP. Camat Rimbo Bujang (2020-Sekarang)

4. Suwarno Kasi Pemerintahan Kecamatan Rimbo Bujang

5. Mingan Kasubbag Umum dan Kepegawaian Kecamatan

Rimbo Bujang

6. Dwi Zaitun Masyarakat Desa Sapta Mulia

7. Sutarmi Masyarakat Desa Sapta Mulia

8. Rajiman Masyarakat Desa Sapta Mulia

9. Puji Supeni Masyarakat Desa Sapta Mulia

10. Poniran Masyarakat Desa Sapta Mulia

11. Basuki Masyarakat Kelurahan Wirotho Agung

12. Tarti Masyarakat Kelurahan Wirotho Agung

13. Ismiati Masyarakat Kelurahan Wirotho Agung

14. Sunarti Masyarakat Desa Rimbo Mulyo

15. Nur Aini Masyarakat Desa Rimbo Mulyo

16. Sutini Masyarakat Desa Rimbo Mulyo

Page 81: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

66

Lampiran III

Penelitian dan pengambilan data di Kantor Camat Rimbo Bujang

Wawancara dengan Camat dan Pegawai Kecamatan Rimbo Bujang

Page 82: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

67

Wawancara dengan masyarakat Desa Sapta Mulia

Page 83: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

68

Wawancara dengan warga Kelurahan Wirotho Agung

Wawancara dengan warga Desa Rimbo Mulyo

Page 84: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

69

Lampiran IV

Tabel 10: Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2019/2020

Maret Juni Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan

Judul x

2 pembuatan

Proposal x

x

3 Perbaikan

proposal

dan

seminar

x x

4 Surat Izin

Riset x

5 pengumpul

an Data x

x

6 Pengelolaa

n dan

Analisis

Data

x x

7 Pembuatan

Laporan x x

8 Bimbingan

dan

Perbaikan

x x

x x

Page 85: DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP …

70

CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri

Nama : Anjas Ayuningtiyas

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Sapta Mulia, 21 Januari 1998

NIM : SIP. 162238

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Golongan Darah : B

Alamat : Jalan Meliwis RT.14 RW.05, Desa Sapta Mulia,

Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.

No. HP : 0813-7378-3808

E-mail : [email protected]

Nama Ayah : Teguh Sutrisno

Nama Ibu : Indarti

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. SD, tahun lulus : SD Negeri 186/VIII Desa Sapta Mulia (2009)

b. SMP, tahun lulus : SMP Negeri 35 Tebo (2012)

c. SMA, tahun lulus : SMA Negeri 2 Tebo (2015)

2. Pendidikan Non-Formal

a. Pendidikan Staff Penerbangan dan Pramugari Jakarta (2016)