dampak media jejaring sosial terhadap ...penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak positif...

70
DAMPAK MEDIA JEJARING SOSIAL TERHADAP PENGGUNAAN GAYA BAHASA GAUL PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 14 MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh ADRIAN DJAHARUDDIN 10533 7266 13 1 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2017

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • DAMPAK MEDIA JEJARING SOSIAL TERHADAP PENGGUNAAN

    GAYA BAHASA GAUL PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 14

    MAKASSAR

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

    Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

    Oleh

    ADRIAN DJAHARUDDIN

    10533 7266 13

    1

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

    2017

  • UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN

    iv

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Judul : Dampak Media Jejaring Sosial Terhadap Gaya Bahasa

    Gaul Pada Siswa SMA Negeri 14 Makassar.

    Nama : Adrian Djaharuddin

    Nim : 10533 7266 13

    Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

    Fakultas : FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan

    Setelah diperiksa dan diteliti ulang, maka Skripsi ini telah memenuhi

    persyaratan dan layak untuk diujikan.

    Makassar, Agustus 2017

    Disetujui oleh:

    Pembimbing I, Pembimbing II,

    Dr. A. Rahman Rahim, M. Hum. Andi Paida, S.Pd., M.Pd.

    Mengetahui:

    Dekan FKIP Ketua jurusan

    Unismuh Makassar Pendidikan Bahasa Indonesia

    Erwin Akib, M.Pd., Ph. D. Dr, Munirah, M.Pd

    NBM: 860 934 NBM: 951 576

  • UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

    PENDIDIKAN

    v

    SURAT PERNYATAAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : Adrian Djaharuddin

    Nim : 10533 7266 13

    Jurusan : PendidikanBahasa dan Sastra Indonesia

    Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Judul Skripsi : Dampak Media Jejaring Sosial Terhadap Gaya

    Bahasa Gaul Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 14

    Makassar.

    Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim

    penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau

    dibuatkan oleh siapapun.

    Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi

    apabila pernyataan ini tidak benar.

    Makassar, September 2017

    Yang Membuat Pernyataan

    Adrian Djaharuddin

    10533 7266 13

  • UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

    PENDIDIKAN

    vi

    SURAT PERJANJIAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : Adrian Djaharuddin

    Nim : 10533 726613

    Jurusan : PendidikanBahasa dan Sastra Indonesia

    Fakultas : FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan

    Judul Skripsi : Dampak Media Jejaring Sosial Terhadap Gaya

    Bahasa Gaul Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 14

    Makassar.

    Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :

    1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya

    akan menyusun sendiri skripsi, saya akan (tidak dibuatkan oleh siapapun).

    2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

    pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.

    3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.

    4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti butir 1,2 dan 3, saya bersedia

    menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

    Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

    Makassar, September 2017

    Yang Membuat Perjanjian

    Adrian Djaharuddin

    NIM : `10533 7266 13

  • vii

    MOTO DAN PERSEMBAHAN

    “Bertakwalah kepada Allah maka Allah akan mengajarimu. Sesungguhnya

    Allah Maha mengetahui segala sesuatu” (QS. Al-Baqarah ayat 282).

    Aku persembahkan karya ini untuk:

    Kedua orang tuaku tersayang, pendamping hidupku kelak,

    dan sahabatku tercinta, atas doanya maupun kesabarannya menemaniku

    melalui proses ini, hingga pada akhirnya harapanku terwujud dan menjadi

    kenyataan

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah Swt pencipta alam

    semesta penulis panjatkan kehadirat-Nya, semoga salawat dan salam senantiasa

    tercurah pada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan orang-

    orang yang senantiasa istiqamah untuk mencari Ridha-Nya hingga di akhir zaman.

    Skripsi dengan judul “DampakMedia Jejaring Sosial Terhadap

    Penggunaan Gaya Bahasa Gaul pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 14Makassar”

    diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana

    pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

    Berbekal dari kekuatan dan ridha dari Allah Swt. semata, maka penulisan

    skripsi ini dapat terselesaikan meski dalam bentuk yang sangat sederhana. Tidak

    sedikit hambatan dan rintangan yang penulis hadapi, akan tetapi penulis sangat

    menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada keberhasilan tanpa kegagalan. Oleh sebab

    itu, hanya dari pertolongan Allah Swt. yang hadir lewat uluran tangan serta

    dukungan dari berbagai pihak. Karenanya, penulis menghaturkan terima kasihatas

    segala bantuan modal dan spritual yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi

    ini.

    Oleh karena itu, ucapan terima kasih dan penghargaan teristimewa dengan

    segenap cinta dan hormat ananda haturkan kepada ayahanda Djaharuddin dan Dra

    Nurhayatiatas pengorbanan, doa, cinta dan kasih sayang, yang tak pernah terputus,

    tercurah sejak penulis berada dalam kandungan, detik ini dan hingga kapan pun.

    Berkat semua ini, penulis mampu mengarungi hidup dengan penuh semangat dan

  • ix

    harapan untuk menyongsong masa depan. Serta seluruh keluarga yang telah

    memberikan bimbingan, kasih sayang, dan doa. Semoga tercatat sebagai amal

    ibadah di sisi Allah Swt.

    Ucapan terima kasih dan penghargaan istimewa juga penulis sampaikan

    kepadaDr. A. Rahman Rahim, M.Hum.danAndi Paida, S.Pd., M.Pd. pembimbing

    I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan

    bimbingan, motivasi, arahan dan semangat kepada penulis sejak penyusunan

    proposal hingga terselesainya skripsi ini.

    Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang

    setinggi-setingginya kepada Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE.,MM.Rektor

    Universitas Muhammadiyah Makassar.Erwin Akib, M.Pd., Ph.D.Dekan FKIP

    Universitas Muhammadiyah Makassar.IbuDr. Munirah, M.Pd. dan Bapak Syekh

    Adilatif, M.Pd. Ketua dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

    Indonesia serta kakanda Muhammad Dahlan, S.Pd., M.Pd. yang selalu memberiku

    semangat dan motivasi untuk menjadi orang yang sukses dan berguna bagi bangsa

    dan negara, seluruh Dosen dan para Staf pegawai dalam lingkungan Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah

    membekali penulis dengan dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat

    bermanfaat bagi penulis.

    KakakkuIhwan Djaharuddin, Rara Angraeniyang selalu menjadi motivasi

    untuk menjadi yang lebih baik. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada

    Nur Hazanah Ismail yang telah menemaniku selama ini dalam suka dan duka serta

    memberiku semangat dalam melangkah, para sahabatku (Muh Imran Anny, Muh

  • x

    Adlis, Zulfahmi Rahman, Mahriani, Nurfazira, Fadliah, Nurdiana, Rahmi) yang

    terkasih, kalian adalah sosok sahabat yang takkan penulis lupakan, serta seluruh

    rekan mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2013 terkhusus

    kelas A atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis.

    Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa

    mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan

    tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin suatu persoalan tidak akan

    berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi

    manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.

    Makassar, Agustus 2017

    Penulis

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... iii

    SURAT PERNYATAAN ................................................................................ iv

    SURAT PERJANJIAN ................................................................................... v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi

    ABSTRAK ....................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

    A. Latar Belakang ........................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3

    C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

    D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4

    BAB II KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR ................................. 6

    A. Kajian Pustaka ......................................................................... 6

    1. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................. 6

    2. Pengertian Gaya Bahasa ........................................................ 8

    3. Jenis-jenis Gaya Bahasa ........................................................ 10

    4. Fungsi Gaya Bahasa .............................................................. 20

    5. Penggunaan Gaya Bahasa ..................................................... 21

  • xiii

    6. Bahasa Gaul .......................................................................... 24

    7. Jejaring Sosial ....................................................................... 25

    8. Globalisasi ............................................................................. 29

    9. Media..................................................................................... 31

    B. Kerangka Pikir ......................................................................... 32

    BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 35

    A. Jenis Penelitian ........................................................................... 35

    B. Populasi dan Sampel ................................................................... 35

    C. Data dan Sumber data ................................................................. 36

    D. Defenisi Istilah Variabel ............................................................. 36

    E. Instrumen Penelitian.................................................................... 37

    F. Teknik Pengumpulan data ........................................................... 37

    G. Teknik Analisis Data .................................................................. 37

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 39

    A. Hasil Penelitian .......................................................................... 39

    B. Pembahasan ............................................................................. 39

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 48

    A. Simpulan .................................................................................... 48

    B. Saran ............................................................................................ 48

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dinegara Indonesia,

    sebagaimana tercantum dalam ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928. Selain itu,

    di dalam UUD 1945 tercantum pasa khusus (Bab. XV, pasal 36) mengenai

    kedudukan Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa

    Indonesia. Dengan demikian, bahasa Indonesia selayaknya digunakan oleh

    seluruh masyarakat sebagai cara berkomunikasi antarawarga, antardaerah,

    dan antarsuku bangsa. Adapun penggunaan bahasa indonesia dalam

    percakapan terbagi menjadi dua jenis, yaitu gaya bahasa formal dan

    nonformal.

    Bahasa Indonesia bukanlah sebuah sistem yang tunggal. Bahasa

    indonesia sebagai bahasa yang hidup mempunyai berbagai variasi

    penggunaan yang masing-masing ada fungsinya sendiri dalam kegiatan

    berkomunikasi. Variasi yang digunakan itu sejajar, artinya tidak ada yang

    lebih baik dari yang lain, (Tarman, 2013:9).

    Seiring perkembangan zaman khususnya dinegara indonesia semakin

    terlihat pengaruh yang diberikan oleh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia

    dalam penggunaan tata bahasanya. Penggunaan bahasa gaul oleh masyarakat

    khususnya pada siswa menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan

    bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa.

    1

  • 2

    Dewasa ini, banyak siswa memakai bahasa gaul dan diperparah

    dengan generasi muda Indonesia juga tidak terlepas daari pemakaian bahasa

    gaul ini. Bahkan generasi muda Indonesia inilah yang banyak memakai

    bahasa gaul daripada pemakaian bahasa Indoensia.

    Pemakaian gaya bahasa di era modern sekarang ini mulai diabaikan

    oleh masyarakat, terutama dikalangan remaja. Remaja enggan menggunakan

    gaya bahasa yang baik dan benar sesuai kaidah-kaidah bahasa Indonesia

    dalam percakapan yang seharusnya digunakan tetapi tidak menggunakannya

    lagi karena dianggap ketinggalan zaman. Banyak para remaja yang

    menggunakan gaya bahasa nonformal dalam percakapan sehari-hari.

    Mengingat semakin berkembangnya arus komunikasi, maka remaja atau

    siswa telah mengesahkan pemakaian bahasa slang disetiap situasi dan tidak

    memperhatikan keadaan dengan siapa dan dimana mereka menggunakan

    bahasa tersebut.

    Bahasa slang atau yang biasa disebut dengan bahasa gaul telah

    menjadi fenomena sosial dalam bidang bahasa, karenapenggunaan bahasa

    gaul sudah semakin banyak ditemukan pada berbagai media di Indonesia,

    baik media cetak maupun elektronik. Bahasa gaul adalah bahasa senantiasa

    berkembang, banyak sekali kata-kata yang menjadi kuno ataupun usang

    disebabkan oleh perkembangan zaman. Penggunaan bahasa gaul dikalangan

    remaja yang semakin tinggi intensitasnya membuat kosa kata dalam bahasa

    gaul semakin bertambah dan rumusan pembentukannya pun menjadi tidak

    tetap.

  • 3

    Media sosial merupakan sarana komunikasi untuk memperluas

    wawasan, pergaulan serta pertemanan dalam lingkup global yang terhubung

    melalui internet. Adapun yang tercakup di dalam media sosial ialah

    Facebook, Instagram, WhatsApp, Twitter, Tumblr,dan Path.

    Media sebagai salah satu sarana informasi dan komunikasi ternyata

    juga memiliki peran penting dalam memberikan panduan mengenai gaya

    berbahasa terkini. Kalangan remaja dalam usianya yang masih belum stabil

    dengan sangat mudah menyerap dan mengikuti bahasa yang ditampilkan di

    media.

    Berdasarkan latar belakang di atas peneliti memilih lokasi SMA

    Negeri 14 Makassar sebagai lokasi penelitian karena SMA Negeri 14

    merupakan sekolah yang dekat dengan pusat kota yang secara tidak lansung

    member dampak terhadap penggunaan bahasa sehari-hari siswa yang mulai

    mengikuti arus modernisasi.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis

    merumuskan permasalahan dalampenelitian ini yaitu bagaimanakah dampak

    pengaruh media jejaring sosial terhadap penggunaan gaya bahasa gaul pada

    siswa kelas XI SMA Negeri 14 Makassar?

  • 4

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka

    penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak positif dan negatif

    media jejaring sosial terhadap penggunaan gaya bahasa gaul pada siswa

    kelas XI SMA Negeri 14 Makassar.

    D. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dalam penelitian kepada pembaca, baik yang bersifat

    teoretis maupun praktis, manfaat tersebut sebagai berikut:

    1. Manfaat teoretis dari hasil penelitian ini dapat menambah informasi

    mengenai pengaruh media jejaring sosial secara langsung terhadap

    penggunaan gaya berbahasa siswa. Penulis juga ingin menyadarkan

    siswa untuk dapat memilih bahasaa yang ditimbulkan dalam media

    jejaring sosial, menerapkan yang baik dan tidak meniru yang buruk

    atau tidak sopan.

    2. Manfaat praktis bagi peneliti dapat menambah wawasan nilai

    pendidikan khususnya pendidikan bahasa Indonesia dalam

    penggunaan media jejaring sosial terhadap penggunaan gaya

    bahasa gaul dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan

    dikembangkan lebih lanjut.

  • 5

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Kajian Pustaka

    1. Penelitian yang Relevan

    Beberapa orang juga telah melakukan penelitian yaitu Della

    Nadya (2011). Pengaruh Media Terhadap Gaya Bahasa Remaja.

    Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh

    responden memiliki setidaknya satu buah akun jejaring sosial. Bahkan,

    50 pesen dari responden diketahui memiliki akun jejaring sosial lebih

    dari 2 buah akun

    Responden yang hanya memiliki akun Facebook saja sebesar

    10 persen, sedangkan yang hanya memiliki akun Twitter saja

    berjumlah 15 persen. Responden yang memiliki baik akun facebook

    dan Twitter sebesar 25 persen. Hasil penelitian ini menunjukkan

    bahwa penggunaan kata-kata Slang dalam gaya bahasa remaja cukup

    tinggi. Berdasarkan hasil survei, diketahui bahwa penggunaan kata-

    kata Slang yang tinggi diimbangi dengan intensitas penggunaan media

    jejaring sosial yang tinggi pula.

    Data ini menunjukkan adanya ketertarikan antara intensitas

    penggunaan media jejaring sosial terhadap gaya bahasa remaja.

    Ketertarikan ini akan dibahas pada bagian pembahasan kedua.

    Berdasarkan data pada grafik diatas terlihat jelas, bahwa penggunaan

    5

    6

  • 6

    gaya bahasa yang benar dalam percakapan remaja sehari-hari

    (responden) sangat rendah. 65 persen responden hanya menggunakan

    0-10 kata saja dari 62 kata dengan gaya bahasa yang benar. Di sisi lain,

    ternyata hanya 5 persen responden yang tingkat penggunaan gaya

    bahasa yang benar dalam percakapan sehari-hari cukup tinggi, yaitu

    41-51 kata dari 62 kata.

    Selain itu, Andi Afifah, (2013). Analisis Pergaulan di SMA Negeri

    8 Bulukumba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peneliti

    berkesimpulan dalam penelitiannya rata-rata 90 persen siswa sering

    menggunakan bahasa gaul dalam kesehariannya baik dalam sehari-hari

    maupun dalam media sosial.

    Nina Nurhasanah, (2014). Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Bahasa

    Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahasa gaul

    memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan berbahasa Indonesia,

    umumnya dalam hal bertutur kata. Bahasa yang digunakan oleh remaja

    ini muncul dari kreativitas mengolah kata baku dalam bahasa

    Indonesia menjadi kata tidak baku dan cenderung tidak lazim

    pemakaian bahasa gaul dapat terlihat di iklan televisi, jejaring sosial

    dan lain-lain. Inilah kenyataan bahwa tumbuhnya bahasa gaul ditengah

    keberadaan bahasa Indonesia tidak dapat dihindari, hal ini karena

    pengaruh perkembangan teknologi serta pemakaiannya oleh sebagian

    besar remaja sehingga cepat atau lambat bahasa Indonesia akan

    tergeser keberadaannya.

  • 7

    Oleh karrena itu, penelitian tertarik untuk membahas permasalahan

    tersebut untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Media

    Jejaring Sosial Terhadap Penggunaan Bahasa Gaul pada Siswa Kelas

    XI SMA Negeri 14 Makassar”.

    Dengan demikian, jelas terdapat perbedaan antara penelitian yang

    pernah dilakukan sebelumnya dengan penelitian ini. Penelitian

    sebelumnya berfokus pada kajian kesastraan penggunaan gaya bahasa

    formal sedangkan penelitian ini dilakukan pada siswa remaja

    penggunaan gaya bahasa gaul atau bahasa slang nonformal dan

    penelitian ini termasuk dalam penelitian kebahasaan.

    2. Pengertian Gaya Bahasa

    Gaya atau style adalah cara menungkapkan diri sendiri, dengan

    cara berbahasa, tingkah laku, berpakaian, dan sebagaianya. Bila dilihat

    dari segi bahasa, maka gaya berbahasa adalah cara menggunakan

    bahasa. Gaya bahasa kita bisa menilai pribadi seseorang dan

    kemampuan seseorang dalam menggunakan bahasa tersebut.

    Menurut Sudjiman (1998:13) menyatakan bahwa sesungguhnya

    gaya bahasa dapat digunakan dalam segala ragam bahasa, baik ragam

    bahasa lisan, tulis, nonsastra, maupun ragam sastra, karena gaya

    bahasa adalah cara menggunakan bahasa dalam konteks tertentu oleh

    orang tertentu untuk maksud tertentu.

    Menurut Kridaklasana (2001:25) penjelasan istilah gaya bahasa

    secara luas yaitu pertama, pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh

  • 8

    seseorang dalam bertutur atau menulis. Kedua, pemakaian ragam

    tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu. Ketiga, keseluruhan

    ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra.

    Keraf (2007:113) mengemukakan bahwa gaya bahasa adalah cara

    mengungkapkan pikiran melalui bahasa sastra khas yang

    memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis.

    Untuk membedakan gaya bahasa yang baik dan gaya bahasa yang

    buruk, Gorys Keraf dalam bukunya Diksi dan Gaya bahasa,

    memaparkan tiga unsur dalam gaya bahasa yang baik. Ketiga unsur

    tersebut unsur adalah kejujuran, sopan-santun, dan menarik.

    1) Kejujuran: gaya bahasa mengikuti aturan-aturan atau kaidah yang

    baik dan benar dalam berbahasa.

    2) Sopan-santun: gaya bahasa memberikan penghargaan atau

    menghormati orang lain yang diajak bicara, khususnya pendengar

    atau pembaca. Rasa hormat ini diwujudkan melalui gaya bahasa

    yang menggunakan ungkapan-ungkapan jelas dan singkat.

    3) Menarik: penggunaan gaya bahasa yang variatif akan menghindari

    monotomi dalam nada, struktur, dan diksi. Selain itu, gaya bahasa

    yang menarik juga memiliki kosakata yang luas serta mengandung

    tenaga untuk menciptakan rasa gembira dan nikmat.

    Dari beberapa pendapat para ahli yang telah diuraikan

    diatas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa adalah cara

  • 9

    mengungkapkan pikiran serta perasaan melalui kata-kata dengan

    gaya bahasa sendiri baik dalam lisan maupun tertulis.

    3. Jenis-jenis Gaya Bahasa

    1) Gaya Bahasa Hiperbola

    Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung

    pernyataan yang melebih-lebihkan jumlahnya, ukurannya dan sifatnya

    dengan maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi

    untuk memperhebat, meningkatkan kesan pengaruhnya. Gaya bahasa

    ini melibatkan kata-kata, frase, atau kalimat (Guntur Tarigan 2009: 55).

    Dengan kata lain hiperbola ialah ungkapan yang melebih-lebihkan

    apa yang sebenarnya dimaksudkan: jumlahnya, ukurannya, atau

    sifatnya. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya

    bahasa hiperbola adalah jenis gaya bahasa yang mengandung ungkapan

    yang melebih-lebihkan baik itu jumlah, ukuran, dan sifatnya. Contoh:

    (1) Dengan new Jupiter Z kamu bisa tampil lebih percaya diri !.

    (2) Honda naik kelas

    2) Gaya Bahasa Litotes

    Kata ini berasal dari bahasa Yunani dan berarti “Kesederhanaan”.

    Berbeda dengan hiperbola, majas ini digunakan untuk melemahkan

    ungkapan pikiran, jadi untuk menam- pilkan gagasan tentang sesuatu

    yang kuat atau besar dengan ungkapan yang lemah.

    Contoh : “silahkan singgah di gubuk saya”

  • 10

    Sebenarnya, yang dikemukakan dengan kata gubuk itu, mungkin

    saja rumah yang besar dan mewah, tetapi si pengujar ingin

    menampilkan kesan kecil, sehingga ia Gaya bahasa ini tidak pernah

    digunakan untuk reklame karena apabila reklame menggunakan jenis

    gaya bahasa ini otomatis konsumen tidak akan tertarik untuk membeli

    produk yang ditawarkan ataupun sesuatu yang di promosikan oleh

    reklame tersebut.

    3) Gaya Bahasa Ironi

    Dalam ironi, pengujar menyampaikan sesuatu yang sebaliknya dari

    apa yangingin dikatakannya, jadi di sini terdapat satu penanda dengan

    dua kemungkinanpetanda. Ironi mengandung antonimi atau oposisi

    antara kedua tataran isi. Ironi juga mengandung kesenjangan yang

    cukup kuat antara makna harfiah dan makna kiasan. Maka di dalam

    ironi terdapat keharusan yang sering bertumpu pada makna inversi

    semantis, baik secara keseluruhan maupun sebahagian. Hal ini menjadi

    ciri ironi. Apabila dilihat dari wilayah maknanya, ironi tidak banyak

    berbeda dengan majas pertentangan lainnya. Namun dalam ironi salah

    satu bentuk (penanda) tidak hadir, jadi bersifat implisit. Perlu diingat

    bahwa pemahaman ironi sangat tergantung dari konteks (bahkan

    beberapa ahli bahasa membedakan ironi dari majas lainnya, karena hal

    tersebut).

    Apabila konteks tidak mendukung ironi, maka ujaran yang

    mengandung ejekan dapat menjadi pujian.

  • 11

    Contoh: “Wah, pemerintah sekarang memangsukses,ya!

    “Benarkah pendapatmu demikian?”

    “Ya, tentu saja, sukses dalam menaikkan harga-harga”

    Di sini, tampak ada dua petanda. Leksem sukses biasanya

    mengandung komponenmakna positif, tetapi kadang-kadang juga dapat

    mempunyai makna negatif apabilakonteks mendukungnya. Pada ujaran

    pertama, leksem sukses masih mengandungkemungkinan bermakna

    positif (sebagaimana lazimnya), namun pada ujaran yang ke-3 leksem

    itu diikuti frasa “menaikkan harga-harga” yang secara konotatif

    mempunyai makna negatif. Oposisi makna ini menunjukkan adanya

    ironi. Di sini,konteks bersifat tekstual, sehingga tidak mungkin ada

    makna pujian. Berkatkonteksnya, ujaran yang mengandung gagasan

    positif, dapat menyembunyikanmakna yang negatif. Berikut ini

    dikemukakan bagan wilayah makna ironi:

    Sebenarnya, hampir semua majas memerlukan konteks, baik

    tekstual maupunsituasional. Meskipun demikian, ironi selalu terdiri dari

    unsur pragmatika khusus: mengujarkan sesuatu dengan ironis selalu

    kurang lebih ditujukan pada sasaran bulan-bulanan. Dikatakan bahwa

    ironi sering kali digunakan untuk mengolokolok. Menyam paikan

    sesuatu dengan ironis adalah menggunakan kosakata yang seakan

    meninggikan nilai padahal merendahkannya. Selain perubahan

    petanda,dalam ironi juga ada perubahan acuan.

  • 12

    4) Gaya Bahasa Oksimoron

    Oksimoron adalah suatu acuan yang berusaha untuk

    menggabungkan kata-katauntuk mencapai efek yang bertentangan,

    namun sifatnya lebih padat dan tajam dari paradoks. Misalnya :

    Keramah-tamahan yang bengis.

    5) Gaya Bahasa Paronomasia

    Paronomasia adalah gaya bahasa yang berisi penjajaran kata-kata

    yang berbunyisama tetapi bermakna lain; kata- kata yang sama

    bunyinya tetapi artinya berbeda. Istilah Paronomasia ini sering juga

    disamakan dengan yang mengandung maknayang sama (Keraf, 2007).

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya

    bahasaParonomasia adalah gaya bahasa yang berisi penjajaran kata-kata

    yang berbunyi sama yang memiliki arti yang sama maupun berbeda.

    Contoh:

    (1) Centralite, lebih terang lebih hemat lebih tahan lama.

    (2) “semakin dekat semakin teriamin purnajual”

    6) Gaya Bahasa Paralepsis

    Paralepsis gaya bahasa yang merupakan suatu formula yang

    digunakan sebagaisarana untuk menerangkan bahwa seseorang tidak

    mengatakan apa yang tersiratdalam kalimat itu sendiri.Contoh: Juallah

    segera ubi itu ke kota (ih....) yang saya maksud ke desa.

  • 13

    7) Gaya Bahasa Zeugma dan Silepsis

    Silepsis dan zeugma adalah gaya di mana orang mempergunakan

    dua konstruksirapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua

    kata lain yangsebenarnya hanya salah satu yang mempunyai hubungan

    dengan kata pertama.Dalam silepsis, konstruksi yang dipergunakan itu

    secara gramatikal benar, tetapi secara semantik tidak benar.

    Misalnya: Ia sudah kehilangan topi dansemangatnya.

    8) Gaya Bahasa Satire

    Satire adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu.

    Bentuk initidak harus bersifat ironis. Satire mengandung kritik tentang

    kelemahan manusia. Misalnya : Jangan pernah berpikir kau adalah

    dewa, menghadapi masalah seperti ini pun kau sudah kewalahan.

    9) Gaya Bahasa Inuendo

    Inuendo adalah semacam sindiran dengan mengecilkan kenyataan

    yangsebenarnya. Misalnya : Setiap ada pesta ia pasti sedikit mabuk

    karena kebanyakan minum.

    10) Gaya Bahasa Antifrasis

    Antifrasis adalah semacam ironi yang berwujud penggunaan

    sebuah kata denganmakna kebalikannya, yang bisa saja dianggap

    sebagai ironi sendiri. Misalnya :Lihatlah sang raksasa telah datang

    (maksudnya si cebol).

  • 14

    11) Gaya Bahasa Paradoks

    Paradoks adalah opini atau argumen yang berlawanan dengan

    pendapat umum,bisa dianggap aneh atau luar biasa. Dikatakan juga

    paradoks, suatu proposisi yangsalah tetapi sekali gus juga benar. Sering

    kali di balik gagasan yangmengherankan, paradoks menyembunyikan

    kebenaran yang dapat dipertahankan.Dalam majas ini, ada dua penanda

    yang mempunyai makna yang beroposisi.Kedua penanda muncul, jadi

    tidak bersifat implisit. Namun, oposisi itu ada dalammakna kata saja,

    sedangkan di dalam kehidupan seringkali paradoks itu tidakmerupakan

    oposisi melainkan menguat- kan makna. Contoh: “Aku merasa

    kesepian di tengah keramaian ini.”

    Berikut ini akan dikemukakan bagan wilayah makna: Bagan

    wilayah makna iniperlu dikemukakan dalam lingkup konteks

    pengujaran (di sini dikemukakan dengan bentuk persegi panjang)

    karena bila tidak, majas paradoks tak akan dipahami dan kata-kata yang

    ada hanya akan dianggap aneh..

    Di dalam leksem kesepian terdapat komponen makna ..tidak

    ramai”. Sehinggatentu saja beroposisi dengan leksem keramaian.Dalam

    tataran denotatif gagasan yang beroposisi ini tidak mempunyai konteks

    (pendapat”umum”). Sehingga tampak mengherankan atau aneh.

    Walaupun demikian, secara konotatif, keduanya merupakan paradoks,

    karena sebenarnya hal ini sering terjadi bila seseorang merasa tidak

  • 15

    mempunyai hubungan dengan orang-orang yang berada di sekitarnya.

    Inilah yang disebut paradoks.

    Contoh lain: “meskipun hatinya sangat panas, kepalanya tetap

    dingin.”Leksem panas dan leksem dingin mengandung komponen

    makna yangberlawanan. Ujaran itu tampak aneh, luar biasa, karena

    hati dan kepala yang dimaksud, berada dalam diri satu orang manusia.

    Jadi acuannya tidak sesuai dengan pendapat “umum”. Meskipun

    demikian. Secara konotatif, hal itu bisa sajaterjadi, bahkan seharusnya

    demikian. Inilah yang disebut paradoks.

    12) Gaya Bahasa Klimaks

    Kata klimaks dari bahasa Yunani “klimax” yang berarti tangga.

    Klimaks adalah sejenis gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan

    yang semakin lamasemakin mengandung penekanan; kebalikannya

    adalah antiklimaks.

    Gaya bahasa klimaks diturunkan dari kalimat yang bersifat periodik.

    Klimaks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung urutan-

    urutan pikiran yang setiapkali semakin meningkatkan kepentingannya

    dari gagasan-gagasansebelumnya.(Keraf, 2007).

    Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya

    bahasa klimaksadalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan

    beberapa peristiwa. Halatau keadaan secara berturut-turut mulai dari

    urutan pikiran yang nilai ataufungsinya kurang penting kemudian

    meningkat keurutan pikiran yang lebihpenting.

  • 16

    Contoh:

    a. Nikmati serunya internetan di PONSEL LEPTOP atau PC

    dengan FlashUnlimited.

    b. Ingin sehat, bayar murah dan dapatkan kesehatan

    berguna...sering seringlahpakai Treadmill JACO.

    13) Gaya Bahasa Antiklimaks

    Gaya bahasa antiklimaks adalah kebalikan gaya bahasa klimaks.

    Antiklimaksdihasilkan oleh kalimat yang berstruktur mengendur.

    Kalimat yang bersifat kendur yaitu bila bagian kalimat yang mendapat

    penekanan ditempatkan pada awal kalimat.

    Sebagian gaya bahasa antiklimaks merupakan suatu acuan yang

    berisi gagasan yang diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke

    gagasan yang kurang penting (Keraf, 2007).

    Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya

    bahasaantiklimaks adalah gaya yang digunakan untuk menyatakan

    beberapa peristiwa, hal atau keadaan secara berturut-turut, mulai dari

    urutan pikiran yang paling penting ke urutan pikiran yang kurang

    penting.

    Contoh:

    (1) Kamera 12 megapixels, harga 10 megapixels!!!

    (2) Motor otomatis berkecepatan tinggi dengan mesin 125 cc yang

    seirit 115 cc.

  • 17

    14) Gaya Bahasa Apostrof

    Apostrof adalah semacam gaya yang berbentuk pengalihan amanat

    dari para hadirin kepada sesuatu yang tidak hadir. Cara ini biasanya

    dilakukan oleh orator klasik. Dalam pidato yang disampaikan kepada

    suatu massa, si orator secara tiba-tiba mengarahkan pembicaraan

    langsung kepada sesuatu yang tidak hadir: kepadamereka yang sudah

    meninggal, atau kepada barang atau objek khayalan atausesuatu yang

    abstrak, sehingga tampaknya ia tidak berbicara kepada hadirin.

    Misalnya : Hai kamu dewa-dewa yang berada di surga, datanglah

    danbebaskanlah kami dari belenggu penindasan ini.

    15) Gaya Bahasa Anastrof dan Inversi

    Anastrof atau inversi adalah semacam gaya bahasa retoris yang

    diperoleh denganpembalikan susunan kata yang biasa dalam kalimat.

    Misalnya: Pergilah iameninggalkan kami, keheranan kami melihat

    perangainya.

    16) Gaya Bahasa Apofasis dan Preterisio

    Apofasis atau disebut juga dengan preterisio merupakan sebuah

    gaya dimanapenulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi

    nampaknya menyangkal. Berpura-pura membiarkan sesuatu berlalu,

    tetapi sebenarnya ia menekankan hal itu. Misalnya : Saya tidak mau

    mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudaratelah menggelapkan

    ratusan juta rupiah uang negara.

  • 18

    17) Gaya Bahasa Histeron Preteron

    Histeron proteron adalah semacam gaya bahasa yang merupakan

    kebalikan darisesuatu yang wajar, misalnya menempatkan sesuatu

    yang terjadi kemudian padaawal peristiwa. Gaya bahasa ini juga

    disebut hiperbaton. Misalnya : Keretamelaju dengan cepat di depan

    kuda yang menariknya.

    18) Gaya Bahasa Hipalase

    Hipalase adalah semacam gaya bahasa di mana sebuah kata

    tertentu digunakanuntuk menerangkan sebuah kata, yang seharusnya

    dikenakan pada sebuah katayang lain. Misalnya : Ia berbaring di atas

    sebuah kasur yang gelisah. (yanggelisah adalah manusianya bukan

    kasurnya).

    19) Gaya Bahasa Sinisme

    Sinisme adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan

    menggunakan halyang berlawanan dengan tujuan agar orang tersindir

    secara lebih tajam danmenusuk perasaan. Misalnya : Kau kan sudah

    hebat, tak perlu lagi mendengarnasihat orang tua seperti aku ini!

    20) Gaya Bahasa Sarkasme

    Sarkasme adalah gaya bahasa yang melontarkan tanggapan secara

    pedas dan kasartanpa menghiraukan perasaan orang lain. Misalnya :

    Sikapmu seperti anjing dan sifatmu seperti babi!

  • 19

    4. Fungsi Gaya Bahasa

    Gaya bahasa merupakan bentuk retorik yaitu penggunaan kata-kata

    dalam berbicara dan menulis untuk mempengaruhi pembaca atau

    pendengar (Guntur Tarigan, 2009: 4). Bertolak dari pernyataan tersebut,

    dapat dilihat fungsi gaya bahasa yaitu sebagai alat untuk meyakinkan atau

    mempengaruhi pembaca atau pendengar.

    Di samping itu, gaya bahasa juga berkaitan dengan situasi dan

    suasana karangan. Maksudnya ialah bahwa gaya bahasa menciptakan

    keadaan perasaan hati tertentu, misalnya kesan baik ataupun buruk, senang

    tidak enak dan sebagainya yang diterima pikiran dan perasaan karena

    pelukisan tempat, benda-benda, suatu keadaan atau kondisi tertentu

    (Ahmadi, 1990: 169). Selain pendapat di atas, Guntur Tarigan (2009: 4)

    Mengatakan bahwa kadangkadang dengan kata-kata belumlah begitu jelas

    untuk menerangkan sesuatu; oleh karena itu dipergunakanlah persamaan,

    perbandingan serta kata-kata kias lainnya.

    Bertolak dari beberapa pendapat di atas, dapatlah dilihat fungsi

    gaya bahasa yaitu sebagai alat untuk memperkuat efek terhadap gagasan

    yang disampaikan, alat untuk memperjelas sesuatu dan alat untuk

    menciptakan keadaan hati tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat

    tentang fungsi gaya bahasa yang telah dipaparkandi atas, dapat

    disimpulkan fungsi gaya bahasa adalah sebagai berikut:

    (1) Gaya bahasa berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi atau

    meyakinkan pembaca atau pendengar, maksudnya gaya bahasa dapat

  • 20

    membuat pembaca atau pendengar semakin yakin dan percaya

    terhadap apa yang disampaikan penulis;

    (2) Gaya bahasa berfungsi sebagai alat untuk menciptakan keadaan

    perasaan hati tertentu, maksudnya gaya bahsa dapat menjadikan

    pembaca hanyut dalam suasana hati tertentu, misalnya kesan baik atau

    buruk, senang, tidak enak dan sebagainya setelah mengetahui tentang

    apa yang disampaikan penulis;

    (3) Gaya bahasa berfungsi sebagai alat untuk memperkuat efek terhadap

    gagasan yang disampaikan, maksudnya gaya bahasa dapat membuat

    pembaca atau pendengar terkesan terhadap agasan yang disampaikan

    penulis atau pembicara.

    5. Penggunaan Gaya Bahasa

    a. Tinjauan tentang komunikasi

    Manusia merupakan makhluk sosial. Secara naluriah,

    makhluk sosial membutuhkan berkomunikasi dengan sesama.

    Tidak ada manusia yang dapat hidup tanpa terjadinya komunikasi.

    Seiring dengan perkembangan zaman dan berkembang pesatnya

    teknologi bentuk komunikasi juga ikut berubah. Jika awalnya

    komunikasi berada pada lingkungan sekitar, kini jangkauan

    komunikasi setiap orang meluar karena adanya teknologi.

    Menurut KBBI komunikasi adalah pengiriman dan

    penerimaan pesan berita antara dua orang atau lebih sehingga

  • 21

    pesan yang dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak (KBBI,

    2008:721).

    Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau

    perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan

    lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi

    yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk

    mengubah sikap atau tingkah laku seorang atau jumlah orang

    sehingga ada efek tertentu yang diharapkan.

    b. Jenis Komunikasi

    Kita mengenal dua jenis atau kategori komunikasi:

    1) Komunikasi lisan atau verbal, yaitu komunikasi menggunakan

    kata-kata, hal itu diucapkan, maupun ditulis.

    Komunikasi nirkata atau nonverbal, yaitu komunikasi

    menggunakan bahasa tubuh, bahasa gerak atau gerak isyarat (gesture),

    atau gambar.

    Berbekal pengetahuan jenis atau kategori komunikasi tersebut,

    dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah perbuatan mentransfer pesan

    atau informasi dari satu tempat ke tempat lain, baik secara verbal atau

    lisan (menggunakan suara), tertulis (menggunakan barang cetak atau

    media digital seperti buku, majalah, laman, atau surel), maupun secara

    nirkata atau nonverbal (menggunakan bahasa tubuh, gerak isyarat

    (gesture), serta tekanan atau tinggi nada suara.

  • 22

    Kemampuan seseorang berkomunikasi diukur dari seberapa akurat

    informasi atau pesan yang dikirim oleh komunikator (pengirim informasi)

    dapat diterima oleh komunikan (penerima informasi) dan sebaliknya. Hal

    tersebut juga menjadi ukuran seberapa mahir kita berkomunikasi.

    Mengasah dan mengembangkan kemahiran berkomunikasi dalam

    kehidupan keseharian adalah penting, karena dapat membantu keseluruhan

    aspek perikehidupan kita, baik dalam kehidupan sosial maupun kehidupan

    profesional. Kemampuan mengomunikasikan pesan atau informasi secara

    jelas, akurat, seperti yang dimaksudkan di atas adalah kecakapan hidup

    yang sangat vital dan tak dapat diabaikan. Jika Anda merasa belum

    memilikinya, jangan berkecil hati. Tak ada istilah terlambat untuk

    meningkatkan kemampuan anda berkomunikasi, karena hal tersebut akan

    meningkatkan kualitas hidup Anda. Contoh sederhana adalah ketika Anda

    melamar pekerjaan.

    Saat itu anda sudah harus menunjukkan kemahiran Anda

    berkomunikasi. Mulai dari berbicara secara jelas, akurat, tegas, tetapi tetap

    menjaga sopan santun, menatap mata pewawancara. Satu hal lagi, latih

    dan biasakan menyimak (listen) dengan cermat, tidak sekadar

    mendengarkan (hear), dan menjawab pertanyaan secara cekatan dan

    cerdas. Tidak tergesa-gesa atau terburu-buru. Pikirkan terlebih dahulu

    sebelum Anda mengatakan. Hal-hal itulah yang biasanya dituntut pemberi

    kerja dari seorang pencari kerja.

  • 23

    6. Bahasa Gaul

    Bahasa gaul adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim

    digunakan di Jakarta pada tahun 1980-an. Ragam ini semuala

    diperkenalkan oleh generasi muda yang mengambilnya dari kelompok

    waria dan masyarakat terpinggir lain. (Harimurti Kridaklasana 2008).

    Kamus Linguistik (edisi Ke-Edisi Empat). Jakarta: Gramedia Pustaka

    Utama).

    Bahasa gaul adalah gaya bahasa yang merupakan perkembangan

    atau modifikasi dari berbagai macam bahasa, termasuk bahasa

    Indonesia sehingga bahasa gaul tidak memiliki sebuah struktur gaya

    bahasa yang pasti. Sebagian besar kata-kata dalam bahasa gaul remaja

    merupakan terjemahan, singkatan, maupun plesetan. Namun,

    terkadang diciptakan pula kata-kata aneh yang sulit dilacak asal

    usulnya.

    Kalimat-kalimat yang digunaan umumnya kalimat tunggal.

    Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat susunan

    kalimat menjadi lebih pendek sehingga seringkali dijumpai kalimat-

    kalimat yang tidak lengkap. Dengan demikian menggunakan struktur

    yang pendek, pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang sering

    membuat pendengar yang bukan penutur asli bahasa Indonesia

    mengalami kesulitan untuk memahaminya.

    Sebagai bahasa nasional bahasa Indonesia merupakan alat

    komunikasi formal dan nonformal, ada konsekuensi logis terkait

  • 24

    dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi

    tertentu, yaitu pada situasi formal pengguaan bahasa Indonesia yang

    benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering

    menggunakan bahasa baku. Akan tetapi terkadang dalam suasana acara

    resmi seringkali dicampuri kata-kata yang tidak baku, inilah yang

    merusak dan membuat bahasa menjadi bercampur antara baku dan

    tidak.

    Bahasa gaul dapat timbul dimana saja, bahasa yang digunakan oleh

    siswa pada umumnya ini muncul dari kreativitas mengolah kata baku

    dalam bahasa Indonesia menjadi kata yang tidak baku. Bahsa gaul kita

    seringkali dapati dimana saja, karena bahasa gaul dapat timbul dari

    beberapa media elektronik. Inilah kenyataan bahwa timbulnya bahasa

    gaul ditengah eksistensi bahasa Indonesia tidak dapat dihindari karena

    pengaruh perkembangan alat komunikasi yang terus berkembang

    tempat bahasa gaul bisa terus berkembang yang dipakai dikalangan

    remaja sehingga kemungkinan bahasa yang baku akan tergeser

    eksistensinya.

    7. Jejaring sosial

    Menurut Wikipedia jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang

    dibentuk dari simpul-simpul (yang umunya adalah individu atau

    organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti

    nilai, visi, ide, teman, keturunan dan lain-lain.

  • 25

    Jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen

    individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukkan jalan dimana mereka

    berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal

    sehari-hari sampai dengan keluarga.

    Jaringan merupakan terjemahan dari network, yang berasal dari dua

    suku kata yaitu Net dan Work. Net diterjemahkan dalam bahasa sebagai

    jaringan, yaitu tenunan seperti jala, terdiri banyak ikatan antar simpul yang

    saling terhubung antara satu sama lain. Sedangkan kata work bermakna

    sebagai kerja.

    Ada dua konsep yang harus dipahami dalam jaringan sosial, antara

    lain: Jaringan sosial sebagai suatu konsep metaporik: jaringan sosial hanya

    dilihat sebagai suatu rangkaian antar hubungan (inter-relationship) dalam

    suatu sistem sosial. Jaringan sosial sebagai suatu konsep analitis: jaringan

    sosial tidak hanya dilihat sebagai jaringan yang khusus saja, tetapi juga

    bagaimana karakteristik dari hubungan-hubungan yang ada sehingga

    kemudian dapaat dipergunakan untuk menginterpretasikan tingkah laku

    sosial dari orang-orang yang terlibat didalamnya.

    1) Layanan Jejaring Sosial

    Banyak layanan jejaring sosial berbasiskan web yang

    menyediakan kumpulan cara yang beragam bagi pengguna untuk

    dapat berinteraksi seperti messaging, email, video, chat, share file,

    blog, diskusi grup, dan lain-lain. Umumnya jejaring sosial

    memberikan layanan untuk membuat biodata dirinya. Pengguna

  • 26

    dapat meng-upload foto dirinya dan dapat menjadi teman dengan

    pengguna lainnya. Beberapa jejaring sosial memiliki fitur

    tambahan seperti pembuatan grup untuk dapat saling sharing

    didalamnya.

    2) Macam-macam situs jejaring sosial

    a. Facebook adalah situs web yang diluncurkan pada 4 Februari

    2004 dan didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang lulusan

    Haarvard dan mantan murid Ardsley High School.

    Keanggotaannya pada awalnya dibatasi untuk siswa dari

    Harvard College.

    b. Twitter adalah suatu situs web layanan jaringan sosial dan

    mikroblog yang memberikan fasilitas bagi pengguna untuk

    mengirimkan "pembaharuan" berupa tulisan teks dengan

    panjang maksimum 140 karakter melalui SMS, pengirim pesan

    instan, surat elektronik, atau aplikasi seperti Twitterrific dan

    Twitbin. Twitter didirikan pada Maret 2006 oleh perusahaan

    rintisan Obvious Corp.

    c. Tumblr, sekarang menjadi salah satu jejaring yang banyak

    diminati kalangan muda. Salah satu micro-blog atau jejaring

    sosial yang anda dapat coba. Tumblr dibuat oleh David Karp

    pada tahun 2007 dan sampai sekarang sudah memiliki user

    kurang lebih sebanyak 3 juta orang. Berdasarkan posting David

    Karp di Tumblr Staff blog pada 15 Maret 2010, rata-rata

  • 27

    2.000.000 posting dibuat dan 15.000 pengguna baru setiap

    harinya.

    d. Instagram sebagai sebuah media sosial, banyak orang yang tak

    tahu arti sebenarnya dari pemakaian kata tersebut. Disusun dari

    dua kata, yaitu “Insta” dan “Gram”. Arti dari kata pertama

    diambil dari istilah “Instan” atau serba cepat/mudah. Namun

    dalam sejarah penggunaan kamera foto, istilah “Instan”

    merupakan sebutan lain dari kamera Polaroid. Yaitu jenis

    kamera yang bisa langsung mencetak foto beberapa saat setelah

    membidik objek. Sedangkan kata “Gram” diambil dari

    “Telegram” yang maknanya dikaitkan sebagai media pengirim

    informasi yang sangat cepat.Dari penggunaan dua kata

    tersebut, kita jadi semakin memahami arti dan fungsi

    sebenarnya dari Instagram. Yaitu sebagai media untuk

    membuat foto dan mengirimkannya dalam waktu yang sangat

    cepat. Tujuan tersebut sangat dimungkinkan oleh teknologi

    internet yang menjadi basis aktivitas dari media sosial ini.

    e. Menurut Wikipedia WhatsApp adalah aplikasi pesan untuk

    smartphone dengan basic mirip BlackBerry Messenger.

    WhatsApp Messenger merupakan aplikasi pesan lintas platform

    yang memungkinkan kita bertukar pesan tanpa biaya SMS,

    karena WhatsApp Messenger menggunakan paket data internet

    yang sama untuk email, browsing web, dan lain-lain.

  • 28

    f. Path ialah media sosial atau jejaring sosial yang mempunyai

    kegunaan hampir sama dengan media sosial instagram Yaitu

    sama-sama suatu media sosial yang berfungsi untuk

    membagikan pesan kepada pengguna lainnya ataupun

    membagikan foto atau gambar kepada pengguna lainnya.

    Namun Path mempunyai perbedaan dengan instagram. Jika

    instagram, akun instagram anda dapat dilihat oleh semua orang

    atau publik tetapi jika Path, akun anda hanya diperuntukkan

    berteman dengan keluarga, teman dekat dan kerabat dekat

    anda. Path dibandingkan dengan Instagram, sedikit lebih bagus

    Path, karena Path membuat akun anda tidak sembarang orang

    yang bisa melihatnya dan privasi anda di Path sangat

    dilindungi.Path didirikan pada tahun 2011 lebih tepatnya pada

    bulan februari 2011, Path didirikan oleh 3 orang penting di

    Path yaitu Dave Morin, Shawn Fanning, dan Dustin Mierau.

    Path mempunyai misi utama yaitu membuat media sosial yang

    memiliki kualitas tinggi dan membuat penggunanya nyaman.

    8. Globalisasi

    Globalisasi merupakan proses integritasi internasional yang terjadi

    karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek

    kebudayaan lainnya. Kemajuan infastruktur transportasi dan

    telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan internet merupakan

    https://rahman371.wordpress.com/2014/09/06/pengertian-instagram-lengkap/

  • 29

    faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling

    ketergantungan (interdepensasi) aktivitas ekonomi dan budaya.

    Meski sejumlah pihak menyatakan bahwa globalisasi berawal di era

    modern, beberapa pakar lainnya melacak sejarah globalisasi sampai

    sebelum zaman penemuan Eropa dan pelayaran ke dunia baru. Ada pula

    pakar yang mencatat terjadinya globalisasi pada milenium ketiga sebelum

    masehi. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 keterhubungan

    ekonomi dan budaya dunia berlangsung sangat cepat.

    Istilah globalisasi makin sering digunakan sejak pertengahan tahun

    1980-an dan lebih sering lagi sejak pertengahan 1990-an. Pada tahun 2000,

    dana Monoter Internasional (IMF) mengidentifikasi empat aspek dasar

    globalisasi: perdangangan dan transaksi, pergerakan modal investasi,

    migrasi dan perpindahan manusia, dan pembebasan ilmu pengetahuan.

    Selain itu tantangan lingkungan seperti perubahan iklim dan sangat begitu

    cepat dan berpengaruh terhadap globalisasi. Proses globalisasi sangat

    memengaruhi tata kerja serta sumber daya alam manusia dan sosial

    budaya.

    Globalisasi merupakan suatu proses dimana segala sesuatu berupa

    kebudayaan, teknologi, perdagangan, investasi, serta interaksi antar negara

    dapat masuk ke wilayah negara manapun, tidak mengenal batas suatu

    wilayah. Teori globalisasi juga muncul sebagai akibat dari serangkaian

    perkembangan internal teori sosial, khususnya reaksi terhadap perpektif

    terdahulu seperti teori modernisasi.

  • 30

    Seperti yang terjadi pada sekarang ini, masyarakat indonesia

    terkhususnya pada siswa munculnya Smart Phone yang menimbulkan

    suatu gaya hidup siswa yang dapat memengaruhi gaya bahasa yang

    digunakan dari media jejaring sosial akibat dari globalisasi tersebut.

    9. Media

    Kata “media” sendri dalam bahasa Indonesia memiliki arti sebagai alat

    (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, dan

    spanduk.

    Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan

    pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi

    memandang bahwa dalam komunikasi antarmanusia, maka media yang

    paling dominasi dalam berkomunikasi adalah pancaindera manusia seperti

    mata dan telinga. Pesan-pesan yang diterima selanjutnya diproses oleh

    pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap

    sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan.

    Media (bentuk dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari

    bahasa latin Medius, yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau

    „pengantar‟. Oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai perantara atau

    pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa

    sesuatu bahan (software) atau alat (hardware).

    Teknologi atau media pembelajaran sebagai penerapan ilmiah tentang

    proses belajar pada manusia dalam tugas praktis belajar mengajar.

    Jenis-jenis Media secara Umum dapat dibagi menjadi 3, yaitu :

  • 31

    1. Media Visual : media visual adalah media yang bisa dilihat,

    dibaca dan diraba. Media ini mengandalkan indra penglihatan

    dan peraba. Contohnya :media foto, gambar, komik, gambar

    tempel, dan lain-lain.

    2. Media Audio : media audio adalah media yang bisa didengar

    saja, contohnya : alat musik, radio, lagu dan lain-lain.

    3. Media Audio Visual : media audio visual adalah media yang

    bisa didengar dan dilihat secara bersamaan, contohnya : media

    drama, pementasan, film, dan lain-lain. Internet termasuk

    dalam bentuk media audio visual, tetapi lebih lengkap dan

    menyatukan semua jenis format media, disebut multimedia

    karena berbagai format ada dalam internet.

    Dalam konteks penelitian ini, media yang menjadi fokus yaitu

    media jejaring sosial. Media jenis ini merupakan sarana komunikasi untuk

    memperluas pergaulan dan pertemanan dalam lingkup global yang

    terhubung melalui internet.

    B. Kerangka Pikir

    Perkembangan teknologi di zaman modern ini telah menyebabkan

    tergesernya nilai budaya. Salah satunya, yaitu budaya berbahasa atau

    lebih tepatnya dalam hal ini bahasa Indonesia. Telah menjadi isu tersendiri

    bahwa siswa sekarang ini kurang memahami benar arti sesungguhnya dari

    penggunaan bahasa yang baik dan benar.

  • 32

    Karena kebanyakan dari mereka lebih terpengaruh oleh budaya

    dari luar dan penggunaan bahasa yang sifatnya universal menurut mereka

    lebih penting. Sehingga bahasa Indonesia dianggap tidak penting dan

    tersingkirkan dengan adanya gaya bahasa gaul dan gaya bahasa alay

    tersebut. Globalisasi memiliki pengaruh tidak langsung terhadap

    perkembangan bahasa yang ada di Indonesia ini, selain membawa

    pengaruh negatif juga membawa pengaruh positif. Seiring dengan

    perkembangan teknologi yang modern, membuat masyarakat terkhususnya

    siswa selalu mengikuti arah perkembangan teknologi yang semakin

    canggih.

    Berawal dari kenyataan tersebut, maka perlu adanya suatu

    penelitian untuk mengetahui sejauh manakah pengaruh media jejaring

    sosial terhadap gaya bahasa sehari-hari siswa. Selain itu, untuk

    mengetahui apa dampak positif dan negatif dari pengaruh media sosial

    terhadap gaya bahasa siswa.

  • 33

    Bagan Kerangka Pikir

    Bagan 3.1.1 Kerangka Pikir

    Pembelajaran

    Bahasa

    Gaya Bahasa

    Gaya Bahasa Gaul

    Temuan

    Gaya Bahasa

    Hiperbola

    Analisis

    Media Sosial

    Akronim

  • 34

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Berusaha

    menggambarkan suatu gejala sosial. Dengan kata lain penelitian ini

    bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung

    pada saat studi. Metode kualitatif ini memberikan informasi yang lengkap

    sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih

    banyak dapat diterapkan pada berbagai masalah.

    B. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Sugiyono (2012:61) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah

    generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas

    dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari

    dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasi

    adalah siswa kelas XI SMA Negeri 14 Makassar.

    2. Sampel

    Sampel adalah proses pemilihan sejumlah individu (objek

    penelitian) untuk suatu penelitian sedemikian rupa sehingga individu-

    individu (Objek penelitian) tersebut merupakan perwakilan kelompok

    yang lebih besar pada mana objek itu dipilih (Sumanto, 2014:160).

    Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1

    yang berjumlah 35 siswa SMA Negeri 14 Makassar. Peneliti memilih

    35

  • 35

    kelas IPS 1 karena kelas tersebut lebih cenderung menggunakan gaya

    bahasa gaul dalam penggunaan bahasa sehari-hari baik di lingkungan

    formal maupun nonformal.

    C. Data dan Sumber Data

    1. Data

    Dalam penelitian ini menggunakan data yang berasal dari objek

    penelitian ialah siswa kelas XI SMA Negeri 14 Makassar.

    2. Sumber data

    Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berasal

    dari hasil observasi dan beberapa media jejaring sosial berupa

    percakapan atau yang menuliskan status pada akun media jejaring

    sosial pribadinya.

    D. Definisi Istilah

    Dalam penelitian ini untuk memudahkan dan memberikan arah

    yang jelas mengenai apa yang diukur, maka perlu diberikan definisi

    operasional dari variabel dalam penelitian ini.

    1. Jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen

    individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukkan jalan dimana

    mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka

    yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga.

    2. Gaya atau style adalah cara menungkapkan diri sendiri, dengan cara

    berbahasa, tingkah laku, berpakaian, dan sebagaianya. Bila dilihat dari

    segi bahasa, maka gaya berbahasa adalah cara menggunakan bahasa.

  • 36

    Gaya bahasa kita bisa menilai pribadi seseorang dan kemampuan

    seseorang dalam menggunakan bahasa tersebut.

    E. Instrumen Penelitian

    Instrumen merupakan alat untuk mendapatkan informasi dan data

    mengenai hal-hal yang menyangkut proses penelitian analisis deskriptif

    kualitatif. Instrumen penelitian ini berupa lembar pengamatan/observasi

    dan wawancara.

    F. Teknik Pengumpulan data

    1. Pengamatan Observasi

    Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan

    langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung dilapangan atau

    lokasi penelitian. Dalam hal ini peneliti perlu mengunjungi lokasi

    penelitian untuk mengamati secara langsung berbagai hal atau kondisi

    belajar siswa.

    2. Wawancara

    Wawancara (interview) merupakan salah satu bentuk teknik

    pengunmpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian

    kualitatif. Wawancara dilakukan dengan pertemuan secara lisan dalam

    pertemuan tatap muka.

    G. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

    deskriptif.untuk mengetahu pengaruh media jejaring sosial terhadap gaya

    bahasa gaul, maka peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

  • 37

    1. Mengamati langsung proses pada saat di luar jam pembelajaran

    berlangsung.

    2. Melakukan wawancara kepada siswa mengenai pengaruh media

    jejaring sosial terhadap gaya bahasa gaul.

    3. Menganalisis hasil pengamatan dan wawancara yang telah

    dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui apakah pengaruh

    media jejaring sosial terhadap gaya bahasa gaul.

  • 40

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    Sebagaimana telah diuraikan pada bab I bahwa tujuan penelitian ini adalah

    untuk mengetahui dampak media jejaring sosial terhadap penggunaan gaya bahasa

    gaul pada siswa kelas XI SMA Negeri 14 Makassar. Dilakukan prosedur

    penelitian analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis dari keduanya diuraikan

    sebagai berikut:

    1. Hasil Analisis Deskriptif

    Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan

    dampak media jejaring sosial terhadap penggunaan gaya bahasa gaul siswa,

    melalui teknik wawancara, observasi serta respon siswa terhadap dampak

    media jejaring sosial terhadap penggunaan gaya bahasa gaul pada siswa kelas

    XI SMA Negeri 14 Makassar. Deskripsi masing-masing hasil analisis tersebut

    adalah sebagai berikut:

    a. Deskripsi Respon Siswa

    Deskripsi Hasil Wawancara

    Hari, Tanggal Pelaksanaan : Rabu, 28 September 2016

    Waktu Pelaksanaan : 10.30 WITA – Selesai

    Tempat Pelaksanaan : Kantin Sekolah SMA Negeri 14 Makassar

    39

  • 40

    Narasumber : Anca / Nurannisa/ Nurfatma

    Pewawancara : Adrian Djaharuddin

    Tema wawancara : Dampak Media Jejaring Sosial Terhadap

    Penggunaan Gaya Bahasa Gaul

    Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui apakah penggunaan

    media jejaring sosial dapat memdampaki

    penggunaan gaya bahasa gaul pada siswa

    kelas XI SMA Negeri 14 Makassar.

    B. Pembahasan

    1. Hasil Wawancara

    Dilihat dari hasil wawancara dari beberapa responden, terlihat bahwa tidak

    ada satupun responden yang menjawab hampir tidak pernah menggunakan

    ataupun mengecek akun media jejaring sosialnya. Hal ini menunjukkan bahwa,

    intensitas penggunaan media jejaring sosial oleh siswa sangat tinggi.

    Intensitas yang tinggi menggambarkan gaya hidup serta penggunaan gaya

    bahasa gaul siswa yang tidak pernah terlepas dari media jejaring sosial. Sebagai

    siswa yang masih dalam usia muda, media komunikasi yang paling mudah, cepat,

    dan efisien pada zaman modern ini adalah media jejaring sosial. Media jejaring

    sosial merupakan salah satu gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan dari siswa

    karena memiliki dua fungsi, yaitu sebagai media hiburan dan informasi, serta

    media berkomunikasi.

  • 40

    Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa responden, diketahui

    bahwa penggunaan gaya bahasa gaul oleh siswa cukup tinggi. Kebanyakan

    responden mengakui telah menggunakan gaya bahasa gaul disetiap update-tan

    atau berkomunikasi dengan temannya di akun media sosial miliknya karena

    penggunaan gaya bahasa gaul yang kurang terkendali.

    Penggunaan bahasa gaul itu menjadi masalah bila digunakan dalam

    komunikasi kehidupan keseharian karena bahasa yang mereka pakai tidak dapat

    dipahami oleh segenap khayalak. Bahasa gaul hanya mementingkan bahasa secara

    kelompok saja, tidak secara menyeluruh. Dampak lainnya, dapat mengganggu

    siapa pun yang membaca dan mendengar kata-kata yang termaksud di dalamnya,

    karena tidak semua orang mengerti akan maksud dari kata-kata gaul tersebut.

    Terlebih lagi dalam bentuk tulisan, sangat memusingkan dan memerlukan waktu

    yang lebih banyak untuk memahaminya. Penggunaan bahasa gaul yang demikian

    akan membuat siswa tidak mengenal lagi bahasa baku.

    2. Deskripsi Hasil Observasi

    Pada studi observasi, status fenomena ditentukan dengan tidak memberikan

    pertanyaan tetapi dengan cara mengamati. Pada penelitian ini metode yang

    digunakan adalah observasi partisipan. Pada observasi pastisipan, pengamat

    sungguh-sungguh menjadi bagian dan ambil bagian pada situasi yang diamati.

    Observasi dapat dilakukan secara terang-terangan atau diam-diam. Studi dengan

    menggunakan teknik observasi partisipan bervariasi pada tinggat struktur yang

    dibahas pada penyelidikan. Penyelidikan-penyelidikan itu dirancang untuk

    menguji hipotesis, untuk memperoleh/menggali hipotesis, atau keduanya.

    41

  • 40

    Umumya observasi partisipan dipakai untuk menggali/membangun hipotesis. Jadi,

    penelitian tersebut ditandai dengan pengumpulan sejumlah besar data yang sulit

    dianalisis. (Sumanto, 2014:191).

    Observasi penelitian ini mengambil sampel sebagai bukti dari beberapa

    akun milik responden di media jejaring sosial yang menyangkut tentang

    penggunaan gaya bahasa gaul.

    Bahasa gaul adalah gaya bahasa yang merupakan perkembangan atau

    modifikasi dari berbagai macam bahasa, termasuk bahasa Indonesia, sehingga

    bahasa gaul tidak memiliki sebuah struktur gaya bahasa yang pasti. Sebagian

    besar kata-kata dalam bahasa gaul siswa merupakan terjemahan, singkatan,

    maupun pelesetan. Namun, terkadang diciptakan pula kata-kata aneh yang sulit

    dilacak asal mulanya. Berikut ini adalah hasil observasi dari beberapa akun milik

    responden di media jejaring sosial.

    Nama Siswa/ Responden 1 : Anca

    Kelas : XI IPS

    Media Sosial : Komentar di Instagram

    Nama Akun : Anca

    1. Penggunaan gaya bahasa gaul : “BL nah, oke sip”

    Anca : “wee BL nah”

    ilham : “Oke sip”

    Maksud dari komunikasi tersebut adalah :

    Anca : “we, Boom like nah”

    ilham : “Oke sip”

    42

  • 40

    2. Penggunaan gaya bahasa gaul : “stalker”, “haters”

    Nurannisa : “Kau masih seringka nu stalker, dasar haters haha”

    Nurlaila : “haha kayak tong artis ada tong hatersnya”

    Maksud dari komunikasi tersebut adalah :

    Nurannisa : “kau masih sering cari tahu tentang saya, dasar pembenci”

    Nurlaila : “haha kayak tong artis ada pembencinya”

    3. Penggunaan gaya bahasa gaul : “Mang Ujang”, “Terkejoed”

    Anca : “Mang ujang mau bede na rekrut bale”

    Ilham : “wah hoaxji itu”

    Anca : “Haha iyo langsungka terkejoed”

    Maksud dari komunikasi tersebut adalah :

    Anca : “Manchaster United mau merekrut pemain Gareth Bale”

    Ilham : “Wah, berita menipuji itu”

    Anca : “Haha iya langsung terkejut dengar beritanya”

    Nama Siswa/ Responden 2 : Nurannisa

    Kelas/ N I S : XI IPS

    Media Sosial :Chat Instagram,

    1. Penggunaan gaya bahasa gaul : “follbck”

    Nisa : “follbck fat”

    Fatma : “Oke”

    43

  • 40

    Maksud dari kata follbck (follow back) yang artinya mengikuti kembali,

    kalau akun kamu difollow (diikuti) oleh teman kamu di media sosial itu artinya

    teman kamu dapat mengetahui segala informasi yang diberikan di akun media

    sosial kamu, dan jika kamu juga ingin mengetahui informasi teman kamu, kamu

    harus follow back (mengikuti kembali) akun teman kamu di media sosial.

    2. Penggunaan gaya bahasa gaul : “Woles”

    “Woles mko kah para kitaji semua disini”

    Maksud dari kata Woles adalah sebuah kata yang menunjuk pada santai.

    Namun kata santai tersebut tidak diartikan yang sebenarnya.

    Nama Siswa/ Responden 3 : Nurfatma

    Kelas/ N I S : XI IPA

    Media Sosial : Chat Facebook

    1. Penggunaan gaya bahasa gaul : “TR”, “Samsip”, “Bss”

    Nurfatma : “Ayo kekantin deh”

    Safika : “TR kah? haha”

    : “Samsip?”

    Nurfatma : “Bss”

    : “berdua maki”

    Maksud dari komunikasi tersebut adalah :

    Nurfatma : “Ayo kekantin deh”

    : “Kamu mau traktir aku? Hahaha...”

    : “Sama siapa?”

    Supianti : “Bayar sendiri-sendiri”

    44

  • 40

    : “Berdua saja”

    2. Penggunaan gaya bahasa gaul : “cogan”, “ndaji”

    Saskia : “Bnyak cogan pasti hahahaha :v”

    : “Ohahha ute anggota ku ji jga itu”

    Hijrah Safitri : “Ndaji -,- haha”

    : “Ada fotonya disini hahah ”

    Maksud dari komunikasi tersebut adalah :

    Saskia : “Pasti banyak cowok ganteng yah, hahahaha”

    : “Oh... Hahaha, itu Ute anggota ku juga”

    Hijrah Safitri : “Tidak ada, hahaha...”

    : “Ada fotonya di sini, hehehe...”

    Beberapa kalimat dan kata yang aneh dan unik seperti hasil observasi di atas

    dari bahasa gaul atau bahasa slang yang dipakai di kalangan siswa saat ini.

    3. Dampak yang Ditimbulkan Media Jejaring Sosial Terhadap

    Penggunaan Gaya Bahasa Gaul

    Penggunaan bahasa gaul oleh siswa lebih menimbulkan dampak negatif dari

    pada positif terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa

    pada saat sekarang dan masa yang akan datang. Siswa sudah banyak yang

    memakai bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak

    terlepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan, generasi muda inilah yang

    banyak memakai bahasa gaul daripada pemakaian bahasa Indonesia.

    45

  • 40

    Munculnya bahasa gaul merupakan ancaman yang cukup serius pada

    penggunaan bahasa lisan dan tulis. Terkadang penggunaan bahasa lisan tidak

    terlalu disorot, karena merupakan bahasa percakapan sehari-hari, meski demikian

    pada situasi formal penggunaan bahasa lisan yang kurang baik akan menimbulkan

    kesan kurang baik pada penggunanya. Seseorang terbiasa menggunakan “qu,u”

    akan cenderung sulit menggunakan kata “saya, anda”. Banyak siswa yang lancar

    dalam penggunaan bahasa gaul, tetapi kesulitan dalam berbahasa Indonesia yang

    baik dan benar. Contohnya, mereka lebih nyaman memakai kata “Binund”

    (bingung), kemudian ada lagi penggunaan kata “di mana” menjadi “dimandose”.

    Penggunaan bahasa gaul dapat mempersulit penggunanya untuk berbahasa

    Indonesia dengan baik dan benar. Sudah terbukti dari hasil penelitian observasi,

    wawancara dampak media jejaring sosial dapat mempengarui penggunaan gaya

    bahasa gaul pada siswa sehingga siswa tersebut menggunakan gaya bahasa gaul di

    kehidupan kesehariannya yang dapat menimbulkan berbagai masalah. Padahal, di

    sekolah, kita diharuskan untuk selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik

    dan benar. Dengan dibiasakannya seseorang menggunakan bahasa gaul, maka

    dapat menyulitkan diri sendiri, misalnya dalam membuat tulisan ilmiah seseorang

    akan kesulitan menulis karena telah terbiasa menggunakan bahasa gaul, dampak

    penggunaan bahasa gaul dan yang lebih memprihatinkan lagi sampai saat ini

    belum ada yang pernah mencapai nilai sempurna dalam UN (Ujian Nasional)

    untuk mata pelajaran bahasa Indonesia.

    46

  • 40

    a. Dampak Positif

    Dengan digunakannya bahasa gaul adalah remaja menjadi lebih kreatif serta

    mempunyai wawasan luas tentang gaya bahasa yang terus berkembang. Terlepas

    dari menganggu atau tidaknya bahasa gaul, tidak ada larangan untuk menikmati

    tiap perubahan atau inovasi bahasa yang muncul. Asalkan dipakai pada situasi dan

    penggunaan pada orang atau lawan bicara yang tepat, media yang tepat dan

    komunikan yang tepat juga.

    b. Dampak Negatif

    Dapat mengganggu siapa pun yang membaca dan mendengar kata-kata yang

    termaksud di dalamnya, karena tidak semua orang mengerti akan maksud dari

    kata-kata gaul tersebut. Keterbiasaan menggunakan gaya bahasa gaul di media

    sosial dan membawa di kehidupan keseharian dapat menimbulkan berbagai

    masalah. Terlebih lagi dalam bentuk tulisan, sangat memusingkan dan

    memerlukan waktu yang lebih banyak untuk memahaminya.

    Jika hal ini terus berlangsung, dikahawatirkan akan menghilangkan budaya

    berbahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan siswa. Karena bahasa

    Indonesia merupakan bahasa resmi negara kita dan juga sebagai identitas bangsa.

    47

  • 40

    BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    A. Simpulan

    Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

    kesimpulan bahwa dari hasil observasi dan wawancara siswa dapat dilihat bahwa

    penggunaan bahasa gaul pada siswa terbilang sangat tinggi. Dengan demikian

    respon siswa tentang dampak media jejaring sosial terhadap penggunaan gaya

    bahasa gaul dapat dikatakan cukup besar karena telah memenuhi kriteria respon

    siswa. Artinya media jejaring sosial cukup berdampak terhadap penggunaan gaya

    bahasa gaul pada siswa kelas XI SMA Negeri 14 Makassar.

    Peniruan bahasa gaul oleh pelajar tentu berdampak negatif terhadap

    pemakaian bahasa Indonesia secara baik dan benar pada saat ini dan pada masa

    yang akan datang. Saat ini sudah jelas di kalangan pelajar sudah banyak adanya

    pemakaian bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak

    lepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan para generasi muda inilah yang

    paling banyak memakai bahasa gaul daripada memakai bahasa Indonesia.

    B. Saran

    Semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh pelajar,

    perlu adanya tindakan nyata dari semua pihak yang peduli terhadap penggunaan

    bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan dan bahasa

    pengantar dalam dunia pendidikan. Untuk itu orang tua memiliki peran yang

    sangat kuat dalam pemakaian bahasa, karena orang tua adalah sosok yang

    seharusnya paling dekat secara psikologis dengan anak. Guru juga memegang

    48

  • 40

    peranan yang sangat penting di sekolah, yaitu memiliki dampak yang kuat dalam

    mengubah perilaku atau bahkan karakter seorang anak didik.

    Ada beberapa solusi yang dapat meningkatkan penggunaan bahasa

    Indonesia antara lain:

    a. Menyadarkan dan memotivasikan siswa akan fungsi dan pentingnya

    dari bahasa yang baku. Upaya ini dimaksud untuk mengajak seseorang

    menyadari porsi dan tempat yang tepat bagi penggunaan bahasa Indonesia

    yang baik dan benar.

    b. Membutuhkan suatu upaya pembiasaan. Artinya, siswa dilatih untuk

    berbahasa secara tepat, baik secara lisan maupun tulisan setiap saat setidaknya

    selama berada di lingkungan sekolah. Pembiasaan ini akan sangat

    memdampaki perkembangan kemampuan berbahasa pada siswa.

    c. Proses penyadaran dan pembiasaan ini membutuhkan suatu kekuatan atau

    sanksi yang mengikat, misalnya tugas menuliskan suatu artikel atau karangan

    dengan bahasa yang baku. Hal ini akan menimbulkan keinginan pelajar untuk

    mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar.

    Bahasa Indonesia adalah bahasa milik warga negara Indonesia. Oleh

    karena itu, wajib hukumnya bagi warga negara Indonesia untuk merawat dan

    melestarikannya.

    49

  • DAFTAR PUSTAKA

    Afifah, Andi. 2013. Analisis Bahasa Pergaulan di SMA Negeri 8 Bulukumba. (online)

    http://andiafifah.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 10 Februari 2017.

    Anonim. 2014. Pengertian Media dan Jenis Media. (online) http://www.pengertianahli.com.

    Diakses pada 10 Februari 2017.

    Anonim. 2012. Materi Makalah Tentang Jejaring Sosial. (online) http://www.definisi-

    pengertian.com. Diakses pada 10 Februari 2017.

    Gusdanela. 2014. Pengertian Media Menurut Beberapa Ahli dan Perbedaan Media

    pembelajaran dan sumber belajar. (online) http://gusdanela.blogspot.co.id. Diakses

    pada 10 Februari 2017.

    Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka

    Utama.

    Keraf, Gorys. 2007. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

    Nadya, Della. 2012. Pengaruh Media terhadap Gaya Bahasa Remaja. (online)

    https://dellanadya.wordpress.com. Diakses pada tanggal 10 Februari 2017.

    Nurhazanah, Nina. 2014. Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Bahasa Indonesia. Jurnal:

    Universitas Esa Unggul Jakarta.

    Rachmat. 2015. Wikipedia bahasa Indonesia, Ensiklopedia bebas. Globalisasi, (Online),

    (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Globalisasi, diakses 10Februari 2017).

    Sugiyono. 2012.Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

    Sudjiman, Punutri. 1998. Bunga Rampai Stilistika. Jakarta: Pustaka Jaya.

    Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. Yogyakarta: CAPS (Center of

    Academic Publishing Service)

    Tarman. 2013. Bahasa Indonesia. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.

    http://andiafifah.blogspot.co.id/http://www.pengertianahli.com/http://www.definisi-pengertian.com/http://www.definisi-pengertian.com/http://gusdanela.blogspot.co.id/https://dellanadya.wordpress.com/https://id.m.wikipedia.org/wiki/Globalisasi

  • SAMPUL.pdf (p.1-3)2. PERSETUJUAN PEMBIMBING.pdf (p.4)3. SURAT PERNYATAAN DAN PERJANJIAN.pdf (p.5-6)MOTO DAN PERSEMBAHAN.pdf (p.7)05 KATA PENGANTAR.pdf (p.9-11)Daftar isi.pdf (p.12-13)BAB I.pdf (p.14-50)bab IV.pdf (p.51-61)daftar Pustaka.pdf (p.62)LAMPIRAN.pdf (p.63-70)RIWAYAT HIDUP.pdf (p.71)