dampak lima hari kerja

2
Omzet Turun, Dampak dari Program Lima Hari Kerjakah? 29 September 2015 Padmawijaya.com, Klaten – SMA Negeri 1 Klaten menjadi salah satu sekolah yang menerapkan program lima hari kerja. Program ini diberlakukan mulai tahun ajaran 2015/2016. Program lima hari kerja membawa dampak yang kurang baik bagi koperasi siswa maupun beberapa penjual di sekitar. Koperasi siswa terpaksa mengurangi jam kerja. Dampak yang terjadi ialah menurunnya laba yang didapat. Menurut Ibu Sri Rahayu, salah seorang karyawan koperasi siswa, mengatakan bahwa dampak dari program lima hari kerja ialah berkurangnya pendapatan. Kebijakan baru pemerintah mengenai program ini juga mempengaruhi jam KBM siswa. Bertambahnya jam KBM membuat koperasi siswa mau tak mau mengikuti jadwal tersebut yang mengharuskan siswa pulang lebih lambat dari biasanya. Sebelumnya, Koperasi siswa hanya buka sampai pukul 13.30 WIB, tepat dengan berakhirnya KBM di sekolah. Tapi, mengikuti jadwal baru, koperasi buka sampai pukul 15.00 WIB. Berakhirnya jam KBM di sore hari pun tidak terlalu berdampak signifikan bagi pembelian makanan di koperasi siswa. Kebanyakan siswa memilih membawa bekal dari rumah masing-masing untuk berhemat. “Jadi kalau masalah program tahun ini, dampaknya untuk koperasi ya pendapatannya menurun. Meskipun pulang sore tapi para siswa lebih memilih membawa bekal dari rumah dari pada membeli makanan di sini,” tutur Ibu Rahayu.

Upload: khalid-kloid

Post on 01-Feb-2016

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Berita dampak program lima hari kerja bagi koperasi sekolah

TRANSCRIPT

Page 1: Dampak Lima Hari Kerja

Omzet Turun, Dampak dari Program Lima Hari Kerjakah?

29 September 2015 Padmawijaya.com, Klaten – SMA Negeri 1 Klaten menjadi salah satu sekolah yang menerapkan program lima hari kerja. Program ini diberlakukan mulai tahun ajaran 2015/2016. Program lima hari kerja membawa dampak yang kurang baik bagi koperasi siswa maupun beberapa penjual di sekitar. Koperasi siswa terpaksa mengurangi jam kerja. Dampak yang terjadi ialah menurunnya laba yang didapat.

Menurut Ibu Sri Rahayu, salah seorang karyawan koperasi siswa, mengatakan bahwa dampak dari program lima hari kerja ialah berkurangnya pendapatan. Kebijakan baru pemerintah mengenai program ini juga mempengaruhi jam KBM siswa. Bertambahnya jam KBM membuat koperasi siswa mau tak mau mengikuti jadwal tersebut yang mengharuskan siswa pulang lebih lambat dari biasanya. Sebelumnya, Koperasi siswa hanya buka sampai pukul 13.30 WIB, tepat dengan berakhirnya KBM di sekolah. Tapi, mengikuti jadwal baru, koperasi buka sampai pukul 15.00 WIB.

Berakhirnya jam KBM di sore hari pun tidak terlalu berdampak signifikan bagi pembelian makanan di koperasi siswa. Kebanyakan siswa memilih membawa bekal dari rumah masing-masing untuk berhemat.

“Jadi kalau masalah program tahun ini, dampaknya untuk koperasi ya pendapatannya menurun. Meskipun pulang sore tapi para siswa lebih memilih membawa bekal dari rumah dari pada membeli makanan di sini,” tutur Ibu Rahayu.

Hal itu diperparah dengan adanya kebijakan pemerintah yang melarang koperasi siswa untuk menjual belikan buku maupun seragam. Sesuai Pasal 181 PP No. 17/2010. Di tahun ini, koperasi siswa kehilangan sumber laba yang tidaklah sedikit hingga membuat keuntungan makin menurun.

“Selain dampak dari program lima hari kerja, koperasi juga tidak diperbolehkan menjual buku dan seragam. Jadi, keuntungannya makin kecil,” ungkapnya.

Meskipun tidak banyak perubahan di segi pemasukan, koperasi siswa maupun beberapa penjual lain di lingkungan SMA Negeri 1 Klaten masih berjalan seperti biasa.Diharapkan pendapatan koperasi siswa bisa meningkat secara bertahap ke depannya.