dampak kegiatan pertambangan terhadap wilayah … · 4 perkembangan jumlah penduduk kota bontang...

220
DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH Kasus di Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur HASNAWATI HAMZAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2005

Upload: vuongduong

Post on 09-Mar-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP

PENGEMBANGAN WILAYAH Kasus di Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur

Provinsi Kalimantan Timur

HASNAWATI HAMZAH

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2005

Page 2: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Dampak Kegiatan Pertambangan Terhadap Pengembangan Wilayah : Kasus di Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Oktober 2005

Hasnawati Hamzah NRP A253040094

Page 3: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

ABSTRAK

HASNAWATI HAMZAH. Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Pengembangan Wilayah: Kasus di Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur. Di bimbing oleh BUDI MULYANTO, FREDIAN TONNY NASDIAN, dan MOENTOHA SELARI.

Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur merupakan daerah otonom yang terbentuk pada tahun 2001 dengan potensi sumberdaya alam tambang yang besar antara lain batubara, minyak, dan gas. Bahan galian tambang merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui yang dalam pengelolaannya dapat memberikan dampak positif maupun dampak negatif. Oleh karena itu, pengelolaan bahan galian tambang harus dilakukan secara bijaksana agar dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pembangunan daerah dan masyarakat yang berada di sekitar lokasi pertambangan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kegiatan pertambangan terhadap pengembangan wilayah antara lain pertumbuhan ekonomi, pengembangan masyarakat, dan kesesuaian pemanfaatan ruang.

Hasil analisis menunjukkan bahwa kegiatan pertambangan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembangunan daerah yang tercermin dalam struktur perekonomian daerah. Sektor industri pengolahan merupakan salah satu sektor basis di Kota Bontang yang memberikan distribusi sebesar 86.46% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2003. Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian merupakan salah satu sektor basis di Kabupaten Kutai Timur dan memberikan distribusi sebesar 64.31% terhadap PDRB tahun 2003.

Namun dampak kegiatan pertambangan terhadap pengembangan masyarakat khususnya dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi pertambangan belum menunjukkan hasil yang nyata. Hal ini tercermin dari rendahnya penyerapan tenaga kerja lokal, pertumbuhan usaha-usaha kecil, dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia, serta minimnya pembangunan sarana jalan, pendidikan, dan kesehatan. Salah satu faktor penyebabnya adalah kegiatan community development yang dilaksanakan oleh perusahaan pertambangan umumnya hanya menyentuh masyarakat yang berada pada lapisan atas.

Disamping itu, pola perijinan lokasi pertambangan masih lemah dalam koordinasi baik antar sektor maupun antar pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Hal ini ditunjukkan oleh adanya pemanfaatan ruang yang tidak mempertimbangkan RTRW, keberadaan pemegang hak sebelumnya, dan tidak ada sosialisasi terhadap masyarakat sekitar lokasi pertambangan. Kegiatan pertambangan juga menimbulkan konflik baik antar masyarakat dengan perusahaan pertambangan maupun antar sektor yaitu sektor pertambangan dan sektor kehutanan. Penyebab konflik tersebut antara lain tumpang tindih lokasi pertambangan dengan lahan masyarakat, minimnya kontribusi perusahaan pertambangan terhadap penyerapan tenaga kerja lokal dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar lokasi pertambangan, serta tumpang tindih lokasi pertambangan dengan kawasan hutan.

Page 4: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

ABSTRACT

HASNAWATI HAMZAH. Impacts of Mining Activities to Regional Development: Case Study in Bontang City and East Kutai Regency, East Kalimantan Province. Supervised by: BUDI MULYANTO, FREDIAN TONNY NASDIAN, and MOENTOHA SELARI.

Bontang City and East Kutai Regency are situated in East Kalimantan Province based on UU No 22 1999 on Regional Autonomy, these two areas became autonomous government bodies since 2001. According to the natural characteristics, these areas include great mining resources, such as coal, oil and gas. These natural resources are non-renewable resources beneath soil resources, while the soils are one of some important life support system, hence mining of these resources should be carried out in wise and proper manners. Mining activities are aimed to get revenues for people prosperity, however mining activities in some area produce some negative impacts, both in physical and social-economical impacts, especially to the environment and people in surrounding mining area. Related to these background the objectives of this study are to analyze local development impacts, especially on economic growth, community development, and suitability of spatial planning in these two areas.

The results of this study indicates that mining activities in both areas have provided great contribution to development programs, as indicated by economical structure of both areas. Furthermore, if be analyzed into detail, processing industry of mining is one of the basic economic sector in Bontang City which contributed 86.46% of the Gross Domestic Regional Product (GDRP) in 2003. Meanwhile mining is the basic sector of the East Kutai Regency, that contributes 64.31% to the GDRP in 2003.

However benefits of mining activities to the people communities are still less significant. This is indicated by the community welfare of the people surrounding the mining areas are low. Dealing with this issue some indicators could be seen such as the low absorption of local employment, small businesses growth, low increase of local human resources, lack of road building, lack of education and health facilities. These phenomena due to some causes, one of them is that the community development programs of the mining companies are mostly touched higher-level society.

Related to the legal institution, the mining license procedures is still less synchronic in the coordination between sectors, or between central government and local government. Therefore some licenses of the mining location do not considered actual spatial planning (Rencana Tata Ruang Wilayah), existence of land tenure, and lack of socialization to the community of surrounding the mining areas. In addition the mining activities create some conflicts between people and the companies and between forestry sector and mining sector. These conflicts are caused by some reasons, among others: land-use overlapping between people’s land and mining land, low absorption local human resources in mining activities, and low contribution in community welfare development in surrounding the mining areas and misuse forestry area for mining.

Keywords: regional development, mining activities, community development

Page 5: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP

PENGEMBANGAN WILAYAH Kasus di Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur

Provinsi Kalimantan Timur

HASNAWATI HAMZAH

Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2005

Page 6: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

Judul Tesis : Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Pengembangan

Wilayah: Kasus di Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur

Nama : Hasnawati Hamzah NRP : A253040094

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Budi Mulyanto, M.Sc

Ketua

Ir. Fredian Tonny Nasdian, MS

Ir. Moentoha Selari, MS

Anggota Anggota

Diketahui

Dekan Sekolah Pasca Sarjana

Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr Prof. Dr. Ir. Syafrida Manuwoto, M.Sc

Tanggal Ujian: 6 Oktober 2005 Tanggal Lulus: 31 Oktober 2005 Tanggal Lulus

Ketua Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah

Page 7: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

Kupersembahkan untuk:

Almarhumah Ibunda Nirwana Kadir yang telah berpulang di saat penulis sedang

menyelesaikan pendidikan: doa dan kasih Mama adalah sumber semangat dan

kekuatan

Suami dan anak-anakku terkasih, Panji Wicaksono dan Gama Pradipta:

pengorbanan, inspirasi, dan kehangatan keluarga adalah cahaya panutan langkah

Page 8: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

PRAKATA

Puji syukur kekhadirat Allah SWT karena atas segala izin dan hidayah-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2005 ini menitikberatkan pada tema Dampak Kegiatan Pertambangan Terhadap Pengembangan Wilayah: Kasus di Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur.

Penulisan karya ilmiah ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan rasa terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada Bapak Dr.Ir. Budi Mulyanto, M.Sc selaku Ketua Komisi Pembimbing serta Bapak Ir. Fredian Tonny Nasdian MS dan Bapak Ir. Moentoha Selari, MS sebagai anggota Komisi Pembimbing atas segala motivasi, semangat, arahan, dan bimbingan yang diberikan mulai dari tahap awal hingga penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih yang tulus kami haturkan pula kepada Bapak Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr selaku penguji luar komisi atas segala sarannya guna penyempurnaan tesis ini. Kepada teman-teman mahasiswa PWL angkatan 2004, terima kasih atas segala kebersamaan, keceriaan, dan ketulusan persahabatan yang mewarnai derap langkah melintasi 13 bulan masa pendidikan. Terakhir penulis sampaikan terima kasih kepada Bapak dan Adik-adik tercinta serta Bapak dan Ibu Mertua atas segala dukungan dan doanya.

Akhirnya, penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat dan dapat menjadi setitik bakti bagi kemajuan bangsa dan negara . Amin.

Bogor, Oktober 2005

Hasnawati Hamzah

Page 9: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 28 Juni 1968 sebagai putri pertama dari empat bersaudara pasangan Muhammad Hamzah Shaleh dan Nirwana Kadir (alm.). Pendidikan SD-SMA diselesaikan di kota kelahiran penulis, sedangkan pendidikan sarjana ditempuh pada Program Studi Teknologi Hasil Hutan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, lulus pada tahun 1991. Kesempatan untuk melanjutkan pendidikan pada Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor diperoleh pada tahun 2004 dan diterima di Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah melalui beasiswa pendidikan dari Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Perencana, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). Penulis menikah dengan Suwindo pada tahun 1995 dan dikarunia dua orang putra yaitu Panji Wicaksono (9 tahun) dan Gama Pradipta (7 tahun).

Penulis pernah bekerja pada Hak Pengusahaan Hutan (HPH) PT Keang Nama Development Indonesia di Sibolga Provinsi Sumatera Utara pada tahun 1991-1993. Selanjutnya penulis bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil pada Departemen Kehutanan dan bertugas pada:

Sub Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Gorontalo tahun 1993-1995

Sub Balai Inventarisasi dan Perpetaan Hutan Manado tahun 1995-1997

Kantor Wilayah Departemen Kehutanan Provinsi Sulawesi Utara tahun 1997-1999

Pusat Pemolaan Areal Hutan dan Kebun, Badan Planologi Kehutanan tahun 1999-2000

Pusat Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan Hutan, Badan Planologi Kehutanan tahun 2000- 2005

Saat ini penulis bertugas pada Pusat Wilayah Pengelolaan Kawasan Hutan, Badan Planologi Kehutanan.

Page 10: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL …………………………….…………………..……….. xi

DAFTAR GAMBAR ………………………….………………….……….. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. xv

PENDAHULUAN

Latar Belakang ………………………………………………………. 1 Perumusan Masalah …………………….…………………………… 4 Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 6 Kegunaan Penelitian ……………………………………………… 7

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Pengembangan Wilayah ……..……………………………… 8 Pengembangan Masyarakat ………….………………………………. 12 Perencanaan Pembangunan Daerah ………….………………………. 16 Perencanaan Wilayah ……………………….……….……………… 18 Perencanaan Partisipatif ....................................................................... 20 Kegiatan Pertambangan ……………………………………………. 21 Hutan dan Kehutanan ……………………………………………….. 25 Kerangka Pemikiran ………………………………………………… 27

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………………….. 33 Pengumpulan Data …………………………………………………… 33 Penentuan Responden ………..………………………………………. 35 Pengolahan Data ……………………………………………………… 38

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Kota Bontang ……………………………………….………………… 45 Letak Geografi dan Administrasi Wilayah ……………………. 45 Kependudukan dan Tenaga Kerja …………………………….. 46 Penggunaan Lahan dan Potensi Ekonomi ………………………. 48 Sarana Prasarana Fisik dan Sosial …………………………….. 49 Pertumbuhan Ekonomi ………………………………………… 51

Kabupaten Kutai Timur ……………………………………………… 52 Letak Geografi dan Administrasi Wilayah ……………………. 52 Kependudukan dan Tenaga Kerja …………………………….. 53 Penggunaan Lahan dan Potensi Ekonomi ………………………. 55

Page 11: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

Sarana Prasarana Fisik dan Sosial …………………………….. 56 Pertumbuhan Ekonomi ………………………………………… 58

PT Badak Natural Gas Liquefaction ………………………………….. 61

PT Indominco Mandiri ……………………………………………… 62

Ikhtisar ………………………………………………………………. 64

KONTRIBUSI KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Wilayah ……………………………. 66 Analisis Pemusatan Ekonomi Wilayah ……………………………… 70 Ikhtisar ………………………………………………………………. 73

DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Kondisi Fisik dan Sosial Lokasi Studi…………………………………. 76 Program Community Development Perusahaan Pertambangan ……… 80 Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Masyarakat Lokal .………. 90 Konflik ……………………………………………………………….. 110 Ikhtisar ……………………………………………………………… 112

KESESUAIAN PERUNTUKAN DAN PEMANFAATAN RUANG

Kesesuaian Pemanfaatan Ruang antara Wilayah Penelitian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ……………………………… 115 Kesesuaian Fungsi Peruntukan Kawasan antara Wilayah Penelitian dengan Kawasan Hutan ……………………………………………… 120 Ikhtisar ………………………………………………………………. 123

POLA PERIJINAN KEGIATAN PERTAMBANGAN

Kuasa Pertambangan .……………………………………………….. 127 Pinjam Pakai Kawasan Hutan ………………………………………… 129 Ikhtisar ……………………………………..………………………. 131

DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH ................................................................. 133

SIMPULAN ………………………………………………………………… 144

REKOMENDASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH …… 146

DAFTAR PUSTAKA …………..………………….…….……………… 147

LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 152

Page 12: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Tiga model community development …………………………………. 16

2 Luas kawasan hutan berdasarkan Peta Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) dan Peta Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi………………. 26

3 Jumlah responden menurut kabupaten/kota, kecamatan, dan desa/kelurahan sampel berdasarkan pelapisan sosial ekonomi ….……. 36

4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan tahun 1999- 2003 ………………………………………………………. 46

5 Jumlah dan persentase penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan kerja tahun 2002 ………………………………….. 47

6 Luas dan persentase penggunaan tanah Kota Bontang tahun 2001 menurut jenis penggunaan tanah …………………………………….. 48

7 Jumlah sekolah menurut kecamatan ………………………………….. 50

8 Jumlah fasilitas kesehatan menurut jenis dan kecamatan …………….. 50

9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang dengan/tanpa migas atas dasar harga konstan 1993 (%) tahun 2002 - 2003 ……………………………………………………………………. 51

10 Distribusi persentase Pendapatan Domestik Regional Bruto Kota Bontang dengan migas atas dasar harga konstan 1993 (%) tahun 2002-2003 ……………………………………………………………….…… 52

11 Banyaknya desa dan luas wilayah menurut kecamatan ……………….. 53

12 Luas wilayah, jumlah penduduk, dan kepadatan menurut kecamatan …. 54

13 Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Kutai Timur menurut kecamatan tahun 1999-2003 …………………………………………. 54

14 Persentase penduduk 10 tahun ke atas menurut kecamatan dan lapangan usaha tahun 2002 (%) ………………..………………………………… 55

15 Jumlah sekolah menurut kecamatan ………………………………….. 57

16 Jumlah fasilitas kesehatan menurut jenis dan kecamatan …………….. 58

17 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kutai Timur dengan/tanpa migas atas dasar harga konstan 1993 (%) tahun 2002-2003 …………………………………………………………….. 59

18 Distribusi persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kutai Timur dengan migas atas dasar harga konstan 1993 (%) tahun 2002-2003 ……..……………………………………………………………... 60

19 Hasil analisis shift share PDRB Kota Bontang tahun 1993-2003 …….. 67

Page 13: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

20 Hasil analisis shift share PDRB Kabupaten Kutai Timur tahun 1993 –

2003 …………………………………………………………………… 69

21 Hasil analisis LQ sektoral berdasarkan PDRB tahun 2002-2003 Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur ..................................................... 71

22 Kontribusi kegiatan pertambangan terhadap pembangunan daerah Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur …………………………………. 74

23 Sarana prasarana desa/kelurahan dampak dan desa non-dampak …….. 89

24 Sumber perubahan pendapatan responden berdasarkan pelapisan sosial ekonomi ……………………………………………………………….. 97

25 Dampak kegiatan pertambangan terhadap pengembangan masyarakat … 113

26 Fungsi pemanfaatan ruang wilayah penelitian sesuai dengan Peta RTRW 116

27 Fungsi kawasan hutan wilayah penelitian berdasarkan TGHK dan Paduserasi TGHK-RTRWP ……………………………………………. 121

28 Kesesuaian peruntukan dan pemanfaatan ruang lokasi pertambangan dan pemukiman …………………………………………………………… 124

29 Persyaratan permohonan izin usaha pertambangan …………………… 127

30 Dampak pola perijinan kegiatan pertambangan ………………………. 132

Page 14: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Hubungan antara pengembangan wilayah, sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan teknologi ..…………………………………. 9

2 Bagan alir kerangka penelitian ………………….……….……………. 32

3 Wilayah dampak dan non-dampak kegiatan PT Indominco Mandiri …. 34

4 Wilayah dampak dan non-dampak kegiatan PT Badak NGL ………… 34

5 Peta wilayah penelitian ………………………………………………. 37

6 Bagan prosedur tumpang tindih Peta Administrasi, Peta Wilayah Pertambangan, Peta RTRW, Peta TGHK, dan Peta Kawasan Hutan …. 43

7 Pemukiman kelompok masyarakat Desa Suka Damai Kabupaten Kutai Timur …………………………………………………………… 77

8 Pemukiman masyarakat Kelurahan Kanaan Kota Bontang …..……….. 78

9 Pemukiman masyarakat Desa Kandolo Kabupaten Kutai Timur …….. 79

10 Mata pencaharian utama responden pada desa/kelurahan dampak dan desa non-dampak …………………………………………………….. 84

11 Tingkat pendidikan responden pada desa/kelurahan dampak dan desa non-dampak …………………………………………………………… 86

12 Tingkat pendapatan responden pada desa/kelurahan dampak dan desa non-dampak ……………………………………………………………. 87

13 Pola asosiasi antara desa/kelurahan dengan persepsi penyerapan tenaga kerja oleh perusahaan pertambangan ……….………………………….. 91

14 Pola asosiasi antara pelapisan sosial ekonomi masyarakat dengan persepsi penyerapan tenaga kerja oleh perusahaan pertambangan ……. 91

15 Pola asosiasi antara responden yang bekerja, pernah bekerja, dan tidak bekerja pada perusahaan pertambangan dengan desa/kelurahan …….. 93

16 Pola asosiasi antara responden yang bekerja, pernah bekerja, dan tidak bekerja pada perusahaan pertambangan dengan pelapisan sosial ekonomi ………………………………………………………………. 93

17 Pola asosiasi antara tingkat pendapatan responden dalam lima tahun terakhir dengan desa/kelurahan ………………………………………… 95

18 Pola asosiasi antara tingkat pendapatan responden dalam lima tahun terakhir dengan pelapisan sosial ekonomi …………………………… 96

19 Pola asosiasi antara sumber perubahan pendapatan responden dengan pelapisan sosial ekonomi ………………………………………………. 97

Page 15: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

20 Pola asosiasi antara desa/kelurahan dengan persepsi dampak

perusahaan pertambangan terhadap kesejahteraan keluarga …………… 99

21 Pola asosiasi antara pelapisan sosial ekonomi masyarakat dengan persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap kesejahteraan keluarga ………………………………………………………………... 99

22 Pola asosiasi antara responden yang menerima beasiswa, pernah menerima beasiswa, dan tidak menerima beasiswa dari perusahaan pertambangan dengan desa/kelurahan …..……………………………. 101

23 Pola asosiasi antara responden yang menerima beasiswa, pernah menerima beasiswa, dan tidak menerima beasiswa dari perusahaan pertambangan dengan pelapisan sosial ekonomi ……………………… 102

24 Keikutsertaan responden dalam kegiatan community development perusahaan pertambangan berdasarkan pelapisan sosial ekonomi ……. 102

25 Pola asosiasi antara desa/kelurahan dengan persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap kesejahteraan masyarakat …….…. 104

26 Pola asosiasi antara pelapisan sosial ekonomi masyarakat dengan dampak perusahaan pertambangan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat …………………………………………………………….. 105

27 Pola asosiasi antara desa/kelurahan dengan persepsi dampak kehadiran perusahaan pertambangan terhadap usaha-usaha kecil ……………..…. 106

28 Pola asosiasi antara pelapisan sosial ekonomi masyarakat dengan persepsi dampak kehadiran perusahaan pertambangan terhadap usaha-usaha kecil ……………………………………………………………. 107

29 Rumah masyarakat yang berbatasan langsung dengan lahan milik PT Badak NGL di Dusun Baltim Kelurahan Bontang Lestari ………... 109

30 Pola asosiasi antara pelapisan sosial ekonomi dengan konflik masyarakat dengan PT Indominco Mandiri dan PT Badak NGL ……… 111

31 Perkembangan PDRB Kota Bontang dengan/tanpa migas atas dasar harga konstan 1993 tahun 1993-2003 ..................................................... 136

32 Distribusi PDRB Kota Bontang dengan/tanpa migas atas dasar harga konstan 1993 tahun 1993-2003 ................................................................ 136

33 Perkembangan PDRB Kabupaten Kutai Timur dengan migas/tanpa migas/tanpa migas dan batubara atas dasar harga konstan 1993 tahun 1993-2003 ……………………………………………………………… 138

34 Distribusi PDRB Kabupaten Kutai Timur dengan/tanpa migas atas dasar harga konstan 1993 tahun 1993-2003 …………………………… 148

Page 16: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Kuesioner ………………………………………………………………. 153

2 Daftar desa/kelurahan dalam ruang lingkup community development PT Indominco Mandiri dan PT Badak NGL ………………………….. 159

3 Pengalaman wawancara dengan responden …………………………… 160

4 Kegiatan pengembangan masyarakat PT Badak NGL tahun 2004 …….. 165

5 Kegiatan pengembangan masyarakat PT Indominco Mandiri tahun 2004-2005……………………………………………………………….. 167

6 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Timur atas dasar harga konstan 1993 menurut lapangan usaha tahun 1993-2003 (juta rupiah) ………………………………………………………….. 169

7 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bontang atas dasar harga konstan 1993 menurut lapangan usaha tahun 1993-2003 (juta rupiah) …………………………………………………………………. 170

8 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kutai Timur atas dasar harga konstan 1993 menurut lapangan usaha tahun 1993-2003 (juta rupiah …………………………………………………………….. 171

9 Mata pencaharian utama responden …………………………………… 172

10 Tingkat pendidikan responden ………………………………………… 173

11 Tingkat pendapatan responden ………………………………………… 174

12 Persepsi pengaruh kehadiran perusahaan pertambangan terhadap penyerapan tenaga kerja ………………………………………………. 175

13 Responden yang bekerja/pernah bekerja pada perusahaan tambang …… 176

14 Tingkat pendapatan responden dalam lima tahun terakhir ……………. 177

15 Persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap kesejahteraan keluarga ………………………………………………………………. 178

16 Responden yang mendapatkan beasiswa dari perusahaan pertambangan 179

17 Responden yang ikutserta dalam program community development perusahaan pertambangan ……………………………………………. 180

18 Persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat ……………………………………………… 181

19 Persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap pertumbuhan usaha-usaha kecil ……………………………………………………… 182

20 Konflik antara perusahaan pertambangan dengan masyarakat ……….. 183

Page 17: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

21 Kasus Desa Suka Damai ……………………………………………… 184

22 Data koordinat hasil analisis korenpondensi berganda (correspondence analysis) …………………………………………….. 193

23 Peta kesesuaian pemanfaatan ruang wilayah penelitian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) …………………………………………. 201

24 Peta fungsi kawasan wilayah penelitian berdasarkan Peta TGHK Provinsi Kalimantan Timur ….…………………………………………. 202

25 Peta fungsi kawasan wilayah penelitian berdasarkan Peta Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan Timur …………………………………… 203

Page 18: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 mengamanatkan bahwa “bumi,

air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan

dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.” Sumberdaya alam

tersebut terdiri atas sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable

resources) dan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui (non – renewable

resources). Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui mempunyai sifat terus

menerus ada dan dapat diperbaharui baik oleh alam sendiri maupun dengan

bantuan manusia seperti sumberdaya hutan, air, dan lainnya. Sedangkan

sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui mempunyai sifat fisik yang

tersedia tetap dan tidak dapat diperbaharui atau diolah kembali dan terjadinya

diperlukan waktu ribuan tahun seperti mineral, batubara, minyak bumi, dan

lainnya.

Dalam pengelolaan dan penentuan peruntukan sumberdaya alam ada

beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu efesiensi dan efektifitas pemanfaatan

yang optimal sesuai daya dukung lingkungan, tidak mengurangi potensi dan

kelestarian sumberdaya lain yang berkaitan dengan suatu ekosistem, memberikan

kemungkinan alternatif pemanfaatan di masa depan sehingga ekosistem tidak

dirombak secara drastis. Hal ini penting, sebab sumberdaya alam memiliki

kemampuan untuk dipergunakan sesuai kapasitas daya dukungnya sehingga dalam

pemanfaatannya perlu dilakukan secara bijaksana untuk mewujudkan manfaat

lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi yang seimbang dan berkelanjutan guna

memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.

Minyak bumi dan bahan tambang lainnya sebagai sumberdaya alam yang

tidak dapat diperbaharui dalam pengelolaan dan pemanfaatannya termasuk dalam

sektor pertambangan. Sektor pertambangan sendiri terbagi atas sub sektor minyak

bumi dan gas (migas), sub sektor pertambangan umum, dan galian C. Menurut

Undang-Undang Pokok Pertambangan Nomor 11 Tahun 1967 bahan galian atau

bahan tambang dibagi atas tiga golongan, yaitu: a) bahan galian strategis; b) bahan

galian vital; dan c) bahan galian yang tidak termasuk golongan a dan b. Minyak

Page 19: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

2

bumi, gas alam, dan batubara termasuk ke dalam golongan bahan galian a atau

strategis (Deptamben 1982).

Sejak tahun 1967 terjadi perubahan kebijakan terhadap investasi asing.

Pemerintah orde baru melihat bahwa investasi asing sebagai jalan keluar untuk

mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ini ditandai dengan

dikeluarkannya Undang-Undang Penanaman Modal Asing Nomor 1 Tahun 1967

yang diikuti dengan dikeluarkannya Undang-Undang Pokok Pertambangan

Nomor 11 Tahun 1967 yang memberikan jalan bagi masuknya investasi asing

untuk kegiatan pertambangan. Implikasi dari kebijakan tersebut adalah pemberian

wilayah kontrak karya atau kuasa pertambangan dalam skala yang cukup luas

tanpa memperhitungkan keberadaan penduduk yang ada di wilayah tersebut atau

hak-hak lainnya yang melekat pada lokasi tersebut. Tidak jarang wilayah konsesi

pertambangan tumpang tindih dengan wilayah hutan yang kaya akan

keanekaragaman hayati dan juga wilayah-wilayah hidup masyarakat adat.

Sektor pertambangan dan penggalian merupakan salah satu sektor penting

dalam perekonomian Indonesia, terutama dalam perannya sebagai penghasil

devisa. Pada tahun 2000, sektor pertambangan dan penggalian yang terdiri atas

subsektor minyak dan gas bumi, subsektor pertambangan bukan migas, dan

subsektor penggalian, memberikan sumbangan sebesar 38 896.4 milyar rupiah

terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sumbangan ini mengalami peningkatan

sehingga pada tahun 2003 sektor pertambangan dan penggalian memberikan

sumbangan sebesar 40 590.8 milyar rupiah (BPS 2004).

Salah satu provinsi yang memiliki sumberdaya alam tambang dan minyak

bumi terbesar serta memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap

pendapatan negara adalah Provinsi Kalimantan Timur. Sedangkan daerah yang

menjadi andalan produksi batubara dan migas antara lain Kabupaten Kutai Timur

dan Kota Bontang. Kedua daerah tersebut merupakan wilayah pemekaran dari

Kabupaten Kutai Kertanegara sesuai dengan Undang-Undang Nomor 47 Tahun

1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten

Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Bontang. Kedua daerah tersebut

merupakan pusat pertumbuhan ekonomi baru yang cikal bakal kelahirannya

karena keberadaan pengusahaan tambang di wilayah tersebut yaitu PT Kaltim

Page 20: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

3

Prima Coal di Sangatta dan PT Badak Natural Gas Liquefaction Co (PT Badak

NGL) di Bontang. Saat ini, sumbangan sektor pertambangan (batubara dan

migas) terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) pada kedua daerah

tersebut menempati urutan yang paling atas dari sektor-sektor lain.

Keberadaan perusahaan pertambangan di daerah tersebut tidak hanya

memberikan dampak yang positif, tetapi juga dampak negatif. Dampak positif

antara lain peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), peningkatan penyerapan

tenaga kerja, dan pertumbuhan ekonomi daerah. Sedangkan dampak negatif

terjadi akibat sifat kegiatan penambangan khususnya pola penambangan terbuka.

Pertambangan dapat mengubah bentuk bentang alam, merusak atau

menghilangkan vegetasi, menghasilkan limbah tailing maupun batuan limbah,

serta menguras air tanah dan air permukaan. Jika tidak direhabilitasi, lahan-lahan

bekas pertambangan akan membentuk kubangan raksasa dan hamparan tanah

gersang yang bersifat masam. Disamping itu, kegiatan pertambangan dapat

memberikan perubahan terhadap budaya dan adat istiadat masyarakat lokal.

Dampak kegiatan pertambangan terhadap masyarakat terbagi atas dampak

langsung dan dampak tidak langsung. Dampak positif langsung umumnya

dinikmati oleh masyarakat yang berada di sekitar lokasi pertambangan, namun

masyarakat tersebut juga menerima dampak negatif yang akan timbul dari

kegiatan pertambangan tersebut. Dampak positif langsung dapat dirasakan oleh

masyarakat melalui program community development yang dilakukan oleh

perusahaan pertambangan. Dampak tidak langsung diperoleh melalui penerimaan

negara dari sektor pertambangan baik berupa pajak, iuran, maupun pungutan

lainnya yang akan digunakan untuk membiayai pembangunan.

Melihat besarnya potensi dan cadangan minyak bumi dan gas serta bahan

mineral yang belum dieksploitasi, maka sektor pertambangan memiliki prospek

untuk berkembang di masa yang akan datang. Menurut Salim (2005), bahan

tambang merupakan sumberdaya yang "tidak dapat diperbarui", sehingga

keberlanjutan pembangunan akan terhambat oleh susutnya sumberdaya tersebut.

Oleh karena itu, hasil pendapatan pertambangan harus digunakan untuk

diversifikasi kegiatan ekonomi yang bertumpu pada sumberdaya alam yang

diperbarui. Kalau bahan tambang habis tersusut, sudah tersedia "mesin-mesin

Page 21: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

4

penggerak pembangunan" lain berbasis "sumberdaya alam yang diperbarui",

seperti pertanian, perkebunan, perikanan, pariwisata, dan pengembangan sumber

daya manusia.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka pengelolaan bahan galian tambang

sebagai sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui harus dilakukan secara terarah,

terpadu dan terkoordinasi antara semua stakeholder sehingga dapat

mengakomodir semua kepentingan baik masyarakat, swasta, dan pemerintah

untuk dapat mencapai pengelolaan sumberdaya alam yang berkesinambungan

Oleh karena itu, sektor pertambangan seharusnya ditempatkan sejajar dengan

sektor-sektor ekonomi lainnya dalam perencanaan tata ruang, agar dicapai

keberlanjutan fungsi dan komponen ekosistem. Fungsi hutan lindung, daerah

aliran sungai, kondisi morfologi tanah, potensi pemanfaatan lahan, kondisi iklim

serta lingkungan sosial budaya masyarakat setempat harus dipertimbangkan dalam

pengembangan pertambangan. Untuk itu perlu diketahui bagaimana kebijakan

perencanaan dan pemanfaatan ruang untuk kegiatan pertambangan yang ada saat

ini sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan wilayah di

Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang.

Perumusan Masalah

Pengusahaan pertambangan memiliki peran yang strategis dan kontribusi

yang besar terhadap pembangunan di daerah. Sebab dengan pengusahaan

pertambangan di daerah, otomatis akan terbentuk komunitas baru dan

pengembangan wilayah sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah

kegiatan pengusahaan pertambangan. Pengembangan wilayah yang demikian akan

membawa pengaruh terhadap perekonomian daerah, sebab masyarakat pencari

kerja dan pelaku ekonomi akan tertarik ke wilayah pertumbuhan yang baru.

Keberadaan perusahaan tambang di Kota Bontang dan Kabupaten Kutai

Timur baik dari subsektor pertambangan umum antara lain PT Kaltim Prima Coal,

PT Indominco Mandiri, PT Kitadin maupun subsektor migas antara lain

Pertamina OPS Sangatta, PT Virginia Indonesioa Company (VICO), dan

PT.Badak NGL, merupakan salah satu faktor berkembangnya daerah tersebut dari

sebuah desa kecil hingga menjadi kabupaten/kota dengan nama ibukota yaitu

Page 22: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

5

Bontang di Kota Bontang dan Sangatta di Kabupaten Kutai Timur.

Pengembangan kedua kota tersebut diikuti dengan pembukaan kawasan hutan

untuk memenuhi kebutuhan akan lahan bagi pemukiman dan pembangunan

infrastruktur sebagai pendukung mobilitas pembangunan kota dan penduduk.

Sumbangan sektor pertambangan terhadap PDRB di Kota Bontang dan

Kabupaten Kutai Timur menempati urutan teratas. Namun menurut Pemda dan

KKPPSDA Bontang (2003), lapangan pekerjaan utama penduduk Kota Bontang

bukan pada sektor pertambangan melainkan pada sektor konstruksi bangunan

(23.12 %), kemudian disusul perdagangan besar dan eceran (16.02%) dan industri

pengolahan (14.21%). Sedangkan lapangan pekerjaan utama penduduk

Kabupaten Kutai Timur menurut BPS Kutai Timur (2003) terbanyak pada sektor

pertanian (69.50%), kemudian disusul sektor pertambangan dan galian (9.54%),

dan perdagangan (6.72%). Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertambangan

tidak banyak menyerap tenaga kerja khususnya tenaga kerja lokal. Menurut Salim

(2004), kegiatan pertambangan acap kali mengabaikan masyarakat adat dan tidak

melibatkannya ikut bekerja karena mereka dianggap tidak punya keterampilan,

keahlian, dan kemampuan kerja tambang.

Kehadiran suatu perusahaan pertambangan diharapkan dapat memberikan

manfaat tidak hanya terhadap pembangunan daerah tapi juga terhadap masyarakat

yang berada di sekitar lokasi pertambangan. Namun sumberdaya alam yang

melimpah tidaklah dengan sendirinya memberikan kemakmuran bagi warga

masyarakatnya, jika sumberdaya manusia yang ada tidak mampu memanfaatkan

dan mengembangkan teknologi guna memanfaatkan sumber alamnya. Menurut

BPS, Bappenas, dan UNDP (2004), Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 1999 adalah 67.8 (peringkat 3) dan pada

tahun 2000 meningkat menjadi 70.0 (peringkat 4), sedangkan Indeks Kemiskinan

Manusia (IKM) masing-masing tahun 1999 20.6 (peringkat 4) dan tahun 2000

19.1 (peringkat 5). Pada tahun 2000, Kota Bontang memiliki IPM 72.6 (peringkat

33), sedangkan Kabupaten Kutai Timur memiliki IPM 66.1 (peringkat 164). IKM

Kota Bontang tahun 2001 adalah 17.6 (peringkat 62), sedangkan IKM Kabupaten

Kutai Timur adalah 24.1 (peringkat 168). Hal ini menimbulkan ketidakpuasan

masyarakat yang dicerminkan dalam bentuk maraknya aksi protes masyarakat

Page 23: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

6

setempat terhadap kehadiran kegiatan pertambangan serta munculnya berbagai

konflik lahan.

Sektor pertambangan memang memberikan kontribusi yang besar terhadap

penerimaan negara, namun kegiatan pertambangan tersebut belum berpihak pada

masyarakat. Pengerukan hasil tambang dari bumi Kalimantan Timur belum

banyak memberikan kontribusi terhadap masyarakat. Akibat kurang berpihak pada

masyarakat, sering kali muncul kecemburuan dari masyarakat di sekitar lokasi

pertambangan yang ditandai dengan munculnya berbagai konflik antara

masyarakat dengan perusahaan pertambangan.

Selain itu, wilayah operasi pertambangan yang seringkali tumpang tindih

dengan wilayah hutan dan wilayah hidup masyarakat adat dan lokal telah

menimbulkan konflik atas hak kelola dan hak kuasa masyarakat setempat.

Pemberian wilayah konsesi oleh pemerintah kepada pengusaha pertambangan

dilakukan tanpa sosialisasi ataupun persetujuan masyarakat. Hal ini

mengakibatkan kelompok masyarakat akan terusir dan kehilangan sumber-sumber

kehidupannya baik akibat tanah yang dirampas maupun akibat tercemar oleh

rusaknya lingkungan atau limbah operasi penambangan.

Melihat dampak yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan pertambangan, maka

dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan

dalam pengusahaan pertambangan, yaitu :

1. Bagaimana kontribusi kegiatan pertambangan terhadap pembangunan daerah?

2. Bagaimana dampak kegiatan pertambangan terhadap pengembangan

masyarakat khususnya yang berada disekitar lokasi pertambangan?

3. Bagaimana kesesuaian peruntukan ruang antara areal pertambangan dengan

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)?

4. Bagaimana dampak pola perijinan kegiatan pertambangan terhadap perubahan

penggunaan lahan?

Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebijakan

perencanaan dan pemanfaatan ruang bagi pengusahaan pertambangan serta

Page 24: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

7

dampak kegiatan pertambangan terhadap pengembangan wilayah di Kota Bontang

dan Kabupaten Kutai Timur.

Adapun tujuan khusus penelitian adalah:

1. menganalisis kontribusi kegiatan pertambangan terhadap pembangunan

daerah;

2. menganalisis dampak kegiatan pertambangan terhadap pengembangan

masyarakat khususnya yang berada di sekitar lokasi pertambangan;

3. menganalisis kesesuaian peruntukan ruang antara areal pertambangan dengan

RTRW;

4. menganalisis dampak pola perijinan kegiatan pertambangan terhadap

perubahan penggunaan lahan.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan

daerah khususnya dalam penataan ruang dan perencanaan tata guna lahan untuk

pengembangan wilayah. Disamping itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

bahan pertimbangan pengambil keputusan dalam penentuan kebijakan pemberian

ijin kegiatan pertambangan sehingga benturan kepentingan antar sektor dapat

dihindari dan potensi sumberdaya alam dapat dimanfaatkan secara optimal dan

lestari.

Page 25: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Pengembangan Wilayah

Salah satu prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam pengembangan

wilayah adalah bahwa setiap wilayah (region) memiliki karakteristik wilayah

yang berbeda-beda, sehingga pendekatan yang dilakukan dalam pengembangan

wilayah harus di dasarkan pada karakteristik wilayah masing-masing. Menurut

Riyadi (2002), pengembangan wilayah harus disesuaikan dengan kondisi,

potensi, dan permasalahan wilayah bersangkutan karena kondisi sosial ekonomi,

budaya, dan geografis antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya sangat

berbeda.

Pengembangan suatu wilayah harus disesuaikan dengan potensi yang

dimiliki oleh wilayah tersebut. Untuk itu, perlu diketahui penggerak utama (prime

mover) yang ada di wilayah tersebut. Prime mover adalah suatu potensi yang

dapat dikembangkan menjadi pusat industri besar yang membutuhkan front-end

invesment yang besar, dan dapat bertahan untuk waktu puluhan tahun (Freeport,

Inco, perkebunan kelapa sawit seluas 50 000 ha, prasarana untuk jasa yang besar

seperti pelabuhan, samudra, dan lain-lain). Prime mover dapat berupa (1)

Tambang mineral (Freeport); (2) Tambang minyak (Caltex); (3) Tambang gas

(Arun, Bontang, Bunyu); (4) Hutan industri; (5) Industri perikanan dengan

kegiatan penunjangnya; (6) Industri pertanian (kelapa sawit, tembakau, karet, dan

lain-lain); (7) Pusat industri jasa; (8) Pusat pendidikan; (9) Pusat penelitian dan

pengembangan (R&D Centers, seperti di Serpong). Bila suatu wilayah telah

memiliki prime mover, maka pengembangan wilayah dikaitkan dengan aktivitas

yang berputar di sekitar prime mover tersebut (Zen 2001).

Dengan demikian perencanaan pengembangan wilayah perlu didukung

melalui program-program pengembangan yang relevan dengan karakteristik

wilayah. Hal ini berarti bahwa program-program pengembangan wilayah

(regional development programming) harus dilaksanakan dengan berorientasi

pada kepentingan daerah dan berdasarkan pada kebutuhan dan aspirasi yang

berkembang dalam rangka pemerataan serta percepatan pembangunan daerah.

Page 26: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

9

Ada beberapa pendapat mengenai pengembangan wilayah (regional

development). Riyadi (2002) menyatakan bahwa pengembangan wilayah

merupakan upaya untuk memacu perkembangan sosial ekonomi, mengurangi

kesenjangan antar wilayah, dan menjaga kelestarian lingkungan hidup pada suatu

wilayah. Sedangkan menurut Zen (2001), pengembangan wilayah merupakan

usaha memberdayakan suatu masyarakat yang berada di suatu daerah itu untuk

memanfaatkan sumberdaya alam yang terdapat disekeliling mereka dengan

menggunakan teknologi yang relevan dengan kebutuhan, dan bertujuan

meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang bersangkutan. Jadi, pengembangan

wilayah tidak lain dari usaha mengawinkan secara harmonis sumberdaya alam,

manusianya, dan teknologi, dengan memperhitungkan daya tampung lingkungan

itu sendiri . Kesemuanya itu disebut memberdayakan masyarakat (Gambar 1).

Gambar 1 Hubungan antara Pengembangan Wilayah, Sumberdaya Alam, Sumberdaya Manusia, dan Teknologi (Zen 2001).

Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Suhandoyo (2002) bahwa

dalam membangun suatu wilayah, minimal ada tiga pilar yang perlu diperhatikan,

yaitu : sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan teknologi. Pilar sumberdaya

manusia (SDM) memegang peranan sentral karena mempunyai peran ganda

dalam sebuah proses pembangunan. Pertama, sebagai obyek pembangunan SDM

merupakan sasaran pembangunan untuk disejahterakan. Kedua, SDM berperan

sebagai subyek (pelaku) pembangunan. Dengan demikian, pembangunan suatu

Sumberdaya Manusia

Sumberdaya Alam

Teknologi

Lingkungan Hidup

Lingkungan Hidup

Pengembangan Wilayah

Lingkungan Hidup

Page 27: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

10

wilayah sesungguhnya merupakan pembangunan yang berorientasi kepada

manusia (people centre development), dimana SDM dipandang sebagai sasaran

sekaligus sebagai pelaku pembangunan.

Menurut Triutomo (2001), tujuan pengembangan wilayah mengandung dua

sisi yang saling berkaitan. Di sisi sosial ekonomis, pengembangan wilayah adalah

upaya memberikan kesejahteraan kualitas hidup masyarakat, misalnya

menciptakan pusat-pusat produksi, memberikan kemudahan prasarana dan

pelayanan logistik dan sebagainya. Di sisi lain, secara ekologis pengembangan

wilayah juga bertujuan untuk menjaga keseimbangan lingkungan sebagai akibat

campur tangan manusia terhadap lingkungan. Selanjutnya dikatakan bahwa dalam

pengembangan wilayah terdapat dua pendekatan yang dilakukan yakni

pendekatan sektoral atau fungsional (yang dilaksanakan melalui departemen atau

instansi sektoral), dan pendekatan regional atau teritorial yang dilakukan oleh

daerah atau masyarakat setempat.

Adapun tujuan utama pengembangan pengembangan wilayah menurut

Riyadi (2002) adalah menyerasikan berbagai kepentingan pembangunan sektor

dan wilayah, sehingga pemanfaatan ruang dan sumberdaya yang ada di dalamnya

dapat optimal mendukung kegiatan kehidupan masyarakat sesuai dengan tujuan

dan sasaran pembangunan wilayah yang diharapkan. Optimal berarti dapat

dicapai tingkat kemakmuran yang sesuai dan selaras dengan aspek sosial-budaya

dan dalam alam lingkungan yang berkelanjutan.

Ary (2001), mengatakan bahwa tujuan pengembangan wilayah adalah untuk

meningkatkan daya guna dan hasil guna sumberdaya yang tersebar di wilayah

Indonesia guna mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Untuk itu, arah dan

kebijaksanaan pengembangan wilayah adalah:

1. Pembangunan diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

dengan tetap memperkukuh kesatuan dan ketahanan nasional serta

mewujudkan Wawasan Nusantara.

2. Pembangunan sektoral dilakukan secara saling memperkuat untuk

meningkatkan pertumbuhan, pemerataan, dan kesatuan wilayah nasional serta

pembangunan yang berkelanjutan.

3. Perkembangan wilayah diupayakan saling terkait dan menguatkan sesuai

dengan potensi wilayah.

Page 28: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

11

Dengan demikian, arah dan kebijaksanaan pengembangan wilayah pada

prinsipnya mendukung dan memperkuat pembangunan daerah yang merupakan

bagian integral dari pembangunan nasional.

Sedangkan sasaran utama yang banyak dicanangkan oleh pemerintah daerah

maupun pemerintah pusat dalam pengembangan wilayahnya adalah meningkatkan

pertumbuhan produktivitas (productivity growth), memeratakan distribusi

pendapatan (income distribution), memperluas kesempatan berusaha atau

menekan tingkat pengangguran (unemployment rate), serta menjaga pembangunan

agar tetap berjalan secara berkesinambungan (sustainable development) (Alkadri

dan Djajadinigrat 2002).

Konsep pengembangan wilayah berbeda dengan konsep pembangunan

sektoral, karena pengembangan wilayah sangat berorientasi pada issue

(permasalahan) pokok wilayah secara saling terkait, sementara pembangunan

sektoral sesuai dengan tugasnya, bertujuan untuk mengembangkan sektor tertentu

tanpa terlalu memperhatikan kaitannya dengan sektor-sektor lain. Namun dalam

orientasinya kedua konsep tersebut saling melengkapi, dimana pengembangan

wilayah tidak mungkin terwujud tanpa adanya pengembangan sektoral.

Sebaliknya, pembangunan sektoral tanpa berorientasi pada pengembangan

wilayah akan berujung pada tidak optimalnya sektor itu sendiri. Bahkan hal ini

dapat menciptakan konflik kepentingan antarsektor, yang pada gilirannya akan

terjadi kontra produktif dengan pengembangan wilayah (Riyadi 2002).

Suatu aspek yang tidak boleh dilupakan dalam usaha pengembangan

wilayah ialah aspek lingkungan hidup. Masalah-masalah lingkungan hidup sudah

muncul pada tahap desa, kecamatan, kabupaten dan terus ke tingkat perkotaan.

Selanjutnya Zen (2001) menyatakan bahwa dalam kegiatannya pengembangan

wilayah harus disertai oleh community development. Selain memanfaatkan

sumberdaya alam melalui teknologi, manusianya harus dikembangkan.

Pengembangan wilayah di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Menurut MacAndrews et al. (1982) terdapat empat faktor utama yang

berpengaruh kuat terhadap kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia, yaitu:

1. Alam kepulauan, sebagai Negara kepulauan Indonesia terdiri atas 13 667

pulau. Pembangunan di Indonesia sebagian besar dipusatkan di Pulau Jawa,

diikuti oleh tiga pulau utama lainnya yaitu pulau Sumatera, Sulawesi dan

Page 29: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

12

Kalimantan. Konsentrasi pengembangan yang dipusatkan di Jawa dan ke tiga

pulau yang utama lain telah mengakibatkan munculnya daerah yang semakin

terisolasi dan terabaikan akibat perbedaan jarak, daerah dan komunikasi antar

pulau. Sebagai negara kepulauan, terjadinya migrasi antar pulau juga harus

dipertimbangkan dalam kebijakan pengembangan wilayah.

2. Keanekaragaman budaya, dimana Indonesia memiliki budaya yang sangat

beragam, terdiri atas kultur dan kelompok kesukuan yang berbeda. Keaneka

ragaman tersebut juga menjadi suatu sumber kekuatan yang berpengaruh

dalam kebijakan dan politik.

3. Sifat alami dari perkembangan politis, yaitu Indonesia beberapa kali

mengalami perubahan dimana pengaruh kekuatan wilayah lebih kuat

dibanding dengan pemerintah pusat. Disamping itu, Indonesia dulunya terdiri

dari kerajaan-kerajaan yang kecil yang terbentuk pada waktu yang berbeda

dan pengaruh yang berbeda-beda pula.

4. Sifat alami sistem politik. Pemerintah Indonesia berada dalam tangan

birokrasi militer sipil dengan peranan partai politik yang sangat terbatas. Pada

waktu yang sama, kekuasaan politik sangat terpusat yang mencerminkan

kekuasaan Pulau Jawa dan kultur Jawa. Pemerintah pusat sangat kuat dalam

memegang kendali dan arah sehingga menghasilkan sistem politik yang

mempengaruhi pembangunan ekonomi negeri.

Pengembangan Masyarakat

Community development dapat didefinisikan sebagai kegiatan

pengembangan masyarakat/komuniti yang dilakukan secara sistematis dan

terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat untuk mencapai

kondisi sosial-ekonomi-budaya yang lebih baik apabila dibandingkan dengan

sebelum adanya kegiatan pembangunan, sehingga masyarakat di tempat tersebut

diharapkan menjadi lebih mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraan

yang lebih baik (Budimanta 2005).

Menurut Ife (2002), pengembangan masyarakat bertujuan untuk

membangun kembali masyarakat dengan menempatkannya sebagai manusia yang

saling berhubungan dan membutuhkan satu sama lain, bukan saling

Page 30: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

13

ketergantungan kepada yang lebih besar sehingga lebih tidak manusiawi, memiliki

keteraturan menyangkut kesejahteraan, perekonomian yang luas, birokrasi, dan

kemampuan untuk memilih, dan sebagainya.

Selanjutnya dikatakan bahwa ada enam dimensi penting dari community

development, yaitu: (1) Pengembangan sosial; (2) Pengembangan ekonomi; (3)

Pengembangan politik; (4) Pengembangan budaya; (5) Pengembangan

lingkungan; dan (6) Pengembangan pribadi/keagamaan.

Zen (2001) mengatakan bahwa tujuan community development ialah

memberdayakan keluarga seterusnya rukun tetangga dan rukun keluarga. Dalam

community development, pada tahap awal harus disebarkan benih-benih keinginan

untuk mengubah nasib mereka; meningkatkan kualitas hidup. Sesudah itu baru

langkah-langkah menuju tindakan-tindakan konkrit:

1. Perencanaan keluarga.

2. Kebersihan lingkungan yang dikaitkan dengan masalah hygenik yang menuju

kesehatan.

3. Jangan mengotori sumberdaya air (sungai, danau, pantai). Dus pembuatan dan

pemanfaatan MCK.

4. Memanfaatkan se-optimum mungkin setiap jengkal tanah/pekarangan dengan

tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat (bergizi) seperti kecipir, daun ketela,

waluh, dan lain-lain; untuk obat-obatan (temulawak, kumis kucing, dan lain-

lain).

5. Beternak (ayam, kelinci, kambing, ikan mas, mujair, nila, gurame, lele, lebah

madu, dan lain-lain).

Tahap 1 sampai dengan 5 merupakan basic essentials yang menyertai usaha

pengembangan wilayah. Community development harus merupakan kegiatan

paralel yang tidak boleh ditinggalkan.

Tujuan community development pada industri pertambangan dan migas

menurut Budimanta (2005) adalah sebagai berikut:

1. Mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh PEMDA terutama pada tingkat

desa dan masyarakat untuk meningkatkan kondisi sosial-ekonomi-budaya

yang lebih baik di sekitar wilayah kegiatan perusahaan.

2. Memberikan kesempatan bekerja dan berusaha bagi masyarakat.

Page 31: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

14

3. Membantu pemerintah daerah dalam rangka pengentasan kemiskinan dan

pengembangan ekonomi wilayah.

4. Sebagai salah satu strategi untuk mempersiapkan kehidupan komuniti di

sekitar lingkar tambang manakala industri telah berakhir beroperasi (life after

mining/oil).

Selanjutnya dikatakan bahwa terhadap komuniti yang berada pada lingkar

tambang setidaknya program comdev dapat dikategorikan di dalam tiga aspek

yaitu yang berkaitan dengan community relation, community empowering, dan

community services. Kemudian kategori-kategori tersebut dapat dilihat dari empat

aspek yang biasanya dikembangkan, yaitu:

1. Fisik; seperti pembangunan fasilitas umum antara lain pembangunan ataupun

peningkatan sarana transportasi/jalan, sarana pendidikan, sarana kesehatan,

sarana peribadatan, peningkatan/perbaikan sanitasi lingkungan, dan lain

sebagainya.

2. Sosial; merupakan pelayanan perusahaan untuk memenuhi kepentingan

masyarakat seperti pengembangan kualitas pendidikan (penyediaan bantuan

guru, operasional sekolah), kesehatan (bantuan tenaga paramedis, obat-obatan,

penyuluhan peningkatan kualitas sanitasi lingkungan permukiman),

keagamaan (penyediaan kiai, pendeta maupun ceramah-ceramah keagamaan),

dan lain sebagainya.

3. Ekonomi; yaitu kegiatan-kegiatan yang menyangkut pengembangan usaha

masyarakat yang berbasiskan sumberdaya setempat (resources based) seperti

pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kemampuan manajemen, teknik

kewirausahaan, inkubator bisnis, program kemitraan, bantuan permodalan,

pemasaran, dan promosi.

4. Kelembagaan; pengembangan ataupun penguatan kelompok-kelompok

swadaya masyarakat, organisasi profesi lewat kegiatan-kegiatan lokakarya,

seminar, pertukaran pengalaman dengan lembaga sejenis dan lain sebagainya.

Budimanta (2005) menyatakan pula bahwa peserta program community

development seyogyanya difokuskan kepada masyarakat lingkar tambang dan

diutamakan kepada masyarakat yang terkait dampak langsung dari kegiatan

perusahaan. Masyarakat yang terkait dampak langsung dari kegiatan perusahaan

Page 32: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

15

pada dasarnya merupakan gabungan komuniti-komuniti lokal yang bisa terdiri

dari penduduk asli dan juga pendatang yang menetap di lokasi yang bersangkutan.

Namun menurut Saleng (2004), program community development yang

dilancarkan oleh perusahaan pertambangan pada hakekatnya adalah

tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) terhadap

masyarakat sekitar usaha pertambangan dan secara yuridis merupakan pengakuan

(recognition) dari perusahaan pertambangan bahwa ia telah mengambil alih hak

penguasaan atas sumberdaya milik penduduk setempat. Wujud dari jawab sosial

dan recognisi tersebut adalah pemberian sejumlah bantuan, baik berupa uang

maupun sarana dan fasilitas-fasilitas umum dari perusahaan pertambangan kepada

masyarakat setempat.

Selanjutnya dinyatakan pula bahwa kegiatan community development yang

dilakukan oleh setiap perusahaan terhadap masyarakat setempat berbeda-beda,

demikian pula penerimaan masyarakat terhadap kegiatan tersebut berbeda-beda.

Perbedaan itu dilatarbelakangi oleh sosial budaya dan kelompok etnis dominan

dari masyarakat setempat.

Menurut Primahendra (2004), berdasarkan aspek peran masyarakat, praktek

community development dapat dikelompokkan ke dalam tiga bentuk, yaitu:

1. Development for community, dimana masyarakat menjadi obyek

pembangunan karena berbagai inisiatif, perencanaan, dan pelaksanaan

kegiatan pembangunan dilaksanakan oleh aktor dari luar.

2. Development with community, dimana terbentuk pola kolaborasi antara aktor

luar dan masyarakat setempat sehingga keputusan yang diambil merupakan

keputusan bersama dan sumberdaya yang dipakai berasal dari kedua belah

pihak.

3. Development of community, dimana proses pembangunan yang baik inisiatif,

perencanaan, dan pelaksanaannya dilaksanakan sendiri oleh masyarakat.

Page 33: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

16

Tabel 1 Tiga model community development

Development for Community

Development with Community

Development of Community

Aktor utama Aktor dari luar Aktor dari luar bersama dengan masyarakat lokal

Masyarakat lokal

Bentuk hubungan

Sosialisasi konsultasi

Kolaborasi Self-Mobilization Empowerment

Pengambil keputusan

Aktor dari luar Aktor dari luar bersama dengan masyarakat lokal

Masyarakat lokal

Pelaksana Aktor dari luar Aktor dari luar bersama dengan masyarakat lokal

Masyarakat lokal

Bentuk kegiatan Proyek Proyek dan Program

Pengembangan sistem dan penguatan kelembagaan

Sumber: Primahendra 2004

Perencanaan Pembangunan Daerah

Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan

tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur di dalamnya, guna

pemanfaatan dan pengalokasian sumber-sumber daya yang ada dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam

jangka waktu tertentu (Riyadi dan Bratakusumah 2004). Selanjutnya dikatakan

bahwa dalam perencanaan pembangunan daerah ada beberapa aspek yang perlu

mendapatkan perhatian agar perencanaan pembangunan dapat menghasilkan

rencana pembangunan yang baik serta dapat diimplementasikan di lapangan,

antara lain : lingkungan, potensi dan masalah, institusi perencana, ruang dan

waktu, serta legalisasi kebijakan.

Perencanaan pembangunan daerah yang dikembangkan harus memiliki

prinsip-prinsip ke-Indonesia-an dengan tetap memperhatikan perkembangan

tersebut. Prinsip-prinsip tersebut menurut Riyadi dan Bratakusumah (2004)

antara lain:

Page 34: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

17

1. Perencanaan pembangunan daerah harus memiliki landasan filosofis yang kuat

dan mengakar dalam kultur/budaya masyarakat yang ada di daerah.

2. Perencanaan pembangunan daerah harus bersifat komprehensif, holistic atau

menyeluruh, sehingga mampu membangun aspek-aspek yang ada menjadi

satu kesatuan dalam pembangunan.

3. Perencanaan pembangunan daerah harus mengakomodasikan keadaan struktur

ruang (spatial) dari wilayah perencanaannya, seperti pusat perkotaan,

pedesaan, daerah terisolir (hinterland), pusat-pusat pertumbuhan (growth

poles), distribusi air, listrik, dan sebagainya.

4. Perencanaan pembangunan daerah harus bersifat menyokong/memperkuat

perencanaan pembangunan nasional. Pembangunan daerah harus dilaksanakan

secara harmonis dan mendukung proses pembangunan nasional dengan tetap

berlandaskan pada kekuatan, potensi, dan kebutuhan daerah itu sendiri.

5. Perencanaan pembangunan daerah harus menggambarkan arah kebijaksanaan

ke mana daerah akan dibawa, apa yang akan dilakukan, dan bagaimana

tahapannya. Dengan kata lain, perencanaan pembangunan daerah harus

mencerminkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang ingin diwujudkan di daerah

tersebut.

Namun dalam pelaksanaannya sering dihadapkan pada berbagai kendala.

Hal-hal yang menjadi kendala dalam dalam proses pembangunan daerah secara

umum terbagi atas tiga, yaitu:

1. Kendala politis.

Merupakan kendala yang disebabkan oleh adanya kepentingan-kepentingan

politik yang mendompleng pada substansi perencanaan pembangunan. Ini

merupakan kendala yang cukup sulit dihindari, karena biasanya datang dari

adanya tarik menarik kepentingan di antara elite politik dan elit penguasa

(birokrasi) yang memiliki kekuatan (power) dalam mempengaruhi

kebijaksanaan pemerintah.

2. Kondisi sosio-ekonomi masyarakat.

Kondisi sosio-ekonomi biasanya mencerminkan kemampuan finasial daerah,

padahal kemampuan finansial memiliki peran penting untuk merumuskan

perencanaan yang baik. Hasil perencanaan harus dilaksanakan/

Page 35: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

18

diimplementasikan dan pada tahap pelaksanaan inilah dukungan dana yang

memadai sangat dibutuhkan.

3. Budaya/kultur yang dianut oleh masyarakat

Apabila kultur tidak diberdayakan dan diarahkan ke arah yang positif secara

optimal akan sangat mempengaruhi hasil-hasil perencanaan, bahkan bisa

sampai pada tahap implementasinya. Nilai-nilai budaya primordialisme,

parokhialisme, etnosentrisme, patron-client yang cenderung masih melekat

dalam kehidupan bangsa Indonesia, harus dikendalikan dengan baik dan

diarahkan menjadi faktor pendukung pembangunan, sehingga pembangunan

dilaksanakan dengan nilai-nilai positif relegius, tenggang rasa, gotong royong,

dan sebagainya.

Perencanaan tata guna lahan (land use planning) dan perencanaan

pembangunan daerah memiliki keterkaitan yang erat. Riyadi dan Bratakusumah

(2004) menyebutkan keterkaitan tersebut sebagai berikut:

1. Proses Perencanaan Pembangunan Daerah sangat terkait dengan perencanaan

Tata Ruang dan Tata Guna Lahan.

2. Perencanaan tata guna lahan merupakan jembatan antara perencanaan daerah

dan pengembangan wilayah.

3. Perumusan perencanaan tata guna lahan merupakan kerangka acuan

pembangunan dan pengembangan prasarana fisik yang sejalan dengan

Rencana Tata Ruang Wilayah, khususnya yang terkait dengan penggunaan

lahan.

4. Perencanaan tata guna lahan dapat memberikan informasi untuk menentukan

pilihan-pilihan mengenai penggunaan/pemanfaatan lahan yang layak guna

dikembangkan atau dipertahankan atau dialih-fungsikan, dengan selalu

mempertimbangkan efek-efek yang akan timbul dan mempengaruhi kualitas

lingkungan/ekosistem.

Perencanaan Wilayah

Tarigan (2004) menyatakan bahwa perencanaan wilayah adalah perencanaan

penggunaan ruang wilayah (termasuk perencanaan pergerakan di dalam ruang

wilayah) dan perencanaan kegiatan pada ruang wilayah tersebut. Perencanaan

Page 36: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

19

penggunaan ruang wilayah biasanya dituangkan dalam bentuk perencanaan tata

ruang wilayah, sedangkan perencanaan kegiatan dalam wilayah biasanya tertuang

dalam rencana pembangunan wilayah, baik jangka panjang, jangka menengah,

maupun jangka pendek. Perencanaan wilayah sebaiknya dimulai dengan

penetapan visi dan misi wilayah. Ada lima alasan pentingnya perencanaan

wilayah, yaitu:

1. Banyak diantara potensi wilayah selain terbatas juga tidak mungkin lagi

diperbanyak atau diperbaharui.

2. Kemampuan teknologi dan cepatnya perubahan dalam kehidupan manusia.

3. Kesalahan perencanaan yang sudah dieksekusi di lapangan sering tidak dapat

diubah atau diperbaiki lagi.

4. Lahan dibutuhkan oleh setiap manusia untuk menopang kehidupannya.

5. Tatanan wilayah sekaligus menggambarkan kepribadian dari masyarakat yang

berdomisili di wilayah tersebut, dimana kedua hal tersebut saling

mempengaruhi.

Glasson (1978) menyatakan bahwa perencanaan wilayah umumnya

merupakan perencanaan yang melibatkan unsur fisik dan ekonomi. Perencanaan

wilayah dipandang sebagai suatu usaha untuk memandu pengembangan dari suatu

daerah.

Tarigan (2004) menyatakan bahwa perencanaan pembangunan wilayah

sebaiknya menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan sektoral dan

pendekatan regional. Pendekatan sektoral biasanya less-spatial (kurang

memperhatikan aspek ruang secara keseluruhan), sedangkan pendekatan regional

lebih bersifat spatial dan merupakan jembatan untuk mengaitkan perencanaan

pembangunan dengan rencana tata ruang.

Selanjutnya dikatakan bahwa perubahan struktur ruang/penggunaan lahan

dapat terjadi karena investasi pemerintah maupun investasi pihak swasta. Investasi

pihak swasta perlu mendapat izin atau persetujuan pemerintah baik

keberadaannya maupun lokasinya, sehingga pemerintah dapat

mengendalikan/mengarahkan struktur tata ruang/ penggunaan lahan tersebut ke

arah yang dianggap paling menguntungkan/mempercepat tercapainya sasaran

pembangunan. Sasaran pembangunan dapat berupa peningkatan pendapatan

masyarakat, menambah lapangan kerja, pemerataan pembangunan di dalam

Page 37: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

20

wilayah, terciptanya struktur perekonomian yang lebih kokoh, tetap terjaganya

kelestarian lingkungan, memperlancar arus pergerakan orang dan barang ke

seluruh wilayah termasuk ke wilayah tetangga, dan lain sebagainya.

Perencanaan Partisipatif

Pergeseran pembangunan dari pembangunan yang berorientasi produksi

menuju pembangunan yang berorientasi publik memerlukan peran serta

masyarakat dalam pelaksanaannya. Menurut Conyers (1994), ada tiga alasan

utama mengapa partisipasi masyarakat mempunyai sifat yang sangat penting,

yaitu:

1. Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi

mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat setempat yang tanpa

kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal.

2. Masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jika

merasa ikut dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena

mereka akan lebih mengetahui seluk beluk proyek tersebut dan akan

mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut.

3. Merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam

pembangunan masyarakat mereka sendiri.

Selanjutnya Conyers (1994) menyatakan bahwa ada beberapa metode yang dapat

digunakan dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat, yaitu:

1. Survey dan konsultasi lokal.

Metode ini ditempuh dengan cara langsung mendekati obyek yang menjadi

sasaran rencana kegiatan atau proyek melalui bentuk kegiatan survei lapangan,

wawancara dengan penduduk, menyelenggarakan pertemuan, dan lainnya.

Melalui metode ini dapat diketahui informasi mengenai kondisi lapang yang

sebenarnya dari tangan pertama atau masyarakat secara langsung.

2. Penggunaan staf yang terampil.

Metode ini dilakukan dengan media petugas lapangan dari instansi tertentu

yang berkompeten dalam suatu proyek. Melalui petugas lapangan, informasi

mengenasi rencana proyek dan dampaknya bagi masyarakat akan dijelaskan

oleh petugas lapangan kepada masyarakat.

Page 38: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

21

3. Perencanaan yang bersifat desentralisasi.

Metode ini dilakukan dengan membentuk suatu organisasi perencanaan di

tingkat lokal dan adanya proses desentralisasi implementasi rencana kegiatan.

4. Pemerintah daerah.

Perencanaan dilakukan oleh pemerintah daerah yang jangkauannya lebih luas

dari perencanaan desentralisasi.

5. Pembangunan masyarakat (community development).

Pembangunan masyarakat merupakan suatu pendekatan terpadu untuk

pengembangan masyarakat dalam rangka menaikkan standar hidup serta

mengembangkan taraf hidup masyarakat melalui berbagai kegiatan.

Penekanan dari kegiatan ini adalah penyatuan masyarakat sebagai suatu

kesatuan.

Menurut Abe (2005), ada dua bentuk perencanaan partisipatif. Pertama,

perencanaan yang langsung disusun bersama rakyat. Perencanaan ini bisa

merupakan perencanaan lokasi setempat yakni perencanaan yang menyangkut

daerah dimana masyarakat berada dan perencanaan wilayah yang disusun dengan

melibatkan masyarakat secara perwakilan. Kedua, perencanaan yang disusun

melalui mekanisme perwakilan, sesuai dengan institusi yang sah (legal-formal)

seperti parlemen.

Kegiatan Pertambangan

Usaha pertambangan merupakan kegiatan untuk mengoptimalkan

pemanfaatan sumberdaya alam tambang (bahan galian) yang terdapat di dalam

bumi Indonesia. Usaha pertambangan meliputi pertambangan umum dan

pertambangan minyak dan gas bumi. Kegiatan minyak dan gas bumi sendiri

sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas

Bumi dibedakan atas kegiatan usaha hulu dan kegiatan usaha hilir. Kegiatan usaha

hulu adalah kegiatan usaha yang berintikan atau bertumpu pada kegiatan usaha

eksplorasi dan usaha ekploitasi. Kegiatan usaha hilir adalah kegiatan usaha yang

berintikan atau bertumpu pada kegiatan usaha pengolahan, pengangkutan,

penyimpanan, dan niaga.

Page 39: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

22

Pelaksana kegiatan usaha pertambangan memiliki kewajiban pengembangan

masyarakat. Kewajiban pengembangan masyarakat bagi pertambangan minyak

dan gas bumi tercantum dalam pasal 11 ayat (3) Undang-Undang Nomor 22

Tahun 2001 yaitu kewajiban pengembangan masyarakat sekitar dan jaminan hak-

hak masyarakat adat. Kewajiban pengembangan masyarakat bagi pelaksana

kegiatan usaha pertambangan umum tercantum dalam pasal 6-7 Keputusan

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453.K/29/MEM/2000 tentang

Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan di Bidang Pertambangan

Umum yang didalamnya antara lain mengatur tentang pengembangan wilayah,

pengembangan kemasyarakatan dan kemitrausahaan. Program pengembangan

masyarakat yang harus dilakukan meliputi sumberdaya manusia, kesehatan,

pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah, dan kemitraan.

Pengusahaan pertambangan memiliki peran yang strategis dan kontribusi

yang besar terhadap pembangunan di daerah. Sebab dengan pengusahaan

pertambangan di daerah, otomatis akan terbentuk komunitas baru dan

pengembangan wilayah sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah

kegiatan pengusahaan pertambangan. Pengembangan wilayah yang demikian akan

membawa pengaruh terhadap perekonomian daerah, sebab masyarakat pencari

kerja dan pelaku ekonomi akan tertarik ke wilayah pertumbuhan yang baru

(Saleng 2004).

Namun setiap kegiatan pembangunan di bidang pertambangan pasti

menimbulkan dampak positif maupun negatif. Menurut Muhammad (2000),

dampak positif dari kegiatan pembangunan di bidang pertambangan adalah:

1. Memberikan nilai tambah secara nyata kepada pertumbuhan ekonomi

nasional;

2. Meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD);

3. Menampung tenaga kerja, terutama masyarakat lingkar tambang;

4. Meningkatkan ekonomi masyarakat lingkar tambang;

5. Meningkatkan usaha mikro masyarakat lingkar tambang;

6. Meningkatkan kualitas SDM masyarakat lingkar tambang; dan

7. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat lingkar tambang.

Page 40: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

23

Sedangkan dampak negatif dari pembangunan di bidang pertambangan adalah :

1. Kehancuran lingkungan hidup;

2. Penderitaan masyarakat adat;

3. Menurunnya kualitas hidup masyarakat lokal;

4. Meningkatnya kekerasan terhadap perempuan;

5. Kehancuran ekologi pulau-pulau; dan

6. Terjadi pelanggaran HAM pada kuasa pertambangan.

Saleng (2004) menyatakan bahwa pada setiap pengusahaan pertambangan

yang lokasinya relatif terpencil atau wilayah/daerah yang baru dibuka, masyarakat

pendatang jauh lebih maju dan sejahtera serta mampu/memiliki semangat bersaing

(competition spirit) yang tinggi ketimbang masyarakat asli setempat. Contoh

kasus: masyarakat Kamoro dan Amungme di sekitar Freeport Indonesia,

masyarakat Kutai di sekitar PT Kaltim Prima Coal, dan masyarakat Luwu di

sekitar INCO. Hal ini disebabkan oleh kebijakan dan penanganan yang keliru

oleh Pemerintah Daerah dan perusahaan pertambangan sendiri dengan

memberikan atau memenuhi segala klaim-klaim dari masyarakat asli. Pemenuhan

klaim-klaim itu, tidak diikuti dengan pengetahuan dan pemahaman yang memadai

akan cara pemanfaatan dan penggunaan dana atau barang yang diberikan,

sehingga pemberian itu hanya habis dikomsumsi dalam waktu relatif singkat

artinya tidak produktif.

Selanjutnya Saleng (2004) menyatakan bahwa kontribusi pengusahaan

pertambangan terhadap pembangunan secara nasional melalui penerimaan negara

sangat besar, namun terhadap pembangunan daerah atau wilayah dan masyarakat

sekitar usaha pertambangan baik melalui program local and community

development maupun program pembangunan lainnya belum merupakan jaminan

kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat sekitar, terutama pasca pertambangan,

tetapi masih sebatas untuk menghilangkan konflik antara masyarakat sekitar

dengan usaha pertambangan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada lima perusahaan pertambangan

(PT Freeport Indonesia, PT Kaltim Prima Coal, PT Caltex Pasific Indonesia,

PT.International Nickel Indonesia, dan PT Aneka Tambang Tbk), Saleng (2004)

menyatakan bahwa secara umum terdapat tiga hal yang masih menjadi masalah

dalam pengusahaan pertambangan saat ini dan dimasa yang akan datang, yaitu:

Page 41: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

24

1. Tumpang tindih hak atas wilayah operasi Kontrak Karya, Kontrak Production

Sharing, Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara dan Kuasa

Pertambangan di satu pihak dengan hak-hak: kehutanan, perkebunan, ulayat

masyarakat adat, transmigrasi dan tanah penduuduk setempat di pihak lain.

2. Pengelolaan, perlindungan, dan pemulihan lingkungan hidup dalam usaha

pertambangan.

3. Pengembangan wilayah dan masyarakat (local and community development)

sekitar wilayah usaha pertambangan.

Sedangkan menurut Bappenas (2004), konflik sektor pertambangan dengan

sektor lainnya antara lain konflik dalam penataan dan pemanfaatan ruang,

pelestarian lingkungan, serta konflik pertambangan dengan sektor kehutanan

dalam penggunaan lahan hutan lindung untuk kegiatan pertambangan. Adapun

penyebabnya antara lain:

1. Sulitnya mengakomodasi kegiatan pertambangan ke dalam penataan ruang.

2. Sering dituduh sebagai biang keladi kerusakan lingkungan.

3. Tumpang tindih pemanfaatan ruang dengan lahan kehutanan.

Pengelolaan usaha pertambangan umum juga tidak luput dari permasalahan

keagrarian/pertanahan. Menurut Soenarto (2004), konflik masalah

pertanahan/kewilayahan yang sering terjadi di subsektor pertambangan antara

lain:

1. Tumpang tindih pemanfaatan lahan dengan sektor lain seperti kehutanan,

perkebunan, kelautan, pertanian, dll;

2. Permasalahan ganti rugi lahan dengan pemegang hak atas tanah; dan

3. Hak ulayat.

Berkaitan dengan masalah lingkungan yang ditimbulkan akibat kegiatan

pertambangan selama ini, pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah harus

lebih tegas karena masih banyak kekurangan dalam masalah pengelolaan

perbaikan lingkungan (Suryanto 2001). Selanjutnya dikatakan bahwa Kalimantan

Timur dengan wilayah pertambangan yang luas sampai saat ini masih dihadapkan

pada permasalahan kerusakan (degradasi) lingkungan karena diperkirakan banyak

perusahaan yang belum memperbaiki kerusakan lingkungan yang ditimbulkan

dari kegiatan pertambangan. Upaya yang dapat ditempuh saat ini adalah

mengevaluasi kemungkinan diperpanjangnya kegiatan pertambangan jika

Page 42: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

25

terdapat perusahaan pertambangan yang belum memperbaiki kerusakan

lingkungan. Lebih daripada itu pemerintah daerah dapat menyusun peraturan

daerah mengenai pengelolaan pertambangan dan lingkungan berdasarkan potensi

daerah, yang dapat dijadikan pedoman bagi calon investor dan masyarakat.

Hutan dan Kehutanan

Hutan dan kehutanan merupakan salah satu pemanfaatan ruang yang sangat

penting karena hampir 70% dari ruang daratan Indonesia ditetapkan sebagai

kawasan hutan. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau

ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan

tetap. Sesuai dengan pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999

tentang Kehutanan dinyatakan bahwa guna optimalisasi manfaat lingkungan,

manfaat sosial, dan manfaat ekonomi masyarakat setempat maka luas kawasan

hutan dan penutupan lahan untuk setiap daerah aliran sungai dan atau pulau yang

harus dipertahankan adalah minimal 30% dari luas daerah aliran sungai dan atau

pulau tersebut (Dephut 2003).

Salah satu bentuk penataan ruang dalam bidang kehutanan adalah Tata

Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) yang dilakukan pada setiap provinsi dan

merupakan hasil kesepakatan tujuh instansi sektoral di tingkat provinsi pada tahun

1985. TGHK merupakan rencana pengukuhan dan penatagunaan hutan yang

dilakukan melalui kesepakatan antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah

Pusat. Luas kawasan hutan berdasarkan TGHK adalah seluas 147.027.680 hektar

yang terdiri atas hutan tetap seluas 110.990.858 hektar dan hutan yang dapat

dikonversi untuk kegiatan pembangunan lainnya seluas 36 036 822 hektar.

Dalam perkembangannya, TGHK mengalami penyesuaian sesuai dengan

tuntutan pembangunan dan kebutuhan akan lahan untuk pemukiman penduduk,

pembangunan infrastruktur, dan lainnya. Untuk itu, dilakukan penyesuaian

dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang selanjutnya

dikenal sebagai Paduserasi TGHK-RTRWP. Melalui paduserasi ini, sebagian

kawasan hutan berubah menjadi non kawasan hutan untuk memenuhi kebutuhan

setempat akan lahan. Pada tahun 1999, kawasan hutan Indonesia kembali

ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan

Page 43: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

26

Kawasan Hutan dan Perairan Propinsi yang disusun berdasarkan hasil

pemaduserasian antara RTRWP dengan TGHK. Penunjukan kawasan hutan

provinsi sampai dengan bulan Desember 2003 telah diterbitkan sebanyak 24

provinsi, sedangkan tiga provinsi lain (Sumatera Utara, Riau dan Kalimantan

Tengah) masih dalam proses penyelesaian.

Tabel 2 Luas kawasan hutan berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) dan Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi

No. Fungsi Luas (ha)

TGHK Penunjukan 1 Kawasan Suaka Alam dan

Kawasan Pelestarian Alam 19 229 498

23 239 815.57

2 Hutan Lindung 29 326 072

29 100 016.20

3 Hutan Produksi Terbatas 29 437 587

16 212 527.26

4 Hutan Produksi Tetap 32 997 701

27 738 950.20

Hutan tetap 110 990 858

5 Hutan Produksi Yang Dapat di Konversi

36 036 822

13 670 535.00

Jumlah 147 027 680

109 961 844.05

Sumber: Dephut 2003

Berdasarkan Peta Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi, kawasan hutan

Indonesia adalah seluas 109.961.844.05 hektar (Tabel 2). Sedangkan kawasan

hutan Provinsi Riau, Sumatera Utara, dan Kalimantan Tengah berdasarkan

pemetaan paduserasi TGHK dan RTRWP tahun 1999 seluas 18.490.626 hektar

(Dephut 2004).

Dalam pengelolaan dan pemanfaatan kawasan hutan, baik untuk kegiatan

kehutanan maupun pembangunan di luar kehutanan sering muncul adanya konflik.

Menurut Wulan et al. (2004) pada umumnya konflik-konflik yang sering terjadi

di sekitar kawasan hutan dikarenakan adanya tumpang tindih sebagian areal

konsesi atau kawasan lindung dengan lahan garapan masyarakat dan karena

terbatasnya akses masyarakat untuk memperoleh manfaat dari keberadaan hutan,

baik hasil hutan maupun sebagai tempat tinggal. Selain konflik-konflik yang

terjadi di antara masyarakat lokal dengan pemegang hak pengelola kawasan

hutan, konflik terjadi juga di tingkat pembuat kebijakan. Dalam era desentralisasi,

Page 44: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

27

kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Daerah seringkali bertentangan dengan

kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Pusat.

Kawasan hutan merupakan sumberdaya alam yang terbuka sehingga akses

masyarakat untuk masuk memanfaatkannya sangat besar. Kondisi tersebut

memacu permasalahan dalam pengelolaan hutan. Menurut Riyanto (2004),

permasalahan yang menonjol terkait dengan pengelolaan kawasan hutan antara

lain penebangan liar, perambahan hutan, perburuan satwa liar tanpa izin,

kebakaran hutan, dan kemiskinan masyarakat sekitar hutan.

Perambahan kawasan hutan terjadi di beberapa daerah bahkan terjadi di

Taman Nasional antara lain Taman Nasional Kutai, Taman Nasional Kerinci

Seblat, Taman Nasional Merubetiri, dan sebagainya. Disamping itu, permasalahan

klasik yang dihadapi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, adalah

masalah kemiskinan. Kondisi masyarakat sekitar hutan di Indonesia rata-rata

miskin yang terkait dengan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat yang

berdampak pada tingkat pendapatan yang juga rendah. Disamping itu,

kepemilikan lahan yang terbatas menyebabkan mereka memasuki kawasan hutan

untuk mencari tambahan penghasilan atau membuka lahan untuk pertanian.

Kerangka Pemikiran

Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur memiliki sumberdaya alam yang

berlimpah, khususnya bahan tambang. Disamping itu, Kabupaten Kutai Timur

memiliki kawasan hutan yang cukup luas yaitu 2.784.024 hektar. Menurut Zen

(2001), pengembangan suatu wilayah harus disesuaikan dengan potensi yang

dimiliki oleh wilayah tersebut. Oleh karena itu, pengembangan wilayah Kota

Bontang dan Kabupaten Kutai Timur didasarkan pada potensi sumberdaya alam

yang dimiliki sebagai penggerak utama (prime mover) yaitu bahan tambang

mineral dan migas.

Dalam rangka mengeksploitasi bahan tambang sebagai salah satu upaya

dalam pengembangan wilayah, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah telah

mengeluarkan berbagai kebijakan sebagai wujud perencanaan pemanfaatan

sumberdaya tersebut. Sampai saat ini tidak kurang dari 30% wilayah daratan

Page 45: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

28

Indonesia sudah dialokasikan bagi operasi pertambangan, yang meliputi baik

pertambangan mineral, batubara, migas maupun pertambangan galian C. Tidak

jarang wilayah-wilayah konsesi pertambangan tersebut tumpang tindih dengan

wilayah hutan yang kaya akan keanekaragaman hayati dan juga wilayah-wilayah

hidup masyarakat adat.

Namun di sisi lain, bahan galian tambang juga merupakan salah satu sumber

kekayaan alam yang harus dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat. Menurut

Saleng (2004), perolehan nasional dari sektor pertambangan dapat dikatakan

multidimensional, antara lain mampu menopang program industrialisasi melalui

penyediaan bahan baku induistri dalam negeri, menyediakan sumber energi seperi

minyak bumi, gas, batubara, meningkatkan penerimaan negara dan devisa,

membantu peningkatan dan pemeraan pembangunan ke berbagai wilayah,

membuka kesempatan bekerja, serta meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan

penduduk sekitar lokasi pertambangan.

Keberadaan tambang disuatu daerah, secara langsung maupun tidak

langsung memberikan kontribusi bagi pengembangan wilayah pada lokasi

tersebut. Dibeberapa daerah, sumbangan sektor pertambangan terhadap PDRB

menempati urutan teratas dan jumlah penyerapan tenaga kerja sangat besar.

Namun pengembangan wilayah tidak hanya berupa peningkatan status

administrasi wilayah, peningkatan PDRB, penyediaan lapangan kerja, atau

pembangunan infrastruktur tapi juga berbicara mengenai pemberdayaan rakyat

setempat. Dalam kegiatannya, pengembangan wilayah tidak hanya memanfaatkan

sumberdaya alam tetapi juga harus membangun manusianya. Hal ini sejalan

dengan apa yang dikemukan oleh Misra (1982), bahwa pengembangan wilayah

merupakan suatu upaya untuk mendorong terjadinya perkembangan wilayah

secara harmonis melalui pendekatan yang bersifat komprehensif mencakup aspek

fisik ekonomi, sosial, dan budaya.

Disamping itu, kehadiran suatu pertambangan diharapkan dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya yang berada disekitar lokasi

pertambangan tersebut. Kesejahteraan disini tidak hanya dilihat dari kebutuhan

hidup secara ekonomi, tapi juga pengakuan atas hak-hak, perlindungan dan

keamanan, serta keiikutsertaan dalam setiap pembicaraan yang menyangkut

kepentingannya. Dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat tersebut

Page 46: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

29

salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan adalah

program pengembangan masyarakat (community development). Kesejahteraan

masyarakat dalam penelitian ini lebih menitikberatkan pada peningkatan taraf

hidup masyarakat yang parameternya diukur dari tingkat pendapatan, pendidikan

dan kesehatan.

Menurut Saleng (2004), program community development yang dilancarkan

oleh perusahaan pertambangan pada hakekatnya adalah tanggungjawab sosial

perusahaan (corporate social responsibility) terhadap masyarakat sekitar usaha

pertambangan dan secara yuridis merupakan pengakuan (recognition) dari

perusahaan pertambangan bahwa ia telah mengambil alih hak penguasaan atas

sumberdaya milik penduduk setempat. Wujud dari jawab sosial dan recognisi

tersebut adalah pemberian sejumlah bantuan, baik berupa uang maupun sarana

dan fasilitras-fasilitas umum dari perusahaan pertambangan kepada masyarakat

setempat.

Sumberdaya alam telah berperan dalam pembangunan daerah. Sumberdaya

alam tidak saja dapat meningkatkan PDRB, menyerap tenaga kerja, melainkan

juga telah memberikan berbagai jasa lingkungan untuk memenuhi kebutuhan

hidup manusia, misalnya sebagai daerah pariwisata. Namun dibalik peran yang

besar tersebut, akibat faktor alam dan ulah (prilaku) manusia baik secara individu,

kelompok maupun kelembagaan, pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam

untuk pembangunan telah menimbulkan berbagai masalah lingkungan (Ismail

2001). Seperti halnya yang dinyatakan oleh Zen (2001), bahwa suatu aspek yang

tidak boleh dilupakan dalam usaha pengembangan wilayah ialah aspek

lingkungan hidup. Masalah-masalah lingkungan hidup sudah muncul pada tahap

desa, kecamatan, kabupaten dan terus ke tingkat perkotaan.

Dilain pihak, cebakan bahan galian umumnya berada dalam kawasan hutan.

Hal ini menyebakan terjadinya pembukaan kawasan hutan yang cukup besar

dalam eksploitasi bahan tambang tersebut. Peningkatan aktivitas eksploitasi bahan

tambang tersebut diperkirakan akan berbanding lurus dengan pengurangan luas

kawasan hutan khususnya bagi pertambangan yang menggunakan metode

penambangan terbuka. Menurut Tukiyat (2001), isu pembangunan yang dihadapi

bangsa Indonesia saat ini adalah pertumbuhan penduduk yang cepat, kemiskinan,

pembangunan sistem pertanian yang tidak berkelanjutan dan kerusakan

Page 47: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

30

lingkungan. Selanjutnya dinyatakan bahwa setiap aktivitas pembangunan yang

dilakukan oleh penduduk akan mempunyai dampak baik langsung maupun tidak

langsung terhadap lingkungan. Dengan demikian, maka perlu adanya suatu upaya

yang dilakukan agar pembangunan ekonomi dapat berlangsung tanpa

mengganggu keseimbangan lingkungan.

Pengelolaan bahan galian tambang sebagai sumberdaya alam yang tidak

dapat diperbaharui seharusnya dapat memberikan nilai tambah bagi daerah

penghasil maupun masyarakat setempat. Sebagaimana yang dikatakan oleh Zen

(2001) bahwa pengembangan wilayah merupakan usaha memberdayakan suatu

masyarakat yang berada di suatu daerah itu untuk memanfaatkan sumberdaya

alam yang terdapat disekeliling mereka dengan menggunakan teknologi yang

relevan dengan kebutuhan, dan bertujuan meningkatkan kualitas hidup

masyarakat yang bersangkutan.

Bahan tambang merupakan sumberdaya alam yang banyak memberikan

sumbangan bagi devisa negara. Sayangnya, pengelolaan dan pemanfaatannya

tidak hanya memberikan dampak yang positif tapi juga memberikan dampak yang

negatif. Hal ini dikarenakan perencanaan pengelolaan yang tidak matang dan

tidak mempertimbangkan berbagai aspek. Pemberian wilayah kerja atau konsesi

pertambangan tanpa memperhatikan kondisi fisik permukaan bumi, hanya

mempertimbangkan potensi bahan tambang yang terkandung di dalam bumi.

Tidak jarang wilayah-wilayah konsesi pertambangan tersebut tumpang tindih

dengan wilayah hutan yang kaya akan keanekaragaman hayati dan juga wilayah-

wilayah hidup masyarakat adat. Hal ini menyebabkan sering terjadinya konflik

antara antara masyarakat dengan perusahaan pertambangan, maupun antar sektor

antara lain sektor kehutanan dengan sektor pertambangan.

Padahal tujuan utama pengembangan wilayah adalah menyerasikan berbagai

kepentingan pembangunan sektor dan wilayah, sehingga pemanfaatan ruang dan

sumberdaya yang ada di dalamnya dapat optimal mendukung kegiatan kehidupan

masyarakat sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan wilayah yang

diharapkan (Riyadi 2002).

Untuk mewujudkan hal tersebut maka dalam pengembangan wilayah

diperlukan perencanaan sehingga dampak lingkungan dapat diminimalisasi dan

terjadi pemerataan dan keseimbangan pembangunan. Menurut Glasson (1978),

Page 48: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

31

perencanaan wilayah umumnya merupakan perencanaan yang melibatkan unsur

fisik dan ekonomi. Perencanaan wilayah dipandang sebagai suatu usaha untuk

memandu pengembangan dari suatu daerah.

Dalam rangka pengembangan suatu wilayah maka harus didahului dengan

perencanaan pembangunan daerah guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber-

sumber daya yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu

lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.

Adapun tahapan atau alur kerangka pemikiran yang digunakan dalam

penelitian ini disajikan dalam bentuk diagram (Gambar 2).

Page 49: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

32

Gambar 2 Bagan alir kerangka penelitian.

Page 50: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Bontang dan Kabupaten Kutai

Timur Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian dampak kegiatan pertambangan

terhadap pengembangan wilayah dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2005.

Pengumpulan Data

Metode dan pendekatan studi yang digunakan adalah telaah pustaka dan

survei lapangan. Telaah pustaka dilakukan untuk mengumpulkan berbagai

informasi yang terkait dengan penelitian. Sumber data sekunder untuk telaah

pustaka dalam penelitian ini adalah dari berbagai buku, makalah, dan laporan

terkait.

Pengumpulan data primer dilakukan melalui survei lapangan dan

wawancara yang dibantu dengan daftar pertanyaan terstruktur (kuesioner) yang

telah dipersiapkan sebelumnya (Lampiran 1).

Data sekunder diperoleh dari studi pustaka maupun data-data yang diperoleh

dari instansi-instansi terkait antara lain Departemen Energi dan Sumber Daya

Mineral, Departemen Kehutanan, Pemda Kabupaten Kutai Timur , Pemda Kota

Bontang serta perusahaan pertambangan.

Untuk mengetahui dampak kegiatan pertambangan terhadap pengembangan

masyarakat maka penentuan perusahaan pertambangan sampel dilakukan dengan

pertimbangan perusahaan tersebut telah beroperasi minimal lima tahun dan

lokasinya berdekatan dengan pemukiman masyarakat. Perusahaan pertambangan

yang dipilih adalah PT Indominco Mandiri sebagai wakil dari pertambangan

umum dan PT Badak NGL sebagai wakil dari pertambangan migas.

Untuk mengetahui dampak kegiatan pertambangan terhadap pengembangan

masyarakat, pemilihan desa/kelurahan sampel dilakukan terhadap dua lokasi yang

berbeda, yaitu:

Page 51: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

34

1. Desa/kelurahan yang berdekatan atau berada di sekitar lokasi pertambangan

dan mendapatkan kegiatan community development dari perusahaan

pertambangan (desa dampak);

2. Desa/kelurahan yang tidak berdekatan dengan lokasi pertambangan dan tidak

mendapatkan kegiatan community development dari perusahaan pertambangan

(desa non-dampak).

Gambar 3 Wilayah dampak dan non-dampak kegiatan PT Indominco Mandiri.

Gambar 4 Wilayah dampak dan non-dampak kegiatan PT Badak NGL.

Without

Kab. Kutai Timur

PT Badak NGL

with

Bontang

14 kelurahan

Without

Kab. Kutai Timur

PT Indominco

Mandiri

with

Kutai Timur Kutai Kertangera

Bontang

6 desa

4 desa

with

Page 52: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

35

Penentuan Responden

Teknik sampling atau penarikan contoh dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan kombinasi antara metode pengambilan sampel bertahap

(multistage proporsional random sampling) dengan metode pengambilan sampel

acak terstratifikasi (stratified random sampling).

Langkah-langkah penarikan contoh dilakukan dengan cara :

1. Pada kabupaten dan kota dibuat kerangka sampling jumlah desa/kelurahan

yang diperkirakan terkena dampak kegiatan pertambangan secara langsung

dan mendapatkan program community development dari PT Indominco

Mandiri dan PT Badak NGL. Kerangka sampling berupa daftar desa/kelurahan

berdasarkan aktivitas PT Indominco Mandiri dan PT Badak NGL (Lampiran

2);

2. Berdasarkan kerangka sampling di atas, dipilih secara random sebanyak empat

desa sampel masing-masing dua desa untuk PT Indominco Mandiri yaitu Desa

Suka Damai dan Desa Suka Rahmat dan dua kelurahan untuk PT Badak NGL

yaitu Kelurahan Bontang Lestari dan Kelurahan Kanaan. Penyebaran desa

sampel menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4.

3. Dari setiap desa/kelurahan sampel dibuat kerangka sampling rumahtangga

menurut pelapisan sosial ekonomi (lapisan atas, menengah, dan bawah). Unsur

pelapisan sosial dalam masyarakat cenderung merupakan gabungan dari

beberapa unsur yaitu penguasaan lahan, kekayaan yang dimiliki, lamanya

menetap, dimensi pendidikan dan pengalaman yang dimiliki, serta dimensi

kekuasaan khususnya pada pemimpin formal;

4. Kemudian secara random-proporsional dipilih sampel rumahtangga dari setiap

desa/kelurahan sebanyak 20 rumahtangga sampel. Dari proses sampling di

lapangan diperoleh total sampel rumahtangga dampak sebanyak 80

rumahtangga.

5. Untuk sampel desa non-dampak, dipilih desa yang tidak mendapatkan

kegiatan community development baik dari PT Indominco Mandiri, PT Badak

NGL maupun dari perusahaan lainnya, yaitu Desa Kandolo. Kemudian dengan

teknik yang sama dipilih secara random-proporsional 20 rumahtangga sampel

dari desa sampel non-dampak.

Page 53: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

36

6. Selanjutnya setiap kepala rumahtangga ditetapkan sebagai responden sasaran

wawancara dengan menggunakan kuesioner (metode survei). Dengan

demikian secara keseluruhan jumlah responden dalam studi ini sebanyak 100

responden (Tabel 3).

Tabel 3 Jumlah responden menurut kabupaten/kota, kecamatan, dan desa/ kelurahan sampel berdasarkan pelapisan sosial ekonomi

Pelapisan Sosek Responden No

Kabupaten/Kota & Kecamatan

Desa/Kelurahan Sampel Atas Mgh Bawah

Total

1 Kota Bontang (dampak)

1. Bontang Selatan 1. Bontang Lestari 2 5 13 20 2. Bontang Barat 2. Kanaan 4 5 11 20

2 Kabupaten Kutai Timur (dampak) 3. Sangatta 3. Suka Damai 5 6 9 20

4. Suka Rahmat 3 8 9 20

Total Dampak 14 24 42 80 3 Kabupaten Kutai Timur (non-dampak)

4. Sangatta 5. Kandolo 5 7 8 20

Total Non-Dampak 5 7 8 20 Total Sampel 19 31 50 100

Selain responden, data dan informasi kualitatif diperoleh dari sejumlah

informan. Untuk kepentingan studi ini maka informan ditetapkan dari tingkat

desa/kelurahan. Dari setiap desa/kelurahan sampel dipilih sejumlah informan,

yaitu Kepala Desa/Lurah, aparat desa/kelurahan, atau tokoh masyarakat.

Penerimaan responden cukup beragam, ada yang menerima dengan baik,

penuh kecurigaan, bahkan menolak untuk diwawancarai. Hal ini disebabkan

antara lain oleh adanya konflik wilayah pada perbatasan Kota Bontang dan

Kabupaten Kutai Timur yaitu Desa Suka Damai dan Desa Suka Rahmat.

Pengalaman observasi lapangan dan wawancara dengan responden dituangkan

dalam catatan harian survei lapang (Lampiran 3).

Adapun penyebaran desa dampak, desa non dampak dan lokasi

pertambangan di sajikan pada Peta Wilayah Penelitian (Gambar 5)

Page 54: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

Gambar 5 Peta Wilayah Penelitian

Page 55: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

38

Pengolahan Data

Kontribusi Sektor Pertambangan terhadap Pembangunan Daerah

Untuk mengetahui kontribusi kegiatan pertambangan terhadap

pembangunan daerah dilihat melalui kontribusi kegiatan pertambangan terhadap

PDRB. Data PDRB tersebut digunakan untuk menganalisis pertumbuhan dan

pemusatan ekonomi wilayah pada Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur.

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Wilayah

Analisis pertumbuhan ekonomi wilayah menggunakan data PDRB atas dasar

harga konstan tahun 1993 pada dua titik tahun yaitu tahun 1993 dan 2003. Teknik

analisis yang digunakan adalah shift-share analysis. Hasil analisis shift-share

menjelaskan kinerja (performance) suatu aktifitas di suatu sub wilayah dan

membandingkannya dengan kinerjanya di dalam wilayah total. Analisis shift-

share mampu memberikan gambaran sebab-sebab terjadinya pertumbuhan suatu

aktifitas di suatu wilayah. Sebab-sebab yang dimaksud dibagi menjadi tiga bagian

yaitu. : sebab yang berasal dari dinamika lokal (sub wilayah), sebab dari dinamika

aktifitas/sektor (total wilayah) dan sebab dari dinamika wilayah secara umum

(Johnson dan Wichern 1998).

Gambaran kinerja ini dapat dijelaskan dari tiga komponen hasil analisis,

yaitu:

1. Komponen Laju Pertumbuhan Total (komponen share). Komponen ini

menyatakan pertumbuhan total wilayah pada dua titik waktu yang

menunjukkan dinamika total wilayah.

2. Komponen Pergeseran Proporsional (komponen proportional shift).

Komponen ini menyatakan pertumbuhan total aktifitas tertentu secara relatif,

dibandingkan dengan pertumbuhan secara umum dalam total wilayah yang

menunjukkan dinamika sektor/aktifitas total dalam wilayah.

3. Komponen Pergeseran Diferensial (komponen differential shift). Ukuran ini

menjelaskan bagaimana tingkat kompetisi (competitiveness) suatu aktifitas

tertentu dibandingkan dengan pertumbuhan total sektor/aktifitas tersebut

dalam wilayah. Komponen ini menggambarkan dinamika

Page 56: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

39

(keunggulan/ketakunggulan) suatu sektor/aktifitas tertentu di sub wilayah

tertentu terhadap aktifitas tersebut di sub wilayah lain.

Adapun persamaan analisis shift-share sebagai berikut :

XX

XX

XX

XX

XX

SSAti

ti

tij

tij

t

t

ti

ti

t

t

)0(

)1(

)0(

)1(

)0(

)1(

)0(

)1(

)0(

)1(

..

......

1

a b c

dimana : a = komponen share

b = komponen proportional shift

c = komponen differential shift

X.. = Nilai total aktifitas dalam total wilayah

X.i = Nilai total aktifitas tertentu dalam total wilayah

Xij = Nilai aktifitas tertentu dalam unit wilayah tertentu

t1 = titik tahun akhir

t0 = titik tahun awal

Analisis Pemusatan Ekonomi Wilayah

Untuk melengkapi hasil analisis shift share digunakan metode analisis

Location Quotient (LQ) untuk menunjukkan lokasi pemusatan/basis (aktifitas).

Data yang digunakan adalah data PDRB atas dasar harga kontasn 1993 pada tahun

2002 dan 2003. Menurut Blakely (1994), analisis LQ merupakan suatu analisis

yang digunakan untuk melengkapi analisis lain yaitu shift-share analysis. Secara

lebih operasional, LQ didefinisikan sebagai rasio persentase dari total aktifitas

pada sub wilayah ke-i terhadap persentase aktifitas total terhadap wilayah yang

diamati. Asumsi yang digunakan dalam analisis ini adalah bahwa (1) kondisi

geografis relatif seragam, (2) pola-pola aktifitas bersifat seragam, dan (3) setiap

aktifitas menghasilkan produk yang sama. Persamaan dari LQ ini adalah:

IJ

IJ I

J

LQ X XX X

/

/.

. ..

Page 57: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

40

dimana:

Xij : derajat aktifitas ke-j di wilayah ke-i

Xi. : total aktifitas di wilayah ke-I

X.j : total aktifitas ke-j di semua wilayah

X.. : derajat aktifitas total wilayah

Untuk dapat menginterprestasikan hasil analisis LQ, adalah sebagai berikut:

Jika nilai LQij > 1, maka hal ini menunjukkan terjadinya konsentrasi suatu

aktifitas di sub wilayah ke-i secara relatif dibandingkan dengan total wilayah

atau terjadi pemusatan aktifitas di sub wilayah ke-i.

Jika nilai LQij = 1, maka sub wilayah ke-I tersebut mempunyai pangsa

aktifitas setara dengan pangsa total atau konsentrasai aktifitas di wilayah ke-I

sama dengan rata-rata total wilayah.

Jika nilai LQij < 1, maka sub wilayah ke-I tersebut mempunyai pangsa relatif

lebih kecil dibandingkan dengan aktifitas yang secara umum ditemukan

diseluruh wilayah.

Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Pengembangan Masyarakat

Untuk mengetahui dampak kegiatan pertambangan terhadap pengembangan

masyarakat dilakukan melalui penelusuran data community development yang

telah dilakukan oleh perusahaan pertambangan. Berdasarkan informasi kegiatan

yang dilakukan oleh perusahaan terhadap masyarakat, dilakukan pengecekan

kepada masyarakat sekitar lokasi tambang melalui wawancara atau pengisian

kuesioner yang telah diisi dengan pertanyaan terstruktur.

Aspek yang dilihat pada responden adalah peningkatan taraf hidup

masyarakat melalui pendidikan, kesempatan bekerja, dan kesehatan. Sedangkan

untuk tingkat desa akan dilihat keberadaan infrastruktur sebagai sarana aktifitas

masyarakat, pertumbuhan usaha-usaha kecil, serta konflik yang timbul sebagai

dampak kehadiran perusahaan pertambangan.

Untuk mengetahui pola asosiasi antara karakteristik responden berdasarkan

desa/kelurahan dan pelapisan sosial ekonomi terhadap tingkat pendidikan, jenis

mata pencaharian utama, serta persepsi mengenai kontribusi perusahaan terhadap

Page 58: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

41

kesejahteraan keluarga, kesejahteraan masyarakat, penyerapan tenaga kerja,

pertumbuhan usaha-usaha kecil, dan konflik, digunakan analisis koresponden

berganda ( multiple correspondence analysis).

Analisis Koresponden Berganda (Multiple Correspondence Analysis)

Correspondence analysis merupakan sebuah teknik deskriptif yang didesain

untuk menganalisa tabel sederhana dua arah (simple two-way) atau multi arah

(multi-way) yang berisi beberapa ukuran korespondensi antara data baris dan

kolom. Dalam correspondence analysis, sebuah tabel crosstab dari data frekuensi

mula-mula distandarisasi sedemikian rupa sehingga frekuensi relatif dari semua

sel apabila dijumlah sama dengan 1.0. Salah satu cara untuk menyatakan hasil dari

analisis ini adalah dengan menampilkan tabel frekuensi tersebut dalam bentuk

jarak antara individual data berdasarkan data baris dan kolom dalam satu ruang

dua dimensi.

Perhitungan dalam teknik analisis ini dapat diuraikan seperti yang telah

disampaikan dalam Blakely (1994). Perhitungan detail dari teknik ini adalah

didasarkan pada matrik berikut :

P : merupakan matrik dari frekuensi relatif, dimana masing-masing

eleman dari P dihitung berdasarkan nilai frekunesi dari tabel input

dibagi dengan jumlah total dari semua nilai

r : merupakan nilai vektor dari total baris matrik P

c : merupakan nilai vektor dari total kolom matrik P

Dr : merupakan matrik diagonal, dimana elemen diagonal dari Dr sama

dengan total baris dari P

Dc : merupakan matrik diagonal, dimana elemn diagonal dari Dc sama

dengan total kolom P

Komputasi terhadap koordinat baris dan koordinat kolom didasarkan pada

nilai singular dari matrik P, dimana :

P = A DuB’

Sehingga :

A inverse (Dr) A = B inverse (Dc) = I

Page 59: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

42

Dimana :

A : matrik vektor singular sisi kiri (left side generalized vectors);

B : matrik vektor singular sisi kanan (right side generalised vectors);

Du : matrik diagonal dengan elemen diagonal sama dengan nilai singular

(generalized singular values); dan

I : matrik identitas (sebuah matrik diagonal dengan nilai 1 sebagai nilai

diagonal).

Kemudian koordinat baris dihitung berdasarkan matrik baris R =

inverse(Dr)P, dan koordinat kolom dihitung berdasarkan matrik kolom seperti

halnya koordinat baris. Secara spesifik, koordinat baris dihitung sebagai F =

inverse(DR)ADu, dan koordinat kolom sebagai G = inverse(Dc)BDu. Pilihan ini

sangat sesuai apabila kita ingin menginterpretasi variabel berdasarkan jarak baris

dan jarak kolom (jarak antara dua koordinat yaitu dari sisi baris dan kolom adalah

jarak chi-square).

Kesesuaian Peruntukan Ruang

Untuk mengetahui kesesuaian pemanfaatan ruang lokasi pertambangan dan

lokasi desa dampak/non-dampak dilakukan melalui teknik overlay atau tumpang

tindih antara Peta Administrasi dan Peta Wilayah Pertambangan dengan Peta

Rencana Tata Ruang Wilayah. Melalui overlay ini diperoleh informasi mengenai

kesesuaian pemanfaatan ruang untuk lokasi pertambangan dan lokasi desa

dampak/non-dampak dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (Gambar 6).

Untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan (land use) khususnya

fungsi kawasan hutan pada lokasi pertambangan dan lokasi desa dampak/non-

dampak dilakukan melalui teknik overlay antara Peta Administrasi dan Peta

Wilayah Pertambangan dengan Peta TGHK dan Peta Paduserasi TGHK-RTRW

yang dikenal sebagai Peta Kawasan Hutan Provinsi (Gambar 6). Peta Kawasan

Hutan Provinsi menggambarkan kondisi kawasan hutan yang ada pada saat ini,

sedangkan peta TGHK menggambarkan kondisi kawasan hutan sebelum adanya

kegiatan pertambangan atau awal pembukaan lahan untuk pertambangan di Kota

Bontang dan Kabupaten Kutai Timur.

Page 60: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

43

Peta Administrasi Kota Bontang

Peta Adminitsrasi Kabupaten Kutai

Timur

Peta wilayah PT Indominco

Mandiri

OVERLAY

Peta RTRW Kota Bontang

Peta RTRW Kabupaten Kutai

Timur

Peta wilayah PT Badak NGL

Peta Kesesuaian

Pemanfaatan Ruang

Wilayah Penelitian

Gambar 6 Bagan prosedur tumpang tindih Peta Administrasi, Peta Wilayah Pertambangan, Peta RTRW, Peta TGHK, dan Peta Kawasan Hutan.

Peta TGHK Kalimantan Timur

Peta Kawasan Hutan Kalimantan Timur

OVERLAY

Peta Fungsi

Kawasan Wilayah

Penelitian

Page 61: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

44

Dampak Pola Perijinan

Untuk mengetahui dampak pola perijinan kegiatan pertambangan terhadap

perubahan penggunaan lahan dan konflik penggunaan lahan, dilakukan melalui

kajian peraturan perundangan terkait dengan perijinan kegiatan pertambangan

baik yang ditebitkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Aspek

yang dikaji meliputi mekanisme dan prosedur pemberian ijin penggunaan lokasi

untuk kegiatan pertambangan serta pola koordinasi antar instansi. Metode yang

digunakan untuk hasil pengakajian tersebut adalah deskriptif kualitatif. Peraturan

perundangan yang dikaji adalah:

1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Undang-Undang Pokok

Pertambangan

3. Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 55/Kpts-II/1994 tanggal 7

Pebruari 1994 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2001 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1969 tentang

pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-

Ketentuan Pokok Pertambangan

Page 62: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Kota Bontang

Letak Geografi dan Administrasi Wilayah

Kota Bontang terletak antara 117 23’ BT - 117 38’ BT dan 0 01’ LU -

0 12’ LU atau berada pada belahan bumi bagian utara khatulistiwa. Kota Bontang

memiliki luas wilayah 497.57 km2 yang terdiri atas daratan 147.80 km2 (29.70%)

dan lautan 349.77 km2 (70.30%).

Secara geografis Kota Bontang di sebelah Barat dan Utara berbatasan

dengan Kabupaten Kutai Timur, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten

Kutai Kertanegara dan di sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makassar. Kota

Bontang memiliki letak yang cukup strategis yaitu terletak pada jalan trans Kaltim

dan berbatasan langsung dengan Selat Makassar sehingga menguntungkan dalam

mendukung interaksi wilayah Kota Bontang dengan wilayah lain di luar Kota

Bontang.

Kota Bontang awalnya merupakan sebuah desa kecil yaitu Desa Bontang

Kuala. Kehadiran PT Badak NGL pada tahun 1974 sebagai industri gas alam dan

PT Pupuk Kalimantan Timur (PT PKT) tahun 1977 sebagai industri pupuk dan

amoniak di Kota Bontang merupakan titik awal terbukanya daerah tersebut

sehingga berkembang menjadi Kecamatan Bontang. Seiring dengan semakin

berkembangnya kota tersebut maka pada tahun 1989 statusnya meningkat menjadi

kota administratif sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1989 dan

pada tahun 1999 meningkat menjadi kota otonom sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pemekaran Provinsi dan Kabupaten bersama-sama

dengan Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Kutai Kertanegara. Desa Bontang

Koala sebagai cikal bakal kota tersebut sampai sekarang tetap menjadi

perkampungan nelayan. Namun pemukiman tersebut semakin padat dan menjorok

ke laut serta bentuk rumah panggung dari kayu relatif tidak berubah banyak.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bontang Nomor 17 Tahun 2002 tentang

Pembentukan Organisasi Kecamatan Bontang Barat pada tanggal 16 Agustus

Page 63: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

46

2002, maka Kota Bontang menjadi tiga wilayah kecamatan yaitu Kecamatan

Bontang Selatan, Kecamatan Bontang Utara, dan Kecamatan Bontang Barat serta

14 kelurahan dan satu desa.

Kota Bontang dilalui oleh beberapa sungai yang berhulu di bagian Barat

(Kabupaten Kutai) dan bermuara di Selat Makassar. Sungai-sungai tersebut adalah

Sungai Guntung, Sungai Bontang, Sungai Busuh, Sungai Nyerakat Kanan dan

Sungai Nyerakat Kiri yang aliran permukaannya membentuk Daerah Aliran

Sungai (DAS) Santan.

Kependudukan dan Tenaga Kerja

Penduduk Kota Bontang berdasarkan hasil SUSENAS tahun 2003 sebanyak

117 082 jiwa yang tersebar merata di tiga kecamatan yakni Kecamatan Bontang

Selatan 48.378 jiwa, Kecamatan Bontang Utara 47.357 jiwa, dan Kecamatan

Bontang Barat 21.347 jiwa. Perkembangan jumlah penduduk di Kota Bontang

mengalami peningkatan secara periodik, yakni dari 94.698 jiwa tahun 1999

menjadi 117.082 jiwa pada tahun 2003. Pertumbuhan penduduk Kota Bontang

pada tahun 2003 sebesar 5.53%. Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang

selengkapnya disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan tahun 1999-2003

Tahun Kecamatan 1999 2000 2001 2002 2003

Bontang Selatan 40 577

44 636

46 084

42 685

48 378

Bontang Utara 54 121

54 981

56 769

43 253

47 357

Bontang Barat - - - 19 758

21 347

Jumlah 94 698

99 617

102 853

105 696

117 082

Sumber: Bappeda dan BPS Bontang 2004a

Pesatnya pertumbuhan penduduk disebabkan oleh besarnya faktor migrasi

disamping faktor kelahiran dan kematian.

Penduduk Kota Bontang sebagian besar bekerja pada lapangan usaha

konstruksi bangunan (23.12%), perdagangan besar dan eceran (16.02%) dan

Page 64: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

47

industri pengolahan (14.21%). Secara rinci persentase jumlah penduduk yang

bekerja di Kota Bontang disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Jumlah dan persentase penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan kerja tahun 2002

No. Lapangan usaha Jumlah Persentase (%)

1 Pertanian, berburuan dan kehutanan 1 448

3.94

2 Perikanan 610

1.66

3 Pertambangan dan penggalian 2 551

6.95

4 Industri pengolahan 5 217

14.21

5 Listrik, gas dan air minum 74

0.20

6 Konstruksi bangunan 8 491

23.12

7 Perdagangan besar dan eceran 5 882

16.02

8 Akomodasi 1 184

3.22

9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi 2 016

5.49

10 Perantara keuangan dan real estate 259

0.71

11 Jasa perusahaan dan usaha persewaan 2 183

5.94

12 Administrasi pemerintahan, pertanahan dan jaminan sosial wajib

1 572

4.28

13 Jasa pendidikan 1 904

5.19

14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 629

1.71

15 Jasa kemasyarakatan 1 998

5.44

16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga 703

1.91

Jumlah 36 721

100

Sumber: Bappeda dan BPS Bontang 2004a

Masyarakat Kota Bontang sangat heterogen yang terbentuk secara

geneakologis (perkawinan) dan teritorial (sama-sama menempati suatu wilayah

dalam mencari penghidupan) dari berbagai etnis Nusantara mulai dari Sumatera,

Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara hingga Maluku dan Papua serta etnis lokal

Kalimantan seperti Banjar, Kutai, Melayu, dan Dayak. Di Kota Bontang terdapat

berbagai paguyuban etnis, antara lain Sulawesi (Luwu Banggai, Mamuju, Mandar,

Barru, Polmas, Sidrap, Mandar-Majene, Makassar, Toraja, Bone, Sulawesi

Tengah, Pinrang, Kawanua, dan Sangihe Talaud), Kalimantan (Banjar, asli

Bontang, Dayak, Kutai Hulu Hilir, asli Kutai), Jawa (Madiun dan sekitarnya,

Malang, Bojonegoro, Kediri, Madura, Banyuwangi, Sunda), Nusa Tenggara dan

Bali (Manggarai, NTT, Bali), Sumatera (Batak, Aceh, Padang, Sumatera Selatan),

Ambon, dan etnis Cina.

Page 65: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

48

Penduduk Kota Bontang mayoritas beragama Islam yaitu sebanyak

sebanyak 103.024 orang (88%) sedangkan penganut agama lain sebanyak 12%

terdiri Protestan 11.559 orang, Katolik 2.085 orang, Hindu 237 orang, Budha 74

orang, dan lainnya 100 orang.

Penggunaan Lahan dan Potensi Ekonomi

Penggunaan lahan Kota Bontang pada tahun 2001 didominasi oleh hutan

belukar, hutan mangrove seluas 6.596 hektar atau 44.2% dari luas wilayah Kota

Bontang. Umumnya kawasan ini merupakan kawasan lindung dengan luas 3.512

hektar atau 23.76%, lokasi kegiatan dua buah industri yaitu PT Pupuk Kaltim dan

PT Badak NGL beserta fasilitas penunjangnya seluas 3.512 hektar atau 23.75%.

Luas potensial lahan untuk pembangunan lainnya hanya seluas 4.672 hektar atau

31.6% termasuk di dalamnya areal yang sudah terbangun seluas 922 hektar (Tabel

6).

Tabel 6 Luas dan persentase penggunaan tanah Kota Bontang tahun 2001 menurut jenis penggunaan tanah

No.

Jenis penggunaan tanah Luas (ha) Persentase (%) 1 Perumahan 922

6.24

2 Kebun campuran 1 301

8.80

3 Tambak 136

0.92

4 Tegalan 84

0.57

5 Land clearing 48

0.32

6 Sarana prasarana PT PKT dan PT Badak NGL

3 512

23.76

7 Mangrove 1 023

6.92

8 Semak 2 140

14.48

9 Hutan belukar 5 523

37.37

10 Lain-lain (jalan, sungai) 91

0.62

Jumlah 14 780

100.00

Sumber: Pemda Bontang KKPSDA 2003

Komoditi utama yang menopang perekonomian Kota Bontang adalah gas

alam cair dan produksi urea curah. Sedangkan potensi pertanian tanaman pangan

dan perkebunan di Kota Bontang tidak terlalu menonjol mengingat Bontang

adalah daerah perkotaan. Sebagian besar bahan makanan yang dikomsumsi

Page 66: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

49

masyarakat Bontang masih mengandalkan suplai dari daerah lain. Hal ini

dikarenakan kurangnya ketersediaan dan kemampuan lahan pertanian. Faktor lain

yang mempengaruhi adalah kepadatan penduduk sehingga sebagian besar lahan

dijadikan pemukiman. Disamping itu, persentase penduduk yang menekuni sektor

pertanian sangat rendah yaitu 3.94%.

Potensi lain yang dimiliki oleh Kota Bontang adalah potensi kelautan

mengingat wilayah Kota Bontang sebagian besar merupakan perairan. Total

produksi hasil laut Kota Bontang pada tahun 2003 adalah 946.07 ton dengan

produksi tertinggi yaitu ikan tongkol (294.38 ton). Sedangkan hasil laut yang

paling banyak diekspor adalah rumput laut (5.28 ton) dan teripang (5.08 ton).

Kota Bontang memiliki potensi pariwisata yang potensial untuk

dikembangkan maupun sudah dikembangkan namun belum ditangani secara

profesional. Menurut Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kota Bontang

terdapat 14 obyek pariwisata antara lain Pulau Beras Basah, Pulau Gusung,

Terumbu Karang Gosong Segajah, Teluk Sekangat, pemukiman nelayan Bontang

Kualadan Tihik-Tihik, dan lainnya. Obyek-obyek pariwisata tersebut dapat

ditempuh dengan kendaraan roda dua atau roda empat bila berlokasi di darat dan

dapat ditempuh dengan perahu motor atau speedboat untuk obyek pariwisata yang

berlokasi di pesisir atau laut.

Sarana Prasarana Fisik dan Sosial

Panjang jalan di Kota Bontang adalah 155.791 km yang berdasarkan

konstruksi jalan terdiri atas aspal 32.923 km atau 21%, beton (rigid) 24.398 km

atau 16%, kayu 9.071 km atau 6%, tanah 72.397 km atau 46% dan lapen 17.001

km atau 11%. Berdasarkan kondisi jalan terdiri atas baik 54.986 km atau 35%,

sedang 13.987 km atau 9%, rusak 14.969 km atau 10%, dan rusak berat 71.849

km atau 46%.

Sarana pendidikan di Kota Bontang cukup lengkap mulai dari tingkatan

Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi dan tersebar di semua kecamatan.

Jumlah Taman Kanak-Kanak (TK) sebanyak 36 buah, Sekolah Dasar (SD)

sebanyak 53 buah, Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMTP) sebanyak 30

buah, Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA) sebanyak 16 buah. Sedangkan

Page 67: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

50

Perguruan Tinggi yang ada di Kota Bontang adalah Universitas Trunojoyo.

Adapun jumlah sarana pendidikan tingkat dasar sampai menengah serta

penyebaran menurut kecamatan disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 Jumlah sekolah menurut kecamatan

SD SMTP SMTA Kecamatan TK

Negeri

Swasta

Negeri

Swasta

Negeri

Swasta Bontang Selatan

15

14

13

2

9

1

3

Bontang Utara 15

10

9

1

11

3

7

Bontang Barat 6

3

4

2

5

-

2

Jumlah 36

27

26

5

25

4

12

Sumber: Bappeda dan BPS Bontang 2004a

Sarana kesehatan di Kota Bontang terdiri atas rumah sakit milik pemerintah

dan swasta, puskesmas, puskesmas pembantu, balai pengobatan, dan dokter

praktek. Adapun jumlah dan penyebaran fasilitas kesehatan menurut kecamatan

disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Jumlah fasilitas kesehatan menurut jenis dan kecamatan

Kecamatan Rumah Sakit

Puskesmas

Puskesmas pembantu

Balai pengobatan

Dokter praktek

Bontang Selatan 1

1

2

-

22

Bontang Utara 3

2

1

2

6

Bontang Barat 1

-

-

-

-

Jumlah 5

3

3

2

28

Sumber: Bappeda dan BPS Bontang 2004a

Fasilitas tempat ibadah di Kota Bontang tersedia dalam jumlah yang

memadai untuk semua pemeluk agama berupa mesjid sebanyak 60 buah, gereja

katolik sebanyak 4 buah, gereja protestan sebanyak 30 buah, dan pura sebanyak 1

buah.

Pertumbuhan Ekonomi

Keadaan perekonomian Kota Bontang tahun 2002-2003 dapat dilihat

melalui gambaran PDRB dengan harga konstan yang menunjukkan bahwa laju

Page 68: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

51

pertumbuhan PDRB tahun 2003 dengan migas naik sebesar 2.08% sedangkan

laku pertumbuhan PDRB tanpa migas mengalami pertumbuhan sebesar 8.84%.

Sektor-sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan di atas agregat antara lain

sektor bangunan/konstruksi sebesar 18.01%, listrik, gas dan air minum sebesar

9.58%, serta pertambangan dan penggalian sebesar 8.01% (Tabel 9).

Tabel 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang dengan/tanpa migas atas dasar harga konstan 1993 (%) tahun 2002-2003

Dengan Migas Tanpa Migas No. Sektor Ekonomi 2002 2003 2002 2003

1 Pertanian -1.17

5.37

-1.17

5.37

2 Pertambangan dan penggalian 3.59

8.01

3.59

8.01

3 Industri pengolahan -4.58

0.92

1.84

7.49

4 Listrik, gas dan air minum 9.24

9.58

9.24

9.58

5 Bangunan dan konstruksi 12.04

18.01

12.04

18.01

6 Perdagangan, restoran, dan hotel 3.08

7.32

3.08

7.32

7 Pengangkutan dan komunikasi 2.85

2.76

2.85

2.76

8 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

3.48

0.94

3.48

0.94

9 Jasa-jasa 5.61

6.52

5.61

6.52

PDRB -3.33

2.08

4.16

8.84

Sumber: Bappeda dan BPS Bontang 2004b

Salah satu indikator untuk melihat perkembangan struktur ekonomi daerah

adalah melalui komposisi struktur PDRB. Dari komposisi struktur PDRB suatu

wilayah dapat diketahui peranan masing-masing sektor, sehingga sektor yang

dominan peranannya dapat diperkirakan akan membentuk struktur ekonomi

wilayah tersebut. Sejak tahun 1993 sampai dengan tahun 2003 sektor industri

pengolahan merupakan sektor yang paling besar pengaruhnya dan mendominasi

dalam struktur perekonomian Kota Bontang dengan sumbangan pada tahun 2003

sebesar 86.45%. Sektor ekonomi lain juga mengalami peningkatan meskipun

relatif kecil (Tabel 10).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa struktur perekonomian Kota

Bontang relatif bercorak industrialisasi. Indikasi didasarkan karena sektor industri

pengolahan mendominasi struktur perekonomian. Apabila unsur migas yaitu sub

sektor industri pengolahan gas alam cair /LNG dikeluarkan, maka sektor industri

pengolahan tetap memperlihatkan pengaruhnya terhadap PDRB Kota Bontang.

Page 69: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

52

Hal ini disebabkan oleh adanya industri pupuk berskala nasional, yaitu PT Pupuk

Kalimantan Timur Tbk.

Tabel 10 Distribusi persentase Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang dengan migas atas dasar harga konstan 1993 (%) tahun 2000-2003

No.

Sektor Ekonomi

1993 1998 1999 2000 2001 2002 2003

1 Pertanian 1.83

0.37

0.34

0.34

0.34

0.35

0.36

2 Pertambangan dan penggalian

1.42

0.51

0.47

0.47

0.48

0.51

0.54

3 Industri pengolahan

59.54

88.43

88.88

88.88

88.58

87.43

86.45

4 Listrik, gas dan air minum

0.26

0.11

0.12

0.12

0.12

0.14

0.15

5 Bangunan dan konstruksi

12.23

3.85

3.7

3.70

4.00

4.63

5.36

6 Perdagangan, restoran, dan hotel

12.92

3.37

3.22

3.22

3.22

3.43

3.61

7 Pengangkutan dan komunikasi

3.97

1.15

1.09

1.09

1.07

1.14

1.15

8 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

4.95

1.35

1.27

1.27

1.27

1.36

1.35

9 Jasa-jasa 2.88

0.86

0.91

0.91

0.92

1.00

1.04

Jumlah 100.00

100.00

100.00 100.00

100.00

100.00

100.00

Sumber : Bappeda dan BPS Bontang 2004a, 2004b

Kabupaten Kutai Timur

Letak Geografi dan Administrasi Wilayah

Kabupaten Kutai Timur dengan ibukota Sangatta terletak pada posisi

115 56’26” BB - 118 58’19” BT dan 0 02’10” LS - 1 52’39” LU dengan luas

wilayah 35 747.50 km2 atau 17% dari total luas Provinsi Kalimantan Timur.

Secara geografis Kabupaten Kutai Timur di sebelah Utara berbatasan dengan

Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Berau, di sebelah Timur berbatasan dengan

Selat Makassar, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kutai

Kertanegara dan kota Bontang, dan di sebelah Barat berbatasan dengan

Kabupaten Kutai Kertanegara.

Page 70: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

53

Kabupaten Kutai Timur merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dari

Kabupaten Kutai berdasarkan Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang

Pemekaran Wilayah Provinsi dan Kabupaten yang diresmikan Menteri Dalam

Negeri pada tanggal 28 Oktober 1999. Pada awal terbentuknya, Kabupaten Kutai

Timur terdiri atas 11 wilayah kecamatan dan 100 desa, namun dalam

perkembangannya terjadi pemekaran beberapa desa sehingga pada tahun 2003

terdiri atas 11 wilayah kecamatan dan 116 desa dan terdapat 6 desa dalam tahap

persiapan sehingga pada tahun 2004 menjadi 122 desa (Tabel 11).

Tabel 11 Banyaknya desa dan luas wilayah menurut kecamatan

Banyaknya desa Luas wilayah No. Kecamatan 2001

2002 2003

2004

Km2 % 1 Muara Ancalong 12

12

12

12

3 241.28

9.07

2 Busang 4

6

6

6

3 721.62

10.41

3 Muara Wahau 9

9

9

9

5 724.32

16.01

4 Telen 5

5

5

7

3 129.61

8.75

5 Kombeng 7

7

7

7

581.27

1.63

6 Muara Bengkal 12

13

13

13

1 562.30

4.37

7 Sangatta 12

18

18

18

3 898.26

10.98

8 Bengalon 5

8

8

8

3 396.26

9.50

9 Kaliorang 14

15

15

15

699.01

1.96

10 Sangkulirang 14

15

17

17

6 020.05

16.84

11 Sandaran 6

6

6

6

3 773.54

10.56

Jumlah 100

114

116

122

35 747.50

100.00

Sumber: BPS Kutai Timur 2004a

Kependudukan dan Tenaga Kerja

Jumlah penduduk Kabupaten Kutai Timur sebanyak 165.461 jiwa yang

tesebar pada sebelas kecamatan dengan kepadatan rata-rata 4.63 /km2. Namun

penyebaran penduduk belum merata. Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa

kepadatan penduduk paling tinggi terjadi di Kecamatan Kombeng, Sangatta, dan

Kaliorang, sedangkan kecamatan lainnya cenderung jarang.

Page 71: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

54

Tabel 12 Luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk menurut kecamatan

No. Kecamatan Luas wilayah (km2)

Jumlah penduduk (jiwa)

Kepadatan penduduk/km2

1 Muara Ancalong 3 241.28

13 050

4.03

2 Busang 3 721.62

4 027

1.08

3 Muara Wahau 5 724.32

10 476

1.87

4 Telen 3 129.61

4 178

1.33

5 Kombeng 581.27

13 128

22.59

6 Muara Bengkal 1 562.30

14 041

8.99

7 Sangatta 3 898.20

61 384

15.75

8 Bengalon 3 396.24

10 792

3.18

9 Kaliorang 699.01

11 809

16.89

10 Sangkulirang 6 020.05

16 805

2.79

11 Sandaran 3 773.54

5 571

1.48

Jumlah 35 747.50

165 461

4.63

Sumber: BPS Kutai Timur 2004a

Pertumbuhan penduduk Kabupaten Kutai Timur selama tiga tahun terakhir

rata-rata 4.14% setiap tahun. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 13 yang

menunjukkan bahwa perkembangan jumlah penduduk cukup besar. Pertumbuhan

yang cukup tinggi ini disebabkan oleh faktor imigrasi disamping faktor kelahiran.

Tabel 13 Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Kutai Timur menurut kecamatan tahun 1999-2003

Tahun Kecamatan 1999 2000 2001 2002 2003

Muara Ancalong 14 057

13 755

15 509

15 043

13 050

Busang * 3 914

6 689

6 481

4 027

Muara Wahau 230 196

11 523

11 454

11 214

10 676

Telen * 4 362

4 332

4 249

4 178

Kombeng * 11 497

11 975

11 802

13 128

Muara Bengkal 10 901

18 230

17 615

15 891

14 041

Sangatta 21 453

44 843

46 676

54 850

61 384

Bengalon * 6 029

8 667

8 860

10 792

Kaliorang 28 415

11 210

12 152

12 027

11 809

Sangkulirang * 16 599

17 464

17 023

16 805

Sandaran * 4 548

4 630

4 506

5 571

Jumlah 98 022

146 510

157 163

161 946

165 461

Sumber: BPS Kutai Timur 2004a Keterangan: * = Termasuk dalam kecamatan induknya

Page 72: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

55

Penduduk Kabupaten Kutai Timur sebagian besar bekerja pada lapangan

usaha pertanian (69%), pertambangan dan galian (9.54%), dan perdagangan

(6.72%). Secara rinci persentase jumlah penduduk yang bekerja disajikan pada

Tabel 14.

Penduduk Kabupaten Kutai Timur menganut berbagai agama yaitu Islam

sebanyak 136.421 orang, Protestan 16.810 orang, Katolik 10.169 orang, Hindu 1

913 orang, Budha 40 orang, dan lainnya 108 orang.

Tabel 14 Persentase penduduk 10 tahun ke atas menurut kecamatan dan lapangan usaha tahun 2002 (%)

Kecamatan

Pert

ania

n

Pert

amba

ngan

&

pen

ggal

ain

Indu

stri

Perd

agan

gan

Tra

nspo

rt &

K

omun

ikas

i

Jasa

Lai

nnya

Jum

lah

Muara Ancalong 86.83

0.83

0.58

6.31

3086

1.33

0.28

100.00

Busang 80.12

1.20

5.44

7.79

0.78

2.76

1.90

100.00

Muara Wahau 79.00

0.00

1.73

8.24

2.53

6.39

2.11

100.00

Telen 66.78

0.00

4.28

10.72

4.22

12.72

1028

100.00

Kombeng 88.18

0.00

3.83

2.27

0.77

4.57

0.39

100.00

Muara Bengkal 78.80

0.00

3.16

8.19

3.35

6.25

0.26

100.00

Sangatta 44.37

35.00

0.75

5.80

0.37

2.54

11.16

100.00

Bengalon 51.52

0.00

36.36

6.06

0.95

3.03

2.08

100.00

Kaliorang 87.81

0.00

0.74

4.48

0.36

6.25

0.36

100.00

Sangkulirang 65.05

0.00

12.08

11.25

3.84

6.13

1.65

100.00

Sandaran 88.61

0.00

0.85

6.89

0.74

2.23

0.69

100.00

Kutai Timur 69.50

9.54

4.41

6.72

1.88

4.27

3.68

100.00

Sumber: BPS Kutai Timur 2003

Penggunaan Lahan dan Potensi Ekonomi

Pola penggunaan lahan kabupaten Kutai Timur terbagi atas pemukiman

9.534 hektar, industri 262 hektar, sawah 14 526 hektar, perkebunan 11.896 hektar,

pertanian lahan kering 23.838 hektar, hutan lebat 1.003.526 hektar, hutan belukar

1.531.169 hektar, hutan sejenis 90.170 hektar, hutan rawa 381.138 hektar,

semak/alang-alang 310.854 hektar, kolam/tambak 664 hektar, dan lain-lain 51.693

hektar (Priyatna 2003).

Page 73: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

56

Potensi sumberdaya yang dimiliki Kabupaten Kutai Timur sangat besar yang

terdiri atas hutan yang luas, cadangan batubara, migas, dan bahan tambang

lainnya seperti emas, pasir kuarsa, lempung, dan batu gamping. Investasi

didominasi oleh sektor pertambangan migas dan batubara yaitu sebesar 82%,

sedangkan sektor lainnya masing-masing pertanian 9.8%, dan bangunan sebesar

3%.

Kabupaten Kutai Timur memiliki cadangan batubara sebesar 5.35 milyar ton

dengan 26 perusahaan pemegang perizinan yaitu Pemegang Kuasa Pertambangan

Batubara (PKP2B), Kuasa Pertambangan (KP) dan Kontrak Karya (KK). Dari

jumlah tersebut perusahaan yang telah melakukan eksploitasi adalah PT Kaltim

Prima Coal (KPC) , PT Indominco Mandiri, PT Kitadin, sedangkan yang lainnya

masih dalam tahap ekplorasi dan penyelidikan umum. Potensi minyak dan gas

terdapat di Sangkima Field dengan cadangan sebesar 243.4 juta barrel MMBO

dan Sangatta Field dengan cadangan sebesar 459.8 BCFG yang saat ini dikelola

Pertamina OPS Sangatta.

Potensi di bidang kehutanan meliputi pemanfaatan hasil hutan kayu dan non

kayu serta industri pengolahan hasil hutan antara lain industri plywood, moulding,

dan kayu olahan.

Potensi lain yang dimiliki oleh Kabupaten Kutai Timur adalah pertanian,

perkebunan, dan pariwisata. Komoditi utama tanaman pertanian antara lain padi,

jagung, kacang-kacangan, pisang, serta tanaman palawijaya, sayur-sayuran, dan

buah-buahan. Sedangkan komoditi utama tanaman perkebunan meliputi karet,

kopi, cengkeh, lada, coklat, kelapa sawit, serta tanaman perkebunan lainnya.

Sarana Prasarana Fisik dan Sosial

Panjang jalan di Kabupaten Kutai Timur adalah 1 504 km terdiri atas jenis

permukaan aspal 341 km atau 23%, kerikil 659.5 km atau 44%, dan tanah 503.50

km atau 33%. Sedangkan berdasarkan kondisi jalan terdiri atas baik 566.31 km

atau 38%, sedang 193.96 km atau 13%, rusak 308.83 km atau 21%, rusak berat

295.9 km atau 20%, dan lainnya 139 km atau 9%.

Sarana pendidikan di Kabupaten Kutai Timur cukup lengkap mulai dari

tingkatan Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi. Namun terdapat tiga

Page 74: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

57

kecamatan yang belum memiliki sekolah Taman Kanak-Kanak yaitu Kecamatan

Muara Ancalong, Kecamatan Telen, dan Kecamatan Sandaran. Sedangkan

kecamatan yang belum memiliki SMA terdiri atas tiga kecamatan yaitu

Kecamatan Busang, Kecamatan Telen, dan Kecamatan Sandaran. Adapun sarana

pendidikan tingkat dasar sampai menengah disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15 Jumlah sekolah menurut kecamatan

SD SMTP SMTA Kecamatan TK

Negeri

Swasta

Negeri

Swasta

Negeri

Swasta Muara Ancalong

3

17

-

3

2

1

-

Busang -

6

-

1

-

-

-

Muara Wahau 3

11

-

1

-

-

1

Telen -

6

-

1

1

-

-

Kombeng 5

9

1

3

-

-

2

Muara Bengkal 4

16

-

2

1

1

1

Sangatta 16

24

8

4

9

1

1

Bengalon 3

8

1

1

2

-

1

Kaliorang 5

16

-

3

-

-

1

Sangkulirang 4

20

1

1

-

1

-

Sandaran -

9

-

2

-

-

-

Jumlah 43

142

11

22

15

4

7

Sumber: BPS Kutai Timur 2004a

Sarana kesehatan di Kabupaten Kutai Timur terdiri atas rumah sakit,

puskesmas, puskesmas pembantu, balai pengobatan, dan dokter praktek. Adapun

jumlah dan penyebaran fasilitas kesehatan menurut kecamatan disajikan pada

Tabel 16.

Sedangkan fasilitas tempat ibadah tersedia dalam jumlah yang memadai

untuk semua pemeluk agama berupa mesjid sebanyak 209 buah, gereja katolik

sebanyak 44 buah, gereja protestan sebanyak 98 buah, dan pura sebanyak 9 buah.

Page 75: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

58

Tabel 16 Jumlah fasilitas kesehatan menurut jenis dan kecamatan

Dokter praktek Kecamatan Rumah Sakit

Puskesmas Puskesmas pembantu

Balai pengobatan

/ klinik Umum Gigi

Muara Ancalong -

1

11

-

-

-

Busang -

1

3

-

-

-

Muara Wahau -

2

9

-

2

2

Telen -

1

4

-

1

-

Kombeng -

1

4

-

1

-

Muara Bengkal -

1

5

-

1

1

Sangatta 1

3

11

-

-

-

Bengalon -

1

2

4

-

-

Kaliorang -

1

11

-

-

-

Sangkulirang -

1

5

-

-

-

Sandaran -

1

2

-

-

-

Jumlah 1

14

67

4

5

3

Sumber: BPS Kutai Timur 2004a

Pertumbuhan Ekonomi

Keadaan perekonomian Kabupaten Kutai Timur tahun 2002-2003 dapat

dilihat melalui gambaran PDRB dengan harga konstan yang menunjukkan bahwa

laju pertumbuhan PDRB tahun 2003 dengan migas mengalami pertumbuhan

negatif sebesar -3.45% sedangkan laju pertumbuhan PDRB tanpa migas

mengalami pertumbuhan negatif sebesar -2.37% (Tabel 17). Angka pertumbuhan

yang negatif menggambarkan bahwa perekonomian Kabupaten Kutai Timur

tahun 2003 agak tersendat bila dibandingkan dengan tahun 2002. Hal ini

disebabkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kutai Timur sangat dipengaruhi

oleh kegiatan dan komoditi pertambangan khususnya batubara. Kabupaten Kutai

Timur merupakan salah satu andalan penghasil batubara Provinsi Kalimantan

Timur dalam mengekspor komoditi non migas khususnya batubara.

Page 76: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

59

Tabel 17 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kutai Timur dengan/tanpa migas atas dasar harga konstan 1993 (%) tahun 2002-2003

Dengan Migas Tanpa Migas No. Sektor Ekonomi 2002 2003 2002 2003

1 Pertanian 91.89

-13.95

91.89

-13.95

2 Pertambangan dan penggalian 12.92

-3.55

27.86

20.79

3 Industri pengolahan -6.60

2.56

-6.60

2.56

4 Listrik, gas dan air minum 26.36

26.30

26.36

26.30

5 Bangunan dan konstruksi 43.37

-17.42

43.37

-17.42

6 Perdagangan, restoran, dan hotel 49.87

29.75

49.87

29.75

7 Pengangkutan dan komunikasi 2.13

0.10

2.13

0.10

8 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

38.87

21.48

38.87

21.48

9 Jasa-jasa 58.55

21.45

58.55

21.45

PDRB 22.93.

-3.45

47.26

-2.37

Sumber: BPS Kutai Timur 2004b

Pada tahun 2003, salah satu dari tiga perusahaan besar pertambangan

batubara yang beroperasi di Kabupaten Kutai Timur ( PT Kaltim Prima Coal,

PT.Indominco Mandiri, dan PT Kitadin) mengalami penurunan produksi yang

cukup signifikan. PT Kaltim Prima Coal mengalami penurunan produksi akibat

untjuk rasa buruh dan karyawan sehingga mempengaruhi output dan kinerja

perusahaan. Penurunan produksi subsektor ini mencapai -4.44% atau dengan kata

lain produksi batubara pada tahun 2003 mengalami penurunan 4.44%.

Salah satu indikator untuk melihat perkembangan struktur ekonomi daerah

adalah melalui komposisi struktur PDRB. Dari komposisi struktur PDRB suatu

wilayah dapat diketahui peranan masing-masing sektor, sehingga sektor yang

dominan peranannya dapat diperkirakan akan membentuk struktur ekonomi

wilayah tersebut. Sejak tahun 1993 sampai dengan tahun 2003 sektor yang paling

paling besar pengaruhnya dan mendominasi dalam struktur perekonomian

Kabupaten Kutai Timur adalah sektor pertambangan dan penggalian. Pada tahun

2003, sektor pertambangan dan penggalian memberikan sumbangan sebesar

64.31%. Sektor ekonomi lain yang memberikan sumbangan relatif cukup besar

Page 77: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

60

adalah sektor pertanian sebesar 10.33%, dan sektor bangunan dan kostruksi

sebesar 11.29% (Tabel 18).

Tabel 18 Distribusi persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kutai Timur dengan migas atas dasar harga konstan 1993 (%) tahun 2000-2003

No.

Sektor Ekonomi

1993 1998 1999 2000 2001 2002 2003

1 Pertanian 16.94 9.12 9.54 9.71 8.26 12.89

11.49 2 Pertambangan

dan penggalian 66.74 75.86

72.90 72.10 71.56 65.73 65.66

3 Industri pengolahan

0.74 1.14 1.24 1.32 1.19 0.91 0.92

4 Listrik, gas, dan air minum

0.06 0.15 0.21 0.23 0.29 0.30 0.39

5 Bangunan dan konstruksi

2.79 2.75 2.92 3.71 5.31 6.19 5.29

6 Perdagangan, restoran, dan hotel

2.24 3.16 3.17 3.27 3.07 3.74 4.33

7 Pengangkutan dan komunikasi

5.07 3.43 5.55 4.75 5.30 4.41 4.57

8 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

4.54 3.69 3.70 3.88 3.94 4.45 5.60

9 Jasa-jasa 0.88 0.70 0.77 1.03 1.07 1.38 1.74 Jumlah 100.00

100.00

100.00 100.00

100.00

100.00

100.00

Sumber: BPS Kutai Timur 2004b

Kekayaan sumberdaya alam Kabupaten Kutai Timur terutama batubara,

migas, dan bahan tambang lainnya merupakan komoditi yang bersifat tidak dapat

diperbahauru (unrenewable). Sumbangan sektor pertambangan dan penggalian

sejak tahun 2001 menunjukkan kecenderungan menurun, sedangkan sektor

pertanian serta bangunan dan konstruksi cenderung mengalami peningkatan.

Meskipun demikian, kenaikan yang terjadi pada komoditi tersebut memiliki

pengaruh yang besar terhadap sektor-sektor lainnya antara lain pertanian dan

bangunan. Apabila unsur migas dan batubara dikeluarkan dari PDRB maka sektor

pertanian dan bangunan merupakan sektor yang paling dominan pengaruhnya

terhadap struktur perekonomian Kabupaten Kutai Timur.

Page 78: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

61

PT Badak Natural Gas Liquefaction

Keberadaan PT Badak NGL diawali dengan ditemukannya cadangan gas

alam di Muara Badak, Kalimantan Timur pada bulan Pebruari 1972 oleh

perusahaan minyak Huffco dari Amerika Serikat. Nama Badak berasal dari sumur

gas pertama yang ditemukan. Huffco bekerja sebagai production sharing

contracts dengan Perusahaan Tambang Minyak Negara (Pertamina) dengan

operator PT Badak NGL yang bertugas mengelola dan mengoperasikan kilang.

PT Badak NGL didirikan pada tanggal 26 Nopember 1974 dengan susunan

kepemilikan saham adalah Pertamina (55%), Huffco (30%), dan JILCO (15%).

Pada tahun 1990, Total Indonesia sebagai salah satu produsen gas menjadi

anggota dan terjadi restrukturisasi Huffco menjadi VICO sehingga susunan

kepemilikan saham menjadi Pertamina (55%), VICO (20%), Total Indonesia,

sekarang menjadi TotalFinaElf (10%), dan JILCO (15%). Produsen gas lain yang

ikut mensuplai gas ke kilang PT Badak NGL adalah Unocoal Indonesia.

Konstruksi pembangunan kilang dimulai pada pertengahan tahun 1974.

Produksi dimulai pada tanggal 5 Juli 1977 dari Train A, sedangkan kilang

diresmikan pada tanggal 1 Agustus 1977. Pengiriman LNG pertama

diberangkatkan dari Bontang pada tanggal 9 Agustus 1977 ke Semboku Jepang.

Produsen gas PT Badak NGL adalah Pertamina, Vico Indonesia, Total E&P

Indonesia, dan Unocoal Indonesia. Seluruh produksi yang terdiri atas LNG dan

LPG dijual ke luar negeri (ekspor). Ada sebelas perusahaan pembeli LNG yang

berasal dari Jepang, China, dan Korea sedangkan pembeli LPG ada tujuh

perusahaan dari Jepang dan Amerika Serikat.

Kilang LNG Badak yang mulanya didesain untuk dua kilang telah

mengalami perluasan menjadi delapan train dan dilengkapi dengan penambahan

fasilitas produksi LPG. Hal ini menjadikan kapasitas produksi LNG meningkat

dari 3,3 juta ton per tahun pada tahun 1977 menjadi 22 juta ton LNG dan 1.2 juta

ton LPG pertahun.

Komunitas kilang LNG Badak memiliki 1.232 unit rumah perusahaan yang

dilengkapi dengan berbagai fasilitas antara lain fasilitas olahraga dan rekreasi,

wisma tamu, gedung serbaguna, rumah sakit, mesjid, gereja, gedung utama

Page 79: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

62

PT.Badak NGL, empat sekolah dari tingkat SD, SMP, sampai SMU. Jumlah

pekerja saat ini sekitar 1.800 orang (7.500 anggota keluarga).

Program-program pengembangan lingkungan yang telah dilakukan disekitar

lokasi perusahaan meliputi bidang infrastruktur, pendidikan, kesehatan,

keagamaam, kepemudaan, olahraga, bantuan untuk penyandang cacat,

pengentasan kemiskinan, pemberdayaan masyarakat dan kesempatan berusaha.

Masyarakat sekitar juga dapat menikmati fasilitas infrastruktur yang telah

dibangun antara lain jalan, pasar, semenisasi gang-gang, serta pembangunan

jembatan dan dermaga nelayan.

Kegiatan community development yang telah dilaksanakan oleh PT Badak

NGL pada tahun 2004 meliputi bidang infrastruktur, pendidikan, keagamaan,

kesehatan, pemberdayaan masyarakat, olah raga dan kesenian. Disamping bidang

program yang telah direncanakan, PT Badak NGL juga memberikan bantuan

kepada pemerintah dan masyarakat yang dikelompokkan dalam bidang lain-lain

(Lampiran 4). Total nilai anggaran untuk kegiatan community development tahun

2004 sebesar Rp.6.863.936.090.00.

Lokasi wilayah community development PT Badak NGL meliputi seluruh

wilayah Kota Bontang. Meskipun demikian PT Badak NGL tetap memberikan

dukungan dan bantuan dana kepada instansi pemerintah, organisasi kepemudaan,

dan lembaga pendidikan di luar Kota Bontang.

PT Indominco Mandiri

PT Indominco Mandiri merupakan salah satu perusahaan pertambangan

batubara di bawah manajemen BANPU Public Company Limited. Lokasi

pertambangan berada pada tiga wilayah yaitu Kabupaten Kutai Kertanegara,

Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Bontang Provinsi Kalimantan Timur.

Penandatanganan Kontrak Karya pertama kalinya dilakukan pada tanggal 5

Oktober 1990, sedangkan penandatanganan kontrak penambangan dilakukan pada

tanggal 30 Mei 1990. Penambangan pertama (pengupasan tanah penutup)

dilakukan pada tanggal 15 Juli 1996 dan pengapalan batubara pertama pada

tanggal 18 April 1997. Proses penambangan batubara dilakukan dengan tambang

terbuka (open pit mining) dengan metode gali-isi kembali (back filling method).

Page 80: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

63

Perjanjian Kontrak Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B)

PT Indominco Mandiri berada pada wilayah KW 01PB0435 yang secara geografis

terletak pada koordinat 117º12’50” - 117º23’30’’BT dan 00º02’20” - 00º13’00”

LU. Sesuai dengan Keputusan Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya

Mineral Nomor 015.K/20.01/DJG/2001 tanggal 2 Mei 2001 tentang peningkatan

tahap kegiatan operasi produksi dan penetapan wilayah pertambangan (mining

area) perjanjian kerjasama PT Indominco Mandiri, lokasi pertambangan

PT.Indominco Mandiri seluas ± 25.121 hektar yang terdiri atas Blok I (Blok

Barat) seluas ± 18.100 hektar dan Blok II (Blok Timur) seluas ± 7.021 hektar.

Lokasi pertambangan PT Indominco Mandiri dapat dicapai melalui jalan darat

Balikpapan-Samarinda-Bontang sepanjang 230 km. Dari jalan poros Samarinda-

Bontang menuju lokasi pertambangan sejauh ± 30 km.

Kegiatan community development yang telah dilakukan oleh PT Indominco

Mandiri tahun 2004 dan 2005 meliputi bidang infrastruktur, kesehatan,

keagamaan, pendidikan, ekonomi, sosial budaya dan kesenian, serta lain-lain

(Lampiran 5).

Adapun ruang lingkup wilayah community development PT Indominco

Mandiri terbagi atas tiga kategori yaitu the main area of community development

meliputi tujuh desa, regional area (opponent area) meliputi tiga kelurahan, dan

national area (support area) meliputi tiga kota yaitu Bontang, Sangatta, dan

Tenggarong. Secara adminitsrasi pemerintahan, wilayah community development

PT Indominco Mandiri terbagi atas :

1. Kabupaten Kutai Timur, merupakan lokasi daerah tambang, meliputi Desa

Teluk Pandan, Desa Suka Damai, dan Desa Suka Rahmat.

2. Kota Bontang, merupakan lokasi fasilitas shiploader, meliputi Desa

Sekambing, Kelurahan Loktuan, Kelurahan Kanaan, Kelurahan Guntung, dan

desa lain di sektiar wilayah Kota Bontang.

3. Kabupaten Kutai Kertanegara, merupakan lokasi fasilitas port stockyard,

meliputi Desa Santan Tengah, Desa Santan Ilir, dan Desa Santan Ulu.

Page 81: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

64

Ikhtisar

Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur merupakan daerah otonom

hasil pemekaran Kabupaten Kutai sesuai dengan Undang-Undang Nomor 47

Tahun 1999 tentang Pemekaran Provinsi dan Kabupaten bersama-sama dengan

Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Kutai Kertanegara. Cikal bakal

terbentuknya kedua daerah tersebut adalah kehadiran perusahaan pertambangan

batubara PT Kaltim Prima Coal di Sangatta dan industri pengolahan gas cair

PT.Badak NGL di Bontang.

Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur memiliki pertumbuhan penduduk

yang cukup tinggi masing-masing sebesar 5.53% dan 4.14% setiap tahun.

Pertumbuhan pertumbuhan yang tinggi disebabkan oleh faktor migrasi disamping

faktor kelahiran. Sebagian besar penduduk Kota Bontang bekerja pada lapangan

usaha konstruksi bangunan (23.12%), perdagangan besar dan eceran (16.02%),

dan industri pengolahan (14.21%). Sedangkan penduduk Kabupaten Kutai Timur

sebagian besar bekerja pada lapangan usaha pertanian (69%), pertambangan dan

galian (9.54%), dan perdagangan (6.72%).

Pertumbuhan perekonomian Kota Bontang dipengaruhi oleh sektor industri

pengolahan khususnya industri pengolahan gas cair. Pertumbuhan perekonomian

Kabupaten Kutai Timur dipengaruhi oleh kegiatan dan komoditi pertambangan

khususnya batubara. Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB Kota

Bontang tahun 2003 sebesar 86.45%, sedangkan kontribusi sektor pertambangan

dan penggalian terhadap PDRB Kabupaten Kutai Timur tahun 2003 sebesar

64.31%. Hal ini dukung oleh keberadaan industri pengolahan gas cair PT Badak

NGL di Kota Bontang dan perusahaan batubara PT Kaltim Prima Coal,

PT.Indominco Mandiri, dan PT Kitadin di Kabupaten Kutai Timur.

PT Indominco Mandiri merupakan perusahaan pertambangan batubara yang

wilayah pertambangannya meliputi tiga kabupaten yaitu Kabupaten Kutai

Kertanegara, Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Bontang. PT Indominco Mandiri

mulai melakukan penambangan pada tahun 1996 dengan menggunakan

penambangan terbuka (open pit mining). Sedangkan PT Badak NGL merupakan

perusahaan pertambangan migas yang bergerak pada kegiatan usaha hilir yaitu

Page 82: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

65

usaha pengolahan. Industri pengolahan gas cair PT Badak NGL mulai beroperasi

pada tahun 1977.

PT Badak NGL dan PT Indominco Mandiri memiliki program community

development yang terbagi atas beberapa bidang yaitu infrastruktur, kesehatan,

keagamaan, pendidikan, ekonomi, sosial budaya dan kesenian, serta lain-lain.

Program community development yang dilaksanakan oleh PT Indominco Mandiri

dan PT Badak NGL tersebut terdiri atas dua bentuk yaitu fisik dan non fisik.

Page 83: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

KONTRIBUSI KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH

Salah satu sektor pembangunan yang memberikan sumbangan devisa bagi

negara adalah sektor pertambangan dan penggalian. Keberadaan sektor

pertambangan dan penggalian memberikan andil yang cukup besar terhadap

struktur ekonomi beberapa daerah khususnya yang memiliki kekayaan

sumberdaya alam tambang. Hal ini memicu munculnya daerah otonom baru

sebagai hasil pemekaran dari wilayah induk. Keinginan melepaskan diri dari

wilayah induk umumnya didasarkan pada keinginan untuk lebih memajukan

daerahnya dengan modal potensi sumberdaya alam yang ada. Hal ini dapat dilihat

pada Kabupaten Kutai Timur dengan potensi batubara dan minyak, Kota Bontang

dengan potensi gas cair, dan beberapa daerah lainnya.

Pengusahaan pertambangan memiliki peran yang strategis dan kontribusi

yang besar terhadap pembangunan di daerah (Saleng 2004). Salah cara yang

dilakukan untuk mengetahui kontribusi kegiatan pertambangan terhadap

pembangunan daerah adalah mengetahui faktor-faktor yang berperan dalam

pertumbuhan ekonomi daerah dan sektor basis yang ada di daerah tersebut.

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Wilayah

Hasil analisis pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menggunakan metode

SSA menunjukkan bahwa laju pertumbuhan berbagai ekonomi di Kota Bontang

dan Kabupaten Kutai Timur adalah positif yaitu sebesar 0.6059. Hal ini berarti

bahwa laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Timur dari tahun 1993

sampai tahun 2003 mengalami peningkatan. Hasil analisis SSA PDRB Kota

Bontang dan Kabupaten Kutai Timur selengkapnya disajikan pada Tabel 19 dan

20.

Tabel 19 menunjukkan bahwa sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan

perikanan, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran,

serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan mempunyai laju

pertumbuhan lebih rendah dibandingkan dengan laju pertumbuhan total di

Provinsi Kalimantan Timur. Laju pertumbuhan sektor pertanian, peternakan,

Page 84: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

67

kehutanan, dan perikanan lebih rendah 0.1102 dibandingkan dengan laju

pertumbuhan total pertumbuhan Provinsi Kalimantan Timur. Laju pertumbuhan

sektor industri pengolahan lebih rendah 0.18525, sektor perdagangan, hotel, dan

restoran lebih rendah 0.0528 dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa

perusahaan lebih rendah 0.2837 dari laju pertumbuhan total Provinsi Kalimantan

Timur.

Sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas, dan air bersih,

sektor bangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa

mempunyai laju pertumbuhan lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan

total Provinsi Kalimantan Timur. Laju pertumbuhan sektor pertambangan dan

penggalian lebih besar 0.1266, sektor listrik, gas, dan air bersih lebih besar

0.8749, sektor bangunan lebih besar 0.2360, sektor pengangkutan dan komunikasi

lebih besar 0.3988 dan sektor jasa-jasa lebih besar 0.2129 dari total pertumbuhan

Provinsi Kalimantan Timur.

Tabel 19 Hasil analisis shift share PDRB Kota Bontang tahun 1993-2003

No

Sektor Pertumbuhan Ekonomi

Pergeseran Proporsional

Pergeseran Differensial

Total

1 Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan

0.6059 -0.1102 -0.1387 0.3570

2 Pertambangan dan penggalian

0.6059 0.1266 0.9214 1.6539

3 Industri pengolahan

0.6059 -0.1825 0.2037 0.6271

4 Listrik, gas. dan air bersih

0.6059 0.8749 1.4047 2.8855

5 Bangunan 0.6059 0.2360 1.2059 2.0478

6 Perdagangan, hotel , dan restoran

0.6059 -0.0528 0.3925 0.9456

7 Pengangkutan dan komunikasi

0.6059 0.3988 0.0101 1.0148

8 Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan

0.6059 -0.2837 0.5747 0.8969

9 Jasa-jasa 0.6059 0.2129 0.7037 1.5224

Page 85: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

68

Hasil analisis SSA Kota Bontang menunjukkan bahwa laju pertumbuhan

sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan mempunyai tingkat

competitiveness lebih rendah dibandingkan dengan sektor-sektor lain. Oleh

karena itu pengembangan sektor tersebut di Kota Bontang akan tidak

menguntungkan. Dalam hal ini tingkat pertumbuhan sektor pertanian, peternakan,

kehutanan, dan perikanan 0.1387 lebih kecil dibandingkan dengan tingkat

pertumbuhan sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan secara

umum di Provinsi Kalimantan Timur. Sedangkan sektor-sektor lainnya

mempunyai tingkat keunggulan kompetitif yang relatif lebih besar sehingga dapat

dikembangkan menjadi sektor penggerak perekonomian di Kota Bontang.

Sektor pertambangan dan penggalian memiliki tingkat pertumbuhan 0.9214

lebih tinggi dari sektor lainnya, sedangkan tingkat pertumbuhan sektor-sektor

lainnya masing-masing sektor industri pengolahan lebih tinggi 0.2037, sektor

listrik, gas, dan air bersih lebih tinggi 1.4047, sektor bangunan lebih tinggi

1.2059, sektor perdagangan, hotel, dan restoran lebih tinggi 0.3925, sektor

pengangkutan dan komunikasi lebih tinggi 0.0101, sektor keuangan, persewaan,

dan jasa perusahaan lebih tinggi 0.5747, dan sektor jasa-jasa lebih tinggi 0.7037.

Tabel 20 menunjukkan bahwa sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan

perikanan, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran

serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan mempunyai laju

pertumbuhan lebih rendah dibandingkan dengan laju pertumbuhan total di

Provinsi Kalimantan Timur. Laju pertumbuhan sektor pertanian, peternakan,

kehutanan, dan perikanan lebih rendah 0.1102 dibandingkan dengan laju

pertumbuhan total pertumbuhan Provinsi Kalimantan Timur. Laju pertumbuhan

sektor industri pengolahan lebih rendah 0.1825, sektor perdagangan, hotel, dan

restoran lebih rendah 0.0528 dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa

perusahaan lebih rendah 0.2837 dari laju pertumbuhan total Provinsi Kalimantan

Timur.

Sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas, dan air bersih,

sektor bangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor jasa-jasa

mempunyai laju pertumbuhan lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan

total Provinsi Kalimantan Timur. Laju pertumbuhan sektor pertambangan dan

penggalian lebih besar 0.1266, sektor listrik, gas, dan air bersih lebih besar

Page 86: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

69

0.8749, sektor bangunan lebih besar 0.2360, sektor pengangkutan dan komunikasi

lebih besar 0.3988, dan sektor jasa-jasa lebih besar 0.2129 dari total pertumbuhan

Provinsi Kalimantan Timur.

Tabel 20 Hasil analisis shift share PDRB Kabupaten Kutai Timur tahun 1993-2003

No

Sektor Pertumbuhan Ekonomi

Pergeseran Proporsional

Pergeseran Differensial

Total

1 Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan

0.6059 -0.1102 0.6477 1.1434

2 Pertambangan dan penggalian

0.6059 0.1266 1.3768 2.1093

3 Industri pengolahan

0.6059 -0.1825 2.4733 2.8967

4 Listrik, gas, dan air bersih

0.6059 0.8749 17.8217 19.3025

5 Bangunan 0.6059 0.2360 4.1613 5.0032

6 Perdagangan, hotel, dan restoran

0.6059 -0.0528 4.5557 5.1088

7 Pengangkutan dan komunikasi

0.6059 0.3988 0.8426 1.8473

8 Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan

0.6059 -0.2837 2.5768 2.8990

9 Jasa-jasa 0.6059 0.2129 4.4654 5.2842

Hasil analisis SSA Kabupaten Kutai Timur menunjukkan bahwa laju

pertumbuhan semua sektor pembangunan di Kabupaten Kutai Timur memiliki

nilai yang lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan secara umum sektor-sektor

pembangunan di Provinsi Kalimantan Timur. Tingkat pertumbuhan sektor

pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan lebih tinggi 1.1434, sektor

pertambangan dan penggalian lebih tinggi 2.1093, sektor industri pengolahan

lebih tinggi 2.8967, sektor listrik, gas ,dan air bersih lebih tinggi 19.3025, sektor

Page 87: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

70

bangunan lebih tinggi 5.0032, sektor perdagangan, hotel, dan restoran lebih tinggi

5.1088, sektor pengangkutan dan komunikasi lebih tinggi 1.8473, sektor

keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan lebih tinggi 2.8990, dan sektor jasa-

jasa lebih tinggi 5.2842.

Hal ini berarti sektor pembangunan yang ada di Kabupaten Kutai Timur

mempunyai tingkat keunggulan kompetitif yang relatif lebih besar sehingga dapat

dikembangkan menjadi sektor penggerak perekonomian di Kabupaten Kutai

Timur.

Analisis Pemusatan Ekonomi Wilayah

Dalam lingkup daerah pada suatu negara, suatu komoditi dikatakan

mempunyai daya saing apabila komoditi tersebut tidak hanya laku dijual di pasar

lokal di daerahnya sendiri, melainkan juga dapat bersaing di luar daerahnya.

Suatu sektor atau subsektor dari suatu daerah dapat dikatakan mempunyai daya

saing apabila sektor atau subsektor tersebut mampu memenuhi kebutuhan di

daerahnya dan juga di luar daerahnya. Sektor atau subsektor dengan karakteristik

tersebut dikatakan sebagai sektor atau subsektor basis. Menurut Glasson (1978),

bertambah banyaknya basis di dalam suatu daerah akan menambah arus

pendapatan ke dalam daerah yang bersangkutan, menambah permintaan terhadap

barang-barang dan jasa-jasa di dalamnya dan menimbulkan kenaikan volume

kegiatan bukan basis. Sebaliknya, semakin berkurangnya kegiatan non basis akan

mengakibatkan berkurangnya pendapatan yang mengalir masuk ke dalam daerah

yang bersangkutan, dan turunnya permintaan terhadap produk dari kegiatan bukan

basis.

Untuk menentukan sektor atau subsektor basis maka dapat ditentukan

melalui nilai koefisen LQ. Analisis LQ dimaksudkan untuk mengetahui

gambaran umum mengenai kemampuan sektor-sektor pembangunan dalam suatu

wilayah untuk mendukung proses pembangunan di daerah tersebut. LQ

merupakan metode yang menggambarkan kemampuan sektor-sektor

pembangunan dalam suatu daerah dengan kondisi sektor-sektor pembangunan

yang ada di daerah yang lebih luas. Misalnya membandingkan sektor-sektor

Page 88: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

71

pembangunan yang ada di tingkat kota/kabupaten dengan sektor-sektor

pembangunan yang ada ditingkat provinsi.

Hasil analisis pemusatan ekonomi dengan menggunakan metode LQ dalam

dua periode waktu di Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur disajikan pada

Tabel 21. Berdasarkan Tabel 21 tersebut, dapat diketahui sektor yang memberikan

sumbangan keunggulan komparatif terhadap masing-masing daerah. Sektor yang

memberikan keunggulan komparatif terhadap suatu daerah adalah sektor yang

mempunyai koefiesn LQ > 1.

Tabel 21 Hasil analisis LQ sektoral berdasarkan PDRB tahun 2002-2003 Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur

Kota Bontang Kab. Kutai Timur No.

Sektor 2002 2003 2002 2003

1 Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan

0.0425 0.0442 1.5809 1.4200

2 Pertambangan dan penggalian

0.0157 0.0164 2.0142 1.9921

3 Industri pengolahan 2.7747 2.8372 0.0288 0.0300 4 Listrik, gas, dan air

bersih 0.3226 0.3266 0.7167 0.8841

5 Bangunan 1.5684 1.6947 2.0937 1.6738 6 Perdagangan, hotel, dan

restoran 0.4005 0.1067 0.4362 0.4920

7 Pengangkutan dan komunikasi

0.1074 0.1067 0.4148 0.4243

8 Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan

0.5004 0.4812 1.6351 2.0002

9 Jasa-jasa 0.4162 0.4190 0.5759 0.6988

Sektor yang memiliki keunggulan komparatif atau menjadi basis di wilayah

Kota Bontang adalah sektor industri pengolahan dan sektor bangunan, sedangkan

di wilayah Kabupaten Kutai Timur adalah sektor pertanian, peternakan,

kehutanan, dan perikanan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor bangunan,

dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan.

Pemusatan sektor industri pengolahan di Kota Bontang dimungkinkan

dengan adanya industri pengolahan gas cair PT Badak NGL dan industri pupuk

PT PKT yang memberikan sumbangan cukup besar dalam pembentukan PDRB

Page 89: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

72

Kota Bontang. Sedangkan pemusatan sektor bangunan dimungkinkan karena

pesatnya pembangunan yang mengiringi perkembangan Kota Bontang.

Disamping itu, pekerjaan utama penduduk Kota Bontang sebagian besar pada

sektor lapangan usaha konstruksi bangunan (23.12%) dan industri pengolahan

(14.21%).

Sebagai sektor basis di Kota Bontang, sektor industri pengolahan

memberikan distribusi yang besar dalam struktur perekonomian Kota Bontang.

Pada tahun 2003 sektor industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar

86.46% dengan laju pertumbuhan 7.49%, sedangkan sektor bangunan

memberikan kontribusi sebesar 5.36% dengan laju pertumbuhan 18.01%.

Sektor pertambangan dan penggalian tidak memusat di Kota Bontang,

karena sumberdaya alam berupa gas cair diekspor setelah diolah sehingga masuk

dalam sektor industri pengolahan. Sedangkan hasil pertambangan umum yaitu

batubara dan bahan mineral lainnya tidak memberikan sumbangan yang berarti

dalam PDRB Kota Bontang. Distribusi sektor pertambangan dan penggalian

terhadap PDRB Kota Bontang tahun 2003 hanya sebesar 0.54%, namun memiliki

laju pertumbuhan sebesar 8.01%.

Pemusatan sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan di

Kabupaten Kutai Timur sangat dimungkinkan karena Kabupaten Kutai Timur

memiliki lahan pertanian yang cukup luas dan mata pencaharian utama penduduk

saat ini pada lapangan usaha pertanian (69.50%). Pemusatan sektor pertambangan

dan penggalian dimungkinkan dengan kehadiran perusahaan pertambangan

batubara terbesar di Indonesia yaitu PT Kaltim Prima Coal serta perusahaan

batubara lainnya yang sudah dalam tahap produksi yaitu PT Indominco Mandiri

dan PT Kitadin serta perusahaan migas yaitu Pertamina OPS Sangatta dan

PT.Virginia Indonesioa Company (VICO).

Pemusatan sektor bangunan dimungkinkan dengan perkembangan

Kabupaten Kutai Timur sebagai daerah otonom baru yang sedang giat

membangun. Sedangkan pemusatan sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan dimungkinkan dengan banyaknya jumlah perusahaan yang

beroperasional dari berbagai sektor antara lain pertambangan, kehutanan,

perkebunan, dan lainnya. Hal disebabkan Kabupaten Kutai Timur memiliki

potensi sumberdaya alam yang cukup melimpah.

Page 90: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

73

Sebagai salah satu sektor basis di Kabupaten Kutai Timur, sektor

pertambangan dan penggalian memberikan sumbangan yang cukup besar dalam

struktur perekonomian Kabupaten Kutai Timur. Pada tahun 2003, sektor

pertambangan dan penggalian memberikan distribusi sebesar 64.31% terhadap

PDRB Kabupaten Kutai Timur dengan laju pertumbuhan 20.79%. Penyerapan

tenaga kerja oleh sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2003

menempati urutan kedua yaitu sebesar 9.54%

Ikhtisar

Hasil analisis SSA menunjukkan bahwa sektor pertambangan dan

penggalian memiliki kontribusi yang cukup besar dalam pembangunan daerah

Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur. Sektor pertambangan dan penggalian

dan sektor industri pengolahan khususnya pengolahan gas alam cair merupakan

sektor yang menunjang pertumbuhan perekonomian di wilayah tersebut. Hal ini

didukung oleh hasil analisis LQ yang menunjukkan bahwa kedua sektor tersebut

menjadi sektor basis di Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur.

Peranan sektor pertambangan dan penggalian serta sektor industri

pengolahan terhadap pembangunan daerah dapat dilihat dari kontribusi yang

disumbangkan pada PDRB. Sektor industri pengolahan memberikan kontribusi

sebesar 86.46% dengan laju pertumbuhan 7.49% sedangkan sektor

pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi sebesar 5.36% dengan laju

pertumbuhan 18.01% terhadap PDRB Kota Bontang tahun 2003. Di Kabupaten

Kutai Timur, sektor pertambangan dan penggalian memberikan distribusi sebesar

64.31% dengan laju pertumbuhan 20.79%.

Dengan demikian, kegiatan pertambangan memberikan dampak yang positif

terhadap pembangunan daerah Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur

khususnya terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan asli daerah

yang tercermin dalam PDRB. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh

Muhammad (2000) bahwa dampak positif kegiatan pembangunan di bidang

pertambangan antara lain adalah memberikan nilai tambah secara nyata kepada

pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan pendapatan asli daerah.

Pertumbuhan perekonomian Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur sebagian

Page 91: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

74

besar didukung oleh sektor pertambangan dan memberikan sumbangan yang besar

terhadap PDRB. Kontribusi kegiatan pertambangan terhadap pembangunan

daerah Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur disajikan pada Tabel 22.

Tabel 22 Kontribusi kegiatan pertambangan terhadap pembangunan daerah Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur

No. Kontribusi terhadap pembangunan daerah

Kota Bontang Kabupaten Kutai Timur

1 Pertumbuhan ekonomi wilayah Keunggulan kompetitif

Keunggulan kompetitif

2 Pemusatan ekonomi wilayah Sektor basis Sektor basis

3 Kontribusi terhadap PDRB tahun 2003

86.46% 64.31%

4 Penyerapan tenaga kerja tahun 2003

14.21% 9.54%

Page 92: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Program pengembangan masyarakat pada sektor pertambangan dapat

diartikan sebagai wujud dari internalisasi dari biaya eksternal yang timbul sebagai

akibat dari pemanfaatan sumberdaya yang tidak terbarukan (unrenewable

resources). Bahan tambang merupakan sumberdaya yang tidak terbarukan

sehingga perlu dipikirkan dampak-dampak yang berkaitan dengan pengelolaan

sumberdaya tersebut. Oleh sebab itu harus dicari beberapa alternatif agar

masyarakat yang terkena dampak tersebut dapat berusaha secara berkelanjutan,

dan mampu terus mandiri tanpa bertopang lagi pada sumberdaya tersebut.

Sejalan dengan otonomi daerah, operasionalisasi tambang tidak bisa

dipisahkan dari lingkungan dan masyarakat di sekitar lokasi tambang. Kegiatan

pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan

dimaksudkan agar masyarakat setempat atau sekitarnya merasakan memperoleh

manfaat dari adanya suatu kegiatan pertambangan baik migas maupun umum

antara lain batubara, emas, dan lainnya.

Kegiatan pengembangan masyarakat yang telah dilakukan oleh

PT.Indominco Mandiri dan PT Badak NGL dapat dikelompokkan dalam bentuk

kegiatan fisik dan non fisik. Bentuk kegiatan fisik berupa pembangunan

infrastruktur, sarana pendidikan dan sarana ibadah, sedangkan kegiatan non fisik

berupa bantuan dana dalam bentuk pemberian beasiswa, dukungan pelaksanaan

kegiatan sosial, kepemudaan, olah raga, kesehatan , dan bantuan kegiatan lainnya

yang bersifat insedentil.

Kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh PT Indominco

Mandiri dan PT Badak NGL tidak hanya ditujukan pada masyarakat, tapi juga

instansi pemerintah. Ruang lingkup wilayah kegiatan pengembangan masyarakat

PT Indominco Mandiri meliputi sepuluh desa/kelurahan pada tiga kabupaten

yaitu Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Kertangera, dan Kota Bontang,

sedangkan PT Badak NGL meliputi seluruh wilayah Kota Bontang.

Page 93: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

76

Kondisi Fisik dan Sosial Lokasi Studi

Desa Suka Damai terletak pada jalan poros Samarinda – Bontang dengan

jarak ± 15 km dari Kota Bontang dan ± 75 km dari Sangatta, ibukota Kabupaten

Kutai Timur. Desa Suka Damai terdiri dari dua dusun yaitu Dusun Damai Bersatu

dan Dusun Danau Redan.

Desa Suka Rahmat terletak pada jalan poros Sangatta – Bontang dengan

jarak ± 10 km dari Kota Bontang dan ± 60 km dari Sangatta. Desa Suka Rahmat

terdiri atas dua dusun yaitu Dusun Gunung Bina Ria dan Dusun Sungai Api-Api.

Desa Sekambing telah berubah status menjadi kelurahan dengan nama

Bontang Lestari sejak bulan Juni 2005. Kelurahan Bontang Lestari terdiri dari

sebelas RT dengan wilayah yang cukup luas terdiri atas daratan dan pulau-pulau

kecil. Kelurahan Bontang Lestari sedang dipersiapkan sebagai lokasi pusat

pemerintahan Kota Bontang yang ditandai dengan pembangunan perumahan

pegawai pemerintah daerah dan gedung perkantoran lainnya. Untuk mencapai

Kelurahan Bontang Lestari, dapat ditempuh dengan jalan tanah yang diperkeras

sejauh ± 15 km dari jalan poros Bontang-Samarinda. Namun belum ada kendaraan

umum yang masuk ke desa tersebut. Transportasi yang umum dipakai adalah ojek

atau melalui jalur laut dengan menggunakan perahu.

Masyarakat pada ketiga lokasi tersebut memiliki karakteristik yang relatif

sama karena umumnya berasal dari daerah yang sama dengan latar belakang adat

istiadat dan budaya yang sama. Masyarakat yang mendiami ketiga lokasi tersebut

umumnya merupakan pendatang dari Provinsi Sulawesi Selatan dan sebagian

kecil dari Pulau Jawa. Umumnya mereka merantau dan bertempat tinggal di

daerah tersebut dengan alasan mencari pekerjaan karena terbatasnya lahan

pertanian di daerah asal dan pendapatan yang relatif rendah.

Mereka umumnya tinggal berkelompok sesuai dengan daerah asal masing-

masing misalnya Bone, Barru, Jeneponto, dan lainnya. Jenis rumah msyarakat

adalah rumah panggung yang terbuat dari papan (Gambar 7). Jarak antar

kelompok maupun rumah saling berjauhan. Jarak antar kelompok umumnya 0.5-

1.km sedangkan jarak antar rumah 100-300 m. Jumlah rumah dalam satu

kelompok berkisar antara 10-20 rumah, kecuali di pusat kegiatan desa relatif

jumlah rumah lebih banyak dengan daerah asal yang heterogen.

Page 94: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

77

Gambar 7 Pemukiman kelompok masyarakat Desa Suka Damai Kabupaten Kutai Timur.

Sumber air bersih untuk minum dan masak umumnya dari air hujan dan

sumur, sedangkan untuk keperluan lain seperti mandi dan mencuci bersumber dari

sumur atau sungai. Namun ada beberapa lokasi yang air sumurnya tidak layak

untuk dikomsumsi karena rasanya masam terutama di Desa Suka Damai. Bahkan

masyarakat di Desa Suka Rahmat banyak yang harus membeli air tangki yang

didatangkan dari Kota Bontang khususnya untuk minum dan masak. Penerangan

yang digunakan umumnya petromak. Beberapa rumah menggunakan listrik yang

berasal dari genset bantuan Pemda Kutai Timur dan ada yang milik sendiri untuk

digunakan oleh beberapa keluarga. Namun saat ini genset bantuan pemda ada

yang tidak berfungsi karena rusak. Fasilitas kesehatan yang tersedia adalah

puskesmas pembantu, sehingga untuk penyakit yang lebih serius masyarakat

cenderung memilih berobat ke rumah sakit Kota Bontang.

Kelurahan Kanaan merupakan salah satu kelurahan yang letaknya

berbatasan dengan perumahan PT Badak NGL. Masyarakat umumnya pendatang,

khususnya dari Toraja Provinsi Sulawesi Selatan dan Pulau Jawa. Kepindahan

mereka ke lokasi tersebut umumnya karena mencari pekerjaan, tidak memiliki

lahan pertanian, dan pendapatan yang relatif rendah di daerah asal.

Page 95: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

78

Pemukiman di Kelurahan Kanaan sudah tertata rapi dengan kondisi jalan

umumnya cor beton dan aspal (Gambar 8). Sumber air bersih untuk keperluan

sehari-hari umumnya bersumber dari sumur dan PAM. Penerangan yang

digunakan umumnya listrik dari PLN. Fasilitas kesehatan yang tersedia adalah

puskesmas pembantu, namun untuk penyakit yang lebih serius responden

umumnya berobat ke Rumah Sakit yang ada di Kota Bontang.

Gambar 8 Pemukiman masyarakat Kelurahan Kanaan Kota Bontang.

Desa Kandolo secara administrasi termasuk dalam Kecamatan Sangatta

Kabupaten Kutai Timur dan merupakan hasil pemekaran dari Desa Teluk Pandan

pada tahun 2001. Desa Kandolo terletak ± 50 km dari Kota Bontang dan ± 30 km

dari Sangatta dan berada pada jalan poros Bontang-Sangatta. Desa Kandolo

dipilih sebagai desa pembanding atau desa yang tidak mendapatkan kegiatan

community development dari perusahaan pertambangan.

Desa Kandolo terdiri atas tiga dusun yaitu Dusun Kandolo, Dusun Salimpus,

dan Dusun Kandukung. Dusun Salimpus dan Dusun Kandukung berada pada jalan

poros Bontang-Sangatta, sedangkan Dusun Kandolo terletak ± 5 km dari jalan

poros ke arah Timur melewati jalan tanah yang belum diperkeras sehingga pada

musim hujan sulit dilalui kendaraan.

Page 96: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

79

Masyarakat Desa Kandolo mayoritas pendatang dari Provinsi Sulawesi

Selatan dan sebagian kecil dari Pulau Jawa. Ada beberapa alasan yang

menyebabkan mereka bermukim dilokasi tersebut antara lain mencari pekerjaan,

tidak mempunyai lahan pertanian, dan pendapatan yang relatif rendah di daerah

asal. Pemukiman cenderung berkelompok dan jarak antar kelompok cukup

berjauhan. Jenis rumah umumnya adalah rumah panggung yang terbuat dari

papan (Gambar 9).

Mata pencaharian utama masyarakat umumnya adalah petani dengan jenis

komoditas utama pisang dan coklat, sedangkan masyarakat yang bertempat

tinggal di dekat pantai umumnya memiliki mata pencaharian utama sebagai

nelayan. Sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari umumnya dari sumur, air

hujan, dan sungai. Penerangan yang digunakan umumnya petromak dan listrik

dari genset bantuan Pemda Kutai Timur. Desa Kandolo tidak memiliki fasilitas

kesehatan, hanya ada puskesmas keliling dari Pemda Kutai Timur yang datang

sekali dalam sebulan. Hal ini menyebabkan masyarakat lebih cenderung memilih

berobat ke Kota Bontang.

Gambar 9 Pemukiman masyarakat Desa Kandolo Kabupaten Kutai Timur.

Pelapisan sosial ekonomi dalam masyarakat pada wilayah penelitian tidak

tidak terlalu mencolok, karena pada umumnya taraf kehidupan masyarakat hampir

Page 97: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

80

merata. Unsur utama yang menentukan pelapisan sosial pada masyarakat bukan

luas tanah, etnis, dan pekerjaan. Hal ini karena pemilikan dan penguasaan lahan

antar penduduk tidak terlalu mencolok, demikian juga dengan pekerjaan karena

hampir semua masyarakat bekerja sebagai petani disamping pekerjaan sampingan

lainnya. Kepemilikan dan penguasaan lahan pada lokasi studi, kecuali Kelurahan

Kanaan, belum memiliki dokumen legal dari pemerintah. Untuk dapat menguasai

lahan, dilakukan dengan cara membuka kawasan hutan dan menanani tanaman

pisang sebagai komoditas utama dan sebagai tanaman penciri atau batas lahan,

maka dengan sendirinya lahan tersebut sudah dalam penguasaan yang

bersangkutan.

Program Community Development Perusahaan Pertambangan

Dampak positif dari pembangunan di bidang pertambangan yang dapat

langsung dinikmati oleh masyarakat antara lain menampung tenaga kerja terutama

masyarakat lingkar tambang, meningkatkan ekonomi masyarakat lingkar

tambang, meningkatkan usaha mikro masyarakat lingkar tambang, meningkatkan

kualitas SDM masyarakat lingkar tambang, meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat lingkar tambang, dan sebagainya (Salim 2005). Dampak positif

tersebut dapat dinikmati oleh masyarakat khususnya yang berada disekitar lokasi

pertambangan PT Indominco Mandiri dan PT Badak NGL melalui berbagai

program community development yang telah dilaksanakan oleh perusahaan.

Program community development PT Indominco Mandiri secara garis besar

terbagi atas tujuh bidang, yaitu infrastruktur, kesehatan, keagamaan, pendidikan,

ekonomi, sosial budaya, dan kesenian, serta bidang lain-lain untuk menampung

pemberian bantuan kepada masyarakat yang sifatnya insidentil. Sedangkan

program community development PT Badak NGL secara garis besar terbagi atas

tujuh bidang, yaitu bidang infrastruktur, pendidikan, keagamaan, kesehatan,

pemberdayaan masyarakat, olah raga dan kesenian, dan lain-lain. Bidang lain-lain

yang memiliki proporsi dana paling besar menampung kegiatan dalam bentuk

bantuan akomodasi dan transportasi khususnya bagi instansi pemerintah.

Jenis dan bentuk program community development ditentukan oleh

perusahaan sehingga masyarakat bersifat sebagai subyek dari pembangunan.

Page 98: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

81

Bentuk kegiatan community development seperti itu dikenal dengan nama

development for community karena berbagai inisiatif, perencanaan, dan

pelaksanaan kegiatan pembangunannya dilaksanakan oleh aktor dari luar

(Primahendra 2004). Meskipun PT Indominco Mandiri telah membentuk suatu

organisasi yang diharapkan dapat menjembatani perusahaan dan masyarakat yang

disebut sebagai Community Consultative Committee (CCC) namun organisasi

tersebut berjalan dengan baik. Keanggotaan CCC terdiri dari unsur pemerintahan

(camat, lurah atau kepala desa), perusahaan, LSM, wartawan, dan wakil dari

masyarakat. Melalui CCC diharapkan program community develoment akan

bersifat bottom up atau berasal dari masyarakat bawah.

Disamping itu, perusahaan memberikan bantuan kepada masyarakat,

organisasi, dan instansi pemerintah yang sifatnya insidentil setelah pemohon

mengajukan proposal kepada perusahaan. Namun banyaknya permohonan

bantuan yang bersifat insindentil mengakibatkan perusahaan merasa kesulitan

dalam menjalankan program community development yang telah diprogramkan.

Secara umum, program community development PT Indominco Mandiri dan

PT Badak NGL sebagai wujud dari upaya pengembangan masyarakat di sekitar

lokasi pertambangan terbagi dalam dua bentuk yaitu bentuk fisik dan non fisik.

Fisik

Bentuk kegiatan fisik yang telah dilaksanakan oleh PT Indominco Mandiri

dan PT Badak NGL meliputi pembangunan fasilitas umum antara lain

pembangunan ataupun peningkatan sarana transportasi/jalan, sarana pendidikan,

sarana kesehatan, sarana peribadatan, dan lain sebagainya.

Namun kegiatan tersebut belum tepat sasaran karena umumnya fasilitas

umum yang dibangun lebih banyak berada di ibukota kota/kabupaten, bukan pada

desa yang berada paling dekat dengan lokasi pertambangan. Pembangunan jalan

yang telah dilakukan oleh PT Indominco Mandiri di desa dampak antara lain

pembangunan jalan dan jembatan di Desa Suka Damai dalam bentuk jalan tanah

dan jembatan kayu, sedangkan pembangunan jalan yang telah dilakukan oleh

PT Badak NGL berupa bantuan seminisasi jalan-jalan di beberapa kelurahan di

Kota Bontang.

Page 99: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

82

Pembangunan fisik untuk sarana pendidikan umumnya diberikan dalam

bentuk renovasi beberapa gedung SD. Sedangkan bantuan pembangunan gedung

sekolah yang secara murni dilakukan oleh perusahaan belum ada. Sedangkan

pembangunan fisik berupa sarana kesehatan belum dilakukan oleh PT Indominco

Mandiri dan PT Badak NGL. Sarana kesehatan yang ada di desa/kelurahan

dampak berupa puskesmas pembantu, belum ditemukan adanya klinik kesehatan

atau pengobatan yang dibangun oleh perusahaan untuk kepentingan masyarakat.

Meskipun demikian, PT Badak NGL memiliki rumah sakit sendiri yang

memberikan pengobatan gratis kepada masyarakat tidak mampu.

Bantuan fisik terhadap pembangunan tempat peribadatan lebih

memperlihatkan hasil dibandingkan dengan pembangunan jalan, sarana

pendidikan, ataupun sarana kesehatan. Namun salah satu desa/kelurahan dampak,

yaitu Kelurahan Bontang Lestari, belum menerima bantuan pembangunan sarana

ibadah meskipun letaknya berbatasan langsung dengan lokasi industri PT Badak

NGL. Sebagai salah satu contoh adalah pembangunan mesjid yang sedang

berjalan di Dusun Baltim Kelurahan Bontang Lestari yang merupakan mesjid

pertama di lokasi tersebut. Sumber dana pembangunan mesjid tersebut berasal

dari Pemerintah Daerah Kota Bontang dan swadaya masyarakat.

Pembangunan fisik lainnya antara lain berupa bantuan pembangunan kantor

desa dan renovasi beberapa gedung instansi pemerintah lainnya. Data community

development PT Badak NGL menunjukkan bahwa bantuan pembangunan fisik

lebih banyak ditujukan kepada sarana prasarana milik instansi pemerintah

dibandingkan dengan masyarakat.

Non fisik

Program community development non fisik terbagi atas kegiatan sosial,

ekonomi dan kelembagaan. Bentuk kegiatan sosial antara lain pengembangan

kualitas pendidikan (pemberian dana pendidikan/beasiswa, operasional sekolah),

kesehatan (bantuan pengobatan, penyuluhan kesehatan), serta berbagai kegiatan

keagamaan, olahraga, kesenian, dan kepemudaan.

Program sosial yang cukup menonjol dari PT Indominco Mandiri dan

PT.Badak NGL adalah dukungan dana terhadap pelaksanaan kegiatan penyuluhan

Page 100: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

83

kesehatan, khitanan massal, bhakti sosial, maupun kegiatan keagamaan, olah

raga, kesenian, dan kepemudaan. Namun untuk bantuan pengobatan kepada

masyarakat tidak mampu, PT Badak NGL lebih dominan dibandingkan dengan

PT Indominco Mandiri.

Bentuk kegiatan dalam bidang ekonomi yang telah dilakukan oleh

PT.Indominco Mandiri dan PT Badak NGL menyangkut pengembangan usaha

masyarakat yang berbasiskan sumberdaya setempat (resources based) seperti

pelatihan budidaya pertanian secara umum (kebun percontohan sayurmayur,

jagung, kedele, budidaya ikan air tawar, budidaya rumput laut) dan pemberdayaan

masyarakat nelayan.

Program community development yang menyangkut kelembagaan dari

PT.Indominco Mandiri dan PT.Badak NGL umumnya berupa dukungan dana dan

akomodasi terhadap berbagai bentuk kegiatan lokakarya, seminar, perlombaan,

dan sebagainya, yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah, organisasi profesi,

LSM, maupun organisasi pelajar. Disamping itu, PT.Indominco Mandiri

menyelenggarakan studi banding ke lokasi-lokasi pertanian yang telah maju di

Pulau Jawa. Namun peserta studi banding tersebut umumnya adalah kepala desa

atau tokoh masyarakat tertentu.

Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Desa Sekitar Lokasi Pertambangan

Untuk mengetahui adanya dampak kegiatan pertambangan terhadap

masyarakat khususnya dampak dari program community development, maka

dilakukan perbandingan antara responden yang berada pada desa dampak dan

desa/kelurahan non-dampak. Adapun parameter yang digunakan dalam

melakukan perbandingan tersebut yaitu jenis mata pencaharian utama, tingkat

pendidikan, tingkat pendapatan, dan sarana prasarana desa/kelurahan.

Mata Pencaharian Utama

Mata pencaharian utama responden pada desa/kelurahan dampak adalah

petani (50%) yang meliputi petani dengan lahan sendiri, petani yang menggarap

lahan orang lain dengan sistem bagi hasil, dan nelayan. Mata pencaharian utama

Page 101: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

84

lainnya adalah karyawan swasta (3.75%) meliputi karyawan perusahaan swasta,

sopir, buruh bangunan, dan buruh pabrik, wiraswasta (30%) meliputi pedagang,

tukang meubel, dan usaha milik sendiri, guru/PNS/ABRI (12.5%) termasuk yang

masih honorer pada instansi pemerintah, dan lainnya (3.75%) meliputi pemulung

dan responden yang sedang tidak bekerja karena kontrak kerja pada perusahaan

telah habis dan dapat melamar bekerja kembali setelah enam bulan sejak masa

kontrak berakhir. Mata pencaharian utama responden pada desa non-dampak

sebagian besar adalah petani (90%), guru/PNS/ABRI (5%), dan wiraswasta (5%).

Berdasarkan pelapisan sosial ekonomi, responden yang berada pada strata atas

dan menengah sebagian besar memiliki mata pencaharian utama sebagai petani

dan karyawan swasta, sedangkan responden pada strata bawah sebagian besar

memiliki mata pencaharian utama sebagai petani (Lampiran 9).

Mata pencaharian utama responden pada desa dampak lebih variatif

dibandingkan dengan mata pencaharian utama responden pada desa non-dampak.

Hal ini mencerminkan bahwa lapangan pekerjaan yang ada pada desa non-dampak

masih terbatas pada sektor pertanian dan wiraswasta, sedangkan masyarakat desa

non-dampak yang bekerja pada perusahaan swasta atau di luar sektor pertanian

sangat jarang (Gambar 10).

Mata pencaharian utama responden desa/kelurahan dampak dan desa non-dampak

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Petani Guru/PNS/ABRI

Karyawan Swasta

Wiraswasta Lainnya

Jum

lah

(%)

Dampak

Non dampak

Gambar 10 Mata pencaharian utama responden pada desa/kelurahan dampak dan desa non-dampak.

Page 102: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

85

Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan responden pada desa/kelurahan dampak adalah SD

sebanyak 25%, SLTA sebanyak 25%, tidak tamat SD sebanyak 18.75%, SLTP

sebanyak 16.25%, tidak pernah sekolah sebanyak 12.5%, Diploma sebanyak

1.25%, dan Sarjana sebanyak 1.25%. Sedangkan tingkat pendidikan responden

pada desa non-dampak adalah SD sebanyak 55%, SLTP sebanyak 15%, tidak

pernah sekolah sebanyak 10%, tidak tamat SD sebanyak 10%, dan SLTA

sebanyak 10%. Berdasarkan pelapisan sosial ekonomi, responden yang yang

berada pada strata atas umumnya memiliki tingkat pendidikan SLTA (42%),

responden yang berada pada strata menengah umumnya memiliki tingkat

pendidikan SLTA (35%), sedangkan responden yang berada pada strata bawah

umumnya memiliki tingkat pendidikan SD (44%). Responden yang memiliki

tingkat pendidikan Diploma atau Sarjana jarang ditemui dan hanya terdapat pada

responden strata atas (Lampiran 10).

Tingkat pendidikan responden menunjukkan bahwa responden yang

memiliki tingkat pendidikan SLTP ke atas lebih banyak terdapat pada

desa/kelurahan dampak dibandingkan dengan responden pada desa non-dampak.

Namun persentase responden yang memiliki pendidikan setingkat SD lebih

banyak terdapat pada desa non-dampak, sedangkan responden yang tidak pernah

sekolah dan tidak tamat SD lebih banyak terdapat pada desa/kelurahan dampak

(Gambar 11).

Tingkat pendidikan responden pada desa/kelurahan dampak dan desa non-

dampak menunjukkan perbedaan yang cukup berarti. Responden pada

desa/kelurahan dampak umumnya memiliki tingkat pendidikan yang lebih

beragam yaitu dari tidak tamat SD sampai dengan setingkat SLTA. Sedangkan

responden pada desa non-dampak umumnya berpendidikan setingkat SD. Hal ini

disebabkan oleh tidak tersedianya sarana pendidikan yang lebih tinggi dan

minimnya trasnportasi ke kota terdekat karena lokasinya yang relatif lebih jauh

dibandingkan dengan desa/kelurahan dampak.

Page 103: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

86

Tingkat pendidikan responden

desa/kelurahan dampak dan desa non-dampak

0

10

20

30

40

50

60

Tdkpernahsekolah

Tidaktamat

SD

SD SLTP SLTA Diploma S1

Jum

lah

(%)

Desa dampak

Desa non-dampak

Gambar 11 Tingkat pendidikan responden pada desa/kelurahan dampak dan desa non-dampak.

Tingkat Pendapatan

Responden desa/kelurahan dampak yang memiliki tingkat pendapatan antara

500 ribu rupiah sampai dengan satu juta rupiah memiliki persentase yang paling

besar yaitu 35%. Tingkat pendapatan responden lainnya pada desa/kelurahan

dampak masing-masing 28.75% memiliki pendapatan kurang dari 500 ribu rupiah,

di atas 2.5 juta rupiah sebanyak 11.5%, 1.5 juta rupiah sampai dengan 2 juta

rupiah sebanyak 10%, satu juta rupiah sampai dengan 1.5 juta rupiah sebanyak

7.5%, dan 2 juta rupiah sampai dengan 2.5 juta rupiah sebanyak 7.5%. Sedangkan

tingkat pendapatan responden pada desa non-dampak umumnya di bawah 500

ribu rupiah yaitu sebanyak 60%, sedangkan tingkat pendapatan antara 500 ribu

rupiah sampai dengan satu juta rupiah sebanyak 30% . Responden yang memiliki

pendapatan di bawah 500 ribu rupiah umumnya dari strata bawah, sedangkan

responden yang memiliki pendapatan di atas dua juta rupiah umumnya dari strata

atas (Lampiran 11).

Tingkat pendapatan responden pada desa/kelurahan dampak dan desa non

dampak menunjukkan perbedaan yang cukup menyolok. Responden yang

memiliki pendapatan di bawah 500 ribu rupiah lebih banyak berada pada desa

Page 104: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

87

non-dampak, sedangkan responden yang memiliki pendapatan di atas dua juta

rupiah hanya terdapat pada desa/kelurahan dampak. Hal ini menunjukkan bahwa

tingkat pendapatan responden yang berada pada desa/kelurahan dampak relatif

lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang berada pada desa non-dampak.

Hal ini berarti bahwa tingkat pendapatan responden desa/kelurahan dampak

relatif lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pendapatan responden desa non-

dampak (Gambar 12).

Tingkat pendapatan responden desa/kelurahan dampak dan desa non-dampak

0

10

20

30

40

50

60

70

= 500.000 500.000 -1.000.000

1.000.000 -1.500.000

1.500.000 -2.000.000

2.000.000 -2.500.000

=2.500.000

Jum

lah

(%)

Desa dampak

Desa non-dampak

Gambar 12 Tingkat pendapatan responden pada desa/kelurahan dampak dan desa non-dampak.

Sarana Prasarana

Sarana prasarana yang dijadikan perbandingan antara desa/kelurahan

dampak dan desa non-dampak meliputi jalan, transportasi, ekonomi, pendidikan,

kesehatan, ibadah, sumber penerangan, dan sumber air bersih.

Sarana prasarana yang dimiliki oleh desa/kelurahan dampak tidak jauh

berbeda dengan desa non-dampak. Kondisi jalan yang dimiliki oleh ketiga

desa/kelurahan dampak yaitu Desa Suka Rahmat, Desa Suka Damai, dan

Kelurahan Bontang Lestari umumnya adalah jalan tanah yang sulit dilewati pada

waktu hujan. Jalan aspal hanya terdapat pada jalan provinsi yaitu jalan poros

Page 105: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

88

Samarinda-Bontang dan Bontang-Sangatta. Namun jalan poros Bontang-Sangatta

saat ini dalam keadaan rusak parah.

Sumber penerangan responden umumnya menggunakan petromak atau

genset baik dari bantuan pemerintah daerah Kutai Timur ataupun milik sendiri

yang digunakan bersama untuk beberapa keluarga. Namun genset bantuan

pemerintah daerah Kutai Timur hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil

masyarakat saja, bahkan sebagian genset tersebut dalam keadaan rusak sehingga

tidak dapat digunakan lagi. Sedangkan sumber air bersih umumnya berasal dari

sumur dan air hujan, bahkan sebagian besar responden di Desa Suka Rahmat

harus membeli air dari Kota Bontang. Hal ini disebabkan sulitnya memperoleh air

bersih khususnya untuk minum/makan. Bahkan beberapa sumur airnya tidak dapat

dikomsumsi karena rasanya masam khususnya di Desa Suka Damai.

Sarana pendidikan yang ada pada desa/kelurahan dampak masing-masing

Desa Suka Damai dan Kelurahan Bontang Lestari hanya sampai tingkat SD,

sedangkan Desa Suka Rahmat dan Kelurahan Kanaan masing-masing memiliki

satu buah gedung SMP. Sedangkan sarana pendidikan yang terdapat pada desa

non-dampak hanya setingkat SD. Untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang

lebih tinggi, masyarakat harus ke Kota Bontang atau Sangatta. Namun hal ini

memiliki kendala sendiri sebab sarana transportasi umum sangat kurang

khususnya yang menuju ke Sangatta.

Sarana kesehatan yang ada pada desa/kelurahan dampak masih minim,

masing-masing hanya memiliki puskesmas pembantu tanpa tenaga dokter. Untuk

memperoleh pengobatan yang memadai, masyarakat lebih banyak berobat ke

rumah sakit yang berada di Kota Bontang. Meskipun PT Badak NGL memiliki

rumah sakit sendiri dan memberikan pengobatan gratis kepada masyarakat tidak

mampu, namun tidak semua lapisan masyarakat desa/kelurahan dampak dapat

mengakses fasilitas tersebut. Hal ini disebabkan oleh kurangnya sosialisasi baik

dari perusahaan sendiri maupun dari pemerintah daerah. Demikian pula dengan

masyarakat yang berada di Desa Suka Damai dan Desa Suka Rahmat yang

berdekatan langsung dengan lokasi pertambangan PT.Indominco Mandiri,

umumnya mereka lebih cenderung berobat ke Kota Bontang dan tidak pernah

mendapatkan pelayanan kesehatan dari perusahaan pertambangan.

Page 106: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

89

Sarana kesehatan yang ada pada desa non-dampak yaitu Desa Kandolo

hanya puskesmas keliling yang mengunjungi desa tersebut sekali dalam sebulan.

Untuk mendapatkan pengobatan yang lebih memadai masyarakat lebih cenderung

berobah ke rumah sakit yang berada di Kota Bontang dengan pertimbangan

safilitas lebih lengkai dan sarana transportasi lebih mudah.

Kelurahan dampak yang memiliki sarana prasarana yang cukup memadai

hanya satu yaitu Kelurahan Kanaan. Hal ini didukung oleh letak dan posisi

Kelurahan Kanaan yang berada di tengah Kota Bontang. Sarana prasarana yang

dimiliki oleh desa/kelurahan dampak dan desa non-dampak disajikan pada Tabel

23.

Tabel 23 Sarana prasarama desa/kelurahan dampak dan desa non-dampak

Desa/kelurahan dampak Desa non-dampak Jenis sarana

prasarana Suka Damai

Suka Rahmat

Bontang Lestari

Kanaan Kandolo

Jalan Tanah Tanah Tanah Cor beton Tanah

Transportasi umum

Kurang Kurang Kurang Cukup Kurang

Pasar Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Pendidikan SD SD, SMP SD SD, SMP SD

Kesehatan Puskesmas pembantu

Puskesmas pembantu

Puskesmas pembantu

Puskesmas pembantu

Puskesmas keliling

Ibadah Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup

Sumber penerangan

Petromak, listrik non PLN

Petromak, listrik non PLN

Petromak, listrik non PLN

Listrik PLN

Petromak, listrik non PLN

Sumber air bersih

Sumur/ air hujan

Sumur/ air hujan

Sumur/ air hujan

PAM/ sumur

Sumur/ air hujan

Page 107: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

90

Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Masyarakat Lokal

Dampak kegiatan pertambangan terhadap masyarakat lokal khususnya

masyarakat yang berada di sekitar lokasi pertambangan dikelompokan menjadi

dua yaitu dampak langsung dan dampak tidak langsung. Dampak langsung yang

dapat dirasakan oleh masyarakat di sekitar tambang antara lain berupa kesempatan

kerja, pemberian beasiswa, pelatihan dan penyuluhan, bantuan keuangan untuk

kegiatan sosial, keagamaan, kepemudaan, dan kesehatan, pemberian sumbangan

kepada masyarakat yang bersifat insidentil, serta bantuan sarana prasarana desa

antara lain kantor desa dan sarana ibadah. Dampak tidak langsung yang dapat

dirasakan oleh masyarakat adalah pembangunan infrastruktur antara lain jalan dan

jembatan.

Dampak Langsung

Penyerapan Tenaga Kerja Lokal

Penyerapan tenaga kerja lokal oleh perusahaan pertambangan dirasakan

masih sangat minim. Responden yang memiliki persepsi bahwa dampak kehadiran

perusahaan pertambangan menyebabkan penyerapan tenaga kerja menjadi

membaik hanya sebesar 5%, sedangkan responden yang menyatakan penyerapan

tenaga kerja menjadi agak membaik sebesar 22.5%. Sebagian besar responden

yang berasal dari ketiga strata yaitu sebesar 72.5% menyatakan bahwa kehadiran

perusahaan pertambangan tidak memberikan perubahan terhadap penyerapan

tenaga lokal (Lampiran 12).

Pola asosiasi persepsi responden terhadap penyerapan tenaga kerja lokal

oleh perusahaan pertambangan menunjukkan pola yang menarik. Responden

yang berada pada Desa Suka Damai, Desa Suka Rahmat, dan Kelurahan Bontang

Lestari memiliki persepsi bahwa kehadiran perusahaan tidak memberikan

perubahan terhadap penyerapan tenaga kerja lokal. Responden yang berada pada

Kelurahaan Kanaan memiliki persepsi bahwa kehadiran perusahaan pertambangan

menyebabkan penyerapan tenaga kerja agak membaik (Gambar 13). Hal ini

disebabkan oleh mata pencaharian utama responden di Kelurahan Kanaan adalah

karyawan swasta dan Guru/PNS/ABRI yang didukung oleh tingkat pendidikan

responden yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi lainnya.

Page 108: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

91

Gambar 13 Pola asosiasi antara desa/kelurahan dengan persepsi penyerapan tenaga kerja oleh perusahaan pertambangan.

Gambar 14 Pola asosiasi antara pelapisan sosial ekonomi masyarakat dengan persepsi penyerapan tenaga kerja oleh perusahaan pertambangan.

2D Plot of Row and Column Coordinates; Dimension: 1 x 2

Input Table (Rows x Columns): 4 x 3Standardization: Row and column profiles

Row.Coords Col.Coords

SukaDamai

SukaRahmat

BontangLestari

Kanaan

Membaik

Agak membaik

Tidak berubah

-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2

Dimension 1; Eigenvalue: .35426 (91.71% of Inertia)

-0.9

-0.8

-0.7

-0.6

-0.5

-0.4

-0.3

-0.2

-0.1

0.0

0.1

0.2

0.3

0.4

Dim

ensi

on 2

; Eig

enva

lue:

.032

04 (

8.29

4% o

f Ine

rtia

)

2D Plot of Row and Column Coordinates; Dimension: 1 x 2

Input Table (Rows x Columns): 3 x 3Standardization: Row and column profiles

Row.Coords Col.Coords

Atas

Menengah

Bawah

Membaik

Agak membaik

Tidak berubah

-0.8 -0.7 -0.6 -0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4

Dimension 1; Eigenvalue: .03953 (92.16% of Inertia)

-0.10

-0.05

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

Dim

ensi

on 2

; Eig

enva

lue:

.003

36 (

7.83

6% o

f Ine

rtia

)

Page 109: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

92

Persepsi responden berdasarkan pelapisan sosial ekonomi memberikan

beberapa pola asosiasi. Responden yang berada pada strata bawah berasosiasi

dengan persepsi bahwa penyerapan tenaga kerja agak membaik, sedangkan

responden yang berada pada strata atas dan menengah berasosiasi dengan persepsi

bahwa kegiatan pertambangan tidak memberikan perubahan terhadap penyerapan

tenaga kerja lokal (Gambar 14).

Persepsi responden yang umumnya menyatakan bahwa kehadiran

perusahaan pertambangan tidak memberikan perubahan terhadap penyerapan

tenaga kerja lokal didukung oleh minimnya responden yang bekerja pada

perusahaan pertambangan tersebut.

Responden yang bekerja pada perusahaan pertambangan sebanyak 8.75%,

sedangkan yang pernah bekerja pada perusahaan sebanyak 8.75%. Responden

yang tidak bekerja atau tidak pernah bekerja pada perusahaan pertambangan

sebanyak 82.5%. Responden yang bekerja atau pernah bekerja pada perusahaan

pertambangan umumnya berasal dari responden yang berada pada strata

menengah yaitu masing-masing sebesar 17%. (Lampiran 13).

Hasil analisis menunjukkan bahwa responden yang bekerja pada perusahaan

pertambangan berasosiasi dengan Kelurahan Bontang Lestari, sedangkan

responden yang pernah bekerja pada perusahaan pertambangan berasosiasi dengan

Kelurahan Kanaan. Responden yang tidak pernah bekerja pada perusahaan

pertambangan berasosiasi dengan Desa Suka Damai dan Desa Suka Rahmat

(Gambar 15).

Berdasarkan pelapisan sosial ekonomi, responden yang bekerja dan pernah

bekerja pada perusahaan pertambangan berasosiasi dengan responden yang berada

pada strata menengah, sedangkan responden yang tidak bekerja pada perusahaan

pertambangan berasosiasi dengan responden yang berada pada strata atas dan

bawah (Gambar 16). Hal ini menujukkan bahwa responden yang bekerja sebagai

karyawan swasta adalah responden yang berada pada strata menengah sedangkan

responden yang berada pada strata atas umumnya bekerja sebagai petani,

wiraswasta, guru/PNS/ABRI dan responden yang berada pada strata bawah

umumnya bekerja sebagai petani.

Page 110: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

93

Gambar 15 Pola asosiasi antara responden yang bekerja, pernah bekerja dan tidak bekerja pada perusahaan pertambangan dengan desa/kelurahan.

Gambar 16 Pola asosiasi antara responden yang bekerja, pernah bekerja dan tidak bekerja pada perusahaan pertambangan dengan pelapisan sosial ekonomi.

2D Plot of Row and Column Coordinates; Dimension: 1 x 2

Input Table (Rows x Columns): 4 x 3Standardization: Row and column profiles

Row.Coords Col.Coords

SukaDamai

SukaRahmat

BontangLestari

Kanaan

Bekerja

Pernah bekerja

Tidak bekerja

-1.0 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6

Dimension 1; Eigenvalue: .06871 (77.24% of Inertia)

-0.6

-0.5

-0.4

-0.3

-0.2

-0.1

0.0

0.1

0.2

0.3

Dim

ensi

on 2

; Eig

enva

lue:

.020

25 (

22.7

6% o

f Ine

rtia

)

2D Plot of Row and Column Coordinates; Dimension: 1 x 2

Input Table (Rows x Columns): 3 x 3Standardization: Row and column profiles

Row.Coords Col.Coords

Atas

Menengah

Bawah

Bekerja

Pernah bekerja

Tidak bekerja

-0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Dimension 1; Eigenvalue: .09498 (92.91% of Inertia)

-0.3

-0.2

-0.1

0.0

0.1

0.2

0.3

Dim

ensi

on 2

; Eig

enva

lue:

.007

25 (

7.09

3% o

f Ine

rtia

)

Page 111: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

94

Minimnya penyerapan tenaga kerja lokal oleh perusahaan tambang

disebabkan oleh tingkat pendidikan masyarakat yang tidak memenuhi kriteria

yang dipersyaratkan oleh perusahaan. Salah satu persyaratan untuk bekerja pada

perusahaan pertambangan adalah tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan

minimum yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah SLTA, sedangkan responden

umumnya memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah. Responden yang

berpendidikan setingkat SLTA hanya sebesar 22% dan sebagian besar berada di

Kelurahan Kanaan.

Kesejahteraan Keluarga

Tingkat kesejahteraan keluarga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan

keluarga tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari baik untuk

sandang, pangan, pendidikan, dan kesehatan diperlukan pendapatan yang cukup.

Perubahan tingkat pendapatan responden dalam lima tahun terakhir cukup

beragam. Responden yang menyatakan mengalami perubahan tingkat pendapatan

menjadi membaik sebanyak 25%, sedangkan yang tidak mengalami perubahan

pendapatan sebanyak 33%. Sebagian besar responden, yaitu 42% mengalami

penurunan pendapatan atau kondisi yang memburuk. Tingkat pendapatan yang

membaik umumnya dirasakan oleh responden yang berada pada strata atas

sebesar 47%, sedangkan tingkat pendapatan yang tidak mengalami perubahan atau

memburuk umumnya terjadi pada responden yang berada pada strata bawah

sebesar 46% (Lampiran 14).

Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat pendapatan responden dalam

lima tahun terakhir menunjukkan pola asosiasi yang menarik. Responden yang

berada pada Desa Suka Damai dan Kelurahaan Kanaan berasosiasi dengan

pendapatan yang agak membaik, sedangkan responden yang berada pada Desa

Suka Rahmat dan Kelurahan Bontang Lestari berasosiasi dengan tidak ada

perubahan terhadap pendapatan. Sebaliknya responden yang berada pada Desa

Kandolo sebagai desa-non dampak berasosiasi dengan pendapatan yang

memburuk (Gambar 17).

Hasil wawancara dan observasi lapangan menunjukkan bahwa penurunan

pendapatan dari responden pada umumnya disebabkan oleh tanaman yang rusak

Page 112: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

95

atau gagal panen. Jenis komoditas yang ditanam oleh petani umumnya adalah

pisang. Dua tahun belakangan ini, tanaman pisang diserang oleh sejenis virus

sehingga daun dan pohon pisang kering, kalaupun dapat berbuah isi buahnya

berwarna hitam. Serangan penyakit ini sangat besar pengaruhnya terhadap kondisi

perekonomian beberapa desa yang menjadi pemasok tanaman pisang antara lain

Desa Suka Rahmat, Desa Suka Damai, Desa Martadinata, Desa Teluk Pandan,

dan Desa Kandolo.

Gambar 17 Pola asosiasi antara tingkat pendapatan responden dalam lima tahun terakhir dengan desa/kelurahan.

Disamping gagal panen atau tanaman rusak, pendapatan responden Desa

Kandolo yang memburuk juga disebabkan oleh tidak tersedianya lapangan kerja

selain sebagai petani. Sebaliknya perubahan pendapatan responden kearah yang

membaik yang terjadi di Desa Suka Damai dan Kelurahan Kanaan tidak

disebabkan oleh kehadiran perusahaan pertambangan. Hal ini dukung oleh

pendapatan responden di Desa Suka Rahmat dan Bontang Lestari yang tidak

2D Plot of Row and Column Coordinates; Dimension: 1 x 2

Input Table (Rows x Columns): 5 x 3Standardization: Row and column profiles

Row.Coords Col.Coords

SukaDamai

SukaRahmatBontangLestari

Kanaan

Kandolo

Membaik

Tidak berubah

Memburuk

-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8

Dimension 1; Eigenvalue: .14260 (85.76% of Inertia)

-0.3

-0.2

-0.1

0.0

0.1

0.2

0.3

Dim

ensi

on 2

; Eig

enva

lue:

.023

67 (

14.2

4% o

f Ine

rtia

)

Page 113: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

96

mengalami perubahan walaupun termasuk desa binaan dari perusahaan

pertambangan.

Berdasarkan pelapisan sosial ekonomi masyarakat, pendapatan yang

mengalami kondisi memburuk berasosiasi dengan responden yang berada pada

strata menengah, sedangkan pendapatan yang membaik berasosiasi dengan

responden pada strata atas. Sebaliknya responden yang berada pada strata bawah

berasosiasi dengan pendapatan yang tidak berubah (Gambar 18).

Gambar 18 Pola assosiasi tingkat pendapatan responden dalam lima tahun terakhir dengan pelapisan sosial ekonomi.

Adapun sumber perubahan tingkat pendapatan responden kearah yang lebih

baik khususnya responden yang berada pada strata atas dan menengah sebagian

besar berasal dari usaha sendiri, sedangkan sumber perubahan pendapatan pada

strata bawah umumnya berasal dari program pemerintah dan usaha sendiri (Tabel

24). Peningkatan pendapatan dari usaha sendiri dimungkinkan karena responden

yang berada pada strata atas memiliki modal untuk melakukan usaha sendiri

antara lain membuka warung, rumah makan, menambah jenis komoditas, dan

melakukan pemupukan pada komoditas yang ditanam.

2D Plot of Row and Column Coordinates; Dimension: 1 x 2

Input Table (Rows x Columns): 3 x 3Standardization: Row and column profiles

Row.Coords Col.Coords

Atas

Menengah

Bawah

Membaik

Tidak berubah

Memburuk

-0.6 -0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

Dimension 1; Eigenvalue: .10149 (98.08% of Inertia)

-0.08

-0.06

-0.04

-0.02

0.00

0.02

0.04

0.06

0.08

Dim

ensi

on 2

; Eig

enva

lue:

.001

99 (

1.92

0% o

f Ine

rtia

)

Page 114: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

97

Tabel 24 Sumber perubahan pendapatan responden berdasarkan pelapisan sosial

ekonomi

Jumlah responden (%) Pelapisan sosial ekonomi Perusahaan

Program Pemerintah

Perusahaan lain

Usaha sendiri

Atas 14

14

14

57

Menengah 13

38

0

50

Bawah 20

40

0

40

Hasil analisis menunjukkan bahwa responden yang berada pada strata bawah

berasosiasi dengan sumber perubahan pendapatan yang berasal dari perusahaan

pertambangan dan program pemerintah, sedangkan responden yang berada pada

strata menengah berasosiasi dengan sumber perubahan pendapatan yang berasal

dari program pemerintah dan usaha sendiri. Responden yang berada strata atas

berasosiasi dengan sumber perubahan pendapatan yang berasal dari usaha sendiri

(Gambar 19).

Gambar 19 Pola asosiasi antara sumber perubahan pendapatan responden dengan pelapisan sosial ekonomi.

2D Plot of Row and Column Coordinates; Dimension: 1 x 2

Input Table (Rows x Columns): 3 x 4Standardization: Row and column profiles

Row.Coords Col.Coords

Atas

Menengah

Bawah

Perusahaan

Program Pemerintah

Perusahaan Lain

Usaha Sendiri

-0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8

Dimension 1; Eigenvalue: .14752 (94.83% of Inertia)

-0.15

-0.10

-0.05

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

Dim

ensi

on 2

; Eig

enva

lue:

.008

04 (

5.17

0% o

f Ine

rtia

)

Page 115: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

98

Persepsi masyarakat terhadap dampak kegiatan pertambangan terhadap

kesejahteraan keluarga sangat beragam. Sebanyak 50% responden memiliki

persepsi bahwa perusahaan pertambangan tidak memberikan dampak terhadap

kesejahteraan keluarga. Responden yang memiliki persepsi bahwa perusahaan

pertambangan memberikan dampak terhadap kesejahteraan keluarga sebanyak

35%, sedang 8.75%, dan besar 6.25%. Responden yang menyatakan bahwa

perusahaan pertambangan memberikan dampak terhadap kesejahteraan keluarga

umumnya berasal dari strata atas, sedangkan 50% dari responden yang berasal

dari strata menengah dan bawah menyatakan bahwa perusahaan pertambangan

tidak memberikan dampak terhadap kesejahteraan keluarga (Lampiran 15).

Hasil analisis menunjukkan bahwa responden yang berada pada Desa Suka

Damai dan Desa Suka Rahmat berasosiasi dengan persepsi bahwa perusahaan

pertambangan tidak memberikan dampak terhadap kesejahteraan keluarga.

Responden yang berada pada Kelurahan Bontang Lestari berasosiasi dengan

persepsi bahwa dampak perusahaan pertambangan terhadap kesejahteraan

keluarga adalah sedang, sedangkan responden yang berada pada Kelurahan

Kanaan berasosiasi dengan dua macam persepsi yaitu persepsi yang menyatakan

bahwa perusahaan pertambangan memberikan dampak yang besar terhadap

kesejahteraan keluarga dan persepsi yang menyatakan bahwa dampak perusahaan

pertambangan terhadap kesejahteraan keluarga adalah kecil (Gambar 20).

Adanya dua macam persepsi yang berbeda pada Kelurahan Kanaan

disebabkan oleh adanya pelapisan sosial pada masyarakat. Responden yang

memiliki persepsi bahwa perusahaan memberikan dampak yang besar terhadap

kesejahteraan keluaraga adalah responden yang berada pada strata atas.

Sebaliknya responden yang berada pada strata bawah memiliki persepsi bahwa

dampak perusahaan pertambangan terhadap kesejahteraan keluarga adalah kecil

dan tidak ada. Hal ini mencerminkan bahwa program pengembangan masyarakat

yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan sebagian besar hanya menyentuh

masyarakat pada strata atas. Persepsi responden yang berada pada strata

menengah mengenai dampak perusahaan pertambangan terhadap kesejahteraan

keluarga berasosiasi dengan sedang (Gambar 21).

Page 116: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

99

Gambar 20 Pola asosiasi antara desa/kelurahan dengan persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap kesejahteraan keluarga

Gambar 21 Pola asosiasi antara pelapisan sosial ekonomi masyarakat dengan persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap kesejahteraan keluarga

2D Plot of Row and Column Coordinates; Dimension: 1 x 2

Input Table (Rows x Columns): 4 x 4Standardization: Row and column profiles

Row.Coords Col.Coords

SukaDamai

SukaRahmat

BontangLestari

Kanaan

Besar

Sedang

KecilTidak Ada

-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2

Dimension 1; Eigenvalue: .35558 (83.18% of Inertia)

-0.6

-0.4

-0.2

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Dim

ensi

on 2

; Eig

enva

lue:

.071

88 (

16.8

1% o

f Ine

rtia

)

2D Plot of Row and Column Coordinates; Dimension: 1 x 2

Input Table (Rows x Columns): 3 x 4Standardization: Row and column profiles

Row.Coords Col.Coords

Atas

Menengah

Bawah

Besar

Sedang

Kecil

Tidak ada

-0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2

Dimension 1; Eigenvalue: .08963 (52.47% of Inertia)

-1.0

-0.8

-0.6

-0.4

-0.2

0.0

0.2

0.4

0.6

Dim

ensi

on 2

; Eig

enva

lue:

.081

21 (

47.5

3% o

f Ine

rtia

)

Page 117: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

100

Salah satu hal yang dianggap berperan dalam meningkatkan kesejahteraan

keluarga adalah kesempatan mendapatkan pendidikan yang layak bagi anak-anak

melalui pemberian dana pendidikan berupa beasiswa dan keikutsertaan dalam

program community development yang dilaksanakan oleh perusahaan.

Salah satu faktor yang menunjang kelangsungan pendidikan anak-anak

untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dipengaruhi adalah

penerimaan beasiswa baik yang berasal dari pemerintah maupun dari pihak swasta

yaitu perusahaan pertambangan yang beroperasional di daerah tersebut.

Berdasarkan hasil survei lapang, responden yang anak-anaknya memperoleh

beasiswa dari perusahaan pertambangan sebanyak 6%, yang pernah memperoleh

beasiswa 9%, dan yang tidak mendapatkan beasiswa 85% (Lampiran 16).

Berhentinya penerimaan beasiswa oleh anak-anak responden disebabkan oleh

jangka waktu yang telah habis dan tidak diperpanjang lagi oleh perusahaan atau

harus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Beasiswa umumnya

diberikan kepada jenjang pendidikan tertentu, sehingga pada saat melanjutkan

pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi beasiswa dihentikan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa responden yang anak-anaknya menerima

beasiswa dari perusahaan pertambangan berasosiasi dengan Desa Suka Damai.

Responden yang pernah menerima beasiswa dari perusahaan pertambangan

berasosiasi dengan Desa Suka Damai, sedangkan responden yang tidak menerima

beasiswa dari perusahaan pertambangan berasosiasi dengan Desa Suka Rahmat,

Kelurahan Bontang Lestari, dan Kelurahan Kanaan (Gambar 22).

Berdasarkan pelapisan sosial ekonomi, responden yang menerima beasiswa

dari perusahaan pertambangan berasosiasi dengan responden yang berada pada

strata atas, sedangkan responden yang tidak mendapatkan beasiswa dari

perusahaan pertambangan berasosiasi dengan responden yang berada pada strata

menengah dan bawah. Responden yang pernah dapat beasiswa jumlahnya jarang

sehingga tidak memiliki asosiasi dengan salah satu strata (Gambar 23).

Hal ini menunjukkan bahwa pemberian beasiswa dari perusahaan

pertambangan belum merata dan hanya menyentuh pada masyarakat yang berada

pada strata atas. Disamping itu, pemberian beasiswa diberikan hanya untuk jangka

waktu dan jenjang pendidikan tertentu saja sehingga beberapa anak yang biaya

Page 118: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

101

pendidikannya tergantung dari pemberian besiswa tidak dapat melanjutkan

pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Gambar 22 Pola asosiasi antara responden yang menerima beasiswa, pernah menerima beasiswa, dan tidak menerima beasiswa dari perusahaan pertambangan dengan desa/kelurahan.

Kegiatan community development yang dilaksanakan oleh perusahaan

pertambangan diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan

keluarga khususnya bagi masyarakat yang berada di sekitar lokasi tambang. Hal

ini dapat ditempuh melalui keikutsertaan responden dalam program community

development yang dilaksanakan oleh perusahaan khususnya dalam bentuk

pemberdayaan masyarakat dan pertumbuhan usaha-usaha kecil. Namun responden

yang pernah terlibat dalam kegiatan community development perusahaan hanya

sebanyak 15%, sedangkan sebanyak 85% responden tidak pernah ikutserta dalam

program community develolpment perusahaan pertambangan (Lampiran 17).

Disamping itu, responden yang ikutserta dalam program community

develolpment perusahaan pertambangan lebih banyak yang berasal dari strata atas

(Gambar 24).

2D Plot of Row and Column Coordinates; Dimension: 1 x 2

Input Table (Rows x Columns): 4 x 3Standardization: Row and column profiles

Row.Coords Col.Coords

SukaDamai SukaRahmatBontangLestari

Kanaan

Menerima

Pernah menerima

Tidak menerima

-0.6 -0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3

Dimension 1; Eigenvalue: .03016 (95.59% of Inertia)

-0.10

-0.08

-0.06

-0.04

-0.02

0.00

0.02

0.04

0.06

0.08

0.10

0.12

0.14

0.16

Dim

ensi

on 2

; Eig

enva

lue:

.001

39 (

4.41

5% o

f Ine

rtia

)

Page 119: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

102

Gambar 23 Pola asosiasi antara responden yang menerima beasiswa, pernah menerima beasiswa, dan tidak menerima beasiswa dari perusahaan pertambangan dengan pelapisan sosial ekonomi.

Keikutsertaan responden dalam program community development perusahaan pertambangan

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Atas Menengah Bawah

Jum

lah

(%)

Ya

Tidak

Gambar 24 Keikutsertaan responden dalam kegiatan community development perusahaan pertambangan berdasarkan pelapisan sosial ekonomi.

2D Plot of Row and Column Coordinates; Dimension: 1 x 2

Input Table (Rows x Columns): 3 x 3Standardization: Row and column profiles

Row.Coords Col.Coords

Atas

Menengah

Bawah

Menerima

Pernah menerima

Tidak menerima

-0.7 -0.6 -0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5

Dimension 1; Eigenvalue: .03538 (81.80% of Inertia)

-0.2

-0.1

0.0

0.1

0.2

0.3

0.4

Dim

ensi

on 2

; Eig

enva

lue:

.007

87 (

18.2

0% o

f Ine

rtia

)

Page 120: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

103

Keterlibatan masyarakat pada program community development yang

dilaksanakan PT Indominco Mandiri dan PT Badak NGL sangatlah rendah. Hal

ini disebabkan oleh sifat program kegiatan community development yang

dilaksanakan oleh perusahaan masih merupakan proyek dan masyarakat sebagai

obyek. Hal ini tercermin dari program kegiatan yang belum sesuai dengan

keinginan masyarakat dan kebutuhan masyarakat, serta tidak menyentuh semua

lapisan masyarakat. Program yang dilaksanakan oleh perusahaan sebagian besar

hanya dinikmati oleh masyarakat pada lapisan atas.

Kesejahteraan Masyarakat

Selain memberikan dampak terhadap kesejahteraan keluarga, kehadiran

perusahaan tambang diharapkan pula dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat pada umumnya khususnya masyarakat yang berada pada desa-desa di

sekitar lokasi tambang. Namun sebagian besar responden (62.75%) memiliki

persespi bahwa kehadiran perusahaan pertambangan tidak memberikan perubahan

terhadap kesejahteraan masyarakat. Jumlah responden yang memiliki persepsi

kesejahteraan masyarakat agak membaik sebanyak 26.25%, sedangkan yang

menyatakan membaik sebanyak 8.75%. Namun responden yang memiliki persepsi

bahwa kehadiran perusahaan pertambangan memberikan dampak terhadap

kesejahteraan masyarakat umumnya berasal dari strata atas dan menengah

(Lampiran 18).

Hasil analisis menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap dampak

perusahaan pertambangan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat

menghasilkan pola asosiasi yang menarik (Gambar 25). Responden yang berada

pada Desa Suka Damai dan Desa Suka Rahmat berasosiasi dengan persepsi bahwa

kehadiran perusahaan pertambangan tidak memberikan perubahan terhadap

kesejahteraan masyarakat. Hal ini didukung oleh kondisi lapangan yang

menunjukkan bahwa kondisi kesejahteraan masyarakat yang berada pada Desa

Suka Damai dan Desa Suka Rahmat tidak jauh berbeda dengan masyarakat yang

berada pada desa non-dampak yaitu Desa Kandolo.

Responden yang berada Kelurahan Kanaan berasosiasi dengan persepsi yang

menyatakan bahwa kehadiran perusahaan memberikan perubahan yang agak

Page 121: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

104

membaik terhadap kesejahteraan masyarakat pada kelurahan tersebut. Responden

yang berada pada Kelurahan Bontang Lestari berasosiasi dengan persepsi yang

menyatakan bahwa kesejahteraan masyarakat membaik setelah adanya perusahaan

pertambangan. Hal ini dimungkinkan dengan adanya sentuhan program

community development pada Kelurahan Kanaan dan meningkatnya jumlah

responden yang bekerja pada sub kontraktor perusahaan pertambangan di

Kelurahan Bontang Lestari.

Gambar 25 Pola assosiasi antara desa/kelurahan dengan persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap kesejahteraan masyarakat.

Namun peningkatan kesejahteraan sebagai dampak dari kehadiran

perusahaan pertambangan yang agak membaik atau membaik belum dinikmati

oleh semua lapisan masyarakat. Berdasarkan pelapisan sosial ekonomi,

masyarakat yang memiliki persepsi bahwa kesejahteraan masyarakat menjadi

membaik setelah adanya perusahaan pertambangan adalah responden yang berada

pada strata atas. Sebaliknya responden pada strata menengah memiliki persepsi

bahwa kehadiran perusahaan pertambangan tidak memberikan perubahan

terhadap kesejahteraan masyarakat. Namun responden pada strata bawah

2D Plot of Row and Column Coordinates; Dimension: 1 x 2

Input Table (Rows x Columns): 4 x 3Standardization: Row and column profiles

Row.Coords Col.Coords

SukaDamaiSukaRahmat

BontangLestari

Kanaan

Membaik

Agak membaik

Tidak berubah

-1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Dimension 1; Eigenvalue: .62882 (93.36% of Inertia)

-0.8

-0.7

-0.6

-0.5

-0.4

-0.3

-0.2

-0.1

0.0

0.1

0.2

0.3

Dim

ensi

on 2

; Eig

enva

lue:

.044

69 (

6.63

5% o

f Ine

rtia

)

Page 122: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

105

berasosiasi dengan persepsi bahwa kesejahteraan masyarakat agak membaik

setelah adanya perusahaan pertambangan (Gambar 26). Hal ini menunjukkan

bahwa peningkatan kesejahteraan belum dirasakan secara merata oleh semua

lapisan masyarakat.

Gambar 26 Pola assosiasi antara pelapisan sosial ekonomi dengan persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu aspek yang dilihat dari peningkatan kesejahteraan masyarakat

adalah tumbuhnya usaha kecil (warung, koperasi, dan lainya) sebagai salah satu

indikasi pertumbuhan perekonomian di desa tersebut. Persepsi responden yang

menyatakan bahwa kehadiran perusahaan pertambangan memberikan dampak

positif terhadap pertumbuhan usaha-usaha kecil sehingga kondisinya menjadi

lebih membaik hanya 3.75%. Responden yang memiliki persepsi bahwa usaha-

usaha kecil agak membaik sebanyak 55%, sedangkan responden yang memiliki

persepsi tidak ada perubahan sebanyak 41.25% (Lampiran 19).

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pola asosiasi yang menarik

antara persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap usaha kecil dengan

desa/kelurahan (Gambar 27).

2D Plot of Row and Column Coordinates; Dimension: 1 x 2

Input Table (Rows x Columns): 3 x 3Standardization: Row and column profiles

Row.Coords Col.Coords

Atas

Menengah

Bawah

Membaik

Agak membaik

Tidak berubah

-0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3

Dimension 1; Eigenvalue: .01789 (98.47% of Inertia)

-0.03

-0.02

-0.01

0.00

0.01

0.02

0.03

0.04

Dim

ensi

on 2

; Eig

enva

lue:

.000

28 (

1.53

0% o

f Ine

rtia

)

Page 123: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

106

Responden yang berada pada Desa Suka Damai dan Kelurahan Kanaan

berasosiasi dengan persepsi bahwa kehadiran perusahaan menyebabkan

pertumbuhan dan kondisi usaha-usaha kecil agak membaik. Hal ini didukung oleh

kenyataan di lapangan bahwa usaha-usaha kecil pada kedua lokasi tersebut cukup

berkembang. Sepanjang jalan poros Samarinda-Bontang yang merupakan wilayah

Desa Suka Damai bermunculan warung makan baik yang dibuka oleh masyarakat

setempat maupun pendatang yang tujuan utamanya datang ke lokasi tersebut

adalah untuk membuka usaha warung.

Gambar 27 Pola asosiasi antara desa/kelurahan dengan persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap usaha –usaha kecil.

Usaha warung yang bermunculan di sepanjang jalan poros Samarinda-

Bontang lebih disebabkan oleh semakin ramainya jalur tersebut dilalui oleh

kendaraan. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pemilik warung,

diketahui bahwa kepindahan mereka ke lokasi tersebut bukan karena adanya

perusahaan pertambangan. Mereka pindah ke lokasi tersebut karena belum

2D Plot of Row and Column Coordinates; Dimension: 1 x 2

Input Table (Rows x Columns): 4 x 3Standardization: Row and column profiles

Row.Coords Col.Coords

SukaDamai

SukaRahmat

BontangLestari

Kanaan

Membaik

Agak membaik

Tidak berubah

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Dimension 1; Eigenvalue: .66948 (88.46% of Inertia)

-1.8

-1.6

-1.4

-1.2

-1.0

-0.8

-0.6

-0.4

-0.2

0.0

0.2

0.4

0.6

Dim

ensi

on 2

; Eig

enva

lue:

.087

34 (

11.5

4% o

f Ine

rtia

)

Page 124: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

107

memiliki mata pencaharian yang tetap atau pendapatan mereka tidak mencukupi

di tempat yang lama.

Namun responden Desa Suka Rahmat dan Kelurahan Bontang Lestari

berasosiasi dengan persepsi bahwa kehadiran perusahaan pertambangan tidak

memberikan perubahan terhadap usaha kecil pada desa/kelurahan tersebut.

Perubahan kondisi usaha kecil sebagai dampak dari kehadiran perusahaan

pertambangan berdasarkan pelapisan sosial ekonomi masyarakat memberikan

pola asosiasi yang menarik. Responden yang memiliki persepsi bahwa kehadiran

perusahaan pertambangan memberikan kontribusi terhadap usaha kecil sehingga

menjadi membaik berasosiasi dengan strata bawah. Namun responden pada strata

menengah dan atas memiliki persepsi bahwa kehadiran perusahaan tidak

memberikan perubahan terhadap usaha kecil (Gambar 28).

Gambar 28 Pola asosiasi antara pelapisan sosial ekonomi masyarakat dengan persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap usaha-usaha kecil.

2D Plot of Row and Column Coordinates; Dimension: 1 x 2

Input Table (Rows x Columns): 3 x 3Standardization: Row and column profiles

Row.Coords Col.Coords

Atas Menengah

Bawah

Membaik

Agak membaik

Tidak berubah

-0.9-0.8

-0.7-0.6

-0.5-0.4

-0.3-0.2

-0.10.0

0.10.2

0.30.4

Dimension 1; Eigenvalue: .03027 (92.32% of Inertia)

-0.06

-0.04

-0.02

0.00

0.02

0.04

0.06

0.08

0.10

0.12

0.14

0.16

Dim

ensi

on 2

; Eig

enva

lue:

.002

52 (

7.68

3% o

f Ine

rtia

)

Page 125: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

108

Pemberian Bantuan yang Bersifat Insidentil

Pemberian bantuan yang bersifat insidentil diberikan kepada anggota

masyarakat, organisasi kepemudaan, LSM, maupun instansi pemerintah setelah

mengajukan proposal kepada perusahaan. Proposal tersebut biasanya berisi

permohonan bantuan untuk biaya pengobatan, kegiatan dalam rangka peringatan

hari-hari besar agama dan nasional, berbagai kegiatan seminar, kegiatan bidang

pendidikan, olahraga dan seni, maupun akomodasi dan transportasi khususnya

dari instansi pemerintah.

Namun banyaknya permintaan bantuan insidentil tersebut mengakibatkan

perusahaan mengalami kesulitan dalam menjalankan program kegiatan yang telah

dibuat terutama dalam pengalokasian dana.

Dampak Tidak Langsung

Dampak tidak langsung yang diberikan oleh perusahaan terhadap

masyarakat di sekitar lokasi pertambangan umumnya dalam bentuk pembangunan

infrastruktur atau bentuk fisik.

Bantuan pembangunan infrastruktur desa yang telah diberikan oleh

PT.Indominco Mandiri antara lain pembangunan kantor desa, jalan, dan jembatan.

Namun persentase jumlah jalan yang dibangun oleh perusahaan sangat kecil.

Berdasarkan hasil observasi lapang dan wawancara dengan tokoh masyarakat dan

anggota masyarakat, jalan dan jembatan yang telah dibangun oleh PT Indominco

Mandiri berupa jalan tanah dan jembatan kayu menuju Dusun Danau Redan.

Namun pada musim hujan jalan tersebut tidak dapat dilalui oleh kendaraan karena

kondisi tanahnya yang liat.

Kondisi jalan pada kedua desa binaan PT Indominco Mandiri, yaitu Desa

Suka Damai dan Desa Suka Rahmat, lebih dominan jalan tanah. Jalan aspal hanya

ditemui pada pemukiman yang berada pada jalan poros Samarinda-Bontang,

selebihnya merupakan jalan tanah. Untuk mencapai dusun atau pemukiman

penduduk yang berada di pedalaman, harus menggunakan jalan tanah yang tidak

dapat dilalui kendaraan pada waktu hujan.

Kondisi jalan pada Kelurahan Bontang Lestari tidak jauh berbeda dengan

kedua desa tersebut di atas. Untuk mencapai kelurahan tersebut melewati jalan

Page 126: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

109

tanah yang diperkeras sepanjang ± 15 km, namun pada musim hujan sulit untuk

dilewati kendaraan. Keberadaan jalan inipun dalam rangka menunjang persiapan

pemindahan pemerintahan Kota Bontang ke Kelurahan Bontang Lestari dan

merupakan program dari pemerintah daerah setempat. Menurut hasil wawancara

dengan tokoh masyarakat setempat maupun warga masyarakat, PT Badak NGL

belum pernah memberikan bantuan dalam bentuk pembangunan infrastruktur di

kelurahan tersebut. Padahal salah satu dusun di kelurahan tersebut, yaitu Dusun

Baltim yang termasuk dalam RT 01 dan 02, berbatasan langsung dengan tanah

milik PT Badak NGL (Gambar 29).

Gambar 29 Rumah masyarakat yang berbatasan langsung dengan lahan milik PT Badak NGL di Dusun Baltim Kelurahan Bontang Lestari

Bantuan pembangunan fisik yang umumnya diberikan oleh PT Badak NGL

antara lain dalam bentuk renovasi atau perbaikan gedung instansi pemerintah dan

semenisasi jalan-jalan pada beberapa kelurahan.

Page 127: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

110

Konflik

Kehadiran perusahaan pertambangan pada suatu lokasi tidak terlepas dari

konflik, baik antar masyarakat dengan masyarakat lain khususnya pendatang

maupun antara masyarakat dengan perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara

dengan responden, tokoh masyarakat, dan aparat desa, tidak ada konflik antara

masyarakat dengan pendatang. Hal ini disebabkan pendatang yang ada umumnya

merupakan anggota keluarga dari masyarakat sendiri atau berasal dari daerah asal

yang sama.

Hasil wawancara dengan responden dan tokoh masyarakat menunjukkan

bahwa terdapat konflik antara masyarakat dengan perusahaan pertambangan, baik

PT Indominco Mandiri maupun PT Badak NGL. Responden yang menyatakan

adanya konflik antara masyarakat dengan perusahaan pertambangan sebanyak

17.5%, sedangkan yang menyatakan tidak ada konflik dengan perusahaan

pertambangan sebanyak 82.5% (Lampiran 20).

Konflik yang terjadi antara masyarakat yang berada pada Desa Suka Damai

dan Desa Suka Rahmat dengan PT Indominco Mandiri menyangkut ganti rugi

akibat tumpang tindih lahan garapan masyarakat dengan wilayah kerja

pertambangan dan penyerapan tenaga kerja yang dianggap sangat minim oleh

masyarakat. Sedangkan konflik antara masyarakat Kelurahan Bontang Lestari dan

Kelurahaan Kanaan dengan PT Badak NGL menyangkut kurangnya kontribusi

dan perhatian perusahaan terhadap masyarakat baik dalam bentuk fisik maupun

non fisik.

Konflik yang terjadi antara masyarakat dengan perusahaan pertambangan

berdasarkan pelapisan sosial ekonomi memberikan pola asosiasi tertentu.

Responden yang berada pada strata atas dan strata bawah berasosiasi dengan tidak

ada konflik. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat pada strata atas dan bawah

cenderung tidak bermasalah dengan kehadiran perusahaan pertambangan.

Responden yang berada pada strata atas cenderung memiliki usaha sendiri dan

tidak terpengaruh dengan kehadiran perusahaan pertambangan. Sebaliknya

responden yang berada pada strata bawah lebih memilih sikap diam dan

cenderung tidak peduli dengan kehadiran perusahaan pertambangan. Hasil

wawancara dengan responden yang berada pada strata bawah mengungkapkan

Page 128: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

111

bahwa kehadiran perusahaan pertambangan di daerah mereka tidak akan

memberikan perubahan yang berarti bagi kesejahteraan hidup mereka. Oleh

karena itu, mereka lebih memilih sikap diam dan menekuni pekerjaan mereka.

Namun responden yang berada pada strata menengah berasosiasi dengan adanya

konflik terhadap PT Indominco Mandiri (Gambar 30).

Keterangan : PTIM : PT Indominco Mandiri PTB : PT Badak NGL

Gambar 30 Pola asosiasi antara pelapisan sosial ekonomi dengan konflik masyarakat dengan PT Indominco Mandiri dan PT Badak NGL

Disamping konflik dengan perusahaan, permasalahan lain yang sedang

dihadapi oleh masyarakat adalah konflik wilayah sebagai dampak dari pemekaran

wilayah. Konflik yang terjadi sebagai dampak dari pemekaran wilayah tersebut

ditemui pada wilayah perbatasan Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang yaitu

Desa Suka Damai dan Desa Suka Rahmat. Desa Suka Damai dan Desa Suka

Rahmat secara administrasi termasuk dalam wilayah Kabupaten Kutai Timur.

Namun sebelum kedua daerah tersebut menjadi daerah otonom, masyarakat yang

2D Plot of Row and Column Coordinates; Dimension: 1 x 2

Input Table (Rows x Columns): 3 x 3Standardization: Row and column profiles

Row.Coords Col.Coords

Atas

MenengahBawah

PTIM

PTB

Tidak ada konflik

-0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7

Dimension 1; Eigenvalue: .04283 (99.38% of Inertia)

-0.08

-0.07

-0.06

-0.05

-0.04

-0.03

-0.02

-0.01

0.00

0.01

0.02

0.03

0.04

Dim

ensi

on 2

; Eig

enva

lue:

.000

27 (

.623

6% o

f Ine

rtia

)

Page 129: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

112

menempati kedua desa tersebut lebih banyak berinteraksi dengan Kota Bontang,

mulai dari kartu identitas, pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan pokok lainnya.

Hal ini dikarenakan kedekatan jarak dan kemudahan sarana transportasi.

Masyarakat Desa Suka Damai yang memilih bergabung dengan Kota

Bontang membentuk desa baru yaitu Desa Persiapan Kali Gowa sebagai bentuk

protes dan ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah daerah (Lampiran 21),

sedangkan masyarakat desa Suka Rahmat yang memilih bergabung dengan Kota

Bontang membentuk desa baru dengan nama Desa Persiapan Sungai Bontang.

Ikhtisar

Program community development yang dilaksanakan oleh PT Indominco

Mandiri dan PT Badak NGL tidak memberikan dampak terhadap peningkatan

kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi pertambangan. Program kegiatan

community development yang dilaksanakan oleh perusahaan sifatnya merupakan

proyek dan masyarakat sebagai obyek. Hal ini tercermin dari program kegiatan

yang belum sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat, serta belum

menyentuh semua lapisan masyarakat. Program yang dilaksanakan oleh

perusahaan sebagian besar hanya dinikmati oleh masyarakat pada lapisan atas.

Sarana prasarana fisik atau infrastruktur pada desa dampak dan desa non-

dampak tidak banyak menunjukkan perbedaan. Sumber penerangan, sumber air

bersih, sarana jalan, sarana pendidikan, sarana ibadah, dan sarana transportasi

adalah seragam pada ketiga desa dampak yaitu Desa Suka Damai, Desa Suka

Rahmat, dan Kelurahan Bontang Lestari dengan desa non-dampak yaitu Desa

Kandolo. Desa dampak yang memiliki fasilitas yang lebih baik adalah Kelurahan

Kanaan karena didukung oleh posisi kelurahan tersebut yang berada di tengah

Kota Bontang sehingga terjangkau oleh fasilitas listrik (PLN) dan air bersih

(PAM).

Dengan demikian, program community development PT Indominco Mandiri

dan PT Badak NGL belum sepenuhnya dapat dinikmati oleh masyarakat di sekitar

lokasi pertambangan antara lain dalam bentuk kesempatan kerja, pertumbuhan

ekonomi mikro antara lain usaha-usaha kecil, peningkatan kualitas SDM melalui

peningkatan tingkat pendidikan, dan lainnya.

Page 130: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

113

Adapun dampak kegiatan pertambangan terhadap pengembangan

masyarakat khususnya yang berada di sekitar lokasi pertambangan disajikan pada

Tabel 25.

Tabel 25 Dampak kegiatan pertambangan terhadap pengembangan masyarakat

No. Dampak terhadap pengembangan masyarakat

Kota Bontang Kabupaten Kutai Timur

1 Penyerapan tenaga kerja lokal Agak membaik Tidak berubah

2 Tingkat kesejahteraan keluarga Sedang Kurang

3 Tingkat pendidikan Kurang Sedang

4 Tingkat pendapatan Tidak berubah Tidak berubah

5 Tingkat kesejahteraan masyarakat

Agak membaik Tidak berubah

6 Pertumbuhan usaha-usaha kecil

Tidak berubah Tidak berubah

7 Konflik Tidak ada Ada

Page 131: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

KESESUAIAN PERUNTUKAN DAN PEMANFAATAN RUANG

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang

memberikan sebuah nuansa baru dalam kegiatan penataan ruang di daerah.

Undang-undang tersebut telah memberikan keleluasaan kepada pemerintah daerah

untuk mengelola penataan ruang wilayahnya sehingga produk penataan ruang

diharapkan lebih luwes dan fleksibel untuk mengantisipasi perkembangan dan

dinamika masyarakat.

Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah yang kemudian di ganti dengan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah, daerah diberi kewenangan dalam mengatur,

membagi dan memanfaatkan sumberdaya alam maupun sumberdaya lainnya yang

dimiliki oleh daerah tersebut. Kewenangan yang diberikan memberikan

keleluasaan kepada pemerintah daerah dalam melakukan pengaturan dan

perencanaan pengelolaan sumberdaya alam yang dimilikinya.

Tata Ruang dalam pandangan pemerintah merupakan pengaturan ruang

berdasarkan berbagai fungsi dan kepentingan tertentu atau pengaturan tempat bagi

berbagai aktivitas manusia. Untuk memenuhi kebutuhan semua pihak dengan adil,

menghindari persengketaan serta untuk menjamin kelestarian lingkungan maka

dibutuhkan suatu proses yaitu penataan ruang. Dalam penataan ruang, berbagai

sumberdaya alam ditata dari segi letak dan luas sebagai suatu kesatuan dengan

memperhatikan keseimbangan antara berbagai pemanfaatan antara lain kawasan

pertambangan dengan kawasan hutan lindung. Hasil dari penataan ruang ini

kemudian disebut sebagai Rencana Tata Ruang.

Dalam melaksanakan perencanaan pembangunan daerah khususnya dalam

perencanaan pengelolaan sumberdaya alam, pemerintah Kota Bontang dan

Kabupaten Kutai Timur masing-masing telah menyusun Rencana Tata Ruang

sebagai dasar dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan kepentingan dan potensi

yang dimiliki.

Page 132: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

115

Kesesuaian Pemanfaatan Ruang antara Wilayah Penelitian dengan

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Rencana pemanfaatan ruang wilayah Kota Bontang diatur dalam Peraturan

Daerah Kota Bontang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kota Bontang. Pola pemanfaatan ruang Kota Bontang tahun 2001-2010 terdiri

dari kawasan budidaya dan kawasan lindung. Pola pemanfaatan ruang kawasan

budidaya meliputi kawasan perumahan, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan

pemerintahan dan bangunan umum, kawasan industri, kawasan militer, kawasan

Ruang Terbuka Hijau (RTH) serta jaringan jalan dan sarana transportasi. Pola

pemanfaatan ruang kawasan lindung meliputi Taman Nasional Kutai, kawasan

hutan lindung dan resapan air, kawasan sempadan pantai, sungai, dan

kawasan/ruang terbuka hijau kota, serta kawasan pantai berhutan bakau, laut, dan

perairan.

Rencana pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Kutai Timur diatur dalam

Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Kutai Timur. Pola pemanfaatan ruang Kabupaten Kutai Timur tahun

2001-2005 terdiri atas kawasan hutan lindung/Cagar Alam/Hutan Wisata/Taman

Nasional, kawasan kehutanan, kawasan budidaya perkebunan/pertambangan/

pemukiman, dan areal yang diperuntukkan untuk pencadangan tanah/lokasi

transmigrasi.

Hasil overlay lokasi pertambangan dengan Peta Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) menunjukkan bahwa lokasi pertambangan PT Indominco

Mandiri memiliki fungsi pemanfaatan ruang sebagai kawasan kehutanan dan

kawasan hutan lindung/Cagar Alam/Hutan Wisata/Taman Nasional, sedangkan

lokasi industri PT Badak NGL memiliki fungsi pemanfaatan ruang sebagai

kawasan industri.

Desa Suka Damai dan Desa Suka Rahmat serta desa non-dampak yaitu

Desa Kandolo berdasarkan Peta RTRW Kabupaten Kutai Timur memiliki fungsi

pemanfaatan ruang sebagai kawasan hutan lindung/Cagar Alam/Hutan

Wisata/Taman Nasional. Sedangkan berdasarkan Peta RTRW Kota Bontang,

Kelurahan Bontang Lestari memiliki fungsi pemanfaatan ruang sebagai Hutan

Lindung, RTH, kawasan pemerintahan dan bangunan umum, hutan bakau,

Page 133: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

116

kawasan perikanan, pemukiman dan kawasan militer, sedangkan Kelurahan

Kanaan memiliki fungsi pemanfaatan ruang sebagai hutan lindung, pemukiman,

dan RTH.

Adapun kesesuaian pemanfaatan ruang wilayah penelitian dengan Peta

RTRW Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur disajikan selengkapnya pada

Tabel 26 dan digambarkan dalam Peta Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Wilayah

Penelitian dengan Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (Lampiran 23).

Tabel 26 Fungsi pemanfaatan ruang wilayah penelitian sesuai dengan Peta RTRW

No. Lokasi Pemanfaatan sekarang

Rencana pemanfaatan sesuai RTRW

1 PT Indominco Mandiri

Kawasan pertambangan

Kawasan kehutanan

Kawasan hutan lindung/Cagar Alam/Hutan Wisata/Taman Nasional

2 PT Badak NGL Kawasan industri Kawasan Industri

3 Desa Suka Damai

Pemukiman, Hutan Lindung

Kawasan hutan lindung/Cagar Alam/Hutan Wisata/Taman Nasional

4 Desa Suka Rahmat

Pemukiman, Hutan Lindung

Kawasan hutan lindung/Cagar Alam/Hutan Wisata/Taman Nasional

5 Kelurahan Bontang Lestari

Pemukiman, Hutan Lindung

Hutan Lindung

Ruang Terbuka Hijau

Kawasan pemerintahan dan bangunan umum

Hutan bakau

Kawasan perikanan

Pemukiman

Kawasan militer

6 Kelurahan Kanaan

Pemukiman

Hutan lindung

Pemukiman

Ruang Terbuka Hijau

7 Desa Kandolo Pemukiman, Taman Nasional

Kawasan hutan lindung/Cagar Alam/Hutan Wisata/Taman Nasional

Page 134: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

117

Lokasi pertambangan PT Indominco Mandiri belum diakomodir dalam

RTRW Kabupaten Kutai Timur sebagai kawasan pertambangan meskipun

keberadaan PT Indominco Mandiri di lokasi tersebut jauh sebelum penetapan

RTRW Kabupaten Kutai Timur. PT Indominco Mandiri mulai melakukan

penambangan pada tahun 1996, sedangkan RTRW Kabupaten Kutai Timur

ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2004 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Timur. Lokasi pertambangan lain yang

belum terakomodir dalam RTRW namun telah operasional dan berproduksi di

wilayah Kabupaten Kutai Timur adalah PT Kitadin. Dilain pihak, lokasi

pertambangan PT Kaltim Prima Coal yang lebih dulu eksis dalam pertambangan

telah terakomodir dalam RTRW. Bahkan atas usulan pemerintah daerah

setempat, lokasi pertambangan PT Kaltim Prima Coal yang tadinya memiliki

fungsi sebagai kawasan hutan telah berubah fungsi menjadi APL.

Kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Kutai Timur untuk tidak

memasukkan wilayah kerja pertambangan PT Indominco Mandiri sebagai

kawasan pertambangan dapat dipandang dari berbagai sisi. Apabila dipandang

dari sisi lingkungan, hal ini akan sangat berarti dalam upaya mempertahankan

fungsi ekologis dan hidroologis dari areal tersebut sebagai kawasan hutan

khususnya areal yang berada pada Hutan Lindung dan Taman Nasional Kutai.

Proses penambangan batubara yang dilakukan oleh PT Indominco Mandiri adalah

tambang terbuka (open pit mining) dengan metode gali-isi kembali (back filling

method). Hal ini menyebabkan terjadinya pembukaan kawasan hutan secara luas

dan pengupasan permukaan tanah yang menyebabkan terjadinya kubangan-

kubangan raksasa.

Sesuai dengan pasal 45 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan, bahwa penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan pembangunan di

luar kehutanan yang mengakibatkan kerusakan hutan wajib melakukan reklamasi

dan atau rehabilitasi sesuai dengan pola yang ditetapkan Pemerintah. Oleh karena

itu, reklamasi pada kawasan hutan bekas areal pertambangan wajib dilaksanakan

oleh pemegang izin pertambangan sesuai dengan tahapan kegiatan pertambangan.

Dengan demikian, setelah kegiatan penambangan selesai maka kawasan tersebut

dapat dikembalikan kepada peruntukannya semula. Namun hal ini memerlukan

pengawasan yang intensif dan koordinasi antar instansi terkait agar perusahaan

Page 135: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

118

pertambangan melaksanakan kewajiban sebagaimana mestinya. Lemahnya

pengawasan dan koordinasi antar instansi terkait akan menyebabkan kerusakan

hutan melalui pengurasan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui.

Dipandang dari sisi lain, ketidaksesuaian pemanfaatan ruang lokasi

pertambangan PT Indominco Mandiri merupakan suatu pelanggaran terhadap

produk hukum yang telah dibuat oleh Pemerintah. Sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang bahwa pemanfaatan

ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang diberikan pengenaan sanksi

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun belum ada

peraturan yang secara tegas dan jelas merumuskan bentuk pengenaan sanksi

tersebut.

Ketidaksesuaian pemanfaatan ruang untuk lokasi pertambangan juga dapat

menimbulkan konflik antar sektor. Salah satu bentuk konflik sektor pertambangan

dengan sektor lainnya antara lain adalah konflik dalam penataan dan pemanfaatan

ruang dan penggunaan hutan lindung untuk kegiatan pertambangan. Menurut

Bappenas (2004) penyebab konflik tersebut antara lain adalah sulitnya

mengakomodasi kegiatan pertambangan ke dalam penataan ruang serta tumpang

tindih pemanfaatan ruang dengan lahan kehutanan. Namun hal tersebut

sebenarnya dapat diselesaikan apabila ada koordinasi antar instansi terkait

khususnya dalam pemberian ijin lokasi untuk kegiatan pertambangan.

Kuasa pertambangan eksploitasi umumnya memiliki izin operasional selama

tiga puluh tahun. Berdasarkan pertimbangan tersebut, dalam penyusunan RTRW

seharusnya pemerintah daerah mempertimbangkan keberadaan kegiatan

pertambangan di wilayahnya khususnya yang sudah dalam tahap eksploitasi atau

produksi. Pada tahap eksploitasi, kegiatan pertambangan melakukan pembukaan

lahan yang cukup besar baik untuk penambangan bahan galian maupun untuk

pembangunan sarana pendukung yang sifatnnya permanen antara lain

perkantoran, perumahan, jalan, unit pengolahan, dan lainnya.

Apabila kegiatan pertambangan telah berakhir dan perusahaan

pertambangan telah menyelesaikan kewajibannya termasuk reklamasi dan

rehabilitasi lahan, maka lokasi tersebut dapat dimasukkan kembali ke dalam

rencana pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukan semula atau peruntukan

yang baru sesuai dengan rencana pemanfaatan yang baru. Sesuai dengan Undang-

Page 136: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

119

Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, jangka waktu RTRW

Kabupaten adalah sepuluh tahun sehingga setelah jangka waktu berakhir maka

dapat dilakukan review RTRW.

Salah satu contoh penetapan pemanfaatan lokasi pertambangan dalam

RTRW sebagai kawasan pertambangan meskipun memiliki fungsi sebagai

kawasan hutan adalah lokasi pertambangan PT Semen Cibinong di Propinsi Jawa

Barat. Hal ini ditempuh sebagai salah satu kebijakan pemerintah daerah untuk

menghindari pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan RTRW.

Desa Suka Damai, Desa Suka Rahmat, dan Desa Kandolo merupakan desa

definitif, namun dalam RTRW Kabupaten Kutai Timur merupakan kawasan hutan

lindung/Cagar Alam/Hutan Wisata/Taman Nasional. Ketidaksesuaian rencana

pemanfaatan ruang dengan kondisi riil di lapangan menunjukkan bahwa

penyusunan RTRW belum mempertimbangkan keadaan eksisting di lapangan.

Ketiga desa tersebut merupakan hasil pemekaran dari Desa Teluk Pandan yang

keberadaannya jauh sebelum terbentuknya Kabupaten Kutai Timur. Bahkan

ketiga desa tersebut lepas dari desa induknya setelah Kabupaten Kutai Timur

menjadi daerah otonom. Sebagai dampak belum terakomodirnya pemukiman

dalam RTRW, masyarakat pada ketiga desa tersebut belum bisa memiliki

dokumen legal sebagai bukti kepemilikan lahan secara sah menurut peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Pemanfaatan ruang untuk lokasi industri PT Badak NGL telah sesuai dengan

rencana pemanfaatan ruang dalam RTRW Kota Bontang sebagai kawasan

industri. Demikian pula dengan pemukiman masyarakat yang berada pada

Kelurahan Bontang Lestari dan Kelurahan Kanaan telah sesuai dengan

pemanfaatan ruang dalam RTRW Kota Bontang. Hal ini menunjukkan bahwa

pemerintah Kota Bontang telah mengakomodir penggunaan ruang riil di lapangan

ke dalam RTRW dan pemanfaatan ruang telah dilakukan sesuai dengan RTRW.

Page 137: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

120

Kesesuaian Fungsi Peruntukan Kawasan antara Wilayah Penelitian

dengan Kawasan Hutan

Pemberian wilayah konsesi pertambangan seringkali tidak

mempertimbangkan status tanah maupun kepemilikan tanah tersebut. Hal ini

menyebabkan timbulnya tumpang tindih antara lokasi pertambangan dengan

kawasan hutan dan lahan milik masyarakat. Tumpang tindih penggunaan lahan

merupakan salah satu pemicu timbulnya konflik baik antara perusahaan

pertambangan dengan masyarakat, perusahaan pertambangan dengan pemegang

ijin pemanfaatan kawasan hutan, maupun antar instansi sektoral terkait.

Hasil overlay antara lokasi pertambangan, desa/kelurahan dampak dan desa

non-dampak dengan Peta TGHK Provinsi Kalimantan Timur menunjukkan bahwa

seluruh wilayah tersebut pada awalnya merupakan kawasan hutan (Lampiran 24).

Seiring dengan terjadinya pengembangan wilayah dan perkembangan

pembangunan daerah maka kebutuhan akan lahanpun semakin meningkat

sehingga terjadi perubahan penggunaan lahan. Hal ini tercermin dalam Peta

Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan Timur yang merupakan hasil paduserasi

TGHK dan RTRWP yang menunjukkan bahwa terjadi pengurangan luas kawasan

hutan. Pengurangan luas kawasan hutan ini terjadi dalam rangka mengakomodir

kebutuhan akan lahan baik untuk pemukiman, kawasan industri, pembangunan

infrastruktur, dan lainnya sebagai bagian dari upaya pengembangan wilayah.

Hasil overlay lokasi pertambangan, desa/kelurahan dampak dan desa non-

dampak dengan Peta Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan Timur menunjukkan

bahwa kawasan industri PT Badak NGL yang semula memiliki fungsi sebagai HP

telah berubah fungsi menjadi APL. Sebagian wilayah Kelurahan Bontang Lestari

dan Kelurahan Kanaan berubah fungsi mejadi APL khususnya yang menjadi

pemukiman masyarakat. Sebaliknya sebagian lokasi pertambangan PT Indominco

Mandiri, Desa Suka Damai, Desa Suka Rahmat, Kelurahan Bontang Lestari, dan

Kelurahan Kanaan yang wilayahnya merupakan kawasan HP, HPK, dan APL

berubah fungsi menjadi HL, sedangkan wilayah Desa Kandolo sebagai desa non-

dampak fungsinya tetap merupakan TN baik pada TGHK maupun Paduserasi

TGHK-RTRW (Lampiran 25).

Page 138: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

121

Hasil overlay antara wilayah penelitian dengan Peta TGHK Kalimantan

Timur dan Peta Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan Timur menunjukkan

bahwa terjadi perubahan fungsi kawasan hutan pada sebagian besar wilayah

penelitian baik pada lokasi pertambangan maupun desa/kelurahan sebagai lokasi

pemukiman masyarakat (Tabel 27).

Tabel 27 Fungsi kawasan hutan wilayah penelitian berdasarkan TGHK dan Paduserasi TGHK-RTRWP

Fungsi No.

Lokasi TGHK Paduserasi

TGHK-RTRW

1 PT Indominco Mandiri TN, HP, HPK HL, HP, TN

2 PT Badak NGL HP APL

3 Desa Suka Damai HP, HPK HL

4 Desa Suka Rahmat TN, HP, HPK, APL HL, TN

5 Kelurahan Bontang Lestari HP, HPK HL, APL

6 Kelurahan Kanaan HPK HL, APL

7 Desa Kandolo TN TN Keterangan : TN : Taman Nasional HL : Hutan Lindung HP : Hutan Produksi tetap HPK : Hutan produksi yang dapat dikonversi APL : Areal Penggunaan lain

Keberadaan lokasi pertambangan di dalam kawasan hutan dimungkinkan

melalui pasal 38 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yang

menyatakan bahwa penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pertambangan

dilakukan melalui pemberian izin pinjam pakai oleh Menteri dengan

mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian

lingkungan. Namun di dalam kawasan hutan lindung dilarang melakukan

penambangan dengan pola pertambangan terbuka. Jadi, apabila PT Indominco

Mandiri melakukan penambangan di dalam hutan lindung berarti melakukan suatu

pelanggaran hukum.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, perusahaan pertambangan melalui

Departemen Energi dan sumber Daya Mineral telah melakukan berbagai upaya

Page 139: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

122

sehingga pemerintah memberikan kesempatan kepada tigabelas lokasi

pertambangan untuk melakukan penambangan terbuka di dalam hutan lindung

dengan cara melakukan perubahan terhadap Undang-Undang Nomor 41 Tahun

1999 tentang Kehutanan. Meskipun mendapat protes dari berbagai pihak, namun

Dewan Perwakilan Rakyat telah memberikan persetujuan sehingga Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 ditetapkan menjadi

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tanggal 13 Agustus 2004.

Menindaklanjuti undang-undang tersebut Menteri Kehutanan menerbitkan

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.12/Menhut-II/2004 tanggal 29 September

2004 tentang Penggunaan Kawasan Hutan Lindung Untuk Kegiatan

Pertambangan. PT Indominco Mandiri merupakan salah satu dari ketiga belas

lokasi pertambangan yang mendapatkan peluang melakukan penambangan

dengan pola pertambangan terbuka dalam kawasan hutan lindung.

Keberadaan pemukiman dalam kawasan konservasi merupakan salah satu

permasalahan yang dialami oleh hampir semua kawasan TN di Indonesia. Ada

beberapa faktor yang menyebabkan adanya pemukiman dalam TN antara lain

pemukiman tersebut telah ada sebelum areal tersebut ditetapkan sebagai TN dan

muncul akibat perambahan hutan.

Taman Nasional Kutai (TNK) ditetapkan dengan Keputusan Menteri

Pertanian Nomor 736/Mentan/X/82 tanggal 14 Oktober 1982 dan dideklarasikan

sebagai Taman Nasional pada Kongres Taman Nasional Sedunia di Bali. TNK

awalnya merupakan hutan persediaan sesuai dengan Keputusan Pemerintah

Hindia Belanda (GB) Nomor 3843/AZ tanggal 7 Mei 1934. Pada tahun 1936,

Kerajaan Kutai kemudian menetapkan kawasan hutan tersebut sebagai Suaka

Margasatwa Kutai melalui Keputusan Pemerintah Kerajaan Kutai (ZB) Nomor

80/22.ZB/1936. Sebelum berubah fungsi menjadi TN, didalamnya sudah terdapat

pemukiman masyarakat berupa kampung-kampung yang letaknya terpisah yang

saat ini telah menjadi desa definitif antara lain Desa Sangatta Selatan, Desa

Singah Geweh, Desa Sangkima, dan Desa Teluk Pandan.

Dalam era otonomi daerah, Kabupaten Kutai Timur memisahkan diri dari

kabupaten induknya menjadi daerah otonom. Hal ini diikuti dengan pemekaran

Desa Teluk Pandan menjadi beberapa desa antara lain Desa Suka Damai, Desa

Suka Rahmat, dan Desa Kandolo. Namun pemerintah Kabupaten Kutai Timur

Page 140: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

123

telah mengajukan permohonan enclave terhadap desa-desa yang berada dalam

TNK.

Perubahan fungsi kawasan hutan dari hutan produksi menjadi hutan lindung

seperti yang terjadi pada lokasi pertambangan PT Indominco Mandiri, Desa Suka

Damai, Desa Suka Rahmat, Kelurahan Bontang Lestari, dan Kelurahan Kanaan

merupakan usulan dari pemerintah daerah setempat. Penunjukkan areal tersebut

menjadi hutan lindung merupakan penunjukan parsial kawasan hutan Bontang

sebagai Hutan Lindung berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor

230/KPTS-VII/1987 tanggal 27 Juli 1987. Namun sampai sekarang status

kawasan Hutan Lindung Bontang masih sebagai penunjukan kawasan hutan

lindung meskipun telah dilakukan penataan batas pada tahun 1992. Penetapan

kawasan Hutan Lindung Bontang baru dapat dilakukan apabila segala

permasalahan yang ada di lapangan baik menyangkut batas maupun hak-hak

masyarakat telah diselesaikan.

Perubahan fungsi kawasan hutan menjadi non kawasan hutan atau APL pada

kawasan industri PT Badak NGL, Kelurahan Bontang Lestari, dan Kelurahan

Kanaan merupakan usulan pemerintah daerah yang tertuang dalam RTRWP.

Perubahan fungsi tersebut dilakukan dengan pertimbangan untuk mengakomodir

kepentingan masyarakat dan pembangunan daerah. Seiring dengan perkembangan

kota dan pertambahan jumlah penduduk, maka kebutuhan akan lahanpun semakin

meningkat untuk pembangunan infrastruktur dan pemukiman penduduk.

Ikhtisar

Pemanfaatan ruang untuk lokasi pertambangan PT Indominco Mandiri dan

pemukiman masyarakat Desa Suka Damai, Desa Suka Rahmat, dan Desa

Kandolo belum sesuai dengan rencana peruntukan ruang yang tertuang dalam

RTRW Kabupaten Kutai Timur.

Pemanfaatan ruang untuk lokasi industri PT Badak NGL dan pemukiman

masyarakat Kelurahan Bontang Lestari dan Kelurahan Kanaan telah sesuai

dengan rencana peruntukan yang tertuang dalam RTRW Kota Bontang.

Berdasarkan Peta TGHK Provinsi Kalimantan Timur, pada awalnya seluruh

wilayah penelitian merupakan kawasan hutan. Namun seiring dengan

Page 141: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

124

perkembangan pembangunan daerah, kebutuhan akan lahan pun semakin

meningkat untuk kebutuhan pemukiman masyarakat dan pembangunan

infrastruktur. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan fungsi kawasan hutan

dan pengurangan luas kawasan hutan yang tercermin dalam Peta Kawasan Hutan

Provinsi Kalimanatan Timur.

Adapun kesesuaian peruntukan dan pemanfaatan ruang lokasi pertambangan

dan pemukiman masyarakat disajikan pada Tabel 28.

Tabel 28 Kesesuaian peruntukan dan pemanfaatan ruang lokasi pertambangan dan pemukiman

Kesesuaian peruntukan dan pemanfaatan ruang No

Peruntukan/pemanfaatan ruang

Kota Bontang Kabupaten Kutai Timur

1 Peta RTRW

Lokasi pertambangan Sesuai Tidak sesuai

Pemukiman Sesuai Tidak sesuai

2 Peta TGHK

Lokasi pertambangan Hutan Hutan

Pemukiman Hutan Hutan

3 Peta Kawasan Hutan

Lokasi pertambangan Non hutan Hutan

Pemukiman Non hutan Hutan

Page 142: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

POLA PERIJINAN KEGIATAN PERTAMBANGAN

Kekayaan bahan galian tambang Indonesia meliputi emas, perak, batubara,

minyak dan gas bumi, dan lain-lainnya harus dikelola dan dimanfaatkan sebesar-

nesarnya untuk kemakmuran rakyat. Kegiatan yang dilakukan untuk

mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam tambang yang berada dalam

bumi Indonesia disebut usaha pertambangan. Usaha pertambangan dibedakan atas

penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan dan pemurnian,

pengangkutan, dan penjualan.

Pengusahaan bahan galian tambang dapat dilaksanakan sendiri oleh

pemerintah dan/atau menunjuk kontraktor apabila diperlukan untuk melaksanakan

pekerjaan-pekerjaan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan sendiri oleh

pemerintah. Apabila dikerjakan oleh kontraktor, maka kedudukan pemerintah

adalah pihak yang memberikan izin kepada kontraktor. Izin yang diberikan oleh

pemerintah kepada kontraktor untuk melakukan pengusahaan bahan galian

tambang dapat berupa kuasa pertambangan (KP), kontrak karya (KK), perjanjian

karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B), dan kontrak production

sharing (KPS).

Kuasa pertambangan merupakan wewenang yang diberikan kepada

badan/perorangan untuk melaksanakan usaha pertambangan. Tanpa adanya kuasa

pertambangan, perusahaan pertambangan belum dapat melaksanakan kegiatannya.

Berdasarkan aspek usahanya kuasa pertambangan dibedakan atas kuasa

pertambangan penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan dan

pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan. Sedangkan KK, PKP2B, dan KPS

merupakan suatu bentuk perjanjian antara pemerintah Indonesia dengan

kontraktor asing atau patungan antara badan hukum hukum asing dengan badan

hukum domestik masing-masing dalam pengusahaan pertambangan umum,

batubara, serta minyak dan gas bumi.

Pejabat yang berwenang mengeluarkan izin pengusahaan bahan galian

tambang tersebut sebelum otonomi daerah adalah pemerintah pusat yang diwakili

oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Sampai dengan tahun 1999,

pemerintah Indonesia telah memberikan 908 izin pertambangan yang terdiri dari

Page 143: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

126

KK, KKB dan KP dengan total luas konsesi 84 152 875.92 hektar atau hampir

separuh dari luas total daratan Indonesia (Salim 2005). Jumlah tersebut belum

termasuk bahan galian C yang perizinannya dikeluarkan oleh pemerintah daerah

berupa surat izin penambangan daerah (SIPD).

Namun sejak berlakunya otonomi daerah, kewenangan tersebut tidak hanya

menjadi kewenangan pemerintah pusat tapi juga juga menjadi kewenangan

pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Sesuai dengan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2001 tentang Perubahan Kedua

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1969 tentang pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Pertambangan, pejabat yang berwenang menerbitkan surat keputusan kuasa

pertambangan yaitu bupati/walikota, gubernur, dan menteri sesuai dengan wilayah

kekuasaan pertambangannya.

Bupati/walikota berwenang menerbitkan surat keputusan kuasa

pertambangan apabila wilayah kuasa pertambangan terletak dalam wilayah

kabupaten/kota. Gubernur berwenang menerbitkan kuasa pertambangan apabila

kuasa pertambangannya terletak dalam beberapa wilayah kabupaten/kota dan

tidak dilakukan kerjasama antar kabupaten/kota maupun antar kabupaten/kota

dengan provinsi. Untuk wilayah kuasa pertambangan yang terletak dalam

beberapa wilayah provinsi dan tidak dilakukan kerjasama antar provinsi maka

kewenangan penerbitan kuasa pertambangan berada pada menteri berwenang.

Namun izin pengusahaan bahan galian tambang yang telah dimiliki oleh

kontraktor tersebut bukan berarti telah membebaskan kontraktor untuk langsung

melakukan kegiatan. Usaha pertambangan merupakan usaha yang berkaitan

dengan tanah, baik tanah yang berstatus tanah hak maupun tanah negara.

Pemberian izin pengusahaan bahan galian tambang umumnya tidak

mempertimbangkan keberadaan hak dan status tanah sehingga seringkali terjadi

tumpang tindih dengan tanah/lahan garapan masyarakat dan kawasan hutan.

Untuk melakukan kegiatan di dalam kawasan hutan atau menggunakan

kawasan hutan setiap orang harus memiliki izin. Sesuai dengan pasal 50 ayat 3

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, dinyatakan setiap

orang dilarang melakukan kegiatan penyelidikan umum atau eksplorasi bahan

tambang di dalam kawasan hutan tanpa izin Menteri. Untuk itu, sebelum memulai

Page 144: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

127

kegiatan penambangan di dalam kawasan hutan, kontraktor tersebut harus

memiliki izin dari Menteri Kehutanan. Izin penggunaan kawasan hutan untuk

kegiatan pertambangan khususnya dalam tahap eksploitasi diberikan dalam

bentuk pinjam pakai kawasan hutan.

Kuasa Pertambangan

Untuk melakukan kegiatan pertambangan, setiap perusahaan pertambangan

harus memiliki kuasa pertambangan. Adapun persyaratan untuk memperoleh izin

pengusahaan pertambangan tersebut disajikan pada Tabel 29.

Tabel 29 Persyaratan permohonan izin usaha pertambangan

Kuasa Pertambangan (KP)*

Kontrak Karya (KK)

Perjanjian Karya Pengusahaan

Pertambangan Batubara (PKP2B)

Surat permohonan Surat permohonan Surat permohonan

Peta wilayah Peta lampiran dari Unit Pelayanan Wilayah pertambangan (UPIWP)

Peta pencadangan wilayah dari Unit Pelayanan Wilayah pertambangan (UPIWP)

Laporan lengkap eksplorasi Tanda bukti penyetoran jaminan kesungguhan dari bank yang ditunjuk

Tanda bukti penyetoran jaminan kesungguhan dari bank yang ditunjuk

Laporan studi kelayakan Tanda terima SPT tahun terakhir

Tanda terima SPT tahun terakhir

Dokumen AMDAL atau UKL-UPL

Laporan keuangan tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik

Laporan keuangan PMA dan PMDN tiga tahun terakhir yang telah diaudit

Tanda bukti pembayaran iuran tetap

Kesepakatan pemohon (bila pemohon lebih dari dari satu orang)

Kesepakatan bersama (MOU) antara PMA dan PMDN

Akta pendirian perusahaan Laporan tahunan perusahaan

Laporan tahunan perusahaan PMA dan PMDN

Sumber: Salim, Hukum Pertambangan di Indonesia Keterangan: * tahap eksploitasi

Page 145: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

128

Tabel 29 menunjukkan bahwa dalam proses pemberian izin usaha

pertambangan tidak ada koordinasi dengan instansi terkait. Salah satu persyaratan

yang mengandung koordinasi antar beberapa instansi adalah dokumen AMDAL

atau UKL-UPL. Namun dokumen tersebut tidak memberikan informasi mengenai

keberadaan pihak lain pada lokasi yang dimohon. Hal ini menyebabkan seringnya

muncul permasalahan antara perusahaan pertambangan dengan pemegang hak lain

yang telah terlebih dahulu mengelola atau memanfaatkan lokasi tersebut. Selain

itu, pemberian lokasi pertambangan diberikan tanpa mempertimbangkan fungsi

dan peruntukan kawasan serta status tanah di atasnya. Hal ini menyebabkan

timbulnya tumpang tindih penggunaan lahan kawasan hutan dengan lokasi

pertambangan atau tanah milik masyarakat dengan lokasi pertambangan.

Sebelum melaksanakan kegiatan pertambangan, tidak ada sosialisasi

terhadap masyarakat mengenai rencana pembukaan lahan untuk pertambangan

khususnya masyarakat yang berada di sekitar lokasi pertambangan baik yang

dilakukan oleh pemerintah maupun perusahaan pertambangan. Hal ini memicu

timbulnya konflik antara masyarakat dengan perusahaan pertambangan yang

disebabkan antara lain oleh tumpang tindih lahan garapan masyarakat dengan

lokasi pertambangan. Disamping itu, muncul persepsi dari masyarakat yang

menyatakan bahwa sumberdaya alam merupakan kekuasaan atau milik

perusahaan dan pemerintah.

Setiap pemegang izin kuasa pertambangan memiliki kewajiban. Adapun

kewajiban pemegang izin kuasa pertambangan sesuai dengan pasal 27 dan pasal

25 Peraturan Pemerintah Nomor 75 tahun 2001 meliputi :

1. Membayar iuran tetap dan iuran eksploitasi;

2. Melaporkan rencana usaha penggalian serta target produksinya kepada

menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai kewenangannya;

3. Menyampaikan laporan triwulan dan tahunan mengenai perkembangan

kegiatan yang telah dilakukan kepada menteri, gubernur, bupati/walikota

sesuai kewenangannya.

Jangka waktu kuasa pertambangan eksploitasi diberikan paling lama tiga

puluh tahun dan dapat diperpanjang sebanyak dua kali yang untuk setiap kalinya

sebanyak sepuluh tahun. Total jangka waktu pemberian izin kuasa pertambangan

eksploitasi selama lima puluh tahun.

Page 146: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

129

Salah satu tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social

responsibility) terhadap masyarakat yang berada di sekitar lokasi pertambangan

adalah menyusun dan melaksanakan program community development. Namun

kewajiban tersebut belum tercantum secara jelas sebagai kewajiban perusahaan

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 75 tahun 2001. Hal ini menyebabkan

perusahaan belum sepenuh hati dalam melaksanakan program community

development sehingga sasaran dan hasil yang dicapai belum merupakan prioritas

utama bagi perusahaan pertambangan.

Pinjam Pakai Kawasan Hutan

Penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan pembangunan di luar kehutanan

dilakukan melalui pemberian izin pinjam pakai kawasan hutan. Sesuai dengan

pasal 38 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, pejabat yang

berwenang untuk meberikan izin pinjam pakai kawasan hutan adalah menteri

terkait. Adapun tata cara perizinan pinjam pakai kawasan hutan diatur dalam

Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 55/Kpts-II/1994 tanggal 7 Pebruari

1994 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan.

Sebelum era otonomi daerah, permohonan pinjam pakai kawasan hutan

untuk kegiatan pertambangan diajukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya

Mineral untuk bahan galian A dan B, sedangkan bahan galian C diajukan oleh

Gubernur kepada Menteri Kehutanan. Namun sejak otonomi daerah, permohonan

pinjam pakai kawasan hutan untuk kegiatan pertambangan dapat diajukan

langsung oleh bupati/walikota atau oleh perusahaan dengan rekomendasi bupati.

Pinjam pakai kawasan hutan terdiri atas pinjam pakai tanpa kompensasi dan

pinjam pakai dengan kompensasi. Pinjam pakai dengan kompensasi berlaku bagi

provinsi yang luas kawasan hutannya kurang dari 30% luas daratan provinsi

tersebut. Adapun persyaratan permohonan pinjam pakai kawasan hutan, yaitu:

1. Peta lokasi dan luas kawasan hutan yang dimohon;

2. Rencana penggunaan dan rencana kerja;

3. Rekomendasi Gubernur/Bupati; dan

4. Pernyataan kesanggupan untuk menanggung seluruh biaya sehubungan

dengan permohonan tersebut.

Page 147: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

130

Dalam proses pemberian izin pinjam pakai kawasan hutan, lokasi yang

dimohon akan ditelaah khususnya untuk melihat keberadaan pemegang hak atau

izin pemanfaatan kawasan hutan pada lokasi yang sama. Apabila di dalam areal

yang dimohon terdapat pemegang hak lain seperti Hak Pengusahaan Hutan

(HPH), Hutan Tanaman Industri (HTI), atau hak ulayat/adat masyarakat lokal,

maka pemegang izin berkewajiban menyelesaikan sendiri permasalahan tersebut

dengan pihak pemegang hak.

Pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan dibebani kewajiban sesuai

dengan Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan sebagai berikut:

1. Membayar ganti rugi nilai tegakan atas hutan tanaman atau pungutan berupa

IHH dan DR atas tegakan hutan alam;

2. Menanggung biaya pengukuran, pemetaan dan pemancangan tanda batas atas

kawasan hutan yang dipinjam;

3. Menanggung biaya reboisasi dan reklamasi atas kawasan hutan yang

dipinjam;

4. Membuat dan menandatangani perjanjian pinjam pakai;

5. Membantu menjaga keamanan di dalam dan di sekitar kawasan hutan yang

dipinjam; dan

6. Memberikan kemudahan bagi aparat kehutanan baik pusat maupun daerah

sewaktu melakukan pengawasan di lapangan.

Untuk pinjam pakai dengan kompensasi ditambahkan kewajiban menyediakan

dan menyerahkan tanah lain kepada Departemen Kehutanan yang ”clear and

clean” sebagai kompensasi atas kawasan hutan yang dipinjam serta menanggung

biaya penataan batas dan biaya reboisasi atas lahan kompensasi.

Dalam proses pemberian izin pinjam pakai kawasan hutan, apabila dianggap

perlu maka Departemen Kehutanan akan melakukan penelitian terpadu pada

lokasi yang dimohon dengan melibatkan instansi terkait lain. Tim terpadu terdiri

dari unsur Departemen Kehutanan, Departemen Energi dan Sumber Daya

Mineral, Kementerian Lingkungan Hidup, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,

Perguruan Tinggi, dan Pemerintah Daerah yang dalam hal ini diwakili oleh Dinas

Kehutanan atau instansi lainnya yang menangani bidang Kehutanan.

Pembentukan tim terpadu tersebut umumnya dilakukan apabila pada lokasi yang

Page 148: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

131

dimohon terdapat permasalahan atau berada dalam kawasan hutan lindung dalam

areal yang cukup luas.

Jangka waktu pinjam pakai kawasan hutan diberikan selama lima tahun dan

dapat diperpanjang setelah diadakan evaluasi atas penerapan kewajiban yang telah

dipersyaratkan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, terlihat bahwa dalam pemberian ijin

pinjam pakai kawasan hutan untuk kegiatan pembangunan di luar kehutanan

khususnya untuk kegiatan pertambangan belum dilakukan koordinasi antar

instansi terkait baik di tingkat pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Koordinasi yang dilakukan terbatas untuk kasus tertentu yang memerlukan

penanganan lebih serius atau berada dalam kawasan hutan lindung. Seharusnya

prosedur yang sama dilakukan untuk semua permohonan pinjam pakai kawasan

hutan untuk kegiatan pertambangan mengingat dampak kegiatan pertambangan

terhadap kawasan hutan secara umum adalah sama.

Salah satu unsur yang harus dipertimbangkan oleh Departemen Kehutanan

dalam memberikan ijin pinjam pakai kawasan hutan adalah persyaratan

kesesuaian rencana pemanfaatan ruang areal yang dimohon dengan RTRW.

Persyaratan ini lebih khusus lagi bagi areal yang akan dijadikan lokasi

pembangunan sarana penunjang seperti perkantoran, perumahan, dan industri

pengolahan. Disamping itu, pemegang ijin pinjam pakai belum diberikan

kewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap desa-desa yang berada di sekitar

lokasi pertambangan.

Ikhtisar

Pola perijinan lokasi pertambangan yaitu kuasa pertambangan dan ijin

pinjam pakai kawasan hutan untuk kegiatan pertambangan mencerminkan

lemahnya koordinasi antar sektor maupun antar pemerintah pusat dan pemerintah

daerah. Hal ini menyebabkan terjadinya tumpang tindih penggunaan lahan dan

pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Disamping itu,

penggunaan lahan untuk kegiatan pertambangan menyebabkan terjadinya

perubahan penggunaan lahan dari kawasan hutan menjadi non kawasan hutan.

Pemberian ijin lokasi pertambangan tidak melalui kegiatan sosialisasi terhadap

Page 149: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

132

masyarakat khususnya yang berada di sekitar lokasi pertambangan sehingga

menimbulkan konflik antara masyarakat dengan perusahaan pertambangan.

Adapun dampak pola perijinan kegiatan pertambangan terhadap perubahan

penggunaan lahan disajikan pada Tabel 30.

Tabel 30 Dampak pola perijinan kegiatan pertambangan

No Dampak pola perijinan Kota Bontang Kabupaten Kutai Timur

1 Tumpang tindih lahan masyarakat dengan lokasi pertambangan

Tidak ada Ada

2 Tumpang tindih kawasan hutan dengan lokasi pertambangan

Tidak ada Ada

3 Perubahan kawasan hutan menjadi non hutan

Ada Tidak ada

4 Konflik antara masyarakat dengan perusahaan pertambangan

Tidak ada Ada

Page 150: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH

Kegiatan pertambangan merupakan salah satu sektor pembangunan yang

mengelola dan memanfaatkan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui

(unrenewable resources). Namun untuk mengelola dan memanfaatkan bahan

tambang diperlukan penanaman modal yang cukup besar baik yang bersumber

dari investor asing maupun investor dalam negeri. Penanaman modal merupakan

salah satu upaya yang harus dilakukan dalam pengembangan wilayah. Disamping

itu, penanaman modal harus ditempatkan pada wilayah-wilayah yang strategis dan

memiliki sumberdaya alam yang cukup potensial untuk dikembangkan serta harus

dilakukan melalui jalinan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan swasta.

Daerah yang memiliki bahan tambang yang potensial dan telah mendapatkan

penanaman modal dalam rangka eksploitasi bahan tambang tersebut antara lain

Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur. Kota Bontang dan Kabupaten Kutai

Timur merupakan daerah yang memiliki prime mover pada sektor pertambangan

yaitu pengolahan gas cair di Kota Bontang dan tambang batubara di Kabupaten

Kutai Timur. Menurut Priyatna (2003), Kota Bontang dan Kabupaten Kutai

Timur termasuk dalam Sistem Kesatuan Wilayah (SKW) Bontang yang

pemanfaatan ruangnya di dominasi oleh hutan lebat, hutan belukar, hutan lindung,

pertambangan, kawasan industri, perkebunan, sawah, dan pertanian lahan kering.

Salah satu karakteristik dari sumberdaya alam tambang adalah

penyebarannya yang tidak merata untuk semua daerah dan keberadaannya yang

selalu tumpang tindih dengan kawasan hutan dan pemukiman/lahan garapan

masyarakat. Hal ini mengakibatkan kegiatan pertambangan memberikan dua

dampak sekaligus yaitu dampak positif dan dampak negatif yang dapat dirasakan

oleh masyarakat yang mendiami wilayah tersebut.

Untuk mengetahui dampak kegiatan pertambangan terhadap pengembangan

wilayah tidak hanya dipandang dari satu aspek. Dampak kegiatan pertambangan

dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain pembangunan daerah, pembangunan

manusia, serta kebijakan-kebijakan yang mendukung pelaksanaan kegiatan

pertambangan itu sendiri. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh

Suhandoyo (2002) bahwa dalam membangun suatu wilayah, minimal ada tiga

Page 151: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

134

pilar yang perlu diperhatikan, yaitu : sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan

teknologi. Pilar sumberdaya manusia (SDM) memegang peranan sentral karena

mempunyai peran ganda dalam sebuah proses pembangunan. Pertama, sebagai

obyek pembangunan SDM merupakan sasaran pembangunan untuk

disejahterakan. Kedua, SDM berperan sebagai subyek (pelaku) pembangunan.

Dengan demikian, pembangunan suatu wilayah sesungguhnya merupakan

pembangunan yang berorientasi kepada manusia (people centre development),

dimana SDM dipandang sebagai sasaran sekaligus sebagai pelaku pembangunan.

Dampak kegiatan pertambangan terhadap pengembangan wilayah dapat

dikaji dari berbagai aspek antara lain pertumbuhan perekonomian daerah,

peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan masyarakat, dan

kebijakan yang mendukung pengelolaan sumberdaya alam tambang tersebut. Hal

ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Nelson (1993) bahwa

pengembangan wilayah akan selalu mengarah pada langkah atau tindakan yang

dapat merubah produktivitas daerah melalui penduduk, tenaga kerja, tingkat

pendapatan dan nilai tambah yang diperoleh dari industri. Perubahan tersebut juga

terjadi pada pengembangan dari aspek sosial, seperti peningkatan kualitas

prasarana sarana dan prasarana publik, kesejahteraan, dan kualitas lingkungan.

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah

pertumbuhan perekonomian di daerah tersebut. Pertumbuhan perekonomian Kota

Bontang dipengaruhi oleh sektor industri pengolahan khususnya pengolahan gas

alam cair, sedangkan pertumbuhan perekonomian Kabupaten Kutai Timur

dipengaruhi oleh sektor pertambangan dan penggalian. Hal ini dukung oleh hasil

analisis yang menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan merupakan salah

satu sektor basis di Kota Bontang, sedangkan sektor pertambangan dan

penggalian merupakan salah satu sektor basis di Kabupaten Kutai Timur.

Sebagai sektor basis, sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan

dan penggalian memiliki keunggulan komparatif yang menjadikan sektor tersebut

dapat memenuhi kebutuhan di dalam daerahnya sekaligus kebutuhan di luar

daerahnya. Hal ini tercermin dari sumbangan yang diberikan oleh sektor industri

pengolahan dan sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDRB dan

penyerapan tenaga kerja. Hasil analisis LQ PDRB Kota Bontang dan Kabupaten

Kutai Timur tahun 2002-2003 mendukung hasil penelitian terdahulu yang

Page 152: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

135

dilakukan oleh Priyatna (2003) yang menyatakan bahwa struktur perekonomian

kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki PDRB total dan

pendapatan per kapita paling tinggi ternyata merupakan sumbangan dari hasil

pengolahan sumberdaya alam seperti kehutanan, migas, dan pertambangan

sehingga pembangunan ekonominya sangat dominan jika dibandingkan dengan

kabupaten/kota yang hanya mengandalkan sektor pertanian, seperti tanaman

pangan, perkebunan dan perikanan.

Kota Bontang merupakan satu-satunya daerah yang mampu masuk wilayah

satu (W1) baik dengan migas maupun tanpa migas dan bahan galian. Kota

Bontang merupakan kabupaten/kota yang memiliki tingkat pertumbuhan PDRB

dengan/tanpa migas yang relatif lebih besar dari pertumbuhan PDRB provinsi

dan memiliki nilai rata-rata PDRB perkapita dengan/tanpa migas yang juga lebih

besar dibandingkan dengan provinsi (Priyatna 2003). Hal ini mencerminkan

bahwa Kota Bontang tidak tergantung hanya dari satu sektor ekonomi saja.

PDRB Kota Bontang menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.

Namun PDRB dengan migas menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan PDRB tanpa migas yang cenderung tidak mengalami

banyak peningkatan. PDRB Kota Bontang dengan atau tanpa migas menunjukkan

perbedaan nilai yang cukup jauh dimana nilai PDRB migas jauh lebih besar

dibandingkan nilai PDRB tanpa migas. Hal ini menunjukkan bahwa sektor

perekonomian Kota Bontang sangat dipengaruhi oleh keberadaan migas di daerah

tersebut (Gambar 33).

Peranan sub sektor migas yang terdapat dalam sektor industri pengolahan

terhadap pembangunan daerah Kota Bontang terlihat dari kontribusi yang

disumbangkan pada PDRB. Sektor industri pengolahan, termasuk di dalamnya

industri pengolahan gas cair, sejak tahun 1993 memberikan kontribusi yang paling

besar terhadap PDRB Kota Bontang dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya.

Pada tahun 1993 sektor industri pengolahan memberikan sumbangan sebesar

59.54% terhadap PDRB Kota Bontang. Sumbangan sektor pengolahan tersebut

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sehingga pada tahun 2003 sektor

industri pengolahan memberikan sumbangan sebesar 86.46% terhadap PDRB

Kota Bontang.

Page 153: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

136

Perkembangan PDRB Kota Bontang

atas dasar harga konstan 1993 tahun 1993-2003

-

1,000,000.00

2,000,000.00

3,000,000.00

4,000,000.00

5,000,000.00

6,000,000.00

1993 1998 1999 2000 2001 2002 2003

Tahun

Jum

lah

(juta

rup

iah)

Dengan Migas

Tanpa Migas

Gambar 33 Perkembangan PDRB Kota Bontang dengan/tanpa migas atas dasar harga konstan 1993 tahun 1993-2003

Distribusi persentase PDRB Kota Bontang dengan migas atas dasar harga konstan 1993 (% ) tahun 1993-2003

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1993 1998 1999 2000 2001 2002 2003

Tahun

Jum

lah

(%

)

Pertanian Pertambangan dan penggalianIndustri pengolahan Listrik, gas dan air minumBangunan dan konstruksi Perdagangan, restoran, dan hotel

Pengangkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan dan jasa perusahaanJasa-jasa

Gambar 34 Distribusi PDRB Kota Bontang dengan migas atas dasar harga konstan 1993 tahun 1993-2003

Page 154: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

137

Gambar 34 menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan memiliki

peranan yang sangat dominan dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya dalam

pembentukan struktur perekonomian Kota Bontang sejak tahun 1993 sampai

dengan tahun 2003.

Sedangkan Kabupaten Kutai Timur merupakan kabupaten/kota yang

memiliki tingkat pertumbuhan PDRB dengan/tanpa migas yang relatif lebih besar

dari pertumbuhan PDRB provinsi namun memiliki nilai rata-rata PDRB perkapita

dengan migas yang lebih rendah dari provinsi dan nilai rata-rata PDRB perkapita

tanpa migas yang lebih tinggi dari provinsi (Priyatna 2003). Hal ini

mencerminkan bahwa Kabupaten Kutai Timur tidak bergantung dari migas, tetapi

dari bahan galian. Pertambangan batubara yang dimiliki daerah ini memegang

peranan yang sangat penting terhadap pembentukan PDRB-nya.

PDRB Kabupaten Kutai Timur mulai mengalami peningkatan yang cukup

tinggi pada tahun 2001, sedangkan peningkatan PDRB Kabupaten Kutai Timur

tahun 1993-2000 tidak terlalu mencolok. Pertumbuhan PDRB dengan migas dan

tanpa migas tidak menunjukkan perbedaan yang tinggi. Hal ini menunjukkan

bahwa perekonomian Kabupaten Kutai Timur tidak tergantung pada subsektor

migas. Namun PDRB dengan/tanpa migas dan PDRB tanpa migas dan batubara

menunjukkan perbedaan jarak yang cukup jauh. Hal ini menunjukkan bahwa

perekonomian Kabupaten Kutai Timur dipengaruhi oleh bahan galian batubara

(Gambar 35).

Peranan bahan galian batubara yang termasuk dalam sektor pertambangan

dan penggalian dalam PDRB Kabupaten Kutai Timur Bontang terlihat dari

kontribusi yang disumbangkan pada PDRB. Sektor pertambangan dan penggalian

sejak tahun 1993 memberikan kontribusi yang paling besar terhadap PDRB Kota

Bontang dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Pada tahun 1993 sektor

pertambangan dan penggalian memberikan sumbangan sebesar 66.74% terhadap

PDRB Kabupaten Kutai Timur. Sumbangan sektor pertambangan dan penggalian

tersebut mengalami peningkatan pada tahun 1998 dengan sumbangan sebesar

75.86% terhadap PDRB Kabupaten Kutai Timur. Namun pada tahun-tahun

berikutnya kontribusi sektor pertambangan dan penggalian mengalami penurunan

hingga pada tahun 2003 hanya dapat memberikan sumbangan sebesar 65.66%

terhadap PDRB Kabupaten Kutai Timur.

Page 155: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

138

Perkembangan PDRB Kabupaten Kutai Timur

atas dasar dasar harga konstan 1993 tahun 1993-2003

-

200,000.00

400,000.00

600,000.00

800,000.00

1,000,000.00

1,200,000.00

1,400,000.00

1,600,000.00

1,800,000.00

1993 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003

Tahun

Jum

lah

( ju

ta r

upia

h)

Dengan Migas

Tanpa Migas

Tanpa migasdan batubara

Gambar 35 Perkembangan PDRB Kabupaten Kutai Timur dengan migas/tanpa migas/tanpa migas dan batubara atas dasar harga konstan 1993 tahun 1993-2003

Distribusi persentase PDRB Kabupaten Kutai Timur dengan migas atas dasar harga konstan 1993(% ) tahun 1993-2003

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

1993 1998 1999 2000 2001 2002 2003

Tahun

Jum

lah

(%)

Pertanian Pertambangan dan penggalian

Industri pengolahan Listrik, gas dan air minumBangunan dan konstruksi Perdagangan, restoran, dan hotel

Pengangkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan dan jasa perusahaanJasa-jasa

Gambar 36 Distribusi PDRB Kabupaten Kutai Timur dengan migas atas dasar harga konstan 1993 tahun 1993-2003

Page 156: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

139

Gambar 36 menunjukkan bahwa sektor pertambangan dan penggalian

memiliki peranan yang sangat dominan dibandingkan dengan sektor-sektor

lainnya dalam pembentukan struktur perekonomian Kota Bontang sejak tahun

1993 sampai dengan tahun 2003.

Namun sejak tahun 2002, terdapat kecenderungan penurunan sumbangan

sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDRB Kabuoaten Kutai Timur. Hal

ini mencerminkan bahwa produksi eksploitasi bahan tambang tambang sebagai

sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) akan

suatu saat akan mengalami penurunan karena cadangan semakin berkurang hingga

akhirnya terkuras habis. Oleh karena itu, perlu adanya perencanaan pengelolaan

dan pemanfaatan bahan tambang agar keberlangsungan pembangunan pasca

tambang tetap berjalan.

Meskipun sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan dan

penggalian memberikan konstribusi yang besar terhadap PDRB, namun

penyerapan tenaga kerja relatif lebih kecil. Sektor industri pengolahan di Kota

Bontang hanya menyerap tenaga kerja sebesar 14.21%, sedangkan sektor

pertambangan dan penggalian di Kabupaten Kutai Timur sebesar 9.54%. Hal ini

menunjukkan bahwa meskipun kehadiran perusahaan pertambangan di Kota

Bontang dan Kabupaten Kutai Timur memberikan kesempatan kerja kepada

masyarakat setempat namun masih dalam jumlah yang relatif kecil. Hal

disebabkan sebagian besar karyawan perusahaan pertambangan berasal dari luar

Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur.

Disamping itu, kehadiran perusahaan pertambangan di Kota Bontang dan

Kabupaten Kutai Timur tidak banyak memberikan perubahan terhadap tingkat

kesejahteraan masyarakat yang berada di lingkar tambang. Hal ini disebabkan

hasil pengelolaan sumberdaya alam lebih banyak ditujukan kepada pembangunan

fisik dan perekonomian secara makro, sedangkan sumberdaya manusia sebagai

bagian penting dari kegiatan pembangunan belum mendapatkan porsi yang

memadai. Hal ini dipengaruhi oleh kebijakan pengelolaan sumberdaya alam yang

tidak memperhatikan aspek pembangunan manusia dan lebih menitikberatkan

kepada pembangunan fisik daerah.

Meskipun perusahaan pertambangan telah menjalankan berbagai bentuk

program community development sebagai wujud tanggungjawab sosial perusahaan

Page 157: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

140

(corporate social responsibility), namun tidak memberikan perubahan terhadap

tingkat kesejahteraan masyarakat khususnya yang berada di sekitar lokasi

pertambangan. Hal ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Saleng (2004) yang menyatakan bahwa kontribusi pengusahaan pertambangan

terhadap masyarakat sekitar usaha pertambangan baik melalui program local and

community development maupun program pembangunan lainnya belum

merupakan jaminan kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat sekitar, terutama

pasca pertambangan, tetapi masih sebatas untuk menghilangkan konflik antara

masyarakat sekitar dengan usaha pertambangan.

Adapun penyebab rendahnya pengaruh kehadiran perusahaan pertambangan

terhadap kesejahteraan masyarakat yang berada di sekitar lokasi pertambangan

antara lain adalah program community development yang dilakukan oleh

perusahaan pertambangan masih bersifat top-down. Hal ini tercermin dari bentuk

program community development yang umumnya bersifat proyek dan masyarakat

sebagai obyek atau penerima. Disamping itu, program community development

yang dilaksanakan oleh perusahaan pertambangan belum sesuai dengan kebutuhan

masyarakat dan hanya menyentuh sebagian masyarakat saja, yaitu masyarakat

yang berada pada lapisan atas. Hal ini disebabkan perencanaan program tidak

melibatkan masyarakat sehingga aspirasi masyarakat tidak tertampung dalam

program-program tersebut. Padahal menurut Conyers (1994), partisipasi

masyarakat merupakan suatu alat untuk memperoleh informasi mengenai kondisi,

kebutuhan, dan sikap masyarakat setempat.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dampak kegiatan

pertambangan terhadap penyerapan tenaga kerja setempat dan pengembangan

masyarakat masih rendah. Hal ini disebabkan oleh program community

develolopment perusahaan pertambangan yang belum sesuai dengan kebutuhan

masyarakat dan belum menyentuh masyarakat secara menyeluruh. Oleh karena

itu, perencanaan pembangunan daerah khususnya dalam pengelolaan sumberdaya

alam harus mempertimbangkan kepentingan pembangunan sumberdaya manusia

sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan fisik dan perekonomian daerah.

Kebijakan pengelolaan sumberdaya alam merupakan salah satu faktor

penentu keberhasilan pembangunan suatu daerah. Pengelolaan sumberdaya alam

yang tidak tepat akan memberikan dampak negatif yang jauh lebih besar

Page 158: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

141

dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh dan hanya dapat dinikmati

secara sesaat. Oleh karena itu, pengelolaan sumberdaya alam harus dilakukan

secara tepat dan bijaksana untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan

(sustainable development).

Salah satu media perencanaan pengelolaan sumberdaya alam adalah melalui

perencanaan tata guna lahan (land use planning). Perencanaan tata guna lahan

dapat memberikan informasi untuk menentukan pilihan-pilihan mengenai

penggunaan/pemanfaatan lahan yang layak guna dikembangkan atau

dipertahankan atau dialih-fungsikan, dengan selalu mempertimbangkan efek-efek

yang akan timbul dan mempengaruhi kualitas lingkungan/ekosistem (Riyadi dan

Bratakusumah 2004). Hal ini disebabkan struktur ruang atau penggunaan lahan

dapat mengalami perubahan seiring perkembangan pembangunan dan

meningkatnya kebutuhan akan lahan.

Pengaturan pengelolaan sumberdaya alam seyogyanya telah diatur dalam

Rencana Tata Ruang Kabupaten/Kota sebagai bentuk tata ruang yang detil.

Pembagian pemanfaatan ruang didasarkan atas potensi dan masalah yang dimiliki

masing-masing kawasan sehingga sesuai dengan kebutuhan dan penyelesaian

permasalahannya. Misalnya, lokasi-lokasi yang memiliki potensi atau cadangan

mineral dan gas bumi jenis pemanfaatan ruangnya sudah ditetapkan sedemikian

rupa dalam RTRW sehingga memudahkan dalam pengembangan wilayah. Namun

kenyataan yang ada sekarang menunjukkan bahwa masih banyak lokasi

pertambangan dan pemukiman masyarakat yang belum terakomodir di dalam

RTRW antara lain lokasi pertambangan PT Indominco Mandiri dan pemukiman

masyarakat Desa Suka Damai, Desa Suka Rahmat, dan Desa Kandolo di

Kabupaten Kutai Timur.

Pada dasarnya, penataan ruang dilakukan untuk mengelola konflik dalam

alokasi dan/atau distribusi pemanfaatan berbagai sumberdaya secara efesien, adil

dan berkelanjutan. Konflik yang dimaksud baik konflik terpendam maupun yang

terbuka karena salah satu pihak telah bertindak untuk melaksanakan tujuannya

yang berbenturan dengan tujuan dan kepentingan pihak lainnya. Untuk

menghindari ataupun mengatasi konflik demikian diperlukan peran serta semua

pihak. Namun dalam pemberian ijin lokasi pertambangan baik dalam bentuk

kuasa pertambangan maupun pinjam pakai kawasan hutan belum melibatkan

Page 159: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

142

peranserta masyarakat baik secara langsung masupun dalam bentuk perwakilan.

Hal ini menyebabkan terjadinya tumpang tindih lahan masyarakat sehingga

menimbulkan konflik antara masyarakat dengan perusahaan pertambangan.

Oleh karena itu, dalam perencanaan pembangunan daerah dan pemanfaatan

ruang kepentingan semua pihak termasuk kepentingan masyarakat harus dapat

diakomodir untuk menghindari terjadinya konflik dan benturan kepentingan.

Untuk dapat mengakomodir kebutuhan dan kepentingan masyarakat tersebut

maka masyarakat harus diikutsertakan dalam penyusunan rencana tata ruang

termasuk di dalamnya pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam. Saat ini

sudah saatnya meninggalkan cara pandang bahwa pengelolaan sumberdaya alam

merupakan wewenang ekslusif dari pemerintah. Pengelolaan sumberdaya alam

harus dipandang sebagai pengelolaan sumberdaya alam yang berprinsip

pembangunan berkelanjutan dan berwasasan lingkungan serta berbasis

kerakyatan.

Partisipasi masyarakat dan transparansi perencanaan pembangunan daerah

diharapkan mulai mewarnai kehidupan bernegara khususnya dalam pengelolaan

sumberdaya alam. Oleh karena itu, sudah saatnya masyarakat diikutsertakan

dalam perumusan kebijakan dan penyusunan rencana pengelolaan sumberdaya

alam sehingga pembangunan yang dilakukan benar-benar merupakan kebutuhan

dan keinginan masyarakat. Ada kalanya pembangunan yang dilaksanakan pada

suatu wilayah, lebih berpihak dan mengakomodir kepentingan suatu kelompok

tertentu sehingga masyarakat yang berada di sekitar lokasi tersebut tidak

menikmati hasilnya. Misalnya, pembukaan tambang disuatu wilayah biasanya

bersifat enclave sehingga masyarakat yang berada disekitar lokasi tambang tidak

mengalami perubahan berarti dalam peningkatan kesejahteraan. Namun setelah

kegiatan tambang tutup, maka yang harus menerima dampak yang ditimbulkan

pasca tambang tersebut adalah masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, nampak bahwa dampak kegiatan pertambangan

terhadap pengembangan wilayah relatif masih rendah. Menurut Zen (2001),

pengembangan wilayah merupakan usaha memberdayakan suatu masyarakat yang

berada di suatu daerah itu untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang terdapat

disekeliling mereka dengan menggunakan teknologi yang relevan dengan

kebutuhan dan bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang

Page 160: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

143

bersangkutan. Namun pengelolaan sumberdaya alam berupa bahan tambang di

Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur belum memberikan dampak terhadap

peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya yang berada di sekitar lokasi

pertambangan. Hal ini tercermin dari rendahnya penyerapan tenaga kerja lokal,

program community development yang belum menyentuh semua lapisan

masyarakat, serta ketidaksesuaian pemanfaatan ruang sehingga menimbulkan

konflik antara masyarakat dengan perusahaan pertambangan.

Page 161: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

SIMPULAN

Simpulan Umum

Kebijakan perencanaan dan pemanfaatan ruang untuk kegiatan

pertambangan di Kota Bontang telah berjalan dengan baik yang tercermin dari

kesesuaian rencana pemanfaatan ruang dengan pemanfaatan ruang eksisting.

Namun kebijakan perencanaan dan pemanfaatan ruang untuk kegiatan

pertambangan di Kabupaten Kutai Timur belum berjalan dengan baik yang

tercermin dari ketidaksesuaian rencana pemanfaatan ruang dengan pemanfaatan

ruang eksisting yang menyebabkan terjadinya penyimpangan terhadap RTRW.

Hal ini disebabkan oleh pendekatan perencanaan pembangunan wilayah lebih

bersifat sektoral sehingga terjadi tumpang tindih pemanfaatan lahan.

Dampak kegiatan pertambangan terhadap pengembangan wilayah relatif

masih rendah khususnya dalam pengembangan masyarakat dan penyerapan tenaga

kerja. Namun kegiatan pertambangan memberikan kontribusi yang besar terhadap

pembangunan daerah khususnya dalam struktur perekonomian daerah.

Simpulan Khusus

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka simpulan khusus dalam penelitian ini

adalah :

1. Kegiatan pertambangan memiliki kontribusi yang cukup besar dalam

pembangunan daerah Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur.

Pertumbuhan ekonomi wilayah Kota Bontang didukung oleh sektor industri

pengolahan yang memberikan kontribusi sebesar 86.46% dengan laju

pertumbuhan 7.49% pada PDRB tahun 2003. Pertumbuhan ekonomi wilayah

Kabupaten Kutai Timur didukung oleh sektor pertambangan dan penggalian

yang memberikan kontribusi sebesar 64.31% dengan laju pertumbuhan

20.79% pada PDRB tahun 2003. Sektor industri pengolahan dan sektor

pertambangan dan penggalian memiliki keunggukan kompetitif serta

merupakan salah satu sektor basis di Kota Bontang dan Kabupaten Kutai

Timur.

Page 162: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

145

2. Kegiatan pertambangan relatif belum memberikan kontribusi terhadap

pengembangan masyarakat khususnya yang berada disekitar lokasi

pertambangan. Kontribusi langsung perusahaan terhadap masyarakat antara

lain kesempatan kerja, pertumbuhan usaha kecil, pelayanan pendidikan dan

kesehatan, umumnya hanya menyentuh masyarakat lapisan atas, sedangkan

kontribusi terhadap masyarakat lapisan menengah dan bawah relatif masih

kurang. Hal ini disebabkan kegiatan community development yang

dilaksanakan oleh perusahaan bersifat top-down sehingga tidak sesuai dengan

kebutuhan masyarakat. Kontribusi tidak langsung berupa pembangunan

infrastruktur lebih banyak dilakukan di pusat pemerintahan daripada

desa/kelurahan yang berada di sekitar lokasi tambang.

3. Pemanfaatan ruang pada wilayah Kabupaten Kutai Timur belum sesuai

dengan peruntukan ruang dalam RTRW. Lokasi pertambangan PT Indominco

Mandiri dan pemukiman masyarakat berdasarkan pola pemanfaatan ruang

berada pada kawasan kawasan hutan lindung/Cagar Alam/Hutan

Wisata/Taman Nasional. Berdasarkan pola pemanfaatan ruang pada RTRW

Kota Bontang, lokasi industri PT Badak NGL dan pemukiman masyarakat

pemanfaatan ruangnya sudah sesuai dengan RTRW. Industri PT Badak NGL

berada pada kawasan industri sedangkan pemukiman masyarakat berada pada

kawasan budidaya untuk pemukiman.

4. Pola perijinan kegiatan pertambangan dan penggunaan kawasan hutan

mencerminkan lemahnya koordinasi antar instansi maupun antar pemerintah

pusat dan pemerintah daerah. Hal ini menyebabkan terjadinya tumpang tindih

penggunaan lahan dan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan

peruntukannya. Tumpang tindih penggunaan kawasan hutan dengan kegiatan

pertambangan menyebabkan terjadinya perubahan penggunaan lahan dari

kawasan hutan menjadi non kawasan hutan.

Page 163: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

REKOMENDASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dalam perencanaan

pembangunan daerah khususnya perencanaan pembangunan Kota Bontang dan

Kabupaten Kutai Timur perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Sumberdaya alam tambang merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat

diperbaharui (unrenewable resources) sehingga pengelolaannya harus

dilakukan melalui prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable

development). Oleh karena itu, hasil sumberdaya alam tambang harus dapat

digunakan untuk diversifikasi kegiatan ekonomi lainnya yang tidak bertumpu

pada sumberdaya alam tambang antara lain sektor pertanian, sektor perikanan,

dan lainnya, sehingga pada saat pasca tambang pembangunan daerah dapat

terus berjalan tanpa ketergantungan pada bahan galian tambang.

2. Pemberian ijin lokasi pertambangan dan ijin pinjam pakai kawasan hutan

untuk kegiatan pertambangan harus mempertimbangkan tata guna lahan,

Rencana Tata Ruang Wilayah, dan tata guna hutan untuk menghindari

timbulnya konflik dan benturan kepentingan antar sektor.

3. Setiap pemegang ijin kuasa pertambangan dan ijin pinjam pakai kawasan

hutan untuk kegiatan pertambangan diberikan kewajiban pengembangan

masyarakat (community development). Penyusunan program dan implementasi

kegiatan community development dilakukan secara sinergi antara instansi

terkait, perusahaan pertambangan, dan masyarakat agar program yang dibuat

sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.

4. Evaluasi dan monitoring terhadap pelaksanaan kewajiban pemegang ijin kuasa

pertambangan dan ijin pinjam pakai kawasan hutan untuk kegiatan

pertambangan dilakukan secara berkala disertai pengenaan sanksi terhadap

penyimpangan-penyimpangan yang ada.

Page 164: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

DAFTAR PUSTAKA

Abe A. 2005. Perencanaan Daerah Partisipatif. Yogyakarya : Pembaruan.

Alkadri, Djayadinigrat HM. 2002. Bagaimana Menganalisis Potensi Daerah? Konsep dan Contoh Aplikasi. Di dalam : Ambardi UM, Prihawantoro S, penyunting. Pengembangan Wilayah dan Otonomi Daerah. Jakarta: Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah BPPT. Hlm 96-120.

Ary S. 2001. Peranan Sumberdaya Manusia dalam Pengembangan Wilayah di Indonesia. Di dalam : Alkadri, Muchdie, Suhandoyo, penyunting. Tiga Pilar Pengembangan Wilayah. Ed rev. Jakarta: Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah BPPT. Hlm 171-183.

BANPU. 2005. Karya dan Perhatian Kepada Masyarakat 2004. BANPU COMDEV, Edisi 01 Mei 2005.

[Bappeda, BPS] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kota Bontang. 2004a. Bontang Dalam Angka 2003. Bontang: Bappeda, BPS Kota Bontang.

[Bappeda, BPS] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kota Bontang. 2004b. PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Bontang 1993-2003. Bontang: Bappeda, BPS Kota Bontang.

[Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Direktrorat Sumber Daya Mineral dan Pertambangan. 2004. Mengatasi Tumpang Tindih antara Lahan Pertambangan dan Kehutanan. Info Kajian Bappenas, Vo. 1 No. 2: 43-52.

BIKAL. 2001. Potret Taman Nasional Kutai. Draft#0. Samarinda: Yayasan BIKAL.

Blakely EJ. 1994. Planning Local Economic Development. Ed ke-2. London: Sage Publications.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2004. Pendapatan Nasional Indonesia 2000-2003. Jakarta: BPS Jakarta.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kutai Timur. 2003. Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Kutai Timur Tahun 2002. Sangatta: BPS Kabupaten Kutai Timur

[BPS] Badan Pusat Statistik Kutai Timur. 2004a. Kabupaten Kutai Timur dalam Angka 2003. Sangatta: BPS Kabupaten Kutai Timur.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kutai Timur. 2004b. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kutai Timur Menurut Lapangan Usaha 1993, 1997-2003. Sangatta: BPS Kabupaten Kutai Timur.

[BPS, Bappenas, UNDP] Badan Pusat Statistik, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, United Nations Development Programme. 2004. Indonesia: Laporan Pembangunan Manusia 2004, Ekonomi dan Demokrasi: Membiayai Pembangunan Manusia Indonesia. Jakarta: BPS, Bappenas, UNDP.

Page 165: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

148

Budimanta A. 2005. Evolusi Community Development di Industri Energi dan

Sumber Daya Mineral. Di dalam : Kusairi dkk. Editor. Sustainable Future, Menggagas Warisan Peradaban Anak Cucu Seputar Wacana Pemikiran Surna Tjahja Djajadininghrat. Jakarta: ICSD. Hlm 191 – 197.

[Dephut] Departemen Kehutanan 2003. Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Planologi Kehutanan. Jakarta: Badan Planologi Kehutanan Departemen Kehutanan.

[Dephut] Departemen Kehutanan. 2004. Statistik Kehutanan Indonesia 2003. Jakarta: Departemen Kehutanan.

[Deptamben] Departemen Pertambangan dan Energi. 1982. Kumpulan Peraturan-Peraturan tentang Pertambangan dan Energi. Jakarta: Proyek Pembinaan Hukum Bidang Pertambangan dan Energi, Departemen Pertambangan dan Energi.

Conyers D. 1994. Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada Press.

Glasson J. 1978. An Introduction to Regional Planning. London: Hutchinson.

Ife J. 2002. Community Development: Community-Based Alternatives in an Age of Globalisation. Ed-2. Malaysia: Cath Godfrey.

Ismail Z. 2001. Pembangunan Daerah dan Masalah Lingkungan. Di dalam: Ismail Z, penyunting. Pembangunan Daerah dan Pengelolaan Sumberdaya Alam Berwawasan Lingkungan. Jakarta: P2E – LIPI.

Johnson RA, Wichern DW. 1998. Applied Multivariate Statistical Analysis. Ed ke-4. New Jersey: Prentice-Hall International Inc.

MacAndrews C, Sibero A, Fisher HB. 1982. Regional Development Planning and Implementation in Indonesia: The Evolution of a National Policy. Di dalam: Misra RP, editor. Regional Development. Singapore: Maruzen Asia. Hlm. 43-74.

Misra RP. 1982. Regional Development Planning: Search for Bearings. Di dalam: Misra RP, editor. Regional Development. Singapore: Maruzen Asia. Hlm. 1-27.

Muhammad C. 2000. Studi Agenda Tersembunyi di Balik Kontrak Karya dan Operasi Tambang INCO. Disampaikan Temu Profesi Tahunan (TPT) IX dan Kongres IV Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI), 14 September 2000.

Nelson AC. 1993. Theories of Regional Development, Theories of Local Economic Development : Perpectives Across the Disciplines. London: Sage Publications.

[Pemda Bontang, KKPSDA] Pemerintah Kota Bontang dan Kelompok Kerja Program Pengelolaan Sumberdaya Alam. 2003. Potret Lingkungan Hidup Kota Bontang. Ed. Ke-1. Bontang: Pemda Bontang, KKPSDA

Primahendra R. 2004. Menggagas Ulang Community Development. Buletin Bina Swadaya No. 47/Tahun X/Mei-Juni 2004. Hal 2-3.

Page 166: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

149

Priyatna BI. 2003. Tinjau Faktor-Faktor Disparitas Ekonomi Antar

Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur [Tesis]. Bandung: Program Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Program Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung.

[PT Badak NGL] PT Badak Natural Gas Liquefaction. 2005. Laporan Community Development PT Badak NGL 2004. Bontang: PT Badak NGL.

Riyadi DS. 2002. Pengembangan Wilayah, Teori dan Konsep Dasar. Di dalam: Ambardi UM, Priwantoro S, penyunting. Pengembangan Wilayah dan Otonomi Daerah. Jakarta: Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah BPPT. Hlm 48-65.

Riyadi BDS. 2004. Perencanaan Pembangunan Daerah, Strategi Menggali Potensi dalam Mewujudkan Otonomi Daerah. Ed. Ke-2. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Riyanto B. 2004. Selayang Pandang Pengelolaan Kawasan Hutan di Indonesia. Jakarta: LPHKL.

Saleng A. 2004. Hukum Pertambangan. Yogyakarta: UII Press.

Salim E. 4 Maret 2005. Pertambangan dalam Keberlanjutan Pembangunan. Kompas. Http://www.kompas.com/kompas%2Dcetak/0503/04/opini/ 1565605. htm [4 Maret 2005].

Salim HS. 2005. Hukum Pertambangan di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sugiarto, Siagiaan D, Sunaryanto LT, Oetomo, SS. 2003. Teknik Sampling. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Suhandoyo. 2002. Pengembangan Sumberdaya Manusia dalam rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah. Di dalam: Ambardi UM, Prihawantoro S, penyunting. Pengembangan Wilayah dan Otonomi Daerah. Jakarta: Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah BPPT. Hlm 96-120.

Suryanto J. 2001. Sistem Pungutan Sumberdaya Pertambangan Daerah, Kasus Pertambangan Batubara di Kalimantan Timur. Di dalam: Ismail Z, penyunting. Pembangunan Daerah dan Pengelolaan Sumberdaya Alam Berwawasan Lingkungan. Jakarta: P2E – LIPI.

Soenarto. 2004. Peluang Bagi Penyelesaian Konflik Agraria di Sub Sektor Pertambangan Umum. Jurnal Analisis Sosial. Vol 9 No.1 April 2004: 29-35.

Tarigan R. 2004. Perencanan Pembangunan Wilayah. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Triutomo S. 2001. Pengembangan Wilayah melalui Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu. Di dalam: Alkadri, Muchdie, Suhandoyo, penyunting. Tiga Pilar Pengembangan Wilayah. Ed rev. Jakarta: Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah BPPT. Hlm 49-61.

Page 167: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

150

Tukiyat. 2001. Ekonomi dan Lingkungan dalam Perspektif Pembangunan

Berkelanjutan. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia . Vol 3 No. 4: 1-7.

Wulan YC, Yasmi Y, Purba C, Wollenberg E. 2004. Analisa Konflik Sektor Kehutanan di Indonesia 1997 – 2003. Bogor: CIFOR

Zen MT. 2001. Falsafah Dasar Pengembangan Wilayah: Memberdayakan Manusia. Di dalam: Alkadri, Muchdie, Suhandoyo, editor. Tiga Pilar Pengembangan Wilayah. Ed rev. Jakarta: Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah BPPT. Hlm 3-20.

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian di ganti dengan Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan Menjadi Undang-Undang.

Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453.K/29/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan di Bidang Pertambangan Umum.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2001 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1969 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan

Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan, dan Penggunaan Kawasan Hutan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

Peraturan Daerah Kota Bontang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bontang

Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Timur

Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 55/Kpts-II/1994 tanggal 7 Pebruari 1994 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan.

Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453.K/29/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan di Bidang Pertambangan Umum.

Page 168: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

151

Peraturan Menteri Kehutanan No. P. 12/Menhut-II/2004 tanggal 29 September

2004 tentang Penggunaan Kawasan Hutan Lindung Untuk Kegiatan Pertambangan

PETA

Peta Kawasan Hutan Propinsi Kalimantan Timur Skala 1 : 250.000

Peta Tata Guna Hutan Kesepakatan Propinsi Kalimantan Timur skala 1 : 500.000

Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Timur skala 1 : 500..000

Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bontang Sakal 1 : 78.000

Peta Admnitsrasi Kota Bontang Skala 1 : 25.000

Peta Admnistrasi Kabupaten Kutai Timur skala 1 : 500.000

Peta Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan Untuk kegiatan Eksploitasi Bahan Galian Batubara PT Indominco Mandiri Skala 1 : 50.000

Page 169: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

LAMPIRAN

Page 170: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

153

Lampiran 1 Kuesioner

1. Kota / Kabupaten :

2. Kecamatan :

3. Kelurahan / Desa :

4. RW / RT :

5. Kampung / Dusun :

6. Nama responden :

7. Nomor urut rumah tangga sampel :

8. Hari / tanggal wawancara :

1. Status perkawinan : 1. Belum Kawin 2. Kawin 3. Cerai Hidup 4. Cerai Mati

2. Umur : ………………… tahun

3. Agama : 1. Islam 2. Protestan 3. Katolik 4. Hindu 5. Budha

6. Lainnya : ………………………………

4. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan :

1. Tidak/belum pernah sekolah 5. SLTA/sederajat

2. Tidak/belum tamat SD 6. Diploma I/II

3. SD/Sederajat 7. Diploma III/akademi

4. SLTP/sederajat 8. Sarjana/S1 ke atas

5. Jika tidak sekolah/tidak tamat SD apakah dapat membaca dan menulis :

1. Huruf latin 2. Huruf Lainnya 3. Tidak dapat membaca dan menulis

6. Pekerjaan utama saat ini :

1. Petani 2. Buruh tani 3. Buruh pabrik 4. Buruh bangunan

5. Pedagang 6. Makelar 7. Sopir 8. Ibu Rumah Tangga

9. Pensiunan PNS 10. Penjahit 11. Pedagang 12. Guru/PNS/ABRI

13. Karyawan swasta 14. Lainnya ………………………………………

7. Pendapatan bersih dalam sebulan :

1. ? 500.000 2. 500.000 - 1.000.000 3. 1.000.000 - 1.500.000

4. 1.500.000 - 2.000.000 3. 2.000.000 - 2.500.000 4. ? 2.500.000

A. KETERANGAN TEMPAT

B. IDENTITAS RESPONDEN

Page 171: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

154

8.Jika jawaban pertanyaan 6 "petani", berapa luas lahan yang anda miliki :

Sawah : ………………… ha Kebun : ………………… ha

Lainnya : ………………… ha

9. Pekerjaan utama sebelumnya:

1. Petani 2. Buruh tani 3. Buruh pabrik 4. Buruh bangunan

5. Pedagang 6. Makelar 7. Sopir 8. Ibu Rumah Tangga

9. Pensiunan PNS 10. Penjahit 11. Pedagang 12. Guru/PNS/ABRI

13. Karyawan swasta 14. Lainnya ………………………………………

10.Jika jawaban pertanyaan 9 "petani", berapa luas lahan yang anda miliki :

Sawah : ………………… ha Kebun : ………………… ha

Lainnya : ………………… ha

11. Pendapatan bersih dalam sebulan :

1. ? 500.000 2. 500.000 - 1.000.000 3. 1.000.000 - 1.500.0004. 1.500.000 - 2.000.000 3. 2.000.000 - 2.500.000 4. ? 2.500.000

12. Apakah anda penduduk asli desa ini : 1. Ya 2. Tidak

13. Jika jawaban pertanyaan 12 Tidak, sejak kapan anda pindah ke desa ini:

Tahun : ………………………………………

Daerah Asal : ……………………………..

14. Alasan utama pindah ke desa ini :1. Pekerjaan 2. Mencari pekerjaan3. Ikut suami/isteri/keluarga 4. Lainnya (…………………………………………..)

15. Jika alasannya karena pekerjaan atau mencari pekerjaan, apa alasannya tidak bekerja/mencari kerja di daerah asal ?1. Sulit mendapatkan pekerjaan 2. Pendapatan rendah 3. Tidak mempunyai lahan pertanian

16. Apakah pekerjaan sekarang ini mencukupi kebutuhan saudara? Ya 1 Tidak 2

17. Siapa yang mengajak pindah ke desa ini?

1. Inisiatif sendiri 4. Kantor/perusahaan tempat kerja2. Keluarga 5. Lainnya3. Teman

(7)1

2

3

4

5

Kode kolom (3) Hubungan dengan Kepala Rumahtangga :

1. Kepala Ruamh Tangga (KRT) 5. Cucu2. Isteri/Suami 6. Orang tua/Mertua3. Anak 7. Saudara/Famili4. Menantu 8. Lainnya

Pekerjaan

(5) (6)(1)

(tahun)KRT

Jenis

(3) (4)

Hubungandengan

Pendidikan

C. KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA

IDENTITAS RESPONDEN (Lanjutan)

No.

(kode)

Nama Anggota Rumah tangga UmurKelamin

(2)

Page 172: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

155

Adakah anggota rumah tangga yang :1. Bekerja pada perusahaan tambang PT ………………………………………………………..

1. Ada 2. Tidak ada

2. Mantan bekerja pada perusahaan tambang PT ……………………………………………………1. Ada 2. Tidak ada

3. Bila pernah bekerja pada PT …………………………………………………. mengapa berhenti ?1. Habis kontrak 2. Diberhentikan 3. Mengundurkan diri

4. Memperoleh beasiswa pendidikan dari PT ……………………………………1. Ada 2. Tidak ada

5. Pernah memperoleh beasiswa pendidikan dari PT ……………………………………1. Ada 2. Tidak ada

6. Bila pernah mendapat beasiswa dari PT …………………………………….. mengapa tidak diteruskan?1. Habis jangka waktunya 2. Berhenti sekolah 3. Program dari perusahaan berakhir

1. Bagaimana tingkat pendapatan dalam 5 (lima) tahun terakhir?1. Meningkat 2. Membaik 3. Agak membaik4. Tidak berubah 5. Memburuk 6. Sangat memburuk

2. Dalam 5 (lima) tahun terakhir adakah perubahan sumber pendapatan keluarga?1. Ada 2. Tidak ada

3. Jika ada perubahan, apakah sumber perubahannya?1. PT ………………………….. 3. Proses alami 3. Program Pemerintah4. Perusahaan lain 5. Peran LSM 6. Usaha sendiri

4. Bagaimanakah kontribusi penghasilan dari PT ………………………………………. terhadap kesejahteraan keluarga?

1. Sangat besar 2. Besar 3. Sedang 4. Kecil 5. Sangat kecil 6. Tidak ada

5. Bagaimanakah tingkat kesejahteraan masyarakat disini setelah adanya PT ………………………………?1. Meningkat 2. Membaik 3. Agak membaik4. Tidak berubah 5. Memburuk 6. Sangat memburuk

6. Dibandingkan dengan desa lainnya yang tidak termasuk wilayah kerja PT ……………………………….. bagaimana kondisi usaha-usaha kecil (mis : warung) di desa Saudara ?

1. Meningkat 2. Membaik 3. Agak membaik4. Tidak berubah 5. Memburuk 6. Sangat memburuk

7. Dibandingkan dengan desa lainnya yang tidak termasuk wilayah kerja PT ……………………………….. bagaimana kondisi penyerapan tenaga kerja di desa Saudara ?

1. Meningkat 2. Membaik 3. Agak membaik4. Tidak berubah 5. Memburuk 6. Sangat memburuk

E.1. PEMILIKAN DAN KUALITAS BANGUNAN RUMAH

1. Status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati :

1. Milik Sendiri 2. Sewa/kontrak 3. Rumah Keluarga 4. Bebas sewa 5. Lainnya

2. Status penguasaan tanah tempat tinggal :

1. Hak Milik 2. HGB 3. Tanah Negara 4. Milik orang/badan 5. Lainnya

3. Luas lantai tempat tinggal : ………………..………… m2

4. Luas pekarangan : ………………..…………m2

5. Jenis lantai terluas :

1. Keramik/ubin 2. Semen 3. Papan 4. Teraso 5. Tanah/lainnya

E. KUALITAS HIDUP RUMAH TANGGA

KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA (Lanjutan)

D. KESEJAHTERAAN KELUARGA

Page 173: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

156

6. Jenis dinding terluas :

1. Tembok 2. Setengah tembok 3. Papan/triplek 4. Bilik/lainnya

7. Sumber air bersih untuk minum :

1. Ledeng (PDAM) 2. Air pompa 3. Mata air 4. Air sungai/hujan

8. Sumber air bersih untuk mandi/cuci dll :

1. Ledeng (PDAM) 2. Air pompa 3. Mata air 4. Air sungai/hujan

9. Penggunaan jamban/WC : 1. Sendiri 2. Bersama 3. Umum 4. Lainnya/tidak ada

10. Sumber penerangan : 1. Listrik PLN 2. Listrik non PLN/Swasta 3. Petromak 4. Lainnya

11. Bahan bakar untuk masak :

1. Gas/listrik 2. Minyak tanah 3. Kayu bakar

E.2. PEMILIKAN BARANG BERHARGA

Mobil ……………………. ………………………………..Sepeda motor ……………………. ………………………………..

Sepeda ……………………. ………………………………..

Traktor tangan ……………………. ………………………………..Televisi berwarna ……………………. ………………………………..Televisi B/W ……………………. ………………………………..Parabola ……………………. ………………………………..

Video cecorder/VCD/DVD ……………………. ………………………………..Tape recorder/Radio ……………………. ………………………………..Lemari es ……………………. ………………………………..

Sofa ……………………. ………………………………..Kamera ……………………. ………………………………..

…………………………….. ……………………. ………………………………..

…………………………….. ……………………. ………………………………..

1. Apakah dalam 1 tahun terakhir ini ada anggota keluarga anda yang sakit ?

1. Ya 2. Tidak ada

2. Jika ada, jenis penyakit apa yang diderita?

1. Typus 2. Malaria 3. Cacar 4. TBC

5. Infeksi saluran pernapasan 6. Lainnya (sebutkan) ………………………………………….

3. Jika ada anggota keluarga yang sakit, berobat kemana?

1. Puskesmas 2. Dokter 3. Rumah sakit 4. Klinik

5. Lainnya (sebutkan) …………………………………………………..

G.1. KERJA SAMA

1. Kerjasama untuk kepentingan pribadi (arisan, dll)

1. Ada, berjalan dengan baik 2. Ada, tidak berjalan 3. Tidak ada

2. Kerjabakti / gotong royong untuk kepentingan umum

1. Ada, berjalan dengan baik 2. Ada, tidak berjalan 3. Tidak ada

KUALITAS HIDUP RUMAH TANGGA (Lanjutan)

14

KUALITAS HIDUP RUMAH TANGGA (Lanjutan)

12

567

8910

11

13

12

F. KESEHATAN

G. KERJASAMA DAN KONFLIK

Jenis Barang Jumlah (bh) Harga Taksiran (Rp.)

3

4

No.

Page 174: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

157

3. Kerjasama penyelenggaraan upacara adat / keagamaan

1. Ada, berjalan dengan baik 2. Ada, tidak berjalan 3. Tidak ada

4. Bagaimana kesediaan anggota masyarakat, secara umum, dalam menyediakan waktu dan tenaga

untuk bergotong royong dalam rangka kegiatan kemasyarakatan?

1. Sangat baik 2. Baik 3. sedang 4. Buruk 5. Sangat buruk

5. Bagaimana bentuk sanksi terhadap anggota masyarakat yang enggan melakukan kerjasama?

1. Dikenkan denda 2. Ditegur 3. Dikucilkan 4. Tidak ada sanksi

6. Apakah kelembagaan desa membangun kerjasama dengan kelembagaan lain?

1. Ada, berjalan dengan baik 2. Ada, tidak berjalan 3. Tidak ada

7. Adakah kerjasama kelembagaan antara desa Saudara dengan PT ………………………………….?

1. Ada, berjalan dengan baik 2. Ada, tidak berjalan 3. Tidak ada

G.2. KONFLIK SOSIAL

1. Menurut pendapat Saudara apakah pengaruh PT ……………………………………….

terhadap konflik di masyarakat?

1. Meningkatkan konflik antar anggota masyarakat

2. Meningkatkan konflik antara masyarakat dengan pendatang

3. Meningkatkan konflik antara masyarakat dengan perusahaan

4. Tidak ada konflik dengan PT …………………………………

5. Lainnya ………………………………………………………………………………………………

2. Adakah sengketa antara warga desa dengan PT ……………………………………………………

1. Ada 2. Tidak ada

3. Jika ada, apakah yang menjadi sumber konflik?

1. Kehilangan kesempatan bekerja 2. Kehilangan kesempatan berusaha

3. Perbedaan adat istiadat pembangunan desa 4. Berkuranganya akses ke PT …………………….

5. Lainnya ……………………………………………………………

4. Adakah sengketa dengan kaum pendatang?

1. Ada 2. Tidak ada

5. Jika sengketa dengan kaum pendatang, apakah penyebab utamanya?

1. Kehilangan kesempatan bekerja 2. Kehilangan kesempatan berusaha

3. Perbedaan adat istiadat pembangunan desa 4. Berkuranganya akses ke PT …………………….

5. Lainnya ……………………………………………………………

6. Jika terjadi konflik dan sengketa, bagaimana mekanisme penyelesaiannya?

1. Diselesaikan secara pribadi 2. Diselesaikan oleh Pemerintah Desa

3. Diselesaikan dengan musyawarah desa 4. Penyelesaian dengan melibatkan aparat hukum

7. Fungsli lembaga adat dalam membantu penyelesaian konflik?

1. Ada dan berfungsi dengan baik 2. Ada tetapi tidak berfungsi 3. Tidak ada

1. Setelah adanya PT …………………………………. Apakah harga jual tanah menjadi lebih tinggi?

1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu2. Apakah luas tanah mencerminkan jumlah kekayaan yang dimiliki seseorang?

1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu

3. Apakah orang yang memiliki tanah lebih dihormati?

1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu

4. Apakah rela menjual tanah untuk membeli barang-barang mewah?

1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu5. apakah rela menjual tanah untuk biaya pendidikan?

1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu

6. Apakah bekerja dipertanian masih merupakah pilihan utama?

1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu

H. NORMA DI MASYARAKAT

KERJASAMA DAN KONFLIK (Lanjutan)

Page 175: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

158

7. Apakah ada alternatif bekerja di sektor lain? (Jika ya sebutkan) ………………………………………………..

1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu8. Apakah bekerja diindustri lebih bergengsi?

1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu9. Apakah semua pekerjaan di pertanian di upah dengan uang?

1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu

10. Apakah bersekolah sampai pendidikan tinggi penting?1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu

11. Apakah pengetahuan dan ketrampilan tentang budidaya pertanian penting?

(Jika ya, sebutkan jenis komoditasnya) …………………………………………………….

1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu

12. Apakah pengetahuan dan ketrampilan dibidang pengolahan hasil pertanian penting?

(Jika ya, sebutkan jenis pengolahan apa) ………………………………………………………

1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu

13. Apakah ada pengetahuan dan ketrampilan lain yang dianggap penting?

(Jika ya, sebutkan) …………………………………………………………

1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu/ragu-ragu

1. Apakah Anda setuju dengan adanya kegiatan pertambangan di desa Anda?

1. Ya 2. Tidak

2. Apakah kehadiran PT …………………………... membawa dampak positif terhadap kehidupan sehari-hari Saudara, keluarga dan masyarakat?

1. Ya 2. Tidak3. Apakah Saudara ikut dalam kegiatan yang diprogramkan PT …………………………………………

1. Ya 2. Tidak4. Jika "ya" apa kesan saudara ?

1. Bermanfaat 2. Cukup bermanfaat 3. Kurang bermanfaat 4. Tidak bermanfaat

5. Apakah ada kemajuan dalam bidang di bawah ini, setelah ikut terlibat dalam kegiatan yang

yang diselenggarakan oleh PT ……………………………………………….

I. Bidang usaha yang digeluti 1. Ya 2. Tidak

II. Kualitas perumahan 1. Ya 2. Tidak

III. Kemampuan dalam membayar biaya pendidikan dan kesehatan1. Ya 2. Tidak

6. Apakah jumlah anggota masyarakat yang terlibat dengan aktifitas bisnis PT………………………………..

meningkat dari tahun ke tahun?

1. Ya 2. Tidak

7. Adakah kader pemuda yang mendapatkan posisi-posisi baru pada salah satu atau lebih sektor

kegiatan dalam komunitas setelah terlibat kegiatan PT ………………………………………….?

1. Ya 2. Tidak

…………………., …………..Juli 2005

Mengetahui, Kepala Kampung/Dusun

NORMA DI MASYARAKAT (lanjutan)

J. CATATAN

I. PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PT ………………………………………………….

Page 176: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

159

Lampiran 2 Daftar desa/kelurahan dalam ruang lingkup community

development PT Indominco Mandiri dan PT Badak NGL

Perusahaan Kabupaten/Kota, & Kecamatan

Desa/Kelurahan

Kutai Timur Sangatta 1. Desa Suka Damai

2. Desa Suka Rahmat

PT Indominco Mandiri

3. Desa Teluk Pandan

4. Desa Santan Ulu 5. Desa Santan Tengah

Kutai Kertanegera Kecamatan Marangkayu

6. Desa Santan Hilir Bontang Bontang Selatan 7. Kelurahan Bontang Lestari Bontang Barat 8. Kelurahan Kanaan Bontang Utara 9. Kelurahan Guntung

10. Kelurahan Loktuan

PT Badak Natural Gas Liquefaction

Bontang Seluruh Kelurahan di Kota Bontang

Page 177: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

160

Lampiran 3

Pengalaman Wawancara dengan Responden

Sebelum berangkat ke lapangan, penulis sudah mengumpulkan berbagai

informasi mengenai desa-desa yang akan dikunjungi. Informasi yang

dikumpulkan menyangkut mata pencaharian utama masyarakat, kebiasaan-

kebiasaan atau adat istiadat, daerah asal, serta sarana prasarana desa. Hal ini akan

sangat membantu kelancaran kegiatan di lapangan. Informasi tersebut diperoleh

dari berbagai sumber termasuk laporan-laporan, koran dan buku.

Pengumpulan data primer khususnya wawancara dengan responden

membutuhkan teknik wawancara dan kesabaran tersendiri. Untuk mendapatkan

informasi yang detil dan akurat dari seorang responden, penulis harus

menempatkan diri dalam berbagai posisi. Pada waktu tertentu penulis

memposisikan diri sebagai seorang mahasiswa, pada kesempatan lain sebagai

seorang PNS, dan di tempat tertentu memposisikan diir sebagai salah satu suku

bangsa. Selama melakukan survei lapang penulis menggunakan dua jenis suku

yaitu Bugis dan Jawa. Penempatan diri pada posisi yang berbeda-beda tersebut

sangat bermanfaat untuk mendekatkan diri pada kehidupan dan emosi responden.

Penerimaan seseorang terhadap kehadiran orang asing pada umumnya akan

memberikan kesan curiga dan menjaga jarak. Demikian pula dengan sambutan

awal Bapak Syamsuddin, Kepala Desa Suka Damai. Namun satelah mendengar

maksud kedatangan ke desa tersebut dan tujuan dari penelitian yang akan

dilakukan, beliau sangat bersemangat dan antusias. Cerita kehidupan masyarakat

sehari-hari, terbentuknya desa baru yang pro Kota Bontang, wacana pemekaran

desa, dan informasi seputar kegiatan community development perusahaan

batubara PT Indominco Mandiri mengalir dengan lancar. Dari hasil pembicaraan

selama kurang lebih tiga jam, terkesan bahwa beliau menyimpan harapan yang

besar terhadap bantuan PT Indominco Mandiri untuk kemajuan desa dan

masyarakat Desa Suka Damai. Pada kesempatan tersebut penulis menempatkan

diri sebagai seorang mahasiswa. Suatu pemahaman umum yang masih berlaku

Page 178: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

161

pada masyarakat pedesaan adalah anggapan bahwa seorang yang memiliki

pendidikan tinggi akan mendapatkan tempat yang lebih tinggi juga.

Sambutan masyarakat Desa Suka Damai sendiri tidak jauh berbeda. Sifat

suku Bugis yang ramah dan terbuka tetap tercermin dalam sikap mereka meskipun

pada awal pertemuan agak menjaga jarak. Untuk mengatasi hal tersebut, setelah

berbasa-basi menanyakan daerah asal, penulis mengakui berasal dari suku yang

sama. Selanjutnya penulis menggunakan dua macam bahasa dalam wawancara

yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Bugis. Hal ini disebabkan bahasa pengantar

sehari-hari yang digunakan dikalangan orangtua adalah Bahasa Bugis, bahkan

masyarakat yang berumur di atas 60 tahun jarang yang bisa berbahasa Indonesia.

Namun di kalangan anak-anak umumnya menggunakan Bahasa Indonesia.

Penggunaan bahasa setempat dan asal suku yang sama memberikan

kemudahan dalam melakukan pendekatan dengan responden. Hal ini dibuktikan

pula sewaktu melakukan wawancara dengan salah seorang tokoh yang pro Kota

Bontang yaitu Ibu Yuliana yang dikenal dengan sebutan Bude. Pada awalnya

Bude yang berasal dari Banyuwangi Jawa Timur tersebut sedikit galak dan tidak

bersahabat. Namun satelah penulis mencoba menyapa dengan Bahasa Jawa,

sikapnya langsung berubah jadi hangat dan bersahabat. Bahkan cerita seputar

unjuk rasa, pembakaran kantor desa, dan penolakan sebagian masyarakat menjadi

warga Kabupaten Kutai Timur menjadi lebih komplit melengkapi informasi dari

kepala desa.

Hal yang sama juga ditemui pada beberapa responden yang berasal dari

Pulau Jawa yang berdomisili di Desa Suka Rahmat. Setelah disapa menggunakan

bahasa Jawa, sambutan mereka menjadi lebih ramah dan lebih terbuka dalam

mencerirakan sesuatu. Meskipun penguasaan Bahasa Bugis dan Bahasa Jawa

Jawa penulis tidak begitu baik, namun pengetahuan akan bahasa setempat ternyata

sangat membantu dalam berinteraksi dengan masyarakat.

Namun saat melapor dan melakukan pembicaraan dengan Kepala Desa Suka

Rahmat, penulis mengaku memposisikan diri sebagai seorang PNS yang sedang

tugas belajar untuk mengimbangi ketidakyakinan beliau terhadap mahasiswa.

Disamping itu, di desa tersebut sedang berjalan proses penyelesaian

sengketa/konflik antara PT Indominco Mandiri dengan masyarakat menyangkut

Page 179: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

162

tumpang tindih lahan. Mengetahui status penuslis sebagai PNS Departemen

Kehutanan, beliau lebih terbuka menceritakan permasalahan tersebut karena

lokasi yang dipersengketakan berada dalam kawasan Hutan Lindung. Bahkan

beberapa keluhan dan protes terhadap kebijakan Departemen Kehutanan juga

diangkat dalam pembicaraan selama lebih dari 2 jam tersebut.

Namun respon masyarakat terhadap kehadiran penulis tidaklah semuanya

baik. Memasuki pemukiman masyarakat pendatang dari Madura di Desa Suka

Rahmat penolakan untuk diajak berbincang diterima dari sebagian besar pemilik

rumah. Penolakan tersebut disertai berbagai alasan. Mulai dari alasan hanya

sebagai pekerja, bukan pemilik rumah, sedang istirahat, atau yang langsung

menutup pintu rumah tanpa sepatah katapun sebagai jawaban atas salam yang

diberikan. Hal ini justru menjadi menarik untuk mengetahui latar belakang

kehidupan mereka yang umumnya bekeja sebagai pembuat batu bata.

Masyarakat asal Madura tersebut sebagian besar bekerja sebagai pembuat

batu bata dalam bentuk usaha keluarga. Setiap tempat dikerjakan oleh beberapa

orang yang masih ada hubungan kekeluargaan. Informasi yang diperoleh dari

penduduk lain disekitarnya menyatakan bahwa mereka cenderung tertutup

terhadap orang luar. Oleh karena itu, untuk melakukan wawancara dengan salah

seorang pembuat batubata penulis mencoba mendekati anak-anak yang sedang

bermain. Awalnya anak-anak tersebut sedikit ketakutan, namun ketika penulis

memberikan obat merah terhadap luka seorang anak yang terjatuh, mereka

berbalik berkerumun dengan sikap malu-malu. Kesempatan tersebut penulis

manfaatkan dengan menyodorkan makanan kecil dan permen yang sudah

disiapkan dalam tas ransel. Anak-anak dengan gembira dan berebutan menerima

makanan kecil dan permen tersebut. Akhirnya orang tua anak yang terjatuh

tersebut ikut bergabung dan secara tidak sadar membuka diri menjawab semua

pertanyaan yang disodorkan.

Nuansa adat istiadat Bugis paling menonjol di Desa Kandolo. Penghormatan

terhadap orang yang memiliki darah bangsawan masih berlangsung. Hal ini

terlihat dari kepala desa terpilih dan tokoh-tokoh masyarakat ataupun tokoh

pemuda yang disegani masih menggunakan gelar bangsawan Bugis. Hal ini

disebabkan sebagian besar penduduk masih memiliki kekerabatan karena

Page 180: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

163

kedatangan di lokasi tersebut dengan sistim eksodus puluhan keluarga dari Bone

menuju desa tersebut. Cara yang paling aman untuk menempatkan diri adalah

status sebagai mahasiswa dan daerah asal yang sama yaitu Bugis. Status sebagai

PNS penulis tutup rapat-rapat karena sebelumnya mendapatkan informasi bahwa

di desa tersebut sering terjadi bentrok antara masyarakat dengan petugas lapangan

TN Kutai.

Pengalaman wawancara di Kelurahan Bontang Lestari tidak jauh berbeda

dengan ketiga desa lainnya karena latar belakang kebiasaan dan daerah asal yang

sama. Yang sedikit berbeda adalah pengalaman wawancara responden di

Kelurahan Kanaan. Hal ini disebabkan kebiasaan adat istiadat responden yang

umumnya berasal dari Toraja. Meskipun penulis sudah mengetahui kebiasaan

suku Toraja memelihara anjing dan babi, namun hal yang ditemui sangat diluar

dugaan. Ketakutan akan sambutan berupa gonggongan anjing yang ramai dan

galak serta adanya babi sebagai peliharaan responden membuat penulis harus

meminta bantuan pendamping selama melakukan wawancara di kelurahan

tersebut. Meskipun sedikit ragu dan was-was penulis tetap melakukan wawancara

dan menikmati suguhan minum yang ditawarkan pemilik rumah. Di luar itu

semua, penerimaan responden cukup terbuka dan bersahabat.

Dalam melakukan wawancara dengan responden, informasi yang paling sulit

didapatkan adalah tingkat pendapatan. Ada kecenderungan responden tidak ingin

diketahui pendapatannya yang real. Disamping itu, responden belum memiliki

sistim pencatatan mengenai penghasilan yang didapatkan. Umumnya mereka

hanya menghitung penghasilan yang diperoleh dari hasil penjualan panen dalam

jumlah besar, sedangkan penghasilan yang diterima yang jumlahnya kecil dan

sewaktu-waktu tidak ikut diperhitungkan.

Hal lain yang yang dapat penulis catat dalam melakukan pengumpulan data

primer adalah sebelum mengajuklan pertanyaan sesuai dengan tujuan penelitian

harus dilakukan pendekatan dengan responden. Pendekatan tersebut penulis

lakukan dengan cara melakukan pembicaraan awal tentang kehidupan sehari-hari

responden antara lain pekerjaan, kesulitan-kesulitan yang dihadapi, sampai pada

cerita kepindahan mereka ke desa tersebut. Sebab responden ternyata lebih

terbuka menceritakan kehidupan sehari-hari mereka. Untuk itu, penulis berusaha

Page 181: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

164

menempatkan diri sebagai bagian dari mereka dan harus bisa menanggapi cerita

yang disampaikan baik berupa saran, informasi, atapun hanya sekedar

membenarkan. Setelah suasana menjadi lebih rileks, barulah menyelipkan

pertanyaan menyangkut tujuan penelitian.

Page 182: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

165

Lampiran 4 Kegiatan pengembangan masyarakat PT Badak NGL tahun 2004

Jenis Kegiatan No. Bidang/Program Fisik/Sarana prasarana Non Fisik

1 Infrastruktur

Renovasi gedung instansi pemerintah

Pembangunan mesjid

2 Pendidikan Bantuan sarana belajar (buku, komputer, bahan laboratorium) untuk sekolah dan yayasan pendidikan

Bantuan biaya pelaksanaan perayaan hari-hari besar nasional dan organisasi

Bantuan dana pendidikan dan SPP tingkat SD, SLTP, SMA, S1 dan S2

Bantuan biaya perjalanan mengikuti studi banding, pelaksanaan seminar, dll.

Bantuan komsumsi untuk berbagai kegiatan di bidang pendidikan

3 Keagamaan

Bantuan komputer untuk mesjid, gereja, dan lembaga agama lainnya

Bantuan komsumsi dan dana untuk kegiatan keagamaan

Bantuan akomodasi dan transportasi untuk peserta acara keagamaan

4 Kesehatan

Bantuan satu unit mobil ambulance untuk Polres Bontang

Bantuan keringanan biaya pengobatan di RS PTB untuk pihak ke III/masyarakat tidak mampu dan staf instansi pemerintah dan anggota ABRI

Page 183: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

166

Kegiatan pengembangan masyarakat PT Badak NGL tahun 2004 (lanjutan)

Jenis Kegiatan No. Bidang/Program Fisik/Sarana prasarana Non Fisik

Bantuan 1 unit Blood Bank Refrigerator dan 1 unit Bench-Top Refrigerator Centrifuge untuk PMI Kota Bontang

Khitanan massal

Bantuan dana dan komsumsi untuk kegiatan seminar, penyuluhan, dan kegiatan lainnya dibidang kesehatan

5 Pemberdayaan Masyarakat

Bantuan komsumsi, seragam, spanduk, dll untuk berbagai kegiatan pelatihan, seminar, dll

Bantuan dana kepada kelompok nelayan

6 Olah Raga dan kesenian

Bantuan dana, peralatan olah raga, akomodasi dan komsumsi untuk pelaksanaan berbagai kegiatan olahraga

Bantuan dana, akomodasi dan komsumsi untuk pelaksanaan berbagai kegiatan kesenian

7 Lain-lain Bantuan komputer untuk berbagai kegiatan instansi Pemerintah/ ABRI

Bantuan komsumsi, dan akomodasi untuk berbagai kegiatan instansi pemerintah/ABRI

Bantuan transportasi kepada instansi pemerintah dan ABRI

Sumber: Laporan Community Development PT Badak NGL 2004

Page 184: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

167

Lampiran 5 Kegiatan pengembangan masyarakat PT Indominco Mandiri tahun

2004-2005

Jenis Kegiatan No. Bidang/Program Fisik/Sarana prasarana Non Fisik

1 Infrastruktur

Pembangunan jalan dan jembatan desa

Pusat Pelatihan

Pos Polisi

Pembangunan Sekolah Taman Kanak-Kanak

Pembangunan Kantor Desa

Pembangunan kanal

Semenisasi SDN 020

Pembangunan mesjid

2 Kesehatan

Khitanan massal 3 Keagamaan

Perayaan hari-hari besar agama

Pelatihan Dai

4 Pendidikan

Peralatan sekolah

GNOTA dan beasiswa

Tranportasi/Bis sekolah

5 Ekonomi

Pelatihan untuk masyarakat dan plot percontohan budidaya kedelai, jagung, dan rumput laut

Pelatihan menjahit tingkat mahir dan bordir

Demplot sistem insemninasi buatan untuk pembenihan ikan mas

Dana bergulir kelompok Tani Pemuda Santan Tengah Budaya Holtikultura

Page 185: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

168

Kegiatan pengembangan masyarakat PT Indominco Mandiri Tahun 2004-2005 (lanjutan)

Jenis Kegiatan No. Bidang/Program Fisik/Sarana Prasarana Non Fisik

6 Sosial, Budaya, dan Kesenian

Bantuan dana untuk berbagai kegiatan seni dan budaya

7 Lain-Lain Bantuan dana untuk kegiatan pendidikan, sosial , olag raga dan kepemudaan yang sifatnya insidentil Studi Banding ke pertanian kedelai di Berau

Sumber: Laporan Kegiatan Community Development PT Indominco Mandiri Tahun 2004 dan Tahun 2005 periode Januari – Juni 2005

Page 186: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

169

Lampiran 6 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Timur atas dasar harga konstan 1993 menurut lapangan usaha

tahun 1993-2003 (juta rupiah)

TAHUN Sektor 1993 1998 1999 2000 2001 2002 2003

Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan

1 364 606.00

1 533 919.00

1 745 202.00

1 789 307.00

1 886 857.00

2 005 397.00

2 041 083.00

Pertambangan dan penggalian

4 799 550.00

6 413 052.00

6 776 631.00

6 964 590.00

7 351 810.00

8 025 055.00

8 314 944.00

Industri pengolahan 5 399 868.00

6 683 649.00

7 031 143.00

7 467 478.00

7 821 633.00

7 749 345.00

7 685 916.00

Listrik, gas & air bersih

45 184.00

68 980.00

75 642.00

84 247.00

97 991.00

103 046.00

112 094.00

Bangunan 433 008.00

558 811.00

567 193.00

594 929.00

667 498.00

726 742.00

797 551.00

Perdagangan, hotel & restaurant

1 430 950.00

1 901 068.00

1 960 528.00

1 989 468.00

2 031 563.00

2 109 079.00

2 222 429.00

Pengangkutan dan komunikasi

1 355 092.00

2 181 588.00

2 257 788.00

2 348 509.00

2 455 700.00

2 612 788.00

2 716 576.00

Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

534 480.00

669 998.00

578 835.00

599 743.00

635 978.00

669 847.00

706 695.00

Jasa-jasa 345 681.00

503 558.00

526 657.00

545 698.00

564 516.00

591 238.00

628 711.00

TOTAL 15 708 419.00

20 514 623.00

21 519 619.00

22 383 969.00

23 513 546.00

24 592 537.00

25 225 999.00

PDRB tanpa migas 7 939 660.00

11 090 269.00

11 548 182.00

11 966 068.00

12 857 127.00

13 793 840.00

14 447 511.00

Sumber : BPS, PDRB Kalimantan Timur Menurut Lapangan Usaha 1993-2003

Page 187: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

170

Lampiran 7 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bontang atas dasar harga konstan 1993 menurut lapangan usaha tahun 1993-

2003 (juta rupiah)

TAHUN Sektor 1993 1998 1999 2000 2001 2002 2003

Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan

12 492.68

14 011.45

15 209.08

15 512.31

16 279.29

16 089.44

16 953.01

Pertambangan dan penggalian

9 686.00

19 230.45

20 876.08

21 834.29

22 973.20

23 798.70

25 705.33

Industri pengolahan 2 520 672.75

3 346 911.84

3 701 535.95

4 103 566.36

4 258 925.30

4 063 762.89

4 101 307.17

Listrik, gas & air bersih

1 772.00

4 039.13

4 374.92

5 626.57

5 751.84

6 283.35

6 885.09

Bangunan 83 409.00

145 550.68

158 398.39

170 927.70

192 263.82

215 419.26

254 210.91

Perdagangan, hotel & restauran

88 059.00

127 644.07

139 084.36

148 591.38

154 873.02

159 638.09

171 325.31

Pengangkutan dan komunikasi

27 050.61

43 646.56

47 476.13

50 155.38

51 570.14

53 039.92

54 501.86

Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

33 715.00

51 207.39

54 561.87

58 529.26

61 224.99

63 354.82

63 952.87

Jasa-jasa 19 641.00

32 563.62

35 524.19

41 997.42

44 041.09

46 512.37

49 542.77

TOTAL 2 796 498.04

3 784 805.19

4 177 040.97

4 616 740.67

4 807 902.69

4 647 898.84

4 744 384.32

PDRB tanpa migas 681 740.29

878 959.91

959 539.48

1 028 002.32

1 082 156.54

1 127 130.57

1 226 728.43

Sumber : 1. Bappeda dan BPS, PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Bontang 1993-2003

2. Bappeda dan BPS, Bontang Dalam Angka 2001

Page 188: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

171

Lampiran 8 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kutai Timur atas dasar harga konstan 1993 menurut lapangan usaha

tahun 1993-2003 (juta rupiah)

TAHUN Sektor 1993 1998 1999 2000 2001 2002 2003

Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan

87 562.42

101 424.73

93 655.69

102 664.59

110 326.38

113 664.48

218 112.97

Pertambangan dan penggalian

344 967.16

622 677.51

779 094.71

784 678.19

818 954.28

984 858.59

1 112 067.06

Industri pengolahan 3 836.38

10 544.91

11 697.25

13 333.37

14 946.80

16 427.09

15 342.57

Listrik, gas & air bersih

316.09

1 395.16

1 565.66

2 249.35

2 602.56

4 021.34

5 081.28

Bangunan 14 399.54

26 959.20

28 205.47

31 434.16

42 121.77

73 015.98

104 680.25

Perdagangan, hotel & restauran

11 590.02

36 541.02

32 425.12

34 082.13

37 164.37

42 277.15

63 287.92

Pengangkutan dan komunikasi

26 214.34

34 185.64

35 219.53

59 716.16

53 971.37

73 006.59

74 562.21

Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

23 476.78

34 107.33

37 850.60

39 872.34

44 112.46

54 262.49

75 352.91

Jasa-jasa 4 527.54

6 797.84

7 239.93

8 281.36

11 690.30

14 776.03

23 426.87

TOTAL 516 890.27

874 633.34

1 026 953.96

1 076 311.65

1 135 890.29

1 376 309.74

1 691 914.04

PDRB tanpa migas 460 714.49

805 479.72

961 364.15

1 008 767.91

1 053 931.53

1 296 195.06

1 608 175.64

PDRB Tanpa migas dan batubara

176 566.14

260 972.29

259 349.29

305 478.91

332 183.35

408 964.22

602 239.56

Sumber : BPS, PDRB Kutai Timur Menurut Lapangan Usaha 1993-2003

Page 189: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

172

Lampiran 9 Mata pencaharian utama responden

Jumlah responden (org) Desa/Kelurahan

Petani Guru/PNS/

ABRI Karyawan

Swasta Wiraswasta Lainnya

Suka Damai 18

0

2

0

0

Suka Rahmat 9

0

4

7

0

Bontang Lestari 9

1

7

2

1

Kanaan 4

2

11

1

2

Jumlah desa dampak 40

3

24

10

3

Persentase (%) 50

3.75

30

12.5

3.75

Kandolo 18

1

0

1

0

Jumlah desa non-dampak 18

1

0

1

0

Persentase (%) 90

5

0

5

0

Mata pencaharian utama responden berdasarkan pelapisan sosial ekonomi

Pelapisan sosial ekonomi Jumlah responden (%)

Petani Guru/PNS/

ABRI Karyawan

Swasta Wiraswasta Lainnya

Atas 53

11

21

16

0

Menengah 48

6

35

6

3

Bawah 66

0

18

12

4

Keterangan : Petani : Petani dengan lahan sendiri, petani bukan lahan sendiri dengan sistem

bagi hasil , nelayan Guru/PNS/ABRI : Guru, pegawai negeri, ABRI, honorer pada instansi pemerintah Karyawan swasta : Karyawan perusahaan swasta, sopir, buruh bangunan, buruh pabrik Wiraswasta : Pedagang, usaha meubel, warung/rumah makan, usaha sendiri Lainnya : Pemulung, karyawan swasta yang habis masa kontrak dan menunggu

masa 6 bulan untuk dapat melamar bekerja kembali pada perusahaan yang sama

Page 190: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

173

Lampiran 10 Tingkat pendidikan responden

Jumlah responden (org)

Desa/Kelurahan Tidak pernah sekolah

Tidak tamat SD

SD

SLTP

SLTA

Diploma

S1

Suka Damai 2

6

5

5

2

0

0

Suka Rahmat 3

4

6

1

6

0

0

Bontang Lestari 3

5

4

3

5

0

0

Kanaan 2

0

5

4

7

1

1

Jumlah desa dampak 10

15

20

13

20

1

1

Persentase (%) 12.5

18.75

25

16.25

25

1.25

1.25

Kandolo 2

2

11

3

2

0

0

Jumlah desa non-dampak 2

2

11

3

2

0

0

Persentase (%) 10

10

55

15

10

0

0

Tingkat pendidikan responden berdasarkan pelapisan sosial ekonomi

Jumlah responden (%)

Pelapisan sosial ekonomi

Tidak pernah sekolah

Tidak tamat SD

SD

SLTP

SLTA

Diploma

S1

Atas 5

5

16

21

42

5

5

Menengah 10

16

19

19

35

0

0

Bawah 16

22

44

12

6

0

0

Page 191: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

174

Lampiran 11 Tingkat pendapatan responden

Jumlah pendapatan per bulan (Rp.)

= 500.000 500.000 - 1.000.000 - 1.500.000 - 2.000.000 - = 2.500.000 Desa/Kelurahan

1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 Suka Damai 5

7

0

3

3

2

Suka Rahmat 6

6

2

2

2

2

Bontang Lestari 3

10

2

2

1

2

Kanaan 9

5

2

1

0

3

Jumlah desa dampak 23

28

6

8

6

9

Persentase (%) 28.75

35

7.5

10

7.5

11.25

Desa Kandolo 12

6

1

1

0

0

Jumlah desa non-dampak 12

6

1

1

0

0

Persentase (%) 60

30

5

5

0

0

Tingkat pendapatan responden berdasarkan pelapisan sosial ekonomi

Jumlah pendapatan per bulan (Rp.)

= 500.000 500.000 - 1.000.000 - 1.500.000 - 2.000.000 - = 2.500.000 Pelapisan sosial ekonomi

1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000

Atas 3

2

2

0

4

8

Menengah 8

8

4

8

2

1

Bawah 24

24

1

1

0

0

Page 192: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

175

Lampiran 12 Persepsi pengaruh kehadiran perusahaan pertambangan terhadap penyerapan tenaga kerja

Persepsi pengaruh kehadiran perusahaan tambang terhadap penyerapan tenaga kerja berdasarkan desa/kelurahan

Jumlah responden (org) Desa/Kelurahan

Membaik

Agak membaik

Tidak berubah

Suka Damai 0 1 19Suka Rahmat 1 0 19Bontang Lestari 0 6 14Kanaan 3 11 6

Jumlah 4 18 58Persentase (%) 5 22.5 72.5

Persepsi pengaruh kehadiran perusahaan tambang terhadap penyerapan tenaga kerja berdasarkan pelapisan sosial ekonomi

Jumlah responden (%) Pelapisan sosial ekonomi

Membaik

Agak membaik

Tidak berubah

Atas 7 14 79Menengah 0 29 71Bawah 7 21 71

Page 193: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

176

Lampiran 13 Responden yang bekerja/pernah bekerja pada perusahaan pertambangan

Responden yang bekerja/pernah bekerja pada perusahaan pertambangan berdasarkan desa/kelurahan

Jumlah responden (org) Desa/Kelurahan

Bekerja

Pernah bekerja Tidak bekerja

Suka Damai 1

0

19

Suka Rahmat 2

2

16

Bontang Lestari 3

1

16

Kanaan 1

4

15

Jumlah 7

7

66

Persentase (%) 8.75

8.75

82.5

Responden yang bekerja/pernah bekerja pada perusahaan pertambangan berdasarkan pelapisan sosial ekonomi

Jumlah responden (%) Pelapisan sosial ekonomi

Bekerja

Pernah bekerja

Tidak bekerja

Atas 7

0

93

Menengah 17

17

67

Bawah 5

7

88

Page 194: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

177

Lampiran 14 Tingkat pendapatan responden dalam lima tahun terakhir

Tingkat pendapatan responden dalam lima tahun terakhir berdasarkan desa/kelurahan

Jumlah responden (org) Desa/Kelurahan

Membaik

Tidak berubah

Memburuk

Suka Damai 7

6

7

Suka Rahmat 3

8

9

Bontang Lestari 6

9

5

Kanaan 8

6

6

Kandolo 1

4

15

Jumlah 25

33

42

Tingkat pendapatan responden dalam lima tahun terakhir berdasarkan pelapisan sosial ekonomi

Jumlah responden (%) Pelapisan sosial ekonomi Membaik

Tidak berubah

Memburuk

Atas 47

21

32

Menengah 32

26

42

Bawah 12

42

46

Page 195: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

178

Lampiran 15 Persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap kesejahteraan keluarga

Persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap kesejahteraan keluarga berdasarkan desa/kelurahan

Jumlah responden (org) Desa/Kelurahan

Besar

Sedang

Kecil

Tidak ada

Suka Damai 1

0

4

15

Suka Rahmat 0

2

2

16

Bontang Lestari 1

4

8

7

Kanaan 3

1

14

2

Jumlah 5

7

28

40

Persentase 6.25

8.75

35

50

Persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap kesejahteraan keluarga berdasarkan pelapisan sosial ekonomi

Jumlah responden (%) Pelapisan sosial ekonomi Besar

Sedang

Kecil

Tidak ada

Atas 21

7

29

43

Menengah 4

21

25

50

Bawah 2

2

45

50

Page 196: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

179

Lampiran 16 Responden yang mendapatkan beasiswa dari perusahaan pertambangan

Responden yang mendapatkan beasiswa dari perusahaan tambang berdasarkan desa/kelurahan

Jumlah responden (org) Desa/Kelurahan

Dapat

Pernah dapat

Tidak dapat

Suka Damai 2

3

15

Suka Rahmat 1

1

18

Bontang Lestari 1

1

18

Kanaan 1

2

17

Jumlah 5

7

68

Persentase (%) 6

9

85

Responden yang mendapatkan beasiswa dari perusahaan tambang berdasarkan pelapisan sosial ekonomi

Jumlah responden (%) Pelapisan sosial ekonomi

Dapat

Pernah dapat

Tidak dapat

Atas 14

7

79

Menengah 8

4

88

Bawah 2

12

86

Page 197: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

180

Lampiran 17 Responden yang ikutserta dalam program community development perusahaan pertambangan

Responden yang ikutserta dalam program kegiatan perusahaan berdasarkan desa/kelurahan

Desa/Kelurahan Jumlah responden (org)

Ya Tidak

Suka Damai 5

15

Suka Rahmat 1

19

Bontang Lestari 0

20

Kanaan 6

14

Jumlah 12

68

Persentase (%) 15

85

Responden yang ikutserta dalam program kegiatan perusahaan berdasarkan pelapisan sosial ekonomi

Jumlah responden (%) Pelapisan sosial ekonomi

Ya Tidak

Atas 21

79

Menengah 8

92

Bawah 17

83

Page 198: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

181

Lampiran 18 Persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat

Persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat berdasarkan desa/kelurahan

Jumlah responden (org) Desa/Kelurahan

Membaik

Agak membaik

Tidak berubah

Suka Damai 0

1

19

Suka Rahmat 0

0

20

Bontang Lestari 4

5

11

Kanaan 3

15

1

Jumlah 7

21

51

Persentase (%) 8.75

26.25

63.75

Persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat berdasarkan pelapisan sosial ekonomi

Jumlah responden (%)

Pelapisan sosial ekonomi Membaik Agak membaik Tidak berubah

Atas 14

21

64

Menengah 13

21

67

Bawah 7

31

62

Page 199: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

182

Lampiran 19 Persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap pertumbuhan usaha-usaha kecil

Persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap pertumbuhan usaha-usaha kecil berdasarkan desa/kelurahan

Jumlah responden (org) Desa/Kelurahan

Membaik

Agak membaik Tidak berubah

Suka Damai 0

20

0

Suka Rahmat 0

1

19

Bontang Lestari 0

7

13

Kanaan 3

16

1

Jumlah 3

44

33

Persentase (%) 3.75

55

41.25

Persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap usaha-usaha kecil berdasarkan pelapisan sosial ekonomi

Jumlah responden (%) Pelapisan sosial ekonomi Membaik

Agak membaik

Tidak berubah

Atas 7

21

71

Menengah 0

33

67

Bawah 5

31

64

Page 200: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

183

Lampiran 20 Konflik antara perusahaan pertambangan dengan masyarakat

Konflik antara perusahaan pertambangan dengan masyarakat berdasarkan desa/kelurahan

Jumlah responden (org) Desa/Kelurahan

Ada konflik Tidak ada konflik

Suka Damai 4

16

Suka Rahmat 5

15

Bontang Lestari 3

17

Kanaan 2

18

Jumlah 14

66

Persentase (%) 17.5

82.5

Konflik antara perusahaan pertambangan dengan masyarakat berdasarkan pelapisan sosial ekonomi

Pelapisan sosek Jumlah responden (%)

Ada konflik Tidak ada konflik

Atas 16

84

Menengah 25

75

Bawah 12

88

Page 201: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

184

Lampiran 21

Kasus Desa Suka Damai

Salah satu desa yang letaknya relatif dekat dengan lokasi pertambangan

adalah Desa Suka Damai. Di sebelah Barat Desa Suka Damai terdapat konsesi

pertambangan batubara milik PT Indominco Mandiri yang beroperasi sejak tahun

1995. Secara administratif, Desa Suka Damai termasuk dalam wilayah Kecamatan

Sangatta Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur. Desa Suka Damai

terletak pada jalan poros Samarinda-Bontang dengan jarak ± 15 km dari Kota

Bontang dan ± 75 km dari Sangatta ibukota Kabupaten Kutai Timur.

Mata pencaharian utama masyarakat Desa Suka Damai umumnya adalah

petani dengan komoditas utama pisang dan coklat. Umumnya masyarakat

memiliki lahan yang cukup luas yaitu berkisar antara 2–10 hektar, bahkan ada

yang memiliki lahan garapan lebih dari 10 hektar. Pemilikan lahan garapan yang

cukup luas tersebut disebabkan penguasaan lahan dilakukan dengan cara

membuka kawasan hutan dan ditanami dengan tanaman pisang sebagai tanda

kepemilikan lahan. Oleh karena itu, penguasaan lahan belum memiliki dokumen

kepemilikan yang legal dari pemerintah.

Masyarakat yang bekerja pada sektor swasta sangat sedikit. Hal ini

disebabkan oleh tingkat pendidikan yang tidak memadai. Persyaratan tingkatan

pendidikan yang diminta oleh perusahaan tidak sesuai dengan tingkat pendidikan

yang dimiliki masyarakat. Penduduk yang bekerja pada perusahaan swasta

umumnya pendatang dengan sistim kontrak sehingga apabila kontrak kerja habis

maka mereka akan meninggalkan desa tersebut.

Desa Suka Damai terdiri atas dua dusun yaitu Dusun Damai Bersatu dan

Dusun Danau Redan. Dusun Damai Bersatu merupakan salah satu dusun yang

sebagian warganya bertempat tinggal di dekat jalan tambang PT Indominco

Mandiri. Untuk mencapai pemukiman masyarakat yang berada dekat jalan

tambang, dapat ditempuh dengan jalan kaki atau kendaraan roda dua melewati

jalan kecil yang dikenal dengan nama Jalan Marante dari jalan poros Samarinda-

Bontang. Jalan Marante merupakan jalan tanah selebar ± 1,3 meter yang hanya

Page 202: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

185

dapat dilewati oleh kendaraan roda dua. Namun pada musim hujan, jalan tersebut

tidak dapat dilewati karena kondisi jalan yang licin dan liat. Sepanjang jalan

menuju Dusun Damai Bersatu merupakan kebun pisang milik masyarakat.

Penduduk Dusun Damai Bersatu umumnya berasal dari Tana Toraja Provinsi

Sulawesi Selatan. Hal ini terlihat dari suasana perkampungan dengan ciri khas

Toraja baik dari bentuk rumah maupun gereja.

Namun bentuk rumah tinggal sebagian besar masyarakat Desa Suka Damai

tidak jauh berbeda dengan bentuk rumah adat Bugis/Makassar yaitu rumah

panggung dengan bahan dasar kayu. Hal ini disebabkan penduduk Desa Suka

Damai sebagian besar merupakan pendatang dari beberapa kabupaten di Provinsi

Sulawesi Selatan yaitu Jeneponto, Bone, Barru, Bantaeng, Bulukumba, Maros,

dan lainnya. Umumnya mereka tinggal berkelompok sesuai dengan daerah asal.

Hal ini menyebabkan pemukiman penduduk mengelompok dengan jarak antar

kelompok sekitar 0.5- 1 km.

Dusun Danau Redan berbatasan dengan Desa Santan Tengah Kabupaten

Kutai Kertanegara. Kedua kabupaten tersebut dibatasi oleh aliran air Sungai

Santan. Belakangan ini, sungai tersebut sering mengalami banjir sehingga

merusak rumah dan tanah pertanian masyarakat. Saat ini Dusun Danau Redan

sedang dalam persiapan menjadi desa otonom dengan nama Desa Danau Redan.

Salah satu rumah dalam kelompok pemukiman penduduk asal Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan di Dusun Danau Redan Desa Suka Damai

Page 203: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

186

Bahkan di depan salah satu rumah penduduk telah dipasang nama Desa Persiapan

Danau Redan.

Pemekaran desa merupakan salah satu implikasi dari otonomi daerah,

dimana Desa Suka Damai sendiri merupakan salah satu desa dari hasil pemekaran

Desa Teluk Pandan. Meskipun Desa Suka Damai memiliki wilayah yang cukup

luas, namun belum didukung oleh sarana prasarana dan sumberdaya manusia

yang memadai. Hal ini ditandai dengan minimnya sarana transportasi, pendidikan,

dan kesehatan.

Salah satu dampak dari pemekaran wilayah di Desa Suka Damai adalah

terpecahnya masyarakat ke dalam dua kelompok yaitu kelompok yang menjadi

penduduk Kabupaten Kutai Timur dan kelompok yang ingin bergabung dengan

Kota Bontang. Hal ini ditandai dengan adanya sejumlah masyarakat yang masih

memiliki KTP Bontang. Mereka merasa keberatan apabila harus bergabung

dengan Kabupaten Kutai Timur dengan pertimbangan akses ke Kota Bontang

lebih mudah dibandingkan dengan akses ke Sangatta. Sebelum terbentuknya

Papan nama Desa Persiapan Danau Redan

Page 204: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

187

Kabupaten Kutai Timur, masyarakat Desa Suka Damai lebih banyak berinteraksi

dengan Kota Bontang karena kemudahan transportasi dan kedekatan jarak.

Salah satu bentuk dari penolakan tersebut adalah munculnya aksi unjuk rasa

dan pembakaran kantor desa oleh kelompok yang berkeinginan menjadi penduduk

Kota Bontang. Disamping itu, kelompok tersebut telah membentuk desa baru

dengan nama Desa Kali Gowa. Salah satu tokoh terbentuknya desa tersebut

mengakui bahwa pembentukan desa baru tersebut merupakan salah satu bentuk

protes masyarakat akan ketidakpedulian Pemerintah Daerah Kutai Timur terhadap

warga Desa Suka Damai. Meskipun telah menjadi penduduk Kabupaten Kutai

Timur, namun perhatian dan bantuan pemda belum banyak dirasakan oleh

masyarakat tersebut.

Permasalahan lain yang sedang dihadapi oleh masyarakat Desa Suka Damai

khususnya yang memiliki mata pencaharian utama sebagai petani adalah gagal

panen atau tanaman rusak. Pisang sebagai komoditas utama telah mengalami

gagal panen dan kerusakan tanaman sejak dua tahun lalu yang diperkirakan akibat

serangan virus. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan pendapatan secara

drastis. Namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut dari pemerintah dalam

penagangan masalah tersebut sehingga kehidupan para petani semakin terpuruk.

Sebagai salah satu desa binaan dari PT Indominco Mandiri, Desa Suka

Damai sudah mendapatkan berbagai macam bantuan baik dalam bentuk fisik

maupun non fisik. Program community development yang telah dilaksanakan oleh

PT Indominco Mandiri di Desa Suka Damai secara garis besar dapat

dikelompokkan ke dalam tiga kelompok kegiatan yaitu:

1. Fisik

Dalam rangka pembangunan kantor desa yang telah dibakar oleh massa pada

saat berunjuk rasa, PT Indominco Mandiri memberikan bantuan senilai 100 juta

rupiah disamping biaya dari APBD Kutai Timur. Pembangunan kantor desa

tersebut dilakasanakan secara swadaya oleh masyarakat.

Bantuan fisik lainnya adalah pembangunan jalan dan jembatan kayu di

Dusun Danau Redan. Pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan tersebut

dilakukan sendiri oleh pihak perusahaan. Di sisi lain masyarakat menginginkan

Page 205: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

188

pembangunan jalan tersebut dilaksanakan secara swadaya sehingga kelebihan

dana dapat digunakan untuk meningkatkan kondisi jalan dari jalan tanah menjadi

jalan aspal. Namun sampai saat ini, jalan tersebut masih merupakan jalan tanah

sehingga sulit pada musim hujan.

2. Sosial

Kegiatan community development PT Indominco Mandiri dalam bidang

sosial antara lain pemberian bantuan biaya pendidikan dalam bentuk Anak Asuh.

Namun biaya pendidikan tersebut hanya diberikan pada tingkat pendidikan

Sekolah Dasar, sehingga banyak anak yang tidak dapat melanjutkan pendidikan

ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, biaya pendidikan hanya diberikan dalam

jangka waktu tertentu (setahun). Pemberian biaya pendidikan inipun terbatas

pada kelompok masyarakat tertentu dan umumnya hanya menyentuh masyarakat

yang berada pada lapisan atas.

Hal ini menyebabkan tingkat pendidikan dan kualitas SDM di desa tersebut

tidak mengalami peningkatan. Apabila perusahaan memiliki kesungguhan untuk

meningkatkan kualitas SDM di desa tersebut, anak-anak yang berprestasi

diberikan biaya pendidikan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi

Kantor Desa Suka Damai

Page 206: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

189

sehingga dapat ditampung bekerja di perusahaan sesuai dengan kemampuan dan

keahliannya.

Rendahnya tingkat pendidikan dan kualitas SDM menyebabkan penyerapan

tenaga kerja penduduk setempat sangat rendah. Meskipun demikian, seharusnya

perusahaan pertambangan dapat memberikan peluang kerja untuk jenis pekerjaan

yang tidak memerlukan skill dan pendidikan yang tinggi. Hal ini dapat ditempuh

dengan memberikan pelatihan keterampilan tertentu sesuai dengan kebutuhan

perusahaan.

Kegiatan sosial lainnya adalah bantuan perayaan hari-hari besar nasional

dan keagamaan. Namun pelayanan sosial di bidang kesehatan belum ada.

Penduduk yang memerlukan pengobatan yang lebih serius harus menuju Kota

Bontang untuk mendapatkan pelayanan dokter.

3. Ekonomi

Salah satu bentuk kegiatan community development PT Indominco Mandiri

dalam bidang ekonomi di Desa Suka Damai adalah pelatihan menjahit dan

pembentukan kelompok tani binaan. Namun pelajaran yang diterima sulit

dimanfaatkan karena tidak ada modal. Disamping itu, kelompok tani dengan

komoditas jagung dan kedelai tidak dapat berjalan karena tanaman yang sudah

hampir panen selalu rusak akibat banjir.

Sejak tahun 1998 musibah banjir mulai sering terjadi. Hal ini disebabkan

semakin dangkalnya sungai yang melewati desa tersebut. Masyarakat

memperkirakan penyebab mendangkalnya sungai tersebut akibat erosi atau

sedimen yang terbawa dari hulu dimana PT Indominco Mandiri melakukan

penambangan. Pemerintah desa telah mengajukan permohonan bantuan alat berat

kepada PT Indominco Mandiri untuk melakukan pengerukan sungai namun

sampai saat ini pihak perusahaan belum memberikan tanggapan.

Salah satu kelompok tani yang dibentuk dan dibina oleh PT Indominco

Mandiri adalah kelompok Tani Mekar Indah. Namun kegiatan kelompok tani

tersebut tidak banyak membantu peningkatan taraf hidup anggotanya. Hal ini

disebabkan pihak perusahaan kurang membantu pemasaran hasil pertanian

kelompok tani tersebut. Disamping itu, kendala utama yang di hadapi oleh

Page 207: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

190

anggota kelompok tani maupun petani secara umum di Desa Suka Damai adalah

modal. Meskipun diberikan pengetahuan budidaya tanaman namun tidak dapat

diterapkan karena kekurangan modal.

Satu hal yang dapat disimpulkan disini adalah PT Indominco Mandiri hanya

sebatas membentuk kelompok tani dan memberikan pelatihan dalam waktu yang

singkat namun tidak memantau perkembangan selanjutnya. Hal ini menyebabkan

pembentukan kelompok tani tersebut tidak memberikan manfaat yang berarti bagi

anggotanya. Hal ini terlihat di lapangan dimana lokasi budidaya tanaman sayur

tersebut dalam kondisi tidak terawat.

Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan community development yang

dilaksanakan oleh PT Indominco Mandiri belum disesuaikan dengan kebutuhan

masyarakat. Hal ini tercermin dari masih banyaknya kebutuhan dasar masyarakat

yang belum terpenuhi antara lain sumber penerangan dan air bersih. Penerangan

yang digunakan umumnya adalah petromak. Beberapa rumah menggunakan listrik

yang berasal dari genset bantuan Pemda Kutai Timur dan ada yang milik sendiri

dan digunakan oleh beberapa keluarga. Namun saat ini genset bantuan pemda

Lokasi budidaya tanaman sayur Kelompok Tani Mekar Indah binaan PT Indominco Mandiri yang nampak tidak terawat.

Page 208: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

191

tidak berfungsi lagi karena rusak. Sumber air bersih untuk minum dan masak

umumnya dari air hujan dan sumur, sedangkan untuk keperluan lain seperti mandi

dan mencuci dari sungai. Namun ada beberapa lokasi yang air sumurnya tidak

layak untuk dikomsumsi karena rasanya masam. Beberapa responden bahkan

mengakui bahwa air hujan pun terkadang tidak dapat dikomsumsi karena

warnanya hitam.

Kegiatan community development yang tidak sesuai dengan kebutuhan

masyarakat dan hanya menyentuh kelompok masyarakat pada lapisan atas

disebabkan oleh tidak dilibatkannya masyarakat dalam perencanaan dan

implementasi program. Untuk itu, dalam upaya menjaling komunikasi dengan

masyarakat khususnya desa-desa yang menjadi binaan PT Indominco Mandiri

telah dibentuk Community Consultative Committee (CCC) yang beranggotakan

kepala desa, aparat desa, tokoh masyarakat serta pihak perusahaan. Organisasi

tersebut dibentuk dengan tujuan untuk menampung aspirasi masyarakat sehingga

program yang dijalankan sesuai dengan potensi dan kebutuhan masyarakat.

Namun organisasi yang dibentuk dua tahun lalu tersebut belum ada tindak

lanjutnya.

Minimnya peranan PT Indominco Mandiri dalam pembangunan desa

menyebabkan masyarakat memiliki persepsi bahwa kehadiran perusahaan

pertambangan tersebut tidak memberikan dampak terhadap kesejahteraan

Papan sekretariat Community Consultative Committee (CCC) yang dipasang pada bagian depan rumah Kepala Desa Suka Damai

Page 209: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

192

masyarakat. Disamping itu, sebagian besar masyarakat cenderung tidak peduli

terhadap keberadaan perusahaan pertambangan sepanjang tidak mengganggu

aktivitas mereka sebagai petani. Hal ini didukung oleh masih banyaknya

masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan perusahaan pertambangan tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan

community development PT Indominco Mandiri belum sesuai dengan kebutuhan

masyarakat karena program yang dilaksanakan masih merupakan proyek dari

perusahaan sehingga masyarakat tidak dilibatkan dalam perencanaan maupun

implementasi program. Disamping itu, sosialisasi dan pendekatan PT Indominco

Mandiri hanya dilakukan pada masyarakat lapisan atas, sedangkan pendekatan

dan sosialisasi terhadap masyarakat lapisan menengah dan bawah masih sangat

rendah.

Page 210: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

193

Lampiran 22 Data koordinat hasil analisis korespondensi berganda (correspondence analysis )

Persepsi penyerapan tenaga kerja oleh perusahaan pertambangan berdasarkan desa/kelurahan

Column Coordinates and Contributions to Inertia

Standardization: Row and column profilesColum Column Coordin. Coordin. Mass Quality Relative Inertia Cosine² Inertia Cosine²Name Number Dim.1 Dim.2 Inertia Dim.1 Dim.1 Dim.2 Dim.2

Membaik 1 0.989879 -0.721207 0.050000 1.000000 0.194148 0.138296 0.653240 0.811704 0.346760Agak membaik 2 0.961149 0.163736 0.225000 1.000000 0.553682 0.586731 0.971798 0.188269 0.028202Tidak berubah 3 -0.366555 -0.001076 0.725000 1.000000 0.252170 0.274974 0.999991 0.000026 0.000009

Persepsi penyerapan tenaga kerja oleh perusahaan pertambangan berdasarkan pelapisan sosial ekonomi

Column Coordinates and Contributions to Inertia

Standardization: Row and column profilesColum Column Coordin. Coordin. Mass Quality Relative Inertia Cosine² Inertia Cosine²Name Number Dim.1 Dim.2 Inertia Dim.1 Dim.1 Dim.2 Dim.2

Membaik 1 -0.688824 0.167548 0.046823 1.000000 0.548652 0.562044 0.944140 0.391133 0.055860Agak membaik 2 0.276245 0.076497 0.214047 1.000000 0.410057 0.413232 0.928778 0.372721 0.071222Tidak berubah 3 -0.036363 -0.032767 0.739130 1.000000 0.041291 0.024724 0.551873 0.236145 0.448127

Input Table (Rows x Columns): 4 x 3

Input Table (Rows x Columns): 3 x 3

Page 211: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

194

Responden yang bekerja, pernah bekerja, dan tidak bekerja pada perusahaan pertambangan berdasarkan desa/kelurahan

Column Coordinates and Contributions to Inertia

Standardization: Row and column profilesColum Column Coordin. Coordin. Mass Quality Relative Inertia Cosine² Inertia Cosine²Name Number Dim.1 Dim.2 Inertia Dim.1 Dim.1 Dim.2 Dim.2

Bekerja 1 0.137309 -0.453471 0.087500 1.000000 0.220803 0.024010 0.083985 0.888490 0.916015Pernah bekerja 2 -0.844596 -0.030718 0.087500 1.000000 0.702555 0.908423 0.998679 0.004077 0.001321Tidak bekerja 3 0.075015 0.051353 0.825000 1.000000 0.076642 0.067567 0.680903 0.107433 0.319097

Responden yang bekerja, pernah bekerja, dan tidak bekerja pada perusahaan pertambangan berdasarkan pelapisan sosial ekonomi

Column Coordinates and Contributions to Inertia

Standardization: Row and column profilesColum Column Coordin. Coordin. Mass Quality Relative Inertia Cosine² Inertia Cosine²Name Number Dim.1 Dim.2 Inertia Dim.1 Dim.1 Dim.2 Dim.2

Bekerja 1 0.491114 -0.224664 0.095238 1.000000 0.271723 0.241856 0.826947 0.662906 0.173053Pernah bekerja 2 0.842674 0.172919 0.079365 1.000000 0.574500 0.593377 0.959593 0.327258 0.040407Tidak bekerja 3 -0.137693 0.009296 0.825397 1.000000 0.153777 0.164767 0.995463 0.009836 0.004537

Input Table (Rows x Columns): 4 x 3

Input Table (Rows x Columns): 3 x 3

Page 212: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

195

Tingkat pendapatan responden dalam lima tahun terakhir berdasarkan desa/kelurahan

Column Coordinates and Contributions to Inertia

Standardization: Row and column profilesColum Column Coordin. Coordin. Mass Quality Relative Inertia Cosine² Inertia Cosine²Name Number Dim.1 Dim.2 Inertia Dim.1 Dim.1 Dim.2 Dim.2

Membaik 1 -0.490911 0.176086 0.250000 1.000000 0.408977 0.422501 0.886007 0.327499 0.113993Tidak berubah 2 -0.161428 -0.209117 0.330000 1.000000 0.138513 0.060305 0.373397 0.609695 0.626603Memburuk 3 0.419045 0.059493 0.420000 1.000000 0.452510 0.517194 0.980242 0.062806 0.019758

Tingkat pendapatan responden dalam lima tahun terakhir berdasarkan pelapisan sosial ekonomi

Column Coordinates and Contributions to Inertia

Standardization: Row and column profilesColum Column Coordin. Coordin. Mass Quality Relative Inertia Cosine² Inertia Cosine²Name Number Dim.1 Dim.2 Inertia Dim.1 Dim.1 Dim.2 Dim.2

Membaik 1 -0.472451 -0.013905 0.303333 1.000000 0.654908 0.667154 0.999135 0.029513 0.000865Tidak berubah 2 0.296926 -0.054634 0.296667 1.000000 0.261335 0.257727 0.967254 0.445607 0.032746Memburuk 3 0.138055 0.051064 0.400000 1.000000 0.083757 0.075120 0.879651 0.524880 0.120349

Input Table (Rows x Columns): 5 x 3

Input Table (Rows x Columns): 3 x 3

Page 213: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

196

Persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga berdasarkan desa/kelurahan

Column Coordinates and Contributions to Inertia

Standardization: Row and column profilesColum Column Coordin. Coordin. Mass Quality Relative Inertia Cosine² Inertia Cosine²Name Number Dim.1 Dim.2 Inertia Dim.1 Dim.1 Dim.2 Dim.2

Besar 1 0.807412 -0.328054 0.062500 0.999387 0.111111 0.114587 0.857782 0.093574 0.141605Sedang 2 0.093443 0.839959 0.087500 0.999967 0.146199 0.002149 0.012224 0.858831 0.987743Kecil 3 0.652850 -0.048302 0.350000 0.999942 0.350877 0.419526 0.994498 0.011360 0.005444Tidak Ada 4 -0.574274 -0.072174 0.500000 1.000000 0.391813 0.463738 0.984450 0.036234 0.015550

Persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga berdasarkan pelapisan sosial ekonomi

Column Coordinates and Contributions to Inertia

Standardization: Row and column profilesColum Column Coordin. Coordin. Mass Quality Relative Inertia Cosine² Inertia Cosine²Name Number Dim.1 Dim.2 Inertia Dim.1 Dim.1 Dim.2 Dim.2

Besar 1 0.907466 -0.259744 0.090301 1.000000 0.470922 0.829622 0.924276 0.075018 0.075724Sedang 2 -0.351797 -0.719410 0.100334 1.000000 0.376632 0.138536 0.192981 0.639422 0.807019Kecil 3 -0.040440 0.263832 0.331104 1.000000 0.138071 0.006041 0.022956 0.283794 0.977044Tidak ada 4 -0.069539 0.017315 0.478261 1.000000 0.014376 0.025802 0.941620 0.001766 0.058380

Input Table (Rows x Columns): 4 x 4

Input Table (Rows x Columns): 3 x 5

Page 214: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

197

Responden yang menerima beasiswa, pernah menerima beasiswa, dan tidak menerima beasiswa dari perusahaan pertambangan berdasarkan desa/kelurahan

Column Coordinates and Contributions to Inertia

Standardization: Row and column profilesColum Column Coordin. Coordin. Mass Quality Relative Inertia Cosine² Inertia Cosine²Name Number Dim.1 Dim.2 Inertia Dim.1 Dim.1 Dim.2 Dim.2

Menerima 1 -0.322340 0.126874 0.062500 1.000000 0.237683 0.215305 0.865859 0.722195 0.134141Pernah menerima 2 -0.469179 -0.066035 0.087500 1.000000 0.622503 0.638604 0.980576 0.273896 0.019424Tidak menerima 3 0.071999 -0.002531 0.850000 1.000000 0.139814 0.146091 0.998766 0.003909 0.001234

Responden yang menerima beasiswa, pernah menerima beasiswa, dan tidak menerima beasiswa dari perusahaan pertambangan berdasarkan pelapisan sosial ekonomi

Column Coordinates and Contributions to Inertia

Standardization: Row and column profilesColum Column Coordin. Coordin. Mass Quality Relative Inertia Cosine² Inertia Cosine²Name Number Dim.1 Dim.2 Inertia Dim.1 Dim.1 Dim.2 Dim.2

Dapat 1 -0.571071 0.118380 0.083333 1.000000 0.655467 0.768247 0.958800 0.148419 0.041200Pernah dapat 2 0.312244 0.268569 0.077381 1.000000 0.303532 0.213267 0.574773 0.709352 0.425227Tidak dapat 3 0.027914 -0.036516 0.839286 1.000000 0.041002 0.018486 0.368828 0.142228 0.631172

Input Table (Rows x Columns): 4 x 3

Input Table (Rows x Columns): 3 x 3

Page 215: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

198

Persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat berdasarkan desa/kelurahan

Column Coordinates and Contributions to Inertia

Standardization: Row and column profilesColum Column Coordin. Coordin. Mass Quality Relative Inertia Cosine² Inertia Cosine²Name Number Dim.1 Dim.2 Inertia Dim.1 Dim.1 Dim.2 Dim.2

Membaik 1 0.799539 -0.643606 0.088608 1.000000 0.138599 0.090079 0.606804 0.821313 0.393196Agak membaik 2 1.151083 0.171061 0.265823 1.000000 0.534503 0.560119 0.978393 0.174058 0.021607Tidak berubah 3 -0.583716 0.017901 0.645570 1.000000 0.326898 0.349801 0.999060 0.004629 0.000940

Persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat berdasarkan pelapisan sosial ekonomi

Column Coordinates and Contributions to Inertia

Standardization: Row and column profilesColum Column Coordin. Coordin. Mass Quality Relative Inertia Cosine² Inertia Cosine²Name Number Dim.1 Dim.2 Inertia Dim.1 Dim.1 Dim.2 Dim.2

Membaik 1 -0.272338 0.031966 0.113333 1.000000 0.469165 0.469981 0.986410 0.416686 0.013590Agak membaik 2 0.193120 0.016873 0.243333 1.000000 0.503464 0.507414 0.992425 0.249253 0.007575Tidak berubah 3 -0.025069 -0.012013 0.643333 1.000000 0.027371 0.022605 0.813248 0.334061 0.186752

Input Table (Rows x Columns): 4 x 3

Input Table (Rows x Columns): 3 x 3

Page 216: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

199

Persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap usaha-usaha kecil berdasarkan desa/kelurahan

Column Coordinates and Contributions to Inertia

Standardization: Row and column profilesColum Column Coordin. Coordin. Mass Quality Relative Inertia Cosine² Inertia Cosine²Name Number Dim.1 Dim.2 Inertia Dim.1 Dim.1 Dim.2 Dim.2

Membaik 1 0.933860 -1.45873 0.037500 1.000000 0.148649 0.048849 0.290698 0.913651 0.709302Agak membaik 2 0.667318 0.11560 0.550000 1.000000 0.333333 0.365840 0.970863 0.084160 0.029137Tidak berubah 3 -0.974654 -0.02153 0.412500 1.000000 0.518018 0.585311 0.999512 0.002189 0.000488

Persepsi dampak perusahaan pertambangan terhadap usaha-usaha kecil berdasarkan pelapisan sosial ekonomi

Column Coordinates and Contributions to Inertia

Standardization: Row and column profilesColum Column Coordin. Coordin. Mass Quality Relative Inertia Cosine² Inertia Cosine²Name Number Dim.1 Dim.2 Inertia Dim.1 Dim.1 Dim.2 Dim.2

Membaik 1 -0.737793 0.125145 0.039683 1.000000 0.677741 0.713613 0.972033 0.246704 0.027967Agak membaik 2 0.168760 0.062671 0.285714 1.000000 0.282392 0.268821 0.878804 0.445465 0.121196Tidak berubah 3 -0.028075 -0.033904 0.674603 1.000000 0.039867 0.017566 0.406771 0.307830 0.593229

Input Table (Rows x Columns): 4 x 3

Input Table (Rows x Columns): 3 x 3

Page 217: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

200

Konflik antara masyarakat dengan PT Indominco Mandiri dan PT Badak NGL berdasarkan pelapisan sosial ekonomi

Column Coordinates and Contributions to Inertia

Standardization: Row and column profilesColum Column Coordin. Coordin. Mass Quality Relative Inertia Cosine² Inertia Cosine²Name Number Dim.1 Dim.2 Inertia Dim.1 Dim.1 Dim.2 Dim.2

PT IM 1 0.552083 -0.007120 0.120405 1.000000 0.851678 0.856879 0.999834 0.022715 0.000166PTB 2 -0.212556 -0.065669 0.055242 1.000000 0.063439 0.058275 0.912867 0.886483 0.087133Tidak ada konflik 3 -0.066393 0.005441 0.824353 1.000000 0.084883 0.084846 0.993330 0.090802 0.006670Keterangan :

PT IM : PT Indominco Mandiri

PTB : PT Badak NGL

Sumber perubahan pendapatan responden berdasarkan pelapisan sosial ekonomi

Column Coordinates and Contributions to Inertia

Standardization: Row and column profilesColum Column Coordin. Coordin. Mass Quality Relative Inertia Cosine² Inertia Cosine²Name Number Dim.1 Dim.2 Inertia Dim.1 Dim.1 Dim.2 Dim.2

Perusahaan 1 -0.082124 0.180565 0.156667 1.000000 0.039628 0.007163 0.171402 0.635117 0.828598Program Pemerintah 2 -0.379496 0.003210 0.306667 1.000000 0.283930 0.299388 0.999928 0.000393 0.000072Perusahaan Lain 3 1.420860 0.107052 0.046667 1.000000 0.609069 0.638649 0.994355 0.066498 0.005645Usaha Sendiri 4 0.128445 -0.069936 0.490000 1.000000 0.067373 0.054800 0.771332 0.297992 0.228668

Input Table (Rows x Columns): 3 x 4

Input Table (Rows x Columns): 3 x 7

Page 218: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

201

Lampiran 23 Peta kesesuaian pemanfaatan ruang wilayah penelitian dengan Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Page 219: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

202

Lampiran 24 Peta fungsi kawasan wilayah penelitian berdasarkan Peta TGHK Provinsi Kalimantan Timur

Page 220: DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP WILAYAH … · 4 Perkembangan jumlah penduduk Kota Bontang menurut kecamatan ... 9 Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang

203

Lampiran 25 Peta fungsi kawasan wilayah penelitian berdasarkan Peta Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan Timur