damapak krisis eropa terhadap perekonomian indonesia

9
DAMPAK KRISIS EROPA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA 1. LATAR BELAKANG Krisis utang yang melanda zona Eropa menjadi babak baru ekonomi negara-negara Eropa menuju resesi. Krisis ini pada perkembangannya melanda hampir seluruh negara-negara Eropa pengguna mata uang Euro. Krisis yang berawal dari kredit macet di Yunani yang kemudian berdampak luas bagi negara- negara Eropa lain. Negara-negara penyokong ekonomi Eropa seperti Jerman, Perancis dan Italia juga terkena imbas dari krisis tersebut. Euro kemudian tertekan dan mengakibatkan penurunan angka pertumbuhan ekonomi negara-negara di zona Euro. Krisis di Eropa merupakan dinamika rumit antara politik dan ekonomi. Seperti yang telah kita ketahui bahwa kawasan Eropa secara global sedang mengalami krisis moneter yang disebabkan hutang Negara Yunani kemudian merebak ke Irlandia dan Portugal serta akhirnya imbasnya menimbulkan efek domino seperti yang dijelaskan diatas. Istilah efek domino diambil dari analogi sebuah permainan domino, dimana ketika satu domino jatuh kearah barisan domino selanjutnya semuanya akan jatuh terus-menerus sampai akhirnya tak satupun domino berdiri. Definisi dari analogi tersebut adalah penyebaran suatu perubahan yang dapat menjalar terus-menerus dalam reaksi berantai sampai masalah tersebut dapat dihentikan. Efek domino tersebut adalah keadaan yang terjadi pada krisis Yunani masa kini. Keparahan efek domino tersebut dapat dilihat dari

Upload: wimarakayana

Post on 29-Sep-2015

5 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

perekonomian indonesia

TRANSCRIPT

DAMPAK KRISIS EROPA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

1. LATAR BELAKANG

Krisis utang yang melanda zona Eropa menjadi babak baruekonomi negara-negara Eropa menuju resesi. Krisis inipada perkembangannya melanda hampir seluruh negara-negara Eropa pengguna mata uang Euro. Krisis yang berawal dari kredit macet di Yunani yang kemudian berdampak luas bagi negara-negara Eropa lain. Negara-negara penyokong ekonomi Eropa seperti Jerman, Perancis dan Italia juga terkena imbas dari krisis tersebut.Euro kemudian tertekan dan mengakibatkan penurunan angka pertumbuhan ekonomi negara-negara di zona Euro.Krisis di Eropa merupakan dinamika rumit antara politik dan ekonomi. Seperti yang telah kita ketahui bahwa kawasan Eropa secara global sedang mengalami krisis moneter yang disebabkan hutang Negara Yunani kemudian merebak ke Irlandia dan Portugal serta akhirnya imbasnya menimbulkan efek domino seperti yang dijelaskan diatas. Istilah efek domino diambil dari analogi sebuah permainan domino, dimana ketika satu domino jatuh kearah barisan domino selanjutnya semuanya akan jatuh terus-menerus sampai akhirnya tak satupun domino berdiri. Definisi dari analogi tersebut adalah penyebaran suatu perubahan yang dapat menjalar terus-menerus dalam reaksi berantai sampai masalah tersebut dapat dihentikan. Efek domino tersebut adalah keadaan yang terjadi pada krisis Yunani masa kini. Keparahan efek domino tersebut dapat dilihat dari Negara-negara maju yang telah dipengaruhi oleh krisis ekonomi Yunani dan potensi untuk krisis ekonomi menjalar ke hampir seluruh kawasan Uni Eropa.Krisis Eropa yang diawali dengan kejatuhan perekonomian Negara anggota Uni Eropa yang dipicu oleh melonjaknya beban utang dan defisit Negara anggota Uni Eropa terutama Yunani. Pengeluran pemerintah yang begitu banyak serta keserakahan beberapa Negara di Eropa seperti Yunani, Portugal, Irlandia, dan Spanyol menyebabkan pemerintah kesulitan dalam membayar hutang khususnya kepada bank dan lembaga keuangan lain dan tentunya hal ini akan menjalar ke pihak lain. Kesaling-terkaitanantara berbagai bank dan lembaga keuangan akan berdampak pada meluasnya dampak krisis keuangan ini ke banyak Negara Eropa termasuk Jerman dan Perancis. Di luar Eropa, Negara yang keuangan pemerintahnya tidak baik akan mudah terkena dampak ini, termasuk Jepang. Terutama Negara-negara yang menggantungkan pada kegiatan ekspor impor akan terkena dampak krisis ekonomi global ini.Salah satu penyebab utama dari krisis mata uang di zona euro adalah bahwa hampir semua negara yang terlibat melanggar peraturan mereka sendiri-sendiri. Berdasarkan kriteria konvergensi bagian dari kesatuan ekonomi dan moneter, utang pemerintah tidak boleh melebihi 60% dari PDB pada akhir tahun fiskal.Demikian pula, defisit tahunan pemerintah tidak boleh melebihi 3% dari PDB. Namun, sebagaimana peta menunjukkan, hanya dua dari 16 negara zona euroLuksemburg dan Finlandiatetap konsisten pada kedua aturan tersebut. Secara keseluruhan, Yunani adalah pelanggar terburuk, dengan utang sebesar 115,1% dari PDB dan defisit sebesar 13,6% dari PDB. Tetapi di antara negara Eropa besar lainnya, utang Italia bahkan lebih tinggi daripada Yunani, sementara defisit Spanyol adalah 11,2% dari PDB. Jika Inggris berada di zona euro, mereka juga akan jatuh, dengan utang yang sekarang ada dalam kisaran 68,1% dari PDB dan defisit sebesar 11,5% dari PDB.[endnoteRef:1] [1: ]

2. DAMPAK TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

Perekonomian Indonesia tidaklah terlepas dari ketidak pastian perekonomian di AS dan eropa. Sekalipun perekonomian Indonesia sangat di cirikan oleh ekonomi domestic, dengan ekspor hanya sekitar 28 persen dari PDB dan rekan dagang utama adalah Jepang dan China, AS dan Eropa masih punya pengaruh penting dalam perekonomian Indonesia.Apalagi rekan dagang utama Indonesia di Asia lebih bergantung pada perekonomian AS dan Eropa.Faktor yang sangat berpengaruh dari ketidak pastian ini adalah di sektor keuangan, terutama pasar modal dan obligasi. Sekalipun pasar modal dan obligasi belumlah dominan dalam perekonomian Indonesia, dengan penguasaan asing yang besar sekitar 35 persen untuk Surat Berharga Negara (SBN)< dan sekitar 60 persen kapitalisasi pasar modal, ketidak pastian ekonomi dunia sangat berpengaruh pada pasar modal dan obligasi.Selain itu perekonomian indonesia saat ini dilihat dari neraca perdagangan yang defisit bisa mempengaruhi cadangan devisa yang sering digunakan untuk menutupi defisit dan untuk menjalankan kebijakan yang dijalankan BI yaitu membeli SBN. Dengan begitu perekonomian nampaknya sensitif terhadap sentimen negatif pasar yang menyebabkan nilai tukar Rupiah dan IHSG melemah seiring dengan pelarian modal portfolio Global ke aset-aset yang dipandang lebih sebagai safe havenKebijakan yang dapat dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia adalah apa yang telah dimulai dijalankan, yaitu menstabilkan pasar SBN, antara lain dengan membelinya dengan mempergunakan cadangan devisa. Cara ini baik tidak saja dalam menstabilkan pasar SBN,tetapi juga menstabilkan nilai rupiah dan memperbaiki neraca BI yang terlalu didominasi Surat Berharga luar negeri dari pengelolaan cadangan devisa. BI juga akan makin mengarah pada penggunaan SBN dan Surat Perbendaharaan Negara (WSPN) jangka pendek, terutama tiga bulan dalam kebijakan moneternya.Kebiajakan yang sudah dilakukan juga adalah BI menjaga ketersediaan likuiditas bagi perbankan. Tentu saja kekhawatiran BI bahwa ini akan menambah likuiditas di pasar yang dipandang sudah berlebih tetap menjadi perhatian. Namun, perlu dicatat bahwa inflasi terutama adalah fenomena kenaikan harga pangan yang disebabkan permasalahan pasokan dan distribusi, bukan fenomena moneter. Kelebihan likuiditas yang disimpan kembali di BI dalam bentuk SBI dan term deposit di BI, yang jumlahnya sekitar Rp 500 triliun, terutama karena kredit yang sudah diputuskan bank belum dapat direalisasikan, terutama berkaitan dengan pembangunan infrastruktur. Jika pembangunan infrastruktur dengan sector riil, terutama manufaktur, dapat dijalankan dan dikembangkan, kelebihan likuiditas itu akan segera berubah menjadi kekurangan likuiditas di perbankan. Menjadi tugas pemerintah untuk merealisasikan pembangunan infrastruktur yang sejauh ini masih mengecewakan. Sementara perkembangan sector riil terutama manufaktur, telah menunjukkan perkembangan berarti dengan pertumbuhan sekitar 6 persen. Apalagi jika revitalisasi pertanian dapat juga dijalankan, kegiatan sector riil ini, manufaktur dan pertanian, apalagi ditambah dengan pembangunan infrastruktur, akan menciptakan kesempatan kerja yang besar. Kegiatan ini pada umumnya ber-orientasi domestic, yang semestinya tidak terpengaruh negative oleh ketidak pastian perekonomian dunia.

3. LANGKAH PENCEGAHAN

Ada tiga solusi untuk terkait ekspor di Indonesia yang ditawarkan oleh pemerintah sebagai langkah pencegahan maka ada tiga solusi yang perlu dilakukan oleh pemerintah: Pertama harus gigih mencari pasar baru. Melihat pasar-pasar Afrika dan Asia Tengah belum optimal maka harus dimanfaatkan, masih banyak ruang yang belum kita masuki, lebih lanjut, ia mengatakan Indonesia harus meningkatkan ekspor pada beberapa barang komoditas yang dianggap unggul seperti minyak sawit dan karet, serta produk tekstil maupun alas kaki. Solusi kedua, Memperkuat pasar jangan tergantung dengan pasar, pasar yang sudah ada harus tetap kita jaga. Memperkuat pasar domestik yang saat ini sedang berkembang pesat karena meningkatnya daya beli masyarakat terutama kelas menengah baru. jadi kuncinya meningkatkan perdagangan dalam negeri, kuncinya konektiviti, infrastruktur menghilangkan hambatan, antar provinsi tidak saling menghalangi, hilangkan hambatan-hambatan. Jangan menjadi hambatan karena peraturan-peraturan yang tidak penting yang dikeluarkan. Ketiga, menurunkan biaya logistik yang dirasa masih tinggi dan menyebabkan produk dalam negeri sulit bersaing karena saat ini produk impor justru banyak beredar di pasar lokal.

Selain itu sektor yang paling terken dampak dari krisis tersebut adalah sektor keuangan. Maka dari itu pemerintah menyiapkan beberapa langkah pencegahan yang perlu dilakukan yaitu : Memasukkan Indonesia dalam investment gradeDengan peringkat Indonesia yang sudah "investment grade", diperkirakan akan memacu investasi asing ke Tanah Air Intervensi pada nilai tukar rupiah agar tetap stabil. Perbankan merupakan salah satu sektor yang relatif kuat dalam menghadapi goncangan krisis. Meski pelemahan rupiah mampu mendongkrak kinerja ekspor Indonesia, namun dampaknya tidak terlalu signifikan bagi perekonomian Indonesia

Lebih berperan dalam mengantisipasi ketatnya persaingan global, termasuk pertumbuhan investasi di daerah. Saat ini, ada 26 provinsi Indonesia terus berlomba agar menjadi provinsi terbaik dalam bidang penanaman modal. Sudah ada 265 kabupaten yang menggelar pelayanan terpadu satu pintu (PTSP). Memperbaiki infrastruktur yang ada dalam negeri sehingga lebih memacu para investor untuk berinvestasi di Indonesia, Melihat banyak para investor apabila menanamkan modal di Indonesia, terkadang bisnisnya tidak berkembang. Hal ini terbukti dari data yang diterbitkan Bank Dunia memaparkan, ranking investasi di Indonesia berada di nomor 121. Sedangkan Malaysia di nomor 21 dan Singapura ranking satu.