dalam mengimplementasikan bahasa...

165
KONSISTENSI HARIAN KOMPAS DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIK Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh HANA FUTARI NIM: 1112051100024 KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Upload: doanh

Post on 07-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

KONSISTENSI HARIAN KOMPAS

DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA

JURNALISTIK

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

HANA FUTARI

NIM: 1112051100024

KONSENTRASI JURNALISTIK

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti
Page 3: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 27 Maret 2017

Hana Futari

Page 4: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti
Page 5: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

i

ABSTRAK

Hana Futari

Konsistensi Harian Kompas dalam Mengimplementasikan Bahasa Jurnalistik

Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berita di surat kabar.

Selain untuk menyampaikan informasi, bahasa juga memiliki fungsi edukasi kepada masyarakat. Dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar media

cetak turut andil dalam menjaga tatanan Bahasa Indonesia. Apabila media cetak tidak mengindahkan bahasa, informasi yang disampaikan oleh media tidak tersampaikan dengan baik.

Penelitian ini membahas mengenai bagaimana implementasi bahasa jurnalistik di Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas. Bahasa

jurnalistik memiliki ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi dalam menulis berita. Sebagai media cetak dengan jumlah pembaca 2.000.000 jiwa, Harian Kompas memiliki pengaruh besar dalam penyebaran bahasa tulis. Apabila Harian

Kompas terbukti melanggar pedoman bahasa jurnalistik berarti pembaca harian tersebut terbohongi dari segi bahasa.

Berdasarkan latar belakang tersebut, muncul pertanyaan mayor dan minor. Pertanyaan mayornya bagaimana penggunaan bahasa jurnalistik pada rubrik Pendidikan dan Kebudayaan di Harian Kompas? Pertanyaan minornya pedoman

apakah yang digunakan Harian Kompas dalam penulisan berita? Kemudian Apabila terdapat pelanggaran bahasa jurnalistik, mengapa masih terdapat

pelanggaran terhadap pedoman bahasa jurnalistik? Paradigma penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan

pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10

pedoman bahasa jurnalistik yang dikeluarkan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Metode penelitian menggunakan analisis 10 pedoman bahasa jurnalistik

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Hasil dari penelitian ini menunjukkan, dari 114 kalimat dari berita Rubrik

Pendidikan dan Kebudayaan yang diteliti, terdapat 59 kalimat yang melanggar

pedoman bahasa jurnalistik. Ini berarti, Harian Kompas khususnya Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan tidak konsisten dalam mengimplementasikan bahasa

jurnalistik pada penulisan berita. Hal menarik dari penelitian ini, Harian Kompas menyatakan bahwa

stylebook yang digunakan Harian Kompas relevan dengan 10 pedoman bahasa

jurnalistik PWI, namun dalam penulisan berita masih ditemukan pelanggaran-pelanggaran. Mengenai pelanggaran-pelanggaran tersebut, Harian Kompas

menjelaskan pelanggaran masih dilakukan dengan alasan untuk mempertegas kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti pembaca. Kata kunci: bahasa jurnalistik, surat kabar, Persatuan Wartawan Indonesia, Harian

Kompas, pendidikan dan kebudayaan.

Page 6: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang tak pernah

henti melimpahkan rahmat, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga peneliti

dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Tidak lupa Shalawat serta salam

penulis junjungkan kepada nabi besar Muhammad SAW.

Alhamdulillahi rabbil’alamin penulis ucapkan, akhirnya skripsi yang

berjudul “Konsistensi Harian Kompas dalam Mengimplementasikan

Bahasa Jurnalistik” ini terselesaikan. Dalam kesempatan ini, secara

khusus peneliti ingin menyampaikan ucapan terimaksih yang tak terhingga

kepada kedua orangtua peneliti, Ibunda R.Rinna Sufarina dan Ayahanda

Drs. Moh. Husen Susanto yang telah memperjuangkan pendidikan,

memberikan kasih sayang serta memanjatkan untaian doa yang tak pernah

putus untuk anak-anaknya. Semoga mereka selalu diberikan kesehatan dan

selalu dalam lindungan Allah SWT.

Peneliti menyadari dalam penyelesaian skripsi ini, banyak bantuan

dan dorongan semangat dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini peneliti

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta,

Dr. H. Arief Subhan, M.A. Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr.

Suparto, M.Ed, Ph.D. Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum,

Dr.Roudhonah, M.Ag. Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan

Dr. Suhaimi, M.Si.

2. Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si dan Sekretaris,

Dra. Hj Musfirah Nurlaily, M.A yang banyak memberikan

Page 7: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

iii

kemudahan, masukan, dan solusi kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

3. Dosen pembimbing skripsi, Drs. Helmi Hidayat, M.A yang telah

berkenan meluangkan waktu, memberi arahan dan sangat sabar

dalam membimbing peneliti sehingga skripsi ini selesai dengan

baik dan bermanfaat.

4. Narasumber penelitian, Editor Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan

Harian Kompas, Nasrullah Nara atas bantuannya dalam

melengkapi syarat penelitian ini.

5. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang

telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat kepada

peneliti sejak awal perkuliahan hingga selesai.

6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah membantu peneliti mengurus administrasi

selama perkuliahan dan penelitian skripsi.

7. Kakak-kakak kandung, Lia Aprilia, Muhamad Dhany Hambali dan

Moch. Fuji Hanafi yang selalu memberikan kasih sayang serta

dukungan kepada peneliti.

8. Sahabat sejak SMP hingga saat ini Theresia Novita Dwi

Puspitasari yang telah menemani, membantu, dan memotivasi

peneliti sekaligus menjadi kompetitor peneliti dalam

menyelesaikan skripsi. Selamat telah lulus terlebih dahulu sebelum

peneliti menyelesaikan skripsi.

9. Teman-teman dekat peneliti, Deby Novia, Rista Dwi Septiani dan

Corri Prestita Ishaya yang telah berbagi ilmu, motivasi, inspirasi

serta hiburan kepada peneliti. Semoga tali silaturahmi kami tetap

terjalin.

10. Seluruh staf Seeties Indonesia yang telah memberikan kesempatan

peneliti mendapatkan pengalaman internship di bidang mobile

Page 8: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

iv

application selama tiga bulan dan untuk teman-teman sesama

internshiper Azmy, Fadelia, Syifa, Hilya, Tofik, dan Andre.

11. Seluruh teman-teman Jurnalistik A 2012 (JKA27). Semoga tali

silaturhmi di antara kami tidak putus walaupun sudah tidak berada

dalam satu kelas.

12. Teman-teman Jurnalistik 2012, Azmy, Eva, Kak Rahma, Lilis,

Qori, dan kawan-kawan yang tidak bisa penulis sebutkan satu per

satu. Kalian bukan hanya sekedar teman tetapi juga keluarga.

Semoga dimanapun kalian berada, kalian sukses dengan jalan

masing-masing

13. Semua pihak yang telah memberi kontribusi dalam penyelesaian

skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, namun

hal ini tidak mengurangi rasa hormat dan ucapan terimakasih

peneliti.

Akhir kata, peneliti hanya dapat mengucapkan terimakasih atas

bantuan mereka dan semoga bantuan yang telah diberikan kepada peneliti,

baik berupa dukungan ilmu, dan doa mendapat balasan yang setimpal dari

Allah SWT. Peneliti menyadari skripsi ini masih belum mencapai

kesempurnaan, namun peneliti telah berusaha semaksimal mungkin untuk

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak, khususnya mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ciputat, 22 Maret 2017

Hana Futari

Page 9: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

DAFTAR TABEL .................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah ................................................................ 4

2. Rumusan Masalah .............................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis ............................................................. 5

2. Manfaat Praktis .................................................................. 5

E. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian .......................................................... 6

2. Pendekatan Penelitian ........................................................ 7

3. Metodologi Penelitian ........................................................ 7

4. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 8

Page 10: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

vi

5. Teknik Analisis Data .......................................................... 9

6. Subjek dan Objek Penlitian .............................................. 10

7. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................... 10

F. Tinjauan Pustaka .................................................................. 10

G. Sistematika Penulisan .......................................................... 11

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP

A. Ruang Lingkup Bahasa

1. Bahasa .............................................................................. 13

2. Fungsi Bahasa .................................................................. 15

B. Bahasa Jurnalistik

1. Pengertian Bahasa Jurnalistik .......................................... 18

2. Pedoman Bahasa Jurnalistik ............................................ 21

3. Karakteristik Bahasa Jurnalistik ...................................... 24

4. Fungsi Paragraf Jurnalistik .............................................. 30

C. Media Massa Cetak

1. Pengertian Media Massa Cetak ........................................ 31

2. Surat Kabar ...................................................................... 32

3. Karakteristik Surat Kabar ................................................. 34

4. Spesifikasi Surat Kabar .................................................... 34

5. Pengertian Berita .............................................................. 35

Page 11: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

vii

6. Komposisi Berita ............................................................. 38

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Penyebaran dan Pengaruh Bahasa Tulis .............................. 40

B. Profil Harian Kompas

1. Profil dan Sejarah Harian Kompas.................................... 43

2. Visi Kompas ..................................................................... 44

3. Misi Kompas .................................................................... 46

C. Profil Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan .......................... 47

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Analisis Bahasa Jurnalistik Pada Berita di Rubrik Pendidikan dan

Kebudayaan Edisi Juli 2016 ................................................ 49

1. Analisis Bahasa Jurnalistik Berita I ............................... 50

2. Analisis Bahasa Jurnalistik Berita II ............................. 64

3. Analisis Bahasa Jurnalistik Berita III ............................ 78

4. Analisis Bahasa Jurnalistik Berita IV ............................ 95

B. Temuan Kesalahan Kalimat pada Berita ............................ 109

C. Penggunaan Bahasa Jurnalistik di Rubrik Pendidikan dan

Kebudayaan Harian Kompas ............................................. 123

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ 128

B. Saran ................................................................................... 130

Page 12: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

viii

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 132

LAMPIRAN ............................................................................................ 136

Page 13: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

ix

DAFTAR TABEL

1. Tabel I Judul berita Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Juli 2016 di

Harian Kompas ............................................................................ 49

2. Tabel II Analisis bahasa jurnalistik berita I Rubrik Pendidikan dan

Kebudayaan 1 Juli 2016 .............................................................. 50

3. Tabel III Analisis bahasa jurnalistik berita II Rubrik Pendidikan dan

Kebudayaan 2 Juli 2016 .............................................................. 64

4. Tabel IV Analisis bahasa jurnalistik berita III Rubrik Pendidikan dan

Kebudayaan 4 Juli 2016 .............................................................. 78

5. Tabel V Analisis bahasa jurnalistik berita Rubrik Pendidikan dan

Kebudayaan 1 Juli 2016 .............................................................. 95

6. Tabel VI Temuan Kesalahan pada Kalimat Berita .................... 109

Page 14: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 5 Transkrip Wawancara Penelitian

Lampiran 6 Dokumentasi Wawancara

Lampiran 7 Dokumentasi Teks Berita Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Juli

2016 Harian Kompas

Page 15: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Surat kabar sebagai media cetak sangat mengandalkan kualitas tulisan dan

penggunaan bahasa untuk menyampaikan informasi. Dalam surat kabar, bahasa

merupakan hal yang sangat penting. Selain untuk menyampaikan informasi,

bahasa memiliki fungsi edukasi untuk pembaca. Melalui bahasa yang digunakan,

pembaca dapat mengetahui bahasa yang benar dan yang seharusnya digunakan.

Ini karena apa yang dibaca akan diserap dan menjadi kosakata yang akan

digunakan oleh pembaca tersebut. Selain itu, dengan menggunakan bahasa yang

baik dan benar media cetak turut andil dalam menjaga tatanan Bahasa Indonesia.

Bahkan, penggunaan bahasa dapat mencerminkan kredibilitas dari media cetak.

Apabila media cetak tidak mengindahkan bahasa jurnalistik, informasi

yang disampaikan oleh media tersebut tidak tersampaikan dengan baik kepada

seluruh kalangan masyarakat. Tidak semua masyarakat memahami apa yang

disampaikan oleh surat kabar tersebut sehingga dapat menyebabkan multitafsir.

Selain itu, jika surat kabar tidak menggunakan bahasa yang baik dan benar, salah

satu fungsi edukasi pada media berkurang. Padahal, media merupakan sesuatu

yang dilihat dan menjadi model bagi masyarakat. Jika media sebagai model bagi

Page 16: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

2

masyarakat tidak turut andil dalam menjaga tatanan bahasa, bagaimana

masyarakat bisa menerapkan penggunaan bahasa yang baik dan benar. Maka dari

itu, media sebagai model untuk masyarakat harus turut andil dalam menjaga

tatanan bahasa yang baik dan benar.

Menurut Rosihan Anwar dalam bukunya Bahasa Jurnalistik Indonesia dan

Komposisi, bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa yang terdapat

dalam media cetak. Dengan fungsi tersebut, bahasa jurnalistik haruslah jelas dan

mudah dipahami oleh pembaca dengan ukuran intelek yang minimal, sehingga

sebagian besar masyarakat dapat menikmati isi dari informasi yang disampaikan.

Walaupun demikian, bahasa jurnalistik yang baik haruslah patuh pada norma-

norma tata bahasa yang antara lain terdiri atas susunan kalimat yang benar dan

pilihan kata yang cocok.1

Sementara itu, AS Haris Sumadiria dalam buku Bahasa Jurnalistik

Indonesia mengemukakan 17 ciri utama bahasa jurnalistik yakni sederhana,

singkat, padat, lugas, jelas, jernih, menarik, demokratis, populis, logis, gramatikal,

menghindari kata tutur, menghindari kata dan istilah asing, pilihan diksi yang

tepat, mengutamakan kalimat aktif, menghindari kata atau istilah teknis dan

tunduk kepada kadah etika.2

Sedangkan Kunjana Rahardi dalam buku Asyik Berbahasa Jurnalistik

menyebutkan terdapat lima ciri bahasa jurnalistik yakni komunikatif, spesifik,

hemat kata, jelas makna dan tidak mubazir dan tidak klise.3 Ciri-ciri bahasa

1 Rosihan Anwar, Jurnalistik Indonesia dan Komposisi (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), h.4.

2 Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h.17-20.

3 Kunjana Rahardi, Asyik Berbahasa Jurnalistik (Yogyakarta: Santusta, 2006), h. 18.

Page 17: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

3

jurnalistik tersebut harus dipatuhi oleh surat kabar dalam menyampaikan

informasi karena surat kabar dalam menyampaikan informasinya melalui tulisan

dan dibaca oleh semua kalangan masyarkat. Dengan demikian, bahasa harus

dimengerti oleh semua pembaca. Selain itu, faktor pengetahuan bahasa setiap

orang berbeda-beda karena itu harus diberlakukannya bahasa jurnalistik.

Dalam penggunaan bahasa, salah satu surat kabar di Indonesia yakni

Harian Kompas merupakan surat kabar dengan oplah terbesar di Indonesia

mencapai 530.000 eksemplar setiap hari. Melalui perhitungan jika satu koran

dibaca oleh empat orang, maka dapat diprediksi pembaca Harian Kompas

perharinya mencapai lebih dari 2.000.000 pembaca.4 Kompas tidak hanya koran

dengan oplah terbesar di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara.

Harian Kompas memiliki 10 rubrik, salah satunya yaitu rubrik pendidikan

dan kebudayaan. Sesuai dengan nama rubrik pendidikan dan kebudayaan, sudah

semestinya berita yang disajikan mendidik para pembaca termasuk dari segi

bahasa. Bahasa yang digunakan dalam berita di rubrik tersebut harus

menggunakan bahasa yang baik dan benar karena apa yang dibaca oleh pembaca

akan diserap dan menjadi kosakata yang digunakan oleh pembaca.

Apakah Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas sebagai

media cetak terbesar di Indonesia sudah menggunakan bahasa sesuai kaidah

bahasa jurnalistik yang telah ditentukan? Dalam penelitian ini, peneliti akan

meneliti mengenai penggunaan bahasa jurnalistik pada Rubrik Pendidikan dan

Kebudayaan Harian Kompas. Apakah di rubrik ini masih terdapat penggunaan

4 PT. Kompas Media Nusantara, “Tentang Kompas,” diakses pada 25 Juni 2016 dari

http://profile.print.kompas.com/profil/

Page 18: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

4

bahasa yang tidak mengindahkan kaidah Bahasa Jurnalistik Indonesia? Sudah

sepatutnya surat kabar dalam penulisan berita mengindahkan bahasa jurnalistik

yang sudah ditentukan. Melalui penelitian ini, akan terlihat bagaimana

penggunaan bahasa pada Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas.

Dari latar belakang yang telah peneliti sampaikan, peneliti tertarik untuk

menganalisis bahasa jurnalistik pada surat kabar. Dari sini peneliti mengangkat

judul pada penelitian ini adalah “Konsistensi Harian Kompas dalam

Mengimplementasikan Bahasa Jurnalistik”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih fokus, penelitian ini dibatasi hanya dengan

menganalisis penulisan Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan yang mengacu

pada pedoman pemakaian bahasa dalam pers yang ditetapkan oleh Persatuan

Wartawan Indonesia (PWI) pada 10 November 1978. Objek penelitian

terfokus pada Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas edisi Juli

2016.

2. Rumusan Masalah

Pokok masalah dalam penelitian ini adalah mengenai aturan atau

kaidah baku bahasa jurnalistik berita Harian Kompas. Oleh sebab itu, maka

muncul rumusan masalah:

1. Bagaimana implementasi bahasa jurnalistik di rubrik Pendidikan

dan Kebudayaan harian Kompas edisi Juli 2016?

Page 19: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

5

2. Apakah pedoman bahasa jurnalistik yang digunakan oleh Harian

Kompas pada rubrik Pendidikan dan Kebudayaan edisi Juli

2016?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Harian Kompas

menerapkan bahasa jurnalistik dalam Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan. Jika

terdapat ketidaksesuaian, bagaimana jenis ketidaksesuaian tersebut berdasarkan

karakteristik bahasa jurnalistik yang mengacu pada Pedoman Penggunaan Bahasa

pada Pers yang telah ditetapkan oleh Persatuan Wartawan Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Agar mahasiswa dapat mengimplementasikan bahasa jurnalistik dalam

tiap menulis dan mengolah setiap berita. Mengingat bahwa bahasa jurnalistik

merupakan bagian dari keilmuan dalam bidang jurnalisme.

2. Manfaat Praktis

Agar penelitian ini dapat memberi kontribusi positif dalam penulisan

berita dan dapat menjadi bahan masukan untuk menambah wawasan bagi

praktisi, wartawan, maupun pihak yang berminat dalam dunia jurnalistik.

Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi bahan masukan untuk

menambah wawasan bagi wartawan, praktisi dan pihak-pihak yang terlibat

dalam struktur redaksional surat kabar Harian Kompas.

Page 20: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

6

E. Metodologi Penlitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma dalam penelitian adalah basis kepercayaan utama dari

sistem berpikir penelitian untuk melakukan penelitiannya. Hal tersebut berupa

sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang

mengarahkan cara berpikir yang membawa konsekuensi praktis perilaku,

interprestasi, dan kebijakan dalam memilih masalah penelitian. Paradigma

penelitian bisa menggariskan apa yang seharusnya dipelajari, pernyataan apa

yang seharusnya dikemukakan, dan kaidah apa yang seharusnya diikuti dalam

menafsirkan jawaban penelitian yang diperoleh.5

Dalam penelitian ini, paradigma yang digunakan adalah Paradigma

Konstruktivis. Paradigma konstruktivis adalah paradigma yang memandang

ilmu komunikasi sebagai analisis sistematis terhadap aksi pemberian makna

sosial melalui pengamatan langsung terhadap perilaku sosial dalam latar para

pelaku sosial memelihara dunia sosial mereka. Pada paradigma ini yang

dimaksud komunikasi adalah ketika pesan yang disampaikan komunikator

dapat dipahami oleh komunikan dan mereka mengkonstruksi pesan tersebut

berdasarkan rujukan yang dimiliki.6keseharian yang alamiah agar mampu

memahami dan menafsirkan bagaimana

5 Universitas Terbuka, Filsafat, Paradigma, dan Jenis Penelitian, diakses pada Senin, 19

Desember 2016 pukul 22.13 dari

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ekma5104/5104%20jadi/ fmenu_2.1.htm 6 Universitas Islam Indonesia, Paradigma Penelitian Komunikasi , diakses pada Senin, 19

Desember 2016 pukul 22.30 dari

http://communication.uii.ac.id/images/PERKULIAHAN/paradigma%20penelit ian%20%5Bcompat

ibility%20mode%5D.pdf

Page 21: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

7

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif sendiri adalah jenis penelitian yang

menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan cara-

cara lain dari kuantitatif (pengukuran)7.

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti menggunakan

konsep bahasa jurnalistik untuk membedah data-data yang telah

dikumpulkan. Konsep tersebut juga merupakan instrumen penelitian dalam

pembahasan di Bab IV. Konsep tersebut adalah pedoman pemakaian bahasa

dalam pers yang telah ditentukan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

bahasa jurnalistik yang digunakan berita di rubrik Pendidikan dan

Kebudayaan Harian Kompas. Teori Bahasa Jurnalistik dalam penelitian ini

menggunakan 10 Pedoman Pemakaian Bahasa dalam Pers yang dikeluarkan

oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 10 November 1978.

Kesepuluh pedoman ini juga menjadi instrumen penilaian saat pembahasan di

Bab IV.

Dalam menjabarkan hasil penelitian, peneliti menggunakan metode

penelitian studi dokumentasi atau teks dan metode analisis deskriptif. Studi

dokumen atau teks merupakan kajian dari bahan dokumen yang tertulis

seperti buku teks, surat kabar, majalah, surat-surat, naskah, artikel dan

sejenisnya untuk dianalisisis, diinterprestasikan, digali untuk menentukan

7 Djunaidi Ghony, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Prosedur, Teknik dan Grounded

(Surabaya:Bina Ilmu, 2007), h.11.

Page 22: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

8

tingkat pencapaian pemahaman tehadap topi tertentu dari sebuah bahan atau

teks tersebut8.

Metode analisis deskriptif adalah metode mendeskripsikan secara

mendalam subjek penelitian. Menurut Rachmat Kriyantono dalam bukunya

Metode Riset Komunikasi, jenis analisis deskriptif bertujuan membuat

deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-

sifat populasi atau objek tertentu9. Jenis deskriptif ini peneliti gunakan untuk

memberikan gambaran mengenai penggunaan bahasa jurnalistik di Harian

Kompas.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi Teks

Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk

mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh

pemahaman atau sebagai alat re-checking atau pembuktian terhadap

informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Observasi di

sini diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung wacana

yang terdapat dalam media cetak surat kabar Kompas. Dalam hal ini,

observasi teks yang dimaksud adalah teks-teks dalam Berita Rubrik

Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas

8 Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian: Lengkap, Praktis dan Mudah Dipahami (Yogyakarta:

Pustaka Baru Press, 2014), h.23).

9 Rachmat Kriyanto, Metodologi Riset Komunikasi : Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public

Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: Kencana Prenada

Media Grup, 2006), h.69.

Page 23: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

9

b. Dokumentasi

Dokumentasi atau studi dokumen adalah pengumpulan data

yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Dokumen-dokumen yang

dimaksud adalah data-data yang diteliti salah satunya dengan

mengliping surat kabar tersebut dari berita-berita yang sudah diambil

setiap edisinya.

c. Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi

secara mendalam tentang sebuaah isu atau tema yang diangkat dalam

penelitian. Atau, merupakan proses pembuktan terhadap informasi

atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang lain

sebelumnya.10 Dalam hal ini peneliti mewawancarai Editor Rubrik

Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas.

5. Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, peneliti menganalisis data ke dalam

kata kata dengan membandingkan atau mencari kesesuaian dengan pedoman

bahasa jurnalistik. Peneliti juga mengkonstruksi teks berita kemudian

memasukkan data tersebut ke dalam tabel beserta analisisnya. Tabel

dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana bahasa yang digunakan dalam

berita utama apakah terdapat ketidaksesuaian dengan pedoman bahasa

jurnalistik menurut Persatuan Pers Indonesia (PWI).

10

V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian (Yogyakarta:Pustaka Baru Press, 2014), h.31.

Page 24: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

10

6. Subjek dan Objek Penelitian

Menurut Suharsmi Arikunto subjek penelitian adalah subjek yang

dituju oleh peneliti.11 Dalam penelitian ini, subjek penelitian adalah Harian

Kompas edisi Juli 2016. Sedangkan Objek penelitian dalam penelitian ini

adalah Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan harian Kompas.

7. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini berlangsung sejak Juni 2016 setelah seminar proposal

dilakukan sampai Maret 2017. Tempat penelitian berlokasi di Gedung

Kompas Gramedia Jalan Palmerah Selatan 26-28. Jakarta Pusat 10270 dengan

melakukan wawancara langsung kepada editor rubrik Pendidikan dan

Kebudayaan dan mencari data-data yang berkaitan dengan penelitian. Selain

itu, untuk keperluan referensi, peneliti mencari data di Perpustakaan Fakultas

Ilmu Dakwah dan Komunikasi, dan Perpustakaan Utama Universitas Islam

Negeri Jakarta.

F. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan tinjauan peneliti terhadap beberapa tulisan, buku, dan lainnya

pada perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi juga

perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, penulis menemukan

beberapa judul skripsi yang memiliki kesamaan, antara lain :

1. Analsis Bahasa Jurnalistik Berita Utama Surat Kabar Republika Edisi

Desember 2008 ditulis oleh Aris Takomaladi. Penelitian ini berbeda

dari segi objek dan metode penelitian serta rujukannya. Skripsi Aris

membahasa penggunaan bahasa jurnalistik berita utama di Harian

11

Suharsmi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Rineka Cipta,

1992), h.122.

Page 25: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

11

Republika edisi Desember 2008 dan menggunakan rujukan bahasa

jurnalistik menurut Kunjana Rahardi.

2. Penerapan Bahasa Jurnalistik pada Berita Utama “Straight News” di

Surat Kabar “Radar Bekasi” Edisi 1-5 Oktober 2012 ditulis oleh

Eneng Khairunnisa. Penelitian ini berbeda dari segi subjek, objek dan

metodologi penelitiannya, skripsi Eneng membahasa penggunaan

bahasa jurnalistik berita utama di Harian Radar Bekasi edisi Oktober

2012. Penelitian ini menggunakan rujukan tujuh ciri bahasa

jurnalistik.

3. Analisis Diksi Gorys Keraf pada Features di Rubrik Nasional Podium

Harian Republika ditulis oleh Fauziah Muslimah. Penelitian ini

berbeda dari segi subjek, objek dan metodologi penelitiannya. Skripsi

Fauziah membahas tentang penggunaan diksi features di Rubrik

Nasional Podium Harian Republika. Penelitian ini menggunakan teori

diksi Gorys Keraf.

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latat belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,

tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Bab ini, membahas mengenai teori mengenai

bahasa, teori bahasa jurnalistik ruang lingkup bahasa jurnalistik, yang terdiri dari

pengertian bahasa jurnalistik, ciri bahasa jurnalistik, ketentuan bahasa jurnalistik

dan 10 pedoman yang dikemukakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia..

Page 26: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

12

BAB III GAMBARAN UMUM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS. Bab ini

berisi sosiologi penggunaan penyebaran bahasa, logika bahasa, profil harian

kompas dan profil rubrik pendidikan dan kebudayaan.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Bab ini berisi tentang temuan

dan analisis mengenai penggunaan bahasa jurnalistik pada enam berita rubrik

Pendidikan dan Kebudayaan edisi Juli 2016 Harian Kompas menggunakan

pedoman bahasa jurnaistik yang dikeluarkan Persatuan Wartawan Indonesia

(PWI) dan penggunaan bahasa jurnalistik yang digunakan Rubrik Pendidikan dan

Kebudayaan

BAB V PENUTUP. Bab ini berisi keimpulan dari penelitian serta saran terhadap

penelitian.

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 27: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

13

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP

A. Ruang Lingkup Bahasa

1. Bahasa

Bahasa merupakan cermin kebudayaan suatu suku bangsa. Ada pula

yang mengatkan bahwa bahasa merupakan jantung kebudayaan suatu bangsa.

Pemimpin redaksi majalah kebudayaan Basis (Yogyakarta), Dick Hartoko,

mengatakan, dalam bahasa terungkap sistem dan lambang yang dipakai oleh

bangsa yang bersangkutan.1

Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk

berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang

berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh

pemakainya. Sistem tersebut mencakup unsur-unsur berikut:

1. Sistem lambang yang bermakna dan dapat dipahami oleh

masyarakat pemakainya.

2. Sistem lambang tersebut bersifat konvensional yang ditentukan

oleh masyarakat pemakainya berdasarkan kesepakatan.

3. Lambang-lambang tersebut bersifat abiter (kesepakatan) digunakan

secara berulang dan tetap.

4. Sistem lambang tersebut bersifat terbatas tetapi produktif. Artinya,

dengan sistem yang sederhana dan jumlah aturan yang terbatas

1 Sedia Willing Barus, Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita (Jakarta: Erlangga, 2010),

h.213.

Page 28: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

14

dapat menghasilkan jumlah kata, frasa, klausa, kalimat pragraf

dan wacana yang tidak terbatas jumlahnya.

5. Sistem lambang bersifat unik, khas dan tidak sama dengan

lambang bahasa lain.

6. Sistem lambang dibangun berdasarkan kaidah yang bersifat

universal. Hal ini memungkinkan bahwa suatu sistem bisa sama

dengan bahasa lain.1

Sementara itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan

pengertian bahasa ke dalam tiga batasan, yaitu sistem lambang bunyi

berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang disepakati (arbiter) dan

konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan

perasaan dan pikiran. Selain itu, perkataan-perkataan yang dipakai oleh suatu

bangsa. Kemudian yang terakhir percakapan yang baik, sopan santun, tingkah

laku yang baik.2

Menurut Bloch dan Trager melalui buku Filsafat Bahasa, bahasa

sebagai sistem simbol-simbol bunyi yang arbiter yang dipergunakan oleh

suatu kelompok sosial sebagai alat untuk berkomunikasi. Serupa dengan

Bloch dan Tragrer, Joseph Bram mengatakan bahwa bahasa adalah suatu

sistem yang berstruktur dari simbol-simbol bunyi abirter yang dipergunakan

oleh para anggota suatu kelompok sosial sebagai alat bergaul satu sama lain.3

1 Widjono Hs, Bahasa Indonesia (Jakarta:Grasindo, 2012), h.20

2 Dapertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai

Pustaka, 1988), cet.ke-1, h.66-67 3 Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.22.

Page 29: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

15

2. Fungsi Bahasa

Menurut Gorys Keraf, fungsi bahasa dapat diturunkan dari dasar dan

motif itu sendiri. Dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu dalam garis

besarnya adalah;4

1. Alat untuk menyatakan ekspresi diri

Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa

menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam

dada, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan

individu. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain:

agar menarik perhatian orang lain, dan keinginan untuk

membebaskan diri dari semua tekanan emosi.

2. Alat komunikasi

Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari

ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri

tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan

komunikasi kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan,

pikirkan, dan kita ketahui kepada orang-orang lain. Melalui

komunikasi dapat mempelajari dan mewarisi pula semua yang

pernah dicapai oleh nenek moyang, serta apa yang dicapai oleh

orang-orang sezaman. Sebagai alat komunikasi, bahasa

merupakan saluran perumusan maksud, melahirkan perasaan

dan memungkinkan menciptakan kerja sama dengan warga.

Bahasa mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan,

4 Gorys Keraf, Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa (Flores: Nusa Indah, 2001), h.3-

7.

Page 30: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

16

merencanakan dan mengarahkan masa depan. Bahasa juga

memungkinkan manusia menganalisis masa lalu untuk memetik

hasil-hasil yang berguna bagi masa kini dan masa yang akan

datang.

3. Alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial

Selain sebagai salah satu unsur kegian dalam kebudayaan,

bahasa memungkinkan manusia untuk memanfaatkan

pengalaman, memperlajari dan mengambil bagian dalam

pengalaman-pengalaman itu serta belajar berkenalan dengan

orang-orang lain. Anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan

secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi,

memungkinkan setiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan

kelompok sosial yang dimasukinya, melakukan semua kegiatan

kemasyarakatan, menghindari konflik, untuk memperoleh

efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi

yang sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya.

Melalui bahasa, setiap anggota masyarakat perlahan-lahan

belajar mengenal segala adat-istiadat, tingkah laku, dan tata-

krama masyarakatnya. Bahasa mencoba menyesuaikan diri

dengan semua melalui bahasa. Seorang pendatang baru dalam

sebuah masyarkat pun harus melakukan hal yang sama. Bila

ingin hidup dengan tentram dan harmonis, maka harus

menyesuaikan dirinya dengan masyarakat itu.

Page 31: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

17

4. Alat mengadakan kontrol sosial

Semua kegiatan sosial akan berjalan dengan baik karena

dapat diatur dengan mempergunakan bahasa. Semua tutur

pertama-tama dimaksudkan untuk mendapatkan tanggapan.

Seorang pemimpin akan kehilangan wibawa, bila bahasa yang

dipergunakan untuk menyampaikan instruksi atau penerangan

kepada bawahannya, adalah bahasa yang kacau dan tak teratur.

Sedangkan P.W.J. Nababan, seorang linguis Indonesia, membagi

fungsi bahasa sebagai komunikasi dalam kaitannya dengan masyarakat dan

pendidikan menjadi empat fungsi, yaitu fungsi kebudayaan, fungsi

kemasyarakatan, fungsi perorangan dan fungsi pendidikan.5

Fungsi kebudayaan dari bahasa adalah sebagai sarana perkembangan

kebudayaan, sedangkan, fungsi kemasyarakatan bahasa menunjukkan

peranan khusus suatu bahasa dalam kehidupan masyarakat. Nababan

mengklarifikasi fungsi kemasyarakatan bahasa ke dalam dua bagian yaitu

berdasarkan ruang lingkup dan berdasarkan bidang pemakaian. Pertama

mengandung “bahasa nasional” dan “bahasa kelompok”. Bahasa nasional

berfungsi sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, lambang identitas

bangsa; alat penyatuan berbagai suku bangsa dengan berbagai latar belakang

sosial budaya dan bahasa dan sebagai alat yang menghubungkan antar daerah

dan antarbudaya. Kemudian, bahasa kelompok ialah bahasa yang digunakan

oleh kelompok yang lebih kecil dari suatu bangsa, seperti suku bangsa atau

5 P.W.J. Nababan, Sosiolinguistik Suatu Pengantar (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 1991), h.38.

Page 32: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

18

suatu daerah subsuku, sebagai lambang identitas kelompok dan alat

pelaksanaan kebudayaan kelompok itu.

Klarifikasi fungsi bahasa golongan ketiga, yaitu fungsi perorangan,

Nababan menjelaskan dengan mendasarkan pada hasil kajian Haliday (1976)

yang telah membuat klarifikasi kegunaan pemakaian bahasa atas dasar

observasi yang terus menerus terhadap penggunaan bahasa.

Terakhir, fungsi pendidikan dari bahasa, didasarkan pada banyaknya

penggunaan bahasa dalam pendidikan dan pengajaran, mencakup empat

fungsi yaitu fungsi intergratif, fungsi instrumental, fungsi kultural dan fungsi

penalaran.

Dari fungsi-fungsi yang diungkapkan di atas, bahasa meningkatkan

martabat manusia. Karena itu manusia sampai kapanpun tidak akan bisa

melepaskan diri dari adanya bahasa sebagai suatu yang harus ada.6

B. Bahasa Jurnalistik

1. Pengertian Bahasa Jurnalistik

Bahasa pers atau bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan

oleh pers. Bahasa pers merupakan bahasa ragam resmi baku karena itu bahasa

pers harus tunduk pada aturan atau kaidah bahasa yang berlaku. Bahasa pers

merupakan bahasa tulis sehingga harus menggunakan bahasa tulis baku.

Sebagai ragam bahasa tulis yang baku, maka bahasa pers harus tunduk

kepada kaidah bahasa yang dibakukan yaitu kaidah tata bahasa dan kaidah

ejaan serta tanda baca. Selain itu, harus menggunakan kata atau istilah yang

sama maknanya dengan yang telah ditetapkan dalam kamus. Dengan

6 Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.26.

Page 33: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

19

demikian, bahasa yang digunakan oleh pers menjadi bahasa yang dapat

dipahami oleh umumnya masyarakat pemakai bahasa. 7

Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi. Jelas

tidaknya informasi yang disampaikan kepada khalayak sangat ditentukan oleh

benar tidaknya bahasa yang dipakai. Penggunaan bahasa yang baik dan benar

sangat menentukan sampainya informasi itu kepada khalayak secara jelas.

Sebaliknya, bahasa yang kacau dalam menyampaikan informasi akan

menyulitkan khalayak untuk memahami informasi tersebut.8

Dalam menyampaikan informasi, surat kabar menggunakan bahasa

secara tertulis. Bahasa di dalam media massa ibarat nyawa, terutama bagi

media cetak. Tanpa bahasa, media massa cetak tidak akan bermakna apa-apa.

Bahasa menjadi media bagi kalangan pers untuk memotret peristiwa dan

peradaban bangsa.9

Karena itu, dunia pers atau jurnalistik harus menggunakan bahasa

yang baik dan benar agar khalayak dapat memahami informasi yang

disampaikan dengan mudah. Selain itu, dunia pers juga memiliki kaidah-

kaidah bahasa agar bahasa yang digunakan dalam menyamapikan informasi

lebih mudah dipahami dan tidak membosankan khalayak. Prinsip bahasa

jurnalistik yaitu harus jelas, padat, ringkas dan lugas.

Menurut Rosihan Anwar dalam bukunya Bahasa Jurnalistik Indonesia

dan Komposisi, bahasa jurnalistik adalah ragam bahasa yang digunakan oleh

wartawan. Bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat khas yaitu singkat, padat,

7 J.S. Badudu, Cakrawala Bahasa Indonesia II (Jakarta: Gramedia, 1992), h.61.

8 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), h.118.

9 Eni Setiati, Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan Strategi Wartawan Menghadapi Tugas

Jurnalistik (Yogyakarta: Andi, 2005), h.85-86.

Page 34: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

20

sederhana, lancar, jelas, lugas dan menarik. Bahasa jurnalistik harus

didasarkan pada bahasa baku. Bahasa jurnalistik tidak dapat menghiraukan

kaidah-kaidah tata bahasa. Begitu juga harus memperhatikan ejaan yang

benar.10

Rosihan Anwar menambahkan, bahasa jurnalistik merupakan bahasa

komunikasi massa sebagai tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah.

Dengan fungsi yang demikian itu, bahasa jurnalistik haruslah jelas dan mudah

dibaca oleh pembaca dengan ukuran intelek yang minimal, sehingga sebagian

besar masyarakat yang dapat membaca dapat menikmati isi dari informasi

yang disampaikan. Walaupun demikian, bahasa jurnalistik yang baik haruslah

sesuai dengan norma-norma tata bahasa yang antara lain terdiri atas susunan

kalimat yang benar dan pilihan kata yang cocok.11

Begitu pula menurut pakar bahasa JS Badudu, bahasa jurnalistik harus

singkat, padat, sederhana, jelas, lugas, tetapi selalu menarik. Sifat-sifat

tersebut harus dipenuhi oleh bahasa jurnalistik mengingat media massa

dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat yang tidak semua tingkat

pengetahuannya sama. Orang tidak harus menghabiskan waktunya hanya

untuk membaca surat kabar. Bahasa jurnalistik harus lugas, tetapi jelas, agar

mudah dipahami. Orang tidak perlu mengulang-ulang apa yang dibacanya

karena ketidakjelasan bahasa yang digunakan dalam surat kabar tersebut.12

Kemudian, menurut Daryl L. Frazel dan George Tuck, dua pakar pers

Amerika dalam Principles of Editing, A Comprehensive Guide for Student

and Journalist, Pembaca berharap, apa yang dibacanya dalam media massa

10

Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi (Yogyakarta:Media Abadi, 2004), h.3. 11

Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, h.4. 12

Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, h.2.

Page 35: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

21

bisa dimengerti tanpa bantuan pengetahuan khusus. Pembaca berharap,

wartawan dapat menjelaskan ilmu pengetahuan kepada mereka yang bukan

ilmuwan, perihal hubungan-hubungan internasional kepada mereka yang

bukan diplomat, dan masalah-masalah politik kepada para memilih yang

awam (to explain science to no scienctist, international relations to

nondiplomats, and politics to ordinary voters).13

Selain itu, menurut Wojowasito, bahasa jurnalistik yang baik harus

sesuai dengan norma tata bahasa yang antara lain terdiri dari susunan kalimat

yang benar dan pilihan kata yang cocok. Anton M. Moeliono seorang

konsultan Pusat Bahasa mengatakan bahwa laras bahasa jurnalistik tergolong

ragam bahasa baku.14

Dari pengertian-pengertian tentang bahasa jurnalistik di atas, dapat

disimpulkan bahwa bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan oleh

media massa dalam menulis berita. Bahasa jurnalistik harus singkat, padat,

lugas, menarik dan mengindahkan kaidah tata bahasa. Bahasa jurnalistik juga

harus menggunakan kata-kata serta kalimat-kalimat yang dimengerti oleh

seluruh lapisan masyarakat.

2. Pedoman Bahasa Jurnalistik

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 10 November 1978 di

Jakarta mengeluarkan sepuluh pedoman pemakaian bahasa dalam pers.

Kesepuluh pedoman ini berbicara tentang pemakaian ejaan, singkatan dan

akronim, imbuhan, pemakaian kalimat pendek, ungkapan klise, kata mubazir,

kata asing dan istilah teknis, dan tiga aspek bahasa jurnalistik.

13

A.M Dewabrata, Kalimat Jurnalistik, Panduan Mencermati Penulisan Berita (Jakarta: Penerbit

Buku Kompas, 2004), h.23. 14

Tri Adi Sarwoko, Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2007), h.1.

Page 36: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

22

Berikut kutipan lengkap kesepuluh pedoman pemakaian bahasa dalam

pers itu:15

1. Wartawan hendaknya secara konsekuen melaksanakan Pedoman

Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan. Hal ini juga harus

diperhatikan oleh para korektor karena kesalahan paling menonjol

dalam surat kabar ini ialah kesalahan ejaan.

2. Wartawan hendaknya membatasi diri dalam singkatan atau

akronim. Kalaupun ia harus menulis akronim, maka satu kali ia

harus menjelaskan dalam tanda kurung kepanjangan akronim

tersebut supaya tulisannya dapat dipahami oleh khalayak ramai.

3. Wartawan hendaknya tidak menghilangkan imbuhan, bentuk awal

atau prefiks. Pemenggalan kata awalan me dapat dilakukan dalam

kepala berita mengingat ketrbatasan ruangan. Akan tetapi

pemenggalan jangan sampai dipukulratatakan sehingga merembet

pula ke dalam tubuh berita.

4. Wartawan hendaknya menulis dengan kalimat-kalimat pendek.

Pengutaraan pikirannya logis, tertatur, lengkap dengan kata pokok,

sebutan, dan kata tujuan (subjek, predikat, objek). Menulis dengan

induk kalimat dan anak kalimat yang mengandung banyak kata

mudah membuat kalimat tidak dapat dipahami, lagi pula prinsip

yang harus dipegang ialah “satu gagasan utnuk satu ide dalam satu

kalimat”.

15

HS Haris Sumadiria,Bahasa Jurnalistik (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h.193

Page 37: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

23

5. Wartawan hendaknya menjauhkan diri dari ungkapan klise atau

stereotype yang sering dipakai dalam transisi berita seperti kata-

kata sementara itu, dapat ditambahkan, perlu diketahui, dalam

rangka. Dengan demikian dia menghilangkan monotoni (keadaan

atau bunyi yang selalu sama saja), dan sekaligus dia menerapkan

ekonomi kata atau penghematan bahasa.

6. Wartawan hendaknya menghilangkan kata mubazir seperti adalah

(kata kerja kopula), telah (penujuk masa lampau), untuk (sebagai

terjemah to dalam bahasa Inggris), dari (sebagai terjemahan of

dalam hubungan milik), bahwa (sebagai kata sambung) dan bentuk

jamak yang tidak perlu diulang.

7. Wartawan hendaknya mendisiplinkan pikirannya supaya jangan

campur aduk satu kalimat bentuk pasif (di) dengan bentuk aktif

(me).

8. Wartawan hendaknya menghindari kata-kata asing dan istilah-

istilah yang terlalu teknis ilmiah dalam berita. Kalaupun terpaksa

menggunakannya, maka satu kali harus dijelaskan pengertian dan

maksudnya.

9. Wartawan hendaknya sedapat mungkin menaati kaidah tata bahasa.

10. Wartawan hendaknya ingat bahasa jurnalistik ialah bahasa yang

komunikatif dan spesifik sifatnya, dan karangan yang baik dinilai

dari tiga aspek yaitu isi, bahasa, dan teknik persembahan.

Page 38: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

24

3. Karakteristik Bahasa Jurnalistik

Bahasa jurnalistik surat kabar harus tunduk kepada kaidah atau

prinsip-prinsip umum bahasa jurnalistik dan juga memiliki ciri-ciri yang

sangat khusus atau spesifik. Hal inilah yang membedakan bahasa jurnalistik

surat kabar dengan bahasa jurnalistik majalah, bahasa jurnalistik radio, bahasa

jurnalistik bahasa jurnalistik televisi dan bahasa jurnalistik media online.

Berhubung pedoman bahasa jurnalstik di atas terlalu umum, maka akan

dijabarkan lagi karateristik bahasa jurnalistik menurut para ahli.

Dalam buku Bahasa Jurnalistik, AS Haris Sumadiria mengemukakan

17 ciri utama bahasa jurnalistik yang berlaku untuk surat kabar. Ciri-ciri

bahasa jurnalistik tersebut, yakni sederhana, singkat, padat, lugas, jelas,

jernih, menarik, demokratis, populis, logis, gramatikal menghindari kata

tutur, menghindari kata dan istilah asing, pilihan kata (diksi) yang tepat,

mengutamakan kalimat aktif, menghindari kata atau istilah teknis, dan tunduk

kepada kaidah etika. Berikut penjelasannya :16

1. Sederhana

Sederhana berarti selalu mengutamakan dan memilih kata atau

kalimat yang paling banyak diketahui maknanya oleh khalayak

pembaca yang sangat heterogen. Contoh dari kalimat sederhana

yaitu:

Pemerintah perlu merubah drastis kelembagaan dan tata kelola

penyelenggaraan haji agar kualitas pelayanan publik bagi jeaah

dapat meningkat.

16

AS Haris Sumadirian, Bahasa Jurnalistik (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h.15.

Page 39: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

25

Kata “merubah drastis” sebenarnya dapat diubah menjadi

“reformasi”, namun kata “merubah drastis” lebih sederhana dan

lebih banyak diketahui oleh khalayak.

2. Singkat

Singkat berarti langsung kepada pokok masalah, tidak bertele-tele,

tidak berputar-putar, tidak memboroskan waktu pembaca yang

sangat berharga. Contoh dari kalimat singkat yaitu:

Tersangka membunuh korban dengan cara memukul wajah korban

berulang-ulang.

3. Padat

Menurut Patmono SK, redaktur senior Sinar Harapan dalam buku

Teknik Jurnalistik, padat dalam bahasa jurnalistik berarti sarat

informasi. Contoh dari kalimat padat yaitu:

Badan Pemeriksa Keuangan menemukan indikasi kerugian negara

Rp. 191,3 miliar dalam pembelian lahan Yayasan Kesehatan

Sumber Waras seluas 3,64 hektar.

4. Lugas

Lugas berarti tegas, tidak ambigu, sekaligus menghindari

eufemisme atau penghalusan kata dan kalimat yang bisa

membingungkan khalayak pembaca sehingga terjadi pebedaan

persepsi dan kesalahan konklusi. Contoh kalimat lugas yaitu:

Tersangka membunuh korban dengan cara menembak dada

korban.

Page 40: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

26

5. Jelas

Jelas berarti mudah ditangkap maksudnya. Tidak baur dan kabur

serta kalimat sesuai dengan kaidah subjek-predikat-objek-

keterangan (SPOK). Contoh kalimat jelas yaitu:

Pelaku menyimpan sabu kristal di dalam pipa baja.

S P O K

6. Jernih

Jernih berarti bening, tembus pandang, transparan, jujur, tulus,

tidak menyembunyikan sesuatu yang lain yang bersifat negatif

seperti prasangka atau fitnah. Dalam pendekatan analisisi wacana,

kata dan kalimat yang jernih berarti kata dan kalimat yang tidak

memiliki agenda tersembunyi di balik pemuatan suatu beruta atau

laporan kecuali fakta, kebenaran, kepentingan publik. Dalam

bahasa kiai, jernih berarti bersikap berprasangka baik dan sejauh

mungkin menghidari prasangka buruk. Menurut orang komunikasi,

jernih berarti senantiasa mengembangkan pola pikir positif dan

menolak pola pikir negatif. Contoh kalimat jernih yaitu:

Gubernur non-aktif DKI Jakarta diduga menistakan agama.

7. Menarik

Bahasa jurnalistik harus menarik. Menarik artinya mampu

membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca, memicu

selera baca, serta membuat orang yang tertidur, terjaga seketika.

Contoh kalimat menarik yaitu:

Komisi Pemberantasan Korupsi menangkap Rohadi, panitera

Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

Page 41: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

27

8. Demokratis

Salah satu ciri yang menonjol dari bahasa jurnalistik adalah

demokratis. Demokratis berarti bahasa jurnalistik tidak mengenal

tingkatan, pangkat, kasta, atau perbedaan dari pihak yang menyapa

dan pihak yang disapa. Bahasa jurnalistik menekanknan aspek

fungsional dan komunal, sehingga sama sekali tidak dikenal

pendekatan feudal. Contoh kalimat demokratis adalah:

Joko Widodo menyapa para pedagang di pasar tradisional.

9. Populis

Bahasa jurnalistik harus merakyat, artinya diterima dan diakrabi

oleh semua lapisan masyarakat. Contoh kalimat populis yaitu:

Kegiatan ini merupakan penerapan dari peraturan daerah.

10. Logis

Logis berarti apapun yang terdapat dalam kata, istilah, kalimat, atau

paragraf jurnalistik harus dapat diterima dan tidak bertentangan

dengan akal sehat. Contoh kalimat logis yaitu:

Dia mengajarkan Bahasa Inggris.

11. Gramatikal

Gramatikal berarti kata istilah, atau kalimat apapun yang dipakai

dan dipilih dalam bahasa jurnalistik harus mengikuti kaidah tata

bahasa baku. Contoh kalimat gramatikal yaitu:

Ia mengatakan, presiden menyetujui anggaran pendidikan

dinaikan menjadi 25 persen dari total APBN dalam lima tahun ke

depan.

Page 42: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

28

12. Menghindari kata tutur

Kata tutur ialah kata yang biasa digunakan dalam percakapn sehari-

sehari secara informal. Kata tutur ialah kata yang hanya

menekankna pada pengertian, sama sekali tidak pemperhatikan

masalah struktur dan tata bahasa. Contoh kalimat yang

menghindari kata tutur yaitu:

Pegawai Penyelidik PPPAT berkata, lokasi popular ikan lomah

berkumpul dan bermigrasi ke hulu.

13. Menghindari kata dan istilah-istilah asing

Berita ditulis untuk dibaca atau didengar. Pembaca atau pendengar

harus tahu arti dan makna setiap kata yang dibaca dan didengarnya.

Berita atau laporan yang yang banyak diselipi kata-kata asing,

selain tidak informatif dan komunikatif, juga sangat

membingungkan. Contoh kalimat yang menghindari kata dan

istilah asing yaitu :

Acara tersebut dihadiri Menteri Kesehatan.

14. Pilihan diksi yang tepat

Pilihan kata atau diksi yang tidak tepat dalam setiap kata

jurnalistik, bisa menimbulkan akibat fatal, pilihan katau atau diksi

jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh jalinan kata itu.

Contoh kalimat memiliki diksi yang tepat yaitu:

Sang pembimbing rohani bernama Hasan Makarim.

Page 43: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

29

15. Mengutamakan kalimat aktif

Kalimat aktif lebih mudah dipahami dan lebih disukai oleh khalyak

pembaca dibanding kalimat pasif. Kalimat aktif lebih memudahkan

pengertian dan memperjelas pemahaman. Contoh kalimat aktif

yaitu:

Berdasarkan data Badan Nasional Penganggulangan Bencana,

bencana alam menewaskan 154 orang.

16. Menghindari kata atau istilah teknis

Bahasa jurnalistik ditujukan untuk umum, maka bahasa jurnalistik

harus sederhana, mudah dipahami dan ringan dibaca. Salah satu

cara untuk itu ialah dengan menghindari penggunaan kata atau

istilah-istilah teknis. Contoh kalimat yang tidak menggunakan

istilah teknis yaitu : kerja sama satu program ini bisa

menghasilkan efek berlipat ganda.

17. Tunduk kepada kaidah etika

Salah satu fungsi utama pers adalah edukasi. Fungsi ini bukan saja

harus tercermin pada materi isi berita, laporan, gambar, dan artikel-

artikelnya, melainkan juga harus tampak pada bahasanya. Pada

bahasa tersimpul etika. Bahasa tidak saja mencerminkan pikiran

seseorang tetapi sekaligus juga menunjukkan etika orang itu.

Sebagai guru bangsa dengan fungsi sebagai pendidik, pers wajib

menggunakan serta tunduk kepada kaidah dan etika bahasa baku.

Bahasa pers harus baku, benar, dan baik. Dalam etika berbahasa,

pers tidak boleh menuliskan kata-kata yang tidak sopan, vulgar,

Page 44: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

30

sumpah serapah. Pers juga tidak boleh menggunakan kata-kata

porno dan berselera rendah lainnya dengan maksud untu

membangkitkan asosiasi serta fantasi seksual khalayak pembaca.

Contoh kalimat yang tunduk kepada kaidah etika yaitu:

Sejumlah PSK Gang Dolly masih beroprasi.

4. Fungsi Paragraf Jurnalistik

Paragraf jurnalistik mempunyai fungsi yang amat mendasar dalam

sebuah karangan atau karya jurnalistik. Secara singkat, dalam konteks tulis-

menulis atau karang mengarang dalam wadah pers atau jurnalistik, sosok

paragraf jurnalistik memiliki sejumlah fungsi yang amat penting, yaitu

sebagai berikut.17

1. Media pengungkapan ide, penyampaian gagasan, pengungkapan

pikiran, penyampaian fakta pokok, yang semuanya mempunyai

nilai dan kadar jurnalistik.

2. Memudahkan pembaca media massa cetak untuk memahami jalan

pikiran sang jurnalis atau yang menuliskan karya jurnalistik.

3. Media bagi jurnalis untuk mengembangkan jalan pikiran dan

pengungkapan gagasannya dalam laras bahas pers atau ragam

bahasa jurnalistik

4. Media mengawali, mengisi, mengembangkan, dan menutup

pengungkapan gagasan atau pemikiran secara keseluruhan dalam

konteks tulisan jurnalistik atau tulisan di media massa.

17

Kunjana Rahardi, Bahasa Jurnalistik (Yogyakarta: Ghalia Indonesia, 2011), h.128.

Page 45: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

31

C. Media Massa Cetak

1. Pengertian Media Massa Cetak

Media cetak adalah proses menghasilkan tulisan dalam berbagai

macam dan aneka bentuk sesuai dengan maksud dan tujuannya. Dalam proses

produksi tersebut terjadi komunikasi antarmanusia, sehingga media cetak

tidak hanya sebatas alat saja, tetapi juga memiliki fungsi sebagai sarana

komunikasi massa.18

Media cetak tergolong jenis media massa yang paling populer. Media

cetak merupakan media komunikasi yang bersifat tertulis atau tercetak. Jenis

media cetak yang beredar di masyarakat sangat beragam. Secara garis besar,

media cetak dapat diklasifikasikan menjadi surat kabar, tabloid dan majalah.19

Sejak awal perubuhannya hingga saat ini, media cetak telah

mengalami berbagai perubahan yang amat besar. Dari sisi perwajahannya,

speisfikasi bahasanya, kualitas pesan-pesannya dan lain sebagainya semua

telah berubah dengan perubahan masyarakat dan kemajuan teknologi

pendukungnya.20

Peran media cetak sangatlah penting, sehingga sulit dibayangkan

negara-bangsa (nation-state) modern bisa hadir tanpa keberadaannya. Selama

berabad-abad media cetak menjadi satu-satunya alat pertukaran dan

penyebaran informasi, gagasan dan hiburan, yang sekarang ini dilayani oleh

aneka media komunikasi. Selain menjadi alat utama menjangkau publik,

18

R. Masri Sareb Putra, Media Cetak Bagaimana Merancang dan Memroduksi (Jakarta: Graha

Ilmu, 2007), h.6. 19

Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pnegantar (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h.40. 20

Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktik (Ciputat: Logos Wacana Ilmu,

1999), h.88.

Page 46: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

32

media cetak juga menjadi sarana utama untuk mempertemukan para pembeli

dan penjual.21

2. Surat Kabar

Surat kabar adalah media komunikasi yang berisi informasi aktual dari

berbagai aspek kehidupan seperti politik, ekonomi, sosial, kriminal, budaya,

seni, olahraga dan sebagainya. Surat kabar merupakan media massa tertua

sebelum ditemukan film, radio, dan televisi. Surat kabar lebih menitik

beratkan pada penyebaran informasi (fakta atau peristiwa) agar diketahui

publik.22

Menurut Onong Uchjana Effendy surat kabar adalah lembaran

tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat, dengan ciri-ciri

terbit secara periodik, bersifat umum, isinya termasa atau aktual, mengenai

apa saja dan dari mana saja di seluruh dunia yang mengandung nilai untuk

diketahui khalayak pembaca.23

Sementara itu, Kurniawan Junaedhi mengemukakan surat kabar

adalah sebutan untuk penerbitan pers yang masuk dalam media massa

tercetak, berupa lembaran berisi berita-berita, karangan-karangan, dan iklan.

Surat kabar diterbitkan secara berkala serta diedarkan secara umum. Isi dari

surat kabar pun harus aktual dan harus bersifat universal. Maksudnya,

pemberitaannya harus bersangkut paut dengan manusia dari berbagai

golongan dan kalangan. Menurut jenisnya surat kabar dibagi menjadi berkala

harian dan surat kabar berkala mingguan. Surat kabar juga dapat digolongkan

menjadi surat kabar khusus dan surat kabar umum. Surat kabar khusus adalah

21

William L.Rivers, Media Massa & Masyarakat Modern (Jakarta: Kencana, 2003), h.17. 22

Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h.40. 23

Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi (Bandung: Mandar Maju, 1989), h.241.

Page 47: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

33

surat kabar yang membawakan suara partai politik atau menjadi terompet

partai politik yang disokongnya, sedangkan surat kabar umum adalah surat

kabar yang tidak membawakan suara partai, atau golongan tertentu dalam

masyarakat. Isi pembertaannya pun tidak mewakili suara partai atau golongan

tertentu.24

Menjelang abad ke-20, dunia persuratkabaran mampu meraih

kredibilitas yang lebih baik melalui pembentukan suatu organisasi

profesional. Pada awal abad ini, pengaruh individu dalam pers semakin

rontok dan berubah menjadi bentuk perusahaan semakin besar. Secara

bertahap perubahan itu terjadi hingga surat kabar tumbuh membentuk press

association yang cukup besar. Di sini, kelangsungan pers ditunjang pula oleh

kekuatan ekonomi yang terus berpacu mengikuti perkembangan zaman.

Sekian tahun lalu, keberadaan surat kabar dianggap segera berakhir.

Kalaupun surat kabar dapat bertahan setelah adanya televisi, dapat dinilai

surat kabar tidak akan banyak berpengaruh terhadap khalayak. Pandangan ini

memiliki alasan karena banyak surat kabar di kota-kota besar terpaksa gulung

tikar. Namun sejak tahun 1970, koran terbukti mampu bertahan meskipun

prosesnya memang tidak mudah. Sekalipun surat kabar gagal bertahan, surat

kabar yang mampu menyajikan pelayanan baru, khususnya di daerah

pinggiran kota berhasil menyelamatkan diri. Pada awal tahun 1970-an,

volume aneka koran yang beredar naik pesat dibandingkan sepuluh tahun

lalu. 25

24

Kurniawan Junaedhi, Ensiklopedia Pers Indonesia (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

1991), h.257. 25

William L.Rivers, Media Massa & Masyarakat Modern (Jakarta: Kencana, 2003), h.20.

Page 48: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

34

3. Karakteristik Surat Kabar

Dalam buku Dasar-dasar Jurnalistik karya Hoeta Soehoed, Karl

Batwizh mengemukakan terdapat lima karakteristik dari surat kabar yaitu:26

1. Publisitas : Surat kabar diterbitkan untuk publik dan

masyarakat umum.

2. Periodisitas : Surat kabar terbit pada waktu yang telah

ditentukan sebelumya. Periode terbit, jarak dan waktu antara dua

terbitan bersifat tetap dan teratur.

3. Aktualitas : Isi dari surat kabar aktual, belum pernah dimuat

sebelumnya

4. Universalitas : Isi dari surat kabar tidak mengenai satu persoalan

saja.

5. Kontinuitas : Isi dari surat kabar berkesinambungan.

4. Spesifikasi Surat Kabar

Surat kabar dapat diklasifikasikan berdasarkan frekuensi penerbitan,

sirkulasi, format isi, dan kelas sosial pembacanya. Sebagai berikut penjelasan

singkatnya:27

1. Frekuensi Pemberitaan: Surat kabar dibedakan menjadi dua, yaitu

surat kabar harian dan surat kabar mingguan

2. Sirkulasi: Surat kabar adalah media komunikasi massa yang

menjangkau khalayak regional, nasional, maupun lokal.

3. Format isi: format sebuah surat kabar harus disusaikan dengan

rubrik-rubrik yang ada di dalamnya.

26

Hoeta Soehoed, Dasar-dasar Jurnalistik (Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta IISIP, 2003), h.11. 27

Kasali Rhenald,Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia (Jakarta: Pustaka

Utama Grafiti), 1992, h.101.

Page 49: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

35

4. Kelas sosial budaya: berdasarkan kelas sosial pembacanya, surat

kabar dibedakan menjadi dua jenis yaitu High BrowNewspaper dan

BoulevardNewspaper. High BrowNewspaper adalah surat kabar

untuk golongan menengah sampai golongan atas, sedangkan

BoulevardNewspaper adalah surat kabar untuk golongan menengah

sampai golongan bawah.

5. Pengertian Berita

Belum ada definisi berita secara universal. Untuk memperkuat

penyajian atas peristiwa apa yang sedang kita pantau dan bagaimana

menyajikannya, reporter pencari berita harus mempunyai definisi sendiri

mengenai lingkup pekerjaannya.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, berita adalah cerita atau

keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Menurut Dean

Lyle Spencer berita adalah suatu kejadian nyata yang dapat menarik perhatian

sebagaian dari pembaca. Adapula pengertian berita menurut William S

Maulsby yaitu suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-

fakta yang mempunya arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik

perhatian para pembaca surat kabar.28

Dalam buku Here’s the News yang dihimpun oleh Paul De Maeseneer,

berita didefinisikan sebagai informasi tentang kejadian yang baru, penting,

dan bermakna (significant), yang berpengaruh pada para pendengarnya serta

relevan dan layak dinikmati oleh mereka. Definisi berita tersebut

28

Imam Suhirman, Menjadi Jurnalis Masa Depan (Bandung: Dimensi Publisher, 2005), h.1

Page 50: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

36

mengandung unsur-unsur Baru dan penting, Bermakna dan berpengaruh,

Menyangkut hidup orang banyak, Relevan dan menarik. 29

Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di

samping opini (views). Tidak ada rumusan tunggal mengenai pengertian

berita. Bahkan, menurut Earl English dan Clarence Hach News is difficult to

be define, because it involves many variable factors. Berita sulit

didefinisikan, sebab ia mencakup banyak faktor variable.

Sedangkan Romli mendefinisikan berita sebagai laporan peristiwa

yang memiliki nilai berita. Nilai berita yaitu aktual, faktual, penting dan

menarik.30 Selain itu, Hoeta Soehoet mengemukakan definisi berita sebagai

berikut:31

1. Berita adalah keterangan menganai sebuah peristiwa atau isi

pernyataan manusia.

2. Berita bagi seseorang adalah keterangan mengenai peristiwa/isi

pernyataan manusia yang perlu untuk mewujudkan filsafat

hidupnya

3. Berita bagi surat kabar adalah keterangan mengenai peristiwa/isi

pernyataan yang diperlukan bagi pembacanya untuk mewujudkan

filsafat hidupnya.

Namun demikian, banyak pakar komunikasi mencoba merumuskan

definisi berita, dengan penekanan yang berbeda terhadap unsur yang

dikandung sebuah berita. Nothclife seorang pakar komunikasi Inggris

29

Helena Olii, Berita dan Informasi (Jakarta: Indeks, 2007), h.25. 30

Mondry, Pemahaman Teori dan Praktek Jurnalistik (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), h.133. 31

Hoeta Soehoed, Dasar-dasar Jurnalistik, h.23.

Page 51: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

37

menekankan pengertian berita pada unsur “keanehan” atau ketidaklaziman,

sehingga menarik perhatian dan rasa ingin tahu.

Sementara itu, Micthel V. Charnley mengemukakan pengertian berita

yang lebih lengkap dan layak dijadikan acuan. Ia mengatakan, berita adalah

laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, serta

menyangkut kepentingan mereka.

Dari pengertian tersebut, kita melihat terdapat empat unsur yang harus

dipenuhi oleh sebuah berita sekaligus menjadi karakteristik utama sebuah

berita dapat dipublikasikan di media massa. Berita memiliki empat unsur

yaitu cepat, nyata, penting dan menarik. Keempat unsur ini yang dikenal

dengan nilai-nilai berita. 32

Berita dapat dibedakan dari beberapa segi yakni segi sifat kejadian,

cakupan isi, dan bentuk penyajian. Dari ketiga faktor tersebut masih dapat

diklasifikasikan kembali. Dilihat dari segi sifat kejadiannya berita dibedakan

antara berita yang terduga, seperti perayaan hari nasional, dan berita tak

terduga seperti ledakan bom, kebakaran, kecelakaan lalu lintas dan

semacamnya. Jika dilihat dari segi cakupan isinya, berita terbagi pada berita

politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, hukum, seni, agama, kriminal,

militer, olahraga, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sebagainya. Berita

juga dapat dibedakan dari bentuk penyajiannya seperti berita langsung

(spotnews), berita komprehensif (comprehensive news) dan feature.

32

Asep Syamsul M Romli, Jurnalistik Praktis (Bandung: Rosda, 2005), h.3-6.

Page 52: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

38

6. Komposisi Berita

Berita dalam surat kabar memiliki komposisi yang membangun berita

tersebut. Komposisi dalam berita terdiri dari judul berita, teras berita (lead),

tubuh berita (isi berita) dan penutup berita. Berita yang baik haruslah

memiliki empat komposisi tersebut.

Judul berita merupakan hal yang urgen dalam berita karena judul

mewakili isi berita itu sendiri. Judul yang baik akan menarik perhatian

khalayak pembaca. Setiap media memiliki aturan dan prisinsip tersendiri

dalam menulis judul berita. Kekhasan prinsip dalam merumuskan judul berita

itu yang akan membuat media bersangkutan dapat diterima oleh pasar dengan

baik atau tidak. Koran-koran nasional lazimnya cenderung akan merumuskan

judul-judul beritanya secara standar.33

Dalam suatu berita, judul dimaksudkan untuk mempromosikan berita

tersebut. Biasanya judul dibuat semenarik mungkin sehingga dapat

menimbulkan dan meningkatkan keinginan khalayak untuk membaca berita

tersebut. Selain untuk mempromosikan berita, judul berfungsi sebagai cara

memperkenalkan isi berita kepada khalayak pembaca.

Selanjutnya adalah teras berita atau lead. Teras berita adalah paragraf

pertama yang memuat fakta atau informasi terpenting dari keseluruhan

berita.34 Teras berita berisi bagian berita yang paling mendapat perhatian

33

Kunjana Rahardi, Dasar-dasar Penyuntingan Bahasa Media (Depok: Gramata Publishing,

2010), h.134. 34

Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2006),h.126.

Page 53: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

39

dalam penulisan berita karena teras berita merupakan pintu gerbang yang

mengantarkan pada isi, atau sebagai jembatan antara judul dan isi.35

Kekuatan berita terletak pada lead. Jika leadnya bagus, maka

khalayak akan terus membaca. Selain itu lead merupakan laporan singkat

yang bersifat klimaks dari peristiwa yang dilaporkannya. Agar memenuhi

rasa ingin tahu pembacanya secara cepat, lead disusun sedemikian rupa yang

dirumuskan sebagai 5W+1H (What, Who, When, Where, Why, dan How).

Dengan demikian baik pembaca, pendengar, ataupun penonton akan segera

tahu mengenai persoalan pokok dari sebuah peristiwa yang dilaporkannya.36

Setelah lead atau teras berita, terdapat pula tubuh berita atau isi berita.

Tubuh berita merupakan bagian isi berita yang berda setelah judul, baris

tanggal dan teras berita. Tubuh berita berisi paparan lengkap mengenai fakta

sebuah peristiwa, pernyataan, atau pendapat. Biasanya isi berita berupa

penjelasan lebih terperinci dari lead.

Setelah isi berita, terdapat penutup berita. Penutup berita merupakan

bagian akhir dari struktur penulisan berita yang berperan penting. Akhir

kalimat dalam struktur penulisan berita merupakan penguat tulisan yang

bersanding dengan judul, lead, dan body keseluruhan laporan.37

35

Suhaemi, Rulli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),

h.41-44 36

Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik Seputar Otganisasi, Produk, & Kode Etik

(Jakarta:Yayasan Nuansa Cendikia, 2004), h.120. 37

Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2006), h.119.

Page 54: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

40

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Penyebaran dan Pengaruh Bahasa Tulis

Sering terdapat anggapan bahwa surat kabar merupakan perusak bahasa.

Anggapan ini merupakan anggapan yang dilihat dari satu sisi saja tanpa melihat

sisi surat kabar yang sangat berjasa mengembangkan bahasa. Dalam masyarakat

modern, surat kabar merupakan kebutuhan pokok sehari-hari. Melalui surat kabar,

masyarakat mendapatkan informasi yang dibutuhkan.1

Keakraban antara surat kabar dan masyarakat membuat bahasa yang

digunakan surat kabar akan diserap oleh pembaca. Tidak semua pembaca surat

kabar merupakan orang yang ahli dalam bahasa. Oleh karena itu, jika surat kabar

menggunakan bahasa yang salah, besar kemungkinan hal tersebut berpengaruh

pada bahasa yang digunakan pembaca. Pembaca secara sengaja atau tidak meniru

penggunaan bahasa surat kabar tersebut.2

Karena itu, media berperan sangat penting dalam menyebarluaskan bahasa.

Padahal, media merupakan sesuatu yang setiap hari dilihat oleh masyarakat, tidak

terkecuali media cetak. Sebagai model yang selalu dilihat masyarakat, sudah

semestinya media cetak mencontohkan sesuatu yang baik dan benar seperti hal

nya dalam tulisan. Tulisan dalam media cetak yang dilihat oleh masyarakat akan

diserap dan menjadi kosakata yang akan digunakan masyarkat sehingga apabila

terdapat

1 J.S Badudu, Inilah Bahasa Indonesia yang Benar II (Jakarta: Gramedia, 1994), h.10.

2 J.S Badudu, Inilah Bahasa Indonesia yang Benar II, (Jakarta: Gramedia, 1994), h.10.

Page 55: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

41

tulisan dalam media cetak yang tidak sesuai, maka hal tersebut juga yang akan

diserap oleh masyarakat.

Kesalahan paling mencolok dari media massa dan kemudian diikuti

masyarakat adalah pemakaian kata. Masyarakat yang kurang begitu

memperhatikan bahasa pasti tidak terlalu peduli dengan penggunaan kata yang

benar. Hal yang sama terjadi pada kesalahan pada struktur kalimat. Masyarakat

mencontohkan penggunaan kalimat dari media massa yang agak kurang

bertanggung jawab. Dengan begitu banyak sekali orang yang membuat kalimat

tanpa subjek, memulai kalimat dengan kata depan, terbawanya struktur bahasa

lisan dalam bahasa tulis.1

Surat kabar dan majalah merupakan sarana pembinaan bahasa. Kekuatan

surat kabar terletak pada penggunaan bahasa secara terampil dalam

menyampaikan informasi, opini, dan hiburan. Sarana yang digunakan dalam

komunikasi antara surat kabar dan masyarakat yaitu melalui bahasa tulis.2

Peran surat kabar dan majalah dalam membina bahasa dapat bersifat

positif, dapat juga bersifat negatif. Apabila bahasa yang digunakan oleh pers

adalah bahasa yang baik dan terpelihara, tentu pengaruh terhadap pembaca pun

baik. Akan tetapi, apabila bahasa yang digunakan pers itu bahasa yang tidak

terpelihara, bahasa yang tidak baik dalam segi struktur kata dan kalimat, tentulah

pengaruh terhadap masyarakat sifatnya negatif.3

1 Tri Ardi Sarwoko, Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik (Yogyakarta: Andi, 2007), h.8.

2 J.S Badudu, Cakrawala Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1985), h.135.

3 J.S Badudu, Cakrawala Bahasa Indonesia , h.135.

Page 56: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

42

Masyarakat menuntut lebih dari pers sebagai lembaga yang diakui

memiliki peranan yang besar dalam pembinaan bahasa. Bahasa yang digunakan

pers adalah bahasa tulis yang setiap hari dibaca oleh masyarakat. Bahasa tulis

dapat dilihat selamanya oleh pembaca berbeda dengan bahasa lisan yang hanya

sepintas didengar oleh masyarakat. Oleh sebab itu, pembaca yang kurang

menguasai kaidah bahasa mudah dipengaruhi oleh bahasa yang dibaca dalam surat

kabar. Pembaca meniru bukan hanya bahasa yang benar, melainkan pula bahasa

yang salah. Itu sebabnya penyebaran bahasa yang digunakan pers lebih

berpengaruh terhadap masyarakat dibanding penyebaran melalui media lain.4

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Harian Kompas sebagai objek

penelitian. Harian Kompas merupakan surat kabar dengan oplah terbesar di

Indonesia. Oplah surat kabar ini mencapai 530.000 eksemplar setiap hari. Melalui

perhitungan jika satu koran dibaca oleh empat orang, maka dapat diprediksi

pembaca Harian Kompas per hari mencapai lebih dari 2.000.000 pembaca. Jika

Harian Kompas menggunakan bahasa yang tidak sesuai, berarti sebanyak

2.000.000 masyarakat Indonesia yang membaca Harian Kompas terbohongi.

Bahasa tulisan yang salah tersebut selanjutnya akan diteruskan dalam penggunaan

sehari-hari dan dapat menjadi kebiasaan. Hal ini dapat berdampak pada rusaknya

tatanan bahasa.

Bahasa Indonesia dalam surat kabar khususnya surat kabar nasional sudah

mengalami kemajuan dibanding belasan atau puluhan tahun lalu, namun tidak

berarti bahwa bahasa tersebut sudah tidak ada kesalahan. Seorang wartawan harus

berusaha meningkatkan penguasaan dan kemampuan berbahasa Indonesia,

4 J.S Badudu, Cakrawala Bahasa Indonesia , h.136.

Page 57: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

43

khususnya bahasa tulis. Bahasa merupakan alat utama wartawan untuk

menjalankan tugasnya.5

Di samping kekurangan dalam segi bahasa yang masih terdapat dalam

surat kabar, harus diakui bahwa surat kabar memiliki peranan yang penting dalam

pengembangan Bahasa Indonesia. Wartawan yang baik juga turut serta dalam

membina bahasa yang baik karena jasa mereka dalam penyebaran Bahasa

Indonesia.6

B. Profil Harian Kompas

1. Profil dan Sejarah Harian Kompas

Menjelang tahun 1965 suhu politik di Indonesia memanas ketika

Partai Komunis Indonesia (PKI) melakukan kegiatan sepihak, bahkan

menyuarakan perlu dibentuk angkatan kelima untuk menghadapi alat-alat

keamanan Negara yang sah, ABRI. Dengan dalih landreform PKI melakukan

penyerobotan tanah milik negara. Aksi serupa ini ditulis oleh “Harian

Rakyat” sebagai adil dan patriotik. Awal tahun 1965 Panglima TNI-AD

Letjen Ahmad Yani menelpon rekannya sekabinet, Drs. Frans Seda. Ahmad

Yani melemparkan ide untuk menerbitkan koran melawan pers komunis.

Frans Seda menanggapi ide itu dan membicatakan dengan Ignatius Josef

Kasimo sesama rekan di Partai Katolik dan dengan rekannya, pemimpin

majalah Intisari, Petrus Kanisius Ojong dan Jakob Oetama.7

PK. Ojong dan Jacob Oetama kemudian menggarap ide tersebut dan

mempersiapkan penerbitan koran. Semula nama yang dipilih yaitu “Bentara

5 J.S Badudu, Inilah Bahasa Indonesia yang Benar II, h.12.

6 J.S Badudu, Inilah Bahasa Indonesia yang Benar II, h.12.

7 Company Profile, Harian Kompas

Page 58: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

44

Rakyat”, namun atas usul Soekarno koran tersebut diberi nama “Kompas”

yang memiliki makna pemberi arah dan jalan dalam mengarungi lautan atau

hutan rimba. Maka jadilah nama Harian Kompas. Harian Kompas pertama

kali terbit empat halaman pada tanggal 28 Juni 1965 dengan motto “Amanat

Hati Nurani Rakyat”8

Saat ini, Kompas berkantor pusat di Jakarta. Kompas diterbitkan oleh

PT Kompas Media Nusantara yang merupakan bagian dari kelompok usaha

Kompas Gramedia (KG). Harian Kompas menjadi satu-satunya surat kabar

yang mampu menjangkau 33 provinsi di penjuru Indonesia.9 Kompas

merupakan surat kabar dengan oplah terbesar yaitu mencapai 530.000 setiap

hari dengan 2 juta lebih pembaca yang tersebar di seluruh provinsi di

Indonesia. Sebagian besar oplah Harian Kompas beredar di Jabodetabek

sebanyak 66%. 10

2. Visi Kompas

Dalam visinya, Kompas bertujuan mengedukasi dan memberikan

manfaat kepada masyarakat dengan cara menyebarkan informasi dengan

menjelaskan duduk perkara, serta dalam penulisan bahasa. Kompas sangat

urgen terhadap pengembangan bahasa. Hal ini tertera pada visinya yang

meyatakan11:

8 Company Profile, Harian Kompas.

9 Data Litbang Bisnis Kompas tahun 2013.

10 Company Profile, http://profile.print.kompas.com/profil/ diakses pada Jumat 20 Januari 2017

pukul 00.59. 11

Wawancara Pribadi dengan Editor Bahasa Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas.

Nasrullah Nara, Senin (20/2) di Kantor Redaksi Harian Kompas.

Page 59: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

45

“Menjadi Institusi yang Memberikan Pencerahan bagi Perkembangan

Masyarakat Indonesia yang Demokratis dan Bemartabat serta Menjunjung

Tinggi Asas dan Nilai Kemanusiaan”12

Dalam visi tersebut, terdapat kata bemartabat, yang dimaksud dengan

bemartabat yaitu, menjadi organisasi yang bermanfaat di mata masyarkat.

Bemartabat di sini juga berkaitan dengan bahasa karena seseorang dikatakan

bemartabat apabila Ia menghargai bahasanya dan seberapa jauh ia

berbahasa.13

Dalam kiprahnya di industri pers “Visi Kompas” berpartisipasi

membangun masyarakat Indonesia baru berdasarkan Pancasila melalui prinsip

humanism transcendental (persatuan dalam perbedaan) dengan menghormati

individu dan masyarakat adil dan makmur. Secara lebih spesifik bisa

diuraikan sebagai berikut:14

a. Kompas adalah lembaga pers yang bersifat umum dan terbuka.

b. Kompas tidak melibatkan diri dalam kelompok-kelompok tertentu

baik politik, agama, sosial, ekonomi atau golongan

c. Kompas secara aktif membuka dialog dan berinteraksi positif

dengan segala kelompok.

d. Kompas adalah koran nasional yang berusaha mewujudkan aspirasi

dan cita-cita bangsa.

12

Company Profile Harian Kompas 13

Wawancara Pribadi dengan Editor Bahasa Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas.

Nasrullah Nara, Senin (20/2) di Kantor Redaksi Harian Kompas. 14

Company Profile Harian Kompas

Page 60: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

46

e. Kompas bersifat luas dan bebas dalam pandangan yang

dikembangkan tetapi selalu memperhatikan konteks struktur

kemasyarakatan dan pemerintahan yang menjadi lingkungan.

3. Misi Kompas

Layaknya Visi Kompas, Misi Kompas pun mengedepankan

pengembangan bahasa. Bahasa ibarat alat yang digunakan untuk

menyampaikan pesan. Semua yang ditulis dalam koran kompas adalah bahasa

jurnalistik. Pesan dapat disampaikan kepada masyarakat apabila alat yang

digunakan berupa bahasa sudah baik dan pas.15

Hal ini tertera pada misi Kompas yang menyatakan, “Menginspirasi

dan Merespon Dinamika Masyarakat Secara Profesional, Sekaligus Memberi

Arah Perubahan (Trend Setter) dengan Menyediakan dan Menyebarluaskan

Informasi Tepercaya”16

Kompas berperan serta ikut mencerdaskan bangsa, menjadi nomor

satu dalam semua usaha di antara usaha-usaha lain yang sejenis dalam kelas

yang sama. Hal tersebut dicapai melalui etika usaha bersih dengan melakukan

kerja sama dengan perusahaan-perusahaan lain. Hal ini dijabarkan dalam lima

sasaran operasional:17

a. Kompas memberikan informasi yang berkualitas dengan ciri :

cepat, cermat, utuh, dan selalu mengandung makna.

b. Kompas memiliki bobot jurnalistik yang tinggi dan terus

dikembangkan untuk mewujudkan aspirasi dan selera terhormat

15

Wawancara Pribadi dengan Editor Bahasa Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas.

Nasrullah Nara, Senin (20/2) di Kantor Redaksi Harian Kompas. 16

Company Profile Harian Kompas 17

Company Profile Harian Kompas

Page 61: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

47

yang dicerminkan dalam gaya kompak, komunikatif dan kaya

nuansa kehidupan dan kemanusiaan.

c. Kualitas informasi dan bobot jurnalistik dicapai melalui upaya

intelektual yang penuh empati dengan pendekatan rasional,

memahami jalan pikiran dan argumentasi pihak lain, selalu

berusaha mendudukan persoalan dengan penuh pertimbangan

tetapi tetap kritis dan teguh pada prinsip.

d. Berusaha menyebarkan informasi seluas-luasnya dengan

meningkatkan tiras.

e. Untuk dapat merealisasikan visi dan misi Kompas harus

memperoleh keuntungan dari usaha, namun, keuntungan yang

dicari bukan sekedar demi keuntungan itu sendiri tetapi

menunjang kehidupan layak bagi karyawan dan pengembangan

usaha sehingga mampu melaksanakan tanggung jawab sosial

sebagai perusahaan.

C. Profil Rubik Pendidikan dan Kebudayaan

Pendidikan dan Kebudayaan merupakan salah satu rubrik yang dimiliki

Harian Kompas. Rubrik ini terletak di halaman 11-12 pada setiap edisi. Rubrik ini

berisi berita mengenai pendidikan dan kebudayaan yang menyangkut kepentingan

orang banyak, mengedukasi masyarkat, kebijakan pendidikan nasional,

momentum tentang pendidikan dan kebudayaan, fasilitas, sarana, regulasi dan

Undang-undang Pendidikan mengena pendidikan. Berita yang diterbitkan harus

Page 62: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

48

membangun pluralisme atau menghargai keanekaragaman masyarakat, merawat

nasionalisme dan membangun karakter bangsa.18

Semenjak awal berdiri, Kompas sudah menerbitkan berita tentang

Pendidikan dan Kebudayaan, hanya saja saat itu belum memiliki rubrik sendiri

dan masih bersatu dengan berita-berita lain karena pada saat pertama terbit, koran

belum menerapkan sistem perubrikan. Sekitar 1980 barulah terbentuk Rubrik

Pendidikan dan Kebudayaan di Harian Kompas.19

Latar belakang berdirinya Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan tidak

terlepas dari latar belakang pekerjaan atau profesi pendiri Harian Kompas. Pendiri

Harian Kompas, Jacob Oetama merupakan seorang guru. Jacob Oetama ingin

mengedukasi masyarakat melalui koran dan sebagai jalannya membuat Rubrik

Pendidikan dan Kebudayaan. Selain itu, pendirian Rubrik Pendidikan dan

Kebudayaan ini merupakan dedikasi Jacob Oetama kepada masyarkat. Sementara

itu, kebudayaan berkaitan dan tidak bisa terlepas dari pendidikan sehingga

terbentuklah Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan.20

18

Wawancara Pribadi dengan Editor Bahasa Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas.

Nasrullah Nara, Senin (20/2) di Kantor Redaksi Harian Kompas. 19

Wawancara Pribadi dengan Editor Bahasa Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas.

Nasrullah Nara, Senin (20/2) di Kantor Redaksi Harian Kompas. 20

Wawancara Pribadi dengan Editor Bahasa Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas.

Nasrullah Nara, Senin (20/2) di Kantor Redaksi Harian Kompas.

Page 63: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

49

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Analisis Bahasa Jurnalistik pada Berita di Rubrik Pendidikan dan

Kebudayaan Harian Kompas Edisi Juli 2016

Pada Juli 2016 terdapat empat berita di Rubrik Pendidikan dan

Kebudayaan Harian Kompas yang akan peneliti analisis. Bahasa jurnalistik

keenam berita ini akan dibahas sesuai dengan 10 pedoman bahasa jurnalistik yang

dikeluarkan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Berikut adalah keenam berita

di rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas:

Tabel 1. Judul Berita Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Juli 2016

No. Judul Berita Waktu Terbit

1 101 PTS Ditutup Jumat, 1 Juli 2016

2 PTS Tutup Karena Kurang

Mahasiswa

Sabtu, 2 Juli 2016

3 Perguruan Tinggi Swasta Butuh

Pendampingan

Senin, 4 Juli 2016

4 Cegah Titipan Industri Penyiaran Jumat, 15 Juli 2016

Page 64: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

50

1. Analisis Bahasa Jurnalistik Berita I

Berita pertama berjudul 101 PTS Ditutup Tak Sanggup Penuhi Syarat

Layanan Pendidikan, Jumat 1 Juli 2016 di rubrik Pendidikan dan

Kebudayaan Harian Kompas halaman 12. Berita ini berisi tentang penutupan

101 perguruan tinggi swasta oleh Kemristek dan Dikti karena dinilai tak

sanggup memenuhi syarat layanan pendidikan. Judul berita ini sudah

menggunakan bahasa jurnalistik yang cukup baik dan tidak melanggar

pedoman bahasa jurnalistik.

Selanjutnya, temuan analisis naskah berita berlandaskan 10 pedoman

bahasa jurnalistik PWI akan penulis deskripsikan dalam bentuk tabel. Berikut

analisisnya:

Tabel 2. Analisis bahasa jurnalistik berita I Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan 1 Juli 2016

Paragraf Berita Analisis

Lead Sebanyak 101 perguruan

tinggi swasta yang sempat

masuk dalam daftar

pembinaan/nonaktif

bersama 243 perguruan

tinggi lainnya oleh

Kementrian Riset,

Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi

akhirnya diputuskan

Pada lead ini terdapat dua kesalahan.

Pertama, kalimat dalam lead ini

terlalu panjang. Ini melanggar

pedoman bahasa jurnalistik nomor

empat yang menyatakan bahwa,

wartawan hendaknya menulis

dengan kalimat-kalimat pendek.

Sedangkan kalimat ini, mengandung

28 kata dalam satu kalimat. Menulis

dengan induk kalimat dan anak

Page 65: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

51

untuk ditutup kalimat yang mengandung banyak

kata dapat menyebakan kalimat tidak

dapat dipahami. Semestinya kalimat

ini diubah menjadi:

101 perguruan tinggi swasta

diputuskan ditutup oleh Kementrian

Riset, Teknologi, dan Pendidikan.

Perguruan tinggi tersebut sempat

masuk dalam daftar

pembinaan/nonaktif bersama 243

perguruan tinggi lainnya.

Kedua, kalimat ini mengandung kata

mubazir, yaitu “untuk”. Ini

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor enam yang

menyataakan bahwa wartawan

hendaknya menghilangkan kata

mubazir. Kata “untuk” merupakan

salah satu kata mubazir. Ini karena

ada atau tidak kata “untuk”, makna

kalimat tetap sama. Semestinya

kalimat ini diubah menjadi

“… perguruan tinggi lainnya oleh

Page 66: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

52

Kementrian Riset, Teknologi, dan

Pendikan Tinggi akhirnya

diputuskan ditutup”

Dengan demikian, kalimat pada lead

seharusnya diubah menjadi :

101 perguruan tinggi swasta

diputuskan ditutup oleh Kementrian

Riset, Teknologi, dan Pendidikan.

Perguruan tinggi tersebut sempat

masuk dalam daftar

pembinaan/nonaktif bersama 243

perguruan tinggi lainnya.

1 Perguruan tersebut

dianggap tidak sanggup

memenuhi berbagai syarat

untuk membenahi

layanan pendidikan

kepada masyarakat.

Pada paragraf pertama terdapat kata

“untuk”. Dalam kalimat ini, kata

“untuk” merupakan kata mubazir ini

karena jika kata “untuk” dihilangkan

tidak mengubah makna kalimat

bahkan membuat kalimat menjadi

lebih panjang. Dengan demikian

Kompas melanggar pedoman nomor

enam yang menyatakan wartawan

hendaknya menghilangkan kata

Page 67: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

53

mubazir. Seharusnya kalimat diubah

menjadi :

Perguruan tersebut dianggap tidak

sanggup memenuhi berbagai syarat

membenahi layanan pendidikan

kepada masyarakat.

2 Dalam acara jumpa awak

media di Jakarta, Rabu

(29/6) malam, bertajuk

Pemaparan Kinerja

Semester 1 Tahun 2006 di

Kementrian Riset,

Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi,

Menristek dan Dikti

Muhammad Nasir

mengatakan, peningkatan

mutu pendidikan tinggi di

Indonesia harus jadi

komitmen bersama

penyelenggara perguruan

tinggi negeri dan swasta.

Pada paragraf kedua, kalimat terlalu

panjang. Kalimat ini mengandung 46

kata dalam satu kalimat. Menulis

dengan induk kalimat dan anak

kalimat yang mengandung banyak

kata dapat menyebakan kalimat tidak

dapat dipahami. Dengan demikian

Kompas melanggar pedoman nomor

empat yang menyatakan bahwa

wartawan hendaknya menulis

dengan kalimat-kalimat pendek.

Kalimat seharusnya diubah menjadi :

Dalam acara jumpa awak media di

Jakarta, Rabu (29/6) malam,

Menristek dan Dikti Muhammad

Nasir mengatakan, peningkatan

mutu pendidikan tinggi di Indonesia

harus jadi komitmen bersama

Page 68: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

54

penyelenggara perguruan tinggi

negeri dan swasta. Acara jumpa

awak media tersebut bertajuk

Pemaparan Kinerja Semester 1

Tahun 2006, diselenggarakan di

Kementrian Riset, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi.

3 “Tindakan tegas dilakukan

pemerintah terhadap

institusi ataupun orang-

orang yang berupaya

melanggar ketentuan

dalam upaya mewujudkan

pendidikan tinggi bermutu

yang dapat meningkatkan

daya saing bangsa,” ujar

Nasir.

Pada paragraf ketiga, terdapat kata

“upaya” sebanyak dua kali dalam

satu kalimat. Hal ini menjadikan

kata “berupaya” sebagai kata

mubazir. Kalimat lebih tepat jika

kata “berupaya” dihilangkan.

Dengan demikian Kompas

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor enam yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya menghilangkan kata

mubazir. Kalimat seharusnya diubah

menjadi :

“Tindakan tegas dilakukan

pemerintah terhadap institusi

ataupun orang-orang yang

melanggar ketentuan dalam upaya

Page 69: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

55

mewujudkan pendidikan tinggi

bermutu yang dapat meningkatkan

daya saing bangsa,” ujar Nasir.

4 Ia mencontohkan, di

Universitas Negeri

Manado yang melakukan

pelanggaran dalam

membuka kelas jauh,

pihaknya sudah

memberikan sanksi

kepada tiga orang. Mereka

diberhentikan dari jabatan

fungsional.

Pada paragraf keempat, terdapat kata

“melakukan pelanggaran” padahal,

kata tersebut cukup dituliskan

“pelanggar”. Ini berarti Kompas

melanggar pedoman nomor enam

yang menyatakan wartawan

hendaknya menghilangkan kata

mubazir. Dengan demikian kalimat

dapat diubah menjadi :

Ia mencontohkan, di Universitas

Negeri Manado, pihaknya sudah

memberikan sanksi kepada tiga

orang pelanggar yang membukaan

kelas jauh. Mereka diberhentikan

dari jabatan fungsional.

5 Pemalsuan ijazah S-2

sorang dosen di PTN itu

juga ditindak tegas. “Kami

memberikan tindakan

tegas kepada PTN dan

PTS yang tidak memenuhi

Pada paragraf lima terdapat kata

“itu” padahal kata tersebut kurang

tepat untuk kalimat tersebut. Kata

yang cocok untuk menggantikan

kata “itu” adalah kata “tersebut”.

Kalimat seharusnya berbunyi:

Page 70: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

56

ketentuan untuk menjamin

kualitas pendidikan

tinggi,” kata Nasir.

Pemalsuan ijazah S-2 sorang dosen

di PTN tersebut juga ditindak tegas.

Dengan demikian Kompas melakukan

pelanggaran terhadap pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya sedapat mungkin menaati

kaidah tata bahasa. Tata bahasa yang

dimaksud dalam hal ini berhubungan

dengan diksi atau pemilihan kata.

6 Direktur Jendral

Kelembagaan Ilmu

Pengetahuan, Teknologi,

dan Pendidikan Tinggi

Patdono Suwignjo

menjelesakan, pada tahun

ini ada 243 PT yang

awalnya dinontaktifkan di

Pangkalan Data Penelitian

Tinggi (PDPT). Setelah

diberi kesempatan

menjalani pembinaan oleh

tim yang dibentuk

Kemristek dan Dikti, pada

Pada paragraf keenam di kalimat kedua,

terdapat kata “diberi kesempatan”,

Padahal kata tersebut cukup

dituliskan “berkesempatan”. Hal ini

membuat kalimat menjadi mubazir

sedangkan pedoman bahasa

jurnalistik nomor enam menyatakan

bahwa wartawan hendaknya

menghilangkan kata mubazir.

kalimat seharusnya diubah menjadi :

Setelah berkesempatan menjalani

pembinaan oleh tim yang dibentuk

Kemristek dan Dikti, pada 29 Juni

lalu ditetapkan 112 PTS sudah aktif

Page 71: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

57

29 Juni lalu ditetapkan

112 PTS sudah aktif

kembali.

kembali.

7 Sebanyak 15 PTS masih

terus dibina oleh

Kemristek dan Dikti,

Koordinator Perguruan

Tinggi Swasta (Kopertis),

serta Asosiasi Perguruan

Tinggi Swasta Indonesia.

Sedangkan 15 PTS yang

dibawahi Kementrian

Agama belum diketahui

kemajuannya.

Pada paragraf ketujuh, terdapat kata

“sedangkan” di awal kalimat,

seharusnya kata “sedangkan” tidak

boleh diletakan di awal kalimat. Hal

ini berarti Kompas melanggar

pedoman bahasa jurnalistik nomor

sembilan yang menyatakan bahwa

wartawan hendaknya sedapat

mungkin menaati kaidah tata bahasa.

Kalimat seharusnya diubah menjadi :

Sebanyak 15 PTS masih terus

dibina oleh Kemristek dan Dikti,

Koordinator Perguruan Tinggi

Swasta (Kopertis), serta Asosiasi

Perguruan Tinggi Swasta Indonesia,

sedangkan 15 PTS yang dibawahi

Kementrian Agama belum diketahui

kemajuannya.

.

8 “Ada 101 PTS yang

ditutup. Sebagian besar

Pada paragraf ini, kalimat kedua

tidak lengkap sehingga kalimat

Page 72: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

58

dengan keputusan

sendiri berkirim surat

untuk mengajukan

penutupan. Alasannya

tidak sanggup untuk

melanjutkan lagi

penyelenggaraan PT

sesuai dengan ketentuan,”

tutur Patdono.

menjadi tidak jelas apa maksud yang

ditutup di kalimat tersebut. Setelah

kata “penutupan” seharusnya

ditambah kata “perguruan tinggi

mereka”. Hal ini berarti Kompas

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan yang

menyatakan bahwa wartawan

hedaknya sedapat mungkin menaati

kaidah tata bahasa. Kalimat tersebut

seharusnya diubah menjadi :

Sebagian besar dengan keputusan

sendiri berkirim surat untuk

mengajukan penutupan perguruan

tinggi mereka.

Pada kalimat ketiga, seharusnya

setelah kata “alasannya” dituliskan

kata “mereka” karena jika tidak ada

kata “mereka”, maka tidak ada

subjek dari kalimat tersebut. Dengan

demikian, Kompas melanggar

pedoman bahasa jurnalistik nomor

sembilan. Kalimat tersebut

seharusnya diubah menjadi :

Page 73: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

59

Alasannya, mereka tidak sanggup

untuk melanjutkan lagi

penyelenggaraan PT sesuai dengan

ketentuan,” tutur Patdono.

9 Menurut Patdono, PT

yang tidak dapat

memenuhi rasio antara

dosen dan mahasiswa 1

berbanding 100 atau lebih

awalnya diberi

kesempatan berbenah

hingga akhir 2015. Namun

gejala kekurangan dosen

ternyata terjadi di PTN

dan PTS sehingga diberi

kelonggaran waktu hingga

akhir Juni ini.

Pada paragraf kesembilan terdapat

kata “diberi kesempatan” kata

tersebut merupakan kata mubazir

karena cukup dituliskan

“berkesempatan”. Dengan demikian,

Kompas melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor enam yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya menghilangkan kata

mubazir. Kalimat tersebut

seharusnya diubah menjadi:

Menurut Patdono, Perguruan Tinggi

yang tidak dapat memenuhi rasio

antara dosen dan mahasiswa 1

berbanding 100 atau lebih, awalnya

berkesempatan berbenah hingga

akhir 2015.

Pada kalimat kedua, sesuai dengan

kaidah bahasa seharusnya setelah

Page 74: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

60

kata “namun” terdapat tanda (,).

Selain itu, kalimat tersebut juga

tidak memiliki subjek. Ini berarti

dalam kalimat ini Kompas

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya sedapat mungkin menaati

kaidah tata bahasa. Kalimat

jurnalistik haruslah jelas dan

memiliki pola S-P-O-K. Dengan

demikian kalimat tersebut menjadi :

Namun, gejala kekurangan dosen

ternyata terjadi di PTN dan PTS

sehingga semua perguruan tinggi

tersebut diberi kelonggaran waktu

hingga akhir Juni ini.

10 “Ada permintaan supaya

tenggat diundur lagi, tapi

kami tetap menetapkan

akhir Juni. Setelah ini

kami akan audit PT yang

masih bermasalah soal

rasio antara dosen dan

Pada paragraf kesepuluh, di kalimat

ketiga terdapat kata “dari”.

Penggunaan kata “dari” pada kalimat

ini tidak tepat dan sebaiknya

dihilangkan karena ada atau tidak

ada kata “dari” tidak mengubah arti

kalimat. Ini berarti dalam kalimat ini

Page 75: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

61

mahasiswa. Jika dari hasil

audit tidak menunjukkan

tanda-tanda untuk

memperbaiki diri, sanksi

akan diberikan.

Sebaliknya, yang berniat

memperbaiki, termasuk

dengan memanfaatkan

kebijakan soal nomor

induk dosen khusus, akan

kami berikan

kesempatan,” ujar

Patdono.

Kompas melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor enam yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya menghilangkan kata

mubazir. Selain itu, di kalimat yang

sama, kalimat tersebut tidak

memiliki objek sehingga kalimat

tidak lengkap. Ini berarti pada

kalimat ini, Kompas juga melanggar

pedoman bahasa jurnalistik nomor

sembilan yang menyatakan bahwa

wartawan hendaknya sedapat

mungkin menaati kaidah tata bahasa,

khususnya kejelasan kalimat.

Dengan demikian kalimat

seharusnya diubah menjadi:

Jika hasil audit tidak menunjukkan

tanda-tanda mereka untuk

memperbaiki diri, sanksi akan

diberikan.

11. Sesuai dengan ketentuan,

rasio dosen dan

mahasiswa untuk bidang

Ilmu Pengetahuan Alam

Pada paragraf kesebelas, terdapat

kata “adalah”. Kata tersebut

merupakan kata mubazir karena jika

tidak ada kata tersebut kalimat sudah

Page 76: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

62

adalah 1 berbanding 30.

Adapun untuk Ilmu

Pengetahuan Sosial 1

berbanding 45.

jelas. Dengan demikian dalam

kalimat ini Kompas melanggar

pedoman bahasa jurnalistik nomor

enam, yang menyatakan bahwa

wartawan hendaknya menghilangkan

kata mubazir. Kalimat seharusnya

diubah menjadi :

Sesuai dengan ketentuan, rasio

dosen dan mahasiswa untuk bidang

Ilmu Pengetahuan Alam 1

berbanding 30.

12 Terkait nasib mahasiswa

di PT yang ditutup, ujar

Patdono, pihaknya

meminta agar yayasan

mengalihkan mahasiswa

ke PTS terdekat.

Kemristek dan Dikti juga

turun tangan untuk bisa

membantu peralihan

mahasiswa yang terdata di

PDPT agar dapat

menyelesaikan studinya.

Pada paragraf keduabelas, terdapat

kata “ujar”, “pihaknya” dan “agar”,

padahal dalam kalimat ini kata-kata

tersebut merupakan kata mubazir

karena jika tidak ada kata-kata

tesebut kalimat sudah jelas. Ini

berarti dalam kalimat ini, Kompas

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor enam yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya menghilangkan kata

mubazir.

Masih pada kalimat yang sama,

Page 77: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

63

kalimat tersebut tidak lengkap.

Seharusnya setelah kata

“mahasiswa” diperjelas dengan

ditambah kata “mereka”. Ini berarti

Kompas dalam kalimat ini

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya sedapat mungkin menaati

kaidah tata bahasa. Dengan

demikian, kalimat seharusnya diubah

menjadi :

Terkait nasib mahasiswa di PT yang

ditutup, Patdono meminta yayasan

mengalihkan mahasiswa mereka ke

PTS terdekat.

Selain itu, pada kalimat kedua

terdapat kata “studinya”. Dalam

kalimat ini, kata tersebut tidak tepat

karena menunjukan studi seseorang,

padahal yang dimaksud kalimat

tersebut menunjukan studi orang

banyak. Dengan demikian dalam

kalimat ini Kompas melanggar

Page 78: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

64

pedoman bahasa jurnalistik nomor

sembilan yang menyatakan bahwa

wartawan hendaknya sedapat

mungkin menaati kaidah tata bahasa.

Dalam hal ini, kaidah tata bahasa

yang dilanggar yaitu penggunaan

diksi. Seharusnya kalimat diubah

menjadi:

Kemristek dan Dikti juga turun

tangan untuk bisa membantu

peralihan mahasiswa yang terdata di

PDPT agar dapat menyelesaikan

studi mereka.

Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pada berita I

rubrik Pendidikan dan Kebudayaan yang terbit Jumat, 1 Juli 2016 halaman

11, terdapat 12 paragraf yang terdiri dari 24 kalimat yang telah dianalsis.

Setelah peneliti menganalisis berita tersebut, terdapat tiga pelanggaran

pedoman bahasa jurnalistik masing-masing pedoman nomor empat sebanyak

satu kalimat, nomor enam sebanyak sembilan kalimat dan pedoman nomor

sembilan sebanyak lima kalimat.

2. Analisis Bahasa Jurnalistik Berita II

Berita kedua berjudul PTS Tutup karena Kurang Mahasiswa terbit 2

Juli 2016 di rubrik Pendidikan dan Kebudayaan halaman 11. Berita ini berisi

Page 79: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

65

tentang Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menutup

perguruan tinggi swasta. Penutupan dilakukan karena proses perkuliahan

sudah tidak berjalan selama beberapa semester. Judul berita ini lebih baik

dipersingkat menjadi Kurang Mahasiswa, PTS ditutup.

Selanjutnya, berita tentang di tutupnya Perguruan Tinggi Swasta

tersebut akan dianalisis berdasarkan 10 pedoman bahasa jurnalistik Persatuan

Wartawan Indonesia. Untuk memudahkan menganalisis, analisis akan

dideskripsikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 3. Analisis bahasa jurnalis tik berita II Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan 2 Juli 2016

Paragraf Berita Analisis

Lead Perguruan tinggi swasta

yang ditutup oleh

Kementrian Riset,

Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi

umumnya secara

sukarela mengajukan

permintaan penutupan.

Alasannya, proses

perkuliahan sudah tidak

berjalan selama beberapa

semester dan mereka

tidak bisa memperoleh

mahasiswa baru.

Pada lead ini di kalimat pertama

terdapat kata “penutupan”. Kata

“penutupan” dan “permintaan”

sama-sama kata benda sehingga

terjadi penumpukan kata benda.

Dengan demikian pada kalimat ini

Kompas melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya sedapat mungkin menaati

kaidah tata bahasa. Pada kalimat ini,

kaidah tata bahasa yang dimaksud

adalah pemilihan diksi. Seharusnya,

kata “penutupan” diganti dengan

Page 80: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

66

“ditutup” agar tidak terjadi

penumpukan kata benda. Seharusnya

kalimat diubah menjadi :

Perguruan tinggi swasta yang

ditutup oleh Kementrian Riset,

Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

umumnya secara sukarela

mengajukan permintaan ditutup.

1 Kepala seksi

Kelembagaan Koordinasi

Perguruan Tinggi Swasta

(Kopertis) Wilayah III

DKI Jakarta Sri Mastuti

mengatkan, pihaknya

sudah memberikan

kesempatan perguruan

tinggi swasta (PTS)

bermasalah tersebut

waktu untuk berbenah.

“Akan tetapi, pada

akhirnya para pengurus

PTS memilih untuk

Pada kalimat pertama di paragraf

pertama terdapat kata “waktu”.

Dalam kalimat ini, kata “waktu”

merupakan suatu redundansi

(tindakan menggunakan kata, frasa,

dan lain-lain, yang berulang. Padahal

pengulangan tersebut tidak perlu)1

sehingga kata “waktu” merupakan

kata mubazir. Dengan demikian

Kompas melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor enam yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya menghilangkan kata

mubazir. Seharusnya kata tersebut

1 Merriam Webster, Redundancy, diakses pada Senin, 13 Februari2017 melalui

https://www.merriam-webster.com/dictionary/redundancy.

Page 81: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

67

menghentikan

operasionalnya. Mereka

datang ke Kopertis III

dengan membawa surat

permohonan penutupan,”

ujarnya ketika ditemui di

Jakarta, Jumat (1/7).

dihilangkan. Kalimat seharusnya

diubah menjadi:

Kepala seksi Kelembagaan

Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta

(Kopertis) Wilayah III DKI Jakarta

Sri Mastuti mengatkan, pihaknya

sudah memberikan kesempatan

perguruan tinggi swasta (PTS)

bermasalah tersebut berbenah.

Pada kalimat kedua, terdapat kata

“untuk”. Kata “untuk merupakan

kata mubazir karena ada atau

tidaknya kata tersebut tidak

mengubah makna kalimat. Dengan

demikian pada kalimat ini Kompas

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor enam yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya menghilangkan kata

mubazir. Kata “untuk” seharusnya

dihilangkan. Dengan demikian

kalimat seharusnya diubah menjadi:

Akan tetapi, pada akhirnya para

Page 82: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

68

pengurus PTS memilih

menghentikan operasionalnya.

2 Salah satu PTS yang

sudah ditutup adalah

Akademi Sekretaris dan

Manajemen (ASM)

Purnama yang didirikan

pada 1971. Menurut

Ketua Yayasan Purnama,

Aminudin Tinit, ketika

dihubungi secara

terpisah, lembaga

pendidikan tersebut

sudah tidak mendapat

mahasiswa baru selama

lima tahun terakhir.

Praktis, tak ada kegiatan

operasional. “Setiap

tahun, yang tertarik

mendaftar hanya satu-

dua orang,” katanya.

Pada kalimat keempat di paragraf

kedua, susunan kalimat tidak tepat,

seharusnya susunan kalimat ditulis:

“Setiap tahun hanya satu-dua orang

yang tertarik mendaftar” karena jika

susunan kata seperti berita tersebut

tidak ada kata yang disifati dari kata

tertarik sehingga kalimat tidak jelas..

Dengan demikian pada kalimat ini

Kompas melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya sedapat mungkin menaati

kaidah tata bahasa. Kalimat

seharusnya diubah menjad:

“setiap tahun, hanya satu-dua orang

yang tertarik untuk mendaftar”

3 Aminudin menjelaskan,

sejak lima tahun lalu para

dosen di ASM Purnama

Pada paragraf ketiga, terdapat dua

kalimat yang melanggar pedoman

bahasa jurnalistik. Pertama, di

Page 83: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

69

satu persatu

mengundurkan diri dan

pindah bekerja di tempat

lain hingga akhirnya

tidak ada yang tersisa.

Menurut dia, Yayasan

Purnama sudah berupaya

melakukan pembenahan

pengelolaan. Mereka

juga menggiatkan

promosi agar para

lulusan SMA sederajat

dan orang yang berhak

mengambil pendidikan

lanjut mau mendaftar ke

ASM Purnama. Akan

tetapi, hasilnya nihil.

kalimat pertama terdapat kata

mubazir yaitu “akhirnya”. Ada atau

tidak kata “akhirnya” tidak

mengubah arti kalimat. Dengan

demikian hal ini bertentangan

dengan pedoman bahasa jurnalistik

nomor lima yang menyatakan bahwa

wartawan hendaknya menghilangkan

kata mubazir. Seharusnya kalimat ini

diubah menjadi:

Aminudin menjelaskan, sejak lima

tahun lalu para dosen di ASM

Purnama satu persatu mengundurkan

diri dan pindah bekerja hingga tidak

ada yang tersisa.

Kedua, di kalimat ketiga terdapat

kata “mau”. Kata “mau” merupakan

kata tutur. Menggunakan kata tutur

bukanlah karakteristik bahasa

jurnalistik dan melanggar pedoman

bahasa jurnalistik nomor sembilan

yang menyatakan bahwa wartawan

hendaknya sedapat mungkin menaati

kaidah tata bahasa. Seharusnya

Page 84: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

70

kalimat ditulis :

Mereka juga menggiatkan promosi

agar para lulusan SMA sederajat dan

orang yang berhak mengambil

pendidikan lanjut ingin mendaftar ke

ASM Purnama.

4 “keputusan untuk

menutup ASM Purnama

adalah hal yang sangat

logis,” tuturnya. Di

samping itu, Kementrian

Riset, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi

(Kemristek dan Dikti)

juga mengeluarkan

aturan pembenahan

perguruan tinggi

sehingga menutup ASM

Purnama adalah salah

satu bentuk kepatuhan

terhadap aturan.

Pada kalimat pertama di paragraf

keempat terdapat kata “untuk”

padahal dalam kalimat ini kata

“untuk” merupakan kata mubazir

karena jika tidak ada kata tersebut

makna kalimat tetap sama. Ini berarti

dalam kalimat ini Kompas

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor enam yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya menghilangkan kata

mubazir. seharusnya kata “untuk”

dihilangkan dalam kalimat. Dengan

demikian kalimat seharusnya diubah

menjadi:

keputusan menutup ASM Purnama

adalah hal yang sangat logis,”

tuturnya.

Page 85: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

71

5 Serupa dengan ASM

Purnama, Sekolah Tinggi

Ilmu Administrasi

Yayasan Pembina

Pendidikan Administrasi

Niaga dan Negara (STIA

Yappann) juga

mengajukan

permohonan penutupan

dengan alasan tidak ada

kegiatan operasional

karena jumlah

mahasiswa yang

melamar semakin

berkurang. Menurut

Mastuti, mahasiswa

Yappann yang tersisa

pindah ke PTS lain. Saat

ini mereka sedang dalam

proses mengurus

dokumen akademis.

Pada paragraf kelima, terdapat dua

kata mubazir. pertama, di kalimat

pertama terdapat kata “permohonan”

padahal sebelum kata tersebut

terdapat kata “mengajukan”

sehingga kata “permohonan:

menjadi mubazir dan harus

dihilangkan. Ini berarti Kompas

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor enam yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya menghilangkan kata

mubazir. kalimat seharusnya diubah

menjadi:

…(STIA Yappann) juga mengajukan

penutupan dengan alasan…

Kedua, di kalimat kedua terdapat

kata “sedang” padahal dalam kalimat

tersebut juga terdapat kata “saat ini”,

sehingga kata “sedang” merupakan

kata mubazir pada kalimat tersebut

karena sama-sama menunjukan

waktu yang sama. Ini berarti

Kompas melanggar pedoman bahasa

Page 86: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

72

jurnalistik nomor enam yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya menghilangkan kata

mubazir. Kalimat seharusnya diubah

menjadi:

Saat ini mereka dalam proses

mengurus dokumen akademis.

6 Sekolah Tinggi

Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (STKIP)

Suluh Bangsa ditutup

paksa karena terbukti

melakukan jual-beli

ijazah serta pelaksanaan

wisuda tanpa

pemberitahuan kepada

Kemristek dan Dikti.

Diselidiki lebih lanjut,

dari ratusan mahasiswa

yang diwisuda, hanya 50

orang yang namanya

masuk ke dalam laporan

Kopertis.

Pada kalimat pertama di paragraf

keenam terdapat kata “pelaksanaan”

seharusnya kata tersebut ditulis

“melaksanakan” karena kata

“pelaksanaan” merupakan kata

benda sedangkan seharusnya pada

kalimat ini diikuti kata kerja. Ini

berarti pada kalimat ini Kompas

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilang yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya sedapat mungkin menaati

kaidah tata bahasa. Dalam hal ini

tata bahasa yang dimaksud adalah

pemilihan kata atau diksi. Dengan

demikian kalimat seharusnya diubah

menjadi:

Page 87: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

73

… melakukan jual-beli ijazah serta

melaksanakan wisuda tanpa

pemberitahuan serta melaksanakan

wisuda tanpa …

Pada kalimat kedua, terdapat kata

“diselidiki lebih lanjut” padahal kata

tersebut merupakan ungkapan klise

dan harus dihilangkan. Ini berarti

Kompas melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor lima yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya menjauhkan diri dari

ungkapan klise atau stereotype.

Dengan demikian kalimat yang

benar adalah:

Dari ratusan mahasiswa yang

diwisuda, hanya 50 orang …

Ketiga, masih di kalimat kedua,

terdapat kata “namanya” padahal

sebelum kata tersebut terdapat kata

“50 orang” sedangkan partikel “nya”

menunjukan hanya satu orang. Ini

berarti Kompas melanggar pedoman

bahasa jurnalistik nomor sembilan

Page 88: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

74

yang menyatakan bahwa wartawan

hendaknya menaati kaidah tata

bahasa.

Seharusnya partikel “nya” diubah

menjadi “mereka” sehingga kalimat

yang benar:

hanya 50 orang nama mereka yang

masuk laporan Kopertis.

7 “Penyelidikan

membuktikan bahwa dari

50 orang tersebut,

beberapa nama tak cocok

dengan nomor induk

mahasiswa yang ada di

Pangkalan Data

Pendidikan Tinggi

(PDPT),” kata Mastuti.

Serupa dengan

Yappann, mahasiswa

STKIP Suluh Bangsa

yang terdaftar di PDPT

dan masih aktif kuliah

sedang dalam proses

perpindahan ke PTS lain.

Pada kalimat kedua di paragraf

ketujuh terdapat kata “serupa dengan

Yappann” padahal kata itu diikuti

dengan “mahasiswa STIKIP” kedua

kata ini tidak setara. Maka dari itu,

kata pertama harus diubah menjadi

“serupa dengan mahasiswa

Yappann”. Hal ini berarti Kompas

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya sedapat mungkin menaati

kaidah tata bahasa. Kalimat ini

seharusnya diubah menjadi:

Serupa dengan mahasiswa Yappann,

mahasiswa STKIP Suluh Bangsa …

Page 89: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

75

8 Selain PTS yang resmi

ditutup, Kopertis III juga

melakukan soft-delete,

yaitu menghapus nama-

nama PTS yang

“menghilang” dari

masyarakat. Terdapat 10

PTS di DKI Jakarta yang

masuk kategori tersebut.

Pada paragraf kedelapan Kompas

tidak melanggar pedoman bahasa

jurnalistik.

9 Mastuti memaparkan,

PTS-PTS ini sebelumnya

aktif. Namun, selama

beberapa tahun terakhir,

mereka tidak pernah

mengirim kabar kepada

Kopertis III. Kopertis

juga tidak bisa

menghubungi mereka

karena nomor kontak

yang terdaftar sudah

tidak aktif. Pengurusnya

juga tidak diketahui

keberadaannya.

Pada kalimat ketiga di paragraf

sembilan, kalimat tersebut tidak

padu. Ini berarti Kompas melanggar

pedoman bahasa jurnalistik nomor

sembilan yang menyatakan bahwa

wartawan hendaknya sedapat

mungkin menaati kaidah tata bahasa.

Seharusnya kalimat yang benar:

Keberadaan pengursnya juga tidak

diketahui.

10 Ketika petugas Kopertis Pada kalimat pertama di paragraf

Page 90: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

76

mendatangi alamat PTS

tersebut, gedungnya

sudah beralih fungsi. Ada

yang menjadi sekolah,

gedung perkantoran,

bahkan ada yang kosong.

kesepuluh terdapat kata

“gedungnya” padahal kata tersebut

cukup ditulis “gedung”. Dengan

demikian dalam kalimat ini Kompas

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya sedapat mungkin menaati

kaidah tata bahasa. Seharusnya

kalimat yang benar :

… alamat PTS tersebut, gedung

sudah berlaih fungsi.

11 Ia mengungkapkan,

Kopertis III masih

memberikan kesempatan

bagi para pengurus PTS

yang masuk dalam daftar

soft-delete untuk segera

datang menghadap dan

membicarakan jalan

keluar yang ditempuh.

Jika mereka tetap ingin

menjalankan kegiatan

sebagai lembaga

Pada kalimat kedua di paragraf

kesebelas terdapat kata “melakukan

pembinaan” padahal kata tersebut

cukup dituliskan “membina”. Ini

berarti dalam kalimat ini Kompas

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor enam yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya menghilangkan kata

mubazir. Seharusnya kalimat ditulis:

… Kopertis bersedia membina

mereka.

Page 91: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

77

pendidikan, Kopertis

bersedia melakukan

pembinaan. Jika mereka

memilih ditutup,

Kopertis akan

melakukan secara resmi.

Selain itu, di kalimat ketiga, terdapat

kata “melakukan”. Kata

“melakukan” di kalimat ini tidak

jelas. Ini berarti Kompas melanggar

pedoman bahasa jurnalistik nomor

sembilan yang menyatakan bahwa

wartawan hendaknya sedapat

mungkin menaati kaidah tata bahasa.

Dalam kalimat ini seharusnya kata

“melakukan” diganti dengan

“mengabulkan permintaan mereka”

karena sebelumnya, terdapat kata

“jika mereka memilih ditutup”.

Kalimat ini seharusnya ditulis:

… Kopertis akan mengabulkan

permintaan mereka secara resmi.

12 Ketua Umum Pengurus

Pusat Asosiasi Perguruan

Tinggi Swasta Indonesia

(Aptisi) M Budi

Djatmiko mengatakan,

penutupan 101 PTS

merupakan langkah tegas

yang didukung Aptisi.

Pada paragraf keduabelas Kompas

tidak melanggar pedoman bahasa

jurnalistik.

Page 92: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

78

13 “Kami memang

meminta kepada

pemerintah supaya ada

kesempatan untuk

dibina terlebih dahulu

jika ada PTS yang

bermasalah. Ternyata

ada 101 dari 243 PTS

yang menyatakan tidak

sanggup, ya, lebih baik

ditutup saja,” ujar Budi

yang juga Ketua Pembina

Yayasan Universitas

Narotama Surabaya.

Pada kalimat pertama di paragraf

ketigabelas, kalimat tidak teratur.

Seharusnya kalimat ditulis:

“Kami memang meminta kepada

pemerintah jika ada PTS yang

bermasalah agar diberi pembinaan

terlebih dahulu.”

Ini berarti dalam kalimat ini Kompas

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya sedapat mungkin menaati

kaidah tata bahasa.

Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pada berita II

rubrik Pendidikan dan Kebudayaan yang terbit Sabtu, 2 Juli 2016, terdapat 13

paragraf yang telah dianalsis. Setelah peneliti menganalisis berita tersebut,

terdapat tiga pelanggaran pedoman bahasa jurnalistik masing-masing

pedoman nomor lima sebanyak satu kalimat, nomor enam sebanyak tujuh

kalimat dan pedoman nomor sembilan sebanyak sembilan kalimat.

3. Analisis Bahasa Jurnalistik Berita III

Berita ketiga berjudul Perguruan Tinggi Swasta Butuh

Pendampingan, terbit Senin 4 Juli 2016, di rubrik Pendidikan dan

Page 93: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

79

Kebudayaan Harian Kompas halaman 12. Berita ini berisi tentang perguruan

tinggi yang membutuhkan dampingan dari pemerintah untuk meningkatkan

mutu layanan pendidikan. Penulisan judul ini sudah sesuai dengan pedoman

bahasa jurnalistik.

Selanjutnya, analisis bahasa jurnalistik berita berdasarkan 10 pedoman

bahsa jurnalistik PWI yang dideskripsikan dengan bentuk tabel. Berikut

analisisnya:

Tabel 4. Analisis bahasa jurnalistik berita III Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan 4 Juli 2016

Paragraf Berita Analisis

Lead Peningkatan mutu

layanan pendidikan juga

menjadi komitmen

penyelenggaraan dan

pimpinan perguruan

tinggi swasta. Untuk itu,

perguruan tinggi swasta

pun butuh kesempatan

memperbaiki diri melalui

pendampingan yang

sungguh-sungguh dari

pemerintah dan asosiasi

perguruan tinggi swasta.

Pada kalimat pertama, terdapat kata

“layanan”. Dalam kalimat ini,

seharusnya kata “layanan” berbunyi

“pelayanan” karena kata

“pelayanan” berarti proses

melayani, sedangkan kata “layanan”

lebih merujuk pada hasil dari

pelayanan. Ini berarti Kompas

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya sedapat mungkin menaati

kaidah tata bahasa. Dalam hal ini,

tata bahasa yang dilanggar yaitu

mengenai pemilihan kata atau diksi.

Page 94: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

80

Selain itu, dalam kalimat ini terdapat

kata “juga”. Dalam kalimat ini kata

“juga” seharusnya tidak digunakan

karena kata itu tidak berfungsi

sebagai kata sambung dua kalimat

yang setara. Ini berarti dalam

kalimat ini Kompas melanggar

pedoman bahasa jurnalistik nomor

sembilan yang menyatakan bahwa

wartawan hendaknya sedapat

mungkin menaati kaidah tata bahasa.

Dalam hal ini, tata bahasa yang

dilanggar adalah pemilihan kata atau

diksi. Seharusnya, kata “juga”

diganti dengan “salah satu”. Selain

itu, kalimat tersebut juga tidak logis.

Pada kalimat tersebut, kata

“penyelenggaraan” diseterakan

dengan “pimpinan perguruan tinggi

swasta” padahal, dua kata tersebut

tidak setara. Kata “penyelenggaraan”

merujuk pada suatu kegiatan dan

“pimpinan perguran tinggi swasta

merujuk pada orang. Hal ini

Page 95: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

81

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya sebisa mungkin menaati

kaidah tata bahasa. Tata bahasa yang

dimaksud di sini yaitu logika bahasa

(struktur paralel).2 Dengan

demikikan kalimat seharusnya

berbunyi:

Peningkatan mutu pelayananan

pendidikan menjadi salah satu

komitmen penyelenggaraan dan

pelaksanaan yang dilakukan

pimpinan perguruan tinggi swasta.

1 Demikian dikemukakan

Ketua Umum Pengurus

Pusat Asosiasi Perguruan

Tinggi Swasta Indonesia

(Aptisi) M Budi

Djatmiko di Jakarta,

akhir pekan lalu. Dia

mengatakan, penutupan

101 PTS yang tidak

Pada kalimat pertama di paragraf

pertama, terdapat kata “akhir pekan”

namun tidak diikuti dengan tanggal.

Dalam berita seharusnya dituliskan

waktu yang jelas karena bila koran

sudah dalam keadaan terpisah-pisah,

masih dapat diketahui kapan

peristiwa tersebut terjadi. Dengan

demikian kalimat seharusnya

2 http://tanja.portalbahasa.com/apa-yang-dimaksud-dengan-struktur-paralel/

Page 96: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

82

mampu memenuhi

ketentuan pemerintah

meskipun diberi

kesempatan masuk dalam

pembinaan merupakan

langkah tegas yang

didukung Aptisi.

berbunyi:

Demikian dikemukakan Ketua

Umum Pengurus Pusat Asosiasi

Perguruan Tinggi Swasta Indonesia

(Aptisi) M Budi Djatmiko di Jakarta

(2/7).

2 “Kami dari Aptisi

memang meminta

kepada pemerintah

supaya ada kesempatan

untuk dibina terlebih

dulu jika ada PTS yang

bermasalah. Ternyata

ada 101 PTS dari 243

PTS yang menyatakan

tidak sanggup, ya lebih

baik ditutup saja,” ujar

Budi, yang juga Ketua

Pembina Yayasan

Universitan Narotama

Surabaya.

Pada kalimat pertama di paragraf

kedua, terdapat kata “kepada”. Pada

kalimat ini, seharusnya tidak

menggunakan kata “kepada” karena

kalimat ini merupakan kalimat

intransitif sehingga tidak

memerlukan kata “kepada”. Ini

berarti pada kalimat ini Kompas

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya menaati kaidah tata

bahasa. Dengan demikian

seharusnya kalimat berbunyi:

… meminta pemerintah supaya ada

kesempatan dibina terlebih dulu jika

ada PTS …

Page 97: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

83

3 Menurut Budi, Aptisi pro

pada kualitas pendidikan

tinggi. Akan tetapi ,

berikan kesempatan

kepada PTS untuk

memperbaiki melalui

pendampingan oleh

Kementrian Riset,

Teknologi, dan Aptisi

secara sungguh-

sungguh.

Pada kalimat kedua di paragraf

ketiga, kalimat tidak lengkap.

Kalimat tersebut tidak memiliki

subjek dan objek dan kalimat ini

merupakan kalimat perintah. Dalam

bahasa jurnalistik tidak

diperkenankan menggunakan

kalimat perintah. Ini berarti pada

kalimat ini Kompas melanggar

pedoman bahasa jurnalistik nomor

sembilan yang menyatakan bahwa

wartawan hendaknya sebisa

mungkin menaati kaidah tata bahasa.

Dalam hal ini, kaidah tata bahasa

yang dilanggar yaitu kalimat harus

jelas dan memiliki pola S-P-O-K.

Selain itu, pada kalimat ini terdapat

kata mubazir yaitu “akan tetapi” kata

ini seharusnya cukup ditulis dengan

“tetapi”. Ini berarti, Kompas

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor enam yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya menghilangkan kata

Page 98: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

84

mubazir. Dengan demikian kalimat

yang benar adalah:

Tetapi seharusnya Aptisi

memberikan kesempatan kepada

PTS untuk memperbaiki kualitas

melalui pendampingan oleh …

4 “Yang jauh lebih penting

apa solusinya? Bukan

hanya saling

menyalahkan. PTS butuh

uluran tangan pemerintah

untuk mengejar kualitas.

Beda dengan PTN yang

umumnya lebih

berkualitas karena

semuanya dibiayai

pemerintah,” ujar

Budi.

Pada kalimat pertama paragraf

keempat, terdapat kata “yang” di

awal kalimat. Padahal kata “yang”

tidak boleh diletakkan di awal

kalimat. Ini berarti Kompas

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya sedapat mungkin menaati

kaidah tata bahasa. Seharusnya

kalimat yang benar adalah :

Jauh lebih penting apa solusinya?

Bukan hanya saling menyalahkan.

Kemudian, pada kalimat keempat,

kalimat tidak lengkap karena tidak

memiliki subjek sehingga kalimat

tidak jelas. Dengan demikian

kalimat yang benar seharusnya

Page 99: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

85

berbunyi:

PTS beda dengan PTN yang

umumnya lebih berkualitas karena

semuanya dibiayai pemerintah,” ujar

Budi

5 Budi menambahkan,

PTN mestinya lebih

diarahkan untuk

mencapai PT berkelas

dunia, mengembangkan

riset dan inovasi, serta

banyak mengembangkan

program S-2 dan S-3.

Selain itu, juga fokus

meningkatkan

pendidikan tinggi di

daerah terpencil dan

terluar serta kawasan

Indonesia timur.

“Jangan kebalikannya,

malah fokus

mengembangkan S-1.

Yang ini sebenarnya bisa

diperkuat oleh PTS,” ujar

Pada kalimat kedua di paragraf

kelima, kalimat tidak lengkap karena

tidak memiliki subjek. Ini berarti

pada kalimat ini Kompas melanggar

pedoman bahasa jurnalistik nomor

sembilan yang menyatakan bahwa

wartawan hendaknya sedapat

mungkin menaati kaidah tata bahasa.

Dalam hal ini, kaidah tata bahasa

yang dilanggar adalah kejelasan

kalimat. Padahal dalam karakter

bahasa jurnalistik kalimat harus jelas

yakni memiliki pola S-P-O-K. Maka

dari itu, kalimat yang tepat adalah:

Selain itu, PTN juga fokus

meningkatkan pendidikan tinggi di

daerah terpencil dan terluar serta

kawasan Indonesia timur.

Selain itu, terdapat kata “yang” di

Page 100: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

86

Budi. awal kalimat. Penggunaan kata

“yang” di awal kalimat merupakan

suatu kesalahan tata bahasa. Hal ini

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya menaati kaidah tata

bahasa. Seharusnya kalimat diubah

menjadi:

Hal ini sebenarnya bisa diperkuat

oleh PTS, ujar Budi.

6 Ketua Umum Asosiasi

Badan Penyelenggaraan

Perguruan Tinggi Swasta

Indonesia (ABPPTSI)

Thomas Suyatno

mengatakan,

penyelenggara PTS

mendukung komitmen

pada mutu dan

menyambut baik adanya

pembinaan yang

ditawarkan Kemristek

dan Dikti untuk

Pada paragraf keenam, tidak

terdapat pelanggaran bahasa

jurnalistik yang dilakukan Kompas.

Page 101: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

87

mewujudkan PTS yang

berkualitas.

7 “Arah menuju kualitas

itu mulai jelas.

Setidaknya sudah

digagas pertemuan

tripartit dengan susana

dialogis yang rutin antara

Kemenristek dan Dikti,

ABPPTSI, serta Aptisi

untuk membahas

berbagai tantangan yang

dihadapi PTS supaya bisa

mengikuti ketentuan

dalam memberikan

layanan pendidikan

tinggi,” ujar Thomas.

Pada paragraf ketujuh, tidak

terdapat pelanggaran bahasa

jurnalistik yang dilakukan Kompas.

8 Menurut Thomas,

ABPPTSI pun

mendukung pemerintah

agar memberikan izin

pendirian PTS hanya

kepada penyelenggara

yang benar-benar mampu

Pada paragraf kedelapan, tidak

terdapat pelanggaran bahasa

jurnalistik yang dilakukan Kompas.

Page 102: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

88

memenuhi ketentuan.

Sebaliknya terhadap

penyelenggara yang

memang tidak

menunjukkan

komitmennya

memberikan layanan

yang baik, pihaknya

mendukung ada tindakan

tegas dari pemerintah,

termasuk penutupan.

9 Terkait batas waktu

pemenuhan rasio dosen

dan mahasiswa yang

ditetapkan akhir Juni,

ABPPTSI dan Aptisi

meminta pemerintah

untuk tetap memberikan

kelonggaran. Itu karena

pemenuhan dosen

memang menjadi salah

satu tantangan

sebagian besar PTS.

Pada kalimat kedua di paragraf

kesembilan, kalimat tidak lengkap.

Pada kalimat ini ditulis “itu karena

pemenuhan dosen memang menjadi

salah satu tantangan …” kalimat

tersebut tidak logis dan tidak jelas

apa yang harus dipenuhi dari dosen.

Dalam kalimat tersebut seharusnya

ditulis “pemenuhan jumlah dosen”.

Ini berarti Kompas melanggar

pedoman nomor sembilan yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya sedapat mungkin menaati

Page 103: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

89

kaidah tata bahasa. Dalam hal ini,

tata bahasa yang dilanggar adalah

kalimat logis. Dengan demikian,

kalimat yang benar seharusnya

berbunyi :

Itu karena pemenuhan jumlah dosen

….

10 “Dosen yang S-1 masih

banyak. Ada yang sulit

untuk S-2 karena

program S-2 nya

terbatas, seperti bidang

kesehatan. Selain itu,

tidak semua PTS mampu

membiayai kuliah

dosennya karena

keterbatasan finansial.

Kondisi riil ini perlu

dipahami juga oleh

pemerintah,” ujar Budi.

Pada kalimat pertama, kalimat tidak

lengkap. Pada kalimat tersebut

terdapat kata “yang”, dalam kalimat

ini, kata tersebut tidak menunjuk arti

apa-apa. Kalimat tersebut

seharusnya berbunyi :

“Dosen dengan level S-1 masih

banyak …”.

Ini berarti Kompas melanggar

pedoman bahasa jurnalistik nomor

sembilan yang menyatakan

wartawan hendaknya menaati kaidah

tata bahasa. Dalam kalimat ini,

kaidah tata bahasa yang dilanggar

yaitu kejelasan kalimat.

Selanjutnya pada kalimat kedua

tedapat kata “nya”. seharusnya kata

Page 104: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

90

dihilangkan karena dalam kalimat

ini, kata tersebut tidak memiliki arti

apa-apa. Ini berarti dalam kalimat

tersebut Kompas melanggar

pedoman bahasa jurnalistik nomor

enam yang menyatakan bahwa

wartawan hendaknya menghilangkan

kata mubazir. Dengan demikian

kalimat yang bernar berbunyi:

… karena program S-2 terbatas …

Selain dua kesalahan di atas, masih

terdapat satu kesalahan pada

paragraf ini. Pada kalimat ketiga,

terdapat partikel “nya” di kata

“dosen”. Padahal seharusnya,

partikel “nya” diubah menjadi kata

“mereka” karena kalimat ini

menunjuk banyak orang. Ini berarti

Kompas melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya menaati kaidah tata

bahasa. Selain itu, masih pada

kalimat yang sama, terdapat kata

Page 105: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

91

“finansial”. Kata tersebut merupakan

istilah-istilah teknis, padahal dalam

pedoman bahasa jurnalistik nomor

delapan menyatakan bahwa

wartawan hendaknya menghindari

kata-kata asing dan istilah-istilah

yang terlalu teknis ilmiah dalam

berita. Kata tersebut dapat diubah

menjadi “ekonomi” Kalimat ini

seharusnya berbunyi:

… mampu membiayai kuliah dosen

mereka karena keterbatasan

ekonomi…”

Serupa dengan kesalahan

sebelumnya, pada kalimat keempat,

terdapat kata “riil”. Kata tersebut

juga merupakan istilah teknis.

Seharusnya kata tersebut diubah

menjadi “nyata”.

11 Sementara itu, Thomas

menyatakan masih ada

sejumlah aturan yang

belum sinkron untuk

pengajuan dosen dengan

Pada kalimat pertama di paragraf ini

terdapat tanda titik dua (:). Tanda

titik dua tersebut diartikan sebagai

“banding”. Hal ini berarti Kompas

melanggar pedoman bahasa

Page 106: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

92

nomor induk khusus

(NIDK) yang bisa

dipakai dalam

perhitungan rasio dosen :

mahasiswa. Aturan

teknis yang masih

membingungkan ini

membuat pengajuan

NIDK dari PTS

terhambat.

jurnalistik nomor sembilan yang

menyatakan wartawan hendaknya

sedapat mungkin menaati kaidah tata

bahasa. Seharusnya, tanda titik dua

dituliskan saja dengan kata

“berbanding” karena jika dituliskan

dengan tanda titik dua, dapat

menjadi multi tafsir karena tanda

titik dua dapat digunankan untuk

banyak arti. Kalimat seharusnya

diubah menjadi:

Sementara itu, Thomas menyatakan

masih ada sejumlah aturan yang

belum sinkron untuk pengajuan

dosen dengan nomor induk khusus

(NIDK) yang bisa dipakai dalam

perhitungan rasio dosen berbanding

mahasiswa.

12 Direktur Jendral Sumber

Daya Ilmu Pengetahuan,

Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi

Kemenristek dan Dikti

Ali Ghufron Mukti

Pada kalimat pertama di paragraf ke

duabelas, kalimat belum lengkap,

seharusnya sebelum kata “periode”

terdapat kata depan yang

menunjukkan waktu, yaitu “Pada”.

Ini berarti pada kalimat ini Kompas

Page 107: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

93

mengatakan, periode

Januari –Juni 2016 sudah

ada 567 dosen ber-

NIDK. Dukungan untuk

peningkatan pendidikan

dosen ke S-2 dan S-3

untuk tahun ini tersedia

bagi 2.300 dosen dengan

beasiswa Lembaga

Pengelola Dana

pendidikan.

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya menaati kaidah tata

bahasa. Tata bahasa yang dimaksud

di sini yaitu kejelasan kalimat. Pada

kalimat ini, kalimat yang benar

berbunyi:

… Ali Ghufron Mukti mengatakan,

pada periode Januari –Juni 2016

sudah ada 567 dosen …

Masih pada kalimat yang sama, pada

kalimat ini terdapat awalan (prefiks)

yang mengawali akronim. Padahal,

dalam tata bahasa dilarang

menggunakan awalan di depan

akronim yang menggunakan huruf

kapital. Ini berarti pada kalimat ini,

Kompas melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya menaati kaidah tata

bahasa. Kalimat ini seharusnya

berbunyi :

Page 108: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

94

… ada 567 dosen yang memiliki

NIDK.

Selanjutnya, pada kalimat kedua,

sebaiknya kalimat diubah menjadi

kalimat aktif karena bahasa

jurnalistik harus mengutamakan

kalimat aktif. Dengan demikian,

kalimat berbunyi:

Dukungan untuk meningkatkan

pendidikan …

Masih pada kalimat yang sama, pada

kalimat ini terdapat penggalan

kalimat “ke S-2 dan S-3”, kalimat

tidak lengkap. Pada kalimat ini

seharusnya, ditulis “ke jenjang S-2

dan jenjang S-3”. Pada kalimat ini

berarti, Kompas melanggar pedoman

bahasa jurnalistik nomor sembilan

yang menyatakan bahwa wartawan

hendaknya menaati kaidah tata

bahasa. Tata bahasa yang dimaksud

pada kalimat ini yaitu kejelasan

kalimat. Dengan demikian, kalimat

yang benar berbunyi:

Page 109: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

95

… pendidikan dosen ke jenjang S-2

dan jenjang S-3 untuk tahun ini

tersedia …

Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pada berita III

rubrik Pendidikan dan Kebudayaan yang terbit Senin, 4 Juli 2016, terdapat 12

paragraf yang telah dianalsis. Setelah peneliti menganalisis berita tersebut,

terdapat tiga pelanggaran pedoman bahasa jurnalistik masing-masing

pedoman nomor sembilan sebanyak 14 kalimat, nomor enam sebanyak satu

kalimat, dan nomor delapan sebanyak satu kalimat.

4. Analisis Bahasa Jurnalistik Berita IV

Berita keempat berjudul Cegah Titipan Industri penyiaran Uji

Kelayakan Calon Anggota KPI Segera Digelar, terbit Jumat 15 Juli 2016, di

rubrik Pendidikan dan Kebudayaan halaman 12. Berita ini berisi tentang uji

kelayakan para calon anggota KPI yang akan dilaksanakan Senin 18 Juli

2016.

Selanjutnya, analisis bahasa jurnalistik berita berdasarkan 10 pedoman

bahsa jurnalistik PWI yang dideskripsikan dengan bentuk tabel. Berikut

analisisnya:

Tabel 5. Analisis bahasa jurnalistik berita IV Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan 15 Juli 2016

Paragraf Berita Analisis

Lead Senin pekan depan,

Komisi I DPR menggelar

Pada kalimat pertama dalam lead

ini, terdapat kata “Komisi Penyiaran

Page 110: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

96

uji kelayakan dan

kepatutan terhadap 27

calon anggota Komisi

Penyiaran Indonesia

periode 2016-2019.

Sembilan komisioner

KPI yang terpilih

diharapkan memiliki

ketegasan, intergritas,

dan tidak bisa “didikte”

oleh industri penyiaran.

Indonesia” seharusnya setelah kata

tersebut dituliskan akronim di dalam

tanda kurung “(KPI)” karena pada

kalimat seterusnya berita ini

menggunakan kata “KPI” untuk

menyebut “Komisi Penyiaran

Indonesia”. Sesuai dengan pedoman

bahasa jurnalistik nomor dua yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya membatasi diri dalam

singkatan atau akronim. Kalaupun

harus menulis akronim, maka satu

kali ia harus menjelaskan dalam

tanda kurung kepanjangan akronim

tersebut agar tulisan dapat dipahami

oleh khalayak. Maka dari itu,

seharusnya kalimat berbunyi:

Senin pekan depan, Komisi I DPR

menggelar uji kelayakan dan

kepatutan terhadap 27 calon anggota

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)

periode 2016-2019.

1 Pengamat penyiaran

sekaligus pengajar

Pada kalimat ketiga di paragraf ini,

terdapat kata “melakukan hal sama”

Page 111: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

97

Universitas Indonesia,

Ade Armando,

menegaskan, dalam uji

kelayakan dan

kepatutuan jangan

sampai pertimbangan

dipakai DPR sekadar

berifat politis. “selama

ini DPR sudah

membuktikan bagaimana

memilih anggota Komisi

Pemberantasan Korupsi

yang independen dan

berintegritas, juga

anggota Komisi

Pemilihan Umum yang

berintegritas. Kami

berharap DPR juga

melakukan hal sama

dalam pemilihan anggota

KPI karena peran

penyiaran sama vitalnya

dengan pemilihan umum

dan perang anti

kata ini tidak lengkap dan kata yang

benar adalah “melakukan hal yang

sama”. Ini berarti Kompas

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya sedapat mungkin menaati

kaidah tata bahasa. Dalam hal ini,

tata bahasa yang dilanggar yaitu

kejelasan kalimat. Kalimat yang

jelas adalah kalimat yang lengkap

sesuai dengan kaidah tata bahasa.

Selain itu, masih dalam kalimat yang

sama, terdapat kata “anti korupsi”

padahal kata yang benar yaitu

“antikorupsi”. Dengan demikian,

dalam kalimat ini Kompas

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor satu yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya secara konsekuen

melaksanakan Pedoman Ejaan

Bahasa Indonesia yang

disempurnakan. Dengan demikian,

Page 112: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

98

korupsi,” ucapnya,

Kamis (14/7), di Jakarta.

kalimat yang benar berbunyi:

“… DPR juga melakukan hal yang

sama dalam pemilihan anggota KPI

karena peran penyiaran sama

vitalnya dengan pemilihan umum

dan perang antikorupsi,”…

2 Menurut Ade,

pertimbangan politis

dalam pemilihan

sembilan komisioner KPI

benar-benar harus

dikesampingkan. Yang

dibutuhkan sekarang

adalah anggota KPI yang

tegas, berintegritas, dan

independen atau tidak

bisa diintervensi oleh

industri penyiaran.

Pada kalimat kedua di paragraf

kedua, terdapat kata “yang” di awal

kalimat. Peletakan kata “yang” di

awal kalimat merupakan suatu

kesalahan. Ini berarti, Kompas

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan yang

menyatakan wartawan hendaknya

sedapat mungkin menaati kaidah tata

bahasa. Seharusnya kalimat diubah

menjadi:

Apa yang dibutuhkan sekarang

adalah anggota KPI yang tegas,

berintegritas, dan independen atau

tidak bisa diintervensi oleh industri

penyiaran.

3 Menurut data Media

Scene 2014/2015, belanja

Pada kalimat ketiga di paragraf ini

terdapat kata “calon-calon”

Page 113: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

99

iklan televisi di Indonesia

pada 2015 mencapai Rp

83,824 triliun. “Televisi

adalah bisnis dengan

nilai ekonomi luar biasa

sehingga mereka pasti

berkepentingan terhadap

anggota KPI yang

akomodatif terhadap

pemodal. DPR harus

sangat hati-hati dengan

calon-calon anggota KPI

yang dekat dengan

industri penyiaran,”

ujarnya.

sebaiknya kata tersebut diubah

menjadi “para calon”. Hal ini

berkaitan dengan pemilihan diksi

pada kalimat. Dengan demikian

kalimat lebih baik ditulis:

“… DPR harus sangat hati-hati

dengan para anggota KPI yang

dekat dengan industri penyiaran,”…

4 Pengalaman

menunjukkan, di setiap

pemilihan anggota KPI

industri penyiaran selalu

berusaha memasukkan

nama-nama yang

akomodatif.

Kecenderungan seperti

ini sangat berbahaya

Pada paragraf keempat, kalimat

sudah benar. Dengan demikian

Kompas tidak melanggar pedoman

bahasa jurnalistik

Page 114: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

100

karena efeknya ke depan

sangat serius terhadap

nasib bangsa.

5 Pertaruhan kualitas sosok

komisioner KPI sangat

penting karena anggota

baru KPI nanti akan

menentukan

perpanjangan izin

penyelenggaraan

penyiaran 10 televisi

swasta. Selain itu,

mereka juga akan terlibat

dalam penyusunan

revisi Undang-undang

Penyiaran.

Pada kalimat kedua di paragraf ini,

terdapat kata “penyusunan”. Kata

tersebut seharusnya diubah

“menyusun” karena dalam bahasa

jurnalistik sebaiknya menggunakan

kalimat aktif. Kalimat aktif lebih

mudah dipahami khalayak serta

memudahkan pengertian dan

memperjelas pemahaman. Ini berarti

dalam kalimat ini Kompas

melanggar pedoman nomor sembilan

yang menyatakan bahwa wartawan

hendaknya sedapat mungkin menaati

kaidah tata bahasa. Dengan

demikian kalimat sebaiknya

berbunyi:

… mereka juga akan terlibat dalam

menyusun revisi Undang-undang

Penyiaran.

6 “Selama ini kita tahu, Pada kalimat pertama di paragraf

Page 115: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

101

peranan setiap fraksi

DPR turut menentukan

siapa yang terpilih di KPI

nanti. Namun, yang

terpenting dari

semuanya, jangan

sampai proses pemilihan

ini terpengaruh

kepentingan pemodal

atau pemilik industri

penyiaran,” ucapnya.

keenam, terdapat kata “peranan”

padahal kata yang benar adalah

“peran”. Kata “peran” berarti tugas.

Dalam kalimat ini, Kompas

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya sedapat mungkin menaati

kaidah tata bahasa. Tata bahasa yang

dimaksud di sini yaitu pemilihan

diksi atau kata yang tepat. Dengan

demikian, kalimat ini seharusnya

berbunyi:

“Selama ini kita tahu, peran setiap

fraksi …”

Selanjutnya pada kalimat kedua,

terdapat kata “jangan”. Kalimat yang

berawalan kata “jangan” merupakan

bentuk kalimat perintah, sedangkan

pada bahasa jurnalistik tidak

diperkenankan menggunakan kata

perintah. Dengan demikian, kata

“jangan” seharusnya diubah

menjadi:

Page 116: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

102

“hendaknya pemerintah sampai

proses pemilihan ini tidak

terpengaruh kepentingan modal”.

Pada kalimat ini berarti Kompas

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan.

7 Direktur Remotivi

Muhamad Heychael

mengatakan, yang perlu

ditekankan dalam proses

pemilihan anggota KPI

ini adalah transparansi.

“Transparansi akan

membuat publik percaya

kepada siapa pun yang

kelak terpilih. Siapa pun

akan mendapat dukungan

publik kalau prosesnya

transparan. Karena itu,

proses penilaian,

indikator, dan bagaimana

hasilnya nanti tentu

publik ingin tahu,”

ujarnya.

Pada paragraf ketujuh, terdapat dua

pelanggaran pedoman bahasa

jurnalistik. Pertama, pada kalimat

pertama, terdapat kata “yang” yang

diletakkan setelah tanda koma “,”.

Padahal, kata “yang” tidak dapat

diletakkan setelah tanda koma.

Dengan demikian, pada kalimat ini,

Kompas melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya sedapat mungkin menaati

kaidah tata bahasa. Dengan

demikian, kalimat seharusnya

berbunyi:

… mengatakan, hal yang perlu

ditekankan dalam proses …

Kedua, masih di kalimat pertama.

Page 117: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

103

Dalam kalimat tersebut terdapat kata

“pemilihan” seharusnya kata

tersebut diubah menjadi “memilih”.

Pada dasarnya bahasa jurnalistik

mementingkan kalimat aktif karena

kalimat aktif lebih mudah dipahami

dan dan disukai oleh khalayak. Ini

berarti pada kalimat ini Kompas

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan. Kalimat

ini seharusnya berbunyi:

… dalam proses memilih anggota

KPI ini adalah transparansi.

8 Heychael berharap

anggota Komisi I DPR

benar-benar mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

serius untuk menguji

kompetensi para calon

anggota KPI dan tidak

berhenti pada penilaian

riwayat hidup semata.

Lebih jauh, rekam jejak

setiap calon mesti digali

Paragraf kedelapan sudah memenuhi

pedoman bahasa jurnalistik sehingga

tidak ada kesalahan dalam penulisan.

Page 118: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

104

agar terlihat kompetensi,

independensi, dan visi-

misi mereka ke depan.

9 Muncul dugaan bahwa

dalam uji kelayakan dan

kepatutuan, DPR akan

memilih sembilan

komisioner KPI dengan

logika representasi.

Menurut Heychael,

jangan sampai logika

seperti ini diterapkan

karena pemilihan

anggota KPI berbeda

dengan lembaga-

lembaga lainnya, seperti

Dewan Pers.

Pada paragraf kesembilan, terdapat

dua kesalahan bahasa jurnalistik.

Pertama pada kalimat kedua di

paragraf kesembilan, terdapat

“pemilihan” seharusnya kata

tersebut diubah menjadi “memilih”.

Pada dasarnya bahasa jurnalistik

mementingkan kalimat aktif karena

kalimat aktif lebih mudah dipahami

dan dan disukai oleh khalayak. Ini

berarti pada kalimat ini Kompas

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan. Kalimat

ini seharusnya berbunyi:

… logika seperti ini diterapkan

karena memilih anggota KPI

berbeda …

Kedua, masih pada kalimat yang

sama. Pada kalimat ini terdapat

ketidaksesuaian penulisan yang

terjadi pada penyetaraan antara kata

Page 119: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

105

anggota KPI dengan lembaga-

lembaga lainnya. Dalam kalimat ini

seharusnya anggota KPI disetarakan

dengan anggota lembaga-lembaga

lain. Hal ini yang disebut dengan

konstruksi paralel. Dengan

demikian, pada kalimat ini, Kompas

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya sedapat mungkin menaati

kaidah tata bahasa. Dengan

demikian, kalimat seharusnya

berbunyi:

karena pemilihan anggota KPI

berbeda dengan anggota lembaga-

lembaga lainnya, seperti Dewan

Pers.

10 “KPI adalah lembaga

yang mewakili publik

sehingga elemen-elemen

yang mewakili KPI harus

benar-benar diuji

kompetnesinya. Mereka

Pada paragraf kesepuluh, terdapat

tiga kata yang harus dikoreksi.

Pertama, pada kalimat pertama

terdapat kata “kompetensinya”

padahal yang dimaksudkan di

kalimat ini adalah kompetensi orang-

Page 120: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

106

yang dipilih haruslah

orang yang kompeten

dan memiliki komitmen.

Jangan sampai DPR

berpikir dengan logika

representasi,” katanya.

orang, maka pada kalimat ini

seharusnya kata “kompetensinya”

diubah menjadi “kompetensi

mereka”. Ini berarti Kompas

melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan yang

menyatakan bahwa wartawan

hendaknya sedapat mungkin menaati

kaidah tata bahasa.

Kedua, pada kalimat kedua terdapat

kata “orang”. Kata “orang”

menunjuk pada satu orang, padahal

dalam kalimat ini yang dimaksudkan

adalah lebih dari satu orang, maka

seharusnya kata “orang” diubah

menjadi “orang-orang”. Ini berarti

Kompas melanggar pedoman nomor

sembilan.

Ketiga, masih pada kalimat yang

sama terdapat kata “kompeten”,

padahal kata yang tepat adalah

“berkompetensi” yang berarti

memiliki kompetensi. Ini berarti

pada kalimat ini, Kompas melanggar

Page 121: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

107

pedoman bahasa jurnalistik nomor

sembilan mengenai tata bahasa. Tata

bahasa yang dimaksud pada kalimat

ini yaitu pemilihan diksi atau kata

yang tepat. Dengan demikian,

kalimat seharusnya berbunyi:

… haruslah orang-orang yang

berkompetensi dan memiliki

komitmen.

11 Dari 27 nama calon

anggota KPI yang

diserahkan pansel

kepada Komisi I DPR,

terdapat beberapa nama

calon yang masih bekerja

di industri penyiaran.

Meski demikian, ada

pula beberapa calon yang

tidak memiliki latar

belakang pekerjaan atau

kegiatan di bidang

penyiaran.

Pada kalimat pertama di paragraf

kesebelas, terdapat kata “pansel”,

kata tersebut merupakan akronim

dari panitia seleksi, namun tidak

dijelaskan kepanjangannya. Tidak

semua pembaca paham kepanjangan

dari “pansel”. Dengan demikian,

pada paragraf ini Kompas melanggar

pedoman bahasa jurnalistik nomor

dua yang menyatakan bahwa

wartawan hendaknya membatasi diri

dalam singkatan atau akronim.

Kalaupun harus menulis akronim,

maka satu kali harus dijelaskan

kepanjangannya. Seharusnya kalimat

Page 122: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

108

diubah menjadi:

… calon anggota KPI yang

diserahkan pansel (panitia seleksi)

kepada Komisi I DPR …

12 Sebanyak 27 calon

anggota KPI yang akan

menjalani uji kelayakan

dan kepatutan adalah

Ade Bujaerimi, Afrianto

Korga, Agung Suprio,

Agus Sudibyo, Arif Adi

Kuswardono, Cecep

Suryadi, Dewi Setyarini,

H Obsatar Sinaga,

Hardly Stefano Fenelon

Pariela, Ignatius

Haryanto, M Hariman

Bahtiar, Mathilda Agnes

Maria Wowor, Maulana

Arief, Maulana Isnarto,

Mayong Suryo Laksono,

Mega Ratna Juwita,

Muhammad Shalahuddin

Paragraf keduabelas sudah

memenuhi pedoman bahasa

jurnalistik sehingga tidak ada

kesalahan dalam penulisan.

Page 123: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

109

Muyo Hadi Purnomo,

Nuning Rodiyah,

Nurhasnah, Redemptus

Kristiawan, Renaldi

Zein, Riyanto Gozali,

Sudjarwanto Rahmat

Muh Arifin, Surokim,

Ubidillah, dan Yuliandre

Darwis.

Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pada berita IV

rubrik Pendidikan dan Kebudayaan yang terbit 15 Juli 2016, terdapat 12

paragraf yang telah dianalsis. Setelah peneliti menganalisis berita tersebut,

terdapat tiga pelanggaran pedoman bahasa jurnalistik masing-masing

pedoman nomor dua sebanyak dua kalimat, nomor sembilan sebanyak

sembilan kalimat, nomor satu sebanyak satu kalimat.

B. Temuan Kesalahan Kalimat dalam Berita

Tabel 6. Daftar Temuan Kesalahan Kalimat dalam Berita

No. Kalimat dalam Berita Kalimat Setelah Dikoreksi

1. Sebanyak 101 perguruan tinggi

swasta yang sempat masuk dalam

daftar pembinaan/nonaktif bersama

243 perguruan tinggi lainnya oleh

101 perguruan tinggi swasta

diputuskan ditutup oleh Kementrian

Riset, Teknologi, dan Pendidikan.

Perguruan tinggi tersebut sempat

Page 124: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

110

Kementrian Riset, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi akhirnya

diputuskan untuk ditutup

masuk dalam daftar

pembinaan/nonaktif bersama 243

perguruan tinggi lainnya.

2. Perguruan tersebut dianggap tidak

sanggup memenuhi berbagai syarat

untuk membenahi layanan

pendidikan kepada masyarakat.

Perguruan tersebut dianggap tidak

sanggup memenuhi berbagai syarat

membenahi layanan pendidikan

kepada masyarakat.

3. Dalam acara jumpa awak media di

Jakarta, Rabu (29/6) malam,

bertajuk Pemaparan Kinerja

Semester 1 Tahun 2006 di

Kementrian Riset, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi, Menristek dan

Dikti Muhammad Nasir

mengatakan, peningkatan mutu

pendidikan tinggi di Indonesia

harus jadi komitmen bersama

penyelenggara perguruan tinggi

negeri dan swasta.

Dalam acara jumpa awak media di

Jakarta, Rabu (29/6) malam,

Menristek dan Dikti Muhammad

Nasir mengatakan, peningkatan mutu

pendidikan tinggi di Indonesia harus

jadi komitmen bersama

penyelenggara perguruan tinggi

negeri dan swasta. Acara jumpa awak

media tersebut bertajuk Pemaparan

Kinerja Semester 1 Tahun 2006,

diselenggarakan di Kementrian Riset,

Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

4. “Tindakan tegas dilakukan

pemerintah terhadap institusi

ataupun orang-orang yang

“Tindakan tegas dilakukan

pemerintah terhadap institusi ataupun

orang-orang yang melanggar

Page 125: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

111

berupaya melanggar ketentuan

dalam upaya mewujudkan

pendidikan tinggi bermutu yang

dapat meningkatkan daya saing

bangsa,” ujar Nasir.

ketentuan dalam upaya mewujudkan

pendidikan tinggi bermutu yang dapat

meningkatkan daya saing bangsa,”

ujar Nasir.

5. Ia mencontohkan, di Universitas

Negeri Manado yang melakukan

pelanggaran dalam membuka

kelas jauh, pihaknya sudah

memberikan sanksi kepada tiga

orang.

Ia mencontohkan, di Universitas

Negeri Manado, pihaknya sudah

memberikan sanksi kepada tiga orang

pelanggar yang membukaan kelas

jauh,

6. Pemalsuan ijazah S-2 sorang dosen

di PTN itu juga ditindak tegas.

Pemalsuan ijazah S-2 sorang dosen di

PTN tersebut juga ditindak tegas.

7. Setelah diberi kesempatan

menjalani pembinaan oleh tim yang

dibentuk Kemristek dan Dikti, pada

29 Juni lalu ditetapkan 112 PTS

sudah aktif kembali.

Setelah berkesempatan menjalani

pembinaan oleh tim yang dibentuk

Kemristek dan Dikti, pada 29 Juni

lalu ditetapkan 112 PTS sudah aktif

kembali.

8. … Tinggi Swasta Indonesia.

Sedangkan 15 PTS yang dibawahi

Kementrian Agama belum

diketahui kemajuannya.

… Tinggi Swasta Indonesia,

sedangkan 15 PTS yang dibawahi

Kementrian Agama belum diketahui

kemajuannya.

Page 126: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

112

.

9. Sebagian besar dengan

keputusan sendiri berkirim surat

untuk mengajukan penutupan.

Sebagian besar dengan keputusan

sendiri berkirim surat untuk

mengajukan penutupan perguruan

tinggi mereka.

10. Alasannya tidak sanggup untuk

melanjutkan lagi penyelenggaraan

PT sesuai dengan ketentuan,” tutur

Patdono.

Alasannya, mereka tidak sanggup

untuk melanjutkan lagi

penyelenggaraan PT sesuai dengan

ketentuan,” tutur Patdono.

11. Menurut Patdono, PT yang tidak

dapat memenuhi rasio antara dosen

dan mahasiswa 1 berbanding 100

atau lebih awalnya diberi

kesempatan berbenah hingga akhir

2015.

Menurut Patdono, Perguruan Tinggi

yang tidak dapat memenuhi rasio

antara dosen dan mahasiswa 1

berbanding 100 atau lebih, awalnya

berkesempatan berbenah hingga akhir

2015.

12. Namun gejala kekurangan dosen

ternyata terjadi di PTN dan PTS

sehingga diberi kelonggaran waktu

hingga akhir Juni ini.

Namun, gejala kekurangan dosen

ternyata terjadi di PTN dan PTS

sehingga semua perguruan tinggi

tersebut diberi kelonggaran waktu

hingga akhir Juni ini.

13. Jika dari hasil audit tidak Jika hasil audit tidak menunjukkan

Page 127: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

113

menunjukkan tanda-tanda untuk

memperbaiki diri, sanksi akan

diberikan.

tanda-tanda mereka untuk

memperbaiki diri, sanksi akan

diberikan.

14. Sesuai dengan ketentuan, rasio

dosen dan mahasiswa untuk bidang

Ilmu Pengetahuan Alam adalah 1

berbanding 30.

Sesuai dengan ketentuan, rasio dosen

dan mahasiswa untuk bidang Ilmu

Pengetahuan Alam 1 berbanding 30.

15. Terkait nasib mahasiswa di PT

yang ditutup, ujar Patdono,

pihaknya meminta agar yayasan

mengalihkan mahasiswa ke PTS

terdekat.

Terkait nasib mahasiswa di PT yang

ditutup, Patdono meminta yayasan

mengalihkan mahasiswa mereka ke

PTS terdekat.

16. Kemristek dan Dikti juga turun

tangan untuk bisa membantu

peralihan mahasiswa yang terdata

di PDPT agar dapat menyelesaikan

studinya.

Kemristek dan Dikti juga turun tangan

untuk bisa membantu peralihan

mahasiswa yang terdata di PDPT agar

dapat menyelesaikan studi mereka.

17. Perguruan tinggi swasta yang

ditutup oleh Kementrian Riset,

Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

umumnya secara sukarela

mengajukan permintaan

Perguruan tinggi swasta yang ditutup

oleh Kementrian Riset, Teknologi,

dan Pendidikan Tinggi umumnya

secara sukarela mengajukan

permintaan ditutup.

Page 128: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

114

penutupan.

18. Kepala seksi Kelembagaan

Koordinasi Perguruan Tinggi

Swasta (Kopertis) Wilayah III DKI

Jakarta Sri Mastuti mengatkan,

pihaknya sudah memberikan

kesempatan perguruan tinggi

swasta (PTS) bermasalah tersebut

waktu untuk berbenah

Kepala seksi Kelembagaan

Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta

(Kopertis) Wilayah III DKI Jakarta

Sri Mastuti mengatkan, pihaknya

sudah memberikan kesempatan

perguruan tinggi swasta (PTS)

bermasalah tersebut berbenah.

19. “Setiap tahun, yang tertarik

mendaftar hanya satu-dua

orang,” katanya.

“setiap tahun, hanya satu-dua orang

yang tertarik untuk mendaftar”

20. Aminudin menjelaskan, sejak lima

tahun lalu para dosen di ASM

Purnama satu persatu

mengundurkan diri dan pindah

bekerja di tempat lain hingga

akhirnya tidak ada yang tersisa.

Aminudin menjelaskan, sejak lima

tahun lalu para dosen di ASM

Purnama satu persatu mengundurkan

diri dan pindah bekerja hingga tidak

ada yang tersisa.

21. Mereka juga menggiatkan promosi

agar para lulusan SMA sederajat

dan orang yang berhak mengambil

pendidikan lanjut mau mendaftar

Mereka juga menggiatkan promosi

agar para lulusan SMA sederajat dan

orang yang berhak mengambil

pendidikan lanjut ingin mendaftar ke

Page 129: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

115

ke ASM Purnama. ASM Purnama.

22. “keputusan untuk menutup ASM

Purnama adalah hal yang sangat

logis,” tuturnya.

keputusan menutup ASM Purnama

adalah hal yang sangat logis,”

tuturnya.

23. Serupa dengan ASM Purnama,

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi

Yayasan Pembina Pendidikan

Administrasi Niaga dan Negara

(STIA Yappann) juga mengajukan

permohonan penutupan dengan

alasan tidak ada kegiatan …

Serupa dengan ASM Purnama,

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi

Yayasan Pembina Pendidikan

Administrasi Niaga dan Negara

(STIA Yappann) juga mengajukan

penutupan dengan alasan tidak ada

kegiatan…

24. Saat ini mereka sedang dalam

proses mengurus dokumen

akademis.

Saat ini mereka dalam proses

mengurus dokumen akademis.

25. … Suluh Bangsa ditutup paksa

karena terbukti melakukan jual-beli

ijazah serta pelaksanaan wisuda

tanpa pemberitahuan kepada

Kemristek dan Dikti.

… Suluh Bangsa ditutup paksa

karenta terbukti melakukan jual-beli

ijazah serta melaksanakan wisuda

tanpa pemberitahuan serta

melaksanakan wisuda tanpa

pemberitahuan kepada Kemristek dan

Dikti.

Page 130: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

116

26. Diselidiki lebih lanjut, dari

ratusan mahasiswa yang diwisuda,

hanya 50 orang yang namanya

masuk ke dalam laporan Kopertis.

Dari ratusan mahasiswa yang

diwisuda, hanya 50 orang nama

mereka yang masuk laporan Kopertis.

27. Serupa dengan Yappann,

mahasiswa STKIP Suluh Bangsa

yang terdaftar di PDPT dan masih

aktif kuliah sedang dalam proses

perpindahan ke PTS lain.

Serupa dengan mahasiswa Yappann,

mahasiswa STKIP Suluh Bangsa yang

terdaftar di PDPT dan masih aktif

kuliah sedang dalam proses

perpindahan ke PTS lain.

28. Pengurusnya juga tidak

diketahui keberadaannya.

Keberadaan pengursnya juga tidak

diketahui.

29. Ketika petugas Kopertis

mendatangi alamat PTS tersebut,

gedungnya sudah beralih fungsi.

Ketika petugas Kopertis mendatangi

alamat PTS tersebut, gedung sudah

berlaih fungsi.

30. Jika mereka tetap ingin

menjalankan kegiatan sebagai

lembaga pendidikan, Kopertis

bersedia melakukan pembinaan.

Jika mereka tetap ingin menjalankan

kegiatan sebagai lembaga pendidikan,

Kopertis bersedia membina mereka.

31. Jika mereka memilih ditutup,

Kopertis akan melakukan secara

resmi.

Jika mereka memilih ditutup, Kopertis

akan mengabulkan permintaan

mereka secara resmi.

Page 131: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

117

32. Kami memang meminta kepada

pemerintah supaya ada

kesempatan untuk dibina

terlebih dahulu jika ada PTS

yang bermasalah. Ternyata ada

101 dari 243 PTS yang

menyatakan tidak sanggup, ya,

lebih baik ditutup saja,” ujar Budi

yang juga Ketua Pembina Yayasan

Universitas Narotama Surabaya.

“Kami memang meminta kepada

pemerintah jika ada PTS yang

bermasalah agar diberi pembinaan

terlebih dahulu. Ternyata ada 101 dari

243 PTS yang menyatakan tidak

sanggup, ya, lebih baik ditutup saja,”

ujar Budi yang juga Ketua Pembina

Yayasan Universitas Narotama

Surabaya.”

33. Peningkatan mutu layanan

pendidikan juga menjadi komitmen

penyelenggaraan dan pimpinan

perguruan tinggi swasta.

Peningkatan mutu pelayananan

pendidikan menjadi salah satu

komitmen penyelenggaraan dan

pelaksanaan yang dilakukan pimpinan

perguruan tinggi swasta.

34. Demikian dikemukakan Ketua

Umum Pengurus Pusat Asosiasi

Perguruan Tinggi Swasta Indonesia

(Aptisi) M Budi Djatmiko di

Jakarta, akhir pekan lalu.

Demikian dikemukakan Ketua Umum

Pengurus Pusat Asosiasi Perguruan

Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) M

Budi Djatmiko di Jakarta (2/7).

35. “Kami dari Aptisi memang

meminta kepada pemerintah

supaya ada kesempatan untuk

“Kami dari Aptisi memang meminta

pemerintah supaya ada kesempatan

dibina terlebih dulu jika ada PTS yang

Page 132: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

118

dibina terlebih dulu jika ada PTS

yang bermasalah.

bermasalah.

36. Akan tetapi , berikan

kesempatan kepada PTS untuk

memperbaiki melalui

pendampingan oleh Kementrian

Riset, Teknologi, dan Aptisi

secara sungguh-sungguh.

Tetapi seharusnya Aptisi memberikan

kesempatan kepada PTS untuk

memperbaiki kualitas melalui

pendampingan oleh Kementrian Riset,

Teknologi, dan Aptisi secara

sungguh-sungguh.

37. “Yang jauh lebih penting apa

solusinya? Bukan hanya saling

menyalahkan.

“Jauh lebih penting apa solusinya?

Bukan hanya saling menyalahkan.

38. Beda dengan PTN yang

umumnya lebih berkualitas

karena semuanya dibiayai

pemerintah,” ujar Budi.

PTS beda dengan PTN yang

umumnya lebih berkualitas karena

semuanya dibiayai pemerintah,” ujar

Budi

39. Selain itu, juga fokus

meningkatkan pendidikan tinggi

di daerah terpencil dan terluar

serta kawasan Indonesia timur.

Selain itu, PTN juga fokus

meningkatkan pendidikan tinggi di

daerah terpencil dan terluar serta

kawasan Indonesia timur.

40. Yang ini sebenarnya bisa diperkuat

oleh PTS,” ujar Budi.

Hal ini sebenarnya bisa diperkuat oleh

PTS, ujar Budi.

Page 133: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

119

41. Itu karena pemenuhan dosen

memang menjadi salah satu

tantangan sebagian besar PTS.

Itu karena pemenuhan jumlah dosen

memang menjadi salah satu

tantangan sebagian besar PTS.

42. “Dosen yang S-1 masih banyak. “Dosen dengan level S-1 masih

banyak . Ada yang sulit untuk S-2

karena program S-2 terbatas, seperti

bidang kesehatan.

43. Ada yang sulit untuk S-2 karena

program S-2 nya terbatas, seperti

bidang kesehatan.

Ada yang sulit untuk S-2 karena

program S-2 terbatas, seperti bidang

kesehatan.

44. Selain itu, tidak semua PTS mampu

membiayai kuliah dosennya karena

keterbatasan finansial.

Selain itu, tidak semua PTS mampu

membayai dosen mereka karena

keterbatasan ekonomi

45. Kondisi riil ini perlu dipahami juga

oleh pemerintah,” ujar Budi.

Kondisi nyata ini perlu dipahami juga

oleh pemerintah,” ujar Budi.

46. Sementara itu, Thomas menyatakan

masih ada sejumlah aturan yang

belum sinkron untuk pengajuan

dosen dengan nomor induk khusus

(NIDK) yang bisa dipakai dalam

perhitungan rasio dosen :

Sementara itu, Thomas menyatakan

masih ada sejumlah aturan yang

belum sinkron untuk pengajuan dosen

dengan nomor induk khusus (NIDK)

yang bisa dipakai dalam perhitungan

rasio dosen berbanding mahasiswa.

Page 134: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

120

mahasiswa.

47. Direktur Jendral Sumber Daya

Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi Kemenristek

dan Dikti Ali Ghufron Mukti

mengatakan, periode Januari –Juni

2016 sudah ada 567 dosen ber-

NIDK.

Direktur Jendral Sumber Daya Ilmu

Pengetahuan, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi Kemenristek dan

Dikti Ali Ghufron Mukti mengatakan,

pada periode Januari –Juni 2016

sudah ada 567 dosen yang memiliki

NIDK.

48. Dukungan untuk peningkatan

pendidikan dosen ke S-2 dan S-3

untuk tahun ini tersedia bagi 2.300

dosen dengan beasiswa Lembaga

Pengelola Dana pendidikan.

Dukungan untuk meningkatkan

pendidikan dosen ke jenjang S-2 dan

jenjang S-3 untuk tahun ini tersedia

49. Senin pekan depan, Komisi I DPR

menggelar uji kelayakan dan

kepatutan terhadap 27 calon

anggota Komisi Penyiaran

Indonesia periode 2016-2019.

Senin pekan depan, Komisi I DPR

menggelar uji kelayakan dan

kepatutan terhadap 27 calon anggota

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)

periode 2016-2019.

50. Kami berharap DPR juga

melakukan hal sama dalam

pemilihan anggota KPI karena

DPR juga melakukan hal yang sama

dalam pemilihan anggota KPI karena

peran penyiaran sama vitalnya dengan

Page 135: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

121

peran penyiaran sama vitalnya

dengan pemilihan umum dan

perang anti korupsi,”

pemilihan umum dan perang

antikorupsi,”

51. Yang dibutuhkan sekarang adalah

anggota KPI yang tegas,

berintegritas, dan independen atau

tidak bisa diintervensi oleh industri

penyiaran.

Apa yang dibutuhkan sekarang adalah

anggota KPI yang tegas, berintegritas,

dan independen atau tidak bisa

diintervensi oleh industri penyiaran.

52. Selain itu, mereka juga akan

terlibat dalam penyusunan revisi

Undang-undang Penyiaran.

Selain itu, mereka juga akan terlibat

dalam menyusun revisi Undang-

undang Penyiaran.

53. “Selama ini kita tahu, peranan

setiap fraksi DPR turut menentukan

siapa yang terpilih di KPI nanti.

“Selama ini kita tahu, peran setiap

fraksi DPR turut menentukan siapa

yang terpilih di KPI nanti.”

54. Namun, yang terpenting dari

semuanya, jangan sampai proses

pemilihan ini

terpengaruhkepentingan pemodal

atau pemilik industri penyiaran,”

ucapnya.

“hendaknya pemerintah sampai proses

pemilihan ini tidak terpengaruh

kepentingan modal”.

Page 136: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

122

55. Direktur Remotivi Muhamad

Heychael mengatakan, yang perlu

ditekankan dalam proses

pemilihan anggota KPI ini adalah

transparansi.

Direktur Remotivi Muhamad

Heychael mengatakan, hal yang perlu

ditekankan dalam proses memilih

anggota KPI ini adalah transparansi.

56. Menurut Heychael, jangan sampai

logika seperti ini diterapkan karena

pemilihan anggota KPI berbeda

dengan lembaga-lembaga lainnya,

seperti Dewan Pers.

Menurut Heychael, jangan sampai

logika seperti ini diterapkan karena

memilih anggota KPI berbeda dengan

memilih anggota lembaga-lembaga

lainnya, seperti Dewan Pers.

57. “KPI adalah lembaga yang

mewakili publik sehingga elemen-

elemen yang mewakili KPI harus

benar-benar diuji kompetnesinya.

“KPI adalah lembaga yang mewakili

publik sehingga elemen-elemen yang

mewakili KPI harus benar-benar diuji

kompetensi mereka.

58. Mereka yang dipilih haruslah

orang yang kompeten dan

memiliki komitmen. Jangan sampai

DPR berpikir dengan logika

representasi,” katanya.

Mereka yang dipilih haruslah orang-

orang yang berkompetensi dan

memiliki komitmen. Jangan sampai

DPR berpikir dengan logika

representasi,” katanya

59 Dari 27 nama calon anggota KPI

yang diserahkan pansel kepada

Komisi I DPR, terdapat beberapa

calon anggota KPI yang diserahkan

pansel (panitia seleksi) kepada

Komisi I DPR

Page 137: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

123

nama calon yang masih bekerja di

industri penyiaran.

C. Penggunaan Bahasa Jurnalistik di Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan

Harian Kompas

Berdasarkan hasil temuan yang peneliti paparkan pada sub-bab

sebelumnya, terlihat bahwa Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas

masih belum konsisten dalam mengimplementasikan bahasa jurnalistik. Harian

Kompas masih melakukan pelanggaran pedoman bahasa jurnalistik poin 1, 2, 4, 5,

6, 8 dan 9.

Pada sub-bab ini peneliti juga akan menghubungkan temuan dan teori

mengenai bahasa dan fungsi bahasa. seperti sudah dijelaskan bahwa bahasa

merupakan sistem lambang yang arbiter (disepakati) yang digunakan oleh

kelompok sosial untuk berkomunikasi. Ini berarti, bahasa yang digunakan harus

dipahami oleh komunikator dan komunikan atau dalam media bahasa harus

dipahami oleh media dan pembaca. Selain itu, bahasa dibentuk melalui

kesepakatan. Dalam hal ini, kesepakatan antara Persatuan Wartawan Indonesia

dengan media Harian Kompas.3 Bahasa juga memiliki empat fungsi yaitu sebagai

alat menyatakan ekspresi, alat komunikasi, intergrasi sosial dan kontrol sosial.4

Selain melakukan analisis bahasa jurnalistik pada empat berita di Rubrik

Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas, peneliti juga melakukan wawancara

3 Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.22.

4 Gorys Keraf, Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa (Flores: Nusa Indah, 2001), h.3-

7.

Page 138: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

124

dengan Editor Bahasa Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan, Nasrullah Nara.

Dalam wawancara tersebut peneliti mendapatkan beberapa hal yang penting untuk

menjawab pertanyaan penelitian.

Menurut Nasrullah Nara, berita di Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan

Harian Kompas menggunakan stylebook yang sudah ditetapkan oleh Kompas.

Stylebook tersebut relevan dengan pedoman bahasa jurnalistik yang dikeluarkan

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Harian Kompas juga menggunakan teori 10

elemen jurnalisme yang dikemukakan Bill Kovach. Selain itu, bahasa yang

digunakan Harian Kompas harus santun, menghormati keanekaragaman dan tidak

sembrono dalam menulis kalimat dalam berita.5 Pernyataan ini selaras dengan

teori bahasa yang menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang

bersifat arbiter (disepakati). Hal ini terjadi pada pedoman bahasa jurnalistik yang

dikeluarkan oleh PWI. Pedoman bahasa jurnalistik tersebut merupakan pedoman

yang dibuat oleh suatu lembaga dan disepakati oleh media cetak, salah satunya

Kompas yang menyatakan bahwa stylebook Harian Kompas relevan dengan

pedoman bahasa jurnalistik PWI.

Mengenai stylebook Harian Kompas yang relevan dengan pedoman bahasa

jurnalistik PWI, peneliti masih menemukan pelanggaran-palanggaran dalam berita

Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas. Mengenai pelanggaran-

pelanggaran tersebut Nasrullah Nara menjelaskan, berita di Rubrik Pendidikan

dan Kebudayaan Harian Kompas mengutamakan penulisan berita dengan kalimat

pendek, tetapi pada berita yang menyangkut kebijakan pemerintah tidak dapat

menggunakan kalimat yang sederhana karena jika kalimat disederhanakan, maka

5 Wawancara Pribadi dengan Editor Bahasa Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas.

Nasrullah Nara, Senin (20/2) di Kantor Redaksi Harian Kompas.

Page 139: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

125

makna kalimat tersebut berbeda. Jadi, dengan sangat terpaksa berita menggunakan

kalimat yang panjang.6

Kalimat yang panjang dapat menyulitkan pembaca untuk memahami

makna kalimat padahal dalam bahasa terdapat fungsi bahasa sebagai alat

komunikasi. Apabila kalimat dalam berita terlalu panjang dan menyulitkan

pembaca memahami makna kalimat dalam berita, maka komunikasi antara Harian

Kompas dan pembaca tidak berjalan dengan baik sehingga fungsi bahasa sebagai

alat komunikasi yang bersifat arbiter tidak terlaksana.

Berita di Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas terkadang

masih menggunakan ungkapan klise karena ungkapan klise yang digunakan pada

berita tersebut bertujuan untuk mempertegas penulisan. Contohnya kata

“diselidiki lebih lanjut” ini mempertegas bahwa berita merupakan hasil dari

penyelidikan lebih lanjut.7 Pedoman bahasa jurnalistik yang dikeluarkan oleh PWI

merupakan pedoman yang dibuat dan disepakati oleh suatu lembaga. Pihak Harian

Kompas juga telah menyatakan bahwa stylebook yang digunakan harian Kompas

relevan dengan pedoman bahasa jurnalistik yang dikeluarkan oleh PWI, namun

dalam prakteknya penulisan berita di Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Harian

Kompas masih tidak mengikuti pedoman bahasa jurnalistik. Dalam hal ini, fungsi

bahasa sebagai alat komunikasi dan alat menyatakan ekspresi berjalan baik,

namun fungsi bahasa sebagai kontrol sosial tidak berjalan baik.

Mengenai penggunaan kata mubazir yang masih digunakan dalam berita,

Nasrullah mengatakan kadangkala kata-kata mubazir tersebut perlu digunakan

6 Wawancara Pribadi dengan Editor Bahasa Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas.

Nasrullah Nara, Senin (20/2) di Kantor Redaksi Harian Kompas. 7 Wawancara Pribadi dengan Editor Bahasa Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas.

Nasrullah Nara, Senin (20/2) di Kantor Redaksi Harian Kompas.

Page 140: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

126

untuk mempertegas kalimat dan menjelaskan konteks kalimat. Jika kata yang

digunakan tidak terlalu mubazir dan tidak mengganggu bahasa yang digunakan,

maka kata mubazir tersebut digunakan dalam penulisan berita. Intinya, terkadang

ada tambahan kata untuk menegaskan dan memperjelas kalimat agar pembaca

paham dengan berita tersebut.8 Sama seperti bagian sebelumnya, dalam hal ini ini

fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan alat menyatakan ekspresi berjalan

dengan baik karena pelanggaran pada poin ini dimaksudkan agar pembaca lebih

memahami isi berita, namun fungsi bahasa sebagai intergrasi sosial dan kontrol

sosial tidak berjalan dengan baik karena Harian Kompas tidak mengikuti pedoman

bahasa jurnalistik yang sudah disepakati.

Dalam penulisan berita, terkadang Harian Kompas masih menggunakan

kalimat ilmiah dan akronim yang tidak dijelaskan kepanjangannya, namun kata

ilmiah dan akronim yang digunakan adalah kata yang sudah lazim digunakan

masyarakat. Standar yang digunakan dalam kata yang bersifat ilmiah atau tidak

adalah jika kata tersebut sudah diketahui orang banyak, maka kata tersebut dapat

digunakan. Contohnya kata “finansial”, “riil” dan “pansel” kedua kata ini sudah

tidak asing dikalangan masyarakat.9 Dalam hal ini, fungsi bahasa sebagai alat

menyatakan ekspresi sudah terlaksana, namun fungsi sebagai alat komunikasi,

tidak terlaksana karena Harian Kompas masih menggunakan kalimat teknis dan

ilmiah, sedangkan tidak semua masyarakat memahami kata-kata teknis dan

ilmiah. Fungsi bahasa sebagai intergrasi sosial juga tidak terlaksana karena kata-

kata tersebut bukan kata yang umumnya digunakan. Selain itu, fungsi kontrol

8 Wawancara Pribadi dengan Editor Bahasa Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas.

Nasrullah Nara, Senin (20/2) di Kantor Redaksi Harian Kompas. 9 Wawancara Pribadi dengan Editor Bahasa Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas.

Nasrullah Nara, Senin (20/2) di Kantor Redaksi Harian Kompas.

Page 141: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

127

sosial juga tidak terlaksana karena Harian Kompas tidak mengikuti pedoman

bahasa jurnalistik sebagai pedoman yang telah disepakati.

Mengenai pelanggaran tentang kaidah tata bahasa, Nasrullah mengakui

kesalahan bahasa yang dilakukan dan kesalahan ini dapat menjadi masukan bagi

Kompas Temuan-temuan tersebut akan menjadi salah satu acuan untuk

memperbaiki penulisan berita di Harian Kompas.10 Dalam hal ini, fungsi bahasa

sebagai alat untuk menyatakan ekspresi sudah terlaksana. Sementara itu, fungsi

bahasa sebagai alat komunikasi, intergrasi sosial dan kontrol sosial tidak

terlaksana dengan baik

10

Wawancara Pribadi dengan Editor Bahasa Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas.

Nasrullah Nara, Senin (20/2) di Kantor Redaksi Harian Kompas.

Page 142: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

128

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian berupa analisis bahasa jurnalistik pada berita

di Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan dan wawancara kepada Editor Rubrik

Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas, peneliti mendapat kesimpulan

bahwa penggunaan bahasa jurnalistik di Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan

Harian Kompas tidak konsisten terhadap pedoman bahasa jurnalistik yang

dikeluarkan oleh Persatuan Wartawan Indonesia. Buktinya, dari 114 kalimat yang

peneliti analisis, terdapat 59 kalimat yang melanggar pedoman bahasa jurnalistik.

Berikut penjelasannya

1. Terdapat satu kalimat yang melanggar pedoman bahasa jurnalistik nomor

satu yang menyatakan bahwa wartawan hendaknya secara konsekuen

melaksanakan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia.

2. Terdapat dua kalimat tidak mematuhi pedoman bahasa jurnalistik nomor

dua yang menyatakan wartawan hendaknya membatasi diri dalam

singkatan atau akronim. Dalam pelanggaran ini terdapat akronim-akronim

yang tidak dijelaskan kepanjangannya.

3. Terdapat satu kalimat yang melanggar pedoman bahasa jurnalistik nomor

empat yang menyatakan bahwa wartawan hendaknya menulis dengan

kalimat-kalimat pendek. Mengenai hal ini, Editor Rubrik Pendidikan dan

Kebudayaan menanggapi bahwa Kompas mengutamakan kalimat-kalimat

pendek. Namun, jika berita tersebut berisi tentang kebijakan pemerintah,

maka kalimat pada berita tersebut tidak dapat dipendekan.

Page 143: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

129

4. Selanjutnya peneliti menemukan satu kalimat melanggar pedoman bahasa

jurnalistik yang menyatakan bahwa wartawan hendaknya menjauhkan diri

dari ungkapan klise atau stereotype. Mengenai hal ini, Editor Kompas

menyatakan bahwa kalimat klise kadangkala dibutuhkan untuk

mempertegas proses penulisan berita.

5. Kemudian peneliti juga menemukan 17 kalimat yang melanggar pedoman

bahasa jurnalistik nomor enam yang menyatakan wartawan hendaknya

menghilangkan kata mubazir. Mengenai penggunaan kata mubazir, Editor

menyatakan kalau kalimat mubazir kadangkala diperlukan untuk

menjelaskan konteks kalimat kepada pembaca.

6. Selain itu, peneliti menemukan satu kalimat melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor delapan yang menyatakan wartawan hendaknya

menghindari kata-kata asing dan istilah-istilah teknis. Mengenai

penggunaan istilah-istilah teknis, Editor menyatakan jika kata-kata teknis

tersebut sudah lazim digunakan oleh masyarakat, maka kata tersebut dapat

digunakan untuk penulisan berita.

7. Terakhir peneliti menemukan 37 kalimat yang melanggar pedoman bahasa

jurnalistik nomor sembilan yang menyatakan bahwa wartawan hendaknya

sedapat mungkin menaati kaidah tata bahasa. Dalam pelanggaran pedoman

bahasa jurnalistik nomor sembilan, pedoman yang sering dilanggar yakni

mengenai pemilihan diksi yang tidak tepat, kalimat yang tidak logis dan

kalimat yang tidak terstruktur. Menurut Editor Rubrik Pendidikan dan

Kebudayaan, inilah yang menjadi temuan peneliti yang dapat menjadi

Page 144: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

130

masukan bagi Kompas. Temuan-temuan tersebut akan menjadi salah satu

acuan untuk memperbaiki penulisan berita.

B. Saran

Dalam penelitian ini, penulis memiliki beberapa saran untuk pekerja media

cetak, khususnya Harian Kompas dan untuk mahasiswa jurnalistik, yaitu:

1. Dengan oplah dan pembaca terbanyak di Indonesia, hendaknya wartawan

Harian Kompas lebih mengindahkan pedoman bahasa jurnalistik dalam

penulisan berita,.

2. Hendaknya wartawan Harian Kompas membatasi diri dalam singkatan

atau akronim jika harus menulis akronim, setidaknya kepanjangan akronim

tersebut dijelaskan minimal satu kali.

3. Hendaknya Wartawan Harian Kompas dalam menulis berita menggunakan

kalimat-kalimat pendek. Jika kalimat tersebut tidak bisa disederhanakan,

alangkah baiknya kalimat tersebut dibuat menjadi dua kalimat atau lebih.

4. Hendaknya wartawan Harian Kompas dapat menghilangkan kata-kata

mubazir yang tidak perlu digunakan dalam penulisan kalimat.

5. Hendaknya wartawan Harian Kompas lebih memperhatikan kaidah tata

bahasa yang meliputi struktur kalimat, pemilihan diksi dan logika kalimat

karena peneliti menemukan pelanggaran ini yang paling sering ditemukan.

6. Terakhir untuk mahasiswa jurnalistik, khususnya di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, hendaknya menemukan penelitian-penelitian

Page 145: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

131

terdekat dahulu. Kadangkala sesuatu yang terdekat luput untuk dijadikan

penelitian. Misalnya bahasa jurnalistik, bahasa jurnalistik sangat penting

dalam penulisan berita tetapi jarang penelitian yang meneliti bahasa

jurnalistik. Peneliti berharap, di kemudian hari penelitian mengenai media

massa lebih berkembang dari penelitian-penelitian sebelumnya dan

tercipta pemikiran baru mengenai penelitian.

Page 146: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

132

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihan. Bahasa Jurnalistik dan Komposisi. Yogyakarta: Media

Abadi. 2004.

Arikunto, Suharsmi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:

Rineka Cipta. 1992.

Badudu, J.S. Cakrawala Bahasa Indonesia II. Jakarta: Gramedia. 1992.

---------------- Cakrawala Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. 1985.

---------------- Inilah Bahasa Indonesia yang Benar II. Jakarta: Gramedia. 1994.

Barus, Sedia Willing. Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta:

Erlangga. 2010.

Dewabrata, A.M. Kalimat Jurnalistik. Panduan Mencermati Penulisan Berita.

Jakarta: Kompas. 2004.

Effendy, Onong Uchjana. Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju. 1989.

Ghony, Djunaidi. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Prosedur, Teknik dan

Grounded. Surabaya: Bina Ilmu.2007.

Hidayat, Asep Ahmad. Filsafat Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2006.

Hs, Widjono. Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo. 2012.

Junaedhi, Kurniawan. Ensiklopedia Pers Indonesia. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama. 1991.

Keraf , Gorys. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores: Nusa

Indah. 2001.

Page 147: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

133

Kriyanto, Rachmat. Metodologi Riset Komunikasi : Disertai Contoh Praktis Riset

Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi,

Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

2006.

Masri, R. Sareb Putra. Media Cetak Bagaimana Merancang dan Memroduksi.

Jakarta: Graha Ilmu. 2007

Mondry. Pemahaman Teori dan Praktek Jurnalistik . Bogor: Ghalia

Indonesia. 2008.

Muhtadi, Asep Saeful. Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktik . Ciputat: Logos

Wacana Ilmu. 1999.

Nababan, P.W.J. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama. 1991.

Olii, Helena. Berita dan Informasi. Jakarta: Indeks. 2007.

Rahardi, Kunjana. Asyik Berbahasa Jurnalistik Kalimat Jurnalistik dan Temali

Masalahnya. Yogyakarta: Santusta. 2006.

---------------- Bahasa Jurnalistik. Yogyakarta: Ghalia Indonesia. 2011.

--------------- Dasar-dasar Penyuntingan Bahasa Media. Depok: Gramata

Publishing. 2010.

Rhenald, Kasali. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.

Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. 1992.

Rivers, William L. Media Massa & Masyarakat Modern. Jakarta: Kencana. 2003.

Sarwoko, Tri Ardi. Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik . Yogyakarta: Andi. 2007.

Setiati, Eni. Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan Strategi Wartawan Menghadapi

Tugas Jurnalistik. Yogyakarta: Andi. 2005.

Soehoed, Hoeta. Dasar-dasar Jurnalistik. Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta

IISIP. 2003.

Page 148: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

134

Suhaemi, Rulli Nasrullah. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta. 2009.

Suhandang, Kustadi. Pengantar Jurnalistik Seputar Otganisasi, Produk, & Kode

Etik. Jakarta:Yayasan Nuansa Cendikia. 2004.

Suhirman , Imam. Menjadi Jurnalis Masa Depan. Bandung: Dimensi Publisher.

2005.

Sujarweni, Wiratna. Metodologi Penelitian: Lengkap, Praktis dan Mudah

Dipahami. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. 2014.

Sumadiria, Haris. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. Bandung:

Simbiosa Rekatama Media. 2006.

Suryawati, Indah. Jurnalistik Suatu Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia. 2011.

Syamsul, Asep. M Romli. Jurnalistik Praktis. Bandung: Rosda. 2005.

Tebba, Sudirman. Jurnalistik Baru. Ciputat: Kalam Indonesia. 2005.

Kamus

Dapertemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.1988. cet.ke-1

Berita Koran

ELN. 101 PTS Ditutup. Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas.

Jumat 1 Juli 2016.

DNE. ELN. PTS Tutup Karena Kurang Mahasiswa. Rubrik Pendidikan dan

Kebudayaan Harian Kompas. Sabtu 2 Juli 2016.

ELN. Perguruan Tinggi Butuh Pendampingan. Rubrik Pendidikan dan

Kebudayaan Harian Kompas. Senin 4 Juli 2016.

ABK. Cegah Titipan Industri Penyiaran. Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan

Harian Kompas. Jumat 15 Juli 2016.

Page 149: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

135

Artikel Internet

Company Profile. http://profile.print.kompas.com/profil/. Artikel diakses pada

Jumat 20 Januari 2017 pukul 00.59.

PT. Kompas Media Nusantara. Tentang Kompas. Artikel diakses pada 25 Juni

2016 dari http://profile.print.kompas.com/profil/

Universitas Islam Indonesia. Paradigma Penelitian Komunikasi. Artikel diakses

pada Senin, 19 Desember 2016 pukul 22.30 dari

http://communication.uii.ac.id/images/PERKULIAHAN/paradigma

%20penelitian%20%5Bcompatibility%20mode%5D.pdf

Universitas Terbuka, Filsafat, Paradigma, dan Jenis Penelitian, diakses pada

Senin, 19 Desember 2016 pukul 22.13 dari

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ekma5104/5104%20jadi/fmenu

_2.1.htm

Page 150: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 151: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti
Page 152: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti
Page 153: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti
Page 154: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti
Page 155: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

TRANSKRIP WAWANCARA PENELITIAN SKRIPSI

Nama Narasumber : Nasrullah Nara

Jabatan : Editor Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan / Wakil Kepala

Desk Humaniora

Waktu Wawancara : Jumat, 17 Maret 2017 Pukul 18.15 - 19.05 WIB

Tempat Wawancara : Lantai 3 Gedung Kantor Kompas Gramedia (Kantor

Redaksi)

1. Mengenai Visi Kompas yang menyatakan bahwa “Menjadi Institusi

yang Memberikan Pencerahan bagi Perkembangan Masyarakat

Indonesia yang Demokratis dan Bermartabat serta Menjunjung Tinggi

Asas dan Nilai Kemanusiaan”. Apa yang dimaksud dengan kata

bemartabat? Apakah ada hubungannya dengan penggunaan bahasa

jurnalistik?

Definisi dari bemartabat itu mulia dan berharga di masyarakat. Mengapa

berharga di masyarkat? Karena Kompas bertujuan mengedukasi dan

memberikan manfaat kepada masyarakat dengan cara menyebarkan

informasi dengan menjelaskan duduk perkara, serta dalam penulisan

bahasa.

Bemartabat adalah bagaimana orang itu bermanfaat, menjadi organisasi

yang bermanfaat di mata masyarkat. Tentu saja bemartabat di sini

berkaitan dengan bahasa jurnalistik karena seseorang dikatakan bemartabat

apabila Ia menghargai bahasanya dan seberapa jauh ia berbahasa.

Bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa yang memiliki azas

yang harus dijunjung tinggi dan mengharuskan menyampaikan informasi

dengan baik dan benar secara sederhana, menghemat ruang dan waktu

karena orang membaca berita dengan buru-buru, tergesa-gesa. Dengan

memberikan informasi yang terstruktur orang menjadi paham. Bahasa

jurnalistik memiliki prinsip tersendiri seperti singkat, padat, sederhana,

lugas.

Page 156: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

2. Mengenai Misi Kompas, apakah dalam Misi tersebut Kompas

mengedepankan bahasa jurnalistik dalam menuliskan berita?

Tentu saja, bagaimana kita dapat menyampaikan pesan kepada masyarakat

kalau alat yang kita pakai tidak pas. Bahasa ibarat alat yang digunakan

untuk menyampaikan pesan. Semua yang ditulis dalam koran kompas

adalah bahasa jurnalistik.

3. Apakah semenjak kali pertama diterbitkan, Kompas sudah mempunyai

rubrik Pendidikan dan Kebudayaan?

Semenjak awal berdiri, Kompas sudah menerbitkan berita tentang

Pendidikan dan Kebudayaan, hanya saja saat itu belum memiliki rubrik

sendiri dan masih bersatu dengan berita-berita lain karena memang pada

saat pertama terbit, koran belum menerapkan sistem perubrikan. Sekitar

1980-an Koran baru menerapkan sistem perubrikan.

Rubrikasi dilakukan untuk mengelompokkan berita agar pembaca dengan

mudah mengetahui halaman-halaman dari berita yang ingin Ia baca.

Secara internal manejemen, sistem perubrikan memberikan kemudahan

untuk mengatur dan mengelola yang mengisi halaman tersebut.

4. Bagaimana latar belakang terbentuknya rubrik Pendidikan dan

Kebudayaan?

Saya pikir ini tidak terlepas dari latar belakang pekerjaan atau profesi

pendiri Harian Kompas. Pendiri Harian Kompas, Jacob Oetama awalnya

adalah seorang guru, jadi Jacob Oetama ingin mengajar masyarakat

melalui koran dan sebagai jalannya Ia membuat Rubrik Pendidikan dan

Kebudayaan. Selain itu, pendirian Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan ini

sebagai dedikasi kepada masyarkat. Pendidikan berkaitan dan tidak dapat

dipisahkan dari Kebudayaan. Perlu diingat bahwa tidak begitu banyak

media yang memiliki rubrik Pendidikan dan Kebudayaan.

Page 157: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

5. Mengapa rubrik Pendidikan dan Kebudayaan ditempatkan di halaman

11-12 ? Apakah ada korelasi antara letak rubrik dengan jumlah

pembaca?

Itu hanya faktor teknis saja. Semua berita di koran Kompas itu penting,

mulai dari halaman awal sampai halaman akhir. Tidak ada korelasi antara

letak rubrik dengan jumlah pembaca. Hanya saja, pada halaman satu

merupakan berita-berita pilihan. Konten berita pada halaman satu dapat

diambil dari rubrik mana saja asalkan berita tersebut terbaik. Adakalanya,

Berita Pendidikan dan Kebudayaan pun terdapat di halaman pertama.

Tidak ada pertimbangan mengenai rubrik penting dan tidak penting.

Semua kami anggap penting.

6. Bagaimana gambaran umum pembaca kompas?

Menurut company profile Kompas tahun 2013, distribusi oplah Kompas

tahun 2013 menjangku 33 provinsi di Indonesia. Pembaca di Pulau Jawa

mencapai 87% dan di luar Pulau Jawa 13%.

Berdasarkan jenis kelamin, pembaca Harian Kompas mayoritas adalah

wanita dengan presentase 70% sedangkan pria 30%.

7. Apakah rubrik Pendidikan dan Kebudayaan memiliki pengaruh

terhadap oplah Kompas?

Kami tidak pernah mengukur apakah Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan

memiliki pengaruh terhadap oplah Kompas yang pasti menteri atau pejabat

sering menjadikan koran kami sebagai rujukan kebijakan.

8. Apa saja kriteria yang menjadikan berita layak diterbitkan pada rubrik

Pendidikan dan Kebudayaan?

Berita yang layak untuk diterbitkan di rubrik ini adalah berita pendidikan

dan kebudayaan yang menyangkut kepentingan orang banyak. Berita pada

rubrik ini haruslah mengedukasi masyarakat, membangun pluralisme,

merawat nasionalisme dan membangun karakter bangsa.

Page 158: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

9. Apakah setiap berita yang ditulis oleh wartawan sudah pasti

diterbitkan?

Tidak juga, semua berita disleksi. Berita yang diutamakan adalah

menyangkut kebijakan pendidikan nasional, berita yang menyangkut

momentum mengenai pendidikan dan kebudayaan dan kepentingan orang

banyak. Apa yang dimaksud pendidikan adalah fasilitas, sarana, regulasi

dan Undang-undang Pendidikan.

10. Dalam penulisan berita, apakah berita mutlak ditulis oleh wartawan?

Lalu, bagaimanakah proses berita dari pencarian berita hingga

penerbitan berita?

Berita mutlak ditulis oleh wartawan dan wartawan juga mengedit

tulisannya sendiri. Jadi prosesnya dari wartawan menulis dan mengedit

bahasanya sendiri, kemudian editor mengedit mengenai peletakan

halaman, selanjutnya diserahkan kepada penyelaras bahasa untuk

dilakukan penyintingan bahasa.

11. Apakah Harian Kompas memiliki SOP dalam penulisan berita? Jika

ada, pedoman apa yang digunakan Kompas?

Tentu saja Kompas memiliki SOP dalam penulisan berita. Setiap koran

punya stylebook masing-masing Salah satunya penulisan berita harus

mencakup rumus 5W1H, what ,who, when, where, why dan how.

Dalam penulisan berita Kompas harus santun juga menghormati

keanekaragaman dan tidak sembrono dalam menulis kalimat dalam berita.

Selain itu juga menggunakan teori 10 elemen jurnalisme yang

dikemukakan Bill Kovach.

12. Bagaimana tanggapan mengenai pedoman bahasa jurnalistik yang

dikeluarkan oleh PWI?

Bagus sekali PWI dapat mengeluarkan pedoman bahasa jurnalistik.

Kurang lebih pedoman ini juga yang digunakan oleh Kompas. Style book

Page 159: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

Kompas relevan dengan Pedoman bahasa jurnalistik yang dikeluarkan oleh

PWI.

13. Mengapa pada berita di rubrik Pendidikan dan Kebudayaan masih

ditemukan kalimat yang terlalu panjang? Bagaimana style book Kompas

dalam mengatur jumlah kata dalam satu kalimat?

Dalam penulisan berita, Kompas pasti mengutamakan kalimat sependek

mungkin, tetapi pada berita Pendidikan dan Kebudayaan yang menyangkut

kebijakan pemerintah, kalimat tidak dapat disederhanakan karena jika

disederhanakan, makna kalimat tersebut menjadi berbeda dan rusak

maknanya jadi, dengan sangat terpaksa menggunakan kalimat yang

panjang.

14. Mengapa pada berita di rubrik Pendidikan dan Kebudayaan masih

ditemukan ungkapan klise seperti kata “diselidiki lebih lanjut”?

Kalimat klise yang digunakan pada berita tersebut bertujuan untuk

mempertegas bahwa berita merupakan hasil dari penyelidikan lebih lanjut.

Kata “diselidiki lebih lanjut” itu menegaskan bahwa berita tersebut

wartawan melakukan proses penyelidikan lebih lanjut.

15. Mengapa masih banyak ditemukan kata mubazir di berita rubrik

Pendidikan dan Kebudayaan Harian Kompas?

Kata mubazir kadang kala diperlukan untuk mempertegas kalimat dan

menjelaskan konteks kalimat. Kata yang digunakan tidak terlalu mubazir

dan tidak mengganggu bahasa yang digunakan. Intinya, terkadang ada

tambahan kata untuk menegaskan dan memperjelas kalimat.

Page 160: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

16. Mengapa pada berita rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Harian

Kompas masih ditemukan kata yang terlalu ilmiah tanpa dijelaskan

maknanya seperti kata “finansial” dan “riil”? Bagaimana style book

Kompas dalam penulisan istilah ilmiah?

Ini merupakan bahasa yang sudah digunakan sehari-hari dan sudah umum.

Kedua kata ini sudah menjadi umum sehingga dapat digunakan dalam

penulisan berita. Standar yang kita gunakan dalam kata yang bersifat

ilmiah atau tidak yaitu jika kata tersebut sudah diketahui orang banyak,

maka kata tersebut tidak terlalu ilmiah dan dapat digunakan.

17. Mengapa pada berita rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Harian

Kompas masih ditemukan kalimat yang tidak menaati kaidah tata

bahasa seperti yang saya temukan terdapat kata “sedangkan” diawal

kalimat ?

Ini merupakan temuan kamu yang dapat menjadi masukan bagi Kompas.

Temuan-temuan tersebut akan menjadi salah satu acuan untuk

memperbaiki penulisan.

Page 161: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti

Dokumentasi Wawancara

Page 162: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti
Page 163: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti
Page 164: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti
Page 165: DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BAHASA JURNALISTIKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35017/1/HANA... · kalimat dalam berita dan membuat berita menjadi lebih dimengerti