dalam keluargamu? (mazmur 127)rec.or.id/emagz/e-magz_10_februari_2019.pdftugas yang lebih sukar...

40

Upload: trancong

Post on 14-Mar-2019

263 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan
Page 2: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan
Page 3: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

3

TEACHINGKh o t b a h Um u m

E-MAGZ10 Feb 2019

D i M a n a ka h T u h a nDa la m K elua rga m u? (M az m u r 1 27)

Mimbar REC, 10 Feb 2019 | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M.

Mengetahui apakah pemilik suatu rumah adalah orang Kristen bukanlah tugas yang terlalu sukar. Lihat saja pada

dekorasi dan ornamen rumah yang bernuansa Kristiani. Salib. Gambar Tuhan Yesus. Kutipan ayat dari Alkitab. Tugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan di keluarganya. Menempelkan ornamen Kristiani di dinding belum tentu menggambarkan kualitas kerohanian seseorang. Memasang salib yang besar di depan juga bukan jaminan bah-wa keluarga tersebut menempatkan Injil Yesus Kristus sebagai poros kehidupan. Teks kita hari ini akan menjelaskan tentang keluarga sep-

Page 4: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

4

TEACHINGKh o t b a h Um u m

E-MAGZ10 Feb 2019

erti apa yang diinginkan oleh TUHAN. Seberapa pentingkah TUHAN dalam kehidupan rumah tangga? Bagaimana konsep tersebut seharusnya menentukan cara masing-masing orang untuk membangun keluarga?

Beberapa catatan awal Sebelum meneliti teks ini secara lebih detil, kita perlu mengetahui beberapa persoalan mendasar yang bisa mem-pengaruhi penafsiran. Sebagian ahli mempertanyakan apakah mazmur ini memang berbicara tentang keluarga. Hal ini wa-jar saja untuk ditanyakan, karena kata “rumah” di ayat 1a bisa merujuk pada beragam rumah: rumah TUHAN di surga (Am. 9:6), rumah TUHAN di Yerusalem (Mzm. 78:69), suatu di-nasti (1Sam. 2:35; 2Sam. 7:27), dsb. Pembacaan yang lebih cermat tampaknya mengarah pada “rumah” sebagai rumah yang biasa (atau keluarga). Gamba-ran tentang kerja keras di ayat 2 lebih cocok diterapkan pada mata pencaharian bisa (seorang kepala keluarga yang bekerja membanting tulang demi keluarganya). Kata “anak-anak lela-ki”, “buah kandungan”, dan “anak-anak” yang muncul beber-apa kali di ayat 3-4 menyiratkan sebuah konteks yang lebih sempit, yaitu keluarga. Persoalan mendasar yang lain berkaitan dengan kesatuan teks. Sebagian penafsir menduga Mazmur 127 terdiri dari dua bagian yang sebenarnya saling terpisah. Di kemudian hari dua bagian itu digabungkan menjadi seperti sekarang. Dugaan ini didasarkan pada karakteristik yang berlainan antara ayat 1-2 dan ayat 3-5. Menurut saya, dugaan ini tidak terlalu meyakinkan. Tidak ada bukti tekstual bahwa ayat 1-2 dan ayat 3-5 pernah di-

Page 5: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

5

TEACHINGKh o t b a h Um u m

E-MAGZ10 Feb 2019

sirkulasikan secara terpisah. Semua terjemahan dan salinan kuno yang ada menggabungkan keduanya. Beberapa kutipan juga mengarah ke sana. Lagipula ayat 1-5 menyediakan be-berapa petunjuk tentang kesatuan. Ada permainan kata (atau bunyi) antara “orang yang membangunnya” (bônāyw, ayat 1) dan “anak-anak lelaki” (bānîm, ayat 3). Mazmur ini juga di-awali dan diakhir dengan rujukan pada “keluarga - kota” (ayat 1 rumah - kota, ayat 4-5 anak-anak pada masa muda – pintu gerbang kota). Berdasarkan penjelasan di atas, kita akan memperlakukan seluruh Mazmur 127 sebagai satu kesatuan yang berbicara tentang keluarga. Kini tiba saatnya bagi kita untuk melihat teks ini secara lebih detil.

TUHAN dan keluarga Jika Mazmur 127 benar-benar membahas tentang keluar-ga, mazmur ini termasuk salah satu yang paling jelas berbicara tentang keterlibatan TUHAN dalam sebuah keluarga. Allah tidak hanya sibuk dengan hal-hal yang terlihat besar, misal-nya bait Allah, negara, atau bangsa-bangsa. Dia juga peduli dengan hal terlihat kecil, yaitu keluarga. Perhatian Allah ti-dak ditentukan oleh jumlah orang. Keluarga juga penting di mata Allah. Jika Dia menganggap demikian, mengapa seba-gian orang Kristen justru menyepelekan keluarga mereka? Melalui teks hari ini, dan sesuai dengan struktur teks yang ada, kita akan belajar tentang dua hal penting. Ayat 1-2 men-yoroti kesia-siaan semua usaha jika tanpa TUHAN. Ayat 3-5 merayakan keluarga besar sebagai berkat dari TUHAN.

Page 6: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

6

TEACHINGKh o t b a h Um u m

E-MAGZ10 Feb 2019

Kesia-siaan semua usaha jika tanpa TUHAN (ayat 1-2) Pemunculan kata “sia-sia” secara konsisten di dua ayat ini menunjukkan bahwa ayat 1-2 memang layak diperlakukan se-bagai sebuah kesatuan tekstual. Selain itu, pemunculan sep-erti ini sekaligus menyiratkan pesan utama di ayat 1-2. Yang ingin ditekankan adalah “kesia-siaan usaha manusia jika tanpa TUHAN”. Teks ini tentu saja tidak menentang kerja keras. Tidak salah untuk membangun rumah (ayat 1a). Menjaga kota dengan hati-hati juga sebuah tugas yang penting (ayat 1b). Bekerja keras mencari nafkah juga patut dipuji (ayat 2a). Bagian Alki-tab bahkan menekankan kerja keras (Pkt. 11:6; 2Tes. 3:6-10). Yang dipersoalkan adalah mengabaikan TUHAN dalam semua usaha tersebut. Seberapa besar kita menyertakan TUHAN? Jika teks ini dibaca dengan teliti, kita akan menemukan bahwa TUHAN bukan hanya perlu dilibatkan, tetapi Dia juga harus menjadi aktor utama. Pemazmur berkata: “Jika bukan TUHAN yang membangun rumah”. TUHAN yang membangun, bukan seka-dar dilibatkan dalam pembangunan. Dia kontraktor, bukan tu-kang. Hal yang sama berlaku pada penjagaan kota. TUHAN bukan sekadar membantu para penjaga kota. Dia sendiri yang menjaga. Poin ini terlihat lebih jelas di ayat 2. Yang berjerih-lelah mencari makan belum tentu bisa menikmati hasilnya. Sang Pemberi makan sejati adalah TUHAN. Sejak awal penciptaan memang demikian. TUHAN berkata kepada Adam dan Hawa: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tum-buhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu” (Kej.

Page 7: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

7

TEACHINGKh o t b a h Um u m

E-MAGZ10 Feb 2019

1:29). Bagian terakhir dari ayat 2 menimbulkan kerancuan arti. Apakah yang diberikan oleh TUHAN kepada yang dicin-tai-Nya? Apakah Dia memberikan berkat materi (penghasi-lan) pada mereka yang dicintai-Nya pada waktu tidur (LAI:TB/NASB)? Ataukah TUHAN memberikan tidur kepada yang dicintai-Nya (KJV/NIV/ESV)? Dari sisi konteks, dua opsi ini sama-sama bisa cocok dengan ayat 1-2. Namun, dari sisi tata bahasa, opsi terakhir memang lebih baik. Penerjemah Septuaginta (LXX) tampaknya menga-dopsi opsi ini. Jika ini diterima, “tidur” di sini sebaiknya dipaha-mi secara figuratif. Tidur berarti kedamaian atau ketenangan. Jadi, membangun rumah atau menjaga kota di ayat 1 sebe-narnya lebih berbicara tentang kedamaian atau ketenangan. Tuhanlah yang mampu menyediakan dan menjamin ketenan-gan atau kedamaian. Semua usaha manusia akan sia-sia jika TUHAN tidak bekerja. Semua adalah berkat TUHAN.

Keluarga besar sebagai berkat dari TUHAN (ayat 3-5) Ayat 3 dimulai dengan seruan “lihatlah” (KJV/NASB/ESV) yang menyiratkan sebuah penekanan. LAI:TB memi-lih terjemahan “sesungguhnya”. Ini merupakan sebuah pilihan yang tidak buruk. Hanya saja, terjemahan hurufiah “lihatlah” bisa memberi kesan yang lebih kuat. Pemazmur seolah-olah sedang memberi gambaran konkrit (yang bisa dilihat) ten-tang kedamaian atau ketenangan yang dibicarakan di ayat 1-2. Kedamaian itu berbicara tentang kehormatan. Ketenangan ini berkaitan dengan masa tua. Sebagai catatan, gambaran yang ada di bagian ini mungkin sulit untuk dipahami dari perspektif budaya sekarang. Gam-

Page 8: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

8

TEACHINGKh o t b a h Um u m

E-MAGZ10 Feb 2019

baran ini muncul dari sebuah budaya patriakhal (laki-laki lebih dominan dan penting daripada perempuan). Karena itu, yang dimunculkan di sini hanya ayah dan anak-anak lelaki. Cara pan-dang masyarakat kuno terhadap berkat TUHAN juga berbe-da dengan masyarakat sekarang. Salah satu wujud berkat TU-HAN pada jaman dahulu adalah anak, apalagi laki-laki, apalagi jumlahnya banyak. Dengan pemahaman seperti ini, marilah kita sekarang mencoba menggali ayat 3-5. Ayat 3 memberikan perspektif teologis untuk memaha-mi posisi anak. Anak-anak bukan sekadar hasil sebuah proses alamiah. Mereka adalah pemberian dari Allah (NASB). Bu-kan sekadar pemberian, melainkan pemberian yang berharga. Mereka adalah milik pusaka (ayat 3a, KJV/NIV/ESV). Mer-eka juga adalah hadiah atau penghargaan (LAI:TB “upah”; mayoritas versi Inggris “reward”). Hadiah untuk orang-orang yang dicintai-Nya (bdk. ayat 3b). Penghargaan atas gaya hid-up mereka yang terus bersandar pada TUHAN. Ayat 4 mempertajam ayat 3. Pemazmur bukan hanya ber-bicara tentang anak-anak secara umum atau anak-anak lelaki. Dia menyinggung tentang anak-anak lelaki yang lahir pada muda seseorang. Poin tidak terlalu terlihat dalam terjemahan LAI:TB (ayat 4b “demikianlah anak-anak pada masa muda”). Tidak terlalu jelas masa muda siapa yang dimaksud di sini. Se-suai teks Ibrani, pemazmur sebenarnya berkata: “demikianlah anak-anak lelaki yang lahir pada masa muda seseorang”. Jadi, masa muda di sini merujuk pada ayah. Situasi di atas digambarkan seperti tabung panah seorang pahlawan (ayat 4-5a). Seorang pahlawan memang perlu keah-lian dalam membidikkan panah dengan tepat. Anak panah yang diluncurkan juga harus tajam. Bagaimanapun, dua hal ini

Page 9: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

9

TEACHINGKh o t b a h Um u m

E-MAGZ10 Feb 2019

tidaklah cukup. Dia juga perlu memiliki banyak anak panah (ayat 5a “membuat penuh tabung panahnya”). Pertempu-ran seringkali tidak terjadi sesaat. Peperangan seringkali ber-langsung sangat lama. Dibutuhkan banyak anak panah untuk memenangkan pertempuran. Demikian pula dengan orang tua yang memiliki banyak anak yang lahir pada masa muda mereka. Anak-anak yang la-hir pada masa muda seseorang bisa memberikan perlindungan yang lebih awal dan lama untuk orang tua mereka. Mereka sudah dewasa sebelum orang tua mereka berusia lanjut. Pada saat orang tua sudah lanjut usia, mereka juga sudah matang untuk memberikan perlindungan dan pemeliharaan. Pada saat musuh-musuh datang di pintu gerbang, anak-anak mampu mempertahankan kota (ayat 5b). Mempertahankan kota be-rarti mempertahankan kehormatannya. Orang tua tidak akan merasa malu (atau, lebih tepat, dipermalukan). Ada ketenan-gan dan kedamaian yang diberikan sampai masa tua. Apakah ada ketenangan dan kedamaian dalam keluarga Anda? Jika tidak, mungkinkah Anda telah salah menempatkan TUHAN dalam keluarga Anda? Mari datang kepada TUHAN dengan penyesalan dan kehancuran. Dia mampu memberi-kan ketenangan dan kedamaian sejati sampai kekekalan. Dia mampu memulihkan keluarga Anda dan mencurahkan keda-maian itu. Soli Deo Gloria.

Page 10: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

10

TEACHINGE-MAGZ10 Feb 2019

Pokok Doa Syafaat

1. Berdoa untuk pelaksanaan acara gabungan remaja dan pemuda tanggal 16 Februari 2019. Kiranya panitia dapat menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan guna kelanca-ran acara dan kaum muda REC Surabaya dapat menban-gun sebuah komunitas yg kuat lintas komisi. Berdoa untuk pembicara dan materi yang disampaikan supaya membangun perspektif yang benar tentang komunitas rohani yang kuat dalam gereja.

2. Berdoa untuk pengurusan izin REC Kutisari. Kiranya Tu-han memberikan kekuatan kepada perwakilan gereja kita dan aparat yang bersangkutan untuk perolehan hasil pengurusan izin ibadah secepat mungkin. Berdoa untuk kebutuhan sa-rana dan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pengerjaan gedung dan fasilitas ibadah.

Page 11: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

11

TEACHINGE-MAGZ10 Feb 2019

Katekismus Westminster

Pertanyaan 12:Apa putusan-putusan Allah?

Jawaban Putusan-putusan Allah adalah tindakan-tindakan ren-cana kehendak-Nya yang penuh hikmat, bebas, dan ku-dus. Olehnya dari kekal, demi kemuliaan-Nya sendiri, telah ditentukan-Nya sebelumnya, tanpa kemungkinan adan-ya perubahan, apa saja yang akan terjadi sepanjang zaman, khususnya berhubung dengan para malaikat dan dengan ma-nusia. a. Efe 1:11; Rom 9:14-15,18; 11:33. b. Efe 1:4,11; Rom 9:22-23; Maz 33:11.

Page 12: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

12

CAREA l l A b o u t M a r i a g e

E-MAGZ10 Feb 2019

Saya ingat ketika sebuah gereja mengundang saya untuk ceramah menyusul publikasi buku pertama saya. Staf ge-

reja telah mengatur diadakannya jamuan makan siang setelah acara di salah satu rumah penatua. Hal ini dimaksudkan agar orang-orang dapat berbincang-bincang dengan Lisa dan saya. Bayi kami belum buang air besar sudah hampir seminggu ini, dan ia buang air besar tepat lima belas menit sebelum jadw-al makan siang tersebut. Lisa sedang menyusui di ruang be-lakang ketika tiba-tiba si kecil buang air. Lisa menaruh sebuah handuk di bawah tubuh bayinya, tetapi putri kami itu tak juga berhenti buang air. Segera kotoran mulai meresap menem-bus ke bawah popok dan bahkan mengotori selimut. Seorang

kemuliaan dibalik noda dan celaMembesarkan Anak Mengajarkan Kita untuk Tidak Sekadar Menikmati Pesona

Permukaan, Tetapi Menyelam Hingga Kemuliaan Terdalam

Page 13: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

13

CAREA l l A b o u t M a r i a g e

E-MAGZ10 Feb 2019

wanita masuk ke ruangan untuk memberitahu Lisa bahwa aca-ra makan siang akan  segera berlangsung, dan dengan suara masih terengah-engah dan terkejut ia bertanya kepada Lisa, “Apa yang dapat saya bantu?” “Tolong panggilkan Gary!” sahut Lisa.  Beberapa orang masih mengelilingi saya sembari menga-jukan beragam pertanyaan ketika tiba-tiba seorang wanita memberitahu saya bahwa Lisa perlu bertemu saya segera. Saya masuk ke ruangan itu dan saya tidak dapat memercayai apa yang saya lihat. Betapa makhluk semungil ini dapat menge-luarkan kotoran sebanyak itu. “Apa yang mesti kulakukan?” tanya Lisa dengan cemas, ia harus ganti rok.  Saya keluar ruangan dan memberitahu tuan rumah bahwa kami terpaksa harus pulang. Ketika saya berusaha menjelas-kan alasannya, ia berkata, “Putri kami memiliki ukuran tubuh yang sama dengan istri Anda. Ia bisa meminjamkan roknya kepada istri Anda.”  Saya membawakan rok yang bersih itu untuk Lisa, mengira bahwa saya telah memecahkan masalah itu. Lisa memberita-hukan hal sebaliknya. Sedari tadi ia telah mengenakan sebuah rok dengan kain yang sangat tebal sehingga ia tidak merasa perlu mengenakan rok dalam lagi. Di tengah terangnya sinar mentari, rok putri tuan rumah kami yang halus dan tipis itu akan tembus pandang. Tetapi Lisa merasa malu jika harus me-ngungkapkan bahwa ia butuh pinjam rok dalam karena ia tidak mengenakan rok dalam. Sekali lagi, sebuah dilema menyelim-uti kami.  Mau tak mau kami menertawakan diri kami. Kami meng-hadiri resepsi ini untuk menerima penghormatan, tetapi kami belum pernah merasa semalu ini dalam hidup kami! Kami ber-

Page 14: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

14

CAREA l l A b o u t M a r i a g e

E-MAGZ10 Feb 2019

hasil melalui acara makan siang itu meski beberapa anggota gereja mungkin masih bertanya-tanya dalam hati mengapa istri penulis itu tidak pernah berniat meninggalkan mejanya, dan ketika meninggalkan meja, mengapa ia tetap mengenakan mantel panjangnya di tengah panasnya matahari di musim semi. Sementara tidak ada yang salah dengan daya tarik itu sendi-ri, banyak aktivitas penting di dalam hidup ini memanggil kita untuk mengotori tangan kita. Proses mengasuh anak akan menyadarkan kita untuk terlibat dalam sesuatu yang lebih besar daripada petualangan dan bahkan lebih hebat daripada daya tarik, yakni pembentukan kehidupan manusia dan jalan hidup bagi kekekalan jiwa. Ini merupakan suatu urusan yang tidak menyenangkan namun sangat penting.

KEMULIAAN YANG TERSELUBUNG Ketika anak-anak masih bayi, saya mempunyai tugas yang saya anggap sebagai tugas rumah tangga yang paling menji-jikkan di dunia, yakni mengosongkan ember yang berisi penuh popok bayi yang kotor. Sebagai seorang ibu yang masih muda, Lisa yakin bahwa anak-anak kami akan teringat dan memiliki kesan buruk secara emosi, fisik, dan rohani untuk selamanya jika kami membiarkan sebuah popok sekali pakai dengan se-gala bahan kimianya menyentuh pantat mereka semasa bayi. Ini berarti kami harus menggunakan popok kain, yang ten-tunya berbau dan harus Anda rendam dan buang air kotornya setiap beberapa hari sekali oleh seseorang. Sialnya, seseorang itu adalah saya.  Waktu itu kami tidak mampu membeli popok sekali pakai. Kami mencuci popok kain sendiri seperti yang dilakukan oleh

Page 15: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

15

CAREA l l A b o u t M a r i a g e

E-MAGZ10 Feb 2019

para orangtua sejak Abad Pertengahan, sebelum segala “ba-han kimia yang memperpendek usia” dan “bahan-bahan yang membahayakan anak” seperti popok plastik dan tisu siap pakai menjadi terkenal. Karena keesokan harinya saya harus tugas ke luar kota, maka malam itu saya mulai mengosongkan ember popok supaya Lisa tidak perlu melakukannya saat saya tidak ada di rumah. Saya masih ingat baunya. Meski hal itu sudah terjadi sepuluh tahun silam, bau tajam popok itu melekat untuk selamanya di dalam otak saya. Beratnya ember menjadi tantangan agar aliran air kotor yang tertuang di saat awal Anda memiringkan ember ke kloset tidak sampai memercik ke diri Anda. Anda juga ha-rus berhati-hati agar popok-popok itu tidak keluar dari em-ber. Jika sampai keluar, itu berarti Anda harus memungutinya dengan tangan Anda. Di tengah-tengah saat saya mengangkat ember yang be-rat itu, putri saya Allison yang berusia enam tahun berjalan di belakang saya. Pada usianya saat itu, Allison tidak peduli den-gan apa yang sedang Anda kerjakan. Ia menarik-narik celana saya dan menyodorkan kepada saya sebuah gambar yang ia ingin saya bawa dalam perjalanan tugas besok. Ia tidak sadar bahwa ada ember berat yang berbau, yang sedang saya jaga keseimbangannya di tepi kloset.  “Lihat, Ayah, ini dua hati,” ujarnya. “Di hati yang satu ada tulisan ‘Aku mencintai Ayah’, dan di hati satunya lagi ada tu-lisan ‘Aku akan merindukan Ayah dan menginginkan Ayah segera kembali’.”  Saya merasa sedemikian terharu sampai tak tahu harus berkata apa. Saya benci mengosongkan ember popok itu – sangat benci. Namun pada saat itu, catatan pendek Allison

Page 16: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

16

CAREA l l A b o u t M a r i a g e

E-MAGZ10 Feb 2019

itu membuat saya nyaris menangis saat membuang air kotor yang berbau itu ke dalam kloset.  Apakah pekerjaan yang kotor itu dapat dipakai sebagai alat pembayaran untuk mendapatkan hubungan semacam tadi dengan putri saya? Benar! Saya akan mengosongkan ember yang berisi banyak popok untuk mendapatkan sebuah catatan pendek seperti itu. Dengan cara yang sangat riil, tugas yang kotor dan berbau itu membersihkan hati saya. Di surga, Yesus ditinggikan sebagai Tuhan, disembah se-bagai sosok ilahi sebagaimana Dia kini dan dulu. Saat datang ke dunia, Dia mengenakan tubuh manusia, sebuah tubuh yang sangat tidak memesona. Kitab Suci menggambarkan Yesus sebagai sosok berpenampilan di bawah rata-rata (Yes 53:2). Di dalam tubuh itu, tak seorang pun mengenali Yesus sebagai Tuhan. Kendati demikian, karya-Nya memiliki signifikasi yang tiada bandingannya. Sekalipun hal-hal yang tidak signifikan di sekitar Anda memandang rendah kepada Anda, proses mengasuh anak yang telah membuat Anda memberikan diri seutuhnya akan mencerminkan pertumbuhan paling luar biasa:

Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kes-etaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus diper-tahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama den-gan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendah-

Page 17: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

17

CAREA l l A b o u t M a r i a g e

E-MAGZ10 Feb 2019

kan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan men-garuniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku, “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!

-Filipi 2:5-11 

Cuplikan Bab 8SACRED PARENTING – Gary ThomasTanggung Jawab Mengasuh Anak Membentuk Hati Para Orangtua

Page 18: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

18

TEACHINGApakah Orang Kristen Boleh Merokok?

E-MAGZ10 Feb 2019

Apakah orang kristen boleh merokok?Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M.

Pertanyaan ini kerap mampir ke email dan media sosial saya atau muncul dalam perbincangan di beberapa kesempatan.

Beberapa menanyakan sekadar untuk mengetahui jawabannya. Beberapa secara tulus memang bergumul dengan persoalan ini. Beberapa hanya ingin membenarkan tindakan mereka. Terlepas dari motivasi di baliknya, pertanyaan seperti ini lay-ak mendapatkan perhatian. Di satu sisi, banyak pendeta, pena-tua, dan jemaat di gereja-gereja tertentu sudah terbiasa untuk merokok. Bahkan mereka pun merokok di dalam atau sekitar gedung gereja. Mereka terlihat tidak merasa hal itu sebagai se-buah masalah. Di sisi lain, banyak orang Kristen yang terlalu menghakimi mereka yang merokok. Beberapa bahkan mengatakan bahwa

Page 19: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

19

TEACHINGApakah Orang Kristen Boleh Merokok?

E-MAGZ10 Feb 2019

para perokok tidak masuk ke surga. Mereka dianggap secara sengaja dan terus-menerus menghancurkan tubuh mereka yang sudah ditebus oleh Yesus Kristus. Jadi, apakah orang Kristen boleh merokok? Alkitab tidak per-nah membahas tentang merokok. Kata “rokok” tidak muncul dalam Alkitab. Praktek merokok juga tidak pernah disinggung di dalamnya. Keterbatasan ini tidak menghalangi kita untuk memberikan pandangan dan sikap yang tepat terhadap merokok. Alkitab me-mang tidak membicarakan tentang segala sesuatu, tetapi mem-berikan pedoman yang cukup untuk merespons segala sesuatu. Demikian pula dengan isu tentang merokok. Alkitab menye-diakan petunjuk yang memadai untuk menilai. Hasilnya? Mero-kok adalah dosa. Pertama, merokok tidak membawa keuntungan apapun, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Paulus mengajarkan bahwa kebebasan di dalam Kristus tidak berarti kebebasan yang liar. Ada banyak aspek yang tetap perlu untuk dipertimbangkan. Salah satunya adalah aspek manfaat. Paulus berkata: “Segala sesuatu halal bagiku, tetapi tidak semua berguna” (1Kor. 6:12). Berguna di sini selanjutnya dipahami dalam konteks “memban-gun” (1Kor. 10:23). Sampai sekarang belum ada studi yang mengungkapkan man-faat merokok bagi kesehatan. Sebaliknya, banyak riset menun-jukkan sebaliknya. Merokok sangat berbahaya, baik bagi pero-kok sendiri atau orang lain di sekitarnya. Kedua, merokok bersifat adiktif. Aspek lain dalam etika Kris-tiani adalah ketergantungan atau kecanduan. 1 Korintus 6:12 juga mengajarkan hal ini: “Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun”. Kecanduan juga merupakan tanda ketidakadaan pengendalian

Page 20: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

20

TEACHINGApakah Orang Kristen Boleh Merokok?

E-MAGZ10 Feb 2019

diri, padahal tanda ini seharusnya nampak pada mereka yang dipenuhi oleh Roh Kudus (Gal. 5:22-23). Ketiga, merokok tidak memuliakan Tuhan. Setiap orang Kristen seyogyanya melakukan segala sesuatu untuk kemuliaan Tuhan, bahkan untuk hal-hal yang sepele dan rutin sekalipun. Paulus mengajarkan: “Jika engkau makan atau jika engkau mi-num, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1Kor. 10:31). Saya tidak bisa melihat bagaimana merokok dapat memuliakan Tuhan. Se-baliknya, tindakan yang bisa merusak kesehatan ini justru terli-hat bertabrakan dengan penebusan Kristus atas tubuh kita (1Kor. 6:19-20). Tubuh yang sudah ditebus dengan mahal seharusnya dipelihara dengan baik. Sebagai penutup, kita perlu menegaskan bahwa mereka yang menentang rokok seringkali bertindak munafik. Mereka me-mang tidak merokok, tetapi melakukan hal-hal lain yang merusak tubuh, bersifat adiktif, dan tidak memuliakan Tuhan. Ini adalah kemunafikan atau – paling tidak – sebuah ketidakkonsistenan. Prinsip yang kita terapkan pada merokok harus diterapkan pada segala hal. Soli Deo Gloria.

Page 21: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

21

TEACHINGDoctrine Does Matter

E-MAGZ10 Feb 2019

(Lanjutan tgl 3 Februari 2019)

Indikator ketujuh dari pengertian pribadi Yesus dapat dilihat dalam pertemuan pasca kebangkitan Yesus dengan rasul To-

mas dalam Yohanes 20. Berespon terhadap undangan Yesus untuk secara pribadi memastikan bukti bahwa Ia telah bangkit dari kematian, Tomas mengatakan dalam ayat 28, “Allahku dan Tuhanku!” jawaban Yesus memastikannya. Benar-benar merupakan penghujatan yang sangat besar untuk menerima penyembahan Tomas kecuali Yesus benar-benar Allah. Na-mun alih-alih menghardiknya, Yesus mengatakan dalam ayat 29, “Karena kamu telah melihat-Ku, maka kamu percaya; berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya.”

APAKAH YESUS PERNAHMENGKLAIM DIRINYA SEBAGAI ALLAH?

Page 22: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

22

TEACHINGDoctrine Does Matter

E-MAGZ10 Feb 2019

Pilihan Yesus untuk menerima penyembahan Tomas jelas be-rarti Ia percaya bahwa Ia adalah Allah dan oleh sebab itu layak mendapatkan penyembahan itu. Demikian juga, kata Simon Petrus menjawab pertanyaan Yesus, “Siapakah katamu Aku ini?” dengan mengatakan: “Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup,” reaksi Yesus tidak mengkoreksinya namun men-guatkannya bahwa ini dinyatakan kepadanya oleh Bapa sendi-ri (lihat Matius 16:15-17). Delapan, Yesus dengan jelas percaya bahwa tujuan akhir manusia bertumpu pada apakah mereka percaya kepada-Nya atau tidak. “Sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kata-Nya dalam Yohanes 8:24, “kamu akan mati dalam dosamu.” Lebih lanjut Ia mengatakan dalam Lukas 12:8-9: “Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di de-pan malaikat-malaikat Allah.” William Lane Craig mengatakan implikasinya demikian: “Jangan salah: Jika Yesus bukan Anak Allah yang ilahi, maka klaim ini dapat dianggap sebagai dog-matisme yang paling sempit dan dapat dipertanyakan. Karena Yesus mengatakan bahwa keselamatan manusia tergantung kepada pengakuan mereka kepada Yesus sendiri.” Pengakuan yang sama gamblangnya tentang keilahian ditemukan dalam Yohanes 10:30, di mana Yesus mengatakan dengan jelas, “Aku dan Bapa adalah satu.” Tidak ada pertanyaan mengenai apakah para pendengar-Nya mengerti bahwa Yesus mengatakan diri-Nya dan Allah adalah satu dalam substansin-ya. Segera, mereka mengambil batu untuk menyerang-Nya “karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekali-pun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu den-gan Allah” (ayat 33).

Page 23: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

23

TEACHINGDoctrine Does Matter

E-MAGZ10 Feb 2019

Faktor kesepuluh yang harus dipertimbangkan dalam menyelidiki kepercayaan Yesus mengenai identitas dalam mujizat-mujizat-Nya adalah, yang akan didiskusikan di dalam bagian berikutnya. Yesus menekankan bahwa apa yang dilaku-kan-Nya adalah tanda dari datangnya Kerajaan Allah. “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesung-guhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu” (Lukas 11:20). Ben Witherington mengamati bahwa walaupun orang-orang lain di dalam Alkitab juga melakukan mujizat, pernyataan ini menunjukkan bahwa Yesus tidak benar-benar menganggap di-ri-Nya sendiri sebagai pembuat mujizat: “Ia melihat diri-Nya sendiri sebagai seorang yang di dalam-Nya dan melalui-Nya janji-janji Allah digenapi. Dan itu merupakan sebuah klaim ketransendenan yang tidak ringan.” Sarjana Inggris James D.G. Dunn mengatakan, “Apa pun ‘fakta’nya, Yesus jelas percaya bahwa Ia telah menyembuhkan kebutaan, kelumpuhan, dan ketulian—jadi, tidak ada alasan untuk meragukan bahwa Ia percaya orang kusta telah disem-buhkan di bawah pelayanan-Nya dan orang mati dibangkit-kan.”

Bersambung……………..Sumber: Who made God?

Page 24: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

24

TEACHINGDo You Know?

E-MAGZ10 Feb 2019

Kidung Agung 2:1 merupakan bagian dari rangkaian puji-pu-jian bersahut-sahutan antara mempelai perempuan dan

mempelai laki-laki. Sang mempelai perempuan mengibarat-kan dirinya dengan: Bunga mawar dari Saron aku, bunga bakung di lembah-lembah

Yang menarik adalah kemunculan frase ‘mawar dari Saron’ memiliki berbagai terjemahan yang agak berbeda. Kata yang dalam bahasa Ibrani muncul sebagai ha’bazelet dipahami ber-macam-macam. Para penerjemah Septuaginta hanya mener-jemahkannya sebagai ‘flower’ (of the field) secara umum, be-

mawar dari saron(kidung agung 2:1)

Page 25: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

25

TEACHINGDo You Know?

E-MAGZ10 Feb 2019

gitu pula dengan terjemahan Vulgata dan terjemahan bahasa Inggris milik Wycliffe. Ada juga terjemahan yang memakai kata ‘narcissus’ (CEI, TOB dan Targum) untuk memahami ha’ba-zelet ini. Yang menarik, justru penerjemah atau editor KJV menerjemahkan ha’bazelet sebagai ‘rose’ (mawar) dan akh-irnya banyak dipakai oleh terjemahan bahasa Inggris lainnya. Dan justru istilah ‘mawar dari Saron’ lebih populer dibanding berbagai alternatif terjemahan lainnya. Tidak diketahui alasan KJV memakai ‘mawar’ untuk menerjemahkan kata ha’bazelet ini. Kata ha’bazelet hanya muncul sekali di bagian lain PL, yai-tu di Yes. 35:1 untuk menggambarkan kemegahan eskatologis tanah Israel. Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorak dan berbunga (ha’ba-zelet)Jadi, jenis bunga apakah ha’bazelet ini1. Dengan memahami paralelisme Ibrani, maka akan dapat dibentuk pemahaman berikut:

bunga mawar (ha’bazelet), dari Saron aku, = =bunga bakung (sosanna),dilembah-lembah

Bunga mawar paralel dengan bunga bakung, sedangkan Sa-ron paralel dengan lembah-lembah. Ada suatu catatan menar-ik tentang paralelisme antara bunga mawar (ha’bazelet) dan bunga bakung (sosanna): Dalam Canticles Rabbah (tafsiran kitab Kidung Agung), Rabbi Judah bertanya, “Tidakkah ha’ba-zelet sama dengan sosanna?” Dia menjawab, “ketika bunga itu masih muda (kuncup), dia disebut dengan ha’bazelet namun ketika bunganya mekar penuh dia disebut dengan sosanna.”

Page 26: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

26

TEACHINGDo You Know?

E-MAGZ10 Feb 2019

Jadi memang ada kemungkinan ha’bazelet adalah sejenis lily (bunga bakung), apalagi dengan paralelisme yang seimbang antara ha’bazelet dengan sosanna.

2. Bunga ha’bazelet ini memiliki keterkaitan dengan Saron. Saron adalah nama sebuah lokasi yang terletak antara gunung Tabor dan danau Tiberias (1 Taw. 5:16). Saron dipahami se-bagai sebuah tanah datar (begitu pula yang dipahami Sepru-aginta dan Vulgata). Walaupun sekarang daerah tersebut su-dah tidak ada lagi, namun di masa kuno, Saron merupakan area yang jarang dihuni penduduk karena merupakan daerah pertanian dengan bukit pasir dan rawa-rawa dan bunga yang paling mendominasi area ini adalah bunga yang dikategorikan sebagai maritime lily. Menariknya, istilah ha’bazelet hasaron yang muncul di Kid. 2:1 muncul juga di Yes 35:1 (ha’bazelet) dan 35:2 (hasaron). Dengan demikian bunga (ha’bazelet) ini menjadi identik dengan dataran Saron (hasaron).

3. Dalam Alkitab, sebenarnya tidak ada catatan tentang ‘bunga mawar’ kecuali terjemahan-terjemahan Alkitab Inggris yang memunculkan ‘Rose of Sharon’). Sampai sekarang belum juga ditemukan catatan tentang mengapa KJV memakai kata ‘rose of Sharon’ untuk menerjemahkan ha’bazelet hasaron. Kemu-ngkinan, KJV mengambilnya dari terjemahan Aquila (abad ke -2 SM) yang menerjemahkan ha’bazelet sebagai kalykosis (kuntuk bunga mawar) atau dari Codex Venetus (abad ke-8M) yang menerjemahkan ha’bazelet dengan rodon (mawar). Dalam catatan sejarah, mawar baru dikenal di era Armenia atau Persia. NK_P

Page 27: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

27

MISSIONBAB VII: Masuk Ke Kanaan

E-MAGZ10 Feb 2019

(Lanjutan tgl 3 Februari 2019)

Bunyi terompet itu sebagai pangilan untuk bertempur, menjadi sebuah lambang yang penting dari panggilan untuk pertempuran terakhir, ketika Kristus kembali untuk menghakimi dunia (1 Kor. 15:52; Why 8:2,6). Bangsa Israel harus memahami bahwa karena Allah memberikan negeri itu, maka Ia harus berjuang untuk umat-Nya. Akhirnya dalam pasal sebelas, Allah menunjuk tujuh puluh pemimpin dan menganugerahi mereka dengan Roh yang hing-gap pada Musa untuk membantu mengatur bangsa itu. Dengan segera mereka bertindak sebagai nabi (Bil. 11:24-27). Ketika Yo-sua mengeluh kepada Musa, jawaban Musa berisi pengharapan

bab Vi : pembebasan umat allah

Page 28: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

28

MISSIONBAB VII: Masuk Ke Kanaan

E-MAGZ10 Feb 2019

yang menarik dari kehendak Allah untuk umat-Nya, “Ah, kalau seluruh umat Tuhan menjadi nabi, oleh karena TUHAN memberi Roh-Nya hinggap kepada mereka! (Bil. 11:29). Dengan jelas pen-cerita menginginkan kita untuk mengerti bahwa pemberian Roh ini merupakan pemberian yang sejajar dengan pemberian manna (Bil. 11:7-9). Pemberian Allah dimaksudkan untuk kebutuhan jas-mani dan social umat-Nya untuk kesejahteraan rohani mereka; mereka membutuhkan keduanya: makanan jasmani dan firman Allah. Seperti diungkapkan Musa:“Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan mem-beri engkau makan manna, yang tidak kau kenal… untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.” (Ul. 8:3).

Ayat ini dikutip Yesus Kristus ketika Ia dicobai di padang gurun di mana Ia diminta untuk menuntut hak diri-Nya daripada mem-percayai pemberian dan petunjuk dari Bapa. Kristus mungkin juga sedang memikirkan pengalaman di padang gurun sewaktu berka-ta, “Siapakah di antara kamu yang akan memberikan batu ketika anak-anakmu minta roti?” Jika kita memberikan pemberian yang baik, “apalagi Bapamu yang di surge! Ia akan memberikan Roh Ku-dus kepada mereka yang meminta kepada-Nya: (Luk. 11:13). Tetapi bangsa Israel tidak puas baik dengan bukti-bukti dari kekuasaan Allah dahulu maupun tanda-tanda kehadiran-Nya se-karang ini. Sebagai pengganti, mereka berteriak kepada Allah sep-erti di Mesir. Brueggemann mengatakan, bahwa pada kurun wak-tu ini pola keluhan dan jawaban dari dasar kehidupan bangsa Israel. Kemuliaan Allah terus menerus diperlihatkan dengan mendengar-kan jeritan umat-Nya dan membuat yang lapar menjadi kenyang. Sekalipun ada jaminan-jaminan ini, segera setelah perjalanan dimulai, mereka mengeluh mengenai makanan, air dan daging. Al-lah menjawab dan memberi mereka makanan, dan seperti kita li-

Page 29: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

29

MISSIONBAB VII: Masuk Ke Kanaan

E-MAGZ10 Feb 2019

hat, para nabi yang akan memberi mereka firman Allah. Namun meskipun jumlah mereka banyak dan Allah hadir di tengah-tengah mereka, mereka gemetar mendengar laporan dari para pengintai (Bil. 13) dan tidak mempercayai perkataan Yosua dan Kaleb. Kare-na ketidakpercayaan itu, mereka dihukum untuk mengembara se-lama empat puluh tahun. Hanya anak-anak merekalah yang akan melihat negeri itu. Ironisnya, anak-anak – yang kecil dan lemah dan dianggap akan menjadi tawanan – yang diperbolehkan ma-suk ke negeri itu (Bil. 14:31), sesungguhnya, orang yang lembut hatinya yang akan mewarisi bumi ini, karena mereka hanya dapat mempercayai Allah! Bangsa Israel akan “menang hanya ketika Allah berkehendak kemenangan itu terjadi”. Pengalaman di padang gurun menjadi bagian penting dari kein-syafan-diri bangsa Israel, dan dasar ibadah mereka dalam Kitab Mazmur. Padang gurun menuntut penyerahan diri tanpa syarat dan mengharuskan mereka untuk bergantung setiap saat kepada Allah. Pengalaman itu juga menempatkan satu tuntutan mutlak yang seara terus menerus diingatkan kepada mereka, dan yang kemudian diambil alih oleh Kristus: apakah kami akan meninggal-kan semua itu untuk mengikuti Tuhan? (Yoh. 6:60-66). Bersambung…………..

(diambil dari buku “Agar Bumi bersukacita” oleh William A Dyr-ness)

Page 30: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

30

FAMILY FELLOWSHIPE-MAGZ10 Feb 2019

Senin, 11 Februari 2019BAHAGIA SELAMANYA?

(Bacaan : 1Petrus 3:1-4)

Selain dalam banyak cerita dongeng, tak pernah ada jaminan bahwa pasangan yang menikah akan hidup bahagia selamanya. Se-lalu ada saja masalah yang muncul, bahkan kadang begitu rumit. Meskipun kita berusaha membentuk keluarga yang bahagia, kita bisa saja terperangkap dalam rumah tangga yang penuh dendam, permusuhan, pertikaian, dan penderitaan. Tak ada kesedihan yang lebih dalam dibanding kesedihan yang diakibatkan oleh pernika-han yang tidak bahagia. Namun, pernikahan yang sulit dapat menjadi tempat di mana Allah menggarap “manusia batiniah yang tersembunyi” (1Petrus 3:4). Daripada hanya memfokuskan diri pada kesalahan pasangan, kita seharusnya membuka hati bagi Tuhan dan memohon agar Dia melawan kejahatan dalam hati kita. Secara bertahap, Dia akan bekerja dengan lembut dan murah hati. Dengan begitu, kita akan mulai melihat diri kita yang sebenarnya. Ternyata kita bukan orang yang penuh pertimbangan, sabar, sopan, ramah, murah hati, dan penuh penguasaan diri seperti yang kita bayangkan. Kita men-jadi sadar betapa kita membutuhkan pengampunan Juruselamat dan pertolongan Roh Kudus untuk melakukan apa yang benar dan penuh kasih (ayat 1-12), bahkan ketika kita disalahkan. Pertumbuhan kita dalam kasih karunia bisa mengubah pasangan kita, bisa juga tidak. Tak ada jaminan apa pun dalam hidup ini selain kasih Allah. Namun, dengan pertolongan-Nya, kita bisa berubah. Meskipun mungkin tidak semua luka dalam pernikahan kita dapat disembuhkan, kasih karunia Allah pasti mampu memulihkan kita --David Roper

Page 31: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

31

FAMILY FELLOWSHIPE-MAGZ10 Feb 2019

Selasa, 12 Februari 2019KEAJAIBAN HIDUP PERNIKAHAN

(Bacaan : Matius 19:1-8)

Ketika Pendeta Howard Sugden memimpin upacara pernikah-an kami, ia menekankan bahwa kami sedang terlibat dalam sebuah mukjizat. Kami memercayainya, tetapi kami tidak memahami se-berapa besar mukjizat yang diperlukan untuk mengikat dua orang, apalagi menjadikan keduanya satu. Setelah 20 tahun, saya sadar bahwa kehidupan pernikahan, bu-kan upacara pernikahan, adalah mukjizat sejati. Setiap orang bisa menikah, tetapi hanya Allah yang bisa menciptakan sebuah ke-hidupan pernikahan yang sejati. Sebuah definisi menikah adalah “membangun keterikatan den-gan setia atau keras kepala”. Bagi beberapa pasangan, istilah “keras kepala” lebih tepat menggambarkan keterikatan mereka daripada istilah “setia”. Allah memiliki definisi yang jauh lebih baik bagi kita mengenai pernikahan daripada mendefinisikannya sebagai keterikatan yang terus-menerus diusahakan agar tidak terjadi perceraian. Kesatuan dalam pernikahan itu begitu kuat sehingga kita menjadi “satu dag-ing”. Allah menginginkan hidup pernikahan berlangsung seperti ketika Dia menciptakan Hawa dari Adam pertama kali (Kejadian 2:21-24). Itulah penjelasan Yesus kepada orang-orang Farisi ke-tika mereka bertanya kepada-Nya, “Apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya dengan alasan apa saja?” (Matius 19:3). Ye-sus menjawab, “Sebab itu laki-laki akan … bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging” (ayat 5). Menyerahkan hidup Anda kepada orang lain adalah tindakan iman yang benar-benar memercayai mukjizat. Puji syukur, Allah campur tangan dalam menciptakan kehidupan pernikahan -JAL

Page 32: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

32

FAMILY FELLOWSHIPE-MAGZ10 Feb 2019

Rabu, 13 Februari 2019SIAPA PEMILIK RUMAH ANDA?

(Bacaan : 1Tawarikh 29:10-15)

Saya dan istri saya membeli rumah pertama kami ketika kami pindah ke Grand Rapids, Michigan. Dulu selama saya menjadi pen-deta, selalu tersedia sebuah rumah untuk saya. Saya teringat per-asaan saya tatkala menandatangani hipotek rumah untuk jangka waktu 30 tahun. Seolah-olah saya tengah mengikatkan diri seu-mur hidup pada utang. Akhir-akhir ini ada pikiran lain yang menghantui saya, yakni bahwa saya takkan pernah memiliki rumah saya sendiri, sekalipun hipotek itu telah terbayar lunas. Sebab Allah adalah pemilik rumah itu yang sebenarnya. Segala sesuatu adalah milik-Nya. Renungan ini memunculkan masalah penting dalam budaya kita yang sangat materialistis. Kita sebagai orang kristiani harus men-gakui bahwa Allah adalah pemilik sah harta milik kita. Jika tidak, harta itu akan menjadi sumber frustrasi kita. Sikap kita akan ter-cermin lewat apa yang terjadi pada harta kita. Misalnya jika bum-per mobil baru kita penyok, maka hati kita akan hancur berkeping-keping. Kopi yang tumpah di mebel juga dapat menodai sikap kita. Pencurian dapat dengan mudah mencuri kedamaian kita. Kita perlu menyerahkan hak kepemilikan kita kepada Tuhan dan mengemban tanggung jawab untuk mengurus kekayaan Tu-han itu dengan serius. Bukan berarti kita boleh bersikap acuh tak acuh dan boros. Dalam hati, kita harus menyerahkan semua harta kita kepada Allah, dan selalu mengingatkan diri kita tentang siapa pemilik harta itu yang sebenarnya (1 Tawarikh 29:11). Ini akan me-nolong kita menggunakan harta itu dengan bijaksana, menyim-pannya dengan baik, dan menikmatinya seutuhnya --Dennis De Haan

Page 33: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

33

FAMILY FELLOWSHIPE-MAGZ10 Feb 2019

Kamis, 14 Februari 2019BAGINYA

(Bacaan : Efesus 5:22-33)

Ketika istri saya menjalani operasi gigi, ia bebas tugas selama akhir minggu itu. Selama proses penyembuhan, saya melakukan tugas yang tidak terlalu menyenangkan bagi saya seperti merawat dia dan anak-anak. Saya memasak, mencuci piring, berbelanja un-tuknya, dan memandikan anak-anak. Ketika melihat semua yang telah saya kerjakan, saya berpikir, Saya berhak mendapatkan pu-jian ekstra dan pelayanan balasan saat ia sembuh. Namun, sebe-lum saya memuji diri sendiri, Roh Kudus mengingatkan saya bahwa yang sedang saya kerjakan ini merupakan suatu kehormatan bagi saya sekaligus tugas saya sebagai seorang suami kristiani. Di zaman Paulus, banyak orang yakin bahwa kebutuhan sua-milah yang diutamakan dalam rumah tangga, dan istri hanya ber-tugas memenuhi kebutuhan suami dan melayaninya. Namun, cara pandang kristiani sangat berbeda. Wanita dipandang sama berhar-ganya dengan pria. Wanita tidak lagi dianggap sebagai pembantu, tetapi sebagai pribadi yang bernilai, yang menjadi fokus perhatian sang suami. Kini bukannya menuntut kaum wanita untuk melaya-ninya, kaum pria justru diminta untuk melayani kaum wanita!E fesus 5:25 menggambarkan Kristus sebagai Pribadi yang men-gasihi jemaat dan menyerahkan diri-Nya baginya. Ayat 29 menun-jukkan bahwa Yesus mengasuh dan merawat jemaatnya. Ketika para suami berusaha semakin menyerupai Yesus, mereka mendapat-kan kehormatan sekaligus tugas untuk berkorban, mengasuh, dan merawat istri mereka --MW

Page 34: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

34

FAMILY FELLOWSHIPE-MAGZ10 Feb 2019

Jumat, 15 Februari 2019CEMBURU=TANDA CINTA?

(Bacaan : 1Korintus 13:4-7)

Cemburu adalah perasaan marah atau pahit yang muncul keti-ka ada orang yang kita anggap akan merebut kekasih kita. Banyak orang mengatakan, cemburu adalah tanda cinta. Bukankah orang menjadi cemburu karena merasa sangat memiliki dan tidak rela kehilangan kekasihnya? Sebenarnya cemburu tidak selalu identik dengan tanda cinta. Alkitab menyatakan “kasih ... tidak cemburu” (1Korintus 13:4). Kadang kala sikap cemburu justru menunjukkan kurangnya ka-sih sejati. Mengapa demikian? Sebab rasa cemburu bisa muncul dari sikap egois. Kita memperlakukan kekasih seperti barang mi-lik kita. Tanpa sadar, kita berusaha “mencetaknya” menjadi sep-erti yang kita inginkan. Ia tidak diberi ruang untuk bebas bergerak. Kita mencurigai segala hubungannya dengan orang lain. Kita tidak suka melihatnya bercanda dan tertawa bersama orang lain. Kita merampas sukacita hidupnya! Rasa cemburu kerap kali muncul dalam relasi suami istri, mertua menantu, pemuda pemudi yang sedang berpacaran, bahkan dalam persahabatan. Tidak jarang, hal ini bukannya membuat hubungan semakin harmonis, malah merusak dan menjauhkan kita dari sang kekasih. Bagaimana cara menghilangkan rasa cemburu? Surat 1Korintus 13:7 mengatakan, “Kasih ... percaya segala sesuatu.” Kasih percaya akan kesetiaan orang lain. Kasih belajar melihat apa yang terbaik dalam diri sang kekasih, sehingga kita pun berhenti berprasangka buruk. Jika kita memiliki kasih yang percaya, kecemburuan akan lenyap! --JTI

Page 35: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

35

FAMILY FELLOWSHIPE-MAGZ10 Feb 2019

Sabtu, 16 Februari 2019KASIH TAK PERNAH GAGAL

(Bacaan : 1Korintus 13:13)

Penyair Archibald MacLeish berkata bahwa “seperti halnya sinar, kasih menjadi lebih baik di kegelapan”. Ia menyebut hal ini sebagai “hikmat terakhir di sore hari”. Hal yang sama berlaku atas kasih kita kepada satu sama lain; kasih dapat menjadi lebih baik saat kita menua. Saya telah melihatnya sendiri pada dua teman saya yang sudah lanjut usia. Mereka sudah menikah selama lebih dari 50 tahun, namun ma-sih sangat saling mencintai. Yang satu hampir meninggal karena mengidap kanker pankreas; sedang yang lainnya hampir meninggal karena Parkinson. Minggu lalu saya melihat Barbara membung-kuk ke ranjang Claude, menciumnya, dan berbisik, “Aku mencin-taimu.” Claude menjawab, “Engkau cantik.” Saya merenungkan pasangan-pasangan yang telah mengabai-kan pernikahan mereka, yang tidak mau bertahan dalam situasi baik atau buruk, sakit atau sehat, miskin atau kaya, dan saya sedih melihat mereka. Mereka akan kehilangan kasih seperti yang dinik-mati oleh kedua teman saya di tahun-tahun terakhir mereka. Saya telah menyaksikan Claude dan Barbara selama bertahun-tahun, dan saya tahu bahwa iman yang dalam kepada Allah, komit-men seumur hidup, kesetiaan, dan kasih yang menyangkal diri adalah tema utama dari pernikahan mereka. Mereka mengajarkan kepada saya bahwa kasih yang sejati tidak pernah menyerah, “tidak pernah gagal”. Kasih mereka adalah “hikmat terakhir di sore hari”, dan akan berlanjut sampai akhir. Kiranya kita menyatakan kasih yang tak berkesudahan serupa itu kepada mereka yang mengasihi kita --DHR

Page 36: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

36

PENGUMUMANE-MAGZ10 Feb 2019

Hari / Tanggal Pkl Keterangan

Senin, 11 Feb 2019 23.00Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM

Selasa, 12 Feb 2019 HUT: Bp. Donny Vibrianto

Rabu, 13 Feb 2019

18.30Pembinaan Jemaat modul 2“Gereja Yang Menggerakkan Jemaat”Oleh: Ev. Heri Kristanto

19.00 Latihan Musik KU 3HUT: Bp. Perry HuangHUT: Anak Penila Medad Gedalya ArindongHUT: Sdr. Cleming Tedjokusumo

Kamis, 14 Feb 201918.30

Pembinaan Jemaat modul 2“Gereja Yang Menggerakkan Jemaat” Oleh: Pdt. Yohanes Dodik Iswanto

19.00 Latihan Musik KU 1 dan 2Jumat, 15 Feb 2019 18.30 Persekutuan Pemuda REC Darmo I - move

Sabtu, 16 Feb 2019

06.00 Doa Pemuridan

17.00Valentine Pemuda & Remaja REC Nginden“Aku + Kamu= Kita” oleh Pdt. Rudy Tejalaksana, S.Th., M.K di REC Kutisari

18.00 Persekutuan Pemuda REC MERR

22.00 Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FMHUT: Anak Theovano Jovan Nicodemus

AGENDA MINGGU INI

Page 37: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

37

IBADAHE-MAGZ10 Feb 2019

Minggu, 10 Februari 2019

Singer

Doa Syafaat

danPersem

bahan

Penyambut

Jemaat

Pelayan LCD

Pelayan Musik

Liturgos

Pengkhotbah

Tema

Penatalayanan

Bp. EddySdri. Ririt

Ibu Vena

Ibu TitikSdri. Krisna

Sdr. Yori

Sdr. Anton

Sdr. Michael

Bp. Andreas W

Ev. Troy Hiendratno, M

.Div.

Di m

ana Tuhan dalam keluargam

u?(Mazm

ur 127)

REC N

gindenKU

Ipk. 07.00

Bp. EddyIbu Sisca

Ibu Eriana

Ibu VonnyIbu Lusiana

Ibu ErnawatiIbu Eriana

Bp. Lutfi

Sdr. Michael

Bp. Andreas W

REC N

gindenKU

IIpk. 10.00

Sdr. Michael

Ho

Sdri. Angeline

Sdr. Ganda

Bp. Andreas KIbu Rini

Bp. Imbo

Ibu Suyatmi

Sdr. Yosi

Sdr. RioSdr. VictorSdr. M

arioSdr. W

illy W

Sdri. Grace

REC N

gindenKU

IIIpk. 17.00

TEAM

Ibu Ruth

Ibu Ruth

Sdr. Yosi

Bp. Amir

Bp. Koesoemo

Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M

REC D

armo

KU I

pk. 07.00

Sdri. ClarineM

r. Phil

Sdr. Yosi

Sdr. Yosi

Sdri. Wella

Bp. Amir

Sdr. RioSdr. SugikSdr. Vicky

Bp. Dave

REC D

armo

KU II

pk. 10.00

Sdr. FrediSdri. M

elan

Sdr. Bruni

Sdri. Henny

Sdri. Glory

Sdr. Gary

TEAM

Sdr. Bruni

Pdt. Reyco Wattim

ury, S.Th

REC M

errKU

Ipk. 10.00

Sdr. FrediSdri. M

elan

Sdr. Bruni

Sdri. VannySdri. Phany

Sdr. Gary

TEAM

Sdr. Bruni

REC M

errKU

IIpk. 17.00

Page 38: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

38

IBADAHE-MAGZ10 Feb 2019

Minggu, 17 Februari 2019

Singer

Doa Syafaat

danPersem

bahan

Penyambut

Jemaat

Pelayan LCD

Pelayan Musik

Liturgos

Pengkhotbah

Tema

Penatalayanan

Bp. Willy TW

Ibu Vena

Ibu Fennisa

Bp. Imbo

Ibu Suyatmi

Ibu Fennisa

Sdri. Ririt

Bp. Eliazar

Ibu Debby

Pdt. Rudy Tejalaksana, S.Th., M.K.

Antara Dia dan m

ama (Kejadian 24:62-67)

REC N

gindenKU

Ipk. 07.00

Bp. BudionoSdri. Kendhy

Ibu Hariati

Bp. LipurnoIbu H

ariatiIbu W

iwinIbu H

erlin

Sdri. K. Ange-line

Bp. Eliazar

Bp. Willy TW

REC N

gindenKU

IIpk. 10.00

Sdr. ChandraSdri. Christin

N

Bp. Andik

Bp. IshakIbu N

ataliaIbu D

wiSdri. Vania

Sdri. Vionatha

Sdr. Cleming

Sdr. Tan Hendra

Sdr. Christian

Sdri. Vani

REC N

gindenKU

IIIpk. 17.00

Sdri. ClarineBp. Am

ir

Sdr. Mito

Sdr. Mito

Sdr. Yosi

Bp. Haryadi

Sdri. Yena

Ev. Shirley Indrawati S.Th, M.K

REC D

armo

KU I

pk. 07.00

Sdri. PriskaSdr. M

ichael

Sdr. Mito

Sdr. Mito

Bp. Amir

Sdr. Klemens

Sdr. RioSdr. SugikSdr. Albert

Ev. Edo Walla

Sdri. Stevana

REC D

armo

KU II

pk. 10.00

Sdr. BrunySdri. D

ahlia

Sdri. Clara

Sdr. James

Sdri. Paula

Sdri. Marlin

TEAM

Sdri. Clara

Pdt. Novida F Lassa, M

.Th

REC M

errKU

Ipk. 10.00

Sdr. BrunySdri. D

ahlia

Sdri. Clara

Ibu ErnaSdri. W

ati

Sdri. Marlin

TEAM

Sdri. Clara

REC M

errKU

IIpk. 17.00

Page 39: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

39

IBADAHE-MAGZ10 Feb 2019

SEKOLAH MINGGU

Keterangan 10 Februari 2019(Pk. 10.00 WIB)

17 Februari 2019(Pk. 10.00 WIB)

Liturgos/Singer Kak Debby/ Bing-Bing Kak Kezia/ SharonPelayan Musik Kak Ruben Kak HildaDoa Pra/Pasca

SM Kak Budi Kak Feni

Persembahan Sharoon & Wei– Wei Jason & Eugene

Tema Tuhan memilih Gideon Abimelekh menjadi hakim

Bahan Alkitab Hakim-Hakim 7,8 Hakim-Hakim 9Sion Kak Feni Kak Feni

Getsemani Kak Suani Kak MeiYerusalem Kak Evelin Kak SuciNazareth Kak Kezia Kak SherlyBetlehem Kak Vena Kak Vena

REMAJA DAN PEMUDATema

Ibad

ah P

emud

aSa

btu,

16 F

eb’ 1

9 pk

. 18.

00

Acara Valentine

Ibad

ah R

emaja

Min

ggu,

10 F

eb’ 1

9 pk

. 10.

00

Di mana Tuhan dalam keluargamu?(Mazmur 127)

Pengkotbah Ev. Heri Kristanto

Liturgos Ev. Heri Kristanto

Pelayan Musik

Sdri. NaomiSdr. NathanSdr. YeyelSdr. Arka

Pelayan LCD Sdr. MarioPenyambut

JemaatSdr. CliffordSdr. Vincent

Petugas Doa Sdr. Clifford

Page 40: Dalam Keluargamu? (Mazmur 127)rec.or.id/emagz/E-Magz_10_Februari_2019.pdfTugas yang lebih sukar adalah mengetahui apakah pemi-lik rumah benar-benar memberi tempat utama bagi Tuhan

40

IBADAHE-MAGZ10 Feb 2019

KEHADIRAN JEMAATIbadah Hari/Tanggal Jumlah Jemaat Keterangan

REC NGINDEN KU I Minggu, 03 Feb’19 69

REC NGINDEN KU II Minggu, 03 Feb’19 104

REC NGINDEN KU III Minggu, 03 Feb’19 53

Sekolah Minggu Minggu, 03 Feb’19 38

Remaja Nginden Minggu, 03 Feb’19 Gabung Umum

Pemuda Nginden Sabtu, 02 Feb’19 11

REC MERR Minggu, 03 Feb’19 KU1: 47KU2: 15

REC DARMO PERMAI KU I Minggu, 03 Feb’19 27

REC DARMO PERMAI KU II Minggu, 03 Feb’19 43 SM: 10

RM: 7

REC BATAM Minggu, 03 Feb’19 18 SM: 24RM: 31

POS Batu Aji Minggu, 03 Feb’19 14