dakwah berbasis kemanusiaan: studi terhadap aksi...

324
DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI KEMANUSIAAN MEDICAL EMERGENCY RESCUE COMMITTEE (MER-C) INDONESIA DI GAZA (2009-2015) DAN LOMBOK (2018) Diajukan Kepada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Doktor dalam Bidang Dakwah dan Komunikasi Oleh: Rubiyanah 31141200000023 PROGRAM DORTOR PENGKAJIAN ISLAM KONSENTRASI DAKWAH AN KOMUNIKASI SEKOLAH PASCASARJANA UIN SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA 2019 M/1439 H

Upload: others

Post on 18-Aug-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN:

STUDI TERHADAP AKSI KEMANUSIAAN MEDICAL

EMERGENCY RESCUE COMMITTEE (MER-C) INDONESIA

DI GAZA (2009-2015) DAN LOMBOK (2018)

Diajukan Kepada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Doktor

dalam Bidang Dakwah dan Komunikasi

Oleh:

Rubiyanah

31141200000023

PROGRAM DORTOR PENGKAJIAN ISLAM

KONSENTRASI DAKWAH AN KOMUNIKASI

SEKOLAH PASCASARJANA UIN SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

2019 M/1439 H

Page 2: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

i

PENGANTAR PENULIS

Buku yang merupakan karya akademik hasil penelitian

program doctor (disertasi) ini berusaha mendeskripsikan secara lebih

mendalam tentang aktivitas sebuah lembaga kemanusiaan di

Indonesia yang aksinya bukan hanya dilakukan di dalam negeri, akan

tetapi juga di luar negeri. Membincang mengenai lembaga

kemanusiaan dengan segala aksi yang dilakukan baik di lokasi

bencana alam maupun konflik bukanlah hal yang istimewa,

mengingat begitu banyak LSM kemanusiaan yang muncul terutama

pasca reformasi 1998. Menjadi menarik ketika aksi kemanusiaan ini

mulai merambah ke wilayah konflik seperti ke Gaza Palestina,

sebagaimana yang dilakukan oleh Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) sebuah lembaga kemanusiaan yang juga lahir

pasca reformasi. Utamanya, ketika penulis mengkaji tentang lembaga

ini melalui perspektif yang berbeda, yakni dakwah. Aksi kemanusiaan

MER-C di Gaza dengan karakter wilayah konflik memiliki tantangan

tersendiri, karena pertaruhannya adalah nyawa. Para relawan

menyebutnya dengan istilah ‚jihad profesi‛, karena meski tidak turut

memanggul senjata dalam situasi perang akan tetapi perjuangannya

ketika mengevakuasi dan menolong korban, tidak kalah ‚heroic‛nya

dengan para pejuang Palestina itu sendiri.

Secara eksplisit, MER-C tidak menyebut lembaga mereka

memiliki misi dakwah, akan tetapi dalam perspektif dakwah, aksi

kemanusiaan yang telah dilakukan MER-C sejalan dengan prinsip-

prinsip dakwah yang tertuang dalam al-Qur’an maupun al-Sunnah. Di

antaranya adalah prinsip kemanusiaan universal sebagai perwujudan

ukhrijat Li al-nas, amar ma’ruf dalam aksi kemanusiaan MER-C,

nahy munkar melalui jihad profesi dan rahmatan Lil ‘a>lami>n sebagai

wujud prinsip keimanan.

Proses penulisan disertasi hingga selesai menjadi buku ini

bukanlah tanpa kendala, banyak peristiwa yang mewarnai sepanjang

penyelesaiannya, oleh karena itulah puji syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan inayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan disertasi ini hingga menjadi sebuah

buku. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada banyak pihak

yang turut membantu dan memotivasi, yakni: Prof. Jamhari MA,

Ph.D selaku Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Dr. Hamka Hasan, MA selaku Wakil Direktur dan Prof. Dr.

Page 3: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

ii

Didin Saepudin, MA selaku Ketua Program Doktor Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Terkhusus Prof. Andi Faisal Bakti, MA., Ph.D sebagai

Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan dan arahan sehingga sangat membantu penulis dalam

menuangkan pikiran secara sistematis dan terarah dalam penulisan

disertasi ini. Demikian pula kepada Prof. Dr. Murodi, MA. sebagai

pembimbing II, yang selalu memberi motivasi kepada penulis agar

dapat menyelesaikan disertasi ini

Syukur yang tiada terhingga kepada Allah SWT, karena telah

menganugerahkan kedua orang tua, almarhum H. Nahar Nasir dan Hj.

Sainah. Keduanyalah yang telah memberikan kasih sayang, mendidik

dan melimpahkan penulis dengan beribu harapan dan doa. Semoga

Allah mengampuni dosa-dosanya dan beroleh syurga. Keluarga besar

penulis, khususnya suami tercinta, H. Abdul Jalil<, MA, yang telah

mendampingi sekaligus memberikan dukungan moril, materil dan doa

yang tak kenal lelah, sehingga rela menunda penyelesaian

disertasinya demi menyuport penulis. Semoga Allah memudahkan

segala urusan ‚papa‛ baik di dunia maupun di akhirat. Kepada putra-

putra tersayang, Muhammad Nur Azami, Taqiyuddin Zanki Haidar

dan Yusya Najih Malika, yang selalu menjadi inspirasi dan

penyemangat bagi penulis. Kakanda tercinta Muhammad Haris dan

isteri, dan keponakan-keponakan tersayang.

Seluruh karyawan dan civitas akademika Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta khususnya Dekan,

Suparto, M.Ed., Ph.D, beserta jajaran dekanat dan seluruh rekan

dosen, khususnya kepada senior dosen Dr. Arief Subhan, MA.

Apresiasi yang tinggi juga penulis sampaikan kepada seluruh

karyawan dan civitas akademika SPs UIN Jakarta yakni para dosen

yang telah melakukan tranformasi ilmu kepada penulis serta pegawai

staf Sekretariat dan staf Perpustakaan, yang selalu memberikan

pelayanan dengan terbaik. Tidak lengkap rasanya jika penulis belum

menyebut rekan-rekan mahasiswa di SPs Program Doktor dan

Magister yakni: Mumin Roup, Mauidlotun Nisa, Yuke Rahmawati,

Nikmatullah, Rosdiana, Farhan, Inda Kartika, Noblana Adib, Restia,

Sahlan, dan Masayu Masita yang telah meluangkan waktunya untuk

berdiskusi, membantu secara teknis, serta menjadi penyemangat dan

inspirator selama proses studi yang cukup panjang.

Page 4: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

iii

Terakhir ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada para

Jamaah Majelis Taklim yakni, Majelis Taklim al-Mauizhoh dan

Bahrul Ulum Bintaro, Majelis Taklim Miftahul ‘Ilmi Pondok Cabe

dan seluruh jamaah bimbingan penulis yang tidak dapat disebutkan

satu persatu. Mohon maaf jika selama menjalani program doctoral

sering tidak bisa hadir karena terkonsentrasi pada penyelesaian

disertasi.

Penulis menyadari bahwa buku ini masih banyak kekurangan

dan kekeliruan, oleh karena itu, saran dan masukan yang positif dan

konstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan dan

penyempurnaanya. Akhirnya penulis berharap semoga buku ini dapat

memberikan dedikasi keilmuan.

Jakarta, 6 November 2019

Penulis,

Rubiyanah

Page 5: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman Transliterasi Arab Latin yang digunakan dalam

penelitian ini berdasarkan ALA-LC ROMANIZATION tables

sebagai berikut :

A. Konsonan

Arab Latin Arab Latin

}d ض A ا

}t ط B ب

}z ظ T ت

، ع Th ث

Gh غ J ج

F ف }h ح

Q ق Kh خ

K ك D د

L ل Dh ذ

M م R ر

N ن Z ز

ه،ة S س H

W و Sh ش

Y ي }s ص

B. Vokal

1. Vokal Tunggal

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fath{ah A A

Kasrah I I

D{amah U U

Page 6: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

x

2. Vokal Rangkap

Tanda Nama Huruf Latin Nama

...ي Fath{ah dan ya Ai a dan i

... و Fath{ah dan

wau

Au a dan u

3. Vokal Panjang

Tanda Nama Gabungan

Huruf

Nama

Fath{ah dan alif a> a dan garis di ــا

atas

ي Kasrah dan ya i> i dan garis di ــ

atas

و D{ammah dan ــ

wau

u> u dan garis di

atas

Contoh :

س ين ول H{usain : ح h{aul : ح

C. Ta’ Marbu>t{ah

Transliterasi ta’ marbu>t{ah ( ة( di akhir kata, bila dimatikan ditulis

“h” baik yang dirangkai dengan kata sesudahnya atau tidak.

Contoh :

مرأة : Mar’ah مدرسة : Madrasah

Ketentuan ini tidak digunakan terhadap kata-kata Arab yang

sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia seperti shalat, zakat dan

sebagainya, kecuali yang dikehendaki lafadz aslinya.

D. Shiddah

Shiddah/Tashdi>d ditransliterasi akan dilambangkan dengan huruf,

yaitu huruf yang sama dengan huruf yang bershaddah itu.

Contoh :

Page 7: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

xi

ربنا : Rabbana> شوال : Shawwa>l

E. Kata Sandang

Kata sandang “ لا “ dilambangkan berdasarkan huruf yang

mengikutinya, jika diikuti huruf shamsiyah maka ditulis dengan

huruf yang bersangkutan, dan ditulis “al” jika diikuti dengan

huruf qamariyah.

Contoh :

القلم : al-Qalam الزهرة : al-zahrah

Page 8: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

xiii

Abstrak Dakwah seringkali diidentikkan dengan aktivitas tabligh melalui mimbar masjid dan Majelis Taklim. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah yang semakin semarak di tengah masyarakat. Dakwah sesungguhnya tidak hanya dilakukan melalui penyampaian lisan. Aksi-aksi kemanusiaan yang dilakukan baik oleh individu maupun kelompok/organisasi juga merupakan bagian dari dakwah, sebagaimana yang dilakukan oleh sebuah organisasi kemanusiaan Medical Emergency Resque Committee (MER-C) Indonesia. Aksi kemanusiaan MER-C sejalan dengan Prinsip-prinsip dakwah karena terkait dengan kemaslahatan umat yang didasarkan pada prinsip kemanusiaan. Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan, bagaimana aksi kemanusiaan organisasi MER-C dapat dikatakan sebagai aktivitas dakwah? Pertanyaan tersebut dibedah dengan menggunakan teori dakwah keumatan (konsep ummah) Ali Syari’ati dan Sayyid Qutb, yaitu da’wah ila> al-khair yang diformulasikan oleh Andi Faisal Bakti berdasarkan prinsip dakwah yang terdapat dalam QS. Ali Imran/3:104 dan 110, yakni dakwah ila al-khair yang meliputi prinsip ukrijat li al-Nas, al-amr bi al-ma’ruf wa an-nahy’an al-munkar, dan tu’minuna billah. Penelitian ini mendukung penelitian Hilman Latief, Fethulleh Ghulen, Peter Redfild dan Jamal Krafes yang menekankan pada persoalan sosial dan kemanusiaan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif berbasis lapangan denganmenggunakan pendekatan fonemenologi dan etnometodologi. Pendekatan fenomenologi mengacu pada konsep bahwa pengetahuan tentang agama (dakwah) diperluas pada fenomena-fenomena sosial lain. Sedangkan pendekatan etnometodologi untuk mendeskripsikan secara detail tentang praktek-praktek sosial yang terorganisasi secara alamiah pada aksi MER-C. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah aksi kemanusiaan MER-C Indonesia di Gaza dan Lombok. Untuk aksi kemanusiaan MER-C di Gaza, sumber data primer berupa buku karya Joserizal Jurnalis dan Rita T. Budiarti, Jalan Jihad Sang Dokter, Kisah dr. Joserizal dan TIM MER-C Menantang Maut, Menyelamatkan Ribuan Nyawa, Demi Kemanusiaan, disertai dengan hasil wawancara dengan para relawan yang melakukan misi baik di Gaza maupun Lombok. Sumber sekunder penelitian ini adalah litertur-literatur yang relevan dengan permasalahan yang diangkat.

Temuan penelitian disertasi ini adalah bahwa aksi MER-C di wilayah Gaza dan Lombok merupakan bagian dari aktivitas dakwah.

Page 9: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

xiv

Dengan menggunakan analisis dakwah keumatan, dapat di simpulkan bahwa; sebagai NGO kemanusiaan, MER-C mewakili perwujudan da’wah ummah yang didasarkan pada da’wah ila< al-khair, yakni, prinsip kemanusiaan universal sebagai perwujudan ukhrijat li al-nas, amar ma’ruf dalam aksi kemanusiaan MER-C, nahy munkar melalui jihad profesi, rahmatan lil ‘ala>mi>n sebagai wujud prinsip keimanan.

Kata Kunci: Dakwah, Ummah, Aksi Kemanusiaan, Rahmatan Lil

‘a>lami>n, Relawan dan MER-C.

Page 10: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

xv

ملخص الرسالة

. لقد جعل المجالس العلمةتم غالبا تشبه الدعوة بأنشطة التبلغ الدن ف منابر المساجد و

تطور تكنولوجا المعلومات واالتصاالت خارا ألنشطة التبلغ الت تزداد ازدحاما ف

الت قوم اإلنسانة األعمال الخرة. إن سانن الدعوة لست مقصورة على اللالمجتمعات. إ

لجنة اإلنقاذ الطبة للطوارئ كما تفعل , بها األفراد والجماعات / المنظمات جزء من الدعوة

(MER-Cف إندونسا )ة الت تقوم بها قم الدعو. وأما الMER-C بمشكلة ترتبط

.اإلنسانةالمبادئ األساسة والقم التواصل االجتماع على

هل لدها اإلنسانة الشئون إلى اإلجابة على سؤال المنظمات العاملة ف ا البحثسعى هذ

السؤال باستخدام البحث واالطالع علىتم ؟. ه تقوم بأعمال إنسانة بحتة مة أقم الدعوال

لى , وه الدعوة إسد قطب من أجل األمة )مفهوم األمة( لـ على شرعت ونظرة الدعوة

أعن التبلغ, والتغر, ف إطار التواصل اإلسالم ت ك ب ل ص ي ف د ن صاغه أ تالالخر

ان ل م وتكون األمة واألمر بالمعروف والنه عن المنكر. ثم تؤد نتجة هذا البحث بحوث ه

ن, و الت تؤكد على القضاا االجتماعة جمال كرفس, و بتر ردفلدلطف, و ف تح هللا غل

واإلنسانة.

.االثنومثودولوجوعلم ظواهرمع أسالب علم الإن هذا البحث بحثا نوعا بعمله المدان

الدعوة( تمتد إلى ظواهر أي ) الدنةاهر إلى مفهوم أن المعرفة وظلعلم الشر النهج

ف بالتفصل حول للتوصدولوج هو حن أن منهج علم االثنومثو . علىاجتماعة أخرى

مصدر البانات و .MER-Cل اعمأالت تم تنظمها بشكل طبع ف ةاالجتماع اتللواقع

مدنة غزةف اإلندونسة (MER-C)لـ ةل اإلنساناعمهو األ ا البحثالرئس ف هذ

مصادر ف غزة ، كانت MER-Cبالنسبة لألعمال اإلنسانة الت تقوم بها . ولومبوك

: وه ورتا ت. بودارتو البانات األساسة عبارة عن كتب كتبها جوسرزال جرنالس

طببقصة السانج دكتر )طرق الطبب ف الجهاد(, جاالن جهاد تحت العناون التالة

من أجل , إنقاذ اآلالف من األرواح, الموت ف مواجهة MER-C أفراد و جوسرزال

. قاموا بمهام ف كل من غزة ولومبوكالذن قه مقابالت مع متطوعن راف. ثم اإلنسانة

تناول بالبحث.ذات الصلة بالقضاا المكتب المصدر الثانوي لهذا البحث هو الوأما

ف منطقة غزة ولومبوك ه جزء من MER-Cه أن تصرفات جة هذا البحثنتتظهر

بصفتها منظمة غر ن أجل األمة أنه: ومكن االستنتاج باستخدام تحلل الدعوة م الدعوة.

تكون الخر مع لىإ وةدعالالدعوة لألمة بناء على تحقق MER-Cتمثل حكومة إنسانة

ف مىطقت غزة ونىمبىك هى جزء مه أوشطت انىعظ. باستخذاو تحهم انتبشر انعاو ، األمة,

تجسذا نذعىة MER-Cمكه استىتاج أوه ؛ بصفتها مىظمت غر حكىمت إوساوت ، تمثم

اخرجت باعتبارها تجسذااألمت انقائمت عهى انذعىة إنه انخر ، أي انمبادئ اإلوساوت انعانمت

Page 11: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

xvi

مىكر مه خالل انىه عه ان MER-C معروف ف انعمم اإلوساو لبا انمر األ، نهىاس

كذنم عهى مبذأ اإلمان. رحمت نهعهمهانجهاد انمحترف ،

.MER-Cو ة: الدعوة ، األمة ، األعمال اإلنسانة ، المتطوعون ، الكلمات المفتاح

Page 12: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

xvii

ABSTRACT

The da’wa is often identified with the tabligh activity, through the mosque pulpit and the taklim assemblies. Furthurmore, the progress of information and communication technology, the tabligh activity is still a choice of the da’wa which is increasingly lively amid the community. Therefore, true da’wa is not only done through verbal delivery. The humanitarian actions carried out both by individuals and groups/organizations are also part of the da’wa, as is done by a humanitarian organization, Indonesia Medical Emergency Resque Committee (MER-C). MER-C humanitarian action is in line with the principles of the da’wa because it is related to the benefit of the people based on humanitarian principles.

This study seeks to answer the question of organizations engaged in humanity, how the da’wa values in MER-C humanitarian movement? The question was dissected using the theory of public proselytizing (ummah concept) Ali Syri'ati and Sayyid Qutb, namely preaching ila al-khair which by Andi Faisal Bakti was formulated with a frame of Islamic communication, namely Tabligh, Taghyir, takwin al ummah and al- amr bi al-maruf wa an nahy an al munkar. This research supports the research of Hilman Latief, Fethulleh Ghulen, Peter Redfild and Jamal Krafes which emphasize social and humanitarian issues.

This research is a field-based qualitative research with a phenomenology and an ethnometodology approach. The phenomenological approach refers to the concept that knowledge of religion (the da’wa) is extended to other social phenomena, while the ethnometodology approach is to describe in detail about social practices that are naturally organized in MER-C's humanitarian actions. The primary data source of this research is the action of MER-C’s da’wa and humanitarian movements in Gaza and Lombok. For MER-C's humanitarian actions in Gaza, the primary data sources are books by Dr Joserizal Jurnalis and Rita T. Budiarti under the title are the Doctor way of jihad, The Story of Dr. Joserizal and the Mer-C TEAM Challenge Death, and Save Thousands of Life For Humanity. Furthermore, the primary data sources are the results of interviews with volunteers who carried out missions both in Gaza and Lombok. The secondary sources of this research are literatures improving to the issues raise.

The findings of this dissertation which humanitarian actions carried out by the MER-C, the humanitarian organizations, in the Gaza region and Lombok, are part of the da’wa. By using the analysis

Page 13: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

xviii

of religious proselytizing it can be concluded, as a non-governmental organization (NGO) of humanity, that is, the embodiment of ukhriat li al-nas, ‘amar ma’ruf in the MER-C humanitarian action, nahy munkar through professional jihad, rahmatan lil alamin as a manifestation of the principle of faith.

Key words: Da’wa, Ummah, Humanitarian Actions, Volenteers,

Rahmatan Lil ‘a>lami>n, and MER-C.

Page 14: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

xix

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 3.1: Logo MER-C .............................................. 94

2. Gambar 3.2: Rumah Sakit yang didirikan MER-C

bersama warga di Galilea, Halmahera Maluku Utara ...... 95

3. Gambar 3.3: Klinik Sosial Yogyakarta............................ 96

4. Gambar 3.4: Posko Kesehatan di wilayah Gempa

Lombok Utara .................................................................. 97

5. Gambar 3.5: Armada Mobile Clinik di wilayah Gempa

Lombok Utara .................................................................. 98

6. Gambar 3.6: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Palestina .. 99

7. Gambar 4.1: Jalur Gaza-Palestina ................................... 127

8. Gambar 4.2: Rekam Jejak Kekuasaan Israel atas

Palestina ........................................................................... 127

9. Gambar 4.3: Peta Pembagian 2 Wilayah Palestina

oleh Inggris ...................................................................... 147

10. Gambar 4.4: Partisi Wilayah Palestina oleh PBB

Tahun 1947 ...................................................................... 148

11. Gambar 4.5: Rumah Sakit Indonesia di Gaza.................. 153

12. Gambar 4.6: Wisma Rakyat Indonesia di Gaza-

Palestina ......................................................................... 161

Page 15: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

xx

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1: Misi Kemanusiaan Dalam Negeri Periode 1999-2002 ........................................................................ 102

2. Tabel 3.2: Misi Kemanusiaan Dalam Negeri Periode 2003-2007…... ................................................................. 104

3. Tabel 3.3: Misi Kemanusiaan Dalam Negeri Periode 2008-2012 ........................................................................ 107

4. Tabel 3.4: Misi Kemanusaan Dalam Negeri Periode 2013-2018 ........................................................................ 108

5. Tabel 3.5: Misi Kemanusiaan Luar Negeri tahun 2001 – 2006 ..................................................................... 113

6. Tabel 3.6: Misi Kemanusiaan Luar Negeri tahun 2009 – 2012 ..................................................................... 114

7. Tabel 3.7: Misi Kemanusiaan Luar Negeri tahun 2013 – 2019 ..................................................................... 116

8. Tabel 3.8: Standar Operasional Procedure (SOP) penerimaan relawan MER-C ............................................ 121

9. Tabel 4.1: Jumlah Penduduk Tiga Kota Penting Palestina Berdasarkan Agama ......................................... 129

10. Tabel 4.2: Awal Mula Inggris Mulai Menyentuh Palestina........................................................................... 131 11. Tabel 4.3: Ikhwanul Muslimin Melawan Israel ............... 134 12. Tabel 4.4: Tentang Resolusi PBB No. 338 dan 242 136 13. Tabel 4.5: Histori KKT Camp David ............................... 141 14. Tabel 4.6: Histori Aksi Kemanusiaan MER-C untuk Gaza-Palestina .................................................................. 150 15. Tabel 4.7: Jumlah Penduduk NTB menurut Agama yang

Dianut Tahun 2016 .......................................................... 164 16. Tabel 4.8: Delapan Gempa di Lombok dalam Sejarah ..... 169 17. Tabel 4.9: Luas Daerah Kabupaten Lombok Utara dirinci Menurut Kecamatan ............................................. 173 18. Tabel 4.10: Jumlah Dusun di Kabupaten Lombok Utara

dirinci Menurut Kecamatan ............................................. 173 19. Tabel 4.11: Daftar Tim Medis - Dokter Umum MER-C .. 180 20. Tabel 4.12: Daftar Tim Medis - Dokter Spesialis MER-C .............................................................................. 181 21. Tabel 4.13: Daftar Tim Medis - Perawat MER-C ............. 184 22. Tabel 4.14: Daftar Tim Medis - Bidan MER-C ................ 186 23. Tabel 4.15: Daftar Tim Medis – Co-Ass MER-C ............. 187 24. Tabel 4.16: Daftar Relawan Non-Medis MER-C untuk

Gempa Lombok Tahun 2018 ........................................... 187

Page 16: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

xxi

DAFTAR ISI

Pengantar Penulis ......................................................................... i

Kata Pengantar Pembimbing I ..................................................... v

Kata Pengantar Pembimbing II.................................................... vii

Pedoman Transliterasi .................................................................. ix

Abstrak ......................................................................................... xiii

Daftar Tabel dan Gambar ............................................................. xix

Daftar Isi ....................................................................................... xxi

BAB I: PENDAHULUAN .......................................................... 1

A. Latar Belakang Pentingnya Dakwah Berbasis

Kemanusiaan ...................................................................... 1

B. Kajian Terdahulu yang Terkait ........................................... 17

C. Metodologi Penelitian ......................................................... 23

D. Sistematika Penulisan ......................................................... 25

BAB II: DAKWAH KEUMATAN DAN NILAI-NILAI

KEMANUSIAAN ............................................................. 27

A. Diskursus Dakwah: Dakwah Keumatan, Komunikasi Islam,

dan Islam Rahmatan lil ‘A>lami>n ........................................ 27

1. Makna dan Kewajiban Dakwah ..................................... 27

2. Konsep Keumatan dalam Dakwah

(Dakwah Ila al-khair) .................................................... 33

3. Dakwah sebagai Komunikasi Islam ............................... 48

4. Islam Rah{matan lil ‘a >lami>n sebagai Karakteristik

Dakwah Keumatan ......................................................... 61

B. Gerakan Kemanusiaan ( Humanitarian Movement) ........... 68

1. Humanitas ...................................................................... 69

2. Humanisme ................................................................... 70

3. Humanitarianisme ......................................................... 75

C. Aksi Kemanusiaan dalam Perspektif Religious NGO ....... 79

D. Relasi Dakwah dan Aksi Kemanusiaan ............................. 85

BAB III: PRINSIP DAN AKSI KEMANUSIAAN MEDICAL

EMERGENCY RESCUE COMMITTEE (MER-C) ........ 91

A. Sejarah dan Prinsip Kemanusiaan MER-C ......................... 91

1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan MER-C ................... 91

Page 17: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

xxii

2. Prinsip Rahmatan lil ‘a>lami>n sebagai Landasan

Aksi MER-C ................................................................... 92 B. Aktivitas Kemanusiaan ....................................................... 94

C. Relawan sebagai “Ujung Tombak” Aksi Kemanusiaan… 118

D. Model Penggalangan Dana ................................................. 121

BAB IV: KARAKTERISTIK DAN DISTINGSI GAZA DAN

LOMBOK SEBAGAI WILAYAH SASARAN DAKWAH

KEMANUSIAAN MER-C ............................................. 125

A. Karakteristik Gaza sebagai Objek Dakwah Kemanusiaan

MER-C Pasca Konflik Kemanusiaan ................................ 125

1. Geopolitik Gaza dalam Tragedi Kemanusiaan

Palestina ......................................................................... 125

2. Dinamika Konflik Kemanusiaan di Gaza ...................... 129

3. MER-C dan Solidaritas Muslim Indonesia untuk

Gaza ................................................................................. 149

a. Pendirian Rumah Sakit Indonesia ............................. 152

b. Assesment dan Humanitarian Politik ....................... 155

c. Pengiriman Tim Medis dan Non Medis .................... 158

B. Karakteristik Lombok sebagai Objek Dakwah

Kemanusiaan MER-C Pasca Bencana Alam ................. … 162

1. Lombok dalam Keanekaragaman Suku, Budaya

dan Agama ................................................................... 162

2. Sejarah Kebencanaan di Lombok .................................. 168

3. Bencana Lombok Tahun 2018 sebagai Awal Aksi

Kemanusiaan MER-C di Lombok ................................... 171

a. Cakupan Wilayah dan Jangkauan Aksi

Kemanusiaan MER-C di Lombok .............................. 176

b. Relawan, Armada, dan Logistik ............................... 178

c. Pendirian Posko Kesehatan dan Layanan

Pengobatan Keliling ................................................... 189

C. Distingsi Gaza dan Lombok sebagai Objek Dakwah

MER-C.... ............................................................................ 191 1. Distingsi Aksi Dakwah MER-C di Gaza ....................... 191

2. Distingsi Aksi Dakwah MER-C di Lombok .................. 193

BAB V: PRINSIP DAKWAH DALAM AKSI KEMANUSIAAN

MER-C ............................................................................... 199

A. Prinsip Kemanusiaan Universal sebagai Perwujudan

Page 18: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

xxiii

Ukhrijat Li al-nas ............................................................... 199

B. Amar Ma’ruf dalam Aksi Kemanusiaan MER-C ................ 210

C. Nahi Munkar melalui Jihad Profesi .................................... 234

D. Rahmatan Lil ‘A >lami>n sebagai Wujud Prinsip

Keimanan ............................................................................ 256

BAB VI: PENUTUP .................................................................. 273

A. Kesimpulan ......................................................................... 273

B. Saran ................................................................................... 274 C. Rekomendasi....................................................................... 275

Daftar pustaka .............................................................................. 277

Glosarium ..................................................................................... 295

Indeks ........................................................................................... 303

Biografi Penulis

Page 19: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pentingnya Dakwah Berbasis Kemanusiaan

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sebuah pertanyaan bagaimana

aksi kemanusiaan yang dilakukan oleh organisasi yang bergerak

dalam bidang kemanusiaan yaitu MER-C, dapat dikatakan sebagai

aktivitas dakwah? Pertanyaan ini didasari oleh term dakwah yang

seringkali diidentikkan dengan aktivitas tabligh melalui mimbar

masjid dan Majelis Taklim, sehingga terkesan individual dan efeknya

hanya dapat di dengar tapi kurang dirasakan manfaatnya dalam

realitas. Pada dasarnya, dakwah juga dapat dilakukan melalui

aktivitas perbuatan yang lebih bisa dirasakan manfaatnya bagi umat,

seperti dengan melakukan aksi kemanusiaan pada korban akibat

konflik maupun bencana alam yang kerap terjadi.

Mencermati banyaknya krisis kemanusiaan di dalam maupun di

luar negeri seperti bencana alam, konflik antar negara atau golongan

dan agama, seringkali memunculkan persoalan kemanusiaan yang

seakan tidak pernah berhenti untuk diselesaikan. Meski Peradaban

dalam konteks ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami

kemajuan yang luar biasa, pada kenyataannya hal ini tidak serta merta

membawa kedamaian bagi umat manusia. Di berbagai penjuru dunia

kini masih sering terjadi konflik, peperangan dan bahkan terorisme.1

Berdasarkan data tahun 2014, Office for The Coordination of

Humanitarian Affair (OCHA) mencatat, tren konflik di dunia

mengalami peningkatan yang signifikan. Dua wilayah yang paling

sering mengalami konflik adalah Timur Tengah dan Afrika. Berbagai

upaya telah dilakukan untuk mengurangi potensi konflik agar krisis

kemanusiaan tidak semakin berlarut-larut. Ada lebih dari 50 juta orang

terpaksa mengungsi karena kekerasan dan konflik. Sedikitnya rata-rata

30 ribu orang mengungsi setiap hari. Angka ini termasuk 38,2 juta

pengungsi dalam negeri (IDP), 19,5 juta pengungsi, dan 1,8 pencari

suaka. Konflik terkini yang “menyuplai” pengungsi terbanyak adalah

negara Suriah, yakni mencapai 3,88 juta jiwa.2

1Masykuri Abdillah, Islam dan Dinamika Sosial Politik di

Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama), h. xxii-xxiii. 2“Dampak Bencana dan Konflik di Dunia Kian Mengkhawatirkan,”

dalam http://kemanusiaan.id/2015/12/07, diakses, 03 Maret 2016.

Page 20: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

2

Di sisi lain, bencana karena faktor alam, menimbulkan korban

terdampak dan kerugian yang sangat besar, meski jumlahnya tidak

bertambah secara signifikan dari tahun sebelumnya. Dilansir pada

situs resmi kemanusiaan, pada tahun 2013, dari 319 bencana alam,

jumlah korban terdampak mencapai 141 juta orang, berbanding 97

juta. Bencana dengan dampak terbesar di tahun 2015 adalah cuaca

ekstrim yang melanda India. Kerugiannya mencapai US$ 7 miliar.

Menyusul Tsunami di Jepang, banjir di India dan Pakistan, gempa

bumi di Tiongkok, dan kekeringan di Brazil.3

Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara merupakan

wilayah yang cukup sering mengalami bencana alam4 dan bencana

kemanusiaan akibat konflik antar golongan yang menyebabkan

jatuhnya banyak korban jiwa. Tsunami dan gempa bumi di Aceh,

konflik Kristen-Muslim di Maluku, perang di Timor Leste,

ketegangan sebagian kelompok Buddha dan Muslim Rohingya di

Myanmar, serta ketegangan-ketegangan politik Mindanao dan

3“Dampak Bencana dan Konflik di Dunia Kian Mengkhawatirkan,”

dalam http://kemanusiaan.id/2015/12/07, diakses, 03 Maret 2016.

4Wilayah Indonesia merupakan kawasan yang rawan terhadap

bencana gempa karena berada pada zona ring of fire (cincin api). Indonesia

juga Indonesia dikelilingi oleh ratusan gunung berapi, yang jika meletus

menyebabkan ancaman terhadapkeselamatan warga.Jika di amati, sepanjang

tahun 2014, peristiwa gunung meletus merajai bencana alam terdahsyat di

Indonesia. Mulai Gunung Sinabung di Tanah Karo, Sumatera Utara, hingga

Gunung Sangeang di Bima, Nusa Tenggara Barat. Tak hanya menimbulkan

kerugian materi, letusan gunung juga menelan korban jiwa yang tak sedikit

jumlahnya.Bencana dahsyat berupa air bah atau banjir bandang juga

menerjang Manado, Sulawesi Utara. Sebanyak 19 orang tewas tersapu air bah

dan rumah serta harta benda warga hilang terbawa arus banjir bandang.

Jelang tutup tahun 2014, bencana dahsyat kembali menghentakkan rakyat

Indonesia. Tanah longsor yang menimbun Desa Jemblung, Karangkobar,

Banjarnegara pada Jumat 12 Desember 2014 sore itu menyisakan pilu yang

mendalam bagi para keluarga korban. Diperkirakan 108 orang tertimbun

material longsor, dan 97 korban ditemukan tewas. Lihat

http://news.liputan6.com, Bencana Alam Terdahsyat di Indonesia sepancang

tahun 2014, diakses 03 Maret 2016.

Page 21: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

3 Thailand Selatan adalah beberapa peristiwa yang telah menyebabkan

banyak korban jiwa.5

Sepanjang 2012, konflik agama naik di seluruh dunia dan

mencapai tingkat tertinggi dalam enam tahun terakhir, demikian hasil

studi terbaru. Survei Pew Research Center menemukan bahwa

sepertiga dari 198 negara yang mereka teliti mengalami konflik agama

yang tinggi atau bahkan sangat tinggi.6 Krisis kemanusiaan yang

cukup menyita perhatian dan membutuhkan banyak penanganan

adalah kasus kemanusiaan penduduk muslim Rohingnya. Diskriminasi

yang dialami penduduk muslim Rohingya selama beberapa dekade

terakhir, mengakibatkan mereka berupaya melarikan diri dari

Myanmar. Nasib muslim Rohingnya diakui oleh Perserikatan Bangsa-

Bangsa (PBB) sebagai salah satu kaum minoritas yang paling

teraniaya di dunia.7

Banyaknya bencana dan konflik yang terjadi mendorong

komunitas muslim di wilayah Asia Tenggara yang diwakili organisasi

masyarakat sipil maupun solidaritas kemanusiaan dan politik, mulai

mengorganisasikan diri untuk secara langsung terjun di lokasi bencana

alam ataupun lokasi konflik guna membantu para korban. Hal ini

dapat dilihat, ketika bencana tsunami di Aceh dan gempa bumi di

Yogyakarta yang menyebabkan ribuan orang menjadi korban serta

ratusan keluarga kehilangan tempat tinggal. Tidak sedikit lembaga

kemanusiaan yang berasal dari organisasi berbasis keagamaan terjun

di lokasi tersebut.8

Di kalangan umat Islam sendiri, organisasi-organisasi

kemanusiaan Islam tumbuh subur sebagai respons terhadap peristiwa

bencana maupun sebagai upaya menerjemahkan nilai, prinsip, dan

5Hilman Latief, Zezen Zaenal Mutaqin, (Ed.), Islam dan Urusan

Kemanusiaan, Konflik, Perdamaian dan Filantropi, (Jakarta: Serambi Ilmu

Semesta, 2015), Cet. ke-1, h. 17. 6“Mempertanyakan Agama dalam Mencegah Konflik dan Krisis

Kemanusiaan,” Berita Online, dalam

https://www.qureta.com/post/mempertanyakan-agama-dalam-mencegah-

konflik-dan-krisis-kemanusiaan, diakses 22 September 2017. 7“Sketsatorial Tragedi Rohingnya Myanmar,” Berita Online, dalam

https://www.rappler.com/indonesia/ayo-indonesia/181402-sketsatorial-

tragedi-rohingya-myanmar, diakses 22 September 2017. 8Hilman Latief, Zezen Zaenal Mutaqin (Ed.), Islam dan Urusan

Kemanusiaan, Konflik, Perdamaian dan Filantropi, h. 17.

Page 22: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

4 rumusan etika keagamaan dalam ruang publik yang lebih luas.

9

Beberapa organisasi kemanusiaan Islam yang telah banyak

berpartisipasi dalam aksi kemanusiaan di antaranya adalah; Aksi

Cepat Tanggap (ACT), Al-Azhar Peduli Umat (APU), Yayasan

Hidayatullah dan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C).

Dilansir dari situs resmi MER-C pada tajuk profil MER-C,

Medical Emergency Rescue Committee atau yang lebih dikenal

dengan MER-C adalah sebuah organisasi sosial kemasyarakatan yang

berasaskan Islam dan berpegang pada prinsip rahmatan lil ‘a>lami>n,

yakni memberi rahmat kepada seluruh alam,

yakni pertolongan kepada semua makhluk baik personal maupun

kelompok tanpa melihat latar belakang agama, mazhab, harakah,

kebangsaan, etnis, golongan, politik, melainkan atas dasar to help the

most vulnerable people and the most neglected people.10

Organisasi MER-C didirikan pada tanggal 14 Agustus 1999

oleh sekumpulan mahasiswa Universitas Indonesia yang berinisiatif

melakukan tindakan medis untuk membantu korban konflik di

Maluku, Indonesia Timur. Ketika menyoroti penanganan korban

kerusuhan dan pengungsi pada tragedi Ambon. Organisasi yang ketika

awal berdiri menamakan diri TMM-UI ini menemukan sikap yang

tidak profesional seperti ketidaknetralan dan keberpihakan tenaga

medis dalam kancah pertempuran. Begitu pula dengan distribusi

bantuan berupa logistik yang diberikan pada kedua belah pihak yang

bertikai tidak adil dan merata. Ada pihak yang mendapatkan bantuan

logistik dan pelayanan medis secara wajar, namun ada pihak yang

tidak mendapatkannya. Kondisi ini diperburuk oleh mobilitas tenaga

medis ke daerah kerusuhan yang kurang. Berdasarkan hal inilah maka

kemudian MER-C memfokuskan kegiatannya dengan memberikan

pelayanan medis untuk korban perang, kekerasan akibat konflik,

kerusuhan, kejadian luar biasa, dan bencana alam di dalam maupun di

luar negeri.11

Ketika terjun ke lapangan, para mahasiswa tersebut

menyaksikan langsung bagaimana penanganan korban kerusuhan dan

pengungsi tidak optimal khususnya dalam pelayanan medis, maka

9Hilman Latief, Zezen Zaenal Mutaqin (Ed.), Islam dan Urusan

Kemanusiaan, Konflik, Perdamaian dan Filantropi, h. 18. 10

MER-C, “Profil MER-C,” dalam http://www.MER-C.org, Profil-

MER-C, diakses 30 Desember 2014. 11

http://www.mer-c.org, Profil-mer-c, diakses 30 Desember 2014.

Page 23: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

5 timbul pemikiran dibutuhkan sebuah lembaga yang bergerak dalam

bidang kegawatdaruratan medis. Sebuah lembaga yang mempunyai

sifat amanah, profesional, netral, mandiri, sukarela, dan memiliki

mobilitas tinggi. Apalagi kerusuhan yang terjadi di Indonesia

cenderung meningkat pada saat itu. Menyusul kerusuhan berikutnya

setelah Ambon, terjadi pula konflik di Sambas dan Aceh yang

menimbulkan kerusuhan12

Kondisi ini diperburuk oleh mobilitas

tenaga medis ke daerah kerusuhan yang kurang. Hal inilah yang

mendasari MER-C memfokuskan kegiatannya dengan memberikan

pelayanan medis untuk korban perang, kekerasan akibat konflik,

kerusuhan, kejadian luar biasa, dan bencana alam di dalam maupun di

luar negeri.

Sampai saat ini, MER-C sudah mengirimkan lebih dari 124

misi kemanusiaan ke berbagai daerah di tanah air ditambah dengan 3

misi terbaru di tahun 2018 yakni, misi ke Lombok, Palu dan Donggala

serta Banten.13

Sedangkan di luar negeri adalah 2 misi ke Afghanistan,

1 misi ke Irak, 1 misi ke Iran (di bawah naungan Departemen

Kesehatan RI), 1 misi ke Thailand, 2 misi ke Kashmir Pakistan, 1 misi

ke Libanon Selatan, 1 misi ke Sudan, 1 misi ke Somalia, 2 misi ke

Palestina (pada saat agresi militer Israel ke Jalur Gaza) dan 5 misi ke

Palestina yang berkaitan dengan pembangunan RS Indonesia serta

misi ke Myanmar. MER-C yang semula hanya berbasis di Jakarta, kini

jiwanya sudah mulai merambah ke berbagai daerah. Ditandai dengan

adanya cabang dan perwakilan MER-C dengan 6 cabang tersebar di

dalam negeri, 1 cabang berada di Jerman, dan 1 cabang berada di

Gaza, Palestina.14

Aksi MER-C yang cukup berani adalah dengan membangun

rumah sakit Indonesia di Gaza Palestina. Keberanian MER-C ini

didasari oleh rasa kemanusiaan yang mendalam menyaksikan begitu

banyaknya korban yang berjatuhan akibat serangan militer Israel ke

Gaza Palestina. Korban bukan hanya penduduk yang beragama Islam,

12

Joserizal Jurnalis dan Rita T. Budiarti, Jalan Jihad Sang Dokter,

(Jakarta, Qanita, 2011), Cet. ke-2. Lihat juga MER-C, “Sejarah MER-C,”

dalam http://MER-C.org/index.php/Id/tentang-kami/sejarah-MER-C, diakses

04-10-2017. 13

Lihat Table 3 Bab III, MER-C: Karakteristik Dakwah dan Misi

Kemanusiaan, 75-84 14

MER-C, “Profil MER-C,” dalam http://www.MER-C.org,Profil-

MER-C,diakses 30 Desember 2014.

Page 24: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

6 akan tetapi juga penduduk beragama lain yang berada di Palestina.

Dari sinilah terlihat bahwa aksi kemanusiaan yang dilakukan MER-C

tidak dibatasi pada suku, agama dan bangsa.

Melihat kebutuhan akan sarana kesehatan, khususnya yang

berfokus pada trauma dan rehabilitasi serta jumlah donasi masyarakat

Indonesia yang cukup besar kala itu, maka tim MER-C dengan

sejumlah wartawan dari Indonesia bertemu dengan Menteri Kesehatan

Palestina di Gaza, dr. Bassim Naim. Kesempatan yang langka

tersebut, dimanfaatkan oleh MER-C untuk menyampaikan rencana

pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza. Rencana ini

disambut dengan sangat baik. Atas nama rakyat Indonesia yang

diwakili oleh dr. Joserizaal Jurnalis, SP. OT dan atas nama rakyat

Gaza yang diwakili oleh dr. Bassim Naim, melakukan

penandatanganan MOU Pembangunan RSI di Gaza. Penandatanganan

ini turut disaksikan oleh dr. Sarbini Abdul Murad (Ketua Presidium

MER-C), Drs. HM. Mursalin (Forum Umat Islam), Ir. Hanibal WY

Wijayanta (Jurnalis ANTV), Andi Jauhari (Jurnalis ANTARA) dan

para ulama Gaza.15

Ada beberapa alasan sehingga rumah sakit yang dibangun di

Gaza diberi nama Rumah Sakit Indonesia (RSI) di antaranya adalah

disebabkan oleh seluruh dana yang ada berasal dari masyarakat

Indonesia, rumah sakit tersebut diharapkan bisa menjadi bukti

silaaturrahim jangka panjang antara rakyat Indonesia dan rakyat

Palestina, dan dengan keberadaan RSI ini, MER-C ingin memberi

pesan bahwa di tanah Palestina ada aset dan sumbangan rakyat

Indonesia untuk rakyat Palestina.16

Aksi yang dilakukan MER-C di Palestina ini, menunjukkan

bahwa dakwah yang dilakukan MER-C sudah merambah pada area

yang lebih mengglobal, karena telah merambah wilayah luar negeri,

sehingga dunia menjadi lebih mengetahui tentang keberadaan dan

aktivitas MER-C Indonesia. Dalam menyikapi imperialisasi budaya,

15

MER-C, “RS. Indonesia-Palestina,” dalam http://www.MER-

C.org.2013-08-17-14-09-55/, diakses pada 1 Mei 2015 pukul 20.09 Wib. 16

Penandatanganan MOU Pembangunan RSI di Gaza.

Penandatanganan ini turut disaksikan oleh dr. Sarbini Abdul Murad (Ketua

Presidium MER-C), Drs. HM. Mursalin (Forum Umat Islam), Ir. Hanibal WY

Wijayanta (Jurnalis ANTV), Andi Jauhari (Jurnalis ANTARA) dan para

ulama Gaza. Lihat MER-C, “RS. Indonesia-Palestina,” dalam

http://www.MER-C.org, diakses 1 Mei 2015.

Page 25: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

7 MER-C bergerak dalam aktivitas kemanusiaan tanpa mengenal suku,

bangsa, ras dan agama, sehingga dapat mengubah pandangan dunia

barat yang selama ini mencitrakan Islam di Indonesia yang penuh

dengan kekerasan, intoleransi dan cenderung mengarah pada

terorisme. Kehadiran MER-C dalam aksi kemanusiaan dengan

mengusung nilai-nilai universal Islam seperti: persamaan, keadilan

dan kebebasan mampu memperkenalkan identitas dakwah rahmatan lil

„alamin yang dapat dirasakan semua pihak. Dengan demikian, secara

tidak langsung nilai-nilai budaya lokal Islam Indonesia: ramah,

santun, toleran, gotong-royong, cinta damai dan lain-lain bisa

menjelma menjadi budaya global.

Pengalaman MER-C dalam aksi kemanusiaan di luar negeri

dan kancah internasional juga dapat dilihat pada aktifitasnya dalam

merespon isu kemanusiaan di Rohingnya. Sebagaimana pemberitaan

yang dilansir oleh Republika.CO.ID, bahwa pembangunan Rumah

Sakit Indonesia di Rakhine State, Myanmar, terus berjalan meskipun

situasi belum kondusif akibat konflik antaretnis di negara tersebut.

Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) mengatakan, dua

relawan insinyur MER-C yang sudah berpengalaman dalam

pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, Palestina telah

berangkat ke Myanmar. Mereka akan menindaklanjuti program

pembangunan Rumah Sakit Indonesia yang memasuki tahap kedua

dari tiga tahap yang direncanakan. Pembangunan Rumah Sakit

Indonesia di wilayah konflik Rakhine State merupakan kerja sama

MER-C dan Palang Merah Indonesia (PMI). Hal itu adalah sebuah

langkah diplomasi kemanusiaan di dunia internasional. Sebelumnya

pada bulan januari 2016 juga telah dilakukan penyerahan secara resmi

Rumah Sakit Islam (RSI) Gaza hasil sumbangan rakyat Indonesia

kepada pemerintah Palestina, yang diterima oleh menteri kesehatan

Palestina Jawad Awwad. Masyarakat Gaza mengenal rumah sakit ini

dengan nama Mustasyfa Indonesia.17

Aksi kemanusiaan MER-C di dalam negeri di antaranya

adalah misi yang dilakukan di Lombok Nusa Tenggara Barat yang

mengalami bencana alam berupa gempa bumi secara bertubi-tubi.

Gempa terbaru yang melanda Lombok Utara pada tanggal 5 Agustus

2018 menimbulkan banyak korban jiwa dan cedera. Oleh karena itu,

aktivitas rutin sebagian wilayah Lombok nyaris lumpuh pascagempa

17

Republika, “Dari Rakyat Indonesia untuk Palestina,” Jakarta:

Republika, Ahad, 10 Januari 2016, 1.

Page 26: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

8 besar yang mengguncang wilayah ini. Terutama gempa besar pada 29

Juli 2018 dengan kekuatan 6,4 SR. Gempa susulan yang lebih besar

kembali terjadi sepekan kemudian dengan kekuatan hingga 7 SR.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis

sampai dengan 13 Agustus 2018 pukul 10.00 WITA tercatat sebanyak

593 gempa susulan terjadi di Lombok. Kebanyakan gempa susulan

yang terjadi tidak besar, terasa hanya seperti getaran atau goyangan

kecil. Satu gempa susulan yang terjadi pada 9 Agustus 2018 juga

cukup besar.

Merespon gempa besar dengan kekuatan mencapai 7 SR ini,

Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menetapkan Pulau

Lombok sebagai wilayah misi kemanusiaan jangka panjang. Hingga

saat ini, MER-C telah menurunkan 31 relawan dengan rincian enam

dokter spesialis, 12 dokter umum, 5 perawat dan 8 relawan non

medis.18

Menurut Rima Manager MER-C, Tim Bedah MER-C telah

melakukan 14 tindakan operasi. Tim Bedah merupakan kerjasama

antara MER-C, PABOI Jaya (Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah

Orthopaedi Indonesia) dan Fakultas Kedokteran UI. Tim medis dan

bedah selanjutnya akan terus dikirimkan berdasarkan kebutuhan di

lapangan.19

Tim mobile clinic menyusuri desa-desa yang belum tersentuh

bantuan di Kabupaten Lombok Utara dan telah melayani 505 pasien

korban gempa. Pada fase akut, MER-C membentuk empat tim kecil.

Pertama, Tim Mobile Clinic untuk melakukan case finding, fokus di

Kabupaten Lombok Utara. Kedua, Tim Rujuk Balik dan Kontrol

untuk mengawasi perawatan pasien di tempat penampungan

sementara. Ketiga, Tim Perawatan Pasien Bangsal. Keempat, Tim

Bedah, saat ini bertugas di RSUD Awet Muda, Narmada Lombok

Barat. Untuk mendukung kerja medis di lapangan, MER-C

18

Zahrotul Oktaviani, “MER-C Tetapkan Lombok Misi Kemanusiaan

Jangka Panjang,” Berita Online, dalam

https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/wakaf/18/08/15/pdi9j5313-

merc-tetapkan-lombok-misi-kemanusiaan-jangka-panjang, diakses 17

November 2018. 19

Fuji Eka Permana, “MER-C Tangani Korban Gempa Patah Tulang

yang Terabaikan,” Berita Online, dalam

https://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/09/09/pesdto380-

merc-tangani-korban-gempa-patah-tulang-yang-terabaikan, diakses 17

September 2018.

Page 27: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

9 mengirimkan satu truk berisi bantuan medis dan kemanusiaan untuk

Lombok diantaranya tenda-tenda dan peralatan guna pembukaan RS

Lapangan di Lombok Utara. MER-C juga mengirimkan kendaraan

operasional berupa satu unit ford ranger dan dua unit motor trail.

Kendaraan tersebut untuk memperluas jangkauan mobile clinic MER-

C. Tidak hanya mengobati dan memberi bantuan medis, MER-C juga

melakukan pemantauan kesehatan Pasien gempa Lombok pasca

operasi20

. Itu artinya, MER-C sangat konsen dan total melakukan aksi

kemanusiaan yang fokus pada bantuan medis, atau bahkan non-medis

seperti fasilitas umum lainnya.

Kiprah MER-C dalam kegiatan kemanusiaan sudah tidak

diragukan lagi. Ahmad Syafi‟i Ma‟arif21

menyebutkan, aktivitas MER-

C merupakan terobosan bagi bantuan kemanusiaan tanpa diskriminasi.

Di mana pun terjadi korban kemanusiaan akibat konflik vertikal atau

horisontal, organisasi ini sudah dapat dipastikan siap terjun ke sana

dengan segala resikonya. Pandangan Ahmad Syafi‟i Ma‟arif diperkuat

oleh Adi Sasono (tokoh LSM), bahwa lintasan sejarah MER-C

20

Zahrotul Oktaviani, “MER-C Pantau Kesehatan Pasien Gempa

Lombok Usai Operasi,” Berita Online, dalam

https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-

nusantara/18/08/23/pdwcis313-merc-pantau-kesehatan-pasien-gempa-

lombok-usai-operasi, diakses 18 Oktober 2018. 21

Ahmad Syafi‟i Ma‟arif adalah tokoh pluralis yang banyak

menyumbangkan gagasan dan pemikiran keislaman dalam naungan payung

besar kemajemukan bangsa Indonesia. Ia lahir di Sumpur Kudus, Sumatera

Barat, 31 Mei 1935. Syafi‟i Ma‟arif melanjutkan studinya ke perguruan

tinggi di Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Surakarta selama satu

tahun. Gelar Sarjana Muda berhasil diraihnya dari Universitas Cokroaminoto

pada tahun 1964, sedangkan gelar Sarjananya diperoleh dari IKIP

Yogyakarta empat tahun kemudian. Ia memperoleh gelar Master dari Ohio

State Universitas, Amerika Serikat. Kemudian gelar Doktor diperolehnya dari

Universitas Chicago dalam Program Studi Bahasa dan Peradaban Timur

Dekat pada tahun 1993. Ia menulis disertasi: “Islam as the Basis of State: A

Study of the Islamic Political Ideas as Reflected in the Constituent Assembly

Debates in Indonesia”. Ia terlibat secara intensif melakukan pengkajian

terhadap al-Qur‟an dengan bimbingan sorang tokoh pembaharu pemikiran

Islam, Fazlur Rahman. Di sinilah, Syafi‟i Ma‟arif kerap terlibat diskusi

intensif dengan Nurcholish Madjid dan Amien Rais yang sedang menjalani

pendidikan Doktor (http//m.muhammadiyah.or.id/id/content-168-det-prof-dr-

ahmad-safii). Ia pernah menjabat Ketua Umum PP Muhammadiyah, Presiden

World Conference on Religion for Peace, dan pendiri Ma‟arif Institute.

Page 28: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

10 memberi bukti tetap berkembangnya idealisme dan cita-cita

kemanusiaan yang luhur di masyarakat Indonesia, tatkala

kecenderungan menyembah harta benda, membungkuk pada

kekuasaan, dan semangat mencari kenikmatan sendiri sangat

membudaya.22

Dari sisi dakwah, program bantuan kemanusiaan MER-C

sangat relevan dengan gerakan dakwah bi al-h{a>l yang mengusung

semangat rahmatan lil ‘a>lami>n, yaitu terwujudnya saling mengasihi

dan saling menyayangi di antara sesama manusia sebagaimana firman

Allah QS. Al-Hujurat [49]: 13. Esensi dari makna dakwah adalah

upaya untuk memberikan solusi Islam terhadap berbagai masalah

kehidupan, seperti: ekonomi, sosial, budaya, hukum, politik,

kesehatan, sains, teknologi dan sebagainya. Oleh sebab itu, dakwah

harus tampil secara aktual dalam arti memecahkan masalah kekinian

dan sedang hangat dipersoalkan oleh masyarakat. Faktual berarti

kongkrit dan nyata, sedangkan kontekstual yaitu relevan menyangkut

problem yang sedang dihadapi masyarakat.23

Kegiatan dakwah yang selama ini hanya terpusat di masjid-

masjid, majelis taklim dan forum-forum diskusi sudah saatnya

mengalami desentralisasi. Yakni, dakwah harus berada di pusat-pusat

informasi, area ekonomi dan bisnis, pemukiman elit hingga

pemukiman-pemukiman kumuh, lokasi-lokasi bencana, daerah-daerah

konflik, rumah-rumah sakit, dan lain-lain. Organisasi Kemasyarakatan

Islam dan lembaga-lembaga dakwah harus mengambil peran dalam

pengembangan program dakwah bi al-h{a>l.24 Yang dimaksud dengan

dakwah bi al-h{a>l ialah “dakwah dengan perbuatan nyata.” Karena itu,

dakwah bi al-h{a>l lebih mengarah kepada tindakan atau aksi

22

Azimah Rahayu, Senja Merah Di Tanah Maluku, (Jakarta: Zikrul

Hakim, 1425 H/2004 M), Cet. ke-1, 5. 23

M. Yunan Yusuf, “Metode Dakwah: Sebuah Pengantar Kajian,”

dalam Munzier Suparta, Harjani Hefni (Ed.), Metode Dakwah, h. xiii. 24

Kata al-hal secara etimologis berarti “keadaan”. Arti ini

menunjukkan realitas yang terwujud dalam perbuatan nyata. Dengan

demikian, dakwah bi al-h{a>l dapat diartikan: “mengajak/menyeru ke jalan

Allah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat melalui perbuatan nyata yang

sesuai dengan keadaan manusia”. Lihat Ahmad Warson Munawwir, Kamus

Arab Indonesia (Yogyakarta: Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak,

1984), 336. Lihat juga E. Hasim dalam bukunya Kamus Istilah Islam,

(Bandung: Pustaka, 1987), h. 24.

Page 29: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

11 menggerakkan obyek dakwah (mad’u>), sehingga dakwah tersebut

lebih berorientasi pada optimalisasi potensi mad‟u dan pengembangan

masyarakat.

Di sinilah dituntut partisipasi lebih, bukan hanya dari ahli

agama semata, tetapi juga para pakar lainnya: guru/dosen, dokter,

ekonom, sosiolog, jurnalis, insinyur pertanian dan sebagainya. Jadi,

dakwah bisa diperankan oleh siapa saja yang berminat menyebarkan

dan mempraktikkan kebaikan, keadilan, kesejahteraan kecerdasan,

serta pembelaan kepada kaum tertindas. Dalam QS Ali „Imran/3:104

ditegaskan: “Hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang

menyeru kepada kebaikan, memerintahkan yang ma‟ruf dan

mencegah kemunkaran. Mereka itu adalah orang-orang yang

beruntung.” Bila ditinjau secara mikro, ayat tersebut menunjukkan

bahwa yang berkewajiban melaksanakan dakwah, yaitu kalangan

profesional di bidang dakwah saja seperti para kyai, ustadz dan

muballigh. Namun dalam konteks makro, kewajiban dakwah

ditujukan kepada setiap muslim berdasarkan profesinya masing-

masing, seperti guru/dosen, dokter, ekonom, sosiolog, jurnalis,

insinyur pertanian dan sebagainya. Kata min pada redaksi “minkum”

dapat diartikan li al-baya>n, yang berarti dari kalian semua. Dakwah berarti “panggilan kepada Islam” atau “penyebaran

Islam” yang secara luas juga berarti kesejahteraan sosial. Ini

dikarenakan kegiatan amal dan aksi kemanusiaan adalah bentuk

pengaplikasian lima rukun Islam.25

Dakwah harus menjadi tindakan

nyata, sebab memberi contoh yang riil lebih baik dibandingkan

dengan hanya berbicara (lisa>n al-h{a>l afd{al min lisa>n al-maqa>l). Ditegaskan dalam al-Qur‟an

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang

kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu

membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?.” (QS al-

Baqarah/2:44).

Fakta sosial menunjukkan bahwa masyarakat miskin,

kelompok-kelompok kecil, dan komunitas-komunitas marjinal dalam

25

Jamal Krafess, “The Influence Of The Muslim Religion In

Humanitarian Aid,” International Review of The Red Cross, Vol. 7 No. 858,

June 2005, h. 327.

Page 30: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

12 segala hal tidak lagi cukup direspon hanya dengan ujaran lisan untuk

menyelesaikannya.26

Dakwah saat ini harus mampu menjawab

persoalan umat yang lebih realistis yakni masalah-masalah yang

bersentuhan dengan nilai-nilai kemanusiaan, seperti kesejahteraan,

kasih sayang, keadilan, persamaan hak, kesehatan dan toleransi.

Di dalam Alquran disebutkan:

ا أن الل سىل إذا دعاكم لما يحييكم واعلمى وللر أيها الذيه ءامىىا استجيبىا لل يحىل ي

.إليه تحشرون بيه المرء وقلبهۦ وأوهۥ

“Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan

Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi

kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah

membatasi antara manusia dan hatinya, dan sesungguhnya kepada-

Nyalah kamu akan dikumpulkan”. (QS al-Anfa>l/8:24).

Pernyataan ayat tersebut menggambarkan bahwa dakwah

yang menghidupkan adalah dakwah yang secara sistematis

memberdayakan umat untuk konsisten melaksanakan tugas-tugas

individu dan masyarakat yang berada pada garis akidah, ibadah,

akhlak serta muamalah.27

Kata “yuhyi>kum”28

(menghidupkan) yang

tertuang dalam surat al-Anfa>l ayat 24 di atas, berarti mencakup

peningkatan kualitas ilmu, iman, karya dan kerja.

Usaha mewujudkan iman dan Islam dapat dilakukan melalui

komunikasi (tabli>gh),29

pembudayaan nilai-nilai dan kontrol sosial (al-‘amru bi al-ma’ru>f wa an-nahy ‘an al-munkar), keteladanan perilaku

(uswatun h{asanah), serta melalui pergerakan (harakah) dengan

26

Moh. Ali Azis, Rr. Suhartini, A. Halim, Dakwah Pemberdayaan

Masyarakat Paradigma Aksi dan Metodologi, (Yogyakarta: Pustaka

Pesantren, 2005), Cet. ke-1, h. v. 27

M. Yunan Yusuf, “Masalah Dakwah: Agenda dan Solusi,” dalam

Munzier Suparta, Harjani Hefni (Ed.), Metode Dakwah, h. 21. 28

Kata yuhyi>kum berarti yushlihkum (memberikan kemaslahatan).

Lihat „Imad al-Din Abi al-Fida‟ Isma‟il bin „Umar bin Katsir al-Qurasyi al-

Dimasyqiy, Al-Mis{ba>h{ al-Muni>r fi Tahdhi>b Tafsi>r Ibn Kathi>r (Riya>d{: Da>r al-

Sala>m li al-Nashr wa al-Tauzi>’, 1421 H/2000 M), Cet. ke-2, h. 532. 29

Andi Faisal Bakti, “The Contribution of Dakwah to Communication

Studies: Risale-i Nur Collection Perspective,” diakses melalui

http://www.risaleinur.com/studies/139-conferences/2010/4127-the-

contribution-of-dakwah-to-communication-studies.html, 28 Juni 2019, pukul:

16:12 WIB.

Page 31: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

13 menciptakan organisasi sebagai wadah bersama yang akan

menghimpun dan memobilisasi kekuatan Islam untuk keperluan

dakwah. Maka sebagai aktualisasi iman, dakwah merupakan

keharusan dan menjadi tugas suci bagi setiap muslim sesuai dengan

kapasitas dan kapabilitas yang dimilikinya masing-masing.30

Jika tujuan dakwah adalah mengajak umat untuk menerapkan

nilai-nilai Islam dalam semua segi kehidupan,31

maka aktivitasnya

tidak terbatas pada kegiatan penyampaian dalam bentuk lisan

(tabli>gh), melainkan meniscayakan tumbuhnya organisasi berbasiskan

Islam yang bergerak dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial,

seperti kesejahteraan dan kemanusiaan.32

Dari sisi dakwah, program

bantuan kemanusiaan MER-C merupakan bagian dari gerakan dakwah

bi al-hal yang mengusung semangat rahmatan lil ‘a>lami>n, yaitu

terwujudnya saling mengasihi dan saling menyayangi di antara sesama

manusia. Ja‟far „Umar T}a>lib (mantan Panglima Laskar Jihad)

mengatakan, MER-C adalah salah satu lembaga yang telah banyak

memberikan bantuan dalam perjuangan kaum muslimin di Maluku,

baik bantuan yang diberikan langsung kepada masyarakat muslim

khususnya, maupun bantuan yang diberikan kepada personil pejuang

yang terluka ketika menjalankan misi perjuangan. Tidak berlebihan

30

Azyumardi Azra, “Kata Pengantar-I”, dalam Ilyas Ismail,

Paradigma Dakwah Sayyid Qut}b: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah,

h. xxvii. 31

Muhammad Abu al-Fath al-Bayanuniy, Al-Madkhal Ila> ‘Ilmi al-Da’wah, (Beirut: Muassasah al-Risalah, 1442 H/1991 M), Cet. ke-1, h. 17.

32Sejarah telah membuktikan, selama periode Mekkah (611-622 M)

pengikut Rasulullah saw hanya terdiri dari sejumlah kecil penduduk Mekkah.

Mereka adalah suatu kelompok yang lemah, yang tidak memiliki wilayah dan

kedaulatan. Mereka juga terus-menerus dimusuhi oleh kaum Quraisy,

kelompok penguasa Mekkah. Tetapi, pada periode Madinah (622-632 M)

posisi umat Islam berubah total dari kelompok yang tertindas menjadi

kelompok yang memimpin dan menjadi komunitas yang kuat serta mampu

berdiri sendiri. Lihat Musdah Mulia, Negara Islam, (Depok: Kata Kita,

2010), Cet. ke-1, Edisi ke-2, 16. Rasulullah saw mampu membentuk basis

Islam yang tangguh di Madinah setelah mendapat kepercayaan dan dukungan

dari masyarakat Madinah untuk menjadi pemimpin di wilayah itu. Topangan

institusi yang kuat ini menjadi jalan mulus dalam pengembangan dakwah

yang lebih artikulatif secara sistematik yang menyentuh empiris-humanis,

yakni melakukan usaha maksimal mewujudkan nilai-nilai Islam dalam

realitas kehidupan sosial.

Page 32: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

14 jika Ustadz Salim Segaf al-Djufri (tokoh ulama) memberi apresiasi

dengan mengatakan bahwa MER-C telah berkhidmat kepada umat,33

tanpa mengenal suku, bangsa, ras maupun agama.

Dalam kajian ilmu dakwah, konsep dakwah yang berpedoman

pada dakwah rahmatan lil ’a>lami>n,34

ditegaskan dalam Alquran bahwa

Rasulullah saw sebagai juru dakwah diutus oleh Allah SWT untuk

menjadi rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana dalam QS. Al-Anbiya

[21]: 107. Menurut Asep Muhyiddin, konsep rahmatan lil ‘a>lami>n

(penebar kasih bagi sekalian alam), merupakan konsep agung dan

sentral dalam hubungan manusia dan proses interaksinya dalam

kehidupan, dan bisa jadi merupakan konsep sentral kedua dalam Islam

setelah tauhid. Apabila sentralitas tauhid berhubungan dengan Tuhan,

maka rah{matan lil ‘a>lami>n memiliki dominasi instrumental dalam

kehidupan di dunia.35

Lebih jauh Asep Muhyiddin menyebutkan bahwa konsep

rah{matan lil ‘a>lami>n harus dimaknai sebagai konsep terbuka terhadap

nilai-nilai kemanusiaan yang selama ini berkembang, seperti

penghargaan terhadap prestasi dan aktualisasi manusia, keterbukaan,

bahkan prinsip nilai-nilai kemanusiaan. Kontekstualisasi konsep

33

Azimah Rahayu, Senja Merah Di Tanah Maluku, h. 6. 34

Kata rahmatan merupakan bentuk mashdar dari rah{ima-yarh{amu,

secara harfiah artinya: ‚al-riqqah wa al-ta’at}u>f‛ (kasih sayang). Lihat ‘Ibn

Manz}u>r, Lisa>n al-‘Ara>b, (Kairo: Dar al-Hadith, 2003 M/1423 H), Juz 4, h.

102. Al-Jurja>ni mengartikan kata rahmah: ‚ira>dah is}lah al-khai>r‛

(menghendaki datangnya kebaikan). Lihat Al-Syari>f ‘Ali> bin Muhammad al-

Jurja>ni, Al-Ta’rifa>t, (Kairo: Dar al-Kutu>b al-Islamiyah, 2012 M/1433 H),

Cet. ke-1, h. 124. Sedangkan kata al-‘a>lami>n adalah bentuk jama‟ dari kata

„alam, yang biasa dipahami dalam arti alam raya atau segala sesuatu selain

Allah. Para ulama ahli tafsir memahami kata „alam dalam arti kumpulan

sejenis makhluk Allah yang hidup, baik hidup sempurna maupun terbatas.

Jadi ada alam manusia, alam malaikat, alam jin, alam hewan dan tumbuh-

tumbuhan. Sedangkan kata al-„alamin dipahami oleh para ulama ahli tafsir

dalam arti semua manusia. Lihat M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah:

Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol.

8, Cet. Ke-1, h. 480. Dengan demikian, rahmatan lil ‟alamin dapat diartikan:

“mewujudkan segala sesuatu yang membawa maslahat dan manfaat untuk

kehidupan umat manusia”. 35

Asep Muhyiddin, “Dakwah dalam perspektif Al-Qur‟an,” dalam

Kajian Dakwah Multiperspektif: Teori, Metodologi, Problem dan Aplikasi,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), cet. ke-1, h. 30.

Page 33: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

15 rah{matan lil ‘a>lami>n akan menjadi jembatan terhadap pelaksanaan

dakwah, sekaligus menjadi arah dan tujuan dakwah.36

Sejalan dengan pendapat Asep Muhyiddin, Krafess

menyatakan bahwa, aksi kemanusiaan (humanism) adalah sebuah

prinsip fundamental dalam ajaran Islam. Humanitarian adalah sebuah

kewajiban yang sama pentingnya seperti shalat, puasa, dan berangkat

haji ke Mekah. Dimensi keimanan inilah yang memotivasi,

menghubungkan, dan memperkuat aspek emosional dan aspek

kewajiban sebuah amal.37

Aksi kemanusiaan adalah sebuah ritual dan juga sebuah

kewajiban. Ketika seorang Muslim melakukan aksi kemanusiaan, dia

melakukannya semata-mata sebagai sebuah ibadah, untuk menjadi

lebih dekat pada Tuhan.38

Ini berarti, seluruh aktivitas dakwah harus

melahirkan kemaslatan bagi umat manusia, karena seorang da‟i (juru

dakwah) menyandang predikat sebagai “khairu ummah” (umat

terbaik), dan dilahirkan untuk manusia (ukhrijat li al-nas) yang

senantiasa menyeru kepada kebaikan, mencegah kemunkaran dan

menegakkan keimanan (QS. A>li ‘Imra>n/3:110). Falk & Warrer

menyebutkan bahwa organisasi keagamaan bisa dan memang sudah

seharusnya berperan penting dalam perkembangan dan bantuan

kemanusiaan, memperkenalkan visi alternatif dari solidaritas,

keadilan, dan perubahan sosial, serta menjamin perkembangan holistik

umat ketimbang mempromosikan agama melalui pendekatan

neoliberal.39

36

Asep Muhyiddin, “Dakwah dalam Perspektif Al-Qur‟an.” h. 30. 37

Jamal Krafess, “The Influence Of The Muslim Religion In

Humanitarian Aid,” h. 327. 38

Jamal Krafess, “The Influence Of The Muslim Religion In

Humanitarian Aid,” h. 341. 39

“Neo-liberalisme” adalah sebuah bentuk liberalisme baru, yakni

sejumlah kebijakan ekonomi dengan persaingan bebas tanpa kontrol sama

sekali. Dampak dari neo-liberalisme adalah yang kaya makin kaya dan yang

miskin makin miskin, hal ini disebabkan karena neo-liberalisme menjadikan

pasar sebagai penguasa, pada pemerintahan terjadi pengurangan anggaran

untuk pelayanan public, deregulasi untuk kepentingan pengusaha (pemilik

modal), privatisasi asset-aset Negara dan menghapuskan seluruh kepentingan

umum (masyarakat)” lihat https://www.urbanpoor.or.id/artikel/apa-itu-

neoliberalisme dan W.D Falk and Austin W. Farrer, “Humanism”, The

Personalist Forum, Vol. 5, No. 2, University Of Illionis Press, 1989, h. 71.

Page 34: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

16

MER-C adalah organisasi yang berasaskan Islam dan

berpegang pada prinsip rah{matan lil ‘a>lami>n, dengan seluruh

aktivitasnya yang diarahkan untuk tujuan kemanusiaan,

menggambarkan arah dan tujuan dakwah yang sesungguhnya, karena

Islam telah memperkenalkan konsep yang menjunjung nilai-nilai

kemanusiaan, yang secara tegas digariskan dalam al-Qu‟ran:

“Dan sungguh Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami

tebarkan mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki

dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka di atas banyak

makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.” (QS.

al-Isra>’/17:70).

Konsep dan visi misi Islam Rahmatan lil ‘A>lami>n MER-C ini

seakan menjadi sesuatu yang menarik jika dikaitkan dengan budaya

keagamaan khususnya Islam di Lombok. Sebagaimana diketahui

bersama, Lombok merupakan pulau terbesar di Provinsi Nusa

Tenggara Barat (NTB). Lombok sendiri terbagi dalam 5 bagian yaitu,

Kotamadya Mataram, Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok

Timur, Kabupaten Lombok Tengah, dan Kabupaten Lombok Barat.40

Lombok memiliki julukan “Pulau Seribu Masjid” karena saking

banyaknya masjid di sana. Di dalam satu kelurahan, bisa terdapat

delapan masjid. Antara masjid satu dengan masjid lainnya hanya

dipisahkan sebuah jalan atau tiga sampai empat rumah. Berdasarkan

catatan Kantor Wilayah Departemen Agama, NTB, jumlah masjid di

Lombok pada tahun 2001 telah mencapai 4.500 buah. Ini belum

termasuk jumlah musholla. Jika dibandingkan dengan luas wilayah

NTB yang mencapai 20.153 meter persegi, maka, rata-rata, setiap 500

meter terdapat masjid.41

Hampir 90% penduduk Lombok beragama

40

“Tentang Lombok,” http://visitlomboksumbawa.com/tentang-

lombok, diakses 30 Mei 2018. 41

Adhar Hakim, “Merenda Perdamaian di Pulau Seribu Masjid,” dari

laman https://www.liputan6.com/news/read/11670/merenda-perdamaian-di-

pulau-seribu-masjid, diakses 30 Mei 2018.

Page 35: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

17 Islam.

42 Fakta menjadi penting diangkat dalam kaitan dakwah melalui

aksi kemanusiaan MER-C di Lombok, selain karena alasan Lombok

merupakan wilayah dan daerah yang dilanda bencana alam berupa

gempa bumi secara bertubi-tubi pada tahun 2018.

Memang organisasi MER-C tidak menyebut dirinya sebagai

lembaga keagamaan, tapi seluruh aktifitasnya menjunjung tinggi nilai-

nilai kemanusiaan, yakni memberikan pertolongan medis dan bantuan

tanpa mengenal ras, suku, bangsa, agama dan status sosial. Nilai-nilai

inilah yang sejalan dengan prinsip dakwah rahmatan lil ‘a>lami>n.

Melihat isu-isu faktual yang ada terkait respon MER-C terhadap Gaza-

Palestina yang sangat luar biasa dengan berdirinya Rumah Sakit

Indonesia (RSI) dari tahun 2009 hingga kini untuk konteks misinya di

luar negeri dan gempa bertubi-tubi yang terjadi di Lombok Nusa

Tenggara Barat pada tahun 2018 dengan karakteristik masyarakat dan

wilayah Lombok (NTB) yang sangat agamis dengan karakter Islam

yang kuat, maka penelitian disertasi ini difokuskan pada Gaza dan

Lombok sebagai perwakilan wilayah misi kemanusiaan MER-C di luar

dan dalam negeri. Perlu diketahui bahwa misi kemanusiaan MER-C di

Gaza dilakukan jauh sebelum MER-C melakukan aksi kemanusiaan di

Lombok. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengkaji “Dakwah

Berbasis Kemanusiaan yang dilakukan oleh Organisasi Medical

Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia di Gaza (1999-

2000) dan Lombok (2018)” dalam aksi kemanusiaannya.

B. Kajian Terdahulu yang Terkait

Penelitian mengenai dakwah melalui gerakan kemanusiaan

atau religious humanitarian organization, telah dilakukan oleh

beberapa peneliti, di antaranya adalah Hilman Latif dengan judul

penelitian, Islamic Charities and Dakwah Movements in A Muslim

Minority Island: The Experience of Niasan Muslim. Secara garis

besar, tulisan ini membahas peran organisasi-organisasi amal Islam

(Islamic Charities), yang bergerak dalam bidang amal dan pengiriman

relawan (Islamic Charity) seperti Dewan Dakwah Islamiyah (DDII),

Al-Azhar Peduli Ummat (APP), Yayasan Hidayatullah dan lain-lain

terjun langsung dalam membantu masyarakat Nias dengan mendirikan

sekolah darurat, membangun sarana ibadah serta melakukan trauma

42

Tika Rusdina, “To Know The History Of Islam At Bayan Beleq

Mosque”, dalam http://www.lombokindonesia.org/history-islam-bayan-

beleq-mosque/, diakses 30 Mei 2018.

Page 36: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

18 healing bagi anak-anak setelah mengalami musibah bencana alam

gempa dan tsunami. Organisasi amal Islam (Islamic Charity), telah

berusaha untuk membuat program kesejahteraan di bawah skema

dakwah.43

Menggunakan pendekatan sosiologis, kultural dan religius.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian penulis, karena menyimpulkan

bahwa organisasi dakwah dapat menciptakan program kesejahteraan

dengan menunjukan dakwah Islam yang inklusif meski di berada di

tengah komunitas yang berbeda.

Adapun penelitian tentang organisasi kemanusiaan MER-C,

secara sekilas juga dibahas Hilman Latief dalam penelitiannya yang

berjudul Symbolic and Ideological Contestation Over Humanitarian

Emblems: The Red Crescent in Islamizing Indonesia.44

Penelitian ini

lebih membahas tentang pertarungan antara simbolik, religius dan

identitas dalam organisasi kemanusiaan di Indonesia atas

permasalahan lambang kemanusiaan. Menurutnya, berdirinya

organisasi kemanusiaan BSMI (Bulan Sabit Merah Indonesia), MER-

C (Medical Emergency Rescue Unit), dan HAI (Hilal Ahmar

Indonesia) yang dicetus oleh para aktivis Muslim ini merupakan

upaya respon terhadap pelbagai krisis kemanusiaan di Indonesia yang

disebabkan oleh bencana alam dan konflik. Penggunaan simbol bulan

sabit merah oleh organisasi kemanusiaan ini merupakan upaya

memberikan warna yang „identik‟ dengan Islam, dan sempat memicu

ketegangan pada tingkat ideologis maupun politis dikalangan aktivis

kemanusiaan.

Peter Redfild, dalam penelitiannya yang berjudul A Less

Modest Witness Collective advocacy and Motivated Truth in a

Medical Humanitarian Movement, membahas secara mendalam

tentang perilaku aktivis dan relawan yang menjadi penggerak sebuah

organisasi kemanusiaan dengan menggunakan pendekatan religius

43Hilman Latief, “Islamic Charities and Dakwah Movements in A

Muslim Minority Island: The Experience of Niasan Muslim,” Journal Of

Indonesia Islam, Volume 06, Desember 2012 Postgraduate Program (PPs)

and the Institute for the Study of Religion and Society (LSAS), the State

Institute for Islamic Studies (IAIN) Sunan Ampel Surabaya, h. 221. 44

Hilman Latief, “Symbolic and Ideological Contestation Over

Humanitarian Emblems: The Red Crescent in Islamizing Indonesia,” Studia

Islamika, Vol. 18 No. 2 2011, 249-286.

Page 37: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

19 secara umum,.

45 Pendekatan yang digunakan selain psikologis juga

normatif. Penelitian ini ini sama-sama membahas tentang nilai-nilai

religious pada organisasi kemanusiaan, tapi fokusnya lebih kepada

relawan, sedangkan perbedaannya dengan penelitian ini adalah

penelitian ini tidak hanya terfokus pada pembahasan tentang relawan

melainkan lebih luas tentang aktifitas dan dasar gerakan oganisasi.

Penelitian yang dilakukan Peter Redfild menyimpulkan bahwa attitude

atau sikap kesalehan dan kesederhana para aktivis atau relawan dari

sebuah organisasi kemanusiaan menjadi sentral dalam menentukan

kebenaran moral dan nilai-nilai etika organisasi.

Penelitian Jamal Krafess “The Influence Of The Muslim

Religion In Humanitarian Aid”, menyatakan bahwa, aksi

kemanusiaan (humanism) adalah sebuah prinsip fundamental dalam

ajaran Islam. Humanitarian adalah sebuah kewajiban yang sama

pentingnya seperti shalat, puasa, dan berangkat haji ke Mekah.

Dimensi keimanan inilah yang memotivasi, menghubungkan, dan

memperkuat aspek emosional dan aspek kewajiban sebuah amal. Aksi

kemanusiaan adalah sebuah ritual dan juga sebuah kewajiban. Ketika

seorang Muslim melakukan aksi kemanusiaan, dia melakukannya

semata-mata sebagai sebuah ibadah, untuk menjadi lebih dekat pada

Tuhan.46

Elizabeth Ferris, dalam penelitiannya yang berjudul Faith-

based and Secular Humanitarian Organization. Penelitian yang

dilakukan dengan objek organisasi agama umat Kristiani ini

menyarankan perlunya pekerjaan yang menyangkut bidang kapasitas

organisasi kemanusiaan dan kerjasama dengan program LSM yang

bersangkutan. Menurut Ferris, gerakan berbasis agama ini akan

menjadi aktor yang unik dalam organisasi kemanusiaan karena

memiliki akar yang kuat dalam memenuhi unsur lokal, namun tetap

mengglobal.47

45

Peter Redfild, “A Less Modest Witness Collective advocacy and

Motivated Truth in a Medical Humanitarian Movement,” Wiley, American

Etnologist, vol. 33, No. 1, February 2006. 46

Jamal Krafess, “The Influence Of The Muslim Religion In

Humanitarian Aid,” 341. 47

Elizabeth Ferris, “Faith-based and Secular Humanitarian

Organization,” International Review of the Red Cross, Vol. 87 No. 858

2005, h. 311-326.

Page 38: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

20

Marie Juul Petersen, dalam penelitiannya yang berjudul,

International Religious NGOs at The United Nations: A Study of a

Group of Religious Organizations. Menurut Juul, dengan

meningkatnya minat organisasi keagamaan dalam bantuan

kemanusiaan, menunjukkan inisiatif untuk memperkuat kerjasama

dengan organisasi-organisasi keagamaan di seluruh dunia. Pendekatan

yang digunakan oleh Marie Juul Peterson adalah religius dan

humanis.48

Jika pada Penelitian sebelumnya membahas tentang sikap

relawan kemanusiaan, maka penelitian Peterson fokusnya lebih

kepada kekuatan sebuah kerjasama antar organisasi kemanusiaan

berbasis agama dalam perannya terhadap krisis kemanusiaan di

seluruh dunia. Penelitian ini menyimpulkan bahwa organisasi

keagamaan sebagai faktor penting dan sangat diperlukan dalam

pembangunan dan bantuan kemanusiaan.49

Tulisan tentang organisasi dakwah yang berfokus pada

dakwah bi al-h{a>l juga ditulis oleh Husni Mubarak yang berjudul,

Dakwah bi al-h{a>l: Inspirasi Gerakan Gülen di Turki. Husni melihat

gerakan dakwah bi al-h{a>l yang dilakukan oleh Gülen dengan kaca

mata teori gerakan sosial (social movement theory).50

Yakni, mengapa

gerakan Gülen yang merupakan gerakan keagamaan juga pantas

dianggap sebagai gerakan sosial. Gerakan Gülen adalah gerakan sosial

keagamaan yang berusaha merespon isu-isu kontemporer seperti

pendidikan, toleransi dan dialog antar umat beragama, serta bantuan

kemanusiaan. Tulisan ini memiliki persamaan dengan penelitian yang

akan penulis lakukan, yakni membahas tentang gerakan sosial

kemanusiaan, akan tetapi penelitian yang akan penulis lakukan lebih

spesifik menyoroti tentang aksi kemanusiaan khususnya dalam

menangani bencana dan korban perang, baik di dalam maupun di luar

wilayah Indonesia.

48

Marie Juul Peterson, “International Religious NGOs at The United

Nations: A Study of a Group of Religious Organizations,” The Journal of

Humanitarian Assistance, 17 November, 2010. 49

Marie Juul Peterson, “International Religious NGOs at The United

Nations: A Study of a Group of Religious Organizations,” The Journal of

Humanitarian Assistance, 17 November, 2010. 50

Husni Mubarak, “Dakwah bi al-h{a>l: Inspirasi Dakwah ala Gerakan

Gülen Di Turki,” artikel diakses 29 Desember 2014

Acenghusni.wordpress.com/2012/08/30.

Page 39: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

21

Ilyas Ismail, dalam penelitiannya tentang Paradigma Dakwah Sayyid Qut}b: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah,

menguraikan jika organisasi-organisasi dalam penelitian di atas lebih

terfokus pada masalah sosial kemanusiaan maka penelitian tentang

dakwah harakah Sayyid Qut}b lebih menekankan pada pendekatan

sosial politik karena Sayyid Qut}b berpendapat bahwa dakwah harus

meliputi seluruh sistem kehidupan baik agama, sosial, maupun politik.

Maka dakwah harakah (gerakan) meniscayakan adanya organisasi

yang berfungsi sebagai institusi atau wadah yang akan menghimpun

dan menyatukan potensi-potensi dan kekuatan umat untuk

dimanfaatkan dan diberdayakan bagi kepentingan dakwah.51

Konsep

dakwah melalui gerakan yang diperkenalkan oleh Sayyid Qut}b sangat

populer, dan banyak menjadi acuan bagi gerakan-gerakan sejenis

khususnya di negara-negara Islam.

Selain tentang paradigma dakwah, penelitian tentang aksi

relawan medis dalam melakukan aksi kemanusiaannya, baik di dalam

maupun di luar negeri juga sudah banyak dilakukan. Desi Susilawati

pada tahun 2016 telah melakukan riset tentang pengalaman perawat

Indonesia dalam memberikan penanganan gawat darurat pada korban

konflik bersenjata di luar negeri.52

Ia menggunakan pendekatan

fenomenologi dalam mengeksploarasi makna pengalaman perawat

Indonesia dalam memberikan penanganan kegawatdaruratan pada

korban konflik bersenjata di luar negeri. Dari hasil penelitiannya

ditemukan dua belas pengalaman yang dialamai para perawat yaitu,

memiliki panggilan hati yang kuat untuk memberikan bantuan,

mempunyai jiwa petualang dalam merawat, mengalami ujian dalam

memenuhi panggilan hati, menghadapi ketidakseragaman persiapan

sebelum keberangkatan, menghadapi kondisi yang tidak terduga di

daerah konflik, mengahadapi situasi keamanan yang tidak pasti,

merasakan kegelisahan pribadi namun tetap berusaha professional,

berusaha memodifikasi tindakan kegawatdaruratan dan sumber daya,

menghadapi dilemma dalam pemberian pelayanan di daerah yang

restritif, menggunakan strategi bertahan dalam keterbatasan dan

51

Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Qut}b: Rekonstruksi

Pemikiran Dakwah Harakah, (Jakarta: Penamadani, 2008), Cet. ke-2. 52

Desi Susilawati, “Studi Fenomenologi Pengalaman Indonesia dalam

Memberikan Penanganan Kegawatdaruratan pada Korban Konflik Bersenjata

di Luar Negeri,” Tesis, Prodi Magister Keperawatan, Peminatan Gawat

Darurat, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, 2016.

Page 40: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

22 ancaman keamanan, merasakan kepuasan telah memenuhi panggilan

hati untuk memberikan pelayanan yang di atas standard dan

mengharapkan adanya pembenahan dalam persiapan dan peningkatan

kerja sama dengan pihak terkait. Temuan di atas menguatkan

penelitian disertasi ini dalam mengeksplorasi betapa aksi kemanusiaan

yang dilakukan oleh lembaga NGO khususnya dalam bidang Medis

seperti MER-C sangat berat.

Tidak hanya itu, Ariyati Wulandari pada tahun 2018 juga

bahkan telah mengkaji MER-C secara langsung tentang MER-C dalam

menangani pengungsi etnis Rohingnya melalui program Rumah Sakit

Indonesia di Rakhine State, Myanmar.53

Dalam penelitiannya, ia

menggunakan teori English School untuk melihat pentingnya

kehadiran masyarakat internasional dalam politik dunia dan

pentingnya rezim internasional yang mengatur tatanan Hubungan

Internasional, serta konsep Non-Governmental Organization (NGO)

untuk menjelaskan mengenai NGO. Ia menjelaskan bahwa MER-C

sebagai aktor non-negara yang dinilai penting dalam perspektif

English School. Upaya MER-C dalam menangani pengungsi etnis

Rohingnya melalui program Rumah Sakit Indonesia di Rakhine State

dilakukan karena terjadi diskriminasi dan kekerasan terhadap etnis

Rohingnya yang merupakan etnis minoritas di Myanmar sehingga

mendorong etnis Rohingnya menetap di kamp pengungsian. Ada tiga

tahap dalam pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Rakhine State

yang sudah sampai pada tahap kedua, dan mulai masuk pada tahap

ketiga. Dalam menjalankan misi ini, MER-C harus menghadapi

banyak tantangan. Rumah Sakit merupakan bantuan jangka panjang

MER-C untuk para etnis Rohingnya yang menjadi korban konflik

kemanusiaan di Myanmar. Penelitian ini cukup relevan dengan

disertasi ini dalam konteks misi MER-C yang fokus pada gawat

darurat Medis. Meski demikian, penelitian Aryati ini hanya pada aksi

kemanusiaan tanpa mengungkap kembali apa yang ada di balik misi

itu. Oleh karena itu, disertasi ini akan mengungkap apa yang

sebenarnya terjadi yang belum pernah diungkap dari aksi kemanusiaan

MER-C.

53

Ariyati Wulandari, “Upaya Medical Emergency Rescue Committee

(MER-C) dalam Menangani, Pengungsi Etnis Rohingnya Melalui Program

Rumah Sakit Indonesia di Rakhine State, Myanmar,” Tesis, Program

Magister Ilmu Sosial, Sekolah Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan

Bandung, 2018.

Page 41: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

23

Dari kajian literatur yang ada, dapat dikatakan bahwa posisi

penelitian ini adalah mendukung penelitian terdahulu seperti Hilman

Latief, Fethulleh Ghulen, Peter Redfild dan Jamal Krafes yang lebih

menekankan pada persoalan sosial dan kemanusiaan sebagai

implementasi dari nilai-nilai dakwah bi al-hal dan menentang

pendapat yang hanya menekankan pendekatan sosial politik

sebagaimana konsep gerakan dakwah Sayyid Qutb dalm penelitian

yang ditulis oleh Ilyas Ismail. Meskipun penelitian tentang MER-C

juga telah dilakukan oleh Desi Susilawati dan Ariyati Wulandari, akan

tetapi setelah ditelusuri, belum ditemukan adanya penelitian tentang

MER-C sebagai organisasi yang berbasis keagamaan. Maka posisi

penelitian ini adalah untuk memberikan pandangaan yang lebih

khusus yakni bagaimana sebuah organisasi kemanusiaan yang

didasarkan pada prinsip-prinsip kemanusiaan universal juga memiliki

basis gerakan yang berlandaskan prinsip-prinsip kemanusiaan dan

dakwah.

C. Metodologi Penulisan

Buku yang merupakan hasil penelitian untuk disertasi

program doktor ini, menggunakan pendekatan normatif,

fenomenologis dan etnometodologi. Pendekatan normatif digunakan

sebab ia memandang agama dari segi ajarannya yang pokok dan asli

dari Tuhan yang di dalamnya belum terdapat penalaran pemikiran

manusia. Untuk bidang sosial, agama tampil menawarkan nilai-nilai

kemanusiaan, kebersamaan, kesetiakawanan, tolong-menolong,

tenggang rasa, persamaan derajat dan sebagainya.54

Karena yang

diteliti tentang dakwah dalam aksi kemanusiaan MER-C, maka

pendekatan normatif di sini ialah telaah mendalam terhadap gerakan

kemanusiaan MER-C berdasarkan norma atau kaidah yang sesuai

dengan ajaran Islam khususnya dakwah.55

Dalam konteks pendekatan

fenomenologis, penelitian ini mengacu pada konsep bahwa

pengetahuan tentang agama diperluas pada fenomena-fenomena sosial

lain dengan menggunakan cara yang sama dengan ilmuan-ilmuan

dalam bidang ilmu yang berbeda. Dengan kata lain fenomenologi

54

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo,

2008), Cet. ke- 21, h. 34. 55

Normatif adalah “berpegang teguh pada norma; menurut norma atau

kaidah yang berlaku”. Lihat Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 693.

Page 42: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

24 menarik suatu teori interpretasi dengan melakukan studi agama dalam

suatu cara non teologis. Gagasan umumnya tetap bersifat liberal yakni

menegaskan pentingnya pengkajian yang setara terhadap kultur

keagamaan dan sudut pandang tradisi yang berbeda-beda dengan

mengkonstruksi suatu kasus demi kepentingan studi agama dalam

dunia akademik.56

Sedangkan pendekatan etnometodologi adalah

bertujuan mendeskripsikan secara detail tentang praktek-praktek sosial

yang terorganisasi secara alamiah57

pada aksi kemanusiaan MER-C.

Dengan menggunakan pendekatan normatif, fenomenologis, dan

etnometodologi, peneliti melakukan pengelompokkan secara

sistematik tentang karakteristik data untuk menggambarkan aktivitas

kemanusiaan yang dilakukan oleh MER-C, watak keagamaan para

relawan dan aktivis dihubungkan nilai-nilai dakwah pada organisasi

MER-C.

Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber primer dan

sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah aksi dakwah

dan gerakan kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee

(MER-C) Indonesia khususnya di Gaza dan Lombok. Selain itu hal

terkait secara umum, sekretariat organisasi MER-C di Jalan Kramat

Lontar, No. J-150 Kecamatan Senen Jakarta-Pusat terutama para

dokter dan relawan menjadi sumber primer. Khusus aksi kemanusiaan

MER-C di Gaza, buku karya Joserizal Jurnalis dan Rita T. Budiarti,

Jalan Jihad Sang Dokter, Kisah dr. Joserizal dan TIM MER-C

Menantang Maut, Menyelamatkan Ribuan Nyawa, Demi

Kemanusiaan menjadi data primer Aksi kemanusiaan MER-C di Gaza.

Sedangkan sumber sekunder penelitian ini adalah karya tulis atau

litertur-literarur yang relevan dengan permasalahan yang diangkat,

khususnya buku-buku dan tulisan, catatan lapangan, serta pemberitaan

media massa yang berisi tentang pemberitaan mengenai aksi

kemanusiaan MER-C di Gaza dan Lombok.

56

Clive Erricker, “Pendekatan Fenomenologis,” dalam Peter Connolly

(ed.), Aneka Pendekatan Studi Agama, (Yogyakarta: LkiS, 2012), Cet. ke-4,

h. 118-119. 57

Andi Faisal Bakti, Commucation and Family Planning in Islam in

Indonesia: South Sulawesi Muslim Perceptions of a Global Development

Program, (Leiden-Jakarta: INIS, 2004), h. 222. Lihat juga dalam artikel

Daniel Susilo, “Etnometodologi sebagai Pendekatan Baru dalam Kajian Ilmu

Komunikasi,” Jurnal Studi Komunikasi, Volume 1, Edisi 1, Maret 2017. h.

65.

Page 43: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

25

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

metode wawancara, observasi dan dokumentasi sesuai dengan jenis-

jenis sumber data yang diperlukan. Wawancara dilakukan kepada

pimpinan lembaga yakni presidium MER-C, relawan dan perwakilan

masyarakat penerima manfaat, seperti dr. Joserizal Jurnalis, SpOT, dr.

Hadiki Habib, SpPD, Rima Manzanaris (Manajer Operasional MER-

C), Iis Islamiah (relawan non-medis), Rita Tambunan (perawat), dan

Khairul Mustafa (relawan MER-C dari Yayasan Al-Fatah), Kepala

Dusun Boyotan Baru – Desa Gumantar- Kec. Kayangan, Lombok

Utara, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kayangan, Anisa (korban

gempa/penerima manfaat), dan lain sebagainya.

Sedangkan observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan

dan misi kemanusiaan yang dilakukan MER-C baik dengan

mendatangi langsung sekretariat organisasi MER-C di Jalan Kramat

Lontar, No. J-150 Kecamatan Senen Jakarta-Pusat dan langsung

mendatangi Posko kemanusiaan MER-C di Lombok (NTB). Adapun

Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dokumen lembaga

yang berkaitan dengan aktifitas aksi kemanusiaan yang dilakukan

MER-C khususnya di Lombok, seperti catatan lapangan, buletin,

brosur, foto-foto kegiatan maupun kliping pemberitaan pada koran,

buku dan majalah, dan semua hal yang relevan dengan topik

penelitian ini.

D. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini sistematika penulisan dibagi ke dalam

bab-bab sebagai berikut, bab pertama pendahuluan yang berisi tentang

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, metode penelitian meliputi,

jenis dan pendekatan penelitian, tehnik pengumpulan data, tehnik

pengolahan dan analisa data, dan sistematika penulisan. Pada bab dua dibahas tentang dakwah keumatan dan nilai-

nilai kemanusiaan perspektif komunikasi Islam. Pada bab ini dibahas tentang diskursus dakwah keumatan, komunikasi Islam, dan Islam rah{matan lil ‘a>lami>n, makna dan kewajiban dakwah, konsep keumatan dalam dakwah (dakwah ila al-khair), dakwah sebagai komunikasi Islam, Islam rah{matan lil ‘a >lami>n sebagai karakteristik dakwah keumatan. Selain itu juga dibahas terkait gerakan kemanusiaan (Humanitarian Action) yang terdari tiga konsep, yaitu humanitas, humanisme, humanitarianisme. Bahkan pada bab ini juga

Page 44: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

26 dibahas tentang aksi kemanusiaan dalam perspektif religious NGO dan relasi dakwah dan aksi kemanusiaan.

Pada bab tiga, pertama menguraikan tentang sejarah dan prinsip kemanusiaan. Kedua, membahas mengenai aktivitas kemanusiaan, ketiga, Relawan sebagai “ujung tombak” aksi kemanusiaan dan, bagian keempat, uraian terkait model penggalangan dana. Medical Emergency Rescue Committee (MER-C): karakteristik dakwah dan misi kemanusiaan. sejarah dan perkembangan MER-C,visi, misi dalam lambang MER-C, struktur kepengurusan, sifat dan kedudukan keanggotaan relawan, misi kemanusiaan MER-C di dalam dan luar negeri, dan model penggalangan dana menjadi pembahasan utama bab ini.

Adapun bab empat dipaparkan mengenai karakteristik dan distingsi Gaza dan Lombok sebagai wilayah sasaran dakwah kemanusiaan MER-C. Pada bab ini dijelaskan secara detail tentang Gaza sebagai objek dakwah kemanusiaan MER-C di luar negeri. Untuk konteks Gaza, diungkap mengenai geopolitik Gaza dalam tragedi kemanusiaan Palestina, dinamika konflik kemanusiaan di Gaza, dan MER-C dan solidaritas muslim Indonesia untuk Gaza yang meliputi pendirian rumah sakit Indonesia, assesment dan humanitarian politik, pengiriman tim medis dan non medis, pada konteks Lombok, bab ini menjelaskan tentang Lombok sebagai objek dakwah kemanusiaan MER-C di dalam negeri, Lombok dalam keanekaragaman suku, budaya dan agama, sejarah kebencanaan Lombok dan aksi organisasi kemanusiaan, bencana Lombok tahun 2018 sebagai awal misi kemanusiaan MER-C di Lombok yang meliputi assesment dan humanitarian politik, pengiriman tim medis dan non medis, pendirian posko kesehatan, dan layanan pengobatan keliling. Dari sana juga dijelaskan tentang distingsi Gaza dan Lombok sebagai objek dakwah MER-C. Bab inti terakhir dalam penelitian ini ada pada bab V yang membahas tentang prinsip dakwah pada aksi kemanusiaan organisasi MER-C di Gaza dan Lombok. Prinsip-prinsip dakwah yang tergambar pada aksi MER-C dibahas dalam beberapa tema, yaitu, prinsip kemanusiaan universal sebagai perwujudan ukhrijat li al-nas, amar ma‟ruf dalam aksi kemanusiaan MER-C, nahy munkar melalui jihad profesi dan rahmatan lil ‘a>lami>n sebagai wujud prinsip keimanan. Bab keenam adalah penutup yang berisi kesimpulan, saran dan rekomendasi penelitian.

Page 45: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

27

BAB II

DAKWAH KEUMATAN DAN NILAI-NILAI

KEMANUSIAAN

Bab ini akan membahas tentang kerangka teori terkait tema

yang diteliti. Pembahasan diuraikan dalam tiga bagian. Pertama,

uraian seputar diskursus tentang Dakwah; yakni konsep keumatan

dalam dakwah (dakwah ila al-khair), komunikasi islami dan Islam

rahmatan li al-‘a>lami>n. Kedua, uraian terkait konsep seputar

humanitas, humanisme; humanitarianisme; serta aksi kemanusiaan

dalam pandangan Islam. Akhir dari pembahasan akan dibahas pada

subbab ketiga, seputar uraian tentang relasi dakwah dengan aksi

kemanusiaan.

A. Diskursus Dakwah: Dakwah Keumatan, Komunikasi Islami,

dan Islam rahmatan li al-‘a>lami>n

1. Makna dan Kewajiban Dakwah

Kata dakwah, berasal dari bahasa Arab, da’a>-yad’u>-da’watan,

yang berarti: “seruan; panggilan; ajakan; undangan; permintaan”.1

Kata dakwah yang terdapat di dalam al-Qu‟ran, apabila dilihat dari

akar katanya “da’a>”, paling tidak memiliki sepuluh arti, yaitu:

menyeru (QS. Ali „Imra>n/3:104); memanggil (QS. ar-Ru>m/30:25);

do‟a (QS. al-Baqarah/2:186); menganggap (QS. Maryam/19:91);

mengharapkan (QS. al-Furqa>n/25:13); meminta (QS.

Muhammad/47:37); keluhan (QS. al-A’ra>f/7:5); mengadu (QS. al-

Qamar/54:10); menyembah (QS. al-Jin/72:18); berteriak (QS. al-

Insyiqa>q/84:11). Perbedaan makna dari akar kata da’a> menunjukkan

bahwa tidak cukup memahami pengertian dakwah hanya dalam

konteks bahasa.

Istilah dakwah diungkapkan al-Qu‟ran dalam bentuk fi’il maupun mas{dar. Al-Qu‟ran menggunakan kata dakwah untuk

mengajak kepada kebaikan yang disertai dengan risiko masing-masing

pilihan. Di dalam al-Qu‟ran, dakwah dalam arti “mengajak” memiliki

dua arti yakni mengajak kepada Islam dan kebaikan, dan mengajak ke

neraka atau kejahatan.2

1Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia,

(Yogyakarta: Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, 1984), h. 439. 2M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, h. 17.

Page 46: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

28

Di samping itu, ayat-ayat yang menjelaskan istilah dakwah

banyak sekali dalam konteks yang berbeda. Misalnya mengajak

(manusia) kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran (QS. Ali

‘Imra>n/3:104); mengajak ke jalan Allah (QS. al-Nah}l/16:125); ajakan

kepada di>n al-Isla>m (QS. al-Sh}aff/61:7); menyeru kepada jalan yang

lurus (QS. al-Mu’minu>n/23:73); orang-orang musyrik yang menyeru

berhala-berhalanya agar memberi petunjuk; dan hasilnya seruan

mereka tidak diperkenankan, karena berhala-berhala tersebut tetap

diam (QS. al-A’ra>f/7:193); ajakan kepada Allah dan RasulNya (QS.

an-Nu>r/24:48 dan 51); ajakan berpegang kepada Kitab Allah (QS. Ali

‘Imra>n/3:23).

Berdasarkan inilah, ada yang berpendapat bahwa aktivitas

dakwah dalam konteks mengajak kepada kebaikan harus disebut

dengan “dakwah Islam”, sebab terdapat ajakan yang menjurus kepada

kemunkaran. Namun ada pula yang menegaskan, terminologi dakwah

telah maklum (dikenal) di kalangan masyarakat muslim sebagai

kegiatan ajakan yang bersifat Islami. Dengan demikian, istilah dakwah

sudah jelas keberadaannya, yakni aktivitas mengajak/menyeru ke jalan

Allah dan RasulNya. Karenanya, segala bentuk ajakan yang tidak

Islami bukanlah dakwah.

Dari pengertian tersebut dapatlah dipahami bahwa dakwah

pada dasarnya mengajak; yakni menyadarkan, mengarahkan dan

membimbing manusia agar berbuat sesuai dengan tuntunan ajaran

Islam tanpa adanya paksaan. Dakwah merupakan suatu aktivitas

mengajak kepada orang lain dalam bentuk lisan, tulisan, maupun

tingkah laku, yang dilakukan secara sadar untuk mengamalkan ajaran

Islam dengan berbagai metode. Tujuannya adalah untuk mengubah

manusia, baik individu maupun masyarakat dari kondisi yang tidak

baik kepada yang lebih baik, sehingga dapat meraih kebahagiaan

hidup di dunia dan di akhirat.3

3Di dalam al-Qur‟an, terdapat dua jenis pesan dakwah: Pertama, yang

maknanya memanggil akal agar digunakan untuk berpikir mencari kebenaran.

Allah SWT seringkali menggunakan redaksi “afala> ta’qilu>n” (tidakkah

engkau memikirkan). Kedua, pesan yang maknanya menghimbau rasa serta

hati agar tersentuh dan dapat memahami kebenaran. Hal ini diungkapkan al-

Qur‟an dengan redaksi “afala> tash’uru>n (tidakkah engkau merasakan). Lihat

Ahmad Atabik, “Konsep Komunikasi Dakwah Persuasif Dalam Perspektif

Page 47: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

29

Pada praktiknya, masalah pemahaman dan wawasan umat

Islam tentang dakwah menjadi problem dakwah itu sendiri.4 Pertama,

dakwah dipahami sebagai sebuah misi menyebarkan agama, yakni

mengajak orang-orang yang mempercayainya sebagai tugas suci yang

wajib dilakukan.5 Pemahaman semacam ini diungkapkan oleh Max

Muller, bahwa semangat memperjuangkan kebenaran itulah yang tak

kunjung padam dari jiwa para penganutnya, sehingga kebenaran itu

terwujud dalam fikiran, kata-kata dan perbuatan, sampai berhasil

menanamkan nilai kebenaran tersebut ke dalam jiwa setiap orang,

sehingga apa yang diyakini sebagai kebenaran diterima oleh seluruh

manusia.6 Pendapat Muller ini menggiring pemaknaan dakwah

menjadi sempit, yakni mengarah kepada misi atau tugas mengubah

keyakinan dengan berbagai cara agar mendapat banyak pengikut.

Kedua, dakwah dipahami sebagai kegiatan tabli>gh yang identik

dengan ritualitas keagamaan dalam bentuk ceramah dan pengajian-

pengajian majelis taklim. Pemahaman ini membuat aktifitas dakwah

hanya terlihat ketika peringatan hari-hari besar Islam dan tabligh-

tabligh akbar.

Terminologi dakwah sebagai sebuah kegiatan mengajak

dalam bentuk tabli>gh diungkapkan oleh beberapa pemikir dakwah

Al-Qur‟an, At-Tabsyir, Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, Volume 2,

Nomor 2, Juli-Desember 2014, h. 125. 4Problem dakwah secara garis besar dapat diidentifikasi ke dalam dua

faktor, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal berkaitan dengan soal

wawasan dan pelaksanaan dakwah di kalangan umat Islam. Sedangkan faktor

eksternal berkaitan dengan upaya-upaya dari kelompok tertentu yang

memusuhi Islam. Lihat Muhammad Ab>u al-Fath} al-Bayanuni>y, Al-Madkhal Ila> ‘Ilmi al-Da’wah, (Beirut: Muassasah al-Risalah, 1442 H/1993 M), Cet.

ke-2, h. 352-353. 5Sifat misionar agama ini dapat dilihat dalam kitab suci agama kristen

yang terdapat pernyataan” Pergilah kamu ke seluruh bumi, beritakanlah injil

itu kepada sekalian alam‟ (Markus, 16:15), dan “sebab itu pergilah kamu,

jadikanlah sekalian bangsa itu muridku serta membaptiskan dia dengan nama

Bapa, Anak dan Ruhul Kudus” (Matius/28:9). Dalam kitab suci al-Qur‟an

juga dinyatakan: “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu

dari Tuhanmu” (QS. Al-Ma>idah/5:67). 6Thomas W. Arnold, The Preaching of Islam, (Jakarta:

Widjaya,1981), Cet. ke-2, h. 1.

Page 48: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

30

seperti Muhammad Abu> al-Fat} al-Bayanuni>y dan Syekh ‘Ali> Mahfu>z}.7

Meskipun kedua pemikir tersebut memberikan definisi dakwah yang

sangat identik dengan kegiatan tabli>gh (ceramah), namun penekanan

makna dakwah tidak hanya dibatasi pada makna tabli>gh, tetapi juga

bagaimana pesan-pesan yang disampaikan dapat direalisasikan dalam

kehidupan.

Pemikir sekaligus praktisi dakwah Sayyid Qut}b menyatakan

bahwa dakwah adalah mengajak orang lain ke jalan Allah, bukan

untuk mengikuti seseorang (da>’i>) atau kelompoknya. Bagi da‟i,

tidaklah dakwah yang dilakukan itu, kecuali menjalankan tugas dan

kewajibannya kepada Allah SWT”.8 Pengertian dakwah yang

diungkapkan Sayyid Qut}b di satu sisi sejalan dengan konsep dakwah

Max Muller, yaitu menekankan pada misi suci yang wajib

dilaksanakan. Namun di sisi lain terdapat perbedaan yang mendasar,

yakni dalam pemikiran Sayyid Qut}b, dakwah adalah upaya maksimal

orang yang beriman untuk mewujudkan sistem (ajaran) Islam di dalam

realitas kehidupan, yang meliputi: akidah, ibadah, akhlak, syariah,

muamalah (ekonomi, politik serta hubungan antar negara) sesuai

prinsip dan asas Islam. Ini berarti, dakwah menjadi kewajiban yang

harus ditunaikan oleh seluruh umat Islam.

Ismail Raji al-Faruqi menyebutkan bahwa urgensi dari seluruh

aktivitas dakwah baik secara teori maupun praktek, dimulai dari

bagaimana cara seorang muslim memandang hakekat dirinya sebagai

seorang yang memiliki kewajiban menyeru semua manusia kepada

7Muhammad Ab>u al-Fath} al-Bayanuni>y merumuskan pengertian

dakwah sebagai berikut:

اىحاج اقع ف تطثق تعي ىياس اإلسال تثيغ

“Menyampaikan dan mengajarkan Islam kepada manusia untuk diterapkan

dalam realitas”

األجو اىعاجو تسعادج ىفصا اىنش ع اى تاىعشف األش اىذ اىخش عي اىاس حث

“Mengajak manusia kepada kebaikan dan petunjuk, menyuruh berbuat baik

serta mencegah berbuat munkar untuk mencapai kebahagiaan dunia dan

akhirat”. Lihat M. Yunan Yusuf dalam Munzier Suparta, Harjani Hefni (Ed.),

Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2003), Cet. ke-1, h. xv. 8Sayyid Qut}hb, Tafsi>r fi> Z}ilal al-Qur’a>n, (Kairo: Da>r al-Shuru>q,

1992), Jilid 4, Cet. ke-17, h. 2201-2202.

Page 49: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

31

kehidupan yang tunduk hanya kepada Allah dan kepada Islam sebagai

aturan dan prinsip hidup.9

Pandangan al-Faruqi sejalan dengan pernyataan al-Qur‟an

surat Yusuf /12: 108:

“Katakanlah, inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang

mengikutiku mengajak (kalian) kepada Allah dengan hujjah yang

nyata; Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang

musyrik”.

Ahmad Mushthafa al-Maraghi menafsirkan kalimat هذه سبيلي إلى

:dengan penegasan هللا

ز اىذعج اىت أدع إىا اىطشقح اىت أا عيا تحذ هللا إخالص اىعثادج

.ى د األثا األطا ست جyaitu dakwah yang aku serukan dan jalan yang aku tempuh ini, yakni

mentauhidkan Allah dan ikhlas beribadah kepadaNya semata, tanpa

patung dan berhala, adalah sunnah dan jalanku. Sedangkan kalimat

يرة أنا و من اتبعنيصعلى ب ditafsirkan: “Aku meyakini apa yang aku serukan,

dan aku mempunyai hujjah atas apa yang aku katakan. Demikian pula

dakwah ini diserukan oleh orang-orang yang mengikuti, mengimani

dan membenarkan aku.

اىحجح اىثشا عي ” أقه مزىل ذع ا أا عي ق ا أدع إىا ىذ

إىا أضا اتثع أ ت طذق.10

Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa Islam sebagai agama

yang lurus (al-din al-hanif), tidak menuntut kepatuhan dan ketaatan

menjalankan ajaran agama secara taqlid (ikut-ikutan tanpa dasar yang

kuat), melainkan ia adalah agama yang didasarkan atas hujjah dan

keterangan yang jelas. Islam bukan sekedar akidah yang bersemi di

dalam hati, bukan juga sekedar syiar-syiar agama atau ibadah ritual,

tetapi agama ini merupakan ikutan (ittiba>’) secara sempurna kepada

9Ismail R. Al-Faruqi, Louis Lamya Al-Faruqi, The Cultural Atlas of

Islam, (Macmillan Publishing Company, New York, Amerika Serikat, 1986),

h. 217. 10

Ahmad Mus{t{afa> al-Maraghi<, Tafsi>r al-Maraghi>, (Beirut: Da>r al-

Kutub al-‘ilmiyah, 1436 H/2015 M), Cet. ke-3, Jilid 13-15, h. 42.

Page 50: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

32

Rasulullah saw menyangkut apa yang beliau sampaikan dari

Tuhannya, dan apa yang beliau sunnahkan. Rasulullah saw adalah

patron yang harus diikuti oleh para da‟i dalam melaksanakan dakwah,

betapa pun tidak mungkin dapat menyamainya, dakwah „ala bashirah,

yakni atas dasar bukti-bukti yang jelas serta disertai keikhlasan yang

penuh.11

Karena itu, yang dituntut dari setiap muslim adalah

berdakwah sebatas kemampuannya, walaupun hanya satu ayat. Sesuai

keterangan sebuah hadis: “sampaikanlah dari ajaranku walau hanya

satu ayat” (Riwayat Bukhari).12

Bahkan dalam al-Qur‟an ditegaskan:

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya...” (QS al-Baqarah/2:286).

Hal ini diperkuat dengan penjelasan sebuah hadis:

س ى ، فئ نشا فيغش تذ ن سأ ، ستطع فثقيث ى ، فئ تطع فثيسا

.. )سا سي( ا رىل أضعف اإل 13

“Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran,

hendaklah ia mengubah dengan tangannya. Bila ia tidak mampu

melakukannya, maka hendaklah mengubah dengan lisannya. Bila ia

tidak mampu juga, maka hendaklah melakukan penentangan

kemungkaran dengan hatinya, dan itu selemah-lemahnya iman”. (HR.

Muslim. Nomor 49).

Hadis di atas menguatkan pernyataan QS. Ali „Imran /3:110

bahwa dakwah dalam arti yang luas merupakan kewajiban yang harus

dipikul oleh setiap muslim/muslimah. Minimal komitmen sikap

inklusif dan universal terhadap seluruh manusia, menolak

kemungkaran dengan hatinya, jika tidak bisa melakukan amar ma‟ruf-

11

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishba>h: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’a>n (Jakarta : Lentera Hati, 2002), Cet. ke-1, Volume 6, h.

522. 12

Hadits ini dari sahabat Abdullah bin „Amr bin al-Ash bin Wa‟il bin

Hasyim bin Su‟aid bin Sa‟ad bin Sahm al-Sahmiy. Ia adalah salah satu di

antara al-‘Abadilah (para sahabat yang bernama Abdullah, seperti „Abdullah

Ibn Umar, ‘Abdullah ibn Abbas, dan sebagainya) yang pertama kali memeluk

Islam, dan seorang di antara fuqaha‟ dari kalangan sahabat. Ia meninggal

pada bulan Dzulhijjah pada peperangan al-Harrah, atau menurut pendapat

yang lebih kuat, ia meninggal di Tha‟if. 13

Abu al Husain Muslim bin al-Hajja>j al-Qusyairi> an-Naisabu>ri>, S}ahih Muslim, (Beirut: Da>r al-Ihya’ al Turats al-‘Arabi>, 261 H.), Jilid I, Nomor 49,

h. 69.

Page 51: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

33

nahi munkar melalui power fisik dan lisan. Karena penolakan

kemungkaran dengan hati itu adalah tempat bertahan yang minimal

dan benteng penghabisan. Konsekuensi logisnya, jika hati sebagai

tempat bertahan yang terakhir sudah ditinggalkan, maka selemah-

lemahnya iman itupun sudah lenyap.

2. Konsep Keumatan dalam Dakwah (Dakwah Ila al-khair)

Penggunaan kata ummah dalam al-Qur‟an mengandung

beberapa pengertian, antara lain: seluruh manusia umat yang satu (QS.

al-Baqarah/2:213); masyarakat dengan tugas tertentu (QS. Ali ‘Imran/3:104); segolongan manusia yang menganut agama (QS. Ali ‘Imran/3:110); setiap generasi yang kepada mereka diutus seorang

Rasul (al-Nahl/16:36). Pengertian yang beragam tentang makna

ummah memiliki kesamaan dalam arti kelompok atau komunitas yang

tidak terbatas hanya yang beragama Islam (QS. al-Naml/27:83).

Dalam konteks sosiologis, ummah adalah “himpunan manusia

yang seluruh anggotanya bersama-sama menuju satu arah yang sama,

bahu membahu, dan bergerak secara dinamis di bawah kepemimpinan

bersama”.14

Dalam Piagam Madinah, kata ummah dapat

diinterpretasikan sebagai “negara”. Mengacu kepada QS. Ali ‘Imran/3:104 dan 158, ummah identik dengan masyarakat yang

mengemban fungsi tertentu, yaitu menyelenggarakan keumatan

dengan menegakkan amar ma‟ruf dan nahi munkar serta

menyelenggarakan sistem musyawarah.

Istilah ummah dapat diartikan sebagai kelompok tertentu yang

menjadi wakil masyarakat. Pembentukan kelompok ini akhirnya

menjelma menjadi suatu pemerintahan atau negara.15

Dengan

demikian, ummah yang diekspresikan dalam realitas sejarah

khususnya pada periode Madinah adalah ummatan wahidah (kesatuan

masyarakat). Walaupun beragam dalam segala hal, namun masyarakat

Madinah adalah umat yang satu. Kaum Yahudi menjadi satu ummah

dengan kaum muslimin di bawah Piagam Madinah. Nabi Muhammad

saw telah menyusun persetujuan untuk mendapatkan ketetapan-

ketetapan yang disepakati bersama, bukan mendirikan sebuah negara

teologis. Dalam hal ini semua kelompok suku dan agama diberikan

14

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishba>h, h. 174. 15

M. Dawam Rahardjo, “Ummah”, Ulumul Qur‟an, III, 1, (1992), h.

61.

Page 52: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

34

otonomi penuh untuk memelihara tradisi serta kebiasaan mereka

masing-masing.

Keragaman masyarakat Madinah waktu itu (ras, suku, dan

agama) dipersatukan di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad saw,

dan itulah yang dinamakan ummah. Ini menunjukkan makna ummah

berlaku bagi komunitas tanpa dibedakan dengan nama agama,

walaupun secara konotatif sering dinisbatkan kepada komunitas

muslim. Misalnya ummah diidentikkan dengan masyarakat Indonesia,

padahal penduduk di negeri ini plural, khususnya dari sisi agama:

Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Oleh sebab itu,

sudah tidak dipersoalkan jika ada ungkapan umat Kristen, umat

Hindu, umat Budha atau umat Konghucu. Barakat Ahmad

mengatakan:

“While the orientalists differ as regards the development of

the term in the Qur‟an, some Muslim scholars assert that the

term ummah describes the community of Muslim, but this is

only partly true. It describes the de facto position. In theory

the use of the term ummah during the major portion of the

Apostle‟s career was not restricted to Muslims alone.”16

Para orientalis membedakan perkembangan istilah al-Qur‟an

tentang ummah. Sebagian sarjana Muslim menyatakan bahwa istilah

ummah menggambarkan masyarakat Muslim, tetapi ini tidak

seluruhnya benar. Istilah ini menggambarkan kedudukan secara de

facto. Secara teoretis, penggunaan istilah ummah adalah selama karir

kerasulan dan tidak terbatas pada komunitas Muslim saja).

Nabi Muhammad saw membangun ummah bersifat universal

dan berlaku untuk seluruh manusia. Konsep ummah diterapkan di

Madinah berdasarkan kesepakatan antar berbagai suku yang memiliki

keyakinan agama yang berbeda. Kesepakatan tersebut dikenal dengan

Piagam Madinah atau Sahifah, yakni Undang-Undang Dasar yang

mengikat anggota masyarakat Madinah dengan perjanjian. Karena itu,

masyarakat Madinah sering disebut masyarakat Sahifah.17

Dengan adanya Piagam Madinah, secara bertahap Nabi

Muhammad saw dapat mengorganisasikan penduduk Madinah yang

heterogen menjadi masyarakat yang tertib dan teratur, yaitu

16

Barakat Ahmad, Muhammad and The Jews, A Re-Examination,

(New Delhi: 1979), h. 39. 17

Barakat Ahmad, Muhammad and The Jews, h. 39.

Page 53: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

35

masyarakat yang di dalamnya terdapat satu sistem hubungan tertib

sosial yang mencakup semua kelompok untuk hidup bersama dan

bekerja sama dalam satu wilayah. Sebelum itu, masyarakat Arab tidak

pernah hidup sebagai satu komunitas antar suku dengan suatu

kesepakatan.18

Dalam Piagam Madinah, ummah menjadi prinsip kunci untuk

memahami komunitas warga Madinah. Konsep inilah yang menjadi

perekat utama dalam komunitas negara Madinah. Aplikasi ummah

dalam negara Madinah sarat dengan visi etis kehidupan

bermasyarakat, seperti: toleransi, solidaritas sosial, egalitarianisme,

taat asas, keterbukaan, partisipasi, berketuhanan dan sebagainya.

Ummah juga ditugasi fungsi kontrol untuk menyeru kebaikan dan

mencegah kemungkaran.19

Konsep ummah yang dibangun Nabi Muhammad saw

diidentikkan dengan masyarakat madani atau civil society. Istilah

madani,20

diambil dari kata madinah yang secara etimologis

18

Musdah Mulia, Negara Islam, (Depok: Kata Kita, 2010), Cet. ke-1,

Edisi kedua, h. 213. 19

Vita Fitria dan Sri Agustin Sutrisnowati, “Civil Society, Konsep

Ummah Dan Masyarakat Madani,”

https://journal.uny.ac.id/index.php/humanika/article/view/3199, diakses 17

Mei 2016, h. 18. 20

Pada abad ke-14, Ibn Khaldun dalam bukunya, The Muqaddimah:

An Introduction to History, (New York, N.Y: Pantheon House,1958)

mengenalkan konsep hadharah yang kini dapat diterjemahkan menjadi

masyarakat madani. Dalam dunia Melayu, masyarakat sipil secara populer

didefinisikan sebagai masyarakat madani atau masyarakat sipil. Namun

demikian, Barat tidak menyukai istilah itu. Mereka lebih memilih istilah

independen. Di Indonesia, para sarjana menggunakan istilah masyarakat sipil

berdasarkan dua pandangan, yaitu “tradisionalis” terutama NU, dan

“modernis” yang kebanyakan simpatisan Muhammadiyah. Kelompok

pertama cenderung menerjemahkan civil society ke dalam arti asli dari istilah

tersebut, yakni masyarakat sipil. Kalangan tradisionalis tidak setuju

menerjemahkan civil society sebagai masyarakat madani, sebab istilah

masyarakat sipil berasal dari Barat pada zaman modern, sehingga tidak dapat

berlaku surut pada masyarakat muslim. Namun di dunia Melayu saat ini,

definisi masyarakat madani yang paling diterima, yang bagi sebagian ulama

memiliki makna yang lebih normatif dari pada “masyarakat sipil”. Lihat Andi

Faisal Bakti, “Paramadina and its Approach to Culture and Communication:

Page 54: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

36

mengandung dua makna, yaitu masyarakat kota dan masyarakat

beradab. Mengacu pada kota Nabi Muhammad saw, kota Madinah al-

Munawwarah dipercayai sebagai negara-kota Islam yang ideal.

Implikasinya adalah bahwa masyarakat sipil bukanlah konsep baru

dalam Islam. Olaf Schumann21

menyatakan, “kata madaniyyah yang

disebutkan oleh Muhammad Abduh22

sebanding dengan kata polis

dalam bahasa Yunani. Bagi Schumann, meskipun ada kesenjangan

kronologis antara kata madaniyyah dan polis, namun keduanya

memiliki kesamaan konseptual. Secara semantik, kata madinah dan

madani terkait erat, dan tidak terlalu jauh dari makna polis. Dalam

bahasa Ibrani modern digunakan kata medinat yang akar katanya sama

dengan madina, seperti Medinet Yisrael (Kota Israel). Maka, kata

madinah dan madani juga mengacu pada negara.”23

Istilah masyarakat madani dibawa ke Indonesia oleh Dato Seri

Anwar Ibrahim yang ketika itu sebagai Menteri Keuangan dan wakil

Perdana Menteri Malaysia, dalam acara Simposium Nasional pada

Festival Istiqlal, 26 September 1995 di Jakarta. Nama masyarakat

madani merupakan terjemahan dari “mujtama‟ madani”, yang

diperkenalkan oleh Naquib al-Attas, seorang ahli sejarah dan

peradaban Islam dari Malaysia, pendiri Institut for Islamic Thougt and

Civilization (ISTAC) yang disponsori oleh Anwar Ibrahim.24

Di Indonesia, istilah masyarakat madani dipopulerkan oleh

Nurcholish Madjid. Ia mendeskripsikan istilah ini dalam perspektif

keindonesiaan dengan menafsirkan bahwa wujud nyata masyarakat

madani, pertama kali dalam sejarah adalah hasil usaha Nabi

Muhammad saw. Tindakannya mengganti nama dari Yatsrib menjadi

Madinah bukanlah suatu kebetulan, karena perubahan nama tersebut

an Engagement in Civil Society,” In: Archipel, Volume 68, 2004.

https://doi.org/10.3406/arch.2004.3840. Diakses, 10 Oktober 2018. 21

Olaf Schumann, “Dilema Islam Kontemporer: Antara Masyarakat

madani dan Negara Islam,” Paramadina 1 (2), 1999, h. 48-75. 22

Muhammad Abduh menyebutkan kata madaniyyah dalam karyanya:

Al-Islam wa al-Nashraniya ma‟a al-„Ilm wa al-Madaniyyah, (1970). 23

Andi Faisal Bakti, “Demokrasi, Tata Kelola Pemerintahan, Dan

Masyarakat Madani Di Indonesia” dalam Andi Faisal Bakti dkk., (ed.),

Literasi Politik dan Konsolidasi Demokrasi, (Ciputat: Churia Press, 2012),

Cet. ke-1, h. 16-17. 24

Vita Fitria dan Sri Agustin Sutrisnowati, “Civil Society, Konsep

Ummah Dan Masyarakat Madani,” h. 15.

Page 55: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

37

semacam isyarat langsung akan adanya definisi proklamasi atau

deklarasi, bahwa di tempat baru itu hendak terwujud suatu masyarakat

yang teratur. Pada hakikatnya, masyarakat madani adalah reformasi

total terhadap masyarakat Arab Jahiliyah yang tidak mengenal hukum,

dan terhadap supremasi kekuasaan pribadi seorang penguasa.25

“Nurcholish Madjid mendirikan Paramadina26

tahun 1986,

empat tahun sebelum Naquib al-Attas mengenalkan istilah masyarakat

madani. Nama Paramadina diambil dari parama (prime) dan dina

(agama kami). Ketika masyarakat sipil menjadi konsep yang tersebar

luas di Indonesia, Madjid mengadopsinya sebagai terjemahan baru

untuk masyarakat madani. Pada tahun 1990-an, masyarakat madani

memasuki kamus Melayu-Indonesia, dan digunakan oleh para sarjana

serta pejabat pemerintah sejak masa Soeharto. Habibie, presiden

pertama ICMI menggunakan istilah tersebut secara ekstensif. Tahun

1999, terbit buku “Transformasi Bangsa menuju Masyarakat Madani”

yang ditulis oleh anggota ICMI dan Nurcholish Madjid.”27

Salah satu elemen penting terwujudnya masyarakat madani

adalah “civilize society” (masyarakat yang berbudaya). Karena itu,

konsep masyarakat madani atau civil society bukan hanya merupakan

konsep ideal, tetapi juga berlandaskan empirik. Ada beberapa

karakteristik yang dapat dikatakan sebagai ciri-ciri dari masyarakat

25

Vita Fitria dan Sri Agustin Sutrisnowati, “Civil Society, Konsep

Ummah Dan Masyarakat Madani,” h.16. 26

Lembaga yang didirikan Nurcholis Madjid ini dikatakan berasal dari

kata parama (perdana/utama) dan dina (agama kita), yang berarti “agama

utama kita”. Dengan demikian, tahun 1986-1990, Madjid tidak

menghubungkan Paramadina dengan kata madina, bahkan ia juga tidak

pernah menyebutkan istilah “masyarakat madani”, atau masyarakat sipil,

karena istilah itu hanya dikenal di Indonesia pada tahun 1990. Namun setelah

pidato al-Attas, Madjid mengadopsi arti Paramadina sebagai kombinasi dari

para dan madina. Padahal, Paramadina pada mulanya sering dijelaskan oleh

Madjid berasal dari kata parama (prime/utama) dan dina (agama kita), ketika

organisasi in didirikan tahun 1986. Madjid juga mengembangkan lebih jauh

ide-idenya mengenai masyarakat madani dengan menggunakan kata madina

sebagai tema inti dari pidato-pidato dan makalahnya dalam berbagai seminar.

Lihat Andi Faisal Bakti, “Demokrasi, Tata Kelola Pemerintahan, Dan

Masyarakat Madani Di Indonesia,” h. 17. 27

Andi Faisal Bakti, “Paramadina and its Approach to Culture and

Communication: an Engagement in Civil Society,” In: Archipel, Volume 68,

2004. https://doi.org/10.3406/arch.2004.3840, diakses 8 Juni 2015.

Page 56: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

38

madani: a) masyarakat demokratis; b) masyarakat yang menjunjung

tinggi dan menghargai HAM; c) masyarakat yang mempunyai

komitmen tinggi bagi tegaknya hukum; d) masyarakat yang

profesional.28

Sebagai sebuah konsep, civil society berasal dari proses

sejarah masyarakat Barat. Akar perkembangannya dapat dirunut mulai

Cicero (106-43 SM) dan bahkan sampai Aristoteles (384-322 SM).

Cicero merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah civil

society dalam filsafat politiknya. Di sini, civil society identik dengan

the state (negara), yaitu sebuah komunitas yang mendominasi

sejumlah komunitas lain.29

Sedangkan Aristoteles tidak menggunakan

istilah civil society, tetapi koininie politike, yakni sebuah komunitas

politik tempat warga dapat terlibat langsung dalam pengambilan

keputusan. Namun pada pertengahan abad 18, terminologi ini

mengalami pergeseran makna. Negara dan civil society kemudian

dimengerti sebagai dua buah entitas yang berbeda, sejalan dengan

proses pembentukan sosial dan perubahan-perubahan struktur politik

di Eropa sebagai akibat dari zaman enlightment dan modernisasi yang

sangat berperan menggusur rezim-rezim absolut.

Tidak hanya dalam konsep Barat, Islam pun sudah menerapkan

konsep yang identik dengan civil society melalui pemerintahan Nabi

Muhammad saw dengan memproklamirkan Piagam Madinah dengan

konsep ummahnya. Dalam perkembangannya, pemaknaan konsep

ummah yang identik dengan civil society mengalami perubahan

istilah, yakni konsep masyarakat madani.30

Syafi‟i Ma‟arif

membedakan civil society dengan masyarakat madani melalui

perspektif sejarah, menurutnya civil society merupakan hasil dari

gerakan renaisans yang modern namun bersifat sekuler, yakni

memiliki nilai spirituan dan moral-transendental yang lemah karena

menyingkirkan Tuhan dalam prakteknya. Sedangkan masyarakat

madani hadir dan lahir dari nilai-nilai ketuhanan dan petunjuk Tuhan.

28

Vita Fitria dan Sri Agustin Sutrisnowati, “Civil Society, Konsep

Ummah Dan Masyarakat Madani,”

https://journal.uny.ac.id/index.php/humanika/article/view/3199, h. 19-20. 29

Muhammad AS Hikam, Demokrasi dan Civil Society, (Jakarta:

LP3S, 1996), h. 1. 30

Vita Fitria dan Sri Agustin Sutrisnowati, “Civil Society, Konsep

Ummah Dan Masyarakat Madani,”

https://journal.uny.ac.id/index.php/humanika/article/view/3199, h. 11-12.

Page 57: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

39

Dengan demikian Ma‟arif menyimpulkan bahwa masyarakat madani

adalah masyarakat yang terbuka, egaliter, dan toleran berdasarkan

etika transcendental yang bersumber dari wahyu Allah.31

Dari uraian di atas dapat ditegaskan, konsep ummah yang

diterapkan oleh Nabi Muhammad saw memiliki relevansi dengan

masyarakat madani atau civil society, antara lain:32

1. Dari segi watak dasar, kedua konsep tersebut mempunyai kesamaan

sifat, yaitu terbuka, dinamis, dan berorientasi non utopis. Bedanya,

sifat keterbukaan dan dinamika makna ummah jauh lebih luas

dibandingkan civil society, sementara watak non utopis civil

society lebih menonjol, karena umumnya ia terbentuk dari dari

realitas empirik, sementara ummah tidak sepenuhnya empirik,

karena mengandung muatan-muatan normatif yang terderivasi dari

ajaran agama.

2. Dilihat dari latar belakang munculnya konsep, civil society muncul

dari latar belakang yang beragam dari situasi masyarakat yang

terancam kacau akibat menguatnya individualisme dan tajamnya

benturan kepentingan. Sedangkan ummah, situasi konflik yang

terjadi antar suku di Madinah, krisis moral, dan spiritual masa itu

sangat melatarbelakangi munculnya konsep ummah. Persamaan

antara kedua konsep tersebut, sama-sama berakar dari konflik

dalam masyarakat. Perbedaannya, terletak pada keberadaan dan

fungsi negara. Dalam konsep ummah, institusi negara yang

dibentuk masih sederhana, dan kinerja masyarakat dinilai lebih

penting dari pada kinerja negara. Sementara negara menurut

Hobbes, keberadaannya dipandang sebagai suatu keharusan yang

mempunyai kekuatan absolut dan memegang peranan penting

dalam mengelola masyarakat.

3. Hubungannya dengan agama, civil society merupakan konsep

sekuler yang dalam perjalanannya mendapat sentuhan dan

legitimasi agama. Sedangkan ummah adalah konsep normatif

keagamaan yang dalam praktiknya dicoba diobjektivikasikan

dalam realitas empirik.

31

A. Syafi‟i Ma‟arif, Mencari Autentisitas Dalam Kegalauan,

(Yogyakarta: PSAP, 2004), h. 84. 32

Vita Fitria dan Sri Agustin Sutrisnowati, “Civil Society, Konsep

Ummah Dan Masyarakat Madani,” h. 20-21.

Page 58: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

40

4. Unsur perekat kesatuan civil society adalah kewarganegaraan.

Sedangkan perekat ummah cukup beragam, bisa agama, kesamaan

generasi, kesamaan karakter etik, kesamaan bangsa, dan

sebagainya. Dalam hal ini, dimensi agama lebih dominan

mewarnainya.

Penerapan konsep ummah yang dibangun Nabi Muhammad

saw di Madinah berjalan efektif, karena spiritnya menekankan

pentingnya aspek komunitas dalam masyarakat. Dipersatukannya

penduduk Madinah menjadi satu umat merupakan indikator bahwa di

dalam ummah terpancang bangunan persaudaraan, persamaan, dan

keadilan berlandaskan nilai-nilai etika dan spiritualitas. Salah satu

nilai spiritualitas yang paling pokok seperti diungkapkan QS. Ali

„Imran/3:110 adalah beriman kepada Allah SWT.

Beberapa pendapat menyebutkan bahwa istilah ummah, tidak

hanya berarti umat satu agama tertentu, tetapi semua pengnut agama

lain yang berada dalam pemerintahan Islam yang diistilahkan dengan

ahl zimmy. Seiring dengan dominannya sistem Negara nasional di

kalangan umat Islam, konsep ummah menciut menjadi umat Islam. 33

Menurut Ali Syari‟ati, ummah adalah konsep khas yang ada

dalam Islam. Ia menggantikan beberapa istilah yang disebutkan oleh

Montgomery Watt mempunyai kemiripan erat, seperti: nation,

qabi>lah, qaum, sha’b, t{abaqah, mujtama’/jama>’ah, t{a>ifah, ras, massa,

people.34

Dikatakan Ali Syari’ati menyatakan bahwa kata ummah

33

Bustanuddin Agus, Agama dalam Kehidupan manusia, Pengantar

Antropologi Agama, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada), 2006, h. 212. 34

Ali Syari‟ati, Al-Ummah wa al-Ima>mah, (Beirut: Dar al-Amir li al-

Tsaqafah wa al-„Ulum, 1438 H/2007 M), Cet. ke-2, h. 41-44. Nation akar

katanya naitre, artinya bangsa. Sifat dasar dan pengikat alamiah yang sakral

dan real yang mengikat individu-individu dalam masyarakat (nation) adalah

kekerabatan, ras, dan keamanan keturunan (al-qara>bah wa wah{dah al-dam wa al-‘irq). Istilah qabilah telah berusia sangat tua, bahkan mungkin lebih tua

dibandingkan istilah nation. Qabi>lah merupakan kumpulan individu-individu

yang memiliki tujuan yang sama, yang bernaung di bawah qabilah itu. Unsur

yang paling kuat dalam mempersatukan individu-individu dalam masyarakat

seperti ini adalah kesamaan tujuan, yaitu cita-cita yang dengannya mereka

menjadi bersatu. Qaum adalah komunitas yang kehidupannya dibangun atas

dasar penyelenggaraan fungsi-fungsi secara bersama-sama antara individu-

individu (qiya>m al-afra>d bi al-ishtira>k muttah{idi>n fi> ada>i al-‘amal). Artinya,

individu-individu yang menjadi anggota qaum itu, merupakan sekelompok

Page 59: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

41

berasal dari ‚amma‛, yang berarti ‚bermaksud (qas{ada) dan berniat

keras (‘az{i>ma). Pengertian ini mencakup tiga makna: gerakan

(h{arakah), tujuan (hadaf), dan ketetapan hati yang sadar (qiraru wa’in). Pada awalnya, kata amma berarti ‚kemajuan‛ (al-taqaddum).

Secara luas, kata amma mengandung empat arti: usaha (ikhtiya>r), gerakan (h{arakah), kemajuan (taqaddum), dan tujuan (hadaf). Berdasarkan makna-makna ini, secara prinsipal, kata ummah dapat

diartikan sebagai ‚jalan yang terang‛ (al-t{ari>q al-wa>d{ih{), artinya,

kelompok manusia yang menuju ke jalan tertentu. Dengan demikian,

kepemimpinan dan keteladanan (al-qiya>dah wa al-iqtida>’), jalan dan

tempat yang dilalui (al-masi>r wa al-t{ari>q) terangkum dalam istilah

ummah.

Istilah ummah digunakan Syari‟ati untuk menyebut konsep

masyarakat ideal. Keistimewaan ummah menurutnya adalah

menempatkan kebersamaan dalam arah tertentu serta pembentukan

kekerabatan baik lahir maupun batin sebagai ciri dasar yang mengikat

umat manusia. Istilah ummah merupakan istilah yang dinamis dengan

landasan ideologi yang bergerak mengarah pada tujuan bersama.

Ali Shariati mendefinisikan makna ummah:

جاعح إساح شتشك جع أفشادا ف ذف شتشك، قذ اىتف تعض حه

.تعض، ىن تحشما تاتجا ذف اىشج عي أساس قادج شتشمح“Sekumpulan manusia yang para anggotanya memiliki tujuan yang

sama, yang satu sama lain bahu membahu agar dapat bergerak menuju

tujuan yang dicita-citakan, berdasarkan kepemimpinan yang

disepakati bersama”. 35

Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa konsep

ummah dalam pandangan Syari‟ati, terdiri dari tiga unsur: (1)

persamaan tujuan yang dimiliki oleh sekelompok orang (al-ishtira>k fi> al-hadaf wa al-qiblah); (2) adanya pergerakan yang dilakukan untuk

mencapai tujuan (al-masi>r bi ittija>h al-qiblah wa al-hadaf); (3)

orang yang menghuni suatu wilayah tertentu dan secara bersama-sama

melaksanakan tugas mereka. Thabaqah (kelas) adalah sekumpulan manusia

yang memiliki langgam hidup, institusi, profesi, dan penghasilan yang sama

serta setingkat. Orang-orang itu membentuk elit atau kelas tertentu. Istilah

muj’tama’ atau jama>’ah, sekarang berlaku di kalangan masyarakat umum,

seperti halnya ia berlaku pula dalam dunia keilmuan (al-is{t{ila>h al-shai’ fi > al-wast{i al-‘a>m kama> annaha> al-musht{alah{ al-‘a>lami>).

35Ali Syari’ati, Al-Ummah wa al-Ima>mah, h. 46-49.

Page 60: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

42

keharusan akan adanya pemimpin dan petunjuk kolektif atau imamah (wuju>b al-qiya>dah wa al-hida>yah al-mushtarikah).

36

Konsep ummah yang diungkapkan oleh Ali Syari‟ati sejalan

dengan rumusan pengertian ummah menurut Ahmad Mushtafa al-

Maraghi, yaitu:

اىجاعح اىؤىفح أفشاد ى ساتطح تض، حذج ن تا ماألعضاء ف تح

اىشخض“Kelompok atau organisasi yang menghimpun individu-individu

dalam satu ikatan, sehingga memiliki ketergantungan antara satu

dengan lainnya bagaikan anggota tubuh, untuk saling melengkapi sisi-

sisi kelemahan dan sedapat mungkin terhindar dari kesalahan berbuat

dosa”.37

Pada prinsipnya, ummah merupakan masyarakat terorganisir

yang melaksanakan tugas suci, yaitu menegakkan amar ma‟ruf dan

nahi munkar dengan landasan keimanan yang kokoh kepada Allah

SWT (QS. Ali „imran/3:110). Komunitas yang konsisten

memerintahkan agar manusia berbuat baik, dan mencegah mereka dari

kemungkaran yang didasarkan pada keimanan disebut “khairu ummah‛, yakni umat terbaik yang dilahirkan ke muka bumi. Sayyid

Qutb menyebutkan bahwa khairu ummah adalah “al-ummah al-muslimu>n‛ (kaum muslimin).

38

Dengan demikian, khairu ummah memiliki arti yang khusus

untuk umat Islam yang konsisten menjalankan aktivitas dakwah

dengan tiga indikator: al-amr bi al-ma‟ruf (memerintahkan berbuat

kebajikan), al-nahy ‘an al-munkar (mencegah kemungkaran), dan al-

i>ma>n billa>h (beriman kepada Allah. Keberhasilan dakwah diukur jika

tercapai tujuan akhir dari dakwah, yakni terwujudnya khairu ummah (umat terbaik) yang basisnya didukung oleh muslim yang memiliki

kualitas SDM (khair al-bariyyah) sebagaimaan dalam QS. al-

Bayyinah/98:7-8. Sebagai khairu ummah, seorang muslim berarti

telah memiliki dedikasi (pengabdian) terhadap agamanya, dan sebagai

khair al-bariyyah, ia mempunyai kemampuan kualitatif bagi alam

semesta (rah{matan lil ‘a >lami>n). Berdasarkan itu, dalam melaksanakan

36

Ali Syari‟ati, Al-Ummah wa al-Ima>mah, h. 48-49. 37

Ahmad Mushtafa al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, (Beirut: Dar al-

Fikr, t.th). 38

Sayyid Qut}hb, Tafsi>r fi> Z}ilal al-Qur’a>n, h. 447.

Page 61: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

43

aktivitas dakwah dibutuhkan kekuatan kolektif yang terlembagakan

dalam institusi keumatan.

Sedangkan urgensi keumatan dalam dakwah, dapat dilihat dari

pernyataan ayat al-Qur‟an tentang kewajiban melakukan dakwah

dalam surat Ali „Imran /3: 104:“Dan hendaklah di Antara kamu ada

segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat

ma‟ruf dan mencegah dari perbuatan mungkar… “. Kata hendaklah

yang dalam dalam bahasa Arabnya “waltakun‛ menuntukkan perintah

wajib. Lam yang masuk pada fi’il mudhari’ (takun), disebut lam amar,

yaitu lam yang bermakna perintah.

Berdasarkan ayat tersebut, Sayyid Qut{b mengklasifikasikan

tugas berdakwah ke dalam tiga katagori. Pertama, da’wah ila > al-khair39

(mengajak kepada kebajikan) adalah diwajibkan kepada umat

Islam secara keseluruhan, baik jamaah, penguasa, organisasi dan

sebagainya. Kedua, dakwah dalam tahap al-amr bi al-ma’ru>f40

39

Al-Khair adalah nilai universal yang diajarkan oleh al-Qur‟an dan

Sunnah. Menurut Rasulullah saw, al-khair mengandung arti: “ittiba>’ al-qur’a>n wa sunnati>” (mengikuti al-Qur‟an dan sunnahku). M. Quraish Shihab,

Tafsir Al-Mishba>h, (Jakarta: Lentera Hati, 2000), Cet. ke-1, Vol. 2, h. 164.

Ahmad Mushtafa al-Maraghi menyebutkan, al-khair ialah “sesuatu yang di

dalamnya terkandung kebaikan bagi umat manusia dalam masalah agama dan

duniawi” (ma> fi>hi s{ala>h{ al-na>s fi> al-di>n wa al-dunya>). Lihat Ahmad Mushtafa

al-Mara>ghi>, Tafsi>r al-Maraghi, (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1436

H/2015 M), Jilid 2, Cet. ke-3, h. 17. 40Al-Ma’ruf adalah ‚sesuatu yang baik menurut pandangan umum

satu masyarakat selama sejalan dengan al-khair‛. Konsep ma’ruf hanya

membuka pintu bagi perkembangan positif masyarakat, bukan

perkembangan negatifnya. M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, 164-165.

Ahmad Mushtafa al-Maraghi lebih mempertegas, al-ma’ruf ialah ‚apa yang

dianggap baik oleh syariat dan akal‛ (ma> istahsanahu> al-shar’u wa al-‘aql). Ahmad Mushtafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, 17. sedangkan munkar adalah ‚apa yang dilarang syara’ dan dinilai buruk oleh akal sehat‛ (ma> naha> ‘anhu al-shara’ wa istaqbahahu al-‘aqlu al-Sali>m). Bandingkan Muhammad

Ali al-Shabuni, Shafwat al-Tafasir, (Kairo: Dar al-Shabuniy, 1431 H/2009

M), Jilid 1, Cet. ke-1, h. 201. Dari dua definisi tersebut, yang menjadi

ukuran ma’ruf atau munkarnya sesuatu ada dua, yaitu agama dan akal sehat

atau hati nurani, bisa kedua-duanya sekaligus atau salah satunya. Semua

yang diperintahkan oleh agama adalah ma’ruf, begitu juga sebaliknya, semua

yang dilarang agama adalah munkar. Adapun hal-hal yang tidak ditentukan

oleh agama, maka ukuran ma’ruf dan munkarnya ditentukan oleh akal sehat

Page 62: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

44

(menyuruh berbuat yang ma’ruf), dan ketiga dakwah dalam bentuk

al-nahy an al-munkar41 (mencegah dari perbuatan yang mungkar).

Katagori dakwah yang kedua dan ketiga ini hanya dapat dilakukan

oleh penguasa, karena amar ma’ru>f-nahi munkar tidak akan terealisasi

tanpa kekuasaan.42

Maka dalam berdakwah harus ada dua kelompok,

yaitu kelompok yang bertugas mengajak dan kelompok yang bertugas

memerintah serta melarang. Kelompok kedua ini merupakan golongan

dari kalangan pemegang kekuasaan, sebab yang ma‟ruf dapat

terwujud, dan yang munkar dapat sirna jika merealisasikan perintah

dan larangan ditopang dengan kekuasaan.

Adapun jenis wajib yang dimaksud di dalam dakwah menurut

Toha Yahya Omar adalah wajib kifayah. Namun dakwah itu tidak

akan sukses apabila umat Islam hanya menganggapnya sebagai fardhu

kifayah seperti halnya menyalatkan orang mati.43

Kewajiban dakwah

bagi umat Islam diletakkan dalam dua konsepsi. Pertama, secara

mikro yang berarti: segolongan umat, yakni kelompok professional di

bidang dakwah (para da‟i, muballigh, ulama, cendekiawan). Kedua,

secara makro, yaitu seluruh umat Islam diwajibkan berdakwah sesuai

dengan profesinya masing-masing.44

atau hati nurani. Berdasarkan ini, al-Ashfahani mendefinikan: ‚Ma’ru>f adalah sebuah nama untuk semua perbuatan yang dikenal baiknya melalui

akal atau syara’, dan munkar adalah apa yang ditolak oleh keduanya‛ (Wa al-ma’ru>f ismun likulli fi’lin yu’rafu bi al-‘aqli aw al-syari’ husnuhu>, wa al-munkar ma yunkaru bihima>). Lihat Al-Raghib al-Ashfahani, Mufrada>t Alfazh al-Qur’a>n, (Beirut: Da>r al-Fikr,1432 H/2010 M), h. 249.

41Al-Munkar adalah ‚sesuatu yang dinilai buruk oleh suatu

masyarakat serta bertentangan dengan nilai-nilai Ilahi‛. M. Quraish Shihab,

Tafsir Al-Mishba>h, h. 164. 42

Sayyid Qutb, fi> Z{ila<l al-Qur’a>n, h. 444. 43

Toha Yahya Omar, Ilmu Da’wah, (Jakarta: Penerbit Widjaya,

1985), Cet. Ke-4, h. 4. 44

Simbol dakwah secara non verbal bisa berarti bahwa dakwah dapat

dilakukan oleh semua kaum muslimin berdasarkan profesi yang digelutinya.

Misalnya, seorang muslim yang kebetulan mempunyai keahlian dalam

melukis dapat menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui coretan cat

minyak di atas kanvas lukisannya. Dalam hal ini, setiap muslim merupakan

seorang komunikator (da’i) untuk memengaruhi orang lain agar mengikuti

pesan-pesan dakwah yang disampaikan. Sedangkan secara khusus, orang

yang seharusnya berperan lebih intensif sebagai komunikator (da’i) adalah

Page 63: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

45

Kata minkum pada QS. Ali ‘Imran/3:104 dipahami oleh

sebagian ulama dalam arti ‚al-tab’i>d{‛ (sebagian), sehingga perintah

berdakwah yang dipesankan oleh ayat tersebut tidak tertuju kepada

setiap orang. Ada juga ulama yang memfungsikan kata minkum

dalam arti ‚al-baya>n‛ (penjelasan), sehingga perintah berdakwah

ditujukan kepada setiap muslim sesuai kemampuannya. Jadi, ada dua

hal yang perlu digarisbawahi berkaitan dengan QS. A>li ‘Imra >n/3:104.

Pertama, nilai-nilai Ilahi tidak boleh dipaksakan, tetapi disampaikan

secara persuasif dalam bentuk ajakan yang baik. Kedua, al-ma’ru>f,

yang merupakan kesepakatan umum masyarakat, sewajarnya

diperintahkan, dan al-munkar seharusnya dicegah. Karena itu,

mengajak kepada al-khair (kebajikan) didahulukan, kemudian

memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah yang munkar.45

Sebagaimana telah diungkapkan di atas tentang konsep

ummah yang merupakan bagian dari pembahasan wacana masyarakat

sipil (civil society), Andi mengemukakan konsep dakwah sebagai

komunikasi Islam dimulai dari melakukan table>g} (informasi), tag}yi>r (perubahan sosial), khairu ummah (komunitas teladan), dan al-akhla>q al-kari>mah (perilaku mulia, masyarakat sipil), yang tujuannya adalah

untuk melestarikan sensitivitas konflik, konflik konstruktif, dan

konflik resolusi.46

Andi menekankan pentingnya tanggung jawab

ummah dalam melaklukan perubahan sosial (taghyi>r).47 Melakukan

mereka yang memang mempunyai profesi atau sengaja memokuskan dan

mengonsentrasikan dirinya dalam tugas menggali mutiara-mutiara ilmu

serta ajaran Islam untuk disampaikan kepada orang lain (mad’u), sehingga

ilmu dan ajaran agamanya tersebut dapat memengaruhi sikap dan tingkah

laku mereka yang menjadi objek dakwah. Lihat Ahmad Atabik, ‚Konsep

Komunikasi Dakwah Persuasif Dalam Perspektif Al-Qur’an,‛ At-Tabsyir: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, Volume 2, Nomor 2, Juli-Desember

2014, h. 122. 45

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishba>h, h. 164. 46

Andi Faisal Bakti, Isabelle Lecomte, “The Integration of Dakwah in

Journalsm: Peace Journalism,” Jurnal Komunikasi Islam, Volume 05,

Nomor 01, Juni 2015. Diakses, 10 Oktober 2018 47

Andi Faisal Bakti, “Media and Religion: Rodja TV‟s

Involvementbin the Civil Society Discourse for Community Development,”

Malaysian Journal of Communication Jilid 34 (3) 2018: 226-244. Diakses 10

Oktober 2018, melalui Https://doi.org/10.17576JKMJC-2018-3403-13.

Page 64: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

46

taghyi>r dalam dakwah adalah bagian dari proses menuju terbentuknya

khairu Ummah yang bercirikan al-akhla>q al-kari>mah (perilaku mulia

masyarakat sipil) yang bertujuan untuk membangun kepekaan social,

perdamaian, dan resolusi konflik nilai-nilai universal dan inklusif,

seperti keadilan, keamanan, keselamatan, keharmonian, toleransi, dan

hormat kepada semua manusia sebagaimana diajarkan oleh Islam.

Perwujudan dari civil society atau umamah adalah dengan

bermunculnya kelompok atau lembaga-lembaga social keagamaan

yang berperan dalam pengembangan masyarakat untuk mencapai

kesejahteraan dan keadilan. Lembaga-lembaga tersebut selain

bergerak dalam institusi keagamaan seperti pesantren, organisasi

kemasyarakatan (Ormas) dan majelis-majelis pengajian. Dari

organisasi ini kemudian banyak pula yang membentuk diri menjadi

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang belandaskan agama

(keislaman)

Sebagaimana diketahui bahwa LSM merupakan

sebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan ataupun

sekelompok orang yang secara sukarela memberikan pelayanan

kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh

keuntungan dari kegiatannya. Pemberdayaan masyarakat

miskin/kurang mampu tidak dapat dilakukan dengan hanya melalui

program peningkatan produksi, tetapi juga pada upaya peningkatan

pendapatan dan kesejahteraan masyarakat miskin. LSM hadir dari

sintesa fakta tentang kondisi sosial di Indonesia masih menjadi

masalah utama dalam pemerintahan Indonesia, seperti kemiskinan

ataupun kelaparan. Tak hanya itu, masalah yang terjadi secara alami

pun menjadi penyebab keadaan sosial yang buruk, sebut saja bencana

alam yang sering terjadi seperti halnya banjir, tanah longsor, atau pun

tsunami.

Di Indonesia kini terdapat banyak organisasi soasial,

keagamaan profesi dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat

(LSM), dan bertambah banyak jumlahnya di masa reformasi terutama

di kalangan organisasi profesi. Pada masa orde baru organisasi-

organisasi dan LSM, berada dalam wadah tunggal kekuasaan

pemerintah melalui korporatisme dan birokratisasi hampir di semua

Page 65: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

47

aspek kehidupan. Kini di era reformasi peran ormas dan LSM masih

tetap penting sebagai fungsi kontrol pemerintah.48

Salah satu ormas Islam yang berperan besar

mengaktualisasikan dakwah bi al-h{a>l adalah Muhammadiyah.

Aktivitas dakwahnya terlembagakan dalam program-program

monumental, seperti: sekolah, madrasah, universitas, rumah sakit,

panti asuhan, koperasi dan sebagainya.49

Model dakwah yang

dilakukan oleh muhammadiyah inilah yang kemudian diikuti oleh

organisasi-organisasi dakwah lain di Indonesia. Mereka mulai

mengembangkan kegiatannya tidak hanya melalui dakwah lisan tapi

juga dengan perbuatan atau aksi nyata melalui pemberdayaan ummat.

Sebagai salah satu negara yang memiliki penduduk muslim

terbesar di dunia adalah Indonesia yang juga merupakan tempat

persinggahan organisasi-organisasi filantropi berbasis keagamaan. Di

kalangan Muslim, kini lembaga-lembaga seperti Islamic Relief,

Muslim Aid, Helping Hand, dan IIRO (International Islamic Relief

Organization) telah hadir di Indonesia dan bekerjasama dengan

organisasi-organisai filantropi nasional, seperti Dompet Dhuafa,

Rumah Zakat, PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat) dan sebagainya.50

Jika diperhatikan dengan seksama kehadiran Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM) kemanusiaan ini memiliki peran sangat

urgen dalam mewujudkan dakwah ila al-khair sebagai bagian dari

taghyir (perubahan sosial), sehingga mampu melahirkan khairu

ummah (komunitas teladan), dan akhlaq al-karimah (perilaku mulia,

masyarakat sipil). salah satunya adalah LSM Medical Emergency

Rescue Committee (MER-C). Organisasi ini sangat aktif dalam misi

kemanusiaan, seperti membantu korban kejahatan perang di Palestina,

korban kerusuhan di Ambon, dan korban bencana alam di berbagai

daerah. Kiprah MER-C dalam aksi kemanusiaan secara implisit

membawa misi amar ma‟ruf dan nahi munkar, walaupun nilai-nilai

yang diusung bersifat universal.

48

Masykuri Abdillah, Islam dan Dinamika Sosial Politik di

Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama), h. 83-84.

49Khalimi, Ormas-Ormas Islam (Sejarah, Akar Teologi dan Politik),

(Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), Cet. ke-1, h.308-311.

50Hilman latief, “Agama dan Pelayanan Sosial: Interpretasi dan Aksi

Filantropi Dalam Tradisi Muslim dan Kristen di Indonesia,” Jurnal Religi,

Vol. IX, No. 2, Juli 2013, h. 186-187.

Page 66: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

48

3. Dakwah sebagai Komunikasi Islami

Kata komunikasi menurut Hamid Maulana, berasal bahasa

latin communico, yang berarti ‚berbagi,‛ yaitu sebuah proses sosial

yang mengacu pada tindakan menyampaikan, bertukar ide,

pengetahuan, atau informasi.51

Pendapat senada disebutkan Muis

bahwa secara etimologi, komunikasi berasal dari bahasa latin, yakni

communicare yang berarti berbicara, menyampaikan pesan, informasi,

perasaan, gagasan dan pendapat yang dilakukan oleh seseorang

kepada yang lain dengan mengharapkan jawaban, tanggapan atau arus

balik (feedback).52

Beberapa pakar memberikan definisi yang berbeda-beda

tentang komunikasi, ada yang memfokuskan pada unsur penyampaian,

unsur mempengaruhi, dan unsur kontrol sosial.53

Berelson dan

Steinner, mendefinisikan komunikasi sebagai “penyampaian,

informasi, ide, emosi, keterampilan, dan seterusnya, melalui

penggunaan simbol-kata, gambar, angka, grafik, dan lain-lain”.54

Komunikasi dalam pengertian ini, lebih difokuskan pada unsur

penyampaian, dan definisi yang disampaikan berelson dan Steinner

adalah yang paling banyak dipergunakan. Sementara Shannon dan

Weaver, menambahkan definisi tersebut dengan “mencakup semua

prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi orang

lainnya”.55

Definisi ini lebih menekankan pada unsur mempengaruhi.

Unsur kontrol sosial, memberikan makna lain dari definisi

komunikasi yang diungkapkan oleh Shachter yang menulis bahwa,

“komunikasi merupakan mekanisme untuk melaksanakan kekuasaan”.

Kontrol sosial di mana seseorang berusaha mempengaruhi perilaku,

51

Mowlana, H “Theoretical perspectives on Islam and

communication,” China Media Research , 3 (4), 2007, h. 23-33. 52

A. Muis, Komunikasi Islami, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2001), Cet. ke-1, h. 36. 53

Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam

Indonesia: South Sulawesi Muslim Perception of a Blobal Develompment

Program, (Leiden-Jakarta: INIS, 2004), h. 39-40. 54

Bernard Berelson, dan Gray Steinner, Human Behavior, (New

York: Harcourt, Brace Jovanivich Inc, 1964) dalam B Aubrey Fisher, Teori-

teori Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1978), h. 10. 55

Claude Shannon dan Warren Weaver, The Mathemmatical Theory

of Communication, (Urbana: University of Illinois Press, 1949), h. 10.

Page 67: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

49

keyakinan, sikap, dan seterusnya dari orang lain dalam suatu suasana

sosial.56

Pendapat shachter, sejalan dengan pengertian komunikasi yang

diungkapkan oleh Onong Uchjana Effendy, yakni “suatu proses

penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk

memberitahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik

langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media”.57

Pembicaraan mengenai pengertian komunikasi tidak dapat dilepaskan

dari pemikiran Harold Lasswell. Ia mengatakan bahwa cara yang

paling nyaman untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan

menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang, siapa? Apa yang dikatakan?

Melalui saluran apa? Kepada siapa? Dengan efek apa?58

Atau yang

dikenal dengan istilah 5W 1 H.

Jika diuraikan secara sederhana, maka dapat diartikan bahwa

komunikasi menurut Lasswell harus mencakup lima unsur, yakni

orang yang meyampaikan pesan (komunikator), pesan yang

disampaikan (message), alat yang digunakan untuk menyampaikan

pesan (media), orang yang menerima pesan (komunikan), dan

bagaimana efek dari pesan yang disampaikan. Definisi ini menjadi

sangat populer dalam pembahasan ilmu komunikasi karena

memberikan gambaran yang cukup lengkap tentang proses

komunikasi.

Melalui penjelasan Lasswel ini, dapat diambil pengertian

bahwa, komunikasi adalah proses yang resiprokal dan berkelanjutan

dengan semua pihak yang terlibat saling berkaitan dengan

menciptakan makna bersama. Dengan demikian, komunikasi lebih

tepatnya didefinisikan sebagai proses menciptakan makna bersama.59

Oleh karena itulah penting ditekankan bahwa unsur pemberi,

penerima, media dan efek sebuah pesan menjadi faktor yang penting

dalam proses komunikasi.

56

Stanley Schachter, “Deviation, Rejection, and Communication,”

Journal of Abnormal and Social Psychology, 46, h.190-270. 57

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. ke-7, h. 5. 58

Harold Lasswell dalam Stanley J. Baran, Pengantar Komunikasi

Massa, Melek Media dan Budaya, (Jakarta: Erlangga, 2012), Jilid 1, Edisi 5,

h. 5. 59

Stanley J. Baran, Pengantar Komunikasi Massa, Melek Media dan

Budaya, (Jakarta: Erlangga, 2012), Jilid 1, Edisi 5, h. 6.

Page 68: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

50

Dari beberapa definisi komunikasi yang telah diungkapkan

oleh beberapa pakar di atas, kiranya pendapat Alo Liliweri dalam

bukunya “Komunikasi Serba Ada Serba Makna” yang mengutip

pendapat Ruben dan Stewart cukup mewakili, yakni, “Komunikasi

merupakan sesuatu yang sangat esensial bagi individu, relasi,

kelompok, organisasi dan masyarakat, dia merupakan garis yang

menghubungkan antara manusia dan dunia, komunikasi sebagai sarana

manusia untuk mengekspresikan diri dan memengaruhi orang lain”.

Karena itu, jika manusia tidak berkomunikasi, maka dia tidak dapat

menciptakan dan memelihara relasi dengan sesama dalam kelompok,

organisasi dan masyarakat; komunikasi memungkinkan manusia

mengkoordinasikan semua kebutuhannya dengan dan bersama orang

lain.60

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan, bahwa

komunikasi merupakan pendorong proses sosial, yang ditentukan oleh

akumulasi, pertukaran dan penyebaran pengetahuan. Tanpa

komunikasi, manusia akan tetap hidup primitif tanpa organisasi sosial.

Tanpa komunikasi, manusia akan statis, terjebak dalam perilaku

instingtif, dan tidak banyak berbeda dari hewan.61

Berdasarkan sifat-

sifatnya, komunikasi terbagi mennjadi dua jenis; komunikasi tatap

muka (face to face communication) dan komunikasi bermedia

(mediated communication). Komunikasi tatap muka dipergunakan

apabila kita mengharapkan efek perubahan tingkah laku (behavior

change) dari komunikan. Di sinilah terlihat fungsi feedback langsung

dan biasa digunakan sebagai komunikasi yang persuasif. Sedangkan

komunikasi bermedia (public media dan mass media) pada umumnya

digunakan untuk komunikasi informatif karena tidak begitu banyak

diharapkan mampu mengubah tingkah laku. Lebih-lebih media

massa.62

Secara lebih detail maksud dari komunikasi persuasi adalah,

“melakukan upaya untuk mengubah sikap, pendapat dan perilaku

seseorang melalui cara-cara yang luwes, manusiawi dan halus, dengan

akibat munculnya kesadaran, kerelaan, dan perasaan senang serta

adanya keinginan untuk bertindak sesuai dengan yang dikatakan

60

Ruben & Stewart, 1988, dalam Alo Liliweri, Komunikasi Serba

Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana, 2011), cet. ke-1, h. 35. 61

William L. Rivers, Media Massa dan Masyarakat Modern, h. 33. 62

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h. 32..

Page 69: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

51

persuader/komunikator”.63

Pada prakteknya komunikasi semacam ini

sering digunakan dalam upaya propaganda64

dan kampanye sebagai

upaya memengaruhi dan mencari dukungan sebanyak-banyaknya dari

masyarakat. Begitu pula dengan kegiatan khutbah/ceramah para dai

dan pendeta sebagai upaya untuk menanamkan nilai-nilai agama dan

kesadaran pemeluknya untuk mengikuti ajaran-ajaran agama yang

mereka bawakan. Dalam hal ini teknik memengaruhi sebagai bagian

dari unsur komunikasi terlihat jelas dari cara-cara komunikasi yang

dilakukan.

Komunikasi Massa ialah penyebaran pesan dengan

menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak,

yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan.

Seperti pembaca surat kabar, pendengar radio, penonton televisi dan

film dan lain-lain. Komunikasi massa ditujukan kepada khalayak yang

jumlahnya relatif besar. Adapun fungsi dari komunikasi massa adalah,

menyiarkan informasi (to inform), mendidik (to educate), dan

menghibur (to entertain).65

Sebagian besar teori komunikasi berasal

daripada Barat dan mengikut perpektif Barat, sehingga nilai-nilai yang

dikembangkan dalam teori komunikasi tidak didasarkan pada konteks

63

Soleh Soemirat, H. Hidayat Satari, Asep Suryana, Komunikasi

persuasif, (Jakarta: Universitas terbuka, 2007), Cet. ke-5, h. 26.

64Propaganda berasal dari bahasa Yunani, yaitu “propagare” yang

artinya menyebarkan atau meluaskan. Misalnya dikatakan: Plato telah

melaksanakan propaganda, artinya menyiarkan ide-idenya yang terkenal

melalui pembujukan lewat syiar dan kata-kata sasteranya. Propaganda

sifatnya umum, dapat digunakan untuk maksud-maksud baik atau untuk

maksud-maksud buruk. Lihat Toha Yahya Omar, Ilmu Da‟wah (Jakarta:

Widjaya, 1985), Cet. ke-4, 2. Istilah Propaganda adalah konsep Barat dan

digunakan untuk pertama kalinya oleh sebuah komite Cardinals (Didirikan

pada 1622 oleh Paus Gregorius) dari Romawi Gereja Katolik memiliki

perawatan dan pengawasan misi asing. Propaganda berasal dari bahasa Latin

propagare dan aslinya berarti menyebarkan Injil dan mendirikan Gereja di

negara non-Kristen. Sejak Perang Dunia I, yang definisinya telah

berkembang berkonotasi alat persuasi dan manipulasi individu dan perilaku

kolektif. Lihat Hamid Mowlana, “Theoretical Perspectives on Islam and

Communication”, China Media Research, 3(4), 2007, h. 26. 65

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h. 32.

Page 70: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

52

sosial, budaya dan agama sebuah masyarakat.66

Hamid Maulana

menganggap bahwa Komunikasi Islam adalah respon Islam terhadap

komunikasi model Barat. Komunikasi yang selaras dengan nilai-nilai

budaya dan sejarah dunia Islam. Pusat analisisnya adalah gagasan

Tablig (propagasi).67

Pada komunikasi Islam, landasan teori dan

filosofinya tentulah al-Qur‟an dan hadits. Dengan sendirinya

komunikasi Islam terikat pada pesan khusus, yakni dakwah.68

Dalam kajian ilmu komunikasi Islam (Islamic

Communication) etika dakwah menjadi bagian yang tidak dapat

dipisahkan. Kontribusi dakwah dalam komunikasi dirumuskan oleh

Andi Faisal Bakti dengan istilah Tabligh Information (SMCR), yakni

Sender (pengirim), Message (pesan), Channel (saluran/media), dan

Receiver (penerima). Untuk melihat hasil dari proses SMCR, Andi

menambahkan dengan Effect (dampak), sehingga terjadi Convergence

(titik temu) yang menghasilkan Active Reception (penerimaan aktif)

yang kemudian disingkat dengan (SMCR-E-Convergence-AR).69

Masih menurut Andi, model ini bukannya tanpa dasar dalam

sains. Studi komunikasi setelah WW II mengakui model SMCR, di

mana Pengirim, Pesan, Saluran, dan Penerima memiliki hubungan

linier. Akibatnya, model E (efek) diperkenalkan, dengan alasan bahwa

hasilnya, atau apa yang diterima, lebih penting daripada apa yang

dikatakan oleh pengirim menggunakan media massa. Namun, model

ini tetap impoten, karena penerima dianggap pasif. Kemudian spesialis

komunikasi datang dengan menggunakan model penerima aktif, dalam

upaya untuk memperbaiki model SMCR dan E. Sementara mereka

yang memperkenalkan model-model ini percaya bahwa, dengan

menggunakan saluran yang baik, pengirim akan membawa pesan

66

Sofia Hayati Yusoff, Western And Islamic Communication Model:

A Comparative Analysis On A Theory Application,

http://abqarijournal.usim.edu.my/current-issue/volume-7-2016. 67

Khiabany, G. De-westernizing media theory, or reverse

orientalism; 'Islamic communication' as theorized by Hamid

Mowlana. Media Culture & Society, 2003 ,25, h. 415-422. 68

A. Muis, Komunikasi Islam, h. 66. 69

Andi Faisal Bakti, “The Contribution of Dakwah to

Communication Studies: Risale-i Nur Collection Perspective,” diakses

melalui http://www.risaleinur.com/studies/139-conferences/2010/4127-the-

contribution-of-dakwah-to-communication-studies.html, 28 Juni 2019, pukul:

16:12 WIB.

Page 71: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

53

langsung ke penerima, dan yang terakhir akan secara otomatis

memahami apa yang diinginkan pengirim untuk dipahami. Model

penerima aktif (Active Reception) berpendapat bahwa selama

penerima tetap dianggap pasif, tidak ada pesan yang dapat

disampaikan. Namun menurut teori ini, tidak ada penerima yang pasif.

Bahkan, lebih sering daripada tidak, penerima mengerti melampaui

apa yang dimaksud oleh pengirim.70

Al-Qur‟an memberikan penjelasan tentang prinsip-prinsip

komunikasi dalam hubungannya dengan interaksi manusia baik secara

individu maupun kelompok sebagai berikut:

1. Perkataan Yang Benar (Qaulan Sadi>dan )

Dalam al-Qur‟an disebutkan: ““Wahai orang-orang yang

beriman, bertakwalah kepada Allah dan berkatalah dengan perkataan

yang benar”. (QS al-Ahzab/33:70). Perkataan yang benar (qaulan

sadidan) pada ayat tersebut, dari sudut bahasa mengandung arti “tepat

mengenai sasaran”. Al-Imam Ismail bin Umar bin Katsir menafsirkan

qaulan sadidan dengan makna ‚mustaqi>man la> i’wijajan wa la> inh{ira<fan”, yakni perkataan yang lurus.

71 Menurut Ibn Abbas, qaulan

sadidan berarti ‚qaulan s{awwa>ban” (perkataan yang tepat). Sedangkan

al-Qurthubi mengartikannya dengan “qas{dan wa h{aqqan” (perkataan

yang benar).72

Dari penjelasan ini dapat ditegaskan bahwa bahasa lisan

yang harus digunakan dalam berkomunikasi, adalah perkataan jujur,

santun, menyejukkan, solutif terhadap masalah yang dihadapi, tidak

agitatif dan provokatif serta tepat sasaran.

Dalam Islam, setiap orang yang berbicara dituntut untuk

menyampaikan kata-kata yang baik, benar dan mendidik. Rasulullah

saw berpesan agar setiap mukmin mampu menjaga lisannya di saat

70

Andi Faisal Bakti, “The Contribution of Dakwah to

Communication Studies: Risale-i Nur Collection Perspective,” diakses

melalui http://www.risaleinur.com/studies/139-conferences/2010/4127-the-

contribution-of-dakwah-to-communication-studies.html, 28 Juni 2019, pukul:

16:12 WIB. 71

Imad al-Din Abi al-Fida’ Ismail bin Umar bin Katsir al-Qurashi>

al-Dimasyqi, Al-Mis{ba>h\{ al-Muni>r fi Tahdhi>b Tafsi>r Ibn Kathi>r, h. 108. 72

Abu> ‘Abdulla>h Muh{ammad bin Ah{mad al-Ans{a\>ri> al-Qurt{ubi>, Al-Ja>mi’ li Ah{ka>m al-Qur’a>n, (Kairo: Da>r al-Hadi>th, 1431 H/2010 M), Jilid 7, h.

540.

Page 72: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

54

berbicara. Beliau menegaskan: “Amal apakah yang paling dicintai

Allah? Para sahabat terdiam, lalu Rasul bersabda: amal tersebut

adalah menjaga lisan”. (HR. Baihaqi dari Abu Juhfah).

2. Perkataan yang Membekas pada Jiwa (Qaulan Bali>ghan )

Ungkapan qaulan balighan terdapat dalam surat al-Nisa‟ ayat

63:

“Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya) Allah

mengetahui apa yang ada di dalam hatinya. Karena itu,

berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka nasihat,

serta katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas

pada jiwanya”.

Khitab ayat tersebut ditujukan kepada orang-orang munafik

yang berupaya keras menghalangi ajakan untuk patuh kepada hukum

Allah dan Rasul-Nya sebagaimana dalam QS al-Nisa’/4:61. Maka

bagi para da‟i (juru dakwah), dalam menyampaikan pesan dakwahnya

di hadapan orang-orang munafik diperlukan bahasa yang bisa

memberi kesan dan membekas pada hati mereka, sebab di hati orang-

orang munafik banyak dusta, khianat serta ingkar janji. Muhammad

Rasyid Ridha menjelaskan maksud ayat “qaulan balighan fi

anfusihim” dengan penafsiran: “yughawwis{u fi>ha> wa yuballighu gha>yata ma yura>du bihi> minha>” (meyampaikan perkataan yang

menyentuh lubuk hati terdalam, hingga sampai pada tujuan yang

diinginkan).73

Kata “bali>gh”74

dalam bahasa Arab artinya sampai, mengenai

sasaran, atau mencapai tujuan. Jika dikaitkan dengan komunikasi,

baligh berarti fasih, jelas maknanya, terang, tepat mengungkapkan apa

yang dikehendaki.75

Karena itu, qaulan balighan dapat diterjemahkan

73

Muhammad Rahyi>d Rid{a>, Tafsi<r al-Qur’an al-Hakim/ Tafsir al-Mana\>r, (Beirut: Da>r al-Kutub al-Ilmiyah, 2011), Cet. ke-3, h. 188.

74Para pakar bahasa menyatakan bahwa kata balighan mengandung

arti “sampainya sesuatu ke sesuatu yang lain”. Ia juga bermakna “cukup”,

karena kecukupan mengandung arti sampainya sesuatu kepada batas yang

dibutuhkan. Seorang yang pandai menyusun kata, sehingga mampu

menyampaikan pesannya dengan baik lagi cukup dinamai baligh. Muballigh

adalah seorang yang menyampaikan suatu berita yang cukup kepada orang

lain. Lihat M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishba>h, h. 468. 75

Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual, (Bandung: Mizan, 1992), Cet.

ke-4, h. 81.

Page 73: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

55

ke dalam komunikasi yang efektif. Sebagai komunikator, da‟i harus

mampu berbicara yang efektif dalam menyampaikan pesan

dakwahnya, sehingga tepat mengenai sasaran. Rasulullah saw

memberi contoh dengan khutbah-khutbahnya yang singkat, namun

padat maknanya.76

Beliau berbicara dengan wajah yang serius dan

memilih kata-kata yang sedapat mungkin menyentuh hati para

pendengarnya.77

Jalaluddin Rakhmat membagi pengertian qaulan balighan

menjadi dua katagori. Pertama, qaulan balighan terjadi jika

komunikator menyesuaikan pembicaraannya dengan sifat-sifat

khalayak yang dihadapinya. Dalam istilah al-Qur‟an, ia berbicara “fi> anfusihim (tentang diri mereka). Sedangkan dalam istilah al-Sunnah,

“berkomunikasilah kamu sesuai dengan kadar akal mereka”. Hal ini

sejalan dengan penegasan QS. Ibrahim/14:4: “Tidaklah Kami utus

seorang Rasul, kecuali ia harus menjelaskan dengan bahasa

kaumnya”. Kedua, qaulan balighan terjadi jika komunikator

menyentuh khalayaknya pada hati dan otaknya sekaligus.78

3. Perkataan yang Lembut (Qaulan Layyinan )

Terma qaulan layyinan yang terdapat dalam surat Thaha ayat

43-44: “Pergilah kamu berdua kepada Fir‟aun, sesungguhnya ia

melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya

dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia sadar atau

takut”, merupakan perintah Allah yang ditujukan kepada Nabi Musa

dan Harun supaya menyampaikan peringatan terhadap Fir‟aun dengan

qaulan layyinan (perkataan yang lembut), karena ia telah menjalani

kekuasaan melampaui batas. Ayat di atas mengajarkan agar pesan

dakwah yang disampaikan kepada penguasa yang tiran, hendaknya

bersifat sejuk dan lemah lembut. Karena jika dilakukan dengan

perkataan yang bernada keras dan lantang, dapat memancing respon

yang lebih keras dari mereka, sehingga menghilangkan peluang untuk

76

Rasulullah saw menyebut istilah kata-kata yang singkat, bermakna

padat dengan “jawami‟ al-kalim”. 77

Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual, h. 82. 78

Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual, h. 83.

Page 74: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

56

berdialog antara kedua belah pihak, yaitu: da>’in dan penguasa sebagai

mad’u> (objek dakwah).79

Perkataan yang bernada keras dan lantang dalam

berkomunikasi ketika berhadapan dengan penguasa yang zhalim dan

kejam, merupakan tindakan yang gegabah dan tergesa-gesa.

Kegagalan berkomunikasi seperti ini diibaratkan seperti seorang

wanita tua yang di usianya yang senja melahirkan anak. Ia

menginginkan bayinya yang baru lahir itu cepat besar, sehingga ia

memberi makan roti kepada bayi tersebut dengan harapan akan segera

tumbuh dewasa. Namun yang terjadi, bayi itu malah meninggal,

karena roti yang diberikan tidak bisa dicerna.

4. Perkataan yang Baik (Qaulan Ma’ru>fan )

Secara etimologis, ma‟ruf berarti “kebaikan yang dikenal”

(thayyibah al-arf).80

Sedangkan dalam pengertian terminologis, al-

Syarif Ali bin Muhammad al-Jurjani mendefinisikan: “kullu ma> yah{sunu fi> al-shar’i>” (segala apa yang dianggap baik oleh syara‟).

81

Dengan demikian, qaulan ma‟rufan dapat diartikan “perkataan atau

ungkapan yang pantas dan baik. Di dalam al-Qur‟an, term qaulan

ma‟rufan ditemukan pada tiga surat dan empat ayat, yaitu satu ayat

pada surat al-Baqarah ayat 235, dua ayat pada surat al-Nisa‟ ayat 5

dan 8, serta satu ayat lagi terdapat pada surat al-Ahzab ayat 32. Semua

ayat tersebut turun pada periode Madinah.82

Menurut Jalaluddin Rakhmat, qaulan ma‟rufan adalah

perkataan yang baik. Allah menggunakan frase ini ketika bicara

tentang kewajiban orang-orang kaya terhadap orang-orang miskin,

atau orang-orang yang kuat atas kaum dhu‟afa (kalangan yang lemah).

Qaulan ma‟rufan berarti pembicaraan yang bermanfaat, memberikan

pengetahuan, mencerahkan pemikiran, menunjukkan pemecahan

terhadap kesulitan kepada orang lemah.83

79

Munzier Suparta, Harjani Hefni, (Ed.), Metode Dakwah, (Jakarta:

Kencana, 2003), Cet. ke-1, h. 169. 80

Louis Ma’luf, Al-Munjid Fi> al-Lughah wa al-A’la>m (Beirut: Da>r

al-Masyriq, 2003), Cet. ke-40, h. 500. 81

Ali bin Muhammad al-Jurja>ni>, Al-Ta’ri>fa>t, h. 240. 82

Munzier Suparta, Harjani Hefni, (Ed.), Metode Dakwah, h.170. 83

Jalaluddin Rakhmat, ‚Etika Komunikasi Perspektif Religi‛,

Makalah Seminar, (Jakarta: Perpustakaan Nasional, 18 Mei 1996).

Page 75: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

57

5. Perkataan yang Ringan (Qaulan Maisu<ran )

Kata maisuran merupakan bentuk isim maf‟ul dari yasara-

yaisiru-yusran, yang artinya mudah. Maka qaulan maisura dapat

diartikan “perkataan yang mudah diterima, ringan, pantas dan tidak

berbelit-belit”. M. Quraish Shihab menafsirkan qaulan maisu>ran

dengan makna “ucapan yang tidak menyinggung perasaan dan bisa

melahirkan harapan serta optimisme”.84

Berkomunikasi dengan qaulan

maisuran berarti, pesan yang disampaikan itu sederhana, mudah

dimengerti dan dipahami tanpa memerlukan pemikiran yang

mendalam.

Ungkapan qaulan maisuran terdapat dalam al-Qur‟an surat al-

Isra‟ ayat 28:

“Dan jika engkau berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat

dari Tuhanmu yang engkau harapkan, maka katakanlah kepada

mereka ucapan yang mudah”. Sebagian ulama berpendapat bahwa

ayat ini turun ketika Rasulullah saw atau kaum muslimin menghindar

dari orang yang meminta bantuan karena merasa malu tidak dapat

memberinya. Melalui ayat inilah Allah memberi tuntunan yang lebih

baik, yakni menghadapi hal itu dengan menyampaikan kata-kata yang

baik serta harapan memenuhi keinginan peminta di masa datang.85

6. Perkataan yang Mulia (Qaulan Kari>|\\\\\\\\\\\\ \\\\\\\\\\\ \\\\\\\\\\\ \\\\\\\\\\\\ \\\\\\\\\\\ \\\\\\\\\\\ \\\\\\\\\\\man )

Istilah qaulan kariman bisa ditemukan dalam surat al-Isra‟

ayat 23:“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan

menyembah selain Dia, dan hendaklah berbuat baik kepada ibu

bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya

sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali

janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah”, dan

janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada

keduanya perkataan yang baik”. Kata kariman biasa diterjemahkan

mulia, yang menurut para pakar bahasa mengandung arti “yang mulia

atau terbaik sesuai objeknya”.86

Jika dikaitkan dengan kata qaulan,

maka bermakna “perkataan yang santun, sopan dan ta‟zhim”.

Komunikasi dengan qaulan kariman sasarannya adalah orang yang

telah lanjut usia. Sedangkan pendekatan yang digunakan ialah dengan

84

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishba>h, Vol. 7, h. 453. 85

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishba>h, Vol. 7, h. 453. 86

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishba>h, Vol. 7, h. 445.

Page 76: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

58

perkataan yang mulia, santun, penuh penghormatan dan penghargaan,

tidak menggurui serta tidak bicara keras. Dalam pandangan Islam,

qaulan kariman diperlukan jika berkomunikasi dengan kelompok

orang yang sudah masuk katagori usia lanjut,87

sebab kondisi fisik

mereka yang sudah mulai melemah membuat mudah tersinggung

apabila menerima perkataan yang keras dan menggurui.

Keenam prinsip komunikasi menurut al-Qur‟an88

yang telah

diuraikan di atas merupakan etika Islam dalam berkomunikasi, sebab

al-Qur‟an menyebut komunikasi sebagai salah satu fitrah manusia.89

Kata kunci untuk komunikasi yang banyak digunakan al-Qur‟an

adalah kata “al-baya>n” (penjelasan) dan “qaul” (perkataan). Al-

87

QS al-Isra‟/17:23. Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr ra.

Rasulullah saw bersabda: “Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua, dan

murka Allah tergantung pada kemarahan orang tua”. (Riwayat Tirmidzi dan

Hakim). Diriwayatkan dari Abu Usaid Malik bin Rabi‟ah al-Sa‟idi ia berkata

bahwa ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah saw, tiba-tiba datang

seorang laki-laki dari Bani Salimah, ia bertanya kepada Rasulullah saw: “Ya

Rasulullah, apakah masih ada jalan untuk berbakti terhadap ayah dan ibuku

setelah keduanya wafat?”. Rasulullah saw menjawab: “Ya, dengan cara

menshalatkan jenazahnya, memintakan ampunan Allah untuk keduanya,

melaksanakan wasiatnya, dan menghubungkan tali silaturrahim terhadap

orang-orang yang tidak dapat dihubungi melainkan karena keduanya, dan

menghormati teman-teman keduanya”. (Riwayat Abu Daud). 88

Prinsip komunikasi yang pertama menurut al-Qur‟an adalah

berkata yang benar. Bagi orang Islam (muslim), ucapan yang benar adalah

ucapan yang sesuai dengan al-Qur‟an, Sunnah dan ilmu. (QS Luqman/31:20).

Prinsip kedua, ucapan yang jujur (tidak dusta). Prinsip ketiga, berbicara yang

efektif. Sejalan dengan perintah Rasulullah saw: “Barangsiapa yang beriman

kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata yang baik, bila tidak mampu

diamlah”. (Riwayat Bukhari-Muslim). Prinsip keempat, berkata yang pantas,

maslahat serta bermanfaat. Para pakar komunikasi sepakat dengan para

psikolog bahwa kegagalan komunikasi berakibat fatal baik secara individual

maupun sosial. Lihat Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual, 76). Prinsip kelima,

berbicara yang mudah dicerna dan dipahami. Prinsip keenam, berkata yang

santun dan ta‟zhim. 89

QS al-Rahman/55:1-4: “(Allah) Yang Maha Pengasih, Yang telah

mengajarkan al-Qur‟an, Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai

berbicara”.

Page 77: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

59

Shaukani mengartikan al-baya>n sebagai kemampuan berkomunikasi.90

Hal ini sejalan dengan pesan Rasulullah saw dalam sebuah hadits:

نزب، الل أ أتحث ا عشف ثا اىاس، ت سسى حذ .91 “Berbicaralah dengan manusia sesuai kadar pemehaman

mereka, apakah kalian ingin jika Allah dan Rasul-Nya

didustakan?”. (HR. Bukhari, Nomor. 127)

Teori Komunikasi Islami, sangat terikat pada rambu-rambu

etika menurut perintah al-Qur‟an dan hadits Nabi. Konsekwensinya

adalah sensor dan lisensi penerbitan atau pembangunan stasiun

penyiaran harus diupayakan mengakomodasi prinsip-prinsip

komunikasi yang tertuang dalam al-Qur‟an dan al-Hadis.

Komunikator harus berhati-hati dalam merancang pesan verbal dan

non verbalnya. Dalam komunikasi yang dialogis, komunikator harus

memperlakukan khalayaknya sebagai mitra yang setara, bukan objek

untuk dimanipulasi. Pengetahuan komunikator tentang khalayak

bukanlah dimaksudkan untuk menipu mereka, tetapi untuk memahami

mereka, bernegosiasi dengan mereka, dan bersama-sama saling

menghormati.92

Prinsip-prinsip dalam al-Qur‟an inilah yang kemudian

dijadikan sebagai pedoman berkomunikasi dalam Islam.

Komunikasi yang beradab dan beretika tentu tidak bisa

dilepaskan dengan penggunaan bahasa. Bahasa adalah simbol

komunikasi, atau biasa disebut sebagai alat komunikasi. Sama dengan

kode-kode mediator, kode-kode artifack, dan kode-kode indeks yang

bersifat non verbal adalah simbol bermuatan pesan yang bermakna

suatu bahasa. Fenomena kehidupan manusia yang disebut “bahasa”

biasa juga berkaitan dengan konsep yang bisa dikonkritkan dengan

gambar.93

Ucapan secara lisan, iklan di media, berita di surat kabar

atau televisi, tulisan di handphone, khususnya di Sosial Media seperti;

SMS, BBM, Facebook, WhatsApp, Instagram dan lain-lain, serta

adegan dalam film, lirik lagu, puisi bahkan bahasa tubuh, adalah

bentuk-bentuk pesan manusia. Perbedaan dalam menafsirkan pesan

90

Lihat Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual, h. 77. 91

Abu> ‘Abdilla>h Muhammad bin Isma>il al-Bukha>ri>, S}ahih Al-

Bukha>ri>, (tt: Da>r Thauqun al-Naja>h, 1422 H), Jilid 1, Nomor. 127. h. 37. 92

Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual, h. 62. 93

Ellys Lestari Pambayun, Communication Quotient, Kecerdasan

Komunikasi dalam Pendekatan Emosional dan Spiritual, h. 35.

Page 78: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

60

dapat berbeda-beda dalam diri manusia. Pesan yang disalurkan dengan

media yang berbeda, dapat mempengaruhi perbedaan penerimaan

terhadap pesan itu sendiri. Begitupula latar belakang budaya,

pengalaman, pengetahuan dan ideologi, biasanya akan memunculkan

penafsiran atau pemaknaan yang berbeda.94

Etika media massa non-Islam, dikembangkan di kalangan

negara-negara Barat. Hal ini dapat dilihat di dalam kode etik

jurnalisme dan hukum media massa di negara-negara Barat, yang

kemudian diadopsi oleh sistem hukum Indonesia melalui penjajah

Belanda. Misalnya delik-delik komunikasi massa dan delik-delik pers

dalam KUH-Pidana termasuk pornografi. Oleh karena itulah

regulasinya cenderung berkiblat ke Barat.95

Para pemikir muslim yang memiliki perhatian terhadap

komunikasi Islam seperti Hamid Maulana,96

Majid Tehranian,97

Andi

94

Ellys Lestari Pambayun, Communication Quotient, Kecerdasan

Komunikasi dalam Pendekatan Emosional dan Spiritual, h. 22. 95

A. Muis, Komunikasi Islami, h. 75. 96

Hamid Maulana adalah salah seorang intelektual muslim yang

sangat concern mengkaji tentang “komunikasi Islam”, dari sejumlah

penelitiannya, ia telah menawarkan model komunikasi yang didasarkan pada

etika Islam dan menantang model komunikasi Barat yang sekuler. Di antara

karya-karyanya dalam bidang komunikasi Islam adalah, “De-Westernizing

media theory, or reverse Orientalism: „Islamic communication” dan

“Theoretical perspectives on Islam and communication as

theorized”, (Lihat “De-Westernizing media theory, or reverse Orientalism:

„Islamic communication as theorized”, Media, Culture & Society © 2003

SAGE Publications (London, Thousand Oaks and New Delhi), Vol. 25: 415–

422 ). 97

Majid Tehranian lahir 22 Maret 1937, di Iran, menyelesaikan

pendidikannya di Dartmouth College, B.A., 1959; Universitas Harvard,

M.A. (studi Timur Tengah), 1961, dan Ph.D. (Ekonomi politik dan

pemerintahan), 1969. Setelah sekian lama belajar dan tinggal di AS,

Tehranian dinaturalisasikan menjadi warga AS. Karya tulis dalam bidang

komunikasi diantaranya adalah; Socio-economic and Communication

Indicators in Development Planning: A Case Study of Iran, Unesco (Paris,

France), 1980, dan Global Communication and World Politics: Domination,

Development, and Discourse, Lynne Rienner Publishers (Boulder, CO),

1999. (Lihat https://www.encyclopedia.com/arts/educational-

magazines/tehranian-majid-1937.

Page 79: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

61

Faisal Bakti,98

dan lain-lain, berusaha merumuskan teori komunikasi

yang berpedoman pada nilai-nilai dan etika Islam, dengan al-Quran

sebagai landasannya. Hal ini dilakukan sebagai respon terhadap etika

komunikasi yang diperkenalkan dunia barat.

4. Islam Rah{matan li al-‘A<lami>n sebagai Karakteristik

Dakwah Keumatan

Islam adalah agama dakwah yang sangat menjunjung tinggi

nilai kedamaian dan kasih sayang, sebagaimana misi kenabian

Muhammad saw dalam memperkenalkan dan mendakwahkan Islam

kepada seluruh umat manusia sebagaimana QS. al-Anbiya/21: 107.

Karakteristik Islam sesungguhnya didasarkan pada sifat rahman dan

rahim yang merupakan salah satu dari nama-nama Allah yang agung.

Oleh karena itu, dakwah harus sesuai dengan tuntunan yang dilakukan

oleh Rasulullah saw, yaitu menebarkan rahmat bagi seluruh umat

manusia tanpa memandang suku, ras, agama dan bangsa.

Dakwah seperti ini dapat dilihat pada pandangan Faruqi yang

membagi hakekat dakwah ke dalam 3 (tiga) dimensi, yakni dimensi

kebebasan, rasionalitas dan universalisme. Pada hakekat kebebasan

dalam dakwah, Faruqi mendasarinya pada QS al-Baqarah/2:256 yang

berbunyi “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);

Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang

sesat...”. Pada dimensi kebebasan dakwah Islam harus dilakukan

98

Andi Faisal Bakti lahir di Wajo, 15 November 1962. Guru Besar

pada fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta ini,

menyelesaikan studi doktoralnya di McGill University, Montreal Kanada

pada tahun 2000. Andi memiliki perhatian yang sangat besar pada kajian

komunikasi Islam, khususnya dakwah. Dari puluhan karya tulisnya, baik

berupa buku, makalah yang telah dipresentasikan pada tingkat nasional

maupun internasional, maupun artikel jurnal bertaraf internasional,

kebanyakan membahas tentang komunikasi Islam dan dakwah. Di antara

karya Andi Faisal Bakti dalam bidang Komunikasi Islam adalah:

“Paramadina and its Approach to Culture and Communication: an

Engagement in Civil Society,” In: Archipel, Volume 68, 2004. “The

Integration of Dakwah in Journalism: Peace Journalism,” Jurnal Komunikasi

Islam, Volume 05, Nomor 01, Juni 2015, Media and Religion: Rodja TV‟s

Involvementbin the Civil Society Discourse for Community Development,

Jurnal Komunikasi Malaysian Journal of Communication,The Contribution

of Dakwah to Communication Studies: Risale-i Nur Collection Perspective.

Page 80: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

62

dengan sangat serius, dan diharapkan diterima dengan komitmen yang

sama terhadap kebenaran. Objek dakwah harus merasa bebas sama

sekali dari ancaman, serta benar-benar yakin bahwa kebenaran ini

hasil penilaiannya sendiri, bukan paksaan atau tekanan dari pihak da‟i.

Karena dakwah tujuannya untuk meyakinkan mad‟u (objek dakwah)

bahwa Allah adalah Pencipta, Tuhan dan Hakimnya.99

Ajakan

memaksa disertai ancaman dan tekanan agar mengkonversikan

keyakinan yang lama, lalu memeluk agama baru merupakan

pelanggaran berat terhadap diri manusia, setelah pembunuhan.

Dengan demikian, kewajiban kaum muslimin dalam berdakwah bukan

menjamin hasilnya, karena mereka hanya melaksanakan dakwah, dan

Allah yang menentukan hasil akhirnya, apakah mad‟u (objek dakwah)

mau menerima atau menolak sebagaimana dalam QS. al-

Qashas/28:56. Di samping dimensi kebebasan dalam berdakwah, Al-Faruqi

menekankan pula urgensi rasionalitas. Menurutnya, dakwah Islam

merupakan ajakan untuk berpikir, berdebat dan berargumentasi. Oleh

sebab itu, dakwah tidak bersifat dogmatis, melainkan proses kritis

penalaran yang selalu terbuka terhadap bukti baru, alternatif baru,

memperhatikan temuan baru ilmu pengetahuan serta kebutuhan baru

situasi manusia. Da‟i bukan duta sistem otoriter, tetapi pemikir yang

bekerja sama dengan mad‟u (objek dakwah) dalam memahami dan

mengapresiasi wahyu Allah, melalui ciptaan (makhluk) dan melalui

para nabiNya.100

Sedangkan mengenai dimensi universalisme dalam dakwah,

Al-Faruqi menyoroti keberadaan manusia sebagai objek dakwah yang

mempunyai kedudukan sama di hadapan Allah SWT. Ia melandaskan

argumennya pada al-Qur‟an (QS. al-Hujurat/49:13). Menurut Al-

Faruqi, semua manusia merupakan objek dakwah Islam. Tidak ada

orang yang dikecualikan terlepas dari sasaran ajakan Islami, karena

Allah menyeru semua manusia ke jalanNya. Semua manusia adalah

makhlukNya, dan Dialah Pencipta serta Tuhan mereka. Menyeru ke

jalan Allah yang dalam konteks dakwah disebut ‘amar ma’ruf nahi> munkar, tidak dibatasi pada suku, etnis, bangsa dan keturunan

tertentu. Berkaitan dengan hal ini Al-Faruqi mengatakan, jika Allah

membatasi seruanNya, berarti Dia juga membatasi Diri dan kuasa-

99

Ismail R. Al-Faruqi, Louis Lamya Al-Faruqi, h. 220. 100

Ismail R. Al-Faruqi, Louis Lamya Al-Faruqi, h. 221.

Page 81: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

63

Nya, atau ada kesewenangan yang kontradiktif dengan keadilan-

Nya.101

Kebutuhan akan upaya penerjemahan dan penjelasan dari

teks-teks Islam yang disyaratkan al-Qur‟an ke konteks sosial umat

dalam proses dakwah, di bahas oleh Asep Muhyiddin, di antaranya

adalah, konsep Da>r al-Sala>m (peace and harmony area) yakni

menjadikan dakwah sebagai alat atau cara menjadikan manusia hidup

damai dan harmonis dalam proses interaksi antara satu dengan yang

lainnya. Kedua konsep Integralisme, yakni dakwah harus dilakukan

secara komprehensif, dengan mempertimbangkan sudut-persoalan

dakwah, kemampuan, kapasitas, dan target-target dakwah yang lebih

realistik. Integralisme dakwah juga dipahami sebagai bentuk

pelaksanaan dakwah yang dilakukan secara terorganisir dan

manajerial.102

Mengenai konsep rahmatan lil „alamin (penebar kasih bagi

sekalian alam) menurut Muhyiddin, merupakan konsep agung dan

sentral dalam hubungan manusia dan proses interaksinya dalam

kehidupan di dunia ini. Masih menurut Muhyiddin, konsep ini bisa

dikatakan sebagai konsep kedua setelah tauhid. Apabila sentralitas

tauhid berhubungan dengan Tuhan, maka rahmatan lil „alamin

memiliki dominasi dalam kehidupan di dunia. Arah dan tujuan

dakwah hendaknya menebar nilai-nilai rahmah ini, baik dalam

penyampaian maupun dalam mengemas pendekatan-pendekatan

dakwah, karena misi Islam tidak bisa disampaikan dengan cara

pemaksaan.103

Dakwah merujuk pada fitrah manusia, karena dalam fitrah

itulah ada kebenaran yang diharapkan akan hadir pada diri mad’u> (objek dakwah), dan diterimanya dengan ketulusan. Dengan demikian,

aktivitas dakwah tidak ada paksaan dan tidak ada tipu muslihat yang

cenderung menghalalkan segala cara, baik melalui tindakan kekerasan,

intimidasi maupun kelicikan. Bentuk dakwah seperti ini identik

dengan aksi nyata yang dapat dirasakan keberadaannya untuk

101

Ismail R. Al-Faruqi, Louis Lamya Al-Faruqi, h. 221. 102

Asep Muhyiddin, “Dakwah Perspektif Al-Qur‟an,” dalam Kajian

Dakwah Multiperspektif, Teori, Metodologi, Problem dan Aplikasi,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), Cet. ke-1, h. 28-29. 103

Asep Muhyiddin, “Dakwah Perspektif Al-Qur‟an,” dalam Kajian

Dakwah Multiperspektif, Teori, Metodologi, Problem dan Aplikasi, h. 30.

Page 82: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

64

kemaslahatan umat manusia, atau dikenal dengan dakwah bi al-h{a>l dan rah{matan lil ‘a>lami>n.

Istilah rahmatan lil‟ālamīn terdiri dari dua kata: rahmatan dan

al-„alamin yang dihimpit dengan huruf lam. Kata rahmatan merupakan

bentuk mas{dar dari rah{ima-yarh{amu, yang secara harfiah artinya: “al-riqqah wa al-ta’athuf” (kasih sayang

104 Al-Jurjani mengartikan kata

rahmah: “ira>dah is{a>l al-khair” (menghendaki datangnya kebaikan).105

Kata al-‘a>lami>n adalah bentuk jama’ dari kata ‘alam, yang biasa

dipahami dalam arti alam raya atau segala sesuatu selain Allah. Para

ulama ahli tafsir memahami kata ‘alam dalam arti kumpulan sejenis

makhluk Allah yang hidup, baik hidup sempurna maupun terbatas.

Jadi ada alam manusia, alam malaikat, alam jin, alam hewan dan

tumbuh-tumbuhan. Adapun kata al-‘a>lami>n dipahami oleh para ulama

ahli tafsir dalam arti semua manusia.106

Sayyid Qut{b mengartikan rah{matan lil ‘a>lami>n dengan

“rah{matan bashariyyah”, yakni menjadi rahmat bagi kemanusiaan.

Kerasulan Nabi Muhammad saw menjadi rahmat bagi umat manusia,

sebab ia diutus oleh Allah SWT sebagai rahmat bagi alam semesta.

Dengan demikian, seluruh umat manusia baik yang beriman maupun

ingkar, yang taat ataupun membangkang tetap mendapatkan rahmat

dari ajaran-ajaran Rasul berupa kebaikan dan kemaslahatan.107

Muhammad „Ali< al-S{abu>ni> menafsirkan rah{matan lil ‘a >lami>n

dengan “rah{matan li al-khalqi ajma’i>n” (رحمة للخلق أجمعين) , yaitu rahmat

bagi seluruh makhluk.108

Dengan kehadiran Rasulullah saw membawa ajaran Islam,

seluruh makhluk di alam semesta ini memperoleh rahmat. Dengan

rahmat itu, terpenuhilah hajat batin manusia untuk meraih ketenangan,

ketentraman, serta pengakuan atas wujud, hak, bakat dan fitrahnya,

sebagaimana terpenuhi pula hajat keluarga kecil dan besar,

104

Lihat Ibn Manzhur, Lisa>n al-‘Ara>b, (Kairo: Da>r al-Hadi>th, 2003

M/1423 H), Juz 4, h. 102. 105

Lihat Al-Syari>f ‘Ali> bin Muhammad al-Jurja>ni, Al-Ta’rifa>t, (Jakarta: Dar al-Kutu>b al-Islamiyah, 2012 M/1433 H), Cet. ke-1, h. 124.

106M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishba>h: Pesan, Kesan dan

Keserasian Al-Qur’an, h. 480. 107

Sayyid Quthb, Tafsir fi> Z{ila<l al-Qur’an, h. 402. 108

Muhammad Ali al-Shabuni<<, S{afwat al-Tafa>si>r (Kairo: Dar al-

Shabuniy, 14 31 H/2009 M), Cet. Ke-1, h. 253.

Page 83: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

65

menyangkut perlindungan, bimbingan dan pengawasan serta saling

pengertian dan penghormatan.109

Berdasarkan itu, rahmatan lil ‘a>lami>n dapat diartikan:

“mewujudkan segala sesuatu yang membawa maslahat dan manfaat

untuk kehidupan umat manusia”. Bila dikaitkan dengan dakwah, dapat

disimpulkan bahwa dakwah rah{matan lil ‘a>lami>n adalah aktivitas

mengajak dan merealisasikan ajaran-ajaran Islam dengan ramah,

santun, bersahabat, tidak menghujat serta partisipatif yang terwujud

dalam aksi nyata untuk kemaslahatan bagi umat manusia. Ini korelatif

dengan unsur utama dalam dakwah, yakni subyek (da<’i>) dan objek

(mad’u>) yang kedua-duanya adalah manusia. Maka dakwah ditujukan

untuk umat manusia, bukan untuk Tuhan, karena yang membutuhkan

sentuhan dakwah itu manusia.110

Rasulullah saw adalah sentral figur da‟i yang memiliki uswah

hasanah bagi kaum muslimin. Allah SWT mengutusnya sebagai

rahmat bagi alam semesta. Ditegaskan al-Qur‟an:

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan

untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam”. (QS al-Anbiya‟/21:107).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw

diutus sebagai seorang rasul untuk menjadi rahmat bagi seluruh umat

manusia. Dengan demikian, mereka yang menerima rahmat itu dan

meresponnya dengan sikap syukur, akan memperoleh kebahagiaan di

dunia maupun di akhirat. Sedangkan mereka yang menolak serta

mengingkarinya, maka akan mengalami kerugian baik di dunia

109

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, h. 520.

110QS al-Baqarah/2:256 menegaskan: ‚Tidak ada paksaan dalam

(menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara

jalan yang benar dengan jalan yang sesat ... ‚. Dalam QS Ali Imran/3:144

dinyatakan: ‚Muhammad hanyalah seorang Rasul, sebelumnya telah berlalu

beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kalian berbalik menjadi

murtad? Barangsiapa kembali murtad, maka ia tidak akan merugikan Allah

sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur‛.

Page 84: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

66

maupun di akhirat kelak.111

Ini menunjukkan bahwa Rasulullah saw

diutus Allah SWT dengan membawa ajaran yang mengandung

kemaslahatan di dunia dan di akhirat. Hanya saja banyak manusia

yang berpaling, sehingga tidak merasakan kebahagiaan dalam urusan

agama maupun urusan dunia. Al-Qur‟an menggambarkan orang-orang

yang berpaling dari risalah Rasul sebagai berikut: “Tidakkah kamu

memperhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan

kekufuran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan, yaitu

neraka Jahannam? Mereka masuk ke dalamnya, dan itulah seburuk-

buruk tempat kediaman”. (QS Ibrahim/14:28-29).

Diriwayatkan dalam sebuah hadits yang bersumber dari Abu

Hurairah, Rasulullah saw bersabda:

ح ا تعثت سح إ أتعث ىعاا، إ ى112

. “Sesungguhnya aku diutus tidak untuk menjadi pelaknat, melainkan

aku diutus untuk menjadi rahmat”. (Riwayat Muslim).113

Dalam

beberapa hadits, Rasulullah saw menjelaskan urgensi cinta kasih dan

solidaritas sosial kemanusiaan, antara lain:

1. Dari Anas ra, dari Nabi saw bersabda:

ا حة ىفس ، حت حة ألخ أحذم ال ؤ114

. “Salah seorang di antara kalian tidaklah sempurna imannya

sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai

dirinya sendiri”. (Riwayat Bukhari, Nomor, 13).

2. Rasulullah saw bersabda:

اح اىش ، شح ح ا اىش اسح األسض ف ن شح اء، ف اىس

ح شجح اىش ، ح اىش ا ف طي طي الل ا قطع قطع الل

111

‘Imad al-Di>n Abi al-Fida’ Isma’il bin ‘Umar bin Kathi> \\\\\r al-

Qurashi> al-Dimashqi>, Al-Mis{bah al-Muni>r fi< Tahdzhi<b Tafsi<r Ibn Kathi\>r, (Riyad{: Da>r al-Sala>m: 1421 H/2000 M), Cet. Ke-2, h. 880.

112Abu al Husain Muslim bin al-Hajja>j al-Qusyairi> an-Naisabu>ri>,

S}ahih Muslim, (Beirut: Da>r al-Ihya’ al Turats al-‘Arabi>, 261 H.), Jilid 4,

Nomor 2599, h. 87. 113

‘Ima>d al-Di>n Abi al-Fida’ Isma’il bin ‘Umar bin Kathi> \\\\\r al-

Qurashi> al-Dimashqi>, Al-Mis{bah al-Muni>r Fi< Tahdzhi<b Tafsi<r Ibn Kathi\>r, h.

880. 114

Abu> ‘Abdilla>h Muhammad bin Isma>il al-Bukha>ri>, S}ahih al-Bukha>ri>, (tt: Da>r Thauqun al-Naja>h, 1422 H), Jilid 1, Nomor. 127. h. 37.

Page 85: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

67

“Orang-orang yang menyebarkan kasih sayang akan dikasihi

Allah SWT. Maka sayangilah makhluk di bumi, niscaya yang di

langit akan menyayangi kalian. Kasih sayang adalah cabang

dari yang maha pengasih. Barangsiapa yang menyambungkan

kasih sayang tersebut, maka Allah akan menyambungkannya,

dan barangsiapa yang memutuskan kasih sayang, maka Allah

akan memutuskannya”. (RH. At-Turmidzi). 115

Dakwah rahmatan lil „alamin yaitu menyebarkan Islam

dengan menebar kasih sayang, bukan kekerasan dan pemaksaan, serta

mengedepankan sikap toleransi dan bijaksana. Dalam konteks

Indonesia, dakwah rahmatan lil „alamin tergambar pada aktivitas

dakwah para wali songo, yang ditampilkan dengan wajah yang ramah,

santun dan menyejukkan.116

Tujuan utama dari dakwah, yaitu

terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di

akhirat. Hal ini identik dengan tujuan hidup yang dinginkan oleh

manusia, yakni terwujudnya kebaikan di dunia dan di akhirat.

Diungkapkan dalam sebuah doa: “Ya Tuhan kami, berikanlah kami

kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta jagalah kami dari

siksa neraka”. (QS. al-Baqarah/2:201).

Dakwah rahmatan lil „alamin sangat erat kaitannya dengan

cara pelaksanaan dakwah. Di dalam al-Qur‟an terdapat penjelasan

mengenai cara pelaksanaan berdakwah, yaitu surat al-Nahl ayat 125:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan

pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka menurut cara

yang terbaik. Sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang

sesat dari jalan-Nya, dan lebih mengetahui siapa orang-orang yang

mendapat petunjuk”.

Ayat tersebut memberikan gambaran tentang tata cara

berdakwah dengan cara hikmah (da’wah bi al-h{ikmah). Kata al-

hikmah ditinjau dari sudut kebahasaan berarti: ‚al-‘Ilmu ma’a al-‘amal” (ilmu yang disertai amal). Sedangkan secara istilah, al-Shari>f

‘Ali< bin Muh{ammad al-Jurja>ni< mendefinisikan al-hikmah:

ا قح اىثششحاىحنح عي ثحث ف ع حقائق األشاء عي ا عي ف اىجد تقذس اىط

115

Abu> I>sa> Muhammad bin I>sa> bin Saurah at-Tirmidzi>, Sunan at-Tirmidzi, (Mesir: Maktabah , 1395 H.), Jilid 4, Nomor1924, h. 323

116Said Aqil Siradj dan Mamang Muhammad Haerudin, Jalan

Dakwah Rahmatan Lil ‘Alamin, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,

2015), Cet. Ke-1, h. 37-41.

Page 86: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

68

“Hikmah ialah ilmu yang membahas tentang hakikat-hakikat segala

sesuatu yang ada menurut kadar kemampuan manusia”.117

Jika dikaitkan dengan dakwah, yang dimaksud segala sesuatu

(al-asyya‟) dalam definisi di atas adalah segala unsur yang tercakup

dalam pelaksanaan dakwah: isi dakwah; unsur manusia yang dihadapi;

unsur kondisi (ruang dan waktu); unsur bentuk dan cara dakwah yang

sesuai.

Al-Raghib al-Ishfahani merumuskan pengertian al-hikmah

tercapainya kebenaran berdasarkan ilmu إطا تح اىحق تاىعي اىعقو":

dan akal”.118

Dengan demikian, hikmah berarti kemampuan memilih

bentuk yang tepat dan mempergunakannya secara efektif.

Islam dihadirkan sebagai agama yang dapat memberikan

solusi untuk semua, baik kaum muslimin, non muslim, laki-laki,

perempuan, mayoritas maupun minoritas. Dakwah Rasulullah di

Madinah dapat menjadi contoh bagaimana berdakwah pada

masyarakat yang heterogen dan multikultural: ras, suku dan agama.

Dengan dakwah persuasif, Rasulullah saw dalam waktu singkat dapat

membangun basis Islam yang kuat dan peradaban modern masyarakat

Madinah. Fanatisme terhadap identitas kesukuan, perbedaan jenis

kelamin dan saling bertikai dalam dendam yang berkepanjangan

merupakan indikator yang melekat di kalangan masyarakat Madinah

sebelum kedatangan Rasulullah saw yang membawa Islam sebagai

rahmatan lil „alamin.

Prinsip koeksistensi untuk mengentaskan kemiskinan,

keterbelakangan, mengakhiri konflik, memajukan pendidikan,

menegakkan keadilan, menjunjung kebinekaan, serta anti terhadap

kekerasan harus dijadikan paradigma baru dakwah Islam.119

Rahmatan

lil‟alamin merupakan karakteristik Islam yang harus dijadikan prinsip

dalam berdakwah.

B. Gerakan Kemanusiaan (Humanitarian Movement)

Istilah „kemanusiaan‟ memiliki kaitan erat dengan tiga istilah,

yaitu humanity, humanism, dan humanitarianism. Ketiga kata ini

117

Al-Shari<f ‘Ali bin Muhammad al-Jurjani>, Al-Ta’rifat, h. 105. 118

Al-Raghib al-Ishfahaniy, Mu’jam Mufrada>t Alfa>z{ al-Qur’a>n,

(Beirut: Dar al-Fikr, 1432 H/2010 M), h. 98. 119

Hilman Latief dan Zezen Zaenal Mutaqin, Islam dan Urusan

Kemanusiaan. Konflik Perdamaian dan Filantropi, h. 62.

Page 87: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

69

merupakan satu terminologi kemanusiaan yang memiliki makna dan

perkembangan yang berbeda di dunia. Berikut secara singkat

dijelaskan perkembangan ketiga istilah tersebut.

1. Humanitas

Jonathan Glover dalam buku yang berjudul “Humanity: A

Moral History of the Twentienth Century” mengungkapkan bahwa

konsep kemanusiaan muncul berawal dari banyaknya atrocities atau

kekerasan yang masih dalam tahap misleading. Pada awal abad ke-20,

kekerasan di suatu negara di pandang sebagai hal yang wajar.Muncul

mitos yang menyatakan bahwa sejarah manusia memang tidak terlepas

dari perang, pembunuhan, kejahatan dan kekerasan. Sejarah

kehidupan manusia selalu diiringi dengan kisah perang yang

mencerminkan bahwa dunia penuh dengan konflik.120

Namun

demikian, latar ini yang menyebabkan masyarakat Eropa mulai

mengakui adanya otoritas moral dan etika.

Muncul tokoh seperti Immanuel Kant (1724-1804 M) yang

mulai mengkritisi konsep manusia dan kemanusiaan. Menurutnya,

banyaknya kekerasan menyebabkan etika, moral, dan nilai-nilai agama

mulai dipertanyakan lagi. Ia menulis bahwa humanitas itu sendiri

merupakan sebuah harga diri, di mana pengakuan sebagai manusia

sangat dibutuhkan setiap individu dan selalu digunakan hingga akhir

waktu. Teori yang diungkapkan oleh Kant tersebut dikenal sebagai

teori moralitas, di mana dalam teori tersebut tindakan moral bukan

berarti sekedar melakukan hal yang benar, tetapi melakukan hal yang

benar demi melakukan hal yang benar itu sendiri, bukan

melakukannya karena hal tersebut benar atau cocok menurut diri kita.

Sebuah tindakan bisa dikategorikan sebagai tindakan moral apabila

tindakan tersebut muncul karena amal yang baik yang bisa

diuniversalkan sebagai hal yang baik.121

Konsep di atas menjadi landasan pemikiran konsep

kemanusiaan. Bahkan dalam artikel yang ditulis oleh Kenneth A.

120

Jonathan Glover, Humanity: A Moral History of the Twentieth

Century, (Connecticut:Jonathan Cape, 1999), h. 1-3. 121

Dalam Jonathan Glover, Humanity: A Moral History of the

Twentieth Century, 23. Lihat juga Ahmad Tafsir, Filsafat Umum: Akal dan

Hati Sejak Thales Sampai Chapra, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2005), h. 257.

Page 88: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

70

Penman dan Samuel H. Adams, ditegaskan bahwa humanitas juga bisa

dianggap sebagai landasan pemikiran dari humanitarianisme, yang

dimana sifat kemanusiaan yang dimiliki oleh seseorang hakekatnya

adalah being kind, melakukan segala sesuatunya dengan pikiran,

respect dan memiliki rasa simpati kepada orang lain. Respect dan

simpati merupakan „human response‟ atau respon otomatis yang

dimiliki setiap manusia.122

Relasi antara humanitas dan humanitarian

akan di ulas pada subbab humanitarianisme.

2. Humanisme

Pada akar kata kedua, konsep kemanusiaan erat kaitannya

dengan istilah humanisme, yang mana secara historis, para ahli

sepakat bahwa humanismesebenarnya berasal dari kata latin

humanitas yang berarti pendidikan manusia. Dalam bahasa Yunani,

istilah ini lebih dikenal dengan “paideia” yang berarti pendidikan

yang fokus pada kebebasan sebagai tujuan utamanya.123

Menurut

Tony Davies, humanisme memiliki sejarah yang sangat kompleks,

mengandung banyak makna dan konteks. Sebagaimana halnya

rasionalisme dan liberalisme, humanisme juga terlahir sebagai anak

kandung renaisans. Masing-masing aliran tersebut memiliki target dan

tujuan berbeda. Jika rasionalisme merupakan proyek untuk

menegaskan eksistensi akal dan liberalisme adalah usaha untuk

membuka ladang persaingan yang kompetitif, maka humanisme secara

sederhana dapat dipahami sebagai upaya meneguhkan sisi

kemanusiaan.124

Sedangkan menurut Falk &Farer, kemanusiaan

adalah paham tentang kebebasan manusia, dan yang terpenting bagi

manusia adalah kemanusiaannya itu sendiri.125

Ali Syariati mengartikan humanisme sebagai suatu mazhab

yang intinya adalah kebebasan dan kesempurnaan manusia sebagai

makhluk utama yang didasarkan pada respon terhadap kebutuhan-

122

Kenneth A. Penman & Samuel H. Adams, “Humane, Humanities,

Humanitarian, Humanism,” di akses pada 20/08/2016. 123

Donald M. Borchet (ed.) Encyclopedia of Philosophy, Vol. 4,

Second Edition, (Farmington Hills: Thompson Gale, 2006), h. 477. 124

Tony Davies, Humanism, (London: Routledge, 2001), h. 2. 125

W.D Falk and Austin W. Farrer, “Humanism,”The Personalist

Forum, Vol. 5, No. 2, (1989): 69-81, h. 70.

Page 89: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

71

kebutuhan yang membentuk keistimewaan manusia.126

Alasan pokok

mengapa humanisme memajukan kultus pada manusia adalah karena

agama-agama di masa lalu merendahkan kepribadian manusia,

meremehkan posisinya di atas dunia, memaksanya agar

mengorbankan dirinya di hadapan para dewa dan Tuhan.127

Pendapat

ini sebenarnya merupakan kesimpulan Syari‟ati terhadap pandangan

beberapa pemikir barat tentang arti humanisme yang cenderung

beraliran liberalis, marxis dan ekstensialis, di samping agama.

Sejarah menunjukkan bahwa pandangan humanisme berasal

dari Yunani Kuno, yaitu ketika Sokrates mengarahkan filsafatnya

pada kesadaran etik bagaimana cara meningkatkan martabat manusia

sebagai individu dan masyarakat. Inilah esensi dari perhatian

humanisme yang membentuk sejarah pemikiran dan kebudayaan

Eropa. Pada masa renaisans,128

manusia mulai diakui eksistensinya

dan dihargai sebagai makhluk yang memiliki kemampuan untuk

mengatur dunianya.129

Sebagai reaksi terhadap dominasi agama atas

126

Ali Syari‟ati, Kritik Islam Atas Marxisme dan Sesat-Sesat Pikir

Barat Lainnya, Cet. Ke-1, (Bandung:Mizan, 1983), h. 52. 127

Ali Syari‟ati, Tugas Cendekiawan Muslim, Cet. Ke 2, (Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 1996), 1. Lihat juga Mashadi, “Pemikiran dan

Perjuangan Ali Syari‟ati,” Jurnal Al- Ulum, Vol. 11, No. 1, (Juni 2011): 115

– 138, h. 116. 128

Zaman renaissance sering disebut sebagai sebagai zaman

humanisme, sebab pada abad pertengahan manusia kurang dihargai sebagai

manusia, kebenaran diukur berdasarkan kebenaran gereja, bukan menurut

yang dibuat oleh manusia. Dengan demikian ciri utama renaissance adalah

humanisme, individualisme, lepas dari agama. Manusia sudah mengandalkan

akal (rasio) dan pengalaman (empiris) dalam merumuskan pengetahuan,

meskipun harus diakui bahwa filsafat belum menemukan bentuk pada zaman

renaissance, melainkan pada zaman sesudahnya, yang berkembang pada

waktu itu sains, dan penemuan-penemuan dari hasil pengembangan sains

yang kemudian berimplikasi pada semakin ditinggalkan agama kristen karena

semangat humanisme. Fenomena tersebut cukup tampak pada abad

modern.Humanisme menghendaki ukuran haruslah manusia, karena manusia

mempunyai kemampuan berpikir, berkreasi, memilih dan menentukan, maka

humanisme menganggap manusia mampu mengatur dirinya dan mengatur

dunianya.Lihat Ahmad Tafsir, Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales

Sampai Chapra, h. 126-127. 129

Humanisme dan renaissance adalah dua gerakan yang tidak bisa

dipisahkan, dan mempunyai keterkaitan yang erat. Humanisme bertujuan

Page 90: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

72

rasionalitas manusia, seperti yang terjadi pada abad pertengahan,

muncul pandangan yang menekankan pada otoritas atau kedaulatan

manusia, yakni gerakan humanis. Gerakan humanis bertujuan untuk

keluar dari dominasi agama dan mengajarkan bahwa manusia pada

prinsipnya adalah makhluk bebas dan berkuasa penuh atas eksistensi

dan masa depannya.130

Humanisme Sokrates tersebut mempengaruhi awal agama

Kristen yang berusaha memasukan pemikiran terbaik tradisi Yunani

dan Yahudi. Humanisme Barat lahir dari pemberontakan terhadap

kekuasaan Gereja yang bersifat dogmatis pada abad Pertengahan.

Pandangan antroposentris beranggapan bahwa kehidupan tidak

berpusat pada Tuhan tapi pada manusia. Etosnya adalah semangat

menghargai nilai-nilai yang dibangun oleh manusia sendiri. Peradaban

antroposentris menjadikan manusia sebagai tolok ukur kebenaran dan

kepalsuan, untuk memakai manusia sebagai kriteria keindahan dan

untuk memberikan nilai penting pada bagian kehidupan yang

menjanjikan kekuasaan dan kesenangan manusia.131

”Dengan dasar

ini, humanisme Yunani, melalui penyangkalan terhadap dewa-dewa,

ketidak-percayaan pada pemerintahan mereka dan pemutusan

hubungan antara manusia dan syurga, berjuang untuk sampai pada

alam antroposentris untuk menjadikan manusia sebagai batu ujian

kebenaran dan kepalsuan, untuk memakai manusia sebagai kriteria

untuk menggebrak kebekuan gereja yang memasung kebebasan, kretifitas dan

nalar manusia, sedangkan renaissance adalah pendobrakan manusia untuk

setiadankonstan dengan jatidirinya. Dengan kata lain, manusia mulai

memiliki kesadaran-kesadaran baru yang mengedepankan nilai dan keluhuran

manusia. Lihat Aisyah, “Humanisme dan Renaissance dalam Pandangan

Filsafat,”Jurnal Al-Fikr, Vol. 17, No. 3 (2013):5-6. 130

Ada tiga aspek dari humanism renaissance: pertama, pemutusan

dengan masa lalu, yaitu budaya abad pertengahan; kedua kembali kepada

sumber, yaitu budaya Yunani dan Romawi; dan ketiga, kesinambungan

dengan zaman waktu itu. LihatM. Sastrapratedja, “Setelah Limaratus Tahun,

Berakhirkah Humanisme?”Jurnal Diskursus, Jurnal Filsafat dan Teologi

Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Vol. 2, No. 2. (Oktober 2003): 1-2. 131

Ali Syari‟ati, Kritik Islam atas Marxisme dan Sesat-Pikir Barat

Lainnya, h. 56. Lihat juga Muhammad Nur, “Rekonstruksi Epistemologi

Politik: Dari Humanistik Ke Profetik,” Jurnal Asy- Syir‟ah, Vol. 48, No. 1,

(Juni 2014): 131-159, h. 153.

Page 91: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

73

keindahan dan memberikan nilai penting pada bagian kehidupan yang

meningkatkan kekuatan dan kesenangan manusia.”132

Namun demikian, saat ini konsep humanisme tidak lagi

dihubungkan dengan kebudayaan Romawi dan Yunani Kuno.

Humanisme berkembang menjadi gerakan lintas budaya dan universal,

dalam arti berbagai sikap dan kualitas etis dari lembaga-lembaga

politik yang bertujuan membentengimartabatmanusia. Dalam

perkembangannya, humanisme terbagi dua; humanisme religius dan

humanisme sekuler. Keduanya memiliki kesamaan prinsip, yakni

sama-sama berusaha agar eksistensi manusia diakui.Humanisme

sekuler lebih menekankan aspek kemanusiaan secara menyeluruh,

didasarkan pada kebebasan dan kesempurnaanya,sedangkan

humanisme religius mendasari pemikirannya pada aspek moral dan

spiritual.

Humanisme sekuler tidak menjadikan spiritualitas agama

sebagai hal yang penting dalam kehidupan manusia. Para pemikir-

pemikir sosial abad ke-19, seperti Auguste Comte (1798-1857 M),

Karl Marx (1818-1883 M), Herbert Spencer (1820-1903 M), Sigmund

Freud (1856-1939 M), Emile Durkheim (1858-1917 M), dan Max

Weber (1864-1920 M); pada umumnya meyakini bahwa agama secara

berangsur-angsur akan hilang dan menjadi sesuatu yang tidak penting

terutama bagi masyarakat industri (modern), karena masyarakat

industri (modern) diproyeksikan untuk berorientasi sekuler.133

Humanisme sekular, yang oleh Syari‟ati disebut sebagai humanisme

ateis barat, menyingkirkan Tuhan sebagai basis moral dan

menggantinya dengan suara hati nurani, menganggap bahwa manusia

sebagai makhluk yang di dalam dirinya telah memiliki kesadaran

moral yang bersumber dari karakter asli kemanusiaannya.Sampai di

situ, kesadaran moral bukan lagi keluar dari kedalaman tabiat

manusia, tetapi diubah bentuknya menjadi kesadaran sosial yang

berakar dalam aspek lingkungan sosial manusia yang selalu berubah.

132

Ali Syari‟ati, Kritik Islam atas Marxisme dan Sesat-Pikir Barat

Lainnya, h. 56. 133

Pippa Noris dan Ronald Inglehart, Sacrad and Sekular: Religion

and Politics Worldwide, (New York: Cambridge University Press, 2004), h.

3-5.

Page 92: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

74

Jadi moral menjadi rangkaian nilai suci dan transendental menjadi

korban pergolakan dan hampir terhapuskan.134

Berbeda dengan humanisme sekuler, humanisme religius

adalah sebuah gerakan yang muncul dari hasil diskusi beberapa filsuf,

guru, penulis dan rohaniawan yang mengadakan diskusi seputar

pentingnya humanisme di dalam agama. Sebagai istilah, humanisme

religius tergolong baru, namun akar-akarnya dapat ditelusuri jauh ke

dalam lubuk agama-agama. Tidak diragukan lagi, pemimpin besar

agama seperti Buddha, Konfusius, Yesus dan Muhammad telah

membuat kontribusiyang substansial dari sisi etika terhadap tradisi

humanis.Jika menengok kepada pembahasan sebelumnya tentang

humanisme, terdapat kesatuan yang menyenangkan antara agama dan

humanisme, khususnya selama masa renaissance, tetapi kemudian

beberapa filosof abad pencerahan seperti Dennis Dederot, Voltaire,

Baron d‟Holbach, David Hume dan lain-lain, mempersoalkan

penyatuan antara agama dan humanisme pada masa ini. Mereka

merasa ada yang salah dalam persekutuan Kristen dan humanisme

oleh sebab kekuasaan pemerintahan dikontrol oleh Kristen. Karena

kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pemimpin Kristen, maka para

filosof pencerahan menginginkan adanya perbaikan-perbaikan

kesalahan-kesalahan ini dengan meletakan pemerintahan di atas

landasan hak-hak asasi manusia.135

Tokoh-tokoh seperti John Dewey, Roy Wood Sellars,

Muhammad Iqbal, Mohammed Arkoun, Ali Shari‟ati, dan lain-lain

menyadari adanya elemen humanisme dalam agama; Yesus mencintai

umat manusia, semua agama seperti Islam juga sangat perhatian pada

kemanusiaan. Para humanis religius ini mengakui bahwa agama dalam

kebudayaan manusia hadir untuk membantu manusia dalam rangka

mengatasi egoisme (self centeredness) yang mengasingkan diridari

dan dari jiwa yang lebih dalam. Sehingga ciri dari konsep humanisme

religius adalah selalu menyerukan ketertundukan kepada Tuhan

134

Ali Syari‟ati, Kritik Islam atas Marxisme dan Sesat-Pikir Barat

Lainnya, h. 61. 135

Jon Avery dan Hasan Askari, Menuju Humanisme Spiritual

Kontribusi Perspektif Muslim Humanis, (Surabaya: Risalah Gusti, 1995), h.

6-7.

Page 93: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

75

sebagai asas paling tinggi, namun tetap memberikan penghargaan

terhadap martabat manusia.136

Meskipun sebagai aliran filsafat, humanisme memiliki

pandangan yang menganjurkan manusia untuk memiliki sifat

filantropis yang mengedepankan persahabatan, kepedulian,

kebersamaan dan sebagainya antar sesama manusia,137

namun jika

tidak dilandaskan pada nilai-nilai religius, konsep ini dapat merebut

keseluruhan moral manusia dari agama, sehingga memungkinkan

perkembangan dan pertumbuhan ruhaniah atas dasar kebajikan moral

semata tanpa kepercayaan pada Tuhan.138

Hossen Nasr berpandangan

bahwa humanisme spiritual dapat menjadi alternatif dalam

menghadapi fenomena sosial yang semakin kompleks. Spiritualitas

agama menjadi hal yang penting untuk membangun institusi sosial,

sebab humanisme sekular yang menafikan sisi spiritual dan

humanisme religius yang cenderung dipahami doktrinal belum cukup

menjadi filosofi hidup masyarakat, karena belum dapat sepenuhnya

mengangkat harkat dan martabat eksistensi manusia yang

sebenarnya.139

3. Humanitarianisme

Humanitarianisme menurut Soedjatmoko merupakan

kelanjutan dari humanisme dan memiliki orientasi dasar ke arah

kebebasan dan kesejahteraan manusia.140

Namun demikian,

136

M. Amin Abdullah, “Humanisme Religius versus Humanisme

Sekuler: Menuju Sebuah Humanisme Spiritual,” dalam Islam dan

Humanisme: Aktualisasi Humanisme Islam di Tengah Krisis Humanisme

Sekuler, ed. Kamdani, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 189-190. 137

Masduki, Humanisme Spiritual, h. 30. 138

Ali Syari‟ati, Kritik Islam atas Marxisme dan Sesat-Pikir Barat

Lainnya, h. 62. 139

Masduki, Humanisme Spiritual, 26. Lihat juga Sayyed Hossein

Nasr, The Encounter of Man and Nature, h. 17. 140

Soedjatmoko, “Humanitarianism: An Ethical Framework of

Human Solidarity,” dalam Kathleen Newland & Kemala Chandrakirana

Soedjatmoko (ed.), Transforming Humanity: The Visionary Writings of

Soedjatmoko (Connecticut: Kumarian Press, 1994), 186, dalam Siswanto

Masruri, “Menuju Humanitarianisme: Studi Evolusi Pola Pemikiran

Kemanusiaan Soedjatmoko,” Disertasi, IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

2002, h. 2.

Page 94: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

76

humanitarianisme berbeda dengan humanisme. Humanisme adalah

suatu aliran masa renaisans yang ditujukan terutama kepada sastra

klasik (Latin dan Yunani), sejarah, dan cinta tanah air dalam

pemikirannya.

Jika humanisme muncul banyak disebabkan oleh keinginan

untuk melepaskan diri dari dominasi agama, maka kelahiran

humanitarianisme justeru dilatarbelakangi oleh semangat agama. Jika

dalam perkembangannya humanisme ingin mendekatkan diri kepada

agama, humanitarianisme tetap mengedepankan dan peduli terhadap

nilai-nilai agama.141

Secara sederhana, humanitarianisme adalah

doktrin yang menekankan kesejahteraan manusia. Humanitarianisme

muncul pada abad ke-18, namun lebih dikenal pasca berakhirnya era

perang dingin, sekitar akhir abad ke-20.142

Kata “Humaniter” yang berarti kemanusiaan, memiliki

cakupan makna yang luas, antara lain: upaya untuk menyejahterakan

manusia; etika kebaikan, kebajikan, dan sikap simpatik kepada sesama

manusia tanpa membedakan ras, warna kulit, golongan, bangsa dan

agama.143

Secara universal, humanitarianisme memiliki empat prinsip

yang diadopsi oleh hampir seluruh aktor-aktor kemanusiaan yaitu;

humanity, impartiality,neutrality, dan independence.144

a. Prinsip humanity bertujuan untuk melindungi kehidupan dan

kesehatan dan menjamin penghormatan terhadap manusia, sebab

penderitaan manusia harus diatasi di manapun ketika ditemukan,

dengan perhatian khusus pada kelompok yang paling rentan

(vulnerability), seperti anak-anak, perempuan, para pengungsi

141

Ephraim Isaac, “Humanitarianism across Religion and Cultures,”

dalam Thomas G. Weiss & Larry Minear (ed.), Humanitarianism across

Borders: Sustaining Civilians in Times of War(London: Lynne Rienner

Publishers, 1993), h. 14. 142

Michael Barnett & Thomas G. Weiss, “Humanitarianism: A Brief

History of the Present,” dalam Michael Barnett & Thomas G. Weiss (ed.),

Humanitarianism in Question: Politics, Power Ethics, (London: Cornell

University Press, 2008), h. 1. 143

Michael Barnett & Thomas G. Weiss, “Humanitarianism: A Brief

History of the Present,” h. 8. 144

Lihat Unocha, “OCHA on Message:Humanitarian Principles,”

dalam

https://docs.unocha.org/sites/dms/Documents/OOM_HumanPrinciple_Englis

h.pdf, di akses pada 04/03/2017.

Page 95: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

77

dan orang tua. Setiap orang memiliki hak dan martabat yang

harus dihormati dan dilindungi. Pekerja kemanusiaan harus

mempertahankan kemampuan mereka untuk mendapatkan

sekaligus mempertahankan akses ke semua penduduk yang rentan

agar akses tersebut dapat dnegosiasikan dengan semua pihak

dalam konflik maupun tidak.

b. Prinsip neutrality yaitu aktor humanitarian action tidak boleh

berpihak dalam permusuhan atau terlibat dalam permasalahan

yang bersifat politik, ras, agama atau ideologi. Transparansi dan

keterbukaan prinsip utama untuk menjaga netralitas. Neutrality

untuk sebuah organisasi ini didasarkan pada pendekatan HAM

meskipun hal ini menjadi tantangan untuk mengatasi kekerasan

HAM. Neutrality bukan pembenaran untuk memaafkan impunitas

atau menutup mata terhadap pelanggaran HAM berat.

c. Prinsip impartiality yaitu aksi kemanusiaan harus dilakukan atas

dasar mandiri, memberikan prioritas kepada kasus yang paling

mendesak marabahaya dan tidak membuat perbedaan atas dasar

kebangsaan, ras, jenis kelamin, keyakinan agama, kelas atau

pendapat politik. Hal ini dimaksudkan bahwa bantuan

kemanusiaan itu diberikan ke semua orang yang menderita,

berdasarkan pada kebutuhan mereka dengan sesuai dan tepat

sasaran. Hak asasi manusia adalah dasar dan kerangka kerja

untuk penilaian kebutuhan. Prinsip ini meliputi proporsionalitas

(ketika sumber daya tidak cukup, maka mereka yang paling

terkena dampak harus menjadi prioritas) serta prinsip

nondiskriminasi (tidak ada yang harus mengalami diskriminasi

berdasarkan jenis kelamin, usia, etnis, identitas, dll).

d. Prinsip independence yaitu aksi kemanusiaan harus bebas dan

bersih dari tujuan politik, ekonomi, militer atau lainnya yang

berkaitan dengan bidang di mana tindakan kemanusiaan sedang

dilaksanakan. Pada umumnya pelaksanaan aksi kemanusiaan

pasti melibatkan stakeholder yaitu penerima manfaat, otoritas

nasional / lokal, donor dan lembaga bantuan. Dalam hubungan

ini, NGO harus bersifat otonom bertanggung jawab untuk

penerima manfaat dan tidak terpengaruh oleh politik dari pemberi

donor maupun otoritas nasional.

Keempat prinsip tersebut secara garis besar menjadi landasan

bagi para pekerja kemanusiaan dalam melakukan aksi-aksi

kemanusiaan. Namun tidak menutup kemungkinan bagi aktor NGO

Page 96: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

78

untuk mengembangkan prinsip-prinsip yang lain di luar humanitarian

principles, untuk dirumuskan dan diimplementasikan ke dalam peran

yang mereka jalani sebagai NGO yang bergerak di bidang

kemanusiaan. Mengenai prinsip-prinsip ini, Thomas G. Weiss & Larry

Minear memiliki pandangan tersendiri tentang realisasi beberapa

prinsip-prinsip etis pada humanitarianisme, antara lain:

a. Pembebasan; membebaskan manusia dari penderitaan yang

mengancam kehidupan (relieving life-threatening suffering).

b. Kemerdekaan; merdeka dari intervensipenguasapolitik

(independence).

c. Non-partisipan; tidak ada keberpihakan yang mengedepankan

agenda-agenda politik sektarian (non-participant-ship).

d. Akuntabilitas; bertanggung jawab dan transparan pada publik

(accountability).

e. Proporsionalitas; memiliki ketegasan pandangan bahwa

kehidupan manusia berharga di suatu bagian dunia, dan

berharga pula di bagian dunia lainnya (proportionality to

need).

f. Kompatibilitas; sesuai dengan situasi dan kondisi setempat

dalam upaya pengembangan sumber-sumber yang ada

(appropriateness).

g. Kontekstualitas; berpedoman pada pandangan komprehensif

tentang kebutuhan yang menghargai hak-hak asasi manusia,

dan memberikan infomrasi penting tentang sebab-sebab

konflik (contextualization).

h. Kedaulatan; penangguhan kedaulatan demi pembebasan

manusia dari penderitaan yang mengancam kehidupan

(subsidiary of sovereignty).145

Pertama kali prinsip-prinsip tindakan kemanusiaan diadopsi

secara formal pada tahun 1965, ketika gerakan Palang Merah dan

Bulan Sabit Merah Internasional mendukung kemanusiaan,

ketidakberpihakan, netralitas, independensi, kesatuan, sukarela

pelayanan dan universalitas sebagai prinsip mendasarnya. Prinsip ini

tertulis dalam Konvensi Jenewa 1864, Meskipun dalam perjalanannya

145

Thomas G. Weiss & Larry Minear (ed.), Humanitarianism across

Borders: Sustaining Civilians in Times of War, (London: Lynne Rienner

Publishers, 1993), 6-7.

Page 97: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

79

membutuhkan proses belajar dan trial and error selama satu abad

dalam prakteknya, sampai pada kemanusiaan modern.146

Berdasarkan hal ini, maka Humanitarianisme barat kegiatan

yang berhubungan dengan masalah-masalah yang terkait dengan

bantuan kemanusiaan.

C. Aksi Kemanusiaan dalam Perspektif Religious NGO

Isu mengenai bencana sejak dahulu hingga saat ini menjadi

persoalan yang selalu menyita perhatian. Jika dahulu penanganan

bencana hanya dilakukan dalam lingkup dan skala yang kecil di suatu

wilayah atau negara, maka penanganan bencana dewasa ini telah

melibatkan banyak aktor, tidak hanya peran negara yang menjadi

sorotan disana, namun aktor non-negara seperti organisasi

internasional, kelompok masyarakat, MNC/ TNC, media massa juga

memiliki ruang tersendiri. Relasi antara aktor tersebut dalam isu

bencana dapat dijelaskan sebagai hubungan antara negara penerima

donor dan lembaga pendonor. Fenomena ini memperlihatkan

menguatnya solidaritas transnasional dalam merespon terjadinya

bencana. 147

Selanjutnya, globalisasi telah menyebabkan bencana, tidak

lagi menjadi persoalan lokal semata, namun telah menjadi masalah

global. Isu bencana dewasa ini telah menjadi isu yang melewati lintas

batas negara. Misalnya, bencana kabut asap di sebuah negara akan

mempengaruhi kondisi politik dan ekonomi negara lain, khususnya

negara tetangga. Bencana yang terjadi di negara tertentu saat ini telah

menjadi perhatian masyarakat dunia sehingga pada setiap terjadinya

bencana, bantuan kemanusiaan dari lembaga-lembaga internasional,

baik yang berasal dari negara, perusahaan transnasional atau

organisasi internasional, selalu hadir di wilayah bencana.148

Selain bencana yang disebabkan oleh factor alam, bencana

yang juga cukup menyita perhatian dan membutuhkan penanganan

146

Redaksi, “Hukum Kemanusiaan,” dalam

www.icrc.org/en/document/pakistan-conference-humanitarian-action-light-

sharia-andinternational-hukum kemanusiaan, diakse 7 Mei 2018. 147

Anita Afriani Sinulingga, “Isu Bencana dan Prinsip-Prinsip

Humanitarian Dalam Studi Ilmu Hubungan Internasional,” Andalas Journal

of International Studies, Vol. 5, No. 1 Mei Tahun 2016, h.18. 148

Anita Afriani Sinulingga, “Isu Bencana dan Prinsip-Prinsip

Humanitarian Dalam Studi Ilmu Hubungan Internasional,” h. 18

Page 98: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

80

adalah bencana yang ditimbulkan akibat konflik. Konflik yang terjadi

akibat kepentingan kelompok- kelompok tertentu, selalu menimbulkan

kerusakan dan melanggar kemanusiaan. Realitas sosial konflik dalam

skala besar sungguh mengerikan dan merenggut beribu-ribu nyawa

manusia. Kenyataan sosial semacam ini menantang seluruh umat

manusia untuk menghadapi dan menyelesaikannya.149

Sebagai tanggapan atas krisis buatan manusia dan alam di

seluruh dunia dan terutama di negara-negara Muslim, Liga Dunia

Muslim, dengan dukungan penuh dari Arab Saudi, membentuk

Organisasi Urusan Islam Internasional (IRO). Contoh lembaga amal

keagamaan lain yang disponsori oleh negara adalah Qatar Charity dan

the Asian Muslim Charity Fund (AMCF) di Uni Emirat Arab.

Asosiasi multiguna tersebut beroperasi di seluruh dunia untuk

menyediakan bantuam bagi orang-orang miskin dan untuk mendukung

menyebarkan syiar Islam (dakwah), dan untuk melakukan proses

pengislaman kembali.150

Di negara-negara Barat yang sudah maju

seperti Australia dan Amerika Serikat, negara dapat mensponsori

agensi-agensi yang juga bekerja untuk membantu dan

mengembangkan proyek yang dijalankan di negara berkembang.

Sebagai bukti, program dan aktivitas yang telah berjalan puluhan

tahun, yaitu AUSAID (Australia), (USAID) (Amerika Serikat), dapat

bekerja sama dengan lembaga keagamaan, meskipun kenyataannya

agensi tersebut tidak mendukung program syiar keagamaan dan hanya

membantu sebatas solidaritas kemanusiaan.151

Menelaah dinamika asosiasi sukarelawan berbasis keagamaan

di berbagai negara Arab, Amani Kandil menyarankan bahwa negara

memiliki sekurang-kurangnya dua peran: Pertama, menyediakan

payung hukum dan kondisi atmosfir yang kondusif untuk

perkembangan sektor sukarela; dan kedua, membentuk pola praktek

149

Martino Sardi, Bertindak Aktif Tanpa Kekerasan Demi

perdamaian yang Berkesinambungan, dalam Hilman Latief…, Islam dan

Urusan Kemanusiaan, h. 197. 150

Lihat Abdel-Rahman Ghandour, “Humanitarianism, Islam and the

West: Contest or Cooperation,” dalam

http://www.odihpn.org/report.asp?ID=2582, diakses 2008. 151

Hilman Latief, Islamic Charities and Social Activism Welfare,

Dakwah dan Politics in Indonesia, h. 45.

Page 99: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

81

sukarela diantaranya dengan memberikan dukungan publik dan

mengakui program sukarelawan.152

Sejarah perkembangan NGO di mulai sejak abad ke-17 di

Inggris yang merupakan tradisi untuk membangun organisasi

masyarakat dalam membantu dan mendorong penyelesaian krisis di

masyarakat. Aktor-aktor utamanya berasal dari kalangan agamawan

dan pihak swasta profesional. Tradisi ini menguat pada perang dunia

ke satu dan ke dua di awal abad ke-20, dengan lahirnya berbagai NGO

internasional di Eropa untuk penanggulangan krisis akibat perang,

seperti kelaparan, kemiskinan, pengungsian, pelarian politik,dan

kekerasan-kekerasan yang dilakukan oleh negara terhadap

masyarakat153

.

Sejarah Barat mengungkap bahwa partisipasi timbul dari

kalangan bawah, dan masyarakat yang gelisah. Gejala itulah yang

dilihat oleh Alexis de Tocqueville pada tahun 30-an abad ke-19, yakni

timbulnya perkumpulan dan perhimpunan sukarela (voluntary

association). Perkumpulan dan asosiasi itulah yang kemudian menjadi

“sokoguru masyarakat” (civil society). Dan apa yang disebut oleh

Tocqueville itu tak lain adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),

yang dalam masyarakat Barat ini disebut sebagai Non Goverment

Organisation (ORNOP, Organisasi Non Pemerintah) dan perkumpulan

sukarela (voluntary association).154

Berdasarkan tujuan dan motivasinya organisasi kemanusiaan,

dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu organisasi kemanusiaan

sekuler dan religius. NGO atau LSM kemanusiaan sekuler, bidang

pelayanannya umumnya dicirikan pada bidang perlindungan

lingkungan, keadilan sosial, bantuan kemanusiaan, pendidikan,

budaya dan bidang pekerjaan. Namun demikian, sekuler tidak berarti

bahwa seseorang tidak dapat mengambil pendekatan religius untuk

bekerja di bidang ini. Pada sebagian besar LSM religius merumuskan

tujuan mereka di dalam bidang pekerjaan seperti perlindungan

152

Amani Kandil, “Civic Service in the Arab Region,” Non-Profit

and Voluntary Sector Quarterly, Vol. 33, No. 4 (Desember 2004), h. 46. 153

David Korten, Getting to the 21st Century: Voluntary Action

and the Global Agenda, (West Hartford : Kumarian Press, 1990). 154

David Korten, “Third Generation NGO Strategies: A Key to

People-centered Development, World Development, 15 (Supplement),

Autumn, 1987, h. 145–59.

Page 100: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

82

lingkungan, keadilan sosial, bantuan kemanusiaan, pendidikan dan

budaya. Namun, berdasarkan religiusitas mereka, mereka juga

mengenalkan bidang kerja baru yaitu promosi religius, yang dipahami

di sini sebagai berbagai kegiatan yang berkaitan dengan penguatan

atau promosi agama.155

Religious NonGovermental Organization (RNGO) atau yang

biasa disebut “LSM agama" identitas dan misinya secara sadar berasal

dari ajaran satu atau lebih tradisi agama atau spiritual dan yang

beroperasi pada dasar nirlaba, independen, dan sukarela untuk

mempromosikan dan mewujudkan ide-ide yang diartikulasikan secara

kolektif tentang kepentingan publik di tingkat nasional atau

internasional.156

Organisasi – organisasi kemanusiaan yang menjaga afiliasi

mereka dengan agama tertentu sering disebut faith-based NGO (FBO)

atau LSM keagamaan. FBO adalah “setiap organisasi yang mengambil

inspirasi dari ajaran dan prinsip-prinsip agama tertentu.” Selain itu,

biasanya FBO terhubung dengan lembaga agama seperti gereja atau

masjid; sementara, di sisi lain, FBO juga secara terbuka menyatakan

misi keagamaan mereka.157

Sebelumya selama beberapa dekade, agama telah diabaikan

oleh para praktisi dan peneliti pembangunan atau bantuan

kemanusiaan.158

Faktanya, menurut sosiolog Kurt Alan ver Beek,

agama adalah sebuah hal yang mustahil untuk berkembang‟. Verbe

Beek telah mengkaji tiga jurnal paling terkenal tentang pengembangan

dan bantuan kemanusiaan pada tahun 1982 hingga 1998, namun ia

hanya menemukan sedikit referensi bertema keagamaan dan itupun

bukanlah topik utamanya. Kurt kemudian menyimpulkan bahwa tidak

satupun Lembaga Pembangunan dan NGO memiliki kebijakan

155

Marie Juul Petersen, International Religious NGOs at The United

Nations: A Study of a Group of Religious Organizations , h. 1. 156

Julia Berger, Religious Nongovernmental Organizations: An

Exploratory Analysis, http://www.jstor.org/stable/27927824, diakses 08

Januari 2014, pukul: 14.51 WIB. 157

Hilman Latief dan Zezen Zaenal Mutaqin, Islam dan Urusan

Kemanusiaan…, h. 38. 158

Marie Juul Petersen, International Religious NGOs at The United

Nations: A Study of a Group of Religious Organizations, h. 1.

Page 101: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

83

tentang agama atau spiritualitas.159

Hal ini bukanlah sesuatu yang baru

karena bagi para praktisi dan peneliti sekuler, agama bukan bagian

yang penting dalam aktifitas pembangunan maupun bantuan

kemanusiaaan.

Beberapa tahun terakhir, hal tersebut tidak lagi menjadi

mustahil. Bahkan, ada yang mengatakan agama itu telah menjadi

mode. Topik keagamaan dibahas dalam acara-acara besar NGO, hal

ini terbukti dengan semakin banyak peneliti yang tertarik pada

membicarakan soal agama di berbagai konferensi, seminar, artikel,

laporan, dan buku-buku yang membahas tema keagamaan. Ada

sejumlah alasan dalam 'transformasi agama' bagi sarjana dan praktisi

yang berurusan dengan pembangunan dan bantuan kemanusiaan.

Pertama, banyaknya peristiwa dan fenomena membuktikan

pentingnya agama dalam kehidupan masyarakat. Terbukti pada

Revolusi Iran 1979, munculnya hak Injil sebagai kekuatan politik di

Amerika Serikat, peran gereja Katolik dalam transisi demokrasi di

Eropa Timur, dan pertumbuhan gerakan Pantekosta di Amerika Latin,

dan akhirnya muncul Islamisme militan.160

Dalam matriks dinamis dari jaringan organisasi kompleks

yang merupakan masyarakat sipil global, munculnya RNGO nasional

dan internasional menantang gagasan bahwa tatanan global yang

muncul akan menjadi murni sekuler. Ada semakin banyak bukti di

antara pemerintah dan ekonom tentang pemulihan hubungan ideologi

agama dan sekuler di ruang publik, yang sebagian besar didorong oleh

pengakuan akan batas-batas pendekatan sekuler murni pada solusi dari

masalah ekonomi, lingkungan, dan sosial dunia. Contoh terbaru

termasuk pertemuan World Faiths and Dialog Development 1998

yang diselenggarakan bersama oleh Uskup Agung Canterbury dan

Presiden Bank Dunia, serta keputusan Perserikatan Bangsa-Bangsa

untuk menjadi tuan rumah KTT Perdamaian Agama dan Pemimpin

Spiritual Milenium Dunia.161

159

Kurt Alan Ver Beek, ‟Spirituality: a development taboo‟,

Development in Practice, vol. 10, no. 1 (2000), h. 31. 160

Marie Juul Petersen, International Religious NGOs at The United

Nations: A Study of a Group of Religious Organizations, h.1. 161

Julia Berger, “Religious Nongovernmental Organizations: An

Exploratory Analysis,” diakses 08 Januari 2014.

Page 102: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

84

Kedua, ada peningkatan dramatis dalam jumlah dan

visibilitas organisasi keagamaan yang terlibat dalam pembangunan

dan bantuan kemanusiaan, atau Organisasi Berbasis Agama (Faith

Based Organization/FBO). Sebagaimana sering dibahas, organisasi

keagamaan bukanlah penemuan baru. Sepanjang sejarah terdapat

Rumah Sakit Katolik, Yayasan Islam, dan biara-biara Buddha,

beberapa diantara mereka memberikan bantuan kepada orang miskin.

Beberapa tahun terakhir, organisasi keagamaan kontemporer seperti

itu tampaknya telah mencapai keunggulan tertentu. Di AS misalnya,

dana pemerintah untuk FBO hampir dua kali lipat dari 10,5 persen

pada tahun 2001 hingga 19,9 persen pada 2005. Demikian juga, dana

NGO internasional terbesar pada sektor keagamaan memiliki

anggaran tahunan 1,6 miliar dolar AS. Selain itu, NGO Muslim di

sana bangkit, dan secara lokal, asosiasi keagamaan dan organisasi

masyarakat sering menjadi salah satu penyedia layanan paling

penting. Di Afrika Sub-Sahara misalnya, Bank Dunia memperkirakan

bahwa sebanyak lima puluh persen dari semua layanan kesehatan dan

pendidikan disediakan oleh FBO.162

Ketiga, kegagalan program penyesuaian struktural pada 1980-

an dan 1990-an mendorong banyaknya kritik dari NGO, gerakan akar

rumput dan organisasi keagamaan. Hal ini mengakibatkan pergeseran

dari pendekatan negara dan pasar ke pendekatan yang lebih luas dan

konsepsi pembangunan yang lebih holistik, dengan fokus pada

'masyarakat sipil', 'pembangunan manusia' dan „partisipasi‟.

'Pembukaan ruang pengembangan ini memfasilitasi dimasukkannya

tidak hanya dari NGO sebagai arus utama, tetapi juga organisasi

keagamaan sebagai aktor yang sah di bidang pembangunan dan

bantuan kemanusiaan.163

Hal ini menunjukkan bahwa menjadikan kan nilai-nilai

agama dan doktrin sebagai dasar acuan atau inspirasi untuk

kemanusiaan bukanlah hal yang baru. Praktik amal kebajikan dan

kemanusiaan merupakan bagian penting dari semua agama, termasuk

162

Marie Juul Petersen , International Religious NGOs at The United

Nations: A Study of a Group of Religious Organizations , h.1. 163

Marie Juul Petersen , International Religious NGOs at The United

Nations: A Study of a Group of Religious Organizations , h. 1.

Page 103: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

85

Yahudi, Kristen, Hindu dan Buddha.164

Dengan demikian pada

dasarnya seluruh aktivitas yang dilakukan oleh LSM kemanusiaan,

memiliki landasan yang sama dalam bantuan kemanusiaan.

D. Relasi Dakwah dengan Aksi Kemanusiaan

Konsep-konsep Islam yang tertuang dalam ayat-ayat al-

Qur‟an tidak hanya dirumuskan menjadi ideologi, tetapi juga menjadi

teori-teori Ilmu pengetahuan Islam, artinya Islam perlu dirumuskan

menjadi ilmu. Jika pada periode utopia umat islam masih berfikir

dalam kerangka mitis, sementara pada zaman ideologi mereka hanya

terlibat pada persoalan ideologi dan kekuasaan, maka pada periode

sekarang perlu merumuskan konsep-konsep normatif Islam sebagai

teori.165

Menurut Kuntowijoyo, ayat-ayat dalam al-Quran adalah suatu

grand theory (teori besar) yang masih perlu diterjemahkan ke dalam

teori middle range (teori tingkat menengah) yang operasional,166

oleh

karena itulah ayat-ayat yang berbicara tentang dakwah yang

seluruhnya masih bersifat grand theory, perlu dioperasionalkan ke

dalam makna yang lebih luas.

Atas dasar prinsip keterlibatan agama dengan realitas sosial,

maka aktualisasi iman dan takwa seorang Muslim menjadi

keniscayaan dalam arti horizontal. Jelasnya bahwa sikap taat kepada

Tuhan mesti dimanifestasikan dalam bentuk yang lebih relevan

terhadap kebutuhan masyarakat, “Kesadaran Ketuhanan” (God

Conciousness), yaitu kesadaran akan Tuhan Yang Maha hadir dalam

kehidupan sehari-hari. Hal itu berarti keimanan kepada Allah Swt

harus termanifestasikan dalam bentuk-bentuk kebajikan dalam

kehidupan, yakni kepedulian terhadap keadilan sosial. Pada sisi lain,

konsep tauhid serta ibadah tidak akan bermakna bila tidak dipahami

dalam perspektif sosial. Karenanya merupakan suatu keniscayaan

mengukur kesalehan seseorang dalam perspektif sosial.167

164

Hilman Latief dan Zezen Zaenal Mutaqin, Islam dan Urusan

Kemanusiaan…, h. 37

165Kuntowijoyo, Paradigma Islam, Interpretasi untuk Aksi,

(Bandung: Mizan, 1991, Cet. Ke-3, h. 187.

166Kuntowijoyo, Paradigma Islam, Interpretasi untuk Aksi, h. 188.

167Alwi Bani Rakhman Teologi Sosial; Keniscayaan Keberagamaan

yang Islami Berbasis Kemanusiaan, ESENSIA Vol. XIV No. 2 Oktober

2013, h. 177.

Page 104: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

86

Dengan merekonstruksi sejarah kenabian Muhammad dan

mencermati ulang secara mendalam, Ashgar Ali Engineer

berkesimpulan bahwa Islam mempunyai perhatian utama pada

keadilan sosial untuk membebaskan kaum lemah dan tertindas. Kaum

lemah dan tertindas, entah karena sebab kultural, sosial, maupun

struktural, adalah mereka-mereka yang selama ini tidak mendapat

tempat yang memadai dalam soal kemanusiaan. Islam juga

berkehendak untuk menciptakan masyarakat yang egaliter.168

Dakwah mengajarkan kepada umat bahwa Islam datang

membawa rahmat untuk seluruh alam (rahmatan lil „aalamin), terlebih

lagi untuk pemeluknya. Karena itu sangat disayangkan jika

kerahmatan tersebut tidak dirasakan menyentuh segi-segi kehidupan

nyata kaum muslimin terutama yang hidup di wilayah terpencil yang

secara ekonomi masih membutuhkan bantuan. Sentuhan yang mereka

butuhkan tidak hanya dalam bentuk ajaran agama yang bersifat ritual,

tetapi juga yang menyangkut hajat hidup lain, seperti ekonomi,

pendidikan maupun kesehatan.169

Terminologi dakwah yang sering diidentikkan dengan

ritualitas keagamaan dalam format ceramah, tabligh dan pengajian-

pengajian majelis taklim, menurut Andi Faisal Bakti, seharusnya tidak

diterjemahkan lagi sebagai sesuatu yang mengarah pada makna

seperti: hallo-hallo, propagation, missionary, proselytization. Hal ini,

bukan hanya kurang produktif, tetapi malah bisa jadi kontra produktif

dan boomerang, karena dakwah islamiah kemudian dibenci dan

ditakuti”.170

Format dakwah seperti ini memang menjadi aktifitas yang

paling dominan di antara bentuk-bentuk dakwah yang lain. Namun

demikian, seiring dengan terjadinya perubahan sosial yang semakin

dinamis, persoalan dakwah tidak lagi terfokus pada hal-hal teologis,

168Lihat lebih jauh Asghar Ali Engineer, They Too Fought for

India's Freedom: The Role of Minorities, (India: Hope India Publications,

2006). 169

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an: Fungsi dan Peran

Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1992), Cet. Ke-1,

398 170

Andi Faisal Bakti, “Globalisasi: Dakwah Cerdas Era Globalisasi

AntaraTantangan dan harapan,” Materi Seminar Nasional Sehari tentang

“Globalisasi: Tantangan dan Harapan Dakwah Masa Depan,” pada Fakultas

Dakwah, IAIN Raden Fatah, Palembang, 8 Maret 2005, h. 2.

Page 105: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

87

akan tetapi harus mampu menjawab persoalan umat yang lebih

realistis seperti perkembangan teknologi, media, humanisme,

kesejahteraan, keadilan, persamaan hak, dan toleransi. Karena

masalah-masalah semacam ini selalu muncul di masyarakat, maka

penyelesaiannya tidak lagi cukup direspon hanya dengan ujaran

lisan.171

Dakwah humanistik tidak berorientasi pada orasi lelucon

semata/ tetapi mengarah kepada isu-isu kemanusiaan, misalnya

bagaimana kepekaan Islam terhadap kemiskinan, lingkungan,

kebodohan dan pengangguran. Isu-isu ini kemudian dikemas melalui

pesan-pesan Islam yang bisa menggerakkan motivasi umat Islam

untuk merubah nasibnya atau merubah cara kehidupannya yang lebih

baik. Pesan agama ternyata lebih efektif untuk merubah capa berpikir,

karena pesan agama memiliki nilai sakralitas. Dakwah humanistk ini

juga sebagai jawaban kontribusi Islam terhadap isu-isu kemanusiaan

untuk merubah kehidupan yang lebih baik.172

Oleh karena itu dalam konteks ini dakwah seharusnya tidak

hanya dapat “dimengerti” tetapi juga dapat dirasakan manfaatnya oleh

seluruh umat manusia, oleh karena itulah dalam kajian ilmu dakwah

dikenal istilah dakwah bi al-h{a>l. Kata al-h{a>l secara etimologis berarti

“keadaan”.173

Arti ini menunjukkan realitas yang terwujud dalam

perbuatan nyata. Dengan demikian, dakwah bi al-h{a>l dapat diartikan:

“mengajak/menyeru ke jalan Allah untuk kebahagiaan dunia dan

akhirat melalui perbuatan nyata yang sesuai dengan keadaan

manusia”. Rumusan ini memberi gambaran, bahwasanya yang

menjadi objek dakwah itu adalah manusia, bukan Tuhan. Selama ini

dakwah terlalu sibuk mengurusi Tuhan, bukan manusia. Akibatnya

dakwah gagal mengembangkan daya rasional dan sikap empiris,

kecuali memaksa orang menyesuaikan doktrin, serta mengancam

memasukkan ke dalam neraka. Dakwah bi al-h{a>l lebih mengarah

kepada tindakan atau aksi menggerakkan objek dakwah (mad’u>),

171

Moh. Ali Azis, Rr. Suhartini, A. Halim, Dakwah Pemberdayaan

Masyarakat Paradigma Aksi dan Metodologi (Yogyakarta: Pustaka

Pesantren, 2005), Cet. ke-1, v. 172

Zainuddin, “Dakwah Humanistik (Mengelola Persepsi Positif

Antar Ormas Islam)”, Jurnal MD Vol. II No. 1 Juli-Desember 2009, h. 6.

173Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir; Kamus Arab-

Indonesia, h. 336.

Page 106: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

88

sehingga dakwah tersebut lebih berorientasi pada pengembangan

masyarakat.

Peran lembaga-lembaga dakwah dalam pemberdayaan

masyarakat merupakan implementasi dari pelaksanaan dakwah bi al-

hal. Dalam konteks dakwah bi al-hal, pemahaman tentang kebutuhan

dan solusi persoalan umat sebagai sasaran dakwah mutlak diperlukan.

Sebagai contoh, berdakwah di kalangan masyarakat miskin tidak akan

efektif dengan hanya berceramah, namun lebih cocok jika dilakukan

dalam bentuk pemberian yang lebih konsumtif seperti makanan,

pakaian dan lain-lain. Bahkan pemberian yang lebih produktif seperti

beasiswa pendidikan, modal usaha akan lebih berarti. Inilah salah satu

bentuk dakwah bi al-hal. Sejalan dengan ungkapan hikmah: „Lisan al-

hal afsahu min lisan al-maqal” (perbuatan nyata lebih utama daripada

sekedar bicara).

Kontekstualisasi ajaran dan nilai Islam dalam kehidupan

masyarakat adalah salah satu jalan dakwah. Konsepsi riil Islam

tentang agenda dakwah sebenarnya telah ada, namun belum menjadi

fokus untuk dikaji dan dikembangkan secara sistematis. Misalnya

optimalisasi dana wakaf, zakat dan hibah dengan sistem pengelolaan

yang baik serta profesional.174

Kegiatan ini disebut dengan filantropi

Islam.

Dewasa ini dapat disaksikan peran-peran yang semakin besar

dari organisasi-organisasi kemanusiaan Islam di Asia Tenggara, hal

ini mencerminkan pemahaman yang maju di kalangan muslim tentang

isu-isu kemanusiaan. Setidaknya, ijtihad-ijtihad sosial dan kolektif

telah dimulai oleh aktivis sosial muslim dengan mengubah praktek

filantropi menjadi kegiatan sosial kemanusiaan yang lebih luas, tertata

dan profesional.175

Tumbuhnya kebutuhan akan kegiatan filantropis

tersebut menyuburkan tumbuhnya berbagai macam lembaga donor

dan amal. Pola pertumbuhan lembaga donor yang berdiri di luar

masjid tersebut menarik untuk ditelisik bahwa sekarang ini nilai-nilai

keagamaan kini sudah menjadi nilai umum. Masyarakat, utamanya

kelas menengah muslim memaknai bahwa ritual-ritual sosial seperti

174

Amri Syarif Hidayat, “Membangun Dimensi Baru Dakwah Islam

: Dari Dakwah Tekstual menuju Dakwah Kontekstual,” Jurnal Risalah Vol.

XXIV, Edisi 2, November 2013, h. 2.

175Hilman Latief dan Zezen Zaenal Mutaqin, Islam dan Urusan

Kemanusiaan, h. 39.

Page 107: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

89

halnya amal, zakat, infaq, dan shadaqah sendiri menjadi kebutuhan

hidup yang harus dipenuhi. Menurut data yang dihimpun dari

Republika (2015) menyebutkan potensi zakat bisa mencapai 15-20

triliun per tahun yang dihimpun dari kalangan kelas menengah

muslim.176

Organisasi-organisasi ini telah berperan penting

mengaktualisasikan dakwah dalam realitas kehidupan sosial. Aksi-

aksi kemanusiaan yang dilakukan oleh organisasi-organisasi tersebut

banyak memberi manfaat bagi kemaslahatan umat. Pengentasan

kemiskinan, bantuan kemanusiaan kepada masyarakat sipil yang

sedang dilanda konflik politik dan kekuasaan. Dan Pemberian

beasiswa untuk kaum dhu‟afa adalah wujud nyata aktifitas dakwah

yang dapat dirasakan dalam tataran sosial-humanis. Kebajikan

atau kedermawanan seperti sadaqah, charity, philantropy dan lain-lain

merupakan bagian penting dari sistem kepercayaan dalam Islam.

Bahkan masalah kebajikan dan kedermawanan ini menjadi bagian dari

rukun Islam, yang diantaranya ditunjukkan oleh konsep zakat. Kata

zakat berulangkali disebutkan di dalam al-Quran, dan seringkali

dipersandingkan dengan kata shalat. Hal ini menunjukkan bahwa al-

Quran memberikan penekanan yang sama tentang kewajiban manusia

terhadap Tuhan dan kewajiban terhadap sesama manusia.177

Aksi-aksi kemanusiaan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga

kemanusiaan Islam baik nasional maupun internasional, adalah salah

satu bentuk dakwah yang berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan.

Ini menunjukkan bahwa dakwah memiliki relasi yang integral dengan

aksi kemanusiaan yang merupakan upaya mewujudkan dakwah yang

humanis.

Demikian landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini.

Selanjutkan akan dibahas mengenai objek kajian penelitian pada bab

III

176

Wasisto Raharjo Jati, “Kesalehan Sosial Sebagai Ritual Kelas

Menengah Muslim Sebagai Ritual Kelas Menengah Muslim Sebagai Ritual

Kelas Menengah Muslim,” Ibda‟: Jurnal Kebudayaan Islam, Vol. 13, No. 2,

Juli - Desember 2015, H, h. 337. 177

Hilman Latief dan Zezen Zaenal Mutaqin, Islam dan Urusan

Kemanusiaan, h. 31-32.

Page 108: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

15

Page 109: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

91

BAB III

PRINSIP DAN AKSI KEMANUSIAAN MEDICAL

EMERGENCY RESCUE COMMITTEE (MER-C)

Bab ini membahas tentang prinsip dan aksi kemanusiaan

organisasi MER-C sebagai objek penelitian. Pembahasan diuraikan

dalam empat bagian. Pertama, uraian seputar sejarah dan prinsip

kemanusiaan. Kedua, membahas mengenai aktivitas kemanusiaan.

Ketiga, relawan sebagai “ujung tombak” aksi kemanusiaan. Keempat,

uraian terkait model penggalangan dana.

A. Sejarah dan Prinsip Kemanusiaan MER-C

1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan MER-C

Medial Emergency Rescue Committee atau disingkat MER-

C, adalah organisasi kemanusiaan yang didirikan oleh mahasiswa

Universitas Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1999.1 Awal

berdirinya organisasi ini adalah ketika sekumpulan mahasiswa yang

kebanyakan berasal dari fakultas kedokteran merasa terpanggil untuk

membantu korban yang berjatuhan akibat konflik yang menimbulkan

kerusuhan di Ambon Maluku, Indonesia Timur. Sebagai mahasiswa

kedokteran, tentu saja bantuan yang ingin mereka lakukan adalah

tindakan medis, mengingat banyaknya korban yang berjatuhan akibat

konflik ini. Saat itu informasi melalui televisi belum terlalu ramai

memberitakan akan tetapi sumber-sumber informasi lain

menyebutkan kerusuhan di wilayah ini bukan hanya menyebabkan

korban meninggal dunia, akan tetapi juga membumihanguskan

sebagian wilayah timur Indonesia, sehingga menimbulkan

penderitaan rakyat Maluku. Situasi ini diperburuk oleh mobilitas

tenaga medis ke daerah kerusuhan yang kurang.

Setelah melalui banyak persiapan, mulai dari kumpul bertukar

pikiran dan berbagi empati, hingga rapat dan penggalangan dana,

maka pada bulan April 1999 Mahasiswa Universitas Indonesia yang

tergabung dalam Tim Medis Mahasiswa Universitas Indonesia

(TMM-UI), mengirimkan tim ke Ambon. Tim yang terdiri dari

beberapa orang mahasiswa dan dokter ini telah melakukan berbagai

aksi kemanusiaan, antara lain berupa pelayanan pengobatan bagi

pengungsi dan hospitalisasi di sebuah rumah sakit yang tidak

1MER-C, “Sejarah MER-C”, dalam http://MER-

C.org/index.php/Id/tentang-kami/sejarah-MER-C, diakses 04-10-2017.

Page 110: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

92

berfungsi sejak kerusuhan berlangsung. Ketika terjun ke lapangan,

para mahasiswa tersebut menyaksiksn langsung bagaimana

penanganan korban kerusuhan dan pengungsi tidak optimal khususnya

dalam pelayanan medis, maka timbul pemikiran dibutuhkan sebuah

lembaga yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis.

Sebuah lembaga yang mempunyai sifat amanah, profesional, netral,

mandiri, sukarela, dan memiliki mobilitas tinggi. Apalagi kerusuhan

yang terjadi di Indonesia cenderung meningkat pada saat itu.

Menyusul kerusuhan berikutnya setelah Ambon, terjadi pula konflik

di Sambas dan Aceh yang menimbulkan kerusuhan2. Berdasarkan hal

inilah maka kemudian MER-C memfokuskan kegiatannya pada

pelayanan medis untuk korban perang, kekerasan akibat konflik,

kerusuhan, kejadian luar biasa, dan bencana alam di dalam maupun di

luar negeri.

MER-C yang semula hanya berbasis di Jakarta, kini sudah

memiliki cabang di dalam dan luar negeri. Di dalam negeriMER-C

memiliki 6 cabang yang tersebar di berbagai daerah, yakni cabang

Medan, Yogyakarta, Surakarta, Mataram dan Makasar dan Padang.

Namun belakangan karena satu dan lain hal, MER-C cabang Padang

ditutup dan yang masih eksis beroperasi adalah 5 cabang. Sedangkan

cabang dan perwakilan MER-C di luar negeri adalah, 1 cabang berada

di Jerman dan 1cabang berada di Gaza, Palestina. Tujuan didirikannya

cabang-cabang tersebut adalah untuk memudahkan koordinasi dan

mendekatkan pelayanan sekaligus meningkatkan kualitas dalam

membantu ummat.

2. Prinsip Rahmatan lil ‘a >lami>n sebagai Landasan Aksi MER-C

Prinsip adalah asas (kebenaran yang menjadi pokok dasar

berpikir, bertindak, dan sebagainya).3 Dengan demikian, prinsip

berarti kebenaran yang mendasar sebagai pedoman untuk berpikir,

bersikap, dan berprilaku. Prinsip rahmatan lil ‘a>lami>n di dalam

organisasi MER-C disertai dengan prinsip profesionalitas dan

2Joserizal Jurnalis dan Rita T. Budiarti, Jalan Jihad Sang Dokter,

(Jakarta, Qanita, 2011), Cet. ke-2. Lihat juga MER-C, “Sejarah MER-C”,

dalam http://MER-C.org/index.php/Id/tentang-kami/sejarah-MER-C, diakses

04-10-2017. 3Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), Cet. ke-10, h. 788.

Page 111: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

93

netralitas. Prinsip ini ditetapkan karena berdasarkan pengalaman

terjun ke lokasi, banyak ditemukan sikap yang kurang professional

dan ketidaknetralan. Tim relawan MER-C ketika tiba di wilayah

konflik dan kerusuhan Ambon, menyaksikan distribusi bantuan baik

berupa logistik maupun pelayanan medis yang diberikan kepada kedua

belah pihak yang bertikai tidak adil dan merata. Bahkan tenaga medis

yang seharusnya bersikap netral dan tidak berpihak sebagai wujud

dari profesionalime sulit ditemui, ada pihak yang mendapatkan

bantuan, ada pula yang tidak. Dengan adanya prinsip ini diharapkan

seluruh relawan yang tergabung dengan MER-C memiliki sikap adil

dalam memberikan bantuan dan pelayanan pada korban, baik di

wialyah yang tertimpa bencana alam maupun wilayah konflik.

MER-C mempunyai visi: “Menjadi sebuah organisasi sosial

kemanusiaan dalam bidang kegawatdaruratan medis yang bersifat

amanah, profesional, sukarela, netral, mandiri, serta mobilitas tinggi

dalam memberikan bantuan medis untuk korban perang, kekerasan

akibat konflik, kerusuhan, kejadian luar biasa, dan bencana alam yang

terjadi baik di dalam negeri maupun di luar negeri.4

Sedangkan misi MER-C:

1. Memberikan bantuan medis sesuai dengan visi MER-C kepada

masyarakat yang membutuhkan baik diminta maupun tidak;

2. Membangun sistem dan struktur organisasi untuk mencapai

visi yang telah ditetapkan;

3. Mempersiapkan SDM yang amanah, profesional, netral dan

berkemampuan untuk memberikan bantuan medis;

4. Membangun kerjasama dengan lembaga terkait.5

Berdasarkan visi dan misi di atas, maka ditetapkan asas serta

tujuan MER-C, yaitu: MER-C berasaskan Islam6 dan berpegang pada

prinsip rahmatan lil ‘a>lami>n.

4Azimah Rahayu, Senja Merah Di Tanah Maluku, (Jakarta: Zikrul

Hakim, 1425 H/2004 M), Cet. ke-1, h. 84. 5Azimah Rahayu, Senja Merah Di Tanah Maluku, h. 84.

6Azas Islam sebagai dasar resmi organisasi MER- C, awalnya bukan

tanpa perdebatan dan kendala, mengingat pada masa itu seluruh organisasi

yang berdiri di Indonesia harus berazaskan pancasila. Azas Islam dinilai tidak

saja bertentangan dengan konstitusi melainkan juga dengan dasar negara,

yakni Pancasila. Akan tetapi Dr. Joserizal sebagai salah seorang pencetus

berdirinya MER- bersikukuh tentang hal ini, sehingga menyebabkan sulitnya

mendapatkan notaris yang memproses pendirian lembaga ini. Hingga

Page 112: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

94

Lambang organisasi MER-C adalah bulan sabit merah dan

bola dunia. Bulan sabit menunjukkan simbol Islam, dan bola dunia

yang berarti universal, menunjukkan rahmatan lil ‘a>lami>n, rahmat

bagi sekalian alam sebagai prinsip MER-C dalam menjalankan tugas-

tugas kemanusiaan. Adapun badan hukumnya diputuskan berbentuk

lembaga swadaya masyarakat (LSM). Dengan badan hukum ini,

diharapkan MER-C akan lebih luas beraktivitas dan luwes dalam

mengumpulkan dana. Berikut logo MER-C.

Gambar 3.1

Logo MER-C

Adapun tujuan MER-C: “memberikan pelayanan medis untuk

korban perang, kekerasan akibat konflik, kerusuhan, kejadian luar

biasa dan bencana alam baik di dalam maupun luar negeri”.7

Berdasarkan tujuan inilah maka focus utama organisasi MER-C

adalah dalam bidang gawat darurat medis.8

B. Aktivitas Kemanusiaan

Dalam perjalanannya, aktifitas kemanusiaan MER-C tidak

hanya melakukan pertolongan dalam bentuk pengobatan korban

secara langsung, akan tetapi misinya telah meningkat pada

pembangunan beberapa Klinik Sosial dan Rumah Sakit baik di dalam

akhirnya ada seorang notaris bernama Vidya Shah bersedia memproses akta

pendirian MER-C dengan tetap berazaskan Islam. Lihat Joserizal Jurnalis dan

Rita T. Budiarti, Jalan Jihad Sang Dokter, (Jakarta:Qanita, November 2011. 7Azimah Rahayu, Senja Merah Di Tanah Maluku, h. 84-85.

8Wawancara dengan Rima Manzanaris, Manager Operasional MER-

C, 6 September 2018, di sekretariat MER-C, Jl. Kramat Lontar Jakarta Pusat.

Page 113: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

95

maupun luar negeri. Program pembangunan Klinik Sosial dan Rumah

Sakit di dalam negeri di antaranya adalah:

1. Rumah Sakit Galela, Halmahera, Maluku Utara.

Berbeda dengan pembangunan sarana kesehatan di wilayah

lain, pembangunan RS di Galela dilakukan MER-C bersama-

sama dengan masyarakat setempat. Sejak awal masyarakat

setempat sangat bersemangat dan ikut bergotong royong

membantu pekerjaan pembangunan juga penggalangan dana bagi

Rumah Sakit ini. Hal ini dikarenakan belum terdapat Rumah

Sakit di wilayah ini. Apabila masyarakat membutuhkan

pengobatan dan penanganan medis lebih lanjut, maka mereka

harus menempuh perjalanan ke Tobelo atau bahkan ke Ternate.

Di atas tanah seluas 4.000 m2 wakaf dari salah seorang warga,

pembangunan struktur rumah sakit yang tepatnya berada di desa

Towara sudah mencapai 70%. Sementara untuk bagian bangunan

yang sudah dapat difungsikan baru mencapai 30%. Keberadaan

sebuah rumah sakit memang sangat dibutuhkan oleh warga

Galela.9 Ini merupakan Rumah Sakit pertama yang dibangun oleh

MER-C pasca kerusuhan Ambon yang terjadi pada tahun 1999.

Gambar 3.2

Rumah Sakit yang didirikan MER-C bersama warga di

Galilea, Halmahera Maluku Utara10

9MER-C, “MER-C dan Masyarakat Galela Bersama-sama

Membangun Rumah Sakit”, dalam http://MER-C.org/program-MER-C/MER-

C-dan-masyarakat-galela-bersama-sama-bangun-rs, diakses 07 Februari

2019. 10

Gambar diambil melalui http://MER-C.org/program-MER-C/MER-

C-dan-masyarakat-galela-bersama-sama-bangun-rs, diakses 07 Februari

2019.

Page 114: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

96

2. Klinik Sosial Yogyakarta

Tanggal 1 April 2011, Klinik Sosial Yogyakarta

diresmikan. Peresmian ini sekaligus menjadi awal dibukanya

sarana kesehatan yang pembangunannya sudah dimulai sejak

tahun 2006. Masyarakat sekitar kini bisa mendapat pelayanan

kesehatan dengan tarif murah dan terjangkau di klinik ini.11

Gambar 3.3

Klinik Sosial Yogyakarta

3. Klinik Sosial Papua12

MER-C menetapkan wilayah Kiprah MER-C di Papua dan

Papua Barat sudah dimulai sejak Februari 2006 melalui program

klinik sosial di tiga wilayah kabupaten, yaitu : Kabupaten

Mimika (Provinsi Papua) Kabupaten Sorong (Provinsi Papua

Barat), Kabupaten Raja Ampat (Provinsi Papua Barat). Wilayah

pelayanan klinik melalui system mobile clinic mencakup + 30

distrik atau kampong dengan rata-rata jumlah pasien mencapai +

3.000 orang setiap bulannya. MER-C menempatkan relawan

dokter melalui program PTT (Praktek Tidak Tetap) dan relawan

perawat secara rotasi dan berkala dengan kegiatan meliputi:

a. Pelayanan kesehatan dasar baik di posko maupun melalui

program mobile clinic yang terjadwal.

11

MER-C, “Klinik Sosial Yogyakarta”, dalam http://MER-

C.org/klinik-sosial-yogyakarta, diakses 07 Februari 2019. 12

MER-C, “MER-C untuk Papua 1”, dalam http://MER-C.org/MER-

C-untuk-papua-1, diakses 07 Februari 2019.

Page 115: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

97

b. Pemeriksaan malaria

c. Mendampingi Kegiatan UKS (Unit Kesehatan Sekolah)

d. Penyuluhan Kesehatan

e. Menjadi mitra kesehatan seperti : Mitra Puskesmas

Pembantu (Pustu), Mitra Puskesmas Keliling (Pusling),

Mitra Posyandu dan Mitra TNI.

4. Pembangunan Posko Kesehatan dan Mobile Clinik di Lombok

Pada tanggal 08 Agustus 2018, Tim MER-C mulai

melakukan tindakan operasi bagi para korban gempa di RSU

Mataram. Kegiatan mobile clinic terus dilanjutkan untuk

menyisiri wilayah-wilayah terdampak gempa khususnya di

Lombok Utara. Tim MER-C dibagi dalam empat tim kecil. Tim 1,

yaitu tim bedah bertugas di RSU Mataram untuk membantu

menangani pasien-pasien korban gempa yang mengalami trauma

tulang yang banyak dirujuk ke rumah sakit ini. Tim 2 bertugas di

RS Tanjung, Kab. Lombok Utara. Sementara tim 3 dan tim 4

melakukan mobile clinic ke wilayah gempa di desa Gumantar,

kecamatan Kayangan, dan menyisiri beberapa dusun di desa ini.

Desa Gumantar terletak di kaki gunung Rinjani, lima km dari tepi

pantai Lombok Utara. Desa ini berjarak sekitar 30 km dari posko

utama.

Gambar 3.4

Posko Kesehatan di wilayah Gempa Lombok Utara

Page 116: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

98

Gambar 3.5

Armada Mobile Clinik di wilayah Gempa Lombok Utara

Program pembangunan sarana kesehatan di luar negeri

diantaranya adalah:

1. Rumah sakit Indonesia di Gaza, Palestina.

Selain program pembangunan sarana kesehatan di wilayah

konflik dan bencana di dalam negeri, Divisi Konstruksi MER-C

juga tengah melakukan pembangunan RS di luar negeri, yaitu di

Gaza, Palestina. Tanah RS seluas 16.261 m2 yang terletak di

Bayt Lahiya, Gaza Utara merupakan wakaf dari Pemerintah

Palestina di Gaza. Sementara dana pembangunan RS sampai saat

ini seluruhnya berasal dari donasi rakyat Indonesia, tidak ada

dana bantuan asing. Untuk itu, RS ini diberi nama RS

INDONESIA (RSI) dengan harapan bisa menjadi bukti

silaturahim jangka panjang antara rakyat Indonesia dan rakyat

Palestina.

Pembangunan RSI dimulai sejak 14 Mei 2011. Pada akhir

April 2012, pembangunan tahap 1 untuk struktur RSI selesai.

Pada 1 November 2012, pembangunan tahap 2 RSI untuk

pekerjaan Arsitektur dan ME (Mechanical Elctrical) dimulai.

Pembangunan tahap ini diawasi dan dikerjakan langsung oleh

relawan Indonesia yang tergabung dalam Divisi Konstruksi MER-

C. Pembangunan tahap 2 diperkirakan akan selesai pada awal

tahun 2014. Ikhtiar selanjutnya yang dilakukan oleh MER-C

Page 117: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

99

adalah penggalangan dana untuk pengadaan alat kesehatan

RSI.13

Gambar 3.6

Rumah Sakit Indonesia di Gaza Palestina

Program pembangunan RSI di Gaza Palestina kemudian

dilanjutkan dengan kembali mengirim relawan untuk melakukan

untuk program pembangunan tahap II. Pada hari Jumat, 23

Februari 2019, MER-C memberangkatkan tim relawan pertama

sebanyak 6 orang menuju Gaza Palestina, sedangkan pada Sabtu

siang, pukul 11.00 WIB menyusul 26 sukarelawan lainnya,

sehingga total untuk pembangunan tahap II RSI di Gaza sebanyak

32 orang. Adapun para sukarelawan yang diberangkatkan itu,

sebagian besar merupakan alumni pembangunan tahap pertama,

yang komitmen dan keahliannya sudah terbukti dan teruji dengan

berdirinya RSI di Gaza yang ada saat ini.14

2. Rumah Sakit di Rakhine State Myanmar

Konflik Myanmar terjadi antara etnis Rakhine dan

Rohingya. Konflik ini berlangsung dalam jangka waktu yang

cukup panjang. Tepatnya pada tahun 1962, sebuah kudeta militer

menghasilkan satu partai, negara militer dengan system sosialis

13

MER-C, “Rumah Sakit Indonesia Gaza Palestina”, dalam

http://MER-C.org/rumah-sakit-indonesia-gaza-palestina, diakses 7 Mei 2018 14

MER-C, “Sukarelawan MER-C ke Gaza”, dalam http://MER-

C.org/berita-media/bangun-rs-indonesia-tahap-ii-32-sukarelawan-MER-C-ke-

gaza, diakses 6 Maret 2019.

Page 118: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

100

pada pemerintahan bertahan selama lebih dari enam puluh tahun.

Selama masa itu pula, tentara Burma melakukan banyak

pelanggaran hak asasi manusia, seperti membunuh, memperkosa,

dan menyiksa. Negara, khususnya tentara melakuka pengusiran

massal pada tahun 1977dan 1992. Kondisi ini telah menimbulkan

banyaknya penduduk yang mengungsi. Dua tahun kemudian,

banyak dari Rohingya terpaksa kembali ke Myanmar. Orang-

orang Rohingya yang kembali diberi hak terbatas untuk bergerak

dan pekerjaan. Ribuan pengungsi tetap terlantar hingga saat ini.

Mereka bertahan hidup dari bantuan kemanusiaan dunia

internasional sambil terus menanggung penindasan brutal oleh

penjaga perbatasan negara. Penindasan seperti itu termasuk wajib

militer untuk melakukan kerja paksa, penahanan sewenang-

wenang, pemukulan, dan perlakuan buruk lainnya. 15

Tragedi ini membuat MER-C terpanggil untuk melakukan

misi kemanusiaan. Sesuai dengan prinsip to help the most

vulnerable people and the most neglected people. Setelah melalui

proses koordinasi dan perizinan yang cukup panjang, Rabu, 12

September 2012, MER-C memberangkatkan Tim Medis Pertama

ke Myanmar yang terdiri dari 2 dokter spesialis, 2 dokter umum

dan 1 tenaga logistic yang bertugas hingga 19 September 2012.

Bukan hal yang mudah untuk bisa mengunjungi apalagi

memberikan pengobatan di kamp. Namun setelah bernegosiasi

dengan Pemerintah dan Militer Myanmar, akhirnya Tim

diizinkan untuk memberikan pelayanan kesehatan dan donasi.

Bahkan Tim memfasilitasi Pemerintah dan Myanmar Red Cross

untuk melakukan pelayanan kesehatan di kedua belah pihak yang

bertikai. Oleh karena itu, MER-C menjadi LSM Pertama dari

Indonesia yang dapat melakukan tindakan medis (pelayanan

kesehatan) di kedua belah pihak. 16

Sebagai sebuah lembaga sosial kemanusiaan, selain

menyalurkan bantuan amanah dari masyarakat Indonesia, juga

15

Engy Abdelkader, “The Rohingya Muslims in Myanmar: Past,

Present, and Future”, dalam

https://scholarsbank.uoregon.edu/xmlui/bitstream/handle/1794, diakses 07

Februari 2019. 16

MER-C, Program Indonesia Health Center Myanmar”, dalam

http://MER-C.org/program-indonesia-health-center-myanmar, diakses 07

Februari 2019.

Page 119: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

101

berupaya melakukan Diplomasi Kemanusiaan dan Politik

Kemanusiaan dalam rangka untuk mengurangi dampak

perang/konflik dan mencegah korban berjatuhan yang lebih

banyak. Hal ini sudah dilakukan oleh MER-C sejak terjadinya

konflik Ambon.

Kini, untuk Myanmar yang memiliki masalah konflik etnis

dan stateless bagi warga muslim (tidak terbatas etnis Rohingya),

MER-C juga memberi perhatian khusus pada Myanmar.

Berdasarkan hasil kunjungan dan pengamatan langsung di

lapangan, MER-C menetapkan wilayah ini sebagai wilayah misi

jangka panjangnya melalui program pembangunan “Indonesia

Health Center”.

Program ini mendapat respon positif dari pemerintah

Myanmar dengan menyediakan sebidang lahan di Mrauk U,

Rakhine State. Lokasi ini diusulkan oleh Pemerintah Myanmar

dengan pertimbangannya di Mrauk U terdapat komunitas Budha

dan Muslim yang bisa hidup berdampingan, walaupun ada juga

internal displacement. Seperti bantuan sekolah yang telah

dibangun oleh pemerintah Indonesia di Minbya, MER-C juga

berharap IHC di Mrauk U bisa menjadi sarana berbaur

masyarakat Budha dan Muslim serta dapat mendorong

rekonsiliasi konflik di Myanmar.

Enam bulan sudah sejak November 2017, RS Indonesia di

Rakhine State memulai pekerjaannya, pada akhir Mei 2018

pekerjaan sudah mencapai 50 persen. Tiang-tiang penyangga dan

sebagian atap sudah terpasang, dinding-dinding juga sudah

nampak menutupi bangunan seluas 2.100 meter persegi.17

MER-C dalam misinya telah melakukan kerja nyata dalam

program bantuan kemanusiaan, baik dalam negeri maupun luar

negeri. Penentuan wilayah dan sasaran misi dilakukan dengan

didasarkan pada beberapa kriteria, di antaranya adalah wilayah

yang memiliki skala bencana yang luas, (tidak harus ditetapkan

sebagai wilayah bencana nasional oleh pemerintah), masyarakat

setempat tidak mampu menangani, dan belum tersentuh bantuan

17

MER-C, “Pembangunan RS Indonesia di Myanmar Capai 50

Persen”, dalhttp://MER-C.org/berita, Pembangunan RS Indonesia di

Myanmar Capai 50 Persen, diakses 7 Februari 2019.

Page 120: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

102

dari manapun.18

Pada prinsipnya MER-C akan mencari wilayah

yang benar-benar belum tersentuh bantuan, meski wilayah

tersebut adalah wilayah yang terpencil apalagi terisolir sehingga

akses ke wilayah tersebut sulit memperoleh bantuan. Jika di

wilayah tersebut telah di datangi bantuan dari berbagai pihak, dan

seluruh wilayah telah tertangani, maka MER-C tidak akan turun.19

Berikut Misi Kemanusiaan yang telah dilakukan MER-C

baik di dalam maupun di luar negeri.

1. Misi Dalam Negeri

Berikut misi nyata MER-C dalam 18 tahun terakhir yang telah

dilakukan di dalam negeri, 20

sebagaimana dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.1

Misi Kemanusiaan Dalam Negeri Periode 1999-2002

Tahun Periode Daerah Misi Misi

1999 Agustus-

Desember

Ambon Bantuan

korban

Konflik

(bantuan obat-

obatan dan

bantuan 750

kg susu

balita).

2000 Januari-

Oktober

Halmahera, Ambon dan

Poso.

Bantuan

korban

Konflik

(bantuan obat-

18

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, relawan MER-C, 20 Desember

2018 19

Wawancara dengan Rima Manzanaris, Manager Operasional MER-

C, 6 September 2018, di sekretariat MER-C, Jl. Kramat Lontar Jakarta Pusat. 20

MER-C, “Misi dalam Negeri”, dalam http://MER-

C.org/index.php/Id/2015-09-21-08-40-15/misi-dalam-negeri. diakses 08

September, 2017.

Page 121: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

103

obatan).

Juni –

Desember

Banggai, Bengkulu,

Atambua, Purworejo,

Aceh dan Padang.

Bantuan

korban

bencana alam,

banjir, gempa,

tsunami dan

tanah longsor.

2001 Januari-

Februari

Sangihe Talaud dan

Ciamis.

Bantuan

korban

bencana alam

banjir.

Maret-

Agustus

Sampit dan Sampang

Madura, Pontianak, nias

dan Poso.

Bantuan

korban

Konflik untuk

pengungsi dan

wabah kolera.

2002 Februari -

Maret

Pati, Purworejo,

Kebumen, Situbondo -

Banjir,

Banjir

27

November

Aceh Selatan

9 - 15

Septem

ber

Kalimantan Timur - Pembludakan

TKI

14 - 26

September

Sulawesi Tengah (Poso

III)

Konflik

16

November

NAD Gempa

Pada periode 1999 hingga 2010 ada sekitar 62 misi nyata

MER-C yang telah dilakukan di dalam negeri. Pertama pada Agustus

sampai Desember 1999 telah disalurkan bantuan ketika konflik di

Ambon, bantuan berupa obat-obatan dan bantuan 750 kg susu balita.

Kemudian MER-C memberikan bantuan obat-obatan untuk korban

konflik di Halmahera, Ambon, dan Poso pada Januari hingga Oktober

2000. Masih pada tahun yang sama bantuan juga diberikan untuk

korban bencana alam, banjir, gempa, tsunami, dan tanah longsor pada

Juni hingga Desember 2000 di Banggai, Bengkulu, Atambua,

Purworejo, Aceh, dan Padang.

Page 122: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

104

Disusul pada periode Januari-Februari 2001, MER-C juga

membagikan bantuan pada korban bencana alam banjir di Sangihe

Talaud dan Ciamis, masih pada tahun yang sama bantuan juga

didsitribusikan bantuan korban konflik untuk pengungsi dan wabah

kolera di Sampit dan Sampang Madura, Pontianak, nias dan Poso pada

Maret sampai Agustus 2001.

Selanjutnya bantuan juga telah diterima oleh korban banjir di

Pati, Purworejo, Kebumen, Situbondo pada Ferburari-Maret 2002.

Kemudian MER-C memberikan bantuan untuk korban banjir pada 27

November 2002. Tak hanya itu, MER-C menyubsidi bantuan adanya

TKI di Kalimantan Timur pada 9 hingga 15 September 2002.

Kemudian pada periode 14 sampai 26 September bantuan juga

diberikan untuk korban konflik di Sulawesi Tengah (Poso III).

Terakhir, bantuan yang diberikan pada 2002 diserahkan untuk korban

gempa NAD.

Tabel 3.2

Misi Kemanusiaan Dalam Negeri Periode 2003-2007

Tahun Periode Daerah Misi Misi

2003 Januari Cilacap Banjir

April Flores

4-16

November

Sumatera Utara

22 - 25

Desemb

er

Jambi

Mei Nanggroe Aceh

Darussalam

Operasi

Militer

Agustus Bulukumba (Sulawesi

Selatan)

Konflik

September Ternate Pemulangan

Anak Asuh

2004 Desember -

Januari

Kalimantan Selatan Banjir,

Januari Aceh Mediasi

Pembebasan

Sandera GAM

Page 123: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

105

Februari

dan

Desember

Nabire (Papua) Gempa Bumi

Padang

Februari

Maret

Aceh Singkil Pengobatan

massal di

pengungsia

n , 26

April Salemba Bentrokan

pada

Pembebasan

Ust. Abu

Bakar Basyir

17 Agustus

2004 –

2008

Teluk Buyat (Sulawesi

Utara) -

Pencemaran

Lingkungan,

2005 Desember

– sekarang

Aceh (NAD Gempa bumi

dan Tsunami

April- Mei Nias ( Sumatera Utara ) Gempa Bumi

2006 April Yogyakarta Siaga Merapi

Desember Madina ( Sumatera Utara

)

Gempa Bumi

Mei Bantul (Yogyakarta)

April Yogyakarta (DIY) Angin Puting

Beliung

Desember Langkat (Sumatera Utara) Banjir Desember Tamiang (Sumatera

Utara)

Desember Sinjai (Sulawesi Selatan) Banjir &

Tanah

Longsor

Desember Pangandaran (Jawa Barat) Gempa Bumi

&Tsunami

2007 Februari-

Maret

Jakarta Banjir

Desember

Januari

Kudus- Pati (Jawa

Tengah)

Page 124: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

106

Maret - 04

April

Padang (Sumatera Barat Gempa Bumi

September Bengkulu Utara

(Bengkulu

25 Juli - 10

Agustus

Morowali (Sulawesi

Tengah)

Banjir &

Tanah

Longsor Desember Karanganyar & Solo

(Jawa Tengah)

3 Agustus Yogyakarta Evakuasi

Kecelakaan

Pesawat

Garuda

Oktober Cilincing (Jakarta Utara) Kebakaran

Misi nyata MER-C juga menyasar korban Gempa bumi dan

Tsunami di Aceh yang dilakukan sejak 2005 hingga saat ini. Adapun

pada periode April hingga Mei 2005 misi nyata MER-C dijalankan di

Nias ( Sumatera Utara ) saat ada gempa bumi. Untuk periode April

2006 misi nyata pada saat Siaga Merapi di Yogyakarta. Kemudian

disusul pada Desember ada juga misi nyata untuk korban gempa bumi

di Sumatera Utara. Pun pada April 2006, ada juga misi nyata untuk

korban angin puting beliung di Yogyakarta (DIY) pada April 2006,

pada Desember ada juga misi nyata untuk banjir yang terjadi di

Langkat dan Tamiang di Sumatera Utara, tak hanya itu, bantuan juga

diberikan untuk korban banjir dan tanah longsir di Sinjai Sulawesi

Selatan dan untuk korban gempa bumi dan tsunami di Pangandaran,

Jawa Barat.

Selanjutnya misi yang telah dilaksanakan oleh MER-C pada

2007 antara lain: misi yang dilaksanakan untuk korban banjir di

Jakarta pada Februari hingga Maret dan banjir yang terjadi di Kudus-

Pati (Jawa Tengah) pada Januari 2007. Kemudian pada Maret hingga

4 April dan September dilaksanakan misi MER-C untuk korban gempa

bumi di beberapa wilayah seperti Padang, Sumatera Barat dan

Bengkulu Utara. Berbeda dengan biasanya, pada 3 Agustus 2007 juga

misi nyata juga dilakukan dalam Evakuasi Kecelakaan Pesawat

Garuda di Yogyakarta.

Page 125: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

107

Tabel 3.3

Misi Kemanusiaan Dalam Negeri Periode 2008-2012

Tahun Daerah Misi Misi

2008 Bojonegoro (Jawa Timur)

Rawa Buaya (Jakarta Barat)

Situbondo (Jawa Timur

Pati (Jawa Tengah)

Bojonegoro, Blora, Tuban

(Jawa Timur)

LP Batu Nusakambangan (Jawa

Tengah),

Pengobatan

Cianjur (Jawa Barat) Longsor

Sidoarjo (Jawa Timur Pengungsi Lumpur

Lapindo

2009 Manokwari - Saosapor, Mega,

Abun (Papua Barat

Gempa

Polman (Sulawesi Barat) Banjir

Sragen (Jawa Timur) Longsor,

Bojonegoro

Situ Gintung (Tanggerang)

Pengalengan dan Tasikmalaya Gempa Bumi

Padang

2010 Ciwidey Tanah longsor

Kerusuhan Tanjung Priok

Banggai (Sulawesi Tengah), - Longsor

Wasior (Papua Barat) Banjir Bandang

Mentawai – Tsunami

Merapi Jogjakarta, Solo,

Semarang

Erupsi

2011 Buyat (Sulawesi Utara Pengecekan kesehatan

warga, kerjasama

dengan KLH

Tegal

Padang- Balaiselasa, Air Haji,

Kiambang (Pesisir Selatan),

Banjir Bandang

Page 126: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

108

2012 Lampung Konflik Mesuji

Sampang Advanced Konflik Pengungsi

Sampang

Padang - Pasaman Timur –

Galodoh

Banjir Bandang

Medis Sambelia, Lombok

Timur, NTB

Sementara pada tahun 2008 juga ada beberapa misi yang

dilakukan MER-C, misalnya pada November hingga 6 Desember

bantuan diberikan untuk pengungsi atau luapan lumpur lapindo di

Sidoarjo. Lalu misi MER-C pada tahun 2009 antara lain; misi untuk

korban gempa di Manokwari - Saosapor, Mega, Abun (Papua Barat)

yang dilakukan pada Januari 2009, kemudian ada juga bantuan untuk

korban banjir yang terjadi di Polman (Sulawesi Barat). Lalu misi pada

tahun yang sama juga dilaksanakan di Pengalengan dan Tasikmalaya

untuk korban gempa bumi pada September hingga Oktober 2009.

Sedangkan misi nyata yang dilakukan pada 2010 misalnya bantuan

yang diberikan untuk korban erupsi Merapi Jogjakarta, Solo,

Semarang sejak 2011 hingga saat ini.

Tabel 3.4

Misi Kemanusiaan Dalam Negeri Periode 2013-2018

Tahun Periode Daerah Misi Misi

2013 18 Januari Attahiriyah, Bukit Duri,

Jakarta Selatan

Banjir

21 Januari Muara Baru, Jakarta Utara

23 Januari Tanah Pasir, Penjaringan,

Jakarta Utara

–, 17

Februari

Kec. Panyabungan,

Mandailing Natal

Banjir

Bandang

18 – 19

Februari

Desa Manyabar, Desa

Pagaran Tonga,

Mandailing Natal

–, 1 – 3

Maret

Tanjung Balai

Juli Aceh Gempa

Agustus- Sumatra Utara Gunung

Page 127: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

109

November Meletus

014 14 Januari Sumatera Utara Gunung

Meletus

19 Januari Manado Banjir

Bandang –- 20

Januari

Kebon Baru, Tebet,

Jakarta Selatan

23 Januari Petamburan, Jakarta Pusat

25 Januari Basement Carefour MT

Haryono, Cawang Jakarta

Selatan

26 Januari Kp Melayu Besar, Kebon

Baru, Jakarta Selatan

– 28

Januari

Desa Cabang Dua, Kab.

Bekasi

31 Januari Desa Kresek dan Kronjo

Tangerang

2 Februari Gajah mada, Jakarta Pusat

27 Januari

– 12

Februari

Graha Cempaka Mas,

Jakarta Pusat

Advokasi

Kesehatan

2 Februari

dan April

Sumatera Utara Gunung

Meletus

Feb-Maret Jawa Timur (MER-C

Jogyakarta dan Solo),

9 Maret Sumatera Utara

10 April Rudenim Belawan II

Medan – Sumatera Utara,

Medis

Pengungsi

Rohingya

(MER-C

Medan)

November NAD Medis Banjir

Aceh

15 - 17

Desember

Banjarnegara - Jawa

Tengah

Medis

Longsor

Desember -

4 Januari

Suku Bajou Bekerjasama

dengan Kementrian

Kelautan Perikanan

Medis

Page 128: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

110

(KKP) Pusat - Berau,

Kalimantan Timur

2015 15 Januari Sumatra Utara (MER-C

Medan

Medis Banjir

17 - 18

Januari

Banjarnegara - Jawa

tengah

Medis

Longsor

26 Juli - 2

Agustus

Papua, Assessment

konflik

Tolikara

2016 12 – 13

April 2016

kampung aquarium, luar

batang, penjaringan

Jakarta Utara

Assassment

penggusuran

20 – 22

Juni

Purworejo – Jawa Tengah

(MER-C Jogyakarta

Medis

Longsor

27 - 30 Juli kec. Carita dan Kec.

Mancak – Banten

Medis banjir

bandang dan

Longsor

22 - 31

Desemb

er

Nusa Tenggara Barat

22 - 26

Agustus

Poso, Sulawesi Tengah Advanced

Kasus Poso

bekerjasama

dengan

KOMNAS

HAM

23 - 26

September

–Oktober

A Garut, Jawa Barat Advanced

banjir

bandang dan

longsor di

Garut

bekerjasama

dengan

WANADRI -

Lima

Amanah,

Panti Asuhan

Ibu Aledja

Page 129: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

111

Garut, Sumber

Alam Garut,

ITB'83 dan

ILUNI UI

4

November

2016

Kawal Garut, Jawa Barat

Aksi Damai 4/11

Kerusuham

2

Desember

Jakarta Medis Kawal

Aksi Damai

2/12

7 - 10

Desember

Aceh Medis Gempa

Pidie Jaya

(MER-C Aceh

dan MER-C

Medan)

2017 14 - 25

Maret

Poso Sulawesi Utara Penanganan

Medis Terkait

Kasus Poso

4 - 11 April Aceh Recovery dan

Trauma

Healing

Gempa Pidie

Jaya

11 April Ponorogo - Jawa Timur Longsor

Ponorogo -

Jawa Timur

(MER-C

Jogyakarta)

24 - 27

April

Maluku Utara Supervisi

Pembangunan

RS MER-C

Galela

2018 6 Agusutus

2018 -30

September

2018

Lombok-Utara Gempa Bumi

Lombok

November

2018-

Desember

Palu dan Donggala Gempa Bumi

dan Tsunami

Page 130: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

112

2018

Januari

2019-

Februari

Anyer- Banten Gempa Bumi

dan Tsunami

Selanjutnya di awal tahun 2014, tepatnya dimulai pada 14

Januari 2014 MER-C juga melakukan misi ketika ada erupsi gunung

berapi di Sumatera Utara, kemudian ada juga bantuan yang disalurkan

ketika ada banjir bandang di beberapa wilayah di Jakarta. Lalu pada

periode 10 April 2014 juga memberikan bantuan berupa bantuan

medis pengungsi Rohingya (MER-C Medan) di Rudenim Belawan II

Medan – Sumatera Utara.

Kegiatan misi selanjutnya yaitu pada periode 15 Januari 2015

MER-C menyalurkan bantuan berupa medis untuk korban banjir di

Medan, Sumatera, serta Assessment konflik Tolikara di Papua pada

periode 26 Juli hingga 2 Agustus 2015. Kemudian pada periode 2016,

salah satunya telah disalurkan bantuan medis ketika banjir bandan dan

longsor terjadi di Carita dan Kec. Mancak – Banten. Sementara salah

satu misi nyata yang dilakukan pada periode 2017 adalah Penanganan

Medis Terkait Kasus Poso Sulawesi Utara yang dilaksanakan pada 14

hingga 25 Maret 2017.

Tak hanya itu, ada juga Recovery dan Trauma Healing Gempa

Pidie Jaya yang dilakukan di Acer pada April 2017. Masih dalam

bulan yang sama yaitu April 2017, ada juga kegiatan Supervisi

Pembangunan RS MER-C Galela di Maluku Utara. Sementara

kegiatan misi nyata yang dilakukan MER-C seperti bantuan untuk

korban Gempa Bumi Lombok pada 6 Agustus 2018 -30 September

2018, selanjutnya bantuan untuk korban Gempa Bumi dan Tsunami di

Palu dan Donggala pada November 2018-Desember 2018, terakhir

pada akhir tahun 2018 hingga awal tahun 2019 yaitu bantuan untuk

korban Gempa Bumi dan Tsunami di Anyer-Banten.

Dari data misi yang telah dilaksanakan oleh MER-C pada

level dalam negeri, dapat terlihat jelas bahwa visi utama MER-C yang

diejawantahkan dalam core-nya, “Gawat Darurat Medis” telah nyata

diwujudkan. Hal ini dapat terlihat dari tahun ke tahun mulai tahun

1999-2018 mayoritas misinya berbentuk medis, baik melalui

pengobatan maupun fisik rumah sakit atau klinik.

Page 131: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

113

3. Misi Luar Negeri

Adapun misi luar negeri21

, MER-C telah sukses melakukan

pengabdiannya dalam mengimplementasikan misi kemanusiaan, selain

melakukan kegiatan di dalam negeri, MER-C juga memiliki capaian

yang sedikit banyak memberikan sumbangsih pada perdamaian dunia

pada beberapa kesempatan misi di luar negeri. Berapa negara tersebut

yang menjadi wilayah bantuan kemanusiaan MER-C seperti di benua

Asia, negara Afghanistan, Irak, Iran, Pakistan, Libanon, Palestina,

Nepal, Myanmar, dan Filipina. Di benua Afrika ada dua negara yang

telah menjadi wilayah misi kemanusiaan Sudan dan Somalia.

Sementara ada, satu wilayah di Spanyol yang menjadi titik tolak untuk

menembus wilayah jalur Gaza, Palestina.

Misi kemanusiaan MER-C di luar negeri dapat dilihat dalam

tabel berikut:

Tabel 3.5

Misi Kemanusiaan Luar Negeri tahun 2001 – 2006

Tahun Periode Daerah Misi Misi

2001

Oktober - 7

Desember

Afganistan

Perang

2002

14 Mei - 12

Juni

2003

1 - 22 April Irak

2004

01 Januari - 27

Februari

Iran Gempa Bumi

November Thailand Selatan Konflik

2005

13 - 28

Oktober

Kashmir Pakistan

2006 2 - 13

September

Nabatiyeh (Libanon

Selatan) -

Perang

21

http://MER-C.org/index.php/Id/2015-09-21-08-40-15/misi-luar-

negeri. diakses 08 September, 2017.

Page 132: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

114

Dari tabel di atas terlihat keterlibatan MER-C yang turut

membantu misi kemanusiaan wilayah negara berpenduduk Islam. Misi

tersebut berupaya membantu secara internasional korban yang jatuh

akibat peperangan (antar etnis atau konflik berdasarkan aliran) dan

bencana alam. Pada masa-masa tersebut misi kemanusiaan

mendapatkan dukungan dana dari solidaritas umat Islam di Indonesia,

meskipun pada tahun-tahun tersebut masyarakat Indonesia masih

berada pada masa sulit yakni membenahi masalah sosial untuk bangkit

dari krisis moneter dan baru saya terlepas dari masa rezim Orde Baru,

Suharto.

Pada tahun 2001 sampai dengan 2006 MER-C kembali

mengirimkan misi kemanusiaan pada masa perang berkecamuk., yakni

di Afghanistan, pada tahun yang sama juga membantu di negara Irak,

dan Libanon. Pada kurun waktu tersebut yaitu tahun 2004, MER-C

kembali melakukan misi kemanusiaan pada musibah gempa bumi di

Iran. Selanjutnya tahun 2005 misi kemanusiaan kembali dilanjutkan

pada konflik di Kashmir Pakistan, dilanjutkan pada tahun 2006

melakukan misi kemanusiaan untuk korban perang Nabatiyeh

(Libanon Selatan).

Tabel 3.6

Misi Kemanusiaan Luar Negeri tahun 2009 – 2012

Tahun Periode Daerah Misi Misi

2009 1 Januari

- 8 Mei 2009

Palestina Agresi militer,

22 Mei - 2

Juni

Sudan Pengungsi

2010 24 Maret - 6

Apri

Flotila Pelayaran

19 Mei - 21

Juni

Flotila Pelayaran

Menembus

Blokade Gaza

13 Juli 2010 –

sekarang

Gaza – Palestina Pembangunan

RS Indonesia

27 Agustus -

10

September

Pakistan Banjir

Bandang

Page 133: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

115

Gaza – Palestina Asia To Gaza

Solidarity

Caravan

2011 20 april - 20

Mei

Gaza – Palestina Pembangunan

RS Indonesia

di

4 - 20

Desember

Somalia Kelaparan

pengungsi

2012 9 Maret - 8

April

Jerussalem) Misi to via

darat

(Indonesia -

Pakistan- Iran-

Turki-

Lebanon-

Jordan -

Jerusalem)

26 Maret- 4

April

GMJ (Global

March) via

udara

(Indonesia -

Jordan)

20 Juli 2012 -

13 Maret

Konstruksi

MER-C untuk

pembangunan

RS Indonesia

di Gaza -

Palestina

(tahap 2)

21 Oktober

2012 - 13

Maret

Gaza – Palestina Konstruksi dan

Supervisi

MER-C untuk

pembangunan

RS Indonesia

(tahap 2)

12 - 19

September

Myanmar Konflik

Rakhine &

Rohingnya

Page 134: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

116

Pada 2009 sampai dengan 2010, misi kemanusiaan dilakukan

di dua negara Afrika yaitu Sudan dan Somalia. Terdapat satu wilayah

Flotilla, bagian dari laut yang termasuk negara Spanyol merupakan

jalur untuk menembus akses jalur Gaza, Palestina. Pada 2010, setelah

MER-C berhasil menembus Flotilla dan masuk ke jalur Gaza, maka

solidaritas kemanusiaan memulai pembangunan Rumah Sakit

Indonesia di Gaza. Sebagai tahap awal.yaitu konstruksi dan supervisi.

Bersamaan dengan itu MER-C mengirim pula misi kemanusiaan ke

Rakhine dan Rohingya, yang dilanda konflik etnis dengan pemerintah

Myanmar.

Tabel 3.7

Misi Kemanusiaan Luar Negeri tahun 2013 – 2019

Tahun Periode Daerah Misi Misi

2013 15 Februari 2013

-

13 Maret 2014

Gaza – Palestina Konstruksi

MER-C untuk

pembangunan

RS Indonesia

(tahap 2)

15 Maret Supervisi

Konstruksi

MER-C untuk

pembangunan

RS Indonesia

(tahap 2)

22 November - 4

Desember

Filipina Bedah MER-C

untuk Filipina

- Topan

Haiyan

2014 17 Februari - 13

Maret 2014

Gaza – Palestina Supervisi

Konstruksi

MER-C untuk

pembangunan

RS Indonesia

di (tahap 2

28 Juni 2014 - 25

Juni 2014

Konstruksi

MER-C untuk

Pengadaan

Alat-Alat

Kesehatan RS

Page 135: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

117

Indonesia

(tahap 3) dan

pembangunan

Wisma Rakyat

Indonesia.

2015 16 - 26 Februari

2015

Myanmar Tim Medis ke

2 Konflik

Rakhine &

Rohingnya

25 – 30 Agustus

2015

Serah Terima

Ambulans &

Survey

Indonesia

Health Center)

4 - 17 Mei 2015

Nepal Tim Medis

MER-C untuk

Nepal

kerjasama

dengan

Wanadri -

Gempa Bumi,

2017 15 - 21 Mei 2017 Rakhine State,

Myanmar

Konstruksi I

Pembangunan

RS Indonesia

2018 Februari-Agustus

2019

Gaza-Palestina Perbaikan

Rumah Sakit

Indonesia dan

Darurat Medis

2019 Gaza-Palestina Pembangunan

lantai 2

Rumah Sakit

Indonesia

Pada tabel di atas, rentang waktu 2013 sampai 2018 MER-C

kembali melanjutkan misi kemanusiaan ke Gaza, Palestina kontruksi

tahap 2 Rumah Sakit Indonesia. Bersamaan dengan itu pula pada

kurun waktu tersebut MER-C membangun pula Rumah Sakit di

Rakhine State, Myanmar. Pada tahun 2015 tim medis MER-C

bekerjasama dengan Wanadri membantu korban gempa bumi Nepal.

Page 136: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

118

Pada tahun 2017 MER-C melakukan konstruksi I Pembangunan

Rumah Sakit Indonesia di Rakhine State, Myanmar

Misi terbaru MER-C di luar negeri kembali dilakukan di awal

tahun 2019 dengan menambah pembangunan Rumah Sakit Indonesia

di Gaza menjadi dua lantai. Sampai saat ini, misi kemanusiaan yang

dilakukan MER-C terus berjalan dengan dukungan solidaritas seluruh

rakyat Indonesia untuk rakyat Pelestina.

Berbeda dengan di dalam negeri, di luar negeri, MER-C

melakukan misinya mulai tahun 2001-2017. Artinya, 2 tahun setelah

beraksi di dalam negeri, baru kemudian berlanjut pada level luar

negeri. Di luar negeri, MER-C lebih fokus pada pembangunan sarana

medis seperti rumah sakit dan klinik. MER-C nampaknya memiliki

misi bagaimana Indonesia secara non-profit berperan nyata dalam

bentuk fisik pembangunan medis di wilayah konflik internasional.

C. Relawan sebagai “Ujung Tombak” Aksi Kemanusiaan

Jenis badan hukum MER-C adalah Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM),. Dengan berlatarbelakang keinginan untuk

memberikan pertolongan pada orang yang membutuhkan baik dari

bidang medis maupun non medis, baik berupa tenaga, pikiran, dana,

informasi dan lain-lain, maka keanggotaanya bersifat luas, dapat

merekrut siapa saja yang mempunyai niat baik untuk membantu umat

manusia yang sedang tertimpa musibah. Untuk itu MER-C menyebut

keanggotaannya sebagai relawan. Relawan yang bergabung dengan

MER-C sifatnya adalah unpaid volunteer yang berarti tidak

mendapatkan bayaran. Selain itu yang menjadi ciri khas MER0C

adalah relawannya harus netral dan legal dalam bertugas. Netral

artinya, MER-C mengobati siapa pun tanpa memandang perbedaan

agama, kelompok, dan lain sebagainya. Sedangkan yang dimaksud

legal ialah, MER-C tidak akan terjun ke lapangan sebelum mendapat

izin dari pihak yang memiliki otoritas di suatu wilayah. Hal ini

sebagaimana diungkapkan oleh Rima:

“Apa lagi kalau misalnya ke luar negeri seperti ke Gaza. Di

sana ada banyak terowongan. Oleh karenanya, jangan sampai setelah

Page 137: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

119

kami tiba di sana, ternyata belum mendapat izin resmi dari pihak

setempat”.22

Syarat-syarat tertentu yang harus dilalui untuk melakukan

misi kemanusiaan ke suatu wilayah kemudian disosialisasikan kepada

para relawan yang tergabung di MER-C. Sosialisasi dilakukan,

mengingat para relawan yang bersifat unpaid volunteer dan mereka

tidak difasilitasi dengan asuransi kesehatan atau kematian Karena

MER-C adalah lembaga non profit. Oleh karena itu agar semua yang

dilakukan tidak dianggap illegal, maka MER-C harus menjalani

tahapan-tahapan proses seperti perizinan dan lain-lain.

Adapun dalam rekrutmen nya, kedudukan dan keanggotaan

relawan dibagi menjadi empat (4) kategori yaitu:23

1. Kategori M: Yaitu tenaga medis yang bersedia menjadi relawan

dan siap membantu terlaksananya program-program MER-C

sesuai dengan kemampuan dan kewenangan yang dimilikinya.

2. Kategori E: Tenaga medis yang bersedia menjadi relawan dan

siap membantu terlaksananya program-program MER-C sesuai

dengan kemampuan dan kewenangan yang dimilikinya, serta siap

menjadi relawan yang diterjunkan ke daerah operasi.

3. Kategori R: Tenaga non medis yang bersedia menjadi relawan

dan siap membantu terlaksananya program-program MER-C

sesuai dengan kemampuan dan kewenangan yang dimilikinya,

serta siap menjadi relawan yang diterjunkan ke daerah operasi.

4. Kategori C: Tenaga non medis yang bersedia menjadi relawan

dan siap membantu terlaksananya program-program MER-C

sesuai dengan kemampuan dan kewenangan yang dimilikinya.

Adapun tahap penyeleksian penerimaan relawan MER-C

memiliki Standard Operasional Procedure (SOP) yang telah

ditetapkan, yakni dimulai dengan tahap pendaftaran relawan yang

dilakukan satu kali dalam satu tahun dan hanya pada waktu-waktu

tertentu, seperti ketika terjadi bencana dan lain-lain.24

Sebagaimana

dijelaskan oleh salah seorang relawan:

22

Wawancara dengan Rima Manzanaris, Manager Operasional

MER-C, 6 September 2018, di sekretariat MER-C, Jl. Kramat Lontar Jakarta

Pusat. 23

Azimah Rahayu, Senja Merah Di Tanah Maluku, h. 86 24

Dokumen Sub Divisi Relawan MER-C.

Page 138: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

120

“Untuk bergabung menjadi relawan, tentu harus daftar

terlebih dahulu, yaitu dengan mengirim CV dan lain sebagainya,

sehingga yang bersangkutan masuk database terlebih dahulu. Dengan

demikian, bisa diketahui bahwa kami, misalnya, punya relawan

seorang guru, psikolog, IT dan yang lainnya. Jadi, ketika kami

membutuhkan keilmuan dan keahlian yang bersangkutan, maka kami

akan menghubunginya.”25

Calon relawan yang telah mendaftar, kemudian diseleksi

melalui wawancara. Wawancara dilakukan oleh tim pewawancara

yang terdiri dari dua (2) orang relawan MER-C yang telah

berpengalaman dan mengacu pada formulir wawancara yang telah

dibuat oleh sub divisi relawan. MER-C. Tahap selanjutnya adalah

penapisan (skrining) tahap I dan II.

Pada penapisan tahap I seleksi dilakukan dengan tujuan untuk;

1). Pengenalan kegiatan-kegiatan MER-C secara umum; 2).

Memberikan materi-materi dasar yang diperlukan dalam pelaksanaan

kegiatan MER-C seperti: kegawatdaruratan, pengambilan/pengolahan

informasi di bawah koordinasi sub divisi Diklat dan Relawan. Pada

penapisan tahap II seleksi dilakukan dengan tujuan untuk memberikan

materi-materi lanjutan guna meningkatkan kemampuan di bawah

koordinasi sub divisi Diklat dan Relawan dalam bentuk magang di

divisi-divisi yang merupakan tahap akhir seleksi. Setelah proses

penapisan tahap II barulah kemudian calon relawan dilantik menjadi

relawan untuk kemudian diikutkan dalam Diklat (Pendidikan dan

Latihan).26

Setelah menjalani pendidikan dan latihan sebagai modal

pengetahuan kerelawanan dan lain-lain, calon relawan kemudian

diwajibkan mengikuti proses magang selama satu tahun untuk

memperkenalkan dunia kerelawanan. Dan jika tahapan-tahapan ini

telah dilalui, maka untuk memastikan kesungguhan maka diadakanlah

proses rekomitmen ulang, setelah presidium memutuskan siapa saja

yang layak menjadi relawan dalam rapat kerja tahunan MER-C,

barulah para calon relawan dilantik oleh ketua presidium MER-C. Dan

mereka resmi bergabung sebagai relawan MER-C.27

Berikut bagan

25

Wawancara dengan Iis Islamiyah, Relawan Non Medis MER-C, 13

September 2018 26

Dokumen Sub Divisi Relawan MER-C. 27

Dokumen Sub Divisi Relawan MER-C.

Page 139: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

121

Standar Operasional Procedure (SOP) penerimaan relawan MER-C

oleh Sub Divisi Relawan:

Tabel: 3.8.

Standar Operasional Procedure (SOP) penerimaan relawan

MER-C

Kedudukan relawan sangat urgen, hal tersebut dapat dilihat

dari struktur kepengurusan yang juga diisi oleh para relawan yang

berlatar belakang medis (dokter), tapi sejak beberapa tahun

belakangan juga mulai diisi oleh relawan berlatar belakang non medis

yaitu Ir. Faried Thalib. Relawan yang merupakan insinyur bidang sipil

ini memulai kiprah keterlibatannya di MER-C ketika terjadi bencana

tsunami Aceh. Sejak saat itu, Ir. Faried Thalib selalu siap hadir di

berbagai wilayah perang, konflik dan bencana baik di dalam maupun

di luar negeri. Bahkan kini Ir. Faried Thalib tengah mengomandoi

program pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza,

Palestina dan pembangunan Rumah Sakit MER-C di Galela, Maluku

Utara.

D. Model Penggalangan Dana

Organisasi MER-C menggalang dana melalui program

rekening donasi berupa zakat (maal), infak dan sedekah. Donasi yang

dihimpun oleh MER-C di salurkan sesuai dengan akad dan amanah

para donatur melalui rekening-rekening amanah MER-C.28

Jadi dana

yang masuk ke MER-C benar-benar hanya dalam bentuk sumbangan

masyarakat, baik melalui individu maupun kelompok-kelompok

masyarakat. Mengenai sistem penggalangan dana ini diungkapkan

oleh Habib sebagai berikut:

28

MER-C, Rekening Donasi”, dalam http://MER-C.org/rekening-

donasi, diakses 06 Maret 2019.

Pendaftaran Relawan Wawancara Penapisan Tahap I

Penapisan Tahap II Pelantikan Relawan

Diklat dan

Magang (wajib)

dalam waktu 1

tahun

Page 140: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

122

“Sebenarnya kami agak berbeda, baik dengan ormas maupun

dengan organisasi keagamaan. Sebagai sebuah LSM, kami

bisa dibilang agak unik, karena sebagaimana umumnya

LSM, di mana sumber dananya berasal dari sumbangan

orang-orang, maka kami sendiri sebenarnya tidak

memprogramkan penggalangan dana secara rutin. Jadi,

hubungan kami dengan masyarakat lain itu sebenarnya

melengkapi. Itu yang menjadi prinsip kami. Ini untuk bisnis

utamanya MER-C. Bisnis utamanya itu kan kebencanaan.

Jadi, prinsip kita adalah melengkapi, dan fokus kepada yang

most verneurable dan most neglegted. Jadi, kami tidak akan

dijumpai di area-area publik. Karena amanah yang diberikan

kepada kami, akan kami sampaikan kepada orang yang

memang sangat memerlukan. Jadi, kalau misalkan kami

mengadakan kegiatan ketika bencana berada di lahan

terbuka, kemudian banyak bendera, iklan dan lain

sebagainya, mungkin tidak ketemu.”29

Sebagaimana LSM kemanusiaan lain, MER-C juga menerima

zakat, infak dan sedekah untuk dikelola, akan tetapi dalam hal

pendanaan misi, penerimaan dana lebih ditekankan dalam bentuk

donasi melalui rekening kemanusiaan. Hal ini dilakukan agar lebih

fleksibel, yakni sesuai kehendak masyarakat ke mana donasinya ingin

disalurkan. oleh karena itulah semua rekening memiliki nama,

misalnya rekening donasi untuk RSI Palestina dan, untuk Myanmar,

untuk Tsunami Aceh, gempa Lombok, Tsunami Palu dan Donggala

atau Tsunami Banten dan lain-lain. Sedangkan untuk biaya

operasional MER-C mengambil seperdelapan dari dana yang masuk.30

Berdasarkan wawancara dengan Rima Manzanaris tentang

penerimaan dana, seluruhnya murni dari rekening donasi dan tidak ada

dana sponsor dari lembaga atau perusahaan tertentu. Sumbangan

melalui zakat hanya berasal dari zakat profesi, yakni individu bukan

perusahaan. Semua dana yang masuk berasal dari sumbangan umat

29

Wawancara pribadi dengan dr. Hadiki Habib, Relawan Medis

MER-C, di secretariat MER-C, Jl. Kramat Lontar Jakarta Pusat. 20 Desember

2018 pukul: 13.30 WIB. 30

Wawancara pribadi dengan dr. Joserizal Jurnalis, Relawan

sekaligus pendiri MER-C, di Rumah Sakit Siaga Pasar Minggu, 29 Juni 2016,

pukul: 15.30 WIB.

Page 141: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

123

Islam, meskipun donasi tidak dibatasi hanya kepada umat Islam

karena bersifat umum.31

Penerimaan dana yang murni berasal dari masyarakat

bertujuan untuk menjaga independensi. Menurut Rizal, salah satu ciri-

ciri NGO yang sehat itu adalah independensi. Kalau tidak independen,

maka akan memunculkan problem. Independisi NGO itu dapat dlihat

dari sumber dana.32

Dengan demikian agar dalam setiap program dan

misinya tidak ada pihak manapun yang bisa mengatur dan

mengarahkan MER-C untuk mempromosikan salah satu kelompok

atau organisasi.

Jika ditelusuri secara keorganisasian, karakteristik MER-C

sebagai NGO kemanusiaan, seluruh aturan-aturannya mencerminkan

sebagai organisasi kemanusiaan murni. Akan tetapi jika melihat dasar

organisasi yang berlandaskan Islam dengan prinsip rahmatan lil ‘a>lami>n, MER-C merupakan bagian dari organisasi kemanusiaan

dalam kategori Religiuos NGO (LSM Keagamaan). MER-C bukanlah

satu-satunya lembaga NGO dari Indonesia, akan tetapi di antara

lembaga dan NGO yang lain, MER-C memiliki karakteristik

tersendiri. MER-C secara umum memiliki dua misi kegiatan,

Humanitarian Aid dan Humanitarian Politic. Pada konteks

Humanitarian Aid, MER-C membantu dan melakukan pertolongan

pada orang-orang yang sangat teraniaya, terluka dan terlupakan.

Artinya MER-C mencari celah dan lahan misi kemanusiaan yang

kosong dan belum ditanggapi oleh lembaga NGO lain. Pada konteks

Humanitarian Politics, MER-C mengajak kepada semua pihak

termasuk pemerintah dan masyarakat dunia untuk mencegah

terjadinya kerusakan lebih berat dari suatu bencana alam, peperangan,

dan sebagainya dengan melakukan penyuluhan, kampanye, negosiasi

kepada pihak terkait.

31

Wawancara dengan Rima Manzanaris, Manager Operasional

MER-C, 6 September 2018. 32

Wawancara pribadi dengan dr. Joserizal Jurnalis, Relawan

sekaligus pendiri MER-C, di Rumah Sakit Siaga Pasar Minggu, 29 Juni 2016,

pukul: 15.30 WIB.

Page 142: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

125

BAB IV

KARAKTERISTIK DAN DISTINGSI GAZA DAN

LOMBOK SEBAGAI WILAYAH DAKWAH

KEMANUSIAAN MER-C

Bab ini membahas tentang aksi kemanusiaan MER-C di Gaza

dan Lombok untuk mengungkap dakwah berbasis kemanusiaan yang

dilakukan oleh MER-C. Realitas Gaza dan Lombok sebagai objek

dakwah MER-C yang mewakili misi kemanusiaan akibat konflik

kemanusiaan dan gempa bumi dibahas secara detail. Kedua wilayah

ini memiliki distingsi problem yang cukup menarik dibahas dan

diungkap dalam melihat sejauh mana MER-C melakukan aksi

kemanusiaan terhadap dua wilayah yang sumber kebencanaannya

berbeda. Setiap wilayah yang menjadi sasaran aksi kemanusiaan

MER-C memiliki karakteristik tersendiri. Gaza sebagai salah satu

wilayah aksi kemanusiaan MER-C di luar negeri, sedangkan Lombok

merupakan representasi dari objek aksi kemanusiaan MER-C di dalam

negeri.

A. Karakteristik Gaza sebagai Objek Dakwah Kemanusiaan

MER-C Pasca Konflik Kemanusiaan

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa Gaza merupakan objek

dakwah kemanusiaan MER-C yang mewakili kebencanaan akibat

konflik kemanusiaan. Kebencanaan di Gaza disebabkan oleh agresi

militer yang dilakukan oleh pihak- pihak yang berkepentingan politik,

termasuk antara Israel dan gerakan islamisme Hamas.

1. Geopolitik Gaza dalam Tragedi Kemanusiaan Palestina

Gaza dan wilayah Yordania pada zaman dahulu merupakan

bagian dari wilayah yang disebut dengan Syam. Dari wilayah Syam

ini, semua kitab suci agama samawi menjelaskan peranan pentingnya

sejak masa nabi-nabi terdahulu hingga masa Nabi Muhammad SAW,''

jelasnya. Kelompok ahli kitab, umat Yahudi dan Nasrani, memiliki

nubuat tersendiri bagi tanah Syam ini. Mulai dari tanah perjanjian bagi

umat Yahudi, wilayah yang mengisahkan masa kecil Nabi Isa AS bagi

umat Nasrani, dan wilayah yang dijanjikan Rasulullah SAW sebagai

benteng terakhir perlindungan umat Islam di akhir zaman.1

1Julie Marks, ‚Gaza Sejarah Yang Memicu Konflik Israel-

Palestina,‛ Berita Online, dalam https://www.matamatapolitik.com/gaza-

Page 143: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

126

Dari sisi geografis, wilayah Gaza merupakan pintu perbatasan

Palestina di wilayah Gaza ke Mesir. Selain itu, Gaza merupakan

bagian dari sebagian besar wilayah subur di Tanah Palestina yang saat

ini telah dicaplok Israel. Dari sisi geopolitik, Gaza merupakan

pertahanan terakhir kelompok perjuangan Hamas yang tidak ingin

bernegosiasi bagi pembagian wilayah Palestina, kecuali mengacu pada

wilayah Palestina di perjanjian 1946. Walapun ada Ramallah yang

dikuasai Fatah yang masih menoleransi negosiasi pembagian wilayah

bagi dua negara.2

Jalur Gaza dipisahkan oleh Israel dari Yerusalem, yang

memiliki makna religius dan budaya yang mendalam bagi Arab dan

Yahudi. Israel dan Palestina mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota

negaranya. Sebelum Israel menjadi sebuah bangsa, mayoritas orang

yang tinggal di wilayah itu adalah orang Palestina-Arab yang tinggal

di tempat itu yang kemudian dikenal sebagai Palestina. Jalur Gaza

merupakan bentangan tanah seluas 140 mil persegi yang terletak di

sepanjang pantai Mediterania antara Mesir dan Israel. Wilayah ini

telah mengalami puluhan tahun demonstrasi, operasi militer, dan

kekerasan ketika Israel dan Otoritas Palestina telah menegaskan hak

untuk mengontrol daerah tersebut.3 Berikut peta jalur Gaza yang

masih bertahan mempertahankan Palestina dari Israel.

sejarah-yang-memicu-konflik-israel- palestina/, diakses 7 Januari 2018.

2Amri Amrullah, ‚Gaza Benteng Terakhir Palestina,‛ Berita

Online, dalam https://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-

israel/14/07/15/n8r5ip-gaza- benteng-terakhir-palestina-1, diakses 29 Januari

2019. 3Julie Marks, Gaza Sejarah Yang Memicu Konflik Israel-

Palestina,‛ Berita Online, dalam https://www.matamatapolitik.com/gaza-

sejarah-yang-memicu-konflik-israel- palestina/, diakses 7 Januari 2018.

Page 144: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

127

Gambar: 4.1 Jalur Gaza Palestina

Sumber Gambar:

https://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina

-israel/14/07/15/n8r5ip-gaza-benteng-terakhir palestina-1

Gaza merupakan wilayah yang masih bertahan sampai saat ini

di Palestina. Dari tahun 1946 hingga abad ke-20 M. Berikut gambar

dinamika dan sejarah Israel menguasai tanah Palestina.

Gambar 4.2

Rekam Jejak Kekuasaan Israel atas Palestina

Sumber Gambar:

https://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-

israel/14/07/15/n8r5ip-gaza-benteng-terakhir-palestina-1

Page 145: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

128

Gambar di atas memperlihatkan bahwa konflik perebutan tanah

Palestina oleh Israel sudah dimulai pada tahun 1946. Kemudian pada

tahun 1947 sudah hampir setengah wilayah Palestina dikuasai oleh

Israel. Kemudian puncak ketegangan yang amat panjang pada tahun

1946 hingga 1967 hampir tiga perempat bagian wilayah Palestina

dikuasai Israel. Artinya, wilayah Palestina hanya tinggal seperempat

lagi. Tidak berhenti sampai di situ, Israel dengan sekutunya tidak

menyerah untuk menaklukkan Palestina secara utuh hingga pada tahun

2000 wilayah Palestina yang tersisa hanya Gaza dan wilayah-wilayah

kecil lainnya.

Palestina memiliki 22 kota mulai dari arah utara ke arah selatan:

1) Safad, 2) Akka, 3) Tabariya, 4) Beisan, 5) Nazareth, 6) Jenin, 7)

Nablus, 8- Tulkarim, 9) Qalqiliyah, 10) Lidd, 11) Ramla, 12)

Ramallah, 13) Al-Quds (Jerusalem), 14) Jericho, 15) Betlehem, 16)

Al-Khalil (Hebron), 17) Majdal, 18) Jabaliya, 19) Gaza, 20)

Bersheeba, 21) Khan Yunis, 22) Rafah. Dari 22 kota tersebut ada 3

kota yang sangat terkenal yaitu Gaza, Tepi barat dan Yerussalem.

Gaza adalah kota yang terletak di kawasan pesisir timur Laut Tengah,

di bagian selatan Palestina. Kota ini kini adalah kota terpenting di

Jalur Gaza. Kota ini juga termasuk dalam kota-kota tertua di dunia. Di

kota ini terdapat makam Hasyim bin Abdi Manaf (kakek Rasulullah

saw). Dan di kota inilah Imam Syafi’i dilahirkan. Ramallah adalah

kota terbesar di Palestina yang juga merupakan ibukota Palestina.

Kota ini adalah yang paling penting, urutan nomor satu,

dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Palestina, karena di kota ini

terdapat banyak tempat suci tiga agama samawi: Islam, Yahudi,

Kristen.4

Dibawah ini tabel jumlah penduduk ke-3 kota tersebut

berdasarkan agama yang dipeluk.

4https://filestin.wordpress.com/2009/07/14/kota-kota-penting-di-

palestina/diakses, 26 September 2019, pukul 14:00 WIB.

Page 146: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

129

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Tiga Kota Penting Palestina Berdasarkan Agama

N

o.

Kota Islam Yahudi Kristen

dan

lainnya

Jumlah

1. Jalur Gaza 1.525.700

(80,3%)

361.000

(19%)

13.300

(0,7%)

1.900.000

2. Tepi Barat 210.000

(75%)

476.000

(17%)

224.000

(8%)

2.800.000

3. Yerusalem 281.000

(62%)

497.000

(35%)

14.000

(2%)

801.000

Total 3.906.700

(71%)

1.334.000

(24,3%)

251.300

(4,6%)

5.501.000

2. Dinamika Konflik Kemanusiaan di Gaza

Konflik Israel-Palestina ini bukanlah sebuah konflik dua sisi

yang sederhana, seolah-olah seluruh bangsa Israel (atau bahkan

seluruh orang Yahudi yang berkebangsaan Israel) memiliki satu

pandangan yang sama, sementara seluruh bangsa Palestina memiliki

pandangan yang sebaliknya. Di kedua komunitas terdapat orang-orang

dan kelompok-kelompok yang menganjurkan penyingkiran teritorial

total dari komunitas yang lainnya, sebagian menganjurkan solusi dua

negara, dan sebagian lagi menganjurkan solusi dua bangsa dengan

satu negara sekular yang mencakup wilayah Israel masa kini, Jalur

Gaza, Tepi Barat, dan Jerussalem Timur.

Pada saat pemerintahan Inggris dengan secara intensif

melucuti senjata rakyat Palestina. Namun pada kesempatan lain,

pemerintah Inggris menutup mata pada pihak Israel, bahkan

menggalakkan pemilikan senjata secara rahasia, mempersenjatai

mereka, dan membentuk milisi serta melatih mereka. Hingga pada

saat pecahnya perang 1948, jumlah pasukan bersenjata Israel sudah

mencapai 70.000 tentara. Jumlah ini tiga kali lipat dari jumlah tentara

Arab yang ikut bagian dalam kancah perang 1948.5

Palestina mempunyai sejarah yang sangat panjang sejak

kerajaan Romawi berkuasa. Sejak tahun 1517 hingga 1917 kerajaan

5Shaleh, Muhsin Muhammad, Sejarah, Perkembangan dan Konspirasi,

(Gema Insani Press, Jakarta, 2004), h. 46-48.

Page 147: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

130

Ottoman Turki menguasai Arab termasuk wilayah yang saat ini

menjadi Lebanon, Syria dan Palestina. Selama perang dunia ke I

(1914-1918), Turki menjadi sekutu Jerman. Ketika Jerman dan Turki

kalah, pada tahun 1916 kontrol atas wilayah kekuasaan kerajaan

Ottoman dilimpahkan pada Inggris (British Mandate) dan Perancis

(France Mandate) dibawah perjanjian

Sykes-Picot Agreement, yang membagi Arab menjadi beberapa

wilayah. Lebanon dan Syria dibawah kekuasaan Perancis (France

mandate) sementara Irak dan Palestina termasuk wilayah yang saat ini

dikenal dengan negara Jordan dibawah kekuasaan Inggris (British

Mandate). Baik bangsa Arab maupun Yahudi sama-sama berjasa pada

Inggris dalam perang dunia I sehingga Inggris berhasil mengalahkan

Jerman dan Turki.Setelah perang usai, pihak Arab meminta wilayah

yang dulu dikuasaiTurki termasuk Palestina sepenuhnya menjadi

milik Arab. Tapi pihak Yahudi juga meminta pada Inggris yang dulu

menjanjikan seluruh Palestina (termasuk Jordan yang dulu belum ada)

untuk diserahkan pada bangsa Yahudi.6 Pada tanggal 2 November

1917 Inggris menawarkan pembagian wilayah menjadi 2 disebelah

timur sungai Jordan menjadi milik Yahudi Palestina dan sebelah barat

sungai Jordan menjadi milik Arab Palestina. Pada saat itu tempat yang

tadinya untuk bangsa Arab Palestina dinamakan

Jika dibandingkan wilayah lain, Gaza merupakan daerah yang

paling sering mendapat serangan brutal Zionis Israel. Salah satu

penyebabnya adalah keberadaan pejuang militan HAMAS yang

memang secara konsisten berada di garda terdepan memperjuangkan

Palestina melawan pendudukan tentara Israel. Maka wajar kemudian,

Gaza disebut sebagai salah satu medan jihad di dunia saat ini. Selain

sebagai tempat para mujahidin mencari jalan untuk syahid, Gaza

memang sangat istimewa.

Warga negara asing yang disegani oleh penduduk Gaza adalah

warga negara Indonesia. Selain karena Indonesia dikenal sebagai

negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, juga karena

Indonesia selalu memberikan dukungan moril. Hal ini jika

dibandingkan dengan negara lain baik negara di Timur Tengah lain

sekalipun. Itulah mengapa nama Indonesia begitu istimewa di mata

warga Gaza.Yang mencengangkan, anak-anak di Gaza tidak ada

6Muhsin Muhammad Shaleh,, Sejarah, Perkembangan dan Konspirasi,

h. 47.

Page 148: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

131

memiliki trauma sedikitpun meski mereka tinggal di area konflik

tersebut. Selain karena sudah terbiasa dengan dentuman bom dan

mortar, suasana jihad di sekeliling turut membentuk karakter tangguh

sejak kecil.

Sejarah dan latar belakang konflik antara Israel dan Palestina

bisa ditarik mundur sejak tahun 2000 SM. Namun dalam sejarah

kontemporer, konflik Palestina-Israel dimulai pada tahun 1967 ketika

Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syria dan berhasil merebut

Sinai dan Jalur Gaza (Mesir), dataran tinggi Golan (Syria), Tepi Barat

dan Yerussalem (Yordania).7 Oleh Karena itu, penting dijelaskan

secara runtut rekam jejak embrio konflik yang begitu panjang antara

Israel dan Palestina yang terangkum pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2

Awal Mula Inggris Mulai Menyentuh Palestina

Inggris Mulai Menyentuh Palestina

Tahun Kasus Konflik Kemanusiaan

1838 M

Inggris membuka konsulat di Yerusalem yang

merupakan perwakilan Eropa pertama di Palestina.

1849 M

Kampanye mendorong imigrasi orang Yahudi ke

Palestina. Pada masa itu jumlah Yahudi di Palestina

baru sekitar 12.000 orang. Pada tahun 1948

jumlahnya menjadi 716.700 dan pada tahun 1964

sudah hampir 3 juta orang.

1882 M

Imigrasi besar-besaran orang Yahudi ke Palestina

yang berselubung agama, simpati, dan kemanusiaan

bagi penderitaan Yahudi di Eropa saat itu.

1891 M

Para penduduk Palestina mengirim petisi ke

Khalifah, menuntut dilarangnya imigrasi besar-

besaran ras Yahudi ke Palestina. Sayang saat itu

khilafah sudah ―sakit-sakitan‖, sehingga dijuluki

―the sick man at Bosporus‖. Dekadensi pemikiran

meluas, walau Sultan Abdul Hamid sempat

membuat terobosan dengan memodernisir

7Munzalan Mubarakan, ‚Sejarah dan Latar Belakang Konflik Israel-

Palestina dari 2000 SM sampai Sekarang‛, Berita Online, dalam

https://simomot.com/2014/07/14/sejarah-dan-latar-belakang-konflik-israel-

palestina-dari-2000sm-sampai-sekarang/, diakses 12 Januari 2019.

Page 149: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

132

infrastruktur, termasuk memasang jalur kereta api

dari Damaskus ke Madinah via Palestina. Sayang,

sebelum selesai, Sultan Abdul Hamid dipecat oleh

Syaikhul Islam (Hakim Agung) yang telah

dipengaruhi oleh Inggris. Perang Dunia I meletus,

dan jalur kereta tersebut dihancurkan.

1897 M

Theodore Herzl menggelar kongres Zionis sedunia

di Basel Swiss. Peserta Kongres I Zionis

mengeluarkan resolusi, bahwa umat Yahudi

tidaklah sekedar umat beragama, namun adalah

bangsa dengan tekad bulat untuk hidup secara

berbangsa dan bernegara. Dalam resolusi itu, kaum

zionis menuntut tanah air bagi umat Yahudi –

walaupun secara rahasia – pada ―tanah yang

bersejarah bagi mereka‖. Sebelumnya Inggris

hampir menjanjikan tanah protektorat Uganda atau

di Amerika Latin. Di kongres itu, Herzl menyebut,

Zionisme adalah jawaban bagi ―diskriminasi dan

penindasan‖ atas umat Yahudi yang telah

berlangsung ratusan tahun. Pergerakan ini

mengenang kembali bahwa nasib umat Yahudi

hanya bisa diselesaikan di tangan umat Yahudi

sendiri. Di depan kongres, Herzl berkata, ―Dalam

50 tahun akan ada negara Yahudi !‖ Apa yang

direncanakan Herzl menjadi kenyataan pada tahun

1948.

1916 M

Perjanjian rahasia Sykes – Picot oleh sekutu

(Inggris, Perancis, Rusia) dibuat saat meletusnya

Perang Dunia (PD) I, untuk mencengkeram

wilayah-wilayah Arab dan Khalifah Utsmaniyah

dan membagi-bagi di antara mereka. PD I berakhir

dengan kemenangan sekutu, Inggris mendapat

kontrol atas Palestina. Di PD I ini, Yahudi Jerman

berkomplot dengan Sekutu untuk tujuan mereka

sendiri (memiliki pengaruh atau kekuasaan yang

lebih besar).

1917 M

Menlu Inggris keturunan Yahudi, Arthur James

Balfour, dalam deklarasi Balfour memberitahu

pemimpin Zionis Inggris, Lord Rothschild, bahwa

Page 150: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

133

Inggris akan memperkokoh pemukiman Yahudi di

Palestina dalam membantu pembentukan tanah air

Yahudi. Lima tahun kemudian Liga Bangsa-bangsa

(cikal bakal PBB) memberi mandat kepada Inggris

untuk menguasai Palestina.

1938 M

Nazi Jerman menganggap bahwa pengkhianatan

Yahudi Jerman adalah biang keladi kekalahan

mereka pada PD I yang telah menghancurkan

ekonomi Jerman. Maka mereka perlu ―penyelesaian

terakhir‖ (endivsung). Ratusan ribu keturunan

Yahudi dikirim ke kamp konsentrasi atau lari ke

luar negeri (terutama ke AS). Sebenarnya ada etnis

lain serta kaum intelektual yang berbeda politik

dengan Nazi yang bernasib sama, namun setelah

PD II Yahudi lebih berhasil menjual ceritanya

karena menguasai banyak surat kabar atau kantor-

kantor berita di dunia.

1944 M

Partai buruh Inggris yang sedang berkuasa secara

terbuka memaparkan politik ―membiarkan orang-

orang Yahudi terus masuk ke Palestina, jika mereka

ingin jadi mayoritas. Masuknya mereka akan

mendorong keluarnya pribumi Arab dari sana.‖

Kondisi Palestina pun memanas.

1947 M

PBB merekomendasikan pemecahan Palestina

menjadi dua negara: Arab dan Israel.

14 Mei 1948 Sehari sebelum habisnya perwalian Inggris di

Palestina, para pemukim Yahudi memproklamirkan

kemerdekaan negara Israel. Mereka melakukan

agresi bersenjata terhadap rakyat Palestina yang

masih lemah, hingga jutaan dari mereka terpaksa

mengungsi ke Libanon, Yordania, Syria, Mesir, dan

lain-lain. Palestine Refugees menjadi tema dunia.

Namun mereka menolak eksistensi Palestina dan

menganggap mereka telah memajukan area yang

semula kosong dan terbelakang.Timbullah perang

antara Israel dan negara-negara Arab tetangganya.

Namun karena para pemimpin Arab sebenarnya ada

di bawah pengaruh Inggris – lihat Imperialisme

Perancis dan Inggris di tanah Arab sejak tahun

Page 151: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

134

1798 – maka Israel mudah merebut daerah Arab

Palestina yang telah ditetapkan PBB.

Keterangan di atas sebagaimana diketahui bahwa pada tahun

1835, Inggris telah memberikan sponsor kepada Irael untuk

mendirikan Sekolah Yahudi pertama di Palestina. Tidak sampai di situ

saja, secara terang-terangan pada tahun 1838 Inggris membuka kantor

konsulat di Yerussalem. Persekutun Inggris dan Israel tersebut

menjadi embrio kuat hingga kini yang memiliki pengaruh besar

terhadap penguasaan Palestina oleh Israel.

Tabel 4.3

Ikhwanul Muslimin Melawan Israel

Ikhwanul Muslimin Melawan Israel

Tahun Kasus Konflik Kemanusiaan

2 Desember

1948

Protes keras Liga Arab atas tindakan Amerika

Serikat dan sekutunya berupa dorongan dan

fasilitas yang mereka berikan bagi imigrasi zionis

ke Palestina. Pada waktu itu, Ikhwanul Muslimin

(IM) di bawah Hasan Al-Banna mengirim 10.000

mujahidin untuk berjihad melawan Israel. Usaha ini

kandas bukan karena mereka dikalahkan Israel,

namun karena Raja Farouk yang korup dari Mesir

takut bahwa di dalam negeri IM bisa melakukan

kudeta, akibatnya tokoh-tokoh IM dipenjara atau

dihukum mati.

29 Oktober

1956

Israel dibantu Inggris dan Prancis menyerang Sinai

untuk menguasai terusan Suez. Pada kurun waktu

ini, militer di Yordania menawarkan baiat ke

Hizbut Tahrir (salah satu gerakan Islam) untuk

mendirikan kembali Khilafah. Namun Hizbut

Tahrir menolak, karena melihat rakyat belum siap.

1964 M

Para pemimpin Arab membentuk PLO (Palestine

Liberation Organization). Dengan ini secara resmi,

nasib Palestina diserahkan ke pundak bangsa Arab-

Palestina sendiri, dan tidak lagi urusan umat Islam

sedunia.

1967 M Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syria selama

Page 152: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

135

6 hari dengan dalih pencegahan, Israel berhasil

merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir), dataran

tinggi Golan (Syria), Tepi Barat dan Yerussalem

(Yordania). Israel dengan mudah menghancurkan

angkatan udara musuhnya karena dibantu informasi

dari CIA (Central Intelligence Agency), sebuah

Badan Intelijen Pusat milik Amerika. Sementara itu

angkatan udara Mesir ragu membalas serangan

Israel, karena Menteri Pertahanan Mesir ikut

terbang dan memerintahkan untuk tidak melakukan

tembakan selama dia ada di udara.

November

1967

Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi

Nomor 242, untuk perintah penarikan mundur

Israel dari wilayah yang direbutnya dalam perang 6

hari, pengakuan semua negara di kawasan itu, dan

penyelesaian secara adil masalah pengungsi

Palestina.

1969 M

Yasser Arafat dari faksi Al-Fatah terpilih sebagai

ketua Komite Eksekutif PLO dengan markas di

Yordania.

1970 M

Berbagai pembajakan pesawat sebagai publikasi

perjuangan rakyat Palestina membuat PLO dikecam

oleh opini dunia, dan Yordania pun dikucilkan.

Karena ekonomi Yordania sangat tergantung dari

AS, maka akhirnya Raja Husein mengusir markas

PLO dari Yordania. Dan akhirnya PLO pindah ke

Libanon.

6 Oktober

1973

Mesir dan Syria menyerang pasukan Israel di Sinai

dan dataran tinggi Golan pada hari puasanya

Yahudi Yom Kippur. Pertempuran ini dikenal

dengan Perang Oktober. Mesir dan Syria hampir

menang, kalau Israel tidak tiba-tiba dibantu oleh

Amerika. Presiden Mesir Anwar Sadat terpaksa

berkompromi, karena dia hanya siap untuk

melawan Israel, namun tidak siap berhadapan

dengan Amerika Serikat. Arab membalas

kekalahan itu dengan menutup keran minyak.

Akibatnya harga minyak melonjak pesat.

Page 153: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

136

Pada tanggal 2 Desember 1948 adalah puncak sikap Negara

Liga Arab atas Ameriaka Serikat dan sekutunya dalam aksi zionis ke

Palestina. Melalui Ikhwanul Muslimin (IM) di bawah Hasan Al-

Banna, Israel dilawan dengan mengirim 10.000 mujahidin. Mulai

pada tahun 1948 hingga 1973 pula, gejolak konflik Liga Arab dengan

Israel semakin meluap dalam bentuk peperangan yang cukup popular

di dunia internasional.

Tabel 4.4

Tentang Resolusi PBB No. 338 dan 242.

Resolusi PBB No. 338 dan 242

Tahun Kasus Konflik Kemanusiaan

22 Oktober

1973

Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi

Nomor 338, untuk gencatan senjata, pelaksanaan

resolusi Nomor 242 dan perundingan damai di

Timur Tengah.

1977 M

Pertimbangan ekonomi (perang telah

memboroskan kas negara) membuat Anwar Sadat

pergi ke Israel tanpa konsultasi dengan Liga Arab.

Ia menawarkan perdamaian, jika Israel

mengembalikan seluruh Sinai. Negara-negara

Arab merasa dikhianati. Karena langkah

politiknya ini, belakangan Anwar Sadat dibunuh

pada tahun 1982.

1978,

September

Mesir dan Israel menandatangani perjanjian Camp

David yang diprakarsai Amerika Serikat.

Perjanjian itu menjanjikan otonomi terbatas

kepada rakyat Palestina di wilayah-wilayah

pendudukan Israel. Sadat dan PM Israel

Menachem Begin dianugerahi Nobel Perdamaian

1979. namun Israel tetap menolak perundingan

dengan PLO dan PLO menolak otonomi.

Belakangan, otonomi versi Camp David ini tidak

pernah diwujudkan, demikian juga otonomi versi

lainnya. Dan AS sebagai pemrakarsanya juga

tidak merasa wajib memberi sanksi, bahkan selalu

memveto resolusi PBB yang tidak

menguntungkan pihak Israel.

Page 154: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

137

1980 M

Israel secara sepihak menyatakan bahwa mulai

musim panas 1980 kota Yerussalem yang

didudukinya itu resmi sebagai ibukota.

1982 M

Israel menyerang Libanon dan membantai ratusan

pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila.

Pelanggaran terhadap batas-batas internasional ini

tidak berhasil dibawa ke forum PBB karena lagi-

lagi hak veto dari Amerika Serikat. Bahkan Israel

juga dengan sembrono melakukan serangkaian

pengeboman atas instalasi militer dan sipil di Iraq,

Libya, dan Tunis.

1987 M

Intifadhah, perlawanan dengan batu oleh orang-

orang Palestina yang tinggal di daerah

pendudukan terhadap tentara Israel mulai

meledak. Intifadhah ini diprakarsai oleh HAMAS,

suatu harakah Islam yang memulai aktivitasnya

dengan pendidikan dan sosial.

15 Nopember

1988

Diumumkan berdirinya negara Palestina di Aljiria,

ibu kota Aljazair. Dengan bentuk negara Republik

Parlementer. Ditetapkan bahwa Yerussalem Timur

sebagai ibukota negara dengan Presiden

pertamanya adalah Yasser Arafat. Setelah Yasser

Arafat mangkat kursi presiden diduduki oleh

Mahmud Abbas. Dewan Nasional Palestina, yang

identik dengan Parlemen Palestina beranggotakan

500 orang.

Desember1988

Amerika Serikat membenarkan pembukaan dialog

dengan PLO setelah Arafat secara tidak langsung

mengakui eksistensi Israel dengan menuntut

realisasi resolusi PBB Nomor 242 pada waktu

memproklamirkan Republik Palestina di

pengasingan di Tunis.

Maret 1991

Yasser Arafat menikahi Suha, seorang wanita

Kristen. Sebelumnya Arafat selalu mengatakan

―menikah dengan revolusi Palestina‖.

September

1993

PLO Israel saling mengakui eksistensi masing-

masing dan Israel berjanji memberikan hak

otonomi kepada PLO di daerah pendudukan.

Motto Israel adalah ―land for peace‖ (tanah untuk

Page 155: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

138

perdamaian). Pengakuan itu dikecam keras oleh

pihak ultra-kanan Israel maupun kelompok di

Palestina yang tidak setuju. Namun negara-negara

Arab (Saudi Arabia, Mesir, Emirat, dan Yordania)

menyambut baik perjanjian itu. Mufti Mesir dan

Saudi mengeluarkan ―fatwa‖ untuk mendukung

perdamaian. Setelah kekuasaan di daerah

pendudukan dialihkan ke PLO, maka sesuai

perjanjian dengan Israel, PLO harus mengatasi

segala aksi-aksi anti Israel. Dengan ini maka

sebenarnya PLO dijadikan perpanjangan tangan

Yahudi. Yasser Arafat, Yitzak Rabin, dan Shimon

Peres mendapat Nobel Perdamaian atas usahanya

tersebut.

1995 M

Rabin dibunuh oleh Yigar Amir, seorang Yahudi

fanatik. Sebelumnya, di Hebron, seorang Yahudi

fanatik membantai puluhan Muslim yang sedang

shalat subuh. Hampir tiap orang dewasa di Israel,

laki-laki maupun wanita, pernah mendapat latihan

dan melakukan wajib militer. Gerakan Palestina

yang menuntut kemerdekaan total menteror ke

tengah masyarakat Israel dengan bom ―bunuh

diri‖. Targetnya, menggagalkan usaha perdamaian

yang tidak adil itu. Sebenarnya ―land for peace‖

diartikan Israel sebagai ―Israel dapat tanah, dan

Arab Palestina tidak diganggu (bisa hidup

damai).‖

1996 M

Pemilu di Israel dimenangkan secara tipis oleh

Netanyahu dari partai kanan. Itu artinya

kemenangan Yahudi yang anti perdamaian.

Netanyahu mengulur-ulur waktu pelaksanaan

perjanjian perdamaian. Ia menolak adanya negara

Palestina, agar Palestina tetap sekedar daerah

otonom di dalam Israel. Ia bahkan ingin

menciptakan kontelasi baru (pemukiman Yahudi

di daerah pendudukan, bila perlu perluasan hingga

ke Syria dan Yordania) untuk sama sekali

membuat perjanjian baru. AS tidak senang bahwa

Israel jalan sendiri di luar garis yang

Page 156: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

139

ditetapkannya. Namun karena lobby Yahudi di AS

terlalu kuat, maka Bill Clinton harus memakai

agen-agennya di negara-negara Arab untuk

―mengingatkan‖ si ―anak emasnya‖ ini. Maka

sikap negara-negara Arab tiba-tiba kembali

memusuhi Israel. Mufti Mesir bahkan kini

memfatwakan jihad terhadap Israel. Sementara itu

Uni Eropa (terutama Inggris dan Perancis) juga

mencoba menjadi penengah, yang sebenarnya juga

hanya untuk kepentingan masing-masing dalam

rangka menanamkan pengaruhnya di wilayah itu.

Mereka juga tidak rela jika Amerika Serikat

beraksi sendiri tanpa bicara dengan Eropa.

2002 – 2008

M

Sebuah usul perdamaian saat ini adalah Peta

menuju perdamaian yang diajukan oleh Empat

Serangkai Uni Eropa, Rusia, PBB, dan Amerika

Serikat pada 17 September 2002. Israel juga telah

menerima peta itu namun dengan 14 ―reservasi‖.

Pada saat ini Israel sedang menerapkan sebuah

rencana pemisahan diri yang kontroversial yang

diajukan oleh Perdana Menteri Ariel Sharon.

Menurut rencana yang diajukan kepada AS, Israel

menyatakan bahwa ia akan menyingkirkan seluruh

―kehadiran sipil dan militer yang permanen‖ di

Jalur Gaza (yaitu 21 pemukiman Yahudi di sana,

dan 4 pemumikan di Tepi Barat), namun akan

―mengawasi dan mengawal kantong-kantong

eksternal di darat, akan mempertahankan kontrol

eksklusif di wilayah udara Gaza, dan akan terus

melakukan kegiatan militer di wilayah laut dari

Jalur Gaza.‖ Pemerintah Israel berpendapat bahwa

―akibatnya, tidak akan ada dasar untuk mengklaim

bahwa Jalur Gaza adalah wilayah pendudukan,‖

sementara yang lainnya berpendapat bahwa,

apabila pemisahan diri itu terjadi, akibat satu-

satunya ialah bahwa Israel akan diizinkan untuk

menyelesaikan tembok. Artinya, penghalangtTepi

Barat Israel – dan mempertahankan situasi di Tepi

Barat seperti adanya sekarang ini‖.

Page 157: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

140

Di hari kemenangan Partai Kadima pada pemilu

tanggal 28 Maret 2006 di Israel, Ehud Olmert

yang kemudian diangkat sebagai Perdana Menteri

Israel menggantikan Ariel Sharon yang

berhalangan tetap karena sakit – berpidato. Dalam

pidato kemenangan partainya, Olmert berjanji

untuk menjadikan Israel negara yang adil, kuat,

damai, dan makmur, menghargai hak-hak kaum

minoritas, mementingkan pendidikan, kebudayaan

dan ilmu pengetahuan serta terutama sekali

berjuang untuk mencapai perdamaian yang kekal

dan pasti dengan bangsa Palestina.

Olmert menyatakan bahwa sebagaimana Israel

bersedia berkompromi untuk perdamaian, ia

mengharapkan bangsa Palestina pun harus

fleksibel dengan posisi mereka. Ia menyatakan

bahwa bila Otoritas Palestina, yang kini dipimpin

Hamas, menolak mengakui Negara Israel, maka

Israel ―akan menentukan nasibnya di tangannya

sendiri‖ dan secara langsung menyiratkan aksi

sepihak. Masa depan pemerintahan koalisi ini

sebagian besar tergantung pada niat baik partai-

partai lain untuk bekerja sama dengan perdana

menteri yang baru terpilih.

Sementara itu sebelum terjadinya serangan habis-

habisan Israel ke Gaza pada tanggl 27 Desember

2008), sudah terjadi serangan-serangan kecil di

antara kedua belah pihak di sekitar Jalur Gaza,

disebabkan Israel menutup tempat-tempat

penyeberangan atau jalur komersial ke Gaza

sehingga pasokan bahan bakar minyak terhenti,

yang memaksa satu-satunya pusat pembangkit

listrik di Jalur Gaza tutup. Sebagai catatan akhir,

Perdana Menteri Israel setelah Benjamin

Netanyahu berutur-turut adalah Ehud Barak, Ariel

Sharon, dan yang masih berkuasa di Israel dalam

penyerangan di Gaza sekarang adalah Ehud

Olmert. Sedangkan 4 faksi utama di Palestina

adalah PLO, Al-Fatah, Jihad Islam Palestina (JIP),

Page 158: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

141

dan yang berkuasa sekarang di Palestina adalah

Hamas dengan Perdana Menterinya Ismail

Haniya.

Maret 2000 Kunjungan pemimpin oposisi Israel Ariel Sharon

ke Masjidil Aqsa memicu kerusuhan. Masjidil

Aqsa dianggap sebagai salah satu tempat suci

umat Islam. Intifadah gelombang kedua pun

dimulai.

Aksi perlawanan Liga Arab atas Israel direspon oleh Dewan

Keamanan PBB pada tahun 1973 dengan dikeluarkannya resolusi

Nomor 338, untuk gencatan senjata, pelaksanaan resolusi Nomor 242

dan perundingan damai di Timur Tengah. Artinya pada tahun 1973

mulai kembali terjadi konflik yang dahsyat bahkan pada bulan Maret

tahun 2000, Intifadah kedua dimulai. Dapat dibayangkan bahwa

hingga tahun 2000, konflik ini belum juga mendapatkan solusi,

bahkan bertambah melebar dengan konflik-konflik yang lain.

Tabel 4.5

Histori KKT Camp David.

KKT Camp David

Tahun Kasus Konflik Kemanusiaan

2000 KTT Camp David 2000 antara Palestina dan Israel.

Maret-April

2002

Israel membangun Tembok Pertahanan di Tepi

Barat dan diiringi rangkaian serangan bunuh diri

Palestina.

Juli 2004 Mahkamah Internasional menetapkan

pembangunan batas pertahanan menyalahi hukum

internasional dan Israel harus merobohkannya.

9 Januari

2005

Mahmud Abbas, dari Fatah, terpilih sebagai

Presiden Otoritas Palestina. Ia menggantikan

Yasser Arafat yang wafat pada 11 November 2004.

Juni 2005 Mahmud Abbas dan Ariel Sharon bertemu di

Yerusalem. Abbas mengulur jadwal pemilu karena

khawatir Hamas akan menang.

Agustus 2005 Israel hengkang dari permukiman Gaza dan empat

wilayah permukiman di Tepi Barat.

Januari 2006 Hamas memenangkan kursi Dewan Legislatif,

Page 159: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

142

menyudahi dominasi Fatah selama 40 tahun.

Januari-Juli

2008

Ketegangan meningkat di Gaza. Israel memutus

suplai listrik dan gas. Dunia menuding Hamas tak

berhasil mengendalikan tindak kekerasan. PM

Palestina Ismail Haniyeh berkeras pihaknya tak

akan tunduk.

November

2008

Hamas batal ikut serta dalam pertemuan unifikasi

Palestina yang diadakan di Kairo, Mesir. Serangan

roket kecil berjatuhan di wilayah Israel.

26 Desember

2008

Serangan Israel ke Gaza dimulai 26 Desember

2008. Israel melancarkan Operasi Oferet Yetsuka,

yang dilanjutkan dengan serangan udara ke pusat-

pusat operasi Hamas. Korban dari warga sipil

berjatuhan.

Mei 2010 Israel mem-blokede seluruh jalur bantuan menuju

Palestina.

30 Mei 2010 Tentara Israel Menembaki kapal bantuan Mavi

Marmara yang membawa ratusan Relawan dan

belasan ton bantuan untuk Palestina. Hingga kini

konflik masih terjadi.

Data di atas memperlihatkan betapa panjang sejarah dan asal

mula konflik Israel dan Palestina. Ada sekitar 72 catatan penting

sejarah panjang konflik yang kini masih memanas. Dengan melihat

sejarah di atas, dapat secara objektif dilihat akar masalah yang ada

hingga kini.

Tidak sampai di situ, kesepakatan Damai Oslo tahun 1993 dan

1995 antara pemimpin Palestina dan Israel bernegosiasi untuk

penarikan Israel dari Gaza dan daerah-daerah penting lainnya, yang

terjadi pada tahun 2005 di bawah Perdana Menteri Ariel Sharon.

Perang Enam Hari antara Israel dan saingan Arab Palestina, Mesir,

Suriah, Yordania dan Irak menggambar ulang peta Timur Tengah

pada 1967.8 Sejak Persetujuan Oslo, Pemerintah Israel dan Otoritas

Nasional Palestina secara resmi telah bertekad untuk akhirnya tiba

pada solusi dua negara. Masalah-masalah utama yang tidak

terpecahkan di antara kedua pemerintah ini adalah:

8Julie Marks, ‚Gaza Sejarah Yang Memicu Konflik Israel-Palestina,‛

Berita Online, dalam https://www.matamatapolitik.com/gaza-sejarah-yang-

memicu-konflik-israel-palestina/, diakses 18 Desember 2018.

Page 160: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

143

a. Status dan masa depan Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem

Timur yang mencakup wilayah-wilayah dari Negara Palestina

yang diusulkan.

b. Keamanan Israel.

c. Keamanan Palestina.

d. Hakikat masa depan negara Palestina.

e. Nasib para pengungsi Palestina.

f. Kebijakan-kebijakan pemukiman pemerintah Israel, dan nasib

para penduduk pemukiman itu.

g. Kedaulatan terhadap tempat-tempat suci di Yerusalem,

termasuk Bukit Bait Suci dan kompleks Tembok (Ratapan)

Barat.

h. Masalah pengungsi muncul sebagai akibat dari perang Arab-

Israel 1948. Masalah Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem

Timur muncul sebagai akibat dari Perang Enam Haripada

1967.9

Selama ini telah terjadi konflik yang penuh kekerasan, dengan

berbagai tingkat intensitasnya dan konflik gagasan, tujuan, dan

prinsip-prinsip yang berada di balik semuanya. Pada kedua belah

pihak, pada berbagai kesempatan, telah muncul kelompok-kelompok

yang berbeda pendapat dalam berbagai tingkatannya tentang

penganjuran atau penggunaan taktik-taktik kekerasan, anti kekerasan

yang aktif, dan lain sebagainya.10

Ada pula orang-orang yang

bersimpati dengan tujuan-tujuan dari pihak yang satu atau yang

lainnya, walaupun itu tidak berarti mereka merangkul taktik-taktik

yang telah digunakan demi tujuan-tujuan itu. Lebih jauh, ada pula

orang-orang yang merangkul sekurang-kurangnya sebagian dari

tujuan-tujuan dari kedua belah pihak. Dan menyebutkan ―kedua

belah‖ pihak itu sendiri adalah suatu penyederhanaan: Al-Fatah dan

Hamas saling berbeda pendapat tentang tujuan-tujuan bagi bangsa

Palestina. Hal yang sama dapat digunakan tentang berbagai partai

9Munzalan Mubarakan, ‚Sejarah dan Latar Belakang Konflik Israel-

Palestina dari 2000SM sampai Sekarang,‛ Berita Online, dalam

https://simomot.com/2014/07/14/sejarah-dan-latar-belakang-konflik-israel-

palestina-dari-2000sm-sampai-sekarang/, diakases 12 Januari 2019. 10

Julie Marks, ‚Gaza Sejarah Yang Memicu Konflik Israel-Palestina,‛

Berita Online, dalam https://www.matamatapolitik.com/gaza-sejarah-yang-

memicu-konflik-israel-palestina/, diakses 18 Desember 2018.

Page 161: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

144

politik Israel, meskipun misalnya pembicaraannya dibatasi pada

partai-partai Yahudi Israel.

Mengingat pembatasan-pembatasan di atas, setiap gambaran

ringkas mengenai sifat konflik ini pasti akan sangat sepihak. Itu

berarti, mereka yang menganjurkan perlawanan Palestina dengan

kekerasan biasanya membenarkannya sebagai perlawanan yang sah

terhadap pendudukan militer oleh bangsa Israel yang tidak sah atas

Palestina, yang didukung oleh bantuan militer dan diplomatik oleh

A.S. Banyak yang cenderung memandang perlawanan bersenjata

Palestina di lingkungan Tepi Barat dan Jalur Gaza sebagai hak yang

diberikan oleh persetujuan Jenewa dan Piagam PBB. Sebagian

memperluas pandangan ini untuk membenarkan serangan-serangan,

yang seringkali dilakukan terhadap warga sipil, di wilayah Israel itu

sendiri.

Demikian pula, mereka yang bersimpati dengan aksi militer

Israel dan langkah-langkah Israel lainnya dalam menghadapi bangsa

Palestina cenderung memandang tindakan-tindakan ini sebagai

pembelaan diri yang sah oleh bangsa Israel dalam melawan kampanye

terorisme yang dilakukan oleh kelompok-kelompok Palestina seperti

Hamas, Jihad Islami, Al Fatah dan lain-lainnya, dan didukung oleh

negara-negara lain di wilayah itu dan oleh kebanyakan bangsa

Palestina, sekurang-kurangnya oleh warga Palestina yang bukan

merupakan warga negara Israel. Banyak yang cenderung percaya

bahwa Israel perlu menguasai sebagian atau seluruh wilayah ini demi

keamanannya sendiri. Pandangan-pandangan yang sangat berbeda

mengenai keabsahan dari tindakan-tindakan dari masing-masing pihak

di dalam konflik ini telah menjadi penghalang utama bagi

pemecahannya.

Sebuah usul perdamaian yang muncul adalah peta menuju

perdamaian yang diajukan oleh Empat Serangkai Uni Eropa, Rusia,

PBB dan Amerika Serikat pada 17 September 2002. Israel juga telah

menerima peta itu namun dengan 14 ―reservasi‖. Pada saat ini Israel

sedang menerapkan sebuah rencana pemisahan diri yang kontroversial

yang diajukan oleh Perdana Menteri Ariel Sharon. Menurut rencana

yang diajukan kepada AS, Israel menyatakan bahwa ia akan

menyingkirkan seluruh ―kehadiran sipil dan militer yang permanen‖ di

Jalur Gaza (yaitu 21 pemukiman Yahudi di sana, dan 4 pemumikan di

Tepi Barat), namun akan ―mengawasi dan mengawal kantong-kantong

eksternal di darat, akan mempertahankan kontrol eksklusif di wilayah

Page 162: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

145

udara Gaza, dan akan terus melakukan kegiatan militer di wilayah laut

dari Jalur Gaza.‖ Pemerintah Israel berpendapat bahwa ―akibatnya,

tidak akan ada dasar untuk mengklaim bahwa Jalur Gaza adalah

wilayah pendudukan,‖ sementara yang lainnya berpendapat bahwa,

apabila pemisahan diri itu terjadi, akibat satu-satunya ialah bahwa

Israel ―akan diizinkan untuk menyelesaikan tembok [artinya,

Penghalang Tepi Barat Israel] dan mempertahankan situasi di Tepi

Barat seperti adanya sekarang ini‖

Dengan rencana pemisahan diri sepihak, pemerintah Israel

menyatakan bahwa rencananya adalah mengizinkan bangsa Palestina

untuk membangun sebuah tanah air dengan campur tangan Israel yang

minimal, sementara menarik Israel dari situasi yang diyakininya

terlalu mahal dan secara strategis tidak layak dipertahankan dalam

jangka panjang. Banyak orang Israel, termasuk sejumlah besar

anggota partai Likud hingga beberapa minggu sebelum 2005 berakhir

merupakan partai Sharon — kuatir bahwa kurangnya kehadiran militer

di Jalur Gaza akan mengakibatkan meningkatnya kegiatan

penembakan roket ke kota-kota Israel di sekitar Gaza. Secara khusus

muncul keprihatinan terhadap kelompok-kelompok militan Palestina

seperti Hamas, Jihad Islami atau Front Rakyat Pembebasan Palestina

akan muncul dari kevakuman kekuasaan apabila Israel memisahkan

diri dari Gaza. Bahkan Hamas mengambil alih gaza pada tahun 2006,

diwarnai lebih banyak konflik dengan Israel. Hamas merupakan

sebuah kelompok politik Islamis yang memenangkan pemilihan dan

mengambil alih Gaza pada tahun 2006. Sejak itu, Hamas menduduki

tempat itu, yang telah menjadi tempat demonstrasi, pengeboman,

serangan darat dan tindakan kekerasan lainnya. Israel dan Amerika

Serikat, serta beberapa negara lain, menganggap Hamas sebagai

organisasi teroris.

Warga Palestina di Jalur Gaza tidak memiliki tentara resmi,

tetapi mereka memiliki ribuan senjata, roket, dan senjata lainnya.

Karena Israel mengontrol garis pantai Gaza dan semua titik masuk ke

wilayah tersebut, para ahli percaya banyak dari senjata ini

diselundupkan ke wilayah tersebut atau disediakan oleh sekutu anti-

Israel dari negara lain, seperti Iran. Tiga konflik besar antara Israel

dan Hamas telah terjadi di Jalur Gaza sejak 2005. Operation Case

Lead (2008-2009) dan Operation Pillar of Defense (2012) dilakukan

untuk menanggapi serangan roket ke perbatasan Gaza-Israel,

sementara penculikan dan pembunuhan tiga remaja Israel oleh dua

Page 163: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

146

anggota Hamas memicu konflik tujuh minggu yang dikenal sebagai

Operation Protective Edge pada tahun 2014.

Dari tanggal 30 Maret 2018 hingga 15 Mei 2018, orang-orang

Palestina di Gaza ambil bagian dalam demonstrasi yang direncanakan

yang disebut ―Great March of Return,‖ yang diselenggarakan untuk

meningkatkan kesadaran akan hak-hak pengungsi dan bertepatan

dengan relokasi Kedutaan Besar AS ke Yerusalem. Ketegangan telah

meningkat, menambah daftar konfrontasi kekerasan yang semakin

banyak yang terjadi di Jalur Gaza. Meskipun banyak upaya

perdamaian, wilayah ini dicirikan oleh ketidakstabilan dan peperangan

dan terus menjadi daerah yang bergejolak.11

Menurut sejarah, Israel dan dunia sudah berupaya melakukan 5

kali usaha perdamaian setidaknya dalam kurun waktu 80 tahun

terakhir, sebagai berikut:

a. Deklarasi Perdamaian oleh Diplomat Inggris

Lord Peel, diplomat Inggris ditugaskan oleh Inggris

untuk mencari tahu penyebab pemberontakan arab di daerah tersebut.

Setelah beberapa bulan menyelidiki, ia menyimpulkan bahwa ada 2

kubu yang berbeda, yaitu Arab dan Yahudi yang ingin memerintah

daerah yang sama. Untuk menyelesaikan persmasalahan itu, Peel

mengeluarkan deklarasi perdamaian yang jadi cikal bakal resolusi 2

negara atau biasanya dikenal dengan Two States Solution. Dalam

isinya, orang Arab di Palestina akan mendapat 80 persen dari daerah

yang diperebutkan. Adapun Yahudi yang akan mendirikan negara

Israel dengan porsi sekitar 20% dari daerah tersebut. Orang-orang

Yahudi menerima keputusan ini, tetapi kelompok Arab menolaknya.

11

Julie Marks, ‚Gaza Sejarah Yang Memicu Konflik Israel-Palestina,‛

Berita Online, dalam https://www.matamatapolitik.com/gaza-sejarah-yang-

memicu-konflik-israel-palestina/, diakses 18 Desember 2018.

Page 164: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

147

Gambar 4.3

Peta Pembagian 2 Wilayah Palestina oleh Inggris

b. PBB Membentuk Rencana Partisi pada Tahun 1947

.Konflik yang terus berlanjut tersebut kemudian coba

ditengahi oleh Perserikatan Bangsa Bangsa. Mereka mengusulkan

sebuah usulan pembagian wilayah atau partisi. Menurut hasil partisi,

daerah tersebut akan dibagi 50:50. Saat voting, sebanyak 72 persen

suara berpihak pada usulan itu, tetapi kelompok Arab menolaknya.

Meski menjadi mayoritas, penolakan tersebut didukung oleh salah

salah satu negara besar, yaitu Mesir. Akhirnya, pada tahun 1948,

untuk pertama kalinya Liga Arab melakukan invasi dan berusaha

menghancurkan Israel. Selama 9 bulan bertempur, Liga Arab pun

kalah telak terhadap pasukan Israel.

Hal ini menyebabkan daerah yang sebelumnya sudah

diputuskan oleh PBB secara terpaksa harus diambil alih oleh Israel.

Hanya wilayah Gaza yang masih dikuasai oleh administrasi Mesir.

Wilayah tepi barat dan Yerusalem juga masih berada di tangan

administrasi Yordania.

Page 165: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

148

Gambar 4.4

Partisi Wilayah Palestina oleh PBB Tahun 1947

c. Pertemuan Liga Arab di Sudan Tahun 1967

Pertemuan Liga Arab di Sudan Tahun 1967 menelurkan

persetujuan "The Three No's". Isi persetujuan ini adalah No Peace

With Israel (tidak ada perdamaian dengan Israel), No Recognition of

Israel (tidak ada pengakuan Israel), dan No Negotiations With

Israel (tidak ada negosiasi bersama Israel). Keputusan ini mereka buat

sebagai salah satu langkah untuk menguatkan strategi politik luar

negeri mereka setelah kekalahan pasukan Liga Arab yang kedua

kalinya dalam Perang Enam Hari melawan Israel.

Kekalahan Liga Arab dalam Perang Enam Hari cukup

memalukan. Sebab, pasukan Israel jauh lebih sedikit daripada pasukan

Koalisi Liga Arab. Tentu sebagaimana kita ketahui, hasil Perang

Enam Hari menciptakan kondisi wilayah Israel-Palestina seperti

sekarang ini.

d. Pertemuan Camp David pada Tahun 2000

Pada tahun 2000, terjadi sebuah pertemuan bersejarah antara

Israel dan Palestina di Camp David, Amerika Serikat. Pertemuan ini

adalah salah satu usaha untuk menemukan jalan keluar atau titik

tengah untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel. Dalam

pertemuan ini, Perdana Mentri Israel Ehud Barak mengumbar

Page 166: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

149

beberapa janji.

Janji-janji itu antara lain, akan mengakui negara Palestina,

wilayah Gaza seluruhnya dikuasai oleh Palestina, pengakuan bahwa

94 persen wilayah tepi barat dikuasai secara penuh oleh Palestina dan

Yerusalem timur menjadi Ibu kota Palestina. Namun, ketua Organisasi

Pembebasan Palestina Yasser Arafat menolak semua usulan yang

diajukan. Walhasil, selama 14 hari, pertemuan ini tidak menghasilkan

apa-apa.

e. Perdana Menteri Israel Ehud Olmert Melanjutkan

Perundingan dengan Palestina pada Tahun 2008

Israel kembali mengumbar janji. Dalam pertemuan tahun

2008, mereka menyatakan akan menambah daerah untuk Palestina.

Sekali lagi, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menolak semua jalan

damai yang ingin ditempuh oleh Israel.

3. MER-C dan Solidaritas Muslim Indonesia untuk Gaza

Sebagaimana digambarkan dalam kronologi geopolitiknya,

Gaza selalu dirundung banyak konflik dan berujung pada perang

yang berkepanjangan. Konsekwensinya adalah banyaknya korban

yang berjatuhan akibat serangan dari pihak Israel kepada warga

Palestina khususnya di Gaza, atau akibat serangan dari kedua belah

pihak. Puncaknya adalah ketika Sabtu, 27 Desember 2008, Israel

memulai gempuran dahsyat pertamanya ke Jalur Gaza, korban

kembali berjatuhan. MER-C yang merupakan lembaga kemanusiaan

yang bergerak pada gawat darurat medis, memantapkan misinya

untuk berangkat ke Gaza, Palestina. Pada hari Kamis, 01 Januari

2009, tim Medis MER-C bersama dengan tim Pemerintah RI

berangkat ke Gaza guna menyalurkan bantuan kepada para korban.

Setelah menunggu selama dua pekan di perbatasan, pada tanggal 17

Januari 2009 Tim MER-C baru berhasil memasuki Jalur Gaza.

Ketika itu, wilayah Gaza masih dalam keadaan puncak serangan.12

Akibat agresi Israel selama 22 hari, jumlah korban yang

meninggal tercatat 1.366 orang yang terdiri dari 437 anak-anak, 110

wanita dan 123 lansia. Sementara jumlah cidera tercatat 5.650 orang

(Data dari Kementrian Kesehatan Palestina di Gaza). Pada fase

12

http://mer-c.org/rumah-sakit-indonesia-gaza-palestina, diakses 24

Agustus 2018, pukul: 08:00 WIB.

Page 167: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

150

emergency setelah Israel memuntahkan rudal dan bomnya ke

wilayah Gaza Palestina, selain mengirimkan relawan medis sebagai

tim bedah untuk membantu para korban agresi, MER-C juga

menyalurkan amanah dana dari masyarakat Indonesia berupa

bantuan obat-obatan dan mobil ambulans.13

Rekam jejak aksi kemanusiaan MER-C untuk Gaza Palestina

secara kontinyu, dimulai pada tahun 2009. Yang paling puncak

adalah pada tahun 2011, MER-C dengan segala upaya mewujudkan

misinya dengan membangun Rumah Sakit Indonesia untuk Gaza.

Pembangunan Rumah Sakit Indonesia berlangsung selama 4 tahun

yang berakhir pada tahun 2014. Bukan hanya Rumah Sakit, pada

tahun 2014, MER-C mulai membangun Wisma Rakyat Indonesia di

Gaza.

Berikut aksi kemanusiaan MER-C untuk Gaza-Palestina yang

dirangkum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.6

Histori Aksi Kemanusiaan MER-C untuk Gaza-Palestina

Tanggal Wilayah/Objek Aksi

Kemanusiaan

1 Januari

- 8 Mei 2009

Palestina Agresi militer

27 Agustus - 10

September 2010

Gaza – Palestina Asia To Gaza

Solidarity Caravan

20 april - 20 Mei

2011

Gaza – Palestina Pembangunan RS

Indonesia di Gaza

21 Oktober 2012 - 13

Maret 2012

Gaza – Palestina Konstruksi dan

Supervisi MER-C

untuk

pembangunan RS

Indonesia (tahap 2)

15 Februari 2013 -

13 Maret 2014

Gaza – Palestina Konstruksi MER-C

untuk

pembangunan RS

13

http://mer-c.org/rumah-sakit-indonesia-gaza-palestina, diakses 24

Agustus 2018, pukul: 08:00 WIB.

Page 168: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

151

Indonesia (tahap 2)

15 Maret 2013 Supervisi

Konstruksi MER-C

untuk

pembangunan RS

Indonesia (tahap 2)

17 Februari - 13

Maret 2014

Gaza – Palestina Supervisi

Konstruksi MER-C

untuk

pembangunan RS

Indonesia di (tahap

2

28 Juni 2014 - 25

Juni 2014

Konstruksi MER-C

untuk Pengadaan

Alat-Alat

Kesehatan RS

Indonesia (tahap 3)

dan pembangunan

Wisma Rakyat

Indonesia.

Februari – Agustus

2018

Gaza-Palestina Konstruksi MER-C

untuk Pengadaan

Alat-Alat

Kesehatan RS

Indonesia (tahap 3)

dan pembangunan

Wisma Rakyat

Indonesia.

Sejak pertama kali kedatangan MER-C ke Gaza yakni bulan

Januari 2009, aktivitasnya masih terus terfokus pada penanganan

korban akibat serangan. Selama sepekan berada di RS Asy Syifa,

Gaza City, Tim MER-C banyak menemui korban-korban agresi

dengan luka (trauma) berat bahkan harus kehilangan anggota

tubuhnya akibat bom dan rudal Israel yang membabi-buta.14

14

http://mer-c.org/rumah-sakit-indonesia-gaza-palestina, diakses 24

Agustus 2018,pukul: 08:00 WIB.

Page 169: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

152

a. Pendirian Rumah Sakit Indonesia

Rumah Sakit di Gaza adalah bagian dari komitmen MER-C

membatu Palestina dalam segi kemanusiaan dan komitmen menjalin

persahabatan antara Palestina dan Indonesia. Dengan demikian,

MER-C turut menjembatani persahabatan antara Palestina dan

Indonesia. Dengan membantu Palestina, MER-C mampu

mengejawahtahkan konsitutisi. Palestina merupakan the hottest area

in the world. Jadi, konflik dunia yang sebenarnya ada di Palestina.

Oleh karena itu, MER- C memiliki alasan besar dan kuat untuk

terlibat di sana.15

Melihat kebutuhan akan sarana kesehatan khususnya yang

berfokus pada trauma dan rehabilitasi serta jumlah donasi dari

masyarakat Indonesia yang cukup besar kala itu, maka Jum'at, 23

januari 2009, tim MER-C didampingi sejumlah wartawan dari

Indonesia bertemu dengan Menkes palestina di Gaza, dr. Bassim

Naim. Pada kesempatan yang langka tersebut, dimanfaatkan tim

MER-C untuk menyampaikan rencana pembangunan RS Indonesia

(RSI) di Jalur gaza. Rencana ini disambut sangat baik. Atas nama

rakyat Indonesia yang diwakili oleh dr. Joserizal Jurnalis, Sp.OT

dan atas nama rakyat Gaza yang diwakili oleh dr. Bassim Naim

melakukan penandatanganan MOU Pembangunan RSI di Gaza.

Penandatanganan ini turut disaksikan oleh dr. Sarbini Abdul Murad

(Ketua Presidium MER-C), Drs. H.M. Mursalin (Forum Umat

Islam), Ir. Hanibal WY Wijayanta (Jurnalis ANTV), Andi Jauhari

(Jurnalis ANTARA) dan para ulama Gaza. Keberadaan RSI ini

diharapkan bias membantu menangani pasien-pasien yang

mengalami trauma fisik dan merehabilitasi mereka sehingga mereka

bisa mandiri dan beraktifitas kembali.16

Pembangunan rumah sakit pada saat itu sempat dihentikan

beberapa hari akibat pertempuran. Pembangunan rumah sakit

dimulai sejak pertengahan 2011 dengan menempati lahan milik

pemerintah Palestina seluas 1,6 hektar. Saat ini untuk struktur

bangunan telah hampir selesai dengan menghabiskan anggaran

sebesar Rp 12 miliar, dari total anggaran lebih dari Rp 30 miliar.

15

Wawancara dengan dr. Joserizal Jurnalis, di Rumah Sakit Siaga,

Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Tanggal 29 Juni 2016, Pukul 11.30 WIB. 16

http://mer-c.org/rumah-sakit-indonesia-gaza-palestina, diakses 24

Agustus 2018, pukul: 08:00 WIB.

Page 170: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

153

Dana pembangunan rumah sakit Indonesia berasal dari sumbangan

masyarakat Indonesia. Komunikasi antara para relawan di Gaza

dengan kantor MER-C di Jakarta pada saat itu juga masih berjalan

baik. Para relawan mengisahkan tentang bom yang dijatuhkan Israel

pada saat itu berjarak 50 sampai 100 meter dari Rumah Sakit

Indonesia.17

MER-C berhasil membangun Rumah Sakit Indonesia yang

berada di daerah Gaza, Palestina. Hal itu pun disambut baik seluruh

warga Palestina. Pembangunan Rumah Sakit Indonesia tersebut

bertujuan untuk membantu warga Palestina dalam pengobatan

maupun pemulihan. Pembangunan Rumah Sakit Indonesia

merupakan wujud solidaritas muslim rakyat Indonesia akan konflik

yang menimpa warga Palestina. Dengan adanya RSI di Palestina

menjadi bentuk kepedulian rakyat Indonesia akan peperangan yang

terjadi.

Gambar 4.5

Rumah Sakit Indonesia di Gaza

Sumber Gambar:

Sumber:

http://hi.umy.ac.id/MER-C-berhasil-bangun-rsi-di gaza/

Menurut menteri Kesehatan Palestina, Bassim Naim, lokasi

tempat didirikannya Rumah Sakit Indonesia ini (Bayt Lahiyah, Gaza

Utara) sangat tepat, mengingat posisinya yang berdekatan dengan

penjajah Israel, dan saat perang korban terbanyak di daerah Gaza

17

Wawancara dengan dr. Joserizal Jurnalis, di Rumah Sakit

Siaga, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Tanggal 29 Juni 2016, Pukul

11.30 WIB.

Page 171: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

154

Utara ini.18

Hal ini diperkuat dengan pernyataan Henry Hidayatullah,

bahwa lokasi Rumah Sakit ini sangat strategis, terutama saat

berkecamuk perang, sehingga evakuasi korban lebih cepat.19

Rumah Sakit Indonesia, terdiri dari dua lantai dan ruang

bawah tanah. Rumah Sakit ini memiliki 90 ruang rawat inap, 10

ruang instalasi gawat darurat, satu laboratorium, satu ruang

radiologi, dan sepuluh ruang perawatan insentif berkapasitas 100-

150 pasien. Fasilitas Rumah Sakit Indonesia di Gaza cukup lengkap,

antara lain meliputi aneka peralatan medis berteknologi canggih,

seperti alat bedah ortopedi dan CT Scan. Pembangunan fisik RSI

Gaza menelan biaya Rp 30 miliar. Kemudian, sekitar Rp 7,5 miliar

untuk bangunan pelengkap kompleks RSI dan Rp 65 miliar untuk

penyediaan alat kesehatan, sebagian peralatan rumah sakit seperti

tempat tidur dan lainnya.20

Rumah Sakit Indonesia mulai dari ide, proses disain yang

mencakup struktur, arsitektur dan ME sampai dengan tenaga

insinyur dan pekerja teknis yang terlibat dalam proses

pembangunan, adalah putra-putra bangsa Indonesia yang berstatus

sebagai relawan. Mereka memberikan sumbangsihnya tanpa

berharap imbalan dan semua dilakukan sebagai bentuk jihad

profesionalnya. Pada tanggal 27 Desember 2015, Rumah Sakit

Indonesia resmi beroperasi di Gaza.

Kesuksesan MER-C dalam membangun RSI di Gaza-Palestina

menjadi puncak keberhasilan MER-C dalam aksi kemanusiaannya.

Hal itu disebabkan mengingat bagaimana konflik yang sampai saat

ini masih berlangsung. Tantangan dan kendala yang dihadapi

relawan Indonesia di Gaza tentulah bukan hal yang mudah. Sampai

saat ini, bantuan terus menerus disalurkan oleh rakyat Indonesia

kepada warga Palestina. Baik melalui makanan, pakaian, maupun

sarana yang dibutuhkan warga Palestina. Puncak dari keinginan

18

http://mer-c.org/rumah-sakit-indonesia-gaza-palestina, diakses 24

Agustus 2018, pukul: 08:00 WIB.

19https://lifestyle.kompas.com/read/2015/06/20//Rumah.Sakit.Indones

ia.di.Palestina. Siap.Beroperasi 20

https://www.merdeka.com/peristiwa/wapres-jk-akan-resmikan-

rumah-sakit- indonesia-di-gaza.html

Page 172: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

155

umat muslim dunia adalah kemerdekaan untuk Palestina.21

Menurut

Albasuni, salah seorang informan dari perwakilan rakyat Gaza,

bahwa Gaza akan tetap membutuhkan bantuan dari rakyat Indonesia.

Rakyat Gaza tidak akan pernah meminta bantuan kepada Indonesia

secara langsung, namun kondisi rakyat Gaza justru menjadi sarkastik

bahwa rakyat Gaza sangat dan akan terus membutuhkan bantuan

dari rakyat Indonesia salah satunya melalui MER-C.22

b. Assesment dan Humanitarian Politik MER-C bukanlah satu-satunya lembaga NGO di Indonesia,

akan tetapi di antara lembaga dan NGO yang lain, MER-C memiliki

karakteristik tersendiri. MER- C secara umum memiliki dua misi

kegiatan, Humanitarian Aid dan Humanitarian Politic. Pada konteks

Humanitarian Aid, MER-C membantu dan melakukan pertolongan

pada orang-orang yang sangat teraniaya, terluka dan terlupakan.

Artinya MER-C mencari celah dan lahan misi kemanusiaan yang

kosong dan belum ditanggapi oleh lembaga NGO lain. MER-C juga

berupaya menjangkau tempat atau daerah yang lebih membutuhkan.

Ketika Afganistan pecah dengan konflik yang cukup panas, MER-C

secara cepat merespon aksi kemanusiaan di sana. MER-C tidak

memandang wilayah dan subjek tertentu untuk dibantu. MER-C

hadir dengan karakteristik prinsip rahmatan lil alamin yang

memberikan pertolongan yang rahmat pada semua alam, tidak

membeda-bedakan dalam memberikan pertolongan, dan

mengutamakan pada yang paling membutuhkan. MER-C

memprioritaskan yang lebih membutuhkan.23

Kemudian pada konteks Humanitarian Politics, MER-C

mengajak kepada semua pihak termasuk pemerintah dan masyarakat

dunia untuk mencegah terjadinya kerusakan lebih berat dari suatu

bencana alam, peperangan, dan sebagainya. Dengan melakukan

penyuluhan, kampanye, lobi, dan sebagainya, MER-C telah

21

Ludmila, ―MER-C Berhasil Bangun RSI di Gaza, Berita Online, dalam http://hi.umy.ac.id/MER-C-berhasil-bangun-rsi-di-gaza/‖,

diakses 12 Februari 2019. 22

Wawancara dengan Ahmad Albasuni (Rakyat Gaza-Palestina), di

Kampus SPs.

UIN Jakarta, Tanggal 20 Mei 2019, Pukul 10.30 WIB. 23

Wawancara dengan dr. Joserizal Jurnalis, di Rumah Sakit Siaga,

Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Tanggal 29 Juni 2016, Pukul 11.30 WIB.

Page 173: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

156

melakukan Humanitarian Politics. Salah satu bentuk humanitarian

politics yang dilakukan MER-C di Maluku adalah dengan

melakukan lobi-lobi dengan TNI untuk segera memberikan bantuan

ke daerah-daerah yang sifatnya terpencil, memberikan masukan,

kemudian juga melakukan lobi-lobi dengan masyarakat Kristen

Ambon dan Muslim Maluku yang ada di Jakarta waktu itu. Bahkan

dr. Joserizal mengatakan bahwa untuk aksi Humanitarian Politics

tersebut, ia mengunjungi negara-negara Eropa dalam rangka

memberikan kesadaran (awarness) pada masyarakat Eropa agar

tidak main-main dengan konflk horizontal yang berbasis agama,

seperti fenomena Arab Spring, dan lain sebagainya. Penyadaran ini

sebagai upaya agar bangsa di dunia tidak mendukung konflik

horizontal berbasis agama.24

Perlu ditegaskan bahwa para relawan MER-C tidak dibayar

(unpaid) atau non-profit.25

Pada awal berdirinya MER-C, mayoritas

relawan berasal dari tim medis, namun kini relawan non-medis juga

terbuka untuk berpartisipasi di MER-C. Hal ini diperkuat bahwa

selain aspek bantuan medis, MER-C juga membangun Hall Center

sebagai ruang mediasi perdamaian sebagai bentuk konkret dan

bantuan fisik dari aksi Humanitarian Politics. Seperti di Myanmar,

MER-C membangun Hall Center antara kampung Budha dan

Muslim, sebagaimana di Afghanistan. Aksi MER-C oleh para

relawannnya tidak terkungkung hanya pada motif panggilan profesi

atau motif sesama muslim, akan tetapi semua manusia dan bangsa

yang membutuhkan bantuan. Upaya ini bahkan telah dilakukan

MER-C di Philipina untuk membantu korban-korban di sana.

Bahkan MER-C pernah menawarkan diri ke Newzealand, akan tetapi

hanya Myanmar yang mau menerima kedatangan para relawan

MER-C. Artinya, sebenarnya dalam melakukan pertolongan, MER-C

secara tegas berasaskan Islam rahmatan lil alamin yang memberikan

pertolongan kepada siapa saja tanpa melihat latar belakang agama.

Meski demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa lembaga-

lembaga kemanusiaan yang terlibat dalam konflik di Syiria misalnya

juga ikut melakukan aktivitas-aktivitas yang sifatnya propaganda

24

Wawancara dengan dr. Joserizal Jurnalis, di Rumah Sakit Siaga,

Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Tanggal 29 Juni 2016, Pukul 11.30 WIB. 25

Wawancara dr. Hadiki Habib di Sekretariat MER-C tanggal 20

Desember 2019. Pukul 14: 00 WIB.

Page 174: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

157

dan melakukan kegiatan membentuk opini untuk melakukan

propaganda yang bersifat hoaks. Diberitakan ada pembangunan

rumah sakit, akan tetapi faktanya tidak. Ini sebenarnya yang tidak

boleh dilakukan oleh NGO, bahkan NGO misalnya tidak boleh

terlibat dalam mengirim senjata, memberikan pada salah satu pihak

dalam bentuk finansial atau senjata. Para relawan MER-C harus

tetap dalam tugas yaitu melakukan pertologan kemanusiaan.

Memberikan bantuan dalam bentuk senjata bukan tugas MER-C

dalam konteks Humatarian Politics.26

Hal ini penting ditekankan

bahwa Humanitarian Politics itu penting, sebab dengan hanya niat

menolong saja tidak cukup, akan tetapi perlu adanaya negosiasi dan

lobi secara masif. Seperti pada kasus konflik Maluku, MER-C

datang ke Maluku dengan melakukan lobi kepada TNI, pemerintah,

dan masyarakat Kristen Maluku. Dengan begitu akan diketahui

secara riil kondisi Maluku yang berpotensi adanya perang dan

konflik panjang.

Karakteristik MER-C yang juga sangat prinsip adalah

mengenai dana yang diberikan oleh masyarakat luas. Meski dari

publik, publik tidak boleh ikut campur dan mendikte aksi

kemanusiaan MER-C. Artinya, tidak ada motif apapun kecuali hanya

motif kemanusiaan. Prinsip ini untuk menjaga independensi MER-C,

sebab salah satu ciri-ciri NGO yang sehat adalah independensi yang

tinggi. Independisi NGO termasuk MER-C dapat dilihat dari sumber

dana.27

MER-C ingin menunjukan bahwa MER-C merupakan

lembaga NGO yang berasaskan Islam yang memberikan pertolongan

dengan prinsip rahmatan lil ‘’a>lami>>n, adil untuk semua orang,

tanpa terkecuali, dari berbagai agama, ras, dan bangsa. Hal ini jika

dikaitakan dengan misi dakwah, sangat memungkinkan bahwa

MER-C telah melakukan dakwah secara implisit dalam aksi

26

Wawancara dengan dr. Joserizal Jurnalis, di Rumah Sakit Siaga,

Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Tanggal 29 Juni 2016, Pukul 11.30 WIB. 27MER-C membuat rekening sesuai dengan nama tujuan

kemanusiaan yang dilakukan, seperti rekening khusus Afganistan,

Myanmar, Gaza, dan lain sebagainya sebagai bentuk akad dalam rangka

menjaga amanah dan kepercayaan para donatur. Di samping itu, MER-C juga membuat rekening kemanusiaan yang sifatnya fleksibel. MER-C memiliki rekening dana operasional dan MER-C mengambil 1/8 untuk

dana operasional dari dana masuk.

Page 175: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

158

kemanusiaannya. Jadi ini bagian dari dakwah yang tidak langsung

sebenarnya. Dakwah MER-C tidak berupa penyampaian ayat-ayat

Alquran, akan penyampaian nilai-nilai rahmatan lil ‘a>lami>n yang

tujuan akhirnya adalah keadilan. Para relawan MER-C diwajibkan

memiliki jiwa independen dan adil dalam melaksanakan misi

kemanusiaan. Sebab di lapangan misi, tentu akan didapati

fenomena-fenomena ketidakadilam oleh pihak-pihak tertentu atau

bahkan agama tertentu. Tugas MER-C hanya mencegah mencegah

jatuhnya korban lebih banyak lagi. Dakwah Islam bukan berarti

dengan peperangan dan penindasan.

c. Pengiriman Relawan Medis dan Non Medis

Umat Islam Indonesia terus menunjukan perhatiannya pada

korban serangan Israel di Jalur Gaza. Medical Emergency Rescue

Committee (MER-C) mengirimkan relawan ke Jalur Gaza untuk

memberi bantuan medis maupun non- medis. Menurut siaran pers

MER-C yang diterima oleh detikcom pada Minggu, 28 Januari 2008,

MER-C telah mengirim tim bedah yang siap melakukan operasi

bedah tulang bagi para korban luka-luka di Jalur Gaza, sebab dari

Indonesia, lembaga sosial medis yang sudah berpengalaman di

medan perang hanya membawa alat operasi dan obat-obatan

secukupnya. Obat-obatan dan peralatan medis lainnya dibeli ketika

MER-C tiba di perbatasan.

Menurut dr. Jose Rizal Jurnalis, bukan hal yang mudah bagi

MER-C untuk memasuki Jalur Gaza.28

"MER-C pada tahun 2008

masuk jalur Gaza melalui Mesir. Dari perbatasan Mesir, MER-C

memasukkan obat-obatan dan tim medisnya ke Jalur Gaza. MER-C

pada tahun 2009 juga kembali mengirim tim medis untuk

memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina yang

menderita akibat serangan tentara Israel. Tim pertama sudah berhasil

masuk ke Gaza tanggal 17 Januari 2009 dan sudah bekerja di rumah

sakit As Syifa di Gaza. Pada tanggal 24 Januari 2009, tim kedua

yang terdiri atas 7 relawan berangkat ke Kairo dan langsung menuju

ke basecamp MER-C di El Arish. Tim terdiri atas seorang dokter

umum, seorang dokter spesialis bedah umum, seorang dokter

28

Reza, ‚MER-C akan Kirimkan Tim Medis ke Jalur Gaza,‛ Berita Online, dalam https://news.detik.com/berita/d-1060286/MER-C-akan-

kirim-tim-medis-ke-jalur-gaza

Page 176: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

159

spesialis penyakit dalam, satu residen bedah syaraf dan tiga relawan

non medis yang mendukung kegiatan tim medis MER-C yang ada di

Kota Gaza. Selanjutnya MER-C juga mengirimkan bantuan medis

berkala sesuai kebutuhan lapangan ke wilayah konflik tersebut.

Hingga pada tanggal 24 Januari 2009 MER-C telah menggalang

sekitar Rp 10 miliar dana kemanusiaan dari masyarakat Indonesia

untuk rakyat Palestina. Dari Rp 10 miliar dana yang terkumpul, baru

terpakai Rp 2 miliar.29

Adanya rumah sakit yang dibangun oleh MER-C di Gaza

tentu saja banyak dibutuhkan relawan baik relawan medis maupun

non-medis. Hal ini dibuktikan oleh pengakuan rakyak Gaza-

Palestina bahwa Indonesia telah mendatangkan relawan baik medis

maupun medis. Diakui memang, relawan medis baik dokter maupun

perawat akan tetap membutuhkan bantuan dari relawan biasa (non-

medis). Suasana yang begitu genting, akan menuntut kerja cepat dari

berbagai pihak khususnya untuk darurat medis.30

MER-C mengirimkan tim medis untuk membantu rakyat Gaza

yang menjadi korban serangan Israel. Manajer Operasional MER-C

Indonesia, Rima Theresia Manzanaris mengatakan bahwa MER-C

telah memberangkatkan tim bedah ke Gaza yang terdiri dari dokter

spesialis orthopedi dan traumatologi, dokter spesialis bedah, dokter

spesialis anestesi, perawat bedah dan perawat ICU untuk bekerja di

unit yang telah dibuka. Ia mengatakan bahwa MER-C juga telah

bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Gaza untuk

memobilisasi SDM kesehatan dari RS lain di Jalur Gaza untuk

ditempatkan di RS Indonesia. Ia menyebutkan, bahwa sekitar tahun

2016 donasi yang terkumpul di MER-C telah mencapai Rp

31.991.462.488 untuk pangadaan alat-alat kesehatan dan sekitar Rp

5.454.607.082 diakomodasikan untuk bantuan kemanusiaan.

Tercatat pada bulan Juli tahun 2016 relawan MER-C di Gaza

berjumlah 19 orang, mengingat pada saat itu serangan rudal Israel

masih cukup masif sehingga Rumah Sakit Indonesia mengalami

29

Hanin Mazaya dan Sabili, ‚MER-C Tambah Relawan ke Gaza,‛

Berita Online, dalam https://www.arrahmah.com/2009/01/24/MER-C-

tambah-relawan-ke-gaza/, diakses 2 Desember 2018. 30

Wawancara dengan Ahmad Albasuni (Perwakilan Rakyat Gaza-

Palestina), di Kampus SPs. UIN Jakarta, Tanggal 20 Mei 2019, Pukul

10.30 WIB.

Page 177: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

160

kerusakan pada jendela dan plafon akibat terkena tembakan rudal

yang lokasinya tidak jauh dari RS Indonesia31

Pada saat itu juga, menurut Joserizal Jurnalis, Ketua

presidium lembaga kemanusiaan bidang medis MER-C mengatakan

bahwa ada 28 relawan MER-C yang bertugas menyelesaikan

pembangunan rumah sakit ini masih terus bertahan di sana walaupun

kondisi logistik terus menipis, meski pembangunan Rumah Sakit

Indonesia (RSI) di Bayt Lahiya, Gaza Utara, Palestina saat ini

terhambat akibat intensitas serangan militer Israel ke Gaza yang

terus meningkat.32

Pada saat itu kebutuhan utama para relawan

adalah makanan. Mereka bertahan di ruang bawah tanah Rumah

Sakit Indonesia yang tengah dibangun dengan Logistik yang

terbatas. Tidak ada jaminan keamanan dari siapapun di sana

termasuk dari pemerintah Palestina. Bahkan meski dalam keadaan

sangat berbahaya, MER-C tetap mengirim tim medis terutama ahli

bedah ke Gaza, jika pertempuran di Gaza terus meningkat.

Menurut dr. Joserizal yang dilansir dari Kompas pada tanggal

29 Desember tahun 2008, ada sebanyak 3 orang perwakilan Medical

Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia akan segera

berangkat ke Palestina untuk ikut memberikan bantuan kepada

rakyat Palestina. Ia juga mengatakan bahwa 3 perwakilan MER-C itu

juga membawa sejumlah bantuan dari Indonesia untuk Palestina.

Selain bantuan berupa obat-obatan ada juga sembako. Sebanyak tiga

orang dari MER-C yang berangkat ke Palestina terdiri atas dua orang

dokter dan satu orang yang mengurus logistik. Pemerintah Republik

Indonesia (RI) melalui Departemen Kesehatan (Depkes) juga

menyiapkan bantuan obat-obatan senilai Rp 2 miliar kepada bangsa

Palestina menyusul serangan Israel hingga mengakibatkan jatuhnya

ratusan korban sipil maupun para pejuangnya. Serangan-serangan

udara Israel itu telah menewaskan sedikitnya 298 warga Palestina, di

31

Esthi Maharani, ―MER-C Segera Kirimkan Tim Medis ke Gaza,

Berita Online, dalam

https://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-

israel/14/07/16/n8stkt- merc-segera-kirimkan-tim-medis-ke-gaza, diakses

2 Desember 2018. 32

Andylala Waluyo, ―MER-C Mempertahankan Relawan

Indonesia di Gaza. Berita Online, dalam

https://www.voaindonesia.com/a/MER-C-pertahankan-relawan- indonesia-

di-gaza/1548669.html, diakses 20 Desember 2018.

Page 178: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

161

mana sekitar 180 di antaranya adalah pejabat keamanan gerilyawan

Hamas.33

Tim relawan MER-C dalam aksinya selalu berusaha

mendokumentasikan kegiatan kemanusiaan mereka dengan memanfaatkan teknologi informasi yang sedang berkembang/trend dalam bentuk video, film dokumenter dan gambar- gambar melalui you tube dan sosial media seperti face book dan lain-lain. Sedangkan dalam bentuk kerjasama publikasi dengan media, MER-C menggandeng Harian Umum Republika, Republika Online, www. Era Muslim.com, dan juga TV One. Sedangkan salah satu buku yang sudah diterbitkan adalah ―Senja Merah di Tanah Maluku‖ Untaian Hikmah Misi Kemanusiaan MER-C, sebuah buku yang dikarang oleh Azimah Rahayu, bercerita tentang proses kelahiran organisasi ini.

34

Untuk mendukung aktivitas para relawan, MER-C juga berinisiatif membangun wisma bagi para relawan yang datang ke Gaza. Wisma Rakyat Indonesia terdiri dari 2 lantai ini dibangun oleh para relawan dan berfungsi sebagai kantor MER-C serta tempat tinggal para relawan Indonesia yang bertugas di Gaza. Saat ini sebanyak 4 relawan masih menempati Wisma Rakyat Indonesia. Ke depan, wisma akan menjadi tempat tinggal bagi para relawan Indonesia baik medis maupun non medis yang akan bertugas di Gaza selanjutnya. Warga Indonesia yang sedang berkunjung ke Gaza, juga dipersilahkan untuk menginap di wisma ini.

35

Gambar 4.6

Wisma Rakyat Indonesia di Gaza-Palestina

33

Kompas.com. "MER-C Kirim Tim Medis ke Palestina, Berita Online, https://nasional.kompas.com/read/2008/12/29/1117177/MER-C.Kirim.Tim.Medis.ke.Palestina, diakses 2 Desember 2018.

34Azimah Rahayu, Senja Merah Di Tanah Maluku, h. 238.

35MER-C, ―Menengok Wisma Rakyat Indonesia di Gaza‖, dalam https://MER- C.org/rs-indonesia/menengok-wisma-rakyat-indonesia-di-

gaza, diakses 12 Februari 2018.

Page 179: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

162

Sumber Gambar:

https://MER-C.org/rs-indonesia/menengok-wisma-rakyat-

indonesia-di-gaza

Semua usaha yang dilakukan MER-C untuk dapat mengangkat

aksi-aksi kemanusiaan yang bernuansa lokal menjadi mengglobal

lewat pemanfaatan media ini, diperkuat oleh pendapat Andi Faisal

bakti yang menyebutkan bahwa untuk menyikapi konsekwensi dari

era globalisasi, diperlukan kecerdasan tertentu dalam berdakwah,

agar dapat mengimbangi kondisi tersebut. Dalam hal kemajuan sains

dan teknologi, masih menurut Andi, justru harus dimanfaatkan

semaksimal mungkin agar dakwah tidak tertinggal. ―Dakwah harus

berakar dari kepercayaan akan emprisisme yang sangat kuat.36

Hal

ini diperkuat oleh pengakuan salah seorang rakyat Gaza yang

mengatakan bahwa secara umum rakyat Gaza tidak mengenal MER-

C secara khusus sebagai lembaga kemanusiaan Indonesia yang

mempelopori berdirinya Rumah Sakit Indonesia di Gaza.37

Akan

tetapi upaya kemanusiaan yang dilakukan dengan mendirikan

Rumah Sakit sangat diapresiasi oleh rakyat Palestina.

B. Karakteristik Lombok sebagai Objek Dakwah Kemanusiaan

MER-C Pasca Bencana Alam

1. Lombok dalam Keanekaragaman Suku, Budaya, dan

Agama

Lombok merupakan sebuah pulau yang terletak di Provinsi

Nusa Tenggara Barat (NTB).38

Pemerintahan di wilayah ini di bagi

36

Andi Faisal Bakti, Globalisasi: Dakwah Cerdas Era

Globalisasi Antara Tantangan dan harapan, h. 2. 37

Wawancara dengan Ahmad Albasuni (Perwakilan Rakyat Gaza-

Palestina), di Kampus SPs. UIN Jakarta, Tanggal 20 Mei 2019, Pukul

10.30 WIB. 38

Pulau Lombok adalah pulau yang terletak di timur pulau Bali,

pulau ini masuk menjadi salah satu bagian dari kepulauan sunda kecil.

Pulau lombok di sebelat baratdipisahkan oleh Selat Lombok dari Bali dan

Sebelah timur dipisahkan oleh Selat Alas di sebelah timur dari Sumbawa.

Pulau Lombok masuk ke dalam daerah pemerintahan Provinsi Nusa

tenggara barat, dengan ibu kota pemerintahan di Mataram. Provinsi Nusa

tenggara barat, di bagi menjadi 2 pulau besar yaitu Pulau Lombok dan

Pulau Sumbawa. Lihat, https://www.ntbprov.go.id/pages/geografis.

Page 180: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

163

menjadi 4 Kabupaten dan 1 Kota,39

Kota Mataram, Ibu kota di

Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Ibu kota di Gerung, Kabupaten

Lombok Tengah, Ibu kota di Praya, Kabupaten Lombok Timur, Ibu

kota di Selong, Kabupaten Lombok Utara, Ibu kota di Tanjung.

Wilayah yang dikenal dengan istilah pulau seribu masjid ini,40

memiliki potensi keindahan alam yang sudah sangat terkenal di

mancanegara. Lombok adalah pulau perawan yang menjadi pusat

pemerintahan daerah Nusa Tenggara Barat. Panorama alam yang

memikat dan penuh keajaiban, membuat pulau ini tidak kalah

indahnya dengan pulau tetangganya yaitu Bali.

Keanekaragaman suku, budaya dan agama di pulau Lombok,

menjadikan pulau ini sebagai ikon kehidupan masyarakat yang

damai, jauh dari konflik dan kekerasan baik atas nama suku, ras,

maupun agama. Dari segi etnisitas, pulau Lombok didominasi oleh

suku Sasak yang penduduk asli pulau Lombok, kemudian suku Bali

yang mayoritas bertempat tinggal di Kabupaten Lombok Barat dan

Kota Mataram. Di samping itu terdapat etnis Tionghoa, suku Bima,

Sumbawa, Jawa dan suku-suku lainnya yang datang ke pulau

Lombok sebagai imigran. Kedatangan mereka dengan aneka ragam

latar belakang. Mulai dari motif ekonomi hingga pendidikan.41

Sebagian besar suku sasak adalah pemeluk agama Islam,

sebagian kecil menganut sekte/aliran Islam watu telu dan ada juga

yang memeluk agama budha (Tersebar sebagain besar di Lombok

utara). Bahasa ibu dari suku sasak adalah bahasa sasak dan di

gunakan sebagai percakapan sehari-hari, selain bahasa Indonesia

sebagai bahasa nasional. Penduduk lainnya di pulau lombok adalah

suku Bali, Jawa, Tionghoa dan Arab.42

Sedangkan dilihat dari

jumlah pemeluk agama, terdiri dari agama Islam berjumlah, 96,78%,

39

https://www.ntbprov.go.id/pages/geografis. 40

Berdasarkan catatan Kantor Wilayah Departemen Agama, NTB,

jumlah masjid di Lombok telah mencapai 4.500 buah. Ini belum termasuk

jumlah mushola. Bila dibandingkan dengan luas wilayah NTB yang

mencapai 20.153 meter persegi, boleh dikata, rata-rata, setiap 500 meter

ada masjid. Lihat https://www.liputan6.com/news/ merenda-perdamaian-

di-pulau-seribu-masjid, diakses, 28-11-2018. 41

Al-Zaenuri, Tantangan Kehidupan Beragama di Lombok, El-

Hikam, ejournal.Volume IV, Nomor 2, Juli-Desember 2011 kopertais4.or.id,

2016, diakses, 15-11-2018. 42

https://www.ntbprov.go.id/pages/geografis. Diakses, 08-11-2018.

Page 181: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

164

disusul Hindu, 2,45%, Budha, 0,32%< dan Katolik, 0,19%.43

Sebagaimana pada tabel berikut ini.

Tabel 4.7

Jumlah Penduduk NTB menurut Agama yang Dianut Tahun 201644

No. Kabupaten

/ Kota

Islam Kristen Kathol

ik

Hindu Budha Kho

ng

Hu

Cu

Kepe

rcaya

an

1. Lombok

Barat

94,33 0,19 0,07 5,14 0,27 0,00 0,00

2. Lombok

Tengah

99,65 0,03 0,01 0,29 0,01 0,00 0,00

3. Lombok

Timur

99,92 0,02 0,01 0,06 0,00 0,00 0,00

4. Sumbawa 96,45 0,42 0,47 2,55 0,06 0,00 0,03

5. Dompu 97,96 0,24 0,17 1,62 0,00 0,00 0,00

6. Bima 99,50 0,14 0,29 0,07 0,00 0,00 0,00

7. Sumbawa

Barat

98,44 0,33 0,29 0,92 0,01 0,00 0,01

8. Lombok

Utara

92,19 0,02 0,01 3,56 4,21 0,00 0,00

9. Mataram 82,00 1,60 0,86 14,47 1,06 0,01 0,00

43

https://ntb.bps.go.id/statictable/2017/11/15/189/persentase-

penduduk-menurut-

kabupaten-kota-dan-agama-yang-dianut-di-provinsi-nusa-tenggara-barat-

2016. Diakses, 08-

11-2018 44

Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat,

―Persentase Penduduk Menurut Kabupaten Kota dan Agama yang Dianut

di Provinsi Nusa Tenggara Barat2016,

https://ntb.bps.go.id/statictable/2017/11/15/189/persentase-penduduk-menurut-

kabupaten-kota-dan-agama-yang-dianut-di-provinsi-nusa-tenggara-barat-

2016.html.

Page 182: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

165

10. Bima 98,51 0,81 0,49 0,17 0,03 0,00 0,00

NTB 96,78 0,26 0,19 2,45 0,32 0,00 0

,

0

0

Posisi agama dalam kesadaran masyarakat Sasak di pulau

Lombok sangat penting. Agama tidak hanya menjadi pondasi sosial

dalam membina moralitas individu dan kelompok, melainkan

bergerak dan menyatu di dalam sistem budaya. Meski masyarakat

Sasak di Lombok tidak memiliki prinsip verbal seperti masyarakat

suku Minang, adat bersandi syarak, syarak bersandi kitabullah, bagi

masyarakat Lombok agama harus menopang segala lini sistem

sosial, budaya, maupun politik. Karena itu, melanggar hukum agama

menjadi satu hal yang tidak dapat ditolerir karena sering juga

dianggap melanggar tradisi.45

Islam merupakan agama yang dipeluk oleh mayoritas

penduduk pulau Lombok. Agama Nasrani pada mulanya merupakan

agama yang dibawa oleh penjajah Belanda yang datang ke Lombok

pada tahun 1894, saat ini dianut oleh para pendatang dari luar,

terutama dari Nusa Tenggara Timur, Jawa dan Batak. Sedangkan

agama Hindu yang dulu dibawa oleh orang-orang dari Kerajaan

Karang Asem Bali, dianut oleh orang-orang yang berasal dari bali

dan keturunannya. Sampai saat ini mereka tidak mau membaur

dengan masyarakat Sasak karena umumnya tempat tinggal mereka

mengelompok pada satu kampung, baik yang ada di kota Mataram

maupun di Lombok Barat.46

Meskipun posisinya sebagai mayoritas, para pemeluk Islam

sangat menghormati keragaman budaya dan agama di daerah

mereka. Hal ini dikarenakan sebagai sebuah agama, Islam memiliki

ajaran yang sangat fleksibel. Karakter ajarannya yang ramah dan

terbuka membuat Islam tidak sekedar menjadi agama, namun juga

45

Lihat Fahrurrozi, Dakwah Tuan Guru dan Transformasi Sosial Di

Lombok Nusa Tenggara Barat, Disertasi, Sekolah Pascasarjana UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. h. 67. 46

Zaki Yamani Athhar, Kearifan Lokal Dalam Ajaran Islam

Wetu Telu Di Lombok, Jurnal Ulumuna, Volume IX Edisi 15 Nomor 1

Januari-Juni 2005, h. 191.

Page 183: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

166

sebagai tradisi yang hidup. sehingga mampu diterima oleh berbagai

kultur dan lapisan sosial masyarakat.47

Islam di Lombok pada umumnya tradisionalis. Institusi

pesantren dengan tuan guru yang kharismatik merupakan sosok

sentral yang mendominasi kehidupan keagamaan masyarakat

muslim di Lombok. Kharisma dan pengaruh tuan guru didasarkan

pada jaringan hubungan patronase dengan santri-santri mereka yang

datang dari seluruh penjuru Lombok bahkan sampai wilayah lain di

luar Lombok seperti Bali dan Sumbawa.48

Para penyiar Islam awal dalam menyampaikan dakwahnya

lebih banyak menggunakan pendekatan kondisional, artinya ajaran-

ajaran Islam yang didakwahkan disesuaikan dengan kondisi

masyarakat pada saat itu. Adat-istiadat atau kebiasaan-kebiasaan

yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, tidak ditentang. Para penyiar

Islam bersifat toleran, sehingga masyarakat Sasak pada saat itu

tertarik untuk menerima dan menganut ajaran baru ini.49

Setelah

Orde Baru peristiwa konflik cenderung intens disebabkan faktor

internal dan eksternal masyarakat di Lombok itu sendiri, misalnya

konflik agama islam dengan Kristen tahun 2000, konflik LDII

dengan masyarakat lokal tahun 2002 di Lombok Timur dan

seterusnya.50

Hal ini sejalan dengan pendapat Zaenuri bahwa

Lombok sebagai daerah yang agamis tetap memiliki potensi

konflik horizontal yang sangat tinggi, karena disebabkan oleh

beragam faktor. Padahal secara sosial dan budaya, masyarakat

Lombok merupakan masyarakat yang patuh dan taat, terutama

kepada orang tua dan guru-guru, seperti Tuan Guru51

(alim ulama)

47

Lalu Muhammad Ariadi, Haji Sasak: Sebuah potret Dialektika Haji dan Kebudayaan Lokal, (Jakarta: Impressa Publishing), 2012, h. 61.

48Fahrurrozi, Dakwah Tuan Guru Dan Transformasi Sosial Di

Lombok Nusa Tenggara Barat, h. 136. 49

Zaki Yamani Athhar, Kearifan Lokal Dalam Ajaran Islam

Wetu Telu Di Lombok, h. 74. 50

Saiful Hamdi, ‚Politik Islah: Re-Negosiasi Islah, Konflik dan

Kekuasaan di Nahdlatul Wathan Lombok Timur,‛ Jurnal Kawistara,

Volume 1, No. 1, 21 April 2011, h. 2. 51

Tuan Guru merupakan pemimpin kharismatik dalam bidang

agama atau orang- orang yang menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinan

agama dan mengarahkan para pemeluk agama Islam, bahkan tidak hanya

Page 184: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

167

sebagai panutan masyarakat Lombok. Merekalah biasanya yang

diharapkan mampu meredam terjadinya gejolak konflik yang ada di

tengah-tengah masyarakat.52

Pemahaman keagamaan masyarakat

Lombok sangat tergantung kepada pemahaman para Tuan Guru

sebagai panutan di Lombok. Ia adalah merupakan figur yang setiap

saat ditiru dan digugu dalam segala hal, baik perkataan maupun

tindakan. Tuan Guru bagi masyarakat Lombok memegang posisi

sentral, sehingga dapat dikatakan bahwa mereka itu sebagai

pemimpin non formal di Lombok.53

Pengaruh yang sangat kuat dari sosok seorang Tuan Guru,

khususnya dalam beragama masyarakat Lombok juga sangat

berpengaruh pada pola pikir dan kehidupan. Dalam memerankan

fungsi sosial sebagai tokoh agama dan tokoh masyarakat, tuan guru

tetap berhubungan dengan semua kalangan, mulai dari rakyat jelata

sehingga elit penguasa. Interaksi sosial yang dilakukan oleh tuan

guru selalu sarat dengan dinamika, apalagi tuan guru adalah manusia

yang dinamis, kreatif dan inovatif yang selalu memerankan

interaksi-interaksi yang bersifat simbolik dengan relasi social.

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial dinamis yang

menyangkut hubungan antarperseorangan, individu dengan

kelompok, dan kelompok dengan kelompok lain. Interaksi sosial

merupakan kunci dalam sendi- sendi kehidupan sosial karena tanpa

keberlansungannya proses interaksi tidak mungkin terjadi aktivitas

dalam kehidupan sosial. Secara sederhana interaksi sosial dapat

terjadi apabila dua orang saling bertemu, saling menegur, saling

berkenalan, dan mengetahui. Pada saat itulah interaksi terjadi.

Bentuk-bentuk interaksi sosial tuan guru tersebut seperti kerjasama

dalam urusan keagamaan seperti urusan teologi, fiqh, dan sebagainya.

Tetapi juga dalam urusan sosial kemanusiaan, di wilayah lain diluar Pulau

Lombok mereka dikenal dengan sebutan Kyai, Ustadz dll. Lihat

Fakhrurrozi, ‚Dakwah Tuan Guru Dan Transformasi Sosial Di Lombok

Nusa Tenggara Barat,‛ Disertasi, Sekolah Pascasarjana UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2010. h. 132. 52

Al Zaenuri, ‚Tantangan Kehidupan Beragama di Lombok El-

Hikam,‛ ejournal. Volume IV, Nomor 2, Juli-Desember 2011 kopertais4.or.id, 2016, diakses, 15-11-2018.

53Fahrurrozi, ‚Dakwah Tuan Guru dan Transformasi Sosial di

Lombok Nusa Tenggara Barat,‛ h. 132.

Page 185: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

168

dengan pemerintah, LSM dalam menjalankan misi agama, bahkan

sebaliknya para aparat pemerintah menjalin kerjasama dengan para

tuan guru merupakan modal sosial yang paling urgen dalam

menciptakan perubahan di tengah-tengah komunitas masyarakat.54

Kondisi geografis, adat istiadat dan agama sangat berpengaruh

terhadap cara mereka menerima dan berinteraksi dengan masyarakat

luar yang berbeda adat istiadat, agama dan juga bahasa. Hal ini dapat

dilihat dari bagaimana cara penerimaan masyarakat Lombok

terhadap para relawan yang diterjunkan oleh lembaga kemanusiaan

yang menaungi mereka ketika terjadi musibah. Masyarakat di

wilayah tersebut tidak serta merta mau menerima bantuan atau mau

ikut bekerjasama dengan para relawan karena dianggap sebagai para

pendatang yang meskipun bertujuan membawa bantuan, dan

menolong akan tetapi mereka tetap dianggap sebagai orang asing.

2. Sejarah Kebencanaan di Lombok

Menilik catatan sejak era kolonial, harus diakui bahwa

sudah sejak Lombok termasuk wilayah rawan gempa sebagaimana

Sumatera dan Papua.55

Secara tektonik, Lombok memang wilayah

rawan gempa bumi. Sebab, posisi Lombok terletak di antara dua

pembangkit gempa, yang dijuluki dengan seismik aktif. Dua

pembangkit gempa ini berasal dari selatan dan utara. Di selatan

terdapat zona subdiksi lempeng Indo-Australia yang menujam ke

bawah Pulau Lombok.56

Sedangkan dari utara ada struktur geologi bernama Sesar Naik

Flores atau Flores Bacj Arc Thrusting. Sesar Naik ini, jalurnya

memanjang dari Laut Bali ke timur hingga Laut Flores. Oleh karena

itu tidak heran jika Lombok memang rawan gempa, karena jalur

54

Fahrurrozi, ‚Dakwah Tuan Guru Dan Transformasi Sosial di

Lombok Nusa Tenggara Barat,‛ h. 132. 55

Randy Wirayudha, ‚Tujuh Gempa Lombok dalam Catatan Sejarah,‛ Berita Online, dalam https://historia.id/modern/articles/tujuh-gempa-lombok-dalam-catatan- sejarah-P94oz, diakses 2 Januari 2019.

56Bayu Adi Wicaksono, ‚Fakta Sejarah di Balik Gempa Besar

Lombok,‛ Berita Online, dalam https://www.msn.com/id-id/berita/nasional/fakta-

sejarah-di-balik-gempa- besar-lombok/ar-BBLBcqf, diakses 1 Januari 2019.

Page 186: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

169

Sesar Naik Flores ini sangat dekat dengan Pulau Lombok. Jika

melihat peta, aktivitas kegempaan atau seismisitas Pulau Lombok,

tampak seluruh Pulau Lombok banyak sebaran titik episenter.

Artinya, memang banyak aktivitas gempa di wilayah ini. Meskipun

kedalaman hiposenternya dan magnitudonya bervariasi, namun

tampak jelas wilayah lombok memang aktif gempa yang bersumber

dari subduksi lempeng, Sesar Naik Flores dan sesar lokal di Pulau

Lombok dan sekitarnya. Dari sebaran seismitas ini pun cukup

menjadi dasar untuk mengatakan bahwa Lombok memang rawan

gempa.

Puncak terakhir gempa Lombok terjadi pada tahun 2018.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG),

titik gempa berada di 18 kilometer (km) barat laut Kabupaten

Lombok Timur pada kedalaman 15 km. Guncangan yang mencapai

7,0 Skala Richter (SR) turut merobohkan ribuan bangunan dan

memicu tsunami kecil. Menurut data Humas Badan Nasional

Penanggulangan Bencana (BNPB) di laman bnpg.go.id, gempa

tersebut sudah menelan 91 orang tewas dan 209 lainnya luka-luka.

Gempa disebutkan sebagai gempa utama dari aktivitas Sesar Naik

Flores yang dimulai sejak 29 Juli 2018, di mana turut mengguncang

permukaan bumi dengan magnitudo 6.4 SR.

Gempa tahun 2018 menjadi gempa kesekian yang terjadi di

Pulau Lombok sejak akhir abad ke-19. Menurut catatan historis,

gempa tektonik kali ini merupakan yang terbesar. Ada tujuh gempa

yang pernah terjadi di Lombok dengan kekuatan di atas 6,0 SR.

Artinya bahwa Lombok telah mengalami gempa sebanyak depalan

kali, sebagaimana pada tabel berikut.

Tabel 4.8

Delapan Gempa di Lombok dalam Sejarah

No. Periode Tahun Gempa Lombok

1. 25 Juli 1856

2. 21-24 Desember 1970

3. 28 Mei 1972.

Page 187: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

170

4. 10 April 1978

5. 30 Mei 1979

6. 1 Januari 2000

7. 9 Juni 2016

8. 29 Juli dan 5 Agustus 2018

Pada tanggal 25 Juli 1856, Lombok mengalami gempa

tektonik pertama yang tercatat dalam literatur era kolonial, tepatnya

pada 1918, berupa disertasi Arthur Wichmann dari Koninklijke

Nederlandse Akademie van Wetenschappen (KNAW) yang berjudul

The Earthquakes of the Indian Archipelago until the Year 1857. Ia

mengungkap bahwa gempa besar terjadi di Lombok, tepatnya di

Labuan Tereng, pada 25 Juli 1856. Gempa itu juga memicu

gelombang tsunami yang menghantam pesisir Ampenan di Mataram.

Selanjutnya gempa Lombok kedua terjadi pada 21-24 Desember

1970. USGS mencatat bahwa kota Praya di Pulau Lombok juga

diguncang dua gempa besar pada 21 dan 24 Desember 1970. Pada

21 Desember, gempa berkekuatan 6,0 SR dan berpusat di kedalaman

75 km itu mengguncang perairan di selatan Lombok. Pada 24

Desember, letak pusat gempanya di kedalaman 70 km dan

kekuatannya 5,6 SR. Tidak ada korban tewas akibat dua gempa

tersebut. Kemudian yang ketiga terjadi pada 28 Mei 1972. USGS

juga mencatat ada getaran gempa berpusat di 262 km selatan Praya

pada 28 Mei 1972. Kekuatannya mencapai 6,3 SR dengan

kedalaman 15 km. Tidak ada korban jiwa akibat bencana ini. Hanya

beberapa bangunan runtuh akibat guncangannya yang terbilang

besar namun tiak memicu tsunami. Pada 10 April 1978, gempa

keempat terjadi di Lombok. Menurut catatatan BMKG, gempa pada

10 April 1978 ini berpusat di 297 km selatan Praya dan

berkekuatan 6,7 SR. Gempa tidak menimbulkan korban jiwa.

Gempa yang berada di kedalaman 19 km ini hanya menimbulkan

sejumlah bangunan rusak parah namun tidak memicu tsunami.

Selang satu tahun, yaitu pada 30 Mei 1979. Sebanyak 37 orang

dilaporakan tewas, menurut data BMKG, dalam bencana gempa

berkekuatan 6,1 SR. Selain itu, sejumlah rumah dan bangunan rusak

berat.

Page 188: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

171

Kemudian 21 tahun kemudian pada 1 Januari 2000 baru

terjadi kembali. Gempa bermagnitudo 6,1 SR di Lombok pada saat

itu mengawali abad 21. Gempa tersebut tidak menelan korban jiwa

dan memicu potensi tsunami, akan tetapi merusak sekitar 2000

rumah. Selanjutnya enam tahun kemudian 9 Juni 2016, gempa

berkekuatan 6,2 SR di Lombok pada 284 km selatan pesisir Kute

pada kedalaman 19 km tersebut melukai sembilan orang.

Guncangannya dirasakan kuat hingga ke Pulau Bali dan Pulau

Sumbawa, namun tak memicu potensi tsunami. Gempa pada tahun

2016 tersebut merupaka tahun terakhir sebelum kemudian terjadi

gempa pada 29 Juli dan 5 Agustus 2018 kemarin. Itu artinya pada

selang sekitar 12 tahun, gempa Lombok terakhir ini terjadi. Gempa

besar dengan magnitude 7,0 Skala Richter yang mengguncang

Lombok, Nusa Tenggara Barat tahun 2018 ini merupakan bencana

alam gempa terbesar yang pernah melanda pulau itu.

3. Bencana Lombok Tahun 2018 sebagai Awal Misi

Kemanusiaan MER-C di Lombok

Gempa bumi berkekuatan 6,4 SR kembali mengguncang

beberapa wilayah di Lombok pada 29 Juli 2018. Gempa bumi ini

mengakibatkan korban jiwa 16 orang dan lebih dari 10.000

bangunan rusak. Sedangkan BMKG mencatat, setidaknya ada 585

kejadian gempa susulan sampai dengan pukul 07.00, 5 Agustus

2018. Setidaknya ada enam kejadian gempa bumi yang memiliki

magnitudo lebih dari 5,5 SR. Gempa bumi magnitudo 6,4 SR yang

terjadi pada 29 Juli 2018 merupakan awal dari rangkaian Gempa

Lombok 2018.57

Sebagaimana diketahui kawasan Bali dan Nusa Tenggara

memiliki tatanan tektonik yang rumit dan aktif. Keberadaan zona

subduksi di bagian selatan yang merupakan zona tumbukan antara

Lempeng Kerak Samudra Indo-Australia dengan Lempeng Benua

Eurasia. Salah satu implikasi dari adanya aktivitas tumbukan pada

zona ini adalah terjadinya gempa bumi. Sedangkan di bagian utara

Bali dan Nusa Tenggara, kondisi tektoniknya dipengaruhi oleh

57

Kompas. com, ‚Melihat Kembali Gempa Lombok 2018

dan Sejarah Kegempaannya,‛ Berita Online, https://regional.kompas.com/read/2018/09/23, melihat- kembali-gempa-

lombok-2018-dan-sejarah-kegempaannya, diakses 12 Desember 2018.

Page 189: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

172

adanya aktivitas pada busur belakang Flores yang terbagi dalam dua

segmen. Berdasarkan buku Peta Bahaya Gempa Indonesia 2017,

kedua segmen tersebut adalah Segmen Bali dan Segmen Lombok

Sumbawa.58

Wilayah yang terdampak besar musibah gempa bumi adalah

Kabupaten Lombok Utara. Ibukota Lombok Utara adalah Tanjung

yang juga berfungsi sebagai pusat Pemerintahan. Wilayah ini

mempunyai luas wilayah daratan 809.53 km2 yang terdiri dari

wilayah khusus seperti hutan lindung, kawasan margasatwa, dan lain

sebagainya seluas 361,86 km2 (44,30%) dan sisanya daratan rata

untuk lahan pertanian dll seluas 447,67 km2 55,30%). Luas wilayah

perairan Lombok Utara adalah 594,71 km2 dengan panjang pantai

127 km2.

Kabupaten Lombok Utara pada awalnya merupakan bagian

dari Kabupaten Lombok Barat yang termasuk dalam 15 (lima belas)

Kecamatan yaitu Kecamatan Bayan, Gangga, Kayangan, Tanjung,

Pemenang, Gunungsari, Batulayar, Narmada, Lingsar, Labuapi,

Kediri, Kuripan, Gerung, Lembar dan Sekotong Tengah. Seiring

dengan terjadinya perkembangan yang menuntut pelayanan

administrasi pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan

masyarakat yang maksimal tercetus keinginan warga masyarakat

Kabupaten Lombok Barat bagian Utara untuk mengusulkan

pemekaran Kabupaten Lombok Barat bagian Utara menjadi

Kabupaten Lombok utara. Alasan pemekaran Kabupaten ini adalah

dalam rangka percepatan pembangunan dan mendekatkan pelayanan

masyarakat sehingga memudahkan akses masyarakat Lombok Barat

bagian utara ke pusat pemerintahan Kabupaten.59

58

Republika. com, ‚MER-C Terjunkan Tim Nasional ke

Lombok,‛ dalam https://www.republika.co.id/berita/dunia-

islam/wakaf/18/08/16/pdk8cb319-merc-terjunkan- tim-nasional-ke-lombok,

diakses 12 Desember 2018. 59

http://lombokutarakab.go.id/v1/profil-daerah/sejarah-singkat.

Diakses 1211-2018.

Page 190: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

173

Tabel 4.9

Luas Daerah Kabupaten Lombok Utara dirinci Menurut Kecamatan

Sumber : BPS Provinsi NTB (Lombok Utara Dalam Angka 2008).

Luas wilayah perairan hampir sebanding dengan luas wilayah

Daratan yang digunakan untuk lahan pertanian, perindustrian,

pemukiman, Perikanan tambak, industri, pariwisata, pelabuhan, dan

lain-lain. Ini artinya hampir seluruh kecamatan di Lombok Utara

memiliki wilayah lautan yang berpengaruh pada kebijakan

penyelenggaraan pemerintahan disetiap kecamatan yang harus

meliputi kebikajan pengelolaan wilayah daratan dan wilayah lautan

dengan misi yang memuat peningkatan kesejahteraan masyarakat

dengan pengelolaan berdasar potensi unggulan diwilayah yang

bersangkutan (masing-masing kecamatan).

Tabel 4.10

Jumlah Dusun di Kabupaten Lombok Utara dirinci Menurut

Kecamatan

Sumber : Data Primer Kecamatan Tahun 2013.

Page 191: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

174

Kondisi topografi Kabupaten Lombok Utara pada bagian

utara menyusur ke bagian tengah yang merupakan gugusan

pegunungan dengan hutan lindung yang berfungsi sebagai hidrologi,

sedangkan sepanjang pantainya hanya terdapat dataran rendah yang

sempit dan terbatas. Pada bagian tengah membentang dari timur ke

barat terdapat suatu dataran rendah yang cukup luas yang

merupakan suatu daerah pertanian yang subur. Pada wilayah bagian

selatan terdapat suatu dataran pebukitan yang hutannya berfungsi

sebagai penyangga hidrologi.

Luas wilayah perairan hampir sebanding dengan luas wilayah

daratan yang digunakan untuk lahan pertanian, perindustrian,

pemukiman, perikanan tambak, industri, pariwisata, pelabuhan, dan

lain-lain. Ini artinya hampir seluruh kecamatan di Lombok Utara

memiliki wilayah lautan60

yang berpengaruh pada kebijakan

penyelenggaraan pemerintahan disetiap kecamatan, meliputi

kebijakan pengelolaan wilayah daratan dan wilayah lautan dengan

misi yang memuat peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan

pengelolaan berdasar potensi unggulan di wilayah masing-masing

kecamatan.61

Lombok merupakan bagian dari kawasan Bali dan Nusa

Tenggara, yang memiliki tatanan tektonik yang rumit dan aktif.

Keberadaan zona subduksi di bagian selatan yang merupakan zona

tumbukan antara Lempeng Kerak Samudra Indo-Australia dengan

Lempeng Benua Eurasia. Salah satu implikasi dari adanya aktivitas

tumbukan pada zona ini adalah terjadinya gempa bumi. Sedangkan

di bagian utara Bali dan Nusa Tenggara, kondisi tektoniknya

dipengaruhi oleh adanya aktivitas pada busur belakang Flores yang

terbagi dalam dua segmen. Berdasarkan buku Peta Bahaya Gempa

Indonesia 2017, kedua segmen tersebut adalah Segmen Bali dan

Segmen Lombok Sumbawa. Setidaknya ada tujuh kejadian gempa

sejak 1963 di Bali dan Lombok dengan magnitudo yang relatif

60

Pantai-pantai yang berada di Lombok Utara, di antaranya pantai

Senggigi, pantai Kute dan pantai tanjung Aan, serta beberapa pulau kecil

(Gili) seperti gili Trawangan, gili Air, Gili Meno dan lain-lain, menjadi

destinasi wisata yang terkenal sebagai ikon pulau Lombok yang indah.

Lihat juga http://lombokutarakab.go.id/v1/profil-daerah/sejarah- singkat. 61

Profil Daerah Sejarah Singkat, dalam

http://lombokutarakab.go.id/v1/profil- daerah/sejarah-singkat, diakses 10

Desember 2018.

Page 192: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

175

besar. Ketujuh gempa itu adalah gempa pada 18 Mei 1963, 22 Mei

1963, 2 gempa pada 14 Juli 1976, 30 Mei 1979, 20 Oktober 1979,

dan 17 Desember 1979.62

Bencana alam di Lombok menelan banyak korban jiwa, baik

luka-luka maupun meninggal dunia. Selain itu tidak sedikit yang

kehilangan tempat tinggal dan harta benda lainnya. Banyak korban

membutuhkan bantuan baik makanan, tempat tinggal maupun

layanan kesehatan. Bencana yang cukup besar tersebut tidak dapat

ditangani seluruhnya oleh pemerintah melainkan membutuhkan

bantuan berbagai pihak, seperti lembaga kemanusiaan non

pemerintah. Dibutuhkan waktu yang cukup panjang untuk

merecoveri wilayah ini untuk dapat kembali kepada kehidupan

normal. Banyaknya informasi yang tersebar baik di media cetak,

elektronik maupun media sosial menggugah keinginan masyarakat

di seluruh Indonesia untuk mengirimkan bantuan berupa makanan

dan obat-obatan, baik melalui perorangan, organisasi

kemasyarakatan maupun lewat lembaga-lembaga bantuan milik

pemerintah seperti BNPB dan PMI atau perusahaan swasta.

Organisasi atau lembaga kemanusiaan di antaranya Aksi Cepat

Tanggap (ACT), Dompet duafa, PKPU, BSMI, MER-C dan lain-lain

turut memprakarsai dan menginisiasi masyarakat untuk membantu

korban. Berbagai macam model bantuan dilakukan untuk disalurkan

kepada korban yang membutuhkan.

MER-C datang dengan aksi kemanusiaannya ke Lombok

murni karena bencana, bukan karena masyarakat Lombok mayoritas

Muslim. Sebagai bukti juga, MER-C pernah datang ke Nias pada

saat di sana terjadi Tsunami, padahal penduduk di sana bukan

mayoritas Muslim. Begitu pula MER-C juga pernah datang ke

Myanmar yang mayoritas penduduknya beragama Budha. Jadi,

MER-C melakukan aksi kemanusiaan di wilayah tertentu karena

murni adanya bencana berskala besar dan daerah tersebut

membutuhkan pengelolaan bencana. Bahkan menurut dr. Habib,

selain kriteria di atas, ada tambahan kriteria lain yaitu wilayah

tersebut membutuhkan program rehabilitasi, sebab kini di MER-C

62

Kompas. com, ‚Melihat Kembali Gempa Lombok 2018

dan Sejarah Kegempaannya,‛ dalam

https://regional.kompas.com/read/2018/09/23, melihat-kembali- gempa-

lombok-2018-dan-sejarah-kegempaannya, diakses 25 -11-2018.

Page 193: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

176

sudah ada divisi konstruksi yang ikut serta dalam program

rehabilitasi.63

a. Cakupan Wilayah dan Jangkauan Misi Kemanusiaan MER-C di

Lombok

Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) sebagai

lembaga kemanusiaan yang sudah mempunyai banyak pengalaman

dalam membantu korban bencana alam dan konflik baik di dalam

maupun luar negeri, turut menginisiasi sekaligus menyalurkan

bantuan masyarakat untuk korban bencana alam gempa bumi

Lombok. langkah awal yang dilakukan MER-C adalah dengan

segera mengirimkan relawan dari MER-C Cabang Mataram untuk

melakukan initial assessment ke lokasi bencana.

Sesuai dengan fokus bantuannya yaitu gawat darurat medis,

MER-C langsung mendatangi Lombok dan menuju lokasi terdampak

gempa. Tim MER-C bergerak menuju Lombok Utara, tepatnya

daerah Bayan untuk melakukan initial assessment (penilaian awal)

bencana, guna mengetahui dan mendata secara langsung apa saja

yang dibutuhkan dan mengatur rencana pengiriman bantuan

selanjutnya. Tim juga membawa bantuan obat-obatan, air minum

dan makanan sebagai bantuan awal untuk korban bencana.64

MER-C bersama PABOI Jaya (Perhimpunan Dokter Spesialis

Bedah Orthopaedi dan Traumatologi), dan Departemen Orthopaedi

FKUI/RSCM, juga mengirimkan Tim gabungan pada tanggal 07

Agustus 2018. Tim ini adalah Tim khusus Bedah yang akan

berfokus pada tindakan operasi bagi korban gempa yang biasanya

banyak mengalami patah tulang akibat tertimpa reruntuhan

bangunan. Sejumlah peralatan dan perlengkapan operasi bedah

orthopaedi telah disiapkan dan membawa barang bawaan tim.

Berikut susunan tim gabungan MER-C, PABOI Jaya (Perhimpunan

Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi dan Traumatologi), dan

Departemen Orthopaedi FKUI/RSCM :

63

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, tanggal 20 Desember 2018,

pukul 14.00

WIB. 64MER-C, ‚Misi dalam Negeri Lombok Dilanda Gempa MER-C

Kirim Relawan,‛ dalam http://MER-C.org/misi-dalam-negeri/lombok-

dilanda-gempa-MER-C-kirim-relawan, diakses 17 Desember 2018.

Page 194: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

177

1. dr. Yogi Prabowo, SpOT (Ketua Tim)

2. dr. Dwi Purnomo, Setyo, SpOT

3. dr. Mohamad Sadabaskara, SpOT

4. dr. Basuki Adam, SpOT

5. dr. Indragiri, SpAn

6. dr. Zecky Eko Triwahyudi

7. dr. Muhammad Deryl Ivansyah

8. dr. Fahmi Anshori

9. dr. Lia Rahmarini

10. Islamiyah Samaun65

Pasca kedatangan tim bedah dan tambahan relawan medis dari

Jakarta pada tanggal 8 Agustus 2018, Tim MER-C mulai melakukan

tindakan operasi bagi para korban gempa di RSU Mataram.

Kegiatan mobile clinic terus dilanjutkan untuk menyisiri wilayah-

wilayah terdampak gempa khususnya di Lombok Utara.

Tim MER-C dibagi dalam empat tim kecil. Tim 1, yaitu Tim

Bedah bertugas di RSU Mataram untuk membantu menangani

pasien-pasien korban gempa yang mengalami trauma tulang yang

banyak dirujuk ke rumah sakit ini. Tim 2 bertugas di RS Tanjung,

Kab. Lombok Utara. Sementara Tim 3 dan Tim 4 melakukan mobile

clinic ke wilayah gempa di desa Gumantar, kecamatan Kayangan,

dan menyisiri beberapa dusun di desa ini. Desa Gumantar terletak di

kaki gunung Rinjani, lima km dari tepi pantai Lombok Utara. Desa

ini berjarak sekitar 30 km dari posko utama MER-C di RS Tanjung.

Hampir 95 persen bangunan permukiman di desa itu roboh.

Sementara 46 warga desa dinyatakan meninggal dan ratusan lainnya

luka luka akibat gempa.

Salah satu korban luka adalah anak berusia 8 tahun yang

misalnya, datang ke posko mobile MER-C dengan muka dan

punggung yang penuh luka baret. Di pahanya ada luka yang sudah

dijahit. Namun ternyata masih ada luka di kepala yang belum dijahit.

Ketika dokter MER-C memeriksa, kondisi lukanya cukup lebar dan

dalam sampai tulang tengkorak kepala terlihat. Lukanya juga sudah

65

Tim Bedah Gabungan MER-C Paboi Jaya dan Departemen

Orthopedi FKUI Bertolak ke Lombok‖, dalam

https://mercinews.com/read/2018/08/07/9889/tim-bedah-gabungan-MER-C-paboi-jaya-dan-dept-orthopaedi-fkui-rscm-bertolak-ke-lombok, diakses

10 Desember 2019.

Page 195: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

178

terinfeksi. Akhirnya tim merujuk anak ini ke rumah sakit untuk

mendapatkan penanganan lebih lanjut. Desa Gumantar memiliki

1.697 kepala keluarga, terbagi atas delapan dusun dengan jarak yang

cukup jauh antara satu dusun dengan dusun lainnya. Sebagian

kondisi jalan mengalami kerusakan akibat tertimpa longsor.66

Cakupan wilayah jangkauan misi MER-C di Lombok dapat

dilihat dari fakta bahwa ketika relawan MER-C ada di rumah sakit,

maka MER-C hanya akan menerima pasien saja, bukan mencari

korban. Artinya korban sendiri yang datang atas kesadaran kondisi

darurat medis mereka, tanpa melihat asal daerah Lombok mana

mereka datang. Akan tetapi jika MER-C di daerah tertentu seperti di

Kayangan desa Gumantar, maka MER-C hanya fokus pada korban di

daerah Gumantar. Bahkan MER-C melakukan kerjasama dengan

PUSKESMAS setempat sehingga laporannya berkoordinasi dengan

PUSKESMAS. Sebab jika masih ada pemerintahan melalui Dinas

Kesehatan dan orang di daerah itu, MER-C pasti melakukan

prosedur perizinan. Akan tetapi jika tidak ada lagi, seperti Tsunami

Aceh, maka MER-C akan secepatnya melakukan tindakan menolong

dan melakukan aksi kemanusiaan sesuai dengan darurat.67

b. Relawan, Armada dan Logistik Bencana alam di Lombok menelan banyak korban jiwa, baik

luka-luka maupun meninggal dunia. Selain itu tidak sedikit yang

kehilangan tempat tinggal dan harta benda lainnya. Banyak korban

membutuhkan bantuan baik makanan, tempat tinggal maupun

layanan kesehatan. Bencana yang cukup besar tersebut tidak dapat

ditangani seluruhnya oleh pemerintah melainkan membutuhkan

bantuan berbagai pihak, seperti lembaga kemanusiaan non

pemerintah. Dibutuhkan waktu yang cukup panjang untuk

merecoveri wilayah ini untuk dapat kembali kepada kehidupan

normal.

Mengingat luasnya jangkauan gempa dan banyaknya korban

66MER-C, ‚Tim MER-C Lakukan Operasi dan Terus Lanjutkan

Mobile Clinic,‛ dalam www.MER-C.org, diakses 29 November 2018. 67

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, tanggal 20 Desember 2018,

pukul 14.00 WIB.

Page 196: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

179

yang membutuhkan bantuan, Medical Emergency Rescue

Committee (MER-C) menetapkan Pulau Lombok sebagai wilayah

misi kemanusiaan jangka panjang. Sebagaimana diketahui dalam

suatu bencana, relawan adalah ujung tombak aktifitas bantuan,

karena tanpa relawan bantuan yang diberikan oleh para donator yang

telah menyumbang tidak akan berarti apa-apa. Oleh karena itulah

semakin banyak relawan yang ikut serta mendaftar untuk terjun ke

lapangan akan semakin membantu pelaksanaan misi kemanusiaan.

Sesuai dengan koor bisnisnya sebagai lembaga gawat darurat

medis, dibutuhkan lebih banyak jumlah relawan medis yang tejun ke

lapangan untuk membantu korban yang luka-luka maupun yang

meninggal dunia. Adapun relawan non medis juga sangat

dibutuhkan dalam mobilitas bantuan mengingat banyaknya aktifitas

dan penanganan terhadap korban, disamping dibutuhkan juga tenaga

yang mengatur logistik bantuan dan keberlangsungan misi

kemanusiaan.

Standar minimal relawan yang telah ditetapkan oleh MER-C

adalah; 1). Kesiapan fisik dan mental, 2). Bersedia terjun ke lokasi

bencana 1-2 minggu, 3). Sehat jasmani maupun rohani dan 4). Ikhlas

dan sukarela tanpa dibayar (unpaid). Relawan di MER-C memang

bersifat temporal, datang dan pergi sesuai dengan keluangan waktu

masing-masing. MER-C memiliki relawan-relawan yang cukup

militan yang rela menolong dengan hati dan kesamaan visi dan misi.

Meski demikian MER-C tetap melakukan seleksi, wawancara, dan

pembinaan kepada para relawan dan calon relawan secara kontinyu,

untuk menghindari kemungkinan- kemungkinan penyalahgunaan

status relawan itu pasti tetap ada. Menanamkan keberania para

relawan untuk beraksi di daerah-daerah konflik yang penuh dengan

gencatan senjata merupakan hal yang cukup berat dan harus

dilakukan. Jika hal ini tidak dikontrol dan dievaluasi dengan baik,

kegiatan humanitarian akan rusak oleh oknum-oknum yang memiliki

misi keberpihakan dengan kelompok tertentu. Meskipun MER-C

berasaskan Islam dalam aksi kemanusiaannya, akan tetapi relawan

MER-C tidak boleh memberikan ketidakadailan pada orang lain. itu

hal-hal yang berat bagi aktivis kemanusiaan. Jadi, militan saja tidak

cukup bagi relawan MER-C, ia harus memiliki wawasan yang baik

sehingga para relawan mampu adil.68

Hasil penelitian Elida dan

68

Wawancara dengan dr. Joserizal Jurnalis, di Rumah Sakit Siaga,

Page 197: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

180

Fathul tentang kinerja relawan, menemukan bahwa pelayanan

kinerja relawan, disebut pelayanan inspiratif, terdiri dari tiga tema

besar; (1) melayani dengan tulus, memiliki enam indikator, yaitu

empati, mendengarkan, sukarela, memberi dukungan, senang

melayani, dan berkesan; (2) melayani dengan total, memiliki tujuh

indikator, yaitu memiliki sistematika pelayanan (SOP), prakarsa

(inisiatif), daya cipta (kreatif), belajar, kerja sama, siap sedia dan

professional; dan (3) melayani dengan dakwah yang terdiri dari

beberapa tindakan kerelawanan berdasarkan syariat atau ajaran

agama.69

Merujuk dari dua standar relawan tersebut dapat dikatakan

bahwa untuk menjadi seorang relawan syarat yang paling utama

adalah kemauan kerelaan untuk melayani. Berikut daftar tim relawan

medis dan non medis yang dikirim MER-C pasca musibah gempa

bumi Lombok, NTB tahun 2018. Tim relawan medis meliputi dokter

umum, dokter spesialis, perawat, bidan, dan mahasiswa kedokteran

(Co- Ass). Sedangkan tim relawan non-Medis meliputi sopir,

logistik, dan pembantu umum.

Tabel 4.11

Daftar Tim Medis - Dokter Umum MER-C70

No Nama Asal Tanggal Berangkat Tgl

1 dr. AD Irma

Ramdhani

Mataram

Menetap

2 dr. Muhammad Nauval

3 dr. Lalu Yan Hidayat

4 dr. Denuna Enjana

5 dr. Miftahul Masruri

Medan 6 Agustus 2018 14 Agust

2018 dr. Akita Rukmana

Akbar

Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Tanggal 29 Juni 2016, Pukul 11.30 WIB.

69Elida Syahriati dan Fathul Himam, ―Kinerja Relawan yang

Berafiliasi pada Organisasi Non-Profit (Lembaga Sosial

Kemanusiaan), dalam http://etd.repository.ugm.ac.id, diakses 11 Januari

2019. 70

Diolah dari dokumen sekretariat MER-C .

Page 198: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

181

7 dr. Aten Aswari Putra

Mataram Menetap

8 dr. Yan Kusuma A. Mataram Menetap

9 dr. Lia Rahmarini Pusat

7 Agustus 2018

14 Agust

2018

10 dr. Zecky Eko Triwahyudi

Pusat 18 Agust 2018

11 dr. Hamzah Hafiq Yogyakarta 10 Agustus 2018 15 Agust 2018

12 dr. Ahmad Azam Hisabullah

Pusat 11 Agustus 2018 19 Agust 2018

13 dr. Henry

Hidayatullah, M.Si

Pusat

16 Agustus 2018

19 Agust 2018

14 dr. Tonggo Meaty

Fransisca

Pusat 25 Agust 2018

15 dr. Nurul Setyowati

Soleman

Pusat 25 Agust 2018

16 dr. Vino Daniel Pusat 28

Agust 2018

17 dr. AA. Gede Suprihatin Suputra

Pusat (Lamongan)

23 Agustus 2018

02 Sept 2018

18 dr. Laily Anna Diah Ardi Shinta

Yogyakarta 02 Sept 2018

19 dr. Salkamal Pusat

(Sorong) 26 Agustus 2018 03 Sept

2018

20 dr. Dian Fridayani

Pusat 4 September 2018 11 Sept 2018

21 dr. Kemas Hafied Rizky

Pusat 11 Sept 2018

22 dr. Angie Erdhita Pusat

(Bandung) 11 Sept

2018

23 dr. Aditya Rifqi Fauzi

Yogyakarta 14 Sept 2018

24 dr. Arif Eko Wibowo Pusat

10 September 2018 16 Sept

2018

Page 199: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

182

25 dr. Meirda Retna Kencana

Pusat 16 Sept 2018

26 dr. Fiha Seratin Pusat

17 September 2018

24 Sept 2018

27 dr. Jeanny Dwi Adriyanti

Pusat (Surabaya)

24 Sept 2018

28 dr. Naf'an Akhun Khuliyan

Pusat 24 September 2018

30 Sept 2018

29 dr. Ahmad Azam Hisabullah

Pusat

29 Sept 2018

Dari tabel daftar tim relawan medis kategori dokter umum

di atas, terlihat jelas ada 26 dokter umum yang dikirimkan oleh

MER-C untuk Lombok pasca gempa bumi Lombok pada tahun

2018. Ada 6 dokter umum yang langsung didatangkan dari

Mataram sebagai wilayah yang paling dekat dari Lombok. 2

dokter umum dari Medan, 3 dokter dari Yogyakarta, dan yang

paling banyak adalah kiriman dari sekretariat MER-C pusat yaitu

sekitar 18 dokter umum yang di antaranya berasal dari Surabaya,

Lamongan, Sorong, dan Bandung. Tim relawan medis kategori

dokter umum berada di Lombok mulai tanggal 6 Agustus hingga

tanggal 19 September.

Selain dokter umum, dokter spesialis juga diturunkan oleh

MER-C sebagai relawan gempa bumi Lombok NTB. Berikut data

dokter spesialis pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.12

Daftar Tim Medis - Dokter Spesialis MER-C71

No. Nama Asal Tanggal

Berangkat

Tanggal

Pulang

1.

dr. Arief Rachman,

Sp.Rad

Pusat 6 Agustus 2018 12 Agustus

2018

26 Agustus 2018

8 September

2018

71

Diolah dari dokumen sekretariat MER-C.

Page 200: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

183

2. dr. Yogi Prabowo, SpOT Pusat

7 Agustus 2018 12 Agustus

2018

3. dr. Indragiri, SpAn

Pusat 13

Agustus 2018

4. dr. Hadiki Habib, SpPD Pusat

11 Agustus 2018

19 Agustus

2018

5. dr. Risa Dumastoro, SpOT

Yogyakarta 16 Agustus

2018

6. dr. Muhammad Yusuf Hisam, Sp. An

Yogyakarta 13 Agustus 2018

17 Agustus

2018

7. dr. Fachrisal, SpOT

Pusat 16 Agustus

2018 19

Agustus 2018

8. Drg. Elisabeth Lilyana Sarri Pusat

10 September 2018

19 September

2018

Data di atas dapat dilihat bahwa ada 8 dokter spesialis

yang dikirim oleh MER-C pada gempa bumi Lombok-NTB pada

tahun 2018. 6 dokter spesialis dari Pusat dan 2 dari Yogyakarta.

Dari 8 dokter spesialis tersebut, ada 1 dokter spesialis Radiologi,

3 dokter spesialias tulang, 1 dokter spesialis penyakit dalam, 2

dokter spesialis anastesi, dan 1 dokter spesialis gigi. Dokter

spesialis radiologi sebagai relawan yang tanggap untuk

memastikan tidak ada organ tubuh korban bencana yang rusak

sehingga dapat secara cepat ditangani jika memang ada tulang

atau organ tubuh lainnya yang perlu dibedah. Oleh karena itu,

dokter spesialis radiologi lebih awal dikirim ke Lombok

disbanding dokter spesialis lainnya, yaitu tepat pasca terjadinya

gemba pada tanggal 6 Agustus 2018.

Hal ini terbukti bahwa mayoritas korban gempa Lombok

2018 mengalami kerusakan tulang atau bahkan patah tulang

sehingga dokter spesialis terbanyak yang dikirim oleh MER-C

adalah dokter spesialis Ortopedi dan Tulang. Dokter spesialis

Ortopedi dan Tulang dikirim oleh MER-C dari tanggal 7 Agustus

Page 201: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

184

hingga 19 Agustus 2018. Tidak hanya dokter spesialis tulang, 2

dokter spesialias anastesi juga di kirim oleh MER-C dari tanggal 7

Agustus hingga 17 Agustus secara bergantian sebagai tim

tindakan bedah dan operasi bagi korban gempa yang divonis patah

tulang dan terkena penyakit dalam. Oleh sebab itu MER-C juga

mengirimkan 1 dokter penyakit dalam ke Lombok dari tanggal 11

Agustus hingga 19 Agustus. Dokter spesialis yang terakhir

dikirim oleh MER-C adalah 1 dokter spesialis gigi yaitu pada 10

September hingga 19 Sepetember.

Dikirimnya dokter umum dan dokter spesialis

meniscayakan adanya perawat yang membantu para dokter

melalukan aksi tanggap medisnya terhadap korban gempa di

Lombok. Oleh karena itu, MER-C mengirimkan relawan medis

kategori perawat sebagaimana pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.13

Daftar Tim Medis - Perawat MER-C72

No. Nama Asal Tanggal

Berangkat

Tanggal

Pulang

1. Kipa Jundapri, S.Kep. Ners

Medan 6 Agustus 2018 19 Agustus 2018

2. Bayu Setiyani Yogyakarta

10 Agustus 2018

15 Agustus

2018

3. Miftah, Amd. Kep Pusat 11 Agustus 2018

19 Agustus

2018

4. Thoyib, Amd. Kep Pusat 25 Agustus

2018

5. Gandhi Pranowo AMK

Yogyakarta 16 Agustus

2018

6. Ita Muswita Pusat 16 Agustus 2018

25 Agustus

72

Diolah dari dokumen sekretariat MER-C.

Page 202: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

185

2018

20 November

2018

7. Nurhayati Pusat 25 Agustus

2018

8. Ade Andrian, S.Kep. Ners

Medan 16 Agustus 2018

28 Agustus

2018

9. Bima Anggara, Amd. Kep

Medan 25 Agustus

2018

10. Taufik Nursidik, S.Kep. Ns

Pusat (Lampu

ng)

28 Agustus

2018

11. Aspri Dermawan, Amd.Kep

Medan 23 Agustus 2018

02 September

2018

12. Heri Gunawan Pusat 4 September 2018

22 September

2018

13. Zaid Iriwasan Amd. Kep

Pusat 16 September

2018

14. Rita Elseria Tambunan

Pusat 10 September 2018

19 September

2018

15. Eko Awaluddin Amd. Kep

Pusat 19 September

2018

16.

Thoyib, Amd. Kep Pusat 17 September

2018 30

September 2018

17. Hamdan Makmun

Al Gafiki, S.Kep,

Ners

Mataram Oktober 2018 November

2018

Perawat yang dikirmkan oleh MER-C ke Lombok dari bulan

Page 203: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

186

Agustus hingga November kurang lebih ada 17 orang. Pada Pada

tanggal 11 Agustus 2018 ada 3 perawat dari Pusat 2 dan Yoyang

dikirim oleh MER-C ke Lombok. Kemudian pada tanggal 16

November 2018 ada 5 perawat 2 dari Pusat, 2 dari Medan, dan 1

dari Lampung yang juga dikirim. Pada tanggal tersebut, MER-C

megirimkan perawat terbanyak. Ada 1 perawat yang terakhir dari

Mataram masih siap siaga di Lombok hingga bulan November. Hal

ini terbukti bahwa MER-C telah merencanakan dan membuat

strategi aksi kemanusiaannya dengan mengantisipasi relawan dari

wilayah yang berasal dari wilayah yang tidak jauh dari Lombok,

seperti wilayah Mataram.

Tabel 4.14

Daftar Tim Medis - Bidan MER-C73

No. Nama Asal Tanggal

Berangkat

Tanggal

Pulang

1. Rafi'u Hafizhati, Amd.Keb.

Yogyakarta 23 Agustus 2018

2 September

2018

2. Gita Agustina, Amd.Keb.

Mataram Oktober 2018 November 2018

Salah satu korban yang perlu menjadi prioritas pada gempa

bumi Lombok, NTB adalah ibu dan balita. Oleh karena itu, tidak

hanya dokter umum, dokter spesialis, dan perawat, MER-C secara

khusus mengirim 2 bidan dari Yogyakarta dan Mataram untuk

memberikan layanan kepada ibu dan balita yang menjadi korban.

Bahkan jika melihat kembali data yang ada, bidan tersebut masih

siap siaga di Lombok hingga bulan November. Itu artinya, meski

para dokter umum dan dokter spesialis sudah meninggalkan

Lombok, bidan tersebut masih berada di Lombok untuk memastikan

kesehatan ibu dan balita yang ada di sana. Strategi MER-C pada saat

itu adalah mengirim bidan dari Mataram untuk menjadi relawan

mengingat Mataram jarak jangkaunya sangat dekat dari tempat

gempa, sehingga bidan memungkinkan tinggal lebih lama di tempat

korban bencana.

73

Diolah dari dokumen sekretariat MER-C.

Page 204: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

187

Yang menarik juga ditemukan bahwa, tidak hanya tim-Medis

profesional, MER-C juga secara terbuka menerima dan mengirimkan

tim medis dari mahasiswa yang masih dalam proses kegiatan Co-

Ass. Hal semacam ini menjadi sebuah tantangan baru kepada calon

dokter dan ahli medis untuk mempraktikkan ilmu kedokteran

mereka di tempat-tempat darurat medis seperti pasca gempa bumi

Lombok tahun 2018. Berikut data tim medis dari mahasiswa

kedokteran yang tengah menjalani Cos-Ass.

Tabel 4.15

Daftar Tim Medis – Co-Ass MER-C74

No.

Nama Asal Tanggal

Berangkat

Tanggal

Pulang

1. Anisa Naziha, S.Ked.

Solo 26 Agustus

2018

2 September

2018 2. Nurul Hidayah,

S.Ked.

3. Afrinda Darmawan, S.Ked.

4 September 2018

Data di atas terlihat bahwa ada 3 mahasiswa kedokteran yang

tengah menjalani Co-Ass yang dikirim oleh MER-C untuk

membantu melakukan aksi kemanusiaanya di Lombok. Ketiga

mahasiswa tersebut berasal dari Solo. Mereka tiba di Lombok pada

tanggal 26 Agustus 2018 hinggan 4 September 2018.

Tabel 4.16

Daftar Relawan Non-Medis MER-C untuk Gempa Lombok

Tahun 2018

No. Nama Asal Tanggal

Berangkat

Tanggal

Pulang

1. Iis Islamiah 07 Agust 2018

14 Agustus 2018

74

Diolah dari dokumen sekretariat MER-C.

Page 205: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

188

10 Sept 2018

19 September

2018

16 Nov 2018

20 November

2018

2. Widi Kusnadi Pusat 6 Agust 2018

14 Agustus 2018

2. Akhmad Khusaini, S.Th.I

Mataram Menetap

3. Ikhsan Adi Kurniawan S. I. P

Yogyakarta 10 Agust 2018

08 September

2018

4. Tuwarjie Yogyakarta 11 September

2018

5. Supriyanto, SKM Pusat 11 Agustus

2018

2 September 2018

6. Johan Syahputra Pusat 13 Agustus

2018

08 September

2018

7. Ramlan Pusat (Al-Fatah) 20 Agustus 2018

8. Khoirul Mustofa Pusat (Lampung)

4 September

2018

30 Oktober 2018

9. Sholeh/Obew Pusat (Bandung)

16 September

2018

10. Moch. Gurhana Pusat (Bandung)

16 September

2018

11. Subandriyo

(Logistik)

Pusat 10 September

2018

19 September

2018

12. Mulyadi Jafar (Sopir)

Pusat 17 September

2018

30 September

2018

13. Johan Syahputra (Sopir)

Pusat 24 September

30 September

Page 206: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

189

2018 2018

Dari semua data yang ada dapat disimpulkan bahwa relawan

MER-C yang terjun ke lapangan pada musibah gempa bumi Lombok

adalah 53 orang relawan medis yang terdiri dari 36 dokter baik

umum maupun spesialis, dan 17 orang baik berprofesi sebagai bidan

maupun perawat. Sedangkan relawan non medis berjumlah 14

orang.

c. Pendirian Posko Kesehatan dan Layanan Pengobatan Keliling

Untuk mendukung kerja medis di lapangan, MER-C bahkan

mengirimkan satu truk berisi bantuan medis dan kemanusiaan untuk

Lombok diantaranya tenda- tenda dan peralatan guna pembukaan RS

Lapangan di Lombok Utara sekaligus mengirimkan kendaraan

operasional berupa satu unit ford ranger dan dua unit motor trail.

Kendaraan tersebut untuk memperluas jangkauan mobile clinic

MER-C.75

Pada tanggal 11 Agustus 2018, Tim Bedah MER-C telah

melakukan 14 tindakan operasi. Tim mobile clinic telah melayani

505 pasien korban gempa dengan cara menyusuri desa-desa yang

belum tersentuh bantuan di Kabupaten Lombok Utara. Rima

mengatakan, pada fase akut, MER-C membentuk empat tim kecil.

Pertama, Tim Mobile Clinic untuk melakukan case finding, fokus di

Kabupaten Lombok Utara. Kedua, Tim Rujuk Balik dan Kontrol

untuk mengawasi perawatan pasien di tempat penampungan

sementara. Ketiga, Tim Perawatan Pasien Bangsal. Keempat, Tim

Bedah, saat ini bertugas di RSUD Awet Muda, Narmada Lombok

Barat.

Pada tahap awal setelah proses assessment yang dilakukan

oleh relawan MER-C cabang Mataram, tim MER-C dari pusat

membawa bantuan obat-obatan, air minum dan makanan sebagai

bantuan awal untuk korban bencana gempa di Lombok. Medical

75

Republika. com, ‚MER-C Tetapkan Lombok Misi Kemanusiaan

Jangka Panjang,‛ Berita Online, dalam

https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/wakaf/18/08/15, merc-

tetapkan-lombok-misi-kemanusiaan-jangka-panjang, diakses 7 Oktober

2018.

Page 207: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

190

Emergency Rescue Committee (MER-C) mengirim bantuan medis

dan kemanusiaan tahap dua untuk korban bencana alam di Pulau

Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Bantuan dikirim melalui

jalur darat menggunakan mobil truk dari Kantor Pusat MER-C di

Jakarta pada Selasa 4 September 2018. Bantuan medis dan

kemanusiaan tersebut merupakan tahap dua yang dikirim oleh MER-

C. Sebelumnya pada Agustus 2018 telah dikirimkan juga berbagai

bantuan dan perlengkapan untuk pendirian Rumah Sakit Lapangan

yang dibawa oleh truk dan mobil double cabin.

Rima mengatakan, pengiriman bantuan dalam rangka

menyalurkan donasi dari para donatur yang masuk ke rekening

kemanusiaan MER-C. Sejak awal bencana terjadi, donasi yang ada

terus disalurkan dalam bentuk berbagai bantuan yang dibutuhkan

oleh masyarakat korban gempa bumi.76

Ia menjelaskan bahwa

bantuan medis tahap dua yang dikirim MER-C terdiri atas obat-

obatan seperti obat syrup untuk anak-anak, cairan-cairan pembersih

luka, 500 paket hygiene kit, 400 terpal, 320 selimut dan 250 sarung.

Serta 100 kasur, 100 handuk, 100 box masker, 200 tempat

penampungan air bersih, kain, jilbab, pakaian bayi, mainan anak

dan 150 mushaf Al-Qur’an. Tim relawan MER-C di lokasi juga telah

bersiap menerima kedatangan bantuan medis dan kemanusian

tahap dua. Mereka melakukan assessment ke lokasi-lokasi

terdampak gempa untuk mendata lokasi yang masih sangat minim

bantuan.

Pada tanggal 4 September juga, Tim Lanjutan MER-C yang

terdiri dari sembilan relawan berangkat ke Lombok melalui jalur

udara. Mereka terdiri atas empat dokter umum, dua perawat dan tiga

relawan logistik. Hal ini merupakan komitmen jangka panjang MER-

C untuk turut serta dalam penanganan bencana di Lombok. Tercatat

sebanyak 60 relawan dengan berbagai keahlian telah dikirimkan ke

negeri seribu masjid yang kini luluh lantak akibat gempa.77

76

Wawancara dengan Rima Manzanaris, Manajer Operasional MER-C pada tanggal 6 September 2018 di Sekretariat MER-C Pasar

Senin, Jakarta Pusat. 77

Republilka. com, ‚MER-C Kirim Bantuan Medis Tahap Dua ke

Lombok,‛ Berita Online, dalam https://www.republika.co.id/berita/dunia-

islam/wakaf/18/09/04/peilo7384- merc-kirim-bantuan-medis-tahap-dua-

ke-lombok#, diakses 12 November 2018.

Page 208: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

191

C. Distingsi Gaza dan Lombok sebagai Objek Dakwah MER-C

Kesuksesan aksi kemanusiaan MER-C di Gaza dan Lombok

bukan berarti tidak ada tantangan, kekurangan, dan faktor

penghambat. Begitu sebaliknya, di balik tantangan tersebut, pasti

juga ada kelebihan dan faktor pendukung yang mengantarkan

suksesnya aksi kemanusiaan yang dilakukan MER-C di Gaza dan

Lombok.

1. Distingsi Aksi Dakwah MER-C di Gaza

Gaza merupakan wilayah Palestina yang hingga kini masih

menjadi polemik antara Palestina dan Israel, bahkan dunia

internasional. Fakta itu menjadi niscaya jika Gaza sampai saat ini

sulit dimasuki oleh semua orang, bahkan saat Gaza mengalami

konflik kemanusiaan pada akhir-akhir ini. Hal tersebut bahkan

menjadi hambatan lembaga-lembaga kemanusiaan dari luar, tidak

terkecuali para relawan MER-C saat ingin melakukan aksi

kemanusiaan di Gaza.

Pada Konteks aksi MER-C di Gaza, sebagai NGO yang

bergerak dalam gawat darurat medis, aksi ysng dilakukan adalah

pertolongan pada korban-korban akibat konflik dan perang, maka

penanganannya pun cenderung lebih menantang dan berliku, sebab

untuk sampai ke lokasi tujuan tidaklah mudah, harus melalui jalur-

jalur yang sudah diblokade pemerintah Israel, sementara Indonesia

tidak memiliki hubungan diplomatik. Untuk sampai ke wilayah Gaza

dengan bantuan obat-obatan dan peralatan medis, MER-C harus

melalui jalur darat dan melewati perbatasan Mesir dan Israel. Pada

konteks dan situasi inilah dua misi kegiatan, Humanitarian Aid dan

Humanitarian Politic dilakukan. Dalam merealisasikan program

MER-C menyangkut aksi kemanusiaan ke Palestina, Joserizal

menjalin komunikasi dengan pihak pemerintah, baik pihak

pemerintah Indonesia seperti Kedubes Indonesia untuk Palestina

serta Kementerian Kesehatan, maupun pihak pemerintah atau

otoritas Palestina di Indonesia.

Seorang anggota relawan MER-C dan sembilan orang dari

berbagai lembaga baik jurnalis maupun wartawan mengalami

masalah untuk masuk ke Gaza. Dari 10 orang jumlah rombongan,

hanya lima yang boleh masuk. Seorang anggota MER-C, serta

wartawan lain termasuk dalam kelompok yang ditolak. Mereka

sempat kembali ke kota terdekat, dan pasca dibantu seorang warga

Page 209: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

192

lokal untuk bisa masuk kembali ke Gaza, mereka akhirnya bisa

masuk ke Gaza pada hari berikutnya dan langsung menuju ke

Rumah Sakit Indonesia di Gaza.78

Wakil Duta Besar Palestina untuk Indonesia menyatakan

bahwa, banyak NGO kemanusiaan yang datang ke Palestina, seperti

Palang Merah Internasional dan lain-lain. Kebanyakan dari mereka

datang membawa obat-obatan, akan tetapi yang membedakan MER-

C dengan NGO kemanusiaan lain adalah, MER-C bergerak

membangun Rumah Sakit yang sangat dibutuhkan oleh rakyat

Palestina, khususnya di wilayah Gaza. Hal ini sangat bermanfaat dan

rakyat Palestina sangat berterimakasih kepada MER-C, khususnya

dan rakyat Indonesia pada umumnya.79

Meskipun demikian, di sisi lain Taher juga mengkritisi

beberapa NGO lain yang kadang melakukan misi kemanusiaan

untuk rakyat Gaza dan Palestina, tapi secara prosedural tidak melalui

pembicaraan resmi dengan pihak terkait pemerintah Palestina seperti

Kedubes. Padahal jika ingin melalukan misi bantuan kemanusiaan

ke Palestina, dan dibicarakan secara resmi melalui jalur pemerintah

Palestina, maka pemerintah Palestina melalui Duta Besarnya, akan

membantu memberikan informasi terkait kebutuhan bantuan, lokasi

dan izin. Masih menurut Taher, pada proses awal, MER-C belum

melakukan prosedur tersebut, akan tetapi selanjutnya prosedur

tersebut dilakukan oleh MER-C.80

Meski Rumah Sakit Indonesia sudah berdiri, tantangan yang

muncul adalah sampai saat ini Gaza tetap tegang dengan agresi

militer Israel. Oleh karena itu, tidak sedikit bangunan-bangunan

Rumah Sakit hancur akibat serangan rudal Israel. Mengetahui

kenyataan tersebut, MER-C secara kontinyu tetap memantau dan

78

Marcheilla Ariesta, ‚Cerita Jurnalis Metro TV Bangga Indonesia

Bangun RS di Gaza,‛ Berita Online, dalam

https://www.medcom.id/internasional/asia/yKX9V9aN-cerita- jurnalis-

metro-tv-bangga-indonesia-bangun-rs-di-gaza, diakses 12 Desember

2018, pukul 15: 30 WIB. 79

Wawancara dengan Taher Hamad, di Kantor Kedubes Palestina

untuk Indonesia, tanggal 22 Agustus 2019, Jl. Ki Magunsarkoro No. 64,

Pegangsaan, Menteng, Jakarta-Pusat, pukul 10.30 WIB. 80

Wawancara dengan Taher Hamad, di Kantor Kedubes Palestina

untuk Indonesia, tanggal 22 Agustus 2019, Jl. Ki Magunsarkoro No. 64,

Pegangsaan, Menteng, Jakarta-Pusat, pukul 10.30 WIB.

Page 210: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

193

memperbaiki bagian bagian bangunan Rumah Sakit yang rusak dan

hancur. Bahkan tidak hanya bangunan, secara otomatis banyak

perlengkapan medis yang juga ikut rusak. Oleh karena itu MER-C

harus selalu siap mengirim peralatan medis yang baru untuk

mengganti yang telah rusak.

2. Distingsi Aksi Dakwah MER-C di Lombok

Alasan MER-C memilih Lombok sebagai objek aksi

kemanusiaan sebab musibah Lombok memiliki skala yang besar.

Bagi MER-C, bencana Lombok termasuk dalam kategori bencana

nasional, meski mungkin bagi pemerintah tidak. Jadi, MER-C

memiliki asesemant sendiri. Artinya, jika MER-C melihat bahwa

suatu bencana tersebut skalanya besar dan butuh gotong royong

masyarakat, maka MER akan ikut serta bergotong royong.81

Ciri khas Kayangan, Lombok sebagai objek aksi dakwah

MER-C, wilayah ini terkenal sebagai daerah minim air, terutama

ketika terjadi gempa, mata air tertimbun longsor. Inilah yang

menjadi hambatan dan sempat membuat relawan MER-C ingin

menyerah dan frustasi waktu itu. Dari sisi karakter masyarakatnya,

masyarakat Lombok pada tiap-tiap daerah punya karakteristik yang

khas dengan kesukuannya, sehingga tantangan yang ada adalah

bagaimana para relawan dituntut untuk berkomunikasi ala

masyarakat Lombok. Padahal, secara umum relawan MER-C

mayoritas berasal dari Jakarta atau Pusat. Sebagian mereka ada yang

terkesan jaga image, dan ada pula yang masih menjunjung sekat-

sekat kesukuan, sehingga, menuntut kami untuk berkomunikasi lebih

cair dengan mereka dan tidak terlalu memperlihatkan gaya dialek

Jakarta.82

Selain itu, tantangan yang lain adalah MER-C harus

menunjukkan secara langsung perannya terlebih dahulu kepada

masyarakat Lombok. Hal ini disebabkan oleh masyarakat Lomboh

masih ragu dengan aksi kemanusiaan yang dilakukan oleh MER-C.

81

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, Koordinator Pembina

Relawan MER-C, di Kantor Sekretariat MER-C pada tanggal 20 Desember

2018, pukul 14.00 WIB. 82

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, tanggal 20 Desember 2018,

Di Sekretariat MER-C, Jakarta Pusat, pukul 14.00 WIB.

Page 211: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

194

Misalnya, pada saat MER-C akan membangun MCK, masyarakat

sekitar sangat acuh. Namun ketika semua perlengkapannya suda ada

dan siap, mereka kemudian memberikan respon. Begitu pula ketika

MER-C membuat sekolah darurat di Lombok yang pada awal akan

dibangun oleh Dinas Pendidikan setempat namun gagal, masyarakat

terkesan apatis. Akan tetapi setelah sekolah darurat itu berdiri dan

diadakan kegiatan, masyarakat mulai membuka diri. Meski

demikian, secara umum masyarakat mengaku sangat terbantu oleh

MER-C.

Hal pertama dilakukan MER-C pada saat datang ke Lombok

adalah menemui tokoh masyarakat yang ada di sana, baik kepala

dusun maupun kepala sekolah, membangun MCK, mendirikan

tenda. Artinya MER-C secara etis melakukan musyawarah dengan

para pejabat pemerintah di tingkat wilayah yang ada, oleh karena

banyak dilakukan negosiasi sebab ada beberapa hal yang pasti tidak

setujui oleh pemerintah terkait program MER-C. Dengan koordinasi

dan musyawarah, pada akhirnya didapatkan solusi yang lebih baik.

Selain tantangan yang ada, tentu juga ada beberapa faktor

pendukung MER- C saat melakukan aksi di Lombok. Pertama, dari

situasi gempa, di Lombok Utara bukan merupakan ibu kota provinsi,

Mataram yang merupakan ibu kota provinsi sehingga Mataram

mampu menjadi area penyangga semua kebutuhan di wilayah

gempa. Jadi, ketika MER-C membutuhkan perlengkapan atau bahan-

bahan medis lainnya, para relawan masih bisa mendapatkannya di

Mataram. Hal ini berbeda dengan gempa yang terjadi di Palu, di

mana ibu kotanya langsung yang mengalami gempa. Akibatnya,

tidak ada penyokong, sehingga semua kebutuhan dan perlengkapan

harus dibawa dari luar. Sedangkan di Lombok para relawan tidak

perlu membawanya dari luar, kecuali ketika awal mula saja karena

saat itu tidak ada listrik dan situasinya belum kondusif.83

Kedua, MER-C memiliki relawan-relawan baru yang punya

semangat tinggi dan berani ditempatkan di Lombok hingga sampai

satu bulan, sehingga kontinuitas programnya lebih terjamin. Jika

hanya satu minggu, biasanya akan terjadu perbedaan persepsi antara

satu sama lain, sehingga programnya bisa tidak berkelanjutan dan

83

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, Sp.PD, tanggal 20 Desember

2018, Di Sekretariat MER-C, Jakarta Pusat, pukul 14.00 WIB.

Page 212: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

195

runtut. Hal ini tidak telepas dari upaya MER-C yang memberlakukan

standar minimal bagi relawan. Relawan MER-C harus siap

ditempatkan lebih dari satu minggu, sehat, tidak dibayar, ikhlas, dan

sukarela.

Ketiga, para relawan MER-C yang turun lapangan ini punya

hubungan interpersonal yang cukup baik, terutama cara

berkomunikasinya, sehingga untuk berinteraksi dengan masyarakat

Lombok sangat mudah. Hal ini juga disebabkan oleh keprofesional

para relawan MER-C. Relawan MER-C adalah relawan yang sudah

profesional, baik dokter maupu perawat sehingga dapat ditempatkan

sesuai keahlian mereka ketika melakukan tugas. Untuk relawan lain

diluar itu juga ada tersendiri yaitu relawan non medis yang juga

profesional bahkan mereka juga berasal dari luar Indonesia. Relawan

non-medis MER-C juga mahir dalam beberapa hal, semisal survey

lapangan, membangun tenda, dan lain-lain. MER-C sangat

membutuhkan keterampilan non-medis, sebab medis saja tidak

cukup. Meski demikina, MER-C dalam misi-misi tertentu sangat

ketat dalam merekrut relawan. Misalnya misi konflik atau misi luar

negeri, MER-C meminta relawan yang sudah punya pengalaman

melakukan misi kemanusiaan dalam negeri, memiliki emosi yang

baik, dan memiliki kemampuan komunikasi serta negosiasi yang

baik.84

Untuk konteks wilayah Kayangan, Lombok Utara, pada

dasarnya banyak lembaga kemanusiaan selain MER-C yang datang

namun poskonya cukup jauh dari Kayangan. Oleh karena itu, pada

dasarnya setiap lembaga kemanusiaan ingin menyebar di tempat

yang belum dijangkau lembaga kemanusiaan lainnya sehingga

mereka bisa fokus dengan wilayahnya masing-masing. Hal ini juga

termasuk strategi dan misi MER-C yang berupaya menolong wilayah

yang belum dijangkau lembaga lain seperti di Kayangan yang belum

dijangkau oleh lembaga lain. Oleh karena itu, MER-C fokus di

Kayangan sebab di daerah lain sudah banyak relawannya.

Ketika konflik di Ambon, banyak relawan dan lembaga

kemanusiaan yang datang membantu. Jika melihat data MER-C,

84

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, tanggal 20 Desember 2018,

Di Sekretariat MER-C, Jakarta Pusat, pukul 14.00 WIB.

Page 213: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

196

MER-C beberapa kali datang ke Ambon, baik Ambon satu maupun

Ambon dua dan seterusnya. Bahkan konflik Ambon menjadi

berkepanjangan ketika tidak ada yang mengkampanyekan dan

meliput kejadian ini. Berbeda dengan kasus Lombok, banyak

relawan yang datang ke Lombok pasca bencana. Di antara mereka,

ada yang secara khusus bertugas mencari air saja, sehingga MER-C

tidak turut aktif mencari air. Artinya, jika dibandingan dengan di

Ambon, MER-C di Lombok dapat lebih fokus melakukan aksi

kemanusiaannya yaitu gawat darurat medis.

Posisi MER-C sama seperti lembaga-lembaga lain yang

mendaftarkan diri di klaster kesehatan. Yang membedakan MER-C

dengan lembaga kemanusiaan lain adalah aktivitasnya. Dalam

managemant bencana, MER-C selalu menekankan prioritas pasien.

Para relawan medis MER-C harus bisa memprioritaskan mana

pasien yang harus segera ditolong dan mana yang bisa menunggu,

bahkan harus memprioritaskan keamanan penolong. Bagaimana

aliran pasien itu tidak menumpuk di satu tempat. Sebagai contoh

misalnya ketika di Lombok Utara, rumah sakit yang menjadi rujukan

ialah RS. Tanjung dan pada akhirnya rumah sakit tersebut koleps,

yang akhirnya dibangun RS. Lapangan yang juga punya kapasitas

pertolongan yang tidak maksimal. Oleh karena itu dengan terpaksa

para pasien dikirim ke RS. di Mataram. Ketika mengirim pasien ke

RS Mataram, para relawan MER-C harus melakukan pemilahan.

Artinya, tidak semua pasien harus dikirim ke sana. Ketika semuanya

dikirim ke sana tanpa dipilah-pilah terlebih dahulu, maka pasien

yang keadaannya tidak terlalu gawat ikut dikirim juga ke sana. Hal

tersebut justru menambah kebencanaan. Pasien yang tidak terkena

gempa yang akan berobat ke RS dalam kondisi sakit jantung tidak

bisa tertolong dan meninggal sebab RS. Mataram sudah dipenuhi

korban gempa dari Lombok Utara. Padahal pasien kiriman dari

Lombok ada yang tidak terlalu gawat atau justru yang ketinggalan di

Lombok Utara adalah pasien yang lebih gawat. Hal ini menjadi

penting bagi MER-C untuk melakukan seleksi dan pemilihan tingkat

kedaruratannya.85

MER-C memilih antara pasien yang harus dikirim dan pasien

85

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, Koordinator Pembina

Relawan MER-C, di Kantor Sekretariat MER-C pada tanggal 20 Desember

2018, pukul 14.00 WIB.

Page 214: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

197

yang bisa dikerjakan di tempat. MER-C memberikan alternatif aliran

pasien. Ketika di Lombok, MER-C bekerja di RS. Awat Muda yang

ada daerah di Lombok Barat. Di sana, MER-C bekerja sama dengan

pemerintah daerah yang ada di sana. Pihak RS. memberikan tempat

perawatan di depan RS untuk menangani pasien yang telah

mendapatkan tindakan operasi dan bahkan MER-C juga melakukan

beberapa tindakan operasi.86

Selain MER-C, ada juga BSMI, PMI dan lain-lain yang fokus

pada bantuan medis. Semua lembaga sejenis saling melakukan

koordinasi, sebab Kementerian Kesehatan memiliki kebijakan

bahwa setiap bencana perlu mendirikan klaster kesehatan dengan

level tertentu. Misalnya, ada klaster kesehatan provinsi atau nasional

sebagaimana di Lombok. Penanggung jawab level ini adalah

pemerintah provinsi atau gubernur dengan mengerahkan Dinas

Kesehatan sebagai pelaksana. pelaksananya langsung dinas

kesehatan. Oleh karena itu, MER-C melakukan koordinasi dengan

Dinas Kesehatan yang ada. Klaster kesehatan yang didirikan oleh

Dinas Kesehatan secara kontinyu melakukan pertemuan rutin

sehingga para relawan MER-C bisa mengeluarkan pendapat dan

bertanya terkait penanganan pasien.

MER-C membuat skala prioritas. Misalnya pada saat gempa,

korban terbanyak ialah orang-orang yang patah tulang, maka yang

lebih diprioritas adalah patah tulang. Meski demikian dokter yang

dikirim oleh MER-C tidak hanya dokter spesialis patah tulang, akan

tetapi juga dokter spesialis lain seperti spesialis penyakit dalam,

dokter gigi, dan lain sebagainya.87

Dokter lain selain dokter spesialis

patah tulang membantu mengatur managemant bencana, misalnya

mengatur jadwal sehingga jelas deskripsi kerja masing-masing

relawan, ada yang dinas di rumah sakit, ada yang bagian

membangun relasi sehingga semua korban bisa mendapat tempat di

rumah sakit Narmada dan di Kayangan. Masyarakat tidak bisa

secara tiba-tiba menentukan sendiri tempat mereka akan dirawat,

sebab tim MER-C harus melihat terlebih dahulu lokasi yang ada.

86

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, Koordinator Pembina

Relawan MER-C, di Kantor Sekretariat MER-C pada tanggal 20 Desember

2018, pukul 14.00 WIB. 87

Lihat kembali tabel 4. Tentang relawan medis kategori dokter

spesialis dan dokter umum.

Page 215: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

198

Pada saat bencana Lombok, awalnya MER-C melakukan aksi

kemanusiaan di wilayah Narmada dan Tanjung, baru kemudian

meluas ke daerah Kayangan. Uniknya MER-C adalah aksi

kemanusiaannya langsung berupa asesmen sekaligus melakukan

pertolongan. Dari asesmen dan aksi pertolongan, tim MER-C

selanjutnya datang dengan membawa alat-alat dan relawan lain yang

dibutuhkan sesuai permintaan tim asesmant yang pertama.88

88

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, tanggal 20 Desember 2018,

Di Sekretariat MER-C, Jakarta Pusat, pukul 14.00 WIB.

Page 216: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

199

BAB V

PRINSIP DAKWAH DALAM AKSI KEMANUSIAAN MER-C

Umat Islam adalah umat terbaik (khaira ummah) di antara

umat-umat lainnya (QS Ali „Imran/3:110). Salah satu alasan mengapa

umat Islam disebut umat terbaik, karena aktivitasnya menegakkan

amar ma‟ruf dan nahi munkar yang didorong oleh iman kepada Allah.

Tiga unsur ini: amar ma‟ruf, nahi munkar, dan iman kepada Allah

(tu’minuna billah) merupakan bagian yang integral dalam dakwah.

Maka keberadaan MER-C dapat dikatagorikan sebagai khaira ummah

ukhrijat li al-nas (umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia), jika

dalam aktivitas menjalankan misi kemanusiaan itu tercermin amar

ma’ruf, nahi munkar, dan iman kepada Allah. Oleh karenanya, pada

bab ini diungkap empat prinsip yang tergambar dari aksi kemanusiaan

MER-C di Gaza dan Lombok, yakni, prinsip kemanusiaan universal

sebagai perwujudan ukhrijat Li al-nas, amar ma‟ruf dalam aksi

kemanusiaan MER-C, nahy munkar melalui jihad profesi dan

rahmatan lil ‘a>lami>n sebagai wujud prinsip keimanan.

A. Prinsip Kemanusiaan Universal sebagai Perwujudan Ukhrijat

Li al-Nas Prinsip-prinsip kemanusiaan universal (Humanitarian

Principles) terdiri dari empat prinsip yang telah diakui di seluruh

dunia, yaitu humanity, impartiality, neutrality, dan independence. Para

pekerja kemanusiaan dan (NGO) kemanusiaan dunia menjadikan

prinsip ini sebagai landasan atau pedoman dalam melakukan misi

kemanusiaan mereka. Namun tidak menutup kemungkinan bagi aktor

NGO untuk mengembangkan prinsip-prinsip yang lain di luar

humanitarian principles, untuk diimplementasikan ke dalam peran

yang mereka jalani.

Pertama kali prinsip-prinsip tindakan kemanusiaan diadopsi

secara formal. Pada tahun 1965, ketika Gerakan Palang Merah dan

Bulan Sabit Merah Internasional mendukung kemanusiaan,

ketidakberpihakan, netralitas, independensi, kesatuan, sukarela

pelayanan dan universalitas sebagai prinsip mendasarnya. Prinsip ini

tertulis dalam Konvensi Jenewa 1864, Meskipun dalam perjalanannya

membutuhkan proses belajar dan trial and error selama satu abad

dalam praktiknya, sampai pada kemanusiaan modern. Dengan

pertumbuhan dan diversifikasi sektor kemanusiaan, instrumen lainnya

Page 217: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

200 dikembangkan, seperti Resolusi Majelis Umum PBB 46/182 dan

58/114. Pada tahun 1994 ICRC telah menyelenggarakan serangkaian

konferensi dan lokakarya dengan Universitas Islam di Indonesia,

Pakistan (2004), Iran (2005), Yaman (2006), Maroko (2006, 2009),

Tunisia (2010), Mali (2008), Uganda (2011), Kenya (2013), Indonesia

(2013), Senegal (2014) dan yang terakhir pada tahun 2014 di

Pakistan.1

Sebagian besar LSM keagamaan, menjadikan agama sebagai

nilai dan prinsip dasar motivasi dan tujuan misi. Sebuah survei

terhadap 320 pernyataan misi organisasi, menunjukkan bahwa

sebagian besar menyebutkan agama sebagai sumber motivasi dan

inspirasi.2 Hal ini juga terjadi pada LSM kemanusiaan yang

berlandaskan Islam. Prinsip kemanusiaan merupakan bagian dari

aspek ajaran tertinggi dalam Islam, yaitu Tauhid. Paham bahwa

manusia berasal dari sumber yang satu membawa kepada ajaran

bahwa manusia seluruhnya bersaudara, meskipun berlainan warna,

bangsa, bahasa maupun agama. Paham tauhid mengajarkan bahwa

seluruh manusia berasal dari asal yang satu membawa kepada

humanitarianisme. Humanitarianisme, bukan hanya kasih sayang

kepada sesama manusia, tetapi juga kasih sayang kepada alam,

binatang dan tumbuh-tumbuhan, serta alam benda mati; mencintai

seluruh alam natur ciptaan Tuhan.3

Meskipun LSM religius beroperasi dalam kerangka hukum

dan politik yang sama dari masyarakat sipil sekuler, misi dan

operasinya dipandu oleh konsep ilahi dan pengakuan akan sifat suci

kehidupan manusia. Sejak awal, LSM telah menjadi entitas moral.

Mereka telah menentang "yang salah", mendukung "yang benar", serta

berusaha mengubah distribusi kekuasaan dan sumber daya yang tidak

adil yang menguntungkan orang-orang yang kehilangan haknya. LSM

religius, mengakui asal-usul nilai historis yang "beralasan" dari

agama. Aturan Emas "Kasihilah sesamamu manusia," yang

mendukung semua tradisi keagamaan, menasihati orang-orang untuk

1ICRC, “Hukum Kemanusiaan,” dalam

www.icrc.org/en/document/pakistan-conference-humanitarian-action-light-

sharia-andinternational-hukum kemanusiaan, diakses 17 Januari 2018. 2Marie Juul Petersen, International Religious NGOs at The United

Nations: A Study of a Group of Religious Organizations, h. 2. 3Harun Nasution, Islam Rasional: Gagasan dan Pemikiran, (Jakarta:

Mizan) 1998, h. 211.

Page 218: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

201 memperhatikan kondisi orang lain, sehingga membawa praktik

religius ke dalam ranah publik.4

Prinsip kemanusiaan universal (Humanitarian Principles) jika

disandingkan dengan prinsip rahmatan lil ‘a>lami>n, memiliki irisan

yang sangat dekat bahkan cenderung melahirkan nilai-nilai yang

sejalan. Nilai-nilai kemanusiaan dalam bingkai Islam rahmatan lil ‘a>lami>n menjadi asas perjuangan organisasi Medical Emergency

Rescue Committee (MER-C) dalam melaksanakan program-program

kemanusiaannya. Hal ini dapat terlihat dari slogan dalam setiap aksi

kemanusiaan yang dilakukan di mana pun berada, baik dalam aksi

pertolongan korban di lokasi bencana alam maupun lokasi konflik.

Prinsip tersebut diterjemahkan dalam pengertian memberi rahmat

(pertolongan) kepada semua makhluk baik personal maupun

kelompok tanpa melihat latar belakang agama, mazhab, harakah,

kebangsaan, etnis, golongan, politik, penjahat/bukan,

pemberontak/bukan, melainkan atas dasar to help the most vulnerable

people and the most neglected people.5

Hal ini dilakukan karena wilayah-wilayah yang didatangi

memiliki beragam suku, agama, ras, dan golongan. Ketika berada di

wilayah yang menjadi sasaran misi kemanusiaan, seluruh aktivitasnya

didasarkan pada prinsip kemanusiaan universal yang tidak

bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Dalam perspektif Islam, konsep

kemanusiaan didasarkan pada prinsip benar dan salah, bukan

didasarkan pada prinsip baik dan buruk, atau enak dan tidak enak,

karena baik dan buruk itu bersifat relatif.6 Sedangkan benar dan salah

diukur berdasarkan dalil-dalil agama yang bersumber dari al-Qur‟an

dan Sunnah. Prinsip yang dijalankan MER-C dalam aksi kemanusiaan

berpedoman pada al-Qur‟an:

ب ٱىبط إب أ ػذ ن أمش إ

ا قجبئو ىزؼبسف شؼثب ن جؼي أث رمش ن خيق

خجش ػي ٱلل إ ن أرقى ٱلل

4Julia Berger, “Religious Nongovernmental Organizations: An

Exploratory Analysis,” International Journal of Voluntary and Nonprofit

Organizations, Vol. 14,No. 1 (March 2003), h. 15-39. 5Lihat alamat website resmi MER-C pada www.MER-C.org.

6QS. al-Baqarah/2:216: “... Boleh jadi kamu tidak menyenangi

sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu,

padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak

mengetahui”.

Page 219: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

202 “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-

bangsa serta bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah

ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah

Maha mengetahui lagi Maha mengenal” (QS. Al-H{ujura>t/49: 13).

Aksi kemanusiaan MER-C yang terwujud dalam memberi

bantuan medis bagi para korban konflik/perang di Palestina dan

korban bencana alam di Lombok menunjukkan bukti konkret bahwa

aktivitas organisasi ini membawa pesan-pesan moral tentang

perdamaian, persaudaraan, penegakan keadilan, dan penghormatan

terhadap hak-ahak asasi manusia. Ini berarti, secara kelembagaan

MER-C merupakan khairu ummah (umat terbaik) yang dilahirkan

untuk membawa manfaat dan kemaslahatan untuk sesama manusia

(ukhrijat li al-nas).7 Kehadiran MER-C di tengah umat membawa

rahmat yang kebaikannya dapat dirasakan oleh semua pihak tanpa

dibedakan berdasarkan ras, suku, bangsa, maupun agama, karena

dalam misi kemanusiaan MER-C adalah menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan yang berpegang pada Islam rahmatan lil ‘a>lami>n.

Kata ukhrijat dalam QS Ali ‘Imran/3:110 secara harfiah

berarti ‚uzhhirat‛ (ditampakkan, ditampilkan, dizhahirkan).8 Ahmad

Mushtafa al-Maraghi menjelaskan kata ukhrijat dengan arti: ‚ أظشد

‛,حز رضد ػشفذ9 umat yang ditampakkan, sehingga mereka

berbeda dengan umat lain, dan dapat dikenal indikatornya. Inilah

yang disebut dengan khairu ummah (umat terbaik). Menurut Sayyid

Qutb, khairu ummah merupakan anugerah khusus dari Allah bagi

umat Muhammad saw, karena dengan kehendakNyalah umat ini

menjadi umat terbaik dalam eksistensinya terhadap umat yang lain.

Penggunaan kata ukhrijat dalam bentuk mabniy li al-majhul (al-mabniy li ghair al-fail) perlu mendapat perhatian. Perkataan ini

mengesankan adanya tangan pengatur yang halus (bi al-yad al-mudabbirah al-lathifah), yang mengeluarkan umat ini dan

mendorongnya untuk tampil dari kegelapan dan keghaiban, serta dari

7Istilah yang diungkapkan QS Ali „Imran/3:110.

8Jalal al-Din Muhammad bin Ahmad al-Mahalli, Jalal al-Din Abd

al-Rahman bin Abi Bakr al-Suyuthi, Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, (Beirut: Dar

al-Fikr, 1401 H/1981 M), h. 58. 9Ahmad Mushtafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, (Beirut: Dar al-

Kutub al-„Ilmiyah, 1436 H/2015 M), Cet. ke-3, h. 23.

Page 220: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

203 balik tirai yang tidak ada seorang pun dapat mengetahui apa yang ada

di balik tirai itu kecuali Allah (alladzi la ya’lamu ma waraahu illa Allah). Ini adalah sebuah kalimat yang menggambarkan adanya

gerakan yang mengorbitkan umat ke panggung eksistensi umat yang

mempunyai peranan dan kedudukan khusus ( ىب قب أخ راد دس خبص

.(خبص10

Keterkaitan dengan peran MER-C, kalimat ukhrijat li al-nas

menjadi spirit agar selalu tampil membawa kemaslahatan dan manfaat

bagi kehidupan umat manusia. Salah seorang pendiri MER-C,

Joserizal Jurnalis11

mengatakan, berbuat adil12

untuk semua orang,

tanpa melihat siapa yang ditolong, mengutamakan yang lebih

membutuhkan pertolongan tanpa membedakan suku, agama dan

bangsa menjadi prinsip organisasi MER-C. Secara tidak langsung, ini

merupakan bagian dari dakwah, walaupun tidak terlihat

menyampaikan ayat-ayat dan hadits-hadits, tetapi nilai-nilai rah{matan

10

Sayyid Qutb, Fi Zhilal al-Qur’an, (Kairo: Dar al-Syuruq, 1425

H/2004 M), Cet. ke-34, h. 447. 11

Joserizal Jurnalis adalah salah seorang pendiri MER-C yang sejak

awal turut dalam banyak kegiatan misi kemanusiaan baik di dalam maupun di

luar negeri. Misi pertama yang dilakukan MER-C pada konflik Ambon tahun

1999, diikuti oleh Joserizal ketika baru saja lulus dari Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia (UI). Dokter spesialis Ortopedi ini dalam setiap misi

kemanusiaannya juga telah melakukan banyak operasi khususnya patah

tulang pada korban-korban konflik maupun bencana alam. Pengalaman ketika

terjun dalam aksi kemanusiaanya bersama MER-C dituangkan dalam sebuah

buku berjudul “A True Story Jalan Jihad Sang Dokter”, Kisah dr. Joserizal

dan Tim MER-C menantang maut, menyelamatkan ribuan nyawa, demi

Kemanusiaan. 12

Adil artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya. Maksudnya ialah

tidak memihak antara yang satu dengan yang lain. Menurut istilah, adil

adalah menetapkan suatu kebenaran terhadap dua masalah atau beberapa

masalah, untuk dipecahkan sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan

oleh agama. https://www.viva.co.id, (diakses 16 Agustus 2016). Dalam QS.

al-Nisa‟/4:135 ditegaskan: “Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu

orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah

biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia

kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka

janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari

kebenaran. Jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi

saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang

kamu kerjakan”.

Page 221: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

204 lil ‘a>lami>n terwujud dalam realitas keadilan,

13 yakni bertindak atas

dasar kebenaran, bukan mengikuti kehendak hawa nafsu. Menurut

Mirda, rah{matan lil ‘a>lami>n yang dipahaminya sebagai relawan medis

yang tergabung dengan MER-C, yaitu menolong siapa pun tanpa

melihat sisi yang lain, baik ras, gender, ataupun agama.14

Rumah Sakit Indonesia yang dibangun di Gaza, memberikan

manfaat bukan hanya bagi penduduk Gaza yang beragama Islam,

tetapi juga bagi penduduk Gaza non muslim. Taher Hamad

mengatakan, meskipun Rumah Sakit Indonesia yang dibangun di Gaza

adalah sumbangan rakyat Indonesia yang mayoritas muslim, akan

tetapi dalam memberikan pelayanan tidak memandang latar belakang

korban yang datang, umat Nasrani pun mendapatkan pelayanan yang

sama.15

Tidak ada diskriminasi pelayanan bagi pasien, karena tujuan

utamanya adalah menolong korban dan mengurangi penderitaan

korban.

MER-C bergerak di bidang kesehatan, dan di situlah terdapat

nilai-nilai dakwah tanpa harus melakukan aktivitas ceramah seperti

para muballigh. Artinya, dengan melayani masyarakat dan korban,

berarti telah melakukan bagian dari dakwah. Dalam hal ini, tim

relawan MER-C berdakwah melalui profesi mereka dengan cara

mengobati para korban bencana alam atau konflik. Sebagai organisasi

yang berasaskan Islam dengan misi rah{matan lil ‘a>lami>n, MER-C

tidak menolak bagi umat agama lain untuk bergabung menjadi

relawan selagi bersedia mengikuti aturan lembaga ini. MER-C akan

menurunkan relawan muslim ke daerah bencana yang mayoritas

penduduknya muslim, seperti Aceh. Sedangkan di daerah bencana

yang penduduknya mayoritas non muslim semisal Manado, maka

MER-C akan mempertimbangkan terlebih dahulu relawan yang bisa

diturunkan. Dari sini, tim relawan muslim yang diterjunkan di wilayah

13

Wawancara dengan Joserizal Jurnalis, Sp.OT, tanggal 29 Juni

2016, di Rumah Sakit Siaga, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pukul 11.30

WIB. 14

Wawancara dengan Mirda, relawan MER-C yang berprofesi

dokter, di lokasi bencana, Kayangan, Lombok Utara, tanggal 13 September

2018. 15

Wawancara dengan Taher Hamad, Wakil Duta Besar Palestina

untuk Indonesia, di Kantor Kedubes Palestina untuk Indonesia, tanggal 22

Agustus 2019, Jl. Ki Magunsarkoro No. 64, Pegangsaan, Menteng, Jakarta-

Pusat, pukul 10.30 WIB.

Page 222: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

205 mayoritas non muslim dituntut untuk memperlihatkan akhlak seorang

muslim, terutama dengan cara melayani semua pasien secara

profesional tanpa harus memandang perbedaan agama.16

Prinsip rah{matan lil ‘a>lami>n sebenarnya adalah konsep

kemanusiaan universal dalam Islam yang sudah teruji. Perlakuan

Rasulullah saw terhadap orang-orang kafir Quraisy dengan memberi

maaf di kala penaklukan kota Mekkah (fath{ Makkah), bahkan

membebaskan mereka tanpa ada balas dendam merupakan bukti

kongkret aktualisasi rah{matan lil ‘a>lami>n yang terjelma dalam konsep

kemanusiaan universal. Dasar kemanusiaan ini menjadi kunci penting

dalam keberhasilan dakwah Rasulullah Saw. Ajaran humanisme

termaktub dengan jelas dalam khutbah Rasulullah saw di Padang

Arafah ketika menunaikan haji wada‟, yang melahirkan gagasan

brilian tentang menghormati hak sesama manusia dan realisasi

ekonomi yang sehat tanpa sistem ribawi. 17

Di Indonesia, humanisme merupakan salah satu dasar dari

butir sila Pancasila, yakni kemanusiaan yang adil dan beradab. Ini

mengandung arti, orang yang bertauhid kepada Allah, tetapi tidak

sampai kepada kemanusiaan dikatagorikan orang yang berdusta dalam

agama. Semua manusia di hadapan Allah SWT adalah sama, yang

membedakan hanyalah takwa sebagaimana dalam QS. al-

Hujurat/49:13. Islam meletakkan dasar-dasar kesetaraan derajat dan hak

asasi manusia. Karena itulah, semua pandangan yang

mendiskriminasikan tidak dapat diterima. Entitas Islam sebagai

16

Wawancara dengan Iis Islamiyah, relawan non Medis MER-C di

lokasi bencana, Kayangan, Lombok Utara, pada tanggal 13 September 2018.

Ia bergabung di MER-C sejak tahun 2000. 17

Pada tahun 10 Hijri, Rasulullah saw melaksanakan ibadah haji

akbar. Karena haji ini merupakan haji terakhir, ahli sejarah kemudian

menyebutnya sebagai haji wada‟ (haji perpisahan). Di Arafah, Rasulullah saw

berkhutbah yang tidak sedikit pun berkenaan dengan ibadah ritual. Dalam

khutbah itu, Rasulullah saw memulainya dengan menekankan kewajiban

menghormati darah dan kehormatan seseorang (hak asasi manusia).

Rasulullah saw meminta perhatian para jamaah haji terhadap sistem ekonomi

jahiliyah yang tidak adil, yang diwujudkan dalam praktik riba. Rasulullah

saw juga berbicara tentang hak-hak perempuan, dan berpesan kepada kaum

mukmin untuk melindungi dan menghormati mereka (kaum perempuan).

Lihat Jalaluddin Rakhmat, Membuka Tirai Kegaiban: Renungan-Renungan

Sufistik, (Bandung: Mizan, 1999), Cet. ke-9, h. 60.

Page 223: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

206 rah{matan lil ‘a>lami>n mengakui eksistensi pluralitas sebagai

sunnatullah. Pluralitas adalah syarat determinan dalam penciptaan

makhluk di muka bumi. Konsep humanisme yang diajarkan oleh

Rasulullah Saw begitu luhur, tidak saja menyerukan perdamaian lintas

batas, tetapi saling menjaga dan memperat tali persaudaraan dengan

siapa pun.18

Semangat ketuhanan melahirkan kesalehan pribadi atau

individual, yang ditunjukkan melalui kepatuhan dalam menjalankan

doktrin pokok agama, seperti shalat, zakat, puasa, haji, dan ibadah

formal lainnya. Sementara semangat kemanusiaan melahirkan

kesalehan sosial yang terwujud dalam bentuk empati, simpati, dan

solidaritas sosial. Dalam Islam, semangat ketuhanan tanpa semangat

kemanusiaan dikecam sebagai pendusta agama sebagaimana dalam

QS. al-Ma‟un/107:1-7. Sebaliknya, semangat kemanusiaan tanpa

semangat ketuhanan ditolak dan tidak dapat diterima, karena amal

yang dilakukan bagaikan fatamorgana atau bayangan palsu

sebagaimana dalam QS. al-Nur/24:39.

Semangat ketuhanan dan semangat kemanusiaan merupakan

kesatuan yang integral. Namun faktanya, ada orang yang memiliki

semangat ketuhanan sangat tinggi, tetapi ia menutup mata terhadap

problem sosial di sekelilingnya. Ia beragama, tetapi tanpa disertai

kesalehan sosial. Sebaliknya, ada orang yang memiliki semangat

kemanusiaan yang tinggi, moralis dan humanis, tetapi ia tidak

bersedia menisbahkan diri untuk melaksanakan doktrin pokok

agama.19

Berdasarkan hal itu, MER-C melandasi aksi kemanusiaan

dengan semangat ketuhanan, sehingga tim relawan dalam

menjalankan misinya didorong dengan power ikhlas.

Joserizal memberi contoh sikap ksatria Shalahuddin al-Ayubi

yang mengobati musuhnya ketika sakit.20

Begitu pula, di saat

18

Muhammad Makmun Rasyid, “Islam Rahmatan Lil Alamin

Perspektif KH. Hasyim Muzadi,” Jurnal Episteme, Vol. 11, No. 1, Juni 2016,

h. 111. 19

A. Ilyas Ismail, The True Da’wa Menggagas Paradigma Baru

Dakwah Era Milenial, h. 128. 20

Suatu malam, Richard the Lion Raja Inggris, musuh Shalahuddin

al-Ayubi sedang sakit di dalam tenda tentara Kristen. Tiba-tiba ada satu

sosok manusia datang kepada Richard the Lion untuk mengobati

penyakitnya. Tidak ada yang menyangka kalau yang mengobati Raja Inggris

yang sedang sakit itu adalah Shalahuddin al-Ayubi yang menyamar agar

Page 224: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

207 Shalahuddin al-Ayubi memasuki Jerusalem dengan tidak didasari

dendam, itu menunjukkan implementasi nilai-nilai kemanusiaan

universal dalam Islam yang berkeadilan.21

Shalahuddin al-Ayubi yang

juga sering disebut sebagai Sultan Saladin adalah pahlawan Islam

ketika terjadi perang salib. Ia berasal dari keturunan Kurdi, bukan

orang Arab, dan bukan pula berkebangsaan Palestina. Tetapi ia

menghabiskan sepanjang hidupnya untuk berjihad membebaskan

Palestina dan al-Aqsha.

Pada hari jum‟at tanggal 27 Rajab 583 H bersamaan dengan

tanggal peristiwa Isra‟ Mi‟raj Rasulullah saw, Jerusalem diambil alih

pasukan kaum muslimin yang dipimpin Shalahuddin al-Ayubi.

Banyak orang yang terdiri dari ulama, pembesar-pembesar, pedagang,

dan orang-orang biasa datang merayakan kemenangan ini setelah

menunggu hampir 90 tahun saat shalat jum‟at digelar kembali di Bayt al-Muqaddas. Shalahuddin al-Ayubi tidak melakukan pembalasan

terhadap tentara-tentara salib (Kristen) yang telah membunuh umat

Islam ketika orang-orang Kristen merebut Jerusalem. Sesuai tuntunan

ajaran Islam, orang sipil tidak boleh dibunuh dalam peperangan.22

Inilah keteladanan seorang ksatria, tokoh muslim yang sangat bijak,

adil, dan toleran dalam menjalankan dakwah. Saat itu, banyak

kalangan Kristen yang memeluk agama Islam karena terkesan dengan

keluhuran akhlak Shalahuddin al-Ayubi. Joserizal dan tim MER-C

ingin menghadirkan perjuangan dalam misi kemanusiaan seperti yang

ditampilkan oleh Shalahuddin al-Ayubi.

Berkenaan dengan memberi pertolongan dan perlindungan

kepada kalangan non muslim yang membutuhkan bantuan, ditegaskan

dalam QS. al-Taubah/9:6:

إ ىل ث ۥ ر أ أثيغ ث ٱلل

غ مي غ ٱعزجبسك فأجش حز ششم ٱى أحذ أ

ل ؼي ق

identitasnya tidak ketahuan. Ia sanggup membuang perasaan benci untuk

merawat musuhnya sendiri yang sudah tidak berdaya.

https://m.kaskus.co.id/thread/54cd3906138b463c588b456b/kisah-, (diakses

01-02-2015). 21

Wawancara dengan Joserizal Jurnalis, 29 Juni 2016. 22

Kaskus, “Kisah”, dalam

https://m.kaskus.co.id/thread/54cd3906138b463c588b456b/kisah-, (diakses

01-02-2015).

Page 225: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

208 “Dan jika di antara kaum musyrikin ada yang meminta perlindungan

kepadamu, maka lindungilah agar dia dapat mendengar firman Allah,

kemudian antarkanlah dia ke tempat yang aman baginya. (Demikian)

itu karena sesungguhnya mereka kaum yang tidak mengetahui”.

Ibn Katsir memaparkan bahwa ayat tersebut menjadi acuan

Rasulullah saw dalam memperlakukan orang kafir atau musyrik yang

ingin mendapatkan perlindungan, apakah statusnya sebagai orang

yang minta petunjuk (mustarsyid), atau sebagai delegasi dari orang-

orang kafir. Hal itulah yang dilakukan oleh sekelompok kafir Quraisy

(jama>’ah min al-rusul min Quraish) yang terdri dari: „Urwah bin

Mas‟ud, Mukriz bin Hafsh, Suhail bin „Amr, dan lain-lain. Satu

persatu dari orang-orang musyrik itu menghadap Rasulullah saw

seraya menyampaikan permasalahan-permasalahannya, sehingga

mereka mengetahui bagaimana kaum muslimin mengagungkan Rasul.

Sebuah pemandangan mengagumkan yang tidak mereka jumpai pada

diri raja-raja di masa itu. Mereka pulang kepada kaumnya dengan

membawa berita tersebut. Peristiwa ini merupakan faktor terbesar

yang mendorong sebagian besar mereka menerima agama Islam.23

Berlandaskan spirit QS. al-Taubah/9:6, Joserizal mengatakan

bahwa tim relawan MER-C akan menolong siapa pun dengan

menjunjung prinsip profesionalitas dan netralitas. Ketika menangani

pasien non muslim di Ambon, yang merupakan wilayah konflik antara

muslim dan non muslim, para korban dari kalangan non muslim yang

ditolong mengetahui tim medis MER-C itu terdiri dari para dokter

muslim. Awalnya mereka sempat curiga, namun setelah dijelaskan

bahwa tim dokter MER-C akan membantu seluruh pasien tanpa

membedakan suku, agama, dan ras. Karena itu, di ruang operasi, ada

pasien muslim yang meneriakan Allahu Akbar, sementara pasien non

muslim meneriakan kata Haliluya. Posisi MER-C waktu itu berada di

tengah-tengah, tidak memihak salah satu kelompok, walaupun tim

medis MER-C adalah para dokter muslim. Inilah yang disebut dengan

profesionalitas dalam bekerja, dan netralitas dalam memberi bantuan,

yang menurut MER-C sebagai manifestasi dari makna “rah{matan lil ‘a>lami>n”.

24

23

Imad al-Din Abu al-Fida‟ Ismail bin „Umar bin Katsir al-Qurasyi

al-Dimasyqiy, Al-Mishbah al-Munir Fi Tahdzib Tafsir Ibn Katsir, (Riyadh:

Dar al-Salam li al-Nasyr wa al-Tauzi‟, 2000 M/1421 H), Cet. ke-2, h. 555. 24

Wawancara dengan Rima Manzanaris, Manajer Operasional MER-

C pada tanggal 6 September 2018 di Sekretariat MER-C, pukul 13.00 WIB.

Page 226: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

209 Dalam melaksanakan aksi kemanusiaan, MER-C tidak hanya

fokus di bidang kebencanaan, tetapi juga pada kasus lainnya, seperti

masalah teroris. Ketika ada salah seorang teroris yang sakit, dan tidak

ada satu pun lembaga yang mau mengurusnya karena khawatir

dituduh sebagai bagian dari teroris, maka MER-C hadir mendampingi

teroris tersebut dengan mempertimbangkan berbagai resiko yang akan

terjadi. Tim medis MER-C mengobati teroris bukan berarti pro

terhadap ideologinya, tetapi karena yang bersangkutan itu sakit.

Misalnya di saat Abu Bakar Ba‟asyir sedang sakit, MER-C

menanganinya setelah melakukukan negosiasi dengan pihak

kepolisian. Ini menunjukkan bahwa MER-C merupakan lembaga yang

fokus di bidang gawat darurat dengan prinsip, siapa pun itu, bahkan

seorang penjahat atau Zionis sekali pun, jika terluka, harus dibantu

dan ditolong. Prinsip ini bagian dari dakwah yang tersirat di lembaga

MER-C, dengan harapan bahwa bantuan tersebut memberikan kesan

positif tentang ajaran Islam yang sesungguhnya,25

yakni rahmatan lil ‘a>lami>n.

Konsep kemanusiaan secara universal itu berarti, Islam sudah

menyatakan prinsip rah{matan lil ‘a>lami>n. Jika melihat sejarah masa

lalu, bagaimana misalnya seorang Salahuddin Ayyubi ketika

musuhnya sakit diobati dan ketika masuk Yarusalem tidak dendam.

Hal itu sebagai bukti bahwa Islam memiliki nilai-nilai kemanusiaan

universal berkeadilan. Posisi Islam bergantung pada umatnya

memposisikannya. Meski demikian, MER-C dalam aksi

kemanusiaannya tidak boleh mendakwahi orang yang ditolong,

misalnya memberi al-Quran, sembako dan. Pengobatan MER-C dalam

aksi kemanunisaannya hanya boleh menjelaskan bahwa MER-C

adalah Islam yang siap menolong siapa saja.

MER-C tidak boleh mendoktrin objek aksi kemanusiaannya.

Biarkan mereka mengerti sendiri bagaimana orang Islam melakukan

kegiatan kemanusiaan.26

Bahkan kode etik dakwah juga melarang hal

yang demikian, kecuali objek dakwah secara pribadi ingin mengetahui

Islam secara utuh. Jika kondisinya demikian, MER-C harus

menjelaskan Islam dengan baik. MER-C mempriortaskan yang paling

membutuhkan dan tidak boleh melihat dari latar belakang suku,

25

Wawancara dengan Iis Islamiyah, relawan MER-C pada tanggal 13

September 2018. 26

Wawancara dengan dr. Joserizal Jurnalis, di Rumah Sakit Siaga,

Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Tanggal 29 Juni 2016, Pukul 11.30 WIB.

Page 227: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

210 agama, partai, negara, madzab sebagaimana prinsipnya rahmatan lil ‘A>lami>n, kasih sayang untuk seluruh alam.

B. Amar Ma’ruf dalam Aksi Kemanusiaan MER-C

Pembahasan mengenai ummah yang diterjemahkan sebagai

civil society oleh beberapa kalangan memunculkan suatu pertanyaan

mendasar, seperti apa sebenarnya gambaran sebuah masyarakat

madani atau civil society jika diwujudkan dalam sebuah komunitas

atau masyarakat setelah masa Rasulullah saw. Gambaran suatu

komunitas ideal atau masyarakat madani secara historis mengacu pada

masyarakat Madinah di bawah kekuasaan Nabi Muhammad saw, di

mana masyarakat Madinah dimaksud adalah masyarakat pluralis yang

terikat dalam prinsip-prinsip yang tertuang dalam Piagam Madinah.

Sebagaimana telah dibahas secara teoritik pada bab dua mengenai

konsep keumatan, maka dapat diasumsikan bahwa jika suatu

kelompok masyarakat telah menjalankan kewajiban dan fungsinya

dalam mengajak kepada kebaikan (dakwah ila> al-khair), menegakkan

amar ma’ruf dan nahi munkar berarti kelompok masyarakat tersebut

dapat dikatakan sebagai khairu ummah atau sebaik-baik umat

sebagaimana QS. Ali Imran/3:104 dan 110.

Konsep amar ma’ruf nahi munkar27 menunjukkan bahwa

Islam sangat berkepentingan pada realitas sosial. Ayat-ayat al-Qur‟an

27

Secara etimologi, amr ma’ru >f nahy munkar berarti menyuruh

kepada yang ma’ru >f, dan mencegah dari yang mungkar. Kata Ma’ruf terambil dari akar kata ‘arafa, yakni bentuk isim maf’ul yang secara

etimologis berarti dikenal, sebaliknya munkar, berasal dari akar kata ankara,

yaitu bentuk isim maf’ul yang artinya adalah sesuatu yang tidak dikenal.

Menurut Muhammad Abduh, ma’ruf adalah apa yang dikenal (baik) oleh

akal sehat dan hati nurani (ma ’arafathu al-‘uqu>l wa al-t {aba’ al-Sali>mah),

sedangkan munkar adalah apa yang ditolak oleh akal sehat dan hati nurani

(ma> ankarathu al-‘uqu>l wa al-t {aba’ al-Sali>mah). Lihat Muhammad Rasyid

Ridha, Tafsir al-Mana>r, (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 2011), Jilid IV,

Cet. ke-3, h. 23. Muhammad Ali al-Shabuni mendefinisikan ma’ruf dengan

‚apa yang diperintahkan syara’ (agama) dan dinilai baik oleh akal sehat‛

(ma amara bihi al-syara’ wa istahsanahu al-‘aqlu al-salim), sedangkan

munkar adalah ‚apa yang dilarang syara’ dan dinilai buruk oleh akal sehat‛

(ma naha> ‘anhu al-syara’ wa istaqbahahu al-‘aqlu al-Sali>m). Bandingkan

Muhammad Ali al-Shabuni, Shafwat al-Tafasir, (Kairo: Dar al-Shabuniy,

1431 H/2009 M), jilid 1, Cet. ke-1, h. 201. Dari dua definisi tersebut, yang

menjadi ukuran ma’ruf atau munkarnya sesuatu ada dua, yaitu agama dan

Page 228: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

211 yang secara eksplisit menggunakan istilah “amr ma’ru>f nahy munkar‛

ditemukan dalam beberapa tempat, yaitu: QS. Ali „Imran/3:104, 110,

114; QS. al-A‟raf/7:157; QS. al-Taubah/9:71, 112; QS. al-Hajj/22:41;

dan QS. Luqman/31:17. Salah satu dari ayat itu yang dengan tegas

memerintahkan untuk melakukan amr ma’ru>f nahy munkar adalah QS.

Ali „Imran/3:104, sebagai berikut:28

ئل ى أ نش ٱى ػ ؼشف ثٱى ش أ ش إى ٱىخ خ ذػ

أ ن ىزن

فيح ٱى

“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru

kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma‟ruf, dan mencegah

dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”

(QS. Ali Imran/3:104).29

akal sehat atau hati nurani, bisa kedua-duanya sekaligus atau salah satunya.

Semua yang diperintahkan oleh agama adalah ma’ruf, begitu juga

sebaliknya, semua yang dilarang agama adalah munkar. Adapun hal-hal yang

tidak ditentukan oleh agama, maka ukuran ma’ruf dan munkarnya

ditentukan oleh akal sehat atau hati nurani. Berdasarkan ini, al-Ashfahani

mendefinikan: ‚Ma’ru>f adalah sebuah nama untuk semua perbuatan yang

dikenal baiknya melalui akal atau syara’, dan munkar adalah apa yang

ditolak oleh keduanya‛ (Wa al-ma’ru>f ismun likulli fi’lin yu’rafu bi al-‘aqli aw al-shari’ h{usnuhu>, wa al-munkar ma> yunkaru bihima>). Lihat Al-Raghib

al-Ashfahani, Mufrada>t Alfa>z{ al-Qur’a>n, (Beirut: Da>r al-Fikr,1432 H/2010

M), h. 249. 28

Muchlis M. Hanafi (Ed.), Damai Bersama Al-Qur’an: Meluruskan

Kesalahpahaman seputar Konsep Perang dan Jihad dalam Al-Qur’an,

(Jakarta: LPMQ, 2018), Cet. ke-2, h. 219-220. 29

Sebagian ulama ahli tafsir memahami status perintah menyuruh

berbuat baik dan mencegah berbuat buruk (amr ma’ru >f nahy munkar) adalah

fardhu kifayah (wajib kelompok). Preposisi huruf ‚min‛ pada ayat tersebut

menunjukkan arti ‚sebagian‛ (li al-tab’idh), yakni sebagian dari setiap

komunitas harus melakukan aktivitas amar ma’ru>f nahy munkar. Mengapa

tidak seluruhnya? Karena seseorang yang akan melakukan aktivitas itu harus

tahu mana yang ma‟ruf dan mana yang mungkar, serta harus mengetahui

mana yang menjadi prioritas (taqdi>m al-ahamm min al-muhim). Jika tidak,

dikhawatirkan yang terjadi justru sebaliknya, menyuruh yang mungkar dan

mencegah yang ma‟ruf, bersikap tegas pada yang seharusnya lembut atau

sebaliknya. Akibat wawasan yang sangat terbatas dan tidak tahu perspektif

pihak lain, lalu mencegah hal-hal yang sebenarnya bukan mungkar.

Sementara itu, ada juga yang memahami preposisi huruf “min‛ sebagai

penjelas (li al-tabyi>n), sehingga berimplikasi pada kewajiban setiap individu

muslim untuk melakukan amar ma’ru>f nahi munkar berdasarkan kadar

Page 229: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

212

Menurut Kuntowijoyo, belum bisa dikatakan Islami jika kaum

muslimin bersikap acuh tak acuh terhadap kondisi struktural

masyarakatnya, sementara mereka mengetahui bahwa kondisi tersebut

bersifat mungkar.30

Islam memiliki dinamika untuk timbulnya desakan

pada adanya transformasi sosial secara terus-menerus sebagai akar

dari misi ideologisnya, yakni cita-cita untuk menegakkan amar ma’ru>f nahy munkar di masyarakat sebagai kerangka keimanan kepada

Tuhan. Amar ma’ru>f berarti humanisasi dan emansipasi, nahy munkar

kemampuannya, baik dengan power (kekuasaan), perkataan (nasihat),

maupun sekadar dalam hati. Lihat Muchlis M. Hanafi (Ed.), Damai Bersama

Al-Qur’an: Meluruskan Kesalahpahaman seputar Konsep Perang dan Jihad

dalam Al-Qur’an, 220. Dinyatakan dalam sebuah hadis:

ػ أث عؼذ اىخذس سض هللا ػ فبه: عؼذ سعه هللا صي هللا ػي عي قه " سأ

فيغش ثذ، فئ ى غزطغ فجيغب، فئ ى غزطغ فجقيج، رىل أضؼف اإلب" )سا ن نشا

غي(.

Dari Abu Sa‟id al-Khudriy r.a berkata: aku mendengar Rasulullah saw

bersabda, “Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran, hendaklah ia

mengubah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika

tidak mampu, maka dengan hatinya. Yang demikian itu termasuk selemah-

lemahnya iman” (HR. Muslim).

Muhammad bin „Allan al-Shaddiqiy mengutip penjelasan Ibrahim

al-Matbuliy yang mengatakan bahwa mengubah kemungkaran dengan tangan

(taghyir al-munkar bi al-yad) adalah tugas para penguasa dan jajarannya (li al-wula>h wa man qarabahum), sedangkan dengan teguran (ucapan)

merupakan tugas para ulama (li al-‘ulama>’ wa al-‘a>mili>n), dan dengan hati

adalah mereka yang memiliki nurani (li arbab al-qulub). Lihat Muhammad

bin ‘Allan al-Shiddiqiy al-Syafi’iy al-Asy’ariy al-Makkiy, Dalil al-Fa>lih{i>n li T{uruq Riya>d{ al-S{a>lih{i>n, (Beirut: Kairo: Dar al-Hadits, 1998 M/1419 H), Juz

1, Cet. ke-1, h. 397. Penguasa memiliki power berupa kekuatan fisik yang

dapat memaksa melalui kebijakan yang ditetapkannya, dan ulama menduduki

posisi penting sebagai pemegang urusan keagamaan (al-shuu>n al-di>niyyah).

Power penguasa dan nasihat ulama akan menjadi kekuatan eksistensial

pendukung dakwah jika keduanya dapat sejalan dalam penegakkan amar

ma’ruf nahi munkar. Kedudukan penguasa dan ulama akan menjadi uli al-

amr yang wajib ditaati oleh kaum muslimin bila konsisten melaksanakan misi

dakwah (QS. al-Nisa‟/4:59). Namun sebaliknya, penguasa dan ulama tidak

boleh ditaati dan diikuti ketika kebijakan serta fatwa yang mereka keluarkan

paradoks dengan kebenaran absolut, yaitu al-Qur‟an dan Sunnah. 30

Lihat QS. al-Baqarah/2:42 menyatakan: “Janganlah kalian

mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan, dan janganlah kalian

menyembunyikan kebenaran, sedangkan kalian mengetahui”.

Page 230: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

213 merupakan upaya untuk liberasi. Di setiap masyarakat, dengan

struktur dan sistem apapun, serta dalam tahap historis manapun, cita-

cita untuk humanisasi, emansipasi, liberasi dan transendensi, akan

selalu memotivasi gerakan transformasi Islam.31

Kuntowijoyo menyamakan pengertian amar ma‟ruf dengan

humanisasi, yaitu “memanusiakan manusia, menghilangkan

kebendaan, ketergantungan, kekerasan, dan kebencian dari

manusia.”32

Dengan demikian, aksi kemanusiaan yang dilakukan

MER-C di wilayah korban konflik seperti Palestina dan korban

bencana alam di Lombok dapat dikatagorikan amar ma‟ruf, sebab aksi

tersebut memiliki tujuan yang sama dengan humanisasi, yakni

memanusiakan manusia. Melalui aksi kemanusiaan inilah MER-C

berperan mendorong umat agar berbuat kebaikan yang dapat

melahirkan kesejahteraan dan keadilan.

Untuk memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat, pemerintah

atau sektor bisnis swasta tidak dapat diharapkan secara maksimal.

Lagi pula, untuk tindakan beberapa aksi sosial akan lebih baik jika

dilakukan kelompok masyarakat (civil society) dan komunitas agama

ketimbang oleh pemerintah atau pihak swasta. Gerakan sosial

biasanya tumbuh sebagai respon masyarakat terhadap kebijakan

pemerintah yang dianggap seringkali menghilangkan hak warga

negara, ekonomi, sosial, budaya maupun politik.33

Dalam konteks ini,

sebagai sebuah LSM, MER-C memiliki keunikan di mana sumber

dananya berasal dari sumbangan masyarakat umum. Artinya sumber

pendanaan MER-C bukan dari pemerintah. Oleh karena itu, MER-C

sebenarnya tidak memprogramkan penggalangan dana secara rutin.

Jadi hubungan MER-C dengan masyarakat lain itu sebenarnya

melengkapi. Bisnis utama MER-C adalah kebencanan dengan prinsip

melengkapi yang fokus pada korban yang paling terancam dan yang

paling terabaikan.34

31

Kuntowijoyo, Paradigma Islam Interpretasi untuk Aksi, (Bandung:

Mizan, 1991), h. 338-339. 32

Kuntowijoyo, Islam sebagai Ilmu Epistemologi, Metodologi dan

Etika, (Bandung: Mizan, 2005), h. 98. 33

Husni Mubarak, “Dakwah Bil Hal: Inspirasi Dakwah ala Gerakan

Gulen di Turki,” dalam http://www.fethullah-gulen.net, , August 2012,

diakses 24 Februari 2017. 34

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, tanggal 20 Desember 2018,

di Sekretariat MER-C, Jakarta Pusat, pukul 14.00 WIB.

Page 231: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

214

Sebelum masa reformasi (masa orde baru), gerakan sosial

yang tumbuh di masyarakat diawasi dengan ketat, sehingga sulit untuk

berkembang dan mendapat tekanan yang sangat kuat dari penguasa.

Bahkan seringkali dianggap sebagai kelompok yang dianggap

terlarang jika kegiatannya tidak sejalan dengan penguasa pada saat itu.

Tekanan-tekanan yang semakin kuat serta penguasaan politik,

ekonomi, dan pemerintahan hanya terfokus pada kepentingan

kelompok penguasa dan segelintir orang. Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme (KKN) yang semakin melemahkan rakyat membuat

seluruh elemen masyarakat bersatu menuntut adanya perubahan.

Dengan didukung oleh mahasiswa dan kelompok-kelompok ormas,

maka muncullah gerakan reformasi yang dikenal dengan istilah

reformasi 1998 di mana demokrasi kembali ditegakkan.

Runtuhnya pemerintah Orde Baru memberi ruang gerak bagi

proses demokratisasi dan kesempatan bagi elemen-elemen masyarakat

serta komunitas agama untuk berkembang dan maju. Hal ini juga

menjadi peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan organisasi-

organisasi sosial kemasyarakatan sebagai representasi kebebasan

berekspresi yang dilakukan dalam bentuk civil society. Salah satu

perwujudan dari penguatan civil society adalah munculnya lembaga-

lembaga kemanusiaan yang berbasis keislaman. Sebagian besar

lembaga kemanusiaan Islam merupakan hasil inisiatif dari masyarakat

sipil, artinya lembaga itu didirikan, didanai, dan dijalankan oleh

komunitas-komunitas yang ada dalam masyarakat.35

Hal ini

dibuktikan dengan kondisi kini MER-C sebagai lembaga kemanusiaan

memiliki ruang gerak yang cukup luas. Meski demikian MER-C

secara baik menjalin komunikasi dengan pemerintah dalam

pelaksanaan aksi kemanusiaannya.

MER-C berpegang pada prinsip tidak memihak dalam

menjalin hubungan dengan pemerintah. Misalnya, ketika MER-C

menangani masalah di lokasi bencana atau konflik, maka MER-C akan

menilainya berdasarkan perspektif MER-C tanpa adanya unsur

kepentingan lain. Sehingga, di satu sisi bisa saja MER-C akan terlihat

berseberangan dengan pemerintah, namun di saat yang sama, MER-C

mampu bekerja sama dengan pemerintah pada perihal yang berbeda.

Salah satu contoh MER-C bekerjasama dengan pemerintah adalah saat

pengadaan rumah sakit Indonesia di Myanmar. Ketika itu MER-C,

35

Hilman Latief dan Zezen Zaenal Mutaqin, Islam dan Urusan

kemanusiaan, h. 24.

Page 232: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

215 PMI, dan wakil presiden bekerja sama dalam mewujudkan program

kampanye kemanusiaan di Myanmar. “Dalam kasus Myanmar, kami

memiliki ide yang sama dengan Jusuf Kala, bahkan membangun

MOU secara resmi”. Namun, di saat yang lain MER-C terlihat sedikit

berseberangan dengan pemerintah, meskipun sebenarnya tidak

berseberangan. Misalnya, ketika MER-C ikut serta menjadi tim medis

pada aksi 212. Secara politik, sebenarnya pada waktu itu MER-C tidak

dalam arti memihak kubu tertentu. Namun, prinsip MER-C ialah we

help the most veurnerable (kami menolong orang yang sedang terkena

bahaya) dan most neglegted. Pada saat itu MER-C melihat bahwa yang

mengalami bahaya ialah masyarakat Muslim. Misalnya mereka

mengalami tekanan dari aspek politik. Dari sini MER-C menemukan

relevansi dan momentum atas politik kemanusiaan.36

Bagi umat Islam, kesadaran akan pentingnya menegakkan

kebenaran, menciptakan kehidupan yang lebih baik dengan landasan

nilai-nilai agama dan kemanusiaan, bukan hanya menjadi idealisme

semata, apalagi selama puluhan tahun dibelenggu oleh kebijakan-

kebijakan penguasa khususnya dalam kehidupan beragama, padahal

sebagai penduduk mayoritas. Kesadaran semacam ini merupakan

bagian dari cita-cita yang belum dapat direalisasikan secara penuh

pada masa orde baru, khususnya merealisasikan hal tersebut melalui

kegiatan dakwah. Prinsip koeksistensi untuk mengentaskan

kemiskinan, keterbelakangan, mengakhiri konflik, memajukan

pendidikan, menegakkan keadilan, menjunjung kebhinekaan, serta

anti terhadap kekerasan harus dijadikan paradigma baru dakwah

Islam.37

Dakwah harus diarahkan pada tindakan atau aksi

menggerakkan obyek dakwah (mad’u>), sehingga berorientasi pada

kebutuhan umat dan pengembangan masyarakat muslim. Untuk dapat

merealisasikan hal tersebut, dibutuhkan adanya sebuah wadah atau

institusi. Menurut Murodi, para juru dakwah mesti menggunakan

institusi sebagai basis gerakan, agar apa yang dilakukannya

mendapatkan legitimasi yang lebih kuat. Jaringan dan sumber daya

tidak hanya milik sendiri, melainkan juga ada pada orang lain. Karena

36

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, tanggal 20 Desember 2018,

di Sekretariat MER-C, Jakarta Pusat, pukul 14.00 WIB. 37

Hajriyanto Y Thohari, “Islam, Urusan Kemanusiaan dan

Kebangsaan,” dalam Hilman Latief, Zezen Zaenal Mutaqin (Ed.), Islam dan

Urusan kemanusiaan, h. 62.

Page 233: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

216 itu, institusi atau lembaga menjadi sesuatu yang penting menjadi basis

gerakan sosial. Dengan demikian, juru dakwah lebih mudah

melakukan pendampingan masyarakat.38

Pada posisi ini, MER-C telah mengejawantahkan konsep

dakwah yang diungkapkan Murodi yang menitikberatkan pada basis

gerakan yang terwadahi institusi, dengan posisinya sebagai suatu

lembaga yang legal dan serius menyampaikan kebaikan dalam aksi

kemanusiaannya yang berfokus pada darurat medis. Meski demikian,

MER-C lahir dari keprihatinan para aktivis mahasiswa umum

termasuk mahasiswa kedokteran yang prihatin akan konflik negeri,

seperti konflik Maluku yang terbukti merupakan konflik horizontal

antara masyarakat muslim dan kristen yang menelan banyak korban.

Korban-korban akibat konflik Maluku tidak tertolong dengan baik.

Meski pemerintah mengirim tenaga militer yang cukup, akan tetapi

dirasa kurang cukup. Dari sana perlu dibentuk sebuah lembaga NGO

yang independen dan cepat untuk mengatasi darurat medis yang kini

bernama MER-C.39

Dakwah yang telah terlembagakan dalam sebuah institusi

hendaknya diarahkan pada persoalan umat yang kontekstual, dengan

melibatkan seluruh komponen umat Islam dari beragam profesi dan

keahlian termasuk tidak kalah pentingnya adalah kekuasaan sebagai

pengambil kebijakan. Tanpa perpaduan semua itu, tujuan dakwah

tidak akan tepat sasaran. Karena problematika sosial tidak dapat

ditimpakan kepada negara saja, maka dukungan aktif umat Islam

sangat diperlukan, sebab yang terkena dampaknya sebagian besar

adalah umat Islam itu sendiri.40

Banyak lembaga yang bergerak dalam kegiatan dakwah, di

antaranya ada yang secara langsung menamakan lembaga tersebut

dengan lembaga dakwah, namun ada pula yang tidak secara langsung

menamakan diri sebagai lembaga dakwah. Lembaga yang secara

langsung menamakan diri sebagai lembaga dakwah di antaranya:

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Lembaga Dakwah NU

38

Murodi, Dakwah dan Filantropi, Jalan Menuju Kesejahteraan

Umat, (Jakarta: FDK Press), 2015, h. 90-91. 39

Wawancara dengan Joserizal Jurnalis, Sp.OT, tanggal 29 Juni

2016. Pukul 11.30 WIB. 40

Amri Syarif Hidayat, “Membangun Dimensi Baru Dakwah Islam :

Dari Dakwah Tekstual Menuju Dakwah Kontekstual,” Jurnal Risalah Vol.

XXIV, Edisi 2, November 2013, h. 9.

Page 234: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

217 (LDNU), Lembaga Dakwah Muhammadiyah, Majelis Dakwah

Islamiyah (MDI), Lembaga Dakwah Kemuliaan Islam (LDKI),

Perkumpulan Lembaga Dakwah dan Pendidikan Islam Indonesia

(PULDAPII), dan sebagainya.

Terkait dengan dakwah keumatan, MER-C secara tegas

mengklaim dirinya sebagai sebuah lembaga dengan tujuan

mewujudkan misi dakwah, namun tidak secara eksplisit menamakan

diri sebagai lembaga dakwah yang bergerak dalam bidang filantropi,

charity dan bantuan kemanusiaan. MER-C hadir di tengah konflik

kemanusiaan untuk membawa pesan perdamaian, membantu korban

bencana alam maupun korban konflik. Salah satu nilai paling urgen di

organisasi MER-C ini ialah bahwa para relawannya unpaid volunteer

(relawan yang tidak dibayar). Menurut Rima,41

MER-C memiliki staf

paling banyak berjumlah sepuluh orang. Adapun sisanya mayoritas

bertindak sebagai relawan, yang notabennya semua pengurus mulai

dari level pimpinan, ketua divisi, anggota-anggota divisi dan lain-lain.

Mereka tidak bermaksud mencari nafkah di lembaga ini, tetapi mereka

berusaha meluangkan waktunya sebagai bentuk kepedulian sosial.

Begitu pula relawan yang turun ke daerah bencana, mereka tidak

mendapatkan uang saku dari MER-C, melainkan hanya ditanggung

biaya transportasi. Selain unpaid volunteer, yang menjadi ciri khas

MER-C adalah netral dan legal. Netral di sini artinya, MER-C

mengobati siapa pun tanpa memandang perbedaan agama, kelompok,

suku, etnis dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud legal, yaitu

bahwa MER-C tidak akan terjun ke lapangan sebelum mendapat izin

resmi dari pihak setempat.42

Sebagai civil society dan lembaga yang

memiliki SK yang jelas serta akta notaris yang resmi, MER-C tidak

akan mengadakan kegiatan kecuali setelah mendapat izin dari

pemerintah.43

41

Rima adalah manajer operasional MER-C yang bergabung dengan

organisasi ini sejak tahun 2002. Ia pertama kali mendaftarkan diri ke MER-C

untuk formasi sekretaris, dan saat itu masih semester 9 di FISIP UI.

Ketertarikannya kepada MER-C, karena melihat kepedulian sosial para

relawan/para dokter yang luar biasa dengan meluangkan waktunya dalam

aksi kemanusiaan. 42

Wawancara dengan Rima, manajer operasional MER-C pada

tanggal 6 September 2018. 43

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, Sp.PD, pada tanggal 20

Desember 2018 di Sekretariat MER-C. Pukul: 14:00 WIB.

Page 235: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

218

Yang melatarbelakangi dibentuknya lembaga MER-C adalah

dibutuhkannya wadah tempat para aktivis kemanusiaan merealisasikan

tugasnya. Setiap ada panggilan untuk melaksanakan aksi

kemanusiaan, para aktivis selalu kesulitan dalam mengorganisir

kegiatan. Misalnya ketika terjadi konflik antar agama di Ambon yang

tidak kunjung selesai. Para aktivis kemanusiaan mendapatkan

kesulitan untuk mempersiapkan pengiriman tim ke wilayah konflik.

Padahal saat itu, tenaga medis sangat dibutuhkan di wilayah tersebut.

Karena belum terbentuk organisasi kemanusian yang berbadan

hukum, maka tim bantuan medis selalu dibentuk dadakan begitu

terjadi konflik, bencana alam, atau kejadian luar biasa lainnya. Dari

sinilah keberadaan lembaga atau organisasi yang dapat mewadahi tim

secara permanen mutlak diperlukan, sehingga penanganan

kegawatdaruratan medis bisa lebih terkoordinasi.

Prioritas program MER-C lebih mempertimbangkan sisi

emergency, yakni ada tahapan-tahapan tertentu dalam melaksanakan

aksi kemanusiaan. Tim relawan MER-C akan turun ke lapangan, jika

suatu daerah sedang membutuhkan, dan jika lembaga lain sudah

banyak yang datang, maka tim MER-C akan keluar dari daerah itu,

sebab dipandang bahwa bantuan telah cukup. Misalnya terkait

masalah banjir Jakarta, secara kelembagaan MER-C tidak harus turun

langsung ke lapangan, karena banjir Jakarta tidak terlalu emergency.

Namun demikian, MER-C tetap memantau untuk melihat

perkembangan di lapangan. Apabila keadaannya sudah sangat krusial,

jumlah korban semakin banyak, barulah tim relawan MER-C

diterjunkan ke lokasi bencana. Hal ini dilakukan MER-C agar tidak

overlapping (tumpang tindih) dengan lembaga lain.44

Atas dasar itu,

MER-C selalu mencari daerah yang tertinggal atau terlupakan dari

bantuan, mungkin disebabkan jarak yang jauh dan sulit medannya

untuk dijangkau. Seperti kasus di Lombok, aktivitas tim MER-C

banyak berada di daerah-daerah terisolir dan belum tersentuh bantuan.

Bahkan ketika lembaga-lembaga lain misinya telah selesai, MER-C

masih melaksanaan aksi kemanusiaan di lokasi korban bencana.

Dalam QS. Ali Imran/3:104 disebutkan bahwa segolongan

umat yang konsisten mengajak kepada kebajikan dan menegakkan

amar ma’ru>f nahy munkar adalah kelompok yang beruntung, yakni

44

Wawancara dengan Iis Islamiyah, relawan MER-C pada tanggal 13

September 2019, pukul 13.00 WIB.

Page 236: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

219 meraih kemaslahatan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. MER-C

hadir membawa misi kemanusiaan yang realisasinya melahirkan

maslahat dan manfaat bagi umat manusia. Aktivitas MER-C lebih

mencerminkan pada kesalehan sosial yang terwujud dalam bukti

nyata yang dapat dirasakan secara riil, bukan bergerak pada tataran

teori yang normatif, Ini menunjukkan, aksi kemanusiaan MER-C

dapat dikatagorikan sebagai dakwah bi al-h{a>l. Diperkuat pendapat

al-Ashfahani, kata ummah yang dikaitkan dengan da’wah ila al-khair dan amar ma’ruf nahi munkar, yaitu ‚kelompok yang memilih ilmu

dan amal saleh sebagai landasan aktivitasnya, sehingga mereka

menjadi contoh bagi kelompok lain‛ (jama>’atan yatakhayyaru>n al-‘ilma wa al-‘amala al-s{a>lih{a yaku>nu>n uswatan li ghairihim).

45

Relevan dengan pernyataan Joserizal, relawan MER-C ketika

melaksanakan aksi kemanusiaan dilarang mendoktrin orang-orang

yang ditolong menggunakan ayat-ayat al-Qur‟an dan Hadis. Biarkan

saja mereka mengerti sendiri bagaimana orang Islam melakukan

kegiatan kemanusiaan.46

Sikap seperti ini secara implisit memberi

penegasan bahwa di dalam aksi kemanusiaan MER-C, tercermin

ajakan melakukan kebaikan (amar ma’ruf) yang diwujudkan melalui

perbuatan, bukan dengan perkataan.

Tim relawan MER-C yang tidak dibayar, dan lembaga MER-C

yang netral dalam menjalankan aksi kemanusiaan, serta legalitas yang

jelas sebagai organisasi yang mendapat izin resmi dari pemerintah

menunjukkan kualitas kolektif yang terlembagakan secara sistemik,

yang disebut dengan ummah. Dengan kekuatan yang terorganisir,

MER-C bergerak melaksanakan program-program mulia dalam bentuk

kesalehan sosial, yakni memberikan bantuan kemanusiaan kepada

pihak yang membutuhkan. MER-C merupakan NGO yang

45

Al-Raghib al-Ashfahani, Mufrada>t Alfa>z{ al-Qur’a>n, (Beirut: Dar

al-Fikr,1432 H/2010 M), h. 22. 46

Wawancara dengan Joserizal Jurnalis, Sp.OT, tanggal 29 Juni

2016. Joserizal adalah seorang pejuang kemanusiaan dengan dasar iman yang

mantap menolong sesama hamba Allah dengan qalbu. Itulah ciri khasnya.

Selamat mengabdi demi kemanusiaan (Dr. Rustam S. Pakaya, M.PH). Dwiki

Darmawan, seorang musisi mengungkapkan, dr. Joserizal yang saya kenal

tidak sekadar seorang dokter ahli bedah, beliau adalah seorang pejuang sejati

yang berbakti dengan hati di medan yang tersulit sekalipun”. Lihat Joserizal

Jurnalis dan Rita T. Budiarti, Jalan Jihad Sang Dokter, (Jakarta: Qanita,

2011), Cet. ke-2.

Page 237: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

220 pengelolaannya tidak seperti perusahaan. Karena itu, di MER-C yang

lebih ditekankan adalah kekeluargaan, sehingga antara relawan,

pengurus atau pimpinan terjalin hubungan yang dekat dan akrab.47

Setidaknya ada tiga pemahaman kaum muslimin dalam

memahami dan mengamalkan perintah menegakkan amar ma’ru>f nahy munkar. Pertama, kelompok yang melakukan amar ma’ru>f nahy munkar dengan paksaan dan kekerasan. Kelompok ini beranggapan

bahwa tingkatan paling tinggi dalam melakukan amar ma’ru>f nahi munkar adalah dengan menggunakan kekuatan fisik, sehingga

kegiatan yang bersifat eksplosif, terutama untuk menakut-nakuti orang

lain agar tidak melakukan hal yang sama, perlu dilakukan dengan

paksaan dan kekerasan. Konsekuensinya, ada perorangan atau

lembaga yang bertindak seakan penegak hukum dengan merazia dan

merusak area yang dianggap sebagai wilayah tempat kemungkaran,

atau memaksa orang lain untuk melakukan ibadah tertentu sebagai

manifestasi dari amar ma’ru>f dengan kekuatan fisik. Orang yang tidak

shalat dipaksa pergi ke masjid, yang tidak puasa dipaksa untuk puasa.

Mereka memaksa orang lain menjalankan ajaran agama di bawah

ancaman, akhirnya terjadi aktivitas nahi munkar dengan melahirkan

kemungkaran baru.48

Padahal dalam berdakwah seharusnya berpegang

pada prinsip: ‚amar ma’ru>f bi al-ma’ruf, nahi munkar bi al-ma’ruf‛

(menyuruh berbuat baik dengan cara yang baik, dan mencegah berbuat

mungkar juga dengan cara yang baik).49

Hal ini juga menjadi prinsip

47

Wawancara dengan Rima Manzanaris, Manajer Operasional MER-

C pada tanggal 6 September 2018 di Sekretariat MER-C, pukul 13.00 WIB. 48

Muchlis M. Hanafi (Ed.), Damai Bersama Al-Qur’an: Meluruskan

Kesalahpahaman seputar Konsep Perang dan Jihad dalam Al-Qur’an, h.

223. 49

Dalam QS. al-Nahl/16:125 memberi tuntunan cara dakwah yang

efektif dengan pendekatan: bi al-h{ikmah (mengetahui kondisi obyek

dakwah), al-mau’iz {ah al-h{asanah (pengajaran yang baik), dan ja>dilhum bi allati> hiya ah{san (berdiskusi dengan argumentasi yang logis dan dapat

diterima pihak lain, tanpa menyakiti). Dipertegas dalam QS. al-

Baqarah/2:256: “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam),

sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan

yang sesat. Barangsiapa ingkar kepada Tagut (Setan dan apa saja yang

disembah selain dari Allah SWT) dan beriman kepada Allah, maka sungguh,

dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus.

Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui”. Sabab al-nuzul QS. al-

Baqarah/2:256, adanya peristiwa yang berkaitan dengan Abu al-Husain dari

Page 238: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

221 MER-C, ia tidak pada koridor lembaga atau organisasi Islam tertentu

yang berwenang mengklaim dan berfatwa hukum tertentu misalnya

dengan menyatakan bahwa prostitusi harus ditutup. Namun dalam

aspek profesional, MER-C berusaha mengkampanyekan bersikap

profesional di daerah bencana.50

Kedua, orang yang melakukan amar ma’ru>f nahy munkar didasarkan pada kedudukan dan fungsinya dalam masyarakat.

Misalnya, pejabat struktural menggunakan fungsi dan kewenangannya

untuk menegakkan amar ma’ruf nahy munkar kepada bawahan atau

kelompok yang menjadi tanggung jawabnya. Sementara itu, seorang

ilmuan, akademisi, praktisi, dan sejenisnya melakukan amar ma’ru>f nahy munkar dengan lisan atau tulisan untuk menggugah orang lain

melakukan kebaikan dan mencegah dirinya dan orang lain dari

perbuatan mungkar. Adapun orang awam, melakukan amar ma’ru>f setidaknya dengan hati, yaitu ada getaran ketidaksenangan terhadap

perbuatan mungkar yang dilakukan orang lain.51

Dalam konteks orang

awam, nahy munkar tidak dapat dilakukan, sebab kedudukannya lebih

lemah dibandingkan dengan pihak mad’u> (obyek dakwah), sehingga

tidak mungkin melakukan pencegahan, kecuali dengan keteguhan

golongan Anshar yang berasal dari Bani Salim bin „Auf al-Anshari. Ketika

itu ia mempunyai dua orang anak yang memeluk agama Nasrani. Ia lalu

bertanya kepada Rasulullah apakah ia boleh memaksa kedua anaknya agar

memeluk Islam. Allah SWT kemudian menurunkan ayat ini sebagai

jawabannya, yaitu bahwa umat Islam (termasuk Rasulullah saw) tidak

diperbolehkan memaksa seseorang untuk memeluk Islam (Riwayat Abu

Daud, Ibn Hibban, al-Nasa‟i, al-Suddiy dan Ibn Jarir). Lihat Departemen

Agama RI, Al-Qur’an Bayan, (Bayan Qur‟an, 2009), h. 42. Informasi ini

menjelaskan bahwa memaksa anak sendiri untuk memeluk Islam saja tidak

diperbolehkan. Rasulullah saw dengan sangat elegan, berdasarkan wahyu ini

menyampaikan bahwa agama merupakan hak setiap orang untuk

menentukannya. Karena itu, umat Islam tidak mempunyai hak untuk

memaksa orang lain meninggalkan keyakinan yang lama, berpindah memeluk

Islam. 50

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, Sp.PD, tanggal 20

Desember 2018, di Sekretariat MER-C, Jakarta Pusat, pukul 12.30 WIB. 51

Muchlis M. Hanafi (Ed.), Damai Bersama Al-Qur’an: Meluruskan

Kesalahpahaman seputar Konsep Perang dan Jihad dalam Al-Qur’an, h.

223-224.

Page 239: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

222 hati

52 menentang kemungkaran. Oleh sebab itu MER-C dengan status

legalnya sebagai sebuah lembaga kemanusiaan melakukan kerjasama

dengan berbagai pihak termasuk pemerintah yang memiliki wewenang

dan kedudukan tingi di masyarakat. Misalnya MER-C bekerjasama

dengan pemerintah adalah saat pengadaan rumah sakit Indonesia di

Myanmar. Di mana MER-C, PMI dan wakil presiden bekerja sama

dalam mewujudkan program kampanye kemanusiaan di Myanmar.53

Ketiga, orang yang tidak mau peduli dengan peningkatan

kualitas dan kuantitas kebaikan seseorang dengan menjadi penyeru

(da’i) kepada yang ma’ruf dan mencegah perbuatan mungkar yang

dilakukan orang lain. Kelompok ini lebih tepat dikatagorikan sebagai

orang-orang apatis atau sangat permisif terhadap pentingnya amar ma’ru>f nahy munkar. Indikator orang yang berada dalam katagori ini

adalah selalu bersikap acuh terhadap lingkungannya, apakah untuk

perbuatan baik maupun perbuatan buruk. Ia lebih mengutamakan

kesalehan individual dari pada kesalehan sosial, dan lebih

mementingkan penyelamatan diri sendiri dari pada penyelamatan

umat.54

Pada konteks ini MER-C sangat berpegang teguh pada prinsip

amar ma’ru >f nahi munkar melalui etika sosial yang baik dan menjaga

hubungan antara lembaga yang sejenis dengan MER-C. Ketika MER-

C berada di tengah lembaga kemanusiaan yang kekurangan logistik

dalam membantu, dan MER-C justru memiliki logistik yang lebih,

52

Dari al-Nu‟man bin Basyir r.a, Rasulullah saw bersabda: “ingatlah

bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula

seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa

ia adalah hati (Riwayat Bukhari dan Muslim). Dijelaskan dalam hadits lain,

bahwa Rasulullah saw memohon kepada Allah agar hatinya terus dijaga

dalam kebaikan. Teks do‟anya sebagai berikut: ‚Ya muqallib al-qulu>b, thbabit qalbi> ‘ala> di>nik‛ (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati,

teguhkanlah hatiku di atas agamaMu). Imam Ahmad telah meriwayatkan

sebuah hadis yang bersumber dari Anas r.a. Ia berkata, Rasulullah saw

bersabda: ‚Iman seseorang tidak akan lurus (benar) sebelum hatinya lurus‛.

Para ulama mengatakan, hati adalah ‚ma>lik al-a’d{h{a>‛ (rajanya anggota

badan), sedangkan anggota badan adalah ‚junu>duhu‛ (tentaranya). 53

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, Sp.PD, tanggal 20

Desember 2018, di Sekretariat MER-C, Jakarta Pusat pukul 14.00 WIB 54

Muchlis M. Hanafi (Ed.), Damai Bersama Al-Qur’an: Meluruskan

Kesalahpahaman seputar Konsep Perang dan Jihad dalam Al-Qur’an, h.

224.

Page 240: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

223 MER-C tetap akan memberikan logistik tersebut meski mungkin

diatasnamakan lembaga lain. Hal ini menjadi prinsip bahwa amar

ma‟ruf nahi munkar MER-C tidak butuh pelabelan dan kampanye

publik.55

Dengan merekonstruksi sejarah kenabian Muhammad saw dan

mencermati ulang al-Quran secara mendalam, Islam mempunyai

perhatian utama pada keadilan sosial untuk membebaskan kaum

lemah dan tertindas.56

Konsep ummah sebagai komunitas masyarakat

yang mendukung prinsip keadilan dan pembebasan tersebut menjadi

landasan dakwah kelembagaan. Kemunculan lembaga-lembaga yang

berorientasi pada da’wah ila> al-khair dan amar ma’ru >f nahy munkar dalam bentuk organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan dan

organisasi kemanusiaan merupakan implementasi dari ummah.

Lembaga keumatan dapat digolongkan pada kelompok masyarakat

madani atau civil society, yakni masyarakat yang terorganisir,

profesional, menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia (HAM), serta

berkomitmen untuk tegaknya hukum dan keadilan. Keberadaan MER-

C sebagai lembaga keumatan sangat diharapkan perannya, yang

hingga saat ini sudah terbukti dan teruji. Masyarakat dari seluruh

kalangan telah merasakan manfaat aksi kemanusiaan MER-C dalam

menebar kebaikan dan kedamaian. Hal ini menjadi asensi aktivitas

dakwah MER-C.57

Amar ma’ru>f nahy munkar merupakan tugas yang

menentukan eksistensi dan kualitas umat Islam. Ditegaskan al-Qur‟an:

خ أخشجذ ىيبط ش أ خ مز ثٱلل رؤ نش ٱى ػ ر ؼشف ثٱى ش رأ

غق ٱىف أمثش ؤ ٱى شا ى خ ت ىنبو ٱىنز أ ءا ى

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyuruh kepada yang ma‟ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan

beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih

55

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib di Sekretariat MER-C,

Jakarta Pusat, tanggal 20 November 2018, pukul 12.20 WIB. 56

Hajriyanto Y Thohari, “Islam, Urusan Kemanusiaan dan

Kebangsaan,” dalam Hilman Latief, Zezen Zaenal Mutaqin (Ed.), Islam dan

Urusan kemanusiaan, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2015), Cet. ke-1, h.

51. 57

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, pada tanggal 20 Desember

2018 di Sekretariat MER-C.

Page 241: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

224 baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun

kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik” (QS. Ali Imran/3:110).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa keberadaan umat Islam

sebagai umat terbaik (khairu ummah) ditentukan oleh perannya dalam

mengemban tugas amar ma’ru>f nahy munkar. Bila tugas itu diabaikan

atau tidak dilaksanakan, dengan sendirinya umat Islam tidak lagi

menjadi umat yang terbaik, bahkan bisa terpuruk menjadi umat yang

terburuk. Rasulullah saw menegaskan dalam sebuah hadits: “Sebaik-

baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya, dan

seburuk-buruk manusia adalah yang panjang umurnya dan buruk

amalnya” (HR. Ahmad dan Tirmidzi). Hadis ini mengisyaratkan peran

umat Islam dalam produktivitas amal kebajikan menjadi indikator

kualitas keislamannya. Ini juga menjadi inspirasi dan motivasi para

relawan MER-C untuk menebar kebaikan dengan menolong sesama

tanpa imbalan. Kalau dalam aspek kerelawanan atau bencana

kemanusian, MER-C selalu berpegang bahwa tujuan utama MER-C

adalah menolong orang. Artinya, jangan sampai kepentingan lainnya

semisal promosi lembaga dan semisalnya itu lebih dominan ketimbang

tujuan utamanya. Hal ini menjadi MER-C untuk menghindari konflik

internal lembaga.58

Para relawan rela meninggalkan memberikan

waktunya secara cuma-cuma, padahal meraka dengan waktunya

tersebut mampu mengahsilkan pundi-pundi materi yang tidak sedikit.

Bahkan pengorbanan mereka tersebut masih tidak cukup, mereka

harus bekerja secara profesional dalam berderma. Sebenarnya, unpaid

volunteer itu merupakan bentuk edukasi yang paling bermakna.

Mereka sudah meninggalkan keluarganya dan tidak digaji.59

Umat Islam sebagai khairu ummah harus memiliki komitmen

etis yang tertuang dalam empat hal. Pertama, komitmen yang kuat

pada kebenaranan dan kebaikan. Kedua, mampu mengidentifikasi apa

yang baik dan apa yang buruk. Ketiga, mampu melakukan yang baik

dan meninggalkan yang buruk. Keempat mampu memengaruhi orang

lain agar berbuat baik (al-amr bi al-ma’ru>f) dan mencegah dari

keburukan (al-nahy ‘an al-munkar). Dalam banyak tafsir, term

‚khairu ummah‛ mengandung ide keutamaan atau keunggulan (al-

58

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib di Sekretariat MER-C,

Jakarta Pusat, tanggal 20 Desember 2018, pukul 12.20 WIB. 59

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib di Sekretariat MER-C,

Jakarta Pusat, tanggal 20 Desember 2018, pukul 12.20 WIB.

Page 242: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

225 afd{aliyyah), baik dari segi ajaran (doktrinal) maupun dalam realitas

sejarah.60

Dalam paradigma lama, sasaran utama dakwah adalah

konversi atau pengislaman, yakni perpindahan dari agama lain ke

dalam Islam. Seruan ke jalan Tuhan yang menjadi pesan utama

dakwah dimaknai sebagai ajakan untuk berpindah agama dari non

Islam ke dalam Islam. Dalam pemikiran ini, tidak heran bila konversi

sering dikaitkan dengan usaha dakwah, bahkan dijadikan sebagai

ukuran keberhasilan dakwah. Wahbah al-Zuhaili mengungkapkan,

dakwah mengandung dua ide dasar, yaitu: 1) memakmurkan dunia

atau memajukan peradaban (i’ma>r al-kaun/taqaddum al-had{a>ra>t), 2)

memberi perhatian dan nilai yang tinggi pada manusia dan

kemanusiaan (al-‘inayah bi al-ih{sa>n), yakni membangun kemuliaan

dan kemanusiaan, bukan hanya terhadap orang Islam, tetapi juga

seluruh umat manusia dan kemanusiaan.61

Dengan pengertian ini,

dakwah sejatinya bermakna “proyek besar” kemanusiaan, agar

manusia memperoleh petunjuk Tuhan, hidup damai dan bermartabat

sesuai keluhurannya sebagai manusia, makhluk paling mulia ciptaan

Allah dengan citra ketuhanan.62

Inilah yang diaplikasikan MER-C

melalui aksi-aksi kemanusiaan tanpa memandang suku, agama dan

ras.

Langkah yang dilakukan tim relawan MER-C, sesungguhnya

sejalan dengan pesan Rasulullah saw dalam sebuah hadis:

غي أخ اى غي ل اى ل ظي ، غي حبجخ ف مب أخ مب ، ف الل حبجز

ج فش ػ غي ج مشثخ، فش الل مشثخ ػ مشثبد خ، اىقب عزش

ب غي عزش الل خ اىقب63

.

60

A. Ilyas Ismail, The True Da’wa Menggagas Paradigma Baru

Dakwah Era Milenial, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), Cet. ke-1, h.

45-46 dan 143. 61

Lihat Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Isla>mi> wa Adillatuhu>, (Kairo:

Dar al-Fikr, 2002). 62

A. Ilyas Ismail, The True Da’wa Menggagas Paradigma Baru

Dakwah Era Milenial, h. 47-48. 63

Abu> ‘Abdilla>h Muhammad bin Isma>il al-Bukha>ri>, S}ahih Al-

Bukha>ri>, (tt: Da>r Thauqun al-Naja>h, 1422 H), Jilid III, Nomor. 2442. h. 128.

Lihat juga dalam Abu al Husain Muslim bin al-Hajja>j al-Qusyairi> an-

Naisabu>ri>, S}ahih Muslim, (Beirut: Da>r al-Ihya’ al Turats al-‘Arabi>, tt) Jilid

4, Nomor 2580, h. 1996.

Page 243: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

226 “Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya, masing-masing

tidak boleh menzhalimi dan membiarkan yang lain tanpa pertolongan.

Barangsiapa memperhatikan kebutuhan saudaranya, maka Allah akan

memperhatikan kebutuhannya. Barangsiapa melepaskan kesusahan

saudaranya, maka Allah akan melepaskannya di hari kiamat. Dan

barangsiapa menutup cela seorang muslim, maka Allah akan menutup

cela dirinya pada hari kiamat” (Riwayat Bukhari Muslim).

Keteladanan merupakan contoh konkret yang lebih bermakna

dalam pelaksanaan dakwah. Aksi kemanusiaan MER-C selama ini,

tidak hanya memberi manfaat bagi para korban bencana dan konflik

peperangan, namun memberikan teladan dan spirit kepada umat

tentang “arti hidup”, yakni menjadi orang yang paling bermanfaat

terhadap sesamanya. Adi Sasono,64

mengapresiasi kegiatan-kegiatan

yang dilakukan MER-C. Ia menegaskan: “MER-C Insya Allah telah

dan akan selalu menjadi teladan bagi pilihan hidup mulia dan

bermartabat sebagai muslim dan bangsa Indonesia dalam kemelut

peradaban yang cenderung memuja hidup aman, membungkuk kepada

kekuasaan, dan menghamba kepada benda. Semoga tradisi MER-C

menjadi pencerah kehidupan kita semua, tidak sekadar dalam ucapan,

tapi dalam tindakan nyata”.65

Karenanya, dakwah itu tidak hanya

dimengerti, tetapi juga harus dirasakan keberadaannya oleh mad’u.

Dalam konteks ini, makna da‟i cakupannya lebih luas yang tidak

hanya identik dengan penceramah.

Ketika diwawancarai tentang dakwah melalui perbuatan,

Taher Hamad mengungkapkan bahwa aksi kemanusiaan MER-C

dengan membangunan Rumah Sakit di gaza, merupakan perwujudan

dakwah bi al-‘amal, atau yang oleh Taher diistilahkan dengan “real

feeling”, karena dapat dirasakan manfaatnya secara riil oleh

masyarakat gaza yang merupakan korban akibat konflik

berkepanjangan. “Masyarakat Gaza sangat bersyukur dan

64

Ketika itu Adi Sasono menjabat Menteri Kooperasi di era Presiden

BJ. Habibie, dan ketua umum kooperasi Indonesia. Ia juga merupakan tokoh

LSM Indonesia. 65

Joserizal Jurnalis dan Rita T. Budiarti, Jalan Jihad Sang Dokter,

(Jakarta: Qanita, 2011), Cet. ke-2.

Page 244: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

227 berterimakasih atas dukungan dan perhatian rakyat Indonesia kepada

penduduk Gaza.”66

Sejalan dengan pergeseran konsep dari orasi (table<gh) ke

transformasi (iqa>ma>t al-mujtama’ al-Isla>miy) dan dengan belajar dari

da‟i pertama, yaitu Rasulullah saw, para sahabat, dan para ulama

sepanjang sejarah, termasuk para wali sembilan yang mengembangkan

Islam di Nusantara, maka da‟i sejatinya adalah pengembang

masyarakat Islam (developer of ummah) dan dengan sendirinya ia juga

pemimpin masyarakat atau umat Islam (leader of ummah). Pada diri

da‟i dituntut kekuatan intelektual dan wawasan Islam yang luas,

semangat kepemimpinan yang tinggi, serta kekuatan moral dan

spiritual. Dalam perspektif ini, semua da‟i adalah pekerja sosial, ,

tetapi tidak semua pekerja sosial adalah da‟i. Sebagai pengembang

masyarakat Islam dan leader, da‟i memiliki tugas dan tanggung jawab

yang lebih besar ketimbang pekerja sosial.67

Dari indikator yang ada

pada diri aktivis-aktivis muslim yang tergabung dalam tim aksi

kemanusiaan MER-C, mereka dapat dikatagorikan sebagai para da‟i,

karena keberadaan mereka dalam mengemban misi kemanusiaan tidak

hanya sebagai pekerja sosial, melainkan ada panggilan jihad68

guna

mewujudkan fastabiqu> al-khaira>t. Dalam al-Qur‟an, dakwah dapat diidentifikasi sebagai

panggilan aktualisasi iman (QS. al-Anfal/8:24), pencerahan agama

(QS Ibrahim/14:1 dan 5), dan proses pemberdayaan masyarakat

menuju kualitas “khairu ummah‛ (QS. Ali Imran/3:110). Dari sinilah

Ilyas mengemukakan bahwa dakwah tidak boleh dipahami hanya

sebagai ceramah atau pidato semata. Dakwah pada hakikatnya

mengandung makna transformasi dan pemberdayaan masyarakat

(is{la>h{ al-mujtama’) melalui perbaikan total terhadap semua aspek

kehidupan manusia yang meliputi: aspek agama, ekonomi,

66

Wawancara dengan Taher Hamad, di Kantor Kedubes Palestina

untuk Indonesia, tanggal 22 Agustus 2019, Jl. Ki Magunsarkoro No. 64,

Pegangsaan, Menteng, Jakarta-Pusat, pukul 10.30 WIB. 67

A. Ilyas Ismail, The True Da’wa Menggagas Paradigma Baru

Dakwah Era Milenial, h. 139-140. 68

Joserizal Jurnalis mengutip QS. Muhammad/47:7 yang menjadi

salah satu dasar misi kemanusiaan MER-C, yang berbunyi: “Wahai orang-

orang yang beriman, jika menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan

menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. Lihat Joserizal Jurnalis dan

Rita T. Budiarti, Jalan Jihad Sang Dokter, h. 17.

Page 245: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

228 pendidikan, politik, dan sosial budaya untuk membawa masyarakat

dan umat Islam menuju kualitas ‚khairu ummah‛ seperti yang dicita-

citakan. Dengan demikian, membangun dan mengembangkan

masyarakat Islam menuju umat terbaik merupakan gagasan dasar

dakwah dalam perspektif dakwah transformatif.69

Aksi-aksi kemanusiaan yang dilakukan oleh para relawan

MER-C yang beragama Islam, sesuai dengan prinsip dakwah yang

digariskan al-Qur‟an dan Sunnah, yakni tidak memaksakan kehendak

sebagaimana pada QS. al-Baqarah/2:256. serta memberi keteladan70

kepada mad’u> (obyek dakwah). Sebuah ungkapan menyatakan: ‚Lisa>n al-h{a>l afs{ah{ min lisa>n al-maqa>l” (memberi contoh itu lebih baik dari

pada berbicara). Menurut Habib, para aktivis MER-C bekerja tidak

dibayar, namun dapat memberikan standar pelayanan yang prima dan

berusaha menunjukkan etika yang baik di daerah bencana, terutama

etika sosial, seperti: membangun hubungan sosial, ikut kerja secara

gotong-royong, dan sebagainya.71

Sejak berdirinya MER-C tahun 1999 hingga sekarang, kiprah

perjuangannya dalam aksi-aksi kemanusiaan tidak pernah terputus.

Apabila terdengar bencana menimpa negeri ini, ataupun di beberapa

negara luar Indonesia, MER-C dengan tim relawannya segera datang

ke tempat bencana memberikan bantuan. Keikhlasan, keberanian,

69

A. Ilyas Ismail, The True Da’wa Menggagas Paradigma Baru

Dakwah Era Milenial, h. 43 dan 45. 70

Rasulullah saw adalah contoh yang paling ideal untuk diteladani

oleh orang-orang yang memiliki kesadaran spiritual: mengharapkan ridha

Allah, menginginkan kehidupan hari akhirat, dan banyak berdzikir menyebut

nama-Nya (QS. al-Ahzab/:21). Dalam aktivitas dakwahnya, Rasulullah saw

senantiasa memberi keteladanan dengan keluhuran budi pekertinya. Inilah

yang telah menarik perhatian berbagai kelompok dari suku-suku, terutama

yang berdomisili di sekitar Madinah. Mereka banyak yang bergabung dengan

Rasulullah saw, bahkan tidak sedikit yang datang secara pribadi menyatakan

untuk memeluk Islam. Banyak juga utusan dari berbagai kabilah atau suku

yang datang menemui Rasulullah saw untuk berdialog. Misalnya Bani Sa‟ad

bin Bakar mengirimkan salah seorang anggotanya, yaitu Diman bin Sa‟labah

untuk menemui Rasulullah saw. Setelah selesai dialog, mereka menyatakan

memeluk Islam, karena merasa puas dengan penjelasan yang disampaikan

Rasul tentang agama Islam. Lihat Thomas W. Arnold, Sejarah Da’wah

Islam, (Jakarta: Widjaya, 1985), Cet. ke-3, h. 32. 71

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, tanggal 20 Desember 2018

di Sekretariat MER-C.

Page 246: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

229 profesionalisme, dan kecepatan bergerak adalah ciri khas MER-C.

Kegiatan yang dipimpin dr. Joserizal Jurnalis ini sungguh mewakili

hati nurani bangsa dan umat, serta mengukuhkan ukhuwah antar

bangsa di dunia.72

Ketika gempa melanda Lombok pada 5 Agustus 201873

yang

menyebabkan 436 orang meninggal dunia, dan 352.793 orang lainnya

mengungsi, MER-C menetapkan Pulau Lombok sebagai wilayah misi

kemanusiaan jangka panjang.74

Habib menegaskan, ada dua alasan

mengapa memilih Lombok sebagai sasaran aksi kemanusiaan.

Pertama, karena bencana di Lombok sekalanya besar, yang dapat

dikatagorikan sebagai bencana nasional. Dalam hal ini MER-C

memiliki assessment 75

sendiri, yakni melihat bahwa bencana tersebut

skalanya besar dan membutuhkan partisipasi masyarakat dalam wujud

“gotong-royong”. Maka MER-C hadir untuk ikut serta dalam upaya

memberi solusi kongkret dengan membantu korban bencana bersama

masyarakat. Kehadiran MER-C di Lombok bukan atas pertimbangan

72

Pernyataan Taufik Ismail, Budayawan yang dikutip dari Joserizal

dan Rita T. Budiarti, Jalan Jihad Sang Dokter, (Jakarta: Qanita, 2011), Cet.

ke-2. 73

Sebelumnya, pada tanggal 29 Juli 2018 telah terjadi gempa darat

berkekuatan 6,4 Mw yang melanda Pulau Lombok pukul 06.47 WITA. Pusat

gempa berada di 47 km timur laut Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat

dengan kedalaman 24 km. Guncangan gempa bumi dirasakan di seluruh

wilayah Pulau Lombok, Pulau Bali, dan Pulau Sumbawa. Korban jiwa dalam

gempa ini: 20 orang tewas, 401 luka-luka, 10.062 rumah rusak. Gempa ini

merupakan rangkaian gempa bermagnitudo lebih besar mengguncang

Lombok, yaitu pada tanggal 5 Agustus 2018.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Lombok_Juli_2018. 74

Republika. com, “MER-C Tetapkan Lombok Misi Kemanusiaan

Jangka Panjang,” Berita Online, dalam

https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/wakaf/18/08/15/pdi9j5313-

merc-tetapkan-lombok-misi-kemanusiaan-jangka-panjang, (diakses 15

Agustus 2018). 75

Assessment adalah “suatu proses untuk mengetahui kemampuan

seseorang terhadap suatu kompetensi berdasarkan bukti-bukti”. Pada

dasarnya, assessment itu merupakan suatu proses penelusuran bukti.

Assessment adalah menelusuri bukti kompetensi suatu profesi, dan yang

menjadi acuan pembuktiannya yaitu Kriteria Unjuk Kerja (KUK) yang

terdapat dalam unit-unit Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

(SKKNI). Lihat http://www.astido.org/content/artikel/Ispatda/70/0, (diakses 1

Pebruari 2012).

Page 247: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

230 penduduknya yang mayoritas muslim, tetapi karena panggilan

kemanusiaan untuk menolong sesama umat yang tertimpa musibah.

MER-C juga datang ke Nias pada saat di sana terjadi Tsunami,

padahal penduduk Nias mayoritas non muslim. Begitu pula MER-C

datang ke Myanmar yang mayoritas penduduknya beragama Budha.

Kedua, karena membutuhkan manajemen pengelolaan bencana. Di

MER-C sudah ada yang namanya divisi konstruksi yang belakangan

ini ikut serta dalam program rehabilitasi.76

Aksi kemanusiaan MER-C di Lombok dan daerah-daerah

korban bencana alam, dilihat dari aspek dakwah jelas menunjukkan

aktivitas dakwah bi al-hal. Bukankah dalam Islam diperintahkan

membantu sesama manusia yang membutuhkan bantuan?. Disebutkan

dalam QS. al-Baqarah/2:177, bahwa terwujudnya kebajikan itu jika

iman, islam, dan ihsan terintegrasi dalam realitas kehidupan, yakni

memberi bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan

(dhawi> al-qurba>, al-yata>ma>, al-masa>ki>n, ibn al-sabi>l, al-sa>ili>n, al-riqa>b). Di masa Rasulullah saw dan para sahabat, banyak kalangan

non muslim yang simpatik dan tertarik memeluk agama Islam tanpa

paksaan karena melihat keluhuran akhlak kaum muslimin.

Adalah kisah inspiratif tentang sikap Rasulullah saw yang

sangat perhatian terhadap kondisi pengemis tua dan tunanetra (tidak

bisa melihat) dari bangsa Yahudi yang menetap di salah satu sudut

pasar di Madinah. Setiap hari Rasul datang menyuapi pengemis

tersebut tanpa menyebut identitasnya, padahal dari mulut pengemis itu

selalu keluar kata-kata kebencian: “Muhammad sebagai orang jahat

yang harus dijauhi”. Hingga pada akhirnya, pengemis tua Yahudi itu

terkejut, karena tangan yang biasa menyuapinya selama ini berbeda

pada suatu hari. Adalah tangan Abu Bakar Siddik yang senantiasa

ingin meneladani Rasulullah saw dalam segala hal. Saat itulah,

pengemis Yahudi mendapatkan berita bahwa tangan yang selama ini

menyuapinya telah tiada, dan tangan itu adalah tangan Rasulullah

saw.77

Inilah salah satu gambaran dari dakwah Rasulullah saw yang

lebih mengedepankan keteladanan berupa kesalehan sosial yang dapat

dirasakan secara langsung oleh obyek dakwah (mad’u>). MER-C dalam

76

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, tanggal 20 Desember 2018

di Sekretariat MER-C. 77

“Kajian Gaya Hidup Muslim,” dalam

https://m.hidayatullah.com/kajian/gaya-hidup-muslim/read/2015/09/28/7946,

diakses 28 September 2015.

Page 248: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

231 menjalankan aksi kemanusiaan tidak secara formal menyebut identitas

ke-Islamannya, namun secara substantif telah mengimplementasikan

nilai-nilai Islam. Aktivitas ini merefleksikan dakwah bi al-h{a>l yang

dicontohkan Rasulullah saw.

Walaupun fokus utama MER-C di bidang medis, namun jika

sewaktu-waktu menemukan suatu keadaan, misalnya masyarakat di

daerah bencana harus diajari mengaji, maka tim relawan MER-C akan

bekerja sama dengan lembaga lain yang kompeten di bidang itu.

Pesantren al-Fatah di NTB pernah diajak kerja sama dengan MER-C.

Dalam hal ini, para relawan al-Fatah yang mengajar, sedangkan MER-

C yang memfasilitasi. Karena merasa sejalan dengan MER-C,

pimpinan al-Fatah menyatakan bahwa para relawan al-Fatah siap

membantu kegiatan yang dilakukan MER-C jika sewaktu-waktu

dibutuhkan. Ini menjadi akad, jika MER-C membutuhkan relawan

yang berkaitan dengan keagamaan, maka mereka akan dihubungi.78

Selain dengan al-Fatah, MER-C juga bekerja sama dengan

pihak pemerintah yang lebih ke arah koordinasi. Pada tahun 2015

akhir, kementerian kelautan pernah meminta bantuan MER-C dalam

menangani kasus suku Bajo di Kalimantan. Ketika itu, ada tujuh ratus

anak suku Bajo yang berasal dari tiga negara, yaitu: Filipina,

Indonesia, dan Malaysia.79

Pihak Kementerian Kelautan datang ke

MER-C untuk meminta bantuan kesehatan. Tim relawan MER-C yang

terdiri dari Islamiyah, Rima, dan Yuli berangkat ke lokasi untuk

memberikan bantuan kesehatan kepada suku Bajo. Pilihan

Kementerian Kelautan untuk bekerja sama dengan MER-C, bukan

dengan lembaga-lembaga lain seperti: Kemensos, PMI, atau

Kemenkes, karena atas perintah langsung dari Menteri Kelautan. Tim

relawan MER-C pun pernah melakukan aksi kemanusiaan saat sunami

78

Wawancara dengan Iis Islamiyah, Relawan Non-Medis MER-C,

tanggal 13 September 2018. 79

Suku Bajo atau suku Sama adalah suku bangsa yang tanah asalnya

Kepulauan Sulu, Filipina Selatan. Suku ini merupakan suku nomaden yang

hidup di atas laut. Suku Bajo yang hidupnya berpindah-pindah di perairan

sekitar Filipina, Malaysia, dan Indonesia bisa melakukan selam bebas atau

tanpa bantuan alat selama 13 menit. Bahkan, mereka dapat menyelam hingga

kedalaman 70 meter. Ini mungkin dipengaruhi kebiasaan mereka menyelam

untuk menangkap ikan, gurita, hingga kepiting. Penyelaman ini dilakukan

setiap hari tanpa bantuan alat modern, dan hanya berbekal tombak untuk

mendapatkan buruannya. https://sains.kompas.com, (diakses, 22 April 2018).

Page 249: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

232 Aceh selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Kinerja MER-C

inilah yang mungkin menjadi penilaian Menteri Kesehatan, Susi

Pujiastuti.80

Dalam menangani kasus suku Bajo, MER-C menurunkan

sepuluh dokter pada setiap satu minggu, sebab bila waktu itu MER-C

hanya menurunkan dua dokter dalam tiga hari, maka yang mati bisa

tim relawan, karena jumlah pengungsi sangat banyak. Oleh karenanya,

MER-C sengaja menurunkan sepuluh dokter, sehingga dalam

seminggu dapat langsung menemukan kesimpulan. Perjuangan tim

relawan MER-C tidak hanya berhenti pada aktivitas medis, tetapi juga

harus memberi edukasi para pengungsi. Persoalan yang lebih serius

adalah mereka layaknya binatang, karena melakukan hubungan suami

istri di mana saja. Mereka juga tidak pernah mandi, bahkan tidak

mengenal yang namanya sabun dan sejenisnya. Tim relawan MER-C

mengajari mereka tentang tata cara mandi menggunakan sabun dan

sampo, sehingga mereka dapat memahami cara menggunakan sabun

dan sampo ketika mandi. Respon para pengungsi suku Bajo terhadap

relawan MER-C sangat positif. Mereka membandingkan ketika

ditangkap di Malaysia, diperlakukan dengan kasar, namun di

Indonesia, walaupun ditangkap tetapi diobati.81

Ini bukan hal yang

mudah, karena mengubah kebiasaan yang sudah mengakar untuk

beralih kepada hal yang baru membutuhkan kerja keras dan

penanganan serius. Dalam perspektif dakwah, sesungguhnya tim

relawan MER-C telah melakukan aktivitas dakwah melalui kerja nyata

yang dapat dirasakan manfaatnya oleh sesama umat manusia, yakni

para pengungsi suku Bajo.

Mirda,82

relawan MER-C mengatakan bahwa aksi

kemanusiaan yang dilakukannya didasari panggilan jiwa untuk

membersihkan diri dan mengamalkan ilmu yang telah diperoleh di

bangku kuliah. Menurut Mirda, turjun ke lapangan membantu korban

bencana mengingatkan diri untuk bersyukur kepada Allah SWT,

80

Wawancara dengan Iis Islamiyah, Relawan Non-Medis MER-C,

tanggal 13 September 2018. 81

Wawancara dengan Iis Islamiyah, Relawan Non-Medis MER-C,

tanggal 13 September 2018. 82

Mirda adalah relawan MER-C yang berprofesi sebagai dokter. Ia

bergabung dengan MER-C pada tahun 2009 dengan motivasi “memujudkan

keinginan membantu orang yang benar-benar sangat membutuhkan”, seperti

korban bencana yang memang sangat darurat.

Page 250: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

233 karena kita masih punya tempat tinggal, masih bisa makan, anak dan

keluarga dalam keadaan sehat serta terlindungi. Sebagai dokter, Mirda

berpegang pada sumpah agar selalu menghargai setiap jiwa, baik itu

yang masih berada dalam kandungan ataupun orang yang sudah tua

tanpa memandang suku, agama, ras, status sosial dan sebagainya. Ini

semua sudah menjadi bagian dari sumpah profesi dokter untuk

memanusiakan manusia bagaimana pun backround (latar

belakangnya).

Ketika ada bencana, itu merupakan sebuah panggilan untuk

memberikan pertolongan. Mirda meyakini bahwa yang dilakukannya

adalah bagian dari dakwah. Pertama, menolong orang, kedua,

menunjukkan tentang bagaimana cara mensyukuri apa yang

dianegerahkan Allah. Dengan demikian, bentuk dakwah yang

dilakukan Mirda lebih kepada memberi contoh yang baik. Dengan

upaya maksimal Mirda menyampaikan pesan-pesan agama kepada

para pasien, betapa pun pengetahuan agamanya tidak mendalam.

Mirda selalu mengingatkan pasien-pasien muslim agar tidak lupa

shalat.83

Melalui MER-C inilah Mirda dapat merealisasikan panggilan

jiwanya dan mengamalkan ilmu untuk diberikan kepada masyarakat.

Dari sini, dapat dipastikan betapa urgennya lembaga keumatan yang

berfungsi mewadahi potensi individu menjadi kekuatan kolektif,

sehingga terwujud dalam realitas.

Aksi kemanusiaan yang dilakukan MER-C secara implisit

membawa pesan amar ma‟ruf, perintah menjalankan yang ma‟ruf

(kebaikan). Kata ma‟ruf bermakna “sesuatu yang telah dikenal baik

oleh masyarakat”. Dengan demikian, menolong, menghargai, bersikap

adil, jujur, bersahabat, adalah contoh-contoh dari ma‟ruf yang telah

menjadi budaya universal masyarakat beradab dan diterima sebagai

nilai-nilai luhur kehidupan.84

Kehadiran MER-C di tengah masyarakat

memberi dampak positif, karena senantiasa melaksanakan aktivitas-

aktivitas yang melahirkan kebaikan untuk orang lain, seperti:

menolong, bersikap adil kepada semua pihak yang ditolong, menjalin

persaudaraan, dan jujur mempertanggungjawabkan program-

programnya berdasarkan manajemen yang profesional dan akuntabel.

83

Wawancara dengan Mirda, relawan MER-C yang berprofesi

sebagai dokter pada tanggal 13 September 2018. 84

Muchlis M. Hanafi (Ed.), Damai Bersama Al-Qur’an, Meluruskan

Kesalahpahaman seputar Konsep Perang dan Jihad dalam al-Qur’an,

(Jakarta: LPMQ, 2018), Cet. ke-2, h. 224.

Page 251: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

234 C. Nahi Munkar melalui Jihad Profesi

Menurut Habib, organisasi MER-C memiliki dua jargon,

yaitu: jihad profesi dan politik kemanusiaan.85

Jihad profesi dalam

pandangan MER-C, bahwa para profesional yang tergabung sebagai

tim relawan, baik dokter, insinyur, arsitek, dan yang lainnya untuk

berjihad sesuai dengan profesinya masing-masing. Jihad merupakan

istilah Islam, tapi di sini digabungkan dengan istilah profesi. Jadi

bagaimana caranya agar para profesional seperti dokter bersedia

meluangkan waktunya untuk menjadi relawan, bukan hanya sibuk

mengumpulkan uang lewat praktik (melayani pasien). MER-C selalu

menanamkan keyakinan dalam jiwa para relawan, Allah SWT tidak

akan menyempitkan rezeki dengan menyisihkan waktu dalam

menjalankan misi kemanusiaan.86

Secara etimologi, makna jihad adalah “bersungguh-sungguh”.

Dalam al-Qur‟an, makna jihad87

seringkali dihubungkan dengan

perintah berjihad, dan perintah tersebut tidak selalu harus dipahami

dengan berperang,88

apalagi melakukan tindakan keji seperti

85

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, dokter spesialis penyakit

dalam (SpPD) pada tanggal 20 Desember 2018 di Sekretariat MER-C. 86

Wawancara dengan Rima Manzanaris, Manajer operasional,

tanggal 6 September 2018. 87

Kata jihad terulang dalam al-Qur‟an sebanyak empat puluh satu

kali dengan berbagai bentuknya. Kata jihad terambil dari kata jahd, yang

berarti “letih atau sukar”. Jihad memang sulit dan menyebabkan keletihan.

Ada juga yang berpendapat bahwa jihad berasal dari akar kata “juhd” yang

berarti “kemampuan”. Ini karena jihad menuntut sang mujahid mengeluarkan

segala daya dan kemampuannya demi mencapai tujuan. Lihat M. Quraish

Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1996), Cet. ke-3, h. 501-

502. 88

Dalam sejarah kehidupan umat manusia, perang merupakan tradisi

manusia yang universal dan turun temurun sejak masa klasik hingga masa

modern sekarang ini. Dalam catatan sejarah sejak abad ke-15 SM hingga

abad ke-19 M (34 abad), ada sekitar 31,5 abad di mana umat manusia selalu

dirundung peperangan yang terus-menerus. Sementara lebihnya sekitar 2,5

abad, umat manusia hidup dalam suasana damai. Dalam sejarah politik Islam,

perang menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari perilaku kamum

muslimin sejak masa Rasulullah saw hingga sekarang ini. Pada masa Rasul

tercatat ada istilah ghazwah dan sariyyah, perang yang diikuti oleh Rasul

secara langsung dan perang yang hanya diserahkan kepada para sahabat.

Kemudian masa al-khulafa>’ al-ra>shidu>n, perang sangat dominan dalam

Page 252: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

235 pengeboman, pembunuhan, serta tindakan-tindakan anarkis. Dalam

banyak tempat, kata jihad dipergunakan dalam arti perjuangan

membela agama pada umunya, termasuk perjuangan mengamalkan

ajaran agama dalam bentuk ketaatan dan takwa kepada Allah

sebagaimana dalam QS. al-Maidah/5:35. Jihad seringkali

disalahpahami artinya, mungkin disebabkan karena ia lazim diucapkan

pada saat perjuangan fisik, sehingga diidentikkan dengan perlawanan

bersenjata.89

Makna jihad yang dipahami oleh MER-C seperti diungkapkan

Habib, memiliki kesamaan esensial dengan ormas Islam

Muhammadiyah yang memaknai dan mengaktualisasikan jihad

sebagai ikhtiar mengerahkan segala kemampuan (badl al-juhd) untuk

mewujudkan kehidupan seluruh umat manusia yang maju, adil,

melihat eksistensi kaum muslimin pada saat itu. Perang tidak saja berdimensi

politik, tetapi juga sebagai bagian dari kerja sosial kemasyarakatan. Lebih

lanjut, peperangan yang terjadi pada masa imperium Umayyah dan

Abbasiyyah telah mengantarkan pada terbentuknya sistem ketentaraan di

lingkungan pemerintahan Islam. Dalam penulisan sejarah Islam, perang dan

tentara merupakan dua kata yang berkesinambungan. Untuk itu, membahas

perang berarti membahas tentara, dan sebaliknya. Beberapa istilah yang

dipakai untuk membahasakan masing-masing kata tersebut di antaranya: al-jiha>d, al-qita>l, al-h{arb, sariyyah, ghazwah, al-‘askariyyah, al-jaish, al-jund.

Beberapa kata ini memberi banyak inspirasi perjuangan dalam konteks

mempertahankan Islam dari berbagai gangguan musuh-musuh di luar Islam.

Namun dari beberapa kata tersebut, yang sering digunakan adalah al-jiha>d, al-ghazwah, dan al-h{arb. Dari tinjauan bahasa, tiga kata itu mempunyai arti

sama, yakni memerangi musuh. Dalam arti keagamaan, musuh kaum

muslimin adalah kaum kuffar, sehingga memerangi mereka berarti

menegakkan jihad. Sedangkan dalam konteks kenegaraan, musuh adalah

siapa pun baik muslim maupun non muslim yang berusaha melawan

kepemimpinan negara Islam. Dengan demikian, musuh di sini berarti musuh

dari komunitas politik Islam atau negara Islam, yakni militer dari negara

musuh. QS al-Maidah/5:64 QS al-Anfal/8:57, dan QS Muhammad/47:4

menyebut kata al-harb yang bermakna “peperangan”. Perang disyariatkan

oleh Islam dalam upaya mempertahankan diri eksistensi Islam dan kaum

muslimin. Karena itu, perang bukanlah konsep utama yang dikembangkan

dalam Islam. Lihat Imam Yahya, “Jihad dan Perang dalam Literatur

Muslim”, dalam Hilman Latief, Zezen Zaenal Mutaqin (Ed.), Islam dan

Urusan Kemanusiaan, 135-139. 89

Muchlis M. Hanafi (Ed.), Damai Bersama Al-Qur’an: Meluruskan

Kesalahpahaman seputar Konsep Perang dan Jihad dalam Al-Qur’an, h. 75.

Page 253: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

236 makmur, bermartabat, dan berdaulat. Jihad dalam pandangan

Muhammadiyah bukanlah perjuangan dengan kekerasan, konflik, dan

permusuhan. Karena itu, Muhammadiyah mengagendakan revitalisasi

visi dan karakter bangsa, serta makin mendorong gerakan

mencerdaskan kehidupan bangsa yang lebih luas sebagaimana cita-cita

kemerdekaan Republik Indonesia.90

Sebagai aktivis kemanusiaan yang bergabung dengan MER-C

sejak tahun 2002, Habib memahami bahwa bersungguh-sungguh

melaksanakan ajaran Allah SWT merupakan makna dasar jihad.

Dalam Islam, kesalehan itu terbagi dua, yakni kesalehan individual

dan kesalehan sosial, yang dikenal dengan istilah h{ablun min Alla<h wa h{ablun min al-na>s. Agar kesalehan sosial ini lebih terkampanyekan

lagi dalam bentuk yang lebih membumi, maka setiap orang harus

mengejawantahkannya ke setiap kalangan sesuai wawasan dan

kapasitasnya masing-masing.91

Inilah yang disebut dakwah bi al-h{a>l, yakni mengajak berbuat kebajikan dan mencegah kemungkaran

melalui kerja nyata, dan ini menjadi jihad profesi.

Akar kata yang sama dengan jihad adalah “muja>hadah‛,

sighah musha<rakah yang berarti perjuangan melawan hawa nafsu

dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ulama membagi

jihad ke dalam tiga arti: jihad terhadap musuh-musuh yang tampak;

jihad dalam memerangi musuh berupa setan; jihad melawan hawa

nafsu. Ini didasarkan pada penjelasan QS. al-Haj/22:39 dan QS. al-

Taubah/9:73 yang secara eksplisit menyebutkan kata jihad. Dalam

terminologi agama, jihad tidak selalu diartikan berperang mengangkat

senjata untuk memerangi non muslim, seperti dipahami sebagian

kalangan umat Islam. Secara umum, arti jihad dikatagorisasikan

menjadi tiga pengertian, antara lain:

1. Jihad dengan hati, yaitu berjihad untuk memerangi hawa nafsu

yang muncul dari dirinya sendiri. Hawa nafsu ini hanya bisa

ditangani oleh diri sendiri. Inilah yang dimaksud dengan jihad

internal, yakni jihad dalam memerangi hawa nafsu, yang disebut

oleh Rasulullah saw “jiha>d al-akbar”. Jihad diinterpretasikan

sebagai upaya individual seorang hamba untuk mendekatkan diri

90

Republika, “Jihad Menurut Pandangan Muhammadiyah,” Tanwir

Muhammadiyah, Ahad, 17 Februari 2019, h. 3. 91

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, dokter spesialis penyakit

dalam (SpPD) di Sekretariat MER-C, 20 Desember 2018. Pukul: 14:00 WIB.

Page 254: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

237

kepada Khaliqnya, dan hanya diri sendirilah yang bertindak

sebagai subyek menang atau kalah;

2. Jihad dengan harta benda, yakni mendermakan hartanya di jalan

Allah SWT. Pada pengertian ini, jihad diartikan sebagai social

action (aksi sosial) antar sesama makhluk. Konteks kemiskinan

yang selalu melanda umat Islam di sepanjang zaman tentunya

harus menjadi perhatian kaum muslimin untuk berusaha maksimal

agar terbebas dari segala bentuk kemiskinan. Islam telah

mengajarkan prinsip ekonomi Islam seperti zakat dan bait al-mal

yang secara konseptual bisa menjadi kekuatan besar dalam

meningkatkan kesejahteraan umat;

3. Jihad dengan nyawa. Pada pengertian ini, jihad diartikan sebagai

perang yang sesungguhnya dalam menegakkan keadilan dan

mewujudkan kesalehan. Edmund Bosworth dalam Armies of the

Prophet menyebutkan, jihad dalam pengertian inilah yang

merupakan salah satu isu populer dalam proses hubungan Islam

dan Kristen selama beberapa abad yang ditandai dengan banyaknya

konflik militer dan angkatan laut antara negara-negara Islam dan

non Islam.92

Di MER-C banyak orang profesional, baik itu dokter,

insinyur, ahli IT, dan ahli ekonomi. Dalam perspektif ilmu keislaman,

mungkin mereka tidak banyak paham agama, tidak hafal ayat-ayat al-

Qur‟an, hadits dan tidak pula mahir public speaking. Jika dakwah

diartikan dengan aktivitas ceramah atau kultum (kuliah tujuh menit),

maka mereka tidak melakukan kegiatan itu. Namun jika dakwah

dipahami sebagai ajakan Islami yang dilakukan melalui lisan, tulisan,

maupun perbuatan (kerja nyata), maka aktivitas para aktivis MER-C

dalam gerakan kemanusiaan dapat dikatagorikan dakwah bi al-h{a>l. Habib mengatakan, sebagai dokter kami hanya bisa menyuntik dan

melakukan hal-hal yang berkenaan dengan medis. Namun demikian,

kami berusaha agar aktivitas menyuntik ini dapat bernilai dakwah.

Inilah yang dinamakan dengan jihad profesi.93

92

Imam Yahya, “Jihad dan Perang dalam Literatur Muslim”, dalam

Hilman Latief, Zezen Zaenal Mutaqin (Ed.), Islam dan Urusan

Kemanusiaan, h. 137-138. 93

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, di Sekretariat MER-C, 20

Desember 2018. Pukul: 14:00 WIB.

Page 255: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

238

Istilah jihad profesi juga diungkapkan oleh, Mirda,94

relawan

MER-C, bahwa ia yang berprofesi sebagai dokter rela meninggalkan

rumah dan pasien-pasien tetapnya di tempat praktik, lalu bergabung

dengan tim medis MER-C untuk melaksanakan misi kemanusiaan.

Mirda menegaskan, turun ke lapangan menjadi relawan, menyebarkan

ilmu, pengetahuan, dan skill di daerah bencana dengan mengharapkan

ridha Allah, merupakan bagian dari jihad. Ini adalah cara jihad

seorang dokter, yakni dengan mendedikasikan dirinya di jalan Allah

melalui profesi yang digelutinya dalam melaksanakan misi

kemanusiaan. Bergabung dengan MER-C bukanlah perihal yang

mudah, karena membutuhkan keyakinan kuat yang didasari oleh ru>h{ al-jiha>d.

Mirda mengatakan bahwa, aksi kemanusiaan yang

dilakukannya didasari panggilan jiwa untuk membersihkan diri dan

mengamalkan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah. Menurut

Mirda, turjun ke lapangan membantu korban bencana mengingatkan

diri untuk bersyukur kepada Allah SWT, karena kita masih punya

tempat tinggal, masih bisa makan, anak dan keluarga dalam keadaan

sehat serta terlindungi. Sebagai dokter, Mirda berpegang pada sumpah

agar selalu menghargai setiap jiwa, baik itu yang masih berada dalam

kandungan ataupun orang yang sudah tua tanpa memandang suku,

agama, ras, status sosial dan sebagainya. Ini semua sudah menjadi

bagian dari sumpah profesi dokter untuk memanusiakan manusia

bagaimana pun backround (latar belakangnya).95

Ketika ada bencana, itu merupakan sebuah panggilan untuk

memberikan pertolongan. Mirda meyakini bahwa yang dilakukannya

adalah bagian dari dakwah. Pertama, menolong orang, kedua,

menunjukkan tentang bagaimana cara mensyukuri apa yang

dianugerahkan Allah. Dengan demikian, bentuk dakwah yang

dilakukan Mirda lebih kepada memberi contoh yang baik. Dengan

upaya maksimal Mirda menyampaikan pesan-pesan agama kepada

para pasien, betapa pun pengetahuan agamanya tidak mendalam.

94

Mirda adalah relawan MER-C yang berprofesi sebagai dokter. Ia

bergabung dengan MER-C pada tahun 2009 dengan motivasi “memujudkan

keinginan membantu orang yang benar-benar sangat membutuhkan”, seperti

korban bencana yang memang sangat darurat. 95

Wawancara dengan dr. Mirda relawan medis MER-C, di posko

kesehatan MER-C, Desa Gumantar, Kec. Kayangan, Lombok Utara,

13 September 2018. Pukul: 10:00 WIB.

Page 256: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

239 Mirda selalu mengingatkan pasien-pasien muslim agar tidak lupa

shalat.96

Melalui MER-C inilah Mirda dapat merealisasikan panggilan

jiwanya dan mengamalkan ilmu untuk diberikan kepada masyarakat.

Dari sini, dapat dipastikan betapa urgennya lembaga keumatan yang

berfungsi mewadahi potensi individu menjadi kekuatan kolektif,

sehingga terwujud dalam realitas.

Adapun yang dimaksud dengan politik kemanusiaan, MER-C

memahaminya sebagai siasat atau mencari cara agar orang-orang yang

vulnerable (yang terkena bahaya) dan neglected (yang terabaikan)

dapat tertolong. Misalnya, ketika relawan MER-C ikut serta menjadi

tim medis pada aksi 212, secara politis MER-C tidak dalam arti

memihak kubu tertentu. Namun prinsipnya ialah “we help the most

vurnerable and the most neglected” (kami menolong orang yang

sedang terkena bahaya dan terabaikan). Pada saat itu tim MER-C

melihat bahwa yang mengalami bahaya adalah masyarakat muslim,

karena mengalami tekanan dari aspek politik. Contoh lain, Abu Bakar

Ba‟asyir merupakan vurnerable human, usia lanjut, dan mengalami

hukuman. Waktu itu, ia tidak ada yang mengurus, dan lembaga-

lembaga kemanusiaan pun menjauhinya. Maka MER-C datang untuk

memberi pertolongan sebagai profesional terhadap seseorang yang

harus segera ditolong, sehingga hak-hak asasinya terpenuhi.97

Ada

ungkapan dari Abu Bakar Ba‟asyir: “Apa yang telah dilakukan MER-

C selama diniatkan ikhlas semata-mata mengharap ridha Allah adalah

amal saleh di sisi Allah”.98

Dalam melaksanakan misi kemanusiaan, MER-C membangun

jejaring dengan pihak-pihak terkait, seperti: TNI, Polri, Laskar Jihad

dan lain-lain. Ketika konflik GAM, MER-C membangun jejaring

dengan pihak TNI maupun GAM yang saat itu panglimanya adalah

Ishak Daud. Di saat pihak GAM mengalami kondisi yang vurnerable

atau neglected, tim MER-C yang mayoritas berprofesi sebagai dokter

datang memberi pertolongan kepada mereka berkaitan dengan

kesehatan. Kedatangan tim MER-C ke markas GAM atas seizin TNI,

begitu pun pihak GAM mengetahui bahwa misi yang diemban MER-C

itu kemanusiaan yang profesional dan netral. Kemampuan

96

Wawancara dengan Mirda, relawan MER-C yang berprofesi

sebagai dokter pada tanggal 13 September 2018. 97

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, tanggal 20 Desember 2018. 98

Joserizal Jurnalis dan Rita T. Budiarti, Jalan Jihad Sang Dokter,

(Jakarta, Qanita, 2011), Cet. ke-2.

Page 257: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

240 membangun jejaring dengan pihak-pihak terkait yang dapat menjadi

sarana untuk memudahkan melakukan aktivitas aksi kemanusiaan bisa

dikatagorikan “politik kemanusiaan”.99

Kata ummah dalam QS Ali „Imran/3:104 yang diterjemahkan

dengan arti “segolongan orang”, yang harus merealisasikan misi suci

untuk mengajak kepada kebaikan (da’wah ila al-khair) dan

menegakkan amar ma’ru >f nahi munkar, merujuk pada makna profesi

setiap individu. Karena itu, aktivitas yang dilakukan oleh seorang

muslim atau kaum muslimin apa pun profesinya yang mencerninkan

nilai-nilai Islam dapat dikatakan dakwah. Aktivis MER-C yang

berprofesi sebagai dokter melaksanakan tugasnya berkaitan dengan

masalah medis. Di sinilah nilai-nilai dakwah dimasukkan di saat

memberikan pertolongan medis pada pasien. Demikian pula ketika

para aktivis turun ke daerah-daerah bencana alam, mereka yang

beragama Islam selalu menunjukkan identitasnya sebagai muslim,

dengan tetap menjaga sikap netral dan profesional yang merupakan

upaya dalam merealisasikan prinsip rah{matan lil ‘a<lami>n.100

Ini sangat

relevan dengan aktivitas dakwah Rasulullah saw dan para sahabat

yang memperlakukan secara ramah kepada kalangan non muslim di

Madinah, bahkan keselamatan mereka pun dilindungi negara,

sehingga mereka disebut ahl al-dhimmi. Sebagai organisasi yang berasaskan Islam dan berpegang pada

prinsip rah{matan lil ‘a<lami>n, MER-C bertujuan memberikan

pelayanan medis untuk korban perang, kekerasan akibat konflik,

kerusuhan, kejadian luar biasa, dan bencana alam di dalam maupun

luar negeri. Organisasi ini merupakan lembaga yang keanggotaannya

disebut relawan, yaitu para aktivis yang tidak dibayar dalam setiap

melakukan misi kemanusiaannya (unpaid volunteers). Misi yang

diemban dalam perjuangan MER-C adalah gerakan kemanusiaan di

bidang kegawatdaruratan medis yang bersifat amanah,101

profesional,

netral, mandiri, sukarela, dan mobilitas tinggi.

99

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, tanggal 20 Desember 2018. 100

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, tanggal 20 Desember 2018. 101

MER-C berpegang pada QS al-Anfal/8:27 yang berbunyi: “Hai

orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul,

dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan

kepadamu, sedang kamu mengetahui. Lihat Joserizal Jurnalis dan Rita T.

Budiarti, Jalan Jihad Sang Dokter, (Jakarta: Qanita, 2011), Cet. ke-2, h. 245.

Page 258: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

241

Keikhlasan menjalankan tugas dan kejujuran memegang

amanah yang dilandasi profesionalisme serta spririt yang tinggi,

menjadi indikator penting dalam pelaksanaan dakwah. Hal ini

tercermin pada sifat Rasulullah saw: siddiq, amanah, fathanah, dan

tabligh. Karena itu, dalam berdakwah harus ada kejujuran bertutur dan

bertindak, amanah memegang kepercayaan umat, kecerdasan

memahami problematika yang dihadapi, serta tanggungjawab

melaksanakan keawajiban. Inilah yang tertanam dalam organisasi

MER-C, yaitu mewujudkan kebaikan yang dapat dirasakan umat

manusia dengan mengharap keridhaan Allah SWT.

Mengenai penanganan secara profesional, tentu semua dokter

pun profesional, termasuk juga lembaga seperti WHO di PBB. Yang

membedakan MER-C dengan lembaga-lembaga lainnya adalah bahwa

tim MER-C bekerja dengan panggilan jihad dalam arti bersungguh-

sungguh melaksanakan tugas misi kemanusiaan karena Allah.

Meskipun tidak dibayar, tetapi tim MER-C bisa melakukan beberapa

hal. Pertama, memberikan standar pelayanan yang sama. Kedua, tim

MER-C bertanggungjawab atas dana yang diamanahkan dari donatur

dan simpatisan MER-C yang mayoritas umat Islam, walaupun ada

juga yang berasal dari kalangan non muslim. Ketiga, tim MER-C

berusaha menunjukkan etika yang baik di daerah bencana, terutama

etika sosial dan bersikap inklusif di tengah mereka yang tertimpa

bencana tanpa membedakan status sosial, suku, ataupun agama.102

.

Komitmen MER-C dalam merealisasikan amanah umat

tampak dalam upaya pendirian rumah sakit di Gaza Palestina. Pada

hari Ahad tanggal 3 Mei 2009, Perdana Menteri Palestina, Ismail

Haniya menulis surat yang ditujukan kepada dr. Arief Rachman

sebagai perwakilan MER-C Indonesia. Surat tersebut berisikan ucapan

terima kasih dari pihak pemerintah dan rakyat Palestina atas dukungan

MER-C dalam perjuangan rakyat Palestina menghadapi penjajah

Israel. Melalui Perdana Menteri, pemerintah Palestina menyediakan

sebidang tanah dengan luas 1,5 hektar di utara Gaza untuk mendirikan

rumah sakit yang menjadi tanda hubungan mulia antara rakyat

Palestina dan rakyat Indonesia, sehingga tercatat sebagai monumen

bersejarah.103

102

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, tanggal 20 Desember 2018. 103

Joserizal Jurnalis dan Rita T. Budiarti, Jalan Jihad Sang Dokter,

h. 273.

Page 259: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

242

Pengakuan tertulis dari pemerintah Palestina direspon positif

oleh pimpinan MER-C, Joserizal Jurnalis. Dengan semangat yang

tinggi, Joserizal bersama MER-C terus berupaya menghimpun dana

dari masyarakat Indonesia agar dapat mewujudkan cita-cita mulia

membangun rumah sakit di Gaza. Memang tidak mudah membangun

rumah sakit di Gaza, karena Israel sejak tahun 2007 sudah menutup

jalur akses ke Palestina, sehingga bahan bangunan seperti besi dan

semen yang dibutuhkan untuk membangun rumah sakit sulit

didatangkan.104

Penutupan jalur ini didasarkan kekhawatiran Israel,

bahwa bahan-bahan bangunan itu akan digunakan untuk membangun

basis pertahanan di sana. Kondisi yang sulit tidak membuat tekad tim

MER-C mundur, panggilan jihad menjadi motivasi untuk terus

bergerak merealisasikan program pembangunan rumah sakit. Faried

yang ditunjuk sebagai ketua tim konstruksi MER-C terus bekerja

mematangkan rencana arsitektur bangunan rumah sakit. Pada saat

yang sama, Joserizal mendapat kabar dari Departemen Luar Negeri

yang membatalkan rencana pembangunan rumah sakit. Pendirian

rumah sakit itu dinilai tidak perlu dilakukan, sebab tidak efektif dan

efisien. Padahal, ketika itu Departemen Kesehatan dan MER-C telah

menyiapkan dana sebesar Rp 22 miliar untuk pembangunan Rumah

Sakit Indonesia.105

Kebijakan Departemen Luar negeri tersebut tidak

melemahkan tekad MER-C mendirikan rumah sakit Indonesia di Gaza.

Pertengahan Desember 2009, tim MER-C mendapat dukungan dari

pemerintah melalui Agung Laksono untuk mewujudkan pembangunan

Rumah Sakit Indonesia di jalur Gaza. Ikhtiar paralel juga dilakukan

104

Kepala Presidium MER-C yang ikut terlibat pembangunan rumah

sakit sejak awal, Henry Hidayatullah menyebutkan, ada beberapa tantangan

yang dihadapi. Pertama, masalah kepemilikan lahan yang menjadi hak

prerogatif mereka. Kedua, sering kesulitan memperoleh izin masuk, karena

tim MER-C masuk ke Gaza melalui Mesir. Untuk itu, tim MER-C harus

mengantongi izin masuk dari tiga pihak, yakni Pemerintah, Intelijen Mesir,

dan Pemerintah Palestina. Alasan sulitnya pemberian akses, karena terkait

faktor keselamatan. Setiap tim MER-C mau datang ke Gaza, bisa saja masuk

ke Mesir, tetapi tidak bisa masuk ke Gaza, atau sudah berada di dalam Gaza,

tetapi tidak bisa keluar dari sana. https://amp-rappler-

com.cdn.ampproject.org/v/s/amp.rappler.com/indonesia/118547-indonesia-

bangun-, (diakses 10 Januari 2016). 105

Joserizal Jurnalis dan Rita T. Budiarti, Jalan Jihad Sang Dokter,

h. 274-275.

Page 260: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

243 MER-C dengan menemui Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi

pada pertengahan bulan Maret 2010. Dalam pertemuan itu, Sudi

Silallahi memberi kabar gembira bahwa nota kesepahaman (MoU)

pembangunan Rumah Sakit Indonesia di jalur Gaza akan segera

ditandatangani. Pembangunan fisik baru dimulai pada Mei 2011, dan

resmi beroperasi pada tanggal 27 Desember 2015 dengan menelan

dana sekitar Rp 126 miliar. Kehadiran Rumah Sakit Indonesia sangat

diapresiasi oleh warga Palestina, karena keberadaannya sangat

bermanfaat bagi mereka.106

Upaya MER-C yang memelopori

berdirinya Rumah Sakit Indonesia di Gaza adalah contoh kongkret

dari dakwah bi al-h{a>l. Rumah Sakit Indonesia merupakan bentuk

konkret kontribusi total bangsa Indonesia mebantu Palestina. Dana

ratusan miliar untuk biaya pembangunan merupakan sumbangan dari

warga di Tanah Air. Dana tersebut disumbangkan oleh warga dari

kelas menengah ke bawah. Sedangkan peralatan medis sebagian besar

dari Eropa, dan tempat tidurnya didatangkan dari Tiongkok. Selain itu,

seratus relawan dari Indonesia juga ikut terlibat proses pembangunan

rumah sakit. Kini, Rumah Sakit Indonesia dikelola oleh petugas medis

Palestina. MER-C sebagai manajer agar petugas medis Indonesia bisa

dikirim ke Gaza secara rutin.107

MER-C merupakan salah satu perwujudan dari ummah yang

mengemban misi: da’wah ila> al-khair (mengajak kepada kebajikan)

dan amar ma’ruf nahi munkar (memerintahkan berbuat yang ma’ruf,

mencegah yang mungkar). Organisasi MER-C sangat konsen

mengajak manusia kepada kebajikan, dan mencegah kemungkaran.

Amar ma’ru>f nahi munkar yang dilakukan MER-C dapat terlihat dari

aktivitas kemanusiaan yang telah dilakukan baik di dalam maupun

luar negeri. Aksi kemanusiaan MER-C jelas sejalan dengan pesan QS.

Ali Imran/3:110 yang menyatakan: “Kamu (umat Islam) adalah umat

terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh

106

“Indonesia Bangun Rumah Sakit Indonesia,” Berita Online,

dalam https://amp-rappler-

com.cdn.ampproject.org/v/s/amp.rappler.com/indonesia/118547-indonesia-

bangun-, (diakses 10 Januari 2016). 107

Joserizal Jurnalis dan Rita T. Budiarti, Jalan Jihad Sang Dokter,

h. 1-3. Lihat juga Redaksi, “Indonesia Bangun Rumah Sakit Indonesia”

https://amp-rappler-

com.cdn.ampproject.org/v/s/amp.rappler.com/indonesia/118547-indonesia-

bangun-, (diakses 10 Januari 2016).

Page 261: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

244 (berbuat) yang ma‟ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman

kepada Allah ...”. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw menegaskan:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk

sesamanya”. (HR. Ahmad, al-Thabrani, al-Daruquthni). Pernyataan al-

Qur‟an dan Sunnah tersebut menunjukkan bahwa indikator menjadi

khairu ummah (umat terbaik) yaitu “memberi manfaat kepada umat

manusia”.

Sayyid Quthub mengatakan, Islam tidak hanya agama dalam

arti sempit (religi), tetapi juga sistem hidup (manhaj h{ayah) yang

mengatur segi-segi kehidupan manusia. Sebagai sistem hidup, Islam

menghendaki kebaikan dan kemaslahatan hidup, tidak hanya

kemaslahatan individual, namun juga kesalehan sosial, bahkan

kesalehan publik (negara). Kesalehan negara ini sangat urgen, karena

orang baik belum tentu menjadi warga negara yang baik bila negara

buruk. Bahkan di negara yang buruk, orang baik bisa menjadi warga

negara yang buruk. Agar kesalehan negara dapat terwujud, perlu

didukung dengan tiga pilar utama. Pertama, pemahaman dan

pengamalan agama yang menekankan tidak hanya pada segi-segi

formalisme, akan tetapi juga pada substansi dan misi profetiknya

dalam mengupayakan kesejahteraan bersama bagi umat dan bangsa

(QS al-Baqarah/2:177).108

Kedua, tanggungjawab sosial dalam bentuk amar ma‟ruf dan

nahi munkar (al-amr bi al-ma’ru>f wa al-nahy ‘an al-munkar), yakni

membangun sistem Islam dan menanamkan nilai-nilai yang dianggap

baik dilihat dari segi agama maupun budaya, serta membebaskan

masyarakat dari berbagai kezhaliman dan pelanggaran moral. Ketiga,

keadilan sebagai upaya mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat

dan bangsa. Dalam Islam, keadilan merupakan nilai keutamaan yang

paling mendekati takwa (QS. al-Maidah/5:8). Karena itu, setiap orang

terlebih lagi para penguasa dan pejabat publik diperintahkan

menegakkan keadilan, agar terbangun kesalehan negara.109

108

A. Ilyas Ismail, The True Da’wa Menggagas Paradigma Baru

Dakwah Era Milenial, h. 132-133. 109

A. Ilyas Ismail, The True Da’wa Menggagas Paradigma Baru

Dakwah Era Milenial, h. 133. Dinyatakan dalam QS. al-Nisa‟/4:58 sebagai

berikut: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat

kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila

menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan

adil”.

Page 262: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

245

Pengakuan Joserizal Jurnalis,110

keterlibatannya dalam aksi-

aksi kemanusiaan bersama MER-C karena tersentuh dan termotivasi

dengan panggilan jihad yang termaktub di dalam QS al-

Hujurat/49:15:

أ ى ذا ثأ ج شربثا ى سعىۦ ث ا ثٱلل ءا ٱىز ؤ ب ٱى ف إ فغ

ذق ٱىص ئل ى أ عجو ٱلل

“Sesungguhnya orang-orang yang mukmin yang sebenarnya adalah

mereka yang beriman kepada Allah dan RasunNya, kemudian mereka

tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di

jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar”.

Tayangan televisi yang menyiarkan serangan-serangan Israel

di Gaza Palestina, dan tampak di layar tersebut penduduk sipil yang

tersiksa, terluka, bahkan tidak sedikit yang gugur akibat berondongan

senjata, membuat Joserizal merasa geram. Hatinya pedih melihat

saudara-saudaranya sesama muslim menderita dan terzhalimi. Sebagai

seorang dokter bedah tulang, ia tidak mungkin tinggal diam

menyaksikan korban yang bergelimpangan akibat kebiadaban perang,

apalagi yang menjadi korban adalah mayoritas kaum muslimin.

Panggilan jihad yang didasari iman kepada Allah dan Rasul-Nya,

menggerakkan hati Joserizal untuk turun tangan ke lapangan dengan

spirit bekerja cepat, menghidupkan MER-C dalam misi Palestina.

Membantu rakyat Palestina adalah bagian dari kewajiban agama. Al-

Aqsha adalah kiblat umat Islam pertama yang kini berada di tangan

orang yang tidak beratanggungjawab. Karena itu, al-Aqsha harus

dibebaskan.111

Pembebasan al-Aqsha bukan berarti mengusir orang-orang

non muslim, tetapi memberikan kesempatan kepada semua penganut

agama untuk menghormati Jerusalem,112

seperti yang dilakukan

110

Joserizal Jurnalis dan Rita T. Budiarti, Jalan Jihad Sang Dokter,

h. 1. 111

Joserizal Jurnalis dan Rita T. Budiarti, Jalan Jihad Sang Dokter,

h. 1-3. 112

Jerusalem adalah kota suci bagi tiga agama besar di dunia, yaitu:

Islam, Yahudi, dan Kristen. Karena latar belakang sejarah yang panjang,

ratusan atau mungkin ribuan tahun, kota ini memiliki beberapa nama:

Jerusalem, al-Quds, Yerushalayim, Aelia. Semua nama tersebut mencirikan

karakter dan warisan yang beragam. Kota ini juga merupakan tempat tinggal

beberapa nabi, seperti: Nabi Daud, Nabi Sulaiman, hingga Nabi Isa AS. Di

Page 263: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

246 Khalifah Umar bin Khattab. Semua orang Yahudi dan Nasrani boleh

beribadah ke sana. Berbeda dengan sekarang, kaum muslimin

dihalang-halangi dan dihambat tentara Israel ketika hendak beribadah

di Masjid al-Aqsha, seakan-akan Jerusalem itu wilayah Israel.

Joserizal menganggap perjuangan orang-orang Palestina merebut

kembali daerah-daerah mereka adalah perjuangan yang wajar, sebab

merekalah sebagai pemilik tanah tersebut. Mereka terusir setelah

Israel masuk dengan bantuan Inggris ketika Perang Dunia II.

Realitasnya, Israel tidak mau hidup berdampingan. Zionis itu tidak

mengizinkan Palestina sebagai sebuah negara berdaulat memiliki

angkatan bersenjata.113

Ini menunjukkan arogansi mereka yang selalu

menggunakan kekuatan militer dengan dukungan negara super power

Amerika Serikat. Berbeda terbalik ketika Islam menguasai Jerusalem,

kaum muslimin memberikan hak yang sama kepada kaum Yahudi dan

Nasrani untuk beribadah di al-Aqsha.

Masjid al-Aqsha merupakan salah satu masjid yang disucikan

oleh kaum muslimin, sebab pernah menjadi tempat pijakan pertama

Rasulullah saw ketika mi’ra>j ke Sidra>t al-Muntaha> untuk menghadap

Allah SWT di maqam tertinggi. Masjid al-Aqsha adalah masjid kedua

yang dibangun di muka bumi setelah Masjid al-Haram, yang jaraknya

sekitar empat puluh tahun.114

Ada tiga masjid yang sangat disakralkan

masa Nabi Muhammad saw, beliau pun pernah menginjakkan kaki di tanah

para nabi ini. Dalam suatu perjalanan dari Mekkah menuju Jerusalem,

kemudian dari Jerusalem ke Sidrat al-Muntaha. Perjalanan ini dikenal dengan

peristiwa Isra‟ dan Mi‟raj. Jerusalem tidak pernah menjadi bagian dari negeri

Islam di masa hidup Nabi Muhammad saw. Negeri yang penuh berkah

tersebut (alladhi> ba<rakna> h{aulah) baru masuk menjadi wilayah Islam pada

masa Umar bin Khattab. https://kisahmuslim.com/3825-pembebasan-

jerusalem-di-masa-umar, (diakses 22 Januari 2019). 113

Joserizal Jurnalis dan Rita T. Budiarti, Jalan Jihad Sang Dokter,

h. 3. 114

Dinyatakan dalam sebuah hadits, “Abu Dzar berkata: Aku

bertanya, wahai Rasulullah, masjid manakah yang pertama kali dibangun di

muka bumi? Rasul menjawab, “Masjid al-Haram”. Aku bertanya kembali,

kemudian yang mana lagi? Rasul menjawab, “Masjid al-Aqsha”. Aku

bertanya, berapa jarak antara keduanya? Rasul menjawab, “empat puluh

tahun”. Kemudian Rasulullah saw bersabda, di manapun kamu berada, jika

tiba waktu shalat, maka shalatlah, karena tempat itu adalah masjid” (HR.

Jama‟ah). Lihat Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, (Beirut: Dar al-Fikr, 1981

M/1401 H), Jilid 1, Cet. ke-3, h. 208.

Page 264: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

247 oleh kaum muslimin, yaitu: Masjid al-Haram, Masjid Nabawi, dan

Masjid al-Aqsha.115

Keberadaan Masjid al-Aqsha tidak dapat

dilepaskan dengan kota Jarusalem, yakni kota di mana Masjid al-

Aqsha berada. Kota ini menyimbolkan niai-nilai spiritualitas dan

sakralitas, sehingga kaum muslimin, Yahudi dan Nasrani

menjadikannya sebagai tempat suci.116

Ibn Taimiyah mengatakan, yang sesungguhnya disebut Masjid

al-Aqsha ialah seluruh kompleks di atas bukit Moria di Bait al-Maqdis

atau Jerusalem, yang kompleks tersebut sekarang dikenal dalam

bahasa Arab sebagai ‚al-H{ara>m al-Shari>f‛ (tanah suci mulia). Di atas

kompleks al-Haram al-Syarif itulah dahulu berdiri Masjid al-Aqsha

yang pertama oleh Nabi Sulaiman, yang oleh orang Arab dinamakan

‚Haikal Sulaiman‛ atau dalam bahasa Inggrisnya “Solomon Temple”.

Masjid al-Aqsha yang didirikan oleh Nabi Sulaiman ini dihancurkan

oleh Nebukadnezar. Kemudian „Uzair, dengan bantuan seorang raja

Persia, Bahman, membangunnya kembali secara sederhana. Lalu raja

Yahudi, Herodus, membangun kembali masjid itu dengan sangat

megah, di saat-saat sekitar kelahiran Nabi Isa al-Masih. Masjid al-

Aqsha yang kedua ini kemudian dihancurkan oleh Titus dari Roma,

pada tahun 70 Masehi. Karena kebencian orang-orang Romawi

kepada bangsa Yahudi, mereka berusaha melenyapkan sama sekali

sisa-sisa keyahudian pada Bait al-Maqdis dan bekas Masjid al-Aqsha

itu, dengan menjadikannya pusat penyembahan berhala mereka.. Di

atas bekas Masjid al-Aqsha, mereka membangun patung Dewi Aelia,

berhala Romawi, dan nama Jerusalem atau Bait al-Maqdis diubah

menjadi Aelia Kapitolina, atau Aelia saja. Orang Arab mengenalnya

sebagai Iliyya, sehingga nama ini pun tercantum dalam naskah

perjanjian keamanan yang dibuat Umar bin Khattab untuk penduduk

Bait al-Maqdis.117

115

Dari Jabir, bahwasanya Nabi saw bersabda: “Shalat di Masjid al-

Haram nilainya seratus ribu kali dibanding shalat di masjid lain. Shalat di

masjidku (Masjid Nabawi) nilainya seribu kali dibanding shalat di masjid

lain, dan shalat di Bait al-Maqdis (Masjid al-Aqsha) nilainya lima ratus kali

shalat di masjid lain” (Riwayat al-Baihaqi). Lihat Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, h. 210.

116Abdul Fatah, “Keberkahan Al-Aqsha Perspektif Hermeneutika

Schleiermacher,” Jurnal Penelitian, Vol. 14, No. 1, 2017, h. 2. 117

Nurcholish Madjid, Islam Agama Peradaban: Membangun

Makna dan Relevansi Doktrin Islam Dalam Sejarah, (Jakarta: Paramadina,

Page 265: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

248

Islam menyucikan kota Jerusalem, karena di sinilah Masjid al-

Aqsha berada dan menjadi kiblat pertama kaum muslimin. Orang

Yahudi juga menyakini kota ini sebagai kota suci mereka, kota yang

dijanjikan Tuhan bagi kaum Yahudi. Di samping itu, Yahudi juga

menyakini tembok barat yang mereka menyebutnya sebagai tembok

ratapan, yaitu pintu untuk bertemu dengan Tuhan mereka. Menyentuh

tembok ratapan berarti menyentuh Tuhan, kalaupun tidak bisa

bertemu Tuhan mereka berkirim surat kepada Tuhan. Terdapat begitu

banyak pesan doa yang diselipkan di celah-celah pintu tembok. Itulah

surat kepada Tuhan. Sedangkan bagi kaum kristiani, Jerusalem adalah

tempat di mana Yesus dimakamkan, tepatnya di Gereja Makam

Kristus yang dibangun oleh Ratu Helena.118

Bahkan kaum kristiani

1995), Cet. ke-1, h. 28-29. Dalam QS al-Isra‟/17:4-8 bahwa anak cucu Israil,

yaitu kaum Yahudi akan membuat kerusakan di bumi dua kali, dan pada

kedua peristiwa perusakan itu Allah SWT mengirimkan adzab-Nya kepada

mereka berupa hancur luluhnya Masjid al-Aqsha atau Bait al-Maqdis, dan

terhinanya bangsa Yahudi. Secara lebih rinci, QS al-Isra‟/17:4-8

menjelaskan: “Dan Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu,

“kamu pasti akan berbuat kerusakan di bumi ini dua kali dan pasti kamu akan

menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”. Maka apabila

datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang pertama dari kedua (kejahatan)

itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang perkasa, lalu

mereka merajalela di kampung-kampung. Dan itulah ketetapan yang pasti

terlaksana. Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan

mereka, Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami

jadikan kamu kelompok yang lebih besar. Jika kamu berbuat baik (berarti)

kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka

(kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. Apabila datang saat hukuman

(kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan

wajahmu lalu mereka masuk ke dalam masjid (Masjid al-Aqsha),

sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama kali dan mereka

membinasakan apa saja yang mereka kuasai. Mudah-mudahan Tuhan kamu

melimpahkan rahmat kepada kamu; tetapi jika kamu kembali (melakukan

kejahatan), niscaya Kami kembali (mengadzabmu). Dan Kami jadikan neraka

Jahanam penjara bagi orang kafir”. 118

Ratu Helena adalah ibunda Raja Konstantin yang mendirikan

Konstantinopel. Ia membangun “Gereja Kiamat” (Gereja Kebangkitan),

karena menurut anggapan kaum Nasrani, gereja itu berdiri di atas kubur Nabi

Isa al-Masih setelah disalib, yang dari kubur itu beliau dibangkitkan kembali

terjadi pada tahun 328 Masehi. Ratu Helena memerintahkan untuk

membuang segala macam kotoran dan sampah ke atas Karang Suci

Page 266: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

249 meyakini bahwa kebangkitan Yesus untuk kedua kalinya akan muncul

di kota ini. Yahudi, Kristen dan Islam mengklaim bahwa mereka

semua memiliki hak atas Jerusalem. Kaum Yahudi mendasarkan atas

klaimnya pada pristiwa abad 11 SM, tatkala Raja Daud mengalahkan

dan merebut kota itu. Bagi kaum kristiani, kesucian kota Jerusalem

diperoleh dari kehidupan dan karya Yesus serta penyaliban dan

kebangkitannya di kota tersebut. Sedangkan bagi kaum muslimin,

Jerusalem menjadi penting karena di kota itu Rasulullah saw transit

dalam perjalanan Isra‟, dan dari tempat itu pula bertolak Mi‟raj.119

Berdasarkan catatan sejarah, pada tahun 637 M, pasukan

Islam sudah mendekati wilayah Jerusalem yang saat itu di bawah

tanggungjawab Uskup Sophronius120

sebagai perwakilan Byzantium

(Shakhrah), yaitu kiblat orang Yahudi, sebagai penghinaan kepada mereka.

Ratu Helena juga memerintahkan untuk menghancurkan sisa-sisa Masjid al-

Aqsha peninggalan Herodus yang masih berdiri, sehingga yang tersisa

hanyalah sebuah tembok, yang oleh orang Yahudi disebut “Tembok Ratap”

(Wailing Wall). Kini tembok itu merupakan tempat paling suci bagi kaum

Yahudi, dan menjadi tujuan kunjungan mereka yang terpenting. Lihat

Nurcholish Madjid, Islam Agama Peradaban: Membangun Makna dan

Relevansi Doktrin Islam Dalam Sejarah, h. 27 dan 29. 119

Abdul Fatah, “Keberkahan Al-Aqsha Perspektif Hermeneutika

Schleiermacher,” h. 2-3. Disebutkan dalam QS. al-Isra‟/17:1: “Mahasuci

(Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam

hari dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha yang telah Kami berkahi

sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda

(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat”. 120

Santo Sophronius berasal dari kota Damsyik (sekarang

Damaskus-Suriah). Awalnya ia adalah seorang guru dan ahli retorika.

Kerinduannya untuk menjadi seorang pelayan Tuhan membuat Sophronius

meninggalkan Damsyik dan mulai mengembara ke pertapaan-pertapaan dan

biara-biara di sekitar Asia kecil. Ia berkelana sampai ke tanah Mesir, di mana

ia tinggal selama beberapa tahun dan dibimbing oleh Patriark Alexandria,

Santo Yohanes Penderma. Di sekitar tahun 580 M, Sophronius pindah ke

Jerusalem dan masuk biara Santo Theodosius di dekat kota Bethlehem.

Ketika muncul ajaran sesat monotelitisme, Sophronius dengan gigih melawan

ajaran sesat yang menyatakan bahwa Kristus hanya memiliki satu kodrat

Ilahi, dan menolak kodrat manusia-Nya. Ia menulis banyak buku demi

membendung pengaruh ajaran ini. Buku-bukunya kini telah hilang. Pada

tahun 633 M, Sophronius berangkat ke ibukota Kekaisaran Romawi Timur

Konstantinopel demi memperingatkan para pemimpin Gereja agar tidak

terpengaruh oleh monotelitisme yang ternyata mendapat dukungan dari kaisar

Page 267: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

250 dan kepala gereja Kristen Jerusalem. Ketika pasukan Islam di bawah

kepemimpinan Khalid bin Walid dan Amr bin Ash mengepung kota

suci tersebut, Sophronius tetap menolak untuk menyerahkan

Jerusalem kepada kaum muslimin kecuali jika Khalifah Umar bin

Khattab yang datang langsung menerima penyerahan darinya.

Mendengar kabar tersebut, Umar bin Khattab langsung berangkat dari

Madinah menuju Jerusalem dengan mengendarai keledai dan ditemani

satu orang pengawal. Setibanya di Jerusalem, Umar bin Khattab

disambut oleh Sophronius yang benar-benar merasa kagum dengan

sosok pemimpin muslim ini. Salah seorang yang paling berkuasa di

muka bumi kala itu, hanya menyandang pakaian sederhana yang tidak

jauh berbeda dengan pengawalnya. Umar bin Khattab diajak

mengelilingi Jerusalem, termasuk mengunjungi Gereja Makam Suci

(menurut keyakinan Kristen, Nabi Isa dimakamkan di gereja ini).

Ketika waktu shalat tiba, Sophronius mempersilakan Umar bin

Khattab untuk shalat di gereja, namun ia menolaknya dengan alasan

ada kekhawatiran, jika melaksanakan shalat di gereja nanti umat Islam

akan mengubah gereja itu menjadi masjid, dengan dalih Khalifah

Umar bin Khattab pernah shalat di situ. Ini jelas menzhalimi hak umat

Nasrani. Kemudian Umar bin Khattab shalat di luar gereja. Di

hadapan para utusan Sophronius, Uskup Agung Bait al-Muqaddas

yang datang mengajak berdamai, Umar bin Khattab berkata sambil

tersenyum: “berikan perlindungan kepada mereka, jangan merasa

khawatir, beri mereka keamanan”.121

Kekaguman Joserizal Jurnalis dan tim MER-C terhadap sikap

Umar bin Khattab yang mampu memobilisasi kekuatan kaum

Heraklius (Kaisar Byzantium 610-641 M). Meskipun misinya ke

Konstantinopel tidak membuahkan hasil, namun Sophronius terpilih menjadi

Patriark Jerusalem pada tahun 634 M. Setelah penobatannya, Sophronius

menuliskan sebuah surat kepada Paus Honorius I dan para patriark gereja di

wilayah Timur. Dalam suratnya ia menegaskan pandangannya akan dua

kodrat Yesus, kodrat manusia dan kodrat Ilahi. Perjuangan Sophronius baru

membuahkan hasil pada tahun 680 M, kurang lebih 40 tahun setelah

kematiannya, yaitu saat diselenggarakan konsili Konstantinopel III. Hasil

konsili ini menolak ajaran monotelitisme dan menyatakannya sebagai ajaran

sesat. http://katakombe.org/para-kudus/item/sophronius.html, (diakses 13

Maret 2016). http://scdc.binus.ac.id/kmk/2017/03/santo-sofronius-pengaku-

iman/, (diakses 11 Maret 2017). 121

Muhammad Husain Haekal, Umar bin Khattab, Terjemahan Ali

Audah, (Jakarta: Tintamas Indonesia, 2015), Cet. ke-15, h. 288-291.

Page 268: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

251 muslimin agar tetap menahan diri dan menjaga toleransi dalam

beragama dengan pihak non muslim yang dalam kondisi sangat

terdesak ketika wilayah Palestina dikuasai pasukan kaum muslimin

yang dipimpin Khalid bin Walid dan Amr bin Ash, menunjukkan

bahwa di dalam jiwa aktivis MER-C ini tertanam spirit jihad dan

dakwah. Jihad tidak harus diselesaikan dengan eksekusi senjata, dan

dakwah tidak harus diakhiri dengan paksaan. Keteladanan Umar bin

Khattab jelas mencerminkan keluhuran ajaran Islam yang membawa

rahmat bagi alam semesta. MER-C hadir di tengah umat membawa

manfaat dan solusi dengan misi kemanusiaan sebagai respon

menentang kezhaliman.

Setelah Jerusalem dikuasai oleh kaum muslimin, Khalifah

Umar bin Khattab segera menata kembali kota suci itu, dan

menjadikannya kota penting bagi kaum muslimin. Umar bin Khattab

memerintahkan agar area Kuil Sulaiman, yakni area tempat Rasulullah

saw berangkat menuju Sidra>t al-Muntaha dibersihkan dari sampah-

sampah yang dibuang orang-orang Kristen untuk menghina orang

Yahudi. Umar bin Khattab bersama para tentaranya dan dibantu

beberapa orang Yahudi membersihkan wilayah tersebut, kemudian

merenovasi komplek Masjid al-Aqsha. Di masa pemerintahan Umar

bin Khattab dan kekhalifahan Bani Umayyah, Jerusalem menjadi kota

pusat ziarah keagamaan dan perdagangan. Penaklukan Jerusalem pada

masa pemerintahan Umar bin Khattab pada tahun 637 M, merupakan

peristiwa yang sangat penting dalam sejarah Islam. Selama 462 tahun

wilayah ini menjadi daerah kekuasaan Islam dengan jaminan

keamanan memeluk agama dan perlindungan terhadap kelompok

minoritas berdasarkan fakta yang dibuat Umar bin Khattab ketika

menaklukan kota Jerusalem.122

Untuk mengatur hak dan kewajiban penduduk Jerusalem

antara yang muslim dan non muslim, sebagai upaya mengatasi gejolak

yang biasanya muncul di dalam masyarakat transisi, maka Umar bin

Khattab membuat perjanjian tertulis yang dikenal dengan Mi>tha>q ‘Aelia>.123

Teks perjanjian itu sebagai berikut:

122

“Pembebasan Jerusalem di Masa Umar,” dalam

https://kisahmuslim.com/3825-pembebasan-jerusalem-di-masa-umar,

(diakses 22 Januari 2019). 123

Mitsaq Aelia atau Piagam Aelia adalah sebuah piagam perjanjian

yang dibuat Umar bin Khattab ketika melakukan pembebasan al-Quds (Aelia)

dari tangan Romawi yang ditanda tangani pada tanggal 20 Rabi‟ al-Awal 15

Page 269: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

252 “Bismillahirrahmanirrahim. Ini adalah jaminan keamanan dari hamba

Allah, Umar Amir al-mukminin, kepada penduduk Jerusalem:

memberikan jaminan terhadap jiwa mereka, harta, gereja-gereja, salib-

salib, orang-orang yang lemah, dan mereka tidak dipaksa

meninggalkan agama mereka. Tidak ada seorang pun di antara mereka

yang merasa terancam dan diusir dari Jerusalem. Orang-orang Yahudi

tidak akan tinggal bersama mereka di Jerusalem.124

Penduduk

Jerusalem diwajibkan membayar pajak ringan (jizyah) seperti yang

dilakukan oleh penduduk kota-kota lainnya. Mereka harus

mengeluarkan orang-orang Byzantium (Romawi) dan para perampok.

Orang-orang Jerusalem yang tetap ingin tinggal di wilayah Bizantium,

mereka boleh membawa barang-barang dan salib-salib. Mereka

dijamin aman sampai tiba di tempat tujuan. Setelah itu, mereka pun

masih dibolehkan kembali lagi ke Jerusalem jika ingin berkumpul

dengan keluarga mereka, namun mereka wajib membayar pajak

sebagaimana penduduk lainnya. Apabila mereka sudah membayar

H/5 Februari 636 M. Piagam ini bertujuan memberikan jaminan keamanan

dan keselamatan berbagai pihak di dalam wilayah Jerusalem yang baru saja

diambil alih oleh pasukan kaum muslimin. Piagam ini sangat efektif untuk

membuat masyarakat pluralis Palestina lebih tenang, karena pengambilalihan

kota ini dari kerajaan Romawi lebih dirasakan masyarakat sebagai

pembebasan ketimbang penaklukan, apalagi penjajahan. Pasukan kaum

muslimin dapat dipandang sebagai pembebasan umat Kristen lokal di

Jerusalem yang dikuasai penguasa Kristen Romawi-Byzantium karena

dianggap tidak sesuai dengan ajaran-ajaran mereka. Kristen lokal di Aelia

tidak mengakui hasil Konsili Kalsedon, yang dihasilkan Kristen Roma-

Byzantium. Pada saat bersamaan, Kristen lokal Aelia juga membenci kaum

Yahudi dan Kuil Solomon mereka dijadikan tempat pembuangan sampah.

Perjanjian Aelia memberikan jaminan eksistensi terhadap tiga agama

dominan sebelumnya, yaitu Yahudi, Kristen lokal, Kristen Orthodox

Romawi-Byzantium, dan tentu saja ditambah dengan Islam. Melalui Piagam

Aelia, Khalifah Umar bin Khattab mendamaikan antara Kristen lokal dan

Kristen Romawi-Byzantium, minoritas Yahudi di kota Jerusalem, dan agama

Islam yang baru datang di wilayah itu. Lihat Nasaruddin Umar,

“Pembelajaran dari Piagam Aelia”, Media Indonesia, Jakarta, 23 Pebruari

2018. m.mediaindonesia.com, (diakses 22 Januari 2019). 124

Ini adalah permintaan penduduk Jerusalem, karena penduduk

Jerusalem sangat membenci orang-orang Yahudi. Orang-orang Yahudi

membunuh tawanan Nasrani di wilayah Persia. Sampai ada riwayat yang

menyebutkan, Umar bin Khattab menjamin tidak ada Yahudi yang lewat dan

bermalam di Jerusalem.

Page 270: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

253 pajak sesuai dengan kewajiban, maka segala apa yang ada dalam surat

perjanjian ini, merupakan janji dengan Allah, jaminan RasulNya, para

Khalifah, dan jaminan orang-orang yang beriman”.125

Umar bin

Khattab menutup surat perjanjian tersebut dengan tanda tangannya,

disaksikan oleh Khalid bin Walid, Amr bin Ash, Abd al-Rahman bin

„Auf, dan Mu‟awiyah bin Abi Sufyan.

Dua hal yang tidak dapat dilupakan oleh Joserizal Jurnalis

berkaitan dengan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina.

Pertama, karena kewajiban agama. Bagi Joserizal, agama bukan

sebagai candu dan bukan pula diazepam (obat penenang).126

Karena

itu, ajarannya harus diimplementasikan dalam realitas kehidupan.

Ketentraman hati dapat diarasakan jika amanah Allah bisa ditunaikan.

Menjadi dokter ahli bedah adalah amanah yang harus diwujudkan

untuk memberi manfaat kepada orang-orang yang membutuhkan

bantuan, seperti korban perang di Gaza Palestina. Kedua, peranan

muslim Palestina bagi Indonesia sebagai negara pertama yang

mengakui kemerdekaan Indonesia.

Dalam merealisasikan program MER-C menyangkut aksi

kemanusiaan ke Palestina, Joserizal menjalin komunikasi dengan

pihak pemerintah, sebab untuk sampai ke lokasi tujuan tidaklah

mudah, harus melalui jalur-jalur yang sudah diblokade pemerintah

Israel, sementara Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik.

Tekad dan keyakinan kuat bahwa Allah SWT akan selalu memberi

jalan bagi hambaNya yang ikhlas berbuat kebajikan, tertanam dalam

jiwa Joserizal dan para relawan MER-C. Rencana pengiriman misi

kemanusiaan ke Gaza mendapat respon positif dari pemerintah, yang

diwakili Menteri Kesehatan era Presiden Soesilo Bambang Yudoyono,

Siti Fadilah.127

Dengan dukungan pemerintah, Joserizal dan MER-C

dapat berangkat ke Palestina membawa misi kemanusiaan. Namun

posisi MER-C tetap netral, tidak berafiliasi dengan partai politik

tertentu, apalagi menjadi alat kekuasaan.

125

Dikutip dari al-Thabari dalam ‚Ta>rikh al-T{abari>‛. Lihat

Muhammad Husain Haekal, Umar bin Khattab, Terjemahan Ali Audah, h.

288-289. 126

Joserizal Jurnalis dan Rita T. Budiarti, Jalan Jihad Sang Dokter,

h. 23. 127

Joserizal Jurnalis dan Rita T. Budiarti, Jalan Jihad Sang Dokter,

h. 5-7.

Page 271: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

254 Tidak hanya ke Palestina, misi kemanusiaan MER-C juga

menembus Afganistan dan Irak. Di sini tampak jelas bahwa MER-C

merupakan organisasi kemanusiaan yang netral dan mandiri. Atas

rekomendasi dari Salim Zaid, Duta Besar Taliban di Islamabad,

Joserizal dan tim relawan MER-C dapat masuk ke Kandahar.

Rekomendasi ini yang menjadikan MER-C sebagai organisasi non

pemerintah pertama yang dapat masuk Afganistan, ketika peperangan

melanda Kandahar untuk pertama kalinya. Betapapun Taliban

seringkali disebut-sebut fanatik dengan pakaian, yakni baju-baju ala

Barat diidentikkan dengan baju kafir, namun Joserizal mampu

meyakinkan Salim Zaid untuk menjalankan misi kemanusiaan,

padahal ia ketika menghadap mengenakan kemeja dan celana blue

jeans. Joserizal menegaskan kepada Salim Zaid: “Saya dokter, saya

bawa uang, bawa obat, dan bawa tim. Saya mau ke Afganistan.

Kondisi yang darurat mungkin menjadi pertimbangan Salim Zaid

untuk tidak lagi memerhitungkan penampilan Joserizal dan timnya.128

Begitupun ketika MER-C hendak mengirimkan tim ke Irak,

Joserizal masuk ke Irak lewat pintu perbatasan Yordania. Visa masuk

ke Irak yang diurusnya di Amman bisa selesai dalam waktu lima jam,

padahal dalam keadaan permulaan perang, tidak mudah bagi suatu

negara untuk memberi izin masuk kepada orang asing dengan begitu

saja. Di kala sejumlah organisasi non pemerintah masih mengantri izin

masuk di perbatasan, MER-C berhasil melaluinya dan menjadi satu-

satunya NGO yang masuk ke Irak di masa awal perang. Dari sinilah

Joserizal meyakini bahwa dengan modal ikhlas, Allah SWT

memberikan kemudahan-kemudahan.129

Kerja keras, kerja tuntas, tawakal sebagaimana dalam QS. al-

Thalaq/65:3, serta pantang menyerah merupakan prinsip yang

dipegang teguh oleh Joserizal dan tim MER-C. Suatu ketika, Joserizal

dan tim MER-C membeli obat-obatan di Damaskus, Suriah. Pada saat

mengurus visa Suriah di Kedutaan Besar Suriah di Amman, ia

mendapat masalah. Namun dengan kegigihannya, Joserizal dengan

128

Joserizal Jurnalis dan Rita T. Budiarti, Jalan Jihad Sang Dokter,

h. 8. 129

Joserizal Jurnalis dan Rita T. Budiarti, Jalan Jihad Sang Dokter,

9. Sejalan dengan pernyataan QS al-Thalaq/65:2 dan 4: “... Barangsiapa

bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar

baginya”. “... Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan

menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya”.

Page 272: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

255 anggota tim MER-C terus berusaha mengurus visa tersebut, dan

akhirnya berhasil atas bantuan Duta Besar Suriah untuk Yordania.130

Kepiawaian Joserizal dalam melakukan lobi dengan pihak-pihak yang

berwenang menunjukkan bahwa ia dapat dikatagorikan seorang da‟i

yang menguasai metode dalam berdakwah sesuai QS. al-

Nahl/16:125, yaitu: h{ikmah (mengetahui siapa obyek dakwah),

mau’z{ah al-h{asanah (pengajaran yang baik), dan muja>dalah al-ah{san

(berdialog dan berdiskusi dengan logis serta dapat diterima tanpa

menyinggung perasaan). Dinyatakan al-Qur‟an:

سثل إ أحغ ز

ثٱى ذى ج ػظخ ٱىحغخ ٱى خ عجو سثل ثٱىحن ٱدع إى

ض ث أػي زذ ثٱى أػي و ػ عجيۦ “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran

yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang terbaik.

Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang

sesat dari jalanNya, dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang

mendapat petunjuk”. (QS. al-Nahl/16:125).

Dalam menjalankan aksi kemanusiaan, MER-C sangat hati-

hati untuk bertindak dan menentukan wilayah aksi. Hal ini terbukti

dengan tidak adanya sejarah yang menceritakan MER-C datang ke

Suriah, meski Suriah merupakah salah satu wilayah konflik di dunia

yang menelan banyak korban. Hal ini disebabkan oleh sulitnya MER-

C melakukan negosisasi dan izin dari pemerintah. Di samping itu

konflik Suriah tidak murni konflik politik, tapi juga konflik antar

Madzhab dan gerakan-gerakan radikal. Jika MER-C tidak melalui

pemerintah secara resmi, maka ketika keluar dari Suriah, para relawan

MER-C bisa dianggap ISIS yang berimplikasi negatif bagi eksistensi

MER-C. Hal ini berbeda dengan di Gaza, meski kondisinya sangat

berbahaya, para relawan harus profesional. Dengan izin resmi dari

pemerintah, maka tim relawan MER-C dapat masuk melalui kedutaan.

Sedangkan jika hendak ke Suriah, pasti mengalami kesulitan, mau

masuk lewat mana.131

Saat ini dakwah melalui jihad profesi menjadi salah satu cara

para profesional melakukan jalan dakwah, karena kemampuan tabligh

130

Joserizal Jurnalis dan Rita T. Budiarti, Jalan Jihad Sang Dokter,

h. 9-10. 131

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, tanggal 20 Desember 2018.

Pukul 12.30 WIB.

Page 273: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

256 dan retorika tidak bisa dilakukan semua orang. Dakwah melalui jihad

profesi menjadi model baru dakwah yang membumi dan merespon

kebutuhan ummat. Jihad profesi yang dilakukan oleh tim relawan

MER-C dalam aksi kemanusiaan tergolong pada aktivitas dakwah

dalam konteks nahi munkar. Dengan memberi pertolongan kepada

para korban konflik/perang di Palestina dan korban bencana alam di

Lombok, menunjukkan sikap tegas MER-C yang menolak kezhaliman,

ketidakadilan, kesewenang-wenangan, dan pelanggaran hak-hak asasi

manusia.

Nahi munkar dapat diartikan dengan liberasi, yaitu mencegah

diri dari setiap tindak kejahatan yang merusak. Nahi munkar juga

berarti, pembebasan dari kebodohan, kemiskinan ataupun

penindasan.132

Pencegahan kemungkaran yang dilakukan MER-C

diwujudkan melalui jihad profesi para dokter dan tim relawan lainnya

yang membantu program organisasi dengan upaya maksimal, sehingga

korban-korban konflik dan bencana alam dapat tertolong serta

tertanggulangi. Aktivitas ini adalah bukti bahwa MER-C melakukan

pencegahan agar korban tidak bertambah banyak yang berarti

mencegah dari segala jenis kemungkaran, seperti kezhaliman,

penindasan, ketidakadilan, pelanggaran hak-hak asasi manusia,

kebodohan, kemiskinan, ketidakpedulian membantu sesama, dan

sebagainya.

D. Rahmatan Lil ‘A>lami>n sebagai Wujud Prinsip Keimanan

Misi utama ajaran Islam yang dibawa Rasulullah saw adalah

rah{matan lil ‘a>lami>n (rahmat bagi alam semesta).133

Kehadiran Islam

di muka bumi, untuk membawa kemaslahatan, kebaikan, dan manfaat

yang dirasakan tidak hanya oleh manusia, binatang, tumbuh-

tumbuhan, tetapi juga makhluk-makhluk yang tidak bernyawa. Bagi

manusia, dengan rahmat itu terpenuhilah hajat batinnya untuk meraih

ketenangan, ketenteraman, serta pengakuan atas wujud, hak, bakat dan

fitrahnya menyangkut perlindungan, bimbingan, dan pengawasan,

serta saling pengertian dan penghormatan. Bagi makhluk yang lain,

132

Kuntowijoya, Islam sebagai Ilmu Epistemologi, Metodologi dan

Etika, h.104. 133

QS. al-Anbiya‟/21:107.

Page 274: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

257 terpenuhi pula haknya untuk dipelihara dan dibimbing, sehingga

mereka dapat mencapai tujuan penciptaannya.134

Achmad Siddiq,135

mengajukan tiga gagasan penting untuk

mewujudkan Islam rah{matan lil ‘a>lami>n. Pertama, ukhuwah

Islamiyah. Aspek ini memiliki persaudaraan yang berkembang atas

dasar semangat keagamaan, baik tingkat nasional maupun

internasional. Kedua, ukhuwah wathaniyah, yakni persaudaraan yang

tumbuh atas dasar semangat kebangsaan. Ketiga, ukhuwah basyariyah,

adalah persaudaraan yang tumbuh atas semangat kemanusiaan. Jika

ukhuwah Islamiyah dan wathaniyah berjalan dengan baik dan benar,

134

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Jilid 2, (Jakarta:

Lentera Hati, 2011), Cet. ke-1, h. 254. Banyak pesan Rasulullah saw yang

mengajarkan agar mengasihi binatang, dimulai dari perintah tidak

membebaninya melebihi kemampuannya sampai dengan perintah mengasah

pisau terlebih dahulu sebelum menyembelihnya. Hal ini sudah ditanamkan

oleh Rasulullah saw kepada umatnya sebelum Eropa mengenal organisasi

pencinta binatang. Rasul juga memperingatkan, ada seorang wanita masuk

neraka karena mengurung seekor kucing, tanpa memberinya makan dan tidak

pula melepaskannya mencari makan untuk dirinya, hingga akhirnya kucing

tersebut mati. Di samping larangan menyakiti binatang, Rasul mengajarkan

tentang larangan memetik bunga sebelum mekar atau buah sebelum matang,

sebab tugas manusia adalah mengantar semua makhluk menuju tujuan

penciptaannya. Bahkan benda-benda yang tidak bernyawa pun mendapat

kasih sayang beliau. Ini terlihat ketika Rasul memberi nama-nama bagi

benda-benda khusus yang dimilikinya, seperti: memberi nama dhu> alfiqa>r untuk pedangnya, dha>t al-fad{u>l untuk perisainya, al-da>j nama pelana,

tikarnya bernama al-ku>z, cerminnya al-midalla>h, gelas minumnya al-s{a>dir, tongkatnya al-mamshu>k, dan lain-lain. Perlakuan Rasulullah saw terhadap

binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda yang tidak bernyawa

menunjukkan bukti kongkret misi ajaran Islam sebagai rah{matan lil ‘a >lami>n,

yakni kasih sayang kepada semua makhluk. Dengan demikian, Islam melalui

keteladanan Rasulullah saw menekankan urgensi hubungan kasih sayang

dengan sesama manusia tanpa membedakan suku, ras, atau agama. Karena

itu, ukhuwah (persaudaraan) merupakan salah satu ajaran sentral dalam

Islam, yang secara garis besar terbagi pada tiga tingkatan, yaitu: ukhuwah Isla>miyyah, ukhuwah bashariyyah, dan ukhuwah wat{aniyyah.

135Dikenal sebagai ulama kharismatik di kalangan masyarakat

Nahdhiyin, yaitu K.H. Achmad Siddiq, Rais „Am Syuriah NU tahun 1980-an.

Page 275: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

258 maka ukhuwah basyariyah akan terwujud, sebab inti kebertauhidan

seseorang adalah kemanusiaan.136

Istilah ukhuwah Isla>miyyah menunjukkan makna

persaudaraan antara sesama muslim di seluruh dunia tanpa melihat

perbedaan warna kulit, bahasa, suku, bangsa dan kewarganegaraan.

Yang mengikat persaudaraan itu adalah kesamaan keyakinan atau

iman kepada Allah dan RasulNya. Ikatan keimanan ini jauh lebih

kokoh dan abadi dibandingkan dengan ikatan-ikatan primordial

lainnya, bahkan jauh lebih kuat dibandingkan dengan ikatan darah

sekalipun.137

Persaudaraan seiman itu ditegaskan dalam QS. al-

H{ujura>t ayat 10:

رشح ىؼين ٱرقا ٱلل ن أخ ح فأصيحا ث إخ ؤ ب ٱى إ“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara, maka

damaikanlah antara dua saudaramu (jika terjadi perselisihan), dan

bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmatNya”

Sebelum kedatangan Islam, bangsa arab dikenal sebagai

bangsa yang terpecah belah ke dalam suku-suku, yang satu sama

lainnya tidak hanya saling bersaing dan bermusuhan, bahkan tidak

jarang terjadi peperangan. Sebelum kedatangan Rasulullah saw ke

Yatsrib (kemudian dinamai Madinah), tidak ada yang dapat

mempersatukan antara suku Aus dan Khazraj, dua suku terbesar yang

sangat berpengaruh. Kehadiran Rasulullah saw di Madinah membawa

rahmat, karena beliau tidak hanya berhasil mempersatukan suku Aus

dan Khazraj, tetapi juga berhasil mempersatukan dan

mempersaudarakan antara Muhajirin dan Anshar.

Secara normatif, ukhuwah Isla>miyyah digambarkan oleh

Rasulullah saw dalam penegasan beberapa hadis:

شذ ثؼض ثؼضب. )سا اىجخبس غي(اىؤ ىيؤ مبىجب 138

“Orang mukmin yang satu dengan orang mukmin lainnya bagaikan

sebuah bangunan yang antara bagian-bagiannya satu sama lain saling

menguatkan” (Riwayat Bukhari Muslim). Bahkan dikatakan oleh

Nabi: “Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling

136

Muhammad Makmun Rasyid, “Islam Rahmatan Lil Alamin

Perspektif KH. Hasyim Muzadi,” Jurnal Episteme, Vol. 11, No. 1, Juni 2016,

h. 112. 137

Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: LPPI, 1999), Cet. ke-

1, h. 221. 138

Bukhari, Shahih Bukhari, (Beirut: Dar al-Fikr, 2002), th. No.

5594.

Page 276: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

259 mencintai, saling menyayangi, dan saling mengasihi seperti satu

tubuh, yang apabila salah satu bagian tubuh menderita sakit, maka

seluruh anggota tubuh yang lain akan merasakan sakit pula dengan

tidak dapat tidur dan demam” (HR. Bukhari Muslim).

Setiap muslim wajib menjaga dan mewujudkan ukhuwah

Islamiyah dalam realitas kehidupan, sehingga keberadaan ukhuah

Islamiyah tidak hanya teori atau ajaran kosong yang bersifat retoris.

Dijelaskan dalam surat al-Hujurat ayat 11 dan 12 enam sikap dan

perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT yang erat kaitannya dengan

hakikat makna ukhuwah Islamiyah, antara lain: memperolok-olokan

orang lain, baik laki-laki maupun perempuan, dengan kata-kata

maupun perbuatan yang dapat menimbulkan sakit hati dan

permusuhan; mencaci orang lain dengan kata-kata yang menyakitkan

dan menghina; memanggil orang lain dengan gelar-gelar yang tidak

disukai; berburuk sangka; mencari-cari kesalahan orang lain; dan

bergunjing.

Di Indonesia, konsep ukhuwah Islamiyah telah menjadi

banyak perbincangan dan terdapat konsensus yang dapat dipahami

dengan dua cara yg berbeda. Pertama, bahwa ukhwah Islamiyah

menandakan solidaritas di antara sesama muslim, karena solidaritas

membutuhkan kohesi yang kuat di antara pelaku sosial, ideologis, dan

religius.139

Kedua, ukhuwwah Islamiyah dapat menonjolkan prinsip

persaudaraan dalam Islam, yang mencerminkan persaudaraan

universal. Muslim dapat dan harus membantu orang-orang yang

membutuhkan, terlepas dari masalah agama, sosial, atau politik

mereka. Menurut Quraish Shihab, faktor penunjang lahirnya

persaudaraan dalam arti luas ataupun sempit adalah persamaan.

139

Persaudaraan antar sesama muslim disebutkan dalam QS. al-

Ahzab/33:5: “Panggillah mereka (anak angkat itu) dengan (memakai) nama

bapak-bapak mereka; itulah yang adil di sisi Allah, dan jika kamu tidak

mengetahui bapak mereka, maka (panggillah mereka sebagai) saudara-

saudaramu seagama dan maula-maulamu (hamba sahaya yang sudah

dimerdekaan atau seseorang yang telah dijadikan anak angkat). Tidak ada

dosa atasmu jika kamu khilaf tentang itu, tetapi (yang ada dosanya) apa yang

disengaja oleh hatimu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. Demikian

juga diungkapkan dalam sebuah hadits: “Antum As{h{a>bi>, ikhwa>nuna> al-ladhi>na ya’tu>na ba’di >” (Kalian adalah sahabat-sahabatku, saudara-saudara

kami adalah yang datang sesudah (wafat)-ku. Lihat Quraish Shihab,

Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1992), Cet. ke-1, h. 359.

Page 277: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

260 Semakin banyak persamaan semakin kokoh pula persaudaraan.

Persamaan dalam rasa dan cita merupakan faktor yang sangat

dominan, yang mendahului lahirnya persaudaraan hakiki, dan pada

akhirnya menjadikan seorang saudara merasakan derita saudaranya.140

Pada umumnya, interpretasi yang pertama lebih dominan

dibandingkan yang kedua terutama dalam situasi ketika muslim

menjadi korban konflik. Penting untuk ditekankan bahwa kenyataanya

konsep persaudaraan, kesatuan komunal dan solidaritas sering

bercampur, karena inspirasi spiritual yang lebih mendasar dalam

memberikan praktik dalam Islam adalah lebih dekat dengan Tuhan

(taqwa). Oleh karena itu, berbagai kelompok dapat terlibat dalam

kegiatan sosial yang berorientasi spiritual. Terlepas dari orientasi

agama dan politik mereka. Sejalan dengan ini, gagasan yang tercatat

di dalam al-Qur'an mengenai berbuat baik merujuk kepada prinsip-

prinsip menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran dapat

menjadi pertimbangan. Melakukan kebaikan dan mencegah

kemungkaran adalah prinsip-prinsip yang sudah digunakan untuk

mendukung perintah sosial dan aktifitas dakwah masyarakat muslim.

Pada konteks ukhwah islamiyyah, MER-C dengan penuh rasa cinta

membantu rakyat Gaza-Palestina dalam berbagai kebencanaan yang

diakibatkan oleh konflik kemanusiaan. Masyarakat Gaza yang

mayoritas beragama Islam tentu saja merupakan faktor penting yang

memotivasi MER-C melakukan aksi kemanusiaan di sana.141

Dalam kehidupan sosial politik Palestina, MER-C nampaknya

terinspirasi oleh Hamas yang telah banyak membantu korban perang

dengan Israel, meski memang MER-C tidak terlibat langsung dalam

140

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an…, h. 359.

Ditegaskan al-Qur‟an: “Dan orang-orang (Anshar) yang telah menempati

kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin),

mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak

menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada

mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin) atas dirinya

sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya

dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung” (QS. al-

Hashr/59:9). 141

Lihat kembali Joserizal dan Rita T. Budiarti, Jalan Jihad Sang

Dokter, (Jakarta: Qanita, 2011), Cet. ke-2. Sepanjang Prolognya, Joserizal

tidak henti-hentinya menyebut Hamas dalam setiap ia memulai menceritakan

peristiwa-peristiwa dahsyat di Gaza-Palestina.

Page 278: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

261 perlawanan Israel. E. Robinson bahkan menganggap Hamas sebagai

sebuah gerakan sosial.142

Selama Intifadah berlangsung, Hamas telah

memberikan kontribusi besar dalam peningkatan kondisi sosial dan

keagamaan masyarakat, peningkatan infrastruktur di bidang

pendidikan di Jalur Gaza dan West Bank (Tepi Barat). Gerakan

Hamas sangat popular dengan amal untuk kemanusiaan. Bagi

masyarakat Palestina di Jalur Gaza dan West Bank, Hamas merupakan

gerakan Sosial penyelamat karena ideologi dan solidaritasnya yang

tinggi terhadap bangsa Palestina.143

Adapun ukhuwah basyariyah dapat diartikan persaudaraan

yang dibina atas dasar kemanusiaan. Secara harfiah, kata basyariyah

berakar dari kata basyar yang berarti manusia. Al-Qur‟an menyatakan

bahwa semua manusia berasal dari satu keturunan, yaitu Adam dan

Hawa. Dengan demikian, semua manusia adalah bersaudara, karena

mereka memiliki asal-usul yang sama. Dijelaskan QS al-Nisa‟/4:1:

ب ٱىبط ٱرقا سثن أ ب سجبل مثشا ثث ب ج ب ص خيق حذح فظ ٱىز خيقن

سقجب ن ػي مب ٱلل إ ٱلسحب ثۦ ٱىز رغبءى ٱرقا ٱلل غبء

“Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah

menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah)

menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya

Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.

Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling

meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya

Allah selalu menjaga dan mengawasimu”.

Mayoritas ulama memahami “min nafsin wa>h{idah‛ dalam QS.

al-Nisa’/4:1 dengan arti ‚Adam‛, sedangkan kata zaujaha> diartikan

istri Adam yang populer dengan nama Hawa. Muhammad Abduh,144

al-Qasimi, dan beberapa ulama kontemporer lainnya memahami min nafsin wa>h{idah dalam arti “jenis manusia laki-laki dan perempuan”,

142

Glenn E. Robinson, “Hamas as Social Movement”, dalam

Quintan Wiktorowiez, Islamic Activism: A Social Movement Theory

Approach, (Indiana: Indiana University Press, 2004), h. 122. 143

Kha>lid al-H{uru>b, Hama>s: al-Fikr wa al-Muma>rasah, (Beirut:

Mu’assasah al-Dira>sa>t al-Filist{i>niyyah, 1999), h. 47. 144

Pandangan Muhammad Abduh tentang makna “min nafsin w>ah{idah” diungkapkan oleh muridnya, Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-

Manar, (Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyah, 2011), Jilid 4, Cet. ke-3, h. 263-

265.

Page 279: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

262 sehingga QS. al-Nisa‟/4:1 sama dengan firman Allah dalam QS al-

Hujurat/49:13 yang berbicara tentang asal kejadian manusia, yakni

berasal dari seorang ayah dan ibu. Penekanan ayat ini pada persamaan

hakikat kemanusiaan orang perorang, karena setiap orang walau

berbeda-beda ayah dan ibunya, tetapi unsur dan proses kejadian

mereka sama. Sedangkan QS. al-Nisa‟/4:1 menjelaskan kesatuan dan

kesamaan orang perorang dari segi hakikat kemanusiaan, namun

konteksnya untuk menjelaskan berkembangbiaknya mereka dari

seorang ayah, yakni Adam, dan seorang ibu, yakni Hawa.145

Ini

menunjukkan bahwa seluruh umat manusia adalah bersaudara, karena

mereka berasal dari seorang ayah dan ibu. Rasulullah saw bersabda:

ما ػجبد هللا إخاب )سا اىجخبس غي ػ أث ششح(

“Jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara” (Riwayat Bukhari dan

Muslim dari Abu Hurairah).

QS. al-Hujurat/:13 menjelaskan, bahwa Allah SWT

menciptakan manusia dalam keadaan yang berbeda, baik suku,

bangsa, budaya, adat istiadat, bahkan agama. Akan tetapi, Allah tidak

bermaksud menjadikan perbedaan tersebut sebagai penyebab

timbulnya pertikaian apalagi permusuhan. Sebaliknya, diciptakannya

perbedaan supaya mereka saling mengenal, menyayangi, dan

mencintai. Walaupun bangsa Arab adalah bangsa yang sangat

menghargai garis keturunan dan mengenal berbagai strata, Akan

tetapi, secara hakikat penciptaan manusia itu sama seluruhnya. Tidak

ada perbedaan satu bangsa dengan bangsa lain, tidak juga dikarenakan

suku, ras, dan warna kulit.

Rasulullah saw menegaskan:

ج ل ب أب اىبط أل إ سثن احذ مين د آد رشاة ل فضو ىؼشث ػي أػ

.ىؼج ػي ػشث ل لحش ػي أثض ل ل ثض ػي أحش إل ثبىزق“Wahai manusia, Tuhan kamu adalah Tuhan yang Esa, ayah kamu

satu berasal dari Adam dan Hawa yang berasal dari tanah. Tidak ada

keutamaan orang Arab dengan yang bukan Arab, orang berkulit merah

dan hitam, kecuali karena takwanya” (Riwayat Ahmad).

Yang dimaksud manusia adalah “sama” ialah sama-sama

makhluk Allah SWT yang secara fitrah adalah makhluk beragama.

Selain itu, manusia juga merupakan makhluk sosial yang mencintai

kebersamaan dan membenci pertikaian apalagi permusuhan. Para

145

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati,

2000), Cet. ke-1, Vol. 2, h. 314.

Page 280: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

263 sosiolog menegaskan bahwa strata kehidupan dalam masyarakat akan

menimbulkan rasa persaingan (competition) dan perjuangan untuk

bertahan (struggle for exsistence). Keduanya merupakan konsepsi-

konsepsi dasar dalam pendekatan ekologis. Selain sebagai makhluk

sosial, manusia juga merupakan makhluk yang berketuhanan. Secara

fitrah setiap manusia membutuhkan agama sebagai pengatur

hidupnya. Oleh karena itu, Rasulullah saw memfungsikan agama

sebagai wadah pemersatu. ia memperlihatkan hubungan yang jelas

antara agama dan persamaan derajat. Agama merupakan fasilitator dan

dinamisator yang menjembatani perbedaan.146

Sedangkan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan setanah air)

dibangun oleh Rasulullah saw dengan ikatan kebersamaan. Setelah

Rasulullah saw tidak dapat membentuk basis Islam yang tangguh di

Mekkah, kemudian beliau mengalihkan perhatiannya ke Madinah

dengan motivasi undangan penduduk Madinah dari bani Aus dan

Khazraj. Melalui perjanjian al-‘Aqabah I dan II147

sebelumnya, pada

tanggal 12 Rabi‟ul Awal 1 H/24 September 622 M, Rasulullah saw

bersama Abu Bakar tiba di Madinah yang waktu itu bernama Yatsrib,

yaitu suatu kota yang terletak kira-kira 270 mil sebelah utara Mekkah,

dan berada pada ketinggian 2050 kaki di atas permukaan laut.148

Di Madinahlah Rasulullah saw mulai memberikan perhatian

yang serius untuk menciptakan suatu organ yang dapat diterima oleh

semua pihak dalam menangani segala urusan yang ada di kota itu.

Menarik untuk dicatat, bahwa masyarakat Madinah adalah prularistik

sifatnya baik dari segi ras maupun agama. Di sana terdapat campuran

ras Yahudi, Arab pengelana, terutama yang termasuk ke dalam dua

suku Aus dan Khazraj, serta kaum muslimin emigran dari

Mekkah.149

Untuk menyatukan karakteristik masyarakat Madinah yang

146

Azhar, “Sejarah Dakwah Nabi Muhammad pada Masyarakat

Madinah: Analisis Model Dakwah Ukhuah Basyariah dan Ukhuah

Wathaniyah,” Jurnal Sejarah Peradaban Islam, Vol. 1, No. 2, 2017, h. 270. 147

Perjanjian al-Aqabah adalah “perjanjian antara Rasulullah saw

dengan delegasi penduduk Madinah yang telah memilih beliau sebagai

pemimpin politik dan keagamaan”. Lihat Muhammad Tahir Azhary, Negara

Hukum, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), Cet. ke-1, h. 12. 148

Madjid Ali Khan, Muhammad The Final Messenger, (New Delhi:

Iradah-i Adabiyat-i Delhi, 1980), h. 105. 149

Asghar Ali Engineer, Islam dan Pembebasan, (Yogyakarta: LKIS,

1993), Cet. ke-1, h. 19.

Page 281: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

264 heterogen, Rasulullah saw membuat konstitusi berdasarkan konsensus

dari berbagai kelompok dan suku. Konsensus yang disusun oleh

Rasulullah saw itu dikenal dengan Piagam Madinah atau Sahifah,

yakni Undang-Undang Dasar yang mengikat anggota masyarakat

Madinah dengan perjanjian. Karenanya, masyarakat Madinah sering

disebut dengan “masyarakat Sahifah”.150

Pembentukan masyarakat politik di Madinah lebih

mencerminkan nilai-nilai demokratis, sebab wewenang atau

kekuasaan tidak memusat pada tangan satu orang seperti pada sistem

diktatorial, melainkan kepada orang banyak melalui musyawarah dan

kehidupan berkonstitusi, yaitu sumber wewenang dan kekuasaan tidak

terletak pada keinginan dan keputusan pribadi, tetapi pada suatu

dokumen tertulis yang prinsip-prinsipnya disepakati bersama. Dari

sini tergambar bahwa di dalam Piagam Madinah termuat prinsip-

prinsip dan kaidah-kaidah kenegaraan serta nilai-nilai kemanusiaan

yang sebelumnya tidak pernah dikenal umat manusia.151

Piagam Madinah merupakan basic political principles

(prinsip-prinsip dasar politik) dalam menghadapi kemajemukan

masyarakat Madinah.152

Pembentukan masyarakat politik di bawah

Piagam Madinah adalah ide pokok Rasulullah saw dalam

mengimplementasikan tatanan sosial politik yang mengenal

pendelegasian wewenang, yaitu adanya tatanan sosial dan politik yang

diperintah tidak oleh kemauan pribadi, melainkan secara bersama-

sama; tidak oleh prinsip-prinsip ad hoc153

yang dapat berubah-ubah

sejalan dengan kehendak pemimpin. Namun di sini diperintah oleh

prinsip-prinsip yang dilembagakan dalam dokumen konsensus dasar

semua anggota masyarakat, yaitu wujud konstitusi.

150

Barakat Ahmad, Muhammad and The Jews, A Re-Examination,

(New Delhi: 1979), h. 39. 151

Nurcholis Madjid, “Agama Dan Negara Dalam Islam Telaah Atas

Fiqh Siyasy Sunni” dalam Budhy Munawar-Rahman (Ed.), Kontekstualisasi

Doktrin Islam Dalam Sejarah, (Jakarta: Paramadina, 1994), Cet. ke-1, h. 590. 152

Hendro Prasetyo, “Pancasila as an Islamic Ideology For

Indonesian Muslim,” Studi Islamika, I, 1, (April-June, 1994), h. 202-203. 153

Ad hoc ialah “panitia penyelidik terhadap suatu bagian yang

menjadi kepentingan dan tujuan akhir; format khusus yang menangani

masalah-masalah dengan segera untuk dicarikan solusinya. Lihat A Merriam-

Webster, Webstrer’s Ninth New Collegiate Dictionary, (U.S.A. Merriam-

Webster Inc., 1984), h. 56.

Page 282: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

265 Dokumen Piagam Madinah yang dikeluarkan pada awal

dekade ketiga abad ke-7 M, secara eksplisit telah mengenalkan ide-ide

politik yang sangat revolusioner dan etis terhadap masyarakat

Madinah saat itu, sehingga mendukung inisiatif Rasulullah saw untuk

membangun basis bagi berlakunya prinsip hidup berdampingan secara

damai (co-existence). Ini bukti bahwa Rasulullah saw memiliki

semangat nasionalisme yang ditanamkan dalam persaudaraan setanah

air (ukhuwah wathaniyah). Heterogenitas masyarakat Madinah waktu

itu (ras, suku, dan agama) dipersatukan di bawah kepemimpinan

Rasul.

Dikeluarkannya Piagam Madinah jelas memiliki tujuan

strategis, yaitu mewujudkan suatu keserasian politik dengan

mengembangkan toleransi sosio-religius dan kultur seluas-luasnya.

Munculnya Piagam Madinah dalam membentuk masyarakat politik,

adalah gerakan revolusi terhadap kondisi sosial di Madinah.

Dikatakan revolusioner, karena semua penduduk Madinah bersama

para emigran Mekkah dikatagorikan sebagai satu umat berhadapan

dengan manusia lain (ummatan wa>h{idah min du>ni al-na>s).154

Masyarakat Madinah, walaupun beragam dalam segala hal, namun

mereka adalah umat yang satu. Kaum Yahudi menjadi satu ummah

dengan kaum muslimin di bawah Piagam Madinah. Rasulullah saw

telah menyusun suatu persetujuan untuk mendapatkan ketetapan-

ketetapan yang disepakati bersama, bukan mendirikan sebuah negara

teologis. Dalam hal ini, semua kelompok agama dan kelompok suku

diberikan otonomi penuh untuk memelihara tradisi serta kebiasaan

mereka masing-masing.

Dengan demikian, dalam masalah politik dan pemerintahan,

Rasulullah saw tidak menggunakan otoritas teologis. Piagam Madinah

adalah pembumian ajaran al-Qur‟an di bidang sosio-kultural dan

sosio-politik agar bergumul dengan realitas kehidupan yang dilandasi

oleh nilai-nilai Islam. Dokumen Piagam Madinah telah memberikan

dua landasan. Pertama, menjamin otonomi bagi kelompok yang

beragam, kebebasan untuk memeluk agama dan melaksanakan adat

istiadat, tradisi, serta persamaan hak bagi semua orang. Kedua,

menekankan pada sisi demokrasi dan konsensus, bukan pada

pemaksaan kehendak. Masyarakat Islam dapat dikatakan sebagai

masyarakat akidah dan ideologi, yaitu masyarakat yang menjadikan

154

Ahmad Syafi‟i Ma‟arif, “Piagam Madinah dan Konvergensi

Sosial,” Pesantren, III, 3 (1986), h. 18.

Page 283: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

266 Islam sebagai konsep hidupnya, konstitusi pemerintahannya, sumber

hukumnya serta penentu arahnya di dalam semua urusan kehidupan

dan hubungan-hubungannya secara individual dan komunal, material

dan spiritual, serta nasional dan internasional. Namun demikian,

masyarakat Islam tidak boleh memvonis mati unsur lain yang

kebetulan memeluk agama lain.155

Di bawah kepemimpinan Rasulullah saw, umat Islam di

Madinah telah mengimplementasikan tiga prinsip dasar yang relevan

dengan petunjuk al-Qur‟an. Pertama, prinsip keadilan, yaitu

melakukan sesuatu sesuai dengan tempatnya, obyektif, dan tidak berat

sebelah. Umat Islam diperintahkan menjalin hubungan dengan

masyarakat yang non muslim tanpa melihat label agama, sehingga

berbagai kasus yang terjadi senantiasa ditangani dengan hukum

keadilan.156

Misalnya kasus pencurian yang dilakukan Fatimah binti

Abi al-Asad (seorang anak pembesar) dari kepala suku. Demi

keadilan, Rasulullah saw menetapkan hukuman sesuai dengan

perbuatan yang telah dilakukan oleh pelaku.

Kedua, prinsip egalitarian, yaitu persamaan hak di antara

masyarakat yang beragama Islam dan non muslim di dalam kehidupan

sosial. Umat Islam di Madinah tidak membedakan dan merasa lebih di

kalangan mereka, sehingga sikap toleransi dan gotong-royong

tertanam pada jiwa mereka. Penanaman sikap toleransi ini bertujuan

agar umat Islam dapat hidup berdampingan dengan sesamanya yang

memeluk agama lain. Bahkan Rasulullah saw menegaskan:

“Barangsiapa mengganggu seorang dzimmi,157

berarti akulah

lawannya, dan barangsiapa yang menjadi lawanku, pasti ia akan

dikalahkan di hari kiamat kelak” (HR. Abu Daud dan al-Baihaqi).

155

Yusuf Qardhawi, Minoritas Non Muslim, (Bandung: Mizan,

1985), Cet. ke-1, h. 14-15. 156

Dinyatakan dalam QS al-Maidah/5:8: “Wahai orang-orang yang

beriman, jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika)

menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum,

mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena (adil) itu

lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah

Mahateliti apa yang kamu kerjakan”. 157

Dzimmi ialah “orang yang tidak beragama Islam dan bernaung di

bawah pemerintahan Islam”. Lihat Muhammad Tahir Azhary, Negara

Hukum, h. 122.

Page 284: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

267 Ketiga, prinsip kebebasan. Prinsip ini sangat sentral di dalam

ajaran Islam, sebab secara esensial Islam mengandung arti liberalition

(bebas), berarti bebas dari kenistaan dan kejahatan, sehingga mampu

merekonstruksi sekaligus memberikan alternatif terhadap masyarakat

berlandaskan nilai-nilai tauhid. Umat Islam memberikan kebebasan

terhadap kaum Yahudi dan Paganis untuk memeluk agama dan

kepercayaannya masing-masing, sebab jika mereka berpikir dengan

akal sehat, niscaya akan dapat membedakan mana agama yang benar

dan mana agama yang keliru sebagaimana dalam QS. al-

Baqarah/2:256.

Sikap umat Islam di Madinah dengan berpegang kepada

prinsip kebebasan, adalah karena komitmen terhadap Piagam Madinah

yang menggariskan: “Bagi orang Yahudi, agama mereka dan bagi

kaum muslimin agama mereka pula”.158

Rumusan ini yang terdiri dari

47 butir perjanjian tertulis, merupakan suatu pengakuan eksistensi

agama lain, yakni bebas menganut agama serta kepercayaan masing-

masing. Piagam Madinah telah memberikan landasan yang menjamin

otonomi bagi kelompok yang beragama, yaitu kebebasan untuk

memeluk dan melaksanakan suatu agama, serta persamaan hak bagi

semua orang. Karena itu, seluruh masyarakat Madinah mememiliki

status hukum yang sama, baik kelompok mayoritas maupun minoritas.

Dalam konteks dakwah, membangun ukhuwah wathaniyah

ialah menyampaikan Islam dengan menanamkan rasa cinta terhadap

tanah air. Rasa mencintai dan memiliki (sense of belonging ) tanah air

merupakan hal yang penting untuk menciptakan suasana yang

kondusif di suatu Negara. Dalam hal ini, Rasulullah saw telah

mencontohkan bahwa ajaran Islam tidak hanya berorientasi pada hal-

hal ukhrawi, melainkan juga pada aspek duniawi sebagaimana dalam

QS. al-Qashas/28:77. Sebagaimana yang terjadi pada masyarakat

Madinah, Rasulullah saw berhasil menyatukan mereka dalam ikatan

persaudaraan, namun belum mencapai pada tingkatan sense of

belonging tanah air (Madinah). 159

Dalam konteks ukhuah wathaniyyah atau persaudaraan

setanah air bahkan mungkin juga sesama manusia (ukhwah

158

Pasal 25 Piagam Madinah. Lihat W. Montgomery Watt, Politik

Islam Dalam Lintasan Sejarah, (Jakarta: P3M, 1988), Cet. ke-1, h. 198. 159

Azhar, “Sejarah Dakwah Nabi Muhammad saw pada Masyarakat

Madinah: Analisis Model Dakwah Ukhuah Basyariah dan Ukhuawah

Wathaniyah,” Jurnal Sejarah Peradaban Islam, Vol. 1, No. 2, 2017, h. 264.

Page 285: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

268 basyariyah), aksi-aksi kemanusiaan MER-C terlihat di dalam negeri

khususnya di wilayah-wilayah rawan konflik seperti di Ambon dan

Aceh. Dalam kasus Ambon dan Aceh, MER-C menggunakan starategi

jejaring dan kerjasama dengan pemerintah, sebab tanpa itu tiga prinsip

ukhwah tidak mungkin bisa bersinergi dan berintegrasi dengan baik.

Ketika ada konflik Ambon, MER-C membangun jejaring, baik dengan

TNI, Polisi, Laskar Jihad, begitu pula dengan CSIS. Tetapi dengan

CSIS MER-C hanya sebatas mengenal orang-orang dalam forum-

forum tertentu. sampai ke luar negeri, seperti ke Malaysia dan

Pilipina. Itu ketika konflik Ambon.160

Ketika konflik GAM, MER-C

juga membangun jejaring, baik dengan pihak TNI maupun dengan

GAM yang saat itu panglimanya ialah Ishak Daud. Sampai ketika

pihak GAM ini mengalami kondisi yang neglegted (terabaikan) atau

veurnerable (terancam), maka MER-C datang menolong.161

Dalam kaitannya dengan dunia medis, MER-C berupaya

bersikap netral pada saat menangani pasien. Misalnya, ketika terjadi

konflik antara kelompok Muslim dan non Muslim, dan kemudian ada

salah seorang pasien yang non Muslim datang kepada kami untuk

berobat, maka kami harus tetap melayaninya secara profesional.

Ketika pasien Non Muslim misalnya mengalami luka, maka kami

harus tetap menyuntiknya dengan dibius terlebih dahulu agar tidak

merasakan kesakitan. Inilah yang kami maksud dengan netral.

Artinya, jangan karena yang bersangkutan beragama non Muslim,

lantas kami langsung menyuntiknya tanpa dibius terlebih dahulu agar

ia merasakan kesakitan. Ini yang tentu saja kami hindari. Dengan etika

seperti ini, diharapkan dapat membangun citra Islam yang positif

sebagai agama yang ramah di mata pasien tersebut.162

Implementasi

MER-C yang seperti ini adalah dalam rangka menjaga ukhwah

wathaniyyah dan ukhwah basyariyyah sekaligus.

Ada beberapa alasan yang akhirnya menjadikan Rasulullah

saw memilih ukhuwah wathaniyah sebagai salah satu strategi

dakwahnya di Madinah. Pertama, terkait perbedaan rasa cinta dan

160

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib di Sekretariat MER-C,

Jakarta Pusat, tanggal 20 Desember 2018, pukul 12.20 WIB. 161

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, Sp.PD, tanggal 20

Desember 2018, di Sekretariat MER-C, Jakarta Pusat, pukul 12.20 WIB. 162

Wawancara dengan dr. Hadiki HabibSp.PD, tanggal 20 Desember

2018, di Sekretariat MER-C, Jakarta Pusat, pukul 12.20 WIB.

Page 286: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

269 memiliki Madinah yang terjadi di antara kaum Anshar dan Muhajirin.

Kaum Anshar merupakan etnis asli yang berasal dari Madinah.

Dengan demikian, sense of belonging kaum Anshar terhadap Madinah

lebih besar dibandingkan dengan kaum Muhajirin yang berasal dari

Mekkah. Kedua, datang dari pihak eksternal muslim yang ada di

Madinah, yaitu kaum Yahudi. Sebagai penduduk asli Madinah,

kehadiran dan eksistensi muslim di Madinah menyebabkan eksistensi

kaum Yahudi dalam hal politik dan wilayah kekuasaan semakin

menyempit dan terbatas. Ketiga, adalah dampak dari menyempitnya

eksistensi kaum Yahudi. Mereka segera melakukan gerakan-gerakan

guna menghalangi gerakan dakwah Rasululah saw di Madinah.

Keempat, bukti nyata dari gerakan yang dilancarkan oleh Yahudi

untuk menghalangi dakwah Rasulullah saw. Mereka membangkitkan

semangat kesukuan (shu’u>biyyah) di kalangan bangsa Arab Madinah

yang bertujuan untuk memecah belah persatuan di antara umat Islam

di Madinah. Dalam hal ini mereka menggunakan isu-isu permusuhan

antara kaum Anshar dan Muhajirin yang sebenarnya telah mampu

diredam oleh Rasulullah saw.163

Kelima, ancaman dan serangan yang

berasal dari kaum Kafir Quraisy yang ada di Mekkah. Mereka

mengganggu umat Islam di Mekkah untuk mengganggu ketenangan

umat Islam di Madinah yang akhirnya akan berimbas pada

terganggunya stabilitas kota Madinah. Menghadapi realitas seperti itu,

Rasulullah saw merespon dengan menyusun langkah-langkah strategis

untuk memupuk ukhuwah wathaniyah masyarakat Islam di Madinah.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan Rasululah saw adalah:

memberikan penjelasan tentang urgensi cinta tanah air, melakukan

163

QS. Ali Imran/3:103. Diriwayatkan oleh Ibn Ishaq dan Abu al-

Syaikh, yang bersumber dari Zaid bin Aslam bahwa seorang Yahudi yang

bernama Syas bin Qais lewat di hadapan kaum Aus dan Khajraj yang sedang

bercakap-cakap dengan riang gembira. Ia merasa benci dengan keintiman

mereka, padahal asalnya bermusuhan. Ia menyuruh anak buahnya untuk ikut

serta bercakap-cakap dengan mereka. Mulailah kaum Aus dan Khajraj

berselisih dan menyobongkan kegagahan masing-masing, sehingga tampillah

Aus bin Qaizhi dari golongan Aus dan Jabbar bin Shakhr dari golongan

Khajraj saling mencaci, sehingga menimbulkan amarah kedua belah pihak,

yang menyulut keduanya untuk berperang. Berita ini sampai kepada

Rasulullah saw, dan Rasul pun datang mendamaikan mereka. Lalu turunlah

QS. Ali Imran ayat 103.

Page 287: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

270 latihan ketangkasan dan bela diri, memanah dan mengunggang kuda,

serta melakukan berbagai ekspedisi.164

Ukhwah Islamiyah, ukhwah basyariah, dan ukhwah

wathaniyah menjadi bagian yang integral dalam landasan organisasi

MER-C, karena kebersamaan dan kekeluargaan sangat ditekankan.

Kekuatan utama MER-C bukan pada dana, tetapi lebih pada sumber

daya manusia (SDM) dan networking. Pada awal berdirinya, MER-C

banyak membangun networking, sehingga ketika ada program, tim

relawan MER-C banyak melakukan silaturrahmi ke berbagai media

dan lembaga lain, apalagi jika programnya di luar negeri. MER-C

membangun jejaring dengan berbagai lembaga, termasuk juga

Kemenlu, Kemenkes, dan lembaga-lembaga yang terkait dengan

bidang kerja MER-C. Selain itu, MER-C juga sesekali

mensosialisasikan program-programnya ke masjid-masjid besar.165

Konsep kemanusiaan secara universal itu berarti, Islam sudah

menyatakan prinsip rah{matan lil ‘a>lami>n. Jika melihat sejarah masa

lalu, bagaimana misalnya seorang Salahuddin Ayyubi ketika

musuhnya sakit diobati dan ketika masuk Yarusalem tidak dendam.

Hal itu sebagai bukti bahwa Islam memiliki nilai-nilai kemanusiaan

universal berkeadilan. Meski demikian, MER-C dalam aksi

kemanusiaannya tidak boleh mendakwahi orang yang ditolong,

misalnya memberi al-Quran, sembako dan lain-lain. Pengobatan

MER-C dalam aksi kemanunisaannya hanya boleh menjelaskan bahwa

MER-C adalah institusi yang mewadahi aksi kemanusiaan dan

berasaskan Islam, yang siap menolong siapa saja. Ini menunjukkan

aktualisasi teologis (keimanan) yang terjelma dalam rahmatan lil

‘alamin, sehingga manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh komunitas

kaum muslimin semata, melainkan segenap umat manusia.

MER-C tidak boleh mendoktrin objek aksi kemanusiaannya.

Biarkan mereka mengerti sendiri bagaimana orang Islam melakukan

kegiatan kemanusiaan.166

Bahkan kode etik dakwah juga melarang hal

yang demikian, kecuali objek dakwah secara pribadi ingin mengetahui

164

Azhar, “Sejarah Dakwah Nabi Muhammad saw pada Masyarakat

Madinah: Analisis Model Dakwah Ukhuah Basyariah dan Ukhuawah

Wathaniyah,” Jurnal Sejarah Peradaban Islam, Vol. 1, No. 2, 2017, h. 264. 165

Wawancara dengan Rima, Manajer Operasional MER-C, tanggal

6 September 2018. 166

Wawancara dengan dr. Joserizal Jurnalis, di Rumah Sakit Siaga,

Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Tanggal 29 Juni 2016, Pukul 11.30 WIB.

Page 288: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

271 Islam secara utuh. Jika kondisinya demikian, MER-C harus

menjelaskan Islam dengan baik. MER-C mempriortaskan yang paling

membutuhkan dan tidak boleh meilihat dari latar belakang suku,

agama, partai, negara, madzab sebagaimana prinsipnya rahmatan lil

alamin, kasih sayang untuk seluruh alam.

Page 289: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

273

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang dakwah

berbasis kemanusiaan organisasi MER-C di Gaza dan Lombok,

dengan menggunakan analisis berdasarkan teori dakwah keumatan Ali

Shari’ati dan Sayyid Quthb, maka disertasi ini menyimpulkan bahwa

aksi kemanusiaan yang dilakukan oleh MER-C merupakan aktivitas

dakwah. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas MER-C yang sejalan

dengan prinsip da’wah ila> al-khair yang juga sejalan dengan prinsip

kemanusiaan universal (humanitarian prinsiples), yakni melakukan aksi kemanusiaan yang realisasinya melahirkan maslahat dan manfaat

bagi umat manusia. Hal ini mengacu pada beberapa temuan dalam

penelitian ini yakni;

Pemilihan Gaza dan Lombok sebagai obyek aksi dakwah

kemanusiaan MER-C, memiliki distingsi yang khas. Gaza dengan

karakter konflik kemanusiaan dan Lombok dengan karakter bencana

alam menjadi dua varian yang menarik bagi MER-C dalam melakukan

aksi kemanusiaannya. Pemberitaan mengenai penderitaan penduduk

Palestina di Gaza akibat konflik dengan Israel, menghiasi berbagai

media, hal ini menyebabkan mayoritas rakyat Indonesia tergerak

untuk membantu rakyat Palestina atas nama kemanusiaan dan sebagai

dukungan moril. Organisasi MER-C mewakili rakyat Indonesia

memfasilitasi dan menyalurkan bantuan dari rakyat Indonesia. Aksi

kemanusiaan MER-C untuk Gaza Palestina dimulai pada tahun 2009,

setelah itu secara kontinyu MER-C melakukan aksi kemanusiaan

untuk Gaza-Palestina. Yang paling puncak adalah pada tahun 2011.

MER-C dengan segala kekuatan mewujudkan misinya dengan

membangun Rumah Sakit Indonesia untuk Gaza. Pembangunan

Rumah Sakit Indonesia berlangsung selama 4 tahun yang berakhir

pada tahun 2014. Kondisi keamanan Palestina yang tidak stabil dan

kerap menjadi sasaran serangan Israel, menjadi hambatan para

lembaga kemanusiaan dari luar tidak terkecuali para relawan MER-C

saat ingin melakukan aksi kemanusiaan di Gaza. Sedangkan Lombok

sebagai objek aksi kemanusiaan MER-C, karena musibah Lombok

memiliki skala yang besar. Aksi kemanusiaan MER-C ke Lombok

murni karena bencana, bukan karena masyarakat Lombok mayoritas

Muslim. Salah satu alasannya adalah karena wilayah tersebut

Page 290: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

274 membutuhkan program rehabilitasi, sebab kini di MER-C sudah ada

divisi konstruksi yang ikut serta dalam program rehabilitasi. Karena

luasnya jangkauan gempa dan banyaknya korban yang membutuhkan

bantuan, MER-C menetapkan Pulau Lombok sebagai wilayah misi

kemanusiaan jangka panjang. Karakter Lombok, khususnya wilayah

Kayangan Lombok Utara, diantaranya adalah sumber air yang sulit

karena tertimbun longsor akibat gempa. Begitu pula dalam hal

komunikasi relawan MER-C mengalami hambatan karena

karakteristik masyarakat Lombok memiliki khas kesukuan. Demikian

juga, sikap apatis masyarakat Lombok mempengaruhi cara mereka

merespon kehadiran para relawan yang berasal dari luar daerah

mereka.

MER-C bukanlah satu-satunya lembaga NGO di Indonesia,

akan tetapi di antara lembaga dan NGO yang lain, MER-C memiliki

karakteristik tersendiri. MER-C secara umum memiliki dua misi

kegiatan, Humanitarian Aid dan Humanitarian Politic. Pada konteks

Humanitarian Aid, MER-C membantu dan melakukan pertolongan

pada orang-orang yang sangat teraniaya, terluka dan terlupakan.

Artinya MER-C mencari celah dan lahan misi kemanusiaan yang

kosong dan belum ditanggapi oleh lembaga NGO lain. MER-C

merupakan lembaga kemanusiaan yang tidak secara eksplisit

menyebut dirinya sebagai lembaga dakwah, akan tetapi dalam setiap

aksinya menggambarkan aktivitas dakwah, karena tujuan utamanya

adalah membantu korban akibat konflik dan bencana alam di mana

saja dan siapa saja tanpa melihat perbedaan suku, ras maupun agama.

Aktivitas MER-C lebih mencerminkan kesalehan sosial yang terwujud

dalam bukti nyata sehingga dapat dirasakan efeknya bagi umat

manusia. Prinsip dakwah pada aksi kemanusiaan organisasi MER-C di

Gaza dan Lombok, dapat digambarkan melalui empat prinsip yakni;

1). Prinsip kemanusiaan universal sebagai perwujudan ukhrijat Li al-

nas, 2). Amar ma’ruf dalam aksi kemanusiaan MER-C, 3). Nahy

munkar melalui jihad profesi, 4). Rahmatan lil ‘a>lami>n sebagai wujud

prinsip keimanan.

B. Saran

Dari kesimpulan yang ada, ada beberapa implikasi dan saran-

saran dari hasil penelitian ini, sebagai berikut.

1. Mengingat berbagai macam masalah yang muncul pasca bencana

selain kesehatan, terutama masalah trauma pasca bencana,

Page 291: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

275

hendaknya MER-C menambah rekrutmen relawan yang

berhubungan dengan masalah psikhis dan mental, seperti

psikolog dan agamawan atau Dai untuk menangani masalah

trauma mental dan psikologis.

2. Membuka program bersama dengan perguruan tinggi Islam untuk

berbagi pengetahuan mengenai kebencanaan agar muncul kader-

kader muslim dari perguruan tinggi yang memiliki disaster

awareness dan conflick awareness, sehingga mereka dapat

mempraktekan ilmunya di lapangan.

3. Meningkatkan publikasi dengan menggandeng media dalam

sosialisasi program, penggalangan dana maupun rekrutmen

relawan agar tidak terkesan ekslusif.

4. Perlunya penelitian lebih lanjut tentang lembaga kemanusiaan

ditinjau dari perpektif agama daripada sekedar penelitian tentang

program dan aktifitas, karena nilai-nilai religius seringkali

menjadi dasar seseorang untuk bergabung dalam aksi

kemanusiaan.

5. Pentingnya meningkatkan manajemen dokumen tentang misi-

misi yang dilakukan MER-C, seperti dokumen alur kegiatan

dalam setiap misi dan dokumen tentang laporan penelitian-

penelitian tentang MER-C yang pernah dilakukan agar ketika ada

lembaga, mahasiswa atau individu yang akan melakukan

penelitian dapat menjadikan laporan penelitian terdahulu sebagai

bahan acuan penelitian.

6. Menerbitkan buku saku tentang komunikasi Islam dan semangat

kemanusiaan, mengingat MER-C adalah organisasi kemanusiaan

yang berazaskan Islam dan memiliki prinsip rah{matan lil ‘a<lami>n. Buku saku akan dapat dijadikan pegangan bagi para

mahasiswa atau individu yang konsen tentang masalah

kemanusiaan.

C. Rekomendasi

Rekomendasi penelitian ini adalah:

1. Perlu penguatan wawasan bagi para aktivis dakwah dan

masyarakat tentang dakwah yang selama ini dipahami

sebagai aktivitas ceramah atau tabligh, kepada wawasan

dakwah yang berorientasi pada aktivitas gerakan sosial dan

peduli kemanusiaan.

Page 292: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

276

2. Pentingnya optimalisasi dan pengembangan potensi umat

dalam kegiatan dakwah oleh pemerintah sebagai pemangku

kebijakan, sehingga dapat mendorong kemunculan lembaga

dakwah yang profesional dan memberikan manfaat bagi

kesejahteraan umat.

Demikian kesimpulan, saran dan rekomendasi yang dapat

penulis uraikan sebagai penutup dari disertasi ini. Semoga

disertasi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan

menambah khazanah karya-karya ilmiah yang positif bagi

perkembangan keilmuan Islam khususnya dalam bidang

keilmuan dakwah dan organisasi kemanusiaan. Walla>h a’lam bi ass{awa<b.

Page 293: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

277

DAFTAR PUSTAKA

A. Jurnal dan Karya Penelitian

Aisyah, ‚Humanisme dan Renaissance dalam Pandangan

Filsafat,‛Jurnal Al-Fikr, Vol. 17, No. 3, 2013.

Atabik, Ahmad ‚Konsep Komunikasi Dakwah Persuasif Dalam

Perspektif Al-Qur’an‛, At-Tabsyir, Jurnal Komunikasi

Penyiaran Islam, Volume 2, Nomor 2, Juli-Desember 2014.

Athhar, Zaki Yamani, ‚Kearifan Lokal Dalam Ajaran Islam Wetu

Telu Di Lombok‛, Jurnal Ulumuna, Volume IX Edisi 15

Nomor 1 Januari-Juni 2005.

Azhar, ‚Sejarah Dakwah Nabi Muhammad saw pada Masyarakat

Madinah: Analisis Model Dakwah Ukhwah Basyariah dan

Ukhwah Wathaniyah‛, Jurnal Sejarah Peradaban Islam, Vol.

1, No. 2, 2017.

Bakti, Andi Faisal, ‚Paramadina and its Approach to Culture and

Communication: an Engagement in Civil Society‛. In: Archipel, Volume 68, 2004.

https://doi.org/10.3406/arch.2004.3840.

--------, Isabelle Lecomte, ‚The Integration of Dakwah in Journalism:

Peace Journalism,‛ Jurnal Komunikasi Islam | Volume 05,

Nomor 01, Juni 2015. --------, ‚Media and Religion: Rodja TV’s Involvementbin the Civil

Society Discourse for Community Development,‛ Malaysian Journal of Communication diakses melalui

https://doi.org/10.17576/JKMJC-2018-3403-13

---------,‛The Contribution of Dakwah to Communication Studies:

Risale-i Nur Collection Perspective,‛ diakses melalui

http://www.risaleinur.com/studies/139-conferences/2010/4127-the-

contribution-of-dakwah-to-communication-studies.html, 28 Juni

2019, pukul: 16:12 WIB.

--------, ‚Globalisasi: Dakwah Cerdas Era Globalisasi

AntaraTantangan dan harapan‛, Materi Seminar Nasional

Sehari tentang ‚Globalisasi: Tantangan dan Harapan Dakwah

Masa Depan,‛ pada Fakultas Dakwah, IAIN Raden Fatah,

Palembang, 8 Maret 2005.

Beek, Kurt Alan Ver, ‚Spirituality: a development taboo’,

Development in Practice,‛ Vol. 10, no. 1, 2000.

Page 294: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

278 Berger, Julia, ‚Religious Nongovernmental Organizations: An

Exploratory Analysis,‛

http://www.jstor.org/stable/27927824, diakses 08 Januari

2014, pukul: 14.51 WIB.

Fahrurrozi, ‚Dakwah Tuan Guru Dan Transformasi Sosial Di

Lombok Nusa Tenggara Barat‛, Disertasi, Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Falk, W.D. and Austin W, Farrer, ‚International Religious NGOs at

The United Nations: A Study of a Group of Religious

Organizations Humanism‛, The Personalist Forum, Vol. 5,

No. 2, Humanism, 1989, University of Illinois Press., 69-81,

4, dalam http.www.jstor//stable//20708550.

Fatah, Abdul, ‚Keberkahan Al-Aqsha Perspektif Hermeneutika

Schleiermacher,‛ Jurnal Penelitian, Vol. 14, No. 1, 2017.

Ferris, Elizabeth. ‚Faith-based and Secular Humanitarian

Organization,‛ International Review of the Red Cross, Vol.

87 No. 858 2005.

Fitria, Vita dan Sutrisnowati, Agustin Sri ‚Civil Society, Konsep

Ummah Dan Masyarakat Madani‛,

https://journal.uny.ac.id/index.php/humanika/article/view/319

9.

Ghandour, Abdel-Rahman, ‚Humanitarianism, Islam and the West:

Contest or Cooperation,‛ dalam

http://www.odihpn.org/report.asp?ID=2582, diakses 2008.

G, Khiabany, ‚De-westernizing Media Theory, or Reverse

Orientalism; 'Islamic Communication' as Theorized by

Hamid Mowlana,‛ Media Culture & Society, 2003.

Hamdi, Saiful, ‚Politik Islah: Re-Negosiasi Islah, Konflik Dan

Kekuasaan Di Nahdlatul Wathan Lombok Timur,‛ Jurnal Kawistara, Volume 1, No. 1, 21 April 2011.

Hidayat, Amri Syarif, ‚Membangun Dimensi Baru Dakwah Islam:

Dari Dakwah Tekstual menuju Dakwah Kontekstual,‛ Jurnal Risalah Vol. XXIV, Edisi 2, November 2013.

Jati, Raharjo Wasisto, ‚Kesalehan Sosial Kesalehan Sosial Sebagai

Ritual Kelas Menengah Muslim Sebagai Ritual Kelas

Menengah Muslim Sebagai Ritual Kelas Menengah Muslim,‛

Ibda’: Jurnal Kebudayaan Islam, Vol. 13, No. 2, Juli -

Desember 2015.

Page 295: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

279 Kandil, Amani, ‚Civic Service in the Arab Region,‛ Non-Profit and

Voluntary Sector Quarterly,‛ Vol. 33, No. 4, Desember 2004.

Korten, David, ‚Third Generation NGO Strategies: A Key to

People-centered Development,‛ World Development, 15

(Supplement), Autumn, 1987.

Krafess, Jamal. ‚The Influence Of The Muslim Religion In

Humanitarian Aid,‛ International Review of The Red Cross,

Vol. 7, No. 858, June 2005.

Latief, Hilman. ‚Islamic Charities And Dakwah Movements In A

Muslim Minority Island: The Experience Of Niasan Muslim,‛

Journal Of Indonesia Islam, Volume 06, Desember 2012

Postgraduate Program (PPs) and the Institute for the Study of

Religion and Society (LSAS), the State Institute for Islamic

Studies (IAIN) Sunan Ampel Surabaya.

---------, ‚Symbolic and Ideological Contestation Over Humanitarian

Emblems: The Red Crescent in Islamizing Indonesia,‛Studia Islamika, Vol. 18 No. 2, 2011.

Ma’arif, Ahmad Syafi’i, ‚Piagam Madinah dan Konvergensi Sosial,‛

Pesantren, III, 3 (1986).

Makmun Rasyid, Muhammad, ‚Islam Rahmatan Lil Alamin

Perspektif KH. Hasyim Muzadi,‛ Jurnal Episteme, Vol. 11,

No. 1, Juni 2016.

Mashadi, ‚Pemikiran dan Perjuangan Ali Syari’ati,‛ Jurnal Al- Ulum,

Vol. 11, No. 1, Juni 2011.

Masruri, ‚Menuju Humanitarianisme: Studi Evolusi Pola Pemikiran

Kemanusiaan Soedjatmoko,‛ Disertasi, Yogyakarta: IAIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2002.

Mowlana, Hamid, ‚Theoretical Perspectives on Islam and

Communication,‛ China Media Research, 3(4), 2007.

Nur, Muhammad, ‚Rekonstruksi Epistemologi Politik: Dari

Humanistik Ke Profetik,‚ Jurnal Asy- Syir’ah, Vol. 48, No. 1,

Juni 2014.

Penman, Kenneth A. & Adams, Samuel H., ‚Humane, Humanities,

Humanitarian, Humanism,‛ di akses pada 20/08/2016.

Peterson, Marie Juul. ‚International Religious NGOs at the United

Nations A study of Group of Religious Organizations,‛ The Journal of Humanitarian Assistance, 17 November 2010.

Prasetyo, Hendro, ‚Pancasila as an Islamic Ideology For Indonesian

Muslim,‛ Studi Islamika, I, 1, April-June, 1994.

Page 296: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

280 Rahardjo, M. Dawam, ‚Ummah‛, Ulumul Qur’an, III, 1, 1992.

Rakhman, Alwi Bani, ‚Teologi Sosial: Keniscayaan Keberagamaan

yang Islami Berbasis Kemanusiaan,‛ Jurnal Esensia, Vol.

XIV No. 2 Oktober 2013.

Redfild, Peter. ‚A Less Modest Witness Collective Advocacy and

Motivated Truth in a Medical Humanitarian Movement,‛

Wiley, American Etnologist, Vol.33, No. 1 February 2006.

Sastrapratedja, M, ‚Setelah Limaratus Tahun, Berakhirkah

Humanisme?‛ Diskursus: Jurnal Filsafat dan Teologi Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Vol. 2, No. 2. (Oktober 2003).

Susilo, Daniel, “Etnometodologi sebagai Pendekatan Baru dalam Kajian Ilmu

Komunikasi,” Jurnal Studi Komunikasi, Volume 1, Edisi 1, Maret

2017.

Schachter, Stanley, ‚Deviaion, Rejection, and Communication,‛

Journal of Abnormal and Social Psychology, 46: 190-270.

Schumann, Olaf, ‚Dilema Islam Kontemporer: Antara Masyarakat

madani dan Negara Islam,‛ Paramadina 1 (2), 1999.

Susilawati, Desi, ‚Studi Fenomenologi Pengalaman Indonesia dalam

Memberikan Penanganan Kegawatdaruratan pada Korban

Konflik Bersenjata di Luar Negeri,‛ Tesis, Prodi Magister

Keperawatan, Peminatan Gawat Darurat, Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, 2016.

Sinulingga, Anita Afriani, ‚Isu Bencana dan Prinsip-Prinsip

Humanitarian Dalam Studi Ilmu Hubungan Internasional,‛

Andalas Journal of International Studies, Vol. 5, No. 1 Mei

Tahun 2016.

Wulandari, Ariyati, ‚Upaya Medical Emergency Rescue Committee

(MER-C) dalam Menangani, Pengungsi Etnis Rohingnya

Melalui Program Rumah Sakit Indonesia di Rakhine State,

Myanmar,‛ Tesis, Program Magister Ilmu Sosial, Sekolah

Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan Bandung,

2018.

Yusoff, Sofia Hayati, ‚Western And Islamic Communication Model:

A Comparative Analysis On A Theory Application,‛

http://abqarijournal.usim.edu.my/current-issue/volume-7-

2016.

Zaenuri, Al, ‚Tantangan Kehidupan Beragama di Lombok El-

Hikam,‛ Ejournal. Volume IV, Nomor 2, Juli-Desember 2011

kopertais4.or.id, 2016, diakses, 15-11-2018.

Page 297: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

281 B. Buku

Abdillah, Masykuri, Islam dan Dinamika Sosial Politik di Indonesia.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2011. Cet. Pertama.

Abdullah, M. Amin, ‚Humanisme Religius versus Humanisme

Sekuler: Menuju Sebuah Humanisme Spiritual,‛ dalam Islam dan Humanisme: Aktualisasi Humanisme Islam di Tengah Krisis Humanisme Sekuler, ed. Kamdani. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2007.

Ahmad, Barakat, Muhammad and The Jews, A Re-Examination. New

Delhi: 1979.

Amahzun, Muhammad. Manhaj Dakwah Rasulullah. Jakarta: Qisthi

Press, 2004, Cet. ke-1.

Antonio, Muhammad Syafi’i. The Super Leader Super Manager, Jakarta: Tazkia Publishing & ProLM Centre, 2008, Cet. ke-

13.

Ariadi, Lalu Muhammad, Haji Sasak: Sebuah potret Dialektika Haji dan Kebudayaan Lokal. Jakarta: Impressa Publishing, 2012.

AS Hikam, Muhammad, Demokrasi dan Civil Society. Jakarta: LP3S,

1996.

Ashfahany, Al-Raghib al. Mu’jam Mufradat Al-Fazh al-Qu’ra>n.

Beirut: Dar al-Fikri, 1432 H/2010.

Audah, Ali. Konkordasi Qur’an: Panduan Kata Dalam Mencari Ayat Qur’an. Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 1997, Cet. ke-2.

Azhary, Muhammad Tahir, Negara Hukum. Jakarta: Bulan Bintang,

1992, Cet. ke-1.

Azis, Moh. Ali. Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2009, Edisi Revisi,

Cet. ke-2.

Azis, Moh. Ali, Suhartini, Rr., Halim A., (Ed.). Dakwah Pemberdayaan Masyarakat Paradigma Aksi Metodologi. Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara, 2005, Cet. ke-1.

Azra, Azyumardi. ‚Pengantar-I‛ dalam Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Qut}b: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah. Jakarta: Penamadani, 2008, Cet. ke-2.

‘Aziz, Jum’ah Amin Abdul. Fiqih Dakwah: Prinsip dan Kaidah Asasi Dakwah Islam, Solo: Intermedia, 1426 H/2005 M, Cet. ke-5.

Bakti, Andi Faisal, Communication and Family Planning in Islam Indonesia: South Sulawesi Muslim Perception of a Blobal Develompment Program, Leiden-Jakarta: INIS, 2004.

Page 298: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

282 ----------, ‚Demokrasi, Tata Kelola Pemerintahan, dan Masyarakat

Madani Di Indonesia‛ dalam Andi Faisal Bakti dkk., (ed.),

Literasi Politik dan Konsolidasi Demokrasi. Ciputat: Churia

Press, 2012, Cet. ke-1.

Banna, Hasan al. Kumpulan Risalah Dakwah Hasan Al-Bana. Jakarta:

al-I’tishom Cahaya Umat, 2010, Jilid 1 dan 2, Cet. ke-6.

Baran, Stanley J., Pengantar Komunikasi Massa, Melek Media dan Budaya. Jakarta: Erlangga, 2012.

Barnett, Michael & Weiss, Thomas G., ‚Humanitarianism: A Brief

History of the Present,‛ dalam Michael Barnett & Thomas G.

Weiss (ed.), Humanitarianism in Question: Politics, Power Ethics. London: Cornell University Press, 2008.

Byanuniy, Abu al-Fath al. Al-Madkhal Ila ‘Ilmi al-Da’wah. Beirut:

Muassasah al-Risalah, 1442 H/1991 M, Cet. ke-1.

Berelson, Bernard, dan Steinner, Gray, Human Behavior. New York:

Harcourt, Brace Jovanivich Inc, 1964 dalam B Aubrey Fisher,

Teori-teori Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1978.

Borchet, Donald M., (ed.) Encyclopedia of Philosophy, Vol. 4,

Second Edition. Farmington Hills: Thompson Gale, 2006.

Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana, 2011, Cet.

ke-5.

Bukha>ri>, Abu> ‘Abdilla>h Muhammad bin Isma>il al. S}ahih Al-Bukha>ri>, tt: Da>r Thauqun al-Naja>h, 1422 H. Jilid III.

Davies, Tony, Humanism. London: Routledge, 2001.

Departemen Agama RI. Al-Hikmah Al-Qu’ra>n Dan Terjemahnya.

Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2007.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Dermawan, Andi, dkk, (Ed.). Metodologi Ilmu Dakwah, Yogyakarta:

LESFI, 2002.

Dimasyqiy,‘Imad al-Din Abi al-Fida’ Isma’il bin ‘Umar bin Katsir al-

Qurasyi al. Al-Mishbah al-Munir fi Tahdzib Tafsir Ibn Katsir. Riydh: Dar al-Salam li al-Nasyr wa al-Tauzi’, 1421

H/2000 M, Cet. ke-2.

Erricke, Cliver, ‚Pendekatan Fenomenologis‛, dalam Peter Connolly

(Ed.). Aneka Pendekatan Studi Agama. Yogyakarta: LkiS,

2012, Cet. ke-4.

Effendy, Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya,2008, Cet. ke-7.

Page 299: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

283 Enginer, Asghar Ali, Islam dan Pembebasan. Yogyakarta: LKIS,

1993, Cet. ke-1.

Fisher, Aubrey, Teori-teori Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1978.

Haekal, Muhammad Husain, Sejarah Hidup Muhammad. Bogor:

Pustaka Litera Antarnusa, 1996, Cet. ke-20.

----------,Umar bin Khattab, Terjemahan Ali Audah. Jakarta: Tintamas

Indonesia, 2015, Cet. ke-15.

Hanafi, Muchlis M. (Ed.), Damai Bersama Al-Qur’an: Meluruskan Kesalahpahaman seputar Konsep Perang dan Jihad dalam Al-Qur’an. Jakarta: LPMQ, 2018, Cet. ke-2.

Hasan, Muhammad Amin, Khashaish al-Da’wah al-Islamiyah,

Maktabah al-Manar, 1403 H/1983 M, Cet. ke-1.

Hasim, E. Kamus Istilah Islam. Bandung: Pustaka, 1987.

H{uru>b, al-Kha>lid, Hama>s: al-Fikr wa al-Muma>rasah. Beirut:

Mu’assasah al-Dira>sa>t al-Filist{i>niyyah, 1999.

Ilyas, Yunahar, Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: LPPI, 1999, Cet. ke-1.

Isaac, Ephraim, ‚Humanitarianism across Religion and Cultures,‛

dalam Thomas G. Weiss & Larry Minear (ed.),

Humanitarianism across Borders: Sustaining Civilians in Times of War. London: Lynne Rienner Publishers, 1993.

Ismail, Ilyas, Paradigma Dakwah Sayyid Qut}b: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah, Jakarta: Penamadani, 2008, Cet.

ke-2.

--------, The True Da’wa Menggagas Paradigma Baru Dakwah Era Milenial, Jakarta: Prenada Media Group, 2018, Cet. Ke-1.

Jauziyah, Ibn Qayyim, al. Zad al-Ma’ad, Dar Ihya al-Turats al-‘Arabi,

tth., Juz 1.

Jurjani, al-Syarif ‘Ali bin Muhammad, al. Al-Ta’rifat, Jakarta: Dar al-

Kutub al-Islamiyah, 1433 H/2012 M, Cet. ke-1.

Jurnalis, Joserizal dan Rita T. Budiarti, Jalan Jihad Sang Dokter. Jakarta: Qanita, 2011), Cet. ke-2.

Korten, David, Getting to the 21st Century: Voluntary Action and the Global Agenda. West Hartford : Kumarian Press, 1990.

Khalimi, Ormas-Ormas Islam (Sejarah, Akar Teologi dan Politik). Jakarta: Gaung Persada Press, 2010, Cet. ke-1.

Khan, Madjid Ali. Muhammad The Final Messenger. New Delhi:

Iradah-i Adabiyat-i Delhi, 1980.

Page 300: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

284 Khaldun, Ibn, The Muqaddimah: An Introduction to History. New

York, N.Y: Pantheon House,1958.

Khudhari, Muhammad, al. Tarikh al-Tasyri al-Islami>. Beirut: Dar al-

Fikr, 1401/1981.

Isaac, Ephraim ‚Humanitarianism across Religion and Cultures,‛ dalam Thomas G. Weiss & Larry Minear (ed.), Humanitarianism across Borders: Sustaining Civilians in Times of War. London: Lynne Rienner Publishers, 1993.

Kuntowijoyo, Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi, Bandung:

Mizan, 1991, Cet. Ke-3.

Latief, Hilman, Mutaqin, Zezen Zaenal. (Ed.). Islam dan Urusan Kemanusiaan, Konflik, Perdamaian dan Filantropi, Jakarta:

Serambi Ilmu Semesta, 2015, Cet. ke-1.

Lasswell, Harold dalam Stanley J. Baran, Pengantar Komunikasi Massa, Melek Media dan Budaya. Jakarta: Erlangga, 2012,

Jilid 1, Edisi 5.

Ma’arif, A. Syafi’i, Mencari Autentisitas Dalam Kegalauan.

Yogyakarta: PSAP, 2004.

Madjid, Nurcholis, ‚Agama dan Negara Dalam Islam Telaah Atas

Fiqh Siyasy Sunni‛ dalam Budhy Munawar-Rahman (Ed.),

Kontekstualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah. Jakarta:

Paramadina, 1994, Cet. ke-1.

--------, Islam Agama Peradaban: Membangun Makna dan Relevansi Doktrin Islam Dalam Sejarah. Jakarta: Paramadina, 1995,

Cet. ke-1.

Ma’luf, Louis, Al-Munjid Fi al-Lughah. Beirut: Dar al-Masyriq, 2003,

Cet. ke-40.

Manzhur, Ibn. Lisan al-‘Arab. Kairo: Dar al-Hadits, 1423 H/2003 M,

Juz 4.

Mara>ghi> Mus{t{afa>, Ahmad, al. Tafsi>r al-Mara>ghi>. Beirut: Da<r al-Kutub

al-‘ilmiyah, 1436 H/2015 M, Jilid 13-15, Cet. ke-3.

Masduki. Humanisme Spiritual, Paradigma Pengembangan Masyarakat Islam dalam Filsafat Sosial Hossein Nasr. Jakarta:

Gaung Persada Press Group, 2014, Cet. ke- 1.

Mulia, Musdah, Negara Islam. Depok: Kata Kita, 2010, Cet. ke-1,

Edisi kedua.

Murodi, Dakwah Islam dan Tantangan Masyarakat Quraisy, Kajian Sejarah Dakwah pada Masa Rasulullah SAW. Jakarta:

Kencana, 2013, Cet. ke. I.

Page 301: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

285 --------, Dakwah dan Filantropi, Jalan Menuju Kesejahteraan Umat.

Jakarta: FDK Press, 2015.

Moore, H. Frazier, Public Relations: Principles Cases and Problem ,

t.t.: Amzon, 1981.

Moore, H. Frazier, Humas, Membangun Citra dengan Komunikasi, Lilawarti Trimo, Deddy Djamaludin Malik (Penerjemah).

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005.

Muhyiddin, Asep. ‚Dakwah Dalam Perspektif al-Qu’ra>n‛, dalam

Kajian Dakwah Multiperspektif: Teori, Metodologi, Problem dan Aplikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014, Cet. ke-1.

---------,‚Mengkaji Untuk Keilmuan Dakwah: Sebuah Pengantar‛,

dalam Aep Kusnawan dkk. (Ed.), Dimensi Ilmu Dakwah.

Bandung: Widya Padjadjaran, 2009.

Munawwir, Ahmad Warson, Al-Munawwir; Kamus Arab-Indonesia,

Yogyakarta: Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, 1984.

Naisabu>ri>, Abu al Husain Muslim bin al-Hajja>j al-Qusyairi>, an. S}ahih Muslim, Beirut: Da>r al-Ihya’ al Turats al-‘Arabi>, tt. Jilid 4.

Nasution, Harun, Islam Rasional, Gagasan dan Pemikiran. Jakarta:

Mizan, 1998.

Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo,

2008.

Newland, Kathleen & Kemala Chandrakirana Soedjatmoko (ed.),

Transforming Humanity: The Visionary Writings of Soedjatmoko. Connecticut: Kumarian Press, 1994.

Nawawi, Syeikh al-Islamiy Muhyi al-Din Abi Zakariya Yahya bin

Syaraf al. Riyadh al-Shalihin, Pekalongan: Maktabah

Mathba’ah Raja Murah, tth.

Purnamasari, Irma Devita, Kiat-Kiat Cerdas, Mudah dan Bijak Mendirikan Badan Usaha. Bandung: Kaifa, 2010.

Qardhawi, Yusuf, al. Minoritas Non Muslim. Bandung: Mizan, 1985,

Cet. ke-1.

Qarni, ‘Aidh, al. Keagungan Sirah Nabi saw, Yogyakarta: EL-

Thabina Press, 1428 H/2007 M, Cet. ke-1.

Qurthubi, Abu Abd Allah Muhammad bin Ahmad al-Anshari, al. Al-Jami’ Li Ahkam al-Qur’an. Kairo: Dar al-Hadits, 1431

H/2010 M, Jilid 7.

Qut}b, Sayyid. Tafsir Fi Zhilal al-Qu’ra>n, Kairo: Dar al-Syuruq, 1992,

Jilid 4, Cet. ke-17.

Page 302: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

286 Rahayu, Azimah. Senja Merah Di Tanah Maluku, Jakarta: Zikrul

Hakim, 1425 H/2004 M, Cet. ke-1.

Rakhmat, Jalaluddin, Membuka Tirai Kegaiban: Renungan-Renungan Sufistik. Bandung: Mizan, 1999, Cet. ke-9.

R, Ismail, Al-Faruqi, dan Lamya, Louis Al-Faruqi. The Cultural Atlas of Islam. Macmillan Publishing Company. New York,

Amerika Serikat, 1986.

Ridha, Muhammad Rasyid, Tafsir al-Qur’an al-Hakim/Tafsir al-Manar, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2011, Cet. ke-3.

Robinson, Glenn E., ‚Hamas as Social Movement‛, dalam Quintan

Wiktorowiez, Islamic Activism: A Social Movement Theory Approach. Indiana: Indiana University Press, 2004.

Ruben & Stewart, dalam Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana, 2011, Cet. ke-1.

Sabiq, Sayyid, Fiqh al-Sunnah. Beirut: Dar al-Fikr, 1981 M/1401 H),

Jilid 1, Cet. ke-3.

Sahabuddin, et.al., Ed., Ensiklopedia Al-Qu’ra>n: Kajian Kosakata.

Jakarta: Lentera Hati, 2007, Cet. ke-1, Jilid 1.

Shaleh, Muhsin Muhammad, Sejarah, Perkembangan dan Konspirasi. Gema Insani Press, Jakarta, 2004.

Shabuni, Muhammad Ali, al. Shafwah al-Tafa>si>r. Kairo: Dar al-

Shabuniy, 1431 H/2009 M, Cet. ke-1.

Shannon, Claude dan Weaver, Warren, The Mathemmatical Theory of Communication. Urbana University of Illinois Press, 1949.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qu’ra>n, Jakarta: Lentera Hati, 2002, Vol. 8, Cet. ke-1.

---------, Membumikan al-Qu’ra>n, Bandung: Mizan, 1992, Cet. ke-1.

Soedjatmoko, ‚Humanitarianism: An Ethical Framework of Human Solidarity,‛ dalam Kathleen Newland & Kemala

Chandrakirana Soedjatmoko (ed.), Transforming Humanity: The Visionary Writings of Soedjatmoko. Connecticut:

Kumarian Press, 1994.

Sulthon, Muhammad. Desain Ilmu Dakwah. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2003, Cet. ke-1.

Suparta, Munzier, Hefni, Harjani, (Ed.), Metode Dakwah. Jakarta:

Kencana, 2003, Cet. ke-1.

Susilawati, Desi, ‚Studi Fenomenologi Pengalaman Indonesia dalam

Memberikan Penanganan Kegawatdaruratan pada Korban

Konflik Bersenjata di Luar Negeri‛, Tesis, Prodi Magister

Page 303: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

287

Keperawatan, Peminatan Gawat Darurat, Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, 2016.

Syari’ati, Ali, Humanisme: Antara Islam dan Mazhab Barat, Cet. Ke-

1. Bandung: Pustaka Hidayah, 1996.

---------, Al-Ummah wa al-Ima>mah. Beirut: Dar al-Amir li al-

Tsaqafah wa al-‘Ulum, 1438 H/2007 M,, Cet. ke-2.

---------, Kritik Islam Atas Marxisme dan Sesat-Sesat Pikir Barat Lainnya, Cet. Ke-1. Bandung: Mizan, 1983.

---------,Tugas Cendekiawan Muslim, Cet. Ke 2. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 1996.

Tafsir, Ahmad, Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Chapra. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005.

Tirmidzi>, Abu> I>sa> Muhammad bin I>sa> bin Saurah, at. Sunan at-Tirmidzi, Mesir: Maktabah , 1395 H.), Jilid 4

Thohari, Hajriyanto Y, ‚Islam, Urusan Kemanusiaan dan

Kebangsaan‛, dalam Hilman Latief, Zezen Zaenal Mutaqin

(Ed.), Islam dan Urusan kemanusiaan. Jakarta: Serambi Ilmu

Semesta, 2015, Cet. ke-1.

Watt, W. Montgomery, Politik Islam Dalam Lintasan Sejarah.

Jakarta: P3M, 1988, Cet. ke-1.

Webster, A Merriam, Webstrer’s Ninth New Collegiate Dictionary.

U.S.A. Merriam-Webster Inc., 1984.

Wulandari, Ariyati, ‚Upaya Medical Emergency Rescue Committee

(MER-C) dalam Menangani, Pengungsi Etnis Rohingnya

Melalui Program Rumah Sakit Indonesia di Rakhine State,

Myanmar‛, Tesis, Program Magister Ilmu Sosial, Sekolah

Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan Bandung,

2018.

Yahya, Imam, ‚Jihad dan Perang dalam Literatur Muslim‛, dalam

Hilman Latief, Zezen Zaenal Mutaqin (Ed.), Islam dan Urusan Kemanusiaan. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2015,

Cet. ke-1.

Zuhaili, Wahbah, al, Fiqih Islam wa Adillatuhu, Terjemahan, Jakarta:

Gema Insani, 2011, Jilid 8, Cet. Ke-1.

Page 304: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

288 C. Website

Abdelkader, Engy, ‚The Rohingya Muslims in Myanmar: Past,

Present, and Future,‛

https://scholarsbank.uoregon.edu/xmlui/bitstream/handle/179

4, diakses 07 Februari 2019.

Amri Amrullah, ‚Gaza Benteng Terakhir Palestina,‛ Berita Online,

dalam

https://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-

israel/14/07/15/n8r5ip-gaza-benteng-terakhir-palestina-1,

diakses 29 Januari 2019.

Ariesta, Marcheilla, ‚Cerita Jurnalis Metro TV Bangga Indonesia

Bangun RS di Gaza,‛ Berita Online, dalam

Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, ‚Persentase

Penduduk Menurut Kabupaten Kota dan Agama yang Dianut

di Provinsi Nusa Tenggara Barat 2016,‛

https://ntb.bps.go.id/statictable/2017/11/15/189/persentase-

penduduk-menurut-kabupaten-kota-dan-agama-yang-dianut-

di-provinsi-nusa-tenggara-barat-2016.html

Hakim, Adhar, ‚Merenda Perdamaian di Pulau Seribu Masjid,‛ dari

laman https://www.liputan6.com/news/read/11670/merenda-

perdamaian-di-pulau-seribu-masjid, diakses 30 Mei 2018.

Ludmila, ‚MER-C Berhasil Bangun RSI di Gaza,‛ Berita Online,

dalam http://hi.umy.ac.id/MER-C-berhasil-bangun-rsi-di-

gaza/‛, diakses 12 Februari 2019.

Maharani, Esthi, ‚MER-C Segera Kirimkan Tim Medis ke Gaza,‛

Berita Online, dalam

https://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-

israel/14/07/16/n8stkt-merc-segera-kirimkan-tim-medis-ke-

gaza, diakses 2 Desember 2018.

Mazaya, Hanin dan Sabili, ‚MER-C Tambah Relawan ke Gaza,‛

Berita Online, dalam

https://www.arrahmah.com/2009/01/24/MER-C-tambah-

relawan-ke-gaza/, diakses 2 Desember 2018.

MER-C, ‚Profil MER-C,‛ dalam http://www.MER-C.org, Profil-

MER-C, diakses 30 Desember 2014.

MER-C, ‚Tim MER-C Lakukan Operasi dan Terus Lanjutkan Mobile

Clinic,‛ dalam www.MER-C.org, diakses 29 November 2018.

Page 305: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

289 MER-C, Rekening Donasi,‛ dalam http://MER-C.org/rekening-

donasi, diakses 06 Maret 2019.

MER-C, ‚Sejarah MER-C,‛ dalam http://MER-C.org/index.php/Id/tentang-kami/sejarah-MER-C, diakses 04-

10-2017.

MER-C, ‚MER-C dan Masyarakat Galela Bersama-sama Membangun

Rumah Sakit,‛ dalam http://MER-C.org/program-MER-C/MER-C-dan-masyarakat-galela-bersama-sama-bangun-rs,

diakses 07 Februari 2019.

MER-C, ‚Menengok Wisma Rakyat Indonesia di Gaza,‛ dalam

https://MER-C.org/rs-indonesia/menengok-wisma-rakyat-

indonesia-di-gaza, diakses 12 Februari 2018.

MER-C, ‚Klinik Sosial Yogyakarta,‛ dalam http://MER-C.org/klinik-

sosial-yogyakarta, diakses 07 Februari 2019

MER-C, ‚MER-C untuk Papua 1,‛ dalam http://MER-C.org/MER-C-

untuk-papua-1, diakses 07 Februari 2019.

MER-C, ‚Rumah Sakit Indonesia Gaza Palestina,‛ dalam

http://MER-C.org/rumah-sakit-indonesia-gaza-palestina,

diakses 7 Mei 2018

MER-C, ‚Sukarelawan MER-C ke Gaza,‛ dalam http://MER-C.org/berita-media/bangun-rs-indonesia-tahap-ii-32-

sukarelawan-MER-C-ke-gaza, diakses 6 Maret 2019.

MER-C, Program Indonesia Health Center Myanmar,‛ dalam

http://MER-C.org/program-indonesia-health-center-

myanmar, diakses 07 Februari 2019.

MER-C, ‚Pembangunan RS Indonesia di Myanmar Capai 50 Persen,‛

dalam http://MER-C.org/berita, Pembangunan RS Indonesia

di Myanmar Capai 50 Persen, diakses 7 Februari 2019.

MER-C, ‚MER-C Tetapkan 5 Presidium Baru Periode 2013-2018,‛

dalam http://www.MER-C.org/index.php/Id/component/k2/item/142-MER-C-

tetapkan-5-presidium-baru-periode-2013-2018, diakses 8 Mei

2018.

MER-C, ‚Rumah Sakit Indonesia-Palestina,‛ dalam

http://www.MER-C.org.2013-08-17-14-09-55/, diakses pada

1 Mei 2015 pukul 20.09 WIB.

Page 306: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

290 _______, ‚MER-C Pantau Kesehatan Pasien Gempa Lombok Usai

Operasi‛, Berita Online, dalam

https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-

nusantara/18/08/23/pdwcis313-merc-pantau-kesehatan-

pasien-gempa-lombok-usai-operasi, diakses 18 Oktober 2018.

Mubarakan, Munzalan, ‚Sejarah dan Latar Belakang Konflik Israel-

Palestina dari 2000SM sampai Sekarang,‛ Berita Online, dalam https://simomot.com/2014/07/14/sejarah-dan-latar-

belakang-konflik-israel-palestina-dari-2000sm-sampai-

sekarang/, diakases 12 Januari 2019.

Mubarak, Husni. ‚Dakwah Bil Hal: Inspirasi Dakwah ala Gerakan

Gulen di Turki‛, dalam http://www.fethullah-gulen.net, ,

August 2012, diakses 24 Februari 2017.

Oktaviani, Zahrotul, ‚MER-C Tetapkan Lombok Misi Kemanusiaan

Jangka Panjang,‛ Berita Online, dalam

https://www.republika.co.id/berita/dunia-

islam/wakaf/18/08/15/pdi9j5313-merc-tetapkan-lombok-misi-

kemanusiaan-jangka-panjang, diakses 17 November 2018.

http://kemanusiaan.id/2015/12/07, diakses, 03 Maret 2016. dalam

‚Dampak Bencana dan Konflik di Dunia Kian

Mengkhawatirkan,‛

http://news.liputan6.com, , diakses 03 Maret 2016. dalam ‚Bencana

Alam Terdahsyat di Indonesia sepancang tahun 2014,‛

https://www.rappler.com/indonesia/ayo-indonesia/181402-

sketsatorial-tragedi-rohingya-myanmar, diakses 22

September 2017. dalam Berita Online, ‚Sketsatorial Tragedi

Rohingnya Myanmar.‛ https://www.qureta.com/post/mempertanyakan-agama-dalam-

mencegah-konflik-dan-krisis-kemanusiaan, diakses 22

September 2017. dalam Berita Online, “Mempertanyakan

Agama dalam Mencegah Konflik dan Krisis Kemanusiaan,”

http://visitlomboksumbawa.com/tentang-lombok, diakses 30 Mei

2018. “Tentang Lombok,”

https://amp-rappler-com.cdn.ampproject.org/v/s//indonesia/118547-

indonesia-bangun-, (diakses 10 Januari 2016). dalam

“Indonesia Bangun Rumah Sakit Indonesia,”

https://amp-rappler com.cdn.ampproject.org/v/indonesia/118547-

indonesia-bangun-, (diakses 10 Januari 2016).“Indonesia

Bangun Rumah Sakit Indonesia,‛

Page 307: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

291 https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/wakaf/18/08/15,

merc-tetapkan-lombok-misi-kemanusiaan-jangka-panjang,

diakses 7 Oktober 2018. dalam Berita Online, ‚MER-C

Tetapkan Lombok Misi Kemanusiaan Jangka Panjang,‛

https://www.republika.co.id/berita/dunia-

islam/wakaf/18/09/04/peilo7384-merc-kirim-bantuan-medis-

tahap-dua-ke-lombok#, diakses 12 November 2018. Berita Online, dalam ‚MER-C Kirim Bantuan Medis Tahap Dua ke

Lombok,‛

www.icrc.org/en/document/pakistan-conference-humanitarian-action-

light-sharia-andinternational-hukum kemanusiaan, diakse 7

Mei 2018. dalam ‚Kajian Gaya Hidup Muslim,‛

https://kisahmuslim.com/3825-pembebasan-jerusalem-di-masa-umar,

(diakses 22 Januari 2019). dalam ‚Hukum Kemanusiaan dan

Pembebasan Jerusalem di Masa Umar,‛ https://lifestyle.kompas.com/read/2015/06/20//Rumah.Sakit.Indonesia.

di.Palestina.Siap.Beroperasi https://www.merdeka.com/peristiwa/wapres-jk-akan-resmikan-rumah-

sakit-indonesia-di-gaza.html https://filestin.wordpress.com/2009/07/14/kota-kota-penting-di-

palestina/diakses, 26 September 2019, pukul 14:00 WIB.

Republika, ‚Dari Rakyat Indonesia untuk Palestina‛, Jakarta:

Republika, Ahad, 10 Januari 2016, 1.

Republika, ‚Jihad Menurut Pandangan Muhammadiyah,‛ Tanwir Muhammadiyah, Ahad, 17 Februari 2019, h. 3.

Reza, ‚MER-C akan Kirimkan Tim Medis ke Jalur Gaza‛, Berita Online, dalam https://news.detik.com/berita/d-

1060286/MER-C-akan-kirim-tim-medis-ke-jalur-gaza,

diakses 8 Januari 2019.

Rusdina, Tika, ‚To Know The History Of Islam At Bayan Beleq

Mosque,‛ dalam http://www.lombokindonesia.org/history-

islam-bayan-beleq-mosque/, diakses 30 Mei 2018.

Syahriati, Elida dan Fathul Himam, ‚Kinerja Relawan yang

Berafiliasi pada Organisasi Non-Profit (Lembaga Sosial

Kemanusiaan),‛ dalam http://etd.repository.ugm.ac.id,

diakses 11 Januari 2019.

Page 308: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

292 Tim Redaksi Kompas, "MER-C Kirim Tim Medis ke Palestina,"

Berita Online, https://nasional.kompas.com/read/2008/12/29/1117177/MER-C.Kirim.Tim.Medis.ke.Palestina, diakses 2 Desember 2018.

Waluyo, Andylala, ‚MER-C Mempertahankan Relawan Indonesia di

Gaza,‛ Berita Online, dalam

https://www.voaindonesia.com/a/MER-C-pertahankan-

relawan-indonesia-di-gaza/1548669.html, diakses 20

Desember 2018.

Wicaksono, Bayu Adi, ‚Fakta Sejarah di Balik Gempa Besar

Lombok,‛ Berita Online, dalam https://www.msn.com/id-

id/berita/nasional/fakta-sejarah-di-balik-gempa-besar-

lombok/ar-BBLBcqf, diakses 1 Januari 2019.

Wirayudha, Randy, ‚Tujuh Gempa Lombok dalam Catatan Sejarah,‛

Berita Online, dalam https://historia.id/modern/articles/tujuh-

gempa-lombok-dalam-catatan-sejarah-P94oz, diakses 2

Januari 2019

D. Wawancara

Wawancara dengan dr. Joserizal Jurnalis, di Rumah Sakit Siaga,

Pasar Minggu, Jakarta Selatan, 29 Juni 2016, Pukul 11.30

WIB.

Wawancara dengan dr. Hadiki Habib, Koordinator Pembina Relawan

MER-C, di Kantor Sekretariat MER-C pada tanggal 20

Desember 2018, pukul 14.00 WIB.

Wawancara dengan Iis Islamiyah, Relawan Non Medis MER-C, di

posko kesehatan MER-C, Desa Gumantar, Kec. Kayangan,

Lombok Utara, 13 September 2018, pukul 10.00 WIB.

Wawancara dengan, Kepala Dusun, korban bencana gempa, di Desa

Gumantar, Kec. Kayangan, Lombok Utara, 13 September

2018, pukul 19.00 WIB.

Wawancara dengan kepala sekolah SMP Negeri 3 Kayangan, di

halaman sekolah SMP Negeri 3 Kayangan, Desa Gumantar,

Kec. Kayangan, Lombok Utara, 14 September 2018, pukul

10.00 WIB.

Wawancara dengan Mirda, relawan medis, di posko kesehatan MER-C, Desa Gumantar, Kec. Kayangan, Lombok Utara, 13

September 2018, pukul 10.00 WIB.

Page 309: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

293 Wawancara dengan Rima Manzanaris, Manager Operasional MER-C,

di Kantor Sekretariat MER-C, 6 September 2018. Pukul

13.00 WIB

Wawancara dengan Ahmad Albasuni (Perwakilan Rakyat Gaza-

Palestina), di Kampus SPs. UIN Jakarta, Tanggal 20 Mei

2019, Pukul 10.30 WIB.

Wawancara dengan Taher Hamad, Wakil Duta Besar Palestina Untuk

Indonesia, di Kantor Kedubes Palestina Jln. Ki

Mangunsarkono No. 64 Menteng Jakarta Pusat. Tanggal 22

Agustus 2019, Pukul 10:30 WIB.

E. Dokumen MER-C

Dokumen Sub Divisi Relawan MER-C.

Dokumen sekretariat MER-C

Page 310: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

295

GLOSARIUM

Al-Hal : Keadaan atau perbuatan nyata. Jika

dikaitkan dengan dakwah bi al-Hal

berarti, mengajak/menyeru ke jalan

Allah untuk kebahagiaan dunia dan

akhirat melalui perbuatan nyata.

Al-Khair : Nilai universal yang diajarkan oleh

al-Qur’an dan sunnah. Atau

sesuatu yang di dalamya

terkandung kebaikan bagi umat

manusia, dalam masalah agama

dan duniawi.

Al-Ma’ruf : Semua perbuatan yang dikenal

baik menurut akal dan syara’ serta

menurut pandangan umum satu

masyarakat yang sejalan

dengan nilai-nilai kebaikan

universal dan sejalan dengan al-

Khair

Al-Munkar : Sebagai lawan dari kata al-ma’ruf-

adalah sesuatu yang dinilai buruk

oleh suatu masyarakat serta

bertentangan dengan nilai-nilai

universal al-Qur’an dan Sunnah.

Civil Society : Sebuah konsep tentang kelompok

atau tatanan masyarakat yang

berdiri secara mandiri di hadapan

penguasa dan negara. Memiliki

ruang publik dalam mengemukakan

Page 311: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

296

pendapat, dan adanya lembaga-

lembaga mandiri yang dapat

menyalurkan aspirasi dan

kepentingan publik.

Dakwah :Usaha-usaha menyeru dan

menyampaikan kepada individu

atau kelompok manusia tentang

amal ma’ruf nahy munngkar dengan

berbagai macam cara untuk meraih

ridha Allah SWT.

Etnometodologi : Metode pengorganisasian

masyarakat dengan melihat

beberapa aspek kebutuhan,

diantaranya: pencerahan dan

pemberdayaan dengan aneka ragam

prosedur dan pertimbangan yang

dapat dimengerti oleh anggota

masyarakat untuk bisa mencari

jalan dan bertindak.

Fenomenologi : Salah satu jenis pendekatan

penelitian kualitatif yang

diaplikasikan untuk mengungkap

kesamaan makna yang menjadi

esensi dari suatu konsep atau

fenomena yang secara sadar dan

individual dialami oleh sekelompok

individu dalam hidupnya.

Humanisme : Istilah filsafat yang berusaha

membahas dan mempromosikan

harkat dan martabat manusia. Juga

sebagai pemikiran etis yang

Page 312: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

297

menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan berupa harkat, peran,

dan tanggugjawabnya.

Humanitarianisme : Paham yang menitikberatkan pada

perwujudan kesejahteraan manusia

khususnya dalam hak untuk hidup

tanpa membutuhkan kekuatan

spiritual yang ada diluar dirinya

(bantuan ilahi), khususnya bantuan

yang diberikan ketika manusia

berada pada kondisi kritis seperti

konflik dan bencana alam.

Humaniter : Kata ini biasanya digunakan untuk

hukum internasional mengenai

praktik-praktik yang dapat

diterima dalam pelaksanaan perang

dan konflik bersenjata yang

menimbulkan korban dari

masyarakat sipil.

Independen : Adalah kebebasan, bebas, merdeka

atau berdiri sendiri. Suatu negara

dikatakan independen apabila

negara tersebut mampu berdiri

sendiri tanpa bergantung pada

negara lainnya.

Kemanusiaan : Berasal dari kata manusia yang

berarti makhluk yang berakal budi.

Kemanusiaan berarti

memanusiakan manusia atau

mengembalikan manusia kepada

hakekatnya sebagai manusia.

Page 313: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

298

Khair al-ummah : Umat terbaik (komunitas ideal)

Komunikasi Islam : Proses penyampaian pesan-pesan

keislaman dengan menggunakan

prinsip-prinsip komunikasi dalam

Islam. Pesan-pesan keislaman yang

disampaikan dalam komunikasi

Islam meliputi seluruh ajaran

Islam, meliputi akidah (iman),

syariah (Islam), dan akhlak (ihsan).

Konflik : Tindakan yang secara sengaja

ditujukan untuk melaksanakan

kehendak satu pihak untuk

melawan pihak lain. Dengan

demikian, konflik merupakan suatu

hubungan sosial yang dimaknai

sebagai keinginan untuk

memaksakan kehendaknya pada

pihak lain.

Krisis : Adalah situasi yang berbahaya.

Contoh krisis adalah: Krisis iman,

kepecayaan, kebudayaan,

kemanusiaan, moneter, militer dan

moral.

MER-C : Lembaga kemanusiaan yang

menfokuskan diri pada bantuan

gawat darurat medis tanpa

mengenal suku , bangsa, ras, dan

agama serta memiliki prinsip

rahmatan lil ‘a>lami>n.

Page 314: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

299

Netral : Tidak berpihak dan tidak membantu

salah satu pihak tertentu saja.

Nilai : Konsep yang menunjuk pada hal

hal yang menjadi pertimbangan

tentang apa yang dianggap baik,

layak, pantas, benar, penting, indah,

dan dikehendaki oleh masyarakat

dalam kehidupannya.

Organisasi : Sekumpulan manusia yang disusun

dalam kelompok-kelompok, yang

bekerjasama dalam struktur yang

terdiri dari pimpinan dan anggota

untuk mencapai tujuan bersama.

Prinsip : Suatu pandangan yang menjadi

pokok dasar berpikir, bertindak,

dan pedoman berperilaku yang

terbukti mempunyai nilai yang

langgeng dan permanen.

Profesional : Adalah seseorang yang memiliki

profesi atau pekerjaan yang

dilakukan dengan kemampuan

yang tinggi dan berpegang teguh

kepada nilai moral yang

mengarahkan serta mendasari

perbuatan.

Rahmatan lil ‘a>lami>n : Bahwa di utusnya Rasul

Muhammad untuk menyampaikan

risalah kasih sayang untuk seluruh

alam termasuk manusia baik yang

beriman kepada Nabi atau tidak.

Page 315: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

300

Religius : Religius dapat dideskripsikan

sebagai sikap dan perilaku yang

patuh dalam beribadah sesuai

agama yang dianutnya, toleran

pada penganut agama lainnya dan

mampu hidup rukun. Karakter

religius sangat penting dalam

kehidupan seseorang dan menjadi

sikap hidup yang mengacu pada

tatanan dan larangan sikap yang

telah diatur dalam aturan

agamanya.

Sekuler : Sebuah ideologi yang menyatakan

bahwa sebuah institusi atau badan

negara harus berdiri terpisah dari

agama atau kepercayaan. Secara

sederhana dapat diartikan sebagai

kepercayaan yang hanya mengakui

hal duniawiyah semata (now and

here).

Tabli>gh : Suatu cara mengajak atau

menyampaikan sekaligus

memberikan suatu contoh teladan

kepada orang lain untuk melakukan

perbuatan yang benar dalam

kehidupan sehari-hari. Tabligh bisa

bersifat komunikatif dan

argumentantif.

Taghyir : Upaya mengubah kondisi

masyarakat dari kondisi yang tidak

baik menjadi baik, dari yang baik

Page 316: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

301

menjadi lebih baik dari semua segi

kehidupan.

Takwin al-ummah : Salah satu manhaj yang merindukan

terwujudnya generasi rabbani

untuk tegaknya pilar-pilar agama

dan berkomitmen menerapkan

nilai-nilai Islam dalam seluruh

aspek kehidupan.

Ummah : Himpunan manusia yang seluruh

anggotanya bersama-sama menuju

satu arah yang sama, bahu

membahu, dan bergerak secara

dinamis di bawah kepemimpinan

bersama.

Ukhrijat li al-Nas : Umat yang dilahirkan/ditampakkan,

sehingga keberadaannya berbeda

dengan umat lain, untuk membawa

kemaslahatan bagi manusia.

Page 317: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

303

INDEKS

A

Abu al-Fath al-Bayanuni, 14

Agama, 3, 18, 25, 43, 50, 88,

139, 179, 181, 182, 243,

272, 273, 288, 289

Aksi Kemanusiaan, 83, 89,

127, 164, 165, 231

Ali Syari’ati, 43, 44, 75, 76,

77, 78, 79

Andi Faisal bakti, 178

Armada, 104, 197

Asep Muhyiddin, 15, 16, 66,

67

Azas, 99

Azyumardi Azra, 14

B

Bangsa, 3, 40, 88, 144, 161

Bantuan, 109, 209, 210

Bantuan Medis, 210

Bencana, 2, 83, 84, 179, 187,

189, 193, 197

Bencana alam, 193, 197

BMKG, 8, 187, 188, 189

C

Civil Society, 37, 38, 39, 40,

41, 48, 64

D

Dai, 300

Dakwah, 1, 5, 11, 12, 13, 14,

16, 19, 22, 29, 30, 31, 32,

35, 47, 48, 51, 56, 59, 60,

64, 65, 67, 71, 72, 85, 89,

90, 91, 92, 93, 135, 173,

178, 179, 182, 183, 184,

185, 211, 213, 228, 235,

238, 239, 247, 248, 250,

251, 268, 269, 280, 288,

293, 296

Dalam Negeri, 108, 111, 113,

115

Damai, 118, 155, 233, 234,

243, 244, 245, 257, 259

Desa Gumantar, 26, 103, 196,

262

Dokter, 5, 9, 26, 97, 99, 195,

199, 201, 203, 219, 224,

242, 249, 250, 252, 263,

264, 265, 266, 267, 269,

270, 278, 279, 280, 285

Donasi, 130

G

Gaza, 6, 7, 8, 18, 26, 28, 97,

104, 105, 120, 122, 123,

124, 126, 127, 130, 135,

136, 137, 138, 139, 140,

141, 142, 146, 151, 154,

155, 156, 157, 158, 159,

161, 163, 164, 165, 166,

167, 168, 169, 170, 173,

Page 318: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

304

174, 175, 176, 177, 178,

179, 211, 212, 213, 220,

225,249, 265, 266, 267, 269,

278, 280, 285, 286, 298, 299

Gempa Bumi, 111, 112, 114,

119, 120, 121, 125

H

Hadiki Habib, 26, 108, 131,

171, 194, 197, 202, 214,

215, 216, 217, 218, 219,

236, 237, 240, 244, 245,

246, 247, 251, 253, 257,

260, 261, 263, 264, 265,

280, 294

Hamid Mowlana, 54, 55

Hilman Latief, 3, 4, 19, 20, 24,

72, 84, 85, 87, 89, 93, 94,

236, 237, 246, 259, 261

Humanisme, 74, 75, 76, 77,

78, 79, 80

Humanitarian Action, 27

Humanitarian Politik, 170

I

Implementasi, 294

Institusi, 183

Islam, 1, 3, 4, 6, 7, 8, 10, 11,

12, 14, 16, 17, 18, 19, 20,

21, 23, 25, 27, 29, 30, 31,

32, 33, 34, 35, 36, 37, 38,

39, 41, 43, 45, 46, 47, 48,

49, 50, 51, 54, 55, 57, 58,

59, 61, 62, 63, 64, 65, 66,

67, 68, 69, 71, 72, 75, 76,

77, 78, 79, 84, 87, 88, 89,

90, 91, 92, 93, 94, 99, 121,

132, 136, 139, 143, 146,

149, 151, 153, 167, 172,

173, 174, 180, 181, 182,

183, 184, 198, 220, 221,

222, 223, 225, 226, 227,

228, 229, 230, 231, 232,

234, 235, 236, 237, 238,

239, 241, 243, 245, 246,

247, 248, 250, 251, 253,

254, 257, 258, 259, 260,

261, 264, 265, 268, 269,

270, 272, 273, 274, 275,

276, 277, 281, 282, 283,

284, 285, 288, 289, 291,

292, 293, 294, 295, 296,

297, 300, 301

Israel, 6, 38, 135, 136, 137,

138, 140, 141, 142, 145,

146, 147, 148, 149, 150,

151, 153, 154, 155, 156,

157, 158, 159, 160, 161,

162, 163, 164, 166, 168,

169, 174, 175, 176, 177,

211, 213, 265, 266, 269,

270, 278, 286, 298

J

Jamal Krafess, 12, 16, 20, 21

Jawad Awwad, 8

Jihad Profesi, 257

Page 319: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

305

Joserizal Jurnalis, 5, 26, 97,

99, 131, 132, 167, 168, 171,

172, 176, 199, 224, 225,

228, 231, 238, 242, 249,

250, 252, 263, 264, 265,

266, 267, 269, 270, 275,

278, 279, 280, 297

Julia Berger, 86, 88, 222

K

Keadilan, 50

Kemanusiaan, 1, 3, 4, 5, 9, 19,

26, 72, 80, 83, 84, 87, 89,

90, 93, 94, 96, 100, 107,

108, 111, 113, 115, 121,

122, 124, 135, 140, 143,

146, 148, 154, 177, 179,

189, 194, 199, 209, 221,

224, 237, 246, 252, 259, 261

Keumatan, 29, 35, 65

Kewajiban, 29, 47

Klinik, 100, 101, 102

Komunikasi, 26, 29, 31, 47,

48, 51, 52, 53, 54, 55, 60,

61, 62, 63, 64, 168

Komunikasi Islam, 29, 48, 51,

55, 62, 64

Konflik, 2, 3, 4, 23, 72, 84,

106, 109, 110, 111, 114,

115, 121, 123, 125, 135,

136, 137, 140, 142, 143,

146, 148, 154, 155, 156,

159, 161, 184

Korban, 6, 9, 23, 154, 238, 252

L

Lapangan, 10, 209, 210, 217

Layanan, 209

Lembaga Dakwah, 239

Logistik, 176, 197, 208

Lokasi, 107

Lombok, 5, 8, 9, 10, 17, 18,

26, 27, 28, 103, 104, 115,

119, 120, 131, 135, 179,

180, 181, 182, 183, 184,

185, 186, 187, 188, 189,

190, 191, 192, 193, 194,

195, 196, 197, 198, 199,

201, 202, 203, 205, 206,

207, 208, 209, 210, 211,

213, 214, 215, 216, 217,

218, 219, 220, 223, 225,

226, 235, 241, 252, 253,

262, 281, 298, 299

Lombok Utara, 8, 9, 17, 26,

103, 104, 179, 182, 190,

191, 192, 195, 196, 209,

215, 216, 217, 225, 226,

262, 299

Luar Negeri, 23, 120, 121,

122, 124, 266

M

Madinah, 14, 35, 36, 37, 38,

39, 42, 60, 72, 143, 232,

251, 253, 264, 275, 283,

285, 288, 289, 290, 291,

292, 293, 294, 296

Page 320: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

306

Majelis Taklim, 1

Masjid, 18, 270, 271, 272, 273,

274, 276

Masyarakat Madani, 37, 38,

39, 40, 41

Menteri Kesehatan Palestina, 6

MER-C, 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,

11, 15, 17, 18, 19, 23, 24,

25, 26, 27, 28, 50, 96, 97,

98, 99, 100, 101, 102, 103,

104, 105, 106, 107, 108,

110, 113, 115, 116, 117,

118, 119, 120, 121, 123,

124, 125, 126, 127, 128,

129, 130, 131, 132, 135,

163, 164, 165, 166, 167,

168, 170, 171, 172, 173,

174, 175, 176, 177, 178,

179, 189, 190, 194, 195,

196, 197, 198, 199, 201,

202, 203, 205, 206, 207,

208, 209, 210, 211, 212,

213, 214, 215, 216, 217,

218, 219, 220, 222, 223,

224, 225, 226, 228, 229,

230, 231, 235, 236, 237,

238, 239, 240, 241, 242,

243, 244, 245, 246, 247,

248, 249, 250, 251, 252,

253, 254, 255, 256, 257,

259, 260, 261, 262, 263,

264, 265, 266, 267, 269,

275, 278, 279, 280, 281,

285, 286, 293, 294, 296,

298, 299, 300

Mirda, 225, 256, 261, 262

Misi, 5, 9, 108, 111, 113, 115,

120, 121, 122, 124, 126,

177, 189, 194, 195, 209,

224, 252, 264, 281

Murodi, 238

Muslim, 3, 12, 16, 19, 20, 21,

25, 34, 36, 50, 51, 62, 70,

75, 78, 84, 88, 90, 93, 107,

150, 163, 171, 172, 177,

194, 234, 237, 244, 248,

249, 254, 259, 261, 283,

284, 287, 290, 291, 294, 299

N

NGO, 23, 24, 27, 81, 82, 83,

85, 86, 87, 88, 89, 132, 170,

172, 173, 211, 212, 213,

220, 238, 242, 279, 299

Non Medis, 129, 174

O

Operasi, 10, 111, 154, 197

Organisasi, 4, 11, 19, 50, 84,

85, 86, 88, 93, 130, 163,

194, 199, 264, 267, 298

P

Palestina, 6, 7, 8, 18, 28, 50,

97, 104, 105, 120, 122, 123,

124, 126, 130, 131, 135,

Page 321: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

307

136, 137, 138, 139, 140,

141, 142, 143, 144, 145,

146, 147, 148, 149, 150,

151, 154, 155, 156, 157,

158, 159, 160, 161, 162,

163, 164, 165, 166, 167,

168, 169, 170, 174, 175,

176,177, 178, 179, 211, 212,

213, 223, 225, 228, 235,

249, 265, 266, 267, 269,

270, 275, 276, 278, 281,

285, 286, 298

Pasien, 9, 10, 209, 217

Penanganan, 23, 118, 119

Penggalangan Dana, 130

Pengiriman, 174

Pengobatan, 111, 114, 209,

231, 296

Pengobatan Keliling, 209

Perang, 54, 121, 143, 144, 147,

155, 156, 162, 233, 234,

243, 244, 245, 257, 258,

259, 261, 270

Perawat, 203, 205

Persaudaraan, 283, 284

Peter Redfild, 20, 24

Piagam Madinah, 35, 36, 37,

41, 232, 289, 290, 291, 292,

293

Politik, 1, 38, 49, 50, 76, 107,

184, 293

Posko Kesehatan, 103, 208

Prinsip Kemanusiaan

Universal, 220

R

rahmatan lil ‘a>lami>n, 4, 11,

15, 18, 28, 69, 98, 99, 132,

173, 220, 222, 223, 231

Relasi, 74, 83, 89

Relawan, 27, 127, 128, 129,

130, 131, 132, 155, 174,

175, 176, 195, 197, 198,

199, 207, 214, 215, 216,

217, 218, 254, 255

Rima Manzanaris, 26, 100,

108, 127, 131, 132, 210,

230, 242, 257

Rita Tambunan, 26

Rumah Sakit, 6, 7, 8, 18, 23,

24, 88, 100, 101, 105, 124,

126, 130, 131, 132, 164,

166, 167, 168, 169, 171,

172, 176, 179, 199, 210,

212, 213, 225, 231, 249,

266, 267, 297, 298

S

Sayyid Qutb, 24, 45, 47, 224

Sejarah, 5, 14, 50, 73, 75, 85,

96, 97, 136, 137, 140, 141,

142, 155, 156, 159, 186,

187, 189, 193, 251, 272,

273, 288, 289, 293, 296

Solidaritas, 163

Suku, 117, 179, 254

Sumbangan, 132

Page 322: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

308

T

Tabligh, 55

Tantangan, 91, 170, 178, 180,

184

Terabaikan, 9

Thomas W. Arnold, 31, 251

Tim Medis, 97, 106, 125, 174,

176, 177, 199, 201, 203,

205, 206

Tragedi Kemanusiaan, 135

U

Ummah, 35, 37, 39, 40, 41, 43,

44, 48

Y

Yerussalem, 139, 142, 145,

146, 149

Page 323: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

BIOGRAFI PENULIS

Rubiyanah dilahirkan di Jakarta pada tanggal 22 Agustus

1973. Perempuan asli Jakarta (Betawi) ini memulai pendidikan

formalnya pada Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Pasangggrahan

Jakarta Selatan tahun 1986 dan Madrasah Tsanawiyah di Yayasan

Pondok Pesantren Daar El- Maghfiroh, Tangerang tahun 1989,

kemudian menamatkan Pendidikan Sekolah Menengah Atas di

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Jakarta. Penulis melanjutkan

pendidikannya pada jenjang S1 di Fakultas Dakwah, Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, lulus pada tahun

1992, kemudian melanjutkan pendidikan Magister (S2), lulus tahun

2005 dan Program Doktoral (S3) di Sekolah Pascasarjana (SPs) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, lulus tahun 2019.

Karir Akademik penulis dimulai sebagai asisten dosen

(CPNS) di Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Jakarta pada tahun

1998, dosen tetap PNS tahun 2000 dan menjabat fungsional dosen

tahun 2005 dengan mengampu Matakuliah Keilmuan Dakwah, seperti

Sejarah Dakwah, Ilmu Dakwah I dan II serta Retorika/Ilmu Khitobah.

Tahun 2004-2010 penulis diangkat menjadi Sekretaris Konsentrasi

Jurnalistik, kemudian pada tahun 2010 terpilih menjadi Ketua

Konsentrasi jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi hingga

tahun 2014. Sebagai seorang dosen, penulis kerap melakukan

penelitian sebagai bagian dari Tri Darma Perguruan Tinggi. Di antara

tema penelitiannya adalah; 1). Respon Mad’u Terhadap Retorika

Dakwah Da’I (Studi Komparatif Dakwah bi al-Lisan Da’I pada

Majelis Taklim Kec. Pasanggrahan Jakarta-Selatan), (individu 2010),

2). Implementasi Dakwah bi al-Hal Melalui Pendidikan pada Kaum

Dhu’afa: Studi Kasus Sekolah Smart Ekselensia (Smart EI)

LembagaPengembangan Insani Dompet Du’afa, (Individu 2013), 3).

Penggunaan Hadits-Hadits Fadhail al-A’mal dalam Dakwah (Studi

terhadap Materi Dakwah Da’i pada Majelis Taklim di Kelurahan

Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur, (Individu 2015), 4). Peran

Ulama dalam Menjaga Toleransi Beragama di Kota Tangerang

Selatan dan Depok, (Ketua Tim, 2017) 5). Evaluasi Penerapan

Kurikulum Dokter Muslim di Program Studi Kedokteran dan Profesi

Dokter Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(anggota, 2018). Penulis juga pernah bergabung menjadi narasumber

pada kegiatan Kunjungan kepada Keluarga Napiter IPP II, Pusat Riset

Page 324: DAKWAH BERBASIS KEMANUSIAAN: STUDI TERHADAP AKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · informasi dan komunikasi, membuat aktivitas tabligh menjadi pilihan dakwah

Ilmu Kepolisian (PRIK-T) Universitas Indonesia (UI) (2015-2017)

dan DASPR UI (2018).

Karya berbentuk buku yang telah diterbitkan adalah, buku

“Pengantar Ilmu dakwah” (Lemlit UIN, 2010) dan buku “Rejuvenasi

Dakwah” (Dakwah Press, 2019). Beberapa Artikel penulis yang

diterbitkan dalam jurnal, diantaranya, Tafsir Historis Pertumbuhan

Tradisi Filsafat di Dunia Islam (Jurnal Refleksi, 2007), Rumah

Tangga Rasulullah sebagai Role Model Dakwah (Jurnal Dakwah dan

Komunikasi 2008), Problematika Masyarakat Modern dalam

Kerangka Dakwah, (Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 2010), Sejarah

Peranan Perempuan dalam Hijrah, (Al-Turas, 2010).

Adapun kegiatan professional dalam bidang pengabdian

masyarakat dilakukan melalui beberapa kegiatan yaitu, Pemberdayaan

Perempuan Melalui Pendidikan Agama dan Keterampilan pada

Komunitas Pemulung dan Sopir Bajaj di Kelurahan Bintaro Jakarta

Selatan (Kemenag, 2011), Pemberdayaan Perempuan Melalui

Pendidikan Agama dan Keterampilan pada Komunitas Pemulung dan

Sopir Bajaj di Kelurahan Bintaro Jakarta Selatan (KPPA, 2013), Tim

Penilai Sertifikasi Pembimbing Haji (Kanwil Kemenag DKI), Literasi

ekonomi, Kesehatan, dan Pendidikan di Kecamatan CisataKabupaten

Pandeglang (LP2M, 2019) dan TIM penulis tetap Buletin Muslim

Muda Indonesia (MMI) kerjasama PPIM UIN Jakarta dengan The

Political Literacy Institute.

Saat ini penulis menjabat sebagai Dewan pakar pada Asosiasi

Komunikasi Penyiaran Islam (ASKOPIS) Indonesia, dan anggota pada

platform WWW. Cari Ustad.com. Penulis juga aktif sebagai

penceramah (dai) sekaligus narasumber tetap pada beberapa Majelis

Taklim di sekitar Jakarta Selatan, Tangerang dan Depok, dan kerap

memberikan ceramah agama pada kegiatan hari-hari besar keagamaan

dan lain-lain.