aktivitas dakwah kh. najib al-ayyubi di jamaah tabligh

84
AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : FIKRI RIVAI NIM. 106051001814 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/ 2010 M

Upload: dangmien

Post on 12-Jan-2017

240 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAHTABLIGH

SkripsiDiajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

FIKRI RIVAINIM. 106051001814

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAMFAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA1431 H/ 2010 M

Page 2: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, saya telah

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat

atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 20 September 2010

Penulis

Fikri Rivai

Page 3: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

AKTIVITAS DAKWAH DRS. KH. NAJIB AL-AYYUBI DIJAMAAH TABLIGH

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

FIKRI RIVAINIM. 106051001814

Pembimbing:

Dr. H. A. ILYAS ISMAIL, MANIP : 19630405 199403 1 001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431H/2010 M

Page 4: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

i

Abstrak

Aktivitas Dakwah Drs. KH. Najib Al-Ayyubi Di Jamaah Tabligh

Jamaah Tabligh adalah sebuah gerakan atau kelompok Islam yangtidak ingin disebut sebagai lembaga atau organisasi, tapi sebuah gerakaniman. Aktivitas Jamaah Tabligh adalah selalu menyeru dan mengajakkepada kebaikan, amalan-amalan sunah dan mengenal Allah lebih dekatsupaya dalam kehidupan sehari-harinya selalu mengamalkan agama. Awalmunculnya Jamaah Tabligh bermula di daerah Mewat, India yangpendirinya adalah Syeikh Muhammad Ilyas Kandahlawi (1303-1364 H)yaitu sekitar tahun 1920-an, yang di latar belakangi dengan adanyapencampuran antara yang baik dan yang buruk, antara iman dan syirik,antara sunnah dan bid'ah. Lebih dari itu, juga telah terjadi gelombangpemusyrikan dan pemurtadan yang didalangi oleh para misionaris Kristen dimana Inggris saat itu sedang bercokol menjajah India.

sedangkan di Indonesia sendiri Jamaah Tabligh muncul pada tahun1970-an yang pertama kali di datangi adalah Kota Medan di masjid Indiasebagai tempat markas awalnya kemudian pada tahun 1974 berpindah dimasjid Kebon Jeruk Jakarta sebagai tempat Markaz Jamaah Tabligh diIndonesia. Adaun dakwah yang di bawa oleh Drs. KH. Najib Al-Ayyubimelalui Jamaah Tabligh berusaha merubah umat dengan metode dakwahseperti apa yang dilakukan Rasulullah SAW dan para Sahabatnya, yakniKhuruj fi Sabilillah.

Penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan berikut ini. Pertama,Bagaimana bentuk-bentuk aktivitas dakwah Drs. KH. Najib Al-Ayyubi diJamaah Tabligh? Kedua, Media apa yang digunakan dalam menyampaikanpesan dakwanya?

Metode yang digunakan penulis dalam mencari data yang diperlukanadalah metode deskriptif analisis melalui pendekatan kualitatif, yaitudengan cara melalui pengamatan lapangan, wawancara, dan dokumentasi diJamaah Tabligh.

Aktivitas dakwah dalam membentuk masyarakat yang islami yangdilakukan oleh Drs. KH. Najib Al-Ayyubi melalui Jamaah Tablighmembentuk karakter umat Islam yang jarang mengamalkan Islam menjadimengamalkan Islam. banyak dari mereka yang ikut dan ambil bagian dariaktivitas dakwah ini yang berubah, baik sikap, ucapan dan pakaian. Denganbentuk-bentuk aktivitas dakwah yang ada pada Jamaah Tabligh sepertiBayan, Ta’lim wa ta’alum, Jaulah, Bersilaturahim, Khidmat, Musyawarahdan mengamalkan enam sifat sahabat (sebagai ajaran atau materi yangsering disampaian). Media yang digunakan dalam berdakwah hanyalahberupa komunikasi langsung, silaturahmi dan masjid sebagai tempat sentraldakwahnya.

Page 5: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat, karunia, dan pertolongannya

selama ini, berkat Allah SWT jualah penulis mampu merampungkan tugas akhir

skripsi dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulisan skripsi ini merupakan proses yang relatif panjang bagi penulis,

menyita segenap tenaga dan fikiran. Tetapi yang pasti dengan segenap motivasi,

kesabaran, kerja keras, dan do’a, akhirnya penulis sanggup menjalani tahap demi

tahap dalam kehidupan akademik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Alhamdulillah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini. Walaupun cukup banyak halangan dan rintangan yang penulis hadapi, baik itu

berupa sifat malas, lalai dan sombong yang masih melekat kuat di dalam diri

penulis. Sungguh sebuah anugerah terindah yang diberikan Allah kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semua ini dapat terwujud karena

banyaknya dukungan serta motivasi kepada penulis.

Selanjutnya penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan

penulisan skripsi, rasa terima kasih penulis ucapkan kepada:

1. Dr. Arief Subhan M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Drs. Wahidin Saputra, M.A selaku Pudek I, Drs. H.

Page 6: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

iii

Mahmud Djalal, M.A selaku Pudek II, dan Drs. Study Rizal LK, M.A

selaku Pudek III

2. Drs. Jumroni, M.Si, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Umi Musyarafah, MA, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Idris Abd Shomad, MM, selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah bersedia meluangkan waktu dalam setiap bimbingan dan

mendorong penulis hingga selesainya penulisan skripsi ini.

5. Kepada bapak/ibu pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan

Fakultas yang telah membantu peneliti dengan penyediaan bahan-

bahan dalam mengerjakan skripsi ini.

6. Seluruh Ibu/ Bapak Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah memberikan dedikasinya sebagai pengajar dan

memberikan berbagai pengarahan, pengalaman, serta bimbingan

kepada penulis selama dalam masa perkuliahan.

7. Keluarga tercinta penulis, Ayahanda tercinta Abdul Hamid, S.Ag dan

Ibunda tercinta Nasiah, adek-adek penulis Syahrul Furqan, Fajar Nur

Syamsu dan Rasyid Syidiq yang senantiasa tanpa hentinya mendoakan

kebahagiaan dan kesuksesan penulis, dan juga dukungan berharga

Page 7: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

iv

sekali baik moril maupun materil dalam proses selama studi di kampus

tercinta ini.

8. Pengurus Yayasan Pendidikan Islam Sunanul Husna, khususnya kepada

‘Amir Jamaah Tabligh Drs. KH. Najib Al-Ayyubi, beserta para karkun

(Jamaah-jamaanya). Serta semua pihak yang telah membantu

memberikan data-data demi terselesainya skripsi ini.

9. Keluarga Besar KPI B angkatan 2006, Badru Tamam, Deni Sofiansyah,

Hari Haryanto, Davik Nurul Fitron, Asep Faiz Muis, Didi Rustandi,

Dedi Kurniansyah, Hamiludin Ismail, Fachmi Ali, Desti, Dian Putra,

Nurhasanah, Nisfi Ramadiati, Dini Utami, Devi Rahayu, Dian

Komalasari, Hendro Sumaryadi, Ida Nurul Huda, Gita Andini, Fitri

Susilawati, Fitriani, Fathonah, Fifit Fitriansyah. Untuk semuanya

Penulis ucapkan terimakasih karena telah memberi keceriaan dengan

indahnya persahabatan yang telah kalian berikan, yang telah menjadi

keluarga serta inspirasi bagi penulis.

10. Keluarga Besar KKS Puraseda-Leuwiliang-Bogor “Dapur Intelek”

tahun 2009.

11. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu yang telah membantu berbagai hal dalam proses penyelesaian

studi penulis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan-

kekurangan, namun penulis berharap penelitian ini menambah pengetahuan bagi

Page 8: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

v

pihak yang membutuhkan. Penulis sangat berharap kritikan dan masukan dalam

rangka perbaikan penulisan skripsi ini.

Sekali lagi penulis ucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan dari

berbagai pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT

senantiasa meridhoi semua usaha yang kita lakukan. Amin...

Jakarta, 20 September 2010Penulis,

Fikri Rivai

Page 9: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................................ ii

DAFTAR ISI........................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................ 7

C. Tujuan dan Manfaat penelitian................................................... 8

D. Metodologi Penelitian................................................................ 9

E. Kajian Pustaka…....................................................................... 11

F. Sistematika penulisan................................................................ 12

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Dakwah…………………………………………… 13

B. Unsur-unsur Dakwah…………………………………………. 15

1. Subjek Dakwah……………………………………….. 15

2. Objek Dakwah…………………..……..………………18

3. Materi Dakwah.............................................................. 19

4. Metode Dakwah…………………..…………..……… 23

5. Tujuan Dakwah………………….…............................ 27

Page 10: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

vii

6. Media Dakwah…………..………. ………………... 28

C. Pengertian Aktivitas Dakwah………………………………. 29

D. Organisasi Dakwah……………………………………….… 35

1. Pengertian Organisasi………………………….…… 35

2. Pengertian Organisasi Dakwah…………….….…… 36

BAB III PROFIL KH. NAJIB AL-AYYUBI DAN GAMBARAN UMUM

TENTANG JAMAAH TABLIGH

A. Profil Drs. KH. Najib Al-Ayyubi

1. Latar Belakang Keluarga............................................. 38

2. Latar Belakang Pendidikan……………...................... 38

3. Pengalaman Dakwah……………............................... 40

B. Gambaran Umum Tentang Jamaah Tabligh

1. Latar Belakang/Landasan Pemikiran Jamaah

Tabligh……………………………………………… 41

2. Sejarah Berdirinya Jamaah Tabligh………………… 42

3. Ajaran Pokok Jamaah Tabligh……………………… 44

4. Program Kegiatan Jamaah Tabligh…………………. 45

5. Visi dan Misi Jamaah Tabligh……………………… 46

6. Media Dakwah……………………………………… 46

7. Struktur Organisiasi……………………………….... 46

Page 11: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

viii

BAB IV BENTUK-BENTUK KEGIATAN DAN MEDIA DAKWAH KH.

NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

A. Bentuk-bentuk Aktivitas Dakwah Drs. KH. Najib Al-Ayyubi di

Jamaah Tabligh.................................................................... 48

1. Dakwah Bi al-Lisan……………………….……... 52

2. Dakwah Bi al-Haal……………………….……… 53

B. Media Dakwah Drs. KH. Najib Al-Ayyubi di Jamaah

Tabligh…………………………………………….…….... 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................... 63

B. Saran-saran......................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah Islam adalah suatu cara bagaimana menyampaikan ajaran-

ajaran agama Islam kepada seluruh umat manusia dan mengajak mereka

untuk berkomitmen kepada Islam pada setiap kondisi dan dimana mereka

berada yang benar-benar profesional di bdang dakwah dan mengetahui tata

cara pun berada, dengan sarana tertentu dan tujuan tertentu.

Dakwah adalah suatu kewajiban bagi setiap umat Islam yang

beriman kepada Allah SWT, baik bagi sekelompok orang atau individu

yang mengerti, memahami bahkan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.

Dengan kata lain menyampaikan dakwah dengan baik. Istrilah ini lebih

dikenal dengan sebutan da’i atau mubaligh.1

Allah menciptakan manusia disertai dengan akal pikiran suatu

tanda kelebihan dan keutamaan dari makhluk Allah yang lain. Allah

memberikan akal kepada manusia agar dengan akal tersebut ia dapat

membeakan mana hal-hal dan mana hal-hal yang buruk. Dengan akalnya

pula manusia diharapkan mengerjakan apa yang seharusnya diperintahkan

dan meningalkan apa yang seharusnya dilarang.

1 Asumi Syukri, Dasar-dasar Strategi Dakwah (Surabaya, Al-Ikhlas, 1983)

Page 13: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

2

Tetapi setiap akal yang Allah berikan kepada manusia memiliki

sifat kelemahan dan keterbatasan, lebih-lebih untuk memahami hal-hal

yang ghaib dan yang ada di luar jangkauan itu sendiri.

Dakwah merupakan suatu kewajiban syar’i berdasarkan firman

Allah SWT:

Artinya: Dan hendaklah ada diantra kamu segolongan umat yangmenyeru kepada kebajikan, menuruh kepada yang ma’ruf dan mencegahdari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung (Ali-Imran:104).

Seiring dengan perkembangan jaman, dakwah terus berkembang

diikuti dengan perkembangan metode serta medianya. Pada dasarnya

banyak cara dan upaya maupun strategi yang dapat dipakai dalam

pelaksanaan dakwah Islam salah satunya adalah dengan lisan, dalam Al-

Qur’an Allah berfirman:

Artinya: Serulah manusia kepada jalan tuhan-Mu dengan hikmah danpelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik,sesungguhnya tuhan-Mu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yangtersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orangyang mendapat petunjuk (An-Nahl: 125).

Page 14: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

3

Pada dasarnya dakwah merupakan ajaran agama yang ditujukan

sebagai rakhmat untuk semua, yang membawa nilai-nilai positif, seperi al-

amn (rasa aman, tentram, sejuk). Ada dua segi dakwah yang tak dapat

dipisahkan tetapi dapat dibedakan, yaitu menyangkut isi dan bentuk,

subtansi dan forma, pesan dan penyampaian, esensi dan metode. Dakwah

menyangkut kedua-duanya sekaligus dan tidak terpisahkan. Hanya saja,

perlu disadari bahwa isi, subtansi, pesan dan esensi senantiasa mempunyai

dimensi universal, yang tidak terkait oleh ruang dan waktu. Dalam hal ini

subtansi dakah adalah pesan keagamaan itu sendiri, itulah sisi pertama.

Sisi kedua, meskipun tidak kurang pentingnya dalam dakwah,

yakni sisi bentuk, forma, cara penyampaian dan metode, disebutkan dalam

Al-qur’an sebagai Syir’ah atau Minhaj yang dapat berbeda-beda menurut

tuntunan ruang dan waktu.

Dalam penyajian materi dakwah, Al-qur’an terlebih dahulu

meletakan prinsipnya bahwa manusia yang dihadapi (mad’u) adalah

makhluk yang terdiri dari unsur jasmani, akal dan jiwa sehingga dia harus

dilihat dan diperlakukan dengan keseluruhan unsur-unsurnya secara

serempak serta simultan, baik dari segi materi dan waktu penyajiannya.

Dakwah merupakan amalan yang dapat memotivasi kita dalam

beribadah. Dakwah juga merupakan tugas rosul yang harus dicontoh dan

merupakan kehidupan yang berkah dalam ridha Allah, memperoleh rakmat

Page 15: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

4

Allah, serta akan menerima balasan yang terus menerus dan berlipat

ganda.

Perjalanan dakwah tidak selalu dihiasi dengan bunga-bunga dan

buah-buahn yang menyenangkan tetapi dakwah merupakan suatu jalan

yang penuh dengan cobaan dan rintangan dan memiliki perjalanan yang

panjang. Pertarungan antara yang hak dan yang bathil merupakan suatu

fenomena nyata yang digambarkan semenjak dakwahnya para nabi hingga

saat ini. Dakwah yang selalu mengajak kepada kebaikan, kepada yang hak

akan selalu bertentangan dengan kebathilan yang diserukan oleh godan

syaitan. Oleh karena itu dakwah diperlukan kesabaran dan ketabahan yang

kuat dalam memikul tanggung jawab ini. Bukan hanya kesabaran dan

ketabahan, berdakwah juga harus sering-sering berkorban tanpa

mengahrapkan hasil yang diinginkan. Dakwah memerlukan usaha yang

maksimal dan istiqamah dan hasilnya kita serahkan kepada Allah. Namun

demikian, Allah memberikan balasan yang setimpal kepada mereka yang

berdakwah. Firman Allah SWT:

Artinya: Sebenarnya kami melontarkan yang hak kepada yang bathil laluyang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang bathil itulenyap. Dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu mensifati (Allahdengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya) (Al-Anbiya: 18).

Dalam ayat ini jelas digambarkan bahwa al-haq pasti menang dan

kebathilan pasti lenyap. Dakwah yang dilaksanakan terus-menerus akan

Page 16: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

5

memperolah kemenangan atas kebathilan. Adanya kesulitan dan cobaan

memang sering terjadi bagi seorang yang sedang berdakwah, hal ini terjadi

dari adanya gangguan dari golongan syaitan dan musuh-musuh Allah.

Tetapi fenomena ini sesuatu hal yang telah terulang kali terjadi sejak

jaman silam dan akan terus terulang di jaman ini. Dan Allah akan

memberikan balasan kepada mereka yang berdakwah dan konsisten

menjalankan dakwahnya.

Dakwah sudah menjadi keharusan bagi setiap muslim dalam

rangka menyambungkan agama. Dakwah harus dilakukan sesuai dengan

perkembangan zaman sekarang yang sudah maju dalam hal teknologi

maupun ilmu pengetahuan. Sebab aktivitas dakwah yang maju akan

membawa pengaruh terhadap kemajuan agama dan sebaliknya aktivitas

dakwah yang lesu akan berakibat pada kemunduran agama karena ada

hubungan timbal balik seperti itu, maka dapat dimengarti jika Islam

meletakan kewajiban dakwah diatas setiap pemeluknya.

Aktivitas dakwah bagi umat Islam bagaikan urat nadi, karena

dakwah merupakan aktualisasi nilai dan konsep teologis yang

dimanifestasikan dalam suatu aktivitas manusia beriman dalam

berkehidupan bermasyarakat. Dakwah dilakukan secara sadar, terencana

untuk mempengaruhi dan bertingkah laku baik dalam tatanan realitas

inividu sosio cultural untuk dapat merealisasikan ajaran Islam ke dalam

semua aspek kehidupan dengan cara-cara tertentu.

Page 17: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

6

Aktivitas dakwah juga sangat berperan penting, mengingat

aktivitas dakwah merupakan bagian yang integral dari seseorang, dimana

bila seseorang meyakini dan menjalankan agamanya dengan sungguh-

sunguh akan tercipta ketentraman dan kebahagiaan. Hal ini dapat

dimengarti karena di dalam agama memberikan ketenangan hati, mengatur

dan mengendalikan tingkah laku, sikap dan merasa takut melanggar

aturan-aturan agama.2

Seperti seorang ulama KH. Najib Al-Ayyubi, beliau adalah seorang

ulama muda asal Parung sekaligus seorang da’i. Beliau adalah seorang

ulama yang memiliki tekad, mental serta kesabaran yang kuat dalam

berdakwah dengan ilmu yang beliau miliki.

Cara beliau dalam menyampiakan pesan dakwah sangatlah

sederhana tetapi memiliki makna yang mendalam bagi para jamaahnya.

Biasanya beliau berceramah membicarakan tentang Tauhid, Syariat dan

kisah-kisah tauladan yang diajarkan oleh Rasul dan para Sahabat-

sahabatnya. Dan biasanya beliau sebelum memulai berceramah diawali

dengan menybutkan kebesaran Allah beserta nikmat-nikmat-Nya yang

telah Dia berikan.

Atas latar belakang tersebut, peneliti sengaja mencoba mengkaji

tokoh yang masih hidup kerena dapat mempermudah dalam mencari data

dan lebih akurat. Maka dari pemaparan di atas perlu sekali untuk mengkaji

2 Zakiah Darajat, Peranan Agama Dalam Kesehatan (Jakarta: Haji Maragung, 1990) CetKe. 22 h.72

Page 18: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

7

seputar aktivits dakwah K.H. Najib Al-Ayyubi Oleh karena itu, penulis

membuat karya ilmiah yang berjudul “AKTIVITAS DAKWAH K.H.

NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH”

A. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Banyak hal yang bias dibahas pada diri KH. Najib Al-Ayyubi

dalam dakwahnya di Jamaah Tabligh, seperti dakwah jamaah tabligh

secara nasional atau internasional, agar skripsi ini lebih terarah, penulis

merasa perlu membuat batasan masalah yakni dengan menekankan

aktivitas dakwah Jamaaah Tabligh hanya di wilayah Pondok Ranji dan

sekitarnya. Selain itu juga menekankan pada peranan KH. Najib Al-

Ayyubi dalam dakwah Islamiyahnya.

2. Rumusan Masalah

Untuk selanjutnya peneliti merumuskan permasalahan berikut

beberapa pertanyaan, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk-bentuk aktivitas dakwah K.H. Najib Al-Ayyubi

di Jamaah Tabligh?

2. Media apa yang digunakan dalam menyebarkan pesan dakwahnya?

Page 19: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

8

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dibahas, maka terdapat beberapa

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu:

a. Menggambarkan secara detail tentang bentuk-bentu aktivitas

dakwah.

b. Media seperti apa yang digunakan dalam menyebarkan pesan

dakwahnya.

2. Manfaat Penelitian

Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan manfaat,

yaitu:

a. Manfaat Akademis

Kajian tentang dakwah melalui pemikiran dan aktivitas ini

diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan

dakwah dewasa ini, khususnya bagi mahasiswa untuk terus

mengemangkan dan melakukan penelitian lanjutan sehingga hal ini dapat

ditempuh, maka ia akan memberi sumbangan yang cukup berarti bagi

perkembangan dakwah yang aktual.

Page 20: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

9

b. Manfaat Praktis

Semoga dalam penelitian ini dapat menambah ilmu dan

memperluas wawasan dalam berdakwah tentang bagaimana umat

menerapkan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

C. Metode Penelitian

Dalam penulisan hasil penelitian ini, penulis menggunakan metode

penelitian observasi, wawancara dan dokumentasi.

a. Pengumpulan Data

1. Observasi

Yaitu melakukan pengamatan langsung dengan mengkuti aktivitas

dan ceramah beliau untuk memperoleh data yang diperlukan. Selain itu

penulis mengamati dengan cara tidak langsung dengan cara mengamati

perkembangan serata perjalanan dakwah KH. Najib Al-Ayyubi

2. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan suatu alat pengumpulan data

informasi langsung tentang beberapa jenis data. Penulis mengadakan

dialog secara langsung dengan KH. Najib Al-Ayyubi dan mewawancarai

orang-orang terdekatnya seperti mewawancarai anak dari KH. Najib Al-

Ayyubi dan sebagian lagi dari para murid dan orang terdekatnya.

Page 21: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

10

3. Dokumentasi

Data yang diperoleh dari buku-buku tertentu atau dokumen-

dokumen yang berkaitan dengan apa yang diteliti penulis dan internet

dengan membuka situs-situs yang sangat berkaitan dengan penelitian

tersebut.

b. Teknik Analisis Data

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini dapat menunjukan pada

penelitian tentang kehidupan masyarakat, tingkah laku, juga tentang

aktivitas dalam sebuah kelompok atau jamaah.

Metode yang digunakan adalah dengan metode deskriptif analitik.

Metode ini adalah dengan mencoba memaparkan atau menggambarkan

tentang aktivitas dakwah Drs. KH. Najib Al-Ayyubi. Penelitian ini

mengambil sumber data penelitian dari hasil penelitian observasi dan

wawancara.

c. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Yayasan Pendidikan Islam Sunanul

Husna yang terletak di Kec. Ciputat Timur Tangerang, sebagai tempat

Page 22: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

11

Markaz Jamaah Tabligh se-Kelurahan Pondok Ranji penelitian ini

dilakukan pada bulan Juli 2010 sampai dengan penelitian ini dilakukan.

D. Kajian Pustaka

Penelitian tentang aktivitas dakwah telah dilakukan oleh beberapa

penelitiantara lain, dengan judul Aktivitas Dakwah KH. Amiruddin Said,

SQ. M.A di Masjid Kubah Emas Dian Al-Mahri, Oleh Lutfi Anwar

(104051001833), Aktivitas Dakwah Habib Hasan bin Ja’far Asseqaf di

Majlis Taklim Nurul Mustofa Ciganjur Jakarta Selatan, Oleh Muthmainah

(204051002839), Aktivitas Dakwah Habib Munzir Al-Musawa di Majlis

Rasulullah SAW, Oleh Nulin Nuha (104051001849), yang diajukan

sebagai skripsi di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Dari sekian judul skripsi yang mengangkat tentang aktivitas

dakwah, sepengetahuan penulis belum ada yang meneliti dan mengkaji

tentang dakwah Jamaaah Tabligh.

Sebagai bahan pertimbangan dan pembandingan untuk mengkaji

aktivitas dakwah Jamaah Tabligh penulis mencoba mengumpulkan,

membaca dan mengumpulkan buku-buku yang sekiranya dapat dijadikan

rujukan.

Page 23: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

12

E. Sistematika Penulisan

Untuk penulisan penelitian ini, pokok permasalahannya akan

dibagi menjadi lima bab. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai

berikut :

BAB I, Pendahuluan : Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan

Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian,

Sistematika Penulisan.

BAB II, Landasan Teoritis :, Pengertian Dakwah, Unsur-unsur Dakwah

dan Pengertian Aktivitas Dakwah

BAB III, Profil Drs. KH. Najib Al-Ayyubi dan Gambaran Umum

Tentang Jamaah Tabligh : Sejarah Kelahiran K.H. Najib Al-Ayyubi,

Latar Belakang Pendidikan K.H. Najib Al-Ayyubi, Pengalaman Dakwah

KH. Najib Al-Ayyubi dan Gambaran Umum Tentang Jamaah Tabligh

BAB IV, Bentuk-bentuk Aktitas dan Media Dakwah Drs. KH. Najib

Al-Ayyubi di Jamaah Tabligh : Bentuk-bentuk Aktivitas Dakwah KH.

Najib Al-Ayyubi di Jamaah Tabligh, Media Dakwah. KH. Najib Al-

Ayyubi di Jamaah Tabligh.

BAB V, Penutup : Kesimpulan dan Saran-saran

Page 24: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Dakwah

Dalam buku ensiklopedi Islam, kata dakwah adalah kata dasar atau

masdar. Kata kerjanya adalah da’a, yang mempunyai arti memanggil,

menyeru, atau mengajak. Setiap gerakan yang bersifat menyeru, atau

mengajak, dan memanggil orang untuk beriman dan taat pada perintah

Allah SWT. Sesuai garis kaidah, syariat, dan akhlak islamiyah.1

Dakwah ditnjau dari segi etimologi atau asal kata, dakwah

memiliki makna yang bermacam-macam yang diantaranya:

1. An-Nida artinya memanggil

2. Menyeru atau mendorong kepada sesuatu

3. Menegaskan atau Membelanya

4. Suatu usaha atau perkataan untuk menarik manusia kesuatu aliran

atau agama

5. Memohon dsn meminta yang sering disebut do’a.

Ditinjau dari segi epistemologi dakwah berarti dakwatan

panggilan, seruan, atau ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa

1 Ensiklopedi Islam (Jakarta:Ichtiar Can Hoeve, 1999),h.280

13

Page 25: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

14

arab disebut mashdar. Sedangkan bentuk kata kerja atau fi’ilnya adalah

da’a – yad’u yang berarti memanggil, menyeru atau mengajak.2

Ditinjau dari segi termenologi, dakwah memiliki definisi-definisi

seperti:

Menurut Prof. Dr. M. Quraish Shihab, mendefinisikan dakwah

sebagai seruan atau ajakan kepada keinsafan, atau usaha mengubah situasi

kepada situasi yang lebih baik (dari yang awalnya berprilaku buruk sampai

kepada arah yang lebih baik) dan sempurna. Baik kepada pribadi maupun

kepada masyarakat, dan dakwah seharusnya berperan dalam pelaksanaan

ajaran Islam secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan.3

Menurut Muhammad Natsir, dalam tulisannya yang berjudul

“fungsi dakwah dalam rangka perjuangan mendefinisikan pengertian

dakwah sebagai berikut:

Usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan

manusia dan seluruh umat tentang konsep Islam, pandangan dan tujuan

hidup manusia di dunia ini, yang meliputi amal ma’ruf nahi munkar,

dengan berbagai media dan cara yang diperbolehkan dan membimbing

pengalaman dalam peri kehidupan perseorangan, peri kehidupan berumah

tangga (usrah), peri kemasyarakatan dan peri kehidupan bernegara.4

2 Abd. Rasyid Shaleh, Manajemen dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1986) Cet. Ke-2 h. 7

3 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu Dalam KehidupanMasyarakat, (Bandung: Mizan 1998) cet ke-17 h. 194

4 Abd. Rasyid Shaleh, op.cit. h. 8

Page 26: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

15

Sayyid Quthub sebagaimana dikutip A. Ilyas Ismail,

mendefinisikan dakwah sebagai usaha orang beriman untuk mewujudkan

sistem ajaran Islam dalam realitas kehidupan atau usaha orang beriman

untuk mengokohkan sistem Allah dalam kehidupan manusia, baik pada

tataran individu, keluarga, masyarakat, dan umat demi kebahagiaan dunia

dan akhirat.5

Didin Hafiduddin, kini Ketua Badan Amil Zakat Nasional,

mengatakan dakwah dalam pengertian integralistik merupakan proses yang

berkesinambungan yang ditangani para pengemban dakwah untuk

mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk jalan Allah Swt dan secara

bertahap menuju kehidupan Islami.6

Sementara itu, menurut Fawwaz bin Hulayil dakwah adalah

mengajak manusia kepada Allah swt. Hal ini dapat bermakna menghimbau

manusia untuk melaksanakan apa yang Allah pertintahkan dan

meninggalkan apa yang dilarang-Nya. Hal ini mencakup pula:

memerintahkan mereka kepada semua kebaikan, dan melarang mereka dari

semua kejahatan.7

B. Unsur-unsur Dakwah

a. Subjek Dakwah

5 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, h. 147.6 Didin Hafiduddin, Dawah Aktual, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999), h. 77.7 Fawwaz bin Hulayil bin Rabah As Suhaimi, Manhaj Dakwah Salafiyah, (Yogjakarta:

Pustaka Al Haura, 2003), h. 52.

Page 27: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

16

Subjek dakwah adalah orang-orang yang melakukan dakwah, yaitu

orang-orang yang berusaha mengubah stuasi sesuai dengan ketentuan-

ketentuan Allah SWT, baik secara inividu maupun kelompok (organsasi)

sekaligus sebgai pemberi informasi dan pembawa misi atau lebih jelas

disebut da’i. 8

Nasarudin Lathief mandefiniskan bahwa da’i adalah muslim dan

muslimat yang menjadikan dakwah sebagai suatu amaliah pokok. Ahli

dakwah adalah wa’ad, muballigh mustama’in (guru penerang) yang

menyeru, mengajak, memberi pengajaran, dan pelajaran agama Islam.9

Da’i juga harus mengetahui cara menyampaikan dakwah tentang

Allah swt, alam semesta, dan kehidupan, serta apa yang dihadirkan

dakwah untuk memberikan solusi terhadap problem yang dihadapi

manusia, juga metode-metode yang dihadirkannya untuk menjadikan agar

pemikiran dan perilaku manusia tidak salah dan tidak melenceng.10

Da’i merupakan salah satu unsur penting dalam proses dakwah.

Sebagai pelaku sebagai pengerak kegiatan dakwah, da’i juga menjadi salah

satu faktor penetu keberhasilan atau kegagalan dakwah. Pada dasarnya

da’i adalah penyeru ke jalan Allah, pengibar panji-panji Islam, dan

8 M. Hanif Asrof, Pemahaman dan Pengalaman dakwah (Surabaya: Al-Ikhlas,1993) CetKe-1 h. 179

9 Nasarudin Lathief, Teori dan Praktek Dakwah Islamiyah, (Jakarta: PT. Firma Dara, tt),h. 11.

10 Mustafa Malaikah, Manhaj Dakwah Yusuf Al-Qardawi: Harmoni Antara Kelembutandan Ketegasan, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997), h. 18

Page 28: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

17

pejuang (mujahid) yang mengupayakan terwujudnya sistem Islam dalam

realita kehidupan umat manusia. 11

Sebagai penyeru ke jalan Allah, da’i harus mempunyai pemahaman

yang luas mengenai Islam sehingga da’i dapat menjelskan ajaran Islam

kepada masyarakat dengan baik dan benar. Da’i juga harus mempunyai

semangat dan ghirah keislaman yang tinggi yang menyebabkan da’i setiap

saat dapat menyeru manusia kepada kebaikan dan mencegah dari

kejahatan, meskipun untuk hal itu seorang da’i harus menghadapi

tantangan dan cobaan yang benar. 12

Karena pentingnya fungsi da’i ini, maka banyak ayat Al-Qur’an

dan Hadits yang memberikan sifat-sifat dan etika yang harus dimiliki da’i.

Quraish Shihab menambahkan bahwa dari masing-masing wahyau

pertama Al-Qur’an telah terlihat dengan jelas prinsip-prinsip yang

digariskan Al-Qur’an bagi manusia pelaku dakwah, yaitu:

a. Da’i harus selalu membaca yang tertulis dan tertulis segala hal yang

berhubungan dengan masyarakatnya agar dakwahnya selalu segar

dan menyentuh, sesuai dengan ayat yang pertama kali turun.

b. Da’i harus sap mental menghadapi situasi yang akan dialaminya

11 Ismail, Paradigma Dakwah Syyid Quthub (Jakarta : Pena Madani, 2006) cet ke- 1 h.311

12 Ismail, Paradigma Dakwah Syyid Quthub, 311

Page 29: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

18

c. Da’i harus memiliki sikap mental yang terpuji, sadar akan imbalan

yang akan di dambakan dari upaya dakwah sesuai dengan surah Al-

Mudatsir.13

b. Objek Dakwah

Oleh karena sasarana dakwah ini bermacam-macam, baik dari segi

usia psikologi serta yang lebih penting dari segi tingkat pengetahuan sang

mad’u yang sangat mempengaruhi dalam menagkap isi pesan dakwah

yang disampaikan oleh da’i tersebut. Maka hendaklah seorang da’i harus

mampu mengusasi siapa yang akan menjadi sasaran dakwahnya dari segi

aspek kehidupan secara utuh dari keseluruhan, baik sebagai makhluk

pribadi, makhluk sosial, maupun sebagai makhluk yang memiliki

hubungan dengan Tuhan dan hubungan dengan sesame makhluk lainnya.

Sesungguhnya seorang da’i membutuhkan pemahaman yang benar

terhadap dakwah, metode yang baik dalam menyampaikan dan sungguh-

sungguh dalam mentarbiyahkan para pengikutnya. Kegagalan salah satu

dari ketiga hal tersebut akan mendatangkan bahaya besar bagi amal islami

secara keseluruhan.14 Oleh karena itu seorang da’i harus mendekati mad’u

benar-benar dari titik taraf pemahaman mad’u, bukan dari titik

pemahaman sang da’i.

13 Quraish Shihab, Dakwah Dalam Al-Qur’an As-Sunnah (Jakarta: 1992) h. 314 Jum’ah Amin Abdul Aziz, Fiqih Dakwah (Solo: Inter Media, 1998) Cet ke-2 h. 196

Page 30: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

19

Dalam buku yang di tulis dalam Basrah Lubih juga di jelaskan,

yang di maksud dengan mad’u adalah orang-orang yang menerima pesan

dari da’i dan ini biasanya kita kenal dengan sebutan ojek dakwah (dalam

Bahasa Arab disebut mad’u). Dikatakan pula objek dakwah

diklasifikasikan menurut:

1. Bentuk Masyarakat, bantuk ini dapat kita bagi menjadi berdasarkan

letak geografis seperti masyarakat kota, desa dan primitif.

2. Aqidah, dalam kaca mata aqidah manusia tebagi muslim dan non

muslim

3. Status Sosial, pada dasarnya statifikasi sosial ini terbagi pada

pejabat, rakyat jelata, kaya dan miskin.15

Da’i yang tidak memiliki kemampuan yang cukup tentang

masyarakat yang akan menjadi mitra dakahnya adalah calon-calon da’i

yang mengalami kegagalan dakwahnya jika hal diatas telah dikuasai, maka

da’i hanya menunggu hasil dari semuanya.

c. Materi Dakwah

Sedangkan menurut M. Munir dan Wahyu Illahi dalam bukunya

Manajemen Dakwah membagi materi dakwah menjadi empat bagian,

yaitu: akidah, syariah, mu’amalah, dan akhlak.16

15 Basraih Lubih, Ilmu Dakwah (Jakarta: CV. Tursina, 1993) Cet ke-1 h. 46

Page 31: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

20

1) Masalah Akidah (Keimanan)

Aspek akidah ini yang membentuk moral (akhlak) manusia. Oleh

karena itu, yang pertama kali dijadikan materi dalam dakwah Islam adalah

masalah akidah atau keimanan. Akidah yang menjadi materi utama

dakwah yang mempunyai ciri-ciri yang membedakannya dengan

kepercayaan agama lain, yaitu:

a) Keterbukaan melalui persaksian (syahadat). Seorang muslim harus

selalu jelas identitasnya.

b) Cakrawala pandangan yang luas dengan memperkenalkan bahwa

Allah adalah tuhan seluruh alam, bukan tuhan kelompok atau bangsa

tertentu.

c) Ketahanan antara iman dan Islam atau antara iman dan amal

perbuatan. Dalam ibadah pokok yang merupakan manifestasi dari

iman yang dipadukan dengan segi-segi pengembangan diri dan

kepribadian seseorang dengan kemaslahatan masyarakat yang

menuju pada kesejahteraan. Karena akidah memiliki keterlibatan

soal-soal kemasyarakatan.

2) Masalah Syariah

Materi dakwah yang bersifat syariah ini sangat luas dan mengikat

seluruh umat Islam. Ia merupakan jantung yang tidak terpisahkan dari

16 M. Munir dan Wahyu Illahi Manajemen Dakwah, (Jakarta, Prenada Media, 2004), h.24-31

Page 32: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

21

kehidupan umat Islam di berbagai penjuru dunia, dan sekaligus merupakan

hal yang patut dibanggakan. Kelebihan dari materi syariah umat Islam

antara lain adalah ia tidak dimiliki oleh umat-umat yang lain. Syariah ini

bersifat universal, yang menjelaskan hak-hak umat Muslim dan non-

Muslim, bahkan hak seluruh umat manusia. Dengan adanya materi syariah

ini, maka tatanan sistem dunia akan teratur.

Syariah dan hukum bersufat komprehensif yang meliputi segenap

kehidupan manusia. Kelengkapan ini lahir konsepsi Islam tentang

kehidupan manusia yang diciptakan untuk memenuhi ketentuan yang

membentuk kehendak Illahi. Materi dakwah yang menyajikan unsur

syariah harus dapat menggambarkan atau memberikan informasi yang

jelas di bidang hukum dalam bentuk status hukum yang bersifat wajib,

mubah (dibolehkan), dianjurkan (mandup), makruh (dianjurkan untuk

tidak dilakukan), dan haram (dilarang).

3) Masalah Muamalah

Islam merupakan agama yang menekankan urusan muamalah lebih

besar porsinya daripada urusan ibadah. Islam lebih banyak memerhatikan

aspek kehidupan sosial daripada aspek kehidupan ritual. Islam adalah

agama yang menjadikan seluruh bumi masjid, tempat pengabdian kepada

Allah.

Page 33: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

22

4) Masalah Akhlak

Secara etimologi kata akhlak berasal dari bahasa Arab, jamak dari

“khuluqun” yang berati budi pekerti, peringai, dan tingkah laku atau tabiat.

Sedangkan secara terminologi, pembahasan akhlak berkaitan dengan

masalah tabiat atau kondisi temperatur batin yang mempengaruhi perilaku

manusia. Akhlak bagi Al-Farabi adalah jalan keutamaan-keutamaan yang

dapat menyampaikan manusia kepada tujuan hidupnya yang tertinggi,

yaitu kebahagiaan. Mempelajari akhlak berarti mengetahui berbagai

kejahatan atau kekurangan yang dapat merintangi usaha mencapai tujuan

tersebut.17

Menurut Barnawi Umari dalam bukunya Azas-azas Dakwah bahwa

apabila kita melihat materi dakwah secara rinci akan mendapat susunan

materi dakwah sebagai berikut:

1. Aqidah 4. Kebudayaan

2. Hukum 5. Nahi Munkar18

3. Pendidikan 6. Akhlak

4. Sosial 7. Ukhuwah

5. Amar ma’ruf

Menurut sumber dakwah dapat di gunakan dua bagian, yaitu:

1. Al-Qur’an dan Hadits

17 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedia Tematis Dunia Islam, (Jakarta: PT Ichtiar Baru VanHoove, 2002), h. 190.

18 Barnawi Umari, Azas-azas Dakwah (Jakarta: Pendidkan Ramadhani, 1996) Cet ke- 3 h.56

Page 34: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

23

Agama Islam adalah agama yang menganut ajaran kitab Allah

SWT yakni Al-Qur’an dan Al-Hadits, yang keduanya adalah sumber

utama ajaran Islam. Oleh karena itu kajian materi dakwah tidak boleh

terlepas dari dua segmen penting diatas.

2. Ro’yu Ulama

Pendapat ijtihad para ulama yang bias dijadikan pedoman, seperti

halnya jumhur ulama, menetapkan hala atau haramnya sesuatu, kita harus

mematuh akan hal tersebut.

d. Metode Dakwah

Metode berasal dari Bahasa Jerman, metodica artinya ajaran

tentang metode. Dalam Bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos

artinya jalan yang dalam Bahasa Arab disebut Thariq.19

Kata metode telah menjadi bahasa Indonesia yang memiliki

pengertian, suatu cara biasa ditempuh atau cara yang ditentukan secara

jelasa atau untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana,

sistem, tata piker manusai. Sehingga metode dakwah adalah jalan atau cara

yang dipakai juru dakwah untuk menyapaikan ajaran materi dakwah,

dalam penyampaiannya suatu ajaran dakwah metode sangat penting

19 Hasanuddin, Hukum Dakwah (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996) Cet ke- 1 h. 35

Page 35: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

24

perannya, suatu pesan walaupun baik tapi disampaikan lewat metode yang

tidak benar, pesan itu bias jadi ditolak oleh sipenerima.

Dalam membahas pengertian metode dakwah ini marilah kita

cermati beberapa pendapat ahli, yaitu;

1. Drs. Abdul Karim Zaidan

Metode dakwah adalah suatu ilmu pengetahuan yang berhubungan

dengan cara penyampaian (tabligh) dan berusaha melenyapkan gangguan-

gangguan yang akan merintangi.20

2. Drs. Kha. Syamsuri Siddiq

Metode barasal dari bahasa latin, methodos artinya “cara” atau

bekerja. Di Indonesia sering dibaca metode. Logis jugaberasal dari bahasa

latin artinya “ilmu” lalu menjadi kata majemuk methodologi artinya ilu

cara bekerja, jadi methodologi dakwah dapat diartikan sebagai ilmu cara

berdakwah.21

3. Drs. Salahuddin Sanusi

Metode berasal dari methodus yang artinya jalan ke metode yang

telah mendapat pengertian yang diterima oleh umum yaitu cara-cara

20 Dr. Abdul Karim Zaidan, Ushulud Dakwah (Bagdad: darul Amar Al-Khathah, 1975) h.6

21 Drs. H. Syamsuri Siddiq, Dakwah dan Teknik Berkhutbah (bandung: Al-Maarif, 1981)h. 13

Page 36: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

25

prosedur atau rentetan derakan usaha tertentu untuk mencapai suatu

tujuan. Metode dakwah ialah cara-cara penyampaian ajaran Islam kepada

individu, kelompok ataupun masyarakat supaya ajaran itu dengan cepat

dimiliki, diyakini serta dijalankan.22

Pedoman utama yang tidak akan pernah berubah sampai akhir

zaman yang bersifat dinamis, universal ialah Al-Qur’an dalam surah An-

Nahl ayat 125:

Artinya; Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah danpelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yangtersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orangyang mendapat petunjuk. (Q.S. An-Nahl: 125).

Dalam ayat ini metode dakwah ada tiga yaitu, (a) Bi al-Hikmah, (b)

Mauizatul Hasanah, (c) Mujadalah Bi al-Latihya Ahsan. Dari ayat tersebut

secara garis besar ada tiga pokok metode (thariqah) dakwah, yaitu:

1. Hikmah, yaitu berdasarkan dengan memperhatikan situasi dan

kondisi sasaran dakwah dengan menitik beratkan pada kemampuan

mereka, sehingga dalam menjalankan ajaran-ajaran agama Islam

selanjutnya mereka tidak lagi merasa terpaksa dan keberatan.

22 Drs. Salahuddin Sanusi, Metode Diakui Dalam Dakwah (Semarang: CV. Ramdani)

Page 37: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

26

2. Mau’izah Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasehat-

nasehat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih

saying, sehingga nasihat ajaran Islam yang disampaikan itu dapat

menyentuh hati mereka.

3. Mujadalah, yaitu berdasarkan dengan cara bertukar pikiran dan

membantah dengan cara sebaik-baiknya dengan tidak memberikan

tekanan-tekanan dan tidak la dengan menajlankan yang menjadi

sasaran dakwah.23

Menurut Ahmad Mustofa Al-Maraghi menjelaskan tenang

pembagian metode dakwah yang terdapat dalam surah An-Nahl ayat 125

sebagai berikut:

1. Hikmah, ucapan yang jelas, diiringi dengan dalil yang memperjelas

kebenaran serta menghilangkan bagi keraguan.

2. Al-Mau’zah Al-Hasanah, melalui dalil-dalil yang zhani

(meyakinkan) yang melegakan bagi orang awam.

3. Jadilhum billati hiya Ahsan, percakapan dan bertukar piker untuk

memuaskan bagi orang-orang yang menantang.24

23 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1990) Cet ke-1 h. 14724 Imam Ahmad Mustofa, Al-Maraghi (Beirut: darul Ihya Turas Al-araby) h. 158-159

Page 38: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

27

e. Tujuan Dakwah

Tujuan dakwah adalah merupakan salah satu faktor yang sangat

penting dengan tujuan itulah dapat dirumuskan suatu landasan tindakan

dalam pelaksanaan dakwah. 25

Sedangkan tujuan dari tinjauan dakwah adalah untuk memanggil

kepada syariat dan memecahkan persoalan hidup perseorangan atau

berumah tangga, berjamaah, bermasyarakat, berbangsa, bersuku bahasa,

bernegara dan berantar negara. Dakwah juga bertujuan memanggil kepada

fungsi hidup sebagai hamba Allah, diatas dunia terbentang luas ini yang

berisikan manusia sebagai jenis dan bermacam kepercayaan yakni fungsi

sebagai syuhada ‘ala an-nas, menjadi pelopor dan pengawas bagi umat

manusia. Dakwah juga dapat memanggil kepada tujuan hidup yang hakiki,

yakni menyembah Allah.26

Syakh Ali Mahfudz merumuskan bahwa tujuan dakwah ada lima

perkara:

1. Menyiarkan tuntunan Islam, membetulkan aqidah dan meluruskan

amal perbuatan manusia, terutama budi pekerti

2. Memindahkan hati dari kesadaran jelak kepada kesadaran yang baik

3. Membentuk persaudaraan dan menguatkan tali persatuan diantara

kaum muslimin

25 H. Hasanuddin, Hukum Dakwah (tinjauan Aspek dalam Berdakwah di Indonesia)(Jakarta: PT. Pedoman Ilmu Jaya, 1996) h. 33

26 M. Natsir, Dakwah dan Pemikirannya (Jakarta: Gema Insani press, 1999) Cet ke-1 h.70

Page 39: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

28

4. Menolak faham ateisme, dengan mengimbangi dengan cara-cara

mereka bekerja

5. Menolak syubhat-syubhat, bid’ah dan khufarat atau kepercayaan

yang tidak bersumber dengan mendalami Ilmu Ushuluddin.27

f. Media Dakwah

Bila dilihat dari asal kata, media berasal dari bahasa latin yaitu

median yang berarti alat atau perantara, sedangkan menurut istilah media

adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat perantara untuk

mencapai tujuan tertentu.28

Dalam Kamus Istilah Komunikasi “media” berarti sarana yang

digunakan oleh komunkator sebagai saluran untuk menyampaikan pesan

kepada komunikasn, apabila komunikasi jauh tempatnya, banyak

jumlahnya atau keduanya. Jadi segala sesuatu yang dapat digunakan

sebagai alat bantu dalam berkomunikasi diseut media komunkasi adapun

bentuk dan jenisnya beraneka ragam.29

Berdasarkan pengertian di atas maka media dakwah segala sesuatu

yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwahyang

27 H. Hasanuddin, Hukum Dakwah (tinjauan Aspek dalam Berdakwah di Indonesia)(Jakarta: PT. Pedoman Ilmu Jaya, 1996) h. 34

28 Asmuni Syukri, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983)29 BC. TT,Kamus Istilah Komunikasi (Bandung: Djambatan, 1992) h. 227

Page 40: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

29

telah ditentukan. Media dakwah yang dimaksud dapat berupa barang

(matrial), orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya.30

Menurut Asmuni Syukri dalam bukunya Dasar-dasar Strategi

Dakwah Islam, ada beberapa media yang dapat dijadikan sebagai media

dakwah di antaranya :

1. Lembaga pendidikan formal

2. Lingkungan keluarga

3. Organisasi-organisasi Islam

4. Hari-hari Besat Islam

5. Media massa (radio, televisi, film, buku, surat kabar, majalah,

internet dan lain-lain)

6. Seni budaya (music, drama, wayangdan lain-lain).31

C. Pengertian Aktivitas Dakwah

Dari penjelasan maksud diatas mengenai pengertian aktivitas dan

dakwah, dapat disimpulkan bahwa aktivitas dakwah disini berarti segala

aktivitas yang berhubungan dengan keagamaan atau berdakwah dalam

rangka untuk menjelaskan tentang Tuhan dan segala ajarannya. Aktivitas

dakwah juga dapat diartikan segala sesuatu yang berbentuk kegiatan atau

aktivitas yang dilakukan dengan sadar dan sengaja yang mengarah terhadap

perubahan terhadap sesuatu (perbuatan seseorang yang belum baik agar

30 Asmuni Syukri, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983) h.176

31 Ibid h. 176

Page 41: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

30

menjadi baik, serta kepada sesuatu yang sudah baik agar menjadi lebih

baikdan mulia disisi Allah SWT.

Dari definisi diatas ada beberapa prinsip yang menjadi subtansi

aktivitas dakwah sebagai berikut :

1. Dakwah merupakan proses penyelenggaraan suatu aktivitas yang

dilakukan dengan sadar dan sengaja

2. Usaha yang diselenggarakan itu adalah mengajak seseorang untuk

beramal ma’ruf dan nahi munkar untuk memeluk agama Islam

3. Proses penyelenggaraan tersebut dilakuakan untuk mencapai tujuan

tertentu yaitu untuk mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan

hidup di dunia dan di akherat yang di ridhoi Allah SWT

Aktivitas dakwah ini cenderung kepada penyampaian materi dengan

berceramah untuk member nasehat dalam masalah kebenaran dan

ketakwaan untuk amar am’ruf dan nahi munkar. Aktivitas dakwah ini bisa

dilakuakan ditempat-tempat seperti, masjid-masjid, pesantren, madrasah,

rumah-rumah penduduk secara bergilir atau ditempet lapangan terbuka.

Aktivitas dakwah merupakan salah satu kewajiban umat Islam yang

secara tegas dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Ali-‘Imran ayat 104 yang

berbunyi :

Page 42: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

31

Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yangmenyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegahdari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Ali-‘Imran:104)

Aktivitas dakwah merupakas suatu kegiatan juru dakwah dalam

mengembangkan misi dakwahnya untuk mengubah mad’unya ke jalan

Allah SWT secara bertahap menuju kehidupan yang islami.

Secara subtansial, dakwah Islam merupakan aktivitas imani yang

dimanifestasikan dalam suatu system kegiatan manusia beriman dalam

bidang kemasyarakatan. Sebuah konsep dan formulasi epistimologis

tentang agama termediasi dalam dakwah kemudian dilaksanakan secara

teratur untuk mempengarui cara merasa, bersikap dan bertindak manusia

pada dataran kenyataan individual dan sosio cultural dalam rangka

mengupayakan ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan

mempengaruhi cara-cara tertentu.32

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali aktivitas, kegiatan,

atau kesibukan yang dilakukan manusia. Namun, berarti atau tidaknya

kegiatan tersebut bergantung kepada individunya. Karena menurut Samuel

Soeitoe sebenarnya, aktivitas bukan hanya sekedar kegiatan. Beliau

32 Amrullah Ahmad,Dakwah Islamiyah dan Pembaharuan Sosial (Yogyakarta: PLZPM,1983) cet ke-2 h.2

Page 43: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

32

mengatakan bahwa aktivitas, dipandang sebagai usaha untuk mencapai

atau memenuhi kebutuhan.33

Merujuk pada pengertian aktivitas pada satu sisi dan dawah di sisi

lain, maka aktivitas dakwah dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan,

kesibukan, kerja, salah satu kegiatan kerja yang dilakukan di tiap bagian

atau suatu proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para

pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk

ke jalan Allah Swt dan secara bertahap menuju perikehidupan islami.

Aktivitas dakwah merupakan bagian dari kehidupan keberagamaan

yang sangat urgen dalam Islam. Di dalamnya mengandung seruan atau

ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi yang buruk kepada

situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun

masyarakat. Dalam ajaran Islam aktivitas dakwah merupakan suatu

kewajiban yang dibebankan oleh agama kepada pemeluknya.

Terwujudnya dakwah bukan sekedar usaha peningkatan

pemahaman keagamaan dalam tingkah lakudan pandangan hidup saja,

tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas. Apalagi pada masa sekarang

ini, dakwah harus lebih berperan menuju pelaksanaan ajaran Islam secara

menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan.

33 Samuel Soeitoe, Psikologi Pendidikan II, (Jakarta: FEUI, 1982), h. 52.

Page 44: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

33

a. Bentuk-bentuk Aktivitas Dakwah

1. Dakwah bi al-lisan

Dalam Al-Qur’an menyebutkan bahwa dengan ahsana qaulan

(ucapan) dan perbuatan yang baik. Dalam surah Al-Fushlihat :33 :

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyerukepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "SesungguhnyaAku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"

Dakwah yang diungkapkan dalam ayat tersebut tidak hanya

dakwah terdimensi dengan ucapan atau tulisan tetapi juga dakwah dengan

perbuatan yang baik (uswah) seperti yang sudah di contohkna Rasulullah

SAW.

Yang dimaksud dakwah bi al-lisan adalah memanggil, menyeru ke

jalan Tuhan untuk kebahagiaan dunia akherat dengan menggunakan

bahasa manusia yang di dakwahi (mad’u).

Bahasa ke adaan dalam konteks dakwah bi al-lisan adalah segala

hal yang berhubungan dengan ke adaan mad’u baik psikologis maupun

fisiologis.

2. Aktivitas bi al-haal

Dakwah bi al-haal merupakan sebuah metode dakwah yakni

metode dakwah dengan menggunakan kerja nyata.

Page 45: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

34

Melihat proses kejiwaan manusia, maka sebagai kumpulan

individu sudah pasti akan terkena pengaruh dari keteladanan dan taklid

baik pengaruh positif maupun pengaruh negative. Karena itu, Islam sangat

menaruh perhatian terhadap pemeliharaan masyarakatnya yaitu perintah

untuk selalu meneladani Rasulullah SAW atau orang yang berbuat

kebajikan.

Islam memerintah kita agar mengambil contoh (teladan) dan para

ahlul khair (orang-orang yang berfikir). Ahli kebenaran dan mereka yang

berakidah lurus.34 Secara tegas Islam menyuruh umatnya mengambil

teladan dari Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana Firman Allah:

Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baikbagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S : Al-Ahzab: 21).

3. Aktivitas bi al-qalam

Dakwah bi al-qalam, yaitu dakwah dengan menggunakan

keterampilan tulis menulis berupa artikel atau naskah yang kemudian

dimuat di media majalah atau surat kabar, brosur, buletn, buku dan

sebagainya.

34 Mustofa Mansur, Teladan di Medan Dakwah. (Solo: era Intermedia, 2000), h.42

Page 46: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

35

Dakwah seperti ini mempunyai kelebihan yaitu dapat dimanfaatkan

dalam waktu yang lebih lama serta luas jangkauannya, disamping itu

masyarakat atau satu kelompok dapat mempelajarinya sendiri.

D. Organisasi Dakwah

a. Pengertian Organisasi

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, organisasi adalah

kesatuan yang terdiri atas bagian didalam perkumpulan utuk tujuan

tertentu, selain itu organisasi juga dapat didefinisikan sebagai kelompok

kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.35 Sedangkan organisasi

menurut Schein adalah suatu koordinasi rasional sejumlah orang untuk

mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi

dari hirarki otokritas dan tanggung jawab.

Dapat dilihat pula definisi organisasi yang dikemukakan oleh

James. L. Gibson bahwa organisasi adalah entitas yang memungkinkan

masyarakat mencapai hasil-hasil tertentu, yang tidak mungkin dilakukan

individu-individu yang bertindak sendiri. Organisasi diciptakan oleh

prilaku yang diarahkan kepada pencapaian sebuah tujuan, individu-

individu yang berada didalamnya mengupayakan pencapaian-pencapaian

tujuan dan sasaran-sasaran yang dapat dilakukan secara lebih efektif dan

35. Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Departeman Pendidikan dan Kebudayaan: BalaiPustaka), h. 630

Page 47: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

36

efisien. Hal tersebut melalui tindakan-tindakan individu-individu serta

kelompok-kelompok secara terpadu.36

b. Pengertian Organisai Dakwah

Pengorganisasian dakwah dapat dirumuskan sebagai “rangkaian

aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap

kegiatan usaha dakwah dengan jalan membagi dan mengelompokan

pekerjaan yang harus dilakukan serta menetapkan dan menyusun jalinan

hubungan kerja diantara satuan-satuan organisasi atau petugasnya. 37

Pengorganisasian tersebut mempunyai arti penting bagi proses

dakwah. Sebab dengan pengorganisasian maka rencana dakwah menjadi

lebih mudah pelaksanaannya. Hal ini disebabkan oleh karena dengan

dibagi-bagikannya tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan dakwah

dalam tugas-tugasnya yang lebih terperinci serta diserahkan pelaksanaanya

kepada bebepara orang akan mencegah timbulnya kumulasi pekerjaan

hanya pada diri seorang pelaksana saja dimana kalau hali ini sampai

terjadi, tentulah akan sangat memberatkan dan menyulitkan.

36. J. Winandi, Teori Organisasi dan Pengorganisasian (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2006), h. 13

37. The Liang Gie (ed) Kamus Administrasi Gunung Agung: Jakarta, 1972, h. 292-293

Page 48: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

37

Langkah-langkah pengorganisasian dakwah :

Berdasarkan pengertian tentang pengorganisasian dakwah

sebagaimana telah dirumuskan di muka. Maka pengorganisaian dakwah

terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut :

1. Membagi-bagi dan menggolong-golongkan tindakan-tindakan

dakwah dalam kesatuan-kesatuan tertentu.

2. Menentukan dan merumuskan tugas dari masing-masing

kesatuan, serta menempatkan pelaksanaan atau dari untuk

mekukan tugas tersebut

3. Memberikan wewenang kepada masing-masning pelaksana

4. Menetapkan jalinan hubungan.38

38. Abd. Rasyid Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta, Bulan Bintang : 1977) h. 78-79

Page 49: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

BAB III

PROFIL DRS. KH. NAJIB AL-AYYUBY DAN GAMBARAN UMUM

TENTANG JAMAAH TABLIGH

A. Profil Drs. KH. Najib Al-Ayyubi

1. Latar Belakang Keluarga

Najib Al-Ayyubi, lahir di Bogor Jawa Barat, pada tanggal 22

Februari 1959. Beliau merupakan anak dari buah pernikahan pasangan

KH. M. Ayyub dengan Hj. Rukoyah1.

Semangat Najib Al-Ayyubi kecil untuk meraih masa depan yang

gemilang tidak ciut. Atas keinginan sendiri dan dorongan dari orang

tuanya, ia mengambil jalur yang berbeda di banding saudara kandung

lainnya, yaitu bersekolah setinggi-tingginya. Ia percaya dengan pendidikan

yang cukup masa depannya akan lebih baik dari orang tuanya.

2. Latar Belakang Pendidikan

Perjalanan pendidikan pertama beliau lakukan di SDN (Sekolah

Dasar Negri) Pagi Bogor, Jawa Barat selama 6 Tahun. Beliau tidak hanya

terbiasa di pagi hari saja mengenyam bangku sekolah, pada jam 2 siang

harus sekolah di Madrasah Diniyah dan itu berlangsung selama 6 Tahun

juga. Selain itu juga beliau dididik langsung pengetahuan Agama oleh

ayahnya.

1 Wawancara Pribadi dengan KH Najib Al-Ayyubi, Tangerang, 23 Juli 2010

38

Page 50: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

39

Setelah lulus dari SDN Pagi Bogor, Beliau melanjutkan

pendidikannya ke pesantren Al-Masturiyah, Sukabumi, Jawa Barat. Mulai

dari MTs (Madrasah Tsanawiyah)sampai ke janjang MA (Madrasah

Aliyah). Setalah lulus dari Aliyah beliau melanjutkan ke IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 1976 di Fakultas Syariah dan selesai pada

tahun 1982.

Pada semester 3 tepatnya tahun 1979 selain kuliah beliau juga

mengikuti pendidikan di Pesantren Daar At-Tafsir, Parung, Bogor. Oleh

KH. Husain sebagai pengurus Pesantren Beliau diperintahkan untuk

mengajar santri-santrinya, sampai lulus kuliah.

Setelah lulus dari kuliah tahun 1982 dan mendapatkan gelar sarjana

Drs, (Sarjana Lengkap) beliau mendapatkan amanah tanah wakaf untuk

membangun pondok pesantren dari H. Sinen, H. Sulaiman dan H. Hasan

yang bertempat di Jl. Manjangan, Ciputat.

Beliau menyambut dengan baik, dan akhirnya beliau mendirikan

sebuah yayasan pendidikan Islam Da’wa wa Tabligh Sunanul Husna,

berdirinya yayasan ini tahun 19822. Selain sebagai tempat Yayasan

Pendidikan Islam juga sebagai tempat Musyawarah Jamaah Tabligh se-

Kelurahan Pondok Ranji.

Inilah menurut beliau adalah sebuah keberkahan dakwah, bermula

hanya ikut-ikutan dengan KH. Husain dan menjadi seorang pengajar

dipesantrennya dengan niatan berdakwah bukan mencari materi dan

2 Wawancara Pribadi dengan KH Najib Al-Ayyubi, Tangerang, 23 Juli 2010

Page 51: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

40

kemewahan dunia, akhirnya Allah beri jalan dengan diberikannya tanah

wakaf sebagai tempat dakwahnya. Tujuannya supaya masyarakat sekitar

bisa merasakan dakwah yang disampaikan oleh KH. Najib Al-Ayyubi

3. Pengalaman Dakwah

Mulai menekuni dunia dakwah tahun 1979, saat itu masih kuliah di

semester 3, pada saat itu beliau diajak oleh KH Husain pengurus Pondok

Pesantren Daar At-Tafsir, Parung, Bogor untuk berdakwah. Dakwah yang

beliau sampaikan yang diajarkan oleh KH. Husain adalah ilmu-ilmu

kepesantrenan, menghidupkan sunah-sunah Rasulullah SAW.dan ajaran-

ajaran Pokok Jamaah Tabligh.

Dakwah yang beliau sampaikan berbeda pada umumnya, yang

biasanya dilakukan dengan berceramah di majlis-majlis taklim, masjid,

musolah, tapi beliau berdakwah dengan cara bagaimana kehidupan sehari-

hari dilakukan secara agama, mulai dari bangun tidur hingga tidur

kembali. Jadi dalam kehidupan kesehariannya selalu menghidupkan

Agama.

Pada Tahun 1980 dalam Jamaah Tabligh “juur” (pertemuan) yang

pertama di Medan di Masjid India, Jl. Gazza Medan, dilanjutkan ke

Lampung, Palembang, Padang dan kembali lagi ke Medan selama 40 Hari

kemudian kembali lagi ke Jakarta.

Page 52: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

41

B. Gambaran Umum Tentang Jamaah Tabligh

1. Latar Belakang/Landasan Pemikiran Jamaah Tabligh

Jamaah Tabligh ini sebenarnya bukanlah nama, karena yang

menamakan Tabligh ini adalah orang luar. Disebut Jamaah Tabligh kerena

selalu menyampaikan pesan-pesan agama dan sunah-sunah Rasul, bukan

hanya menyampaikan tapi juga mempraktekannya dalam kehidupan

sehari-hari. Banyak nama dari kelompok ini selain nama Jamaah Tabligh,

seperti Jamaah Kompor, Jamaah Khuruj, Jamaah Ta’lim, Jamaah Jaulah,

jamaah Jenggot dsb.

Yang diinginkan dari Jamaah Tabligh dan kyai itu sendiri adalah

bagaimana Umat Islam selalu mengamalkan dan menghidupkan amalan-

amalan agama dan sunah Rasul dalam kehidupan sehari-harinya3.

Jamaah ini didirikan oleh Syeikh Muhammad Ilyas Kandahlawi

(1303-1364 H). Ia dilahirkan di Kandahlah, sebuah desa di Saharnapur,

India. Ummat Islam India saat itu sedang mengalami kerusakan akidah,

dan degradasi moral yang dahsyat. Ummat Islam telah tidak akrab lagi

dengan syiar-syiar Islam.

Di samping itu, juga terjadi pencampuran antara yang baik dan

yang buruk, antara iman dan syirik, antara sunnah dan bid'ah. Lebih dari

itu, juga telah terjadi gelombang pemusyrikan dan pemurtadan yang

didalangi oleh para misionaris Kristen di mana Inggris saat itu sedang

bercokol menjajah India.

3 Wawancara Pribadi dengan KH Najib Al-Ayyubi, Tangerang, 23 Juli 2010

Page 53: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

42

Gerakan misionaris yang didukung Inggris dengan dana yang

sangat besar itu telah berusaha membolak-balikkan kebenaran Islam,

dengan menghujat ajaran-ajarannya dan mendiskreditkan Rasulullah saw.

Bagaimana membendung kristenisasi dan mengembalikan kaum Muslimin

yang "lepas" ke dalam pangkuan Islam? Itulah yang menjadi kegelisahan

Muhammad Ilyas.

2. Sejarah Berdirinya Jamaah Tabligh

Jama’ah Tabligh didirikan pada akhir dekade 1920-an oleh

Maulana Muhammad Ilyas Kandhalawi di Mewat, sebuah provinsi di

India. Nama Jama'ah Tabligh hanyalah merupakan sebutan bagi mereka

yang sering menyampaikan, sebenarnya usaha ini tidak mempunyai nama

tetapi cukup Islam saja tidak ada yang lain. Bahkan Muhammad Ilyas

mengatakan seandainya aku harus memberikan nama pada usaha ini maka

akan aku beri nama "gerakan iman".

Gerakan dakwah tabligh Syaikh Maulana Ilyas dimulai pada tahun

1337 H. Saat itu Syaikh Maulana Ilyas sedang melakukan perjalanan

dalam rangka kunjungan ke Mewat. Saat itu ia melihat penyimpangan

ajaran Islam yang dilakukan oleh masyarakat Mewat, dari ajaran Islam

yang sebenarnya. Mereka mencampuradukkan antara ajaran Islam dan

Hindu, seperti memohon kepada Dewa Brahmana untuk menentukan

tanggal perkawinan mereka, mencampur adukkan hari besar Islam dengan

hari besar Hindu, juga merayakan upacara-upacara kesucian Hindu, seperti

Page 54: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

43

Janam, Dessehra dan Diwali.4 Menurut Major Powlet, bahwa orang-orang

Meo tabiatnya seperti orang-orang Hindu. Jarang terlihat masjid kampung

mereka. Dari lima puluh kampung Tensil Tijarah, hanya ada delapan

masjid . yang banyak justru kuil-kuil yang menyerupai kuil-kuil Hindu.5

Al-Syaikh Syaifurrahman bin Ahmad Al-Dihlawi mengatakan :

“Ketika Muhammad Ilyas melihat mayoritas orang Mewat jauh dariajaran Islam, berbaur dengan orang-orang Majusi, para penyembah berhalaHindu, bahkan bernama dengan nama-nama mereka, serta tidak ada lagikeislaman yang tersisa, kecuali hanya nama dan keturunan, kemudiankebodohan yang kian merata, tergeraklah hati Muhammad Ilyas. Pergilahia dengan Syaikhnya dan Syaikh tarekatnya, seperti Rasyid Ahmad Al-Kanhuli dan Asyraf Ali At-Tabhawi untuk membicarakan permasalahanini. Dan ia pun akhirnya mendirikan gerakan tabligh di India, atas perintahdan arahan dari para Syaikhnya tersebut.”6

Dalam waktu kurang dari dua dekade, Jamaah Tabligh berhasil

berjalan di Asia Selatan. Dengan dipimpin oleh Maulana Yusuf, putra

Maulana Ilyas sebagai amir/pimpinan yang kedua, gerakan ini mulai

mengembangkan aktivitasnya pada tahun 1946, dan dalam waktu 20

tahun, penyebarannya telah mencapai Asia Barat Daya dan Asia Tenggara,

Afrika, Eropa, dan Amerika Utara. Sekali terbentuk dalam suatu negara,

Jamaah Tablih mulai membaur dengan masyarakat lokal. Meskipun negara

barat pertama yang berhasil dijangkau Tabligh adalah Amerika Serikat,

tapi fokus utama mereka adalah di Britania Raya, mengacu kepada

populasi padat orang Asia Selatan disana yang tiba pada tahun 1960-an

dan 1970-an.

4 Nasrullah, “Tradisionalisme Dalam Dakwah: Studi Kritik Aktivitas Jamaah TablighKebon Jeruk” (Tesisi S2 Sekolah Pasca Sarjana Universitas Islam Negri Syarif HidayatullahJakarta, 2005) h. 90

5 Muhammad Mansur Monawi, Riwayat Hidup Syaikh Muhammad Ilyas Rah. A. H.296 Muhammad Mansur Nomani, Riwayat Hidup Syaikh Maulana Ilyas Rah. A. H. 32

Page 55: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

44

3.Ajaran Pokok Jamaah Tabligh

Ajaran dakwah Rasulullah SAW, pada dasarnya mencangkup

empat unsur, yaitu: da’wah ilallah, ta’lim wa ta’allum, dzikir wa al-

ibadah dan khidmah.7 Lewat empat unsur ini, Rasulullah SAW berhasil

menyampaikan dakwah serta mendidik umat menjalankan perintah Allah

SWT. Serta menjauhi larang-larangan-Nya. Atas dasar itu, dalam

dakwahnya, Syaikh Maulana Ilyas berusaha merealisasikan unsur-unsur

dakwah Rasulullah SAW. ke dalam metode dakwahnya, dengan

bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Melalui dua sumber tersebut,

Syaikh maulana Ilyas ingin menanamkan kembali sifat-sifat mulia yang

pernah diajarkan dan diperintahkan oleh Rasulullah SAW.dan para

sahabnya, untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pula yang

dilakukan oleh Drs. KH. Najib Al-Ayyubi dalam dakwahnya di Jamaah

Tabligh. Sifat-sifat itulah yang kemudian dijadikan ajaran pokok dakwah

Jamaah Tabligh. Ajaran pokok tersebut kemudian dikenal dengan istilah

“enam sifat sahabat”. Adapun enam, sifat sahabat itu adalah :

1. Yakin pada Kalimat Thayibah : Laa ilaha illa Alah Muhammadu

Rasulullah.

2. Shalat Khusyu’ wa al-khudhu’

3. ‘Ilm ma’a dzikr (Ilmu disertai Dzikir).

4. Ikram al-muslimin (memuliakan orang Islam)

7 An-Nadhr M. Ishaq Shabah, Khuruj fi Sabilillah, h. 20

Page 56: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

45

5. Tashih al-niyat (memperbaiki niat)

6. Da’wah wa at-tabligh

4. Program Kegiatan Dakwah Jamaah Tabligh

a. Khuruj, kegiatan diisi dengan ta'lim (membaca hadits atau kisah

sahabat, biasanya dari kitab Fadhail Amal karya Maulana Zakaria),

b. Jaulah (mengunjungi rumah-rumah di sekitar masjid tempat khuruj

dengan tujuan mengajak kembali pada Islam yang kaffah),

c. Bayan, mudzakarah sama halnya seperti cerama, pidato atau khutbah.

d. Mengamalkan 6 sifat sahabat,

e. Musyawarah.

Ada pun kegiatan-kegiatan yang lain, sepeti :

1. Ta’lim wa Al-Ta’alum yang terdiri dari : Halaqoh Tajwid Al-Qur’an,

Ta’lim Kitab (Fadhail dan Masail) dan Muzdakarah enam sifat sahabat

R.A

2. Dzikir wa Al-‘Ibadah yang terdiri dari : Shalat Fardhu dan Nawafi,

Tilawat Al-Qur’an, Dzikir pagi dan petang dan Doa-doa Masnunah.

3. Kidmat, yaitu pelayanan social pada manusia dan makhluk lainnya,

dengan akhlak yang dicontohkan Rasululah SAW.

Page 57: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

46

5. Visi dan Misi Jamaah Tabligh

Visi :

Menghidupkan kembali Sunah-sunah Rasulullah SAW dan

menghidupkan kembali dakwah serta ajaran Rasulullah SAW.

Misi :

Yang paling utama adalah agar umat Islam mau mengamalkan

agama sesuai yang telah diajarkan Rasul SAW dan diperintahkan dalam

kehidupan sehari-hari. 8

6. Media Dakwah yang Digunakan

Jamaah Tabligh dalam melakukan dakwahnya hanya menggunakan

media komunikasi saja dan masjid sebagai tempat sentarnya. Dalam

melakukan dakwahnya menurut Drs. KH. Najib Al-Ayyubi komunikasi

yang baik dengan kata-kata yang santun justru bisa lebih mengajak dan

menarik jamaah lebih tertarik untuk mengikuti dakwah Islam.

Selain dari komunikasi yang aktif kepada jamaah, dakwahnya

harus dipraktekan atau diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, sesuai

dengan yang dicontohkan Rasulullah SAW yang dijadikan sebagai

sunahnya.

7. Stuktur Organisasi

Jamaah Tabligh tidak ingin disebut sebagai organisasi, walaupun

pada kenyataannya mereka terorganisir, mereka memiliki apa yang disebut

8 Wawancara Pribadi dengan KH Najib Al-Ayyubi, Tangerang, 23 Juli 2010

Page 58: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

47

dengan masyaikh (pimpinann yang mewakili setiap Negara), Syuro

(pimpinan setiap kota), dan Amir (pimpinan dalam halaqoh atau dalam

jumlah kecil). Keorganisasian Jamaah Tabligh tidak seperti pada

organisasi Islam pada umumnya, organisasi ini akan nampak apabila kita

terjun langsung mengikut aktivitas dakwah Jamaah Tabligh.

Manajemennya terbuka. Ada pembagian tugas atau komando yang jelas,

setiap akan melakukan pekerjaan dilakukan musyawarah.

Bagan hirarki Jamaah Tabligh

Markaz Internasional (India)

Zumaidar (Penaggung jawabmarkaz nasional)

Zumaidar (Penaggung jawabmarkaz propinsi)

Zumaidar (Penaggung jawabmarkaz Kabupaten)

Majlis Syura (MajlisMusyawarah) markaz nasional

Majlis Syura (Majlis

M

Majlis Syura (MajlisMusyawarah) markaz Kab.

Mahalla (Masjid-masjid)

Karkun (Jamaah Tabligh)

Page 59: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

BAB IV

BENTUK-BENTUK KEGIATAN DAN MEDIA DAKWAH DRS. KH.

NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

A. Bentuk-bentuk Aktivitas Dakwah KH. Najib Al-Ayyubi di Jamaah

Tabligh

Drs. KH. Najib Al-Ayyubi dalam melakukan dakwahnya memang

bisa dikatakan sudah melalang buana keberbagai daerah bahkan ke

pelosok daerah terpencil di seluruh Indonesia, bermula dari pulau sumatra

sampai ke pulau Irian pun beliau sudah lakoni. Meneurut beliau dakwah

adalah sudah menjadi kewajiban seorang muslim yang beriman dan

panggilan dari Allah SWT untuk mengajak dan memperkenalkan Islam

dan Sunah-sunah Rasul-Nya dan beliau pun mengatakan banyak jaman

sekarang yang mengaku dirinya Islam namun mereka lupa dengan Islam.

Karena dakwah menurut beliau adalah Dakwah ini memang suatu

kewajiban, karena dulu berkembangnya agama di dunia ini karena adanya

dakwah dan para Nabi dan Rasul oleh Allah SWT itu mereka ditugaskan

untuk dakwah menyampaikan agama.

Salah satu dakwah yang dilakukan oleh Drs. KH. Najib Al-Ayyubi

bertujuan meningkatkan pemahaman agama Islam, yaitu dengan cara

mengajak jamaah untuk Khuruj fi Sabilillah selama tiga hari untuk para

pemula, empat puluh hari bahkan empat bulan.

48

Page 60: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

49

Aktivitas ini dilakukan dan diikuti oleh jamaah muda maupun tua,

berbagai macam profesi. Dari kegiatan dan aktivitas ini banyak dari

mereka yang non-muslim menjadi muslim asbab kegiatan Jamaah Tabligh,

mantan preman, bahkan artis pun banyak yang ikut dalam kegiatan ini.1

Gerakan yang belakangan cukup berpengaruh dan menyebar ke

seluruh benua ini, mengedepankan pemahaman keislaman yang tidak

berbelit, jauh dari nuansa radikalisme-politis, tidak memerlukan budaya

kritis apalagi sampai pada penalaran filosofis.

Dakwah beliau dan Jamaah Tabligh lakukan dengan cara persuasif,

berpindah dari tempat satu ke tempat lain, dengan tampilan fisik yang

sederhana sebagaimana pakaian para sahabat salafi. Meskipun tidak

fenomenal dan mendapat perhatian media internasional metode

gerakannya mendapat simpati mulai dari kalangan miskin-desa sampai

pada kalangan elit-urban.2

Aktivitas dakwah KH. Najib Al-Ayyubi di Jamaah Tabligh

merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan keagamaan yang

berdasarkan ajaran Al-Qur’an dan Sunah Rasulullah SAW, yang nantinya

dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pada awalnya aktivitas dakwah KH. Najib Al-Ayyubi hanya

dilakukan di Pondok Pesantren Daar At-Tafsir, Parung, Bogor diajak Oleh

KH. Husain sebagai pengajar, tetapi karena semangatnya dalam

1 Wawancara Pribadi dengan Drs. KH. Najib Al-Ayyubi, Tangerang 23 Juli 20102

Ahmad Baso dkk. Islam Pribumi: Mendialogkan Agama Membaca Realitas. (Jakarta:Erlangga. 2003)

Page 61: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

50

menyampaikan ilmu-ilmu agama, beliau diajak untuk aktif di Jamaah

Tabligh maka dari ajakan itu beliau menekuni usaha dakwah sampai

sekarang. Sehingga saat ini beliau memiliki Yayasan Pendidikan sendiri

berkat pemberian tanah wakaf. Yayasan Pendidikan Islam tersebut

dinamai Sunanul Husna Da’wah wa Tabligh yang juga dijadikan Markaz

Jamaah Tabligh tingkat Kelurahan.

Dalam melakukan kegiatan atau bentuk-bentuk aktivitas

dakwahnya di Jamaah Tabligh yang beliau lakukan tidak jauh beda dengan

Aktivitas-aktivitas dakwah Jamaah Tabligh lainnya, separti melukan

Musyawarah sebagai bentuk pengganti dari organisasi yang bertujuan

untuk membagi tugas-tugas dalam kegiatan dakwah.

Kegiatan Musyawarah ini dilakukan ada yang harian yaitu

dilaksanakan setiap kali melaksanakan Khuruj fi Sabilillah tujuannya

untuk menentukan petugas yang akan melakukan Ta’lim, Jaulah dan

Khidmat kemudian ada yang seminggu sekali ada pula yang sebulan

sekali, yang dilakukan seminggu sekali bertempat di Yayasan Pendidikan

Islam Sunanul Husna yang mana pengasuhnya adalah beliau sendiri, setiap

malam Rabu ba’da Shalat Isya. Dalam hal ini yang mengikuti

perkumpulan adalah para Jamaah Tabligh se-Kelurahan. Yang dibicarakan

adalah siapa-siap saja dan kemana saja yang telah melaksanakan Khuruj fi

Sabilillah selama satu satu minggu.

Adapun yang sebulan sekali diadakan setiap malam Jumat ba’da

Isya yang bertempat di Markaz Pusat Masjid Kebon Jeruk, Jakarta. yang

Page 62: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

51

mengikuti dalam Musyawarah ini adalah dari seluruh Nusantara bahkan

terkadang Jamaah Tabligh dari luar negri pun datang, seperti India,

Pakistan dan negara-negara Eropa.

KH. Najib Al-Ayyubi dalam melakukan aktivitas dakwahnya di

Jamaah Tabligh sudah puluhan tahun dan sudah khuruj fi sabilillah ke

berbagai daerah diseluruh Indonesia, dari pertama beliau berdakwah di

Pesantren Daar At-Tafsir, Parung sampai ke pulau Sumatra tepatnya di

Medan dan masih banyak daerah-daerah yang telah beliau datangi untuk

berdakwah. Selain di Indonesia beliau juga pernah berdakwah ke Luar

Negeri tepatnya di Pakistan dan India dimana tempat Jamaah Tabligh itu

lahir.3

Dalam dakwahnya beliau hanya meneruskan apa-apa yang telah

diajarkan dan ditetapkan oleh Rasulullah SAW yang terkandung dalam

ajaran-ajaran pokok Jamaah Tabligh.

Kegiatan dakwah yang dilakukan oleh KH. Najib Al-Ayyubi dalam

khuruj fi sabilillah itu beliau lakukan rutin sebulan sekali sebanyak tiga

hari, dalam setahun 40 hari dan selama seumur hidup 4 empat bulan.

Walaupun beliau sudah melakukan Khuruj selama empat bulan bukan

berarti beliau berhenti begitu saja, sampai saat ini beliau masih rutin dan

aktif melakukan aktivitas Khuruj. Dan nanti kata beliau pada tanggal 01

3 Wawancara Pribadi dengan Drs. KH. Najib Al-Ayyubi, Tangerang 23 Juli 2010

Page 63: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

52

Agustus 2010 beliau akan menghadiri pertemuan Jamaah Tabligh se-dunia

dan kunjungan dakwah ke India selama empat puluh hari.4

Dalam pelaksanaan Khuruj fi Sabilillah terdapat benyak bentuk-

bentuk aktivitas dakwah yang ditemukan, seperti Bayan, Ta’lim wa

ta’alum, Jaulah, Bersilaturahim, Khidmat, Musyawarah dan

mengamalkan enam sifat sahabat (sebagai ajaran atau materi yang sering

disampaian).

Berikut ini adalah merupakan bagian dan bentuk-bentuk kegiatan

dakwah yang disampaikan beliau di Jamaah Tabligh. Dan bagi seorang

da’i KH. Najib Al-Ayyubi mempunyai berbagai cara dan bentuk dakwah

yang tepat agar dakwah tidak menjadi sia-sia :

1. Dakwah bi al-Lisan

Bayan, menyampaikan pesan dakwah/ceramah mengenai ke-Esaan

Allah dilakukan setelah shalat fardhu asar, magrib dan isya. Aktivitas ini

dilakukan dalam pelaksanaan Khuruj fi Sabilillah, tidak terkecuali berapa

lama beliau mekukan Khuruj fi Sabilillah baik tiga hari, empat puluh hari

bahkan empat bulan sekalipun harus diadakan Bayan.

Ta’lim wa ta’alum, kegiatan diisi dengan ta'lim (membaca hadits

atau kisah sahabat, biasanya dari kitab Fadhail Amal karya Maulana

Zakaria) dakwah ini dilakukan dengan menggunakan kitab kumpulan

hadits tentang amalan-amalan fadilah dalam kehidupan sehari-hari, yang

dibacakan oleh petugas ke jamaah lainnya. Dakwah semacam ini

4 Wawancara Pribadi dengan Drs. KH. Najib Al-Ayyubi, Tangerang 23 Juli 2010

Page 64: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

53

disampaikan setelah shalat fardhu lima waktu, waktu dhuha. Dalam hal ini

bukan beliau langsung yang menyampaikan dakwahnya, tetapi jamaah lain

yang sudah ditugaskan dan ditunjuk dalam musyawarah.

2. Dakwah bi al-Haal

Dakwah bi al-haal merupakan sebuah metode dakwah yakni

metode dakwah dengan mengacu pada dakwah dalam bentuk tindakan

nyata, keteladanan, akhlak dan ibadah.

Dengan demikian dakwah bi al-Haal berarti metode yang menaruh

perhatian yang lebih besar kepada kemasyarakatan seperti kebodohan,

keterbelakangan, dengan bentuk amal nyata terhadap masyarakat umum.

Dakwah yang dilakukan oleh beliau melalui berbagai kegiatan

yang langsung menyentuh kepada masyarakat umum bahkan non-muslim

pun mendapatkan Hidayah dari Allah SWT.asbab kegiatan dakwah

Jamaah Tabligh.

Dakwa bi al-Haal ini seperti :

1. Khuruj, fi Sabilillah, Pada tataran aplikasinya Khuruj fi sabillah

terbagi kedalam beberapa fase, yaitu tiga hari, empat puluh hari dan

empat bulan. Tiga hari dilakukan dalam setiap bulan, empat puluh hari

dilakukan dalam setiap tahun, dan empat bulan dilakukan dalam

seumur hidup. Menurut Drs. KH. Najib Al-Ayyubi kegiatan tersebut

adalah berupa Training/latihan hidup, sebagaimana orang ingin

bekerja.

Page 65: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

54

2. Bersilaturahim, kepada tokoh masyarakat, DKM tempat dimana

diadakan khuruj fi sabilillah. Biasanya ini dilakukan pada saat Khuruj

hari kedua, KH. Najib Al-Ayyubi dan jamaahnya selalu mendatangi

rumah kediaman tokoh masyarakat, ulama, sesepuh kampung, maupun

pejabat untuk bersilaturahmi secara khususi dan meminta izin dan doa

dalam mengerjakan usaha dakwah di tempat dimana Khuruj dilakukan.

5

3. Jaulah6 (mengunjungi rumah-rumah di sekitar masjid tempat khuruj

dengan tujuan mengajak kembali pada Islam yang kaffah). Jaulah

adalah sebuah istilah yang dipakai oleh Jamaah Tabligh untuk

berdakwah menyampaikan ajaran Islam dengan cara berkeliling dari

rumah ke rumah, dari kampung ke kampung dan dari satu daerah ke

daerah lainnya. Dan Jaulah adalah metode dakwah yang pernah

dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para Sahabat r.a.7 Adapun

maksud dan tujuan dari Jaulah adalah untuk membentuk sifat sabar,

tawadhu, ikhlas, ihsan dan sifat terpuji lainnya.8 Jaulah ini

dilaksanakan menjelang Magrib atau sesudah Magrib yaitu keliling

dari pintu ke pintu untuk menyampaikan kalimat Thayibah “Laa ilaha

illa Alah Muhammadu Rasulullah”sebenarnya keliling itu bukan

sekedar mengundang ke masjid tapi kita tadzkirah tadzakir dan

5 Wawancara pribadi dengan Drs. KH. Najib Al-Ayyubi, Tangerang 23 Juli 20106 Kata Jaulah berasal dari bahasa Arab, Jaulah merupakan bentuk kalimat isim yang

berarti keliling atau berputar, semakna dengan kata Thawaf. Lihat Atabik Ali, KamusKontemporer al-‘Ashr. (Yogyakarta: Multi Grafika Yayasan Ponpes Ali Maksum Krapyak, 1996),cet.IV h. 711

7 An-Nadhr M. Ishaq Sahab, Khuruj fi Sabililah, h. 1768 Ibid. h. 177

Page 66: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

55

membrikan peringatan kepada mereka menyampakan agama Allah,

karena manusiakan sering lupa maka kita memperingatkan. Kalau tadi

ada silaturahmi ke rumah-rumah tokoh masyarakat disebut silaturahmi

khususi, sedangkan Jaulah ini silaturahmi umum, yang tujuannya

adalah mengajak. 9

4. Khidmat, yaitu pelayanan sosial pada manusia dan makhluk lainnya,

dengan akhlak yang dicontohkan Rasululah SAW. Ini dilakukan bagi

para Karkun (Anggota Jamaah Tabligh) yang sudah ditentukan dalam

musyawarah. Tugas dari Karkun sendiri salah satunya adalah

menyiapkan makanan untuk makan bersama. Atau istilahnya pikiet

yang menyiapkan makan dan keperluan aktivitas dakwah belangsung.

5. Mengamalkan enam sifat sahabat,

a. Yakin pada Kalimat Thayibah : Laa ilaha illa Alah Muhammadu

Rasulullah.

Makna dari kalimat Thayibah ini adalah sebagai bentuk kesaksian

atau pengakuan iman, pengakuan berupa ikrar keimanan dirinya, bahwa

tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Muhammad adalah

utusan Allah. Dalam persektif Jamaah Tabligh, kalimat Thaiybah ini

merupakan pengakuan suci antara manusia danAllah SWT, diucapkan

dengan sesungguhnya hati melalui lidah, didengarkan ditelinga dan diikuti

9 Wawancara pribadi dengan Drs. KH. Najib Al-Ayyubi, Tangerang 23 Juli 2010

Page 67: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

56

dalam hati agar dia benar-benar sebagai hamba Allah SWT dan sebagai

pengikut Rasulullah SAW.10

Yakni pada kalimat Thaiybah ini bertujuan untuk mengagungkan

Allah SWT dan sekaligus untuk mengeluarkan segala keyakinan terhadap

kekuatan makhluk dan kebendaan dari dalam hati. Tujuan lainnya adalah

untuk mengenal Allah SWT secara lebih mendalam, bahwa Allah SWT

adalah al-Khaliq, al-Malik dan al-Razaq.11

Kemudian iman terhadap Rasulullah SAW adalah mengakui secara

mutlak bahwa Rasulullah SAW adalah seorang utusan Allah SWT, juga

meyakini bahwa satu-satunya jalan untuk mendapatkan kejayaan dunia

dan akherat hanyalah dengan mengikuti cara hidup Rasulullah SAW.12

b. Shalat Khusyu’ wa al-khudhu’

Shalat merupakan do’a. Do’a yang terdiri dari ucapan-ucapan dan

perbuatan-perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbirat al-ihram dan

diakhiri dengan salam, dan dengan syarat-syarat tertentu.13 Shalat

memiliki kedudukan yang penting dalam Islam. Shalat merupakan pondasi

yang kokoh bagi tegaknya agama Islam.

Shalat Khusyu’ dalam persektif Jamaah Tabligh adalah hubungan

langsung antara seorang hamba dengan Sang Khalik, dilakukan dengan

10 Furqan Ahmad Ansori, Pedoman Bertabligh (Malaysia: Dewan Pakistan.tt) h. 1711 An Nadhr M. Ishaq Shahab. Khuruj fi Sabilillah. h 9812 Maulana Muhammad Yusuf al-Kandhalawi, Mudzakarah Enam Sifat Para Sahabat &

Amalan Khuruj, Terj. Muzakkir Aris dan Musthafa Sayani, (Bandung: Pustaka Ramadhan, 2008)cet. 11 h. 6

13 Zainuddin bin Abd al-Aziz al-Malibari, Fath al-Mu’in (Surabaya: al-Hidayah. tt) h. 3

Page 68: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

57

penuh konsentrasi pikiran, hati dan perasaan serta seluruh anggota badan ,

Tawajjuh, kepada-Nya. Sedangkan shalat Khudhu’ adalah shalat yang

dilakukan dengan kerendahan hati dan diri dari bentuk kepatuhan serta

tunduk terhadap kebesaran Allah SWT, dilakukan dengan tenang, tidak

melakukan gerakan lain selain yang diperintahkan dalam rukun dan tertib

shalat, dan dilakukan pada awal waktu dan berjamaah.14

Adapun tujuan dari shalat keduanya adalah agar sifat-sifat ketaan

kepada Allah SWT ketika shalat, diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-

hari, mejadikan sebagai sebuah kebutuhan bukan pembebanan.15

c. ‘Ilm ma’a dzikr (Ilmu disertai Dzikir)

Ilmu yang dimaksud oleh Jamaah Tabligh di sini adalah segala

petunjuk disampaikan kepada umatnya. Sedangkan dzikir adalah

mengingat keagungan Allah SWT.16 Jadi yang dimaksud dengan ilmu

disertai dzikir adalah seluruh wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT

kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan pada umatnya agar

dilaksanakan sebaik-baiknya dengan menghadirkan keagungan Allah

SWT.

Begitu pula yang dilakukan oleh KH. Najib Al-Ayyubi, beliau

menyampaikan pesan-pesan dakwahnya selalu serat dengan

14 An Nadhr M. Ishaq Shahab. Khuruj fi Sabilillah. h 10315 An Nadhr M. Ishaq Shahab. Khuruj fi Sabilillah. h 10416 Maulana Muhammad Yusuf al-Kandhalawi, Mudzakarah Enam Sifat Para Sahabat &

Amalan Khuruj, Terj. Muzakkir Aris dan Musthafa Sayani, (Bandung: Pustaka Ramadhan, 2008)cet. 11 h. 12

Page 69: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

58

mengagungkan Allah SWT, dengan menyebut Asmaul Husna supaya

anggota dan jamaah yang lainnya semakin bertambah ketaatan-Nya.

Menurut beliau ilmu yang disampaikan adalah sebagai ajaran Nabi dan

Rasul dan juga perintah Allah SWT sedangkan dzikir berarti upaya pikiran

untuk mengingat Allah dalam setiap situasi dan kondisi. 17

Karena ilmu dan dzikir adalah satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Bagaikan dua sisi mata uang.

Ilmu diibaratkan sebuah jalan, sedangkan dzikir untuk melaksanakan

perintah-Nya.18 Adapun tujuan dari ilmu dan dzikir adalah menjalankan

perintah Allah SWT dalam setiap situasi dan kondisi dengan

menghadirkan keagungan Allah SWT dalam hati serta dilakukan dengan

cara Rasulullah SAW.19

d. Ikram al-muslimin (memuliakan orang Islam)

Memuliakan orang Islam atau Ikram al-Muslimin merupakan

ajaran bagaimana menghormati dan menghargai sesama muslim. Dalam

pandangan Jamaah Tabligh, Ikram al-Muslimin adalah menuanaikan hak-

hak sesama mulim, tanpa disertai dengan tuntutan ditunaikannya hak-hak

dirinya dari mulim tersebut.20 Hak-hak di sini seperti memberikan rasa

aman, persamaan hak dan kedudukan, saling tolong menolong, menjaga

harga diri dan martabat, membela yang tertindas, menjauhkan gangguan

17 Wawancara Pribadi dengan Drs. KH. Najib Al-Ayyubi, Tangerang 23 Juli 201018 An Nadhr M. Ishaq Shahab. Khuruj fi Sabilillah. h 11319 Maulana Muhammad Yusuf al-Kandhalawi, Mudzakarah Enam Sifat Para Sahabat &

Amalan Khuruj, Terj. Muzakkir Aris dan Musthafa Sayani, (Bandung: Pustaka Ramadhan, 2008)cet. 11 h. 12

20 An Nadhr M. Ishaq Shahab. Khuruj fi Sabilillah. h 113

Page 70: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

59

dari orang lain dan tidak menyakiti badab dan perasaannya. Adapun alasan

yang mendasari ajaran Ikram al-Muslimin adalah bahwa semua mulim

pada hakikatnya memiliki kalimat Thayibah di dalam hati mereka.21

Dalam persektif Jamaah Tabligh,Ikram al-Muslimin memiliki

tingkatan-tingkatan. Tingkatan yang terendah adalah bersikap sabar dan

tidak merepaotkan orang lain. Sedangkan tingkat yang tertinggi adalah

mengajak orang lain untuk taat kepada Allah SWT agar selamat dari azab-

Nya, baik di dunia maupun di akherat kelak.22 Ada beberapa cara yang

dapat dilakukan seorang muslim agar mendapat hakikat Ikram al-

Muslimin.23

1. Selalu mendakwahkan pentingnya Ikram al-Muslimin2. Latihan memuliakan sesama mulim dengan cara :

a. Memuliakan alim ulama, menghormati yang lebih tua,menghargai yang sebaya dan menyayangi yang lebih muda

b. Selalu memberi salam, baik kepada orang yang kita kenalmaupun kepada orang yang tidak dikenal.

3. Berdo’a kepada Allah SWT agar dikaruniai sifat Ikram al-Muslimin.

e. Tashih al-niyat (memperbaiki niat)

Yang dimaksud dengan Tashih al-niyat adalah meluruskan,

memperbaiki dan membersihkan niat, baik pada permulaan amal, di

tengah maupun di akhir amal.

21 Maulana Qasim at-Timiozi Fz , Keutamaan Khuruj fi Sabilillah: Keluar Pada JalanAllahI (Bandung: Pustaka Ramadhan 2004) cet. III, h. 73

22 An Nadhr M. Ishaq Shahab. Khuruj fi Sabilillah. h 123-12423 Maulana Muhammad Yusuf al-Kandhalawi, Mudzakarah Enam Sifat Para Sahabat &

Amalan Khuruj, Terj. Muzakkir Aris dan Musthafa Sayani, (Bandung: Pustaka Ramadhan, 2008)cet. 11 h. 22-23

Page 71: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

60

f. Da’wah wa at-tabligh

Dakwah bererti mengajak, yaitu mengajak orang lain untuk

mengerjakan perbuatan baik dan mengajak untuk meninggalkan perbuatan

yang buruk. Sementara tabligh artinya menyampaikan. Dengan demikian,

da’wah wa at-tabligh berarti mengajak kepada manusia agar beriman

kepada Allah SWT, beramal serta menaati Allah SWT dan Rasul-Nya,

baik berupa perintah maupun larangan, sebagai yang termaktub dalam al-

Qur’an dan as-sunnah, agar manusia tersebut menjadi sempurna dan

mendapatkan kebahagiaan baik di sunia maupun di akherat, di samping

usaha menegakkan Kalimatullah.24

Dari kegiatan-kegiatan tersebut banyak dari para anggotanya yang

berubah, artinya yang tadinya mereka jarang melaksanakan ibadah shalat

berkat asbab kegiatan Jamaah Tabligh mereka selalu melaksanakan shalat

tepat waktu dan berjamaah. Bukan hanya itu orang-orang non muslim pun

setelah mendengar dan mengikuti aktivitas dakwah ini mereka dengan

hidayah Allah SWT akhirnya memeluk Islam.

Perubahan itu bukan hanya terlihat dari perilaku, tapi juga dari cara

berbicara dan pakaian mereka pun berubah, yakni selalu memakai baju ala

Pakistan (setengah gamis), ada pula yang memakai gamis. Selain itu

mereka tak lupa dengan ikat kepala (iqal) dan setiap hendak shalat mereka

selalu membawa siwak.

24 An Nadhr M. Ishaq Shahab. Khuruj fi Sabilillah. h 133

Page 72: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

61

Jadi, intinya beliau ingin memberikan pemahaman bagi umat Islam

yang belum paham dan jarang mengamalkan agama dalam kehidupan

sehari-harinya. Dan dakwah-dakwah yang disampaikan tersebut adalah

dakwah dari ilmu-ilmu atau aktivitas kepesantrenan, supaya masyarakat

yang tidak bisa merasakan atau tahu apa itu Islam dan tak sempat belajar,

dengan metode Jamaah Tabligh ini berusaha untuk membangkitkan

kembali semangat umat Islam agar selalu mengidupkan agama beserta

sunah-sunah Rasulullah SAW.

B. Media Dakwah Drs. KH Najib Al-Ayyubi di Jamaah Tabligh

Lebih banyak adalah dengan komunikasi langsung beliau tidak

banyak menggunakan media elektronik, media masa itu hanya sekedar

saja, karena setiap beliau mengadakan pertemuan-pertemuan tidak pernah

menggunakan semacam radio, televisi kenapa? Ya, karena yang

diharapkan dalam dakwah ini adalah pengorbanan diri, yang

menyampaikan dan yang mendengarnya, ya intinya lebih banyak dengan

komunikasi langsung dan silaturahmi25.

Karena pada dasarnya Jamaah Tabligh ini adalah usaha dakwah

yang salafi modern, disebut salafi karena sistem dan metodenya masih

tradisional dan modern karena Jamaah Tabligh lahir di zaman yang sudah

modern.

25 Wawancara pribadi dengan Drs. KH. Najib Al-Ayyubi, Tangerang 23 Juli 2010

Page 73: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

62

Selain menggunakan komunikasi langsung sebagai media

dakwahnya, beliau juga menerapkan silaturahim sebagai media

dakwahnya, meneurut beliau dengan sistem ini akan terjalin hubungan

yang erat dan bila sudah ada hubungan yang erat maka untuk mencapai

atau mengajak untuk berdakwah menjadi lebih mudah dan gampang.26

Dan untuk menarik jamaah beliau menjadikan masjid sebagai

tempat atau sentral dakwahnya, setelah seruan melalui metode-metode

dalam Khuruj fi Sabilillah dilaksanakan.

26 Wawancara pribadi dengan Drs. KH. Najib Al-Ayyubi, Tangerang 23 Juli 2010

Page 74: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas serta sesuai dengan perumusan masalah

yang telah peliti tetapkan di awal pembahasan skripsi ini, dapat peneliti

tarik kesimpulan sebagai hasil dari penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. KH. Najib Al-Ayyubi adalah seorang da’i dan juga salah satu tokoh

Jamaah Tabligh yang memiliki tekad yang kuat dalam mengemban

visi dakwah, beliau memiliki tekad yang besar dalam dakwahnya

supaya masyarakat (mad’u) selalu mengamalkan agama dalam

kehidupan sehari-harinya. Bentuk-bentuk aktivitas dakwah yang

dilakukan oleh KH. Najib Al-Ayyubi di Jamaah Tabligh berupa

dakwah bi al-lisan meliputi: Bayan (ceramah) yang dilakukan ba’da

shalat Magrib, Isya dan Subuh, dakwah bi al-qalam: Ta’lim wa

Ta’alum Fadhail Amal karya Maulana Zakaria , dan dakwah bi al-

haal berupa :Khuruj fi Sabilillah, Bersilaturahmi, Jaulah, Khidmat

dan Mengamalkan enam sifat sahabat.

2. Media yang digunakan dalam dakwahnya hanyalah menggunakan

komunikasi langsung dan bersilaturahmi, dan sebagai pusat sentral

dakwahnya adalah masjid. Karena dengan bersilaturahmi akan

melahirkan hubungan emosional yang besar, dan selalu terjalin

ikatan yang erat.

63

Page 75: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

64

B. Saran

1. Kepada seluruh anggota Jamaah Tabligh dalam melaksanakan

dakwah jangan pernah ada rasa bosan atau jenuh karena ini

merupakan bagian dari membangkitkan masyarakat supaya selalu

mengamalkan agama. Dan jangan terpaku pada urusan akhirat saja

tapi urusan dunia pun jangan ditinggalkan karena kita tak lepas dan

masih berada di dunia.

2. Kepada KH. Najib Al-Ayyubi dalam menyampaikan dakwahnya apa

salahnya menggunakan media dakwah elektonik, atau media lainnya

yang lebih modern supaya pesan yang disampaikan itu lebih meluas

ke masyarakat. Dan Jamaah Tabligh ini.

Page 76: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

65

DAFTAR PUSTAKA

Abduh, Abu Muhammad Ahmad. Kupas tuntas Jamaah Tabligh 1. Bandung:

Khairu Ummat, 2008.

………….., Kupas Tuntas Jamaah Tabligh 2. Bandung: Khairu Ummat, 2008

……………, Kupas Tuntas Jamaah Tabligh 3. Bandung: Khairu Ummat,

2008

al-Kandalawi, Maulana Muhammad Yusuf. Mudzakarah Enam Sifat Para

Sahabat & Amalan Nurani. Terj. Muzakir Aris dan Musthafa

Sayani. Bandung : Pustaka Ramadhan, 2008.

Amrullah, Ahmad,Dakwah Islamiyah dan Pembaharuan Sosial Yogyakarta:

PLZPM, 1983

An-Nadhr M. Ishaq Shahab. Khuruj fi Sabilillah :Sarana tarbiyah Umat

Untuk Membentuk Siat Imaniyah. Bandung: Pustaka Ramadhan,

2007

Arifin,Muhammad. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1990

at-Timori, Muhammad Qasim. Keutamaan Khuruj fi Sabilillah : keluar Pada

Jalan Allah. Bandung : Pustaka Ramadhan, 2004

Baso, Ahmad dkk. Islam Pribumi: Mendialogkan Agama Membaca Realitas.

Jakarta: Erlangga. 2003

Dahlan Abdul Aziz, Ensiklopedia Tematis Dunia Islam, Jakarta: PT Ichtiar

Baru Van Hoove, 2002

Darmawan, Andi. Metodologo Ilmu Dakwah. Yogyakarta : LESFI, 2002

Hasanuddin, Hukum Dakwah (tinjauan Aspek dalam Berdakwah di Indonesia)

Jakarta: PT. Pedoman Ilmu Jaya, 1996

Majid, Nurcholis. Kaki langit Peradaban Islam. Paramadina: Jakarta1997

Manna’ Khalil al-Qattani, Studi Ilmu Al-Qur’an. Pustaka CitrAntar Nusa:

Bogor 2004

Mansur, Mustofa. Teladan di Medan Dakwah. Solo: era Intermedia, 2000

Muhyyidin, Asep dan Agus Ahmad Safei, Metode Pengembangan Dakwah,

Pustaka Setia: Bandung 2002

Page 77: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

66

Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kalitatif, Rake Sarasin: Yogyakarta

1996

Muni, Muhammad dan Wahyu Illahi Manajemen Dakwah, Jakarta, Prenada

Media, 2004

Natsir, Muhammad. Dakwah dan Pemikirannya Jakarta: Gema Insani press,

1999

Nasution, S. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Tarsito: Bandung

2003

Nomani, Muhammad Manshur. Riwayat Hidup Syaikh Maulana Ilyas Rah. A..

Menggagas dan Mengembangkan Usaha Dakwah Rasulullah SAW.

Terj. Abu Sayyid Akmal. Bandung : Zaadul Ma’ad, ttt.

Shaleh, Abd. Rasyid, Manajemen dakwah Islam, Bulan Bintang: Jakarta1986

Shihab, Quraish. Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu Dalam

Kehidupan Masyarakat, Mizan: Bandung 1998

Siddiq, Syamsuri. Dakwah dan Teknik Berkhutbah Bandung: Al-Maarif, 1981

Syukri, Asumi Dasar-dasar Strategi Dakwah, Al-Ikhlas: Surabaya 1983

Umari, Barnawi. Azas-azas Dakwah Jakarta: Pendidkan Ramadhani, 1996

Winandi, J. Teori Organisasi dan Pengorganisasian Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2006

Zaidan, Abdul Karim. Ushulud Dakwah Bagdad: darul Amar Al-Khathah,

1975

Page 78: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

67

Skripsi

Ali Murtado, “Amar Ma’ru Nahi Munkar Dalam Persepkti Jamaah Tabligh

dan Sayyid Quthub”. Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2009

Deni Mulyana, “Agama dan Masyarakat (studi Kasus Integrasi Sosial Antara

Jamaah Tabligh di Pasar Rebo Dengan Masyarakat Sekitar)”,

Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006

Nasrullah, “Tradisionalisme Dalam Dakwah: Studi Kritik Aktivitas Jamaah

Tabligh Kebon Jeruk” Tesisi S2 Sekolah Pasca Sarjana Universitas

Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005

Page 79: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

Hasil Wawancara

Nama : Drs. KH. Najib Al-Ayyubi

Jabatan : ‘Amir Jamaah Tabilgh

1. Pertama saya ingin tanyakan tentang riwayat hidup kyai mulai dari

sejarah kelahiran kyai, latar belakang pendidikan kemudian

dilanjutkan ke Pengalaman dakwah?

Jawaban : saya laihr 22 Februai 1947, di Jakarta kemudian saya pindah

ke Parung Bogor sekitar tahun 1950-an, dan mulai pendidikan di SDN

Pagi Bogor selama enam tahun disamping itu juga siangnya saya belajar

di Madarsah Diniyah sampai sore selama enam tahun. Setelah lulus saya

lanjutkan ke MTs dan MA di Pondok Pesantren Al-Masturiyah Sukabumi.

Setelah lulus dari Pesantren saya melanjutkan kuliah ke IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 1976 masuk di Fakutas Syariah dan selesai

sampai tahun1982. Pertama kali saya terjun dalam dunia dakwah itu pada

semester 3 saat itu saya masih kuliahsekitar tahun 1979 pada waktu itu

saya di ajak oleh KH. Husain pengasuh Pesantren Daar At-Tafsir Parung,

Bogor saya diperintahkan oleh beliau untuk mengajar sambil berdakwah

di pesantrennya. Sekitar tahun 1980-an saat itu masih kuliah itu ada

“juur” (pertemuan) Jamaah Tabligh yang pertama di Medan di Masjid

India, Jl. Gajah Medandan saya melkukan “Khuruj” selama empat puluh

hari mulai dari Lampung, Palembang dan Padang kemudian kembali ke

Medan di lanjutkan ke Jakarta. Selesai kuliah 1982 mendapatkan amanah

tanah wakaf dari H. Sinen, H. Sulaiman dan H. Hasan kemudian

membangun Pendidikan Yayasan Islam Sunanul Husna di Ciputat

2. Sejak kapan kyai terjun ke dunia dakwah?

Jawaban : yaitu tadi mulai semester 3 waktu kuliah di IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 1979 saya mulai kenal dengan dakwah karena

Page 80: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

ada tamu dari Pakistan, Mesir, Arabkarena KH. Husain pada saat itu

ambil bagian, maka saya diajak oleh beliau.

3. Apa pendapat kyai tentang dakwah?

Jawaban : Dakwah ini memang suatu kewajiban, karena dulu

berkembangnya agama di dunia ini karena adanya dakwah dan para Nabi

dan Rasul oleh Allah SWT itu mereka ditugaskan untuk dakwah

menyampaikan agama.

4. Apa pendapat kyai tentang aktivitas dakwah?

Jawaban: Gerakan atau upaya untuk mengajak kaum muslimin untuk

mengenal Allah SWT meningkatkan iman dan ketaatan kita, berupa

Khuruj fi sabilillah ke luar ke jalan Allah untuk berdakwah

5. Tolong jelaskan latar belakang lahirnya jamaah tabligh?

Jawaban: karena hasil dari pemikira, maksudnya banyak ceramah-

ceramah sekarang ini namun tak ada yang berubah suasana umat Islam

semakin terpuruk, akhlak pun semakin rusak coba kita lihat saja sekarang,

padahal pesantren banyak, orang-orang alim pun banyak yang ceramah

tapi umat Islam ini semakin tersisihkan dan jarang orang-orang yang

mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari oleh karena itu

Maulana Muahmmad Ilyas mendapatkan Ilham dari Allah untuk merubah

metode dakwah menjadi dakwah wa tabligh wa ‘amal (dakwah

menyampaikan dan mengamalkan) selain itu pula dalam sejarah India

dulu karena banyaknya misionaris atau adanya keristenisasi dan

berbaurnya ajaran Islam India dengan ajaran agama Hindu dan Majusi.

6. Siapakah Pendiri Jamaah Tabligh?

Jawaban : Maulana Muhammad Ilyas

Page 81: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

7. Apakah Jamaah Tabligh ini sebuah organisasi?

Jawaban : Tidak, ini bukan organisasi tapi terorganisir. Yang disebut

Nizhom dalam hadits mungkin ini (gerakan iman). Kalau organisasikan

ada ketua, wakil,sekertaris juga bendahara, ini sebenarnya organisasi

seperti ini cara-cara Yahudi dalam Islam ini yang ada Khalifah yaitu

orang yang dituakan oleh jamaah kemudian yang lain itu pembantu-

pembantunya, jadi Jamaah Tabligh ini bukan organisasi karena tidak ada

ketua tidak ada wakil, bendahara ya.. paling ada orang yang dituakan dan

kalau orang tersebut sudah dianggap yang dituakan ya.. jamaah harus

dukung bersama-sama, selama dia ada jalur taat pada Allah dan Rasul-

Nya. Intinya dari hati ke hati.

8. Kapan Jamaah Tabligh datang ke Indonesia?

Jawaban : Ada yang mengatakan tahun 1966 sudah masuk tapi belum

ada sambutan, kemudian pada tahun 1970-an mulai ada sambutan baik

kemudian tahun 1971 dari India dan Pakistan kemudian taun 1974

mulailah adanya tempat khusus di Indonesia yaitu di Masjid Kebon Jeruk

kalau tidak salah sekitar tahun 1974-an dah.

9. Menurut kyai visi dan misi Jamaah Tabligh itu sendiri apa? ?

Jawaban : ya.. pada dasarnya visinya Jamaah Tabligh itu menghidupkan

kembali sunah Rasul SAW dan menghidupkan kembali dakwah sesuai

dengan sunah Rasulullah SAW, dan misinya adalah bagaimana tujuan

terutama umat Islam ini mau mengamalkan agama sesuai dengan sunah

Rasulullah SAW

10. Bagaimana perkembangan Jamaah Tabligh sekarang ini?

Jawaban :ya, sangat pesat sekali, sehingga sekarang ini anggaplah dari

tahun 1970 sampai sekarang sudah 40 tahun sekarang sudah merabah ke

seluruh Indonesia, jadi perkembangan sudah amat pesat bahkan disetiap

desa pasti ada Jamaah Tabligh

Page 82: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

11. Apa saja Bentuk-bentuk kegiatan dakwah kyai di Jamaah Tabligh?

Jawaban : Secara umum Jamaah Tabligh ini sama kegiatannya,pada saat

kita melakukan Khuruj fi Sabilillah dan beri’tiqaf di masjid diadakan

Bayan setiap ba’da shalat Subuh, Magrib dan Isya selepas itu diadakan

Musyawarah program harian, karena ini adalah termasuk sunah

Rasululla SAW, kemudian menentukan program dan petugas-petugas

terutama untuk pembacaan Ta’lim dari kitab Fadhilah ‘Amal yang

dibacakan setelah shalat fardu dan dhuha sampai waktu dzuhur semua ini

ditentukan dalam musyawarah, dan khusus bagi mereka yang I’tiqaf itu

ada mudzakarah yang dibicarakan adalah enam sifat sahabat dan sunah-

sunah rasul pastinya, seperti bagaimana cara hidup nabi mulai dari

bangun tidur sampai nabi tidur dan setelah. Menjelang magrib ada

namanya program keliling atau Jaulah dari pintu ke pintu untuk

menyampaikan kalimat Thayibah “Laa ilaha illa Alah Muhammadu

Rasulullah”sebenarnya keliling itu bukan sekedar mengundang ke masjid

tapi kita tadzkirah tadzakir disitu dan membrikan peringatan kepada

mereka menyampakan agama Allah, karena manusiakan sering lupa ya,

kita memperingatkan. Kemudian ba’da Magrib ada Bayan, istilah bayan

ceramah Bayan itu sendiri diambil dari al-Qur’an di Surah ar-Rahman

ayat ke empat “’allamahul Bayan” sampai menjelang Isya, kemudian

ba;da Isya dilanjutkan lagi Bayannya dan mudzakarah bagi anggota

jamaah tabligh ada pembinaan kedalam. Setrelah itu istirahat.

Diharapkan bagi anggota Jamaah Tabligh bangun untuk shalat Tahajud

dan setelah Subuh nanti ada Bayan lagi. Itu program-progmnya.

Disamping program-program itu ada namanya program kunjungan atau

Silaturahim secara khusus ke rumah para sepuh, ulama, pejabat, atau

siapa saja itu istilahnya silaturahmi khususi kalau yang tadi sebelum

Magrib “Jaulah” itu silaturahim umum.

Page 83: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

12. Apa materi yang disampaikan?

Jawaban : Inti dari pada materi sebagaimana Nabi dan Rasul, Akidah

dan Keimanan, sebab itulah yang menjadi pokok dalam Islam, beragama

itu harus ada keimanan dan keyakinan, bagaimana umat ini agar iman

yang tidak cacat, itu yang diharapkan, kalau masalah amal-amal itu

silahkan dengan guru masing-masing tapi yang sering kita sampaikan

banyak itu iman dan bagaimana pentingnya shalat, pentingnya ilmu,

pentingnya ingat kepada Allah SWT, pentingnya bagaimana menjalin

kerukunan, keharmonisan dalam arti saling memuliakan terhadap umat

Islam kemudian kita sampaikan kepada mereka bagaimana kebersihan

hati hanya untuk taat kepada Allah dan disamping itu terakhir kita

sampaikan bahwa pikir umat supaya bagaimana kita melapangkan masa

untuk dakwah menginagat Allah. Itu diantaranya materi yang kita

sampaikan kepada mereka.

13. Media apa yang digunakan kyai dalam berdakwah?

Jawaban : lebih banyak adalah dengan komunikasi langsung kita tidak

banyak menggunakan media elektronik, media masa itu hanya sekedar

saja, karena setiap kita mengadakan pertemuan-pertemuan tidak pernah

menggunakan semacam radio, televise kenapa? Ya, karena yang

diharapkan dalam dakwah ini adalah pengorbanan diri, yang

menyampaikan dan yang mendengarnya, ya intinya lebih banyak dengan

komunikasi langsung dan silaturahmi.

14. Apa istilah dari Khuruj fi Sabilillah dengan jumlah tiga hari, empat puluh

hari dan empat bulan?

Jawaban : Maksud dari yang demikian Training, ya semua orang yang

mau bekerja pasti ada trainingnya, nah tiga hari ini untuk pemula awal

atau yang baru bergabung di Jamaah Tabligh. Dan kenapa juga harus

keluar-keluar Negeri segala, sekarang orang dalam berbisnis kalau dia

ingin bisnisnya ingin sekedar cukup ini saja ya sudah ga usah kemana-

Page 84: AKTIVITAS DAKWAH KH. NAJIB AL-AYYUBI DI JAMAAH TABLIGH

mana tapi kalau kita keluar ke daerah-daerah lain maka akan terus

berkembang. Tujuannya itu kita hanya belajar dan mengajar maksudnya

apa yang kita dapat di luar sana kita terapkan di dalam negri. Khususnya

belajar untuk dakwah.

Dari tiga hari itu kita bisa membaginya dalam hidup kita dalam sebulan

10 % kita dakwahkan, empat puluh hari 10% dari setahun hidup kita,

sedangkan empat bulan 10% dari seumur hidup kita.

Nah, kenapa juga harus keluar ke India, Pakistan sana, Allah sudah

takdirkan diakhir jaman itu Allah bangkitkan kembali dan menghidupkan

kembali dakwah ulama-ulama dari India, Pakistan sebagaimana dulu

Islam dating ke Indonesia kan dari Gujarat untuk berdagang tapi tujuan

mereka adalah berdakwah dan ulama-ulama yang digunakan di Pesantren

itu kitab-kitabnya banyak yang dari India seperti kitab Fathul Mu’in

pengarangnya adalah orang India, termasuk Tuan Syaikh Abdul Qadir

Jailani, Imam Ghazali itu orang India.

Tangerang Selatan, 23 Juli 2010

Drs. KH. Najib Al-Ayyubi