disparitas sosio-religius komunitas jama’ah tabligh …

110
DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH (Studi Kasus Komunitas Jama’ah Tabligh Dengan Warga di Kelurahan Bontolebang Kecamatan Mamajang Kota Makassar). SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh: HASBIAH JAMALUDDIN 105381100117 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH

(Studi Kasus Komunitas Jama’ah Tabligh Dengan Warga di Kelurahan

Bontolebang Kecamatan Mamajang Kota Makassar).

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Program Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

HASBIAH JAMALUDDIN

105381100117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 2: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

ii

Page 3: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

iii

Page 4: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

iv

Page 5: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

v

Page 6: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

vi

ABSTRAK

HASBIAH JAMALUDDIN. 2021. Disparitas Sosio-Religius komunitas jama‟ah

tabligh (Studi Kasus Komunitas Jama‟ah Tabligh Dengan Warga di Kelurahan

Bontolebang Kecamatan Mamajang Kota Makassar). Skripsi. Dibimbing oleh

Muhammad Nawir, pembimbing I dan Jamaluddin Arifin, pembimbing II

Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui. Disparitas Sosio-Religius

komunitas jama‟ah tabligh (Studi Kasus Komunitas Jama‟ah Tabligh Dengan

Warga di Kelurahan Bontolebang Kecamatan Mamajang Kota Makassar). Jenis

penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskripsi kualitatif, yang

menggambarkan secara deskriptif mengenai disparitas Sosio-Religius komunitas

jama‟ah tabligh (Studi Kasus Komunitas Jama‟ah Tabligh Dengan Warga di

Kelurahan Bontolebang Kecamatan Mamajang Kota Makassar). Penentuan

informan melalui Snowball Sampling. Adapun yang menjadi informan yaitu

masyarakat Kelurahan Bontolebang, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar.

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara,

dokumentasi dan teknik keabsahan data yaitu triangulasi sumber data.

Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat Kelurahan Bontolebang

berpandangan terhadap disparitas Sosio-Religius komunitas jama‟ah tabligh

(Studi Kasus Komunitas Jama‟ah Tabligh Dengan Warga di Kelurahan

Bontolebang Kecamatan Mamajang Kota Makassar). Mulai dari perkembangan

komunitas Jama‟ah tabligh di Kelurahan Bontolebang serta masyarakat

mengatakan dengan adanya komunitas jama‟ah tabligh ini membuat kami merasa

tidak nyaman dan kami merasa ketakutan karena kami menilai komunitas jama‟ah

tabligh ini penampilannya mirip dengan terorispada umumnya. Dari hasil

wawancara dengan masyarakat peneliti tidak menemukan data yang melandasi

ungkapan yang seperti di katakan oleh masyarakat dalam wawancara. Jadi

pandangan masyarakat terhadap disparitas Sosio-Religius komunitas jama‟ah

tabligh (Studi Kasus Komunitas Jama‟ah Tabligh Dengan Warga di Kelurahan

Bontolebang Kecamatan Mamajang Kota Makassar). masih bersifat penafsiran

masyarakat saja.

Kata kunci: disparitas, Sosio-Religius, komunitas jama‟ah tabligh.

Page 7: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

vii

ABSTRACT

HASBIAH JAMALUDDIN. 2021. Socio-Religious Disparity between the

tablighi jama‟ah community and residents in the Bontolebang sub-district,

Mamajang sub-district, Makassar city. Thesis. Supervised by Muhammad Nawir,

supervisor one and Jamaluddin Arifin, supervisor for two study programs of

sociology education, faculy of teacher training and education at the University

Muhammadiyah Makassar.

This study aims to determine. Socio-Religious Disparity of the Tablighi

Jama'ah Community (Case Study of the Tablighi Jama'ah Community with

Residents in Bontolebang Village, Mamajang District, Makassar City). The type

of research used is a qualitative descriptive type of research, which describes

descriptively the Socio-Religious disparity of the Tablighi Jama'ah community

(Case Study of the Tablighi Jama'ah Community with Residents in Bontolebang

Village, Mamajang District, Makassar City). Determination of informants through

Snowball Sampling. The informants are the people of Bontolebang Village,

Mamajang District, Makassar City. Data collection techniques used are

observation, interviews, documentation and data validity techniques, namely

triangulation of data sources.

The results showed that the people of Bontolebang Village had a view of

the Socio-Religious disparity of the Tabligh Jama'ah community (Case Study of

the Tablighi Jama'ah Community with Residents in Bontolebang Village,

Mamajang District, Makassar City). Starting from the development of the Jama'ah

Tabligh community in Bontolebang Village and the community said that the

existence of the Jama'ah Tabligh community made us feel uncomfortable and we

felt scared because we judged that the Jama'ah Tabligh community looked similar

to terrorists in general. From the results of interviews with the community, the

researchers did not find any data that underlies the expressions that were said by

the community in interviews. So the public's view of the Socio-Religious disparity

of the Tablighi Jama'ah community (Case Study of the Tablighi Jama'ah

Community with Residents in Bontolebang Village, Mamajang District, Makassar

City). It's still a matter of public interpretation.

Keywords: disparity, socio-religious, tabligh jama'ah community.

Page 8: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

viii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

Orang yang mampu belajar dari kesalahan adalah orang yang berani untuk

sukses.

Persembahanku:

Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai kado terindah untuk ibunda

Syamyani tercinta dan orang yang selalu membantu saya dari suka dan duka

Agung Riono serta seluruh keluargaku yang senantiasa tak henti mengiringi dalam

doa saudara-saudaraku yang telah memberikan kasih sayang tak terbatas.

Page 9: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, atas segala

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

walaupun dalam bentuk yang sederhana. Berbagai kendala dan tantangan yang

dihadapi dalam penyelesaian skripsi ini memberi hikmah yang bermanfaat bagi

diri penulis dan menuntut penulis untuk berbuat lebih baik dimasa yang akan

datang.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang

diperoleh sehingga dalam penyusunan skripsi ini banyak mendapat bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Dengan rasa hormat dan kerendahan hati, penulis

mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada ayahanda ibunda

SYAMYANI yang telah mendidik dan membesarkan penulis dengan penuh rasa

cinta dan kasih sayang tulus serta memberikan motivasi dan doa demi mencapai

keberhasilan penulis dalam menempuh cita-cita, serta orang yang selalu

membantu saya dari suka dan duka Agung Riono serta teman-temanku khususnya

kelas A pendidikan sosiologi dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu).

Page 10: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

x

Dengan penuh kerendahan hati tak lupa penulis menyampaikan terima

kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

Ibunda Syamyani tercinta, yang telah mendidik dan membesarkan dan

memberikan pengorbanan mulia demi masa depan serta senantiasa berdoa yang

menjadi penerang langkah penulis dalam mencapai cita-cita.

Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Bapak Drs. H. Nurdin, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

dan Bapak Kaharuddin, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Sekretaris Jurusan Pendidikan

Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Bapak Dr. Muhammad Nawir, M.Pd. Pembimbing I dan Bapak Dr.

Jamaluddin Arifin, M.Pd. Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu

untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Segenap dosen Jurusan Sosiologi FKIP Universitas Muhammadiyah

Makassar atas bekal ilmu yang telah diberikan kepada penulis sejak pertama

menjadi mahasiswa.

Orang yang selalu membantu saya dari suka dan duka Agung Riono serta

teman-temanku khususnya kelas A pendidikan sosiologi tersayang yang

senantiasa mendukung penulis dalam penyelesaian studi.

Page 11: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

xi

Seluruh keluarga besarku atas bantuan dan doa restu kepada saya dan

segenap rekan-rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Sosiologi khususnya

angkatan 2017 terima kasih atas keikhlasan dan kerjasama selama mengikuti

perkuliahan.

Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam kelancaran

penyusunan skripsi ini, semoga bantuan dan dukungannya mendapat balasan

yang setimpal dari Allah Swt.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, kritik

dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan

skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan

Hanya Allah Rabbil Alamin yang dapat memberikan imbalan setimpal.

Semoga aktivitas kita senantiasa bernilai ibadah disisi-Nya, Amin.

Billaahi fiisabiililhaq fastabiqulkhaerat, wassalamu‟alaikum wr. wb.

Makassar, 23 Agustus 2021

HASBIAH JAMALUDDIN

Page 12: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN SKRIPSI ............................ iv

LEMBAR PERJANJIAN KEASLIAN PENULISAN SKRIPSI ............................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6

E. Defenisi Operasional ............................................................................ 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 9

A. Kajian Konsep ...................................................................................... 9

B. Kerangka Pikir ..................................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 32

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian........................................................... 32

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 33

C. Fokus Penelitian ................................................................................... 33

D. Informan Penelitian .............................................................................. 34

E. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 35

F. Instrumen Penelitian............................................................................. 36

Page 13: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

xiii

G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 37

H. Teknik Analisi Data ............................................................................. 38

I. Teknik Keabsahan Data ....................................................................... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .............................. 41

A. Sejarah Singkat Kelurahan Bontolebang ............................................. 41

B. Keadaan Geografis ............................................................................... 41

C. Kondisi Demografi Berdasarkan Mata Pencaharian ............................ 42

D. Tingkat Pendidikan .............................................................................. 44

E. Kondisi Sosial Budaya, Ekonomi, dan Agama .................................... 45

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 47

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 47

B. Pembahasan .......................................................................................... 59

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 73

A. Simpulan .............................................................................................. 73

B. Saran ..................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 75

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 78-94

RIWAYAT HIDUP ..........................................................................................

Page 14: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pesamaan dan Perbedaan Penelitian Relevan ................................ 29

Tabel 4.1 klarifikasi kondisi demografi berdasarkan mata pencarian .............. 43

Tabel 4.2 klarifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin .................. 43

Tabel 4.3 jumlah fasilitas pendidikan .............................................................. 44

Tabel 4.4 jumlah masyarakat berdasarkan pendidikan .................................... 44

Tabel 4.5 ketersediaan sarana ibadah ............................................................... 46

Page 15: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir.............................................................................. 32

Gambar 4.1 Gambar 4.1 Letak Kelurahan Bontolebang .................................. 42

Page 16: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian terkait disparitas sosial telah banyak dikaji oleh para ahli

sosiologi dan ilmuan lain terkait dengan kajian disparitas sosio-religius juga telah

dikaji oleh kaum cendikia dan agamawan.

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa adanya

orang lain. Dalam menjalin sebuah kehidupan individu membentuk sebuah

kelompok di mana dalam sebuah kelompok menjalin sebuah komunikasi atau

sebuah interaksi dengan individu lainnya. Sebuah kelompok diikat oleh norma

dan memiliki tujuan yang sama.

Hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi telah dilindunggi

dalam Undang-Undang Dasaar (UUD) 1945, pasal 28F bahwa “setiap orang

berhak berkomunikasi dan memperoleh informasi serta berhak untuk mencari,

memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi

dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”.

Sejak zaman Rasulullah Saw hingga hari ini, pada setiap masa dakwah

dan peyebaran agama dilaksanakan secara terus-menerus dengan mengikut

manhaj beliau. Para sahabat, para tabi‟tabi‟in, para „ulama, para hadits, para

fuqaha, para ahli kelam dan para shalihin telah mengembangkan dakwah Islam

Page 17: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

2

pada zaman mereka, menurut kepandaian dan kemampuan mereka masing-

masing.

Komunitas Jama‟ah Tabligh adalah sebuah jama‟ah islamiyah yang

dakwahnya berpijak pada penyampaian tentang fadhail amal (keutamaan-

keutamaan ibadah) kepada setiap orang yang dapat dijangkau. Jama‟ah ini

menekankan kepada setiap pengikutnya untuk menjauhi bentuk-bentuk kepartaian

dan juga masalah-masalah dalam perpolitikan.

Salah satu bentuk dakwah komunitas jama‟ah tabligh adalah melalui

ceramah, ceramah merupakan salah satu metode dakwah yang bertujuan untuk

memberikan nasihat dan petunjuk sementara audien bertindak sebagai pendengar.

Metode dakwah mereka termasuk dalam kategori dakwah al-qawliyyah (oral),

yaitu dakwah yang berbentuk ucapan atau lisan yang dapat didengar oleh mitra

dakwah (dakwah bi al-lisan).” Dalam menyampaikan dakwahnya mereka berpijak

kepada bentuk targhib (meningkatkan).

Mereka mempunyai gagasan yang sangat sederhana namun sangat

penting bagi kehidupan umat Islam, yaitu memindahkan kehidupan agama ke

dalam masjid untuk beberapa hari kemudian membawa kehidupan itu keluar

dalam kehidupan nyata.

Telah dipahami bahwa masyarakat dan agama saling pengaruh dan

mempengaruhi satu sama lain, hal ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa setiap

kelompok masyarakat memiliki karakteristik keagamaan yang berbeda, meskipun

mereka menganut agama yang sama. Fakta yang menarik untuk dikaji dalam hal

Page 18: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

3

ini komunitas jama‟ah tabligh salah satunya bahwa keanggotaannya terdiri dari

berbagai lapisan sosial dan bahkan berbagai mazhab dan organisasi.

Allah SWT erfirman dalam Al-ura‟an surah Al-Maidah ayat 67:

إن لم تفعل فما بلغت بك سل بلغ ما أوزل إليك مه ر ا ٱلز أي ي

ل يعصمك مه ٱلىاس إن ٱلل ٱلل فزيه رسالتۥ ٱل ٱل ي

{٧٦}

Terjemahan: “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu

dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu,

berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu

dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk

kepada orang-orang yang kafir.”

Komunitas Jama‟ah tabligh secara ketat berusaha melaksanakan ajaran

Islam secara kaffah dalam kehidupan mereka, dengan jalan menghidupkan

kembali amalan-amalan (tradisi) yang menurut persepsi mereka telah dicontohkan

oleh Rasulullah dan para ulama pada masa lampau. Ritual tetap menjadi suatu

topik yang penting, dalam kajian keagamaan, baik dimengerti sebagai simbol aksi

tertentu, dan suatu bentuk dari tingkah laku khusus, atau suatu praktek budaya

khusus tertentu. Ritual semakin dianggap memiliki peranan dalam membentuk

pribadi individu dan dunia sosial.

Semua warga masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama dapat

diartikan sama dengan hidup bersama dalam suatu tatanan pergauluan dan

keadaan ini akan tercipta apabila manusia melakukan hubungan.

Page 19: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

4

Masyarakat di Kota Makassar merupakan masyarakat multikultural dan

sebagian besar penduduknya beragama Islam salah satunya di Kelurahan

Bontolebang Kecamatan Mamajang. Masyarakat di kelurahan Bontolebang

mempunyai keyakinan agama yang sangat kuat sehingga mereka tidak begitu

percaya dengan apa yang disampaikan oleh seorang yang terkait dengan religius.

Kelurahan Bontolebang yang terdapat di kecamatan Mamajang terdapat

komunitas yang berfokus pada mengajak umat Islam sebagai mana di praktekkan

oleh Nabi selama hidup Nabi Muhammad SAW, khususnya dalam hal ritual,

pakaian, dan prilaku pribadi. Kelompok–kelompok tersebut bernama jama‟ah

tabligh.

Di kelurahan Bontolebang terdapat komunitas jama‟ah tabligh beberapa

di antaranya komunitas jama‟ah tabligh berasal dari keluran Bontolebang mereka

selalu melakukan dakwa dari rumah kerumah masyarakat.

Harapan komunitas Jama‟ah Tabligh menyampaikan dakwahnya pada

masyarakat agar masyarakat lebih menjalankan ajaran agama dengan baik, dan

sesuai syariat islam. Dalam melakukan dakwanya komunitas jama‟ah tabligh

sangat bersemangat untuk menyampaikan kepada masyarakat ajaran-ajaran yang

dibawakan oleh Nabi Muhammad Saw. Komunitas Jama‟ah tabligh terus

melakukan dakwanya dari rumah kerumah masyarakat, agar lebih meyakinkan

masyarakat bahwa apa yang didakwakan oleh komunitas jama‟ah tabligh benar

dari ajaran dari Nabi Muhammad Saw.

Page 20: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

5

Kenyataan menunjukkan bahwa komunitas jama‟ah tabligh di tengah-

tengah masyarakat kelurahan Bontolebang menyebabkan perbedaan pandangan

masyarakat, sebagian besar masyarakat berpandangan bahwa komunitas jama‟ah

tabligh membawa sebuah dogma tentang agama sehingga masyarakat

berpandangan terhadap dogma yang akan di sampaikan oleh komunitas jama‟ah

tabligh akan menimbulkan sebuah konflik dan membawa sebuah aliran sesat. Dan

sebagian besar masyarakat menjadi takut dan menjauhi komunitas jama‟ah

tabligh. Sebagian besar masyarakat berpandangan bahwa komunitas jama‟ah

tabligh adalah teroris karena masyarakat melihat dari media TV di mana terjadi di

Sulawesi Tengah ada komunitas yang sama persis komunitas jama‟ah tabligh

yang mebawa sebuah dogma. Komunitas tersebut berasal dari Sulawesi Tengah di

kenal dengan Komunitas Mujahidin yang di ketuai oleh Santoso.

Penulis memilih lokasi penelitian ini di Kelurahan Bontolebang

Kecamatan Mamajang Kota Makassar karena penulis melihat ada komunitas

jama‟ah tabligh di kelurahan tersebut sehingga penulis lebih mudah mendapatkan

informan.

Dari uraian di atas penulis tertarik melakukan sebuah penelitian yang

berjudul Disparitas Sosio-Religius (Studi Kasus Komunitas Jama‟ah Tabligh

Dengan warga di Kelurahan Bontolebang Kecamatan Mamajang Kota Makassar).

Alasan penulis tertarik melakukan penelitian tersebut karena penulis inggin

mengetahui bagaimana eksistensi komunitas jama‟ah tabligh dan bagaimana

bentuk disparitas komunitas jama‟ah tabligh dengan penduduk sekitar maupun

dampak disparitas komunitas jama,ah tabligh dengan penduduk sekitar.

Page 21: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah pada

pokok penelitian ini adalah :

1. Bagaimana eksistensi disparitas Sosio-Religius komunitas Jama‟ah Tabligh

di Kelurahan Bontolebang Kecamatan Mamajang Kota Makassar ?

2. Bagaimana bentuk disparitas Sosio-Religius komunitas jama‟ah Tabligh

dengan warga di Kelurahan Bontolebang ?

3. Bagaimana dampak disparitas Sosio-Religius terhadap komunitas jama‟ah

Tabligh dengan warga di Kelurahan Bontolebang ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui eksistensi disparitas Sosio-Religius komunitas Jama‟ah

Tabligh di Kelurahan Bontolebang Kecamatan Mamajang Kota Makassar.

2. Untuk mengetahui bentuk disparitas Sosio-Religius komunitas Jama‟ah

Tabligh dengan warga di Kelurahan Bontolebang.

3. Untuk mengetahui dampak disparitas Sosio-Religius terhadap komunitas

Jama‟ah tabligh dengan warga di Kelurahan Bontolebang.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan bisa melengkapi khazana keilmuan serta dapat

menjelaskan permasalahan mengenai Disparitas Sosio–Religius (Studi Kasus

Komunitas Jama‟ah Tabligh Dengan Penduduk Sekitar di Kelurahan Bontolebang

Kecamatan Mamajang Kota Makassar). Sehingga memberikan sumbangsi pada

kajian ilmu sosiologi seperti sosiologi agama.

Page 22: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

7

2. Manfaat Praktis

a. Bagi masyarakat muslim penelitian ini di jadikan bahan referensi dan

pertimbangan mengenai disparitas Sosio-Religius komunitas jama‟ah tabligh.

b. Bagi komunitas jama‟ah tabligh penelitian ini di jadikan bahan

pertimbangan sebelum melakukan dakwah.

c. Bagi lembaga terkait penelitian ini di harapkan Sebagai sumbangsi

pemikiran untuk di terapkan dalam lembaga agama

d. Bagi peneliti penelitian ini dapat di jadikan kajian dan referensiagi

akademisi untuk penelitian akan datang yang berkaitan dengan penelitian ini.

Sehingga dapat melahirkan penelitian perluasan.

E. Defenisi Oprasional

1. Disparitas Sosial-Realigius adalah identifikasi masalah yang dilakukan

manusia sebagai jarak makhluk sosial yang memiliki perhatian pada

sekelilingnya. Sedangkan pengertian Sosio-Realigius adalah cabang ilmu yang

mempelajari peran, sejarah, perkembangan masyarakat. Dalam sosiologi agama

nilai kebenaran dan filsafat serta menjadikan agama sebagai alat kontrol untuk

bisa menjauhkan dari kejahatan.

2. Komunitas Jama‟ah Tabligh merupakan gerakan dakwah yang berpijak

pada penyampaian (tabligh) secara berjmaah dengan materi tentang keutamaan-

keutamaan ajaran islam kepada setiap orang yang ditemuinya. Serta berfokus

mengajak umat islam untuk kembali mempraktikkan islam sebagimana di pada

Zaman Nabi Muhammad Saw.

Page 23: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

8

3. Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terjalin erat karena sistem

tertentu, masyarakat saling berhubungan antara satu sama lain yang membentuk

suatu kesatuan.

Page 24: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Konsep

1. Konsep Disparitas Sosial

a. Pengertian disparitas sosial

Kata disparitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan

perbedaan atau jarak. Disparitas memiliki arti yang sama dengan ketimpangan

sosial dimana ketimpangan sosial diartikan sebagai kondisi ketidak seimbangan

atau jarak yang terjadi di tengah-tengan masyarakat yang disebabkan oleh adanya

perbedaan status sosial. Sebab ketimpangan sosial dapat dikatakan sebagai suatu

masalah sosial karena adanya ketidak adilan dalam memberikan kontribusi kepada

masyarakat dari berbagai aspek kehidupan.

Menurut Haughton, (2009) mendefenisikan disparitas sosial sebagai

bentuk ketidak adilan yang terjadi dalam proses pembangunan sedangkan menurut

Chaniago, (2009) ketimpangan sosial sebagai buah dari pembangunan yang

berfokus pada ekonomi dan melupakan aspek sosial.

Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan pengertian Disparitas

sosial adalah identifikasi masalah yang dilakukan manusia sebagai jarak makhluk

sosial yang memiliki perhatian pada sekelilingnya.

b. bentuk disparitas sosial yaitu:

1). ketimpangan pengembangan diri manusia.

2). ketimpangan antara Desa dan Kota.

3). ketimpangan antar wilayah dan sub wilayah.

Page 25: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

10

4). ketimpangan antar golongan sosial ekonomi.

5). ketimpangan penyebaran aset.

6). ketimpangan antar sektor ekonomi.

c. Faktor-faktor penyebab ketimpangan sosial di bagi menjadi dua yaitu:

1). Faktor internal merupakan faktor-faktor dalam diri seseorang. Faktor ini

berupah rendahnya kualitas sumber daya manusia yang disebabkan oleh tingkat

pendidikan atau keterampilan yang rendah, kesehatan yang rendah serta adanya

hambatan budaya (budaya kemiskinan).

2). Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar kemampuan

seseorang. Hal ini bisa berupa birokrasi atau kebijakan pemerintah yang

membatasi akses seseorang.

d. Dampak ketimpanganm sosial yaitu:

1). Dampak positif ketimpangan sosial dapat meminilisir mental individu

yang cepat puas supaya terdorong untuk mendistribusikan diri yang jauh lebih

baik. Mengajrkan mengenai tentang kehidupan yang sangat beragam supaya bisa

menerapkan kehidupan.

2). Dampak negatif sosial menjadi sebuah permasalahan kompleks yang dapat

berdampak negatif bagi masyarakat. Dampak ketimpangan sosial di masyarakat

bisa berupa kualitas pendidikan masyarakat yang semakin rendah, tingkat

kriminalitas semakin tinggi, kemiskinan, dan dekadensi moral.

Page 26: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

11

2. Konsep Religiusitas

a. Pengertian Disparitas Religiusitas

Secara etimonologi kuno, religi berasal dari bahasa latin “religio” yang

akar katanya adalah “re” dan “ligare” yang mempunyai arti mengikat kembali.

Hal ini berarti dalam dalam religi terdapat aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban

yang harus dipenuhi dan mempunyai fungsi untuk mengikat diri seseorang dalam

hubungannya dengan sesama, alam dan tuhan.

Realigius berasal dari bahasa latin “ relegare” yang berarti mengikat

secara erat atau ikatan bersama. Religiusitas adalah sebuah ekspresi spritual

seseorang yang berkaitan dengan sistem keyakinan, nilai, hukum, yang berlaku

dan ritual.

Menurut Jalaluddin, (2001:89) religiusitas merupakan suatu keadaan yang

ada dalam diri seseorangyang mendorong untuk bertingkahlaku sesuai dengan

ketaatan terhadap agama sedangkan menurut Fetzer, (1999) juga mendefenesikan

realigiusitas adalah sesuatu yang lebih menitik beratkan pada masalah perilaku,

sosial, dan merupakan sebuah doktrin dari setiap agama ataupun golongan.

Doktrin yang dimiliki oleh setiap agama wajib diikuti oleh setiap pengikutnya.

Pengertian religiusitas adalah suatu sistem yang kompleks dari

kepercayaan keyakinan dan sikap-sikap dan upacara yang menghubungkan

individu dengan satu keberadaan atau kepada sesuatu yang bersifat ketuhanan.

Realigiusitas adalah suatu kesatuan unsur-unsur yang komprehensif, yang

menjadikan seseorang disebut sebagai orang beragama dan bukan sekedar

mengaku mempunyai agama. Realigiusitas meliputi pengetahuan agama,

Page 27: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

12

keyakinan agam, pengalaman ritual agama, pengalaman agama, perilaku

(moralitas) agama, dan sikap sosial keagamaan. Dalam islam, religiusitas pada

garis besarnya tercermin dalam pengalaman akidah,syariah dan akhlak, atau

dengan ungkapan lain. Iman, islam, dan ihsan bila semua unsur itu telah dimiliki

oleh seseorang, maka dia itulah insan beragama yang sesungguhnya.

Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan religiusitas adalah suatu

hubungan manusia dengan Allah Swt. Yang membuat manusia memiliki ikatan

keyakianan yang harus di terapakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat

memenuhi kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.

b. Dimensi-dimensi religiusitas menurut Djamaluddin menyebutkan ada 5

macam beragama yaitu :

1) Dimensi Keyakinan

Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan dimana orang religius

berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui keberanan

doktrin-doktrin tersebut.

2) Dimensi Praktik Agama

Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan dan hal-hal yang

dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang di anutnya.

Praktik-praktik keagamaan ini terdiri atas dua kelas penting yaitu: Ritual,

mengacu pada seperangkat ritus, tindakan keagamaan formal dan praktek-praktek

suci yang semua mengharapkan para pemeluk melaksanakan ketaatan dan ritual

bagaikan ikan dengan air, meski ada perbedaan penting.

Page 28: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

13

3) Dimensi penghayatan

Dimensi ini berisi dan memperhatikan fakta bahwa semua agama

mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, meski tidak tepat jika dikatakan

bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada suatu waktu akan mencapai

pengetahuan subjek dan langsung mengenai kenyataan terakhir (kenyataan

terakhir bahwa ia akan mencapai suatu kontak dengan kekuatan supernatural).

4) Dimensi pengetahuan Agama

Dimensi ini mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang

beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-

dasar keyakinan, kitab suci dan tradisi-tradisi.

5) Dimensi pengalaman dan konsekwensi, konsekwensi komitmen agama

berlainan dari keempat dimensi yang sudah dibicarakan.

Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan

keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari kehari.

Berdasarkan aspek-aspek yang terdapat pada Glock dan Strar, yaitu dimensi

keyakinan, dimensi praktik agama ritual, dimensi penghayatan, dimensi

pengetahuan agama, dimensi pengalaman dan konsekwensi.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi religiusitas ada dua yaitu:

1) Faktor internal

Perkembangan realigiusitas selain ditemukan oleh faktor ekstern juga

ditemukan oleh faktor intern seseorang. Seperti halnya aspek kejiwaan lainnya,

maka para ahli psikologi agama mengemukakan berbagai teori berdasarkan

pendekatan masing-masing. Tetapi, secara garis besarnya faktor-faktor yang ikut

Page 29: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

14

berpengaruh terhadap perkembangan religiusitas antara lain adalah faktor

hereditas, tingkat usia, kepribadian dan kondisi kejiwaan seseorang.

a) Faktor hereditas

Jiwa keagamaan memang bukan cara langsung sebagai faktor

bawaanyang diwariskan secara turun temurun, melainkan terbentuk dari berbagai

unsur kejiwaan lainnya yang mencakup kognitif, efektif dan konatif. Selain itu

Rasulullah juga menganjurkan untuk memilih pasangan hidup yang baik dalam

membina rumah tangga, sebab menurut beliau keturunan berpengaruh.

b) Tingkat usia

Berbagai penelitian psikologi agama menunjukka adanya hubungan

tingkat usia dengan kesadaran beragama, meskipun tingkat usia bukan satu-

satunya faktor penentu dalam kesadaran beragama seseorang. Yang jelas,

kenyataan ini dapat dilihat dari adanya perbedaan pemahaman agama pada tingkat

usia.

c) Kepribadian

Sebagian identitas diri (jati diri) seseorang yang sedikit banyaknya

menampilkan ciri-ciripembeda dari individu lain di luar dirinya. Dalam kondisi

normal, memang secara individu manusia memiliki perbedaan dalam kepribadian.

Perbedaan ini diperkirakan berpengaruh terhadap aspek-aspek kejiwaan temasuk

kesadaran beragama.

d) Kondisi kejiwaan

Banyak kondisi kejiwaan yang tak wajar seperti schzoprenia, paranoia,

maniac, dan infantile autisme. Tetapi yang penting dicermati adalah hubungannya

Page 30: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

15

dengan perkembangan kejiwaan agama. Sebab bagaimanapun seseorang yang

menginap schzopreniaakan mengisolasi diri dari kehidupan sosial serta

persepsinya tentang agama akan dipengaruhi oleh halusinasi.

2) Faktor Eksternal

Faktor ekstern yang dinilai berpengaruh dalam religiusitas dapat dilihat dari

lingkungan dimana seseorang itu hidup. Umumnya lingkungan tersebut dibagi

menjadi tiga bagian yaitu :

a) Lingkungan keluarga

Keluarga merupakansatuan sosial yang paling sederhana dalam

kehidupan manusia. Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama kali yang

dikenal setiap individu.

b) Lingkungan institusional

Melalui kurikulum, yang berisi materi pengajaran, sikap dan

keteladanan guru sebagai pendidik serta pergaulan antar teman di sekolah dinilai

berperanpenting dalam menanamkan kebiasaan yang baik.

c) Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat bukan merupakan lingkungan yang

mengandung unsur tanggung jawab, melainkan hanya merupakan unsur pengaruh

lebih besar dalam perkembangan jiwa keagamaan, baik dalam bentuk positif

maupun negatif.

3) Konsep Jama‟ah Tabligh

Mesjid Aisyah selalu ada kegiatan-kegiatan keagamaan. Apalagi setiap

kamis laki-laki berkumpul di mesjid Aisyah, mereka dengan khusyuk mengikuti

Page 31: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

16

ceramah yang disampaikan seorang ustadz. Ada yang berpakaian koko,warna-

warni dan berkopiah haji putih. Ada pula yang berpakaian gamis, baju panjang

yang biasa dipakai orang Arab. Hampir semua mereka memanjangkan jenggot

dan mencukur kumis. Tapi mereka penuh dengan senyuman dan menyapa setiap

orang.

Begitu sampai di tempat dakwah, mereka menyebar keluar masuk di

lorong-lorong dan warung-warung sambil tetap berzikir kepada Allah Swt.

Dengan tenang mereka mengajak orang untuk mendengarkan ceramahnya. Usai

ceramah orang-orang di ajari cara berwudhu, tata cara sholat, dan membaca Al-

Fatihah serta ayat-ayat Al-Qur‟an. Sebelum tugas dakwah selesai, anggota

Jama‟ah Tabligh mengajak masyarakat setempat melakukan dakwah ketempat

lain. “kalian adalah sebaik-baiknya ummat yang di turunkan ketengah-tengah

masyarakat,” tertulis dalam Al-Qur‟an surat Ali Imran, ayat 110 yang dijadikan

pedoman mereka.

3. Pengertian komunitas jama’ah tabligh

a. Pengertian jama,ah tabligh

Komunitas jama‟ah tabligh berasal dari Bahasa Arab yang memiliki arti

kelompok-kelompok penyampaian. Jama‟ah tabligh adalah gerakan dakwah yang

bertujuan kembali keajaran Islam yang murni sesuai dengan ajaran Nabi

Muhammad Sallahu‟alaihi Wassallam.

Komunitas Jama‟ah tabligh merupakan gerakan dakwah yang berpijak

pada penyampaian (tabligh) secara berjmaah dengan materi tentang keutamaan-

keutamaan ajaran islam kepada setiap orang yang ditemuinya. Dalam hal ini umat

Page 32: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

17

islam menjadi sasaran utama dakwah mereka, model dakwah semacam ini di

dasarkan pada alasan bahwa jika umat islam sudah menjalankan ajaran dan tradisi

islam secara benar dan baik, maka akan menjadikan seluruh dunia baik. Dengan

demikian umat di luar islam juga akan merasakan kebaikannya sehingga umat

islam akan menjadi teladan bagi umat lainnya. Meskipun sasaran utama dakwah

ini adalah umat islam, bukan berarti mengabaikan dakwah terhadap non-muslim

karena hal itu juga sangat penting setelah terlebih dahulu memenahi diri sendiri

dari dalam.

Dalam komunitas jama‟ah tabligh terdapat beberapa konsep pokok-

pokok ajaran, dan istilah-istilah yang sangat identik dengan komunitas ini. Dalam

hal ini, konsep-konsep tersebut akan dihubungkan dengan tahapan-tahapan dalam

teori Everett Rogers. Diantara istilah-istilah itu.

Istilah jama‟ah tabligh tidak sekedar bermakna pekumpulan, namun

istilah tersebut memiliki lima ciri utama, yatu sekelompok orang yang

mempunyai tujuan yang satu, kerja, semangat, hati dan kasih sayang.

b. Sejarah jama‟ah tabligh

Jama‟ah tabligh di dirikan oleh Syaikh Maulana Ilyas bin Syaikh

Muhammad Ismail AL- Kandahlawi AL-Hanafi di Negara India, tepatnya di Kota

Sahar Nufur. Beliau dilahirkan tahun 1303 H. Di lingkungan keluarga yang

mengikuti thariqat Al-Jitsytiyyah ash-Shufiyyah. Ia belajar pertama kali pada

kakeknya sendiri, Syeikh Muhammad Yahya, seorang guru madrasah di Kota

kelahirannya, kakeknya ini adalah seorang penganut madzhab Hanafi dan teman

dari seorang ulama.

Page 33: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

18

Di Indonesia Jama‟ah tabligh mulai masuk pada tahun 1952, tetapi baru

berkembang pada tahun 1974 di Masjid Jami Kebon Jeruk, Jakarta Pusat pada

awal tahun 1990an, gerakan dakwah ini sudah tersebar di 27 Provinsi di

Indonesia. Dakwah dilakukan hingga kawasan transmigrasi dan ke penjara-

penjara. Anggota Jama‟ah Tabligh di Indonesia sangat bervariasi, mulai dari artis

sampai tentara, sasaran utama pengembangan Jama‟ah Tabligh umumnya

kalangan perkotaan terutama yang tidak menyukai aktivitas politik politik dan ada

minat terhadap sutisme.

c. Tujuan jama‟ah tabligh

Pada hakekatnya jama‟ah adalah jama‟ah yang memfokuskan diri dalam

masalah peningkatan iman dan amal sholeh, yaitu dengan cara bergerak mengajak

dan menyampaikan kepada manusia mengenai kepentingan iman dan amal soleh.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Syaihk Muhammad Ilyas sendiri sebagai orang

yang memulai menghidupkan usaha ini. Beliau berkata pergerakan kami ini

sebenarnya adalah pergerakan semata-mata untuk memperbaharui dan

menyempurnakan keimanan.

Mereka mempunyai gagasan yang sangat sederhana namun sangat

penting bagi kehidupan umat islam, yaitu memindahkan kehidupan agama

kedalam masjid untuk beberapa hari kemudian membawa kehidupan itu keluar

dalam kehidupan nyata.

d. Metode dakwah jama‟ah tabligh

Abdul Khalik Pirzada telah menerangkan tentang jama‟ah tabligh yang

telah ditunjukkan Allah kepada hamba-Nya Muhammad Ilyas dan Allah telah

Page 34: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

19

memberikan beliau taufik untuk mengamalkannya, sehingga menghasilkan

kebaikan yang sangat banyak. Cara ini menampilkan metode pendidikan yang

baik dan bijak, yang tidak terdapat tandingannya dalam metode-metode

pendidikan (zaman ini). Bila diuraikan dengan lebih spesifi, metode yang sering

mereka sebut dengan cara-cara berdakwah dalam mencapai kesuksesan dalam

dakwahnya maka mereka juga menggunakan beberapa metode yaitu:

1) Metode uswah/teladan

2) Metode mengajak

3) Metode ceramah

4) Metode mudzakarah

5) Metode door to door

6) Metode tasykil

7) Metode mau‟izah/ pengajaran

8) Metode tabsyir

9) Metode inzar

10) Metode kisah-kisah

11) Metode nasehat

12) Metode pembiasaan

Selain berpijak pada metode yang di atas, Jama‟ah Tabligh ini juga selalu

mengkaji dan mengamalkan isi dari kitab Fadhail al-„amal yang ditulis oleh

Maulana Muhammad Zukaria. Kitab ini merupakan panduan wajib, bagi setiap

jama‟ah karena didalam kitab ini banyak memuat kisah-kisah para sahabat,

fadhilah shalat, fadhilah dzikir, fadhilah Qur‟an.

Page 35: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

20

Abu Abdirahman menjelaskan ada beberapa prinsip dasar yang perlu

dipahami tentang dakwah islam.

a) Menyebarkan keselamatan

Motivasi berdakwah ialah mengajar manusia kejalan keselamatan. Setiap

dakwah yang hanya berkutat dengan masalah materi (ekonomi), politik,

pemikiran, fantisme, filsafat, teori-teori dan apa saja yang tidak ada kaitan nya

dengan kemasalahan hidup.

b) Berdakwah di atas ilmu yang nyata

Ini jelas seperti yang terdapat di dalam al-Qur‟an surat Yusuf ayat: 108

مه بصيزة اوا عل ا ال الله ذي سبيلي ادع قل

ما اوا مه المشزكيه ه الله سبح اتبعىي

Terjemah “katakanlah: inilah jalan (agama)ku, dan orang-orang yang

mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata,

Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musrik”.

(QS. Yusuf : 108).

c) Menempuh metode hikmah

Mengajak manusia kearah jalan keselamatan harus didasarkan atas

landasan ilmu yang jelas, kemudian ajakan itu juga harus di dasarkan atas

landasan ilmu yang jelas, kemudian ajakan itu juga harus ditempuh dengan cara-

cara yang lembut dan bijaksana, jika tidak menempuh cara-cara demikian,

tentunya manusia akan lari, lalu tujuan menyebarkan keselamatan semakin jauh

dari harapan

Page 36: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

21

d) Tidak ada paksaan dalam agama

Sebesar apapun kecemburuan seorang da‟i kepada kebenaran dan

setinggi apapun kebencian terhadap penyimpangan, maka harus disadari bahwa

dalam agama ini tidak ada paksaan. Hal ini merupakan prinsip-prinsip besar yang

harus dipahami dengan penuh perhatian.

يه ل اكزاي ف ال مه الغ فمه يفز ق تبيه الز

بالطاغ ف يؤمه بالله ت ل اوفصا ث ة ال استمسك بالعز

ا عليم ل سمي الله

Terjemah: “tidak ada paksaan dalam agama. Sungguh telah jelas antara

(jalan) petunjuk dan (jalan) keselamatan.“(QS.Al-Baqarah :156).

e) Hidayah ada di tangan Allah

Sampainya seseorang kepada kebaikan dan taqwa, tidak lain karena

hidayah dan taufiq yang Allah limpahkan. di sini para da‟i hanya bertugas

menyampaikan, sedangkan persoalan hidayah sepenuhnya kembali ke pada Allah

Swt.

4. Kehidupan Sosial Budaya Urban

Urbanisasi selalu dikaitkan dengan kondisi ekonomi masyarakat daerah

asal dan juga daerah tujuan, padahal pada kenyataannya perubahan akibat arus

urbanisasi tidak hanya berpengaruh pada sosial ekonomi akan tetapi berpengaruh

juga terhadap perubahan sosial budaya masyarakat.

Page 37: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

22

Perubahan disini mencakup perubahan yang biasa terjadi pada

masyarakat seperti perubahan kebiasaan, norma, adat istiadat dan bahkan

hubungan kekeluargaan di pedesaan maupun perkotaan. Perubahan sosial budaya

yang terjadi di perkotaan akibat tekanan urbanisasi terjadi karena adanya perilaku

modernisasi ialah perubahan kebiasaan yang bersifat tradisionl ke perilaku

bersifat modern.

Masyarakat di sibukkan dengan kegiatan dalam meningkatkan

perekonomian menyebabkan kegiatan sosial budaya sering kali terlupakan dalam

kehidupan sehari-hari seperti kegiatan gotong royong, silaturahmi dengan

tetangga, tolong menolong dalam kegiatan acara-acara adat ataupun hari-hari

besar lainnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa meskipun kehidupan

masyarakat sudh bersifat modern terutama pada generasi muda, akan tetapi

kebudayaan tetap ada baik di lingkungan sekitar maupun didalam diri masyarakat

itu sendiri. Artinya ada sebagian besar masyarakat yang mengalami perubahan

secara statis dan dinamis. Masyarakat dinamis dan masyarakat statis memiliki

kemampuan untuk merubah dirinya sendiri, tidak ada masyarakat di dunia ini

secara sosial tidak mengalami perubahan (Soeprapto,2002).

Perpindahan penduduk dari suatu daerah pedesaan ke perkotaan akan

membawa perubahan pada berbagai aspek nilai-nilai budaya, seperti perubahan

nilai yang dianggap luhur bergeser menjadi nilai lumrah atau biasa, hal-hal yang

dianggap sakral (suci) menjadi tidak lagi Suci (Profan) dan hal-hal yang pada

awalnya dianggap tabu atau dianggap keramat menjadi suatu hal yang biasa

(Sumaadja,2003:56).

Page 38: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

23

Perbedaan sistem nilai budaya masyarakat Desa dengan sistem nilai

budaya masyarakat Kota yang kontraks menimbulkan masalah sendiri bagi warga

masyarakat Desa yang berurbanisasi, seperti urbanisasi masyarakat Desa.

Masalah sosial budaya yang muncul akibat urbanisasi, urbanisasi banyak

terjadi di kota-kota besar, berpusatnya kegiatan ekonomi di kota-kota besar. Yang

menyebabkan banyak pihak tertarik untuk melakukan urbanisasi terutama

masyarakat kecil untuk memperbaiki ekonomi keluarga, meskipun harus

meninggalkan daerah kelahiran, rumah keluarga dan juga anak istri.

Kondisi ini dipengaruhi oleh adanya anggapan masyarakat bahwa di

perkotaan untuk mendapatkan berbagai macam jenis fasilitas umum sangat mudah

seperti jaringan internet, kebutahan internet, kebutuhan hiburan, tempat berlibur

dan tersedianya alat transportasi umum yang akan mumudahkan masyarkat.

Cara mengatasi permasalahan sosial budaya urbanisasi, mengatasi

permasalahan sosial budaya dalam masyarakat bukanlah suatu hal yang mudah,

partisipasi dan pemberdayaan masyarakat sangat diperlukan dalam mengatasi

permasalahan dan mengambil keputusan. Kebudayaan yang dimilikinya karena

kebudayaan yang ada dan bersifat positif harus dilestarikan, meskipun

perkembangan zaman menyebabkan kebudayaan mengalami penurunan. Tetapi

tidak sedikit masyarkat terus melestarikan kebudayaan yang ada meskipun hampir

terkalahkan oleh perkembangan zaman. Beberapa hal yang dapat dilakukan :

a. Meningkatkan kesadaran dalam diri sendiri akan pentingnya kebudayaan

dalam kehidupan kita dan masyarakat, karena kebudayaan merupakan ciri

Page 39: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

24

khas dan bahkan dari manca negara sehingga seseorang dapat memahami

bahwa kita berasal dari suku tertentu.

b. Mengadakan sosialisasi berkaitan dengan kebudayaan. Generasi muda dapat

berpartisipasi dalam kegiatan mensosialisasikan kebudayaan yang dimiliki

setiap Daerah. Dengan cara mengikuti kegiatan-kegiatan dalam masyarakat

seperti halnya gotong royong.

c. Menanamkan nilai-nilai sosial budaya kepada anak-anak sebagai generasi

penerus bangsa dengan cara menerapkan dalam pembelajaran di sekolah.

Lingkungan masyarakat dan lingkungan keluarga tertentu berperan penting

dengan adanya hal tersebut kebudayaan dalam diri masyarakat.

5. Teori Interaksi Simbolik

Untuk mempelajari interaksi sosial digunakan pendekatan tertentu, di

antara berbagai pendekatan yang digunakan untuk mempelajari interaksi sosial,

pendekatan ini bersumber pada pemikiran George Hebert Mead. Menurut Mead

individu bertindak berdasarkan pemaknaan terhadap objek dan situasi sehingga

mereka menentukan dan menegoisasikan makna-makna tersebut. Ini terjadi secara

simbolis, menggunakan kata-kata dan bentuk ekspresi konvensional yang lain

(Scot:101).

Teori tersebut juga mengajak kita untuk lebih memperdalam sebuah

kajian mengenai pemaknaan interaksi yang digunakan dalam masyarakat. Dalam

menggunakan pendekatan teori interaksi simbolik sudah jelas bahwa pendekatan

ini merupkan suatu teropong ilmiah untuk melihat sebuah interaksi dalam

Page 40: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

25

masyarakat multietnik yang banayak mengguakan simbol-simbol dalam proses

interaksi dalam masyarakat tersebut.

Pokok pikiran interaksi simbolik ada tiga, yang pertama ialah bahwa

manusia bertindak (act) terhadap sesuatu (thing) atas dasar makna yang dipunyai

sesuatu baginya. Dengan demikian tindakan (act) seseorang penganut Agama

Hindu di India terhadap seekor sapi (thing) akan berbeda dengan tindakan seorang

penganut agama Islam di Indonesia, karena bagi masing-masing orang tersebut

sapi itu mempunyai makna (meaning) berbeda.lebih dalam lagi sebuah kajian

mengenai pokok pemikiran teori interaksi simbolik, membuat kita memahami

bahwa dalam sebuah tindakan mempunyai makna yang berbeda dengan orang lain

yang juga memaknai sebuah makna dalam tindkan interaksi tersebut, seperti yang

dijelaskan pada proses pemaknaan penganut agama Hindu di India dan penganut

agama Islam di Indonesia terhadap seekor sapi. Ini menandakan bahwa ada

banyak makna yang terkandung dalam sebuah tindakan (act).

Pendekatan interaksi simbolik merupakan salah satu pendekatan yang

mengarah kepada interaksi yang menggunakan salah satu pendekatan yang

mengarah kepada interaksi yang mengunakan simbol-simbol dalam

berkomunikasi, baik itu melalui gerak, bahasa dan simpati, sehingga akan muncul

suatu respon terhadap ransangan yang datang dan membuat manusia melakukan

reaksi atau tindakan terhadap ransangan tersebut. Dalam pendekatan interaksi

simbolik akan lebih diperjelas melalui ulasan-ulasan yang lebih spesifik mengenai

makna simbol yang akan dibahas.

Page 41: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

26

Dalam melalukan suatu interaksi, maka gerak, bahasa, dan rasa simpati

sangat menentukan, apalagi berinteraksi dalam masyarakat yang berbeda suku dan

kebudayaan. Modal utama dalam melakukan interaksi dalam masyarakat

multietnik adalah saling memahami kebiasaan ataupun kebudayaan dari orang

lain, sehingga kesalah pahaman yang nantinya akan menimbulkan konflik dapat

tertekan.

Bluner dalam (Upe, 2010:229), mengatakan pokok-pokok pendekatan

interaksi simbolik adalah dalam teori interaksi simbolik aktor yang dipandang

sebagai manusia yang semata-mata responsif, melainkan aktor senantiasa

menafsirkan dan mendefenisikan setiap tindakan orang lain. Dalam perspektif

interaksi simbolik, respon aktor baik secara langsung maupun tidak, selalu

didasarkan pada penilaian makna atas penggunaan simbol-simbol yang

menjembatani interaksi manusia.

Dengan demikian, menurut Blumer tindakan atau tanggapan aktor bukan

hanya sekesdar reaksi spontanitas belaka dari tindakan seseorang terhadap orang

lain, melainkan didasarkan atas makna yang diberikan terhadap tindakan orang

lain.

6. Penelitian Relevan

Penelitian terkait disparitas sosial telah banyak dikaji oleh para ahli

sosiologi dan ilmuan lain terkait dengan kajian disparitas sosio-religius juga telah

dikaji oleh kaum cendikia dan agamawan.

Page 42: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

27

Penelitian yang di lakukan oleh Sari, (2015). Dengan Judul “Aktivitas

Dakwah Jama‟ah Tabligh, Investigasi Terhadap Program Khuruj Jama‟ah Tabligh

Di Masjid Al-Burahman Palembang”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

bahwa aktivitas jama‟ah tabligh dalam berdakwa memiliki strategi khusus.

Penelitian yang dilakukan oleh Sonya, (2016) “ Etika Pada Istri Jama‟ah

Tabligh” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para istri jama‟ah tabligh akan

memiliki efikasi diri setelah melalui beberapa tahapan yaitu mendapatkan

dukungan sosial dari keluarga maupun kelompok sehingga informan mampu

memaknai khuruj dan ikhlas saat suami khuruj maka hak yang demikian akan

membentuk pribadi yang realigius.

Penelitian yang dilaukan oleh Nurahmi, (2019). “Kohesivitas Pada

Kelompok Jama‟ah Tabligh” Hasil penelitian menunjukkan kohesivitas pada

kelompok ini tergolong tinggi di lihat dari empat dimensi kohesivitas, kohesivitas

kelompok didasari adanya kesamaan tujuan dalam dakwah.

Berikut tabel pesaman dan perbedaan dari uraian penelitian relevan dengan ini

adalah:

NO Judul Penelitian

Terdahulu

Persamaan Perbedaan

1. Penelitian yang

dilakukan oleh

Sari,(2015)

dengan juduk

“Aktivitas

Dakwah Jama‟ah

Taligh Terhadap

Program Khuruj

Jama‟ah Taligh

Di Masjid Al-

Burahman

Pesamaan dari penelitian

terdahulu dan penelitian yang

saya lakukan itu memiliki

fokus yang sama yaitu pada

Jama‟ah Tabligh.

Perbedaan dari

penelitian saya dan

penelitian terdahulu

adalah penelitian saya

lebih berfokus pada

Disparitas Sosio-

Religius Komunitas

Jama‟ah Taligh (Studi

Kasus Komunitas

Jama‟ah Tabligh

Dengan Wargadi

Page 43: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

28

Palembang”. Kelurahan Bontoleang

Kecamatan Mamajang

Kota Makassar

Sedangkan penelitian

terdahulu berfokus pada

Aktivitas Dakwah

Jama‟ah Tabligh

Investigasi Terhadap

Program Khuruj Jamaah

Tabligh Di Masjid Al-

Burahman Palembang.

2. Penelitian yang

dilakukan oleh

Sonya, (2016),

yang berjudul

“Etika Pada Istri

Jama‟ah

Tabligh.”

Kesamaan dari penelitian

terdahulu dan penelitian saya

yaitu memiliki fokus yang

sama yaitu pada jama‟ah

tabligh.

Perbedaan dari

penelitian saya dan

penelitian terdahulu

adalah penelitian saya

lebih berfokus pada

Disparitas Sosio-

Religius Komunitas

Jama‟ah Tabligh (Studi

Kasus Jama‟ah Tabligh

Dengan Warga Di

Kelurahan Bontolebang

Kecamatan Mamajang

Kota Makassar)

Sedangkan penelitian

terdahulu berfokus pada

Etika Pada Istri.

3. Penelitian yang

dilakukan oleh

Abdurrahman,

(2017). Dengan

judul pengaruh

“Metode Dakwah

Jama‟ah Tabligh

Terhadap

Peningkatan

Shalat Berjamaah

Anggotanya Di

Kasomberang,

Kabupaten

Gowa”.

Kesamaan dari penelitian

terdahulu dan penelitian yang

saya lakukan itu memiliki

fokus yang sama yaitu pada

Jama‟ah Tabligh.

Perbedaan dari

penelitian saya dan

penelitian terdahulu

adalah penelitian saya

lebih berfokus pada

Disparitas Sosio-

Religius Komunitas

Jama‟ah Tabligh (Studi

Kasus Komunitas

Jama‟ah Taligh Dengan

Warga Di Kelurahan

Bontolebang

Kecamatan Mamajang

Kota Makassar.

Sedangkan penelitian

terdahulu berfokus pada

Metode Dakwah

Jama‟ah Tabligh

Page 44: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

29

Terhadap Peningkatan

Shalat Berjamaah

Anggotanya Di

Kasomberang,

Kabupaten Gowa.

B. Kerangka Pikir

Masyarkat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu

sistem adat istiadat tertentu yang berssifat kontinyu, dan terkait oleh suatu rasa

identitas bersama. Kontinitas merupakan kesatuan masyarakat yang mengandung

ciri interaksi antar warga, adat istiadat, memiliki identitas yang kuat yang

mengikat masyarakat.

Semua warga masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama, hidup

bersama dapat diartikan sama dengan hidup dalam suatu tatanan pergaulan dan

keadaan ini akan tercipta apabila manusia melakukan hubungan, atau saling

berinteraksi. Hal dari interaksi tersebut akan menimbulkan sebuah pandangan atau

persepsi terhadap suatu yang merupakan hasil dan interaksi itu sendiri.

Di kelurahan Bontolebang Kecamatan Mamajang Kota Makassar itu

sendiri begitu banyak pandangan atau persepsi terhadap jama‟ah tabligh itu

sendiri. Bagi masyarakat awam Kota Makassar, jama‟ah tabligh di anggap sebagai

aliran, sebagai organisasi, bahkan jama‟ah tabligh di pandang sebagai suatu

ajaran yang sesat. Hal ini terjadi karena kebanyakan masyarakat di Kelurahan

Bontolebang Kecamatan Mamajang Kota Makassar terjebank pada wilayah

simbol.

Dalam teori interaksi simbolik, aktor tidak di pandang sebagai manusia

yang semata-mata responsif, melainkan aktor senantiasa menafsirkan dan

Page 45: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

30

mendefenisikan setiap tindakan orang lain. Dalam prespektif interaksi simbolik,

respon aktor baik secara langsung maupun tidak, selalu didasarkan pada penilian

makna atas penggunaan simbol-simbol yang menjembatani interaksi manusia.

Page 46: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

31

Gambar kerangka pikir

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Piki

Disparditas Sosio-Realigius

Bentuk disparitas

sosio-realigius

komunitas jama’ah

tabligh

eksistensi sosio-

realigius komunitas

jama’ah tabligh

Dampak disparitas sosio-

realigius terhadap

komunitas jama’ah tabligh

Masyarakat

Page 47: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Hal ini merupakan

suatu cara untuk mencapai fakta sosial dalam suatu penenelitian dengan cara

menyelidiki secara mendalam sehingga dapat memperoleh problema sosial yang

sedang di amati.

Menurut Sugiyono, (2011), penelitian kualitatif adalah metode penelitian

yang berlandaskan filsafat atau positivisme digunakan untuk meneliti kondisi

obyek yang alamiah. Pengambilan sampel sumber data dilakukan secara

purposive dan snowbell teknik pengumpulan dengan tri-angulai (gabungan),

analisis data bersifat induktif atau kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna generalisasi.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologi

yang dapat melukiskan dan menggungkapkan suatu atau gagasan dalam suatu

fenomena yang di alami. Pendekatan fenomenologi merupakan salah satu jenis

penelitian kualitatif yang di aplikasikan untuk menggungkapkan kesamaan makna

yang menjadi esensi dari suatu konsep atau fenomena yang secara sadar dan

individual di alami oleh sekelompok individu dalam hidupnya.

Menurut Alase, (2017), bahwa fenomenologi adalah sebuah metode

kualitatif yang mengizinkan peneliti menerapkan dan mengaplikasikan

kemampuan sujektifitas dan interpersonalnya dalam proses penelitian.

Page 48: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

32

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Makassar, tepatnya di Kecamatan

Mamajang, Kelurahan Bontolebang dan penelitian ini dilakukan kurang lebih 2

bulan lamanya di mulai dari bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2021.

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan penelitian tersebut, maka yang menjadi fokus atau titik

perhatian dalam penelitian ini adalah persepsi masyarakat terhadap Jama‟ah

Tabligh di Kelurahan Bontolebang Kecamatan Mamajang Kota Makassar

Ada beberapa hal yang menjadi titik fokus peneliti dalam melakukan

penelitian ini, yaitu:

4. Eksistensi disparitas Sosio-Religius komunitas Jama‟ah Tabligh di Kelurahan

Bontolebang Kecamatan Mamajang Kota Makassar.

5. Bentuk disparitas Sosio-Religius komunitas Jama‟ah Tabligh dengan warga di

Kelurahan Bontolebang.

6. Dampak disparitas Sosio-Religius terhadap komunitas Jama‟ah dengan warga

di Kelurahan Bontolebang.

Fokus penelitian menurut Spradley dalam buku Sugiyono, (2013:286),

menyatakan bahwa fokus merupakan merupakan suatu dominan tunggal atau ada

beberapa dominan yang terkait dari situasi sosial. Dengan demikian penentuan

fokus penelitian dalam karya ilmiah di dasarkan pada tingkat informasi yang di

peroleh dari lapangan. Ada paun menrut Spradley dalam Prastowo (2014:137)

berpendapat bahwa ada 4 alternative untuk menetapkan fokus penelitian, yaitu

Page 49: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

33

sebagai berikut: (1). Menetapkan fokus pada permasalahan yang di saran kan oleh

informan; (2). Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing

domain; (3). Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk

mengembangkan iptek; (4). Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang

terkaitdenganteori-teori yang ada.

D. Informan Penelitian

Menurut Moleong, (2015:163), informan penelitian adalah seseorang

yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang

penelitian dan merupakan orang-orang yang benar-benar mengetahui

permasalahan yang akan di teliti.

Menurut Andi, (2010:147), informan adalah orang yang dapat menguasai

dan memahami data, informasi, dan fakta dari suatu objek yang akan di teliti.

Dari penjelasan tersebut penulis memahami bahwa informan adalah

sesorang yang dapat memberikan informasi dan dapat menguasai, memahami data

dan informasi dari suatu permasalahan yang akan di teliti.

Informan penelitian merupakan seseorang yang memberikan informasi.

Adapu teknik yang digunakan adalah Snowball Sampling, yaitu teknik

pengambilan sample ini diminta teman-temannya untuk dijadikan informan

(Sugiyono, 2013:125). Begitu seterusnya sehingga sampel lebih banyak. Ibarat

bola salju yang mengelinding, semakin lama semakin banyak. Penelitian ini

dikatakan juga sebagai penelitian berantai bertujuan untuk memperoleh informasi

dari informasi pertama yang telah di tentukan kemudian dari informan tersebut

Page 50: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

34

melangkah keinforman selanjutnya, artinya informan dipilih secara luas

berdasarkan tujuan penelitian ini adalah sample responden yang dipilih ahli

expert.

Adapun klasifikasi jenis informan dalam penelitian ini adalah:

1. Informan kunci adalah para ahli yang sangat memahami dan dapat memberikan

penjelasan berbagai hal yang berkaitan dengan disparitas Sosio-Religius

komunitas Jama‟ah Tabligh dan tidak dibatasi dengan wilayah, informan yang

akan diwawancarai berjumlah tiga orang yaitu: akademisi satu orang yang

merupakan dosen Universitas Negeri Makassar yang dapat memberikan

pandangan terhadap komunitas jama‟ah tabligh dan dosen tersebut bertempat

tinggal di Kelurahan Bontolebang, imam mesjid satu orang dan pengurus

mesjid satu orang. (masing-masing warga Kelurahan Bontolebang.

2. Informan ahli adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang

diteliti informan yang akan diwawancarai berjumlah lima orang yaitu:

masyarakat dua orang, mahasiswa satu orang dan jama‟ah tabligh tiga orang.

3. Informan tambahan adalah mereka yang dapat memberikan informasi walaupun

tidak terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti informan yang akan

di wawancarai berjumlah dua orang, yaitu: wirausaha satu orang, ketua RT satu

orang.

E. Jenis dan Sumber Data

Menurut Sugiyono, (2015), jenis data yang di gunakan dalam penelitian

terbagi menjadi dua yaitu: data primer dan sekunder.

Page 51: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

35

1. Data Primer

Menurut Sugiyono, (2016:225), data primer yaitu data yang di peroleh

langsung dari responden yang merupakan sumber utama dalam penelitian, data

yang di peroleh dari hasil obsevasi, wawancara dan dokumentasi yang telah di

tetapkan.

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono, (2016:156), data sekunder adalah data yang di

peroleh dari perantara instansi-instansi pemerintah yang terkait dengan penelitian

ini atau sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan data

yang biasanya melewati perantara orang lain atau dokumen-dokumen seperti

buku-buku, artikel-artikel serta dokumentasi berupa rekaman suara dan berupa

foto sebagai bukti penelitian benar dilakukan.

F. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono, (2014:92), menyatakan bahwa instrumen penelitian

adalah suatu alat yang di jadikan sebagai pengumpul data yang di gunakan

sebagai tolak ukur fenomena alam maupun sosial yang di amati. Dengan demikian

penggunaan instrumen penelitian yaitu untuk mencari data dan informasi yang

lengkap pada suatu masalah, fenomena alam maupun sosial. Karena peneliti

sendiri yang mengumpulkan data dengan cara bertanya, mendengar, mengamati,

meminta dan menulis. Peneliti dapat meminta bantuan orang lain dalam

menggumpulkan data, di sebut pewawancara. Dalam hal ini pewawancara sendiri

yang mengumpulkan data dengan cara bertanya, mendengar, mengamati, meminta

dan menulis.

Page 52: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

36

Pada penelitian ini penulis sendiri sebagai instrumen (human instrumen).

Hal ini di dasarkan karena manusia yang memiliki sifat dinamis dan kemampuan

untuk mengamati, menilai, memutuskan dan menyimpulkan secara objektif.

Untuk memperoleh hasil yang baik dan valid serta memudahkan peneliti

makaperlu menggunakan alat bantu berupa:

1. Pedoman wawancara (daftar pertanyaan) berfungsi untuk membantu

mengetahui apa yang harus di tanyakan, dalam urutan seperti apa, bagaimana

mengajukan pertanyaan dan bagaimana mengajukan tindak lanjut.

2. Buku, pensil/pulpen berfungsi untuk mencatat hasil wawancara dari informan

agar lebih memudahkan peneliti mengumpulkan hasil wawancara.

3. Hendphone berfungsi untuk merekam suara dan mengambil gambar sebagai

dokumentasi.

4. Pedoman observasi berfungsi untuk menghasilkan data hasil observasi yang

lengkap, detail, sistematis dan menyeluruh.

G. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberpa teknik yang digunakan untuk menggumpulkan data, dalam

penelitian ini menggunakan metode, yaitu observasi, wawancara atau interview,

pengamatan dan dokumentasi.

1. Observasi

Menurut Sugiyono, (2010:203), bahwa teknik penggumpulan data

dengan cara observasi digunakan apabila penelitian berkenaan dengan prilaku

manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak

terlalu besar.

Page 53: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

37

Jenis observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan

metode obsevasi secara langsung di Kota Makassar, dalam penelitian ini

menggunakan alat bantu berupa alat tulis dan kamera.

2. Wawancara

Menurut Moleong, (2005:186), bahwa wawancara adalah interaksi

dengan maksud tertentu. Interaksi itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono, (2010:329), bahwa dokumen adalah suatu catatan

peristiwa yang telah berlalu yang berbentuk sebuah tulisan, gambar atau karya-

karya monumental dari seseorang. Metode dokumentasi ini di lakukan dengan

cara menggumpulkan sebuah dokumen-dokumen atau foto-foto serta lampiran

yang berguna sebagai informasi dalam penelitian ini. Adapun alat bantu yang

digunakan pada dokumentasi adalah kamera.

H. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono, (2010: 335), yang di maksud teknik analisis data

adalah proses pengumpulan data , dan menyusun secara sistematika data yang di

peroleh dari hasil wawancara, data yang di peroleh dari lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengornanisasiakan data kedalam kategori,

menjabarakan kedalam kelompkok-kelompok, melakukan sistensis, menyusun

kedalam suatu pola yang mana baik untuk di pelajarai. Dan membuat sebuah

kesimpulan sehingga mudah di pahami diri sendiri maupun orang lain.

Page 54: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

38

Teknik analisi data yang di gunakan adalah data yang telah dikumpulkan

oleh peneliti dengan mengacu pada atauran atau metode penelitian yang

digunakan, seperti berikut:

I. Teknik Keabsahan Data

Menurut Moleong, (2010:330), triangulasi adalah salah satu teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Dan dapat

sebagai pengecekan suatu data dan sebagai perbandingan terhadap data itu.

1. Triangulasi Sumber Data

Triangulasi sumber data adalah pengumpulan data dari beragam sumber

yang berbeda dengan menggunakan metode yang sama. Dalam hal ini peneliti

melakukan wawancara mendalam tentang Disparitas Sosio-Religius Komunitas

Jama‟ah Tabligh (Studi Kasus Komunitas Jama‟ah Tabligh Dengan Warga di

Kelurahan Bontolebang Kecamatan Mamajang Kota Makassar).

Laporan Hasil Reduksi Data

Tahap kejenuhan Data Demonstrasi tingkat kepercayaan dan

Keabsahan data

Transkip Data

Kategori Data Tema-tema Data Organisasi Data

Membaca Berulang-ulang Pengumpulan Data

Page 55: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

39

2. Triangulasi Waktu

Maksud dari tringulasi waktu adalah dapat dilakukan dengan melakukan

pengecekan kembali terhadap data kepada sumber dan tetap menggunakan teknik

yang sama, namun dengan waktu atau situasi yang berbeda.

3. Triangulasi Teori

Maksud dari triangulasi ini adalah hasil atau kesimpulan dari penelitian

kualitatif berbentuk informasi. Berikutnya informasi tesebut akan di komparasi

dengan sudut pandang teori lain yang relevan untuk memperkecil dari penelitian.

Page 56: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

40

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Kelurahan Bontolebang

Kelurahan Bontolebang adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan

Mamajang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Kelurahan Bontolebang

mulai ada dari hasil pemekaran Kelurahan Mamajang pada tahun 1987 dan

penamaan kelurahan Bontolebang terdiri dari dua makna kata yaitu Bonto dan

Lebang. Bonto artinya bukit sedangkan lebang artinya cantik/sejahtera. Kelurahan

Bontolebang ini salah satu Kelurahan yang bersih dan tertata. Menurut sejarah

pemberian nama Bontolebang dari hasil musyawarah tokoh masyarakat pada

waktu itu musyawarah tersebut memutuskan bahwa pemberian nama Bontolebang

dimaknai untuk mencapai impian yaitu daratan yang antik/elok yang memberikan

kesejahtraan bagi warganya.

B. Letak Geografis

Kelurahan Bontolebang adalah salah Satu Kelurahan di Kecamatan

Mamajang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Kelurahan Bontolebang

memiliki kode wilayah 73.71.02.1006 serta memiliki titik kordinat:

5009‟53.0‟‟S119

025‟20.6E. Dan luas wilayah: + 0,142 Km. dan memiliki kode

pos: 90133. Kelurahan Bontolebang memiliki kondisi iklim sedang hingga tropis

memiliki suhu udara rata-rata berkisar antara 26,°C sampai dengan 29°C.

Kelurahan Bontolebang merupakan hamparan daratan rendah yang berada pada

ketinggian antara 0-25 meter dari permukaan laut. Dari kondisi ini menyebabkan

Page 57: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

41

Kelurahan Bontolebang sering mengalami genangan air pada musim hujan,

terutama pada saat turun hujan bersamaan dengan naiknya air pasang.

Gambar 4.1 Letak Kelurahan Bontolebang

Kelurahan Bontolebang terletak di Jalan Landak Baru Inspeksi Kanal di

sebelah utara perbatasan dengan Kelurahan Mamajang, di sebelah selatan

perbatasan dengan Kelurahan Pabaeng-baeng, di sebelah timur perbatasan dengan

Kelurahan Banta-bantaeng, di sebelah barat perbatasan dengan Kelurahan Bonto

Biraeng.

C. Kondisi Demografi Berdasarkan Mata Pencaharian

Penduduk Kelurahan Bontolebang, Kecamatan Mamajang merupakan

salah satu penduduk yang memiliki bermacam-macam perkerjaan dan memiliki

beban ekonomi yang berbeda untuk memenuhi beban kebutuhan hidupnya.

Penduduk Kelurahan Bontolebang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ada yang

berkerja sebagai pegawai negeri sipil, ada juga yang berkerja sebagai pedagang

serta berkerja sebagai buruh.

Page 58: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

42

Tabel 4.1 klarifikasi kondisi demografi berdasarkan mata pencarian di

Kecamatan Mamajang, Kelurahan Bontolebang, Kota Makassar.

NO Pekerjaan Jumlah Persentase

1

2

3

Pegawai negeri sipil (PNS)

Pedagang

Buruh

656

3,020

1,000

10%

60%

20%

Jumlah 100

Sumber Kantor Kelurahan Bontolebang Tahun 2021.

Secara keseluruhan jumlah penduduk Kelurahan Bontolebang Tahun

2021. Jumlah penduduk laki-laki 1.143 jiwa, dan jumlah penduduk perempuan

3.543 jiwa. Untuk lebih jelas mengenai jumlah penduduk berdasarkan jenis

kelamin dan dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 klarifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di

Kecamatan Mamajang, Kelurahan Bontolebang, Kota Makassar.

NO Jenis kelamin Jumlah jiwa

1 Laki-laki 1.143 jiwa

2 Perempuan 3.543 jiwa

Total 4.686 jiwa

Sumber Kantor Kelurahan Bontolebang Tahun 2021

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa di Kelurahan

Bontolebang memiliki jumlah penduduk sebesar 4.686 jiwa dengan perician yaitu

1.143 jiwa penduduk yang berjenis kelamin Laki-laki, dan 5.543 jiwa penduduk

yang berjenis kelamin perempuan.

Page 59: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

43

D. Tingkat Pendidikan

Pada tahun ajaran 2020/2021 jumlah fasilitas pendidikan yang ada di

Kelurahan Bontolebang, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar sebanyak 4 buah

gedung sekolah. Kelurahan Bontolebang memiliki gedung TK sebanyak 2 sekolah

dengan 50 orang murid dan 10 orang guru. Di Kelurahan Bontolebang tidak

memiliki gedung SD/sederajat. Untuk tingkat SMP/sederajat sebanyak 1 sekolah

dan tidak memiliki SMA/sederajat. Serta memiliki SMK sebanyak 1.

Tabel 4.3 jumlah fasilitas pendidikan di Kelurahan Bontolebang,

Kecamatan Mamajang, Kota Makassar tahun ajaran 2020/2021.

Desa/Kelurahan TK SD

Negeri

SD

Swasta

SMP

Negeri

SMP

Swasta

SMA

Negeri

SMK

Swasta

Kelurahan

Bontolebang

2 - - - 1 - 1

Sumber Kantor Lurah Bontolebang Tahun 2021

Tabel 4.4 jumlah masyarakat berdasarkan pendidikan di Kelurahan

Bontolebang, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar tahun ajaran 2020/2021.

Desa/Kelurahan SD SMP SMA Diploma Sarjana

Kelurahan

Bontolebang

173 552 1.850 543 425

Sumber Kantor Lurah Bontolebang Tahun 2021

Page 60: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

44

E. Kondisi Sosial Budaya, Ekonomi, dan Agama

1. Kehidupan Sosial Budaya

Masyarakat Kelurahan Bontolebang, Kecamatan Mamajang mempunyai

budaya dan adat istiada yang masih di lestarikan hingga saat ini yaitu Suru Maca

tradisi ini dilakukan sebelum memasuki bulan puasa.

Suru Maca yang berarti membaca doa secara bersama untuk dikirimkan

kepada leluhur yang telah lebih awal menghadap ilahi ini merupakan ritual turun-

temurun. Ritual menjelang bulan ramadan ini sudah dilakukan oleh nenek suku

Bugis Makassar yang sampai saat ini masih terus terjaga. Dalam ritual Suru Maca

tersebut di sediakan beragam macam masakan khas Bugis Makassar yang di

letakkan di atas terpal dan ada juga yang diletakkan di atas tempat tidur.

2. Kehidupan Ekonomi

Kehidupan sosial ekonomi warga Kelurahan Bontolebang merupakan

salah satu yang menunjang pertumbuhan ekonomi warga, dalam memenuhi

kebutuhan ekonomi seseorang membutuhkan orang lain untuk melakukan kerja

sama agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pertumbuhan ekonomi di Kelurahan Bontolebang dua tahun terahir

akhirnya mengalami penurunan pada angka minus 1,62% kondisi tersebut di

sebabkan karena adanya pandemi hingga akhir tahun 2020. Akhirnya terjadi

penurunan perekonomian pada skala nasional dan skala global yang berdampak

pada perekonomian Kelurahan Bontolebang. Beberapa sektor ekonomi mulai

mengalami peningkatan di awal tahun 2021 terutama di sektor perdagangan. Pada

Page 61: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

45

tahun 2021 pertumbuhan ekonomi di perkirakan bergerak lebih cepat seiring masa

pemulihan ekonomi.

3. Kehidupan Keagamaan

Menurut data Kelurahan Bontolebang, Kecamatan Mamajang, Kota

Makassar menunjukan bahwa mayoritas Agama Islam 95%. Kesadaran

masyarakat yang kuat akan pentingnya sholat lima waktu, sifat religius itu terlihat

dari keseharian masyarakat ketika waktu sholat tiba mereka terlihat semangat

melaksanakan kewajibannya sebagai umat Islam terutama bagi masyarakat yang

berdomisili di sekitar mesjid yang datang dengan berjalan kaki. Namun juga ada

yang sholat di mesjid yang jauh dari rumahnya dengan menggunakan sepedah

motor miliknya.

Pada setiap hari jumat masyarakat Kelurahan Bontolebang tidak pernah

meninggalkan sholat jumat walaupun tugas atau perkerjaan yang sementara

mereka kerjakan itu ada, masyarakat yang kerja dari pedagang, buruh dan

kantoran pada pukul 10.40 siang mereka sudah di rumah masing-masing. Jadi

sebelum azan berkumandang mereka sudah menuju ke mesjid menunggu sholat

jumat tiba. Mesjid yang biasanya sampai 3 baris sekarang penuh dengan jama‟ah

jumat dari anak-anak sampai orang tua hadir di mesjid. ( Lihat tabel 4.5 di bawah

ini).

Desa/Kelurahan Mesjid Gereja Pura Vihara

Kelurahan

Bontolebang

6 - - -

Sumber Kantor Lurah Bontolebang Tahun 2021

Page 62: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

46

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Eksistensi Disparitas Sosio-Religius Komunitas Jama’ah Tabligh di

Kelurahan Bontolebang Kecamatan Mamajang Kota Makassar.

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa adanya

orang lain. Dalam menjalin sebuah kehidupan individu membentuk sebuah

kelompok di mana dalam sebuah kelompok menjalin sebuah komunikasi atau

sebuah interaksi dengan individu lainnya. Sebuah kelompok diikat oleh norma

dan memiliki tujuan yang sama.

Telah dipahami bahwa masyarakat dan agama saling pengaruh dan

mempengaruhi satu sama lain, hal ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa setiap

kelompok masyarakat memiliki karak teristik keagamaan yang berbeda, meskipun

mereka menganut agama yang sama. Fakta yang menarik untuk dikaji dalam hal

ini komunitas jama‟ah tabligh salah satunya bahwa keanggotaannya terdiri dari

berbagai lapisan sosial dan bahkan berbagai mazhab dan organisasi.

a. Perkembangan komunitas Jama‟ah tabligh di Kelurahan Bontolebang

Di Indonesia komuntas jama‟ah tabligh mulai masuk pada tahun 1952,

tetapi, baru berkembang pada tahun 1974 di Masjid Jami Kebon Jeruk, Jakarta

Pusat pada awal tahun 1990an, gerakan dakwah ini sudah tersebar di 27 Provinsi

di Indonesia. Dakwah dilakukan hingga kawasan transmigrasi dan ke penjara-

penjara. Anggota jama‟ah tabligh di Indonesia sangat bervariasi, mulai dari artis

Page 63: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

47

sampai tentara, sasaran utama pengembangan komunitas jama‟ah tabligh

umumnya kalangan perkotaan terutama yang tidak menyukai aktivitas politik dan

ada minat terhadap sutisme.

Perkembangan komunitas jama‟ah tabligh semakin hari bertambah

banyak sampai di Kelurahan maupun di Pedesaan salah satunya di Kelurahan

Bontolebang Kecamatan Mamajang Kota Makassar. jama‟ah tabligh di Kelurahan

Bontolebang sejak tahun 2005 hingga saat ini terus berkembang mereka datang

dari berbagai daerah dan ada juga warga sekitar yang menjadi jama‟ah tabligh,

warga sekitar awalanya melihat jama‟ah tabligh merasa tidak nyaman karena

jama‟ah tabligh ini selalu berjalan berkelompok serta memakai pakaian koko,

warna warni dan berkopiah haji putih. Ada pula yang berpakaian gamis, baju

panjang yang biasa dipakai orang Arab. Hampir semua mereka memanjangkan

jenggot dan mencukur kumis. mereka selalu tinggal di Mesjid. Dalam hal ini

masyarakat mulai mengenal jama‟ah tabligh melalui media televisi (TV) Seperti

yang diungkapkan oleh bapak DR (35 Tahun), selaku ketua RT saat

diwawancarai, bahwa:

“iya nak, saya mengetahui pertama kali Jama‟ah Tabligh itu dari media

televisi, kalau menurut saya jama‟ah tabligh itu membawa ajaran Islam

yang murni sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad Sallahu‟alaihi

Wassalam.” (Hasil wawancara, 10/06/2021).

Hal serupa juga di kemukakan oleh bapak MA (32 Tahun), selaku akademisi,

bahwa:

“betul dek, saya mengetahui Jama‟ah Tabligh dari media sosial, kalau

pendapat saya jama‟ah tabligh itu mengajak kita semua melaksanakan

ibadah sesuai ajaran yang di bawakan oleh Nabi Muhammad

Sallahu‟alaihi Wassalam.” (Hasil wawancara, 15/06/2021).

Page 64: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

48

Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa masyarakat

Kelurahan Bontolebang memiliki sumber berbeda dalam mengetahui jama‟ah

tabligh dan memiliki respon yang berbeda pada Jama‟ah Tabligh.

Salah satu bentuk dakwah komunitas jama‟ah tabligh adalah melalui

ceramah, ceramah merupakan salah satu metode dakwah yang bertujuan untuk

memberikan nasihat dan petunjuk sementara audien bertindak sebagai pendengar.

Metode dakwah mereka termasuk dalam kategori dakwah al-qawliyyah (oral),

yaitu dakwah yang berbentuk ucapan atau lisan yang dapat didengar oleh mitra

dakwah (dakwah bi al-lisan).” Dalam menyampaikan dakwahnya mereka berpijak

kepada bentuk targhib (meningkatkan).

Mereka mempunyai gagasan yang sangat sederhana namun sangat

penting bagi kehidupan umat Islam, yaitu memindahkan kehidupan agama ke

dalam masjid untuk beberapa hari kemudian membawa kehidupan itu keluar

dalam kehidupan nyata. Berbeda yang di katakan oleh salah satu masyarakat

Bontolebang, yaitu bapak RW (34 Tahun), bahwa:

“iye nak, kalau menurut saya komunitas jama‟ah tabligh itu membawa

dogma dan aliran sesat sehingga dapat membuat kita menjadi konflik

antar agama dan membuat kita sesat dalam menjalankan ibadah serta

tidak sesuai ajaran yang di bawakan oleh Nabi Muhammad Sallahu‟alaihi

Wassalam.” (Hasil wawancara, 17/06/2021).

Hal serupa juga di katakan oleh ibu SS (50 Tahun), seorang wirausaha juga warga

Bontolebang bahwa:

“iya dek, pendapat saya tentang komunitas jama‟ah tabligh sama halnya

teroris yang ada di daerah sulawesi tengah mereka cuman menggubah saja

nama kelompoknya menjadi komunitas jama‟ah tabligh.” (Hasil

wawancara, 20/06/2021).

Page 65: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

49

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa komunitas jama‟ah tabligh

membawa sebuah dogma dan aliran sesat yang tidak sesuai ajaran yang di

bawakan oleh Nabi Muhammad Sallahu‟alaihi Wassalam. Serta cara berpakaian

dan penampilanya mirip dengan teroris.

Komunitas jama‟ah tabligh merupakan gerakan sekelompok orang untuk

menyampaikan dakwahnya dengan cara mengajak langsung untuk mengutamakan

ajaran-ajaran Islam.

Begitu sampai di tempat dakwah, mereka menyebar keluar masuk di

lorong-lorong dan warung-warung sambil tetap berzikir kepada Allah Swt.

Dengan tenang mereka mengajak orang untuk mendengarkan ceramahnya. Usai

ceramah orang-orang di ajari cara berwudhu, tata cara sholat, dan membaca Al-

Fatihah serta ayat-ayat Al-Qur‟an. Sebelum tugas dakwah selesai, anggota

jama‟ah tabligh mengajak masyarakat setempat melakukan dakwah ketempat lain.

Berbeda seperti yang diungkapkan oleh bapak MF (37 Tahun), imam mesjid di

Kelurahan Bontolebang, bahwa:

“iye nak, seharusnya komunitas jama‟ah tabligh sebelum melakukan

dakwah di Kelurahan Bontolebang ini sebaiknya meminta izin kepada

Bapak Lurah sehingga kami sebagai masyarakat tidak ketakutan dan

tidak khawatir.” (Hasil wawancara, 22/06/2021).

Hal serupa juga di katakan mahasiswi berinisial, SR (22 Tahun), bahwa:

“iya, sebaiknya komunitas jama‟ah tabligh ini dalam menyampaikan

dakwah sebaiknya secara formal saja seperti pendakwa umunya dan tidak

harus juga tinggal di Mesjid serta berpakian gamis panjang, celana

cingkrang dan berjenggot panjang.” (Hasil wawancara, 25/06/2021).

Berdasarkan hasil uangkapan di atas bahwa komunitas jama‟ah tabligh

sebelum berdakwah sebaiknya meminta izin terlebih dahulu di Kelurahan

Page 66: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

50

Bontolebang agar masyarakat yang akan menerima dakwa merasa nyaman dan

tidak merasa ketakutan.

b. Kegiatan yang dilakukan komunitas jama‟ah tabligh

Kegiatan yang dilakukan komunitas jama‟ah tabligh di Kelurahan

Bontolebang yaitu masalah peningkatan iman dan amal sholeh. Dengan cara

bergerak mengajak dan menyampaikan kepada manusia mengenai kepentingan

iman dan amal sholeh. Komunitas jama‟ah tabligh di Kelurahan Bontolebang

sering melakukan pengajian sekaligus diskusi pada saat sesudah sholat isya di

Mesjid aisyah, yang berisi permasalahan-permasalahan agama yang muncul

selama khuruj (dakwah dilakukan berpindah-pindah tempat) dan mereka selalu

berusaha agar semua umat manusia selalu menjalankan ibadah sesuai ajaran Nabi

Muhammad Sallahu‟alaihi Wassalam. Komunitas jama‟ah tabligh mempunyai

gagasan yang sangat sederhana namun sangat penting bagi kehidupan umat islam,

yaitu memindahkan kehidupan agama kedalam masjid untuk beberapa hari

kemudian membawa kehidupan itu keluar dalam kehidupan nyata.

Keberadaan komunitas jama‟ah tabligh di tengah-tengah Kelurahan

Bontolebang membuat ketidak nyamanan warga karena setiap warga memiliki

pandangan yang berbeda terhadap komunitas jama‟ah tabligh. Seperti yang di

ungkapkan oleh salah satu masyarakat Bontolebang, yaitu bapak DG (30 Tahun),

bahwa:

“nah, sebenarnya dengan adanya komunitas jama‟ah tabligh di Kelurahan

Bontolebang ini kami merasa was-was dan kurang nyaman karena kami

takut komunitas jama‟ah tablihg ini membawa ajaran sesat.” (Hasil

wawancara, 17/06/2021).

Page 67: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

51

Hal serupa juga di katakan oleh bapak DR (35 Tahun), selaku ketua RT saat

diwawancarai, bahwa:

“betul dek, keberadaan jama‟ah tabligh ini membuat kami risih karena

mereka tidak mengingat waktu dalam berdakwa dari rumah-kerumah

terkadang mereka menyampaikan dakwanya pada siang hari pada waktu

kami sedang istirahat.” (Hasil wawancara, 10/06/2021).

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa keberadaan komunitas

jama‟ah tabligh ini membuat warga merasa tidak nyaman dan risih serta jama‟ah

tabligh ini tidak menggingat waktu istirahat dalam menyampaikan dakwah kepada

warga.

Komunitas jama‟ah tabligh juga melakukan dakwahnya dari rumah-

kerumah dan mengajak warga mendengarkan isi ceramahnya, usai ceramah

mereka mengajarkan tata cara berwudhu yang benar dan tata cara sholat yang di

ajarkan oleh Nabi Muhammad Sallahu‟alaihi Wassalam. Mereka juga mengajak

warga untuk ikut berdakwah bersamanya. Seperti yang diungkapkan oleh salah

satu anggota jama‟ah tabligh yang berinisial, AR (41 Tahun), bahwa:

“betul dek, saya ingin mengajak secara langsung warga untuk

memindahkan kehidupan agama kedalam masjid untuk beberapa hari

kemudian sehingga membawa kehidupan itu keluar dalam kehidupan

nyata serta dapat meningkatkan iman dan amal sholeh.” (Hasil

wawancara, 28/06/2021).

Hal serupa juga di katakan salah satu jama‟ah tabligh berinisial, MH (45 Tahun),

bahwa:

“ iye dek, saya ingin semua warga senantiasa bisa beribadah sesuai

dengan ajaran yang di bawakan oleh Nabi Muhammad Sallahu‟alaihi

Wassalam. Dan saya ingin semua warga ketika beribadah sebaiknya di

Mesjid.” (Hasil wawancara, 30/06/2021).

Page 68: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

52

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa komunitas jama‟ah tabligh

memiliki tujuan dalam berdakwah untuk mengajak warga sekitar meningkatkan

iman dan amal sholeh serta beribadah harus dilaksanakan di dalam Mesjid.

komunitas Jama‟ah Tabligh menyampaikan dakwahnya pada masyarakat

agar masyarakat lebih menjalankan ajaran agama dengan baik, dan sesuai syariat

islam. Dalam melakukan dakwanya komunitas jama‟ah tabligh sangat

bersemangat untuk menyampaikan kepada masyarakat ajaran-ajaran yang

dibawakan oleh Nabi Muhammad Sallahu‟alaihi Wassalam. Komunitas Jama‟ah

tabligh terus melakukan dakwahnya dari rumah kerumah masyarakat, agar lebih

meyakinkan masyarakat bahwa apa yang didakwakan oleh komunitas jama‟ah

tabligh benar dari ajaran dari Nabi Muhammad Sallahu‟alaihi Wassalam. Berbeda

yang diungkapkan oleh salah satu anggota jama‟ah tabligh yang berinisial, MH

(41 Tahun), bahwa:

“iya dek, yang menjadi kesulitan saya dalam berdakwah adalah warga

selalu menghindar dari saya terkadang ada warga yang menyuruh kami

pergi dan warga juga memiliki banyak alasan jika saya ingin berdakwa

kepada mereka.” (Hasil wawancara, 30/06/2021).

Hal serupa juga dikatakan oleh bapak DK (37 Tahun), selaku pengurus mesjid

bahwa:

“iye dek, setiap warga mempunyai pendapat berbeda mengenai jama‟ah

tabligh sehingga mereka merasa tidak nyaman dan merasa takut dengan

adanya Jama‟ah Tabligh ini di Kelurahan Bontolebang. Sehingga warga

menjauhi jama‟ah tabligh ketika berdakwah.” (Hasil wawancara,

05/07/2021).

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa yang menjadi kesulitan

komunitas jama‟ah tabligh dalam menyampaikan dakwahnya kepada warga

sekitar adalah warga memiliki pendapat berbeda terhadap komunitas jama‟ah

Page 69: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

53

tabligh serta selalu menghindar dari komunitas jama‟ah tabligh terkadang ada

warga yang menyuruh mereka pergi.

2. Bentuk Disparitas Sosio-Religius komunitas Jama’ah Tabligh dengan

warga di Kelurahan Bontolebang

Aktivitas dakwah komunitas jama‟ah tabligh tidak selamanya di terima

oleh masyarakat bahkan di tolak. Masyarakat banyak timbul rasa kecurigaan

bahkan mengkritik kebiasaan dalam aktivitas komunitas jama‟ah tabligh.

a. Pandangan masyarakat yang menolak dakwah komunitas jama‟ah tabligh

komunitas jama‟ah tabligh di tengah-tengah masyarakat kelurahan

Bontolebang menyebabkan perbedaan pandangan masyarakat, sebagian besar

masyarakat berpandangan bahwa komunitas jama‟ah tabligh membawa sebuah

dogma tentang agama sehingga masyarakat berpandangan terhadap dogma yang

akan di sampaikan oleh komunitas jama‟ah tabligh akan menimbulkan sebuah

konflik dan membawa sebuah aliran sesat. Dan sebagian besar masyarakat

menjadi takut dan menjauhi komunitas jama‟ah tabligh. Sebagian besar

masyarakat berpandangan bahwa komunitas jama‟ah tabligh adalah teroris karena

masyarakat melihat dari media TV di mana terjadi di Sulawesi Tengah ada

komunitas yang sama persis komunitas jama‟ah tabligh yang mebawa sebuah

dogma. Komunitas tersebut berasal dari Sulawesi Tengah di kenal dengan

Komunitas Mujahidin yang di ketuai oleh Santoso. Seperti yang diungkapkan oleh

masyarakat Bontolebang, yaitu bapak RW (34 Tahun), bahwa:

“betul dek, kami takut dan segan untuk menerima jama‟ah tabligh ketika

ingin berdakwah dari rumah-kerumah karena saya lihat komunitas

Page 70: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

54

jama‟ah tabligh ini penampilanya seperti teroris pada umunya. Sehingga

kami menjahui jama‟ah tabligh.” (Hasil wawancara, 17/06/2021).

Hal serupa juga di katakan oleh ibu SS (50 Tahun), seorang wirausaha juga warga

Bontolebang bahwa:

“iya dek, kami sebagai warga berusaha menjahui komunitas jama‟ah

tabligh ketika mereka berdakwah saya takut kalau mereka mempengaruhi

saya dan akhirnya akan menjerumus untuk konflik.” (Hasil wawancara,

20/06/2021).

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa bentuk disparitas komunitas

jama‟ah tabligh dengan warga karena warga merasa akan di pengaruhi oleh

jama‟ah tabligh untuk melakukan konflik.

b. Masyarakat tidak menolak dakwah komintas jama‟ah tabligh

Masyarakat di Kelurahan Bontolebang memiliki beraneka ragam

pandangan serta Masyarakat di Kota Makassar merupakan masyarakat

multikultural dan sebagian besar penduduknya beragama Islam salah satunya di

Kelurahan Bontolebang Kecamatan Mamajang. Masyarakat di kelurahan

Bontolebang mempunyai keyakinan agama yang sangat kuat sehingga mereka

tidak begitu percaya dengan apa yang disampaikan oleh seorang yang terkait

dengan religius.

Kelurahan Bontolebang yang terdapat di kecamatan Mamajang terdapat

komunitas yang berfokus pada mengajak umat Islam sebagai mana di praktekkan

oleh Nabi selama hidup Nabi Muhammad SAW, khususnya dalam hal ritual,

pakaian, dan prilaku pribadi. Kelompok-kelompok tersebut bernama jama‟ah

tabligh. Masyarakat Kelurahan Bontolebang dalam kesehariannya selalu

berkomunikasi satu sama lain dalam kelangsungan hidupnya akan tetapi dengan

Page 71: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

55

adanya jama‟ah tabligh ini masyarakat membatasi komunikasinya kerena

masyaraka merasa tidak nyaman dengan adanya jama‟ah tabligh. Seperti yang

diungkapkan oleh ibu SS (50 Tahun), seorang wirausaha juga warga Bontolebang

bahwa:

“ iye dek, dalam kehidupan sehari-hari saya sering berkomunikasi

dengan setiap orang yang ada di sekeliling saya tetapi berbeda dengan

jama‟ah tabligh saya merasa ada yang berbeda dengan jama‟ah tabligh,

dengan melihat cara berpenampilannya dengan cara mereka

membawakan dakwah.” (Hasil wawancara, 20/06/2021).

Berbeda dengan yang dikatakan oleh jama‟ah tabligh yang berinisial AR (41

Tahun), bahwa:

“jujur dalam berdakwah saya tidak ada niat selain mengajak masyarakat

kejalan lebih baik, tetapi masyarakat di Kelurahan Bontolebang selalu

menjahui saya pada saat berdakwah padahal niat saya baik kepadanya.”

(Hasil wawancara, 28/06/2021).

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa masyarakat menjahui

komunitas jama‟ah tabligh dengan warga karena warga merasa akan di pengaruhi

oleh jama‟ah tabligh dan melihat cara berpakaiannya.

3. Dampak Disparitas Sosio-Religius Terhadap Komunitas Jama’ah Tabligh

Dengan Warga di Kelurahan Bontolebang

Dalam hal ini dampak disparitas Sosio-Religius terhadap komunitas

jama‟ah tabligh terbagi menjadi dua dampak positif dan dampak negatif.

a. Dampak Positif

Komunitas jama‟ah tabligh mengajak masyarakat semua menghidupkan

kehidupan agama di dalam mesjid dan jama‟ah tabligh dalam dakwanhya

mengajarkan bagaimana tata cara sholat yang bernar sesuai dengan ajaran yang di

Page 72: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

56

bawakan oleh Nabi Muhammad Sallahu‟alaihi Wassalam. Komunitas Jama‟ah

tabligh terus melakukan dakwanya dari rumah kerumah masyarakat, agar lebih

meyakinkan masyarakat bahwa apa yang di dakwah kan oleh komunitas jama‟ah

tabligh benar dari ajaran dari Nabi Muhammad Sallahu‟alaihi Wassalam. Seperti

yang diungkapkan oleh bapak MA (32 Tahun), selaku akademisi, bahwa:

“iye nak, sebenarnya jama‟ah tabligh ini membawa suatu hal yang positif

di Kelurahan Bontolebang karena tujuan jama‟ah tabligh sangat baik dan

jama‟ah tabligh ini menggingatkan kepada kita semua bagaimana cara

beribadah sesuai ajaran Nabi Muhammad Sallahu‟alaihi Wassalam.”

(Hasil wawancara, 15/06/2021).

Hal serupa juga diungkapkan oleh bapak MF (37 Tahun), imam mesjid di

Kelurahan Bontolebang, bahwa:

“betul dek, jama‟ah tabligh ini seharusnya kita dukung dalam berdakwah

bukan tambah kita jauhi, karena jama‟ah tabligh ini memiliki tujuan yang

baik pada kita semua.” (Hasil wawancara, 22/06/2021).

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa komunitas jama‟ah tabligh

ini membawa sebuah dampak positif seperti jama‟ah tabligh mengajarakan tata

cara sholat dengan benar pada warga.

b. Dampak Negatif

Keberadaan komunitas jama‟ah tabligh di Kelurahan Bontolebang ini

menjadi rasa kecurigaan dan rasa ketidak nyamanan bagi warga sekitar karena

komunitas jama‟ah tabligh ini dalam melakukan dakwahnya dari lorong ke lorong

rumah warga berjumlah 10 orang sehingga warga merasa takut dan curiga pada

komunitas jama‟ah tabligh. Di Kota Makassar ini baru-baru terjadi bom bunuh

diri yang penampilannya sama dengan komunitas jama‟ah tabligh sehingga

membuat masyarakat menjadi ketakutan saat melihat jamaah tabligh dan merasa

Page 73: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

57

tidak nyaman oleh sebab itu masyarakat menjauhi komunitas jama‟ah tabligh.

Seperti yang diungkapkan oleh salah satu masyarakat Bontolebang, yaitu bapak

RW (34 Tahun), bahwa:

“iye dek, komunitas jama‟ah tabligh ini menurut saya komunitas yang

berusaha memaksa seseorang agar ikut bersamanya dan mengikuti ajaran

yang di bawanya sementara manusia memiliki pemehaman berbeda.”

(Hasil wawancara, 17/06/2021).

Hal serupa juga di katakan oleh ibu SS (50 Tahun), seorang wirausaha juga warga

Bontolebang bahwa:

“iya nak, komunitas jama‟ah tabligh di Kelurahan Bontolebang ini

membuat warga merasa curiga dan merasa tidak nyaman dengan

komunitas jama‟ah tabligh, mereka dengan berjumlah 10 orang pada saat

melakukan dakwah dengan berpenapilan ciri hkas mereka membuat saya

merasa tidak nyaman di tambah baru-baru ini kasus bom bunuh diri di

Kota Makassar sama persis penampilanya seperti jama‟ah tabligh.”

(Hasil wawancara, 20/06/2021).

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa komunitas jama‟ah tabligh

ini membawa sebuah dampak negatif di dalam masyarakat seperti mengajak

warga ikur berdawah bersamanya sementara semua orang mempunyai kesibukan

berbeda dan menibulkan rasa ketakutan warga melihat yang baru-baru terjadi

bom bunuh diri di Kota Makassar penampilanya mirip dengan komunitas jama‟ah

tabligh.

C. Pembahasan

1. Eksistensi Disparitas Sosio-Religius Komunitas Jama’ah Tabligh di

Kelurahan Bontolebang Kecamatan Mamajang Kota Makassar.

Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara yang dilakukan peneliti

terhadap masyarakat Kelurahan Bontolebang, Kecamatan Mamajang, Kota

Page 74: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

58

Makassar. terkait eksistensi disparitas Sosio-Religius komunitas jama‟ah tabligh

di Kelurahan Bontolebang Kecamatan Mamajang Kota Makassar, Keberadaan

komunitas jama‟ah tabligh di tengah-tengah Kelurahan Bontolebang membuat

ketidak nyamanan warga karena setiap warga memiliki pandangan yang berbeda

terhadap jama‟ah tabligh. Seperti yang diungkapkan masyarakat bahwa

sebenarnya dengan adanya komunitas jama‟ah tabligh di Kelurahan Bontolebang

ini kami merasa was-was dan kurang nyaman karena kami takut komunitas

jama‟ah tablihg ini membawa ajaran sesat.

Keberadaan komunitas jama‟ah tabligh di Kelurahan Bontolebang

membuat masyarakat merasa kurang nyaman karena masyarakat disana

beranggapan bahwa komunitas jama‟ah tabligh membawakan sebuah aliran sesat

yang tidak sesuai dengan ajaran yang di bwakan oleh Nabi Muhammad

Sallahu‟alaihi Wassalam.

Dalam hal ini seperti yang di katakan di atas sangat berkaitan dengan

teori interaksi simbolik yang di kemukakan oleh George Hebert Mead bahwa

individu bertindak berdasarkan pemaknaan terhadap objek dan situasi sehingga

mereka menentukan dan menegoisasikan makna-makna tersebut artinya bahwa

dalam pandangan masyarakat terhadap keberadaan jama‟ah tabligh dan

penampilannya membuat masyarakat berpandangan bahwa jama‟ah tabligh itu

membawa ajaran sesat.

Jadi berdasarkan apa yang di amati peneliti tenyata yang dikatakan

masyarakat tidak sesuai yang terjadi di lapangan, fakta yang terjadi di lapangan

bahwa jama‟ah tabligh memakai pakaian khas yang sering dia gunakan adalah

Page 75: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

59

cara berpakaian orang arab yang mirip dengan cara berpakaiannya Nabi

Muhammad Sallahu‟alaihi Wassalam. Sehingga tidak ada hubungannya antara

cara berpakaian dengan membawa ajaran sesat.

Salah satu bentuk dakwah komunitas jama‟ah tabligh adalah melalui

ceramah, ceramah merupakan salah satu metode dakwah yang bertujuan untuk

memberikan nasihat dan petunjuk sementara audien bertindak sebagai pendengar.

Metode dakwah mereka termasuk dalam kategori dakwah al-qawliyyah (oral),

yaitu dakwah yang berbentuk ucapan atau lisan yang dapat didengar oleh mitra

dakwah (dakwah bi al-lisan).” Dalam menyampaikan dakwahnya mereka berpijak

kepada bentuk targhib (meningkatkan).

Begitu sampai di tempat dakwah, mereka menyebar keluar masuk di

lorong-lorong dan warung-warung sambil tetap berzikir kepada Allah Swt.

Dengan tenang mereka mengajak orang untuk mendengarkan ceramahnya. Usai

ceramah orang-orang di ajari cara berwudhu, tata cara sholat, dan membaca Al-

Fatihah serta ayat-ayat Al-Qur‟an. Sebelum tugas dakwah selesai, anggota

jama‟ah tabligh mengajak masyarakat setempat melakukan dakwah ketempat lain.

Seperti yang di katakan dosen Universitas Negeri Makassar bahwa kalau pendapat

saya jama‟ah tabligh itu mengajak kita semua melaksanakan ibadah sesuai ajaran

yang di bawakan oleh Nabi Muhammad Sallahu‟alaihi Wassalam. Jadi

berdasarkan yang diamati oleh peneliti bahwa memang betul yang dikatakan guru

tersebut bahwa apa yang di dakwahkan oleh jama‟ah tabligh sesuai ajaran yang di

bawakan oleh oleh Nabi Muhammad Sallahu‟alaihi Wassalam seperti cara

Page 76: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

60

berpakaian bagi perempuan harus menutup aurat dan selalu mengingatkan agar

melaksanakan sholat di Mesjid.

Dalam hal ini seperti yang di unggkapkan di atas sangat berkaitan dengan

teori interaksi simbolik yang di kemukakan oleh Scot bahwa ini terjadi secara

simbolis, menggunakan kata-kata dan bentuk ekspresi konvensional artinya

bahwa cara berpakaian yang di contohkan Nabi Muhammad Sallahu‟alaihi

Wassalam sudah menjadi kewajiban sebagai umat muslim untuk memakainya.

Komunitas jama‟ah tabligh di Kelurahan Bontolebang sering melakukan

pengajian sekaligus diskusi pada saat sesudah sholat isya di Mesjid aisyah, yang

berisi permasalahan-permasalahan agama yang muncul selama khuruj (dakwah

dilakukan berpindah-pindah tempat) dan mereka selalu berusaha agar semua umat

manusia selalu menjalankan ibadah sesuai ajaran Nabi Muhammad Sallahu‟alaihi

Wassalam. Komunitas jama‟ah tabligh mempunyai gagasan yang sangat

sederhana namun sangat penting bagi kehidupan umat islam, yaitu memindahkan

kehidupan agama kedalam masjid untuk beberapa hari kemudian membawa

kehidupan itu keluar dalam kehidupan nyata.

Berbeda yang diungkapkan oleh salah satu anggota jama‟ah tabligh

bahwa yang menjadi kesulitan saya dalam berdakwah adalah warga selalu

menghindar dari saya terkadang ada warga yang menyuruh kami pergi dan warga

juga memiliki banyak alasan jika saya ingin berdakwah kepada mereka.

Dalam hal ini seperti yang di katakan di atas sangat berkaitan dengan

teori interaksi simbolik yang di kemukakan oleh Bluner bahwa pokok-pokok

pendekatan dalam teori interaksi simbolik aktor yang di pandang sebagai manusia

Page 77: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

61

yang semata-mata responsif, melainkan aktor senantiasa menafsirkan dan

mendefenisikan setiap tindakan orang lain artinya bahwa dalam proses dakwah

komunitas jama‟ah tabligh banyak warga berpandangan negatif bahwa komunitas

jama‟ah tabligh membawa sebuah ajaran sesat. Akan tetapi komunitas jama‟ah

tabligh terus berusaha menyampaikan dan mengajak demi kebaikan umat

manusia.

Jadi berdasarkan apa yang di amati peneliti tenyata yang dikatakan

anggota komunitas jama‟ah tabligh sesuai yang terjadi di lapangan, fakta yang

terjadi di lapangan bahwa masyarakat berusaha menjauh dari komunitas jama‟ah

tabligh pada saat komunitas jama‟ah tabligh memulai dakwahnya.

2. Bentuk disparitas Sosio-Religius komunitas Jama’ah Tabligh dengan

warga di Kelurahan Bontolebang

komunitas jama‟ah tabligh di tengah-tengah masyarakat kelurahan

Bontolebang menyebabkan perbedaan pandangan masyarakat, sebagian besar

masyarakat berpandangan bahwa komunitas jama‟ah tabligh membawa sebuah

dogma tentang agama sehingga masyarakat berpandangan terhadap dogma yang

akan di sampaikan oleh komunitas jama‟ah tabligh akan menimbulkan sebuah

konflik dan membawa sebuah aliran sesat. Dan sebagian besar masyarakat

menjadi takut dan menjauhi komunitas jama‟ah tabligh. Sebagian besar

masyarakat berpandangan bahwa komunitas jama‟ah tabligh adalah teroris karena

masyarakat melihat dari media TV di mana terjadi di Sulawesi Tengah ada

komunitas yang sama persis komunitas jama‟ah tabligh yang mebawa sebuah

dogma. Komunitas tersebut berasal dari Sulawesi Tengah di kenal dengan

Page 78: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

62

Komunitas Mujahidin yang di ketuai oleh Santoso. Seperti yang diungkapkan oleh

masyarakat bahwa kami takut dan segan untuk menerima jama‟ah tabligh ketika

ingin berdakwa dari rumah-kerumah karena saya lihat komunitas jama‟ah tabligh

ini penampilanya seperti teroris pada umunya. Sehingga kami menjahui jama‟ah

tabligh.

Dalam hal ini seperti yang di katakan di atas sangat berkaitan dengan

teori interaksi simbolik yang di kemukakan oleh George Hebert Mead bahwa

pendekatan ini merupakan suatu teropong ilmiah untuk melihat sebuah interaksi

dalam masyarakat multietnik yang banyak menggunakan simbol-simbol dalam

proses interaksi masyarakat. artinya bahwa komunitas jama‟ah tabligh cara

berpenampilannya dengan memakai gamis panjang dan kopia putih serta memakai

celana cingrang dan berjenggot panjang itu adalah teroris dan membawa ajaran

sesat akan tetapi cara pandang yang kurang tepat terhadap komunitas jama‟ah

tabligh.

Jadi berdasarkan yang diamati oleh peneliti yang dikatakan masyarakat

sesuai fakta di lapangan bahwa komunitas jama‟ah tabligh memakai pakaian

khasnya memakai baju gamis panjang dan celana cingkrang dan berjenggot

panjang. Akan tetapi cara pandang masyarakat kurang tetap mengenai komunitas

jama‟ah tabligh dengan penampilan komunitas jama‟ah tabligh tersebut bukan

berarti teroris.

Masyarakat di Kelurahan Bontolebang memiliki beraneka ragam

pandangan serta Masyarakat di Kota Makassar merupakan masyarakat

multikultural dan sebagian besar penduduknya beragama Islam salah satunya di

Page 79: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

63

Kelurahan Bontolebang Kecamatan Mamajang. Masyarakat di kelurahan

Bontolebang mempunyai keyakinan agama yang sangat kuat sehingga mereka

tidak begitu percaya dengan apa yang disampaikan oleh seorang yang terkait

dengan religius.

Masyarakat Kelurahan Bontolebang dalam kesehariannya selalu

berkomunikasi satu sama lain dalam kelangsungan hidupnya akan tetapi dengan

adanya jama‟ah tabligh ini masyarakat membatasi komunikasinya kerena

masyaraka merasa tidak nyaman dengan adanya jama‟ah tabligh. Seperti yang

diungkapkan oleh wirausaha bahwa dalam kehidupan sehari-hari saya sering

berkomunikasi dengan setiap orang yang ada di sekeliling saya tetapi berbeda

dengan jama‟ah tabligh saya merasa tidak nyaman dengan jama‟ah tabligh dengan

melihat cara berpenampilannya dengan cara mereka membawakan dakwa saya

merasa jama‟ah tabligh ini berusaha mempengaruhi saya dengan ajara yang

dibawakanya.

Dalam hal ini seperti yang di katakan di atas sangat berkaitan dengan

teori interaksi simbolik yang di kemukakan oleh Scot bahwa ini terjadi secara

simbolis, menggunakan kata-kata dan bentuk ekspresi konvensional artinya

bahwa masyarakat Kelurahan Bontolebang dalam sehari-harinya sangat ramah

dan selalu berkomunikasi dengan adanya kominitas jama‟ah tabligh ini mereka

jarang berkomunikasi dengan semua orang.

Jadi berdasarkan yang diamati oleh peneliti yang dikatakan wirausaha

sesuai fakta di lapangan bahwa masyarakat Kelurahan Bontolebang sangat ramah

dan sering berkomunikasi dengan semua orang dengan adanya komunitas jama‟ah

Page 80: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

64

tabligh ini mereka agak segan untuk berkomunikasi pada semua orang karana

meraka beranggapan jangan sampai di antara semua warga di Kelurahan

Bontolebang ini ada anggota komunitas jama‟ah tabligh.

3. Dampak Disparitas Sosio-Religius Terhadap Komunitas Jama’ah Tabligh

Dengan Warga di Kelurahan Bontolebang

Komunitas jama‟ah tabligh mengajak masyarakat semua menghidupkan

kehidupan agama di dalam mesjid dan jama‟ah tabligh dalam dakwahnya

mengajarkan bagaimana tata cara sholat yang bernar sesuai dengan ajaran yang di

bawakan oleh Nabi Muhammad Sallahu‟alaihi Wassalam. Komunitas Jama‟ah

tabligh terus melakukan dakwanya dari rumah kerumah masyarakat, agar lebih

meyakinkan masyarakat bahwa apa yang di dakwah kan oleh komunitas jama‟ah

tabligh benar dari ajaran dari Nabi Muhammad Sallahu‟alaihi Wassalam. Seperti

yang diungkapkan oleh imam Mesjid bahwa jama‟ah tabligh ini seharusnya kita

dukung dalam berdakwah bukan tambah kita jauhi, karena jama‟ah tabligh ini

memiliki tujuan yang baik pada kita semua.

Dalam hal ini seperti yang di katakan di atas sangat berkaitan dengan

teori interaksi simbolik yang di kemukakan oleh George Hebert Mead bahwa

dalam melakukan interaksi dalam masyarakat multietnik sebaiknya saling

memahami kebiasaan ataupun kebudayaan dari orang lain, sehingga kesalah

pahaman yang nantinya dapat di atasi. artinya bahwa sebaiknya kita mendukung

komunitas jama‟ah tabligh untuk berdawah karena mereka peduli terhadap nasib

umat umat islam. Jadi berdasarkan yang diamati oleh peneliti yang dikatakan

Page 81: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

65

tokoh agama tidak sesuai fakta di lapangan karena warga sekitar tidak setuju

dengan keberadaan jama‟ah tabligh di Kelurahan Bontolebang.

Keberadaan komunitas jama‟ah tabligh di Kelurahan Bontolebang ini

menjadi rasa kecurigaan dan rasa ketidak nyamanan bagi warga sekitar karena

komunitas jama‟ah tabligh ini dalam melakukan dakwanya dari lorong ke lorong

rumah warga berjumlah 10 orang sehingga warga merasa takut dan curiga pada

komunitas jama‟ah tabligh. Di Kota Makassar ini baru-baru terjadi bom bunuh

diri yang penampilannya sama dengan komunitas jama‟ah tabligh sehingga

membuat masyarakat menjadi ketakutan saat melihat jamaah tabligh dan merasa

tidak nyaman oleh sebab itu masyarakat menjauhi komunitas jama‟ah tabligh.

Seperti yang diungkapkan oleh wirausaha bahwa komunitas jama‟ah tabligh di

Kelurahan Bontolebang ini membuat warga merasa curiga dan merasa tidak

nyaman dengan komunitas jama‟ah tabligh, mereka dengan berjumlah 10 orang

pada saat melakukan dakwah dengan berpenapilan ciri hkas mereka membuat

saya merasa tidak nyaman di tambah baru-baru ini kasus bom bunuh diri di Kota

Makassar sama persis penampilanya seperti jama‟ah tabligh.

Dalam hal ini seperti yang di katakan di atas sangat berkaitan dengan

teori interaksi simbolik yang di kemukakan oleh George Hebert Mead bahwa

dalam melakukan suatu interaksi, maka gerak bahasa dan rasa simpati sangat

menentukan keberasilan sebuah interaksi artinya bahwa komunitas jama‟ah

tabligh memiliki cara bahasa yang dapat menyakinkan umat muslim bahwa

mereka membawakan sebuah ajaran yang di bwakan oleh Nabi Muhammad

Sallahu‟ alaihi Wassalam.

Page 82: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

66

Jadi berdasarkan yang diamati oleh peneliti yang dikatakan wirausaha

sesuai fakta di lapangan masyarakat merasa tidak nyaman dengan keberadaanya

komunitas jama‟ah tabligh di tambah dengan baru-baru ini terjadi kasus bom

bunuh diri di Kota Makassar membuat masyarakat menjadi ketakutan.

Adapun yang merupakan pembaharuan penelitian ini dari penelitian

sebelumnya yang relevan dengan judul penelitian ini, yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Penelitian yang di lakukan oleh Sari, (2015). Dengan Judul

“Aktivitas Dakwah Jama‟ah Tabligh, Investigasi Terhadap Program Khuruj

Jama‟ah Tabligh Di Masjid Al-Burahman Palembang”. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa aktivitas jama‟ah jabligh dan isu terhadap jama‟ah tabligh

meninggalkan anak istri. Sedangkan penelitian sekarang lebih fokus pada

Disparitas Sosio-Religius Komunitas Jama‟ah Tabligh (Studi Kasus Komunitas

Jama‟ah Tabligh Dengan Warga di Kelurahan Bontolebang Kecamatan Mamajang

Kota Makassar).

Penelitian yang dilakukan oleh Sonya, (2016) “ Etika Pada Istri Jama‟ah

Tabligh” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para istri jama‟ah tabligh akan

memiliki efikasi diri setelah melalui beberapa tahapan yaitu mendapatkan

dukungan sosial dari keluarga maupun kelompok sehingga informan mampu

memaknai khuruj dan ikhlas saat suami khuruj maka hak yang demikian akan

membentuk pribadi yang religius. Sedangkan penelitian sekarang lebih fokus pada

Disparitas Sosio-Religius Komunitas Jama‟ah Tabligh (Studi Kasus Komunitas

Jama‟ah Tabligh Dengan Warga di Kelurahan Bontolebang Kecamatan Mamajang

Kota Makassar).

Page 83: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

67

Penelitian yang dilaukan oleh Nurahmi, (2019). “Kohesivitas Pada

Kelompok Jama‟ah Tabligh” Hasil penelitian menunjukkan kohesivitas pada

kelompok ini tergolong tinggi di lihat dari empat dimensi kohesivitas, kohesivitas

kelompok didasari adanya kesamaan tujuan dalam dakwah. Sedangkan penelitian

sekarang lebih fokus pada Disparitas Sosio-Religius Komunitas Jama‟ah Tabligh

(Studi Kasus Komunitas Jama‟ah Tabligh Dengan Warga di Kelurahan

Bontolebang Kecamatan Mamajang Kota Makassar). Dan waktu serta tempat

pelaksanaanya berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini

bisa di jadikan sebagai sumbangsi untuk mata kuliah sosiologi agama dan sebagai

referensi untuk penelitian yang akan datang terkait tentang komunitas jama‟ah

tabligh.

C. Interpretasi Hasil Penelitian

Tabel 5.1 interprestasi hasil wawancara penelitian

NO Nama

informan

Wawancara Teori Interpretasi

1. MA Hasil wawancara dengan

dosen Universitas Negeri

Makassar, mengatakan

bahwa “betul dek, saya

mengetahui komunitas

Jama‟ah Tabligh dari media

sosial, kalau pendapat saya

komunitas jama‟ah tabligh

itu mengajak kita semua

melaksanakan ibadah sesuai

ajaran yang di bawakan

oleh Nabi Muhammad

Sallahu‟alaihi Wassalam.”

Interaksi

Simbolik

Dalam hal ini maksud

dan tujuan komunitas

jama‟ah tabligh itu

sangat baik mengajak

umat muslim kejalan

lebih baik.

Page 84: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

68

2. RW Hasil wawancara dengan

masyarakat mengatakan

bahwa “iye nak, kalau

menurut saya komunitas

jama‟ah tabligh itu

membawa dogma dan aliran

sesat sehingga dapat

membuat kita menjadi

konflik antar agama dan

membuat kita sesat dalam

menjalankan ibadah serta

tidak sesuai ajaran yang di

bawakan oleh Nabi

Muhammad Sallahu‟alaihi

Wassalam.”

Interaksi

Simbolik

Dalam proses dakwah

komunitas jama‟ah

tabligh mereka

mengajak bukan

mempengaruhi atau

mendogma ke ajaran

yang sesat melainkan

mengajak ke jalan

lebih baik.

3 MF Hasil wawancara dengan

tokoh agama mengatakan

bahwa “iye nak, seharusnya

komunitas jama‟ah tabligh

sebelum melakukan dakwah

di Kelurahan Bontolebang

ini sebaiknya meminta izin

kepada Bapak Lurah

sehingga kami sebagai

masyarakat tidak ketakutan

dan tidak khawatir.”

Interaksi

Simbolik

Dalam berdakwah

sebaiknya meminta

izin terlebih dahulu

kepada pemerintah

setempat untuk

memastikan bahwa

apa yang akan di

dakwahkan baik.

4. DR Hasil wawancara dengan

tokoh masyarakat

mengatakan bahwa “betul

dek, keberadaan jama‟ah

tabligh ini membuat kami

risih karena mereka tidak

mengingat waktu dalam

berdakwah dari rumah-

kerumah terkadang mereka

menyampaikan dakwahnya

pada siang hari pada waktu

kami sedang istirahat.”

Interaksi

Simbolik

Dalam hal ini

komunitas jama‟ah

tabligh sebaiknya

dalam berdakwah

tidak menyampaikan

dakwahnya di waktu

sesorang istirahat

karena dapat

menggangu waktu

istirahat.

Page 85: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

69

5. SR

Hasil wawancara dengan

mahasiswa mengatakan

bahwa “iya, sebaiknya

komunitas jama‟ah tabligh

ini dalam menyampaikan

dakwah sebaiknya secara

formal saja seperti

pendakwah umunya dan

tidak harus juga tinggal di

Mesjid serta berpakian

gamis panjang, celana

cingkrang dan berjenggot

panjang.”

Interaksi

Simbolik

Dalam melaksanakan

dakwah sebaiknya

secara formar agar

lebih resmi dan

membuat masyarakat

tidak curiga.

6. AR Hasil wawancara dengan

anggota komunitas jama‟ah

tabligh mengatakan bahwa

“betul dek, saya ingin

mengajak secara langsung

warga untuk memindahkan

kehidupan agama kedalam

masjid untuk beberapa hari

kemudian sehingga

membawa kehidupan itu

keluar dalam kehidupan

nyata serta dapat

meningkatkan iman dan

amal sholeh.”

Interaksi

Simbolik

Dalam hal ini

komunitas jama‟ah

tabligh bertujuan

untuk mengajak

seluruh umat muslim

untuk beribadah di

dalam mesjid.

7. DK Hasil wawancara dengan

imam Mesjid mengatakan

bahwa “iye dek, setiap

warga mempunyai pendapat

berbeda mengenai jama‟ah

tabligh sehingga mereka

merasa tidak nyaman dan

merasa takut dengan adanya

tama‟ah tabligh ini di

Kelurahan Bontolebang.

Sehingga warga menjauhi

jama‟ah tabligh ketika

berdakwah.”

Interaksi

Simbolik

Dalam hal ini seluruh

masyarakat memiliki

pandangan berbeda

terhadap komunitas

jama‟ah tabligh

mereka berangapan

bahwa komunitas

jama‟ah tabligh

adalah teroris

sehingga mereka

menjauhi komunitas

jama‟ah tabligh saat

melakukan

dakwahnya.

Page 86: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

70

8. SS

Hasil wawancara dengan

wirausaha mengatakan

bahwa “iya dek, kami

sebagai warga berusaha

menjahui komunitas

jama‟ah tabligh ketika

mereka berdakwa saya takut

kalau mereka

mempengaruhi saya dan

akhirnya akan menjerumus

untuk konflik.”

Interaksi

Simbolik

Dalam berdakwah

komunitas jama‟ah

tabligh tidak pernah

berusaha

mempengaruhi

masyarakat untuk

konflik melainkan

mengajak masyarakat

untuk beribadah di

Mesjid.

9. MH

Hasil wawancara dengan

salah satu anggota jama‟ah

tabligh mengatakan bahwa

“iya dek, yang menjadi

kesulitan saya dalam

berdakwah adalah warga

selalu menghindar dari saya

terkadang ada warga yang

menyuruh kami pergi dan

warga juga memiliki

banyak alasan jika saya

ingin berdakwa kepada

mereka.”

Interaksi

Simbolik

Dalam proses

berdakwah tidak

semudah yang kita

bayangkan karena

ada sebagaian

masyarakat yang

menghindari

komunitas jama‟ah

tabligh untuk

berdakwah.

10. DG “nah, sebenarnya dengan

adanya komunitas jama‟ah

tabligh di Kelurahan

Bontolebang ini kami

merasa was-was dan kurang

nyaman karena kami takut

komunitas jama‟ah tablihg

ini membawa ajaran sesat”

Interaksi

Simbolik

Dalam setiap

masyarakat memiliki

pandangan yang

berbeda terhadap

komunitas jama‟ah

tabligh karena

jama‟ah tabligh suatu

hal yang baru di

Kelurahan

Bontolebang.

Page 87: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

71

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada masyarakat Kelurahan

Bontolebang dengan judul. Disparitas Sosio-Religius Komunitas Jama‟ah Tabligh

(Studi Kasus Komunitas Jama‟ah Tabligh Dengan Warga di Kelurahan

Bontolebang Kecamatan Mamajang Kota Makassar). Dapat di simpulkan:

Eksistensi disparitas Sosio-Religius komunitas jama‟ah tabligh di

Kelurahan Bontolebang Kecamatan Mamajang Kota Makassar yaitu Komunitas

jama‟ah tabligh semakin hari bertambah banyak sampai di Kelurahan maupun di

Pedesaan salah satunya di Kelurahan Bontolebang Kecamatan Mamajang Kota

Makassar. jama‟ah tabligh di Kelurahan Bontolebang sejak tahun 2005 hingga

saat ini terus berkembang mereka datang dari berbagai daerah dan ada juga warga

sekitar yang menjadi jama‟ah tabligh.

Bentuk disparitas Sosio-Religius komunitas jama‟ah tabligh dengan

warga di Kelurahan Bontolebang yaitu Masyarakat Kelurahan Bontolebang

memiliki beraneka ragam pandangan ada yang menolak dan ada yang menerima

komunitas jama‟ah tabligh serta Masyarakat di kelurahan Bontolebang

mempunyai keyakinan agama yang sangat kuat sehingga mereka tidak begitu

percaya dengan apa yang disampaikan oleh seorang yang terkait dengan religius.

Page 88: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

72

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‟an dan terjemahnya. 2018. Forum Pelayanan Al-Qur‟an. Banten:

Tangerang Selatan.

Alase, Abayomi, (2017). The interpretative phenomenological Analysis (IPA):A

Guide to a Good Qualitative Reseach Approach. International journal of

Education and Literacy studies, Vol. 5 No. 2, April 2017. DOI:

10.7575/aiac. Ijels.v.5n.2p.9.

Andi, (2010:147). Menuguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif.

Jogjakarta: DIVA press.

Abdurrahman, (2017). Metode Dakwah Jama‟ah Tabligh Terhadap Peningkatan

Shalat Berjamaah Anggotanya Di Kasomberang. Kabupaten Gowa.

Jember. Vol. 9 No. 1, April 2017.

`Chaniago, (2009). Ketimpangan Sosial. Bandung: POLBAN.

Creswell, J. W, (2016). Research Design Pendekatan Metode Kualitatif,

Kuantitatif Dan Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fetzer, (1999). Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Haughton, (2009). Ketimpangan Sosial. Jakarta: Alfabeta.

Jalaludin, (2001). Psikologi Komunikasi. Edisi revisi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Koentjaraningrat, (2009:115-118). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Mallaweang, A. R., & Wahyuni, (2013). Pengantar Sosiologi Sebuah Studi

Tentang Dasar Dasar Sosiologi Pada Umumnya. Makassar: Gudarma

Ilmu.

Miles,B. Mathew dan Michael Huberman, (1992). Analisis Data Kualitatif Buku

sember Tentang metode Baru. Jakarta: UIP.

Moleong, (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya.

Moleong, (2005:6). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Page 89: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

73

Moleong, (2015:163). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Moleong, (2010:330). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mustakim. (2010). Pradigma Prilaku Sosial Dengan Pendekatan Behavioritastik.

Ngawi.

Nursalam, Suardi & Syarifuddin (2016). Teori Sosiologi Klasik, Modern,

Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis, evaluatif dan Integratif.

Yogyakarta: Writing Revolution.

Nurahmi, (2019). Kohesivitas pada kelompok jama‟ah tabligh. Vol. 9 No. 1, April

2019.

Prastowo, (2014:137). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Yokyakarta: DIVA press.

Ritzer, George, 1996. Modern Socological Theory The Mc Gra-Wlill Companies,

New York. Jakarta.

Ralph Linton, (2013:22). Antropologi, Suatu Penyelidikan Tentang Manusia.

Bandung: Jerman.

Scott, (101). Financial Accounting Theory. Scond edition. Canada: Prentice Hall.

Soeprapto, (2002). Pengantar Pengantar Komunikasi. Yogyakarta: Agromedia

Pustaka.

Sonya, Zuleika, Eva, (2016). Etika Pada Istri Jama‟ah Tabligh. Palembang. Vol.

9 No. 1, April 2016.

Sari Novita, (2015). Aktivitas Dakwah Jama‟ah Tabligh Terhadap Program

Khuruj Jama‟ah Tabligh Di Masjid Al-Burahman. Palembang. Vol. 9 No.

1, April 2015.

Sumaadjan, (2003:56). Psikologi Pendidikan. Jakarta, Rajawali Pers.

Soekanto, (2006:22). Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Raja Grapindo

Persada).

Soekanto, (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers

Sugihartono, dkk, (2007:8). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Pers.

Page 90: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

74

Sugiyono, (2009:15). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dam R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2010:203). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2013). Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif , Kuantitatif. dan

R&D, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2014:92). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2016:225). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sunaryo, (2004:98). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta. EGC.

Toha, (2003:154). Prilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. PT. Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Upe, Ambo, (2010). Tradisi Aliran Dalam Sosiologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada.

Walgito, (2004:70). Pengantar Psikologi Umum, Andi, Jakarta.

Page 91: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 92: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Muhammad Arif S.Pd., M.Pd. (MA)

Jenis Kelamin: Laki-laki

Umur : 32 Tahun

Pekerjaan : Dosen Universitas Negeri Makassar

2. Nama : Muhammad Furkon (MF)

Jenis Kelamin: Laki-laki

Umur : 37 Tahun

Pekerjaan : Imam Mesjid

3. Nama : Daeng Romo (DR)

Jenis Kelamin: Laki-laki

Umur : 35 Tahun

Pekerjaan : Ketua RT

4. Nama : Rahma wati (RW)

Jenis Kelamin: Perempuan

Umur : 34 Tahun

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

5. Nama : Siti Suhartini (SS)

Jenis Kelamin: Perempuan

Umur : 50 Tahun

Pekerjaan : Wirausaha

6. Nama : Suci Ramadani (SR)

Page 93: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

Jenis Kelamin: Perempuan

Umur : 22 Tahun

Pekerjaan : Mahasiswi

7. Nama : Abdul Rahman (AR)

Jenis Kelamin: Laki-laki

Umur : 41 Tahun

Pekerjaan : Jama‟ah tabligh

8. Nama : Muhammad Husen (MH)

Jenis Kelamin: Laki-laki

Umur : 45 Tahun

Pekerjaan : Jama‟ah tabligh

9. Nama : Daeng Kulle (DK)

Jenis Kelamin: Laki-laki

Umur : 54 Tahun

Pekerjaan : Pengurus mesjid

10. Nama : Daeng Gasing (DG)

Jenis Kelamin: Laki-laki

Umur : 30 Tahun

Pekerjaan : Tukang batu

Page 94: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK MASYARAKAR

1. Apakah anda mengetahui komunitas jama‟ah tabligh?

2. Bagaimana pandangan anda terhadap komunitas jama‟ah tabligh?

3. Bagaimana pendapat anda yang seharusnya komunitas jama‟ah tabligh

lakukan sebelum berdakwah?

4. Bagaimana pandangan anda terhadap eksistensi disparitas Sosio-Religius

komunitas jama‟ah tabligh di Kelurahan Bontolebang?

5. Bagaimana pandangan anda terhadap bentuk disparitas Sosio-Religius

komunitas jama‟ah tabligh dengan warga di Kelurahan Bontolebang ?

6. Bagaimana dampak disparitas Sosio-Religius komunitas jama‟ah tabligh

dengan warga di Kelurahan Bontolebang?

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH

1. Apakah tujuan anda menjadi komunitas jama‟ah tabligh?

2. Apa yang menjadi kesulitan anda dalam menyampaikan dakwah kepada

warga sekitar?

Page 95: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

`

Gambar 1: Wawancara dengan dosen Universitas Negeri Makassar Pada Tanggal

15 Juni 2021.

Gambar 2: Wawancara dengan imam mesjid Pada Tangga 22 Juni 2021.

Page 96: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

Gambar 3: Wawancara dengan ketua RT Pada Tanggal 10 Juni 2021.

Gambar 4: Wawancara dengan masyarakat Pada Tanggal 17 Juni 2021.

Page 97: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

Gambar 5: Wawancara dengan Wirausaha Pada Tanggal 20 Juni 2021

Gambar 6: Wawancara dengan mahasiswi Pada Tanggal 25 Juni 2021.

Page 98: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

Gambar 7: Wawancara dengan jama‟ah tabligh Pada Tanggal 28 Juni 2021.

Gambar 8: Wawancara dengan jama‟ah tabligh Pada Tanggal 30 Juni 2021

Page 99: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …

Gambar 9: Wawancara dengan pengurus mesjid Pada Tanggal 05 Juli 2021.

Gambar 10: mengamati diskusi serta pengajian komunitas jama‟ah tabligh Pada

Tanggal 28 Juni 2021.

Page 100: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …
Page 101: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …
Page 102: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …
Page 103: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …
Page 104: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …
Page 105: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …
Page 106: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …
Page 107: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …
Page 108: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …
Page 109: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …
Page 110: DISPARITAS SOSIO-RELIGIUS KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH …