daftar isi - metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...tari topeng...

72

Upload: duongthuan

Post on 02-Apr-2018

245 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya
Page 2: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

1

DAFTAR ISI

Hal.

DELINEASI WILAYAH 2

ISU DAN PERMASALAHAN 6

KEUNGGULAN WILAYAH 19

KONSEP AWAL PENGEMBANGAN 22

KETERANGAN COVER:

Tari Topeng Cirebon - http://indonesia-heritage.net

Keraton di Cirebon - http://sudutnusantara.com

Paksi Naga Liman - http://www.yptravel.com/wisata/kraton-kanoman

Tari Buyung Kab. Kuningan - http://diditds.wordpress.com/

Page 3: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

2

DELINEASI WILAYAH

Cirebon Raya merupakan salah satu Wilayah Metropolitan yang sedang dan akan

terus berkembang di Provinsi Jawa Barat. Seperti Bodebek Karpur dan Bandung

Raya, Wilayah Metropolitan ini memiliki ciri aglomerasi jumlah penduduk, aktivitas

sosial dan ekonomi, serta persentase lahan terbangun yang lebih tinggi

dibandingkan dengan wilayah lain di sekitarnya.

Berdasarkan data-data empiris, pada tahun 2010, Metropolitan Cirebon Raya

memiliki jumlah penduduk sebesar 1,58 juta jiwa di 29 kecamatan yang terdapat di

tiga Kabupaten/Kota (Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Kuningan)

dengan luas lahan terbangun sekitar 25%.

Berdasarkan proyeksi tahun 2015, 2020, 2025 dan 2040, jumlah penduduk di

Metropolitan Cirebon Raya akan meningkat dengan pesat, begitu pula dengan luas

wilayah urban dan suburbannya. Mulai tahun 2015, ciri metropolitan telah

beraglomerasi hingga ke Kabupaten Majalengka. Pada tahun 2040, Metropolitan

Cirebon Raya diprediksikan akan meluas hingga ke Kabupaten Indramayu.

GAMBAR 1 WILAYAH METROPOLITAN CIREBON RAYA TAHUN 2010

Sumber: Analisis Tim WJP-MDM, 2011, Data: SP 2010, GIS Bappeda Jabar 2010

3 kabupaten/kota

29 kecamatan

1.58 juta penduduk

Luas area 57.369 Ha

Urban

Suburban

Page 4: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

3

GAMBAR 2 WILAYAH METROPOLITAN CIREBON RAYA TAHUN 2015

Sumber: Analisis Tim WJP-MDM, 2011, Data: SP 2010, GIS Bappeda Jabar 2010

GAMBAR 3 WILAYAH METROPOLITAN CIREBON RAYA TAHUN 2020

Sumber: Analisis Tim WJP-MDM, 2011, Data: SP 2010, GIS Bappeda Jabar 2010

4 kabupaten/kota

30 kecamatan

2.4 juta penduduk

Luas area 60.425 Ha

4 kabupaten/kota

34 kecamatan

3.9 juta penduduk

Luas area71.775 Ha

Urban

Suburban

Urban

Suburban

Page 5: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

4

GAMBAR 4 WILAYAH METROPOLITAN CIREBON RAYA TAHUN 2025

Sumber: Analisis Tim WJP-MDM, 2011, Data: SP 2010, GIS Bappeda Jabar 2010

GAMBAR 5 WILAYAH METROPOLITAN CIREBON RAYA TAHUN 2040

Sumber: Analisis Tim WJP-MDM, 2011, Data: SP 2010, GIS Bappeda Jabar 2010

4 kabupaten/kota

41 kecamatan

6.58 juta penduduk

luas area 98.722 Ha

Urban

Suburban

5 kabupaten/kota

43 kecamatan

Luas area 106.554 Ha

Urban

Suburban

Page 6: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

5

Peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas ekonomi masyarakat mendorong

peningkatan kebutuhan akan berbagai infrastruktur perkotaan, seperti

infrastruktur transportasi, air bersih, persampahan, listrik dan energi,

telekomunikasi, dan infrastruktur pendukung lainnya. Infrastruktur transportasi

strategis seperti jalan tol, jalur kereta api, serta pelabuhan laut dan udara juga

menjadi semakin penting untuk diperhatikan, karena ketersediaannya mampu

memberikan akses penghubung yang lebih baik antara Wilayah Metropolitan

Cirebon Raya dengan wilayah lain di sekitarnya.

Fenomena metropolitan yang terjadi di Wilayah Cirebon Raya memberikan

peluang sekaligus tantangan tersendiri. Fenomena ini memungkinkan Wilayah

Cirebon Raya berperan sebagai penghela pembangunan ekonomi, kesejahteraan,

modernisasi dan keberlanjutan bagi seluruh masyarakat Jawa Barat. Namun pada

saat bersamaan, pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk dan aktivitas sosial

ekonomi masyarakat di wilayah ini juga bisa memunculkan berbagai isu dan

permasalahan, seperti misalnya kemacetan, kurangnya ketersediaan perumahan

bagi masyarakat, pengelolaan persampahan dan air limbah, banjir, kerusakan

lingkungan, kriminalitas dan masalah-masalah lainnya yang segera membutuhkan

solusi pemecahan. Dalam rangka mengatasi isu dan permasalahan tersebut dan

dalam upaya mengoptimalkan potensi dan peluang pengembangan yang dimiliki

oleh Wilayah Metropolitan Cirebon Raya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui

tim WJPMDM menyusun konsep awal pengembangan Wilayah Metropolitan

Cirebon Raya untuk menghela percepatan pembangunan di Wilayah Jawa Barat.

Page 7: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

6

ISU DAN PERMASALAHAN

Dalam mengembangkan metropolitan, terdapat beberapa isu dan permasalahan

yang menjadi perhatian. Beberapa isu dan permasalahan yang terdapat di

Metropolitan Cirebon Raya antara lain terkait masalah transportasi, sosial dan

kependudukan, masalah lingkungan, dan juga ketersediaan infrastruktur. Isu dan

permasalahan tersebut sebaiknya menjadi suatu pertimbangan dalam

pengembangan Metropolitan Cirebon Raya sebagai salah satu metropolitan di

Jawa Barat.

A. Transportasi

Isu dan permasalahan transportasi yang muncul antara lain kemacetan lalu lintas

yang kerap kali terjadi di beberapa ruas jalan. Ruas jalan yang sering mengalami

kemacetan yaitu jalan pantura yang menghubungkan Metropolitan Cirebon Raya

dengan wilayah lain di bagian utara dan barat. Kenyamanan dan keamanan berlalu

lintas juga menjadi salah satu perhatian karena beberapa wilayah masih rawan

kecelakaan. Begitu pula dengan sistem transportasi publik dan simpul-simpul

transportasi lainnya yang belum sepenuhnya dapat melayani para pengguna dan

mengakomodir kebutuhan masyarakat sepenuhnya.

Page 8: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

7

GAMBAR 6 INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI METROPOLITAN CIREBON RAYA 2010

Sumber: Analisis Tim WJP-MDM, 2011, Data: SP 2010, GIS Bappeda Jabar 2010

GAMBAR 7 GUNA LAHAN METROPOLITAN CIREBON RAYA 2010

Sumber: Analisis Tim WJP-MDM, 2011, Data: SP 2010, GIS Bappeda Jabar 2010

Page 9: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

8

Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya tahun 2010 yaitu seluas

13.786.478 Ha. Kawasan terbangun ini akan terus bertambah seiring dengan

bertambahnya jumlah penduduk di Metropolitan Cirebon Raya. Kawasan

terbangun ini sebagian besar mengikuti infrastruktur jalan yang ada di

Metropolitan Cirebon Raya.

GAMBAR 8 KAWASAN TERBANGUN METROPOLITAN CIREBON RAYA 2010

Sumber: Analisis Tim WJP-MDM, 2011, GIS Bappeda Jabar 2010

Transportasi berperan sebagai penghubung pusat kegiatan atau pusat aktivitas

penduduk seperti pusat pelayanan pendidikan, permukiman penduduk, pusat

kesehatan, pusat perdagangan, dan pusat-pusat lainnya, termasuk

menghubungkan antara pusat kegiatan internal dengan wilayah yang lebih luas

(lingkup eksternal), yang dapat dicapai dengan adanya ketersediaan bandar udara,

stasiun KA, pelabuhan, terminal, dan jalan tol. Transportasi dikatakan layak apabila

transportasi tersebut dapat menghubungkan pusat-pusat aktivitas tersebut dan

saling terintegrasi satu sama lain.

Rencana transportasi di masa yang akan datang dibuat berdasarkan proyeksi yang

dilakukan terhadap data-data yang ada sesuai dengan kondisi pada masa tersebut.

Page 10: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

9

Proyeksi terhadap jumlah penduduk dijadikan acuan dalam membuat rencana

transportasi agar sesuai dengan kebutuhan penduduk di masa yang akan datang.

Hasil proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2015, 2020, 2025 dan 2040,

Metropolitan Cirebon Raya akan mengalami perkembangan area metropolitan.

Adanya perkembangan wilayah tersebut tentunya akan berimplikasi pada

kebutuhan infrastruktur transportasi di Metropolitan Cirebon. Infrastruktur

transportasi yang ada saat ini belum sepenuhnya mengakomodir perluasan

perkembangan wilayah urban sehingga masih perlu dilakukan penambahan

infrastruktur transportasi yang menunjang.

Berdasarkan rencana pengembangan infrastruktur baik di tingkat provinsi maupun

di tingkat pusat, terdapat beberapa rencana pengembangan yang berpotensi

memberikan tarikan yang besar pada peningkatan jumlah pendatang dan aktivitas

perekonomian di Metropolitan Cirebon Raya. Dapat dikatakan bahwa peningkatan

jumlah penduduk pada tahun 2025 akan berpotensi lebih besar dibandingkan

dengan proyeksi penduduk 2025 yang telah disebutkan sebelumnya.

GAMBAR 9 KINERJA LALU LINTAS DI PKN CIREBON 2012

Sumber: Perencanaan Transportasi Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, 2012

Disisi lain, ketersediaan dan kondisi infrastruktur internal dan eksternal di

Metropolitan Cirebon Raya masih jauh dari kata mencukupi. Dari sisi eksternal,

terdapat beberapa koridor yang menjadi akses menuju Metropolitan Cirebon Raya,

Page 11: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

10

antara lain jalan raya Kadipaten yang menghubungkan Cirebon dengan Bandung

dan jalan raya Cadas-Pangeran sebagai koridor utama yang menghubungan

Metropolitan Cirebon Raya dengan daerah lainnya, sementara koridor lainnya

hanya berupa jalan-jalan kecil. Sementara itu, kondisi koridor-koridor utama

tersebut sudah tidak mampu menampung pergerakan yang besar antara

Metropolitan Cirebon Raya dengan daerah sekitarnya. Sebagai contoh, jalan raya

Cadas-Pangeran sebagai koridor utama, dengan demand yang besar, tingkat

kemacetan di jalan raya tersebut sudah cukup memprihatinkan. Hal ini juga

diperparah dengan kondisi infrastruktur yang jauh dari ideal. Akibatnya, setiap

terdapat gangguan yang terjadi di jalan tersebut, maka aktivitas pergerakan akan

sepenuhnya terhambat.

Sementara itu, dari sisi internal, kondisi infrastruktur transportasi di Metropolitan

Cirebon Raya semakin lama semakin mengalami penurunan kualitas. Berdasarkan

hasil survei dari Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat di beberapa ruas jalan,

sebanyak 48% ruas jalan utama di Metropolitan Cirebon Raya memiliki level of

service B, 44% dengan level of service C, 8% dengan level of service C, dan tidak ada

ruas jalan dengan level of service A. Hal ini perlu menjadi perhatian, mengingat

potensi peningkatan pergerakan dan aktivitas perekonomian di Metropolitan

Cirebon Raya juga harus didukung dengan peningkatan kualitas dan kuantitas

infrastruktur transportasi di dalamnya.

Secara umum, terdapat beberapa isu strategis transportasi yang menjadi perhatian

khusus di wilahan BKPP III Cirebon terutama dalam lingkup Metropolitan Cirebon

Raya. Isu tersebut yaitu:

GAMBAR 10 ISU STRATEGIS SEKTOR TRANSPORTASI DI WILAYAH BKPP III CIREBON

Sumber: Musrenbang Provinsi Jawa Barat, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

Provinsi Jawa Barat, 2013

1. Perbaikan Jalan Kabupaten/Kota bersama dunia usaha

2. Jalan menuju Sentra Industri, Sentra Wisata, dan Sentra Pertanian

3. Pengembangan Transportasi Massal Perkotaan dan Terminal

4. Pembangunan Bandara Kertajati

5. Pembebasan Lahan Kertajati Sisi Darat dan Udara

6. Pembebasan Lahan Segmen: Jalan Tol Sumedang-Kertajati dan Tol

Cikopo – Palimanan

7. Transportasi Multi Moda dan Reaktivasi Kereta Api

Page 12: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

11

B. Infrastruktur Permukiman

Kebutuhan Perumahan: Perhitungan kebutuhan infrastruktur perumahan

dilakukan untuk mengetahui besarnya kebutuhan perumahan dibandingkan

dengan ketersediaannya saat ini. Adapun secara umum, perhitungan kebutuhan

perumahan di wilayah Metropolitan Cirebon Raya dilakukan secara sederhana,

dengan mempertimbangkan:

1. Jumlah rumah tangga yang ada di Metropolitan Cirebon Raya

2. Jumlah penduduk yang ada di Metropolitan Cirebon Raya

3. Jumlah rata-rata anggota keluarga di Metropolitan Cirebon Raya

4. Jumlah rumah yang telah tersedia di Metropolitan Cirebon Raya

Penentuan besar kebutuhan perumahan didasarkan pada jumlah penduduk

Metropolitan Cirebon Raya saat ini yang kemudian dihitung dalam satuan rumah

tangga. Pada tahun 2010, jumlah rumah tangga di Metropolitan Cirebon Raya

adalah sebesar 395.530 jiwa yang tersebar di 3 (tiga) Kabupaten/Kota. Adapun

jumlah rumah tangga Metropolitan Cirebon Raya dihitung dengan formula:

Dengan mengasumsikan bahwa satu rumah tangga terdiri dari 4 (empat) jiwa,

maka berdasarkan data jumlah penduduk eksisting akan dapat diketahui perkiraan

jumlah rumah tangga di Metropolitan Cirebon Raya. Berikut adalah hasil perkiraan

jumlah rumah tangga di Metropolitan Cirebon Raya beserta jumlah penduduk

eksisting tahun 2010.

TABEL 1

JUMLAH PENDUDUK DAN RUMAH TANGGA DI METROPOLITAN CIREBON RAYA 2010

Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga

Kota Cirebon 304.152 76.038

Kab. Cirebon 1.253.337 313.334

Kab. Kuningan 24.630 6.158

JUMLAH 1.528.119 395.530

Sumber: Hasil Analisis, 2012

Jumlah Rumah

Yang Dibutuhkan = Jumlah penduduk – Jumlah rumah yang tersedia

4

Page 13: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

12

Sementara itu, jumlah rumah yang tersedia di Metropolitan Cirebon Raya dihitung

berdasarkan persentase jumlah rumah di Jawa Barat. Jumlah rumah di Jawa Barat

sebesar 75,67% dari jumlah rumah tangga di Jawa Barat, sehingga didapatkan

angka sebesar 8.133.251 rumah. Selanjutnya, jumlah rumah di masing-masing

Kabupaten/Kota dihitung berdasarkan persentase jumlah penduduk. Adapun

jumlah rumah yang tersedia pada masing-masing Kabupaten/Kota di Metropolitan

Cirebon Raya yaitu:

TABEL 2

JUMLAH RUMAH YANG TERSEDIA DI METROPOLITAN CIREBON RAYA 2010

Kabupaten/Kota Jumlah Rumah di Jawa

Barat*) Persentase

Jumlah Rumah

yang Tersedia

Kota Cirebon

8.133.251

0,71 57.538

Kabupaten Cirebon 2,92 237.100

Kabupaten Kuningan 0,06 4.659

JUMLAH 299.297

*) 75,67%*jumlah rumah tangga di Jawa Barat

Rumah tangga di Jawa Barat = 42.993.267/4

Sumber: Hasil Analisis, 2012

Berdasarkan tabel di atas, dengan membandingkan jumlah kebutuhan rumah

dengan jumlah rumah yang tersedia, maka didapat backlog perumahan di

Metropolitan Cirebon Raya. Adapun besarnya backlog perumahan di Metropolitan

Cirebon Raya adalah sebagai berikut:

TABEL 3

BACKLOG RUMAH DI METROPOLITAN CIREBON RAYA TAHUN 2010

Kabupaten/Kota Jumlah Kebutuhan

Rumah

Jumlah Rumah

yang Tersedia Backlog

Kota Cirebon 76.038 57.538 18.500

Kabupaten Cirebon 313.334 237.100 76.234

Kabupaten Kuningan 6.158 4.659 1.499

JUMLAH 96.233

Sumber: Hasil Analisis, 2012

Jumlah backlog perumahan di Metropolitan Cirebon Raya pada tahun 2010

sebesar 96.233. Artinya bahwa terdapat 96.233 keluarga yang belum memiliki

rumah pada tahun 2010 dan perlu segera untuk dipenuhi. Dengan menghitung

selisih antara jumlah permukiman eksisting dengan jumlah kebutuhan rumah

Page 14: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

13

tersebut, maka akan dapat dilakukan analisis lebih lanjut terhadap luas kebutuhan

lahan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan permukiman di Metropolitan

Cirebon Raya.

Untuk menghitung jumlah tambahan lahan yang dibutuhkan dalam pemenuhan

kebutuhan rumah secara keselutuhan, maka digunakan asumsi untuk membangun

satu unit rumah sebesar 36 m2. Dasar perhitungan yang digunakan dalam asumsi

tersebut yaitu bahwa satu orang membutuhkan 9 m2 lahan. Nilai ini merupakan

nilai yang ditetapkan oleh International Covenant on Economic, Social, and Cultural

Rights (ICESCR) pasal 2 ayat (1) serta dalam UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang

Perumahan dan Kawasan Permukiman. Adapun jumlah kebutuhan lahan tambahan

untuk menutupi backlog perumahan adalah sebesar 3.464.388 m2 atau 346,4 Ha.

Seiring dengan perkembangan jumlah penduduk, maka jumlah backlog perumahan

akan terus bertambah pula. Sementara itu, lahan untuk pengembangan

perumahan semakin terbatas. Dengan demikian, perumahan baru harus

dikembangkan secara vertikal untuk meminimalisasi penggunaan lahan. Selain itu,

dapat dilakukan pula redevelopment pada beberapa kawasan perumahan yang

tidak tertata dengan baik, misalnya permukiman kumuh dan padat. Dengan

penataan kembali menjadi perumahan vertikal, maka akan tersedia lahan untuk

perumahan yang lebih banyak sehingga dapat mengatasi backlog perumahan.

Kebutuhan Air Bersih: Sistem penyediaan air bersih merupakan salah satu

infrastruktur penunjang Perumahan dan Permukiman. Infrastruktur ini memegang

peranan penting bagi kelangsungan hidup penduduk yang mendiami suatu

kawasan perumahan dan permukiman.

Dalam upaya pemenuhan air bersih di Metropolitan Cirebon Raya, pemerintah

memiliki peran yang besar. Melalui perusahaan penyedia air minum, pemerintah

berupaya untuk memenuhi segala kebutuhan terhadap air bersih yang ada di

masyarakat. PDAM Tirta Dharma, PDAM Tirta Kamuning, dan PDAM Kabupaten

Cirebon merupakan PDAM yang mengelola air bersih di wilayah Metropolitan

Cirebon. Namun, pemanfaatan air bersih di wilayah Metropolitan Cirebon Raya

tidak hanya berasal dari PDAM, melainkan juga dari air tanah serta dari mata air.

Untuk melihat kondisi pemenuhan kebutuhan air bersih di Metropolitan Cirebon

Raya, perlu untuk menghitung bagaimana kebutuhannya saat ini, sehingga dapat

diprediksi bagaimana kebutuhan tersebut di masa akan datang. Dalam proses

Page 15: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

14

perhitungan kebutuhan air bersih tersebut, digunakan tiga standar perhitungan

kebutuhan minimum. Adapun standar minimum air bersih tersebut antara lain:

1. Berdasarkan kesepakatan Konferensi Air PBB di Mal del Plata Argentina tahun

1977, kebutuhan dasar air bersih disarankan bagi setiap orang adalah

sebanyak 50 liter/hari;

2. Berdasarkan Permendagri no.23 tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata

Cara Pengaturan Air Minum pada Perusahaan Air Minum, kebutuhan dasar air

bersih disarankan bagi setiap orang adalah 60 liter/hari;

3. Berdasarkan standar kebutuhan air bersih menurut Ditjen Cipta Karya

Kementerian Pekerjaan Umum, kebutuhan dasar air bersih disarankan bagi

setiap orang adalah sebanyak 160 liter/hari.

Dengan memperhatikan jumlah penduduk di Metropolitan Cirebon Raya tahun

2010, maka kebutuhan air bersih untuk perumahan dan permukiman tahun 2010

adalah:

TABEL 4

KEBUTUHAN AIR BERSIH DOMESTIK METROPOLITAN CIREBON RAYA TAHUN 2010

Kabupaten/Kota Kebutuhan Air Bersih Domestik (l/hari)

Konferensi Air PBB Permendagri 23/2006 PU Cipta Karya

Kota Cirebon 15.207.600 18.249.120 48.664.320

Kabupaten Cirebon 62.666.850 75.200.220 200.533.920

Kabupaten Kuningan 1.231.500 1.477.800 3.940.800

JUMLAH 79.105.950 94.927.140 253.139.040

Sumber: Hasil Analisis WJPMDM, 2012

Selain perhitungan kebutuhan air pada tahun 2010, dilakukan pula prediksi

kebutuhan air bersih pada tahun 2010, 2020, dan 2025 dengan menggunakan

standar kebutuhan air bersih menurut Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan

Umum, yaitu sebanyak 160 liter/hari.

Page 16: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

15

TABEL 5

KEBUTUHAN AIR BERSIH DOMESTIK DI WILAYAH METROPOLITAN CIREBON RAYA

BERDASARKAN DPU CIPTA KARYA (160 LITER/ ORANG/ HARI)

Kabupaten/ Kota

Kebutuhan Air Bersih Domestik Berdasarkan DPU Cipta Karya

(Liter/ Orang/ Hari)

2010 2015 2020 2025

Kab. Cirebon 200.533.920 304.832.218 484.314.572 753.191.373

Kota Cirebon 48.664.320 71.503.854 105.062.615 153.547.351

Kab. Majalengka - - 29.645.321 71.951.972

Kab. Kuningan 3.940.800 5.790.328 8.507.891 74.196.984

TOTAL 253.139.040 382.126.400 627.530.400 1.052.887.680

Sumber: Hasil Analisis WJPMDM, 2012

Selain itu, dilakukan pula perhitungan kebutuhan air bersih non domestik dengan

menggunakan standar yang sama. Kebutuhan air bersih non domestik dihitung

berdasarkan asumsi sebesar 20 persen dari kebutuhan air bersih domestik.

TABEL 6

KEBUTUHAN AIR BERSIH NON DOMESTIK DI WILAYAH METROPOLITAN CIREBON RAYA

Kabupaten/ Kota

Kebutuhan Air Bersih Non Domestik Proxy 20 Persen

(liter/ orang/ hari)

2010 2015 2020 2025

Kab. Cirebon 40.106.784 60.966.444 96.862.914 150.638.275

Kota Cirebon 9.732.864 14.300.771 21.012.523 30.709.470

Kab. Majalengka - - 5.929.064 14.390.394

Kab. Kuningan 788.160 1.158.066 1.701.578 14.839.397

TOTAL 50.627.808 76.425.280 125.506.080 210.577.536

Sumber: Hasil Analisis WJPMDM, 2012

Total kebutuhan air bersih di Metropolitan Cirebon Raya yang terdiri atas

kebutuhan air bersih domestik dan non domestik dapat dilihat pada Tabel 7.

Page 17: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

16

TABEL 7

TOTAL KEBUTUHAN AIR BERSIH DOMESTIK DAN NON DOMESTIK DI WILAYAH

METROPOLITAN CIREBON RAYA

Kabupaten/ Kota

Kebutuhan Air Bersih Domestik dan Non Domestik Proxy 20 Persen

(liter/ orang/ hari)

2010 2015 2020 2025

Kab. Cirebon 240.640.704 365.798.662 581.177.487 903.829.648

Kota Cirebon 58.397.184 85.804.624 126.075.138 184.256.821

Kab. Majalengka - - 35.574.386 86.342.366

Kab. Kuningan 4.728.960 6.948.394 10.209.470 89.036.381

TOTAL 303.766.848 458.551.680 753.036.480 1.263.465.216

Sumber: Hasil Analisis WJPMDM, 2012

Setelah mendapatkan jumlah produksi air bersih ideal berdasarkan perhitungan,

maka perlu untuk membandingkannya dengan kondisi eksisting, sehingga dapat

diketahui bagaimana kondisi pemenuhan kebutuhan air tahun 2010 di

Metropolitan Cirebon Raya. Adapun kondisi pemenuhan kebutuhan air bersih

Metropolitan Cirebon Raya adalah sebagai berikut:

TABEL 8

PERBANDINGAN KAPASITAS PRODUKSI EKSISTING DAN PRODUKSI AIR BERSIH

BERDASARKAN PERHITUNGAN METROPOLITAN CIREBON RAYA

Kabupaten/Kota Kapasitas Termanfaatkan Produksi Air Bersih Domestik (l/hari)

l/det l/hr 2010 2025

Kabupaten Cirebon 347,5 29.980.800 240.640.704 903.829.648

Kota Cirebon 830 71.712.000 58.397.184 184.256.821

Kabupaten

Majalengka

141 12.182.400 - 86.342.366

Kabupaten

Kuningan

216 18.662.400 4.728.960 89.036.381

TOTAL - 132.537.600 303.766.848 1.263.465.216

Sumber: Hasil Analisis WJPMDM, 2012

Berdasarkan Tabel 8, dapat disimpulkan bahwa terdapat kelebihan kapasitas

produksi eksisting dibandingkan perhitungan ideal pada dua daerah di

Metropolitan Cirebon Raya yaitu Kota Cirebon dan Kabupaten Kuningan. Apabila

dihitung secara keseluruhan, masih terdapat surplus pada produksi air bersih di

kedua wilayah tersebut pada tahun 2010. Namun, pada tahun 2025, kebutuhan air

bersih telah melebihi kondisi eksistingnya, sehingga terdapat defisit pada

Page 18: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

17

pemenuhan kebutuhan air bersih yang cukup signifikan di Metropolitan Cirebon

Raya. Dengan melihat hal tersebut, maka perlu adanya penyediaan dan

pemeliharaan air bersih yang lebih baik lagi, termasuk pencarian sumber air bersih

alternatif lainnya, sehingga segala kebutuhan air, termasuk kebutuhan untuk

perumahan dan permukiman dapat terpenuhi dengan baik.

Kebutuhan Infrastruktur Pengelolaan Sampah: Produksi sampah di wilayah

Metropolitan Cirebon Raya diakibatkan dari adanya kegiatan industri,

perdagangan, pertanian, rumah tangga, dan sebagainya. Peningkatan produksi

sampah per harinya terutama disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk

Metropolitan Cirebon Raya serta meningkatnya aktivitas masyarakat setempat.

Untuk melihat bagaimana kebutuhan akan fasilitas pengelolaan sampah di

Metropolitan Cirebon Raya, maka dilakukan perhitungan terhadap besarnya

produksi sampah per harinya. Nilai tersebut merupakan nilai pendekatan yang

diperoleh melalui kalkulasi antara jumlah penduduk eksisting dengan nilai rata-rata

produksi sampah per jiwa per hari. Adapun nilai rata-rata standar yang digunakan

merupakan nilai yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup Republik

Indonesia, dimana ditentukan bahwa setiap orang rata-rata menghasilkan 0,8 kg

sampah domestik perhari.

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, maka diperoleh besarnya produksi

sampah domestik per hari di Metropolitan Cirebon Raya. Adapun besar produksi

sampah domestik tersebut adalah sebagai berikut:

TABEL 9

TOTAL PRODUKSI SAMPAH METROPOLITAN CIREBON RAYA TAHUN 2010

Kabupaten/ Kota Volume Sampah (ton/ hari)

Kota Cirebon 243,3

1.265,7 Kab. Cirebon 1.002,7

Kab. Kuningan 19,7

Sumber: Hasil Analisis WJPMDM, 2012

Dengan tingginya volume sampah di Metropolitan Cirebon Raya tersebut, maka

dibutuhkan pengelolaan sampah yang baik di tingkat lokal maupun regional. Selain

itu, diperlukan juga penyediaan fasilitas pengelolaan sampah yang lebih memadai

seperti penyediaan gerobak sampah atau bak sampah kecil di tingkat RW,

Page 19: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

18

penyediaan gerobak sampah atau bak sampah besar di tingkat kelurahan, dan

seterusnya, serta pemanfaatan yang lebih efektif TPS dan TPA yang telah tersedia.

C. Kependudukan

Penduduk menjadi salah satu isu dan permasalahan yang muncul di Metropolitan

Cirebon Raya. Jumlah penduduk yang terus bertambah menyebabkan kebutuhan

akan infrastruktur pun meningkat. Selain itu, banyaknya jumlah penduduk ini

tidaklah merata satu sama lainnya sehingga kepadatan penduduk tinggi hanya

berfokus di beberapa wilayah padahal di wilayah lain kepadatan penduduknya

rendah. Jumlah penduduk yang banyak juga dapat menimbulkan pengangguran

ketika mereka tidak memiliki pekerjaan sehingga memicu tindakan kriminalitas dan

juga munculnya masyarakat miskin perkotaan.

Isu dan permasalahan kependudukan di Metropolitan Cirebon juga dapat dilihat

dari kualitas penduduknya, yang dicerminkan dalam Indeks Pembangunan Manusia

(IPM). Apabila dibandingkan dengan IPM Jawa Barat, sebagian besar

kabupaten/kota di Metropolitan Cirebon Raya memiliki IPM yang lebih rendah

dibandingkan dengan IPM Jawa Barat, yaitu Kabupaten Indramayu, Kabupaten

Cirebon, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Kuningan, sementara hanya Kota

Cirebon yang memiliki IPM lebih tinggi dari rata-rata IPM Jawa Barat. Hal ini perlu

mendapat perhatian, karena IPM mempengaruhi tingkat daya saing Metropolitan

Cirebon Raya baik dalam lingkup Jawa Barat maupun Indonesia dan Internasional.

GAMBAR 11 IPM KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT TAHUN 2011

Sumber: TNP2K, 2011

68,18

72,82

79,49

6264666870727476788082

Kab

. In

dra

may

u

Kab

. Cir

eb

on

Kab

. Cia

nju

r

Kab

. Kar

awan

g

Kab

. Maj

ale

ngk

a

Kab

. Su

kab

um

i

Kab

. Ku

nin

gan

Kab

. Su

ban

g

Kab

. Pu

rwak

arta

Kab

. Gar

ut

Ko

ta B

anja

r

Kab

. Cia

mis

Kab

. Bo

gor

Kab

. Tas

ikm

alay

a

Kab

. Su

med

ang

JAW

A B

AR

AT

Kab

. Be

kasi

Kab

. Ban

du

ng

B

Kab

. Ban

du

ng

Ko

ta T

asik

mal

aya

Ko

ta C

ireb

on

Ko

ta S

uka

bu

mi

Ko

ta C

imah

i

Ko

ta B

ogo

r

Ko

ta B

and

un

g

Ko

ta B

eka

si

Ko

ta D

ep

ok

Page 20: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

19

KEUNGGULAN WILAYAH

METROPOLITAN CIREBON RAYA Metropolitan Cirebon Raya sebagai salah satu metropolitan di Provinsi Jawa Barat

memiliki keunggulan yang berbeda dengan Metropolitan Bodebek Karpur dan

Metropolitan Bandung Raya. Keunggulan yang dimiliki tersebut juga berbeda antar

Kota dan Kabupaten yang termasuk ke dalam Metropolitan Cirebon Raya.

Metropolitan Cirebon Raya terdiri dari Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon,

Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Majalengka. Meskipun demikian, keunggulan

setiap Kota/Kabupaten tersebut tentunya dapat dimanfaatkan untuk

mengembangkan Metropolitan Cirebon Raya secara keseluruhan.

Dalam mengindentifikasi keunggulan-keunggulan yang dimiliki masing-masing

daerah, dapat dilihat berdasarkan keunggulan absolut (absolute advantage),

keunggulan komparatif (comparative advantage), dan keunggulan kompetitif

(competitive advantage). Masing-masing keunggulan tersebut dapat berbeda satu

sama lainnya.

Secara umum, karakteristik antar Kota dan Kabupaten yang termasuk ke dalam

wilayah Metropolitan Cirebon Raya memiliki beberapa persamaan. Jika dilihat

sebagai satu wilayah metropolitan, dapat dikatakan bahwa keberadaan objek

wisata sejarah, wisata alam dan wisata budaya dapat menjadi keunggulan absolut

dari Metropolitan Cirebon Raya. Hal tersebut terlihat dari persebaran objek-objek

wisata yang cukup banyak.

Setiap potensi yang dimiliki Kota/Kabupaten di Metropolitan Cirebon Raya, dapat

pula mencerminkan keunggulan dari wilayah Metropolitan Cirebon Raya secara

umum. Untuk itu dapat dirumuskan bahwa keunggulan absolut, keunggulan

komparatif dan keunggulan kompetitif untuk Metropolitan Cirebon Raya adalah

sebagai berikut.

Page 21: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

20

TABEL 10

KEUNGGULAN WILAYAH METROPOLITAN CIREBON RAYA

Absolute Advantage

(Keunggulan Absolut)

Comparative Advantage

(Keunggulan Komparatif)

Competitive Advantage

(Keunggulan Kompetitif)

Daerah iklim tropis berupa

dataran rendah,

pegunungan dan pantai

Budaya Nadran (pesta

laut), Syawalan Gunung

Jati, Topeng Cirebon,

Tarling, Sintren, Sandiwara

Cirebonan, Debus,

Kesenian Gembyung,

Tayuban, Wayang Golek,

Kuda Lumping, Ngarot, Tari

Topeng Dermayon,

Genjring Akrobat, dll

Keraton, Situs sejarah,

Bumi Perkemahan, Taman

Nasional Gunung Ciremai,

Gedung Perjanjian, dll

Perkampungan batik

Trusmi

Sungai, situ, dan waduk

Letak geografis

strategis berada di Jalur

Pantura

Bandara Cakrabuwana,

Stasiun Kejaksan,

Pelabuhan Perikanan

Kejawanan

Ketersediaan tenaga

kerja yang terampil

dalam memproduksi

batik dan rotan

SDA melimpah berupa

hasil laut, kayu, bahan

galian, energi panas

bumi, minyak dan gas

Pelabuhan Cirebon

untuk pengangkutan

batu bara

Warisan budaya

Keraton

Pengrajin batik

berpengalaman selama

bertahun-tahun

Pengrajin rotan

berkelas dunia

Sumber: Analisis Tim WJPMDM, 2011

Metropolitan Cirebon Raya merupakan daerah iklim tropis berupa dataran rendah

dan pegunungan dengan kekhasan budaya dan sejarah yang berbeda dengan

wilayah lain. Budaya menjadi salah satu ciri khas dari Metropolitan Cirebon Raya

seperti tari topeng, kuda lumping, tayuban dan budaya-budaya lainnya.

Keanekaragaman budaya tersebut menjadi keunggulan absolut dari Metropolitan

Cirebon Raya. Selain itu, keberadaan kampung batik Trusmi juga menjadi

keunggulan absolut dari nilai segi budaya karena wilayah-wilayah lain tidak

memiliki perkampungan batik Trusmi.

Perkampungan batik di Trusmi merupakan salah satu potensi wilayah tempat

dihasilkannya produk batik. Batik yang dihasilkan memiliki ciri khas yang sangat

tinggi nilainya, baik nilai seni maupun nilai ekonomisnya. Hal tersebut sejalan

dengan adanya pengakuan dunia internasional terhadap batik sebagai salah satu

produk asli Indonesia. Batik-batik yang dihasilkan dari perkampungan batik di

Page 22: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

21

Trusmi dapat mewakili budaya Cirebon yang mampu bersaing dengan batik hasil

produksi wilayah lain seperti Batik Tasik, Batik Pekalongan, Batik Solo, dan Batik

Yogya.

Metropolitan Cirebon Raya memiliki letak yang strategis dengan tersedianya lahan

yang cukup luas untuk investasi. Letaknya yang strategis tersebut akan

memberikan keuntungan antara lain kemudahan akses keluar dan masuk wilayah

tersebut karena berada di jalur pantura dan terhubung dengan kota lainnya seperti

Jakarta dan Bandung. Keberadaan Metropolitan Cirebon Raya yang strategis ini

dapat dibandingkan dengan wilayah-wilayah lain yang berada pada lokasi strategis

pula.

Adanya industri-industri skala kecil sampai industri besar serta ketersediaan

sumber daya alam menyebabkan munculnya tenaga kerja-tenaga kerja yang

terampil. Tenaga kerja di Metropolitan Cirebon Raya sangat terampil dalam

membuat kerajinan rotan dan juga perabot rumah tangga. Selain itu, tenaga kerja

di Metropolitan Cirebon Raya terampil dalam hal membatik baik buatan tangan

ataupun dengan bantuan alat.

Keberadaaan pelabuhan laut dan bandar udara di Metropolitan Cirebon Raya telah

menjadi simpul pergerakan transportasi. Pelabuhan Cirebon merupakan pelabuhan

yang memiliki peranan yang penting sebagai akses barang dan penumpang dengan

skala pelayanan nasional. Sedangkan keberadaan Bandara Cakrabhuwana

merupakan bandara dengan fungsi khusus seperti sekolah penerbangan atau

militer dan pusat penyebaran tersier. Selain itu, adanya rencana pengembangan

Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati yang dilengkapi dengan Aerocity

Majalengka di Kabupaten Majalengka juga dapat menjadi salah satu keunggulan

yang dapat bermanfaat bagi pengembangan Metropolitan Cirebon Raya.

Page 23: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

22

KONSEP AWAL PENGEMBANGAN

METROPOLITAN CIREBON RAYA Pengembangan Metropolitan Cirebon Raya diharapkan dapat sejalan dengan

konsep pengembangan metropolitan dan growth center sebagai penghela

percepatan pembangunan di Jawa Barat. Untuk itu diperlukan konsep

pengembangan masing-masing metropolitan di Jawa Barat dengan

mengoptimalkan pemanfaatan komponen atau faktor-faktor produksi yang

terdapat di wilayah metropolitan masing-masing. Berdasarkan potensi dan

perkembangan jumlah penduduk serta aktivitas perekonomian di Metropolitan

Cirebon Raya, maka pengembangunan Metropolitan Cirebon Raya akan diarahkan

sebagai Metropolitan Budaya dan Sejarah dengan sektor unggulan pariwisata,

industri, dan kerajinan.

Pengembangan Metropolitan Cirebon Raya sebagai Metropolitan Budaya dan

Sejarah

Budaya dan sejarah menjadi hal yang sangat melekat dengan Metropolitan Cirebon

Raya. Berdasarkan keunggulan yang dimiliki Metropolitan Cirebon Raya, terdapat

berbagai macam budaya yang berkembang di metropolitan tersebut. Budaya yang

berkembang telah menjadi ciri khas Metropolitan Cirebon Raya sebagai

Metropolitan Budaya dan Sejarah.

Untuk dapat mengembangkan konsep Metropolitan Cirebon Raya sebagai

penghela percepatan pembangunan di Jawa Barat, diperlukan strategi

pengembangan yang sesuai dengan keunggulan dan permasalahan yang dimiliki

wilayah tersebut. Dalam mengembangkan konsep pengembangan Metropolitan

Cirebon Raya sebagai metropolitan budaya dan sejarah, pelestarian warisan

budaya dan kawasan cagar budaya sebagai daya tarik wisata baik skala lokal,

regional, nasional dan internasional diperlukan. Hal tersebut dilakukan mengingat

keberadaan warisan budaya tersebut perlu dijaga sebagai aset wilayah yang akan

menghela pembangunan wilayah tersebut.

Selain pelestarian budaya, prioritas pengembangan budaya dan kesenian dengan

penyediaan fasilitas memadai seperti gedung kesenian sebagai tempat pameran

dan festival, padepokan seni dan sanggar seni budaya, pusat kebudayaan serta

museum dan galeri juga diperlukan. Penyediaan fasilitas-fasilitas tersebut harus

Page 24: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

23

pula didukung oleh penyediaan infrastruktur dasar untuk pengembangan

metropolitan secara menyeluruh seperti penyediaan perumahan vertikal skala

besar di Kota Cirebon, penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan,

peparkiran dan fasilitas dasar lainnya sesuai dengan hirarki skala pelayanan yang

melayani pusat-pusat kegiatan masyarakat serta penyediaan infrastruktur

permukiman, energi, transportasi, telekomunikasi, dan sumber daya air.

Pengembangan Metropolitan Cirebon Raya dengan Sektor Unggulan Wisata

Wisata menjadi salah satu sektor yang dapat mendorong pencapaian Metropolitan

Cirebon Raya sebagai metropolitan budaya dan sejarah. Prioritas pengembangan

produk wisata dan strategi pemasaran juga perlu dilakukan sebagai salah satu

upaya preservasi warisan budaya yang memiliki nilai sejarah tinggi yang juga dapat

dijadikan potensi wisata dan penggerak pembangunan untuk meningkatkan

perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Pengembangan potensi wisata

tersebut juga harus disertai dengan peningkatan sarana dan prasarana penunjang

seperti aksesibilitas jalan yang terintegrasi antar kawasan wisata, optimalisasi

sarana dan prasarana transportasi, penyediaan hotel dan restoran di sekitar

tempat wisata, penyediaan pusat informasi wisata dan rekreasi serta fasilitas

perdagangan sebagai bagian dari pengembangan wisata.

Wisata alam, wisata budaya dan wisata budaya merupakan bagian dari wisata yang

ada di Metropolitan Cirebon Raya. Keragaman jenis wisata tersebut telah

mencirikan budaya dan sejarah di Metropolitan Cirebon Raya. Pengembangan

terhadap sektor wisata tersebut akan mendorong perekonomian Metropolitan

Cirebon Raya sehingga sektor wisata tersebut perlu dikembangkan secara optimal.

Pengoptimalan sektor wisata di Metropolitan Cirebon Raya dapat dilakukan

dengan berbagai cara mulai dari pemeliharaan, peningkatan, serta pengawasan

terhadap objek-objek wisata yang telah tersedia.

Pengembangan Metropolitan Cirebon Raya dengan Sektor Unggulan Industri

Berdasarkan potensi yang dimiliki Metropolitan Cirebon Raya, sektor industri

memiliki peranan yang cukup penting dalam mengembangkan metropolitan

tersebut. Keberadaan berbagai jenis industri seperti penggalian, kimia, sampai

industri pengolahan makanan dapat menjadi sektor unggulan dalam

pengembangan Metropolitan Cirebon Raya, serta didukung pula oleh tenaga kerja

yang kompeten.

Page 25: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

24

Untuk mengarahkan agar sektor industri dapat berperan optimal, maka

selanjutnya akan dibentuk kawasan industri yang terintegrasi di wilayah

Metropolitan Cirebon Raya, tepatnya di Aerocity Kabupaten Majalengka. Aerocity

merupaan bagian yang tidak terpisahkan dari Bandara Internasional Jawa Barat di

Kertajati. Pengembangan industri di kawasan Aerocity tersebut akan meningkatkan

perekonomian dan menyerap tenaga kerja.

Pengembangan Metropolitan Cirebon Raya dengan Sektor Unggulan Kerajinan

Pengembangan kerajinan berupa kerajinan batik dan rotan yang menjadi ciri khas

Metropolitan Cirebon Raya akan menjadi salah satu ikon budaya di metropolitan

tersebut. Dalam mengembangkan konsep pengembangan Metropolitan Cirebon

Raya sebagai metropolitan budaya dan sejarah dengan sektor unggulan kerajinan,

prioritas terhadap peningkatan dan pertumbuhan kegiatan kerajinan batik dan

kerajinan rotan diperlukan sebagai bagian dari budaya Cirebonan. Selain itu,

pengembangan kegiatan kerajinan batik dan rotan sebaiknya dilakukan secara

terintegrasi, ramah lingkungan, berteknologi tinggi dan mampu membangkitkan

kegiatan ekonomi wilayah.

Pengembangan kerajinan perlu juga ditunjang dengan ketersediaan infrastruktur

yang memadai bagi kegiatan industri seperti penyediaan air baku, sistem

pengelolaan limbah yang baik dan aksesibilitas untuk jalur distribusi bahan baku

serta pemasaran hasil produksi. Keberadaan industri kerajinan yang menyerap

tenaga kerja dalam jumlah besar pun perlu ditunjang dengan penyediaan

perumahan vertikal skala besar untuk dapat menampung jumlah penduduk

metropolitan yang terus meningkat. Pengembangan perumahan vertikal skala

besar tersebut juga perlu ditunjang dengan penyediaan infrastruktur permukiman

yang memadai.

Konsep pengembangan metropolitan tersebut harus dapat meminimalisasi dan

mengantisipasi permasalahan yang kerap kali muncul di kota-kota metropolitan.

Dalam mengembangkan Metropolitan Cirebon Raya, adanya keunggulan yang

dimiliki Metropolitan Cirebon Raya tentunya harus dapat dimanfaatkan secara

optimal. Hal tersebut untuk mewujudkan pengembangan Metropolitan Cirebon

Raya sebagai penghela ekonomi, kesejahteraan, modernisasi, dan keberlanjutan

bagi seluruh Jawa Barat.

Page 26: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

25

Pengembangan Metropolitan Cirebon Raya Sebagai Penghela Ekonomi

Pada dasarnya, sebagai penghela ekonomi, pengembangan metropolitan

diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, menambah lapangan

kerja, dan memperluas pasar bagi produk-produk Jawa Barat. Keberadaan

kegiatan-kegiatan seperti pariwisata, hotel dan restoran, perdagangan yang

berkembang di Metropolitan Cirebon Raya juga akan menyerap tenaga kerja,

membuka peluang investasi serta meningkatkan pendapatan masyarakat.

Industri batik merupakan salah satu industri yang berkembang di Metropolitan

Cirebon Raya yang akan dapat memperluas pasar bagi produk-produk batik yang

dihasilkan dengan ciri khas tersendiri. Sama halnya dengan industri batik, industri

kerajinan rotan di Metropolitan Cirebon Raya akan dapat menyerap tenaga kerja

yang cukup banyak sehingga produk kerajinan yang dihasilkan dalam jumlah yang

besar pula. Produk kerajinan yang dihasilkan dapat diekspor sehingga akan

mempengaruhi pendapatan daerah apalagi jika nilai ekspornya terus meningkat.

Dengan kondisi tersebut tentunya keberadaan industri kerajinan rotan ini akan

menjadi penghela ekonomi bagi Jawa Barat.

Rencana pembangunan Aerocity Kertajati di Kabupaten Majalengka akan menarik

investasi baik dalam dan luar negeri serta meningkatkan efisiensi ekonomi karena

adanya aglomerasi kegiatan industri di kawasan tersebut. Melalui kebijakan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan memanfaatkan potensi industri dan

mengembangkan industri rumah tangga menjadi skala industri lebih tinggi,

penyerapan tenaga kerja menjadi semakin tinggi dan produksi pun semakin

meningkat. Hal tersebut tentunya akan dapat mendorong pertumbuhan dan

perkembangan ekonomi di wilayah Metropolitan Cirebon Raya secara khusus dan

Jawa Barat secara keseluruhan.

Selain dari segi industri, warisan budaya keraton, wisata sejarah dan wisata alam

berupa situs-situs dan taman wisata alam akan mendorong perkembangan

ekonomi wilayah. Budaya keraton ini nantinya akan menjadi daya tarik tersendiri

bagi para wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Selain itu, Kawasan Makam

Sunan Gunungjati yang diakui secara nasional maupun internasional akan menarik

wisatawan dalam dan luar negeri sehingga akan meningkatkan pendapatan

masyarakat lokal dan pendapatan daerah jika dikelola dengan baik.

Page 27: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

26

Kawasan pesisir dengan hasil laut, tambang mineral, serta minyak dan gas yang

cukup melimpah dapat pula menjadi penghela ekonomi masyarakat. Selain dari

hasil pengolahan yang dilakukan, laut dapat menjadi sumber mata pencaharian

masyarakat pesisir yang menjadi sumber pendapatan mereka sehari-hari. Jika

sumber daya alam tersebut dapat dikelola dengan baik dan benar pasti dapat

memberikan manfaat yang nyata secara ekonomi, sehingga menarik investor

domestik dan mancanegara.

Pengembangan Metropolitan Cirebon Raya Sebagai Penghela Kesejahteraan

Pengembangan metropolitan akan berdampak terhadap peningkatan kebutuhan

dasar masyarakat dan juga pada pertumbuhan wilayah sekitar metropolitan.

Keberadaan industri-industri baik skala kecil, menengah, dan besar akan

mempengaruhi kebutuhan fasilitas-fasilitas dasar seperti kebutuhan air bersih

untuk industri. Pengembangan kawasan industri di Metropolitan Cirebon Raya

tidak semata-mata hanya mengembangkan industrinya saja tetapi juga dibutuhkan

ketersediaan sarana dan prasarana pendukung lainnya. Infrastruktur strategis di

wilayah Metropolitan Cirebon Raya harus dapat terpenuhi agar pengembangan

metropolitan ini dapat menghela kesejahteraan bagi masyarakat.

Sebagai penghela kesejahteraan, pengembangan metropolitan ini akan dapat

memberikan pengaruh terhadap wilayah sekitarnya. Misalnya saja, adanya

kebutuhan bahan baku untuk industri yang berada di Metropolitan Cirebon Raya

akan mendorong keterkaitan wilayah metropolitan dengan wilayah sekitarnya

sebagai penyedia bahan baku untuk industri. Hal tersebut akan memberikan

benefit tidak hanya untuk wilayah metropolitan tetapi juga untuk wilayah

hinterland-nya yang pada akhirnya dapat memberikan kesejahteraan bagi

masyarakat.

Letak Metropolitan Cirebon Raya yang strategis berada di jalur pantura dan

didukung dengan infrastruktur memadai dapat memberikan kelancaran kegiatan

ekonomi masyarakat sehingga membawa kesejahteraan bagi masyarakat.

Masyarakat dapat melakukan kegiatan ekonomi yang bersifat regional dengan

adanya akses keluar dan masuk Metropolitan Cirebon Raya sehingga cakupan

aktivitas kegiatan ekonomi mereka meluas.

Penyerapan tenaga kerja yang besar dari sektor industri tentunya dapat menghela

kesejahteraan masyarakat Jawa Barat. Kebutuhan tenaga kerja untuk industri

Page 28: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

27

biasanya tidak hanya menarik tenaga kerja lokal tetapi juga tenaga kerja luar

wilayah Metropolitan Cirebon Raya. Peluang kerja ini juga sekaligus dapat

mengatasi salah satu permasalahan yang kerap kali muncul di metropolitan yaitu

masalah pengangguran yang dapat menyebabkan kriminalitas. Dengan

berkurangnya pengangguran, kesejahteraan masyarakat akan meningkat dari segi

kualitas hidup. Peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan juga akan terjadi

dengan pengembangan metropolitan.

Pengembangan Metropolitan Cirebon Raya Sebagai Penghela Modernisasi

Konsep pengembangan Metropolitan Cirebon Raya harus dapat menjadi penghela

modernisasi yang setidaknya akan mampu membawa perubahan dalam diri

masyarakat ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian,

pengembangan metropolitan ini akan dapat meningkatkan kualitas good

governance dan meningkatkan efisiensi serta efektivitas penggunaan sumber daya.

Dalam konteks pengembangan Metropolitan Cirebon Raya, modernisasi dapat

diterapkan melalui penggunaan alat-alat dan teknologi canggih dalam kegiatan

industri. Penggunaan alat-alat tersebut dinilai mampu meningkatkan efisiensi dan

efektivitas dari kegiatan produksi serta modernisasi penyediaan infrastruktur.

Selain itu, melalui pemahaman dan keahlian dari setiap individu yang mau berpikir

secara rasional, kegiatan industri dapat lebih dikembangkan dengan adanya

inovasi-inovasi baru dari setiap kegiatan yang dilakukan sehingga dapat pula

mengembangkan produktivitas masyarakat.

Pemikiran terhadap peninggalan budaya juga tentunya jangan sampai menjadi

penghalang modernisasi. Adanya pemikiran yang luas untuk mengembangkan

potensi warisan budaya dengan menghubungkan modernisasi dengan kearifan

lokal juga menjadi salah satu cara mempromosikan modernisasi di kalangan

masyarakat. Masyarakat seharusnya dapat lebih membuka wawasan untuk dapat

menggali potensi diri agar dapat bersaing dengan wilayah lain. Sebagai contoh,

pelestarian budaya membatik akan dapat menghela modernisasi dengan

penggunaan alat-alat berteknologi dalam produksinya.

Pengembangan Metropolitan Cirebon Raya Sebagai Penghela Keberlanjutan

Potensi-potensi yang terdapat di Metropolitan Cirebon Raya juga harus dapat

menghela pembangunan secara keberlanjutan baik secara fisik maupun secara

finansial. Keberlanjutan dapat diartikan keberlangsungan dari pengembangan

metropolitan agar nantinya dapat berkembang ke arah yang lebih baik.

Page 29: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

28

Taman Nasional Gunung Ciremai merupakan salah satu daerah konservasi dan

dimanfaatkan pula sebagai kawasan wisata skala regional. Keberadaan taman

nasional ini di wilayah Metropolitan Cirebon Raya telah memberikan keuntungan

bagi peningkatan ekonomi wilayah metropolitan. Dengan kebijakan pemerintah

menjadikan taman nasional tersebut menjadi salah satu daerah konservasi, akan

mendukung pula terciptanya pembangunan yang berkelanjutan sehingga dapat

meningkatkan peluang mencapai target 45% kawasana lindung di Jawa Barat.

Konsep pembangunan berkelanjutan yang selama ini selalu dikaitkan dengan

lingkungan sekitar dapat pula terwujud dalam Metropolitan Cirebon Raya sehingga

pengembangannya dapat menjadi penghela keberlanjutan bagi pembangunan

Jawa Barat secara menyeluruh. Selain Taman Nasional Gunung Ciremai, kawasan

wisata alam lainnya akan dimanfaatkan sebagai daerah konservasi untuk turut

menjaga keberlanjutan pembangunan.

Masuknya para investor yang berinvestasi di Metropolitan Cirebon Raya akan

memungkinkan terjadinya kelayakan finansial bagi penyediaan infrastruktur

perkotaan dan kondisi fiskal yang berkelanjutan. Sebagai contoh, rencana

pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati dan Aerocity Majalengka

merupakan salah satu bentuk kelayakan finansial bagi penyediaan infrastruktur

yang dapat menghela keberlanjutan bagi seluruh Jawa Barat.

Konsep Pengembangan Infrastruktur dan Prasarana Wilayah Metropolitan

Cirebon Raya

Secara umum, karakteristik antar Kota dan Kabupaten yang termasuk ke dalam

wilayah Metropolitan Cirebon Raya memiliki beberapa persamaan. Jika dilihat

dalam satu wilayah metropolitan, dapat dikatakan bahwa keberadaan objek wisata

sejarah, wisata alam dan wisata budaya dapat menjadi keunggulan dari

Metropolitan Cirebon Raya.

Untuk itu, disusunlah konsep pengembangan Infrastruktur dan Prasarana Wilayah

yang sesuai dengan arah pengembangan Metropolitan Cirebon Raya, sehingga

berbagai aktvitas pergerakan dan aktivitas penduduk dapat terakomodasi dengan

optimal. Konsep pengembangan infrastruktur dan prasarana wilayah tersebut

terdiri atas 7 (tujuh) sektor, yaitu sektor transportasi, sektor perumahan, sektor

jaringan air bersih, sektor air limbah, sektor persampahan, sektor jaringan

drainase, dan sektor jaringan energi.

Page 30: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

29

A. Sektor Transportasi

Transportasi merupakan proses pergerakan orang dan/atau barang dari satu lokasi

ke lokasi lain. Untuk mengakomodasi pergerakan yang terjadi, maka perlu

ditunjang oleh fasilitas dan layanan transportasi yang memadai, seperti fasilitas

jalan, layanan angkutan umum, bandar udara, serta fasilitas dan layanan

transportasi lainnya. Secara umum, konsep pengembangan sektor transportasi di

Metropolitan Cirebon Raya dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian utama, yaitu

sistem transportasi internal dan sistem transportasi eksternal.

1. Sistem Transportasi Internal

Pergerakan internal merupakan pergerakan yang terjadi di dalam lingkup

metropolitan Cirebon Raya. Pergerakan tersebut dapat dilihat dari, 1) pergerakan

antar pusat-pusat kegiatan; 2) pergerakan antara pusat-pusat kegiatan dengan

daerah layanannya; dan 3) pergerakan ke objek-objek pariwisata.

Pergerakan baik antar pusat kegiatan maupun pergerakan antara pusat kegiatan

dengan daerah layanannya mempengaruhi bagaimana hirarki jaringan jalan yang

sesuai untuk mengakomodasinya, Seperti dapat dilihat dalam struktur ruang,

semakin tinggi hirarki struktur ruang suatu pusat kegiatan, maka akan semakin

tinggi pula hirarki jaringan prasarana transportasi dan jenis transportasi yang dapat

digunakan, karena mempertimbangkan seberapa luas skala pelayanannya.

Berdasarkan PP 22/2009 tentang LLAJ, Kriteria Hirarki Angkutan Umum dan KM

35/2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang, kriteria hirarki jaringan

angkutan dapat dilihat sebagai berikut:

Page 31: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

30

TABEL 11

KRITERIA HIRARKI JARINGAN ANGKUTAN UMUM

No Fungsi Hubungan Kelas Trayek Syarat Jalan Jenis Armada

1 PKN PKN Trayek utama (lintas

batas)

Jalan arteri primer Kereta api

Bus besar

2 PKN PKW Trayek utama (lintas

batas)

Jalan arteri primer

3 PKN PKL Trayek utama (lintas

batas)

Jalan kolektor primer

4 PKW PKW Trayek utama (lintas

batas)

Jalan kolektor primer

5 PKW PKL Trayek utama (lintas

batas)

Jalan kolektor primer

6 PPK PPK Trayek utama Jalan arteri sekunder Kereta api

Bus besar 7 PPK sPPK Trayek utama Jalan arteri sekunder

8 sPPK sPPK Trayek utama Jalan arteri sekunder

9 sPPK PL Trayek feeder Jalan arteri sekunder

10 sPPK PL

(perumahan)

Trayek feeder Jalan lokal sekunder Bus besar/

sedang

11 PL PL Trayek feeder Jalan lokal sekunder

12 PL PL

(perumahan)

Trayek feeder Jalan lokal sekunder

13 PL

(perumahan)

PL

(perumahan)

Trayek lingkungan Jalan lokal sekunder Bus sedang/

kecil

Sumber: UU no 22/2009 dan KM 35/2003

Tabel di atas menunjukkan bahwa penentuan hirarki jalan dan jenis angkutan

umum sangat dipengaruhi oleh fungsi hubungan antara hirarki pusat kegiatan.

Berdasarkan rencana tata ruang Kabupaten/Kota di Metropolitan Cirebon Raya,

maka konsep hirarki jaringan transportasi di Metropolitan Cirebon Raya tahun

2025 adalah sebagai berikut:

Page 32: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

31

GAMBAR 12 RENCANA PUSAT KEGIATAN METROPOLITAN CIREBON RAYA

Sumber: Analisis Tim WJP-MDM, 2011

Page 33: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

32

TABEL 12

KONSEP HIRARKI JARINGAN TRANSPORTASI DI KOTA CIREBON

No. Deskripsi lokasi Pusat Kegiatan

Hubungan

Pusat

Kegiatan

Hirarki Jaringan Transportasi

Jaringan

Prasarana Jalan Hirarki Trayek

1. Sebagian Kel.

Kejaksan

Kel. Panjunan PPK-sPPK Arteri Sekunder Trayek Utama

Kel. Pekiringan PPK-sPPK Arteri Sekunder Trayek Utama

Kel. Larangan PPK-sPPK Arteri Sekunder Trayek Utama

Kel. Kecapi PPK-sPPK Arteri Sekunder Trayek Utama

Kel. Karyamulya PPK-sPPK Arteri Sekunder Trayek Utama

Kel. Argasunya PPK-sPPK Arteri Sekunder Trayek Utama

2. Kel. Panjunan

Kel. Pekiringan sPPK-sPPK Arteri Sekunder Trayek Utama

Kel. Larangan sPPK-sPPK Arteri Sekunder Trayek Utama

Kel. Kecapi sPPK-sPPK Arteri Sekunder Trayek Utama

Kel. Karyamulya sPPK-sPPK Arteri Sekunder Trayek Utama

Kel. Argasunya sPPK-sPPK Arteri Sekunder Trayek Utama

3.

Kel. Pekiringan

Kel. Larangan sPPK-sPPK Arteri Sekunder Trayek Utama

Kel. Kecapi sPPK-sPPK Arteri Sekunder Trayek Utama

Kel. Karyamulya sPPK-sPPK Arteri Sekunder Trayek Utama

Kel. Argasunya sPPK-sPPK Arteri Sekunder Trayek Utama

Kel. Kecapi

Kel. Karyamulya sPPK-sPPK Arteri Sekunder Trayek Utama

Kel. Argasunya sPPK-sPPK Arteri Sekunder Trayek Utama

Kel. Karyamulya Kel. Argasunya sPPK-sPPK Arteri Sekunder Trayek Utama

4.

Kel. Panjunan

Kel. Kesenden sPPK – PL Arteri Sekunder Trayek Cabang

Kel. Kebon Waru sPPK – PL Arteri Sekunder Trayek Cabang

Kel. Lemahwungkuk sPPK – PL Arteri Sekunder Trayek Cabang

Kel. Kasepuhan sPPK – PL Arteri Sekunder Trayek Cabang

Kel. Pegambiran sPPK – PL Arteri Sekunder Trayek Cabang

Kel. Sukapura sPPK – PL Arteri Sekunder Trayek Cabang

Kel. Kejaksan sPPK – PL Arteri Sekunder Trayek Cabang

Kel. Pekalangan sPPK – PL Arteri Sekunder Trayek Cabang

Kel. Pekalipan sPPK – PL Arteri Sekunder Trayek Cabang

Kel. Jagastru sPPK – PL Arteri Sekunder Trayek Cabang

Kel. Lemahwungkuk sPPK – PL Arteri Sekunder Trayek Cabang

Kel. Pegambiran sPPK – PL Arteri Sekunder Trayek Cabang

Kel. Kesambi sPPK – PL Arteri Sekunder Trayek Cabang

Kel. Drajat sPPK – PL Arteri Sekunder Trayek Cabang

Kel. Larangan

dan Kecapi

Kel. Pegambiran sPPK – PL Arteri Sekunder Trayek Cabang

Kel. Kalijaga sPPK – PL Arteri Sekunder Trayek Cabang

Kel. Karyamulya Kel. Sunyaragi sPPK – PL Arteri Sekunder Trayek Cabang

Kel. Harjamukti sPPK – PL Arteri Sekunder Trayek Cabang

Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, 2012

Page 34: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

33

TABEL 13

KONSEP HIRARKI JARINGAN TRANSPORTASI DI KABUPATEN CIREBON

No. Deskripsi lokasi Pusat Kegiatan

Hubungan

Pusat

Kegiatan

Hirarki Jaringan Transportasi

Jaringan

Prasarana Jalan Hirarki Trayek

1. Kec. Ciledug

Kec. Losari PKL - PKLp Lokal Primer Trayek Utama

Kec. Pabedilan PKL – PPL Lokal Primer Trayek Cabang

Kec. Pabuaran PKL – PPL Lokal Primer Trayek Cabang

Kec. Waled PKL – PPL Lokal Primer Trayek Cabang

Kec. Babakan PKL – PPK Lokal Primer Trayek Cabang

Kec. Gebang PKL – PPL Lokal Primer Trayek Cabang

Kec. Pasaleman PKL – PPL Lokal Primer Trayek Cabang

2. Kec.

Lemahabang

Kec. Astanajapura PKL – PKLp Lokal Primer Trayek Utama

Kec. Mundu PKL – PPL Lokal Primer Trayek Cabang

Kec. Pangenan PKL – PPL Lokal Primer Trayek Cabang

Kec. Sedong PKL – PPL Lokal Primer Trayek Cabang

Kec. Susukanlebak PKL – PPL Lokal Primer Trayek Cabang

Kec.

Karangsembung PKL – PPK Lokal Primer Trayek Cabang

Kec. Karangwareng PKL – PPL Lokal Primer Trayek Cabang

3. Kec. Sumber

Kec. Weru PKL - PKLp Lokal Primer Trayek Utama

Kec. Beber PKL - PPL Lokal Primer Trayek Cabang

Kec. Greged PKL - PPL Lokal Primer Trayek Cabang

Kec. Plered PKL - PPL Lokal Primer Trayek Cabang

Kec. Tengahtani PKL - PPL Lokal Primer Trayek Cabang

Kec. Talun PKL - PPL Lokal Primer Trayek Cabang

Kec. Kedawung PKL - PPK Lokal Primer Trayek Cabang

Kec. Gunungjati PKL - PPL Lokal Primer Trayek Cabang

4.

Kec.

Palimanan

Kec. Plumbon PKL - PKLp Lokal Primer Trayek Utama

Kec. Klangenan PKL - PPK Lokal Primer Trayek Cabang

Kec.

Kejaksan

Kota Cirebon

Kec. Astanajapura

Kab. Cirebon PPK - PKLp Arteri Sekunder Trayek Utama

Kec. Weru

Kab. Cirebon PPK - PKLp Arteri Sekunder Trayek Utama

Kec. Plumbon

Kab. Cirebon PPK - PKLp Arteri Sekunder Trayek Utama

Kec. Kapetakan

Kab. Cirebon PPK - PKLp Arteri Sekunder Trayek Utama

Kec. Cibingbin

Kab. Kuningan PPK - PKLp Arteri Sekunder Trayek Utama

Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, 2012

Page 35: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

34

TABEL 14

KONSEP HIRARKI JARINGAN TRANSPORTASI DI KABUPATEN KUNINGAN

No. Deskripsi lokasi Pusat Kegiatan

Hubungan

Pusat

Kegiatan

Hirarki Jaringan Transportasi

Jaringan Prasarana

Jalan Hirarki Trayek

1. Kec.

Pasawahan

Kec. Mandirancan PPL - PPK Lokal Primer Trayek Cabang

Kec. Cigugur PPL - PPK Lokal Primer Trayek Cabang

Kec. Dukupuntang

Kab Cirebon PPL - PPL Lokal Primer Trayek Cabang

Kec.

Sindangwangi

Kab. Majalengka

PPL - PPK Lokal Primer Trayek Cabang

2 Kec. Cilimus

Kec. Mandirancan PKL - PPK Arteri Sekunder Trayek Utama

Kec. Pancalang PKL – PPL Lokal Primer Trayek Cabang

Kec. Jalaksana PKL – PPK Lokal Primer Trayek Cabang

Kec.

Cigandamekar PKL – PPL Lokal Primer Trayek Cabang

Kec. Cigugur PKL - PPK Arteri Sekunder Trayek Utama

3 Kec. Pancalang

Kec. Mandirancan PPL - PPK Lokal Primer Trayek Cabang

Kec. Cilimus PPL – PKL Lokal Primer Trayek Cabang

Kec. Beber PPL - PPL Lokal Primer Trayek Cabang

Kec. Talun

Kab. Cirebon PPL - PPL Lokal Primer Trayek Cabang

Sumber: Analisis Tim WJP-MDM, 2013

TABEL 15

KONSEP HIRARKI JARINGAN TRANSPORTASI DI KABUPATEN MAJALENGKA

No. Deskripsi lokasi Pusat Kegiatan

Hubungan

Pusat

Kegiatan

Hirarki Jaringan Transportasi

Jaringan Prasarana

Jalan Hirarki Trayek

1. Kec.

Sumberjaya

Kec. Ligung PPK – PPK Arteri Sekunder Trayek Utama

Kec. Leuwimunding PPK – PPK Arteri Sekunder Trayek Utama

Kec. Palasan PPK – PPK Arteri Sekunder Trayek Utama

Kec. Susukan

Kab. Cirebon PPK – PPL Lokal Primer Trayek Cabang

2 Kec.

Leuwimunding

Kec. Sindangwangi PPK – PPK Arteri Sekunder Trayek Utama

Kec. Palasah PPK – PPK Arteri Sekunder Trayek Utama

Kec. Ciwaringin

Kab. Cirebon PPK – PPL Lokal Primer Trayek Cabang

3 Kec.

Sindangwangi

Kec. Rajagaluh PPK – PKL Arteri Sekunder Trayek Utama

Kec. Gempol

Kab. Cirebon PPK - PPL Lokal Primer Trayek Cabang

Sumber: Analisis Tim WJP-MDM, 2013

Page 36: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

35

Berdasarkan tabel-tabel di atas, dapat terlihat bahwa konsep jaringan prasarana

jalan di Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan

sedikit berbeda dengan arahan jaringan prasarana jalan di Kota Cirebon. Jaringan

prasarana jalan di Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten

Kuningan lebih didominasi oleh jalan lokal, dimana hal ini disebabkan oleh struktur

ruang di Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Majalengka

yang memiliki cukup banyak Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL).

Adapun untuk moda transportasi publik, berdasarkan karakteristik hirarki jalannya,

maka Kota Cirebon sebagian besar dipenuhi dengan moda transportasi trayek

utama dan trayek cabang, seperti Kereta Api, Bus Besar, dan Bus Sedang. Untuk

itu, untuk koridor kecil hingga medium pada Kota Cirebon, transportasi publik

berbasis jalan dengan fasilitas eksklusif dapat melayani sebagai sistem transportasi

metropolitan yang efisien, seperti BRT, LRT, Bus, dan Tram. Hal ini juga berlaku

pada Kabupaten Cirebon, Majalengka, dan Kuningan.

Selain kebutuhan hirarki jaringan jalan, konsep pengembangan transportasi darat

di Metropolitan Cirebon Raya juga perlu mempertimbangkan kebutuhan akan

hirarki dan lokasi terminal. Hirarki penentuan terminal dipengaruhi oleh beberapa

hal, seperti hirarki pusat kegiatan, jaringan jalan dan moda transportasi yang

melaluinya. Berdasarkan KM 31 tahun 1995 tentang Terminal Transportasi Jalan,

maka persyaratan penentuan lokasi terminal adalah sebagai berikut:

Page 37: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

36

TABEL 16

PERSYARAKAT PENENTUAN LOKASI TERMINAL

No Terminal Persyaratan Teknis Lokasi

1. Terminal

tipe A

1. Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi dan/atau angkutan

lalu lintas batas negara;

2. Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas IIIA;

3. Jarak antara dua terminal penumpang tipe A, sekurang-kurangnya 20 km di

Pulau Jawa, 30 km di Pulau Sumatera dan 50 km di pulau lainnya;

4. Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 ha untuk terminal di Pulau

Jawa dan Sumatera, dan 3 ha di pulau lainnya;

5. Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal dengan

jarak sekurang-kurangnya 100 m di Pulau Jawa dan 50 m di pulau lainnya,

dihitung dari jalan ke pintu keluar atau masuk terminal.

2. Terminal

tipe B

1. Terletak dalam jaringan trayek antar kota dalam propinsi;

2. Terletak di jalan arteri atau kolektor dengan kelas jalan sekurang-kurangnya

kelas IIIB;

3. Jarak antara dua terminal penumpang tipe B atau dengan terminal

penumpang tipe A, sekurang-kurangnya 15 km di Pulau Jawa dan 30 km di

Pulau lainnya;

4. Tersedia lahan sekurang-kurangnya 3 ha untuk terminal di Pulau Jawa dan

Sumatera, dan 2 ha untuk terminal di pulau lainnya;

5. Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal dengan

jarak sekurang-kurangnya 50 m di Pulau Jawa dan 30 m di pulau lainnya,

dihitung dari jalan ke pintu keluar atau masuk terminal.

3. Terminal

tipe C

1. Terletak di dalam wilayah Kabupaten daerah Tingkat II dan dalam jaringan

trayek pedesaan;

2. Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi kelas IIIA;

3. Tersedia lahan sesuai dengan permintaan angkutan;

4. Mempunyai akses jalan masuk atau keluar ke dan dari terminal, sesuai

kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal.

Sumber: KM 31/1995 tentang Terminal Transportasi Jalan, Dinas Perhubungan

Provinsi Jawa Barat, 2012

Berdasarkan persyaratan penentuan lokasi terminal di atas, maka kebutuhan lokasi

terminal di Metropolitan Cirebon Raya tahun 2025 adalah:

Page 38: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

37

TABEL 17

KEBUTUHAN LOKASI TERMINAL METROPOLITAN CIREBON RAYA 2025

No Kabupaten/Kota Kebutuhan Lokasi Terminal

1 Kota Cirebon 1. Terminal Tipe A di Kecamatan Harjamukti

2. Terminal Tipe C di Kecamatan Kesambi

3. Terminal Tipe C di Kecamatan Panjunan

4. Terminal Tipe C di Kecamatan Pekiringan

5. Terminal Tipe C Kecamatan Larangan dan Kecamatan Kecapi

6. Terminal Tipe C di Kecamatan Karyamulya

7. Terminal Tipe C di Kecamatan Argasunya

2 Kabupaten Cirebon 1. Terminal Tipe B di Kecamatan Losari

2. Terminal Tipe B di Kecamatan Arjawinangun

3. Terminal Tipe C di Kecamatan Ciledug

4. Terminal Tipe C di Kecamatan Astanajapura

5. Terminal Tipe C di Kecamatan Babakan

6. Terminal Tipe C di Kecamatan Karangsembung

7. Terminal Tipe C di Kecamatan Kedawung

8. Terminal Tipe C di Kecamatan Klangenan

9. Terminal Tipe C di Kecamatan Gegesik

10. Terminal Wisata di Kecamatan Weru

3 Kabupaten

Majalengka

1. Terminal Tipe A di Kecamatan Kadipaten

2. Terminal Tipe C di Kecamatan Ligung

3. Terminal Tipe C di Kecamatan Sumberjaya

4. Terminal Tipe C di Kecamatan Leuwimunding

5. Terminal Tipe C di Kecamatan Sindangwang

4 Kabupaten

Kuningan

1. Terminal Tipe A Kertawangunan

2. Terminal Tipe C di Kecamatan Mandirancan

Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, 2012

Selain jaringan jalan, jaringan KA juga dapat dijadikan sebagai sistem jaringan

pergerakan internal di Metropolitan Cirebon Raya. Pergerakan tersebut difasilitasi

oleh sistem Kereta Api Komuter Regional. Dengan sistem KA, maka beban

pergerakan terhadap jalan akan lebih berkurang, termasuk mampu mengurangi

tingkat kepadatan pengguna jalan di Metropolitan Cirebon Raya. Akan tetapi,

seperti yang telah diketahui bahwa baik KA komuter maupun KA antar kota berada

pada sistem jaringan rel yang sama. Hal ini menjadi masalah ketika terjadi

pertemuan antara KA Komuter dengan KA antar kota pada jalur KA single track,

dimana KA dengan level lebih tinggi akan didahulukan. Disisi lain, hal yang paling

penting pada sistem KA komuter adalah ketepatan waktu. Oleh karena itu, untuk

menampung pergerakan penumpang KA di Metropolitan Cirebon Raya, sistem

jaringan rel double track perlu untuk difungsikan kembali selain pada penyediaan

sistem KA komuter.

Page 39: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

38

GAMBAR 13 LOKASI WISATA UNGGULAN DI METROPOLITAN CIREBON RAYA

Sumber: RIPPDA, 2005

Sebagai metropolitan dengan konsep pengembangan sektor unggulan berbasis

pariwisata, industri, dan kerajinan, kemudahan akses ke objek-objek pariwisata

menjadi faktor penting dalam mendorong pengembangan pariwisata. Kemudahan

akses tersebut dapat dilihat dari kondisi infrastruktur jalan penghubung objek-

objek wisata serta ketersediaan moda angkutan, dan terminal pariwisata sebagai

tempat pergantian moda transportasi. Untuk itu, perlu adanya penyediaan

terminal pariwisata di beberapa lokasi strategis, sebagai penunjang aksesibilitas ke

lokasi wisata unggulan di Metropolitan Cirebon Raya.

2. Sistem Transportasi Eksternal

Selain melihat Metropolitan Cirebon Raya sebagai area yang menampung

pergerakan di dalamnya (pergerakan internal), Metropolitan Cirebon Raya juga

dapat dilihat sebagai suatu nodal (titik) yang memiliki keterkaitan dengan wilayah

yang lebih luas. Keterhubungan tersebut memungkinkan adanya pergerakan

eksternal, baik yang masuk, keluar, ataupun melalui Metropolitan Cirebon Raya.

Pergerakan eksternal baik menuju maupun melalui Metropolitan Cirebon Raya

dapat diakomodasi dengan berbagai alternatif moda transportasi publik, yaitu

Page 40: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

39

pesawat terbang, kereta api, kapal laut, maupun bus besar. Untuk itu, perlu

adanya penyediaan sarana penunjang transportasi tersebut yaitu Bandar udara,

stasiun kereta api, pelabuhan, jalan tol, dan jalan nasional atau provinsi.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah baik pada tingkat Provinsi maupun

tingkat Kabupaten/Kota, terdapat beberapa rencana pembangunan infrastruktur

strategis yang memungkinkan adanya pergerakan besar di wilayah Metropolitan

Cirebon Raya. Beberapa pembangunan tersebut antara lain:

GAMBAR 14 RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI

METROPOLITAN CIREBON RAYA

Sumber: Analisis Tim WJP-MDM, 2011

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa pembangunan Bandara

Internasional Jawa Barat Kertajati dan Aerocity merupakan potensi dan tantangan

bagi pembangunan di Metropolitan Cirebon Raya yang perlu untuk dimanfaatkan.

Untuk mengakomodasi berbagai pergerakan yang timbul dari pembangunan

Bandar Udara Internasional tersebut, beberapa langkah perlu dilakukan, terutama

berkaitan dengan aksesibilitas antara BIJB Kertajati dan Aerocity dengan

Metropolitan Cirebon Raya.

Beberapa pembangunan yang dilakukan dalam upaya peningkatan aksesibilitas

eksternal baik dari sisi barat maupun dari sisi timur Metropolitan Cirebon Raya

Page 41: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

40

serta mendukung besarnya potensi pergerakan yang timbul pada masing-masing

Kabupaten/Kota, antara lain:

TABEL 18

PROGRAM PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN

PERHUBUNGAN DI METROPOLITAN CIREBON

Program Lokasi Sumber Dana Jangka Waktu

Pembangunan Jalan Tol Jalan Tol Cisumdawu APBD Kab/Kota, APBD Provinsi, APBN, Swasta

2009-2023

Jalan Tol Cikopo/Cikampek-Palimanan

APBN, Swasta 2009-2023

Pembangunan/Pening-katan Jalur Jalan Poros

Cirebon-Cikijing-Ciamis-Pangandaran

APBD Provinsi, APBN 2009-2018

Revitalisasi Jalur KA Rancaekek-Jatinangor-Tanjugsari-Kertajati-Kadipaten-Cirebon

APBN, Swasta 2009-2028

Pembangunan Terminal Tipe A

Perkotaan Cirebon APBD Kab/Kota, APBD Provinsi, APBN

2009-2023

Optimalisasi Fungsi Bandara

Penggung (Cakrabuana) Kota Cirebon

APBD Provinsi, APBN 2011-2028

Peningkatan Kapasitas dan Fungsi Pelabuhan

Pelabuhan Arjuna (Kota Cirebon)

APBD Provinsi, APBN 2012-2029

Pembangunan Sistem Angkutan Umum Massal

Perkotaan Cirebon APBD Kab/Kota, APBD Provinsi, APBN, Swasta

2010-2029

Sumber: RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029

Page 42: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

41

TABEL 19 ARAH KEBIJAKAN TRANSPORTASI KA 2010-2014

Arah Kebijakan Target

Rehabilitasi jalur KA Jalur Cikampek-Cirebon, Jalur Semarang-Cirebon

Peningkatan jalur KA, reaktivasi lintas mati dan peningkatan spoor emplasemen

Jalur Cirebon-Tegal, Jalur Semarang-Cirebon, Jalur Cirebon-Kroya, Jalur Cirebon-Kadipaten

Pembangunan jalur KA baru/shorcut/parsial double track/double track/double double track

Jalur Cirebon-Brebes, Jalur Cirebon-Kroya

Peningkatan/modernisasi persinyalan perkeretaapian

Peningkatan persinyalan mekanik menjadi elektrik pada Stasiun Cirebon

Peningkatan saluran blok dengan kabel FO pada jalur Tegal-Cirebon

Modifikasi sistem CTC/CTS pada Stasiun Cirebon

Pembangunan/rehabilitasi bangunan operasional perkeretaapian

Perluasan stock yard di Pekalongan dan Cirebon/Jatibarang

Sumber: Renstra Kementerian Perhubungan 2010-2014

GAMBAR 15 USULAN PENGEMBANGAN JALAN DI METROPOLITAN CIREBON RAYA

Sumber: Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, 2013

Selain menampung pergerakan manusia, pergerakan barang juga perlu

diakomodasi oleh sistem transportasi di Metropolitan Cirebon Raya. Adanya

pergerakan barang yang baik memungkinkan distribusi terutama terhadap produk-

Page 43: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

42

produk ekonomi seperti produk pertanian, industri, kerajinan, dan sebagainya

dapat berjalan dengan lancar.

Proses distribusi barang dapat dilakukan baik menggunakan moda transportasi

darat, laut, maupun udara. Kemudahan aksesibilitas dari pusat produksi atau pusat

bahan baku ke pusat distribusi dan konsumsi menjadi faktor yang penting dalam

sistem pengangkutan barang, termasuk di dalamnya aksesibilitas antara pusat

produksi menuju stasiun, terminal, pelabuhan, dan bandara sebagai pintu gerbang

distribusi barang ke lokasi yang lebih luas.

Secara umum, perencanaan pengembangan sistem angkutan barang, terbagi

menjadi 3, yaitu:

a. Jangka Pendek: Angkutan barang dengan ukuran tertentu tidak boleh masuk

ke jalan perkotaan dan ditetapkannya rute angkutan barang; pembatasan

loading dan unloading di perkotaan, baik tempat maupun waktu

b. Jangka Menengah: Dibangun terminal angkutan barang/ dry port/ inland port;

tersedianya pergudangan yang melengkapi sistem angkutan barang

c. Jangka Panjang: Lebih terintegrasinya sistem angkutan barang antar moda

(jalan raya, kereta api, dan laut)

Berdasarkan ketiga hal di atas, beberapa hal yang direncakan dalam mendukung

sistem angkutan barang di Metropolitan Cirebon berdasarkan jangka waktu

kebutuhan, antara lain:

Page 44: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

43

TABEL 20

PERENCANAAN SISTEM TRANSPORTASI BARANG DI METROPOLITAN CIREBON RAYA

No Jangka Waktu Perencanaan Transportasi Barang

1 Jangka Pendek - Pembangunan Jalur Lingkar di Kota Cirebon

- Pembangunan Jalur Lingkar di Kabupaten Cirebon

2 Jangka Menengah - Pembangunan pelabuhan barang di Kecamatan

Cantigi, Kabupaten Indramayu

- Pembangunan/ penataan pelabuhan perikanan di

Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu

- Peningkatan terminal truk di Kecamatan Gempol

- Peningkatan beberapa fungsi stasiun di Kota Cirebon,

Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, dan

Kabupaten Indramayu

- Peningkatan kapasitas dan fungsi pelabuhan Arjuna

(Kota Cirebon)

- Pembangunan Bandaran Internasional Jawa Barat

Kertajati dan Kertajati Aerocity

3 Jangka Panjang Integrasi sistem angkutan barang antar moda berupa

perbaikan dan pembangunan jalan, peningkatan status

jalan penghubung menuju bandara, pelabuhan, dan

stasiun.

Sumber: RTRW Jawa Barat, Hasil Analisis Tim WJP-MDM, 2013

B. Sektor Perumahan

Peningkatan jumlah penduduk di suatu wilayah secara umum juga akan

mempengaruhi peningkatan kebutuhan sektor perumahan. Hal ini dapat menjadi

permasalahan yang besar terutama di wilayah Metropolitan apabila tidak

dilakukan perencanaan yang matang. Aktivitas perekonomian yang semakin tinggi

mendorong banyaknya pendatang yang masuk ke dalam wilayah metropolitan.

Banyaknya potensi pendatang tersebut harus dapat diakomodasi dengan baik oleh

pemerintah. Hal ini sejalan dengan visi kebijakan dan strategi nasional perumahan

dan permukiman (KSNPP) yaitu “Setiap orang (KK) Indonesia mampu memenuhi

kebutuhan rumah yang layak dan terjangkau pada lingkungan yang sehat, aman,

harmonis, dan berkelanjutan dalam upaya terbentuknya masyarakat yang

berjatidiri, mandiri, dan produktif”.

Di era peningkatan aktivitas ekonomi dan berbagai pembangunan infrastruktur

strategis yang ada, permintaan akan lahan di wilayah metropolitan menjadi

semakin besar. Peningkatan permintaan perumahan dan pembangunan berbagai

Page 45: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

44

infrastruktur strategis tersebut mendorong meningkatnya nilai lahan akan

perumahan di perkotaan. Sementara di sisi lain, hingga saat ini masih terdapat

backlog yang besar di beberapa daerah di Metropolitan Cirebon Raya yang

memungkinkan semakin besarnya defisit ketersediaan perumahan di masa depan

apabila tidak segera ditindaklanjuti. Selain kebutuhan perumahan dan peningkatan

nilai lahan, persoalan penyediaan ruang terbuka di wilayah metropolitan tetap

harus menjadi perhatian besar, mengingat adanya ruang terbuka dapat menjadi

sarana interaksi, aktivitas, dan sebagai penjaga keseimbangan lingkungan.

Untuk itu, pengembangan hunian vertikal di wilayah Metropolitan Cirebon Raya

dapat menjadi salah satu alternatif yang baik dalam memenuhi segala tantangan

dan peluang yang dihadapi di wilayah Metropolitan Cirebon Raya. Mengingat

pentingnya sektor perumahan dalam pengembangan wilayah Metropolitan, maka

beberapa rencana yang telah dibuat untuk menampung kebutuhan akan

perumahan di wilayah perkotaan Metropolitan Cirebon Raya adalah sebagai

berikut:

TABEL 21

RENCANA PENGEMBANGAN SEKTOR PERUMAHAN DI METROPOLITAN CIREBON RAYA

No Kabupaten/Kota Rencana Pengembangan Infrastruktur Permukiman

1 Kota Cirebon Pengembangan hunian vertikal layak huni di kawasan

perumahan kepadatan tinggi

Penataan lingkungan perumahan disekitar badan air sungai

Kesunean dan Krian

Pengembangan kawasan perumahan berdasarkan

ketentuang luas kapling rumah

Kawasan perumahan kepadatan tinggi diarahkan di BWK I

dan BWK II; Kwasan perumahan kepadatan sedang

diarahkan di BWK III; dan Kawasan perumahan kepadatan

rendah diarahkan di BWK IV

2 Kabupaten Cirebon Pembangunan prasarana permukiman

Pembangunan dan pengembangan skala pengembang

minimal 250 unit rumah

Studi kelayakan lokasi lingkungan siap bangun

Pengembangan rumah skala besar (lisiba)

Pembangunan rumah susun sederhana (hunian vertikal)

3 Kabupaten

Majalengka

Mengembangkan kawasan permukiman vertikal pada

kawasan perkotaan dengan intensitas pemanfaatan ruang

menengah hingga tinggi, kawasan perkotaan yang memiliki

Page 46: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

45

No Kabupaten/Kota Rencana Pengembangan Infrastruktur Permukiman

karakteristik intensitas pemanfaatan ruang menengah

hingga tinggi, mencakup kawasan perkotaan yang menjadi

kota inti PKW

Mengendalikan kawasan permukiman horizontal pada

kawasan perkotaan dengan intensitas pemanfaatan ruang

menengah, termasuk kota mandiri dan kota satelit dan

kawasan perkotaan yang memiliki karakteristik intensitas

pemanfaatan ruang menegah, mencakup kawasan

perkotaan selain yang berfungsi sebagai kota inti PKW

4 Kabupaten

Kuningan

Pembangunan kawasan perumahan baru

Perluasan dan pembangunan kawasan permukiman

swadaya

Perbaikan kualitas perumahan yang ada dan lingkungan

perumahan

Penyediaan berbagai fasilitas sosial ekonomi yang mampu

mendorong perkembangan kawasan perkotaan

Mengembalikan fasilitas ruang publik

5 Kabupaten

Indramayu

Pengembangan kawasan permukiman perkotaan

diupayakan tidak merambah areal pertanian lahan basah

beririgasi teknis

Permukiman perkotaan diarahkan untuk mengisi kawasan

belum terbangun di ibukota kecamatan terutama pada

pusat-pusat wilayah pengembangan pembangunan

Perbaikan lingkungan permukiman terutama pada kawasan

padat kumuh

Sumber: Rencana Tata Ruang Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka,

Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Indramayu 2011-2031

Pengembangan hunian vertikal sebagai salah satu solusi menghadapi

perkembangan metropolitan Cirebon Raya dapat dilakukan dengan

memperhatikan berbagai hal. Hunian vertikal perkotaan dapat berupa rumah

susun sederhana, apartemen, dan sebagainya yang diletakkan mengikuti jaringan

jalan utama. Pengembangan hunian bertikal dilakukan pada wilayah-wilayah

dengan konsentrasi penduduk tinggi dan memiliki lokasi strategis, dengan

dilengkapi berbagai fasilitas sosial dan fasilitas umum serta infrastruktur

pendukungnya bersamaan dengan kegiatan jasa dan perdagangan. Dengan adanya

hunian vertikal di wilayah Metropolitan Cirebon Raya, maka kebutuhan akan

Page 47: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

46

perumahaan dapat lebih teratasi dan ruang terbuka sebagai elemen penting

kehidupan masyarakat metropolitan juga dapat dipenuhi dengan baik.

Selain memperhatikan potensi pemenuhan kebutuhan perumahan di masa akan

datang bagi masyarakat secara umum, potensi penyediaan perumahan di

Metropolitan Cirebon Raya tidak akan pernah lepas dari penyediaan hunian bagi

masyarakat kurang mampu atau masyarakat menengah ke bawah, karena

masyarakat tersebut juga merupakan bagian dari Metropolitan Cirebon Raya.

Perkembangan hunian kumuh yang tidak terawat dan tidak tertata dengan baik,

tidak hanya mempengaruhi bagaimana tampak Metropolitan Cirebon Raya, tetapi

juga mempengaruhi kualitas hidup masyarakat tersebut. Untuk itu, beberapa

langkah dapat dilakukan antara lain:

a. Penyediaan prasarana dasar (PSD) bagi kawasan RSH

b. Penataan dan peremajaan kawasan

c. Pembangunan rumah susun sederhana sewa

d. Peningkatan kualitas permukiman

Keempat langkah tersebut dapat mendorong penataan wilayah Metropolitan

Cirebon Raya yang lebih teratur dan terarah serta dapat menampung berbagai

kebutuhan akan infrastruktur perumahan dari berbagai pihak, baik kelas

menengah ke atas maupun menengah ke bawah.

C. Sektor Persampahan

Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:

mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis; dan mengolah

sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.

Proses pengelolaan sampah di wilayah Metropolitan dimulai dari timbunan (hulu)

yang berasal dari permukiman, pasar, komersial, industri, perkantoran, dan

sebagainya sampai dengan pembuangan akhir.

Pengangkutan sampah dari sumber sampah (kawasan perumahan, perkantoran,

komersial, industri, dan lain-lain) ke TPA merupakan cara konvesional yang sampai

saat ini masih mendominasi pola penanganan sampah di Indonesia. Namun, sesuai

dengan Undang-undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan

Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Persampahan, paradigma pola

pengelolaan sampah tidak lagi mengandalkan pola kumpul-angkut-buang, namun

Page 48: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

47

beralih ke pola pengurangan dan pemanfaatan sampah sejak dari sumbernya,

sehingga volume sampah yang dibuang ke TPA sudah sangat berkurang. Menurut

UU No.18 Tahun 2008, pengelolaan sampah didefinisikan sebagai kegiatan yang

sistematis, meyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan

penanganan sampah. Kegiatan pengurangan meliputi: pembatasan timbunan

sampah; pendauran ulang sampah; dan/ atau pemanfaatan kembali sampah.

Prasarana pengangkutan sampah dapat berupa gerobak/sepeda/motor sampah

atau truk terbuka. Adanya perubahan paradigma penanganan sampah tersebut,

maka diperlukan perubahan pola pengangkutan sampah baik untuk sampah

tercampur maupun sampah terpilah.

GAMBAR 16 LANDASAN PERATURAN HUKUM DAN KETENTUAN PENGELOLAAN SAMPAH

DI JAWA BARAT

Sumber: Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, 2012

Secara umum, kondisi operasional TPA di Jawa Barat dilakukan secara open

dumping karena keterbatasan sumber daya manusia dan dana. Undang-undang

No.18 Tahun 2008 mengamanatkan bahwa mulai tahun 2013 tidak diperkenankan

lagi dalam operasional TPA secara open dumping dan adanya keharusan

menerapkan sistem sanitary landfill pada TPA yang dioperasikan. Di dalam undang-

undang tersebut diamanatkan bahwa Pemerintah Daerah harus membuat

perencanaan penutupan tempat pemrosesan akhir sampah yang menggunakan

Page 49: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

48

sistem pembuangan terbuka paling lama 1 (tahun) dan diharuskan menutup

tempat pemrosesan akhir sampah yang menggunakan sistem pembuangan

terbuka paling lama 5 (lima) tahun terhitung sejak berlakunya Undang-undang

tersebut. Untuk itu, proses perencanaan memegang peranan penting dalam

pelaksanaan pengelolaan persampahan. Keterlibatan dalam pengelolaan

persampahan tidak hanya oleh pemangku kepentingan tetapi termasuk

masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Untuk itu, perlu dilakukan

identifikasi sampah baik timbunan (berat atau volume) serta komposisinya.

TABEL 22

RENCANA PENGELOLAAN JARINGAN PERSAMPAHAN DI METROPOLITAN CIREBON RAYA

No Kabupaten/Kota Rencana Pengelolaan Persampahan

1 Kota Cirebon Reduksi dan pengolahan sampah secara terpadu di TPS

hingga di TPPAS Kopi Luhur

Pengolahan sampah buangan industri yang berbahaya

hingga layak dan tidak berbahaya untuk dibuang ke

TPPAS

Pengolahan sampah yang berasal dari rumah sakit

dengan incinerator untuk selanjutnya dibuang ke TPPAS

Penyediaan TPS pada wilayah yang tidak memiliki TPS

atau wilayah yang jarak ke TPS terdekat lebih dari 1km

TPPAS menggunakan sistem sanitary landfill

Penyediaan infrastruktur yang menunjang sistem

sanitary landfill

2 Kabupaten Cirebon Penyusunan rencana induk pengelolaan persampahan

Kabupaten

Pengembangan teknologi komposing sampah organik

pada kawasan permukiman perdesaan dan perkotaan

pengembangan TPS diletakan pada pusat kegiatan

masyarakat meliputi pasar, permukiman, perkantoran,

dan fasilitas sosial berada di setiap kecamatan

Peningkatan pemanfaatan TPPAS yang ada dengan

sistem pengelolaan sampah sanitary landfill, meliputi:

TPPAS Gunung Santri, TPPAS Ciawi Japura, TPPAS

Ciledug

Pembangunan TPPAS dengan sistem pengelolaan

sampah sanitary landfill di Kecamatan Gempol

Persiapan pembangunan TPPAS Regional di Kabupaten

3 Kabupaten

Majalengka

Pembangunan dan/atau perluasan TPPAS meliputi:

Perluasan TPPAS Heulet dan Pembangunan TPPAS

Page 50: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

49

No Kabupaten/Kota Rencana Pengelolaan Persampahan

Talaga

TPS ditempatkan di pusat kegiatan masyarakat di

seluruh kecamatan meliputi: pasar, permukiman,

perkantoran, fasilitas sosial lainnya

Pengembangan usaha daur ulang sampah, kertas, kaca

dan plastic dan/atau sampah kering

Penerapan penanganan akhir sampah secara sanitary

landfill

4 Kabupaten

Kuningan

Pengembangan TPS disediakan di setiap kecamatan

Optimalisasi TPPAS Ciniru di Kecamatan Jalaksana

Pembangunan TPPAS Karangmuncang dengan metoda

sanitary landfill di Kecamatan Cigandamekar

Peningkatan kualitas prasarana pengolahan limbah

medis dan limbah B3 mandiri, meliputi: Kecamatan

Kuningan, Kecamatan Cilimus, Kecamatan Cigugur, dan

Kecamatan Sindangagung

Pengembangan pengelolaan sampah skala lingkungan

berbasis komunitas dengan pendekatan metode 3R.

5 Kabupaten

Indramayu

Pengembangan sistem pengangkutan diprioritaskan

pada kawasan permukiman perkotaan dan pusat

kegiatan masyarakat

Pengembangan sistem komposting pada kawasan

perdesaan dan permukiman berkepadatan rendah

Pengembangan TPST, meliputi: TPST Pecuk, TPSK

Kebuleb, TPST Kertawinangun, TPST Mekarjati

Peningkatan sistem pengelolaan dengan sanitary

landfill pada TPST dan dengan sistem 3R

Sumber: Rencana Tata Ruang Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka,

Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Indramayu 2011-2031

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa berdasarkan amanat UU No. 18

Tahun 2008, sistem operasional TPA diharuskan untuk menerapkan sistem sanitary

landfill. Hal ini berimplikasi bagi Pemerintah Daerah di dalam pengelolaan sampah,

mengingat pembuatan maupun pengelolaan TPA dengan sistem sanitary landfill

membutuhkan biaya yang cukup besar. Biaya operasional yang mahal dimulai dari

pengadaan alat berat, penyediaan tanah penutup, operasi dan pemeliharaan,

sampai penyediaan tenaga yang terdidik dalam mengelola sanitary landfill. Di sisi

lain, kemampuan keuangan Pemerintah Pusat maupun alokasi keuangan

Pemerintah Kabupaten/Kota di dalam mengelola sampah masih sangat terbatas.

Page 51: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

50

GAMBAR 17 SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH LOKAL DAN REGIONAL

Sumber: Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, 2012

Selain itu, penerapan sistem sanitary landfill juga membutuhkan lokasi lahan yang

cukup luas dan memenuhi persyaratan teknis tertentu. Sementara tidak semua

pemerintah daerah memiliki lahan yang cukup dan sesuai dengan persyaratan

lokasi TPA. Oleh karenanya untuk mengatasi hal tersebut, salah satu strategi yang

dapat ditempuh adalah dengan meningkatkan Pengelolaan TPA Regional.

Pembangunan dan pengelolaan TPA Regional merupakan salah satu upaya yang

dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah di tingkat

Kabupaten/Kota. Pembangunan dan pengelolaan TPA Regional tersebut dapat

dibangun dan dikelola langsung oleh Pemerintah Provinsi ataupun kerjasama

antara Kabupaten/Kota yang terlibat.

Dalam lingkup Metropolitan Cirebon Raya, pembangunan dan pengelolaan TPA

Regional merupakan hal yang penting untuk segera dilakukan, selain revitalisasi

TPA Mandiri dan TPA Bersama di wilayah Kabupaten/Kota dan wilayah PKW dan

luar PKW. Hal ini menjadi semakin penting mengingat adanya pembangunan pusat

kegiatan baru di Metropolitan Cirebon Raya, yaitu BIJB dan Aerocity Kertajati yang

memiliki potensi penambahan jumlah timbunan sampah dengan volume yang

besar. Rencana pembangunan TPA/TPPAS Ciayumajakuning (TPPAS Regional di

Kabupaten Cirebon) sebagai respon dari potensi pertambahan penduduk dan

Page 52: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

51

aktivitas ekonomi di Metropolitan Cirebon Raya perlu untuk segera dikaji lebih

jauh seiring dengan berbagai pembangunan infrastruktur strategis lainnya.

GAMBAR 18 Eksisting dan Lokasi Rencana TPPAS di Provinsi Jawa Barat

Sumber: Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, 2012

Dalam proses pengolahan sampah akhir, perlu disadari bahwa daya tampung

pemrosesan akhir TPPAS Regional dengan menggunakan sanitary landfill pun tidak

akan mampu untuk memenuhi jumlah timbunan sampah harian yang berasal oleh

masing-masing Kabupaten/Kota, apalagi jika dilihat dari potensi pertumbuhan

penduduk Metropolitan Cirebon Raya ke depan. Untuk itu, tidak semua sampah

yang masuk ke dalam TPPAS perlu untuk dilakukan pemrosesan akhir. Pemilahan

dan pengolahan sampah baik sampah organik maupun sampah non-organik dapat

dilakukan sehingga hanya sampah residu dari proses pengolahan yang masuk

dalam sanitary landfill. Proses pengolahan sampah organik antara lain dengan

composting yang menghasilkan kompos, metanisasi yang menghasilkan gas metan

untuk kebutuhan listrik, dan biomass to power yang dapat menghasilkan uap

panas juga untuk memenuhi kebutuhan listrik. Sementara itu, proses MRF

(Material Recovery Facility) yaitu proses dimana sampah akan dipisahkan,

diproses, dan disimpan untuk kemudian dapat didaur ulang menjadi bahan-bahan

yang bermanfaat juga dapat dilakukan pada sampah-sampah non organik, seperti

plastik, kaca, dsb sehingga dapat menghasilkan material daur ulang dan produk

daur ulang yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Dengan adanya

Page 53: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

52

Material Recovery Facility (MRF) maka dapat mereduksi jumlah sampah yang akan

ditimbun, sehingga sampah-sampah yang akan ditimbun merupakan sampah yang

benar-benar tidak dapat dimanfaatkan lagi.

GAMBAR 19 Alur Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah

Sumber: Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, 2012

Seperti yang diamanatkan dalam UU No.18 Tahun 2008 bahwa pengelolaan

sampah tidak lagi mengandalkan pola kumpul-angkut-buang melainkan beralih ke

pola pengurangan dan pemanfaatan sampah sejak dari sumbernya (hulu). Hal ini

dilakukan untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA/TPPAS. Upaya

pengurangan volume sampah tersebut dapat dimulai dari tingkat rumah tangga,

RT, RW, Kelurahan hingga ke tingkat kabupaten/kota. Hal ini membutuhkan

partisipasi dari pemerintah Kabupaten/Kota berupa program atau kebijakan yang

berhubungan dengan pengolahan sampah di tingkat hulu.

Beberapa program yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah volume

sampah di TPPAS Regional antara lain:

Meminimalisir jumlah timbunan sampah dengan memilah-milah jenis sampah

organik (mudah membusuk) dan sampah anorganik (sukar membusuk)

Page 54: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

53

Pemanfaatan pola pembakaran berteknologi (incinerator mini) yang diterapkan

di tingkat RT/RW, kelurahan dan kecamatan. Keuntungan dari incinerator mini

adalah: tidak diperlukan lahan besar; mudah dalam pengoperasian; hemat

energi; temperatur tidak terlalu tinggi (800/1.1000C); tidak terdapat asap sisa

pembakaran yang akan mencemari lingkungan; tidak bising dan kemasan

kompak per unit; tidak menimbulkan panas pada tabung pembakar; dan sisa

abu dapat dimanfaatkan menjadi produksi batu bata/batako.

Kerjasama pengelolaan sampah terpadu tingkat lokal: 1) Sampah organik

(dikelola menjadi pupuk organik berbasis komunal); 2) Sampah anorganik

(pembentukan Bank Sampah dan Industri Pengelolaan Plastik); 3) Sampah B3

dibakar di TPA

Sumber: Dinas Kebersihan Kota Malang, 2012

D. Sektor Jaringan Air Bersih

Sarana dan prasarana di suatu wilayah, seperti sarana dan prasarana air bersih

merupakan komponen penting yang perlu diperhatikan dan diupayakan agar

kegiatan pada wilayah tersebut dapat berjalan lancar sesuai dengan kebutuhan.

Sarana penyediaan air bersih merupakan salah satu kebutuhan bagi masyarakat,

dan pemerintah berkewajiban untuk mengupayakan pemenuhannya, mengingat

air bersih adalah faktor penting dalam kehidupan dan kesehatan masyarakat.

Pertumbuhan populasi penduduk dan berkembangnya aktifitas ekonomi di suatu

wilayah berdampak pada makin meningkatnya kebutuhan air bersih, termasuk di

wilayah Metropolitan Cirebon Raya. Perkembangan aktivitas perkotaan di wilayah

metropolitan memungkinkan pertumbuhan akan permintaan air bersih menjadi

GAMBAR 20 INCINERATOR MINI GAMBAR 21 TEKNOLOGI KOMPOSTING

Page 55: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

54

meningkat tajam. Hal ini seiring dengan perkembangan aktivitas industri,

pariwisata, perdagangan, jasa, dan sebagainya.

Secara umum, sektor jaringan air bersih terbagi menjadi 2 (dua) yaitu jaringan air

baku untuk air minum dan jaringan air minum. Sektor jaringan air baku untuk air

minum yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang dapat berasal dari

sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi

baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum. Sementara itu, jaringan air

minum adalah jaringan air bersih (yang sudah diolah) yang menghubungkan antara

sistem pengelolaan air minum dengan para pengguna atau konsumen air minum

untuk digunakan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Berdasarkan pada kedua sistem jaringan tersebut, persoalan penyediaan air bersih

di Metropolitan Cirebon Raya juga dapat dilihat baik dari sistem jaringan air baku

maupun jaringan air minum. Bertambahnya jumlah penduduk mengakibatkan

menurunnya debit sumber air sedangkan kebutuhan akan air semakin meningkat

di beberapa sektor. Ditambah lagi dengan berkurangnya luas lahan di hutan,

beralihnya fungsi lahan menjadi tempat tinggal dan pengambilan air tanah yang

tidak terkendali. Hal ini semakin menjadi masalah apabila dihadapkan pada

pengembangan pusat kegiatan baru di Metropolitan Cirebon Raya yang

memungkinkan peningkatan akan pemanfaatan air baku. Sementara itu, produksi

air yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) masing-masing

Kabupaten/Kota di Metropolitan Cirebon Raya belum dapat memenuhi sebagian

besar kebutuhan masyarakat dan sisanya mengandalkan air sumur, air tanah

dalam (artesis) dan mata air.

Page 56: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

55

TABEL 23

CAKUPAN PELAYANAN AIR MINUM PDAM DI METROPOLITAN CIREBON RAYA

No Kabupaten/Kota PDAM

Cakupan

Pelayanan

terhadap

Penduduk

Perkotaan

Cakupan

Pelayanan

Terhadap

Penduduk

Wil Layanan

Cakupan

pelayanan

terhadap

Penduduk

Administrasi

1 Kota Cirebon PDAM Tirta

Darma 91% 77% 88%

2 Kabupaten Cirebon PDAM Kab.

Cirebon - 36,27% 10,81%

3 Kabupaten Majalengka PDAM Kab.

Majalengka 6,03% 29,06% 19,64%

4 Kabupaten Kuningan PDAM Tirta

Kamuning 46,40% 33,32% 10,26%

5 Kabupaten Indramayu PDAM Tirta

Darma Ayu - 39,01% 22,18%

Sumber: Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI), 2010

Untuk mengatasi peningkatan kebutuhan akan penyediaan air baku, beberapa

rencana pengembangan jaringan air baku untuk air bersih yang dilakukan oleh

masing-masing Kabupaten/Kota di Metropolitan Cirebon Raya, antara lain:

TABEL 24

RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN AIR BAKU METROPOLITAN CIREBON RAYA

No Kabupaten/Kota Rencana Pengembangan Jaringan Air Baku untuk Air Bersih

1 Kota Cirebon Meningkatkan kemampuan dalam penyediaan air baku yang

berasal dari air permukaan dan mata air

Mewujudkan keseimbangan ketersediaan air pada musim

hujan dan kemarau melalui pembangunan penampungan

dan embung/dam

Melestarikan daerah resapan air untuk menjaga

ketersediaan sumberdaya air

2 Kabupaten Cirebon Pengembangan dan pengembangan sumber air baku untuk

dimanfaatkan di kecamatan di bagian utara, meliputi: Sungai

Kumpul Kuista, Sungai Jamblang, dan Sungai Ciwaringi

Pembangunan dan pengembangan sumber air baku untuk

dimanfaatkan di kecamatan di bagian timur meliputi: Sungai

Cisanggarung, Sungai Condong, Sungai Kalijaga, Sungai

Kanci, Sungai Ciberes, dan Sungai Bangkaderes

Pelestarian 44 sumber mata air

Pemanfaatan air tanah dangkal dan artesis secara terkendali

Page 57: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

56

No Kabupaten/Kota Rencana Pengembangan Jaringan Air Baku untuk Air Bersih

Pemanfaatan air sungai, rawa, dan embung secara

proporsional

3 Kabupaten

Majalengka

Pemanfaatan sumber air dari mata air

Optimalisasi waduk jatigede sebagai sumber air alternative

4 Kabupaten

Kuningan

Pengembangan jaringan air baku diarahkan untuk

mengoptimalkan pemanfaatan air permukaan

Upaya penanganan untuk meningkatkan sediaan air baku

dilakukan dengan cara: perlindungan terhadap sumber mata

air dan daerah resapan air; dan perluasan daerah tangkapan

air

Pemanfaatan potensi air baku meliputi: Mata Air Telaga

Nilem, Mata Air Cipujangga, Mata Air Telaga Bogo, Mata Air

Cisamaya, dan Waduk Darma

5 Kabupaten

Indramayu

Pengembangan jaringan air baku diarahkan untuk

mengoptimalkan pemanfaatan air permukaan

Upaya penanganan untuk sediaan air baku dilakukan dengan

cara: pengembangan sistem longstorage Indramayu di

Sungai Cipanas; perlindungan terhadap daerah resapan air;

dan perluasan daerah tangkapan air

Pemanfaatan sumber air baku dilakukan dengan

memanfaatkan sungai yang berada di Kabupaten, meliputi:

Sungai Ciamanuk, Sungai Cipanas, Sungai Cipunegara,

Sungai Cilalanang, Sungai Kumpulkuista, Sungai

Pamengkang, dan Sungai Cimanis

Sumber: Rencana Tata Ruang Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka,

Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Indramayu 2011-2031

Berdasarkan tabel di atas, pemanfaatan sumber air baku dari mata air merupakan

langkah yang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Metropolitan

Cirebon Raya. Pemanfaatan sumber mata air tersebut dapat dilakukan mengingat

banyaknya mata air yang tersebar di masing-masing Kabupaten/Kota terkait, selain

juga terdapat potensi aliran sungai, waduk, dan dam. Melalui pembangunan

jaringan pipa air baku, maka air baku yang berasal dari berbagai mata air potensial

tersebut dapat disalurkan dan dijadikan sumber dasar air minum di Metropolitan

Cirebon Raya. Akan tetapi, upaya pelestarian kawasan lindung harus tetap

dilakukan karena berbagai sumber air baku tersebut sangat tergantung pada

besarnya daerah tangkapan air.

Page 58: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

57

Besarnya cakupan air bersih di Metropolitan Cirebon Raya tidak hanya disebabkan

oleh persoalan pengelolaan jaringan air baku yang mempengaruhi besarnya

potensi sumber air yang dapat dimanfaatkan, tetapi juga disebabkan oleh

persoalan sistem jaringan air minum. Adanya kebocoran dan belum terpasangnya

pipa transmisi dan pipa distribusi di wilayah pelayanan, teknologi sistem

pengaliran, jumlah dan kondisi instalasi pengolahan juga mempengaruhi besarnya

pemenuhan atas kebutuhan air minum. Untuk itu diperlukan rencana

pengembangan sistem jaringan air minum yang mampu menyelesaikan berbagai

kendala tersebut. Berbagai rencana pengembangan sistem jaringan air minum di

Kabupaten/Kota di Metropolitan Cirebon Raya antara lain:

TABEL 25

RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN AIR MINUM METROPOLITAN CIREBON RAYA

No Kabupaten/Kota Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum

1 Kota Cirebon Meningkatkan pemerataan pelayanan air minum di wilayah

kota

Mengembangka prasarana pengolahan air bersih untuk

dikonsumsi secara langsung (langsung diminum) dari

jaringan (kran)

2 Kabupaten Cirebon Peningkatan pelayanan air minum dengan menggunakan

sistem jaringan perpipaan dan pengembangan sistem baru

pada kawasan perkotaan yang belum terlayani jaringan air

bersih

3 Kabupaten

Majalengka

Pengembangan sumber distribusi air minum perpipaan

meliputi: Kecamatan Majalengka, Kecamatan Kadipaten,

Kecamatan Ligung, Kecamatan Rajagaluh, Kecamatan

Talaga, Kecamatan Cikijing, Kecamatan Lemahsugih

Pengembangan jaringan perpipaan air minum meliputi:

Kecamatan Majalengka, Kecamatan Kadipaten, Kecamatan

Kertajati, Kecamatan Rajagaluh, Kecamatan Talaga,

Kecamatan Ligung, Kecamatan Dawuan, Kecamatan Cikijing,

Kecamatan Maja, dan Kecamatan Cigasong

Pengembangan sarana dan prasarana air minum terhadap

wilayah yang belum terlayani

4 Kabupaten

Kuningan

Pengembangan jaringan air minum kepada kelompok

pengguna berupa peningkatan pelayanan dan pengelolaan

air minum

Pengembangan jaringan air minum kepada kelompok

pengguna berupa peningkatan kapasitas sambungan

langganan dengan lokasi meliputi: Kecamatan Cilimus,

Page 59: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

58

No Kabupaten/Kota Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum

Kecamatan Japara, Kecamatan Jalaksana, Kecamatan

Cipicung, Kecamatan Kramatmulya, Kecamatan Cigugur,

Kecamatan Ciawigebang, Kecamatan Kalimanggis,

Kecamatan Cidahu, Kecamatan Luragung, Kecamatan

Maleber, dan Kecamatan Lebakwangi

5 Kabupaten

Indramayu

Pengembangan jaringan air minum kepada kelompok

pengguna berupa peningkatan pelayanan dan pengelolaan

air minum meliputi Peningkatan kapasitas sambungan

langganan dan pemasangan sambungan langganan baru

Sumber: Rencana Tata Ruang Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka,

Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Indramayu 2011-2031

GAMBAR 22 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM REGIONAL CIAYUMAJAKUNING

Sumber: Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat, 2011

Dalam upaya penyediaan air minum, dapat disadari bahwa tidak semua

Kabupaten/Kota memiliki potensi sumber daya air yang besar. Terdapat daerah

dengan jumlah penduduk besar namun dengan potensi sumber air bersih yang

tidak mampu menampung kebutuhan penduduk tersebut, sementara di sisi lain

terdapat daerah dengan potensi sumber daya air bersih dengan demand yang

Page 60: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

59

rendah. Oleh karena itu, kerja sama antara Kabupaten/Kota dapat dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan air semua penduduk di daerah setempat. Hal yang sama

dapat dilakukan dalam pemenuhan sistem air bersih di Metropolitan Cirebon Raya.

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Regional (SPAM) dapat menjadi

langkah yang tepat untuk memenuhi kebutuhan perkembangan demand di

Metropolitan Cirebon Raya selain daripada meningkatkan nilai efisiensi dalam

penyediaan sarana infrastruktur strategis air bersih.

E. Sektor Air Limbah

Air limbah atau air buangan adalah sisa air dibuang yang berasal dari rumah

tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya

mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan

serta mengganggu lingkungan. Air limbah dapat berasal dari berbagai sumber,

secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu Air buangan yang

bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu limbah yang berasal

dari permukiman penduduk, air buangan industri (industri wastes water), yang

berasal dari berbagai jenis industri akibar proses produksi, dan air buangan

kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang berasal dari daerah:

perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat-tempat

ibadah, dan sebagainya.

Permasalahan pengelolaan air limbah di wilayah metropolitan secara umum terjadi

baik di hulu maupun di hilir. Beberapa permasalahan pengelolaan air limbah

diantaranya adalah tingkat pelayanan air limbah permukiman melalui Sistem

Perpipaan (sistem Sewerage) baru mencapai kurang dari 5% dan melalui jamban

(pribadi dan fasilitas umum) yang aman baru mencapai kurang dari 50%, jumlah

daerah yang memiliki sistem pengelolaan air limbah terpusat masih sangat rendah,

dan sebagian besar fasilitas pengolahan air limbah setempat masih belum

memenuhi standar teknis yang ditetapkan. Hal ini perlu menjadi perhatian

mengingat perkembangan wilayah metropolitan harus sebanding dengan

kesediaan sistem pengolahan limbah, sehingga mampu menjamin tingkat

kebersihan dan kesehatan masyarakatnya. Adapun beberapa rencana pengelolaan

infrastruktur air limbah di Kabupaten/Kota di Metropolitan Cirebon Raya adalah

sebagai berikut:

Page 61: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

60

TABEL 26

RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH

DI METROPOLITAN CIREBON RAYA

No Kabupaten/Kota Rencana Pengembangan Infrastruktur Air Limbah

1 Kota Cirebon Peningkatan Sistem pengolahan limbah secara On Site, cara

Konvensional yaitu dengan pelayanan mobil sedot tinja dan

Sistem Johkasau yaitu sistem pengolahan di tempat tanpa

melakukan pengurasan, di Kantor PDAM di Kelurahan

Pekiringan Kecamatan Kesambi, terletak di Rumah Susun

Sederhana Sewa (Rusunawa) di Kelurahan Kecapi

Kecamatan Harjamukti.

Peningkatan Sistem pengolahan limbah secara Off Site yaitu

sistem pengolahan dari persil ke saluran menuju Instalasi

Pengolahan Limbah (IPAL) Kesenden di Kelurahan Kesenden

Kecamatan Kejaksan, IPAL Ade Irma di Kelurahan Panjunan

Kecamatan Lemahwungkuk, IPAL Gelatik di Kelurahan

Larangan Kecamatan Harjamukti, IPAL Rinjani di Kelurahan

Larangan Kecamatan Harjamukti.

2 Kabupaten Cirebon Limbah Domestik

pemenuhan prasarana jamban keluarga untuk setiap rumah

pada kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan;

pengembangan jamban komunal pada kawasan

permukiman padat masyarakat berpenghasilan rendah dan

area fasilitas umum;

pengembangan prasarana terpadu Instalasi Pengolahan

Limbah Terpadu (IPLT) terintegrasi dengan TPPAS Gunung

Santri Kecamatan Palimanan

Pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)

Industri meliputi: IPAL industri batu alam dan IPAL industri

Batik Trusmi

Limbah B3

Pengembangan prasarana limbah industri

Pengembangan prasarana limbah medis

Pengembangan prasarana pengelolaan limbah B3

3 Kabupaten

Majalengka

Penerapan sistem septic tank kawasan permukiman

perkotaan

Pengembangan pengolahan limbah bergerak

Penyediaan sarana prasarana pengolahan limbah industri,

limbah medis, limbah B3

Penyusunan masterplan pengolahan limbah

Page 62: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

61

No Kabupaten/Kota Rencana Pengembangan Infrastruktur Air Limbah

4 Kabupaten

Kuningan

Peningkatan kualitas prasarana pengolahan limbah medis

dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) mandiri

meliputi: Kecamatan Kuningan, Kecamatan Cigugur,

Kecamatan Cilimus, dan Kecamatan Sindangagung

5 Kabupaten

Indramayu

Non domestik, berupa pembangunan Instalasi Pengolahan

Air Limbah (IPAL) dan Instalasi Pengolahan Limbah Terpadu

(IPLT) pada kegiatan industri, rumah sakit, hotel dan

restoran yang berada di seluruh wilayah kabupaten.

Domestik, berupa pembangunan jamban umum dan mandi

cuci kakus (MCK) pada kawasan permukiman.

Sumber: Rencana Tata Ruang Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka,

Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Indramayu 2011-2031

Berdasarkan tabel di atas, pengembangan prasarana perpipaan menjadi salah satu

prioritas perbaikan sistem infrastruktur air limbah di wilayah Metropolitan Cirebon

Raya. Hal ini menjadi penting mengingat tingkat kontaminasi dengan

menggunakan prasarana perpipaan menjadi lebih dapat diminimalisir

dibandingkan dengan penggunaan prasarana air limbah terbuka. Selain

pengembangan prasarana perpipaan, revitalisasi IPAL-IPAL di Metropolitan

Cirebon Raya perlu untuk segera dilakukan. Saat ini, performance dari beberapa

IPAL di Metropolitan Cirebon Raya dapat dikatakan sudah jauh dari optimal. Laju

pertambahan penduduk yang diikuti dengan pertumbuhan ekonomi di wilayah

Metropolitan menyebabkan peningkatan aktivitas yang berdampak terhadap

peningkatan debit air yang masuk ke IPAL. Air buangan tersebut dapat

mengandung logam-logam berat yang merupakan salah satu kontaminan air

bunagan dimana pada kondisi tertentu logam-logam tersebut dapat hadir pada air

buangan domestik. Peningkatan debit dan terkandungnya logam berat pada air

buangan akan meningkatkan produksi lumpur. Hal inilah yang dapat

mempengaruhi kapasitas pengolahan IPAL di Metropolitan Cirebon Raya yang

lebih rendah dari kapasitas sebenarnya.

Page 63: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

62

GAMBAR 23 PERUBAHAN PARADIGMA PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Sumber: Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL), 2011

Selain pengembangan prasarana dan sarana pengolahan air limbah berbasis

institusi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perlu juga adanya perubahan

paradigma dalam pengelolaan air limbah dimana masyarakat berperan serta di

dalamnya pada tingkat lingkungan/kawasan (neighborhood). Hal ini akan

mendorong pengelolaan sistem sanitasi menjadi lebih berkelanjutan.

GAMBAR 24 PENDEKATAN DALAM PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKOTAAN

Sumber: Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL), 2011

F. Sektor Jaringan Drainase

Banjir atau terjadinya genangan di perkotaan banyak terjadi di berbagai daerah di

Jawa Barat. Genangan tidak hanya dialami oleh kawasan perkotaan yang terletak

di dataran rendah saja, bahkan dialami di kawasan yang terletak di dataran tinggi.

Banjir atau genangan terjadi apabila sistem yang berfungsi untuk menampung

Page 64: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

63

genangan itu tidak mampu menampung debit yang mengalir. Hal ini akibat dari

tiga kemungkinan yang terjadi, yaitu: kapasitas sistem yang menurun, debit aliran

air yang meningkat, atau kombinasi dari kedua-duanya. Pengertian sistem disini

adalah sistem jaringan drainase di wilayah metropolitan. Sedangkan sistem

drainase secara umum dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang

berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air (banjir) dari suatu

kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Jadi sistem

drainase adalah rekayasa infrastruktur di suatu wilayah untuk menanggulangi

adanya genangan banjir.

Pengembangan jaringan drainase di Metropolitan Cirebon Raya menjadi penting

untuk segera dilakukan mengingat sistem drainase yang ada saat ini sudah tidak

mampu menampung aliran air permukaan terutama ketika musim hujan. Hal ini

disebabkan oleh beberapa hal, seperti kondisi infrastruktur drainase yang sudah

rusak, terjadinya penyempitan drainase, banyak timbunan sampah pada saluran

drainase yang menyumbat aliran air, kondisi infrastruktur pengendali banjir yang

tidak berfungsi dengan baik, dan beberapa penyebab lainnya. Berdasarkan kondisi

tersebut, maka dibuatlah rencana pengembangan jaringan drainase di

Metropolitan Cirebon Raya. Rencana pengembangan tersebut antara lain:

TABEL 27

RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN DRAINASE DI METROPOLITAN CIREBON RAYA

No Kabupaten/Kota Rencana Pengembangan Jaringan Drainase

1 Kota Cirebon perbaikan dan peningkatan fungsi pelayanan sistem

drainase kota yang ada dengan pembangunan saluran baru,

rehabilitasi saluran, dan pemeliharan saluran.

penyusunan Masterplan Drainase Kota.

pembangunan Waduk Benda sebagai pengendali banjir dan

Sumber air baku air minum

pembuatan sumur resapan di kawasan peruntukan

perumahan, industri, serta perdagangan dan jasa;

pengendalian dan penertiban bangunan pada Daerah Aliran

Sungai (DAS) yang ada;

pembangunan sistem pounding dilengkapi dengan pintu air

di sepanjang saluran primer dan sekunder di daerah pesisir,

yang sering terjadi backwater.

2 Kabupaten Cirebon pengembangan sistem drainase terpadu untuk kawasan

perkotaan dan perdesaan yang rentan banjir;

penyusunan rencana induk sistem drainase Wilayah

Page 65: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

64

No Kabupaten/Kota Rencana Pengembangan Jaringan Drainase

Kabupaten;

rencana penanganan sistem drainase pada Kawasan

Permukiman;

pembuatan saluran drainase sekunder tersendiri pada

setiap kawasan fungsional;

perbaikan dan normalisasi pada saluran drainase yang sudah

ada; dan

koordinasi pengelolaan saluran drainase khususnya pada

saluran drainase permanen berada di Kawasan Perkotaan. 3 Kabupaten

Majalengka

Penyusunan rencana induk sistem drainase wilayah

Kabupaten

Penanganan kawasan rawan banjir di Kecamatan Kertajati

dan Kecamatan Jatitujuh

Pembuatan saluran drainase tersendiri pada setiap kawasan

fungsional

Mengoptimalkan daya resap air ke dalam tanah untuk

mengurangi beban saluran drainase

Koordinasi pengelolaan saluran drainase khususnya pada

saluran drainase permanen di kawasan perkotaan

4 Kabupaten

Kuningan

Mengembangkan saluran drainase pada kawasan terbangun

Melakukan pemeliharaan dan pembangunan saluran primer,

sekunder, dan tersier

Mengoptimalkan dan memadukan fungsi saluran besar,

sedang, dan kecil

Penanganan sistem mikro: pembangunan tanggul penahan

banjir dan saluran baru, perbaikan inlet saluran air hujan

dari jalan ke saluran, perbaikan dan normalisasi saluran dari

endapan lumpur dan sampah, memperlebar dimensi saluran

Penanganan sistem makro berupa perbaikan dan

normalisasi badan air dari endapan lumpur dan sampah

Pengelolaan drainase diprioritaskan di sepanjang sisi jalan

dan kolektor

5 Kabupaten

Indramayu

Mengembangkan saluran drainase pada kawasan terbangun

Melakukan pemeliharaan dan pembangunan saluran-saluran

primer, sekunder, dan tersier

Mengoptimalkan dan memadukan fungsi saluran besar,

sedang, dan kecil

Pengembangan sistem drainase terpadu untuk kawasan

perkotaan yang rentan banjir

Page 66: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

65

No Kabupaten/Kota Rencana Pengembangan Jaringan Drainase

Penanganan sistem mikro, meliputi: pembangunan tanggul

penahan banjir dan saluran baru, perbaikan inlet saluran air

hujan dari jalan ke saluran, perbaikan dan normalisasi

saluran dari endapan lumpur dan sampah, memperlebar

dimensi saluran

Penanganan sistem makro dilakukan melalui perbaikan dan

normalisasi badan air dari endapan lumpur dan sampah

Pengelolaan drainase diprioritaskan di sepanjang sisi jalan

dan kolektor

Sumber: Rencana Tata Ruang Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka,

Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Indramayu 2011-2031

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kapasitas dari sistem drainase di

Metropolitan Cirebon Raya saat ini sangat terbatas. Permasalahan ini akan menjadi

semakin besar seiring dengan pertambahan penduduk dan aktivitas perekonomian

apabila tidak ditangani dengan baik. Pengembangan sistem drainase dengan

prinsip Integrated Water Resource Management dapat menjadi salah satu cara

untuk menangani hal tersebut, yaitu dengan cara mengintegrasikan antara Small

Action (Partisipasi masyarakat melalui teknologi lokal) dan Big Action

(infrastructure).

1. Small Actions

Domestic Raiwater Harvesting dapat menjadi salah satu cara yang baik dalam

pemanfaatan air hujan dan dalam pemenuhan kebutuhan air bersih perkotaan.

Rainwater harvesting adalah sebuah cara untuk mengumpulkan dan menyiman air

hujan dari atap-atap bangunan, permukaan tanah, ataupun batuan dengan

menggunakan teknik sederhana seperti teko dan pot hingga teknis yang lebih

kompleks seperti bendungan bawah tanah. Air yang ‘dipanen’ dari air hujan

tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan air tingkat 2 (dua), seperti mencuci

mobil, flushing toilet, menyiram tanaman atau memadamkan kebakaran. Hal juga

juga bermanfaat karena dapat mengurangi beban saluran drainase perkotaan

dalam menampung dan mengalirkan limpahan air hujan.

Diantara berbagai metode Rainwater Harvesting yang ada, salah satu yang dapat

dilakukan adalah pembuatan sumur resapan. Bangunan sumur resapan adalah

salah satu teknik konservasi air berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa

sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang

Page 67: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

66

berfungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh di atas atap rumah

atau daerah kedap air dan meresapkannya ke dalam tanah.

Sumur resapan berfungsi memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara

menginjeksikan air hujan ke dalam tanah. Sasaran lokasi yang dapat dibuat sumur

resapan adalah daerah peresapan air di kawasan budidaya, seperti permukiman,

perkantoran, pertokoan, industri, sarana dan prasarana olahraga, serta fasilitas

umum lainnya.

GAMBAR 25 SUMUR RESAPAN

Sumber: Chiras, Daniel. Environmental Science 8th

edition, 2009

2. Big Actions

Disamping tindakan dalam lingkup kecil, konsep pengembangan sistem drainase

dalam lingkup yang lebih luas juga perlu dilakukan, sebagai upaya mengantisipasi

peningkatan besarnya aliran air di permukaan. Tindakan ini termasuk ke dalam

perencanaan dan pembangunan sistem aliran permukaan (stormwater) terutama

daerah-daerah strategis di wilayah Metropolitan Cirebon Raya. Beberapa strategi

yang dapat dipertimbangkan antara lain: 1) Pembangunan saluran drainase dalam

(Deep Collector); 2) Pembangunan Kolam Retensi; dan 3) Pembangunan saluran

drainase permukaan baru.

Page 68: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

67

Pembangunan deep collector atau pembangunan drainase sistem sub surface yaitu

sistem pematusan permukaan tanah akibat adanya curah hujan dengan cara

meresapkan ke dalam tanah untuk kemudian ditampung, disalurkan melalui pipa

berpori (dengan kedalaman tertentu) ke sistem jaringan drainase yang ada

disekitar lokasi pori tersebut. Penentuan kedalaman pipa berdasarkan pada

perbedaan muka tanah dan muka air banjir. Semakin dalam pipa maka jarak antara

pipa semakin jauh. Apabila kedalaman pipa dangkal, maka jarak pipa semakin

dekat. Pembangunan sistem jaringan drainase ini berguna untuk membantu sistem

jaringan drainase yang ada dalam menampung kelebihan aliran air di Metropolitan

Cirebon Raya.

Disamping pembangunan Deep Collector, sangat penting juga melaksanakan

tindakan lain yang berfungsi untuk meningkatkan kapasitas dari sistem drainase.

Tindakan tersebut melibatkan pembangunan stormwater collector yang

mengumpulkan dan menghubungkan aliran air ke dalam kolam retensi. Kolam

retensi digunakan untuk mengatur aliran air permukaan untuk mencegah banjir

dan erosi permukaan, serta memperbaiki kualitas air yang digunakan untuk

kebutuhan sehari-hari. Dengan cara ini, maka air yang masuk dalam saluran

drainase masih akan dapat tertampung dengan baik. Hal ini juga berlaku dalam hal

penggunaan kolam retensi untuk landscape, dimana dapat memperbaiki kualitas

tampak dari perkotaan (urban image). Diantara berbagai pembangunan sistem

jaringan drainase perpipaan di atas, pemanfaatan drainase sistem gravitasi harus

dapat menjadi pertimbangan awal ketika air masih masih dapat dialirkan secara

alami, karena selain memanfaatkan topograsi yang ada, biaya yang dikeluarkan

untuk pembangunan dan pemeliharaan paling murah diantara drainase sistem lain,

seperti drainase dengan pompa.

G. Sektor Jaringan Energi

Energi telah menjadi kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi oleh

Pemerintah. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas ekonomi,

maka kebutuhan akan energi juga akan semakin meningkat. Oleh karena itu,

kapasitas energi yang ada harus mampu memenuhi peningkatan kebutuhan akan

energi tersebut, baik untuk saat ini maupun di masa akan datang. Jumlah

penduduk di Jawa Barat sendiri pada tahun 2012 adalah sebesar 44,28 juta jiwa

dengan tingkat pertumbuhan mencapai 1,7% per tahun dan diprediksi akan

mencapai sekitar 54 juta jiwa pada tahun 2029. Akan tetapi, dari sisi penyediaan

Page 69: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

68

energi, rasio elektrifikasi Jawa Barat baru mencapai 73,5% (2012) dengan tingkat

pertumbuhan sebesar 5,6%.

Di sisi lain, Jawa Barat memiliki potensi energi lain seperti panas bumi terbesar di

Indonesia (6.101 MW) dan baru termanfaatkan sebesar 1.075 MW atau 17,6%.

Beberapa sumber energi panas bumi di Jawa Barat tersebut terdapat di

Metropolitan Cirebon Raya, seperti di Kecamatan Cibingbin dan Subang

(Kabupaten Kuningan), G. Kromong-Palimanan, dan Cereme-Sangkanhurip.

GAMBAR 26 KONDISI KELISTRIKAN JAWA BARAT

Sumber: Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat, 2012

Berdasarkan sistem Jaringan Energi Nasional, sistem jaringan energi terdiri atas

jaringan pipa minyak dan gas bumi, pembangkit tenaga listrik, dan jaringan

transmisi tenaga listrik. Jaringan pipa minyak dan gas bumi dikembangkan untuk

menyalurkan minyak dan gas bumi dari fasilitasi produksi ke kilang penolahan

dan/atau tempat penyimpanan serta menyalurkan minyak dan gas bumi dari kilang

pengolahan atau tempat penyimpanan ke konsumen. Adapun pembangkit tenaga

listrik dikembangkan untuk memenuhi penyediaan tenaga listrik sesuai dengan

kebutuhan yang mampu mendukung perekonomian. Sementara itu, jaringan

transmisi tenaga listrik dikembangkan untuk menyalurkan tenaga listrik

antarsistem yang menggunakan kawat saluran udara, kabel bawah tanah, atau

Page 70: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

69

kabel bawah laut. Berdasarkan pada kebutuhan akan pengembangan energi baik

kebutuhan internal Metropolitan Cirebon Raya maupun kebutuhan energi secara

luas, maka beberapa rencana pengembangan Jaringan Energi di Metropolitan

Cirebon Raya adalah sebagai berikut:

GAMBAR 27 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN LISTRIK JAWA-BALI

Sumber: PT. PLN (Persero), 2012

TABEL 28

RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN ENERGI DI METROPOLITAN CIREBON RAYA

No Kabupaten/Kota Rencana Pengembangan Jaringan Energi

1 Kota Cirebon Peningkatan sistem jaringan listrik:

Pembatasan kegiatan di sekitar lokasi SUTT dan/atau SUTET

Penetapan ketentuan radius pengembangan

Pengamanan di sekitar jaringan energi listrik dengan pemasangan

tanda peringatan adanya tegangan tinggi

Pengoptimalan sumber-sumber tenaga listrik melalui pengkajian

dan penelitian terhadap sumber energi alternative

Peningkatan pelayanan listrik pada daerah permukiman baru dan

peningkatan pelayanan listrik pada daerah yang direncanakan akan

dikembangkan

Peningkatan sistem jaringan energi gas:

Pengamanan di sepanjang jalur pipa gas dengan pemasangan

tanda peringatan adanya jaringan gas;

Peningkatan pelayanan jaringan gas kota pada daerah

permungkiman baru dan peningkatan pelayanan gas pada daerah

Page 71: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

70

No Kabupaten/Kota Rencana Pengembangan Jaringan Energi

yang direncanakan akan dikembangkan

2 Kabupaten Cirebon Rencana sistem jaringan energi terdiri atas: jaringan pipa minyak

dan gas bumi, gardu induk, pembangkit tenaga listrik, dan jaringan

transmisi tenaga listrik

Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dikembangkan untuk

meningkatkan pasokan listrik jalur transmisi Sumatera - Jawa – Bali

berada di Kecamatan Astanajapura

Pengembangan energi terbarukan berupa panas bumi seluas

kurang lebih 5 (lima) hektar berada di Kecamatan Gempol.

Peningkatan daya terpasang

Pengembangan jaringan dan gardu listrik

Studi pengembangan jaringan distribusi gas untuk rumah tangga

Pengembangan desa mandiri energi

Pengembangan listrik terbarukan panas bumi

Pengembangan energi alternatif lainnya

3 Kabupaten

Majalengka

pengembangan jaringan listrik

pengembangan sumber energi tak terbarukan

pemanfaatan sumber energi terbarukan

pengembangan gardu induk

pengamanan jaringan pipa minyak dan gas bumi

pengamanan jaringan transmisi tegangan tinggi (SUTT) 150

(seratus lima puluh) kilo volt

pengamanan jaringan transmisi tegangan tinggi (SUTT) 70 (tujuh

puluh) kilo volt

4 Kabupaten Kuningan Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya di Kecamatan

Cimahi, Cibingbin dan Cibeureum

Pembangunan pembangkit listrik tenaga mikrohidro di Kecamatan

Darmma, Cibingbin, Ciniru, dan Lebakwangi

Pembangunan pembangkit listrik panas bumi

Pemanfaatan teknologi sel surya untuk penerangan jalan

Peningkatan kualitas gardu listrik

Peningkatan kualitas jaringan SUTET 500KV

Peningkatan kualitas jaringan SUTT 150 KV

Fasilitasi pemasangan listrik bagi masyarakat praKeluarga Sejahtera

5 Kabupaten

Indramayu

Sistem jaringan energi terdiri atas: jaringan pipa minyak dan gas

bumi, pembangkit tenaga listrik, dan jaringan transmisi tenaga

listrik

Pengembangan pembangkit tenaga listrik meliputi: Pengembangan

PLTU yang telah ada di Desa Sumuradem Timur Kecamatan Sukra,

pembangunan PLTU baru, pengembangan gardu induk listrik,

pengembangan pemanfaatan batubara untuk industri dan

pembangkit listrik, dan pengembangan instalasi dan jaringan

distribusi listrik melalui desa mandiri energi untuk meningkatkan

pasokan listrik ke seluruh wilayah

Page 72: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/e1148-08...Tari Topeng Cirebon - Keraton di Cirebon ... Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya

71

No Kabupaten/Kota Rencana Pengembangan Jaringan Energi

Pengembangan jaringan transmisi energi listrik meliputi: jaringan

listrik untuk penyediaan energi listrik di seluruh wilayah kabupaten

untuk kebutuhan rumah tangga dan non rumah tangga,

pengembangan SUTT 150 KVV dan sistem distribusinya, jaringan

SUTET di kecamatan sukra, jaringan SUTR di seluruh wilayah

Kabupaten, dan areal konservasi pada jaringan SUTT meliputi

kurang lebih 20m pada setiap sisi jaringan

Sumber: Rencana Tata Ruang Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka,

Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Indramayu 2011-2031